Ceritasilat Novel Online

Pedang Pusaka Naga Putih 4

Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo Bagian 4


Subo ! Hong Ing memeluk garunya. Seng Bouw Nikouw balas memeluk dan
berkata, Hong Ing, bagus sekail kau dapat ikut sam-wi suci ini untuk datang ke sini.
Memang semenjak mendengar tentang kematian orang tuamu itu, dan aku merasa
khawatir sekali, karena dengan tak sadar kau bergaul dengan segala pemberontak
dan perampok.
Tapi, subo, tecu belum pernah berkenalan dengan pemberontak dan perampok
! bantah Hong Ing gemas.
Biauw Niang-niang tertawa gelak-gelak. Belum pernah ? Ah, anak bodoh. Kau
anggap siapakah orang-orang yang bertempur melawan kami itu ? Mereka adalah
pemberontak-pemberontak, penjahat-penjahat dan perampok yang hendak
mengacau negara, hendak memberontak untuk menjatuhkan Raja. Mereka itu
hendak membasmi semua alat pemerintah, semua pegawai negeri seperti ayahmu
dulu.
Mendengar ucapan ini, Hong Ing mengerutkan keningnya. Memang ia tak
pernah memperhatikan tentang ketata-negaraan dan politik, sehingga ia buta sama
sekali tentang kegiatan-kegiatan kaisar maupun para patriot. Mata sekarang ia
merasa bingung sekali. Han Liong dan kawan-kawannya itu anggauta pemberontak
? Ah, tak mungkin Han Liong orang jahat, apa lagi perampok, hal ini sampai matipun
ia takkan bisa percaya. Entah kalau orang-orang tua yang mengaku menjadi guruguru Han Liong itu, kelihatannya juga berwatak keras dan galak!
Melihat muridnya hanya tunduk dan agaknya bingung, Seng Bouw Nikouw
menghibur. Sudahlah, Hong Ing, jangan kaupusingkan semua ini. Kau masih terlalu
muda untuk dapat mengerti. Kau tinggal saja dengan aku disini dan. belajar ilmu
silat lebih lanjut. Aku akan minta sam-wi cici untuk membimbingmu, karena
kepandaian mu masih terlampau rendah, sedangkan dewasa ini banyak sekali
orang-orang jahat yang lihai berkeliaran.
Demikianlah, di bawah pengawasan Seng Bouw Nikouw dan di bawah
bimbingan Biauw Niang-niang yang lihai, Lie Hong Ing belajar silat dengan rajin.
Iblis wanita itu mengajarnya kiamhwat dari cabang Ngo-lian-pai yang gerakangerakannya cepat, ganas dan sigap itu. Dasar Hong Ing berotak terang, maka
beberapa bulan saja ia sudah dapat mewarisi banyak ilmu pedang yang istimewa.
Ia cerdik dan tahu bahwa gurunya dan semua orang di Istana Putih adalah musuh
Han Liong, maka tak pernah ia menceritakan kepada mereka bahwa ia pernah
mendapat ilmu silat dari pemuda itu.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 117
Di sebelah kanan Istana Putih itu ada sebuah rumah gedung bercat merah yang
mewah dan tampak agung. Pekarangan depannya lebar dan sekeliling rumah
berdiri pagar tembok yang tebal dan tinggi. Gedung ini adalah .tempat tinggal
seorang cianbu (kapten) she Tan. Tan cianbu adalah kapten dari barisan pengawal
kaisar yang berkepandaian tinggi dan mempunyai tenaga besar. Ia juga seorang
Han yang memang telah berketurunan dari nenek-moyangnya dulu selalu menjadi
orang peperangan. Tan cianbu terkenal bukan hanya karena ilmu silatnya yang
tinggi, tapi juga terkenal akan tabiatnya yang kasar, terus terang dan jujur. Ia tidak
suka akan hal-hal yang dirahasiakan atau dilakukan secara diam-diam, maka
biarpun ia tahu juga bahwa istana putih di sebelah rumahnya adalah tempat
berkumpul para orang kalangan kang-ouw yang diam-diam membantu kaisar
dengan jalan menerima hadiah-hadiah berharga, namun ia tidak perduli akan
mereka ini dan tidak mau tahu lama sekali.
Memang kaisar mempunyai tentara pengawal sendiri, tapi di samping itu, Co
thaikam, pembesar kebiri yang rangat berpengaruh pada masa itu, dengan diamdiam berhubungan dengan orang-orang gagah itu dan ia menggunakan bujukan
dan harta untuk membuat mereka ini mau bekerja di bawah perintahnya. Kaisar
yang mengetahui hal ini tak lain hanya menyatakan persetujuannya, karena Co
thaikam menyatakan bahwa orang-orang gagah itu perlu didekati dan
dipergunakan kepandaiannya untuk membasmi para pemberontak. Demikianlah,
maka terdapatlah dua rombongan pembela kaisar dan pemerintahnya, yakni para
pengawal kaisar merupakan tentara dinas dan para orang-orang gagah dari
kalangan kang-ouw yang merupakan kelompok pembantu rahasia.
Tan cianbu mempunyai seorang putera bernama Tan Un Kiong. Un Kiong baru
berusia tujuh belas tahun, wajahnya tampan dan tubuhnya tegap. Tetapi sayang
sekali, pemuda ini kelihatan ketolol-tololan dan dari kata-katanya menunjukkan
bahwa ia bodoh sekali. Ayahnya merata sengat sedih dan kecewa kalau melihat
putera tunggalnya ini. Ia sebenarnya sangat sayang dan cinta kepada anak satusatunya dan semenjak kecil dimanjakannya. Ketika masih kecil, Un Kiong adalah
seorang anak yang cerdik dan pintar. Tetapi entah mengapa, setelah ia berusia
tujuh tahun, mulailah tampak perobahan pada dirinya, dan gejala-gejala penyakit
tolol mulai terlihat. Tan-cianbu sengaja mengundang seorang guru untuk
mengajarnya ilmu surat menyurat, tetapi ternyata setelah berusia tujuh tahun, Un
Kiong rupanya malas sekali belajar. Apalagi kalau disuruh belajar silat, ia
menyatakan ketidaksenangannya. Pernah ayahnya sendiri mencoba dan
mengajarnya dasar-dasar ilmu silat, tetapi ia meniru gerakan ayahnya dengan
ngawur tidak keruan dan membuat ayahnya gemas dan putus asa. Tetapi karena
besarnya rasa sayang pada anaknya, ia tidak bisa marah dan dibiarkannya sajayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 118
anaknya menurut kemauannya sendiri. Hal lain yang mengherankan, semenjak kecil
Un Kiong tidak mau tidur dengan orang lain, biarpun dengan ibunya sendiri.
Semenjak usia tujuh tahun, ia menghendaki kamar sendiri dan tak boleh seorangpun
masuk ke kamarnya.!
Berbeda dangan ayahnya yang sama sekali tidak mau perduli dan tidak mau
kenal dengan penghuni Istana Putih, Un Kiong sering datang main-main kesitu.
Penjaga istana yang kenal baik padanya selalu menerimanya dengan hormat,
sedangkan para tamu yang terdiri dari orang-orang gagah itu, walaupun sebal
melihat pemuda tolol itu, namun di depannya mereka tersenyum dan menghormat
juga, karena mereka tahu pula bahwa pemuda tolol itu adalah putera Tan-cianbu
yang terkenal dan disegani.
Pada suatu pagi, ketika Hong Ing sedang belajar silat di bawah bimbingan Biauw
Niang-niang, tiba-tiba mereka berdua mendengus suara di tembok yang
memisahkan halaman Istana Putih dengan gedung Tan-cianbu. Mereka menengok
segera dan melihat kepala seorang muncul dari balik tembok. Ketika orang itu naik
ke tembok, ternyata ia adalah Tan Un Kiong yang naik dengan menggunakan tangga
bambu. Pemuda ini berdiri di atas tembok dengan sikap ketakutan, tapi ketika
melihat Biauw Niang-niang dan Hong Ing, ia tertawa sambil memaksa dirinya
berlaku tenang.
Biauw suthai tolonglah aku, katanya sambil mendekam di atas tembok, karena
ia tidak berani berdiri lebih lama lagi di atas tembok yang tinggi itu !
Eh, Tan-kongcu, kau hendak ke mana? Kau minta ditolong dalam hal apakah?
jawab Biauw Niang-niang dengan sabar. Kalau lain orang berani secara diam-diam
masuk ke situ, pasti sedikitnya ia akan kena damprat.
Biauw Suthai jangan marah....... aku...... aku mendengar suaramu semua dari balik
tembok dan mendengar suara angin pedang cici ini bersuitan. Hatiku tertarik dan
ingin melihat. Tidak tahu akan tembok ini begini tinggi, aku......, aku tidak bisa turun
lagi. Tolonglah carikan tangga dan pasang di sini, agar aku bisa turun dan menonton
cici ini belajar ilmu silat.
Hong Ing hampir tak dapat menahan geli hatinya dan menahan tertawa. Ah,
alangkah tololnya orang itu. Baru dua kali ia bertemu dengan Un Kiong ketika
pemuda itu mengunjungi istana putih. Biarpun bodoh dan tolol, pemuda itu tidak
pemalu. Begitu bertemu, ia berani mengajak bicara kepada Hong Ing dengan sikap
yang tulus dan jujur, hingga Hong Ing juga tidak malu menjawabnya. Agaknya
pemuda itu terlampau tolol untuk dapat bersikap kurang ajar terhadap wanita ! Tapi
di dalam hatinya, Hong Ing memandang rendah sekali kepada pemuda itu. Alangkah
jauh perbedaan antara Un Kiong dengan Han Liong !yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 119
Mungkin hanya kecakapan wajah dan keindahan pakaian sejalah yang ada pada
Un Kiong dan tak usah mengaku kalah, tapi jika dibicarakan tentang kepandaian,
baik silat maupun surat menyurat, Han Liong boleh diumpamakan emas dan Un
Kiong besi tua yaug berkarat !
Tan-kongcu bukankah sudah pernah belajar silat? Bukankah ayahmu seorang
ahli silat ternama? Masakan tembok yang sebegini tingginya saja kau tak mampu
melompatinya ? Hong Ing mengejek, sedangkan Biauw Niang-niang hanya berdiri
menertawakan.
Un Kiong memandang Hong Ing dengan mata terbelalak. Biarpun bodoh, tapi ia
masih mempunyai rasa kebanggaan. Mendengar kata-kata gadis itu ia tidak merasa
bahwa ia diejek, malahan merasa dipuji ! Maka sambil tertawa haha-hihi ia berkata,
Memang aku pernah belajar silat. Bahkan ayah telah mendatangkan banyak sekali
guru silat yang pandai. Aku pernah diajar oleh ayah untuk melompat ke atas, tetapi
melompat ke bawah.... ah sesungguhnya, belum pernah kupelajari. Entah mengapa,
untuk melompat ke bawah, baru melihat ke bawah saja, hatiku sudah tidak karuan
rasanya.
Kini Hong Ing dan Biauw Niang-niang tak dapat lagi menahan gelaknya. Un
Kiong merasa bahwa ia ditertawakan, maka ia berkata sambil mengangkat kepala
memandang, Coba cici tolong memberi contoh, melompatlah ke atas tembok ini,
kemudian aku hendak memperhatikan caramu melompat turun untuk kutiru
Biauw Niang-niang yang jarang melihat peristiwa lucu seperti ini timbul
kegirangannya dan ia menyuruh Hong Ing meluluskan permintaan pemuda tolol itu.
Dengan gerakan Hui-niauw-coan-in atau Burung Terbang Menerjang Mega, ia
melompat ke atas tembok dan berdiri di dekat Un Kiong dan berkata, Bagus, bagus
! Pemuda itu lalu berdiri dengan hati-hati, tubuhnya gemetar karena ia takut jatuh.
Nah, lihatlah, aku hendak melompat turun ! kata Hong Ing yang sengaja
menggunakan tipu lompat Koai-liong-hoan-sin atau Siluman Naga Jumpalitan. Ia
jungkir balik dengan poksai yang indah sampai tiga kali sehingga kakinya kelihatan
sangat ringan menginjak tanah.
Wah, gerakan cici sukar sekaki untuk ditiru. Mana aku bisa jungkir balik macam
itu. Biarlah aku melompat tanpa jungkir balik. Ia lalu membuat gerakan meniru-niru
sikap Hong Ing tadi, lain tubuhnya melompat turun bagaikan batu jatuh! Terdengar
suara bedebuk kerae dan debu mengepul ketika pinggul Un Kiong menimpa tanah
dan pemuda itu mengaduh-aduh beberapa kali. Untung baginya tidak ada tulangnya
yang patah atau kulitnya yang luka. Hong Ing dan Biauw Niang-niang tertawa makin
keras dan iblis wanita tua itu segera maju menolong Un Kiong berdiri.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 120
Kemudian Hong Ing melanjutkan latihannya bermain pedang dan ditonton oleh
Un Kiong yang duduk di atas sebuah batu penghias taman istana putih itu. Berkalikali ia memuji-muji keindahan gerak dan kelincahan Hong Ing. Lalu dengan
menggunakan setangkai kayu iapun bersilat meniru-niru gerakan gadis itu, tapi
gerakannya tak karuan sedangkan kuda-kuda kakinyapun sering terbalik hingga
kelihatannya sangat lucu!
Pada saat itu Kui Lan datang dengan wajah pucat, Celaka, subo! katanya
kepada Biauw Niang-niang setelah ia berada di depan gurunya.
Kui Lan tenanglah. Ada apakah maka engkau demikian ketakutan? tegur Biauw
Niang-niang.
Subo, celaka. Semua kamar telah diperiksa orang malam tadi !
Apa maksudmu?
Kui Lan hendak menjawab, tapi tiba-tiba ia tahan kata-katanya ketika melihat
Un Kiong berdiri di dekat situ. Wajahnya yang tadinya suram dan gelap diliputi
kekhawatiran, tiba-tiba menjadi terang ketika melihat pemuda itu. Eh, Tan
siangkong, kaupun berada di sini? tanyanya sambil tersenyum genit hingga
wajahnya yang hitam menjadi makin buruk. Memang Kui Lan semenjak melihat
pemuda tampan itu, telah lama ia merasa tertarik dan hati padanya.
Un Kiong mendapat teguran manis ini tertawa-tawa dan dengan muka bodoh
ia menjawab, Enci Lan yang hitam manis. Aku sudah lama disini menonton latihan
silat ini. Kau belum jawab pertanyaan Biauw Suthai.
Kui Lan baru ingat akan hal ini. maka buru-buru ia menghadap gurunya lagi.
Subo, semua kawan memberi keterangan bahwa kamar mereka tadi malam
kedatangan orang jahat yang memeriksa seluruh buntalan pakaian, seakan-akan
mencari rahasia semua arang disini. Bahkan kamar teccu juga tak terkecuali.
Kamarku juga ada yang menggeledah, kata Hong Ing.
Biauw Niang-niang mengerutkan keningnya. Biarpun maling itu tidak berani
memasuki kamarku, tetapi dengan berhasilnya memasuki dan memeriksa semua
kamar tanpa diketahui, ia boleh dibilang licin juga. Kui Lan, coba panggil semua
orang berkumpul di ruangan tengah untuk mengadakan perundingan.
Kui Lan mengundurkan diri setelah melayangkan sebuah kerlingan memikat
kearah Un Kiong yang dibalas oleh pemuda tolol itu dengan suara tertawa dan
tarikan muka bodoh.
Biauw Suthai, akupun pernah melihat maling masuk ke kamarku, tetapi ia hanya
mencuri sebuah celana usang, katanya kepada iblis wanita itu. Biauw Niang-niangyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 121
merasa kesal dan membelalakkan matanya, tetapi melihat pemuda itu berdiri
tersenyum sehingga wajahnya yang muda itu tampak jadi semakin tampan,
lenyaplah hawa marahnya. Ia harus mengakui bahwa pemuda itu sangat menarik
dengan wajahnya yang berkulit putih bersih, sepasang matanya yang tajam
bersinar gembira, bibirnya yang merah seperti bibir wanita, tetapi dagunya yang
keras tajam serta alis matanya yang berbentuk golok membuat ia tampak gagah.
Sayang pemuda seperti ini demikian dungu.
Kalian hendak mengadakan pembicaraan tentang maling, baiklah aku pulang
saja, sekarang sudah waktunya makan pagi dan ayah akan marah kalau aku tidak
ada di rumah. Cici kalau mau latihan pedang lagi, beritahulah aku, agar kita bisa
latihan bersama-sama, jadi lebih cepat maju! Setelah menjura untuk memberi
hormat, pemuda bodoh itu berjalan pergi melalui pintu luar.
Subo sabar sekali menghadapi pemuda bodoh itu, kata Hong Ing.
Biarpun bodoh, ia putera tunggal dari Tan cianbu yang telah berjasa kepada
kaisar. Dan tidakkah anak muda itu tampan menurut pendapatmu ?
Mendengar pernyataan ini, Hon Ing merasa heran dan juga jengah serta jemu
terhadap gurunya. Karena Hong Ing dianggapnya sebagai murid yang masih baru,
maka ia tidak diajak berunding. Gadis ini merasa girang, tapi betapapun juga, ia tidak
senang bergaul dengan orang-orang penghuni istana putih itu. Kalau gurunya, Seng
Bouw Nikouw tidak berada di situ dan kalau ia tidak ingin untuk menambah
kepandaian ilmu silatnya, pasti sudah lama ia melarikan diri untuk mencari Han
Liong. Kadang-kadang ia merasa sangat rindu kepada kakaknya itu dan ia merasa
sangat kesepian.
Biauw Niang-niang dengan tercengang mendengar laporan semua kawannya
yang tinggal di gedung itu, betapa kamar mereka tadi malam telah didatangi orang
dan semua barang mereka diobrak-abrik. Tapi setelah diperiksa, tak sepotongpun
barang mereka lenyap. Diantara semua orang itu, hanva seorang kauwsu atau guru
silat dari Kanglam yang bernama Thio Poan menuturkan pengalamannya semalam.
Ketika itu aku sudah tidur, tapi tiba-tiba aku dibangunkan oleh suara keras. Aku
segera melompat bangun melibat bahwa cawan arak yang tadinya berada di atas
meja telah jatuh menggelinding ke bawah. Kusangka ada kucing masuk kamar,
sesudah itu aku bermaksud hendak tidur kembali. Tapi tiba-tiba aku melihat
buntalan pakaianku terbuka,! Aku melompat lagi dan pada saat itu juga kelihatan
bayangan putih berkelebat keatas tiang penglari. Bayangan itu gerakannya cepat
sekali hingga aku tak dapat melihat dengan tegas apakah itu bayangan orang atau
setan ! Sebelum aku dapat memeriksa lebih lanjut, tiba-tiba dari atas datang angin
bertiup keras dan api lilin padam seketika itu juga. Terus terang saja kuakui bahwayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 122
bulu tengkukku terasa berdiri. Ketika aku mencari api untuk menyalakan lilin, aku
merasa sesuatu bergerak di belakangku dan angin meniup ke arah pintu. Setelah
lilin kupasang, maka di kamar sudah tiada terlihat sesuatu lagi. Karena aku
menyangka ada setan, maka aku tidak berani menceritakan pada orang lain, takut
ditertawakan. Tapi ternyata kalian semuapun mendapat kunjungan setan itu!
Biauw Niang-niang mengerutkan alisnya. Ia tahu sampai di mana kepandaian
orang she Thio itu dan agaknya bukan sembarang orang dapat mempermainkan
guru silat ini. Tapi toh tadi malam ia telah dipermainkan seorang yang mempunyai
gin-kang dan lwee-kang yang tinggi! Kalau maling itu berani masuk ke dalam
kamarnya, pasti ia akan dapat melayaninya. Tapi agaknya maling itu tahu akan
kelihaian Biauw Niang-niang hingga kamar iblis wanita ini saja yang dilewati tanpa
digeledah.
Memang sukar untuk mengetahui siapakah orang yang berlaku kurang ajar ini
kata Leng Niang-niang yang kamarnya juga menjadi sasaran penggeledahan, tapi
kiranya tak perlu dipusingkan hal itu karena ternyata ia tidak berlaku jahat. Hanya,
satu bal yang harus kita selidiki, yaitu apakah yang dicari penjahat itu ? Sudah
terang bahwa ia tadi malam mencari sesuatu.
Biauw Niang-niang mengangguk-angguk. Tak lain tak bukan tentulah ia seorang
dari golongan lawan kita yang hendak mencari rahasia kita. Dan setahuku, dari
golongan mereka, orang yang mungkin dapat melakukan hal itu hanya satu orang
saja. Dan ia memberi isyarat mata kepada sumoinya. Leng Niang-niang dan Hai
Niang-niang diam-diam mengangguk.
Coba panggil muridmu kesini, kata Biauw Niang-niang kepada Seng Bouw
Nikouw yang segera memanggil Hong Ing. Gadis ini merasa heran dan diam-diam
hatinya berdebar-debar ketika ia datang ke ruangan yang penuh dengan orangorang gagah yang berwajah perkasa dan galak itu. Tapi ia tetapkan hatinya dan


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

duduk dekat gurunya.
Hong Ing, kata Biauw Niang-niang dengan suara halus, kau bukanlah orang
luar, maka perlu kiranya kau ketahui juga. Semalam istana putih ini telah kemasukan
orang jahat! Orang itu datang mencari-cari sesuatu. Dan tahukah kau siapa orang
itu ? Ia tak lain ialah orang yang membunuh ayahmu tapi yang kauanggap kakakmu
sendiri itu !
Koko Han Liong ? Dia yang datang malam tadi? Hong Ing bertanya heran,
hatinya berdetak-detak, karena kini ia pun merasa betapa besarnya kemungkinan
ini. Banyak alasan Han Liong untuk datang menyelidik ke situ, dan siapakah
orangnya yang berkepandaian begitu tinggi dan berhati begitu berani dan tabah
selain Han Liong ?yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 123
Agaknya kau juga percaya akan kemungkinan ini, kata Biauw Niang-niang yang
pandai membaca suara hati orang. Sepak-terjang anak muda itu sungguh berani
dan berbahaya sekali. Maka coba kauceritakan kepada kami tentang keadaannya.
Pertama-tama, siapakah namanya dan ia murid golongan mana ?
Hong Ing tahan-tahan hatinya agar suaranya tak kedengaran bangga hingga
jangan sampai membongkar rahasia perasaannya, lalu berkata dingin, Ia adalah Si
Han Liong. Gurunya banyak sekali. Kalau aku tak salah ingat, guru pertama adalah
Liok-tee Sin-mo Hong In, guru kedua Beng San Tojin Pauw Kim Kong, guru ketiga
Kim-to Bie Kong Hosiang, guru keempat Siauw-lo-ong Hee Ban Kiat. Dan ia masih
mempunyai seorang guru lagi, yakni Kam Hong Siansu.
Semua orang terkejut mendengar ini, dan ketiga iblis wanita itu diam-diam
mengagumi juga.
Kam Hong Siansu? Ah, tidak dinyana manusia dewa itu masih hidup dan
menerima murid seperti Han Liong itu. Pantas saja ia demikian lihai ! Biauw Niangniang berkata seperti kepada dirinya sendiri.
Hong Ing dengan rasa bangga menambahkan, Dan ia adalah pntera tunggal
dari Si Enghiong yang terkenal!
Biauw Niang-niang dan Seng Biauw Nikouw loncat berdiri. Apa? kata Biauw
Niang-niang. Sayang aku tidak mengetahui hal ini dari dulu. Hong Ing tahukah kau
siapa orang yang kau sebut Si Enghiong itu? Ia adalah Si Cin Hai, seorang kepala
pemberontak besar yang telah kami basmi. Semua ini kesalahan ayahmu sendiri
yang kena terpikat oleh isterinya, sehingga isteri dan anak kepala pemberontak itu
tak dapat dilenyapkan dari muka bumi ini. Membasmi pohon jahat harus dengan
akar-akarnya, kaya pribahasa, tapi ayahmu menyalahi hukum ini dan ia bahkan
mengambil isteri musuh menjadi isterinya dann dengan demikian ia
menyelamatkan anak musuhnya. Tentu saja hal ini sama dengan memelihara anak
serigala dalam rumah. Dan betul saja, anak itu setelah dewasa kini merepotkan kita
semua. Biauw Niang-niang menghela napas, tak perdulikan wajah Hong Ing yang
tampak tidak senang itu mendengar ayah ibunya menjadi buah tutur orang dan
menerima berbegai celaan.
Pada saat itu dari luar datang seorang saikong yang bertubuh tinggi besar dan
memelihara cambang bauk yang tebal dan kaku ceperti kawat. Pertapa itu berjubah
kuning dan sepatunya memakai sol dari ujung besi. Ia memegang sebuah tongkat
pendek berwarna hitam yang berukiran kepala ular di bagian pegangannya. Di
punggungnya tergantung kantong hui-to yakni semacam golok kecil yang
memakainya dengan pelemparan hingga disebut golok terbang!yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 124
Ketiga iblis wanita melihat saikong itu lalu berseru girang. Susiok datang! Dan
ketiga-tiganya lalu memburu dan memberi hormat. Hong Ing terkejut melihat air
muka dan tubuh yang menakutkan itu, dan ia merasa heran sekali mengapa ketiga
iblis wanita itu tidak berlutut kepada seorang paman gurunya bahkan
menyambutnya dengan mesra bagaikan menyambut seorang kawan baik, bahkan
Hei Niang-niang dan Leng Niang-niang memegang lengan saikong itu di kiri
kanannya sambil tersenyum dan memainkan mata. Sikap mereka kekanak-kenakan
dan mereka rupanya sungguh sangat manja. Tentu saja Hong Ing tak mengerti
sama sekali akan sikap aneh ini.
Semua orang yang berkumpul di situ memberi hormat dan Hong Ing terpaksa
juga menjura terhadap saikong tua itu. Melihat semua orang memberi hormat
padanya, saikong itu tertawa terbahak-bahak. Siancai, siancai, terima kasih atas
penghormatan ini, cuwi silakan duduk, pinto ada berita penting untuk disampaikan
padamu. Suaranya nyaring dan kecil, tak sesuai dengan tubuhnya yang sebesar
raksasa itu.
Semua orang duduk kemhali. Biauw Niang-niang dengan suara manja dibuatbuat menceritakan kepada paman gurunya tentang gangguan lawan yang
menggagalkan serangannya terhadap Siok Houw, sehingga muridnya tewas dan
kedua sumoynya terluka. Juga ia menceritakan tentang datangnya seorang penjahat
yang menggeledah kamar mereka tadi malam.
Hm, jangan sedih, sakit hatimu pasti terbalas. Suci telah memerintahkan aku
turun gunung membantu kamu sekalian. Kalau mereka berhadapan dengan pinto,
anjing-anjing pemberontak itu pasti kupukul dengan tongkat ini seorang sekali.
Sambil berkata begini ia mengayunkan tongkatnya perlahan menghantam lantai.
Lantai batu yang keras yang kena terpukut tongkat itu menerbitkan bunga api dan
semua orang kagum melihat di tempat bekas pukulan itu tampak berlobang
setengah kaki lebih !. Kemplangan demikian perlahan dapat melobangi lantai batu,
apa lagi kalau yang dikemplang itu tubuh manusia dan dilakukan dengan sepenuh
tenaga pula ! Hong Ing juga merasa ngeri dan takut juga.
Tentang, datangnya maling kecil malam tadi, pinto juga dapat menduga
maksudnya. Tentu ia datang mencari ini. Ia merogoh saku jubahnya yang besar
dan mengeluarkan segulung kertas. Lihat, ini adalah firman atau surat perintah dari
kaisar untuk menangkap Siok Houw dan surat-surat perintah rahasia dari Co
Thaikam sendiri. Agaknya para pemberontak telah mendengar tentang surat-surat
ini, sehingga orang yang membawanya dari kota raja mendapat gangguan di
sepanjang jalan. Tapi surat-surat ini sekarang diserahkan padaku, coba lihat siapa
berani mengganggu!yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 125
Melihat kejumawaan dan keangkuhan paman gurunya ini, Biauw Niang-niang
mengerutkan kening. Susiok, musuh sangat lihai, kenapa kau bicarakan hal rahasia
ini secara terbuka ?
Ha, ha, Biauw Niang, kau sudah menjadi penakur Kemudian ian melanjutkan
dengan berbisik:. Hal ini kusengaja agar pihak musuh mendengar dan mencoba
datang. Aku akan siap-sedia setiap saat menyumbat kedatangannya
Diam-diam Hong Ing melirik ke sana ke sini. Benarkah ada Han Liong atau
kawan-kawannya yang datang mendengar?
Susiok, kata Biauw Niang-niang selanjutnya, Dipihak mereka kini ada seorang
muda yang cukup tangguh. Ia adalah murid Kam Hong Siansu dan kukira dialah
orangnya yang datang tadi malam.
Mendengar nama Kam Hong Siansu, saikong itu terkejut, tapi ia lalu berkata,
Bohong! Orang tua itu mana mau menerima murid? Kedua tangannya sudah putih
bersih, mana ia mau mengotorinya pula dengan segala urusan tetek bengek di
dunia fana ini? Mungkin pemuda itu hanya monggunakan nama Kam Hong Siantu
untuk menggertak saja.
Siapakah gerangan saikong ini? Ia bukan lain adalah Kek Kong Tojin yang
dijuluki orang Coa-thouw-koai-tung si Tongkat Setan Kepala Ular, karena memang
permainan tongkatnya luar biasa lihainya dan belum pernah dikalahkan lawan!
Sebenarnya ia adalah pendiri termuda dari cabang persilatan Ngo-lian-pai,
disamping sucinya Ang Gwat Niang-niang yang terkenal dengan nama Ngo-lianposat atau Dewi dari Ngo-lian, dan twa-suhengnya Lo Thong Sianjin. Mereka bertiga
merupakan pendiri Ngo-lian-pai yang disegani kalangan kang-ouw. Diantara mereka
bertiga, Aug Gwat Niang-niang yang terpandai, maka dialah yaag berdiam di bukit
Ngo-lian-san dan karenanya dinamakan orang Dewi daru Ngo-lian. Sayangnya,
hanya Lo Thong Sianjin seorang saja yang berwatak suci, hanya cacatnya, ia ini
terlampau jujur dan tidak mau mengaku kalah! Sedangkan sumoinya, Ang Gwat
Niang-niang, wataknya terlampau membela ketiga muridnya hingga pertimbangan
dan keadilannya menjadi berat sebelah. Kek Kong Tojin yang termuda bukanlah
orang baik-baik. Telah lama ia mempunyai hubungan kotor dengan ketiga murid
Ang Gwat Niang-niang, yakni Biauw Niang, Reng Niang, dan Hai Niang. Dengan
demikian, boleh dibilang bahwa kedatangan ketiga wanita yang menjadi anak murid
Ngo-lian-pai itu, telah mengotorkan nama Ngo-lian-pai dan merusak kebersihan hati
Kek Kong Tojin dan Ang Gwat Niang-niang. Kalau bicara soal kepandaian, Lo Thong
Sianjin dan Ang Gwat Niang-niang sama lihainya, karena dalam hal ilmu pedang
Ngo-lian-posat lebih unggul, tapi Lo Thong Sianjin sebaliknya lebih tinggi ilmuyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 126
ginkang dan lweekangnya. Kek Kong Tojin masih kalah setingkat dari kedua kakak
seperguruannya itu.
Dengan sengaja, pada malam hari itu, Kek Kong Tojin menaruh gulungan suratsurat penting itu di atas meja dalam kamarnva dan ia sendiri berada di ruang tamu
minum arak dan makan daging, ditemani oleh ketiga murid keponakannya ! Sembari
makan minum, mereka berempat mengobrol gembira.
Eh, Biauw Niang, siapakah gadis yang duduk di dekatmu siang tadi ?
Ia adalah muridku, puteri dari almarhum Lie Ban Ciangkun.
Saikong itu mengangguk-angguk gembira. Hm, muridmu itu sungguh cantik
jelita, sayang aku tak. pernah punya murid semuda dan secantik itu. Memang,
diantara ketiga pendiri Ngo-lian-pai, hanya Ang Gwat Niang-niang sendiri yang
mempunyai murid, yakni ketiga Liok-san Sam-moli, sedangkan Kek Kong Tojin dan
Lo Thong Sianjin tak pernah menerima murid lain.
Pada saat Biauw Niang-niang hendak menegur paman gurunya dan
mengatakannya mata keranjang, tiba-tiba saikong itu mengayunkan sumpitnya ke
atas. Sumpit itu meluncur seperti anak panah dan menembus genteng dengan
suara nyaring ! Ketiga iblis wanita pun melompat sambil mencabut pedang.
Biar kami yang menangkap mata-mata itu, susiok duduk sajalah minum arak !
kata Biauw Niang-niang yang segera meloncat keluar, diikuti kedua sumoinya.
Bangsat maling jangan lari ! teriak Hai Niang-niang dengan suara nyaring.
Teriakan ini membuat semua orang dalam Istana Putih itu bangun terkejut dan
melompat keluar mengejar dengan senjata di tangan. Hong Ing merasa berdebardebar karena timbul dugaan dalam hatinya kalau-kalau yang datang itu adalah Han
Liong dan kawan-kawannya. Maka tanpa berkata sesuatu iapun ikut melompat ke
atas genteng.
Ketika tiba di atas, Hong In melihat seorang laki-laki tinggi kurus sedang
bertempur melawan ketiga iblis wanita. Tamu malam itu belum tua benar, lebih
kurang empat puluh lima tahun, tapi rambutnya telah putih semua. Ia bersenjatakan
joan-pian atau ruyung cambuk dan bersilat dengan gerakan yang luar biasa cepat
dan lincahnya. Tadinya Biauw Niang-niang seorang diri melawan tamu malam itu,
tapi ternyata iblis wanita tertua itu bukan tandingan si rambut putih! Maka, dengan
berseru marah, Leng Niang-niang dan Hai Niang-niang ikut menyerbu hingga tamu
malam yang lihai itu dikeroyok tiga! Orang-orang lain tak berani ikut mengeroyok
karena keempat orang yang sedang bertempur itu berkepandaian tinggi sehingga
merupakan bayangan empat tubuh yang sukar dikenal lagi mana kawan mana
lawan !yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 127
Pada saat orang-orang sedang menyaksikan pertempuran hebat itn dengan
kagum, tiba-tiba dari bawah terdengar teriakan nyaring dari Kek Kong Tojin.
Bangsat rendah kau datang ingin mencari kematian ?
Semua orang di atas genteng, kecuali yang sedang bertempur, merasa terkejut.
Tiba-tiba dari bawah meloncat seorang dengan gerakan lincah dan ringan laksana
seekor burung. Hong Ing hampir berteriak karena orang itu potongan tubuhnya
hampir sama dengan Han Liong, hanya lebih kecil sedikit. Orang yang baru datang
ini memakai kedok kain sutera hitam dan tangannya memegang sebuah pedang
yang berkilauan. Tangan kirinya memegang gulungan kertas yang berisi perintah
dan rencana rahasia yang dibawa oleh Kek Kong Tojin siang tadi!
Ternyata ia menggunakan kesempatan ini selagi orang-orang ribut mengepung
si rambut putih di atas genteng, si kedok hitam ini turun dengan diam-diam dan
mencuri dokumen itu di kamar Kek Kong Tojin!
Tapi Kek Kong Tojin yang masih duduk minum arak di ruang tamu dapat melihat
bayangan hitam berkelebat keluar dari kamarnya. Kebetulan pada saat itu
tangannya sedang memegang tulang paha ayam dan memakan dagingnya, maka
ia melemparkan tulang ini ke arah bayangan itu. Biarpun hanya kecil, tapi karena
dilempar oleh Kek Kong Tojin yang mempunyai tenaga dalam sempurna, maka
tulang itu merupakan senjata yang sangat berbahaya! Si kedok hitam mendengar
sambaran angin, cepat menempiskan tangannya dan tenaga tempisan ini
mengeluarkan angin dan dapat memukul jatuh tulang itu ke lantai! Tanpa ayal lagi,
setelah berhasil menyambar gulungan kertas pening dari atas meja, si kedok hitam
menghilang pergi, dan dikejar oleh Kek Kong Tojin sambil memaki-maki!.
Si rambut putih biarpun dikeroyok oleh tiga iblis wanita yang lihai, namun dapat
melayani mereka dengan baik dan tidak sampai terdesak, bahkan ia masih sempat
mengerling ke arah si kedok hitam. Melihat ti kedok hitam itu memegang gulungan
kertas, ia berseru keras dan joan-piannya berputar menyambar bagaikan kilat
hingga ketiga iblis wanita terpaksa mengelak sambil mundur. Kesempatan ini
digunakan oleh si rambut putih yang berkelebat dan meloncat menabrak si kedok
hitam sambil berseru, Sobat, berikan barang itu padaku!
Tapi gerakan si kedok hitam tak kalah hebatnya.
Jangan mau enaknya saja, kawan! ia mengejek sambil betkelit.
Pada saat itu Kek Kong Tojin sudah tiba di situ dan saikong ini melayangkan
kepalannya memukul si kedok hitam. Tapi dengan mudah lawannya menghindarkan
pukulan ini dan balas memukul dengan lebih bebat lagi ! Kek Kong Tojin menangkis
dan dua lengan tangan beradu keras. Saikong ini heran sekail ketika lengannyayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 128
terbentur sebuah lengan yang keras dan mengandung tenaga yang tak boleh
dianggap enteng! Diam-diam ia mengeluh. Untuk, menghadapi si rambut putih yang
dapat melayani ketiga murid keponakannya itu saja ia harus mengerahkan tenaga,
sekarang ditambah lagi dengan si kedok hitam yang tidak kalah tangkasnya itu!
SI rambut putih rupanya tidak begitu mendesak si kedok hitam lagi, bahkan kini
ia menyerang Kek Kong sambil berseru, Ah, pantas saja penjilat-penjilat ini makin
banyak dan makin kurang ajar, rupanya disini ada anjing tuanya yang menjagoi !
Bukan main marahnya Kek Kong Tojin mendengar cacian ini. Ia melompat ke
arah si rambut putih dan menuding. Bangsat rendah! Berani banar kau berlancang
mulut. Beritahukan namamu sebelum kuantarkan kau kepada Giam-lo-ong !
Si rambut putih tertawa. Aku selalu datang tak mengubah she, pergi tak
mengganti nama. Aku adalah Lie Bun Tek dari Heng-san!
Kek Kong Tojin terkejut. Kau Heng-san Koai-hiap?
Si rambtt putih mengangguk, dan Kek Kong Tojin segera meneriaki semua
orangnya. Kepung orang berkedok itu. Jangan sampai dia lari!
Maka ketiga ib|is wanita dan semua orang yang kini merasa gatal tangan itu
hendak menonjolkan jasanya, dengan cepat mengepung si kedok hitam. Kemudian
Kek Kong Tojin mencabut tongkatnya, tapi si rambut putih tertawa mengejek.
Ha, ha ! Inikah macamnya Coa-thouw-koai-tung yang ditakuti orang? Agaknya
tak seberapa menakutkan! Kek Kong Tojin tidak menjawab, tapi sambil berseru
keras tongkatnya melayang kearah kepala lawan. Si rambut putih pun berseru
Bagus! dan ia menggerakan joan-piannya menangkis, tapi tongkat itu segera
berobah gerakan, langsung menotos iga ! Inilah sebuah tipu gerakkan ilmu sitlat
Ngo-lian-pai yang berbahaya sekali, maka si rambut putih tak berani berlaku
sembrono lagi. Ia berkelit dan balas menyerang. Sebentar saja kedua orang ini
bertempur seru sekali dan tubuh mereka lenyap dalam dua gulungan sinar senjata
yang mengeluarkan angin dingin!.
Sementara itu, si kedok hitam menyiapkan pedangnya menanti mereka yang
mengepung dan hendak menyergapnya. Tiba-tiba seorang tinggi besar meloncat
maju dan berkata. Cuwi sekalian tahan dulu ! Untuk memukul anjing kecil ini tak
perlu menggunakan tongkat besar, biar siauwto saja menangkap dia ! Ia ini adalah
Kok Beng si Kerbau Hitam, seorang kepala rampok yang kenamaan di Secuan dan
selain pandai silat, iapun bertenaga besar. Kemudian, sambil mengungkat dada, ia
memutar-mutar toyanya dan mendekati si kedok hitam.
Sobat, jangan kau mencari mati. Tinggalkan kertas itu dan kau berlututlah
meminta ampun, tentu tuan besarmu akan memberi maaf padamu !yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 129
Tapi hanya terdengar suara ejeken sambil tertawa dari balik kedok sutera hitam
itu sehingga Kok Beng menjadi marah sekali dan segera menyerang dengan
toyanya. Tapi di luar dugaannya, kaki kiri si kedok hitam itu terangkat dan dipakai
mendepak ujung toyanya, lalu pedangnya berputar-putar menebas lengan yang
memegang toya! Gerakan istimewa ini sungguh tak terduga, juga sangat berbahaya,
sehingga Kok Beng menjadi terkejut. Terpaksa ia melepaskan toyanya dan meloncat
mundur. Hebat betul....... teriaknya dan mukanya menjadi pucat lalu berobah merah.
Baru satu gebrakan saja ia terpaksa harus melepaskan senjatanya dan mundur !
Biauw Niang-niang terkejut gerakan, si kedok hitam. Yang tadi itu adalah
gerakan tendangan Siauw-cu-twie yang dilakukan dengan mahir sekali. Ia teringat
akan seorang pendekar gagah perkasa yang menjadi ahli tendangan itu, maka
tanpa disengaja ia bertanya,
Apa hubunganmu dengan Sin-chiu Tai-hiap Khouw Sin Ek? Sepasang mata di
balik kedok itu memandangnya dengan sinar mata berkilat, tetapi yang terdengar
hanya suara tertawa mengejek.


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Baiklah, biar kau ada hubungan dengan Khouw locianpwe atau dengan dewa
sekalipun, kalau kau tidak mau mengembalikan gulungan kertas itu, jangan harap
kau bisa keluar dari sini! Sehabis berkata begini, Biauw Niang-niang segara
menggerakkan pedang dan hudtimnya menyerang dan sebentar saja si kedok
hitam telah dikeroyok. Tetapi ternyata ia dapat bergerak dengan cepat sekali
sehingga tak mudah bagi mereka untuk menangkapnya. Hong Ing yang berdiri diam
saja sambil melihat pertempuran itu dengan hati kagum, kini tahu bahwa dua orang
tamu malam itu bukanlah kawan-kawan Han Liong yang pernah dilihatnya. Ia lebih
lebih kagum ketika melihat gerakan si kedok hitam yang ternyata ditilik dari
potongan tubuh dan rambutnya, masih muda benar.
Tetapi kemidian diam-diam ia khawatir melihat si kedok hitam itu terdesak juga
oleh tiga kebutan dan pedang dari si Tiga Iblis Wanita, ditambah dengan kepungan
orang-orang lain. Ketika ia menengok ke arah Kek Kong Tojin, ia melihat saikong itu
masih bertempur seru melawan Pendekar Aneh dari Heng-san itu dengan kekuatan
berimbang.
Tiba-tiba terdengar Biauw Niang-niang menjerit ketika pundaknya tergores
sedikit oleh pedang musuh sehingga mengeluarkan darah. Dengan marah Tiga Iblis
Wanita itu mengeluarkan Bwee-hwa-ciamnya, jarum beracun yang kejam itu.
Melihat senjata berbahaya itu dihamburkan ke arahnya, si kedok hitam melompat
tinggi sampai dua tombak dan dari atas ia meluncur turun dari genteng dengan
gerakan Naga Air Terjun ke Laut yang indah dan cekatan sekali.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 130
Sambil berteriak-teriak semua pengejarnya ikut melompat turun. Hong Ing
merasa heran mengapa si kedok hitam itu bukannya lari keluar tapi malah kembali
masuk ke Istana Putih! Ia juga ikut melompat turun. Tapi biarpun semua orang
mencari di mana-mana, si kedok hitam tak tampak bayangannya lagi. Semua orang
mencari berkeliling sambil memaki-maki tak keruan !
Setelah mencari beberapa lama tanpa hasil, Tiga Iblis Wanita dengan diikuti
semua orang, ramai-ramai naik lagi ke atas genteng di mana Kek Kong Tojin masih
bertarung seru melawan Heng-san Koai-hiap. Biauw Niang-niang bertiga melihat
susioknya tak dapat mengalahkan lawanya, segera maju sekalian mengeroyok. Kek
Kong Tojin diam saja melihat ketiga murid keponakannya maju mengeroyok, bahkan
diam-diam ia merasa girang, biarpun ia tahu bahwa hal itu tak pantas dilakukan
oleh seorang tokoh persilatan besar seperti dia.
Kini Heng-san Koai-hiap repot juga, karena ketiga iblis wanita itu walaupun ilmu
silatnya masih kalah setingkat, namun dengan maju bersama, mereka merupakan
tenagga bantuan yang hebat juga. Perlahan-lahan ia terdesak.
Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suasa mencela.
Kek Kong ! Sungguh sikapmu tak pantas dengan keroyokan ini membuat orangorang gagah merasa malu! Dan pada saat itu juga tiga buah benda hitam melayang
cepat dan tepat sekali memukul ketiga pedang dari Tiga Iblis Wanita itu, hingga
ketiga pedang itu melenting dan hampir saja terlepas dari pegangan!
Heng-san Koai-hiap melompat ke belakang dan berkata kepada Kek Kong,
Barang yang kukehendaki sudah terampas oleh orang lain. Aku tiada waktu
melayani kau lebih lama. Kalau ada untung lain kali kita berjumpa pula! Tubuhnya
lalu berpusing-pusing di udara dan menghilang.
Sementara itu, Tiga Iblis Wanita merasa heran dan kaget sekali melihat bahwa
senjata rahasia yang membentur pedang mereka dan membuat pedang itu hampir
terlepas ternyata hanya tiga potong pecahan genteng! Dapat dibayangkan betapa
dahsyatnya tenaga pelemparnya! Diam-diam mereka merata ngeri juga.
Setelah semua orang turun dan berkumpul di ruang tengah, Kek Kong menghela
nafas dan berkata, Biauw Niang berkata benar, musuh banyak juga yang lebih tinggi
kapandaiannya dari kita. Sekarang surat-surat itu sudah jatuh ke tangan musuh,
kita harus berusaha merebutnya kembali. Dan kita harus mencari bala bantuan !
Tetapi susiok, menurut pendapatku, pencuri yang berkedok tadi bukan
sekomplotan dengan Heng-san Koai-hiap. Mereka bergerak sendiri-sendiri dan
terpisah, berkata Hai Niang-niang.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 131
Tiba-tiba Biauw Niang-niang melihat kesana kemari, seakan-akan ada yang
dicarinya, kemudian ia bertanya heran, Eh, mana Seng Bouw Nikouw? Kenapa aku
tidak melihatnya semenjak tadi ?
Hong Ing terkejut mendengar ini dan iapun heran, karena memang ia tidak
melibat gurunya itu ikut bertempur tadi. Semua orang mencari, tetapi tidak dapat
menemukan nikouw itu. Hong Ing merata khawatir sekali dan meloncat naik ke atas
genteng. Setelah ia mencari beberapa lama, ia berteriak kaget sehingga semua
orang meloncat naik mengejarnya. Ternyata pendeta perempuan itu rebah di atas
genteng belakang dan ketika diperiksa ternyata ia dibuat tak berdaya dengan
sebuah totokan yang lihai sekali, Kek Kong Tojin segera menepuk bahu dan
menotok punggung Seng Bouw Nikouw hingga pendeta itu dapat bergerak kembali.
Berulang kali ia menghela napas. Omitohud, sungguh lihai...... sungguh lihai ! Kek
Kong Tojin dan ketiga iblis wanita heran sekali melihat pendeta wanita itu sampai
dibuat tak berdaya sedemikian rupa oleh lawan, padahal Seng Bouw Nikouw
bukanlah seorang lemah dan dalam hal ilmu silat ia hanya sedikit dibawah
kepandaian tiga iblis wanita itu ! Seng Bouw Nikouw lalu bercerita,
Ketika kalian bertempur tadi, aku hendak membantu, tetapi tiba-tiba aku melibat
sebuah bayangan berputar-putar di atas genteng belakang. Aku mengejar dan
kemudian menjadi sangat terkejut, karena ternyata yang berdiri disitu bukan lain
ialah Sin-chiu Taihiap Khouw Sin Ek ! Tentu saja aku tak berani melawan orang tua
itu dan diam-diam aku tersembunyi di balik wuwungan genteng. Aku melhat juga
betapa orang tua yang lihai itu menggunakan pecahan genteng memukul padang
suci bertiga ! Melihat ia menggunakan senjata rahasia istimewa itu, aku teringat
bahwa biarpun aku takkan dapat melawannya, tetapi sedikitnya dari tempat gelap
itu aku dapat melepaskan senjata rahasia jarum, karena itu aku justeru sembunyi
di belakangnya. Tanpa pikir lagi aku mengirimkan segenggam jarum, tapi tak
kusangka ia sedemikian lihainya. Tanpa menengok ia mengayunkan lengan baju
dan telah meniup pergi semua jarumku.! Sebelum aku sempat lari, ia telah meloncat
dan tanpa kusadari aku telah tertotok dan rebah tak berdaya !
Kek Kong Tojin menghela napas. Celaka, terlampau banyak lawan lihai yang
datang malam ini. Kita harus berhati-hati dan mulai malam ini kita harus mengatur
penjagaan yang kuat. Setelah berkata demikian. Kek Kong Tojin memimpin sendiri
dan mengatur penjagaan di semua sudut sehingga Istana Putih itu terkurung kuat.
Kemudian orang-orang yang tidak bertugas menjaga kembali di kamar masingmasing. Hong Ing dengan hati lega karena si rambut putih dan si kedok hitam
terlepas dari bahaya, kembali ke kamarnya pula.
Ia memasuki kamar, lalu menutup pintunya dan memasang lilin. Hampir saja ia
berteriak, karena melihat di atas kursi di kamarnya duduk seorang yang berkedokyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 132
sutera hitam. Baiknya si kedok hitam segera memberi tanda agar ia jangan
berteriak. Hong Ing menggerakkan bibirnya hendak bertanya dengan marah kepada
tamu malam yang keterlaluan dan kurang ajar itu, tapi si kedok hitam lalu
mengeluarkan sehelai surat yang agaknya telah ia sediakan sebelumnya. Hong Ing
menerima surat itu dan membacanya sambil duduk di atas pembaringan dan selalu
mengerling kearah si kedok hitam. Surat itu tidak panjang dan berbunyi seperti
berikut:
Nona Lie Hong Ing,
Kau bukanlah seorang penjahat dan mungkin kau tidak tahu bahwa orangorang di gedung ini semua adalah kaki tangan pembesar durna yang bermaksud
memberontak ! Kalau kau terus berada dengan mereka, maka kau akan menghadapi
dua macam bahaya. Bahaya pertama: kau akan dimusuhi oleh orang-orang gagah
di kalangan kang-ouw, dan bahaya kedua: kau akan dicap anggauta pemberontak
dan mendapat hukuman!
Kau ingin belajar silat? Kalau kau percaya, aku dapat menolongmu mencari
seorang guru yang jauh lebih pandai daripada Iblis-iblis itu.
Kau takut melarikan diri? Aku dapat membantumu. Kalau setuju, sekarang juga,
ikutlah aku keluar dari neraka ini.
Membaca surat ini, Hong Ing terkejut, Benarkah gurunya dan semua erang itu
pemberontak? Mengapa mereka memaki Han Liong dan kawan-kawannya sebagai
pemberintak? Tentang kejahatan mereka, hal ini ia dapatlah percaya, memang ia
sendiri tidak suka melihat sikap dan sepak terjang mereka itu, tapi apakah si kedok
hitam ini dapat dipercaya? Biarlah, ia akan ikut lari dan mencari Han Liong. Kalau
sudah bertemu dengan kakaknya itu, ia tidak takut akan setan yang manapun juga!
Maka ia lalu mengangguk dan si kedok hitam tersenyum girang. Sepasang mata di
balik sutera hitam itu memancarkan sinar berseri-seri tanda kegirangan.
Hong Ing menyiapkan buntalan pakaiannya dan si kedok hitam lalu memberi
tanda agar gadis itu masuk di bawah tempat tidur! Hong Ing terheran-heran dia
memandang marah karena pada sangkanya si kedok hitam itu
mempermainkannya. Tapi tanpa banyak cakap lagi si kodok hitam merayap di
kolong pembaringan dan Hong Ing karena ingin tahu sekali, mengintipnya. Beberapa
kali si kedok hitam meraba-raba dinding dan tiba-tiba terdengar bunyi berderik dan
di atas lantai di bawah pembaringan itu terbuka lubang selebar hampir dua kaki!
Kini mengertilah Hong Ing bahwa itu adalah sebuah jalan rahasia ! Ia serasa malu
akan kesangsiannya tadi dan tanpa ragu ia merangkak di kolong pembaringan.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 133
Si kedok hitam lalu memasuki lobang itu, diikuti oleh Hong Ing, ternyata di
bawah tanah terdapat sebuah lorong kecil yang pas untuk seseorang merayap
maju. Beberapa lama mereka merayap maju dalam gelap dan akhirnya mereka
sampai keluar dan berada dalam sebuah taman bunga!
Eh, taman bunga siapakah ini ? Hong Ing bertanya heran.
Stt ! Si kedok hitam mencegahnya, tapi terlambat. Dari balik pintu belakang
sebuah gedung, terdengar suara bertanya. Siapa di taman? Sebelum gema suara
itu lenyap, penanyanya sudah sampai di hadapan mereka dengan sebuat golok
besar di tangan! Hong Ing terkejut melihat orang itu yang ternyata bukan lain adalah
Tan-cianbu. Ia pernah melihat kapten itu beberapa kali maka ia dapat mengenalnya,
namun Tan cianbu tidak kenal kepadanya.
Bangsat darimana berani memasuki taman tanpa izin ?. Ayoh buka kedokmu
dan berlutut, kalau tidak kalian akan kusuruh tangkap dan masukkan penjara!
Melihat kegagahan Tan cianbu itu, Hong Ing meloloskan siang-kiamnya, dan ia
merasa pundaknya ditowel oleh si kedok hitam. Tapi ia tidak tahu maksudnya,
bahkan maju menyerang dengan berkata, Lepaskan dan jangan ganggu kami!
Tan cianbu gelak tertawa. Hm, gadis kecil ini sombong amat! Kau juga berani
main-main dengan pedang! Kemudian ia menggerakkan goloknya dan menangkis.
Pedang di tangan kanan Hong Ing terpukul dan gadis itu merasa telapak tangannya
perih dan panas. Ia terkejut sekali karena pedang itu hampir saja terlepas!
Ha ha, ha ! Tan cianbu tertawa tapi matanya memandang kagum. Kau boleh
juga, nona kecil! Kau dapat menahan tangkisanku, hm, majulah, hendak kulihat
sampai di mana kepandaianmu. Tapi Hong Ing bersanksi, karena ia merasa bukan
tandingannya kapten yaag bertenaga besar itu !
He, kamu yang berkedok hitam, pengecutkah kau? Bukankah kau laki-laki?
Mengapa kaubiarkan saja wanita ini maju seorang diri? Ayoh majulah!
Si kedok hitam tampak bingong dan ketakutan! Hong Ing merasa heran sekali.
Apakah Tan cianbu ini lebih tinggi ilmu silatnya dari si kedok hitam ini sehingga si
kedok hitam yang tadi telah ia saksikan sendiri kepandaiannya juga merasa takut
menghadapinya? Tapi Tan cianbu melihat keragu-raguan dan kebingungan si kedok
hitam, timbul marahnya.
Pengecut ! Gadis ini berani maju menyerangku, tapi kau tidak berani ! Kalau
begitu, lebih dulu kau akan kubunuh. Mungkin perempuan ini akan kubebaskan
karena ia gagah dan berani tidak semacam kau ! Goloknya berkelebat membacok
leher pemuda itu ! Si kedok hitam berkelit mundur, tapi golok Tan cianbu terus
mengejar dan melakukan serangan bertubi-tubi. Kini heranlah Tan cianbu, karenayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 134
berkali-kali ia menyerang, selalu tanpa hasil. Gerakan si kedok hitam itu sangat
lincah dan selalu berkelit cepat membuat ia tidak berdaya! Si kedok hitam berkelit
sambil mundur hingga mereka tiba di dekat sebuah lampu taman. Tiba-tiba si kedok
hitam merogoh saku dan melempar sesuatu kearah lawannya. Tan cianbu terkejut
dan hendak berkelit, tapi lemparan si kedok hitam cepat sekali hingga tahu-tahu
benda itu mengenai mukanya! tapi Tao cianbu tidak merasa sakit karena ternyata
benda itu hanya sehelai saputangan sutera saja, dan disitu terdapat tulisan besarbesar. Tan cian-bu tertarik akan sapu tangan sutera itu dan di bawah sinar lampu,
ia membaca beberapa huruf besar itu. Seketika itu juga kedua matanya terbelalak
dan mulutnya berseru, Apa??? Mana bisa jadi?/ tetapi ketika ia menengok, si kedok
hitam telah menyambar tangan Hong Ing dan menarik gadis itu melompati tembok
yang tinggi itu, dan terus lari dengan cepat sekali.
Hong Ing yang terpegang pergelangan tangannya ikut lari cepat pula, jauh lebih
cepat dari pada ilmu larinya, karena ia seakan-akan ditarik oleh tenaga raksasa
sehingga kedua kakinya seakan-akan tak menginjak bumi! Gadis ini menjadi makin
kagum dan diam-diam ia membandingkan kepandaian orang ini dengan Han Liong,
Tetapi setelah lari beberapa belas li jauhnya dan mereka memasuki sebuah hutan,
Hong Ing merasa lelah juga, karena kedua kakinya sangat dipaksa.
Aduh, aku lelah, mari beristirahat dulu! keluhnya.
Maaf, aku tidak ingat bahwa kau belum pandai lari cepat, kata si kelok hitam
sambil melepaskan pegangannya.
Hong Ing melepaskan lelah dan duduk di atas rumput. Ia memandang si kedok
hitam yang masih berdiri dan memandang jauh ke depan.
Kita hendak ke mana? tanya Hong Ing.
Ke kota raja, jawabnya singkat.
Ke kota raja? Hendak mengapa ke sana?
Si kedok hitam memandang sehingga sinar matanya terbentur sinar mata Hong
Ing. Kemudian ia tampak bingung dan tidak tahu bagaimana harus menjawab. Ia
lalu menghela nafas dan berkata perlahan, Kau......., kau kini sudah bebas, terserah
kepadamu hendak pergi ke mana, Aku...... aku tidak memaksamu ikut, yakni...... kalau
kau tidak suka......
Hong Ing merasa dadanya berdebar-debar. Jadi orang ini benar-benar hendak
menolong belaka dan tidak bermaksud jahat? Ah, alangkah baik hatinya. Dan
lenyaplah kecurigaannya, karena sebenarnya tadi ia masih merasa curiga
memikirkan bahwa mungkin orang ini sengaja datang ke kamarnya hendakyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 135
menculiknya. Tctapi setelah di kamarnya terdapat jalan rahasia itu, tahulah ia
mengapa orang itu berada di kamarnya. Dan kini, orang ini melepaskannya !.
Kalau begitu, terima kasih atas kebaikanmu.
Ah, itu semua tak berarti apa-apa. Hanya ingat, kau harus berhati-hati, karena
orang-orang Istana putih banyak dan jahat, mungkin kau akan bertemu dengan
seorang di antara mereka di jalan.
Hong Ing tidak merasa takut karena ia tak begitu memperhatikan kata-kata si
kedok hitam. Ia sedang terheran-heran dan mengingat-ingat karena ia seperti
sudah pernah mendengar dan mengenal suara orang itu entah kapan dan dimana??
Eh, apa katamu tadi? O ya, kau takut aku berjumpa dengan mereka? Aku hendak
mencari kakakku, kalau sudah bertemu, aku tidak perlu takut kepada segala orang
itu. Kalau begitu agaknya gagah benar koko-mu itu. Kembali Hong Ing memikirmikir dan mengingat-ingat suara siapakah ini!
Kau telah menolongku dan kini kita hendak berpisah. Maukah kau melakukan
sebuah permintaanku? tiba-tiba Hong Ing bertanya.
Apakah itu?
Yaitu....... aku ingin tahu dan melihat wajahmu, agar aku tak lupa lagi...... maukah
kau membuka kedokmu itu sebentar saja?
Si kedok hitam mundur dua tindak dan dengan cepat tangan kirinya memegang
kedok sutera di mukanya, seakan-akan ia takut kedok itu akan terlepas. Tak
mungkin ! katanya.
Mengapa tak mungkin? Apa........ apa mukamu bercacad dan jelek sekali? Si kedok
hitam itu cepat menggeleng-geleng kepala, tapi lalu mengangguk-angguk berkalikali, hingga mau tak mau Hong Ing tersenyum geli.
Tidak apalah! Akhirnya Hong Ing berkata sambil menghela nafas. Jika kau
tidak mau dikenal, akupun takkan memaksa! Tapi betapapun juga, aku akan selalu
menganggap kau seorang yang gagah dan baik hati.
Ketika mereka hendak berpisah, tiba-tiba dari belakang ada dua bayangan
orang berlari cepat ke arah mereka. Kepandaian dua orang itu ternyata tinggi juga
karena sebentar saja mereka sudah tiba dihadapan si kedok hitam dan Hong Ing.
Hong Ing terkejut sekali karena yang datang itu adalah seorang laki-laki dan
seorang gadis muda yang cantik jelita dan berpakaian serba hitam hingga tampak
kulit tangan dan pergelangan lengannya yang putih. Dan laki-laki itu bukan lain dariyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 136
Heng-san Koai-hiap Lie Bun Tek sendiri, orang lihai berambut putih yang mengacau
di istana putih.
Ha, ha, ha! Kalau memang berjodoh, biar tak disengaja dan tak disangka-sangka,
akhirnya bertemu juga! Heng-san Koai-hiap tertawa terkekeh-kekeh. Lalu ia
mengangkat kedua tangannya memberi hormat kepada si kedok hitam yang
dibalasnya dengan hormat pula.
Sobat berkedok yang gagah berani. Aku kagum melihat tepak terjangmu tadi.
Agaknya kau pun mengikuti jalan lurus dari para patriot. Ketahuilah, aku adalah
Heng-san Koai-jin Lie Bun Tek dan ini adalah sumoiku bernama Pauw Lian. Kau


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tentu sudah pernah mendengar nama kami dan tahu bahwa kami bukanlah orangorang jahat. Terus terang kukatakan bahwa kamipun pengikut jejak para patriot!
Dokumen yang kau rampas dari istana putih itu sangat kami butuhkan. Maka
kuminta dengan hormat, berikanlah itu padaku, sobat.
Maaf, saudara, aku sendiripun perlu juga akan surat-surat penting itu. Soalmu
dengan penghuni Istana putih tiada sangkut-pautnya dengan aku. Aku bertugas dan
sebagai seorang laki-laki aku harus menunaikan tugaaku itu dengan sempurna.
Kalau tugasku telah selesai mungkin sekali aku dapat membantu menghancurkan
kaki tangan durna yang rendah itu !
Hm, jawabanmu sangat licin bagai belut yang tak tentu ujung pangkalnya !
Pendeknya, aku ingin tahu, kau ini pembela rakyat atau pembela kaisar ? Gadis
cantik berpakaian hitam yang disebut Pauw Lian itu berkata, suaranya merdu tetapi
tajam.
Mendengar kata-kata setengah sesalan dan penuh kecurigaan ini, si kedok
hitam memandang dengan tajam dan menjawab, Pembela kedua-duanya !
Lie Bun Tek tertawa dan Pauw Lian memperdengarkan suara ejekan. Hm,
jawaban apa ini? Kalau kau pembela rakyat dan kaisar, habis, siapa yang kauanggap
musuhmu?
Musuhku adalah segala perampok yang mengacau rakyat dan segala macam
durna yang mengacau negara !
Lie Bun Tek dan Pauw Lian saling pandang dengan heran.
Eh, sobat, kau sungguh aneh. Coba buka kedokmu dan perlihatkan mukamu
kepada kami agar kami dapat melihat apakah kau ini lawan atau kawan. berkata
Lie Bun Tek.
Kubuka juga kau takkan kenal, jawab si kedok hitam.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 137
Kalau begitu engkau ini tentu bukan orang baik-baik. Orang yang bermaksud
baik takkan menyembunyikan muka di belakang kedok, kata Lie Bun Tek.
Suheng, bangsat ini tentu mempuyai maksud rahasia, berkata Pauw Lian
kepada Lie Bun Tek.
Memang aku mempunyai tugas dan maksud rahasia, jawab si kedok hitam
sehingga Lie Bun Tek menjadi heran dan marah mendengar orang berterus terang
secara menantang itu. Dengan berseru keras ia loloskan joan-piannya dari pinggang
dan berkata, Agaknya kau mau mencoba kami, orang muda yang aneh ! Si kedok
hitam memperdengarkan suara mengejek sambil mencabut pedangnya.
AHAN senjatamu, ia bukanlah orang jahat! Hong Ing berteriak karena
ia khawatir si kedok hitam takkan dapat melawan si rambut putih yang
tinggi ilmunya itu.
Kaupun bukan orang baik-baik,! kata Pauw Lian yang maju menghalangi.
Kaukira aku takut padamu ? Hong Ing membentak marah dan mencabut siangkiamnya! Tapi Pauw Lian hanya momandangnya dengan terseyum manis bagaikan
seorang dewasa tengah mempermainkan seorang kanak-kanak.
Sementara itu, si kedok hitam sudah mulai bertempur melawan Heng-san Koaihiap Lie Bun Tek. Sekali senjata mereka beradu dan kedua-duanya mundur karena
merasakan getaran hebat di telapak tangan masing-masing. Sambil melompat
mundur mereka memeriksa senjata masing-masing, tapi ternyata kedua senjata itu
tidak rusak. Dengan perasaan kesal Lie Bun Tek meloncat maju lagi melakukan
serangan hebat. Si kedok hitam berkelit lincah dan balas menyerang. Ternyata
tenaga dan kepandaian mereka seimbang. Lie Bin Tek memainkan pukulan-pukulan
Ilmu permainan joan-pian dari cabang Heng-san-pai yang tinggi itu, tapi pedang si
kedok hitam pun dapat bergerak dengan lincah dan cepat karena ia memainkan
tipu silat Pedang Delapan Dewa Bermain-main.
Hong Ing yang merasa gemas melihat lagak Pauw Lian yang seakan.akan
memandang rendah kepadanya, dengan teriakan keras maju menyerang dengan
siang.kiamnya! Ia memainkan jurus-jurus dari Ngo-lian-pai yang belum lama ini ia
pelajari dari Biauw Niang-niang. Tapi alangkah terkejutnya ketika ia melihat
lawannya berputar berbelit-belit cepat dan serta merta telah berada di
belakangnya! Ia terus menyerang dan jurus-jurus yang ganas dan tipu-tipu
mematikan dari Ngo-lian-pai ia keluarkan.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 138
Hemm, sayang kau yang muda dan cantik telah mempelajari ilmu silat jahat,
kata Pauw Lian menyindir sambil meloncat menghindar.
Mendengar sindiran itu dan melihat serangan-serangannya tak mendatangkan
hasil sedikitpun juga, wajah Hong Ing berubah merah karena malu dan marah. Ia
segera merubah gerakannya dan kini mempergunakan ilmu pedang Ngo-houwtoan-bun-to yang ia pelajari dari Han Liong. Kedua pedangnya bergerak teratur
sekali dan serangan-serangannya kuat mendatangkan angin.
Bagus! Ini baru ilmu pedang tulen! Nona baju hitam itu memuji. Sesungguhnya
permainan siang-kiam Hong Ing hebat sekali dan gerakan kedua pedangnya sukar
dilawan. Tapi ternyata ia menghadapi lawan kelas berat yang sangat tinggi ilmu
ginkangnya hingga ia dapat dipermainkan, biarpun Pauw Lian tak memegang
senjata! Hong Ing hampir menangis karena jengkel dan ia gertakkan giginya sambil
nenyerang terus membabi buta. Pauw Lian melihat kenekadan lawannya menjadi
marah juga, sambil berseru, Awas balasan serangan-ku! ia mendesak dengan
sepasang kepalan dan sepasang kakinya yang dapat bergerak cepat sekali. Hong
Ing terdesak mundur dan keadaannya berbahaya !
Pada saat itu terdengar seruan orang, Ing-mo!, jangan khawatir, aku datang,
Belum habis gema suara itu, orangnya telah datang dan tiba-tiba Pauw Lian melihat
seorang pemuda baju putih berdiri di depannya menggantikan Hong Ing yang kini
berdiri di belakang pemuda itu!
Alangkah girang hati Hong Ing mendengar suara dan melihat orang yang baru
datang ini. Segera ia menubruk maju dan memeluk, Han-ko! Syukur kau datang.
Tolonglah aku dan hajarlah wanita yang sangat menghinaku ini!
Melihat Hong Ing memeluk pemuda itu, Pauw Lian mengeluarkan suara
cemoohan, Hm, tak tahu malu!
Hong Ing menghadapinya dengan bertolak pinggang. Mau apa? Ini kakakku dan
kalau kau memang perempuan gagah, lawanlah dia. Kalau kau menang, aku
bersedia berlutut seratus kali di depanmu dan menyebut nenek guru padamu!
Biarpun ia tahu bahwa pemuda yang berdiri bingung di depannya ini bukanlah
lawan ringan, namun Pauw Lian merasa gemas dan marah juga mendengar
tantangan Hong Ing.
Apa yang harus ditakuti ? katanya dan tanpa banyak cakap lagi ia menerjang
Han Liong dengan serangan Harimau Mencuri Hati! Tadinya Han Liong hendak
mendamaikan mereka karena ia tahu bahwa adiknya suka sekali mencari onar, tapi
ia tak diberi kesempatan dan gadis itu langsung memukul Han Liong. Angin pukulan
gadis baju hitam ini berat dan kuat sekali. Karenanya terpaksa ia melayaninyayoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 139
dengan hati-hati dan sebentar saja ia diam-diam mengeluh karena lawan yang
dipilih Hong Ing kali ini benar - benar merupakan lawan terberat yang pernah
ditemuinya! Ia kagum sekali akan kepandaian gadis yang jelita ini dan tak lama
kemudian ia merasa makin kagum bercampur heran karena ternyata kepandaian
gadis itu, baik ginkang maupun lweekangnya, tidak berselisih jauh dengan
kepandaiannya sendiri ! Timbul hati sayangnya dan ia ingin sekali tahu siapakah
gadis ini dan murid siapakah ia ?
Sebaliknya, Pauw Lian merasa terkejut dan heran sekail mengapa pemuda ini
demikian lihai dan sungguh di luar dugaannya semula. Gadis yang baru berusia
sembilan belas tahun itu yang baru saja turun gunung merasa diri tiada tandingnya
lagi, karena memang ia sudah memiliki ilmu silat yang mendekati batas
kesempurnaan, bahkan suhengnya sendiri, Heng-san Koail-hiap Lie Bun Tek yang
terkenal akan kelihaian dan kepandaiannya, tak dapat mengalahkannya, terutama
dalam ilmu pedang ! Maka, kini menghadapi Han Liong jang dapat melayani, bahkan
dapat mendesaknya, ia menjadi gusar sekali. Dengan teriakan marah ia mencabut
pedangnya. Sinar hitam berkelebat di depan muka Han Liong dan pemuda ini
tertejut melihat gadis itu kini memegang sebilah pedang hitam yang sinarnya
menyeramkan. Tiba-tiba ia teringat akan kata-kata suhunya, Kam Hong Siansu yang
mengatakan bahwa di dunia ini masih terdapat Ilmu silat pedang yang dapat
menandingi Pek-liong-kiamsut, yakni Ouw-Liong-Kiamsut atau Ilmu Pedang Naga
Hitam. Dan gadis ini mempunyai sebuah pokiam berwarna hitam berukir naga pula.
Bukankah pedang ini yang disebut Ouw-liong-pokiam ? Hampir saja ia melompat
keluar kalangan tapi tiba-tiba timbul kegembiraannya untuk mencoba sampai
dimana kehebatannya Ouw-liong Kiamsut ! Iapun mencabut Pek-Hong-pokiamnya
dan menangkis setiap serangan gadis itu.
Pauw Lian melihat sinar pedang Han Liong putih melepak seperti perak juga
merasa terkejut. Iapun pernah mendengar gurunya bercerita tentang Pek liongpokiam, maka sama juga halnya dengan hati Han Liong, ia ingin sekali mencoba
ketinggian ilmu pedang pemuda itu. Kalau tadi ketika bertempur mengadu kepalan
mereka berkelebat ke sana ke mari hingga dua bayangan hitam dan putih seakanakan tergabung menjadi satu, kini dua pokiam itu dimainkan sedemikian cepatnya
sehingga yang tampak hanya dua gulung sinar hitam dan putih berputar-putar
cepat seperti kilat, sedangkan dua orangnya sama sekail tak tampak pula! Tentu
saja melihat pertunjukan ini, Hong Ing hanya memandang dengan mulut ternganga
saking kagumnya.
Sementara itu, si kedok hitam juga sedang bertempur dengan hebatnya
melawan Lie Bun Tek. Pedang dan joan-pian saling serang dan saling tangkis
sampai mengeluarkan bunga api. Pada saat pertempuran sedang hebat-hebatnya,yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 140
tiba-tiba terdenger orang menyebut. Siancai, siancai, Lie Bun Tek enghiong, tahan
senjatamu dan maafkan muridku. Un Kiong, buang pedangmu !
Mendengar seruan ini, dengan berbareng si kedok hitam dan Heng-san Koaihiap melompat mundur dan menahan senjata masing-masing, karena si kedok
hitam mengenal suara gurunya sedangkan Lie Bun Tek kenal pula suara Khouw
Sin Ek atau Sin-chiu talhiap yang telah menolongnya ketika bertempur di atas
geeteng Istana Putih!
Sebaliknya, Hong Ing yang mendengar nama Un Kiong disebut segera
menghadapi mereka dengan heran.
Lio Bun Tek menjura kepada Sin-chiu Taihiap sambil berkata. Maafkan siauwte,
lo-taihiap. Dan si kedok hitam berlutut sambil menyebut, Suhu.
Un Kiong, buka kedokmu ! Terhadap kawan-kawan segolongan, tak perlu kau
menyembunyikan mukamu. Si kedok hitam segera merenggutkan sutera hitam itu
dan Hong Ing hampir saja tak dapat menahan jerit herannya, karena si kedok hitam
itu bukan lain ialah si pemuda tolol, Tan Un Kiong, putera dari Tan cian-bu yang
tinggal di dekat Istana Putih ! Hal ini sama sekali tak disangkanya, maka tanpa
terasa kakinya bertindak maju mendekati pemuda itu lalu, sambil menatap
wajahnya, ia berkata, Kau.......??
Un Kiong hanya teneayum dan menjura. Hong Ing cici!
Lie Bun Tek berseru kepada Pauw Lian yang masih bertempur. Sumoi, tahan
pedangmu.... Tapi Khouw Sin Ek mencegahnya dan berkata perlahan Jangan
ganggu mereka...........Tak usah khawatir, mereka takkan melukai satu sama lain. Lihat,
alangkah hebatnya kiamsut mereka. Sungguh yang tertinggi di dunia ini.
Lihat.......bukankah mirip sepasang naga hitam dan putih bermain-main di awan?
Setelah puas menonton. Pendekar Besar kepalan Malaikat ini mengambil dua
buah batu kecil dan mengayunkannya dua buah batu itu ke arah dua gundukan
sinar hitam putih yang sedang bertempur. Jiwi, silakan berhenti! Suaranya
terdengar nyaring dan keras sekali.
Dua buah batu kecil itu dengan tepat menghantam dua pedang, tapi tak
membikin pedang itu terenggut, bahkan dua buah batu itu terbelah dengan mudah
dan jatuh ke atas tanah. Tetapi ini cukup membuat Han Liong dan Panw Lian insyaf
bahwa ada orang yang pandai memisahkan mereka. Mereka tidak berani
memandang rendah dan keduanya segera melompat sambil menjura. Sepasang
mata Pauw Lian yang jeli menatap wajah Han Liong dengan kagum, sebaliknya Han
Liong juga tertarik sekali akan kepandaian gadis itu. Pada saat mereka salingyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 141
pandang itu, seakan-akan ada sesuatu yang mengikat hati mereka dan membuat
mereka malu hingga serentak pula keduanya menundukkan muka.
Lie Bun Tek memperkenalkan pendekar tua itu kepada sumoinya sedangkan
Hong Ing yang masih saja bermain mata dengan Un Kiong segera lari dan
memegang lengan kakaknya. Gadis ini dengan lincah dan gembira memperkenalkan
Un Kiong kepada Han Liong dan serta merta mempercakapkan bagaimana pemuda
tolol itu telah menolongnya lari dari Istana Putih. Berkat kebijaksanaan Khouw Sin
Ek yang mempunyai nama harum dan disegani, mereka dapat menahan rasa sakit
hatinya dan melenyapkan rasa permusuhan, kemudian masing-masing
memperbincangkan riwayat masing-masing untuk menghindarkan salah faham.
Cuwi sekalian tentu heran melihat kenyataan bahwa aku orang tua mempunyai
seorang murid putera seorang pembesar yang berpengaruh di kalangan pahlawan
raja. Biarpun aku orang she Khouw bukan termasuk seorang anti kaisar, namun
memang terdengar ganjil bahwa aku mengambil murid seorang putera cian-bu! Hal
ini ada sebabnya, maka kalian dengarlah riwayatku dan muridku Tan Un Kiong ini.
Demikian Khouw Sin Ek mulai membuka riwayatnya.
Khouw Sin Ek adalah seorang hiapkek besar, yang mewarisi kepandaian silat
tunggal dari Bong Tak Totiang, seorang pertapa dan ahli persilatan Thai-san yang
mengasingkan diri dan diam-diam menciptakan ilmu silat dari Thai-san, Bu-tong
dan Siaw-lim yang ia gabungkan menjadi satu. Totiang ini kemudian menurunkan
semua kepandaiannya kepada Khouw Sin Ek karena ia melihat bahwa Khouw Sin
Ek mempunyai tulang baik dan pribudi tinggi. Setelah belasan tahun belajar dan
dapat mewarisi semua kepandaian suhunya, Khouw Sin Ek mulai berkelana dan
menggunakan kepandaiannya untuk melakukan pekerjaan menolong sesama
manusia. Sepak terjangnya yang gagah perkasa membuat namanya harum.
Disegani, dikagumi kawan dan ditakuti lawan. Pernah seorang diri ia membunuh
Pangeran Liok Bin Ong yang terkenal jahat dan memeras rakyat dengan sewenangwenang. Kemudian ia mengobrak-abrik sarang perampok di Gunung Kim-wat-san
yang dikepalai oleh Kang Leng Giap, seorang jagoan berilmu tinggi yang karena
sombong serta mengagung-agungkan diri sebagai orang gagah nomor satu lalu
berbuat sewenang-wenang saja, merampok rakyat dan petani yang sudah miskin
dan hidup melarat. Tentu saja hal ini membuat hiapkek Khouw Sin Ek marah sekali.
Kepala perampok kejam ini akhirnya tewas dalam tangan Khouw Sin Ek dan
semenjak itu ia mendapat nama julukan sin-chiu-taihiap atau Pendekat Gagah
Kepalan Malaikat !
Tetapi, betapapun gagahnya seseorang, tetap harus tunduk kepada kekuasaan
yang lebih tinggi sehingga pada suatu hari Sin-chiu Taihiap Kouw Sin Ek diserangyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 142
sakit panas yang berat. Pada masa itu ia memang menjadi buronan dan dicari oleh
para pengawal raja karena ia telah membunuh Pangeran Liok Bin Ong. Justeru yang
mendapat tugas untuk mencarinya adalah Tan cian-bu, ayah Un Kiong ! Ketika
Khouw Sin Ek tengah rebah tak berdaya karena sakitnya di sebuah kelenteng kotor
dan rusak, Tan cian-bu dapat membekuknya.
Namun Tan cian-bu yang jujur dan berwatak satria itu, merasa kagum dan
sayang kepada Sin-chiu taihiap, karena menurut pendapatnya, orang semacam Liok
Bin Ong itu memang sudah sepatutnya dilenyapkan dari muka bumi ini! Ia pikir pula
kalau ia sendiri tidak menjabat pangkat cian-bu, tentu telah siang-siang ia pergi
mencari pangeran jahat dan cabul itu untuk menghajarnya. Demikian ia
menyelamatkan jiwa Sin-chiu-taihiap dari hukuman.
Khouw Sin Ek merasa berterima kasih dan kagum melihat kepribadian Tan
cian-bu, maka untuk membalas jasanya, ia secara diam-diam tidak setahu kapten
she Tan itu, telah mengangkat Un Kiong sebagal muridnya. Pada suatu hari ketika
Un Kiong yang berusia tujuh tahun itu bermain-main di dalam taman bunga, Khouw
Sin Ek datang. Di depan anak itu ia meloncat ke sebuah pohon dan menggunakan
tangannya menangkap burung, sedangkan ketika ia turun kembali, burung di telapak
tangannya yang menggerak-gerakkan sayap itu ternyata tak dapat terbang, seakanakan menempel di telapak tangan Khouw Sin Ek. Tentu saja Un Kiong sangat tertarik
dan ia terima dengan gembira ketika orang tua itu mengangkatnya sebagai murid.
Tapi Khouw Sin Ek tak ingin orang mengetahui bahwa ia menerima murid seorang
putera kapten pengawal raja, maka ia pesan dengan keras kepada muridnya supaya
tidak membocorkan rahasia ini. Un Kiong ternyata selain berkemauan besar dan
berbakat baik, juga berhati teguh sehingga terdadap orang tua sendiripnn ia tidak
memberitahukan bahwa ia telah menjadi murid Sin chiu Tai hiap Khouw Sin Ek
yang berkepandaian sangat tinggi! Bahkan untuk menyembunyikan kepandaiannya,
ia berpura-pura menjadi pemuda tolol!
Demikianlah maka Un Kiong menjadi muridku. Pertama karena ayahnya pernah
monolongku dan kedua karena aku melihat ia mempunyai bakat baik. Khouw Sin
Ek menutup penuturannya.
Kini giliran Tan Un Kiong menuturkan pengalamannya. Sebagai seorang
keturunan perajurit sejati, ayah sangat mengutamakan kesetiaan kepada
pemerintah. Ia berpendirian bahwa betapapun bcntuk pemerintah yang diabdinya,
seorang perajurit harus membelanya dengan setia, siap mengorbankan jiwa
raganya. Aku tak dapat menyalahkan sikap ini yang menurut pendapatku betul juga.
Karena itulah maka biarpun aku merasa bersimpati akan perjuangan para patriot
bangsa, namun sebagai putera seorang kapten barisan penjaga istana raja, aku tak
berani berhubungan dengan mereka. Lagi pula, menurut pendapatku, raja vangyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 143
memerintah tidaklah demikian jahat sebagaimana banyak disangka orang. Ia hanya


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terpengaruh oleh hasutan para durna yang jahat. Ayah sangat benci kepada para
durna ini, teristimewa kepada Co Thaikam yang makin lama makin besar
pengaruhnya. Ayah sangat sedih memikirkan keadaan kaisar. Demikian Un Kiong
memulai penuturannya.
Kemudian ia mengatakan bahwa ayahnya pernah berkata kepadanya tentang
adanya bisikan bahwa Co Thaikam bermaksud hendak memberotak! Memang
thaikam ini telah pengaruhi para pembesar tinggi sehingga kaisar seakan-akan
terkurung. Mendengar hal ini dan karena kasihan melihat kesedihan ayahnya juga
karena berkali-kali ayahnya menyatakan penyesalannya bahwa Un Kiong demikian
tolol, pemuda itu diam-diam mulai melakukan penyelidikan terhadap penghuni
Istana Putih yang ia tahu adalah kaki tangan Co Thaikam. Pernah ia menggeledah
semua kamar tapi hasilnya nihil. Kebetulan sekali ia dapat mendengar kejumawaan
Kek Kong Tojin sehingga ia memberanikan diri mencuri dokumen-dokumen itu,
tepat pada waktu Heng-san Koai-hiap Lie Bun Tek bertempur dengan tiga iblis
wanita. Setelah berhasil memasuki kamar Hong Ing di mana memang ia tahu
terdapat sebuah jalan rahasia, ia yang merasa tertarik dan suka kepada nona ini,
membujuknya lari.
Maksud Un Kiong hendak membawa dokumen yang di antaranya terdapat
rencana pemberontakan Co Thaikam itu terhadap Istana raja dan membongkar
rahasia busuk ini kepada raja! Ia sengaja memakai kedok agar tak dikenal oleh para
penghuni Istana Putih dan kaki tangannya, karena kalau sampai ketahuan tentu
ayahnya berada dalam bahaya dan akan mereka musuhi.
Ketika tiba giliran Hong Ing bercerita, sebelumnya nona ini sambil memegang
lengan Pauw Lian, berkata dengan suara manja. Cici harap maafkan aku sebanyakbanyaknya karena telah berlaku kurang ajar padamu. Sebenarnya aku........ aku iri
melihat kecantikan dan kepandaianmu, sampai disini ia mengerling kepada Han
Liong Dan nanti sewaktu-waktu kuharap cici suka mengajar Ilmu pedang padaku.
Ah, bukankah kau sudah mempunyai seorang kawan yang dapat mengajarmu
dan yang kepandaiannya tidak terkalahkan olehku? Pauw Lian balas menggoda
dengan kerlingan mata ke arah Un Kiong. Godaan ini mengenai tepat, tapi dasar
cerdik. Hong Ing bahkan dapat membelokkan godaan ini untuk.menggoda Un Kiong
dengan berkata, Kau maksudkan saudara Tan Un Kiong? Aah, bukankah ia pemuda
tolol yang tak mengerti apa-apa? Ketahuilah, pernah ia meniru-niru aku belajar ilmu
pedang dengan gerakan-gerakan sepertiseorang badut!
Mendengar ini semua orang tertawa, tak terkecuali Khouw Sin Ek, hanya Un
Kiong saja yang membesarkan matanya kepada Hong Ing, tetapi mukanva merahyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 144
karena malu! Diam-diam Hong Ing merasa suka kepada Pauw Lian yang ternyata
juga bersifat jenaka dan suka main-main seperti dia pula.
Heng-san Koai hiap Lie Bun Tek meneeritakan riwayatnya sendiri dan sumoinya
secara singkat.
Di puncak Gunung Heng-san terdapat sebuah bio (kelenteng) tua yang
sederhana, di mana tetdapat seorang pertapa wanita yang sudah tua. Pertapa.
wanita ini bukan lain ialah sumoi dari Kam Hong Siansu, yang bernama Kui Giok
Ciu Suthai. Ilmu kepandaian Kui Giok Ciu Suthai ini tinggi sekali, terutama ilmu
pedangnya. Sebenarnya ketika mudanya diantara Kui Giok Ciu dan Kam Hong Siansu
kedua kakak beradik seperguruan ini, terjalin tali asmara yang erat. Tapi sungguh
mengharukan sekali, hubungan mereka terputtus karena kecurangan seorang
pemuda yang merasa iri hati dan menggunakan siasat jahat sehingga suheng dan
sumoi yang saling menyinta itu pada suatu hari sampai dapat ditipu dan merasa
cemburu kepada yang lain. Pemuda curang itu tidak berhenti sampai di situ saja,
bahkan ia dapat bertindak demikian jauh dan membuat mereka berdua pada suatu
hari mengadu Ilmu pedang di atas bukit Kam-hong-san! Ternyata kepandaian
mereka berimbang dan biarpun sudah bertempur hampir semalam penuh sampai
melebihi ribuan jurus belum juga kelihatan siapa yang lebih unggul. Kam Hong
Siansu yang ketika itu masih bernanama Bun Sin Wan menggunakan Pek-Liongpokiam dan memainkan Pek-liong-kiamsut, sedangkan Kui Giok Ciu menggunakan
Ouw-liong-Pokiam dan memainkan Ouw-Liong-kiamsut. Ilmu pedang mereka
memang secabang, hanya terdapat perbedaan sifat saja karena suhu mereka
memang sengaja mencipta kedua ilmu pedang itu khusus untuk murid wanita dan
murid laki-laki yang dua orang itu. Suhu mereka adalah seorang pertapa aneh yang
mengasingkan diri dan hanya mereka kenal dengan sebutan Bu Beng Lojin atau
Orang Tua Tak Bernama. Orang aneh ini, mempunyai sepasang Pedang Pusaka Naga
Putih dan Naga Hitam ! Dan kedua pedang itu ia berikan kepada kedua muridnya
dengan pesan agar pedang itu kelak diberikan kepada murid-murid yang benarbenar bertulang bersih dan berjiwa luhur.
Agaknya memang sudah merupakan sumpah keturunan bahwa siapa saja yang
memegang kedua pedang itu tentu terlibat dalam urutan asmara. Demikianpun Kui
Giok Ciu dan suheagnya. Diam-diam hati mereka tertusuk panah asmara sehingga
mereka tak berdaya lagi. Tapi ikatan yang seharusnya mendatangkan kebahagiaan
ini, hancurlah oleh kecurangan pemuda she Gak yang juga seorang ahli silat tinggi
dari cabang Bu-tong.
Akhirnya kedua suheng dan sumoi itu sadar juga akan kecurangan Gak Bin
Tong dan mereka berdua mencarinya lalu membunuhnya. Tapi hubungan mereka
telah renggang, di sudut hati kecil mereka telah dikotori sakit hati dan kekecewaan.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 145
Namun, agaknya mereka masih merasa berat dan saling setia sehingga mereka
berdua bersumpah takkan kawin dengan orang lain dan tinggal membujang selama
hidup dan hidup sebagai pertapa di atas gunung! Bun Sin Wan bertapa di atas bukit
Kam-hong-san dan memakai nama Kam Hong Siansu dan Kui Giok Ciu bertapa di
atas bukit Heng-san dan disebut Kui Suthai. Mereka berdua bertapa sambil
memperdalam Ilmu pedang mereka dan mereka telah berjanji akan menurunkan
kepandaian kepada seorang murid dan kemudian murid mereka akan menetapkan
siapa yang lebih unggul ! Ternyata kemudian bahwa murid Kam Hong Siansu yang
mewarisi Pek-Liong Kiamsut dan Pedang Pusaka Naga Putih adalah Si Han Liong,
sedangkan yang mewarisi Ouw-Liong Kiamsut dan Pedang Pusaka Naga Hitam
adalah Pauw Lian.
Selain Pauw Lian, pertapa wanita itu masih menerima seorang murid lagi, yakni
Lie Bun Tek, seorang yatim-piatu yang hidup terlunta-lunta dan tersesat naik ke
Gunung Heng-san. Melihat anak itu bertulang baik dan patut dijadikan seorang
pendekar, Kui Giok Ciu Suthai memungutnya dan mendidiknya. Tapi karena Ilmu
Pedang Naga Hitam hanya diperuntukkan seorang saja, maka ia tidak memberi
pelajaran ilmu pedang kepada muridnya ini, sebaliknya menurunkan ilmu silat joanpian yang lihai dan yang tingkatnya hanya sedikit lebih rendah daripada Ouw-Liong
Kiamsut.
Demikianlah, Heng-san Koai-hiap Lie Bun Tek menuturkan riwayatnya, tentu saja
ia tak menuturkan riwayat gurunya di atas karena ia tidak tahu akan hal itu.
Sebaliknya Pauw Lian juga diam saja dan tidak banyak menuturkan keadaan diri
dan asal-usulnya, karena ia merasa malu kepada Han Liong. Hanya kadang-kadang
ia mencuri dengan kerlingan mata ke arah pemuda itu, dan dengan tajam matanya
menatap Pedang Pusaka Naga Putih yang tergantung di punggung Han Liong.
Sebetulnya, siapakah nona Pauw Lian ini ? Marilah kita ikuti riwayatnya secara
singkat.
Ketika Kui Giok Ciu sambil memegang Pedang Pusaka Naga Hitam berpisah dari
Bun Sin Wan dengan hati patah akibat asmara gagal, ia terjun ke dalam kaiangan
kang-ouw dan melakukan hal-hal yang menggemparkan. Dengan pedang hitam di
tangan, ia binasakan Lima Iblis dari Keng-liat yang terkenal jahat, mengobrak-abrik
sarang kawanan penjahat dan perampok di Bukit Heng-san yang dikepalai oleh si
Raja Naga Teng Lok, pergi ke atas Kun-lun-san dan dengan ilmu pedangnya
mengalahkan semua cabang atas dari cabang Kun-lun, lalu seorang diri mengambil
kepala durna Tui Keng Hok yang berpengaruh besar dan terkenal jahat pemeras
rakyat. Masih banyak hal-hal luar biasa ia lakukan untuk melampiaskan sakit hati
dan kekecewaannya akibat asmara gagal ! Kemudian ia memilih bukit Heng-san
sebagai tempat pertapaan dan semenjak itu ia menyembunyikan diri di gunungyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 146
itu. bertapa dan memperdalam ilmu pedangnya Ouw-liong Kiamsut karena khawatir
kalau-kalau kelak muridnya tak dapat melawan murid suhengnya! Ia bertapa
semenjak masih gadis remaja berusia tak lebih dari dua puluh tahun sampai
menjadi seorang nenek berusia lima puluh tahun lebih.
Puda suatu hari, dengan tak disengaja Kui Giok Cin melihat bayangan sendiri di
dalam telaga dan ia menjadi terkejut melihat bayangan tubuhnya merupakan
seorang nenek tua yang telah putih rambutnya ! Tak terasa ia menangis tersedusedu dan ia terkejut pula ketika teringat bahwa ia belum mempunyai murid. Maka
pergilah ia turun gunung dengan maksud mencari murid. Baru saja ia menuruni
bukit Heng-san di dalam sebuah hutan ia melibat seorang anak laki-laki berusia
kurang lebih lima belas tahun roboh di bawah pohon Siong besar dalam keadaan
sakit. Anak muda itu ternyata adalah Lie Bun Tek, seorang anak yatim piatu yang
hidup sebatang kara dan terlunta-lunta. Pada saat itu ia menderita sakit dan rebah
tak berdaya dalam hutan itu. Kul Giok Ciu Suthai merasa kasihan sekali melibat
kesengsaraan anak muda itu dan ia teringat akan keadaan dan nasib sendiri. Maka
ia segera menolongnya dan memberi obat dan setelah Lie Bun Tek sembuh, ia
pesankan kepada anak itu untuk menjaga tempat pertapaannya selama ia pergi.
Maka ia kembali pergi mencari murid. Ia maklum bahwa Lie Bun Tek adalah seorang
anak yang bertubuh bersih dan mempunyai dasar yang baik untuk menjadi orang
gagah. Sebenarnya takkan kecewa kalau ia mempunyai murid seperti anak itu, tapi
sayang bahwa Lie Bun Tek bukanlah seorang wanita, sedangkan Ouw-liong Kiamsut
harus diturunkan kepada seorang murid wanita sebagaimana yang selalu ia citacitakan.
Selama lima tahun Kui Suthai merantau dalam usahanya mcncari seorang anak
yang pantas menjadi muridnya. Ia tidak ingat untuk pulang ke atas Gunung Hengsan sebelum berhasil mendapat seorang murid yang cocok. Pada suatu hari ketika
ia melalui sebuah hutan, ia mendengar suara orang berteriak minta tolong. Ia
mempercepat langkahnya dan menuju ke arah suara itu. Di atas lapangan rumput
ia melihat seorang laki-laki sedang berkelahi melawan empat orang yang
mengeroyoknya. Seorang yang berpakaian pelayan roboh bermandikan darah dan
rupanya ialah yang berteriak-teriak minta tolong tadi. Kepandaian orang yang
dikeroyok itu cukup baik tapi menghadapi empat orang yang bersenjata golok
sedangkan ia sendiri bertangan kosong, ia kelihatan sibuk juga. Tubuhnya telah
penuh dengan luka-luka, tapi ia masih bisa melawan dengan gigihnya. Di dekat itu
kelihatan sebuah kereta kecil dan seorang anak perampuan yang baru berusia
kurang lebih lima tahun berseru-seru kepada ayahnya yang sedang dikeroyok.
Ayah, pukul, ayah. Pukul mereka ! Kedua tangannya yang kecil terkepal erat-erat
dan sepasang matanya yang bening menyala-nyala.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 147
Melihat keadaan mereka, Kui Suthai segera bertindak. Sekali ia berkelebat dan
menggunakan kedua tangan dan kakinya, tubuh keempat penjahat itu terlempar
jauh dan roboh tak dapat bangun lagi! Laki-laki yang dikeroyok itu tak tahu apa
yang telah terjadi. Ia hanya melihat bayangan putih berkelebat dan tahu-tahu
keempat musuhnya menjerit dan terlempar jatuh dan tidak bangun lagi. Tadi ia tak
sempat memikirkan itu semua karena kepalanya terasa pusing dan tubuhnya
lemah. Ia telah mengeluarkan terlampau banyak darah. Dengan langkah lemah
lunglai ia menghampiri anaknya, tapi sebelum sampai di kereta anaknya itu, ia telah
roboh terguling.
Ayah ! Anak perempuan itu menjerit dan meloncat dari atas kereta lalu
memeluk tubuh ayahnya yang penuh dengan darah.
Ternyata laki-laki itu idalah Pauw Bin Siong, seorang pedagang kecil yang baru
saja ditinggal mati isterinya dan sedang menuju ke kampung halamannya dengan
seorang anak dan seorang pelayan. Ia bermaksud pindah ke kampung sendiri agar
dapat bersatu dengan orang tuanya agar anaknya ada yang merawat. Pauw Bin
Siong menderita luka terlampau berat dan sejak tadi mengeluarkan banyak darah,
maka Kui Suthai melihat keadaannya hanya bisa goyang-goyang kepala saja. Tak
berapa lama lagi Pauw Bin Siong yang bernasib malang itu meninggal dunia dalam
pelukan anak perempuannya yang baru berusia lima tahun itu !
Anak perempuan itu bernama Lian dan semenjak saat itu ia menjadi yatim
piatu dan dibawa oleh Kui Suthai keatas gunungnya. Memang pandangan mata Kui
Suthai tajam dan tepat. Ternyata bahwa Pauw Lian adalah seorang anak
perempuan yang cerdik dan pandai.
Ketika tiba di atas Gunung Heng-san, Kui Suthai girang sekali melihat bahwa
Lie Bun Tek, pemuda yang dulu disuruhnya menjaga pertapaan, ternyata masih
berada di situ seorang diri! Tapi sungguh kasihan, pemuda itu menderita kesedihan
ditinggal seorang diri, dan penderitaannya demikian hebat hingga tubuhnya menjadi
kurus dan rambut di kepalanya telah berubah putih semua! Melihat kesabaran dan
kesetiaannya, Kui Suthai merasa sangat terharu dan ia turunkan Ilmu silet joanpian kepada pemuda itu dan ia belajar dengan rajin. Tapi, sebentar saja ia
ketinggalan oleh sumoinya, Pauw Lian yang benar-benar cerdik dan berbakat itu.
Telah beberapa kali Kui Suihai menyuruh Lie Ban Tek turun gunung melakukan
tugas menolong sesama manusia yang tertindas dan yang sengsara, hingga Lie
Bun Tek menjadi terkenal dan digelari orang Heng-san koai-hiap atau Pendekar
Aneh dari Heng-san. Karena Pauw Lian masih sangat muda juga adatnya agak
keras tak mau kalah. Kui Suthai tak memperkenankan gadis itu turun gunungyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 148
biarpun berkali kali Pauw Lian memohon kepada gurunya untuk sekali-kali ikut
suhengnya.
Waktu berlalu cepat dan dengan tak terasa Pauw Lian telah menjadi seorang
gadis berusia sembilan belas lanun. Ia sangat cantik jelita hingga gurunya makin
sayang padanya. Melihat bahwa semua dasar ilmu silat tinggi telah dimiliki
muridnya, maka ia turunkan ilmunya yang terakhir, ialah Ouw liong Kiamsut. Ketika
ia memberikan pedang Ouw-liong pokiam kepada Pauw Lian, ia menyuruh gadis itu
bersumpah, Kemudian ia membetitahu kepada muridnya itu bahwa biarpun Ouwliong Kiamsut boleh menjagoi di kalangan kang-ouw, namun masih ada
tandingannya, yakni Pek-liong Kiamsut. Dan ia ceritakan kepada muridnya akan hal
suhengnya yang kini bertapa di Kam-hong-san dan bergelar Kam Hong Siansu dan
bahwa suhengnya itu mempunyai sebuah Padang Pusaka Naga Putih. Secara
menyindir iapun menceritakan betapa ia sudah berjanji dengan suhengnya itu
untuk menetapkan mana yang lebih unggul antara Ouw-liong Kiamsut dan Pekliong Kiamsut. Ia hanya pesan kepada muridnya agar berlaku sangat hati-hati jika
menghadapi Pek liong Kiamsut.
Biarpun telah menjadi seorang pertapa yang menjauhkan diri dari dunia ramai,
Kui Suthai mempunyai jiwa patriot dan ia tidak senang melihat kedua muridnya
menjadi orang tak berguna. Maka diperintahkannya kedua muridnya itu turun
gunung dan membantu gerakan kaum pembela rakyat yang gagah perwira. Tentu
saja Pauw Lian merasa girang sekali, karena ini adalah yang pertama kalinya ia
turun gunung.
Di bawah bimbingan suhengnya yang sudah berpengalaman, Pauw Lian mulai
melakukan tugas mulia bersama-sama suhengnya dan banyak rakyat yang telah
menerima budi mereka. Kemudian mereka tiba di kota raja dan Lie Bun Tek
mendengar akan hal istana putih. Ia menyuruh sumoinya tinggal di rumah
penginapan dan menanti di sana sedangkan ia sendiri pergi menyelidik di istana
putih yang terkenal itu. Dan dengan sangat kebetulan ia mendengar kesombongan
Kek Kong Tojln yang bercerita tentang turut surat rahasia itu. Maka ia menjadi
sangat girang dan mencoba merampas surat-surat itu yang berarti membantu
perjuangan kaum patriot. Tapi tak tersangka bahwa pada saat itu muncul seorang
berkedok yang mendahuluinya dan yaug ternyata adalah Tan Un Kiong, pemuda
yang mengagumkan itu.
Lie Bun Tek mengakhiri ceritanya dengan berkata, Tak kami sangka sama
sekali bahwa pemuda berkedok yang lihai itu bukan lain juga orang segolongan
sendiri yang hendak membela rakyat. Biarpun di sini terdapat sedikit perbedaan di
antara Si Taihiap dengan Tan Taihiap, yakni seorang memusuhi kaisar dan yangyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 149
seorang tidak, namun pada dasarnya serupa yakni membela rakyat yang tertindas
! Menurut pendapatku, surat-surat penting itu harus diserahkan kepada Sitaihiap. Pauw Lian tiba-tiba berkata dengan suara tetap. Semua orang
memandangnya dan Han Liong memandangnya dengan heran,
Pauw Lian cici mengapa berlaku segan-segan? Bukankah kau sudah tahu
bahwa Han-ko ini murid dari supeh-mu? Jadi kau bukanlah orang luar, tetapi masih
terhitung sumoi-nya. Mengapa kau sebut dia taihiap-taihiapan! tegur gadis jenaka
itu sambil melonjongkan mulutnya yang manis.
Bukan main sibuknya Pauw Lian ketika itu. Seluruh mukanya yang jelita dan
berkulit putih bersih itu tiba-tiba saja menjadi merah sampai ke telinganya. Han
Liong ketihen melihatnya dan diam-diam ia membelalakkan matanya kepada Hong
Ing yang ketika melihat sikapnya ini lalu mencibir kepadanya! Untuk menolong
Pauw Lian yang bingung karena pukulan Hong Ing tadi, Han Liong berkata tenang,
Pauw sumoi, adikku berkata betul. Tetapi, kau tadi berkata bahwa surat-surat itu
harus diserahkan kepadaku, mengapa dan apakah alasanmu?
Pauw Lian menghela nafai panjang dan memandang kepada pemuda itu
dengan berterima kasih. Begini, katanya kemudian, Si suheng telah bergabung
dengan orang-orang gagah di kalangan kang-ouw untuk melakukan maksud besar
dan menghancurkan pemerintah asing yang menjajah. Justeru surat-surat ini perlu
sekali untuk usahanya yang suci itu. Memang Tan taihiap juga mempunyai alasan


Pedang Pusaka Naga Putih Oleh Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuat untuk memiliki surat-surat itu, namun bila dipertimbangkan lagi, alasannya
hanya berdasarkan kepentingan pribadi, sedangkan Si suheng mendasarkan
alasannya memiliki surat itu untuk kepentingan rakyat jelata dan perjuangan suci.
Semua orang mendengar kata-kata yang lancar dan bijaksana ini dengan
kagum, tetapi Un Kiong diam-diam mengerutkan keningnya, Hong Ing yang bermata
tajam dapat melihat sikap pemuda tolol itu.
Aku tidak sependapat dengan Pauw cici! tiba-tiba Hong Ing berkata dengan
gagah dan tegas. Kini semua oranglah yaag menatap wajahnya. Kita orang-orang
gagah harus menempatkan keadilan di atas semua hal. Apa artinya gagah kalau
tidak adil? Jangan kira hanya mementingkan keperluan diri sendiri lalu lupakan
kepentingan orang lain. Saudara Tan Un Kiong telah bersusah payah merampas
surat-surat ini dan tak dapat disangkal lagi dialah yang berhasil merampasnya
hingga dia yang berhak memilikinya sebelum dirampas oleh orang lain. Sampai di
sini, semua orang memandangnya heran, tak terkecuali Han Liong yang berpikir
apakah yang hendak ditelurkan oleh adiknya yang nakal ini ? Sementara itu, Pauw
Lian yang suka berkata jujur dan berterus terang, segera bertanya.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 150
Eh, eh, adik Hong Ing rupa-rupanya hendak mengadu orang ? Kau maksudkan
bahwa kami atau seorang diantara kami harus merampas surat-surat itu dengan
kekerasan dari tangan Tan-taihiap ?
Kedua mata Hong Ing yang jernih seperti mata burung Hong Itu melebar. Hai,
jangan terburu nafsu, cici! Masakan sesama kita harus saling cakar ? Maksudku
dengan kata-kata sebelum dirampas oleh orang lain ialah sebelum dirampas
kembali oleh pihak lawan. Aku katakan orang lain, apakah kalian semua ini termasuk
orang lain? Maka jika surat-surat itu semuanya diserahkan kepada Han-ko, kurasa
kurang adil terhadap saudara Tan Un Kiong. Alasannya cukup kuat. Ayahnya
seorang pembesar setia dan jujur, sedangkan dia sebagai seorang putera hendak
berbakti kepada ayahnya. Bukankah alasan ini cukup mulia dan kuat?
Tiba tiba Han Liong tersenyum. Diam-diam ia merasa sangat girang karena
rupanya adiknya yang bengal ini suka kepada pemuda she Tan itu ! Hm, baru kali
ini aku mendengar kau membela orang demikian mati-matian ! Kata-kata ini
diucapkan dengan suara sungguh-sungguh, tapi pada wajah Han Liong yang cakap
terbayang senyum penuh arti hingga semua orang dapat mengerti maksudnya dan
tertawa sambil memandang wajah Hong Ing. Gadis ini cukup cerdik dan ia tahu
kemana maksud kata-kata kakaknya. Wajahnya menjadi merah dan dengan muka
asam ia lalu cubit lengan kakaknya dengan keras hingga Han Liong berteriak
kesakitan. Orang-orang yang melihat sikap mereka demikian mesra dan gembira
sebagai kanak-kanak, diam-diam ikut merasa senang.
Kalau tidak ada orang lain, pasti aku sudah putar telingamu. Enak saja kau
menggoda orang. Awas, lain kali kalau ada kesempatan jangan katakan aku
keterlaluan kalau aku membalas mempermainkan kau. Bukan maksudku untuk
begitu saja menyerahkan surat-surat kepada saudara Tan Un Kiong dan melupakan
tugat dan kepentinganmu, tapi usulku ialah begini. Kita periksa surat-surat itu, mana
yang penting bagi keperluan saudara Tan boleh dia ambil, sedangkan yang penting
bagi kau boleh kau ambil. Bukankah ini namanya adil?
Han Liong dan yang lain mengangguk-angguk. Ka memang cerdik, Han Liong
memuji. Tapi Un Kiong tak setuju.
Memang usul ini baik dan adil sekali, katanya, tapi bila aku membawa surat
tentang pemberontakan yang direncanakan Co Thaikam itu saja tanpa surat-surat
lain yang berupa amanat kaisar, aku khawatir kaisar takkan mudah percaya begitu
saja. Beliau sangat teliti dan kalau sampai aku tidak dipercaya, maka mudah bagi
Co Thaikam mempengaruhi Kaisar dan sebaliknya ayahku akan mendapat celaka.yoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 151
Hati Liong berkata kepada Khouw Sin Ek yang semenjak tadi hanya diam saja,
mengusap-usap jenggotnya yang putih sambil sekali-kali tersenyum gembira
melihat tingkah anak- anak muda itu.
Khouw Lo-enghiong, tolonglah memberi petunjuk kepada teecu semua.
Bagaimanakah baiknya hal surat-surat itu harus diatur ?
Sio-chiu Tai-hiap Khouw Sin Ek berkata tenang. Aku orang tua sebenarnya tidak
mengerti tentang urusan ini. Tapi mendengar alasan-alasan yang diajukan, memang
kedua-duanya mempunyai alasan kuat. Sayang surat-surat itu tidak bisa dibagibagi menurut kepentingan masing-masing sebagaimana yang diusulkan oleh nona
Hong Ing ini. Tapi, kurasa para kaki tangan Co Thaikam itu tentu takkan berani
cepat-cepat menjalankan rencana mereka karena surat-surat telah berada di
tangan orang lain. Mereka tentu akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari dan
merampas kembali surat-surat ini yang bagi mereka bukan hanya sangat penting,
juga sangat berbabaya.
Tiba-tiba Han Liong teringat sesuatu. Ia bangun berdiri dan berkata girang,
Bukankah besok malam Go-gwee Cap-go. Ah, sungguh aku lupa. Aku justeru
bertugas mengundang orarng-orang gagah berkumpul di bukit Beng-san pada Gogwee Cap-go. Maka, harap cuwi sudi menunda dulu soal surat-surat ini dan marilah
kita menuju ke Beng-san untuk menghadiri pertemuan orang-orang gagah yang
kami undang. Kurasa, soal surat-surat inipun dapat dibicarakan dan diputuskan di
sana. Tan lauwte kuharap sukalah menunda kepentingannya barang dua hari dan
ikut menghadiri pertemuan penting ini.
Tan Ui Kiong tadinya merasa ragu-ragu, tetapi tiba-tiba Hong Ing berkata girang,
Tentu saja saudara Tan suka ikat pergi. Ketempatan untuk bertemu dengan para
hohan yang berkumpul, belum tentu akan didapatkan untuk kedua kalinya selama
hidup. Koko Han Liong, kau jangan tanya aku lagi mau atau tidak pergi ke sana.
Pendeknya, aku ikut pergi !
Han Liong tertawa dan dengan hormat mengundang Khouw Sin Ek, Pauw Lian
serta Lie Bun Tek. Semua setuju dan beramai-ramai mereka berangkat menuju ke
gunung Beng-san, tempat kediaman Beng-san Tojin Pauw Kim Kong, seorang di
antara guru-garu Han Liong, karena tempat inilah yang sudah ditentukan untuk
pertemuan itu.
Memang Pauw Kim Kong Malaikat Rambut Putih pandai sekali memilih tempat
kediaman. Beng-san adalah sebuah bukit yang subur dan penuh dengan pohonpohon hijau menyegarkan. Juga tempat ini sangat sejuk hawanya, tidak terlalu
dingin, karena tidak terlalu tinggi Sehingga matahari dapat menembuskanyoza collection
Pedang Pusaka Naga Putih - Halaman 152
cahayanya diantara mega-mega tipis. Penduduk di sekitar gunung itu semuanya
hidup dari hasil pertanian, karena tanah disitu memang baik dan subur.
Ketika rombongan Han Liong tiba di situ, ternyata sebagian besar orang-orangg
gagah telah berkumpul. Han Liong merasa girang sekali karena dapat bertemu
dengan semua gurunya. Melihat bahwa Khouw Sin Ek ikut datang bersama Han
Liong, semua orang merasa gembiea sekali dan mereka menyambut cianpwe ini
dengan penuh penghormatan karena diantara semua yang hadir boleh dibilang
Khouw Sin Ek adalah dari golongan tertua.
Yang hadir pada saat itu antara lain adalah. Siok Houw Sianseng, Beng-san Tojin
Pauw Kim Kong, Kim-to Bie Kong Hosiang. Liok-tee Sin-mo Hong In, Siauw-lo-ong
Hce Bin Kiat, dan Yu Leng In.
Dari golongan muda, selain Han Liong, Hong Ing, Ui Kiong, Pauw Lian, dan Lie
Bun Tek, tampak pula Bhok Kian Eng dan Lie Kiam murid-murid Liok-tee Sin-mo,
juga hadir Bie Cauw Giok murid Beng-san Tojin.
Orang-orang gagah yang diundang oleh Han Liong dan tampak hadir adalah,
Lok Twie Hwesio wakil Siauw-lim, Pak Ciok Tojin seorang ahli pedang Kun-tun-pai,
Khu Bu Souw ahli waris ilmu silat keturunan keluarga Khu yang terkenal lihai, Bing
Hwa Suthai dari bukit Leng-san dengan muridnya Coa Li Lian yang bergelar Burung
Kepinis Merah, Kok Tiang Lojin seorang gagah bergelar Pengemis Malaikat karena
ia selalu berpakaian seperti seorang pengemis, dan masih banyak lagi orang-orang
gagah yang ternama pada masa itu.
Diantara undangan-undangan lain tampak pola Lima Pendekar tua dari Kengciu yang bernama Lok Ho, Lok Thian, Lok Kim, Lok Eng, dan Lok Kiat. Ngo-lohiap ini
terkenal dengan Ngo-heng-tin atau Barisan Lima Elemen, yakni ilmu silat yang
dilakukan oleh mereka berlima dan yang jika dimainkan dapat mengimbangi
kekuatan lawan yang berapapun banyaknya ! Kang-ciu Ngo-lohiap ini mengiringkan
seorang tua yang sikapnya agung dan terkenal sebagai seorang patriot sejati juga
memiliki kepandaian tunggal, yakni permainan toya yang disebut Sin-coa-kun-hwat
atau Ilmu Toya Ular Dewa. Orang tua ini bernama Souw Kwan Pek dan ia adalah
seorang panglima dalam barisan Gouw Sam Kwie dahulu. Tak heran semua orang
menghormatnya sebagai seorang pahlawan pembela rakyat yang gagah perkasa.
Kelima saudara Lok itu sengaja mengiringkannya karena mereka seakan-akan
mewakili daerah Selatan dan Barat untuk mengangkat Souw Kwan Pek ini sebagai
bengcu atau kepala dari perserikatan pemberontak yang baru.
Ketika Han Liong mcmperkenalkan kawan-kawannya yang muda kepada semua
suhunya, Pouw Kim Korg memandang Pouw Lian dengan mata terbeliak dan wajah
pucat. Han Liong tahu perobahan air muka suhunya ini, maka dengan cepat ia rabayoza collection
Jiwa Ksatria 3 Medal Of Love Karya Thelapislazuli Kembang Darah Setan 2

Cari Blog Ini