Ceritasilat Novel Online

Lonceng Merenggut Arwah 3

Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan Bagian 3


menoleh kepada Ho Ho.
?Kemari kau Ho-jie!? panggilnya.
?Tetapi, Suhunanti.nanti nenek tua ini menusukku dengan pedangnya itu.!? kata Ho Ho
pura-pura memperlihatkan sikap manjanya.
?Jangan takut ! Tidak ada setan yang berani mengganggu muridku! Apa lagi hanya seorang
nenek tua !? sahut Sam Tiong Gie.
Ho Ho girang sekali mendengar sahutan Sam Tiong Gie, dengan cepat dia telah bangun berdiri
untuk menghampiri gurunya itu.
Sedangkan nenek tua Phang Lin jadi gusar bukan main melihat Sam Tiong Gie begitu tidak
memandang sebelah mata kepadanya. Mata nenek tua ini jadi mendelik besar sekali dan juga
mukanya pucat pasi serta tubuhnya jadi menggigil keras.
?Orang she Sam.menyesal sekali hari ini biar bagaimana aku harus membinasakan bocah ini!
Maafkanlah, aku bukan tidak ingin memberi muka kepadamu, tetapi biarpun bocah ini
kenyataannya adalah muridmu, tapi dia mempunyai sangkutan dendam denganku sedalamTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
67 lautan !? kata Phang Lin dengan suara gusar.
Peng Bin Koay-hiap jadi ketawa hehehe hehehe panjang sekali, kemudian dia mengedipngedipkan matanya.
?Luar biasa ! Luar biasa ! Apakah sekarang kau telah memperoleh kepandaian yang lebih tinggi
lagi, sehingga membuat kau berani membentak diriku ?? tegur Sam Tiong Gie dengan suara
yang mengejek. ?Kemari kau Ho-jie.selembar rambutmu saja dia berani mengusiknya,
hmmm, aku akan membeset kulit tuanya itu !"
Ho Ho girang sekali mendengar Phang Lin dimaki-maki oleh gurunya ini. Cepat-cepat dia
berlari menghampiri Sam Tiong Gie.
Namun Phang Lin yang kala itu sedang gusar, dia telah nekad sekali. Biarpun dia mengetahui
Peng Bin Koay-hiap merupakan seorang jago yang luar biasa, namun dia sedang kalap.
Maka dari itu, dikala dia melihat Ho Ho sedang berlari menghampiri Sam Tiong Gie, dengan
cepat tangannya telah bergerak menimpukkan pedang pendeknya itu, maksudnya ingin
menimpuk amblas kedalam punggung Ho Ho.
Pedang pendek itu meluncur dengan cepat dan bertenaga, namun Sam Tiong Gie mempunyai
mata yang tajam dan awas sekali, cepat luar biasa tangan Sam Tiong Gie telah bergerak juga
mengibaskan lengan jubahnya, dari mana keluar serangkum angin yang keras dan menggulung
pedang pendek itu sehingga jatuh tidak sampai mengenai sasarannya. Sedangkan Ho Ho telah
sampai disamping Sam Tiong Gie.
?Nenek tua itu jahat sekali, suhu!" mengadu Ho Ho untuk membakar hati Sam Tiong Gie. ?Tadi
dia telah menyiksa muridmu ini berulang kaliuntung saja tidak sampai mati !?
Muka Sam Tiong Gie jadi berubah tidak enak dilihat, hatinya kena dibakar oleh perkataan Ho
Ho. Dengan biji mata yang mencilak-cilak, dia mendelik kepada Phang Lin.
?Kalau lain kali kau berani menghina muridku, hmm, aku akan membeset kulit tubuhmu yang
tua itu!" kata Sam Tiong Gie.
Phang Lin kala itu sedang marah luar biasa, dia jadi nekad sekali.
?Kau kira akupun jeri terhadapmu, orang she Sam ? Hayo kita main-main dulu beberapa jurus!"
tantang Phang Lin dengan suara yang bengis.
Sam Tiong Gie tertawa mengejek lagi.
?Apakah pelajaran yang pernah kuberikan pada lima tahun yang lalu kepadamu tidak membuat
kau menjadi kapok ?" tegur Sam Tiong Gie lagi. ?Baiklah ! Kalau memang kau masih
penasaran, mari kita main-main beberapa jurus!"
Phang Lin sedang murka, maka tanpa sungkan-sungkan lagi tubuhnya telah mencelat, sambil
melompat begitu, dikala tubuhnya sedang terapung ditengah udara, dia mengulurkan tangannya
itu untuk menyerang Sam Tiong Gie dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya.
Sam Tiong Gie menyadari, biarpun kepandaian Phang Lin masih berada dibawahnya, namun
dia tidak boleh memandang remeh. Maka cepat-cepat dia mengeluarkan suara tertawa yang
panjang, sambil tertawa begitu, tahu-tahu tubuhnya telah berputar setengah lingkaran, disusul
oleh suara bentakannya membarengi kedua tangannya yang terjulur keluar.
Terdengar suara bentrokan dari kedua tenaga dalam yang keras itu.
Segera juga tampak kejadian yang luar biasa sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
68 Tubuh Sam Tiong Gie jadi terhuyung-huyung tiga langkah kebelakang, lalu berdiri tegak lagi,
mukanya cuma berubah sedikit.
Namun hebat sekali kejadian itu untuk Phang Lin, karena begitu tenaga dalamnya membentur
tenaga tangkisan dari Sam Tiong Gie, segera juga dia merasakan tubuhnya seperti juga kena
didorong oleh semacam kekuatan yang luar biasa, yang membuat tubuhnya jadi terpental
beberapa tombak jauhnya dan jatuh diatas tumpukan salju tanpa bisa mempertahankan
keseimbangan tubuhnya!
Kedua gadis cilik yang menjadi murid Phang Lin jadi mengeluarkan seruan kaget, mereka heran
sekali melihat guru mereka demikian mudah dilumpuhkan oleh Sam Tiong Gie, kakek tua yang
bermuka jelek sekali dan bertubuh bongkok itu.
Kedua gadis cilik tersebut jadi hanya memandang bengong, mereka jadi lupa untuk membantui
guru mereka bangun berdiri.
Perlahan-lahan, dengan mengandung kemarahan yang sangat, Phang Lin merangkak untuk
bangun.
Kemudian dengan sinar mata yang tajam luar biasa, dia berkata dengan suara menyeramkan:
?Orang she Sam.memang aku harus mengakui, kepandaianmu berada disebelah atas
kepandaianku tetapi tunggulah, lima tahun lagi aku akan mencarimu guna menyelesaikan
urusan ini!? dan setelah berkata begitu, si nenek tua Phang Lin mendelik kepada Ho Ho yang
kala itu berdiri disisi Sam Tiong Gie dengan tersenyum mengejek, lalu dia menoleh kepada
kedua muridnya, ?Hayo kita berangkat !"
Tanpa menunggu jawaban kedua muridnya, nenek tua ini telah melangkah pergi, diikuti oleh
kedua gadis cilik yang menjadi muridnya itu.
Sam Tiong Gie tertawa gelak-gelak. Tahu-tahu tangannya telah menggeplak kepala Ho Ho,
membuat bocah ini jadi kaget sekali.
?Kenapa kau Suhu?" tanyanya heran.
?Bocah bandel! Mengapa kau pergi main-main ke tempat yang demikian jauh ? Untung saja tadi
aku kebetulan sekali bisa menemuimu, coba kalau tidak, bukankah kau akan jadi perkedel oleh
nenek tua itu ?" tegur Sam Tiong Gie sambil tertawa.
Ho Ho juga tertawa.
?Aku sedang main-main ingin melemaskan otot-ototku yang telah kaku karena seharian penuh
aku tidur terus menerus diatas pembaringantidak tahunya aku sedang sial sehingga ketemu
setan perempuan itu.!? Ho Ho berdusta.
?Lain kali kau tidak boleh pergi jauh-jauh !" kakek bermuka jelek ini memperingatinya. ?Kau
harus baik-baik diam dirumah dan mempelajari ilmu-ilmu yang akan kuturunkan kepadamu!?
Ho Ho mengangguk saja.
?Dadamu masih sakit ?? tanya Sam Tiong Gie lagi sambil memandang kearah dada Ho Ho.
?Tidak !?
?Bagus ! Hayo kita pulang !? ajak Sam Tiong Gie.
Ho Ho mengiakan. Mereka guru dan murid ini telah menuju ke rumah kecil tempat tinggal dari
Sam Tiong Gie.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
69 Selama dalam perjalanan itu, Ho Ho banyak menanyakan perihal nenek tua Phang Lin itu
kepada Sam Tiong Gie, karena dia ingin mengetahui siapakah sebenarnya Ngo Tok Sian Lie itu,
yang begitu keras memusuhi ayahnya!
Sam Tiong Gie menuturkan bahwa Phang Lin adalah salah seorang murid Ngo Bie Pay yang
mengambil jalan sesat, nenek tua itu sering kali melakukan kejahatan, yang membuat orang
membencinya. Akhirnya Ciangbunjin Ngo Bie Pay mendengar sepak terjang Phang Lin itu,
maka dia diperingati dan diusir dari pintu perguruan Ngo Bie Pay. Tetapi sejak diusir dari Ngo
Bie Pay, ternyata Phang Lin bukannya insyaf dan merubah watak buruknya itu, malah
perempuan tua ini semakin menjadi jahat dan sering kali melakukan perbuatan yang merugikan
orang lain dengan hanya mengandalkan kepandaian yang dimilikinya.
Sambil bercerita, akhirnya mereka sampai di rumah kecil itu.
Ho Ho sendiri sudah mengambil keputusan bahwa dirinya lebih baik berdiam dirumah ini dulu
untuk berguru kepada Peng Bin Koay hiap yang tampaknya liehay dan mempunyai kepandaian
yang tinggi sekali, daripada dirinya terlunta-lunta tidak keruan. maka dari itu, tekad Ho Ho
jadi bulat untuk mempelajari ilmu silat yang akan diturunkan oleh Peng Bin Koay-hiap ini.
Peng Bin Koay-hiap telah memandangi Ho Ho, dilihatnya muka si bocah telah bengap bengkakbengkak agak kebiru-biruan terkena tempelengan Phang Lin, serta telah dibanting berulang kali.
Dengan sendirinya, kakek bermuka jelek ini telah mengeluarkan suara tertawa geli.
?Ini dia pelajaran yang kau peroleh kalau main terlalu jauh dari rumah!" kata Peng Bin Koayhiap sambil tersenyum lucu. ?Aku sudah bilang, lebih bagus kau berada disampingku, maka
tidak mungkin ada orang yang menghina dirimu !?
Ho Ho jadi malu, dia menundukkan kepalanya.
?Ini cuma nasibku saja yang sedang sial, suhu !? kata Ho Ho cepat. ?Tidak keruan
juntrungannya nenek tua itu ingin menyiksaku.dia mengatakan bahwa mukaku sangat mirip
dengan ayahku dan nama ayahku juga kebetulan sama dengan nama yang disebutkan oleh
dia.."
Peng Bin Koay-hiap masih tertawa geli seorang diri, kemudian tanyanya : ?Siapa nama ayahmu
?? ?Siangkoan Djie !? sahut Ho Ho.
?Hah !? berseru Peng Bin Koay-hiap dengan kaget dan saking kagetnya, malah jago tua bermuka
jelek dan bertubuh bungkuk itu telah melompat berdiri.
Ho Ho jadi kaget melihat lagak Peng Bin Koay-hiap, dilihatnya mata jago tua bermuka jelek ini
bersinar-sinar tajam sekali, mukanya juga jadi tidak enak dilihat.
?Suhu.kenapa kau ?? tegur Ho Ho dengan heran.
?Ayahmu bernama Siangkoan Djie ?? tanya Peng Bin Koay-hiap kemudian.
?Bebenar.tetapi kau kenapa ?? tanya Ho Ho dengan heran.
Tahu-tahu Peng Bin Koay-hiap tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan.
?Oh.Thian (Tuhan) memang adil ! Akhirnya bisa mengirim bocah ini guna menunjukkan
dimana bersembunyinya bangsat itu !" menggumam Peng Bin Koay-hiap dengan suara yang
menyeramkan sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
70 Kemudian setelah itu, dia menoleh memandang kepada Ho Ho yang jadi bengong ditempatnya.
?Dimana sekarang ayahmu berada ?? tegur Peng Bin Koay-hiap dengan suara yang berubah
bengis sekali.
?Suhu.kau.?" Ho Ho jadi bingung sekali melihat sikap si kakek tua bermuka jelek ini.
?Jangan panggil aku dengan sebutan Suhu lagi! Kau sudah tidak menjadi muridku dan aku juga
membatalkan niatku untuk mengangkat kau menjadi muridku ! Hmm. kau cepat katakan,
dimana bangsat she Siangkoan itu bersembunyi ?? tampaknya Peng Bin Koay-hiap begitu
bernafsu sekali dan juga telah berkata-kata dengan suara yang membentak keras sekali.
Ho Ho jadi heran sekali, tadi Peng Bin Koay-hiap yang telah memaksa Ho Ho agar mau
menjadi muridnya, tetapi sekarang siapa duga, begitu mendengar nama ayahnya, maka si kakek
tua bermuka jelek ini membatalkan maksudnya ! Tentu saja hal ini jadi membingungkan sekali
bagi Ho Ho.
?Kau kenapa Suhu?" tanya Ho Ho dengan cepat.
?Jangan panggil aku dengan sebutan Suhu ! Kau dengar ? Aku telah membatalkan pengangkatan
kita sebagai guru dan murid ! Sejak detik ini kau bukan muridku, karena aku tidak ingin
mempunyai seorang murid yang berasal dari keturunan seorang bangsat seperti Siangkoan Djie
itu ! Cepat kau katakan, dimana bersembunyinya orang she Siangkoan itu!" bentak Peng Bin
Koayhiap dengan suara yang bengis sekali.
Ho Ho seperti orang kesima, dia jadi memandang, mematung saja dengan bingung.
?Cepat kau katakan !" bentak Peng Bin Koay hiap dengan suara yang mengguntur. ?Dimana
orang she Siangkoan itu kini berada!"
Ho Ho jadi tersadar, kemudian dengan suara yang datar, Ho Ho menyahuti: ?Ayahku itu
sekarang berada!"
?Dimana ?" tanya Peng Bin Koay-hiap dengan bernafsu sekali.
?Diatas bumi ini.!? sahut Ho Ho.
?Hah ?" darah Peng Bin Koay-hiap jadi meluap, dia merasakan bahwa dirinya sedang
dipermainkan oleh Ho Ho. ?Keparat kau ! Apakah kau ingin aku menggunakan kekerasan, baru
kau ingin membuka mulut guna menjelaskan dimana ayahmu itu bersembunyi ?"
Ho Ho cepat-cepat menggelengkan kepalanya.
?Jangan marah-marah begitu suhu.!? kata Ho Ho dengan cepat.
?Aku bukan gurumu ! Kau dengar ? Aku bukan gurumu! Jangan kau memanggilku dengan
sebutan Suhu lagi, aku tidak mau mempunyai murid seperti kau! Cepat kau katakan dimana
bangsat she Siangkoan itu?!"
Ho Ho benar-benar jadi bingung sekali. Mengapa ayahnya dimusuhi oleh setiap orang yang
mendengar nama ayahnya ? Apa yang telah dilakukan oleh ayahnya? Pekerjaan terkutuk apa
yang telah dikerjakan oleh ayahnya, sehingga dia bisa dibenci oleh setiap orang yang mendengar
namanya itu ?
Ho Ho jadi menggidik dengan sendirinya melihat sinar mata Peng Bin Koay hiap yang begitu
bengis, dan dia juga jadi tidak berani menentang tatapan mata Peng Bin Koay-hiap,
ditundukkannya kepalanya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
71 ?Cepat kau katakan, dimana si bangsat she Siangkoan itu kini berada ?? bentak Peng Bin Koayhiap dengan kasar sekali.
?Aku tidak tahu!? akhirnya Ho Ho berdusta.
?Dusta !?
?Benar.aku tidak tahu."
?Bagaimana kau bisa tidak mengetahui dimana ayahmu itu berada, sedangkan kau adalah
anaknya !?
?Sungguhaku memang benar tidak mengetahui ! Sejak kecil kami telah berpisah, karena
ayahku itu telah pergi merantau !"
?Bohong !?
?Benar !?
?Plaaakkkkk !? tahu-tahu pipi Ho Ho telah kena ditempeleng oleh Peng Bin Koay hiap dengan
keras sekali.
?Cepat kau katakan, jangan coba-coba untuk membohongi diriku, anjing !? bentak Peng Bin
Koay-hiap dengan kasar.
Ho Ho merasakan mukanya sakit sekali kena ditempeleng begitu oleh Peng Bin Koay hiap,
dengan penasaran Ho Ho mendelik kepada Peng Bin Koay-hiap.
?Mengapa.mengapa kau begitu tidak mempercayai aku? Aku sudah mengatakan tidak tahu.
mengapa kau masih mau mendesak terus agar aku mengatakan sembarangan saja?? tanya Ho
Ho dengan sengit.
?Hmmm aku memang tidak mempercayai kau ! Ayahnya seorang bangsat besar, maka sudah
tentu anaknya juga seorang anjing geladak yang tidak tahu malu !? maki Peng Bin Koay-hiap
dengan suara yang dingin dan nyaring sekali. ?Maka kalau kau tetap ingin melindungi tempat
bersembunyinya ayahmu itu, hmmm.niscaya aku akan mengambil jiwa anjingmu ini!"
?Mengapa kau begitu membenci ayahku ?? tanya Ho Ho dengan heran.
Muka Peng Koay-hiap berubah hebat, tahu-tahu dia telah menunjuk mukanya yang rusak sekali
itu. ?Ini ! Ini ! Kau lihat mukaku ? Inilah hasil karya ayahmu yang telah mengukir mukaku dengan
pedangnya sehingga mukaku jadi bercacad jelek begini,? kata Peng Bin Koay-hiap dengan suara
yang bengis sekali.
?Hah ?? Ho Ho jadi kaget sekali ketika mendengar penjelasan Peng Bin Koay-hiap, si bocah
sampai menelan air liurnya. ?Apakah.apakah ayahku begitu liehay dan kosen ??
?Kentut bau !? bentak Peng Bin Koay-hiap dengan bengis sekali. ?Untuk apa kau masih purapura menanyakan hal itu kepadaku ? Sebagai anaknya, tentu kau akan mengetahui dengan pasti,
berapa banyak bulu yang tumbuh dipantatnya !?
?Tetapisetahuku.ayahku tidak mengerti ilmu silat." sahut Ho Ho dengan sejujurnya.
Tetapi tanpa mengatakan apa-apa lagi, tahu-tahu tangan Peng Bin Koay hiap telah bergerak
menghajar muka Ho Ho dua kali, ditempelengnya dengan keras, sampai terdengar suara
'Plakkkkkkk ! Plokkkkkkk !' dua kali beruntun, dan pandangan mata Ho Ho jadi berkunang-TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
72 kunang gelap.
?Bangsat cilik ! Kau ternyata sudah mempunyai bakat-bakat jahat seperti ayahmu ! Lebih bagus
begitu kau memberitahukan kepadaku dimana tempat persembunyian ayahmu, hmmm, kau
akan kubunuh saja untuk melenyapkan bibit busuk dipermukaan dunia ini ! Cepat kau katakan,
ditempat mana ayahmu bersembunyi ?"
Ho Ho sedang sengit dan penasaran sekali, karena dia telah kena ditempeleng lagi oleh Peng Bin
Koay-hiap begitu keras.
?Aku tidak mau memberitahukan kepadamu !" teriak Ho Ho dengan penasaran sekali.
?Apa ? Kau tidak mau memberitahukan kepadaku ?" tanya Peng Bin Koay-hiap dengan bengis.
?Benar ! Biar harus mampus, aku tetap tidak akan memberitahukan kepadamu tempat ayahku
berada sekarang ini !" sahut Ho Ho dengan pasti.
?Anjing geladak kau !? teriak Peng Bin Koay-hiap dengan murka. ?Baik ! Kalau kau tidak mau
memberitahukan kepadaku dimana bangsat she Siangkoan itu bersembunyi, tidak menjadi
soalyang penting hari ini aku juga akan menyiksa dan merusak mukamu itu dengan ujung
pedangku, kemudian membiarkan kau pulang kerumah ayahmu, biar nanti mau tak mau
ayahmu akan muncul mencariku juga !? Dan setelah berkata dengan suara yang begitu bengis,
tahu-tahu Peng Bin Koay-hiap telah mencabut pedangnya dengan sikap yang mengancam sekali.
Ho Ho jadi menggidik mendengar mukanya ingin dirusak oleh Peng Bin Koay-hiap dengan
menggunakan pedangnya itu. Dia jadi teringat kepada hidungnya yang kemarin ini telah
dipotong hampir putus, diam-diam Ho Ho jadi menggidik ngeri. Tanpa disadarinya, tangan Ho
Ho jadi memegangi hidungnya yang mulai sembuh itu.
?Kau mau mengatakan tidak, tempat ayahmu bersembunyi itu, heh?" bentak Peng Bin Koayhiap dengan sikap yang bengis sekali.
?Kalau aku mengatakannya, apakah kau akan membunuhku juga ?" tanya Ho Ho.
?Benar !"
?Percuma saja kalau begitu !" kata Ho Ho dengan suara yang nyaring.
?Apanya yang percuma ?!"
?Karena kalau aku mengatakan, kau juga akan tetap membunuhku, kalau tidak mengatakan,
juga aku akan dibunuh oleh kau! Dua-duanya sama saja, lebih bagus aku tidak mengatakan saja


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

! Bukankah nanti ayahku akan bisa membalaskan sakit hatiku kalau ayahku itu mendengar aku
telah dibunuh oleh kau iblis jahat ?"
Peng Bin Koay-hiap jadi melengak mendengar perkataan si bocah, tetapi kemudian dia tertawa
dingin. Mukanya masih tetap bengis dan dingin tidak berperasaan sedikitpun, cuma
memancarkan hawa pembunuhan yang menyeramkan sekali.
?Baiklah ! Kalau memang kau mau memberitahukan dengan jujur dimana ayahmu
bersembunyi, hmmm. aku bersedia untuk membebaskan jiwamu dari kematian ! Tetapi ingat,
mukamu tetap akan kurusakkan dulu dengan pedangku ini.!"
Hati Ho Ho jadi berdebar keras. Dengan mukanya dirusak oleh si kakek tua bongkok dan
bermuka jelek ini, maka untuk selamanya bukankah dia akan menjadi manusia bercacad ?
?Tunggu dulu!" kata Ho Ho dengan cepat.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
73 ?Apa lagi ??
?Maukah kau menceritakan dulu kepadaku, permusuhan apa yang terdapat diantara kau dengan
ayahku ?" tanya Ho Ho dengan cepat.
?Tidak perlu kau dengar urusan itu!" bentak Peng Bin Koay hiap dengan bengis.
?Tetapi aku harus mendengarnya dulu karena aku tidak mengetahui persoalan yang
sebenarnya!? kata Ho Ho. ?Kalau nanti setelah mendengar ceritamu, biarpun aku harus mati,
hatiku puas.!?
Peng Bin Koay hiap tampak ragu-ragu, sepasang alisnya itu telah berkerut dalam-dalam,
tampaknya dia bimbang benar.
?Kalau kau tidak menceritakan asal-usul permusuhan dengan diri ayahku, tentu begitu aku mati,
aku akan menjadi setan penasaran. aku akan mati dengan kedua mata yang tak terpejamkan,
karena aku akan mati penasaran sekali.!? kata Ho Ho lagi.
?Hmmm !" Peng Bin Koay-hiap telah mendengus memperdengarkan suara tertawa dingin.
?Baik ! Aku bersedia untuk menceritakan persoalanku dengan persoalan ayahmu itu tetapi kalau
nanti aku telah menceritakan seluruhnya persoalan kami itu dan kau menyangkal tidak menepati
janjimu, hmmmaku akan menyiksamu sehebat mungkin! Jangan kau mengatakan nanti aku
manusia yang paling kejam didalam dunia ini !"
?Baik !" sahut Ho Ho dengan cepat, ?Begitu juga boleh !?
?Aku akan menceritakan garis besarnya dan kuharap kau mendengarnya baik-baik tentang
kebusukan ayahmu itu.!? Kata Peng Bin Koay-hiap lagi. Dia menghela napas dan mengawasi
Ho Ho dengan tajam sekali, lalu mulai menceritakan kisahnya, bagaimana sampai mukanya
bercacad begitu jelek.
Ho Ho mendengarkan dengan hati yang berdebar tegang, sebab yang sedang diceritakan oleh
Peng Bin Koay-hiap ini adalah perihal ayahnya.
Sebelum menceritakan segalanya, Peng Bin Koay hiap telah menarik napas mengandung
kemarahan beberapa kali. Matanya memandang bengis sekali kepada Ho Ho.
?Hmm!" dengusnya dengan tawar sambil tetap memandang Ho Ho tajam sekali. ?Wajahmu
sangat mirip sekali dengan muka ayahmu itu.biarpun aku tidak bisa mencari ayahmu guna
melakukan pembalasan dendam, tetapi dengan terbunuhnya dirimu di tanganku, maka hatiku
akan puas, karena kau adalah darah dagingnya, dengan membunuhmu, sama saja aku telah
melampiaskan dendamku itu!"
?Hayo kau mulai ceritakanlah segalanya dengan jelas !" kata Ho Ho dengan mendongkol.
?Tetapi setelah aku mendengar seluruh ceritamu dan ternyata ayahku tidak bersalah, hmmm,
akupun tentu tidak akan senang diperlakukan kasar. aku akan mati menjadi setan penasaran !
Ingat, kau harus menceritakannya dengan jujur, tidak boleh dilebih-lebihkan atau dikurangkurangi !"
PENG BIN KOAY HIAP mengangguk sambil tertawa dingin.
?Jangan takut aku menjelek-jelekkan ayahmu, kau tidak perlu takut aku akan memuji diriku ini
adalah manusia yang paling tidak pernah melakukan kesalahan! Kau boleh pertimbangkan nanti
setelah mendengarkan ceritaku !" kata Peng Bin Koay-hiap dengan mendongkol. ?Selain diriku,
masih banyak jago-jago lainnya yang selalu mencari-cari ayahmu itu agar bisa membalaskan
sakit hati mereka.?
Ho Ho tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengawasi Peng Bin Koay-hiap saja seperti jugaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
74 sedang menantikan dengan tidak sabar dimulainya ceritera dari manusia bermuka jelek ini.
Pada saat itu Peng Bin Koay-hiap dengan memperlihatkan wajah yang murka bukan main,
mengandung kemarahan yang sangat, telah menunjuk kearah mukanya yang rusak.
?Kau lihat, mukaku rusak dan jelek sekali, bukan?" bentaknya dengan suara yang bengis. ?Dan
kau juga telah melihat tubuhku yang bongkok ini, bukan? Nah, semua ini adalah hasil pekerjaan
ayahmu ! Mukaku rusak disebabkan dia; tubuhku bercacad menjadi bongkok disebabkan dia
juga!"
?Tadi kau mengatakan ingin menceriterakan segalanya dengan jelas perihal kau bentrok dengan
ayahku! Lalu sekarang malah kau mengoceh tidak keruan membicarakan segala mukamu yang
jelek dan tubuhmu yang bongkok," tegur Ho Ho dengan sengit, hatinya mendongkol karena si
jago tua bermuka jelek Peng Bin Koay-hiap ini tidak segera memulai ceriteranya.
Peng Bin Koay hiap tertawa dingin, sikapnya angkuh sekali.
?Dua puluh tahun yang lalu, sebetulnya tubuhku gagah dan mukaku sangat cakap sekali,
biarpun usiaku telah mencapai tiga puluh delapan tahun! Tetapi disebabkan bangsat she
Siangkoan itu, membuat hidupku selanjutnya menderita sekali ! Itulah kejadian dipegunungan
Thian-san !" dan setelah berkata begitu, Peng Bin Koay-hiap menghela napas lagi, sepasang
alisnya telah berkerut, tampaknya dia sedang berpikir keras untuk mengingat-ingat pengalaman
yang telah dialaminya !
Ho Ho juga mengawasi saja manusia muka jelek ini dengan tatapan mata yang tajam sekali. Dia
jadi sebal Peng Bin Koay-hiap begitu lambat menceritakan segalanya.
?Sebetulnya pada malam Cap-go, disaat itu jago-jago dari berbagai rimba persilatan tengah
berkumpul dipegunungan Thian-san. Aku bersama dengan isteriku yang bernama.yang
bernama.." tampaknya Peng Bin Koay-hiap ragu-ragu untuk menyebut nama isterinya, namun
setelah mengawasi Ho Ho dengan bengis dan menghela napas satu kali, dia melanjutkan juga
perkataannya: ?Isteriku bernama Pek Lian Siang, dia seorang jago wanita yang hebat sekali
kepandaiannya ! Kami sebetulnya terkenal sebagai pasangan pendekar yang ditakuti oleh orangorang Bulim.namun pada hari itulah kami menemui hari naas kami ! Dengan tidak terduga,
segalanya jadi kacau balau dengan munculnya manusia bangsat she Siangkoan yang membuat
kami jadi kucar-kacir berantakan, keluargaku jadi hancur.?
?Kau ceriterakan yang jelas, satu persatu, aku ingin mendengarnya dengan jelas! Janganlah kau
berceritera sambil ditambahi oleh ocehanmu!" kata Ho Ho dengan sengit.
Peng Bin Koay hiap telah tertawa dingin lagi.
?Baik! Sekarang aku akan mulai menceriterakannya benar-benar, kau dengarkanlah baik-baik"
sahut Peng Bin Koay hiap. ?Waktu itu, semua jago-jago berkumpul di pegunungan Thian-san
untuk mengadakan pie-bu (adu kepandaian ilmu silat, bertanding untuk menentukan kepandaian
siapa yang lebih tinggi) dan dengan sendirinya, yang datang ke pegunungan Thian-san,
semuanya terdiri dari jago-jago silat yang ternama. Mereka datang ke tempat itu guna turut serta
memperebutkan gelar jago nomor wahid didalam rimba persilatan! Hari itu, pada hari
pertamanya, telah turun ke gelanggang dua jago tua yang telah bertanding. Mereka hanyalah
sebagai pembuka acara saja, bukan benar-benar bertanding, sebab belum lagi ada salah seorang
diantara mereka yang terkalahkan, mereka telah berhenti bertanding dan mempersilahkan jagojago lainnya untuk naik keatas luithay melanjutkan pertandingan.?
Dan Peng Bin Koay hiap menceriterakan segala kejadian pada saat itu dengan jelas, dia
menceritakan kadang-kadang disertai oleh hawa emosi dan kemarahan hatinya yang meluap.
Yang acap kali menyebabkan manusia jelek bertubuh bongkok menjadi sering sekali
memandang Ho Ho dengan tatapan mata yang bengis sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
75 Mari kita ikuti cerita Peng Bin Koay hiap itu.
Malam itu memang malam Cap-go (lima belas, hitungan tionghoa), maka rembulan bersinar
dengan terang sekali, diatas pegunungan Thian-san saat itu memang sedang berkumpul ratusan
jago-jago rimba persilatan dari berbagai golongan dan aliran. Mereka datang ke pegunungan
Thian-san itu dengan mengandung bermacam-macam maksud. Ada yang hanya sekedar ingin
menyaksikan keramaian saja, ada juga yang berambisi besar ingin ikut serta memperebutkan
gelar jago nomor wahid dan ada juga yang hanya datang untuk coba-coba turut bertanding.
Diantara jago-jago yang berkumpul dipegunungan Thian-san itu terdapat juga jago-jago dari
Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay, Kun Lun Pay, See Gak Pay, Tjin Kong Pay, Go Bie Pay dan juga
dari berbagai pintu perguruan lainnya.
Pada hari itu pertandingan Pie-bu ini telah dibuka oleh dua orang jago tua dari Siauw Lim Sie,
dan kemudian dilanjutkan oleh dua orang anak muda, masing-masing dari pintu perguruan Kun
Lun Pay dan See Gak Pay.
Keduanya bertanding cukup hebat dan seru, mereka berdua juga bertempur dengan bersemangat
sekali.
Hanya saja sayangnya kepandaian mereka belum begitu sempurna, menyebabkan pertempuran
mereka itu tampaknya tidak begitu menarik para jago-jago lainnya yang banyak berkumpul
ditempat pertemuan tersebut.
Menjelang tujuh puluh jurus lebih, murid dari See Gak Pay telah dapat dirubuhkan oleh murid
Kun Lun Pay.
Menyusul telah melompat naik keatas luithay seorang kakek setengah umur, mungkin juga
usianya baru empat puluh lima tahun, sikap dan lagaknya masih gagah, tubuhnya juga tegap
sekali. Dia mengaku berasal dari pintu perguruan Tjin Kong pay.
Murid Kun Lun Pay sudah mulai melayani lawannya yang baru ini. Ternyata kepandaian
mereka berimbang, sehingga mereka bisa bertempur dengan seru. Kali ini murid Kun Lun Pay
berhasil pula merubuhkan lawannya. Begitulah, telah menyusul naik jago lainnya, kali ini murid
Kun Lun Pay dapat dikalahkan oleh jago yang baru saja naik ke atas luithay, dia berasal dari
pintu perguruan Go Bie Pay.
Begitulah, berturut-turut telah naik dan turun silih berganti beberapa orang jago. Mereka kadangkadang bisa merubuhkan lawan mereka, dan kadang-kadang juga baru bertempur belum berapa
lama, mereka telah berhasil dirubuhkan oleh lawan mereka.
Itulah sebabnya, mengapa akhirnya dengan cepat sekali telah puluhan orang yang turun dan
naik panggung luithay tersebut.
Diantara jago-jago yang berkumpul di pegunungan Thian san tersebut, hadir juga Peng Bin
Koay-hiap, yang kala itu mukanya belum lagi bercacad. Dia datang ke pegunungan Thian-san
tersebut bersama-sama dengan isterinya, yang bernama Pek Lian Siang. Isteri Peng Bin Koayhiap sebetulnya seorang pendekar wanita yang mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali,
juga selain tangan Pek Lian Siang agak telengas, terhadap lawannya dia belum pernah berlaku
belas kasihan, dia selalu turun tangan keras, membunuh setiap lawannya tanpa mengenal
perikemanusiaan lagi, karena setiap kali lawannya dapat dirubuhkan olehnya, pasti dia akan
membunuh lawannya itu dengan cara memotong-motong tubuh lawannya menjadi belasan
potong! Itulah sebabnya disaat itu, jarang sekali ada jago-jago yang berani mencari setori dan
urusan dengan jago wanita bertangan telengas serta bengis ini.
Peng Bin Koay hiap tidak mau terburu-buru ikut bertanding, dia ingin menunggu sampai ada
banyak sekali jago-jago yang rubuh, yang akan membuat dia jadi tidak usah terlalu banyakTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
76 menghadapi lawan-lawannya nanti. Dia menantikan gilirannya dengan sabar.
Namun isteri Peng Bin Koay hiap, Pek Lian Siang, dasar seorang wanita, apa lagi memang dia
agak besar kepala dan sombong, membuat dia jadi tidak sabar, selalu ingin melompat naik
keatas panggung guna ikut bertanding. Untung saja Peng Bin Koay hiap selalu dapat menahan
dan mencegahnya.
?Kalau kau ikut bertanding sekarang masih banyak jago-jago lainnya yang harus kauhadapi
nantinya setelah kau dapat merubuhkan lawanmu! Maka dari itu, menurut pandanganku,
biarlah mereka saling cakar dan bertempur dulu. Kita menunggu yang sisanya saja guna merebut
kemenangan! Disaat jumlah jago-jago yang turut ambil bagian didalam Pie-bu ini, kita pasti
dengan mudah akan dapat merubuhkan lawan-lawan kita yang sudah letih itu, dan berarti juga
kesempatan untuk merebut kedudukan jago nomor wahid jadi lebih mudah, delapan puluh
persen telah berada digenggaman telapak tangan kita.!"
Pek Lian Siang bisa dikasih mengerti, isteri Peng Bin Koay hiap mau juga membatalkan
maksudnya, dia mau bersabar guna menantikan jumlah jago-jago yang turut ambil bagian
didalam piebu tersebut jadi kian sedikit saja.
Akhirnya, setelah hampir seratus jago lebih yang turun naik diatas panggung luithay tersebut,
karena menang lalu kalah lagi tampak seorang pemuda berusia di antara tigapuluh tahun,
bertubuh semampai dan bermuka cakap sekali dan berpakaian sebagai seorang Siuchay, pelajar,
telah melompat naik keatas luithay itu dengan gerakan gesit serta tubuh yang ringan sekali.
Mukanya yang cakap itu tenang sekali, memandang Chay Lay Siansu, Hweeshio dari Siauw
Lim Sie yang baru saja merebut kemenangan.
Saat itu Chay Lay Siansu tengah berdiri dengan congkak dan sombong sekali, dia sedang bangga
memperoleh kemenangan itu. Waktu melihat Siuchay (pelajar) itu naik keatas luithay, dia telah
tertawa dingin mengejek.
?Hak-seng (kata-kata meredah) ingin meminta pengajaran dari Siansu!? kata pelajar itu sambil
menjura memberi hormat. ?Hak-seng Siangkoan Djie mengharapkan sekali agar Siansu jangan
menurunkan tangan keras."
Hweeshio itu, Chay Lay Siansu, telah mendengus lagi.
?Didalam Piebu (adu kepandaian) ini tidak bisa orang berlaku belas kasihan, kalau memang kau
jeri, silahkan kau turun saja !" kata Chay Lay Siansu dengan sombong. ?Didalam Piebu ini tentu
salah seorang harus ada yang kalah dan terluka, walaupun lawan harus mati, itu bukan menjadi
persoalan, karena tidak ada hukumnya ! Piebu ini resmi dan sudah menjadi peraturan, barang
siapa yang terbunuh didalam Piebu ini, tidak ada ganggu gugat dibelakang hari!" Congkak
sekali Chay Lay Siansu waktu dia mengucapkan perkataan itu, dia menganggap pelajar yang
mengaku bernama Siangkoan Djie jeri terhadap dirinya.
Siangkoan Djie tersenyum tenang, dia juga telah menganggukkan kepalanya.
?Hak-seng mengerti!? katanya dengan sabar. ?Dan juga Hak-seng memang sudah memikirkan
akibat kalau memang Hak-seng mengambil bagian didalam Piebu initetapi tidak
apalah.mungkin juga Hak-seng sudah ditakdirkan untuk binasa ditangan Siansu" Dan
setelah berkata begitu, Siangkoan Djie tertawa gelak-gelak.
Mendengar perkataan Siangkoan Djie yang seperti juga menyindir dirinya, dengan sendirinya
Chay Lay Siansu yang sedang dilumuri oleh rasa bangga pada hatinya, jadi gusar sekali.
?Mari maju!? tantang Chay Lay Siansu dengan suara yang nyaring sekali, galak dan bengis,
mengandung hawa pembunuhan. ?Aku tentu tidak akan mengecewakan kau, karena Pin-cengTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
77 (aku) tidak ingin nanti dikatakan setelah memperoleh kemenangan tidak mau melayani lagi
bocah-bocah seperti kalian."
Siangkoan Djie tetap bersikap tenang sekali, dia juga sabar luar biasa. Berbeda dengan
Siangkoan Djie, maka jago-jago lainnya yang hadir dibawah luithay itu jadi gusar dan
mendongkol benar melihat kecongkakan Chay Lay Siansu. Hampir saja ada beberapa orang
yang ingin melompat naik keatas luithay guna menantang Chay Lay Siansu. Cuma saja
disebabkan memang pada piebu itu telah terdapat peraturannya, yang melarang jago-jago lain
mengganggu jalannya pertempuran kalau diatas luithay itu telah ada dua orang jago yang sedang
ingin mengadu kepandaian. Juga memang semua jago-jago itu telah mengetahui adanya
peraturan yang melarang diatas luithay itu lebih dari dua orang jagomaka dari itu, dengan
sendirinya mereka jadi membatalkan maksud hati mereka, hanya saja mereka jadi duduk dengan
hati yang mendongkol dan memandang kearah Chay Lay Siansu dengan sorot mata yang tidak
senang.
Siangkoan Djie telah merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada Hweeshio itu
lagi.
?Silahkan Siansu memulai seranganmu !" kata Siangkoan Djie.
?Jadi kau meminta aku membuka serangan terlebih dulu?"
?Silahkan !"
?Jangan menyesal dan jangan mempersalahkan diriku kalau seumpamanya nanti kau kena
kurubuhkan !" kata Chay Lay Siansu dengan suara yang nyaring. ?Aku bukannya tidak ingin
memberikan kesempatan kepadamu untuk memperoleh kemenangan, namun menurut
pendapatku, dengan dimulainya penyerangan olehku, berarti kau akan memperoleh kekalahan,
kesempatan untuk dapat menang sangat tipis sekali bagi dirimu."
Siangkoan Djie tetap membawakan sikap yang tenang, dia tidak marah mendengar kata-kata
dari Chay Lay Siansu yang begitu congkak dan meremehkan sekali dirinya. Malah Siangkoan
Djie telah tersenyum.
?Biarlah Siansukalau memang nasibku begitu buruk harus rubuh ditangan orang seperti kau
ini, itupun bukan menjadi persoalan, aku pasti tidak akan menyesalinya ! Silahkan Siansu
memulai serangan !" dan setelah berkata begitu dengan sabar Siangkoan Djie telah membawa
sikap seperti sedang mempersilahkan lawannya membuka serangan, kedua tangannya telah
dimiringkan melintang dimuka dadanya, seperti sedang menantikan tibanya serangan lawan.
Chay Lay Siansu hanya mendengus saja tanpa mengatakan sesuatu apapun, dia tidak banyak
bicara lagi, dengan cepat kedua tangannya telah terangkat, dia mengeluarkan suara teriakan
yang mengguntur, seperti juga sedang mengerahkan tenaga lweekangnya.
Siangkoan Djie hanya mengawasi dengan tenang, sedikitpun tidak terlihat perasaan jeri pada diri
pelajar tersebut.
Chay Lay Siansu telah maju satu langkah kedepan, lalu dengan mengeluarkan suara teriakan
satu kali, tangan kirinya telah melayang menghantam dada Siangkoan Djie, tepat pada bagian
ulu hatinya.
Namun Siangkoan Djie mengetahui bahwa serangan pembukaan dari Hweeshio tersebut adalah
serangan tipu belaka, sedikitpun dia tidak bergeming, hanya mengawasi kepalan tangan pendeta
ini yang meluncur dengan cepat kearah dadanya.
Semua jago-jago yang berkumpul di-bawah luithay jadi tegang dengan sendirinya, karena
mereka melihat bahwa Siangkoan Djie tidak berusaha mengelakkan serangan pendeta itu, jago-TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
78 jago dibawah luithay itu takut-takut kalau-kalau sampai dada Siangkoan Djie kena tergedor oleh
kepalan tangan pendeta itu, tentu akan terbinasa disitu juga dengan dada yang remuk ! Mereka
semuanya menahan napas dalam ketegangan yang sangat.
Tetapi Siangkoan Djie bukannya manusia yang lemah, dia juga bukannya seorang tolol yang
mau begitu saja menerima serangan dari pendeta tersebut dengan memasang dadanya tanpa
perhitungan sama sekali. Hanya saja, karena dia memang mengetahui bahwa serangan pembukaan dari Hweeshio itu adalah serangan pancingan belaka, maka dia tidak berusaha
mengelakkannya.
Benar saja, dengan sendirinya, ketika kepalan tangannya hanya terpisah empat dim dari dada
Siangkoan Djie, Hweeshio telah menarik pulang tangan kirinya, membarengi yang mana tangan
kanannya tahu-tahu menyambar kearah pundak Siangkoan Djie dengan kecepatan yang luar


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

biasa sekali.
Kali ini Siangkoan Djie tidak tinggal diam, dengan mengeluarkan suara dengusan tahu-tahu
tangan kanannya bergerak cepat sekali, dia telah mengulurkan tangannya itu untuk mencekal
tangan kanan Chay Lay Siansu, dan dia berhasil dengan usahanya itu.
Chay Lay Siansu jadi terkejut luar biasa waktu merasakan pergelangan tangannya itu kena
dicekal oleh tangan Siangkoan Djie, dan jari-jari tangan si pelajar dirasakannya keras dan kuat
benar, seperti juga jari-jari tangan besi saja. Dan belum lagi rasa kagetnya itu lenyap, belum lagi
Chay Lay Siansu mengetahui apa yang telah terjadi, tahu-tahu Siangkoan Djie telah
menghentakkan tangannya dan tubuh Chay Lay Siansu seperti juga sepotong kapas, telah
terpental melayang jatuh di bawah luithay (panggung), malah dia terbanting dengan batok
kepala menubruk tiang luithay, membuat dikepalanya itu kontan 'bertelur?.
Semua orang menjadi tercengang, tetapi setelah tersadar apa yang terjadi, jago-jago yang
berkumpul ditempat itu jadi bersorak ramai sekali. Mereka kagum sekali kepada Siangkoan Djie,
yang hanya di dalam satu gebrakan saja telah bisa merubuhkan Chay Lay Siansu, dan ini bisa
membuktikan betapa tingginya kepandaian pemuda itu!
Chay Lay Siansu sendiri disamping kaget, dia merasakan kesakitan, kepalanya pusing. Namun
dengan kemarahan yang sangat, pendeta ini telah melompat bangun dengan tubuh yang
sempoyongan. Matanya merah dan mukanya juga merah kehijau-hijauan saking gusarnya.
?Bocah busuk.kau menggunakan ilmu siluman apa merubuhkan diriku?" bentak pendeta ini
dengan gusar. ?Kau curang! Hayo kita bertempur lagi !" penasaran sekali Hweeshio ini, dia ingin
melompat naik keatas panggung lagi.
Namun jago-jago dibawah panggung telah meneriaki Chay Lay Siansu. Kekalahan yang diderita
oleh Chay Lay Siansu telah mutlak dan tidak bisa pulang lagi. Hal ini membuat Chay Lay
Siansu jadi rubuh dengan hati yang tidak puas. Dia masih berdiri dibawah panggung dengan
penuh kemarahan.
Siangkoan Djie berdiri diatas luithay itu dengan sikap yang tenang dan sabar.
?Kalau memang Siansu masih penasaran, silahkan kau naik lagi !" kata Siangkoan Djie waktu
melihat pendeta itu rubuh dengan hati yang tidak puas.
Chay Lay Siansu tidak mau membuang-buang kesempatan yang diberikan oleh Siangkoan Djie,
biarpun jago-jago lainnya telah menyoraki dan mencaci dirinya, toch pendeta ini telah melompat
naik lagi keatas panggung.
Peng Bin Koay hiap dan isterinya Pek Lian Siang mengawasi dengan mata tak berkedip. Mereka
berdua heran sekali melihat pemuda pelajar begitu kosen, kepandaiannya tinggi sekali, hanya
dalam satu gebrakan telah dapat merubuhkan pendeta itu dengan mudah! Dengan sendirinyaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
79 dihati mereka muncul perasaan kagum pada diri Siangkoan Djie.
ooOoo
SAAT ITU, Chay Lay Siansu telah berdiri berhadapan dengan Siangkoan Djie.
?Silahkan siansu melakukan penyerangan lagi !" kata Siangkoan Djie dengan sikapnya yang
tenang dan sabar.
Chay Lay Siansu tidak berlaku sungkan-sungkan lagi, dia sedang marah, maka dari itu, begitu
orang mempersilahkan dirinya untuk melakukan penyerangan lagi, cepat luar biasa kedua
tangannya telah bergerak menggunakan jurus Ang Liong Djiauw Kang (ilmu cakar Naga
Merah), hebat sekali serangan yang dilancarkan oleh hweeshio ini, karena selain dia berlaku
lebih hati-hati, juga dia telah menambah tenaga serangannya.
Siangkoan Djie tidak gentar biarpun melihat hebatnya serangan dari pendeta ini. Dengan tenang
dia hanya menggeser kaki kirinya dua langkah kesamping, tahu-tahu tubuhnya telah
dibungkukkan sedikit, dan disaat tangan kirinya Chay Lay Siansu bisa diegoskan lewat dekat
pundaknya, tangan Siangkoan Djie telah bergerak menjurus kearah dada Chay Lay Siansu
dengan jurus Toat Beng Hui Tjiang (Tangan Api Pencabut Nyawa), sebat sekali gerakan dari
Siangkoan Djie, juga sangat bertenaga sekali, karena tahu-tahu tangannya itu telah dapat
menghantam telak sekali dada pendeta itu, terdengar suara 'bukkkkk!? yang keras luar biasa,
tahu-tahu tubuh Chay Lay Siansu jadi terhuyung-huyung disertai oleh suara jeritannya yang
nyaring dan menyayatkan telinga.dibarengi juga oleh tubuhnya yang terguling diatas lantai
luithay itu! Dari mulut, hidung, dan telinganya telah mengalir mengeluarkan darah ! Hweeshio
yang angkuh itu seketika itu juga telah menemui ajalnya!
Semua orang yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut jadi kaget dan tercengang,
mereka tidak menyangka serangan Siangkoan Djie yang tampaknya begitu perlahan, bisa
merubuhkan lawannya dengan mudah dan mengakibatkan kematian lawannya ! Ada beberapa
orang yang telah menyatakan kekaguman hati mereka, dan ada beberapa jago yang telah
mencegah Siangkoan Djie, yang dikatakan oleh mereka terlalu telengas, menurunkan tangan
terlalu berat kepada Chay Lay Siansu. Namun karena memang hukum dan peraturan dari
Luithay, biarpun lawan terbinasa, tidak akan bisa dituntut! Itulah sebabnya beberapa jago
yang menyesali Siangkoan Djie cuma bisa menyesali pelajar itu didalam hati mereka saja,
namun tidak bisa melakukan sesuatu hal. Apa lagi memang sebelumnya Hweeshio Chay Lay
Siansu sangat congkak sekali, menyebabkan orang-orang ini hanya bisa menghela napas
mengiringi kepergian arwah dari pendeta yang angkuh itu.
Siangkoan Djie sendiri telah berdiri menghadap kepada jago-jago lainnya yang sedang duduk
dibawah panggung. Pelajar ini merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada semua
orang itu.
?Maafkanmenyesal sekali sampai terjadi urusan jiwa seperti initadinya Hak-seng sedikitpun
tidak mempunyai niat untuk menurunkan tangan yang begitu keras kepada pendeta tersebut,
namun karena ternyata dia tidak bisa mengelakkannya, mengakibatkan kematiannya.!" kata
Siangkoan Djie dengan memperlihatkan muka seperti sedang menyesal.
Tetapi sedang pemuda pelajar memberi hormat kearah orang-orang yang berkumpul dibawah
panggung, tiba-tiba tampak sesosok tubuh yang telah mencelat naik keatas panggung itu dengan
gerakan yang luar biasa gesitnya.
?Aku Chay Ho Lie ingin minta pengajaran darimu" teriak orang yang baru melompat naik
keatas panggung.
Semua orang mengawasi kearah orang itu, ternyata orang yang mengakui dirinya bernama Chay
Ho Lie itu seorang wanita berusia empat puluh tahun, mukanya masih cantik, biarpun usianyaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
80 sudah agak tinggi dan dilihat dari sorot matanya, menunjukkan bahwa dia mempunyai tenaga
dalam yang cukup kuat.
Siangkoan Djie juga telah membalikkan tubuhnya, dia memberi hormat kepada perempuan ini.
?Chay Lie-hiap telah memberikan kehormatan kepada Hak-seng dengan majunya Chay Lie-hiap
(pendekar wanita she Chay) ini!" kata Siangkoan Djie dengan suara yang sabar dan
menghormat sekali.
Chay Ho Lie tersenyum tawar.
?Tidak perlu kau terlalu sungkan begitu !" katanya dingin. ?Kita sedang berada diatas panggung,
maka menang kalah itu sudah lumrah! Bersiap-siaplah!"
Siangkoan Djie mengangguk.
?Silakan!" kat pemuda pelajar itu. ?Hak seng hanya menuruti saja apa keinginan Chay Liehiap!"
?Kita bertanding ilmu pukulan atau ilmu pedang?" tanya Chay Ho Lie dengan ragu-ragu dan
memandang tajam kepada Siangkoan Djie.
?Terserah Chay Lie-hiap saja."
?Kalau begitu kita bertanding ilmu pedang saja" kata pendekar wanita ini dengan suara yang
tetap tawar seperti tidak mengandung perasaan apa-apa. Tampaknya jago wanita ini merupakan
seorang pendekar Kiam-hoat (ahli ilmu-pedang).
Siangkoan Djie mengangguk dengan cepat.
?Boleh.Hak-seng akan mengiringi apa saja keinginan liehiap," sahut pemuda pelajar ini sambil
merogoh sakunya mengeluarkan sepasang poan-koan-pit (sepasang pena Tiongkok).
?Silahkan.!"
?Sreetttt!" pendekar wanita Chay Ho Lie telah mencabut pedangnya, kemudian tanpa she-jie
she-jie lagi, dia telah melancarkan serangan pertamanya dengan gerakan yang beruntun dan
berbahaya, yaitu masing-masing Sian Djin Hian Ko (Dewa Memberi Buah), disusul oleh
tusukan pedangnya yang menggunakan jurus Hui Hong Pu Lian (Angin meniup Bunga Teratai).
Kedua serangan berangkai ini menyambar hebat sekali kepada dada dan bahu Siangkoan Djie.
Namun Siangkoan Djie tetap membawakan sikap yang tenang sekali. Melihat mata pedang
menyambar kearah dada dan bahunya, pemuda pelajar ini tertawa, dia segera menggerakkan
sepasang poan-koan-pitnya. Dia bukan ingin menangkis atau mengegoskan serangan Chay Ho
Lie, melainkan dengan sangat berani, tahu-tahu sepasang Poan-koan-pitnya itu meluncur untuk
menusuk kedua mata Chay Ho Lie!
Inilah hebat sekali. Gerakan dari Siangkoan Djie terlampau berani, karena kalau sampai Chay
Ho Lie meneruskan serangannya itu, berarti dia akan terluka, namun Chay Ho Lie juga tidak
akan terlolos dari tusukan sepasang poan koan pit dari Siangkoan Djie, yang bisa membuat dia
jadi seorang bercacad, yaitu menjadi buta matanya!
Semua orang yang melihat cara bertempur Siangkoan Djie jadi terkejut sekali, mereka sampai
mengeluarkan seruan tertahan.
Malah Chay Ho Lie sendiri sampai mengeluarkan seruan kaget bercampur heran melihat
keberanian Siangkoan Djie. Namun jago wanita ini tidak berani terlalu menempuh bahaya,
dengan cepat dia menarik pulang pedangnya, dan mengegoskan serangan poan-koan-pit dari
Siangkoan Djie itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
81 ?Inilah jurus pertama.!" Teriak Siangkoan Djie sambil tertawa dan berdiri dengan sikap yang
tenang sekali. ?Dan kita akan meneruskan pada jurus-jurus kedua dan ketiga serta yang
selanjutnya, sampai ada salah seorang diantara kita yang rubuh ! Bukankah begitu, Chay
Liehiap?"
Chay Ho Lie jadi mendongkol sekali melihat cara bertempur dari pemuda pelajar she Siangkoan
itu, yang berani dan agak licik. Tanpa mengegoskan Siangkoan Djie telah bisa memunahkan
serangannya. Terang saja ini membuat pendekar wanita ?ni jadi gusar dan mendongkol sekali.
?Jagalah seranganku yang selanjutnya !" teriak Chay Ho Lie sambil memutar pedangnya
sehingga merupakan kitiran.
Serangan kali ini yang dilancarkan oleh Chay Ho Lie hebat luar biasa, karena dia menggunakan
jurus dari ilmu silat Tjeng Khong Kiam (Ilmu pedang Sinar Hijau), setiap gerakannya terpecah
menjadi beberapa puluh perubahan, dan setiap perubahan dari setiap jurus sangat sukar untuk
diterka, sebentar kebelakang, tahu-tahu menyabet kebawah, menusuk ke kanan, tahu-tahu
menikam ke kiri. hebat sekali ilmu silat yang kali ini digunakan oleh pendekar wanita tersebut.
Namun Siangkoan Djie tetap berlaku tenang, tidak terlihat sikap gugup sedikitpun.
Sepasang poan-koan-pitnya telah diputar begitu rupa, dia telah mengeluarkan ilmu silat Siang
mo Djie pit (Dua pit sepasang iblis), gerakannya juga gesit dan lincah, didalam waktu yang
sangat singkat sekali, tampak kedua orang ini jadi terlindung oleh gulungan sinar senjata mereka
masing-masing.
Hanya sekali-sekali terdengar suara 'tranggggggg-tringgggg.' berulang kali, tetapi tubuh mereka
berdua telah merupakan bayangan yang bergerak-gerak memabokkan pandangan mata.
Pek Lian Siang, isteri Peng Bin Koay hiap, mencekal tangan suaminya itu dengan perasaan
kagum.
?Kepandaian kedua orang ini cukup lihay, tampaknya mereka berimbang sekali" kata Pek
Lian Siang dengan suara yang perlahan berbisik ditelinga suaminya dikala semua jago-jago yang
ada disekitar luithay tengah menahan napas mereka dan memandang dengan tegang jalannya
pertempuran yang hebat itu.
Peng Bin Koay hiap hanya mengangguk. Kemudian baru menyahuti dengan suara yang
perlahan juga.
?Kalau menurut penglihatanku, jago wanita she Chay itu akan dapat dirubuhkan oleh pelajar
tersebut didalam sepuluh jurus lagi kepandaian pelajar itu biarpun tampaknya sederhana,
namun sangat luar biasa sekali. sedangkan Chay Ho Lie masih terpaut dua tingkat kalau
dibandingkan kepandaiannya dengan kepandaian orang she Siangkoan itu !"
Pek Lian Siang jadi mengawasi lebih teliti lagi dan akhirnya dia juga mengiakan dugaan
suaminya itu.
?Benardan kalau memang nanti pemuda she Siangkoan itu telah dapat merubuhkan Chay Ho
Lie, biarlah aku maju untuk menghadapinya.tampaknya pelajar she Siangkoan itu ada
harganya juga untuk diurus olehku!"
Peng Bin Koay hiap cuma mengangguk. Mereka menyaksikan terus jalannya pertandingan di
atas panggung luithay tersebut.
Saat itu, serangan Chay Ho Lie semakin lama jadi semakin hebat, dan setiap serangannya pasti
mengandung hawa pembunuhan. Juga dia telah melancarkan serangan-serangan yang semakin
gencar, selalu mengincar bagian-bagian yang berbahaya di diri Siangkoan Djie.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
82 Tetapi, biarpun begitu, toch tetap saja Siangkoan Djie selalu dapat mengelakkan seranganserangan yang dilancarkan oleh lawannya. Malah perlahan-lahan Siangkoan Djie telah dapat
mendesak lawan.
Hal ini jelas membuat Chay Ho Lie jadi gugup dan marah, dengan cepat dia merubah cara
bertempurnya, dia semakin mempergencar serangan-serangan yang ditujukannya kearah jalanjalan darah mematikan dari pemuda she Siangkoan tersebut.
Tetapi, suatu ketika, waktu Chay Ho Lie menusukkan pedangnya untuk menikam ke arah dada
Siangkoan Djie dibagian kiri dengan gerakan Kim Liong Hian Djiauw (Naga Emas
Mengulurkan Kuku), tahu-tahu Siangkoan Djie telah melintangkan poan koan-pitnya, maka
terdengarlah suara jeritan kaget dari Chay Ho Lie, disusul oleh tubuhnya yang telah melompat
mundur keluar dari gelanggang pertempuran itu.
Siangkoan Djie tidak mengejarnya, cuma perlahan-lahan memasukkan sepasang poan-koan
pitnya kedalam jubah pelajarnya, sikapnya tenang sekali.
?Sudah selesai Liehiap.maafkan atas kelancanganku tadi!" kata Siangkoan Djie dengan
sabar.
Muka Chay Ho Lie merah padam, semua orang melihat perempuan ini yang sedang berdiri
dengan tubuh yang gemetar dan dengan tangan yang masih mencekal erat-erat pedang
panjangnya itu, sedangkan dibagian dadanya, bajunya telah kena dirobek oleh ujung poan-koanpitnya Siangkoan Djie!
Chay Ho Lie juga menyadari bahwa pemuda pelajar itu telah berlaku murah hati kepadanya,
sebab kalau Siangkoan Djie mau melukai atau membinasakan dirinya, tentu pemuda itu akan
dapat melukainya. Dia tinggal menekan lebih kuat sedikit saja, pasti ujung poan koan-pit itu
akan amblas dalam-dalam didada Chay Ho Lie. Keringat dingin juga telah mengucur keluar
dikening pendekar wanita ini.
?Terima kasih atas kemurahan dan kebaikan hatimu !" kata Chay Ho Lie kemudian sambil
menjura kepada Siangkoan Djie.
Siangkoan Djie jadi tergopoh-gopoh membalasnya, ?Liehiap terlalu merendah.sebetulnya
kalau memang tadi liehiap mau berlaku lebih keras lagi, pasti aku akan kena dirubuhkan oleh
liehiap.!" kata Siangkoan Djie.
Chay Ho Lie jadi berterima kasih sekali, karena biarpun dia telah kena dirubuhkan oleh
Siangkoan Djie, toch pemuda pelajar ini masih ingin melindungi mukanya.
Setelah mengeluarkan ucapan terima kasih beberapa kali, jago wanita ini telah melompat turun
dari atas panggung.
Semua jago yang berada dibawah panggung telah bersorak semuanya dengan berisik.
Namun belum lagi lenyap suara sorak-sorai dari para jago-jago itu yang mengagumi kekosenan
pemuda pelajar tersebut, tampak telah melompat naik keatas panggung sesosok tubuh lainnya.
?Siangkoan Kiehiap (pendekar she Siangkoan) aku ingin meminta pelajaran dari kau!" teriak
sosok tubuh itu.
Semua orang jadi mementang mata mereka dengan perasaan tegang lagi. Dan jago-jago dibawah
itu jadi tambah terkejut karena yang maju kali ini adalah seorang Liehiap (pendekar wanita)
yang kosen sekali, yaitu Pek Lian Siang, seorang pendekar wanita yang terkenal akan ilmu
silatnya yang luar biasa hebatnya.
Siangkoan Djie sendiri waktu melihat Pek Lian Siang, seperti orang kesima, dia memandangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
83 terpukau kearah jago wanita ini.
Harus diketahui bahwa selain kepandaian Pek Lian Siang yang hebat luar biasa pendekar wanita
ini juga terkenal akan kecantikannya yang hebat sekali, banyak menarik setiap hati lelaki.
Begitu pula halnya dengan diri Siangkoan Djie, pemuda pelajar ini seperti juga terpukau
memandang kagum akan kecantikan wajah yang dimiliki jago wanita ini.
Melihat orang sedang memandang terpukau menatapi kecantikannya, Pek Lian Siang jadi
tertawa tawar.
?Hayo kita segera mulai, karena masih banyak jago-jago yang ingin turun ke gelanggang!" kata
jago wanita she Pek ini.
Siangkoan Djie seperti baru tersadar, dengan gugup dan muka agak kemerah-merahan, karena
jengah dan malu, dia telah mengangguk.
?Silahkan Liehiap membuka serangan!" kata Siangkoan Djie dengan cepat.
Pek Lian Siang tidak berlaku sungkan-sungkan lagi, dengan cepat dia telah mencabut
pedangnya, namun siapa tahu, dikala dia baru melakukan serangan dua jurus, tahu-tahu dia
telah kena ditotok oleh Siangkoan Djie dengan menggunakan gerakan yang aneh sekali, dan
tubuh Pek Lian Siang jadi terjungkal rubuh tidak bergerak sedikitpun! Tentu saja hal ini
membuat semua jago-jago yang ada ditempat itu jadi tambah terkejut, kalau tadi mereka
menyaksikan kepandaian Siangkoan Djie biasa saja, tetapi siapa tahu, nyatanya kepandaian
Siangkoan Djie telah bertambah puluhan kali lipat.gerakan yang tadi digunakan oleh
Siangkoan Djie merupakan gerakan yang luar biasa sekali dan hebat.
Semua jago-jago itu jadi ribut saling berbisik.
Dan tidak kurang kagetnya Peng Bin Koay hiap waktu melihat isterinya hanya di dalam
segebrakan telah dapat dirubuhkan dan tertotok oleh Siangkoan Djie. Sebetulnya dia sudah ingin
melompat naik keatas panggung, guna menempur Siangkoan Djie namun dengan cepat dia
teringat akan peraturan yang ada untuk Pie-bu yang sedang diadakan itu, yang tidak boleh ada
lebih dari dua orang jago diatas panggung. Maka dengan perasaan tegang dan mata terpentang
lebar-lebar, Peng Bin Koay hiap mengawasi kearah panggung. Dia menduga tentunya Siangkoan
Djie segera akan membuka totokannya itu.
Namun siapa duga, Siangkoan Djie kala itu telah menghadapi para jago-jago yang berkumpul
ditempat itu.
?Saudara-saudara sekalian harap maafkan, aku tidak bisa berdiam ditempat ini terlalu
lamauntuk gelar jago nomor wahid aku tidak memerlukannya, karena aku lebih memerlukan
wanita ini, yang akan kuambil sebagai isteriku.selamat tinggal!" dan setelah berkata begitu,
tampak Siangkoan Djie membungkukkan tubuhnya, tahu-tahu dia telah mengulurkan tangannya
memanggul tubuh Pek Lian Siang yang dalam keadaan tertotok.
Semua orang jadi kaget sekali, mereka sampai memandang bengong saja.
Dan yang lebih kaget lagi adalah Peng Bin Koay hiap, dia kaget setengah mati, sampai


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengeluarkan suara seruan dikala dilihatnya Siangkoan Djie memanggul isterinya mau
meninggalkan tempat tersebut.
?Tunggu dulu !" teriak Peng Bin Koay hiap dikala rasa kagetnya telah hilang dan tubuhnya
mencelat dengan cepat keatas panggung untuk menghadang dihadapan Siangkoan Djie.
Namun Siangkoan Djie benar-benar merupakan manusia luar biasa, karena dengan hanya
menggunakan satu tangannya saja dia telah bisa memukul rubuh Peng Bin Koay hiap yangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
84 menghadang dihadapannya.
Malah Peng Bin Koay hiap masih sempat mendengar kata-kata Siangkoan Djie dikala tubuhnya
sedang terpental: ?Hmmmmm.manusia tidak tahu diri!" dan tampak tubuh Siangkoan Djie
telah berlari dengan pesat dan gesit sekali, seperti juga seekor tupai yang telah meninggalkan
tempat itu.
Sakit sekali hati Peng Bin Koay hiap, karena selain dia mengingat isterinya yang telah dibawa
kabur oleh Siangkoan Djie, juga dia tadi telah mendengar perkataan Siangkoan Djie yang begitu
melukai hatinya. Dengan cepat dia telah bangkit berdiri dan berlari sekuat tenaganya guna
mengejar Siangkoan Djie dengan nekad.
Semua jago-jago yang berkumpul dibawah panggung juga jadi gempar. Ada beberapa orang jago
yang telah ikut mengejar Siangkoan Djie. Dengan sendirinya acara piebu pada hari itu agak
kacau.
Siangkoan Djie sendiri telah berlari dengan cepat, biarpun dia mengetahui bahwa Peng Bin
Koay hiap tengah mengejar, dan beberapa orang jago lainnya ikut mengejar dirinya, namun dia
tidak merasa takut. Walaupun Siangkoan Djie sedang memanggul Pek Lian Siang yang dalam
keadaan tertotok, toch pemuda pelajar tersebut dapat berlari dengan cepat sekali.
Peng Bin Koay-hiap telah melakukan pengejaran sekuat tenaganya, dia telah mengerahkan
Ginkang (ilmu entengi tubuhnya) dan tubuhnya bagaikan terbang telah mengejar Siangkoan
Djie. Sambil berlari keras begitu, sebentar-sebentar Peng Bin Koay-hiap telah berteriak-teriak
memaki-maki Siangkoan Djie dengan kalap.
Didalam waktu yang hanya sekejap saja, Peng Bin Koay hiap telah melakukan pengejaran
sejauh belasan lie (satu lie sama dengan lima ratus enam puluh tujuh meter), namun tetap saja
dia tidak berhasil menyandak Siangkoan Djie.
Beberapa orang jago lainnya yang ikut mengejar Siangkoan Djie terus juga lakukan pengejaran,
namun mereka akhirnya kehilangan jejak Siangkoan Djie.
Peng Bin Koay hiap sendiri beberapa kali telah kehilangan jejak dari pemuda pelajar yang telah
menculik isterinya, namun karena dia memang sedang kalap dan dalam keadaan marah luar
biasa, dengan sendirinya membuat dia akhirnya bisa menemui kembali jejak dari Siangkoan
Djie.
Ketika itu Peng Bin Koay-hiap telah mengejar sampai di lembing gunung Thian-san, dan ketika
sampai didekat tikungan batu gunung yang menonjol keluar, tiba-tiba berkelebat sesosok
bayangan menghadang dirinya.
Peng Bin Koay-hiap mementang matanya lebar-lebar mengawasi orang yang menghadangnya
itu, dan ketika dia dapat melihat jelas, darahnya jadi meluap lagi.
Orang yang menghadang dirinya ternyata Siangkoan Djie.
?Pelajar cabul.cepat kau kembalikan isteriku!" bentak Peng Bin Koay-hiap dengan suara yang
bengis mengandung kegusaran yang sangat.
?Isterimu?" tanya Siangkoan Djie dengan tenang dan suaranya mengandung ejekan. ?Yang
mana isterimu?"
Tubuh Peng Bin Koay-hiap jadi menggigil saking murkanya.
?Pelajar cabul.aku akan adu jiwa denganmu!" bentak Peng Bin Koay hiap sambil melompat
menerjang kalap untuk melakukan penyerangan kepada Siangkoan Djie.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
85 ?Sabar.sabar dulu, sobat !" kata Siangkoan Djie. Dan sambil berkata begitu, dia mengegoskan
serangan yang dilancarkan oleh Peng Bin Koay-hiap, sehingga tangan Peng Bin Koay hiap lewat
disisi bahunya, membarengi mana tangan Siangkoan Djie telah bergerak mendorong dada Peng
Bin Koay-hiap, sehingga jago tersebut terdorong terjengkang jatuh ditanah!
Siangkoan Djie tertawa dingin.
?Kalau memang kau tahu diri, cepat menggelinding enyah dari hadapanku!" bentak Siangkoan
Djie sambil memandang dengan bengis. ?Hmmm. tetapi kalau memang kau masih tetap
berkepala batu jangan sesalkan aku kalau sampai jiwamu itu terpaksa kukirim ke neraka !?
Peng Bin Koay hiap telah melompat berdiri lagi dengan muka yang merah padam karena
perasaan amarah yang sangat. Dia mengetahui bahwa lawan yang akan dihadapinya ini
mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya, maka dia harus berlaku hati-hati dan
waspada.
Diliriknya didekat kaki Siangkoan Djie tampak Pek Lian Siang rebah tidak berdaya dalam
keadaan tertotok. Kala itu Pek Lian Siang sedang memandang Peng Bin Koay hiap dengan sorot
mata seperti meminta pertolongannya. Darah Peng Bin Koay-hiap jadi bergolak lagi.
?Kau benar-benar manusia tidak tahu malu.kalau hari ini aku tidak bisa membunuhmu,
biarlah aku yang mati !" teriak Peng Bin Koay-hiap dengan kalap, dan sambil membentak begitu,
tubuhnya mencelat melancarkan serangan-serangan yang berbahaya kepada Siangkoan Djie, dia
maksud mengadu jiwa, maka dia melancarkan serangan-serangannya yang tidak mementingkan
keselamatan dirinya lagi.
Melihat kenekatan Peng Bin Koay hiap, Siangkoan Djie mendengus memperdengarkan suara
tertawa dingin, tahu-tahu tangannya telah bergerak, entah dengan gerakan bagaimana, hanya
tiba-tiba sekali terdengar suara teriakan dari Peng Bin Koay-hiap, tubuhnya tampak terpental
terlambung ke udara, dan ambruk diatas tanah dengan keras, disusul dari mulutnya
memuntahkan darah segar yang banyak sekali.
Seketika itu juga Peng Bin Koay hiap jadi tidak bisa menggerakkan tubuhnya, kaki tangannya
jadi kaku, dan dia rebah menggeletak diatas tanah. Hanya matanya saja yang mendelik lebarlebar kepada Siangkoan Djie mengandung dendam yang luar biasa sekali, seperti juga sorot
matanya itu mengandung api.yang ingin membakar Siangkoan Djie.
Terdengar Siangkoan Djie telah tertawa gelak-gelak, dia berjalan perlahan-lahan menghampiri
Pek Lian Siang yang menggeletak dalam keadaan tertotok.
?Hmmmm.. mukamu terlalu cantik, sayang sekali kalau harus menjadi isteri dari lelaki tidak
tahu diri dan bermuka seperti monyet itu! Lebih baik kau menuruti saja segala keinginanku, kau
menjadi isteriku, tentu hidupmu akan bahagia.!" kata Siangkoan Djie sambil tersenyum
kepada Pek Lian Siang.
Namun Pek Lian Siang biarpun dalam keadaan tertotok, toch matanya telah mendelik lebarlebar mengawasi Siangkoan Djie dan mengandung kemarahan yang sangat.
Melihat perempuan itu mendelikkan matanya, Siangkoan Djie telah mengeluarkan suara tertawa
mengejek lagi, kemudian tahu-tahu dia telah mengulurkan tangannya membuka totokannya.
Seketika itu juga jalan darah Pek Lian Siang jadi beredar kembali, dan dia dapat menggerakkan
kaki dan tangannya. Dengan cepat jago wanita ini melompat berdiri dan tahu-tahu menerjang
kepada Siangkoan Djie. Karena pedangnya tadi telah tertinggal diatas panggung digunung
Thian-san, dengan sendirinya dia melakukan penyerangan dengan menggunakan kedua
tangannya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
86 Tetapi Siangkoan Djie liehay sekali, dengan cepat dan mudah dia dapat mengegoskan seranganserangan kalap yang dilancarkan oleh Pek Lian Siang, lalu dengan kecepatan yang luar biasa,
dia telah mencekal tangan Pek Lian Siang, sekali diputarnya, tangan perempuan ini telab terkilir
kebelakang.
?Kau katakanlah.apakah kau bersedia atau tidak menjadi isterikukalau memang kau
bersedia menjadi isteriku, maka jiwa suamimu itu akan kuampuni, tetapi kalau tidak. hmmm,
selain muka suamimu itu akan kurusakkan dan juga kau akan kubunuh!" bentak Siangkoan Djie
dengan mendongkol.
?Lepaskan! Lebih baik aku mati daripada aku harus jatuh ditanganmu !" teriak Pek Lian Siang
dengan kalap.
?Bagus! Rupanya kau ingin melihat suamimu itu menderita!" ejek Siangkoan Djie, tahu-tahu
tangannya bergerak lagi, dia telah menotok Pek Lian Siang pula, yang membuat jago wanita ini
rubuh kembali terguling diatas tanah.
Dengan muka yang bengis, Siangkoan Djie kemudian menghampiri Peng Bin Koay-hiap yang
masih menggeletak ditanah tanpa berdaya, luka didalam tubuhnya sangat parah sekali.
?Manusia tidak tahu diri.sejak tadi telah kuberi kesempatan kepadamu agar kau meninggalkan
tempat ini, tetapi memang kau benar-benar manusia yang tidak punya otak, diberi jalan ke surga
malah memilih jalan ke neraka! Baiklah, aku ingin melihat apakah isterimu akan tetap keras
kepala.!"
Dan setelah berkata begitu, Siangkoan Djie kemudian mencabut keluar sepasang Poan-koanpitnya perlahan-lahan, mukanya bengis sekali. Dia menoleh kepada Pek Lian Siang yang masih
menggeletak diatas tanah.
?Kau masih kuberikan kesempatan untuk merubah pikiranmu.tetapi kalau memang aku sudah
menghitung sampai tiga, kau masih tidak mau menuruti keinginanku, hmmmm, muka suamimu
ini kurusakkan biar hancur.." kata Siangkoan Djie dengan ancamannya.
?Jangan kau mengancam begitu, biarpun kau mencincang tubuh kami sampai hancur, aku tetap
tidak sudi menjadi isteri binatang seperti kau!" teriak Pek Lian Siang. Harus diketahui, biarpun
jalan darah kesemutannya telah ditotok oleh Siangkoan Djie, yang membuat jago wanita itu
tidak bisa bergerak, namun jalan darah Ah-hiat (urat gagu)nya tidak ditotok, membuat dia bisa
berkata-kata dengan bebas.
Siangkoan Djie tidak mempedulikan jawaban dari Pek Lian Siang, dia hanya mendengus
tertawa tawar, wajahnya memperlihatkan sikap yang dingin, tidak mengandung perasaan apaapa, selain hawa pembunuhan.
?Satu.!" Siangkoan Djie mulai menghitung.
?Jangan kau mimpi bisa memiliki diriku!" teriak Pek Lian Siang dengan suara yang kalap.
Sedangkan Peng Bin Koay hiap tengah memandang dengan bengis kepada Siangkoan Djie, dia
berusaha menggerakkan tubuhnya untuk bangkit guna melakukan penyerangan kepada
Siangkoan Djie, namun dia tidak berhasil, karena tubuhnya dirasakan begitu kaku.
?Dua.!" kata Siangkoan Djie lagi dengan suara yang nyaring.
"Tiga!"
?Ciisssss!" Pek Lian Siang telah meludah dengan penuh perasaan gusar kepada Siangkoan Djie,
kedua matanya dipejamkan. Untuk sesaat lamanya tidak terdengar apa-apa disekitar tempat itu,
yang jadi hening dan sunyi sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
87 Tetapi Pek Lian Siang kemudian dikagetkan oleh suara jeritan Peng Bin Koay-hiap yang
menyayatkan hati.
Cepat-cepat Pek Lian Siang membuka matanya dengan muka yang pucat, dan hatinya jadi
mencelos, dia melihat muka Peng Bin Koay-hiap telah berlumuran darah, sedangkan Siangkoan
Djie berdiri di-dekatnya dengan sepasang tangan mencekal poan-koan-pitnya yang berlumuran
darah. Tetes-tetes darah merah masih menetes jatuh ke tanah, lenyap tertelan bumi.
?Kau.ooohh, kau manusia berhati binatang.!" teriak Pek Lian Siang dengan kalap.
?Bunuhlah diriku.janganlah kau menyiksa suamiku yang tidak bersalah apa-apa!"
Siangkoan Djie tertawa tawar.
?Aku memberikan kau kesempatan satu kali lagi kepadamu, kalau memang kau ingin
melindungi jiwa suamimu ini, lebih baik kau menuruti segala keinginanku!" kata Siangkoan
Djie. ?Tetapi kalau memang kau tetap berkepala batu, selain mukanya akan kucacah dengan
sepasang poan koan pit ini, juga aku akan menghabiskan jiwanya !"
Pek Lian Siang jadi diam dalam keraguan.
Siangkoan Djie tertawa tawar dalam hati, tahu-tahu beruntun sepasang poan-koan-pitnya itu
bergerak dengan cepat, muka Peng Bin Koay-hiap telah dicacahnya berulang kali. Saking
kesakitan luar biasa, maka Peng Bin Koay hiap tidak menahan jeritannya, dia berteriak dengan
suara yang menyayatkan hati.
?Hentikan.! Ohh, hentikan !" teriak Pek Lian Siang dengan suara mengandung kemarahan
yang sangat.
Siangkoan Djie telan menoleh lagi kepada Pek Lian Siang.
?Kau telah merubah pikiranmu?" tanyanya dengan girang.
Pek Lian Siang tidak menyahut, dia benar-benar ragu sekali. Dihatinya bergelut antara
kesetiaannya terhadap suaminya atau melindungi jiwa suaminya.
Melihat perempuan ini masih ragu-ragu, Siangkoan Djie jadi mendongkol sekali, dihatinya jadi
cemburu melihat kesetiaan perempuan ini terhadap diri Peng Bin Koay-hiap. Tahu-tahu kakinya
telah bergerak menendang punggung Peng Bin Koay hiap, sehingga tubuh Peng Bin Koayhiap
yang dalam keadaan tidak berdaya itu, telah terpental dan jatuh diatas tanah dengan tulang
punggungnya telah patah! Karena penderitaan yang terlalu hebat bagi dirinya Peng Bin
Koayhiap jadi jatuh pingsan!
Siangkoan Djie menghampiri Pek Lian Siang.
?Cepat kaukatakan, apakah kau bersedia menuruti keinginanku atau tidak?" bentak Siangkoan
Djie dengan suara bengis. ?Kalau memang kau masih ragu-ragu begitu, hmmm, aku akan segera
menghabiskan jiwa anjing suamimu itu!"
Pek Lian Siang tidak bisa menahan rasa sedih dihatinya, air matanya telah menitik dipipinya.
Matanya memandang Siangkoan Djie dengan mengandung perasaan dendam.
?Kau benar-benar manusia yang paling kejam dan jahat didalam dunia ini.paling busuk dan
berhati binatang.aku tidak akan sudi menjadi isteri seorang manusia berhati binatang seperti
kau.!"
?Jadi, kau tetap menolak?"
?Ya!"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
88 ?Benar-benar kau tidak mau melindungi jiwa suamimu?"
?Biarkan.kami akan mati bersama-sama!" sahut Pek Lian Siang dengan dendam yang meluapluap.
?Bagus! Kau kira dengan membangkang begitu, aku tidak bisa memperkosa dirimu?!" bentak
Siangkoan Djie dengan gusar. Dan tahu-tahu dia telah memasukkan sepasang Poan koan-pitnya,
dan dia mengulurkan tangannya untuk merobek pakaian Pek Lian Siang.
Tentu saja jago wanita yang sedang dalam keadaan tidak berdaya ini jadi kaget sekali,
semangatnya terbang meninggalkan raganya waktu bajunya dirobek oleh Siangkoan Djie.
?Ohhhhh.manusia cabul.manusia jahat.binatang kau.!" teriak Pek Lian Siang dengan
panik dan murka sekali.
Tetapi Siangkoan Djie tidak memperdulikan teriakan Pek Lian Siang, tangannya bekerja terus
menelanjangi jago wanita yang sedang tertotok tidak berdaya ini.
Pek Lian Siang jadi putus asa, tahu-tahu dia jadi nekad sekali.
Dengan cepat dan nekad, digigitnya lidahnya sampai putus, tubuhnya tahu-tahu berkelejetan
dan napasnya terhenti, darah segar telah mengucur keluar dari mulutnya ! Seketika itu juga Pek
Lian Siang mati, dia telah bunuh diri, guna melindungi kehormatan dirinya!
Siangkoan Djie jadi kaget sekali ketika melihat kenekatan dari Pek Lian Siang, dia sampai
mengeluarkan seruan kaget, namun setelah berdiam sesaat dengan muka yang muram, akhirnya
perlahan-lahan dia berbangkit berdiri. Diawasinya muka Pek Lian Siang yang telah menjadi
mayat, lalu dengan menghela napas, dia berjalan menghampiri Peng Bin Koay-hiap. Dilihatnya
muka Peng Bin Koay hiap telah rusak dicacah oleh sepasang poan-koan-pitnya, darah masih
memenuhi muka jago tersebut, yang sedang dalam keadaan pingsan. Saking mendongkol karena
niatnya gagal dan perempuan yang diingininya telah membunuh diri, maka disepaknya tubuh
Peng Bin Koay hiap, yang terpental dan jatuh diatas tanah dengan keras, kemudian setelah
menghela napas satu kali lagi, Siangkoan Djie meninggalkan tempat tersebut.
Sedangkan Peng Bin Koay hiap sendiri, biarpun dia dalam keadaan terluka parah sekali,
mukanya rusak dan tulang punggungnya patah, yang akan membuat dia selanjutnya jadi
manusia bercacad, toch dia tidak sampai meninggal dunia dan ketika menjelang dua harinya dia
tersadar dari pingsannya, dengan susah payah Peng Bin Koay hiap berhasil berdiri. Betapa sakit
sekali hatinya melihat isterinya telah menggeletak dalam keadaan terbinasa dan baju yang begitu
morat-marit.dan dihadapan mayat isterinya itu, Peng Bin Koay-hiap bersumpah akan mencari
Siangkoan Djie guna melakukan pembalasan dendamnya.
Kemudian Peng Bin Koay hiap dengan mengerahkan sisa tenaganya yang masih ada padanya
telah menggali sebuah lubang ditanah itu, menguburkan mayat isterinya, air matanya mengucur
dengan deras, menangis sesenggukan disitu. Seumur hidupnya, sebagai seorang jago yang
mempunyai nama besar, baru kali ini dia bisa mengucurkan air mata.
Dihadapan kuburan isterinya itu, Peng Bin koay-hiap telah bersumpah, biar apa saja yang akan
terjadi, tetap dia akan mencari Siangkoan Djie guna membalaskan sakit hati isterinya dan juga
sakit hatinya sendiri yang telah dilukai dan dibikin bercacad begitu rupa oleh Siangkoan Djie.
Untuk selanjutnya, maka Peng Bin Koay hiap menjadi seorang jago bermuka jelek luar biasa,
memang luka-luka dimukanya itu bisa disembuhkan, tetapi meninggalkan tanda-tanda yang
membuat mukanya jadi jelek luar biasa.
Serta tulang punggungnya itu yang telah patah membuat Peng Bin Koay hiap harus melewati
hari-hari selanjutnya dengan tubuh bungkuk bercacad.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
89 Hebat sekali penderitaan Peng Bin Koay-hiap pada bulan-bulan pertama sejak kematian
isterinya. Hampir saja dia menjadi sinting kalau memang tenaga lweekangnya belum sempurna
benar.
Dari hari ke hari Peng Bin Koay-hiap telah mengelana mengelilingi rimba persilatan dan
menyelidiki dimana adanya Siangkoan Djie. Namun dia selalu gagal memperoleh berita
mengenai diri pemuda pelajar yang telah membinasakan isterinya dan juga membikin tubuhnya
jadi bercacad begitu.
Namun Peng Bin Koay-hiap tetap tidak berputus asa. Dendam dihatinya benar-benar telah
berakar dan sedalam lautan, biar bagaimana dia akan berusaha terus akan mencari Siangkoan
Djie guna melakukan pembalasan dendamnya.
Disamping itu, setiap hari Peng Bin Koay-hiap dengan giat memperdalam ilmu silatnya, guna
disetiap saat nanti, begitu dia berhasil mencari sampai ketemu Siangkoan Djie, dia ingin
membalaskan sakit hatinya ini.bertempur dengan Siangkoan Djie sampai titik darah yang
terakhir.
Tetapi orang yang dicarinya itu, musuh besarnya Peng Bin Koay-hiap, tetap saja tidak bisa
dijumpainya. Beritanya saja mengenai Siangkoan Djie malah tidak pernah didengarnya.
Orang she Siangkoan itu seperti juga telah amblas dan lenyap ke dasar bumi !
Itulah yang telah membuat Peng Bin Koay-hiap jadi penasaran, dia tetap tidak mengenal putus
asa dan selama hampir dua puluh tahun terus juga melakukan pencaharian terhadap diri
Siangkoan Djie.walaupun nyatanya hasil pencarian itu nihil belaka.
Peng Bin Koay-hiap mengakhiri ceritanya kepada Ho Ho dengan muka yang merah padam,
matanya mendelik mengawasi Ho Ho.
oOo HO HO sampai menggidik melihat sorot mata dari kakek bermuka rusak ini, yang begitu


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menakutkan. Dan didalam hatinya dia jadi bingung sekali. Kalau menurut cerita dari Peng Bin
Koayhiap bahwa ayahnya itu, Siangkoan Djie, adalah seorang jago yang mempunyai kepandaian luar biasa hebatnya, tetapi didalam hidup sehari-harinya, Ho Ho belum pernah melihat
ayahnya mempergunakan ilmu silat atau melatih ilmu silat, biarpun memang tubuh ayahnya itu
cukup tegap dan tampaknya kuat sekali, toch tidak tampak sedikitpun ayahnya mengerti ilmu
silat.
Dengan sendirinya, Ho Ho jadi mau menduga, apakah Peng Bin Koay hiap dan jago-jago
lainnya, yang ikut memusuhi ayahnya itu, telah salah paham. Apakah suatu kemungkinan saja
nama ayahnya itu bersamaan dengan nama Siangkoan Djie yang memiliki kepandaian hebat itu
secara kebetulan belaka.
Namun, Ho Ho sudah tidak mempunyai kesempatan untuk memberitahukan kepada Peng Bin
Koay hiap, karena kakek tua bermuka jelek itu tahu-tahu telah mengayunkan tangannya,
dibarengi dengan suara "dukkkk!? yang keras sekali, dada Ho Ho telah kena dihajar oleh Peng
Bin Koay-hiap, sehingga tubuh si bocah jadi terpental dan jatuh dilantai dengan menderita
kesakitan yang hebat sekali.
?Hahahahahaha..hari ini dengan membunuhmu, sedikit banyak bisa mengurangi dendamku
kepada si bangsat Siangkoan Djie itu !" tertawa Peng Bin Koay-hiap dengan bengis dan
menakutkan sekali.
Ho Ho menderita kesakitan yang hebat luar biasa, dia meringkuk rebah dilantai dengan
menderita kesakitan pada dadanya yang telah kena dihajar oleh Peng Bin Koay-hiap. Hati HoTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
90 Ho sendiri jadi tergoncang hebat, karena dia jadi ragu-ragu. Kalau memang Siangkoan Djie yang
dimaksudkan oleh Peng Bin Koay hiap adalah benar-benar ayahnya, pasti urusan ini hebat
sekali, ayahnya ternyata terlampau jahat.didalam hatinya Ho Ho jadi ikut mengutuk akan
kejahatan yang pernah dilakukan oleh ayahnya. Namun Peng Bin Koay-hiap juga menyiksa
dirinya tanpa mau mendengar keterangannya, maka Ho Ho juga menganggap bahwa peng Bin
Koay-hiap bukanlah manusia baik-baik!
Peng Bin Koay-hiap kala itu telah melangkah perlahan-lahan menghampiri Ho Ho, diulurkan
tangannya, dicengkeramnya baju dari bagian dadanya Ho Ho, diangkatnya dan dibantingnya
tubuh si bocah keatas pembaringan.
?Sekarang aku memberikan kau kesempatan satu diantara dua, yaitu kau boleh memilih, kau
mati dengan kepala remuk dihajar oleh telapak tanganku atau kau memberikan keterangan
dimana tempat ayahmu bersembunyi dan kau boleh hidup! Pilih olehmu satu diantara keduanya
itu!" bentak Peng Bin Koayhiap dengan bengis.
Ho Ho masih menderita kesakitan pada dadanya akibat pukulan Peng Bin Koay-hiap,
mendengar perkataan kakek bermuka jelek ini, hati Ho Ho jadi tergoncang.
?Kalau aku tetap kukuh tidak mau memberitahukan kepadanya dimana ayah berada, pasti dia
akan membuktikan perkataannya dan akan membunuhku.tentu aku akan mati dalam keadaan
penasaran, karena belum tentu orang yang dicarinya itu benar-benar ayahku !
Namun, kalau memang aku mengajaknya ke rumah dan menemui ayah, inipun berbahaya
sekali, umpamanya ayah memang orang yang sedang dicari oleh kakek bermuka jelek ini, pasti
ayah terancam bahaya ! Biarpun akhir-akhir ini sikap ayah berubah menjadi agak jahat dan
memperlakukan diriku dengan bengis, namun dia tetap ayahku.Tidak! Tidak! Aku tidak boleh
mengajak manusia bermuka jelek ini menemui ayah ! Ini berbahaya sekali" dan Ho Ho benarbenar berada dalam keadaan bingung.
Peng Bin Koay-hiap waktu melihat keragu-raguan si bocah, mengeluarkan suara dingin.
?Hmmm.kalau memang kau tetap tidak mau mengatakan dimana tempat persembunyian
ayahmu, aku juga tidak akan mengenal rasa kasihan lagi kepadamu, pasti segera kubunuh
dirimu ini, kunyuk busuk !" kata Peng Bin Koay hiap dengan bengis.
Ho Ho hanya menatap Peng Bin Koay hiap dengan sorot mata tidak senang, dia menutup
mulutnya rapat-rapat.
?Bagaimana? Kau sudah mengambil keputusan?" tegur Peng Bin Koay-hiap lagi. ?Pilihlah
olehmu sendiri, mau mati atau mau hidup terus?"
?Aku mau mati saja !" sahut Ho Ho tiba-tiba dengan suara yang nyaring.
Peng Bin Koay-hiap jadi melengak sesaat, tetapi setelah tersadar, dia jadi tertawa luar biasa
bengisnya, mengandung hawa pembunuhan.
?Ohhh, bocah tidak tahu diri!" bentaknya diantara suara tertawa gusarnya itu. ?Benar-benar
kau seekor babi yang harus dimampusi !"
Dan setelah berkata begitu, tangan Peng Bin Koay hiap bergerak untuk menggeprak kepala Ho
Ho, dia bermaksud akan memukul hancur batok kepala si bocah.
Ho Ho hanya diam saja mementang matanya lebar-lebar, karena dia memang dalam keadaan
tidak berdaya, hanya pasrah saja.
Dilihatnya tangan Peng Bin Koay-hiap yang mengandung tenaga lweekang itu sedang meluncur
untuk menghancurkan batok kepalanya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
91 ?Habislah riwayatku.!" pikir si bocah dengan putus asa.
Tetapi belum lagi tangan Peng Bin Koay-hiap berhasil memukul hancur kepala Ho Ho, dikala
masih terpisah kurang lebih enam dim, terdengar suara: ?Brakkk !" yang keras luar biasa, genting
rumah tersebut menjadi bobol seperti kena diterjang sesuatu.
Peng Bin Koay-hiap jadi terkejut, cepat-cepat dia menyingkir ke sudut ruangan, karena
reruntuhan genting telah berjatuhan. Ho Ho yang rebah diatas pembaringan tanpa daya itu jadi
tidak bisa mengelakkan runtuhan genting itu, yang menimpa kepala dan tubuhnya. Bocah ini
jadi menderita kesakitan yang tidak ringan.
Sedangkan Peng Bin Koay hiap telah menoleh keatas, mukanya segera jadi berubah. Genting
dibagian atas telah bobol berlubang besar dan juga diatas genting rumah itu tampak seekor
burung rajawali yang besar sekali sedang bertengger dengan sikap yang angkuh sekali.
Dan membarengi dengan saat itu, terdengar suara orang tertawa gelak-gelak, dengan suara yang
menyeramkan sekali. Parau benar suara orang tertawa itu, serak serta menakutkan benar.
?Sun Tjiu Jung.!? seru Peng Bin Koay-hiap tanpa disadarinya.
?Benar !" terdengar orang menyahuti dari luar rumah itu dengan suara yang serak menakutkan.
?Memang aku yang datang mencarimu guna menepati janji kita ! Sayangnya aku datang
terlambat satu hari dari yang telah kita janjikan, karena aku bertemu halangan ditengah
perjalanan !?
Muka Peng Bin Koayhiap jadi berubah bengis lagi, dia memperdengarkan suara tertawa dingin.
?Bagus! Tadinya aku menduga bahwa kau adalah manusia pengecut yang tidak berani menepati
janjimu itu, namun ternyata kau masih mempunyai nyali.!? dan membarengi dengan
perkataannya itu, tubuh Peng Bin Koay-hiap melayang keluar dari rumah itu, dia telah mencelat
dengan ringan luar biasa karena dia menggunakan ginkangnya.
Ho Ho segera dapat menduga bahwa orang yang telah menyatroni Peng Bin Koay-hiap ini tentu
orang yang dimaksudkan oleh Peng Bin Koay-hiap waktu manusia bermuka jelek ini
menceritakan kepadanya kemarin, bahwa dia sedang menantikan seseorang. Cuma saja
sayangnya Ho Ho tidak bisa menggerakkan tubuhnya, sehingga dia tidak bisa melihat bentuk
muka musuh Peng Bin Koay-hiap tersebut.
Sedangkan Peng Bin Koay-hiap dengan cepat telah sampai diluar, hujan salju masih turun
dengan deras.
Diluar pintu rumah itu, terpisah kurang lebih seperempat lie, tampak berdiri seseorang dengan
bertolak pinggang. Dialah seorang lelaki tua yang berusia diantara enam puluh tahun, memakai
baju tebal, mungkin juga untuk menahan hawa dingin yang menyerang dirinya.
Waktu melihat Peng Bin Koay-hiap telah melompat keluar dari dalam rumah, lelaki tua tersebut
memperdengarkan suara dinginnya.
?Hmm..ternyata ginkangmu telah memperoleh kemajuan yang lumayan!" kata lelaki tua
tersebut dengan suara yang tetap serak dan menakutkan sekali, karena suara orang ini
menyerupai suara burung hantu.
Peng Bin Koay-hiap menatap lelaki tua tersebut, yang tadi disebutnya sebagai Sun Tjiu Jung,
dengan tatapan mata yang bengis.
?Hari inilah kita bisa memperhitungkan segala dendam yang telah kita janjikan lima tahun yang
lalu!" kata Peng Bin Koay-hiap. ?Kita boleh bertempur sampai ribuan jurus, untuk menentukan
siapa yang berhak hidup diatas permukaan dunia ini.!" kata Peng Bin Koay-hiap dengan suaraTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
92 tidak kalah bengisnya.
Sun Tjiu Jung tertawa tawar dengan suara yang tetap serak.
?Kita sudah sama-sama tua, kukira tidak perlu kau mengatakan siapa yang berhak untuk hidup
terus, karena tidak lama lagi toch kita akan segera mengakhiri hidup kita masing-masing, cuma
saja, sekarang kita bertanding guna memperhitungkan dendam kita, melakukan perhitungan
guna melampiaskan segala apa yang telah terjadi.!"
?Lebih baik kita jangan membuang-buang waktu lagi.silahkan kau membuka serangan!" kata
Peng Bin Koay-hiap dengan tawar.
?Hohohohohomemang aku segera akan melancarkan serangan kepadamu kau harus hatihati, Peng Bin Koay-hiap !? kata Sun Tjiu Jung dengan suara yang dingin.
Kedua orang ini jadi saling mengawasi dengan mata yang terpentang lebar, dan masing-masing
mengandung hawa pembunuhan.
Sun Tjiu Jung, biarpun usianya telah mencapai enam puluh, toch tampaknya masih gagah
sekali. Begitu dia menggeser kaki kirinya, begitu tubuhnya melesat mendekati Peng Bin Koayhiap, membarengi mana kaki kanannya telah melancarkan tendangan kearah kempungan Peng
Bin Koay hiap.
Sungguh hebat serangan yang dilancarkan oleh Sun Tjiu Jung, angin serangannya itu
berseliweran, sehingga salju juga beterbangan.
Peng Bin Koay-hiap tidak berani berlaku ceroboh, tidak kalah cepatnya dia telah mengegoskan
tendangan Sun Tjiu Jung, dan membarengi mana kedua tangannya telah bergerak melancarkan
serangan kepada lawannya.
Segera juga tampak kedua orang ini telah bertempur hebat sekali.
Tubuh mereka berkelebat-kelebat seperti juga bayangan, dan salju tampak beterbangan karena
angin serangan mereka.
Pertempuran yang sedang berlangsung itu merupakan suatu pertempuran yang cukup hebat,
keduanya mempunyai kepandaian yang luar biasa sekali, dengan sendirinya setiap serangan
mereka itu mengandung hawa maut, sekali saja diantara mereka terkena serangan lawannya,
berarti akan terluka berat atau mati.
Itulah sebabnya maka keduanya telah berlaku hati-hati sekali, mereka telah melancarkan setiap
serangannya dengan penuh kewaspadaan.
Suatu ketika, terdengar Sun Tjiu Jung telah mengeluarkan suara bentakan yang nyaring sekali,
membarengi mana kedua tangannya bergerak berbareng, dan melancarkan serangan Ouw Liong
Tjut Tong (Naga Hitam Keluar Goa), dan tenaga serangan yang disertai oleh lweekang yang
kuat itu, menyambar kearah batok kepala Peng Bin Koay hiap untuk mencengkeramnya hingga
hancur.
Namun Peng Bin Koay hiap juga mempunyai mata yang awas dan gesit, maka dari itu, waktu
melihat lawannya melakukan penyerangan yang begitu hebat, dengan tidak kalah cepatnya dia
segera mempergunakan jurus Kiap San Tjiau Hay (Mengempit Gunung Melintasi Lautan),
sehingga dia telah dapat menangkis kedua serangan yang dilancarkan oleh Sun Tjiu Jung. Malah
dengan cepat Peng Bin Koay-hiap telah membarengi melancarkan serangan lagi dengan
mempergunakan jurus Hui Eng Bok Tho (Elang Terbang menyambar kelinci) disusul oleh
gerakan Hing Sau Tjhian Kun (Menyerampang Ribuan Perajurit).
Begitulah keduanya jadi bertempur bertambah seru. Tampak keduanya telah melakukanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
93 pertempuran seperti sedang mengadu jiwa.
Sampai akhirnya, tangan kedua jago ini telah saling bentur dan tidak dapat terlepas lagi, masingmasing tengah mengerahkan tenaga lweekang mereka.
Lama juga mereka bertempur dengan cara yang cukup aneh ini, keringat mereka telah menitik
keluar.
Harus diketahui, kalau memang orang sedang melakukan pertempuran tenaga dalam seperti
yang dilakukan oleh Peng Bin Koay-hiap dan Sun Tjiu Jung ini, perhatian mereka sedikitpun
tidak boleh terpecah, karena begitu pikiran mereka terganggu, tenaga murni mereka akan
terpecah, berarti mereka akan celaka termakan tenaga dalam lawannya.
Dan Sun Tjiu Jung ternyata agak licik, dikala dia merasa tenaga dalamnya semakin lama
semakin terdesak dan tertekan oleh tenaga dalam Peng Bin Koay-hiap, dia lalu mengeluarkan
suara aneh dari mulutnya.
Darah Peng Bin Koay-hiap jadi terkesiap dia segera dapat menduga apa yang ingin dilakukan
oleh Sun Tjiu Jung.
Benar saja dugaan Peng Bin Koay hiap, karena begitu Sun Tjiu Jung memperdengarkan suara
aneh dari mulutnya itu, tampak burung rajawali yang besar dan sedang bertengger diatas genting
rumah itu telah terbang tinggi dan menukik akan menyerang Peng Bin Koay-hiap.
Inilah hebat, kalau memang Peng Bin Koay-hiap mengalihkan serangan dan perhatiannya
kepada burung rajawali peliharaan Sun Tjiu Jung, berarti tenaga murninya akan terpecah
sehingga dirinya akan dapat dilukai dengan hebat oleh Sin Tjiu Jung.
Itulah yang tidak diinginkan oleh Peng Bin Koay hiap.
Maka ketika dia melihat burung rajawali peliharaan Sun Tjiu Jung tengah menukik kearah
dirinya untuk melancarkan serangan, Peng Bin Koay-hiap cepat-cepat mengempos tenaga
lweekangnya, lalu dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras luar biasa, kedua tangannya
itu mendorong Sun Tjiu Jung hebat sekali.
Terdengar suara jeritan yang hebat, tubuh Sun Tjiu Jung tampak terpental dan jatuh diatas salju.
Mukanya pucat sekali dan dari mulutnya tidak lama kemudian mengalir darah segar..!
Sedangkan Peng Bin Koay hiap setelah merubuhkan Sun Tjiu Jung, lalu memutar tubuhnya,
tangannya meraup segumpal salju kemudian ditimpukkan kearah burung rajawali peliharaan
Sun Tjiu Jung yang tengah meluncur kearah dirinya.
Gumpalan salju itu telah berubah keras sekali, karena Peng Bin Koay hiap telah menimpuk
dengan mempergunakan lweekangnya.
Tepat sekali salju itu telah menghantam kepala burung rajawali peliharaan Sun Tjiu Jung, dan
burung itu jadi kaget berbareng kesakitan, tampak burung tersebut jadi seperti sinting, setelah
berputar-putar beberapa kali, burung itu terbang meninggi sambil memperdengarkan suara kuikkuik yang berisik sekali.
Sun Tjiu Jung sendiri telah merangkak bangun dengan susah payah, akhirnya dengan tubuh
yang masih sempoyongan, dia berhasil berdiri. Dengan mata yang bengis dia mengawasi Peng
Bin Koay hiap.
?Aku memang harus mengakui bahwa kepandaianmu saat ini masih lebih unggul dariku, tetapi
tunggulah sampai lima tahun lagi, kita bertemu dikaki gunung Hwa-san!? kata Sun Tjiu Jung
dengan suara gemetar, karena darah masih banyak mengalir keluar dari mulutnya, menyebabkan
tubuhnya agak lemah.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
94 Peng Bin Koay-hiap tertawa dingin.
?Boleh.kapan saja kau mau melanjutkan pertandingan kita ini, aku selalu akan
mengiringinya,? kata Peng Bin Koay hiap dengan suara yang tawar.
Setelah memandang Peng Bin Koay hiap dengan sorot mata yang bengis, akhirnya Sun Tjiu
Jung dengan terseok-seok melangkah meninggalkan tempat tersebut.
Peng Bin Koay hiap tidak lantas masuk ke dalam rumahnya, dia berdiri ditempatnya itu agak
lama, dan akhirnya dengan mengeluarkan suara keluhan, yang disertai dengan muntahnya darah
segar dari mulutnya. Kemudian tubuhnya tampak terjungkal rubuh diatas tumpukan salju.
Ternyata Peng Bin Koay hiap juga telah terluka didalam.
Tadi waktu ia mempergunakan seluruh tenaga dalamnya untuk merubuhkan Sun Tjiu Jung
sebetulnya dia telah terluka di dalam, namun Peng Bin Koay hiap masih berusaha bertahan terus
guna mempergunakan sisa tenaganya untuk mengusir burung rajawali peliharaan Sun Tjiu Jung.
Setelah lawannya berlalu, ternyata Peng Bin Koay-hiap tidak bisa mempertahankan dirinya
terus, dia telah terjungkal begitu tanpa bisa bergerak, tubuhnya terasa kejang.
Ho Ho yang masih rebah diatas pembaringan dalam keadaan tidak berdaya, memasang
telinganya terus mendengarkan apa yang terjadi diluar. Namun sesaat lamanya keadaan menjadi
hening dan sunyi sekali, tidak terdengar suara apapun.
Tadi ia mendengar suara gedebuk seperti tubuh orang yang jatuh rubuh diatas tumpukan salju,
dan itulah suara ketika Peng Bin Koay-hiap terjungkal kehabisan tenaga.
Keadaan Peng Bin Koayhiap juga sangat parah sekali.
Kalau tadi dia masih bisa mempertahankan diri dengan berdiri tegak disaat Sun Tjiu Jung masih
berada disitu, karena dia tidak mau memperlihatkan kelemahan dirinya dihadapan lawannya.
Tetapi setelah melihat Sun Tjiu Jung meninggalkan tempat itu, dengan sendirinya Peng Bin
Koay-hiap sudah tidak bisa mempertahankan dirinya lagi, dia terluka didalam cukup parah,
karena tenaga lweekangnya juga tadi telah kena tergempur. Dia rubuh terjungkal.
Lama juga Peng Bin Koay-hiap rebah diatas tumpukan salju, tubuhnya juga telah tersiram oleh
hujan salju yang kala itu tidak turun deras, namun cukup dingin menusuk tulang.
Ho Ho jadi bingung juga karena dia tidak melihat Peng Bin Koay-hiap masuk kedalam rumah,
dia menduga apakah manusia bermuka jelek itu telah dibinasakan oleh lawannya?! Hati Ho Ho
jadi bertanya-tanya sendiri dengan penuh keraguan.
Bocah ini juga mencoba untuk menggerak-gerakkan kaki dan tangannya, namun dia tidak
berhasil, karena jalan darahnya masih dalam keadaan tertotok. Dan yang membuat Ho Ho jadi
lebih menderita, ketika dia menggerakkan tangan dan kakinya dia merasakan dadanya yang tadi
terpukul oleh Peng Bin Koay-hiap sakit sekali.
Si bocah jadi meringis sambil mengeluarkan suara keluhan perlahan. Dia rebah diam lagi tanpa
berani untuk berusaha menggerakkan tangan dan kakinya. Dia takut luka didadanya akan
menimbulkan perasaan sakit pula yang luar biasa.
Hujan salju masih turun terus dan keadaan disekitar rumah itu jadi sepi sekali. Peng Bin Koay
hiap karena terlalu banyak memuntahkan darah akibat lukanya itu, dia telah jatuh pingsan tidak
sadarkan diri.
Keadaan yang demikian, kesepian dan kesunyian yang mencekam sekitar tempat tersebut, benarbenar membuat Ho Ho jadi gelisah.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
95 Bocah ini takut kalau-kalau Peng Bin Koay-hiap telah terbunuh lawannya, berarti Ho Ho juga
akan tertotok terus tanpa ada yang menolongnya, yang juga bisa diartikan si bocah akan rebah
terus dipembaringan itu dengan kelaparan dan kehausan dari hari ke hari, sampai akhirnya dia
menemui ajalnya.
Itulah yang telah membuat Ho Ho jadi agak ngeri untuk membayangkannya. Memang
sebenarnya Ho Ho merupakan seorang bocah yang keras hati dan tidak takut menghadapi
bahaya dan kematian, namun kalau harus mati konyol seperti itu, mati rebah dalam keadaan
tertotok, benar-benar membuat Ho Ho jadi penasaran sekali.
Lama juga Peng Bin Koay-hiap rebah dalam keadaan pingsan diluar rumah dibawah siraman
hujan salju.


Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mungkin juga disebabkan lukanya yang terlalu berat dan juga mungkin darah yang terlalu
banyak dikeluarkannya tadi akibat muntahnya, maka dia rebah dalam keadaan pingsan itu
hampir satu hari satu malam.
Sedangkan Ho Ho yang sedang dalam keadaan gelisah, tiba-tiba jadi kaget sewaktu tahu-tahu
dia merasakan tangan dan kakinya bisa digerakkan sedikit demi sedikit. Betapa girangnya hati
bocah ini, karena setelah dia mencoba untuk menggerak-gerakkan kakinya, maka dia berhasil
juga untuk bangun duduk!
Ternyata jalan darahnya yang tertotok telah terbuka dengan sendirinya.
Harus diketahui bahwa kekuatan dari totokan pada jalan darah hanya dapat bertahan selama
dua belas jam, selebihnya dari waktu itu, maka dengan sendirinya jalan darah yang tertotok itu
akan terbuka. Itulah sebabnya jika seorang jago telah menotok lawannya, maka dia selalu
mengulangi totokannya untuk memperpanjang waktu agar totokan itu tidak terbuka.
Dan demikian juga halnya dengan Ho Ho, jalan darahnya yang tertotok itu telah terbuka dengan
sendirinya. Hanya saja disebabkan tubuh Ho Ho memang dalam keadaan letih, maka totokan
Peng Bin Koay hiap itu bekerja agak lama dari semestinya. Hampir menjelang lima belas jam
barulah totokan pada jalan darah kesemutan Ho Ho itu terbuka dengan sendirinya.
Ho Ho tidak pernah berpikir bahwa akhirnya dia bisa terbebaskan juga dari totokan Peng Bin
Koay hiap dengan sendirinya, hal ini menggembirakan sekali hatinya. Walaupun dadanya masih
terasa sakit, toch si bocah sudah tidak begitu memperdulikannya. Perlahan-lahan dia turun dari
pembaringan tersebut dan melangkah perlahan-lahan mendekati pintu rumah itu.
Ketika Ho Ho sampai diambang pintu, dia memandang keluar, dilihatnya sekeliling tempat
tersebut telah memutih tertutup oleh salju yang cukup tebal. Dan diatas tumpukan salju, tampak
Peng Bin Koay-hiap rebah dalam keadaan pingsan dan tubuhnya sebagian telah tertimbun oleh
salju. Disekitar tempat tersebut juga tercecer darah merah yang telah membeku, sehingga warna
darah yang begitu merah sangat kontras sekali dengan salju, membuat hati Ho Ho jadi
tergoncang disebabkan rasa kagetnya.
Cepat-cepat Ho Ho menghampiri Peng Bin Koay-hiap yang tengah menggeletak tidak sadarkan
diri itu. Dilihatnya tubuh pendekar tua bermuka jelek ini dalam keadaan terluka parah dan telah
mengejang kaku karena disebabkan oleh hawa dinginnya salju.
Lama juga Ho Ho berdiri disamping tubuh Peng Bin Koay hiap dan mengawasi dengan sorot
mata yang mengandung banyak pertanyaan. Kemudian tampak bocah ini menghela napas.
?Kasihan kakek tua bermuka jelek ini. kalau memang dibiarkan saja terus dia rebah dalam
keadaan pingsan dibawah siraman hujan salju, tentu tubuhnya akan mengejang terus dan akan
menemui kematiannya!" pikir Ho Ho didalam hatinya. ?Biar bagaimana aku harus memberikan pertolongan kepadanyatentang urusannya dengan ayahku dapat kujelaskan nantiTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
96 setelah dia tersadar dari pingsannya. Kalau menurut anggapanku, tentunya kakek tua ini telah
salah paham, ayahku tentu bukan orang yang dimaksud olehnya.!?
Dan setelah berpikir begitu, Ho Ho lalu berjongkok. Dia mengerahkan tenaganya untuk
menyeret tubuh Peng Bin Koay-hiap ke dalam rumah. Namun baru saja dia menyeret sedikit,
bocah ini merasakan betapa dadanya sakit luar biasa. Luka didalam dadanya telah menimbulkan
perasaan sakit luar biasa. Si bocah berhenti sesaat, mengaso sampai rasa sakit di dadanya itu
lenyap, lalu dia mulai menyeret lagi. Begitulah, setiap kali Ho Ho merasakan dadanya sakit,
cepat-cepat dia berhenti menyeret.
Biarpun jarak tempat Peng Bin Koay hiap rebah tidak sadarkan diri itu dengan pintu rumah
tersebut terpisah tidak begitu jauh, toch Ho Ho memerlukan waktu yang cukup lama untuk
dapat menyeret jago tua bermuka jelek itu sampai ke ruangan tengah rumah kecil tersebut.
Akhirnya, setelah berhasil menyeret Peng Bin Koay-hiap masuk ke dalam rumah itu, Ho Ho
menyeka keringatnya yang membanjir keluar. Hawa udara dingin luar biasa, namun disebabkan
si bocah telah mengerahkan seluruh tenaganya yang ada padanya, dengan sendirinya dia jadi
mengucurkan keringat yang cukup banyak.
Peng Bin Koay hiap masih tidak sadarkan diri, hanya tampak napasnya berjalan tidak teratur,
kadang-kadang tampak napasnya itu memburu cepat sekali, dan kadang-kadang perlahan luar
biasa, sehingga tampaknya seperti juga Peng Bin Koay hiap sudah menghembuskan napasnya.
Mukanya pucat sekali.
Ho Ho mengasoh disamping Peng Bin Koay-hiap sambil mengawasi orang tua bermuka jelek
ini. Entah mengapa, si bocah jadi merasa kasihan sekali terhadap nasib jago tua ini.
Apa lagi dia teringat bahwa Peng Bin Koay-hiap telah menderita terlalu banyak didalam
hidupnya, isterinya telah dibunuh oleh orang yang bernama 'Siangkoan Djie? yang kebetulan
namanya memang sama dengan nama ayahnya. Dan kemudian mukanya juga rusak begitu oleh
orang yang bernama 'Siangkoan Djie? tersebut. Bisa dimaklumi dia jadi begitu sakit hati terhadap
diri orang yang bernama Siangkoan Djie itu.
Namun yang mengherankan Ho Ho, menurut penglihatannya, ayahnya biarpun mempunyai
nama yang sama dengan orang yang sedang dicari oleh Peng Bin Koay hiap, toch dia
mengetahui bahwa ayahnya tidak pernah membicarakan ilmu silat, apa lagi berlatih diri dengan
ilmu silat yang tinggi sekali. Itulah yang telah mengherankan Ho Ho.
Hawa udara didalam ruangan rumah itu berbeda sekali dengan hawa udara diluar ruangan
tersebut, karena biarpun masih terasa agak dingin, namun tidak sedingin udara diluar.
Peng Bin Koay-hiap tampak menggeliat sedikit, namun belum tersadar dari pingsannya. Namun
Ho Ho telah girang melihat bahwa Peng Bin Koay-hiap ternyata masih hidup, gerakannya yang
perlahan itu menunjukkan bahwa jago tua bermuka rusak ini belum mati.
Cepat-cepat Ho Ho menuju ke lubang penghangat tubuh, dia mengambil beberapa batang kayu
dan menyalakan api, sehingga seketika itu ruangan tersebut jadi tambah hangat, Ho Ho bekerja
dengan cepat, biarpun dadanya masih dirasakan sakit sekali, namun tidak diperdulikannya.
Malah dia telah menyeret Peng Bin Koay-hiap ke dekat api penghangat tubuh itu, sehingga
kekejangan yang meliputi diri Peng Bin Koay-hiap berangsur-angsur jadi lenyap.
Menjelang kurang lebih satu jam, tampak Peng Bin Koay-hiap telah membuka kelopak matanya,
suara pertama yang keluar dari mulutnya adalah keluhan pendek.
Dia seperti terkejut dan memandang sekelilingnya, dan Peng Bin Koay-hiap jadi tambah kagetTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
97 waktu melihat Ho Ho berdiri disampingnya.
?Kau?" tanyanya dengan suara gemetar, dan tubuhnya mulai gemetar kedinginan. Alam
pikirannya mulai sadar seluruhnya.
HO HO mengangguk sambil tersenyum.
?Benar paman.memang aku yang telah membawamu ke dalam rumahmu ini, karena kau
sedang pingsan diluar tersiram hujan salju.!" sahut Ho Ho dengan cepat. Dan disaat itu, ketika
Ho Ho melihat tubuh Peng Bin Koay hiap gemetar menggigil seperti kedinginan, cepat-cepat dia
mengambil selimut tebal diatas pembaringan, lalu menyelimuti tubuh Peng Bin Koay-hiap.
?Maafkanlah Lopeh (paman), aku tidak mempunyai tenaga yang cukup untuk mengangkatmu
keatas pembaringan, sehingga terpaksa kau rebah dilantai ini..!" kata Ho Ho dikala dia sedang
menyelimuti tubuh jago tua bermuka jelek ini.
Peng Bin Koay-hiap telah tertawa terharu.
?Kau telah menyelamatkan jiwa tuaku.ternyata kau seorang bocah yang cukup baik hati
tadi aku telah menyiksa dirimu begitu rupa, tetapi kau tidak menaruh dendam kepadaku, malah
telah menolong diriku.aku jadi malu..? ngoceh jago tua bermuka rusak tersebut.
Ho Ho jadi kikuk mendengar perkataan jago tua bermuka rusak itu, yang tampaknya menyesali
perbuatannya yang telah menyakiti diri si bocah.
?Jangan lopeh berkata begitu.!" kata Ho Ho dengan cepat. ?Bukankah manusia hidup didunia
ini harus saling tolong menolong ?"
?Terima kasih Ho-jie.!" kata Peng Bin Koay-hiap dengan terharu. ?Aku benar-benar menyesal
telah menyakiti dirimu ! Sekarang baru kusadari benar-benar, bahwa kau tidak bersalah apa-apa,
karena biarpun aku mempunyai dendam dengan ayahmu toch dirimu tidak ada sangkutan
apa-apa, kau masih terlalu kecil dan belum mengetahui urusan itu, sehingga tidak patut kau yang
dijadikan olehku sebagai pelampiasan dendamku maafkanlah Ho-jie!"
?Jangan Lopeh beranggap begitu.janganlah kau membuatku jengah dengan rasa terima
kasihmu itu Lopeh.aku cukup girang asal Lopeh mau memperlakukan aku dengan baik, dan
aku juga berterima kasih sekali karena telah diperbolehkan untuk berteduh dari hujan salju
dirumahmu ini, malah aku telah diangkat menjadi muridmu!" kata Ho Ho dengan cepat.
Mendengar perkataan Ho Ho, Peng Bin koay-hiap jadi agak malu, mukanya jadi muram sekali.
?Benar Ho-jieternyata aku telah salah bertindak, sehingga kau yang tidak tahu apa-apa jadi
terkena getahnya! Semestinya aku harus bisa membendung perasaanku !"
Ho Ho tersenyum kecil, dia girang sebab jago tua bermuka jelek ini telah berubah jadi begitu
lembut dan baik hati lagi.
?Kau telah menyelamatkan jiwaku, kalau tidak ada kau, pasti tubuhku akan membeku kaku
diserang hawa dingin dan tertimbun salju !" kata Peng Bin Koay hiap lagi dengan suara yang
perlahan, seperti juga berkata kepada dirinya sendiri.
?Lopehapakah kau mau mendengarkan cerita mengenai keluargaku?" tanya Ho Ho tiba-tiba
sambil mengawasi dengan tajam kepada jago tua bermuka jelek itu dan mulutnya tersenyum
Sembilan Pembawa Cincin 7 Pendekar Slebor 01 Lembah Kutukan Siapa Ayahku 2

Cari Blog Ini