Ceritasilat Novel Online

Lambang Naga Panji 4

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen Bagian 4


itu. Setelah Phoa Ceng Yan serta Liauw Thayjien berjalan
masuk ke dalam kamar tersebut, segera terlihatlah
seorang lelaki membawakan sebatang kayu sebagai alat
tempat duduk. Setelah meletakkan kayu itu di atas tanah, orang itu
menjura kemudian mengundurkan diri dari sana.
"Liauw Thayjien!" tegur Phoa Ceng Yan setelah
mendehem perlahan. "Di tempat sesunyi dan sekotor ini
tak ada kursi yang bisa dicari, maaf terpaksa harus
menyuruh Thayjien duduk di atas kayu."
Sembari berkata ia melepaskan cengkeramannya di
atas tangan kiri Liauw Thayjien.
214 Perlahan lahan Liauw Thayjien duduk di atas batang
kayu tersebut. "Phoa Hu Cong Piauw-tauw adalah orang Bu lim,
menurut penglihatanmu, soal-soal apa yang patut
dicurigai mengenai putriku itu?" tanyanya.
"Terus terang saja aku beritahukan kepada Liauw
Thayjien," kata Phoa Ceng Yan setelah termenung
sejenak. "Sejak nona Liauw berhasil memukul mundur
Lam Thian Sam Sah, terhadap diri nona Liauw cayhe
sudah menaruh perasaan curiga"..".
"Apa yang kau curigai mengenai putriku itu?"
"Aku curigai kalau dia adalah seorang jago lihay yang
memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi, cuma saja
ketika itu didalam anggapan cayhe, Liauw Thayjien
suami isteri tentunya sudah mengetahui akan persoalan
ini". "Setelah periksakan denyutan jantung dari siauw-li
tadi, aku mulai merasa heran, Walaupun aku bukan
seorang tabib yang pandai di dalam hal pengobatan
tetapi sedikit banyak aku mengerti, jika dibicarakan dari
kesehatan badannya pada hari-hari biasa, sekalipun ia
berada dalam keadaan sehatpun aku rasa denyutan
jantungnya tidak bakal sekuat itu".
"Apakah Thayjien sudah tanyakan soal ini kepada
Hujien?" "Tanya soal apa?"
"Sewaktu si Kongcu tukang foya-foya Ke Giok Lang
memasuki kamar putrimu, bukankah Hujienpun berada di
dalam kamar?" "Tidak salah lagi tentang soal ini cayhe sudah tanya
dirinya." 215 "Kalau begitu bagus sekali jikalau thayjien bisa
menceritakan seluruh kejadian itu dengan lebih teliti lagi,
kemungkinan sekali hal ini banyak memberi bantuan
untuk menjelaskan persoalan yang menyangkut putrimu".
Perlahan-lahan Liauw Thayjien mendehem ringan.
"Menurut perkataan isteriku, pada mulanya pemuda
she Ke itu menerjang masuk ke dalam kamar yang
didiami siaw-li dengan gerakan yang kasar serta ganas,
tetapi sesaat berada di dalam kamar itulah agaknya
pemuda tersebut telah memperoleh suatu daya pengaruh
yang sangat misterius sekali, paras mukanya mendadak
berubah, air muka yang semula dingin dan kaku secara
mendadak berubah menjadi lunak, setelah itu ia bantu
memeriksakan urat nadi siauw-li, pemuda tersebut lantas
hadiahkan sebutir pil kepadanya kemudian berlalu."
Walaupun diluaran Phoa Ceng Yan masih dapat
mempertahankan ketenangannya tetapi di dalam hati ia
merasa jantungnya berdebar sangat keras, setelah
termenung lama sekali ia baru berkata.
"Thayjien, mengesampingkan hubungan antara kalian
ayah beranak, jikalau kau berdiri di tengah tengah tanpa
memberatkan yang lain, bagaimanakah menurut
pendapat thayjien mengenai persoalan ini?"
"Aku percaya isteriku tidak akn menipu diriku" Liauw
Thayjien menggeleng. "Tetapi aku sendiripun tak
terpikirkan kekuatan misterius dari manakah yang telah
muncul pada waktu itu. Terhadap persoalan ini aku
sudah berpikir sagat lama sekali, tetapi selama ini tak
terpikirkan olehku sebab-sebab yang rasanya sesuai?"
"Daya pengaruh yang misteriys tersebut jelas bukan
suatu gambaran dari lamunan seseorang," kata Phoa
Ceng Yan dengan serius. "Bilamana ditinjau dari kejadian
216 ini maka aku percaya bila daya pengaruh tersebut jika
bukannya muncul dari tubuh putri kesayanganmu, tentu
timbul dari suatu benda yang ada di sana."
"Denyutan jantung siauw-li secara mendadak dapat
berubah menjadi kuat, hal ini sudah merupakan suatu
kejadian yang ada diluar dugaanku, peduli kekuatan
tersebut dikarenakan daya bekerja dari pil pemberian si
Hoa Hoa Kongcu Ke Giok Lang kepadanya atau bukan,
yang jelas pada saat ini aku tak dapat mempertahankan
pendapatku bahwa siauw-li sama sekali tidak mengerti
akan ilmu silat, cuma saja "."
"Kita harus saling terbuka, saling membantu dan
saling percaya baru bisa membuat jelas persoalan ini,
bilamana thayjien merasa ada perkataan yang hendak
diucapkan silahkanlah untuk menjelaskan!" sambung si
telapak besi bergelang emas dengan cepat.
"Bilamana ditinjau dari dua buah perubahan yang
terjadi saat ini, siauw-li memang patut dikatakan sangat
misterius dan mungkin memiliki suatu daya pengaruh
yang aneh sedangkan mengenai dari manakah
munculnya daya pengaruh tersebut terpaksa cayhe harus
menanti pemikiran dari Phoa Hu Cong Piauw-tauw,
karena bagaimanapun pengetahuan cayhe tentang
persoalan dunia kangouw memang terbatas sekali."
Mendengar perkataan tersebut, Phoa Ceng Yan
tertawa rikuh. "Aku orang she Phoa sudah berkelana di dalam dunia
kangouw selama puluhan tahun lamanya, jika
dibicarakan berita-berita aneh yang aku dengar serta
persoalan aneh yang pernah kutemui, aku orang she
Phoa memang sudah menjumpai tidak sedikit jumlahnya.
Tetapi peristiwa yang aku temui pada kali ini benar-benar
217 sangat luar biasa. Setelah mendengar penjelasan dari
thayjien barusan ini, aku orang she Phoa mulai merasa
bila nona Liauw belum tentu betul-betul memiliki
kepandaian ilmu silat, sekalipun secara diam-diam
mungkin ada orang yang menurunkan pelajaran ilmu silat
kepadanya, tetapi belum tentu di dalam soal kepandaian
ilmu silat ia berhasil menangkan diri si Kongcu tukang
foya-foya Ke Giok Lang."
"Mengapa Ke Giok Lang disebut orang sebagai si Hoa
Hoa Kongcu atau si Kongcu tukang foya-foya?" tanya
Liauw Thayjien keheranan.
"Dia adalah seorang iblis perempuan yang sangat
dikenal di dunia kangouw, bukan saja wajahnya tampan
dan badanpun menarik bahkan kepandaian silatnyapunsangat luar biasa, peduli perempuan cabul
yang ada di dalam dunia kangouw ataukah perempuanperempuan dari kalangan atas, asalkan dia sudah
tertarik, tanggung saja perempuan-perempuan itu
dengan rela hati akan menyerahkan keperawanannya
kepada dia"." Mendadak teringat olehnya bila nona Liauw termasuk
perempuan dari kalangan atas, terburu-buru ia menutup
mulutnya kembali. "Kau teruskan!" Liauw Thayjien mendehem perlahan.
"Cayhe pun termasuk orang dunia kangouw, berbicara
kasar dan sembrono sudah terbiasa, harap thayjien
jangan memasukkan persoalan ini di hati." Phoa Ceng
Yan tertawa. "Nama julukan Hoa Hoa Kongcu apakah didapatkan
Ke Giok Lang karena persoalan ini?"
218 "Padahal Ke Giok Lang inipun termasuk jagoan yang
berbakat alam, kendati ia begitu gemar main perempuan,
tetapi kepandaian silatnya amat luar biasa, jika tinjau dari
perbuatannya, makan minum, main perempuan berjudi
serta tingkah laku lainnya yang tak senonoh sekalipun
berhasil memiliki kepandaian yang dashyat seharusnya
tak bakal bertahan lama. Tetapi nama besarnya di dalam
dunia kangouw bukannya merosot turun ke bawah,
sebaliknya semakin nyaring dan semakin cemerlang."
"Sungguh sayang sekali di dalam soal ilmu silat, aku
sama sekali tidak mengerti!"
"Aaaaakh"..!" belum sempat si telapak besi
bergelang emas lanjutkan kata-katanya, mendadak
tampak Nyoo Su Jan dengan langkah tergesa-gesa
sudah berjalan masuk. Liauw Thayjien lantas putar badan menoleh ke
arahnya, tetapi sewaktu melihat sikap Nyoo Su Jan yang
terburu-buru, ditambah pula paras mukanya berubah
sangat serius, sekali pandang ia mengerti sesuatu
peristiwa kembali terjadi.
"Su Jan, ada urusan?" tanya Phoa Ceng Yan sambil
meloncat bangun. "Jie-ya, ada orang yang berjalan mendekati kuil ini!"
kata Nyoo Su Jan mengangguk.
"Siapa?" "Hamba belum melihat jelas tetapi Lie Piauw-tauw
serta Ih Piauw-tauw telah berjaga di sekeliling kereta!"
"Kenapa?" Kembali ada urusan?"
Thayjien sambil meloncat bangun.
teriak Liauw 219 Maksud dari perkataannya mirip pepatah yang
mengatakan berbicara tentang harimau air muka lantas
berubah. "Jikalau dirasakan leluasa, lebih baik undang sekalian
Hujien serta nona Liauw untuk turun dari kereta dan
masuk ke dalam kuil ini sehingga misalnya terjadi
peristiwa, mudah untuk dilindungi," kata Nyoo Su Jan
serius. "Phoa Hu COng Piauw-tauw!" seru Liauw Thayjien
kemudian sambil menoleh sekejap ke arah Phoa Ceng
Yan. "Aku mendengar nama besar perusahaan kalian
amat cemerlang, tetapi setelah melihat kejadian ini hari,
aku rasa berita tersebut sebenarnya tidak bisa
dipercaya." Kontan saja air muka Phoa Ceng Yan berubah hijau
membesi, belum sempat ia mengucapkan sesuatu, Nyoo
Su Jan keburu mendahului.
"Liauw Thayjien, kau jangan berkata begitu, peristiwa
yang sering terjadi di dalam dunia kangouw amat aneh
dan sukar untuk diduga sebelumnya, jikalau kami dari
pihak perusahaan Liong Wie Piauw-kiok tak dapat
menerima pengawalan tersebut maka di dalam kolong
langit saat ini aku rasa jarang sekali ada orang lain yang
suka menerima pekerjaan itu, cuma saja perubahan yang
telah terjadi kali ini jangan dikata Liauw Thayjien merasa
keheranan, sekalipun kamu sebagai piauw su yang telah
melakukan pekerjaan seperti ini selama puluhan tahun
lamanya ikut merasa kebingungan setengah mati."
"Aaakh".! Sebetulnya apa yang telah terjadi lagi?"
seru Liauw Thayjien tak tertahan lagi.
"Ooouw".. soal ini" sukar"..sukar untuk ditebak
maupun diduga, tetapi di dalam pekerjaan mengawal
220 barang dari perusahaan kami ada satu peraturan yang
tidak termasuk dalam daftar, entah thayjien mengetahuinya atau tidak?""
"Peraturan apa?"
"Di antara langganan dan perusahaan piauw-kiok
seharusnya tidak ada perkataan yang tidak diucapkan,
diantara kita tidak boleh saling membohongi pihak yang
lain". Maksud dari perkataanmu?"".."
"Kita umpamakan saja, semisalnya kau membawa
semacam barang berharga yang pada mulanya belum
dilaporkan kepada piauw-kiok, sudah tentu kamipun tidak
dapat mengambil langkah-langkah persiapan, semisalnya
sampai terjadi suatu peristiwa maka pihak Piauw-kiok
kendati memikul juga pertanggungan jawab ini tetapi
tanggung jawabnya tidak besar."
"Nyoo Piauw-tauw, yang termasuk barang-barang
berharga seharusnya benda yang bagaimana?"
"Demikian saja! Aku hendak memberikan satu misal
kepadamu.Ada seorang langganan yang datang ke
perusahaan Piauw-kiok kami minta melindungi uangnya
sebesar dua puluh laksa tahil, tetapi secara diam-diam ia
membawa pula sejumlah intan permata yang harganya
melebihi dua puluh laksa tahil perak dan urusan ini
sebelumnya tidak dilaporkan kepada perusahaan Piauwkiok kami, tetapi dari kalangan Liok-lim dimana mereka
mempunyai mata-mata yang sangat tajam. Di tengah
perjalanan akhirnya terjadi peristiwa. Jikalau orang-orang
yang membegal kita memberi muka kepada perusahaan
kami dan tidak mengganggu uang sebesar dua puluh
laksa itu sebaliknya merampas mutiara-mutiara serta
intan permata yang mereka bawa. Thayjien sebagai
221 seorang yang pernah menjabat sebagai pembesar, coba


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pikirlah, tanggung jawab ini harus dipikul oleh siapa?"
"Nyoo Piauw-tauw! Keadaan kita rada tidak sama"
bantah Liauw Tahjien dengan cepat. "Sewaktu aku
hendak menggunakan tenaga perusahaan kalian untuk
menghantar kami suami isteri, beserta putriku dan
barang-barang lainnya ke kota Kay Hong, aku orang
belum pernah menaksir harganya dan adalah dari
perusahaan Piauw-kiok kalian yang membuka harga,
agaknya di dalam perjanjian tersebut tidak pernah
menjelaskan bahwa kami dilarang membawa sesuatu
barang". Agaknya Nyoo Su Jan kena terpukul sampai ke
pejokan sehingga tak dapat membantah.
"Su Jan!" Phoa Ceng Yan yang ada di samping sambil
mengulapkan tangannya. "Aku larang kau banyak berbicara lagi dengan diri
Liauw Thayjien". Liauw Thayjien tersenyum.
"Pada saat ini kedudukanku-pun sama seperti kalian
merupakan rakyat-rakyat biasa, sekalipun di antara kita
sudah saling mendebat hal inipun merupakan suatu
kejadian yang sangat terbiasa, apalagi hal ini-pun tidak
termasuk suatu perdebatan melainkan aku cuma ingin
minta petunjuk dari Nyoo Piauw-tauw saja."
Setelah termenung beberapa saat lamanya, Phoa
Ceng Yan dapat berhasil memulihkan kembali
ketenangannya, ia mengangguk dan tersenyum.
"Thayjien silahkan masuk ke dalam kuil dan duduk
sebentar. 222 Ia merandek, kembali. sejenak setelah itu sambungnya "Su Jan! Mari kita keluar untuk periksa sebentar. Di
dalam peristiwa ini banyak terdapat perubahanperubahan yang sangat membingungkan sehingga aku
sendiripun sama sekali tidak mengerti, mari kita periksa
dulu siapa telah datang kemudian baru berunding dan
mengambil keputusan."
Selesai berkata ia lantas melangkah keluar.
Nyoo Su Jan dengan kencang mengikuti di belakang
tubuh si telapak besi bergelang emas.
Mendadak Liauw Thayjien bertindak dua langkah ke
depan. "Phoa Piauw-tauw!" tegurnya. "Bagaimana kalau Hekoan pun ikut keluar."
"Baik!" sahut Phoa Ceng Yan sesudah termenung
sejenak. "Tetapi kau harus hati-hati lebih baik berdiri di
belakang tubuhku saja sehingga semisalnya secara
mendadak terjadi sesuatu oerubahan yang tidak
diinginkan cayhepun tidak sampai jadi gelagapan."
"He-koan sudah tentu akan berhati-hati"
Dengan langkah lebar Phoa Ceng Yan segera berjalan
keluar dari ruangan kuil.
Setibanya di depan halaman ia mendongakkan
kepalanya memeriksa sejenak sekeliling tempat itu,
tampaklah Lie Giok Liong serta Ih Coen telah mencabut
keluar goloknya dan berdiri kurang lebih empat-lima depa
di depan kereta di atas permukaan salju.
Saat itu di atas dua buah kereta sudah dipasang orang
dua buah lentera yang bergantung tinggi-tinggi, dengan
223 demikian semua benda yang terdapat beberapa kaki di
sekeliling kereta tersebut dapat terlihat jelas.
Liauw Hujien serta nona Liauw yang berada di dalam
kereta agaknya masih belum tahu jika situasi di luar
kereta sudah berubah amat tegang dan berbahaya
sekali. "Thayjien!" bisik Phoa Ceng Yan setelah tiba di
belakang kereta tersebut. "Kau tinggal dulu di pinggir
kereta, biar Loolap pergi memeriksa sebentar!"
Liauw Thayjien menurut, ia berhenti di pinggir kereta
tersebut sambil menengok ke depan.
Tampaklah kurang lebih tiga kaki di atas permukaan
salju nan putih berdirilah dua ekor kuda jempolan yang di
atasnya duduk dua orang lelaki memakai mantel tebal.
Mereka berdiri tak bergerak bagaikan patung di tengah
tiupan angin keras, sedang jauh di sebelah lain
tampaklah Lie Giok Liong serta Ih Coen berdiri
mengawasi. Yang aneh selama ini tak seorangpun di antara
masing-masing pihak angkat bicara, sebaliknya hanya
berdiri saling berhadapan di tengah tiupan angin serta
curahan salju yang deras.
Diam-diam Liauw Thayjien mulai berpikir di dalam
hatinya. "Peristiwa yang terjadi di dalam dunia kangouw benarbenar sangat luar biasa, setelah saling berhadaphadapan mengapa tak seorang pun di antara mereka
yang angkat bicara?"
Dengan langkah yang cepat Phoa Ceng Yan
melampaui Lie Giok Liong serta Ih Coen kemudian
sambil menjura tegurnya. 224 "Loohu adalah Phoa Ceng Yan dari perusahaan Liong
Wie Piauw-kiok, entah apa maksud kedatangan kalian
berdua di tengah malam buta" siapakah nama besar
kalian berdua?" "Ooouw?"?".. kiranya si telapak besi bergelang
emas Phoa Sie-ya, maaf, maaf!" seru si lelaki kasar yang
berada di sebelah kiri. Ia merandek sejenak, kemudian sambungnya kembali,
"Karena melakukan perjalanan cepat kami berdua sudah
kemalaman di tengah jalan, sebenarnya aku hendak
mencari tempat untuk meneduh dari hawa dingin serta
salju yang deras, tidak disangka perusahaan kalian telah
menempati kuil ini terlebih dulum setelah kami lihat
lampu lentera bertandakan perusahaan kalian, rasanya
lebih baiklah kita orang tidak usah terlalu ngotot lagi."
"Aku hanya berharap apa yang kalian ucapkan keluar
benar-benar muncul dari dasar lubuk hati yang
sebenarnya!" seru Phoa Ceng Yan tertawa tawar.
"Kami cuma bisa berkata demikian saja, tetapi akupun
tudak mengharuskan Phoa Jie-ya harus percaya."
"Haaaa?"?"haaa?"..haaa?"".
kawan! Sungguh tepat sekali perkataanmu! Dan kalian masih
belum kehilangan sifat seorang jago Bu lim?""." puji
Phoa Ceng Yan sambil tertawa terbahak-bahak. "Mari,
mari! Di dalam kuil ada api unggun serta arak wangi
jikalau kalian berdua ada maksud untuk mengikat tali
persahabatan dengan aku orang she Phoa mari masuk
ke dalam kuil, sembari menghangatkan badan kita
minum satu-dua cawan arak."
Lelaki yang ada di sebelah kiri kelihatan ragu-ragu
sejenak, setelah termenung akhitnya ia menjawab,
"Nama Phoa-ya di dalam dunia kangouw sudah amat
225 cemerlang, kami dua bersaudara rasanya tidak berani
menerima penghargaan yang demikian tingginya, tetapi
cukup dengan perkataan yang diucapkan oleh Phoa-ya
barusan kami dua bersaudara suka merasa sangat
berterima kasih, lebih baik kita berpisah sampai di sini
saja." Di mana tali lesnya disentakkan, dengan meninggalkan butiran salju yang beterbangan memenuhi
angkasa ia berlalu dari tempat tersebut.
Si lelaki kasar yang berada di sebelah kanan pun
segera menyentakan pula tali les kuda tunggangannya
untuk mengejar dari arah belakang.
Menanti kedua sosok bayangan manusia itu telah
lenyap di tengah kegelapan, Phoa Ceng Yan baru putar
badan. "Giok Liong, kalian coba-cobalah apakah kereta-kereta
itu dapat dimasukkan semua ke dalam kuil!" katanya
sembari melangkah ke depan.
"Jie-ya! Kau sudah berhasil menemukan asal usul
mereka?" tanya Nyoo Su Jan setengah berbisik.
"Belum, aku belum berhasil menemukan asal usul
mereka," Phoa Ceng Yan menggeleng. "Tetapi yang jelas
maksud tujuan mereka tidak lebih hanya maksa aku agar
supaya suka unjukkan diri menemui mereka, dan
dugaanku ini tak bakal salah lagi".
Ia merandek sejenak, kemudian sambungnya kembali.
"Su Jan, coba kau bawalah orang melakukan
pemeriksaan sejenak di sekeliling kuil ini, coba lihatlah
adakah jebakan-jebakan yang dipasang oleh musuh
terhadap kita, sekalian periksa dengan teliti semua jalan
masuk serta jalan keluar menuju ke dalam kuil yang
226 terdapat di sekitar sini, mereka boleh tidak datang, tetapi
kita mau tak mau harus melakukan persiapan terlebih
dahulu." Nyoo Su Jan menyahut, dengan membawa sorang
lelaki ia lantas berlalu dari sana dengan tergesa-gesa.
Setelah melihat bayangan tubuh dari Nyoo Su Jan
serta seorang anak buahnya lenyap dari pandangan,
Phoa Ceng Yan baru menoleh ke arah belakang.
Ketika itulah Liauw Thayjien dengan langkah lambatlambat sudah berjalan mendekat, tak terasa lagi dengan
sengaja memperlihatkan suatu senyuman ringan
katanya. "Thayjien, sekali lagi kita menemui kerepotan!"
"Darimanakah asal usul orang-orang ini" Apa maksud
tujuan mereka berbuat semalam demikian?"
"Sekarang, kami masih belum tahu jelas asal usul
mereka yang sebenarnyam, sedang mengenai apa
maksud tujuannya" selama ini Loolap masih belum
mengerti sejak dari Lam Thian Sam Sah hingga si
Kongcu tukang foya-foya Ke Giok Lang, aku belum
mengerti juga akan maksud tujuan mereka."
"Phoa-ya! Lalu apakah kau kira aku tahu!" Liauw
Thayjien tertawa pahit. Perlahan-lahan Phoa Ceng Yan menggeleng.
"Kemungkinan sekali kau Liauw Thayjien benar-benar
sudah tahu, tetapi aku yakin bila diantara kita semua
pasti ada seorang yang mengetahui jelas akan seluruh
duduknya persoalan ini dan orang itu pasti bukan
anggota perusahaan Liong Wie Piauw-kiok!" katanya.
"Kalau begitu kau sedang maksudkan Siauw-li?"
227 "Loolap mengira agak tidak leluasa bagiku untuk
sembarangan melancarkan tuduhan?"".."
Ia mendehem sebentar, tambahnya.
"Thayjien, jika ditinjau dari keadaan yang kita hadapi
sekarang ini, Loolap rasa kita tak bakal berhasil
menghindarkan diri lagi dari kerepotan ini, sekalipun
malam ini kita berhasil meloloskan diri tetapi kita tak
bakal berhasil meloloskan diri pada esok hari."
"Maksud Phoa Hu Cong Piauw-tauw."
"Aku sudah bersiap sedia hendak mengadu jiwa
dengan mereka" sambung Phoa Ceng yan tidak menanti
bekas pembesar itu menyelesaikan kata-katanya. "Jika
dibicarakan menurut peraturan pengawalan barang kami,
kecuali menghadapi keadaan situasi yang terlalu
memaksa kami tak akan suka bergebrak melawan orang
lain, semakin dilarang kalau turun tangan terlelbih
dahulu. Tetapi situasi pada beberapa hari ini sangat
aneh, Loolap tidak ingin terbelenggu oleh peraturan itu
lagi. Cuma, didalam hal ini aku harus merepotkan
thayjien akan satu hal."
"urusan apa?" "Tolong Thayjien suka memberitahukan kepada Hujien
sewaktu kami bergebrak nanti lebih baik dia orang sedikit
bersabar, kami akan menggunakan seluruh tenaga yang
ada untuk melindungi kalian. Sudah tentu golok pedang
tidak bermata, Loolap-pun tidak dapat memastikan bila
kami pasti dapat melindungi kalian sehingga tidak sampai
menemui cedera, tetapi Loolap-pun dapat mengucaokan
sepatah kata-kata sumpah di hadapan Liauw Thayjien,
asalkan di antara kalian baik Liauw Thayjien sendiri
maupun Hujien atau nona Liauw bilamana ada salah
228 seorang saja yang menderita luka, aku orang she Phoa
pasti akan melayaninya."
"Pasti akan melayani?" seru Liauw thayjien keheranan.
"Perkataanmu ini betul-betul membuat He-koan merasa
tidak paham." "Semisalnya saja nona Liauw kena dilukai lengan
kirinya, Loolap tentu akan memotong lengan kiriku
sebagai ganti, jika Liauw Hujien terluka kakinya, mka
Loolap-pun akan mengikuti bekas luka tersebut
membacok kakiku sendiri, Jika Liauw Thayjien terkena
serangan senjata rahasia, Loolap-pun seperti halnya
dirimu akan melukai diriku sendiri."
"Ehmmm".. tentang soal ini, aku rasa kurang pantas!"
kata Liauw thayjien rada keberatan.
"Inilah suatu sumpah yang terberat bagi seorang yang
bekerja sebagai pengawal barangm aku orang she Phoa
setelah berjanji tak akan mungkiri kembali".."
Ucapan tersebut diutarakan dengan suara keras,
sampai Lie Giok Liong serta Ih Coen-pun dapat
mendengar sangat jelas. Liauw Thayjien mendehem perlahan.
"Phoa-ya!" serunya ringan. "Peristiwa ini bukanlah
suatu kejadian balas membalas, membunuh orang bayar
nyawa, jikalau kami suami isteri serta Siauw-li sungguhsungguh telah menemui suatu peristiwa yang berada di


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

luar dugaan, kamipun tidak ingin Phoa-ya sungguhsungguh melakukan potong lengan babat kaki
sendiri?""."
Begitu perkataan tersebut diucapkan, Phoa Ceng Yan
kontan tertawa terbahak-bahak memotong pembicaraannya yang belum selesai.
229 "Haaa"..haaa?"haaaa?""haaa?"
Liauw Thayjien, kami orang-orang Bu-Lim selamanya kata satu
tetap satu, kata dua tetap dua, perkataan yang sudah
aku ucapkan keluar selamanya tidak akan berubah lagi,
cuma saja cayhepun ingin minta bantuan dari Liauw
Thayjien akan suatu urusan."
"Urusan apa?" kau boleh ucapkan terus terang".
Bila ditinjau dari keadaan situasi pada saat ini,
rencana perjalanan kita agaknya mau tak mau harus
diubah, demi menjaga segala kemungkinan dari
penyergapan di tengah malam buta, Loolap rasa
terpaksa kita harus menunggu sampai terang tanah baru
bisa berangkat." "Yaaa?" hal ini memang merupakan suatu kejadian
yang tidak bisa dipaksakan" Liauw Thayjien mengangguk. "Masih ada satu urusan lagi yang sangat
mengharapkan Liauw Thayjien suka bantu berbicara,
kami sudah membersihkan sebuah kamar di sebelah
barat sana, harap Hujien serta nona suka masuk ke
dalam kamar tersebut untuk beristirahat".
"Baik! Aku segera akan beritahukan hal ini kepada
mereka". "Liauw Thayjien!" mendadak Phoa Ceng Yan
memperendah suaranya. "Kecuali lukisan pengangon
kambing itu, apakah Liauw Thayjien membawa sesuatu
barang istimewa?" "Barang yang He-koan bawa tidak banyak, tetapi tidak
dapat dikatakan pula sedikit, tetapi aku yakin di antara
barang-barangku itu tak sepotongpun yang ada sangkut
pautnya dengan orang-orang dunia kangouw?".."
230 Ia merandek sejenak, sesaat kemudian tambahnya.
"Demikian saja! Jikalay Phoa Hu Cong Piauw-tauw
tidak percaya, besok setelah ada waktu luang kau boleh
ajak aku pergu melakukan pemeriksaan."
"Liauw Thayjien adalah seorang yang pernah
menjabat pembesar negeri, ternyata kau bisa berubah
pikiran menurut keadaan ini apapun sudah cukup."
"Kalau begitu aku pergi memanggil hujien serta siauwli dulu."
Liauw Hujien serta nona Liauw yang mendengar bakal
terjadi peristiwa lagi, saking kaget dan takutnya rasa
mengantuk yang semula mulai menyerang mereka
berdua kontan lenyap tak berbekas, terburu-buru mereka
meninggalkan kereta menuju ke dalam kamar sebelah
barat. Kamar sebelah barat itu sejak semula sudah
dibersihkan atas perintah Phoa Ceng Yan, kini
mengharuskan mereka menginap di tengah kuil bobrok
walaupun nona Liauw adalah seorang gadis perawan
orang kenamaan mau tak mau harus memojok pula
dengan menggunakan sebelah selimut menutupi sekitar
sana sebagai kamarnya. Liauw Hujien mana pernah mengalami penderitaan
semacam ini sambil memandang Liauw Thayjien ia
menggerutu tiada hentinya.
"Bilamana kita menggunakan tentara kerajaan untuk
menghantar, di setiap keresidenan tentu disambut
pembesar keresidenana, setiap kota akan disambut
pembesar kota, kita pun tidak usah menderita semacam
ini, bukan saja selama di dalam perjalanan harus
menemui kekagetan serta ketakutan, di tengah malam
231 butapun harus pindah ke sana pindah ke sini. Wan Jie
adalah seorang gadis kenamaan, suruh dia tidur di atas
tanah di tengah kuil bobrok semacam ini coba kau pikir
apakah ini pantas?" "Eheee"..Eeeee".. Hujien! Setiap orang setelah tiba
di bawah pintu tentu akan menunduk, urusan sudah jadi
begini buat apa kau orang mengomel terus?" kata Liauw
Thayjien mendehem tiada hentinya.
Nona Liauw yang mendengar ayah ibunya saling
mengomel, terburu-buru menimbrung, "Tia, Ma?"..
kalian tidak usah beribut, selamanya aku belum pernah
merasakan penghidupan semacam ini, sekali mencobapun rasanya amat menarik sekali."
Mengambil kesempatan inilah Liauw Thayjien buruburu turun dari panggung dan tersenyum.
"Kalian beristirahatlah sebentar, aku akan pergi
bercakap-cakap dengan Phoa Hu Cong Piauw-tauw,"
katanya. Di luaran Ih COen dengan golok terhunus berdiri di
depan pintu kuil. Perlahan-lahan Liauw Thayjien berjalan menuju ke
belakang si telapak besi bergelang emas, sesudah
mendehem sapanya. "Phoa-ya!"
"Thayjien! Aku orang she Phoa merasa rada
menyesal," seru Phoa Ceng Yan sambil menoleh dan
memandang sekejap ke arah Liauw Thayjien.
"Urusan sudah berubah jadi begini, kau Phoa-ya pun
tak perlu terlalu menyesali diri sendiri." Liauw Thayjien
menggeleng. "Tetapi sampai kini cayhe masih belum
tahu keadaan situasi yang sebenarnya, entah sukakah
Phoa-ya memberi keterangan?"
232 Kembali Phoa Ceng Yan tertawa pahit.
"Liauw Thayjien!" serunya. "Aku berharap kau suka
mempercayai perkataan Loolap, hingga saat ini aku
sendiripun masih belum paham peristiwa apakah
sebetulnya yang telah terjadi?"
"Phoa-ya! He-koan merasa keadaan situasi pada saat
ini amat mengherankan, di dalam hal ini tentu sudah
tersembunyi suatu rahasia."
"Sedikitpun tidak salah" Phoa Ceng Yan mengangguk.
"Apa pendapat Thayjien tentang soal ini?"
"Aku berkeinginan mmeriksa sekali lagi lukisan
pengangon kambing tersebut, mengapa Lam Thian Sam
Sah bukannya hendak mau merampas harta kekayaan
emas intan permata sebaliknya hanya berkeinginan
mendapatkan sebuah lukisan" cuma saja" cuma
saja".." "Cuma saja apa?" dalam hati Phoa Ceng Yan benarbenar merasa sangat tegang.
"He-koan tidak paham ilmu silatpun tidak memahami
peristiwa-peristiwa di dalam dunia kangouw, maka aku
berkeinginan hendak mengajak Phoa-ya untuk bersamasama dengan He-koan meneliti lukisan tersebut sekali
lagi." Mendengar ajakan tersebut, si telapak besi bergelang
emas segera merasakan hatinya amat girang, pikirnya,
"Aaaaakh?". Inilah yang dinamakan pucuk dicinta ulam
tiba"..haaa"..haaa". aku tak boleh lewatkan
kesempatan yang amat bagus ini!"
Kendati begitu, paras mukanya sama sekali tidak
menunjukkan perubahan apapun.
233 "Kalau memang Thayjien berkeinginan
sudah tentu cayhe rela mengiringnya."
demikian "Phoa-ya sering berkelana di dalam dunia kangouw,
pernahkah kau orang mendengar kisah mengenai lukisan
pengangon kambing ini?"
"Terus terang saja cayhe belum pernah mendengar
kisah tentang persoalan tersebut." jawab Phoa Ceng Yan
menggeleng. "Heeeii"..! Lukisan ini tidak jelek, cuma saja bukan
hasil karya dari seorang kenamaan."
Ketika itulah dengan langkah terburu-buru Nyoo Su
Jan muncul kembali ke tempat itu.
"Jie-ya!" serunya sembari menjura. "Hamba sudah
mengadakan pemeriksaan dengan sangat teliti di sekitar
ini, sepuluh kaki di sekeliling kuil sama sekali tidak
kedapatan jebakan-jebakan musuh."
"Kalau begitu sangat bagus sekali." Phoa Ceng Yan
mengangguk perlahan. "Su Jan! Setelah kau mengawasi
mereka-mereka memasukkan kereta-kereta tersebut ke
dalam kuil, coba kau wakili diriku untuk membagi mereka
jadi du rombongan, satu rombongan jaga malam dan
rombongan lain beristirahat, aku hendak bercakap-cakap
dengan Liauw Thayjien."
"Soal ini Jie-ya boleh berlega hati," sahut Nyoo Su Jan
sambil menjura. "Hu Cong Piauw-tauw dari perusahaan Liong Wie
Piauw-kiok lantas mengangguk, lalu sambil mengandeng
tangan Liauw Thayjien melangkah masuk ke dalam
kamar ujarnya. "Thayjien, mari kita pergi mengambil lukisan tersebut!"
234 "Maksudmu lukisan pengangon kambing" sejak tadi
sudah ada di dalam sakuku."
"Ooouw". begitu?" seru Phoa Ceng Yan rada
tertahan, ia lantas menyapa seorang lelaki yang berdiri di
depan pintu, katanya. "Aku dengan Liauw Thayjien hendak merundingkan
sesuatu urusan, siapapun dilarang datang mengganggu,
bila ada urusan kau boleh laporkan pada Nyoo Piauwtauw."
Tidak menanti jawaban dari si lelaki itu lagi, ia segera
merapatkan pintu kamar. Di dalam kamar tersebut kecuali terdapat seonggokan
api unggun serta sebuah lentera bercapkan tanda
perusahaan Liong Wie Piauw-kiok yang menerangi
seluruh ruangan tak kelihatan benda lainnya lagi.
Dari dalam saku Liauw Thayjien segera mengambil
keluar lukisan pengangon kambing tersebut, kemudian
perlahan-lahan dibentangkan lebar-lebar.
Lukisan itu panjangnya ada delapan depa dengan
diatasnya terlukiskan berpuluh-puluh ekor kambing
berlainan jenisnya. Kecuali kawanan kambing masih terdapat pula lukisan
dua orang bocah pengangon kambing.
Dengan menggunakan seluruh ketajaman matanya
Phoa Ceng Yan meneliti setiap lukisan tersebut, ia
merasa kecuali setiap ekor kambing dilukis amat persis
satu sama lain agaknya tidak ada hal-hal yang dirasakan
berharga atau patut dicurigai"
Sebaliknya Liauw Thaujien jauh lebih bersemangat
daripada Phoa Ceng Yan sendiri, tiada hentinya ia
mengangguk sambil memuji.
235 "Ehmmm".! Walaupun bukan hasil karya seorang
pelukis kenamaan, menurut taksiran Liauw Thayjien
lukisan ini dapat laku berapa tahil?""
"tentang hal ini harus tergantung pada pembelinya,
jikalau menemui seseorang yang suka dengan lukisan ini
kemungkinan sekali bisa laku ribuan tahil ke atas."
"Ribuan tahil perak bila berada di dalam pandangan
orang biasa mungkin merupakan suatu jumlah yang tidak
kecil, tetapi di dalam pandangan Lam Thian Sam Sah
ribuan tahil tidak lebih hanya suatu jumlah yang amat
kecil, bagaimana mungkin mereka bisa tertarik dengan
benda semacam ini?" "Sedikitpun tidak salah, maka cayhe menaruh rasa
curiga bila di dalam hal ini tentu ada sebab-sebab
lainnya!" "Sungguh patut disayangkan, ternyata kita tak berhasil
menemukan rahasia yang menyelimuti lukisan tersebut."
Lama sekali Liauw Thayjien termenung berpikir keras,
mendadak sambil mengangkat lukisan pengangon
kambing itu serunya, "Mari kita periksa di bawah sinar
lampu!" Tangan kanan Phoa Ceng Yan dengan kecepatan
penuh segera menyambar lukisan tersebut dihadapkan
kearah lampu lentera. Terlihatlah bayangan lukisan simpang siur saling
numpuk menumpuk, lukisan yang semula amat bagus
kini jadi kacau balau sukar dipandang.
Kontan saja si orang tua itu kerutkan alisnya kencang
kencang. "Apa yang sudah terjadi?" tanyanya.
236 "Agaknya lukisan ini sudah mengalami suatu
pembuatan yang sangat teliti, di tengah-tengah lukisan
tersebut terdapat lukisan yang lain."
"Thayjien! Kau tidak salah melihat?"" Phoa Ceng Yan
rada tertegun dibuatnya. Perlahan-lahan Liauw Thayjien menggeleng.
"Tak bakal salah, gaya coretan dari kedua lukisan ini
sama sekali berbeda."
"Thayjien! Apakah kau dapat melihat sebetulnya
lukisan apa yang terdapat di sana?"
"Untuk beberapa saat aku tak dapat menduga lukisan
apakah itu" sahut Liauw Thayjien sambil meletakkan
kembali lukisan tersebut. "Tetapi jika diperiksa di bawah
sinar lampu yang kuat dan dipandang agak lama,


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemungkinan sekali akan berhasil menemukan sedikit
titik terang." "Aaaakh?".. kalau begitu, dia memang benar-benar
tidak mengetahui rahasia di dalam soal ini" pikir Phoa
Ceng Yan di hatinya. Sebaliknya diluaran katanya, "Thayjien! Apakah
sebelum adanya pendapat ini kau orang sama sekali
tidak tahu?" "Tidak tahu! Aku cuma merasa bahan kertas yang
digunakan untuk melukis sangat tebal, tetapi sama sekali
tak terduga olehku bila di dalam lukisan ini sebenarnya
tersembunyi pula suatu lukisan yang lain."
"Thayjien!" ujar si telapak besi bergelang emas
setengah berbisik."Aku berharap untuk sementara waktu
kau suka rahasiakan urusan ini di hati, lebih baik lagi bila
Hujien pun jangan sampai tahu."
237 Liauw Thayjien tampak termenung berpikir sebentar,
sesaat kemudian ia mengangguk.
"Jikalau Phoa Hu Cong Piauw-tauw merasa hal ini
perlu, He-koan tentu akan menurut."
"Thayjien suka bekerja sama dengan cayhe, hal ini
lebih bagus lagi?""."
Mendadak dengan suara yang direndahkan tambahnya."Thayjien, dapatkah lukisan ini dibelah untujk
kemudian diperiksa lukisan yang ada didalamnya?""
"Dapat! Cuma saja kau maupun aku tak dapat
melakukan hal ini sendiri, untuk membuka lukisan
tersebut harus diserahkan kepada seorang suhu yang
ahli di dalam lukisan baru kita dapat melaksanakannya."
"Di dalam lukisan tersembunyi lukisan, hal ini tentu
ada gunanya, kita tak boleh memandang terlalu enteng.
"Aku paham?"" Liauw Thayjien mengangguk.
Perlahan-lahan ia menyerahkan lukisan tersebut ke
atas tangan Phoa Ceng Yan, sambungnya.
"Phoa Hu Cong Piauw-tauw, untuk sementara waktu
simpanlah terlebih dulu lukisan itu, setelah tiba di kota
Kay Hong barulah kau serahkan kembali kepadaku".
Phoa Ceng Yan tampak rada ragu-ragu, setelah
termenung sebentar akhirnya ia menerima juga lukisan
tersebut. "Baiklah!" ujarnya kemudian. "Untuk sementara akan
kusimpankan dulu lukisan ini setelah tiba di kota Kay
Hong Hu, tentu akan aku serahkan kembali kepada
Thayjien." Selesai berkata ia menyimpan lukisan tersebut ke
dalam sakunya. 238 "Phoa-ya, bila kau masih ada hal-hal yang
mencurigakan boleh terus terang dikatakan!" ujar Liauw
Thayjien sambil bangun berdiri. "Asalkan aku dapat
melakukannya, pasti akan aku bantu dengan sekuat
tenaga." "Ehmmm?"". aku rasa tak ada urusan lain lagi."
"Perkataan apa saja tiada halangannya, boleh kau
ucapkan secara terus terang."Kata Liauw Thayjien
tertawa. "Selama beberapa hari ini aku telah memikirkan
banyak sekali urusan dan akupun mulai merasa bahwa
siauw-li memang terdapat banyak hal yang patut
dicurigai, asalkan kau Phoa Hu Cong Piauw-tauw suka
memberikan sedikit titik terang, He-koan tentu akan
melaksanakannya dengan sepenuh tenaga."
Di atas ujung bibir Phoa Ceng Yan tersungginglah
satu senyuman ringan. "Thayjien! Setelah mengalami pemikiran serta
penyelidikanku sangat teliti selama beberapa hari ini, aku
malah mempunyai pandangan yang kebalikan dari
pandangan Thayjien."
"Apa maksudmu?"
"Aku lihat putri kesayanganmu dalam sepuluh bagian
ada delapan-sembilan bagian sungguh tak mengerti akan
ilmu silat?"" Belum habis ia menyelesaikan kata-katanya,
terdengarlah suara Nyoo Su Jan ada di luar kamar sudah
berkumandang masuk ke dalam.
"Jie-ya, ada orang mencari kau!"
"Siapa?"" tanya Phoa Ceng Yan sembari menyedot
Huncweenya dalam-dalam kemudian menyemburkan
segulung asap. 239 "Shen Cie San" "Aaaaaach?"?"! Dia ada di mana?""
"Sekarang ada di depan pintu kuil!"
"Baik! Suruh dia masuk"
Nyoo Su Jan mengiakan lalu putar badan berlalu.
"Kau pergilah menemui kawan, He-koan hendak
beristirahat dulu sebentar." ujar Liauw thayjien sewaktu
mendengar ada orang datang mencari Phoa Ceng Yan.
"Tahyjien dapat beristirahat sebentarpun memang
baik, cayhe pergi berbicara sebentar dengan orang ini."
Liauw Thayjien mengulapkan tangannya kemudian
mengundurkan diri dari sana.
Menanti bayangan punggung dari Liauw Thayjien telah
lenyap tak berbekas, Phoa Ceng Yan baru bisa
menghembuskan napas panjang, ia duduk kembali.
Sejenak kemudian tampaklah Nyoo Su Jan dengan
membawa Shen Cie San berjalan masuk.
Belum masuk ke dalam kamar, selagi berada di depan
pintu Shen Cie San sudah merangkap tangannya
menjura. "Phoa Jie-ya, selama perpisahan apakah baik-baik
saja?" Phoa Ceng Yan pun buru-buru bangun berdiri.
"Shen Loo-te, di sini ada arak,mari minum secawan
dulu untuk menghangatkan badanmu."
"Jie-ya, beruntung sekali tempo dulu Jie-ya suka turun
tangan menolong diriku, kalau tidak aku orang She Shen
240 tak bakal bisa hidup hingga ini hari ".." kata Shen Cie
San sambil melangkah masuk ke dalam kamar.
"Lebih baik kita tidak usah membicarakan peristiwa
tempo dulu, di tengah malam buta begini Loo-te datang
berkunjung kemari, tentunya ada urusan penting,
bukan?" potong Phoa Ceng Yan.
"Jika tak ada urusan, cayhe mana berani datang
menganggu diri Jie-ya."
"Loo-te, kau terlalu sungkan, ada perkataan silahkan
dibicarakan"." "Sebetulnya aku hendak memberitahukan satu kabar
penting kepada Phoa Jie-ya! Haruslah kau ketahui
beberapa orang iblis tua yang sudah mengundurkan diri
dari keramaian dunia kangouw, kini pada sama
bermunculan kembali dan ada maksud hendak
membegal barang kawalan Jie-ya?"
"Loo-te! Kau tak usah keburu hati" seru Phoa Ceng
Yan menggeleng. "Mari duduklah dulu, di sini ada arak
serta daging goreng, setelah kita minum secawan arak
kau baru boleh bercerita dengan perlahan-lahan."
"Maksud baik dari Jie-ya aku terima di hati saja." buruburu Shen Cie San menjura. "Aku tak dapat berhenti
terlalu lama di sini. terus terang saja aku katakan
hambapun termasuk di dalam gerombolan mereka dan
mendapat tugas untuk menguntit kereta-kereta kalian".."
Ia merandek sejenak, kemudian tambahnya.
"Heeeeei?" tetapi berhubung hamba pernah
mendapat budi pertolongan dari Jie-ya dan selama ini tak
pernah terlupakan dari dalam hatiku, sekalipun
kepandaian silat yang hamba miliki sangat terbatas
sehingga tak dapat membantu Jie-ya meloloskan diri dari
241 kesusahan, terpaksa yang dapat hamba
hanyalah mengirim kabar buat kau orang tua."
lakukan Perlahan-lahan Phoa Ceng Yan mengangguk.
"Oooouw".kiranya
begitu, hal ini aku harus mengucapkan terima kasih kepadamu".."
Setelah mendehem perlahan, sambungnya.
"Loo-te, siapakah sebenarnya iblis-iblis tua yang telah
munculkan dirinya kembali itu" Kalau memang kau
sudah mengabungkan diri dengan gerombolan mereka,
tentunya mengetahui pula mereka merencanakan kapan
hendak turun tangan?"
"Heeeei?""
bila dibicarakan, sungguh mengecewakan sekali, sampai saat ini aku masih belum
mengetahui jelas asal usul mereka?""
"Lalu secara bagaimana kau bisa ditarik untuk
menggabungkan diri dengan gerombolan mereka?"
"Hal ini kemungkinan sekali disebabkan nama besar
perusahaan Liong Wie Piauw-kiok terlalu cemerlang di
dalam dunia kangouw dan ia ingin mendapatkan ikan
tetapi takut terkena bau amisnya ikan maka semua
pekerjaan dilakukan secara rahasia sekali, sedangkan
mengenai hamba bisa masuk ke dalam gerombolan
mereka adalah dikarenakan ajakan seorang kawan
karibku yang bernama Bhe Poo, semua tugas yang
hamba terima selama ini selalu lewat mulut Bhe Poo
yang menyampaikan kepadaku."
Jilid 8 "Loo-te!" ujar si telapak besi bergelang emas. "Kalau
memang kau tak pernah menemui mereka, bagaimana
mungkin kau tahu bila orang-orang yang ada rencana
hendak membegal barang kawalan kami dilakukan oleh
242 beberapa orang iblis tua yang telah mengundurkan diri
dari keramaian dunia persilatan?"
"Ada satu kali Bhee Poo terlanjur berbicara dan
membocorkan sedikit rahasia, tetapi dengan cepat ia
tersadar kembali dan tidak melanjutkan kembali katakatanya."
"Kalau begitu Shen-heng cuma tahu kalau orang yang
bermaksud membegal barang kawalan perusahaan Liong
Wie Piauw-kiok dan perbuatan tersebut diselenggarakan
oleh beberapa orang iblis tua yang telah mengundurkan
diri dari dunia kangouw, siapakah orang itu dan secara
bagaimana mereka hendak turun tangan, Shen-heng
sama sekali tidak tahu?"" ujar Nyoo Su Jan
menimbrung. Shen Cie San segera menggelengkan kepalanya.
"Bhee Poo telah membocorkan nama dari salah
seorang di antara mereka" katanya.
Mendadak ia memperendah menyambung kembali. suaranya, dan "Orang itu bernama "Hwee Sin" atau si Dewa Api Ban
Cau!" Phoa Ceng Yan serta Nyoo Su Jan mendengar
disebutkannya nama orang itu kontan saja dibuat
melengak, setengah harian lamanya tak sanggup
mengucapkan sepatah katapun.
Lama sekali, Phoa Ceng Yan baru menghembuskan
napas panjang. "Si dewa api Ban Cau masih hidup di kolong langit?"
tanyanya. 243 "Benar! Menurut apa yang telah dibocorkan oleh Bhee
Poo, sewaktu si dewa api Ban Cau mengasingkan diri
dari keramaian dunia kangouw, bukan saja ilmu silatnya
tidak ditinggalkan bahkan dilatih semakin giat lagi. Bukan
saja kepandaian silatnya pada saai ini telah mencapai
kesempurnaan bahkan di dalam hal senjata berapi-pun
mempunyai kemampuan yang jauh lebih hebat."
"Ehmmm".! Atas beritamu ini seharusnya aku
mengucapkan banyak terima kasih untuk Loo-te!" kata
Phoa Ceng Yan dengan alis yang dikerutkan rapat-rapat.
"Orang-orang yang dapat berkumpul menjadi satu
dengan si dewa api Ban Cau sudah tentu merupakan
kaum penjahat serta iblis-iblis yang terkenal di dalam
kalangan Liok-Lim" ujar Shec Cie San lebih lanjut
memberi keterangan. "Kini apa yang hamba ketahui
sudah aku utarakan semua, cuma sayang aku tak
sanggup memberi apapun untuk Phoa Jie-ya, lain kali
asalkan hamba memperoleh kabar berita lagi, tentu akan
aku usahakan untuk mengabarkan kepada kalian."
Sambil merangkap tangannya menjura, tambahnya.
"Jie-ya! Lebih baik kau jangan menghantar aku,
kemungkinan sekali secara diam-diam ada orang yang
menguntit diriku, aku hendak molor pergi secara diamdiam."
"Baik! Kau pergilah, kami tidak menghantar lagi." Phoa
Ceng Yan mengangguk. Tubuh Shen Cie San dengan cepat berkelebat keluar
dari kamar tersebut kemudian lenyap ditengah
kegelapan. 244 Menanti si pencuri sakti itu telah pergi, dengan kening
yang dikerutkan Phoa Ceng Yan berjalan hilir mudik,
bolak-balik tiada hentinya di dalam kamar.
"Jie-ya!" bisik Nyoo Su Jan dengan suara yang lirih.


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jikalau si dewa api Ban Cau benar-benar ada maksud
hendak membegal barang kawalan perusahaan Liong
Wie Piauw-kiok kita, hal ini merupakan suatu peristiwa
yang tidak dapat dihindarkan lagi. Untung saja kita telah
mengirim berita ke markas kemungkinan sekali Cong
Piauw taue akan berangkat sendiri atau paling sedikit
dari perusahaan akan mengirim bala bantuan, pada saat
ini kekuatan kita boleh dihitung tidak lemah, sedang
jumnlah orangpun tidak sedikit, asalkan bisa dibagi dan
diatur dengan susuai rasanya cukup untuk melindungi
keselamatan dari seluruh kawalan kita."
"Su Jan!" Ujar Phoa Ceng Yan tertawa pahit. "Selama
ini Cong Piauw-tauw sangat mempercayai diriku,
bilamana karena kawalanku kali ini sehingga
mengakibatkan hancurnya merek dagang kita kali ini
selalu akan membuat aku merasa sangat menyesal dan
tidak tenang, selama hidup akan terasa menderita."
Ia merandek dan menghela napas panjang, kemudian
sambungnya kembali, "Jika didengar dari nada
pembicaraan Shen Cie San agaknya kecuali si dewa api
Ban Cau sendiri masih ada beberapa orang iblis tua yang
sangat lihay ikut serta di dalam gerakan kali ini.
Perkataan dari Shen Cie San sedikitpun tidak salah,
orang yang bisa jalan bersama-sama dengan si dewa api
Ban Cau tentu merupakan jago-jago lihay."
"Jie-ya! Walaupun perkataan dari Shen Cie San sama
sekali tidak salah, tetapi kitapun belum menemuinya
sendiri, apakah tidak mungkin hal ini merupakan suatu
siasat tipuan dari si dewa api Ban Cau sendiri."
245 "Aaakh". kita jangan terlalu memandang enteng
pihak musuh". "Sebaliknya kitapun tidak boleh memandang musuh
terlalu berat," sambung Nyoo Su Jan dengan cepat.
"Jikalau semua hal persis seperti apa yang diucapkan
oleh Shen Cie San seharusnya si dewa api Ban Cau
sejak semula sudah turun tangan terhadap kita, di dalam
hati tentu merasa rada jeri dan ragu-ragu terhadap kita."
"Ehmmm".perkataanmu ini memang tidak salah"
Phoa Ceng Yan mengangguk.
Walaupun nama besar si dewa api Ban Cau sudah
terkenal di seluruh dunia kangouw dan ia merupakan
seorang pentolan iblis dari kalangan Liok-lim, tetapi
jikalau dibandingkan dengan si Kongcu tukang foya-foya
Ke Giok Lang rasanya masih jauh ketinggalan.
"Bagaimanapun kita orang jangan terlalu memandang
enteng diri si dewa api Ban Cau, walaupun nama
besarnya pada saat ini tak dapat menandingi nama besar
si Kongcu tukang Foya-foya Ke Giok Lang, tetapi hal
inipun disebabkan ia sudah terlalu lamam mengasingkan
diri dari pergaulan".".
Ia merandek sejenak, lalau tambahnya.
"Su Jan! Kau pernah bertemu muka dengan si dewa
api Ban Cau ".?"
"Hamba belum pernah bertemu muka" Nyoo Su Jan
menggeleng, "kedengarannya ia sangat lihay di dalam
hal peralatan senjata berapi"."
"Aku pernah melihat dia orang menggunakan senjata
berapinya itu, hanya di dalam sekejap mata ia berhasil
membakar habis dua belas orang jagoan lihay,
246 penguasaan ilmu berapinya betul-betul telah mencapai
taraf kesempurnaan."
"Tapi rasanya ilmu permainan gelang emas dari Jie-ya
pun belum tentu berada di bawah kepandaian si dewa
api Ban Cau" Ujar Nyoo Su Jan coba memberi semangat.
"Kau sudah salah menduga" kata si telapak besi
bergelang emas tersenyum pahit.
"Senjata berapi dari si dewa api Ban Cau memiliki
perubahan luas yang amat banyak, kedashyatannya tak
dapat dibandingkan dengan permainan gelang emasku".
"Jie-ya! Kecuali kita, masih ada seseorang dapat
mengundurkan musuh tangguh "."
"Siapa?" tanya Phoa Ceng Yan melengak.
"Nona Liauw!" "Aaakh"..! Sedikitpun tidak salah!" teriak Hu Cong
Piauw-tauw sambil menghantam pahanya sendiri.
"Kenapa aku bisa melupakan jago lihay semacam dia
itu?"" "Jie-ya!" Bisik Nyoo Su Jan lagi. "Bilamana kita
mengharapkan nona Liauw bisa melakukan persiapan
sejak sekarang, lebih baik kita buru-buru kasih kabar
kepadanya." "Tetapi kau hendak menggunakan cara apa untuk
mengabarkan hal ini kepadanya?"
"Kau boleh beritahukan soal ini kepada Liauw
Thayjien." "Betul"." Mendadak alisnya dikerutkan, sambungnya.
247 "Jikalau kita dapat melihat perubahan paras muka
nona Liauw sewaktu menyampaikan kabar tersebut
kepadanya, barulah kita dapat mengetahui kejadian yang
sebenarnya dan memahami apakah nona Liauw benarbenar merupakan seorang jagoan yang memiliki
kepandaian lihay atau bukan, tetapi antara lelaki serta
perempuan ada batas-batsnya, lagipula di adalah
seorang gadis pembesar, bagaimana mungkin aku bisa
pergi menemuinya?" Bagaimanapun aku tak dapat
memeriksakan penyakit kedua kalinya!"
"Ssst" hamba punya satu akal!" tiba-tiba Nyoo Su
Jan berbisik. "Bagaimana akalmu itu?""
"Kita mencari kesempatan untuk melepaskan seorang
musuh masuk ke dalam kamarnya, kemudian kita intip
dengan cara bagaimana nona Liauw turun tangan
menghadapi dirinya?"" ujar Nyoo Su Jan dengan
menggunakan suara yang paling lirih.
"Aku rasa cara ini kurang sesuai!" sahut Phoa Ceng
Yan setelah termenung sebentar.
"Semisalnya nona Liauw benar-benar tidak mengerti
akan ilmu silat bukankah kita akan menciptakan suatu
peristiwa yang tidak diinginkan".
"Kalau begitu bagaimana kalau hamba yang menyaru
seperti kaum penjahat kemudian menerjang masuk ke
dalam kamar nona Liauw guna melihat keadaan yang
sebenarnya." "Cara inipun aku rasa tidak sesuai, semisalnya nona
Liauw benar-benar merupakan seorang jago lihay yang
memiliki kepandaian silat sangat tinggi, sampai si kongcu
248 tukang foya-foya pun kena di tawan apalagi Nyoo Piauwtauw".
"Tetapi tidak memasuki sarang macan bagaimana
mungkin bisa berhasil memperoleh anak macan" jikalau
ingin membuktikan nona Liauw benar-benar memiliki
kepandaian ilmu silat atau tidak, kecuali menggunakan
cara ini rasanya tak ada cara lainnya lagi yang sesuai!"
"Saat ini mempersiapkan diri untuk menghadapi
serangan musuh jauh lebih penting dari segala-galanya,
kau pergi mengadakan persiapan terlebih dahulu dan
sekalian peringatkan kepada semua orang agar mulai
saat ini bertindak waspada, kepada Toa Hauw serta Giok
Liong sampaikan pula pesan agar mereka jangan
bergerak secara sembarangan, aku hendak pergi
membicarakan persoalan ini dengan Liauw Thayjien!"
"Hamba turut perintah."
Setelah menjura ia lantas mengundurkan diri dalam
kamar. Menanti Nyoo Su Jan telah pergi jauh, Phoa Ceng Yan
baru menutup pintu dan berjalan bolak balik di dalam
ruangannya. Dalam hati ia merasa amat cemas dan kuatir sekali,
secara samar-samar ia mulai merasa bahwa tugasnya
kali ini terasa tidak gampang, dibalik semuanya ini tentu
terselip suatu rahasia yang sangat misterius dan
membingungkan, kemungkinan sekali Liauw Thayjien
memang benar-benar tidak mengetahui akan urusan ini,
kemungkinan juga ia sedang membohongi dirinya".."
Berpikir sampai disitu, iapun mulai teringan akan
kejadian-kejadian tempo dulu, ia merasa sejak
permulaan, kejadian ini memang terasa rada tidak beres
249 hanya minta dikawal menuju ke daerah selatan dengan
membawa sedikit barang saja ternyata mereka tidak
sayang-sayangnya membayar ongkos besar bahkan
minta Cong Piauw-tauw mereka turun tangan sendiri,
dirinya sebagai Hu Cong Piauw-tauw yang bertindak pun
akhirnya hanya memperoleh perasaan ragu-ragu dari
sang langganan. Kejadian yang sangat tidak biasa ini seharusnya
cukup memberikan suatu gambaran yang mencurigakan
hati setiap orang, hanya sayang ternyata pada waktu itu
tak seorangpun yang berpikir sampai di sana.
Setengah malamam bagi setiap orang terasa amat
pendek, tetapi di dalam perasaan Phoa Ceng Yan, ia
merasa seperti sedang melewati suatu masa yang amat
panjang. Dengan susah payah akhirnya haripun mulai terang,
Phoa Ceng Yan sambil menghembuskan napas panjangpanjang membuka pintu dan berjalan keluar.
Tampaklah Nyoo Su Jan, Lie Giok Liong sekalian
dengan mengembol senjara tajam berdiri di tengah
tiupan angin kencang serta permukaan salju yang amat
dingin, di atas paras muka setiap orang kelihatan amat
letih. Jelas, kemarin malam beberapa orang itu terus
menerus melakukan perondaan disekeliling kuil dan
sama sekali tiada waktu bagi mereka untuk beristirahat.
"Heeeei".!" tak terasa lagi Phoa Ceng Yan menghela
napas panjang. "Su Jan! Suruh mereka mempersiapkan
diri melanjutkan perjalanan, nanti kalian boleh beristirahat
di dalam kereta!" 250 "Jie-ya! Beruntung kemarin semalaman suasana tetap
tenang?"" kata Nyoo Su Jan tertawa paksa.
"Aku tahu, kalian semua terlalu menderita, suruh
mereka mempersiapkan kereta untuk melanjutkan
perjalanan, kalian beristirahatlah di dalam kereta".."
Mendadak dari dalam ruangan tengah kuil tersebut
berkumandang datang suara sampokan angin yang amat
nyaring. Suara tersebut tidak begitu keras, tetapi sewaktu
terdengar oleh Nyoo Su Jan serta Phoa Ceng Yan,
terasa bagaikan meledakkan bom di sisi mereka, dalam
hati terasa sangat terperanjat.
Buru-buru mereka menoleh ke arah mana berasalnya
suara tersebut, tampaklah di atas undak-undakan di
depan kuil berdirilah seorang pengemis yang memakai
pakaian sangat dekil dengan rambut yang awut-awutan,
kakinya memakai sepatu dari rumput dan wajahnya
penuh berminyak serta lumpur.
Walaupun wajahnya kotor sekali, tetapi dengan
ketajaman mata si telapak besi bergelang emas, sekali
pandang saja ia dapat mengetahui bila si pengemis
tersebut ternyata berusia sangat muda, dan paling
banyak tidak lebih dari dua puluh tahun.
Tak terasa lagi ia mengerutkan keningnya.
"Jie-ya!" bisik Nyoo Su Jan dengan cepat. "Di tengah
tiupan angin kencang serta hujan salju yang sangat
dingin, si pengemis cilik itu hanya memakai pakaian yang
sudah kumal lagi robek, kakinya hanya memakai sepatu
terbuat dari rumput dan sama sekali luar biasa.
Kemungkinan sekali merupakan jagoan lihay dari
perkumpulan Kay Pang. 251 Perlahan-lahan Phoa Ceng Yan mengangguk, dengan
menggunakan suara yang paling lirih ia menjawab.
"Dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya
yang sangat lihay sehingga kedatangannya sama sekali
tidak menimbulkan sedikit suara, sudah cukup
membuktikan bila ia punya kepandaian yang sangat luar
biasa. Jikalau bukannya ia sengaja mengeluarkan suara
kemungkinan sekali kita tak bakal tahu akan
kedatangannya". "Hamba sangat menyesal sekali dengan kejadian ini,
Jie-ya boleh beristirahat, biarlah hamba yang pergi
menanyai dirinya." Ia lantas melangkah mendekati pengemis itu.
"Kawan!" sapanya sambil menjura. "Jika dilihat dari
potonganmu agaknya mirip dengan seorang jagoan lihay
dari pihak Kay Pang, entah dugaan cayhe ini benar atau
tidak?" Pengemis itu tersenyum, sehingga memperlihatkan
sebaris giginya yang putih bersih.
"Jikalau aku katakan aku bukanberasal dari Kay Pang,
tentunya kalian tak bakal percaya bukan" jawabnya.
"Ilmu meringankan tubuh dari kawan amat sempurna,
hitung-hitung telinga aku memang sudah tuli semua!
Anak murid perkumpulan Kay Pang mempunyai julukan
sebagai kaum pendekar di dalam dunia kangouw dan
selamanya melakukan pekerjaan secara terus terang dan
blak-blakan, entah kedatangan kawan kecil ini ada
maksud tujuan apa?" "Haaa"..haaa"..haaa?".
Nyoo Piauw-tauw! Perkataanmu yang meluncur keluar terus bagaikan air
pancuran benar-benar membuat aku si pengemis cilik
252 jadi sukar untuk membantah!" seru si pengemis tersebut
sambil tertawa terbahak-bahak. "Sejak kemarin pagi-pagi
aku si pengemis cilik sudah tertidur di dalam kuil ini,


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jikalau dikatakan siapa yang datang terlebih dahulu maka
boleh dikata kedatanganku jauh lebih pagi beberapa jam
dari kalian, maka dari itu aku harus jelaskan kepada
kalian bahwa kedatanganku bukannya masuk secara
sembunyi-sembunyi." Mendengar perkataan tersebut, Nyoo Su Jan jadi
melengak. "Kemarin malam Siauw-te sudah melakukan
pemeriksaan dengan sangat teliti disekeliling tempat ini,
mengapa waktu itu aku tak berhasil menemui saudara?"
tanyanya. Kembali si pengemis cilik itu tertawa.
"Aku tertidur di atas bangunan kuil ini, Apakah Nyoo
Piauw-tauw telah memeriksa di atas ruangan kuil ini?"
"Oooouw kiranya begitu " tak kuasa lagi Nyoo Su Jan
menghembuskan napas panjang.
Ketika itulah Phoa Ceng Yan dengan langkah ke
depan, "Loohu Phoa Ceng Yan!" ujarnya memperkenalkan diri sambil menjura.
"Oooouw"..si telapak besi bergelang emas Phoo Looenghiong!"
"Tidak berani?"..tidak berani".."
Sekali lagi si pengemis itu tersenyum.
"Di dalam hati tentunya Phoo Loo-enghiong menaruh
perasaan curiga terhadap kedatanganku ini bukan?"
Kiranya si pengemis cilik ini pandai bergurau, pikir
Phoa Ceng Yan dalam hati.
253 Walaupun begitu diluaran sahutnya.
"Menaruh curiga aku tak akan berani, hanya ingin
sekali loolap mengetahui maksud kedatanganmu."
"Kita bisa bertemu muka di dalam kuil ini, boleh dikata
di antara kita memang ada jodoh".."
"Oooouw?".ada jodoh?" sambung Nyoo Su Jan
dengan cepat. "Sudah tentu bukan karena itu saja, maka aku si
pengemis cilik bisa berbicara demikian disebabkan
sewaktu aku si pengemis tiba di dalam kuil ini benar tidak
tahu bila perusahaan kalian bakal beristirahat di sini
pula." "Atau paling sedikit kemarin malam kawan telah
mengetahui bila kami dari perusahaan Liong Wie Piauwkiok sudah tiba di dalam kuil ini bukan," kata Nyoo Su
Jan kembali. "Soal ini memang sedikitpun tidak salah, sewaktu
saudara-saudara sekalian memasuki kuil ini, aku si
pengemis memang sudah tahu, hanya saja saudarasaudara pada waktu itu sama sekali tidak mengetahui
bila di dalam kuil masih ada aku si pengemis yang
berdiam di sini." "Maaf, Loolap akan memanggil kau dengan sebutan
saudara cilik saja" tiba-tiba Phoa Ceng Yan menimbrung
sambil menjura. "Phoa Loo-enghiong suka menyebut aku si pengemis
sebagai saudara, hal ini benar-benar membuat aku
merasa amat bangga."
"Orang-orang Kay Pang kebanyakan merupakan jagojago lihay yang memiliki nama besar di dalam dunia
254 kangouw, tolong tanya siapakah sebutan dari saudara
cilik?" Pengemis tersebut tersenyum.
"Aku si pengemis cilik she Pauw bernama Cing!"
"Aku dengar di dalam perkumpulan Kay Pang sudah
muncul dua orang jagoan muda yang disebut Thian Tee
Siang Liong atau sepasang naga langit dan bumi, di
dalam sepasang naga tersebut agaknya ada seorang
kawan she Pauw".." nyeletuk Nyoo Su Jan dari
samping. Kembali si pengemis itu tertawa.
"Ooouw"..apakah orang itu tidak becus" Si naga
langit Pauw Cing yang disebut tadi memang bukan lain
adalah aku si Siauw-Pauw"."
"Ooouw"..kalau begitu cayhe sudah kurang hormat
terhadap dirimu." "Tidak berani, tidak berani. Sebenarnya aku si
pengemis cilik tidak ingin menganggu kalian dan secara
diam-diam akan ngeloyor pergi, tetapi dalam hati aku
kepingin sekali berbicara beberapa patah kata dengan
kalian maka akhirnya aku telah munculkan diri."
"Entah Pauw Siauw-hiap ada urusan apa?" tanya
Phoa Ceng Yan. "Aaaakh".. Loo Enghiong terlalu memuji" si Naga
Langit Pauw Cing tertawa, "Siauw-hiap dua kata cayhe
tidak berani menerimanya jikalau Phoa Loo Eng-hiong
suka memandan diriku, panggil saja aku dengan sebutan
siauw Pauw!" 255 "Haaa?"haaa?"haaa?" tidak nyana Si Naga
Langit Pauw Cing benar-benar mengagumkan sekali,
inilah yang dinamakan ombak belakang sungai Tiangkang mendorong ombak yang ada didepannya, orangorang baru mulai menggantikan orang-orang yang telah
lama! Dengan usiamu yang masih kecil ternyata berhasil
memiliki kepandaian yang sangat sempurnanya hal ini
benar-benar membikin semua orang merasa sangat
kagum". "Haaa?"haaa?"haaa?" Agaknya Loo Eng-hiong
sedang mencekoki diriku dengan kuah pujian,
maaf?"maaf, aku si pengemis tidak doyan dengan
kuah semacam ini." Mendengar perkataan tersebut paras muka Phoa
Ceng Yan kontan saja berubah menjadi merah padam.
"Apa yang Loolap katakan adalah kata-kata yang
sungguh!" serunya. "Kalau begitu aku si pengemis pun ada beberapa
patah kata yang hendak disampaikan kepada Phoa Loo
Piauw-tauw!" Agaknya Phoa Ceng Yan merasakan bahwa beberapa
patah kata yang hendak disampaikan ini merupakan
suatu persoalan yang sangat penting, wajahnya kembali
berubah amat serius. "Loolap tentu pentang telinga lebar-lebar untuk
mendengarkan perkataanmu!"
"Aku takut barang-barang kawalan dari perusahaan
kalian bakal sukar tiba di kota Kay Hong Hu dengan
selamat!" ujar Pauw Cing dengan serius. "Sekalipun bisa
tiba di sana dengan aman inipun harus membayar dulu
dengan suatu harga yang sangat mahal sekali, jikalau
256 dibicarakan dari pihak kalian perusahaan Liong Wie
Piauw-kiok kalian, kerugian ini benar-benar merupakan
suatu kerugian yang tiada taranya"."
"Maksud saudara?"" seru Phoa Ceng Yan yang
dibuat melengak oleh perkataan tersebut.
"Bilamana dapat melepaskan barang kawalan ini, lebih
baik cepat-cepat dilepaskan, hanya saja".."
"Setiap pekerjaan ada peraturannya sendiri sendiri,
kami yang bekerja dengan membuka perusahaan Piauwkiok boleh menolak tawaran orang, tetapi setelah
menerima terpaksa dengan keraskan kepala harus
dilaksanakan hingga selesai, melepaskan tanggung
jawab di tengah jalan bukanlah sifat kami." potong si
telapak besi bergelang emas dengan cepat.
"Kalau begitu berusahalah mencari suatu tempat yang
baik untuk mempertahankan diri dan menunggu bala
bantuan dari markas pusat?""
Phoa Ceng Yan menghembuskan napas panjang.
"Hingga kini Loolap masih tidak paham, sebenarnya
dimanakah letak berharganya kawalan kami kali ini,
mengapa ada begitu banyak orang yang melakukan
pengejaran dengan demikian ngotot sehingga tidak
takutnya mengikat permusuhan dengan orang lain."
"Aku si pengemis cilik ada beberapa patah kata yang
hendak diucapkan keluar," ujar Pauw Cing setelah
termenung beberapa saat lamanya. "Tetapi setelah aku
ucapkan keluar, harap Phoa Hu Cong Piauw-tauw jangan
marah." "Haaaa?"haaa?"haaa".. tadi aku sudah katakan
hendak menyebut dirimu dengan kata kata Pauw Loo-te,
sudah tentu apa yang hendak kau ucapkan silahkan
257 diutarakan dengang terus terang, Loolap percaya masih
bisa menerimanya!" seru Phoa Ceng Yan tertawa
terbahak-bahak. "Di dalam perkumpulan Kay Pang kami, ada sebuah
peraturan yang tak tertulis di dalam daftar, ada dua
macam orang yang tak boleh diajak berkawan."
"Dua macam orang yang bagaimana?"
"Orang macam pertama adalah alap-alap serta kuku
garuda perguruan Lak San Bun dan orang macam kedua
adalah kawan-kawan kangouw yang mencari uang
dengan membuka perusahaan Piauw-kiok seperti
kalian?"?" Ia menengadah ke atas lalu tertawa terbahak-bahak,
tambahnya, "Haaaa?"haaa?".haaa".. kami orangorang dari Kay Pang selamanya tidak berhubungan
dengan orang-orang pihak Piauw-kiok, dan selamanya
pun belum pernah turun tangan membegal barangbarang kawalan kalian."
"Tentang soal ini Loolap paham!" Phoa Ceng Yan
mengangguk. "Kebanyakan kawan-kawan Bu Lim
memang pada tidak memandang sebelah mata kepada
kami orang-orang yang mencari sesuap nasi dengan
bekerja sebagai pengawal barang. Tetapi keadaan dari
perusahaan Liong Wie Piauw-kiok kita rada berbeda".."
"Perusahaan Liong Wie Piauw-kiok lebih mengutamakan keluhuran budi daripada harta kekayaan,
asalkan kawan-kawan Bu Lim kita mencari mereka
selamanya tidak pernah dibuat kecewa dan kembali
dengan tangan kosong," potong Pauw Cing di tengah
jalan. "Kepandaian silat yang dimiliki oleh Cong Piauwtauw serta Hu Cong Piauw-tauw pun sangat tinggi,
memandang hormat kepada setiap orang, keadaannya
258 memang rada berbeda dengan keadaan perusahaan
piauw-kiok lainnya. Tetapi kau harus tahu sembilan
sembilan delapan satu, bagaimananpun Liong WIe
Piauw-kiok kalian tetap merupakan sebuah perusahaan
Piauw-kiok!" "Perkataan dari Pauw Loo-te memang tidak salah,
bagaimanapun Liong Wie Piauw-kiok kamu tetap
merupakan sebuah perusahaan Piauw-kiok, sekalipun
dibicarakan sampai dilangitpun tak akan bisa
dibandingkan dengan para enghiong hoohan lainnya di
dalam dunia kangouw, yang kita makan adalah nasi kerja
keras, yang didapat adalah uang jual nyawa, hal ini tidak
bisa dikatakan suatu keuntungan yang menonjol"."
"Phoa Loo Eng-hiong! Lebih baik kalau bicara jangan
menyindir" potong Pauw Cing sambil tersenyum. "Orang
yang membuka perusahaan Piauw-kiok adalah
bersungguh-sungguh hendak mencari untung, tidak
mencuri tidak merampas dan pokoknya bukan
merupakan suatu pekerjaan yang sangat memalukan.
Cuma, kalian tak dapat membangkang lagi bahwa orang
lain keluar uang maka kalian harus menjual nyawa.
peduli pihak lawan punya kedudukan apapun baik itu
seorang jagoan yang kerjanya tukang peras atau
pembesar korup atau penguasa penghianat?"."
"Maaf Loolap hendak memotong perkataan dari Pauw
Loo-te, perlu kau ketahui bahwa perusahaan Liong Wie
Piauw-kiok kamu sudah menolak banyak sekali tawaran
untuk mengawal barang. Jikalau orang yang mengajukan
tawaran itu menurut kita kurang sesuai, maka peduli ia
berani membayar seberapa besar biayanya pun kita
tetap akan menolak."
"Hhmmmm?"..! Soal ini aku si pengemis cilik pun
pernah mendengar orang berkata, perusahaan Liong Wie
259 Piauw-kiok memang terdapat banyak hal yang
keadaannya tidak sama dengan perusahaan-perusahaan
lain, tetapi kendati bagaimana rapatnya kerja kalian tak
urung sesekali akan tertembus juga."
Mendadak ia memperendah suara dan tambahnya,
"Cukup kita ambil contoh dengan kawalan kalian ini!
Sebetulnya kalian sudah kena tertipu karena sebelum
urusan ini diterima kalian tak mau melakukan
penyelidikan terlebih dulu dengan teliti maka akibatnya
terciptalah keadaan seperti ini hari."
"Loolap kepingin sekali minta petunjuk akan satu hal
terhadap diri Pauw Loo-tee, sampai saat ini Loolap masih
merasa tidak paham dengan kawalanku ini, sebenarnya
dimana-dimanakah terletak kesalahannya" Loolap sudah
beberapa kali mengadakan pembicaraan dengan
langgananku itu, tetapi aku rasa Liauw Thayjien bukanlah
mirip seorang bersifat jahat."
"Phoa Loo Eng-hion! Tahukah kau orang tua tempo
dulu Liauw Thayjien pernah menjabat apa?"
"Tempo dulu dia adalah seorang pembesar tingkat
dua." "Tidak salah!" seru Pauw CIng mengangguk.
"Jabatannya memang pembesar tingkat kedua. Tetapi
bagaimana keadaannya sewaktu menjabat sebagai
pembesar" Apakah kau tahu?"
"Tentang soal ini ?""., tentang soal ini cayhe rada
kurang jelas." "Barang-barang apa saja yang mereka bawa" Phoa
Hu Cong Piauw-tauw, tahukah?"
"Benda-benda tak berharga keperluan sehari hari?"
260 "Kalau cuma benda-benda tak berharga keperluan


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sehari-hari, dapat memancing daya tarik bagi para jagojago Bu Lim untuk turun tangan membegalnya?"
"Perkataan dari Pauw Loo-te sedikitpun tidak salah"
sahut Phoa Ceng Yan membenarkan. "Tetapi Loolap
sudah beberapa kali mengadakan pembicaraan dengan
Liauw Thayjien selama ini aku belum pernah melihat
mereka membawa suatu benda yang nilainya sangat
berharga sekali." "Yang menghadapi bingung, yang menonton jelas!
Kita yang sedang menonton jelas! Kita yang sedang
menghadapi urusan ini kemungkinan sekali kurang jelas,
kawan! Kau yang berada di luar garis persoalan ini,
tentunya berita yang kau dengar sudah sangat banyak
bukan?" nyeletuk Nyoo Su Jan dari samping.
"Bilamana saudara suka memberi tahu, cayhe tentu
akan pentang lebar-lebar telinga untuk mendengar,"
sambung Phoa Ceng Yan pula.
Pauw Cing tersenyum. "Kerja sama kalian berdua memang sangat bagus"
katanya. "Cuma aku si pengemis cilik merasa rada
herang, barang-barang apa yang mereka bawa
seharusnya Liauw Thayjien mengetahui jelas, aku si
pengemis merasa rada tidak percaya bila mereka bisa
memandang barang-barang itu jauh lebih penting
daripada nyawa sendiri."
"Walaupun Loolap tidak benar-benar tahu barang apa
saja yang mereka bawa, tetapi ada satu hal yang Loolap
ketahui dengan sangat jelas sekali!"
"Soal apa?" 261 "Seluruh keluarga Liauw tidak mengerti akan ilmu
silat!" "Maka dari itu mereka baru mencari perusahaan
Piauw-kiok kalian untuk menghantar?" sambung Pauw
Cing sesudah termenung sebentar.
"Pauw Loo-tee!" ujar Phoa Ceng Yan tertawa pahit.
"Bilamana kau telah mendengar sesuatu berita harap
dibicarakanlah secara terus terang, aku orang she Phoa
tentu akan merasa sangat berterima kasih sekali."
Selesai berkata ia merangkap tangannya menjura.
"Tidak berani?"tidak berani?" aku tidak berani
menerima penghormatan yang demikian besarnya dari
Phoa Loo Eng-hiong" buru-buru Pauw Cing membalas
hormat. Dengan suara yang sengaja dilirihkan sambungnya
kembali. "Menurut apa yang aku si pengemis dengar, agaknya
keluarga Liauw mereka sudah membawa sebuah benda
yang ada sangkut pautnya dengan Bu lim?"
"Apakah kambing?"" sebuah lukisan dengan pengagon Pauw Cing termenung beberapa saat lamanya,
kemudian baru jawabnya. "Apa yang aku dengar agaknya bukan cuma sebuah
lukisan saja, tetapi lukisan apakah satunya, ini cayhe
merasa kurang jelas."
"Lalu Pauw Loo-te mendapatkan berita ini dari
mana?"" "Aku si pengemis mendengar berita ini dari beberapa
orang jagoan Liok-lim yang siap-siap hendak turun
262 tangan membegal barang kawalan kalian, aku rasa
sekalipun berbeda pun tidak akan terlalu jauh. Kalian
berdua baik-baiklah berjaga diri, aku si pengemis mohon
diri dulu".." Tubuhnya segera mencelat ke atas dan melayang ke
atas genting kemudian hanya di dalam sekejap saja telah
lenyap di tengah tiupan angin kencang yang berhawa
sangat dingin itu. Dengan termangu-mangu Phoa Ceng Yan memandang ke arah lenyapnya bayangan tubuh Pauw
Cing, akhirnya menghela napas panjang.
"Heeei" sungguh cepat benar gerakan tubuhnya."
"Thian Tee Siang Liong dari perkumpulan Kay Pang
disebut orang sebagai jago-jago muda yang sangat
cemerlang pada saat ini, sudah tentu kelihayan mereka
sangat luar biasa. Ilmu meringankan tubuh dari Thian
Liong boleh dikata sudah mencapai pada taraf
kesempurnaan," kata Nyoo Su Jan perlahan.
"Heeei".! Kalau begitu aku memang sudah rada tua!"
seru Phoa Ceng Yan sembari mengelus jenggotnya yang
terurai sepanjang dada. "Akh"..! Tidak, Jie-ya masih gagah?"" sambung
Nyoo Su Jan dengan cepat.
Setelah merandek sejenak, ia menyambung kembali
dengan pembicaraan yang lain.
"Orang-orang Kay Pang selamanya tidak pernah turun
tangan membegal barang, jikalau tidak berbohong maka
beberapa patah perkataannya itu boleh dipercaya
beberapa bagian." "Bila kita pikirkan peristiwa ini secara lebih teliti maka
dalam hati kita akan menemukan kalau persoalan ini
263 bukan semudah dan segampang seperti pikiran kita
semua, oleh karena itu kita tak boleh seratus persen
percaya, pun tidak boleh tidak percaya, yang aneh lagi,
selama ini secara diam-diam Loolap selalu memperhatikan gerak-gerik dari Liauw Thayjien dan aku
merasa dia tidak mirip seperti seorang bersifat jahat,
dengan mengandalkan pengalamanku selama puluhan
tahun lamanya, tidak bisa dikatakan bila sedikit titik
terangpun tak berhasil aku dapatkan."
"Jie-ya!" Nyoo Su Jan mendehem perlahan. "Aku rasa
ada seharusnya kau pergi membicarakan persoalan ini
dengan Liauw Thayjien, kita harus mengetahui dulu
dengan jelas persoalan ini kemudia baru mengambil
keputusan." "Menurut penelitianku selama beberapa hari ini,
agaknya Liauw Thayjien tidak punya rahasia yang
disimpan lagi, kecuali dia sebagai seorang pembesar
negeri berhasil mengelabui sepasang mataku."
"Jadi maksud Jie-ya Liauw Thayjien sudah
menceritakan seluruh persoalan yang dipahami serta
dimengerti olehnya kepadamu?"
"Sedikitpun tidak salah! Loolap rasa ia sudah tidak ada
persoalan lagi yang dirahasiakan, jikalau dari pihak
keluarga Liauw benar-benar masih memiliki sesuatu
rahasia maka Loolap berani memastikan bila Liauw
Thayjien tentu tidak tahu menahu "."
Mendadak ia memperendah suara ujarnya.
"Saat ini kita sudah mengetahui bila di balik lukisan
pengangon kambing masih terdapat lukisan lain, dan apa
yang sebetulnya tersimpan di dalam rahasia ini kita
masih belum mengetahui semua, urusan inipun Liauw
Thayjien yang beritahukan kepadaku. Kini satu-satunya
264 harapan kita adalah semoga saja Cong Piauw-tauw bisa
cepat-cepat datang kemari, mengandalkan kecerdikannya kemungkinan sekali dengan sangat
mudah ia akan berhasil memecahkan rahasia ini."
"Jie-ya! Agaknya rasa curigamu terhadap nona Liauw
sudah lenyap tak berbekas?" tegur Nyoo Su Jan.
"Walaupun nona Liauw memang patut dicurigai, tetapi
menurut penglihatanku sudah mengalami perubahan
yang amat banyak." "Mengalami perubahan apa saja?"
"Kemungkinan nona Liauw memiliki kepandaian ilmu
silat yang sangat tinggi semakin lama semakin kecil, kini
peristiwa yang paling sukar untuk dipecahkan adalah
mengenai terpukul mundurnya Lam Thian Sam Sah serta
si Hoa Hoa Kongcu sehingga melarikan diri terbirit-birit!"
"Peristiwa ini memang sangat mengherankan sekali,
mengapa Lam Thian Sam Sah serta Ke Giok Lang dapat
menemukan tanda-tanda tersebut sebaliknya kita orang
tak berhasil menemuinya?"
"Justru disinilah terletak bagian yang tak kupahami!"
"Jie-ya!" seru Nyoo Piauw-tauw kembali. "Kini urusan
sudah mirip dengan anak panah di atas busur,
bagaimanapun harus dilepaskan juga. Lebih baik secara
terus terang dan terbuka kau orang langsung
menanyakan persoalan ini kepada Liauw Thayjien,
jikalau Liauw Thayjien tidak dapat memberi keterangan
maka kita langsung pergi mencari nona Liauw, jikalau
inipun akhirnya tak berhasil mendapatkan sesuatu,
agaknya jauh lebih baik daripada kita berpeluk tangan
saja. Entah bagaimana kalau menurut pendapat Jie-ya?"
265 "Perkataanmu memang benar" Phoa Ceng Yan
mengangguk. "Baiklah, biar aku pergi membicarakan
persoalan ini sekali lagi dengan Liauw Thayjien."
Perlahan-lahan Nyoo Su Jan mendehem ringan.
"Jie-ya, kapan kita hendak berangkat?"" tanyanya.
"Menurut Jie-ya lebih baik kita melanjutkan perjalanan
ataukah tinggal di sini saja sambil menanti kedatangan
dari Cong Piauw-tauw."
"Bagaimana dengan keadaan tempat ini" rasanya
bagus atau jelek?""
"Menurut penglihatan hamba, orang-orang Kay Pang
tak akan membohong terutama sekali Thian Tee Siang
Liong yang sudah memiliki nama sangat cemerlang di
dunia kangouw, sudah tentu mereka tak bakal bicara
sembarangan, hamba sudah melakukan suatu pemeriksaan yang amat teliti di sekeliling tempat ini,
empat penjuru merupakan tanah kosong hal ini lebih
mempermudah penjagaan, bahkan seluas beberapa lie
tak kelihatan sebuah rumah penduduk, tempatnya pun
cukup tenang dan bersih, bilamana kita sudah
mengambil keputusan untuk menunggu kedatangan
Cong Piauw-tauw, aku rasa lebih baik nunggu di sini saja
karena rasanya jauh lebih aman daripada kita
melanjutkan perjalanan."
"Hhmmm?".! Perkataanmu memang sangat cengli!"
"Jie-ya! Kau pergilah membicarakan persoalan ini
sekali lagi dengan Liauw Thayjien, jikalau mereka setuju
untuk menunggu di sini maka hamba harus melakukan
suatu penjagaan yang lebih teliti, dan akupun harus
meninggalkan tanda-tanda rahasia sekeliling tempat ini."
266 Phoa Ceng Yan segera termenung berpikir keras,
akhirnya ia menganggap hanya cara inilah yang paling
aman, karena itu sahutnya kemudian.
"Baiklah! Biar aku pergi membicarakan persoalan ini
dengan Liauw Thayjien, cuma saat ini hampir mendekati
tutupan tahun, pekerjaan COng Piauw-tauw sangat repot,
dapatkah dia orang datang kemari hal ini masih
merupakan suatu tanda tanya?"
"Soal ini Jie-ya boleh berlega hati, jikalau pengawalan
barang kali ini bukan ditangani oleh Jie-ya sendiri,
dapatkah COng Piauw-tauw datang kemari sukar untuk
dibicarakan, kini kecuali COng Piauw-tauw berangkat
sendiri rasanya di dalam piauw-kiok sudah tak ada orang
yang bisa dikirim lagi"."
Phoa Ceng Yan mendehem ringan.
"Tapi sekalipun COng Piauw-tauw datang sendiripun
paling tidak dua tiga hari kemudian baru bisa tiba di sini,
ia memliki seekor kuda jempolan."
"Jie-ya!" seru Nyoo Su Jan dengan serius. "Asalkan
kau sudah mengambil keputusan hendak tinggal di sini
maka Liauw Thayjien bagaimanapun bisa dipaksakan
untuk menurut. Sekalipun hendak melewati tahun baru di
kota Kay Hong merupakan suatu kejadian yang penting
tetapi aku rasa nyawa mereka jauh lebih penting
daripada hal ini, asalkan Jie-ya bisa mengambil
keputusan yang kukuh dan tegas rasanya Liauw Thayjien
pun tak akan bisa berbuat apa-apa."
"Tetapi". soal ini rasanya kurang baik!"
"Kita kukuh hendak tetap tinggal di sini kesemuanya
demi kebaikan keluarga Liauw, hamba telah melakukan
pemeriksaan di sekeliling tempat ini, kurang lebih
267 beberapa lie di sekitar kuil ini tidak kelihatan rumah
penduduk, jikalau kita bisa mengatur penjagaan yang
tepat, maka peduli siapapun akan sulit untuk
menyelundup masuk kemari. Baiklah! Biar aku pergi
melakukan pemeriksaan sekali lagi."
Agaknya secara mendadak Phoa Ceng Yan teringat
akan suatu persoalan yang sangat penting, tiba-tiba
bisiknya. "Su Jan! Kalian membawa kotak alat rahasia anakanak panah tidak.?"
"Kita membawa dua buah!" Nyoo Su Jan tertawa.
"Sesudah memiliki dua buah kotak anak-anak panah


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berantai maka berarti pula kita mempunyai kekuatan
seperti dua puluh orang ahli ahli panah, jumlah kita tidak
banyak, benda tersebut sangat membantu kita di dalam
menghadapi serangan musuh."
"Mungkin sekali pada saat ini Liauw Thayjien masih
beristirahat," ujar Nyoo Su Jan kembali sambil
memandang cuaca. "Jie-ya! Kaupun semalaman tidak
tidur, aku rasa di tengah siang hari bolong mereka tak
bakal memperlihatkan gerakan apa-apa, apalagi mereka
pun tidak bakal menduga bila secara mendadak kita
berhenti di dalam kuil ini. Kau orang tua boleh beristirahat
sebentar di dalam kamar, aku mau pergi mengatur
mereka sekalian mempersiapkan makanan, paling sedikit
kita harus mempersiapkan diri untuk tinggal di sini
selama empat-lima hari lamanya."
"Baiklah! Untuk sementara kita mempersiapkan diri
seperti itu, tetapi jikalau dapat melanjutkan perjalanan
sudah tentu jauh lebih baik kita buru-buru berangkat."
268 Nyoo Su Jan tidak berbicara lagi, segera ia putar
badan berlalu. Para anak buah perusahaan Liong Wie Piauw-kiok
pada saat ini mulai ribut bekerja kembali untuk
menurunkan barang-barang yang ada di kereta,
membereskan kuda-kuda dan mengadakan persiapanpersiapan seperlunya guna menghadapi serbuan musuh.
Nyoo Su Jan sesudah memberi pesan kepada anak
buahnya, dengan membawa Thio Toa Hauw serta Lie
Giok Liong masing-masing menunggang seekor kuda
perlahan-lahan berangkat menuju keluar kuil.
Ketika itu Phoa Ceng Yan telah kembali ke dalam
kamar, dari jendela ia dapat melihat Nyoo Su Jan dengan
membawa Lie Giok Liong serta Thio Toa Hauw
berangkat meninggalkan tempat itu, walaupun di dalam
hati kepingin sekali ia berteriak tetapi akhirnya ia
paksakan diri untuk tutup mulutnya.
Terlihatlah ketiga orang itu bagaikan kilat cepatnya
melarikan kudanya ke depan, hanya di dalam sekejap
saja telah lenyap tak berbekas di balik permukaan salju
nan putih. Sebenarnya dengan meminjam kesempatan ini Phoa
Ceng Yan hendak beristirahat sebentar, tetapi teringat
mereka bertiga sudah pergi dan di dalam kuil pada saat
ini tinggal Ih Coen beserta beberapa orang pembantu
saja, hatinya mana mungkin bisa lega". Akhirnya ia
berjalan keluar meninggalkan ruangan dan meloncat naik
ke atas kuil. Pada waktu itu salju sudah berhenti, tetapi awan hitam
masih menutupi seluruh angkasa dengan begitu tebal,
bila ditinjau keadaannya mungkin tak bakal menjadi
terang dalam beberapa saat.
269 Perasaan hati Phoa Ceng Yan pun seperti halnya
awan hitam tersebut, terasa amat gundah berat penuh
dengan kemurungan dan kesedihan.
Ia sudah bekerja sebagai Piauw-tauw selama dua
puluh tahun lamanya, telah menjelajahi hampir seluruh
daerah utara maupun daerah selatan, pernah menemui
berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus macam peristiwa
semacam ini. "Berpuluh-puluh orang jago-jago Liok-lim secara diamdiam mengincar mereka dan menanti saat yang bagus
untuk turun tangan, tetapi sungguh aneh sekali jagoan
lihay semacam Hoa Hoa Kongcu yang begitu terkenal,
setelah hampir berhasil mencapai tujuannya lepas
tangan di tengah jalan"
Kejadian yang aneh benar-benar terlalu banyak,
perubahan-perubahan yang ada diluar dugaan dan sukar
ditebak. Dengan paksakan diri menekan perasaan murung
tersebut perlahan Phoa Ceng Yan menyapu sekejap ke
sekeliling tempat itu. Terlihatlah di atas permukaan tanah yang dilapisi salju
nan putih kelihatan begitu sunyi hening dan kosong sama
sekali tidak kelihatan tanda-tanda yang mencurigakan.
Setelah dirasanya tiada hal-hal yang patut dicurigai, si
orang tua itu baru melayang kembali ke atas permukaan
tanah. Pada saat itu Ih Coen sedang memberi petunjuk
kepada pembantu-pembantu perusahaan untuk menghela kereta-kereta serta kuda-kuda masuk ke
dalam ruangan kuil. 270 Dengan pandangan tawar Phoa Ceng Yan
memperhatikan mereka bekerja, kecuali sebagai bekerja
memindahkan barang-barang kereta serta kuda ternyata
Ih Coen cukup pandai juga, ia membagi dua kelompok
rombongan tersebut satu bagian bekerja bagian yang
lain beristirahat. Menanti semua pekerjaan telah selesai, si telapak besi
bergelang emas baru kembali ke dalam kamarnya untuk
beristirahat sejenak. Ia hendak berpikir secara tenang tindakan apa yang
harus diambil untuk menghadapi kejadian yang amat
kacau ini. Mendadak?"" Suara deheman ringan terbukanya pintu kamar. bergema datang diikuti "Phoa-ya!" tegur orang itu yang kiranya bukan lain
adalah Liauw Thayjien. "He-koan melihat kuda maupun
kereta belum dipersiapkan, agaknya kalian tidak ada
maksud untuk melanjutkan perjalanan."
"Thayjien, mari duduklah, kita bicarakan persoalan ini
perlagan-lahan," kata Phoa Ceng Yan sambil menepuk
sebatang kayi di sisinya.
Liauw Thayjien segera mengerutkan alisnya, tetapi ia
menurut dan duduk juga ditempat yang diberikan
kepadanya. "Phoa Hu Cong Piauw-tauw, kau ada persoalan apa
lagi yang hendak dibicarakan denganku?"
"Setelah Loolap pertimbangkan secara masak-masak,
maka aku rasa tetap tinggal di sini jauh lebih aman dari
pada harus berangkat melanjutkan perjalanan."
271 Selesai mendengar perkataan tersebut, kontas saja
Liauw Thayjien dibuat melengak.
"Jadi Phoa Hu Cong Piauw-tauw sudah mengambil
keputusan untuk tetap tinggal di kuil ini dan membatalkan
perjalanan?""." serunya
Menutut perasaan Loolap jikalau paksakan diri untuk
melanjutkan perjalanan, kemungkinan besar kita semua
bakal terjatuh ke dalam perangkap orang lain."
"Phoa Hu Cong Piauw-tauw! Aku ingin minta
keterangan tentang satu hal?" seru Liauw Thayjien
kemudian dengan air muka berubah sangat hebat.
"Tidak berani?"tidak berani, jikalau Thayjien ada
perkataan silahkan diutarakan secara terus terang.
Loolap tentu akan pentang telinga lebar-lebar untuk
mendengarkan." "Aku pernah mendengar di dalam pekerjaan
mengawal barang terdapat satu peraturan! Sekarang aku
mau bertanya, di dalam perjalanan kali ini hendak
menginap atau melanjutkan perjalanan sebetulnya
ditentukan oleh sang langganan ataukah oleh Piauwtauw sendiri?"
"Sudah tentu ditentukan oleh sang langganan." ujar
Phoa Ceng Yan. "Kalau begitu maka sekarang He-koan hendak
menegur kau Phoa Hu Cong Piauw-tauw untuk segera
melanjutkan perjalanan."
"Thayjien!" perlahan-lahan Phoa Ceng Yan mendongak ke atas dan memandang sekejap ke arah
Liauw Thayjien. "Sampai sekarang Loolap masih tidak
paham sebenarnya kau ada urusan apakah sehingga
begitu tergesa-gesa ingin melanjutkan perjalanan dan
272 memastikan diri sebelum Tahun baru harus tiba di kota
Kay Hong" Hal ini menyangkut mati hidup kalian
sekeluarga, apakah kalian hendak menempuh bahaya
hanya dikarenakan ingin cepat-cepat tiba di tempat
tujuan?" "Heeei"..! Sebaliknya bilamana betul-betul ada orang
yang hendak turun tangan membegal barang kawalan
dari perusahaan Liong Wie Piauw-kiok kalian, sekalipun
kita bertahan di dalam kuil inipun apakah mereka tak bisa
datang kemari?" bantah Liauw Thayjien sembari
menghela napas panjang. "Tentang soal ini Loolap sudah mengadakan
persiapan-persiapan yang teliti, sekeliling kuil ini
merupakan sebuah tanah kaoang yang luas dan mudah
dijaga apalagi berhentinya kita di tempat inipun akan
membuat mereka kebingungan dan merasa ada di luar
dugaan. Menantu mereka sadar akan persoalan ini dan
datang kemari untuk mencari gara-gara, maka kita sudah
cukup waktu untuk mengatur persiapan menghadapi
mereka." "He-koan masih tidak memahami akan satu persoalan,
sebetulnya kalian hendak mengatur persiapan apa lagi"
jika benar-benar hendak mengatur persiapan bukankah
menjaga di sini atau melanjutkan perjalanan adalah sama
saja?" "Thayjien! Lebih baik Loolap memberi penjelasan yang
lebih terang lagi kepadamu, di depan sana pihak musuh
telah memasang jebakan yang menanti kita orang untuk
masuk perangkap, karena kita tak boleh pergi ke sana.
Yang dimaksudkan dengan mengadakan persiapanpersiapan lain adalah menanti kedatangan dari Cong
Piauw-tauw kami datang kemari, karena aku merasa
bahwa peristiwa yang terjadi kali ini sangat aneh sekali
273 dan terdapat banyak perubahan bahkan sangat
menyimpang dari keadaan biasanya maka Loolap sudah
merasakan bahwa beban seberat ini tak mungkin dapat
dipikul lagi oleh diriku seorang diri, karena itu peristiwa ini
sudah aku laporkan kepada Cong Piauw-tauw kami."
"Perjalanan kesana lalu kembali lagi ke sini paling
sedikit membutuhkan waktu dua puluh hari lamanya, kita
tak bisa tinggal terus di dalam kuil ini."
"Kita mengirim kabar tersebut dengan menggunakan
burung merpati?"?""
"Tetapi Cong Piauw-tauw kalian tak mungkin bisa
tumbuh sayap untuk terbang kemari," sambung Liauw
Thayjien dengan cepat. "Walaupun Cong Piauw-tauw kami tak dapat terbang
kemari seperti burung tetapi ia memiliki seekor kuda
jempolan yang dalam satu hari bisa melakukan
perjalanan sejauh ribuan lie, jika melakukan perjalanan di
malam hari bisa mencapai delapan ratus lie, semisalnya
ia berangkat kemari maka hanya di dalam dua-tiga hari
saja akan tiba disini."
"Sekali-pun perhitungan kalian memang cengli tetapi
karena kalian maka urusanku jadi terbengkalai."
"Thayjien, saat ini merupakan saat-saat kritis yang
menyangkut mati hidup kita semua, bilamana Thayjien
mempunyai rahasia lain-nya aku rasa tak usah
disembunyikan di dalam hati lagi."
"Rahasia ini merupakan persoalan pribadi dari
keluarga Liauw kami, hal ini sama sekali tiada sangkut
pautnya dengan kalian orang-orang kangouw."
274 "Aaackh!bagus sekali" diam-diam pikir Phoa Ceng Yan
di dalam hatinya. "Kendati kau orang licik bagaimanapun
akhirnya kena aku desak juga."
Walaupun di dalam hati ia berpikir demikian tetapi
diluaran ia tetap menjawab dengan keren.
"Thayjien! Kemungkinan sekali kau merasa bahwa
persoalan pribadimu itu tiada sangkut pautnya dengan
kami orang-orang dunia kangouw, tetapi secara tidak kau
sadari, persoalan tersebut sudah menyeret kalain ke
dalam pertikaian yang terjadi di dalam Bu-lim."
"Kau tidak usah berpikir yang bukan-bukan, urusan ini
sama sekali tiada sangkut pautnya dengan orang-orang
dunia kangouw bahkan terseret sedikitpun tidak."
"Kalau memang demikian adanya, mengapa Thayjien
tidak suka menjelaskan kepada kami."
"Harus diberitahukan?"
"Cayhe rasa urusan ini paling sedikit ada keuntungan
dan tiada ruginya." "Baiklah! He-koan akan menjelaskan persoalan ini
kepadamu, cuma saja".heeeei".kalian orang-orang Bulim benar-benar terlalu banyak menaruh curiga."
"Kelicikan serta bahayanya dunian kangouw sangat
besar sekali, Thayjien harap suka memaafkan
kelancanganku ini". "Siauw-li sejak kecil sudah dijodohkan dengan orang
lain, tidak beruntung calon suaminya telah menderita
penyakit yang sangat berat, menurut perkataan dari para
tabib-tabib lihay umurnya tak mungkin bisa melewati
akhir tahun ini, He-koan yang sudah mengabulkan
pinangan mereka tempo dulu sudah tentu harus buru275
buru berangkat ke kota Kay Hong sebelum akhir tahun
ini, bilamana terlambat aku takut perkawinan putriku akan
menemui kegagalan." Phoa Ceng Yan yang mendengar kisah tersebut
hanya bisa berdiri mendelong, untuk beberapa saat


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lamanya ia tak sanggup mengucapkan sepatah katapun,
peristiwa ini memang benar-benar tiada sangkut pautnya
dengan kejadian di dalam dunia kangouw apalagi terkait
di dalam hubungannya dengan orang-orang kangouw.
"Phoa Hu Cong Piauw-tauw, kau ingin bertanya lagi?"
Liauw Thayjien mendehem perlahan.
"Soal ini"..soal ini?"cayhe rasa tiada pentingnya
untuk ditanyakan lagi."
Perlahan-lahan Liauw Thayjien mendongakkan
kepalanya memandang keadaan cuaca di luar ruangan,
ujarnya kemudian. "Walaupun salju sudah berhenti, tetapi awan masih
menyelimuti seluruh angkasa. Jika dilihat dari keadaan ini
aku takut ini hari tak mungkin bisa menjadi terang
kembali." "Musim dingin tiba, salju sudah tentu bakal turun
sepanjang bulan, kereta serta kuda-kuda kami
merupakan kuda-kuda pilihan yang kuat dan dapat
bertahan terhadap hawa dingin yang menyerang.
Sekalipun hujan salju turun secara bagaimana derasnya
tak bakal mempengaruhi perjalanan kita. Tetapi tujuan
kita berhenti di dalam kuil ini sama sekali bukan sedang
meneduh terhadap curahan hujan salju, melainkan
keadaan kita sangat berbahaya, sedikit kurang berhatihati saja, kita bakal terjatuh ke dalam jebakan orang lain."
Jilid 9 276 "Hmmmm! Sungguh tidak kusangka perusahaan Liong
Wie Piauw-kiok yang namanya terkenal di seluruh dunia
kangouw ternyata bisa dipermainkan orang lain,
heee"heee". kelihatannya berita yang tersiar di dalam
dunia kangouw tak boleh dipercaya penuh," jengek Liauw
Thayjien dingin. "Thayjien! Bila kau putuskan pasti hendak berangkat
sekarang juga cayhe sekalipun bukannya tidak berani
melanjutkan perjalanan, kita adalah orang-orang yang
mencari sesuap nasi dengan menjual nyawa, boleh
dikata nyawa kami sebenarnya sama sekali tak berharga.
Justru maksud cayhe ngotot hendak tetap tinggal di
dalam kuil ini tujuannya tidak lain karena takut keluarga
Liauw kalian kena dicelakai orang, coba Thayjien pikirlah
secara teliti! Semisalnya kau memang berkeinginan
keras untuk melanjutkan perjalanan, cayhe segera akan
perintahkan mereka untuk mempersiapkan kereta."
"Heeeei". kita akan berdiam berapa lama di sini?"."
"Menunggu setelah Cong Piauw-tauw kami tiba!"
Jelas ia sudah kena dibuat jera oleh perkataan Phoa
Ceng Yan yang amat tajam serta lihay itu.
"Tadi cayhe sudah katakan, Cong Piauw-tauw kami
memiliki seekor kuda jempolan, di dalam tiga-lima hari
kemudian tentu sudah tiba di sini!" sambung Phoa Ceng
Yan lebih lanjut. "Setelah Cong Piauw-tauw kalian tiba maka tak usah
takuti mereka lagi?"
"Boleh dibilang demikian! Maka dari itu dia bisa
menduduki jabatan sebagai Cong Piauw-tauw sedang
cayhe cuma mendapat bagian Hu Cong Piauw-tauw
saja." 277 "Jadi maksudmu setelah berdiam tiga hari kita dapat
berangkat kembali?" tanya Liauw Thayjien kembali.
"Sedikitpun tidak salah! Jika memang terlambat maka
tidak akan melewati lima hari."
Akhirnya Liauw Thayjien menghembuskan napas
panjang. "Kecuali He-koan suami isteri ngambek dan tidak
perduli orang-orang perusahaan Piauw-kiok kalian lagi
untuk melakukan perjalanan sendiri, rasanya pasti sulit
juga untuk menundukkan kau Phoa Hu Cong Piauwtauw" katanya.
"Thayjien! Aku orang she Phoa cuma seorang yang
kasar, tidak terlalu banyak bersekolah, tetapi aku masih
tahu bila menjadi seorang manusia tak boleh terlalu
mementingkan diri sendiri. Demi keselamatan dari kalian
keluarga Liauw serta untuk menjaga merek emas dari
perusahaan Liong Wie Piauw-kiok selama dua puluh
tahun ini, terpaksa aku orang she Phoa tak dapat
menempuh bahaya?" "Heee"..heee".heee". kami membayar ongkos
mahal agar perusahaan kalian suka mengawal kami,
tidak disangka semua gerak gerik serta perbuatan kami
harus mendengar keputusan dari kalian, hal ini benarbenar menjengkelkan sekali," sindir Liauw Thayjien
tertawa dingin tiada hentinya.
Buru-buru Phoa Ceng Yan merangkap tangannya
menjura, "Thayjien! Harap kau orang suka memaafkan
kelancangan kami ini" ujarnya sambil tertawa.
"Menghadapi situasi seperti ini sekalipun thayjien harus
memaki dan menyalahkan aku orang she Phoa, biarlah
aku terima di hati saja. Cuma saja bilamana thayjien suka
menjelaskan alamat dari calon Besanmu itu, kami dapat
278 mencarikan akal untuk menghantar surat tersebut ke kota
Kay Hong. Di kota Kay Hong sana perusahaan kamipun
punya sebuah kantor cabang, biarlah mereka yanga
hantarkan surat tersebut kepadanya."
"Kalian hendak kirim dengan apa?"
"Burung merpati! Perusahaan Liong Wie Piauw-kiok
kami punya sejumlah burung-burung merpati yang
sangat terlatih dan sering digunakan untuk mengirim
berita antara markas dengan kantor cabang, jika thayjien
hendak menyampaikan surat kepada calon besanmu kita
dapat menggunakan burung merpati untuk mengirimnya
ke kantor cabang kami, kemudian dari sana akan
memerintahkan seseorang untuk menyampaikan surat
tersebut ke tempat tujuan."
"Sekarang kalian masih ada burung merpati itu?"
"Masih ada seekor burung yang terbaik."
"Baiklah, biar aku pergi membuat sepucuk surat
kemudian biar burung merpati dari perusahaan kalian
mengirimnya ke kota Kay Hong."
"Thayjien! Ditengah cuaca yang demikian dingin serta
berangin kencang, lebih baik kau orang menggunakan
kertas surat yang tipis dan ringan."
"Ehm! Memang jangan sampai burung tersebut
merasa terlalu berat!" Liauw Thayjien mengangguk.
Ia lantas bangun berdiri dan meninggalkan ruangan
tersebut. Phoa Ceng Yan pun dengan mengikuti Liauw Thayjien
berjalan keluar dari ruangan itu.
Pada waktu itu terlihatlah beberapa orang pembantu
sedang membersihkan halaman dari tumpukan salju,
279 dengan cepat ia enjotkan badannya meloncat naik ke
atas atap rumah kemudian dari sana memandang ke
empat penjuru. Dari sana ia melayang keluar dari kuil untuk
melakukan pemeriksaan sekali lagi dengan teliti, setelah
itu dengan langkah lambat-lambat baru berjalan kembali
ke dalam ruangan. Pada saat ia hendak memasuki pintu kuil itulah,
mendadak terdengar suara derapan kaki kuda
berkumandang datang memecahkan kesunyian yang
mencekam sekeliling tempat itu.
Phoa Ceng Yan segera merasakan hatinya tergetar
keras, tubuhnya dengan cepat berputar memandang ke
arah luar. Tampaklah seekor kuda warna putih bagaikan anak
panah yang terlepas dari busurnya dengan cepat
berlarimendekat, di atas punggung kuda tersebut
terdapatlah sesosok tubuh manusia.
Warna putih kuda itu amat mulus dan tiada bedanya
dengan permukaan salju, dari atas hingga ke bawah
sama sekali tidak kelihatan sedikit titik hitampun.
Phoa Ceng Yan menghembuskan napas panjang,
setelah berdiri tegak mendadak bentaknya keras,
"Berhenti! Jika kau orang tidak menghentikan lagi larinya
kudamu itu, jangan salahkan aku orang she Phoa akan
turun tangan terhadap dirimu."
Di tengah suara bentakan yang amat keras itulah,
mendadak kuda putih tersebut berhenti berlari, sedang
orang yang tertelungkup di atas punggung kuda tersebut
mendadak dongakkan kepalanya, mengayunkan tangan
kirinya dan berkemak kemik.
280 Belum sempat sepatah kata meluncur keluar,
tubuhnya tahu-tahu sudah terjatuh ke atas tanah dengan
menimbulkan suara yang amat gaduh.
Melihat kejadian itu Phoa Ceng Yan melengak, selagi
ia hendak berjalan mendekati orang itu untuk memeriksa
keadaan yang sebetulnya, mendadak terdengarlah kuda
putih itu meringkik panjang lututnya tahu tahu ditekuk
dan berlutut di hadapan tubuh orang tersebut.
"Aaaakh".! Kiranya seekor kuda jempolan yang
sangat menarik hati."
Jika dilihat dari sikap kuda tadi, kelihatan sekali bila ia
menaruh rasa sangat hormat terhadap majikannya.
Dengan langkah lebar Phoa Ceng Yan segera berjalan
ke depan tubuh orang itu dan membopong tubuh dari
atas tanah. Tampaklah paras muka orang itu sudah berubah jadi
hijau membesi, jelas ia sudah kena terbokong oleh
senjata rahasia. Kendati Phoa Ceng Yan sendiripun sedang berada di
dalam keadaan berbahaya, tetapi teringat bahwa
menolong orang merupakan suatu kejadian yang sangat
penting tanpa berpikir panjang lagi ia segera
membopong tubuh orang itu dan dengan langkah
terburu-buru kembali kedalam kuil.
Beberapa orang lelaki yang ada di tengah halaman
sejak tadi sudah mendengar suara jeritan tertahan dari
Phoa Ceng Yan, melihat dia orang membopong orang itu
sambil berlari masuk ke dalam kamar, mereka lantas
tahu jika si orang tua itu sedang menolong orang
tersebut. 281 Tanpa berpikir panjang lagi orang yang berada di
sebelah kiri lari keluar kuil dengan mulut membungkam,
secara sadar ia bertindak sendiri sebagai pengawas
keadaan, yang mengawasi apakah dari belakang ada
orang yang melakukan pengejaran atau tidak.
Sedangkan orang yang ada di sebelah kanan
bersama-sama dengan Phoa Ceng Yan lari masuk ke
dalam ruangan. Membuka perusahaan mengawal barang paling
mudah mendapat keuntungan, tapi peraturanpun paling
ketat, sang pembantu tersebut setibanya di depan pintu
ruangan ternyata tidak berani melanjutkan kembali
langkahnya. Yang paling aneh adalah kuda putih yang tinggi besar
itu, ia mengikuti dari belakang Phoa Ceng Yan dan
berjalan masuk ke dalam ruangan kuil, kemudian sambil
tundukkan kepala menanti di samping.
Melihat kebagusan serta kegagahan kuda putih
tersebut, rata-rat para pembantu piauw-kiok pada
dongakkan kepalanya seraya memuji.
"Kuda bagus! Kuda bagus! Sekalipun kuda jempolan
Hwee Liong Ci dari Cong Piauw-tauw yang bisa
melakukan perjalanan seribu lie dalam seharipun susah
untuk menandinginya."
Haruslah diketahui kebanyakan orang Bu Lim setelah
melihat pedang bagus atau kuda bagus rata-rata
menunjukkan rasa suka, para pembantu piauw-kiok ini
walaupun bukan termasuk jago-jago kangouw tetapi
karena sudah banyak tahun berkelana di dalam Bu-lim
sambil mengawal barang. Pengetahuan mereka
bertambah luas, ketajaman mata melebihi siapapun,
282 sebab itu mereka mengetahui jika kuda tersebut kuda
jempolan. Kita balik pada Phoa Ceng Yan, di mana orang
setelah tiba di dalam kamar segera meletakkan orang itu
di samping api unggun yang belum padam, hawa hangat
menyamankan suasana, kemudian diperiksa badan
orang tadi dengan teliti.
Dilihatnya orang itu adalah seorang pemuda tampan
yang baru berusia delapan sembilan belasan tahun, ia
memakai celana warna hitam dengan jubah biru berikat
kepala warna biru dengan sepasang alis yang tebal,
berbadan kekar. Walaupun air mukanya pada saat ini
sudah berubah jadi hijau membesi tapi tak sampai
menutupi ketampanan wajahnya.
Phoa Ceng Yan yang melakukan pemeriksaan teliti di
tubuhnya tak berhasil menemukan tanda luka apapun, ia
segera balikkan badannya.
Terlihatlah di atas jalan darah "Hong Hu" di belakang
pundaknya masih tersisa sedikit darah kering, hal ini
membuat si orang tua itu kerutkan kening.
"Sungguh suatu tindakan yang kejam!" pikirnya.
"Bukan saja senjata rahasia yang digunakan sangat
beracun bahkan menghajar pula tepat di atas jalan
darah, sekalipun badannya terbuat dari baja murnipun
tak akan bisa kuat menahan serangan tersebut."
Walaupun pengetahuannya sangat luas, tapi iapun
hanya bisa membedakan bila pemuda tersebut kena
dilukai oleh sebangsa senjata rahasia yang amat kecil
dan sangat beracun, jari-jari tangannya segera
dikerahkan tenaga untuk merobek pakaian di atas
pundak. 283 Sedikitpun tidak salah, terlihatlah sebatang jarum ekor
walet yang amat lembut dan kecil masih kelihatan
tersundul diluar kulit.

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jarum ekor walet yang tersundul keluar dari kulit
pundak itu memancarkan sinar kebiru-biruan, sekali
pandang sudah bisa ditentukan bila racun yang
dipoleskan di atas senjata rahasia tersebut benar-benar
sangat ganas. Setelah melihat jelas bentuk senjata rahasia itu, Phoa
Ceng Yan baru kelihatan tertegun.
"Aaakh..! Senjata rahasia Yan Wie Tui Hun Ciam."
"Apa itu senjata rahasia ekow walet pengejar sukma?"
mendadak terdengar suara Liauw thayjien menyambung.
Phoa Ceng Yan berpaling, tampak Liauw Thayjien
dengan langkah lambat sedang bertindak masuk ke
dalam ruangan. Ia lantas tertawa getir. "Senjata rahasia ekor walet pengejar sukma adalah
semacam senjata rahasia yang amat beracun, asalkan
menembusi badan pasti akan membinasakan, racunnya
sangat luar biasa." Ketika itu Liauw Thayjien barusan dapat melihat jelas
bila diatas tanah menggeletak seseorang.
"Maksudmu orang ini sudah terkena hajaran senjata
rahasia Yen Wie Tui Hun Ciam tersebut?"
"Tidak salah." Phoa Ceng Yan manggut.
"Phoa-ya! Cepat cabut keluar senjata beracun tersebut
dari atas pundaknya!" seru Liauw Thayjien sambil
melangkah mendekat dan menengok sekejap ke arah
pemuda tersebut. 284 Kembali Phoa menggeleng. Ceng Yan tertawa getir dan "Racun ganas yang terpoles di atas jarum pencabut
nyawa ini sangat luar biasa, kecuali menggunakan obat
pemunah manungal dari si penyambit senjata rahasia,
orang lain tak bakal bisa bantu memunahkannya, bila aku
cabut keluar jarum beracun itu dari pundaknya maka
kemungkinan besar pemuda ini bakal lebih cepat
menemui ajalnya." "Tapi kitapun tak bisa berpeluk tangan melihat orang
lain menjelang sekarat!"
"Bilamana aku orang tiada bermaksud untuk menolong
dirinya, akupun tak akan membopong dirinya msuk ke
dalam kuil." Liauw Thay jien menghela napas panjang.
"Jika kita tidak bantu dirinya mencabut keluar senjata
beracun itu, bukankah sebentar lagi ia bakal mati?"
"Dugaan Thayjien salah besar, menurut apa yang
orang she Phoa ketahui, asalkan jarum beracun itu tidak
sampai tercabut maka kemungkinan besar nyawanya
bisa diperpanjang beberapa saat."
"Phoa Hu Cong Piauw-tauw! Sewaktu kau turun
tangan menolong dirinya apakah kau tidak tahu jika
pemuda ini sudah terhajar oleh senjata rahasia yang
sangat beracun?" "Ehm! Akupun tidak tahu jika senjata rahasia yang
Pendekar Aneh Naga Langit 5 Iklan Pembunuhan A Murder Is Announced Karya Agatha Christie Ratu Berlian 4

Cari Blog Ini