Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan Bagian 6
memandang sebelah mata kepada Ho Ho yang dikenal mereka tidak memiliki kepandaian apaapa.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
160 ?Bocah!? kata Phang Lin sambil tertawa mengejek. ?Waktu itu nasibmu masih bagus karena
kau masih dibiarkan hidup terus, tetapi tidak kami duga, kau terlalu kurang ajar ! Hari ini kami
tidak akan berlaku belas kasihan lagi kepadamu, biar bagaimana kau harus mampus !? dan
setelah berkata begitu sambil mengeluarkan suara tertawa yang panjang mengandung hawa
pembunuhan yang menyeramkan, si nenek telah bangun dari duduknya, lalu dengan ringan,
tubuhnya mencelat kearah Ho Ho, malah tangan si nenek tahu-tahu telah menyambut
pedangnya, yang dikibaskan kepada Ho Ho.
o o o O o o o
HO HO telah mempelajari ke tujuh jurus dari ilmu pedang Tjing Yang Pit-kip, maka dia hanya
pandang sebelah mata ilmu pedang si nenek tua Phang Lin ini. Dengan mengeluarkan suara
tertawa dingin, Ho Ho menggeser kaki kirinya sedikit kearah samping, lalu dengan
mengeluarkan suara seruan yang tinggi sekali tahu-tahu pergelangan tangan kanan si nenek tua
Phang Lin telah kena dicekalnya, dibarengi bentakan: ?Lepas.!" pedang Phang Lin telah dapat
direbutnya.
Dikala Phang Lin tengah melengak kaget disebabkan kejadian yang tidak pernah
dimimpikannya itu, tahu-tahu tangan kiri si bocah bergerak lagi untuk menghajar dadanya
dengan tenaga serangan yang kuat luar biasa.
Tentu saja Phang Lin jadi kaget setengah mati, biar bagaimana dia adalah seorang jago yang
mempunyai kepandaian yang tinggi dan telah berpengalaman, mana mau dia membiarkan
dadanya dihajar begitu saja oleh tangan Ho Ho.
Dengan cepat Phang Lin telah mengulurkan tangannya untuk menangkis sedangkan kedua
kakinya telah menjejak lantai, tubuhnya mencelat kebelakang dengan meminjam tenaga
benturan tangan mereka.
Tetapi kesudahannya kembali berada diluar dugaan Phang Lin.
Ho Ho tetap berdiri tegak ditempatnya sambil tersenyum mengejek, seperti juga tidak terjadi
apa-apa pada dirinya akibat benturan tangan mereka.
Tetapi berbeda dengan Ho Ho, kesudahannya bagi diri Phang Lin malah sebaliknya, dia telah
terhuyung-huyung dan hampir rubuh, namun disebabkan si nenek memang memiliki lweekang
yang luar biasa kuatnya dia masih bisa mengendalikan tubuhnya agar jangan sampai rubuh
terguling dilantai.
Walaupun tetap berdiri, tetapi dia merasakan sesuatu pada lehernya, dan uaaaahhhh dia
memuntahkan darah segar yang banyak sekali, mukanya kontan menjadi pucat pasi dan
tubuhnya menggigil.
Ternyata Phang Lin telah terluka didalam.
Matanya memandang Ho Ho seperti memandang hantu ditengah hari bolong.
Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Ho Ho bisa muncul hanya didalam waktu kurang lebih
tiga bulan dengan kepandaian yang luar biasa itu.
Kauwcu she Tjang itu juga jadi terkejut sekali, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan melihat
hebatnya kejadian yang telah dialami oleh Phang Lin. Dengan mengandung kemurkaan yang
sangat, Tjang Kauwcu melompat berdiri, mengawasi Ho Ho dengan sorot mata yang luar biasa
bengisnya.
?Bocah ! Ternyata kau mempunyai sedikit kepandaian juga, heh !? bentaknya dengan suara yang
dingin. ?Cabut senjatamu, mari kita main-main beberapa jurus !?TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
161 Ho Ho tertawa.
?Aku akan menghadapi kalian dengan ini !? kata Ho Ho sambil mengacungkan kedua kepalan
tangannya dan sikapnya yang sengaja dibuat sesombong mungkin.
Tentu saja Kauw-cu dari Pek Mo Kauw tersebut jadi murka bukan main.
?Hmm.kau rupanya mau main-main dengan maut !" bentak ketua Pek Mo Kauw itu. ?Baiklah
! Kau sendiri yang telah memintanya, aku yang akan mengiringi kematianmu!? dan setelah
berkata begitu, kauwcu Pek Mo Kauw tersebut merangsek maju sambil melompat, tangannya
telah mencabut keluar senjatanya, yaitu sebuah roda bergigi yang terbuat dari emas murni.
Dengan mempergunakan roda bergiginya itu, Kauw-cu Pek Mo Kauw ini telah melancarkan
serangan kepada Ho Ho dengan mempergunakan sekaligus dua jurus serangan, yang masingmasing bernama 'Sam Tiang Lie Hun? dan ?Tjing Pa Tu Man?, roda bergiginya itu telah
berkelebat-kelebat untuk merobek dada Ho Ho. Sekali saja si bocah terserang oleh roda bergigi
tersebut, pasti tubuhnya akan robek dan akan membahayakan juga jiwanya, sebab roda emas
tersebut mengandung racun yang ampuh sekali.
Ho Ho bisa mencium bau anyir dari racun yang terdapat di roda bergigi itu waktu roda tersebut
berkelebat menyambar kearah dadanya.
Tetapi Ho Ho yang telah mempunyai kepercayaan diri dengan kepandaian yang telah
dimilikinya, tidak menjadi jeri menghadapi Kauwcu dari Pek Mo Kauw tersebut. Dia juga telah
bertekad, hari ini dia harus membunuh Phang Lin dan Tjang Kauw-cu ini, sebab kedua orang
inilah pangkal utama dari kecelakaan yang dialami oleh ayahnya. Maka dari itu, Ho Ho
menantikan tibanya serangan Tjang Kauw-cu dengan sebentar-sebentar memperdengarkan suara
tertawa dingin yang mengandung ejekan.
Tjang Kauw-cu melancarkan serangannya itu dengan cara menyilang, gigi roda emasnya itu
menyambar untuk merobek dada Ho Ho.
Tetapi bocah ini dengan tenang mengawasi datangnya serangan tersebut, dia berdiri tegak
ditempatnya tanpa bergerak sedikitpun.
Dan disaat roda bergigi lawan hanya terpisah kurang lebih tiga dim dari dadanya, cepat luar
biasa Ho Ho melejit, tahu-tahu telah melompat kebelakang Tjang Kauw-cu, dan tangannya
diayunkan, dia menghajar Tjang Kauwcu dengan mempergunakan telapak tangannya.
?Bukkk!" punggung Tjang Kauw-cu telah dapat dihajarnya telak sekali, sehingga Tjang Kauwcu
kehilangan keseimbangan, terhuyung-huyung kedepan dan hampir saja dia jatuh terjerembab,
untung saja dia memiliki kepandaian yang tinggi, hingga bisa mempergunakan gerakan
"memberatkan tubuh seribu kati?, dia membikin kedua kakinya bagaikan kaki menara, yang
tetap tidak bergeming dan berdiri tegak dengan tubuh yang bergoyang-goyang. Namun muka
Tjang Kauwcu pucat benar, seperti muka mayat.
Malah, sesaat kemudian, dengan mengeluarkan suara 'uwaaahhhhh' diapun telah memuntahkan
darah segar, menunjukkan bahwa dia telah terluka didalam.
Ho Ho masih berdiri tegak dengan memperdengarkan suara tertawa dinginnya.
?Cepat kalian maju lagi, aku akan melayani sekaligus! Kalian berdua boleh mengeroyokku !?
dingin sekali suara Ho Ho.
Maka Phang Lin dan Tjang Kauwcu tampak pucat pasi, mereka seperti melihat hantu saja,
karena sedikitpun mereka tidak menduga bahwa Ho Ho bisa muncul dihadapan mereka dengan
memiliki kepandaian yang begitu luar biasa sekali, beberapa tingkat berada disebelah atasTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
162 kepandaian yang mereka miliki !
Siapapun juga tidak akan mau mempercayai kalau berpikir dengan pikiran yang waras, sebab
Phang Lin dan Tjang Kauw-cu mengetahui benar, kurang lebih tiga bulan yang lalu Ho Ho
masih merupakan seorang anak kecil yang bodoh yang tidak memiliki kepandaian apa-apa dan
telah mereka siksa dengan hebat sekali, maka dari itu, biar bagaimana cerdasnya si bocah, tidak
nantinya dia bisa memperoleh kemajuan dan kepandaian yang begitu hebat hanya didalam
waktu tiga bulan saja !
Tubuh Phang Lin dan Tjang Kauw-cu jadi menggigil tergetar hebat, mereka ngeri sekali melihat
sorot mata Ho Ho yang tajam luar biasa, yang memancarkan cahaya pembunuhan.
?Cepat kalian maju berbareng !? bentak Ho Ho dengan suara yang tajam sekali.
Phang Lin mengempos semangatnya, mengerahkan seluruh kepandaian yang ada padanya dia
mencelat menerjang kearah Ho Ho, karena selain perasaan ngeri, juga si nenek tua ini merasa
penasaran sekali dirinya bisa dirubuhkan oleh seorang bocah cilik seperti Ho Ho ini.
Pedang ditangannya telah bergerak-gerak menusuk, menikam, menabas dan menggores dari kiri
ke kanan, dan dari kanan ke kiri hanya didalam waktu sebentar saja, dia telah melancarkan lebih
dari sepuluh jurus serangan kearah Ho Ho.
Tetapi Ho Ho tenang sekali. Apalagi dia memang telah menguasai ke tujuh jurus dari Kiam-sut
(ilmu pedang) Tjing Yang Pit kip. Maka dari itu, ilmu pedang yang dipergunakan oleh si nenek
tua Phang Lin tidak dipandang sama sekali, karena serangan-serangan yang dilancarkan oleh si
nenek tua Phang Lin tidak akan membahayakan dirinya.
Sedangkan Tjang Kauwcu juga tidak mau membuang-buang kesempatan, ketika melihat Phang
Lin sudah menerjang si bocah, maka cepat-cepat dia juga melompat menyerang Ho Ho dengan
mempergunakan senjata roda bergiginya itu. Dia melancarkan serangan yang hebat kearah Ho
Ho, karena Tjang Kauwcu mengerti bahwa si bocah tidak boleh diremehkan, sekali saja mereka
berlaku lengah, pasti mereka akan binasa di tangan Ho Ho.
Melihat kedua musuh besarnya telah melancarkan serangan-serangan mereka secara berbareng,
Ho Ho tertawa dingin, tiba-tiba dia mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, pedang si
nenek tua Phang Lin telah dijepit oleh jari tangannya dan menariknya dengan suatu gerakan
yang sulit diikuti mata, karena tahu-tahu pedang itu telah pindah tangan, dan membarengi
dengan gerakannya itu, tampak Ho Ho menekuk kaki kirinya, tubuhnya agak berjongkok sedikit,
dan pedang itu disilangkan merapat pada lengannya serta tubuhnya berputar setengah lingkaran,
disusul oleh suara jeritan yang menyayatkan dari Tjang Kauwcu dan Phang Lin, karena disaat
Ho Ho berputar setengah lingkaran, pedang ditangannya berputar juga merobek perut Tjang
Kauwcu dan Phang Lin. Kedua orang ini tampak berdiri dengan muka yang pucat dan tubuh
yang gemetaran, sedangkan tangannya memegangi perut mereka.
?Kau..ohhhh, kau..kau bukan manusia.kau iblis..tidak mungkin kau memiliki
kepandaian yang begitu tinggi didalam usia yang demikian muda..!" gumam Tjang Kauwcu
dengan suara yang tergetar hebat, dan kemudian setelah mengeluarkan suara keluhan dan
sepasang mata yang mendelik, tubuhnya terjungkal rubuh menggeletak diatas lantai, kakinya
berkelejetan sesaat, tetapi kemudian mengejang kaku, napasnya telah berhenti. Tjang Kauwcu
menemui kematiannya dengan penasaran sekali, sebab sepasang matanya terpentang lebar-lebar.
Phang Lin kelihatan berdiri dengan muka yang pucat dan bibir yang gemetaran seperti ingin
mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada suara yang keluar. Hanya sepasang matanya mendelik
besar, dan darah mengucur deras sekali dari perutnya yang robek. Kedua tangannya memegangi
isi perutnya yang hampir berhamburan keluar. Kemudian setelah berselang beberapa detik,
dikala dia menahan rasa sakit yang bukan main, tampak tubuhnya terjungkal juga, menggeliat
sesaat, kemudian jiwanya terbang menghadap ke Giam Lo Ong.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
163 Melihat itu, Ho Ho jadi tercengang sesaat, dia tidak menyangka bahwa ilmu pukulan dan ilmu
pedang yang diturunkan oleh Mo Tiauw Su ternyata begitu hebat sekali, hanya di dalam
beberapa jurus ternyata dia sebagai seorang bocah cilik, telah bisa membinasakan kedua tokoh
jago rimba persilatan yang mempunyai kepandaian tidak lemah seperti Tjang Kauwcu dan
Phang Lin.
Tetapi ketika Ho Ho tersadar dari rasa terkejut dan girangnya itu, si bocah tertawa gelak-gelak,
sampai tubuhnya tergoncang hebat. Dan diantara suara tertawanya itu, tampak matanya
mengucurkan air mata yang meleleh dipipinya, karena dendamnya terhadap orang-orang ini
telah dapat dilampiaskan.
Kematian ayahnya yang begitu mengenaskan telah dapat dibayar dengan dibunuhnya kedua
orang penyebab kematian ayahnya itu.
Lama juga Ho Ho tertawa begitu, sampai akhirnya si bocah berhenti tertawa, lama dia berdiri
bengong mengawasi kearah kedua mayat dari kedua orang musuh besarnya itu.
Dan tadi diwaktu Ho Ho tertawa gelak-gelak begitu, sebetulnya telah menunjukkan bahwa telah
lahir didalam dunia persilatan didaratan Tionggoan seorang jago silat yang luar biasa sekali,
yang aneh dan benar-benar mengagumkan, karena didalam usia semuda Ho Ho, ternyata dia
bisa memiliki kepandaian yang setinggi itu..dan lahirnya jago silat ini berarti akan muncul
badai yang luar biasa hebatnya didalam rimba persilatan karena badai dan gelombang yang
menyeramkan akan segera bergolak diantara kemunculan Ho Ho. Dan bocah ini juga mau tidak
mau nanti harus melibatkan dirinya didalam urusan-urusan besar seperti apa yang telah
dikatakan oleh Mo Tiauw Su.
Lama juga Ho Ho berdiri termenung tempatnya itu mengawasi kedua mayat dari Tjang Kauwcu
dan Phang Lin. Sampai akhirnya si bocah telah menghela napas.
?Hmmm.mereka menemui kematian dengan cara yang mengenaskan sekali !!" gumam si
bocah dengan suara yang perlahan. ?Tetapi.ini sebagai pembalasan karma atas perbuatan
mereka yang telah membunuh ayahku tanpa mengenal rasa kasihan sedikitpun. Dengan
dibinasakan mereka, berarti akupun telah menolong untuk melenyapkan dua orang iblis yang
menakutkan sekali.dan aku juga telah melenyapkan sedikit sumber kejahatan !!" dan setelah
menggumam begitu Ho Ho menghela napas lagi.
Disaat itulah Ho Ho teringat kepada Mo Tiauw Su, gurunya yang masih mendekam di dalam
kamar tahanan dibawah tanah. Dengan terbunuhnya Phang Lin dan Tjang Kauwcu, berarti janji
Mo Tiauw Su terhadap kedua orang ini telah punah dengan sendirinya.
Tetapi guru Ho Ho itu benar-benar seorang yang aneh sekali adatnya, karena dia tetap kukuh
ingin menyelesaikan dulu masa tahanannya dua tahun lagi seperti janji yang telah diberikan
kepada kedua iblis itu.
Ho Ho menghela napas, dia bermaksud untuk membujuk sekali lagi gurunya itu agar mau
bersama-samanya meninggalkan tempat yang dijadikan sebagai markas dari Pek Mo Kauw ini.
Maka Ho Ho cepat-cepat kembali menuju ke kamar tahanan dibawah tanah.
Tetapi ketika Ho Ho telah sampai dikamar tahanan dimana gurunya ditahan, ternyata ruangan
kamar tahanan bawah tanah itu telah kosong.
Ho Ho jadi bingung sekali, tetapi dikala itu matanya telah bisa menangkap beberapa baris tulisan
pada lantai ruangan tersebut. Ho Ho cepat-cepat membaca surat itu, karena dia mengetahui pasti
surat itu ditulis oleh gurunya yang ditujukan kepada dirinya, dan gurunya itu telah menulis
huruf-huruf itu diatas lantai batu tersebut dengan mengerahkan tenaga lweekang pada jari
telunjuknya, karena terlihat tegas sekali, huruf-huruf itu melesak dalam sekali, menunjukkan
hebatnya tenaga dalam yang dimiliki oleh Mo Tiauw Su tersebut.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
164 Bunyi surat itu antara lain:
?Ho-jie, aku memang yakin bahwa kau pasti akan dapat membunuh Phang Lin dan Tjang
Kauwcu, sebab aku telah bisa mengukur berapa tinggi kepandaian yang dimiliki kedua orang itu,
dan mereka masih berada disebelah bawah kepandaian kau beberapa tingkat jauhnya dan aku
juga memang telah dapat merasakan bahwa kau tentu akan kembali kemari untuk mencoba
membujukku guna ikut bersama kau keluar dari kamar tahanan bawah tanah ini! Tetapi Ho-jie,
aku sudah mengatakan bahwa aku tidak mau keluar dulu sebelum aku menyelesaikan janjiku
untuk berdiam di kamar tahanan ini sampai genap sepuluh tahun! Sekarang aku baru
menjalani hukumanku selama delapan tahun, jadi masih tertinggal dua tahun lagi. Kau tidak
usah terlalu memikirkan diriku, Ho-jie, karena dua tahun nanti toch kita akan bertemu juga ?!
Cuma pesanku satu, kau harus benar-benar berusaha menemui Mi Gak San guna melakukan
urusan besar yang sedang dilakukannya ! Kalau kau sudah bertemu dengan Mi Gak San, tentu
paman gurumu itu akan memberitahukan kepadamu urusan besar apa yang sedang
dilakukannya. Dan jangan lupa untuk menyampaikan salamku kepada adik seperguruanku itu
Nah, sekarang pergilah kau meninggalkan tempat laknat ini, jangan memikirkan aku lagi ! Kau
harus mendengar perintahku ini, Ho-jie, kau tidak boleh bandel dan membangkang, kalau kau
tidak mau menuruti perintahku untuk pergi menemui Mi Gak San, adik seperguruanku itu, tentu
aku akan marah besar dan aku tidak akan mau mengakui lagi kau sebagai muridku ! Kau
mengerti tidak, Ho-jie? Pergilah !! Dari gurumu."
Ho Ho jadi bengong memandangi surat gurunya itu. Dia tidak mengerti, dimana gurunya
bersembunyi. Tetapi Ho Ho memang mengetahui gurunya mempunyai banyak akal dan juga
sangat lihay sekali, tentu gurunya telah bersembunyi disuatu tempat tidak jauh dari kamar
tahanannya ini untuk menghindarkan pertemuan antara mereka.
Akhirnya Ho Ho menghela napas dengan muka berduka, karena dia benar-benar tidak habis
mengerti, mengapa gurunya sengaja mau menyiksa dirinya sendiri untuk hidup menderita
selama dua tahun lagi didalam kamar tahanan yang tidak menggembirakan itu, padahal Tjang
Kauwcu dan Phang Lin telah dibinasakan oleh si bocah.
Perlahan-lahan Ho Ho berdiri, dan melangkah keluar dari kamar tahanan itu dengan lesu.
Setelah keluar dari ruangan kamar tahanan bawah tanah itu, dia lalu membekuk dua orang Pek
Mo Kauw, yang diperintahkan untuk mengumpulkan semua anggota Pek Mo Kauw untuk
dinasehati oleh Ho Ho.
Waktu melihat pemimpin mereka, Tjang Kauwcu dan Phang Lin telah binasa dalam keadaan
yang mengerikan, semua anggota Pek Mo Kauw jadi menggidik sendirinya. Mereka juga jadi
heran berbareng jeri sekali terhadap bocah yang memiliki kepandaian yang begitu tinggi.
?Ingat !" kata Ho Ho dengan muka yang bengis waktu dia mau meninggalkan tempat itu.
?Kalau memang dilain hari aku mendengar atau melihat kalian masih melakukan kejahatan,
niscaya aku tidak akan berlaku sungkan-sungkan lagi untuk mencabut nyawa kalian seperti apa
yang telah kulakukan terhadap Tjang Kauwcu kalian dan si nenek busuk Phang Lin! Mulai hari
ini kalian harus membubarkan diri dan kembali pada kehidupan di penghidupan baik-baik.!"
Dan setelah berkata begitu, dengan ringan Ho Ho mencelat meninggalkan tempat tersebut,
tubuhnya seperti juga bayangan saja, berkelebat dengan kegesitan yang luar biasa. Orang-orang
Pek Mo Kauw jadi bengong sesaat ditempat mereka berdiri, akhirnya si bocah lenyap dari
pandangan mata mereka, semuanya jadi menggidik ngeri karena si bocah biarpun usianya masih
muda begitu, namun kepandaiannya ternyata telah begitu hebat, gerak-geriknya seperti hantu
yang mengerikan sekali, sebab kedua pemimpin mereka, Tjang Kauwcu dan Phang Lin telah
berhasil dibinasakan oleh Ho Ho.
Diantara jalan Sang-cienan dengan jalan raya Ma-tiang-kie, tampak berjalan seorang bocah
berusia diantara sepuluh tahun. Langkah kakinya cepat, dia tengah melakukan perjalanan
menuju kearah Selatan.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
165 Diantara desau angin dan matahari yang bersinar terik sekali, tampak bocah itu melakukan
perjalanan dengan keringat yang memenuhi kening dan juga bajunya telah basah kuyup.
Ternyata si bocah ini tidak lain dari Siangkoan Ho, dia sedang melakukan perjalanan menuju ke
Siauwciu, guna menemui paman gurunya Mi Gak San.
Ho Ho telah melakukan perjalanan selama belasan hari, dia selalu melakukan perjalanan dengan
tidak hentinya.
Selama dalam perjalanan itu, Ho Ho terus mengambil kearah selatan, dan perjalanan menuju ke
Siauwciu memakan waktu hampir dua bulan lebih, karena Siauwciu terpisah didalam jarak yang
cukup jauh.
Selama dalam perjalanan itu, Ho Ho tidak pernah beristirahat, kecuali hanya untuk bermalam,
setelah itu melakukan perjalanan lagi dengan cepat.
Waktu itu, suasana jalan Sung cienan dengan jalan raya Ma-tiang-kie tampak cukup ramai,
banyak pedagang dan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan hilir mudik tidak
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hentinya.
Orang-orang yang bertemu dengan Ho Ho semuanya memandang kearah Ho Ho dengan
bingung, karena mereka melihat pakaian bocah itu koyak-koyak seperti pakaian pengemis juga
tubuhnya kotor sekali. Tetapi, yang lebih menarik perhatian orang-orang itu adalah sinar mata
Ho Ho yang tajam luar biasa.
Dan juga, gerak langkah kaki Ho Ho yang cepat dan gesit luar biasa. Tubuhnya yang kecil itu
mencelat seperti bayangan belaka, berkelebat-kelebat dengan cepat sekali.
Tetapi Ho Ho tidak memperdulikan perhatian orang-orang itu.
Tetapi ketika sampai disebuah tikungan disaat menjelang senja, keadaan disekitar tempat itu jadi
lebih jarang orang berlalu disana, hanya sekali-sekali saja Ho Ho berpapasan dengan orang. Dan
dikala langit gelap, keadaan disekitar tempat itu semakin sepi saja, tidak terlihat seorang
manusiapun yang berlalu lalang, hanya tampak Ho Ho yang masih melakukan perjalanan.
Si bocah sedang mencari-cari rumah penduduk untuk numpang bermalam, tapi tak satu
rumahpun yang kelihatan.
Ho Ho masih berlari-lari terus kurang lebih empat atau lima lie lagi, tetapi tetap saja dia belum
melihat adanya rumah penduduk disekitar tempat tersebut.
Akhirnya Ho Ho berhenti berlari, dia memandang sekitar tempat itu, yang kedua tepi jalan itu
terdapat hutan kecil, yang banyak sekali terdapat pohon yang tinggi-tinggi.
?Akh.akhirnya aku terpaksa harus bermalam dihutan kecil ini dan besok baru melanjutkan
perjalananku lagi !" gumam Ho Ho dengan suara yang perlahan sambil menghampiri salah
sebuah pohon yang tumbuh ditepi jalan itu, dia bermaksud untuk tidur diatas pohon itu.
Namun yang membuat Ho Ho agak bingung adalah perutnya yang mulai berkeruyukan lapar.
?Kemana aku harus mencari makanan untuk menangsel perutku ?" pikir Ho Ho sambil
mengawasi sekitar tempat itu, tetapi tidak terlihat ada binatang seperti burung atau kelinci yang
bisa tertangkap untuk dipanggangnya. Ho Ho jadi bingung juga, dia merasakan betapa perutnya
semakin berkeruyukan lapar.
?Aneh sekali.disekitar tempat ini tidak terlihat rumah penduduk" pikir si bocah lagi.
?Akhjuga sekitar tempat ini sepi sekali, apakah.apakah disekitar tempat ini tempat
bersarangnya para perampok ??TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
166 Dan ketika Ho Ho sedang berpikir begitu, tampak dari arah depan berjalan cepat sekali seorang
lelaki tua berpakaian baju panjang. Ho Ho jadi girang sekali hatinya.
?Akan kutanyakan kepada orang itu, dimana terdapat rumah penduduk yang terdekat" pikir
Ho Ho. Dan cepat-cepat dia telah memapaki orang itu.
Tetapi aneh sekali, orang tua berpakaian baju panjang itu, yang usianya telah lanjut benar, ketika
melihat Ho Ho, tubuhnya jadi gemetaran keras sekali, matanya juga memain ketakutan luar
biasa.
(BERSAMBUNG)
HO HO jadi heran sekali, dia segera menghampirinya.
?Lopeh (paman) aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu." kata Ho Ho. ?Maukah Lopeh
menolongku?"
Tetapi orang tua itu seperti juga tidak mendengar perkataan Ho Ho, dia telah gemetaran keras
sekali dengan bibir yang tergetar juga, tahu-tahu kedua lututnya ditekuknya, dia telah berlutut
dihadapan Ho Ho.
?Siauw Eng-hiong.ampuni.ampunilah jiwaku.Lohu (aku si orang tua) masih mempunyai
anak dan cucu yang kecil-kecil, mereka membutuhkan aku, karena kalau sampai Siauw
Enghiong (pendekar muda) membunuhku, siapa yang akan memberi mereka makan?!"
Suara orang tua itu jadi gemetar keras sekali, dia telah menangis sesenggukan dan dalam
keadaan berlutut itu dia mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali, sampai keningnya
mengenai batu-batu jalanan.
Ho Ho jadi heran sekali.
?Bangun lopeh.mengapa kau berlutut begini? Aku tidak bermaksud jelek terhadap lopeh
aku bukan orang jahat, aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada lopeh." kata Ho Ho agak
gugup dan bingung melihat lagak orang tua tersebut yang ketakutan setengah mati.
Orang tua itu masih terus mengangguk-anggukkan kepalanya dengan ketakutan.
?Ampun Siauw Enghiong.Lohu tidak mengetahui apa-apa.ampun Siauw Enghiong
janganlah kau membunuh aku, kalau memang kau mau mengambil barang-barangku
ambillah!!? dan setelah berkata begitu, sambil menangis ketakutan, orang tua itu merogohi
sakunya, mengeluarkan seluruh isi sakunya.
Ho Ho jadi heran berbareng geli di dalam hatinya, karena dia melihat sikap si kakek ini
ketakutan tidak keruan tanpa beralaskan sama sekali.
Ho Ho segera mengulurkan tangannya, dirasakan tubuh orang tua tersebut masih gemetaran
keras sekali.
?Lopeh.kau jangan takut, aku tidak akan mengganggu Lopeh.aku bukan orang jahat!
Dengarlah Lopeh, aku bukan orang jahat, hanya kebetulan lewat di tempat ini dan kemalaman
didaerah ini!" kata Ho Ho untuk mencoba memberikan pengertian kepada orang tua itu.
Orang tua tersebut jadi berhenti menangis, dia menatap Ho Ho dengan sinar mata yang raguragu. Masih terlihat sikap ketakutannya.
?Siauw.Siauw-enghiong.apakah.apakah benar kau bukan anak buah dari Tiat-liong-kwieTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
167 Tang Goan Lin?" tanya orang tua tersebut dengan suara yang gemetar.
?Siapakah Tiat liong-kwie (Iblis Naga Besi) Tang Goan Lin?'' tanya Ho Ho dengan heran.
?Apakah dia orang jahat?"
Orang tua ini tidak segera menyahuti, dia segera menundukkan kepalanya, kemudian
mengawasi Ho Ho sesaat lamanya. Namun, akhirnya orang tua itu menghela napas, katanya:
?Siauw-Enghiong.apa yang ingin kau tanyakan?" tanya si orang tua itu lagi.
?Begini Lopeh.aku telah kemalaman didaerah ini, maka aku bermaksud menanyakan kepada
Lopeh, apakah disekitar tempat ini ada rumah penduduk, karena aku ingin bermalam satu
malam saja untuk melewati hawa dingin dimalam ini." menjelaskan Ho Ho.
?Ohbenarkah perkataanmu itu, Siauw Enghiong?" tanya orang tua masih ragu-ragu.
Ho Ho mengangguk cepat.
?Benar Lopeh," sahut Ho Ho.
Orang tua itu menghela napas lagi, tampaknya dia agak lega.
?Disekitar tempat ini memang tidak terdapat rumah penduduk, kalau memang Siauw Enghiong
mau bermalam, lebih baik kau ikut pulang ke rumahku sajadaerahdaerah ini ooooh,
mengerikan sekali, aku tidak bisa menceritakannya dulu kepadamu, nanti saja dirumahku, aku
akan menceritakannya kepadamu."
Ho Ho jadi girang mendengar penawaran orang tua itu, dengan cepat si bocah merangkapkan
kedua tangannya memberi hormat kepada orang tua itu.
?Terima kasih atas budi kebaikan lopeh yang menawarkan aku untuk bermalam dirumah
Lopeh," kata si bocah dengan perasaan bersyukur. ?Masih jauhkah letak rumah Lopeh?"
?Kurang lebih terpisah sepuluh lie lagi !" sahut orang tua itu.
?Menurut kata Lopeh, daerah ini sangat menyeramkan sekali, mengapa kau si orang tua
melakukan perjalanan dimalam hari begini seorang diri?" tanya Ho Ho.
?Karena Lohu baru saja pulang menengoki seorang sanak famili yang sakitdan pulang
kemalaman !" menjelaskan orang tua itu. ?Sebetulnya Lohu memang mau bermalam dirumah
saudara Lohu itu, namun karena Lohu masih mempunyai cucu yang masih kecil-kecil, maka
Lohu telah memberanikan diri untuk pulang juga!"
?Ohhh.!"
Dan sambil bercakap-cakap, kedua orang ini, yang satu seorang tua dan yang seorang lagi
seorang bocah cilik yang baru berusia sepuluh tahun, telah melakukan perjalanan untuk menuju
kerumah si kakek tua itu.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih sepuluh lie, akhirnya mereka sampai dirumah kakek
tua itu. Ternyata rumah si-kakek tidak begitu besar, juga tidak begitu mewah, kelihatan sekali
orang tua ini hidup dalam keadaan sederhana.
?Mari masuk, Siauw Enghiong" kata si-kakek ketika mereka telah sampai didepan rumahnya.
?Lopehjanganlah kau memanggilku dengan sebutan Siauw Enghiong, panggil saja namaku
Ho Ho!" kata Ho Ho.
Orang tua itu mengangguk sambil tersenyum senang, dia menyukai sekali bocah tersebut, karenaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
168 si bocah selain ramah, juga mengenal sopan santun.
?Baiklah Ho-jie (anak Ho).? kata orang tua itu. ?Mari kita masuk."
Ho Ho mengangguk sambil tersenyum. Baru saja mereka mau melangkah masuk, dari dalam
berlari keluar dua orang anak perempuan yang mungkin baru berusia tiga tahun dan empat
tahun, mungil sekali, rambutnya dikepang dua.
?Kung-kung (kakek) pulang! Kungkung pulang !" seru kedua anak perempuan kecil itu.
Orang tua itu tersenyum senang, dia lalu menggendong kedua gadis cilik itu di kedua tangannya.
?Inilah kedua cucuku, Ho-jiemereka masing-masing bernama Sun Ling dan Sun Lan"
menjelaskan kakek tua itu.
Dan setelah itu, kakek tua ini menoleh kepada kedua cucunya itu.
?Ayo Ling-jie dan kau Lan-jie beri hormat kepada Ho Siok-siok (paman) !" kata si kakek sambil
menurunkan kedua gadis cilik itu dari gendongannya.
Kedua gadis cilik itu, Sun Ling dan Sun Lan ternyata dua gadis cilik yang berani dan lincah
sekali, sambil tertawa-tawa mereka merangkapkan kedua tangan mereka memberi hormat
kepada Ho Ho sambil memanggil: ?Ho Siok-siok.!!"
Ho Ho girang sekali, dia menyukai benar kedua gadis cilik tersebut.
?Ling-jie.Lan-jie, kalian sudah makan?" Tanya Ho Ho.
?Sudah Ho Siok-siok.!!" Sahut Sun Ling, yang usianya tampak lebih besar satu tahun. ?Sioksiok dan Kungkung tentu belum makan malambiar nanti Ling-jie membantu menyediakan
makanan untuk kalian !"
Ho Ho dan orang tua yang menjadi Kung Kung dari gadis cilik ini jadi tertawa gelak-gelak,
tampaknya mereka girang sekali. Sedangkan Sun Lan tampak agak malu-malu, dia setelah
memberi hormat kepada Ho Ho, hanya berdiri manja menggelenjot di tangan Kung-kungnya.
Ketika mereka hendak masuk kedalam rumah tampak seorang wanita melangkah keluar dari
dalam rumah. Ho Ho diperkenalkan kepada wanita itu.
?Ini mantu perempuanku, Ho-jie !!" kata orang tua yang baik hati itu.
Ho Ho cepat-cepat memberi hormat sambil memanggil pehbo (bibi) kepada perempuan itu.
Perempuan itu membalas pemberian hormat dari Ho Ho, kemudian mempersilahkan mertuanya
dan Ho Ho untuk masuk.
?Mana Lui Ming?" tanya orang tua itu, dia menanyakan anak lelakinya.
?Lui Ming belum pulang, katanya dia malam ini tidak pulang, karena ada urusan dengan
kawannya !" sahut sang mantu yang sedang sibuk didapur untuk mempersiapkan makanan bagi
mertuanya dan tamunya ini. Ho Ho melihat betapa keluarga ini hidup bahagia sekali.
Orang tua itu ternyata bernama San Lang Sie, dia seorang petani yang hidup tidak begitu berada,
tetapi didalam hidup yang sederhana ini tampaknya mereka rukun dan bahagia sekali.
San Lang Sie telah menyuruh Ho Ho menyalin pakaian, dia memberikan baju anak lelakinya
yang telah dikecilkan oleh mantu perempuannya dengan cepat.
Ho Ho sangat berterima kasih sekali kepada kakek tua dan keluarganya itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
169 Setelah itu mereka sama-sama makan malam.
Sehabis makan, Ho Ho dan San Lang Sie bercakap-cakap. Ho Ho menanyakan perihal
perkataan orang tua itu mengenai Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin.
Orang tua she San itu telah menghela napas sebelum mulai menceriterakan segalanya.
?Sebetulnya Tiat-liong-kwie merupakan seorang iblis yang menakutkan sekali di daerah ini, dia
merupakan seorang iblis yang paling ganas dan tak pernah mengenal belas kasihan, setiap kali
bertemu dengan orang, pasti dia akan turun tangan tanpa ampun, sehingga jarang sekali orang
berani berjalan melalui jalanan itu dimalam hari, karena si iblis itu selalu berkeliaran dimalam
hari !"
?Bagaimanakah bentuk iblis itu, Lopeh?" tanya Ho Ho karena ingin mengetahuinya.
?Belum pernah ada orang yang mengetahui dan tidak pernah ada yang melihat muka si iblis
Naga Besi ini, mereka yang bertemu si iblis, pasti akan dibunuhnya tanpa ampun lagi, maka dari
itu, darimana ada orang yang bisa mengetahui bagaimana bentuk si iblis !" menjelaskan San
Lang Sie.
Ho Ho mengangguk-anggukkan kepalanya, dia tidak menanyakan lebih lanjut perihal si iblis,
karena didalam hatinya sudah terdapat sebuah rencana yang akan dilakukannya nanti.
Setelah bercakap-cakap sesaat lamanya dengan petani tua she San yang baik hati itu, Ho Ho
akhirnya minta permisi untuk mengaso dikamar yang telah disediakan untuk dirinya.
Si bocah ketika berada didalam kamarnya, lalu mengunci pintu kamar tersebut, dia merebahkan
tubuhnya untuk mengaso memulihkan semangatnya.
Setelah lama tertidur cukup, sehingga semangatnya telah pulih, di waktu kentongan ketiga, Ho
Ho melompat turun dari tempat tidurnya. Dia menghampiri jendela, dibukanya perlahan-lahan
daun jendela dan mengawasi sekitar tempat itu. Sepi dan sunyi sekali, karena malam telah larut
benar dikala kentongan ketiga itu.
Ho Ho telah melompat keluar dari dalam kamarnya melalui jendela itu dengan gerakan yang
ringan sekali.
Waktu sampai di luar, Ho Ho tidak membuang-buang waktu lagi, dia segera berlari-lari menuju
ke hutan kecil dimana tadi dia bertemu dengan orang tua she San yang baik hati tersebut. Ho Ho
telah mempergunakan ginkangnya, sehingga didalam waktu hanya sekejap mata saja jarak yang
hanya sepuluh lie itu telah dilalui oleh Ho Ho dan si bocah sudah berada di tempat tadi sore dia
bertemu dengan kakek tua she San itu.
Diperhatikan sekitar tempat tersebut, gelap dan sunyi sekali, tidak terlihat seorang manusiapun.
Hanya suara binatang malam yang terdengar diantara kesunyian malam dan desau daun-daun
pohon yang berkesekan.
Ho Ho menghampiri kedalam hutan kecil itu, dia mementang matanya lebar-lebar dengan sikap
yang waspada sekali. Dengan berani Ho Ho masuk terus kedalam rimba kecil itu, tetapi biarpun
dia sudah memasuki cukup dalam, dia belum bisa melihat seorang manusiapun dan juga tidak
menemui kejadian yang aneh, sehingga si-bocah jadi heran sekali.
?Kelihatannya tempat ini tenang sekali, tidak ada yang aneh dan yang harus ditakuti ! Mengapa
tadi San Lopeh telah menceritakannya seperti juga daerah ini sangat mengerikan sekali?" pikir
Ho Ho dengan heran.
Tetapi si bocah penasaran sekali, dia masuk lebih kedalam lagi melalui semak belukar dan
pohon-pohon yang lebat dari hutan kecil itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
170 Tetapi dikala itulah pendengaran Ho Ho yang tajam sekali telah mendengar suara sesuatu yang
luar biasa. Sekitar tempat itu gelap gulita, sinar rembulan juga terhalang oleh daun-daun pohon
yang lebat sekali. Tetapi Ho Ho yang telah mempunyai tenaga lweekang yang luar biasa
tingginya, sinar matanya menjadi tajam dan awas sekali, sehingga dia bisa menembus kegelapan
untuk melihat kejadian apa yang terjadi didepannya. Dia telah bersembunyi dibalik sebuah
batang pohon, dan mengawasi keadaan didepannya.
Waktu Ho Ho melihat apa yang ada didepannya, dia jadi menggidik ngeri, karena ternyata
didepannya itu terdapat sebuah kuburan yang besar sekali, yang batu nisannya tinggi besar.
Suasana jadi mengerikan sekali.
Saat itu suara yang didengar oleh Ho Ho ternyata suara dari bergesernya batu nisan itu ke kiri,
sehingga tampak sebuah liang yang cukup besar tepat ditengah-tengah makam itu.
Hati Ho Ho tergoncang keras, karena dia jadi berpikir, apakah dari kuburan itu akan muncul
setan penasaran? Mengapa batu nisan itu bisa tergeser dengan sendirinya tanpa digeser oleh
orang, karena disitu tidak terlihat seorang manusiapun.
Hati Ho Ho jadi tergoncang semakin hebat, dia menggidik dengan sendirinya.
Dan sepasang mata Ho Ho jadi terpentang semakin lebar mengawasi terus kuburan itu. Batu
nisan yang tergeser itu masih saja menggeser kesamping sehingga liang ditengah-tengah kuburan
itu semakin lebar saja.
Suasana malam didalam hutan kecil itu sangat mengerikan sekali.
Biarpun Ho Ho sekarang sudah memiliki kepandaian yang tinggi sekali, toch dia tetap hanya
seorang bocah cilik yang mungkin baru berusia sepuluh tahun! Maka dari itu, betapa takut dan
ngerinya dia melihat batu nisan kuburan itu bisa bergerak sendiri, lutut Ho Ho agak gemetar
juga, dia jadi menduga-duga setan yang bagaimana akan keluar dari lobang kuburan itu? Dan
juga Ho Ho jadi memikirkan cara untuk dapat melarikan diri umpama setan itu benar-benar
menampakkan dirinya. Kalau hanya untuk menghadapi penjahat yang ganas, Ho Ho sudah
tidak merasa jeri lagi, karena dia memang sudah memiliki kepandaian yang tinggi sekali, tetapi
kalau harus berurusan dengan 'setan?, inilah merupakan urusan yang membuat Ho Ho mau tidak
mau harus berpikir tiga kali untuk bertemu dengan 'setan', karena sebagai seorang bocah cilik,
jelas jiwa Ho Ho masih dibayangi rasa takut kepada setan.
Hati Ho Ho jadi tambah tergoncang hebat dan bulu tengkuknya jadi berdiri ketika melihat
sesosok bayangan keluar dari liang kuburan itu dengan langkah kaki yang perlahan-lahan. Baju
orang itu seluruhnya berwana putih salju, rambutnya panjang, memakai kopiah panjang yang
tinggi berbentuk segitiga, mukanya menyeramkan sekali, matanya tidak bersinar, hidungnya
panjang, mancung sekali, bibirnya menyeringai dan tampaknya 'setan' ini menyeramkan dan
menakutkan sekali.
Tampak 'setan? itu telah melangkah keluar dan berdiri dengan mementangkan tangannya,
sehingga lengan jubahnya yang lebar dan berwarna putih itu berkibar-kibar terhembus angin,
tampak batu nisan itu bergeser perlahan-lahan lagi, dan kuburan itu telah tertutup pula.
Setelah batu nisan itu menutup liang kuburan itu, perlahan-lahan "setan" yang berbaju panjang
serba putih itu memutar tubuhnya, dan kemudian melangkah perlahan-lahan menuju ke tempat
dimana Ho Ho bersembunyi. Bajunya yang berwarna putih dan gedombrangan kebesaran itu,
berkibar-kibar tertiup oleh angin, sehingga tampaknya 'setan? itu bagaikan sedang melayanglayang di udara tanpa menginjak bumi.
Ho Ho jadi tambah ngeri melihatnya, lututnya dirasakan lemas, jantungnya tergoncang keras
sekali.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
171 Apalagi si bocah melihat 'setan? itu sedang melangkah menghampiri tempat persembunyiannya.
Si bocah jadi berpikir keras, kalau setan ini memergoki dirinya, apa yang harus dilakukannya.
Yang membuat Ho Ho jadi tambah ngeri, karena sewaktu dia masih kecil sering kali orangorang tua menceritakan kepadanya bahwa 'setan' mengetahui segala apa yang tidak diketahui
oleh manusia. Dan pasti ?setan? yang sekarang ini, yang baru saja keluar dari liang kubur itu
mengetahui akan kedatangan si bocah, menambah jantung si bocah jadi berdetak lebih keras.
Apa lagi dia telah melihat muka 'setan? itu yang tampaknya mengerikan sekali, dengan sinar
matanya yang redup dan dingin sekali tidak mengandung sinar hidup sedikitpun.
Diam-diam Ho Ho jadi berdoa kepada Thian (Tuhan) agar dia diberikan keberanian
menghadapi ?setan' itu.
Sedang si bocah dikuasai oleh perasaan takutnya itu, maka tampak 'setan' tersebut melangkah
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terus semakin dekat.
Dikala perasaan Ho Ho semakin berdebar keras, dan menduga bahwa tempat persembunyiannya
telah diketahui oleh ?setan' itu, tiba-tiba 'setan' tersebut menghentikan langkah kakinya dan
berkata dengan suara yang parau menyeramkan sekali dan nadanya juga dingin sedingin es.
?Untuk apa kau bersembunyi terus disitukeluarlah untuk menerima kematianmu !"
Si bocah jadi berputus-asa, sebab dia mengetahui bahwa ?setan? sukar untuk dilawan, maka dia
hanya bisa berdiri berdiam diri saja dengan lutut yang lemas serta gemetaran.
Tetapi sewaktu Ho Ho sedang memikirkan bagaimana cara dia harus menghadapi setan yang
baru keluar dari liang kuburan ini, mendadak sekali dari balik semak belukar diseberang Ho Ho
telah mencelat keluar sesosok tubuh yang gesit luar biasa, gerakannya begitu ringan.
?Setan' penasaran yang baru keluar dari liang kubur itu tertawa gelak-gelak dengan suara yang
menyeramkan, mengkirikkan bulu tengkuk.
?Hmmmmdulu aku pernah mengampuni jiwamu, tetapi rupanya seorang yang kebal dan
tidak tahu mampus sehingga berani datang kemari lagi untuk mengantarkan jiwa anjingmu !
Hmm..Hmmm kali ini aku tidak akan membiarkan kau pergi dari tempat ini dalam keadaan
bernapas !"
Ho Ho melihat, orang yang telah melompat keluar itu ternyata seorang yang aneh sekali
keadaan bentuk tubuhnya, pendek sekali, hanya tiga kaki lebih dan kepalanya berukuran luar
biasa, sehingga tidak seimbang dengan bentuk tubuh yang pendek kecil seperti anak kecil berusia
delapan tahun itu kalau dibandingkan dengan kepalanya yang berukuran dua kali besarnya dari
kepala orang dewasa yang wajar. Keadaannya jadi lucu sekali kelihatannya. Mukanya lucu dan
memelihara dua baris kumis yang tumbuh panjang.
Kala itu, orang yang lucu keadaannya ini tertawa tawar.
?Hmmm.kedatanganku kali ini memang untuk yang terakhir kali !" katanya dengan suara
yang dingin sekali. ?Sebelum aku datang kemari aku telah mengambil keputusan bahwa aku
tidak akan pulang kembali ke tempatku, kau yang mati atau aku yang mati! Aku ingin
meminta pengajaran lagi beberapa jurus dari kau !"
Ho Ho jadi mengerutkan sepasang alisnya waktu mendengar perkataan orang yang bertubuh
cebol, kalau didengar dari kata-katanya, jelas 'setan' yang berpakaian serba putih itu bukan setan
penasaran seperti apa yang diduga oleh si bocah, melainkan seorang manusia juga seperti Ho Ho
dan orang bertubuh cebol itu.
o O o
KALA ITU, 'setan' yang berpakaian serba putih itu tertawa gelak-gelak dengan suara yangTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
172 menyeramkan sekali.
?Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin tidak akan menolak permintaanmu, pasti akan kululuskan
permohonanmu untuk berpulang ke See-thian (neraka) !!" dan setelah berkata begitu, setan yang
berpakaian serba putih itu tertawa lagi dengan suara yang nyaring sehingga tubuhnya sampai
tergoncang hebat.
Hati Ho Ho kembali jadi tergoncang keras, tetapi perasaan ngeri karena menduga orang itu
adalah setan penasaran berangsur-angsur jadi lenyap. Dia kaget sekali ketika mengetahui bahwa
orang yang menyamar menjadi setan itu ternyata adalah si iblis yang ditakuti sekali oleh orangorang sekitar daerah itu, yaitu Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin!
Diam-diam Ho Ho jadi menarik napas lega, karena sekarang dia telah mengetahui bahwa orang
yang berpakaian serba putih yang baru keluar dari liang kubur itu adalah si iblis Naga Besi.
Di saat itu, orang bertubuh cebol dengan kepala yang berukuran besar luar biasa tertawa juga
dengan suara yang nyaring.
?Hmmmm, Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin!" bentaknya dengan suara yang bengis. ?Hayo kita
segera mulai untuk main-main beberapa jurus!"
?Boleh! Boleh! Silahkan kau membuka serangan dulu!" tantang Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin
dengan suara yang nyaring, dia seperti juga hanya memandang sebelah mata kepada lawannya.
Orang yang bertubuh cebol itu mengeluarkan suara ejekan, dia telah melangkah maju dua tindak
mendekati Tiat-liong-kwie, sikapnya mengancam sekali.
Ho Ho mementangkan matanya lebar-lebar, dia melihat perkembangan yang terjadi
dihadapannya ini sangat menegangkan sekali.
Orang bertubuh cebol itu telah mencabut keluar senjatanya, ternyata seutas rantai besi yang
bergigi dikiri kanannya. Sikapnya tegang sekali, sepasang matanya terpentang lebar, dan
mulutnya agak tergetar, terlihat jelas sekali bahwa orang bertubuh cebol ini masih agak ngeri dan
jeri untuk membuka serangan kepada Tiat liong-kwie Tang Goan Lin itu.
Sedangkan si iblis Naga Besi itu berdiri tegak dengan sikap yang tenang luar biasa, dan seperti
juga dia meremehkan sekali manusia cebol yang berkepala besar itu, dan bajunya yang berwarna
putih dan kebesaran sekali, dipermainkan oleh angin sehingga berkibar-kibar dan tampaknya
mengerikan sekali.
Rupanya orang bertubuh cebol itu bisa menguasai goncangan hatinya yang menindih rasa
takutnya, dia berkata: ?Aku Su Mo Kie ingin meminta pengajaran beberapa jurus darimu!" dan
membarengi dengan perkataannya itu, dia melompat, sambil menerjang begitu, tangannya telah
bergerak, sehingga rantai besi yang bergigi pada kedua pinggirnya itu tampak menyambar cepat
sekali kearah Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin, seperti juga petir cepatnya.
Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin memperdengarkan suara tertawa dinginnya.
?Hmmm.kepandaian bangpak seperti ini ingin diperlihatkan dihadapanku !? ejek Tiat-liongkwie dengan suara yang dingin, dan membarengi dengan perkataannya itu, tahu-tahu dia
mendekap kedua telapak tangannya pada dadanya, sehingga bajunya yang kebesaran itu melilit
tubuhnya, dia berputar cepat sekali, sehingga debu-debu bertebaran, gerakannya yang cepat
bagaikan gasing itu membingungkan Su Mo Kie, manusia berkepala besar dan bertubuh cebol
itu. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang luar biasa kerasnya, tangan Tiat-liong-kwie bergerak
cepat sekali, tahu-tahu dia telah menyentil rantai besi yang bergigi tajam itu denganTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
173 mempergunakan jari telunjuknya, sehingga hampir saja rantai besi itu terlepas dari cekalan
tangan Su Mo Kie.
Untung saja kepandaian Su Mo Kie cukup tinggi, dan dia juga memang telah berlaku waspada,
sehingga biarpun dia merasakan telapak tangan yang mencekal ujung rantai itu pedih bukan
main, seperti juga kulit telapak tangannya itu telah pecah, toch rantai itu tidak terlepas dari
cekalannya.
Kekuatan sentilan jari telunjuk dari liat-liong-kwie telah mengejutkan Ho Ho yang menyaksikan
jalannya pertempuran tersebut, karena dengan hanya mempergunakan jari telunjuknya itu, yang
disentilkannya perlahan, si iblis hampir berhasil membikin rantai bergigi dari lawannya jadi
terpental kearah lain. Hal ini memperlihatkan betapa tingginya tenaga dalam dari si iblis.
Ho Ho baru menyadari, mengapa iblis ini jadi bisa menguasai daerah sekitar tempat tersebut,
tidak tahunya dia mempunyai kepandaian yang tinggi luar biasa dan merupakan seorang tokoh
di dalam rimba persilatan.
Dan yang membuat Ho Ho tidak mengerti hanyalah si iblis Naga Besi itu mengapa
menyembunyikan dirinya di kuburan di dalam hutan kecil itu ?
Tetapi Ho Ho tidak bisa berpikir lebih lama lagi, karena tampak Su Mo Kie telah melancarkan
serangannya lagi secara beruntun beberapa kali, rantainya itu berkelebat-kelebat dengan cepat
sekali.
Angin serangan dari rantai Su Mo Kie menyambar-nyambar berkesiuran, daun-daun kering dan
debu di sekitar mereka beterbangan oleh angin serangan rantai manusia cebol Su Mo Kie
tersebut.
Ho Ho melihat si iblis Naga Besi telah bergerak-gerak dengan cepat mengelakkan dan
mengegoskan setiap serangan dari Su Mo Kie. Iblis Naga Besi ini tidak mencabut senjatanya, dia
hanya bertangan kosong saja menghadapi Su Mo Kie.
Tubuh Tiat-liong-kwi Tang Goan Lin berputar-putar, melompat kesana kemari, gerakannya
seperti kelinci saja gesitnya, menerobos dibawah sambaran dari rantai besi bergigi senjata Su Mo
Kie. Tubuh si iblis Naga Besi itu seperti juga bayangan yang sukar diikuti oleh pandangan mata
manusia biasa. Mudah sekali dia mengelakkan setiap serangan yang dilancarkan oleh lawannya.
Melihat cara pertempuran itu dan jalannya pertandingan tersebut, segera juga Ho Ho bisa
melihat bahwa Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin mempunyai kepandaian yang jauh lebih tinggi
kalau dibandingkan dengan kepandaian yang dimiliki oleh Su Mo Kie, karena biarpun dia hanya
bertangan kosong, si iblis Naga Besi itu bisa menghadapi lawannya dengan leluasa, malah masih
bisa mengeluarkan kata-kata ejekan setiap kali lawannya melancarkan serangan-serangan kearah
dirinya.
Su Mo Kie ketika melihat setiap serangannya dapat dihindarkan oleh lawannya, jadi semakin
gugup, dia telah mengempos dan menambah semangatnya untuk melancarkan serangan yang
lebih gencar. Rantai besi bergigi itu menyambar-nyambar dengan kecepatan yang luar biasa
sekali, seperti juga tubuh Tiat-liong-kwie telah dikurung oleh sinar dari rantai besi bergigi itu.
Tetapi Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin memang lihay luar biasa, dia bisa menghadapinya
dengan gesit dan bertenaga sekali.
Malah setiap kali lawannya melancarkan serangan yang mematikan kearah dirinya, Tiat-liongkwie selalu memperdengarkan tertawa dinginnya, dan jari telunjuknya yang mengandung tenaga
maut yang sangat besar itu menyentil ke bagian-bagian jalan darah ditubuh Su Mo Kie.
Hal ini sering kali membuat Su Mo Kie jadi gugup, sebab kalau memang dia terlambat sedikitTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
174 saja mengelakkan sentilan jari telunjuk Tiat-liong-kwie yang mengandung tenaga dalam yang
luar biasa besarnya itu, berarti dirinya akan menghadapi kematian, maka dari itu, dengan matimatian Su Mo Kie terus memberikan perlawanan dan penyerangan yang nekad.
Mereka bertempur jadi semakin hebat lagi.
Ho Ho melihat pertempuran itu akan berlangsung cukup lama, karena diantara kedua orang itu
belum tampak siapa yang akan kalah.
Biarpun Su Mo Kie tampak terdesak hebat, namun dia tetap masih bisa melancarkan seranganserangan yang hebat dan mengandung tenaga maut yang bisa mematikan kalau saja serangannya
itu berhasil menemui sasarannya. Sedangkan Tiat-liong-kwie seperti juga memang sengaja ingin
mengulur waktu karena dia tidak segera turun tangan keras terhadap Su Mo Kie, dia hanya
mengegoskan dan mengelakkan saja setiap serangan yang dilancarkan oleh Su Mo Kie sambil
sebentar-sebentar memperdengarkan suara tertawa gelak-gelak mengandung ejekan yang sangat.
Dasar Ho Ho memang masih berusia sangat muda sekali, baru sekitar sepuluh tahun, maka dari
itu, sifat kekanak-kanakannya jadi muncul setelah mengetahui bahwa Tiat-liong-kwie tadi baru
saja keluar dari dalam kuburan itu. Ho Ho jadi ingin mengetahui, sebetulnya ada apakah
didalam kuburan itu si bocah jadi bermaksud untuk menyelinap masuk kedalam kuburan
tersebut.
Ho Ho mengawasi dulu sekitar tempat itu, hutan kecil ini ternyata dipenuhi oleh tumbuhtumbuhan semak belukar yang rimbun sekali.
Hati Ho Ho jadi girang, dia segera merangkak mendekati kuburan itu. Dengan hati-hati sekali si
bocah merangkak karena sedikit saja dia menimbulkan suara pasti akan menimbulkan
kecurigaan dari Tiat-liong kwie dan Su Mo Kie.
Karena tubuhnya terhalang oleh semak belukar yang lebat itu, dengan sendirinya si bocah jadi
bisa merangkak tanpa dilihat oleh kedua orang yang sedang bertempur itu, tubuh Ho Ho yang
kecil kurus itu terlindung oleh semak belukar tersebut.
Akhirnya Ho Ho berhasil mendekati kuburan itu, dia sampai didepan kuburan tersebut tanpa
berani berkutik sedikit pun. Perasaan ngeri kembali menguasai jiwa si bocah.
Diperhatikannya sekitar pekuburan tersebut, dia melihat kuburan ini dibangun dengan kokoh
sekali, dari bahan marmer hitam, tampaknya mewah sekali.
Ho Ho bingung juga, dia melihat batu nisan yang menghubungi liang kuburan itu telah tertutup
tiga perempat bagian, si bocah mengawasi dari balik semak belukar, dia memperhatikan liang
yang masih belum tertutup.
Liang yang masih ada kurang lebih sebesar setengah tombak tingginya dan seperempat tombak
lebarnya. Si bocah mempertimbangkan, apakah tubuhnya bisa menyelinap masuk atau tidak
muat. Karena sekali dia merangkak keluar dari semak belukar mendekati nisan itu, dia harus
bergerak cepat, sedikit terlambat dan kalau sampai terlihat oleh Tiat-liong kwie, pasti urusan bisa
jadi runyam.
Tetapi akhirnya si bocah jadi nekad, desakan rasa ingin tahu akan isi kuburan itu yang bergolak
didalam hatinya begitu hebat, membuat si bocah sudah tidak memperdulikan bahaya yang bisa
dihadapinya kalau sampai iblis Naga Besi itu melihat dirinya.
Cepat luar biasa Ho Ho mencelat dan memasukkan kepalanya kedalam lobang itu, dan dia
berhasil, kepalanya itu telah bisa menerobos masuk! Dengan dapat masuknya kepala Ho Ho,
berarti tubuhnya juga akan bisa masuk kedalam liang itu! Cepat-cepat Ho Ho menggeliat-geliat
dan tubuhnya menerobos masuk kedalam liang kuburan itu.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
175 Ketika sudah berada didalam kuburan tersebut, Ho Ho melihat sekitar ruangan dalam kuburan
tersebut gelap gulita, juga suasananya menyeramkan sekali. Si bocah kala itu tengah berdiri
diundakan anak tangga yang menurun kebawah. Bayangan akan setan kuburan kembali
membayang di matanya.
Namun disebabkan perasaan ingin tahunya itu, maka si bocah dengan nekad lalu menuruni
undakan anak tangga itu.
Keadaan didalam kuburan tersebut tidak segelap ruangan pertama, undakan anak tangga itu
tampak menurun terus membawa Ho Ho ke sebuah ruangan dibawah tanah yang lebar dan
besar sekali, didalamnya terdapat banyak sekali barang-barang perhiasan, dan diatas meja yang
berukiran indah itu, tampak tumpukan uang yang banyak sekali, terdiri dari pecahan perak dan
uang Goanpo, uang emas.
Ho Ho berdiri bengong melihat banyaknya barang-barang perhiasan milik si iblis Naga Besi itu,
karena sedikitpun Ho Ho tidak pernah menyangka bahwa sebuah kuburan yang dibangun oleh si
iblis hanya untuk digunakan sebagai tempat menyimpan hartanya belaka.
Ho Ho tidak berpikir lebih lama lagi karena dia teringat kepada petani tua she San yang
keluarganya hidup dalam keadaan kekurangan, dan petani she San yang baik itu tentu
membutuhkan uang. Maka cepat sekali Ho Ho mengambil enam buah Goanpo yang besar, serta
empat raupan pecahan perak yang terdiri dari ribuan tail lalu dia meninggalkan ruangan itu
untuk kembali keluar dari kuburan itu.
Tetapi ketika Ho Ho mengeluarkan kepalanya dari liang kuburan itu, dia mendengar suara
tertawa gelak-gelak dari Tiat-liong kwie yang keras luar biasa, sehingga si bocah jadi merandek,
tidak merangkak terus keluar, dia memasang mata dengan penuh kewaspadaan, sebab si bocah
jeri kalau-kalau nanti si iblis telah melihat dirinya memasuki kuburan itu dan menantikan dia
dipintu kuburan itu.
Tetapi setelah Ho Ho memperhatikan dengan penuh kewaspadaan, dia melihat Tiat-liong-kwie
Tang Goan Lin masih tetap terpisah didalam jarak yang cukup jauh dari kuburan itu, cuma saja
dia tengah tertawa bergelak-gelak, karena dia telah bisa merampas rantai besi bergigi lawannya,
sedangkan Su Mo Kie tengah menggeletak duduk ditanah dengan muka yang pucat.
Hati Ho Ho jadi terkejut juga. Kalau dilihat keadaannya, Su Mo Kie bukanlah orang yang jahat,
apa lagi keadaannya yang tidak wajar itu, memperlihatkan bahwa si manusia cebol ini
mempunyai perasaan yang halus.
Melihat jiwa Su Mo Kie terancam bahaya kematian ditangan Tiat-liong-kwie, diam-diam hati
Ho Ho jadi tegang sendirinya.
Dilihatnya Tiat-liong-kwie berdiri tegak, dilihatnya Su Mo Kie yang terduduk diam, hanya mata
dari manusia cebol itu yang mendelik lebar sekali melotot kepada Tiat-liong-kwie Tang Goan
Lin dengan penuh kemurkaan.
?Hahahahahaha.sudah kukatakan, hari ini merupakan hari kematianmu !!" kata Tiat-liongkwie Tang Goan Lin dengan suara yang bengis. ?Kau adalah manusia yang paling bodoh dan
dungu didalam dunia ini, karena aku telah memberikan kau jalan ke sorga, tetapi kau malah
memilih jalan ke neraka! Baik! Baik! Karena ini memang kau yang menginginkan sendiri,
hmmmmm, aku akan meluluskan permintaanmu agar didalam dunia ini tidak ada manusia yang
bernama Su Mo Kie lagi!"
Dan setelah berkata dengan suara yang menyeramkan begitu, Tiat-liong kwie mencelat sambil
mengeluarkan seruan yang bengis, tangannya digerakkan kearah bawah untuk melancarkan
serangan yang menentukan, karena serangannya kali ini mengandung tenaga yang kuat luar
biasa.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
176 Su Mo Kie masih terduduk diam di tanah, dia telah kehabisan tenaga. Tidak mungkin dia bisa
mengelakkan atau menangkis serangan si iblis Naga Besi. sebab percuma saja menangkis, karena
tenaganya seperti telah meninggalkan tubuhnya.
Keadaan Su Mo Kie benar-benar terancam kematian ditangan si iblis, dan dia hanya pasrah
menyerah begitu saja dengan memejamkan matanya rapat-rapat.
Tangan Tiat-liong-kwie yang mengandung tenaga lweekang meluncur dengan kuat dan cepat
sekali ke batok kepala Su Mo Kie.
Namun, disaat keadaan yang sangat membahayakan jiwa Su Mo Kie, tiba-tiba sekali berkelebat
sesosok bayangan kecil yang mengeluarkan teriakan yang nyaring sekali.
?Tunggu dulu.!" bentak bayangan kecil itu dengan suara yang keras sekali. Dan membarengi
dengan suara bentakannya itu, tubuhnya juga sampai disamping Su Mo Kie, dengan cepat
bayangan itu mengulur tangannya, dia telah menangkis tangan dan serangan Tiat-liong-kwie.
?Bukkk !" terdengar suara benturan yang keras sekali. Disusul juga oleh suara seruan tertahan
'Ihh' dan Tiat-liong-kwie, tampak tubuhnya terpental, berpoksay ditengah udara, dan dengan
mempergunakan ginkangnya yang telah sempurna, Tiat liong-kwie turun ditanah tanpa
kekurangan sesuatu. Namun dia murka bukan main, sepasang matanya terpentang lebar-lebar
mendelik kearah orang yang baru datang menolongi jiwa Su Mo Kie.
Tetapi begitu dia melihat orang itu, begitu dia mengeluarkan seruan karet dan heran sekali, dia
seperti tidak mau mempercayai pandangan matanya, karena orang yang telah menolongi Su Mo
Kie itu ternyata hanya seorang bocah yang baru berusia diantara sepuluh tahun, tubuhnya kurus
tinggi.
Ternyata orang yang telah menolongi Su Mo Kie itu tidak lain dari Ho Ho, dia melihat jiwa Su
Mo Kie terancam bahaya kematian, maka dari itu, tanpa berpikir panjang lagi, dia telah
melompat menerjang dan menangkis serangan Tiat-liong-kwie dengan mempergunakan tangan
kanannya, sedangkan tenaga lweekangnya telah disalurkan pada tangan kanannya itu. Tetapi
kesudahannya membuat si bocah jadi kaget bukan main, waktu tenaga mereka saling bentur,
biarpun dia berhasil membuat tubuh si iblis terpental dan berhasil menyelamatkan jiwa Su Mo
Kie, namun Ho Ho juga merasakan pergelangan tangannya sakit sekali akibat terbentur dengan
tangan Tiat-liong-kwie, seperti juga tulang tangannya itu mau patah dan hancur remuk. Namun
Ho Ho tidak mau memperlihatkan kelemahan dirinya, dia menahan rasa sakit itu, dan tidak
memperlihatkan pada wajahnya, malah sengaja tersenyum dengan sikap yang tenang sekali.
Su Mo Kie sendiri tadinya menduga bahwa dirinya akan terbinasa ditangan Tiat-liong-kwie
Tang Goan Lin, disebabkan tenaganya sudah habis dan dia sudah tidak mempunyai kekuatan
untuk terus memberikan perlawanan, akhirnya dia hanya pasrah saja membiarkan dirinya akan
dihajar mati oleh si iblis Naga Besi itu.
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namun dia hanya mendengar suara 'Bukkkkkk!' yang nyaring dan disusul oleh suara seruan
tertahan dari si iblis, sedangkan dirinya tetap tidak terserang atau terbunuh mati, dia jadi heran
sekali. Perlahan-lahan dibukanya kelopak matanya, maka dia melihat bahwa disampingnya telah
berdiri seorang bocah berusia sepuluh tahun, sedang tersenyum tenang menghadapi Tiat-liongkwie Tang Goan Lin.
Sebagai seorang yang cerdas, manusia cebol Su Mo Kie segera mengetahui bahwa si-bocah
itulah yang telah menolongi jiwanya dari tangan mautnya si Iblis Naga Besi Tang Goan Lin itu.
Namun yang membuat Su Mo Kie jadi memandang heran dan seperti tidak mau mempercayai
apa yang telah dilihatnya adalah usia tuan penolongnya itu yang berkisar diantara sepuluh
tahun. Hal ini menyebabkan Su Mo Kie jadi memandang bengong kepada si bocah.
Ho Ho mengangguk perlahan sambil tersenyum kepada Su Mo Kie, lalu menghadapi Tiat liong-TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
177 kwie Tang Goan Lin dengan bibir tetap tersenyum manis.
?Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin !" bentak Ho Ho sambil tetap tersenyum, suaranya halus,
biarpun dia membentak begitu. ?Kau ternyata seorang iblis yang telah banyak sekali melakukan
kejahatan melampaui takaran.maka dari itu, hari ini aku ingin mencoba-coba sampai dimana
kepandaianmu sehingga kau melakukan kejahatan yang busuk sekali main bunuh setiap orangorang yang melalui tempat ini, biarpun orang itu tidak mengganggu dirimu dan juga tidak
pernah mempunyai kesalahan apa-apa terhadap kau! Dan aku juga telah dapat menerka, bahwa
kau melakukan pembunuhan itu, juga untuk sekalian menguras isi kantong dari korbankorbanmu itu, bukan?"
Muka Tiat-liong-kwie jadi berubah merah padam, dia gusar dan heran sekali.
?Siapa kau, bocah ?!" bentaknya dengan suara yang bengis. ?Kau telah mengetahui apa adanya
aku ini, mengapa kau masih tidak menyayangi jiwamu untuk berurusan denganku ?"
Ho Ho mendengarkan suara tertawa yang nyaring dan bening sekali, sikap si bocah tenang luar
biasa, dia tidak memperlihatkan perasaan takut sedikitpun pada wajahnya.
?Hmmm.mengapa aku harus takut kepadamu, Tiat-liong-kwie?" tanya Ho Ho dengan sabar.
?Aku tidak pernah bersalah padamu, aku tidak pernah berhutang apa-apa pada kau, dan aku
juga tidak pernah menjelekkan namamu? Aku datang kemari untuk membela kebenaran, dan
membasmi kau si jahat busuk, mengapa harus jeri ?" dan setelah berkata begitu, sengaja Ho Ho
memperdengarkan suara tertawanya yang panjang lagi.
Muka Tiat- liong-kwie Tang Goan Lin jadi berubah hebat, tubuhnya agak tergetar. Dia tidak
percaya bahwa seorang bocah sebesar Ho Ho bisa mempunyai kepandaian yang tinggi dan
tenaga lweekang yang sempurna. Tadi dia bisa membuat diri Tiat-liong-kwie terpental begitu, si
iblis hanya menganggap bahwa itu mungkin juga secara kebetulan saja, sebab si iblis sedang
lengah. Maka dari itu, disebabkan hawa murkanya yang bukan main, Tiat-liong-kwie tertawa
gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan sekali.
?Bagus! Bagus! Kau memang seorang bocah yang cukup berani! Tetapi hari ini karena kau
berani mencampuri urusanku, tanpa mengenal mampus kau berani berurusan denganku,
hmmm, aku akan mencabut tulangmu itu satu persatu dan mencincang dagingmu untuk
dijadikan makanan burung.Hahahahaha.!" dan belum lagi suara tertawa murkanya si iblis
itu terhenti, tubuh Tiat-liong-kwie telah mencelat gesit sekali melompat kearah Ho Ho,
tangannya digerakkan untuk melancarkan serangannya terhadap diri Ho Ho.
Tadi si bocah sudah merasakan betapa kuatnya tenaga lweekang si iblis, maka dari itu Ho Ho
juga tidak berani memandang remeh, sejak tadi dia telah bersiap-siap untuk selalu waspada.
Selama si iblis berkata-kata Ho Ho telah berpikir-pikir dengan cara bagaimana menghadapi iblis
yang kosen ini, karena biarpun Ho Ho telah mempelajari ilmu yang hebat dari kitab Tjing Yang
Pitkip dan menerima warisan kepandaian dari Mo Tjauw Su, seorang tokoh rimba persilatan,
namun Ho Ho kurang pengalaman dan juga dia masih kurang latihan untuk dapat lebih menguasai ilmu silat yang dimilikinya.
Maka dari itu, waktu si iblis menerjang kearahnya sambil melancarkan serangannya yang luar
biasa hebatnya, sebab pukulannya belum sampai tetapi angin serangannya sudah menerjang
lebih dulu. Ho Ho tidak berani untuk menyambuti begitu saja. Cepat luar biasa tubuhnya
melompat kebelakang untuk menjauhi, sementara iblis itu sedang kalap.
Su Mo Kie yang kala itu telah berdiri dipinggiran jadi menguatirkan keselamatan jiwa Ho Ho, si
bocah yang masih kecil itu.
?Hati-hati Siauw Enghiong (pendekar kecil) !" dia memperingatkan sambil mementangkan
matanya lebar-lebar untuk mengawasi, kalau-kalau nanti disuatu saat Ho Ho terancam jiwanyaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
178 dan dia bisa menolongi.
?Terima kasih Locianpwee !" seru Ho Ho. ?Jangan kuatiraku tidak akan dapat dirubuhkan
oleh iblis busuk seperti dia ini."
Tiat-liong-kwie jadi tambah murka dengan melompatnya si bocah ke belakang, karena
serangannya jadi jatuh ditempat kosong.
Tiat-liong-kwie sampai berjingkrak saking murkanya.
?Bangsat !" bentaknya dengan suara yang mengguntur. ?Akan kurobek-robek tubuhmu!!? Dan
sambil membentak begitu, dengan kalap si iblis Naga Besi Tang Goan Lin yang berpakaian serba
putih seperti setan penasaran itu, mencelat kearah Ho Ho dengan gerakan yang luar biasa
cepatnya, tubuhnya seperti melayang ditengah udara, kedua tangannya diulurkan secara
berbareng, dia melancarkan serangan kearah dada dan perut Ho Ho, yang ingin dicengkeramnya
dengan keras, agar si bocah menemui kematiannya di saat itu.
Tetapi kali ini Ho Ho tidak melompat mundur, dia memang telah menjadi nekad untuk
menghadapi Tiat-liong-kwie dengan kekerasan.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang nyaring, Ho Ho cepat-cepat menyalurkan tenaga
dalamnya kepada kedua kakinya, sehingga si bocah seperti arhad (patung Budha) yang berdiri
tegak, bagaikan tegaknya gunung Thian-san yang tidak akan roboh terkena gempuran apapun
juga. Sedangkan sepasang tangannya teiah disilangkan didepan dadanya, dia berdiri tegak
menantikan tibanya serangan dari si iblis.
Waktu serangan iblis Tiat-liong-kwie hanya terpisah kurang lebih lima dim, dimana angin
serangannya telah menekan dan merangsek dada Ho Ho, sehingga si bocah merasakan napasnya
agak sesak, barulah Ho Ho menggerakkan tangannya, dia mementangkan kedua tangannya itu
sambil mengeluarkan seruan yang mengguntur, lalu dengan cepat sekali, kakinya telah menjejak
tanah, sehingga tubuhnya jadi mencelat ke atas dengan cepat sekali.
Gerakan yang dilakukan oleh Ho Ho merupakan suatu gerakan yang sangat berani sekali. Dia
tengah diserang bagian dada dan perutnya oleh lawannya, dia malah telah melompat keatas, dan
ini bisa membahayakan benar jiwanya!
Namun kesudahannya benar-benar luar biasa!
Tiat-liong-kwie sendiri tidak pernah menduganya bahwa hari ini dia akan mengalami peristiwa
yang aneh luar biasa, karena dikala tubuh Ho Ho tengah melompat keatas begitu, tampak
kakinya yang kiri ditekuk dan dari dadanya itu seperti juga tersembur tenaga yang melapisi
tubuhnya sehingga waktu telapak tangan Tiat-liong-kwie hampir mengenai dada dan perut si
bocah, tangan Tiat liong-kwie tidak berhasil mengenai tubuh si bocah, terpisah dua dim lebih,
seperti juga tangan Tiat-liong-kwie mencengkeram lapisan kaca yang tidak tampak.
Dan sedang si iblis terkejut, tahu-tahu Ho Ho sudah bergerak lagi untuk tidak membuang-buang
kesempatan tangannya bergerak menabas kearah batok kepala dari iblis tersebut.
?Takkkk!" batok kepala Tiat-liong-kwie telah kena dihajarnya telak sekali, sehingga tubuh si iblis
terpental dan jatuh diatas tanah dengan keras, terbanting gedebukan menyebabkan kepala Tiat
liong kwie jadi pening sekali, pada pandangan matanya seperti juga tampak bintang-bintang
yang bermain dengan ramainya dan memusingkan benar. Si iblis sampai mengeluarkan seruan
kaget dan kesakitan, tetapi dengan cepat dia telah melompat berdiri, memandang bengong
kepada Ho Ho yang kala itu telah berdiri lagi ditempatnya.
?Kau.kau telah mempergunakan ilmu siluman!" kata Tiat-liong-kwie dengan geram. Mukanya
pucat pasi mengalami kejadian yang benar-benar aneh dan tidak habis dimengerti olehnya.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
179 Ho Ho berdiri tenang, bibirnya juga tersenyum manis sekali.
?Ilmu siluman? Untuk apa aku mempergunakan ilmu siluman?! Aku masih mau berlaku kasihan
kepadamu, coba kalau saja tadi aku menambah tenaga pukulanku, bukankah berarti kau akan
binasa disaat itu juga?" kata Ho Ho dengan suara mengejek.
Su Mo Kie yang berdiri disamping, jadi girang bercampur heran sekali melihat hebatnya sibocah yang telah bisa merubuhkan Tiat-liong-kwie hanya didalam satu jurus saja!
Tidak hentinya Su Mo Kie berteriak-teriak, memuji dengan rasa kagum.
Sedangkan Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin tampak gemetaran tubuhnya.
?Sebutkan namamu!" bentaknya. ?Dan siapa gurumu?"
?Hmmm untuk mendengar namaku, memang aku tidak keberatan! Aku she Siangkoan dan
bernama tunggal Ho ! Ingat bukan?! Siangkoan Ho ! Nanti kau boleh mencariku untuk
melakukan pembalasan guna melampiaskan penasaran hatimu! Tetapi kalau kau mau
mendengarkan nama besar guruku, manusia seperti kau tidak pantas, maka menyesal sekali aku
tidak bisa menyebut nama guruku itu!"
Tubuh Tang Goan Lin jadi gemetaran tambah keras, dia murka bukan main. Namun dia juga
jeri untuk menempur si bocah yang luar biasa ini, karena begitu dia menyerang lagi, pasti si
bocah tidak akan berlaku murah hati lagi dan berarti kemungkinan saja dia bisa dilukai oleh si
bocah ! Tadi saja si bocah tampaknya begitu tenang dan bergerak dengan gerakan yang
seenaknya saja, namun sudah berhasil untuk merubuhkan dirinya dan juga telah berhasil
menghajar batok kepalanya.
?Bagus! Lima tahun lagi aku Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin pasti akan mencarimu, bocah!?
kata si iblis dengan suara yang menyeramkan. ?Aku minta pengajaranmu lagi untuk
memperhitungkan semua ini!"
?Hmmmdisetiap saat aku selalu bersedia menerima kedatanganmu untuk mencariku!" kata
Ho Ho dengan tawar. ?Kalau memang kau merasa telah berlatih hingga cukup hebat, kau boleh
mencariku ! Tetapi ingat, selama lima tahun ini kau tidak boleh melakukan sebuah pekerjaan
jahat yang bagaimanapun, tidak boleh mencelakai jiwa manusia, karena begitu aku mendengar
kau masih tetap melakukan kejahatanmu, hmmm, hanya dengan 'tes-tes?, sekali aku
menggerakkan kedua tanganku, batok kepalamu itu akan kutarik terpisah dari batang lehermu !
Sekarang pergilah kau, angkut barang-barangmu dan menggelinding dari daerah ini !?
Muka Tiat-liong-kwie jadi berubah merah padam, tetapi dia sudah tidak mempunyai keberanian
untuk berkeras melawan bocah aneh itu lagi.
Setelah mendelik kearah Ho Ho dan melotot kepada Su Mo Kie dengan penuh kemarahan, lalu
dia memutar tubuhnya menghampiri kuburannya.
Ho Ho tidak meladeni iblis itu lagi, si bocah menghampiri Su Mo Kie yang kala itu tengah
berdiri bengong memandang Ho Ho dengan perasaan kagum yang meluap-luap didalam
hatinya.
?Akh.kau hebat sekali Siauwhiap (pendekar muda)Kau luar biasa sekali ! Benar-benar
seumur hidupku baru kali ini aku bisa menyaksikan kepandaian yang luar biasa itu ! Benar-benar
nasibku hati ini beruntung sekali !?
?Jangan Locianpwe berkata begitu," kata Ho Ho dengan cepat. ?Tadi hanya kebetulan saja
Boanpwe (aku yang muda angkatannya) bisa merubuhkan iblis itu! Hmmm.sebetulnya ada
urusan apakah antara Locianpwe dengan iblis itu sehingga bisa bentrok begitu?"TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
180 Muka Su Mo Kie jadi berubah seketika itu juga, tetapi dia kemudian tertawa.
?Siauw-hiap.urusan itu lebih baik kita bicarakan nanti saja. Sekarang yang terpenting aku
harus menghaturkan banyak-banyak terima kasih kepada Siauwhiap, karena Siauwhiap
merupakan tuan penolong dan In-jin (penolong) dari jiwa tuakukalau tidak ada In-jin, tentu
aku sekarang ini telah menggeletak tidak bernapas lagi dibinasakan oleh iblis busuk itu!
Terimalah penghormatanku ini In-kong !!?
Setelah berkata begitu, orang tua bertubuh cebol itu merangkapkan tangannya, dia
membungkukkan tubuhnya menjuga kepada Ho Ho tiga kali, sehingga membuat Ho Ho jadi
sibuk menerima penghormatan orang tua bertubuh cebol itu. Cepat-cepat Ho Ho menyingkir ke
samping tidak mau menerima penghormatan orang bertubuh cebol Su Mo Kie ini.
?Jangan Lopeh berbuat begitu.!? Kata Ho Ho cepat. ?Apa yang tadi telah kulakukan itu
hanyalah untuk membela pihak yang benar.maka dari itu, karena boanpwe memang telah
mendengar kejahatan yang banyak dilakukan oleh iblis Tiat-liong-kwie itu, dengan sendirinya
boanpwe menduga bahwa Locianpwe adalah orang baik-baik, sehingga bisa bentrok dengan iblis
tersebut ! sudahlah Locianpwe, tidak usah Locianpwe terlalu sungkan !?
Orang tua bertubuh cebol Su Mo Kie jadi menghela napas.
?Hebat sekali kau Siauw-hiap !? dia memuji lagi. ?Usiamu masih muda sekali, belum dewasa,
tetapi kau sudah memiliki kepandaian yang begitu hebat dan benar-benar mengagumkan sekali !
lagi pula yang hebat kau seorang yang ramah dan mengenal adat kesopanan. Benar-benar aku
salut kepadamu Siauw-hiap! Aku benar-benar menghormati sekali!?
?Locianpwee terlalu memuji !? kata Ho Ho cepat. Dan dia juga telah mengeluarkan kata-kata
merendah dikala si orang tua cebol Su Mo Kie masih saja memuji dirinya terus menerus tidak
hentinya.
?Mengenai permusuhan antara diriku dengan iblis jahat Tang Goan Lin itu akan kuceritakan
kepada Siauw-hiap sejelas-jelasnya, tetapi karena kalau diceritakan urusan ini agak panjang,
mari kita mencari tempat yang baik untuk bercakap-cakap.? Kata Su Mo Kie.
Ho Ho menyetujui, mereka keluar dari hutan kecil itu, lalu duduk di tepi jalanan pada sebuah
batu yang agak besar. Ho Ho ingin sekali mendengarkan ceritera si kakek tua cebol yang aneh
keadaannya itu mengenai permusuhan dengan Iblis Naga Besi itu.
?Sebetulnya Siauw-hiap.? Kakek tua cebol Su Mo Kie memulai ceritanya.
?Permusuhan antara diriku dengan iblis terkutuk itu dimulai dengan kematian isteriku ditangan
Tiat-liong-kwie. Istriku kebetulan hari itu melewati jalan ini dan dengan tidak terduga muncul si
iblis itu. Karena dia seorang wanita yang lemah, yang tidak gemar ilmu silat, dan lagi pula dia
saat itu hanya seorang diri, isteriku jadi ketakutan sekali. Apa lagi si iblis bermaksud mau
memperkosanya, membuat dia tambah ketakutan. Sedangkan Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin
telah mendesak terus agar isteriku itu mau menuruti keinginannya, dia memaksa dan menawan
isteriku. Tetapi isteriku seorang wanita yang berhati lurus dan bersih, dia tidak mau kesuciannya
dirusak di tangan si iblis, dia melakukan perlawanan terus, biarpun sampai mati, dia tidak mau
kalau kesucian dirinya dicemarkan oleh iblis itu. Sampai dikala Tiat-liong-kwie itu memaksa
terus, isteriku telah mencakar dan menggigitnya sekeras-kerasnya, sehingga si iblis itu kewalahan
bercampur murka. Sampai satu kali, mungkin juga dia jengkel maksud busuknya itu tidak
tercapai, isteriku dihajarnya, dipukulnya sampai kepalanya pecahuntung saja saat itu aku
muncul, dan menyaksikan sendiri apa yang dilakukan oleh si iblis itu. Aku marah luar biasa, aku
menerjangnya dengan maksud mengadu jiwa dengannya. Namun kepandaianku tidak setinggi
kepandaian yang dimiliki oleh Tiat-liong-kwie, dengan sendirinya aku telah kena dirubuhkannya
hanya didalam tiga jurus, dan disaat tubuhku terbanting keras ditanah, dia melarikan diri.
Sebetulnya aku mau mengejarnya dengan nekad. Namun tiba-tiba aku mendengar suara eranganTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
181 isteriku, dan aku jadi membatalkan maksudku itu. Ternyata isteriku belum binasa, hanya
napasnya sudah satu-satu.dia menceritakan segala apa yang telah dilakukan si iblis itu
terhadap dirinya dan meminta agar aku mau membalaskan sakit hati dan penasarannya itu!!
Hmmm.waktu itu aku sebagai seorang lelaki, mengucurkan air mata dihadapan isteriku yang
telah gawat sekali keadaannya, aku bersumpah kepada langit dan bumi, bahwa aku biar
bagaimana akan membalaskan sakit hati yang luar biasa ini! Isteriku setelah mendengar
sumpahku itu, dia menghembuskan napasnya untuk selama-lamanya. Setelah membawa mayat
isteriku pulang ke rumah dan mengurus pemakamannya, aku lalu mencari si iblis itu disekitar
tempat ini, namun tetap saja tidak bisa menemuinya. Aku hanya bisa menemui kuburan tempat
dia bersembunyi itu."
?Tadinya aku tidak menaruh kecurigaan apa-apa terhadap kuburan tersebut, aku mencarinya
terus. Namun tetap saja aku tidak bisa menemuinya biarpun sudah berkelana didalam rimba
persilatan. Terakhir sekali, dua bulan yang lalu aku mendengar bahwa didaerah ini telah
muncul seorang iblis yang menakutkan sekali, yaitu Tiat liong-kwie Tang Goan Lin, maka aku
mencurigai bahwa iblis ini pasti pembunuh isteriku ! Maka aku segera menuju kemari. Dan
dugaanku itu ternyata memang benar, Tiat-liong-kwie memang pembunuh isteriku. Tadi aku
telah bersembunyi sejak sore hari dan telah melihat kedatanganmu Siauw-hiap.tetapi
disebabkan aku takut kalau-kalau kedatanganku ini diketahui oleh si iblis itu, aku tidak menegur
dirimu, aku mendekam bersembunyi terus di situ, tetapi siapa tahu, si iblis itu cukup tajam
pendengarannya, karena dia rupanya sudah mengetahui kedatanganku, dia keluar dari tempat
persembunyiannya itu.Dan kejadian selanjutnya kau telah menyaksikannya sendiri, Siauwhiap." setelah bercerita begitu, Su Mo Kie menghela napas dengan muka berduka, karena dia
jadi teringat kepada mendiang isterinya yang telah terbunuh di tangan si iblis Tiat-liong-kwie
Tang Goan Lin itu.
oOo HO HO menghela napas karena dia merasa terharu mendengar penderitaan orang tua bertubuh
cebol ini.
?Danbiarpun kali ini aku gagal untuk membunuh Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin, namun
nanti setelah aku dapat melatih diri lebih maju dan aku sudah mempunyai kepandaian yang
tinggi, aku akan mencarinya lagi untuk menuntut balas atas kematian isteriku itu !? kata Su Mo
Kie lagi dengan suara mengandung dendam yang bukan main terhadap Tiat liong-kwie Tang
Goan Lin. Suaranya juga agak tergetar.
?Benar locianpwee,? kata Ho Ho sambil menganggukkan kepalanya. ?Memang lebih bagus
mengalah untuk menang, Locianpwe bisa melatih diri lebih tekun lagi, sampai akhirnya nanti
dengan mempergunakan tangan Locianpwee sendiri untuk membinasakan musuh besar
Locianpwe itu, yaitu si iblis Naga Besi itu.?
Orang tua she Su tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya.
?Tepat sekali perkataan Siangkoan Siauwhiap !" kata orang tua bertubuh cebol ini. ?Kalau hari
ini aku memaksakan diriku untuk menempur iblis itu lagi, pasti aku hanya akan kena
dicelakakan oleh dia dan berarti dendamku selamanya tidak akan terbalas! Hmmm, empat atau
lima tahun lagi aku akan mencari si iblis ini !"
Ho Ho memandang sekitar tempat itu, hari telah mulai terang tanah, maka dari itu, cepat-cepat
dia merangkapkan tangannya memberi hormat kepada Su Mo Kie.
?Maafkan Boanpwe tidak bisa menemani Locianpwe lebih lama lagi, karena masih ada urusan
yang harus Boanpwe selesaikan! Nanti kalau memang kita mempunyai waktu lagi, tentu kita
akan bercakap-cakap lebih lama, Locianpwe!" kata si bocah.
Su Mo Kie juga cepat-cepat membalas penghormatan si bocah. Dilihatnya Ho Ho mencelatTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
182 pergi dengan gesit luar biasa. Orang tua ini jadi menghela napas kagum sekali terhadap Ho Ho,
biarpun usianya masih kecil, namun kepandaiannya hebat luar biasa dan hampir tidak masuk
dalam akal Su Mo Kie. Cuma saja tadi dia telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri,
betapa Ho Ho telah merubuhkan Tiat-liong-kwie Tang Goan Lin dengan mudah dan juga
melihat betapa kepandaian yang dipergunakan oleh Ho Ho juga merupakan kepandaian yang
tinggi sekali, sukar diketahui dari golongan mana.
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sedangkan Ho Ho telah berlari-lari cepat sekali pulang ke rumah petani tua she San yang baik
hati itu.
Ketika dia sampai dimuka rumah San Lang Sie, dilihatnya masih sunyi dan mereka sekeluarga
belum ada yang terbangun dipagi hari itu.
Cepat-cepat Ho Ho masuk kedalam kamarnya lagi, dia menutup daun jendela kamarnya lalu
merebahkan tubuhnya dipembaringan untuk tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya Ho Ho terbangun dari tidurnya menjelang siang hari.
Si bocah jadi malu dengan sendirinya kepada petani tua she San yang baik hati itu, dan
keluarganya, karena tentunya mereka akan menduga bahwa dia seorang bocah pemalas yang
tidur sampai hari begitu siang.
Setelah cuci muka, Ho Ho menemui San Lang Sie. Dia menyerahkan sejumlah uang yang
banyak sekali kepada petani tua itu. Sedangkan untuk dirinya disisakan satu buah goanpo emas
dan perak-perak hancuran. Lima buah goanpo emas lainnya dan beberapa ribu tail perak,
semuanya telah diserahkan kepada San Lang Sie.
Petani tua itu sampai bengong memandang uang yang begitu banyak.
?Lohulohu mana berani menerima harta yang demikian banyak, Ho-jie,? kata orang tua itu
dengan suara tergetar.
?Ambillah oleh Lopeh, mungkin uang ini bisa digunakan oleh Lopeh untuk berdagang!" kata
Ho Ho sambil tersenyum.
?Aku tidak bisa membalas budi kebaikan Lopeh yang telah menerima aku untuk bermalam di
rumahmu dan dilayani demikian baiknya. aku hanya bisa mengucapkan terima kasih saja."
Petani tua itu jadi girang sekali, begitu juga keluarganya, mereka berulang-kali telah
mengucapkan terima kasih kepada Ho Ho.
Setelah bercakap-cakap sesaat lagi, Ho Ho lalu pamitan. Dia ingin melanjutkan perjalanannya.
Petani tua itu dan keluarganya melepaskan kepergian Ho Ho dengan berat. Mereka memaksa
agar Ho Ho mau berdiam satu dua lagi dirumah mereka. Tapi Ho Ho mengatakan bahwa dia
masih mempunyai urusan yang penting yang harus diselesaikannya. ?Nanti kalau kebetulan aku
lewat didaerah ini, pasti aku akan mampir, Lopeh, untuk menengoki kesehatan kalian!" kata Ho
Ho. Melihat Ho Ho sudah tidak bisa dibujuk untuk tinggal bersama mereka beberapa hari lagi, maka
San Lang Sie tidak memaksa lebih jauh. Hanya saja si bocah diantar sampai keluar kampung.
Ho Ho melanjutkan perjalanannya dengan cepat.
Setengah bulan kemudian Ho Ho sudah sampai dikota Su-kwan, sebuah kota yang besar dan
ramai sekali.
Ho Ho telah mengambil sebuah kamar disebuah rumah penginapan. Karena di sakunya masihTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
183 ada sisa uang yang diambilnya dari Tiat liong-kwie Tang Goan Lin, maka si bocah bisa
melewati hari-hari perjalanannya tanpa menemui kesulitan apa-apa.
Rumah penginapan tempat Ho Ho bermalam itu, ternyata sebuah rumah penginapan yang besar
dan ramai sekali. Juga di depan rumah penginapan itu banyak sekali tamu-tamu yang sedang
bersantap, sebab selain rumah penginapan, juga merangkap sebagai rumah makan juga.
Ho Ho setelah mencuci muka dan bersalin pakaian dengan baju yang telah dibelinya waktu
dalam perjalanan, dia keluar ke ruangan makan dan memesan beberapa macam sayur.
Sambil menanti sayur yang dipesannya Ho Ho mengawasi tamu-tamu dirumah makan itu satu
persatu. Umumnya mereka terdiri dari berbagai golongan. Ho Ho melihat mereka itu terdiri dari
Bu-jin (orang yang mengerti ilmu silat), pakaiannya singset, dengan senjata mereka yang
tergantung dipinggang dan muka mereka yang seram-seram dan gagah. Dan juga ada orangorang yang dari golongan Siuchay (pelajar), juga dari golongan pedagang yang kebetulan
singgah dikota tersebut. Mereka bercampur aduk menjadi satu didalam ruangan rumah makan
itu. Suara mereka berisik sekali, karena mereka masing-masing membicarakan persoalan mereka
sendiri-sendiri.
Tapi yang menarik perhatian Ho Ho adalah seorang gadis berusia diantara enam belas tahun,
wajahnya cantik, dengan seorang perempuan setengah tua, tengah duduk dekat sebuah meja
yang ada disudut ruangan rumah makan tersebut. Wanita setengah tua itu tampak tengah
menangis tanpa bersuara, sekali-sekali tangannya menghapus air mata yang menggenangi
matanya dan juga wajah si gadis yang disampingnya tampak lesu sekali, mengandung kedukaan
yang sangat.
Ho Ho jadi heran sekali melihat keadaan wanita setengah tua dan si gadis itu. Tampaknya
mereka seperti juga sedang menghadapi kesusahan yang menyusahkan hati mereka.
Kalau dilihat dari cara si gadis yang berulang kali membujuk wanita setengah tua itu agar jangan
terlalu bersedih, kelihatannya mereka seperti seorang ibu dengan anaknya.
Ho Ho mengawasi agak lama kedua orang itu, makanan yang dipesannya telah diantarkan oleh
si pelayan, segera si bocah bersantap dengan cepat.
Ketika dia selesai makan, Ho Ho melihat kedua wanita itu masih duduk dengan muka yang
murung dan berduka benar. Kala itu mereka tengah makan perlahan-lahan dan tampaknya
perempuan setengah tua itu sulit untuk menghabiskan makanannya, karena sambil makan,
berulang kali dia menghapus air matanya yang banyak keluar tak hentinya.
Ho Ho menghampiri kedua wanita itu, dia berdiri ragu-ragu didekat meja kedua perempuan itu.
Ketika wanita setengah tua tersebut melihat ada seorang bocah yang telah menghampiri meja
mereka, segera menundukkan kepalanya, rupanya dia tidak mau kalau sampai si bocah
mengetahui bahwa dia sedang menangis. Sedangkan gadis disebelahnya telah memandang Ho
Ho dengan heran, karena dilihatnya si bocah berdiri didekat meja mereka sambil memandang
kearah mereka dengan sorot mata yang tajam sekali.
Ho Ho sendiri berdiri ragu-ragu sejenak, lalu melangkah maju lebih dekat ke meja kedua wanita
itu. ?Maafkan, Cici? kata Ho Ho sambil tersenyum. ?Bolehkah aku mengganggu sebentar?!"
Si gadis mengerutkan sepasang alisnya. ?Ada apa engko kecil?" tanyanya heran.
?Beginikulihat kalian seperti sedang tertimpa kesusahan yang menyusahkan hati kalian
bolehkah aku mengetahui kesulitan apa yang sedang kalian hadapi sehingga sangat mendukakanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
184 hati kalian?"
Muka si gadis jadi berubah mendengar pertanyaan Ho Ho, dia mengawasi Ho Ho sejenak,
kemudian menoleh kepada wanita setengah tua yang disampingnya, lalu menatap Ho Ho lagi.
?Kamikami tidak mempunyai urusan apa-apa engko kecil" kata si gadis kemudian dengan
suara yang agak aneh dan menggelengkan kepalanya. ?Terima kasih atas perhatianmu terhadap
kami."
Ho Ho mengawasi kedua wanita itu yang tampaknya seperti seorang ibu dengan anaknya.
Kemudian si bocah menganggukkan kepalanya.
?Baiklah cici.kalau memang kalian tidak mempunyai kesulitan apa-apa, hatiku jadi agak
tenang, tetapi kulihat Lohujin (nyonya) itu sedang berduka benar, maka.maka."
Si gadis menghela napas sebelum si-bocah meneruskan perkataannya.
?Baiklah engko kecil, kalau memang kau ingin mengetahui juga, duduklah sebentar disini
bersama-sama kami, nanti biar akan kuceritakan kesulitan yang sedang kami hadapi!" kata si
gadis.
?Baik cici !" kata Ho Ho sambil duduk dikursi yang masih kosong didekat meja itu.
Si gadis tidak lantas bercerita, dia menghela napas lagi sambil mengawasi Ho Ho sesaat, lalu
menoleh kepada wanita setengah tua yang telah berhenti dari tangisnya dan tengah menghapusi
air mata dipipinya.
?Engko kecilsebetulnya urusan yang sedang kami hadapi ini menyangkut urusan keluarga
kami!" menjelaskan si gadis akhirnya. ?ini adalah ibuku, kami berdua hidup terlunta-lunta
karena keluarga kami telah hancur berantakan !"
?Ihhhh.mengapa bisa begitu?" tanya Ho Ho dengan heran.
?Sabar engko kecil, kau dengarkan dulu ceritaku," kata si gadis sambil menghela napas lagi.
?Sudahlah Ming-jie (anak Ming), jangan kau menceritakan kejadian yang menyedihkan itu!"
tiba-tiba si nyonya disamping si gadis berkata. ?Semuanya hanya akan menambah kedukaan
hatiku saja?
?Biarlah ibuaku menceritakan segalanya, agar engko kecil ini mengetahui !" kata si gadis.
?Kalau segalanya kita pendam didalam hati saja, pasti akan menyebabkan kita tambah tersiksa
saja!?
Nyonya setengah tua itu hanya menghela napas, dia tidak mencegah lebih jauh, hanya duduk
termenung tanpa berkata-kata.
?Engko kecilsebetulnya kami hidup cukup bahagia, keluarga kami cukup berada, tetapi pada
suatu hari ayahku telah didatangi oleh dua orang manusia jahat yang benar-benar tidak
mengenal perikemanusiaan, mereka berdua mengaku sebagai Siang-mo-san (dua iblis gunung),
dan mereka meminta uang sejumlah seratus ribu tail perak dengan mengancam kepada ayahku,
kalau tidak diberikan, dia akan membunuh ayahku! Ayahku jadi ketakutan sekali, dijelaskan
kepada kedua orang itu bahwa kami tidak mempunyai uang sebanyak itu. Namun kedua iblis itu
tidak mau mengerti juga, mereka mendesak terus, dan ketika ayahku tidak bisa meluluskan
permintaannya, kedua iblis itupun menyiksa dan lalu membunuh ayahku ! Ohh, benar-benar
menyedihkann sekali, apa lagi waktu ayah sedang disiksa oleh mereka, betapa ayah menemui
kematiannya dengan cara yang mengenaskan sekali. Setelah mengambil seluruh harta benda
kami, kedua iblis itu berlalu dengan cepatbeberapa orang tetangga ingin membantui kami
untuk membekuk kedua manusia jahat itu tetapi bukannya mereka berhasil membekuk keduaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
185 manusia terkutuk yang jahat luar biasa itu, malah tiga orang tetangga telah terbunuh juga
ditangan kedua iblis itu dan beberapa orang lainnya luka-luka berat. Benar-benar menyedihkan
sekali, seluruh harta benda kami telah ludes dikeruk oleh kedua iblis itu, dan yang menyedihkan
sekali, kami harus kehilangan orang yang kami cintai dan sayangi, yaitu ayah kami.!"
Dan berceritera sampai disini, si gadis telah mengucurkan air mata yang deras sekali.
Mendengar kejadian yang telah menimpa diri ibu dan anak ini, betapa marahnya hati Ho Ho.
?Sekarang kedua iblis itu berada dimana, Siocia (nona)?" tanya Ho Ho.
?Menurut kabar yang kami terima, kedua iblis itu setelah berhasil merampok harta benda kami,
mereka menetap di kaki gunung Sung-san yang tidak berjauhan dari kota ini!" menjelaskan si
gadis. ?Itulah sebabnya kami telah datang ke kota ini guna mencari orang yang mempunyai
kepandaian ilmu silat, untuk menyewanya membalaskan sakit hati kami terhadap kedua iblis
itu!?
?Begini nonakalau memang kau ingin membalas dendam keluargamu, biarlah aku ikut
bersama-sama kalian ke kaki gunung Sung-san guna mencari iblis itu, nanti aku yang akan
membalaskan sakit hati kalian !" kata Ho Ho kemudian.
Si gadis terkejut, dia memandang Ho Ho dengan mata yang terpentang lebar-lebar.
?Ohhhhini mana mungkin!? kata si gadis yang tadi dipanggil oleh ibunya dengan sebutan
Ming-jie itu. ?Kepandaian kedua iblis itu sangat hebat sekalimereka bukan manusia biasa!"
?Anak.sudahlah, kau jangan berpikir yang tidak-tidak," Kata ibu Ming-jie kepada Ho Ho
sambil menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan. ?Kau jangan
membahayakan diri sendiri! Biarlah nanti kami mencari beberapa orang yang mempunyai
kepandaian silat yang tinggi guna membinasakan kedua iblis itu untuk membalaskan sakit hati
kamikami masih mempunyai uang yang cukup banyak, karena rumah kami telah dijual
dengan harga yang cukup tinggi, maka dengan uang yang ada pada kami sekarang ini, tentu
kami bisa menyewa beberapa orang pendekar. Biarpun uang ini akan habis dan kami tidak akan
dapat membeli rumah lagi, namun hati kami akan puas kalau kedua iblis itu dapat dibinasakan
guna melampiaskan sakit hati kami.!"
Ho Ho mengerti kedua perempuan ini, ibu dan anak, tidak mempercayai dirinya, mungkin
mereka menganggap bahwa si bocah adalah seorang bocah cilik yang tidak mengerti apa-apa.
Ho Ho tidak marah, dia malah tersenyum lebar.
?Hujindan kau cici, percayalah kepadaku, kedua iblis itu pasti bisa kuhadapi !!" kata Ho Ho
dengan bersemangat. ?Kalian tidak usah berkuatir, aku akan membunuh kedua manusia jahat
itu, sebab itu memang sudah menjadi kewajibanku untuk membunuh manusia-manusia jahat
seperti mereka ! Kalau mereka dibiarkan hidup terus, pasti akan membawa malapetaka kepada
yang lainnya !!"
Ming-jie dan ibunya memandang Ho Ho dengan sorot mata yang tidak mempercayai, tetapi
mereka berdiam diri saja.
Ho Ho melihat kedua orang ini masih tidak mau mempercayai dirinya, dia berkata lagi sambil
tersenyum: ?Cici, begini saja kita atur, kalian boleh menginap disini beberapa hari, aku akan
pergi ke gunung Sung-san untuk mencari kedua iblis itu, aku berjanji kepada kalian, didalam
beberapa hari aku akan datang kemari lagi dengan membawa kedua batok kepala manusia jahat
itu !!"
?Engko kecilkau.!" Ming-jie jadi bimbang benar, dia tidak yakin bahwa seorang bocahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
186 seperti Ho Ho bisa memiliki kepandaian yang tinggi.
Ho Ho hanya tersenyum manis sekali kemudian berdiri.
?Hujin dan kau cici, tenang-tenanglah tinggal dirumah penginapan ini empat atau lima hari, aku
akan pergi ke Sung-san dan didalam empat atau lima hari itu aku sudah kembali! Mudahmudahan saja kedua iblis itu memang berada digunung Sung-san itu dan batok kepala mereka
akan kubuat seperti ini!" dan sambil berkata begitu, dengan tenang Ho Ho mengambil sebuah
cawan arak yang terbikin dari tembaga, dia mengepalnya didalam tangannya dan waktu
membuka kembali kepalan tangannya itu, maka cawan arak itu telah lumer menjadi gumpalan
belaka terpijit menjadi bentuk bulat lonjong, menurut ukuran tangan Ho Ho!
Itulah suatu kekuatan tenaga yang luar biasa sekali didalam pandangan mata Ming-jie dan
ibunya, padahal si bocah hanya mempergunakan satu bagian dari tenaga lweekangnya, guna
memberikan keyakinan kepada si gadis dan ibunya itu.
Setelah memandang bengong, nyonya setengah tua yang menjadi ibu Ming-jie, serta si gadis
sendiri, mengeluarkan seruan girang, muka mereka jadi berseri-seri.
?OhhhSiauw-hiap.maafkanlah kami telah meremehkan dirimu tadi," kata nyonya setengah
tua itu sambil bangkit dari duduknya, mau menekuk kedua lututnya untuk berlutut dihadapan
Ho Ho. Begitu juga dengan Ming-jie.
Tetapi Ho Ho cepat-cepat menyingkir, si bocah tidak mau menerima penghormatan dari kedua
perempuan ini.
?Bangunlah Lohujindan kau ciecie, jangan berlaku sungkan !!" kata Ho Ho dengan perasaan
kikuk.
Tamu-tamu yang lainnya jadi bingung melihat kejadian ini, banyak yang menyaksikan dengan
perasaan heran.
Hal ini membuat Ho Ho jadi tambah tidak enak dan kikuk benar ketika dia melihat sorot dan
tatapan mata dari tamu-tamu yang lainnya.
?Mari kita pergi ke kamarku dulu untuk bercakap-cakap, nona !? kata Ho Ho kepada si gadis.
Ibu dan anak menyetujuinya, dengan diawasi oleh tamu-tamu lainnya, Ho Ho mengajak nyonya
setengah tua dan puterinya itu ke kamarnya.
Didalam kamar Ho Ho, mereka bisa bercakap-cakap dengan tenang.
Ho Ho menghibur ibu dan anak ini agar jangan terlalu berduka, karena beberapa hari, dendam
mereka pasti akan dapat dibalas.
Ibu dan anak itu sekarang mau mempercayai bahwa Ho Ho mempunyai kepandaian yang tinggi,
mereka berjanji kalau memang Ho Ho berhasil membawa kedua batok kepala penjahat itu, tentu
mereka akan memberi upah kepada Ho Ho dalam jumlah yang besar sebagai imbalannya,
namun Ho Ho telah menolaknya, dia mengatakan bahwa apa yang dilakukan ini hanyalah
disebabkan oleh perasaannya yang ingin membela keadilan, merupakan kewajibannya untuk
memberantas si penjahat.
Gunung Sung-san menjulang tinggi, pemandangan digunung ini indah sekali, karena itu
keindahan gunung Sung-san ini bisa disamakan dengan keindahan yang dimiliki oleh
pegunungan Thiang-san. Banyak sekali orang yang pelesir digunung tersebut untuk menikmati
pemandangan yang terdapat disitu.
Sore itu, Ho Ho telah berada dikaki gunung tersebut didesa Hui-cu-cung. Sengaja si bocahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
187 memasuki sebuah kedai arak guna mendengar-dengar dan menyelidiki dimana tempat
tinggalnya dari Siang-mo-san (Sepasang Iblis Gunung) itu dari mulut penduduk kampung
tersebut.
Ho Ho mengambil sebuah meja dan memanggil seorang pelayan, memesan dua kati arak dan
daging.
Waktu pelayan itu membawakan makanannya, si bocah menahannya sebentar.
?Tunggu dulu sahabataku ingin menanyakan sesuatu kepadamu !!" kata Ho Ho.
?Apa yang ingin ditanyakan oleh Siauw Kongcu (tuan muda) ?? tanya pelayan itu heran.
Ho Ho tidak segera menyahuti, dia melihat beberapa orang tamu yang ada didalam ruangan
kedai arak tersebut, kemudian memasukkan tangannya kedalam sakunya, mengambil dua tail
perak, disisipkan kedalam tangan pelayan itu.
?Kau mendekatlah kemari!" kata Ho Ho lagi.
Si pelayan jadi kaget waktu ditangannya disisipi dua tail perak, dia girang luar biasa, sampai
memandang bengong sesaat kepada Ho Ho. Kemudian dengan sikap yang menghormat sekali, si
pelayan mendekati kupingnya dengan tubuh membungkuk dalam-dalam.
?Ada perintah apa yang ingin Siauw-kongcu berikan kepada Siauwjin (budak) ?" tanyanya
dengan suara menghormat sekali.
?Apakah kau mengetahui dimana tempat tinggal Siang-mo-san?? tanya Ho Ho dengan suara
yang perlahan.
?Hah?? muka pelayan seketika itu juga jadi berubah pucat, tampaknya dia terkejut bukan main.
?Untuk.untuk apa Siauw-kongcu menanyakan keduakedua.iblis itu?? tanya pelayan
tersebut.
?Jangan membikin ribut, nanti setelah kau beritahukan kepadaku tempat tinggal Siang-mo-san,
akan kuberikan lagi kepadamu dua tail perak !? kata Ho Ho.
Mata pelayan itu memain tidak hentinya mengawasi sekitar ruangan tersebut, kemudian dengan
muka yang masih pucat, dia meletakkan kedua tail perak itu diatas meja Ho Ho kembali,
katanya kemudian dengan suara yang gemetar, ?Ambillah uang Siauw-kongcu ini kembali, aku
tidak mau menerimanya!? dan setelah berkata begitu, pelayan itu membalikkan tubuhnya,
berlalu dengan cepat, sikapnya tampak ketakutan sekali. Hal ini tentu saja mengherankan Ho
Ho, karena pelayan itu saking ketakutannya, sampai tidak berani menerima uangnya.
Sebetulnya Ho Ho ingin memanggilnya lagi, tetapi pelayan itu berlalu cepat sekali, sehingga si
bocah membatalkan maksudnya, dia menghela napas dan bersantap makanan yang telah
diantarkan oleh pelayan itu tadi.
Sedang Ho Ho memakan makanannya, tiba-tiba bahunya ditepuk oleh seseorang, sehingga si
bocah jadi terkejut dan cepat-cepat menoleh.
Dilihatnya, disamping sebelah kiri berdiri seorang lelaki yang mukanya tidak enak dilihat,
matanya yang besar, hidungnya lebar dan mulutnya tebal sekali, tampaknya bengis dan tidak
bersahabat benar.
?Aku ingin bicara denganmu.!? Kata lelaki itu, yang usianya mungkin sudah empat puluh
Lonceng Merenggut Arwah Karya Hie Lan Lan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tahun. ?Cepat kau habiskan makanan itu ! kita akan membicarakan perihal Siang-mo-san!?
dan setelah berkata begitu, tanpa menanti jawaban Ho Ho, orang tersebut telah melangkah pergi
ke meja yang terpisah kurang lebih lima meja Ho Ho, duduk disitu seperti sedang menantikanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
188 sampai Ho Ho selesai dengan makanannya itu.
Si bocah jadi heran sekali, dia tidak mengenal orang itu, dan lagi pula orang itu tadi mengatakan
bahwa dia ingin membicarakan perihal Siang-mo-san dengan Ho Ho. Apakah lelaki itu adalah
kaki tangan Siang-mo-san? Atau juga musuh si iblis? Benar-benar Ho Ho jadi tidak
mengerti.tetapi si bocah tidak mau dipusingkan oleh urusan seperti itu, apalagi tadi ingin dia
mendengar bahwa orang ini ingin membicarakan perihal Siang-mo-san dengannya, dengan
sendirinya biarpun harus menghadapi bahaya, si bocah akan maju terus untuk melihat apa yang
diinginkan oleh orang itu. Mungkin juga dari orang ini si bocah bisa mengetahui dimana letak
tempat tinggal Siang-mo-san itu! Cepat-cepat Ho Ho menghabiskan makanannya.
Setelah itu dia memanggil pelayan untuk menghitung jumlah apa yang telah dimakannya.
Pelayan yang kali ini datang menghitung jumlah makanan Ho Ho itu, ternyata bukan pelayan
yang tadi, dia telah menghilang entah kemana.
Setelah membayar jumlah harga makanannya itu, Ho Ho cepat-cepat menghampiri orang yang
tadi telah menepuk bahunya.
?Mari kita berangkat !!" kata Ho Ho sambil bersenyum tenang. ?Kemana kita akan pergi?"
Lelaki itu tidak menyahuti, dia hanya melangkah keluar dari kedai arak tersebut.
Ho Ho mengikuti di belakangnya sambil memperhatikan langkah kaki orang itu. Setiap tindakan
kakinya menimbulkan suara yang agak keras mantap, menunjukkan bahwa lelaki ini melatih
ilmu Gwa-kang (bagian luar, ilmu keras yang mengandalkan tenaga kekuatan tubuh), karena
tubuhnya juga kekar sekali.
Ketika sampai diluar kedai arak orang itu masih berdiam diri, Ho Ho sudah tidak bisa menahan
sabarnya, maka tegurnya lagi: ?Sahabatkau mau mengajakku kemana??
Orang itu melirik sedikit kepada Ho Ho sambil mempermainkan mulutnya dengan sikap yang
sombong dan angkuh sekali, seperti memandang sebelah mata saja kepada Ho Ho.
?Kau ikut saja, nanti juga kau ketahui !" sahut orang itu.
(BERSAMBUNG)
HO HO jadi mendongkol juga melihat sikap orang itu, sebetulnya disaat itu juga dia mau
membatalkan maksudnya ikut dengan orang tersebut, namun setelah si bocah berpikir bahwa
dari lelaki inilah dia bisa mengetahui dimana jejak dari Siang-mo-san itu, dengan sendirinya Ho
Ho jadi menahan perasaan mendongkolnya itu, dia menyabarkan dirinya.
Lelaki yang mukanya tidak enak dilihat itu, ketika melihat muka Ho Ho, dimana sibocah
berdiam saja dan pada wajahnya tampak kedongkolannya, dia jadi tertawa mengejek.
?Hmmmmm !" dia mendengus begitu saja, dan melangkah terus untuk melanjutkan
perjalanannya.
Ho Ho mengikuti terus dibelakang orang itu.
?Sahabat, siapa namamu ?" tiba2 orang itu bertanya tanpa menoleh dan sambil melangkah terus.
?Namaku jelek sekali, tidak perlu kau mengetahuinya !" sahut Ho Ho.
?Hmmmm, rupanya kau dongkol terhadapku, sehingga kau tidak mau memberitahukan
namamu!!" kata lelaki itu setelah tertawa dingin.TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
189 Ho Ho tidak melayaninya terus, orang itu telah melangkah keluar perkampungan itu.
Ho Ho sengaja memperlambat langkah kakinya.
?Kalau masih jauh, aku tidak jadi ikut dengan kau!" kata Ho Ho seperti mengambek.
Muka orang itu jadi berubah seketika itu juga waktu mendengar perkataan si bocah. Dengan
cepat ia membalikkan tubuhnya.
?Bocah, kau jangan coba2 membangkang terhadap perintahku ! Biar bagaimana kau harus turut
denganku !!" kata lelaki itu dengan suara yang bengis.
?Hmmmm...... kau sebutkan dulu, kita akan pergi kemana?" tanya Ho Ho.
?Kau tidak perlu banyak bertanya, kau ikuti saja aku, nanti kau akan mengetahui kau datang ke
tempat apa!" sahut orang itu.
?Hmmmm.......kalau seumpamanya kau masuk kedalam kolam untuk membunuh diri, apakah
aku juga harus menuruti perbuatan gila itu ?" tanya Ho Ho sengaja untuk membangkitkan
amarah orang itu.
Muka lelaki itu jadi tambah tidak enak dilihat, dia tampaknya marah sekali. Baru saja dia mau
memaki, tiba2 dia teringat sesuatu, dan dengan geregetan dia mengawasi Ho Ho, kemudian
katanya, ?Ach, untung saja majikanku telah berpesan, jangan membunuhmu, coba kalau tidak,
hmmmm......aku akan memperlihatkan kepadamu, siapa diriku ini sebenarnya!"
?Tidak perlu kau mengatakannya, karena sekarangpun aku telah mengetahui kau sebenarnya!"
kata Ho Ho dengan tenang sekali.
Muka lelaki itu jadi berubah hebat lagi.
?Kau.......... kau mengetahui siapa aku ini?" tanyanya bengis.
?Benar ! Kau tentunya bernama Manusia Bermuka jelek!" sahut Ho Ho dengan suara yang
nyaring disertai oleh suara tertawanya.
Orang itu benar2 jadi gusar bukan main, saking murkanya dia jadi membanting-banting kakinya,
karena dia murka tanpa berdaya, seperti apa yang tadi telah dikatakannya bahwa dia telah
menerima pesan dari majikannya bahwa dia tidak mengganggu si-bocah.
Setelah memandang Ho Ho dengan geregetan, lelaki itu membalikkan tubuhnya untuk
melangkah lagi.
Tetapi Ho Ho tidak mengikutinya, si bocah hanya berdiam diri ditempatnya.
Lelaki bermuka jelek itu menoleh melihat kepada Ho Ho, waktu melihat si bocah hanya berdiam
diri saja tidak melangkah mengikuti dirinya, dia jadi tambah marah lagi.
?Mengapa kau seperti patung berdiri diam disitu, heh ?" bentaknya bengis.
?Kalau aku tidak mau ikut denganmu, apa yang ingin kau lakukan ?" tanya Ho Ho dengan sikap
Relikui Kematian 12 Gajahmada Karya Langit Kresna Hariadi Badminton Freak 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama