Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung Bagian 6
tua kecil berpakaian meraih.
"Ha, ha, ha . . . " Orang tua kecil itu tertawa, Tubuhnya melejit,
menyingkirkan diri dari serangan Su-to Yan.
Su-to Yan mempergencar serangannya, langsung mengejar
orang tua kecil itu. Semakin lama, pertempuran itu semakin hebat, orang tua
berbaju merah membuka mulutnya, dan menyemburkan tawa tajam
yang berbentuk pedang, meluncur kearah Su-to Yan.
Ting.,., Su-to Yan menangkis serangan itu, Dia terkejut, orang
tua kecil berbaju merah pandai ilmu Pedang Terbang, semacam
hawa tenaga dalam yang sangat ampuh. Bagi orang yang tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
kenal ilmu ini tentunya menyebut ilmu gaib, ilmu pedang terbang
yang keluar dari mulut dan tenggorokan.
Sebenarnya, kekuatan itu ada, yang tidak ada ialah pedang
terbangnya, Dia merupakan kekuatan yang hebat saja.
Orang itu mengundurkan diri.
Su-to Yan menghampiri kedua kawannya Cin Bwee dan Sie An
yang masih mematung, tentunya mereka mendapat totokan jalan
darah. Berusaha menghidupkan jalan darah yang ditotok mati itu,
Su-to Yan tidak berhasil membangunkan kedua kawannya.
"Ha. ha..." Orang tua kecil yang berbaju merah tertawa,
"Percuma kau mencapekan diri, Mereka telah kena ilmu Tahanan
Bathinku." Setelah berusaha lagi beberapa waktu, Su-to Yan masih tidak
berhasil menyadarkan kedua kawannya. Betul-betul Sie An dan Cin
Bwee terkena Tahanan Bathin. Keadaannya seperti patung
membatu. Su-to Yan menghadapi musuhnya.
"Siapa kau?" Dia membentak "Mengapa mengekang kebebasan
kedua kawanku ?" "Aku bernama Hui In Khek." berkata orang tua itu, "Bergelar
Paman Tenung." "Aaaa... Kau yang bernama paman Tenung Hui In Khek ?"
"He, he, he..."
"Lekas bebaskan kedua kawanku!" Bentak Su-to Yan.
"Akan kubebaskan mereka, setelah mendapat janji persekutuanmu." berkata orang tua kecil berbaju merah Hui In
Khek. "Bebaskan segera."
"Tunggu dulu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Apa lagi..." "Aku harus mendapat janji taklukmu."
"Ha, ha, ha..." Su-to Yan tertawa, "Kau kira, aku ini manusia
apa?" "Bila kubebaskan kedua kawanmu, dengan mudah, kalian dapat
melarikan diri..." "Jangan kau terlalu memandang rendah pada Su-to Yan."
berkata Sipemuda, "Aku tidak melarikan diri."
"Baik," Paman Tenung Hui In Khek ber kemak-kemik beberapa
saat, tiba-tiba dia memekik panjang.
Enam gadis berpakaian putih dan enam gadis berpakaian merah
menampilkan diri, mereka mengurung Su-to Yan,
"Aku segera membebaskan kedua kawanmu.
menyingkir." Berkata Paman Tenung Hui In Khek.
Lekas kau Dengan digiring oleh enam pasang muda-mudi itu, Su-to Yan
meninggalkan Cin Bwee dan Sie An.
Paman Tenung Hui In Khek mendekati kedua korbannya, dengan
kode-kode tertentu dia membebaskan kedua orang itu.
Cin Bwee dan Sie An menggerak-gerakkan kedua tangan dan
kedua kaki mereka, Ada sesuatu yang tidak beres mengganggu
kebebasannya. Mendapat kesempatan bergerak, melihat adanya
seorang kakek berbaju merah di tempat itu, segera mereka
menduga itu adalah musuhnya, Hut! Sie An memukul Hui In Khek.
"Ha, ha...." Paman Tenung Hui In Khek mengundurkan diri, dia
bertahan dari jauh. Mulutnya dibuka dan "wing" menyemburkan tenaga tidak terlihat,
itulah ilmu Pedang Terbang Kie-kiam. juga termasuk salah satu dari
sepuluh macam ilmu silat peninggalan jaman purbakala.
"Kalian bukan tandinganku" Berkata Hui In Khek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Hampir Sie An terjengkang.
Dari jauh Su-to Yan berteriak:
"Saudara Sie An, Cin Bwee, lekas kalian pergi dari tempat itu."
Hui In Khek juga berkata:
"Lekas menyingkir Su-to Yan hendak menggempur barisan tin
Napsu Dan Birahi. Kalian tidak akan sanggup mempertahankan diri
dari permainan ini, pergilah ketempat jauh."
Sie An dan Cin Bwee saling pandang, melongok kearah Su-to
Yan, mereka masih bingung, apa yang harus dikerjakan "
Su-to Yan mengempos tenaga dan berkata kepada mereka:
"Kalian boleh menunggu aku dibawah gunung, Setelah
menyelesaikan persengketaan dengannya, Aku akan kesana."
Cin Bwee dan Sie An berjalan pergi, menjauhi tempat itu.
Enam pasang muda-mudi mengurung Su-to Yan. berpakaian putih dan merah Paman Tenung Hun ln Khek membuka suara:
"Su-to Yan, mereka adalah kekuatan Napsu Dan Birahi, Nah,
gunakanlah imanmu baik-baik!"
"Lekaslah mulai," Su-to Yan menantang, Hut In Khek memberi
komando, menggerakkan permainan tin Napsu Dan Birahi.
Enam pasang muda-mudi itu mengeluarkan alat milik mereka,
mengalun lagu-lagu asmara yang melemaskan otot-otot manusia,
mendengungkan irama-irama yang dapat membangkitkan birahi.
Su-to Yan mendapat ujian terberat. Dia duduk bersila.
menggunakan ilmu Uap Hijau It bok Cin khie, mengembangkan
ketekunan imannya, Betapa ricuhpun suara-suara lagu itu, tidak
sehelaipun yang masuk kedalam telinganya.
Paman Tenung Hui In Khek membentak dua kali, itulah perintah
untuk menambah kekuatannya, masih saja tidak berhasil. Seribu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
pasukanpun yang menyerang pemuda itu, didalam keadaan duduk
kuat, tidak mungkin mereka dapat menggerakkan iman Su-to Yan.
Hui In Khek menghela napas, tiba-tiba dia bertepuk tangan,
Disana bertambah enam orang berkerudung, langsung menerjunkan
dirinya kepusat lapangan.
Lagu irama tidur berubah cepat, kini membawakan irama
pertempuran-pertempuran, disertai oleh enam tenaga baru itu,
mereka mempermainkan Su-to Yan.
Enam orang berkerudung yang menerjunkan diri itu membawa
pedang, dengan senjata tajam, mereka menghujam tusukantusukan kepada lawannya.
Su-to Yan memiliki tenaga It bok Cin khie, dia dapat
mempertahankan dirinya dengan baik sekali.
Satu jam kemudian, Su-to Yan kehabisan tenaga, terus menerus
menggunakan ilmu It bok Cin khie, ilmu ini sangat memberatkan
dirinya. Kini dia mengeluarkan seruling Tong-hay, membawakan
lagu Han san Lok bwe. Dengan lagu ini, dia dapat mempertahan
diri. Delapan belas orang mengurung Su-to Yan, mereka dikoordinator
oleh Paman Tenung Hui In Khek.
Marilah kita melihat keadaan Cin Bwe dibawah gunung, Bersamasama Sie An, dia menunggu kedatangan Su-to Yan.
Su-to Yan masih mempertahan diri diatas gunung, hal ini
menimbulkan kegelisahan sigadis, berjalan bolak-balik dengan hati
kesal. Hari menjadi malam. Masih juga belum melihat munculnya
kekasih itu. Cin Bwee hendak mendaki gunung lagi, keburu dicegat oleh Sie
An. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kita harus bersabar," Katanya, "Tidak guna melibatkan diri
dengan mereka, Bukan tadi, tidak dapat menolong saudara Su-to
Yan, jiwa kitapun dapat terancam.
Cin Bwee dapat menerima, Mereka menunggu lagi.
Tiba-tiba, seekor burung raksasa terbang melayang diatas kepala
mereka, meluncur ke-arah puncak gunung.
Cin Bwee dan Sie An tidak berita memperhatikan adanya burung
raksasa itu. Sebentar kemudian, burung itu balik lagi "wing", melewati kedua
orang, hampir menjatuhkannya. Sie An menjadi marah, dia
menyahut Pedang, dan ditusukkan ke arah burung.
Koek,...Koek.... Burung itu terbang pergi, pedang Sie An
dijatuhkan. Seolah-olah mengejek, mentertawakan ketidak gunanya
orang kate itu. Sie An naik darah, masa dia diejek oleh seekor burung hina"
Tubuhnya melesat hendak menangkap.
Burung itu lebih bertingkah lagi, memekik beberapa kali, baru dia
berkaok-kaok lagi. Terbangnya begitu rendah, seolah olah berkata
dapatkah kau menangkap diriku. Larinya begitu lambat, seolah-olah
mengejek kelemahan lawannya.
Sie An semakin uring-uringan, menubruk beberapa kali, dia tidak
berhasil, menusuk dengan pedang, semakin gatal, Betapa cepat
gerakan Sie An, tetapi burung itu mempunyai gerakan yang lebih
cepat. Demikianlah, si Pendekar Bayangan dipermainkan oleh burung
raksasa itu. Semakin lama semakin jauh, meninggalkan Cin Bwee
seorang diri. Hati Cin Bwee terhibur oleh adanya atraksi itu. Hampir dia
tertawa, bila bukan mengingat keadaan Su-to Yan yang belum
bebas dari jurang bahaya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Tiba-tiba ada pikiran mengekang dirinya, burung itu begitu besar,
sangat mengerti syarat orang, tentunya bukan burung biasa,
siapakah yang memeliharanya" Mengapa memancing Sie An
meninggalkan tempat itu. Seorang wanita berpakaian
menghampiri Cin Bwee. hijau berjalan datang, dia Si gadis terkejut, mementangkan kedua matanya, Cin Bwee
memperhatikan warna berbaju hijau itu,
"Kau bernama Cin Bwee?" Wanita berbaju hijau mengajukan
pertanyaan. "Betul." Cin Bwee menganggukkan kepala, "Bagaimana panggilan
cianpwee yang mulia?"
"Aku bernama Khang Bun." Berkata wanita itu, "Kau belum
kenal?" Hati Cin Bwee tergerak, segera dia mengajukan pertanyaan:
"Belum lama ada seekor burung raksasa terbang ditempat ini,
adakah cianpwee melihatnya ?"
"Itulah burungku, namanya si Besi," berkata wanita berbaju hijau
Khong Bun, "Sengaja kuperintahkan dia untuk memancing pergi
kawanmu itu, ada beberapa patah kata penting yang hendak
kuutarakan kepadamu, kau tidak marah kepadaku?"
Cin Bwee menggeleng-gelengkan kepalanya, wanita ini begitu
cantik, sangat menawan, kata-katanya juga halus, menawan hati,
siapakah yang bisa marah kepadanya"
Khong Bun berkata lagi. "Diatas gunung, kulihat seorang anak muda sedang menempur
delapan belas orang si Tukang Tenung Hui In Khek, dia hebat sekali
sehingga ilmu NapSu dan Berahi Hui In Khek tidak dapat berbuat
sesuatu apapun, kukira kau kenal kepada pemuda itu, bukan?"
"Dia adalah kawanku." Berkata Cin Bwee "Namanya Su-to Yan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Dia lihay sekali." Khong Bun memberikan pujian.
"Dapat cianpwee menolongnya dari kesulitan?" Memohon Cin
Bwee. Si gadis belum tahu, apa maksud tujuan wanita ini, dia
mudah masuk perangkap. "Barisan tin Napsu dan Birahi sulit dipecahkan." berkata Khong
Bun. "Tapi kau yang turun tangan, kukira mudah melepaskan
kurungan itu." "Aaaa..." Cin Bwee berteriak girang.
"Bagaimanakah caranya untuk menolong, Su-to Yan?"
Wanita baju hijau Khong Bun berkata: "Orang yang terkurung
didalam barisan tim Napsu dan Birahi harus mempunyai iman yang
teguh dan kuat, Dilarang keras memikirkan urusan lain. Agaknya,
kawanmu itu melupakan adanya unsur penting ini. Ada sesuatu
yang dipikirkannya, tentunya keselamatanmu dia ragu tentang
keadaan dirimu, dia takut kau menderita suatu hal, karena itu,
pikirannya agak terganggu kurang memusatkan kepada pertarungan
lagu dan iman. Untuk menolongnya keluar dari daerah berbahaya
adalah sangat mudah, Kau segera menampilkan dirimu, maka dia
akan berhati besar, lenyaplah semua rasa kuatirnya, dengan
demikian, tenaganya dapat bertambah. Delapan belas orang Hui In
Khek itu bukan tandingannya."
Cin Bwee masih ragu-ragu.
"Dia yang menyuruh aku meninggalkannya." Sigadis memberikan
keterangan balik "kukira dia tidak menguatirkan keselamatanku."
"Kau salah." Berkata Khong Bun, "Dia membikin perhitungan
yang meleset. Dia hanya dapat mengalahkan musuh dengan
kenyataannya tidaklah demikian, Dia bertempur terlalu lama. Dia
takut kau menderita cidera lain, karena itu, pikirannya tidak dapat
dipusatkan." Cin Bwee belum dapat mengambil
menyangkut mati hidupnya sang kekasih.
putusan, urusan itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Wanita berbaju hijau yang mengaku bernama Khong Bun berkata
lagi: "lnilah nasihat yang dapat kuberikan, Aku masih ada urusan,
Sampai disini dahulu pertemuan kita. Selamat tinggal."
Tubuhnya meleset, dan lenyap didalam keadaan malam gelap.
Cin Bwee menunggu beberapa waktu lagi, gejolak hatinya
berkecamuk, pikirannya sangat kalut. Dia hendak menolong Su-to
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yan dan dia belum dapat menemukan cara yang lebih baik kecuali
mengikuti petunjuk yang wanita hijau tadi berikan.
Cin Bwee mengempos tenaga, tubuhnya melesat, menuju kearah
gunung. Tekadnya untuk menolong Su-to Yan sangat bulat,
Gerakannya begitu cepat, Sebentar kemudian, dia sudah berada di
depan arena pertempuran lagi.
Suara pertama yang memasuki telinga Cin Bwee adalah irama
peperangan besar, kian lama kian mengecil, akhirnya seperti
peperangan di tempat tidur, matanya terbelalak, 6 pasang muda
mudi yang berdendang dengan lagu-lagu Napsu Dan Birahi itu
mengelilingi Su-to Yan, mata Cin Bwee sudah dikaburkan.
Seolah-olah menonton pesta dansa gila, kedua belas muda-mudi
itu melepaskan pakaian-pakaian mereka. Tentu saja bukan didalam
arti yang sebenarnya, ini terjadi didalam khayalan pikiran gadis kita,
Cin Bwee telah masuk kedalam perangkap wanita berbaju hijau
Khong Bun. "Aaaa...." Cin Bwee mengeluarkan jeritan tertahan.
Enam orang berpakaian hitam yang mengenakan kerudung itu
bergerak, dengan pedang mereka, sedang mengadakan siksaansiksaan yang luar biasa, inipun hanya khayalan Cin Bwee juga.
Sigadis menjerit semakin keras, Su-to Yan sedang menekunkan
diri, tiba-tiba terdengar suara jeritan seorang gadis, itulah suara
yang tidak asing lagi, suara Cin Bwee yang dikenal baik. Hatinya
tergerak, dia membuka mata, hendak melihat apa yang telah terjadi
" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sret, sret,....Enam batang pedang membobolkan pertahanan Itbok Cin-khie, memasuki daerah kulit Su-to Yan.
Su-to Yan melintangkan serulingnya, trang trang trang.... Dia
hanya dapat menyingkirkan lima pedang, dan pedang keenam tidak
dapat dielakkan, ceesss.,. mencelakai pundak kanannya.
"Aaaa..." Tubuhnya melejit tinggi, dia berusaha menghindari
serangan berikutnya. Dan "Aaaa.." lagi, tubuh Su-to Yan tak dapat menemukan
pegangan, langsung terjun kedasar jurang.
"Aaaa..." Cin Bwee berteriak keras, dia sadar dari bayangan
khayalannya. Hui In Khek menghentikan gerakannya. Dia berhasil menjatuhkan
Su-to Yan. Cin Bwee melongok kearah jurang, sangat dalam, begitu gelap,
begitu curam, mana mungkin kekasihnya dapat memperpanjang
hidup jiwanya" Mengapa hal ini dapat terjadi "
Siapa wanita berbaju hijau yang mengaku bernama Khong Bun
itu" Dia tidak pernah menjumpainya, juga tak kenal.Tidak ada alasan
untuk mencelakai orang, inilah yang membingungkan Cin Bwee.
Wanita baju hijau adalah jago wanita dari pulau Tong-hay. Dia
adalah istri ayah angkat Su-to Yan. Diantara Sam-kie Ju-su In Hang
dan Khong Bun terjadi perselisihan karena itu timbul drama tadi.
Paman Tenung Hui ln Khek hendak menangkap Su-to Yan, kini
dia tidak berhasil, menunggu lagi beberapa waktu, mengingat
dalamnya jurang itu, dengan mengajak semua anak buahnya, dia
meninggalkan tempat itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Dipuncak itu hanya Cin Bwee seorang, Tiba-tiba mata sigadis
tertumbuk pada sebuah seruling, inilah seruling yang Su-to Yan
pergunakan. Su-to Yan menggunakan seruling Tong hay untuk menambah
kekuatan imannya. Munculnya Cin Bwee mengganggu jalan
keteguhan, seruling itu jatuh tertinggal
Cin Bwee memungut seruling itu, dia heran seruling ini adalah
barang kembarnya seruling In-thian Cek-hong, sangat mirip sekali.
Bila bukan karena jatuhnya Su-to Yan kedasar jurang, tentu Cin
Bwee tertarik, Disaat itu, keselamatan Su-to Yan berada diatas
segala-galanya, dia mengitari puncak, dan mencari jenasah si
pemuda. Melihat Su-to Yan terjatuh dari atas tebing "
Mari kita mengikuti pengalaman Su-to Yan.
Dia terjatuh dengan keadaan pingsan, beberapa lama kemudian,
baru dia dapat membuka kedua matanya, dirinya berada didalam
pangkuan seorang pemuda berpakaian hijau, orang ini sedang
membawa jago kita memasuki sebuah gua, meletakkannya diatas
pembaringan. Pemuda berbaju hijau memandang Su-to Yan.
"Kau sudah bangun?" Dia bertanya.
"Dimana aku berada?" Su-to Yan masih bingung. Bagaimana dia
tidak mati " "Aku adalah suheng Hui In Khek." berkata orang itu, dia
menghela napas. "Aaaa...." Su-to Yan mengeluarkan jeritan tertahan.
"Jangan takut, aku tidak sependapat dengan suteku." Berkata
pemuda itu. Su-to Yan mengerutkan alis, Hui In Khek adalah seorang tua
yang berumur diatas empat puluhan, sedangkan orang ini begitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
muda, di duga belum cukup tiga puluh tahun, bagaimana menyebut
dirinya sebagai suheng si Paman Tenung"
Pemuda berbaju hijau dapat menduga isi hati Su-to Yan, dengan
tertawa dia berkata: "Jangan kau tidak percaya, Hui In Khek itu besar didalam
pangkuanku. Dia betul-betul Suteku,"
Mengetahui bahwa dirinya ditolong oleh orang ini, Su-to Yan
bangkit berdiri memberi hormat dan mengucapkan terima kasihnya:
"Terima kasih atas pertolongan cianpwee "
"Tidak kusangka." berkata pemuda berbaju hijau itu.
"Pertandingan tadi telah kusaksikan dengan baik, seharusnya kau
tidak kalah, Maka kutahui, kau dapat dikalahkan oleh Hui In Khek."
Su-to Yan memperhatikan wajahnya pemuda ini, begitu muda,
betulkah keterangan-keterangan itu" Dia ragu-ragu.
Pemuda yang mengaku menjadi suheng Hui ln Khek tertawa,
tiba-tiba saja dia menekukkan diri, terjadi perubahan yang menyolok
mata, kulit-kulitnya berkeriput dan peot semua, Berdiri dihadapan
adalah seorang tua berbaju hijau, umurnya diperkirakan delapan
puluh tahun. Betul-betul turunan keluarga tenung, suheng Hui In Khek inipun
begitu liehay menyusutkan umurnya sehingga sampai puluhan
tahun, Kakek jelmaan pemuda berbaju hijau itu tertawa lagi:
"Kini kau tidak ragu-ragu lagi. Namaku Thio Sek Bun." perubahan
wajah adalah karena berhasil meyakinkan semacam ilmu muda, Dan
aku berhasil seperti apa yang kau sudah saksikan, umurku delapan
puluh satu tahun, tapi tidak ada orang yang percaya, mereka
menyebut ku sebagai Pemuda Tenung."
Su-to Yan menyaksikan suatu keajaiban dunia, si Kakek Tenung
Thio Sek Bun memang bukan manusia biasa. Begitu pandai
mengubah dirinya tanpa disadari oleh orang "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Thio Sek Bun sudah mengembalikan wajahnya, kewajah seorang
anak muda. Dia berkata lagi:
"Hut ln Khek kubesarkan sehingga saat ini, dia telah melanggar
peraturan. Bila aku yang menangkapnya, menghukum mati, inilah
yang memberatkanku."
Su-to Yan bungkam. Dia sedang memikirkan keselamatan Cin
Bwee diatas puncak. Kakek Tenung Thio Sek Bun mengajukan pertanyaan:
"Aku heran, bagaimana kau bisa dikalahkan oleh Hui In Khek?"
"Aku menguatirkan keselamatan seorang kawanku, secara tibatiba saja, dia muncul di tempat itu."
"Kudengar kau adalah anak angkat Sam-kie Ju-su Ie Hong dari
Tong hay. Apakah ini benar?" Bertanya si pemuda Tenung Thio Sek
Bun. Su-to Yan menganggukkan kepalanya.
"Ada hubungan apa dengan ayah angkatku itu?" Dia bertanya.
"Hubungan yang sangat erat" berkata Thio Sek Bun. "Sebelum
kau jatuh dari tebing, kulihat Khong Bun menunggang rajawali
besinya kearah sana, inilah yang menjadi biang kekacauan."
"Khong Bun?" Su-to Yan belum pernah dengar nama ini.
"Kau tidak kenal kepada Khong Bun?" bertanya Thio Sek Bun
heran, "Dia adalah istri ayah angkatmu. Dengan sendirinya, kau
harus memanggil ibu."
"Ibu angkatku yang hendak mencelakai aku?"
"Apakah Sam-kie Ju-Su In Hong belum bercerita " Dia sudah
bentrok keras dengan sang istri, Maka panggilan ibu itu belum tentu
terlaksana." Terlaksana atau tidaknya memanggil Khong Bun sebagai ibu, hal
itu tidak memusingkan Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Hm, kudengar kau adalah cucu dari Kiat-hay Kiam-khek Su-to
Pek Eng?" Bertanya lagi Thio Sek Hun.
"Betul, Boanpwe adalah cucu dari beliau."
"Haaa, sudah tahukah bahwa ilmu pedang Maya Nada kakekmu
itu sudah jatuh ke-dalam tangan istana Khong-kiok-kiong?"
"Jatuh ke dalam tangan Khong - kiok kiong?" Su to Yan
mengkerutkan keningnya. Kini dia mengerti mengapa kitab Maya
Nada yang didapat dari Ie Han Eng adalah kitab kosong. Ternyata
kitab yang asli sudah terjatuh kedalam tangan istana Khong-kiokkiong.
"Belum tahu?" bertanya Thio Sek Bun.
"Bilakah kejadian itu terjadi?" bertanya Su-to Yan.
"Kakekmu tidak pernah bercerita?"
"Belum." "Haaa, kakekmu mendapat kitab Maya Nada dari seorang asing
yang berpakaian belang, Dia pelarian Istana Khong-kiok-kiong."
Terakhir diketahui oleh mereka, tentu saja kakekmu tidak
sanggup mempertahankan diri, entah dengan cara bagaimana, kitab
itu lenyap mendadak, maka kakek dan ayahnya mengejar sampai di
istana belang Khong-kiok-kiong."
"Kemudian?" "Mana kutahu, Diceritakan orang, bahwa kakek dan ayahmu itu
mati disana." "Aku hendak menuntut balas."
"Betul." Bertepuk Thio Sie Bun, "Sudah menjadi suatu kewajiban
untuk menuntut balas dendam orang tua. Tapi ilmu kepandaianmu
belum cukup kuat untuk menandingi mereka. Kau harus berlatih diri
lagi." "Melatih diri?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tentu saja. Aku bersedia membantu usahamu, Ada beberapa
macam ilmu kepandaian yang dapat kuberikan kepadamu, Maukah
kau menerima hadiah perkenalanku ini?"
"Atas kebaikan hati Cianpwee, dengan ini Su-to Yan
mengucapkan banyak terima kasih." Sipemuda menolak pemberian
hadiah tanpa syarat dari si Kakek Muda Tukang Tenung Thio Sek
Bun. "Ha, ha, ha. , . ." Thio Sek Bun tertawa, "Kau memang bukan
pemuda biasa, tidak mau sembarangan menerima rejeki nomplok
yang di jatuhkan orang, Tapi ketahuilah Hadiahku itu bukan hadiah
percuma, aku hendak meminta bantuanmu. Sebagai tanda terima
kasih. Baru kuberikan hadiah ilmu silat itu."
"Persoalan apakah yang cianpwee serahkan?" Bertanya Su-to
Yan. "Tentang suteeku Hui In Khek," berkata Thio Sek Bun, "Aku
meminta bantuanmu untuk menangkapnya."
"Boanpwee kira, belum tentu boanpwee dapat menunaikan tugas
itu." berkata Su-to Yan.
"Kau tahu, hadiah ilmu silat apa yang hendak kuberikan
kepadamu?" Su-to Yan memandang kakek tua yang masih berwajah muda.
"ilmu pedang Maya Nada dan sembilan ilmu silat peninggalan
jaman purbakala." berkata Thio Sek Bun.
"Aaaaa. . . " "Pernah dengar tentang sepuluh macam ilmu silat dari jaman
purbakala?" Su-to Yan menganggukkan kepalanya, dia pun memiliki beberapa
macam dari ilmu-ilmu silat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"ilmu Pedang Maya Nada adalah pertama dari kesepuluh macam
ilmu silat itu," Kakek Muda Tukang Sihir Thio Sek Bun memberi
penjelasan. "Sudah boanpwee katakan, bahwa boanpwee belum tentu dapat
mengalahkan sutee cianpwee." Berkata Su-to Yan. "Maka mungkin
hadiah itu tidak dapat boanpwee terima."
"Dengar keteranganku," berkata si Kakek Muda Tukang Tenung
Thio Sek Bun. "Tentang Manusia Super Tanpa tandingan Thian Kho
Cu, dia mempunyai sepuluh anak murid, hidupnya tidak akur,
karena itu sering terjadi bentrokan-bentrokan yang besar. Mereka
mati semua. Lenyaplah sepuluh ilmu silat dari jaman purbakala itu,
Kau hanya dapat mempelajari sedikit, tapi cukup untuk malang
melintang didalam rimba persilatan, tahukah kau, bahwa sepuluh
macam ilmu silat itu berada padaku?"
"Aaaaa...." "Sebelum pertandingan yang terakhir dilakukan murid pertama
Thio Kho Cu yang bernama Hoay Hoay Cu berkunjung ke tempat
tinggalku, dia tidak mempunyai pegangan kuat untuk memenangkan
pertandingan-pertandingan maka meninggalkan ilmunya kepadaku
Keesokan harinya, murid bontot Thian Kho Cu yang bernama KongSun Put-hay juga mengunjungi aku, kukatakan tentang adanya
peninggalan ilmu silat dari toa Suhengnya, dia mesem-mesem, tidak
memberi komentar, kemudian melukis sepuluh macam ilmu silat
purbakala itu, dengan tertawa puas, dia meninggalkan tempat
kediamanku." Su-to Yan memasang kuping dengan lebar2, matanya terbelalak,
Suatu kejadian yang sulit di bayangkan betulkah Thio Sek Bun
mempunyai hubungan-hubungan baik dengan murid-murid Thian
Kho Cu" berapakah umurnya anak muda yang berumur tua ini"
Akhirnya Thio Sek Bun menghela napas, dia berkata.
"Ilmu-ilmu silat jaman purbakala yang tersebar berceceran
dirimba persilatan akhir-akhir ini hanya percikan dari ilmu-ilmu
komplit itu. ilmu-ilmu inilah yang hendak kuhadiahkan kepadamu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Sekali lagi, boanpwee mengucapkan banyak terima kasih."
berkata Su-to Yan. "Hei, tahukah tempat kediamanku?" bertanya lagi Thio Sek Bun.
Su-to Yan memeriksa keadaan kelilingnya, dia tidak tahu.
Mulutnya bungkam, matanya menatap mata Kakek muda Tukang
Tenung itu. Dia hendak meminta keterangan yang lebih lengkap.
"Kau berada digunung Ngo-bie-San." Berkata Thio Sek Bun
tertawa. "Ngo-bie-san?" Su-to Yan bingung, "Begitu jauh?"
"Kau telah pingsan tiga hari tiga malam." Berkata Thio Sek Bun.
"Aaaaa...." "Mari kuajak kau ketempat penyimpanan ilmu-ilmu silat itu."
Berkata lagi Thio Sek Bun, Badannya bergerak, meninggalkan
guanya.
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Su-to Yan mengintil dibelakangnya.
Ditengah jalan, Thio Sek Bun berkata: "Kau tahu, hari segera
menjadi malam, harus cepat sedikit."
Betul-betul dia menambah kecepatannya, melalui jalan-jalan
yang sulit dilewati, mereka berpantul-pantulan disekitar gunung
Ngo-bie-san. Setengah jam kemudian, mereka tiba di suatu tempat.
Thio Sek Bun menghentikan langkahnya, dia berkata kepada Suto Yan:
"Nah, sampai disini saja aku mengantarmu, disana ada sebuah
gua, didalam guha itu kau dapat meyakinkan ilmu silat yang kau
hendaki." Su-to Yan tidak menduga kalau Thio Sek Bun menyuruh dia pergi
seorang diri. Dikala dia menengok kearah orang itu, si Kakek muda
tukang tenung sudah berjalan pergi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Apa boleh buat, Su-to Yan meneruskan perjalanan seorang diri,
memasuki lembah yang sudah ditunjuk.
Semakin lama, jalan ini semakin sempit, undak-undakan batu
yang licin memberi petunjuk terakhir lembah itu menjadi buntu,
sebuah gua berada disana.
Su-to Yan mendongakkan kepala dan memperhatikan gua itu.
Tepat diatas gua terdapat tulisan yang berbunyi: "Liok Sian Tong."
Liok Sian Tong berarti gua tempat tinggal dewa hijau.
Su-to Yan belum mengerti, siapakah yang diartikan dengan dewa
hijau" Menurut keterangan si Kakek muda tukang tenung Thia Sek Bun,
tempat ini adalah tempat tinggalnya, ditempat ini para murid
Manusia tanpa tandingan Thian Kho Cu meninggalkan sepuluh
macam ilmu silat dari jamannya. Apakah benar kejadian seperti itu"
Thio Sek Ban kah yang menamakan dirinya sendiri sebagai Dewa
Hijau" Su-to Yan sudah memasuki guha Liok Sian Tong. Keadaan guha
agak gelap semakin lama, dia masuk, semakin dalam, keadaannya
sudah biasa, tidak segelap tadi. Dari dalam terlihat cahaya terang,
maka banyak membantu usahanya untuk memasuki dan menyelidiki
isi guha. Semakin dalam, guha itu semakin indah banyak ruangan-ruangan
yang terpisah. Disalah satu ruangan yang besar, Su-to Yan dapat
menyaksikan banyaknya meja dan kursi, semua terbuat daripada
batu kumala, begitu mewah, disertai dengan ukiran-ukiran yang
menarik, inilah barang-barang antik.
Diam-diam Su-to Yan merasa kagum kepada Thio Sek Bun.
karena Kakek muda tukang ramal itu memiliki tempat kediaman
yang dapat memberi kesan baik.
Keadaan didalam guha Liok Sian Tong benar-benar menarik
sekali. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Di sebelah kiri dari ruangan besar itu ada sebuah pintu setinggi
manusia, menghampiri pintu, Su-to Yan memasuki lain bagian dari
gua Liok Sian Tong. Cahaya yang gemilau mencorong keluar dari ruangan ini.
Astaga ! Mata Sipemuda terbelalak, didalam ruangan ini
berserakkan aneka macam batu permata, benda-benda berharga,
seperti berlian, mutiara dan lain-lainnya.
-ooo0dw0ooo- Jilid 13 RUPANYA, sinar terang yang menerangi seluruh isi guha berpusat
dari ruangan ini. Su-to Yan bukan seorang anak muda yang gila harta kekayaan,
barang-barang itu tidak dapat menggugah hatinya untuk menjadi
seorang. Thio Sek Bun berkata, bahwa ditempat inilah Hoay Hoay Cu dan
Kong-Sun Put-hai meninggalkan catatan ilmu silat dari jaman
purbakala, dia hendak menyaksikannya.
Su-to Yan hendak memeriksa ruangan-ruangan lain.
Tiba-tiba... Terdengar suara gemerunduk yang keras, seolah-olah gunung
ambruk, berbarengan dengan terdengarnya suara itu, pintu sudah
tertutup, di belakang Su-to Yan bertambah seorang berwajah hijau,
berkulit hijau dan berambut hijau.
Dengan sinar matanya yang memancarkan warna kehijauhijauan, orang itu memandang sipemuda, Su-to Yan menetes
keringat dingin, belum pernah dia menemukan orang seperti apa
yang kini dihadapinya, serba hijau, menakutkan, menyeramkan dan
membuat suatu kesan bahwa dirinya berada dilain dunia, sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
berhadapan dengan makhluk halus yang berada didalam liang
kubur. Orang tua serba hijau menatap Su-to Yan, begitu tajam, terus
menerus, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.
Su-to Yan sedang berpikir-pikir, siapakah orang serba hijau ini"
Mengapa Thio Sek Bun tidak menceritakannya.
"Hm " Orang serba hijau itu mengeluarkan suara dari hidung.
Seluruh bangsal-bangsal peredaran darah Su-to Yan dirasakan
hampir membeku, dia menyedot napasnya dalam-dalam, kemudian
dengan memberanikan diri membentak:
"Siapa kau?" Orang tua serba hijau tak menjawab pertanyaan Su-to Yan, dia
mengangkat tangannya yang kurus dan berwarna hijau itu, berjulur
ke arah sipemuda. Su-to Yan mundur kaget, itulah ilmu cengkeraman Maut Thianmo Nie-hun-ciauw. Salah dari sepuluh macam ilmu silat peninggalan
jaman purba kala. Ilmu cengkeraman maut yang dilontarkan oleh orang tua serba
hijau itu, lebih hebat dari pada apa yang Su-to Yan miliki, hampir
sipemuda menjadi korban keganasan, Untung Su-to Yan gesit, dia
lolos dari sela-sela kekosongan cengkeraman luar biasa tadi.
Orang tua hijau mengirim cengkeramannya yang kedua.
Su-to Yan menancap kuat sepasang kakinya, dengan ilmu Kabut
Hijau It-bok Cin-khie, dia menutup semua pertahanan dirinya,
dengan ilmu iblis Bersilat, dia menahan datangnya serangan itu.
Ces...Sret....Jari jemari orang tua serba hijau itu menembus
pertahanan basis It-bok Cin-khie, menyingkirkan serangan iblis
Bersilat, merobek baju Su-to Yan.
"Siuuut.." Su-to Yan mencelat tinggi, dia mengeluarkan keringat
dingin, ilmu cengkeraman Mautnya tidak mungkin menandingi lawan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
yang hebat itu. ilmu It-bok Cin-khie tidak dapat membendung
serangannya, ilmu iblis Bersilat tidak dapat menahan kemajuannya,
apa lagi yang harus digunakan olehnya"
Sret... Dia mengeluarkan pedang di punggung, tanpa banyak
pikir, mengayun pedang tadi, dengan jurus Ouw-in Hian-jit,
menutup serangan si orang tua serba hijau itu.
Cahaya sinar pedang yang berkilauan berhasil menahan
kemauannya orang tua serba hijau didalam goa Liok Sian Tong,
Hanya beberapa kali kedipan mata, orang tua itu sudah dapat cara
untuk menghadapi pedang Su-to Yan, berulang kali lagi menyerang
dengan gencar. Su-to Yan terdesak mundur.
Orang tua serba hijau mendesak semakin hebat, kini kakinya
bergerak aneh sekali, dari jarak yang sangat tidak mungkin, dari
posisi yang sulit, dia memasuki basis pertahanan Su-to Yan, hek,
mengenai iga si pemuda. Su-to Yan terjengkang, ilmu Kaki Kepiting Mo-liong-tui orang tua
aneh itu jauh berbeda dari Kaki Kepiting si Tosu tukang Sado Giok
Hie. Menurut perhitungannya, tendangan tadi dapat mematahkan
tulang iganya, kenyataan tidak, hanya gejolak darahnya yang
berkecamuk hebat, tentunya orang tua serba hijau itu sedang
menderita luka, maka tenaganya tidak dapat dikerahkan penuh.
Orang tua serba hijau bernama Gang-lam-hong, kedudukannya
dapat mengimbangi sepuluh murid Thian Kho Cu, Dia berhasil
menendang anak muda itu, tapi dari gelagat yang disaksikan, Su-to
Yan tidak menderita luka hebat, inilah yang mengherankan dirinya,
Darimana pula datangnya musuh yang sekuat itu"
Su-to Yan berhasil membenarkan posisi kedudukannya, tidak
urung, dia memuntahkan darah segar. Untuk mengimbangi luka
dalam itu, dia diam tidak bergerak dengan pedang tetap ditangan,
dia mengatur peredaran darahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Orang tua serba hijau Gang Lam Hong hendak menjatuhkan Suto Yan, dia siap bergerak lagi.
Disaat ini, tiba-tiba terdengar suara dengungan suara yang
seperti tawon: "Gang Lam Hong . , , Gang Lam Hong.... Gang Lam Hong . . ."
Itulah ilmu panggilan Sukma, atau diberi nama juga Tahanan
Bathin dari para tukang tenung.
Gang Lam Hong membelalakkan matanya yang hijau, cepat-cepat
duduk bersila, dia harus melawan adanya kekuatan gaib yang
hendak di tekankan ke dada dirinya.
Su-to Yan tidak tahu, apa yang telah menimpa orang tua serba
hijau itu. Yang jelas, dia pernah merasakan Tahanan Bathin dan
serangan Lagu Asmara Birahi dari si Paman Tenung Hui In Khek,
cara-cara itu sangat hapal sekali. Dari keadaan yang dia saksikan,
orang tua serba hijau sedang mengadakan perlawanan untuk ilmu
tenung itu. Gang Lam Hong dapat mendengar dengungan suara yang
memanggil-manggil dirinya, bila imannya kurang kuat, tentu
tersedot pergi, itu semacam ilmu gaib.
Dia menyesalkan diri sendiri, adanya orang diluar gua tidak
diketahui sama sekali, inilah kelengahannya.
Orang tua serba hijau Gang Lam Hong berkutet dengan ilmu
tenung, dia tidak berhasil menekan panggilan suara itu, semakin
keras, tekanannya semakin berat, kini badan Gang-Lam hong
gemetaran, mukanya pucat laksana mayat, lengkaplah semua warna
hijau itu, mulutnya menggigil dingin, gemerutuk keras, dari cela cela
bibirnya mulai mengeluarkan darah.
Su-to Yan menjadi tidak tega, dia hendak mengeluarkan
Tong-hay, dengan lagu Hansan Liok-Bwee, tentu lebih
membantu usaha menenangkan pikiran orang tua itu, tapi
Tong hay sudah jatuh didekat gunung Bu san, dia tidak
mengeluarkannya. seruling mudah seruling berhasil Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Keadaan Gang Lam Hong semakin lemah, ilmu tenung hanya
dapat dilawan dengan kekuatan bathin, kelengahan orang tua serba
hijau itu yang memusatkan pikirannya kepada Su-to Yan memberi
kesempatan baik kepada musuh, maka untuk mengimbangi dan
membalikkan keadaan yang buruk itu, tenaga dan kekuatan yang
dikerahkan terlalu berat.
Su-to Yan selesai menamatkan perputaran darahnya, cepat cepat
maju memegang Gang Lam Hong.
Gang Lam Hong membuka mata, satu aliran kuat menjamin
jantungnya, karena itu, imannya kokoh kembali, mulutnya dibuka
dan mengeluarkan suara pekikan panjang.
Inilah perlawan untuk menghadapi ilmu tenung.
Blegurr . . . Satu suara gemuruh menggoyangkan seluruh isi gua Liok Sian
Tong, Gang Lam Hong melepaskan diri dari bantuan Su-to Yan.
Si pemuda hendak menerjang keluar, tapi orang tua itu berkata:
"Tidak perlu dilihat, jalan keluar guha Liok Sian Tong sudah
ditutup mati, Thio Sek Bun tentu menderita luka hebat. Dan.... Kau
juga terkurung didalam guha ini. Tidak bisa ke luar lagi."
Su-to Yan berkerut alis, siapakah yang menempati gua Liok Sian
Tong" Mungkinkah bukan tempat tinggal si Kakek muda tukang
tenung Thio Sek Bun"
Orang tua serba hijau Gang Lam Hong bertanya:
"Bocah, apa maksudmu datang ke gua ini?" Su-to Yan belum
berhasil memecahkan duduk persoalan yang lebih terang, dia lupa
memberikan jawaban itu. Sifat Gang Lam Hong sangat aneh, sebelum sipemuda mendapat
kesempatan untuk menjawab pertanyaannya, dia sudah
menyambung dengan lain urusan, katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kau tentu bermaksud hendak memiliki barang-barang pusaka
didalam guha ini, bukan?"
Su-to Yan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia masih belum
membuka mulut. Gang Lam Hong bertanya terus:
"Lalu, apa maksudmu?"
"Terlebih dahulu, boanpwee ingin tahu, siapakah
menempati guha ini?" bertanya Su-to Yan lantang.
yang Orang tua itu membelalakkan matanya, "Seperti apa yang kau
sudah lihat" Dia membentak
"Siapakah yang tinggal disini?" Su-to Yan mementang mulutnya
lebar-lebar. "Kau tidak percaya?" Gang Lam Hong menunjukkan giginya, juga
berwarna hijau, dimasa muda Gang Lam Hong, dia pernah
memakan buah hijau maka sekujur tubuhnya, dari rambut, kulit
sehingga gigi dan kuku, semua berwarna hijau tua, sungguh
menakutkan sekali. Sudah menjadi kenyataan bahkan Su-to Yan tidak takut kepada
orang tua serba hijau itu, si pemuda berkata:
"Bukan tidak percaya, Tapi Thia Sek Bun mengatakan sesuatu
yang bertentangan dengan kenyataan."
"Inilah." Berkata orang tua serba hijau Gang Lam Hang, "Kau
terlalu percaya kepada orang."
"Boleh Boanpwee mengetahui nama cianpwee yang mulia?"
Bertanya Su-to Yan. "Namaku Gang Lam Hong" Berkata orang tua serba hijau didalam
guha Liok Siun Tong, "Pernah dengar tentang namaku?"
Su-to Yan- mengangkat pundak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tentu saja kau tidak tahu," berkata Gang Lam Hong, "Umurku
genap seratus satu tahun, Tiga atau empat generasi lebih tinggi dari
darimu." Su-to Yan bungkam, dia harus percaya keterangan Gang Lam
Hong. "Aku heran," berkata lagi Gang Lam Hong, "Disaat-saat yang
sama penting, kau mau menolong diriku, mengapa?"
"Tidak ada alasan untuk menjerumuskan orang kejurang
kematian," berkata Su-to Yan tertawa.
"Kukira kau hendak mencuri sesuatu di dalam guhaku" Berkata
orang tua serba hijau Gang Lam Hong.
"Cianpwee terlalu banyak curiga." berkata Su-to Yan tawar,
Keadaan sipemuda seperti ikan didalam tempurung, tidak ada jalan
untuk membebaskan dirinya dari gua Liok San Tong.
"Sudah wajib mencurigai seseorang." berkata Gang Lam Hong.
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau belum tahu, selama hidupku, beberapa kali ditipu oleh orang
orang yang kupercayakan. Bagaimana boleh tidak bersiap siaga
kepada penipuan-penipuan gaya baru?"
"Boanpwee dicurigai?" bertanya Su-to Yan.
"Mengapa tidak?" berkata Gang Lam Hong terus terang.
"Cianpwee telah menutup mati pintu guha Liok Sian Tong,
boanpwee tidak mempunyai jalan lain untuk keluar dari tempat ini,
apa lagi yang cianpwee curigakan?"
Gang Lang Hong tertawa berkakakan, "Ha, ha., Kau tidak takut
mati?" "Setiap orang akan mati." berkata Su-to Yan gagah, "Boanpwee
pun tidak dapat mengelakkan takdir ini. Cepat lambatnya kematian
tergantung dikemudian hari, Bilamana betul-betul pintu gua sudah
ditutup, boanpwee mempasrahkan diri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Pintu guha Liok Sian Tong sudah kututup mati, kecuali
menggerakan sepuluh batalion tentara kerajaan untuk mengadakan
pembongkaran, mungkin kita dapat tertolong, bila tidak jangan
harap mengimpikan untuk melihat matahari."
"Boanpwee harapkan kerelaan cianpwee untuk melenyapkan
jurang kecurigaan." Berkata Su-to Yan.
"Ha, ha..." Gang Lam Hong tertawa, "Apa maksud kedatanganmu
ditempat ini, kukira ada baiknya berterus terang."
Su-to Yan menceritakan pengalamannya, bagaimana dia
dijatuhkan oleh si paman Tenung Hut In Khek. bagaimana dia
bertemu dengan Kakek Muda tukang tenung Thio Sok Bun,
bagaimana manusia itu ngelindur tentang sesuatu yang bukanbukan, dengan terakhir dia terpancing memasuki guha Liok Sian
Tong. "Ha, ha, ha, ha..." Gang Lam Hong tertawa lagi. "Begitu pandai
Thio Sek Bun mengarang cerita! Dikatakan dia kenal kepada Ho Hay
Cu" Berapakah umurnya tukang tenung itu" Semua cerita yang
ditaburkan kepadamu bukan isapan jempol, bedanya, lakon yang
memegang peranan bukan dia, Thio Sek Bun, itulah pengalaman
pengalaman yang ku alami. Dimasa Ho Hay Cu dan Kong-sun Puthay jaya, Thio Sek Bun belum dilahirkan dari rahim kandungannya.
Semua pengalaman-pengalamanku telah diceritakan olehnya. Aku
yang di jadikan roh penting olehnya."
Ternyata guha Liok Sian Tong adalah guha si Dewa Hijau Gang
Lam Hong, dikala terjadi perang saudara diantara murid-murid
Super Manusia Thian Kho Cu, ilmu silat mereka pernah digariskan
didalam guha ini, Thio Sek Bun mengincar lama, takut kepada Gang
Lam Hong. Beberapa kali bertempur, demikianlah
muslihat, hendak memperalat Su-to Yan.
menggunakan tipu Dimisalkan Su-to Yan bersifat jahat, mengeroyok Thio Sek Bun
dari dalam dan luar guha, tentu orang tua serba hijau itu dapat
celaka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kenyataan tidak demikian, dikala Gang Lam Hong mendapat
tekanan berat dari Thio Sek Bun, Su-to Yan membantu orang tua
serba hijau itu. "Kau tertarik oleh bujuk rayunya Thio Sek Bun?" membentak
Gang Lam Hong galak, Cara bicaranya orang tua serba hijau ini
tidak menyenangkan Su-to Yan, berhubung generasi Si Dewa Hijau
masih berada diatas dirinya, Su-to Yan menelan segala itu. Sedapat
mungkin, dia mempertahankan kehormatannya sebagai seorang dari
tingkatan yang lebih muda.
Wajib menghormati kepada seseorang yang lebih tua dan kaum
wanita pepatah ini tidak dapat dilupakan.
Cara sopan santun yang diperlihat oleh Su-to Yan menyenangkan
Gang Lam Hong, seperti apa yang telah kita gambarkan. Wajah,
rambut, kulit dan gigi Gang Lam Hong mempunyai warna lain dan
apa yang seharusnya, warna hijau, tentu sangat menakutkan.
Ditambah dua buah caling kecilnya, manakala dia membuka
mulut dan membentak-bentak, tentu saja lebih menakutkan. Semua
orang takut kepadanya, maka dia menetap didalam guha Liok Siun
Tong membikin pengasingan, hanya Su-to Yan seorang yang tidak
takut, ini menyenangkannya.
"Hei," Gang Lam Hong berkata, "Belum pernah aku gembira
seperti hari ini. Mengapa kau memperlihatkan wajah asam" Hayo,
ketawa, Kau seorang pemuda yang tidak takut mati, bukan"
Mengapa harus banyak pikiran" Hayo, kau ketawa, Ha, ha, ha, ha "
Tiba-tiba Gang Lam Hong terbatuk, wajah hijaunya berubah
menjadi putih sangat pucat.
Cepat-cepat Su-to Yan berkata:
"Luka Cianpwee masih berat, Tidak boleh banyak menggunakan
tenaga besar, juga tidak baik tertawa seperti ini."
Si Dewa Hijau peninggalan jaman purbakala Gang Lam Hong
menghela napas, dia berkata lemah:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Dengan ilmu Air mata Burung Rajawali mengalun diudara, aku
berhasil mengalahkan Thio Sek Bun, Tapi ilmu Tahanan bathin si
tukang tenung memang hebat, aku juga menderita luka, adanya
luka lama memberatkan luka ini."
Gang Lam Hong duduk lemah. Sekali lagi dia menarik napas.
Su-to Yan membiarkan orang tua itu memelihara diri, dia tidak
mengganggu. "Bocah," berkata lagi Gang Lam Hong, "Kau telah diperalat oleh
Thio Sek Bun. Dia sendiri tak berani menempur aku, maka
menggunakan dirimu, kau berkepandaian tinggi, tak mudah
mengalahkan mu. Disaat itu dia menggunakan ilmu Tahanan Bathin,
hampir saja aku celaka, Kini dia bebas, luka yang diderita dapat
disembuhkannya mudah. Tapi kita berdua. Akh, kita berdua akan
mati di tempat ini."
"Mungkinkah tak ada jalan keluar?" bertanya Su-to Yan.
"Sudah kukatakan," berkata Gang Lam Hong, "Pintu keluar sudah
tertutup, kecuali di bongkar oleh sepuluh batalyon pasukan tentara
kerajaan yang bertenaga kuat, mungkinkah hal ini dapat terjadi?"
"Thio Sek Bun hendak memiliki ilmu pedang Maya Nada dan
sembilan macam ilmu peninggalan jaman purbakala lainnya." Su to
Yan memberi keterangan "Dia pasti kembali."
"Kita tak dapat mempertahankan diri sampai selama itu." Berkata
Gang Lam Hong. "Akan kita usahakan." Berkata Su-to Yan penuh pegangan hidup.
Gang Lam Hong menggeleng-gelengkan kepala.
"Eh," dia berkata, "Ada baiknya kau mempelajari ilmu-ilmu yang
ada di dalam gua ini. Sekali lagi aku bermain dengan api,
mempertaruhkan diri, biar bagaimana harus kuberi kesempatan
menguji kejujuran hatimu, pergilah kau mempelajari ilmu-ilmu yang
ada." Su-to Yan menggelengkan kepala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tujuan boanpwee hendak membikin perhitungan dengan istana
Belang Khong-kiok-kiong. Golongan inilah yang mencuri ilmu
pedang Maya Nada, orang-orang inilah yang membunuh kakek dan
ayah boanpwee." Dia ceritakan tentang apa yang dia dengar dari pendekar
Rajawali Mas Kie Eng tentang cerita istana Khong-kiok-kiong, ayah
dan kakeknya. Gang Lam Hong tersenyum. "Kitab Maya Nada yang pernah jatuh ke dalam tangan kakekmu
itu adalah kitab palsu."
Su-to Yan membelalakkan mata, Keterangan ini agak sulit untuk
diterima olehnya, Seperti apa yang telah kita ketahui, kitab Maya
Nada pemberian Ie Han Eng adalah kitab kosong, hanya kitab
duplikat dari kitab Maya Nada yang asli, Dan dikatakan oleh Kie Eng,
kitab Maya Nada yang asli jatuh ke- dalam tangan istana Belang
Khong-kiok-kiong, dalih apalagi yang digunakan oleh Gang Lam
Hong, maka ia berani mengatakan bahwa kitab yang jatuh ke dalam
tangan istana Belang Khong-kiok-kiong itu juga sejilid kitab yang
palsu" Dewa hijau Gang Lam Hong dapat melihat keadaan wajah
sipemuda yang tidak mempercayai keterangannya, dia memberi
penjelasan yang lebih terperinci katanya:
"Hubunganku dengan Kong sun Put-hay bukan hubungan biasa,
Maka aku tahu kitab Maya nada yang berada didalam sakunya itu
adalah kitab palsu, Kitab itu untuk mengelabui mata orang,
pelajaran ilmu pedang maya nada yang asli adalah ukiran-ukiran
yang tergores di dalam guhaku ini. Nanti-nanti, setelah kau
menyaksikan goresan pedang yang Kong-sun Put-hay tinggalkan
didalam guha-guha ini, maka kau dapat melihat benar tidaknya dari
ceritera ku tadi." Inilah rahasia baru, Su-to Yan masih bingung, Dimisalkan kitab
maya nada yang didapat Sang kakek berupa kitab palsu, mengapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
istana Khong-kiok-kiong tidak tahu" Mengapa Sang kakek dan Sang
ayah mengejar ke istana belang itu"
Jawabannya hanya satu, kakek dan ayah-nya, beserta juga
dengan istana Khong Kiok-kiong, semua orang tidak tahu akan
adanya pemalsuan kitab itu.
Mungkinkah hal ini dapat terjadi" Dewa hijau Gang Lam Hong
berkata lagi: "Liok Sian Tong adalah panggilan untuk guha guha
yang dibangun olehku, sebagian dari guha-guha ini memang sudah
ada, guha alam namanya, setelah kuperbaiki dengan tenaga penuh,
guha ini aman untuk tempat kediamanku, hanya Thiam Kho Cu dan
sepuluh muridnya yang tahu, Merekapun jarang mengunjungi
tempat ini, Entah bagaimana Thio Sek Bun dapat tahu tentang
adanya goresan ilmu pedang Kong Sun Put-hay, tapi kukira, dia
tidak tahu, bahwa disini, terdapat sepuluh guha ilmu silat masingmasing tercatat sepuluh macam ilmu peninggalan jaman purbakala,
ilmu pedang maya nada adalah salah satu diantaranya."
Orang tua serba hijau itu menceritakan tentang pengalaman
pengalaman hidupnya. Tentang hubungannya dengan Super
Manusia Tanpa Tandingan Thian Kho Cu, dan tentang adanya
peninggalan sepuluh macam ilmu purbakala didalam sepuluh gua
silatnya. Su-to Yan merasa tertarik, dia juga menceritakan pengalamannya. Mereka adalah senasib bila tidak ada bantuan dari
luar, tentu mati terkubur ditempat itu.
Kekuatiran ancaman maut ini dapat dielakkan, bilamana Su-to
Yan dapat menyembuhkan luka atau menambah kekuatan Gang
Lam Hong. Atau Gang Lam Hong dapat memberi kekuatannya kepada si
pemuda. Suatu saat Su-to Yan mengajukan pertanyaan.
"Cianpwee, boleh boanpwee mengajukan pertanyaan?"
"Coba kau, katakan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Dimisalkan pintu guha tidak tertutup mati, bagaimana perlakuan
cianpwee atas kelancangan yang boanpwee telah dilakukan?"
"Itu waktu, mungkin aku membunuh orang."
"Kemudian, bagaimana dengan si tukang tenung Thio Sek Bun?"
"Sudah berulang kali kuberi pengampunan, tapi dia bandel keras
kepala, untuk menghadapi manusia sebangsa Thio Sek Bun, cara
yang terbaik adalah membunuhnya."
"Dengan ilmu kepandaian yang cianpwee miliki, tidak
mungkinkah untuk memberi tekanan kepada dirinya" Memaksa dia
mengubah ketamakannya kepada benda pusaka?"
"Sifat seseorang itu sudah dilahirkan sedari kecil, Mana mungkin
dirubah?" "Juga tidak dapat ditekan?"
Gang Lam Hong menyengir dia berkata: "Penipuan-penipuan
yang mereka jatuhkan kepadaku terlalu banyak, Aku tidak percaya
kepada orang lagi ?"
"Termasuk boanpwee?" Bertanya Su-to Yan tertawa.
"lnilah pertaruhanku yang terakhir," berkata Gang Lam Hong.
"Coba kau datang ke dekatku,"
Su-to Yan menghampiri orang tua serba hijau itu.
"Kau tidak takut kubunuh mati?"
"Seseorang yang hendak menggunakan cara licik menipu orang
mempunyai ciri-ciri tersendiri sebenarnya tidak sulit untuk
mengelakkan adanya penipuan itu, seperti Thio Sek Bun yang
pernah bercerita tentang adanya peninggalan sepuluh macam ilmu
peninggalan jaman purbakala, bila boanpwee menggunakan sedikit
otak tentu tidak sampai terjadi kejadian ini."
Gang Lam Hong berkata lagi, suaranya mulai menjadi lemah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Jangan lupa, di dalam gua ini terdapat sepuluh gua kecil,
disanalah goresan-goresan ilmu peninggalan jaman purbakala itu
ditinggalkan, baik-baiklah pelajari ilmu-ilmu itu, itulah catatancatatan yang Thio Sek Bun hendak miliki, Thio Sek Bun datang
beberapa kali, dia kerja percuma. Tentu saja harapan si Tukang
Tenung jahat itu menjadi pendek, Ha ha ha...." Gang Lam Hong
sangat puas, dia tertawa lama, dia mentertawakan Thio Sek Bun
yang salah set. Dan betapapun, ilmu itu tidak dihadiahkan kepada si
Kakek Muda Tukang Tenung Thio Sek Bun.
"Cianpwee..." Tiba-tiba... Suara Gang Lam Hong terhenti, begitupun napasnya, karena
sayap jantung yang sudah berhenti bekerja, semua gerak orang tua
serba hijau itu tidak bekerja lagi. Membarengi suara Ik" yang
tersendat keras, wajah hijaunya lenyap
Jilid 13 halaman 31 s/d 34 hilang
- yang berhasil meyakinkannya,"
Dibawah catatan-catatan itu tertanda tangan Kong-sun Put-Hay.
Su-to Yan telah mempelajari sembilan macam pelajaran ilmu
purbakala, kini mempelajari yang ke sepuluhnya, dia tidak dapat
memahami semua ilmu kepandaian itu, dia hanya menelannya
mentah-mentah, hanya sebagian yang dapat dipelajari. Terlebihlebih ilmu Pedang Maya-Nada, bagaimanapun dia tidak mengerti.
Disebelah goresan kata-kata peninggalan Kong-suu Put Hay
terlihat gambar-gambar orang, wajah orang-orang itu sangat mirip
sekali, diperkirakan diantara empat puluhan, berbaju panjang dan
tampaknya sangat angkuh sekali, dengan kerlingan mata yang
didongakkan keatas, gambar orang ini memandang rendah segala
galanya, begitu hidup sekali gambar itu. Tentunya gambar Kong-sun
Put Hay. Gambar gambar itu berjumlah 9 macam gerakkan pedang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan mulai menyaksikan ilmu pedang Maya Nada.
Tentu saja, tidak mudah memahami ilmu pedang hebat itu. ilmu
pedang Maya Nada adalah ilmu pedang kelas berat, Sampaipun
tokoh-tokoh berilmu tinggi belum tentu dapat memainkan ilmu itu,
apalagi Su-to Yan, seorang anak muda yang belum lama
menerjunkan diri kedalam rimba persilatan.
Kecerdasan otak Su-to Yan melebihi manusia biasa, toh tidak
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mungkin ia dapat mempelajari ilmu pedang itu secepat mungkin.
Berulang kali dimainkan olehnya, berulang kali pula ia
mencocokan dengan apa yang ada, masih juga belum dapat
menjatuhkan atau memainkannya dengan sempurna.
Disini letak keistimewaan pedang Maya Nada, seolah-olah terdiri
dari beberapa jurus yang terputus-putus, dan ilmu pedang itu harus
dijadikan satu, sambung menyambung dan mempunyai hubungan
yang berantai. Su-to Yan pening kepala, dia masih berusaha menyambung
rangkaian ilmu pedang itu.
Dia tidak berhasil. Pemuda kita duduk bersila, menenangkan pikirannya, mencari
ilham untuk memecahkan selubung yang sedang dihadapi.
Ia berusaha, berusaha mendapatkan apa yang sudah berada
didepan mata. Tiba-tiba Su-to Yan lompat bangun, tangannya menari-nari
mengikuti gerakan itu, sejurus demi sejurus, perlahan demi
perlahan, ia memainkannya kembali.
Dari jurus pertama sehingga jurus-jurus yang terakhir.
Mulai terdengar auman desiran pedang Su-to Yan berhasil
menemukan cara untuk memainkan ilmu pedang Maya Nada, itu
waktu seluruh ruangan terdengar dengungan-dengungan santer
sekali, itulah kehebatan ilmu Pedang Maya Nada.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Beberapa kali si pemuda mengulang kembali permainannya.
Memang hebat, dengungan-dengungan itu seperti badai selatan,
bagai ombak Laut disamudra, seperti gunung yang memuntahkan
lahar berapinya. Beberapa lama kemudian, Su to Yan puas pada hasil yang telah
dicapai, ia menarik tangan dan menyelesaikan pelahan itu.
Letih badan merangsang seluruh sendi-sendi tulang Su-to Yan, ia
menenangkan pikiran, apapun tak dipikirkan kembali, maka tidak
lama, ia tertidur dalam guha catatan ilmu pedang Maya Nada itu.
Ilmu pedang maya nada, ilmu pedang peninggalan Manusia
super Tanpa tandingan Thian Kho Cu telah didapatkan oleh Su-to
Yan. Segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh Tuhan, ada Su-to Yan
memasuki goa Liok Sian Tong itu adalah hasil buah tipu muslihat
Sikakek muda tukang tenung Thio Sek Bun. Kini ia berhasil
mendapatkan ilmu yang tiada tandingannya.
Ilmu pedang maya nada, ilmu yang dibuat rebutan dari dahulu
oleh tokoh-tokoh silat kelas satu yang hendak mendapatkan ilmu
pedang itu. Hari demi hari, minggu demi minggu, tiga bulan telah dilewatkan
begitu saja. Berada didalam guha Liok-Sian-tong sangat gelap, tidak ada sinar
matahari yang menembus. Su-to Yan tidak tahu, bahwa dirinya
telah menjadi seorang tokoh terkuat didalam persilatan, ia juga
tidak tahu, bahwa ia telah melewatkan waktu tiga bulan didalam
guha itu, Umur Su-to Yan masih muda, dia berhak menuntut penghidupan
yang lebih panjang. Dalam hari hari itu, ia berusaha
meninggalkan gua Liok Sian-tong.
mencari jalan keluar, Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Gua Liok sian-tong, adalah rangkaian dari guha-guha alam yang
dikombinasikan dengan guha-guha ciptaan si Kakek serba hijau
Gang Lam Hong, kecuali meyakinkan ilmu-ilmu yang ada ditempat
itu, Su-to Yan masih berusaha mencari jalan keluar. Dia kurang
yakin, bahwa guha itu tidak ada jalan keluar.
Su-to Yan mengetuk-ngetuk batu yang ada pada gua itu, dia
hendak memberi satu keyakinan bahwa salah satu dari gua itu
mempunyai dinding yang lebih tipis, dengan harapan menjebol
dinding itu dan kembali kedunia yang ramai.
Satu hari usahanya tidak sia-sia, dari suara ketukan batu yang
dapat dibedakan olehnya dia menemukan sesuatu tempat yang
agak tipis dari pada lain-lainnya, dengan tenaga dalam yang dimiliki,
kiranya dia harus berusaha menjebolkan batu itu.
Sekali lagi Su-to Yan mengulang pelajaran pelajaran yang ada,
kemudian ia menyembah dan sembahyang didepan kuburan Gang
Lam Hong. Hingga penghormatannya yang terakhir, ia harus meninggalkan
tanah yang mengebumikan kakek serba hijau itu.
Su-to Yan menuju ketempat dinding batu yang dianggapnya
sangat lemah, seluruh tenaganya dikerahkan, sehingga kekk..., dia
memukul hancur batu dinding guha itu, maka terdengar menggema
suara gemuruh yang luar biasa.
Gua Liok-san-tong pun roboh, rata dengan tanah, tubuh Su-to
Yan meleset keluar dan berhasil meninggalkan tempat itu.
Su-to Yan berhasil keluar dari gua Liok sian-tong, ketika ia
melongok kebawah seluruh guha itu sudah rata dengan tanah.
Suara gemuruh dari runtuhan batu masih terdengar kadangkadang perlahan, kadang-kadang keras, dan musnahlah semua
catatan peninggalan Manusia Super tanpa tandingan Thian Kho Cu.
Sinar matahari menyilaukan mata Su-to Yan. untuk beberapa
saat si pemuda memeramkan matanya, perlahan-lahan Tiraikasih Website http://kangzusi.com
membukanya kembali, dia mendapatkan dirinya berada disebuah
lereng gunung yang banyak ditumbuhi pohon-pohonan.
Su-to Yan meninggalkan guha Liok-sian-tong yang sudah hancur,
dia meneruskan perjalanannya.
Tiada jalan yang tiada gangguan, tiada usaha yang tiada
rintangan. Belum berapa lama Su-to Yan berjalan, seseorang telah meluncur
datang kearahnya, orang ini bukan orang asing, dia adalah murid
pertama dari Pek-ie Kauwcu Bong Bong-Cu, si pelajar Tua Kong-yat
Ciu-jit. Su-to Yan berhadap-hadapan dengan Kong yat Ciu-jit.
Kong-yat Ciu-jit langsung memandang pemuda kita, setelah
memperhatikannya sekian saat, iapun tertawa.
"Ha ha . . . ." Suara Kong-yat Ciu-jit menggema suasana.
"Kau telah menghilang tiga bulan, kami semua telah menyangka
bahwa kau sudah tiada lagi, tidak disangka disini kita berjumpa
kembali." Demikian sapa pelajar tua itu!
Su-to Yan mengerutkan alisnya, dia berada didalam guha Lioksia-tong meyakinkan ilmu silat, dan ia tidak tahu bahwa jumlah hari
hari yang telah dilewatkan olehnya telah memakan waktu berbulanbulan.
Terdengar suara Kong-yat Ciu-jit yang menegur pemuda kita:
"Hei, kau Su-to Yan, bukan?"
Su-to Yan menganggukkan kepala.
"Betul. Aku masih hidup."
Suaranya sangat dalam sekali.
"He . . . " Kong-yat Ciu-jit berdengus.
"Diluar dugaan kalian bukan?" Su-to Yan tertawa sinis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sepatah demi sepatah, Kong yat Ciu-jit berkata:
"Su-to Yan, tidak tahukah kan, bahwa orang-orang dari istana
belang Kong-kiok-kiong telah memasuki Tionggoan, maksud mereka
adalah menemukan dirimu?"
Su-to Yan mengangkat pundak.
Reaksinya sangat tawar sekali, sudah berada didalam
perhitungannya bahwa ia akan bentrok dengan orang-orang dari
istana belang itu, lambat atau cepat, tidak mungkin dapat dielakan
lagi, maka apa yang dikatakan oleh si pelajar tua yang sangat cerdik
itu tidak mengejutkan. Dua orang saling pandang lagi, dan Su-to Yan tertawa-tawa,
berkatalah ia kepada murid pertama Bong Bong Cu itu:
"Dan bagaimana dengan urusanmu?"
Kong-yat Ciu-jit menengadah kepala, tertawa dua kali kemudian
dia memberikan jawaban: "Kukira kau terluka, selama tiga bulan ini tentunya kau sudah
istirahat disatu tempat yang tersembunyi" Dan tadi Sam Kie Ju-Su
In Hong ubek-ubekan mencarimu hal ini yang tidak kau ketahui."
Sam-kie Ju-Su In Hong adalah ayah angkat Su-to Yan yang
berasal dan menjadi jago pulau Tong hay...
Sedari Su-to Yan jatuh dari tebing tinggi berhasil diselamatkan
oleh si Tukang Tenung Hui In Khek, semua orang tidak pernah
mendengar ceritanya lagi, tentu saja dianggap sudah mati.
Bukan suatu yang mustahil, bila mana ayah angkatnya mencaricari dia.
Su-to Yan memandang Kong-yat Ciu-jit, melihat pelajar tua itu
memancarkan sinar matanya yang pasti, seolah-olah hendak
menembus diri pemuda kita.
Su-to Yan memberi hormat, dengan sungguh-sungguh ia
berkata: Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Atas berita-berita yang kau sampaikan kepadaku, disini aku Suto Yan mengucapkan banyak terima kasih."
Mata Khong-yat Ciu-jit berkilat-kilat, ia berkata:
"Su-to Yan, tahukah kau, bahwa ilmu pedang Maya Nada yang
ada padamu itu adalah ilmu pedang palsu, Siau-lim-pay tidak mau
ambil tahu lagi, kau boleh legakan hatimu."
Pikiran Su-to Yan sedang menimbang-nimbang, dengan sifatnya
Kong-yat Ciu-jit yang jarang membuka mulut, hari ini telah banyak
memberi tahu apa yang belum diketahui olehnya, apa maksud yang
sebenarnya" Adakah udang dibalik batu"
Su-to Yan belum menemukan jawaban.
Kong-yat Ciu-jit tersenyum kecil, katanya lagi:
"Hari ini pertemuan kita adalah suatu jodoh, dengan ilmu
kepandaianmu aku tidak percaya, bahwa aku tidak dapat
memenangkanmu, Beruntung kau tidak mati jatuh dari tebing
jurang itu, kita masih mempunyai kesempatan untuk bertanding
lagi, bagaimana penilaianmu?"
Su-to Yan menganggukkan kepala, Tawaran bertanding dari sang
lawan tepat mengenai lubuk hari pemuda kita.
Inilah suatu kesempatan untuk memperaktekkan ilmu-ilmu yang
didapat dari dalam guna Liok-sian-tong, ilmu yang diyakinkannya
selama tiga bulan itu, khususnya ilmu pedang Maya Nada.
"Baiklah" Berkata
kepandaian." Su-to Yan gagah, "Mari kita menjajal Si pelajar tua Kong-yat Ciu-jit telah mengeluarkan pedang, lebih
pendek dari pedang biasa, tapi cukup hebat untuk menandingi
pedang apapun juga. itulah pedang pemberian Pek ie Kauwcu Bong
Bong Cu, sang guru yang mempunyai kehebatan luar biasa, tokoh
kuat dari salah satu dari empat jago silat purbakala yang.
mempunyai kekuatan luar biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Mendahului gerakkannya sang lawan, Kong yat Ciu-jit menyerang
iga kanan Su-to Yan. Su-to Yan bergerak cepat, dia menyingkir kesamping.
Dalam waktu yang sama Kong-yat Ciu-jit juga tertawa: "Hebat
juga ilmu Hui-eng-cap pa san dari Tong-hay biarpun sangat hebat,
tapi ilmu kepandaian ini hanya dapat bertahan, bukan menyerang,
Rasakanlah seranganku."
Betul-betul Kong-yat Ciu-jit menyerang lagi.
Ilmu Hui-eng-cap-pa-san dari Tong-hay adalah ilmu yang dahulu
Su-to Yan gunakan untuk mengalahkan Kong-yat Cui-jit, ilmu itu
didapat dari ayah angkat sipemuda yang bernama Sam kie Ju-su In
Hong. Sebagai murid pertama dari seorang tokoh jaman purbakala,
Kong-yat Ciu-jit pandai meneliti kesalahan sendiri dan kesalahan
lawan, maka selama ini dia menekankan diri untuk memecahkan
problem dari ilmu Hui eng-cap-pa-san itu, akhirnya ia berhasil, dan
kini dengan ilmunya yang diduga dapat menekan ilmu Hui-eng cap
pa-San, ia menempur Su-to Yan.
Kong-yat Ciu jit sudah memperdalam ilmunya, ia menyangka
sudah dapat menaklukan Su to Yan. Dan disamping itu Su-to Yan
juga mendapatkan kemajuan besar, ilmu-ilmu yang didapat dalam
gua Liok sian tong cukup menandingi guru si pelajar tua Kong yat
Cin-jit, yang bernama Bong Bong Cu. Dan betul-betul hal ini sudah
segera terjadi. Su-to Yan mendapat serangan, badannya bergoyang bergeser,
dengan kaki kanan dimiringkan kesamping, tepat sekali menginjak
posisi kematian Kong-yat Ciu jit.
Kong-yat Ciu-jit terkejut, kecepatan dan kegesitan serta ilmu
yang Su-to Yan perlihatkan sungguh-sungguh diluar dugaan, posisi
kedudukannya sudah disudutkan, inilah kematian, ia tidak ada jalan
lain, kecuali menyerah begitu saja. Bergerak berarti mati konyol
terpukul dibawah pukulan Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Jago muda kita tidak berniat untuk membunuh orang,
sebenarnya, dengan mudah ia dapat mematikan si Pelajar Tua
Kong-yat Ciu-jit, tapi ia tidak mau, gerakannya ditahan ditengah
jalan dan menyudutkan orang itu begitu saja.
Demikian orang itu mematung. Si Pelajar Tua Kong-yat Ciu-jit
mati kutu tidak bisa bergeser, dengan demikian ia sudah
menyerahkan takdirnya kepada alam.
Su-to Yan memperlihatkan senyumannya yang ramah, bajunya
berkibar-kibar sesaat kemudian dia berkata:
"Dengan ilmu kepandaianmu yang seperti ini, kuanjurkan agar
kau tidak banyak bertingkah."
Kong-yat Ciu-jit bungkam. Perlahan-lahan Su-to Yan menarik
kembali kakinya, dan kemudian ia berkata:
"Bukan saja kau, saudara-saudara seperguruanmu dan juga
gurumu, didalam keadaan seperti sekarang, kuanjurkan agar kalian
jangan banyak menonjolkan diri, kalian bukan lagi tandinganku !"
Baru saja Su-to Yan berdiri tenang, telinga nya yang tajam dapat
menangkap desiran-desiran angin yang datang, berbareng disaat itu
terdengar suatu suara mendengung:
"Benarkah ilmu tendangan kepitingmu mendapat kemajuan yang
luar biasa !" Su-to Yan melirik kearah datangnya suara disana berdiri empat
orang, yang paling depan yalah Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu,
dibelakang jago purbakala itu masing-masing berdiri Hweeshio
Tukang Pacul Bwee Goat dan si Tosu tukang Sado Giok Hie.
Munculnya Bong Bong Cu guru dan murid ditempat itu sangat
menggirangkan Kong yat Ciu-jit dan sedia memberi hormat kepada
sang guru, dan meninggalkan Su-to Yan.
Kini Su-to Yan berhadapan dengan Bong Bong Cu dan tiga
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
muridnya. Ia tertawa sebentar dan berkata kepada jago tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tidak disangka cianpwee juga sudah tiba ditempat ini !"
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu mengibas-ngibaskan jubahnya,
tertawa sebentar dan berkata:
"Aku sedang melakukan perjalanan kearah gunung Tay-soan-san,
tidak kusangka disini menjumpai dirimu. Hanya tiga bulan kita
berpisahan, ilmu kepandaianmu telah mencapai klimak tingkat
tertinggi." "Hanya suata kebetulan." Su-to Yan merendah diri.
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu berkata lagi:
"Kau berhasil memenangkan murid-muridku karena itu
kecongkakanmu menjadi lebih tinggi lagi, begitu tekebur kau telah
mengatakan kami berempat bukan lawanmu ?"
Su-to Yan memeriksa perobahan wajah jago purbakala itu, tidak
ada tanda-tanda kemarahan, untuk sementara dia masih belum
mengerti apa yang masih dipikirkan oleh Bong Bong Cu, untuk
membikin persiapan yang lebih sempurna, ia menyedot napasnya
sedalam-dalam mungkin. Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu mengalih matanya kesamping,
memandang Giok Hie. dan berkata kepada sang murid:
"ilmu kepandaian Kaki Kepiting Su-to Yan jauh lebih diatasmu,
mengapa kau tidak meminta pelajaran darinya?"
Itulah satu perintah agar sang murid menandingi Su-to Yan.
Tosu Tukang Sado Giok Hie membungkukan badan, menerima
perintah-perintah itu, maju kedepan dan berkata: "Baik!"
Ia meninggalkan gurunya dan menghadapi Su-to Yan.
Sebelum Su-to Yan memasuki guha Liok sian-tong, selisih ilmu
kepandaiannya dengan Giok Hie miliki, bisa diukur dengan tangan,
ilmu kekuatan Giok Hie masih cukup kuat untuk mengimbangi
kekuatan pemuda kita, itulah kekuatan kita, itulah kejadian lama.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kini, Su-to Yan sudah meninggalkan gua Liok-sian-tong, ilmu
kepandaian dari si Manusia Super Tanpa Tandingan Thian Kho Cu
telah diwarisi semua. Dan karena itulah ia tidak perlu berlaku segan
atau takut kepada si Tosu Tukang Sado.
Demikian pikiran Giok Hie, demikian pula ia kini merasa pasti,
bahwa dirinya cukup kuat untuk menandingi Su-to Yan, karena itu
tidak segan-segan ia langsung menyerang kepada si pemuda.
Su-to Yan sudah tahu apa yang dimaksud oleh lawannya itu,
dengan manis ia membuat satu egosan badan meluncur kesamping
sehingga menyelewengkan serangan Giok Hie ketempat kosong.
Giok Hie marah, Balik lagi dan kembali menyerang bahu Su-to
Yan. Kali ini tidak bergerak, ia mengulurkan kedua tangannya, sambil
menyambuti serangan itu dengan maksud keras lawan kekerasan
pula. Akibat dari beradunya kedua kekuatan itu Giok Hie terpental
kebelakang, Su-to Yan hanya bergoyang sedikit, tetapi masih berada
di tempat posisi kedudukan semula.
Si Tosu tukang Sado Giok Hie membelalakan matanya, sungguh
diluar dugaan bahwa apa yang dialami itu benar-benar bukan suatu
impian. Tapi ia segera sadar, maka maju lagi, kali ini melesat tinggi
dari udara, menyerang kearah Su-to Yan.
Inilah gerakan yang ditunggu oleh pemuda kita, Tangannya
diulurkan ke samping miring sedikit, dengan lima jari yang kuat dan
kokoh ia menangkap tendangan kaki Giok Hie dari atas itu.
Hanya tiga gebrakan, Giok Hie terjungkal dibawah kekuatan Suto Yan.
Itu waktu Su-to Yan memiringkan badannya, tangannya yang
menangkap kaki Giok Hie dikerahkan kuat-kuat, begitu keras sekali,
dengan ilmu tipu Tay-gim-na-chiu dari Siauw-lim-pay, ia menangkap
dan melempar sehingga membuat Giok Hie terjatuh ditanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu tertawa berkakakkan:
"Hahaha, ilmu kepandaianmu memang luar biasa."
Su-to Yan belum pernah mempunyai rasa takut, demikian kepada
si pelajar tua Kong-yat Ciu jit, kepada Hweesio Tukang Pacul Bwee
Goat, kepada Tosu tukang Sado Giok Hie dan juga guru mereka
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu.
Itu waktu Bong Bong Cu tidak mempunyai niatan untuk
bertempur, sifatnya ramah sekali, penilaian ini tidak lepas dari mata
Su-to Yan, dia menghadapi dengan sabar.
Secara diam-diam Bong Bong Cu sudah menimbang kembali ilmu
kepandaiannya hanya didalam tiga bulan ini, ilmu kepandaian Su-to
Yan sudah mencapai tingkatan yang sangat tinggi, belum tentu dia
dapat mengalahkannya dengan mudah, karena itu, sebagai seorang
generasi yang lebih tua, dia akan menderita malu, bilamana tidak
berhasil menjatuhkan pemuda itu.
Dari pada rasa malu itu diperlihatkan di depan ketiga muridnya,
ada lebih baik ia menggunakan akal lain, Dan kini ia memulai
memegang peranan. Pertama-tama, Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu tertawa gelakgelak, kemudian berkata:
"Su-to Yan, aku hendak pergi kegunung Tay-soat-san.
Rencanaku ini sudah lama terkandung, tentunya kau sudah tahu,
bukan?" Su-to Yan menggoyangkan kepala, ia bersikap adem, tetapi
selalu siap sedia. Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu berkata lagi:
"Aku hanya mengajak ketiga muridku ini dengan maksud
meminta keadilan dari istana belang Khong-kiong-kiong."
"Kuharap saja cianpwee berhasil." berkata Su-to Yau acuh tak
acuh. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pek Ie Kiauw Bong Bong Cu memuji kepada sikap Su-to Yan yang
sangat tenang, Lebih baik menggunakan tenaga Su-to Yan daripada
memusuhi jago muda itu, maka ia berkata:
"Su-to Yan, maukah kau membantu usahaku ?"
Jawaban yang didapat berada diluar dugaan Pek-ie Kauwcu Bong
Bong Cu, setelah melihat si pemuda tertawa sinis itu, entah karena
tidak tahan menahan perasaan gelinya, dia tertawa terbahak-bahak,
lalu berkata: "Pek-ie Kauwcu,", katanya, "Seumur hidup ku belum pernah
diperintah orang, mana mau aku menjadi pembantumu."
"Tapi, kau juga bermusuhan dengan golongan istana belang
Khong-kiok-kiong." membujuk lagi Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu.
Suto Yan menganggukkan kepala, "Betul," katanya, "Tapi itu
diluar garis dengan urusanmu."
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu memperlihatkan senyumnya yang
sinis, kemudian berkata: "Mungkinkah kau tidak tahu, bahwa ilmu pedang Maya Nada
yang asli telah jatuh ke dalam istana belang Khong-kiok-kiong?"
"Aku tahu." jawaban Su-to Yan sangat singkat.
Ternyata, adanya kitab palsu tentang ilmu pedang Maya Nada
ditangan Ie Han Eng bukan suatu rahasia lagi, Kitab ilmu pedang
Maya Nada yang asli sudah keluar dari lembah Hui-in.
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu tidak berhasil menarik tenaga Su-to
Yan. "Baik," ia berkata: "Bantuanmu dapat mempercepat usahaku,
tapi tidak begitu penting sekali, siapakah yang dapat menandingi
ilmu kepandaianku dewasa ini ?"
Setelah itu, dengan mengajak ketiga muridnya Pek-ie Kauwcu
Bong Bong Cu meninggalkan Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan tertawa geli, ia tidak takut kepada Pek-ie Kauwcu Bong
Bong Cu, ini berarti dia sudah mempunyai rencana untuk dapat
mengalahkan jago purbakala itu.
Pek-ie Kauwcu Bong Bongcu adalah salah satu dari empat jago
purbakala yang masih hidup sehingga masa kini.
Seperti apa yang kita ketahui empat jago silat purbakala adalah si
Pendekar Rajawali EmaS Kie Eng. Ahli waris Gua Kematian Pek Tong
Hie, si Tabuh Maut Wie Biauw, dan terakhir Pek-ie Kauwcu Bong
Bong Cu. Sebagai seorang jago muda yang tidak ingin menonjolkan atau
mempamerkan kepandaiannya Su-to Yan tidak senang kepada
kancah peperangan atau pertempuran, dia membiarkan Pek-ie
Kauwcu Bong Bong Cu mengajak ketiga muridnya pergi begitu saja.
Su-to Yan melakukan perjalanan seorang diri, pikirannya
terkenang kepada dua gadis yang paling dekat dengannya, itulah Ie
Han Eng dan Cin Bwee. Entah bagaimana dengan Ie Han Eng "
Dan bagaimana dengan Cin Bwee" Didaerah yang seperti itu,
telinga Su-to Yan yang tajam dapat menangkap suara yang sangat
dingin: "Ie Han Eng lenyap tanpa bekas, Cin Bwee sudah kembali ke
gunung Kun-lun." Itulah jawaban apa yang dipikirkan oleh jago muda kita.
Reaksinya sangat cepat sekali, Su-to Yan segera balik,
mengambil sikap bersiap-siap untuk menghadapi orang itu, entah
siapa orang yang mengetahui pikiran didalam benak hatinya " .
Seseorang sedang berdiri tenang bersender pada pohon besar,
dengan sinar matanya yang kejam menatap Su-to Yan, itulah si
Kakek muda tukang tenung Thio Sek Bun.
Mengenali adanya musuh itu, sepasang mata Su-to Yan
memancarkan api, teringat kembali kematian si Kakek serba hijau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Gang Lam Hong, semua itu disebabkan permainan tangan Thio Sek
Bun. Lima jari kanan Su-to Yan memegang pedang, siap melakukan
untuk membunuh orang itu.
Letak posisi Thio Sek Bun cukup jauh, dengan sepasang sihir
matanya yang ditatapkan seperti itu, ia tidak perlu takut kepada Suto Yan, walau sipemuda memandang dirinya seperti hanya dengan
sedikit guna-guna, ia sudah cukup merobohkannya.
Su-to Yan juga enggan kepada ilmu gaib si Kakek muda tukang
tenung itu, dia belum menemukan cara bagaimana untuk
menghadapinya. Selalu ia bersiap siaga.
-ooo0dw0ooo- Jilid 14 DEMIKIAN kedua orang itu saling pandang, seorang ahli pedang
dunia Kang-ouw, seorang dari golongan yang pandai ilmu hitam.
Tangan Su-to Yan yang memegang pedang mengeluarkan
keringat, ia semakin tak berani lengah.
Thio Sek Bun juga tak mempunyai pegangan kuat, sedikit banyak
dia harus takut kepada Su-to Yan, bilamana ia tidak berhasil
menekan bathin pemuda itu, kematian tentu berada di pihaknya.
Bilamana Thio Sek Bun dapat menduga isi hati Su-to Yan yang
sedang memikirkan Cin Bwee dan Ie Han Eng, hal itu disebabkan
dari lamunan-lamunan sipemuda dan jalan-jalan si pemuda yang tak
seimbang, Kini lengan tangan Su-to Yan yang memegang pedang, ia
tak mengetahui hal-hal yang hendak dilakukan oleh pemuda itu.
Su-to Yan tidak tahu, apa yang sedang dipikirkan oleh Thio Sek
Bun pada saat itu. Apa yang sedang pikirkan oleh Thio Sek Bun "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Thio Sek Bun sedang berpikir Mengapa Su-to Yan dapat
meninggalkan guha Liok-sian-tong dengan aman" Kemana Gang
Lam Hong" sudah berhasilkah Su-to Yan menemukan catatancatatan ilmu purbakala peninggalan si Manusia super tanpa
tandingan Thian Kho Cu"
Jawaban ini penting bagi Thio Sek Bun. Bila mana Su-to Yan
sudah berhasil menemukan ilmu-ilmu itu, dia bukan tandingannya
lagi, maka harus secepat mungkin meninggalkannya. Su-to Yan
tidak menyerang, sebelum dia diserang, karena itu jaraknya dengan
Thio Sek Bun tetap seperti semula.
Pikiran Thio Sek Bun lebih cepat, begitu kakinya bergeser,
secepat itu juga ia telah lari meninggalkan Su-to Yan.
Su-to Yan termenung ditempat itu, Dia mengeluarkan keluhan
napas lega, manakala menyaksikan bayangan Thio Sek Bun sudah
lenyap, tak terlihat lagi. Tapi tidak lama kemudian, diapun
mentertawakan dirinya sendiri, mengapa begitu bodoh dan lemah,
membiarkan Thio Sek Bun pergi tanpa ditantang " Mungkinkah takut
kepada Thio Sek Bun " Mungkinkah lupa menuntut batas untuk
kematian Gang Lam Hong "
Semua pertanyaan-pertanyaan diatas tidak terjawab, Dengan hati
yang kesal, Su-to Yan menuju kearah barat.
Melintasi dua puncak gunung, Su to Yan melangkahkan kakinya
kearah sebuah kota, Kota itu tidak terlalu besar, tapi cukup ramai,
dimana ia mencari sebuah penginapan, mengganti baju dan mengisi
perut. Dikala itu ia keluar untuk mencari tahu perkembangan situasi
dalam dunia Kang-Ouw Se lama tiga bulan terakhir ini, dimana ia
tersekap dibawah guha Li ok-sian-tong, keadaan sudah berubah,
cuaca saat itu sudah mulai gelap, dan kini turun salju.
Ia mempercepat langkahnya untuk kembali ketempat rumah
penginapan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Seorang yang mengenakan pakaian belang seperti kulit macan
menghampirinya, menjura dan memberi hormat kepada Su-to Yan,
kemudian berkata: "Su-to Kongcu, bukan ?"
Su-to Yan memperhatikan orang ini, dan asing baginya, pada
punggung orang tersebut menggembol pedang, dia tidak tahu,
bagaimana orang ini dapat kenal padanya " Mungkinkah ada berita
yang begitu cepat, ada yang memberitahukan bahwa ia akan tiba
dikota ini" Su-to Yan menaruh curiga, toh dia menjawab pertanyaan orang
itu dengan sejujurnya: "Betul, Aku Su-to Yan."
Orang tersebut berkata lagi:
"Majikan kami mengundang tuan, silahkan tuan turun kesana."
Tanpa menunggu reaksi Su-to Yan, orang itu sudah membalikan
badan dan berlalu pergi. Su-to Yan tercengang, cepat-cepat ia meneriakinya orang itu:
"Hei, tunggu dulu, siapa majikanmu?"
"Segera tuan tahu," berkata orang itu tanpa menghiraukan
teriakan Su-to Yan, ia berjalan pergi terus.
Su-to Yan tidak pernah takut kepada siapa pun juga, kakinya
melejit, ciutt.,, ia meluncur kebelakang orang tersebut.
Ilmu meringankan tubuh orang itu hanya dapat digolongkan
kedalam kelas nomor tiga, bilamana Su-to Yan mau dengan mudah
ia dapat melewatinya, tapi pemuda kita berjalan saja dengan
tenang, tidak diketahui kemana dirinya hendak dibawa"
Demikian dua orang itu meninggalkan kota, melalui perjalanan
berliku-liku, akhirnya tiba di sebuah kelenteng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Orang itu berdiri didepan kelenteng! membuat satu isyarat
tangan dan berkata. "Majikan kami menunggu tuan didalam, silahkan masuk."
Su-to Yan menganggukkan kepala, dengan tegap ia memasuki
pintu kelenteng, langsung menuju kepusat ruangan.
Ditengah ruangan dari kelenteng itu berkumpul beberapa orang,
duduk diatas kursi kebesaran seorang tinggi besar, dengan
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pakaiannya yang seperti macan belang, menatap kearah Su-to Yan,
kelihatannya gagah sekali.
Su-to Yan langsung menghadapi kearah orang tersebut.
Hanya berjarak delapan tombak lagi dan ia berdiri tegak.
Orang itu masih melihat kedatangan Su-to Yan, tapi berdiripun
tidak, dia masih duduk di kursi kebesarannya, sikapnya sangat
dingin sekali. Su-to Yan hilang sabar, maka ia membuka suara.
"Tuan mengundang aku datang ketempat ini?"
Orang tersebut menganggukkan kepalanya.
"Betul" suaranya sangat dingin.
"Dikalangan Kang-Ouw sudah tersiar berita yang menyatakan
bahwa kau sudah meninggal dunia, tidak kuduga hari ini kita dapat
berjumpa, maka betul-betul membuat aku tidak percaya."
"Maksudmu bagaimana?" bertanya Su-to Yan gagah.
Orang itu berkata. "Su-to Yan, perhatikanlah baik-baik keadaan kami" sudahkah kau
tahu, kepada siapa kau sedang berhadapan?"
Su-to Yan memperhatikan orang orang yang berada didalam
kelenteng itu, rata-rata memakai pakaian yang bercorak seperti kulit
macan, loreng-loreng dan belang, hatinya tergerak.
"Istana belang Khong-kiok-kiong!" ia berseru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Orang yang duduk diatas kursi kebesaran menganggukan kepala,
Membenarkan dugaan Su-to Yan, setelah itu ia berkata:
"Betul kau sedang berhadapan dengan kami, anak murid
golongan istana bilang Khong-kiok-kiong, Aku adalah Sersan Lima
Tiang-Sun Hoa." Untuk pertama kalinya Su-to Yan berhadapan dengan anak murid
golongan istana belang Khong kiok-kiong, karena ia belum mengerti
apa maksud tujuan manusia-manusia itu, dengan suaranya yang
sinis sekali ia mengajukan pertanyaan:
"Apa maksud kalian?"
Sersan Lima dari istana Khong-kiok-kiong Tiang Sun Hoa
menekuk wajahnya, dengan sungguh-sungguh ia memberi
keterangan: "Kami mendapat tugas untuk menghadapi Pek-ie Kauwcu Bong
Bong Cu beserta ketiga muridnya, tidak kami sangka, musuh utama
belum kami temukan, disini kami bersua dengan kau."
Perselisihan Su-to Yan dengan istana belang Khong-kiok-kiong
disebabkan oleh kitab ilmu pedang Maya Nada, kitab tersebut
seharusnya menjadi milik kakeknya, tapi entah bagaimana,
kemudian dikabarkan telah jatuh kedalam tangan orang-orang
istana belang Khong-kiok kiong dalam hal ini ia belum mengerti
jelas, karena itu, wajiblah kiranya mencari keterangan yang lebih
terperinci. Hanya orang-orang ini berhadapan muka dengannya, adalah
disebabkan kebetulan, dengan mudah ia dapat mengajukan
tuntutan tersebut, agar tidak jauh-jauh menghampiri istana belang
mereka. Su-to Yan berhadapan dengan Sersan lima Tiang Sun Hoa dari
istana belang Khong-kiok kiong, menatap orang itu sebentar dan
berkata: "Tuan Tiang Sun Hoa, bolehkah aku mengajukan sedikit
pertanyaan?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Silahkan." Berkata Tiang Sun Hoa ketus.
Su-to Yan berkata: "Yang hendak diketahui ialah tentang sebuah kitab yang berjudul
ilmu pedang Maya Nada, tahukah tuan Tiang Sun Hoa pada kitab
tersebut"." Sersan Lima Tiang Sun Hoa berkata: "Sebelum menjawab
pertanyaanmu aku hendak mengajukan beberapa pertanyaan."
"Silahkan!" Su-to Yan tidak gentar kepada mereka.
"Namamu, Su-to Yan bukan?" bertanya Tiang Sun Hoa.
"Betul jawab Su-to Yan.
"Putra Su-to Hiap?"
Suara Tiang Sun Hoa lebih keras, "Tidak Salah." berkata Su-to
Yan. "Cucu Su-to Pek Eng?" Suara Tiang Sun Hoa semakin keras lagi.
"Sangat tepat." jawab Su-to Yan tidak mau kalah suara.
"Anak angkat dari Sau-kie Ju-Su In Hong dari pulau Tong-hay?"
ternyata kuping Tiang Sun Hoa sangat panjang sekali.
"Ha, ha, ha, ha..." Tiang Sun Hoa tertawa besar.
"Mengapa kau tertawa?" bentak Su-to Yan keras.
"Lucu... lucu." berkata Tiang Sun Hoa.
"Apa yang lucu?" bertanya Su-to Yan, "Bagaimana tidak
kukatakan lucu" Keluarga Su-to Yan memang cukup aneh, keluarga
Su-to Yan adalah keluarga yang sangat luar biasa, Kitab ilmu
pedang yang palsu telah jatuh ke tangan istana Khong-kiok-kiong,
Tetapi mereka mengejar-ngejar terus, sehingga tiba di istana kami.
Demikianlah karena itu, kami tidak menduga bahwa itu kitab imitasi.
Dengan adanya sikap kakek dan ayahmu yang bersungguh-sungguh
itu, seolah-olah kami telah berhasil menemukan kitab yang asli.
Tapi, kenyataan tidaklah demikian, Kitab ilmu Pedang Maya Nada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
yang kami dapat adalah kitab tiruan, Maka, karena itulah selama
empat puluh tahun belakangan ini, ketua istana kami hampir masuk
Api." Masuk api adalah Suatu istilah untuk dalam bahasa silat, dapat
diartikan sebagai berikut seseorang yang salah, dan manakala
peredaran-peredaran jalan darah itu buntu, atau mengalami
gangguan sesuatu, maka orang itu menjadi cacad atau kejadiankejadian lain yang diluar dugaan sama sekali, inilah yang diartikan
sebagai masuk Api. Dari cerita si kakek Hijau Gang Lam Hong, Su-to Yan mulai
mengerti duduk persoalan yang sebenarnya. Kitab ilmu Pedang
Maya Nada berasal dari tangan Kong-sun Put-hay. Kong-Sun Puthay adalah murid si Manusia Super Tanpa Tandingan Thian Kho Cu,
memang sungguh luar biasa sifat-sifatnya Kong-Sun Put-hay,
sehingga berhasil membuat sebuah kitab ilmu Pedang Maya Nada
yang palsu, demikian dapat terhindar dari kejaran-kejaran para jago
rimba persilatan. Bila Kitab ilmu Pedang Maya Nada yang jatah ke dalam tangan
kakek Su-to Yan, kemudian jatuh kedalam tangan istana Belang
Khong kiok kiong itu adalah sebuah kitab palsu, kitab ilmu pedang
yang berada didalam tangan Ie Han Eng lebih-lebih lagi, kitab itu
hanya sejilid kitab kosong putih.
Dengan tajam, mata Tiang San Hoa memandang Su-to Yan.
"Tiang Sun Hoa." berkata Su-to Yan, dia membuat pembelaan
atas fitnah yang dijatuhkan kepada kakeknya.
"Dikatakan bahwa kitab palsu itu adalah kitab yang sengaja
disandiwarakan oleh ayah dan kakekku, ini tidak mungkin, Bilamana
mereka tahu bahwa kitab itu adalah sejenis kitab palsu, tidak adalah
untuk mengejar-ngejar kalian dan hendak merampas pulang kitab
pusaka tersebut, inilah suatu kenyataan. Kini, yang hendak
kuketahui, ialah dimana dan bagaimana keadaan kakek serta
ayahku itu?" Tiang Sun Boa berkata: Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kukira, mereka sudah tiada."
Mata Su-to Yan menjadi beringasan. Hanya sebentar, masih
beruntung pemuda kita dapat mengendalikan hawa amarahnya.
"Tiang Sun Hoa," panggil lagi Su to Yan. "Golongan Khong kiok
kiong begitu berani memusuhi keluarga Su-to, aku Su-to Yan
sebagai salah satu dari cucu keluarga itu, wajib menerima
tantangan kalian, Aku bersedia melayani pertandinganpertandingan. Aku bersedia memberi pengorbanan sehingga pada
tetesan darah yang penghabisan."
"Ha, ha..." Tiang Sun Hoa tertawa besar, "ilmu kepandaian apa
yang kau miliki, sehingga berani menuntut ganti rugi kepada kami"
Sampai dimanakah ilmu kepandaian, sehingga menantang golongan
Khong kiok kiong ?" Mendapat hinaan yang seperti itu, hati Su to Yan panas, Srett . . .
. ia mengeluarkan pedangnya, dibulang-balingkannya sebentar,
kemudian berkata: "lnilah senjata yang akan melayani kalian siapa yang hendak
maju lebih dahulu ?"
Su-to Yan mengirim tantangan perang.
Perlahan-lahan, Tiang Sun Hoa bangkit dari tempat duduknya,
langsung menghampiri Su-to Yan, dilihat gelagat ia sudah siap
menempur jago kita. Sersan Lima dari golongan istana Belang itu tidak bersenjata,
maka Su-to Yan juga menyimpan kembali pedangnya.
Ruangan didalam kelenteng itu sangat besar untuk dipakai dan
dipergunakan sebagai arena pertempuran, tentu saja tidak banyak
mengganggu usaha mereka. Orang-orang Khong-kiok-kiong sudah membuat satu lingkaran,
membiarkan jago mereka dan jago kita yang sudah siap bertempur.
Su-to Yan menudingkan pedangnya orang yang dituju adalah
Sersan Lima dari istana Belang Khong-kiok-kiong Tiang Sun Hoa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tiang Sun Hoa", katanya menantang. "Kau yang akan melayani
diriku ?" "Tepat." jawab Tiang Sun Hoa sangat singkat.
"Mari, mari kita mulai." berkata Su-to Yan menggeser kaki kirinya
setengah langkah kearah samping.
Tiang Sun Hoa tidak berhasil mengendalikan hawa amarahnya, ia
mengeluarkan telapak tangan, tampak kelima jarinya yang
memerah,didorong kedepan perlahan, disertai senyuman menyindir
menyerang Su-to Yan. Ilmu ini bernama ilmu Telapak Tanda Setan, sangat terkenal
diantara golongan Khong-kiok-kiong, dan sebagai Sersan Lima dari
golongan itu, tentu mempunyai latihan yang cukup lumayan.
Disaat itu, serangan telapak tangan Tiang Sun Hoa tiba.
Su-to Yan membuka kedua tangannya, dibarengi disodorkan
kedepan, memapaki datangnya serangan Tiang Sun Hoa.
Telapak tangan dari kedua jago itu tidak segera membentur,
telapak tangan Tiang Sun Hoa seperti membawa suatu angin
pusaran, menyedot dan menghanyutkan lawannya. Hal inilah sangat
mengejutkan jago muda kita. Cepat-cepat Su-to Yan melakukan
satu tendangan kaki, inilah satu tendangan kepiting, salah satu dari
sepuluh macam ilmu peninggalan jaman purbakala yang luar biasa
hebatnya. Tiang Sun Hoa memperdengarkan suaranya, sangat kuat,
serangan telapak tangannya sudah menyusul tiba, demikian saling
susul, telapak tangan itu silih berganti menyerang Su-to Yan.
Untuk satu ketika, Su-to Yan berada didalam keadaan terdesak.
Kecepatan Tiang Sun Hoa memang luar biasa, ia melakukan
serangan berganti2 sehingga sampai sepuluh kali, tapi lawannya
cukup kuat, Su-to Yan tidak berhasil dijatuhkan begitu saja.
Su-to Yan terdesak mundur sedikit, tiba-tiba badannya dibalikan
sedemikian rupa, dua kali dia berjumpalitan ditengah udara,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
kepalanya ditongolkan kedepan, langsung memasuki posisi
kurungan sang lawan, sangat berbahaya, tapi suatu tipu muslihat
yang tidak mudah dimainkan oleh sembarangan orang, inilah ilmu
iblis Sakti Menongolkan Kepala.
Posisi penyerangan balasan Su-to Yan seperti itu berada diluar
dugaan Tiang Sun Hoa, dia bingung sebentar, tidak berani berlaku
gegabah, karena itu ia lengah sedikit, Su-to Yan berhasil
mengekang kegarangan Tian Sun Hoa, kedua tangannya
diangsurkan dan turut maju kedepan.
Tiang Sun Hoa menyedot peredaran jalan napas dia mundur
cepat, jauh kearah belakang, Su-to Yan kaget.
Tiang Sun Hoa membuat perhitungan yang cermat, Karena itu,
dia memekik panjang dengan ilmu tipu iblis sakti mengejar setan,
dia meneruskan serangan. Tiang Sun Hoa mulai terdesak, sepasang tangan Su-to Yan,
masing-masing dari kanan dan kiri, satu memotong dan lainnya
menepuk, dua serangan itu menyerang jalan darah Tian Sun Sun
Hoa. Tiang Sun Hoa memasangkan tangannya kesamping sedikit,
berulang kali menutul dengan maksud menghindari serangan Su-to
Yan itu. Su-to Yan merangkapkan kedua tangannya, kini benturan tidak
dapat dielakkan lagi terdengar suara . .. . debur, . . . lantai
kelenteng itu pecah berlubang, debu menyebar hingga membuat
pandangan mata orang-orang yang ada di tempat itu hampir kabur
kerenanya. Bayangan kedua jago itupun terpisah.
"Su-to Yan" berkata Tiang Sun Hoa "ilmu kepandaianmu jauh
lebih tinggi dari apa yang mereka siarkan didalam rimba persilatan,
tetapi jangan lupa, dipihak kami bukan aku seorang, aku memang
berkepandaian rendah, tapi disamping itu masih banyak jago-jago
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
lainnya yang mempunyai ilmu kepandaian diatasku, mereka tidak
mau mengerti padamu."
Su-to Yan tidak bisa digertak, berita lenyapnya Sang kakek dan
ayah didalam istana Belang Khong-kiok-kiong belum mendapat
kepastian, karena itu dia harus megorek keterangannya yang lebih
jelas. "Tiang Sun Hoa," katanya, "Bilamana kau memberi sedikit
keterangan, aku dapat memberi kebebasan kepadamu."
"Hmm. . ." Tiang Sun Hoa mengeluarkan dengusan.
Su-to Yan siap membikin penyerangan selanjutnya.
Disaat itu Tiang Sun Hoa menurunkan tangan, secara serentak
orang-orang berbaju harimau belang itu meluruk dan mengurung
jago muda kita inilah pengeroyokan dengan tenaga gabungan
mereka, tentu saja tidak mudah dilayani.
Su-to Yan harus berpikir kembali.
"Su-to Yan," berkata lagi Sersan Lima Tiang Sun Hoa, "Kakek dan
sepasang orang tuamu menempur ketua istana lama kami, dan
pertempuran itu berlangsung demikian hebatnya, tidak satu dari
mereka yang luput dari bahaya kematian, betul kakek dan kedua
orang tuamu itu sudah tidak ada, tapi ketua lama kami pun
mengorbankan jiwanya, lebih baik permusuhan ini dihabiskan begitu
saja, Berpikirlah baik-baik."
Keraguan-keraguan Su-to Yan itu digunakan dengan baik,
dengan satu aba-aba dari golongan istana Khong-kiok-kiong, Tiang
Sun-Hoa mengajak orang-orangnya meninggalkan kelenteng itu.
Gerakan mereka demikian rapi dan gesit, didalam sekejap mata,
tanpa banyak suara tanpa banyak bertanya, mereka sudah berlari
pergi, sebentar kemudian hanya tinggal Su-to Yan seorang. . .
Memikirkan kejadian lama dari kakek dan kedua orang tuanya,
Su-to Yan ngelamun di tempat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Dikala ia sadar kembali, Tiang Sun Hoa dan orang-orangnya
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sudah tidak terlihat, Su-to-Yan berpikir: "Betul aku lemah sekali!"
Su-to Yan mengeluarkan keluhan napas panjang, Sersan Lima
dari istana Belang Khong-kiok kiong telah memberi sedikit
keterangan tentang kakek dan kedua ayah bundanya, si pendekar
Rajawali Emas Kie Eng juga memberi penjelasan tentang hal yang
sama, tapi masih belum begitu jelas sekali.
Su-to Yan terus mencari keterangan dengan bukti-bukti yang
nyata, karena itu dia harus mendatangi istana Belang Khong-kiokkiong.
Inilah putusannya. Itu waktu, hujan salju turun dengan derasnya.
Su-to Yan batal mengadakan pengejaran terhadap orang dari
istana Belang Khong kiok-kiong, ia duduk bersila didalam kelenteng
itu sambil menenangkan pikirannya, dia mendapat waktu untuk
istirahat. Tidak lama, satu bayangan yang tidak terlalu asing memasuki
kelenteng itu, pendengaran dan panca indera Su-to Yan sangat
lihay, cepat ia bangun dan kini jelaslah siapa orang yang baru
datang itu, dia adalah musuh lama, si kakek Tukang Tenung ThioSek Bun.
Pada siang harinya Su-to Yan dan Thio Sek Bun pernah
berjumpa, dan hanya setengah hari saja, mereka berjumpa kembali
untuk kedua kalinya. Betul-betul dunia ini dirasakan sangat sempit
sekali. Su-to Yan bangkit berdiri.
Thio Sek Bun memasuki kelenteng itu, karena tidak tahan
dihujani oleh salju yang turun terus menerus. Dia berhasil
menemukan tempat meneduh, itulah kelenteng yang sudah ada
penghuninya, dan orang itu adalah musuh dan jago muda kita Su-to
Yan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Dia menghentikan langkah kakinya dan melihat jarak ketentuan
dari jago muda kita, Su-to Yan memandang orang itu.
Thio Sek Bun menghela napas perlahan-lahan ia berkata:
"Segala rencanaku belum pernah mengalami kegagalan, tidak
kusangka, aku terjungkal di bawah tanganmu."
Su-to Yan mengeluarkan suara dengusan.
"Thio Sek Bun, tahukah kau, bahwa aku berjanji untuk menuntut
balas kematian Gang Lam Hong?"
Pertanyaan ini sudah berada didalam pikiran Thio Sek Bun, dan
dia sudah dapat mempunyai rencana, bagaimana untuk menghadapi
Su-to Yan. Secara tiba-tiba saja, Thio Sek Bun, menudingkan
jarinya, jeritnya keras sekali:
"Lihat apa dibelakangmu itu?"
Su-to Yan menoleh kebelakang, badannya bergidik keras, pada
tembok dinding kelenteng itu, tiba-tiba saja mereka, perlahan-lahan
bergeser kedua beluh, dan disana muncul bayangan seseorang,
itulah seorang gadis yang muda belia siapa lagi kalau bukan si Cin
Bwee" "Kau..." Su-to Yan berteriak kaget.
Thia Sek Bun mundur kebelakang, dan lagi-lagi dia berteriak:
"Su-to Yan...."
Dari samping Cin Bwee, tiba-tiba muncul gulungan api membara,
besarnya api itu sebesar, tempat pembuangan sampah, langsung
menyerang kearah jago muda kita, Ciut. ..Su-to Yan mengeluarkan
pedang, membacok kearah bola api itu.
"Thio Sek Bun." Berkata Su to Yan dengan cemoohannya, "Tak
guna kau menggunakan ilmu ini."
Membarengi sabetan pedang Su-to Yan, bola api pecah menjadi
dua bagian, Dan yang aneh, lenyaplah semua cahaya-cahaya, tadi,
kini ia menjadi terkejut, aduh!.,, seperti juga tembok, dinding
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
kelenteng itu, tiba-tiba saja tubuh Cin Bwee merekah tepat dibagian
tengah dari kepala bergerak kebadan dan terus sehingga kaki, garis
pemecah itu berwarna merah, dan makin lama semakin membesar,
Cin Bwee menjadi dua belahan yang tidak sama, satu kekanan satu
kekiri. Mata Su-to Yan terbelalak Dia tidak mengenali dia kaget sekali.
Disaat itu, lagi-lagi terdengar Thio Sek Bun:
"Su to Yan... Su-to Yan....gunakanlah pedangmu untuk bunuh
diri, Apa guna kan hidup di dalam dunia " Karena kau sudah
membunuh kekasihmu sendiri,.,bunuhlah dirimu, bunuhlah dirimu
sendiri." Su-to Yan menoleh kearah datangnya
menemukan bayangan Thio Sek Bun.
suara dia tidak "Su-to Yan.,., Su-to Yan...." inilah suara Thio Sek Bun: "Hayo
bunuh diri sajalah kau harus bunuh diri"
Tidak diketahui dari mana datangnya suara itu.
Su-to Yan mengeluarkan suara pekikan panjang, pedangnya
disabetkan berulang kali maka pilar pilar dari kelenteng itu
berguguran inilah ilmu pedang Maya Nada.
Suara-suara Thio Sek Bun dan suara dengungan pedang
berhamburan menjadi satu.
Beruntung Su-to Yan telah meyakinkan ilmu-ilmu didalam guha
Liok-sian-tong, karena itu, kekuatan bathinnya semakin dipertebal,
tidak mudah dikuasai oleh Thio Sek Bun, walau sedikit banyak agak
terganggu, dengan bantuan ilmu pedang Maya Nada, ia sudah
melayani kekuatan gaib dari si Kakek muda tukang tenung itu.
Lagi lagi terjadi pemandangan yang aneh, ribuan pasang mata
bermunculan ditempat itu, dengan sorotan sinar yang menyeramkan
memandang Su-to Yan ditengah-tengah kelenteng.
Su-to Yan menggunakan ilmu keras melawan ilmu sihir Thio Sek
Bun ilmu kepandaian asli untuk menandingi ilmu tenung kakek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
muda itu, tidak berhasil, semakin lama semakin banyaklah mata
terbang, ada yang warnanya hijau sekali.
Keadaan Su-to Yan begitu terjepit, ia menyesal, karena kurang
waspada, maka segera terkena sinar mata Thio Sek Bun, tidak
mudahlah untuk keluar kembali dari tahanan bathin si Kakek muda
tukang tenung itu. Su-to Yan memutar pedangnya sedemikian rupa, sehingga
badannya terbungkus oleh sinar pedang itu, semua kata-kata dan
semua mata bayangan itu tidak berhasil menembus dirinya.
Kadang-kadang masih terdengar suara gaib yang menyelusup ke
dalam telinga Su-to Yan, tapi itu tidak banyak guna, dengan hati
yang tabah kokoh dia mempertahankan diri.
Beberapa saat kemudian, terdengar satu jeritan, seperti ada
seseorang yang terkena goresan senjata tajam.
Tekanan yang mengganggu pikiran Su-to Yan buyar berceceran,
disaat itu juga pikiran jernih Su to Yan pulih kembali Ternyata
jeritan tadi keluar dari mulut Thio Sek Bun, salah satu dari sabetan
pedang Su-to Yan telah mengenai pundaknya, memapas putus
sebagian tangan kanan Kakek Muda tukang tenung itu.
Su-to Yan menghentikan permainan pedang, matanya
memandang kearah datangnya suara jeritan, disana terlihat wajah
siKakek muda tukang tenung Thio Sek Ban, wajahnya pucat pasi,
mulutnya meringis ringis, dia sudah kehilangan sebelah tangan
kirinya, "Hebat.... kau memang hebat." berkata Thio Sek Bun menahan
sakit." Ternyata kau sudah berhasil meyakinkan ilmu Pedang Maya
Nada. Bagus.... Bagus..."
Di lantai kelenteng itu, masih menggeletak sebatang tangan
dengan jari jemarinya yang bergoyangan, itu tangan Thio Sek Bun.
Menyaksikan pemandangan yang seperti itu, tentu saja
mengejutkan Su-to Yan, ia tidak segera membunuh musuhnya tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
dalam keadaan demikian apa yang dapat dilakukan olehnya" Dia
diam. Thio Sek Bun membalikkan badan, tanpa menghiraukan hujan
salju yang belum berhenti itu, dia lari meninggalkan Su-to Yan.
"Bagus.. Su-to Yan... aku tidak akan melupakan.,..." demikian
lapat lapat masih terdengar suara rintihan si Kakek muda tukang
tenung Thio Sek Bun. "Su-to Yan,... jagalah pembalasanku... Kau berhasil meyakinkan
ilmu pedang Maya Nada., . tapi aku akan lebih giat menekunkan
ilmu pelajaran ilmu gaibku... Satu hari kita pasti akan berjumpa
kembali." Disebuah kelenteng yang kurang perawatan berdiri seorang anak
muda, dia melamun, matanya memandang lurus kedepan pintu
tanpa berkedip sama sekali. Tidak jauh dari kelenteng itu, terdapat
potongan tangan manusia yang ditinggalkan begitu saja, itulah
peninggalan tangan si Kakek muda tukang tenung Thio Sek Bun,
sedangkan pemuda yang melamun itu adalah jago kita yang
bernama Su-to-Yan. Salju mulai mereda, akhirnyapun terhenti.
Dengan satu keluhan napas panjang, Su to Yan menghembuskan
semua kekesalannya. Su-to Yan mulai menggeser kakinya, mantap dan perlahan, tapi
pasti ia meninggalkan kelenteng tersebut.
Lima hari kemudian, setelah menempuh perjalanan yang terus
menerus, akhirnya Su-to Yan tiba dikota Seng-to.
Tidak mudah mengalahkan siKakek Muda tukang tenung Thio
Sek Bun, pikiran dan tenaganya banyak berkurang, karena itu Su-to
Yan merasa lelah, dia mencari rumah penginapan dan istirahat
disana. Setelah tidur siang, sebelum matahari terbenam, ia meninggalkan
rumah penginapan itu, dia berjalan keluar kota, menyaksikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
pemandangan yang menakjubkan sinar mata, matahari merah
berada diufuk barat, bercahaya seperti dunia terbakar. Disana ia
menyedot napasnya dalam-dalam, dan berpikir kembali, kemana dia
harus pergi " Mencari Cin Bwee" Dimana"
Haruskah ia menuju kearah gunung Kun-lun Segera" Mungkinkah
Cin Bwee tidak meninggalkan gunung Kun-lun lagi" ini
membingungkan dirinya. Terbayang kembali wajah cantik Ie Han Eng, bidadari dari
lembah Hui-in itu. memang cukup memikat hatinya, dia dijodohkan
dengannya, tanpa sepengetahuan dirinya.
Karena itulah hubungannya dengan Cin Bwee begitu rapat sekali,
perlu diketahui kembali bahwa Ie Han Eng itu adalah calon istrinya
yang ditetapkan oleh orang tua mereka, haruskah dia menerima
takdir yang seperti itu" Su to Yan tidak dapat mengambil
keputusan... Tiba-tiba...
Sek..sek..sek...Sek. Inilah suara derapan orang yang berjalan kaki, sangat perlahan
sekali, tapi telinga Su-to Yan cukup tajam, dia tahu, bahwa di
belakangnya sedang berjalan seseorang, siapakah orang itu"
Cepat-cepat pemuda kita menoleh dirinya,
Disana, didepan dia berdiri seseorang, tak asing lagi, dia adalah
salah satu dari sepasang manusia jibaku Seng-mo Leng Kho Tiok
dari gunung Tay-soat-san.
Long Go Tiok mendekati Su-to Yan, dengan memperlihatkan
kedua baris giginya dia berkata:
"Sudah lama kita tidak bertemu, bukanya"
"Kukira, pertemuan kita ini bukan suatu kebetulan." berkata Suto Yan.
Seng-mo Leng Go Tiok tidak menggubris ejekan itu, ia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Baru saja aku mendapat berita yang mewartakan bahwa ilmu
Pedang Maya Nada berada didalam tubuhmu betulkah ada kejadian
yang seperti ini ?" Su-to Yan melentikkan alisnya keatas, setelah itu berkata:
"Dahulu, pernah mau meminta keterangan ini. hampir aku binasa
ditanganmu! Tapi tidak berhasil, belum puaskah kau kepada hasilhasil yang seperti dahulu itu ?"
Leng Go Tiok menggoyang-goyangkan kipasnya, setelah itu
berkata: "Bilamana betul bahwa berita apa yang didapat itu menjadi
kenyataan bahwa kitab ilmu pedang Maya Nada berada didalam
tubuhmu maka sudah pasti kau berhasil mempelajari ilmu tersebut,
dan besar kemungkinannya bahwa ilmu kepandaianmu telah setaraf
dengan apa yang kini kumiliki, tapi jangan kau menjadi besar
kepala, hampir aku membinasakan dirimu dahulu itu, diantara kita
belum terjadi persahabatan lain lagi kejadiannya bilamana kau
bersedia menjadi kawanku, diantara kawan sendiri tidak boleh
terjadi percekcokan bukan" Maka itu, kuharap saja uluran
tanganmu, maukah kau menjadi kawanku?"
Su-to Yan harus menimbang-nimbang kembali, apa dibalik katakata Seng-mo Leng Go Tiok tadi, betulkah dia bersedia diajak
bersahabat " "Aku tidak mengerti maksud tujuan dari kata-katamu," berkata
Su-to Yan. Leng Go Tiok memandang Su-to Yan sebentar, matanya
berputar, kemudian berkata. "Disaat ini hanya ada dua kekuatan
yang berada diatasku, kekuatan itu adalah kekuatan Pek-ie kauwcu
Bong Bong Cu beserta ketiga muridnya dan lain kekuatan adalah
kekuatan dari istana Belang Khong-kiok-kiong. Kedua kekuatan itu
memusuhimu, mungkinkah kau dapat menandingi mereka, bilamana
tidak mendapat bantuan dariku" Berpikirlah baik baik, aku bersedia
membantumu, maka bersahabatlah kita berdua."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan tertawa geli, maka itu dia berkata lagi: "Masih ada lain
kekuatan ketiga yang tidak kau ketahui!"
"Kekuatan siapakah itu?" bertanya Seng-mo Leng Go Tiok.
"ilmu silat kepandaian kekuatan ketiga ini tidak hebat, tapi ilmu
sihirnya, sungguh luar biasa, itulah kekuatan si Kakek Muda Tukang
Tenung Thio Sek Bun dan si Paman Tenung Hui In Khek."
"Tidak perlu kau takuti kekuatan itu, dan bersediakah kau
mendapat bantuanku ?"
Su-to Yan belum mau memberikan kepastiannya, Dia diam,
bungkam. Leng Go Tiok berkata: "Masihkah kau mendendam sakit hati lama
kita ?" Su-to Yan tertawa kemudian berkata:
"Sedang kupikirkan. secara mendalam, betulkah maksud
persahabatanmu yang seperti ini" Bilamana betul, tentu saja aku
menjadi senang sekali, bantuan tenaga penting darimu sangat
kubutuhkan, dengan menemukannya kau sebagai sahabat, berani
mengurangi satu musuh kuat. Karena itu selisih ini menjadi dua
kekuatan yang luar biasa."
Leng Go Tiok tertawa besar:
"Ha, ha, ha . . . apa yang kau uraikan demikian juga menjadi
pikiranku, bilamana kita bermusuhan, maka kekuatan kita berpisah,
bila mana kita menjadi satu, maka kekuatan kita menjadi lebih
ampuh." Su-to Yan belum percaya seratus persen karena itu dia
memperhatikan perobahan wajah Seng-mo Leng Go Tiok.
Tiba-tiba terdengar lagi suara gesekan kaki orang, perlahan, tapi
tidak lepas dari pendengaran Su-to Yan, cepat-cepat ia menoleh
kearah itu, kemudian membentaknya "Siapa ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Disana muncul empat manusia, seorang yang berjalan paling
depan adalah seorang tua berpakaian serba putih, inilah Pek-ie
Kauwcu Bong Bong Cu. Dibelakang Pek-ie Kauwcu berdiri tiga
orang, masing-masing adalah si Hweeshio Tukang Pacul Bwee Goat,
siTosu Tukang Sado Giok Hie dan si pelajar tua Kong-yat Chiu-jit.
Su-to Yan menduga kepada bantuan Seng-Leng Co Tiok, maka ia
semakin curiga kepada kedatangan salah satu dari manusia jibaku
itu. Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu memandang, ke arah Su-to Yan, ia
tertawa besar sekali setelah itu berkata: "Su-to Yan hampir aku
melepaskan dirimu!" "Apa maksudmu?" bentak Su-to Yan.
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu berkata.
"Betul-betul aku lupa, bahwa kitab ilmu pedang Maya Nada yang
asli itu berada didalam kantongmu."
Lagi-lagi persoalan kitab ilmu pedang Maya Nada. Su-to Yan
menjadi benci sekali. Tidak menunggu Su-to Yan sampai memberikan jawaban, Pek-ie
Kauwcu Bong Bong, Cu berkata lagi: "Sebetulnya, aku tidak percaya
bahwa kitab ilmu pedang itu berada didalam kantongmu, Dan kini
aku mengetahui pasti bahwa kitab itu berada didalam tanganmu,
Soal ini sudah dipastikan, mengingat adanya golongan istana Belang
Khong-kiok-kiong yang mencari cari dirimu, ternyata golongan
istana Belang itu tidak mendapatkan kitab ilmu Pedang Maya Nada
yang asli, adanya mereka mencari kau, tentu hendak merebut
kembali kitab itu." "Ha, ha, ha . . ." Su-to Yan tertawa besar, "Kalian berlima hendak
mengeroyok aku ?" Su-to Yan membuat suatu lingkaran musuh yang disertai dengan
Seng-mo Leng Go Tiok. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu dan Seng-mo Leng Go Tiok saling
pandang, Mereka sama-sama bingung, tidak mengerti, apa yang
dimaksudkan oleh Su-to Yan "
Beberapa saat kemudian, Seng-mo Leng Go Tiok dapat
menangkap apa yang diartikan oleh Su-to Yan, maka ia menjelaskan
pendiriannya. "Su-to Yan, jangan kau menjadi salah paham, kita bukan satu
rombongan, kedatangan mereka adalah suatu kebetulan. Aku
adalah bukan musuhmu, aku bersedia menjadi Sahabatmu."
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu kernyitkan alisnya, ia sudah melihat
ada Seng-mo Leng Go Tiok ditempat itu, tapi seolah-olah tidak
melihat kehadirannya orang tersebut, dengan tawar dia berkata
kepada ketiga muridnya. "Kong-yat Chiu-jit, pergi kau usir kepada orang yang tidak
mempunyai sangkut paut dengan kita!"
Kong-yat Chiu-jit menjalankan perintah itu, tubuhnya melejit,
pedang pendeknya keluar dari kerangka, sebelum tubuh itu
menginjak tanah. dia sudah menudingkan senjata tadi kearah alis
Seng-mo Leng Go Tiok. Seng-mo Leng Go Tiok juga seorang jago mandraguna,
kedudukannya hanya dibawah setingkat dari kedudukan empat jago
silat purbakala yang seperti Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu itu,
karena itu, dia tidak takut kepada mereka apa lagi hanya Kong-yat
Chiu-jit seorang, tidak perlu dia menjadi gentar.
Disaat itu, Kong-yat Ciu-jit sudah mulai menyerang, Seng-mo
Leng Go Tiok memicingkan matanya, disaat ujung pedang hampir
tepat mengenai sasaran. tapi dia tak bergeming sama sekali, hendak
melihat, bagaimana si Pelajar tua meneruskan serangan itu.
Pelajar tua Kong-yat Ciu-jit, hanya memainkan ilmu tipu itu
sebagai suatu hiasan yang sangat sempurna, hendak diketahui,
bagaimana sang lawan mengelak atau menyingkirkan serangan tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Adanya Seng-mo Leng Go Tiok yang tidak bergerak dari
kedudukannya semula sangat membingungkan sang lawan, pedang
Kong-yat Ciu-jit diam ditempat itu, dia harus berlaku lebih hatihati,bilamana dia menyerang tanpa membikin perhitungan diserang
orang, itulah berbahaya sekali.
Betul-betul Seng-mo Leng Go Tiok membikin serangan balasan,
terlihat kipasnya terangkat naik, wing... menyerang kearah
pergelangan tangan Pelajar tua Kong-yat Ciu-jit.
Kong-yat Ciu-jit merendahkan tangan kemudian disentil naik,
menyerang orang. Kipas Seng-mo Leng Go Tiok begitu sejuk, berputar, dari arah
yang tidak terduga2 sama sekali, tetap mengikuti sasarannya.
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu menyaksikan pertandingan yang
seperti itu, maka diketahuilah, bahwa sang murid bukan tandingan
lawan itu, cepat-cepat ia berkata:
"Kong-yat Ciu-jit, mundur !"
Kemudian dihadapinya Seng-mo Leng Go Tiok dan berkata:
"Hebat! Betul-betul satu ilmu kepandaian yang hebat!"
Seng-mo Leng Go Tiok membawa sikap yang lebih dingin lagi, ia
tidak menjawab, dan juga mempelengoskan muka, seolah-olah
memandang rendah sekali lawan itu.
Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu menghadapi dua lawan berat, Suto Yan tidak mudah dihadapi, kini Seng-mo Leng Go Tiok lebih tidak
mudah lagi. Karena itu ia harus memikir dua kali.
Putusannya ialah meninggalkan Seng-mo Leng Go Tiok dan
menghadapi Su-tO Yan kembali, kitab ilmu pedang Maya Nada
berada didalam tubuh Su-to Yan, karena itu dia hendak merebut
kitab tersebut. "Su to Yan." berkata Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu "Kitab ilmu
pedang Maya Nada yang berada pada mu. Hendaknya kau serahkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
begitu saja, maka persahabatan masih berlangsung tanpa
perkelahian bila tidak, haruskah kurebut dengan tanganku sendiri?"
Su-to Yan bukan seorang yang getol kepada pertempuran, tapi
dia tidak gentar menghadapi pertempuran. Termasuk juga berdua
dengan Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu, karena itu mendengar
tantangan si jago purbakala, dia berkata dengan gagah:
"Su-to Yan bersedia melayani segala kehendak hati kauwcu."
Pek-ie Kauw cu Bong-Bong Cu tertawa, dari dalam sakunya ia
mengeluarkan biji-biji catur, dan berkatalah kepada Su-to Yan.
"Sudah lama aku tidak menggunakan dan memainkan alat-alat ini,
marilah kau menerimanya beberapa biji saja?"
Su-to Yan menganggukkan kepalanya.
"Silahkan," berkata pemuda kita, Dia menerima segala macam
tantangan. Pek ie Kauwcu Bong-Bong cu menyentilkan salah satu biji
caturnya, wing mengancam ulu hati Su to Yan.
Inilah serangan pertama. Su-to Yan menggerakkan tangan, maksudnya hendak menangkap
biji yang melayang datang itu, tapi dia membatalkannya segera,
manakala diketahui bahwa biji catur Pek-ie-Kauwcu Bong-Bong Cu
pernah menggetarkan rimba persilatan diabad yang lalu.
Dengan menekuk jarinya, Su-to Yan mengenai biji catur itu. ia
berhasil mengenyampingkannya, rasa terkejutnya tidak kepalang,
karena jari itu terasa sangit sakit, inilah hasil buah karya Pek-ie
Kauwcu Bong Bong Cu yang disalurkan melewati biji catur tadi.
Rasa kaget Bong Bong Cu tidak berada dibawah Su-to Yan, biji
catur tadi dipentil pergi, maka dengan beruntun lagi beberapa kali,
dia menyerang dengan tiga biji catur, dengan arah atas, tengah,
dan bawah. "Sungguh hebat! memang hebat! Su-to Yan, kau memang hebat!
Terima lagi seranganku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su to Yan memainkan telapak tangan, dibalikannya dan
dibalikannya kembali, dia menanti datangnya dua biji catur, setelah
itu, dia mundur sedikit, dengan tenaga dalam yang keras dia
memikul pergi dua biji catur itu.
Satu biji catur yang terakhir kembali datang tiba, maka Su-to Yan
memendekkan kepala, membiarkan biji catur itu lewat pergi dengan
Raja Silat 25 Pengemis Binal 25 Petualangan Roh Iblis Raja Naga 7 Bintang 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama