Ceritasilat Novel Online

Delapan Dewa Iblis 2

Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana Bagian 2


juga sudah kosong. Tan-lou-pang membuka isi peti dan didalamnya ada gulungan kertas, Tan-lou-pang
membuka gulungan dan membaca tulisan didalamnya
"hidup berdua dipulau naga
mengayom kasih dan rasa cinta
namun kenapa kami tidak bahagia
coba tanyakan pada para dewa
akhir hayat mencari jawabannya
dewa naga pun mati binasa
dewi bunga menghabisi nyawa
meninggalkan hidup yang terasa hampa
dibawah patung naga tersimpan rahasia"
dunia-kangouw.blogspot.com
Setelah selesai membaca, Tan-lou-pang keluar dan memperhatikan patung naga di
depan bangunan, ia memasang kuda-kuda, dengan mengerahkan seluruh tenaga sinkang, laku ia pun mendorong kearah ubin tempat berdirinya patung
"dhuarr.." ubin itu hancur dan patung naga itu tumbang, dibawah ubin ada loba empat
persegi sepanjang lengan orang dewasa, Tan-lou-pang mengeluarkan tiga benda dari
dalam lobang tesebut, yakni dua buah kitab tebal, sebuah seruling perak berukir naga dan
sebuah kipas hitam dengan gagang perak.
Disampul depan kitab tertulis" Sin-liong-siauw-sian" (Dewa suling naga sakti) dan"Sinbian-bi-sianli" (Dewi cantik kipas sakti), dengan suka cita Tan-lou-pang mulai mempelajari
isi kedua kitab, dengan semangat yang menggebu ia melalap setiap bab teori ilmu silat
yang ada didalamnya, latihan sin-kang dan gin-kang yang termuat didalamnya tanpa
kenal lelah dilatihnya. Dan tidak terasa dua belas tahun sudah ia tinggal didalam bangunan kuno, dua kitab
sudah ia kuasai, ilmu silatnya amat dahsyat dan luar biasa, Tan-lou-pang meninggalkan
hutan menuju pantai bagian belakang pulau dari arah dia datang dua belas tahun yang
lalu, dengan dua bilah papan yang diikatkan di bawah kakinya, Tan-lou-pang menjejak
permukaan laut dan berlari cepat dan melompati ombak, larinya sungguh luar biasa cepat,
jika Tan-lou-pang merasa lelah dia duduk istirahat sambil makan buah yang sudah
dipersiapkannya, karena giin-kang dan sin-kangnya yang sudah amat tinggi dan
sempurna, ia laksana duduk dipermukaan tanah, setelah keadaannya pulih kembali ia
melanjutkan perjalanannya yang unik dan menakjubkan itu.
Tiga hari kemudian ia sampai kedaratan besar, dengan rasa lega Tan-lou-pang memasuki
hutan, setelah seminggu menjelajahi hutan, Tan-lou-pang sampai pada sebuah lembah
yang indah dan sangat terang, sebuah bagunan megah berdiri ditengah lembah.
Seorang perempuan cantik berumur tiga puluh tahun sedang duduk menikmati indahnya
taman. "hai nyonya cantik.." sapa Tan-lou-pang, wanita itu terkejut dan spontan berdiri dan
mundur "si"siapa kamu!?" tanya nya terbata-bata
"heheh..alangkah cantik dan anggunya engkau nyonya."
"apa maumu, pergilah jangan ganggu aku."
"tidak bisa nyonya, aku suka dengan wajahmu yang lembut dan anggun itu."
"tidak"tolong jangan ganggu saya, kalau mau harta akan saya berikan."
"saya tidak akan mengganggu nyonya, bahkan saya akan mendampingi nyonya."
"tidak bisa, aku sudah punya suami."
"hehehe..hehehe, kalau sudah ada aku, maka nyonya tidak akan memiliki suami lagi."
dunia-kangouw.blogspot.com
"tolong..tolong". ada penyusup..!" teriak perempaun itu. empat orang laki-laki muncul,
namun sekali gebrak, empat orang itu langsung tewas dengan tubuh kaku, makin gelisah
dan takut perempuan cantik itu.
"nyonya, demi keselamatanmu kamu harus menerimaku hidup disampingmu, marilah kita
masuk kedalam, dan bicarakan dengan hati tenang." ujar Tan-lou-pang, dan entah kapan
bergeraknya, perempuan itu telah digendongnya mesra, dan masuk kedalam rumah.
Empat orang pelayan perempuan terkejut dan muka pucat melihat majikan mereka
digendong orang asing, "kalian sediakan makanan, saya dan nyonya kalian hendak makan." perintah Tan-loupang, empat pelayan itu tidak berani membantah, dan segera menyediakan makanan dan
menghidangkannya. "hahaha..hahha, sungguh lezat sayang, makan siang kita hari ini." ujar Tan-lou-pang,
perempuan itu dengan rasa takut menemani Tan-lou-pang makan makin menunduk.
"janganlah merasa takut, aku akan melindungimu dan mencintaimu sepenuhnya,
percayalah." bujuk Tan-lou-pang
"benarkah engkau akan mencintaiku dan melindungiku?"
"benar..percayalah kata-kataku, dan siapakah namamu istriku yang cantik."
"namaku tang-bian-bi, dan kita belum menikah, kenapa menyebutku istrimu?"
"hahaha"heheh" sebentar lagi kamu akan kunikahi, suamimu ini bernama Tan-loupang, kamu akan merasa aman dan nyaman berada disampingku."
"Tuan Tan, aku ini selir bangsawan Ceng-yuan dari kerajaan Qin, dan suamiku besok
malam akan datang kesini."
"hahaha..hahha biarkan ia datang, dan ia akan menyerahkan kamu padaku." sahut Tanlou-pang, sikap tan-lou-pang itu dilatar belakangi oleh pengaruh suasana lingkungan
dimana ia belajar, bayang masa lalu kedua suhunya yang saling mencinta lewat kedua
ilmu dan taman hutan buah mempengaruhi jiwanya, sehingga melahirkan sikap
romatisme dalam hatinya dan takpelak manusia pertama yang ia jumpai adalah Tangbian-bi, maka membuncahlah rasa cinta dan romantis pada Tang-bian-bi.
Malam harinya, Tang-bian-bi terpaksa melayani Tan-lou-pang, curahan cinta lelaki
berumur hampir enam puluh tahun itu sangat menggugah perasaan Tang-bian-bi,
remasan dan rabaan lembut pada tubuhnya tak dapat tidak membuat Tang-bian-bi ikut
terlelap dalam permainan cinta yang menggebu, boleh dikatakan rasa yang tadinya
terpaksa berubah menjadi kerelaan penuh dan rasa suka menerima segala curahan cinta
dari Tan-lou-pang. Keesokan harinya dengan senyum dikulum Tang-bian-bi meninggalkan Tan-lou-pang
diranjang dan pergi mandi, setelah berganti baju dan berdandan dengan cantik, ia
mendekati ranjang dan membangunkan Tan-lou-pang
dunia-kangouw.blogspot.com
"Tan-koko..bangunlah, pergilah mandi!" rabaan lembut dan suara bernada manja itu
membangunkan Tan-lou-pang, ia membuka matanya dengan senyum bahagia,
"sudah pagi rupanya, duh cantik nian wajahmu istriku."
"sudah"pergilah mandi." sahut Tang-bian-bi dengan wajah merona merah.
Tan-lou-pang pun segera turun dari ranjang dan pergi mandi, bangunan besar itu hanya
ada empat pelayan wanita dan empat pengawal laki-laki yang sudah tewas, Tang-bian-bi
sedang berliburan dari kota raja kerumah pribadi yang merupakan hadiah dari suaminya,
tempat itu bernama"Heng-sing-kok" mereka suda satu minggu di tempat itu, hari ia
bertemu dengan Tan-lou-pang, suaminya sedang ada kunjungan ke kota Guangdong.
Ketika Ceng-yuan kembali bersama lima puluh orang pengawalnya, dan mendapatkan
selirnya bersama lelaki tua sedang duduk ditaman, membuat ia marah besar
"selamat datang ditempat kami tuan." ujar Tan-lou-pang
"laki-laki tua kurangajar, sejak kapan tempat ini menjadi milikmu!?"
"sejak kemarin saat aku datang kesini, apakah kamu Ceng-yuan?"
"benar dan tempat ini adalah miliku, dan apa yang kamu kerjakan disini?"
"heheh..hehehe" sekarang tempat ini adalah milikku, dan aku sedang berbulan madu
dengan istriku." "siapa istrimu!?" tanya Ceng-yuan heran dan jengkel
"ini aadalah istriku, namanya Tang-bian-bi."
"bangsaat".tangkap pengacau ini!" teriak Ceng-yuan, namun tiba-tiba Tan-lou-pang
bergerak luar biasa cepat diatara barisan pengawal, lima puluh orang kontan kaku karena
sudah ditotok oleh Tan-lou-pang.
Ceng-yuan terbeliak dan cemas, tidak menyangka orang asing didepannya bergerak
seperti siluman "Ceng-yuan, hatiku lagi bahagia, jadi saran saya tinggalkan tempat ini bersama
pengawalmu ini dan jangan lagi pernah bertemu dengan saya."
"ta..tapi" selirku." sahut Ceng-yuan terbata-bata dengan wajah pucat
"sekali lagi kamu membantah, maka nyawamu melayang."
"ba..baik.. aku akan meninggalkan kalian."
"bagus".sekarang pergilah kalian." ujar Tan-lou-pang dan dalam sekejap lima puluh
orang itu dapat bergerak kembali, lalu Cang-yuan dan para pengawalnya meninggalkan
heng-sing-kok. dunia-kangouw.blogspot.com
Sejak itu penguasa lembah mutlak ditangan Tan-lou-pang, dan selama tiga bulan
pertama, Tan-lou-pang menggemparkan Guangdong, seluruh ahli silat di Guandong baik
bukoan maupun piauwkiok ditantang pibu, dan tidak ada satupun yang dapat
menandinginya, bahkan dalam jangka setahun ahli silat di Guangdong, guangxi dan fujian
ditaklukkan, dan seluruh bukoan dan piauwkiok di tiga propinsi itu memberikan upeti pada
Tan-lou-pang. Suatu hari, Tan-lou-pang mengumpulkan seluruh penghuni rumahnya yang terdiri sepuluh
murid, enam pembantu perempuan dan empat pembantu laki-laki, disamping kursi
kebesarannya duduk dengan anggun istrinya yang cantin Tang-biab-bi
"hari ini aku akan berjalan jauh menuju wilayah timur, dan selama saya tidak ada kalian
harus lebih mengutamakan kemanan dan kenyamanan istri saya, mengerti kalian!?"
"mengerti suhu, saya dan adik-adik akan melakukannya sekuat daya." sahut Coa-lui,
murid tertua Tan-lou-pang.
"bagus"saya senang, jadi baik-baiklah selama saya pergi."
Tan-lou-pang pun meninggalkan heng-sing-kok dan sore harinya ia sudah berada di
sebuah likoan. "Tan-wangwe, silahkan! apa yang hendak dipesan!?" sambut pemilik likoan dengan
ramah "sediakan panggang bebek dan sup kaki ayam, oh ya suguci arak jangan lupa."
"baik, segera akan kami hidangkan." sahut pemilik likoan, kemudian tidak berapa lama
pesanan pun dihidangkan, Tan-lou-pang makan dengan nikmat, seluruh tamu yang ada
diruang makan semuanya menunduk takluk pada tokoh kaliber tinggi ini.
Kota Kunleng, tepatnya di rumah she-taihap, sedang sibuk mempersiapkan sebuah pesta,
seluruh bagian rumah dihias kertas warna warni, dua hari lagi pesta pernikahan akan
diadakan yakni pesta pernikahan murid tertua Im-yang sin-taihap Yo-seng yang berumur
dua puluh empat tahun dan Kwaa-thian-eng putri tertua Im-yang-sin-taihap yang sudah
berumur sembilan belas tahun.
Sejak kembalinya Im-yang-sin-taihap dan Ui-hai-liong-siang ke Kun-leng lima belas tahun
yang lalu mereka disambut Lauw-bi-hong dan Khu-hong-in kedua istri im-yang-sin-taihap,
berita meninggalnya Cia-sian-li membuat dua madunya itu bersedih dan merasa
kehilangan, namun juga dengan kehadiran Kao-hong-li dan Can-hang-bi resmi sebagai
bagian dari mereka, mereka sambut dengan suka cita.
Dua hari kemudian seluruh keluarga berkumpul diruang tengah, termasuk Ui-hai-liongsiang
"She-taihap, mungkin besok kami akan kembali ke kota Sinyang." ujar Yo-hun
"baiklah twako dan soso, dan perihal Yo-seng biarkanlah ia bersama saya, saya ingin
mewariskan apa yang saya miliki padanya."
dunia-kangouw.blogspot.com
"terimakasih she-taihap, jika sudah selesai, lepaslah ia kekota Sinyang."
"baik twako, hal itu akan saya ingat."
"yo-seng ucapkan terimaksih pada suhumu!" ujar Yo-hun, Yoseng yang berumur delapan
tahun sujud tiga kali didepan suhunya.
"suhu terimalah hormat dari tecu."
"bangkitlah Yo-seng, saya bangga denganmu, dan jagalah kepercayaan orangtuamu."
sahut Kwaa-han-bu. Sejak itu Yo-seng belajar pada Im-yang-sin-taihap, selama belajar, yo-hun telah
menunjukkan tanda-tanda kearifan yang diwariskan dari ayahnya, ia memiliki tulang yang
baik dan kecerdasan yang tingii, setelah empat tahun, Yo-seng sudah menguasai ilmu
kuda-kuda diajarkan Kwaa-han-bu, disamping ketekunannya yang membuat Kwaa-han-bu
senang, Yo-hun juga sangat perhatian dengan kelima adik-adiknya yang merupakan
anak-anak suhunya. Kwaa-han-bu setiap tahun meninggalkan kota kun-leng pergi bersama salah seorang
istrinya kewilayah timur ketempat Can-hang-bi, dan pada pada tahun kelima Kwaa-han-bu
hendak berkunjung ke Jim-kok, dan kali ini ia membawa Khu-hong-in, ini kali kedua Khuhong-in berkunjung, dan untuk memperhatikan pelajaran murid dan anak-anaknya
digantikan oleh Kwee-kim-in.
Perjalanan suami istri itu dilakukan dengan cepat, dan lima bulan kemudian sampailah
mereka di Jim-kok, mereka disambut penuh hangat oleh keluarganya, Can-hangbi yang
sudah berumur lima puluh tahun memang sudah sakit-sakitan selama sebulan, namun
kedatangan suami tercinta mendatangakan kekuatan yang luarbiasa.
Khu-hong-in dengan telaten menghibur dan menemani madunya ini.
"bagaimana kabar cici dan moi-moi serta anak-anak di Kun-leng?"
"kedaan mereka baik-baik saja Can-moi, kamu jangan banyak berpikir, demi
kesehatanmu." "aku tidak banyak berpikir, namun badan tua ini memang sudah rapuh, keadaanku
membuat aku tidak dapat berbuat banyak untuk menjaga kesehatan, kerjaku hanya duduk
dan tidur saja, pikiranku amat bahagia Khu-cici."
"syukurlah kalau begitu Can-moi."
"dimanakah Bu-ko cici?"
"dia sedang dihalaman belakang bersama Peng-ji, nampaknya Bu-ko akan memulai
pelajaran padanya." "hik..hik"alangkah beruntungnya kita Khu-cici, syukur pada Thian dengan garis nasib
yang kita jalani." dunia-kangouw.blogspot.com
"benar disela-sela kehidupan kita yang penuh kekelaman, ternyata kita berakhir dengan
secercah kegemilangan hidup yang bertatahkan kebaikan dan cinta Bu-koko."
"bagimana hari ini keadanmu Can-moi?" tanya Kwaa-han-bu yang tiba-tiba muncul
"aku merasakan keadaanku makin lemah Bu-ko, namun hatiku amat bahagia"
"hmh.. sabarlah Can-moi, semoga saja keadaanmu semakin membaik."
"semoga saja Bu-ko, bagaimana dengan Peng-ji, apa saja yang kalian ayah dan anak
bicarakan?" "hahaha"peng-ji sangat antusias untuk belajar ilmu, sehingga tadi ia sangat banyak
bertanya tentang ilmu silat dan dunia kangowu."
"hal itu karena ia disuguhi cerita-cerita tentang ayahnya oleh para pembantu."
"bagaimana Can-moi, bukankah sebaiknya kita makan siang?" sela Khu-hong-in.
"benar Can-moi marilah kita makan." ujar Kwaa-han-bu sambil memeluk dan
menggendong Can-hang-bi menuju ruangan makan.
Sebulan setelah kedatangan Kwaa-han-bu, Can-hang-bi makin lemah, sehingga pada
suatu malam, "bu-ko, rasanya penyakitku ini sudah sangat parah, koko aku rasanya akan menyusul Ciamoi."
"Can-moi, bertahanlah sayang?"
"koko, panggillah Khu-cici dan Peng-ji!" ujar Can-hang-bi lemah, Kwaa-han-bu memanggil
Khu-hong-in dan Kwaa-yun-peng.
"bagaimana Can-moi, apa yang kamu rasakan, apamukah yang sakit?" sapa Khu-hong-in
dengan mata berkaca-kaca "Khu-cici, aku amat bahagia, sakit di punggung dan dadaku tidak membuat aku kesakitan,
hanya tubuhku tidak mengikut apa yang hatiku rasakan, Khu-cici sampaikan salamku
pada mereka di Kun-leng, dan katakana terimakasihku yang tidak terhingga pada Kweemoi," sahut Can-hang-bi dengan nafas tersegal-segal.
"baik akan kusampaikan Can-moi, istirahatlah dan jangan banyak bicara lagi."
"tidak Khu-cici, aku harus menyampaikan hal yang perlu kusampaikan, Peng-ji, anakku
Yun-peng, buah hati kejora mataku dekatlah kesini." ujar Can-hang-bi, Yun-peng
mendekati ibunya "Kwaa-yun-peng anakku, mungkin ibu sebentar lagi akan pergi menyusul ibumu Cia-sianli, jangan kamu bersedih anakku, ibumu bukan hanya aku, kamu masih banyak memiliki
ibu, ayahmu telah mempersembahkan ibu-ibu yang baik padamu, berlaku hormat dan
dunia-kangouw.blogspot.com
sayangilah mereka, ingatlah anakku kamu adalah she-taihap yang oleh dunia akui
sebagai manusia pilihan dan unggulan sejak ratusan tahun yang lalu, menjaga nama baik
leluhur tidaklah mudah anakku, jadi bercerminlah pada ayahmu." sesaat Can-hang-bi
terdiam sambil memejamkan mata dan mengelus wajah anaknya, kemudian ia membuka
matanya menoleh dan menatap suaminya tercinta.
"Bu-ko, rasa syukur ku yang tidak terhingga, aku menjadi bagian dari dirimu, aku dapat
melahirkan keturunanmu suamiku, mungkin sampai disini aku dapat mengiringi
kehidupanmu Bu-ko, dimenjelang ajal ini bu-ko aku masih tetap merasakan hangatnya
cintamu, lembutnya perhatianmu, tidak ada yang kurang koko, cukup dan aku puas koko,
a..aku..aaa..ku berangkat ko"ko"." tubuh can-hang-bi pun kaku dan nyawanyapun
lepas dari badan, isak tangis Khu-hong-in pun terdengar, dia memeluk tubuh madunya,
diciumi muka penuh parut itu dengan sepenuh hati.
Penghuni Jim-kok pun berduka, para pembantu yang selama ini menemani Can-hang-bi
merasa kehilangan, setelah pemakaman, Kwaa-han-bu masih berada di Jim-kok selama
sebulan "sicu Tang-beng, Kam-teng dan Yo-meng, besok kami akan kembali ke kun-leng, dan
pemeliharaan tempat ini saya serahkan kepada kalian, ambillah semua hasil garapan
kalian, dan tetaplah tinggal di rumah ini, karena sekali-kali aku mungkin akan berkunjung
kesini, dan bahkan para anak-anakku juga akan datang kesini, terlebih peng-ji, rumah ini
adalah peninggalan ibunya, jadi tolong dijaga."
"tentu she-taihap, kami sudah lama bersama nyonya, dan amanat she-taihap akan kami
tunaikan." sahut Tang-beng
"terimakasih Tang-sicu dan saya mengucapkan banyak terimakasih pada kalian semua."
ujar Kwaa-han-bu. Keesokan harinya Kwaa-han-bu, Khu-hong-in dan Kwaa-yun-peng meninggalkan Jim-kok
dan kembali kekota Kun-leng, memang benar apa yang dikatakan ibu kandungnya,
selama perjalanan ke kota Kun-leng Yun-peng tetap mendapatkan kasih sayang seorang
ibu, yakni dari ibunya Khu-hong-in, terlebih ketika sudah sampai di rumah ayahnya, tiga
ibunya yang lain memberikan perhatian yang tidak berbeda, dan bukan dia saja shetaihap yang kehilangan ibu kandung, tapi kakaknya Kwaa-sin-liong yang terlebih dahulu
merasakan hal itu, karena ibunya Cia-sian-li sudah lebih duluan dan disusul oleh ibunya,
sebagaimana ia dengar pada menjelang ajal ibunya.


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak terasa tujuh tahun sudah berlalu, sejak kedatangan Kwaa-yun-peng, Yo-seng sudah
menamatkan pelajaran, kini Yo-seng sudah menjadi pemuda gagah yang tampan
berumur dua puluh dua tahun, sementara Kwaa-thian-eng telah menjadi gadis yang cantik
rupawan berumur tujuh belas tahun, selama dalam pembelajaran, Yo-seng tidak dapat
menafikan keberadaan Kwaa-thian-eng dalam hatinya, dan Kwaa-thian-eng juga
menunjukkan ketertarikan pada suhengnya yang tampan dan arif itu.
"Yo-hun kamu sudah memiliki alat untuk menjelajah dunia persilatan, jadi untuk
kematangan dan pengalaman pergilah kunjungi orang tuamu di Sinyang."
"ayah"aku akan ikut Yo-koko menemui paman di Sinyang." sela Kwaa-thian-eng
"perjalanan suhengmu sangat jauh dan sulit anakku."
dunia-kangouw.blogspot.com
"ayah, disamping Yo-koko akan menjagaku, aku juga sudah bisa menjaga diri."
"anakku disamping musuh dari luar, musuh dari dalam sangat berbahaya dan
membinasakan." sindir Kwaa-han-bu, karena ia sangat tahu bahwa ada hubungan
ketertarikan antara putrinya dengan muridnya."
"suhu sangatlah benar, namun disamping uji pengalaman tentang dunia kangowu,
kepercayaan suhu pada tecu adalah taruhan nyawa, semoga tecu dapat menauladani
suhu." "hahaha..hahahaa.. seng-ji, sanggupkah dirimu mengemban ujian lahir batin ini?"
"amanat suhu tecu junjung, terbengkalai sesaat tecu akan siap terbujur."
"hmh" Eng-ji, apa usahamu supaya suhengmu tidak terbujur?"
"aku akan menjadi perisai batin suheng, aku mewarisi pandangan hidup ayahku dan juga
mewarisi kesucian hati para ibuku."
"marilah kita lihat, dua tahun waktu kalian harus sudah sampai disini bersama Ui-hailiong-siang."
"terimakasih atas restu suhu." sahut Yo-seng, luarbiasa uji perjalanan yang akan dijalani
oleh Yo-seng, dan juga luarbiasa berani Kwaa-han-bu melepas putrinya sebagai salah
satu ujian hidup bagi kedua muda mudi itu.
"Yo-seng dan engkau Eng-ji, dengarkan pesanku dan ibu-ibumu, pesanku pada kalian
adalah pikirkan akibat sebelum berbuat."
"adillah dalam setiap perbuatan, ingat inti dari adil adalah baik dan seimbang." sela Kweekim-in
"hiduplah dengan jujur, inti jujur adalah bermamfaat dan tidak menyalahi" ujar Lauw-bihong
"jangan mengabaikan hati nurani, intinya adalah kebenaran mutlak dan kegigihan." ujar
Kao-hong-li "aturan dan keteraturan merupakan syarat karakter manusia sejati." ujar Khu-hong-in.
"petuah dari suhu dan subo akan saya junjung tinggi." sahut Yo-seng
"pesan ayah dan ibu pusaka hidup yang akan saya patrikan dalam hati." Sela Kwaa-thianeng
"kalian sudah dengar lima petuah dari kami orang tua kalian, sekarang kita ke lianbhutia."
ujar Kwaa-han-bu, kemudian merekapaun memasuki lianbhutia.
"sekarang Seng-ji perlihatkan"im-yang-bun-sin-im-hoat!" ujar Kwaa-han-bu, Yo-seng pun
melangkah ketengah lapangan, dan mulai dengan tata letak kuda-kuda sambil
dunia-kangouw.blogspot.com
mengerahkan sin-kang, kemudian dengan gerakan indah dan kuat Yo-seng
mengeluarkan ilmu"Im-yang-bun-sin-im-hoat" dua puah moupit bergerak indah seiring
suara gemerisik yang menggetarkan jantung, gerakan Yo-seng amat gesit, gerakan
melukis diudara bersamaan dengan gerakan kaki demikian kuat dan kokoh serta indah
dan gesit, setelah itu tiba giliran Kwa-thian-eng yang diperintah ayahnya mengeluarkan
ilmu "im-yang-sian-sin-lie".
Kwaa-thian-eng dengan sabuk warna kuning mulai mengepos tenaga dan memainkan
tarian indah menakjubkan seiring pendar suara gemerisik yang memebetot jantung,
gemulainya tubuh indah Thian-eng membuat ilmu yang diperagakanya sangat asri dan
harmoni, dibalik keindahan tersimpan kekuatan dahsyat, dibalik kegemulaian tersimpan
kegesitan yang luar biasa.
"tiga ilmu she-taihap sudah diturunkan pada sepasang muda mudi itu, bahkan intisari dari
butek-cin-keng juga sudah mendarah daging pada tubuh keduanya.
"cukup" apa yang kalian peragakan sudah memuaskan dan melegakan hati kami, dan
berkemaslah untuk keberangkatan besok." ujar Kwaa-han-bu, lalu merekapun
meninggalkan lianbhutia. Keesokan harinya berangkatlah pasangan taruna itu dilepas Kwaa-han-bu dan segenap
keluarga, hari cerah itu menambah semangat keduanya melangkah menelusuri jalan
menuju pintu gerbang kota, setelah berada diluar kota, keduanya mulai mengerahkan ginkang untuk lari cepat, keduanya laksana terbang, bak burung camar yang sedang
terbang, tubuh keduanya hanya merupakan bayangan yang berkelabat saking cepatnya,
hutan dilintasi, lembah dilalui dan bebukitan didaki.
"bagaimana perasaanmu sumoi!?"
"aku merasa senang suheng, dunia persilatan akan terpampang didepan kita, segala
karakter akan dapat kita lihat dan simak, beraneka sudut pandang manusia akan kita
pelajari." "benar sumoi, dan kita akan dapat menguji pemahaman seluruh prinsip hidup yang
diajarkan suhu, kita akan melihat kenyataan dari semua teori yang kita tahu."
"lalu apakah hanya karena itu suheng senang?"
"tentu tidak, masih ada lagi yang tidak kalah sehingga membuat hatiku senang dan
bersemangat." "apakah itu suheng?"
"menguji batin kita sebagaimana yang suhu katakan, dan ujian ini begitu menggembirakan
sekaligus mendebarkan."
"apakah maksud suheng rasa suka diantara kita?"
"benar sumoi, mengadakan perjalanan bersamamu membuat hatiku gembira, syahdu,
berkobar penuh semangat, dan rasanya kamu adalah ujian bagiku sekaligus hadiah yang
agung dan menggembirakan.
dunia-kangouw.blogspot.com
"demikian juga denganku suheng, kamu juga adalah ujian bagiku sekaligus hadiah yang
mendebarkan, ketulusanmu, kearifanmu, tanggung jawabmu, kewibawaanmu merupakan
arena yang harus kujaga dan kuperhatikan."
"sumoi sayang, jangan lalai dan lelap mengingatkanku, kesilapanku dan kealfaanmu akan
jadi jerat kebinasaan kita berdua."
"benar koko, tapi kenapa suheng memakai kata sayang."
"karena hati nuraniku ingin berkata demikian."
"hik..hik" sunguh nyaman kedengaran suheng, tapi aku jadi malu." sahut Thian-eng
dengan muka bersemu merah, dan dia pun mempercepat larinya, sehingga sesaat Yoseng tertinggal, dengan senyum dikulum Yo-seng menyusul sumoinya.
Dua hari perjalanan pasangan muda itu memasuki desa pertama yakni desa Lo-mang,
desa dengan penduduk yang tergolong padat, keduanya singgah disebuah kedai bubur.
"lopek"tolong dua mangkok bubur dan sepoci teh hangat."
"baik siauwya, sebentar akan saya suguhkan." sahut pemilik kedai ramah, tidak lama
kemudian dua mangkok buburpun disuguhkan, keduanya makan dengan santai sambil
minum teh. "tuan muda dan nona darimana?" tanya pemilik kedai berusaha ramah
"kami dari kota Kunleng." jawab Yo-seng
"oo, tempat im-yang-sin-taihap."
"benar, apakah lopek kenal im-yang-sin-taihap?"
"semua orang kenal im-yang-sin-taihap, walaupun tidak bertemu, seandainya dia lewat
tempat ini, kami bisa minta bantuan." sahut pemilik likoan
"bantuan" bantuan apakah itu lopek?"
"kalau kalian dari Kun-leng nanti kalao kembali kesana, tolonglah laporkan padanya
bahwa desa kami ini dalam keadaan genting."
"nama lopek siapa?" sela Kwaa-thian-eng
"saya dipanggil Pek-jiao."
"hal genting apakah itu, kalau boleh kami tahu?"
"kami tidak berani keluar rumah kalau sudah sore."
"kenapa demikian lopek" sela Yo-seng
dunia-kangouw.blogspot.com
"warga desa ini ketakutan, karena dipinggir desa ada dua ekor macan tutul."
"apakah dua macan itu memasuki desa?"
"tidak, keduanya muncul saat sore dan hanya berkeliaran dipinggir desa."
"sudah berapa lama keberadaan macan tutul itu"
"sudah lebih setahun." jawab Pek-jiao.
"apa tidak ada para pesilat yang mungkin lewat desa ini untuk mengusirnya?"
"sudah ada beberapa kalai, namun para pendekar itu tidak mampu mengalahkan kedua
macan tutul itu." "apakah pendekar-pendekar itu tewas lo-pek?"
"tidak, walaupun mereka didesak kedua macan, namun mereka berhasil melarikan diri."
"kita harus membantu warga desa ini suheng." ujar Kwaa-thian-eng.
"benar sumoi, jadi kita akan menunggu sampai sore di pinggir desa."
"terimakasih tuan muda dan nona, jika sekiranya kedua macan itu dapat diusir atau
dibunuh." "baiklah lo-pek karena hari baru siang, kami akan tetap disini sampai sore." ujar Yo-seng
"baiklah kalau begitu, saya akan sediakan makanan untuk kalian berdua."
"terimakasih lopek. Jika tidak merepotkan."
"tidak merepotkan tuan muda." sahut pek-jiao sambil melangkah meninggalkan Yo-seng
dan Kwaa-thian-eng, dan ketika makanan dihidangkan, beberapa warga mendatangi
kedai, mereka terdiri dari orang tua paruh baya dan anak muda.
"pek-jiao, putramu datang menyuruh kami datang kesini untuk membicarakan tentang
kedua ekor macan." ujar seorang lelaki paruh baya bertubuh kuat.
"benar Yap-te, dua orang pendekar muda melewati desa kita, dan sepertinya ingin
membantu kita mengusir atau membunuh dua macan itu."
"yang mana kedua pendekar itu?"
"kami berdua paman." sela Yo-seng
"dua pendekar datang dari mana?" tanya Yap-ciang
"saya adalah Yo-seng dan ini sumoi saya Kwaa-thian-eng, kami dari kota Kun-leng."
jawab Yo-seng dunia-kangouw.blogspot.com
"kota kun-leng, nona Kwaa..?" apakah kalian ada hubungan dengan she-taihap di kota
Kun-leng?" "saya adalah putrinya paman." sela Kwaa-thian-eng.
"ah..syukurlah kalau begitu, harapan kami akan terwujud, dan kedua macan itu pasti akan
terbunuh atau terusir." Ujar mereka serempak.
"semoga saja paman, kami akan usahakan." sahut Kwaa-thian-eng.
Sore harinya Yo-seng dan Kwaa-thian-eng menuju pinggir desa, dan diikuti para warga
yang berkumpul di kedai pek-jiao, dan sesampai dipinggir desa, suara gerengan macan
itu pun terdengar, dan tiba-tiba sudah muncul dari balik rerimbunan semak, sebagian
warga undur ketakutan dan menjauh, Yo-seng melangkah mendekati kedua ekor macan,
dan tiba-tiba kedua ekor macan itu merunduk hendak menyerang.
Yo-seng makin waspada, dan ketika dua ekor itu menerjang dengan auman dahsyat
menggetarkan, sebagian warga jatuh pingsan, Yo-seng dengan tenang berkelit, dan
menangkap kakai kedua macan dan melemparkannya kearah pohon besar, kedua macan
itu dengan gesit mendarat dengan ditanah, dan tidak melabrak pohon kayu, namun Yoseng dengan gerakan cepat menyerang kedua ekor macan yang nampak marah, karena
serangannya dipatahkan Yo-seng.
"buk..buk?" dua pukulan Yo-seng menghantam punggung kedua macan, kedua macan
itu menggereng kesakitan.
"hushhh"pergilah kalian!" teriak Kwaa-thian-eng, tiba-tiba kedua macan itu tiba-tiba
mundur, dan kemudian merunduk bukan untuk menyerang karena perut dan kepala
keduanya menempel ketanah menghadap Kwaa-thian-eng, Kwaa-thian-eng menatap
dalam kedua bola mata kedua macan, tidak ada sinar kemarahan dan kilat kebrutalan dari
bola mata itu, Kwaa-thian-eng makin heran.
"kalian pergilah dan jangan ganggu warga desa ini!" ujar Kwaa-thian-eng, dan anehnya
kedua macan itu tiba-tiba berdiri dan membalik tubuh dan melompat kedalam kehutan,
lalu menghilang, Kwaa-thian-eng termanggu, karena ia merasakan seakan kedua ekor
macan itu memehami perintahnya.
"suheng, apakah kamu tidak melihat ada kejanggalan?"
"aku melihatnya sumoi dan sungguh mengherankan, kenapa kedua macan itu memehami
perintahmu, dan saat kamu mendekati keduanya seakan mereka berlutut dihadapanmu."
"benar kami juga melihat keanehan itu Kwaa-siocia." sahut beberapa warga.
"tapi apakah kedua macan itu akan pergi menjauh dari desa kita?" sela Yap-ciang.
"tunggu sebentar, aku ad aide." sela Yo-seng
"apa ide itu suheng?" tanya Kwaa-thian-eng penasaran
dunia-kangouw.blogspot.com
"coba kamu panggil keduanya dengan ilmu mengirim suara."
"untuk apa" dan kenapa saya harus memanggilnya?"
"untuk mengetahui mereka sudah jauh atau tidak, kalau tidak berarti ada hubungan antara
sumoi dengan kedua macan itu.
"maksud suheng?" tanya Kwaa-thian-eng penasaran
"sudahlah, coba saja, saya juga merasa penasaran." sahut Yo-seng
"baiklah akan aku coba, hai dua ekor macan tutul kembaali dulu!" ujar Kwaa-han-tiong
sambil menatap kearah hilangnya dua ekor macan itu, dan alangkah terkejutnya mereka
karena kedua macan tutul itu datang kembali dan berlutut dihadapan Kwaa-thian-eng.
Kwaa-thian eng terpana, dan memperhatikan kedua macan tutul itu
"lalu apa yang mau kita perbuat suheng?" tanya Kwaa-thian-eng bingung
"katakana bahwa keduanya boleh mengikuti kita." sahut Yo-seng
"paman macan..! kalian boleh ikut kami." ujar Kwaa-thian-eng meragu, kedua macan itu
mengaum dan mengangguk, lalu bangkit dan bermanja dikaki Kwaa-thian-eng, melihat hal
itu semakin yakin Kwaa-thian-eng
"paman macan, itu adalah yo-seng murid ayah saya, jadi dia adalah suheng saya, paman
macan juga berlututulah didepannya!" ujar Kwaa-thian-eng mendapat pemikiran, kedua
macan itu bangkit mendekati Yo-seng dan melakukan sikap berlutut, Yo-seng tersenyum
melihat kelakuan dua macan itu.
"paman macan, apakah kalian mengenal guru saya Kwaa-han-bu?" ujar Yo-seng, kedua
macan itu mengaum lalu mengangguk dan menghadap lagi kepada Kwaa-thian-eng.
"Baiklah para paman sekalian, kedua macan ini tidak akan mengacau kampong ini, dan
besok kami akan meninggalkan desa ini bersama kedua ekor macan ini."
"terimakasih Kwaa-lihap, jadi sebaiknya she-taihap berdua malam ini menginap dirumah
saya." sahut Yap-ciang
"baiklah paman, jika memang tidak merepotkan."
"paman macan, besok kita akan melanjutkan perjalanan, jadi tungguluah kami disini."
"auuuum"aummmmm" kedua macan itu mengaum dan tetap dengan posisinya yang
berlutut dihadapan Kwaa-thian-eng
Warga kampong pun kembali kedalam kampong, mereka menjamu Yo-seng dan Kwaathian-eng
"suheng, kalau kedua macan itu ada hubungan dengan ayah, lalu kenapa mereka disini?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"aku juga kurang tahu bagaimananya sumoi, tapi yang jelas kedua macan itu mengenal
kamu, bahkan berlutut dihadapanmu sebagai keturunan langsung dari suhu, dan bahkan
ketika aku menyebut nama suhu, keduanya beralih berlutut padamu."
"dan juga suheng, yang membuat penasaran, mereka sudah setahun disini, seakan
mereka menenti sesuatu."
"benar sekali sumoi, dan apa dan siapakah yang keduanya tunggu, menurut saya adalah
suhu atau keturunannya, terbukti ketika sumoi mengatakan bahwa mereka boleh
mengikuti, keduanya mengaum seakan menunjukkan kepatuhan."
"bagaimana dan dimana ayah menemukan kedua macan tutul itu yah?"
"bagi suhu hal itu bisa saja dan lumrah, suhu adalah orang luar biasa dari segala hal."
"terus kalau kedua ekor macan itu kita bawa, bukankah akan membuat kacau setiap
pemukiman penduduk yang kita lewati?"
"melihat keberadaan mereka yang hanya berkeliaran dipinggir desa atau pemukiman,
jelas kedua ekor macan itu tahu tempat, sehingga tidak pernah pun keduanya memasuki
pemukiman penduduk, sebagaimana yang terjadi di desa ini."
"jadi artinya kedua macan itu akan berada dekat kita, jika kita berada dihutan."
"mungkin demikianlah halnya sumoi."
"sudahlah marilah kita istirhat, karena besok kita akan melanjutkan perjalanan."
"baiklah suheng, aku juga sudah merasa ngantuk." sahut Kwaa-thian-eng sambil berdiri
dan melangkah meninggalkan Yo-seng, para warga pun satu-satu meninggalkan jamuan
untuk beristirahat. Keesokan harinya kedua she-taihap muda itu meninggalkan desa dan dilepas warga,
mereka takjub ketika kedua macan itu mengajak kedua she-taihap muda untuk duduk
dipunggung, "selamat tinggal para paman sekalian!" ujar Yo-seng
"selama jalan she-taihap.." sahut mereka serempak sambil melambaikan tangan dan
kedua macan itupun melompat dan menghilang dikedalaman hutan.
Kedua macan itu saling kejar-kejaran melintasi hutan, mendaki bukit dan melompati
jurang, tunggangan yang luar biasa dan menakjubkan, namun untungnya tidak kedua
penunggang melewati jalan yang sunyi dibalik belukar hutan, kedua sejoli penunggang
macan makin banyak bersenda gurau dalam perjalanan, benih cinta yang memang sudah
bertunas sejak keduanya merasa tertarik satu sama lain.
"kita istirahat didepan sana paman macan, sepertinya itu sebuah danau." ujar Yo-seng,
kedua macan itu menuju kearah yang ditunjuk Yo-seng, dan ketika sampai dibukit dan
lembah dimana danau itu berada, kedua macan itu berhenti dan mengaum, lalu kemudian
duduk. dunia-kangouw.blogspot.com
"eh..kenapa berhenti paman macan?" tanya Kwaa-thian-eng, macan yang ditunggangi
Kwaa-thian-eng mengaum, lalu berlutut, Yo-seng dan Kwaa-thian-eng turun dari
punggung macan tutul. "mungkin kita harus turun sendiri sumoi, dan memang sepertinya di daerah lembah
banyak penduduk." "benar juga suheng, kalau begitu marilah kita turun." sahut Kwaa-thian-eng
"paman macan terimakasih, dan saat melanjutkan perjalanan, kami akan memanggil


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalian." ujar Kwaa-thian-eng, kedua macan itu mengaum, lalu Yo-seng dan Kwaa-thianeng pun menuruni lembah dengan kecepatan luar biasa dipandang oleh kedua macan.
Ditepi pantai danau itu memang banyak sekali nelayan yang sedang menjaring dan
memancing ikan "lopek.. danau apakah namanya ini?" tanya Yo-seng pada seorang lelaki yang asik
memancing "ini danau xiauxi "apakah kalian juga sedang rekreasi ditempat yang indah ini?"
"begitulah paman, sambil menghilangkan lelah."
"memang kalian dari mana dan hendak kemana?"
"kami ini dua pengelana yang barun keluar perguruan, oh ya paman dimanakah tempat
ini?" "kalian ini sudah berada di wilayah Hanzhong."
"oo, ternyata daerah Hanzhong, kota perbatasan selatan dan timur."
"benar, dan tentunya sebagai pengelana kalian tentu lapar?"
"benar paman, namun kami akan memasak daging dendeng perbekalan kami."
"oo begitu, silahkan dinikmati pemandangannya, dan aku permisi dulu,"
"ooh..silahkan paman, dan hati-hati."
Kwaa-thian-eng sudah memasak dendeng daging kijang,
"suheng! dendengnya sudah masak, marilah kita makan." seru Kwaa-thian-eng
"wah..aku kelamaan ngobrol dengan paman itu." sahut Yo-seng
"sudahlah, tidak apa-apa suheng." ujar Kwaa-thian-eng sambil menghidangkan
masakannya, keduanya pun makan dengan lahap sambil menikmati hembusan angina
yang datang dari permukaan danau xiauxi, angin yang berhembus itu terasa sejuk dan
nyaman. dunia-kangouw.blogspot.com
"sungguh indah pemandangan disini, suasana yang sejuk dan semerbak aroma bunga
krisan dari pinggir sana." ujar Kwaa-thian-eng, Yo-seng hanya tersenyum
"kenapa suheng senyum!?"
"tidak mengapa sumoi, benar apa yang kamu katakana, dan dari sudut aku memandang
suasana alam yang indah ini bahkan semakin indah."
"apa sebab sehingga semakin indah?"
"hmh" apa yah" kenapa semakin indah?" gumam Yo-seng sambil berpikir, Kwaa-thianeng semakin penasaran melihat tingkah suhengnya.
"ayo apa suheng" kenapa alam di tempat yang memang indah ini semakin indah?" tanya
Kwaa-thian-eng, namun sampai lama Yo-seng tidak menjawab, bahkan merebahkan
tubuhnya direrumputan yang lunak seolah berpikir namun bibirnya menunjukkan
senyuman nakal." "suheng! phu..suheng konyol ah.." teriak Kwaa-thian-eng dengan nada gemas dan
mencibir manja." "hahaha..hahha"jangan cembrut begitu dong sayang, tentunya pemandanagn yang
indah ini semakin indah karena kamu berada disampingku."
"ah"suheng merayu"cih?" sahut Kwaa-thian-eng membuang muka karena jengah
malu dan sayang. "suheng"katanya jika hati sedang berbunga-bunga semuanya akan terlihat lebih indah."
"tuh"sumoi tahu, bukankah keindahan ini semakin indah" hehehe..hehehe.."
"hmh" konyol ah" aku mau kembali kebukit." sahut Kwaa-thian-eng mencibir manja.
"sumoiku sayang, sebaiknya kita memasuki kota Han-zhong, dan menginap dikota ini."
"hmh"baiklah kalau begitu, marilah kita berangkat!"
"boleh tapi ada syaratnya."
"hah..syarat..kok pakai sayarat!"
"iya"karena pemandangan indah ini akan terasa hambar jika ditinggalkan seperti ini."
"memangnya apa yang menyebabkan pemandangan ini bisa hambar?"
"karena hatiku yang berbunga-bunga tidak mekar karena mendung yang tiba-tiba."
"ohh..begitu lihatlah?" sahut Kwaa-thian-eng sambil senyum memperlihatkan deretan
giginya yang putih, senyuman indah yang membuat mata lelaki terpana."
dunia-kangouw.blogspot.com
"hahaha..hahaha alangkah beruntungnya aku thian?"
"hik..hik..sudah ah suheng, kamu membuat aku semakin rikuh, aku tahu cintamu besar
padaku, namun kata-kata romantismu itu membuat aku lemas lunglai, hik..hik.." sahut
Kwaa-thian-eng, dan ia pun berkelabat dari tempat itu, Yo-seng dengan senyum bahagia
menyusul sumoinya. Ketika mereka memasuki gerbang kota Han-zhong, keduanya berpapasan dengan
seorang lelaki tampan dan kaya, karena pemuda itu memakai pakaian yang indah dari
sutra dan bersamanya ada sepuluh orang pengawal dengan seragam biru-putih
"aha"cantik laksana bidadari, gemulai laksana pohon yang liu, mata laksana zamrud dari
turki, pipi ranum, bibir basah amboi cantiknya."
Kwaa-thian-eng berhenti memandang pemuda tampan, lalu tersenyum
"sungguh hebat pujianmu tuan muda, siapakah yang kamu puji?"
"tentulah gadis hebat didepanku, kamu memang luar biasa cantik nona, siapakah
namamu?" "namaku Kwaa-thian-eng, hanya gadis pengelana, dan ini suhengku."
"salam jumpa tuan muda, senang bertemu dengan tuan, namun maaf kami buru-buru,
karena hari hendak menjelang malam."
"tunggu dulu"kalau kalian adalah pengelana, dengan senang hati aku mengundang
kalian untuk menginap dirumah kami, kenalkan namaku adalah Lie-hong-bun"
"ah"bukankah itu merepotkan Lie-kongcu."
"tidak saudara, tidak merepotkan, apalagi untuk gadis secantik sumoi mu ini."
"apakah karena aku cantik maka Lie-kongcu menawarkan tempat bermalam?" sela Kwaathian-eng.
"eh..ah..hmh?" Lie-hong-bun gelagapan mendengar pertanyaan yang tidak diduga itu,
terlebih datangnya dari gadis yang membuat dia terkesima dan berdebar."
"jawablah aku tuan muda, bagaimana jika seandainya aku jelek?"
"ah"janganlah dianggap serius tentang itu, aku benar-benar suka dan ingin membantu
nona." "terimakasih tuan-muda, kami tidak ingin merepotkan, marilah suheng!" sahut Kwaa-thianeng dengan senyum ramah, dan tiba-tiba suheng dan sumoi itu menghilang
"iih..hantau danau!" teriak sebagian para pengawal.
dunia-kangouw.blogspot.com
"kalian bodoh, mereka adalah pendekar dengan kesaktian gin-kang luar biasa,
hmh".nona she-kwaa itu semakin menggemaskan hatiku." pikir Lie-kongcu
"kalian tiga orang cari tahu dimana mereka menginap, dan yang lain mari kita pulang."
ujar Lie-kongcu, lalu merekapun memasuki gerbang kota.
"paman, kami hendak menyewa dua buah kamar, apakah masih ada?" tanya Yo-seng
pada pemilik sebuah likoan yang mereka datangi.
"masih ada tuan muda, A-lui, cepat antara kedua tamu kita kekamar!" sahut pemilik likoan
dengan senyum ramah sambil memanggil pelayannya.
"mari tuan dan nona, kita ketingkat atas." ujar A-lui membungkuk, Yo-seng dan Kwaathian-eng mengikuti A-lui.
"sumoi, setelah mandi dan ganti pakaian kita makan dibawah." ujar Yo-seng ketika Kwaathian-eng hendak memasuki kamar yang ditunjuk A-lui.
"baik suheng.." sahut Kwaa-thian-eng
"nah yang ini kamar tuan.." ujar A-lui dengan senyum ramah
"terimakasih paman." sahut Yo-seng dan memasuki kamar yang cukup bagus.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Yo-seng keluar, dan tidak lama kemudian Kwaathian-eng juga keluar dari kamarnya, lalu keduanya turun kebawah dan memesan
makanan, tamu yang makan malam saat itu lumayan banyak, terdengar hiruk pikuk suara
tamu dan para pelayan yang sibuk melayani tamu, dan tiba-tiba didepan likoan terjadi
huru hara, seorang lelaki tua dengan baju compang-camping mengamuk dan
melemparkan seorang lelaki besar sehingga melabrak meja pengawal didepan likoan
hingga hancur, para tamu keluar melihat apa yang terjadi, tapi apes kerumunan orang
didepan pintu likoan tiba-tiba telempar kembali kedalam dan memporak-porandakan meja
dan kursi. Lelaki tua penuh uban dan pakaian compang-camping itu memasuki likoan, orang-orang
yang ada didekatnya diam dan gemetar ketakutan
"hehehe.hehehhe".aku mau makan".hidangkan makanan terlezat untukku, cepaat."
teriaknya sambil duduk di kursi
"pemilik likoan panik dan segera menyuruh pelayan menyiapkan makanan untuk kakek
tua itu "kakek tua siapakah kamu" kenapa melakukan pemaksaan pada orang lemah." tegur Yoseng
"sialan" jangan ikut campur urusanku, jika kamu masih sayang nyawa!" bentak kakek tua
itu. dunia-kangouw.blogspot.com
"kakek tua, kamu ini sudah amat tua, apakah kamu tidak merasa malu berbuat hal seperti
ini?" tegur Yo-seng dengan nada sabar
"hahaha..hahaha..pemuda bau kencur, kalau sudah tahu aku ini tua, bukankah kamu
harus menghormatiku?"
"benar orang tua, namun sikapmu ini orang tua tidak menyayangi yang muda, lalu
bagaimana kakek tua mengharapkan hormat dari yang muda."
"hahaha..hahaha.. pemuda sialan, kamu jangan berdebat dengan saya, sekali pukul kamu
akan celaka, apa kamu tidak kenal pada saya?"
"tidak kenal kakek tua, siapakah kamu?"
"hahaha..hahaha" seluruh kota ini mengenal saya, saya adalah pemilik kota Hanzhong."
"sudahlah tuan muda, biarkan ia makan, setelah kenyang dia akan pergi." bisik pemilik
likoan." "oo, begitu, kalau boleh tahu siapakah kakek itu paman?"
"dulu mereka ada tiga orang, dan dikenal dengan nama"Hanzhong-koai-sam" (tiga
siluman dari Hanzhong, mereka bertiga memang menguasai kota ini dan menjadi momok
menakutkan bagi seluruh warga kota dan sekitarnya."
"lalu sekarang, kenapa dia bisa seperti itu."
"kami juga tidak tahu penyebab perubahan tersebut."
"sejak kapan kakek tua itu seperti itu?"
"sejak dua belas tahun yang silam, tiba-tiba ketiga orang menakutkan itu menjadi gila, dan
tidak memperdulikan keadaan."
"hmh" kalau dua belas tahun yang silam mereka berubah, dan sebelumya mereka
adalah momok menakutkan, apakah mereka anak buah pah-sim-sai-jin?"
"hahaha..hahaha" pah-sim-sai-jin"dimanakah kamu bengcu, bagaimana misi harus
dijalankan, kami tidak tahu!" teriak kakek tua itu dengan pandangan mata liar, dan melotot
pada Yo-seng. "kakek tua, ternyata kamu adalah korban pemilihan bengcu di kota Sinyang."
"heh..apa maksudmu anak kecil!",,brak?" bentak kakek tua itu sambil memukul meja
hingga hancur. "sudahlah kakek tua, karena kamu sudah kenyang pergilah, dan jika ada kesempatan
besok kita bertemu lagi."
"sialan..anak bau kencur, aku bunuh kamu, berani menantang Hanzhong-koai-sam, duta
dunia-kangouw.blogspot.com
yang mulia Pah-sim-sai-jin." teriak kakek itu dan menyerang Yo-seng, Yo-seng dengan
gerakan luar biasa melompat ke atas dan dengan tukikan gesit dan samar oleh mata
menotok kakek tua itu, kakek itu menggulingkan badan seperti trenggilimg, dan ketika dia
hendak berdiri tototokan Yo-seng sudah mengarah lehernya, sikakek terkejut dan tidak
menduga bahwa usaha menjauhkan diri ternyata gagal, karena ternyata lawan lebih gesit
mengejarnya, dia berusaha mengkis, namun
"wuuut". tuk?" tangkisannya menegnai angin kosong, entah bagaaimana tangan yang
hendak ditangkis itu meliuk dan berhasil menotoknya hingga lemas.
Orang semua melonggo, melihat anak muda bersahaja itu telaah melumpuhkan kakek
menakutkan yang selama ini dalam tiga gebrakan.
"sebaiknya kakek ini diikat dan dijaga oleh pengawal paman, besok aku juga ingin melihat
perkembangannya." ujar Yo-seng
"baik tuan muda, akan kami laksanakan." sahut pemilik likoan, lalu ia memerintahkan
empat pengawalnya untuk mengikat sikakek tua.
"suheng"sepertinya engkau memahami apa yang terjadi pada kakek tua itu."
"hmh"paham benar tidak sumoi, namun aku boleh dikatakan salah seorang yang
mengetahui apa yang terjadi lima belas tahun yang lalu."
"bagaimana ceritanya suheng, bagaimana kamu bisa tahu?"
"hal ini aku ketahui dari perjalanan ayah yang membawa aku dalam misi penyelamatan
para pendekar akibat ilmu hitam Pah-sim-sai-jin, kata ayah, para pendekar mengadakan
pemilihan bengcu di kota Sinyang, namun hal menyedihkan terjadi dimana Pah-sim-sai-jin
yang luar biasa menguasai pikir para pendekar dengan ilmu hitamnya."
"lalu apa yang terjadi suheng!?"
"seluruh pendekar yanga ada dipertemuan itu manut dan takluk pada perintah Pah-simsai-jin, mereka membuat onar-onar disegala tempat, dan oleh ayah dan ibu berusaha
untuk menumpas mereka, dan saya yang ketika itu berumur enam tahun dikut sertakan
sehingga bertemu dengan subu Kao-hong-li, dari pembicaraan merekalah aku tahu
bahwa para pendekar itu dikauasai ilmu hitam dan tidak menyadari apa yang mereka
lakukan, mereka bertindak serunut perintah Pah-sim-sai-jin.
"selanjutnya bagaimana suheng?"
"selanjutnya ayah, ibu dan subo, bertemu dengan seorang tabib, dan kata tabib mereka
dapat disembuhkan dengan pengobatan."
"lalu apa yang terjadi?"
"karena ramuan obat itu sulit didapat, maka ayah, ibu, subo dan tabib berpencar, ayah
dan ibu berangkat ke pulau neraka, kakek tabib berangkat ke Tibet, saya dan subo
ketempat suhu, dan bertemu denganmu yang masih berumur dua tahun."
dunia-kangouw.blogspot.com
"hmh"apakah para pendekar itu dapat disembuhkan?"
"dari cerita ayah saat datang ketempat suhu, berhasil hanya dengan pengobatan jamur
linzi" "ditilik dari cerita suheng, kakek itu berubah karena kematian pah-sim-sai-jin."
"benar sekali somoi, pengaruh iblis itu hilang dengan sendirinya, namun bekas pengaruh
menjadikan orang itu gila sebagaimana yang dialami para pendekar yang diobati suhu
dan ayah. "kalau kita dapatkan jamur linzi tentu kita dapat mengobati kakek tua itu suheng."
"mungkin juga sumoi, tapi kita lihat bagaimana perkembangannya kakek tua itu, karena ini
sudah berlangsung selama dua belas tahun, tentunya lebih parah."
"benar juga suheng." sahut Kwaa-thian-eng
"hmh..marilah kita istirahat.." ujar Yo-seng sambil bangkit dari duduknya, Kwaa-thian-eng
juga bangkit dan naik ketingkat atas untuk tidur.
Keesokan harinya, Yo-seng dan Kwaa-thian-eng mendatangi kakek tua yang mereka ikat
sedang mengumpat "bangsat sialan, siapa yang berani mengikat aku seperti ini!?" teriaknya, empat orang
pengawa likoan diam tidak menggubris, ketika Yo-seng muncul, empat pengawal itu
menjura "selamat pagi she-taihap." sapa mereka serempak
"selamat pagi sicu, bagaimana keadaan kakek itu?"
"dia baru sadar, dan langsung maraj-marah."
"heh..pemuda kencur, beraninya kamu mengikatku seperti ini."
"kakek tua, itu demi kebaikanmu." sahut Yo-seng
"hehehe"hehe.. pemuda kemaren sore ngomong kebaikan didepanku, cih?"
"menurutmu apakah kamu lebih tahu tentang kebaaikan daripadaku?"
"tentu saja..hahaha..hahaha"."
"kenapa demikian, katakanlah kakek tua."
"karena aku lebih duluan dan lebih lama hidup daripadamu."
"tapi nyatanya kakek berbuat kejahatan selama ini, menindas orang banyak, membunuh
sudah entah berapa banyak, kamu terpedaya pah-sim-sai-jin."
dunia-kangouw.blogspot.com
"pah-sim-sai-jin bengcu kami yang mulia, eh"apakah kamu pernah bertemu dengan
bengcu kami?" "tidak pernah bertemu, tapi aku tahu dimana dia sekarang."
"heh"dimanakah bengcu pah-sim-sai-jin sekarang?"
"Pah-sim-sai-jin sudah mati."
"bohong"tidak mungkij pah-sim-sai-jin mati, dia adalah manusia dewa yang luar biasa."
"meracau kamu orant tua, kebaikan selalulah mengalahkan kejahatan, betapapun
hebatnya pah-sim-sai-jin, tapi yang namanya penjahat thian tidak perkenankan untuk
langgeng dimuka bumi ini, dan lewat perantaraan orang-orang baik telah menewaskan
pah-sim-sai-jin" "Thian" siapakah thian dan dimanakah ia?"
"Thian yang memiliki alam raya ini, yang memiliki seluruh jiwa yang ada, termasuk jiwa
kamu kakek tua. dan keberadaannya tidak kasat mata."
"apakah thian yang telah menewaskan bengcu pah-sim-sai-jin?"
"benar, Thian telah mempertemukan pah-sim-sai-jin dengan orang yang lebih sakti
darinya." "siapakah yang lebih sakti dari Pah-sim-sai-jin?"
"hahaha..hahaha" kakek tua katamu kamu lebih duluan dan lama hidup, tapi bagaimana
orang yang lebih hebat dari pah-sim-sai-jin kamu tidak tahu, kamu memang pembual
kakek tua." "heh"ah". tapi aku tidak ingat."
"benar kamu kakek tua tidak ingat, dan saya yakin namamu saja kamu tidak ingat,
hahaha..hahaha" benar-benar kamu menyedihkan kakek tua." ujar Yo-seng, mendengar
kata-kata menghina dan merendahkan itu membuat si kakek tua memjamkan mata
mencoba keras mengingat-ingat masa lalunya, demi untuk membantah penilaian anak
muda didepannya. Melihat si kakek terdiam, Yo-seng yang memang sengaja megeluarkan kata-kata pedas
merasa gembira karena sedikit banyaknya memahami kejiwaan kakek tua itu, dan dari
kedut muka kakek tua itu menunjukkan ia berpikir keras untuk mengingat masa lalunya.
"bagaimana kakek tua, apakah kamu ingat siapa namamu, siapa orang hebat yang
melebihi pah-sim-sai-jin, bagaimana kamu sampai terlantar seperti ini tidak ingat apaapa?"
"heh"aku tidak tahu, lalu apakah kamu tahu siapa saya" siapa orang yang paling hebat
dari pah-sim-sai-jin, dan bagaimana saya bisa seperti ini?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"pertanyaan pertama saya tidak jawab, karena kamu kakek tua sudah lupa dengan kamu,


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apalagilah saya yang masih muda ini dan kita tidak pernah jumpa selama ini, tapi
pertanyaan kedua dan ketiga dapat keberitahu."
"hmh" siapakah orang yang paling hebat dari pah-sim-sai-jin?"
"orang yang paling hebat, mungkin kakek kenal ketika kakek masih normal, yaitu shetaihap dari pulau kura-kura, atau yang dijuluki Im-yang-sin-taihap." jawab Yo-seng, si
kakek tua terdiam dan memejamkan mata untuk mengingat nama itu
"hmh"aku tidak kenal dengan julukan itu, lalu jawaban yang ketiga apa?"
"kakek menjadi seperti ini karena kalian berasama ratusan pendekar ketika berada di kota
sinyang untuk memilih bengcu telah dikuasai ilmu jahat pah-sim-sai-jin, makanya sampai
hari ini hanya Pah-sim-sai-jin yang kakek ingat dan melupakan nama sendiri."
"hmh". tidak mungkin demikian?"
"terserah mau percaya atau tidak, yang jelas kakek melupakan nama sendiri dan hanya
pah-sim-sai-jin yang anda ingat, apakah itu patut dan wajar kakek tua?" tandas Yo-seng,
kakek itu terdiam Pemilik likoan tiba-tiba muncul
"She-taihap dua orang gila yang lain datang dan membuat onar didepan toko obat, trangis
sekali dua pedagang suda mati ditangan mereka." ujar pemilik likoan, Yo-seng dan Kwaathian-eng segera ketempat kejadian, dua orang kekek gila sedang mengamuk
menghancurkan tenda-tenda pedagang jalanan, dan toko obat juga porak-poranda.
Yo-seng dan Kwaa-thian-eng segera bertindak, dengan lompatan dan tukikan dahsyat
keduanya menyerang dua kakek gila itu, kedua kakek gila itu mengelak, namun keduanya
tidak mampu melepaskan diri karena serangan susulan juga datangnya demikian cepat,
kedua kakek itu berusaha melawan melepaskan diri dari kejaran lawan, namun dalam
empat gebrakan keduanya lemas tidak berdaya, perubahan-perubahan tangan kedua
lawannya sungguh cepat dan tidak terduga sehingga mereka harus menerima totokan
yang membuat mereka lemas.
Kedua kakek itu diringkus dan dibawa kehalaman belakang likoan
"siapa dua orang itu" tanya sikakek yang sudah semalaman diikat
"bukankah kalian yang disebut Hanzhong-koai-sam?" sahut Yo-seng
"maksudnya bahwa dua orang ini adalah rekanku?"
"benar, aneh tidak bahwa kalian tidak saling kenal?"
"benar"dan hal aneh ini sungguh membingungkan." sahut sikakek menatap kedua
rekannya dunia-kangouw.blogspot.com
orang-orang banyak berkerumun dibelakang likoan menyaksikan ketiga orang gila yang
selama ini mencemaskan warga
"sicu"tolong tanyakan pada penjual obat apakah ada ia menyimpan jamur linzi, atau
adakah ia tahu seorang tabib yang bisa diajak membicarakan keadaan tiga orang kakek
ini." ujar Yo-seng pada empat pengawal likoan, seorang dari mereka segera berlari keluar
untuk menemui pemilik toko obat.
Tidak lama kemudian pengawal itu datang bersama pemilik obat dan seorang lelaki tua
yang buta. Kedua kakek yang baru diringkus tiba-tiba sadar
"eh..kenapa aku terikat, hah"kalian ini mau membantai aku yah, heh kamu siapa
hahaha..hahaha bukankah kamu teman saya yang sedang berpesta tadi?"
"hahaha..hahaha benar, tapi kenapa kita diikat begini, dan orang-orang banyak ini mau
apa dari kita." sahut sikakek satunya lagi.
"heh..dua lelaki jelek, apakah kamu kenal saya?" tanya sikakek yang pertama
"hmh"tidak..kamu siapa hahaha..hahha"orang tidak terkenal jangan menumpang
kehebatan pemilik kota Han-zhong."
"hmh"apakah kamu kenal Pah-sim-sa-jin?"
"hahaha..hahaha siapa itu pah-sim-sai-jin, aku tidak kenal." Jawab keduanya sambil
tertawa, Yo-seng yang mendengar percakapan itu merasa heran karena kedua orang itu
tidak tahu dengan Pah-sim-sai-jin
"apakah kamu tahu nama tempat ini?"
"hahaha..hahaha eh apa yah nama tempat ini, yah ini tempat pesta, apakah kita akan
pesta hahaha..hahha.." sahut kedua kakek itu
"hmh"mereka ini lebih parah dari kakek yang pertama." pikir Yo-seng, dan terbersit
harapan akan dapat menyembuhkan si kakek yang pertama
"she-taihap ini Ouw-cun pemilik toko obat," ujar sipengawal memperkenalkan pemilik toko
obat "benar she-taihap saya Ouw-cun dan jamur linzi yang she taihap tanyakan tidak saya
miliki, namun mungkin ayah mertua saya ini bisa membicarakan keadaan tiga orang ini,
mertua saya ini adalah Toan-seng seorang tabib."
"terimakasih Toan-kong telah menyempatkan diri datang kesini."
"tidak mengapa she-taihap, dan seharusnya kami warga kota ini yang mengucaokan
terimakasih pada she-taihap." sahut Toan-seng
"bagaimana menurut Toan-kong mengenai ketiga kakek ini?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"bisakah saya memegang mereka mereka taihap?" tanya Toan-seng
"baik ketiganya akan saya diamkan." ujar Yo-seng, kemudian ia mendekati ketiga kakek
itu dan menotok ketiganya hingga kaku namun tetap sadar.
Toan-seng memerikda denyut nadi, meraba kepala dan memeriksa dada ketiganya
"hmh" sepertinya dua orang ini sulit untuk diobati, kecuali kita dapatkan jamur linzi
seperti yang she-taihap minta, namun yang satunya lagi akan bisa kita obati walaupun
memakan waktu yang lama." ujar Toan-seng, yang diamksud toan-seng kakek yang bisa
diobati adalah kakek yang pertama.
"apa yang musti kita lakukan Toan-kong?"
"saya tidak bisa lagi melakukannya she-taihap, namun dengan adanya she-taihap saya
yakin orang ini dapat disembuhkan."
"bagaimana caranya toan-kong?"
"Ouw-cun ambillah kotak jarum dirumah, kotak itu saya simpan dibawah tempat tidur." ujar
Toan-seng pada menantunya, Ouw-cun segera pergi untuk mengambil kotak yang
dimaksud ayah mertuanya. "she-taihap akan melakukan tusukan jarum pada enam titik bagian kepala, enam belas
titik dibagian dada dan lima titik dibagian masing-masing kaki, dan pelepasan jarum
dengan jarak jauh, saya yakin she-taihap mampu melakukannya."
"baiklah Toan-kong, lalu apa lagi?"
"sebelum penusukan jarum dilakukan pasien harus mandi air panas dan dingin dalam
jangka yang tidak bertaut lama, namun saya yakin she-taihap dikenal dengan tenaga Imyang nya."
"lalu apa lagi Toan-kong?"
"mandi dan penusukan jarum dilakukan setiap malam dan dilepas diatas siraman panas
saat matahari terbit, dan selama tiga malam itu setiap siang dia akan diberi minum
pembersih darah yang akan saya ramu, lalu pada malam keempat, dua pelipis pasien
ditusuk jarum dan dicabut saat bundalan jarum berwarna merah."
"hmh"baiklah Toan-kong akan kita mulai nanti malam." ujar Yo-seng, warga yang
berkerumun pun kembali kerumah masing-masing, dan pada malamnya pengobatan
kakek pertama pun dilakukan, sikakek dimasukkan kedalam sebuah gentong besar berisi
air, lalu Yo-seng mengerahkan tenaga Yang, dan dalam sekejap air menggelegak
mendidih, setelah beberapa lama, lalu Yo-seng mengerahkan tenaga Im, airpun pun
cepat mendingin hingga beku, Yo-seng disarankan melakukannya tiga kali perubahan,
stelah itu sikakek di letakkan di atas dipan, lalu Yo-seng pun dengan gerakan lincah
melempar jarum-jarum emas milik Toan-eng kearah titik yang disampaikan Ton-seng,
setelah selesai, keduanya istirahat.
dunia-kangouw.blogspot.com
"she-taihap darimana kamu tahu bahwa jamur linzi obat ampuh bagi mereka?"
"hal itu saya dengar dari ayah saya, yang kebetulan ikut terlibat dalam usaha
penyelamatan para pendekar dari ilmu hitam pah-sim-sai-jin bersama Wan-yokong."
"oo, pantas kalau begitu, lalu she-taihap hendak kemanakah?"
"saya dan sumoi hendak mengunjungi ayah saya di kota Sinyang."
"apakah jamur linzi itu ada pada ayahmu?"
"tidak tapi diserahkan kepada Wan-sinse keponakan dari Wan-yokong di hoa-kok, apakah
tabib itu masih hidup saya tidak tahu."
"baiklah she-taihap sebaiknya kita tidur." ujar Toan-seng. lalu merekapun tidur.
Keesokan harinya tubuh sikakek pertama di bawa keluar, dan matahari pagi pun
menyinari tubuh sikakek pertama, semua jarum dicabut oleh Y-seng, siang harinya
sikakek minum obat pembersih darah, lalu malamnya sikakek dimandikan lagi dan ditusuk
dengan jarum, dan pada malam keempat dua buah jarum dengan bandulan bulat
diserahkan Toan-seng "tusukkan masing-masing pada pelipisnya." ujar Toan-seng, Yo-seng menerima jarum
tersebut, dan dengan pengerahan sin-kang dua buah jarum itu pun di tusukkan dari jarak
jauh. "sudah Toan-kong." ujar Yo-seng
"kita tinggal menunggu perubahan bandulan jarum." sahut Toan-seng, keduanya
begadang menjaga sikakek pertama yang sejak pengobatan tidak sadarkan diri.
Setelah larut malam, bandulan jarum itu pun berangsur-angsur merah, setelah nyata
warna merahnya Yo-seng mencabut kedua jarum itu bersamaan, tiba-tiba sikakek
membuka matanya "amitaba, siapakah kalian sicu?" serunya sambil melipat tangan
"syukurlah lo-suhu kamu sudah normal kembali." sahut Toan-seng
"saya adalah toan-seng dan pemuda ini adalah she-taihap."
"siapakah nama lo-suhu?" sela Yo-seng
"saya adalah Wan-bu-sek dari shaolin, apakah yang terjadi dengan saya sicu?"
"lo-suhu mengalami pengaruh dari pah-sim-sai-jin waktu di sinyang dan mengalami hilang
ingatan setelah pah-sim-sai-jin tewas ditangan im-yang-sin-taihap."
"amitaba..sungguh she-taihap mutiara gemilang rimba persilatan, dan telah menyingkirkan
tirani kehidupan, terimakasih sicu, she-taihap yang telah menolong dan menyembuhkan
saya." dunia-kangouw.blogspot.com
"sama-sama loncianpwe, oh ya losuhu dan dua rekan yang lain selama ini menguasai
hanzhong." sahut Yo-seng
"amitaba.. manusia memang tidak berdaya dihadapan garis kehidupan, siapakah dua
rekan saya itu sicu?"
"mereka ada diruang belakang losuhu, marilah kita tengok." sahut toan-seng, malam itu
juga mereka menemui dua kakek yang sedang diikat.
"kenalkah loncianpwe pada keduanya" tanya Yo-seng
"amitaba mereka ini adalah"Pek-hak-lojin" dan"Liong-kiam-hiap" sungguh ironis apa yang
kami alami, apakah mereka dapat disembuhkan sicu?"
"sangat sulit losuhu, tapi kita masih punya harapan seandainya kita memiliki jamur linzi."
"jamur linzi adanya di Lhasa, tapi sicu, biarkanlah keduanya saya bawa ke shaolin dan
saya akan mengusahakan pengobatannya dengan para suhu disana."
"demikian juga bagus losuhu." sahut Toan-seng.
Pagi itu mereka berkumpul semua di ruang makan, dengan pulihnya Wan-ciangbujin
disambut gembira pemilik likoan dan para pelayan, Yo-seng. Kwaa-thian-eng, Toan-seng
dan anak mantunya, jamuan kecil itu terpokus pada kemunculan Yo-seng dan Kwaathian-eng sebagai pelopor dari seluruh kejadian.
Keesokan harinya Wan-cianbujin membawa kedua rekannya ke shaolin sementara Yoseng dan Kwaa-thian-eng masih ditahan oleh Toan-seng untuk bermalam dirumahnya,
ketika mereka hendak meninggalkan likoan, rombongan Lie-kongcu muncul
"selamat bertemu kembali Kwaa-siocia, apakah kwaa-siocia hendak pergi?"
"benar Lie-kongcu, terimaksih atas keramahanmu."
"ah".Kwaa-siocia terlalu sungkan, sebelum meninggalkan kota marilah singgah dirumah
kami." "terimakasih Lie-kongcu, kami akan menginap ditempat Toan-loncianpwe, setelah itu akan
melanjutkan perjalanan."
"Kwaa-siocia janganlah mengecewakan aku yang sudah demam rindu ini." rayu Liekongcu, Kwaa-thian-eng merasa panas mukanya karena malu, ungkapan hati itu
diucapkan didepan orang banyak.
"ketahuilah Lie-kongcu kamu memang seorang yang tampan dan kaya raya, namun
tidaklah semua harapan mesti terwujud."
"kwaa-siocia aku selalu mendapatkan yang aku inginkan."
"apakah maksudmu kamu hendak memaksakan kehendak pada saya!?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"jika memang diperlukan, akan aku laksanakan."
"saya mau lihat bagaimana caramu untuk memaksa saya!" tantang Kwaa-thian-eng
dengan nada dingin, tiba-tiba Lie-kongcu bergerak hendak menangkap tangan Kwaathian-eng, namun ia kecele tangan lembut gemulai itu telah menampar pipinya, Liekongcu terperanjat sambil mengelus pipinya yang kemerahan bekas tamparan
"janganlah memaksakan diri, belum cukupkah hajaran itu Lie-kongcu!?" sela Yo-seng
"beuh"kalian belum kenal dengan aku, kalian harus tunduk padaku." teriak Lie-kongcu
sambil menyerang, Yo-seng hendak bergerak.
"biarkankan aku suheng yang mengurusnya." cegah Kwaa-thian-eng sambil melompat
dan menyambut serangan Li-kongcu, dalam dua gebrakan sebuah tamparan mendarat
lagi dipipi Lie-kongcu, lalu disusul dua pukulan dan dua kali tendangan sehingga
membuat tubuh Lie-kongcu terlempar dan ambruk.
"kongcu.., sudahlah ternyata kita tidak mengenal tahaisan didepan mata."
"apa maksudmu!?" tanya Lie-kongcu pada pengawalnya
"ternyata saya dengar dari orang-orang ini nona itu adalah putri dari Im-yang-sin-taihap."
"hah"aduh maafkan aku lihap, aku memang buta,"
"sudahlah, kamu dimaafkan pergilah dari sini." sahut Kwaa-thian-eng, Lie-kongcu segera
meninggalkan tempat dengan rasa malu dan rasa sakit akibat kemplangan wanita yang
mengguncang hatinya. Yo-seng dan Kwaa-thian-eng menginap dirumah Toan-seng dan keesokan harinya
keduanya meninggalkan kota Han-zhong, dua hari kemudian disebuah hutan yang lebat
kedua macan tutul itu muncul
"hik..hik".paman macan ternyata kalian sudah berada disini." sapa Kwaa-thian-eng
mesra sambil memeluk kedua ekor macan tutul, kemudian keduanya melewatkan malam
didalam hutan bersama kedua macan tutul yang bercumbu agak jauh dari tempat mereka
membuat api unggun dan memanggang binatang buruan.
Keesokan harinya, Kwaa-thian-eng memanggil kedua macan tutul, namun sampai tiga kali
panggil kedua macan itu tidak muncul
"aneh"kenapa paman macan itu tidak muncul?" gumam Kwaa-thian-eng
"ada yang tidak beres, mungkin gerakan mencurigakan semalam." sela Yo-seng
"coba kita jelajahi hutan ini, mana tahu kita dapat petunjuk." ujar Kwaa-thian-eng, lalu
keduanya berpencar merambah hutan dan memperhatikan gerak dan tanda
mencurigakan. Menjelang siang keduanya bertemu lagi
dunia-kangouw.blogspot.com
"bagaimana suheng, apakah suheng mendapatkan hal yang mencurigakan?"
"tidak ada sumoi, tapi dibalik bukit sana ada sebuah perkampungan, dan sebaiknya kita
coba melihat kesana."
"baiklah kalau begitu suheng, marilah." sahut Kwaa-thian-eng, lalu keduanya berkelabat
menuju perkampungan yang dimaksud Yo-seng.
Perkampungan itu terdiri dari rumah-rumah kayu beratap ilalang, dan dibagian tengah
areal ada sebuah bangunan induk yang lumayan besar dan bertingkat, saat itu diruang
induk ada beberapa lelaki bertubuh kekar dan rata-rata berambut keriting dan pakaian
mereka dari kulit harimau.
"kedua macan tutul itu merupakan tangkapan besar, dan kulitnya juga sangat bagus."
"jadi menurut Dulhan-pangcu, apa yang akan kita lakukan pada kedua macan itu!?" tanya
wakil ketua yang bernama Saiban
"menurut saya kita kembang biakkan sehingga kita memiliki banyak macan tutul untuk
diambil kulitnya." "demikian juga bagus pangcu, terlebih nampaknya ketika kita mengincar kedua macan itu
sedang kawin, jadi sebaiknya kita tunggu satu bulan."
"benar, andaipun tidak jadi, kita akan memakai ramun kita." sela yang lain
"kalian jaga ketat kedua macan tutul itu jangan sampai lepas." ujar Dulhan
"baik pangcu.." sahut mereka serempak, lalu mereka bubar, Yo-seng dan Kwaa-thian-eng
mengintai dari pinggir perkampungan, saat mereka hendak melewati sebuah jembatan
berupa sebatang kayu, tiba-tiba kayu itu berputar, keduanya dengan spontan melompat
kearah pinggir jembatan atah mereka datang, namun saat mereka menginjak tanah tibatiba pinggir jembatan itu longsor dan sebuah jaring besar turun.
Yo-seng dan Kwaa-thian-eng melesat kearah kanan sungai kecil yang bearada dibawah
karena dari arah sebelah kiri melayang perangkap jeruji bambu, tapi naasnya dibagian itu
ada lobang perangkap, Yo-seng-dan Kwaa-thian-eng meluncur kebawah dan keduanya
mendarat ruangan berupa sel yang bagian depannya jeruji besi tebal, dan tidak hanya itu
asap berwarna merah langsung memenuhi ruangan itu, ketika kabut merah hilang Yoseng dan Kwaa-thian-eng tidak terpengaruh, kaarena dengan ilmu siulian-liong-tin
Empat orang yang menjaga bagian peraangkap itu terheran-heran
"wah keduanya tidak pingsan, ayo kita keluarkan lagi asap biusnya." ujar seorang dari
mereka, lalu dengan menarik sebuah tuas asap kembali menyemprot dari tiga sisi dinding
sel. "coba kamu tengok apakah mereka sudah pingsan!" ujar orang yang menarik tuas, dua
orang dari mereka menuruni tangga, dan mendekati sel, alamgkah terkejutnya mereka
melihat dua orang korban mereka masih berdiri, lalu mereka kembali.
dunia-kangouw.blogspot.com
"aneh..mereka belum pingsan, apa yanag harus kita lakukan?"
"sudah, cepat tambah bahan asap bius, kita semprot mereka sampai malam. Dan kamu
cepat laporkan pada pangcu" sahut rekannya, kemudian dua orang itu turun kembali dan
masuk pada sebuah pintu rahasia, disebuah tungku api mereka melempar bahan baku
untuk membuat asap bius, asap pun mengepul.
Dulhan dan wakilnya yang sedang berada diruang tengah dikejutkan dengan datangnya
seorang anak buahnya "ada apa, bagaimana dengan dua penyusup itu?"
"aneh pangcu, sudah disemprot asap bius, keduanya tidak pingsan."
"lalu sekarang bagaimana?" tanya Dulhan
"twako Gayani memutuskan untuk menyemprot kedua korban sampai malam."
"bagus"pasti keduanya tidak sanggup menagan nafas sampai begitu lama." Sahut
Dulhan. Saat malam tiba, Gayani bingung karena kedua korbannya malah duduk siulian,


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menandakan keduanya tidak terpengaruh, dan berketepatan Dulhan dan wakilnya datang
untuk melihat "bagaimana Gayani" apakah korbannya sudah pingsan?"
"belum pangcu, aduh bagaimana ini" apa yang harus kita lakukan."
"luar biasa, siapakah mereka yang demikian sakti?" gumam Dulhan, mereka menunggu
sampai tengah malam dan bahan baku asap bius sudah hampir habis.
"sudah hentikan bahan baku bius, berikan asap racun kulit." perintah Dulhan, lalu enam
orang turun memasuki pintu rahasia, kemudian mereka keluar membawa daun berbentuk
talas namun warnanya putih karena bulu-bulu halus dipermukaan daun, dan seorang dari
mereka mebawa seguci darah katak hitam, dan seorang membawa sebotol bubuk yang
awalnya adalah cacing belang.
Enam orang itu memasuki pintu rahasai kebagian tungku, lalu merekapun menumpuk
bahan yang mereka bawa diatas bara dalam tungku, asap warna kekuning-kuningan pun
mengepul, lalu mereka kembali, alat penyemprotpun berjalan, warna asap kekuningkuningan itupun memenuhi ruangan sel Yo-seng dan Kwaa-thian-eng
Dua jam kemudian Yo-seng merasakan kulitnya gatal
"sumoi apa kamu merasa gatal?" tanya Yo-seng dengan menngunakan ilmu mengirim
suara dari lintasa hatinya, dan pertanyaan itu didengar oleh Kwaa-thian-eng
"benar suheng.." jawab Kwaa-thian-eng
dunia-kangouw.blogspot.com
"kalau begitu kita gunakan ilmu"Siu-to-Po-in" ((sambut mustika menyapu awan) dan
sekalian kita gunakan"goat-koan-sim-hang" (menunggang sukma menutup rembulan)"
untuk menjaga segala kemungkinan yang lebih bahaya." ujar Yo-seng, lalu keduanya
mengerahkan ilmu langka tersebut, dan berangsur-angsur rasa gatal itu hilang. keduanya
masih tetap dengan posisi siulian, tapi keduanya sudah merupakan bayangan sehingga
tempat sel itu kelihatan kosong
Hampir paagi asap kuning itu memenuhi ruangan sel, dan semua penghuni
perkampungan itu terbelalak, melihat racun mereka tidak mempengaruhi kedua korban,
Dulhan tidak habis pikir, bahwa ada yang mamapu menahan racun mereka
"kedua orang ini bukan orang sembarangan, meraka bukan saja gesit, tapi juga hebat luar
biasa." "sudah mari kita turun, setelah kabut asap hilang, dua belas pemanah bersiap untuk
membantai keduanya." ujar Dulhan, lalu mereka pun turun, lima puluh orang berbaris
didepan jeruji sel, dua belas orang sudah siap dengan panahnya, namun ketika hendak
melepaskan anak panah, mereka melihat sel itu tidak ada siapa-siapa. Dua korban
mereka hilang. Dulhan dan anak buahnya melonggo dan mengkecek-kecek mata, namun tetap saja
ruangan sel itu nampak kosong.
"apakah mereka itu berada diluar sel?" ujar sebagian anak buah dengan rasa takut, wajah
mereka pucat dan bulu roma mereka meriinding.
"tidak mungkin, mereka pasti masih didalam, kalau mnereka menghilang dan keluar dari
sel, tentu susah mereka lakukan sejak awal, mereka masih dalam sel." ujar Dulhan
menghibur anak buahnya. "lalu bagaimana pangcu apakah kita panah juga!?"
"tambah lagi dua puluh empat orang pemanah!" perintah Dulhan, dua puluh pemanahpun
mempersiapkan diri. "dua belas orang memanah bagian bawah, dua belas orang bagian tengah dan dua belas
orang bagian atas." ujar Dulhan, setelah semua siap, tiga puluh enam anak panah
melesat kedalam sel, terdengar beberapa anak panah patah dan ada juga yang
melenceng. "panah beruntun!" teriak Dulhan, tiga puluh enam pemanah dengan cekatan
mebombandir ruang sel itu hingga sampai sepuluh kali lepasan, anak panah berguguran
patah dan melenceng pada bagian posisi Yo-seng dan Kwaa-thian-eng.
Sampai habis anak panah dalam kantong tetap kedua korban mereka tidak muncul,
namun mereka berbesar hati bahwa dua korbannya masih tetap dalam sel, tapi tiba-tiba
dua rangkum cahaya silau berpendar dari dalam sel menghantam barisan panah, dan
tidak ayal tiga puluh enam orang itu terlempar sambil muntah darah, dengan panik yang
lain berhamburan menaiki tangga termasuk Dulhan sendiri
dunia-kangouw.blogspot.com
"tutup bagian jeruji!" teriak Dulhan, lalu seorang menekan sebuah kunci rahasia dia
bagian atas tangga, sebongkah batu persegi turun menutup jeruji, sehingga sel itu
dikelilingi empat tembok batu, lalu para pemanah digotong kembali keruang atas, Dulhan
dan Saiban saling pandang kebingungan.
"sungguh menakjubkan kedua orang itu, hitung berapa yang luka dan berapa yang
tewas." teriak Dulhan, lalu anak buahnya menghitung korban akibat pukulan dari Yo-seng
dan Kwaa-thian-eng "ada dua puluh yang luka-luka dan enam belas orang tewas."
"sialan, siapa kedua orang itu dan kenapa menyusup kemari?" bentak Dulhan
kebingungan. "saya punya aide pangcu!" sela Saiban
"apa itu cepat katakan!" sahut Dulhan
"kita buat keduanya saling birahi, dan tentu saat mereka dalam keadaan berkobar saat itu
adalah saat paling lemah dan lalai, maka kita langsung panah keduanya."
"apa bisa mereka terpengaruh sementara asap kita saja tidak ada pengaruhnya bagi
mereka." bantah Dulhan.
"racunnya kita masukkan dalam makanan, mereka tentu lapar pangcu."
"hmh..benar juga, kalau begitu jalankan rencana tersebut." sahut Dulhan bersemangat.
lalu saat siang, dua orang mengantarkan nasi dan sepoci air kedalam sel lewat sebuah
celah dibagian didinding sebelah kiri sel, Yo-seng dan Kwaa-thian-eng saling pandang
dan menatap mangkok berisi nasi putih dan sepotong kaki ayam.
"orang-orang ini berniat mencelakakan kita, tentunya nasi ini juga sudah dibubuhi racun."
ujar Kwaa-thian-eng "benar sumoi, tapi dengan mengerahkan"Siu-to-Po-in" kita akan mampu
menawarkannya." sahut Yo-seng, lalu kedua mangkok itu pun diambil, lalu keduanya
makan dengan lahap, bebrapa pasang mata mengintip dari sebuah celah pada bagian
atas dinding, Saiban merasa gembira dan sepuluh pasukan panah sudah siap dia bagian
depan jeruji, dan siap melepakan panah jika tembok batu terangkat.
Sampai menjelang malam saiban melonggo kaarena dua korbannya tidak menunjukkan
reaksi dari pengaruh raacun perangsang, Dulhan mmegang kepala kehabisan akal
"kita coba suguhkan sampai tiga hari, tidak munkin tidak perpengaruh." ujar Saiban kesal,
selama tiga hari Yo-seng dan Kwaa-thian-eng disuguhi makanan enak, dan setiap selesai
makan, keduanya mengeluarkan hawa racun lewat tiupan, sehingga keduanya amanaman saja.
Bahkan sampai seminggu sudah, harapan saiban dan Dulhan tidak terwujud
"apalagi yang bisa kita perbuat pangcu?" tanya Saiban lemas
dunia-kangouw.blogspot.com
"hmh"kita coba racun perangsang ini lewat aroma, pergilah kalian petik sebanyak
mungkin bunga mawar, setelah itu kita bubuhi racun perangsang dan diletakkan didepaan
jeruji sel." ujar Dulhan, lalu anak buahnya beramai-ramai kelaur kampong untuk memtik
bunga mawar yang tumbuh dilembah perkampungan mereka.
"orang-orang ini sepertinya bukan bangsa Han, suheng!"
"benar, sepertinya mereka suku liar yang berasal dari daerah Bhutan dan sekitarnya."
"dan juga sepertinya mereka ahli racun." sahut Kwaa-thian-eng.
"benar somoi, dan tempat ini merupakan sel yang kuat dan kokoh, dengan dinding batu
yang sangat tebal." "kalau pintu batu ini terbuka, kita akan coba menjebol jeruji besinya suheng."
"benar, ide itu patut kita coba." sahut Yo-seng, dan tiba-tiba pintu batu naik, dan aroma
bunga mawarpun menyebar menerpa penciuman keduanya, keduanya heran melihat
tumpukan bunga mawar merah yang aromanya demikian wangi, kali ini dua she-taihap itu
terpedaya, aroma wangi mawar itu memasuki paru-paru mereka bersamaan racun
perangsang, reaksinya memang lama, dan hal yang pertama degupan jantung mereka
bergetar, aliran darah bertambah lancar seiring urat syarap mereka menegang, baagian
bawah perut Yo-seng tiba-tipa panas dan tegang, selintas Yoseng merasa malu, dan
melirik sumoinya, dan lirikan sekilas itu membakar ketgangan bagian bawah perutnya dan
letupan jantungnyapun makin kuat, Kwaa-thian-eng juga menalami gejala yang sama,
dimana saat urat syarag menegang, dan bagian bawah perutnya tiba-tiba basah dan
timbul kontraksi pada bagian sensitifnya, kwaa-thian-eng mendesah karena timbulnya
rasa gatal yang menngelikan pada bagian sensitifnya.
Mendengar desahan Kwaa-thian-eng, menambah pusaran badai birahi yang menghantam
Yo-seng, Yo-seng mendekati sumoinya yang menatapnya dengan mata memelas manja
dan desahan nafas yang memburu.
"sumoi kita terpedaya pengaruh racun." bisik Yo-seng dengan nada menahan."
"suheng..kita harus selamat dari ini, tolonglah suheng." desah Kwaa-thian-eng, lalu ia
menjauh mepet kedinding sambil memjamkan mata melawan gejolak beirahi yang
berkobar, YO-seng pun segera menjauh, keringat keduanya sudah membanjir akibat
penolakan pada situasi yang janggal itu.
"suheng apa pesan ayah?" tanya Kwaa-thian-eng mencoba mengalihkan pemikirannya.
"pikirkan akibat sebelum berbuat."
"apa akibat jika kita terpedaya racun ini."
"hancurlah amanat suhu, aku pun akan mati terbujur."
"suheng apa beda kita lakukan sekarang dengan nanti."
dunia-kangouw.blogspot.com
"sekarang nikmat berakhir malu dan penyesalan, nanti merupakan nikmat yang agung
dan kelegaan "apa lagi suheng?"
"sekarang puas berdasarkan nafsu syetan, nanti puas bedasarkan perasaan
"apa ada lagi suheng!" tanya Kwaa-thian-eng dengan nafas yang sedikit teratur, karena
dialog itu telah membuat pikirannya teralih dan dapat ia kendalikan
"sekarang birahi yang dipicu muslihat, nanti birahi yang dipicu cinta dan kasih sayang."
sahut Yo-seng, ia juga sudah dapat mengendalikan pikirannya, saat keduanya pada titik
pengendalian pikir itu, merekapun mengerahkan siulian-liong-tin, dalam sekejap mereka
pun larut dalam siulian itu, dan nafas mereka pun seteduh permukaan danau.
Dulhan dan Pasukuan panah kembali menelan kecewa, karena panah akan lepas saat
keduanya saling terkam berpilin dalam pelukan, namun sampai tengah malam kedua
korban itu mampu bertahan, dan bahkan pada situasi yang lengang, dan keduanya
hanyut dalam siulian, dan pada tingkat seperti kedua she-taihap, posisi itu adalah posisi
yang paling waspada. Daan saat yang lengang itu tiba-tiba dua she-taihap melancarkan pukulan Im-yang-patsim-in-hoat" dua gelombang kekuatan super dahsyat menghantam jeruji sel, dan
akibatnya jeruji itu ambrol dan melayang menghantam tangga batu hingga hancur, Dulhan
dan anak buahnya terkejut, spontan mereka melarikan diri, namun terlambat jeruji besi
yang melayang kearah tangga yang merak tuju ikut menghantam tubuh mereka, enam
pemanah langsung ambruk, Dulhan dan Saiban berhasil melompat keatas, namun dua
bayangan gesit telah menyusul mereka sebelum mereka mendarat baik dilantai.
Tengkuk mereka dipegang kedua she-taihap.
"kalian ini siapa, dan apa yang kalian lakukan dengan banyak jebakan di tempat ini!?"
bentak Yo-seng "ampun taihap..,ampun taihap, kami ini hanya sekumpulan pemburu binatang buas."
"hmh..lalu kenapa kalian begitu gigih untuk mencelakakan kami."
"kami tidak terbiasa dengan orang luar, jadi kami harus mebunuhnya."
"kalian bangsa apa?" sela Kwaa-thian-eng
"kami campuran bangsa khitan dan bhutan."
"kalian telah berbuat semena-mena pada binatang buas dan kemungkinan besar pada
orang-orang yang kebetulan melintasi tempat ini." ujar Yo-seng
"ampun taihap"ampun taihap?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"cepat tunjukkan dimana kalian mengurung binatang buas yang kalian dapatkan!" bentak
Kwaa-thian-eng. Dulhan dan Saiban membawa kedua she-taihap melalui lorong yang panjang menuju
keatas, dan mereka sampai ke halaman belakang bangunan induk, lalu mereka menuju
sebuah bagunan kokoh sebelah samping kanan bangunan induk, dan ketika masuk suara
auman terdengar, didalam bangunan itu berbagai jenis binatang buas dikurung, harimau,
singa, ular, rubah dan serigala, dalam satu kurungan dua ekor macan tutul mengaum saat
melihat dua she-taihap. "paman macan, kami datang." seru Kwaa-thian-eng sambil melompat ke dekat dua macan
tutul, lalu dengan sekali peras kunci kurungan itu patah, kedua macan itu keluar dan
menggesek badan mereka kekaki Kwaa-thian-eng, lalu keduanya mengaum dan
kemudian berlutut. "kalian tidak boleh lagi memburu binatang dan mengoleksinya seperti ini, dan juga kalian
tidak boleh lagi disini, karena kalian tidak bisa menerima orang lain sehingga membuat
kalian berusaha membunuhnya."
"baiklah taihap, ampunkan kami." sahut Dulhan
"kalian harus meninggalkan wilayah selatan dan berangkat ke khitan atau bhutan." sela
Kwaa-thian-eng. "baik lihap, akan kami turuti perkataan lihap." sahut Dulhan, kemudian merekapun keluar
dari bangunan itu, tengah malam itu juga Dulhan dan seluruh anak buah dan
keluarga,,mengemasi barang-barang.
Keesokan harinya rombongan Dulhan meninggalkan tempat itu, dan setelah makan siang,
Yo-seng melepaskan seluruh binatang buas yang terkurung didalam bangunan, dan
kemudian dengan menunggang macan tutul keduanya melanjutkan perjalanan, akibat dari
apa yang mereka alami di perkampungan itu, jalinan cinta dan kasih keduanya semakin
semarak dan berkembang semakin semerbak wangi kasih sayang, kemanjaan Kwaathian-eng semakin nyata di hadapan suheng sekaligus kekasihnya ini, Yo-seng juga tidak
kalah perhatian dan bujuk rayuanya dalam alunan kata-kata romatisnya terhadap belahan
kalbunya ini, setiap tempat istirahat, belaian-belaian kasih sayang bertabur kemeraan dua
sejoli menghiasi setiap kesempatan, hingga perjalanan itu terasa ringan, indah dan
menyenangkan. Disebuah rumah dikota sinyang, sepasang suami istri berumur lanjut sedang berceloteh
didepan rumah, sementara dua orang pelayan sedang menutup kedai rempah-rempah
dibagian samping, kedua pasangan tua itu adalah sepasang pendekar yang semerbak
harum namanya di rimba persilatan, kota Sinyang aman dan nyaman berkat keberadaan
pasangan yang sudah ubanan itu, pasangan itu adalah Ui-hai-liong-siang Yo-hun dan
siangkoan-lui-kim. "sore ini lumayan cerah, lihatlah senja merah itu demikian cemerlang."
"wah"ada angin apa sehingga kakek tua memuji senja merah." sahut Liu-kim
dunia-kangouw.blogspot.com
"angin asmara karena melihat dandanan si nenek yang menggoda."
"cih"konyol, tua-tua keladi semakin tua makin jadi." cibir lui-kim
"heheh..hehehe" tua-tua keladi apa salahnya semakin menjadi sama istri sendiri."
"beuh"tapi aku merasa merinding kakek nakal."
"salah siapa kenapa senja demikian indah, menimbulkan rasa ingin mengajak si nenek
beramah tamah." "beuh"aku cubit yah kalau terus merayu."
"aih"sinenek mengajak cubit-cubitan di
hehehee..hehehe"."
depan jalan umum, malu tapi mau, "koko"sudah ah?" cibir sinenek mebuang muka manja
"aha"hahaha..sunguuh nyaman didengar panggilanmu sayang, membuat aku kepingin."
"hah..pingin apa! hayo katakan pingin apa!?"
"pingin eh..sinilah aku bisikkan.." sahut Yo-hun sembari bangkit dan masuk kedalam
rumah, Lui-kim menyusul sambil senyum malu-malu, keduanya masuk kamar, Yo-hun
naik keatas ranjang "pingin apa koko sayang." rayu Lui-kim
"pingin dipijit, rasanya aku masuk angina."
"cih".aku pijit sambil cubit yah.." sahut Lui-kim, keduanya pun saling canda diatas
ranjang "udah ah, aku sudah lapar." ujar Yo-hun, Lui-kim bangkit dari atas tubuh suaminya,
memperbaiki letak bajunya yang kusut dan tersingkap, lalu ia turun dari ranjang dan
keluar kamar untuk menyuruh dua pelayan wanita menghidangkan makan malam.
Ketika keduanya hendak menyuap makanan, seorang pelayan datang dengan buru-buru
"eh..ada apa A-jung, kenapa muncul tiba-tiba?" tegur Lui-kim
"anu nyonnya, didepan dua orang muda hendak bertemu tuan dan nyonya."
"apa kamu menayakan siapa dan darimana mereka?"
"katanya mereka dari selatan."
"hah"ji-seng koko!" teriak Lui-kim. Keduanya langsung berdiri dan keluar untuk melihat
tamu yang datang. dunia-kangouw.blogspot.com
Dua pasangan itu berhadapan, Yo-hun tersenyum lalu berlutut
"ayah..ibu"Yo-seng sudah kembali."
"yo-seng anakku..aduh"kemari..kemari anakku, biar aku peluk kamu anakku." teriak Luikim seiring buncah kerinduan yang meledak mengalirkan air matanya, tangis bahagia
isakan rasa hangat kemeseraan pada anak semata wayang yang muncul tiba-tiba.
Mata Yo-hun juga berkaca-kaca melihat istrinya yang meraup pelukan pada putra mereka,
namun disamping putra mereka ada gadis muda yang amat cantik berlutut dihadapan
mereka. "yo-seng apakah ia sumoimu putri taisu?"
"benar paman, tecu Kwaa-thia-eng."
"oh"eng-ji, bagkitlah nak" mari temani kami makan, kebetulan kami sedang makan."
ujar Yo-hun, Lui-kim menarik tangan Thian-eng dan memeluknya, kamu sudah besar engji." bisik lui-kim ramah dan gembira.
Keduanyapun diajak kemeja makan, dan bersantap bersama, setelah selesai makan,


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertemuan bahagia itu dilanjutjkan diruang tengah.
"bagaimana kabar ayahmu eng-ji?" tanya Yo-seng
"ayah dan para ibu saat kami tinggal dalam keadaan baik-baik, paman."
"tentu perjalanan kalian ini banyak tantangannya eng-ji."
"benar paman, dan berkat doa paman, kami dapat mengatasinya."
"hehehe"hehehe". luar biasa, dan tentunya kalian masih lelah dan juga penat."
"benar paman, saya hendak mandi dulu dan berganti pakian."
"yah benar"marilah eng-ji ibu antar kekamar mandi sekalian kamarmu." ujar Lui-kim,
Kwaa-thian-eng bangkit dan mengikuti lui-kim.
"seng-ji" tentunya ada maksud suhumu memnyuruh kamu dan sumoimu mengadakan
perjalanan bersama."
"awalnya suhu hanya menyuruh saya saja yang berangkat, namun somoi besikeras ikut
untuk mengunjungi ayah dan ibu, dan saya juga menguatkan keinginan sumoi."
"kenapa" apakah hubungan kalian tidak hanya sekedar suheng dan sumoi?" tanya Yohun, dan Lui-kim tiba-tiba datang dan duduk disamping suaminya.
"hubungan kami lebih dari itu ayah, saya dan sumoi saling mencintai."
"lalu bagaimana tanggapan suhumu?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"suhu dan subo sepertinya memahami hubungan kami itu, lalu suhu menekankan satu hal
yang luar biasa." "apa itu seng-ji?" sela Lui-kim setelah mengetahui alur pembicaraan
"suhu mengamanatkan sumoi pada dalam perjalanan ini sebagai uji kebatinan, karena
kata suhu, tantangan diluar diri memang berbahaya, namun tantangan dari dalam diri
lebih berbahaya lagi, dan aku ditanya tentang kesiapan mengemban amanah itu"
"apa jawabmu pada suhumu?"
"aku siap mengemban amanah itu dan siap bertarung menjalani ujian bathin itu."
"apakah kalian selamat anakku?"
"berkat restu suhu dan doa ayah dan ibu, kami selamat sampai kesini."
"syukurlah kalau begitu seng-ji, ujian yang diberikan suhumu amat berharga untuk
membina kematangan jiwamu, dan sungguh luar biasa berani taisu menjalankan ujian itu,
dan untunglah teladan suhumu sangat mendarah daging pada dirimu"
"sumoi juga sangat membantu saat kami dicekoki racun perangsan oleh segerombolan
orang." "ah"sampai demikian hal yang kalian jalani sen-ji."
"obat perangsang tentulah amat membutakan orang yang terpengaruh, dan kalian mampu
melewatinya, sungguh luar biasa."
"lalu apakah ada lagi kata-kata suhumu yang perlu kami ketahui?"
"disamping kirim salam, suhu berpesan bahwa waktu yang diberikan pada kami hanya
dua tahun, dan ketika kembali ke kun-leng suhu berkata supaya ayah dan ibu ikut kekunleng."
"hahaha..hahha" besar nian peruntungan kita anakku, syukur pada thian akan anugrah
yang amat besar ini."
"maksudmu apa suamiku?" sela Lui-kim
"taisu merestui hubungan kalian, dan akan diresmikan setelah kalian kubawa kesana, dan
kedatangan kami merupakan bukti bahwa kalian selamat dari segala keadaan."
"jika demikian ayah, sungguh aku merasa bahagia."
"kami juga anakku, amat merasa bahagia dan sekarang pergilah kamu mandi, lalu
istirahat, besok kita lanjutkan lagi bincang-bincangnya." ujar Yo-hun, Yo-seng pun bangkit
dan meninggalkan kedua orang tuanya."
"harapanku teryata dikabulkan thian, kim-moi."
dunia-kangouw.blogspot.com
"emangya apa harapanmu hun-ko?"
"sejak kita berada dirumah she-taihap dan melihat Kwaa-thian-eng dalam gendongan
Kwee-kim-in terbersit harapan bahwa putrinya itu akan menjadi keluarga kita."
"heh..ternyata sampai kesana juga pemikiran hun-ko saat itu, apakah kamu tidak kimmoi?"
"tidak pernah terlintas hal sejauh itu dalam pikiranku."
"bagaiamana pendapatmu tentang calon mantu kita itu." tanya Yo-hun dengan raut muka
senyum bahagia yang tak terlukiskan."
"hanya orang bodoh yang tak akan menerima Kwaa-thian-eng jadi mantu."
"eh..tapi apakah menurutmu anak kita akan meniru she-taihap berkeluarga?"
"hehehe"hehehe" she-taihap berkeluarga bukanlah sebuah tradisi istriku yang cantik,
tapi she-taihap berkeluarga berlandaskan nurani yang memahami hakikat dari cinta."
"apakah menurutmu kita tidak memahami hakikat cinta?"
"kita bila dibandingkan she-taihap, kita baru sekedar kulit, sementara mereka sudah
menembus daging." "yah sudah kalau begitu, gendong aku kekamar." sahut Lui-kim merasa mumet jika
berdebat dengan suaminya masalah kehidupan keluarga she-taihap, sebab kalau dilanjut
dia juga yang akan tersudut pada kata ego atau koukati, karena ia tidak bisa menafikan
bahwa ada kaumnya yang sanggup menjalani hidup bersama dengan seorang suami atas
nama cinta dan ketulusan, seperti istri-sitri she-taihap.
Keesokan harinya Yo-hun dan Lui-kim mengajak kedua muda mudi itu untuk bertarung di
halaman belakang, petama yang maju adalah Yo-hun melawan anaknya, pertempuran
segit dan luar biasa cepat beralngsung, Yo-hun mengerahkan seluruh kemampuannya
untuk mendesak anaknya, namun sampai seratus jurus lebih, harapan itu tidak akan
pernah terjadi dan bahkan dia sendiri yang terdesak pada gebrakan-gebrakan berikutnya,
ilmu"im-yang-bun-sin-im-hoat" yang mempunyai gerakan yang kaya akan perubahan
karena gerakan itu menurut pada sebuah penulisan sastra, Lui-kim sendiri terkesima
melihat putranya yang bagaikan melukis dia angkasa mendesak sumianya.
Lui-kim ikut terjun kekencah pertarungan membantu suaminya untuk medesak putranya,
kedua suami istri itu kembali mendapat kesempatan menyerang, perpaduan ilmu thian-teit-kiam yang mereka kerahkan sesaat dapat mengimbangi serangan putranya yang luar
biasa, namun seratus jurus kemudian, mereka kembali tertahan dan beberapa jurus
kemudian mereka pun terdesak semakin hebat, dua maoupit yang digunakan putranya
mengurung dan mematahkan serangan mereka, selama setengah hari pertempuran itu,
akhirnya suami istri yang sudah lanjut usia itu terduduk dengan nafas memburu.
"bersykurlah pada thian dengan apa yang kamu miliki sekarang anakku." Seru Yo-hun
sambil tersenyum bahagaia.
dunia-kangouw.blogspot.com
"eng-ji, sepertinya kami juga akan kalah dihadapanmu, tapi walaupun demikian aku tetap
ingin menjajalmu besok."
"terimakasih paman akan kesediaan memberi petunjuk pada tecu."
"hahaha..hahahah" sungguh taisu tidak tedeng aling-aling mewaruskan yang ia miliki.
"betul suamiku, dan walau bagaimanapun kita harus mewariska apa yang kita punya pada
dua muda-mudi ini, hanya sebagai khazanah ilmu, supaya keturunan Yo-juga mencicipi
apa yang telah kita usahakan sampai menyabung nyawa melintasi lautan yang ganas."
"tentu istriku"satu kepatutan bagi kita sebagai orangtua melakukan hal itu." sahut Yohun, lalu mereka masuk kembali kedalam untuk makan siang.
"hampir enam bulan Kwaa-thian-eng berada dikota sinyang, dan hari itu saatnya mereka
meninggalkan kota sinyang untuk pulang kembali ke Kun-leng, perjalanan ini di dampingi
oleh Ui-hai-liong-siang, perjalanan dilakukan dengan cepat, sehingga enam bulan
kemudian sampailah mereka di kun-leng.
Pertemuan semarak dan ramah menghiasi rumah she-taihap, empat istri she-taihap
menyambut lui-kim dengan mesra, Kwaa-han-bu asik berbincang-bincang dengan Yohun, umur antara Yu-hun dengan Kwaa-han-bu terpaut dua belas tahun, Yo-hun,
siangkoan-lui-kim, kao-hong-li, khu-hong-in, dan Lauw-bi-hong sudah berumur enam
puluh tahun sementara Kwaa-han-bu baru berumur empat puluh delapan tahun, apaalagi
dibandingkan dengan Kwee-kim-in yang berumur tiga puluh delapan tahun.
Setelah seminggu berada di kun-leng, para orang tua itu berkumpul diruang tengah
"she-taihap, sebagaimana pesan she-taihap pada anak kami, kami pun sudah tiba disini,
dan hari ini aku ingin melanjutkan keinginan yang sejak lama tersimpan didalam hati
yakni, aku dan istriku datang untuk melamar Kwaa-thian-in untuk putra kami murid shetaihap Yo-seng."
"kedatangan twako dengan niat yang demikian besar, membuat kami gembira, kupikir
tidak ada celah bagiku untuk menolak, dan saya perhatikan tidak ada salah janggalnya
kedua muda-mudi itu disandingkan, namun kita orang tua, patutlah saya bertanya dulu
pada putriku walaupun ia seorang gadis perawan."
"hal itu memang patut she-taihap, kami akan sabar menti jawaban."
"eng-ji"kamu dengar paman Yo mengajukan lamaran padamu untuk anaknya suhengmu
Yo-seng, bagaimanakah menurutmu anakku?" tanya Kwaa-han-bu pada Kwaa-thian-eng,
thian-eng yang tidak menduga akan ditanya seperti itu oleh ayahnya langsung menunduk
dan berlari, para orang tua itu itu tertawa melihat kwaa-thian-eng yang lenyap dibalik tirai,
dan Yo-seng yang tiba-tiba menunduk bersemu merah.
"baiklah yo-twako, kami terima lamaran yang baik ini."
"terimakasih she-taihap, betapa bahagianya keluarga kami atas penerimaan ini, dan
adakah sebaiknya kita bicarakan tanggal baiknya?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"tentu Yo-twako, apakah Yo-twako sudah mengetahuinya."
"kalau tidak lupa, hari ketujuh belas bulan depan tanggal yang baik untuk pernikahan."
"jika demikian kita sepakatilah hari itu, dan segala sesuatunya akan kita penuhi bersama."
sahut Kwaa-han-bu. Segala persiapan pestapun di adakan, dan kartu undangan pun disebar, dan dua hari
sebelum hari pernikahan, para undangan pun sudah banyak yang berdatangan, warga
Kun-leng menyediakan rumah dan bahkan likoan untuk menampung para undangan jauh
seperti kerabat dari pulau kura-kura, sahabat-sahabat dari kalangan pendekar, bukoan
dan piuawkiok, ratusan tamu dari luar kota membanjiri kota Kun-leng, patutlah karena
yang menikah adalah putra dan putri dari dua tokoh terdepan dunia persilatan.
Hari Bahagia Yo-seng dan Kwaa-thian-eng pun tiba, kedua pengantin disandingkan di
tengah panggung, para rahib membacakan doa-doa, lalu Kepala rahib pun disaksikan
oleh para undangan menikahkah kedua mempelai, kemudian kedua mempelai melakukan
hormat kepada orang tua, lalu pesta dilanjutkan dengan makan dan nimum yang diiringi
dengan hiburan. Kedua mempelai memasuki kamar pengantin, Yo-seng dan Kwaa-thian-eng melewatkan
malam pengantin dengan cumbu mesra, berpilin gairah cinta yang membara, kedua
pengantin merasakan bahagia akan ketulusan jalinan yang mereka bina, pertalian yang
halal lagi direstui. Dua minggu setelah pernikahan, Yo-seng dan orang tuanya memboyong Kwaa-thian-eng
ke kota Sinyang, Kwee-kim-in selaku ibu kandungnya menitikkan air mata saat
perpisahan, Kwee-kim-in memeluk putrinya dengan harapan semoga keluarga yang
dibina mendapat lindungan dari thian. demikian juga ketiga ibunya yang lain dan adikadiknya.
Disebuah likoan di kota Bao, masih sepi oleh tamu, dua pelayan sedang mengobrol
didepan likoan sambil melihat orang yang lalu lalang, sekedar mengisi waktu, karena
tamu belum ada yang datang
"A-jiu, sepertinya pacar kamu saya lihat sedang belanja."
"ah..yang benar Kam-twako."
"benar, tadi ketika aku mengambil sayuran."
"kalau begitu aku lihat sebentar." ujar A-jiu bangkit dan melangkah buru-buru
"eh,,,tunggu dulu! kok meninggalin kerja, nanti kalau tuan bertanya, bagaimana?"
"twako jawab saja bahwa aku lagi sedang kekamar mandi." jawab A-jiu dan dengan cepat
menghilang di belokan jalan.
Seorang lelaki tua belengan tunggal memasuki likoan tersebut, pelayan she-kam itu
dengan ramah menyambut tamu pertama itu, tamu itu adalah Ma-tin-bouw yang sudah
berumur enam puluh tiga tahun
dunia-kangouw.blogspot.com
"silahkan masuk tuan.."
"panggil majikanmu, aku mau bicara." ujar Ma-tin-bouw
"baik tuan, sebentar aku akan panggilkan." sahut pelayan, tidak lama kemudian pemilik
likoan yang berumur lima puluh tahun lebih mendatangi tamunya
"ada apa tuan, apa yang bisa kami bantu?"
"likoan ini tidak boleh menerima tamu selama satu minggu."
"hah"kenapa tuan, kami harus mencari nafkah."
"kamu dengar apa yang saya katakan", jangan membantah!" bentak Ma-tin-bouw, pemilik
likoan dan pelayan menggigil ketakutan.
"sekarang sediakan makanan terlezat!" ujar Ma-tin-bouw, pemilik likoan dan pelayan
segera menuju krdapur "aduhhh.. bagkrutlah saya ini." keluh pemilik likoan
"ada apa Tan-loya?" tanya seorang juru masak
"sudahlah hari ini kita belum mendapatkan tamu, lalu tiba tamu yang ngomomg dengan
seenak perutnya." ujar Tan-loya dengan nada jengkel
"sekali lagi saya dengar kamu mengatai saya maka nyawamu akan aku cabut." sela Matin-bouw dari ruang makan, Tan-loya kontan pucat dan terdiam
"cepat makanannya bawa kesini!?" bentak Ma-tin-bouw dari kursi tempat ia duduk.
Tiiga pelayan dengan segera menyiapkan
menghidangkan dimeja Ma-tin-bouw
hidangan, dan dengan buru-buru "selagi aku sedang makan, kalian berjaga di depan pintu, dan tolak siapa saja yang
datang!" "baik tuan, bagaiamana kalau dia memaksa masuk?"
"biarkan saja, artinya dia cari mampus." jawab Ma-tin-bouw, lalu tiga pelayan itu berjagajaga disepan pintu.
Satu jam kemudian, dua orang pedagang merupakan pelanggan mereka hendak masuk
"maaf A-kao, A-bai, sebaiknya kalian ketempat lain saja, karena likoan ini tidak menerima
tamu lagi "heh..kenapa begitu kam-twako, bukankah masih banyak yang kosong?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"benar A-kao, tapi sudah di sewa seorang tamu yang sedang duduk dan makan diruang
atas." "oo..baiklah kalau begitu, kami ketempat lain saja." sahut A-kao, keduanya pun pergi,
tidak lama kemudian A-jiu datang dengan wajah gembira
"kam-twako, bagaimana apakah tuan menanyakan saya?"
"tidak, tapi sebaiknya kamu pulang saja!"
"heh..kenapa" dan kenapa Cu-twako dan A-teng berdiri disini" kalian kan kerja didapur?"
tanya A-jiu heran. "sudah jangan banyak tanya, sebaiknya kamu ikuti saran Kam-bun." sahut she-Cu
"ah..kalian jangan bercanda dong twako!"
"siapa yang bercanda, likoan ini telah dibajak cepat selamatkan dirimu." bisik Kam-bun,
mendengar bisikan itu makin heran A-jiu, tapi melihat mata Kam-bun yang memaksa dia
supaya pergi tidak dapat ia bantah, lalu A-jiu berbalik hendak meninggalkan likoan, tapi
sebuah suara terdengar "tunggu dulu, kamu tidak boleh pergi, kamu juga harus tetap disini kalau mau selamat." Ajiu dan rekan-rekannya terkejut cemas, A-jiu jadi pucat dan terpaksa mengikuti perintah
suara yang tidak kelihatan orang yang memerintah.
Empat orang itu menjaga pintu likoan, orang yang lalu lalang memandang heran, lalu dua
orang lelaki tua berwajah kembar muncul
"tuan berdua, maaf kami tidak menerima tamu, silahkan cari likoan yang lain,"
"siapa yang menghalangi langkahku mau kemana!?" sahut salah seorang dari sikembar.
"maaf tuan, seorang tamu sudah menyewa tempat ini."
"heh siapa orangnya yang menyewa tempat ini?"
"kami tidak tahu tuan."
"kalau begitu aku juga tidak peduli, kami sangat lapar segera hidangkan seguci arak dan
makanan lezat!" sahutnya, lalu kedua orang kembar itu memasuki likoan, tiba-tiba dua
helai daun meluncur kearah keduanya dengan kecepatan tinggi, namun kedua orang
kembar itu spontan mengelak dan kedua daun itu pun luput.
Lalu sebuah bayangan turun dari tingkat atas dan hendak menyerang sikembar, namun
serangannya ditunda setelah melihat dua orang kembar didepannya.
"hmh"ternyata kalian Gu-siang dan Gu-liang."
"heh..ternyata Ma-twako..kapan sampai kesini?" tanya Gu-siang
dunia-kangouw.blogspot.com
"barusan, dan kalian bagaimana?"
"kamai sudah dua minggu disini?"
"lalu yang lain apakah sudah datang?"
"sepertinya belum Ma-twako, apa yang twako lakukan dilikoan ini"
"kita akan berkumpul di likoan ini." jawab Ma-tin-bouw, lalu ketiganya makan bersama,
setelah pelayan menambah hidangan.
Kesokan harinya Suma-xiau muncul, dan sebelum Kam-bun menegur
"biarkan dia masuk, masuklah Suma-xiau!"
"siapa kamu yang berhak perintah ini dan itu pada saya!?"
"hahaha..hahhaa, naik saja keatas." sahut suara itu, Suma-xiau pun naik ketingkat atas,
dan ketika melihat tiga orang yang ia kenal, senyumnya muncul
"ternyata Ma-twako, dan sikembar, kapan kalian datang?"
"kami sudah dua minggu disini, tapi Ma-twako baru semalam" Jawab Gu-lian
"kamu sendiri apakah baru hari datang?" sela Ma-tin-bouw.
"saya sebulan yang lalu sudah datang, namun seminggu aku disini dan belum juga ada
yang datang jadi aku pergi"Beng-kok" (puncak terang)
"ada apa di beng-kok sehingga kamu kesana?"
"Beng-kok adalah tempat seorang perempuan cantik yang dijuluki"Thian-san-bi" (si cantik
dari thiansan), anggotanya banyak dan terdiri dari wanita-wanita cantik"
"lalu apa yang kamu kerjakan disana?"
"ah..kamu pura-pura tidak tahu, aku kesana untuk bersenang-senang."
"baiklah, sambil menunggu yang lain-kita akan menguasai tempat-tempat strategis seperti
kediaman kungcu dan kediaman para hartawan."
"demikian juga bagaus Ma-twako." sahut ketiga rekannya serempak.
Dua hari kemudian empat orang kosen itu mendatangi kediaman Pang-kungcu
"berhenti, kalian mau apa datang kesini!?" tanya dua orang penjaga
"sampaikan pada kungcu, kami mengambil alih kediamannya."
"hah"bangsat kalian mau mengacau ternyata!" bentak penjaga, lalu keduanya
dunia-kangouw.blogspot.com


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerang, namun mereka bukan lawan senior rimba hujau itu, dengan satu kibasan
tangan Suma-xiau sudah melempar tubuh keduanya hingga ambruk dan tewas.
Beberapa penjaga yang bertugas diluar segera mendekati empat lelaki tua itu dan dengan
Api Di Bukit Menoreh 15 Pendekar Slebor 39 Pulau Kera Jingga Dan Senja 4

Cari Blog Ini