Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp Bagian 3
air dingin yang diguyurkan ke atas kepala Li Tengkok. Ia menampar jidatnya sendiri karena merasa
bersalah. "Maafkan aku, Saudara Helian."
Sementara tuan rumah sudah terlanjur
memerintahkan pembantu-pembantunya untuk
menyelenggarakan jamuan kehormatan, meski
210 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
saat itu sudah larut malam. Dengan makananmakanan yang sekedar dihangatkan.
Melihat betapa orang sangat menghormatinya, Helian Kong tak mampu
menolaknya. Demikianlah, tidak lama kemudian mereka
sudah berada dalam sebuah perjamuan, meski
segala sesuatunya disediakan secara darurat.
Dalam perjamuan itu, sudah tentu Helian Kong
tidak leluasa bicara dengan Li Teng-kok tentang
situasi dan rencana-rencana mereka. Helian Kong
hanya bicara tentang hal-hal yang sudah bukan
rahasia lagi, tentang jatuhnya San-hai-koan garagara Bu Sam-kui kecewa karena Tan Wan-wan
"dijadikan simpanan" Li Cu-seng alias Kaisar
Tiong-ong. Bahkan, demi bersatunya seluruh
bangsa Han, Helian Kong menyembunyikan kisah
ketika segelintir orang perwira Pelangi Kuning
berusaha menumpasnya di sebuah desa. Helian
Kong ingin agar orang-orang Pelangi Kuning dan
sisa-sisa dinasti Beng melupakan permusuhannya
untuk bersama-sama menyelamatkan tanah
leluhur. 211 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Orang-orang yang mendengarnya tak habishabisnya memuji Helian Kong, dan membuat
Helian Kong agak senang juga meskipun berpurapura bilang "Jangan terlalu memuji". Tetapi yang
merepotkan, setelah mendengar cerita kehebatan
Helian Kong itu, tambah bersemangat pula si
pemuda Phoa Bian-li ingin menjadi murid Helian
Kong. Kembali pemuda itu memohon sambil
berlutut, lalu ayahnya pun ikut memohon, bahkan
Li Teng-kok juga. Akhirnya Helian Kong tidak
dapat menolaknya. Cuma ia terus terang
mengatakan tidak akan menerima Phoa Bian-li
sebagai murid sepenuhnya, melainkan hanya
"setengah murid", Helian Kong takkan memberikan pelajaran baru melainkan hanya
meningkatkan teknik-teknik si pemuda berdasarkan pelajaran-pelajaran yang sudah
dimilikinya. Phoa Bian-li agak kecewa, toh tidak
berani memaksa. Selesai jamuan makan, malam sudah semakin
larut, barulah Helian Kong mendapat kesempatan
bicara empat mata dengan Li Teng-kok di sebuah
ruangan. 212 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Yang pertama Helian Kong katakan justru
bernada keluhan, "Saudara Li, kalau Keluarga
Phoa sudah tahu kehadiranku di Lam-khia ini,
agaknya akan sulit bagiku untuk tidak diketahui di
Lam-khia ini." "Aku minta maaf, Saudara Helian." Li Tengkok nyengir sambil menggaruk-garuk belakang
kepalanya. "Aku memang sering bercerita kepada
Phoa Bian-li tentang dirimu. Dia itu pengagum
tokoh-tokoh pahlawan dari masa silam. Lalu
kukatakan, daripada mengagumi tokoh-tokoh yang
sudah tidak ada, kenapa tidak mencontoh
pahlawan yang masih ada, seperti dirimu?"
"Sebagai manusia biasa, aku senang juga
dianggap ada artinya. Tetapi saat ini aku kan
sedang menyamar?" "Maaf, aku lupa. Mulai sekarang akan
kuingat-ingat. Nah, Saudara Helian, apa yang mau
kau katakan kepadaku, sehingga kau datangi aku
malam-malam begini?"
"Belum ada hal penting, tetapi ada baiknya
Saudara Li ketahui situasinya sejak awal, supaya
bisa menyusun langkah. Ternyata para pangeran
bersaing di bawah tanah dengan mengupah para
213 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
petualang. Ada seorang pangeran, entah yang
mana, mengupah orang untuk mengungkit cerita
lama yang merugikan nama Pangeran Hok-ong.
Tetapi ada pula orang-orang yang agaknya disewa
Pangeran Hok-ong untuk menyangkal cerita lama
itu, bahkan menangkap orang yang menyebarluaskannya. Kedua kelompok ini siang tadi
bertemu." Lalu secara ringkas Helian Kong menceritakan kejadian di dekat kuburan, siang
tadi. "..... dan aku akan coba memasuki
lingkungan orang-orang bayaran yang dikendalikan
dari istana Pangeran Hok-ong itu. Aku ingin tahu
isi perut mereka....." Helian Kong mengakhiri
ceritanya. "Bagaimana dengan 'isi perut' pangeranpangeran yang lain?" tanya Li Teng-kok.
"Aku pun akan menyelundup jadi 'cacing
perut' ke dalam perut para pangeran itu."
"Apakah kau punya ilmu memecah diri?"
"Aku bisa menyamar dengan berbagai macam
orang yang berbeda-beda sambil menyelundup ke
sana kemari." 214 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Mudah-mudahan hasil penyelidikanmu atas
sisi tersembunyi dari para pangeran itu akan
menjadi bahan pertimbangan penting bagi kami,
para panglima, untuk menentukan pilihan siapa
yang pantas melanjutkan tahta dinasti Beng."
"Apa yang Saudara Li dapatkan hari ini?"
"Juga belum berarti. Aku sudah mengunjungi
panglima-panglima dari berbagai propinsi yang
sudah berkumpul di sini. Ayah dan anak, Jenderal
The Ci-liong dan Laksamana The Seng-kong dari
Hok-kian, Jenderal Thio Hong-goan dari Ciat-kang
dan beberapa lainnya. Mereka sudah berkumpul di
Lam-khia ini." "Sudah Saudara Li jajagi sikap mereka
terhadap para pangeran?"
"Sudah." "Bagaimana?" "Seperti yang kita khawatirkan. Ada yang
condong mendukung pangeran yang ini, yang lain
bilang pangeran yang itu yang terbaik."
"Dan para pangeran sendiri menunjukkan
sikap yang tidak dewasa, kekanak-kanakan. Sudah
berkumpul di satu kota, tetapi tidak ada yang
215 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendahului merendahkan diri....." keluh Helian
Kong prihatin. "Orang Manchu yang senang, kalau mendengar ini." "Tentu. Saudara Helian punya jalan keluar?"
"Para panglima harus bisa menyatukan sikap,
dengan demikian baru bisa mempengaruhi para
pangeran. Kalau para jenderal saja sudah
terpecah-belah, mereka hanya akan jadi boneka
di tangan para pangeran."
"Soal itu, siapapun tahu, Saudara Helian.
Soalnya, bagaimana caranya menyatukan sikap
para jenderal" Siapa yang cukup punya wibawa
sehingga suaranya didengarkan oleh para
jenderal?" "Seandainya Puteri Tiang-ping di sini....."
"Jangan pakai kata 'andaikata' sebab ini
urusan nyata dan sudah mendesak. Belahan
selatan wilayah Kerajaan Beng yang tersisa itu
harus segera punya Kaisar!"
Helian Kong berpikir sebentar, sementara Li
Teng-kok berkata pula, "Seandainya kau tidak
sedang menyamar, Saudara Helian. Kau punya
pengaruh." 216 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak. Para jenderal itu punya kekuatan
pasukan ratusan ribu serdadu, sedang aku cuma
berteman pedang dan semangatku, tanpa
dukungan satu prajurit pun. Bagaimana kau bisa
bilang aku punya pengaruh?"
"Agaknya Saudara Helian kurang mengenal
dirimu sendiri. Kau memang tidak punya pasukan
sekuat kami, namun siapapun tahu kau jujur, kau
bersih, perjuanganmu menentang kekorupan Co
Hua-sun, menentang kaum Pelangi Kuning, susahpayahmu mencegah jangan sampai San-hai-koan
jatuh ke tangan Manchu, semuanya itu sudah jadi
legenda. Asal kau berbicara, semua orang akan
memperhatikanmu, mempertimbangkan katakatamu."
Helian Kong termangu, kata-kata Li Teng-kok
senada dengan kata-kata Puteri Tiang-ping dulu,
"Kau diharapkan menjadi kekuatan moral yang
mengikat kekuatan-kekuatan militer yang bercerai-berai, Saudara Helian."
"Apa yang membuatmu ragu, Saudara
Helian?" "Aku sedang menyamar..... dan hampir
berhasil menyusup ke sebuah lingkungan, dari
217 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mana aku bisa melihat sisi tersembunyi para
pangeran." "Sebetulnya itu bukannya hambatan tak
teratasi." "Maksud Saudara Li?"
"Saudara Helian bisa sekali-kali muncul dan
berbicara kepada para jenderal, sekaligus juga di
waktu-waktu lain tetap menyamar dan menyusup
kian kemari." Tak terasa Helian Kong mengangguk. Usul Li
Teng-kok itu bisa dicoba dijalankan. Sekaligus
Helian Kong memuji Li Teng-kok, di balik
tampangnya yang kasar dengan berewoknya yang
seperti sikat ijuk, terdapat otak yang cemerlang.
Tidak percuma Li Teng-kok dipercaya jadi orang
dekatnya Jenderal Thio Hian-tiong di Se-cuan.
Ada yang menyamakan Li Teng-kok dengan Cukat
Liang. "Kau setuju, Saudara Helian?"
"Kapan aku dipertemukan dengan para
jenderal itu?" "Meskipun para jenderal belum sepakat
tentang calon yang harus didudukkan di tahta
kekaisaran, namun ada kesepakatan lain. Kami
218 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
akan bertemu secara teratur, merundingkan
segala sesuatunya." "Gejala yang bagus, aku harap semuanya
tetap berkepala dingin begini. Biar berbeda
pendapat, jangan sampai gontok-gontokan
sehingga menguntungkan orang Manchu. Tetapi
Saudara Li belum katakan, kapan bisa kutemui
mereka dan di mana?"
"Dua hari lagi, di sini Paman Phoa akan
menjamu mereka. Semuanya sudah menyatakan
sanggup untuk hadir."
"Kalau begitu, aku pun akan hadir."
"Ajak Saudara Siangkoan, suaranya akan....."
"Tidak bisa. Kami sedang sama-sama
menyamar, satu sama lain berlagak tidak saling
kenal." "Datanglah terpisah. Siangkoan Heng diperlukan hadir untuk memperkuat katakatamu. Nama Ayahnya, almarhum Menteri
Siangkoan cukup berwibawa juga."
"Baiklah." "Ada satu hal lagi. Besok, Pangeran Kui-ong
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
alias Cu Yu-long akan berziarah ke kelenteng
219 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Thai-hud-si, sekalian menyerahkan sumbangan
besar-besaran untuk kaum agamawan."
Helian Kong tiba-tiba tertawa.
"Kenapa tertawa, Saudara Helian?"
Sekarang aku bisa menebak, siapa penyebar
cerita lama tentang wihara yang digusur Pangeran
Hok-ong itu." "Siapa?" "Pangeran Kui-ong."
"Kenapa Saudara Helian beranggapan begitu?"
"Mudah. Ada cerita lama yang muncul
kembali, cerita yang melukai hati kaum agama.
Lalu tiba-tiba Pangeran Kui-ong merangkul dan
mengambil hati kaum agama, bukankah polanya
gampang ditebak?" Tetapi Li Teng-kok nampaknya kurang yakin.
Helian Kong tidak mau memaksanya.
Mereka berbicara beberapa jam, setelah itu
Helian Kong pergi. Karena tuan rumah dan
keluarganya sudah tidur semua, Helian Kong
meninggalkan rumah itu seperti waktu ia datang.
Melompati tembok. Sambil berjalan pulang, ia berpikir keras,
"acara" apa yang enaknya diadakan oleh para
220 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jenderal, untuk pangeran" bisa mempersatukan para *** Esok harinya, setelah berbicara dengan
isterinya dan iparnya, serta menimang-nimang
anaknya sebentar, Helian Kong pun keluar pula
dalam penyamaran. Kalau kemarin ia menyamar
sebagai pengemis pincang, hari ini Helian Kong
menyamar sebagai tukang sayur yang membawa
dagangannya berkeliling kota dengan pikulan.
Helian Kong sebenarnya tidak ahli benar
dalam penyamaran, namun dulu di Pak-khia dia
pernah belajar menyamar, waktu hendak
menyusup dan menyelidiki jaringan mata-mata
Kaum Pelangi Kuning. Maka biarpun tidak ahli
sekali, samaran Helian Kong cukup baik.
Tempat-tempat yang dijadikan sasaran
mencari berita masih warung-warung arak. Di
situlah biasanya kaum petualang rimba persilatan
bertukar berita, kadang-kadang juga bertukar
jotosan. 221 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong pura-pura menawarkan sayurannya ke sebuah warung. Meski Si Pemilik
Warung kelihatannya tidak berniat membeli,
setelah melihat sayur-sayur dagangan Helian Kong
banyak yang layu, namun Helian Kong sengaja
ngotot memuji dagangannya. Tidak lain tujuannya
adalah supaya bisa berlama-lama di situ, dan
mendengarkan percakapan dalam warung.
Ternyata, berita yang didengarnya hari itu
tidak menarik perhatian Helian Kong, melainkan
membuatnya tersenyum. Sebab orang-orang ramai
membicarakan tentang pembunuh bayaran yang
terkenal. Si Pedang Buruk, yang ditemukan
terikat di pohon di dekat sebuah kuburan, sedang
pedangnya yang terkenal itu dipatah-patahkan
jadi empat potong dan potongan-potongannya
bergeletakan di dekatnya. Orang jadi menebaknebak, siapa yang melakukan itu" Alangkah
hebatnya orang yang mampu memperlakukan Si
Pedang Buruk seperti itu.
Sambil meninggalkan warung itu, Helian Kong
menjawab teka-teki itu hanya dalam hatinya,
"Yang melakukannya Ek Beng-ti."
222 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tetapi Helian Kong mendengar pula berita
yang membuatnya mengeluh dalam hati. Berita
bahwa semalam Si "pahlawan legendaris" Helian
Kong sudah muncul di Lam-khia, di rumahnya
pensiunan pejabat kelas menengah yang biasa
dipanggil Phoa Tai-jin. Bahkan, kata kabar angin
itu, Helian Kong sudah mengangkat putera Phoa
Tai-jin sebagai muridnya.
Wajarnya manusia biasa, Helian Kong merasa
agak bangga juga bahwa namanya begitu terkenal
dan dibicarakan orang, namun dalam rangka
penyamarannya untuk menyelidiki hal-hal tersembunyi, ketenarannya itu malah jadi
gangguan bagi keleluasaannya menyusup ke sana
kemari. "Entah siapa yang menyebarkan berita itu"
Entah apa maksudnya?" Helian Kong bertanyatanya dalam hati. "Sungguh cepat menjalarnya
berita dari mulut ke mulut."
Akhirnya Helian Kong menenteramkan
hatinya sendiri, "Silahkan orang-orang Lam-khia
membicarakan Helian Kong sampai mulutnya
robek, namun aku, Ek Beng-ti, bebas menyelinap
ke mana saja." 223 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ia berkeliling dengan dagangannya yang
memang tidak laku, sampai ke depan kelenteng
Thai-hud-si yang di pinggir jalan besar.
Kuil itu megah, letaknya tinggi sehingga
untuk memasukinya orang harus melewati anak
tangga batu ratusan trap banyaknya. Di hari-hari
biasa, mengalir orang masuk keluar di kuil itu
untuk bersembahyang, meramal nasib atau entah
apa lagi, namun hari ini kuil akan dikunjungi tamu
agung, Pangeran Cu Yu-long yang bergelar Kui-ong
akan datang bersembahyang. Bukan bersembahyang saja, tetapi juga memberikan
sumbangannya untuk semua tempat ibadah di
Lam-khia. Maka pengunjung umum dilarang
mengunjungi Thai-hud-si saat itu, yang ada
hanyalah para agamawan. Bukan cuma dari kuil
Thai-hud-si, melainkan juga dari tempat-tempat
ibadah di seluruh Lam-khia berkumpul di situ,
baik dari Hud-kau maupun To-kau. Sepasukan
pengawal pribadi Pangeran Kui-ong juga sudah
datang lebih dulu untuk mengamankan tempat
itu, meski Pangeran Kui-ongnya sendiri belum
nampak. 224 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Rakyat hanya bisa berjejal-jejal di pinggir
jalan, tidak diperkenankan menginjak anak
tangga kuil biarpun yang paling bawah. Rakyat
yang lugu membicarakan kedermawanan Pangeran
Kui-ong yang menyaingi pamannya, Pangeran Hokong yang menguasai Lam-khia dan sekitarnya.
Tetapi orang yang sedikit tahu tentang persaingan
merebut tahta kekaisaran, cuma tersenyum sinis
melihat lagak-lagu dua pangeran yang adalah
paman dan keponakan itu. Mereka tahu kalau
kedermawanan yang sengaja dipamer-pamerkan
itu ada pamrihnya. Sembahyangnya Pangeran Kuiong di Thai-hud-si juga dinilai sekedar
"sembahyang politis" karena kabarnya Pangeran
ini adalah tukang foya-foya yang hidupnya jauh
dari hukum-hukum agama. Kalau sekarang tibatiba menyelenggarakan sembahyangan besar,
tentu ada maksudnya. Rakyat yang berjubel di jalanan di depan
kuil, tiba-tiba menyibak, waktu rombongan
Pangeran Kui-ong datang. Pangeran Kui-ong
sengaja menampilkan kesederhanaan. Tandunya
bertirai putih belacu perkabungan, dan waktu
Pangeran Kui-ong muncul dari dalam tandu, ia
225 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ternyata juga memakai pakaian berkabung serba
putih, dengan kepala diikat pita putih dan
tubuhnya dirangkapi jubah dari kain bagor.
Di antara orang banyak yang berjubel-jubel
pun muncul bisik-bisik, "Pangeran Kui-ong
berkabung buat separuh negeri leluhur yang sudah
dicaplok Manchu." "Dia berkabung untuk orang-orang di Yang-ciu
dan Ke-teng yang dibantai dengan kejam oleh
setan-setan Manchu."
Helian Kong dalam samarannya sebagai
tukang sayur, ada di tengah rakyat yang berjubel
itu, dan mendengar bisik-bisik itu. Tetapi Helian
Kong sudah cukup berpengalaman bahwa bisikbisik macam itu berasal dari kaki tangan yang
disebar di antara orang-orang banyak. Tak
ubahnya penyanjung-penyanjung Pangeran Hokong di antara orang-orang yang antri bubur gratis
dulu. Di sebelah Helian Kong juga ada seorang
pemuda yang berdandan bagaikan rakyat biasa
yang sederhana, mengajak bicara Helian Kong,
"Alangkah mulianya hati Pangeran Kui-ong. Dia
sama sekali tidak melupakan arwah orang-orang
226 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang menjadi korban keganasan Manchu. Negeri
ini butuh pemimpin yang benar-benar memperhatikan nasib orang-orang kecil. Pangeran
Kui-ong yang cocok....."
Helian Kong yang diajak omong cuma
mengangguk-angguk. Namun Helian Kong juga
tahu, bahwa di antara orang banyak itu tentu ada
juga orang-orang dari saingan-saingan Pangeran
Kui-ong yang takkan tinggal diam.
Betul juga, seorang yang di samping Helian
Kong membantah, "Alangkah bagusnya kalau para
pangeran mau bersatu. Tetapi untuk memimpin
negeri, Pangeran Hok-ong lebih cocok. Selain
urut-urutannya lebih tua, ia juga lebih lembut
dari Pangeran Kui-ong yang terlalu berjiwa
militer. Pangeran Kui-ong mungkin lebih cocok
diangkat jadi Panglima Tertinggi."
Begitulah, di tengah orang-orang itu ada dua
pendapat, bahkan lebih. Ternyata bukan cuma
Pangeran Hok-ong dan Pangeran Kui-ong yang
menyebarkan "juru bicara" di tengah-tengah orang
banyak, melainkan juga Pangeran Tong-ong, Louong dan Kong-ong yang gemar hal-hal gaib itu.
227 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Maka simpang-siurlah pendapat yang ada di
antara orang banyak itu. Baru saja Helian Kong merasa khawatir akan
terjadinya baku-hantam massal, ternyata di salah
satu bagian dari kerumunan itu memang sudah
terjadi saling kepruk antara dua orang gara-gara
mendukung calon kaisar yang berbeda. Untung
orang yang berkelahi itu segera dipisahkan orang
banyak. Helian Kong diam-diam menarik napas
dengan prihatin dan membatin dalam hati, "Para
jenderal harus segera menyatukan sikap dan
menekan para pangeran. Makin lama tahta Kaisar
kosong, makin bingung rakyat kecil oleh ulah
tukang-tukang propaganda ini."
Sementara dilihatnya tokoh-tokoh agama di
Lam-khia telah turun dari tangga batu untuk
menyambut Pangeran Kui-ong. Di depan ribuan
pasang mata orang-orang yang melihatnya,
Pangeran Kui-ong memberi hormat amat takzim
kepada para agamawan itu.
Tokoh-tokoh berbagai agama membalas
dengan lebih takzim lagi, mereka bicara beberapa
patah kata yang tidak terdengar dari arah orang
228 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
banyak, lalu bersama-sama menaiki undakan ke
arah kuil. Ternyata Pangeran Kui-ong begitu
alimnya, hingga setiap kali melangkahi beberapa
anak tangga, ia berlutut dan menyembah ke arah
kuil. Diam-diam ada juga di antara tokoh-tokoh
agama yang merasa bahwa pangeran itu agak
berlebihan. Tokoh-tokoh agama sendiri tidak ada
yang sehebat itu penyembahannya.
Dalam pada itu, di tengah orang yang
berjubel-jubel, Helian Kong melihat dua saudara
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cong yang berjuluk Sepasang Serigala, yang
kemarin telah menjadi "teman" Helian Kong dan
berjanji akan mengajak Helian Kong memasuki
komplotannya. Mereka hanya berjarak beberapa
langkah dari Helian Kong, namun mereka tidak
mengenali Helian Kong yang hari itu menyamar
berbeda dari kemarin. "Entah apa tugas kedua orang itu di sini."
pikir Helian Kong cemas. "Mudah-mudahan tidak
membuat keadaan bertambah kisruh."
Tiba-tiba jantung Helian Kong berdesir, di
antara kerumunan orang banyak itu dilihatnya
seseorang yang dikenalnya. Orang itu semuda
229 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong, pundaknya bahkan lebih tegap dari
Helian Kong, dan ketajaman matanya tetap
terlihat oleh Helian Kong biar orang itu
menudungi kepalanya dengan caping bambu
lebar. Helian Kong yakin bahwa sepasang pedang
orang itu tentu dibawanya di balik jubahnya yang
longgar, sebab Helian Kong tahu bahwa orang itu
adalah pemain sepasang pedang, yang terbaik
dari yang pernah Helian Kong jumpai. Namanya
Yo Kian-hi, seorang bekas perwira kaum Pelangi
Kuning. "Mau apa dia di sini?" Helian Kong bertanyatanya dalam hati. "Apakah dia tetap bersikap
memusuhi dinasti Beng, dan ingin mengail di air
keruh di Lam khia ini?"
"Apakah di Lam-khia ini juga ada jaringan
mata-mata Pelangi Kuning serapi seperti di Pakkhia menjelang runtuhnya Baginda Cong-ceng
dulu?" Macam-macam pertanyaan berseliweran di
benak Helian Kong dan semuanya menimbulkan
kecemasan, cemas bahwa sisa-sisa Pelangi Kuning
itu akan menambah ruwet keadaan.
230 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tiba-tiba jantung Helian Kong berdesir, di antara kerumunan
orang banyak itu dilihatnya seseorang yang dikenalnya.
231 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Memang sejak terpukul hancurnya pemerintahan Pelangi Kuning di Pak-khia, disusul
matinya Li Cu-seng, Kaisarnya orang-orang Pelangi
Kuning, mati di Pegunungan Kiu-kiong-san kena
perangkap binatang buas yang dipasang para
pemburu hewan, maka orang-orang Pelangi
Kuning seperti sapu lidi yang kehilangan tali
pengikatnya. Tercerai-berai dan tidak punya
kekuatan lagi. Namun siapa tahu sisa-sisa mereka,
seperti Yo Kian-hi ini masih mendendam, dan
ingin bikin ribut di Lam-khia ini"
Terdorong kecurigaan macam itu, Helian
Kong beringsut berdesakan di antara orang
banyak, berusaha mendekati ke tempat Yo Kian-hi
berdiri. Maksudnya ingin mengawasi, dan
mencegah kalau Yo Kian-hi ingin berbuat sesuatu.
Jilid V Tetapi orang begitu berdesakan, dan waktu
Helian Kong sampai ke tempat berdirinya Yo Kianhi tadi, Yo Kian-hinya sendiri sudah menghilang
232 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
entah ke mana. Mencari satu orang di antara
ribuan orang berjejalan begitu, seperti mencari
batang jarum di timbunan jerami.
Helian Kong menarik napas, "Mudahmudahan Yo Kian-hi masih punya akal sehatnya
sebagai orang bangsa Han, dan dia sadar bahwa
harapan terakhir untuk menyelamatkan sisa
negeri ini adalah bersatunya kekuatan-kekuatan
di wilayah selatan ini."
Suatu doa dalam hati yang penuh rasa harapharap cemas.
*** Menjelang tengah hari, Helian Kong kembali
ke "tempat pondokan"nya di bagian belakang kuil
bobrok itu. Ia berganti samaran menjadi "Ek Bengti" lalu menuju ke tempat dimana ia bisa ditemui
oleh Sepasang Serigala. Gapura Hong-bun di dekat jalan yang menuju
Beng-hau-leng (Kuburan Raja-raja Dinasti Beng),
di siang hari banyak orang berjualan buah-buahan
di situ, juga banyak pengemis dan ada pula
233 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
seorang peramal nasib yang buka praktek di
pinggir jalan dengan sebuah meja kecil.
Dalam peranannya sebagai gelandangan,
Helian Kong duduk di tanah di dekat si peramal
nasib. Sambil duduk termangu-mangu, ia
perhatikan si peramal nasib didatangi beberapa
orang yang minta diramalkan nasibnya dengan
membayar beberapa keping uang.
"Seandainya peramal ini bisa meramalkan
pangeran yang mana yang bakal mewarisi tahta
dinasti Beng....." Helian Kong menggerutu jemu di
dalam hati, sebab omongan si peramal ternyata
begitu-begitu saja. Serba kabur dan tidak berani
omong secara pasti. Ketika itulah Cong Liu dan Cong Seng muncul
di depan Helian Kong. Helian Kong cepat-cepat
berdiri sambil menyeringai lebar.
"Bagaimana" Aku bisa diterima di kelompok
kalian?" tanya Helian Kong sambil menggosokgosok sepasang telapak tangannya.
"Tidak langsung diterima, tetapi Saudara Ek
diijinkan ikut suatu operasi malam ini. Itu akan
menjadi semacam ujian bagimu, kau akan dilihat
apakah pantas bergabung atau tidak."
234 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong pura-pura cemberut, "Tidakkah
kalian ceritakan bagaimana kukalahkan Si Pedang
Buruk" Tidakkah itu menjadi jaminan yang cukup
akan kemampuanku?" "Kami sudah cerita, tetapi orang yang
mengupah kami itu bilang tidak sembarangan
menerima orang baru sebelum melihat kemampuannya. Kebetulan malam ini ada sasaran
yang harus diserang, kami usulkan agar kau ikut,
dan orang yang mengupah kami itu setuju,"
"Siapa sasaran itu?"
"Kami belum diberitahu. Orang yang
mengupah kami hanya bilang kalau orang ini lebih
berbahaya dari Si Pedang Buruk."
"Baik, akan kubuktikan bahwa aku pun akan
bisa mengalahkan orang ini. Kita berangkat
sekarang ke sasaran?"
"Tidak. Nanti begitu matahari terbenam, kita
disuruh berkumpul di tanah kosong didekat
rumah-abu, dekat kuburan tempat kita bertemu
Si Pedang Buruk itu, tahu?"
"Bisa kucari. Aku pasti di sana nanti."
"Itu saja. Oh ya, kalau punya senjata,
bawalah. Kalau tidak punya, kupinjami nanti."
235 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Aku tidak punya." Helian Kong berdusta.
Sudah tentu dia tidak akan sembarangan
memamerkan Pedang Elang Besinya.
"Nanti kubawakan. Kau mau apa" Pedang,
tombak, rantai, golok, ruyung atau apa?"
"Dulu waktu jadi ronda malam di kampung,
aku biasa pakai pentung rotan."
Sepasang Serigala bertukar pandang, samasama merasa "Ek Beng-ti" ini kelewat polos meski
ilmu silatnya tinggi. Masa musuh yang lebih
berbahaya dari Si Pedang Buruk mau dihadapi
hanya dengan pentung rotan"
"Kenapa pentung rotan" Tidak ada pilihan
lain?" "Apa harus pakai senjata" Aku percaya
dengan sepasang tangan kosongku."
"Ya, kami percaya, dan sudah kami lihat
sendiri. Tapi senjata juga perlu."
"Pentung rotan sajalah. Paling enak buatku."
Mereka berpisah untuk berkumpul lagi nanti
malam. Helian Kong pulang. Sambil melangkah dia
berpikir-pikir, pihak mana yang hendak diserang
nanti malam" Pihak saingan-saingan Pangeran
236 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Hok-ongkah" Helian Kong bisa menduga-duga,
meski Cong Liu dan Cong Seng bilang "tidak tahu
siapa yang menyuruh kami" tetapi diduga keras
dari pihaknya Pangeran Hok-ong. Terbukti dua
saudara ini ditugaskan membungkam penyebar
cerita lama yang merugikan nama baik Pangeran
Hok-ong. "Aku harus menunjukkan kesetiaan dan
kesungguhan dalam komplotan ini, agar aku
diperkenankan mengetahui lebih banyak rahasia
mereka...." tekad Helian Kong dalam hati.
Di tempatnya, Helian Kong masih punya
waktu seperempat hari untuk beristirahat,
sebelum matahari turun. *** Begitu matahari terbenam, Helian Kong
menuju ke tempat berkumpul yang sudah
ditentukan. Gelap sekali tempat itu, dan seram,
karena dekat kuburan. Tetapi ada yang
menyalakan perapian kecil dengan ranting-ranting
kering. 237 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong melihat, selain Sepasang
Serigala, ternyata masih ada dua orang lagi.
Seorang bertubuh kurus dan tatapan matanya
sombong, di kiri kanan pinggangnya tergantung
sepasang pedang yang bentuknya sempit tapi
runcing. Seorang lagi bersikap acuh tak acuh,
tubuhnya pendek gempal dan senjata yang
dibawanya adalah golok Kui-tau-to (Golok Kepala
Setan). "Saudara Ek, kemarilah." Cong Liu melambai
menyuruh Helian Kong mendekat.
Waktu Helian Kong mendekat, Cong Seng
menyerahkan sebatang tongkat rotan sepanjang
lengan orang dewasa. "Aku lapar. Ada makanan?" tanya Helian
Kong. Cong Liu memberinya sebuah bakpao tanpa
isi, Helian Kong melahapnya.
Sementara Cong Seng memperkenalkan
Helian Kong kepada dua orang yang belum dikenal
Helian Kong itu, "Saudara Ek, sobat kita yang
bersenjata sepasang pedang itu adalah Giam Bintong, orang menyebutnya Sai-hong-kiam (Pedang
238 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Secepat Angin). Saudara Giam, inilah Sobat Ek
yang kuceritakan kemarin."
Helian Kong mengangguk ramah dengan pipi
menggembung karena sedang makan bakpao,
tetapi yang dianggukinya malah membuang muka
dengan angkuh. Cong Seng tegang sejenak, khawatir "Ek
Beng-ti" akan tersinggung dan terjadi bentrokan
antara keduanya, namun ia lega melihat "Ek Bengti"
tenang-tenang saja. Maka ia pun memperkenalkan jagoan yang satu lagi, "Dan yang
ini, Sobat Ek, julukannya sama dengan nama
senjatanya, yaitu Kui-tau-to (Golok Kepala
Setan). Namanya Hap Yu-hoat. Saudara Hap,
inilah teman baru kita, Ek Beng-ti."
Hap Yu-hoat ini orangnya kasar dan terus
terang, dengan suaranya yang besar, "Betul kau
kalahkah Si Pedang Buruk yang congkak itu?"
"Ah, cuma suatu keberuntungan saja." Helian
Kong pura-pura merendah. "Manusia congkak itu tidak bisa dikalahkan
hanya dengan keberuntungan." sahut Hap Yuhoat. "Kau hebat juga, Sobat Ek."
239 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Namun Giam Bin-tong mengejek dengan
suara dingin, "Aku belum percaya sebelum
melihat buktinya. Malam ini, lawan yang akan kita
hadapi jauh lebih berat dari Si Pedang Buruk.
Lawan kita malam ini adalah mantan panglima
dinasti Beng yang legendaris, yang tangguh dalam
memimpin pasukan maupun dalam pertempuran
perseorangan." Helian Kong terkesiap mendengar kata-kata
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu. Sementara Cong Liu bertanya, "Sobat Giam,
jadi kau sudah tahu siapa yang akan kita satroni?"
"Tentu saja sudah tahu. Rahasia apa yang
tidak diberitahukan kepadaku?" kata Giam Bintong sombong. Seolah dengan demikian ia mau
berkata kepada dua saudara Cong serta Hap Yuhoat serta "si pendekar kampung" Ek Beng-ti
bahwa kedudukannya lebih tinggi, dan lebih
dipercaya untuk mengetahui segala sesuatu.
"Siapa sasaran kita itu?" desak Hap Yu-hoat.
"Namanya Helian Kong." sahut Giam Bin-tong.
"Dia akan menjadi lawanku yang setimpal."
Helian Kong yang berselubung samaran
sebagai Ek Beng-ti itu kaget bercampur geli. Jadi
ia tergabung dalam sebuah regu yang hendak
240 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menyatroni Helian Kong" Pikirnya geli, "Ek Bengti menyatroni Helian Kong, ini baru ramai."
Namun selain rasa geli, ia juga heran. Ia tahu
orang-orang ini adalah orang-orang upahan
Pangeran Hok-ong, kenapa hendak memusuhi
dirinya" Mungkinkah orang-orangnya Pangeran
Hok-ong masih sakit hati atas terlukanya Kangtau-tiat-pang (Tongkat Besi Kepala Botak) Au Banhoa dulu oleh dirinya"
"Kalau sudah begini, keruwetan politik jadi
ditumpangi dendam pribadi pula." keluh Helian
Kong dalam hatinya. Helian Kong juga mengkhawatirkan keselamatan orang-orang di rumah Phoa Tai-jin.
"Ini pasti gara-gara Phoa Bian-li bocor mulut,
menyebar-luaskan tentang keberadaanku di Lamkhia."
Akhirnya Helian Kong meneguhkan sikap
dalam hatinya, ia takkan membiarkan satu pun
orang di rumah Phoa Tai-jin terbunuh. Kalau perlu
biarlah penyamarannya sebagai Ek Beng-ti
tersingkap. Toh di lain kesempatan ia masih bisa
menyamar lainnya lagi. Dengan pikiran macam
itu, Helian Kong jadi agak tenteram.
241 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Orang-orang yang berkumpul di tempat sepi
itu ternyata masih harus menunggu seseorang
sebelum berangkat ke sasaran. Tidak lama
kemudian, terlihat bayangan seseorang melangkah mendekati tempat itu, langkahnya
tertahan-tahan dan kadang-kadang berhenti
sejenak. Nampaknya orang ini dalam keadaan
kurang sehat. Waktu cahaya perapian kecil menimpa
wajahnya, Helian Kong mengenali bahwa orang
itu bukan lain memang Kang-tau-tiat-pang Au
Ban-hoa yang pernah hampir mati sampyuh
dengan Helian Kong. Kalau Helian Kong sudah
sembuh total, sebaliknya Au Ban-hoa kelihatannya
bakal masih lama sembuhnya. Mukanya masih
pucat, gerakannya tidak berani terlalu keras.
Maklum, waktu terluka dulu, pedang Helian Kong
masuk dalam dan hampir kena jantungnya. Dan
ini juga membuat dendamnya tidak padampadam.
Helian Kong agak menjauhkan dirinya dari
perapian, supaya wajahnya tidak dikenali.
242 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Au Ban-hoa memandang orang-orang yang
berkumpul di situ, tanyanya kepada Giam Bintong, "Kalian masih menunggu siapa lagi?"
"Sudah berkumpul semua, tinggal menunggu
perintahmu, Tuan Au."
Dengan tatapan matanya Au Ban-hoa
"mengabsen" orang-orangnya, agak lama ia
menatap sosok hitam yang duduk dalam
kegelapan. "Itukah orang baru bernama Ek Beng-ti
yang kau ceritakan, Cong Liu" Yang katamu sudah
mengalahkan Si Pedang Buruk?"
"Benar, Tuan Au."
Helian Kong sudah tegang kalau-kalau Au
Ban-hoa menyuruhnya ke tempat yang terang
untuk dikenali wajahnya. Ternyata Au Ban-hoa
acuh tak acuh saja, ia keluarkan sekantong uang
yang diberikannya kepada Giam Bin-tong, "Kalau
begitu, kalian adalah sebuah regu yang tangguh.
Tetapi hati-hatilah, sasaran kali ini bukan saja
tangguh namun juga curang. Kalau tidak curang,
bagaimana ia bisa membuatku luka parah" Kalau
tidak curang, akulah yang menghancurkannya."
Diam-diam Helian Kong panas hatinya, ia
dikatakan curang. Helian Kong juga menduga
243 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bahwa Au Ban-hoa sendiri tidak akan ikut
berangkat, hanya menyuruh orang-orang ini.
Giam Bin-tong meraba gagang sepasang
pedangnya, dan berkata tak kalah sombongnya,
"Jangan khawatir, Tuan Au, sepasang pedangku
akan merajang tubuh Helian Kong dan salah satu
potongannya akan kubawa ke hadapan Tuan Au."
"Mudah-mudahan berhasil. Dan jangan lupa
satu hal lagi, tinggalkan bendera kecil ini di
tempat pertempuran, buatlah seolah-olah terjatuh dengan tidak sengaja agar ditemukan
orang-orang di rumah yang ditempati Helian Kong.
Supaya orang-orang menyangka bahwa pemilik
bendera kecil ini yang membunuh Helian Kong.
Paham?" Sambil berkata, Au Ban-hoa menyerahkan
bendera segitiga kecil berwarna merah darah.
Bendera itu biasa digunakan dalam kemiliteran
sebagai pemberian wewenang, maka disebut
Leng-ki (Bendera Wewenang). Pada bendera
tergambar sebuah pagoda yang puncaknya
menembus mega, itulah lambangnya Pangeran
Kui-ong. 244 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Melihat itu, diam-diam Helian Kong
membatin, "Hem, fitnah-memfitnah sudah mulai
dilancarkan. Orang-orang Pangeran Hok-ong ini
hendak menghabisi aku, namun ingin agar
Pangeran Kui-ong yang dituduh."
"Berangkatlah sekarang."
"Baik, Tuan Au."
Rombongan itu pun berangkatlah menuju ke
rumah Paman Phoa. Agaknya sebelum bertindak,
mereka sudah lebih dulu menyelidiki segala
sesuatunya, maka kini tiba saatnya pelaksanaan
dan mereka langsung menuju sasaran. Yang sama
sekali tidak terpikir oleh mereka, Helian Kong
yang hendak mereka bunuh itu justru berada di
antara mereka sendiri. Tiba di rumah Phoa Tai-jin, rumah itu
kelihatan sepi, namun Giam Bin-tong ingin
bertindak hati-hati. Ia adalah pimpinan regu itu.
Ia keluarkan lima lembar kain hitam dari dalam
bajunya, dibagikannya kepada anggota-anggota
regunya, "Pakailah sebagai kedok."
Dan ia sendiri pun memakainya.
Bagi Helian Kong, ini malah kebetulan, jadi
orang-orang di rumah Phoa Taijin tidak ada yang
245 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengenalinya. Namun Helian Kong masih
memutar otak, mencari cara bagaimana agar
jangan sampai ada korban di pihak penghuni
rumah Phoa Taijin. Baik Phoa Taijin dan
keluarganya sendiri maupun tamu-tamunya.
"Sekarang....."
Lima sosok tubuh pun berlompatan naik ke
tembok belakang rumah Phoa Taijin.
Di halaman belakang, seperti kemarin
malamnya, di halaman belakang itu ternyata Phoa
Bian-li sedang berlatih. Kalau kemarin malam ia
berlatih melempar pisau-pisau kecil dengan
sasaran boneka kayu sebesar manusia, sekarang ia
berlatih tenaga dengan ciok-so (kunci batu) yang
digerak-gerakkan teratur ke segala arah.
Tubuhnya basah keringat, napasnya terengahengah.
Ia kaget melihat lima orang berkedok hitam
memasuki halaman belakang rumahnya. Gembok
batunya langsung dijatuhkan ke tanah, lalu
menyambar senjata yang berserakan di sekitarnya, sebatang tombak tersambar di
tangannya. 246 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Siapa kalian" Apa maksud kalian datang
kesini malam-malam?" bentaknya sambil pasang
kuda-kuda. Helian Kong sekilas melihat kuda-kuda itu
dan mengenalinya sebagai pembukaan dari Yo-kejio-hoat (Ilmu Tombak Keluarga Yo). Pegangannya
nampak mantap, namun jelas belum memadai
untuk dipakai menghentikan para pembunuh
bayaran ini, meski Phoa Bian-li sendiri tidak
menyadarinya. Hap Yu-hoat menggoyang-goyang golok
kepala setannya dengan gaya yang garang sambil
membentak, "Suruh Helian Kong keluar untuk
terima kematian!" Phoa Bian-li membusungkan dada dan
menjawab dengan gagah, "Ia guruku. Sebelum
kalian berniat jahat kepada guruku, langkahi dulu
muridnya ini!" Helian Kong diam-diam menarik napas,
khawatir keselamatan pemuda remaja ini. Tibatiba Helian Kong menemukan sebuah akal yang
barangkali bisa menggertak "murid"nya ini dan
menyelamatkannya dari malapetaka. Helian Kong
melangkah maju sambil berkata dengan suara
247 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang dibuat berbeda dari suara aslinya, "Suruh
Helian Kong sendiri yang keluar. Kau bukan
tandingan kami, anak ingusan."
Dengan enaknya Helian Kong mencongkel
salah sebuah kunci batu itu dengan tongkat
rotannya. Kunci batu itu beratnya lima kilo lebih,
namun begitu dicongkel Helian Kong bisa
mencelat ke atas sampai empat meter lebih.
Waktu benda itu melayang turun kembali, Helian
Kong menyambutnya dengan sabetan tongkat
rotannya dan pecahlah kunci batu itu menjadi
delapan keping lebih. Phoa Bian-li kaget, bahkan Giam Bin-tong
yang congkak juga kaget. Namun pikirnya, "Boleh
juga Si Jago Kampung ini, tetapi dia tetap hanya
bertugas membantuku, akulah yang akan merebut
pahala utama dari pembunuhan Helian Kong ini."
Sementara ribut-ribut itu telah memancing
beberapa centeng rumah itu. Ada lima orang
centeng yang tegap-tegap dengan berbagai
senjata berdatangan ke situ.
"Apa yang terjadi di sini, Tuan Muda?"
"Orang-orang ini mencari Guruku.....?" sahut
Phoa Bian-li yang tetap ngotot menyebut Helian
248 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kong sebagai gurunya, sambil menuding orangorang berkedok di depannya, "Kelihatannya
mereka bermaksud tidak baik."
"Kalau bermaksud tidak baik, hajar saja, kan
habis perkara?" ujar seorang centeng berjenggot
kambing yang memegang tombak panjang. Ia
bekas seorang piauw-su (pengawal perjalanan)
yang cukup tangguh. Sementara Li Teng-kok dan rombongannya
juga sudah terbangun, lalu sambil membawa
senjata, mereka pun menuju ke halaman
belakang. "Ada apa ini?" tanya Li Teng-kok kepada
Phoa Bian-li. Phoa Bian-li mengulangi keterangannya tadi.
Li Teng-kok tidak berkata apa-apa, namun
tatapan matanya seperti menyalahkan Phoa Bianli, seolah-olah berkata, "Nah, ini gara-gara mulut
besarmu yang kau umbar di luaran, bercerita
kepada siapa saja bahwa Helian Kong adalah
gurumu." Tetapi Li Teng-kok sendiri lupa bahwa dia
jugalah yang mengobarkan kekaguman Phoa Bianli kepada Helian Kong melalui cerita-ceritanya.
Bahkan kemarin malam Li Teng-kok juga ikut
249 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mendorong-dorong Helian Kong agar menerima
pemuda remaja ini jadi murid.
Jumlah di pihak Phoa Taijin setelah
bergabungnya
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
para centeng dengan rombongannya Li Teng-kok jadi lima belas orang.
Namun menghadapi jumlah yang tiga kali
lipat dari pihaknya, Giam Bin-tong tidak kelihatan
gentar. Ia cabut sepasang pedangnya yang
bentuknya agak lain dari yang lain, batang
pedangnya sempit dan ujungnya runcing sekali. Ia
goyangkan sepasang pedangnya, dan saat pedang
digoyangkan maka sepasang tangannya seakan
berubah jadi beberapa pasang tangan dengan
beberapa pasang pedang pula yang bergerak
sekaligus. Orang-orang di pihak Li Teng-kok tergetar
melihat peragaan permainan pedang yang hebat
itu. Li Teng-kok dan kawan-kawannya adalah
orang-orang hebat di bidang kemiliteran. Mereka
pandai memimpin pasukan dan menyusun taktik
serta strategi, tetapi dalam hal pertarungan
perorangan, ketrampilan mereka barangkali hanya
setingkat dengan para centeng di rumah Phoa
250 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Taijin itu. Melihat demonstrasi Giam Bin-tong itu,
mereka melihat betapa berbahaya pihak mereka.
Giam Bin-tong tertawa dingin melihat
kekagetan di wajah orang-orang itu, "Yang mana
yang namanya Helian Kong" Lebih baik langsung
menyerah, daripada jatuh banyak korban."
"Kalian mau apakan Helian Kong?" tanya Li
Teng-kok. "Itu urusan kami. Serahkan saja Helian Kong.
Apakah kau Helian Kong?"
"Aku Li Teng-kok. Helian Kong tidak di sini."
"Kalau kalian menyembunyikannya, kalian
akan mampus." Li Teng-kok yang berwatak keras itu pun
menjawab, "Bersyukurlah kalian karena tidak
menjumpai Helian Kong malam ini. Kalau kalian
jumpa dia, kalian akan mampus."
"Jangan banyak omong. Di mana Helian
Kong?" "Dia tidak tinggal di sini."
"Kabar yang beredar menyebutkan dia di
sini." "Hanya mampir, tidak tinggal di sini."
251 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bocah ingusan itu mengaku sebagai
muridnya, pasti dia tinggal di sini. Mana dia?"
"Sudah dibilang tidak ada, kenapa kalian
ngotot" Kalian pikir orang macam Helian Kong itu
bersembunyi karena ketakutan melihat kalian"
Seandainya kalian berlima ini semuanya berkepala
tiga dan bertangan enam, Helian Kong akan
membabatnya sampai protol semua!"
Hap Yu-hoat pun marah mendengar jawaban
Li Teng-kok itu, lalu berkata, "Sobat Giam, buat
apa banyak bicara" Tumpas saja seisi rumah ini
lalu kita geledah sampai Helian Kong ditemukan."
Giam Bin-tong menerima usul itu, "Tumpas
mereka!" Helian Kong sejati yang berada di pihak
orang-orang berkedok dengan nama samaran Ek
Beng-ti itu, kini benar-benar bingung. Dia tahu
bahwa begitu pembunuh-pembunuh bayaran itu
mengganas, Li Teng-kok dan orang-orang di
pihaknya pasti akan tertumpas habis, biarpun
tidak dalam sesaat. Helian Kong sudah berpikir
untuk membuka kedoknya sendiri dan menyelamatkan orang-orang di pihak Phoa Taijin,
tapi sebelum cara terakhir itu dilaksanakan,
252 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong masih ingin mencoba sebuah cara
untuk mencegah mengganasnya pembunuhpembunuh bayaran ini.
Di saat para pembunuh bayaran siap
bergerak, Helian Kong justru menjatuhkan dirinya
sambil pura-pura mengaduh dan memaki, "Aduh!
Siapa menyerangku secara gelap?"
Para pembunuh bayaran menoleh dengan
kaget, tanya Cong Seng, "Ada apa, Sobat Ek?"
Helian Kong pura-pura bangkit dengan agak
sempoyongan, katanya, "Ada yang melempar aku
sehingga aku roboh!"
Para pembunuh bayaran itu kaget, kalau
sampai Ek Beng-ti yang sanggup mengalahkan Si
Pedang Buruk ini dapat disambit jatuh, pastilah
penyambitnya amat hebat. Orang-orang itu
celingukan kesana-kemari dengan waspada.
Sementara Phoa Bian-li sudah berseru
kegirangan, "Pasti guruku yang datang! Guru,
cepatlah keluar dan hajar orang-orang jahat ini!"
Li Teng-kok pun kegirangan, "Saudara Helian,
kaukah itu?" Sementara Helian Kong sudah mengobatabitkan pentung rotan di sekitar tubuhnya, sambil
253 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berteriak-teriak, "Helian Kong! Keluarlah kalau
berani! Hadapi aku, Ek Beng-ti! Biar kulihat
sampai di mana kehebatanmu!"
Pembunuh-pembunuh bayaran yang lainnya
pun ikut mencaci-maki Helian Kong sambil
menantang-nantang. Helian Kong sendiri diam-diam mencari akal
agar bisa memperpanjang kebingungan para
pembunuh bayaran ini. Waktu itu, Si Golok Kepala Setan Hap Yuhoat juga sedang berteriak-teriak menantang
Helian Kong. Tiba-tiba saja dia juga mengaduh
lalu terjungkal jatuh. Sekarang Helian Kong yang heran. Tadi ia
pura-pura jatuh, namun sekarang Hap Yu-hoat
jatuh sungguhan, tidak pura-pura. Helian Kong
sekarang bersungguh-sungguh menatap dan
memeriksa ke sekelilingnya, dan matanya yang
tajam kemudian menangkap sesosok bayangan
hitam yang berdiri di atas genteng rumah Phoa
Taijin. Ternyata kemudian Giam Bin-tong juga
melihatnya, dan berteriak menantang, "He,
254 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jangan hanya berani main sambit dari jauh!
Turunlah!" Sekarang mata semua orang tertuju ke sosok
di atas genteng itu. Sosok yang tegap, dengan
baju berwarna gelap yang bergerak-gerak kena
angin malam, memakai tudung bambu yang lebar
biarpun di malam hari. Agak ragu-ragu Helian Kong menduga
seseorang. Sementara Phoa Bian-li sudah berteriak
kegirangan, "Guru!"
Orang di atas genteng itu tidak menjawab.
Cong Liu membentak, "He, siapa kau?"
Orang di atas genteng itu menjawab dengan
suaranya yang berat, "Aku Helian Kong."
Helian Kongnya sendiri yang di bawah,
menarik napas, geli campur heran, "Hem, aku
sedang menyamar jadi Ek Beng-ti, sekarang
ketemu orang yang menyamar sebagai aku."
Demi samarannya, Helian Kong ikut
menantang, "Helian Kong! Turun kemari! Aku
remukkan tulang-tulangmu!"
255 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Orang itu tiba-tiba meluncur turun seperti
seekor elang terjun dari langit menyambar
mangsanya. Giam Bin-tong melompat menyongsong
luncuran orang itu, sepasang pedangnya gemerlap
menggunting ke pinggang orang yang mengaku
Helian Kong itu. Di sini nampak kecurangan si
pembunuh bayaran yang berjuluk Sai-hong-kiam
(Pedang Secepat Angin) ini, karena lawannya
belum menggunakan senjata tetapi Giam Bin-tong
sudah menggunakan senjatanya. Giam Bin-tong
khawatir kalau sampai pahala membunuh Helian
Kong ini direbut Ek Beng-ti si jago kampung.
Dua bayangan berpapasan di tengah udara,
yang satu meluncur dari atas, yang lain
menyongsong dari bawah dengan pedang bersilang
bagai gunting. Sepasang pedang itu hampir berhasil
menggunting ke pinggang "Helian Kong", namun
tiba-tiba tubuh itu berputar bagai gasing. Giam
Bin-tong tidak merasakan pedangnya mengenai
apa-apa, sebaliknya pundaknya malah tertimpa
sesuatu yang keras dan berat lalu dari udara
berketinggian dua meter tubuhnya terhempas
256 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jatuh ke tanah, tanpa keseimbangan. Yang
menimpa pundaknya tadi ternyata adalah tumit
dari "Helian Kong" gadungan itu.
"Helian Kong" sudah mendarat di tanah, dari
bawah tudung bambunya ia menatap tajam orangorang berkedok di hadapannya, katanya dingin,
"Orang-orang macam kalian ini yang membuat
negeri kacau dan susah dipertahankan dari
serbuan bangsa Manchu, padahal bangsa Manchu
itu jauh lebih sedikit dari bangsa Han kita. Orangorang macam kalian inilah, yang mau disuruh apa
saja demi uang. Kalian memang harus dihajar."
Lalu orang itu menghunus pedang dari
punggungnya, pedang yang kelihatan berat dan
tebal. Orang itu sebetulnya membawa dua
pedang, sebab gagang pedang yang mencuat dari
belakang pundaknya kiri kanan ada dua, namun ia
hanya mengambil satu pedangnya.
Lalu dengan gerakan dahsyat bagai gajah
mengamuk, ia terjang ke arah Hap Yu-hoat. Hap
Yu-hoat menangkis dengan golok kepala setannya
yang berat, ia juga mengandalkan tenaganya, tak
terduga malah Hap Yu-hoat sendiri yang
sempoyongan karena kalah tenaga.
257 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Giam Bin-tong melompat menyongsong luncuran orang itu,
sepasang pedangnya gemerlapan menggunting ke pinggang
orang yang mengaku Helian Kong itu.
258 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tetapi orang yang mengaku Helian Kong itu
tidak meneruskan serangan ke arah Hap Yu-hoat,
melainkan berpindah ke arah Cong Liu, yang
terdekat dengan Hap Yu-hoat.
Cong Liu agak kelabakan akan serangan
mendadak itu, adiknya datang membantu, namun
dengan segera "Helian Kong" melompat meninggalkannya lalu menyerbu "Ek Beng-ti" yang
bukan lain adalah Helian Kong tulen. Helian Kong
bertahan beberapa gebrak dengan tongkat
rotannya, habis itu lalu "menunjukkan setia
kawan" dengan Giam Bin-tong dan lain-lainnya
yaitu roboh. Robohnya Helian Kong ini disengaja,
ia biarkan kakinya kena sapuan kaki Helian Kong
gadungan. Begitulah, sekali turun tangan Si Helian Kong
gadungan menyerang semua lawannya, lalu ia
berhenti menyerang dan berdiri dengan gagah
sambil berkata, "Kalau kalian tahu diri, pergilah
dari depanku dan hentikan sikap kalian yang
hanya mementingkan diri sendiri tanpa menyadari
rawannya soal ini bagi keselamatan negeri. Tapi
kalau kalian belum puas, berdirilah, hadapi aku.
259 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jangan usik yang lain! Aku Helian Kong akan
membuat kalian tak lupa kejadian malam ini!"
Helian Kong sejati diam-diam membatin,
"Wah, ini yang palsu tetapi jauh lebih garang dari
aslinya." Giam Bin-tong masih penasaran, ia sudah
berdiri lagi dengan pakaian penuh debu. Ia
melangkah perlahan mengitari "Helian Kong"
sambil mengintip mencari sudut serangan yang
menguntungkan. Sepasang pedangnya pun melakukan berbagai gerak kembangan untuk
memecahkan konsentrasi lawan.
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hap Yu-hoat yang tidak mau kehilangan
hadiah dari Au Ban-hoa itu juga ikut mengepung,
begitu pula Sepasang Serigala dan Helian Kong
yang asli. Demikianlah Helian Kong gadungan dikepung
lima orang, sementara para centeng serta Li
Teng-kok dan teman-temannya tidak berani ikut
campur. Mereka sadar bahwa pertempuran yang
berlangsung bakal terlalu cepat dan terlalu rumit
buat mereka. Sebuah bentakan terdengar, pedang kiri
Giam Bin-tong membuat gerak yang 260 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
membingungkan musuh kemudian menikam ke
leher dengan cepat, disusul pedang kanannya
membabat kaki. Helian Kong gadungan melompat
pendek menyelamatkan kakinya, sambil menangkis. Tetapi deru golok kepala setan Hap
Yu-hoat sudah menderu dan terasa di kulit
punggung. Dan Sepasang Serigala mengambil
sudut-sudut yang berbeda untuk mencoba
menutup peluang lawan. Sementara Helian Kong yang asli, entah
kenapa, tidak tega melihat "bayangan"nya itu
dikeroyok ganas. Maka Helian Kong asli belum ikut
menyerang, masih pura-pura belum menemukan
sudut serangan yang dirasa "sreg".
Perkelahian satu lawan lima pun berkobar
hebat. Meskipun salah satu dari lima pengeroyok
itu tidak bersungguh-sungguh, yaitu Helian Kong
yang asli. Gerakan senjata-senjata orang yang bertempur itu makin lama makin cepat. Kalau
mula-mula bisa diikuti oleh para penonton macam
Li Teng-kok, lama-lama susah mengikutinya. Yang
kelihatan hanyalah bayangan-bayangan yang
saling terkam dengan cepat, tahu-tahu terdengar
261 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
benturan senjata dan penontonnya tidak tahu
entah senjata siapa saja yang berbenturan itu.
Kadang-kadang benturannya berturut-turut dan
memekakkan telinga. Dalam gerakan serba cepat itu, peserta
pertempuran yang paling lamban adalah yang juga
paling pusing lebih dulu untuk mengikuti gerakan
kawan maupun lawan. Sementara Si Helian Kong gadungan sendiri
agaknya repot juga kalau hanya memakai satu
pedang, sedang keahliannya adalah memainkan
dua pedang. Biarpun ia setangkas harimau dan
setangguh gajah, menghadapi lima lawan
sekaliber Giam Bin-tong, Hap Yu-hoat, Sepasang
Serigala ditambah "Ek Beng-ti" maka terpaksa
"Helian Kong" gadungan harus mengeluarkan
pedangnya yang satu lagi. Maka "menarilah" dia
dengan lincah dan leluasanya. Lawan-lawannya
dipaksa mengakui dalam hati bahwa "Helian Kong"
memang tangguh. Di antara para pembunuh bayaran, Hap Yuhoat paling kuat tenaganya, tetapi paling lamban
gerakannya karena ia jarang melatih kelenturan
dan kecepatannya, sebaliknya sibuk membesarkan
262 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
ototnya. Kini dalam pertarungan bertempo tinggi
itu, ia yang paling sulit menyesuaikan diri.
Gerakan goloknya amat kuat, namun senantiasa
hanya menebas angin. Ia sering kehilangan arah
dan berputar-putar kebingungan, dan kalau
goloknya belum membacok temannya sendiri, itu
sudah suatu keberuntungan.
Kawan-kawannya sendiri menggerutui kelambanan Hap Yu-hoat itu, maka di samping
harus berhati-hati terhadap sepasang pedang
"Helian Kong" juga harus berhati-hati terhadap
golok Hap Yu-hoat yang sering kurang terkendali
itu. Lebih menjengkelkan lagi bagi Giam Bin-tong
dan Sepasang Serigala, adalah "Ek Beng-ti" yang
dari tadi hanya berputar-putar mencari sudut
serangan, tetapi belum juga menyerang sejurus
pun. Dalam jengkelnya Giam Bin tong membentak,
"Ek Beng-ti, kapan kau turun tangan?"
"Ek Beng-ti" menjawab dengan bersemangat,
"Baik! Sekarang juga aku terjun ke gelanggang!
Siapa mau kehilangan kesempatan baik untuk
263 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menjadi terkenal dengan membunuh Helian
Kong?" Bersemangat kata-katanya, bersemangat
pula tindakannya. Saking bersemangatnya sampai
menimbulkan kesulitan buat teman-temannya
sendiri. Sebab Helian Kong dalam bertempur
sengaja merusak posisi para pembunuh bayaran,
seolah-olah tidak sengaja, tetapi tubuhnya sering
menghalang-halangi gerak lanjutan dari Giam Bintong dan lain-lainnya.
Suatu kali Giam Bin-tong mendapat
kesempatan baik untuk melancarkan serangan
beruntun dengan sepasang pedangnya, tujuannya
ialah menggiring "Helian Kong" ke satu sudut yang
sudah disiapkan sebagai perangkap oleh Sepasang
Serigala, sementara Hap Yu-hoat membantu
menekan dari sudut lain. Rangkaian serangan Giam Bin-tong baru jalan
sebagian kecil, waktu "Ek Beng-ti" menyelonong
begitu saja sambil menghujamkan sabetan
rotannya kepada "Helian Kong", tetapi posisi
tubuh "Ek Beng-ti" sedemikian rupa menghalangi
gerak Giam Bin-tong sehingga Giam Bin-tong harus
menghentikan serangannya dan mencari sudut
264 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lain, kalau tidak, pedangnya akan mengenai
punggung teman sendiri. "Ek Beng-ti, hati-hati!" bentak Giam Bin-tong
gusar. "Ek Beng-ti" tidak mendengarkan, melainkan
terus menyerang "Helian Kong" dengan bersemangat, namun sebenarnya serangannya
tidak ada yang berbahaya. Bahkan suatu kali
"Helian Kong" kembali berhasil menyapunya
roboh. "Ek Beng-ti" bergulingan, namun arah
bergulingnya kembali malahan menghalanghalangi Cong Liu.
Di lain saat, "Ek Beng-ti" kembali
menyelonong, membuat Hap Yu-hoat buru-buru
membelokkan arah goloknya, sambil melompat ke
samping. Apa mau dikata, gerakan Hap Yu-hoat
yang bermaksud menghindarkan "Ek Beng-ti" dari
termakan goloknya itu malahan membuat Hap Yuhoat menempati titik sasaran yang empuk bagi
tendangan "Helian Kong". Si Helian Kong gadungan
pun tidak melewatkan kesempatan baik itu dan
menendang tepat kena perut Hap Yu-hoat
sehingga Hap Yu-hoat sempoyongan mundur
dengan perut terasa diaduk-aduk. Untuk beberapa
265 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
saat, Hap Yu-hoat harus jadi penonton saja sambil
cengar-cengir merasakan mulas perutnya.
Begitulah, masuknya "Ek Beng-ti" ke
gelanggang bukannya memperkuat pihak pembunuh bayaran, malahan membuat kerjasama
keroyokan mereka jadi berantakan. Banyak
peluang-peluang emas lenyap gara-gara "ketololan" "Ek Beng-ti".
Sebaliknya "Helian Kong" yang semula
mendapat tekanan berat menghadapi sekian
banyak pembunuh bayaran yang tangguh,
sekarang bertambah ringan bahkan mendapat
kesempatan-kesempatan baik. Dia berhasil
melukai pundak Cong Liu dan membuat senjata
Cong Seng terpental keluar tembok, kemudian
mendesak Giam Bin-tong hingga pontang-panting
menyelamatkan diri. Tetapi dengan pertimbangan tertentu yang
hanya diketahuinya sendiri, Helian Kong gadungan
itu belum ingin membunuh lawan-lawannya.
Waktu kerjasama gabungan para pembunuh
bayaran sudah buyar dan tak bakal bisa disusun
lagi dalam waktu singkat, "Helian Kong" justru
berhenti menyerang. Sambil menyilangkan 266 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sepasang pedang tebalnya di hadapan tubuh
dengan sikap gagah, ia berkata, "Enyahlah kalian
dari depanku. Malam ini aku sedang tidak
bernafsu membunuh. Tetapi kalau kalian masih
inginkan nyawaku, lakukanlah lain kali, sebab
malam ini kalian takkan berhasil. Malam ini
akulah yang akan membunuh kalian seandainya
aku mau." Giam Bin-tong dan kawan-kawannya tahu
bahwa mereka sudah dikalahkan. Mereka pergi.
Phoa Bian-li cepat mendekati "Helian Kong"
dan dengan kegirangan berkata, "Guru, sungguh
hebat kau berhasil mengusir pergi bandit-bandit
itu seorang diri. Ajarkan aku ilmunya, Guru."
Li Teng-kok yang cukup lama mengenal
Helian Kong, melihat adanya banyak perbedaanperbedaan kecil antara Helian Kong sahabatnya
dengan "Helian Kong" yang ini. Namun
bagaimanapun juga, orang ini sudah menyelamatkan nyawa seisi rumah Phoa Taijin. Li
Teng-kok mendekatinya, memberi hormat dan
berkata, "Terima kasih, Sobat, apakah kami
diijinkan mengetahui namamu, Sobat?"
267 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pertanyaan itu ramah dan tidak bermusuhan,
namun sekaligus menunjukkan kalau Li Teng-kok
sudah tahu orang itu cuma Helian Kong gadungan.
Orang itu pun agaknya tidak ngotot dengan
identitas palsunya, tetapi juga menyembunyikan
identitas aslinya. Sahutnya, "Aku tidak punya
banyak waktu, aku harus pergi."
Habis berkata demikian, tidak peduli pihak
tuan rumah setuju atau tidak, tubuhnya sudah
melesat melompati tembok belakang. Tinggal
Phoa Bian-li yang terlongong-longong kebingungan. "Jadi orang tadi bukan Suhu Helian Kong"
Tetapi hebat juga permainan sepasang pedangnya. Seandainya dia mau mengajari
aku....." Sementara itu, rombongan pembunuh
bayaran yang pulang dengan kegagalan itu
sepanjang jalan menggerutui "Ek Beng-ti" yang
dianggap telah mengacaukan segala-galanya.
Namun mereka belum curiga, mereka baru
menganggap bahwa Si "jago kampung" Ek Beng-ti
ini biarpun jago dalam perkelahian dan sudah bisa
mempecundangi Si Pedang Buruk, namun masih
268 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tolol kalau harus bertempur dalam kerjasama
dengan orang lain. Di suatu tempat, belum jauh dari kediaman
Phoa Taijin, Giam Bin-tong menjatuhkan bendera
kecil pemberian Au Ban-hoa tadi. Bendera
berlambang Pangeran Kui-ong. Agaknya sengaja
agar diketemukan lalu timbul sangkaan bahwa
orang-orang suruhan Pangeran Kui-onglah yang
menyatroni rumah Phoa Taijin malam itu.
"Suatu upaya untuk merenggangkan hubungan
antara Pangeran Kui-ong dengan kalangan para
panglima." kata Helian Kong dalam hatinya.
Helian Kong bermaksud mengambil bendera
kecil itu sebelum ditemukan oleh Li Teng-kok
atau yang lain-lainnya. Tetapi sudah tentu tidak
saat itu, nanti setelah bubar, Helian Kong diamdiam akan kembali ke tempat itu, maka
diperhatikannya tempat itu baik-baik dan diingatingatnya jalan-jalannya. Lam-khia adalah kota
terbesar di daratan Cina, bahkan lebih besar dari
Pak-khia, jalan-jalannya kelihatan sama semuanya. Namun Helian Kong tidak tahu, bahwa
setelah ia dan rombongannya berlalu, seseorang
269 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
datang ke tempat itu dan mengambil bendera
kecil itu. Orang yang tadi mengaku sebagai Helian
Kong itu. Kemudian orang itu duduk di tempat
gelap. Menunggu. Sementara orang-orang yang gagal itu telah
kembali ke kuburan, di sana Giam Bin-tong
melihat Au Ban-hoa sudah menunggu.
"Berhasil?" tanya Au Ban-hoa, sudah ingin
melihat potongan tubuh dari Helian Kong yang
pernah mengalahkannya. Bukannya menyodorkan potongan tubuh
Helian Kong, Giam Bin-tong malah menyodorkan
serangkaian dalih kegagalannya, dan sebagian
besar kesalahan ditimpakan kepada "Ek Beng-ti"
yang dikatakan tidak becus bekerjasama dengan
lain-lainnya. Alangkah kecewa dan gusarnya Au Ban-hoa.
Seandainya kondisi tubuhnya sedang baik dan
lukanya sudah sembuh, tentu akan ia hajar orangorang ini dengan tangannya sendiri. Tetapi Au
Ban-hoa tahu diri, sadar kondisinya belum pulih,
ia bisa dikeroyok mampus orang-orang bayarannya
sendiri. Maka Au Ban-hoa hanya mencaci-maki
mereka dan bersumpah takkan memakai lagi
270 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tenaga mereka. Habis mencaci-maki, ia pergi
dengan langkah sempoyongan.
Para pembunuh bayaran yang "kehilangan
order" itu pun bubar sambil menggerutu.
Sedang Helian Kong buru-buru kembali ke
tempat dibuangnya bendera kecil tadi. Ia
mencari-cari namun tidak menemukannya. Helian
Kong ragu-ragu, apakah ia salah mengenali
tempatnya" Maklum, di kota sebesar Lam-khia,
banyak tempat yang kelihatannya sama, apalagi
di malam hari. Saat Helian Kong mencari-cari, dari dalam
kegelapan terdengarlah suara, "Mencari benda
ini?" Helian Kong membalik tubuh dengan sigap,
menghadap ke arah suara itu. Ia terkejut bahwa
ada seseorang bisa berada cukup dekat dengannya
tanpa diketahuinya. Dan Helian Kong melihat dalam kegelapan
bahwa yang muncul itu bukan lain adalah orang
yang menyamar sebagai dirinya tadi.
"Kau mengambilnya?" tanya Helian Kong.
Orang itu melemparkan bendera kecil itu ke
arah Helian Kong dengan lemparan biasa, bukan
271 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lemparan serangan. Helian Kong menangkapnya
dan menyimpannya dalam bajunya.
Beberapa saat dua sosok tubuh itu saling
tatap dalam kebisuan, sampai terdengar orang
yang tadi mengaku sebagai Helian Kong itu
berkata, "Maaf, tadi aku pinjam namamu."
"Tidak apa-apa. Terima kasih karena kau
lindungi orang-orang di rumah itu. Mereka orangorang baik, pecinta-pecinta tanah air."
"Aku pun berterima kasih kepadamu. Aku
tahu tadi kau membantuku waktu kulawan
pembunuh-pembunuh bayaran itu. Kau mengacaukan kerjasama mereka."
"Kau kenali aku, meskipun waktu itu aku
berkedok dan memakai tongkat rotan yang bukan
senjata ciri khasku?"
"Gerakanmu kukenali. Biar hanya tongkat
rotan, tak kalah dahsyatnya dengan Pedang Elang
Besi kalau sudah di tanganmu."
"Kau terlalu memuji. Permainan sepasang
pedangmu juga maju pesat."
"Setelah guruku wafat, aku giat berlatih
sendiri. Apalagi setelah Sri Baginda juga wafat,
aku jadi kehilangan tujuan."
272 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong membalik tubuh dengan sigap, menghadap ke
arah suara itu. Ia terkejut bahwa ada seseorang bisa berada
cukup dekat dengannya tanpa diketahuinya.
273 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong menarik napas. Ia tahu yang
disebut "Sri Baginda" oleh orang itu bukanlah
kaisar dari dinasti Beng, melainkan si pemimpin
pemberontak Pelangi Kuning, Li Cu-seng, yang
memang dipanggil "Sri Baginda" oleh pengikutpengikutnya. Setelah Li Cu-seng menumbangkan
dinasti Beng, ia mengangkat diri dengan gelar
Kaisar Tiong-ong, namun belum sampai dua bulan
kedudukannya sudah runtuh diserbu tentara
Manchu. Li Cu-seng alias Kaisar Tiong-ong
melawan terus sambil mundur ke arah barat,
daerah basis Pelangi Kuning. Tetapi dia terjebak
di Pegunungan Kiu-kiong-san dan malah mati kena
perangkap binatang buas yang dipasang para
pemburu. Dulu kalau Helian Kong mendengar nama si
gembong pemberontak yang melawan dinasti
Beng ini, tentu rambut Helian Kong akan berdiri,
dicengkam rasa permusuhan. Namun sekarang
merasa bahwa rasa permusuhan itu sudah luntur
banyak, toh orangnya yang dimusuhi sudah mati,
dan lagi saat itu entah pendukung dinasti Beng
entah kaum Pelangi Kuning, punya musuh
bersama, yaitu Manchu. Helian Kong juga
274 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bersimpati kepada orang yang di depannya, yang
telah mengembalikan bendera kecil Pangeran Kuiong begitu saja, padahal bendera kecil itu bisa
menjadi alat adu domba yang ampuh di tangan
orang yang memusuhi dinasti Beng.
Kata Helian Kong, "Bendera kecil ini
sebenarnya bisa kau gunakan untuk mengacau
kerjasama antar Pangeran dinasti Beng, mengadu
domba mereka." Orang yang membawa sepasang pedang itu
duduk di atas batu, sambil menarik napas, "Buat
apa" Itu berarti mengulangi ketololan Bu Sam-kui.
Kalau dulu oleh ketololannya maka separuh di
belahan utara negeri ini jatuh ke tangan musuh,
apakah aku harus melakukan ketololan yang sama
sehingga separuh negeri di belahan selatan ini
pun direbut musuh?" Helian Kong mengangguk-angguk dan duduk
pula, beberapa langkah dari Yo Kian-hi, si tokoh
Pelangi Kuning yang baru saja menyamar sebagai
dirinya itu. Pujinya, "Wawasanmu luas, Saudara
Yo." Panggilan "Saudara Yo" yang hangat itu
melarutkan sama sekali sisa-sisa permusuhan
275 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
antara mereka. Permusuhan selama bertahuntahun karena mereka berada di pihak-pihak yang
bertentangan, dulu. "Kau tidak curiga kehadiranku di sini?" tanya
Yo Kian-hi. Helian Kong menyeringai dalam kegelapan,
"Jujur saja, agak curiga juga sedikit. Tadi siang
kulihat kau menyelinap di antara orang banyak di
depan kuil Thai-hud-si tempat Pangeran Kui-ong
bersembahyang, waktu itu aku merasa was-was
juga." Yo Kian-hi tertawa juga, "Kalau kita bertukar
tempat, aku pun akan mencurigai bekas musuhmusuhku, selagi aku di pihak yang ingin
membangun kembali sebuah reruntuhan. Tidak,
aku tidak menyalahkanmu. Tetapi aku ingin
memberi tahu suatu soal kepadamu."
"Soal apa?" Yo Kian-hi bungkam agak lama, namun berat
sekali untuk mengatakannya. Sehingga Helian
Kong bertanya pula, mengulangi, "Soal apa?"
"Aku..... mengkhawatirkan negeri leluhur
kita yang tinggal separuh ini."
276 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"O, itu bagus. Aku dan teman-temanku juga.
Tetapi kita bisa mempertahankannya kalau kita
lupakan permusuhan lama dan bersatu."
"Helian Kong, pasukan besar Manchu
bergerak ke selatan ini di bawah pimpinan
Jenderal Ni Kam, orang yang juga mendapat gelar
kebangsawanan Cin-ong."
Helian Kong tidak kaget. "Tidak mengherankan kalau Manchu ingin mencaplok
yang separuh lagi. Kalau Manchu berhenti di
utara, itu baru mengherankan. Tetapi ada
bagusnya juga, sesama bangsa Han seperti kita ini
jadi bersatu, melupakan yang lama."
"Ya, tetapi aku beritahu dua hal kepadamu.
Pertama, Manchu menyadari ini. Kedua, tidak
semua orang dari golongan Pelangi Kuning
bersikap seperti aku, ada sebagian yang belum
melupakan luka lama dan mereka..... berada di
Lam-khia!" "Astaga....." Helian Kong terkesiap. Sekaligus
ia paham kenapa Yo Kian-hi tadi berat berbicara,
rupanya karena mau tidak mau demi kecintaannya
kepada tanah air ia membongkar rahasia teman277 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
temannya sendiri, bekas sesama orang-orang
Pelangi Kuning. Helian Kong tidak bisa duduk santai lagi, ia
gelisah seperti duduk di atas bara, sebab ia sudah
mengalami sendiri betapa lihainya kaum Pelangi
Kuning ini kalau menyusun jaringan mata-mata.
Jaringan mata-matanya bisa merambat di dalam
golongan musuh, merambat seperti kanker yang
mencengkeram segala bagian. Di jaman Kerajaan
Beng masih tegak di Pak-khia dulu, kaum Pelangi
Kuning bahkan berhasil menyelundupkan orangorangnya sampai ke istana kaisar melalui jalan
yang berliku. Untuk membongkarnya, Helian Kong
harus menghilang total dari perhatian umum
selama berbulan-bulan, menyamar jadi gelandangan dan melacak jaringan musuh mulai
dari lapisan paling bawah sampai ke "pusat"nya
yang bersembunyi dalam istana kaisar.
Suaranya jadi berat dan bersungguhsungguh, "Saudara Yo, demi negeri bangsa Han
kita, kumohon kau mau bicara lebih banyak soal
ini." 278 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong begitu memohon, sebab ia tahu,
kalau Yo Kian-hi bicara terang-terangan, ia bisa
dianggap mengkhianati teman-temannya sendiri.
Kata Yo Kian-hi, "Yang pertama, soal Manchu
tadi. Pembunuhan massal yang mereka lakukan di
Yang-ciu dan Ke-teng, agaknya mereka sadari
malah menimbulkan kegusaran seluruh bangsa
Han, biarpun kegusaran karena kemarahan
bersama. Itulah sebabnya Pangeran Toh Ji-kun
yang menjadi Wali Kaisar menarik adik tirinya,
Pangeran Toh Sek-kun yang memerintahkan
pembantaian itu. Kami dengar di Pak-khia, Toh
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sek-kun didamprat habis-habisan oleh Dewan
Istana dan dicopot dari kedudukannya sebagai
Panglima Tertinggi Manchu. Sekarang yang
menjadi Panglima Tertinggi malah orang Manchu
yang tidak berdarah kerajaan, Jenderal Ni Kam,
yang diberi gelar kebangsawanan Cin-ong."
"Jaringan mata-mata kalian masih sangat
hebat seperti dulu," komentar Helian Kong.
"Sehingga kalian tahu apa yang terjadi dikalangan
intern orang-orang Manchu."
Yo Kian-hi tersenyum. Pujian yang didapat
dari bekas musuh besar rasanya jauh lebih nikmat
279 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dari pujian yang diucapkan oleh teman-teman
sendiri. Kemudian ia melanjutkan kata-katanya, "Ni
Kam ini lebih halus cara kerjanya. Dia bertekad
akan menarik simpati seluruh bangsa Han, agar
bangsa kita tidak menganggap Manchu sebagai
orang asing. Dia menghentikan gerakan pasukan
besarnya ke selatan."
Helian Kong cepat menyambung, "Ini yang
berbahaya. Gerakan militer Manchu terbukti
merangsang persatuan seluruh bangsa Han. Tetapi
kalau Manchu berhenti bergerak ke selatan,
berlagak seolah-olah tidak berniat mencaplok
wilayah selatan, itu bisa merangsang orang-orang
Han yang di selatan untuk kembali bersaing
berebut kekuasaan." "Ini juga yang aku khawatirkan. Buktinya
kawan-kawanku ....." Yo Kian-hi tiba-tiba berhenti
berbicara. "Lanjutkan, Saudara Yo."
Helian Kong tahu, pembicaraan selanjutnya
akan berkisar soal orang-orang Pelangi Kuning,
teman-teman Yo Kian-hi yang telah menyelundup
ke Lam-khia dengan masih membawa dendam di
280 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hati, dendam terhadap keturunan dinasti Beng
dan hendak mengadu domba mereka.
Di luar dugaan, Yo Kian-hi menggelengkan
kepala dan berkata, "Tidak. Aku mengubah
keputusanku....." "Saudara Yo, teman-temanmu itu bukan
cuma berbahaya buat keturunan dinasti Beng,
tetapi juga buat tanah air bangsa Han yang masih
tersisa separuh ini. Karena itu katakanlah,
agar....." "Tidak. Maaf, Saudara Helian. Biar aku coba
sekali lagi untuk membujuk teman-temanku.
Kalau aku gagal, baru akan kukatakan kepadamu."
"Saudara Yo....."
Yo Kian-hi sudah berdiri dan lenyap dalam
kegelapan malam. Tinggal Helian Kong yang termangu-mangu
sendirian memikirkan gawatnya keadaan. Akhirnya dia pun melangkah lunglai untuk pulang,
sambil berkata dalam hati, "Mudah-mudahan Yo
Kian-hi berhasil membujuk kawan-kawannya."
Soal keberatan Yo Kian-hi membocorkan
tindak-tanduk kawan-kawannya kepada Helian
Kong, Helian Kong sendiri bisa memaklumi. Helian
281 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kong sendiri punya sahabat-sahabat dan
merasakan akrabnya ikatan batin satu sama lain,
tidak mudah untuk membelakangi begitu saja
sahabat-sahabat seakrab itu, biar dengan taruhan
yang amat besar sekalipun.
*** Helian Kong sudah berjanji kepada Li Tengkok untuk hadir dalam perjamuan penghormatan
para perwira yang akan diselenggarakan di rumah
Phoa Taijin. Phoa Taijin sebenarnya ingin
mengirim tandu untuk menjemput Helian Kong, ia
begitu menghormati Helian Kong, namun karena
Helian Kong sendiri menyembunyikan "alamat"nya
demi kelancaran tugas bawah tanahnya, maka
jemputan tandu ditiadakan. Helian Kong berjanji
akan datang, biar hanya berjalan kaki.
Seragam panglima Helian Kong sudah tidak
ada, dimusnahkan pada saat Helian Kong bertekad
menjadi peladang di pegunungan dan tidak mau
ikut campur lagi urusan berebut kekuasaan.
Ternyata sekarang Helian Kong ada di Lam-khia
dan kembali terlibat kelanjutan dari urusan lama,
282 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sedang seragam militernya sudah terlanjur tidak
ada. Maka Helian Kong datang ke pesta dengan
memakai jubah panjang murahan yang dibelinya
dengan tergesa-gesa toh dengan pakaian murah
itu ia melangkah tegap penuh percaya diri ke
tempat pesta. Helian Kong juga sudah mengatakan kepada
iparnya, Siangkoan Heng, bahwa dia pun
diundang. Maka Siangkoan Heng juga terburu-buru
membeli jubah baru untuk pesta. Mereka
berangkat sendiri-sendiri untuk mempertahankan
penyamaran mereka, meski kali ini mereka tentu
saja ke pesta tanpa menyamar.
Siangkoan Yan ditinggalkan sendiri di rumah
sewaannya, menjaga si kecil Helian Beng. Namun
ibu muda itu melegakan suami dan kakaknya
bahwa ia mampu menjaga diri.
Tiba di rumah Phoa Taijin, hampir saja
Helian Kong diusir karena pakaiannya kalah
mentereng dengan penjaga pintu. Untung ada
pegawai bawahan Phoa Taijin yang mengenalinya,
sehingga Helian Kong disambut ke dalam.
Ternyata Helian Kong adalah yang datang
paling awal, yang lain-lain belum nampak batang
283 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hidungnya, kecuali Phoa Taijin sekeluarga serta Li
Teng-kok dan kawan-kawannya yang memang
menginap di situ. Meski demikian, semuanya menyambut
Helian Kong dengan girang, bahkan Phoa Bian-li
langsung berlutut dan memanggil, "Guru!"
Setelah Helian Kong dipersilahkan duduk di
tempat terhormat, ia menyapukan pandangannya
ke arah meja-meja dan kursi-kursi yang masih
kosong. Satu meja satu kursi diatur sekeliling
empat persegi dengan tempat kosong di tengahtengahnya. Di satu sudut, di belakang para
undangan, serombongan pemusik sewaan sudah
memainkan beberapa lagu untuk menghidupkan
suasana. Secara tradisi, meja-meja yang di sisi
timur adalah tempat-tempat paling terhormat,
dan Helian Kong mendapat salah satu tempat di
sisi timur. Li Teng-kok juga, karena ia mewakili
Jenderal Thio Hian-tiong dari Se-cuan yang
berhalangan datang. "Saudara Li, yang lain-lain belum datang?"
tanya Helian Kong. 284 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Terlambat sedikit soal biasa, tetapi mereka
sudah sanggup untuk datang semuanya," sahut Li
Teng-kok. "Eh, mana Saudara Siangkoan?"
"Dia juga akan datang, tetapi kami memang
jalan sendiri-sendiri."
"Saudara Helian, masih ingat apa yang harus
kita katakan, bukankah begitu?"
"Tentu saja masih ingat, kan baru kemarin
lusa Saudara Li katakan" Pokoknya, kita harus
mengajak para panglima bersatu, jangan dulu
terpecah-belah gara-gara mendukung pangeran
yang berbeda-beda. Dengan bersatu, kita punya
kekuatan untuk memilih yang terbaik bagi masa
depan negeri ini, bukankah begitu?"
"Benar. Dan Saudara Siangkoan juga sudah
kau beritahu agar bicara senada denganmu?"
"Sudah." "Mudah-mudahan para jenderal masih
terpengaruh oleh wibawa almarhum Menteri
Siangkoan Hi yang jujur dan tulus, sehingga
mereka pun mendengarkan kata-kata Saudara
Siangkoan." "Mudah-mudahan."
285 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Dan mudah-mudahan pula kiriman hadiah
yang diobral oleh para pangeran kepada para
jenderal, tidak mempengaruhi para jenderal
sehingga dijadikan boneka atau corong suara dari
pangeran tertentu." "Para pangeran sudah mengobral hadiah?"
tanya Helian Kong. Li Teng-kok mengangguk, yakin pasti bahwa
Helian Kong bukanlah orang yang pendiriannya
bisa dibeli dengan hadiah berapapun mahalnya, Li
Teng-kok berterus terang, "Ya, Saudara Helian
sendiri kebanjiran hadiah, dialamatkan ke sini.
Agaknya para pangeran sudah mendengar kalau
Saudara Helian ada di Lam-khia dan sering datang
kemari." "Siapa pengirimnya?"
"Lengkap. Ada yang dari Pangeran Hok-ong
sendiri, ada yang dari Pangeran Kui-ong, Lou-ong,
Tong-ong, Kong-ong....."
Helian Kong menyeringai, "Wah, aku jadi
orang kaya mendadak, ya?"
Li Teng-kok tertawa, "Mau Saudara Helian
lihat hadiahnya" Masih disimpan dan bungkusannya belum dibuka."
286 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak usah. Dititipkan di rumah ini dulu."
Li Teng-kok paham, Helian Kong tidak ingin
tindakannya menerima hadiah itu ditafsirkan
memihak ke salah satu pangeran. Helian Kong
ingin di mata jenderal-jenderal lainnya ia masih
nampak dan dipercaya kenetralannya sehingga
suaranya didengar. "Saudara Li sendiri?"
"Aku pun orang kaya mendadak seperti
Saudara Helian, dan panglima-panglima lain dari
berbagai daerah yang berkumpul di Lam-khia ini
pun begitu. Kaya mendadak."
Helian Kong menarik napas, prihatin, "Mudahmudahan rekan-rekan itu nanti masih bisa kita
ajak bicara dengan nalar, tanpa dipengaruhi
hadiah-hadiah yang sudah mereka terima."
"Jangan khawatir. Kita tahu orang-orang
macam apa Jenderal Thio Hong-goan dari Ciatkang, Jenderal The Ci-liong dari Hok-kian dengan
puteranya, Laksamana The Seng-kong. Biar
tumpukan emas ditaruh di depan hidung mereka,
hati mereka takkan goyah oleh itu."
"Kita harapkan begitu."
287 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Eh, Saudara Helian, kemarin tempat ini
didatangi orang-orang jahat yang mencarimu.
Tetapi ada orang yang menyamar sebagai dirimu
menolong kami." lalu berceritalah Li Teng-kok
panjang lebar. Helian Kong pura-pura mendengarkan dan
mengomentari di sana-sini, namun sambil tertawa
dalam hati. Sudah tentu ia tahu semuanya,
bahkan Helian Kong adalah salah satu dari "orang
jahat" yang mendatangi tempat itu.
Helian Kong sengaja tidak bercerita bahwa Si
Helian Kong Gadungan itu adalah tokoh Pelangi
Kuning yang sudah luntur permusuhannya dengan
Helian Kong. Helian Kong tahu, belum semua
pendukung dinasti Beng bisa memaafkan kaum
Pelangi Kuning. Dan sebaliknya, belum semua
sisa-sisa Pelangi Kuning terhapus permusuhannya
dengan dinasti Beng. Untuk sementara, "gencatan
senjata" antara dinasti Beng dan Pelangi Kuning
itu biarlah di antara dirinya sendiri dengan Yo
Kian-hi dulu. Obrolan mereka terhenti ketika penjaga
pintu melaporkan bahwa Jenderal Thio Hong-goan
288 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dari Ciat-kang sudah datang bersama pengawalpengawalnya.
"Mari kita sambut dia....." ajak Li Teng-kok
kepada Helian Kong. "Berhati-hatilah
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengucapkan kata-kata."
Orang-orang itu berbondong-bondong menyambut keluar. Selain Phoa Taijin dan
anaknya, Helian Kong, juga Li Teng-kok dan dua
rekannya yaitu Gai Leng-ki dan Lau Bun-siu.
Jenderal Thio Hong-goan yang menguasai
pasukan amat kuat di seluruh Ciat-kang itu,
adalah seorang berusia lima puluhan yang
bertubuh kokoh, perutnya gendut, berewoknya
pendek-pendek dan kaku seperti ijuk, campuran
warna hitam dan putih. Ia datang tanpa seragam
militernya, hanya dengan jubah orang sipil.
Karena kalah pangkat, Li Teng-kok, Helian
Kong, Gai Leng-ki dan Lau Bun-siu cepat-cepat
berlutut memberi hormat. Sedangkan Phoa Taijin
hanya membungkuk saja. Thio Hong-goan tanpa sungkan menerima
hormat mereka, kemudian berkata kepada Li
Teng-kok dan lain-lainnya yang masih berlutut,
"Aku senang melihat perwira-perwira muda yang
289 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tetap bersemangat. Kalianlah harapan kami,
apabila kami yang tua-tua ini sudah dimakan
cacing tanah. Bangkitlah, perkenalkan diri
kalian." "Kami adalah bawahan-bawahannya Jenderal
Thio Hian-tiong di Se-cuan. Kami mewakili beliau,
karena beliau berhalangan hadir," kata Li Tengkok.
Thio Hong-goan mengangguk-angguk, "Aku
paham jika jenderalmu tidak datang. Aku dengar
bangsat-bangsat Manchu mengerahkan pasukan
besar dipimpin si pengkhianat Bu Sam-kui untuk
merebut Se-cuan yang subur. Tentu jenderalmu
lebih mementingkan itu. Eh, pernah kudengar
bahwa Jenderal Thio punya empat perwira
andalan yang dijuluki Empat Harimau, apakah ini
kalian berempat?" "Panglima terlalu memuji kami. Aku Li Tengkok."
290 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jilid VI "Yang menurut kabar secerdik Cukat Liang?"
sergah Jenderal Thio Hong-goan.
Li Teng-kok tersipu, "Itu terlalu dilebihlebihkan. Mana bisa aku dibandingkan tokoh
legendaris itu" Yang ini adalah Gai Leng-ki dan
yang ini Lau Bun-Siu."
"Lha, ini....." Jenderal Thio menunjuk Helian
Kong. Li Teng-kok menjawab, "Kami yang disebut
Empat Harimau tidak lengkap berada di Lam-khia
semua. Kurang satu, yaitu Saudara Sun Ko-bong
yang mendampingi Jenderal Thio Hian-tiong
mempertahankan Se-cuan. Sedangkan ini adalah
Saudara Helian Kong."
Begitu mendengar nama Helian Kong,
Jenderal Thio Hong-goan tercengang, lalu dengan
perasaan haru memeluk Helian Kong sambil
berkata, "Jadi inikah panglima muda bernyali
macan yang dulu berani menentang si busuk Co
Hua-sun" Ah" Inilah contoh seorang yang
bersemangat prajurit sejati. Kalau aku 291 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menasehati orang-orangku, aku selalu memakaimu sebagai contoh."
Helian Kong terharu sehingga tak mampu
berkata-kata. Selama ini Helian Kong berpikiran
agak sempit bahwa dirinya sudah berjuang matimatian tetapi senantiasa gagal, sehingga tidak
jarang Helian Kong nyaris terjerumus ke dalam
perasaan iba diri. Ternyata lebih benar yang
dikatakan Puteri Tiang-ping yang sekarang sudah
menjadi Bhikuni Siok-sim, tentang diri Helian
Kong, bahwa Helian Kong menganggap diri sendiri
kelewat remeh. Tidak sadar bahwa keharuman
namanya bahkan sampai ke kuping Jenderal Thio
Hong-goan yang berada jauh di selatan.
Phoa Taijin kemudian mempersilahkan
Jenderal Thio Hong-goan duduk di sisi timur,
tempat kehormatan, sedangkan perwira-perwira
bawahan dan pengiring-pengiring lainnya di sisisisi yang lain.
Kemudian datang pula Jenderal The Ci-liong
dari Hok-kian bersama puteranya, Laksamana The
Seng-kong yang armada perang lautnya disegani
kapal-kapal negeri-negeri barat.
292 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
The Ci-liong sudah putih semua rambutnya,
alisnya serta kumis dan jenggotnya, meskipun
demikian dia berjalan dengan tegap tanpa
dibantu tongkat dan juga tanpa dituntun orang.
Puteranya, Laksamana The Seng-kong lebih
kurang seusia dengan Jenderal Thio Hong-goan.
Ayah dan anak ini pun ternyata tidak memakai
pakaian kebesaran militer, melainkan berjubah
sipil. Begitu pula ajudan-ajudan mereka.
Begitulah suasana makin meriah. Yang
diundang ternyata bukan cuma pentolan-pentolan
militer di wilayah selatan, melainkan juga utusan
rombongan bangsawan yang patut diperhitungkan
pengaruhnya. Antara lain ada wakil dari
Bangsawan Bok Thiam-po yang berkuasa di
Propinsi Hun-lam turun temurun, dan sudah
ratusan tahun memegang gelar kebangsawanan
Kok-kong, sehingga Bok Thiam-po juga disebut
Bok Kok-kong. Namun Bok Kok-kongnya sendiri
tidak hadir, ia hanya diwakili orang kepercayaannya yang bernama Im Hai-lip, seorang
setengah baya yang berpakaian seorang sastrawan
namun di rimba persilatan dikenal sebagai Thaihong-si (Si Kipas Taufan).
293 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Acara-acara hiburan serta hidangan pun
berlangsung lancar, sesuai dengan susunan acara.
Semua wajah kelihatannya gembira, namun
Helian Kong merasa tegang di dalam hati, tegang
bagaimana nanti harus mengawali pembicaraan
serius tentang penyatuan sikap para jenderal
dalam menghadapi persaingan perebutan tahta
oleh para pangeran" Bagaimana kalau terjadi
kesalah-pahaman" Tetapi yang tegang bukan Helian Kong
sendirian, melainkan juga Li Teng-kok yang duduk
di meja di sebelahnya, yang sebentar-sebentar
mengusap jidatnya yang berkeringat padahal suhu
udara cukup dingin. Ternyata waktu Helian Kong memperhatikan
tamu-tamu lain, perasaan tegang itu bukan
monopoli dia dan Li Teng-kok sendiri. Dilihatnya
tamu-tamu yang lain meskipun pura-pura mau
nampak gembira dan bebas, sulit menyembunyikan kalau sikap mereka pun hanya
dibuat-buat. Rupanya orang-orang itu pun
menyadari bahwa perjamuan ini tidak sekedar
kumpul-kumpul untuk makan-minum, menonton
tarian dan mendengarkan musik, melainkan ada
294 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sesuatu yang ingin dikatakan. Hanya saja, belum
ada yang berani mulai mengatakannya.
Jenderal The Ci-liong sebagai orang tertua
dalam pesta itu, juga paling terhormat
kedudukannya karena anaknya, Laksamana The
Seng-kong, juga menyandang gelar kebangsawanan Yan-peng Kun-ong, sadar bahwa
orang-orang tidak berani bicara mungkin karena
sungkan melangkahi dirinya. Maka The Ci-liong
pun menaruh sumpit dan cawannya, lalu
mengangkat sebelah tangannya sebagai isyarat.
Orang-orang serempak berhenti berbicara
satu sama lain, para pemain musik pun diberi
isyarat oleh Phoa Taijin agar menghentikan
permainan dulu, dan para penari yang belum
menyelesaikan tarian pun melangkah keluar.
The Ci-liong ingin mengajak semua orang
memasuki pembicaraan yang bersungguh-sungguh,
namun tidak dalam suasana tegang. Maka ia
tersenyum sambil mengelus jenggot panjangnya
yang putih, katanya kalem dengan suaranya yang
serak, "Kita semua berterima-kasih bahwa tuan
rumah telah menghidangkan masakan-masakan
lezat, arak tua bermutu tinggi, musik yang merdu
295 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan tarian-tarian indah. Tetapi jarang sekali kita
berkumpul selengkap ini, karena letak pos kita
berjauhan. Sekarang adalah kesempatan baik,
selagi kita berkumpul, bagaimana kalau kita
perbincangkan juga nasib tanah air kita?"
Memang itu yang ditunggu-tunggu, maka
sambutan setuju terdengar bersemangat dari
sana-sini. Helian Kong berdoa mudah-mudahan
jangan terlalu bersemangat sehingga kehilangan
akal jernih. The Ci-liong mengangguk puas sambil
mengelus jenggotnya lagi, "Nah, siapa mau
mendahului bicara" Jangan sungkan-sungkan. Kita
semua sebenarnya adalah orang yang setujuan,
sama-sama berprihatin akan nasib tanah air,
maka semuanya boleh mengeluarkan pendapat
dengan bebas, tanpa pandang tinggi rendah
pangkatnya." Helian Kong tahu diri, meski dia adalah
"orang istimewa" karena kegigihannya membela
dinasti, tetapi dari soal pangkat, ada banyak yang
lebih senior dari dia di ruangan itu. Sebenarnya,
dia sungkan menyerobot waktu untuk berbicara,
tetapi kalau tidak cepat bicara dia khawatir akan
296 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
didahului pembicara yang mendukung salah satu
pangeran, lalu mungkin akan dibantah oleh
pembicara lain yang mendukung pangeran lainnya
lagi, lalu ruangan itu akan menjadi ajang
perdebatan dan awal perpecahan. Maka Helian
Kong, meskipun dengan agak tersipu-sipu, berdiri
dan berkata, "Tuan-tuan sekalian, aku mohon
maaf kalau aku lancang mendahului bicara,
sedang di tempat ini masih ada orang-orang yang
lebih tinggi dan lebih agung dari aku. Tetapi oleh
desakan hatiku, perkenankanlah aku berbicara....." The Ci-liong mengangguk-angguk.
Sementara Helian Kong melanjutkan, "Seperti
kata Jenderal The tadi, perjamuan ini memang
tidak sekedar makan-minum dan menikmati
hiburan. Tetapi, Saudara Li Teng-kok yang
mempunyai gagasan mengadakan perjamuan ini,
memang punya maksud. Saudara Li sudah
membicarakannya denganku, maksudnya adalah....." Masuk bagian pembicaraan yang menegangkan dan mudah menimbulkan pertikaian, Helian Kong makin berhati-hati
297 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bicaranya. Dia bicara lambat dan kata-katanya
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dipikirkan dulu, "..... maksud kami, agar kita
sebagai suatu kekuatan yang diharapkan masih
bisa menyelamatkan negeri ini, tidak hancur
sebelum berperang dengan Manchu karena hancur
disebabkan oleh pertikaian di antara kita sendiri."
Helian Kong belum berani terang-terangan
menyebut perebutan pengaruh di antara para
pangeran keturunan dinasti Beng, namun semua
hadirin maklum yang dimaksud dengan bahaya
perpecahan itu. Kemudian Helian Kong berkata lebih lanjut,
"Kita di sini masing-masing sudah punya calon
yang kita anggap paling cocok untuk menduduki
tahta, melanjutkan kepemimpinan atas negeri.
Kita juga akan belajar saling mempercayai,
bahwa meski pilihan kita berbeda satu sama lain,
kita memilihnya dengan pertimbangan yang sehat
demi kepentingan tanah air. Kita memilih
pangeran yang ini atau yang itu, bukan karena
hadiah yang sudah diberikan kepada kita."
Beberapa pendengar tersenyum sambil
mengangguk-angguk, tapi ada juga beberapa
orang yang merasa disindir, maka meskipun wajah
298 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mereka tersenyum, namun dalam hati mereka
mengutuk. Kata Helian Kong pula, "Aku membawa pesan
dari Tuan Puteri Tiang-ping, agar kita bersatu
dalam satu sikap. Dengan bersatu, kita akan
didengar." Habis berkata demikian, Helian Kong duduk
kembali. Sesaat ruangan itu sunyi, kemudian
terdengarlah Jenderal Thio Hong-goan berkata,
"Kita harus secepatnya mengangkat seorang Kaisar
untuk mempersatukan kita."
"Sulitnya..... ada lima calon di Lam-khia ini.
Semua syah kalau dipandang garis keturunannya....." sahut Laksamana The Sengkong.
Pembicaraan mulai masuk urusan yang peka,
yang kalau sampai timbul kesalahpahaman bisa
menimbulkan perpecahan. Karena itu, agaknya
Thio Hong-goan maupun The Seng-kong berbicara
dengan amat hati-hati, kalimat mereka seperti
belum selesai tapi sudah dihentikan.
"Mari kita nilai kelima calon itu. Kita nilai
dengan kepala dingin tanpa memihak, seperti
299 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kata Saudara Helian tadi, juga tanpa memperhitungkan hadiah atau janji yang
diberikan kepada kita. Kuakui, aku pun sudah
menerima hadiah-hadiah mereka, tetapi aku
belum memberikan janji apa-apa....." kata
Jenderal The Ci-liong jujur. "..... meski aku sudah
didesak untuk memberi janji dukungan."
"Siapa yang akan menilai pribadi pangeranpangeran ini?" tanya Li Teng-kok. "Kita masingmasing punya hubungan dengan masing-masing
pangeran, dan jauh-dekatnya hubungan itu tidak
sama. Jauh dekatnya hubungan ini pasti akan
mempengaruhi penilaian."
"Itu pasti," sahut The Ci-liong yang seolaholah
sudah diangkat sebagai pemimpin pembicaraan itu, karena dia yang paling senior.
"Tetapi bagaimanapun juga, kita harus mulai
menilai. Pasti penilaiannya takkan netral
sepenuhnya, tetapi pasti sedikit-banyak memberi
gambaran tentang pribadi para pangeran biarpun
tidak tepat betul. Setujukah kalau kita mulai
menilai mereka sekarang?"
Banyak kepala mengangguk-angguk, sehingga
The Ci-liong berkata, "Kelihatannya semua teman300
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
teman setuju. Nah, aku persilahkan siapa yang
akan bicara lebih dahulu?"
Kali ini Jenderal Thio Hong-goan merebut
kesempatan untuk penilaian pertama, "Aku tidak
pintar bicara berbelit-belit, kalau ada katakataku yang agak kasar, aku minta maaf
sebelumnya. Aku akan mulai menilai salah
seorang pangeran, yaitu Pangeran Lou-ong. Bukan
berarti pangeran yang lain kurang baik
dibandingkan Pangeran Lou-ong, tetapi kebetulan
Pangeran Lou-onglah yang kukenal paling dekat.
Karena dia berkedudukan di Ciat-kang, dan aku
juga." "Silahkan, Jenderal Thio....." kata The Ciliong.
"Pangeran Lou-ong adalah seorang yang
penuh kebijaksanaan, ia menguasai ilmu
pemerintahan dan tata-negara. Kalau ada
kekurangannya, hanyalah dukungan militer yang
kurang. Tetapi kalau kita mau mendukungnya,
maka kekurangannya dalam dukungan militer itu
akan tertutup, dan ia akan menjadi raja yang
baik. Meskipun demikian, ini hanya usul, dan aku
tidak berani memaksa teman-teman."
301 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lau Bun-siu, perwira teman Li Teng-kok,
menanggapi, "Seorang Kaisar yang paham hal-hal
kebijaksanaan diperlukan dalam negara yang
sedang dalam keadaan aman-tenteram. Negeri
kita saat ini dalam suasana perang. Manchu
mengancam dari utara dan barat-laut. Yang-ciu
sudah dikuasai. Yang kita butuhkan, kurasa adalah
pangeran yang berwatak tegas, berjiwa militer
sejati, dengan demikian barulah dapat menghalang-halangi Manchu lebih lanjut. Yang
memenuhi syarat demikian, rasanya hanya
Pangeran Kui-ong." Wajah Thio Hong-goan menegang sejenak
karena calonnya disaingi calon lain, apalagi yang
mengajukan calon saingan adalah seorang perwira
yang pangkatnya lebih rendah darinya.
The Ci-liong buru-buru mengambil kesempatan untuk mendinginkan keadaan, "Dua
calon sudah muncul. Tetapi kuingatkan lagi, kita
takkan terpecah-belah oleh perbedaan pilihan
kita ini. Lagi pula, belum tentu calon yang kita
unggulkan itu yang akan menduduki tahta dan kita
tidak boleh kecewa. Kita bukan kanak-kanak yang
lebih suka layang-layang hancur daripada didapat
302 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
oleh orang lain. Kita takkan begitu. Pembicaraan
kita bersangkut-paut dengan nasib jutaan bangsa
Han." "Calon Jenderal The sendiri siapa?" ada yang
bertanya. The Ci-liong tidak sempat melihat siapa
orangnya yang bertanya itu, namun ia menjawab,
"Aku pun punya calon unggulan. Pangeran Tongong. Tetapi aku takkan memaksa siapa pun
mendukung calonku. Bahkan kalau ada yang kita
sepakati sebagai calon yang terbaik, aku rela
meminggirkan calon unggulanku. Toh, aku tidak
berhutang janji apa pun kepada dia."
Helian Kong memuji kelapangan jiwa
jenderal ubanan itu. Ia berkata pula, "Maaf aku
menyela lagi. Aku tidak ingin mengajukan seorang
calon, melainkan hanya ingin berkata bahwa
kalau kita tidak bersatu, kita akan mudah diadudomba. Aku mendapat bisikan dari seseorang,
bahwa di Lam-khia ini berkeliaran juga sisa-sisa
Pelangi Kuning yang hendak memecah-belah kita
demi dendam mereka."
Wakil dari keluarga bangsawan Bok di Hunlam, Si Kipas Taufan Im Hai-lip yang diam sejak
303 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tadi, tiba-tiba berkata, "Jenderal Helian, kau
mendapat bisikan dari siapa?"
"Dari seorang mantan tokoh Pelangi Kuning
yang berpikiran luas, yang tidak menyetujui
tindakan teman-temannya itu. Yang berpikiran
luas ini berpendapat, bagaimanapun sekarang
seluruh bangsa Han haruslah bersatu dengan
melupakan luka-luka lama, kalau tidak ingin
ditelan Manchu." Im Hai-lip mendesak pula, "Sungguh
mengagumkan tokoh ini. Pandangannya luas,
mengutamakan keselamatan tanah air di atas
dendam golongannya. Kami di sini ingin
mendengar namanya, maukah Jenderal Helian
menyebutnya?" Mungkin karena Propinsi Hun-lam letaknya
jauh di selatan, agaknya Im Hai-lip belum begitu
kenal Helian Kong sehingga memanggilnya
"jenderal" padahal Helian Kong belum sampai ke
pangkat itu. Pertanyaan itu dijawab Helian Kong dengan
menyesal, "Pertama kubetulkan sebutan Tuan Im,
bahwa aku belum menjadi jenderal. Pangkat
terakhirku di ketentaraan dulu adalah Cong-peng
304 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
(barangkali setingkat Brigadir Jenderal). Kemudian soal nama orang yang membisiki aku
itu, maaf, aku tidak berani menyebut namanya,
demi keamanan dirinya."
"Apakah Helian Cong-peng tidak ditipu orang
itu" Barangkali saja orang ini ingin menyebarkan
saling curiga di antara kita. Sehingga saling
mengawasi, mencurigai yang lain sebagai matamata Pelangi Kuning."
"Tidak mungkin orang ini berbuat demikian.
Aku kenal wataknya, biarpun bekas musuh, dia
adalah kesatria yang kuhormati."
"Wah, jadi Helian Cong-peng kenal akrab
dengan musuh?" Perasaan Helian Kong tiba-tiba merasakan
kalau Im Hai-lip berusaha menyudutkan dengan
pertanyaan-pertanyaannya yang tajam. Im Hai-lip
semula kelihatan pendiam, tak terduga begitu
buka suara kata-katanya licin berbahaya. Helian
Kong menjawab hati-hati, "Apakah di antara
musuh tidak ada orang-orang baik" Apakah di
antara teman-teman sendiri tidak ada pengkhianat?" 305 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Im Hai-lip menegang wajahnya, kemudian ia
buka tutup kipasnya, sambil tertawa dingin ia
berkata, "Yah, rupanya Helian Cong-peng
keberatan mengatakan identitas teman barunya
itu. Mudah-mudahan teman barumu itu tidak
membahayakan kita." Helian Kong menghindari perdebatan dan
saling menyindir dengan Im Hai-lip, maka ia cuma
berkata, "Aku hanya memperingatkan Tuan-tuan
sekalian, bahwa keretakan sekecil apa pun di
antara kita akan bisa dimanfaatkan orang lain.
Ada yang sudah mengintai dan siap memanfaatkannya." Lalu dia duduk kembali. The Ci-liong kembali menggunakan kewibawaannya, "Peringatan Saudara Helian patut
kita perhatikan. Aku pernah dengar prestasi
Saudara Helian ketika membongkar jaringan
mata-mata Pelangi Kuning di Ibukota Pak-khia
dulu. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan
sembarangan. Saudara Helian pastilah tidak
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
omong sembarangan, sedikit banyak pasti tahu
cara kerja orang-orang Pelangi Kuning."
306 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tak ada yang membantah The Ci-liong.
Kemudian jenderal ubanan itu berkata pula, "Kita
kembali ke acara pokok, menilai para pangeran
dengan kepala dingin kita."
Soal menilai para pangeran, memakan waktu
sampai larut malam, kadang-kadang suasana
memanas juga namun wibawa The Ci-liong masih
mampu mengikat para panglima dinasti Beng itu
dalam persatuan. Akhirnya, memang tidak ada kesepakatan di
antara para perwira itu. Ada yang menyanjung
Pangeran Hok-ong sangat memperhatikan rakyat,
yang lain menganggap Pangeran Kui-ong lebih
cocok dalam situasi darurat begitu, bahkan juga
ada yang dengan malu-malu mengusulkan, kenapa
calon kaisar "tidak diambil dari antara kita
sendiri" saja" Si pembicara itu mengambil contoh
Jenderal Tio Gong-in, pendiri dinasti Song yang
memerintah tahun 960 " 976. Waktu itu dinasti
Cou begitu kacau karena Kaisar Kiong-te masih
kanak-kanak dan pembesar-pembesar di sekitarnya korup semua. Para perwira muak
melihat situasi itu, maka mengambil kesempatan
waktu angkatan perang sedang berkumpul untuk
307 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menggempur bangsa Liao, para perwira malahan
beramai-ramai menjunjung Jenderal Tio Gong-in
jadi kaisar. Balatentara besar itu bukannya
menggempur bangsa Liao, malahan mengancam
ke Ibukota Kai-hong, membuat Kaisar Kiong-te
dan pembesar-pembesarnya ketakutan lalu
menyerahkan tahta. Itulah awal berdirinya dinasti
Song. Kini selagi sisa-sisa dinasti Beng bingung
memilih kaisar, muncul usul untuk mengikuti
jejak Tio Gong-in, namun usul itu tidak ditanggapi
sungguh-sungguh. Pertemuan berakhir tanpa kesepakatan
pangeran yang mana paling cocok menjadi kaisar.
Helian Kong kecewa. Tetapi yang melegakan
hatinya, para perwira itu berjanji tidak akan
bertikai, melainkan juga tidak mempersoalkan
perbedaan pendapat, sambil berjanji akan saling
menghubungi dan memusyawarahkan segala
sesuatu. Para perwira itu memang tidak dapat
diikat menjadi satu secara resmi, tetapi wibawa
Jenderal The Ci-liong mampu menahan terjadinya
perpecahan terbuka. Bahkan mereka sepakat
untuk suatu hari nanti sama-sama berziarah ke
308 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Beng-hau-leng (Kuburan kaisar-kaisar dinasti
Beng) sambil mengundang para pangeran ikut
dalam upacara itu. Mereka juga berharap dapat
merukunkan para pangeran.
Tetapi Helian Kong tetap gelisah. Sampai
pertemuan itu bubar, iparnya, Siangkoan Heng,
tidak muncul juga. Padahal Siangkoan Heng sudah
berjanji akan datang. Usai pertemuan, setelah memberi hormat
kepada tuan rumah dan tamu-tamu lain, Helian
Kong melangkah bergegas di lorong-lorong kota
Lam-khia yang sepi di malam hari, pulang ke
tempatnya. Ia ingin segera bertemu Siangkoan
Heng dan menanyakan apa yang membuatnya
tidak sampai di tempat perjamuan.
"Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa....."
harap Helian Kong dalam hati, sambil melangkah
bergegas. Tiba-tiba naluri Helian Kong yang tajam
merasa bahwa ia dibuntuti. Untuk meyakinkan,
sengaja Helian Kong memasuki lorong yang sepi,
lalu dengan gerakan mendadak ia berbalik. Dan ia
melihat seseorang yang berada belasan langkah di
309 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
belakangnya pun tiba-tiba berhenti lalu merapat
ke dinding sambil pura-pura hendak kencing.
Helian Kong tersenyum dingin, lalu melanjutkan langkahnya, orang itu buru-buru
melangkah mengikuti kembali. Ternyata Helian
Kong hanya berjalan beberapa langkah lalu
memutar tubuh kembali dengan cepat.
Melihat orang itu begitu kagok, Helian Kong
tertawa dan berkata, "Sobat, kau kencing secepat
itu apakah celanamu tidak basah kuyup?"
Habis itu Helian Kong melanjutkan langkahnya dan orang tadi tidak mengikuti lagi,
agaknya sadar kalau tindak-tanduknya sudah
diketahui Helian Kong. Sementara Helian Kong berpikir sambil
melangkah, "Hem, banyak orang di Lam-khia ini
yang agaknya ingin tahu di mana aku tinggal."
Sudah tentu Helian Kong tidak ingin
"pangkalan operasi"nya diketahui. Meskipun kalau
orang tahu tempatnya berteduh, tidak selalu
berbahaya, bisa jadi malahan ia akan kebanjiran
hadiah dan kebanjiran pula tawaran menggiurkan
dari para pangeran yang bersaing. Tetapi itu pun
suatu bahaya tersendiri, bahaya bagi 310 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kejujurannya dan ketulusannya yang tanpa pamrih
membela tanah air. Tiba di tempat berteduhnya di kelenteng
bobrok itu, Helian Kong langsung melompati
tembok belakangnya untuk menjumpai isterinya
yang ternyata belum tidur di malam selarut itu.
"Adik Yan....."
Siangkoan Yan memeluk suaminya, luapan
dari perasaan gelisahnya yang dipendamnya
selama berjam-jam, "Kenapa sampai selarut ini,
A-kong?" "Sulit mempertemukan pendapat para
jenderal. Kalau mereka tidak sampai cakarcakaran saja, itu sudah untung, berkat wibawa
Jenderal The." "Kenapa kembalinya tidak sama-sama Kakak
Heng?" Helian Kong tercengang mendengar pertanyaan isterinya itu. "Lho, aku kira malahan
Kakakmu itu tidak jadi berangkat. Aku tunggutunggu di perjamuan tidak muncul-muncul juga."
"Jadi....." "Jangan cemas dulu, Adik Yan, belum tentu
terjadi yang buruk. Kakakmu juga cukup pandai
311 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mempertahankan dirinya sendiri." Ingin Helian
Kong menghibur dengan kata-kata yang jauh lebih
banyak dari itu, namun ia sendiri tidak tahu
apalagi yang mesti dikatakan.
"Bagaimana dengan anak kita?" Helian Kong
coba mengalihkan persoalan.
Ternyata di sini pun ia mendapat jawaban
yang menambah beban di hatinya. Jawab
isterinya, "A-beng agak demam. Mungkin kurang
cocok dengan udara di Lam-khia. Terlalu gerah."
"Tubuhnya akan segera menyesuaikan diri
dan menjadi terbiasa. Menurutmu, apakah perlu
kucari Kakakmu?" "Aku khawatir malah akan berputar-putar tak
karuan. Coba kita tunggu dulu beberapa saat."
Malam itu Helian Kong begadang menemani
isterinya, menunggu pulangnya Siangkoan Heng.
Tetapi sampai fajar menyingsing, Siangkoan
Heng tidak kelihatan batang hidungnya.
"Apakah yang dialaminya?" pertanyaan
menggelisahkan itu terus-menerus bergaung di
hati Helian Kong dan Siangkoan Yan.
*** 312 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Inilah yang Siangkoan Heng alami.
Siangkoan Heng juga sedang berjalan menuju
ke tempat pesta di rumah Phoa Taijin sore itu.
Jubah panjangnya juga jubah murahan seperti
kepunyaan Helian Kong, yang dibeli mendadak
hari itu. Ia tidak membawa pedang, sebab pergi
berpesta. Sepanjang jalan ia memikirkan katakata apa yang sekiranya bakal bisa membantu
Helian Kong untuk mempersatukan sikap para
jenderal. Karena ia berjalan sambil berpikir, ia kurang
memperhatikan apa-apa yang ada di jalanan yang
dilewatinya. Ada sebuah tandu tertutup berada di sudut
jalan yang agak sepi. Waktu itu langit sudah agak
gelap, matahari sudah membentuk bayanganbayangan panjangnya dari posisi miringnya di
cakrawala barat. Di sekitar tandu tertutup itu ada
tiga orang lelaki, yang dua berada agak jauh dan
mereka agaknya adalah pemikul-pemikul tandu.
Mereka berjongkok dengan acuh tak acuh dan
sengaja disuruh menjauh agar tidak mendengar
percakapan orang dalam tandu dan lelaki yang
satu lagi, yang berdiri dekat tandu.
313 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lelaki yang berdiri dekat tandu itu bukan lain
adalah salah seorang anggota kelompok pengawal
pribadi Pangeran Hok-ong, yang pernah bentrok
dengan Helian Kong dulu. Juga pengawal yang
menjaga tempat pembagian bubur gratis dulu.
Melihat Siangkoan Heng sudah tampak di
ujung jalan, pengawal pribadi Pangeran Hok-ong
itu berkata kepada orang yang di dalam tandu
dengan suara perlahan, "Orangnya sudah nampak
di ujung jalan." "Tidak keliru?"
"Aku yakin tidak, Nona. Aku mengenali dia di
malam ketika terjadinya perkelahian yang
mengakibatkan terluka parahnya Tuan Au Ban-hoa
itu. Orang ini ternyata adalah ipar dari orang yang
mengaku bernama A-kong, yang di Lam-khia ini
setelah kami selidiki ternyata adalah Helian Kong
yang terkenal itu. Jadi orang ini adalah Siangkoan
Heng, anak dari almarhum Menteri Siangkoan."
Suara di dalam tandu ternyata adalah suara
seorang perempuan muda, "Sudah siapkah orangorang kita?"
"Sudah siap dari tadi."
314 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lalu sesosok tubuh berpakaian ringkas warna
biru, melejit keluar dari joli tertutup itu
kemudian berkelebat pergi dengan cepatnya.
Wajahnya pun tak sempat terlihat orang, yang
bisa dikenali hanyalah bentuk tubuh yang ramping
dari seorang gadis, dan pakaiannya yang serba
biru muda. Si pengawal pribadi Pangeran Hok-ong
memanggil kedua tukang tandu tadi, menyuruh
pergi membawa tandu yang sudah kosong itu. Si
pengawal pribadi sendiri kemudian menghilang
dari jalanan yang akan dilewati Siangkoan Heng.
Siangkoan Heng tidak tahu-menahu peristiwa
kecil yang terjadi di sudut jalan itu, ia berjalan
terus dengan santai. Hari makin gelap, di depan
rumah orang-orang sudah dipasangi lampionlampion.
Ketika itu Siangkoan Heng baru saja lewat di
samping sebuah gedung besar bertembok tinggi.
Tempat itu sepi. Tiba-tiba dia mendengar jeritan
seorang perempuan di balik tembok itu, disusul
suara orang-orang berteriak saling sahut, suara
Mutiara Hitam 12 Meraba Matahari Karya Sh Mintardja Ilmu Ulat Sutera 17
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama