Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 16
paras beingas memandang Tan Liong.
Dalam keadaan demikian, Tan Liong maka diam-diam
tangan kirinya menggenggam sebutir bom Pek lek tan, ia
sudah bersedia hendak mati sama-sama dengan Siao hun lie.
Gerakan tangan Tan Liong itu seakan tidak diketahui oleh
Siao hun lie, cuma ia tidak tahu bahwa yang tergenggam
dalam tangannya itu adalah bom Pek lek tan.
Maka ia cuma menanya dengan nada suara dingin,
"Tan Liong, kau mengambil apa? Racun? "
"Tidak salah, racun. Jika kau tidak lepaskan tanganmu. "
"Lalu, kau hendak makan racun itu? "
"Ya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, Tan Liong sudah siap melontarkan bomnya.
Kalau bom itu dilontarkan, apakah Siao hun lie bisa
meloloskan diri? Masih merupakan satu pertanyaan, tapi Tan
Liong sendiri juga tidak luput dari bahaya.
Dan jika Siao hun lie mengetahui barang yang digenggam
dalam tangan Tan Liong adalah bom Pek lek tan, maka
cekalan tangan dipergelangan tangan Tan Liong pasti
diperkeras atau melakukan serangan mematikan. Meski jalan
darah dipergelangan tangan itu bukan merupakan jalan darah
terpenting tapi jika kena diserang, pasti akan menjadi cacat
atau terluka parah.
"Kau ingin makan racun, makanlah! "
Berkata Sao hun lie sambil ketawa dingin.
"Kau tidak mau lepaskan? "
"Tidak. "
Tan Liong keluarkan bentakan keras, bom yang
tergenggam ditangan kiri lantas melontar keluar. Berbareng
dengan itu seluruh kekuatan tenaga dalamnya juga
dikerahkan pada tangan kanan untuk melawan serangan Siao
hun lie.
Begitu melihat bom Pek lek cu, Siao hun lie parasnya lantas
berubah, Semula ia memang tidak menduga kalau bom Pek
lek tan dan kini setelah mengetahui asap mengepul keatas ia
baru ingat maka lantas berteriak, "Tan Liong kau .... "
Sebelum dapat melanjutkan kata-katanya bom sudah
meledak ....
Juga pada saat Siao hun lie berteriak tangan kanan Tan
Liong dirasakan sakit sekali seolah-olah terlepas dari
badannya.
Tatkala bom itu meledak ia lantas jatuh pingsan ....Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu sesosok bayangan manusia dengan
kecepatan bagaikan kilat meluncur kedalam gumpalan asap.
Setelah suara bom sirap di tempat dimana bom itu meledak
kecuali termasuk batang pohon tidak terdapat bangkai
manusia.
Aneh! Apakah Tan Liong dan Siao hun lie tidak mati kena
bom? Memang benar Tan Liong tidak mati, sebab tatkala asap
mengepul Tan Liong sudah disambar oleh sesosok bayangan
orang yang meluncur turun dari dalam rimba.
Siapakah orang itu? Ia bukan lain daripada laki-laki
setengah umur yang sangat aneh itu.
Sedangkan Siao hun lie sangat mahir sekali ilmu
meringankan tubuhnya sudah tentu ia dapat meloloskan diri
dengan mudah.
Laki-laki aneh itu bawa dirinya Tan Liong kebawah gunung.
Lama sekali Tan Liong baru sadarkan diri dan ingat kembali
apa yang terjadi .... Tapi kecuali ingat bagaimana ia
melontarkan bomnya, untuk selanjutnya ia tidak tahu lagi apa
yang telah terjadi.
Ia lantas menanya-nanya pada diri sendiri, "Apa aku masih
belum mati? "
-o0o0dw0o0oJILID KE : 36
"Ya, Huciang bunjin, kau masih belum mati." Suara itu
terdengar disamping telinga.
Tan Liong baru dapat lihat bahwa orang di sampingnya itu
adalah itu laki-laki aneh yang penah ketemu dalam
perjalanannya ke pulau Hian Peng to.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia dapat membayangkan bahwa dirinya telah ditolong oleh
laki-laki aneh itu, yang juga adalah ayahnya sendiri. Tapi,
kalau benar itu ada ayahnya, bagaimana ia harus memanggil
padanya? "
Ingat itu ia lalu gerakkan badannya tapi mendadak terasa
sakit terutama tangan kanannya, sudah tidak dapat
digerakkan sama sekali.
Laki-laki itu berkata sambil ketawa getir.
"Huciang bunjin, kau sudah tertolong jiwamu kini kau
sudah cukup merasa bersyukur. "
"Kaukah yang menolong diriku? "
"Kalau aku lambat sedikit saja, mungkin kau sudah hancur
lebur. "
"Tapi bagaimana dengan tangan kananku .... "
"Barangkali akan cacat, " jawabnya laki-laki itu sambil
tersenyum.
"Apa? " Bukan kepalang kagetnya Tan Liong sesaat itu
semangatnya dirasakan terbang dari badannya.
"Tangan kananku akan cacat? "
"Mungkin begitu. "
Tan Liong membuka lebar kedua matanya ia tidak dapat
mengatakan apa-apa,
"Huciang bunjin, kehilangan satu tangan masih belum
berarti apa-apa. Kau tokh masih mempunyai tangan kiri. "
"Apa benar sudah tidak dapat ditolong lagi? "
Laki-laki itu menghela napas dan ia berkata,
"Jalan darah dipergelangan tanganmu telah tergenggam,
dan Siao hun lie melakukan serangan dengan sekuat tenaga,
hingga jalan nadimu berhenti dengan demikian kekuatanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga dalammu tidak dapat jalan lancar lagi. Aku sudah coba
menyembuhkan lukamu itu tapi tidak berhasil. Ini bukan
kekuatanku yang sanggup menyembuhkan mungkin Lam kek
Sian ong dapat menolong kau. "
"Jika Lam kek Sian ong juga tidak bisa menolong, orang
lain tentunya tidak sanggup lagi? "
"Mungkin begitu. "
Tan Liong menghela napas perlahan-lahan ia bangkit,
tangan kanannya kini telah menjadi lumpuh, tidak dapat
digunakan lagi.
"Mungkin benar inilah yang aku harus merasa bersyukur
...." katanya Tan Liong sambil ketawa kecut. Mendadak ia
menatap wajah laki-laki aneh itu dan menanya,
"Aku kira kau sudah mati. "
Mendengar pekataan itu wajah laki-laki itu lantas berubah
seketika, tanyanya,
"Huciang bunjin, perkataanmu ini apa maksudnya? "
"Apa kau kira aku tidak tahu kau siapa? "
Tan Liong balas menanya sambil ketawa,
"Siapa? "
"Kau ingin aku pecahkan rahasiamu? "
Laki-laki itu tertawa kemudian ia berkata,
"Huciang bunjin, aku sekarang masih ada sedikit urusan
yang perlu diselesaikan, maka aku hendak jalan dahulu, kalau
ada jodoh, lain waktu kita akan berjumpa pula! "
"Selesaikan dahulu pembicaraan kita, baru pergi. "
"Lain kali saja kita bicara lagi. "
Sehabis berkata ia lantas hendak berlalu tapi tiba-tiba
dihadang oleh Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau jelaskan dulu asal usul diriku, baru pergi. "
"Asal usul dirimu? "
"Kau jangan kira aku tidak tahu kau siapa, beritahukan
padaku, aku dilahirkan oleh Cui Sian cu atau Say siong go? "
Hanya sepintas lalu saja laki-laki aneh itu nampak
terperanjat. Lalu dengan wajah tersenyum ia menjawab,
"Ini ada urusan Huciang bunjin sendiri, bagaimana aku
tahu? " Ia berhenti sejenak kemudian berkata pula,
"Diluar lembah Lui in kok ada menunggu Ciang bunjin
Ciong lam pay yang hendak mencari kau. "
Sehabis berkata ia lantas lompat melesat dan sebentar
kemudian sudah menghilang dari depan mata Tan Liong.
Sambil mengawasi bayangan laki-laki aneh itu Tan Liong
berkata sendiri, "Ia tidak suka yah, sudah. "
Mendadak ia ingat ucapan laki-laki aneh tadi yang
mengatakan bahwa ketua Ciong lam pay telah mencari
padanya.
Ia terperanjat, apa maksudnya Oey Bwee Cian mencari
padanya? Bagaimana ia tahu kalau dirinya berada dilembah
Lui in kok?
Untuk mendapat jawaban maka ia lantas lari menuju keluar
lembah.
Benar saja, disana ia dapat lihat tiga orang berdiri
menantikan padanya.
Satu diantaranya adalah Oey Bwee Cian yang berdiri diapit
oleh Li Tiauw Yang dan Lie Bun Ching.
Li Tiauw Yang dan Lie Bun Ching begitu dapat lihat Tan
Liong lalu memburu dan memberi hormat seraya berkata,
"Teecu unjuk hormat kepada Huciang bunjin. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jiwi tidak perlu banyak peraturan. "
Li Tiauw Yang dan Lie Bun Ching segera sadarkan diri.
Hati Tan Liong bercekat karena ia dapat lihat Oey Bwee
Cian berdiri sambil tundukkan kepala, sedikitpun tidak
perdulikan padanya.
Badan Tan Liong gemetaran, saat itu ia segera ingat
ucapan Oey Bwee Cian, apabila ia pulih kembali wajahnya
seperti semula ia tidak akan perdulikan padanya.
Ia berdiri tertegun, ia ingin segera berlalu dari situ supaya
tak terlihat oleh Oey Bwee Cian sebab ia tak ingin timbulkan
peristiwa yang menyedihkan lagi.
Lama sekali akhirnya Oey Bwee Cian mengangkat
kepalanya dan kini Tan Liong baru dapat lihat bagaimana
perubahan paras si nona.
Oey Bwee Cian yang cantik manis bagaikan dewikz, hanya
beberapa hari saja tidak ia lihat, kini telah berubah kurus dan
pucat.
Setelah hening sekian lama, Oey Bwee Cian baru angkat
kepala bibirnya tampak bergerak tapi tak sepatah kata keluar
dari mulutnya.
Tan Liong terpaksa tebalkan muka, ia menghampiri Oey
Bwee Cian dan berkata padanya sambil memberi hormat,
"Teecu Tan Liong unjuk hormat kepada Ciang bunjin. "
Oey Bwee Cian unjukkan senyum getir dan menjawab
dengan singkat,
"Huciang bunjin tak perlu banyak peraturan. "
Tan Liong ucapkan terima kasih lantas undurkan diri dan
berdiri disamping Oey Bwee Cian kemudian ia menanya pula.
"Entah ada keperluan apa Ciang bunjin perlukan datang ke
lembah Lui in kok ini, Apakah ada urusan penting? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jikalau kita tak berjumpa dengan Pek lek cu dan lelaki
setengah tua yang amat aneh itu, untuk mencari jejak
Huciang bunjin rasanya seperti mencari jarum ditengah
lautan."
"Ada urusan penting apa Ciang bunjin mencari teecu? "
"Apakah selamanya Huciangbunjin tidak akan pulang
kegunung Ciong lam san? "
Pertanyaan itu mengejutkan Tan Liong, untuk
menghindarkan salah paham maka ia lantas menjawab,
"Bukan begitu, karena teecu masih banyak urusan yang
belum diselesaikan hingga belum dapat pulang ke Ciong lam
san untuk memberi kabar. Harap Ciang bunjin maafkan dosa
teecu ini. "
"Bukankah kau pernah balik ke Ciong lam san satu kali? "
"Benar. "
Oey Bwee Cian unjukkan senyum getir, dapat dilihat
dengan jelas bagaimana sedih pikirannya pada saat itu. "
Tan Liong tundukkan kepala, ketika ia pergi kegunung
Ciong lam san, karena takut berjumpa dengan Oey Bwee Cian
maka diam-diam telah berlalu dan sekarang telah ditegur oleh
Oey Bwee Cian sudah tentu ia tak mampu menjawab.
"Kenapa kau tak sudi menemani aku? " Tanya pula si nona.
Wajah Tan Liong seperti kepiting direbus ia seolah-olah
melakukan kesalahan besar terhadap diri si nona itu. Dengan
perasaan sangat malu ia mengawasi si nona, tetapi mulutnya
tetap bungkam.
"Apa aku tidak ada harganya untuk kau tengok? " Tanya
pula Oey Bwee Cian sambil tersenyum hambar.
Pertanyaan itu bagaikan pedang tajam menusuk kehati Tan
Liong, ia ingin menangis tapi tidak bisa keluar air matanya. IaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat memahami bagaimana perasaan Oey Bwee Cian pada
saat itu.
"Huciang bunjin, kenapa kau tak menjawab? " demikian si
nona menanya pula.
"Karena aku takut ketemu kau. " jawab Tan Liong.
"Kenapa? Apa kau takut kutelan? "
"Kau tak dapat memahami hatiku .... " jawab Tan Liong
sambil menghela napa.
"Huciang bunjin, bukankah aku sudah berkata, aku akan
memahami keadaanmu. "
Tan Liong ketawa getir karena ia tidak bisa berbuat apaapa. Tiba-tiba Oey Bwee Cian berpaling dan berkata kepada Li
Tiauw Yang dan Lie Bun Ching,
"Harap jiwi pulang dulu ke Ciong lam san aku akan
menyusul belakangan dengan Huciang bunjin. "
Dua tokoh Ciong lam pay itu agaknya mengerti keadaan
ketuanya, maka mereka lantas menurut dan berlalu dari
hadapan ketuanya.
Setelah dua orang itu berlalu Tan Liong berkata kepada
Oey Bwee Cian,
"Nona Oey, aku tak tahu bagaimana harus mengutarakan
isi hatiku? Kau tidak tahu ketika aku pulih kembali wajahku
pada saat itu betapa sedih perasaanku."
"Kenapa harus bersedih? " Tanya Oey Bwee Cian sambil
menatap wajah Tan Liong. "Apa karena kau iangat perkataan
yang kuucapkan kepadamu sehingga tidak berani menjumpai
aku? "
"Ya, "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa? "
"Aku tak ingin kau melihat wajahku, sebab aku seperti
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapat firasat buruk yang akan menimpa diriku .... "
"Kalau aku tidak mencari kau, untuk selanjutnya, apa kau
tidak ingin pulang menjemput aku lagi? "
"Aku pasti pulang, itu hanya soal waktu saja. "
"Mungkin waktu itu tiada akhirnya! "
Tan Liong menarik napas panjang, seolah-olah tidak dapat
mengutarakan apa yang terkandung dalam pikirannya. Sambil
menatap wajah si nona ia coba memberi penjelasan,
"Kala itu aku naik ke atas gunung, sebab masih ada urusan
penting, mau tak mau harus pergi lagi. Harap kau suka
mengerti keadaanku. "
"Aku mengerti keadaanmu, kalau kau memang tak suka
membicarakan soal itu, baiklah kita jangan bicarakan lagi.
Mungkin dan anggap itu ada urusan yang sudah lalu. "
"Aku tidak sangka, kau sekarang berubah demikian kurus,
apa kau tak enak badan? "
"Kurusku bukan karena sakit badan, melainkan terganggu
pikiranku. "
"Terganggu pikitanmu? Kenapa? "
"Aku sedang terpikir memikirkan masa-masa yang akan
datang, lalu aku tanya pada diriku sendiri, "Apakah dalam
hidup ini aku masih dapat bertemu dengan kau lagi? "
"Mengapa tidak? "
"Kau tidak akan menengok aku, juga tidak sudi ke Ciong
lam san, aku pikir apa yang aku dapatkan darimu? "
Selagi Tan Liong hendak menjawab, Oey Bwee Cian sudah
berkata pula,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku berpikir hendak melupakan soal ini, tapi aku tidak
bisa. Walaupun semua kejadian yang sudah lalu itu hanya
merupakan bayangan dalam hidupku, tapi hubungan antara
kita itu, biar bagaimana merupakan kenang-kenangan yang
indah. "
Betapapun kerasnya hati Tan Liong, juga digerakkan oleh
ucapan yang keluar dari mulutnya Oey Bwee Cian itu.
Penyakit badan tidak perlu ditakuti, penyakit dalam pikiran
atau penyakit rindu, itulah yang paling hebat. Tidak dapat
disembuhkan oleh obat apapun, juga tidak dapat dikendalikan
oleh budi pekerti.
Sebagaimana umumnya gadis remaja, banyak pikiran
banyak curiga, banyak kawatir kekasihnya direbut orang. Ia
kawatir apakah Tan Liong betul-betul tidak mau nengok
padanya untuk selama-lamanya. Ia kawatir apakah Tan Liong
bisa berubah pikirannya? Dan akhirnya ia kawatir akan
kehilangan Tan Liong untuk selama-lamanya.
Gangguan pikiran ini membuat ia tidak sanggup pikul.
Ia pernah menangis sepuas-puasnya tapi belum mampu
mengusir gangguan dalam pikirannya itu.
Oleh karena itu perlahan-lahan tapi tentu, badannya
kangzusi tambah hari tambah kurus.
Apa lagi selama sakit, Tan Liong belum pernah datang
menengok padanya, maka setelah penyakit badannya
sembuh, ia datang mencari padanya.
"Tan Liong, banyak hari aku telah memikirkan padamu,
mengapa tidak menengok aku? " berkata pula Oey Bwee Cian
sambil ketawa getir, "Mungkin akan jadi ulat sutera yang
melibat dirinya, karena didalam hatimu sama sekali tak
memikirkan aku .... "
Berkata sampai disitu, ia sudah tidak dapat menahan
mengalirnya airmata, hingga suaranya terputus-putus.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona Oey, kau tidak perlu sangsi, aku juga cinta kau. "
Setelah berkata demikain, Tan Liong lalu menubruk tubuh
Oey Bwee Cian, bagaikan singa kelaparan sebentar kemudian
tubuh nona sudah berada dalam pelukannya.
Oey Bwee Cian pejamkan matanya, saat itu ia rasakan
hangatnyaa rasa kasih Tan Liong yang sudah lama berlalu dari
dirinya.
Lama dalam keadaan demikian, perasaan sedih tiba-tiba
timbul dalam hati Oey Bwee Cian, hingga ia mendorong tubuh
Tan Liong dan menanya padanya,
"Mengapa kau peluk aku? "
Tan Liong menatap paras Oey Bwee Cian ia dapat lihat
bahwa diatas paras yang pucat pasi itu telah diliputi oleh sikap
dingin hingga seketika itu membuat ia bergidik.
"Sebab aku cinta kamu, " demikian jawabnya.
"Cinta aku? Bohong, kau hanya permainkan aku saja. "
"Tidak, kau tidak boleh beranggapan demikian. "
"Apa anggapanku itu salah, perempuan yang cinta kau.
Kedatanganmu ke gunung Ciong lam san hari itu, tidak boleh
pasti menengok aku. "
"Kau harus tahu, ucapanmu tempo hari padaku selalu
terukir dalam hatiku, aku takut apabila kau dapat lihat
wajahku yang semula benar-benar kau tidak mau perdulikan
padaku. Kau pikir sendiri, apakah aku sanggup menerima
perasaan batin yang merupakan suatu kenyataan yang tidak
dapat dibantah itu? "
"Apa lantaran itu hingga kau tidak datang menengok aku? "
"Ya, percayalah keteranganku. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau Tan Liong masih ingat perkataanku itu, tapi aku Oey
Bwee Cian juga masih ingat perkataanmu itu. Kau bukan saja
sudah pemainkan aku, tapi juga menipu aku. "
"Kapan aku menipu dirimu? "
"Semula mengapa kau tidak suka terus terang bahwa kau
adalah Tan Liong, sebaliknya kau mengatakan, bahwa Tan
Liong sudah binasa. "
Pertanyaan itu membuat Tan Liong bungkam, ia sungguh
tidak mengira bahwa kesalahan yang dilakukan pada waktu itu
telah membuat akibat demikian menyulitkan.
Bagaimanapun juga, sulit baginya untuk memberi
keterangan, maka akhirnya ia cuma bisa menjawab,
"Aku bukan hendak menipu kau. "
"Aku percaya mungkin benar kau tidak sengaja menipu
aku, barangkali itu memang sudah menjadi takdir, bahwa aku
ini harus mengalami nasib demikian maka aku juga tidak
menyesalkan lain orang melainkan kepada diriku sendiri.
Diantara kita berdua biarlah berakhir sampai disini saja. "
Tan Liong merasa bagaikan disambar petir seketika itu
matanya dirasakan berkunang-kunang, "Kau .... apa kau
kata?"
Ia mulai kawatir, karena firasat buruk itu akan menjadi
suatu kenyataan.
"Kau jangan kaget. Oey Bwee Cian bukan seorang
perempuan yang cinta wajahmu yang tampan, aku pernah
berpikir, diantara kita berdua, apa yang telah terjadi itu
bagaikan sandiwara, dan sandiwara itu kini telah tiba pada
babak terakhir. Walaupun berlalunya sandiwara itu terlalu
dipaksakan, tapi aku tidak boleh bebuat demikian. Aku akan
ingat terus cintamu padaku, tidak perdulikan cintamu tulus
atau palsu aku akan tetap anggap padanya sebagai sesuatu
kenangan yang indah. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak, kita tidak boleh berpisah secara demikian. "
"Kau menghendaki cara bagaimana? "
Tan Liong menghela napas panjang, ia berkata setengah
menggerutu,
"Betapa kejamnya kenyataan ini ....? "
"Buat aku hal ini tidak begitu kejam karena perempuan
yang mencinta dirimu banyak sekali tentang ini sekarang kita
tidak perlu bicara lagi, apa yang sudah lalu biarlah tinggal lalu
semakin banyak dibicarakan semakin menyedihkan, kau kata
betul tidak? "
Tan Liong setelah mengalami pukulan batin hebat, ia kini
berubah menjadi tenang kembali, katanya sambil ketawa getir,
"Apa sudah tidak dapat kau tarik kembali? "
"Inilah ada janjiku sendiri, tidak boleh tidak aku harus
pegang teguh, aku percaya kau tentunya dapat memahami
perasaanku. "
"Apa perlunya kau harus menyiksa dirimu sendiri? Jika kita
saling mencintai, mengapa .... "
"Semula aku sudah berkata, jika kau adalah Tan Liong, aku
akan tinggalkan kau. "
Sampai pada detik itu, Tan Liong baru menyadari benarbenar bahwa keretakan antara mereka itu sudah tidak dapat
diperbaiki lagi, maka ia cuna bisa berkata,
"Semoga kau akan berubah pikiranmu. " Oey Bwee Cian
sambut dengan ketawa dingin kemudian ia menanya,
"Tan Liong, bukankah kau masih merupakan salah seorang
anggauta partai Ciong lam pay? "
"Betul, mengapa Ciang bunjin menanya demikian? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kedatanganku ke lembah Lui in kok ini kecuali untuk
menyampaikan maksud pribadiku juga hendak mengajak kau
pulang ke gunung. "
"Ada urusan apa? "
"Dulu bukankah kau sudah pernah dengar bahwa partai
kita selama beberapa tahun selalu bentrok saja dengan partai
Ngo bie pay? "
"Ya. "
"Tahukah kau apa sebabnya? "
"Teecu tidak tahu. "
"Pertikaian ini sudah lama berlangsung, semula ketika
ayahku masih hidup sudah beberapa kali bertempur dengan
orang-orang Ngo bie pay, sebabnya cuma sejilid kitab. "
"Kitab apa? "
"Kitab kepandaian ilmu silat golongan Ngo Bie Pay. Kitab itu
sebetulnya tersimpan dalam kamar penyimpan Cong keng ie,
pada 50 tahun berselang ayahku telah memimpin beberapa
anggauta partai kangzusi kita berkunjung ke kuil Ban hud sie
untuk memenuhi undangan ketua Ngo bie pay Ngo sin Hwesio
yang mengadakan pertemuan antara orang gagah di dunia
Kang-zsouw.
"Kala itu salah satu diantara murid partai kita ada
mempunyai dendam sakit hati dengan salah satu anak murid
partai Ngo bie pay, dan mereka itu diaam-diam telah berjanji
mengadakan pertandingan di luar kamar Cong keng ie.
Bagaimana keadaannya pada waktu itu karena tidak
seorangpun yang tahu maka tidak berani berkata
sembarangan. Tapi kabarnya dua orang yang bertempur diluar
ruangan kamar penyimpan kitab itu telah berakhir dengan
kekalahannya murid Ngo bie pay, murid itu terluka parah dan
lari ke dalam kamar penyimpan kitab .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan murid partai kita lantas mengejar dan masuk ke
dalam kamar itu? "
"Benar, murid kita itu mengejar sampai ke dalam kamar,
tentang kejadian ini sebetulnya tidak ada yang tahu, sehingga
pada hari ketiga, setelah ayah pulang ke gunung Ciong lam
san lantas tersiar kabar bahwa Ngo bie pay kehilangan kitab
yang akhirnya mencari dan menanyakan kepada kita. "
"Sebetulnya anak murid kita itu ada mengambil atau tidak?"
"Oleh karena urusan itu, tapi ia tetap menyangkal, katanya
ia cuma sampai dipertengahan ruangan dan lantas keluar lagi.
Kemudian anak murid kita itu karena gusar dan malu lantas
bunuh diri. "
"Aku dapat pastikan bahwa anak murid kita itu tidak
mengambil kitab tersebut. "
"Tapi Ngo bie pay tetap menganggap bahwa kitab itu dicuri
oleh anak murid partai kita, beberapa kali datang meluruk
untuk mencari onar, sehingga timbul pertumpahan darah tidak
ada hentinya. Oleh karena itu juga, maka 60 an anggota kita
yang terkuat telah menjadi korban dalam pertempuran itu. "
Tan Liong segera mengerti duduknya perkara, maka ia
lantas menanya,
"Apa sekarang Ngo bie pay kembali datang mencari onar? "
"Ya, secara resmi Ngo bie pay sudah kirim surat peringatan
bahwa dalam waktu empat hari mereka akan menggempur
partai kita. "
"Dalam waktu empat hari? "
"Benar. "
Wajah Tan Liong lantas berubah, dalam waktu empat hari
itu justeru merupakan hari yang ditentukan akan
berlangsungnya pertempuran dilembah Hong hwee kok dan ia
sendiri merupakan anggota terpenting dalam pertempuran ituTiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena ia ditugaskan untuk menolong dirinya Bu jie Thian sie.
Jika hari itu Ngo bie pay benar-benar menggempur Ciong lam
pay, bagaimana?
Dari sini juga dapat ditarik kesimpulan, ancaman Ngo bie
pay secara mendadak itu pasti bukan tidak ada sebabnya,
mengapa justeru pada hari akan diadakannya pertempuran
dilembah Hong hwee kok?
Antara mereka tentunya ada hubungan erat, satu sama
lainnya.
Selagi Tan Liong memikirkan soal itu Oey bwee Cian
bertanya padanya,
"Apakah kau bisa datang ke Ciong lam san? "
"Bisa. " Jawabnya Tan Liong singkat tapi tegas.
"Kalau begitu aku akan jalan lebih dulu. "
Sehabis berkata ia lantas berlalu.
Tapi baru berjalan beberapa tindak tiba-tiba dipanggil oleh
Tan Liong,
"Ciang bunjin .... "
Oey Bwee Cian berpaling, sambil tersenyum getir ia
menanya,
"Ada urusan apa? "
"Aku akan ikut kau pulang." Berkata Tan Liong sambil
menghela napas.
"Kalau kau masih ada urusan lain, aku tidak paksa kau jalan
bersama-sama."
Tan Liong gelengkan kepala, "Urusanku sudah selesai. "
Oey Bwee Cian tidak berkeberatan, hingga mereka berjalan
berendeng menuju ke gunung Ciong lam san.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diluar lembah Lui in kok, tampak ada berdiri tiga orang,
mereka sedang mengawasi dua muda-mudi itu yang tengah
berjalan ke arah mereka.
Tiga orang itu bukan lain daripada dua saudara Chie dan
Im yang Ie su.
Laki-laki aneh telah membawa keluar dua saudara Chie dari
sarang Thian seng hwee lalu menyerahkan mereka kepada Im
yang Ie su dan ia sendiri lantas menghilang
Dua saudara Chie jika tidak ditolong oleh laki-laki aneh itu,
dengan kekuatan Tan Liong dan Im yang Ie su masih belum
mampu membawa keluar mereka dari sarangnya Thian seng
hwee..
Chie Peng dan Chie Cui ketika dapat lihat Tan Liong, paras
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka agak berubah. Chie Cui nampak girang, sebaliknya
Chie Peng nampak gusar.
Im yang Ie su segera menghampiri Oey Bwee Cian dan
memberi hormat padanya seraya berkata,
"Tidak disangka Ciang bunjin datang kemari, disini lohu
unjuk hormat! "
"Mengapa locianpwee berlaku demikian, bukankah itu
menyusahkan boanhwee saja? " Sahutnya Oey Bwee Cian
sambil ketawa.
Iam yang Ie su ketawa terbahak-bahak, kemudian berkata
seenaknya,
"Ciang bunjin kenapa kau kurus? "
"Oh, iya! "
"Iya kau kurus benar, apakah memikirkan Huciang bunjin
saja? "
Perkataan itu membuat Oey Bwee Cian dan Tan Liong
merasa jengah, hingga wajah mereka merah seketika.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwee masih suka bersendau gurau saja, " berkata
Oey Bwee Cian.
Pada saat itu, mata Tan Liong bertemu dengan sinar mata
Chie Peng yang mengawasi padanya dengan gusar, hingga
hatinya bercekat.
Ia dapat menduga apa sebabnya Chie Peng kini marah
terhadap dirinya.
Chie Cui yang agaknya tidak tahu perubahan sikap encinya
sudah menghampiri Tan Liong dan berkata padanya,
"Apa kau benar engko Tan Liong? "
Tan Liong lantas ingat terhadap hinaan Chie Cui ketika
wajahnya berubah buruk, maka ia lantas menjawab dengan
suara dingin,
"Bukan, aku bukan engko Tanmu, dia sudah meninggal
dunia. "
Jawaban itu bukan saja diluar dugaan Chie Cui, tapi juga
mengejutkan Chui Peng dan Oey Bwee Cian.
Pada saat itu lambat-lambat Chie Peng menghampiri Tan
Liong dan berkata,
"Tan Liong, apakah kau masih kenali aku? "
Tan Liong tundukkan kepala, ia tidak berani menatap sinat
mata Chie Peng.
Oey Bwee Cian agaknya dapat lihat firasat tidak baik, maka
ia lantas berkata kepada Chie Peng,
"Nona Chie, berapa hari tidak ketemu apa kau baik-baik
saja? "
Chie Peng tenangkan pikirannya, ia memberi hormat
kepada Oey Bwee Cian seraya berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oey Ciangbunjin, maafkan dosa Chie Peng yang agak
lambat menyambut kedatanganmu. "
"Nona Chie Peng tidak usah kau berlaku merendah,
bagaimana Oey Bwee Cian sanggup menerima hormatmu ini. "
Dari sikap Oey Bwee Cian, Chie Peng agaknya dapat lihat
tanda apa-apa. maka ia lantas bertanya,
"Apa kau sudah bicara dengan Tan Liong? "
"Ya, sudah. "
Chie Peng mengawasi Tan Liong dan berkata dengan nada
suara dingin,
"Tan Liong, apa kau kira Chie Peng benar-benar ada
seorang perempuan rendah sedemikian rupa? "
"Kapan aku pernah anggap kau perempuan rendah ?"
demikian Tan Liong balas menanya dengan wajah berubah.
"Jika kau tidak anggap aku sebagai perempuan rendah,
mengapa kau permainkan diriku? "
"Aku tokh tidak permainkan kau. "
"Tidak permainkan aku? Kalau begitu, kenapa kau menipu
aku bahwa kau bukan Tan Liong? Apa kau kira aku ada satu
perempuan yang boleh kau perlakukan menurut sesuka
hatimu? "
Perlahan-lahan ia mendekati Tan Liong lalu menegurnya
dengan suara keras.
"Coba kau jawab! "
Didesak demikian Tan Liong terpaksa bungkam, tapi
akhirnya ia menjawab juga.
"Nona Chie, kau harus mengerti keadaanku, aku bukannya
anggap kau ada perempuan semacam itu, terhadap kau akuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
selalu merasa menanggung budi, bagaimana aku bisa
permainkan kau? "
Perkataan Tan Liong itu diucapkan dengan nada
memilukan, ia mengerti bahwa keadaan Chie Peng serupa
dengan Oey Bwee Cian yang tidak memahami perasaannya.
Chie Peng tertawa terbahak-bahak, kemudian berkata,
"Semula aku pernah berkata padamu, jika kau adalah Tan
Liong dan mempermainkan diriku, aku akan bunuh diri,
ucapanku ini masih berlaku. "
"Kau tidak perlu berbuat demikian .... " katanya Tan Liong
cemas.
"Ya, aku tidak perlu demikian, tapi aku bisa berbuat
demikian, hanya pada saat ini belum tiba waktunya nanti
setelah aku selesai menuntut balas, aku bisa berbuat
demikian."
Perkataan itu membuat Im yang Ie su yang berdiri
mendengarkan, diam-diam turut terperanjat maka ia lantas
turut berbicara.
"Nona Chie, kau harus memaafkan padanya aku dapat
memastikan, Tan Liong memang betul cinta kau. Kalian tokh
pernah saling mencinta mengapa tidak melangsungkan
hubungan cinta itu dengan sebaik-baiknya? "
"Apa yang harus aku berikan kepadanya? Kasih?
Kehormatan? " katanya Chie Peng dingin.
"Dalam soal cinta, kehormatan atau kesucian seorang
gadis, bukan merupakan soal mutlak asal kedua pihak saling
mencinta dengan sungguh-sungguh, apa artinya kesucian? "
"Apalagi justeru membela aku kau kehilangan kesucianmu."
berkata Tan Liong.
"Ya, antara kesucian seorang gadis dengan cinta kasih tidak
dapat dicampur baur. Kalau kau tokh cinta padanya berikanlahTiraikasih Website http://kangzusi.com/
padanya keberanian, kau baru tahu betapa hebat
penderitaannya kalau seorang kehilangan cinta kasihnya?
Maka itu kau juga tidak perlu merusak dirimu sendiri." Berkata
Im yang Ie su
"Tapi dia tokh tidak seharusnya menipu aku. "
"Apakah kau sudah pikir masak-masak? Kalau Tan Liong
sampai berbuat demikian juga lantaran cintanya padamu,
karena ia takut jika kau mengetahui ia yang sudah berubah
buruk wajahnya itu, kau nanti tidak akan mencintainya lagi."
demikian Im yang Ie su menerangkan.
"Tapi aku sudah tidak dapat memberikan kesucianku
sebagaimana yang diharuskan sebagai satu gadis walaupun ia
belum tentu memikirkan soal itu, biar bagaimana percintaan
antara kita sudah terdapat titik noda yang sukar dihapus."
berkata Chie Peng sambil ketawa getir.
"Tidak bisa, Tan Liong bukan seorang laki-laki jenis
demikian! "
Selama pembicaraan antara Im yang Ie su dan Chie Peng
sedang berlangsung sesosok bayangan orang diam-diam telah
menyingkir pergi.
Ia itu adalah Chie Cui.
Dalam hatinya yang masih putih bersih kembali diliputi oleh
kabut hitam yang menakutkan ini kini telah merasa bahwa ia
telah melakukan satu kesalahan besar.
Ia mengerti, ia benar-benar akan kehilangan Tan Liong hal
ini sudahlah pasti.
Ketika Chie Peng mengetahui adiknya diam-diam telah
berlalu lantas ia berkata kepada Tan Liong, "Huciang bunjin,
urusan ini lain hari kita bicarakan lagi, mungkin dikemudian
hari aku dapat merubah pikiranku dan kau harus tahu kaupun
tidak boleh menyia-nyiakan adikku, cinta kasihnya terhadap
kau ada lebih besar daripadaku. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehabis berkata ia lantas menyusul adiknya.
"Nona Chie, apa kau tidak akan ke gunung Ciong lam san?"
tanya Oey Bwee Cian.
"Kita akan jalan lebih dulu, besok aku akan datang."
jawabnya Chie Peng.
Oey Bwee Cian tampak tersenyum, sedangkan Im yang Ie
su Cuma bisa menghela napas sambil mengawasi berlalu dua
saudara Chie itu, kemudian ia berkata kepada dirinya sendiri,
"Sepasang saudara yang tua beruntung".
Kemudian ia berkata kepada Tan Liong,
"Huciang bunjin, kau telah terlibat demikian banyak
persoalan asmara, sekarang bagaimana jadinya? "
Tan Liong hanya sambut dengan senyuman getir tanpa
mengeluarkan kata.
Im yang Ie su berkata pula,
"Terhadap Oey ciang bunjin kau juga tidak boleh berlaku
terlalu kejam, hanya ini saja pesan lohu, aku hendak
berangkat ke Pek hoa gam lebih dahulu. "
Sehabis berkata, ia lantas lompat melesat dan sebentar
sudah menghilang.
Tan Liong dan Oey Bwee Cian juga meninggalkan lembah
Lui in kok menuju ke gunung Ciong lam sa,
Ditengah perjalanan, Tan Liong mendadak ingat kepada
tangan kanannya yang lumpuh, yang lantas harus pergi
mencari Lam kek Sian ong di Pek hoa gam, maka ia lantas
berkata,
"Ciang bunjin, aku pikir hendak ke Pek hoa gam lebih dulu."
"Apa kau hendak kembali? "
"Sudah tentu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa kali Oey Bwee Cian tampak hendak membuka
mulut, tapi diurungkan akhirnya ia baru berkata,
"Kalau begitu aku hendak pulang lebih dulu. "
Setelah itu ia lantas balikkan tubuhnya dan berjalan menuju
ke gunung Ciong lam san....
Dua tetes air mata nampak mengalir turun, ia mengharap
Tan Liong akan memanggil padanya, tapi ternyata Tan Liong
tidak berbuat demikian, ia hanya mengawasi padanya dengan
mulut bungkam.
Setelah Oey Bwee Cian hilang dari pandangan, ia baru
berjalan menuju k Pek hoa gam.
***d*w***
Pek hoa gam yang letaknya tersembunyi di bawah kaki
gunung Ciong lam san, biasanya sangat sunyi tapi hari itu
telah berkumpul banyak tokoh-tokoh rimba persilatan kelas
wahid, mereka itu adalah Lam kek Sian ong, Hiat liong cu atau
Naga Merah, Pek lek cu. Sin kie cu, Kiu cie Sian kow dan Im
yang Ie su.
Ketika Tan Liong tiba di Pek hoa gam, ia segera disambut
oleh Lam kek Sian ong dan lain-lainnya.
Tatkala dia diperkenalkan kepada Kiu cie Sian kow diamdiam hatinya terkejut.
Kiu cie Sian kow usianya lebih dari setengah abad dengan
sinar mata tajam ia mengawasi Tan Liong.
Saat itu, Sin kie cu lantas berkata sambil tersenyum,
"Kiu cie Sian kow, diantara kau dengan Tan Liong masih
ada sedikit hubungan kekeluargaan. "
"Apakah ayahmu Tan Chiang Bin? " demikian Kiu cie Sian
kow bertanya kepada Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, apa locianpwee kenal padanya? " jawabnya Tan
Liong sambil anggukkan kepala.
Kiu cie Sian kow kerutkan keningnya ia anggukkan kepala
dan berkata,
"Kenal, kita telah bersahabat puluhan tahun. "
Tan Liong ingat riwayat dirinya sendiri maka ia lantas
menanya.
"Apa locianpwee tahu riwayatku.? "
"Tahu, tapi .. aku tidak dapat memberitahukan padamu,
tentang ini ada satu hari ayahmu pasti akan memberitahukan
padamu sendiri. "
Sin kie cu lalu berkata,
"Huciang bunjin, dalam perjalanan kepulau tenagamu yang
tidak sedikit, hingga sahabat lamaku Pek lek cu terlepas dari
bahaya, cuma kau sendiri yang terluka, betul tidak? "
Tan Liong anggukkan kepalanya, ia lalu tuturkan
pejalanannya kelembah Lui in kok dan akhirnya terluka
ditangan Siao hun lie yang menyaru sebagai perempuan gila.
Lam kek Sian ong lalu memeriksa pergelangan tangan Tan
Liong, bersama-sama dengan kekuatan Sin kie cu barulah ia
dapat menyembuhkan tangan yang telah cacad itu.
Selanjutnya mereka lantas mengadakan perundingan
dibawah pohon yang rindang, dan mulai membicarakan
pertempuran di Hong hwee kok.
Setelah mengawasi semua orang yang hadir disitu Sin kie
cu yang membuka suara lebih dahulu.
"Dalam pertempuran di lembah Hong hwee kok nanti, ada
mempunyai hubungan sangat erat dengan keselamatan atau
kemusnahan rimba persilatan, tentang ini tidak perlu akuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberi penjelasan kiranya sudah diketahui oleh semua
orang.
Kepandaian Hiat im cu, meski kita belum pernah lihat
sendiri, tetapi menurut kabar dan dugaan orang-orang rimba
persilatan kecuali Lam kek Sian ong barangkali tak ada lagi
yang mampu menandingi.
Kita ingin masuk ke lembah Hong hwee kok untuk
menolong keluar Bu jie Thian sie dari dalam kurungan barisan
batu ajaib itu ini benar-benar merupakan satu persoalan yang
amat sulit. Rasanya Hiat im cu masih tidak begitu menakutkan
yang paling kita takuti adalah senjata bangkai berapi.
Senjata yang sangat ampuh itu telah di ciptakan oleh Tok
gan Lo koay dengan menggunakan waktu dan tenaga yang
tidak sedikit, kekuatannya tak dapat ditolak oleh siapapun
juga. .... "
Belum habis ucapan Sin kie cu, tiba-tiba ada suara orang
yang menyambuti,
"Aku justeru ingin coba sampai dimana kekuatan bangkai
berapi? "
Orang yang mengeluarkan perkataan besar itu adalah Naga
Merah.
"Tentang ini kau tidak boleh kawatir, nanti kau pasti akan
mendapat kesempatan untuk mencobanya sendiri." berkata
Sin kie cu sambil tersenyum kemudian berkata pula,
"Diantara kita ini ada dua orang yang tidak boleh pergi ke
lembah Hong hwee kok. "
Ucapan Sin kie cu itu mengejutkan semua orang yang
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
disitu, hampir berbareng mereka bertanya, "Siapa? "
"Pertama adalah Pek lek cu! " berkata Sin kie cu.
Wajah Pek lek cu berubah dengan segera ia lalu bertanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa? Aku tidak boleh kelembah Hong hwee kok? "
"Benar, kau tidak boleh pergi, tenagamu masih diperlukan
untuk keperluan di lain tempat. " jawabnya Sin kie cu sambil
menatap wajah Pek lek cu, kemudian berkata pula,
"Pertempuran di Hong hwee kok cuma tinggal kira-kira tiga
hari, selama tiga hari ini Ngo bie pay hendak menyerbu Ciong
lam pay. "
Keterangan itu membuat wajah Tan Liong berubah
seketika, maka lantas ia bertanya,
"Bagaimana locianpwee tahu? "
Lam kek Sian ong lantas berkata sambil terenyum,
"Jikalau ia tidak tahu, dari mana gelar Sin kie cu itu? "
Sin kie cu berkata sambil ketawa,
"Ngo bie pay sudah gabungkan diri dengan Thian seng
hwee, kita semua tahu Thian seng hwee kecuali dipimpin oleh
ketuanya yang sekarang masih ada seorang lagi yang diamdiam mengendalikan dan mempengaruhi perkumpulan itu,
oang itu adalah Hiat im cu.
Dalam waktu tiga hari ini justeru ada hari perjalanan kita
yang menuju kelembah Hong hwee kok. Ngo bie pay dengan
mendadak menyerbu Ciong lam pay sudah tentu akan
mempengaruhi jalannya pertempuran dilembah itu.
Tentang ini kita dapat menarik kesimpulan, maksudnya
adalah Hiat im cu yang hendak memecah kekuatan kita, sebab
dengan demikian, Huciang bunjin pasti akan pulang ke Ciong
lam san, sedangkan senjata satu-satunya bagi kita untuk
melawan senjata bangkai berapi itu justeru adalah ilmunya Im
ciang Tan Liong. Jika Tan Liong pergi ke Ciong lam san maka
dalam pertempuran dilembah Hong hwee kok itu, sudah tentu
kita akan menderita kekalahan. Selain daripada itu, juga
merupakan salah satu siasat dari Hiat im cu agar tidak
bertemu muka dengan Tan Liong .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan wajah berubah Tan Liong berkata,
"Mengapa ia tidak suka bertemu muka denganku? "
Dengan ketawa aneh Sin kie cu menjawab,
"Tentang ini dikemudian hari kau akan tahu sendiri.
Ayahmu sendiri nanti juga akan memberi tahu padamu,
diantara Hiat im cu dengan ayahmu juga mempunyai
hubungan yang tidak biasa," ia tertawa dan berkata pula,
"Maka sahabat Pek lek cu harus pergi ke gunung Ciong lam
san. "
Pek lek cu lantas berkata sambil anggukkan kepala,
"Baiklah, lohu terima baik segala perintahmu dan sekarang
juga aku hendak berangkat ke sana. "
Tapi selagi hendak berlalu, mendadak ia dipanggil oleh Sin
kie cu.
"Tinggalkan beberapa buah bom Pek lek tanmu, baru
berangkat. "
"Mau berapa? "
"Pada diri Tan Liong masih ada dua buah, tinggalkan saja
dua buah lagi. "
Pek lek cu lalu menyerahkan dua buah bomnya kepada Tan
Liong, kemudian baru berangkat kegunung Ciong lam san.
Sin kie cu lalu berkata pula,
"Orang kedua yang tidak boleh pergi ke lembah Hong hwee
kok ialah Im yang Ie su. "
"Kenapa aku tidak boleh pergi kelembah Hong hwee kok? "
tanya Im yang Ie su dengan wajah berubah.
"Kau kami tugaskan untuk melindungi gubukku ini! "
"Gubukmu yang reot ini ada apanya perlu dilindungi? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau waktunya sudah tiba kau akan tahu sendiri.
Sekarang perlu apa tanya-tanya kau mau atau tidak? "
"Berada dalam kekuasaanmu bagaimana aku tidak mau? "
"Kalau begitu sekarang kita berlima, Lam kek Sian ong, Kiu
cie Sian kow, Naga merah, aku dan Tan Liong berangkat ke
lembah Hong hwee kok. "
Lam kek Sian ong menanya,
"Mengenai barisan batu ajaib itu apa kau sudah pelajari? "
"Sudah sih sudah, nanti kita berlima setelah tiba di Hong
hwee kok, biar Naga Merah yang berlaku sebagai pelopor. Tan
Liong yang melawan senjata bangkai berapi aku dan Kiu cie
Sian kow bertugas menolong orang dan Lam kek Sian ong
melindungi kita masuk ke lembah. "
Belum habis perkataan Sin kie cu mendadak terdengar
suara bentakan Lam kek Sian ong, "Sahabat darimana, sudah
tiba di Pek hoa gam mengapa tak sudi unjukkan diri? "
Mendengar perkataan Lam kek Sian ong itu semua orang
terperanjat. Sin kie cu lantas berkata sambil tersenyum,
"Itu bukan orang dari golongan jahat, biar saja ia
mendengarkan. "
Lam kek Sian ong lantas menatap wajah Sin kie cu
perkataan orang pandai itu seolah-olah diluar dugaannya.
"Sahabat itu sudah lama datang, karena dia bukan orang
dari golongannya Hiat im cu, apa salahnya kalau ia turut
mendengarkan? " berkata pula Sin kie cu sambil tersenyum.
Diluar Pek hoa gam pada saat itu memang benar
kedatangan seorang yang berkepandaian tinggi.
"Sin kie cu tahukah kau sahabat dari mana yang datang
itu? " tanya Lam kek Sian ong.
"Sudah tentu kuketahui. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana kalau ia kita undang masuk kedalam? "
"Belum tentu ia suka berunding bersama-sama kita. "
"Kalau begitu biarlah aku yang coba mengundang. "
Berbareng dengan itu dengan kecepatan bagaikan kilat
orang tua itu sudah melompat melesat keatas sebatang pohon
besar yang berada diluar gua kira-kira tiga tombak jauhnya.
Selagi Lam kek Sian ong bergerak, dari atas pohon itu
terdengar suara keresekan, sesosok bayangan orang melesat
ke arah lain.
Kecepatan bergerak orang itu tidak dibawahnya Lam kek
Sian ong, sebentar saja sudah berada sejauh kira-kira lima
tombak.
Lam kek Sian ong bergerak lagi seraya berkata,
"Sahabat, kau sudah datang mengapa tak sudi singgah
sebentar? "
Kembali ia kerahkan seluruh kepandaiannya untuk
mengejar.
Orang itu meski mahir sekali ilmu meringankan tubuhnya,
tapi nampaknya masih bukan tandingan Lam kek Sian ong.
Dalam waktu sekejap mata saja sudah kecandak olehnya.
Sambil tersenyum Lam kek Sianong berkata,
"Mengapa sahabat tidak sudi minum teh dulu sebentar,
baru pergi lagi? "
Lam kek Sian ong mengamat-amati orang itu, ternyata ada
satu laki-laki setengah umur dengan memakai pakaian warna
kelabu di belakang punggungnya ada membawa sebilah
pedang.
Orang itu bukan lain daripada itu lelaki aneh yang pernah
membebaskan Pek lek cu dari Hian peng to.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong berkata sambil tersenyum,
"Sahabat dari mana? Bolehkah aku mengetahui namamu
yang mulia? "
"Lam kek Sian ong namanya kesohor di kolong langit, aku
yang rendah cuma merupakan seorang yang tidak berarti,
dengan tidak disengaja sudah mengganggu ketenanganmu,
disini aku mohon maaf! " jawabnya lelaki aneh itu sambil
tersenyum dan menghormat.
Belum lagi Lam kek Sian ong menjawab, mendadak
terdengan suaranya Sin kie cu yang sudah datang menyusul.
"Tuan datang mengganggu gubukku Pek hoa gam, apa kau
kira begitu mudah hendak kabur? "
Laki-laki aneh membalikkan badannya dan berkata,
"Aku yang rendah benar-benar tak sengaja. "
"Mana bisa? " nyeletuk Sin kie cu.
"Dan sekrang bagaimana? "
"Minum secawan teh dulu, baru berangkat! "
"Ini .... ini .... "
"Keberatan? Apa takut bertemu muka dengan Tan Huciang
bunjin? "
Wajah laki-laki itu lantas berubah, sementara itu Sin kie cu
lantas berkata kepada Lam kek Sian ong,
"Tahukah kau siapa tuan ini? "
"Siapa?" Lam kek Sian ong balik menanya sambil
menggelengkan kepala,
"Aku kata kau pandai kebelinger, tuan ini takut bertemu
muka dengan Tan Huciang bunjin, siapa lagi? "
Mendengar perkataan ini wajah Lam kek Sian ong lantas
berubah, kemudian berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh! Kiranya Tan Hweethio, maafkan aku si orang she Ong
yang tak tahu."
Laki-laki itu menghela napas baru ia berkata,
"Aku si orang she Tan cuma ada seorang yang tak berarti
bagaimana berani menerima penghormatan demikian besar? "
"Tan Chiang Bin tidak disangka muncul lagi sebagai
manusia pertama-tama telah menolong jiwanya Pek lek cu,
jika tidak ada kau sulit sekali bagi Tan Liong menolong keluar
Pek lek cu dari pulau itu. " berkata Sin kie cu sambil tertawa.
Tan Chiang Bin hanya ketawa getir, tapi ia tidak menjawab.
"Apa kau tak ingin menemui dia? " berkata pula Sin kie cu.
"Maksudmu Tan Liong? "
"Ya, dia anakmu!"
"Aku tak ingin dia mengetahui bahwa aku masih hidup! "
jawab Tan Chiang Bin sambil gelengkan kepala.
"Kau merasa malu terhadap dia? "
"Ya, aku merasa tak enak terhadap dia, aku bukan saja
sudah tidak memenuhi kewajibanku sebagai ayah tapi juga
beberapa kali membuat ia hampir mati ditanganku. " berkata
Tan Chiang Bin sambil menganggukkan kepala. "
"Tapi semua ini sudah lewat, jika bukan kau kali ini dia
mungkin sudah mati dilembah Lui in kok. "
"Ini cuma merupakan tindakanku yang hendak menebus
dosaku padanya. "
"Kau tidak mau memberitahukan riwayat dirinya? "
"Untuk apa diberitahukan? Bukankah itu hanya merupakan
satu bayangan gelap dalam batinnya? "
"Juga tidak mau menjumpai Kiu cie Sian kow? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dikemudian hari aku akan menemui padanya tapi
sekarang belum tiba waktunya. "
Lam kek Sian ong lantas berkata,
"Terhadap Thien seng hwee, sedikit banyak kau ada
jasanya, Thian seng hwee dapat nama seperti ini semua itu
adalah pahalamu sungguh tak dikira kau bisa meninggalkan
Thian seng hwee, hal ini benar-benar diluar dugaan kita. "
"Nama dan kehormatan bagi orang-orang Kangouw,
seolah-olah awan yang lewat di angkasa saja. Tan Chiang Bun
masih dapat melindungi jiwanya sehingga tak binasa itu sudah
cukup merasa bersyukur."
"Dalam pertempuran di lembah Hong hwee kok nanti,
apakah kau ada maksud turut meramaikan? " tanya Sin kie cu.
"Mungkin aku akan datang, tapi buat sekarang rasanya
masih terlalu pagi untuk mengambil ketetapan, tiga hari lagi
baru dapat kepastian.
***d**w***
Pada tiga hari kemudian ....
Lembah Honh hwee kok telah kedatangan tetamu, meraka
adalah Lam kek Sian ong, Kiu cie Sian kow, Sin kie cu, Naga
Merah dan Tan Liong.
Ini merupakan satu tanda bahwa pertempuran besar akan
terjadi dilembah itu.
Pertempuran ini akan merupakan suatu pertempuran paling
dahsyat antara golongan Kebenaran dan golongan Kejahatan
dari rimba persilatan juga akan merupakan suatu pertempuran
yang mengerikan serta tidak ada taranya dalam rimba
persilatan.
Lima orang itu setibanya dilembah Hong hwee kok, Naga
Merahlah yang bertindak sebagai pelopor, ia yang lebih dulu
lari masuk lembah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong yang untuk kedua kalinya tiba di lembah itu
teringat kembali apa yang telah terjadi di dalam lembah itu
dengan wanita cantik baju merah.
Wanita cantik baju merah .... Hiat im cu .... dua makhluk
aneh itu apakah sebetulnya terdiri dari satu orang?
Naga Merah yang menyerbu lebih dulu ke dalam lembah
segera ia dapat lihat dua bayangan orang lari ke arah kawankawannya.
Sebentar kemudian dua orang itu sudah berada dihadapan
Lam kek Sian ong dan kawan-kawannya, mereka itu adalah
dua laki-laki tegap yang berpakaian ringkas.
-o0o0dw0o0oJILID KE : 37
Salah satu di diantaranya segera berkata,
"Hiat im cu ada perintah minta tuan-tuan segera masuk ke
lembah Hong hwee kok. "
Lamkek Sian ong kerutkan keningnya, Sin kie cu lantas
berkata,
"Hiat im cu sudah tahu kedatangan kita, sudah tentu sudah
siap sedia, maka kita harus hati-hati dengan tindakan kita
sendiri. "
Semua orang anggukkan kepala dan segera masuk ke
lembah. Saat itu di dalam lembah tertampak bayangan orang
yang berdiri di sekitar lembah.
Orang itu jumlahnya tidak kurang dari lima puluh jiwa,
semua menjaga disetiap jalan keluar.
Keadaan itu membuat orang heran, entah dari mana
lembah itu mendadak terdapat begitu banyak orang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong yang merasa paling heran, maka ia lantas
menanya kepada Sin kie cu,
"Locianpwee, dari mana datangnya orang-orang itu? "
"Dari Thian seng hwee! "
Tan Liong segera mengerti orang-orang lihai dari Thian
seng hwee itu, pastilah yang ditugaskan oleh Hiat im cu untuk
bantu menjaga.
Saat itu mendadak terdengar suara orang ketawa dingin,
kemudian disusul oleh melayang turunnya sesosok tubuh
bayangan orang yang menuju ke mulut lembah.
Kedatangan orang itu cepat sekali hingga Sin kie cu pada
mundur dua tindak.
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kini mereka baru tahu bahwa orang yang baru datang itu
adalah Hiat hun Koay po.
Naga Merah ketawa terbahak-bahak, ia lalu menghampiri
Hiat hun Koay po.
Suasana yang memang sudah mulai tegang setelah
munculnya nenek itu, tampak semakin gawat apalagi dikedua
sisi nenek itu kini tambah lagi dua orang lihai dari Thian seng
hwee dan ketika Naga Merah mendekati mereka sudah siap
untuk mengurung.
Keadaan itu mengejutkan rombongan Lam kek Sian ong
karena apabila orang-orang Thian seng hwee itu benar-benar
turun tangan berbareng hebat akibatnya.
Sin kie cu lalu berkata sambil berbisik kepada Tan Liong.
"Siapkan bom Pek lek tan! "
Dengan cepat Tan Liong mengeluarkan bom Pek lek tan, ia
segera bersiap sedia. Apabila orang Thian seng hwee itu turun
tangan, akan segera diserang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu Naga Merah sudah menanya Hiat hun Koay
po dengan suara dingin,
"Hiat hun Koay po, apa kau masih kenali aku? "
Hiat hun Koay po tidak menduga Naga Merah bisa muncul
disitu, dalam kagetnya ia lantas mundur tiga tindak, sambil
gerakkan tongkatnya ia berkata,
"Kau Naga Merah sekalipun jadi abu, aku juga masih
kenali."
"Kalau begitu itulah yang paling baik. Naga Merah karena
kau hampir saja hancur lebur badannya dan rusak nama
baiknya rekening ini dua puluh tahun lamanya, kita belum
bikin perhitungan dan sekarang marilah kita bereskan
sekaligus! "
"Kau Naga Merah sudah putus hubunganmu dengan aku
masa takut kau? " jawabnya Hiat hun Koay po.
Naga merah tertawa terbahak-bahak kemudian menanya
dengan suara bengis,
"Betulkah kau membunuh mati Peng Giok Yan dan Cie Cian
Jin? "
"Betul kang zusi. "
Wajah Naga Merah tiba-tiba beringas, sambil kertak gigi ia
berkata,
"Kau perempuan bejat karena cintamu padaku dengan cara
rendah dan tidak tahu malu kau merusak keberuntungan
orang lain, ada permusuhan apa Peng Giok Yan dengan kau?
Mengapa kau bunuh mati padanya? "
Dengan mata beringas Naga Merah mendekati Hiat hun
Koay po.
"Naga Merah, jika kau berani maju setindak lagi awas aku
nanti akan turun tangan. " bentaknya Hiat hun Koay po.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tanpa banyak bicara lagi Naga Merah sudah
menyerang dengan hebatnya.
Hiat hun Koay po perdengarkan suara ketawa dingin sambil
putar tongkat yang ditangan kanannya, ia lompat mundur.
Berbareng dengan saat Hiat hun Koay po lompat mundur,
tiga puluh lebih orang Thian seng hwee yang berdiri disekitar
lembah Hong hwee kok dengan serentak melakukan serangan
berbareng kepada Naga Merah.
Gerakan itu dilakukan demikian rapi seolah olah sudah
terlatih dengan baik. Serangan gabungan itu merupakan
serangan yang amat dahsyat hingga Naga Merah terperanjat.
Selagi Naga Merah dalam keadaan kaget tongkat Hiat hun
Koay po sudah menyerang dirinya, terpaksa ia menyambuti
sambil berdaya untuk lompat menyingkir.
Tapi ternyata sudah terlambat hingga tongkat Hiat hun
Koay po mengena badannya dengan telak.
Tidak ampun lagi Naga Merah lantas roboh, Selagi Hiat hun
Koay po hendak menjatuhkan tongkatnya lagi, Lam kek Sian
ong sudah memburu dan berhasil menolong dirinya Naga
Merah dari bahaya maut.
Sementara itu Tan Liong juga sudah bergerak, sebuah bom
Pek lek tan meluncur keluar dari tangannya kearah
rombongan orang-orang Thian seng hwee.
Untuk kesekian kalinya bom Pek lek tan unjukkan
keganasannya diantara suara ledakan hebat, Ebook by : Dewi
KZ, Aditya, aaa, Budi S, Nico kangzusi.com terdengar suara
jeritan yang sangat mengerikan, sebentar kemudian dua puluh
lebih jiwa orang-orang Thian seng hwee telah melayang.
Darah dan tubuh potongan manusia berhamburan di
lembah yang sempit itu, merupakan suatu pemandangan yang
mengerikan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara orang menegur
dengan nada suara dingin,
"Huciang bunjin, perbuatanmu ini apa tidak terlalu kejam? "
Kemudian, sesosok bayangan merah bagaikan bidadari
yang turun dari kayangan, melayang dan berdiri dihadapan
Tan Liong.
Tan Liong terperanjat, ia mundur satu tindak.
Semua mata orang-orang yang ada disitu ditujukan kepada
orang baju merah itu.
Kedatangan orang baju merah yang demikian cepat dan
mendadak, menimbulkan pertanyaan bagi orang-orang yang
ada disitu! "Apakah Hiat im cu sudah muncul? "
Terutama Tan Liong, setelah ia menegasi siapa adanya
orang baju merah itu, bukan kepalang kagetnya, karena orang
itu bukan lain dari pada si nona baju merah Teng Chun Kiok.
Sambil menatap wajah Tan Liong, Teng Chun Kiok berkata
dengan nada suara dingin,
"Huciang bunjin, dengan bom Pek lek tan kau
membinasakan orang-orang yang tidak berdosa, betapa kejam
hatimu? "
Dengan senyuman yang hambar, tampak tegas perasaan
hatinya si nona pada saat itu sehingga Tan Liong tidak berani
memandang langsung biar bagaimana diantara mereka pernah
ada hubungan yang tidak biasa.
Lam kek Sian ong yang lagi menolong Naga merah tokh
masih ada kesempatan menggoda Tan Liong ia berkata sambil
tertawa,
"Tan Huciang bunjin, kekasihmu datang kenapa kau tidak
sambut dengan mesra? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah menggoda Tan Liong, Lam kek Sian ong baru
mengambil sebutir pil dimasukkan kedalam mulut Naga
merah, kemudian menotok beberapa bagian jalan darahnya.
Sin kie cu dengan suara perlahan berkata kepada Tan
Liong,
"Tan Huciang bujin, pos penjagaan ini aku serahkan
kepadamu. "
"Aku? "
"Benar. "
Tan Liong bersangsi, karena dengan Teng Chun Kiok ia
pernah ada hubungan yang tidak biasa, walaupun ia benci
nona itu karena pernah menghina padanya ketika wajahnya
berubah buruk, tapi biar bagaimana ia pernah mencintai
padanya juga pernah menolong jiwanya.
Tapi perkataan Sin kie cu pasti ada mengandung maksud
dalam, maka setelah ketawa getir, ia lantas mendekati Teng
Chun Kiok.
Sementara itu Sin kie cu lantas menghampiri Lam kek Sian
ong dan berkata padanya,
"Ong Sian ong, babak pertama kita sudah menderita
kekalahan, Naga Merah terluka, jika bangkai berapi muncul
barangkali amat sulit bagi kita untuk menolong Bu jin Thian
sie. "
"Kita harus bertindak cepat!" berkata Lam kek Sian ong
sambil anggukkan kepala.
"Benar, maka kau lekas sembuhkan Naga Merah. "
Pada saat itu Naga Merah sudah mulai sadar. Sin kie cu
memberikan obat lagi padanya seraya berkata,
"Naga Merah, setelah kau minum obat ini lekas atur
pernapasanmu agar lekas sembuh. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naga Merah anggukkan kepala.
Lam kek Sian ong berkata,
"Jika Tan Hucian bunjin bisa menundukkan Teng Chun Kiok
kita segera menyerbu. "
"Apa kaukira mereka berdua bisa bertempur? " berkata Sin
kie cu sambil ketawa.
Lam kek Sian ong melengak, "Mereka tak akan bertempur?"
"Sudah tentu tidak. "
Sementara itu lukanya Naga Merah sudah sembuh ia lantas
lompat bangun dengan mata memandang orang-orang Thian
seng hwee ia berkata sambil ketawa terbahak-bahak.
"Kalau aku tak mampu membasmi habis kalian kawanan
tikus ini, aku bersumpah tidak mau jadi orang lagi." demikian
kata Naga Merah.
"Naga Merah, perlu apa kau marah-marah tak karuan,
sekarang kau harus tundukkan Hiat hun Kaoy po lebih dulu. "
berkata Sin kie cu sambil tersenyum.
Begitu dengar nama Hiat hun Koay po wajahnya berubah,
ia ketawa terbahak-bahak kemudian lompat melesat
menerjang Hiat hun Koay po.
Dengan tanpa banyak bicara ia lantas menghujani serangan
pada musuhnya itu.
Baik kita tinggalkan dulu jalannya pertempuran antara dua
orang itu dan sekarang kita balik kepada Tan Liong dan Teng
Chun Kiok.
Mata Lam kek Sian ong ditujukan kepada Tan Liong seolaholah ingin menyaksikan dengan cara bagaimana Tan Liong
turun tangan kepada gadis yang pernah mencintakan dirinya
itu. Sin kie cu berkata sambil kerutkan keningnya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sepasang kekasih yang tak berutung?" tanya Lam kek Sian
ong. "Ya .... "
Pada saat itu telah terdengar suara Tan Liong,
"Teng Chun Kiok, lembah Hong hwee kok tidak lama lagi
akan rata dengan bumi, apa kau ingin turut mempertahankan
sampai tetes darah yang penghabisan? "
"Belum tentu kau mampu mewujutkan kehendakmu itu,
tapi biar bagaimana, aku tak akan adu kekuatan dengan kau. "
"Kalau begitu, sebaiknya kau menyingkir saja. "
"Tan Liong. aku bisa menyingkir," katanya nona baju merah
itu sambil ketawa getir, "tapi bukan sekarang. Diantara kita
berdua masih ada sedikit urusan yang perlu dibicarakan. "
"Urusan apa? "
"Apa kau telah menganggap bahwa diantara kita berdua
benar-benar sudah tidak ada apa-apa yang perlu dibicarakan
lagi? "
"Aku kira ya."
"Tapi aku harus tanya kau satu hal. "
"Kau katakanlah. "
"Semula kau memasuki lembah Hong hwee kok ini kau
menemukan apa? "
Tan Liong terperanjat mendengar petanyaan demikian ia
lalu balas menanya,
"Menemukan apa? "
"Apa kau mencintakan seorang wanita baju merah? "
Pertanyaan ini membuat wajah Tan Liong berubah ia
menatap wajah Teng Chun Kiok dengan mulut ternganga,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau jawablah! "
"Bagaimana kau tahu? "
"Kalau begitu, benar-benar kau telah cintakan itu wanita
cantik baju merah?"
"Ya, aku cinta padanya! "
"Tahukah kau siapa dia? "
"Siapa? "
Teng Chun Kiok tak menjawab pertanyaan Tan Liong ia
berpikir agak lama baru terdengar helaan napasnya kemudian
menjawab,
"Seorang wanita yang amat aneh. "
"Apakah dia gurumu Hiat im cu? "
"Apa kau anggap benar? "
"Aku tidak tahu! " jawab Tan Liong, wajahnya pucat
seketika.
"Dikemudian hari kau akan tahu sendiri, ia adalah seorang
wanita cantik, bukan begitu? "
"Beritahukanlah padaku, wanita cantik baju merah itu
adalah gurumu atau bukan? "
"Ciangbunjin," katanya dengan suara lirih, "mungkin
diantara kita sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku
masih mengucapkan satu kali lagi aku cinta padamu. "
"Ya, aku tahu yang kau cinta itu adalah wajahku yang
tampan. "
"Tak apa yang aku cinta, tapi aku Teng Chun Kiok seumur
hidup tidak akan dapat melupakan nama Tan Liong, nama itu
akan terus terukir dalam otakku." berkata nona itu sambil
ketawa getir.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Tan Liong agaknya tidak tergerak sedikit juga, katanya
dengan nada dingin,
"Apa hanya itu yang ingin kau bicarakan?"
"Ya, aku hendak bicarakan soal itu, sebab hal ini penting
sekali artinya bagiku. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri
apa aku dapat berbuat salah terhadap kau? Jawaban dari hati
nuraniku aku tak berbuat salah apa-apa padamu dewi kz ku
sayang, satu-satunya sebab yang membuat kau tak mau
memaafkan padaku adalah karena aku cinta pada Tan Liong
yang berwajah tampan."
Butiran air mata mengalir turun membasahi pipinya, ia
hapus dengan lengan lalu ia berkata pula,
"Dalam hidupnya Teng Chun Kiok hanya jatuh cinta kepada
seorang laki-laki, dan laki-laki itu bukan lain daripada Tan
Liong hingga saat ini, apa yang aku berikan padanya, tiada
seorang wanitapun yang dapat memberikan ...."
Mendengar pekataan itu, hati Tan Liong seperti diremasremas, memang nona itu tidak bersalah ia cinta kepada
seorang laki-laki .... Tan Liong yang berwajah tampan, ia
mempunyai kewajiban berlaku setia padanya. Ia tidak
menyangkal bahwa apa yang nona baju merah itu pernah
berikan padanya memang tidak seorang wanita manapun yang
mampu memberikan.
Teng Chun Kiok berkata pula,
"Terlalu banyak yang kuberikan padamu, tapi aku tidak
sesalkan diriku sendiri sebab kau adalah kekasihku yang
pertama dalam hidupku aku hanya cintakan kau seorang saja
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sampai aku masuk keliang kubur".
Ia coba berusaha mengendalikan perasaannya kemudian ia
berkata pula,
"Apa yang sudah terjadi, biar bagaimana tokh sudah
terjadi, tapi yang akan datang masih belum terwujut, sekarangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah dapat dibayangkan. Teng Chun Kiok hidup untukmu
juga akan binasa karena kau .... "
"Apa kau kata ....? "
"Mati menyumbangkan cintanya kepada sang kekasih
hanya meninggalkan satu impian dalam perjalanan ke
akhirat."
"Apa .... kau ingin mati? "
"Ya, ini ada sumpahku sendiri kau barang kali tidak bisa
lupa dengan perkataanku ini. "
Mendengar perkataan itu, hati Tan Liong merasa terharu
karena gadis itu biar bagaimana tidak melakukan suatu
kesalahan besar, tidak seharusnya menerima nasib demikian
kejam.
Jika gadis itu benar-benar akan mati kerenanya ia akan
menjadi orang yang bagaimana? Apakah hati nuraninya
mengijinkan?
Bepikir demikian, ia lantas berkata dngan hati cemas,
"Nona Teng, aku tidak ingin kau mati .... "
"Oh ya?" Nona itu unjukkan ketawa getir. "Teng Chun Kiok
adalah satu wanita rendah mana masih bisa ada muka untuk
hidup didunia?"
"Ciang bunjin, kau hendak masuk kelembah Hong hwee kok
lekaslah masuk."
Sehabis mengucapkan demikian, ia lantas menyingkir untuk
memberi jalan kepada Tan Liong.
Tapi Tan Liong tidak menggerakkan kakinya.
Pada saat itu terdengar suara saling bentak, itu adalah
suaranya Naga Merah sedang menghujani serangan hebat
pada Hiat hun Koay po.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepandaian Hiay hun Koay po, memang masih bukan
tandingan Naga Merah, maka setelah dicecar dengan
serangan hebat oleh Naga Merah dengan tanpa ampun lagi ia
lantas roboh.
Tapi selagi Naga Merah berhasil merobohkan musuhnya,
orang-orang Thian seng hwee yang berdiri disekitarnya,
kembali mengeluarkan serangannya.
Lam kek Sian ong, Sin kie cu dan Kiu cie Sian kow yang
menyaksikan keadaan demikian lantas bergerak berbareng
melancarkan serangan ke arah orang-orang Thian seng hwee
.... Suara jeritan lalu terdengar dari mulutnya orang-orang itu,
sebagian besar orang-orang itu binasa.
Pada saat itu Naga Merah sudah lompat melesat hendak
menghajar mampus dirinya Hiat hun Koay po yang
menggeletak di tanah.
Dalam keadaan sangat genting itu hembusan angin hebat
mendadak menyerang Naga Merah kemudian disusul oleh
munculnya Tok gan Lo Koay dihadapan Naga Merah.
Munculnya secara tiba-tiba manusia mata satu itu bukan
saja mengejutkan Naga Merah tapi juga Lam kek Sian ong
bertiga tak terkecuali.
Dengan mata yang tinggal satu itu ia menyapu orang-orang
yang ada disitu kemudian baru berkata dengan nada suara
dingin.
"Tidak disangka karena satu Bu jie Thian sie saja telah
menggerakkan kalian orang-orang kuat dari dunia Kangouw,
aku Tok gan Lo koay merasa beruntung dapat menjumpai
kalian. "
Sin kie cu mengerutkan keningnya dengan suara rendah ia
berkata kepada Lam kek Sian ong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ong sian ong, kita tidak boleh tidak harus lekas masuk ke
dalam lembah...."
"Benar, jikalau tidak mungkin tidak menguntungkan bagi
kita. "
Sin kie cu kemudian berkata kepada Tok gan Lo kay,
"Senjata bangkai berapimu sesungguhnya sangat tersohor."
Tok gan Lo koay segera memotong sambil berkata, "Kau
benar-benar pandai memuji. Siapa tidak tahu kau Sin kie cu
pandai meramalkan segala kejadian, maka hari ini aku ingin
lihat, apakah kau mampu masuk ke lembah Hong hwee kok
atau tidak? "
"Hong hwee kok tokh bukan berdinding baja atau besi,
bagaimana mampu mengurung aku Sin kie cu? "
"Kalau begitu kau boleh coba saja. "
Mendadak terdengar suaranya Naga Merah,
"Tok gan Lo koay, aku justeru ingin coba dulu senjatamu
bangkai berapi itu."
"Apa kau si Naga Merah sudah bosan hidup? "
"Belum tentu. "
Sementara itu Tan Liong segera maju dan berdiri
dibelakang Naga Merah.
Tok gan Lo koay dengan secara tiba-tiba melakukan
serangan kepada Naga Merah.
Sambil ketawa dingin Naga Merah berkata,
"Pukulan ini masih belum berarti apa-apa, sebaiknya kau
keluarkan saja senjata bangkai berapimu! "
Sehabis mengucapkan demikian ia lantas baru menyerang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan Naga Merah itu bukan saja cepat tapi juga hebat,
Tok gan Lo koay yang menyambuti serangan tersebut, lantas
merasa kewalahan maka buru-buru lompat mundur.
Tan Liong yang sudah siap sedia lantas memburu sambil
membentak.
"Tok gan Lo koay, kau coba sambuti seranganku ini! "
Sementara itu Sin kie cu sudah menghampiri dan berkata
kepada Naga Merah.
"Naga Merah, lekas jalan! "
Dengan cepat ia jalan lebih dulu kedalam lembah.
Tindakan itu segera disusul oleh Lam kek Sian ong dan Kiu
cie Sin kow.
Naga Merah yang melihat keadaan demikian juga lantas
meninggalkan Tok gan Lo koay dan lari menuju kedalam
lembah.
Tok gan Lo koay segera mengerti kalau dirinya telah
diperdayai mereka. Selagi ia hendak membuka kantong yang
berada di belakang punggungnya untuk melepaskan senjata
bangkai berapinya yang ampuh, tapi serangan Tan Liong
datang bertubi-tubi hingga tiada kesmpatan lagi untuk
melepaskan senjatanya yang paling diandalkan itu.
Sementara itu Sin kie cu berempat yang masuk ke lembah,
ternyata tidak mendapat rintangan dari Teng Chun Kiok hal ini
sesungguhnya diluar dugaan mereka. Sin kie cu agaknya
teringat sesuatu ia lalu berhenti sejenak dan berkata padanya.
"Teng Chun Kiok .... "
Teng Chun Kiok angkat kepala dan berkata sambil ketawa
getir,
"Kalian masuklah! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau telah melanggar perintah suhumu. " berkata Sin kie
cu. "Ya, aku mengerti. Sejak aku dapat bukti dari pengalaman
Tan Liong aku telah bertekad hendak mengakhiri hidupku,
dilembah Hong hwee kok. "
"Dapat bukti bahwa Tan Liong cinta kepada wanita cantik
baju merah itu? "
"Ya. "
"Ini sebenarnya merupakan suatu persoalan yang amat
janggal. "
"Mengapa ia harus memikat hati Tan Liong? "
"Apa kau merasa heran? "
"Ya, aku merasa heran. "
"Setelah kau nanti mengetahui sebabnya kau tidak merasa
heran lagi. "
"Apa sebabya? "
"Aku tidak dapat memberi tahukan padamu juga sudah
tiada waktu lagi untuk memberi tahukan tentang itu. "
Teng Chun Kiok cuma unjukkan senyum getir, katanya,
"Apa Tan Liong tahu? "
"Dia?" Sin kie cu tersenyum kecut, "Dia mungkin tahu, tahu
terlalu besar cintanya Tan Liong kepadanya walaupun itu ada
suatu hal yang sebenar-benarnya dia juga masih kandung satu
harapan. "
"Harapan apa? "
"Berharap agar wanita yang dicinta itu bukanlah itu wanita
yang tidak diinginkan itu. "
"Dia ingin dapatkan apa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cinta kasih "
"Tapi apa ia sudah dapatkan? "
"Ya, dia tidak akan dapatkan. "
Manusia memang ada satu makhluk yang aneh, banyak
perempuan yang cinta padanya, ia tidak ambil perhatian
sebaliknya tergila-gila padanya.
"Ya, ini memang ada satu hal yang sangat ganjil, tapi dia
adalah manusia, manusia yang tebal perasaannya kalau ia
merasa suka terhadap sesuatu sudah tentu tidak mau
kehilangan lagi. "
"Apa dia tertarik karena keluwesannya? "
"Ya, keluwesannya wanita setengah umur! "
"Apa dia belum tua? "
"Belumkah kau melihatnya? "
"Belum." jawabnya si nona sambil gelengkan kepala.
"Ya, dia adalah seorang wanita yang sangat aneh. "
"Tapi tokh tidak seharusnya ia berbuat demikian. "
"Ia tidak berdaya mengendalikan dirinya sendiri"
"Kenapa? "
"Dikemudian hari kau nanti akan tahu sendiri, sekarang aku
tidak ada waktu untuk memberi keterangan padamu. "
Teng Chun Kiok seperti mengerti tapi juga seperti tidak
mengerti maksud perkataan itu, ia tersenyum getir lalu
berkata pula,
"Oleh karena itu aku hendak berkhianat padanya. "
"Kenapa? "
"Aku benci padanya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kau tidak akan dapatkan dirinya Tan Liong. "
"Tan Liong? "
"Ya, kau tidak akan dapatkan dia. Kau tidak akan lolos dari
tangan musuhmu. "
"Aku sudah bertekad mati untuk dia. "
"Benar apa yang kau katakan, mati menyumbangkan
cintanya kepada sang kekasih, cuma meninggalkan satu
impian dalam perjalanan ke akhirat. "
"Benar. "
"Ini terlalu tidak ada harganya, marilah kau ikut kita orang
saja. "
Teng Chun kiok tersenyum getir dan gelengkan kepalanya.
"Tidak, aku tidak suka pergi kalian jalanlah! "
"Kalau begitu aku juga tidak banyak bicara lagi, cuma Sin
kie cu tidak melupakan budimu yang telah memberi jalan ini
aku kuatir untuk selanjutnya kita tidak akan mampu membalas
budimu lagi. "
Maksud dari perkataan itu dapat dimengerti oleh siapapun
juga, sudah tentu tak terkecuali Teng Chun Kiok. Tapi ia sudah
tidak pikirkan tentang soal kematiannya maka ia lantas
berkata dan ketawa sedih,
"Soal mati atau hidup aku sudah tidak pikirkan lagi,
locianpwee kalian pergilah. "
Sin kie cu anggukkan kepala dan berkata,
"Ya, kita harus pergi harap nona baik-baik menjaga diri! "
Sehabis berkata ia lantas lari meninggalkan padanya.
Lam kek Sian ong menanya pada Sin kie cu,
"Apa ia pasti mati? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, ia sudah mendekati ajalnya, ia hendak mati guna Tan
Liong. "
"Mati ditangan Hiat im cu?"
"Ya. "
"Kita tak boleh membiarkan mati. "
"Kalau ia tak mati, kita tidak bisa masuk lembah Hong
hwee kok. "
"Kenapa? "
"Rahasia alam tak boleh dibocorkan, biarlah dikemudian
hari kita mengenangkan nasibnya gadis yang tidak beruntung
itu. "
Berkata Lam kek Sian ong sambil menghela napas.
"Terlalu sayang, ia ada satu gadis yang baik. "
"Ya, memang sayang sekali, dimasa hidupnya ia
meninggalkan kebencian. "
"Inilah nasibnya satu wanita cantik. "
"Ya, kita semua terharu karenanya .... tidak cuma Tan
Liong saja. "
"Tapi Tan Liong sekarang belum tahu. "
"Dia nanti akan tahu. "
"Mati penasaran karena cinta, dalam lembah Hong hwee
kok ini. satu gadis cantik harus korbankan jiwanya untuk Tan
Liong. Cinta? Ataukah kasih? Apapun tak didapatinya. "
"Ya, apapun tak didapatinya, hanya kebencian yang ia
dapatkan. "
Lam kek Sian ong masih ingin mengatakan sesuatu ia
menoleh kepada Teng Chun Kiok, nona yang tak beruntung itu
ternyata masih berdiri ditempatnya dengan bibir tersungging
senyuman getir.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu berpaling lagi kearah Sin kie cu dan berkata
padanya,
"Bagaimana reaksi Tan Liong setelah mengetahui soal ini
nanti? "
"Sudah terlambat. Teng Chun Kiok sudah mati. "
"Betapa kejamnya kisah cinta ini! "
"Tapi mereka tak berdaya menghindarkan takdir yang
sudah digariskan oleh Tuhan. "
"Apa benar-benar kita akan membiarkan ia mati, apa tak
perlu memberi pertolongan padanya? "
"Kalau kita tak perlu menolong Bu jie Thian sie, sekarang
kita masih ada kesempatan untuk menolong padanya. "
"Kecuali mengenangkan nasibnya, kita sudah tak dapat
berbuat apa-apa lagi."
"Mungkin dikemudian hari kita masih mendapat
kesempatan untuk mengheningkan cipta dihadapan
kuburannya. "
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ya. dikemudian hari kita bisa datang. "
Bagi Teng Chun Kiok sendiri, soal mati hidupnya ini sudah
tak dibuat pikiran lagi, ia tahu ia telah berlaku salah terhadap
Tan Liong, hanya kematian baru dapat menebus dosanya
terhadap perbuatannya yang telah menghina sang kekasih itu.
Apa lagi diwaktu sekarang ini tekadnya untuk mengakhiri
hidupnya sudah semakin keras, sebab ia sudah mendapat
bukti tentang persoalan yang sangat menakutkan, tentang
cintanya Tan Liong terhadap wanita cantik baju merah itu.
Berpikir sampai disitu, ia menunjukkan ketawa dingin,
kemudian parasnya tampak berubah beringas, matanya
mengawasi Tok gan Lo koay, ia sudah siap sedia hendak turun
tangan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perubahan sikap secara tiba-tiba dari si nona itu, bukan
tidak ada sebabnya karena ia merasa sangat benci terhadap
suhunya.
Ia benci karena suhunya telah merampas hati Tan Liong.
Jika semula Tok gan Lo koay tidak pandang ringan kepada
musuhnya yang masih terlalu muda itu, ia tidak sampai
mengalami nasib demikian sehingga membuat terlalu muda
itu, ia tidak mengalami nasib demikian sehingga ia tidak
mempunyai kesempatan sedikitpun juga untuk melepaskan
senjata bangkai berapinya.
Tan Liong melihat Tok gan Lo koay tak dapat kesempatan
mengeluarkan senjatanya yang ampuh itu, diam-diam ia
merasa girang ia memperhebat serangannya, hingga
membuat Tok gan Lo koay semakin ripuh.
Karena kekuatan tenaga dalam Tan Liong saat itu sudah
tambah berlipat ganda, sudah tentu Tok gan Lo koay tak
mampu menandinginya.
Hal ini merupakan suatu hal diluar dugaannya, hingga
diam-diam terasa kawatir dan kaget. Oleh karenanya maka ia
lantas ambil keputusan hendak mengadu jiwa.
Dalam suatu kesempatan ia coba melancarkan suatu
serangan dengan tangan kanan hingga beruntun dua kali,
sedang tangan kirinya coba membuka kantong dibelakang
punggungnya, ia hendak melepaskan senjata bangkai
berapinya.
Tiba-tiba sesosok bayangan merah dengan kecepatan
bagaikan kilat melancarkan serangan kearah Tok gan Lo koay
dengan hebat.
Bayangan orang yang menyerang Tok gan lo koay secara
mendadak itu adalah Teng Chun Kiok.
Hal ini bukan saja membuat Tok gan Lo koay terperanjat,
tapi juga membuat heran Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Chun Kiok agaknya masih belum puas dengan
serangannya yang pertama itu serangan kedua segera
menyusul ....
Tok gan Lo koay yang sudah kewalahan melawan Tan
Liong bagaimana mampu menyambut serangan si nona itu?
Dalam keadaan demikian jangan kata hendak melepaskan
senjatanya yang ampuh itu, sedangkan untuk mengelakkan
diri saja juga sudah amat sulit.
Ia hanya mampu mengeluarkan bentakan, "Teng Chun
kiok, kau .... "
Tapi nona baju merah itu lantas menyambuti, "Aku hendak
bunuh mampus kau! "
Dilain pihak Tan Liong sudah melancarkan serangannya
dengan menggunakan dua tangan.
Hingga tanpa ampun lagi tubuh Tok gan Lo koay lantas
terpental ketengah udara kemudian jatuh ke tanah.
Tan Liong tercengang, ia tidak menduga bahwa
serangannya itu ada demikian hebat akibatnya.
Teng Chun Kiok segera bersuara,
"Huciang bunjin, bunuh mati saja padanya. "
Tan Liong baru tersadar, sambil mengeluarkan bentakan
keras ia menyerang diri Tok gan lo koay yang sudah tak
berdaya.
Dalam keadaan sangat genting itu tiba-tiba terdengar suara
ketawa dingin. Tan Liong yang mendengar suara itu hatinya
tergoncang keras, dengan tanpa sadar ia tarik mundur dirinya.
Sesosok bayangan merah dengan kecepatan bagaikan kilat
ia sudah berdiri dihadapan Tan Liong.
Tan Liong terperanjat, dengan tanpa sadar kembali ia
mundur dua tindak, dihadapannya ada berdiri seorang denganTiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpakaian warna merah seluruhnya, demikian pula bagian
mukanya, juga tertutup oleh kain merah.
Wajah Tan Liong berubah, perkataan Hiat im cu hampir
saja meluncur keluar dari mulutnya.
Demikian pula dengan Teng Chun Kiok, paras nona itu
pucat seketika, ia mundur terhuyung-huyung sampai tiga
langkah.
Itulah Hiat im cu yang akhirnya unjukkan diri kepada Tan
Liong.
Ia lalu berkata sambil ketawa dingin,
"Tan Huciang bunjin tidak kusangka kau bisa balik lagi
kelembah Hong hwee kok, hal ini benar-benar diluar
dugaanku. "
Dalam otak Tan Liong kembali terbayang wajahnya wanita
cantik baju merah yang telah mencengkeram hatinya, sekujur
badannya menggigil.
Diam-diam ia tanya kepada diri sendiri, mungkinkah wanita
cantik baju merah itu adalah Hiat im cu?
Mengenai soal ini entah sudah berapa kali ia menanya
nanya kepada diri sendiri tapi hingga saat itu ia masih belum
mendapat jawabannya.
Dengan munculnya Hiat im cu lantas mengingatkan kepada
wanita cantik baju merah, dan pengalaman dilembah Hong
hwee kok yang sangat berkesan selama beberapa hari ketika
ia beberapa waktu lalu tiba di sana.
Ia mengawasi orang serba merah itu dengan membisu.
Hiat im cu kembali ketawa dingin dan berkata,
"Kalian berani masuk lembah Hong hwee kok hendak
menolong Bu jie thian sie hm..! Aku ingin lihat kalian yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
anggap diri sendiri sebagai orang gagah tanpa tanding ini
mampu atau tidak masuk ke lembahku Hong hwee kok ini? "
"Kau Hiat im cu?" demikian Tan Liong balas menanya
dengan wajah berubah.
Teng Chun Kiok segera nyeletuk dengan suara dingin,
"Betul, dia adalah Hiat im cu. "
Wajah Tan Liong pucat seketika, ia berkata dengan suara
bergetar,
"Apa kau juga wanita cantik baju merah itu? "
Hiat im cu ketawa terbahak-bahak ia tidak menjawab
pertanyaan Tan Liong, ia hanya berkata dengan nada suara
dingin.
"Tan Liong, sungguh tidak kusangka kau demikian ada
banyak perempuan yang mau mengorbankan jiwanya untuk
kau, tentang ini kau seharusnya sudah merasa puas. "
Sehabis berkata dengan kecepatan bagaikan kilat ia
bergerak, hingga tahu-tahu ia sudah berdiri dihadapannya
Teng Chun Kiok, kemudian ia berkata tetapi dengan suaranya
yang kaku dan dingin.
"Aku telah keliru menilai dirimu. "
Teng Chun Kiok unjukkan ketawa hambar, jawabnya,
"Itu memang benar, kau pandang rendah aku Teng Chun
Kiok. "
"Seorang murid yang berkhianat terhadap gurunya harus
mendapat hukuman apa? "
"Hukuman mati! "
"Enak sekali jawabanmu, tapi aku tidak membiarkan kau
mati secara enak. "
"Tentang ini tidak menjadi soal bagiku. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, aku telah salah duga, tentang kekuatanmu dan
keteguhan hatimu, tapi seorang murid yang mengkhianati
gurunya harus dibunuh. "
"Kau tidak pantas menjadi guruku! "
"Apa kau kata?! "
"Aku kata kau tidak pantas menjadi guruku, kau adalah
perempuan rendah yang tidak malu! "
Perkataan itu didalam telinganya Tan Liong tidak ubahnya
bagaikan halilintar ditengah hari bolong ....
Hiat im cu dengn suara agak gemetar lantas membentak,
"Kau .... kau berani .... "
"Mengapa aku tidak berani?, paling banter mati. "
"Kenapa aku tidak tahu malu?" Tanya Hiat im cu setindak
demi setindak mendekati muridnya, ia sudah bersiap hendak
turun tangan.
Teng Chun Kiok agaknya tidak perdulikan itu semua ia
berkata sambil ketawa dingin,
"Apa kau ingin aku mengumumkan siapa adanya kau? "
Mendengar perkataan itu Tan Liong lantas nyeletuk,
"Apa dia itu adalah wanita cantik baju merah? "
Teng Chun Kiok menjawab dengan nada suara dingin,
"Ya, dia adalah .... "
Suara bentakan keras telah memutuskan perkataan
selanjutnya, sebelum Teng Chun Kiok menyebutkan namanya,
Hiat im cu melontarkan serangannya kepadanya.
Kecepatan Hiat im cu turun tangan benar-benar sangat
mengejutkan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbareng pada saat itu terdengar suara jeritan Tan Liong,
pemuda itu otaknya seperti digenjot oleh barang keras,
sebentar tampak badannya sempoyongan kemudian roboh di
tanah.
Suatu kejadian yang menakutkan akhirnya telah menjadi
kenyataan dan apa yang dikawatirkan olehnya akhirnya telah
terjadi atas dirinya nona yang tak bersalah itu.
Pada saat itu jiwanya Tan Liong seolah-olah sudah
meninggalkan raganya.
Selagi ia roboh Teng Chun Kiok juga tampak
bergelimpangan dengan mulut berlumuran darah.
Tapi Hiat im cu tampaknya belum merasa puas ia
perdengarkan suara bentakan, " Aku akan mengambil
jiwamu."
Teng Chun Kiok meski badannya terluka parah, tapi belum
hilang pikirannya. Tatkala mendengar ucapan demikian ia
berkata dengan suara dingin.
"Aku memang sudah ingin mati, apa kau masih pantas
menjadi guruku? Kau satu perempuan rendah yang tak tahu
malu, satu nenek-nenek yang sudah berusia tujuh puluh tahun
lebih masih memikat hati anak muda. "
Hiat im cu kembali keluarkan suara bentakannya, dengan
satu tangan ia menjambret tubuh Teng Chun Kiok kemudian
lemparkan padanya ke lamping gunung.
Ia sudah bermaksud menghabiskan jiwa muridnya yang
kurang ajar itu dengan cara yang paling kejam. Jika tubuh
Teng Chun Kiok membentur lamping gunung sudah tentu akan
hancur lebur.
Dalam keadaan sangat genting itu mendadak satu
bayangan orang dengan cepat menyambar tubuh Teng Chun
Kiok yang melayang kelamping gunung itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muncul bayangan orang secara mendadak itu Hiat im cu
sendiri merasa kaget.
Orang itu setelah menyambar Teng Chun Kiok, lantas
berkata dengan nada dingin,
"Hiat im cu, perbuatanmu ini sesungguhnya terlalu kejam."
Hiat im cu angkat kepala, katanya dengan suara dingin,
"Tan Chiang Bin, tidak kusangka kau juga datang kelembah
Hong hwee kok. "
Orang itu memang benar adalah Tan Chiang Bin.
"Tidak salah kau Hiat im cu tentunya tidak menduga kalau
aku bisa datang kelembah Hong hwee kok ini, untuk
menolong jiwa Teng Chun Kiok .... "
"Dalam waktu satu jam dia sudah akan mati, kau tidak
mungkin menolong jiwanya lagi. "
"Hiat im cu, kau sesungguhnya ada satu perempuan
rendah, kau bukan saja sudah permainkan diriku, juga hendak
permainkan anakku .... "
"Tutup mulut! "
"Mungkin aku harus membuat perhitungan dengan kau ...."
"Dilembah Lui in kok aku beri kesempatan padamu untuk
melarikan diri, tidak kusangka kau berani berlaku kurang ajar
di lembah Hong kwee kok dengan kepandaian dan
kekuatanmu Tan Chiang Bin apa kau kira mampu melayani
aku dalam lima jurus saja? "
"Aku justeru ingin coba. "
Hiat im cu hanya ketawa dingin, pada saat itu tiba-tiba dari
dalam lembah terdengar suara bentakan riuh, kadang-kadang
diseling dengan suara ketawa dingin.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hiat im cu menatap wajah Tan Chiang Bin sejenak lalu
berkata,
"Aku sudah berjanji tidak akan membunuh kamu hingga
saat ini janji itu masih belaku. "
Dengan tanpa menunggu jawaban Tan Chiang Bin lagi ia
telah mengangkat tubuh Tok gan Lo koay dan Hiat hun Koay
lari menuju lembah.
Tan Chiang Bin tidak mengejar, ia cuma unjukkan ketawa
getir lalu berkata kepada diri sendiri.
"Perempuan aneh, perempuan menakutkan .... juga
perempuan tidak tahu malu. "
Ia lalu mengambil sebutir pil dimasukkan kedalam mulut
Teng Chun Kiok.
Dengan suara terputus-putus Teng Chun Kiok berkata,
"Sudah tidak ada gunanya, locianpwee ..... ia sudah
menotok jalan darah kematianku .... "
Tan Chiang Bin menghela napas panjang. Ia masukkan
kembali pilnya kedalam botol. Kemudian ia menanya,
"Apa kau juga benci padanya? "
Teng Chun Kiok anggukkan kepala sambil kerutkan
keningnya, kemudian menjawab,
"Ya ...., aku benci padanya ...." ia tidak mampu
melanjutkan ucapannya, mulutnya kembali menyemburkan
darah segar ....
"Kau masih ingin pesan apa?" berkata Tan Chiang Bin
dengan suara terharu,
"Suruh Tan .... Liong ...." jawabnya nona itu dengan suara
terputus-putus, parasnya Nampak semakin pucat, napasnya
sudah hampir putus.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi Tan Chiang Bin hendak membuka mulut, Tan Liong
sudah lompat bangun dari tanah, ia seperti sudah lupa dirinya
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berada dimana .... bahkan seperti merasa dirinya sudah hilang
dari dunia ini ....
Tan Chiang Bin yang menyaksikan keadaan Tan Liong
lantas berkata sambil menghela napas. "Hiat im cu, kau tidak
seharusnya permainkan dirinya sampai demikian rupa. ...."
Tan Liong tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, kelakuannya
bagaikan orang gila, sehabis ketawa lantas menangis seperti
anak kecil.
Tan Chiang Bin yang menyaksikan itu bukan kepalang
kagetnya, ia lalu memebentak dengan suara keras,
"Tan Liong, kau kenapa?"
Tan Liong tetap menangis, seolah-olah tidak mendengar
pertanyaan ayahnya.
Sedang pada wajahnya menunjukkan satu perubahan aneh,
makin lama makin merah. Tan Chiang Bin merasa kawatir,
apabila ia tidak turun tangan dengan segera, Tan Liong pasti
akan keluarkan darah dan kehilangan banyak kekuatan tenaga
murninya.
Maka ia lantas lompat kehadapannya dan lalu menampar
keras kedua pipinya ....
Tan Liong berhenti menangis, ia buka lebar sepasang
matanya, lalu menanya,
"Kau pukul aku?"
Dua tetes airmata mengalir keluar dari kelopak matanya
jagi tua itu, katanya sambil menghela napas,
"Aku tidak dapat membiarkan kau mati ...."
"Kenapa aku bisa mati, bukankah aku sekarang ada baikbaik? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, kau sekarang baik-baik, tapi tadi kau telah ketawa dan
menangis seperti orang gila, aku tahu hatimu telah terpukul. "
"Terpukul....? Kenapa aku bisa terpukul? "
Tan Chiang Bin gigit bibir, jawabnya,
"Itu ada satu impian yang sangat menakutkan. "
Tan Liong terperanjat, ia seperti ingat sesuatu matanya
mendadak bersinar kemudian menanya,
"Kemana dia? "
"Sudah pergi! "
Tan Liong tampak tenang kembali pikirannya, ia berkata
seperti kepada dirinya sendiri.
"Impian .... impian .... semua bagaikan impian, tapi impian
ini terlalu menakutkan .... tidak seharusnya ia permainkan
aku."
Tan Chiang Bin lantas berkata,
"Ya, memang tidak seharusnya ia setelah permainkan diriku
kemudian permalukan dirimu lagi .... "
Tan Liong terperanjat, tanyanya ;
"Apa kau adalah ayahku, Tan Chiang Bin?"
Tan Chiang Bin terperanjat, jawabnya sambil gelengkan
kepalanya,
"Bukan, aku bukan ayahmu, ayahmu sudah meninggal
dunia. "
Tan Liong keluarkan suara , "Oh!" yang mengandung arti,
kemudian berkata sambil menggigit bibir,
"Kenapa ia bisa permainkan aku ....? Dia tokh ada satu
perempuan yang sudah lanjut usianya ....!"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Chiang Bin tidak mau memberitahukan padanya bahwa
ia benar adalah ayahnya, karena ia takut Tan Liong akan
menanyakan asal-usul tentang dirinya.
Riwayat Tan Liong sangat menyedihkan dan menakutkan ia
tidak ingin dalam jiwa Tan Liong yang masih muda ada
bayangan gelap mempengaruhi hidupnya, maka ia menolak
memberi pengakuannya bahwa ia adalah ayahnya.
Tetapi betapa sedih dan duka perasaannya ia sendiri tidak
dapat dilukis dengan pena. ia seperti juga umumnya sebagai
satu ayah yang cinta pada anaknya, tapi ia tidak dapat
mengutarakan cintanya itu dihadapan anaknya sendiri.
"Tan Liong, ia telah binasa untuk kau .... Ia seorang gadis
tidak beruntung tapi besar sekali cintanya kepadamu, mungkin
ia masih ingin meninggalkan perkataan apa-apa padamu, aku
sekarang hendak pergi dulu."
Sehabis berkata, ia lantas lompat melesat dan sebentar
sudah menghilang.
Tan Liong berkata kepada dirinya sendiri, "Ia ada seorang
gadis yang tidak beruntung yang besar sekali cintanya
kepadaku. "
Ia ketawa getir sendiri setelah itu ia berkata pula, "Kenapa
ia permainkan aku?"
"Apa artinya ini? Aku tak akan memaafkan padanya, yah
aku hendak bunuh mati padanya."
Wajahnya tiba-tiba mengunjukkan perubahan sangat
menakutkan ia hendak membalas dendam karena telah
dipermainkan olehnya.
Matanya lalu ditujukan kepada Teng Chun Kiok
perasaannya dari kemarahan yang hebat telah berubah
menjadi sedih dan kaget.
Dengan suara sedih ia memanggil, "Nona Teng !"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Chun Kiok mndengar suara itu tapi ia tak menjawab ia
cuma menggerakkan bibirnya mengunjukkan senyuman yang
bukan senyuman ....
Ia pernah membenci kepadanya tapi kini ia hendak
meninggalkannya untuk selama-lamanya walaupun
kematiannya itu sedikitpun tidak ada hubungannya dengan
dirinya, tapi bagaimanapun juga hal itu merupakan satu
peristiwa yang sangat mengenaskan.
Gadis ini pernah melepas budi dan jatuh cinta padanya, dan
kalau bukan dia dalam pertempuran antara orang-orang Ciong
lam pay dengan Thian seng hwee diatas gunung Ciong lam
san, entah bagaimana nasibnya Ciong lam pay kala itu.
Apa yang telah terjadi dimasa yang lampau kembali
terbayang didepan matanya gadis yang jatuh cinta padanya
secara diam-diam tapi mendalam itu akhirnya akan
meninggalkan dirinya.
Apa yang ia dapatkan didunia ini?
"Dan ia akan kehilangan apa di dunia ini?"
Benar apa yang dikatakan oleh Sin kie cu, apa yang ia
dapatkan adalah kebencian sedang ia harus kehilangan
jiwanya. semua pengharapannya dimasa hidup kini telah
buyar seluruhnya.
Tan Liong mengerti terhadap gadis itu, ia memang ada
sedikit kesalahan cintanya gadis itu terhadapnya, ada
sedemikian kokoh dan teguh, sayang hanya oleh karena
perasaan bencinya, ia telah mengabaikan cintanya yang tulus
itu. Ia cinta Tan Liong yang tampan ini tidak boleh disalahkan
karena cintanya yang besar dan tulus terhadap Tan Liong
yang sudah berubah buruk apa lagi ia tidak mau beritahukan
kepadanya, bahwa ia yang sudah berubah buruk wajahnya itu
adalah Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Juga benar seperti apa yang dikatakan oleh Lam kek Sian
ong ia diwajibkan berlaku setia terhadap Tan Liong, ia tidak
dapat berbareng mencintai dua laki-laki.
Semua itu telah diabaikan oleh Tan Liong.
Dan kini ia menyesal tapi penyesalannya yang sudah
terlambat itu, sudah tak dapat menolong jiwanya Teng Chun
Kiok.
Kalau bukan lantaran ia, nona itu tak akan binasa juga akan
mengkhianati gurunya sendiri.
Teng Chun Kiok telah pertaruhkan jiwanya sendiri
walaupun ia mengerti bahwa dalam pertaruhan itu ia pasti
akan kalah tapi ia tetap lakukan itu.
Betapakah tidak ada harganya kematian itu?
-o0o0dw0o0oJILID KE : 38
Tapi ia rela mati dengan cara demikian, mempertaruhkan
nyawa baginya bukan berarti apa-apa, sebab ia anggap
didunia ini ia sudah tak akan mendapatkan cintanya Tan Liong
lagi.
Ia anggap dengan kematiannya itu dapat mempengaruhi
hati Tan Liong atas anggapannya terhadap dirinya, jika benar
bisa demikian maka kematiannya itu baru ada artinya.
Ia tutup matanya, tapi dari celah-celah bulu matanya yang
panjang tampak mengalir keluar butiran airmata.
Mengapa ia menangis sedih menghadapi kematiannya?
Atau menangis bahagia karena pada saat mendekati ajalnya
laki-laki yang ia cinta itu telah berada disampingnya.
Tan Liong akhirnya mengerti gadis yang sedang mendekati
ajalnya ini terlalu banyak yang sudah diberikan padanya. MakaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia lantas mengeluarkan air mata dan dengan suara parau ia
berkata,
"Nona Teng, maafkan aku karena aku telah mengabaikan
semua apa yang telah kau korbankan guna aku .... Ya, apa
yang kau korbankan sudah terlalu banyak sekali .... "
Air mata itu telah jatuh dipipi Teng Chun Kiok yang pucat
pasi.
"Engko Tan .... Oh, bolehkah aku memanggilmu secara
demikian? "
"Sudah tentu boleh, hatiku sudah menjadi kepunyaanmu
.... "
Tan Chun Kiok menyungging senyuman puas katanya. "tapi
sekarang sudah terlambat ...."
"Ya, sudah terlambat dengan penyesalanku yang sungguhsungguh ternyata aku tak dapat menolong jiwamu .... aku
adalah seorang yang berdosa kau tentu takkan memaafkan
aku untuk selama-lamanya. "
"Bisa .... aku bisa memaafkan kau .... karena aku cinta
padamu. "
"Aku sudah tak ada harganya untuk kau cintai. "
Teng Chin Kiok menggerakkan bibirnya suatu perasaan
sedih terpeta pada parasnya setelah itu ia berkata,
"Kau menangis? "
"Ya, .... "
Tan Chun Kiok ketawa getir katanya,
"Dengan kematianku aku telah dapat mnemukan air
matamu yang sangat berharga, dalam hal ini aku harus sudah
merasa puas. .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak, air mataku ini sebagai tanda betapa besar
penyesalanku terhadap dirimu. "
"Penyesalan sebelum aku mati? "
"Ya, pada saat yang terakhir. "
"Apa kau masih membenci aku? "
"Tidak, aku cinta padamu! "
"Apa ini merupakan kata-kata penghibur sebelum aku
menutup mata? "
"Bukan! ini ada kata-kata sejujurnya. "
"Oh, ya .... "
"Percayalah aku, disamping itu harap kau suka terima
pernyataan penyesalanku yang terakhir ini. "
Di paras Teng Chun Kiok yang pucat tampak perasaan dan
ketawanya puas.
"Aku dapatkan ini sudah tidak gampang apa yang aku
inginkan lagi? "
"Nona Teng, meski diantara kita merupakan sahabat secara
kebetulan tapi kau telah menggunakan perasaanmu yang
paling tulus telah kau berikan padaku, aku Tan Liong merasa
malu terhadap diriku sendiri sebab aku tidak dapat
memberikan apa-apa lagi padamu. Dalam hidupku dimasa
yang lampau aku telah kehilangan kegembiraanku, aku ada
satu anak piatu sebab aku kehilangan cinta kasih ayah dan
ketika aku jadi dewasa kembali aku kehilangan cinta kasih dari
kekasihku! Aku telah memberikan seluruh cinta kasihku yang
pertama kepada dewikz .... karena ia telah menikah dengan
lelaki lain. Manusia hanya mengalami cinta pertama satu kali
saja tapi cintaku yang pertama itu telah ditukar oleh nasib
yang menyedihkan. Oleh karena itu maka hati dan perasaanku
menjadi kering, aku tidak dapat membalas cintamu, sebab
cintaku telah direbut Cu Lian. Justeru karena itu maka akuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah mangabaikan banyak wanita aku tidak dapat membalas
cinta mereka dengan pesaan yang sejujurnya .... "
Berkata sampai disitu, Teng Chun Kiok lantas memotong,
"Apa demikian juga terhadapku? "
"Ya, semula aku tidak cinta padamu, sebab perasaanku
sudah kering. tapi diluar dugaanku, dalam hidupku kembali
dipoles oleh warna indah .... aku telah jatuh cinta kepada
wanita itu, wanita yang menakutkan .... wanita cantik baju
merah. Kenapa aku bisa jatuh cinta kepada wanita itu? Aku
sendiri tidak tahu ini seolah-olah ada satu impian atau satu
dongengan dan aku telah dipermainkan olehnya, aku dibikin
mabuk oleh kecantikannya! Aku tidak menyangkal dari
padanya aku ingin dapatkan sesuatu yang aku tidak bisa
dapatkan dari gadis lain yaitu kecintaannya dan keluwesannya
seorang wanita yang sudah masak. Itu semua bagaikan bara
yang membakar hatiku, tapi aku tidak menduga bahwa api itu
akan membakar jiwaku juga.... Aku tidak berdaya melawan
bara yang hendak membakar diriku aku tidak tahu bagaimana
harus berbuat. Dalam mabukku itu aku hanya mohon kepada
Tuhan Yang Maha Esa supaya tidak merebut jiwaku yang
kedua kalinya. .... "
"Tapi kau sudah kehilangan." memotong Teng Chun Kiok.
"Ya, aku sudah kehilangan api kehidupanku untuk kedua
kalinya api itu mendadak padam, jiwaku juga seolah-olah juga
akan berakhir. "
"Kau benci padanya? "
"Ya, aku benci padanya, tidak seharusnya ia menghina
kepribadianku. "
"Tapi siapapun tidak akan percaya kau mencintainya. "
"Tapi kau tokh percaya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, aku percaya ini ada satu hubungan yang luar biasa
tapi apa maksud ia berbuat demikian? "
"Permainkan diriku. "
"Tidak, aku tidak pikir begitu. Hal ini bukan tidak ada
sebabnya .... karena ia juga pernah permainkan ayahmu Tan
Chiang Bin. "
Tan Liong terkejut, menanya;
"Dia permainkan ayahku? "
"Ya, setelah permainkan ayahmu, ia masih pemainkan kau.
Apa bisa dikatakan bahwa hal ini tidak ada sebabnya? "
Ini sesungguhnya merupakan teka teki yang menakutkan,
"Kau ingin membuka tabir rahasia ini? "
"Aku pasti dapat membuka, pada satu hari kelak. "
Teng Chun Kiok ingin mengatakan sesuatu, tapi darah
Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kembali menyembur keluar dari mulutnya parasnya semakin
pucat.
Wajah Tan Liong berubah, ia kerahkan seluruh kekuatan
tenaga dalamnya ketelapak tangannya lalu menekan jalan
darah Beng hun hiat pada tubuh Teng Chun Kiok supaya
jangan lantas meninggal.
Teng Chun Kiok ketawa getir katanya,
"Engko Tan, aku sudah tidak ada gunanya. "
Tan Liong mengucurkan airmata ia berkata,
"Jika aku dapat menggunakan umurku sepuluh tahun untuk
menukar umurmu satu tahun saja aku rela. "
Tapi mana itu mungkin? Dalam waktu setengah jam lagi
gadis itu sudah akan berangkat meninggalkan dunia dengan
suka duka dalam kehidupannya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Walaupun demikian, gadis itu masih bisa unjukkan senyum
puas, ia berkata;
"Jika dimasa yang lampau kau mengucapkan perkataan
demikian. Teng Chun Kiok meski mati juga akan meramkan
matanya, tapi sekarang juga masih belum terlambat biar
bagaimana aku sudah mendengar ucapanmu yang sangat
berharga ini. "
Ia menghela napas, tapi rasanya makin lama makin susah.
Sambil gigit bibir ia berkata pula,
"Engko Tan, apa kau suka terima baik permintaanku, suatu
perkataan yang keluar dari hatiku, sebelum aku menutup
mata? "
"Katakanlah! "
"Engko Tan, apa kau menyangkal kalau aku cinta kau? "
"Tidak, aku tidak menyangkal, aku tahu bawa kau cinta
aku. "
Tan Chun Kiok menghela napas perlahan agaknya
terpengaruh perasaannya, kemudian berkata,
"Engko Tan, kalau aku meninggalkan dunia yang fana ini,
aku tidak akan melupakan bahwa dalam hidupku aku telah
jatuh cinta kepada seorang lelaki. Dimana hidupku aku pernah
membayangkan hari depanku yang indah dan bahagia. Aku
pikir dengan usia remajaku dan keadaan badan parasku yang
tidak terhitung jelek, bisa membawa aku kepada kebahagiaan.
Tetapi setelah peristiwa yang mengenaskan ini aku tahu
bahwa idam-idamanku ini ternyata cuma satu impian kosong
belaka, tidak akan menjadi kenyataan, bahkan terpisah
dengan satu jarak yang jauh sekali dengan kenyataan.
Berakhirlah usia remajaku. begitu pula jiwaku ..... " berkata
sampai disitu, kembali mulutnya mengeluarkan darah, setelah
berdiam sejenak, ia melanjutkan ucapannya, "Apa yang masih
ada pada jiwaku cuma merupakan sebagian kenang-kenanganTiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja. Maka itu aku telah mempertaruhkan jiwaku, aku telah
mengkhianati suhuku, aku tahu bahwa pertaruhan ini besar
sekali akibatnya tapi akhirnya aku tokh melakukan juga, Sebab
aku hendak mematuhi sumpahku sendiri, terhadap kau ialah
mati. Mungkin ada orang yang akan berkata, kematianku ini
amat tidak berharga tapi orang lain tidak akan mengerti, tidak
memahami tatkala seseorang kehilangan cintanya, bagaimana
ia akan bisa melewatkan sisa hidupnya? Itu adalah suatu
penghidupan yang sangat kejam. Aku ada satu perempuan
biasa, aku tidak sanggup memikul kesengsaraan batin itu, aku
mencari jalan pembalasan. Sekarang aku hendak
meninggalkan kau, segala perasaan dan benciku terhadap kau
aku akan bawa kedalam perjalanan yang jauh .... Selain
daripada itu, dalam perjalananku ini selamanya aku tidak
melupakan senyuman dan wajahmu. .... "
"Aku juga tidak akan melupakan apa yang kau telah
berikan kepadaku. "
Teng Chun Kiok tersenyum getir, ia berkata,
"Engko Tan, aku ingin majukan dua permintaan
kepadamu."
"Katakanlah! "
"Aku takut kau tidak suka terima baik. "
"Apapun yang kau kehendaki , aku akan terima baik. "
"Tapi permintaanku yang terakhir ini, sesungguhnya tidak
masuk akal. "
"Betapapun tidak masuk akal, aku juga tidak akan
mengecewakan kau. "
"Kau tidak akan menyesal? "
"Tidak. "
"Kau kata bahwa kau cinta aku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya. "
"Kau berikan apa kepadaku? "
"Sedikitpun tidak ada. "
"Sekarang apa kau suka memberikan sesuatu kepadaku? "
"Sudah tentu. "
"Tatkala aku merasa jatuh cinta kepadamu, aku telah
mengidam-idamkan kau akan memeluk aku, mencium aku.
dan sekarang, aku harap kau suka mencium aku, supaya
hatiku mendapat perasaan hangat. "
Belum habis kata-kata si nona Tan Liong sudah mencium
padanya.
Ia membutuhkan kehangatan sejenak dan apa yang ia
butuhkan itu ia telah dapatkan.
Permintaannya yang terakhir sebelum ia meninggal dunia
yang fana ini, ia sudah dapatkan dengan penuh kepuasan.
Setelah itu, ia berkata pula dengan suara sedih,
"Engko sudah cukup ciumanmu, aku sudah dapatkan ....
ciumanmu ini aku akan bawa kelain dunia .... "
Tan Liong memandang dengan mengucurkan airmata,
hatinya merasa terharu sehingga tidak dapat mengatakan
apa-apa.
Kembali terdengar suara Teng Chun Kiok,
"Engko Tan, sudilah kau terima permintaanku satu lagi? "
"Tentu. "
Teng Chun Kiok menekan dadanya, parasnya semakin
pucat, saat hidupnya yang terakhir rupanya telah tiba. dengan
suara terputus=putus ia melanjutkan ucapannya,
"Kau .... apa kau .... suka .... anggap aku .... sebagai ....
isterimu .... ? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong terkejut, tapi dengan cepat Tan Liong berkata,
"Kau minta supaya aku suka anggap kau sebagai isteri? "
"Ya .... sebelum aku mati .... kau suka terima aku sebagai
isterimu .... "
Airmata kembali mengalir keluar dari mata Tan Liong, ia
berkata dengan suara sedih,
"Chun Kiok, aku senang terima kau sebagai isteriku! "
"Kalau begitu .... kau panggil aku .... isteri sekali saja. "
Tan Liong menurut, ia memanggil dengan suara perlahan,
"Chun Kiok, isteriku yang manis .... "
Teng Chun Kiok ketawa puas, tetapi ketawanya itu tampak
sangat memilukan,
"Terima kasih .... " demikian ia berkata, "sekarang aku
merasa bahwa diriku sudah menjadi punyamu .... apa yang
aku tidak dapat memberikan padamu dalam dunia ini aku akan
membayar pada penitisanku dilain dunia. "
"Dalam hidupku, selamanya aku tidak dapat melupakan kau
isteriku .... yang telah korbankan jiwa untukku .... "
Paras Teng Chun Kiok semakin pucat, napasnya hampir
putus tapi ia masih kuatkan diri dan berkata dengan suara
terputus-putus,
"Engko Tan, peganglah .... tangan .... ku .... "
Tan Liong pegang tangannya yang sudah dingin, hingga
hati Tan Liong bercekat.
Namun Teng Chun Kiok masih bisa tersenyum, dan
akhirnya menutup mata untuk selama-lamanya.
***d*e***Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, di lembah Hong hwee kok samar-samar
terdengar suara saling bentak. Tapi Tan Liong agaknya tidak
dapat dengar, Ia menangis demikian sedih sekali, ia pondong
jenasah Teng Chun Kiok, untuk dimakamkan dilereng gunung.
Diatas batu nisannya cuma terdapat beberapa tulisan singkat,
Di sini bersemayam isteriku yang tercinta TENG CHUN KIOK
Selesai mengubur Tan Liong masih berdiri didepan kuburan
sekian lama dengan berlinang airmata.
Entah berapa lama Tan Liong berada dalam keadaan
demikian akhirnya ia gerakkan kakinya yang berat
meninggalkan kuburan isterinya berjalan menuju ke dalam
lembah.
Suara bentakan yang keluar dari lembah telah mengejutkan
hatinya wajahnya berubah seketika kemudian sambil kertak
gigi ia berkata sendiri. Aku hendak bunuh Hiat im cu itu wanita
tidak tahu malu.
Sehabis berkata ia lalu melesat ke dalam lembah.
Kedatangannya itu segera disambut oleh hembusan angin
dari serangan yang dilancarkan oleh beberapa puluh orang
sambil dibarengi oleh suara bentakan keras,
"Jangan harap kau dapat masuk ke lembah Hong hwee kok
setengah tindak saja. "
Tan Liong hentikan kakinya, ketika ia angkat muka, ia
segera dapat lihat bahwa orang-orang itu ternyata adalah
orang-orangnya Thian seng hwee yang ditugaskan menjaga
mulut lembah.
"Apa kalian tidak miggir? " bentaknya Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Salah seorang diantara mereka lantas menjawab dengan
suara dingin,
"Kalau kau ada mempunyai kepandaian boleh coba masuk!"
"Kalau begitu, jangan sesalkan aku nanti berlaku kejam ...."
Cepet bagaikan kilat, tangan kiri lantas melontarkan satu
serangan sedang tangan kanannya segera mengambil sebutir
bom Pek lek tan, untuk melontarkan kearah mereka.
Semua gerakan itu dilakukan sangat cepat sekali. Orang
Thian seng hwee itu tidak menduga Tan Liong menggunakan
bomnya yang dahsyat itu, ketika mngetahui ternyata sudah
terlambat.
Bom telah meledak, beberapa orang lihai dari Thian seng
hwee itu hancur lebur tiada satupun yang luput.
Dengan demikian habislah orang-orang Thian seng hwee
yang berjumlah tiga puluh lebih, hanya dengan dua butir bom
Pek lek tan saja.
Tatkala ia tiba dilembah, wajahnya berubah seketika,
karena ia segera menyaksikan satu pemandangan yang
menyeramkan.
Ia lihat Hiat im cu sedang bertempur sengit dengan Lam
kek Sian ong, sedangkan laki-laki misteri itu tengah berkelahi
mati-matian dengan senjata Bangkai berapi.
Dilain sudut tampak Naga Merah, Sin kie cu dan Kiu cie
Sian kow menggeletak ditanah dalam keadaan terluka parah.
Dengan tanpa banyak pikir lagi ia lantas berseru kepada
Lam kek Sian ong,
"Locianpwee, serahkan Hiat im cu kepadaku .... "
Selagi ia hendak melesat kearah mereka tiba-tiba sesosok
bayangan orang merintangi padanya sambil membentuk,
"Huciang bunjin, coba sambuti dulu seranganku! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapannya itu segera disusul dengan serangan tangannya
yang hebat.
Tan Liong lompat mundur, ketika ia angkat muka,
wajahnya segera berubah dengan sikap dingin ia balas
membentak,
"Hai perempuan gila, aku ingin lihat kau mampu lolos dari
tanganku atau tidak .... "
Karena ia benci sekali kepada perempuan itu yang bukan
lain daripada Siao hun lie yang dulu coba berlagak gila hingga
ia tertipu olehnya dan hampir saja tangan kanannya cacad
maka kali ini ia sudah bertekad tidak akan memberi hati
padanya lagi.
Sekaligus ia melontarkan dua kali serangan, serangannya
yang menggunakan kepandaian ilmu Im yang ciang itu,
jangankan Siao hun lie sekalipun Hiat im cu juga tidak
sanggup menahan.
Siao hun lie merasa darahnya menggolak, ia segera
mengetahui gelagat tidak baik maka buru-buru ia lompat
mundur ....
Tapi sudah terlambat, sebelum berhasil tarik mundur
dirinya, serangan Tan Liong selanjutnya sudah menyusul
dengan cepat, hingga tanpa ampun lagi tubuh Siao hun lie
lantas terpental sejauh tiga tombak lebih untuk kemudian
jatuh menggeletak di tanah.
Tan Liong hendak menamatkan jiwa perempuan gila itu,
mendadak terdengar suara Lam kek Sian ong, "Huciang
bunjin, lekas tolong ayahmu .... "
Tan Liong dengan cepat tarik dirinya dan menanya dengan
suara gemetar,
"Ayahku ....? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil mengelakkan serangan Hiat im cu Lam kek Sian ong
menjawab,
"Ayahmu sudah hampir mati ditangan Bangkai berapi .... "
Tan Liong pucat seketika, laki-laki misteri itu adalah
ayahnya sendiri .... tapi mengapa ketika ditanya ia tidak mau
mengakui?
Namun sudah tidak ada waktu lagi baginya untuk berpikir
sebab Bangkai berapi itu sudah menukik dari atas udara,
menyerang kepada ayahnya.
Tan Chiang Bin saat itu tampaknya sudah hampir kehabisan
tenaga, diserang oleh Bangkai berapi yang membara sekujur
badannya, bagaimana bisa menyingkir?
Tan Liong dengan cepat berseru, "Ayah, menyingkir."
Tan Chiang Bin mendengar suara itu, semangatnya bangun
seketika dengan sisa kekuatan yang masih ada, ia lompat
mundur untuk mengelakkan serangan Bangkai berapi yang
meluncur turun dari tengah udara.
Pendekar Pedang Akhirat 1 Dewa Arak 72 Batu Kematian Api Di Bukit Menoreh 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama