Hus Hus Buku 2 Crescendo Karya Becca Fitzpatrick Bagian 5
Jadi dia masih melindungiku" Tentu. Hanya saja dari balik layar. Siapa yang menugaskan dia untukku" Rixon mengangkat bahu. Para penghulu malaikat. Bagaimana caranya agar mereka tahu aku ingin malaikat yang lain" Dengan Patch tidak berjalan baik. Persisnya sejak kami putus. Tidak berjalan baik" Bahkan membuatku tidak tahan. Sebentar dia menyentuhku kemudian menghilang, aku melihatnya tapi tidak bisa memilikinya, semua ini membuatku menderita.
Dia menjalankan ibu jarinya di bibir. Aku bisa memberitahukan apa yang kuketahui. Tapi kemungkinan besar informasi itu sudah usang. Sudah lama sekali aku tidak berada di lingkungan itu. Ironisnya kau sudah siap" kau harus melakukan sumpah darah. Kau bercanda"
Sayat telapak tanganmu lalu jatuhkan beberapatetes darah ke tanah. Bukan di karpet atau
371 semen di tanah. Kemudian kau bersumpah, kau tidak takut menumpahkan darahmu sendiri. Dari tanah kau berasal, ke tanah kau akan pergi. Dengan mengucapkan sumpah itu, kau melepaskan hakmu mendapatkan perlindungan malaikat. Itu juga sebuah pernyataan bahwa kau menerima nasibmu tanpa bantuan langit. Jangan lupa, aku tidak menyarankanmu melakukannya. Mereka memberimu malaikat, dan alasannya baik. Kalangan langit merasa kau dalam bahaya. Dalam hal, ini aku hanya mengikuti naluriku. Tapi kupikir itu lebih dari sekadar firasat paranoid.
Bukan berita baru. Aku bisa merasakan kegelapan menekan duniaku, mengancam akan menelannya. Bagaimana seandainya orang yang mengejarku adalah malaikat pelindungku" tanyaku pelan.
Rixon tertawa. Patch" Dari nada bicaranya, pertanyaanku sangat menggelikan. Jelaslah, Rixon selalu bersama Patch. Kalaupun Patch bersalah, Rixon tetap di sampingnya. Kesetiaan buta di atas segalanya.
Jika dia berusaha menyakitiku, adakah yang tahu" tanyaku. Penghulu malaikat" Malaikat kematian" Dabria tahu apabila ajal seseorang sudah dekat. Bisakah malaikat kematian yang lain menghentikan Patch sebelum terlambat"
372 Kalau kau meragukan Patch, kau bicara dengan orang yang salah. Nada suaranya dingin. Aku lebih mengenalnya dibandingkan dirimu. Dia menjalankan tugasnya sebagai pelindung dengan serius.
Tapi jika Patch ingin membunuhku, dia akan menjadi pembunuh yang sempurna. Bukankah begitu" Dia malaikat pelindungku. Tugasnya menjaga keselamatanku. Tidak ada yang akan mencurigainya& .
Tapi dia punya kesempatan membunuhku. Dan itu tidak digunakan. Dia justru mengorbankan satu-satunya hal yang paling dia inginkan demi menyelamatkan aku. Tubuh manusia. Tentu itu tidak akan dilakukannya jika dia ingin membunuhku.
Bukankah begitu" Aku menepis kecurigaanku. Rixon benar. Mencurigai Patch adalah sesuatu yang menggelikan.
Apakah dia berbahagia dengan Marcie" Aku menutup mulut dengan tangan. Pertanyaan itu meluncur begitu saja. Pipiku bersemu merah.
Rixon mengawasiku, berpikir keras sebelum menjawab. Patch sudah seperti keluarga bagiku. Aku mencintainya seperti saudara. Tapi dia tidak tepat untukmu. Aku tahu itu, dia tahu, dan jauh di lubuk hatimu, rasanya kau pun tahu. Barangkali kau tidak suka mendengarnya, tapi dia dan Marcie punya kesamaan.
373 Patch seharusnya boleh sedikit bersenang-senang. Dan dia bisa. Marcie tidak mencintainya. Tidak ada yang dilakukan cewek itu yang akan membuat penghulu malaikat memberi peringatan kepada Patch.
Kami terdiam. Aku berusaha keras meredam emosiku. Dengan kata lain, aku membuat penghulu malaikat memberi peringatan. Perasaanku terhadap Patch-lah yang membuat mereka menyoroti kami. Bukan ucapan atau perbuatan Patch. Tetapi aku. Berdasarkan penjelasan Rixon, Patch tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah membalas perasaan cinta. Aku tidak mau menerimanya. Aku ingin Patch menyayangiku sebesar aku menyayanginya. Aku tidak mau berpikir selama ini aku tidak lebih dari hiburan baginya, sekadar pengisi waktu.
Ada satu pertanyaan lagi yang ingin kuajukan. Jika hubunganku dengan Patch masih baik, aku akan bertanya langsung kepadanya. Tapi sekarang itu tidak mungkin. Bagaimanapun, seperti Patch, Rixon tergolong orang yang tahu banyak. Dia tahu hal-hal yang tidak diketahui orang lain. Terutama yang menyangkut malaikat terbuang dan Nephilim. Dan jika ada sesuatu yang tidak diketahuinya, dia bisa mencari tahu jawabannya. Sekarang satu-satunya jalanku untuk mengetahui siapa sebenarnya Black Hand hanyalah melalui Rixon.
374 Aku membasahi bibir dan memutuskan mengajukan pertanyaan itu. Kau pernah mendengar tentang Black Hand"
Tubuh Rixon menjadi tegang. Dia mengawasiku tanpa berkata-kata, kemudian ekspresi wajahnya tampak terhibur. Ini lelucon" Aku sudah lama tidak mendengar nama itu. Kupikir Patch tidak suka disebut seperti itu. Kalau begitu, diakah yang memberitahumu nama itu"
Rasa dingin yang membeku merasuki hatiku. Aku nyaris memberitahukan Rixon soal amplop berisi cincin dan catatan bahwa Black Hand-lah yang membunuh ayahku. Tetapi, aku begitu terkejut sehingga responsku berbeda. Black Hand adalah julukan Patch"
Itu julukannya selama bertahun-tahun. Sebelum aku mulai memanggilnya Patch. Dia tidak suka julukan itu. Rixon menggaruk-garuk pipi. Itu terjadi ketika kami menjadi orang suruhan Raja Prancis. Operasi hitam abad kedelapan belas. Tugasnya ringan, tapi upahnya memuaskan.
Pipiku serasa ditampar. Momen ini terasa tidak seimbang, miring ke satu sisi. Kata-kata Rixon seakan sesuatu yang tidak kupahami. Seolah-olah dia berbicara dalam bahasa asing yang tidak kumengerti. Aku langsung diliputi keraguan. Jangan Patch. Bukan dia yang membunuh ayahku.
375 Perlahan berbagai keraguan-keraguan mulai menepi, digantikan oleh pikiran-pikiran lain. Aku mendapati diriku memilah-milah fakta. Menganalisis bukti. Ketika aku memberikan cincinku kepada Patch malam itu. Ketika aku mengatakan cincin itu dari ayahku. Dia berkeras tidak bisa menerimanya, nyaris keras kepala. Nama Black Hand pun muncul. Cocok, nyaris terlalu cocok. Aku berusaha meredam emosi dalam-dalam dan memilih kata-kata selanjutnya dengan sangat hati-hati.
Kautahu apa yang paling kusesali" kataku. Aku berusaha mengucapkannya setenang mungkin. Ini sesuatu yang paling bodoh. Mungkin kau akan tertawa. Demi lebih meyakinkan, aku memaksa diriku tertawa. Dari mana tawa itu berasal, aku tidak tahu. Aku meninggalkan sweter kesukaanku di rumahnya. Sweter dari Oxford sekolah impianku, aku menjelaskan. Sweter itu sangat berarti bagiku. Karena ayahku yang membelikannya ketika dia ke Inggris.
Kau ke tempat Patch" Sepertinya dia benar-benar terkejut.
Cuma sekali. Ibuku di rumah. Jadi kami ke tempatnya untuk menonton film. Sweter itu tertinggal di sofa. Aku tahu, jalan yang kutempuh ini berbahaya. Semakin banyak aku mengungkapkan informasi tentang rumah Patch, semakin besar kemungkinan ada sesuatu
376 yang tidak sinkron. Dan penyamaranku akan terbongkar. Tetapi di lain pihak, kalau aku terlalu samar, janganjangan Rixon berpikir aku berbohong.
Aku terkesan. Dia tidak suka alamatnya diketahui orang.
Dan apa alasannya" tanyaku dalam hati. Apa yang dia sembunyikan" Kenapa hanya Rixon yang boleh memasuki tempat keramatnya" Apa yang bisa dia ungkapkan kepada Rixon, tetapi tidak kepada orang lain" Apakah dia tidak membolehkan aku masuk karena dia tahu aku akan melihat sesuatu yang membuat rahasianya terbongkar" Bahwa dialah yang bertanggung jawab atas kematian ayahku"
Aku sangat berharap dapat memiliki sweter itu kembali, kataku. Entah bagaimana, aku merasa diriku tidak di sini. Seolah-olah aku mengawasi diriku sendiri sedang berbicara dengan Rixon dari jarak beberapa kaki. Seseorang yang lebih kuat, lebih cerdas, dan terkendali itulah yang mengeluarkan kata-kata dari mulutku. Bukan aku. Aku hanya gadis yang merasa dirinya hancur berkeping-keping seperti pasir di bawah kakinya.
Datang saja pagi-pagi. Patch keluar pagi hari. Tapi kalau kau sampai di sana jam enam tiga puluh, mungkin kau masih bisa bertemu dengannya.
Aku tidak mau melakukannya saat dia ada.
377 Kau ingin aku saja yang mengambilkan sweter itu jika lain kali aku ke sana" Aku berencana ke sana besok malam. Paling lambat akhir pekan ini.
Lebih cepat lebih baik. Ibuku terus menanyakan sweter itu. Patch memberikan kunci rumahnya kepadaku. Asalkan dia tidak mengubah kunci, aku masih bisa masuk. Masalahnya, hari sudah malam ketika kami ke sana. Aku tidak ingat jalannya.
Swathmore. Dekat distrik industri. Aku merekam informasi itu dalam otak. Kalau tempatnya dekat distrik industri, aku berani taruhan dia tinggal di salah satu gedung apartemen batubata di ujung Old Town Coldwater. Tidak banyak pilihan lain. Kecuali dia menetap di salah satu pabrik tak terpakai atau gubuk di tepi sungai yang biasa ditempati pengembara. Tapi rasanya itu tidak mungkin.
Aku tersenyum, berusaha terlihat santai. Aku tahu tempatnya di dekat sungai. Lantai atas, kan" kataku berspekulasi. Rasanya Patch tidak akan suka mendengar langkah kaki tetangga di atasnya.
Yeah, kata Rixon. Nomor tiga empat. Menurutmu Patch akan pulang malam ini" Aku tidak mau tertangkap basah. Terutama kalau dia bersama Marcie. Aku cuma ingin mengambil sweter lalu pergi.
378 Rixon terbatuk. Tidak, kau akan aman. Dia menggaruk-garuk pipi dan menatapku dengan sorot mata gugup, nyaris iba. Sebenarnya Vee dan aku akan menonton bersama Patch dan Marcie malam ini.
Tulang punggungku kaku. Udara dalam paru-paruku sepertinya berkurang jauh& dan kemudian, setelah aku merasa seluruh emosiku terkendali dengan baik, aku berkata dengan jernih lagi. Apakah Vee tahu" Aku masih mencari jalan untuk memberitahunya. Memberi tahu apa"
Rixon dan aku menoleh saat Vee tiba-tiba muncul dengan sekotak minuman kaleng.
Ehmm kejutan, kata Rixon. Aku punya rencana rahasia malam ini.
Vee nyengir. Kasih aku petunjuknya dong! Please" Rixon dan aku berpandangan, tapi aku mengalihkan mata. Aku tidak mau ikut campur. Lagi pula aku sudah mengambil keputusan. Pikiranku otomatis tertuju ke informasi baru. Malam ini. Patch dan Marcie. Kencan. Apartemen Patch akan kosong.
Aku harus ke sana. ***** 379 T iga JaM kEMUdian, bagian dEpan paha vEE
merah terbakar, bagian atas kakinya matang, dan wajahnya seperti kepiting rebus. Rixon sudah pergi satu jam lalu. Vee dan aku mengangkut payung dan perlengkapan pantai lainnya ke jalan kecil yang menjadi cabang Old Orchard Street.
Aku merasa aneh, kata Vee. Seperti orang yang akan pingsan. Mungkin aku terlalu banyak memakai baby oil.
380 Aku juga merasa agak pusing dan kepanasan. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan cuaca. Rasa pening merambah ke tengah tengkorak kepalaku. Aku terus berusaha menelan rasa tidak enak di mulut. Tetapi semakin aku berusaha, perutku semakin mual. Nama Black Hand berputar-putar di kepalaku seolah ingin mendapatkan perhatian penuh. Bahkan, menancapkan paku-pakunya ke rasa peningku setiap kali aku berusaha mengabaikannya.
Rasanya aku tidak bisa memikirkannya sekarang, di depan Vee. Dia pasti mengira aku akan merusak momen seperti waktu itu. Aku harus mengatasi rasa sakit itu lebih lama lagi. Melemparkannya ke udara setiap kali ia mengancam akan merobohkan aku. Aku berpegangan kepada keputusasaan, menghindari sesuatu yang tak terelakkan selama yang kubisa. Patch. Black H and. Tidak mungkin.
Vee berhenti. Apa itu"
Kami berdiri di halaman parkir, di belakang toko buku, beberapa kaki dari Neon. Dan kami menatap lempengan logam yang dikaitkan ke ban belakang. Rasanya itu kait mobil, kataku.
Aku tahu. Tapi kenapa ada di mobilku" Sepertinya pengumuman itu serius. Bahwa yang melanggar akan diderek.
381 Jangan sok pintar. Apa yang harus kita lakukan" Hubungi Rixon" usulku.
Dia tidak akan senang kalau harus kembali lagi ke sini. Bagaimana dengan ibumu" Sudah pulang" Belum. Bagaimana dengan orangtuamu" Vee duduk di tikungan, membenamkan wajah dalam kedua tangannya. Butuh uang banyak untuk melepas kait itu. Habislah riwayatku. Ibuku akan mengirimku ke biara.
Aku duduk di samping Vee, memikirkan jalan keluarnya bersama-sama.
Apa kita tidak punya teman lain" tanya Vee. Siapa yang bisa kita mintai tumpangan tanpa membuat kita merasa kelewat bersalah" Aku tidak akan merasa bersalah jika menyuruh Marcie jauh-jauh ke sini. Tapi aku yakin dia tidak mau. Terutama untuk kita. Kau kan berteman dengan Scott. Bisakah kau memintanya menjemput kita" Tunggu sebentar& bukankah itu Jip Patch"
Aku mengikuti arah pandangan Vee ke seberang jalan. Mobil itu masuk ke Imperial Street, dan benar saja, itu adalah Jip Commander hitam mengilat. Jendela-jendelanya dicat sehingga memantulkan cahaya matahari yang benderang.
382 Jantungku berdegup kencang. Aku tidak bisa meminta bantuan Patch. Tidak di sini. Tidak ketika satu-satunya yang mencegahku menangis terisak-isak adalah bendungan yang telah dirancang dengan hatihati, tapi sekarang fondasinya retak. Bahkan, semakin parah setiap detik.
Dia ada di sini, kata Vee. Kirim SMS, katakan kita tidak bisa pulang. Aku mungkin tidak suka kepadanya. Tapi kalau urusan pulang, rasanya aku bisa memanfaatkannya.
Aku lebih memilih mengirim SMS kepada Marcie daripada Patch. Kuharap Vee tidak menangkap nada aneh, hampa, kecewa, dan enggan dalam suaraku. Black H and& Black H and& bukan Patch& tolong, bukan Patch& hanya kesalahan, ada penjelasan& . Sakit kepalaku tak tertahankan. Seolah-olah tubuhku sendiri memberi peringatan agar aku menghentikan pikiran itu demi keselamatanku sendiri.
Lalu siapa lagi yang bisa kita telepon" kata Vee. Kami sama-sama tahu siapa yang bisa kami telepon. Tidak seorang pun. Kami ini orang-orang membosankan yang tidak punya teman. Tak seorang pun yang berutang budi kepada kami. Satu-satunya orang yang akan meninggalkan segalanya demi menyelamatkan aku adalah orang yang duduk di sebelahku. Begitu juga sebaliknya.
383 Aku kembali memperhatikan Jip itu. Tanpa alasan yang jelas, aku berdiri. Aku akan membawa Jip itu. Aku tidak yakin pernyataan apa yang ingin kusampaikan kepada Patch. Mata dibalas mata" Kau menyakitiku, aku menyakitimu" Atau mungkin, Ini baru permulaan, jika kau punya sangkut paut dengan kematian ayahku& .
Apakah Patch akan marah besar kalau dia tahu kau mencuri Jip-nya"
Aku tidak peduli. Aku tidak mau duduk di sini semalaman.
Firasatku buruk, kata Vee. Dalam keadaan normal saja aku tidak suka Patch. Apalagi kalau dia sedang marah.
Bukannya kau senang berpetualang" Hasrat busuk telah menguasai diriku. Tidak ada yang lebih kuinginkan selain membawa Jip itu dan memberi pelajaran kepada Patch. Aku bahkan membayangkan diriku membenturkan Jip ke pohon. Tidak sampai membuat kantong udara menggembung. Sekadar membuat mobil itu sedikit penyok. Anggap saja kenangan kecil dariku. Suatu peringatan.
Semangat petualanganku mati karena misi bunuh diri kamikaze, kata Vee. Kau akan menyesal setelah dia tahu kaulah yang melakukannya.
384 Logika melarangku melakukannya. Tapi aku tidak bisa mendengarkan otakku lagi. Jika Patch melukai keluargaku, jika dia menghancurkan keluargaku, jika dia berbohong kepadaku
Memangnya kautahu cara menghidupkan mobil tanpa kunci" tanya Vee.
Patch pernah mengajarkannya kepadaku. Vee tampak sangsi. Maksudmu, kau melihat Patch mencuri mobil, dan sekarang kau akan mencoba hal yang sama"
Aku berjalan mantap ke arah Imperial Street. Vee berlari-lari di belakangku. Setelah melihat lalu lintas, aku menyeberang ke Jip itu. Aku mencoba membuka pintunya. Terkunci.
Tidak ada siapa-siapa, kata Vee, membuat corong dengan tangan untuk mengintip. Rasanya kita harus pergi saja. Ayolah, Nora. Jauhi Jip ini.
Kita butuh kendaraan. Kita masih punya dua kaki, yang kiri dan yang kanan. Kakiku sedang ingin olahraga. Keduanya suka berjalan-jalan. Kau gila, ya" jerit Vee.
Aku berdiri dengan ujung payung pantai diarahkan ke jendela pengemudi. Apa" kataku. Kita harus masuk.
385 Letakkan payung itu! Kita akan menjadi tontonan orang kalau kau memecahkan jendela. Ada apa denganmu" katanya, menatapku dengan mata membelalak.
Sebuah gambaran berkelebat dalam kepalaku. Aku melihat Patch berdiri di samping ayahku yang tergeletak. Pistol di tangannya. Bunyi letusan memecah keheningan.
Aku membungkuk, berpegangan ke lutut. Air mataku menggenang. Tanah yang kuinjak seperti berputar, membuatku mual. Keringat menetes dari sisi wajahku. Aku merasa tercekik, seolah-olah seluruh oksigen menguap dari udara. Semakin aku berusaha menghirup udara, semakin paru-paruku lumpuh. Vee berteriak, tapi sepertinya bunyi itu sangat jauh, seolah dari bawah permukaan air.
Tiba-tiba putaran itu berhenti. Aku menghirup napas tiga kali. Vee menyuruhku duduk, meneriakkan sesuatu tentang keletihan akibat cuaca panas. Aku membebaskan diri dari pegangannya.
Aku tidak apa-apa, kataku, mengangkat tangan ketika dia hendak menahan tubuhku lagi. Aku tidak apa-apa.
Untuk membuktikannya, aku membungkuk untuk mengambil tasku yang jatuh. Ketika itulah aku melihat kunci cadangan Jip berkilau di bagian dasarnya. Kunci yang kucuri dari kamar Marcie saat pesta.
386 Aku punya kunci Jip itu, kataku. Ucapan itu bahkan membuatku terkejut.
Vee mengerutkan dahi. Patch tidak pernah memintamu mengembalikannya"
Dia tidak memberikannya kepadaku. Aku menemukannya di kamar Marcie.
Astaga. Aku memasukkan kunci ke lubangnya, masuk, dan duduk di kursi pengemudi. Kemudian aku memajukan kursi, menghidupkan mesin, dan mencengkeram kemudi dengan kedua tangan. Meski cuaca panas, tanganku dingin dan gemetar.
Kau tidak berniat melakukan yang lebih parah lagi kan" Hanya membawa mobil ini pulang" tanya Vee sambil memasang sabuk pengaman. Karena pembuluh nadi di pelipismu berdenyut-denyut, dan terakhir kali aku melihatnya adalah sebelum kau meninju rahang Marcie di Devil s Handbag.
Aku menjilat bibirku yang terasa kering dan lembek sekaligus. Dia memberi kunci cadangan Jip ini kepada Marcie. Aku harus memarkir mobil ini di laut, di kedalaman dua puluh kaki.
Mungkin dia punya alasan, kata Vee gugup.
387 Aku tertawa sinis. Aku tidak akan melakukan apaapa sebelum aku menurunkanmu. Aku membanting setir ke kiri dan melaju di jalan.
Sumpah kau akan menyangkal saat Patch bertanya mengapa kau mencuri Jipnya"
Aku tidak mencuri. Kita tidak bisa pulang. Ini namanya meminjam.
Ini namanya sinting. Aku bisa merasakan kebingungan Vee melihat kemarahanku. Aku bisa menangkap penilaian tidak rasional dari caranya menatapku. Mungkin aku tidak rasional. Mungkin aku melampaui batas. Julukan Black H and bisa saja dimiliki orang lain, pikirku, berusaha meyakinkan diri. Bisa saja, bisa saja, bisa saja, bisa saja. Kuharap semakin banyak aku mengatakannya, semakin aku memercayainya. Tapi ruang dalam hatiku untuk memercayai terasa hampa.
Ayo pergi, kata Vee dengan suara cemas dan takut yang tak pernah kudengar. Kita minum limun di rumahku. Setelah itu, kita menonton TV. Bukankah kau harus kerja malam ini"
Aku hendak mengatakan Roberta tidak menjadwalkan aku malam ini, tapi sesuatu membuatku menginjak rem. Apa itu"
Vee mengikuti arah tatapanku. Dia mencondongkan badan ke depan, mengangkat potongan kain merah
388 muda dari dasbor. Dibentangkannya atasan bikini Prancis itu di antara kami.
Kami saling bertatapan, dan kami membayangkan hal yang sama.
Marcie. Tidak diragukan lagi. Dia di sini bersama Patch. Sekarang. Di pantai. Berbaring di pasir. Melakukan sesuatu yang sudah bisa ditebak.
Kemarahan luar biasa merasuki diriku. Aku benci Patch. Dan aku benci diriku karena menambahkan namaku sendiri ke daftar gadis yang dirayu lalu dikhianatinya. Nafsu membayar kebodohanku membuatku gelap mata. Aku tidak sama dengan gadis lainnya. Dia tidak bisa menyingkirkan aku. Jika dia Black Hand, aku akan tahu. Dan jika dia ada kaitannya dengan kematian ayahku, aku akan membuatnya membayar perbuatannya.
Dia bisa mencari tumpangan untuk pulang, kataku dengan rahang bergetar. Aku menekan gas, ban berdecit di jalan.
Beberapa jam kemudian, aku berdiri di depan lemari es dengan pintu terbuka. Aku memeriksa isinya, mencari sesuatu yang bisa kujadikan makan malam. Tidak menemukan sesuatu yang menggugah selera, aku beralih
389 ke lemari kecil di samping lemari es dan melakukan hal yang sama. Akhirnya pilihanku jatuh ke sekotak pasta dan topeles berisi saus spageti.
Setelah timer pemanas berbunyi, aku mengeringkan pasta, menumpahkannya ke mangkuk, menambahkan saus, lalu menghangatkannya di microwave. Kebetulan tidak ada Parmesan, jadi aku menggantinya dengan keju cheddar. Microwave berdenting, dan aku menyendok lapisan saus dan keju di atas pasta. Saat berbalik untuk membawanya ke meja, aku mendapati Patch sedang bersandar di sana. Hampir saja mangkuk di tanganku jatuh.
Bagaimana kau masuk" tanyaku.
Sebaiknya pintu dikunci. Apalagi ketika kau sendirian.
Sikapnya santai, tapi sorot matanya tidak begitu. Warna hitam mengilat itu menusuk dadaku. Tidak ada keraguan lagi, dia tahu aku yang mencuri Jipnya. Memang sulit untuk tidak curiga, karena mobil itu terparkir di halaman rumahku. Padahal di sekitar rumahku ada begitu banyak tempat yang bisa kugunakan untuk menyembunyikan Jip itu. Karena rumahku berbatasan dengan padang rumput di satu sisi dan hutan yang rimbun di sisi lain. Tak terpikir olehku untuk menyembunyikan Jip. Aku begitu terguncang dan dikuasai kebencian
390 hingga tidak memikirkan apa-apa. Lalu, semuanya mulai terfokus. Kata-katanya yang fasih, matanya yang hitam mengilat, kelihaiannya berbohong dan merayu wanita. Aku telah jatuh cinta kepada setan ini.
Kau membawa Jipku, kata Patch. Kalem, tapi tidak senang.
Vee memarkir mobil di tempat yang tidak seharusnya. Dan mereka memasang kait di mobilnya. Kami harus pulang, dan ketika itulah kami melihat Jipmu di seberang jalan. Telapak tanganku dibasahi keringat. Aku tidak berani mengelapnya. Tidak di depan Patch. Malam ini dia kelihatan berbeda. Lebih tegas, lebih keras. Cahaya remang dari dapur menyentuh tulang pipinya, dan rambut hitamnya yang semrawut karena angin pantai menggantung di dahi. Nyaris menyentuh bulu matanya yang panjang. Mulutnya, yang selama ini kuanggap sensual, terangkat ke satu sisi. Bukan senyum ramah.
Kau tidak bisa menelepon dan meminta bantuanku" tanyanya.
Aku tidak membawa ponsel. Dan Vee"
Dia tidak punya nomormu. Lagi pula aku tidak ingat nomor barumu. Kami tidak tahu bagaimana menghubungimu.
391 Kau tidak punya kunci. Bagaimana kau bisa masuk"
Aku hanya bisa menatapnya. Tatapan seorang pengkhianat. Kunci cadangan.
Dia kelihatan berusaha memastikan apa maksudku. Kami sama-sama tahu, dia tidak pernah memberiku kunci cadangan. Aku menatapnya lekat-lekat. Barangkali dia tahu yang kumaksud adalah kunci Marcie. Tapi sorot matanya tidak menunjukkan bahwa dia tahu. Segala sesuatu pada dirinya begitu terkendali, tidak tertembus, tidak terbaca.
Kunci cadangan yang mana" tanyanya. Ucapannya hanya membuatku semakin marah. Karena aku menyangka dia tahu persis kunci mana yang kumaksud. Memangnya berapa banyak kunci cadangan yang dia punya" Berapa banyak cewek yang menyimpan kunci Jip itu dalam dompet mereka" Pacarmu, kataku. Atau kau masih belum mengerti juga"
Aku tidak tahu. Kau mencuri Jipku sebagai balasan karena aku memberi kunci cadangan kepada Marcie"
Aku mencuri Jipmu karena Vee dan aku membutuhkannya, kataku tenang. Dulu kau selalu ada ketika aku membutuhkanmu. Kupikir itu masih berlaku hingga saat ini. Tapi kelihatannya aku salah.
392 Mata Patch tidak beralih dariku. Bisa jelaskan apa masalahmu yang sebenarnya" Ketika aku tidak menjawab, dia menyeret kursi dapur dari meja. Dia duduk, melipat tangan, santai. Tidak usah terburu-buru.
Black Hand. Itulah persoalannya. Tapi aku takut mengonfrontasi Patch. Karena segala yang mungkin akan kudengar, dan reaksi yang mungkin akan ditunjukkan Patch. Jika aku menuduh dia adalah Black Hand, aku tidak bisa mundur lagi. Aku harus menghadapi kenyataan yang mampu mengguncang jiwaku. Patch mengangkat alis. Mogok bicara" Karena ini berarti kau harus mengatakan yang sebenarnya, kataku. Sesuatu yang tak pernah kaulakukan. Jika dia yang membunuh ayahku, bagaimana dia bisa menatap mataku, mengatakan betapa dia sangat menyesal, tapi tak pernah mengatakan kepadaku yang sebenarnya" Bagaimana dia bisa menciumku, membelaiku, memelukku, padahal itu semua tidak berarti baginya"
Sesuatu yang tidak pernah kulakukan" Sejak kita bertemu, aku tidak pernah berbohong kepadamu. Mungkin kau tidak selalu suka mendengar ucapan yang harus kukatakan. Tapi aku selalu terus terang.
Kau membiarkan aku percaya kau mencintaiku. Itu bohong!
393 Aku mohon maaf kalau kau merasa seperti itu. Dia tidak menyesal. Sorot matanya dingin. Dia benci karena aku menantangnya. Dia ingin aku seperti cewek lainnya. Menghilang ke dalam masa lalunya tanpa meninggalkan bekas sedikit pun.
Kalau kau punya sedikit rasa untukku, kau tidak akan berpaling ke Marcie.
Dan kau tidak akan berpaling ke Scott" Kau lebih memilih yang separuh manusia dibandingkan aku" Separuh manusia" Dia seseorang.
Dia Nephilim. Patch memberi isyarat ke arah pintu depan dengan acuh tak acuh. Jipku lebih bernilai.
Mungkin dia punya perasaan seperti itu terhadap malaikat.
Patch mengangkat bahu, santai dan arogan. Aku sangsi. Jika bukan untuk kita, rasnya tidak akan ada. Monster Frankenstein tidak menyukainya. Dan"
Ras Nephilim berusaha membalas dendam kepada malaikat. Mungkin ini baru permulaan.
Patch mengangkat topinya dan menyusupkan tangan ke rambut. Dari ekspresi wajahnya, aku menangkap kesan, situasi ini jauh lebih berbahaya dari perkiraanku. Apakah tak lama lagi ras Nephilim dapat mengalahkan malaikat terbuang" Tetapi pastinya bukan
394 pada Cheshvan ini. Patch tidak mengatakan kurang dari lima bulan kumpulan malaikat terbuang akan turun, dan akhirnya membunuh puluhan ribu manusia. Tetapi pembawaan dirinya hingga ke tatapan matanya mengisyaratkan sesuatu yang gawat.
Apa yang akan kaulakukan" tanyaku, ketakutan. Patch mengangkat gelas yang telah kuisi air untuk diriku sendiri. Dia menyesapnya. Aku disuruh menjauhi mereka.
Oleh para penghulu malaikat"
Ras Nephilim itu jahat. Seharusnya mereka tidak menghuni bumi. Mereka ada karena kesombongan malaikat terbuang. Penghulu malaikat tidak ada hubungannya dengan mereka. Mereka tidak akan campur tangan dalam persoalan ini.
Dan seluruh manusia yang akan mati" Penghulu malaikat punya rencana tersendiri. Kadang hal-hal yang buruk terjadi sebelum yang baik.
Rencana" Rencana apa" Menonton orang-orang tidak berdosa mati"
Nephilim akan masuk ke dalam perangkap mereka sendiri. Jika manusia harus mati untuk menghapus ras Nephilim, penghulu malaikat akan mengambil risiko itu.
395 Bulu kudukku berdiri. Dan kau setuju dengan mereka"
Aku malaikat pelindung sekarang. Ketaatanku adalah kepada penghulu malaikat.
Api kebencian membakar matanya. Dan sekilas aku percaya itu ditujukan kepadaku. Seolah-olah dia menyalahkan aku karena sekarang dia adalah malaikat pelindung. Sebagai bentuk pertahanan, aku merasakan desiran kemarahan. Apakah dia sudah lupa peristiwa malam itu" Aku mengorbankan nyawa demi dirinya, dan dia menolaknya. Jika dia ingin menyalahkan seseorang, seharusnya bukan aku!
Seberapa kuatkah Nephilim" tanyaku. Cukup kuat. Menjengkelkan, suaranya terkesan masa bodoh.
Mereka bisa menjegal malaikat terbuang pada Cheshvan ini"
Patch mengangguk. Aku menguatkan diri untuk tidak menggigil. Tapi bukan menggigil secara fisik, melainkan psikologis. Kau harus bertindak.
Dia memejamkan mata. Jika malaikat terbuang tidak bisa menguasai Nephilim, mereka akan beralih ke manusia, kataku, berusaha memecah sikapnya yang tidak acuh dan
396 berusaha menyentuh kesadarannya. Kau yang mengatakannya. Puluhan ribu manusia. Mungkin Vee. Ibuku. Mungkin aku.
Patch diam saja. Kau tidak peduli"
Matanya menatap arloji, dan dia beranjak dari kursi. Aku tidak suka terburu-buru ketika ada urusan yang belum selesai. Tapi aku sudah terlambat. Kunci cadangan itu tergeletak dalam mangkuk di samping meja kecil. Patch mengantunginya. Terima kasih untuk kunci ini. Aku telah meminjamkan Jip kepadamu. Itu akan kumasukkan ke dalam utangmu kepadaku. Aku berdiri di antara dia dan pintu. Utangku" Aku mengantarmu pulang dari Z, menurunkanmu dari atap rumah Marcie. Dan sekarang aku membiarkanmu memakai Jipku. Aku tidak memberi bantuan gratis.
Aku yakin dia tidak bercanda. Bahkan, aku sangat yakin dia serius seratus persen.
Kita harus membalas kebaikan satu sama lain. Tapi rasanya aku lebih suka menganggapnya sebagai utang saja. Dia tersenyum mengejek. Benar-benar berengsek.
Aku menyipitkan mata. Kau menikmati semua ini, ya"
Suatu hari aku akan datang untuk menagih utangmu. Pada hari itulah aku akan benar-benar menikmati.
397 Kau tidak meminjamkan Jip, bantahku. Aku mencurinya. Dan itu bukan kebaikan aku merampasnya.
Patch melirik arloji untuk yang kedua kalinya. Kita selesaikan persoalan ini nanti. Aku harus pergi.
Benar, bentakku. Nonton film bersama Marcie. Bersenang-senang sementara duniaku kacau balau. Aku ingin dia pergi, kataku dalam hati. Dia pantas mendapatkan Marcie. Aku tidak peduli. Ingin rasanya melemparnya dengan sesuatu. Atau membanting pintu sekeras-kerasnya begitu dia keluar. Tapi aku tidak akan membiarkan dia pergi sebelum mengajukan pertanyaan yang sangat mengganggu pikiranku. Aku menekan gigiku di dalam mulut agar suaraku tidak parau. Kau tahu siapa yang membunuh ayahku" Suara itu dingin dan terkendali, bukan suaraku sendiri. Akan tetapi, suara seseorang yang seluruh dirinya penuh dengan kebencian, penderitaan, dan tuduhan.
Patch menghentikan langkah.
Apa yang terjadi malam itu" Aku tidak bersusah payah menyembunyikan nada putus asa dalam suaraku.
Setelah diam sesaat, dia menjawab, Caramu bertanya seolah-olah kaupikir aku tahu jawabannya.
Aku tahu kau adalah Black Hand. Kupejamkan mata sedetik, merasa seluruh tubuhku dilanda gelombang mual.
398 Dia menoleh. Siapa yang mengatakan itu" Jadi benar" Aku sadar, kedua tanganku mengepal, tubuhku bergetar hebat. Kau adalah Black Hand. Aku menatap wajahnya, berharap dia membantah. Jam tua di lorong rumahku berdentang keras. Pergi, kataku. Aku tidak akan menangis di depannya. Aku akan menahannya sekuat tenaga. Karena tangisan hanya akan membuatnya puas.
Dia tidak beranjak. Wajahnya dingin, diliputi kemuraman dan pembangkangan.
Jam berdentang memecah keheningan. Satu, dua, tiga.
Aku akan membuatmu menebus perbuatanmu, kataku, suaraku terdengar asing.
Empat, lima. Aku akan menemukan caranya. Kau pantas masuk neraka. Satu-satunya yang bisa membuatku menyesal hanya jika penghulu malaikat menghalangiku. Sorot kemarahan berkilat di matanya.
Kau pantas mendapatkan segala yang menimpamu, kataku. Kau telah berulang kali mencium dan memelukku, padahal selama ini kaulah yang mencelakakan ayahku Tenggorokanku tercekat, dan aku memalingkan wajah. Perasaanku hancur lebur pada saat aku seharusnya terlihat tegar.
399 Enam. Pergi, kataku, suaraku pelan, tapi tidak mantap. Aku mengangkat mata, berniat menatap kepergian Patch dengan sorot kebencian di mataku. Tapi aku sendirian. Aku menatap sekeliling, mengira akan melihatnya pergi dari pandanganku. Tapi dia tidak ada. Keheningan yang aneh mencekam di tengah kegelapan. Dan aku sadar, jam tua itu telah berhenti berdentang.
Bandulnya berhenti berayun antara dentang keenam dan dua belas. Berhenti pada saat Patch pergi untuk selamanya.
***** h t t p 400 S ETElah paTch pERgi, akU MEngganTi bUSana
pantaiku dengan jins dan T-shirt hitam. Kubungkus diriku dengan jaket hitam, hadiah dari pesta Natal eZine tahun lalu. Aku harus masuk ke apartemen Patch. Aku harus melakukannya malam ini sebelum terlambat. Meskipun memikirkan rencana itu saja sudah membuat perutku mual.
Aku bodoh sekali tadi. Mengatakan aku tahu Patch adalah Black Hand. Itu kulakukan dengan sembrono sehingga aku tidak bisa memanfaatkan momen ketika dia
401 terkejut. Sekarang aku sangsi apakah dia menganggapku sebagai ancaman. Boleh jadi janjiku akan mengirimnya ke neraka hanya dianggap lelucon saja. Tapi aku memegang informasi yang selama ini dia tutupi rapat-rapat. Berdasarkan yang kuketahui tentang para penghulu malaikat, Patch tidak akan kesulitan merahasiakan keterlibatannya dalam pembunuhan ayahku dari mereka. Aku tidak bisa mengirimnya ke neraka. Tetapi, penghulu malaikat bisa. Jika aku mendapatkan cara menghubungi mereka, rahasia Patch akan terbongkar. Selama ini para penghulu malaikat sedang mencari alasan untuk melemparnya ke neraka. Well, aku punya alasan itu.
Mataku basah, dan kubiarkan air mata menetes. Dulu aku tidak akan percaya Patch sanggup membunuh ayahku. Gagasan itu menggelikan, absurd bahkan menghina. Tetapi itu hanya menunjukkan betapa pandainya dia menipuku.
Aku yakin Patch menyimpan rahasia di apartemennya. Titik lemahnya ada di sana. Selain Rixon, tidak seorang pun yang diperbolehkannya masuk. Beberapa saat lalu, ketika aku bilang kepada Rixon aku pernah ke sana, dia kelihatan benar-benar kaget. D ia ingin alamatnya tidak diketahui, katanya. Apakah Patch berhasil merahasiakannya dari para penghulu malaikat" Sepertinya hampir mustahil. Tapi Patch terbukti sangat
402 pandai menyingkirkan segala hambatan. Kalau pun ada seseorang yang begitu cakap atau pandai sehingga meremehkan penghulu malaikat, maka dia adalah Patch. Tanpa sengaja aku menggigil saat membayangkan apa yang akan kutemukan di dalam apartemennya. Suatu perasaan menggelitik tulang punggungku, melarangku pergi. Tapi aku merasa berkewajiban menyeret pembunuh ayahku ke pengadilan.
Aku menemukan lampu senter di bawah tempat tidur lalu memasukkannya di saku depan jaket. Saat akan berdiri, mataku menatap buku harian Marcie. Tergeletak di seberang rak buku. Sejenak aku berdebat dalam hati, merasa kesadaranku terbakar. Sambil menghela napas, aku memasukkan buku harian itu ke balik jaket juga. Setelah mengunci pintu, aku keluar.
Aku berjalan kaki satu mil ke Beech, kemudian menumpang bus ke Herring Street. Setelah berjalan kaki ke Keate sepanjang tiga blok, aku naik bus lagi ke Clementine, kemudian berjalan kaki ke perbukitan yang mengarah ke tempat tinggal Marcie. Lingkungan itu terkesan mentereng dibandingkan dengan Coldwater. Aroma rumput yang baru dipangkas dan hydrangeas merebak di udara malam. Lalu lintas benar-benar sepi. Mobil-mobil berdiri dengan rapi di garasi, membuat jalanan tampak lebih lebar, lebih bersih. Jendela rumah-rumah
403 kolonial bercat putih memantulkan cahaya matahari yang belum tenggelam sepenuhnya. Aku membayangkan keluarga yang sedang duduk bersama menikmati makan malam. Aku menggigit bibir, terkejut oleh desiran penyesalan yang tiba-tiba muncul. Keluargaku tidak akan makan bersama lagi. Tiga malam seminggu, aku makan sendirian, atau di rumah Vee. Empat malam selebihnya, ketika Ibu di rumah, biasanya kami makan sambil menonton TV.
Itu semua karena Patch. Aku berbelok ke Brenchley, menghitung rumah sebelum sampai di kediaman Marcie. Toyota 4-Runner miliknya diparkir di depan. Tapi aku tahu, dia tidak di rumah. Patch telah menjemputnya untuk menonton film bersama. Aku menyeberangi halaman rumput, berniat meninggalkan buku itu di serambi. Tetapi, pintu depan tiba-tiba dibuka.
Marcie muncul dengan tas di bahu, kunci di tangan, sepertinya akan pergi. Langkah kakinya terhenti begitu dia melihatku. Mau apa kau ke sini" tanyanya.
Aku membuka mulut, butuh tiga detik sebelum katakata itu meluncur. Ku pikir kau tidak di rumah. Matanya menyipit. Well, aku di sini.
Kupikir kau& dan Patch& Aku nyaris tidak bisa berbicara dengan lengkap. Buku harian itu di tanganku.
404 Tidak terbungkus apa pun. Marcie bisa melihatnya kapan saja.
Dia membatalkan, katanya ketus, seolah itu bukan urusanku.
Kata-kata itu nyaris tidak terdengar. Pada detik kapan pun Marcie akan melihat buku hariannya. Aku merasakan keinginan luar biasa untuk memundurkan waktu. Seharusnya aku memikirkan rencana ini masakmasak. Seharusnya aku memperhitungkan kemungkinan dia ada di rumah.
Dengan gugup aku menoleh ke jalan di belakangku. Seolah-olah itu bisa menjadi juru selamat.
Marcie terperangah, dan kata-kata itu pun keluar dari mulutnya. Apa yang kaulakukan dengan buku harianku"
Aku membalikkan badan, pipiku memerah. Marcie menghampiriku dengan langkah-langkah panjang. Dia merebut buku itu dari tanganku dan secara refleks mendekapnya di dada. Kau kau mengambilnya"
Aku merasa tanganku lemas. Aku mengambilnya saat pesta itu. Aku menggeleng. Perbuatan bodoh. Aku sangat menyesal
Kau membacanya" cecar Marcie. Tidak.
405 Bohong! bentaknya. Kau sudah membaca, kan" Mustahil tidak. Aku benci kepadamu! Apakah hidupmu begitu membosankannya hingga kau memata-matai kehidupanku" Apakah kau membaca semuanya, atau hanya bagian-bagian yang menyangkut dirimu"
Aku hendak membantah mati-matian, tetapi katakata Marcie membuat pikiranku terhenti dan mundur ke belakang. Aku" Apa yang kautulis tentang aku"
Dia melempar buku itu ke belakang, lalu menegakkan bahu. Apa peduliku" katanya, melipat tangan dan melotot ke arahku. Sekarang kau sudah tahu semuanya. Bagaimana perasaanmu setelah tahu ibumu mengganggu suami orang lain"
Aku tertawa, lebih karena tidak percaya, alih-alih marah. Apa"
Kau percaya ibumu bermalam-malam di luar kota" Ha!
Aku meniru postur Marcie. Sejujurnya, ya. Apa dia sudah sinting"
Lalu, bagaimana mobilnya diparkir di jalan sana satu malam seminggu"
Kau salah lihat, kataku, darahku mendidih. Aku yakin Marcie memang memancing kemarahanku. Beraniberaninya dia menuduh ibuku mengganggu suami orang lain. Dengan ayahnya pula. Kalaupun dia lelaki terakhir
406 di planet ini, ibuku pasti tidak mau dengannya. Aku membenci Marcie, dan ibuku tahu itu. Dia tidak tidur dengan ayah Marcie. Dia tidak akan berbuat seperti itu kepadaku. Juga kepada ayahku. Tidak akan.
Taurus krem, nomor pelat X4I24" Suara Marcie dingin.
Jadi kautahu nomor pelat ibuku, kataku setelah beberapa detik, berusaha mengabaikan rasa sakit di dada. Itu tidak membuktikan apa-apa.
Buka matamu, Nora. Orangtua kita sudah saling kenal di SMA. Ibumu dan ayahku. Mereka pasangan.
Aku menggeleng. Bohong. Ibuku tidak pernah bercerita apa pun tentang ayahmu.
Karena dia tidak ingin kau tahu. Matanya berkilat marah. Karena ibumu masih bersamanya. Dia adalah rahasianya.
Aku menggeleng lebih keras, merasa seperti boneka rapuh. Mungkin ibuku sudah kenal ayahmu di SMA. Tapi itu sudah lama sekali. Sebelum dia bertemu ayahku. Kau salah lihat. Itu mobil orang lain. Ketika ibuku tidak di rumah, dia di luar kota, bekerja.
Aku melihat mereka, Nora. Ibumu. Jadi, jangan coba-coba mencari dalih untuknya. Di sekolah dulu, aku menyemprot lokermu. Itu pesan untuk ibumu. Kau tidak paham" desisnya. Mereka tidur bersama.
407
Hus Hus Buku 2 Crescendo Karya Becca Fitzpatrick di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bertahun-tahun. Itu artinya, bisa jadi ayahku adalah ayahmu. Dan kau bisa jadi saudaraku.
Kata-kata Marcie tajam seperti silet di antara kami. Aku bersedekap dan berbalik, merasa tidak tahan lagi. Air mata menggumpal di tenggorokanku, di ujung hidungku. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku berlalu dari sana. Kupikir dia akan menghujat di belakangku, tetapi tidak terdengar apa-apa.
Aku tidak pergi ke apartemen Patch.
Tentunya aku berjalan kaki lagi ke Clementine, melewati halte bus, taman, dan kolam renang umum. Karena yang berikutnya kuingat, aku duduk di bangku yang terdapat di halaman perpustakaan umum. Lampu jalan berbentuk kerucut menerangiku. Malam itu cuaca hangat. Tapi aku merapatkan lutut ke dada. Seluruh tubuhku gemetar. Berbagai teori menakutkan berputarputar dalam kepalaku.
Aku menerawang kegelapan pekat di sekelilingku. Lampu sorot merunduk ke jalan, semakin dekat, terus maju. Suara tawa terbawa dari sebuah jendela yang terbuka di seberang jalan. Kantong-kantong udara sejuk membuat bulu tanganku meremang. Rumput yang terpapar matahari sedari tadi meruapkan aroma yang wangi dan lembap, membuatku merasa tercekik.
408 Aku berbaring di bangku, memejamkan mata di bawah jutaan bintang. Kuletakkan tanganku yang gemetar di atas perut. Jari-jariku terasa seperti ranting membeku. Aku bertanya-tanya, mengapa kehidupan kadang begitu menyebalkan". Mengapa orang-orang yang paling kucintai adalah orang yang paling membuatku kecewa". Siapa yang seharusnya paling kubenci Marcie, ayahnya, atau ibuku.
Jauh di lubuk hati, aku berharap Marcie salah, berharap bisa membuktikan dia salah. Tetapi firasatku mengatakan, aku hanya menyiapkan diri untuk semakin kecewa.
Entah dari mana memori itu berasal, tapi sepertinya sekitar tahun lalu. Mungkin tidak lama sebelum ayahku meninggal& tidak. Sesudahnya. Ketika itu cuaca hangat di musim semi. Pemakaman telah selesai. Periode berkabung telah berakhir, aku kembali bersekolah. Vee mengajakku membolos. Pada masa itu, aku tidak terlalu sering menolak apa pun. Aku setuju. Karena menyangka ibuku di tempat kerja, kami berjalan kaki ke rumah. Barangkali butuh satu jam untuk sampai.
Saat rumah sudah di depan mata, Vee menarikku dari jalan.
Ada mobil di depan rumahmu, katanya. Mobil siapa" Sepertinya Land Cruiser.
409 Itu bukan mobil ibumu. Apakah menurutmu itu mobil detektif" Rasanya tidak mungkin seorang detektif membawa mobil seharga enam puluh ribu dolar. Tapi aku sudah terbiasa menerima kedatangan detektif, sehingga kemungkinan itulah yang pertama terpikir.
Ayo kita dekati. Kami hampir sampai di depan rumah ketika pintu depan dibuka dan suara-suara terbawa udara. Suara ibuku& dan suara yang lebih berat. Suara laki-laki. Vee menarikku ke samping rumah agar tidak terlihat. Kami melihat Hank Millar naik ke Land Cruiser dan melaju pergi.
Astaganaga, kata Vee. Dalam keadaan normal aku akan menyangka ini perselingkuhan. Tapi ibumu orang yang punya prinsip. Kurasa dia berusaha membujuk ibumu membeli mobil.
Dia datang jauh-jauh untuk itu"
Kenapa tidak" Penjual mobil itu usahanya tidak tanggung-tanggung.
Ibuku sudah punya mobil. Ford. Itu kan seperti musuh terparahnya Toyota. Ayah Marcie tidak akan puas sebelum seluruh warga kota ini mengemudikan Toyota& .
410 Aku larut dalam memori. Tapi bagaimana seandainya Mr. Millar bukan sedang menjual mobil" Bagaimana jika mereka aku menelan ludah menjalin asmara"
Sekarang aku harus pergi ke mana" Rumah petani itu seperti bukan rumahku lagi. Aku tidak lagi merasa aman dan terlindungi. Tempat itu terasa seperti kotak kebohongan. Kedua orangtuaku membual dengan cerita tentang cinta, kebersamaan, dan keluarga. Tapi jika kata-kata Marcie benar dan itu yang paling kutakuti maka keluargaku hanya lelucon. Bohong besar. Aku tidak menyangka ini akan terjadi. Bukankah sudah ada sejumlah pertanda" Bukankah aku dikejutkan dengan suatu kenyataan yang diam-diam sudah menjadi kecurigaanku, tapi aku memilih penyangkalan ketimbang fakta yang menyedihkan"
Ini adalah hukuman bagiku karena telah menaruh kepercayaan kepada orang lain. Ini adalah hukuman karena aku mencari kebaikan pada diri orang lain. Meski sekarang membenci Patch, sebenarnya aku iri kepadanya. Karena dia menjaga jarak dari orang lain. Dia sangat curiga terhadap orang lain. Tidak peduli seberapa rendah hati mereka, dia selalu memperkirakan keburukan itu akan datang. Patch begitu keras dan tanpa tedeng aling-aling. Tapi itu membuat orang-orang menghormatinya.
411 Mereka menghormati Patch, dan mereka berbohong kepadaku.
Aku langsung duduk dan memencet nomor telepon ibuku. Meskipun aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Kubiarkan saja kemarahan dan rasa dikhianati menuntunku. Sementara ponsel memperdengarkan nada tunggu, air mata mengalir di pipi. Tetapi cepat-cepat kuhapus. Daguku bergetar, dan setiap otot di tubuhku seperti saling terikat. Kata-kata kasar dan penuh kebencian bermunculan di kepalaku. Aku membayangkan diriku melontarkan kata-kata itu kepada Ibu. Memotong ucapannya setiap kali dia berusaha membela diri dengan kebohongan lain. Dan seandainya dia menangis& aku tidak akan merasa menyesal. Dia pantas merasakan setiap ons kepedihan akibat pilihan yang diambilnya. Tapi Ibu tidak menjawab, hanya voice mail yang berbicara. Dan aku nyaris tidak sanggup menahan diri untuk tidak melempar ponsel jauh-jauh.
Aku menelepon Vee. Sayang, ada sesuatu yang mendesak" Aku bersama Rixon
Aku akan pergi dari rumah, kataku, tidak peduli suaraku menjadi berat karena tangisan. Boleh aku menginap di rumahmu" Sampai aku bisa memutuskan ke mana aku akan pergi.
412 Napas Vee memenuhi telingaku. Apa" Ibuku pulang hari Sabtu. Aku ingin saat itu aku sudah pergi. Boleh aku tinggal di rumahmu akhir minggu ini"
Emm, boleh kutanya Tidak.
Oke, tentu, kata Vee, berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Tidak masalah. Kau boleh menginap di rumahku. Tidak masalah sama sekali. Bilang saja kalau kau sudah siap.
Aku merasa air mataku mengalir deras. Sekarang ini hanya Vee yang bisa kuandalkan. Mungkin saja dia keras kepala, menjengkelkan, dan malas. Tapi dia tidak pernah mendustaiku.
Aku sampai di rumah sekitar pukul sembilan, lalu mengenakan piyama katun. Malam itu tidak dingin, tapi udara begitu lembap hingga terasa ke balik kulitku, membuatku menggigil sampai ke tulang. Setelah menyesap secangkir susu panas, aku naik ke tempat tidur. Hari masih terlalu dini untuk tidur. Tapi aku tidak bisa tidur jika dipaksakan. Pikiranku masih terpecah-pecah. Aku menatap langit-langit, berusaha menghapus enam belas tahun terakhir dan memulai dari awal. Meski sudah
413 berusaha, aku tidak bisa membayangkan Hank Millar sebagai ayahku.
Aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar ibuku. Kubuka peti simpanannya, mencari-cari buku tahunan SMA. Sebenarnya aku tidak tahu apakah Ibu memiliki buku itu atau tidak. Tapi jika punya, kemungkinan besar dia menyimpannya di peti. Jika Ibu dan Hank Millar satu sekolah, boleh jadi ada fotonya. Dan jika mereka berpacaran, mungkin saja Hank Millar menandatangani buku itu dengan cara khusus, untuk menunjukkan rasa cintanya. Tetapi sudah lima menit mencari, buku itu tidak juga kutemukan.
Aku melangkah gontai ke dapur, mencari makanan di lemari. Tapi selera makanku telah hilang. Bagaimana aku bisa makan, sementara kepalaku penuh dengan pikiran bahwa keluargaku hanya bohong besar. Mataku menatap ke pintu depan, tapi aku akan pergi ke mana" Aku merasa tersesat di rumah ini, ingin sekali pergi, tapi tidak punya tujuan. Setelah berdiri selama beberapa menit, aku naik ke kamar tidurku. Berbaring di ranjang dengan selimut ditarik sampai ke dagu, aku memejamkan mata dan mengamati gambar-gambar yang melintas dalam pikiranku. Gambar Marcie. Gambar Hank Millar, yang nyaris tidak kukenal, dan wajahnya hanya bisa muncul setelah aku berusaha keras. Gambar
414 kedua orangtuaku. Gambar-gambar itu bermunculan semakin cepat hingga berkumpul membentuk gabungan tambal sulam yang aneh.
Mendadak gambar-gambar itu mundur ke masa lampau. Satu per satu warna menghilang hingga yang tersisa hanyalah hitam dan putih. Ketika itulah aku tahu, aku telah masuk ke dunia lain.
Aku bermimpi. Aku sedang berdiri di halaman depan. Angin kencang menyapu dedaunan mati dari jalur masuk mobil dan mengumpul di sekeliling tumitku. Sebentuk kerucut awan yang aneh berputar di langit di atas kepalaku, tetapi tidak bergerak turun. Seakan-akan sedang menunggu waktu sebelum menurunkan hujan. Patch duduk di serambi. Kepalanya menunduk, kedua tangannya menggantung di antara lututnya.
Keluar dari mimpiku! bentakku di antara gemuruh angin.
Dia menggeleng. Tidak, sampai kau tahu yang sebenarnya.
Aku mencengkeram atasan piyamaku. Aku tidak ingin mendengar ucapanmu.
Di sini para penghulu malaikat tidak bisa mendengarkan kita.
415 Aku tertawa sinis. Dalam kehidupan nyata, ucapan itu tidak cukup untuk membuatku tertipu sekarang kau melakukannya di sini"
Patch mengangkat kepala. Menipu" Aku berusaha mengatakan yang sebenarnya.
Kau memaksa masuk ke dalam mimpiku, kataku menantang. Kau melakukannya setelah kita ke Devil s Handbag. Dan sekarang kau melakukannya lagi.
Desiran angin tiba-tiba berembus kencang di antara kami. Membuatku sedikit terhuyung ke belakang. Dahan-dahan pohon bergemerisik dan mengerang. Aku menepiskan rambut yang jatuh di wajahku.
Di Jip, setelah kita ke Z, kau bilang kau bermimpi tentang ayah Marcie. Pada malam kau mengalami mimpi itu, aku sedang berpikir tentang dia. Aku ingat persis memori yang kauimpikan, berharap menemukan cara untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Aku tidak tahu, aku sedang berkomunikasi denganmu. Kau membuatku bermimpi seperti itu" Bukan mimpi. Memori.
Aku berusaha mencerna kata-katanya. Jika mimpi itu nyata, berarti Hank Millar tinggal di Inggris ratusan tahun lalu. Memoriku menyurut ke mimpi itu. Suruh penjaga bar mencari pertolongan, kata Hank. Katakan kepadanya dia bukan manusia. Katakan, dia salah satu
416 malaikat iblis yang datang untuk menguasai tubuhku dan menyingkirkan jiwaku.
Apakah Hank Millar Nephilim"
Aku tidak tahu bagaimana aku masuk ke dalam mimpimu, kata Patch. Tapi sejak itu, aku menggunakan cara itu untuk berkomunikasi denganmu. Aku terus berusaha sejak malam kita bertemu di Devil s Handbag. Tapi usaha itu sia-sia, kurasa karena kau tidak membiarkan aku masuk. Beruntung aku bisa berkomunikasi denganmu sekarang.
Karena aku tidak mau kau di dalam kepalaku! Patch turun dari tembok pembatas serambi dan menghampiriku di halaman. Kau harus mengizinkan aku masuk.
Aku memalingkan wajah. Aku mendapat tugas baru untuk Marcie, katanya. Lima detik berlalu sebelum segalanya menjadi jelas. Perasaan mual yang bergejolak di perutku sejak pergi dari rumah Marcie sekarang mencapai titik terhebat. Kau malaikat pelindung Marcie"
Bukan tugas yang menyenangkan. Penghulu malaikat yang menyuruhmu" Ketika mereka menugaskan aku sebagai pelindungmu, mereka sudah menegaskan aku harus menempatkan keselamatanmu di atas segalanya. Mencuri hatimu tidak
417 termasuk di dalamnya. Aku tahu itu. Tapi aku tidak suka kehidupan pribadiku diatur. Mereka mengawasi kita pada malam kau memberikan cincin itu kepadaku. Di Jip. Satu malam sebelum kami putus. Aku ingat. Begitu sadar mereka mengawasi kita, aku pergi. Tetapi akibatnya tetap fatal. Mereka akan mengeluarkan aku begitu menemukan pengganti. Kemudian mereka menugaskan aku melindungi Marcie. Aku pergi ke rumahnya malam itu untuk memaksa diriku menghadapi segala yang telah kulakukan.
Kenapa Marcie" tanyaku getir. Untuk menghukum aku"
Patch menutup mulut dengan tangannya. Ayah Marcie adalah Nephilim generasi pertama, ras murni. Sekarang usia Marcie enam belas. Dia berisiko dijadikan tumbal. Dua bulan lalu, ketika aku berusaha mengorbankan dirimu untuk mendapatkan tubuh manusia tetapi akhirnya menyelamatkan nyawamu, tidak banyak malaikat terbuang yang percaya mereka bisa mengubah nasib. Sekarang aku malaikat pelindung. Mereka tahu itu. Dan mereka tahu itu karena aku menyelamatkan nyawamu. Tiba-tiba saja banyak di antara mereka yang percaya mereka juga bisa mengubah nasib. Entah dengan menyelamatkan manusia dan mendapatkan sayap kembali Patch menarik napas atau dengan
418 membunuh Nephil yang menjadi perantara mereka sehingga tubuh mereka berubah dari malaikat menjadi manusia.
Aku menggali segala pengetahuan yang kumiliki tentang malaikat terbuang dan Nephilim. Dalam Kitab Enoch dijelaskan bahwa malaikat terbuang menjadi manusia setelah membunuh Nephil. Persisnya dengan mengorbankan salah seorang perempuan keturunan perantara mereka. Dua bulan lalu Patch punya rencana yang sama dengan menggunakan aku untuk membunuh Chauncey. Seandainya sekarang malaikat terbuang yang memaksa Hank Millar bersumpah setia ingin menjadi manusia, maka dia harus& .
Menjadikan Marcie sebagai tumbal.
Maksudmu, tugasmu sekarang memastikan malaikat yang memaksa Hank Millar bersumpah, tidak mengorbankan Marcie untuk mendapatkan tubuh manusia, kataku.
Seolah bisa membaca pikiranku hingga tahu pertanyaanku berikutnya, Patch berkata, Marcie tidak tahu. Dia sama sekali gelap tentang hal ini.
Aku tidak mau membicarakan persoalan ini. Aku tidak mau Patch ada di sini. Dia telah membunuh ayahku. Dia telah merampas seseorang yang kucintai, untuk selamanya. Patch tidak ubahnya monster. Tidak ada
419 kata-kata yang bisa diucapkannya untuk membuatku merasa sebaliknya.
Chauncey telah membentuk persaudaraan Nephilim, kata Patch.
Perhatianku langsung beralih. Apa" Dari mana kautahu"
Dia tampak enggan menjawab. Aku memasuki beberapa memori. Memori orang lain.
Memori orang lain" Seharusnya aku tidak kaget lagi. Bagaimana dia bisa menghakimi segala perbuatan buruk yang dilakukannya" Bagaimana dia datang dan mengaku diam-diam telah menyusup ke dalam pikiran orang lain, pikiran yang paling pribadi, lalu berharap aku kagum kepadanya" Atau, bahkan menyangka aku akan mendengarkannya"
Seorang penerus melanjutkan pekerjaan Chauncey. Aku belum bisa mendapatkan namanya, tapi kabarnya dia tidak senang dengan kematian Chauncey. Sekarang dia yang memimpin. Seharusnya itu sudah menghapus penyesalannya atas kematian Chauncey. Tetapi ternyata tidak. Aku curiga dia adalah teman dekat Chauncey, atau kerabatnya.
Aku menggelengkan kepala. Aku tidak mau dengar.
420 Sang penerus telah bersumpah atas kematian Chauncey. Kalaupun aku ingin membantah, niat itu langsung hilang. Patch dan aku bertatapan. Dia ingin sang pembunuh mendapat ganjaran.
Maksudmu, dia ingin aku mendapat ganjaran, kataku, suaraku nyaris tidak terdengar.
Tidak ada yang tahu kau membunuh Chauncey. Dia baru tahu kau adalah keturunannya beberapa saat sebelum kematian Chauncey. Jadi, informasi lainnya kemungkinan besar tidak tahu. Penerus Chauncey mungkin saja berusaha melacak keturunan Chauncey, tapi aku sangsi mereka akan berhasil. Butuh waktu lama bagiku untuk menemukanmu. Dia mendekatiku selangkah, tapi aku mundur. Ketika kau bangun, aku ingin kau berkata kau ingin aku sebagai malaikat pelindungmu lagi. Katakan sungguh-sungguh, agar penghulu malaikat mendengarnya. Dan mudah-mudahan keinginanmu terkabul. Aku melakukan segalanya untuk menjaga keselamatanmu, tapi aku dibatasi. Aku butuh akses yang lebih tinggi ke orang-orang di sekitarmu, ke dalam emosimu, dan segala yang ada dalam duniamu.
Bicara apa dia" Penghulu malaikat telah menemukan malaikat pelindung baru untukku" Inikah sebabnya dia memaksa masuk ke dalam mimpiku malam ini" Karena
421 dia tidak punya akses lagi ke diriku seperti yang dia inginkan"
Aku merasa tangannya di pinggulku, merangkulku sebagai bentuk perlindungan. Aku tidak akan membiarkan apa pun menimpamu.
Tubuhku menjadi kaku dan aku melepaskan diri. Pikiranku benar-benar kacau. D ia ingin si pembunuh mendapat ganjaran. Aku tidak bisa menyingkirkan pikiran itu. Bayangan ada seseorang yang ingin membunuhku benar-benar membuatku mati rasa. Aku tidak mau berada di sini. Aku tidak mau mengetahui hal-hal seperti ini. Aku ingin merasa aman lagi.
Sadar Patch tidak punya niat untuk pergi dari mimpiku, aku mengambil tindakan. Kuhancurkan penghalang mimpi yang tidak terlihat dengan memaksa diriku terjaga. Buka matamu, perintahku dalam hati. Buka!
Patch mencengkeram siku tanganku. Apa yang kaulakukan"
Aku bisa merasa diriku menjadi lebih padu. Aku bisa merasakan kehangatan sepraiku, dan kelembutan bantal di pipiku. Segala aroma yang kukenal dengan baik dan berhubungan dengan kamarku membuatku nyaman.
Jangan bangun, Angel. Dia mengusap rambutku, memegang wajahku, memaksaku menatap matanya.
422 Ada hal lain yang harus kauketahui. Ada alasan penting yang membuatmu harus melihat memorimemori ini. Aku berusaha mengatakan sesuatu yang tidak bisa kukatakan dengan cara lain. Aku ingin kau membayangkan hal itu. Jangan tutup dirimu dariku.
Aku menyentakkan wajah. Kakiku seperti terangkat dari rumput, melayang ke arah kumparan awan. Patch berusaha menarikku, tetapi pegangannya seperti sehelai bulu yang ringan.
Bangun, perintahku kepada diriku sendiri. Bangun. Kubiarkan awan itu menyelimutiku.
***** 423 A kU TERbangUn dEngan MEnghiRUp UdaRa
dalam-dalam. Kamarku diliputi kegelapan. Bulan berkilau seperti bola kristal di ujung jendela. Sepraiku panas dan lembap, kusut di sekeliling kakiku. Jam menunjukkan sembilan tiga puluh.
Beranjak dari tempat tidur, aku menuju kamar mandi, mengisi gelas dengan air dingin dan menenggaknya dengan sekali teguk. Kemudian aku bersandar ke dinding. Aku tidak boleh membiarkan Patch masuk ke dalam mimpiku lagi. Aku berjalan mondar-mandir dia
424 di luar kamar mandi, berusaha keras membuat mataku terbuka lebar. Tapi aku resah. Kalaupun mau, rasanya aku tidak akan bisa tidur.
Beberapa menit kemudian, degup jantungku melambat. Tapi pikiranku tidak mudah ditenangkan. Black Hand. Dua kata itu menghantuiku. Dua kata yang tidak terjangkau, jahat, dan mengancam. Aku tidak bisa membuat diriku benar-benar menghadapinya tanpa merasa duniaku hancur berantakan. Aku tidak ingin penghulu malaikat tahu Patch adalah Black Hand dan pembunuh ayahku. Ini demi melindungiku dari fakta yang memalukan. Aku jatuh cinta kepada seorang pembunuh. Aku membiarkan dia menciumku, membohongiku, dan mengkhianatiku. Seluruh kekuatanku buyar ketika dia menyentuhku dalam mimpi. Dan aku merasa diriku terperangkap dalam jaringnya lagi. Dia masih memiliki hatiku, dan itulah pengkhianatan terbesar. Manusia macam apa yang tidak bisa menggiring pembunuh ayahnya sendiri ke pengadilan"
Patch bilang aku bisa mengatakan kepada penghulu malaikat, aku menginginkannya sebagai malaikat pelindungku lagi. Hanya dengan melafalkan katakata itu. Kalau begitu aku juga bisa berteriak, Patch membunuh ayahku! Biar dia dihukum, dan dengan begitu keadilan ditegakkan. Patch dibuang ke neraka,
425 dan perlahan-lahan aku bisa membangun kehidupanku lagi. Tapi aku tidak bisa mengucapkannya. Kata-kata itu seolah tersangkut di suatu tempat dalam diriku.
Kelewat banyak masalah baru. Mengapa Patch, yang notabene malaikat, berbaur dengan persaudaraan Nephilim" Jika dia adalah Black Hand, mengapa dia yang mengecap anggota baru Nephilim" Bahkan, mengapa dia merekrut mereka" Aneh sekali sepertinya tidak logis. Ras Nephilim membenci malaikat, begitu juga sebaliknya. Dan jika Black Hand adalah penerus Chauncey dan pemimpin persaudaraan yang baru& bagaimana mungkin dia adalah Patch"
Aku memijit batang hidung, merasa kepalaku akan pecah karena memikirkan pertanyaan yang sama terusmenerus. Mengapa segala sesuatu yang mengelilingi Black Hand sepertinya hanya labirin yang berisi pintu jebakan demi pintu jebakan"
Sekarang ini hanya Scott yang bisa kuandalkan untuk mengetahui Black Hand. Dia tahu lebih banyak dari yang diperlihatkannya. Aku yakin itu. Tapi dia kelewat takut bicara. Nada suaranya ketika membicarakan Black Hand kentara benar panik. Aku butuh dia mengungkapkan segala yang diketahuinya. Tapi dia lari dari masa lalu. Tidak ada kata-kata yang bisa membuatnya berbalik
426 dan menghadapi persoalan. Aku menekan dahi dengan telapak tangan, berusaha berpikir jernih.
Aku menelepon Vee. Ada kabar baik, katanya sebelum aku bisa mengucapkan sesuatu dengan nada yang jauh berbeda. Aku berhasil membujuk ayahku ke pantai bersamaku dan melunasi denda untuk melepas kaitan dari mobilku. Sekarang aku bisa kembali beraksi.
Bagus, karena aku butuh bantuanmu. Bantuan adalah nama tengahku.
Aku yakin dulu dia bilang nama tengahnya adalah nakal, tapi aku tidak mau ribut. Maukah kau membantuku memeriksa kamar Scott" Kemungkinan besar Scott tidak akan membiarkan benda yang membuktikan kaitannya dengan persaudaraan Nephilim berada di tempat yang gampang terlihat. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Dia sangat berhasil menyembunyikan masa lalunya dariku. Dan setelah pertemuan terakhir itu, aku tahu dia curiga kepadaku. Kalau aku ingin mengorek keterangan darinya, aku harus bekerja ekstrakeras.
Sepertinya Patch membatalkan kencan ganda kami. Jadi aku bebas, kata Vee, agak kelewat bersemangat. Kusangka dia akan menanyakan apa yang kami cari di kamar Scott.
427 Menyelinap ke kamar Scott tidak akan berbahaya atau menyenangkan, kataku, sekadar memastikan kami sepaham. Kau hanya duduk di dalam Neon di luar apartemennya dan meneleponku jika dia datang. Aku yang akan masuk.
Tidak melakukan pekerjaan mata-mata bukan berarti tidak menyenangkan. Ini seperti menonton film. Hanya saja jagoan di film tidak pernah tertangkap. Tapi dalam kehidupan nyata, kemungkinan besar kau akan tertangkap basah. Mengerti maksudku" Faktor kesenangan itu bisa melalui tangan kedua.
Sepertinya Vee kelewat khawatir aku akan tertangkap basah.
Kau akan mengingatkan aku kalau Scott datang, kan" tanyaku.
Pastilah, Sayang. Kau akan kulindungi. Berikutnya yang kutelepon adalah rumah Scott. Mrs. Parnell yang menjawab.
Nora, senang mendengar suaramu lagi! Scott bilang ada sesuatu yang memanas di antara kalian, imbuhnya dengan nada bersekongkol.
Well, emm Aku memang senang sekali kalau Scott menikah dengan gadis lokal. Aku tidak suka membayangkan dia menikah dengan keluarga asing. Bagaimana jika
428 mertuanya galak" Ibumu dan aku bersahabat. Bisa kaubayangkan, betapa menyenangkannya jika kami merencanakan pernikahan kalian bersama-sama" Tapi aku sudah melantur! Semua ada waktunya, begitu kata pepatah.
Ya, ampun. Scott ada, Mrs. Parnell" Aku punya kabar menarik untuknya.
Aku dengar dia menutup corong bicara di telepon dan berteriak, Scott! Angkat teleponnya! Dari Nora!
Tidak lama kemudian Scott datang. Ibu bisa menutup telepon sekarang. Suaranya terkesan agak curiga.
Sekadar memastikan kau sudah mengangkat, Sayang.
Sudah. Nora punya kabar menarik, katanya.
Jadi, tutup saja teleponnya biar dia bisa menyampaikan.
Terdengar desah kecewa, lalu klik.
Bukannya sudah kubilang, jauhi aku" kata Scott. Kau sudah mendapat band" tanyaku mendesak, berusaha mengendalikan percakapan dan menarik perhatiannya sebelum dia menutup telepon. Belum, katanya dengan nada skeptis.
429 Aku menceritakan kepada teman bahwa kau bermain gitar
Bass. dan dia menyebarkan cerita itu. Singkatnya, ada band yang ingin mendengarkan permainanmu. Malam ini.
Apa nama band-nya" Aku tidak siap dengan pertanyaan itu. Ehmm Pigmen.
Seperti band 1960-an. Kau mau audisi atau tidak" Jam berapa"
Sepuluh. Di Devil s Handbag. Kalau aku tahu gudang yang lebih jauh, itu yang akan kusebut. Tapi sekarang, berarti aku harus melakukan tugasku dalam dua puluh menit. Karena itulah waktu yang dibutuhkan Scott untuk pergi ke sana dan kembali.
Aku butuh nama dan nomor yang bisa dihubungi. Dia semestinya tidak menanyakan itu.
Aku hanya bilang kepada temanku, pesannya akan kusampaikan. Tapi aku tidak menanyakan nama dan nomor telepon anggota band.
Aku tidak mau membuang-buang waktu mengikuti audisi jika aku belum tahu siapa orang-orang ini, bagai430 mana gaya permainan mereka, dan di mana mereka biasa bermain. Apa aliran mereka, punk, indie-pop, metal" Kau apa"
Punk. Aku akan mencari nomor mereka dan menghubungimu lagi.
Setelah memutuskan hubungan telepon dengan Scott, aku menelepon Vee. Aku menawari Scott ikut audisi band malam ini. Tapi dia ingin tahu aliran musik dan di mana mereka bermain. Kalau aku memberi nomormu, maukah kau berpura-pura menjadi pacar salah satu anggota band" Katakan saja kaulah yang selalu menjawab panggilan telepon pacarmu jika dia sedang latihan. Jangan mengarang macam-macam. Pokoknya aliran mereka punk, mereka hebat, dan dia akan menyesal kalau tidak ikut audisi.
Aku mulai menikmati pekerjaan mata-mata seperti ini, kata Vee. Kalau kehidupan normalku membosankan, aku tinggal menguntitmu saja.
Aku sedang duduk di serambi depan sambil merapatkan lutut ke dada saat Vee datang.
Rasanya kita harus mampir di Skippy dulu untuk membeli hot dog, katanya ketika aku masuk ke mobilnya. Aku tidak tahu kenapa, tapi makanan itu memberikan
431 asupan keberanian dalam sekejap. Rasanya aku bisa melakukan apa saja setelah menyantap hot dog.
Itu karena kau ketagihan racun yang ada dalam makanan seperti itu.
Pokoknya kita harus berhenti di Skippy. Aku baru makan pasta.
Pasta tidak terlalu mengenyangkan. Pasta sangat mengenyangkan.
Yeah, tapi tidak ada mosternya dan tidak terlalu enak, bantah Vee.
Lima belas menit selanjutnya, kami meninggalkan Skippy dengan dua hot dog panggang, satu karton besar kentang goreng, dan dua milk shake stroberi.
Aku benci makanan seperti ini, kataku, merasa minyak dari kertas pembungkus hot dog menempel ke tanganku. Tidak sehat.
Begitu juga pacaran dengan Patch. Tapi itu tidak membuatmu berhenti.
Aku tidak menjawab. Seperempat mil dari kompleks apartemen Scott, Vee menepikan mobil di pinggir jalan. Ternyata ada satu persoalan besar. Aku tidak memikirkan lokasi. Deacon Road, tempat kompleks ini berada, adalah jalan buntu. Tidak ada tempat untuk bersembunyi. Begitu Scott melewati jalan ini, dia akan melihat Vee di dalam Neon.
432 Dan dia akan tahu, ada sesuatu yang tidak beres. Aku tidak khawatir Scott mengenali suara Vee di telepon. Yang kukhawatirkan, dia ingat wajah Vee. Dia sudah melihat kami berdua dalam lebih dari dua kesempatan. Bahkan, dia pernah melihat kami membuntutinya dengan Neon. Rasanya rapor Vee tidak terlalu baik di matanya.
Kau harus keluar dari jalan dan parkir di balik semak itu, perintahku kepada Vee.
Vee mencondongkan badan ke depan, menyipit ke kegelapan. Apakah yang di antara aku dan semak itu selokan"
Tidak terlalu dalam. Percayalah kepadaku. Kelihatannya dalam. Yang kita bicarakan ini Neon, bukan Hummer.
Neon tidak terlalu berat. Jika kita terperosok, aku harus keluar dan mendorong.
Vee mengambil ancang-ancang dan melewati bahu jalan. Terdengar bunyi rumput liar terlindas.
Tekan gas lebih kuat! kataku. Gigiku berkeretak saat kami terguncang-guncang di jalan berbatu. Mobil bergerak maju dan terjebak dalam selokan. Ban depannya macet, menyentuh dasar.
Rasanya tidak akan berhasil, kata Vee, menekan gas lebih kuat. Ban berputar tapi posisi mobil tidak
433 berubah. Aku harus melihat si berengsek ini dari sudut yang tepat. Vee membanting setir dan menekan gas lagi. Begitu lebih baik, katanya saat Neon keluar dari selokan dan bergerak maju.
Hati-hati, batu , tapi peringatanku terlambat. Vee menabrak batu besar yang separuh terkubur tanah. Dia menginjak rem dan mematikan mesin. Kami keluar dan menatap ban kiri depan.
Ada yang tidak beres, kata Vee. Apakah ban ini kelihatan normal"
Aku membenturkan kepala ke batang pohon terdekat.
Jadi bannya kempis, kata Vee. Sekarang bagaimana"
Tetap pada rencana semula. Aku menggeledah kamar Scott, kau berjaga-jaga. Telepon Rixon kalau aku sudah kembali.
Aku harus bilang apa"
Ada rusa menyeberang dan kau membanting setir untuk menghindarinya. Akibatnya mobil masuk selokan dan menabrak batu.
Aku suka cerita itu, kata Vee. Kesannya aku penyayang binatang. Rixon pasti suka.
Ada pertanyaan lain" tanyaku.
434 Tidak, sudah paham. Meneleponmu begitu Scott pergi. Meneleponmu lagi jika dia pulang dan mengingatkanmu untuk segera keluar dari sana. Vee menatap alas kakiku. Bukankah kau akan memanjat gedung lalu masuk melalui jendela" Karena kalau begitu, kau butuh sepatu tenis. Bukannya sepatu balet. Kelihatannya memang manis, tapi tidak praktis.
Aku akan masuk melalui pintu depan. Apa yang akan kaukatakan kepada ibu Scott" Tidak penting. Dia menyukaiku. Pasti aku dipersilakan masuk. Aku mengeluarkan hot dog, yang sekarang sudah dingin. Kau mau"
Tidak. Kau akan membutuhkannya. Jika ada masalah, gigit saja hot dog-mu. Sepuluh menit kemudian kau akan merasa hangat dan senang.
Aku berlari kecil menyusuri jalan Deacon selebihnya, menyingkir ke bawah pohon begitu terlihat sosok manusia di jendela apartemen Scott. Dari yang kulihat, Mrs. Parnell ada di dapur, sibuk di antara lemari es dan tempat mencuci piring. Kemungkinan dia sedang membuat hidangan penutup atau meracik kudapan. Lampu kamar Scott menyala, tapi tirai jendelanya tertutup. Tidak lama kemudian, lampu dimatikan dan Scott berjalan ke dapur lalu mencium pipi ibunya.
435 Aku diam menunggu, mengusir nyamuk selama lima menit. Kemudian Scott keluar melalui pintu depan, membawa sesuatu yang sepertinya kotak gitar. Dia menaruh kotak itu di bak Mustang lalu beranjak dari tempat parkir.
Satu menit kemudian, ponselku mengeluarkan nada dering Vee.
Elang sudah meninggalkan sarang, katanya. Aku tahu, kataku. Tetap di tempat. Aku akan masuk.
Aku naik tangga ke pintu depan dan menekan bel. Pintu dibuka, dan begitu Mrs. Parnell melihatku, senyum mengembang di wajahnya.
Nora! katanya, merangkul bahuku dengan sikap yang sangat ramah. Scott baru saja pergi. Dia akan ikut audisi. Terima kasih banyak karena kau sudah repotrepot mengatur rencana ini. Dia akan membuat anggota band terpukau. Lihat saja nanti. Mrs. Parnell mencubit pipiku penuh sayang.
Barusan Scott meneleponku. Lembaran musiknya tertinggal dan dia memintaku mengambilkannya. Sebenarnya dia mau mengambilnya sendiri, tapi khawatir terlambat dan memberi kesan buruk kepada band.
Oh! Ya, tentu saja! Masuklah. Apakah dia bilang lembaran yang mana"
436 Dia menulis beberapa judul.
Mrs. Parnell membuka pintu lebar-lebar. Akan kuantar kau ke kamarnya. Scott pasti jengkel kalau audisi tidak berjalan seperti yang diinginkannya. Biasanya dia sangat teliti, tapi pemberitahuannya mendadak. Aku yakin dia agak kebingungan, kasihan sekali.
Suaranya memang terdengar jengkel, kataku sependapat. Aku akan berusaha secepat mungkin.
Mrs. Parnell memimpinku melewati gang. Saat aku menginjak ambang pintu kamar Scott, ternyata kamar itu sudah berubah total. Pertama-tama, yang menyita perhatianku adalah dinding yang dicat hitam. Terakhir aku ke sana, catnya putih. Poster G odfather dan bendera New England Patriots sudah dicopot. Aroma cat dan Febreze mengisi ruangan.
Maklumi dindingnya, kata Mrs. Parnell. Scott mengalami sedikit gejolak emosional. Pindah tempat tinggal memang berat. Dia perlu lebih sering keluar rumah. Mrs. Parnell menatapku penuh arti. Aku berpura-pura tidak paham.
Jadi itu lembaran musiknya" tanyaku, menunjuk ke tumpukan kertas di lantai.
Mrs. Parnell mengelap tangan dengan celemek. Biar aku bantu mencarikan judulnya.
437 Tidak apa-apa, sungguh. Aku tidak ingin menahanmu. Aku tidak akan lama.
Begitu dia pergi, aku menutup pintu. Kutaruh ponsel dan hot dog Skippy di atas meja di seberang ranjang, lalu aku menghampiri lemari.
Sepasang atasan putih berada di atas tumpukan jins dan T-shirt di rak bawah. Hanya ada tiga kemeja tukang kayu yang tergantung di hanger. Mungkin Mrs. Parnell yang membelikan, karena aku tidak bisa membayangkan Scott memakai flanel.
Di bawah ranjang, aku menemukan satu pemukul alumunium, satu sarung tangan baseball, dan satu tanaman di pot. Aku menelepon Vee.
Ganja itu seperti apa"
Daunnya lima, kata Vee. Scott menanam ganja. Di bawah ranjangnya. Kau terkejut"
Tidak juga, tapi itu menjelaskan mengapa kamar ini beraroma pengharum ruangan Febreze. Aku tidak yakin Scott mengisap ganja, kemungkinan besar dia menjualnya. Dia sangat membutuhkan uang.
Kutelepon lagi kalau menemukan yang lain, kataku. Setelah menaruh ponsel di atas ranjang Scott, aku menyisir ruangan itu pelan-pelan. Tidak banyak tempat persembunyian di sana. Di bawah meja kosong.
438 Ventilasi pemanas kosong. Tidak ada yang diselipkan ke balik selimut. Hampir saja aku menyerah, tetapi sesuatu di atas lemari menarik perhatianku. Ada kerusakan di dinding.
Aku menarik kursi dan menaikinya. Sebuah lubang persegi berukuran sedang tertanam di dinding. Tapi lubang itu ditutup plester sehingga tidak terlihat. Menggunakan gantungan baju, aku berusaha merobek plester. Sepertinya sebuah kotak sepatu Nike warna oranye dijejalkan di sana. Aku meraihnya dengan gantungan, tapi kotak itu malah terdorong semakin dalam.
Dering pelan memecah konsentrasiku. Aku sadar, ponselku bergetar, selimut di ranjang Scott bergerak. Aku tersentak. Vee" jawabku.
Cepat keluar! desisnya panik. Scott menelepon lagi dan menanyakan alamat gudang itu. Tapi aku tidak tahu gudang mana yang kausebutkan. Aku berusaha mengulur waktu dan mengatakan, aku hanya pacar anggota band. Dan aku tidak tahu di mana audisinya. Scott menanyakan tempat latihan band, dan kubilang aku tidak tahu juga. Kabar baiknya, dia menutup telepon, jadi aku tidak perlu berbohong lagi. Kabar buruknya, dia dalam perjalanan pulang. Sekarang. Berapa sisa waktuku"
439 Karena saat melintasi jalan ini dia melaju sekitar seratus mil per jam. Rasanya kau cuma punya waktu semenit. Atau kurang dari itu.
Vee! Jangan salahkan aku kau yang tidak menjawab telepon!
Kejar dia dan ulur waktu. Aku butuh dua menit lagi.
Kejar" Bagaimana" Ban mobil kempis. Dengan kedua kakimu!
Maksudmu olahraga" Sambil mengempit ponsel di bawah dagu, aku menemukan secarik kertas di dalam tas dan mencari pulpen di meja. Jaraknya kurang dari seperempat mil. Cuma satu putaran arena. Cepat! Aku harus bilang apa"
Itu tugas mata-mata cari akal dong. Aku harus pergi. Telepon kututup.
Di mana sih pulpen Scott" Bagaimana dia punya meja tapi tidak ada pulpen, tidak ada pensil" Akhirnya aku menemukan pulpen di dalam tas, lalu aku menulis catatan di secarik kertas yang kuselipkan di bawah hot dog.
Terdengar gemuruh mesin Mustang memasuki halaman parkir.
440 Aku mendekati lemari dan naik ke atas kursi untuk kedua kalinya. Aku berjingkat, mendorong kotak dengan gantungan baju.
Pintu depan dibanting. Scott" Mrs. Parnell menyapa dari dapur. Cepat sekali kau pulang"
Aku menyisipkan kait gantungan ke bawah kotak dan menariknya. Begitu benda itu separuh keluar, gravitasi mengerjakan tugas selebihnya. Kotak itu jatuh ke tanganku. Aku memasukkan kotak ke dalam dan mengembalikan kursi ke tempatnya. Tepat setelah itu pintu didorong.
Mata Scott langsung melihatku. Sedang apa kau" cecarnya.
Aku tidak menyangka kau kembali begitu cepat, kataku lemah.
Audisi itu cuma karanganmu saja, kan" Aku
Supaya aku keluar. Dia menghampiriku dalam dua langkah dan mengguncang tanganku dengan kasar. Kau melakukan kesalahan besar dengan datang ke sini.
Mrs. Parnell muncul di ambang pintu. Ada apa, Scott" Demi Tuhan, lepaskan dia! Dia ke sini untuk mengambilkan lembaran musikmu.
441
Hus Hus Buku 2 Crescendo Karya Becca Fitzpatrick di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia bohong. Aku tidak lupa membawanya. Mrs. Parnell menatapku. Benarkah itu" Aku berbohong, kataku mengakui. Kutelan ludah, berusaha menyuntikkan ketenangan ke dalam suaraku. Sebenarnya, aku ingin mengajak Scott ke pesta Summer Solstice di Delphic. Tapi aku tidak bisa melakukannya secara langsung. Ini benar-benar memalukan. Aku berjalan ke meja dan menawarkan hot dog berikut secarik kertas yang telah kuberi catatan.
Jangan kuper1 1 , Scott membacanya keras-keras. Datanglah ke Summer Solstice bersamaku.
Well" Bagaimana menurutmu" Aku berusaha tersenyum. Kau ingin disebut kuper atau tidak"
Scott mengalihkan tatapan dari catatan itu ke hot dog lalu ke wajahku. Apa"
Well, bukankah ini manis sekali, Mrs. Parnell menimpali. Kau tidak mau dibilang kuper, bukan" Ibu, bisa tinggalkan kami berdua sebentar" Apakah Summer Solstice itu pesta dengan busana formal" tanya Mrs. Parnell. Seperti pesta dansa" Aku bisa melakukan reservasi di Todd s Tuxes Bu.
Oh. Baiklah. Aku kembali ke dapur. Nora, aku harus mengacungi jempol untukmu. Aku tidak tahu kau 1 Wiener, bisa juga berarti sosis Jerman.
442 datang untuk mengajak Scott ke pesta. Kusangka kau benar-benar ingin mengambil lembaran musik. Pintar sekali. Dia mengedipkan mata, lalu keluar setelah menutup pintu.
Aku hanya berdua dengan Scott. Perasaanku tidak tenang.
Apa yang kaulakukan di sini" ulang Scott, suaranya lebih tegas.
Sudah kubilang Aku tidak percaya. Matanya memeriksa kamar. Apa yang kausentuh"
Aku datang untuk memberikan hot dog, sumpah. Aku mencari pulpen di meja untuk meninggalkan catatan. Hanya itu.
Scott menghampiri meja, membuka setiap laci, dan mengaduk-aduk isinya. Aku tahu kau bohong.
Aku mundur ke pintu. Begini saja. H ot dog itu untukmu, tapi lupakan soal Summer Solstice. Aku hanya berusaha bersikap manis. Untuk menebus kejadian kemarin malam. Karena aku merasa bertanggung jawab atas lebamnya wajahmu. Lupakan segala ucapanku.
Scott diam saja. Entah dia percaya atau tidak, aku tidak peduli. Satu-satunya yang kupikirkan hanya bagaimana keluar dari tempat ini.
443 Aku mengawasimu, katanya pada akhirnya. Nada suaranya sangat mengancam. Aku tidak pernah melihat Scott penuh permusuhan seperti itu. Camkan baik-baik. Setiap kali kau merasa sendirian, kau harus berpikir lagi. Aku mengawasimu. Jika aku memergokimu di kamarku lagi, kau mati. Jelas"
Aku menelan ludah. Jelas.
Dalam perjalanan keluar, aku melewati Mrs. Parnell yang berdiri di dekat perapian, sedang menyesap es teh. Dia menelan teh di mulutnya, meletakkan gelas, dan mengejarku.
Scott cukup menarik, ya" katanya. Begitulah.
Kurasa kautahu semua gadis akan berebut menjadi pasangannya ke pesta. Karena itu kau mengajaknya lebih awal.
Summer Solstice itu besok malam. Semua orang yang berniat pergi ke sana sudah punya pasangan. Merasa tidak bisa menjelaskan hal ini kepada Mrs. Parnell, aku memilih tersenyum saja. Terserah mau ditafsirkan seperti apa.
Apakah dia harus mengepas tuksedo" tanyanya. Sebenarnya, pestanya sangat santai. Jins dan kemeja sudah cukup. Kuserahkan kepada Scott untuk memberi tahu ibunya, kami tidak akan pergi bersama-sama.
444 Wajah Mrs. Parnell sedikit kecewa. Well, selalu ada homecoming. Kau belum berencana mengajaknya ke acara itu"
Aku belum memikirkannya. Lagi pula, mungkin Scott tidak mau pergi denganku.
Jangan konyol! Kau dan Scott sangat serasi. Dia tergila-gila kepadamu.
Atau sinting. Aku harus pergi, Mrs. Parnell. Senang bertemu lagi denganmu.
Hati-hati di jalan! katanya, melambaikan tangan. Aku bertemu Vee di tempat parkir. Dia sedang membungkuk, kepalan tangan ditekankan ke lutut. Dia menghirup udara. Bagian punggung bajunya basah dengan keringat.
Penyamaran yang bagus, kataku.
Dia mengangkat wajah, mukanya merah muda seperti daging babi untuk acara Natal. Kau pernah mengejar mobil" katanya terengah-engah.
Aku acungi jempol untukmu. Aku memberikan hot dog kepada Scott dan mengajaknya ke Summer Solstice. Apa hubungannya dengan hot dog"
Aku bilang dia kuper jika tidak pergi denganku. Vee terbahak. Aku akan berlari lebih kencang kalau aku bisa melihatmu menyebut Scott kuper.
445 Empat puluh menit kemudian, ayah Vee menelepon petugas derek. Neon berhasil diangkat kembali ke jalan, setelah itu aku diantarkan sampai ke rumah. Tanpa membuang-buang waktu, aku mengosongkan meja dapur dan mengeluarkan kotak sepatu itu dari tas. Berlapis-lapis selotip menutupinya, hingga nyaris setebal satu inci. Entah apa yang disembunyikan Scott. Yang pasti, dia tidak mau orang lain mengetahuinya.
Aku merobek selotip dengan pisau stik. Kubuka tutupnya, lalu aku mengintip isi kotak. Ada selembar kaus kaki putih di bagian dasar.
Aku menatap kaus kaki itu, merasa hatiku diliputi rasa kecewa. Kemudian aku mengerutkan kening. Kurentangkan mulut kaus kaki sekadar cukup untuk melihat isinya. Lututku gemetar.
Di dalamnya ada sebuah cincin. Cincin Black Hand. *****
446 A kU MEnaTap cincin dEngan pandangan
kosong. Bagaimana mungkin" " Aku tidak tahu maksudnya. Jelas Black Hand punya lebih dari satu cincin. Tapi kenapa Scott memiliki salah satunya" Dan mengapa dia bersusah payah menyembunyikannya"
Dan jika dia begitu malu dengan cap di dadanya, mengapa dia menyimpan cincin yang mungkin membuatnya mendapat tanda itu"
Aku mengeluarkan selo dari lemari kamarku. Cincin Scott kumasukkan ke dalam kantong musik beritsleting,
447 bersama-sama dengan kembarannya. Aku tidak bisa memahami semua ini. Semula aku pergi ke rumah Scott untuk mendapatkan jawaban. Tapi sekarang aku malah semakin bingung.
Ketika jam menunjukkan waktu telah mencapai tengah malam, sekali lagi aku memastikan pintu sudah dikunci. Kemudian aku naik ke tempat tidur. Aku menegakkan bantal dan duduk bersandar, mengecat kuku jari dengan warna biru. Setelah, itu aku mengecat kuku kaki. Aku menghidupkan iPod, dan membaca beberapa bab dari buku kimia. Memang, mustahil menghindari tidur semalaman. Tapi aku ingin menundanya selama mungkin. Aku takut Patch sudah menunggu untuk masuk ke dalam mimpiku.
Aku tidak sadar telah tertidur hingga aku mendengar bunyi berkeresak yang aneh. Aku diam di tempat tidur, memasang telinga untuk mendengar bunyi itu lagi. Tirai jendelaku tertutup, lampu kamarku tidak dinyalakan. Aku turun dari ranjang dan memberanikan diri menatap melalui tirai. Halaman belakang hening. Kosong. Ketenangan yang menipu.
Terdengar decitan pelan di lantai bawah. Aku mengambil ponsel dari meja kecil dan membuka pintu kamar sekadar cukup untuk mengintip. Tidak ada siapa-siapa di lorong. Aku keluar dari kamar, jantungku berdegup
448 sangat kencang sehingga rasanya dadaku akan robek. Aku sudah sampai di ujung tangga ketika bunyi klik yang pelan membuatku berpikir, ada seseorang memutar tombol pintu.
Pintu dibuka. Sesosok tubuh melangkah hati-hati ke tengah kegelapan. Scott di rumahku, berdiri lima belas kaki dariku, di ujung bawah tangga. Aku memegang ponsel erat-erat, merasakan benda itu basah dengan keringat.
Sedang apa kau" sergahku.
Dia mengangkat wajah, kaget. Scott mengangkat kedua tangan sebatas bahu, memberi isyarat dia tidak berbahaya. Kita harus bicara.
Pintu dikunci. Bagaimana kau masuk" Suaraku melengking, bergetar.
Dia tidak menjawab, tapi memang tidak perlu. Scott adalah Nephilim dia luar biasa kuat. Aku tidak akan heran jika saat memeriksa tombol pintu nanti, aku akan mendapatinya rusak karena kekuatan tangannya saja.
Memasuki properti orang lain itu melanggar hukum, kataku.
Begitu juga mencuri. Kau mencuri sesuatu yang menjadi milikku.
Aku membasahi bibir. Kau punya salah satu cincin Black Hand.
449 Bukan milikku. Aku aku mencurinya. Bicaranya yang agak ragu-ragu menunjukkan dia berbohong. Kembalikan cincin itu, Nora.
Tidak, kecuali kau menceritakan semuanya. Kita bisa menempuh jalan kekerasan, kalau kau mau. Scott naik satu anak tangga.
Jangan bergerak! perintahku, berusaha menekan tombol 911 di ponselku. Kalau kau bergerak satu langkah lagi, aku akan menelepon polisi.
Mereka baru akan datang dua puluh menit lagi. Bohong. Tapi kami sama-sama tahu itulah yang benar.
Dia naik satu anak tangga lagi.
Berhenti perintahku. Aku akan menelepon polisi, aku sumpah.
Kau mau bilang apa" Bahwa kau masuk ke kamarku tanpa izin" Bahwa kau mencuri perhiasan berharga" Aku masuk atas izin ibumu, kataku gugup. Dia tidak akan mengizinkan jika tahu kau ingin mencuri sesuatu. Scott naik lagi, anak tangga berderit menahan bobot badannya.
Aku memutar otak untuk mencegahnya mendekatiku. Pada saat yang sama, aku ingin membujuknya untuk menceritakan yang sebenarnya. Kau bohong soal Black
450 Hand. Malam itu, di kamarmu, wow, sandiwaramu luar biasa. Air mata itu nyaris meyakinkan.
Scott tampak berpikir, berusaha mengukur seberapa banyak yang aku ketahui. Aku memang berbohong, katanya pada akhirnya. Aku berusaha mencegahmu masuk lebih dalam. Jangan sampai kau tersangkut dengan Black Hand.
Terlambat. Dia membunuh ayahku.
Black Hand bukan hanya menginginkan kematian ayahmu saja. Tapi aku juga, Nora. Aku butuh cincin itu. Tiba-tiba dia sudah berada di anak tangga kelima.
Kematian" Black Hand tidak bisa membunuh Scott. Dia abadi. Apakah Scott menyangka aku tidak tahu" Dan mengapa dia begitu berkeras mendapatkan cincin itu kembali" Kupikir dia benci pengecapan itu. Sebuah informasi baru mencuat di pikiranku. Tanda cap itu bukan atas paksaan Black Hand, bukan" kataku. Kau menginginkannya. Kau ingin bergabung dengan persaudaraan itu. Kau ingin bersumpah setia. Itulah sebabnya kau ingin tetap memiliki cincin itu. Itu benda keramat, bukan" Apakah Black Hand memberikannya setelah dia mengecapmu"
Tangannya mencengkeram pegangan tangga. Tidak. Aku dipaksa.
Aku tidak percaya. 451 Matanya menyipit. Kaupikir aku akan membiarkan seorang psikopat menempelkan cincin panas membara ke dadaku" Kalau aku bangga dengan cap itu, mengapa aku selalu menutupinya"
Karena persaudaraan itu adalah perkumpulan. Aku yakin kau menganggap pengecapan itu sebagai pengorbanan kecil. Tapi keuntungannya besar, karena kau menjadi bagian dari perkumpulan yang sangat kuat.
Kaupikir Black Hand pernah memberi bantuan kepadaku, sekecil apa pun itu" Nada suaranya marah. Dia itu tengkorak kematian. Aku tidak bisa melarikan diri darinya. Dan percayalah, aku sudah berusaha. Tak terhitung berapa kali.
Aku menyerap penjelasan ini, merasa Scott berbohong lagi. Dia kembali, kataku, menyuarakan pikiran. Setelah dia mengecapmu. Kau bohong. Katamu kau tidak pernah melihatnya lagi.
Tentu saja dia datang kembali! bentak Scott. Dia menelepon malam-malam, atau mengintaiku saat aku pulang kerja, memakai masker ski. Dia selalu Apa yang dia inginkan"
Matanya menguji aku. Kalau aku katakan, apakah kau akan mengembalikan cincin itu"
Tergantung apakah menurutku kau mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
452 Scott menggosok-gosok rambutnya. Aku pertama kali melihatnya saat ulang tahunku yang keempat belas. Dia bilang aku bukan manusia. Aku Nephilim, seperti dia. Dia bilang, aku harus bergabung dengan kelompokku. Dia bilang seluruh Nephilim harus bersatu. Itulah satu-satunya cara untuk membebaskan diri kami dari malaikat terbuang. Scott menatapku, penuh pembangkangan, tapi matanya tampak sangsi. Seolah-olah aku mungkin menyangkanya sebagai orang sinting. Kupikir dia meracau. Kupikir dia berhalusinasi. Aku berusaha menjauhinya, tapi dia terus mendekatiku. Kemudian dia mulai mengancamku. Dia bilang malaikat terbuang akan menghabisi aku begitu usiaku enam belas. Dia selalu membuntuti aku, setelah sekolah dan kerja. Dia bilang dia mengawasiku, dan seharusnya aku berterima kasih.
Lalu dia tahu soal utang judiku. Dia melunasinya, karena menyangka aku akan menganggapnya sebagai bantuan lalu bersedia bergabung dengan kelompoknya. Tapi dia tidak paham. Aku ingin jauh darinya. Kukatakan, aku akan meminta ayahku mencari bantuan hukum agar dia tidak mendekatiku. Tapi dia malah menarikku ke gudang, mengikat tubuhku, dan mengecapku. Dia bilang, hanya itulah yang bisa dia lakukan untuk menjaga keselamatanku. Dia bilang, suatu hari aku
453 akan mengerti dan berterima kasih kepadanya. Nada suaranya mengisyaratkan, hari itu tidak akan datang. Sepertinya dia terobsesi denganmu.
Scott menggelengkan kepala. Dia pikir aku mengkhianatinya. Ibu dan aku pindah ke sini untuk menjauhinya. Ibu tidak tahu soal Nephilim, atau pengecapan. Ibu hanya mengira dia seorang penguntit. Kami pindah, tapi dia tidak membiarkan aku lari. Terutama karena dia khawatir aku akan membuka mulut dan membongkar kultus rahasianya.
Apakah dia tahu kau di Coldwater"
Aku tidak tahu. Karena itulah aku butuh cincin itu. Dia memberikan cincin itu setelah mengecapku. Dia bilang, aku harus menyimpannya dan mencari anggota baru. Kalau cincin itu hilang, sesuatu yang buruk akan menimpaku. Suara Scott agak terguncang. Dia gila, Nora. Dia bisa melakukan apa saja terhadapku. Kau harus membantuku mencarinya.
Dia maju dua langkah lagi. Lupakan. Aku tidak akan mencarinya. Scott menjulurkan tangan. Serahkan cincin itu. Jangan berkelit lagi. Aku tahu benda itu ada di sini.
Tanpa alasan lain kecuali naluri, aku berbalik dan berlari. Kututup pintu kamar mandi lalu kukunci.
454 Ini mulai membosankan, kata Scott di luar. Buka. Dia menunggu. Kaupikir pintu akan menghalangiku"
Sebenarnya tidak. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku menyandarkan punggung ke dinding kamar mandi. Saat itulah aku melihat pisau di atas konter. Aku menyimpannya di kamar mandi untuk membuka paket kosmetik atau melepas label dari baju baru. Kuangkat pisau itu, ujungnya menghadap ke depan.
Scott membenturkan tubuhnya ke pintu. Daun pintu terbanting membentur dinding.
Kami berhadap-hadapan, kuarahkan mata pisau ke Scott.
Dia mendekatiku, merampas pisau dari cengkeramanku, dan mengarahkan ujungnya kepadaku. Sekarang siapa yang memimpin" desisnya.
Lorong di belakang Scott gelap, lampu kamar mandi menerangi bercorak bunga dengan warna pucat di lorong. Suatu bayangan berkelebat. Nyaris tak terlihat olehku. Rixon muncul dari belakang Scott, memegang lampu tembaga yang diletakkan ibuku di meja depan. Dia memukul kepala Scott dengan lampu itu keras-keras.
Argh! erang Scott, terhuyung-huyung, berusaha melihat apa yang telah memukulnya. Dengan gerakan
455 yang sepertinya refleks, dia mengayunkan pisau secara membabi buta.
Pisau itu meleset, dan Rixon membenturkan lampu ke tangan Scott. Pisau jatuh, bersamaan dengan itu Scott terhuyung ke samping. Rixon menendang pisau jauh-jauh, lalu mengarahkan tinjunya ke wajah Scott. Percikan darah membasahi dinding. Rixon melayangkan pukulan kedua, tubuh Scott membentur dinding dan roboh ke lantai.
Rixon! Suara Vee yang histeris membuatku tersentak dari kekerasan itu. Dia berlari menaiki tangga, menggunakan pegangan agar bisa bergerak lebih cepat. Hentikan, Rixon! Kau akan membuatnya mati!
Rixon melepas kerah Scott dan menjauh. Patch akan membunuhku kalau aku tidak melakukannya. Dia mengalihkan perhatiannya kepadaku. Kau baikbaik saja"
Wajah Scott yang bersimbah darah membuat perutku mual. Ya, kataku lemah.
Sungguh" Kaubutuh minum" Selimut" Kau ingin berbaring"
Mataku beralih dari Rixon ke Vee. Apa yang harus kita lakukan"
456 Aku akan menelepon Patch, kata Rixon, membuka ponsel dan mendekatkannya ke telinga. Dia pasti akan datang kalau tahu kejadian ini.
Aku terlalu kaget untuk membantahnya. Kita harus menelepon polisi, kata Vee. Dia menatap sekilas tubuh Scott yang tidak sadarkan diri dan penuh luka. Apakah kita harus mengikatnya" Bagaimana kalau dia bangun dan berusaha kabur"
Aku akan mengikatnya di belakang truk setelah menelepon, kata Rixon.
Ke sini, Sayang, kata Vee, menarikku ke dalam pelukannya. Dia menuntunku ke bawah sambil merangkul bahuku. Kau baik-baik saja"
Ya, jawabku otomatis, kepalaku masih pening. Bagaimana kalian ke sini"
Rixon ke rumahku. Kami sedang mengobrol di kamarku ketika tiba-tiba firasatku tidak enak. Aku merasa harus menengokmu. Saat kami sampai, Mustang Scott ada di depan. Ini bukan pertanda baik, pikirku. Terutama karena kita baru saja menyusup ke dalam ka-marnya. Ada yang tidak beres, kataku kepada Rixon. Dia menyuruhku menunggu di dalam mobil sementara dia masuk. Sekarang aku lega karena kami datang sebelum segalanya bertambah buruk. Benar457 benar menyeramkan. Apa yang ada dalam pikirannya, mengarahkan pisau kepadamu"
Sebelum aku sempat mengatakan akulah yang pertama menggunakan pisau itu, Rixon menuruni tangga dan bergabung dengan kami di ruang tengah. Aku meninggalkan pesan untuk Patch, katanya. Sebentar lagi dia datang. Aku juga menelepon polisi.
Dua puluh menit kemudian, Detektif Basso berhenti di depan rumah. Lampu Kojak menyala di atas mobilnya. Perlahan Scott siuman dari pingsan. Dia meringkuk dan mengerang di truk Rixon. Wajahnya membengkak, benar-benar kacau. Tangannya diikat tambang ke belakang. Detektif Basso menggiringnya keluar dan menukar tambang dengan borgol.
Aku tidak melakukan apa-apa, kata Scott memprotes. Bibirnya biru lebam, penuh darah dan serpihan tisu.
Masuk ke properti orang lain tanpa izin itu tidak apa-apa" kata sang detektif. Lucu sekali, hukum mengatakan sebaliknya.
Dia mencuri. Scott menggerakkan dagu ke arahku. Tanya saja. Dia di kamarku tadi malam.
Apa yang dia curi" Aku aku tidak bisa mengatakannya.
458 Detektif Basso menatapku untuk mendapatkan penegasan.
Dia bersama kami semalaman, timpal Vee cepatcepat. Benar kan, Rixon"
Tentu, kata Rixon. Scott mengunciku dengan sorot mata tajam, seperti kepada pengkhianat.
Detektif Basso tidak mengacuhkannya. Kita bicarakan tentang pisau itu saja.
Dia yang lebih dulu mengancamku dengan pisau! Kau masuk ke dalam rumahku tanpa izin, kataku. Aku harus membela diri.
Aku ingin pengacara, kata Scott.
Detektif Basso tersenyum, tapi tidak ada kesan sabar. Pengacara" Sepertinya kau bersalah, Scott. Mengapa kau berusaha menusuknya dengan pisau"
Aku tidak berusaha menusuknya. Aku mengambil pisau dari tangannya. Dialah yang berusaha menusukku.
Dia memang pandai berbohong, kata Rixon. Kau ditahan, Scott Parnell, kata Detektif Basso, menundukkan kepala Scott saat dia mengarahkannya ke kursi belakang mobil patroli. Kau punya hak untuk tetap diam. Segala yang kauucapkan bisa dan akan digunakan untuk menentangmu.
459 Ekspresi Scott masih galak, tapi di balik luka dan memar-memar, itu dia sepertinya lemah. Kau salah besar, katanya, tapi dia tidak menatapku langsung. Kalau aku masuk penjara, aku seperti tikus dalam kandang. Dia akan menemukan aku dan membunuhku. Black Hand akan melakukannya.
Sepertinya dia benar-benar ketakutan. Perasaanku terbelah antara diam-diam memuji aktingnya yang lihai& dan bingung, mungkin saja Scott benar-benar tidak tahu seberapa besar kemampuannya sebagai Nephilim. Tetapi, bagaimana dia mendapat cap sebagai anggota kelompok Nephilim sementara dia tidak tahu bahwa dia abadi" Bagaimana dia tidak mendapat informasi itu dari kelompoknya"
Scott tidak mengalihkan matanya dariku. Dengan nada memohon, dia berkata, Semuanya sudah berakhir, Nora. Jika aku keluar dari sini, aku akan mati.
Yeah, yeah, kata Detektif Basso, menutup pintu mobil. Dia menoleh kepadaku. Kau aman-aman saja malam ini"
***** 460 A kU MEngangkaT JEndEla kaMaR dan dUdUk di
birai, merenung. Angin sejuk dan paduan suara serangga menemaniku. Di ujung halaman, sebuah cahaya berkedap-kedip di salah satu rumah. Entah bagaimana, nyaman rasanya mengetahui aku bukan satu-satunya orang yang masih terjaga pada jam ini.
Setelah Detektif Basso pergi membawa Scott, Vee dan Rixon memeriksa kunci pintu depan.
461 Woow, kata Vee, menatap ke pintu yang rusak. Bagaimana Scott bisa membuat tombol pintu melengkung seperti itu" Dengan tabung gas"
Rixon dan aku hanya saling berpandangan. Aku akan mampir besok untuk memasang kunci baru, kata Rixon.
Itu terjadi dua jam yang lalu. Sekarang Rixon dan Vee sudah pergi, meninggalkan aku hanya bersama pikiranku sendiri. Aku tidak mau memikirkan Scott. Tapi otakku tertuju kepadanya juga. Apakah dia hanya bereaksi berlebihan, atau apakah besok aku akan mendapat kabar bahwa dia disiksa secara misterius meskipun berada di bawah pengawasan polisi" Bagaimanapun, dia tidak akan mati. Memar-memar, mungkin saja. Tapi tidak mati. Aku tidak membiarkan diriku berpikir, Black Hand akan bertindak lebih jauh dari itu kalaupun Black Hand adalah ancaman. Scott bahkan tidak yakin Black Hand tahu dia berada di Coldwater.
Tidak ada yang bisa kulakukan sekarang. Scott masuk ke rumahku tanpa izin dan menodongkan pisau ke arahku. Dia ditempatkan di balik jeruji akibat dirinya sendiri. Dia dikurung, dan aku aman. Ironisnya, aku justru berharap akulah yang dipenjara. Jika Scott adalah umpan bagi Black Hand, aku ingin berada di sana untuk menghadapinya.
462 Konsentrasiku pecah karena kantuk. Tapi aku berusaha menganalisis informasi sebisa mungkin. Scott dicap oleh Black Hand, yang notabene Nephil. Rixon berkata Patch adalah Black Hand, yang notabene malaikat. Sepertinya aku mencari dua individu dengan satu nama& .
Komplotan Pencuri Mobil 3 Pendekar Slebor 05 Darah Pembangkit Mayat Dating With Dark 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama