Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan Bagian 14
?Mau kabur kemana kau?" bentak Su Nan Siansu yang menduga bahwa Ho Ho ingin melarikan
diri.
?Hahahahaha.untuk apa aku melarikan diri ? Terimalah oleh kalian !? bentak Ho Ho dengan
suara yang bengis.
Dan membarengi dengan perkataannya, dengan masih berlari-lari, Ho Ho mengangkat tinggitinggi lonceng mujijatnya itu, dia menggerakkannya dengan mempergunakan tenaga lwekang
yang kuat.
Segera terdengar suara lonceng itu menggema disekitar tempat tersebut.
?Tengggg-tangggg-tengggg-tenngggg!? beruntun beberapa kali suara lonceng itu menggema
keras luar biasa.
Di saat itulah, terdengar beberapa jeritan menyayatkan. Diantara beberapa orang-orangnya Su
Nan Siansu tampak telah kejengkang rubuh. Mereka adalah orang yang memiliki kepandaian
paling rendah. Dengan sendirinya, menerima gempuran pertama dari lonceng mujijat itu,
merekalah yang telah rubuh terlebih dulu. Malah mereka telah rubuh tanpa bisa bergerak lagi.
Terbinasa disaat itu juga dalam keadaan yang mengerikan, karena sepasang mata mereka
terpentang mendelik lebar-lebar.
Su Nan Siansu yang mendengar juga bunyi lonceng itu bersama beberapa orang-orangnya yang
lain, telah tergetar hebat.
Namun disebabkan tenaga lwekang yang mereka miliki itu memang jauh lebih tinggi dari
beberapa orang yang telah mati itu, maka mereka masih bisa mempertahankan diri.
Cuma saja, biarpun begitu, tadi mereka telah menerima gempuran yang tidak kecil. Muka Su
Nan Siansu telah berubah pucat, begitu juga beberapa orang-orangnya.
Ho Ho telah tertawa dingin.
?Hmmmm.!? katanya waktu dia melihat orang-orangnya si Hweshio telah menghentikan
serangan-serangan mereka dan juga tampak sedang memandang bengong kearahnya. ?Apakah
kalian mau meneruskannya ??
Mukanya Su Nan Siansu menjadi merah padam.
Rupanya Hweshio ini sangat murka bukan main, maka dari itu, dengan tidak terduga, si
Hweshio menjadi nekad dan dia membentak: ?Mampusi bocah itu !?
Menyusul dengan suara bentakan itu, tampak Su Nan Siansu sendiri mencelat menerjang kearah
Ho Ho. Orang-orangnya si Hwesio juga dengan cepat telah mencelat kearah Ho Ho. Gerakan
mereka menunjukkan bahwa semuanya telah nekad.
Hal ini disebabkan mereka telah berpikir, dari pada mereka yang binasa ditangan Ho Ho akibat
getaran Lonceng mujijat ditangan Ho Ho, lebih baik mereka menerjang nekad untuk mengadu
jiwa.
Ho Ho jadi terkejut bukan main melihat kenekadan orang ini. Memang bisa saja Ho Ho
menggerakkan lonceng mujijat yang terdapat ditangannya. Tetapi kalau ia menggerakkannya,
berarti akan berjatuhan banyak sekali korban-korban, dengan sendirinya berarti juga mereka
akan menjadi mayat dan Ho Ho akan banyak sekali melakukan pembunuhan hari ini. Itulah
yang tidak diinginkan oleh Ho Ho.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
417 Tetapi kalau memang dia tidak menggerakkan lonceng mujijat ditangannya berarti dirinya bisa
celaka juga ditangan orang-orang ini, berarti untuk selanjutnya dia mungkin akan dibuat pensiun
menjadi manusia ! Dengan sendirinya Ho Ho jadi bimbang.
Tetapi jelas Ho Ho kalap, tidak terpaksa dia tidak mau menggerakkan lonceng mujijatnya itu,
karena percuma saja, berarti dia akan melakukan pembunuhan besar-besaran.
Ho Ho tidak bisa berpikir terlalu lama, serangan-serangan Su Nan Siansu berikut orangorangnya itu telah datang dengan cepat.
Maka dari itu, tanpa bisa bergerak lagi Ho Ho telah berusaha sekuat tenaganya menghadapi
orang ini.
Apa lagi memang Su Nan Siansu dan orang-orangnya yang masih berjumlah belasan orang itu
tidak mau memberikan kesempatan bergerak bagi Ho Ho, menyebabkan Ho Ho jadi terdesak
mundur.
Orang-orang Su Nan Siansu, dan termasuk si Hweshio sendiri memang bernafsu sekali ingin
membunuh Ho Ho, untuk dapat merebut Lonceng Mujijat itu. Mereka juga bukannya terdiri
dari orang-orang yang berkepandaian lemah. Dengan sendirinya mereka melancarkan seranganserangan yang tak hentinya.
Hebat sekali Ho Ho menerima serangan-serangan itu, karena sedikit saja dia lengah, berarti dia
akan binasa disaat itu juga.
?Hahahahahaha.!? tertawa gelak-gelak Su Nan Siansu dengan suara menyeramkan. ?Lebih
baik kau menyerahkan lonceng mujijat itu, dan kami tidak akan mengganggu jiwamu!"
Hweshio ini berkata begitu, karena dia melihat Ho Ho bertempur dengan main mundur dan kelit
belaka, seperti juga dia telah terdesak benar.
Dengan sendirinya, si hweshio yakin, tidak lama lagi dia akan dapat melumpuhkan Ho Ho,
maka dia jadi berbesar hati.
Tetapi Ho Ho tertawa dingin.
?Hmmm.jangan terlalu tekebur!" bentak Ho Ho dengan suara yang nyaring. ?Hmmm.
kalau memang aku ingin membunuh kalian, dengan mudah dapat kulakukan! Sebetulnya aku
sengaja memberikan jalan hidup kepada kalian, tetapi kalian tidak tahu diri ! Dengarlah! Kalau
memang kalian terlalu mendesak diriku, hmm, hmm, dengan sendirinya terpaksa aku akan
melakukan pembunuhan besar-besaran, berarti akan terdapat banjir darah!"
Tetapi Su Nan Siansu dan orang-orangnya hanya tertawa gelak-gelak. Mereka menganggap
perkataan Ho Ho hanyalah gertak sambel belaka.
Dengan hebat mereka telah melancarkan terus serangan yang bertubi-tubi kepada Ho Ho,
membuat Ho Ho jadi kelabakan juga.
Apa lagi memang Su Nan Siansu dan orang-orangnya itu telah melancarkan serangannya itu
dengan mempergunakan ilmu simpanan mereka masing-masing, dan juga mempergunakan
seluruh tenaga lwekang yang ada pada diri mereka, membuat Ho Ho jadi terdesak hebat.
Disaat seperti itulah Ho Ho jadi bimbang. Dia bermaksud akan mempergunakan lonceng kecil
mujijatnya itu. Tetapi sebagai seorang manusia, dia memiliki perikemanusiaan, dengan
sendirinya dia tidak mau melakukannya.
Kalau sekali saja lonceng mujijat itu digunakan niscaya akan berjatuhan korban-korban, malah
hebatnya lawan-lawannya itu akan terbinasa disaat itu juga tanpa ampun. Sedang Ho HoTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
418 bimbang tiba-tiba punggungnya dirasakan sakit bukan main.
Rupanya salah seorang lawannya telah melemparkan senjata rahasia kearah punggungnya dan
menancap tepat sekali.
Itulah yang telah menyebabkan Ho Ho jadi menderita kesakitan yang bukan main.
Dengan gusar Ho Ho membalikkan tubuhnya lalu melancarkan serangan kepada orang yang
membokongnya itu.
Tangan kanan Ho Ho berhasil menjambret dan mencengkeram bahu orang itu. Dengan
sendirinya orang tersebut jadi menjerit-jerit kesakitan. Ternyata tulang piepe dibahunya yang
telah kena dicengkeram oleh Ho Ho.
Sedang lawan Ho Ho yang seorang ini menjerit-jerit begitu, maka tampak beberapa orang Su
Nan Siansu telah bergerak dengan cepat, mereka melancarkan serangan pula. Maksud mereka
ingin menolongi kawan mereka yang tengah dicengkeram oleh Ho Ho.
Namun Ho Ho cerdik, waktu melihat beberapa orang lawannya melancarkan serangan dengan
mempergunakan senjata tajam, dengan tidak terduga Ho Ho melemparkan tubuh lawannya itu.
Maka dari itu, beberapa senjata tajam telah amblas menusuk tubuh lawan Ho Ho itu.
Terdengar suara jeritan yang menyayatkan! Tampak tubuh orang itu jatuh ke tanah dengan
berlumuran darah. Tubuhnya juga sudah mengejang, sejak tadi juga siang-siang arwahnya sudah
meninggalkan raganya, sepasang matanya mendelik, menunjukkan bahwa orang ini binasa
dengan penasaran.
Beberapa orang-orangnya Su Nan Siansu memandang bengong, berdiri kaku dengan muka yang
pucat.
Mereka terkejut bukan main melihat ini, apa lagi memang mereka yang telah membunuh
sahabat mereka sendiri !
Melihat orang-orangnya berdiri bengong, Su Nan Siansu jadi gugup.
Sambil melancarkan serangan yang bertubi-tubi kepada Ho Ho, pendeta ini berteriak-teriak
memberikan komando kepada orang-orangnya itu untuk melancarkan serangan-serangan lagi,
agar Ho Ho tetap tidak mempunyai kesempatan untuk bergerak.
Orang-orangnya Su Nan Siansu rupanya telah tersadar dari rasa terkejut mereka. Dan mereka
jadi kaget dengan sendirinya. Coba kalau disaat mereka tengah berdiri bengong begitu,
bukankah Ho Ho bisa saja mempergunakan lonceng mujijatnya ? Bukankah mereka akan kena
dicelakai oleh Ho Ho? Tanpa mereka sadari, mereka jadi mengucurkan keringat dingin.
Cepat-cepat mereka merangsek melancarkan serangan-serangan mereka lagi kepada Ho Ho.
Semakin lama Ho Ho jadi semakin terdesak oleh orang-orang ini. Apa lagi lawan-lawan Ho Ho
ini memang telah berlaku nekad. Dan juga disebabkan Ho Ho merasakan tenaganya mulai
habis. Dengan sendirinya, daya tempurnya jadi banyak merosot.
Diam-diam Ho Ho jadi berkuatir juga, karena kalau sampai dia kena dicelakai orang-orang ini,
maka habislah segala-galanya.
Malah yang menjadi pemikiran Ho Ho, kalau sampai lonceng merenggut arwah ini terjatuh
ditangan Su Nan Siansu dan orang-orangnya, niscaya akan celakalah dunia persilatan.
Karena dengan mudah Su Nan Siansu dan orang-orangnya itu akan melakukan pembunuhan
kepada siapa saja yang tidak disenanginya. Maka dari itu, mati-matian Ho Ho masihTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
419 mempertahankan diri.
Malah Ho Ho mengempos semangatnya, dia mengerahkan seluruh tenaga yang ada pada
dirinya untuk menghadapi serangan-serangan lawannya.
Terakhir kali, Su Nan Siansu sambil mengeluarkan suara bentakan telah melancarkan serangan
dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya.
Kepalan tangannya telah meluncur cepat sekali menerobos kearah dada Ho Ho. Kebetulan
sekali pada saat itu Ho Ho tengah mengelakkan serangan salah seorang lawannya. Maka dari
itu, dia jadi tidak bisa mengelakkan serangan dari Su Nan Siansu.
Dengan terdengar suara 'dukkkkk !' keras sekali, maka terdengarlah suara jeritan yang
menyayatkan dari Ho Ho. Disusul juga oleh tubuh Ho Ho yang terpental dengan keras sekali.
Waktu tubuh Ho Ho jatuh ketanah, Su Nan Siansu dan orang-orangnya melompat dan ingin
melancarkan serangan yang mematikan. Sedikitpun juga mereka tidak mau memberikan
kesempatan kepada Ho Ho.
Dengan sendirinya juga Ho Ho jadi bingung. Pada saat itu Ho Ho tengah merasakan betapa
dadanya yang terserang itu sakit bukan main, seperti juga tulang-tulang dadanya telah pecah
berantakan.
Dia mengempos semangatnya untuk memulihkan kekuatan tubuhnya, tetapi Ho Ho tidak
mempunyai kesempatan yang banyak.
Su Nan Siansu dan orang-orangnya itu telah melompat untuk melancarkan serangan-serangan
mereka lagi.
Melihat ini, Ho Ho jadi putus asa.
?Terpaksa aku membunuh manusia-manusia jahat ini !" pikir Ho Ho akhirnya, karena dia
memang sudah tidak mempunyai pilihan lainnya, dibunuh atau memang harus membunuh.
Waktu Su Nan Siansu tengah menerjang kearahnya, dengan cepat Ho Ho mengangkat
tangannya menggerakkan lonceng mujijatnya. Segera terdengar suara 'tanggg-tenggg-tangg !?
yang nyaring memekakkan anak telinga, menggema disekitar tempat itu.
Menyusul mana terdengar suara jeritan yang menyayatkan dari beberapa orang, tampak Su Nan
Siansu dan beberapa orang anak buahnya telah terpental keras sekali, terlambung dan juga ada
yang bergulingan ditanah dengan kedua tangannya memegangi sepasang telinganya.
Ru panya suara 'tengggg!' dari lonceng mujijat itu mendatangkan perasaan sakit yang bukan
main, membuat mereka menderita sekali. Benar-benar suatu kejadian yang mengherankan
sekali.
Dan juga, yang membuat orang-orang Su Nan Siansu bergulingan serta menderita kesakitan
bukan main itu, karena Ho Ho telah menggerakkan lonceng mujijatnya itu dengan
mempergunakan tenaga lweekang yang kuat sekali.
Ho Ho melompat berdiri. Dilihatnya lawan-lawannya itu telah merangkak berdiri. Ho Ho
tertawa dingin.
?Lebih baik kalian cepat-cepat angkat kaki sebelum kubunyikan lagi lonceng ini !? bentak Ho Ho
dengan suara yang tawar. ?Tetapi kalau memang kalian membandel, hmm, biarlah, aku terpaksa
melakukan pembunuhan secara besar-besaran !"
(BERSAMBUNG)TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
420 MUKA Su Nan Siansu saat itu telah berubah pucat. Begitu juga orang-orang dari si Hweshio
semuanya berdiri ragu-ragu.
Namun mereka sendiri memang telah menyadarinya, biar bagaimana memang mereka tidak
mungkin bisa menghadapi Ho Ho, karena Ho Ho memiliki lonceng mujijat yang begitu tangguh.
Dilawan terus malah akan mendatangkan kecelakaan untuk diri mereka sendiri. Itulah, setelah
berdiri sesaat, akhirnya Su Nan Siansu mendengus.
?Hmmmbaiklah!" katanya kemudian. ?Tetapi kau ingat, suatu hari kami tentu akan
mencarimu, untuk membereskan hutang piutang inipenghinaan ini tidak mungkin dapat kami
lupakan !"
Ho Ho hanya tertawa dingin waktu mendengar perkataan si Hweshio.
Sedangkan Su Nan Siansu telah membalikkan tubuhnya. ?Hayo kita berangkat !" teriak si
Hweshio kepada orang-orangnya.
Dengan diikuti para jago yang bekerja untuk si Hweshio, Su Nan Siansu meninggalkan tempat
tersebut.
Ho Ho hanya memandangi saja Hweshio yang keok itu, dia berulang kali mengeluarkan
dengusan tertawa dingin.
Didalam waktu yang sangat singkat Hweshio itu sudah lenyap, begitu juga para pengikutnya.
Setelah menghela napas beberapa saat, Ho Ho akhirnya juga meninggalkan tempat tersebut.
Waktu menjelang magrib, cuaca di jalan kecil yang menuju ke kota Sam goan-kwan telah sepi
bukan main, juga diliputi oleh kegelapan.
Di jalan itu tampak sedang berjalan perlahan-lahan dengan tindakan kaki yang tenang seorang
lelaki yang berpakaian serba kuning keemas-emasan, dia melangkah sambil menikmati
pemandangan disekitar tempat tersebut.
Anak lelaki ini tidak lain daripada Ho Ho, yang sedang melakukan perjalanan ingin menuju ke
Sam-goan-kwan.
Memang perjalanan ke Sam-goan-kwan merupakan perjalanan yang tidak menggembirakan,
karena selama dalam perjalanan kesana sangat sepi dan Ho Ho juga jarang sekali menemui
seorang atau berpapasan dengan orang lainnya.
Apa lagi memang Ho Ho juga menyadarinya, bahwa kota Sam-goan kwan itu merupakan
sebuah kota tua yang penduduknya sedikit sekali, mungkin hanya beberapa orang yang memiliki
keberanian agak besar, yang berani untuk menetap dikota Sam-goan-kwan tersebut.
Ho Ho menuju ke kota Sam-goan-kwan ini memang ingin mencari seseorang disana.
Tetapi ketika Ho Ho sedang enak-enak berjalan dijalanan itu, telinganya yang tajam mendengar
sesuatu, dia merandek dan sikapnya sangat waspada sekali.
Rupanya yang didengar Ho Ho adalah langkah kaki orang yang tidak berjauhan dari tempatnya
berdiri. Walaupun suara langkah kaki itu sangat ringan seperti jatuhnya daun kering, namun
bagi Ho Ho yang memiliki pendengaran sangat tajam, suara yang perlahan dan sekecil itu saja
sudah cukup baginya untuk berlaku waspada.
Keadaan disekitar jalanan itu sangat sunyi dan sepi sekali. Dengan penuh kewaspadaan Ho Ho
mempertajam pendengarannya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
421 Dia memasang telinganya untuk mendengarkan lebih jelas suara langkah kaki itu.
?Dua orang sedang menghampiri kearahku!? gumam Ho Ho seorang diri setelah mendengar
dengan teliti suara langkah kaki yang sedang menghampiri kearah dirinya.
Ternyata apa yang diduga oleh Ho Ho memang tepat.
Dengan cepat sekali, tampak telah berkelebat dua sosok tubuh dengan gerakan yang cepat sekali,
gerakannya begitu gesit, karena kedua sosok tubuh ini memiliki ginkang yang sempurna.
Dengan sikap yang tenang sekali, Ho Ho tetap berdiri ditempatnya. Dia mengawasi saja
kedatangan kedua orang yang tidak dikenal itu, sedangkan didalam hatinya Ho Ho jadi berpikir :
?Entah apa yang diinginkan oleh kedua orang ini ??
Belum lagi Ho Ho sempat berpikir lebih jauh, kedua orang itu telah mendekati dirinya.
?Berhenti bocah!" bentak salah seorang diantara mereka. ?Kami ingin bicara dengan kau !?
Ho Ho tertawa tawar.
?Memang aku sedang menantikan kalian, tanpa kalian perintahkan untuk berhenti, bukankah
kalian telah melihatnya aku telah berdiri diam disini ?"
Muka kedua orang itu bengis sekali, mereka terdiri dari dua lelaki yang bertubuh tinggi kurus
kering, bermuka cekung, saking kurusnya sampai tulang tengkorak mukanya kelihatan.
Sepasang mata mereka tampak memancarkan sinar yang mengerikan sekali.
Ho Ho sendiri waktu bisa melihat dengan tegas muka kedua orang yang baru datang ini, jadi
terkejut bukan main.
Hati Ho Ho jadi tergetar juga, karena muka kedua orang ini benar-benar mengerikan sekali.
Sedangkan salah seorang diantara kedua orang ini telah membentak lagi dengan suara yang
bengis sekali : ?Bocahkami ingin menanyakan sesuatu kepadamu, kami harap kalau memang
kau masih menginginkan jiwamu, agar kau hidup terus, semestinya kau menjawab dan
memberikan keterangan yang jujur !"
?Apa yang ingin kalian tanyakan ?" tanya Ho Ho dengan suara yang tawar.
?Kami ingin menanyakan perihal lonceng mujijat itu!"
Muka Ho Ho jadi berubah seketika itu juga, sepasang alisnya juga mengkerut.
?Hmmmmmmmlonceng mujijat ?" tanya Ho Ho dengan suara yang tawar. ?Apakah aku tidak
salah mendengarnya ??
?Hahahahahahahaha.jangan kau pura-pura pilon, terus terang saja kau jawab pertanyaan
kami, bukankah lonceng mujijat itu berada padamu ??
Ho Ho mengangguk. ?Benar !?
?Kalau kau masih ingin hidup terus, maka serahkan lonceng mujijat itu pada kami."
?Tunggu dulu !"
?Tunggu dulu ? Apa maksudmu ??
?Aku ingin menanyakan dulu pada kalian, apakah kalian sudah pernah mendengar khasiat dari
lonceng mujijat itu ?"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
422 ?Sudah !? sahut kedua orang itu hampir berbareng.
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Bagus kalau memang kalian sudah mengetahui kemujijatan lonceng ituapakah kalian tidak
jeri, kalau-kalau kalian bisa mampus disebabkan lonceng mujijat itu?" tegur Ho Ho lagi.
?Hahahahahahahahahaha.!" Kedua orang tersebut telah tertawa dengan suara yang
menyeramkan sekali. ?Walaupun bagaimana hebatnya bunyi lonceng mujijat itu, kami tidak
akan jeri menghadapinya !?
Dan membarengi dengan perkataan mereka itu, tampak kedua orang ini mengeluarkan sesuatu
dari kantong masing-masing.
Ternyata mereka telah mengeluarkan dua potong sobekan kain. Langsung mereka memakai
sobekan kain itu pada kedua telinga mereka.
?Nah, lihatlah!" kata salah seorang setelah memakai sobekan kain tersebut. ?Seperti apa yang
kau telah lihat kami tidak mungkin bisa dipengaruhi oleh bunyi lonceng mujijat itu !?
Melihat apa yang dilakukan oleh kedua orang ini, Ho Ho jadi tercekat hatinya, dia terkejut juga
melihat kelicikan kedua orang ini.
Namun Ho Ho tidak memperlihatkan perasaan terkejutnya itu pada wajahnya.
?Hmmmmm!" mendengus Ho Ho dengan suara yang tawar. ?Siapa sebenarnya kalian berdua
?? ?Kau ingin mengetahuinya ?" tegur salah seorang diantara kedua orang itu. ?Kami adalah yang
disebut Thian-san Siang-hiap sepasang pendekar dari Thian-san, aku bernama Tju Kim Lung,
dan ini adikku bernama Tju Kim Han."
?Aku belum pernah mendengar gelaran atau nama kalian itu!? ejek Ho Ho dengan suara yang
dingin, sengaja Ho Ho mengejek begitu, sebab dia melihat waktu Tju Kim Lung
memperkenalkan dirinya, tampak diwajahnya perasaan bangga.
Tju Kim Lung dan Tju Kim Han mengeluarkan seruan marah, malah Tju Kim Lung lalu
membentak dengan suara yang nyaring: ?Sekarang katakan saja, kau mau menyerahkan atau
tidak lonceng mujijat itu, heh?" bentaknya dengan bengis.
?Tenangsabar!? kata Ho Ho dengan suara yang tawar. ?Tidak perlu begitu kesusu."
?Hmmmkami tidak akan berlaku murah hati padamu! Sekarang ada dua pilihan pada dirimu,
tinggal kau yang memilihnya sendiri !?
?Pilihan yang bagaimana ??
?Kau serahkan lonceng itu, jiwamu selamat, tetapi kalau kau membandel, selain lonceng itu
akan lenyap, jiwamu juga akan melayang !? sahut Tju Kim Lung dengan suara yang bengis.
Ho Ho tertawa.
?Galak benar?"
?Oh bocah tidak tahu mampus!" bentak Tju Kim Lung dengan suara yang bengis. ?Apakah
kau benar-benar ingin mampus ??
?Jelas aku masih ingin hidupsiapa didunia ini yang mau mampus cepat-cepat ?"
Ditanggapi begitu, tentu saja Tju Kim Lung dan Tju Kim Han jadi murka bukan main.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
423 ?Baiklah ! Terpaksa kami membunuhmu kalau memang kau tidak mau menyerahkan lonceng
mujijat itu secara baik-baik kepada kami !? kata Tju Kim Han dengan suara yang bengis
mengandung hawa pembunuhan yang mengerikan, sepasang matanya juga memancarkan sinar
yang bengis tajam luar biasa.
Ho Ho masih tetap bersikap tenang bukan main, dia hanya mendengus saja tanpa ingin
memberikan sahutan kepada orang itu.
Tju Kim Han tentu saja tambah murka begitu juga Tju Kim Lung.
Dengan mengeluarkan seruan yang bengis sekali, tampak kedua orang ini mencelat menerjang
kearah Ho Ho.
Sedangkan Ho Ho berpikir, bahwa lonceng mujijatnya kali ini tidak ada gunanya kalau
dipergunakan, sebab kedua lawannya ini telah mempergunakan akal yang licik bukan main.
Mereka telah mempergunakan sobekan kain untuk menyumbat lobang telinga mereka, karena
menurut mereka suara lonceng mujijat itu tidak akan dapat menerobos masuk kedalam
pendengaran mereka.
Ho Ho sendiri telah mengambil keputusan, dia akan menghadapi kedua lawannya ini dengan
kemampuan tenaga dalam dan kepandaian yang dimilikinya.
Waktu melihat Tju Kim Lung dan Tju Kim Han telah menerjang melancarkan serangan kepada
dirinya, Ho Ho mengempos semangatnya.
Kedua tangannya juga tampak telah bersiap-siap untuk menangkis dan membalas melancarkan
serangan-serangannya.
Tetapi kedua orang lawannya itu menerjang kearah dia bukan untuk lantas melancarkan
serangannya, melainkan mereka hanya berlari-lari berputar-putar mengelilingi Ho Ho.
Rupanya mereka menyadari bahwa Ho Ho memiliki kepandaian yang tinggi.
Maka dari itu, kedua lawan Ho Ho ini berlaku hati-hati, mereka tidak mau berlaku ceroboh.
Setiap kelengahan yang mereka lakukan, niscaya akan membawa bencana pada diri mereka.
Itulah sebabnya, mengapa begitu mereka melancarkan serangan, merekapun telah
memperhitungkan matang-matang setiap tenaga yang mereka pergunakan.
Ho Ho melihat pada saat itu Kim Lung telah melompat dengan gerakan tubuh yang tinggi bukan
main, menubruk dan melancarkan serangan kearah Ho Ho.
Dengan cepat Ho Ho mengeluarkan siulan yang panjang, disaat tangan dari Tju Kim Lung
menuju ke jalan darah Pan-to-hiatnya, dengan cepat Ho Ho mengelakkan kesamping kanan.
Tetapi Ho Ho juga bukan hanya berkelit begitu saja, melainkan dia juga melancarkan serangan
balasan terhadap penyerangan yang dilakukan oleh lawannya, yaitu kaki kanan Ho Ho
menyepak dengan keras kearah perut lawannya.
Tentu saja Tju Kim Lung jadi terkejut bukan main, dia sampai mengeluarkan seruan yang
mengandung rasa kaget dan murka.
Dengan cepat Tju Kim Lung melompat ke belakang untuk menghindarkan diri dari sepakan kaki
Ho Ho.
Sedangkan Tju Kim Han waktu melihat kakaknya mengalami ancaman kaki Ho Ho, denganTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
424 cepat dia melompat menerjang kearah Ho Ho.
Kedua tangannya secara berbareng melancarkan serangan kearah punggung Ho Ho.
Hebat sekali tenaga serangan yang dipergunakan oleh Tju Kim Han, karena dia melancarkan
serangannya itu dengan mempergunakan tujuh bagian tenaga dalam yang ada padanya.
Ho Ho juga merasakan angin serangan yang menyambar kearah punggungnya.
?Mampuslah kau !? terdengar bentakan Tju Kim Han.
Tetapi Ho Ho bukannya dapat diperlakukan begitu mudah, merubuhkan Ho Ho tidak semudah
apa yang diinginkan oleh lawannya.
Dengan mengeluarkan seruan gusar, Ho Ho menggerakkan tangan kirinya yang dikibaskan ke
belakang.
Terdengar suara 'bukkkk !' yang nyaring, karena sepasang tangan dari Tju Kim Han dengan
tangan Ho Ho saling bentur.
Kemudian disusul oleh bentakan gusar dari Tju Kim Han yang tubuhnya jadi oleng ke samping.
Tetapi Ho Ho sudah tidak mau berlaku murah hati lagi, dengan cepat Ho Ho membalikkan
tubuhnya, cepat sekali dia melancarkan serangan yang beruntun.
Didalam beberapa detik saja, Ho Ho sudah melancarkan serangan-serangan yang beruntun lima
jurus.
Dan kelima jurus serangan yang dipakai oleh Ho Ho ini umumnya serangan-serangan yang
berbahaya, yang mengandung hawa maut.
Siapa saja yang terkena serangan ini pasti akan tergempur hebat.
Tetapi Tju Kim Han juga bukan orang sembarangan, karena dengan cepat dia telah
merentangkan sepasang tangannya, seperti juga ingin merangkul Ho Ho.
Tentu saja Ho Ho jadi terkejut. Yang membuat Ho Ho jadi kaget bukanlah disebabkan Ho Ho
bisa celaka didalam rangkulan dari orang she Tju tersebut, tetapi adalah orang she Tju itu yang
tentunya binasa oleh pukulannya, sebab sedikitpun juga tidak terlihat Tju Kim Han berusaha
mengelakkan serangan Ho Ho.
Namun Ho Ho sendiri jadi berpikir, memang mau tak mau dia harus mengelakkan serangan dari
Tju Kim Han dan merubuhkan orang ini, karena kalau tidak, niscaya dirinya yang akan kena
dibinasakan oleh pihak lawan.
Ho Ho menyadari juga, biar bagaimana dia tidak boleh berlaku kasihan kepada lawannya,
karena bisa-bisa membuat dirinya sendiri yang celaka.
Itulah sebabnya, Ho Ho sedikitpun tidak mau berlaku kasihan.
Dengan cepat dia meneruskan serangannya tanpa menarik pulang atau mengurangi sebagian
tenaga serangannya. Dengan tenaga serangan yang berkekuatan penuh, Ho Ho tetap
meneruskan serangannya.
Tju Kim Han yang nekad jadi terkejut juga, dia tidak menyangka Ho Ho memiliki kekuatan hati
yang hebat dan melancarkan terus serangannya.
Maka dari itu, dengan sendirinya, disaat terdengar suara 'bukkkkkkkk !' yang keras sekali, maka
tampak terpentalnya tubuh Tju Kim Han yang melayang-layang diudara !TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
425 Terdengar suara jeritan yang menyayatkan dari Tju Kim Han dan suara jeritannya yang
menyayatkan hati itu, menunjukkan bahwa dia tengah menderita kesakitan yang bukan main.
Dengan cepat tubuh Tju Kim Han jatuh ke tanah. Hal ini membuat Tju Kim Lung jadi terkejut
bukan main.
Dengan mengeluarkan seruan gusar, dia menjejakkan kakinya. Tubuhnya juga menerjang
dengan cepat kearah Ho Ho. Sambil menerjang begitu, Tju Kim Lung telah melancarkan
serangannya kepada lawannya.
Ho Ho melihat cara menyerang dari lawannya ini, jadi mengeluarkan suara tertawa dingin.
?Hmmmmmm.!? dengus Ho Ho. ?Aku akan memperlihatkan kepada kalian siapa aku
sebenarnya ini!? Dan sehabis berkata begitu, dengan berbareng Ho Ho menggerakkan kedua
tangannya.
Hebat sekali angin serangan yang ditimbulkan oleh gerakan kedua tangan Ho Ho. Karena
dengan cepat angin serangan itu telah menyampok lawannya.
Tju Kim Lung jadi terkejut waktu tahu-tahu dirinya disampok oleh serangkum angin serangan
yang mendesaknya. Napas orang she Tju itu juga jadi sesak dan isi perutnya seperti mau
terbalik.
Tetapi sebagai seorang yang telah kenyang makan asam garam serta berpengalaman di dalam
rimba persilatan, dengan sendirinya Tju Kim Lung tidak menjadi gugup.
Dengan cepat dia mengempos semangatnya, dan waktu Tju Kim Lung merasakan angin
serangan Ho Ho itu telah sampai didekatnya, tiba-tiba Tju Kim Lung mengeluarkan suara
bentakan yang keras, maka terdengarlah suara yang menggelegar.
Tampak mereka berdua telah terpukul mundur dengan keadaan yang hebat.
Ho Ho terhuyung-huyung mundur kebelakang sampai lima langkah, sedangkan tubuh Tju Kim
Lung sendiri terpental sejauh tujuh tombak dan jatuh ketanah, tetapi dengan cepat dia telah
melompat berdiri lagi.
Ho Ho saat itu tengah berdiri memandang dengan sikap mengejek.
Tju Kim Han sendiri telah dapat berdiri juga dengan muka yang agak pucat.
Lalu kedua bersaudara she Tju itu melangkah perlahan-lahan menghampiri Ho Ho. Rupanya
mereka tengah diliputi kemurkaan yang bukan main.
?Hmmm.apakah kalian masih mau mendesak diriku agar turun tangan lebih keras lagi?" ejek
Ho Ho dengan tawar.
Muka Tju-hengte (dua bersaudara she Tju) itu berubah hebat.
?Bocah.hari ini kami akan mempertaruhkan jiwa kami !" maki Tju Kim Han dengan suara
yang bengis.
?Benar !? tambah Tju Kim Lung dengan bengis. ?Kau harus mampus bocah !?
Betapa dongkolnya Ho Ho, dan saking dongkolnya, dia tertawa gelak-gelak.
?Baik! Baik!" katanya dengan suara mengejek. ?Majulah !"
Tju Kim Lung mendengus.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
426 ?Lebih baik kau menyerahkan lonceng mujijat itu secara baik-baik!" katanya.
?Ya. kami tidak akan mengganggumu bocah! Dari pada kau harus mampus ditangan kami!?
?Majulah.aku akan melayani kalian !? ejek Ho Ho.
?Benar-benar kau tidak mau menerima kebaikan kami ini heh ?" bentak Tju Kim Lung.
?Tidak ada tawar menawar !? sahut Ho Ho dengan tawar. ?Kalau memang kalian tidak mau
mampus, silahkan kalian pergi tetapi kalau memang kalian masih temaha ingin memiliki
lonceng mujijat yang ada padaku, hmmm, hmmm, silahkan kalian melancarkan serangan, aku
yakin, didalam beberapa jurus lagi kalian pasti akan dapat kumampusi !"
Muka Tju-hengte itu jadi berubah merah padam saking murka bukan main.
?Hmmmenyesal nantinya juga tidak ada gunanya, karena nanti kau tentu sudah akan
mampus !? kata Tju Kim Lung.
Tetapi Ho Ho tidak mau melayani perkataan orang itu.
Dengan cepat Ho Ho telah bersiap-siap akan menghadapi serangan dari kedua orang bersaudara
she Tju tersebut.
Sedangkan Tju Heng-te itu telah melangkah maju dengan terbareng.
Mata mereka yang bersinar tajam itu memancarkan sinarnya yang menakutkan. Juga
mengandung hawa pembunuhan.
Dengan disertai oleh suara bentakan-bentakan yang keras, mereka secara berbareng melancarkan
serangan lagi kepada Ho Ho.
Hebat sekali cara menyerang kedua orang bersaudara she Tju itu. Angin serangan mereka selain
keras, juga mengandung hawa kematian.
Luar biasa cara menyerang dari Tju Hengte ini, mereka seperti sudah nekad dan ingin mengadu
jiwa dengan Ho Ho.
Tetapi Ho Ho tetap membawakan sikap yang tenang sekali, dia hanya berdiri dengan sabar
mengawasi gerak-gerik dari kedua lawannya.
Disaat Tju Heng-te ini melancarkan serangan yang berbareng itu kepada dirinya, Ho Ho baru
mengeluarkan suara teriakan yang mengguntur.
Tahu-tahu tangannya telah mencekal lonceng mujijat ditangannya.
?Lebih baik aku membunyikan lonceng mujijat ini, walaupun mereka telah menyumbat telinga
masing-masing dengan sobekan kain, toch mereka pasti masih mendengar sebagian suara ini,
yang akan menggetarkan otak merekatentu suara lonceng ini akan banyak sekali membantu
diriku menghadapi kedua kunyuk ini !"
Dan karena berpikir begitu dengan cepat Ho Ho telah menggerakkan lonceng mujijatnya itu.
?Tengggtanggggteeeengggg-tangggg!? terdengar suara lonceng mujijat itu berulang kali.
Disebabkan Ho Ho menggerakkan lonceng mujijatnya itu dengan mengerahkan sebagian tenaga
dalamnya, dengan sendirinya suara tangg tenggg-tanggg itu terdengar nyaring sekali.
Hebat kesudahannya. Apa yang diterka oleh Ho Ho ternyata memang benar dan tepat.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
427 Karena biarpun Tju Hengte sudah mempergunakan sobekan kain untuk menyumbat telinga
mereka, toch tetap saja suara Lonceng Mujijat itu telah terdengar keras.
Bukan main terkejutnya Tju Kim Lung dan Tju Kim Han. Mereka sampai mengeluarkan seruan
tertahan.
?Ohhh!" malah Tju Kim Lung telah terpelanting ke belakang. Sepasang tangannya telah
memegangi kedua telinganya.
Tetapi suara lonceng mujijat itu sangat hebat sekali, sehingga menggetarkan gendang telinga
mereka dan menerobos sampai pada syaraf mereka yang tergetar keras dan menimbulkan
perasaan sakit bukan main pada diri kedua orang bersaudara she Tju tersebut.
Apa lagi memang Ho Ho telah menggerakkan lonceng mujijat itu berulang kali dengan keras,
menyebabkan suara tanggg-teeeeengg-tangggg telah terdengar beruntun.
Tju Kim Han sendiri telah menjerit-jerit dengan suara yang menyayatkan, rupanya dia
menderita kesakitan yang bukan main hebatnya.
Ho Ho memperdengarkan suara dengusan tertawa dingin dan malah sambil menggerakgerakkan lonceng mujijatnya itu, Ho Ho juga telah melompat mengayunkan tangan kirinya, dia
melancarkan serangannya pada kedua orang she Tju tersebut.
Tepat sekali tangan kiri Ho Ho menghajar telak pada dada dari Tju Kim Lung.
?Bukkkkk !"
Tampak tubuh Tju Kim Lung telah terhajar, terpental sampai lima tombak lebih jatuh ke tanah
tanpa bisa berkutik lagi.
Rupanya Tju Kim Lung telah jatuh pingsan tidak sadarkan diri.
Tju Kim Han sendiri yang sedang menjerit-jerit menderita kesakitan yang bukan main akibat
getaran dari suara lonceng mujijat tersebut, berusaha untuk melarikan diri.
Tetapi Ho Ho telah melihatnya.
Dengan mendengus mengeluarkan suara tertawa dingin, Ho Ho menjejakkan kakinya.
Tubuhnya dengan cepat telah mencelat kearah Tju Kim Han.
Sambil mencelat begitu, disaat tubuhnya tengah terapung diudara, Ho Ho menggerakkan
lonceng mujijatnya, dan membarengi dengan itu, tangan kanannya juga telah bergerak cepat.
?Bukkkkk!" dia telah menghajar telak sekali punggung orang itu.
0 o O o o o
HEBAT BUKAN MAIN. Tubuh Tju Kim Han telah terpental keras sekali, dan lalu jatuh ke
tanah dengan mengerang kesakitan, kemudian mengejang.
Orang she Tju yang satu ini telah jatuh pingsan dan tidak bergerak sedikitpun juga, rupanya ia
tadi diserang terlalu hebat.
Melihat ini Ho Ho berdiam diri sesaat mengawasi kalau-kalau kedua orang bersaudara she Tju
itu bergerak kembali.
Tetapi setelah melihat Tju Kim Lung atau Tju Kim Han tetap tidak bergerak dalam keadaan
pingsan, Ho Ho memperdengarkan suara tertawa dingin.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
428 ?Hmmmmereka mencari penyakit sendiri!" gumam Ho Ho dengan suara yang tawar.
Dan perlahan-lahan dimasukkan kembali lonceng mujijat itu kedalam sakunya.
Setelah memandang kedua sosok tubuh yang masih menggeletak tidak bergerak, Ho Ho
membalikkan tubuhnya. Dia telah meninggalkan tempat itu.
Sedangkan Tju Kim Han dan Tju Kim Lung tetap berada dalam keadaan pingsan, menggeletak
disitu tanpa bergerak.
Lama juga mereka dalam keadaan pingsan, sampai akhirnya Tju Kim Lung yang telah sadarkan
diri terlebih dahulu. Dengan mengeluarkan suara erangan, dia berusaha untuk bangun berdiri.
Dirasakan seluruh tubuhnya sakit-sakit dan pedih sekali, dia mengerang perlahan.
Waktu dia melihat adiknya, Tju Kim Han juga telah menggeletak dalam keadaan pingsan, cepatcepat Tju Kim Lung melompat bangun.
Dihampiri adiknya, kemudian dia memeriksa keadaan Tju Kim Han.
Didalam waktu yang sangat singkat, hati Tju Kim Lung tidak bisa berkata-kata. Dia juga tidak
bisa berpikir apa yang sebenarnya telah terjadi.
Sebetulnya mereka dua orang bersaudara she Tju ini sangat lihay. Juga kepandaian mereka
sangat tinggi sekali.
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namun sekarang, walaupun mereka telah turun tangan secara mengeroyok, toch tetap saja
mereka telah dirubuhkan tanpa bisa melakukan sesuatu apapun terhadap musuh mereka.
Hal ini benar-benar membuat Tju Kim Lung dan Tju Kim Han jadi penasaran sekali.
Dengan cepat dia berusaha membikin adiknya itu tersadar dari pingsannya.
Waktu Tju Kim Han tersadar dari pingsannya, pertama-tama orang she Tju ini mengerang
kesakitan. Dia merasakan seluruh tubuhnya juga sakit-sakit, dan kepalanya pening bukan main.
Luar biasa sekali apa yang dialami oleh kedua orang she Tju tersebut.
Seumur hidup mereka baru pertama kali ini mereka mengalami kejadian yang benar-benar
membuat hati mereka sangat penasaran.
Apa lagi memang mereka teringat, betapa Lonceng Mujijat yang berada ditangan Ho Ho itu
belum lagi dapat direbutnya.
Dengan sendirinya, mau tak mau mereka bertekad terus untuk melakukan pengejaran terhadap
Ho Ho untuk merebut Lonceng Mujijat itu.
?Kita harus mengejarnya!? kata Tju Kim Lung dengan suara penuh kemarahan.
?Kalau kita terlambat, tentu kita akan kehilangan jejaknyaberarti kita akan menemui kesulitan
untuk menemui jejaknya lagiBiarpun apa saja yang terjadi, kita harus berusaha untuk dapat
merebut lonceng mujijat itu dari tangan si bocah busuk!"
?Benar !? sahut Tju Kim Han dengan suara masih parau dan menggedik-gedikkan kepalanya,
karena dia merasakan kepalanya masih sakit dan pusing bukan main.
Tju Kim Han dan Tju Kim Lung kemudian dengan cepat telah berlari-lari meninggalkan tempat
tersebut untuk melakukan pengejaran terhadap Ho Ho.
Namun, karena tadi mereka telah jatuh pingsan didalam waktu yang cukup lama, denganTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
429 sendirinya mereka jadi kehilangan jejak.
Mereka berdua tidak mengetahui, entah Ho Ho mengambil kearah mana, ke utara, selatan, ke
barat atau ke timur, mereka benar-benar jadi bingung. Namun akhirnya Tju Heng-te ini telah
mengambil ke arah barat untuk mengejar Ho Ho.
Di hati mereka masing-masing telah bersumpah, biar bagaimana mereka harus dapat merebut
Lonceng Mujijat itu dari tangan Ho Ho.
Ho Ho dengan cepat telah melalui belasan lie ke arah utara, dia mengambil kearah itu, sebab Ho
Ho ingin menuju ke Sinkiang.
Dengan cepat dan berlari-lari Ho Ho melakukan perjalanan. Dan menjelang sore hari dia sudah
dapat melalui hampir empat puluh lie.
Selama dalam perjalanannya itu, Ho Ho jadi berpikir, selama dia masih memiliki Lonceng
Mujijat itu, maka dia akan menghadapi banyak kesulitan.
Juga Ho Ho menyadari, biar bagaimana dia harus mencari tempat bersembunyi untuk beberapa
saat.
Cuma saja, yang membuat Ho Ho jadi bingung adalah perihal lonceng mujijat itu yang didalam
waktu sangat singkat telah tersebar luas didalam rimba persilatan.
Lama juga Ho Ho berlari-lari dengan cepat dan gesit. Sampai akhirnya disebuah tikungan jalan
yang sepi, Ho Ho melihat sebuah rumah yang tidak begitu mewah.
Cepat-cepat Ho Ho menghampirinya.
Dilihatnya pekarangan rumah ini agak luas dan dia cepat-cepat menghampiri pintu rumah ini.
Pintu itu tertutup rapat, tidak terlihat seorang manusiapun juga di situ.
Ho Ho memandang sekeliling rumah ini setelah itu diulurkan tangannya, mengetuk pintu rumah
ini. ?Siapa ?? terdengar suara parau dari dalam rumah tersebut menegurnya.
?Aku.seorang pelancong yang kemalaman ingin menumpang satu malam saja !" sahut Ho Ho.
Pintu rumah itu terbuka, tampak seorang nenek tua dengan tubuh yang terbongkok-bongkok
telah membukakan pintu rumah tersebut.
Melihat nenek tua ini, Ho Ho cepat-cepat merangkapkan sepasang tangannya.
?Maafkanlah Popo.aku kemalaman dan ingin bermalam disini satu malam sajaapakah tidak
mengganggu Popo ??
Nenek tua itu tersenyum.
?Ohhhhmasuklah nak, masuklah nak!" kata nenek tua tersebut. ?Memang disini sukar untuk
mencari rumah, karena jarang sekali ada rumah tinggal disekitar tempat ini."
Melihat sikap nenek tua ini yang begitu ramah, Ho Ho jadi girang. Cepat-cepat Ho Ho
melangkah masuk.
?Kulihat kau telah melakukan sesuatu perjalanan yang jauh dan meletihkan!" kata nenek tua itu
setelah mengunci pintu rumahnya. ?Aku akan membuatkan kau teh hangat dan juga air untuk
kau cuci muka agar lebih segar!!"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
430 Dan setelah berkata begitu, nenek tua tersebut kemudian meninggalkan Ho Ho seorang diri
diruangan itu.
Sedangkan si nenek pergi ke belakang rumahnya untuk mempersiapkan teh hangat dan air untuk
Ho Ho mencuci muka.
Ho Ho memandangi isi ruangan itu, ternyata sangat sederhana sekali.
Tak lama kemudian nenek tua yang baik hati itu telah keluar pula. Dia membawakan teh hangat
dan beberapa macam kuwe kering.
Ho Ho tidak sungkan-sungkan lagi waktu nenek tua itu mempersilahkan dia memakan kuwekuwe itu, karena memang Ho Ho merasakan betapa perutnya sangat lapar.
?Siapakah popomengapa tinggal ditempat sunyi seperti ini ?? tanya Ho Ho kemudian.
?Dankalau aku tidak salah lihat popo tinggal seorang diri dirumah ini, bukan ?"
Nenek tua itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
?Benar!'' kata si nenek. ?Dan.aku tidak mempunyai anak atau cucu. Kau bisa memangilku
dengan sebutan Wie Popo saja."
Ho Ho mengangguk.
?Apakah daerah ini aman, Popo ?? tanya Ho Ho kemudian.
Wie Popo mengangguk.
?Aku telah tinggal disini hampir dua puluh tahun dan selama ini belum pernah terjadi sesuatu
gangguan apapun juga, hal ini menunjukkan bahwa keadaan disekitar jalan ini cukup aman.?
Ho Ho merogoh sakunya, lalu dia mengeluarkan beberapa tail.
?Ini untuk Popo? kata Ho Ho sambil meletakkan uang itu diatas meja dihadapan si nenek.
?Ohhhhhhhjangan nakmungkin kau memerlukan banyak uang dalam
perjalananmujangan kau berikan apa-apa untukku!"
Tetapi Ho Ho mendesaknya terus, sehingga akhirnya si nenek menerimanya juga.
?Terima kasih nak atas pemberianmu ini!" kata nenek tua itu kemudian.
Banyak lagi yang mereka percakapkan, tetapi kemudian setelah nenek tua tersebut membereskan
sebuah kamar untuk Ho Ho, maka Ho Ho beristirahat, sebab besok pagi dia sudah harus
melanjutkan perjalanannya lagi.
Wie Popo juga telah masuk kedalam kamarnya, rupanya dia ingin melanjutkan tidurnya, yang
tadi telah terganggu atas kedatangan Ho Ho.
Malam itu sangat sepi. Tetapi tiba-tiba sekali Ho Ho tersentak dari tidurnya.
Ho Ho mendengar suara sesuatu yang mencurigakan benar.
Walaupun suara itu perlahan sekali, namun sebagai seorang yang memiliki pendengaran sangat
tajam, Ho Ho telah dapat mengetahui bahwa suara itu bukan berasal dari jatuhnya daun kering
atau juga benda lainnya, melainkan langkah kaki manusia yang ringan karena memiliki ginkang
yang telah sempurna dan hebat.
Diam-diam Ho Ho jadi bersikap waspada, dia tidak mau kalau sampai dirinya dibokong olehTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
431 orang yang datang sebagai tamu yang tidak diundang tersebut.
?Tetapisiapakah orang itu? Apa maksud kedatangannya ?"
Ho Ho mendengarkan terus.
Suara langkah kaki itu semakin mendekat dan Ho Ho dapat mendengar bahwa tamu yang tidak
diundang itu telah menghampiri jendela kamarnya.
Diam-diam Ho Ho jadi bersiap-siap untuk menyambut tamu malamnya ini.
Tetapi Ho Ho sedikitpun tidak bergerak dari pembaringannya. Dia tetap mengambil sikap seperti
sedang tertidur nyenyak.
Hal ini dilakukan Ho Ho, karena dia ingin mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh tamu yang
tidak diundangnya itu.
Suara langkah kaki itu berhenti ketika sampai di dekat jendela kamarnya.
Rupanya orang diluar kamarnya itu tengah mengintai atau mendengarkan, apakah Ho Ho sudah
tertidur nyenyak atau belum.
Hati Ho Ho jadi berdebar juga, dia tetap mengambil sikap seperti sedang tidur, tubuhnya
sedikitpun juga tidak bergerak.
Tak lama kemudian Ho Ho mendengar suara seperti juga jendela kamarnya tengah dicongkel
sesuatu.
Ho Ho tambah waspada.
Terdengar suara menjeblak, tanda bahwa daun jendela kamarnya telah kena dicongkel dan
terbuka.
Tetapi kemudian sunyi kembali, rupanya orang diluar kamarnya itu tengah menunggu atau
mengamat-amati apakah suara terbukanya daun jendela itu telah membangunkan Ho Ho dari
tidurnya.
Hati Ho Ho jadi tambah heran.
Siapakah orang diluar kamarnya itu, yang tampaknya memiliki ilmu yang tidak lemah dan juga
ginkang yang sempurna itu ?
Apakah kedatangannya itu mengincar lonceng mujijat milik Ho Ho, yang saat itu berada
didalam saku baju Ho Ho ?
Tiba-tiba Ho Ho mencelatkan tubuhnya cepat sekali dari pembaringannya. Sambil melayang
menerjang ke jendela itu, Ho Ho juga menggerakkan tangannya untuk menghajar kearah
lawannya.
Rupanya musuh gelap ini seorang yang gesit sekali gerakannya.
Karena begitu Ho Ho dengan tiba-tiba melancarkan serangan kepadanya, dia juga dengan cepat
telah menangkisnya, walaupun tampaknya dia agak terkejut, namun toch tetap saja dia dapat
bersikap dengan tenang.
Ho Ho merasakan betapa tangkisan tangan lawannya ini bukan main kerasnya.
?Bukkkkk !? terdengar suara benturan yang begitu keras. Disusul oleh suara seruan tertahan dari
Ho Ho, karena tubuhnya tergetar hebat.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
432 Dengan cepat Ho Ho mundur dua langkah ke belakang, dia mementangkan matanya mencoba
untuk mengawasi orang yang telah menyatroni kamarnya ini.
Ternyata orang itu telah menutupi mukanya dengan topeng sehelai kain hitam.
Dengan sendirinya Ho Ho jadi tidak bisa melihat jelas wajah orang itu.
Sedangkan orang bertopeng hitam ini tertawa dingin, tanpa mengucapkan sepatah perkataanpun
juga dia telah menjejakkan kakinya.
Tubuhnya juga mencelat cepat sekali, dia sudah menerjang untuk melancarkan serangan pula
kepada Ho Ho.
Hebat serangan ini. Angin sambaran dari orang bertopi hitam ini menderu-deru dengan hebat.
Juga, tenaga yang menyerang bagian dada Ho Ho merupakan serangkum tenaga serangan yang
bukan main hebatnya, sehingga Ho Ho merasakan dadanya jadi menyesak.
Tentu saja hal ini membuat Ho Ho jadi terkejut bukan main.
Ho Ho jadi mengeluarkan seruan tertahan dan mencoba mengelakkannya.
Sambil bergerak begitu, Ho Ho juga mengempos tenaganya.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, Ho Ho menggerakkan tangan kanannya,
maka dia berhasil untuk memunahkan tenaga serangan yang sedang mendesak dirinya.
Tetapi Ho Ho juga tidak bertindak sampai disitu saja.
Karena dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, Ho Ho telah menggerakkan
tangan kirinya juga disaat yang bersamaan.
?Rubuhlah kau !? bentak Ho Ho.
Orang bertopeng hitam itu juga terkejut bukan main, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
?Ohhhhhhhhh!" seru orang bertopeng hitam itu, dan melompat mundur ke belakang empat
langkah.
Ho Ho jadi merandek. Rupanya Ho Ho terkejut juga, karena serasa dia kenal suara itu. Tetapi
entah dimana.
Antara lupa dan ingat itu, Ho Ho melihat orang bertopeng hitam tersebut sudah mencelat
kearahnya melancarkan serangan lagi.
Hebat bukan main cara menyerang dari orang bertopeng hitam ini. Setiap serangan yang
dilancarkannya mengandung hawa pembunuhan.
Ho Ho juga menyadari akan hal itu, maka dia tidak berani berayal.
Cepat luar biasa Ho Ho mengempos seluruh kekuatan lwekang yang ada pada dirinya.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras untuk menambah semangatnya, Ho Ho
menangkis serangan orang bertopeng hitam itu.
?Bukkkkk !? terdengar suara benturan yang keras lagi.
Tetapi sekali ini tubuh mereka tetap berdiam tegak ditempat masing-masing.
Hanya tangan mereka masing-masing yang menempel lekat seperti tidak akan terlepas.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
433 Sungguh luar biasa!
Gerakan yang dilakukan oleh Ho Ho juga merupakan tangkisan yang mematikan.
Kalau memang orang bertopeng hitam itu bukannya memiliki lwekang yang sempurna, tentu dia
sudah terpental oleh tenaga tangkisan Ho Ho itu.
Hebat sekali Ho Ho bekerja, karena disaat tangan kanannya tengah melekat dengan tangan
orang bertopeng hitam itu, maka tangan kirinya yang masih bebas tahu-tahu digerakkannya.
Yang diincar oleh Ho Ho adalah lambung dari orang bertopeng hitam itu.
Tangannya menyambar dengan kuat sekali membuat orang bertopeng hitam itu jadi terkejut
setengah mati.
Tetapi biar bagaimana memang orang bertopeng hitam itu juga memiliki kepandaian yang luar
biasa tingginya, dengan sendirinya dia jadi bisa berlaku tenang kembali, biarpun hatinya
terkesiap melihat cara Ho Ho menyerang.
Dengan mengeluarkan suara ejekan, tahu-tahu orang bertopeng hitam ini dengan berani telah
menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat ke belakang.
Hebat sekali gerakan yang dilakukan orang bertopeng hitam. Selain dia bisa melepaskan lekatan
tangannya dari tangan Ho Ho, tubuhnya juga dengan cepat telah dapat mengelakkannya ke
belakang.
Tapi Ho Ho tidak tinggal diam.
Karena dengan cepat dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat dan melancarkan
serangan kearah perut dari lawannya.
oo O o
ORANG BERTOPENG HITAM ini tengah melayang ditengah-tengah udara.
Dengan sendirinya sulit baginya untuk mengelakkan serangan yang dilancarkan oleh lawannya.
Namun sebagai seorang yang memiliki ilmu yang cukup tinggi, si orang bertopeng hitam itu
tidak menjadi gugup atau panik, dengan cepat ia menendangkan kakinya. Yang diincer oleh
tendangan orang bertopeng hitam itu adalah ulu hati Ho Ho.
Tetapi Ho Ho yang sudah nekad karena memang ingin mengetahui siapakah sebenarnya
lawannya yang bertopeng hitam ini dengan berani telah meneruskan serangannya, sehingga
tendangan orang bertopeng hitam itu tidak diperdulikannya, mengenai tepat dadanya.
?Dukkkkk!? ia merasa dadanya sakit bukan main.
Walaupun demikian, Ho Ho juga telah berhasil dengan maksud hatinya.
Karena dikala dadanya terserang, tangannya juga telah berhasil menjambret topeng hitam yang
dipakai orang itu.
Sehingga disaat Ho Ho terhuyung-huyung ke belakang, dia bisa melihat muka orang bertopeng
hitam itu.
Tetapi betapa terkejutnya hati Ho Ho disaat dia telah bisa melihat tegas wajah orang itu.
?Kau!? seru Ho Ho sambil menahan rasa sakit didadanya.
Orang bertopeng hitam yang sudah terbuka kedoknya, tertawa mengejek.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
434 ?Benar! Memang aku!" dia menyahuti dengan suara yang dingin.
Ternyata orang bertopeng hitam ini tidak lain dari si nenek tua pemilik rumah yang mengakui
bernama Wie Popo itu.
Tentu saja hal ini membuat Ho Ho jadi terkejut bukan main.
Sebab sebelumnya dia melihat selain ramah, Wie Popo juga merupakan seorang nenek tua yang
tidak bertenaga.
Tetapi sekarang, siapa nyana, dia merupakan seorang macan tua yang benar-benar berilmu.
Maka dari itu, kenyataan yang dihadapi oleh Ho Ho ini membuat Ho Ho jadi melengak untuk
sesaat lamanya tidak bisa mengeluarkan kata-kata.
Biar bagaimana Ho Ho sukar untuk menerima kenyataan seperti ini.
?Apa.apa maksud Popo dengan semua kejadian ini ?? tegur Ho Ho kemudian.
?Kukira tanpa kujelaskan kau akan mengetahui dengan sendirinya!" sahut Wie Popo dengan
suara yang dingin sekali.
?Katakanlah Popo.apa maksudmu yang sebenarnya ?"
?Hmmm.aku menginginkan sesuatu dari kau, bocah !?
?Katakan !"
?Hmmmmm.kau tentu akan terkejut mendengarnya !?
?Aku akan mendengarkannya baik-baik, Popo..kalau memang aku bisa memberikan apa yang
diinginkan oleh Popo, pasti akan kuberikan!?
?Aku menginginkan Lonceng Mujijat yang ada disakumu itu !?
?Hah !? tentu saja permintaan nenek tua itu sangat mengejutkan Ho Ho.
?Mengapa kau begitu kaget ?? tegur si nenek dengan suara yang sinis mengandung ejekan.
Ho Ho menelan air liurnya.
?Dari mana kau mengetahui bahwa aku memiliki Lonceng Mujijat itu?" tegur Ho Ho.
Mendengar pertanyaan Ho Ho, nenek tua tersebut tertawa gelak-gelak.
?Ha ha ha ha ha ha ha.terus terang saja kukatakan kepadamu, sudah hampir dua bulan aku
menguntitmumengawasi gerak-gerikmu !? sahut si nenek dengan suara mengejek.
?Mengapa kau tidak merebutnya dihari-hari yang lalu ??
?Apakah kau menganggap aku setolol itu untuk melakukan perbuatan bodoh itu?" tegur si nenek
dengan suara yang tawar. ?Aku mengetahui, asal kau mempergunakan Lonceng Mujijat itu,
tentu aku tidak akan berdaya menghadapimu, maka dari itu, sebetulnya aku tadi ingin memakai
racun didalam teh hangatmu, namun aku masih mempunyai belas kasihan, apa lagi memang
kulihat kau telah memberikan aku beberapa tail perak sebagai hadiah hmm, aku melihat kau
seorang anak yang baik, aku jadi tidak tega untuk meracunimu ! Cuma saja, aku sadar bahwa itu
suatu kelemahan dan juga termasuk ketololanku! Coba kalau memang tadi aku mengeraskan
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hatiku untuk meracunimu, aku tentu tidak akan repot-repot begini !"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
435 Hati Ho Ho jadi tercekat. Benar-benar mengejutkan sekali perkataan nenek tua itu.
Kalau benar-benar tadi teh hangatnya telah diracunkan, bukankah saat ini ia sudah tidak ada
lagi dipemukaan bumi ?
Dengan sendirinya, kejadian seperti ini membuat Ho Ho jadi kaget setengah mati. Juga
disamping perasaan terkejut, dia jadi gusar bukan main.
?Kalau begitu, kau seorang nenek tua yang jahat sekali !" kata Ho Ho sengit. ?Hmmkau
seorang nenek tua yang licik !?
?Hihihihihihihihihi.aku sudah membatalkan maksudku untuk meracunimu, tetapi kau
ternyata manusia tidak mengenal budi ! Baik ! Baik ! Hari ini biar bagaimana aku harus
memperoleh lonceng mujijat itu !"
?Kalau aku tidak mau memberikannya?"
?Akan kupaksa!"
?Kukira tidak mudah untuk memaksa diriku !" sahut Ho Ho.
?Banyak jalan lain untuk memperoleh Lonceng itu !"
?Hahahahaha.kalau kau begitu yakin, boleh kau mencobanya !"
?Tentu ! Jagalah seranganku ini!" dan setelah membentak begitu, dengan cepat dia
menggerakkan tangannya.
Hebat sekali serangan yang dilancarkan oleh nenek tua Wie Po Po.
Karena serangan yang dilancarkan oleh Wie Po Po benar-benar mengandung tenaga serangan
yang kuat bukan main.
Dan juga, disebabkan oleh serangannya itu, Ho Ho merasakan tubuhnya tergetar.
Hal itu menunjukkan bahwa tenaga serangan yang dipergunakan oleh nenek tua itu sangat kuat.
Tetapi Ho Ho tidak jeri. Biar bagaimana dia memang memiliki kepandaian yang hebat. Maka
dari itu, cepat-cepat Ho Ho mengempos semangatnya. Dengan tidak diduga, Ho Ho
mengulurkan kedua tangannya.
Dari kedua telapak tangannya itu telah mengalir keluar serangkum tenaga serangan yang bukan
main hebatnya.
?Bukkkkkkkkk !" terdengar suara benturan yang keras sekali.
Maka tampak suatu kejadian yang aneh dan luar biasa.
Karena tanpa bisa ditahan lagi, tahu-tahu tubuh si nenek tua she Wie ini telah terpental, lalu
terguling-guling ditanah.
Malah hebatnya, punggung si nenek telah menghajar dinding rumah itu.
?Bukkkkkk !"
Mata nenek tua ini berkunang-kunang dan kepalanya bukan main pusingnya.
Memang Ho Ho memiliki tenaga lweekang yang bukan main kuatnya.
Apa lagi diluar dugaan si nenek, Ho Ho telah mempergunakan delapan bagian tenaga dalamnyaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
436 dengan kedua tangannya sekaligus.
Tentu saja tubuh perempuan tua itu jadi terpental.
Nenek tua she Wie itu sampai mengeluarkan suara erangan.
Ho Ho mendengus tertawa dingin. Dia menghampirinya.
Nenek tua she Wie ketika melihat Ho Ho melangkah mendekati dia, jadi mengeluarkan suara
erangan yang keras, tahu-tahu tubuhnya dengan nekad telah menerjang akan menghajar lagi.
Namun Ho Ho memang sudah bersiap sedia menjaga sesuatu.
Waktu melhat gerakan si nenek tua, dengan cepat Ho Ho melancarkan serangan lagi.
Tetapi nenek tua ini benar-benar sudah nekad sekali, karena dengan mengeluarkan seruan yang
nyaring dia merangsek terus.
Hebat sekali serangannya. Karena dalam keadaan begitu, si nenek bermaksud untuk mengadu
jiwa.
Ho Ho sendiri melihat kenekadan si nenek, dia jadi berlaku hati-hati.
Setiap orang yang ingin memiliki lonceng mujijat yang ada pada dirinya, memang tidak segansegan mengorbankan jiwanya untuk mengadu jiwa dengan Ho Ho.
Untuk ini Ho Ho menyadarinya, maka dari itu, mau tak mau dia harus berlaku waspada.
Tetapi biar bagaimana Ho Ho memang memiliki kepandaian yang tinggi. Dengan tenang dia
menghadapi si nenek.
Cepat sekali keduanya telah bertempur belasan jurus. Angin serangan mereka menderu-deru dengan keras sekali.
Malah Ho Ho juga menyadarinya, kalau dia melakukan perlawanan demikian terus menerus,
dirinya akan repot juga, karena selain tenaganya akan berkurang, juga bisa-bisa dia akan celaka
ditangan nenek yang nekad itu, jika suatu saat Ho Ho berlaku lengah !
Ho Ho memutar otak, bagaimana dia bisa menundukkan nenek tua ini.
Untuk membunuh nenek tua ini, jelas Ho Ho tidak tega.
Maka dari itu, dengan sendirinya Ho Ho ingin mencari jalan keluar dari persoalan yang tengah
dihadapinya ini.
Cepat sekali pertempuran mereka telah berlangsung sampai dua puluh jurus lebih.
Nenek tua she Wie itu juga merasakan bahwa bocah ini memiliki ilmu yang hebat.
Pertempuran itu berlangsung dengan cepat sekali, sekali saja diantara mereka berlaku lengah,
niscaya akan celaka. Karena setiap serangan yang mereka pergunakan itu umumnya
mengandung tenaga serangan yang hebat sekali dan mematikan.
Itulah sebabnya mengapa Ho Ho selalu bersikap hati-hati.
Memang keinginan untuk memiliki Lonceng Mujijat itu akan membuat setiap orang berlaku
nekad dan rela untuk mengadu jiwa. Namun Ho Ho merasa sayang kalau-kalau sampai jiwa si
nenek yang sudah tua itu harus melayang disebabkan pukulan tangannya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
437 Maka dari itu, cepat sekali Ho Ho telah merubah cara bertempurnya. Ketika dia mempunyai
kesempatan, Ho Ho segera melompat mundur.
?Tahan !" serunya.
Si nenek tua she Wie itu jadi merandek.
?Hayo maju, mau apa kau berhenti ?? tegur si nenek dengan suara bengis sekali. ?Hayo kita
mengadu jiwa !"
?Tunggu dulu !"
?Apa lagi ?? bentak si nenek sambil melangkah maju merangsek untuk menyerang lagi.
?Tahan !" bentak Ho Ho lagi. ?Aku ingin bicara dulu !"
?Cepat katakan apa yang ingin kau katakan !" bentak Wie Popo.
?Aku ingin meminta pengertianmu !"
?Hmmm.jangan mimpi.sebelum kau menyerahkan lonceng mujijat itu kepadaku, jangan
harap kita bisa bicara baik-baik !"
?Baik! Aku akan menyerahkan lonceng mujijat ini kepadamu, tetapi.?
Mendengar perkataan Ho Ho, si nenek jadi terkejut berbareng girang.
?Benar-benarkah kau akan menyerahkan lonceng mujijat itu ?? tegurnya girang.
?Dengar dulu, aku belum habis bicara.? kata Ho Ho cepat.
?Cepat kau katakan !? kata si nenek dengan bernafsu.
?Aku akan menyerahkan lonceng mujijat ini kepadamu, tetapi aku ingin tahu dulu, sebetulnta
apa maksudmu memiliki lonceng mujijat ini, sedangkan usiamu sudah begitu tua??
Ditegur begitu, si nenek tua tertawa dingin dengan sikap mengejek.
?Hmm.aku akan menjagoi rimba persilatan !? sahut si nenek.
?Tetapi usiamu sudah lanjut, percuma saja, karena didalam beberapa tahun niscaya kau akan
segera mampus !?
?Cissss.kau anggap aku tikus air yang cepat mampus ?? bentak si nenek sengit. ?Yang
terpenting sekarang kau mau menyerahkan lonceng itu kepadaku atau tidak? Kalau kau mau
menyerahkannya, berarti kau akan selamat tidak akan kuganggu, tetapi kalau tidak, hmm,
hmm.!"
?Apanya yang hmm, hmmm ?? tanya Ho Ho sambil tersenyum tenang.
?Engkau akan kubunuh !?
?Tetapi ingat, aku tidak mudah untuk dibunuh !? kata Ho Ho.
?Oh bocah busukakan kubunuh kau !" kata Wie Popo sengit.
?Tunggu dulu.mari kita bicara baik-baik dulu !? kata Ho Ho.
?Apa lagi yang mau dibicarakan ??TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
438 ?Aku akan menyerahkan lonceng mujijat ini kepadamu !?
?Cepat kau serahkan kalau memang kau ingin selamat !?
?Tetapi kau akan mampus, bukan ?? tanya Ho Ho lagi. ?Nanti setelah lima tahun kalau kau
tetap masih hidup, baru kuserahkan lonceng mujijat ini, karena aku baru bisa membuktikan
bahwa kau bukanlah sebangsa manusia yang cepat mampus !"
?Ohhhhh bocah busuk, kau ingin mempermainkan diriku ??
?Tunggu dulu, sabar.aku tidak bermaksud mempermainkan dirimu! Aku bicara dari hati yang
sesungguhnya!"
?Ohhhhh, benar-benar manusia licik !? seru si nenek tua she Wie itu.
?Aku tidak licik!?
?Cepat kau serahkan lonceng mujijat itu sekarang juga !?
?Baik !" kata Ho Ho.
Dan bocah ini lalu merogoh sakunya.
Melihat ini, si nenek jadi girang, apa lagi dia melihat Ho Ho telah mengeluarkan lonceng mujijat
itu. Tetapi Ho Ho mengeluarkan lonceng mujijatnya itu bukan untuk diberikan kepada si nenek. Dia
hanya menggerak-gerakkannya untuk memperdengarkan suaranya.
?Tanggggg-tenngggg-tangggg!" nyaring sekali.
Hati si nenek mencelos !
Dia mengeluarkan seruan tertahan, kemudian menjerit dengan sepasang tangan menutupi
telinganya.
?Oh bocah busuk.bocah licik !" seru nenek tua itu.
Tetapi Ho Ho sudah tidak memperdulikan makian dari nenek itu. Dia menggerakkan terus
lonceng mujijatnya. Sehingga suara lonceng itu terdengar berulang kali. Hebat sekali suara
lonceng itu.
Si nenek tentu saja jadi menderita bukan main, dia bergulingan diatas lantai.
Waktu Ho Ho menggerakkan loncengnya lebih keras lagi, terdengar suara Lonceng Merenggut
Arwah itu ?Tanggg !? nyaring sekali, tubuh si nenek tua jadi mencelat seperti seekor ikan yang
tidak memperoleh air, melentik keatas, lalu jatuh ke lantai dengan sepasang mata mendelik dan
napas yang terputus ! Nenek tua she Wie ini telah binasa !!
Ho Ho yang melihat ini jadi terkejut bukan main, dia sebetulnya ingin membikin nenek ini
pingsan saja dan dia bisa meninggalkan tempat itu tanpa kuatir diganggu si nenek.
Tetapi siapa tahu, Ho Ho telah mempergunakan tenaga yang agak berlebihan. Tentu saja nenek
tua ini binasa. Suatu penyesalan telah menyelinap kedalam lubuk hati Ho Ho.
Berulang kali dia menghela napas.
Dimasukkannya lonceng mujijatnya itu ke dalam sakunya. Kemudian Ho Ho memeriksa
keadaan mayat si nenek tua she Wie itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
439 Ho Ho melihat betapa nenek tua ini binasa dengan sepasang mata terpentang lebar-lebar.
Tentu saja Ho Ho mengetahui, nenek ini mati dengan penasaran. Sekali lagi Ho Ho menghela
napas.
?Kasihan nenek tua ini.sebetulnya kalau memang dia mau melewati hari tuanya, tentulah
tidak akan mengalami kejadian seperti ini !!"
Dan setelah Ho Ho mengawasi mayat nenek tua ini sesaat lamanya, Ho Ho kemudian membuat
lubang diluar rumah itu untuk mengubur mayat nenek tua tersebut.
Setelah selesai mengubur mayat si nenek, Ho Ho jadi duduk termenung.
Selama lonceng mujijat ini ada di tangannya, tentu dia akan dikejar-kejar oleh para jago-jago
rimba persilatan.
Dengan sendirinya, juga akan berjatuhan korban-korban yang banyak sekali. Maka dari itu Ho
Ho ingin mencari jalan keluar, agar hal ini jangan terjadi.
Lonceng mujijat ini apakah harus dibuang ? Agar tidak seorangpun memperolehnya ? Atau
dimusnahkan ?
Ataudiserahkan kepada seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi dan berjiwa luhur ?
Tetapi.siapa orang itu? Sulit untuk mencari orang yang berhati jujur sepenuhnya.
Tentu kalau sampai lonceng mujijat ini terjatuh ditangan orang-orang jahat, hal itu sangat
membahayakan benar.
Ho Ho benar-benar pusing sekali.
Akhirnya dia mengambil keputusan memang biar bagaimana dia harus menghilang dari dunia
persilatan, menyembunyikan diri sampai orang-orang rimba persilatan melupakan perihal
lonceng mujijat itu !
Pagi-pagi sekali Ho Ho telah melakukan perjalanan meninggalkan rumah Wie Popo.
Ho Ho menuju ke Sinkiang, mencari sebuah tempat yang benar-benar terasing dan jarang
didatangi orang, menyembunyikan diri disitu sampai belasan tahun, karena Ho Ho yakin, kalau
nanti dia sudah berusia tiga puluh tahun lebih, wajahnya telah berubah dan orang tidak akan
mengenalinya lagi.
Juga orang-orang dirimba persilatan tentu telah melupakan perihal lonceng mujijat itu.
Tetapi sedikitpun juga Ho Ho tidak menyangka, bahwa sepak terjangnya itu telah
menggemparkan dunia persilatan.
Banyak sekali jago-jago rimba persilatan yang ubek-ubekan mencari Ho Ho.
Malah Ho Ho telah diberi gelaran sebagai Lonceng Merenggut Arwah !
Lenyapnya Ho Ho dari rimba persilatan tidak membuat orang-orang yang menginginkan
lonceng mujijat itu jadi berputus asa.
Mereka tetap melakukan pencarian terhadap diri si bocah.
Biar bagaimana tetap saja mereka ingin memiliki Lonceng Mujijat yang luar biasa daya
bunyinya itu.maka sampai dua puluh tahun tetap saja masih ada orang yang mencari Ho Ho,
si Lonceng Merenggut Arwah itu. Kalau sampai Ho Ho ditemui jejaknya, niscaya badai danTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
440 gelombang darah akan hebat bergolak didalam rimba persilatan.
(TAMAT)
Nurseta Satria Karang Tirta 3 Pendekar Rajawali Sakti 63 Prahara Darah Biru Pedang Golok Yang Menggetarkan 9
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama