Ceritasilat Novel Online

Birunya Skandal 2

Birunya Skandal Karya Mira W Bagian 2


Tika sekaligus permata di hati Angga. Sekarang
ham??pir tak ada hari mereka tidak merindukan
Dian. Mereka seperti berlomba pulang untuk me?
ne?mui?nya. Memanjakannya. Bermain dengan?nya.
Kian hari Dian memang kian lucu. Kian meng?
gemaskan. Di mata orangtuanya dia malah terlihat
makin manis. Makin murah senyum. Dan makin
banyak mengeluarkan suara-suara yang lucu dari
mulutnya yang mungil. birunya skandal FINAL.indd 114
114 "Abubu." itu suara yang paling sering diper?
dengar?kannya. "Dian ngomong apa sih?" Angga tersenyum
geli. "Kok bawel banget?"
Dia sedang menggendong anaknya sambil me?
layaninya ngobrol. Tentu saja dengan bahasa yang
sama-sama tidak mereka mengerti.
"Turunan bapaknya," Tika yang sedang duduk
berlunjur di sofa ikut tersenyum. "Belum bisa
ngomong saja sudah pintar ngoceh!"
Sesudah mengucapkan kata-kata itu, Tika baru
sadar. Angga bukan ayah Dian. Tetapi siapa yang
peduli sekarang? Dalam dua bulan, Dian sudah menjadi bagian
dari mereka. Tidak ada yang tahu dia berasal dari
mana. Tetapi sekarang apa bedanya?
Dian telah mengembalikan kebahagiaan Tika.
Dan tampaknya bukan hanya Tika yang bahagia.
Angga juga. Sekarang dia bekerja dua kali lebih giat. Dan
dia bergegas pulang kalau tugasnya sudah selesai.
Su?rabaya-Jakarta ditempuhnya seolah-olah dia
hanya pergi ke Jalan Thamrin.
Kalau dulu Angga masih sering keluyuran di
luar dengan teman-temannya, apalagi kalau istri?
nya praktek sampai larut malam, kini dia lebih
ba?nyak berada di rumah. Dan dia seperti tidak
pu?nya kegiatan lain selain bermain dan ngobrol
de?ngan anaknya. birunya skandal FINAL.indd 115
115 Dian memang bayi yang menyenangkan. Dia
senang berceloteh. Dan jarang menangis kecuali
kalau lapar atau popoknya kotor. Dan menurut
Angga, dia sudah tahu beda tangis Dian kalau dia
ingin menyusu atau ingin pampers-nya diganti.
Tika mengiyakan saja apa kata suaminya. Dia
tidak ingin membantah. Tidak ingin mengoreksi
apa pun pendapat Angga. Biar dia senang. Urusan
tangis Dian beda atau tidak nadanya, biar saja
cuma bapaknya yang tahu. Hanya satu hal yang dikhawatirkan Tika. Dan
ma?kin lama dia makin terdorong untuk mengata?
kan?nya. "Jangan terlalu dimanja, Mas," peringatkan Tika
kalau dia melihat Angga sedang mendekapkan
anak?nya ke dadanya sambil menciumi kepalanya
dan membelai-belai punggungnya. "Nanti susah
didik?nya." "Apa salahnya memanjakan anak sendiri?" ban?
tah Angga tanpa berhenti mengusap-usap pung?
gung bayinya yang sedang melekat ke dadanya.
"Kalau memanjakan anak tetangga, itu baru tabu!"
Tika hanya tersenyum sambil menggeleng-ge?
lengkan kepalanya. Karena sebenarnya dia sendiri
pun sangat memanjakan Dian. Kadang-kadang dia
heran bagaimana seorang bayi yang tidak ketahuan
siapa orangtuanya bisa begitu mereka sayangi.
Dan yang memanjakan Dian memang bukan
birunya skandal FINAL.indd 116
116 hanya ayah-bundanya saja. Neneknya juga sangat
menyayanginya. Hampir tiap hari Astri datang ke rumah untuk
melihat cucunya. Makin hari malah makin sering.
Dan barang bawaannya untuk cucunya semakin
banyak. Baju. Topi. Sepatu. Mainan. Sampai Tika
kewalahan karena kamar Dian sudah mirip toko
perlengkapan bayi. Bukan itu saja. Astri juga begitu keranjingan
meng?gendong cucunya sampai pengasuh Dian ti?
dak kebagian tugas dan asyik ber-SMS ria de?ngan
pacarnya. "Jangan kelamaan gendong Dian, Ma," sering
Tika menegur mertuanya. "Nanti Mama capek.
Dian kan sudah bertambah berat. Suruh Emi saja,
Ma." "Dian lebih suka digendong Mama kok," bantah
Astri sambil menimang-nimang cucunya yang su?
dah terlelap dalam gendongannya. "Lihat, dia
sudah bobok lagi, kan?"
"Dian pasti lebih suka digendong Mama," gurau
Angga yang sedang menunggu giliran menggen?
dong anaknya. "Mama bau Chanel 5 sih."
"Hus! Sok tahu kamu!" bisik Astri sambil
mem?belalaki putranya. "Dian suka dininabobokan eyangnya," Tika me?
nim?pali sambil tersenyum. "Mama kan pintar
nemb?ang. Suara Mama merdu."
birunya skandal FINAL.indd 117
117 "Tapi pelukan ayahnya pasti beda," potong
Angga bersemangat. "Dekapan pria sejati. Idola
Pa?ngeran Tampan-nya."
"Jangan sampai Dian susah cari jodoh karena
mencari yang seperti bapaknya!"
"Oh, dia pasti sulit cari suami. Karena semua
co?wok yang mendekatinya harus lolos sensor
ayah??nya!" Dan mereka tertawa riang. Sampai Astri harus
menahan tawanya karena Dian tersentak sedikit.
Untung dia tidak terjaga.
Astri mengecup pipi cucunya dengan lembut.
Dan bersyukur karena Tuhan telah menganugerah?
kan berkat yang begitu besar untuk keluarga
Angga. Tentu saja dia tidak menyangka, di balik keba?
ha??giaan yang melimpah, bencana sedang me?ngin?
tai. birunya skandal FINAL.indd 118
118 Bab IX TIKA tertegun. Emi sedang mengganti popok Dian. Dan dia
melihat kotoran bayinya berwarna putih. Seperti
dempul. "Sejak kapan?" tanya Tika waspada.
"Baru saja, Bu," sahut Emi ketakutan.
"Kok tidak lapor?"
"Saya kira biasa, Bu. Mungkin karena susu"
"Kamu harus lapor kalau ada yang tidak nor?
mal!" Tika menyesal sekali tidak lebih memperhati?
kan bayinya. Karena sibuk, dia menyerahkan pe?
ra?wat?an Dian kepada pengasuhnya. Terutama ka?
lau dia sedang praktek. Astri yang ada di sana ikut memperhatikan cu?
cu??nya. "Memang kenapa?" tanyanya cemas. "Bahaya?
Mi?numnya biasa, kan? Badannya tidak panas"
birunya skandal FINAL.indd 119
119 "Saya khawatir bilirubinnya, Ma."
"Apa?" "Takut ada gangguan di saluran empedu. Besok
saya akan periksa fungsi hatinya."
"Diambil darah?" Astri tersentak kaget. Bayi
se?kecil ini? Yang benar saja! Mentang-mentang
ibu??nya dokter! Masa kotorannya putih saja harus
pe?riksa darah! Kasihan amat cucuku.
Saat itu Angga ada di Surabaya. Begitu men?de?
n?gar Dian akan diambil darah, dia langsung pu?
lang malam itu juga. "Kenapa tidak tunggu saja?" katanya sambil
men?g?gendong anaknya. Dian langsung terlelap
da?lam pelukan Angga. Tidurnya sangat lelap. Se?
olah-olah dia percaya, ayahnya akan selalu me?lin?
dungi?nya. Tak ada yang perlu ditakuti kalau ada
Papa. "Kalau begitu lagi, baru periksa darah. Ka?
sih??an Dian. Kan sakit ditusuk jarum. Diambil da?
rah." "Aku sudah khawatir ketika dia divaksinasi DPT
minggu lalu. Darahnya keluar agak banyak."
"Namanya saja ditusuk jarum," sela Astri. "Ka?
dang-kadang anak-anak begitu. Keluar darah ba?
nyak." "Normalnya seharusnya tidak, Ma. Saya me?nye?
sal tidak lebih memperhatikannya. Ini kebetulan
saja saya lihat faeces-nya. Kita tidak tahu mulai
kapan kotorannya putih begitu."
birunya skandal FINAL.indd 120
120 Angga berkeras menemani Dian ke laborato?
rium meskipun Tika melarangnya.
"Aku bisa membawanya sendiri. Mas balik saja
ke Surabaya. Tidak enak kalau sering off."
"Tidak. Aku yang akan menggendongnya waktu
da?rah?nya diambil. Dian pasti kesakitan. Aku harus
berada di dekatnya kalau anakku merasa sakit."
Dan memang tidak mudah mengambil darah
dari bayi yang baru berumur dua bulan. Angga
yang menggendong anaknya ikut berkeringat di?
ngin. Ikut merasa sakit. Untung saja dia tidak ikut
menangis. Karena anaknya Dokter Kartika Kencana yang
diperiksa, dokter penanggung jawab laboratorium
di rumah sakit itu turun tangan ikut memeriksa.
Dan hasilnya sungguh mengecewakan.
Tes fungsi hatinya sangat buruk. Dan seperti
yang sudah diduga Tika, bilirubinnya sangat
tinggi. "Sudah diulang?" tanya Tika lemas.
"Sudah, Dok. Duplo."
"Bagaimana mungkin hasilnya jelek begini?
Klinisnya tidak menunjang sama sekali. Dian bayi
yang sehat. Selera makannya baik."
Tika hampir tidak sampai hati melaporkan hasil
pe?meriksaan darah Dian kepada suami dan mer?tua?
nya yang sedang menunggu di rumah. Sejak tadi
Angga entah sudah berapa belas kali me?ne?le?pon.
birunya skandal FINAL.indd 121
121 "Bagaimana hasilnya, Tika?" suara Angga terde?
ngar begitu tegang. "Bagus, kan?"
"Tes fungsi livernya jelek sekali, Mas." Tika
meng?????gigit bibir menahan perasaan galaunya. "Ke?
cuali proteinnya, hampir semuanya jauh di atas
nor???mal." Dia bisa membayangkan bagaimana muramnya
wajah suaminya. Dan teringat paras Dian, dia
malah hampir tidak bisa menahan tangisnya.
"Apa artinya itu? Dia sakit liver? Ada obatnya,
kan?" "Tidak ada obat untuk liver, Mas." Dan Tika
ham??pir tidak berani melanjutkan kata-katanya.
"Aku malah takut Dian mengidap atresia bilier."
"Penyakit apa itu?" Angga tersentak.
"Tidak terbentuknya saluran empedu yang
mem??bawa empedu dari hati ke usus halus."
Tapi kalau melihat buruknya fungsi livernya,
mung?kin masih ada kelainan yang harus dideteksi.
Dian harus di-USG. Bahkan masih diperlukan pe?
me?rik?saan yang lebih berat lagi. Seperti yang di?
anjur?kan Dokter Yuniarti.
Biopsi hati. *** "Tidak mungkin!" bantah Angga setengah ber?te?
riak. "Dian baru dua bulan! Masa mau dibiopsi?
Dia tidak sakit! Dian sehat!"
birunya skandal FINAL.indd 122
122 Dan mata Angga langsung berkaca-kaca ketika
me??lihat bayi yang sedang terlelap dalam gen?dong?
an ibunya itu. Air mukanya begitu tenang. Begitu damai.
Sama seperti ribuan bayi lainnya. Yang terlelap
de??ngan aman dalam dekapan ibunya. Seolah-olah
tahu Mama rela mengorbankan apa pun demi me?
nye??la??matkannya. Melihat air mata suaminya, Tika juga tidak da?
pat lagi menahan air matanya. Dia tahu bagaimana
bu?ruknya prognosis bayinya. Lebih tahu dari yang
lain. Karena dia seorang dokter.
Di sofa, Astri malah sudah terisak.
Mengapa nasib begitu kejam pada keluarga
Angga? Susah payah mereka memperoleh seorang
anak. Sekarang anak itu sakit keras!
"Benarkah hatinya rusak, Tika?" bisik Astri ke?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tika dia mendapat kesempatan berdua saja dengan
me?nantunya. Tika hanya mampu mengangguk. Matanya ber?
kaca-kaca. "Tapi Dian sama sekali tidak kelihatan sakit!"
"Karena itu kita butuh biopsi, Ma. Untuk me?
nge?tahui kerusakan hatinya."
"Dian masih bayi! Masa harus dibiopsi?" erang
Astri gemetar karena ngeri membayangkannya.
"Hanya biopsi dengan jarum, Ma. Untuk me?
nge??tahui sejauh mana kerusakan hatinya."
birunya skandal FINAL.indd 123
123 "Tapi Dian tetap harus dibius, kan? Bius total?"
"Karena dia masih bayi, Ma," sahut Tika lemas.
"Kenapa bukan Mama saja yang sakit," keluh
Astri sendu. "Jangan Dian!"
Bukan hanya Astri. Tika pun rela menggantikan
anak??nya. Kalau bisa. *** Tetapi hasil USG dan biopsi pun tidak dapat
melegakan hati mereka. Saluran empedu di tubuh
Dian memang terbentuk, tapi jumlahnya sangat
ku?rang. Padahal saluran itu sangat dibutuhkan un?
tuk membawa empedu dari hati ke usus halus.
Kalau ada sedikit berita baik, belum terdapat
sikatriks di hati Dian yang dapat menjurus ke arah
sirosis hepatis, pengerutan hati.
Tetapi usul Dokter Hendarto, kepala bagian pe?
nyakit anak di rumah sakit itu, menambah ke?kha?
wa?tir?an Tika. "Kalau boleh, saya anjurkan ekhokardiografi,
Dokter Kartika." Pemeriksaan jantung? Sebelah alis Tika terang?
kat. Ada apa dengan jantungnya? Aku dokter be?
dah jantung terkenal. Aku tidak tahu anakku
sendiri mengidap kelainan jantung? Sungguh me?
???ma??lu??kan! "Saya mendengar seperti ada murmur, Dok,"
birunya skandal FINAL.indd 124
124 kata Dokter Hendarto hati-hati, seolah-olah me?
ngerti apa yang dirasakan Tika.
Tika langsung memeriksa Dian saat itu juga.
Dan dugaan Dokter Hendarto memang tidak ke?
liru. Walaupun sangat halus, memang terdengar
mur?mur, bising dari jantungnya.
Dan keringat dingin membasahi sekujur tubuh
Tika. Jadi bukan hanya hati Dian yang bermasalah.
Jan?tungnya juga! "Kenapa jantungnya, Tika?" tanya Angga tak
sa?bar ketika pemeriksaan ekhokardiografi selesai
dilakukan. "Ada penyempitan di Arteri Pulmonalisnya,"
sahut Tika sedih. "Pembuluh darah dari jantung ke
paru. Karena darah harus melewati pembuluh yang
me?nyempit, semburannya menimbulkan bising."
Angga tersentak kaget. Kedua tungkainya tibatiba terasa lemas.
"Bisa dilebarkan?" Angga menggagap gugup.
"Seperti Bambang yang pasang ring di pembuluh
da?rah jantungnya?" "Aku akan melakukan scanning, sekaligus meng?
?ulang ekhonya. Kalau penyempitannya ter?jadi di
sepanjang arteri, agak sulit pasang ring. Jika hanya
bagian yang lebih dekat ke jantung yang me?
nyempit, di bawah katup pulmonalisnya, harap?an
dibalon atau pasang stents lebih besar."
"Tapi itu artinya Dian harus dioperasi kan,
birunya skandal FINAL.indd 125
125 Tika?" gemetar bibir Angga ketika mengucapkan?
nya. "Bukan operasi besar, Mas"
"Dian masih bayi, Tika!"
"Aku juga lebih lega kalau dia bisa bertahan
satu-dua tahun lagi" Tika menggigit bibirnya.
"Me?nunda tindakan itu sampai Dian lebih be?
sar" "Kalau tidak?" Angga hampir memekik. "Dia se?
sak napas, membiru lalu" dia tidak dapat me?la?n?
jutkan kata-katanya. Ingat anak tetangganya yang
meninggal karena mengidap penyakit jantung ba?
waan. "Karena aliran darah ke paru terhambat, seba?gian
darah kotor kembali ke jantung dan di?dis?tri?bu?sik?an
ke seluruh tubuh. Itu yang dikhawatirkan, Mas."
"Kamu dokter jantung, Tika!" sergah Angga
se?perti menuntut. Walaupun dia sadar, tidak pan?
tas menuntut istrinya seperti itu. "Orang lain ka?
mu sembuhkan! Masa anak sendiri tidak bisa ka?
mu obati?" Tika tidak mampu membuka mulutnya. Karena
kalau dia membuka mulut, tangis yang tersumbat
di lehernya akan pecah. Angga memang tidak patut menuntutnya. Tapi
apa yang dikatakannya memang benar! Dia se?
orang dokter. Tapi dia tidak dapat menyembuh?kan
anaknya sendiri! birunya skandal FINAL.indd 126
126 Malam itu mereka tidak bisa terlelap. Menatap
Dian yang sedang tidur dengan pulasnya di ran?
jang mereka. Tidak ada yang bisa mereka ucapkan. Hanya
mata mereka yang berkaca-kaca.
Dian begitu manis. Begitu lucu. Kalau sedang
ter??lelap seperti ini, tidak ada yang menduga sakit?
nya begitu parah! Dia seperti tidak merasakan
apa-apa. Begitu nyaman terbaring di antara ayahbunda yang amat menyayanginya.
"Kenapa dia harus diambil lagi?" keluh Angga
pa?hit. "Kalau memang harus diambil, mengapa
di?berikan kepada kita?"
Tika tidak menjawab. Dia hanya dapat meng?
ulur???kan tangannya. Dan menyentuh tangan suami?
nya. Angga meremas tangannya. Tapi tidak ada k?e?
ta?bahan yang disalurkannya melalui sentuhan itu.
Karena mereka sedang sama-sama hancur.
*** Hasil pemindaian dan ekhokardiografi yang kedua
menguatkan diagnosis semula. Ada penyempitan
di Arteri Pulmonalis Dian. Berita baiknya, pe?
nyem??pitan itu tidak terjadi di sepanjang arteri.
Ha??nya di bagian yang dekat jantung seperti ra?mal?
an Tika. birunya skandal FINAL.indd 127
127 "Mudah-mudahan kita bisa menunggu, Dok,"
kata Tika kepada Dokter Hendarto. "Sampai Dian
lebih besar untuk melebarkan Arteri Pulmonalis?
nya." "Maafkan saya, Dokter Kartika," cetus Dokter
Hendarto setelah terdiam sejenak. "Ada yang ingin
saya katakan." "Tentang apa, Dok? Heparnya? Baru dilakukan
tes fungsi liver lagi. Moga-moga hasilnya tidak
ber?tambah jelek." "Mungkin saya menduga terlalu jauh. Tapi saya
khawatir Dian mengidap Sindrom Alagille."
Tika tertegun. Sindroma Alagille?
"Maaf, Dok. Saya tidak ada pengalaman dengan
ka?sus ini." "Memang kasus yang sangat langka. Satu dari
seratus ribu kelahiran."
"Tapi Dokter menduga Dian mengidap sindrom
ini?" "Kita masih harus melakukan beberapa peme?
rik?sa?an. Karena sindrom ini mengenai jantung,
hati, ginjal, mata, dan tulang belakang."
Tiba-tiba Tika merasa dingin. Sampai kaki-ta?
nga??n?nya terasa membeku.
"Ada gejala lain yang menyokong selain ke?ru?
sak?an hepar dan jantungnya?"
"Sindrom Alagille baru dapat didiagnosis bila
dite?mukan tiga dari lima gejala, Dokter Kartika.
birunya skandal FINAL.indd 128
128 Cholestasis karena kelainan hati. Posterior embrio?
tok?son pada mata. Butterfly vertebrae pada tulang
be?la??kang. Dan yang sudah Anda temukan, mur?
mur pada jantung." "Yang kelima?" "Mungkin Anda tidak memperhatikan profilnya.
Dahi yang lebar. Mata yang melekuk dalam. Dan
dagu yang runcing. Itu khas untuk Sindroma
Alagille." "Jadi kita harus melakukan serangkaian pe?me?
rik??saan lagi," keluh Tika pahit. "Selain tes fungsi
liver dan ekhokardiografi yang sudah dilakukan.
Opthalmoskopi dan rontgen vertebrae."
"Ada satu sign yang memastikan. Pemeriksaan
ge??ne?tik. Karena Sindrom Alagille termasuk auto?
somal dominant disorder."
Tiba-tiba saja keringat dingin membanjiri se?ku?
jur tubuh Tika. *** Tika tidak berani menjelaskan kepada suaminya.
Jika benar Dian mengidap Sindroma Alagille, arti?
n?ya dia memperoleh penyakit itu dari gen yang
di?tu??runkan oleh salah satu orangtuanya.
Jika Dian positif mengandung gen Jagged1 yang
me?nurunkan Sindroma Alagille, Angga mungkin
meng?hendaki gen mereka berdua juga diperiksa.
birunya skandal FINAL.indd 129
129 Untuk mengetahui siapa yang mewariskan gen
yang sakit itu kepada Dian. Dan untuk mencegah
anak kedua mereka mengidap penyakit yang sama.
Meskipun tes itu tidak mengarah ke paternity
test, rasa bersalah yang sudah lama mencengkeram
hatinya membuat Tika tidak suka melakukan pe?
me??riksaan genetik, apa pun tujuannya. Dia selalu
di?hantui rasa takut, tes itu akan mem?bongkar
rahasianya bersama Dokter Nurdin.
Lagi pula apa bedanya lagi ada atau tidaknya
gen yang sakit itu dalam tubuh Dian? Yang jelas
dia sudah mengidap kelainan jantung dan hati
yang parah! Semalaman itu Tika tidak bisa tidur. Lama dia
mengawasi Dian yang sedang terlelap di tengahtengah antara dirinya dan tubuh suaminya. Angga
juga sudah pulas, meskipun tadi dia juga sulit tidur.
Sekarang Tika bukan hanya sedih karena anak?
nya sakit keras. Mengidap penyakit langka yang
bah?kan dia sendiri tidak memiliki pengalaman ka?
sus?nya. Dia bertambah sedih karena Dian mendapat
pe?nyakit itu dari orangtua yang belum pernah di?
li?hatnya! Dan Tika-lah yang mengatur semua?nya!
Jika Tika tidak memaksa Dokter Nurdin me?la?
ku?kan IVF, mungkin embrio Dian akan tetap
berwujud embrio yang dibekukan. Sampai suatu
saat dia dikembalikan kepada Penciptanya.
birunya skandal FINAL.indd 130
130 Tika-lah yang telah mencoba menentang takdir.
Me?lawan kehendak Tuhan. Sekarang dia harus
meng?hadapi hukumannya. Dan bukan itu saja. Entah mengapa ada ketakutan lain yang kini
menghantuinya. Rahasianya terancam terbongkar!
Jika saja Angga tidak puas dan ingin melakukan
kon?seling genetik mungkinkah pemeriksaan
akan melebar ke tes yang lebih dalam seperti
paternity test? Mungkin saja Angga curiga kalau
dia tahu tidak ada di antara mereka berdua yang
me?wariskan gen yang sakit itu kepada Dian.
Dan kalau dia tahu bukan dia ayah biologis
Dian Skandal besar, yang lebih besar dari yang
selama ini ditakutinya, sedang mengintai di depan
pintu! Dan mungkin dia tidak sendirian menghadapi
hukuman itu. Dia malah bisa menyeret Dokter
Nurdin! Kariernya dipertaruhkan. Nama baiknya
bisa rusak. Bahkan kalau orangtua Dian menuntut
secara hukum Ya Tuhan! "Nggak bisa tidur?" tanya Angga ketika dia
mem?buka matanya dan melihat istrinya masih
meng?awasi Dian dengan mata berkaca-kaca.
Angga mengulurkan tangannya. Dan meng?
genggam tangan istrinya yang terkulai di sisi tu?
buh??nya. Merasakan kelembutan sentuhan suami?
nya, Tika malah bertambah sedih.
birunya skandal FINAL.indd 131
131 Masih selembut inikah sikap Angga kalau dia
tahu perbuatan istrinya? Tika telah membo?hongi?
nya dengan dusta yang sangat keji! Dia telah me?
ni?pu suaminya. Meskipun semua itu dilakukannya
atas nama cinta! "Kita akan menghadapinya bersama-sama," bi?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sik Angga seperti menguatkan hati istrinya. "Dian
anak yang kuat. Dia pasti bisa bertahan."
Air mata Tika mengalir tak tertahankan lagi.
Angga tersentuh melihat kesedihan istrinya. Di?
kira?nya Tika menangis karena Dian. Angga tidak
tahu ada kesedihan lain yang tidak kalah besar?nya.
Tika bukan hanya takut kehilangan anaknya.
Dia juga takut kehilangan suaminya!
Hati-hati supaya tidak mengenai tubuh Dian,
Angga menggeser badannya menghampiri Tika.
Dipegangnya pipi istrinya dengan kedua belah
tangan?nya. Lalu dikecupnya bibirnya dengan mesra.
Baik Angga maupun Tika tahu, itulah ciuman
pa?ling tulus yang diberikan Angga setelah dia ja?
tuh cinta kepada Andromeda.
*** Bayangan berbentuk kupu-kupu tidak ditemukan
dalam pemeriksaan dengan sinar X pada tulang
bela?kang Dian. Matanya pun tidak memperlihat?
kan kelainan. Ginjalnya bersih.
birunya skandal FINAL.indd 132
132 Sekarang tinggal satu pemeriksaan lagi.
"Genetik," kata Dokter Hendarto. "Darahnya
sudah diambil. Jika Anda setuju, akan kita kirim
ke bagian genetika. Hasilnya bisa kita peroleh da?
lam tiga bulan." "Prognosisnya dubia ad malam," keluh Tika
antara sedih dan cemas. Kecenderungan ke arah
bu?ruk. "Buat apa pemeriksaan genetik lagi, Dok?"
"Kita butuh tiga sign untuk mendiagnosis Sin?
drom Alagille. Sampai sekarang kita baru ketemu
dua." "Alagille atau tidak, apa bedanya lagi?" keluh
Tika lemas. "Heparnya rusak. Jantungnya ber?ma?
sa?lah. Berapa lama lagi dia bisa bertahan, Dok?"
"Ada beberapa obat yang bisa diberikan. Urso?
diol bisa melancarkan aliran bilirubin, me?ngu?rangi
ikterus dan gatal." "Hanya simtomatis. Bukan kuratif."
Artinya hanya mengurangi gejala. Bukan me?
nyem?buhkan. Apa gunanya pengobatan seperti
itu? "Kita tidak boleh putus asa, Dokter Kartika,"
hibur Dokter Hendarto sabar. "Penyakit ini me?
mang cenderung masih baru. Ditemukan sekitar
tahun tujuh puluhan. Obatnya memang belum
ada. Tetapi kalau kita bisa mempertahankan kon?
disi Dian... Anda sendiri bilang secara klinis dia
oke, kan?" birunya skandal FINAL.indd 133
133 "Tapi sampai kapan?"
"Kita berusaha mempertahankan keadaan umum
yang paling optimal untuk melakukan te?rapi pada
saat yang tepat." "Transplantasi hepar?" keluh Tika putus asa.
*** "Sebenarnya Dian sakit apa, Dok?" desak Angga
pe?nasaran. Selama ini Tika tidak pernah memberitahukan
pe?nyakit Dian. Dia cenderung menutup-nutupi.
Angga mengira karena Tika tidak mau menambah
sedih suaminya. Tetapi sekarang Angga tidak sabar lagi. Sesudah
rentetan pemeriksaan yang begitu intensif, sudah
Dian setengah mati diperiksa ini-itu, masa diagno?
sisnya belum ada juga? Apa dia kena kanker? Kanker apa yang me?nim?
pa bayi tiga bulan? Tetapi kalau bukan pe?nyakit
yang mematikan, mengapa Tika seperti me?ra?hasia?
kan penyakit Dian? Dokter Hendarto menatap Angga dengan mata
se?tengah menyipit. Loh, jadi suami Dokter Kartika Kencana belum
tahu anaknya mengidap kemungkinan Sindroma
Alagille? Kenapa Dokter Kartika merahasiakannya? Ka?
birunya skandal FINAL.indd 134
134 rena dianggapnya suaminya tidak mengerti?
Atau dia tidak ingin menambah cemas suami?
nya? Anggada Subianto yang terkenal ini, yang wa?
jah?nya sudah tidak asing lagi bagi Dokter Hen?
darto dan paramedisnya di rumah sakit itu, tidak
kalah sedihnya dengan istrinya. Barangkali ada
baiknya dia diberitahu kemungkinan diagnosis?nya.
Bahkan prognosisnya jika perlu. Supaya mereka
dapat saling menghibur. Saling menguatkan.
Tetapi Dokter Hendarto tidak ingin melangkahi
hak sejawatnya. Karena itu dia berpaling kepada
Dokter Kartika. Seolah-olah ingin bertanya. Dan
Angga melihatnya. Dia juga melihat perubahan air
muka istrinya. "Katakan pada saya, Dok," desak Angga sema?
kin penasaran. "Saya ayah Dian. Saya berhak tahu
anak saya sakit apa. Meskipun apa yang akan
Dokter katakan mungkin akan membunuh saya."
"Dian kemungkinan mengidap Sindrom
Alagille," kata Dokter Hendarto setelah dia me?
nunggu sejenak dan Tika tidak berkata apa-apa.
"Tapi sejauh ini kami baru menemukan dua tanda.
Kerusakan hati dan jantung. Kami butuh tanda
yang ketiga. Pemeriksaan genetika."
"Penyakit apa itu?" desah Angga panik.
Dia menoleh bolak-balik pada istrinya dan
Dokt?er Hendarto. Istrinya dokter yang hebat.
birunya skandal FINAL.indd 135
135 Dokter tua di hadapannya juga terkenal pandai.
Masa mereka tidak bisa mengobati Dian?
Tetapi mereka berdua sama-sama terdiam. Dan
Angga bertambah kalut. "Ambil saja darah saya, Dok. Kalau perlu, hati
saya. Jantung saya sekalipun. Asal dapat menyem?
buh?kan Dian." "Sekarang kami hanya perlu mengirim darah
Dian untuk pemeriksaan genetika."
"Tunggu apa lagi? Kalau itu bisa menyembuh?
kan Dian" "Dokter Kartika masih memikirkannya"
"Apa lagi yang dipikirkan?" Angga menoleh
kepada istrinya dengan panik. "Jika bisa menyem?
buh?kan Dian" "Pemeriksaan itu hanya melengkapi diagnosis,
Mas," kata Tika perlahan. Suaranya sangat ter?
tekan. "Bukan terapi."
"Untuk apa Dian disakiti lagi?" Itu alasan Tika
ke?tika mereka berdebat di kamar Dian. Angga me?
mang sudah dua minggu di rumah. Dia seperti
tidak mau meninggalkan anaknya. "Tidak ada be?
da?nya lagi dia sakit apa."
Kalau Dian bisa mencapai umur setahun,
mung??kin mereka sudah harus mulai memikirkan
un?tuk melebarkan Arteri Pulmonalisnya. Dan yang
ter?akhir, mencari donor untuk pencangkokan hati.
Artinya rentetan tindakan medis dan operasi
birunya skandal FINAL.indd 136
136 yang sangat berat untuk bayi sekecil itu. Untuk
apa lagi pemeriksaan genetika? Alagille atau bu?
kan, pengobatannya tidak berbeda. Hati dan jan?
tung?nya sudah rusak. Tetapi Angga berkeras untuk melakukan semua
pe?meriksaan yang dibutuhkan.
"Apa biayanya sangat mahal?"
"Bukan itu yang aku pikirkan, Mas"
"Kalau begitu kenapa tidak kita lakukan?"
"Untuk apa lagi? Alagille atau bukan apa be?
da?nya lagi?" "Kalau aku harus kehilangan anakku, aku harus
tahu pasti penyakit sialan apa yang membawa
anak?ku pergi!" "Dan Mas tega Dian diambil darah lagi? Ditu?
suk lagi?" Tika menahan tangis. "Kenapa dia harus
di?sakiti terus? Mas tahu dia sudah punya insting
kalau tangannya dipegang? Dia sudah menangis
bah?kan sebelum lengannya ditusuk!"
"Tidak bisa menggunakan darahnya yang
lama?" desah Angga bimbang. "Darahnya tidak
di?sim???pan di lab?"
"Dian sudah diambil darah," sahut Dokter
Hendarto ketika diam-diam Angga menemuinya.
Dia sendiri merasa heran. Masa Dokter Kartika
lupa? "Sampel darahnya tinggal dikirim ke bagian
genetika jika orangtuanya mengizinkan."
Loh, kok Tika tidak bilang? Ada segurat ke?cu?
birunya skandal FINAL.indd 137
137 riga??an merambah ke sudut hati Angga. Kecurigaan
yang mencetuskan rasa penasaran.
"Saya punya satu pertanyaan lagi, Dok."
"Saya gembira kalau bisa menjawabnya."
"Di keluarga saya tidak ada yang mengidap pe?
nyakit ini. Dan setahu saya, keluarga istri saya juga
tidak. Bagaimana penyakit ini bisa diturunkan ke?
pada anak kami?" "Gen bisa bermutasi, Pak. Lagi pula tidak se?mua
penderita Sindrom Alagille tahu mereka meng?idap
penyakit ini. Kadang-kadang mereka ti?dak tahu,
karena ada penderita yang gejalanya sangat minim."
Jadi kami benar-benar tidak beruntung. Sudah
ber?susah payah mengusahakan anak kandung. Se?
karang gen anak itu bermutasi. Dan dia mengidap
penyakit langka yang belum ada obatnya!
"Apakah karena embrio yang kami hasilkan je?lek,
Dok? Kami sudah dua belas kali mencoba IVF.
Embrio itu selalu gugur. Kecuali yang terakhir ini."
"Diagnosis Dian belum ditegakkan, Pak. Kami
tid?ak tahu kenapa hati dan jantungnya mengidap
ke?lainan." "Kalau begitu saya ingin tahu apakah anak saya
meng?idap sindrom yang namanya susah itu."
"Alagille." "Ya, apa pun namanya. Saya mengizinkan pe?
me?riksaan genetik."
"Tapi Dokter Kartika merasa tidak perlu lagi..."
birunya skandal FINAL.indd 138
138 "Saya akan bicara dengan istri saya," potong
Angga tegas. "Kirimkan sampel darah Dian ke ba?
gian genetika, Dok. Saya yang akan menandata?
ngani izinnya. Kalau perlu kami berdua juga harus
di?periksa. Jika kami menginginkan anak kedua,
bu?kankah kami perlu tahu anak kami yang beri?
kutnya bakal sehat atau tidak?"
Sesaat Dokter Hendarto tertegun. Tapi di detik
lain dia sudah mengangkat bahunya.
"Oke," katanya sambil meraih teleponnya. "Ti?
dak ada masalah." *** Mengapa Tika berbohong, pikir Angga bingung
se?panjang perjalanan pulang. Mengapa dia bilang
Dian tidak punya sampel darah yang sudah siap
un?tuk dikirim ke bagian genetika? Mengapa Tika
tidak mau Dian menjalani pemeriksaan genetik?
Barangkali benar gen Dian bermutasi. Tapi
mung?kin juga dia mewarisi gen yang sakit itu dari
ayah-bundanya! Bukankah mencurigakan Tika tidak ingin me?
nge?tahui apakah Dian mewarisi gen yang sakit itu
dari salah satu orangtuanya?
Kehamilan Dian saja sudah menimbulkan tanda
ta?nya. Umur kehamilan Tika tidak sesuai. Ibunya
saja sampai heran. birunya skandal FINAL.indd 139
139 Karena sedang gembira, Angga tidak begitu
mem??perhatikan. Yang penting mereka punya anak
kan?dung. Dan anak itu lahir sehat.
Sekarang baru pertanyaan itu mengapung lagi
ke permukaan. Benarkah Dian anaknya?
Memang Tika yang melahirkannya. Tetapi siapa
tahu Angga bukan ayahnya.
Jelekkah spermanya sampai diam-diam Tika
meng??gantinya dengan sperma lelaki lain? Sudah
gu?gur pulakah embrio yang terakhir mereka cipta?
kan? Dan kemarahan Angga meledak.
Dia seorang laki-laki. Tidak ada suami yang rela
istri?nya berhubungan dengan lelaki lain. Biarpun
cuma memadukan sel telur dan sperma mereka di
da?lam cawan! Mungkin maksud Tika baik. Dia tidak ingin
me?nge?cewakan suaminya. Tidak ingin berterus
terang sperma suaminya loyo. Malas. Mati. Atau
persetan, apa pun istilah kedokterannya!
Tetapi seharusnya Tika jujur. Kalau dia berterus
te?rang, Angga lebih memilih adopsi daripada


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mem??biarkan sel telur istrinya dibuahi lelaki lain,
siapa pun lelaki itu! Angga sudah siap melampiaskan amarahnya.
Me??num?pahkan kecurigaannya.
Tetapi sesampainya di rumah, dia melihat Tika
sedang duduk di sofa. Dian berada di pangkuan?
nya. Punggungnya bersandar ke lengan ibunya.
birunya skandal FINAL.indd 140
140 Wajahnya menghadap Mama. Dan dia tidak ti?
dur. Matanya menatap ibunya seolah-olah dia
me?ngerti apa yang dikatakan Tika.
Angga muncul begitu saja di belakang istrinya.
Dan Tika tidak menyadari kehadirannya. Dia se?
dang berbicara dengan anaknya.
"Mama bisa merasakannya, Dian," desahnya
pilu. "Bagaimana rasanya ketika pantai itu sudah
ter?lihat. Ketika kita menyadari, kamu akan segera
kembali ke tempat dari mana kamu datang. Tapi
satu hal Mama ingin kamu ingat, Sayang. Ingatlah
selalu, bahkan ketika kamu melangkah kembali ke
ru?mahmu, Papa dan Mama sangat mencintaimu.
Dan kami sangat bersyukur boleh memilikimu,
walaupun hanya sesaat."
Angga terpaksa menelan kemarahannya. Dia
tidak sampai hati menyela. Lebih-lebih melihat
ba?gaimana reaksi Dian. Dia seperti dapat berkomunikasi dengan ibu?
nya. Dia mengeluarkan suara-suara yang halus dari
mu??lut?nya. Dan dia menutup pembicaraannya de?
ngan menyunggingkan seuntai senyum lebar di
bi?bir?nya. Senyum yang membuat air mata berlinang di
mata Tika. Sekaligus membuat mata Angga ber?
kaca-kaca. Perlahan-lahan dia mengundurkan diri. Tidak
ingin mengganggu komunikasi Dian dengan ibu?nya.
birunya skandal FINAL.indd 141
141 Dian sakit parah. Siapa yang tahu sampai kapan
dia bisa bertahan. Sampai kapan dia masih bisa
ter?senyum? Angga menyadari, mungkin Dian bukan anak?
nya. Tapi dia sudah telanjur menyayangi anak itu.
Dan cinta tidak dapat dibunuh dalam semalam,
kan? Sungguhpun dia telah dikhianati. Ditipu.
Disakiti. Lagi pula belum tentu Dian bukan anaknya.
Mung?kin saja dia yang terlalu berprasangka.
Jadi diam-diam Angga memilih jalan lain. Dia
mela?kukan tes DNA. Untuk membuktikan dia
ayah Dian atau bukan. birunya skandal FINAL.indd 142
142 Bab X ETIKA Tika pulang praktek malam itu dan
meli?hat suaminya sedang duduk membaca majalah
mo?bil di ruang tengah, dia sudah merasa ada se?
suatu yang tidak beres. Dian sedang digendong pengasuhnya. Padahal
biasanya sepulangnya dari Surabaya, Angga tidak
bosan-bosannya menggendong anaknya, bahkan
sampai Dian terlelap. Angga malah sering sengaja membangunkan
anaknya. Menggodai Dian, mencolek hidungnya,
meng?gelitik pipinya, bahkan kadang-kadang tidak
sengaja terlalu keras mencengkeram sisi mandi?
bula?nya sampai Dian menggerutu. Mukanya yang
tadi?nya berlumur senyum berangsur mengerut
sampai mau menangis karena dijaili ayahnya.
Apalagi ka?lau dia masih mengantuk.
Dian memang bayi yang menyenangkan. Dia
ja?rang ngambek. Jarang marah. Kalau digodai
birunya skandal FINAL.indd 143
143 ayah?nya, dia hanya mengeluh. Kadang-kadang
men??dumal kalau gurauan ayahnya tidak keterlalu?
an. Kalau merasa agak sakit, baru dia menangis.
Tika sering memperingatkan suaminya. Tapi
Angga hanya tertawa. Dan sering Dian membalas
tawa ayahnya dengan senyum lebar. Kadang-ka?
dang sambil berjingkrak lucu.
"Lihat, Dian senang dibercandai Papa, kan?"
Angga menepuk-nepuk pipi bayinya dengan
gembira. Dan Dian membalas canda ayahnya dengan se?
ringai yang lucu menggemaskan.
Tetapi malam ini, Dian tidak berada dalam gen?
dongan ayahnya. Dia digendong pengasuhnya.
Pa?da?hal sudah seminggu Angga berada di Sura?
baya. Tidak rindukah dia? Tentu saja Tika tidak
me??nyang?ka, suaminya memang sengaja menjauh?
kan diri. "Kok pulang nggak bilang-bilang, Mas?" tanya
Tika sambil meletakkan tasnya dan mencuci ta?
ngan. Angga hanya mendengus tanpa meletakkan ma?
ja?lahnya. Menoleh saja tidak.
"Ada masalah di sana?" Tika membungkuk dan
men?cium pipi suaminya. Angga tidak menjawab. Matanya tetap terpaku
pada halaman majalahnya. Tika tidak ingin mengajak bertengkar. Apalagi
birunya skandal FINAL.indd 144
144 pada saat mereka sedang sama-sama letih. Dia
baru pulang praktek. Angga baru pulang tugas.
Jadi saat yang sangat tidak tepat untuk memulai
pem?bicaraan serius. Walau sikap Angga sangat me?
ny?e?balkan. Sambil menghela napas Tika menghampiri Dian.
Dan mengambilnya dari gendongan peng?asuh?nya.
"Alo, Maniiiisss."
Tika mencium pipi anaknya yang sedang terle?
lap dengan hati-hati. Sebenarnya dia meng?ha?rap?
kan Dian masih terjaga setiap dia pulang praktek.
Su?paya masih sempat bermain-main dengannya.
Tapi rupanya jam sepuluh malam sudah terlalu
la?rut untuk seorang bayi.
Jadi Tika hanya dapat menggendong anaknya.
Me?ni?mang-nimangnya sedikit ketika Dian seperti
agak tersentak tapi segera pulas kembali.
"Udah bilang selamat bobok sama Papa, Sa?
yang?" Tika membawa anaknya menghampiri suami?
nya. Membungkuk untuk menunjukkan Dian.
"Alo, Papaaaa." Tika mendekatkan anaknya ke
muka Angga. Berharap Angga akan meraihnya ke
gendongannya. Paling tidak mencolek hidungnya.
Tetapi ketika Angga diam saja, Tika merasa ada
ma?salah yang amat besar sedang menunggu.
Tanpa berkata apa-apa dia membawa Dian ke
kamar tidurnya. birunya skandal FINAL.indd 145
145 "Biar malam ini Dian tidur dengan saya," kata?
nya kepada Emi yang membuntuti di belakangnya.
Ya, kalau dia sedang jengkel, memang cuma
Dian pelipurnya. Kalau sedang lelah, Dian juga
obat?nya. Melihatnya selalu menimbulkan rasa te?
nang. Rasa nyaman. Ketika Tika sedang meletakkan Dian dengan
hati-hati di ranjangnya, Angga masuk. Menutup
pintu. Dan duduk di kursi. Bukan di ranjang se?
perti biasa. Seolah-olah tiba-tiba saja Tika dan
Dian membawa kuman TBC. "Siapa ayahnya?"
Bukan isi pertanyaan itu yang membuat Tika
ter?sentak. Tapi dinginnya suara suaminya.
Dia menoleh begitu cepatnya sampai heran le?
her?nya tidak terkilir. Untung Dian sudah sempat
di?baringkan di ranjang. "Apa, Mas?" sergah Tika sambil menajamkan
pen?dengarannya. Takut salah dengar.
"Jangan ada dusta lagi. DNA Dian tidak cocok
dengan DNA-ku. Aku bukan ayah biologisnya."
Jadi semuanya telah berakhir. Tebing itu telah
run?tuh. Dan Tika sedang melayang jatuh ke ba?
wah. Siap hancur lebur di atas batu karang yang
sedang menantinya di bawah.
Dia tidak menjawab. Bahkan tidak mampu
mem???buka mulutnya. Hanya air mata yang meng?
alir diam-diam ke pipinya.
birunya skandal FINAL.indd 146
146 Melihat reaksi istrinya, Angga tahu dugaannya
be?nar. Dan dia bertambah gusar.
Seminggu dia menunggu di Surabaya dengan
harap-harap cemas. Berharap semoga dugaannya
meleset. Semoga kecurigaannya tidak beralasan.
Baru tadi dia mengambil hasil paternity test
yang dilakukannya minggu lalu. Dan hasil itu
sung?guh mengecewakan. Hasil itu membenarkan
ke?curigaannya! Dian bukan anaknya!
"Kamu memilih sperma lelaki lain di lab? Sperma
yang lebih prima daripada suamimu? Pro?fe?sor
dokter terkenal? Yang IQ-nya seratus tujuh puluh?"
Profesor dokter. Hati Tika tercekat. Keringat
di?ngin mengalir di sekujur tubuhnya. Tahukah
Angga semuanya atas bantuan Nurdin?
"Skandal ini bakal menghancurkan keduanya,
Tika," terngiang lagi di telinganya kata-kata
Nurdin. "Karierku dan rumah tanggaku. Dua mi?
lik?ku yang terakhir."
Tapi dari mana Angga tahu? Tidak ada yang
tahu rahasia itu kecuali Tika dan Nurdin!
"Perlu aku tanya Dokter Eddy? Sperma siapa
yang membuahi sel telur istriku? Atau itu rahasia
ja?batan? Aku harus sewa pengacara?"
Dokter Eddy. Bukan dia dokter yang melakukan
IVF Tika yang terakhir. Dia hanya membantu ke?
la?hir?an Dian! Jadi dia pasti tidak tahu apa-apa.
Biar??pun dihadapkan pada seratus orang pengacara!
birunya skandal FINAL.indd 147
147 "Sungguh sebuah ironi," suara Angga melunak.
Nadanya malah terdengar agak sendu. Penuh pe?
nyesalan. "Aku tidak jadi menceraikanmu karena
kamu mengandung anak lelaki lain. Pada saat yang
sama, aku tidak jadi mengawini Andromeda. Pa?
dahal dia mengandung anakku. Dan dia sudah
meng??gugurkan kandungannya karena aku tidak
jadi menikahinya." Tanpa berkata apa-apa lagi Angga bangkit dari
kursinya. "Mas!" sergah Tika menahan tangis.
Angga menoleh. Menunggu pengakuan istrinya.
Te?tapi pengakuan yang ditunggunya tidak muncul.
Hanya air mata yang mengalir menuruni pipi
Tika. "Bukan seperti yang Mas sangka...."
Angga masih menunggu. Tetapi ketika dilihat?
nya Tika hanya menangis, dia meninggalkan ka?
mar tidur mereka. Dan tidak pernah kembali lagi
ke kamar itu biarpun subuh sudah menjelang.
Jadi semuanya sudah berakhir, keluh Tika lirih.
Per?nikahan yang kupertahankan mati-matian sam?
pai berani melanggar semua batas norma, akhirnya
hancur juga. Tika tidak dapat membuka rahasianya tanpa
me?li?batkan Dokter Nurdin. Kini dia dihadapkan
pa?da pilihan yang amat berat.
Haruskah dia berterus terang pada suaminya?
birunya skandal FINAL.indd 148
148 Dian memang bukan anak kandung mereka.
Karena dia tidak tercipta dari sperma Angga dan
sel telur Tika. Tika hanya bertindak sebagai ibu
peng?ganti untuk embrio pasangan lain. Menyedia?
kan rahimnya untuk membesarkan dan melahir?
kan anak itu. Tetapi bagaimana dengan Nurdin? Kalau Tika
mem?buka rahasianya, maukah Angga tutup mulut?
"Jangan, Tika," pinta Nurdin mengiba-iba.
Sung??guh trenyuh melihat seorang profesor dokter
se?h?e?bat dia hampir meratap minta belas kasihan.
"Tolong, jangan buka rahasia kita! Kasihani istri?
ku! Kemo sudah sangat menyiksanya. Jangan di?
tam?bah lagi!" "Tapi rahasia ini mengancam perkawinanku."
"Rahasia ini juga mengancam karierku!"
"Tidak adakah solusi lain?"
"Tanya suamimu! Jangan aku!"
"Dia laki-laki, Bang. Dia boleh berselingkuh.
Istri?nya jangan. Bahkan hanya dengan mengawin?
kan ovumnya dengan sperma lelaki lain di luar
tu?buh pun sudah melukai egonya."
"Kalau dia benar-benar mencintaimu, dia bisa
me??maaf?k anmu, Tika. Seperti kamu memaaf?k an?
nya!"

Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dia mencintai perempuan lain."
"Kalau begitu buat apa mempertahankan per?
ka?w??inanmu lagi? Dia tidak ada harganya untuk
birunya skandal FINAL.indd 149
149 di?pe?r?tahankan sampai kamu harus melanggar se?
mua rambu!" "Aku mencintainya," sahut Tika tegar. "Dengan
cinta yang paling tulus yang pernah kumiliki.
Cinta tanpa batas. Cinta tiada akhir."
*** "Keluarga bukan cuma masalah DNA, Angga,"
nasihati Astri ketika Angga mengadu pada ibunya.
"Ada kasih sayang dan perhatian di dalamnya.
Rasa saling memiliki. Saling melindungi."
"Saya dibohongi istri, Ma. Ditipu. Tidak pantas
ka?lau saya marah?" "Tentu saja kamu boleh marah. Bicarakan de?
ngan istrimu. Kalau dia sudah minta maaf, maaf?
kan???lah dia. Karena itulah hakekat cinta. Tika
pas?ti punya alasan melakukannya. Mungkin dia
ti??dak ingin mengecewakanmu. Mama yakin, dia
istri yang baik. Kalau dia bersalah, kesalahannya
ha??nya????lah karena ingin mempertahankan per?ka?win?
annya." "Saya kecewa, Ma. Sakit hati. Selama ini saya
kira Dian anak saya. Saya curahkan seluruh hidup
saya, kasih sayang saya, untuk anak orang lain!
Se?men?tara anak saya sendiri digugurkan!"
"Kalau kamu menyayangi Dian, kamu tidak pe?
duli dia anak siapa. Apalagi kalau benar dia anak
birunya skandal FINAL.indd 150
150 istrimu. Anak perempuan yang kamu sayangi. Le?
bih-lebih Dian sakit parah. Berapa lama lagi dia
ber?tahan, bahkan dokter juga tidak tahu. Kamu
ti?d?ak mau mendampinginya pada saat-saat yang
pa?ling berat dalam hidupnya?" air mata Astri ber?
linang tak tertahankan lagi. Suaranya pecah. Basah
ber?balut air mata. "Siapa yang akan menggendong?
nya kalau dia harus diambil darah lagi, Angga?
Ha?nya ayahnya yang diharapkan akan meng?gen?
dong???nya. Hanya Papa yang dapat sedikit mene?
nang??kannya ketika rasa sakit yang hampir tak
ter???t?a?hankan melanda tubuhnya yang kecil dan le?
mah." Angga memalingkan wajahnya untuk me?nyem?
bunyikan matanya yang basah ketika cinta dan
amarah berperang di hatinya.
"Anak kandung saya justru dibunuh karena saya
me?milih Dian, Ma." Suaranya terdengar amat ter?
te?kan menahan perasaan sakit.
"Jangan salahkan Dian. Itu salahmu karena ber?
selingkuh. Bukan salahnya. Meskipun mungkin dia
tercipta dalam kesalahan."
Angga tidak menjawab. Lama dia membisu
sam?pai dia merasakan rangkulan ibunya yang le?
mah lembut. "Kalau kamu boleh berselingkuh, mengapa istri?
mu tidak boleh melakukan hanya satu kesalahan
yang tidak ada separuhnya kesalahanmu? Kalau
birunya skandal FINAL.indd 151
151 dia bisa memaafkan kesalahan suaminya, mengapa
ka?mu tidak dapat memaafkan kesalahan istrimu?"
Barangkali Mama benar, pikir Angga ketika dia
su?dah kembali ke Surabaya. Tetapi mengapa aku
tidak bisa mengenyahkan juga rasa penasaran itu
dari hatiku? Dan rasa penasarannya terbukti ketika orang
se?waannya menelepon dari Jakarta. Tiar bukan
pe?nyelidik swasta bayaran. Dia cuma orang
kepercayaan Angga yang pernah berutang budi
kepadanya ketika terlibat utang judi.
"Dokter Kartika beberapa kali terlihat bersama
Dokter Nurdin. Mereka sering bertemu di luar
jam praktek di sebuah kafe."
Dokter Nurdin. Hati Angga bercekat. Apakah
bu?kan mantan dosen ilmu kebidanan Tika waktu
kos?kap dulu? Lelaki pertama yang dicintainya.
Yang tidak jadi menikahinya karena tidak mau
men?ceraikan istrinya? Masih berkobarkah cinta pertama Tika sampai
dia rela menyerahkan dirinya? Atau dia cuma ingin
mempunyai anak kandung? Sekarang sakit hati Angga karena ditipu istri
ber?tambah. Istrinya bukan hanya mengawinkan sel
telur?nya di laboratorium. Dia menyerahkan tubuh?
nya di kamar tidur. "Kalau dia dapat memaafkan kesalahan suami?
nya, mengapa kamu tidak dapat memaafkan kesa?
lah?an istrimu?" birunya skandal FINAL.indd 152
152 Kata-kata ibunya terngiang terus di telinga
Angga. Mungkin dia dapat memaafkan kesalahan
istri??nya. Atas nama cinta. Karena kini cintanya
ma??lah sudah bertambah dengan hadirnya Dian.
Bagaimanapun, seperti kata ibunya, anak siapa
pun Dian, Angga sudah kepalang menyayanginya.
Apalagi dia sedang sakit parah.
Tetapi membayangkan tubuh istrinya dalam
peluk?an lelaki lain, selalu membangkitkan rasa jijik
di hati Angga. Jadi bagaimana dia bisa memeluk
istri?nya lagi? Berbagi cinta dengannya lagi? Me?
nya?tukan tubuh mereka dalam keintiman?
Mungkin aku bisa memaafkan Tika, keluhnya
pahit. Tapi tak mungkin bisa melupakan perse?ling?
kuh?annya! Benar kata Mama. Aku juga berselingkuh. Tapi
le?laki mana yang bisa memaafkan perselingkuhan
istri?nya biarpun dia sendiri seratus kali berseling?
kuh? Lebih baik aku menceraikannya secara baikbaik. Tidak usah mengungkit-ungkit lagi per?se?ling?
kuh?annya. Supaya tidak timbul skandal. Dan Tika
serta dokter tua bangka itu bisa menjaga reputasi
me?reka. Barangkali itu jalan yang terbaik, pikir Angga
setelah dia mencapai keputusannya.
Satu-satunya yang masih memberatkan hatinya
adalah berpisah dengan Dian. Bagaimanapun bayi
birunya skandal FINAL.indd 153
153 itu telah menempati tempat yang paling khusus di
hatinya. Dan seperti kata Mama, anak siapa pun
dia, Angga sudah telanjur menyayanginya. Apa?lagi
dia sedang sakit parah. Selalu titik air mata Angga kalau teringat katakata Mama.
"Siapa yang akan menggendongnya kalau dia
harus diambil darah lagi? Hanya Papa yang dapat
se?dikit menenangkannya ketika rasa sakit yang
ham?pir tak tertahankan melanda tubuhnya yang
kecil dan lemah." Angga teringat bagaimana tatapan mata Dian
kalau dia sedang diambil darah. Kalau jarum yang
menyakitkan itu ditusukkan ke lengannya yang
mungil. Mata itu seolah-olah berkata, kok Papa biarkan
saja orang ini menyakiti Dian?
Selalu trenyuh hati Angga setiap kali Dian me?na?
tap?nya seperti itu. Sampai-sampai dia hampir tak
mampu membalas tatapan anak perempuan?nya.
Kalau bukan untuk diperiksa darahnya, Angga
pasti akan memukul orang yang berani menyakiti
Dian! Dan sekarang dia sendiri yang menyakiti hati
Dian! Angga sendiri yang meninggalkan anak pe?
rempuan yang disayanginya!
Maafkan Papa, Dian, keluh Angga ketika de?ngan
mata berkaca-kaca dia menciumi foto Dian yang
birunya skandal FINAL.indd 154
154 selalu tersimpan di ponselnya. Papa terpaksa me?
ning?gal?kanmu. Bukan karena Papa tidak sayang
pada?mu. Bukan karena kamu bukan anak Papa. Tapi
karena Papa tidak mungkin lagi hidup ber?sama
Mama. *** "Aku sudah memikirkannya matang-matang, Tika,"
cetus Angga malam itu setelah mereka lama ber?
diam diri di meja makan. Dian sudah lama terlelap. Tika baru pulang
prak?tek. Dan ketika dia menemukan suaminya su?
dah menunggu di rumah, dia tahu semuanya su?
dah hampir berakhir. Belum pernah Angga meninggalkan rumah se?
lama itu. Lebih-lebih setelah ada Dian. Tapi kali
ini dia pergi hampir dua bulan. Dan dia tidak me?
ne??le?pon sekali pun. Tidak menanyakan kondisi
Dian sama sekali. Tentu saja Tika tidak tahu,
Angga selalu menelepon ibunya untuk menanya?
kan keadaan anaknya. Telepon Tika tidak pernah diangkat. SMS-nya
ti?dak pernah dibalas. Tika malah sering dihantui
ilusi, Angga meneleponnya. Sampai dia buru-buru
me?raih ponselnya. Dan kecewa karena telepon
geng?gamnya membisu. Tidak ada nama Angga di
layarnya. Tidak ada apa-apa.
birunya skandal FINAL.indd 155
155 "Aku akan menceraikanmu. Pengacara kita akan
me?ngurus semuanya. Aku tidak ingin hartamu.
Ka?mu boleh mengambil semuanya. Termasuk
Dian." Pedih hati Tika mendengarnya. Kata-kata itu
seperti vonis mati yang sudah lama dibayangkan?
nya. Aku tidak ingin hartamu. Kamu boleh meng?
ambil semuanya. Termasuk Dian.
Sejak kapan anak mereka termasuk harta yang
bisa dibagi? Tetapi air mata pun rasanya tidak ada gunanya
lagi. Jadi Tika menahan tangisnya. Tidak boleh
ada air mata. Semua sudah berakhir. Layar telah
tertutup. Bahteranya telah tenggelam.
Terus terang Angga mengharapkan bantahan
Tika. Permohonan untuk memikirkannya lagi. Per?
mintaan untuk mencoba lagi. Memberinya ke?sem?
patan kedua. Ketika Tika membisu, Angga semakin yakin,
istri?nya merasa bersalah. Karena itu semuanya
men?jadi lebih mudah. "Besok aku pergi. Barang-barangku buang saja.
Atau sumbangkan saja kepada yang membutuh?kan."
Hanya itu? Hanya barang yang dipikirkannya?
Ba??gaimana dengan delapan tahun yang telah me?
reka lewati bersama? Ke mana harus dibuangnya
ke??nangan itu? birunya skandal FINAL.indd 156
156 Bagaimana dengan Dian? Ke mana mereka
akan mengenyahkannya? Tetapi yang bersalah memang sudah tak punya
hak untuk membela diri. Bahkan untuk sekadar ber?
tanya. Tika akan melangkah ke ruang hukuman mati
dengan mulut terkunci. Bahkan sebelum jarum
ber?isi potasium klorida disuntikkan untuk meng?
hen?tikan denyut jantungnya, dia tidak berhak lagi
membuka mulut untuk membela diri.
Tika hanya mengajukan satu permintaan ter?
akhir. Permintaan yang diizinkan dilakukan oleh
terpidana mati. "Maukah Mas tidur di kamar kita malam ini?"
pintanya getir. "Aku ingin mengenang delapan ta?
hun yang begitu indah yang telah kita lalui di ka?
mar itu." Tika tidak minta dipeluk. Dicium. Disetubuhi.
Karena dia tahu itu permintaan yang terlalu mus?
tahil. Angga mungkin sudah merasa jijik. Dia tidak
mau lagi melakukannya. Bahkan memikir?kan?nya
sekalipun. Tetapi tidak bolehkah Tika minta satu malam
saja, malam terakhir mereka bersama-sama?
Mungkin cuma untuk ngobrol. Atau bahkan hanya
berbaring berdekatan. Mengenang nostalgia masa
lalu. Ketika cinta masih milik mereka.
Tetapi itu pun tampaknya terlalu mahal untuk
dikabulkan. birunya skandal FINAL.indd 157
157 "Maaf, aku tidak bisa," sahut Angga kaku.
Tidak ada nada jijik dalam suaranya. Tetapi
Tika seperti dapat merasakannya. Sakit sekali hati
Tika sampai dia terdorong mengucapkannya.
"Aku tidak pernah menodai diriku, Mas. Aku
ti?dak pernah mengotori ranjang pengantin kita."
Sesaat Angga tertegun. Tapi hanya sesaat. Di
de?tik lain dia sudah melangkah ke kamar kerjanya.
Dan pintu kamar itu tidak pernah terbuka lagi


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sam??pai pagi. Tentu saja Tika tidak tahu, di balik pintu itu,
Angga terus bertanya-tanya apa maksud kata-kata
istri??nya yang terakhir? Bukankah dia berselingkuh
de?ngan dokter tua itu? Bukankah Dian anak
Dokter Nurdin? Aku tidak pernah menodai diriku, kata Tika.
Jadi bagaimana mereka menciptakan Tika? Me?
nga?winkan sperma Dokter Nurdin dengan sel telur
Tika di laboratorium? Kalau saja aku punya kesempatan untuk mem?
buk?ti?kannya, pikir Angga gemas. Tetapi untuk
apa? Bukankah lebih baik aku menceraikan Tika
se?cara baik-baik daripada timbul skandal? Biarlah
skan?dal itu tetap biru, tetap tersembunyi! Sepi.
Tidak ada yang tahu! birunya skandal FINAL.indd 158
*** 158 Tika berbaring dalam telaga air matanya sendiri di
atas ranjangnya. Sejak Angga pergi dua bulan yang
lalu, Dian sudah lebih banyak menempati kamarnya
sendiri. Karena Tika menjadi sulit tidur. Bahkan
tidak tidur semalaman. Takut mengganggu tidur putrinya, Tika selalu
mengembalikan Dian ke kamarnya sendiri. Karena
itu malam ini pun dia berbaring sendirian di
ranjangnya. Dan entah pukul berapa dia baru bisa
terlelap. Tidurnya tidak nyenyak. Mimpi buruk terus
meng?ganggunya. Sering dia terjaga. Dan tangan?
nya otomatis meraba kasur di sebelahnya. Tempat
suaminya biasa berbaring. Kebiasaan yang sudah
bertahun-tahun dilakukannya.
Bahkan ketika dia terjaga pagi itu, dia masih
tidak sadar, perkawinannya telah berakhir. Se?mua?
nya seperti mimpi buruk. Dia harus mencubit ta?
ngannya untuk meyakinkan dirinya, semua ini
nyata. Ketika melangkah ke kamar mandi, dia melihat
han?duk Angga, sikat giginya, bahkan sehelai ce?
lana pendeknya, seolah-olah semuanya masih
seperti dulu, air mata Tika berlinang.
Kamar mandi itu seperti menyimpan sejuta ke?
nangan. Kenangan yang tak pernah mati. Yang
se?lalu menikam memorinya. Entah sampai kapan.
Bau sabun yang biasanya menebar dari tubuh
birunya skandal FINAL.indd 159
159 Angga kalau dia selesai mandi, aroma after shave
lotion yang dipakainya, seperti membelai pencium?
an Tika. Melayangkan ilusi seolah-olah Angga
ma?sih berada di sana. Lama Tika duduk di lantai kamar mandi. Ber?
sandar ke dinding sambil memandangi pintu. Ber?
harap Angga akan muncul di sana dengan berte?lan?
jang dada. Senyum yang kocak bermain di bibirnya.
"Ngapain tidur di situ?" Tika membayangkan
Angga akan menyapanya dengan riang seperti
biasa. "Ada pasien yang pamit sebelum waktunya?"
Lalu Angga akan menghampirinya. Meng?gen?
dong?nya dan membaringkannya dengan hati-hati
di dalam bath tub. Merendam tubuh istrinya de?
ngan air sabun hangat. Kemudian menggosok
lem?b?ut punggungnya dengan spons.
Tika memejamkan matanya. Membayangkan
kem?bali adegan yang telah tersimpan abadi dalam
memori?nya itu. Mengharapkan kalau dia mem?
buka matanya, semua itu benar-benar terjadi.
Tetapi ketika matanya terbuka, yang ada di ha?
dap?an?nya hanya kesepian. Keheningan. Dan dia
ber?ada seorang diri. Tidak ada siapa-siapa di sana.
Angga sudah pergi ketika Tika sampai di meja
ma?kan. Dia tidak menyentuh sarapannya.
Titik air mata Tika ketika melihat cangkir kopi?
nya masih belum tersentuh. Cangkir ber?tuliskan
"Papa" itu masih menunggu dengan setia di atas
birunya skandal FINAL.indd 160
160 meja makan. Tanpa tahu tak ada lagi yang bakal
menyen?tuhnya. Sebentar lagi dia bakal jadi barang
antik. Pintu kamar kerja Angga terbuka lebar. Kom?
puternya masih teronggok di atas meja. Angga
hanya membawa laptopnya. Buku-bukunya pun
masih tersusun rapi di rak. Bahkan foto-foto Dian
masih berserakan di sana.
Lama Tika tegak di ambang pintu kamar kerja
suaminya. Betapa dia merindukan melihat lagi
Angga di sana. Di balik meja tulisnya.
Betapa dia merindukan senyumnya. Tawanya.
Humornya. Bahkan kecemasannya atas penyakit
Dian. Dian. Tika hampir berlari ke kamar anaknya. Dian
sudah bangun. Dia sedang digendong pengasuh?nya.
Ketika melihat Tika, dia seperti tersenyum. Seolaholah dia tidak tahu ayahnya sudah pergi. Tidak
sadar, dunia mereka baru saja berhenti ber?putar.
Tika meraihnya. Menggendongnya dan men?
ciumi wajah dan kepalanya.
Papa sudah pergi, Sayang, bisiknya dalam hati.
Tapi itu bukan karena Dian. Itu salah Mama.
Rasanya hari itu Tika tidak ingin pergi. Tidak
ingin meninggalkan rumah. Dia ingin berkubur di
sana bersama Dian. Tetapi tugas memanggil. Tika
tidak dapat meninggalkannya walaupun dia ingin.
birunya skandal FINAL.indd 161
161 Hanya kebetulan dia bertemu Nurdin. Atau bu?
kan kebetulan? Dokter tua itu memang me?ngun?
tit?nya kemari? "Aku akan bercerai," katanya kepada Nurdin
hari itu. Suaranya setawar teh yang diminumnya.
Wa?jahnya semendung udara di luar kedai kopi.
"Bang Nurdin tidak perlu khawatir. Rahasia ini
akan kubawa sampai mati."
Nurdin menatap mantan kekasihnya dengan
iba. Dia tahu betapa Tika mencintai suaminya.
Dia mengorbankan segala-galanya sampai rela me?
nab??rak semua rambu untuk mempertahankan
per??kawinannya. Tetapi akhirnya dia gagal juga.
Terkutuklah lelaki yang menjadi suaminya. Dia
tidak tahu betapa mahal harga cinta istrinya.
*** "Bercerai?" sergah Astri antara terkejut dan kesal.
"Se?gampang itu? Apa pikirmu perkawinan itu,
Angga? Semurah itukah harga sebuah perceraian?
Semudah itu kamu berpisah dengan anak-istrimu
seperti berpisah dengan pacar-pacarmu?"
"Saya sudah lama memikirkannya, Ma," sahut
Angga murung. "Justru karena saya tidak ingin
me?nimbulkan skandal yang akan mencoreng nama
baik Tika, saya akan menceraikannya baik-baik."
"Kamu pikir cerai baik-baik akan menghibur
Tika? Tidak membuat Dian sedih?"
birunya skandal FINAL.indd 162
162 "Mama mau saya berbuat apa? Tika selingkuh,
Ma! Dia punya affair dengan bekas dosennya yang
tua bangka itu! Saya tidak bisa menidurinya lagi
tanpa rasa jijik!" "Kamu yakin dia selingkuh? Bukan cuma me?
nga?winkan sel telurnya dengan sperma orang lain
di la?boratorium? Kalau cuma itu dosanya, kenapa
kamu tidak bisa memaafkannya?"
"Karena itu saya menyuruh orang memata-ma?
tai Tika. Mama kira kenapa saya melaku?kannya?
Karena saya masih percaya kepadanya!"
"Kalau kamu masih percaya, untuk apa me?nye?
wa orang menguntitnya? Bukankah itu artinya
ka?mu mencurigainya?"
"Saya berharap saya salah, Ma! Ternyata saya
be?nar! Mereka sering terlihat bersama! Untuk apa
ka??lau bukan untuk selingkuh? Sekadar ngobrol?
Mereka kan bukan remaja lagi!"
"Kalau kamu tidak dapat memaafkan Tika, li?
hat?lah Dian, Angga. Mama mohon kepadamu.
K?a?lau hatimu sakit, pandanglah Dian! Biarkan
cinta??mu kepadanya yang memaafkan kesalahan
ibu??nya!" "Tidak, Ma. Kalau benar Tika selingkuh dengan
dokter tua bangka itu, saya bisa memaafkannya.
Tapi tidak bisa melupakannya!"
"Kalau begitu buktikanlah Tika berselingkuh.
Minta dia dan dokter tua itu melakukan tes DNA.
birunya skandal FINAL.indd 163
163 Mama yakin Tika tidak akan menodai dirinya.
Kalau waktu muda saja dia bisa menjaga kesucian?
nya, apalagi sekarang!"
"Sekarang dia ingin punya anak, Ma! Dulu be?
lum!" "Banyak perempuan yang mendambakan anak.
Bukan berarti mereka rela mengotori tubuhnya."
*** "Mama ingin aku memikirkan lagi perceraian kita,"
kata Angga datar ketika dia minta bertemu dengan
Tika malam itu. Tika seperti mendapat anugerah dari surga. Dia
tidak bisa lagi konsentrasi pada pekerjaannya. Dia
pulang lebih awal. Dan menutup prakteknya. Dia
minta sejawatnya menggantikannya.
Lalu dia pergi ke salon. Menghias wajahnya.
Me?ra?pikan rambutnya. Dan membeli gaun baru.
Seolah-olah dia ingin tampil secantik-cantiknya
untuk suaminya. Ingin memikat hatinya kembali
kalau hati itu sudah lama terbang ke tempat lain.
Tetapi reaksi Angga malam itu sungguh menge?
cewa?kan. Dia seperti tidak peduli melihat usaha
istrin?ya mengubah penampilannya. Dia bahkan
se?p?erti merasa jijik melihat cara Tika memper?
cantik dirinya. Seperti itu jugakah penampilannya kalau dia
mem??buat janji temu dengan bekas dosennya? M?e?
birunya skandal FINAL.indd 164
164 lo??totkah mata tua renta itu kalau dia menya?dari
Dok?ter Kartika Kencana sebenarnya lumayan me?
narik kalau dia mau berdandan?
Dan kekecewaan Tika bukan hanya sampai di
sana. Bukan hanya karena Angga tidak menaruh
per?hatian kepadanya. Bukan karena dia seolah
tidak berminat seperti melihat mobil tua.
Permintaannya bukan hanya mengecewakan.
Sekaligus mengejutkan. "Kalau benar kamu tidak pernah menodai diri?
mu, buktikanlah." "Apa yang harus kulakukan, Mas?" desah Tika
menahan perasaannya. "Aku harus terjun ke dalam
kobaran api?" "Kamu dokter," sahut Angga dingin. "Kamu
tahu apa yang harus dilakukan."
"Aku tidak tahu apa yang Mas inginkan."
"Aku ingin lelaki itu melakukan tes DNA."
"Lelaki siapa?" sergah Tika kaget.
"Bekas dosenmu. Dokter Nurdin."
"Hah?" "Jika dia bukan ayah Dian, aku akan memaaf?
kan?mu. Dan membatalkan perceraian kita."
Tentu saja Nurdin bukan ayah Dian. Tes DNA
se??canggih apa pun tidak ditakuti Tika. Tetapi ba?gai?
mana meminta Nurdin menyerahkan DNA-nya?
birunya skandal FINAL.indd 165
*** 165 Nurdin tersentak ketika Tika mengemukakan
permintaan Angga. Padahal mula-mula dia begitu
gem?bira ketika Tika menelepon mengajaknya
minum di kafe langganan mereka.
Entah mengapa, selalu terbit semangat di hati
tua?nya kalau Tika memanggil. Selalu titik keba?ha?
gia?annya kalau dapat bertemu. Meskipun hanya
untuk berbincang. Hanya untuk saling pandang.
Ini?kah cinta? Cinta yang tak pernah berakhir w?a?
laupun tidak diakhiri dengan perkawinan?
"Kamu sudah janji akan menyimpan rahasia
ini," desis Nurdin cemas.
"Suamiku hanya minta bukti Bang Nurdin bu?
kan ayah Dian." "Tentu saja aku bukan ayahnya!" geram Nurdin
ma?rah. "Apa aku harus bersumpah di hadapan?
nya?" "Bagaimana kalau buccal swab untuk tes DNA?"
"Tidak! Jangan minta terlalu banyak, Tika!"
protes Nurdin tersinggung.
"Masih terlalu banyak kalau saya yang me?min?
ta?nya, Bang? Atau kalau saya hanya minta saliva
atau sehelai rambut Bang Nurdin? Itu tidak mem?
buat Bang Nurdin tersinggung, kan?"
"Kamu ingin timbul skandal?"


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Skandal apa? Bang Nurdin bukan ayah biologis
Dian. Dan bukti ini akan menyelamatkan per?ka?
win?an?ku." birunya skandal FINAL.indd 166
166 "Maafkan aku, Tika," gumam Nurdin penuh
pe??nyesalan. "Tapi aku tidak bisa membantumu
lagi. Sudah terlalu banyak yang kukorbankan."
"Tapi keutuhan perkawinanku tergantung dari
pengorbananmu, Bang."
"Keutuhan perkawinanmu tergantung dari
pengorbanan suamimu, Tika. Jika hanya kamu
yang mau berkorban, bagaimana kamu bisa mem?
per?tahankan keutuhan perkawinan kalian?"
"Suamiku sudah berjanji tidak akan meng?
ungkit-ungkit lagi asal-usul Dian jika Bang Nurdin
bukan ayah biologisnya. Artinya rahasia kelahiran
Dian tetap terjaga. Apa ruginya memberikan
DNA, Bang? Demi keutuhan perkawinanku."
"Aku tidak bisa," sahut Nurdin lemah. "Aku
dok??ter terkenal. Jika ada yang tahu aku melakukan
pa?te?r?nity test, kabarnya bisa tersiar ke mana-mana."
"Kalau Bang Nurdin mau, kita bisa melakukan?
nya di luar negeri!"
"Tidak, Tika. Maafkan aku."
Percuma membujuk Nurdin. Percuma minta
tolong kepadanya lagi. Bagaimanapun Tika mem?
bujuk?nya, dia tetap bergeming.
Tika harus melakukan sesuatu yang bahkan
belum pernah terpikir olehnya. Dia mencuri gelas
b?ekas minum Nurdin. Sekadar memperoleh saliva?
nya. birunya skandal FINAL.indd 167
167 Hasil tes itu tidak bisa dipakai secara hukum, ka?
rena pengambilannya tidak sah. Tetapi paling tidak
dapat membuktikan kepada Angga, Nurdin bukan
ayah Dian. Tika langsung menyerahkan kantong untuk
bukti forensik berisi gelas itu kepada Angga yang
sudah menunggu di meja lain. Dan bersama-sama
mereka membawanya untuk diperiksa.
*** Tika tidak menyangka dia memperoleh kesem?
patan untuk mempertahankan pernikahan?nya. Apa
pun rela dilakukannya demi suaminya. Selama me?
nunggu hasil tes DNA, dia sangat gembira seperti
mendapat hidup kedua. Dia berusaha pulang seawal mungkin. Bahkan
su?dah merencanakan mengambil cuti panjang.
Seolah-olah dia ingin mengejar ketinggalannya se?
lama ini. "Sekarang saya yakin, yang utama dalam hidup
seorang wanita adalah menjadi istri dan ibu, Ma,"
katanya kepada mertuanya.
"Untuk seorang dokter seperti Tika, Tuhan juga
mem?berikan kewajiban lain yang tak kalah mulia?
nya. Jangan lupakan itu, Tika."
"Tentu saja, Ma. Tapi sekarang saya ingin men?
curahkan waktu lebih banyak untuk Mas Angga
dan Dian." birunya skandal FINAL.indd 168
168 Tika begitu yakin dia akan mampu memper?ta?
han??kan perkawinannya. Nurdin memang bukan
ayah Dian. Tes DNA-nya pasti negatif. Jadi apa
yang ditakutinya? "Saya sangat gembira, Ma," katanya terharu.
"Setelah hampir kehilangan Mas Angga, saya baru
sadar hidup ini tak ada artinya lagi tanpa keha?dir?
an Mas Angga dan Dian."
"Mama juga ikut bahagia, Tika. Rasanya seka?
rang Mama bisa mati dengan meram."
"Jangan begitu, Ma. Kami masih membutuhkan
Mama. Tolong jangan tinggalkan kami."
"Mati-hidup di tangan Tuhan, Tika. Tapi jika
su??dah sampai waktunya, Mama sudah siap."
"Kami yang belum siap kehilangan Mama. Saya,
Mas Angga, dan Dian sangat beruntung memiliki
seorang sesepuh seperti Mama."
"Mama juga merasa beruntung Angga memiliki
istri seperti Tika. Semoga kalian bisa hidup rukun
sampai hari tua. Itu doa Mama setiap malam, di
samping doa untuk kesehatan Dian."
Tetapi doa Astri rupanya belum dikabulkan Tu?
han. Hasil tes DNA yang datang seminggu ke?mu?
dian sangat mengecewakan, sekaligus mengejut?
kan. "Tidak mungkin!" bantah Tika panik. "Pasti ada
ke?salahan! Dokter Nurdin bukan ayah Dian!"
"Tadinya aku juga berharap begitu," sahut
birunya skandal FINAL.indd 169
169 Angga dingin. "Ternyata hasilnya benar-benar me?
nge?jutkan." "Aku ingin melihat sendiri hasilnya. Pasti false
po?sitive." "Buat apa? Hanya membuat malu dirimu. Bah?
kan bisa timbul skandal di rumah sakit tempatmu
dan dokter itu bertugas."
"Tapi hasilnya pasti keliru, Mas!"
"Dokter tidak percaya hasil tes DNA?" sindir
Angga pedas. "Lalu tes apa lagi yang kamu per?ca?
yai? Tes golongan darah?"
Tes golongan darah tidak bisa dipakai karena
baik Dian maupun Nurdin dan Tika sama-sama
ber?golongan darah B. Tes itu tidak bisa menen?tu?
kan Nurdin ayah Dian atau bukan.
"Aku akan ke sana besok, Mas," kata Tika tegas.
"Pasti ada kesalahan."
Tika tidak peduli lagi pada segala macam rasa
ma?lu dan skandal. Apa artinya nama baik diban?
ding???kan perkawinannya? Untuk mempertahankan
suami?nya, Tika rela mengorbankan nyawanya
sekali?pun! Tetapi hasil tes itu memang cenderung menya?
ta?kan Nurdin adalah ayah biologis Dian. Wa?lau?
pun positifnya hanya memenuhi standar minimal.
"Bisa diulang jika meragukan, Dok. Mungkin
sam??pelnya tidak adekuat. Bagaimana kalau saya
laku?kan buccal swab?"
birunya skandal FINAL.indd 170
170 Percuma. Nurdin pasti keberatan. Apalagi se?te?
lah sekarang Tika tahu apa alasan sebenarnya dia
menolak tes DNA. "Apa yang Bang Nurdin lakukan?" desak Tika
ma?rah. "Embrio siapa yang Bang implantasikan ke
uterusku?" "Pasti ada kesalahan," sahut Nurdin gugup.
"Kalau Bang Nurdin tidak mau terus terang,
aku terpaksa membongkar rahasia kita."
"Kumohon jangan, Tika! Kamu sudah berjanji,
ini akan menjadi rahasia kita sampai mati!"
"Tapi Bang Nurdin menghancurkan perkawin?
an?ku!" "Bukan aku yang mau, Tika! Kamu yang minta
IVF dengan cara ini!"
"Tapi aku minta embrio pasien yang sudah di?
bekukan! Embrio tersisa yang mungkin bakal
dibuang! Bukan anak Bang Nurdin!"
"Bukan anakku," desis Nurdin gemetar. "Tolong
simpan rahasia ini, Tika. Demi istriku yang hampir
meninggal." "Siapa perempuan itu, Bang? Selingkuhan Bang
Nurdin yang ingin punya anak?"
"Tika! Jangan berpikir yang bukan-bukan!"
Tapi melihat pucatnya paras Nurdin, Tika me?
rasa, dugaannya tidak keliru.
birunya skandal FINAL.indd 171
*** 171 Angga tidak memberikan ciuman perpisahan ke?
pada istri dan anaknya. Bahkan dia seperti tidak
mau melihat ke arah Dian.
Tentu saja Tika tidak tahu, semalaman Angga
me?nonton video anaknya. Dan menciumi fotonya
de?ngan air mata berlinang. Tika mengira Angga
jijik kepada Dian setelah dia tahu siapa ayah bio?
logis??nya. Angga memang tidak mau mencium Dian.
Takut tidak sanggup meninggalkannya. Melihatnya
saja pun pasti sudah membuatnya menangis. Dan
dia tidak ingin istrinya melihat air matanya.
"Bye, Tika," hanya itu kata-katanya terakhir se?
be?lum pergi. Tika hanya mengangguk sambil menahan air
mata?nya. Dan dia menatap punggung Angga sam?
pai lenyap di balik pintu rumahnya. Ketika dia
men??dengar deru mesin taksi meninggalkan hala?
man rumahnya, dia tahu, telah pergi satu-satunya
lelaki yang dicintainya dengan segenap jiwanya.
Dia mengharapkan mendengar deru mesin mo?
bil memasuki halamannya kembali. Tetapi dia tahu
se?mua itu hanya ilusi. Telah pergi matahari hi?dup?
nya. Sekarang satu-satunya yang membuat dia masih
ingin melihat hari esok cuma Dian. Dialah yang
de???ngan kelucuannya bahkan penyakitnya, me?
nguat?kan Tika. Membuat dia bersumpah kepada
birunya skandal FINAL.indd 172
172 diri?nya sendiri, dia akan kuat untuk mendam??pingi
Dian. Mama tidak akan meninggalkanmu, Sayang.
Biar?pun seluruh dunia telah meninggalkanmu.
Mama akan mengantarmu sampai ke tapal batas.
Ke tempat Mama tidak bisa mendampingimu lagi.
Dan kalau ada hiburan kedua yang menyam?
bangi kekosongan hidupnya, itulah ibu mertuanya
yang bijak. Yang tidak pernah meninggalkan Dian.
Bahkan setelah Angga dan Tika resmi bercerai.
"Kamu bukan menantu Mama lagi," bisiknya
sam?bil memeluk Tika. "Tapi Dian tetap cucu
Mama. Jika kamu mengizinkan, Mama akan da?
tang tiap hari kemari. Untuk mendampingi Dian
se??lama kamu tidak ada di rumah."
"Saya mungkin bukan menantu Mama lagi se?
cara hukum," balas Tika terharu. "Tapi Mama te?
tap ibu saya sampai kapan pun. Dian tetap cucu
Mama. Jika tidak mengganggu privacy Mama, saya
ingin memohon agar Mama tinggal di sini. Biar
Dian punya seseorang yang menggantikan ayah?
nya. Dan saya bisa meninggalkannya di rumah
de?ngan lebih lega. Karena saya tahu ada seseorang
yang sangat mencintainya di sampingnya."
"Benar kamu tidak terganggu dengan adanya
Mama di rumahmu?" "Saya malah punya seseorang yang bisa saya
ajak membicarakan Dian, Ma. Kelucuan-kelucu?an?
birunya skandal FINAL.indd 173
173 nya. Bahkan penyakitnya. Sungguh sangat me?ri?
ngan??kan beban saya, punya seseorang di rumah
yang saya bisa ajak ngobrol kalau saya pulang
prak??tek." Tika tidak hanya berbasa-basi. Dia memang
sangat bersyukur kalau ibu mertuanya mau tinggal
di rumahnya. Bagaimanapun, seorang bayi yang
sa?k?it seperti Dian butuh seseorang di rumah un?
tuk menemaninya selain seorang pengasuh. Lebihlebih kalau Tika praktek sampai malam.
Hanya ada satu pertanyaan yang masih meng?
gan?jal di benaknya. Dan Tika tidak sabar lagi un?
tuk menanyakannya. Saat itu datang ketika mereka
sedang makan malam. "Ma, apakah Mama juga percaya Tika berse?
ling???kuh?" Astri berhenti menyuapkan makanannya. Hatihati diletakkannya sendoknya di atas piring. Lalu
ditatapnya Tika dengan sungguh-sungguh.
"Lihatlah mata Mama, Tika. Dan katakanlah
yang sebenarnya." "Tika tidak pernah berselingkuh, Ma. Tika ti?
dak pernah mengkhianati Mas Angga."
"Mama percaya," sahut Astri sederhana sekali.
Mata Tika menjadi berkaca-kaca mendengar
kata-kata perempuan tua itu. Dan sekali lagi dia ber?
sy?ukur mempunyai mantan ibu mertua yang begitu
bijaksana. Seandainya saja Angga seperti ibunya!
birunya skandal FINAL.indd 174
174 "Mama tidak pernah bertanya-tanya bagaimana
saya memperoleh Dian?"
"Kalau menceritakannya membuat hatimu lega,
cerita?kanlah. Tapi kalau tidak, Mama tidak me?
mak?sa. Mama tidak berhak menghakimimu."
"Kalau saya menceritakannya, saya melanggar
janji saya kepada orang yang telah menolong saya,
Ma." "Kalau begitu, jangan ceritakan. Simpanlah sam?
??pai Dian besar nanti. Kalau suatu hari dia me?na??


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nyakan ayahnya, Tika berutang jawaban kepada?
nya." "Apakah Dian bisa melewati masa kritisnya?"
desah Tika menahan haru. "Apakah dia bisa me?
na??nyakan di mana ayahnya? Apakah dia bisa
bertemu dengan Mas Angga lagi?"
"Umur di tangan Tuhan, Tika. Dialah tabib yang
paling pandai. Jika Dia menginginkan Dian sem??buh,
Dia hanya tinggal menunjukkan jari-Nya. Maka
Dian akan sembuh. Tidak ada yang mus?tahil bagi
Tuhan. Tapi jika Dia tidak berkenan, jika Dia
menganggap yang terbaik bagi Dian ada?lah pulang
ke rumah-Nya, semoga Tuhan meng?ajar??kita untuk
pasrah menerima apa pun ke?hen?dak-Nya."
Tika tidak mampu membuka mulutnya lagi.
Karena tangis telah menyumbatnya.
Hari-hari yang kemudian menjelang adalah
hari-hari yang sangat menyakitkan.
birunya skandal FINAL.indd 175
175 Selalu titik air mata Tika kalau dia sedang
mem??bawa Dian keluar dan melihat pasangan lain
yang sedang bermain-main dengan anak mereka.
Ka??lau melihat sang ayah menggendong anaknya
sam??bil tertawa geli melihat kelucuan si kecil.
Mengapa Dian tidak bisa seberuntung mereka?
Sejak lahir dia sudah mengidap penyakit. Kini
masa kanak-kanaknya harus dilalui tanpa keha?
diran seorang ayah. Mungkin hanya ilusi Tika, tetapi dia sering me?
li?hat segumpal tanya di mata Dian kalau dia se?
dang memandangnya. Mata itu seolah-olah ber?
tanya, di mana Papa, Ma? Tika sendiri juga sangat merindukan Angga.
Malam yang sepi, ranjang yang dingin, terasa sa?
ngat menyiksa. Sensasi yang tak pernah dirasa?kan?
nya sebelum menikah. Dulu, dia juga sendiri. Tetapi setelah kehadiran
Angga, dunianya berubah. Dia tidak pernah sen?
diri lagi. Dan setelah merasakan nikmatnya punya sese?
orang di sampingnya, sungguh tersiksa berada
se??orang diri lagi! Hiburannya kini hanyalah Dian dan pekerjaan.
Tanpa itu, dia mungkin sudah gila didera kese?
pian. Hanya Dian dan pekerjaan yang mencegahnya
me??ngonsumsi obat tidur dan obat penenang ber?
birunya skandal FINAL.indd 176
176 larut-larut. Walau pada mulanya dia sulit tidur dan
mengalami depresi berat. Dia malah sudah berkonsultasi dengan teman?
nya yang psikiater. Beberapa bulan dia harus
meng?ikuti psikoterapi. "Aku cuma tidur satu-dua jam setiap malam,
Ri," keluhnya pahit. "Mimpiku selalu berkisar ke
ma?sa kecilku. Aku jatuh dari pohon. Atau ditabrak
mobil. Atau tenggelam ketika berenang di laut.
Aku melihat tubuhku digotong orang. Dan jasadku
dimakamkan. Sudah gilakah aku?"
"Kamu mengalami depresi berat, Tika. Mimpi?
mu cuma pelarian. Bawah sadarmu ingin kamu
mati. Dan melupakan semuanya."
Tapi aku masih memiliki Dian, pikir Tika mu?
rung. Aku belum ingin mati! Aku harus selalu
ber?ada di sampingnya! Dian membutuhkanku.
Mem?butuhkan ibunya! "Kamu beruntung masih memiliki Dian. Dialah
yang akan mengobati depresimu."
Atau membuatku semakin depresi karena
penyakitnya? Memikirkan sampai kapan dia bisa
ber?tahan? "Kamu harus kuat, Tika. Demi Dian. Jangan
mengira anak kecil tidak dapat merasakan derita
ibunya. Dan kamu tahu, stres bisa melemahkan
daya tahan Dian." Memang hanya Dian yang menyalakan sema?
birunya skandal FINAL.indd 177
177 ngat hidup Tika. Memaksanya untuk bertahan
melewati hari-hari yang sepi. Menghibur?nya dalam
kesedihan kehilangan suami yang dicintainya.
Hanya ulah Dian yang dapat membuatnya ter?
tawa. Hanya kelucuan-kelucuannya yang mampu
membuatnya tersenyum. Tanpa Dian, dia mungkin sudah gila!
birunya skandal FINAL.indd 178
178 Bab XI I luar perkiraan Tika, Dian bisa mencapai
umur setahun. Hasil tes genetikanya menyatakan
Dian tidak memiliki gen Jagged1. Tetapi memang
tidak semua pasien Sindroma Alagille memiliki?
nya. Hanya sembilan puluh persen lebih.
Tetapi mengidap Alagille atau tidak, kondisinya
tidak membaik. Hati dan jantungnya tetap ber?
masalah. Meskipun secara klinis dia tetap sehat.
Selera makannya baik. Walaupun pertumbuhannya
tidak sepesat bayi normal. Dan pencernaannya
tetap terganggu terutama kalau mencerna lemak.
Dia harus minum obat seperti bayi lain minum
susu. Harus mengonsumsi vitamin A, D, E, K
lebih banyak. Tidak boleh terlalu lelah.
Tetapi selain itu, dia tampak normal seperti
bayi-bayi lain. Bahkan kadang-kadang terlihat le?
bih cerdas. Lebih komunikatif.
Semakin hari dia tampil semakin lucu dan
birunya skandal FINAL.indd 179
179 meng?gemaskan. Dia sudah lebih sering mengeluar?
kan suara-suara dari mulutnya. Seolah-olah meng?
ajak berkomunikasi. Justru kelucuan-kelucuannya semakin membuat
ibu dan neneknya semakin dekat dengannya.
Sema?kin menyukainya. Semakin menyayanginya.
Seka?ligus semakin takut kehilangan dia.
Setiap hari Tika dihantui perasaan takut. Pe?ra?
sa??an cemas. Sampai kapan Dian bisa berta?han?
Setiap saat dia bisa pergi. Setiap saat dia bisa
dipanggil pulang. Barangkali hanya seorang ibu yang bisa me?rasa?
kan rasa sakitnya ketika dia memangku anaknya,
me?meluknya dengan rasa waswas, membayangkan
apa?kah ini saat terakhir dia bisa menggendong
anak?nya. Lebih pedih lagi karena Dian seakan-akan tidak
mengerti ketakutan ibunya. Dia tetap bayi yang
periang. Murah senyum. Suka berceloteh. Dan
menggemaskan siapa pun yang melihatnya.
Sering Tika bertanya kepada dirinya sendiri,
salahkah memaksakan kelahiran Dian? Jika dia
tidak memaksa Dokter Nurdin, bukankah Dian
tetap sebuah embrio yang diawetkan di labora?
torium? Sampai suatu saat dia dikembalikan ke
Penciptanya sebelum menjadi seorang bayi?
Tetapi jika Tuhan sudah mengizinkan Tika
meng?ambilnya, membesarkannya, merawatnya,
birunya skandal FINAL.indd 180
180 meng?asuhnya, mengapa waktunya demikian sing?
kat? Atau sebenarnya Tuhan tidak mengizinkan.
Tika-lah yang memaksa-Nya?
Tapi kalau benar Tuhan tidak mengizinkan,
mengapa Dian tidak diambil saja ketika dia masih
ber?bentuk embrio? Mengapa embrio itu tidak
gugur saja seperti embrio Tika yang lain?
*** Pada ulang tahun Dian yang pertama, Tika meng?
ada?kan pesta kecil di rumahnya. Dia hanya meng?
undang sejawat dekatnya dan beberapa orang te?
tangga. Dokter Nurdin ingin datang. Tetapi Tika men?
cegahnya. Lebih baik dia tidak usah datang. Lebih
sedikit mereka dilihat orang bersama, lebih baik.
Lagi pula Tika tidak ingin Nurdin dekat dengan
Dian. Sebelum dia yakin hasil paternity test itu
keliru. False positive, istilahnya.
Semua tamu yang diundang datang. Membawa
anak-anak mereka dan hadiah-hadiah yang lucu
untuk Dian. Tetapi tamu yang paling diharapkan
jus?tru tidak datang. Padahal Astri sudah mem?beri?
tahu?kan melalui sms, ada pesta kecil di rumah
un?tuk merayakan ulang tahun Dian.
Astri memang selalu mengirimkan foto-foto
Dian melalui telepon genggamnya kepada Angga.
birunya skandal FINAL.indd 181
181 Kadang-kadang dia malah mengirimkan video.
Jadi sebenarnya Angga tidak pernah kehilangan
kon?tak. Dia selalu dapat mengikuti perkembangan
Dian. Tika membelikan topi yang lucu dan gaun yang
manis untuk Dian. Astri menyiapkan kue ulang
tahun buatannya sendiri meskipun Tika lebih suka
membelinya di toko kue. Dia takut Astri terlalu
lelah. "Belilah kue yang lebih bagus dan besar di toko.
Mama cuma ingin membuat kue yang kecil saja,
khusus untuk Dian. Mumpung Mama masih kuat."
"Nanti Mama capek."
"Ah, nggak. Adonannya kan tidak banyak. Ma?
ka?nya kuenya kecil."
Dan Astri berkeras membuat kue untuk cucu?
nya. Repotnya bukan main. Tetapi dia menjadi
sa?ngat bersemangat. Seolah-olah hidupnya yang
lama datang kembali menjenguknya. Seperti dulu.
Ke?tika dia selalu membuatkan kue untuk Angga.
Tentu saja Tika khawatir. Tetapi dia sadar. Ka?
dang-kadang orang tua seumur Astri perlu se?
lingan. Selingan yang membuat hidupnya tidak
mem?bosankan. Jadi dia cuma memperingatkan. Tidak mela?rang.
Astri gembira sekali sampai dia lupa minum
obat encoknya. Untung dia masih ingat minum
obat gulanya. birunya skandal FINAL.indd 182
182 *** Pesta itu berlangsung menggembirakan walaupun
diadakan dengan sederhana. Tidak ada hiasan
yang berlebihan. Tidak ada makanan yang ber?lim?
pah-ruah. Hanya seorang badut yang diundang. Dian ter?
tawa riang di pangkuan ibunya walaupun dia tidak
me?ngerti lelucon yang disampaikan. Dia ikut ter?
tawa karena teman-temannya yang lebih besar
ter?tawa geli. Dia ikut melonjak karena teman-te?
man?nya melompat-lompat mengikuti permainan
yang dipimpin si badut. "Jangan loncat-loncat begitu ya, Sayang," bisik
Tika ketika dia merasa khawatir karena Dian me?
lon?jak-lonjak terus dalam gendongannya. "Dian
nggak boleh terlalu capek."
Tetapi Dian seperti tidak menghiraukan katakata ibunya. Hari itu dia kelihatan amat gembira.
Mung?kin dia tahu pesta kecil itu dibuat untuknya.
Se?mua orang memperhatikannya. Semua orang
meng?hampirinya. Semua orang bicara kepadanya.
Dian memang bukan anak yang pemalu. Dia
be?rani berkomunikasi dengan siapa saja. Berani
di?gen?dong bahkan oleh orang yang belum pernah
dilihatnya. Ya, apa lagi yang ditakutinya? Jangankan ma?nu?
sia. Bahkan Malaikat Maut yang selalu berada di
birunya skandal FINAL.indd 183
183 de?kat?nya sejak lahir tidak pernah membuatnya
takut! Baginya, hidup ini selalu berarti perjuangan.
Tan?tangan datang setiap hari menjenguknya.
Tika menggendong Dian ketika Astri meng?antar?
kan kue buatannya dengan sebatang lilin kecil di
atas?nya. Untuk menghormati nenek Dian, Tika me?
milih kue itu daripada kue yang dipesan?nya di toko.
Kue yang dibelinya di toko hanya menunggu
un?tuk dipotong dan dibagikan. Karena selain pe?
nam?pil?annya lebih memancing selera, rasanya pun
pas?t?i lebih enak. "Tiup lilinnya, Sayang," pinta Tika. "Mama ban?
tu tiup, ya." Seluruh hadirin menyanyikan "Panjang Umur?
nya" sambil bertepuk tangan. Ketika mereka ber?
nya?nyi "Tiup lilinnya", Tika meniup lilin mewakili
anak?nya. Sengaja sepelan mungkin supaya Dian
bisa lebih lama melihat lilinnya bernyala.
Api lilin itu memantulkan bayangannya di mata
Dian. Membuat matanya tampak berbinar. Bukan
hanya Astri yang terharu melihatnya. Beberapa
orang ibu yang hadir pun ikut merasa trenyuh.
Masih berapa lama lagi mata itu dapat berbinar
sebelum menutup untuk selama-lamanya?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seperti mengerti perasaan orang-orang yang
me?li?hatnya, ternyata lilin kecil itu sulit dipadam?
kan. Apinya bergoyang-goyang seperti pantang
me?nye?rah, sampai hadirin bertepuk tangan.
birunya skandal FINAL.indd 184
184 Entah mengapa ketika melihat lilin yang mem?
bandel itu, ingatan Tika melayang kepada anaknya.
Sekuat itukah daya tahan Dian, sampai dia masih
bertahan meskipun kondisinya separah itu?
Mudah-mudahan daya tahanmu sebandel lilin
ulang tahunmu, Sayang, bisik Tika ketika dia me?
man?jatkan doa dalam hati.
Tetapi doanya hampir saja tidak terjawab. Ma?
lam itu untuk pertama kalinya Dian mengalami
se?sak napas. Bibirnya membiru.
*** Malam itu berkat perjuangan Tika dan para seja?
wat?nya di bagian kardiologi dan pediatri, nyawa
Dian berhasil diselamatkan.
"Terima kasih, Tuhan," biarpun dalam keadaan
sa?ngat letih dan tertekan, Tika menyempatkan diri
meng?ucapkan terima kasih kepada Yang Maha?
kuasa. "Terima kasih karena masih memberi saya
ke?sempatan untuk memelihara Dian."
"Daya tahannya luar biasa," puji Dokter Harman
kagum. "Anakmu benar-benar pejuang, Dok?ter
Kartika." "Daya tahan dan ketangguhan Dian sudah jadi
le?g?enda di rumah sakit ini," sambung Dokter
Kartono. "Siapa yang tidak kenal Dian Permatahati
Subianto? Dia jadi pembicaraan semua dokter di
sini." birunya skandal FINAL.indd 185
185 Bahkan beberapa simposium meminta kasus
Dian sebagai topik acuan. Beberapa kali Dokter
Hendarto yang menjadi pembicara di simposiumsim?posium itu meminta Dokter Kartika Kencana
untuk ikut menjadi pembicara.
Tika tidak pelit membagi pengalamannya dalam
ka?sus Dian dengan para sejawatnya. Dia malah
meng?anggap Dian telah membawa seberkas cahaya
baru di kasus yang jarang seperti Sindroma
Alagille. Yang bahkan beberapa sejawatnya malah
be?lum pernah dengar, bukan hanya belum pernah
me?ne?mukan kasusnya. Beberapa dokter anak juga mengakui mereka
be?lum punya pengalaman kasus dengan sindroma
itu. Bahkan seorang dokter anak yang diundang
dari sebuah rumah sakit besar di Australia meng?
akui, dia baru memiliki empat kasus. Tetapi peng?
a???lamannya menjadi masukan berharga dalam
sim?posium itu. "Mungkin sudah saatnya untuk melebarkan
Arteri Pulmonalisnya dengan pemasangan stents,"
usul Dokter Harman setelah nyawa Dian berhasil
dise?lamatkan malam itu. "Jika keadaan umum
Dian sudah lebih baik, terapi ini sebaiknya diper?
tim?bangkan, Dokter Kartika."
"Tadinya saya berharap bisa menunggu sampai
Dian lebih besar," keluh Tika lirih.
Tetapi memang rasanya tidak ada pilihan lain
birunya skandal FINAL.indd 186
186 untuk Dian. Hidupnya akan dipenuhi oleh ren?
tetan pemeriksaan, guyuran obat-obatan, tindakan
me?dis, dan operasi. Tika juga tidak berani melakukan operasi pada
anak?nya sendiri. Karena itu dia minta tolong seja?
watnya. Bukan hanya Tika yang menitikkan air mata.
Astri juga menangis. Tidak tahan melihat pende?
ritaan cucunya. "Apakah tindakan kita benar, Tika?" desahnya
ma?lam itu ketika sedang menunggui Dian di ICU.
"Apa maksud Mama?"
"Jika tidak ditolong dengan obat, tindakan, dan
operasi, apakah Dian masih hidup?"
"Mama?" Tika memandang mantan ibu mer?
tua?nya dengan tatapan tidak mengerti.
"Jika Dian bukan anakmu, apakah dia masih
bisa bertahan?" "Mama yang bilang umur di tangan Tuhan,
kan?" "Tapi perjuanganmu membuat penderitaannya
ber?kepanjangan, Tika. Baru saja Mama terpikir,
kalau kita relakan Dian pergi, apakah dia lebih
tidak menderita?" "Tidak, Ma. Saya akan berjuang sampai tetes
ke?ringat terakhir. Apa pun akan saya korbankan
un?tuk Dian. Tindakan apa pun, asal masih ada
ke??sempatan untuk Dian mempertahankan hidup?
birunya skandal FINAL.indd 187
187 nya, akan saya lakukan, sekecil apa pun peluang?
nya." "Sekarang Mama tahu dari mana Dian mem?per?
oleh daya tahan sekuat itu. Dia mewarisi bakatmu
sebagai pejuang." Meskipun dia tidak mewarisi gen saya.
*** Tika menyiapkan Dian baik-baik untuk meng?ha?
dapi operasinya yang pertama.
Sungguh trenyuh melihat seorang bayi berumur
satu tahun harus menghadapi operasi, sekecil apa
pun operasinya. Tetapi apa lagi yang harus dilaku?
kan? Mereka tidak punya pilihan lain.
"Maafkan Mama, Sayang," bisik Tika getir sam?
bil membelai-belai kepala anaknya. Rambut Dian
yang cenderung ikal sudah bertambah lebat. Ram?
but itu terasa halus di kulit tangan Tika. "Bukan
Mama tidak sayang padamu. Mama terpaksa me?
nya?kitimu lagi. Karena Mama tidak ingin ditinggal
Dian. Mama ingin Dian sembuh. Mama ingin
Dian selalu berada di samping Mama sampai Ma?
ma pergi. Jika jadi kehendak Tuhan, Mama ingin
pergi lebih dulu. Karena tidak ada yang le?bih me?
nya?kit?kan bagi seorang ibu, selain melihat anakn?ya
be?rangkat lebih dulu."
"Dian akan menjalani operasi jantung. Umur?
birunya skandal FINAL.indd 188
188 nya baru setahun. Apakah kamu belum mau pu?
lang juga untuk melihatnya, Angga? Mungkin ini
ke?sem?patanmu yang terakhir untuk melihat mata?
nya yang bening menatapmu." Malam itu juga
Astri menulis sms kepada putranya. Tapi balasan
Angga sangat mengecewakan.
"Saya selalu berdoa untuk Dian, Ma. Tapi saya
be?lum bisa pulang. Titip cium sayang untuk Dian
ya, Ma." Kamu keterlaluan, Angga, keluh Astri pahit.
Mem?b?iarkan Tika memikul sendiri tanggung ja?
wab seberat ini. Mama tahu kamu juga menyayangi Dian. Sam?
pai kapan kasih sayang akan mengalahkan ke?som?
bong?anmu? Malam itu Astri mengecup cucunya sambil me?
ni?tip?kan pesan ayahnya.
"Maafkan Papa, Dian," bisik Astri di telinga cucu?
nya. "Bukannya Papa tidak sayang padamu. Tapi
orang dewasa kadang-kadang punya kesulitan yang
tidak bisa dimengerti oleh jiwa tulus seorang anak."
*** Sesudah operasi melebarkan Arteri Pulmonalis
Dian yang berhasil baik, Tika mulai menyiapkan
diri untuk operasi berikutnya. Operasi yang jauh
lebih besar. Jauh lebih berisiko.
birunya skandal FINAL.indd 189
189 Operasi pencangkokan hati.
"Memang sebaiknya Dian sudah mulai diper?
siap??kan, Dokter Kartika," kata Dokter Yuniarti
lirih. Dia ikut prihatin karena sejak awal sudah
ter?libat dalam kasus Dian. "Tes fungsi livernya
mem??buruk. SGPT meningkat sampai delapan
ratus. Bilirubin mencapai empat puluhan. Sebaik?
nya kita tidak menunggu sampai timbul sirosis
he?patis." Tanda-tandanya memang mulai tampak. Kulit
dan mata Dian mulai menguning. Selera makan?
nya berkurang. Dan dia tampak lemah. Tidak se?
lin?cah dan seriang dulu.
Tapi daya tahannya tetap mengagumkan. Se?
olah-olah dia ingin menyampaikan kepada orangorang di sekitarnya, dia tetap tidak kehilangan
semangat juangnya. Jika Astri atau Tika mengajaknya ngobrol, Dian
masih berusaha membalas. Meskipun tidak se?ko?
mu?ni?katif dulu lagi. Senyumnya pun masih ka?
dang-kadang muncul, walaupun senyum yang
lebih tipis. Gerakannya tidak selincah dulu lagi.
Jauh lebih lemah dan terbatas.
Sampai suatu hari Astri tidak tahan lagi.
"Kita tunggu apa lagi, Tika? Jika cangkok hati
dapat menyelamatkan Dian, apa lagi yang kamu
tunggu?" "Donornya, Ma," sahut Tika pahit.
birunya skandal FINAL.indd 190
190 "Mama rela menyumbangkan hati Mama, Tika.
Kalau saja hati ini masih berguna!"
Tika sangat terharu mendengar kesediaan Astri.
"Maafkan Tika, Ma. Tapi Mama tidak meme?
nuhi syarat untuk menjadi donor. Umur Mama
sudah lebih dari enam puluh tahun. Dan Mama
mengidap diabetes." "Tapi sampai kapan kita harus menunggu do?
nor? Apakah Dian masih bisa bertahan?"
"Saya sedang menyiapkan diri untuk menjadi
do?nornya, Ma. Saya sedang melakukan pemeriksa?
an kesehatan. Golongan darah saya cocok dengan
Dian. Tapi masih banyak tes yang harus dilakukan
su?paya match. Dan selama ada kecocokan antara
ja?ringan hati yang saya donorkan dengan Dian
se?laku resipien, transplantasi bisa dilakukan de?
ngan hanya sedikit kemungkinan jaringan yang
saya donorkan ditolak tubuh Dian. Tentu saja
Dian juga akan diberi obat-obat imunosupresif
untuk menekan kemungkinan penolakan."
Astri tertegun kaget. Ditatapnya Tika dengan
na?nar. "Kenapa kamu tidak bilang Mama?"
"Saya takut Mama khawatir."
Mata Astri langsung berkaca-kaca.
"Haruskah Mama khawatir? Operasi ini mem?
ba??hayakan jiwamu?" desahnya cemas.
"Tentu saja risiko operasi selalu ada, Ma," sahut
birunya skandal FINAL.indd 191
191 Tika tenang. "Tapi menurut statistik, jumlahnya
sa??ngat kecil. Hanya sekitar satu persen yang fatal.
Biasa?nya dalam dua sampai tiga bulan saya sudah
pulih." "Betul?" mata Astri menatap penuh harap. "Ka?
mu tidak bohongi Mama?"
Tika tersenyum pahit. "Seandainya risikonya lebih besar pun, saya
akan tetap melakukannya, Ma. Untuk Dian, saya
rela memberikan nyawa saya sekalipun. Jangankan
cu?ma sepotong hati. Mama tahu kan, seluruh hati
saya milik Dian." "Mama tahu," bisik Astri terharu.
Apa yang tidak bisa dilakukan oleh seorang ibu
un?tuk putrinya? Apa yang seorang ibu tidak rela
mem?berikannya untuk anaknya? Jika dia harus
mem??pertaruhkan nyawanya sekali lagi seperti ke?
tika melahirkannya, siapa yang dapat mencegah?
nya? Sungguh mengharukan melihat bagaimana Tika
menyiapkan anaknya, bahkan pada saat dia sendiri
sedang menghadapi operasi yang berat.
"Kita akan melewatinya, Dian," bisik Tika s?e?
perti sedang mengikrarkan janji. "Kita akan ber?
sama-sama menghadapinya. Kamu akan memiliki
sebagian diri Mama dalam dirimu, sehingga tidak
ada lagi orang yang dapat meragukan kamu adalah
anak Mama. Bagian dari tubuh Mama."
birunya skandal FINAL.indd 192
192 Sebaliknya, sungguh takjub melihat bagaimana
Dian seolah-olah mengerti apa yang dikatakan
ibu?nya. Sampai Astri berpikir, mungkinkah Dian
me?mang mengerti? Atau Malaikat Pelindungnya
yang membisikkan apa yang dikatakan ibunya?
Sering Astri teringat Angga kalau dia melihat
Tika sedang menggendong anaknya seperti yang
se?ring Angga lakukan. Tika menempelkan tubuh
Dian di dadanya. Dan membelai punggungnya
seperti yang selalu dilakukan ayahnya.
Sengajakah Tika melakukannya? Dia ingin Dian


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merasakan kehadiran ayahnya pada saat-saat yang
paling kritis dalam hidupnya? Atau justru Tika
yang sedang teringat mantan suaminya?
Mungkinkah Tika melakukannya untuk mengi?
rim sinyal kepada Angga? Karena diam-diam jauh
di dalam hatinya, dia masih merindukan mantan
suami?nya. Dan mengharapkan dia kembali pada
saat-saat yang paling menakutkan ini.
Bukan hanya sekali-dua Astri melihat Tika m?e?
man?dangi foto pernikahannya yang masih tergan?
tung dengan setia di ruang tengah dan di kamar
ti?durnya. Tika tidak pernah menurunkannya. Ke?
tika Astri menanyakannya, Tika hanya men?jawab
sambil tersenyum getir. "Saya ingin Dian tahu, dia punya ayah, Ma. Se?
orang ayah yang mencintainya. Yang pernah
meng??habiskan waktu bersamanya di rumah ini."
birunya skandal FINAL.indd 193
193 Mata Astri terasa panas ketika mendengar katakata Tika. Dia ingin merekam kata-kata itu dan
me??ngirimkannya kepada Angga.
Tetapi masih adakah gunanya? Hati seorang
laki-laki yang disakiti, ego seorang laki-laki yang
ter?lukai, masih adakah obatnya?
"Mama tidak bisa mengerti keputusan Angga
biar?pun dia anak Mama," keluhnya saat itu. "Dia
me?mi?liki semua yang diinginkan semua orang di
ru?mah ini, apa lagi yang dicarinya di luar?"
"Mas Angga sudah memaafkan saya, Ma," sahut
Tika lirih. "Tapi dia belum bisa melupakannya.
Do?sa saya kepadanya sangat besar. Meskipun saya
ti?dak pernah mengkhianatinya."
"Apakah belum saatnya menceritakan rahasiamu
ke??p?adanya, Tika? Supaya dia tahu sebelum terlam?
bat." "Sekarang pun semuanya telah terlambat, Ma."
"Kamu dan Dian akan menjalani operasi besar.
Ka?mu tidak pernah berpikir sekaranglah saat yang
tepat untuk memberitahu Angga siapa Dian?"
"Saya sudah berjanji akan membawa rahasia ini
sam?pai mati, Ma. Jika Dian bisa bertahan sampai
dia cukup dewasa untuk mengerti, akan saya ce?ri?
ta??kan semuanya kepadanya."
"Jika tidak?" sergah Astri pahit. "Dian takkan
pe?r?nah tahu siapa ayahnya?"
"Di surga Dian tidak memerlukannya lagi. Ka?
rena di sana, semua pertanyaan akan terjawab."
birunya skandal FINAL.indd 194
194 Bab XII PADA usia dua tahun, Dian menjalani operasi
pen???cangkokan hati. Donornya adalah ibunya sen?
diri. Yang rela memberikan sebagian hatinya untuk
ditran?splantasikan ke tubuhnya.
Operasi itu berlangsung enam jam lebih karena
selain pencangkokan organ hati, dokter juga harus
mem?perbaiki saluran empedu yang menyalurkan
empedu ke usus. Operasi itu berhasil, meskipun tim dokter yang
ter?libat harus lebih hati-hati karena Dian mengi?
dap kelainan jantung juga.
Ketika pertama kali siuman, desah pertama
yang keluar dari mulut Tika adalah nama anaknya.
"Dian belum sadar, Dok," sahut perawat yang
me???ne???maninya di ruang pemulihan. "Tapi kata Dok?
ter Taruk, keadaan umumnya baik. Operasi?nya
suk??ses." Sekali lagi Tika mendesah. Lalu dia memejam?
kan matanya. Dan terlelap kembali.
birunya skandal FINAL.indd 195
195 Astri yang di usia senjanya harus menunggui
ope??rasi dua orang yang amat disayanginya, hampir
ti?dak kuat menahan stres yang melanda. Hanya doa
yang menguatkan dirinya. Karena dia berte?kad ha?
rus kuat. Harus mendampingi mereka yang se?dang
berjuang menyabung nyawa di dalam ruang operasi.
"Dengan kehendak Tuhan, kami pasti bisa me?
le?wati operasi ini, Ma," kata Tika sebelum dido?
rong ke kamar operasi. "Tapi jika saya tidak ber?
has?il, katakan pada Dian, saya tidak menyesal. Dan
tolong, Ma, tolong jaga Dian untuk saya."
Kata-kata Tika malah menambah rasa khawatir
Astri. Lebih-lebih ketika dia harus menunggu ope?
rasi itu seorang diri. Selama menunggu, Angga sudah dua kali me?ne?
le?pon. Tapi dia tidak pernah muncul. Dan kali ini
Astri benar-benar kecewa sampai meluapkan ama?
rah?nya. "Berapa susahnya mengalahkan egomu, Angga?
Mama malu punya anak seperti kamu! Tika
sedang mem?pertaruhkan nyawanya, menyerahkan
seba?gian hatinya untuk menyelamatkan hidup
Dian! Dan kamu muncul saja tidak?"
"Maafkan saya, Ma," suara Angga terdengar ba?
sah tertekan. "Tapi saya tidak bisa meninggalkan
Andro?meda. Dia sedang hamil sembilan bulan.
Setiap saat dia melahirkan. Dan saya ingin berada
di sampingnya waktu anak saya lahir."
birunya skandal FINAL.indd 196
196 *** Ketika melihat Angga muncul di Yellowstone seta?
hun kemudian seperti yang pernah dijanjikannya,
mata Andromeda menjadi berkaca-kaca.
"Mas Angga!" sergahnya penuh emosi. "Kenapa
baru datang sekarang?"
Angga memeluk Andromeda dengan penuh ke?
rinduan. Ada kehangatan di dadanya ketika meli?
hat wanita yang dicintainya. Sekaligus kepe?dih?an
tatkala terkenang janin yang telah digu?gur?kan.
Anak itu tidak diberi kesempatan hidup. Tidak
di?beri kesempatan untuk melihat dunia karena ke??
pe??ngecutan ayahnya. Seandainya waktu itu Angga
sudah memilih Andromeda...
"Maafkan aku tidak bisa datang lebih cepat un?
tuk menyelamatkan anak kita," desah Angga pahit.
Tatkala mendengar kata-kata Angga, mata
Andro?meda menjadi berkaca-kaca.
"Aku sangat menyesal, Mas," gumamnya getir.
"Saat itu aku tidak bisa berpikir jernih. Ayahku su???
dah mengancam akan memutuskan hu?bung?an"
"Aku mengerti," bisik Angga penuh penyesalan.
"Aku meninggalkanmu seperti seorang pengecut.
Mem??biarkanmu sendirian dalam kebingungan."
"Seharusnya aku tahu Mas sudah menikah. Ti?dak
mungkin meninggalkan istrimu untuk menga?wini?
ku." birunya skandal FINAL.indd 197
197 "Sekarang aku sudah meninggalkannya, Meda.
Maukah kamu memberiku kesempatan kedua?"
Andromeda menatap Angga dengan tatapan ti?
dak percaya. Seperti mimpi melihat laki-laki yang
di?ci?n?tainya ini tiba-tiba muncul di hadapannya.
Seka?rang dia bukan cuma bermimpi. Dia merasa
se?dang melangkah ke nirwana!
"Betul Mas sudah meninggalkannya?" desis
Andromeda ragu. "Kami sudah bercerai," sahut Angga pahit.
"Cerai?" belalak Andromeda. "Dia tidak bisa
me??maafkanmu?" Angga tidak menjawab. Karena dia tidak ingin
men?ceritakan apa penyebab perceraian mereka.
Dia tidak ingin menceritakan aib mantan istrinya,
ke?pada wanita yang paling dicintainya sekalipun.
Angga sudah bersumpah, dia akan melindungi
nama baik Tika. Biar skandalnya tetap biru!
*** Norris Geyser Basin tidak berkubur salju seperti
ketika setahun lalu mereka berada di tempat itu.
Tetapi cuaca tetap dingin berkabut.
Mereka berjalan kaki sambil berangkulan untuk
me?nemukan tempat itu. Tempat tetes-tetes cinta
me?reka menyapa bumi. Terkubur abadi dalam se?
bong?kah tanah basah bersalju yang menjadi saksi
cinta mereka. birunya skandal FINAL.indd 198
198 Angga mempersembahkan simfoni cinta yang
sama indahnya. Simfoni yang mengalun dari deraiderai kerinduan yang telah setahun terpendam di
dada. Ketika dia memeluk tubuh Andromeda yang
elok menggiurkan, ketika bibirnya menikmati sen?
tuh?an ciuman yang memabukkan, Angga seperti
me??lupakan segala-galanya. Rasanya dia rela mati
di sini asal dapat memiliki gadis yang sangat dicin?
tai?nya ini. Tatkala tubuh mereka bersatu dalam dekapan
cin?ta, tatkala mereka saling memberikan kenik?mat?
?an yang tak terperi, kabut seolah ikut merang?kul
mereka. Sentuhannya terasa lembut meng?ge?litik.
Membuat alam serasa ikut menyapa. Se???a?kan-akan
ikut bersenandung bahagia bersama me?reka.
Angga memegang dagu Andromeda. Me?ne?nga?
dah?kan wajahnya. Menatap jauh ke dalam mata?
nya. Dan membisikkan sebaris kata yang telah
ter?pendam selama setahun lebih di dadanya.
"Maukah kamu menikah denganku, Meda?"
Andromeda menatap laki-laki itu dengan penuh
ke?bahagiaan yang bercampur keharuan. Begitu
ter??ha?runya dia sampai setitik air menyembul di
su??dut matanya. "Aku mau, Mas," bisiknya syahdu. "Meskipun
aku harus melangkahi kobaran api sekalipun untuk
me?raihmu." birunya skandal FINAL.indd 199
199 "Artinya kamu mau pulang ke Indonesia ber?
samaku?" "Kenapa tidak mau pulang ke tanah air sendiri?
Tapi aku sudah janji kepada ayahku, akan me?nye?
les?aikan studiku. Mas mau menunggu?"
"Berapa lama pun aku akan menunggumu,
Meda. Katakan saja kapan aku harus menjemput?
mu." "Pada hari aku diwisuda, Mas," sahut Andro?
meda mesra. "Sekarang aku tahu, gelar itu bukan
ha?nya kupersembahkan kepada ayahku. Tetapi
untuk?mu juga." Kebahagiaan tiba-tiba saja seperti menjadi milik
me?reka seutuhnya. Kecuali suatu hal yang tidak
bisa dicegah Angga. Ketika dia pulang ke Indonesia, sebuah kabar
buruk menyambutnya. Kariernya merosot dahsyat.
Acaranya ditangguhkan untuk waktu yang tidak
bisa ditentukan karena ratingnya jeblok.
Sekarang untuk kedua kalinya Angga kehi?
langan pekerjaan. Dan kekurangan uang.
Tidak ada lagi istri yang menopang finansialnya
se?perti dulu, tatkala Bambang mendadak mem?ba?
tal?kan kontrak. Angga harus menjual semua miliknya yang ter?
sisa untuk dapat kembali ke Amerika. Di sana dia
ter?paksa menumpang di apartemen Andro?meda di
Salt Lake City sambil menunggu kelulusannya.
birunya skandal FINAL.indd 200
200 *** Tetapi gelar itu belum sempat diraih ketika
Andro?meda keburu hamil lagi. Padahal dia sudah
mi?num pil antihamil. Hanya bedanya kali ini dia
ti?dak usah takut, karena di sisinya telah berdiri
se?orang laki-laki yang siap bertanggung jawab. La?
ki-laki yang bersedia menjadi suaminya. Ayah
anak?nya. Jadi biarpun mereka belum menikah, Andro?
meda tidak khawatir. Dia bisa membawa kan?
dunga?n?nya ke mana-mana tanpa rasa malu. Dia
bah?kan sudah bisa memperkenalkan Angga seba?
gai ayah anaknya, walaupun lelaki itu belum men?
jadi suaminya. Dan yang paling penting, dia bisa
me?nga?barkannya kepada orangtuanya.
"Mas Anggada bersedia menikahi Meda, Pa.
Be?gitu Meda lulus, kami akan menikah."
Memang belakangan Angga baru tahu, Andro?
meda sudah tidak dibiayai ayahnya lagi. Sejak dia
per?tama kali hamil, ayahnya sudah memutuskan
hu?bungan. Dan Andromeda harus hidup dari
peng?hasilannya sendiri. Ketika Angga kembali dan melamarnya, Andro?
meda sudah coba menghubungi ayahnya lagi.
Men?coba melunakkan hatinya.
"Mas Anggada sudah kembali, Pa. Dia sudah
me?la?mar Meda." birunya skandal FINAL.indd 201
201 Tetapi hati ayahnya sekeras batu gunung. Dia
tidak pernah memaafkan putrinya untuk kesalah?
an?nya yang pertama. Sekarang dia malah berbuat


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ke?salahan yang kedua. Tidak peduli lelaki itu sudah kembali dan me?
la?mar?nya, ayah Andromeda tidak mau me?ne?ri?ma?
nya. Lelaki apa yang menaruh uang muka lalu
meng??hilang begitu saja? Enak saja dia kembali ka?
pan dia mau! Jadi Andromeda terpaksa berjuang sendiri. Dia
bertekad untuk melanjutkan studi, apa pun taruh?
an?nya. Berapa pun yang harus dibayarnya. Dia
ber?harap, hati ayahnya akan melembut kalau dia
ber?hasil mempersembahkan gelarnya. Barangkali
Papa mau memaafkannya. Dan menerimanya kem?
bali. Salt Lake City kota yang menyenangkan. Kota
yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Sesuai un?
tuk mahasiswi yang sedang kuliah seperti Andro?
meda. Tetapi juga bukan kota yang murah. Apalagi
kalau dihitung dengan rupiah. Padahal Andro?
meda sangat membutuhkan dukungan dana
Angga, lebih-lebih saat dia sedang hamil. Tentu
saja saat itu dia juga belum tahu, Angga tidak pu?
nya banyak uang. "Aku akan membantumu, Meda," janji Angga
ke?tika mereka sedang menikmati ketenangan di
birunya skandal FINAL.indd 202
202 halaman Salt Lake Temple. Duduk-duduk di sana
sambil menikmati bunga-bunga yang bermekaran.
Padahal sisa uang di dompetnya tinggal beberapa
ratus dolar. "Jangan khawatir. Jaga saja kandungan?
mu baik-baik. Jangan kerja terlalu lelah."
"Mas janji tidak akan meninggalkanku lagi?"
De?ngan manja Andromeda menyandarkan kepala?
nya di bahu Angga. "Aku akan mendampingimu sampai anak kita
lahir," janji Angga ketika sore itu mereka sedang
me?nelusuri Temple Square. "Aku akan berada di
sam??pingmu ketika tangisnya yang pertama terde?
ngar." Ternyata menepati janjinya kali ini pun tidak
ka?lah beratnya. Kian hari uangnya kian menipis.
Se?mentara sisa tabungannya di bank juga mulai
mepet. Jadi di apartemen Andromeda yang sempit di
Salt Lake City, dia mengajukan usul yang sudah
lama dipikirkannya. "Kita tetap orang Timur walau hidup di Barat,
Meda. Dan budaya kita berbeda. Aku ingin men?
jadi ayah jika anakku lahir."
"Mas memang ayahnya," Andromeda tersenyum
geli. "Siapa yang dapat menyangkal?"
"Maksudku bukan hanya ayah biologis. Tapi
ayah secara hukum juga."
"Kita bisa menikah di sini. Mencatatkan per?ni?
birunya skandal FINAL.indd 203
203 kah?an kita di kedutaan. Mas Angga malah tidak
usah pulang." "Aku ingin membawa anak dan istriku pulang
ke Indonesia. Kita bisa menikah di Jakarta."
"Tapi aku ingin melahirkan di sini, Mas. Dan
aku tidak mau pulang sebelum meraih ijazahku."
Bagaimanapun Angga membujuknya, tekad
Andromeda tidak tergoyahkan. Memang tidak mu?
dah membengkokkan keinginannya. Sejak remaja,
Andromeda dibesarkan di negeri yang sangat
men?junjung kebebasan. Tidak ada yang dapat
meng?goyahkan tekadnya, ayah anaknya sekalipun.
Angga terpaksa mengalah. Kalau dia tidak mau
kehi?langan Andromeda. Dan kehilangan bayinya
un?tuk kedua kalinya. Angga memperpanjang visanya supaya bisa me?
ne?tap lebih lama di Amerika. Supaya bisa men?
dam?pingi Andromeda selama dia hamil.
Tetapi kesulitan ekonomi mulai menggerogoti
keba?hagiaan hidup mereka. Jika pada awal keda?
tangannya Angga masih bisa bernapas lega mera?
sa?kan nikmatnya guyuran cinta, kini dia mulai
ge?la?gapan. Jika pada kedatangannya yang pertama
dulu dia bisa menikmati wisata yang menyenang?
kan di Utah dan Wyoming, kini untuk makan pun
dia sudah merasa sulit. Kata siapa cinta di atas segala-galanya? Ternyata
me?mang tak cukup hanya cinta. Karena tanpa du?
birunya skandal FINAL.indd 204
204 kungan uang, cinta pun bisa hambar seperti ado?
nan kurang bumbu. Sekarang Angga mulai merasa tidak nyaman.
Andr?omeda lebih sering pulang terlambat dari
kam?p?us. Meninggalkan Angga seorang diri di
apar?temennya yang sempit dan berantakan. Hanya
se?buah televisi kecil yang bahkan lebih kuno dari?
pada TV milik pembantu Angga di rumahnya
dulu yang menemaninya. Andromeda selalu tiba di apartemen dengan
sisa-sisa keletihannya. Tidak heran. Dia hamil tua.
Masih kuliah. Dan harus mencari nafkah pula.
Sampai di flat dia menemukan seorang laki-laki
yang sedang enak-enakan berbaring di sofa sambil
nonton TV. Belum ada makanan yang tersaji di
meja. Kalau Andromeda tidak membeli makanan,
dia harus menyiapkan makan malam mereka.
Mes?kipun hanya berupa menghangatkan makanan
beku yang disimpan di lemari es.
Ketika cinta masih menggebu-gebu, semua
tidak terasa. Andromeda masih dapat mencium
Angga dan memanjakannya di meja makan mau?
pun di tempat tidur. Tetapi ketika cinta mulai te?
ra?sa seperti sajian sehari-hari, suguhan pun mulai
ber?angsur hambar. Jika dulu Andromeda merasa bahagia karena
pu?lang kuliah ada seseorang yang sedang me?nanti?
nya di flat, ada seseorang yang dapat mengisi kese?
birunya skandal FINAL.indd 205
205 pi?annya di malam hari, kini dia malah merasa
ter?bebani. Karena kalau dulu dia bebas menentu?
kan mau makan malam atau tidak, sekarang ada
se?se?orang yang harus diberinya makan.
Dan beban itu terasa semakin berat kalau uang
di banknya sudah mepet dan kartu kreditnya su?
dah tidak bisa dipakai lagi karena melampaui
limit. "Mas Angga tidak bisa bantu?" katanya malam
itu. Terpaksa karena sudah tidak ada jalan lain.
Tentu saja Angga tahu bantuan apa yang di?bu?
tuh?kan Andromeda. Dan dia marah kepada diri?
nya sendiri karena merasa tidak berguna.
Andromeda melihat perubahan air muka
Angga. Dan melihat muramnya wajah itu, diamdiam dia merasa menyesal.
"Maafkan Meda, Mas," bisiknya sambil meme?
luk lelaki itu. "Tidak seharusnya aku mena?nya?kan?
nya." Angga menyingkirkan pelukan wanita itu de?
ngan getir. "Aku merasa tidak berguna," dengusnya mena?
han marah. "Mas tidak dapat harta gono-gini? Mantan istri?
mu menyerakahi semua harta kalian?"
"Aku yang tidak mau," sahut Angga gemas. Ka?
rena aku masih punya harga diri!
"Ibu Mas Angga tidak bisa bantu?"
birunya skandal FINAL.indd 206
206 Tentu saja bisa. Mama masih punya banyak
sim?pan?an perhiasan. Tetapi Mama pasti tidak mau
mem?berikannya kepadaku! Tidak setelah apa yang
ku?lakukan pada Tika dan Dian!
Dan ingatan Angga melayang kepada Dian. Dia
sedang menghadapi operasi besar. Transplantasi
hati. Mama sudah memintaku pulang. Mendampingi.
Paling tidak menemuinya. Melihatnya.
Mungkin untuk terakhir kali kamu bisa melihat
matanya yang bening menatapmu. Itu sms Mama.
Dan aku mengecewakannya. Bagaimana aku bisa
min?ta uang dari Mama? "Aku bisa membiayaimu dan anak kita," geram
Angga sengit. "Kalau saja kamu mau pulang ke
In?do?nesia!" Dan malam itu mereka melewati pertengkaran
yang paling hebat. *** Tika tidak menyangka Dokter Nurdin menjenguk?
nya. "Selamat, Tika. Kudengar operasinya berlang?
sung sukses." "Terima kasih, Dok," sahut Tika sesopan mung?
kin. Karena kamarnya masih penuh dengan se?ja?
wa?t?nya dan para perawat yang menjenguknya.
birunya skandal FINAL.indd 207
207 Kabar itu memang cepat tersebar. Dan tenaga
medis serta paramedis yang menjenguknya benarbe?nar di luar dugaan. Tika benar-benar terharu
me?lihat perhatian mereka.
"Saya ingin melihat anak yang hebat itu," kata
Dokter Nurdin kepada Suster Ida yang berada di
antara para tamu. "Siapa namanya? Dian?"
"Iya, Prof. Namanya Dian Permatahati."
"Saya ingin melihatnya."
"Dokter Kartika melarang siapa pun menje?
nguk?nya, Prof. Supaya dia bisa istirahat, katanya.
Ke?adaan umumnya belum terlalu baik."
"Saya cuma ingin melihatnya. Bukan mau nga?
jak ngobrol kok." Dan kalau Prof. Dr. Nurdin Sanjaya yang ingin
me?lihat seorang pasien, memang sulit menolaknya.
Perawat yang menjaga Dian pun tidak mampu mela?
rang. Tetapi Dokter Nurdin memang hanya menatap
Dian tanpa berkata apa-apa. Sesudah mengawasi
anak yang masih terlelap itu selama hampir tiga
me?nit, dia meninggalkan ruangan itu.
"Prof Nurdin menjenguk Dian?" Tika menge?
rutk?an dahi ketika semua tamu sudah pulang.
"Maksa lagi, Dok," sahut Suster Ida agak heran.
"Ka?tanya Prof ingin sekali melihat anak yang he?
bat itu. Ya, siapa yang tidak? Tapi ini kan sudah
ma?lam. Apa tidak bisa tunggu besok?"
birunya skandal FINAL.indd 208
208 Barangkali dia cuma ingin melihat hasil karya?
nya, pikir Tika sambil memejamkan matanya.
Ba??gaimanapun, Dian tidak akan lahir kalau bukan
dengan bantuan Dokter Nurdin.
Atau... andilnya lebih dari itu? Dia benar-benar
ayah Dian. Jadi tes DNA itu tidak keliru!
Tetapi seharusnya dia tidak usah melakukan tin?
dakan yang begitu mencolok. Memaksa me?ne?ngok
Dian malam-malam begini! Membuat para perawat
jadi bertanya-tanya. Sungguh tindakan yang tidak
cerdas! *** Berita Dian bisa melewati operasi pencangkokan
hati?nya dengan baik sudah menyebar ke manamana. Kerja tim dokter yang membedahnya be?
nar-benar mendapat acungan jempol. Tidak ku?
rang dari tiga orang dokter bedah, dua dokter
ane?stesi, seorang dokter anak, dan seorang dokter
jan?tung ikut dalam tim itu.
Tika sangat berterima kasih kepada mereka. Dan
kepada Tuhan yang telah menganugerahkan muk?
jizat itu. "Terima kasih karena telah memberi Dian hi?
dup yang kedua, Tuhan," bisik Tika ketika dia bisa
men?cium anaknya untuk pertama kalinya setelah
ope?rasi itu. "Terima kasih karena telah sekali lagi
me?mer?cayakan Dian kepadaku."
birunya skandal FINAL.indd 209
209 Hari-hari yang kemudian menjelang merupakan
hari-hari yang penuh kesibukan dan ketegangan
bagi Tika. Dia bukan hanya harus memulihkan
ke?sehatannya. Dia juga sibuk memulihkan Dian.
Ancaman yang terbesar bagi Dian setelah dia
sela?mat dari pembedahan adalah kemungkinan
jar?ingan yang didonorkan akan ditolak tubuhnya,
karena dianggap benda asing. Jika penolakan itu
terjadi, operasinya akan gagal total.
Penolakan akut akan terjadi dalam beberapa
hari. Karena itu beberapa hari mendatang, benarbenar merupakan hari-hari yang sangat menegang?
kan untuk Tika. Dia hampir melupakan pemulihan dirinya sen?
diri karena terlalu tegang dan sibuk memantau
kon?disi Dian. Sampai dia jatuh pingsan di sisi
pembaringan Dian dan harus dibawa ke Instalasi
Gawat Darurat. Untung tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Dia hanya perlu istirahat. Tetapi Tika hanya ber?


Birunya Skandal Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

istirahat beberapa jam. Sesudah merasa lebih kuat,
dia sudah kembali lagi ke kamar Dian.
Kesibukannya memang tidak pernah berkurang.
Malah semakin hari semakin bertambah. Pasien?
nya seperti tidak dapat menunggu. Apalagi yang
ope?rasinya sudah mendesak.
Kadang-kadang kalau hampir kewalahan mem?
bagi waktunya antara mengurus Dian dan meng?
birunya skandal FINAL.indd 210
210 obati pasien, Tika sering berpikir alangkah baik?
nya kalau ada suami yang mendampinginya. Punya
se?se?orang yang bisa membantu meringankan ke?
sibuk?annya. Punya seseorang yang menghibur?nya
ketika rasa pedih menikam. Seseorang yang me?
nguat?kan ketika dia merasa sangat lelah.
Memang Astri tak pernah meninggalkannya.
Tetapi dia sudah tua. Tenaganya mulai terbatas.
Dan dia tidak dapat memberikan sesuatu yang sa?
ngat dirindukan Tika. Sesuatu yang lebih menye?
juk?kan dari sekadar kata-kata yang menghibur dan
me?ng?uatkan. Sesuatu yang lebih hangat dari
peluk?an sayang seorang ibu. Sesuatu yang hanya
dapat diberikan oleh seorang suami.
Kalau ada yang dapat menghiburnya, pemulih?
an Dian berjalan baik. Tidak ada penolakan organ
yang didonorkan dalam beberapa bulan setelah
trans?plantasi. Luka operasinya menyembuh sem?
purna. Dan hatinya dapat berfungsi dengan opti?
mal. Itu membuat hidup Tika menjadi lebih cerah.
Dan semangatnya untuk bertahan berkobar kem?
bali. Dan Tika sudah melupakan Dokter Nurdin jika
dia tidak tiba-tiba muncul di kamar prakteknya
se?ta?hun kemudian. birunya skandal FINAL.indd 211
*** 211 Tika membutuhkan waktu hampir tiga bulan un?
tuk pulih. Dian memerlukan waktu lebih lama
lagi. Tetapi setelah masa pemulihan lewat, Dian
tam?pak lebih segar. Kotorannya tidak berwarna
putih lagi. Kulitnya pun tidak kekuning-kuningan
seperti dulu. Kecuali jaringan parut yang cukup besar, bekas
luka operasi di perutnya, hampir tidak terlihat dia
baru saja menjalani operasi yang sebesar itu. Daya
tahan?nya memang luar biasa. Dia benar-benar
seorang penyintas. Sungguh takjub melihatnya bertumbuh setiap
hari, pada saat tidak seorang pun berani meng?ha?rap?
?kan dia bisa mencapai ulang tahunnya yang ke?tiga.
Dian kembali menjadi permata hati keluarga?
nya. Tika dan Astri sangat menyayangi dan me?
man?ja?kannya. Sampai rasanya tidak ada hari yang
le?wat tanpa Dian membagikan kebahagiaan ke?
pada ibu dan neneknya. Lucunya Dian seperti mengerti apa yang dikor?
ban?kan ibu dan neneknya untuknya. Dia seperti
me?mahami dia punya utang yang sangat besar ke?
pada mereka. Hari-harinya setelah operasi itu ada?
lah pinjaman yang diberikan tanpa syarat ke?pa?da?
nya. Dian tumbuh menjadi anak kebanggaan ibu dan
neneknya. Dia berkembang menjadi balita yang
pin?tar dan menyenangkan semua orang.
birunya skandal FINAL.indd 212
212 Tetapi pada saat Tika mengira prahara telah
lewat, muncul ketegangan baru.
Hari itu, Nurdin menjumpainya. Tika tidak bisa
me?ngelak meskipun dia ingin.
"Istriku ingin menemuimu, Tika."
Tika tertegun sesaat. Mengapa perempuan itu
men?dadak ingin menemuinya?
Sebersit perasaan tidak enak menjalar ke hati?
nya. Tapi hanya sekejap. Karena di detik lain Tika
menyadari, dia tidak punya beban lagi. Per?ni?kah?
annya sudah berakhir. Sudah tak ada lagi yang
perlu dilindungi. "Haruskah aku menemuinya?" dengus Tika
datar. "Tidak ada yang dapat memaksamu. Aku hanya
minta tolong." "Ada masalah apa?" Tika menjaga agar nada
suaranya tidak terdengar dingin. Tapi di telinga
Nurdin, suara itu tetap sebeku es.
"Helena ingin melihatmu. Mungkin untuk ter?
akhir kali. Ca-nya sudah metastasis ke paru. Dok?
ter Ibnu hanya memberi perkiraan enam bulan.
Mungkin kurang." "Rasanya bukan pilihan yang baik memper?te?
mu?kan kami." "Itu keinginan Helena yang terakhir. Melihat?
mu." "Dia tahu?" birunya skandal FINAL.indd 213
213 "Aku tidak pernah cerita. Mungkin firasat se?
orang istri." Tidak ada yang memaksa Tika untuk datang ke
kamar Helena. Dia berhak untuk menolak. Tetapi
setelah dua hari memikirkannya, dia memutuskan
untuk menuntaskan utang masa lalunya.
Tidak ada yang perlu ditakuti. Tidak ada yang
memalukan untuk diakui. Mereka memang saling
jatuh cinta. Tetapi tidak lebih dari itu. Tidak ada
per?zinahan yang mengotori cinta mereka.
Perempuan itu terbaring lemah di ranjang ru?
mah sakit. Demikian kurusnya sampai tepat sekali
ungkapan tinggal tulang berbalut kulit.
Kepalanya yang botak ditutupi topi rajutan ber?
warna biru. Kulit wajahnya yang tampak kehitamhi?taman dihiasi belasan kerut yang seharusnya
be?lum muncul sebanyak itu di usianya.
Bahkan bagi seorang dokter yang berpenga?lam?
an seperti Tika, agak susah menerka berapa umur?
nya yang sebenarnya. Karena pasti dia tampil jauh
lebih tua. Tetapi ketika Tika masuk ke kamarnya, mata?
nya menatap tajam. Sorotnya demikian menilai,
sam?pai Tika heran bagaimana seseorang yang
sudah di ambang maut masih sanggup menjatuh?
kan penilaian seperti itu.
"Selamat sore," sapa Tika datar. "Saya Kartika."
"Saya tahu," Helena melambaikan tangannya di
birunya skandal FINAL.indd 214
214 udara. "Terima kasih mau menemui saya, Dokter
Kartika." "Saya tahu mengapa Anda ingin melihat saya,"
sam?bung Tika tanpa tedeng aling-aling. Bahkan
tanpa berpura-pura ramah. "Jika pernyataan saya
bisa meringankan beban mental Anda, ketahuilah,
di antara saya dan suami Anda tidak pernah ter?
jadi perzinahan. Dokter Nurdin tidak pernah ber?
selingkuh. Dia suami yang sangat setia. Dia sangat
men?cintai Anda dan anak-anaknya sampai tidak
tega menceraikan Anda. Selamat sore."
Tika langsung memutar tubuhnya dan melang?
kah ke pintu. Sesaat sebelum membuka pintu
kamar, pintu terbuka dari luar. Anak dan menantu
Dokter Nurdin memasuki ruangan. Mereka me?
nepi sambil menatap Dokter Kartika dengan he?
ran. Tetapi Tika tidak mengucapkan sepatah kata
pun. Dia langsung keluar.
Sesampai di luar, Tika menghela napas panjang.
Dan tiba-tiba saja dia merasa lega. Sebuah beban
yang amat berat, yang selama ini menindih dada?
nya seperti mendadak tersingkir.
"Dia Dokter Kartika Kencana, kan?" tanya putri
Dokter Nurdin kepada ibunya. "Mengapa dia
kemari? Dia dokter jantung, kan? Jantung Ibu
tidak apa-apa?" Helena tidak menjawab. Dia hanya memejam?
kan matanya. birunya skandal FINAL.indd 215
215 "Apa karena Bapak, Bu?" desak Yusna pena?sar?
an. Dia putri sulung Dokter Nurdin. Ketika ayah?
nya terlibat asmara dengan Dokter Kartika, umur?
nya sudah dua puluh satu tahun. Meskipun Bapak
tidak pernah berterus terang, Yusna sudah bisa
mencium perselingkuhan ayahnya.
Kemudian dia mendengar hubungan mereka
terputus. Alasannya tidak jelas. Pokoknya sesudah
itu Bapak menjadi lebih jinak. Lebih banyak ber?
ada di rumah. Dan pertengkarannya dengan Ibu
ber?kurang. Belakangan Yusna mendengar Dokter Kartika
me?nikah dengan Anggada Subianto, presenter ter?
ke?nal. Tampaknya kisah asmaranya dengan Bapak
sudah berakhir. Mengapa tiba-tiba sore ini dia
mengunjungi Ibu? Dan dorongan hati seorang anak perempuan
yang cenderung melindungi ibunya, mendorong
Yusna menemui Dokter Kartika di kamar praktek?
nya. Dia masuk sebagai pasien terakhir.
Suster Ida tidak bertanya apa-apa. Karena dia
me?ngenali anak Dokter Nurdin itu. Dia hanya
diam-diam mengawasi dengan curiga.
"Selamat sore, Dokter Kartika," sapa Yusna tan?
pa berniat duduk. Dia hanya tegak di depan meja
tulis dokter wanita itu. "Saya Yusna, putri Dokter
Nurdin." birunya skandal FINAL.indd 216
216 "Apa yang bisa saya bantu?" tanya Tika datar.
Tanpa bermaksud menyilakan tamunya duduk.
"Ibu saya sudah sampai pada hari-hari terakhir
hi?dup?nya," kata Yusna dingin. "Untuk apa Dokter
menemuinya lagi?" "Mengapa tidak bertanya kepada ayahmu?"
balas Tika sama dinginnya.
"Saya belum bertemu dengan ayah saya."
"Nah, untuk apa menemui saya?"
"Saya tahu affair Bapak dengan Dokter," geram
Yusna sengit. Sombongnya dokter sialan ini!
Dikiranya tidak ada yang tahu?
Tika menatap wanita yang tegak dengan berang
di hadapannya itu dengan dingin. Tidak ada yang
ditakutinya lagi sekarang. Jika seluruh rumah sakit
mengetahuinya sekalipun, apa bedanya lagi? Tidak
ada lagi yang perlu dipertahankannya. Perkawinan?
nya sudah ambruk! "Tidak ada affair," sahut Tika datar. "Kami ha?
nya saling jatuh cinta belasan tahun yang lalu.
Ba?pak sangat mencintai keluarganya sampai dia
ti?dak tega menceraikan ibumu. Sekarang silakan
ting?galkan kamar praktek saya."
"Lalu untuk apa Dokter menemui ibu saya lagi?
Be?lum cukup menyakiti hatinya?"
Penyesalan Ratu Siluman 2 Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Payung Sengkala 5

Cari Blog Ini