Ceritasilat Novel Online

Naga Merah 7

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 7


tersebut bisa kejadian sampai demikian menakutkan. Sang
adik inipun tidak akan menduga kalau encinya telah
merobohkan Tan Liong sebab utamanya ialah melulu untuk
membawa anak muda itu pergi.
"Enci, urusan ini telah berlangsung sampai begini ......
menakutkan ...... " demikian Chie Cui menyatakan pikirannya
kepada encinya.
"Benar, urusan sudah menjadi begini menakutkan lantaran
mencintai satu orang sampai kita tidak sayang korbankan jiwa.
Jika Tan Liong tidak memaafkan kita lagi, selanjutnya tidak
boleh tidak aku pasti akan bunuh mati padanya. " jawabnya
sang enci sambil ketawa getir.
"Dengan cara bagaimana kita bisa keluar dari lembah Lui in
kok ini? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ingin keluar dari lembah Lui in kok sesungguhnya ada satu
soal yang amat sulit. "
"Jika tidak melalui pos penjagaan kita tidak berdaya keluar
dari sini. "
"Benar, kita harus melalui pos penjagaan".
"Jika harus melalui pos penjagaan, orang-orang yang
bertugas menjaga dipos-pos tersebut sudah tentu tidak
mengijinkan kita bawa keluar Tan Liong dan Yao lie lu. "
"Maka kita harus adu jiwa. "
"Apa enci pikir mau ambil jalan keras? "
"Benar. "
"Ini ...... mana boleh? kita menolong dan membawa Tan
Liong dan Yao lie lu pergi dan merupakan suatu pelanggaran
besar. Mana bisa adakan pembunuhan lagi terhadap orang
yang bertugas menjaga di pos? "
"Kalau begitu kita sudah tidak perlu tolong. "
Chie Cui kertak gigi berkta dengan suara perlahan.
"Menolong sudah tentu harus. Sekalipun mesti berkorban
dengan nyawa, harus kita lakukan itu. "
Orang perempuan apabila sekali jatuh hati kepada seorang
laki-laki boleh dikata lantas melupakan segala apa, sekedar
hanya untuk menuruti bisikan sang hati. Oleh karena soal
cinta kedua wanita Thian seng hwee ini tidak sayang
meninggalkan perguruan dengan menempuh bahaya maut
telah membawa serta Tan Liong dengan mereka keluar dari
lembah Lui in kok.
Tetapi apakah perbuatan mereka nanti mendapat ganjaran
sepantasnya?
Buat sekarang masih merupakan suatu tanda tanya besar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keika itu Chie Peng sambil ketawa getir mengangguk
perlahan sebagai jawaban atas pertanyaan adiknya lalu lompat
melesat melanjutkan perjalanannya keluar dari Luo in kok.
Kecerdikan dan perhitungan Chie Peng ada begitu tepat
sampai seorang jago kawakan dunia Kangouw sebagai Bong
bin Sin kiam Tan Ciang Bin juga kena dikelabui. Dan setelah
mengetahui kalau dirinya diselomoti ternyata sudah
kelambatan sejam lebih.
Chie Peng dan Chie Cui sudah melalui tiga tempat pos
penjagaan dan sudah berhasil membunuh anak buah Thian
seng hwee yang terhitung lihai.
Berita kematian ini tidak lama setelah Bong bin Sin kiam
keluarkan perintahnya, sudah sampai kepusat perkumpulan
Thian seng hwee.
Pada saat itu Chie Peng dan Chie Cui sudah tiba dipos
pertama. Asal dapat mereka melewati pos penjagaan pertama
itu bahaya bagi Tan Liong dan Yao lie lu boleh dikata sudah
lenyap.kalau Chie peng dan Chie Cui dapat melalui tiga pos
penjagaan, itu semata-mata disebabkan karena petugaspetugas yang menjaga diposnya masing-masing belum
mendapat perintah mencegat orang-orang itu, ketua Thian
seng hwee belum keluarkan titah.
Dan selagi Chie Peng dan Chie Cui sampai dipos pertama
penjaga dipos tersebut yang mendapat perintah ketua tidak
mengijinkan setiap orang keluar dari situ.
Chie Peng dan Chie Cui yang tidak berani sia-siakan tempo
berharga mereka sebentar saja sudah berada dekat dengan
tempat penjagaan terakhir yang harus mereka lalui itu.
Pos pertama itu terletak diantara dua lamping gunung.
Siapa yang sudah keluar dari pos tersebut berarti sudah
berada diluar lembah Lui in kok.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengan-tengah bukit antara dua lamping gunung itu,
telah bersembunyi barisan penjaga dari anak buah Thian seng
hwee yang terpilih betul betul kepandaiannya.
Tatkala Chie Peng tiba disuatu tempat kira-kira masih
sejarak tiga tombak dari pos pertama itu, sudah dicegat satu
manusia.
Chie Peng begitu lekas melihat ada orang mencegat
perjalanan sudah mendapat firasat tidak baik. Dengan cepat
wanita muda ini mundur beberapa tindak ketika melihat siapa
adanya orang yang ditugaskan menjaga pos pertahanan
pertama yakni Giok bin Lohan sendiri.
Gion bin Lohan sebetulnya adalah anak murid golongan
Budha. Dia ini gemar sekali akan pipi licin maka itulah yang
menyebabkan dia terusir dari perguruannya. Dan oleh karena
kepandaian silatnya amat tinggi maka kemudian ia telah
ditarik oleh Bong bin Sin kiam dijadikan salah satu anggota
terpenting di dalam perkumpulan Thian seng hwee dan
kemudian ditugaskan untuk menjaga tempat yang sangat
strategis itu.
Begitu melihat Chie Peng dan adiknya muncul disitu. Giok
bin Lohan lantas berkata sambil ketawa dingin, "Nona-nona
berdua datang kemari, membuat aku seorang she Ho datang
kelambatan harap dimaafkan.
Chie Peng lantas menjawab sambil bersenyum, "Ho
Koancu, tidak perlu merendah begitu, kami dua saudara ...... "
Giok bin Lohan memotong kata-kata itu, "Nona-nona
sangat menyesal sekali. Kami sudah terima perintah dari
atasan tidak mengijinkan siapa saja keluar masuk dari tempat
ini. "
Lantas berubah seketika paras Chie Peng. Agaknya dia
mengerti yang Bong bin Sin kiam sudah mengetahui
perbutannya sudah mengeluarkan perintah untuk menutupTiraikasih Website http://kangzusi.com/
semua pos-pos penjagaan! tetapi ia masih berpura-pura
tenang dan berkata lagi.
"Apakah perintah itu berlaku juga bagi kita orang Thian
seng hwee? "
"Setidak-tidaknya dua orang yang nona-noana bawa itu
mesti ditinggalkan dulu di sini. " demikian jawab Giok bin
Lohan tertawa lagi.
Chia Peng gigit bibirnya sendiri tetapi kemudian mendadak
tertawa. Dengan sikap yang dibuat-buat menatap wajah Giok
bin Lohan.
Kelakuan serta pandangan mata si jelita itu telah
menggoncangkan iman penjaga pos pertama ini yang
memangnya adalah satu orang yang gemar paras elok.
Chie Peng yang memiliki kecantikan alam bagai bidadari
dengan sendirinya apabila membuat pandangan matanya
mencoba hati laki-laki benar-benar menggiurkan dan
meruntuhkan Giok bin Lohan.
"Ho Koancu kita bicaralah sekarang dari hubungan
persahabatan antara orang-orang perkumpulan. Apa kau tidak
suka pandang mukaku dan membuatkan kecualian dalam hal
ini? "demikian Chie Peng kembali berkata tertawa manis sekali
dia waktu itu.
Giok bin Lohan dengan sepasang matanya yang merah
menatap Chie Peng yang ayu itu, sejenak lalu tertawa dan
berkata, "Tapi ini adalah tugas. "
Chie Peng mengawasi adiknya yang saat itu kelihatannya
seperti orang tak mempunyai semangat lalu kertak gigi dan
mendadak bertanya, "Seandainya aku suka mengeluarkan
tanda balas jasa kebaikanmu bagaimana? "
"Tanda balas jasa ?" begitulah balik tanya Giok bin Lohan
heran sekali dia agaknya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kau masih belum mengerti? Tanda balas jasa atau
upah atau ganjaran apa yang bisa diberikan oleh orang
perempuan sebagai kami kepada orang lain jenis kelaminnya?"
Jawaban Chie Peng itu bukan cuma membuat Giok bin
Lohan sekalipun Chie Cui hampir terlompat dari berdirinya.
Sang adik ini lantas berseru, "Enci, kau ....."
Saat itu dari pusat perkumpulan telah terdengar suara
tanda bahaya. Banyak anak buah Thian seng hwee sudah
berlari lari menuju kepos penjagaan pertama itu.
Chie Peng yang melihat keadaan amat bahaya itu lalu
mendesak Giok bin Lohan, "Ho Koancu bagaimana? "
Kini Giok bin Lohan sebaliknya sudah dibikin tidak berdaya.
benar-benar dia hampir tidak percayai telinganya sendiri.
Mana bisa Chie Peng yang ingin menolong jiwa orang rela
korbankan kehormatannya sendiri sebagai tanda jasa apabila
Giok bin Lohan suka lepaskan dia?
Ini benar-benar merupakan suatu hal yang tiada
seorangpun mungkin akan percaya kebenarannya. Tetapi
justeru ada orang begitu gelo.
Agaknya Chie Peng sadar akan dirinya apabila tidak
berkorban dan menggunakan daya upaya tersebut bukan saja
jerih payah dan usahanya akan tersia-sia belaka, sekalipun
jiwanya sendiri, adiknya dan tawanan itu, pun takkan luput
dari bahaya kematian.
Karena merasa berhadapan dengan jalan buntu, begitulah
Chie Peng mengambil keputusannya. Sebenarnya itu terlalu
gegabah, barangkali tidak setiap gadis berani melakukan.
Perbuatan itu berarti, bukan cuma bisa menolong semua
orang, dia sendiripun akan selamat. Meskipun hal itu akan
merupakan penjelasan bagi keremajaan dikemudian hari,
tetapi apalah daya apabila kenyataan kejam terlalu mendesak
demikian rupa?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seorang gadis cinta kepada pria idaman tanpa sayangi hari
depannya sendiri, rusak ditangan seorang pemogoran. Ya
Allah! Di mana ada kejadian lebih kejam daripada penyerahan
diri seperti itu?
Chie Peng sementara itu telah mendesak lebih keras. "Ho
Koancu, lekaslah! Kalau kau tidak sudi terima usulan ini,
terpaksa aku adu jiwa denganmu! "
Giok bin Lohan sendiri sebetulnya sudah terlalu lama
mengincar dua dara manis bersaudara Chie itu. Cuma saja
pernyataan yang terus terang tadi dari Chie Peng sendiri
membuat hatinya terkejut bukan main dan hampir tidak
percaya akan pendengarannya semdiri.
Yang paling sedih adalah Chie Cui. Dengan air mata
berlinang-linang sang adik ini coba menegur, "Encie, apa arti
perkataanmu tadi? "
Chie Peng tidak memperdulikan pertanyaan adiknya,
sebaliknya mendesak lagi dengan senyumannya yang manis
menggiurkan bertanya lagi, "Ho Koancu, kau begitu kejam
membiarkan kami sebagai orang-orang perempuan mendapat
celaka? kau suka atau tidak terima syaratku tadi? Jawablah
dengan sepatah kata atau dengan satu anggukan sudahlah
cukup. "
"Nona Chie, barangkali ini punya akal muslihatmu lagi saja,
" demikian Giok bin Lohan yang berkata sambil menyengir.
Chie Peng tersenyum menggeliat-geliatkan badannya yang
ramping lalu lambat-lambat menghampiri adiknya, kemudian
dengan kecepatan bagaikan kilat, membuka totokan jalan
darah dibadan Tan Liong!
Tetapi kemudian dengan kecepatan serupa menotok darah
gagu anak muda itu.
Tan Liong yang merasa telah terbuka totokannya segera
siuman kembali.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini dia mengetahui bahwa dia sedang dalam pondongan
Chie Peng. Diam-diam terperanjat sekali dia, cuma badannya
yang kala itu terasa begitu lemas, jadi tidak berdaya sama
sekali.
Chie Peng dengan sikap keras berkata kepada orang dalam
pondongannya, "Tan Siangkong kau jangan kaget. Sekarang
kita sudah sampai dipos penjagaan pertama di lembah ini,
kalian sudah tidak akan mendapat bahaya apa-apa lagi. "
Tan Liong mendengar itu berubah wajahnya seketika.
Berkata dengan suara gusar,
"Siapa sudi terima pertolonganmu ...... "
Tetapi perkataan itu tidak bisa keluar dari mulutnya sebab
jalan darah gagunya telah tertotok orang.
Sementara itu Chie Peng sudah berkata pula sambil tertawa
getir, "Tan Siangkong, janganlah kau benci aku sampai begitu,
sebab kalau bukan karena perbuatanku kau dengan Yao lie lu
barangkali siang-siang tadi sudah tidak bernyawa lagi. "
Kembali perempuan itu tertawa sedih dan berkata lagi,
"Cuma oleh karena aku suka kau, aku tidak sayang korbankan
segala apaku. Setelah kau bisa keluar dari lembah Lui in kok
ini harus segera naik ke gunung Ciong lam san. tidak perlu
kau turuti napsu hatimu, perpisahan kita hari ini selanjutnya
mungkin tidak bisa dipertemukan Yang Kuasa lagi ...... "
Mengeluarkan kata-kata sedemikian itu dengan air mata
mengalir deras dikedua belah pipinya .....
Setiap perkataannya terdengar demikian menyayat hati
akan membikin hancur luluh hati setiap orang yang
mendengarkan.
Barangkali walau terbuat dari besi dan baja sekalipun hati
Tan Liong manakala mendengar kata-kata sebagai ratapan itu
akan pecah juga akhirnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chie Cui dengan air mata berlinang-linang berkata, "Enci, "
katanya. Suaranya sedih, "kau kenapa begini ...... "
"Adik, tidak perlu kau berduka. Asal kau bisa hidup
bahagia, encimu sudah merasa puas. Adik, bukankah begitu? "
"Tapi kau toh tidak perlu sampau berbuat begitu? "
"Ya, encimu sebetulnya boleh tidak perlu berbuatseperti itu,
tapi kita semuanya akan mati di lembah Lui ik kok ini kalau
tidak behitu. Sekali slah hendaknya jangan mengulangi lagi.
Apa mengerti kau dengan filsafat yang mengatakan begitu? "
"Tapi aku akan menderita dalam batinku seumur hidup. "
"Namun harus kau lupakan semua kejadian ini. Ingat
musuh besar ayah bunda kita! Di dalam dunia yang fana ini
barangkali masih bisa berkumpul lagi, perlu apa kau berduka?"
Sang enci ini mencoba perlihatkan senyum manisnya sebisa
bisanya lalu berkata sambil menunduk, "Tan Siangkong aku
pernah kata. Manusia hidup apa senangnya dan apa yang
ditakuti bukan? Dan apa yang perlu dijadikan kenangan adalah


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

impian yang tidak dapat dibuktikan. Sudah tentu ada suatu hal
yang sangat menyedihkan tapi asal di kemudian hari kau tidak
melupakan itu perempuan yang bernasib celaka, aku juga
sudah merasa puas. "
Air mata gadis itu mengalir bercucuran sampai membasahi
baju Tan Liong dalam pondongannya.
Tan Liong meski tidak tahu apa yang telah dikerjakan oleh
dua perempuan itu tapi dari sikap dan percakapan antara
mereka dapat juga mereka raba tentu gadis itu akan
melakukan suatu perbuatan yang berlawanan dengan
keinginannya sendiri.
Chie Peng sebisa-bisa coba menindas perasaan sedih dalam
hatinya berkata pula, "Tan Siangkong, perkataanku cuma bisa
sampai di sini. Jikalau dikemudian hari kau tahu perbuatankuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini apa artinya, kau juga tidak perlu susah hati, mati hidupnya
Ciong lam pay biar bagaimana harus ditengok! "
Sehabis berkata diserahkannya Tan Liong kepada Chie Cui
seraya berkata, "Adik lekas pergi jangan sampai kelambatan. "
"Enci ...... " demikian Chie Cui memanggil encinya setengah
mengeluh.
Itu bagai pertunjukan yang menyedihkan sekali. Meskipun
bukan perpisahan antara yang mati dengan si hidup, akan
tetapi kejadian demikian jauh lebih menyedihkan dari pada
perpisahan maut,
Kehormatan seorang gadis akan dikorbankan setelah
mereka nanti keluar dari lembah Lui in kok. Di dalam dunia ini
mana ada peristiwa yang lebih celaka selain nasib celakanya
Chie Peng itu.
Sudah tentu saat-saat terakhir dimana seseorang perlu
pepisahan adalah saat-saat yang paling menyedihkan.
"Adik, apa kau masih belum mau lekas pergi? " demikian
Chie Peng berkata kepada adiknya.
Chie Cui masih saja berdiri kesima. Seperti sudah hilang
segala ingatannya.
Chie Peng gelisah hatinya lalu berkata dengan wajah
bengis, "Apa kau mau kita semua mati konyol dalam lembah
Lui in kok. "
"Enci, aku tidak bisa berpisah dengan kau. " kata Chie Cui
sambil meratap nangis.
Berubah wajah Chie Peng. dalam gemasnya sang enci ini
lantas menampar pipi adiknya.
Tamparan itu membikin Chie Cui terbengong mundur dua
tindak sambil mengusap-usap pipinya mengawasi enci itu
dengan mata mendelong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chie Peng sendiri juga terbengong seketika itu berkata lagi
sambil ketawa getir, "Adik, maafkan encimu yang tidak
sengaja. Kau tahu encimu sayang sekali padamu. Belum
pernah turun tangan kepadamu harap sekali ini kau maafkan
aku lekaslah pergi. Jangan kau membuat sedih lagi hati
encimu jadilah satu anak yang baik. "
Chie Cui seperti seorang yang sudah kehilangan seluruh
ingatannya, sebab sejak kanak-kanak ia belum pernah
berpisahan dengan encinya dan sekarang oleh karena
mencinta seorang laki-laki encinya telah rela mengorbankan
kebahagiaan seumur hidupnya sebagai syarat supaya ia
bersama kekasihnya bis alolos dari tempat berbahaya itu
bagaiman ia tega meninggalkan encinya? Tapi dunia ini
memang sifatnya kejam semua kenyataan yang dihadapinya
membuat ia sudah tidak bisa memilih jalan lain. Ia harus
menghadapi semua kenyataan itu dngan hati tabah maka
seketika itu ia lantas kertak gigi sambil mengucurkan air
matanya ia kempit dirinya Tan Liong dan Yao lie lu terpaksa
meninggalkan encinya.
Hampir berbarengan pada saat itu juga Giok bin Lohan
dengan kecepatan kilat juga sudah menotok jalan darahnya
Chie Peng.
Giok bin Lohan juga ada seorang cerdik, jika ia tidak
menotok jalan darah Chie Peng dan membiarkan Chie Peng
bertiga keluar dari Lui in kok kalau nanti Chie Peng
mengadakan perlawanan, ia sendiri juga tidak berdaya
menghadapinya.
Chie Peng yang sudah ditotok jalan darahnya, ia mengerti
bahwa nasib malang yang akan menimpa dirinya tak dapat
dihindarkan lagi!. Untung ia sendiri yang ingin berbuat
demikian demi keberuntungan adiknya dan laki-laki yang
dikasihinya, hingga tidak perlu merasa takut lagi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giok bin Lohan setelah menotok dirinya Chie Peng ia lalu
kempit si nona dan dibawa kabur ke arah sebuah goa yang
sepi keadaannya.
Setelah merebahkan Chie Peng di dalam goa ia balik lagi ke
tempat penjagaannya. Pada saat itu orang-orang yang dikirim
dari pusat sudah pada tiba di pos penjagaan itu.
Orang-orang itu berjumlah beberapa puluh jiwa,
pemimpinnya adalah Tongcu urusan dalam, Ciok Eng Cay.
Giok bin Lohan menyambut Ciok Eng Cay sembari kemudian
berkata, "Hunjuk beritahu kepada Tongcu di pusat sebetulnya
ada apa? Kenapa ketua menitahkan menutup semua pos-pos
penjagaan? Ciok Tongcu, jikalau tidak membawa surat
perintah dari ketua, anak buah yang menjaga di pos ini
terpaksa tidak dapat ijinkan Tongcu keluar dari sini. "
Perkataan Giok bin Lohan membikin Ciok Eng Cay sangat
heran. Kalau dipikir dari ucapannya itu, Giok bin Lohan
agaknya belum mengendus perkara kaburnya Chie Peng dan
adiknya dengan membawa serta Tan Liong dan Yao lie lu.
Diluarnya pertanyaan itu, Giok bin Lohan bukan cuma
seakan-akan telah menyatakan belum pernah lihat Chie Peng
dan saudaranya tetapi seperti juga sengaja tidak mengijinkan
orang lain melewati pos keluar, hingga dengan demikian dapat
juga dia mengelabui segala perbuatannya di depan Ciong Eng
Cay. Ciok Eng Cay sesaat terbengong, lalu berkata,
"Apakah Ho Koancu tidak lihat ada orang melalui pos
penjagaan ini?
Giok bin Lohan lantas menjawab ketus, "Harap Ciok Tongcu
jangan main-main, pos penjagaan yang paling penting inilah
yng tidak bisa dilewati sembarangan oleh orang-orang. Burung
terbang saja masih susah melewati tempat ini, siapa yang
berani melalui tempat ini? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciok Eng Cay diam-diam berpikir dalam hatinya, "Sungguh
heran. Koancu dari pos penjagaan kedua terluka. Ada orang
lihat mereka berdua kabur kearah pos kesatu ini. Kenapa Ho
Koancu ini bilang tidak pernah lihat ada orang lewat? "
Memikir demikian, selang sesaat berkata lagi, "Apa Ho
Koancu tidak salah."
"Apakah Ciok Tongcu pun tidak salah? " demikian balas
tanya Giok bin Lohan.
Ciok Eng Cay benar-benar merasa bingung. dengan suara
gemas bertanya sekali lagi. "Ho Koancu, aku hanya ingin
bertanya soalnya begini. Ada orang yang pernah melalui pos
ini atau tidak? "
"Orang mana yang kau maksud? "
"Ho Koancu, jika urusan ini tidak bereskan dan aku semua
tidak akan luput dari bencana kematiannya. "
"Sebetulnya urusan apa sampai begitu hebat rupanya? "
"Ciang bun jin partai Ciong lam pay dan Yao lie lu sudah
ditolong dan dibawa lari keluar oleh Chie Peng dan adiknya.
Dan enci adik ini sekalian sudah melalui tiga Koancu dari pos
penjagaan. Kabarnya mereka sudah sampai ke pos terdepan
ini. "
"Ciok Tongcu, benarkah ada kejadian serupa itu? " begitu
Giok bin Lohan yang masih pura-pura kaget.
"Siapa yang membohongi kau? "
"Semula ketika aku menerima perintah dari ketua kita, aku
masih mengira bahwa Ciok Tongcu pernah melakukan suatu
perbuatan yang melanggar hukum dan ingin keluar melalui
pos penjagaan ini. apakah benar Chie Peng dan Chie Cui
nyalinya begitu besar? "
Ciok Eng Cay benar-benar tidak mencurigai perbuatan
pura-pura Giok bin Lohan Cuma berpikir demikian, "IniTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sungguh aneh kalau benar mereka tidak lewati pos terdepan
ini, kemana kaburnya mereka? "
Sementara itu Giok bin Lohan sudah berkata lagi, "Ciok
Tongcu, jikalau benar Chie Peng dan saudaranya itu ada
berbuat begitu maka kita harus berusaha untuk menangkap
kembali. Mereka barangkali juga tidak berani secara terangterangan melalui pos terdepan ini. Dan barangkali mereka
sedang sembunyi ditempat yang sepi. Ciong Tongcu bolehlah
adakan penyelidikan dulu disekitar gunung ini, pos ini biar aku
yang jaga terus pasti tidak bisa ada orang lolos dari sini. "
-o0o0dw0o0oJILID ke : 15
CIOK ENG CAY menganggap benar ucapan Giok bin Lohan
itu, cukup beralasan kalau dia mengatakan Chie peng dan
Chie Cui tidak berani terang-terangan melalui pos penjagaan
terdepan itu, barangkali juga masih bersembunyi di dalam
lembah itu. Maka seketika lantas berkata. "Kalau begitu, aku
sudah menggerecok disini. Harap kau sukalah jaga baik-baik
posmu ini, larang siapapun yang mau keluar dari dalam pusat.
Aku sekarang mau adakan penyelidikan di dalam lembah Lui in
kok ini. "
"Tentang ini harap tidak usah kuatirkan Tongcu tidak nanti
aku bisa terlantarkan kewajibanku. "
Ciok Eng Cay hanya mengangguk rupanya tidak suka
banyak bicara lagi. Dengan memimpin serombongan anak
buah bawaannya balik lagi kelembah Lui in kok.
Giok bin Lohan tertawa nyengir lalu balik badan dan
berjalan menuju ke dalam gua dimana Chie Peng rebah dalam
keadaan tak berdaya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong meskipun sudah terlolos dari lembah Lui in kok
tetapi ada seorang gadis yang masih putih bersih akan
ternoda oleh karena menolongnya. Kebahagiaan gadis itu
seakan-akan telah terkubur di dalam lembah tersebut.
Begitulah setelah Tan Liong mengetahui kejadian itu ......
Didalam lembah Lui in kok mendadak diliputi oleh kabut
tebal seakan-akan itu adalah pertanda bahwa setangkai bunga
mawar yang masih segar rontok dihirup sang kumbang di
dalam lembah Lui in kok .....
Rontok bunga itu tiada yang tahu .... pun tak ada orang
yang mengasihani.
Chie Cui kala itu masih menenteng Tan Liong dan Yao lie lu
air matanya menitik terus langkahnya selalu dipanjangkan,
tidak berani berhenti meski hanya sejenak.
Gadis ini merasa pedih hatinya. Buat kepentingan dan
kebahagiaannya enci yang begitu baik itu telah korbankan
segala-galanya hanya sekedar sebagai penukar tiga jiwa.
dalam dunia ini berapakah jumlah orang yang berani
mengorbankan diri sendiri begitu agung?
Setibanya Chie Cui disuatu rimba kira-kira satu lie
terpisahnya dari lembah Lui in kok gadis itu hentikan
langkahnya membaringkan perlahan badan orang ditangan
kanannya, Tan Liong. Juga yang dikiri Yao lie lu.
Perasaan gusar dan sedih yang melampaui batas, membuat
romannya berubah bagai orang linglung.
Tan Liong yang kala itu telah siuman, seakan-akan
mendapat firasat tidak baik.
Paras serta sikap dara didepannya, yang beda daripada
biasa-biasanya, membuat tergoncang hati nurani pemuda ini.
Tetapi karena jalan darah gagunya tertotok tidak dapat
menanyakan apapun.Chie Cui lantas ulur tangannya dan
membuka totokan gagu Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda itu lantas lompat berdiri, dengan perasaan cemas
bertanya,
"Nona Chie, sebetulnya apa yang telah terjadi? "
Chie Cui yang ditanya demikian oleh Tan Liong merasa
bertambah sedih lagi. Ditubruknya anak muda itu, memeluk
serta merangkul leher si pemuda menangis meraung-raung
bagai anak kecil.
Tan Liong mengerti kalau kejadian luar biasa pastilah sudah
menimpa atas diri Chie Peng. Ucapan Chie Peng yang
mengharukan saat itu masih mengiang-ngiang dalam
telinganya.
Ucapan yang tak dapat dilupakan, adalah itu perkataan
yang sebagai berikut, " ..... perpisahan seperti ini, mungkin
dikemudian hari sudah tak ada waktu bisa bertemu kembali. "
Mengingat ini Tan Liong terlompat bagai dipagut ular.
Hatinya berdebaran keras. Apa Chie Peng sudah korbankan
jiwanya di dalam lembah Lui in kok oleh karena cuma ingin
menolong adik serta kekasih adik itu?
Memikir demikian hatinya bertambah keras goncangannya.
"Nona Chie, dimana encimu? " demikian tanyanya tiba-tiba.
Chie Cui yang ditanya demikian menangis semakin keras.
"Enciku, " katanya sambil menangis, "Karena mau tolong kita
dia ...... "
Perkataan selanjutnya tidak dapat diteruskan karena dia
sudah menangis demikian sedihnya.
"Nona Chie, sebetulnya pernah kejadian apakah atas diri
encimu? " begitu Tan Liong bertanya akan tetapi sebagai
jawaban, Chie Cui hanya keluarkan gerungannya semakin
keras. Maka mana dapat hatinya menyuruh mengatakan soal
sebenarnya kepada Tan Liong? Itu merupakan suatu
perkataan yang sulit dikatakan dihadapan seorang pemuda.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hati serta pikiran Tan Liong dirasakan pepat. Masih teringat
manakala dipos itu dia diserahkan oleh Chie Peng kepada
adiknya, serta bagaimana enci itu berkata-kata kepada
adiknya maupun untuk dia dengar sendiri.
"Nona Chie, apa encimu masih di dalam lembah? " begitu
Tan Liong mendesak terus.
Chie Cui hanya mengangguk dengan hati pedih.
Ratap tangis dara itu demikian menyayat hati, hampirhampr membuat butiran-butiran dalam mata Tan Liong tidak
dapat ditahan untuk turun keluar. Pemuda itu menahan sedih
sebisa-bisanya mengelus-elus rambut dari dalam pelukan
didadanya seraya katanya menghibur. "Nona Chie, kau jangan
terlalu bersedih. Apa yang terjadi sebenarnya seharusnya
beritahukanlah saja padaku. "
Chie Cui pikir permintaan itu ada benarnya memang harus
juga diutarakan pikiran yang memepat otaknya itu, sebab
kalau tidak demikian bagaimana sang enci akan dapat
menghilangkan rasa penasarannya?
Berpikir demikian hatinya jadi tabah lagi. Disusutnya air


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mata dengan ujung bajunya, mengawasi pemuda didepannya
sejenak begini mula-mula dia bertanya! "Tan Siangkong, apa
kau benci kita kakak beradik? "
Tan Liong merasa hatinya tergetar bercekat hatinya.
namun masih dicobanya untuk menjawab juga. "Yah, dulu aku
memang pernah benci kalian. "
Chie Cui perlihatkan senyum getir berkata pula, "Apa
sebabnya kau begitu benci kepada kami? "
"Karena kalian pernah gunakan nama Naga Merah!
Melakukan pembunuhan dimana-mana. Selain itu jikalau
bukan karena encimu, tiga puluh orang-orang lihainya Thian
seng hwee pasti tidak bisa tinggalkan lembahnya, pergi ke
gunung Ciong lam san. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Selain dari itu kau masih punya alasan apa lagi membenci
kami? "
"Sudah tak ada lagi. "
"Kalau begitu sekarang aku boleh memberikan penjelasan
padamu. "
Nona itu tertawa getir, selang sesaat berkata pula, "Kau
tidak tahu kami kakak beradik sebenarnya mempunyai riwayat
hidup yang tidak beruntung. Tentang riwayat kami yang
sangat tidak baik ini, aku tidak suka banyak cerita
dihadapanmu. Dan mengenai penggunaan nama Naga Merah
melakukan pembunuhan itu adalah rencana suhu. Tentang ini
rasanya kau tidak bisa salahkan kami, bukan? "
"Apa sebab suhumu suruh kalian memakai nama Naga
Merah membunuh orang? "
"Tentang ini aku tidak tahu jelas. "
"Kalau begitu apa sebabnya encimu mau cegah sewaktu
aku mau menyergap orang-orangnya Thian seng hwee yang
mau pergi ke gunung Ciong lam san? "
"Sebetulnya enci juga tidak ada maksud cegah kau,
sebaliknya adalah kau sendiri yang terlalu cemas sampai enci
tanpa sengaja sudah turun tangan. Jikalau dia benar-benar
maui jiwamu, dia sudah tidak mau tolongi kau lagi. "
Tan Liong memandang Chie Cui sejenak, agaknya ingin
menanyakan sesuatu, tetapi kemudian tidak jadi.
Sementara itu Chie Cui telah berkata pula,
"Ya, enci sesungguhnya terlalu tidak beruntung. Oleh
karena mau menolongmu dengan susah payah dan banyak
akal sudah dikeluarkan, semua melulu untuk kepentinganmu.
Kita sudah menerjang tiga pos penjagaan dan membinasakan
orang-orangnya Thian seng hwee tidak sedikit. Apa maksudTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebenarnya dari itu? Apa kau mengerti? Betapa besar cinta
enci terhadapmu, rasanya hanya Tuhan saja yang tahu. "
Tan Liong tertegun, diam saja dia tidak dapat
mengeluarkan perkataan sepatahpun juga.
"Kau juga tidak akan tahu, bahwa sekarang ini dia sudah
mengalami nasibnya yang paling buruk. " kata pula Chie Cui
tapi ia tidak dapat melanjutkan perkataannya, karena hatinya
terlalu sedih, hingga air matanya mengalir keluar.
Tan Liong hatinya sangat gelisah, buru-buru menanya pula,
"Nona Chie, sebetulnya apa yang telah terjadi, lekas kau
jelaskan! "
Chie Cui sedapat mungkin kendalikan perasaan sedihnya,
lama sekali ia baru bisa berkata lagi sambil menangis
sesenggukan!
"Oleh karena hendak menolong jiwa kita bertiga, ia telah
korbankan kesuciannya sebagai syarat supaya penjaga pos
pertama itu melepaskan kita. "
"Apa? Apa kau kata?" Tan Liong mendelu, hatinya
tergoncang keras.
"Kau tidak perlu kaget, pos penjagaan pertama itu ada
merupakan pos terpenting bagi Thian seng hwee. Disitu
terjaga keras oleh orang-orang terlihai dari Thian seng hwee.
Koancu adalah Giok bin Lohan. Oleh karena enci hendak
menolong jiwa kita, ia lebih suka korbankan kesuciannya.
Dengan Giok bin Lohan mengadakan perjanjian supaya tidak
membikin susah kepada kita." demikian Chie Cui memberi
penjelasan.
Tan Liong yang mendengar keterangan itu seolah disambar
petir matanya berkunang-kunang. Kepalanya dirasakan
puyeng sehingga hampir saja jatuh, lama sekali ia baru
membuka mulut lagi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah itu benar? ..... benarkah ia sampai berbuat
demikian? ...... "
Saking terharunya air matanya telah mengalir keluar
membasahi kedua pipinya dengan tanpa dirasa. Ya Tuhan,
seorang gadis yang masih putih bersih, oleh karena dirinya
telah korbankan kesuciannya sekedar hendak menolong
jiwanya, bagaimana ia tidak terharu?
"Dia ...... mengapa ia harus berbuat demikian? " berkata
Tan Liong yang seolah-olah ditujukan kepada dirinya sendiri.
"Karena di cinta kau, dia tidak sayang korban dirinya
sendiri. "
"Tapi selanjutnya suruh aku bagaimana bisa jadi orang
lagi? Aku tidak bisa membiarkan dia berbuat demikian, aku
hendak menolong padanya ...... "
Setelah mengucapkan perkataannya itu Tan Liong
mendadak kabur ke arah lembah Lui in kok.
Chie Cui yang menyaksikan keadaan demikian bukan
kepalang kagetnya, ia buru-buru berseru,
"Tan Siangkong, kau balik .....! "
Berbareng dengan itu orangnya juga lompat melesat untuk
mencegah berlalunya Tan Liong.
Dengan pikiran kusut Tan Liong berkata,
"Tidak! Kau jangan mencegah aku, aku tidak dapat
menyaksikan seorang perempuan yang mencintakan diriku
telah korbankan hari depannya yang gilang gemilang oleh
karena aku, maka harus aku menolong padanya, aku tidak
bisa ..... "
Sukar ia melampiaskan kata-katanya ia menekap mukanya
dan menangis, benar-benar telah menangis seperti anak kecil.
Dalam jiwanya biar bagaimana tidak dapat melupakan
perbuatan Chie Peng yang dilakukan karena ia. Sungguh iaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak nyana kalau Chie Peng ada mencintakan padanya begitu
dalam.
Jika benar bahwa oleh karena ia Chie Peng sampai
mengorbankan kesuciannya, bagaimana ia bisa melupakan
nasib celaka yang dialami oleh gadis malang itu?
Dalam seumur hidupnya tidak dapat ia menghapus
bayangan gelap itu, ia juga akan merasa malu buat selamalamanya terhadap dirinya gadis itu!
Dengan perasaan mendelu ia memandang Chie Cui yang
menghadang dihadapannya kemudian ia berkata,
"Nona Chie, aku hendak menolong encimu. "
"Sudah terlambat, mungkin ia sudah ..... " jawabnya Chie
Cui sambil menangis sesenggukan kemudian ia menanya
sambil ketawa getir,
"Tan Siangkong, benarkah kau juga mencintai enciku? "
"Ya, dia mencintai diriku, aku tidak boleh tidak mencintai
padanya. "
"Jikalau kau mencintai dia, seharusnya dia merasa sangat
bersukur kepadamu, jika kau balik lagi kesana bukan saja kau
tidak mampu menolong dirinya, sebaliknya malah tersia-sia
segala usahanya. " Ia kertak gigi mendadak sikapnya berubah
dan dengan tandas ia berkata pula,
"Dia pernah berkata, hidup apa senangnya mati apa yang
ditakuti? Hanya yang menjadi kenangan bagi manusia tidak
ada yang lebih hebat daripada tidak mencapainya
pengharapan dimasa hidupnya. Benar enci memang pernah
mempunyai pengharapan hari depan yang gilang gemilang,
tapi ia telah gagal oleh karena cintanya kepadamu, cintanya
kepadaku telah merusak dan korbankan semua pengharapan
dan kebahagiaan hidupnya untuk ditukarkan dengan nasib
yang paling buruk dan kejam. " ia berhenti sejenak dan
kemudian berkata pula sambil ketawa getir.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau harus percaya padanya, percaya cintanya yang suci
murni terhadap dirimu. Dia tidak segan-segan menghadapi
musuh lihai, melanggar peraturan perguruan. Dengan segala
daya upaya ia berdaya untuk menolong dirimu asal kau cinta
padanya, ingat dirimu ia sudah merasa puas. Disamping itu
kau juga harus memikirkan untuk dirimu sendiri, nasibnya
partai Ciong lam pay berada di dalam tanganmu. Jika kau balik
lagi kelembah Lui in kok itu berarti kau telah mensia-siakan
semua jerih payah enci, juga akan membuat kau kehilangan
segala-galanya termasuk nasibnya partai Ciong lam pay. "
Uraian panjang lebar Chie Cui telah membuat Tan Liong
yang tadinya begitu kusut pikirannya menjadi sadar.
Apa yang diucapkan oleh Chie Cui memang benar sekalipun
ia sekarang balik lagi ke lembah Lui in kok mungkin juga
sudah tidak berhasil menolong nasibnya Chie Peng.
Tapi bagaimana ia dapat melupakan dirinya itu gadis yang
mencintakan dirinya begitu dalam dan sudah mengorbankan
kehormatannya semata-mata untuk menolong dirinya?
Ia tidak bisa lupa, juga tidak bisa terhapus dari otaknya.
Ia berdiri bengong sekian lama seolah-olah jiwanya sudah
tiba dibabakan yang paling suram.
"Tan Siangkong, sebaiknya kau lekas pergi ke gunung
Ciong lam san untuk menengok keadaannya partai Ciong lam
pay. " Demikian ia dengar pekataannya Chie Cui.
"Ya, aku harus lekas pergi ke gunung Ciong lam san tapi
bagaimana aku bisa melupakan nasibnya setangkai bunga
segar yang telah runtuh di lembah Lui in kok karena aku? "
"Bisa sang waktu nanti perlahan-lahan akan membikin
buyar semua kenang-kenanganmu dimasa yang lampau. "
"Tidak mungkin aku dapat melupakan, aku tidak dapat
melupakan untuk seumur hidupku ...... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tindakan kaki berat, ia berjalan lambat, pada saat
itu ia sudah berdiri lagi ditempat dimana Yao lie lu ada rebah
terlentang. Dengan perasaan murung ia mengawasi dirinya
Yao lie lu, sejenak kemudian menghela napas.
"Tan Siangkong, lukanya Yao lie lu ada sangat berat, lekas
kau tolong padanya. " berkata Chie Cui.
Tan Liong anggukkan kepala dan berkata,
"Ya, aku harus tolong dia. "
Ia lalu kerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya kepada
kedua tangannya, lalu disalurkan ke 36 jalan darah dirinya Yao
lie lu.
Tidak antara lama, Yao lie lu perlahan lahan mulai siuman
dengan pandangan sayup ia mengawasi keadaan
diseputarnya, kemudian menanya dengan suara seperti orang
yang sedang mengigau.
"Tan Siangkong apa kita belum mati? "
"Ya, enci Tio. kita belum mati apa kau sudah merasa
enakan? " berkata Chie Cui.
Yao lie lu yang mendengar suaranya Chie Cui perasaan
dengkinya mendadak timbul lalu berkata dengan suara dingin.
"Kenapa kau juga ada di sini? "
"Enci Tio, apa salahnya aku berada di sini? "
Yao lie lu lalu lompat bangun dan berkata pula dengan
nada suaranya yang masih tetap dingin ketus.
"Begitu melihat kau, aku lantas merasa tidak enak pikiran. "
Chie Cui parasnya berubah seketika. tidak nyana, dengan
menempuh bahaya maut ia berdaya menolong jiwanya Yao lie
lu dan kini pembalasan demikian ketus, maka ia lantas berkata
dengan suara dingin juga,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada apa pada diriku yang membuat kau merasa tidak
enak? "
Tan Liong yang menyaksikan keadaan demikian, lantas
berkata kepada Yao lie lu ,
"Nona, jangan berlaku begitu tidak sopan jika bukan nona
Chie yang menolong kita saat ini barangkali kita juga sudah
binasa semuanya di pusat perkumpulan Thian seng hwee!? "
Yao lie lu yang sampai pada saat itu masih bisa bernapas,
ia sendiri juga merasa heran dan benar-benar ada diluar
dugaannya. Ketika mendengar keterangan Tan Liong ia segera
mengerti duduknya pekara, ialah atas petolongannya dan
saudara Chie itu.
Tapi, ia ada seorang wanita yang mempunyai perasaan
dengki hati melebihi derita keras ia cinta dirinya Tan Liong,
tapi cintanya itu terlalu egoistis, hanya untuk kepentingannya
diri sendiri, sekalipun ia harus korbankan jiwanya wanita
sendiri, ia juga tidak akan membiarkan lain wanita
mendapatkan dirinya pemuda yang dicintainya itu.
Ia juga bisa menggunakan segala rupa akal muslihat yang
terlalu keji, untuk merintangi perempuan lain mendekati
dirinya Tan Liong. Maka, meskipun ia dalam hatinya merasa
terima kasih atas perbuatannya kedua saudara Chie yang
sudah menolong jiwanya, tapi napsu dan perasaan cintanya
yang bersifat serakah, telah membikin gelap pikirannya.
Cintanya itu terlalu egoistis hatinya terlalu picik dan sempit.
Semua itu telah membuat ia mata gelap, menyerang segala
orang yang dianggap sebagai saingan dalam asmara merusak
nama baik gadis gadis yang masih suci yang dikira hendak
merebut kekasihnya. Semua itu dilakukan dengan tanpa
memandang bulu dan bicara, semata-mata hanya untuk
kepentingan diri sendiri, untuk memenuhi pengharapannya
agar mendapatkan dirinya Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka ketika mendengar perkataan tersebut ia lantas
berkata dengan nada suara dingin serta bersifat mengejek.
"Huh! Dia telah menolong diriku? Hal ini sesungguhnya
diluar dugaanku. "
"Jikalau bukan nona Chie Peng yang korbankan
kehormatannya sebagai syarat tukar menukar dengan jiwa
kita bertiga, kita tidak berdaya keluar dari lembah Lui in kok. "
berkata Tan Liong dengan wajah murung.
"K e n a p a ? "
Tan Liong lalu menceritakan apa yang dituturkan oleh Chie
Cui kepada Yao lie lu! Tapi Yao lie lu setelah mendengar
keterangan ini, bukan saja tidak tergerak hatinya, bahkan
telah ketawa tergelak-gelak!
Chie Cui yang menyaksikan kelakuan Yao lie lu itu
wajahnya lantas berubah dan menanya padanya dengan sikap
gusar,
"Enci Tio, kau ketawai apa? "
Tapi Yao lie lu tidak menjawab pertanyaan Chie Cui itu
sebaliknya menghampiri dirinya Tan Liong serta berkata
padanya.
"Tan Siangkong, apa kau kira semua itu ada benar? "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa bisa jadi semua itu ada bohong? " Tan Liong balas
menanya dengan wajah berubah.
"Urusan ini tidak begitu hebat seperti apa yang kau duga.
Perbuatan Chie Peng itu seolah-olah mendorong perahu
mengikuti alirannya sungai dan sekedar untuk mendapat
perasaan simpatimu saja. "
Tan Liong tercengang.
"Apa artinya perkataanmu ini? " demikian ia menanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Chie Peng bukan seorang tolol, sebaliknya ada seorang
wanita yang amat cerdik. Apa kau kira dia bisa berbuat
demikian terhadap seorang lelaki yang dia tidak cintai? Apa
lagi mengorbankan kehormatannya. "
Chie Cui yang mendengar perkataan Yao lie lu yang sudah
kelewatan itu sudah tidak dapat kendalikan kemarahannya
hingga parasnya menjadi pucat pasi.
"Yao lie lu, kau ? ...... " demikian ia menggeram.
Tetapi Yao lie lu sudah memotong sambil ketawa dingin,
"Apa yang aku ucapkan tadi, adalah sebenarnya Tan
Siangkong, aku beritahukan padamu. Chie Peng dengan
kepala penjaga pos pertama itu sebelumnya memang sudah
mempunyai hubungan luar biasa. Oleh karena dia takut
dikemudian hari kau nanti akan menuntut balas dendam maka
dia sengaja mengarang segala cerita kosong itu untuk
mendapat perasaan simpatimu, jikalau tidak coba kau pikir
saja sendiri apakah Giok bin Lohan ada begitu gampang
membiarkan kita lolos dari tangannya hanya mengandal
sepatah perkataan Chie Peng saja? "
Perkataan Yao lie lu yang sangat berbisa itu mau tidak mau
telah membikin goncang hatinya Tan Liong. Kalau tadinya ia
merasa sangat terharu dan simpati terhadap perbuatannya
Chie Peng yang telah korbankan kehormatannya untuk
menolong dirinya kini setelah mendengar perkataan si wanita
dengki dianggapnya memang masuk diakal juga maka ia
lantas berkata,
"Cuma dia telah menolong jiwa kita itu memang ada satu
hal yang sebenarnya! "
"Tapi aku tadi tokh tidak kata kalau dia tidak menolong jiwa
kita hanya perbuatan dia dengan mengorbankan
kehormatannya sebagai syarat untuk menukar jiwa kita,
semua itu adalah bohong belaka,....... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chie Cui yang mendengar perkataan itu benar-benar sudah
tidak dapat kendalikan perasaan gusarnya lagi dengan suara
keras ia membentak,
"Yao lie lu, kau terlalu keji, aku hendak bunuh mati kau
...... "
Berbareng dengan itu badannya lantas bergerak menerjang
dirinya Yao lie lu dengan beruntun ia menyerang sampai tiga
kali.
Kebenciannya Chie Cui terhadap Yao lie lu sudah
memuncak. Ia sungguh tidak nyana bahwa pengorbanan suci
dari encinya yang semata-mata hendak menolong jiwa mereka
telah dituduh oleh Yao lie lu sebagai suatu perbuatan hina
yang katanya sudah mempunyai hubungan luar biasa dengan
Giok bin Lohan. Orang yang tidak perduli seperti Yao lie lu itu
biar bagaimana ia tidak dapat memberi ampun lagi.
Maka serangannya yang dilakukan dalam gusar dan sengit
itu ia sudah menggunakan tenaga sepenuhnya.
Kepandaian dan kekuatan Yao lie lu yang memang masih
bukan tandingannya Chie Cui tidak heran kalau dalam waktu
sekejapan saja sudah terdesak mundur dan tidak mampu
melawan!
Tan Liong yang menyaksikan kejadian demikian, jika ia
biarkan perkelahian itu berlangsung terus Yao lie lu akan
binasa ditangannya Chie Cui, maka ia terpaksa turun tangan
untuk memisah seraya membentak.
"Nona Chie tahan dulu! "
Tapi Chie Cui tidak hentikan serangannya. Ia sudah merasa
sangat benci sekali terhadap Yao lie lu jika ia belum
membinasakan dirinya perempuan berbisa itu ia belum merasa
puas dan lenyap perasaan mendongkolnya.
Maka dari pada hentikan serangannya ia tambah gencar
melakukan serangan sampai Yao lie lu kepayahan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan paras semakin pucat dan gigi berkertakan bahwa
gusarnya yang sudah melewati takaran, ia menyerang
lawannya semakin hebat. Tan Liong yang menyaksikan semua
perubahan itu hatinya berdebaran, ia tahu bahwa Chie Cui
pada saat itu sudah benar-benar kalap.
"Nona Chie, apakah kau tidak mau dengar perkataanku? "
demikian ia membentak pula.
"Kalau aku belum membunuh mati perempuan sundel ini,
aku masih belum merasa puas! "
Yao lie lu menjawab dengan suara dingin,
"Nona Chie, apakah karena aku telah membuka rahasia
encimu. maka kau membenci diriku begini rupa? "
Saking gusarnya badan Chie Cui sampai gemetaran dan
dadanya dirasakan seolah-olah hendak meledak.
"Kau perempuan beracun yang tak kenal budi orang. kau
tak boleh dibiarkan berkeliaran terus didunia Kangouw! " kata
Chie Cui sengit.
Perasaan gusar, napsu membunuh, semua telah tertumpuk
nyata diparasnya Chie Cui. Memang, caranya menghadapi
saingan dalam soal asmara yang diambil oleh Yao lie lu
dengan semuanya itu, sesungguhnya ada sangat keterlaluan!
Sekali lagi Tan Liong menengok ke dalam kalangan ia tahu,
tidak sampai lima jurus lagi Yao lie lu pasti akan binasa
didalam tangannya Chie Cui. Biar bagaimana kedua wanita itu
pernah sama-sama menolong jiwanya maka ia tidak dapat
peluk tangan begitu saja untuk menyaksikan terjadinya
peristiwa berdarah.
Oleh karena itu maka ia lantas membentak pula.
"Nona Chie, hentikan dulu seranganmu! "
Tapi Chie Cui tidak mau menurut, sebab saat itu hawa
amarahnya sedang meluap, jika ia belum membinasakanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya perempuan berbisa itu, belum merasa puas dan tidak
dapat menyingkirkan perasaan bencinya terhadap Yao lie lu.
Tan Liong yang melihat Chie Cui tidak mau menurut
perkataannya, merasa agak mendongkol. Dalam anggapannya
setidak-tidaknya Chie Cui harus hentikan dulu serangannya
untuk mendengarkan keterangannya.
Dalam mendongkolnya ia membentak pula dengan sengit.
"Nona Chie, benarkah kau sudah tak mau dengar
keteranganku? "
"Aku akan robek dulu mulutnya perempuan berbisa ini
nanti baru dengar keteranganmu. Rasanya masih belum
terlambat. " jawaban Chie Cui.
Perkataannya itu dibarengi oleh serangannya yang lebih
hebat, yang dilancarkan terhaap dirinya Yao lie lu.
Tan Liong yang menyaksikan kejadian itu terpaksa ia harus
turun tangan Yao lie lu pasti akan binasa.
Dalam gemasnya ia sudah tidak memikir akibatnya lagi
dengan cepat ia menyerbu kedalam medan pertempuran,
tangan kanannya bergerak untuk menahan serangannya Chie
Cui sedang tangan kirinya menyambar dirinya Yao lie lu !
Perubahan yang terjadi dengan tidak diduga-duga itu,
sesungguhnya diluar dugaan Chie Cui ia juga tidak nyana
kalau dalam keadaan demikian Tan Liong masih bisa
membantu fihaknya Yao lie lu hingga saat itu otaknya seperti
dihantam oleh martil matanya menjadi berkunang kunang dan
badannya sempoyongan.
Mendadak ia merasakan seolah-olah dirinya terjatuh
kedalam lubang gua yang sangat dalam dan gelap gulita,
semua pengharapannya telah ludas, jiwanya seolah-olah
sudah terbang keluar dari raganya!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Air matanya mengalir deras hingga membasahi kedua
pipinya!
Parasnya pucat pasi dan menakutkan, pipinya yang montok
telah diliputi oleh kesuraman kedukaan yang sangat hebat.
Ia telah dapatkan bahwa dirinya sudah dihadapkan dengan
suatu kenyataan yang sangat kejam dan mengerikan. Tan
Liong bukan saja tidak memberi bantuan kepada dirinya
sebaliknya malah membantu fihaknya Yao lie lu!
Pengorbanan suci yang dilakukan oleh encinya telah
dibayar dengan nasib yang paling buruk.
Dalam hal ini sebetulnya tidak boleh terlalu menyalahkan
kepada dirinya Tan Liong karena ia tak ingin melihat jatuhnya
korban jiwa lagi diantara kedua wanita yang sudah samasama memberi pertolongan kepada dirinya itu, maka ia
terpaksa turun tangan tapi dalam anggapannya Chie Cui
perbuatannya Tan Liong itu ada merupakan satu pukulan
paling hebat bagi dirinya.
Dalam waktu sekejap itu Chie Cui telah berubah menjadi
orang yang hilang ingatan. Ia tidak tahu lagi kalau dalam
dunia yang fana ini masih ada dirinya, satu-satunya perasaan
yang masih ada, ialah perasaan mengalirnya air mata dikedua
pipinya.
Parasnya yang pucat pasi bagaikan mayat membuat Tan
Liong merasa sangat haru.
"Nona Chie, kau kenapa? Ada urusan apa kau boleh
bicarakan dengan sabar dan tenang! " demikian ia berkata.
Chie Cui mendengar teguran Tan Liong itu seolah-olah
tergugah dalam dunianya yang gelap. Hatinya yang putih
bersih bagaikan kertas yang baru dibuka dari bungkusannya,
tiba-tiba dikotori oleh cipratan tinta.
Ia cuma bisa kertakkan gigi, sorot matanya berubah
menjadi berbahaya dalam waktu sekejap itu ia seolah-olahTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah berubah menjadi seorang gadis yang berlainan sifat dan
coraknya.
Ia kini sudah tidak berduka lagi.
Tiba-tiba terdengar suara tawanya yang menyeramkan,
suara ketawanya itu seolah-olah keluar dari mulut seorang gila
yang sudah kehilangan ingatan, sangat memekakkan telinga,
seolah olah suara ratapan atau tangisan binatang kera atau
burung hantu diwaktu malam, tetapi kalau kita dengarkan
dengan seksama. suara itu seperti suara tangisan hantu
diwaktu malam yang bisa membuat berdiri bulu roma itu.
Tan Liong yang menyaksikan itu semua, wajahnya berubah
seketika, ia lantas menegur,
"Nona Chie, kau ...... kau kenapa? " dan secepat kilat dia
sudah berdiri dihadapannya Chie Cui.
Chie Cui mendadak hentikan ketawanya degan sorot mata
gusar menatap wajahnya Tan Liong, kemudian ayun
tangannya sebentar lalu terdengar suara "plak" yang amat
nyaring baru terdengar jawabannya yang diucapkan dengan
nada suara tajam,
"Tan Liong, kau manusia yang tidak tahu malu, lekas enyah
dari depan mukaku! "
Tan Liong setelah mendapat "persenan" satu tamparan dari
Chie Cui pipinya dirasa panas dengan tanpa sadar ia sudah
mundur dua tindak, matanya mengawasi Chie Cui.
Dengan paras pucat dan sambil kertak gigi Chie Cui berkata
dengan suara bengis,
"Tan Liong, kuberitahukan kepadamu. Kita berdua
bukannya wanita bangsa rendah yang suka menjual dirinya.
Enciku. oleh karena kau telah mengorbankan kehormatannya
sebagai ganti untuk menolong jiwamu. Tapi kau sekarang
ternyata sudah dengar mulutnya Yao lie lu yang telah pandang
enciku sebagai wanita yang tidak ada harganya. Apakah kauTiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih anggap dirimu sebagao manusia? Apakah kau masih
pantas mengaku satu laki-laki sejati atau Enghiong? Padahal
kau tidak lebih dari satu binatang anjing buduk! "
Dimaki-maki secara demikian Tan Liong wajahnya pucat
seketika, ia lalu menjawab dengan perasaan cemas,
"Aku toh tidak dengar mulutnya Yao lie lu! "
Chie Cui lalu berkata kepada Yao lie lu sambil ketawa
dingin,
"Yao lie lu, ada satu hari aku nanti tidak akan melepaskan
kau begitu saja oleh karena aku tahu kau ada mencintakan
dirinya Tan Liong maka aku tolong jiwamu sekalian tapi kau
sebaliknya yang hendak memuaskan keserakahan hatimu
telah menuduh enciku sebagai perempuan rendah! ". Sambil
kertak gigi ia berkata pula kepada Tan Liong,
"Tan Liong, sekarang aku baru mengerti, kau adalah satu
manusia rendah, manusia goblok yang tidak dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Kuberitahukan padamu pasti ada satu hari aku tidak akan
membiarkan kau begitu saja, seperti juga aku tidak dapat
membiarkan setiap laki-laki busuk dalam dunia ini! "
Mendadak ia tertawa bergelak dan kemudian berkata pula,
"Tan Liong, pergilah dengan membawa wanita sundel itu!
Kau tak usah kuatir Chie Cui tidak nanti akan menghabiskan
jiwanya sendiri. Sedikit penggodaan dan penderitaan yang
tidak ada artinya ini aku masih sanggup terima."
Sambil tertawa bergelak-gelak dengan tindakan lambatlambat ia berlalu dari hadapannya Tan Liong.
Tan Liong berdiri terpaku, ia tidak dapat berbuat apa apa
terhadap nasib yang malang itu. Dan setelah Chie Cui berlalu
jauh dari depan matanya ia mendadak merasa tidak adil
terhadap nona itu, ia merasa telah berdosa terhadap dirinya
satu gadis yang masih suci murni!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apapun juga maksud dan tujuan dua bersaudara itu
menolong jiwanya, toh ada satu hal yang sebenarnya, bukan
suatu kebohongan.
Ia merasa menyesal atas perbuatannya sendiri yang tadi
sudah menolong dirinya Yao li lu maka ia lantas mengejar
dirinya Chie Cui dan berkata padanya.
"Nona Chie, kau seharusnya dengar dulu penjelasanku. "
Tapi Chie Cui menjawab dengan suara dingin.
"Kau telah menolong dirinya Yao lie lu, itulah
penjelasanmu. "
"Nona Chie, kau jangan kata begitu, aku cuma .. "
"Tan Liong, aku minta kau jangan banyak bicara, juga
minta supaya kau berlaku sedikit sopan, jangan menghalanghalangi perjalananku. Jikalau tidak nanti apabila sampai
kejadian saling cakar, itu berarti merusak persahabatan kita. "
Yao lie lu mendadak menyelak,
"Tan Siangkong, perempuan yang tidak tahu malu ini perlu
apa kau ladeni padanya? "
Chie Cui yang mendengar perkataan-perkataan Yao Lie lu
itu parasnya berubah seketika, sorot matanya mengunjukkan
perasaan bencinya yang meluap-luap dengan sorot mata


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beringasan mengawasi Yao lie lu, tapi itu hanya sepintas lalu
saja, kemudian ia berkata sambil ketawa dingin.
"Tidak salah, Chie Cui memang ada satu perempuan yang
tidak tahu malu. "
Sehabis mengucapkan perkataan demikian ia lantas ketawa
bergelak-gelak.
Tapi perkataannya Chie Cui itu benar-benar telah menusuk
ulu hatinya Tan Liong. Ia merasa sangat terharu, ia
terbengong! Sehingga cuma bisa berdiri melongo.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tan Liong, kau mau menyingkir atau tidak? " tegur Chie
Cui dengan sikap dingin.
Tan Liong menghela napas, ia minggir beberapa tindak
untuk memberikan jalan kepada Chie Cui.
Dengan memandang bayangan belakang dirinya Chie Cui,
Tan Liong mendadak seperti kehilangan benda yang paling
disayang, pikirannya melayang sampai jauh sekali!
Tiba-tiba terdengar suaranya Yao lie lu.
"Tan Siangkong ...... apa guna kau berduka. Dia sudah
pergi toh masih ada aku! "
Dengan sikap yang dibikin-bikin, perempuan genit itu
jatuhkan dirinya kedalam pelukannya Tan Liong.
Tapi Tan Liong lantas dorong padanya seraya berkata,
"Kau juga harus pergi, aku hendak balik ke gunung Ciong
lam san. "
Yao lie lu yang didorong oleh Tan Liong nampaknya
tercengang kemudian ia berkata,
"Kau suruh aku pergi? "
"Ya, semua urusan sudah berlalu, kau sudah seharusnya
juga pergi dari sini."
Mendengar putusan itu hati Yao lie lu merasa sedih,
dengan air mata berlinang-linag ia berkata,
"Tan ...... Tan koko, kau suruh aku pergi kemana? "
"Kau boleh pergi kemana saja yang kau suka. "
"Tidak, engko Tan. Aku sudah menghianati dan
meninggalkan Thian seng hwee, kau toh tidak bisa
meninggalkan aku demikian saja. "
Parasnya yang dihiasi air mata meleleh dikedua pipinya
yang montok memang bisa merubuhkan hatinya setiap kaumTiraikasih Website http://kangzusi.com/
pria yang kurang teguh. Tan Liong yang masih muda belia
sudah tentu tidak dapat menghindarkan gangguan pikiran
semacam itu. Maka dalam hatinya lantas berpikir memang
betul, ia sudah meninggalkan Thian seng hwee, kemana ia
harus pergi?....
Oleh karena itu, maka untuk sesaat lamanya ia menjadi
bingung sendiri, tapi kemudian ia berkata pula sambil kerutkan
keningnya.
"Bukan maksudku untuk meninggalkan kau tapi kau harus
mengerti, kalau aku sekarang ini hendak pulang kegunung
Ciong lam san... " Tan Liong lantas menjawab sambil geleng
kepala. "Kau tidak bisa ikut ke sana. Dalam perjalanan ke
gunung Ciong lam san ini ada mempunyai hubungan sangat
penting dengan diriku, dengan kau pergi kesana tidak ada
gunanya sama sekali. Sekarang begini saja baiknya, nanti
setengah bulan kemudian, kau boleh kesana mencari aku. "
"Benarkah kau tidak mengijinkan aku turut pergi? "
"Setengah bulan kemudian kau boleh pergi ke sana, tapi
sekarang tidak. Nah, sekarang aku harus pergi. " demikian
jawabnya Tan Liong sambil anggukkan kepala. dan setelah itu
ia lantas lompat melesat dan menghilang ke dalam rimba.
Dengan hati dan perasaan berat, Tan Liong menghitunghitung waktunya, orang-orangnya Thian seng hwee yang
hendak menggempur Ciong lam san sudah satu malam
melakukan perjalanannya.
Ia sendiri juga sudah membuang waktunya satu malam,
kalau nanti ia sampai digunung Ciong lam san, disitu mungkin
sudah terjadi pertumpahan darah hebat, bangkai manusia
bergelimpangan diseluruh gunung. ...
Mengingat sampai disitu ia merasa kuatir sendiri jika benarbenar partai Ciong lam pay sampai hancur ditangannya orangorang Thian seng hwee bagaimana perasaannya terhadap Yo
Sui Pang yang sudah bersemayam di alam baka?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu dalam rasa bencinya terhadap dirinya Bong bin Sin
kiam Tan Ciang Bin yang sebetulnya ada ayahnya sendiri. Ia
sudah bertekad bulat pasti ada satu hari ia akan ubrak-abrik
perkumpulan Thian seng hwee sampai menjadi berantakan
baru ia merasa puas.
Malam itu juga, Tan Liong tiba di gunung Ciong lam san.
Hatinya merasa sangat gelisah, karena ia sudah membuang
waktunya satu malaman entah apa yang terjadi di gunung itu?
Di atas gunung Ciong lam san memang benar sedang
berlangsung suatu pertempuran mati-matian yang sangat
hebat.
Tan Liong terus lari ke atas gunung. Di dalam sebuah rimba
benar saja ia menemukan beberapa puluh bangkai manusia
yang berpakaian seragam berwarna kuning, apakah itu
bukannya orang-orang atau anak buahnya partai Ciong lam
san? Wajahnya Tan Liong berubah seketika, ia percepat larinya,
kini gedung partai Ciong lam pay sudah nampak di depan
matanya dari situ lapat-lapat terdengar suara beradunya
senjata tajam dan bentakan orang.
Dengan hati panas dan mata beringas, sepanjang jalan Tan
Liong menemukan bangkainya orang-orang yang memakai
pakaian seragam warna kuning!
Dari jarak yang masih agak jauh, Tan Liong sudah
keluarkan bentakannya.
"Kalian orang-orang dari Thian seng hwee ini semua harus
dibunuh mampus. "
Dalam waktu sekejap saja, ia sudah tiba kira-kira sejarak
lima tombak ditembok gedung Ciong lam pay.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua puluh lebih orang-orangnya Thian seng hwee, sedang
mengepung dan bertempur sengit dengan tujuh orangnya
Ciong lam pay yang berpakaian warna kuning.
Dilain sudut, ada terlihat dirinya si pendekar Kalong, Chiang
hay Sin kun dan Yau san It hiong yang juga sedang bertempur
sengit dengan lima orang-orangnya Thian seng hwee.
Diatas tembok pekarangan gedung Chiang lam pay ada
berdiri seorang gadis jelita berbaju merah yang dulu pernah
mengambil sepotong pecahan mangkok dari tangannya Tan
Liong.
Gadis itu dengan paras penuh kegusaran sedang berusaha
mencegah masuknya orang Thian seng hwee kedalam gedung
Chiong lam pay.
Diatas tanah nampak bergelimpangan bangkainya orangorang berpakaian warna kuning yang tidak terhitung
jumlahnya.
Wakil ketua Thian seng hwee Cie Bun Bun nampak berdiri
disamping menyaksikan pertempuran itu sambil ketawa dingin.
Hati Tan Liong merasa sakit pedih terharu dan murka
menyaksikan semua pemandangan itu tiba-tiba ia
mengucurkan air mata. Karena perasaan sedihnya yang
sangat, ia sampai berdiri menjublek seperti seorang yang
sudah kehilangan ingatan! "
Suara keras mendadak menyadarkan ia. Orang-orangnya
Ciang seng hwee yang sedang mengepung tujuh orangorangnya Chiong lam pay diantaranya mendadak ada yang
menyerbu ke dalam gedung Ciong lam pay.
Gadis baju merah yang melihat ada orang hendak
menerjang masuk kedalam gedung perkumpulan lantas
membentak dengan suara bengis,
"Kalian mencari mampus ! ........ "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bentakannya itu dibarengi oleh serangannya yang meluncur
keluar dari kedua tangannya yang putih halus.
Gadis baju merah yang tindak tanduknya sangat misteri itu
dengan mendadak bisa muncul diatas gunung Ciong lam san
benar-benar diluar dugaannya Tan Liong. Gadis itu ada
mempunyai kepandaian ilmu silat yang sukar dijajaki sampai
dimana tingginya. Jikalau tidak ada ia Ciong lam pay
barangkali siang-siang sudah dihancurkan oleh orangorangnya Thian seng hwee.
Ia berdiri tegak di tembok pekarangan bagaikan penjaga
gawang dari kesebelasan yang kokoh kuat yang sukar dilalui.
Tempat dimana ia berdiri ada merupakan satu-satunya jalan
bagi setiap orang yang hendak masuk ke dalam gedung partai
Ciong lam pay. Beberapa orang-orangnya Thian seng hwee
yang terhitung lihai telah beberapa kali coba menyerbu, tapi
semua telah terpukul mundur oleh gadis baju merah itu.
Dengan adanya gadis baju merah yang sangat misteri itu
orang-orang Thian seng hwee merasa sangat sukar
menembusi penjagaan itu hingga untuk beberapa saat
lamanya gadis baju merah dalam keadaan nganggur sebagai
penonton dari orang-orang yang sedang bertempur sengit itu.
Dan kini ketika dengan tiba-tiba ada tiga orang Thian seng
hwee coba hendak menyerbu dengan kontan disambut oleh
serangannya yang maha dahsyat.
Tiga orang-orangnya Thian seng hwee itu sebetulnya sudah
merasakan pahitnya tangan gadis baju merah itu tapi kini
rupa-rupanya masih merasa penasaran maka untuk kedua
kalinya mereka coba menyerbu lagi.
Dan tatkala kedatangannya itu disambut oleh serangan
begitu hebat mereka lantas pada lompat kesamping untuk
menghindarkan serangan tersebut.
Gadis baju merah itu dengan sikap dan paras dingin
berseru,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa yang tidak takut mati boleh coba maju lagi. "
Kalau orang-orangnya Thian seng hwee yang berhadapan
dengan baju merah itu masih merasa ragu-ragu untuk maju
menyerbu lagi dilain pihak tiba-tiba terdengar suara jeritan
ngeri. satu diantara tujuh orangnya Ciong lam pay seorang tua
baju kuning yang bersenjata tongkat telah rubuh binasa
ditangannya orang Thian seng hwee.
Tujuh orang tua berpakaian seragam warna kuning itu ada
merupakan tujuh jagonya partai Ciong lam pay. Dalam partai
Ciong lam pay mendapat gelar nama Ciong lam Cit hiong.
Sudah sepuluh jam lebih mereka bertempur mati-matian
mempertahankan nama dan kedudukan Ciong lam pay, tapi
karena jumlahnya kalah banyak akhirnya kehabisan tenaga,
hingga sudah tidak dapat keluar dari kepungan orang-orang
Thian seng hwee yang jumlahnya lebih dari dua puluh orang
Orang tua baju kuning itu begitu rubuh, keadaan lantas
menjadi kalut. Orang-orang Thian seng hwee yang anggap
sudah tidak perlu menggunakan begitu banyak tenaga lagi
untuk melawan enam orang tua yang lainnya, maka lima
diantaranya lantas mundurkan diri dan membantu kawannya
yang hendak menyerbu penjagaan gadis baju merah itu.
Jika ditilik keadaannya, enam orang tua yang masih
melawan mati-matian itu, tidak sampai setengah jam lagi,
barangkali akan mati semua ditangan lawannya.
Keadaan sudah terlalu gawat, naibnya partai Ciong lam pay
hanya tinggal beberapa jam lagi sudah dapat ditentukan.
Dalam keadaan demikian bayangan orang tiba-tiba
melayang turun sembari perdengarkan suara bentakannya
yang sangat hebat. Bayangan orang itu secepat kilat sudah
menyerbu kepada rombongan orang-orangnya Thian seng
hwee yang hendak menamatkan riwayatnya orang tua baju
kuning itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku hendak cincang kalian menjadi berkeping-keping! "
demikian ia keluarkan bentakannya yang lalu disusul oleh
serangan tangannya yang amat dahsyat.
Kedatangan bayangan orang secara mendadak itu
membuat terkejut semua orang yang sedang bertempur, baik
pihaknya Thian seng hwee maupun pihaknya Ciong lam pay
terutama orang-orangnya Thian seng hwee yang sedang
mengepung orang tua baju kuning itu. Karena serangannya
yang begitu hebat mereka terpaksa pada lompat mundur.
Bayangan orang yang menyerbu secara tiba-tiba itu bukan
lain daripada Tan Liong sendiri.
Dengan sikap keren dan mata beringas Tan Liong berdiri
ditengah-yengah kalangan orang-orangnya Thian seng hwee
yang menyaksikan itu pada merasa jeri!
Wakil ketua Thian seng hwee Cie Bun bun begitu lihat Tan
Liong muncul dimedan pertempuran secara mendadak
parasnya lantas berubah seketika.
Sedangkan gadis baju merah itu ketika melihat Tan Liong
lantas unjukkan senyumnya yang manis perlahan-lahan
menarik napas lega.
Semua orang dibikin terpaku oleh kedatangannya Tan
Liong yang tibanya seperti malaikat turun dari langit hingga
dalam medan pertempuran itu keadaannya lantas menjadi
sepi sunyi.
Beberapa puluh pasang mata semua ditujukan kepada
dirinya anak muda itu.
Tiba-tiba terdengar suaranya Tan Liong yang berkata
sambil mengejek.
"Bagus, bagus ! Thian seng hwee telah membinasakan
banyak sekali anak murid partai kita. Hutang darah ini kalian
harus bayar dengan darah juga. Sekarang aku ingin tahuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
apakah kalian bisa keluar dari gunung Ciong lam san ini dalam
keadaan utuh? "
Baru saja ia menutup mulutnya enam orang tua baju
kuning itu sudah pada maju menghampiri dan berlutut
dihadapannya sembari berkata,
"Teecu, Ciong lam Cit hiong disini menjumpai Ciang bun jin
..... "
"Sudahlah, silahkan kalian bangun! "
ENAM orang tua baju kuning itu lantas bangun dan berdiri
di samping.
Gadis baju merah juga lompat turun dari tembok
pekarangan dan menghampiri Tan Liong kemudian berkata
padanya dengan nada suara dingin.
"Kau pergi ke lembah Lui in kok bukan saja tidak berhasil
melakukan suatu pekerjaan sebaliknya malah terlantarkan
urusan besar. Tahukah kau bahwa partai Ciong lam san
hampir saja musnah di dalam tanganmu sendiri? "
Tan Liong yang ditegur secara demikian wajahnya merah
seketika. memang sebenarnya ia sendiri yang pergi ke lembah
Lui in kok hendak menyatroni Thian seng hwee, bukan saja
tak berhasil dalm usahanya, sebaliknya malah menelantarkan
urusan besar.
Dengan mulut membungkam ia mengawasi gadis baju


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merah itu sejenak, kemudian mengawasi Cie Bun bun seraya
berkata,
"Hu Hweethio, hari ini aku suruh kau tinggalkan bangkaimu
di gunung ini. "
Cie Bun bun unjukkan ketawanya yang dibuat-buat
kemudian menjawab,
"Ciang bun jin, aku beritahukan padamu nasibnya Ciong
lam pay hanya tinggal beberapa detik saja. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong lalu berkata pada enam orang tua baju kuning.
"Semua anak murid partai kita, suruh mereka seluruhnya
mundur ke dalam gedung perkumpulan, jangan ada yang
ketinggalan. "
Enam orang tua baju kuning itu dengan sikapnya yang
menghormat menerima baik perintah itu lalu berjalan menuju
ke medan pertempuran untuk menyampaikan perintah itu
kepada semua kawan-kawannya.
Siapa tahu selagi enam orang tua itu balikkan badannya
sudah ada sepuluh lebih orangnya Thian seng hwee yang
menghadang perjalanan mereka, satu diantaranya lantas
berkata dengan sikap yang congkak.
-o0o0dw0o0oJILID ke : 16
"Sahabat, kalian ingin pergi? Tidak begitu gampang he!?"
Keadaan sekarang menjadi tenang lagi. Tan Liong
wajahnya lantas berubah matanya memandang kearah
Pendekar Kalong bertiga kemudian berkata kepada mereka:
"Silahkan samwi Locianpwe bersama anak murid partai kita
mundur kedalam gedung perkumpulan."
Chiang hay Sin kun pendekar Kalong dan Yau san It hiong
pada anggukkan kepala sebagai jawaban, dengan perlahan
menghampiri dan kemudian berdiri berendeng dengan 6 orang
tua baju kuning itu.
Tatkala Chiang hay Sin kun bertiga baru saja bergerak,
kembali ada 8 orang-orangnya Thian seng hwee yang coba
merintangi dengan mata melotot.
Gadis baju merah yang menyaksikan itu semua keadaan,
agaknya teringat sesuatu, ia lantas membentak dengan suaraTiraikasih Website http://kangzusi.com/
keras kemudian ayun tangannya dan menyerang orang-orang
Thian seng hwee yang hendak merintangi perjalanan orang
orang Ciong lam pay dan rombongan pendekar Kalong,
Serangan secara tidak terduga-duga yang dilakukan oleh
gadis baju merah itu ada mengandung kekuatan tenaga dalam
demikian hebat karena ia melakukan serangannya itu dengan
tenaga sepenuhnya.
Sembari melancarkan serangannya gadis baju merah itu
barseru :
"Tuan tuan lekas jalan ... "
Mendengar seruan gadis baju merah itu rombongan
pendekar Kalong dan Ciong lam Cit Hong juga lantas bergerak
melancarkan serangan mereka.
Serangan itu ada demikian hebat. 18 orang-orangnya Thian
seng hwee yang tadi hendak merintangi perjalanan mereka
terpaksa pada lompat mundur untuk menghindarkan serangan
itu. Dalam waktu sekejap Chiong lam Cit hiong dan rombongan
pendekar Kalong sudah berhasil membikin jebol rintangan
orang-orang.
Ketika orang-orangnya Thian seng hwee mengetahui itu
semua orangnya Ciong lam pay tarnyata sudah berada
dibawah tembok pekarangan. Sambil keluarkan suara
geraman hebat, orang orangnya Thian seng hwee itu dengan
serentak maju menyerbu dan lari menuju kegedung
perkumpulan.
Gadis baju merah ita lantas balikkan badannya dan
menghadang didepan mereka, kemudian membentak dengan
suara keras.
"Apakah kalian benar benar sudah bosan hidup? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia lalu ayun tangannya dengan beruntun melancarkan
serangaanya.
Orang orangnya Thian seng hwee itu tidak menduga kalau
gadis baju merah itu mendadak turun tangan dan
melancarkan serangannya yang begita dahsyat dan aneh.
Mereka masih mencoba hendak menyingkir tapi sudah tidak
keburu, dua diantara mereka yang berada dipaling depan
sudah lantas menjadi korban hingga seketika itu juga lantas
roboh sembari mengeluarkaa jeritan ngeri !
Gadis baju merah ita berkata pula sambil ketawa dingin :
"Siapa yang sudah tidak sayangi jiwanya boleh coba-coba
maju !"
Di balik parasnya yang cantik ayu laksana bidadari, lapatlapat ada diliputi napsu pembunuhan yang sangat menakutkan
hingga orang orangnya Thian seng hwee yang menyaksikan
itu dengan tanpa sadar pada mundur dua tindak.
Siao hun lie Cie Bun bun diam-diam juga terperanjat tapi
itu hanya sebentar saja kemudian ia keluarkan perintahnya
dengan suara keren.
"Semua anak buah Thian seng hwee dengar baik-baik.
Siapa yang takut mati dan tidak berani maju nanti akan
dihukum menurut peraturan perkumpulan!"
Mendengar perintah wakil ketuanya semua anak buah
Thian seng hwee semangatnya bangun lagi, satu diantaranya
lantas maju dan berkata kepada gadis baju merah.
"Kita justru hendak coba coba kepandaian nona "
Tan Lioag lantas maju kedepan dan berdiri berendeng
dengan gadis baju merah kemudian ia membentak.
"Siapa yang ingin mampus boleh maju saja jangan malumalu ..... !"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siapa nyana ketika mendengar suara bentakan Tan Lioag
itu semua anak buahnya Thian seng hwee yang tadi sudah
pada bergerak mendadak lantas berhenti bertindak.
Tan Liong yang berdiri di sampingnya gadis baju merah
saat itu dengar suaranya gadis itu yang diucapkan sangat
perlahan sekali.
"Ciang hun jin kau masih mempunyai bom Pek lek tan atau
tidak ? "
Suara itu ada demikian halus dan perlahan sekali hingga
orang-orangnya Thian seng hwee tidak ada satupan yang
dengar.
"Masih ada sebuah !" jawaban Tan Liong yang juga dengan
perlahan sekali,
"Sekarang ini jika tidak menggunakan bom Pek lek tan
barangkali mereka akan terus membandel "
"Aku tadi suruh Ciong lam Cit hiong dan rombongan
pendekar Kalong menyingkir dari medan pertempuran
maksudku ialah hendak menggunakan bom itu "
"Nanti kalau orang-orangnya Thian seng-hwee itu sudah
mulai turun tangan kau harus mencari kesempatan yang
paling baik sambitkan bom itu kearah mereka asal kau dengan
perkataan "berhenti dulu!" aku nanti akan pura-pura hentikan
seranganku. aku juga yakin bahwa mereka nanti setelah
mendengar seruanmu itu, tentunya pada terkejut dan
hentikan serangannya, saat itulah ada merupakan saat yang
paling baik, hingga kau boleh sambitkan bommu yang amat
dahsyat itu.
Tan Liosg anggukkan kepala. tapi pembicaraan mereka ita
tidak dapat didengar oleh orang orangnya Thian seng hwee.
mereka cuma heran mengapa kedua muda mudi itu pada
kasak kusuk dan tidak segera bergerak melakukan serangan?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cie Bun-bun yang menyaksikan Tan Liong berdiri bahu
membahu dengan gadis baju merah itu, dalam batinya
mendadak timbul perasaan jelus, perasaan jelus itu mengapa
timbul secara mendadak ketika ia menyaksikan kelakuan Tan
Liong dan gadis baju merah yang tampaknya begita intim, ia
sendiri juga tidak mengerti.
Diam-diam ia kertak giginya sendiri, sedang dalam hatinya
berpikir! Kalau dibanding dengan ayahnya, dia kelihatannya
lebih tampan dan romantis, jika mau berkenalan dengan dia.
tidak percaya hidupku ini !.
Perempuan ini sesungguhnya terlalu gila ia sama sekali
tidak pikir, bahwa Tan Liong adalah anak Tan Chiang Bin,
yang sekarang ada merupakan suaminya sendiri. Bagaimana
ia bisa memikir yang bukan-bukan?"
Dan oleh karena pikirannya yang gelo itu maka timbullah
napsu hendak membawa kabur dirinya Tan Liong dalam waktu
secepat mungkin.
Sambil unjukkan ketawanya yang di bikin-bikin setelah
matanya menyapu orang-orangnya sejenak, kembali ia
mengeluarkan perintahnya:
"Siapa-siapa yang tidak berani maju aku akan hukum
dengan menggunakan peraturan perkumpulan "
Perintah ita benar benar telah berhasil dua puluh lebih
orang-orangnya Thian seng hwee lantas menyerbu dengan
serentak !
Tan Liong juga membentak keras, tangan kanannya diayun.
sedang tangan kirinya dengan kecepataa bagaikan kilat sudah
menggenggam bom Pek lek tan yang tinggal satu satunya itu.
Perbuatan Tan Liong yang dilakukan sedemikian cepatnya
itu, jangan kata orang-orangnya Thian seng hwee dapat
mengetahui sekalipun Cie Bun bun sendiri juga tidak dapat
lihat.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong setelah melancarkan serangannya segera disusul
oleh gadis baju merah itu yang dengan sekaligus sudah
melancarkan dua kali serangannya.
Disamping itu Tan Liong juga sudah siap dengan bomnya
yang setiap saat bisa meluncur keluar dari lengannya.
Pembunuhan besar-besaran segera akan terulang lagi
diatas gunung Ciong lam san.
Gadis baju merah itu setelah melancarkan dua kali
serangannya kembali lompat maju dan melancarkan
serangannya yang lebih hebat dua puluh lebih orang-orangnya
Thian seng hwee yaag masih belum sadar kalau diri mereka
sedang menghadapi bahaya maut juga dengan serentak
menyambuti serangan kedua muda-mudi itu,
Tiga jari tangan kiri Tan Liong sudah menjepit bom Pek lek
tannya, lalu berseru dengan suara keras,
"T a h a n ! .... "
Dan berbareng dengan itu bom Pek lek tan sudah melesat
keluar dari tangannya dan meluncur kearah orang oraagnya
Thian seng hwee ...
Hampir berbarengan pada saat Tan Liong meluncurkan
bomnya dan ia sendiri melesat keluar kalangan bersama gadis
baju merah. Siao hun lie Cie Bun bun juga sudah lompat
melesat mengejar Tan Liong. ...
Orang-orangnya Thian seng hwee yang sedang bertempur
sengit tadi ketika mendengar seruan Tan Liong dan kemudian
melihat Tan Liong melesat keluar bersama si gadis baju merah
untuk sesaat pada melongo mereka masih tidak tahu apa yang
ditakutkan oleh kedua muda-mudi itu. Satu diantaranya
bahkan memaki :
"Hei kalian hendak berbuat apa?. . . ."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi belum lagi menutup mulutnya, tiba tiba terdengar
suara ledakan bebat, itu adalah bom Pek lek tan yang sudah
tiga kalinya beraksi dan kali ini diatas gunung Ciong lam san.
Ledakan bom yang amat dahsyat itu telah
menggoncangkan seluruh gunung, tanah, batu-batu pada
beterbangan ditengah udara, pohon-pohon besar pada
tumbang! Tembok pekarangan gedung perkumpulan Ciong
lam pay juga turut ambruk!
Diantara suara ledakan bom itu diselingi oleh suara jeritan
mengerikan dari orang-orangnya Thian seng hwee yang
dijadikan sasaran dari bom tersebut.
Suatu pemandangan yang mengerikan di mana daging dan
darah manusia pada berterbangan dan berhamburan di tanah,
seperti apa yang telah terjadi di pusatnya perkumpulan Thian
seng hwee, kini telah terulang kembali digunung Ciong lam
san! Dua puluh lebih orang-orangnya Thian seng hwee yang
termasuk orang-orang pilihan, tidak ada satupun juga yang
terluput dari bencana tersebut.
Hanya wakil ketua mereka Cie Bun bun yang tidak turut
bertempur dapat meloloskaa diri dari bahaya maut itu.
Suara ledakan sudah sirap....
Suasana dipegunungan Ciong lam san kembali pada
asalnya yang sunyi senyap!
Bangkai dan potongan kaki tangan manusia berserakan di
tanah, darah mengundang suatu pemandangan yang sangat
mengerikan.
Sebuah bom Pek lek tan kembali membuat Thian seng
hwee kehilangan 20 lebih anggotanya yang terpilih kuat.
Orang-orang itu yang semua ditugaskan untuk menaklukkan
partai Ciong lam san kini ludes seluruhnya!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua kejadian ini mungkin Bong bin Sin kiam sendiri juga
dibikin terkejut.
Setelah suasana tenang kembali gadis baju merah balik lagi
ke tempat bekas ledakan bom. ketika menyaksikan semua
pemandangan itu hatinya juga merasa terharu.
Pada saat itu dari dalam Ciong lam pay ada berjalan keluar
Chiang hay Sin kun Yau san It hiong dan pendekar Kalong.
Ketika mereka menyaksikan pemandangan yang mengerikan
itu juga pada pejamkan matanya.
Suara tindakan kaki yang sangat ramai telah terdengar dari
gedung Ciong lam pay kemudian nampak 12 orangnya Cionglam pay yang menggiring seorang gadis jelita baju kuning
dengan tindakan lambat-lambat berjalan menuju keluar.
Gadis baju merah begitu melihat munculnya gadis baju
kuning itu segera mengetahui bahwa gadis baju kuning ita
adalah Oey Bwee Cian yang pada saat itu mewakili kedudukan
Ciang bun jin partai Ciong lam pay yang masih lowong !
Gadis baju kuning itu meski usianya masih muda sekali,
tapi sudah memegang tampuk pimpinan satu partai besar,
sesungguhnya ada amat berat baginya.
Gadis itu mempunyai kecantikan paras yang jarang ada
timpalannya diatas potongan wajahnya yang tirus bagai telur,
dihiasi oleh alis hitam lentik. sepasang mata jeli hitam mulut
kecil bagaikan buah delima serta hidung mancung dan pipi
merah montok bagai buah apel.
Menyaksikan kecantikan dan jalannya gadis itu yang sangat
luwes. sampai gadis baju merah yang juga tergolong wanita
cantik menjadi kesima.
Jika ia tidak melihat dengan mata kepala sendiri, ia benar

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

benar tidak akan percaya bahwa didalam dunia ada wanita
yaag begitu cantiknya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kecantikannya Yao Lie lu boleh dibilang sudah cukup
menggegerkan dunia Kang-zsouw tapi kecantikannya Oey
Bwee Cian ada sepuluh kali lipat dari kecantikanya Yao lie lu?
Chiang hay Sin kun cs yang melihat Oey Bwee Cian diamdiam juga pada tercengang semua pada memuji
kecantikannya.
Gadis baju merah itu setelah sekian lama berdiri kesima lalu
maju memberi hormat dan berkata kepada Oey Bwee Cian :
"Nona ini barangkali yang pada saat ini mewakili
memegang tampuk pimpinan partai Ciong lam pay ?"
Gadis baju kuning itu tersenyum, satu senyuman yang
sangat menggiurkan!
"Nona tidak perlu memakai banyak peradatan partai kita
sangat berterima kasih atas bantuan tenaga nona dan ketiga
Locian pwee sehingga tak sampai musnah. Oey Bwee Cian
atas nama Ciang lam pay di sini banyak mengucapkan terima
kasih.
Tiba tiba ia berhenti sejenak, matanya nampak berputaran
dan kemudian menanya,
"Nona, numpang tanya dimana Ciang bun jin kita?"
Gadis baju merah terkejut, benar saja saat itu ia baru tahu
kalau Tan Liong tidak ada disitu. Maka ia lantas berkata :
"Hai! Kemana dia pergi?"
Ucapan gadis baju merah itu telah mengejutkan semua
orang. Mengapa Tan Liong mendadak menghilang?
Gadis baju merah itu matanya berputaran ia telah
mendapat kenyataan bahwa Cie Bun bun juga tidak ada disitu,
ia agaknya ingat sesuatu maka lantas berkata.
" Celaka! ...... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demi didengarnya pertanyaan gadis baju merah itu
berubah wajah semua orang.
"Adakah mungkin Ciang bun jin Ciong lam pay kalian tewas
di antara ledakan bom Pek lek tan tadi?" demikian si Pendekar
Kalong bertanya. Dan si wakil Ciang bun jin - Ciong lam pay
yakni nona Oey Bwee Cian serta anggota partai Ciong lam pay
lainnya rata-rata sedang tujukan pandangan mata mereka ke
arah gadis baju merah yang berdiri pula di situ.
"Tidak mungkin dia gugur kalau cuma bom Pek lek tan
meledak sekali atau dua kali. Menurut dugaanku ada
kemungkinan besar dia sudah tertawan oleh Siao hun lie Cie
Bun Bun." Ini adalah jawaban si gadis baju merah atas
pertanyaan si Pendekar Kalong, mewakili orang-orang Ciong
lam pay itu,
Chiang hay Sin kun, Pendekar Kalong dan Yau san It hiong
serta lainnya waktu itu tampak celingukan mencari-cari apa
yang ingin dilihatnya adalah si genit wakil ketua Thian seng
hwee yang benar saja waktu bayang-bayangnya sajapun tidak
kelihatan.
Sementara itu gadis baju merah sudah melanjutkan pula
katanya. "Harap nona wakil ketua suka memberi perintah
semua anak murid Ciong lam pay supaya selekasnya
mengadakan penyelidikan didaerah sekitar Ciong lam san sini.
Masih mungkin Ciang bun jin kalian itu belum lagi dibawa jauh
dari Pegunungan ini,
Wanita baju merah itu berpesan demikian dengan dia
sendiri yang sudah lantas gerakkan badan dan lompat lebih
dahulu mengambil arah dimana Tan Liong tadi dilihatnya
mengejar Siao hun lie.
Begitu melihat gadis baju merah sudah bertindak Oey Bwee
Cian juga keluarkan titahnya. Semua anak murid Ciong lam
pay yang ada disitu dimintanya snpaya segera berpencar danTiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencari jejak Tan Liong dan semua lalu bubaran setelah
mengatakan "Teecu sekalian terima titah."
Sesaat lamanya suasana diatas bukit dan tegang orangorang yang ditugaskan mencari masing-masing membawa
perasaan hatinya sendiri-sendiri kuatir dan gelisah.
Jika Tan Liong benar-benar tertawan atau binasa oleh si
centil Siao hun lie Cie Bun Bun bagaimana akibatnya nanti
akan segera runtuhkan Ciong lam pay? Akan segera hapuskan
nama partai besar itu dari rimba persilatan. Apa yang akan
dialami oleh gunung Ciong lam san dalam menerima algojoalgojonya yang kejam?
Semenjak si gadis baju merah melihat Tan Liong mengejar
Siao hun lie dengan jangka waktu sekian lama tanpa
kembalinya pemuda itu. wakil ketua Thian seng hwee yang
centil genit itu telah dapat menguasai hidup matinya ketua
Ciong lam pay tersebut.
Adapun maksud Siao hun lie Cie Bun Bun dengan
memancing Tan Liong itu adalah semata-mata dari dorongan
nafsu iblisnya yg hendak melampiaskan kegairahan dalam
dirinya terhadap anak muda tampan gagah sebagai Tan Liong
itu. Sebagai seorang cabul sudah tentu dengan sendirinya dia
tidak suka melepaskan mangsa yang sudah lama di "incar"
nya itu saja, Semua orangpun umum tahu kalau Siao hun lie
Cia Bun bun adalah seorang wanita yang centil genit lagi
cabul. Ebook by : Dewi KZ, Aditya, aaa, Budi S, Nico
kangzusi.com Sejak menyaksikan Tan Liong berdiri bahu
membahu dengan gadis baju merah sebenarnya telah ada
perasaan cemburunya bahkan berahinya telah meluap
sedemikian rupa hingga apabila ada sedikit kesempatan saja
mau dia segera melaksanakaa nafsu binatangnya. Dia sudah
tidak kenal apa arti kata "malu", Pendeknya Tan Liong adalah
putera Tan Chiang Bin yakni suamiaya sendiri. Agaknya dia
sudah tidak mau ambil peduli iagi. Apa peduli pntra kandung
apa kek anak tiri kalau sudah ku "naksir" harus danTiraikasih Website http://kangzusi.com/
kudapatkan. Begitu mungkin pendapat orang cabul doyan laki
laki. Nafsu berahinya sudah membikin butek pikirannya yang
waras sudah membuat dia mata gelap sudah lupa dia akan
tegala galanya. Dia maui Tan Liong dia harus dapatkan Tan
Liong. Begitu cuma jalan pikirannya.
Menilik kembali kejalan cerita yang semula adapun sewaktu
Tan Liong bergerak hendak menyerang ibu tirinya Cie Bun Bun
tadi, begitu dia meledakkan bom Pek lek tannya, Siao hun lie
pun telah siapkan rencananya akan menjalankan peranannya
sebagai perempuan pengambil sari laki laki,
Sebenarnya apa pun perbandingannya kepandaian Tan
Lioag jauh lebih tinggi di atas kebisaan Siao hun lie Cie Bun
Bun. ibu tirinya itu akan tetapi ketidak beresan kala itu
menguasai kepalanya. Ia sendiripan agaknya tidak mengetahui
mengapa setiap kali didekati wanita itu kakinya selalu
melangkah ke belakang. Siao hun lie yang mengetahui
kesempatan sebaik itu tentu tidak disia-siakannya lebih lama,
Cepat luar biasa tangannya mengulur maksudnya ingin
menotok jalan darah Ma hiat dibadan Tan Liong.
Kegesitan Siao hun lie dalam pergerakannya kala ita
memang diluar dugaan Tan Lioag. Mungkin terdorong oleh
hawa nafsunya yang telah meluap-luap wanita itu jadi dapat
mengadakan penyerangan sehebat itu. Sampai-sampai dengan
kepandaian tinggi yang dimiliki pemuda Tan Lioag pada waktu
itu ternyata masih tidak berhasil dia yang niat mau
menghindarkan serangan tersebut. Anak muda ini tahu-tahu
cuma merasakan padanya baal, kaku, otaknya bagaikan
terputar-putar dan kepala pusing ....
Pada waktu itulah Siao hun lie menyambar tubuh Tan Liong
dia perdengarkan ketawa puasnya lalu lari memasuki rimba.
Di dalam rimba dia bagai mencari apa-apa, tidak selang
berapa lama melompat dia ke bawah yakni kesebuah lembah
yang didepannya nampak berdiri megah sebuah tebing.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di sebelah kanan dari tebing tersebut terdapat satu lubang
gua dan Siao hun lie yang telah sampai dilembah terus
mengempit tubuh Tan Liong memasuki gua tersebut. Dengan
demikian nasib Tan Liong waktu itu sudah ketahuan akan
bagaimana dia kini berada dalam pondongan hangatnya Cie
Bun Bun.
Tepat pada detik dikala Siao hun lie melangkahi mulut gua
setindak dari kejauhan terampak satu bayangan berkelebatan
tubuh langsing itupun tengah berlari mengambil arah kegua
tersebut.
Namun bahaya kadangkala tak dapat dicegah. Pada saat
itulah ketika baru saja bayangan langsing tersebut tiba
dilembah didepannya tahu-tahu ada tiga orang berseragam
kuning yang mencegat jalanan. Orang-orang yang belakangan
disebut ini tiga laki-laki baju kuning itu ternyata adalah orangorangnya Ciong lam pay yang dapat tugas dari Oey Bwee Cian
wakil mereka untuk pergi mencari jejak Tan Liong. Mereka
sampai kelembah sesudah Siao hun lie berada di depan mulut
gua. Mereka tidak sengaja menghadang bayangan langsing
tadi, dengan sendirinya kalau mereka terkejut sekali ketika
satu bayangan mendadak muncul didepan mata. Seorang
diantara mereka setelah menatap paras orang didepannya,
lalu dengan suara dingin bertanya demikian, "Apa maksud
nona tengah malam buta rata seperti ini memasuki tempat
penting di daerah kekuasaan kami? "
Bayangan itu agaknyapun sama terperanjatnya seperti tiga
orang Ciong lam pay itu, tetapi cuma sesaat lain detik sudah
dapat menjawab pertanyaan orang baju kuning itu dibalikkan
dengan pertanyaannya sekalian.
"Untuk suatu keperluan. Adakah ketiga locian pwee ini
semuanya dari Ciong lam pay? "
"Benar. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bolehkah aku numpang bertanya, sudah pulang
kembalikah Ciang bun jin kalian ke pusat perkumpulan? "
"Ciang bun jin? "
"Ya! "
Tiga murid Ciong lam pay itu rupanya segera mengetahui
kalau dengan Ciang bun jin yang dimaksud oleh orang yang
menanya itu seorang gadis dia, pasti tidak lain daripada Tan
Liong adanya. Maka setelah berpikir antara sesaat lamanya
lalu balik bertanya,
" Dan nama nona yang mulia? Ada hubungan apa nona
denngan Ciang bun jin partai kami? "
Ketus suara orang itu, namun segera dia mendapat
jawabannya, "Namaku Hoan Giok Hoa, hubungan ...... aah!
Cuma ada sedikit keperluan buat cari dia. "
"Nona kenal dengan Ciang bun jin partai kami itu? "
demikian tanya pula salah satu orang baju kuning itu, yang
dijawab oleh Hoan Giok Hoa dengan satu anggukan kepala
saja, diapun lantas unjuk senyumnya yang menggiurkan, satu
senyuman kekanak-kanakan.
"Sungguh amat menyesal nona, Ciang bun jin kami meski
betul sudah kembali, tapi ada kemalangan menimpa dia
mungkin waktu ini ketua kami itu sudah dibawa kabur oleh
wakil ketua Thian seng hwee, Siao hun lie yang centil cabul
itu. Kami sekarang justeru sedang mencari jejak mereka
berdua. " sesaat dia berhenti lalu meneruskan, "Eh nona,
bagaimana kalau nona untuk sementara menunggu di pusat?
Kami akan mengantarkan kau kesana nona, tunggulah sampai
ketua kami kembali. "
Di paras Hoan Giok Hoa yang masih kekanakan nampak
kegelisahannya, tak menunggu habis uraian atau ajakan orang
tua itu, bertanya. "Dia dibawa kabur orang. Begitu
maksudmu? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, boleh jadi begitu. Mungkin juga dibikin celaka oleh
perempuan cabul itu! "
"Dia dalam bahaya! Aku ingin bantu kalian cari dia apa
boleh? Aku kuatir atas keselamatannya ditangan perempuan
genit itu! "
Perasaan gelisah, kuatir serta perhatian nona itu untuk Tan
Liong yang begitu besar, tiada luput dari sasaran mata ketiga
orang baju kuning itu, yang mengetahui itu dari
pembicaraannya, parasnya yang jujur dan sikapnya yang
begitu sungguh-sungguh. Semua apa yang mereka lihat itu
adalah dari atas satu paras yang cantik manis tapi masih
kekanakan.
"Tentu saja boleh bantu kami cari jejak mereka. " demikian
jawab ketiga orang itu serntak dan setelah mana tanpa
menantikan jawaban Hoan Giok Hoa lebih lanjut lantas
berpencaran dalam usaha yang tetap sama mencari Tan
Liong.
Hoan Giok Hoa sesaat nampak berdiam diri dan melongo,
lalu pergi mencari juga.
Tapi siapapun sebenarnya tidaklah mengetahui kalau Siao
hun lie pada saat itu telah lama masuk didalam gua.
Di dalam gua, Siao hun lie setelah ketawa sepuasnya,
meletakkan tubuh Tan Liong ke tanah. Ditatapnya wajah
cakap tampan orang yang rebah tak sadarkan diri itu diamdiam berkata kepada dirinya sendiri, "Satu wajah yang amat
tampan! Sekalipun Phoa An dijaman dulu barangkali cuma
nempil sepucuk hidungnya saja. Pantas banyak perempuan
tergila-gila padanya. ....
Wanita ini berpikir demikian, napas birahinya lantas
berkobar tanpa terkendali lagi. Keua pipinya merah membara,
hatinya memukul kuat.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perlahan-lahan dia membungkukkan badan diciumnya pipi
pemuda itu lalu berkata seolah-olah orang tengah mengigau.
"Ah manisku, aku bisa mati di dalam pelukanmu. "
Wanita itu sebetulnya terlalu genit sekali. Tan Liong yang
pada saat itu sudah tertotok jalan darahnya tak mengetahui
apa yang terjadi atas dirinya sudah tentu mandah saja
diperlakukan demikian olehnya.
Dengan tingakah laku seperti orang kalap Siao hun lie
mencium pipi dan bibir Tan Liong berulang-ulang sekali dan
lagi, sekali lagi rupanya dia tak tahan lagi membendung napsu
birahinya yang kian berkobar, napasnya tersengal-sengal.
Dia tahu benar apabila saat dia membuka totokan pada
jalan darah Tan Liong untuk membebaskannya sudah tentu
pemuda tersebut takkan sudi menuruti kehendaknya. Jika
menggunakan obat yang dapat menimbulkan napsu birahi
buat ciptaannya sendiri yang diberi nama Siao hun san ia
merasa tak tega.
Sebab obat Siao hun san itu adalah satu obat penimbul
napsu birahi yang amat ganas dan jahat. Siapapun yang
pernah menelan obat tersebut harus bersetubuh dengan lain
kelamin baru dapat melampiaskan hawa napsunya. Dan
pengaruhnya atas kekuatan badan kaum pria demikian besar
sekalipun apabila telah makan obat tersebut harus makan obat
pemunahnya serta beristirahat setengah bulan lamanya baru
dapat pulih kembali kesehatannya.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siao hun lie Cie Bun bun nampak bersangsi sejenak.
sebenarnyalah dia merasa tak tega mempergunakan obat
ampuhnya tersebut, tetapi terpengaruh oleh napsunya yang
kian menghebat, merasa kecuali dengan jalan demikian tak
ada jalan lain pula yang dapat ditempuhnya.
Demikianlah sebentar kemudian dikeluarkannya juga
sebungkus obat Siao hun san yang lantas juga dicekokkan keTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam mulut Tan Liong setelah itu barulah dibukakannya
totokan yang menutup jalan darah Tan Liong.
Tan Liong yang sudah terbuka totokannya segera siuman.
Pada saat itu pikirannya masih waras, maka begitu cepat
merasa sadar dia melompat bangun dan berdiri. Ia mengawasi
keadaan sekitarnya ketika matanya itu berhenti pada satu
wanita. wajahnya berubah seketika. "Kau! .... kau mau bikin
apa? "
Tan Liong membentak Siao hun lie demikian, namun wanita
itu cuma tertawa terkekeh-kekeh dan dengan ayal-ayalan
menjawab, "Astaga! Mengapa kau begitu galak sih? Aku cuma
mau mencari kesenangan saja dengan dikau wahai pujaanku
...... "
Tan Liong memucat selembar pipinya, "Kau berani! " begitu
cuma teriaknya.
"Mengapa tidak? Kau sudah membunuh 30 lebih orangorang perkumpulan Thian seng hwee kami. Jikalau kau baikbaik suka menuruti kehendakku, rekening ini bolehlah dibilang
habis semua. "
Tan Liong gusar sekali badannya sampai gemetaran keras.
Dengan bengis dia lalu membentak. "Kau perempuan cabul
tak bermalu! Akan kuambil jiwamu! "
Membarengi perkataan terakhirnya pemuda ini menerjang
Siao hun lie!
Siapa tahu serangan itu belum lagi mengenai pada
sasarannya, otaknya dirasakan pusing, hawa panas dengan
cepat mengalir disekujur badannya sampai terus kebagian
bawah. Tan Liong manalah pernah akan sadar obat Siao hun
san yang diberikan oleh Siao hun lie itu meski bekerjanya tak
cepat, akan tetapi apabila orang yang diberikan obat itu
bergerak terlalu melampaui batas apalagi hamburkan tenaga
dalamnya, bekerjanya obat jadi lebih cepat, pengaruhnya akan
luar biasa hebat!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat itu Tan Liong merasa seperti mendusin lantas memaki.
"Kau .... Kau pernah berikan aku obat apa? "
"Wahai anak manis, aku pernah berikan kau makanan yang
lejat bukankah berarti aku suka padamu? " demikian Siao hun
lie menjawab sambil ketawa genit.
Tan Liong buru-buru atur pernapasannya tetapi dengan
demikian tidak bedanya bagai api ditambah minyak nertambah
hebat napsu berahinya, pikiran warasnya perlahan-lahan mulai
buyar dan sebagai gantinya adalah napsu berahi timbul yang
sukar dikendalikan.
Napsu jahat itu membakar seluruh hatinya mempengaruhi
segala budi pekertinya, wajahnya nampak merah membara,
napasnya tersengal-sengal, matanya beringas.
Hawa napsunya itu akhirnya telah memusnahkan semua
pikiran waras serta segala akal murninya. Ia memandang
paras Siao hun lie dengan mata membara. Kemudian, dengan
secara mendadak bagaikan kerbau gila dengan satu gerakan
?macan lapar menerkam kambing? ditubruknya ibu tirinya itu.
Itu memang yang diharap harapkan Siao hun lie. Dia
mandah saja ditubruk demikian bahkan lantas merangkulnya
dengan erat sekali.
Suatu perbuatan mesum yang terkutuk segera akan terjadi
didalam gua yang gelap menakutkan itu, tiba-tiba ......
Diluar gua mendadak terdengar suara kaki orang menindak
masuk, disusul pula kemudian dengan suara orang perempuan
yang berkata,
"Benarkah nona Hoan pernah lihat orang masuk kemari? ".
Dan segera pula terdengar jawaban dari pertanyaannya itu,
pun suara perempuan yang nada dan suaranya lain dari yang
semula. "Aku memang pernah melihat sekelebat bayangan
orang, tapi mereka itu adakah siao hun lie yang sedang
membawa engko Tan atau bukan masih belum tahu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siao hun lie yang mendengar percakapan diluar berubah
parasnya seketika. Ia maklum kalau jejaknya telah diendus
orang. Waktu itulah dia sedang ditubruk Tan Liong, hingga
lantas didorongnya tubuh pemuda itu dengan kuat, setelah
rapihkan pakaiannya dia bangkit.
Diluar gua keadaan sunyi senyap.
Sebentar kemudian terdengar pula suara perempuan yang
buka suara mula-mula. "Kalau begitu, biarlah aku yang masuk
untuk memeriksa. Barangkali benar ada disini. "
Baru saja wanita itu mengucapkan perkataannya sampai
disitu, mendadak terdengar suaranya Tan Liong didalam yang
berkata, "Aku mau ...... aku mau ...... aku mau ...... lekaslah
...... ! "
Dua wanita yang datang dan bercakap-cakap itu ternyata
adalah gadis baju merah dengan Hoan Giok Hoa! Ketika
mereka mendengar Tan Liong begitu bernafsu mereka
mengeluh dalam hati. Tetapi tak ayal mereka lekas-lekas
masuk kedalam gua.
Begitu melihat gadis baju merah itu sudah masuk kedalam
gua, Hoan Giok Hoa juga segera lompat menyusul.
Kedatangan kedua gadis yang belakangan ini, membikin
buyar segala hawa nafsu yang mengeram ditubuh Siao hun
lie. Si genit cabul ini buru-buru pergi tinggalkan Tan Liong
sendirian dan menerjang keluar.
Gadis baju merah itu sewaktu melihat ada satu bayangan
menerjangnya secara mendadak, sesaat dia terperanjat. Selagi
dalam keadaan demikian itu, serangan Siao hun lie sudah
ditujukan kearah dadanya.
Gadis baju merah itu tahu hebatnya serangan tiba-tiba itu
tidak berani menyambuti secara sembarangan, cepat bagai
kilat dia lompat mundur.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun demikian, tak urung dia merasakan darahnya
bergolak, badannya bergoyang-goyang.
Siao hun lie tahu bahwa serangannya yang mapuh itu tidak
berhasil membuat lawannya rubuh binasa, maka lantas
berseru dengan suara keras, "Budak hina! Serahkan jiwamu! "
Dan untuk kedua kalinya bagai banteng mengamuk
diterjangnya si gadis baju merah!
Sementara itu, dalam gua terdengar suara seseorang
berkata, "Kau dimana .. aku mau ...... " yang kemudian disusul
dengan mundurnya lagi sesosok bayangan yang lari keluar
dengan badan sempoyongan ......
Dialah tidak lain daripada pemuda Tan Liong pemuda yang
terpengaruh keras obat pelesir yang jahat tadi. Dia orang tak
mampu mengendalikan perasaannya sendiri, apa yang
dikehendakinya adalah cuma melampiaskan hawa nafsunya
saja. Apabila dalam waktu setengah jam kemudian dia tidak
dapat melampiaskan hawa nafsunya itu maka hawa nafsu itu
akan menyerang balik badannya yang akan membawanya
kelubang maut.
Marilah kita tengok Siao hun lie yang sengit menerjang si
gadis baju merah. Gadis ini yang telah diserang dua kali,
hanya mengelit atau mengegos saja, dia maklum datangnya
serangan-serangan itu terlampau amat dahsyat. Diapun
mengerti, kalau hanya mengandalkan kekuatan dan tenaganya
sendiri belum dapat menandingi kekuatan Siao hun lie. Itulah
sebabnya dia hanya mengelit dan mundur-mundur saja.
Sementara itu Hoan Giok hoa sudah dapat melihat Tan
Liong yang lari sempoyongan keluar gua, secepat itu pula ia
maju menyongsong sambil berseru memanggil, "Engko Tan
...... "
Dengan air mata bercucuran ditubruknya pemuda yang
masih sempoyongan itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong yang saat itu tak dapat menguasai pikirannya
karena nafsu birahinya sedang meluap-luap, ketika Hoan Giok
Hoa maju menubruknya dia tidak tahu jelas siapa adanya
orang yang menubruknya itu. Dia hanya tahu dialah pasti
perempuan, dia memeluk dan mencabik-cabik pakaian gadis
itu. Hoan Giok Hoa amat terkejut, dalam kagetnya ia berteriak,
"Engko Tan !! "
Tetapi Tan Liong dengar suara itu, dia hanya mengatakan
perkataan, mengulangi dan mengulangi lagi perkataan, "Aku
mau ...... " nya itu. Selanjutnya dia lantas rubuh bergulingan
dengan tangannya masih tetap merangkul Hoam Giok Hoa
dengan erat.
Gadis baju merah yang menyaksikan keadaan tan Liong
demikian seketika itu parasnya berubah pucat pasi. dengan
suara bengis dia menegur Siao hun lie, "Perempuan cabul!
Apa kau yang kasih obat Siao hun san padanya? "
Siao hun lie yang sudah mendongkol yang merasa
usahanya digagalkan oeh dua saingannya itu dengan suara
gwram segera menjawab, "Benar! Kau berani menghalanghalangi maksudku? Sekarang akan kuambil dulu jiwamu! "
Setelah itu kembali dia bergerak, lagi-lagi menerjang gadis
baju merah itu, beruntun sampai lima kali.
Serangan itu dilakukan begitu bernapsu membuat gadis
baju merah itu dengan perasaan terpaksa harus mundur
berulang-ulang.
Apabila tidak karena cukup tinggi ilmunya, barangkali saat
itu dia sudah roboh jadi bangkai oleh wanita cabul itu.
Dalam keadaan demikian, mendadak terdengar suara Hoan
Giok Hoa didalam yang meraung keras saat itu seluruh
pakaian gadis itu sudah terkoyak oleh tangan-tangan kuatnya
Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoan Giok Hoa benar-benar katakutan setengah mati.
Namun apalah daya? Dia seorang lemah dalam al demikian,
hanya air matanya saja yang mengucur deras mulutnya saja
yang keluarkan kata-katanya, " Engko Tan tidak boleh berbuat
begitu! ...... Aku takut ...... "
Namun demikian keluhan gadis itu cuma tinggal ratapan,
keluhan yang tak dapat menggoyahkan atau menggerakkan
Tan Liong dari pengaruh kuasa obat jahat itu maka
demikianlah akhirnya dengan air mata berlinang-linang gadis
ini harus mandah diperlakukan bagaimana saja oleh Tan
Liong.
Gadis baju merah itu yang menyaksikan kejadian merasa
jengah sendiri dengan suara bengis lalu menerjang, "Siao hun
lie. cabul! Tidak beda seperti binatang saja perbuatanmu! "
Dia sudah menyerang hebat walaupun tahu dia bukan
tandingan wanita centil itu.
Pada saat itulah tertampak lima bayangan orang yang lari
menuju kegua tersebut.
Gadis baju merah yang melihat kedatangan mereka itu
mendadak terbangun semangatnya dia menerjang lebih hebat
lagi hingga dalam waktu sekejap sudah balas menyerang lima
kali.
Pada saat itu lima bayangan itu sudah sampai di mulut gua.
Merekalah orang-orangnya Ciong lam pay.
Lima orang ini mendapatkan gadis baju merah sedang
bertempur sengit sekali dengan Siao hun lie, menjadi terkejut.
Lebih-lebih terperanjatnya mereka dilain sudut mereka melihat
suatu pemandangan yang demikian mesum ....
Seketika itu mereka melongo. Lama dalam keadaan
demikian ...... mendadak mereka dengar suara gadis baju
merah berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tuan-tuan kemari! Kalian boleh bunuh perempuan cabul
yang tidak tahu malu ini. "
Lima orang Ciong lam pay itu begitu mendengar panggilan
jadi kaget, mereka segera sadar. Demikianlah dengan adakan
kerjasama yang baik mereka menyerang Siao hun lie dari
berbagai jurusan.
Siao hun lie gusar dan cemas gatinya.
Dia tahu dalam keadaan demikian bagaimanapun sudah
sukar melepaskan diri dari kurungan enam lawan yang lihailihai itu.
Kini maunya ialah untuk kabur saja, setelah berpikir
demikian dia lalu membentak,
"Budak hina! Kau dengar ada satu hari nanti Siao hun lie
akan cari kau buat bikin perhitungan hari ini! Tan Liong sudah
makan obat Siao hun sanku, kalau tidak dapatkan
pemunahnya tidak akan ada harapan buat dia hidup lebih
lama! "
Setelah berkata demikian tubuhnya melesat keluar gua.
Lima orang Ciong lam pay lantas memburu sambil
berteriak-teriak.
"Perempuan tak tahu malu! Perempuan cabul! Mau lari
kemana? "
Tetapi gerakan mereka itu nyatanya lambat sedikit. Dalam
waktu sekejap itu tiada tampak lagi bayangannya Siao hun lie,
dia sudah kabur jauh!
Gadis baju merah itu mengawasi Tan Liong dan Hoan Giok
Hoa. Dia menghela napas, tiba-tiba merasakan bahwa dalam
hatinya sendiri seperti kehilangan sesuatu.
Juga seolah-olah seluruh pengharapannya ludes buyar
seketika itu juga. Dia ketawa menyengir, dengan roman
malas-malasan dia membereskan rambutnya yang awut-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
awutan dan kemudian berjalan keluar meninggalkan dua
orang yang masih berguling-gulingan itu.
Setibanya diluar gua kepada dirinya sendiri dia berkata,
"Ya, sudah waktunya aku pergi meninggalkan tempat ini dan
...... dia ...... "
Dia tertawa lagi seorang diri tetapi tertawanya itu
memperlihatkan tertawanya seorang yang patah hati.
Selagi dia hendak berlalu mendadak ingat pula dia kepada
sesuatu hal, dia merasa tidak boleh pergi begitu saja.
Apabila dia pada saat itu juga pergi meski Tan Liong telah
melampiaskan hawa nafsunya, kalau tidak ditolong pada
waktunya yang tepat tentu dia akan mati.
Mengingat ini, pikirannya mulai bercabang dua. Dengan
cara bagaimana dia bisa balik kembali ke dalam goa untuk
menyaksikan adegan mesum itu, sedang dia sendiri adalah
satu gadis yang masih suci?
Pada saat itu lima orang Ciong lam pay telah balik kembali
dengan tangan kosong. Seorang diantaranya sedang hendak
membangunkan Tan Liong.
Bukan kepalang kagetnya gadis baju merah menyaksikan
tindakan orang itu. Dia lantas membentak, " Locianpwee, apa


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau sudah tidak sayangi lagi jiwa Ciang bun jinmu? Apa kau
tidak ingin ketuamu itu hidup lagi? "
Orang tua dari Ciong lam pay itu mendengar teguran gadis
baju merah, segera urungkan maksudnya, mundur kembali.
Sambil mengawasi gadis baju merah dia bertanya, "Nona, apa
artinya semua ini? Apa yang terjadi? "
"Locianpwee, Ciang bun jin kalian sudah diberi makan obat
Siao hun san oleh perempuan cabul yang lari tadi. Kalau dia
tidak diberi kesempatan sebebas bebasnya melampiaskan
hawa napsunya, dia akan mati! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia berhenti sejenak kemudian berkata pula, " Jikalau hawa
napsunya sudah dilampiaskan habis, dia masih lagi
memerlukan obat pencegahan mengalirnya terus hawa
nafsunya itu. Kalau tidak begitu dia pasti akan mati kehabisan
tenaga. Locianpwee sekalian tentu sudah tahu bukan?
Bagaimana hebat dan jahatnya pengaruh kerjanya Siao hun
san itu. "
Seorang diantara kelima orang tua itu segera bertanya,
"Kalau begitu, bagaimana harus kita buat sekarang? "
"Locianpwee sekalian boleh pulang saja dulu, urusan disini
serahkan sajalah padaku. "
Semua orang Ciong lam pay itu mengangguk sementara
gadis baju merah itu sudah meneruskan berkata, "Mengenai
urusan ini, harap Locianpwee sekalian suka bisa simpan
rahasia jangan sampai tersiar diluaran. Bahaya dari tersiarnya
berita keluar kalangan orang sendiri tentu akan merosotkan
nama baik Ciong lam pay sendiri. "
Meskipun merasa berat dan malu, gadis baju merah itu
terpaksa menunggu terus menanti sampai Tan Liong sadar
kembali.
Mendadak terdengar suara Tan Liong bagai orang
kehabisan napas seakan-akan balon melembung besar yang
mendadak kempis.
Gadis baju merah itu segera sadar, kalau tidak segera dia
turun tangan akan cepat pula tamatnya riwayat Tan Liong.
Dengan cepat dia melompat mendekati, tangan kanannya
menampar pipi pemuda itu dengan sekuat tenaga!
Tan Liong yang merasa kesakitan seketika lantas tersadar.
Dia mendekam diatas badan Hoan Giok Hoa seperti tidak ingat
Sepasang Ular Naga 32 Boysitter Karya Muharram R Misteri Kalung Setan 4

Cari Blog Ini