Ceritasilat Novel Online

Anne Of Green Gables 2

Anne Of Green Gables Karya Lucy M . Montgomery Bagian 2


Kau harus berlutut, kata Marilla dengan malu. Anne berlutut di dekat lutut Marilla dan menatap ke atas dengan wajah penuh keharuan.
Mengapa orang-orang harus berlutut untuk berdoa" Jika aku benar-benar ingin berdoa, aku akan mengatakan kepadamu apa yang akan kulakukan. Aku akan pergi ke sebuah padang rumput yang sangat luas, hanya seorang diri, atau masuk jauh ke dalam hutan, kemudian aku akan menatap ke atas jauh ke atas terus ke atas ke arah langit biru yang indah, yang warna birunya bagaikan tidak berbatas. Kemudian, aku hanya akan merasakan bahkan tak perlu mengucapkan doaku dalam hati. Oke, aku sudah siap. Apa yang harus kukatakan"
Marilla merasa lebih malu daripada sebelumnya. Dia telah memutuskan untuk mengajarkan kepada Anne doa klasik anak-anak, Sekarang, aku akan membaringkan tubuhku untuk tidur. Tetapi, sudah dikatakan sebelumnya, Marilla memiliki sedikit rasa humor yang sebetulnya
cocok dengan segala keadaan; dan dengan segera dia menyadari bahwa doa singkat dan sederhana itu, yang biasa diucapkan oleh seorang anak cadel berjubah putih yang berlutut di kaki ibunya, sama sekali tidak cocok dengan gadis kecil dengan wajah berbintik-bintik yang tidak tahu dan tidak peduli apa pun tentang cinta Tuhan, karena dia tidak pernah merasakan cinta itu diteruskan kepadanya melalui perantara cinta manusia.
Kau sudah cukup besar untuk berdoa sendiri, Anne, akhirnya Marilla berkata demikian. Cukup ucapkan terima kasih kepada-Nya untuk permintaanmu dan mintalah hal-hal yang kau inginkan kepada-Nya dengan rendah hati.
Baiklah, aku akan berusaha sebaik mungkin, Anne berjanji, menyurukkan kepalanya ke pangkuan Marilla. Tuhan Maha Pengasih yang ada di surga itulah cara pendeta mengatakannya di surga, jadi kupikir itu cocok untuk doa pribadi, betul, kan" dia tiba-tiba menunda doanya, mengangkat kepalanya sesaat. Tuhan Maha Pengasih yang ada di surga, aku berterima kasih kepada- Mu untuk Jalan Putih nan Membahagiakan dan Danau Riak Air Berkilau, untuk Bonny dan Ratu Salju. Aku sangatsangat berterima kasih kepada-Mu untuk hal itu. Dan aku menginginkan sangat banyak hal, jadi pasti akan memakan waktu yang cukup lama untuk menyebutkannya satu per satu. Jadi, aku hanya akan menyebutkan dua yang paling penting. Kumohon, biarkan aku tinggal di Green Gables; dan kumohon aku bisa menjadi cantik ketika tumbuh dewasa. Aku memohon, dengan segala puji kepada-Mu, Anne Shirley.
Nah, apakah aku melakukannya dengan benar" dia bertanya dengan penuh semangat sambil berdiri. Aku bisa memikirkan doa yang lebih berbunga-bunga jika aku
Marilla yang malang mampu mencegah dirinya sendiri untuk tidak marah karena dia ingat, kelakuan Anne bukan suatu kekurangajaran, tetapi hanyalah kesadaran spiritual yang harus diperbaiki di bawah tanggung jawabnya. Dia menyelimuti gadis kecil itu di tempat tidurnya, dan berikrar dalam hati bahwa dia harus mengajarkan sebuah doa keesokan hari. Kemudian, dia meninggalkan ruangan sambil membawa lilin ketika Anne memanggilnya.
Baru terpikir olehku sekarang. Seharusnya aku mengatakan Amin , bukannya segala puji kepada-Mu, betul, kan" begitulah caranya pendeta mengatakannya. Aku lupa hal itu, tapi aku merasa bahwa sebuah doa bisa ditutup dengan berbagai cara, jadi aku melakukan cara lain. Apakah Anda pikir itu akan membuat perbedaan"
Aku aku tidak berpikir itu akan berbeda, jawab Marilla. Tidurlah sekarang, seperti layaknya anak baik. Selamat malam.
Aku bisa mengatakan selamat malam sekarang dengan kesadaran yang jernih, kata Anne, sambil memeluk bantalnya dengan nyaman.
Marilla keluar, menuju ke dapur, menaruh lilin dengan keras di meja, kemudian menatap Matthew dengan galak.
Matthew Cuthbert, sudah saatnya seseorang mengadopsi anak itu dan mengajarkannya sesuatu. Sedikit lagi saja, dia akan menjadi orang yang tidak taat. Apakah kau percaya, dia tidak pernah mengucapkan doa sepanjang hidupnya, hingga malam ini" Besok aku akan menyuruhnya pergi ke rumah pendeta dan meminjam serial Doa untuk Anak-Anak, itulah yang akan kulakukan. Dan dia harus ikut sekolah Minggu segera setelah aku bisa membuatkan pakaian yang cocok untuknya. Aku tahu, aku akan segera
dunia ini tanpa berbagi kesulitan. Aku memiliki hidup yang cukup mudah selama ini, tapi waktu pengabdianku sudah tiba dan kupikir aku harus berusaha sebaik yang aku bisa.
Pengasuhan Anne Dimulai Setelah selesai mencuci peralatan makan, tiba-tiba Anne mendatangi Marilla dengan sikap dan ekspresi seseorang yang tidak bisa menahan diri untuk mengetahui hal yang terburuk. Tubuh kecilnya yang kurus gemetaran dari kepala hingga ujung kaki; wajahnya merona dan matanya melebar hingga warna bola matanya hampir hitam; dia menangkupkan kedua tangannya dengan erat dan berkata dengan nada penasaran: Oh, kumohon, Miss Cuthbert, apakah Anda mau mengatakan, Anda akan mengirimkan aku atau tidak" Aku mencoba untuk bersabar sepanjang pagi ini, tapi aku benar-benar merasa tak bisa menahan rasa ingin tahuku lebih lama lagi. Perasaan ini sungguh tidak enak. Kumohon, beri tahu aku.
Kau belum merendam lap piring itu dalam air panas yang bersih, seperti yang kuperintahkan, kata Marilla dengan tak tergoyahkan, Pergilah dan lakukan hal itu sebelum kau mengajukan pertanyaan lagi, Anne.
Anne pergi dan mengurus lap piring itu. Kemudian, dia kembali ke Marilla dan tidak melepaskan pandangannya dari wajah Marilla.
Baiklah, kata Marilla, tidak mampu menemukan
Kupikir aku akan mengatakannya kepadamu. Matthew dan aku memutuskan untuk memeliharamu tentu saja, hanya jika kau akan mencoba untuk menjadi gadis kecil yang baik dan menunjukkan rasa terima kasihmu. Mengapa, ada apa, Nak"
Aku menangis, kata Anne dengan nada kebingungan. Aku tidak bisa berpikir apa alasannya. Aku sangat senang, sesenang yang mungkin bisa kurasakan. Oh, senang tampaknya sama sekali bukan kata yang tepat. Aku senang dengan Jalan Putih dan bunga-bunga ceri yang bermekaran tapi hal ini! Oh, ini adalah sesuatu yang lebih hebat daripada rasa senang. Aku sangat bahagia. Aku akan berusaha sekeras mungkin untuk menjadi anak baik. Kupikir aku harus bekerja keras, karena Mrs. Thomas sering mengatakan kepadaku bahwa aku anak yang sangat kacau. Bagaimanapun, aku akan mengerahkan seluruh kemampuanku. Tapi, bisakah kau mengatakan mengapa aku menangis"
Kupikir itu karena kau sangat senang dan telah berusaha keras mendapatkannya, kata Marilla. Duduklah dan cobalah menenangkan diri. Aku khawatir kau akan menangis dan tertawa dengan begitu mudah. Ya, kau boleh tinggal di sini dan kami akan memberimu pengasuhan yang layak. Kau harus pergi ke sekolah; tetapi saat ini masih liburan. Jadi, tidak ada gunanya kau mulai sebelum sekolah dibuka kembali bulan September.
Bagaimana aku harus memanggil Anda" tanya Anne. Apakah aku harus selalu memanggilmu Miss Cuthbert" Bisakah aku memanggil Anda Bibi Marilla"
Tidak, kau boleh memanggilku Marilla saja. Aku tidak terbiasa dipanggil Miss Cuthbert dan hal itu membuatku gugup. Dan tak usah berbicara begitu formal denganku.
memanggilmu Marilla saja, Anne memprotes.
Kupikir bukan hal yang tidak sopan jika kau mengatakannya dengan sopan. Semua orang tua dan muda di Avonlea memanggilku Marilla, kecuali pendeta. Dia memanggilku Miss Cuthbert jika dia sedang mengingat hal itu.
Aku lebih senang memanggilmu Bibi Marilla, kata Anne dengan penuh harap. Aku belum pernah memiliki bibi atau keluarga sebelumnya bahkan seorang nenek pun tidak. Panggilan itu akan membuatku merasa bahwa aku benar-benar milikmu. Bolehkah aku memanggilmu Bibi Marilla"
Tidak. Aku bukan bibimu dan aku tidak setuju memanggil orang dengan sebutan yang tidak cocok untuk mereka.
Tapi, kita bisa membayangkan bahwa kau adalah bibiku.
Aku tak bisa, kata Marilla dengan tegas.
Apakah kau pernah membayangkan hal-hal berbeda dari yang sebenarnya terjadi" tanya Anne dengan mata melebar.
Tidak. Oh! Anne menghela napas panjang. Oh, Miss Marilla, begitu banyak yang kau lewatkan!
Aku tak pernah berpikir untuk membayangkan hal-hal berbeda dari yang sebenarnya terjadi, sergah Marilla. Ketika Tuhan menetapkan kita dalam suatu keadaan tertentu, Dia tidak bermaksud agar kita membayangkan hal yang lain selain keadaan itu. Dan ini selalu kuingat. Pergilah ke ruang duduk, Anne pastikan kakimu bersih dan jangan biarkan seekor lalat pun masuk dan bawakan aku kartukartu bergambar yang ada di rak atas perapian. Ada doamenghabiskan waktu luangmu sore ini untuk mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Tak boleh lagi ada doa yang seperti kudengar tadi malam.
Kupikir doaku kemarin sangat aneh, kata Anne, memohon Marilla maklum, tapi, kau tahu, aku belum pernah berlatih berdoa. Kita tidak bisa benar-benar berharap seseorang untuk berdoa dengan sangat baik pada saat ia pertama kali mencobanya, iya, kan" Aku telah memikirkan sebuah doa yang sangat mengagumkan ketika aku sudah berbaring di tempat tidur, seperti yang sudah kujanjikan. Doanya hampir sepanjang doa pendeta dan begitu puitis. Tapi, apakah kau akan percaya hal ini" Aku tidak bisa mengingat satu kata pun saat aku terbangun pada pagi hari. Dan aku takut, aku tidak akan pernah mampu memikirkan sebuah doa yang sebagus itu. Entah bagaimana, semua tidak pernah sebaik sebelumnya ketika kita memikirkannya untuk kedua kali. Apakah kau pernah menyadari itu"
Ini yang harus kau sadari, Anne. Ketika aku mengatakan kepadamu untuk melakukan sesuatu, aku ingin kau mematuhiku, bukannya berdiri saja dan berbicara melantur soal itu. Lakukan saja seperti yang kuminta.
Tanpa menunda-nunda lagi, Anne langsung pergi ke ruang duduk di seberang lorong; ternyata dia tidak juga kembali; setelah menunggu selama sepuluh menit, Marilla meletakkan rajutannya dan berderap menyusulnya dengan ekspresi geram. Dia menemukan Anne berdiri mematung di depan sebuah gambar yang tergantung di dinding di antara
belakang tubuhnya, wajahnya mendongak, dan matanya menerawang, tenggelam dalam khayalan. Cahaya putih dan hijau mengintip di antara pepohonan apel. Bayangan sekumpulan pohon pinus di luar menggelapkan sosok kecil yang sedang terpesona, hampir seperti sedang melayang di udara.
Anne, apa yang sedang kau pikirkan" tanya Marilla dengan tajam.
Anne tersadar dari lamunan pada saat itu juga. Itu, dia menjawab sambil menunjuk gambar tepatnya ke arah judul yang berwarna-warni, suatu kalimat yang sudah dikenal luas, Tuhan Memberkati Anak-Anak Kecil dan aku tadi membayangkan bahwa aku adalah salah seorang dari mereka bahwa aku adalah gadis kecil yang mengenakan gaun biru itu, berdiri sendirian di sudut seolah tidak memiliki siapa-siapa, seperti aku. Ia tampak kesepian dan sedih, iya, kan" Kupikir ia tidak memiliki ayah atau ibu. Tapi, ia juga ingin diberkati, jadi ia mengendap-endap dengan malu keluar dari kerumunan, berharap tak seorang pun akan menyadari kelakuannya kecuali Tuhan. Aku yakin, aku tahu bagaimana perasaan gadis kecil itu. Hatinya pasti berdebar keras dan tangannya dingin, seperti yang kualami ketika bertanya kepadamu, apakah aku bisa tetap tinggal. Ia takut Tuhan tidak menyadari kehadirannya. Tapi sepertinya Tuhan menyadarinya, betul, kan" Aku telah mencoba untuk membayangkan semua peristiwa setelah itu ia bergeser sedikit demi sedikit hingga ia cukup dekat dengan cahaya Tuhan itu; kemudian Tuhan akan melihat gadis kecil itu dan entah bagaimana caranya meletakkan tangan-Nya di kepala gadis kecil itu dan oh, pasti getaran kebahagiaan akan menyerangnya! Tapi aku berharap sang seniman tidak melukis gadis kecil itu dengan ekspresi yang sangat
selalu seperti itu, jika kau pernah memerhatikan. Tapi, seharusnya anak-anak kecil tidak boleh merasa sedih jika berada di dekat-Nya sepertinya Dia sangat menakutkan.
Anne, kata Marilla, merasa heran sendiri, mengapa dia tidak memotong kalimat panjang Anne sebelumnya, kau tidak boleh berkata seperti itu. Hal itu tidak pantas sangat tidak pantas.
Mata Anne membelalak. Mengapa" Aku merasa kalimat itu pantas saja. Aku yakin, aku tidak bermaksud untuk berkata tidak pantas.
Yah, kupikir kau tidak bermaksud begitu tapi kedengarannya tidak benar untuk berkomentar seperti itu tentang hal-hal religius. Dan satu lagi, Anne, jika aku menyuruhmu mengambil sesuatu, kau harus langsung mengambilnya dan bukannya tenggelam dalam lamunan dan berkhayal di depan gambar. Ingat itu. Ambillah kartu itu dan kembali ke dapur. Setelah itu, kau duduk di sudut dan pelajari doa di kartu dengan sungguh-sungguh.
Anne menaruh kartunya di dekat sebuah vas penuh bunga apel yang bermekaran, yang dia bawa ke dalam untuk menghias meja makan Marilla tadi menatap dekorasi itu sambil bertanya-tanya, tetapi tidak mengatakan apa-apa menopang dagunya dengan kedua tangan, kemudian mempelajari doa itu dengan serius selama beberapa menit dalam keheningan.
Aku menyukai ini, dia akhirnya bersuara. Doa ini indah. Aku pernah mendengarnya sebelum ini aku mendengar inspektur pengawas di sekolah Minggu panti asuhan mengucapkannya lebih dari satu kali. Tapi, saat itu aku tidak menyukainya. Dia memiliki suara yang begitu serak dan dia mengucapkannya dengan begitu menyedihkan. Aku benar-benar merasa yakin bahwa dia
menyenangkan. Doa bukan puisi, tapi membuatku merasakan hal yang sama seperti ketika membaca puisi. Tuhan kami yang bertakhta di surga, terpujilah nama-Mu. Ini terdengar seperti sebaris lagu. Oh, aku sangat senang kau menyuruhku mempelajari ini, Miss Marilla.
Baik, pelajari doa itu dan tahan lidahmu, kata Marilla dengan singkat.
Anne menggeser vas berisi bunga apel hingga cukup dekat baginya untuk memberikan kecupan lembut pada kuntum bunga yang berwarna merah muda, kemudian mempelajari doa itu dengan rajin selama beberapa saat setelahnya.
Marilla, akhirnya dia bersuara, apakah kau pikir, aku akan pernah memiliki teman sehati di Avonlea" Teman teman macam apa"
Teman sehati seorang teman yang akrab, kau tahu seseorang yang benar-benar merupakan belahan jiwa, sehingga aku bisa mencurahkan seluruh jiwaku yang terdalam. Aku telah memimpikan bertemu dengannya sepanjang hidupku. Aku tidak pernah benar-benar berpikir itu benar-benar terjadi, tapi begitu banyak impianku yang paling indah menjadi kenyataan pada saat yang sama. Mungkin impianku yang ini juga akan jadi nyata. Apakah kau pikir hal itu mungkin terjadi"
Diana Barry tinggal di Orchard Slope dan dia hampir sebaya denganmu. Dia seorang gadis yang sangat baik, dan mungkin dia bisa menjadi teman bermainmu jika dia sudah pulang. Sekarang dia sedang mengunjungi bibinya di Carmody. Tapi, kau harus berhati-hati dengan tingkah lakumu sendiri. Mrs. Barry adalah perempuan yang sangat pemilih. Dia tidak akan membiarkan Diana bermain dengan
Anne memandang Marilla melalui bunga-bunga apel, matanya bersinar dengan penuh semangat.
Seperti apa Diana" Rambutnya tidak merah, kan" Oh, kuharap tidak. Aku sendiri yang berambut merah saja sudah cukup buruk, dan pasti aku tak akan tahan jika teman sehatiku berambut merah juga.
Diana adalah seorang gadis kecil yang sangat cantik. Dia memiliki mata dan rambut hitam serta pipi yang merona segar. Dia juga baik dan pintar itu lebih baik daripada sekadar cantik.
Marilla sangat menjunjung tinggi moral seperti Duchess di Wonderland, dan sangat yakin bahwa nilai-nilai moral harus ditanamkan kepada seorang anak yang sedang tumbuh dewasa setiap ada kesempatan.
Oh, aku sangat senang karena dia cantik. Selain menjadi cantik itu tidak mungkin terjadi kepadaku pasti sangat hebat jika memiliki seorang teman sehati yang cantik. Ketika aku tinggal dengan Mrs. Thomas, dia memiliki sebuah rak buku dengan pintu kaca di ruang duduknya. Tidak ada satu pun buku di dalamnya; Mrs. Thomas menyimpan peralatan keramiknya yang terbaik dan makanan-makanannya yang diawetkan di sana jika dia memiliki sesuatu untuk disimpan. Salah satu pintunya yang berlapis cermin rusak. Pada suatu malam, Mr. Thomas memecahkannya ketika sedang mabuk. Tapi, pintu yang lain tetap utuh dan aku biasanya mengkhayal jika bayanganku di sana adalah seorang gadis kecil lain yang tinggal di dalam rak. Aku memanggilnya Katie Maurice, dan kami sangat akrab. Biasanya aku berbicara kepadanya selama satu jam, khususnya pada hari Minggu, dan menceritakan tentang segala hal kepadanya. Katie adalah seseorang yang membuat hidupku nyaman dan terhibur. Kami biasanya
mengetahui mantranya, aku bisa membuka pintu dan melangkah ke ruangan tempat Katie Maurice hidup, bukannya rak tempat makanan yang diawetkan serta keramik milik Mrs. Thomas. Kemudian, Katie Maurice akan menggamit tanganku dan menuntunku ke sebuah tempat yang sangat menakjubkan, dengan bunga-bunga, sinar matahari, dan peri-peri, kemudian kami akan hidup bahagia selamanya. Ketika aku pindah untuk tinggal dengan Mrs. Hammond, hatiku hancur karena harus meninggalkan Katie Maurice. Dia juga merasa sedih, aku tahu dia begitu, karena dia menangis ketika aku menciumnya saat mengucapkan selamat tinggal, melalui pintu rak buku. Tidak ada rak buku di rumah Mrs. Hammond. Tapi, tepat di atas sungai, tidak jauh dari rumah, ada sebuah lembah sempit memanjang yang penuh dengan tanaman hijau, dan di sana terdengar gema yang paling indah. Setiap aku berkata sesuatu, gaungnya akan terpantul, bahkan jika kita tidak berbicara keras sekalipun. Jadi, aku membayangkan bahwa ada seorang gadis kecil yang bernama Violetta, dan kami adalah sahabat baik. Aku mencintainya sama seperti aku mencintai Katie Maurice tidak benar-benar sama, hanya hampir sama. Pada malam sebelum aku pergi ke panti asuhan, aku mengucapkan selamat berpisah kepada Violetta. Dan oh, ucapan selamat berpisahnya bergema kepadaku dengan nada yang sangat, sangat sedih. Hatiku begitu terikat dengannya sehingga aku tidak mampu untuk membayangkan seorang teman sehati di panti asuhan, bahkan meskipun ada sedikit ruang imajinasi di sana.
Kupikir, memang lebih baik jika kau tidak bisa membayangkannya di panti asuhan, kata Marilla dengan datar. Aku tidak menyetujui hal-hal yang sudah terjadi itu. Tampaknya kau hampir memercayai khayalanmu sendiri.
nyata, untuk membuang omong kosong itu dari kepalamu. Tapi, jangan sampai Mrs. Barry mendengarmu berbicara tentang Katie Maurice-mu atau Violetta-mu dia pasti berpikir kau berdusta.
Oh, tidak akan. Aku tidak bisa menceritakannya kepada semua orang ingatan beberapa orang terlalu suci untuk hal itu. Tapi, kupikir aku ingin kau tahu tentang mereka. Oh, lihat, ada seekor lebah besar yang baru saja keluar dari sekuntum bunga apel. Betapa itu sebuah tempat yang indah untuk hidup kuntum bunga apel! Pasti nikmat untuk tidur di dalamnya ketika angin menggoyanggoyangkannya. Jika aku bukan seorang gadis kecil, kupikir aku ingin menjadi lebah dan hidup di antara bunga-bunga.
Kemarin kau ingin menjadi camar, Marilla mendengus. Kupikir kau sangat plinplan. Aku menyuruhmu untuk mempelajari doa dan jangan berbicara. Tapi tampaknya tidak mungkin bagimu untuk berhenti berbicara, jika ada seseorang yang bisa mendengarmu. Jadi, naiklah ke kamarmu dan pelajari lagi.
Oh, aku sudah hampir menguasai semuanya sekarang semua, tinggal baris terakhir saja.
Baiklah, tidak jadi masalah, lakukan apa yang kuminta. Pergilah ke kamarmu dan pelajari doa itu hingga tuntas, dan tinggallah di sana hingga aku memanggilmu turun untuk membantuku menyiapkan hidangan minum teh.
Bolehkah aku membawa bunga-bunga apel ini untuk menemaniku" Anne memohon.
Tidak; kau tidak ingin kamarmu tertutup oleh bungabunga. Seharusnya, kau harus membiarkannya tumbuh di pohon, tempat yang paling tepat untuknya.
Aku memiliki sedikit perasaan seperti itu juga, kata
mereka yang menyenangkan dengan memetik mereka aku tak ingin dipetik jika aku adalah bunga apel. Tapi godaan itu tak dapat ditolak. Apa yang akan kau lakukan jika mengalami godaan yang tak dapat ditolak"
Anne, apakah kau mendengarku menyuruhmu pergi ke kamarmu"
Anne mendesah, kemudian pergi ke loteng timur, dan duduk di kursi, di depan jendela.
Oke aku sudah hafal doa ini. Aku mempelajari kalimat terakhirnya ketika menaiki tangga. Sekarang, aku akan membayangkan hal-hal di ruangan ini, sehingga mereka selalu bisa dibayangkan. Lantainya tertutup oleh sehelai karpet beludru putih, dengan gambar mawar-mawar merah muda memenuhinya, dan ada tirai sutra berwarna merah muda di jendela. Di dinding tergantung permadani hiasan dinding yang terbuat dari brokat emas dan perak. Mebelnya dari kayu mahoni. Aku belum pernah melihat mebel mahoni, tapi kedengarannya begitu mewah. Ada sebuah sofa yang dipenuhi bantal-bantal sutra yang cantik, berwarna merah muda, biru, merah tua, serta emas, dan aku bersandar dengan nikmat di atasnya. Aku bisa melihat bayanganku di sebuah cermin besar yang mengagumkan, yang tergantung di dinding. Aku bertubuh tinggi dan anggun, dalam balutan gaun dipenuhi hiasan renda-renda putih, dengan seuntai kalung mutiara di dadaku dan beberapa butir menghiasi rambutku. Rambutku berwarna gelap seperti langit malam, dan kulitku berwarna merah muda pucat yang halus. Namaku adalah Lady Cordelia Fitzgerald. Tidak, bukan itu aku tidak bisa membuat hal itu tampak nyata.
Dia berdansa menghampiri cermin kecil dan mengintip ke dalamnya. Wajah tirusnya yang berbintik dan mata kelabunya yang memancarkan kesedihan balik menatapnya.
dengan serius, dan aku melihatmu, hanya seperti yang bisa kulihat sekarang, kapan pun aku mencoba membayangkan bahwa aku adalah Lady Cordelia. Tapi, jutaan kali lebih menyenangkan untuk menjadi Anne dari Green Gables daripada Anne yang tidak dari mana-mana, betul, kan"
Dia mencondongkan tubuh ke depan, mengecup bayangannya dengan penuh cinta, kemudian kembali berjalan ke jendela terbuka.
Ratu Salju tersayang, selamat sore. Dan selamat sore juga pepohonan birch tersayang yang ada di lembah. Dan selamat sore juga, rumah kelabu tersayang di atas bukit. Aku bertanya-tanya apakah Diana bisa menjadi teman sehatiku. Kuharap dia mau, dan aku akan menyayanginya sepenuh hati. Tapi, aku tak boleh melupakan Katie Maurice dan Violetta. Mereka pasti akan merasa terluka jika aku melupakan mereka dan aku benci untuk melukai perasaan orang lain, bahkan perasaan seorang gadis kecil dalam rak buku atau seorang gadis kecil bersuara gema. Aku harus tetap mengingat mereka dan mengirimkan kecupan setiap hari.
Anne mengirimkan cium jauh dari ujung-ujung jarinya jauh melewati bunga-bunga ceri yang bermekaran. Kemudian, dengan dagu tertopang di kedua tangannya, dia tenggelam dengan nyaman di dalam lautan khayalan.
Mrs. Rachel Lynde sangat Ketakutan Selama dua minggu itu, Anne sangat memanfaatkan waktu selain waktu tidurnya. Dia sudah berkenalan dengan setiap pohon dan semak-semak di sekitar rumah itu. Dia juga menemukan ada sebuah jalan kecil yang terbuka di bawah perkebunan apel, dan berlari melalui barisan pepohonan; dia juga telah menjelajahi sungai kecil hingga ujungnya yang terjauh, juga jembatan, pohon-pohon cemara muda, dan sebuah bukit kecil yang ditanami ceri liar, sudut-sudut yang dipenuhi tanaman paku, serta jalan setapak bercabang yang ditumbuhi pohon-pohon mapel serta pohon-pohon ash gunung.
Dia juga telah berteman dengan mata air di lembah mata air menakjubkan yang dalam, jernih, dan berair sejuk; di sekelilingnya ada batu paras merah yang permukaannya halus, serta dipagari oleh gerumbul-gerumbul paku air yang mirip palem besar; dan di bawah mata air ada sebuah jembatan dari balok kayu di atas sungai kecil.
Jembatan itu membawa kaki-kaki Anne yang menari menuju sebuah bukit penuh pepohonan di seberang sungai, tempat cahaya senja yang bagai tanpa akhir bertakhta di
tumbuh begitu lurus; satu-satunya jenis bunga yang ada di sana hanyalah hamparan bunga lonceng bulan Juni yang sangat rapuh bunga hutan paling pemalu dan paling manis, dan sedikit pucat, dengan putik-putiknya yang beterbangan, bagaikan jiwa mereka mekar tahun lalu, bukan saat ini. Semak gossamer berkilauan bagaikan jalinan perak di antara pepohonan. Dahan-dahan dan ranting-ranting pohon cemara tampaknya sedang berbincang-bincang dengan akrab.
Semua petualangan menyenangkan untuk menjelajah daerah ini dilakukan hanya dalam waktu setengah jam, saat Anne diizinkan untuk bermain. Dan Anne bercerita tanpa henti kepada Matthew dan Marilla akan penemuannya. Matthew sama sekali tidak memprotes, tentu saja; dia mendengarkan semua cerita Anne dengan senyuman di wajahnya, tanpa berkata apa-apa. Dari wajahnya terlihat bahwa dia menikmati cerita Anne. Marilla mengizinkan celoteh itu terus terdengar hingga dia merasakan dirinya sendiri menjadi terlalu tertarik pada cerita Anne. Karena itu, pada waktu-waktu tertentu dia selalu menyuruh Anne untuk menahan lidahnya.
Anne sedang ada di kebun ketika Mrs. Rachel datang. Mrs. Rachel berjalan dengan memikirkan niat baiknya di atas rumput lebat yang gemetaran di bawah merahnya sinar mentari; perempuan yang terhormat itu memiliki kesempatan bagus untuk membicarakan penyakitnya dengan lengkap, menerangkan setiap rasa sakit dan denyutan dengan suatu kenikmatan, karena Marilla sebagai pendengar juga akan bisa berpikir, penyakit influenza pun bisa mengakibatkan hal-hal yang parah. Ketika detail-detail cerita itu sudah habis dibicarakan, akhirnya Mrs. Rachel
Aku mendengar suatu hal yang mengagetkan tentangmu dan Matthew.
Kupikir kau tak akan lebih kaget daripada aku sendiri, sahut Marilla. Aku telah bisa mengatasi kekagetanku saat ini.
Sayang sekali ada suatu kesalahan, kata Mrs. Rachel dengan penuh simpati. Tak bisakah kalian mengirimkannya kembali"
Kupikir bisa saja, tapi kami memutuskan untuk tidak melakukannya. Matthew menyukai anak itu. Dan aku juga harus mengatakan bahwa aku sendiri menyukainya meskipun aku mengakui dia memiliki beberapa kekurangan. Rumah ini jadi tampak begitu berbeda. Dialah makhluk kecil yang benar-benar cemerlang.
Marilla berkata lebih daripada apa yang akan dia katakan sebelumnya. Dia bisa melihat ketidaksetujuan terpancar di wajah Mrs. Rachel.
Itu adalah tanggung jawab besar yang akan kalian tanggung sendiri, kata perempuan itu dengan muram, khususnya karena kalian belum pernah memiliki pengalaman dengan anak kecil. Kupikir, kalian tidak terlalu mengenalnya dan tidak tahu sifat-sifat anak itu yang sebenarnya, dan kalian tidak akan bisa menebak bagaimana seorang anak akan mengeluarkan tabiat aslinya. Tapi aku tidak ingin memengaruhi keputusan kalian dengan keyakinanku, Marilla.
Aku tidak merasa dipengaruhi, jawab Marilla dengan datar. Ketika aku menetapkan tekad untuk mengambilnya, ternyata aku tidak lagi merasa ragu. Kupikir kau akan senang berkenalan dengan Anne. Aku akan memanggilnya untuk masuk.
Anne langsung datang sambil berlari, wajahnya berkilau
malu karena mendapati kehadiran seorang asing yang tidak dia harapkan. Jadi, dia berhenti dengan canggung di ambang pintu. Anne merasa yakin, dia adalah seorang makhluk kecil yang berpenampilan ganjil, dengan gaun belacunya yang ketat dan pendek, yang dia kenakan sejak dari panti asuhan. Di bawah gaun itu, kedua kaki kurusnya tampak sangat panjang. Bintik-bintik di wajahnya semakin bertambah banyak dan jelas; angin telah membuat rambutnya sangat berantakan karena tidak memakai topi; dan warnanya tidak pernah tampak lebih merah daripada saat itu.
Yah, mereka tidak mengambilmu karena penampilanmu, hal itu sudah betul dan pasti, itu adalah komentar Mrs. Rachel Lynde yang penuh empati. Mrs. Rachel adalah salah seorang dari orang-orang yang sangat senang membanggakan diri sendiri untuk mengungkapkan pikiran mereka tanpa ketakutan atau rasa segan, dan terkenal akan hal itu. Dia sangat kurus dan biasa-biasa, Marilla. Kemarilah Nak, dan biarkan aku melihatmu. Ya ampun, apakah ada orang yang pernah memerhatikan bintik-bintik di wajah itu" Dan rambut yang semerah wortel! Kemarilah Nak, ayolah.
Anne memang menghampiri Mrs. Rachel, tetapi tidak dengan cara yang tepat seperti Mrs. Rachel harapkan. Dengan satu lompatan, dia menyeberangi lantai dapur dan berdiri di depan Mrs. Rachel, wajahnya merah karena marah, bibirnya merengut, dan tubuhnya yang kurus
Aku benci kau! dia menjerit dengan suara tercekik, mengentakkan kakinya ke lantai. Aku benci kau aku benci aku benci setiap perkataannya disertai entakan kaki dengan pernyataan kemarahan. Berani-beraninya kau menyebutku kurus dan jelek! Berani-beraninya kau mengatakan aku memiliki bintik-bintik wajah dan berambut merah! Kau adalah perempuan yang kasar, tidak sopan, dan tidak berperasaan!
Anne! seru Marilla dengan sangat terkejut. Tetapi Anne terus menghadapi Mrs. Rachel tanpa kehilangan semangat, dengan kepala mendongak, mata membara, tangan terkepal. Kemarahan yang hebat melingkupinya bagaikan atmosfer di sekeliling.
Berani-beraninya kau mengatakan hal-hal seperti itu tentang aku! dia mengulangi dengan murka. Apakah kau senang jika ada orang yang mengatakan hal-hal seperti itu tentangmu" Apakah kau senang dikatakan sebagai orang gendut, berantakan, dan mungkin tidak memiliki sedikit pun imajinasi dalam dirimu" Aku tidak peduli jika aku menyakiti perasaanmu karena mengatakan itu semua! Kuharap aku menyakiti perasaanmu. Kau telah menyakiti aku lebih hebat daripada yang pernah kualami sebelumnya, bahkan daripada yang telah dilakukan oleh suami pemabuk Mrs. Thomas. Dan aku tak akan pernah memaafkanmu akan hal itu, tak akan, tak akan!
Brak! Brak! Dia mengentakkan kakinya.
Apakah ada yang pernah melihat amarah seperti itu" seru Mrs. Rachel yang ketakutan.
Anne, pergilah ke kamarmu dan tinggal di sana hingga aku naik, kata Marilla, akhirnya berhasil memaksa diri
Anne, yang meledak dalam badai air mata, berjalan terburu-buru ke pintu lorong, membantingnya hingga rak-rak peralatan yang menempel di dinding beranda bergetar menyedihkan, dan berlari menyusuri lorong, menaiki tangga, bagaikan angin puyuh. Sebuah bantingan pintu lagi terdengar dari atas, menandakan pintu kamar loteng timur telah ditutup dengan amarah yang sama hebatnya.
Yah, aku tidak iri dengan tugasmu untuk mengurus hal seperti itu, Marilla, kata Mrs. Rachel dengan sangat serius.
Marilla membuka mulut, ragu-ragu apakah harus meminta maaf atau menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perkataan Mrs. Rachel. Tetapi, yang dia katakan membuat dirinya sangat kaget saat itu, bahkan lama setelahnya.
Seharusnya, kau tidak menyinggung Anne tentang penampilannya, Rachel.
Marilla Cuthbert, kau tentu tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa kau membelanya, untuk pertunjukan amarah yang mengerikan seperti yang baru saja kita lihat" tanya Mrs. Rachel dengan geram.
Tidak, jawab Marilla pelan, aku tidak berusaha membenarkannya. Dia sangat nakal dan aku harus berbicara dengannya akan hal itu. Tapi, kita harus memakluminya. Dia belum pernah belajar bagaimana berperilaku yang benar. Dan kau tadi memang terlalu keras kepadanya, Rachel.
Marilla tidak dapat menahan diri untuk mengatakan kalimat terakhir itu, meskipun lagi-lagi dia merasa terkejut akan dirinya sendiri karena melakukannya. Mrs. Rachel
diserang. Baiklah, aku mengerti bahwa aku harus berhati-hati dengan perkataanku setelah peristiwa ini, Marilla, karena perasaan halus anak-anak yatim piatu, yang entah berasal dari mana, harus diperhatikan di atas segalanya. Oh, tidak, aku tidak marah kau tidak perlu khawatir. Aku terlalu prihatin terhadapmu hingga aku tidak memiliki ruang untuk kemarahan di dalam benakku. Kau akan mendapat kesulitan sendiri dengan anak itu. Tapi, jika kau menuruti nasihatku yang kupikir tak akan kau lakukan, meskipun aku membesarkan sepuluh anak dan telah mengubur dua di antaranya kau harus melakukan pembicaraan yang telah kau sebutkan tadi dengan sebuah ranting pohon birch berukuran tepat. Kupikir hal itu pasti merupakan bahasa yang paling efektif untuk anak semacam dia. Kupikir, amarahnya juga cocok dengan warna rambutnya. Baiklah, selamat malam, Marilla. Kuharap kau akan berkunjung untuk menemuiku sesering biasanya. Tapi kau tidak dapat berharap aku akan berkunjung ke sini lagi dalam waktu dekat, jika aku harus bertanggung jawab akan peristiwa tadi dan dihina dengan cara semacam itu. Itu adalah hal baru dalam pengalamanku.
Setelah Mrs. Rachel berpamitan dan beringsut pulang jika seorang perempuan gemuk yang selalu berjalan dengan langkah-langkah pendek bisa dibilang beringsut dengan wajah serius Marilla menuju loteng timur.
Ketika menapaki tangga, dengan susah payah dia memikirkan apa yang harus dia lakukan. Dia sama sekali tidak merasa marah karena peristiwa tadi. Betapa tidak beruntungnya Anne yang mempertunjukkan amarahnya seperti itu di hadapan Mrs. Rachel Lynde, bukannya orang lain! Kemudian, Marilla tiba-tiba merasakan sebuah
karena dia merasa lebih malu daripada sedih karena mengetahui masalah serius dalam tabiat Anne. Dan bagaimana dia harus menghukum Anne" Saran mudah tentang ranting birch pasti semua anak kandung Mrs. Rachel pernah mendapatkan pernyataan sayang berupa lecutan yang menyakitkan tidak Marilla setujui. Dia yakin bahwa dia tidak seharusnya mencambuk seorang anak kecil. Tidak, metode hukuman lain pasti bisa ditemukan untuk menyadarkan Anne secara pasti akan besarnya masalah yang dia sebabkan.
Marilla menemukan Anne menelungkup di atas tempat tidurnya, menangis dengan pedih, dan sepatu botnya yang berlumpur naik juga ke seprai yang bersih.
Anne, panggil Marilla tanpa nada yang keras. Tidak ada jawaban.
Anne, kali ini Marilla lebih serius, bangkitlah dari tempat tidur saat ini juga dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu.
Anne bangkit dari tempat tidurnya dan duduk dengan kaku di sebuah kursi di sampingnya, wajahnya bengkak dan jejak air mata masih tampak, matanya terpaku menatap lantai.
Betul-betul kelakuan yang bagus darimu. Anne! Apakah kau tidak malu akan dirimu sendiri"
Dia tidak berhak untuk menyebutku jelek dan berambut merah, sergah Anne dengan bandel dan berusaha menghindar untuk menjawab.
Kau tidak berhak untuk meledak seperti tadi dan berbicara seperti itu kepadanya, Anne. Aku benar-benar malu karenamu betul-betul malu karena kelakuanmu. Aku ingin kau bersikap baik terhadap Mrs. Lynde, tapi kau malah mengecewakanku. Aku benar-benar tidak tahu
karena Mrs. Lynde mengatakan bahwa kau berambut merah dan biasa-biasa saja. Kau sendiri juga cukup sering mengatakan hal itu.
Oh, tapi ada perbedaan antara mengatakan hal itu sendiri dan mendengar orang lain mengatakannya, ratap Anne. Kita bisa tahu bahwa ada hal-hal yang memang benar, tapi kita tidak akan berharap orang lain akan berpikir akan hal itu. Kurasa kau berpikir bahwa aku memiliki tabiat yang buruk, tapi aku tidak bisa menahannya. Ketika dia mengatakan hal-hal itu, sesuatu langsung meledak di dalam diriku dan membuatku tercekik. Aku harus membantah semua perkataannya.
Baiklah, kau membuat pertunjukan bagus yang mengesankan kepribadianmu sendiri, aku harus mengatakan itu. Mrs. Lynde akan memiliki cerita yang bagus tentangmu untuk disebarkan ke mana-mana dan dia pasti akan menceritakannya juga. Kehilangan kendali amarah seperti itu sangat mengerikan, Anne.
Bayangkan saja bagaimana perasaanmu jika seseorang mengatakan tepat di depan hidungmu bahwa kau kurus dan jelek, Anne mengisak sambil berurai air mata.
Suatu ingatan tiba-tiba terbetik di benak Marilla. Waktu itu dia masih sangat kecil ketika mendengar salah seorang bibinya berkata tentang dirinya kepada orang lain, Sayang sekali dia adalah seorang anak kecil yang begitu muram dan biasa-biasa saja. Setiap hari Marilla selalu merasa tersengat jika mengingatnya baru ketika berusia lima puluh tahun akhirnya dia bisa mengenyahkan hal itu dari pikirannya.
Aku tidak berkata bahwa Mrs. Lynde benar-benar boleh mengatakan hal-hal tadi tentangmu, Anne, dia
blak-blakan. Tapi, tidak ada alasan untuk sikapmu yang seperti tadi. Dia adalah orang asing dan orang yang lebih tua, selain itu dia adalah tamuku tiga alasan yang sangat baik bagimu untuk menghormatinya. Kau sudah bersikap kasar dan tidak pantas, dan Marilla telah menemukan inspirasi untuk menghukum Anne kau harus mendatanginya untuk mengatakan bahwa kau menyesali sikap burukmu, dan memintanya untuk memaafkanmu.
Aku tidak akan pernah melakukan hal itu, kata Anne dengan keras kepala dan muram. Kau boleh menghukumku dengan cara bagaimanapun yang kau sukai, Marilla. Kau boleh mengurungku di dalam sel gelap dan lembap penuh dengan ular dan katak, serta hanya memberi aku roti dan air. Aku tak akan mengeluh. Tapi aku tidak bisa meminta Mrs. Lynde untuk memaafkanku.
Kami tidak memiliki kebiasaan mengurung seseorang di dalam sel yang gelap dan lembap, kata Marilla dengan dingin, terutama karena hal itu jarang terjadi di Avonlea. Tapi, kau harus dan akan meminta maaf kepada Mrs. Lynde, dan kau akan tinggal di dalam kamarmu ini hingga kau bisa mengatakan kepadaku bahwa kau mau melakukannya.
Kalau begitu, aku akan tetap diam di sini selamanya, sahut Anne dengan merana, soalnya, aku tidak bisa mengatakan kepada Mrs. Lynde bahwa aku menyesal karena mengatakan hal-hal itu kepadanya. Bagaimana bisa" Aku tidak menyesal. Aku menyesal karena telah membuatmu malu; tapi aku senang karena telah mengatakan hal-hal itu kepadanya. Benar-benar sebuah
bahwa aku menyesal ketika aku tak merasakan itu. Aku bahkan tak bisa membayangkan aku menyesal.
Mungkin imajinasimu akan lebih baik bekerja pada pagi hari, kata Marilla, bersiap meninggalkan kamar itu. Kau memiliki waktu semalam untuk memikirkan perilaku burukmu dan mengubah kerangka berpikirmu menjadi lebih baik. Kau mengatakan akan mencoba untuk menjadi gadis yang sangat baik jika kami membiarkanmu tinggal di Green Gables, tapi aku harus mengatakan bahwa tampaknya tidak seperti hal yang terjadi malam ini.
Setelah menancapkan anak panah tajamnya ke dada Anne yang penuh amarah, Marilla turun ke dapur. Dia merasa otaknya kacau dan jiwanya terganggu. Dia sendiri juga marah kepada dirinya sendiri seperti kepada Anne, karena kapan pun dia mengingat ekspresi Mrs. Rachel yang terkesiap, bibirnya mulai tersenyum geli dan dia merasakan godaan yang sangat kuat untuk tertawa.
Permohonan Maaf Anne Bagus juga Rachel Lynde mendapat perlawanan seperti itu; sejak dulu dia berminat sekali terhadap gosip, itulah tanggapan Matthew yang menghibur.
Matthew Cuthbert, aku sangat kaget dengan reaksimu. Kau tahu bahwa perilaku Anne sangat buruk, dan kau membelanya! Pasti setelah ini kau akan mengatakan bahwa dia tidak perlu dihukum sama sekali!
Yah, hmm, tidak tidak demikian tepatnya, kata Matthew dengan perasaan tidak nyaman. Kupikir dia memang harus dihukum sedikit. Tapi jangan terlalu keras kepadanya, Marilla. Karena, belum pernah ada orang yang mendidiknya dengan benar. Kau kau akan memberinya sesuatu untuk dimakan, kan"
Kapan kau pernah mendengar aku menganggap membiarkan orang kelaparan itu adalah perilaku yang baik" tanya Marilla dengan sengit. Dia mendapatkan makanannya seperti biasa, dan aku membawanya ke atas dengan tanganku sendiri. Tapi, dia akan tetap tinggal di atas hingga dia bersedia untuk meminta maaf kepada Mrs. Lynde dan itu tidak bisa diganggu gugat, Matthew.
Sarapan pagi, makan siang, dan makan malam berlangsung hening karena Anne masih belum berubah
sebaki penuh makanan ke loteng timur dan membawanya kembali beberapa waktu kemudian, dengan jumlah makanan yang seakan tidak berkurang. Matthew mengamati hal ini dengan tatapan sedih. Apakah Anne memakan sesuatu"
Ketika malam itu Marilla keluar untuk membawa sapi dari padang penggembalaan di belakang rumah, Matthew, yang berada di dekat kandang dan mengamati keadaan, menyelinap ke rumah bagaikan seorang pencuri, kemudian mengendap-endap naik. Biasanya ruang gerak Matthew hanya di antara dapur dan kamar sempit di ujung lorong tempat dia tidur; hanya sesekali saja dia masuk ke ruang tamu atau ruang duduk jika pendeta berkunjung untuk minum teh. Tetapi, dia belum pernah naik ke lantai atas rumahnya sendiri sejak membantu Marilla melapisi kertas dinding kamar kosong pada suatu musim semi, dan hal itu terjadi empat tahun yang lalu.
Dia berjingkat-jingkat di sepanjang lorong dan berdiri beberapa menit di depan pintu loteng timur, ketika dia berhasil mengumpulkan keberanian untuk mengetuk dengan jari-jarinya, kemudian membuka pintu untuk mengintip ke dalam.
Anne sedang duduk di kursi kuning di depan jendela, menatap halaman dengan wajah sedih. Dia tampak begitu mungil dan tidak bahagia, dan Matthew merasa bersalah. Perlahan, dia menutup pintu dan berjingkat-jingkat mendekati Anne.
Anne, dia berbisik, seolah takut jika didengar orang, bagaimana keadaanmu, Anne"
Anne tersenyum lemah. Lumayan. Aku membayangkan banyak hal baik, dan itu membantuku melewatkan waktu. Tentu saja, aku kesepian. Tapi, aku jadi terbiasa dengan hal itu.
tahun-tahun panjang dalam penjara kesendirian yang harus dia hadapi.
Matthew memutuskan bahwa dia harus mengatakan hal yang harus dia katakan tanpa membuang waktu, apalagi Marilla bisa kembali lebih cepat dari biasanya.
Yah, hmm, Anne, apakah kau pikir lebih baik kau melakukan itu dan terbebas dari semua ini" dia berbisik. Hal itu harus dilakukan cepat atau lambat, kau tahu, karena Marilla adalah seorang perempuan yang sangat keras kepala sangat keras kepala, Anne. Lakukanlah itu, aku menyarankan, dan kau bisa terbebas dari hukuman. Maksudmu, meminta maaf kepada Mrs. Lynde" Ya meminta maaf itu adalah kalimat yang paling tepat, kata Matthew dengan bersemangat. Selesaikan masalahmu dengan berbicara. Itulah yang selalu kucoba lakukan.
Kupikir aku harus melakukannya untuk menolongmu, kata Anne dengan penuh pengertian. Memang cukup tepat untuk mengatakan bahwa aku menyesal, karena aku memang menyesal sekarang. Tadi malam, aku sama sekali tidak menyesal. Aku benar-benar marah, dan aku terus marah sepanjang malam. Aku tahu hal itu karena aku terbangun tiga kali dan setiap kali aku masih merasa kesal. Tapi, pagi ini semua sudah hilang. Aku tidak lagi merasakan murka dan hal itu meninggalkan rasa kehilangan yang menyedihkan juga. Aku merasa malu akan diriku sendiri. Tapi, aku tidak bisa berpikir untuk mengunjungi Mrs. Lynde dan mengatakan aku menyesal. Itu sangat memalukan. Aku menetapkan pikiran, akan tetap tinggal di sini selamanya, daripada harus melakukan hal itu. Tapi tetap aku akan melakukan apa saja untukmu jika kau benar-benar menginginkan aku untuk
bawah benar-benar sepi tanpamu. Pergilah dan bereskan masalah itulah yang dilakukan seorang gadis yang baik.
Baiklah, kata Anne dengan pasrah. Aku akan mengatakan bahwa aku menyesal kepada Marilla segera setelah dia datang.
Benar benar sekali, Anne. Tapi, jangan katakan kepada Marilla bahwa aku menyinggung-nyinggung hal itu. Dia mungkin berpikir aku ikut campur, padahal aku telah berjanji untuk tidak melakukannya.
Seekor kuda liar pun tak akan bisa memaksaku membuka rahasia, Anne berjanji dengan sungguh-sungguh. Tapi, bagaimana caranya seekor kuda liar bisa memaksa orang membuka rahasia"
Tetapi, Matthew sudah pergi, dengan perasaan khawatir dengan kesuksesannya sendiri. Dia berjalan cepat menuju sudut terjauh dari padang penggembalaan, agar Marilla tidak mencurigai bahwa tadi dia telah naik ke lantai atas. Marilla sendiri, ketika kembali ke rumah, lega sekaligus terkejut ketika mendengar suara sedih yang memanggil, Marilla dari atas sandaran tangga.
Bagaimana" dia bertanya, sambil berjalan menuju lorong.
Aku menyesal karena telah marah dan mengatakan hal-hal yang kasar, dan aku bersedia pergi untuk mengatakannya kepada Mrs. Lynde.
Baiklah, ketegasan suara Marilla tidak memberi tanda-tanda dia merasa lega. Dia bertanya-tanya, apa yang harus dia lakukan jika Anne tidak menyerah. Aku akan mengantarmu setelah memerah sapi.
Setelah sapi selesai diperah, Marilla dan Anne tampak menyusuri jalan. Marilla berjalan dengan tegak dan penuh kemenangan, sedangkan Anne lemas dan muram. Tetapi,
menghilang bagaikan disihir. Dia mengangkat kepalanya dan melangkah ringan, matanya menatap senja di langit dan aura kegembiraan melingkupi dirinya. Marilla menyadari perubahan itu dengan kesal. Tampaknya Anne tidak lagi merenungi kesalahan dan menyesali perbuatannya itu yang seharusnya ditampilkan untuk menghadapi Mrs. Lynde yang tersinggung.
Apa yang kau pikirkan, Anne" Marilla bertanya dengan tajam.
Aku membayangkan apa yang harus kukatakan kepada Mrs. Lynde, jawab Anne sambil menerawang.
Itu adalah jawaban yang cukup memuaskan atau seharusnya begitu. Tetapi, Marilla tidak dapat mencegah pikiran bahwa sesuatu dalam metode hukumannya tidak tepat sasaran. Seharusnya Anne tidak tampak begitu bersemangat dan gembira.
Tetapi, semangat dan kegembiraan Anne masih berlanjut hingga mereka berada tepat di hadapan Mrs. Lynde, yang sedang merajut di jendela dapurnya. Kemudian, kegembiraan itu menghilang. Wajah penuh penyesalan yang mengibakan tiba-tiba tampak di wajah Anne. Sebelum yang lain sempat mengatakan sesuatu, Anne sudah menjatuhkan diri hingga berlutut di hadapan Mrs. Rachel yang terkesiap, dan kedua tangannya menangkup dengan sikap memohon.
Oh, Mrs. Lynde, aku sangat, sangat menyesal, dia berkata dengan suara bergetar. Aku tidak akan bisa mengekspresikan kesedihanku, tidak, bahkan jika aku menggunakan semua kata di dalam kamus. Anda harus membayangkannya. Aku bersikap sangat buruk kepada Anda dan aku membuat orang-orang yang sangat baik
tinggal di Green Gables meskipun aku bukan anak lelaki, merasa malu. Aku ini anak jahat yang sangat mengerikan dan tidak tahu terima kasih, dan aku layak menerima hukuman serta dikucilkan oleh orang-orang terhormat selamanya. Aku sangat berdosa karena telah datang dengan marah karena Anda mengatakan kebenaran kepadaku. Itu memang kebenaran; setiap kata yang Anda katakan memang benar. Rambutku memang merah, wajahku berbintik-bintik, tubuhku kurus, dan aku adalah anak yang jelek. Apa yang kukatakan kepada Anda juga benar, tapi seharusnya aku tidak mengatakan itu. Oh, Mrs. Lynde, kumohon, tolonglah, maafkan aku. Jika Anda menolak memaafkan, aku akan tenggelam dalam kesedihan sepanjang hidupku. Anda tak ingin menyebabkan kesedihan sepanjang hidup pada seorang anak yatim piatu kecil yang mengibakan, bahkan jika ia memiliki tabiat buruk, iya, kan" Oh, aku yakin Anda tidak akan begitu. Kumohon, katakan Anda memaafkanku, Mrs. Lynde.
Anne menangkupkan kedua tangannya erat-erat, menundukkan kepala, dan menunggu tanggapan yang akan mengadilinya.
Kejujurannya tidak perlu diragukan hal itu terdengar dalam setiap nada suaranya. Baik Marilla maupun Mrs. Lynde sama-sama mengenali nada penyesalan sungguhan. Tetapi, dengan penuh kekhawatiran, Marilla mengerti bahwa Anne sebenarnya menikmati pernyataan rasa bersalahnya itu dan dia benar-benar melakukannya dengan kesungguhan hati. Bagaimana bisa hukuman yang dia Marilla berikan bisa menghibur gadis kecil itu" Anne telah mengubahnya menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Tetapi syukurlah, Mrs. Lynde yang tidak dikuasai oleh persepsi lain, tidak bisa melihat semua ini. Dia hanya
dengan sungguh-sungguh dan semua kemarahan langsung menguap dari hatinya, yang sedikit senang memberi perintah kepada orang lain.
Baik, baik, berdirilah, Nak, dia berkata dengan murah hati. Tentu saja aku memaafkanmu. Lagi pula, kupikir aku juga sedikit terlalu keras kepadamu. Tapi, aku adalah orang yang sangat blak-blakan. Seharusnya kau tidak memedulikan kata-kataku, begitulah. Memang tak dapat disangkal bahwa rambutmu merah; tapi aku pernah mengenal seorang gadis dia teman sekolahku dulu, sebenarnya yang memiliki rambut yang sama merahnya seperti rambutmu ketika dia masih kecil. Tapi, ketika dia tumbuh dewasa, warna rambutnya berubah menjadi gelap hingga berwarna merah tua kecokelatan yang sangat indah. Aku juga tidak akan kaget jika rambutmu nanti berubah juga sama sekali tidak.
Oh, Mrs. Lynde! Anne mengembuskan napas panjang ketika dia berdiri. Anda telah memberiku harapan. Aku akan selalu menganggap Anda sebagai seseorang yang murah hati. Oh, aku bisa menghadapi segalanya jika aku berpikir bahwa rambutku akan berubah menjadi merah tua kecokelatan saat dewasa nanti. Lebih mudah untuk menjadi orang baik jika rambut kita berwarna merah tua kecokelatan, betul, kan" Dan sekarang, bolehkah aku keluar ke halaman Anda dan duduk di bangku, di bawah pohonpohon apel selama Anda dan Marilla berbincang-bincang" Ada ruang imajinasi yang begitu luas di sana!
Tentu saja, ya, pergilah, Nak. Dan kau bisa memetik buket bunga lily bulan Juni berwarna putih di sudut jika kau ingin.
Ketika pintu tertutup setelah Anne keluar, Mrs. Lynde
Dia betul-betul makhluk kecil yang ganjil. Duduklah di kursi ini, Marilla; lebih nyaman daripada yang kau duduki sekarang; kursimu itu kusediakan untuk anak lelaki yang kupekerjakan. Ya, gadis kecil itu memang seorang anak yang aneh, tapi pasti ada sesuatu yang baik di dalam dirinya. Aku tidak lagi merasa kaget seperti dulu karena kau dan Matthew tetap memeliharanya atau merasa kasihan kepada kalian. Dia bisa berubah menjadi benar-benar baik. Tentu saja, dia memiliki cara yang aneh untuk mengekspresikan dirinya sedikit terlalu yah, terlalu ganjil untuk dapat diterima; tapi, sepertinya dia akan menerima bahwa sekarang dia tinggal di antara orang-orang yang berbudaya. Dan juga, kukira amarahnya cukup cepat tersulut; tapi ada satu keuntungan, seorang anak kecil yang cepat marah biasanya hanya meledak sesaat, kemudian tenang kembali, tidak akan berpura-pura atau menipu kita, begitulah. Secara keseluruhan, Marilla, sepertinya aku menyukainya.
Ketika Marilla pulang, Anne keluar dari keharuman senja di kebun dengan seikat bunga narcissus di tangannya.
Aku meminta maaf dengan cukup baik, kan" dia bertanya dengan bangga ketika mereka menyusuri jalan. Aku memikirkannya baik-baik karena aku harus melakukannya sebaik mungkin dengan sungguh-sungguh.
Kau melakukannya dengan sungguh-sungguh, memang benar, hanya itu saja komentar Marilla. Dia merasa kesal karena dirinya hampir saja tertawa ketika mengingat permintaan maaf Anne. Dia juga merasa tidak enak karena seharusnya dia memarahi Anne supaya meminta maaf seperti seharusnya; tetapi, meskipun begitu,
kesadarannya, jadi hanya berkata dengan datar:
Kuharap kau tak akan mengalami banyak peristiwa yang mengharuskanmu meminta maaf. Kuharap kau akan mencoba untuk mengendalikan amarahmu sekarang, Anne.
Hal itu tak akan begitu sulit jika orang-orang tidak menghina penampilanku, kata Anne sambil mendesah. Aku tidak akan marah akan hal lain, tapi aku begitu lelah dengan penghinaan tentang rambutku, dan hal itu membuat darahku langsung menggelegak. Apakah kau pikir rambutku benar-benar akan berwarna merah tua kecokelatan ketika dewasa nanti"
Seharusnya kau tidak terlalu memikirkan penampilanmu, Anne. Aku khawatir, kau akan sombong karena terlalu banyak mengurusi penampilanmu.
Bagaimana aku bisa sombong jika tahu bahwa aku biasa-biasa saja" Anne memprotes. Aku menyukai benda-benda cantik; dan aku benci menatap cermin dan melihat sesuatu yang tidak cantik. Itu membuatku sangat sedih seperti yang kurasakan jika melihat hal-hal yang buruk. Aku mengasihani mereka karena hal-hal itu tidak indah.
Kecantikan itu berasal dari dalam dirimu, Marilla mengutip sebuah kata mutiara.
Aku pernah mendengar kalimat itu dikatakan kepadaku sebelumnya, tapi aku meragukannya, Anne menukas dengan skeptis, sambil mengendus bunga narcissus-nya. Oh, bunga-bunga ini begitu manis! Sungguh baik Mrs. Lynde, telah memberikannya kepadaku.
Meminta maaf dan dimaafkan membuat kita merasa nyaman, iya, kan" Lihat, begitu terangnya bintang-bintang malam ini! Jika kau bisa tinggal di salah satu bintang, yang mana yang akan kau pilih" Aku akan memilih bintang besar indah yang tampak jelas di sana, di atas bukit kelam itu.
Anne, tahanlah lidahmu, tegur Marilla, betul-betul waspada agar tidak terjerat dalam pesona pikiran Anne.
Anne tidak mengatakan apa-apa lagi hingga mereka berbelok ke jalan setapak menuju rumah mereka sendiri. Angin gipsi semilir berembus menyambut mereka, membawa aroma tajam dari tanaman paku-pakuan yang dibasahi embun. Jauh di depan, dengan latar gelap, cahaya ceria bersinar melalui sela-sela pohon, dari dapur Green Gables. Tiba-tiba Anne mendekati Marilla dan menyelipkan tangannya ke tangan Marilla yang bertelapak kasar.
Sangat menyenangkan untuk pulang ke rumah dan mengetahui, itu benar-benar rumahku, dia berkata. Aku sudah mencintai Green Gables, dan aku belum pernah mencintai suatu tempat sebelumnya. Tidak ada tempat yang pernah kuanggap sebagai rumah. Oh, Marilla, aku sangat bahagia. Aku bisa berdoa saat ini juga dan tidak akan menganggapnya sulit sedikit pun.
Sesuatu yang hangat dan membahagiakan berkembang di hati Marilla karena sentuhan tangan kecil yang kurus itu di tangannya sendiri mungkin perasaan keibuan yang selama ini tersembunyi darinya. Hal yang sangat tidak biasa namun manis itu membuatnya terusik. Dia berusaha untuk menekan sensasi yang dia rasakan agar kembali tenang seperti biasa, dengan cara menyisipkan pendidikan moral.
Anne. Dan seharusnya kau tidak pernah merasa kesulitan untuk mengucapkan doa.
Mengucapkan doa tidak benar-benar sama dengan berdoa, kata Anne sambil merenung. Tapi aku akan membayangkan bahwa aku adalah angin yang berembus di atas pepohonan itu. Jika aku sudah bosan dengan pepohonan, aku akan turun dan menggoyangkan tanaman paku dengan lembut kemudian aku akan melayang menuju taman Mrs. Lynde untuk mengiringi bunga-bunga menari kemudian, dengan sebuah lompatan jauh, aku akan bertiup di atas Danau Riak Air Berkilau dan membuat riak-riak kecil yang berkilauan. Oh, begitu luas ruang imajinasi tentang angin! Jadi, saat ini aku tak akan berbicara lagi, Marilla.
Syukurlah kalau begitu, Marilla menghela napas dengan kelegaan yang penuh rasa syukur.
Kesan Anne terhadap Sekolah Minggu Anne berdiri di kamar lotengnya, menatap dengan muram ke arah tiga gaun baru yang terbentang di atas tempat tidur. Salah satunya berbahan genggang yang berwarna cokelat, yang dibeli Marilla dari seorang pedagang keliling musim panas lalu, karena tampak begitu praktis untuk dikenakan; satu lagi terbuat dari satin bermotif kotak-kotak hitam dan putih yang dia beli di sebuah gerai tempat jual-beli dan barter pada musim dingin; dan satu lagi terbuat dari kain bernuansa biru kusam bercorak kaku yang dia beli di sebuah toko di Carmody minggu itu.
Dia membuat gaun-gaun itu sendiri, dan semua tampak sama atasan sederhana yang tersambung dengan sangat pas ke bawahan yang sederhana, dengan lengan baju yang sama sederhananya dengan bagian atas dan bagian bawah, serta sangat pas untuk sepasang lengan baju.
Aku membayangkan, aku menyukainya, jawab Anne dengan sungguh-sungguh.
Aku tak ingin kau membayangkannya, kata Marilla,
menyukai gaun-gaun ini! Memang gaun-gaun ini kenapa" Bukankah gaun-gaun ini rapi, bersih, dan baru" Ya.
Jadi, kenapa kau tidak menyukainya"
Karena karena gaun-gaun itu tidak indah, kata Anne dengan ragu.
Indah! Marilla mendengus. Aku tidak menyulitkan diriku sendiri untuk membuat gaun-gaun indah untukmu. Aku tidak setuju jika ada orang yang terlalu mengurusi penampilan, Anne, aku pernah mengatakannya kepadamu. Gaun-gaun itu bagus, sederhana, dan praktis, tanpa rendarenda atau rumbai-rumbai, dan hanya itu yang akan kau kenakan musim panas ini. Genggang cokelat dan corak biru akan cocok untuk dipakai ke sekolah nanti. Gaun satin itu untuk pergi ke gereja dan sekolah Minggu. Kuharap kau menjaga gaun-gaunmu tetap rapi dan bersih, serta jangan membiarkannya sobek. Kupikir, kau akan berterima kasih untuk mendapatkan pengganti baju-baju lusuh yang kau pakai saat ini.
Oh, aku memang berterima kasih, protes Anne. Tapi aku akan lebih berterima kasih jika jika kau membuat salah satunya dengan lengan menggelembung. Saat ini, lengan baju menggelembung sedang sangat populer. Hal itu akan memberiku suatu getaran, Marilla, hanya dengan mengenakan sebuah gaun dengan lengan menggelembung.
Yah, kau harus mengenakan gaunmu tanpa merasakan getaran. Aku tidak memiliki cukup banyak bahan untuk disia-siakan menjadi lengan baju yang menggelembung. Lagi pula, kupikir hal itu tampak menggelikan. Aku lebih memilih lengan baju yang biasa dan sederhana.
Tapi aku pasti tampak menggelikan di antara orang lain, karena hanya aku sendiri yang biasa dan sederhana,
Aku tak percaya itu! Baiklah, gantungkan gaun-gaun itu dengan hati-hati di lemarimu, kemudian duduklah dan pelajari bahan sekolah Minggu. Aku telah mendaftarkanmu kepada Mr. Bell dan kau akan pergi ke sekolah Minggu besok, kata Marilla, keluar dari kamar dengan marah.
Anne mengatupkan kedua tangannya dan menatap gaun-gaun itu.
Aku benar-benar berharap ada sebuah gaun putih dengan lengan menggelembung, dia berbisik dengan kecewa. Aku berdoa untuk itu, tapi aku tidak terlalu berharap untuk benar-benar mendapatkannya. Kupikir, Tuhan tidak akan memiliki waktu untuk memedulikan gaun seorang gadis kecil yatim piatu. Aku tahu bahwa aku harus mengandalkan Marilla untuk hal itu. Yah, untungnya aku bisa membayangkan bahwa salah satunya adalah gaun berbahan muslin seputih salju, penuh dengan renda-renda cantik dan lengan-lengan baju yang bergelembung tiga kali.
Keesokan harinya, gejala sakit kepala menahan Marilla untuk pergi ke sekolah Minggu pagi dengan Anne.
Kau harus pergi dan menemui Mrs. Lynde, Anne, kata Marilla. Dia akan memastikan agar kau masuk ke kelas yang tepat. Sekarang, kuharap kau bersikap baik. Setelah sekolah Minggu, kau harus tinggal untuk mendengar khotbah dan mintalah Mrs. Lynde menunjukkan tempat duduk bagimu. Ini satu sen untuk sumbangan. Jangan menatap orang lain lama-lama dan jangan gelisah. Aku akan memintamu untuk menceritakan yang kau dengar di sana saat kau pulang.
Anne berangkat dengan sikap yang pantas, bergaun
dan sudah pasti berukuran pas, menampilkan setiap lekuk dan sudut tubuhnya yang kurus dengan jelas. Dia mengenakan sebuah topi pelaut baru yang mungil, datar, dan berkilat, dengan kesederhanaan yang sama dengan gaunnya yang juga mengecewakan Anne, sehingga diam-diam dia membayangkan pita dan bunga-bunga di topinya. Entah bagaimana, bunga-bunga telah menempel di topinya sebelum Anne mencapai jalan utama, karena di sepanjang jalan kecil dia menemukan bunga-bunga buttercup keemasan yang bergetar karena ditiup angin, serta segerumbul mawar liar. Langsung dan tanpa berpikir panjang, Anne menghiasi topinya banyak-banyak dengan bunga-bunga tersebut. Apa pun pendapat orang lain nanti, hal itu membuat hatinya puas. Anne berjalan dengan ceria menyusuri jalan, membawa kepala berambut merahnya yang ditempeli hiasan berwarna merah muda dan kuning dengan sangat bangga.
Ketika dia mencapai rumah Mrs. Lynde, ternyata Mrs. Lynde sudah pergi. Tanpa merasa ragu, Anne terus berjalan ke gereja sendirian. Di beranda dia menemukan kerumunan gadis kecil, semua jauh atau sedikit lebih menarik karena berbusana putih, biru, atau merah muda. Mereka semua menatap dengan penasaran pada gadis kecil asing di tengah mereka, dengan hiasan istimewa di kepalanya. Para gadis kecil Avonlea telah mendengar kisah-kisah aneh tentang Anne. Mrs. Lynde mengatakan bahwa dia memiliki tabiat yang buruk; Jerry Buote, anak lelaki yang bekerja di Green Gables berkata bahwa sepanjang waktu dia berbicara sendiri atau bercakap-cakap dengan pepohonan dan bungabunga, seperti orang gila. Mereka semua menatap Anne dan saling berbisik. Tidak ada yang mendekati Anne dengan
dan Anne mendapati dirinya sendiri masuk ke kelas Miss Rogerson.
Miss Rogerson adalah seorang perempuan paruh baya yang telah mengajar sekolah Minggu selama dua puluh tahun. Cara mengajarnya adalah mengajukan pertanyaanpertanyaan yang tercetak pada buku panduan dan menatap berkeliling dengan galak ke seluruh penjuru kelas, mencari seorang gadis kecil yang dianggapnya mampu menjawab pertanyaan. Dia sering sekali melihat Anne, dan Anne, berkat didikan Marilla, bisa langsung menjawab; tetapi patut diragukan, apakah dia benar-benar mengerti pertanyaan atau jawabannya.
Dia berpikir bahwa dia tidak menyukai Miss Rogerson, dan dia merasa sangat menderita; semua gadis kecil lain di kelas mengenakan gaun berlengan menggelembung. Anne merasakan hidupnya tidak berarti tanpa lengan gaun yang menggelembung.
Oke, apakah kau menyukai sekolah Minggu" tanya Marilla ingin tahu, ketika Anne pulang ke rumah. Rangkaian bunga di kepalanya sudah tidak ada karena Anne melepaskannya di jalan kecil, jadi saat itu Marilla tidak mengetahui apa-apa tentang hiasan di topinya.
Aku sama sekali tidak menyukainya. Sangat mengerikan.
Anne Shirley! seru Marilla dengan nada memperingatkan.
Anne duduk di kursi goyang sambil mendesah panjang, mengecup salah satu daun Bonny, kemudian melambaikan tangannya ke bunga mekar yang berwarna ungu tua.
Mereka pasti kesepian selama aku pergi, dia menerangkan. Dan sekarang, tentang sekolah Minggu. Aku bersikap baik, seperti yang kau perintahkan. Mrs.
dan ada banyak gadis kecil lain. Lalu, aku duduk di sudut bangku gereja dekat jendela, selama acara pembukaan berlangsung. Mr. Bell mengucapkan sebuah doa yang sangat panjang. Aku merasa sangat bosan karenanya jika aku tidak duduk di dekat jendela. Tapi, jendela itu menghadap langsung ke Danau Riak Air Berkilau, jadi aku hanya menatapnya dan membayangkan banyak sekali halhal menakjubkan.
Seharusnya kau tidak melakukan hal semacam itu. Kau harus mendengarkan Mr. Bell.
Tapi dia tidak berbicara kepadaku, protes Anne. Dia sedang berbicara kepada Tuhan, dan tampaknya dia juga tidak terlalu menikmati hal itu. Kupikir, dia berpikir bahwa Tuhan terlalu jauh di atas sana. Ada barisan panjang pohon birch putih yang menaungi danau, dan sinar matahari menyelinap di antara mereka, jauh, jauh ke bawah, ke dalam air. Oh, Marilla, itu seperti mimpi yang indah! Hal itu membuatku tergetar dan aku hanya berkata, Terima kasih untuk pemandangan ini, Tuhan, dua atau tiga kali.
Kuharap tidak keras-keras, kata Marilla dengan penasaran.
Oh, tidak, aku hanya berbisik pelan. Yah, akhirnya Mr. Bell selesai juga dan mereka menyuruhku masuk ke kelas Miss Rogerson. Ada sepuluh gadis kecil lain di kelas itu. Mereka semua mengenakan gaun berlengan menggelembung. Aku mencoba untuk membayangkan gaunku memiliki lengan yang menggelembung juga, tapi ternyata tidak bisa. Mengapa begitu" Aku membayangkan
sendirian di kamar loteng timur, tapi ternyata sangat sulit melakukannya di antara gadis-gadis lain yang benar-benar mengenakan gaun berlengan menggelembung.
Seharusnya kau tidak memikirkan lengan-lengan bajumu di sekolah Minggu. Kau harus memerhatikan pelajaran. Kuharap kau tahu itu.
Oh, ya; dan aku menjawab banyak pertanyaan. Miss Rogerson banyak sekali mengajukan pertanyaan. Kupikir tidak adil baginya untuk bertanya terus-menerus. Banyak hal yang ingin kutanyakan kepadanya, tapi aku tidak melakukannya karena kupikir dia bukan orang yang sehati denganku. Kemudian, semua gadis lain mengucapkan sebuah ayat. Dia bertanya kepadaku, apakah aku tahu salah satu ayat. Aku menjawab, aku belum tahu satu ayat pun, tapi aku bisa mendeklamasikan Anjing di Makam Tuannya jika dia bersedia. Puisi itu tercantum di dalam Buku Bacaan Tingkat Tiga. Puisi itu tidak benar-benar religius, tapi begitu sedih dan melankolis, sangat mengharukan. Dia berkata, aku tidak perlu melakukannya dan dia menyuruhku mempelajari ayat kesembilan belas untuk Minggu berikutnya. Setelah itu, aku berulang kali membacanya di gereja dan hal itu sangat menyenangkan. Ada dua baris yang sangat membuatku tergetar. Cepat seperti jatuhnya armada yang takluk Pada sebuah hari Midian yang menyeramkan. Aku tidak tahu artinya armada atau Midian , tapi kalimat itu terdengar sangat tragis. Aku tidak bisa menunggu sampai Minggu depan untuk mengucapkannya keras-keras. Aku akan berlatih sepanjang minggu. Setelah
Rogerson karena Mrs. Lynde terlalu jauh untuk menunjukkan bangkumu. Aku duduk di sana setenang yang aku mampu dan yang dibacakan adalah Sabda Tuhan, bab ketiga, ayat kedua dan ketiga. Itu adalah teks yang sangat panjang. Jika aku yang jadi pendeta, aku akan memilih yang pendek dan singkat. Khotbahnya juga sangat panjang. Kupikir, sang pendeta menyesuaikannya dengan teks yang dia baca. Kupikir dia sama sekali tidak menarik. Yang jadi masalah, tampaknya dia sama sekali tidak memiliki cukup imajinasi. Aku tidak terlalu mendengarkannya. Aku hanya membiarkan pikiranku melayang dan aku memikirkan halhal yang sangat mengejutkan.
Marilla merasa putus asa bahwa semua ini sulit untuk diperbaiki, tetapi dia memikirkan fakta yang tak dapat dimungkiri dari beberapa hal yang Anne katakan, terutama tentang khotbah pendeta dan doa Mr. Bell. Dia sendiri merasakan hal itu jauh di lubuk hatinya selama bertahuntahun, tetapi tidak pernah mengungkapkannya. Baginya, pikiran kritis yang rahasia dan tidak pantas untuk diungkapkan itu tiba-tiba tampak jelas dalam bentuk tuduhan, dan diungkapkan oleh seorang anak jujur yang haus akan kemanusiaan.
Ikrar dan Janji yang sangat Sungguh- sungguh Anne, Mrs. Rachel berkata, Minggu lalu kau pergi ke gereja dengan topi berhias mawar dan buttercup yang menggelikan. Apa yang membuatmu menempelkan hiasanhiasan itu" Pasti kau menjadi pusat perhatian orang!
Oh, aku tahu merah muda dan kuning tidak cocok untukku, Anne menerangkan.
Cocok! Menghiasi topimu dengan bunga, tak peduli apa pun warnanya, adalah hal yang konyol. Kau itu anak yang paling menyulitkan!
Aku tidak menganggap menempelkan bunga-bunga di topi lebih menggelikan daripada menempelkannya di gaun, Anne memprotes. Banyak gadis kecil di gereja yang menyematkan buket di gaun mereka. Apa bedanya"
Marilla tidak terjerumus ke perdebatan akan hal abstrak yang tidak pasti, dia tetap bersikeras dengan masalah sebelumnya.
Jangan menjawabku seperti itu, Anne. Kau sangat konyol karena melakukan hal itu. Aku tidak mau lagi menemukan siasat seperti itu. Mrs. Rachel mengatakan, dia
bersolek seperti itu. Dia juga tidak bisa mendekatimu untuk menyuruhmu melepaskan bunga-bunga itu, hingga sudah terlambat. Dia bilang, orang-orang mengatakan hal-hal yang tidak enak tentang hal itu. Tentu saja mereka akan berpikir bahwa aku tidak memiliki akal sehat sehingga membiarkanmu pergi dengan hiasan konyol semacam itu.
Oh, aku sangat menyesal, kata Anne, air mata mengalir di pipinya. Aku tidak pernah berpikir bahwa kau keberatan. Mawar dan buttercup begitu manis dan indah, sehingga kupikir mereka akan tampak cantik di topiku. Banyak gadis kecil lain yang menempelkan bunga palsu di topi mereka. Aku khawatir akan membuatmu sengsara. Mungkin sebaiknya kau mengirimkanku kembali ke panti asuhan. Itu pasti mengerikan, kupikir aku tak akan mampu menjalaninya; lebih baik aku menderita TBC saja. Kau tahu, aku begitu kurus karena tinggal di panti asuhan. Tapi, hal itu akan lebih baik daripada membuatmu sengsara.
Omong kosong, kata Marilla, marah kepada diri sendiri karena telah membuat Anne menangis. Aku tidak akan mengirimmu kembali ke panti asuhan, sudah pasti. Yang kuinginkan hanyalah kau harus bertingkah laku seperti gadis kecil lainnya dan tidak mempermalukan dirimu sendiri. Jangan menangis lagi. Aku akan mengatakan sesuatu kepadamu. Diana Barry pulang siang ini. Aku akan berkunjung ke sana untuk bertanya apakah aku bisa meminjam sebuah pola rok dari Mrs. Barry, dan jika mau, kau bisa pergi bersamaku untuk berkenalan dengan Diana.


Anne Of Green Gables Karya Lucy M . Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anne berdiri, sambil menangkupkan kedua tangannya. Air mata masih berkilauan di pipinya; lap piring yang sedang dia jahit terjatuh begitu saja ke lantai.
takut. Bagaimana jika dia tidak menyukaiku! Pasti hal itu akan menjadi kekecewaan yang paling tragis dalam hidupku.
Jangan takut. Dan kuharap kau tidak mengucapkan kalimat-kalimat canggih. Jika seorang gadis kecil yang mengatakannya, itu terdengar sangat lucu. Kukira Diana akan menyukaimu. Yang harus kau waspadai adalah ibunya. Jika ibunya tidak menyukaimu, percuma saja Diana menyukaimu. Jika dia mendengar tentang ledakan amarahmu kepada Mrs. Lynde dan pergi ke gereja dengan rangkaian buttercup di topimu, aku tidak tahu apa yang akan dia pikirkan tentangmu. Kau harus sopan dan bersikap baik, dan jangan mengucapkan pidato-pidatomu yang mengagumkan. Ya Tuhan, kau benar-benar gemetaran!
Anne benar-benar gemetaran. Wajahnya pucat dan tegang.
Oh, Marilla, pasti kau juga akan sangat gelisah, jika kau akan menjumpai seorang gadis kecil yang kau harap akan menjadi teman sehatimu, tapi mungkin ibunya tidak akan menyukaimu, dia berkata ketika berlari untuk mengambil topinya.
Mereka pergi ke Orchard Slope dengan memotong jalan lewat sungai kecil dan mendaki sebuah bukit kecil yang dipenuhi pohon cemara. Mrs. Barry muncul di pintu dapur, menyambut ketukan Marilla di pintu. Dia adalah seorang perempuan tinggi yang bermata dan berambut hitam, dengan lengkungan bibir yang benar-benar menunjukkan kekerasan hati. Dia memiliki reputasi sebagai
anaknya. Apa kabar, Marilla" dia bertanya dengan ramah. Masuklah. Dan ini pasti gadis kecil yang kau adopsi, kan" Ya, ini adalah Anne Shirley, jawab Marilla. Anne diucapkan dengan e , Anne berkata terburuburu, gemetaran dan gelisah, ingin meyakinkan bahwa tidak akan ada kesalahpahaman tentang hal penting tersebut.
Tanpa mendengar maupun mengerti maksud Anne, Mrs. Barry langsung menjabat tangan Anne dan berkata dengan ramah:
Apa kabar" Aku tampak baik-baik saja meskipun jiwaku sangat gelisah, terima kasih, Ma am, jawab Anne dengan serius. Kemudian, dia berkata kepada Marilla dengan bisikan yang cukup keras untuk didengar, Jawabanku tadi sama sekali bukan perkataan yang canggih, kan, Marilla"
Diana sedang duduk di sofa dan membaca buku. Dia segera menjatuhkan bukunya ketika para tamu masuk ke rumah. Dia adalah seorang gadis kecil yang sangat cantik, dengan mata dan rambut seperti milik ibunya, pipi yang merona, dan keramahan yang dia warisi dari ayahnya.
Ini Diana, gadis kecilku, kata Mrs. Barry. Diana, kau boleh mengajak Anne ke taman, dan tunjukkan kepadanya bunga-bungamu. Itu lebih baik bagimu daripada matamu terus-menerus terpaku ke buku itu. Dia terlalu banyak membaca dia mengatakan ini kepada Marilla ketika gadis-gadis kecil itu sudah keluar dan aku tidak bisa mencegahnya karena ayahnya selalu mendukung dan membelanya. Dia selalu terpaku kepada sebuah buku. Aku senang karena dia mungkin akan memiliki seorang teman bermain mungkin itu akan membuatnya lebih banyak keluar
Di taman, yang dipenuhi cahaya senja remang-remang yang mengintip dari sela-sela cemara tua di arah barat, Anne dan Diana berdiri, saling menatap dengan malu-malu di depan segerumbul tiger lily yang sangat cantik.
Taman di kediaman keluarga Barry merupakan hamparan bunga-bunga liar yang akan membahagiakan hati Anne jika dia mengalami masa-masa sulit. Taman itu dipagari oleh pohon-pohon dedalu tua raksasa dan cemaracemara yang tinggi, di bawahnya bunga-bunga mekar menghiasi bayangan mereka. Ada semacam jalan setapak yang dibuat dengan rapi dan dengan sudut tepat, dibatasi dengan cangkang-cangkang kerang, membelah taman seperti pita merah yang lembap dan memanjang di antara bunga-bunga klasik yang begitu berlimpah. Ada bunga bleeding-heart merah jambu dan bunga-bunga peony merah yang sangat elok; bunga-bunga narcissus putih yang harum dan mawar-mawar Skotlandia yang manis dan berduri; bunga-bunga columbine berwarna merah muda, biru, dan putih serta bouncing bet yang berwarna lila; segerumbul southernwood, rumput pita, dan mint; bungabunga Adam-dan-Hawa berwarna ungu, daffodil, dan sekumpulan semanggi putih yang manis dengan tangkaitangkainya yang lembut, indah, dan harum; cahaya kemerahan menyinari bunga-bunga white-musk yang rapi hingga tampak membara; itu adalah sebuah taman yang dilingkupi sinar mentari dan diiringi dengungan lebah, dan
manja dan berkeresak. Oh, Diana, akhirnya Anne membuka mulut, mengatupkan kedua tangannya dan berkata hampir berbisik, oh, apakah kau pikir kau bisa menyukaiku sedikit saja cukup untuk menjadi teman baikku"
Diana tertawa. Dia selalu tertawa sebelum berbicara. Yah, kupikir begitu, dia berkata dengan jujur. Aku sangat senang kau datang untuk tinggal di Green Gables. Sangat menyenangkan untuk memiliki seorang teman bermain. Tak ada gadis kecil lain yang tinggal di sekitar sini untuk menjadi teman mainku, dan adik perempuanku belum cukup besar.
Apakah kau bersumpah akan menjadi temanku untuk selamanya" tanya Anne dengan bersemangat. Diana tampak terkejut.
Yah, bukankah menyumpah itu adalah hal yang sangat terkutuk" Diana bertanya dengan nada menggugat.
Oh tidak, sumpah ini tidak seperti itu. Kau tahu, ada dua macam sumpah.
Aku tidak pernah mendengar jenis sumpah yang lain, kata Diana dengan ragu-ragu.
Memang betul-betul ada. Oh, sumpah ini sama sekali tidak terkutuk. Artinya hanya berikrar dan berjanji dengan sungguh-sungguh.
Baiklah, aku tidak keberatan melakukan itu, Diana setuju, merasa lega. Bagaimana kau melakukannya"
Kita harus menyatukan kedua tangan kita begini, kata Anne dengan bersemangat. Sumpah ini harus dilakukan di tengah air yang mengalir. Kita bisa membayangkan jalan setapak ini sebagai air yang mengalir. Aku akan mengucapkan pernyataan sumpahku duluan. Dengan
teman sehatiku, Diana Barry, selama mentari dan rembulan masih ada. Sekarang, kau harus mengatakannya dan mengucapkan namaku juga.
Diana mengulangi pernyataan sumpah itu sambil tertawa sebelum dan sesudahnya. Kemudian dia berkata:
Kau gadis yang aneh, Anne. Sebelumnya aku juga mendengar bahwa kau aneh. Tapi, aku percaya, aku akan benar-benar menyukaimu.
Ketika Marilla dan Anne pulang, Diana mengantar mereka hingga ke jembatan dari balok kayu. Dua gadis kecil itu berjalan sambil berangkulan. Di sungai kecil, mereka berpisah dengan banyak janji untuk bersama-sama menghabiskan siang keesokan harinya.
Jadi, apakah kau menganggap Diana adalah belahan jiwamu" tanya Marilla ketika mereka melewati taman Green Gables.
Oh, ya, desah Anne, untungnya tidak sadar dengan nada sarkastis pertanyaan Marilla. Oh, Marilla, aku adalah gadis paling bahagia di Pulau Prince Edward saat ini. Aku meyakinkanmu, aku akan mengucapkan doa dengan niat yang sangat bersungguh-sungguh malam ini. Besok Diana dan aku akan membangun rumah-rumah di lapangan tempat pepohonan birch tumbuh milik Mr. William Bell. Bolehkah aku meminta peralatan keramik yang pecah di gudang penyimpanan kayu" Diana berulang tahun bulan Februari dan aku pada bulan Maret. Apakah kau pikir ini merupakan kebetulan yang sangat aneh" Diana akan meminjamkan buku untuk dibaca. Dia berkata bahwa buku-buku itu sangat menarik dan menyenangkan. Dia akan menunjukkan kepadaku tempat rice lily tumbuh di tengah hutan. Apakah kau pikir Diana memiliki mata yang sangat ekspresif" Aku berharap memiliki mata yang ekspresif. Diana akan
Hazel . Dia akan memberiku gambar untuk disimpan di kamarku; itu adalah gambar yang sangat indah seorang perempuan cantik bergaun sutra biru pucat. Seorang agen mesin jahit memberi gambar itu kepadanya. Kuharap aku memiliki sesuatu untuk diberikan kepada Diana. Aku lebih tinggi dua sentimeter daripada Diana, tapi dia jauh lebih gemuk dariku; dia berkata lebih suka menjadi kurus karena hal itu sangat cantik, tapi aku khawatir dia mengatakan hal itu hanya untuk menghiburku. Kami akan ke pantai kapankapan untuk mengumpulkan tiram. Kami juga setuju untuk melihat mata air di jembatan kayu, yang bernama Buih-Buih Dryad. Bukankah itu nama yang sangat anggun" Aku pernah membaca cerita tentang sebuah mata air yang disebut demikian. Kupikir, dryad adalah semacam peri dewasa.
Yah, satu-satunya yang kuharapkan adalah kau tidak membicarakan Diana sampai mati, kata Marilla. Tapi, ingatlah hal ini selain semua rencanamu itu, Anne. Kau tidak akan bermain sepanjang waktu, atau hampir sepanjang waktu. Kau memiliki tugas-tugas dan hal itu harus diselesaikan sebelum kau bermain.
Kebahagiaan Anne sudah memenuhi dirinya, dan Matthew membuat kebahagiaan itu meluap. Dia baru saja tiba dari perjalanan ke toko di Carmody, dan dengan malumalu dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari sakunya dan memberikan itu kepada Anne, dengan tatapan Marilla yang mengawasi dengan galak.
Kudengar kau mengatakan bahwa kau menyukai gulagula karamel cokelat, jadi aku membawakanmu sedikit, Matthew berkata.
Huh, dengus Marilla. Permen itu akan merusak gigi
Kau boleh memakannya, karena Matthew sudah pergi dan membelinya. Sebaiknya, dia membawakanmu permen pedas. Itu lebih baik. Jangan membuat dirimu mual dengan memakannya sekaligus saat ini.
Oh, tidak, tentu saja tidak, jawab Anne dengan tegas. Aku hanya akan memakannya satu malam ini, Marilla. Dan aku bisa memberi Diana setengahnya, iya, kan" Setengah jumlah gula-gula cokelat akan dua kali terasa lebih manis bagiku jika aku berbagi dengannya. Begitu menyenangkan untuk berpikir bahwa aku memiliki sesuatu untuk kuberikan kepadanya.
Ketika Anne sudah naik ke kamarnya di loteng, Marilla berkata, Untuk seorang anak kecil, kuanggap dia tidak serakah. Aku senang, karena selama ini aku sangat membenci keserakahan pada seorang anak kecil. Ya ampun, baru tiga minggu dia tinggal di sini, dan tampaknya dia telah berada di sini dalam waktu yang sangat lama. Aku tidak bisa membayangkan tempat ini tanpa kehadirannya. Nah, jangan memberiku tatapan aku-sudah-mengatakannya, Matthew. Sudah cukup buruk jika seorang perempuan yang melakukannya, dan aku masih bisa tahan. Tapi, jika seorang lelaki yang melakukannya, aku tak bisa tahan. Aku benarbenar bersedia mengatakan bahwa aku senang telah memutuskan untuk memelihara anak itu. Dan aku mulai menyukainya, tapi jangan kau ungkit-ungkit hal itu, Matthew Cuthbert.
Kebahagiaan dalam Penantian Dengan derap langkah cepat yang terdengar dari jendela barat, Anne berlari dari halaman. Matanya bersinar, pipinya merona merah muda, rambutnya yang tergerai hingga ke pundak begitu bercahaya.
Oh, Marilla, dia berkata, hampir tidak sempat bernapas, akan ada piknik sekolah Minggu, minggu depan di lahan milik Mr. Harmon Andrew, tepat di sebelah Danau Riak Air Berkilau. Dan Mrs. Bell serta Mrs. Rachel Lynde akan membuat es krim bayangkan itu, Marilla Es Krim! Dan, oh, Marilla, bolehkah aku ikut"
Coba lihat jam berapa sekarang, Anne, jika kau tak keberatan. Jam berapa aku menyuruhmu pulang"
Jam dua tapi rencana piknik itu sangat menyenangkan ya, Marilla" Kumohon, bolehkah aku ikut" Oh, aku belum pernah piknik aku pernah membayangkan piknik, tapi aku tak pernah
Ya, aku menyuruhmu pulang jam dua tepat. Dan sekarang sudah jam setengah tiga. Aku ingin tahu mengapa kau tidak mematuhiku, Anne.
Oh, aku tidak bermaksud begitu, Marilla, betul! Tapi kau pasti tak tahu seberapa mengagumkannya Alam
piknik itu kepada Matthew. Matthew adalah seorang pendengar yang baik. Bolehkah aku ikut"
Kau harus belajar untuk menahan kekaguman kepada Hutan-apa pun nama yang kau sebutkan. Jika aku menyuruhmu pulang pada waktu tertentu, itu berarti kau harus pulang tepat waktu, bukan setengah jam setelahnya. Dan kau juga harus berhenti untuk berbicara terus-menerus dengan caramu sendiri terhadap pendengar yang baik. Tentang piknik, tentu saja kau boleh ikut. Kau adalah siswa sekolah Minggu, dan aku tidak akan melarangmu pergi ketika semua gadis kecil lain juga pergi.
Tapi tapi, Anne tergagap, Diana berkata bahwa setiap orang harus membawa sekeranjang bekal makanan. Aku tidak bisa memasak, seperti yang kau ketahui, Marilla. Dan dan aku tidak keberatan untuk pergi piknik tanpa gaun berlengan menggelembung, tapi aku pasti akan sangat malu jika aku harus pergi tanpa membawa keranjang bekal. Hal itu terus-menerus mengganggu pikiranku sejak Diana mengatakannya.
Yah, hal itu tidak akan lagi mengganggu pikiranmu. Aku akan membuatkanmu sekeranjang bekal.
Oh, kau benar-benar Marilla yang sangat murah hati. Oh, kau betul-betul baik kepadaku. Oh, aku sangat berterima kasih kepadamu.
Dengan kalimat-kalimat berawalan oh , Anne menghamburkan diri ke dalam pelukan Marilla padahal Marilla tidak berniat memeluknya dan mengecup pipi pucatnya dengan sangat antusias. Baru pertama kali dalam hidupnya, sepasang bibir kanak-kanak telah menyentuh wajah Marilla dengan sukarela. Kembali, sebuah sensasi kebahagiaan yang manis tiba-tiba menggetarkannya. Diamdiam Marilla sangat menyukai sifat penuh kasih Anne yang
dengan dingin: Nah, nah, aku tak peduli dengan kecupan omong kosongmu. Aku akan segera melihatmu melakukan tugasmu dengan baik. Dan untuk memasak, aku akan mulai memberimu pelajaran beberapa hari kemudian. Tapi, pikiranmu begitu mudah melayang Anne. Aku telah menunggu untuk melihat apakah kau akan sedikit sadar dan belajar untuk tetap begitu sebelum aku mulai mengajarimu memasak. Kau harus selalu berada dalam kesadaran penuh bahwa kau sedang memasak, dan tidak boleh berhenti di tengah-tengah pekerjaanmu untuk membiarkan pikiranmu mengembara ke mana-mana. Sekarang, ambillah jahitan percamu dan selesaikan sebuah kotak sebelum waktu minum teh.
Aku tidak suka jahitan perca, kata Anne dengan sangat merana, mencari keranjang jahitannya dan sambil mendesah duduk di depan tumpukan kain-kain merah dan putih yang berbentuk belah ketupat. Kupikir beberapa jenis jahitan memang menyenangkan, tapi tidak ada ruang imajinasi dalam menjahit kain perca. Itu hanyalah sambungan demi sambungan yang dijahitkan, dan pekerjaan itu tampaknya tak akan pernah berubah. Tapi, tentu saja aku lebih suka menjadi Anne dari Green Gables yang menjahit kain perca daripada Anne dari tempat lain yang tidak melakukan apa-apa selain bermain. Kuharap waktu akan lewat dengan cepat ketika menjahit kain perca, sama seperti ketika aku sedang bermain dengan Diana. Oh, kami benar-benar mengalami waktu bersama yang sangat elegan, Marilla. Aku harus menyimpan hampir semua imajinasiku,
benar sempurna dalam segala hal. Kau tahu lahan sempit di seberang sungai kecil yang berada di antara tanah kita dan tanah Mr. Barry" Lahan itu milik Mr. William Bell, dan tepat di sudutnya ada sekumpulan pohon birch putih yang melingkar itu adalah tempat yang paling romantis, Marilla. Diana dan aku bermain rumah-rumahan di sana. Kami menamai tempat itu Alam Membisu. Bukankah itu sebuah nama yang puitis" Aku betul-betul membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memikirkannya. Hampir sepanjang malam aku terjaga sambil berbaring di tempat tidur sebelum menemukannya. Kemudian, tepat ketika aku akan jatuh tertidur, nama itu muncul bagaikan inspirasi. Diana sangat terkesima ketika mendengarnya. Kami telah menghiasi rumah mainan kami dengan elegan. Kau harus berkunjung untuk melihatnya Marilla maukah kau" Kami memiliki batubatu yang sangat besar, semua tertutup oleh lumut, yang digunakan sebagai tempat duduk. Juga papan-papan di antara pepohonan untuk rak. Dan kami menyimpan semua peralatan makan kami di atasnya. Tentu saja, semuanya memiliki bagian yang pecah, tapi membayangkan bendabenda itu sempurna adalah hal yang paling mudah di dunia. Ada sebuah piring dengan corak taburan bunga ivy merah dan kuning yang sangat cantik. Kami menaruhnya di ruang tamu, seperti juga sebuah gelas peri. Gelas peri itu secantik impian. Diana menemukannya di hutan, di belakang kandang ayamnya. Permukaan benda itu dipenuhi pelangi hanya pelangi kecil mungil yang belum tumbuh besar dan ibu Diana mengatakan bahwa benda itu berasal dari pecahan lampu gantung yang pernah mereka miliki. Matthew akan membuatkan meja untuk kami. Oh, kami menamakan kolam bundar kecil di tanah Mr. Barry dengan nama Danau Dedalu. Aku menemukan nama itu dari buku
yang menggetarkan, Marilla. Tokoh utamanya seorang wanita yang memiliki lima kekasih. Seharusnya kita sudah puas dengan seorang saja, iya, kan" Ia sangat cantik dan mengalami banyak sekali penderitaan. Ia selalu bisa pingsan dengan mudah. Aku sangat ingin bisa pingsan, apakah kau juga, Marilla" Hal itu sangat romantis. Tapi aku benar-benar sangat sehat meskipun sangat kurus. Tapi aku yakin, aku bertambah gemuk. Apakah kau pikir memang begitu" Aku melihat siku tanganku setiap bangun pagi untuk melihat apakah ada lekukan yang muncul. Diana memiliki gaun baru berlengan hingga ke siku. Dia akan mengenakan gaun itu saat piknik nanti. Oh, aku benar-benar berharap, hari Rabu depan adalah hari yang indah. Kurasa aku tidak dapat menahan kekecewaan jika ada sesuatu yang mencegahku mengikuti piknik. Jika ternyata aku tak bisa ikut, kupikir aku bisa menerimanya. Tapi aku yakin, itu akan menjadi kesedihan sepanjang hidupku. Tak peduli jika aku mengikuti ratusan piknik dalam tahun-tahun berikutnya; hal itu tidak akan berpengaruh jika aku melewatkan piknik yang satu ini. Mereka akan berperahu di Danau Riak Air Berkilau dan es krim juga, seperti yang sudah kukatakan kepadamu. Aku belum pernah merasakan es krim. Diana mencoba untuk menerangkan seperti apa rasanya, tapi kukira es krim adalah salah satu hal yang berada di luar ruang lingkup imajinasi.
Anne, kau sudah berbicara selama sepuluh menit sejak tadi, kata Marilla. Sekarang, demi segala rasa penasaranmu, coba lihat apakah kau bisa diam selama waktu yang sama.
Anne membisu seperti yang Marilla perintahkan. Tetapi, seminggu itu dia membicarakan, memikirkan, dan memimpikan piknik. Hujan turun pada hari Sabtu dan dia
hingga hari Sabtu, sehingga Marilla memberinya kain-kain perca tambahan untuk membuatnya bisa mengendalikan kegugupan.
Pada hari Minggu, dalam perjalanan pulang dari gereja, dia mengaku bahwa antusiasmenya memudar ketika pendeta mengumumkan acara piknik itu dari podium.
Rasanya punggungku merinding dari atas ke bawah, Marilla! Kupikir aku tidak akan benar-benar percaya hingga tiba saatnya piknik itu benar-benar terjadi. Aku selalu ketakutan jika aku hanya membayangkannya saja. Tapi, ketika seorang pendeta mengatakan sesuatu di podium, kau harus benar-benar percaya hal itu.
Kau membiarkan hatimu terlalu melambungkan banyak harapan, Anne, kata Marilla sambil mendesah. Aku khawatir, kau akan sering sekali mengalami kekecewaan selama hidupmu.
Oh, Marilla, menunggu-nunggu sesuatu merupakan setengah kenikmatan dari melakukannya, sahut Anne. Kita mungkin tidak akan mengalami peristiwa itu, tapi tidak ada yang bisa mencegahmu bergembira saat menunggununggunya. Mrs. Lynde berkata, Terberkatilah mereka yang tidak berharap apa-apa, karena mereka tak akan kecewa. Tapi kupikir, tidak mengharapkan apa-apa lebih buruk daripada harus merasa kecewa.
Hari itu Marilla memakai bros batu kecubungnya ke gereja, seperti biasa. Marilla selalu memakai bros batu kecubung-nya ke gereja. Dia berpikir bahwa tidak memakainya adalah tindakan yang tidak menghormati sesuatu yang sakral sama buruknya seperti lupa membawa alkitab atau uang sumbangan. Bros batu kecubung itu adalah barang milik Marilla yang paling berharga. Seorang
kepada ibunya, yang kemudian mewariskannya kepada Marilla. Bros itu berbentuk oval dan klasik, berisi sebuah jalinan rambut ibunya, dikelilingi oleh batu-batu kecubung sangat indah yang berjajar. Marilla tidak tahu apa-apa tentang batu-batu berharga untuk menyadari seberharga apa batu kecubung itu; tapi dia berpikir bahwa batu-batu itu sangat indah dan selalu menyadari dengan bahagia kilau ungu bros itu di lehernya, di atas gaun satin cokelatnya yang terbaik, bahkan meskipun dia tidak bisa melihatnya.
Anne begitu terpesona dengan kekaguman penuh cinta ketika pertama kali melihat bros itu.
Oh, Marilla, ini adalah bros yang benar-benar elegan. Aku tak tahu bagaimana kau bisa memerhatikan khotbah atau doa jika kau memakainya. Aku tahu, aku tidak akan mampu. Kupikir batu kecubung benar-benar manis. Aku biasanya membayangkan intan seperti bentuk batu kecubung itu. Dulu sekali, ketika aku belum pernah melihat berlian, aku mencoba untuk membayangkan bagaimana bentuknya. Kupikir, berlian adalah batu-batu ungu yang berkilauan indah. Ketika aku melihat berlian yang sebenarnya pada cincin seorang wanita suatu hari, aku begitu kecewa hingga aku menangis. Tentu saja, benda itu sangat indah, tapi bukan seperti itu bayanganku tentang intan. Apakah kau bersedia membiarkan aku memegang bros ini sebentar, Marilla" Apakah kau pikir batu kecubung itu sebenarnya merupakan jiwa-jiwa bunga violet yang indah"
Pengakuan Anne Anne, dia berkata kepada manusia kecil yang sedang mengupas kacang polong di meja yang tak bernoda sambil menyanyikan Nelly dari Lembah Hazel dengan semangat dan ekspresi yang telah Diana ajarkan, apakah kau melihat bros batu kecubungku" Kukira aku telah menyematkannya di bantalan jarumku ketika pulang dari gereja kemarin malam, tapi aku tidak bisa menemukannya di mana-mana.
Aku aku melihatnya siang tadi ketika kau pergi ke Pertemuan Penggalangan Dana Amal, jawab Anne, suaranya agak pelan. Aku melewati pintu kamarmu dan melihat bros itu di bantal, jadi aku masuk untuk melihatnya. Kau menyentuhnya" tanya Marilla dengan serius. Ya-a-a, Anne mengaku, aku mengambil dan menyematkannya di dadaku untuk melihat bagaimana penampilanku.
Hal itu sama sekali bukan urusanmu. Itu adalah kelakuan yang amat salah dari seorang gadis kecil. Pertama, seharusnya kau tidak masuk ke kamarku dan kau tidak boleh menyentuh bros yang bukan milikmu. Di mana kau menaruhnya"
Oh, aku menaruhnya kembali di rak. Aku hanya menyentuhnya sebentar. Sebenarnya, aku tidak bermaksud melakukan itu, Marilla. Kupikir masuk ke kamarmu dan
aku tahu hal itu salah dan aku tak akan pernah melakukannya lagi. Itulah salah satu kelebihanku. Aku tak pernah melakukan kesalahan yang sama dua kali.
Kau tidak mengembalikannya ke tempat semula, kata Marilla. Bros itu tidak ada di rak. Kau mungkin membawanya ke suatu tempat, Anne.
Aku menaruhnya kembali, bantah Anne dengan cepat agak tidak sopan, pikir Marilla. Aku hanya tidak ingat apakah aku menyematkannya kembali di bantalan jarum atau meletakkannya di wadah keramik. Tapi aku benar-benar yakin, aku mengembalikannya.
Aku akan mencarinya sekali lagi, kata Marilla, berniat untuk menyelidiki hal ini. Jika kau mengembalikannya, seharusnya benda itu masih ada di sana. Jika tidak, aku tahu kau tidak mengembalikannya. Itu saja!
Marilla pergi ke kamarnya dan mencari dengan teliti, tidak hanya di rak, tetapi di setiap tempat yang dia pikir bros itu bisa tercecer. Tetapi, dia tidak menemukannya, jadi dia kembali ke dapur.
Anne, bros itu hilang. Menurut pengakuanmu sendiri, kau adalah orang terakhir yang memegangnya. Sekarang, apa yang kau lakukan dengan benda itu" Ceritakan sejujurnya kepadaku. Apakah kau membawanya keluar dan menghilangkannya"
Tidak, aku tidak melakukannya, jawab Anne dengan sungguh-sungguh, tatapannya menentang tatapan marah Marilla. Aku tidak pernah membawa bros itu keluar dari kamarmu dan itulah kejadian yang sebenarnya, jika aku bisa mengingat semuanya meskipun aku tidak terlalu yakin
Kata begitulah yang keluar dari mulut Anne maksudnya untuk menekankan pernyataannya, tetapi Marilla menganggapnya suatu pertunjukan kebandelan.
Aku yakin kau mengatakan kebohongan, Anne, dia berkata dengan tajam. Aku tahu itu. Sekarang, jangan katakan apa-apa lagi, kecuali jika kau telah siap untuk mengatakan yang sebenarnya. Naiklah ke kamarmu dan tinggallah di sana hingga kau siap untuk mengaku.
Apakah aku harus membawa kacang polong ini juga" tanya Anne dengan sopan.
Tidak, aku akan menyelesaikan mengupasnya sendiri. Lakukan apa yang kuminta.
Ketika Anne sudah pergi, Marilla mengerjakan semua tugas malam harinya dengan perasaan yang tidak enak. Dia mengkhawatirkan brosnya yang berharga. Bagaimana jika Anne menghilangkannya" Dan betapa bandelnya anak itu, menyangkal telah mengambilnya, ketika seseorang bisa tahu bahwa dia yang melakukannya! Dengan ekspresi tidak bersalah juga!
Aku tak tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya, pikir Marilla, ketika dia mengupas kacang polong dengan gugup. Tentu saja, kupikir dia tidak bermaksud mencurinya atau semacam itu. Dia hanya membawanya bermain atau memakainya untuk membantu imajinasinya berkembang. Dia pasti mengambilnya, itu sudah jelas, karena tidak ada orang lain di ruangan itu sejak dia masuk, berdasarkan pengakuannya sendiri, hingga aku naik malam ini. Dan bros itu hilang, itu sangat pasti. Kupikir dia menghilangkannya dan sangat takut akan mendapatkan hukuman. Sungguh buruk dia telah mengatakan suatu kebohongan. Itu lebih buruk daripada kehilangan kendali yang pernah dia alami.
ada seorang anak di rumahmu, yang tak bisa kau percayai. Ketidakjujuran dan kebohongan itulah yang dia tampilkan. Ternyata, aku lebih sedih akan hal itu daripada kecewa karena brosku yang hilang. Jika saja dia berkata jujur tentang hal itu, aku tak akan terlalu kesal.
Marilla kembali ke kamarnya beberapa kali sepanjang malam dan mencari bros itu, tetapi tetap tidak menemukannya. Kunjungan sebelum tidur ke kamar loteng timur juga tidak menghasilkan apa-apa. Anne tetap bersikeras, menyangkal bahwa dia mengetahui keberadaan bros itu. Tetapi, Marilla malah lebih yakin bahwa Anne berkata bohong.
Dia menceritakan hal itu kepada Matthew besok paginya. Matthew juga berpikir keras tentang hal itu dan kebingungan; dia tidak bisa kehilangan kepercayaan terhadap Anne begitu cepat, tetapi dia harus mengakui bahwa situasi membuat Anne tersudut.
Kau yakin bros itu tidak jatuh ke belakang rak" hanya itu saran yang bisa dia ajukan.
Aku telah menggeser rak dan mengeluarkan laci-laci, dan aku telah mencari di setiap celah dan lubang, Marilla menjawab dengan pasti. Bros itu hilang, dan anak itu pasti telah mengambilnya serta berbohong tentangnya. Itu adalah kenyataan sebenarnya yang menyedihkan, Matthew Cuthbert, dan kita harus menghadapinya.
Yah, hmm, apa yang akan kau lakukan untuk menghadapinya" tanya Matthew dengan muram, diamdiam merasa bersyukur karena Marilla, bukan dirinya, yang harus berhadapan dengan situasi seperti itu. Kali ini, dia
Dia akan tinggal di kamarnya hingga dia mengaku, kata Marilla dengan muram, mengingat kesuksesan cara ini dalam kasus sebelumnya. Lalu kita akan tahu. Mungkin kita bisa menemukan bros itu jika dia mengatakan di mana dia menaruhnya, tapi tetap saja dia harus dihukum, Matthew.
Yah, hmm, kau memang harus menghukumnya, kata Matthew sambil meraih topinya. Aku tidak akan melakukan apa-apa, kau ingat, kan" Kau sendiri yang telah memperingatkanku.
Marilla merasa ditolak oleh semua orang. Bahkan dia tidak mampu pergi ke rumah Mrs. Lynde untuk meminta saran. Dia naik ke loteng timur dengan wajah yang sangat serius, dan meninggalkan kamar itu dengan wajah yang lebih serius lagi. Anne tetap menolak untuk mengaku. Dia bersikeras, menyatakan bahwa dia tidak mengambil bros itu. Anak itu tampaknya tadi menangis, dan Marilla merasa iba kepadanya, tetapi dia berusaha keras tidak menampilkannya. Tetapi pada malam hari, perasaan iba itu semakin menjadi-jadi, membuat Marilla tak bisa menahan diri untuk mengungkapkannya.
Kau akan tetap tinggal di kamar hingga kau mengaku, Anne. Kau bisa memikirkannya dengan sungguh-sungguh, dia berkata dengan tegas.
Tapi acara piknik akan berlangsung besok, Marilla, ratap Anne. Kau tak akan melarangku ikut piknik, kan" Kau akan mengizinkanku keluar hanya pada siang itu saja, kan" Aku akan tetap di sini selama yang kau mau, dengan penuh kerelaan hati, setelah itu. Tapi, aku harus ikut piknik.
kau mengaku, Anne. Oh, Marilla, Anne tersedu.
Tetapi, Marilla sudah pergi dan menutup pintu. Pada Rabu pagi, fajar merekah dengan terang dan indah, seakan hari itu memang khusus diperuntukkan bagi acara piknik. Burung-burung berkicau di sekitar Green Gables, bunga-bunga lily Madonna di taman menguarkan wewangian yang diterbangkan angin ke setiap pintu dan jendela, serta memenuhi seisi lorong dan ruangan, bagaikan anugerah yang sangat indah. Pohon-pohon birch di lembah melambaikan dahan-dahannya dengan gembira, seakan mengamati sapaan selamat pagi Anne yang biasanya dia lakukan dari loteng timur. Tetapi, Anne tidak berada di depan jendelanya. Ketika Marilla membawa sarapannya ke atas, dia melihat anak itu duduk dengan sopan di tempat tidurnya, pucat dan seperti memikirkan sesuatu, dengan bibir yang terkatup rapat dan mata yang berkilat. Marilla, aku siap untuk mengaku.
Ah! Marilla meletakkan baki sarapan. Sekali lagi, caranya telah berhasil; tetapi kesuksesan itu membuat hatinya pedih. Aku akan mendengar apa yang akan kau katakan, Anne.
Aku mengambil bros batu kecubung itu, kata Anne, seperti mengulangi pelajaran yang telah dia hafalkan. Aku mengambilnya, seperti yang kau katakan. Aku tidak bermaksud mengambilnya ketika masuk ke kamarmu. Tapi, bros itu tampak begitu indah, Marilla. Ketika aku menyematkannya di dadaku, sebuah godaan yang sangat sulit ditolak menerpaku. Aku membayangkan betapa menggetarkannya jika aku membawanya ke Alam Membisu dan berperan sebagai Lady Cordelia Fitzgerald. Pasti lebih mudah membayangkannya jika aku benar-benar memakai
membuat rangkaian kalung dari tanaman roseberry, tapi, apa bagusnya roseberry dibandingkan dengan batu kecubung" Jadi, aku mengambil bros itu. Kupikir aku bisa mengembalikannya sebelum kau pulang. Aku berputar ke jalan besar untuk menghabiskan lebih banyak waktu. Ketika akan berjalan di jembatan untuk menyeberangi Danau Riak Air Berkilau, aku melepaskan bros itu untuk melihatnya sekali lagi. Oh, betapa indahnya bros itu bersinar di bawah sinar mentari! Kemudian, ketika aku bersandar di pagar jembatan, bros itu terlepas dari jari-jariku begitu saja dan jatuh jatuh jatuh, dengan nuansa ungu yang berkilauan, kemudian tenggelam selamanya di dasar Danau Riak Air Berkilau. Itulah usaha terbaikku untuk mengaku, Marilla.
Marilla merasakan hatinya membara lagi karena amarah. Anak itu telah mengambil dan menghilangkan bros batu kecubungnya yang berharga, lalu sekarang duduk di sana dengan tenang, menceritakan detail-detail kejadiannya tanpa sedikit pun perasaan bersalah atau menyesal.
Anne, itu begitu buruk, dia berkata, mencoba untuk berbicara dengan tenang. Kau adalah anak yang paling nakal yang pernah kukenal.
Ya, mungkin memang begitu, Anne mengakui dengan tenang. Dan aku tahu aku harus dihukum. Sudah menjadi tugasmu untuk menghukumku, Marilla. Tapi, kumohon, bisakah kau melakukannya segera" Aku ingin pergi piknik dengan pikiran yang betul-betul tenang.
Piknik, yang benar saja! Kau tak akan ikut piknik hari ini, Anne Shirley. Itu adalah hukuman bagimu. Dan itu bahkan tidak sebanding dengan setengah dari yang telah kau lakukan!
Tidak ikut piknik! Anne langsung berdiri dan
boleh ikut! Oh, Marilla, aku harus ikut piknik. Itulah alasan mengapa aku mengaku. Hukumlah aku semaumu, tapi jangan melarangku ikut piknik. Oh, Marilla, kumohon, tolonglah, izinkan aku ikut piknik. Bayangkan tentang es krim! Kau harus tahu, mungkin aku tak akan memiliki kesempatan lain untuk merasakan es krim.
Marilla melepaskan cengkeraman tangan Anne dengan penuh keteguhan hati.
Kau tidak perlu memohon, Anne. Kau tak akan ikut piknik dan itu adalah keputusan akhir. Tidak, tidak perlu mengatakan apa-apa lagi.
Anne menyadari bahwa Marilla tidak akan berubah pikiran. Dia mengatupkan kedua tangannya, melolong nyaring, kemudian membenamkan wajahnya ke tempat tidur, menangis dan meronta-ronta karena kekecewaan dan keputusasaan yang sangat hebat.
Ya Tuhan! Marilla menghela napas, keluar dari kamar itu. Aku yakin anak itu gila. Tidak ada anak waras yang akan bertingkah seperti itu. Jika tidak gila, pasti dia sangat nakal. Oh, Tuhan, aku khawatir Rachel memang benar waktu itu. Tapi aku telah memutuskan hal itu dan tidak akan berubah pikiran.
Itu adalah pagi yang menyedihkan. Marilla bekerja dengan kesal, menyikat lantai beranda dan rak penyimpanan susu, ketika dia tidak bisa melakukan hal lainnya. Baik rak maupun beranda tidak perlu dibersihkan tetapi Marilla harus melakukannya. Kemudian, dia keluar dan menyapu halaman.
Ketika makan siang sudah siap, dia pergi ke tangga dan memanggil Anne. Wajah yang berlinang air mata muncul,
tangga. Turunlah untuk makan siang, Anne.
Aku tidak ingin makan siang, Marilla, jawab Anne sambil terisak. Aku tidak bisa makan apa-apa. Hatiku hancur. Kau akan merasa menyesal suatu hari, kuharap begitu, karena telah menghancurkan hatiku, Marilla. Tapi, aku memaafkanmu. Ingatlah bahwa aku telah memaafkanku saat kau merasakannya. Tapi, jangan paksa aku untuk makan apa pun, terutama daging rebus dan sayur-sayuran. Daging rebus dan sayuran betul-betul makanan yang sangat tidak romantis bagi seseorang yang sedang menderita.
Dengan kesal, Marilla kembali ke dapur dan menceritakan semua masalahnya kepada Matthew, yang menderita karena berada dalam kebimbangan antara rasa keadilan dan rasa simpatinya yang tidak beralasan kepada Anne.
Yah, hmm, dia pasti tidak mengambil bros itu, Marilla, atau dia mengarang cerita tentang hal itu, dia berpendapat, dengan sedih mengamati sepiring penuh daging rebus dan sayuran yang tidak romantis, bagaikan dia merasakan hal yang sama dengan Anne, berpikir bahwa makanan itu tidak cocok untuk menghibur perasaan sedih. Tapi dia seorang anak kecil yang istimewa anak kecil yang menarik. Apakah kau pikir tidak terlalu keras padanya, melarangnya ikut piknik, padahal dia sangat ingin pergi"
Matthew Cuthbert, aku benar-benar heran kepadamu. Kupikir selama ini aku terlalu lunak kepadanya. Dan tampaknya dia tidak menyadari betapa nakalnya dia itu yang paling membuatku khawatir. Jika dia benar-benar
kau tidak menyadarinya juga; kau selalu membela dia sepanjang waktu aku bisa melihatnya.
Yah, memang, dia adalah anak kecil yang istimewa, Matthew mengulangi dengan pelan. Dan kadang-kadang kita harus memakluminya, Marilla. Kau tahu, dia tidak pernah merasakan dimanjakan sebelumnya.
Yah, dia mendapatkannya sekarang, sergah Marilla. Sergahan itu membuat Matthew terdiam, tetapi tidak membuatnya yakin. Makan siang itu sangat menyedihkan. Satu-satunya hal ceria hanyalah Jerry Buote, anak lelaki yang bekerja di pertanian; dan Marilla menganggap keceriaan itu sebagai olok-olok pribadi.
Ketika peralatan makan sudah dicuci, roti manis disimpan, dan ayam-ayamnya sudah diberi makan, Marilla mengingat bahwa dia menyadari sebuah tonjolan kecil di balik syal berenda hitamnya yang terbaik, ketika dia melepaskannya Senin siang, setelah kembali dari Pertemuan Penggalangan Dana Amal yang khusus untuk para wanita. Dia pergi ke kamar dan mencarinya.
Syal itu berada di sebuah kotak di petinya. Ketika Marilla mengangkatnya, di bawah cahaya mentari yang bersinar di antara pohon pinus yang berbaris rapat di luar jendela, sesuatu tersangkut di syalnya sesuatu yang bersinar dan berkilauan dalam beberapa sisi yang bercahaya ungu. Marilla menggenggamnya dengan terkesiap. Itu adalah bros batu kecubungnya, penitinya tersangkut di jalinan renda!
Ya Tuhan, desah Marilla bingung, apa artinya semua ini" Brosku ada di sini dengan selamat, padahal kupikir benda ini berada di dasar Danau Barry. Apa maksud gadis kecil itu dengan mengatakan dia mengambil lalu menghilangkannya" Kunyatakan, aku yakin Green Gables sudah tersihir. Aku ingat sekarang, ketika aku melepaskan
Kupikir, bros itu pasti tersangkut di sana, entah bagaimana. Baiklah!
Marilla langsung naik ke loteng timur sambil menggenggam bros. Anne sedang menangis dan duduk dengan sedih di depan jendela.
Anne Shirley, kata Marilla dengan sungguh-sungguh. Aku baru saja menemukan brosku tergantung di syal hitamku yang berenda. Sekarang, aku ingin tahu apa maksudmu menceritakan kisah panjang tadi pagi.
Yah, kau bilang kau tidak mengizinkanku keluar hingga aku mengaku, Anne menjawab dengan lemas, jadi aku memutuskan untuk mengaku, karena aku sangat ingin ikut piknik. Aku memikirkan sebuah pengakuan tadi malam setelah aku berbaring di tempat tidur. Aku mengucapkannya berulang-ulang agar tidak melupakannya. Tapi, kau sama sekali tidak mengizinkan aku ikut piknik, jadi semua usahaku sia-sia saja.
Marilla ingin sekali tertawa keras-keras. Tetapi, akal sehat mencegahnya melakukan itu.
Anne, kau betul-betul membuat masalah! Tapi aku salah aku tahu itu sekarang. Seharusnya aku tidak meragukan kata-katamu, karena aku tidak tahu apakah kau hanya mengarang atau tidak. Tentu saja, tidak benar untuk mengakui sesuatu yang tidak kau lakukan itu sangat tidak benar. Tapi, aku membuatmu melakukan hal itu. Jadi, jika kau memaafkanku, Anne, aku akan memaafkanmu dan kita seri. Sekarang, siapkan dirimu untuk piknik.
Pusaka Jala Kawalerang 7 Satu Cinta Seluas Angkasa Karya Petrus Hepi Witono Dadu Setan 2

Cari Blog Ini