Ceritasilat Novel Online

Pedang Bunga Mei 10

Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 10


untuk mengumpulkan anggota mereka. Ada
sekor merpati yang dipukulnya, sehingga
anggota yang terkumpul kurang satu. Yang
kurang adalah Han Xin Zhang. Sedangkan
satu lagi belum terlihat."
Dia sedang berpikir, Shan Zuo Shuang
Hao, Lin Shao Gao diam-diam mendekatinya.
Mata Xin Jie bisa melihat dengan pandangan
luas, telinganya bisa mendengar hingga
jauh. Lin Shao Gao belum mendekat, senjata
di tangannya telah bergerak....
Kaki Xin Jie terkena senjata rahasia,
gerakannya jadi tidak lincah, pedang
diayunkan diam-diam menusuk. Walaupun Lin
Shao Gao tidak mendapat kesempatan
terlebih dulu, tapi dia meraung dan mundur
ke pinggir setengah langkah.
Ujung pedang Xin Jie menyerang 5
orang lawannya.
Jiao bersaudara melihat ilmu
pedangnya begitu hebat dan bagus. Mereka
berdua bersiap-siap untuk bertarung, 5
orang yang tersisa, semua adalah pesilat
tangguh berpengalaman. Begitu melihat Hai
Tian Shuang-sha mengambil posisi, mereka
segera mengambil posisi yang
menguntungkan dan diam. Tapi mereka954
bersama-sama mengeluarkan senjata. Mereka
mengepung Xin Jie.
Ooo)*(ooO
BAB 28
Hai Tian Shuang-sha
Perkumpulan Guang Zhong Jiu Hao
yang sekarang lebih kuat dibandingkan
Guang Zhong Jiu Hao yang lama. Sekarang
mereka dengan jumlah 7 orang mengepung
seorang musuh, bisa dikatakan ini adalah
untuk pertama kalinya terjadi di dunia
persilatan. Apalagi orang yang mereka
kepung hanya seorang pemuda yang berumur
20 tahun lebih.
Xin Jie sudah tidak berpikiran kalau
bahwa hari ini dia masih mempunyai
kesempatan untuk terus hidup tapi dia tidak
terlihat takut. Tangan memegang pedang.
Jurus yang dikeluarkan adalah jurus
andalannya.... Da Yan Shi Shi.
Senjata-senjata yang dipegang
bersuara menggetarkan langit. Untuk Xin
Jie semua ini merupakan kekuatan musuh
sekaligus ancaman kepadanya.
Tiba-tiba terdengar suara tajam. Suara
dari ujung pedang Xin Jie menutupi suara
senjata mereka. Pedangnya menggores955
membentuk sebuah lingkaran. Ini adalah
jurus pertama dari 'Da Yan Shi Shi' Fang
Sheng Bu Xi.
Orang-orang Guang Zhong Jiu Hao
pernah melihat jurus ini hampir semua
Guang Zhong Jiu Hao pernah mencari tahu
bagaimana memecahkan jurus Fang Sheng Bu
Xi. Tapi mereka tidak berhasil menemukan
cara memecahankannya, mereka hanya bisa
bertahan dan membela diri. Begitu Xin Jie
mengeluarkan jurus itu, mereka masingmasing mengeluarkan jurus-jurus andalan
mereka....
Tapi Pin Fan Shang-ren memang
pintar, jurus Fang Sheng Bu Xi adalah jurus
terkuat dari semua jurus 'Da Yan Shi Shi'.
Perubahan yang terjadi sangat banyak. Orang
kuat seperti Xin Jie pun tidak bisa 100%
menguasainya, mana mungkin mereka yang
hanya pesilat tangguh biasa bisa gampang
memecahkan jurus itu. Terdengar pedang Xin
Jie berbunyi kemudian ada yang berteriak.
Ternyata pundak Lu Fang terkena tusukan
pedang Xin Jie. Baju Bai Feng pun terpotong
beberapa centimeter.
Xin Jie menyesal, kalau kakinya tidak
terluka, paling sedikit dia bisa membunuh956
salah satu dari mereka.
Ada dua tenaga angin menyerangnya
dari belakang. Tidak perlu melihat pun, Xin
Jie tahu angin itu datang dari Hai Tian
Shuang-sha. Dia tidak membalikkan tubuh
tapi membalikkan tangan untuk menusuk.
Jurusnya tampak sangat lambat tapi padat.
Ini adalah 'Wu Huan Xin Yi' salah satu dari
'DaYan Shi Shi'.
Ilmu Jiao bersaudara sangat tinggi
tapi begitu melihat jurus pedang yang aneh
ini, mereka sempat sedikit terpaku. Xin Jie
dengan cepat mengubah jurusnya. Setengah
jurus 'Wu Huan Xing Yi' baru dikeluarkan,
pedang berubah menyerang Lin Shao Gao
yang berada di kiri, kemudian memotong
serangan Si Kong Zhong yang dilakukan
tiba-tiba.
Bai Feng membentak dan menyerang
dengan satu tangan. Hai Tian Shuang-sha
mengambil kesempatan untuk menyerang. 3
tenaga kuat datang membuat Xin Jie harus
mundur terburu-buru.
Lin Shao Gao dan Lu Fang
mengayunkan senjata sambil terus maju. Xin
Jie tertawa dingin. 'Leng Mei Fei Mian' dari
'Qiu Zhi Jian Fa' dilancarkan....957
'Leng Mei Fei Mian' adalah serangan
kilat yang sukar diduga arahnya. Xin Jie
menggunakan jurus ini sehingga membuat Lu
Fang terpaku, tahu-tahu pedang sudah
berada di depan mata. Terdengar Xin Jie
tertawa dingin. Pedangnya tiba-tiba ditarik
kembali.
Ternyata tenaga telapak kuat yang
berasal dari Hai Tian Shuang-sha memaksa
Xin Jie melepaskan kesempatan untuk
membunuh Lu Fang. Xin Jie menarik kembali
pedangnya untuk membela diri tapi itu
hanya berlangsung sebentar, jurus 'Da Yan
Shi Shi' mulai dipergunakan lagi. Jurusjurus pedangnya mulai dikembangkan. Guang
Zhong Jiu Hao dengan sekuat tenaga
menyerang Xin Jie. Untuk sementara Xin Jie
masih bisa bertahan....
Tapi semakin lama, Xin Jie merasa
pedangnya semakin berat, menyerang
musuhnya semakin melambat, tapi walaupun
semakin lambat tapi dia berusaha dengan
sepenuh hati melawan mereka. Dia sadar jika
tidak mengeluarkan semua tenaganya, maka
tubuhnya akan enteng. Tapi musuh akan
dengan mudah mendekatinya dan saat itu
akan terjadi pertarungan tanpa senjata....958
Luka Xin Jie terasa semakin sakit.
Dia berusaha menepis pedang lawan
kesamping dua kali sambil berpikir, "Jika
terus berlangsung seperti ini, kecuali mati
tidak ada jalan lain lagi. Lebih baik aku
berusaha membunuh mereka, bisa membunuh
satu pun cukup lumayan, bisa membunuh dua,
sudah beruntung...."
Begitu sudah mengambil keputusan. Dia
tertawa panjang. Dia jadi merasa sedikit
tenang.
Dalam hati dia berdoa, "Ayah, ibu,
lindungilah putramu ini untuk membalaskan
dendam kalian!"
Pedang segera dikembangkan. Semua
serangan jurus 'Qiu Zhi Jian Fa'
dikeluarkan dan menyerang Hai Tian
Shuang-sha.... cara Xin Jie bertarung sangat
mempertaruhkan nyawanya, jurusnya benarbenar sangat ganas. Formasi pedang Guang
Zhong Jiu Hao tampak menjadi kacau. Tibatiba dia terpikirkan sesuatu....
"Lari!"
'Leng Mei Fei Mian', 'Mei-huan Shan
Long', secara bersama-sama digunakan untuk
menyerang Hai Tian Shuang-sha. Tapi Xin
Jie terus bergerak mundur. Dia menahan959
kakinya yang terasa sakit kemudian dia
meloncat ke udara beberapa meter.
"Hantam!" Anggota baru Jiu Hao,
yaitu Shen Biao Yin Feng melepaskan
senjata rahasianya. Xin Jie tidak mendengar
ada senjata rahasia datang. Dia berpikir
mungkin ini hanya akal-akalan Jiu Hao saja.
Tapi tiba-tiba dia teringat, "Tadi ketika
aku terkena senjata rahasia, senjata itu
datang tanpa bersuara, mungkin senjata
rahasia mereka berbeda dengan yang lain...."
Dengan cepat Xin Jie menunduk.
Ternyata benar saja ada senjata rahasia
melewati bagian atas tubuhnya.
Senjata rahasia 'Yin Feng Shen Biao'
Zuo Wang Chong berbeda dengan senjata
rahasia lainnya. Caranya melepaskan senjata
rahasianya tidak mengeluarkan suara, begitu
dekat dengan musuh dengan jarak sekitar 1.5
meter, kecepatan senjata akan bertambah.
Begitu musuh sadar dan ingin menahan,
sudah tidak sempat. Tadi Xin Jie juga telah
terkena senjata rahasia dan dia terluka.
Xin Jie berguling-guling di tanah
untuk menghindari serangan senjata rahasia.
Tapi luka yang tersenggol membuatnya
mengerang kesakitan. Xin Jie berusaha960
berdiri, tapi punggungnya terkena pukulan
Jiao-hua. Mata Xin Jie terasa gelap. Darah
menyembur keluar dari mulutnya....
Xin Jie berusaha mengambil nafas
kemudian kedua kakinya diberdirikan. Dia
berusaha berdiri. Sambil mengatur nafas,
dia menekan darah yang masih menyembur.
Dia menyalurkan seluruh tenaganya di
pedangnya. Tangan kanan melayang, pedang
menusuk. Jurus 'Hai Mei Tu Rui' baru
dilancarkan setengah jalan, dan lansung
berubah menjadi jurus 'Mei Tu Qi Xiang'.
Pedang seperti bertambah kekuatannya.
Pedang Lin Shao Gao ditepis. Tangan
tergores oleh pedang dan mengeluarkan
darah....
Lin Shao Gao tidak sempat mundur
lagi. Ujung pedang Xin Jie membawa cahaya
menyilaukan menyerang Jiao bersaudara....
Si Kong Zhong dan Zuo Zhong Wang,
dua-duanya menyerang dari pinggir. Tapi
Xin Jie tidak memperdulikan mereka. Jurus
'Zuo Jing Mei Duo' menyerang dengan lurus
menuju Jiao-hua....
Jiao-hua yang melihat Xin Jie
bertarung mati-matian. Dia sedikit terpaku.
Tangan Xin Jie seperti memanjang.961
TSSK. Pundak Jiao-hua telah tertusuk
dan Jiao-hua berteriak kesakitan.
Tapi Pedang Zuo Zhong Wang juga
berhasil menggores dada Xin Jie beberapa
centimeter....
Alisnya tidak berkerut, darahnya
menetes dari luka, membuat baju Xin Jie
dipenuhi dengan darah. Xin Jie seperti mati
rasa. Tiba-tiba pedang diayunkan lagi.
Jurusnya lebih ganas lagi. Dia bertekad
mati bersama dengan mereka....
Pertarungan semakin seru dan sengit.
Darah bermuncratan kemana-mana. Xin Jie
merasa semakin melemah. Dia terus mundur
dan mundur. Sekarang dia berada di puncak
gunung....
Sinar bulan menjadi gelap. Malam
begitu sunyi dan terasa menyedihkan. Angin
terus berhembus. Walaupun udara terasa
dingin tapi tidak menusuk tulang, tubuh Xin
Jie bergetar. Bumi begitu tenang tapi
sekarang tidak terasa lembut atau pun
damai, malah sebaliknya, suasana benarbenar terasa tegang dan dipenuhi dengan
aura membunuh.
Di atas gunung, terlihat 8 bayangan
orang terus berloncatan. Gerakan mereka962
secepat angin dan bunyi pedang terdengar
SRAT, SRAT menambah suasana lebih seram.
Tiba-tiba punggung Xin Jie terkena
pukulan lagi. Luka dalam yang ditahannya
sejak tadi tidak bisa dikuasai lagi.
Tubuhnya limbung. Orang-orang di sana


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengira dia akan roboh, tapi dia hanya
bergoyang dua kali kemudian memuntahkan
darah. Lu Fang yang berada paling depan
terkena semburan darah itu. Darah mengenai
wajahnya dan ketika dia menyeka wajahnya
terdengar suara teriakan pilu dari Lu Fang,
ternyata pedang lawannya telah menusuk ke
dadanya....
Xin Jie tertawa panjang tapi suaranya
serak dan tidak begitu terdengar jelas. Dia
tetap mengayunkan pedang mendekati mereka
lagi. Gerakannya masih secepat angin....
Semua anggota Guan Zhong Jiu Hao
adalah iblis yang senang membunuh orang
tanpa mengedipkan mata. Melihat keadaan
Xin Jie seperti ini, mereka jadi
menghembuskan nafas panjang. Guang Zhong
Jiu Hao yang bertarung sambil
mengeroyokan, membuat hati mereka
sebenarnya merasa tidak enak dan hanya
bisa terpaku melihat keadaan Xin Jie.963
Xin Jie mengambil kesempatan pada
saat mereka terpaku dan mengganti posisi
siap menusuk Jiao-hua dan Jiao-lao. Mereka
terpaksa mundur. Xin Jie tidak peduli. Dia
membalikkan tangan dan menusuk Si Kong
Zhong. Si Kong Zhong berrteriak dan
langsung ambruk, tubuhnya bersimbah
darah!
Xin Jie menahan nafas kemudian dia
memutar tubuhnya lalu mengayunkan pedang
sekali lagi. Jiao-lao membentak, kedua
telapaknya dikeluarkan dan mendorong
dengan menggunakan tenaga besar, Bai Fang
membantu dengan menambahkan satu
telapaknya lagi, Xin Jie berusaha
memusatkan tenaganya, dia siap menggunakan
pedangnya untuk menahan serangan tenaga
dasyat itu, tapi tenaga Xin Jie telah
terkuras habis. Serangan tenaga yang datang
hanya mampu ditahan setengahnya, sedangkan
setengah lagi mengenai dadanya, dan dia
terjengkang ke belakang....
Lin Shao Gao datang menghampiri
mereka dan siap menusuk Xin Jie sampai
mati, tapi tiba-tiba Xin Jie berdiri dengan
meloncat, pedangnya berada di tangan kiri
lalu dilemparkannya, pedang terlepas dari964
tangannya, dan dia membalikkan tubuhnya
secepat angin dengan telapaknya dia
menyerang Jiao-lao....
Lin Shao Gao yang menusuk Xin Jie
dengan sekuat tenaga, dia berniat membuat
tubuh Xin Jie hancur, tidak disangka Xin
Jie malah melempar pedangnya dengan sekuat
tenaga. Dia menjadi kalang kabut pedang Xin
Jie pun menusuk tenggorokannya dan
menancap beberapa sentimeter dalamnya. Lin
Shao Gao langsung terjatuh.
Jiao-lao melihat Xin Jie sudah
sekarat, serangan telapak Xin Jie sama
sekali tidak bertenaga, dengan satu tangan
dia berusaha menahan serangan Xin Jie.
Tapi serangan terakhir dari Xin Jie
ternyata menggunakan seluruh sisa
tenaganya, kelihatan seperti tidak
bertenaga tapi sebenarnya tenaga itu
merupakan tenaga keseluruhan. Jiao-lao
berteriak dan mundur beberapa meter,
tulang tangannya hampir saja patah!
Akhirnya Xin Jie tidak kuat lagi dan
dia pun roboh, tidak bangun lagi....
Lucunya Guan Zhong Jiu Hao yang
berjumlah 7 orang mengeroyok Xin Jie yang
hanya sendiri, ternyata 3 orang yang mati965
sedangkan yang lain terluka, walaupun Xin
Jie telah ambruk tapi bisa dikatakan
kedudukan mereka seimbang!
Hai Tian Shuang-sha dengan marah dan
terkejut saling pandang, di Gunung Gui
Shan mereka berdua bertarung dengan Xin
Jie, saat itu walaupun ilmu silat Xin Jie
tinggi tapi dia berhasil dipukul dan jatuh
ke dalam jurang. Selama beberapa bulan
tidak bertemu, ternyata kemampuan dan ilmu
Xin Jie maju dengan pesat!
Xin Jie ambruk ke bawah, tapi
pikirannya masih jernih, hanya tubuhnya
saja yang tidak sanggup berdiri. Telinganya
menempel dengan tanah, dia mendengar
dengan jelas langkah yang semakin
mendekatinya. Apakah yang menghampirinya
adalah Jiao-hua atau Jiao-lao, dia tidak
tahu.
Dia berpikir, "Kalau aku masih
mempunyai sedikit tenaga, aku akau
berusaha memukul kepalaku hingga mati
supaya aku tidak jatuh ke tangan mereka...."
tapi tenaga untuk menggerakan jarinya pun
sudah tidak ada.... kematian akan segera
datang.
Otaknya masih bisa berpikir jernih,966
bayangan yang dikenalinya satu per satu
muncul di hadapannya, dendam orang tuanya,
Paman Mei, Paman Hou.... Semua sudah selesai
sekarang....
Terakhir dia teringat pada Wu Lingfeng.... Kakak Wu yang telah memberikan
kehangatan seperti keluarga kepadanya, dia
teringat lagi pada Nona Su yang cantik....
Dia membayangkan Nona Su sedang
duduk di depan jendela, sambil menatap jalan
berdebu menunggu kedatangan mereka.... dia
percaya kalau Nona Su menunggu kedatangan
Kakak Wu.... karena mereka telah berjanji
akan datang menengoknya.
Dia memikirkan semua itu, tanpa
terasa air matanya berlinang, Nona Su yang
cantik. Air matanya mengalir membasahi
jalan yang penuh dengan debu....
"Kakak Wu sudah mati, kalau aku juga
mati, Nona Su akan menunggu seumur hidup,
dia pasti akan menunggu seumur hidup!"
Ada sesuatu yang membuatnya ingin bertahan
hidup, dan hal ini telah timbul di dalam
hati Xin Jie, ada suara yang berkata, "Xin
Jie, kau tidak boleh mati, kau harus tetap
hidup di dunia ini, kalau kau mati kau tidak
setia juga tidak menghormati orang tua,967
'kepercayaan' ini tetap harus kaujaga! Xin
Jie, kau tidak boleh mati!"
Suara langkah kaki semakin mendekat,
ternyata itu langkah Jiao-lao! Tiba-tiba....
Tubuhnya Xin Jie seperti tersetrum
listrik, tiba-tiba dia meloncat tinggi,
tubuhnya bergerak seperti anak panah dan
meluncur ke bawah gunung....
Semua orang hanya diam melihat
bayangan seseorang di langit terbang 3 kali
kemudian meluncur ke bawah gunung....
Ilmu meringankan tubuh yang sakti,
membuat siapa pun yang melihatnya merasa
takjub, seseorang yang sudah sekarat tapi
masih mempunyai tenaga begitu hebat.
Dari pengalaman mereka selama ini,
hanya ada satu alasan, seseorang sebelum
mati pasti mempunyai tenaga terakhir, Xin
Jie telah berlari menuruni gunung, tapi dia
pasti akan mati di sana.... hal itu tidak
dapat dipungkiri lagi. Mereka mencoba
menghibur diri.
Hai Tian Shuang-sha dengan cepat
mengejarnya, tapi semua tempat di sana
sangat gelap, mereka tidak berhasil
menemukan mayat Xin Jie.... mereka tetap
berkata, "Pada saat Xin Jie terguling ke968
bawah gunung, dia pasti akan mati!"
Tapi Jiao-lao tetap merasa tidak
tenang, dia tetap menggunakan ilmu
meringankan tubuhnya yang tinggi
berkeliling di sana dan terus mencari, tapi
mayat Xin Jie tetap tidak berhasil
ditemukan.
Bai Feng yang berada di atas
berteriak, "Lao-da, di bawah ada yang
datang.... orang itu mempunyai ilmu
meringankan tubuh yang bagus...."
Jiao-lao terkejut, dia merasa
khawatir, kalau ada orang yang melihat
keadaan Guan Zhong Jiu Hao seperti
sekarang nama besar mereka akan hancur,
maka dia segera memberi tanda kepada anak
buahnya, dan dia segera meloncat ke tempat
lebih tinggi.
Dari tempat tinggi mereka melihat ada
seseorang dengan cepat berlari ke arah
sana. Ilmu meringankan tubuh orang itu
benar-benar sangat bagus, sekali meloncat
dia bisa mencapai beberapa meter, dan orang
itu masih terlihat tenang.
Dalam hati Jiao-lao berpikir, "Ilmu
orang itu sangat bagus, tapi wajahnya masih
asing bagiku, malam seperti ini dia malah969
datang ke sini, dia pasti musuh bukan
teman...."
Dia melihat mayat yang
bergelimpangan di sana, anak buahnya ada
yang terluka dan juga kelelahan, sejenak
dia berpikir lalu memberi perintah, "Ayo
kita pergi dari sini!"
Ooo)*(ooO
Di bawah gunung banyak batu-batuan
dan juga semak belukar, keadaan di
sepanjang sungai pun seperti itu, walaupun
banyak batu-batuan di sisi sungai, tapi
rumput di sana belum terlihat menguning,
walaupun sekarang udara terasa dingin. Ini
membuktikan kalau rumput liar adalah
tumbuhan yang dapat bertahan hidup.
Di sisi sungai tampak seseorang yang
sedang terbang, baju yang melekat di
tubuhnya tampak compang camping, tubuhnya
penuh dengan luka, dia sempat terguling
saat melewati batu-batuan dan tumbuhan
berduri.
Dia tidak bergerak lagi....
mungkinkah....
Tidak, dia belum mati, dia tidak lain
adalah Xin Jie, dia mempunyai pertahanan
tubuh yang kuat, semangatnya selalu970
membuatnya melakukan hal yang tidak bisa
dilakukan oleh orang lain....
Tapi, walaupun dia belum mati, tapi
nafasnya terdengar lemah, dia terlalu
banyak mengeluarkan darah, ditambah dia
mengalami luka dalam yang berat, dia masih
bernafas, tapi dia mulai sekarat.
Meskipun begitu saat itu otaknya
masih bisa berpikir dengan sangat jernih....
mungkin saat itu seluruh tubuhnya telah
mati rasa.
Dia tidak sedang memikirkan ayah dan
ibunya, atau pun Paman Mei, yang dia
pikirkan sekarang adalah pertarungan
sengit yang baru saja dialaminya tadi,
setiap jurus yang telah dikeluarkannya
masih diingatnya dengan jelas.
Pikirannya mulai bisa bergerak dengan
lincah, mungkin lebih dari keadaan biasa.
Jurus-jurusnya yang sengit satu per satu
melintas di benaknya, tiba-tiba dia teringat
pada jurus 'Da Yan Shi Shi' hatinya
bergetar, banyak jurus baru yang tambah
dimengerti olehnya sekarang, sejak
bertarung dia jadi berpikir banyak, hal itu
membantunya membuka pikirannya yang aneh.
Dia tidak merasa dia akan segera mati,971
karena dia sedang mengalami perubahan aneh
dan menemukan teknik aneh dalam ilmu
silat, hal ini telah memenuhi otaknya,
memang dia sangat menyukai ilmu silat.
Setelah lama dia baru berkata, "Kalau
dari awal aku bisa memikirkan hal ini
mungkin keadaan akan berbeda.... Da Yan Shi
Shi benar-benar jurus aneh dan luar
biasa...."
Xin Jie telah bertambah mengerti
ilmu silat yang diajarkan Pin Fan Shangren sampai mendalam, sekarang kemampuan
ilmu silat Xin Jie bertambah lagi....


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi sekarang bertambah pun apa
gunanya? Kecuali dia hanya bisa menghibur
diri, "Pagi menjelang, mati di malam hari
pun tidak masalah...."
Dia sedang berjalan menuju kematian,
dan semakin lemah....
Ooo)*(ooO
Di atas gunung, Hai Tian Shuang-sha
telah meninggalkan tempat itu, di
sekeliling tempat itu kembali sunyi....
Tampak bayangan seseorang yang
datang, ilmunya tinggi dan dia bergerak
dengan lincah, hampir sama dengan
kemampuan Hai Tian Shuang-sha.972
Dia bengong menatap mayat-mayat yang
bergelimpangan di bawah, dia memegang
sebuah pita merah. Pita itu diambilnya dari
kaki seekor burung merpati.... karena itu
pula di antara Guan Zhong Jiu Hao, hanya
ada Qi Hao yang datang. Dia membalikkan
tubuh sinar bulan menyinari wajahnya,
matanya yang berkilau mengeluarkan sorot
pintar. Hidungnya mancung, lurus dan kuat.
Wajahnya tampan di bawah sinar bulan dia
terlihat semakin tampan.
Dia adalah Wu Ling-feng, saat di Tai
Shan dia terjatuh ke jurang Guan Re Feng
dia duduk di bawah sebuah pohon dan tidak
mengerti mengapa mayat-mayat itu bisa ada
di sana. Dia menarik nafas panjang, dia
seperti bingung. Tapi saat itu dia juga
merasa berterima kasih kepada Tuhan dia
harus bisa membunuh Jin Qi terlebih dulu,
setelah itu dia baru bisa menutup mata
dengan tenang. Karena itu diam-diam tangan
kanannya dikendurkan, lalu dengan tiba-tiba
dia memukul kepala Jin Qi, ternyata Jin Qi
pun berpikiran sama dengannya. Kedua
kepalan saling beradu di udara, pukulan
mereka mengandung niat membunuh lawan. Wu
Ling-feng merasa darah dalam tubuhnya973
terus bergejolak, tangan kirinya yang
memegang Jin Qi dilepaskan, tangan
kanannya terasa sakit, karena tubuh mereka
telah terpisah maka kecepatan jatuh Wu
Ling-feng semakin kencang, begitu melihat
ke bawah, hanya terlihat kabut berwarna
putih, seberapa dalamkah jurang ini? Dia
tidak tahu, hanya saja dia segera melupakan
rasa sakitnya, kedua tangannya berusaha
menggapai dinding jurang, dia berharap bisa
menggapai sesuatu yang bisa membuat laju
tubuhnya tertahan, sekali pun itu hanya
sebatang rumput kecil.
Tiba-tiba dia merasa laju tubuhnya
berhenti. Kakinya menginjak sesuatu. Ini
menyangkut hidup dan matinya, dia tidak
berpikir panjang lagi lalu membenarkan
pijakan kakinya. Begitu dia memperhatikan
dengan teliti ke bawah, segera dia merasa
sangat beruntung dan berterima kasih
kepada Tuhan, karena sejak tadi dia hanya
memperhatikan dinding jurang tidak
memperhatikan ke bawah, sekarang setelah
dia melihat dengan benar, ternyata di
bawahnya adalah sebuah pohon sebesar
mangkuk yang tumbuh mencuat dari dinding
jurang. Dari perasaan putus asa tiba-tiba974
memperoleh sedikit harapan hidup, maka
semangatnya bergelora lagi. Dengan ringan
dia berdiri di atas pohon kecil itu.karena
masih menyayangi-nya.
Waktu itu Wu Ling-feng dipeluk oleh
Jin Qi lalu jatuh ke dalam jurang. Pikir Wu
Ling-feng, "Aku pasti akan mati!" tapi
sebelum mati....
Dia mengerti untuk sementara dia bisa
tertolong, karena keadaannya sudah tidak
terlalu tegang, maka dia mulai merasa darah
di dalam dadanya turun naik, tidak lama
kemudian dia memuntahkan darah. Dia baru
mengerti tadi dia dan Jin Qi saling
memukul, membuat dia terluka dalam. Karena
sejak tadi tubuhnya terus meluncur turun
dan tidak menapak tanah untuk mengatur
nafas, mencegah agar lukanya tidak
bertambah parah, maka sekarang setelah
mengeluarkan tenaga, lukanya bertambah
berat. Tadinya pada saat dia jatuh ke dalam
jurang, dia tidak berpikir ada kesempatan
untuk hidup kembali, sekarang karena
tubuhnya tertahan oleh sebuah pohon kecil
maka dia pun tertolong, keinginan hidupnya
muncul kembali. Dia memejamkan matanya,
lalu mulai mengatur nafas. Tapi nafasnya975
tersendat-sendat di dalam dadanya dan tidak
bisa naik. Beberapa kali dia mencoba tapi
selalu gagal, dengan kecewa dia menarik
nafas. Tangan kanannya semakin terasa
sakit.
Kabut semakin menebal, langit pun
semakin gelap, angin berhembus sangat
dingin, kadang suara angin yang berhembus
seperti suara teriakan harimau, atau
seperti suara seseorang yang menangis.
Dengan menggunakan ilmu Qian Jin Duo, Wu
Ling-feng dengan tenang duduk di atas
pohon itu. Tubuhnya seperti menyatu dengan
pohon. Dia mengikuti arah pohon bergoyang.
Pikirannya pun seperti pohon itu terus
bergoyang.... masa kanak-kanak muncul di
depan matanya.
Sungai kecil di bawah jembatan, gubuk
yang berada di sisi jalan, rumput-rumput
yang ada di sekeliling gubuk itu. Di sana
setiap hari dia berbaring untuk
beristirahat, melihat awan yang berjalan di
langit dan asap dari dapur pelan-pelan
membumbung ke atas langit, berputar dan
berputar, angin sepoi-sepoi berhembus
meniup asap itu, membuat asap menyebar ke
mana-mana. Pintu gubuk terbuka, pelan-976
pelan muncul seraut wajah kecil yang
cantik, kedua pipinya bersemu merah seperti
apel, matanya bercahaya seperti bintang.
Sambil meloncat-loncat dia berjalan
menghampiri Wu Ling-feng. Kepang
rambutnya ikut meloncat mengikuti gerakan
tubuhnya, wajahnya tertawa lucu.
Setelah dekat, dengan cepat dia
meloncat, lalu menuntun tangan kecil yang
lembut dan halus lalu masuk ke dalam
gubuk. Bibi yang cantik dan lembut selalu
duduk di sebuah kursi di dekat meja, sambil
tersenyum dia melihat mereka berdua masuk.
Di atas meja sudah terhidang sayuran panas,
selama dua bulan dia berkelana, dia telah
mencoba berbagai macam jenis sayur, tapi
bila dibandingkan dengan masakan bibi,
sayur yang lain sepertinya tidak berasa....
Malam semakin larut, Wu Ling-feng
mulai merasa dingin, mengingat dia sedang
terluka berat, dan sekarang dia berada di
tempat seperti itu, dia masih bisa mengingat
masakan bibi, hal ini membuatnya ingin
tertawa.
Sewaktu dia akan mengatur nafas
untuk menahan rasa dingin, tiba-tiba dia
mencium bau sesuatu, harum itu membuat977
dadanya terasa lebih enak, otaknya bisa
berpikir lebih tenang. Dengan sekuat tenaga
dia berusaha mencium bau itu, dia merasa
darahnya tidak terus naik, aliran udara
semakin lancar masuk ke dalam paruparunya. Dia tahu kalau semua itu berkat
harum yang tercium olehnya. Karena itu
dengan puas dia terus mencium bau itu. Dia
tidak berusaha mencari sumber wangi itu,
dia memejamkan mata melakukan ilmu
pengaturan nafas. Mungkin karena udara
yang mengaliri tubuhnya membuat dadanya
terasa lebih lega. Tangan kanannya yang
sakit sudah mulai berkurang rasa sakitnya.
Dia membuka matanya dan berniat
mencari sumber wangi itu, begitu dia
melihat dia sangat terkejut. Karena pohon
yang tidak berdaun ini ternyata
mengeluarkan dua pucuk daun kecil berwarna
hijau. Di antara kedua pucuk itu terlihat
ada sebuah buah berwarna merah, karena
angin berhembus ke arahnya, maka harum
itu bisa tercium. Harum itu semakin kental
dan buah itu semakin memerah.
Pikir Wu Ling-feng, "Buah in pasti
buah obat." maka dia segera memanjat pohon
itu dan pelan-pelan berniat meraih buah978
itu. Dia melihat ranting pohon terlalu
kecil dan takut tidak bisa menopang berat
tabuhnya maka dia bergerak dengan pelan.
Pada saat jaraknya dengan buah itu sekitar
3 meter lagi dia tidak berani bergerak
maju, dia melepaskan tangan kanannya dari
pegangan, tangan kiri masih dengan erat
mencengkram ranting pohon, tangan
dijulurkan, akhirnya dia bisa meraih buah
itu, karena dia menggoyangkan ranting,
maka ranting pun bergoyang-goyang. Wu
Ling-feng dengan hati-hati kembali ke
tempatnya tadi, lalu melihat buah itu, buah
itu bentuknya lucu dan berwarna merah.
Buah itu masih terus membesar.
Wu Ling-feng merasa aneh dan terus
melihat, buah itu sekarang telah berhenti
membesar, tapi tiba-tiba terbelah. Air buah
itu menyembur keluar, Wu Ling-feng
membuka mulutnya dan menyedot air itu,
ternyata air buah itupun enak dan harum.
Melihat buah yang masih ada di tangannya,
sekarang hanya tinggal kulit tipis, tapi
tetap mengeluarkan wangi yang enak. Wu
Ling-feng merasa sayang membuangnya, maka
dia sedang memikirkan wadah untuk
menampungnya, tiba-tiba dia teringat botol979
kecil yang ada di sakunya, tiba-tiba dia
memikirkan sesuatu, semua ini membuatnya
bengong sesaat, hatinya pun menjadi dingin.
Tadinya dia telah putus asa, di dalam
otaknya hanya ada warna putih, dia sama
sekali tidak bisa berpikir. Setelah lama dia
seperti baru tersadar.
Dia teringat saat dia berumur 9 tahun,
waktu itu musim panas, di suatu pagi yang
panas, dia bermain air bersama dengan
teman-temannya di sebuah sungai kecil.
Sejak kecil dia memang sudah pemberani, dia
membawa anak-anak bermain ke sungai,
karena mereka sering bermain di sana, maka
mereka pun mahir berenang. Mereka bermain
semakin jauh, tiba-tiba ada seekor ikan
berwarna kuning meloncat keluar dari dalam
sungai, dengan cepat Wu Ling-feng
menangkapnya, tapi terlambat, ikan kecil
itu masuk kembali berenang ke dalam
sungai. Karena Wu Ling-feng sangat
menginginkan ikan itu maka dia pun
menyelam mencarinya. Ikan itu tidak jauh
darinya, dia berusaha menggapai ikan itu,
ikan itu tidak berusaha melarikan diri
darinya malah datang menghampiri Wu Lingfeng dan menggigitnya. Wu Ling-feng980
berpikir hanya digigit ikan tidak akan
menjadi masalah baginya, jarinya hanya
terkena sedikit gigitan, setelah melihat
dengan teliti ternyata itu bukan ikan
melainkan seekor ular kecil.
Sifat Wu Ling-feng memang keras, dia
masih menginginkan ular itu, dia mengambil
nafas ke permukaan sungai dan siap
menyelam lagi untuk menangkap ular itu.
Tapi sewaktu dia berada di permukaan sungai
dia melihat tangan kanannya telah
menghitam dan satu tangan itu mati rasa.
Dia baru sadar ternyata ular kecil itu
beracun, dia tidak sempat pamit kepada
teman-temannya, dan segera berlari pulang.
Di tengah jalan kepalanya terasa semakin
pusing, dia berusaha untuk tetap bertahan.
Setelah tiba di rumah, karena tersandung
batu kecil dia berteriak dan jatuh lalu
segera pingsan.


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia pun sadar dari pingsannya, setelah
sadar dia pingsan lagi, lama dia tidak sadar,
sampai hari sore kedua dia baru sadar. Dia
membuka matanya dan merasa tidak
bersemangat. Dia melihat mata bibi dan A
Lan yang merah dan lesu, saat itu mereka
sedang menatapnya, lalu masih terlihat Zhu981
Fu Zigurunya, gurunya pun hanya diam dan
dengan serius menatapnya.
Kata pertama yag keluar dari
mulutnya adalah 'air', tubuhnya terasa
lemah tidak bertenaga. Terlihat wajah bibi,
A Lan, Zhu Fu Zi tersenyum, sepasang mata
A Lan yang terang bertambah berkilau, dan
terus menatapnya. Sorot matanya
memancarkan rasa sayang, dia menjadi
bingung, dia berusaha membuka matanya yang
berat untuk lebih jelas melihat A Lan.
Tiba-tiba wajah A Lan berubah dan jatuh ke
tempat tidur, ternyata dia juga pingsan.
Semakin hari keadaannya semakin
membaik, dia tahu kalau A Lan juga sakit,
dua hari sekali Zhu Fu Zi datang menengok
mereka. Setiap kali setelah memeriksa nadi
A Lan, wajahnya terlihat murung. Bibi
semakin hari terlihat semakin sedih, Wu
Ling-feng tahu kalau penyakit A Lan
semakin hari semakin berat. Tapi dia
sendiri pun sangat lemah dan tidak bisa
bergerak. Beberapa kali dia menanyakan
keadaan A Lan, tapi bibi hanya menjawab
dengan menghiburnya dan menyuruhnya
supaya jangan merasa khawatir. Suatu malam
dia terbangun, mendengar bibi sedang982
mengobrol dengan Zhu Fu Zi, tadinya dia
ingin membalikkan tubuh untuk mengubah
posisi tidurnya, tapi dia mendengar ucapan
mereka, "Aku lihat sepertinya A Lan telah
terkena racun ular emas, tapi mengapa dia
bisa keracunan, benar-benar sulit
dimengerti," kata Zhu Fu Zi.
Kata bibi, "Kalau benar A Lan terkena
racun ular emas (Jin She) apakah kecuali
Xue Guo (buah darah), tidak ada obat
lainnya?"
Jawab Zhu Fu Zi, "Ular emas adalah
jenis ular paling beracun, orang yang telah
terkena racun ini, setelah lewat 8 jam
tubuhnya akan terasa gatal dan sakit,
benar-benar sangat menyiksa, sekalipun dia
mempunyai iman yang teguh, terakhir dia
pasti tidak akan tahan dan akan bunuh diri.
Yang paling tidak kumengerti, racun ini
hanya bisa dihilangkan dengan makan Xue
Guo, racun dibuang melalui air kencing,
tidak ada obat lainnya."
"Apakah A Lan bisa tertolong?" tanya
bibi sambil menangis.
Zhu Fu Zi hanya menarik nafas, "Aku
masih menyimpan setengah botol kecil air
Xue Guo, tapi melihat A Lan terkena racun983
begitu berat, aku seharusnya langsung
memberinya obat itu, karena waktu itu aku
terburu-buru dan terkejut aku memberikan
semuanya untuk Wu Ling-feng, air Xue Guo
adalah semacam obat untuk mengobati
berbagai macam racun ular, sebenarnya
hanya dengan beberapa tetes saja sudah
cukup, aku rasa karena hari itu A Lan
panik dan terburu-buru, maka A Lan
langsung menyedot racun yang ada di jari
Wu Ling-feng, terakhir dia sadar kalau dia
pun telah keracunan, dia berusaha menahan
diri karena dia takut air Xue Guo tidak
akan cukup untuk mereka berdua, kalau saja
kita tahu dia juga terkena racun, aku akan
membagi dua obat itu untuk Wu Ling-feng
dan A Lan, mungkin dia takut akan
mengganggu kesembuhan Wu Ling-feng kalau
obat itu tidak cukup maka dia pun rela
mengorbankan dirinya. Hhhh! Anak ini
benar-benar sangat mencintai Wu Ling-feng,
nyawa pun rela dia korbankan. Sekarang aku
akan menggunakan cara lain untuk menutupi
racun yang ada di tubuh Xiao Lan supaya
tidak semakin menyebar, dia harus tetap
tidur, itu akan mengurangi rasa sakitnya.
Kalau besok racun telah mengumpul, aku984
akan menggunakan teknik akunpuntur supaya
racun bisa keluar dari mata, hidung, dan
telinga, untung racunnya tidak begitu
banyak, mungkin masih ada sedikit harapan
untuk sembuh, hanya saja.... hanya saja
sepasang matanya akan buta." Bibi terus
menangis.
Ooo)*(ooO
10 tahun lebih telah berlalu, obrolan
antara Zhu Fu Zi dan bibi tidak akan
pernah dilupakan oleh Wu Ling-feng. Setiap
hari setiap malam dia teringat bagaimana
dia mencari Xue Guo untuk menyembuhkan A
Lan supaya bisa melihat kembali.
"Apakah pohon di mana aku duduki
sekarang ini adalah pohon Xue Guo yang
dimaksud oleh Zhu Fu Zi? Tapi Xue Guo yng
dalam waktu seratus tahun baru berbuah
sekali itu ada di mana sebenarnya?"
Dia merasa malu sekaligus marah, dia
menyalahkan dewa dan Tuhan, mulutnya
terus komat kamit, "Wu Ling-feng, Wu Lingfeng, kau orang egois, demi mengobati luka
dalammu, kau melupakan hal yang selama 10
tahun selalu kau ingat-ingat, kau benarbenar orang tidak tahu malu, orang yang
tidak bisa mengembalikan budi kepada orang985
lain." semakin marah dia semakin sedih,
akhirnya dia hanya bisa menangis sekeraskerasnya. Setelah rasa sedihnya berkurang,
dia berpikir, "Mengapa Tuhan tidak adil?
Sejak kecil aku sudah yatim piatu, dengan
bersusah payah baru bertemu dengan orang
baik dan menyayangiku seperti menyayangi
putranya sendiri, tapi aku malah membuat
putri semata wayangnya buta, siang malam
aku selalu mencari Xue Guo, tapi aku malah
memakan Xue Guo yang telah kutemukan,
mengapa nasibku begitu sial? Orang yang
telah berbuat baik kepadaku malah
mendapatkan bencana. Menurut Zhu Fu Zi,
ayahku seumur hidupnya berjuang untuk
membela keadilan, beliau juga membunuh
orang jahat, akhirnya beliau mati di gunung
terpencil, mayatnya pun tidak berhasil
ditemukan, apakah langit tidak berperasaan?
Ibuku.... orang yang sangat dikagumi
bibi, adalah seorang perempuan yang
berbakat dalam ilmu sastra, lagu, puisi,
catur, kecapi, melukis, menjahit, memasak,
dan lainnya. Tapi setelah melahirkanku,
beliau langsung meninggal dunia, di dunia
ini apakah sesuatu yang mengandung
perasaan tidak bisa bertahan lama?986
Setelah aku sembuh dari racun, bibi
menceritakan riwayatku, dulu bibi selalu
berbohong kepadaku, katanya ayah dan ibuku
bersumpah harus bertapa selama 20 tahun di
Tai Shan, aku selalu mempercayai ucapan
bibi, setelah tahu kalau ayahku terbunuh
karena diserang, aku seperti disambar petir,
tadinya aku berharap beberapa tahun lagi
aku bisa melihat wajah ayah dan ibu,
harapanku langsung menjadi sirna, dan
digantikan dengan kemarahan serta niat
untuk membalas dendam. Zhu Fu Zi adalah
kakak seperguruan ayah, beliau memberitahu
siapa yang telah membunuh ayah, dan dengan
telaten mengajarkan ilmu silat kepadaku,
Zhu Fu Zi selalu menyalahkan dirinya
sendiri karena tidak bisa menguasai ilmu
tinggi dan beliau takut membuatku tidak
bisa maju, karena itu beliau hanya
mengajarkan ilmu dasar dari perguruannya.
Tapi suatu hari bibi mengeluarkan sebuah
buku dan memberikannya pada Zhu Fu Zi,
setelah Zhu Fu Zi membacanya beliau
terkejut. Semenjak itu beliau mengajarkan
ilmu silatnya kepadaku sesuai dengan
petunjuk buku itu. Beliau mengatakan kalau
buku itu adalah hasil jerih payah ayah987
selama hidupnya, semenjak itu siang dan
malam aku terus berlatih ilmu silat dan
membaca buku.
Aku tidak berani meliha A Lan,
matanya yang indah telah kehilangan
cahaya, tapi bagiku tetap terlihat indah.
Tapi di balik mata itu hanya bisa melihat
kegelapan, aku bersumpah akan membuat A
Lan bisa melihat kembali, apa pun akan
kukorbankan untuknya. Sekalipun itu darah
atau kepalaku.
A Lan semakin melembut, dia tidak
marah-marah lagi, dia selalu ramah
mengajariku, menasihatiku, dan mengatakan
kalau persoalan matanya jangan selalu
diingat, kelak aku pasti bisa mendepatkan
obat yang bisa membuat matanya melihat
kembali, aku tahu harapannya sangat kecil,
tapi aku merasa semakin tenang dan terus
berlatih ilmu silat.
Suatu hari aku pamit kepada guru,
bibi, dan A Lan. Mata A Lan tampak
berlinang dengan air mata, dia tertawa
dengan terpaksa dan berkata, 'Kakak, kau
akan berkelana di dunia persilatan, kau
harus berhati-hati, hal membalaskan dendam
ayahmu adalah nomor satu, kalau tidak bisa988
menemukan Xue Guo, jangan dipaksa!'
Waktu itu aku terus menatapnya, entah
apa yang harus kukatakan.
'A Lan, aku tahu kau tidak bisa
melihatku, tapi kau pasti memiliki
perasaan, kakakmu ini juga memberikan
kasih sayang melalui matanya yang bodoh.'
A Lan menyimpan rasa sedihnya dan
tertawa manis lalu berkata, 'Sudahlah, Kak,
pergilah dengan tenang!'
Tawa itu terlihat begitu lembut,
manis, dan penuh dengan kasih sayang,
membuatku sempat terpana, dan aku berdiri
cukup lama tidak tega meninggalkannya.
A Lan! A Lan! Aku merasa kadangkadang nyawaku tidak bisa menyaingi tawamu
yang begitu penuh kasih sayang.
'Kalau kau mau aku mati, apakah aku
sanggup menolaknya?'
Guru memberiku botol kecil ini, lalu
beliau berpesan kepadaku, 'Kalau menemukan
Xue Guo segera masukkan ke dalam botol
ini, Xue Guo akan mencair dengan
sendirinya.'
Aku pun bertekad dengan penuh
harapan membawa pedang dan perbekalan,
melewati gunung dan sungai, berkelana di989
gunung dan laut. Tetap saja aku tidak
berhasil menemukan Xue Guo, dendam ayah
belum terbalas, tapi aku merasa sangat
beruntung bisa berkelana dengan seseorang
yang sudah kuanggap sebagai saudara.... Xin
Jie, seorang pemuda polos, pemberani, dan
berlapang dada luas. Walaupun usianya lebih
kecil setengah tahun dariku tapi dia masih
sangat kekanak-kanakan.
Dengan susah payah aku berhasil
menemukan musuhku di rapat Tai Shan, dia
adalah orang terkenal dunia persilatan aku
berusaha ingin membalas dendam, tapi si
jelek, si jelek yang gila itu entah apa
alasannya memelukku dan kami pun masuk ke
dalam jurang ini! Orang itu memang pantas
mati mungkin dia sudah hancur di dasar
jurang!"
Pikirannya terus mengembara, tidak
terasa hari telah terang, matahari mulai
muncul, kabut tebal mulai menipis, cahaya
matahari bersinar melewati kabut tebal,
terlihat wajahnya yang terkadang sedih,
terkadang diam, akhirnya dia meloncat dan
bersiul panjang, dengan ringan dia berdiri
di atas ranting.
Ternyata dia telah melewati waktu990


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lama memikirkan masa lalunya.
Pada saat melihat Xue Guo telah habis,
dia seperti melihat A Lan yang putus asa,
hampir saja dia tidak bisa menguasai diri
dan ingin terjun ke dasar jurang. Tapi pada
saat dia melihat ke atas, kabut telah
menyebar, matahari telah muncul, tiba-tiba
dia mengerti, "Walaupun kabut tebal, tapi
pada saat matahari muncul, kabut akan
menghilang, mungkin hidupku pun seperti
itu, tapi apa yang akan menjadi matahari
ku? Matahari dalam hidupku harus
mengandalkan perjuangan dan keberanianku
sendiri. Guru sering mengatakan, sejak dulu
sampai sekarang orang yang sukses adalah
orang yang kuat, apakah hanya karena
mendapat sedikit kesulitan aku langsung
putus asa?"
Dia berpikir dan mengukur kemampuan
ilmu silatnya, sekalipun ada rumput atau
pohon untuk memanjat naik, mungkin dia
akan kesulitan naik. Sekarang dia akan
mencoba meloncat, dia mengatur nafas,
mengayunkan dulu tangannya, merasa
tangannya telah lancar bisa digunakan, rasa
sakit sudah tidak ada, dia pun tersenyum,991
dia mengerti semua ini berkat Xue Guo.
Dia ingin melihat keadaan di bawah,
karena itu dia mengaitkan kakinya di pohon
dan tubuhnya bergelantung di udara. Kabut
di bawah sudah menghilang, maka Wu Lingfeng bisa melihat dengan jelas, antara
pohon di mana dia tersangkut dengan dasar
jurang masih sekitar 200 meter, dia
berpikir, "Kalau bisa mencari tempat untuk
berhenti beberapa kali, aku bisa dengan
aman tiba di bawah, tapi kalau hanya ada 2
atau 3 tempat untuk berpijak, aku tidak
berani mengambil resiko, aku memang bisa
sampai di bawah, tapi tubuhku pasti akan
terbanting-banting."
Dia terus melihat ke bawah, akhirnya
dia melihat ada batu gunung yang menonjol
keluar, tempat itu hanya bisa memuat satu
kaki, batu itu berjarak 20-30 meter dari
dasar jurang, diamdiam dia berdoa, "Ya
Tuhan! Lindungilah aku, aku berharap batu
itu batu padat!"
Dia mengumpulkan tenaga di tangan
kanan, dengan ilmu Jin Gang Zhi dia
menahan tenaga untuk turun. Dia pun
meloncat dengan cepat dan meluncur seperti
bintang jatuh. Tangan kanannya selalu992
mencengkram dinding jurang, batu yang
dicengkramnya meninggalkan bekas jari yang
dalam. Sekarang jaraknya dengan batu itu
tinggal 10 meter lagi, dia melihat tempat
tujuannya, kedua kakinya ditarik dan
bersalto untuk mengurangi kecepatan,
kemudian satu kakinya berpijak pada batu
itu. Begitu dia merasa kalau batu itu cukup
kokoh, dia baru berani menurunkan
tubuhnya, dia berdiri dengan kaki sebelah.
Pada saat melihat ke bawah, kabut
lebih menipis dan keadaan di bawah bisa
terlihat dengan jelas. Anehnya setiap jarak
15 meter pasti ada batu yang menonjol
seperti sengaja dibuat seseorang. Wu Lingfeng berpikir, "Dari atas sampai bawah,
setiap jarak 15 meter pasti ada batu untuk
berhenti, kalau dari bawah naik ke atas,
mungkin masih bisa dengan cara memanjat.
Batu-batu itu pasti dibuat seseorang, apakah
di dunia persilatan ada pesilat begitu
tangguh?"
Karena dia ingin segera meninggalkan
tempat berbahaya itu dia tidak mempunyai
banyak waktu untuk berpikir, beberapa kali
dia meloncat dan sekarang dia sudah berada
di dasar jurang. Terlihat batu di mana-993
mana, di sekeliling sana hanya ada gunung,
hanya di bagian selatan bukan gunung.
Dengan ilmu meringankan tubuh dia berlari
ke arah selatan dan menemukan sebuah jalan
kecil yang berliku, dia menyusuri jalan
kecil itu lalu memutari beberapa kali
kelokan. Tiba-tiba keadaan menjadi terang,
karena di depannya sekarang terbentang
hutan bambu hijau.
Ooo)*(ooO
BAB 29
Dong Yu Shu Sheng
Sewaktu dia sedang berpikir apakah
dia harus melewati hutan bambu itu atau
tidak, tiba-tiba dia mendengar ada suara
seseorang sedang membaca buku. Dengan
berkonsentrasi penuh Wu Ling-feng
mendengarnya, ternyata ada orang yang
sedang membaca Kitab Nan Hua dengan suara
besar. Suaranya seperti suara batu yang
beradu, setiap kalimat yang diucapkan
terdengar sangat jelas. Hal ini membuat Wu
Ling-feng terpaku, dia berpikir, "Orang itu
bersuara dengan kecil tapi semua
kalimatnya terdengar sangat jelas."
suaranya menyebar ke seluruh hutan bambu,
suara angin tidak membuat suara orang itu994
terpecah. Orang itu seperti berada di
depannya, ilmu silat orang itu pasti tinggi.
Karena ingin tahu Wu Ling-feng pun
masuk ke dalam hutan bambu, sambil terus
mengikuti suara itu, dia berputar-putar.
Suara itu terdengar semakin jauh, di
depannya ada jalan bercabang dan semakin
banyak. Dia terkejut, "Apakah aku telah
terjebak ke dalam formasi musuh?" Baru dia
dengan teliti melihat, jarak antar pohon
bambu sepertinya sama, setiap jarak terdiri
dari 8 pohon bambu, mengambil posisi 8 arah
dan membentuk Ba (delapan) Gua. Dalam hati
Wu Ling-feng berpikir, "Apakah ini adalah
formasi Ba Gua yang sering guru ceritakan?
Formasi ini ditemukan oleh Wu Hou dan
sudah lama tidak terlihat, apakah ada orang
yang masih bisa menguasainya? Apakah tuan
rumah memasangnya dengan tujuan supaya dia
terlindung dari musuhnya? Kalau tuan
rumah tidak senang aku masuk ke dalam
formasi ini dan menyerangku di dalam, aku
benar-benar tidak bisa keluar."
Dia berpikir seperti itu, tiba-tiba dia
berpikir lagi, kemudian dia melipat
tubuhnya, seperti seekor bangau dia terbang
melejit ke atas, tadinya dia ingin terbang995
setinggi 8-9 meter, lalu meraih batang
bambu, dan memanjat naik. Tapi pada saat dia
meloncat, tubuhnya ternyata sudah berada di
ketinggian 15 meter dan dia hampir berada
di pucuk pohon bambu. Dia benar-benar
kaget, tapi dia tidak mempunyai waktu untuk
berpikir lebih lanjut, tangan kanannya
langsung meraih pohon bambu, lalu naik
lagi beberapa meter, kedua kakinya berada
di atas pucuk pohon bambu.
Dari atas dia melihat ke bawah. Tinggi
bambu disana sama rata, di ujung hutan
bambu adalah sebuah padang rumput hijau, di
tengah padang rumput ada sebuah batu besar
berbentuk seperti panggung. Batu itu besar
dan berwarna putih, sepertinya batu itu
licin, di atasnya ada sebuah buku dan sebuah
suling.
Wu Ling-feng berpikir, "Tadi aku
memperkirakan jarakku dengan orang yang
sedang membaca buku kurang lebih 100
meter, tapi aku malah berputar-putar di
dalam hutan, mungkin ada 10 kilometer, tapi
aku tidak bisa keluar dari formasi bambu
itu. Kelihatannya formasi itu sangat hebat,
kalau aku meloncat beberapa kali aku bisa
keluar dari formasi itu."996
Tapi sewaktu dia melihat dengan lebih
teliti, dia menjadi bingung, karena jarak
antar bambu semuanya adalah 20 meter, Wu
Ling-feng percaya dia bisa meloncat sejauh
15 meter, tadi dia baru tersadar kemampuan
loncatnya bertambah. Ilmu silatnya
bertambah maka rasa percaya dirinya pun
timbul. Tapi dia harus meloncat dari ujung
bambu yang lembut, itu tidak akan mungkin
terjadi. Sewaktu dia sedang mencari akal,
tiba-tiba di belakangnya terdengar suara
besar dengan ramah berkata, "Anak bodoh,
cepat turun, dan ikuti aku!"
Di belakang tubuhnya, dengan jarak
beberapa meter tampak berdiri seorang pak
tua. Dia berpakaian seperti pelajar,
wajahnya berpenampilan seperti pelajar.
Hanya sekali melihat pak tua itu, Wu Lingfeng langsung menyukainya dan juga percaya
kepadanya, dia tidak berpikiran kalau pak
tua itu bermaksud jahat kepadanya. Dia
langsung turun.
Melihatnya meloncat turun dari
ketinggian 15 meter dilakukan dengan
ringan dan tanpa suara, pak tua itu
mengangguk, wajahnya penuh tawa, dia
berkata, "Anak, ilmu silatmu lumayan997
tinggi, siapa gurumu? Mengapa kau bisa
berada di sini?"
Dengan teliti Wu Ling-feng melihat
pak tua itu, berhidung mancung dan berdahi
lebar, rambutnya telah memutih, tapi
wajahnya masih terlihat licin. Sepertinya
saat dia muda dulu dia adalah seorang lakilaki tampan. Semakin dilihat Wu Ling-feng
semakin menyukai pak tua itu.
Dia tidak berniat berbohong, lalu
dengan sikap hormat dia menjawab, "Namaku
adalah Wu Ling-feng, aku adalah murid
Tabib Zhu Jing Zi."
Pak tua itu tampak terkejut, "Apa?
Zhu Jing Zi adalah gurumu? Anak itu
memang menyukai ilmu ketabiban, tapi
bukankah ilmu silatnya tidak begitu tinggi,
sedangkan ilmu silatmu adalah 'Pin Sha Luo
Yan', apakah gurumu memang bisa ilmu ini?"
Pikir Wu Ling-feng, "Usia guruku dan
pak tua ini hampir sama, mengapa dia
memanggil guru dengan sebutan anak?"
mendengar pak tua itu memujinya, Wu Lingfeng merasa malu.
Lalu dengan pelan dia menjawab, "Ilmu
silatku dilatih menurut buku peninggalan
ayahku, guruku hanya memberikan petunjuk998
dari samping, tapi aku belum pernah melihat
guru memperlihatkan ilmu silatnya."
Pak tua itu terdiam, kemudian dengan
nada aneh dia berkata, "Mengapa ayahmu bisa
mengetahui ilmu silat perkumpulanku? Oh,
kau tadi mengatakan kau bermarga Wu,
apakah ayahmu adalah Wu Zhao Yuan?"
Wu Ling-feng mengangguk dan
menjawab, "Tapi ayahku telah meninggal."
"Mengapa dia bisa meninggal?"
"Ayahku adalah orang terkenal, dan
orang-orang berhati kerdil iri kepadanya,
maka ayah dibunuh oleh Kong-dong-pai, Lie, Wu Dang, Pendeta Chi-yang, E Mei, An
Shang-ren dan Dian Cang-pai, Xie Xing,
mereka bergabung mengeroyok ayahku, dan
ayah meninggal di gunung terpencil." Wu
Ling-feng bercerita dengan marah, tapi dia
sudah tidak menganggap Kun-lun-pai,
Pendekar Zao sebagai musuhnya lagi.
Wajah pak tua itu pun tampak marah,
dia berkata, "Baiklah! Saat guru Li-e
meninggal, beliau masih sempat menitipkan
Li-e kepadaku. Hhhh! Sudah 30 tahun aku
tidak berkelana di dunia persilatan, bocah
itu berani membunuh keponakanku, hutang
ini harus diperhitungkan, aku tidak peduli999
lagi dengan hubungan baik antara aku dan
gurunya."
Dari kata-kata pak tua itu, Wu Lingfeng segera sadar kalau pak tua itu adalah
tetua dari perkumpulannya, sekarang dia
merasa lebih yakin lagi, dan berpikir,
"Guru Zhu sering berkata sewaktu Tai Ji


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Men diwariskan kepada gurunya ada dua
orang murid berbakat, yang satu adalah
ayahnya, sedangkan yang satu lagi adalah
guru, mereka berdua berilmu silat tinggi,
ilmu ketabibannya pun tinggi, bisa bersaing
dengan Huo Duo (tabib terkenal di jaman
Tiongkok kuno). Mungkin yang ada di
hadapanku sekarang adalah Dong Yu Shu
Sheng, Yun Bing Nuo!"
Wu Ling-feng segera berlutut dan
memberi hormat, "Feng Er memberi hormat
kepada kakek guru."
Pak tua itu tertawa terbahak-bahak,
kedua tanganya diayunkan, Wu Ling-feng
merasa ada tenaga besar yang mengangkatnya
berdiri.
Kata pak tua itu, "Anak, mengapa kau
bisa tahu kalau aku adalah orang yang kau
pikirkan?"
"Tadi aku hanya mendengar ucapan1000
Kakek Guru, aku segera tahu kalau Kakek
adalah tetua perkumpulan kami, baju yang
Kakek pakai seperti yang selalu diceritakan
oleh guru, maka aku merasa yakin kalau
Anda adalah kakek guruku."
Pak tua itu tertawa, "Anak baik, kau
memang pintar, tapi kau sama sekali tidak
mirip ayahmu."
Begitu Wu Ling-feng dilahirkan,
ibunya sudah meninggal, sewaktu dia berusia
3 tahun, ayahnya pergi dan tidak kembali,
maka di pikirannya dia tidak terbayang
wajah ibunya, sedangkan wajah ayahnya dia
hanya ingat sedikit, ini adalah hal yang
paling disesalinya. Sekarang secara tidak
sengaja pak tua itu telah mengungkitnya, Wu
Ling-feng tidak tahan lalu tanpa terasa dia
meneteskan air mata.
Pak tua melihat sikap Wu Ling-feng
yang aneh, dia segera tahu kalau dia telah
membuat Wu Ling-feng sedih, dia merasa
tidak enak, dengan lembut pak tua itu
berkata, "Anak baik, jangan bersedih, Kakek
akan mengajarkan satu ilmu kepadamu, nanti
kau bisa membunuh semua musuhmu dengan
ilmu ini."
Selama beberapa hari hatinya selalu1001
tersiksa, sekarang mendengar ucapan pak tua
yang baik dan lucu ini, dia merasa terhibur
dan timbul rasa hangat di hatinya. Wu
Ling-feng tidak tahan lagi, dia masuk ke
dalam pelukan pak tua itu, lalu menangis
sekeras-kerasnya.
Dong Yu Shu Sheng, Yun Bing Nuo
telah 30 tahun meninggalkan Tai Shan,
setiap hari dia hanya ditemani angin dan
bulan, sekarang dia sedang memeluk seorang
pemuda tampan, dia merasa senang dan
berkata, "Anak baik, jangan menangis,
jangan menangis, Kakek akan membalaskan
dendammu!"
Wu Ling-feng menghapus air matanya
dengan kedua lengan bajunya, dan berkata,
"Kakek, Kakek lihat apakah dengan ilmu
Feng Er sekarang ini bisa.... bisa berlatih
hingga sebagus ayahku?"
Dia ingat sewaktu rapat di Tai Shan,
Xin Jie dengan gagah dan wibawa berdiri di
depan mereka, tadinya dia ingin bertanya
apakah dia bisa sekuat Xin Jie, tapi setelah
dipikir lagi apakah kakek tahu siapa Xin
Jie. Dong Yu Shu Sheng benar-benar
terlihat menyayangi Wu Ling-feng, tanpa1002
banyak berpikir dia langsung menjawab,
"Tidak menjadi masalah!
Tidak menjadi masalah! Tapi mengapa
kau bisa berada di sini?"
Wu Ling-feng menceritakan semuanya
bagaimana dia mengikuti rapat di Tai Shan,
mengapa dia bisa sampai jatuh ke dalam
jurang lalu nyawanya bisa selamat, semua
diceritakannya dengan mendetil. Dia memang
orang yang pintar, maka semua ceritanya
teratur dan tidak membosankan. Pak tua
dengan teliti mendengar semuanya, begitu
mendengar Wu Ling-feng tidak sengaja
memakan Xue Guo, wajah pak tua itu berubah
tapi dia segera tertawa lagi.
Kata pak tua itu, "Anak, hokimu
benar-benar besar, pohon Xue Guo seratus
tahun yang lalu ditanam dengan susah payah
oleh seorang tetua. Tetua ini sangat
menyukai tanaman, dia tahu pohon itu dalam
seratus tahun hanya berbuah satu kali,
karena tahu dia tidak mungkin sampai
berumur ratusan tahun, dia tidak berpikir
akan memakannya sendiri, dia hanya ingin
membuktikan kalau dia seorang yang
berbakat menanam bunga dan pohon.
Aku kira pohon itu dalam waktu1003
setengah bulan lagi baru akan berbuah, saat
itu aku baru akan menjaganya, tidak
disangka 10 hari sebelum waktunya pohon
itu telah berbuah, mungkin karena pohon
itu menghisap udara yang kau keluarkan dan
mengubah waktunya lebih cepat matang.
Tetua yang menanam pohon itu adalah
musuh Tai Ji Men, dia pasti tidak menyangka
kalau buah dewa yang ditanamnya dengan
susah payah akan dinikmati secara tidak
sengaja oleh cucu Tai Ji Men. Ha ha ha!"
Pak tua berbalik untuk melihat wajah
Wu Ling-feng yang terlihat sedih dan
menyesal, dalam hati pak tua itu berpikir,
"Anak ini benar-benar jujur, bisa memakan
buah dewa itu, dalam mimpi pun orang
persilatan sangat menginginkannya, dia
tidak sengaja telah memakannya, tapi dia
malah terlihat menyesal dan tidak senang,
dia mengira gara-garanya aku tidak bisa
mendapatkan buah itu."
Dia sangat menyukai Wu Ling-feng, dia
selalu berpikir positif, sebenarnya Wu
Ling-feng memang merasa malu karena sudah
memakan buah dewa yang selalu dijaga oleh
kakek gurunya, tapi yang terpenting adalah
dia teringat kalau buah dewa itu sulit1004
untuk didapatkan, harapan A Lan untuk bisa
melihat kembali semakin menipis!
Pak tua itu tersenyum dan berkata,
"Aku tidak sengaja melihat pohon itu, aku
juga tidak secara sengaja menjaganya, karena
itu kau tidak perlu merasa tidak enak hati."
Wu Ling-feng tidak bisa berbohong,
dengan malu dia menjawab, "Yang Feng Er
pikirkan adalah hal lain, karena itu hati
ini merasa menyesal."
Wu Ling-feng melihat kakek gurunya
menatapnya aneh, wajahnya sangat ingin
tahu, Wu Ling-feng mulai bercerita tentang
mata A Lan yang buta semua dikarenakan
dirinya. Dia bercerita dari awal hingga
akhir, dan dia bercerita dia tidak sengaja
memakan Xue Guo, maka harapan A Lan untuk
melihat langsung sirna, dia menangis lagi.
Pak tua itu tersentuh mendengar
cerita Wu Ling-feng, dia tampak berpikir
sebentar lalu berkata, "Sekarang aku belum
bisa memikirkan cara yang baik, racun ular
emas memang sangat ganas dan lihai. Hhhh!
Kau lihat sendiri aku sudah mulai pikun,
kita terus mengobrol di tengah hutan bambu,
mari ikut aku ke dalam gua di mana aku
tinggal."1005
Wu Ling-feng berjalan mengikuti pak
tua itu, hanya berbelok ke kiri lalu ke
kanan beberapa kali, mereka keluar dari
formasi bambu. Dia terus mengingat
sepanjang jalan yang dilewatinya. Begitu
tiba di batu besar itu, pak tua itu menunjuk
ke belakang batu besar, "Itu adalah gua di
mana aku tinggal selama 30 tahun ini."
Wu Ling-feng berputar ke belakang
batu setinggi 6 meter, terlihat ada sebuah
mulut gua berbentuk bulat. Di dalam sangat
gelap, pada saat memasuki gua, di dalam
terasa kering. Batu dinding di dalam gua
berwarna putih, keadaan di dalam gua sangat
sederhana, hanya ada tempat tidur batu dan
beberapa kursi yang terbuat dari batu.
Pikir Wu Ling-feng, "Di lembah yang begitu
sepi dan di sebuah gua yang gelap, kakek
melewatinya selama 30 tahun, mengapa Kakek
Yun menyiksa dirinya dengan cara seperti
ini?"
Pak tua itu berkata lagi, "Feng Er,
kau semalaman tidak beristirahat, naiklah
ke atas ranjang dan beristirahatlah dulu,
kalau kau sudah bangun dan terasa lapar
kau bisa keluar dari gua ini lalu ambil
jalan lurus, itu jalan memutar ke belakang1006
gunung. Di sana banyak buah Zao yang
manis, kakek mau berlatih ilmu silat dulu."
Wu Ling-feng merasa tubuhnya lemas,
dia menuruti kata-kata kakeknya dan pergi
tidur.
Saat terbangun, hari sudah siang,
dengan cepat dia turun dari ranjang dan
keluar dari gua. Kakek Yun sedang duduk di
atas batu besar itu, sambil menatap awan
putih yang memenuhi langit. Kakeknya
terlihat santai tapi Wu Ling-feng tidak
berniat mengganggu kakeknya, diam-diam dia
pergi ke belakang gunung.
Dia berjalan terus ke depan, jalan
semakin dalam dan semakin melebar, dia
berbelok sedikit, tiba-tiba di sana menjadi
terang, ternyata dia tiba di ujung gua. Wu
Ling-feng melihat di luar posisi tanah
menjadi miring tapi penuh dengan pohon Zao
(Hong Zao), setiap pohon dipenuhi dengan
buah Zao berwarna merah, ada yang besarnya
seperti kepalan tangan, Wu Ling-feng
merasa aneh dia menuruni tanah miring itu,
tanah semakin miring, tiba di ujung,
ternyata adalah jurang, dia berpikir, "Aku
mengira aku sudah berada di kaki gunung,
ternyata aku masih berada di tengah1007
gunung, entah kapan ada burung yang
membawa biji buah Zao dan terjatuh di
gunung ini, akhirnya malah menjadi kebun
Zao." dia memilih buah Zao yang besar lalu
memetiknya untuk dibawa ke gua.
Tiba-tiba terdengar suara seruling,
dengan teliti Wu Ling-feng mendengarnya,
suara seruling itu terdengar sedih,
sepertinya semua hal yang tidak berkenan
di hati datang menghampirinya. Wu Lingfeng tidak tahan dia berlari sekencangkencangya dan meloncat ke atas batu besar
itu, dia memeluk Kakek Yun dan berkata,
"Kakek Yun, jangan meniup seruling lagi."
karena tangannya terus memeluk kakek,
maka buah Zao yang dibawanya jatuh ke atas
permukaan batu itu.
Kakek Yun tertawa terbahak-bahak,
dengan lembut dia berkata, "Baiklah!
Baiklah! Kakek tidak akan meniup seruling
lagi."
"Kakek, suara seruling itu begitu
sedih, apakah semua itu mewakili kesedihan
Kakek? Apakah Kakek bisa bercerita kepada
Feng Er?"
Kakek Yun mengelus-elus kepala Wu
Ling-feng sambil tertawa, "Tidak ada hal1008
yang kakek sedihkan, kau salah tebak, mari
kita bersama-sama berlatih silat."
Kakeknya tersenyum, tapi sudut
matanya terlihat bekas air mata, Wu Lingfeng teringat pak tua ini seorang diri
tinggal di gua, pasti dia merasa kesepian,
maka dia pun berkata, "Kakek, kalau semua
hal sudah Feng Er bereskan, Feng Er akan
menemani Kakek tinggal di sini."
Kakek Yun tertawa, "Bagaimana dengan
nonamu?"
"Dia.... dia juga akan kubawa ke sini."
"Kalau begitu, disini akan menjadi
ramai. Ha ha ha....!"


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian Kakek Yun dengan serius
berkata, "Ilmu perkumpulan kita yang
terpenting adalah harus mengerti, kau anak
yang pintar, pasti bisa belajar dengan baik,
kebetulan kau pun sudah memakan Xue Guo,
tenaga dalammu pasti sudah bertambah
banyak, maka kalau kau ingin berlajar ilmu
silatku, kau sudah memenuhi separuh syarat,
sekarang aku akan mengajarkan kepadamu
ilmu silat perkumpulan kita yang tertinggi
kepadamu, tapi kau harus berjanji kau tidak
boleh membunuh orang yang tidak berdosa
dengan ilmu ini."1009
Dengan serius Wu Ling-feng menjawab,
"Murid tidak berani membantah perintah
Kakek."
"Dulu ayahmu baru lulus belajar ilmu
silat, karena kakak seperguruanku belum
mampu mengajari ilmu silat ini maka dia
berjanji 10 tahun kemudian baru akan
mengajarkan kepada-nya ilmu silat andalan
Tai Ji Men yaitu 'Kai Shan San Shi Po Yu
Quan', tidak disangka kakak seperguruanku
meninggal setelah ayahmu meninggalkan
perguruan 5 tahun kemudian, sedangkan aku
tinggal di tempat terpencil seperti ini.
Karena itu ayahmu tidak bisa belajar ilmu
ini, kalau saja dulu ayahmu menguasai ilmu
kepalan ini, walaupun belum tentu bisa
mengalahkan Li-e dan kawan-kawan, tapi
paling sedikit bisa menjaga dirinya. Hhhh!
Sekarang aku akan mengajarkannya
kepadamu!"
"Di dunia persilatan orang selalu
menganggap ilmu Tai Ji Men sangat
memperhatikan Yi Yi Zhi Dong' (dengan
tidak gerak menahan gerak), mereka tidak
tahu ilmu silat perkumpulan kita yang
tertinggi adalah ilmu kepalan tangan keras.
FengEr, kau perhatikan dengan teliti!"1010
Dong Yu Shu Sheng memperagakan ilmu
itu sejurus demi sejurus di atas batu besar
itu. Jurus itu sangat keras, dengan
bersemangat Wu Ling-feng memperhatikan
gerakan kakeknya. Serangan Kakek Yun
seperti Chang Jiang, seperti air sungai
yang terus mengalir. Angin telapak terus
berbunyi. Wu Ling-feng yang berdiri dengan
jarak 5-6 meter dari sana masih bisa
merasakan tekanan udara yang kuat, hampir
membuatnya terjatuh. Saat memasuki jurus
kedelapan, Dong Yu Shu Sheng
membentak,"Feng Er, lihat gerakan
tubuhku!"
Terlihat gerakan Dong Yu Shu Sheng
menjadi pelan, tangan kiri seperti menahan
kalau ada serangan dari orang, posisi itu
berubah menjadi bertahan, tapi tangan kanan
menyerang dengan miring. Tubuhnya maju
selangkah, tangan kanan tiba-tiba ditarik
kembali setelah sampai di depan dada
didorong kembali keluar. Separuh jalan
tiba-tiba membentuk lingkaran, dia
membentak, kedua telapaknya disatukan lalu
didorong ke depan, terdengar pohon bambu
yang ada di depan dengan jarak 4 meter
tercabut dari akarnya.1011
'Kai Shan San Shi Po Yu Quan' yang
diperlihatkan oleh Kakek Yun memang
sangat dahsyat, Wu Ling-feng berpikir,
"Kalau ada 3-4 orang pesilat mengepung,
aku hanya membutuhkan 3 jurus terakhir
menghadapi mereka dan bisa menjaga diriku,
selain itu aku juga bisa meloloskan diri
dari kepungan mereka."
Kakek Yun telah menarik kembali
semua jurusnya.
"Jurus-jurus kepalan tadi sangat
sederhana, apalagi 3 jurus terakhir adalah
jurus yang dilakukan secara beruntun.
Tenaga akan semakin kuat bila kedua
telapak disatukan lalu mendorong, mungkin
orang yang sanggup menyambut serangan ini
bisa dihitung dengan jari, ha ha ha!"
Melihat wajah kakeknya yang penuh
kebanggaan, dan melihat tempat di mana
kakeknya berdiri tampak ada bekas telapak
kaki, maka dia merasa lebih hormat lagi
kepada kakeknya dan juga bangga.
"Kakek, Feng Er akan mencoba
memperagakan ilmu yang Kakek ajarkan
tadi."
Wu Ling-feng sangat cepat mengerti,
apalagi jurus-jurus tadi sangat sederhana,1012
hanya melihat satu kali, Wu Ling-feng bisa
memperagakannya dengan sempurna.
Kakek Yun merasa senang dan tertawa
lebar, "Anak baik, kau benar-benar pintar,
baiklah aku akan menyiapkan makanan
untukmu."
"Biar Feng Er yang menyiapkannya."
"Kau berlatihlah di sini dengan baik,
Kai Shan San Shi harus menggunakan tenaga
dan teknik tinggi, kau harus berlatih
beberapa kali, kemudian mencari tahu
sendiri dengan cara apa supaya lebih baik
lagi menguasainya."
Wu Ling-feng merasa sangat berterima
kasih kepada kakeknya yang telah sepenuh
hati melatihnya, jurus kepalan yang keras,
sebenarnya harus menghabiskan tenaga
besar. Wu Ling-feng berlatih sebanyak
puluhan kali, dia semakin bersemangat, dia
berpikir, "Xue Guo benar-benar buah sakti,
dalam waktu satu hari satu malam, tenaga
dan ilmuku maju pesat."
Kakek Yun membawa paha daging rusa
yang diasinkan, tangan kanannya membawa
botol arak Zao Zi lalu pelan-pelan keluar
dari gua. Terlihat Wu Ling-feng berdiri
seperti Tai Shan, mengeluarkan kepalan1013
seperti angin, dia terlihat seperti seorang
pesilat tinggi, tapi wajahnya yang tampan
masih tampak kekanak-kanakan, dalam hati
Dong Yu Shu Sheng berpikir, "Ini adalah
salah satu keanehan yang terjadi di dunia
persilatan, sepertinya A Lan pun adalah
seorang gadis cantik dan baik." karena dia
menyukai Wu Ling-feng maka dia pun
memberi perhatian kepada A Lan. Kakek Yun
meloncat ke atas batu besar itu, Wu Lingfeng mendekatinya lalu mereka duduk sambil
mengobrol, suasana terasa damai dan rukun.
Tiba-tiba Kakek Yun berkata, "Aku
lihat gerakan tubuhmu sangat ringan, cocok
untuk berlatih ilmu meringankan tubuh,
dulu sewaktu aku masih berkelana di dunia
persilatan, secara tidak sengaja aku
menolong seorang biksu Tibet, setelah aku
berhasil memukul mundur orang yang akan
membunuhnya, sewaktu aku melihat biksu
itu, ternyata dia sudah sekarat dan terluka
parah, dia merasa sangat berterima kasih
padaku, dan melihat aku tidak mirip dengan
orang jahat, maka dia pun mengeluarkan
sebuah buku rahasia dan memberikannya
padaku, dengan bersusah payah dia
menjelaskan padaku kalau di dalam buku itu1014
berisi ilmu meringankan tubuh yang sangat
tinggi. Sebenarnya itu adalah ilmu rahasia
perkumpulannya, karena dia terluka parah
akhirnya dia tidak tahan, dia memejamkan
mata lalu meninggal.
Awalnya aku tidak terlalu
memperhatikan btiku itu dan berpikir ilmu
meringankan tubuh dari perkumpulan mana
pun sama saja, kemudian aku tinggal di
tempat terpencil ini, lalu aku menemukan
batu-batu yang bisa menahan berat tubuh
itu, setiap 30 meter pasti ada satu batu,
lalu aku pikir ilmu meringankan tubuh
yang paling bagus kalau sekali meloncat
paling bagus bisa mencapai 10 meter lebih.
Tapi batu-batu kecil itu pasti buatan tetua
untuk berlatih ilmu meringankan tubuh.
Sekali meloncat bisa mencapai 20-30 meter,
mungkin itu adalah ilmu meringankan tubuh
jenis lain! Aku jadi teringat kembali pada
'Mi Ji' yang telah diberikan oleh biksu
Tibet lalu aku pun membaca buku itu dan
menelitinya, tapi aku tidak mengerti
bahasanya, aku membaca sini melihat sana,
tetap saja tidak mengerti, kau lebih pintar
dariku selain itu kau telah memakan Xue
Guo, aku akan memberi-kan 'Mi Ji' itu1015
kepadamu, mungkin kau bisa mengerti apa
yang tertulis di dalamnya dan kau bisa
berlatih ilmu meringankan tubuh yang
tinggi."
"Kakek benar-benar memperlakukanku
dengan baik, dengan cara apa aku bisa
membalasnya?"
Kakek Yun tertawa, "Apa itu balas
budi? Itu tidak perlu, asalkan kau
menyuruh calon istrimu memasakkan sayur
yang enak untuk aku cicipi, itu sudah
cukup." mungkin Wu Ling-feng pernah
memuji masakan A Lan yang enak di depan
Kakek Yun, maka Kakek Yun bisa berkata
seperti itu.
Yang satu mengajar yang satu belajar
di lembah itu, guru berilmu tinggi murid
yang pintar, yang mengajar semakin
bersemangat, yang belajar semakin tertarik.
Kakek Yun telah mengajarkan ilmu tinggi
kepada Wu Ling-feng. Wu Ling-feng bisa
menerimanya dengan sempurna.
Suatu malam, setelah makan malam, Wu
Ling-feng duduk di atas batu besar untuk
beristirahat, hatinya terasa tenang, apalagi
batu itu bersih dia menatap langit melihat
bulan purnama, Wu Ling-feng berpikir,1016
"Rapat Tai Shan telah berlalu pas satu
bulan, hari-hari berlalu dengan cepat!"
Angin sepoi-sepoi menghembus
wajahnya yang tampan. Dia berdiri lalu
membereskan bajunya, melihat baju yang
dipakainya, dia mengenakan baju pelajar, dia
jadi ingin tertawa, dalam hati dia berpikir,
"Baju Kakek Yun yang kupakai terasa
nyaman, kelihatannya sewaktu muda dulu
Kakek Yun adalah orang yang sangat
memperhatikan penampilan." begitu meloncat
bajunya tertiup angin dan gerakannya
terlihat luwes.
Tiba-tiba terdengar ada suara yang
menangis, suara itu terdengar dari hutan
bambu, sekarang tenaga Wu Ling-feng sudah
kuat, telinganya menjadi tajam dan matanya
menjadi jeli. Begitu dia mendengar suara itu
dia tahu kalau yang menangis adalah Kakek
Yun, Wu Ling-feng berpikir, "Akhirnya hal
ini terjadi juga, selama beberapa hari ini
aku melihat semakin hari kakek semakin
tampak sedih, ada apa sebenarnya? Mengapa
kakek menguburkan masa mudanya di tempat
terpencil seperti ini?"
"Kalau ada hal yang menyedihkan, hal
ini sudah lewat 30 tahun, seharusnya kakek1017
sudah melupakan kesedihannya."
Tangisannya terdengar semakin sedih,
mengingat kebaikan Kakek Yun selama ini,
melihat dia tersiksa seperti itu tanpa
terasa Wu Ling-feng telah meneteskan air
mata, dia berlari masuk ke dalam hutan,
mencari suara tangisan kakeknya, dengan
cepat dia sudah berada di belakang
kakeknya, tampak Kakek Yun sedang
menangis, punggungnya terguncang-guncang,
tapi dia tidak tahu Wu Ling-feng sudah
datang.
Sambil menangis, Wu Ling-feng
berkata, "Kakek Yun, jangan sedih, apa yang
membuat Kakek merasa sedih? Ceritakanlah
pada Feng Er, Feng Er akan membantu Kakek
memecahkannya."
Kakek Yun terkejut, dia berhenti
menangis, dia mengusap air matanya dengan
lengan baju.
Wu Ling-feng masih dengan lembut


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membujuknya, "Kakek, apa yang telah terjadi
30 tahun lalu? Apakah Kakek tidak bisa
melupakannya?"
Kakek Yun tidak menjawab, sinar bulan
menyinari wajah Kakek Yun, Wu Ling-feng
merasa Kakek Yun tiba-tiba tampak sangat1018
tua, tidak lama kemudian Kakek Yun seperti
emosi berkata, "Feng Er, kesedihan di dunia
ini tidak bisa dibandingkan dan tidak bisa
dilukiskan dengan kata-kata, hanya dirimu
sendiri yang tahu.
Apakah Feng Er mengerti? Kesedihan
yang dalam tidak akan bisa kau lupakan,
hanya saja kau harus belajar hidup bersama
dengannya. Apakah kau mengerti, FengEr?"
Wu Ling-feng tidak mengerti, tapi
melihat wajah Kakek Yun yang menunggu
jawabannya, dia tidak tega menyakiti
perasaan kakeknya, dia segera menjawab,
"Feng Er mengerti."
Perasaan Kakek Yun tampak lebih
tenang, sikapnya pun terlihat jauh lebih
tenang, tiba-tiba dia berkata, "Hari ini
bulan 8 tanggal berapa?"
Wu Ling-feng telah melihat goresan
pisau yang ditorehkan di pohon bambu
sebagai pengganti kalender, dia pun
menjawab, "Bulan 8 tanggal 14."
"Kau sudah ada di sini selama sebulan,
semua kepandaianku sudah kuajarkan
kepadamu, kau masih mempunyai banyak
persoalan penting yang harus kau bereskan,
sekarang sudah lewat Tong Qiu! Pergilah,1019
balaskan dendam ayahmu, setelah membalas
dendam jangan lupa bawa A Lan kesini, aku
akan memeriksa matanya."
Walaupun mereka baru berkumpul
selama sebulan, tapi dia tidak tega
meninggalkan Kakek Yun sendirian disini,
tapi mengingat banyak hal penting yang
belum dia selesaikan, dengan tegas dia
berkata, "Kelak, setelah aku membereskan
masalahku, Feng Er akan kembali ke sini
untuk menemani Kakek."
"Baiklah, sekarang hari sudah malam,
istirahatlah!"
Wu Ling-feng masuk ke dalam gua,
lalu berbaring di atas ranjang yang terbuat
dari ranting kayu, dia terus memikirkan
kata-kata Kakek Yun yang terngiang-ngiang
di telinganya, "Kesedihan yang dalam tidak
akan bisa dilupakan, kau harus belajar
hidup bersama dengannya."
"Kalau suatu hari.... suatu hari A Lan
meninggalkanku selamanya.... apakah aku
bisa bertahan hidup? Apakah aku memiliki
keberanian hidup bersama dengan kesedihan
ini?"
"Tidak, itu tidak akan terjadi. Oh
Tuhan! Aku tahu Kau tidak akan berbuat1020
begitu kejam kepadaku." dia menghibur
dirinya sendiri tapi jauh di lubuk hatinya
dia mempunyai firasat tidak enak....
Hari ketiga pagi, dengan sedih Wu
Ling-feng berpamitan kepada Kakek Yun, dia
terus meminta agar Kakek Yun jangan terus
merasa sedih dan keluar dari lembah ini
untuk bermain. Kakek Yun hanya tersenyum
dan menggelengkan kepalanya, malah dia
berpesan terus kepada Wu Ling-feng,
"Jangan lupa bawa A Lan ke sini!"
Wu Ling-feng menyimpan sejuta
perasaan, dia berlari keluar lembah,
sewaktu dia sedang berlari di jalan, Kakek
Yun mengejarnya dengan menggunakan ilmu
meringankan tubuh, tangannya membawa
sebuah botol keramik, Wu Ling-feng
berhenti dan bertanya, "Kakek, apakah masih
ada pesan yang ingin Kakek sampaikan
kepada Feng Er?"
Jawab Kakek Yun, "Gurumu memiliki
ilmu ketabiban yang tinggi, tapi dia tidak
begitu mahir menggunakan obat, sebenarnya
sewaktu Jin She menggigit A Lan, dia hanya
ingat bagaimana mengeluarkan racun tapi
tidak ingat bahwa racun bisa dilawan dengan
racun, racun Jin She dan racun kaki seribu1021
sama-sama ganas, racun mereka bisa saling
menyerang, aku terpikirkan cara ini. Hanya
saja kedua mata A Lan sudah buta, dan itu
percuma, di dalam botol ini ada 'Wan Nian
Wen Yu', air di dalam botol ini dulu aku
mencarinya di gunung es, khasiatnya bisa
menghilangkan infeksi dan bisa menumbuhkan daging baru, juga bisa menolong orang
yang terluka parah. Di dalam botol ini
hanya ada 10 tetes, kau harus bisa
memakainya dengan baik."
Wu Ling-feng mengucapkan terima
kasih, kemudian dengan ilmu meringankan
tubuh, dia berlari keluar lembah.
Dia terus berlari, kemudian berpikir,
"Aku telah berjanji kepada A Lan bahwa
dalam satu tahun aku akan kembali ke
kampung halaman, sekarang aku masih
mempunyai waktu setengah tahun lagi, lebih
baik sekarang aku pergi ke Gunung Kongdong untuk mencari Penjahat Li-e sekalian
mencoba ilmu-ilmu yang telah diajarkan
oleh Kakek Yun."
Setelah mengambil keputusan seperti
itu, begitu tiba di sebuah kota, dia pun
bertanya tentang jalan menuju Gunung
Kong-dong, lalu melajutkan perjalanan ke1022
sana.
Hari itu dia melewati propinsi Shan
Xi. Hari telah sore, jalan semakin berliku
dan di daerah sana tidak ada perkampungan,
sewaktu dia merasa cemas tiba-tiba terlihat
seekor merpati putih melewati kepalanya.
Melihat merpati itu sangat lucu dia pun
mengejarnya lalu menangkapnya. Ternyata
dia menemukan sehelai pita merah di kaki
merpati itu, karena merasa aneh dia pun
membukanya. Setelah gambar pita itu
wajahnya segera berubah, lalu berkata pada
dirinya sendiri, "Dua orang kurang ajar,
kejahatan apa yang akan mereka lakukan
lagi? Kalau bertemu dengan mereka aku
harus mencegah perbuatan mereka."
Ternyata pita merah itu terdapat
lukisan tengkorak yang terlihat
menakutkan, itu adalah tanda dari Hai Tian
Shuang-sha.
Wu Ling-feng berpikir, "Ilmu silat
Hai Tian Shuang-sha sangat lihai, mereka
telah bertemu musuh kuat, seperti apakah
musuh kuat mereka? Sampai-sampai mereka
mengirimkan burung merpati pos untuk
meminta bantuan, mereka ingin
mengumpulkan Guan Zhong Jiu Hao lalu1023
menghadapi musuh mereka."
Tiba-tiba Wu Ling-feng berpikir lain,
"Hai Tian Shuang-sha adalah musuh Adik
Xin, apakah mungkin Adik Xin ke sana untuk
membalas dendam? Lalu mereka bergabung di
sana dan menghadapi Adik Xin?"
Dia tahu kalau Xin Jie mempunyai
ilmu tinggi, maka dia rasa semua itu
memungkinkan.
"Ilmu silat Adik Jie memang tinggi,
tapi dia belum tentu sanggup menahan
keroyokan Jiu Hao, aku harus ke sana untuk
membantunya, aku pun berniat membunuh
mereka, tadi merpati pos itu datang dari
arah selatan, mungkin mereka akan
bertarung di gunung yang ada di selatan."
Dia segera berlari, hari sudah malam,
di gunung banyak semak berduri dan tidak
terlihat ada jalan. Dengan ilmu
meringankan tubuhnya Wu Ling-feng
melakukan beberapa kali loncatan dan sudah
berada di kaki gunung. Telinganya
mendengar suara senjata beradu, dengan
terburu-buru dia berusaha mencari jalan
naik ke atas.
Setelah tiba di tengah gunung, suara
senjata beradu tidak terdengar lagi, dia1024
tahu di antara mereka sudah tampak siapa
kalah dan siapa yang menang. Kemudian
terlihat beberapa bayangan orang
berkelebat di gunung sebelah sana, dia
menambah kecepatan larinya dun akhirnya
tiba di puncak gunung.
Keadaan di sana sangat kacau, ada 3
mayat terbaring di sana, yang satu mati
dengan cara aneh, pedang menancap di
tenggorokannya. Setelah dilihat dengan
teliti ternyata dia adalah salah satu dari
Jiu Hao yaitu Lin Shao Gao. Sedangkan dua
mayat lainnya dia pun kenal, yang satu
adalah Lu Fang, sedangkan yang satu lagi
adalah Si Kong Zhong....
Malam sangat sunyi dan sepi. Burung
gagak yang hinggap di atas pohon tidak
bersuara mungkin karena mereka sedang
tertidur. Wu Ling-feng duduk di bawah
pohon lalu berpikir, dia melihat keadaan di
sana, "Orang yang bisa membunuh San Hao di
dunia persilatan ini tidak begitu banyak,
orang itu pasti Adik Jie, tapi pedang
terlepas dari tangannya, cara ini adalah
cara mati bersama, apakah Adik Jie sudah....
sudah....!"
Semakin dipikir dia semakin takut, dan1025
dia pun melihat ke sekeliling sana, tapi
malam itu tidak ada bulan, di sana yang
terlihat hanya kegelapan.
Wu Ling-feng berjalan mondar mandir,
mencari sesuatu yang mencurigakan, karena
semenjak dia memakan Xue Guo, matanya
bertambah jeli. Tiba-tiba dia melihat
sesuatu, di sana di balik semak-semak
seperti bekas diinjak-injak.
"Adik Xin sifatnya keras, asalkan
masih ada nafas, dia pasti akan berusaha
melarikan diri, dia tidak mau jatuh begitu
saja ke tangan musuh, mungkin dia sudah
terluka lalu terguling jatuh ke bawah
gunung, bayangan beberapa orang yang
kulihat tadi mungkin sisa dari Jiu Hao yang
masih hidup. Mereka tidak berhasil
menemukan Adik Jie, dan melihat aku datang
maka mereka pun meninggalkan tempat ini."
Wu Ling-feng memang sangat pintar,
setiap langkah yang pernah dilakukan oleh
Xin Jie ditelitinya, dan taksirannya tidak
jauh dari kenyataan. Dia menganggap Xin Jie
masih berada di sekitar sana, karena itu dia
pun meloncat turun gunung.
Wu Ling-feng mengikuti semak-semak
yang terlihat berantakan bekas terinjak,1026
tidak lama kemudian semak-semak itu
bertambah lebat dan tidak terlihat jejak
apa pun. Tiba-tiba dia mendengar suara
rintihan dari depan.
Tidak diragukan lagi Wu Ling-feng
berjalan mengikuti suara rintihan itu, Wu
Ling-feng mendengar ada suara air,
sepertinya di depan sana ada sungai, dan
suara itu datang dari arah sungai.
Dia mengayunkan pedang untuk
membabat semak yang menghalangi jalannya,
tampak ada seseorang yang terbaring di sisi
sungai.
Begitu mendekati orang itu dan
melihat dengan teliti, ternyata orang itu
adalah Xin Jie.
Xin Jie dalam keadaan pingsan,
tubuhnya penuh dengan luka, tapi
jantungnya masih berdetak dengan lemah.
Wu Ling-feng benar-benar sedih
melihat keadaan Xin Jie yang sudah
dianggapnya sebagai adik. Xin Jie sedang
sekarat, Wu Ling-feng adalah orang yang
sulit mengungkapkan perasaannya, tapi
begitu dia telah mengungkap-kan
perasaaannya, seumur hidup tidak akan
berubah.1027
Tiba-tiba dia teringat pada 'Wan Nian


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ling Quan' yang diberikan oleh Kakek Yun,
segera dia mengeluarkan botol itu dari
balik dada-nya, "Tubuh Adik Jie penuh
dengan luka, tapi bukan luka yang serius,
sedangkan nafasnya lemah mungkin karena
luka dalam yang parah dan terlalu banyak
mengeluarkan darah."
Tanpa ragu lagi dia membuka tutup
botol lalu membuka mulut Xin Jie,
memasukkan 3 tetes air itu ke mulut Xin
Jie. Kemudian dia menyimpan kembali botol
itu, dia mulai memeriksa luka Xin Jie,
hatinya bertambah sedih, dia terluka karena
dipukul dengan telapak tangan, ada juga
luka bacokan golok, luka karena senjata
rahasia, luka tergores semak berduri, semua
luka itu memenuhi tubuh Xin Jie. Dia
memotong baju Xin Jie yang lengket karena
darah dengan pedangnya.
Pikir Wu Ling-feng, "Lebih baik
sebelum Adik Jie sadar, aku membungkus
dulu luka-lukanya supaya dia tidak tersiksa
karena kesakitan."
Dia mengambil air untuk membersihkan
luka dari sungai.1028
Dia merobek salah satu baju salinnya
untuk membungkus luka-luka Xin Jie,
setelah selesai membungkus luka-luka itu,
dia meletakkan tangannya di depan hidung
Xin Jie, nafasnya masih ada, dia merasa
agak tenang.
Bulan mulai muncul dari balik awan
hitam, dengan bantuan cahaya bulan dia
melihat wajah Xin Jie sangat pucat seperti
orang mati. Mengingat dulu Xin Jie dengan
gagah dan luwes, perasaan Wu Ling-feng
seperti diiris-iris oleh pisau.
"Aku berpisah dengan Adik Xin tidak
sampai dua bulan, tapi perubahan yang
terjadi begitu besar. Apakah suratan
nasibku menggariskan selain berpisah dalam
hidup juga berpisah karena kematian?"
Malam terasa dingin seperti air.
Suara angin terus terdengar.
Ooo)*(ooO
BAB 30
Menggegerkan dunia persilatan
Hari semakin terang, Wu Ling-feng
menggosok-gosok matanya yang semalam tidak
sempat dipejamkan.
Semalam dia bolak balik mencoba
memberi nafas Xin Jie lewat hidungnya, Xin1029
Jie masih pingsan, tadinya Wu Ling-feng
tidak percaya kepada mistis, tapi di tempat
terpencil seperti itu, saat seseorang sedang
sekarat, secara tidak bisa tidak dia hanya
bergantung pada dewa dan Tuhan. Diam-diam
dia telah berdoa, "Tuhan, Kau telah
menciptakan Adik Xin begitu sempurna,
jangan ambil dia dalam keadaan seperti
sekarang ini!"
Tiba-tiba Xin Jie merintih, kemudian
tubuhnya bergerak, Wu Ling-feng merasa
sangat senang, dengan cepat dia bertanya,
"Adik Xin, apakah kau merasa lebih baik?"
Xin Jie seperti ingin mengatakan
sesuatu, tapi akhirnya dia tidak jadi
membuka mulut.
Dengan pelan Wu Ling-feng berkata,
"Adik Jie, istirahatlah dulu, lukamu akan
segera sembuh!"
Xin Jie mengangguk dan dia pingsan
lagi.
Xin Jie sebentar pingsan, sebentar
sadar, karena itu seharian Wu Ling-feng
terus menjaganya, dia tidak berani
meninggalkan Xin Jie sendirian.
Sore hari, suhu tubuh Xin Jie tibatiba meninggi, tubuhnya panas dan terus1030
mengigau, tapi tarikan nafasnya semakin
kuat, hal ini membuat Wu Ling-feng merasa
agak tenang. Dia tahu, semua itu efek
samping dari infeksi lukanya. Wu Ling-feng
teringat Kakek Yun pernah mengatakan air
di dalam botol itu yang bernama Ling Yu
Shen Quan dan bisa mengobati luka dalam
dan luka luar.
"Kalau aku mencuci luka Adik Xin
dengan obat ini, dia pasti akan cepat
sembuh."
Segera dia mengambil secangkir air
dari sungai, kemudian dia mengeluarkan dua
tetes Wan Ling Quan dan membuka balutan
luka Xin Jie, kemudian dengan perlahan dia
mencuci luka Xin Jie dengan air itu.
Setelah lukanya dicuci Xin Jie merasa
lukanya terasa dingin dan nyaman, matanya
terbuka dan dia terus menatap Wu Lingfeng.
Melihat Xin Jie membuka matanya, Wu
Ling-feng benar-benar merasa senang. Tapi
pandangan mata Xin Jie masih terlihat tidak
bersemangat. Sepertinya dia tidak mengenal
Wu Ling-feng, dengan cepat Wu Ling-feng
berkata, "Adik Jie, aku adalah kakakmu,
jangan terlalu banyak berpikir, kau harus1031
istirahat total."
Tapi Xin Jie seperti bicara sendiri,
suaranya terdengar rendah, Wu Ling-feng
tahu Xin Jie ingin menyampaikan sesuatu,
maka dia pun dengan seksama mendengarkannya, "Mei.... Ling.... Paman.... Hou.... Fang....
Shao.... Kun.... m ati.... mati...."
Wu Ling-feng terpaku, "Siapayang
mati?"
"Laut.... laut.... begitulah.... dia
meloncat."
"Adik Jie, jangan terlalu banyak
memikirkan hal ini."
" B e g i t u .... b e g i t u meloncat
turun.... aku.... aku melihatnya, melihat
gelombang.... gelombang menggulung...."
"Siapa yang meloncat masuk ke dalam
laut?" tanya Wu Ling-feng.
"Fang.... Fang Shao-kun.... aku.... aku....
sangat sayang kepadanya, sangat
menyayanginya!"
Melihat wajah Xin Jie yang sedih, Wu
Ling-feng mulai mengerti dan bertanya,
"Apakah Fang Shao-kun adalah gadis yang
bunuh diri dengan meloncat ke laut?"
Xin Jie tampak berpikir lama
akhirnya mengangguk.1032
Dengan lembut Wu Ling-feng mencoba
menghibur, "Nona Fang pasti telah
tertolong."
Xin Jie menggelengkan kepalanya
dengan bingung, air matanya mengalir ke
pipinya.
"Biasanya aku melihat Adik Xin adalah
seorang yang naif dan nakal, dan aku tahu
dia tidak pernah mengambil pusing dengan
semua hal, tidak disangka karena 'cinta' dia
menjadi kebingungan seperti ini."
Melihat Xin Jie tertidur lagi, hati Wu
Ling-feng terasa agak tenang, dia masih
terus membersihkan luka Xin Jie,
sebenarnya Wu Ling-feng tidak tahu kalau
Wan Ling Quan bisa digunakan untuk
membesihkan dan mencuci luka. Karena
terburu-buru dan gugup maka setetes Ling
Quan ditambahkan lagi ke air untuk mencuci
luka. Sebenarnya hanya dengan satu tetes
saja sangat cukup untuk mencuci luka Xin
Jie, bisa membersihkan nanah juga bisa
menghilangkan luka bengkak, benar-benar
obat yang sangat mujarab.
Hari kedua, Xin Jie mulai sadar, suhu
tubuhnya mulai turun, makanan kering yang
dibawa Wu Ling-feng sudah habis, melihat1033
luka Xin Jie tidak akan bertambah buruk,
maka dia pun menggendong Xin Jie di
punggungnya lalu mereka pun berjalan ke
kota.
Setelah menyewa sebuah kamar di
sebuah penginapan, dia meletakkan Xin Jie
di atas tempat tidur, Wu Ling-feng sendiri
pun langsung tertidur pulas karena
kelelahan.
Wu Ling-feng yang sedang tertidur
pulas tiba-tiba terbangun karena merasa ada
udara panas berhembus, dia meloncat bangun,
ternyata Xin Jie sedang meniup telinganya.
Dengan senang dia berteriak, "Adik Xin,
apakah keadaanmu sudah lebih baik? Kau
benar-benar nakal, baru sembuh langsung
bercanda, hari masih pagi, lebih baik kau
tidur lagi."
Xin Jie tertawa, "Apa? Masih pagi?
Kau lihat sendiri...."
Begitu membuka jendela, Wu Ling-feng
merasa malu, karena ternyata hari sudah
siang, dia marah kepada dirinya sendiri
karena sudah tidur seperti orang mati.
Xin Jie tahu kalau nyawanya telah
ditolong oleh Wu Ling-feng, karena terus
merawatnya Wu Ling-feng tidak sempat1034
beristirahat.
Melihat Xin Jie begitu bersemangat,
kecuali wajahnya yang masih pucat karena
kehilangan banyak darah, sepertinya dia
sudah sembuh, hati Wu Ling-feng terasa
lebih senang lagi dan berteriak, "Adik Xin,
kau...."
Dia melihat Xin Jie menundukkan
kepalanya sedang berpikir, Wu Ling-feng
bertanya, "Kau sedang memikirkan apa?"
"Kakak, kau.... kau benar-benar sangat
baik kepadaku, aku sedang berpikir mungkin
tanggal dan tahun lahirku adalah waktu
yang aneh, kalau tidak di dunia ini jika ada
orang yang berbuat baik kepadaku, baik
sangat baik sekali, dan orang yang jahat
kepadaku, jahatnya sangat jahat sekali! Ah,
aku lupa bertanya, bagaimana kau bisa
menemukan aku? Bukankah waktu itu kau dan
Jin Qi terguling dan masuk ke dalam
jurang? Aku kira kau sudah mati dan karena
Kakak pula aku pernah...."
Tadinya dia ingin mengatakan 'karena
dirimu aku menangis' tapi karena malu maka
dia enggan untuk meneruskan.
Wu Ling-feng tidak memperhatikan hal
ini, dia menceritakan apa yang terjadi1035
padanya, setelah mendengar cerita Wu Lingfeng, Xin Jie berkata, "Kakek Yun pasti
orang yang sangat baik, kapan-kapan aku
ingin bertemu dengan beliau."
"Ceritakan mengapa kau bisa terluka
seperti ini, kalau bukan karena obat dari
Kakek Yun, sekarang kau pasti sudah...."
"Guan Zhong Jiu Hao benar-benar
hebat, mereka main keroyok, lain kali kalau
aku bertemu dengan mereka, lihat saja...."
Kemudian dia menceritakan bagaimana
dia bertarung dengan Gou Lou Yi Guai dan
pedang Mei Xiang Jian nya yang hilang
dicuri, setelah itu dia diserang oleh Guan
Zhong Jiu Hao.
Wu Ling-feng tertawa dan berkata,
"Aku harus memberi selamat kepadamu,
julukanmu sekarang pakai saja Mei Xiang
Shen Jian, dan itu sangat bagus!"
"Tapi Mei Xiang Shen Jian milikku
telah dicuri, kalau tenagaku sudah pulih
aku akan pergi ke Kong-dong dan merebut
kembali pedangku, apakah Kakak juga akan
ikut pergi ke sana? Kakak juga harus
memperhitungkan hutang-piutang kakak
dengan mereka."
Hari kedua, luka Xin Jie sudah sembuh1036
total, di atas tempat tidur dia sedang
mengatur nafasnya. Wu Ling-feng masuk ke
dalam kamar dan melihat wajah Xin Jie
sudah tidak terlalu pucat, dengan senang dia
berkata, "Obat dari Kakek Yun benar-benar
manjur, lukamu yang berat dan telah
kehilangan banyak darah, dalam waktu dua
hari sudah sembuh, untuk kebaikanmu lebih


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baik kau istirahat sehari lagi."
Mereka tinggal di kota itu selama 5
hari, sekarang Xin Jie sudah ribut ingin
segera berangkat, karena itu mereka segera
melunasi uang sewa kamar.
Tiba-tiba Xin Jie berkata, "Kakak,
untuk sementara kitajangan pergi dulu ke
Kong-dong...."
"Mengapa?"
"Bukankah kita telah berjanji kepada
Nona Su kalau kita akan pergi
menengoknya? Menurut dugaanku, kalau kita
sengaja ingin mencari Li-e, sebagai ketua
Kon Dong Pai dia pasti akan bersembunyi,
dan enggan untuk menemui kita, karena itu
lebih baik kita pergi dulu ke Shan Dong
untuk menemui Nona Su...."
Begitu mendengar nama Nona Su
disebut, Wu Ling-feng baru teringat pada1037
seorang gadis cantik bernama Su Hui Zi,
mata indah Nona Su melintas didalam
ingatannya.
"Mata Nona Su seperti mata A Lan
dulu, tapi sekarang A Lan telah buta....
karena sepasang mata Nona Su, aku pernah
tertarik padanya, sepertinya dia pun ada
perasaan kepadaku, tapi beberapa kali aku
terkena musibah atau bahaya, sekarang yang
aku pikirkan hanya A Lan, yang lain aku
tidak peduli. Apakah.... apakah aku tidak
benar-benar suka kepada Nona Su?.... tapi
matanya yang indah, kecantikannya yang
luar biasa.... Ling Feng, Ling Feng, kau
tidak boleh tenggelam dalam pesonanya....
sekarang apakah aku harus pergi ke sana
untuk menengoknya? Pergi atau tidak? Tapi
aku telah berjanji akan menengoknya, aku
harus menepati janji."
Karena itu akhirnya mereka berjalan
ke Shan Dong.
Ooo)*(ooO
Sang Qiu adalah sebuah kota kuno dan
sangat ramai, sinar matahari pagi menyinari
jalan. Di kedua sisi jalan terdapat tokotoko yang tersusun sangat rapi. Kota itu
terlihat damai tapi tidak sepi.1038
Jalan di kota itu tidak begitu bagus,
saat kereta lewat debu-debu segera
beterbangan.
Wu Ling-feng dan Xin Jie telah
memasuki kota itu. Mereka mencari sebuah
rumah makan kemudian masuk ke sana.
Mereka memesan makanan karena sejak
pagi mereka terus berjalan dan belum
sempat makan.
Pelayan rumah makan membawakan nasi
dan sayur. Melihat mereka membawa pedang
dan melihat Xin Jie yang terus menatapnya,
segera dia tertawa ketakutan dan berkata,
"Apakah kedua pendekar diundang oleh
Pendeta Chi-yang pergi ke Gui Shan?"
Xin Jie dan Wu Ling-feng terpaku
lalu bertanya, "Bagaimana kau bisa tahu
Pendeta Chi-yang? Lalu ada apa di Gui
Shan?"
"Ternyata kedua tuan ini belum tahu,
peristiwa ini menyangkut masalah yang
menge-gerkan dunia persilatan...."
"Hal apa yang bisa menggegerkan dunia
persilatan?" tanya Xin Jie.
"Beberapa hari ini, ribuan pendekar
datang dan lewat di kota ini, mereka akan
pergi ke Gui Shan. Aku dengar dari cerita1039
para tamu, katanya Pendeta Chi-yang telah
menyebarkan undangan meminta semua
pendekar berkumpul di Gui Shan dan
bergabung untuk menghadapi dua orang jago
yang datang dari negara barat. Ini sangat
aneh, hanya kedatangan dua orang bangsa
barat mengapa harus mengumpulkan semua
pendekar"
"Mereka bangsa apa?" tanya Xin Jie.
Sebenarnya pelayan itu pun tidak
begitu tahu, begitu Xin Jie bertanya
padanya, dia hanya mencakar-cakar
rambutnya dengan bingung dan tidak bisa
menjawab. Tiba-tiba ada seseorang dari
kalangan persilatan berjalan masuk, pelayan
itu berteriak, "Aku dengar dari tuan ini,
kalian tanyakan saja kepadanya, semuanya
akan lebih jelas." dan pelayan itu segera
berlalu dari sana.
Orang itu mendengar ucapan pelayan
tadi, dia kebingungan, tapi begitu melihat
Xin Jie dan Wu Ling-feng yang gagah, dia
segera memberi hormat, "Apakah Tuan ingin
bertanya sesuatu padaku?"
Wu Ling-feng dengan cepat berdiri dan
bertanya, "Kami sedang membicarakan
tentang dua orang bangsa barat yang tidak1040
tahu diri...."
Xin Jie memuji Wu Ling-feng yang
cepat tanggap.
Sebenarnya orang itu mengira kalau
mereka juga akan pergi ke Gui Shan, lalu
berkata, "Benar, kali ini kalau kita kalah
taruhan, orang dunia persilatan Zhong Yuan
pasti akan mendapat malu...."
Xin Jie dan Wu Ling-feng seperti
sudah tahu dan tidak merasa aneh, orang itu
melanjutkan lagi, "Coba pikir, dua orang
bangsa barat ini ingin dunia persilatan
Zhong Yuan mengakui mereka yang bernama
Jin Bo-sheng Fo sebagai ketua dunia
persilatan dan masih menginginkan 15 orang
terkenal di dunia persilatan mengikuti
mereka pulang ke negaranya, menyembah Jin
Bo-sheng Fo. Mana mungkin hal ini boleh
terjadi? Tapi menurut Pendeta Chi-yang,
ilmu silat kedua orang barat ini sangat
tinggi...."
Xin Jie sudah marah, tapi dia berusaha
menahan diri dan berkata, "Kedua orang itu
pasti orang yang tidak tahu diri."
Yang satu bertanya yang satu
menjawab, mereka seakan-akan hendak pergi
ke Gui Shan, orang itu segera berkata,1041
"Kedua orang ini datang dari India mereka
mengatakan di Zhong Yuan yang paling
terkenal adalah He Luo Yi Jian, Wu Zhaoyun, sedangkan yang satu lagi adalah Qi-mao
Shen-jun, Mei Shan-ming, sayangnya mereka
sudah mati, kalau tidak mereka ingin kedua
orang itu menyaksikan kehebatan ilmu silat
dari India. Hhhh! Sayang sekali, kedua
pesilat tinggi itu sudah mati, kalau tidak,
kita bisa menyuruh kedua orang India itu
melihat bagaimana hebatnya ilmu silat
Zhong Yuan!"
Hati Xin Jie dan Wu Ling-feng
bertambah panas, dengan cepat mereka
membereskan rekeningnya dan keluar dari
rumah makan itu.
Di jalan, Xin Jie berkata, "Kedua
orang India itu benar-benar kurang ajar,
lebih baik kita juga pergi ke Gui Shan dan
suruh mereka mencoba ilmu He Luo Yi Jian
dan ilmu Qi-mao Shen-jun."
"Beberapa hari ini kita selalu berada
di daerah terpencil, apa yang telah terjadi
di kota kita tidak tahu sama sekali."
Karena itu setelah menanyakan jalan
menuju Gui Shan, mereka pun segera
berangkat ke sana.1042
Di Gui Shan ada sebuah kuil yang
berdiri dengan megah. Gentingnya berbentuk
seperti sirip ikan dan tersusun rapi. Kuil
itu adalah kuil terbesar di daerah utara,
kuil itu kuil Wu Dang.
Di tengah ruangan ratusan orang
sedang mengobrol dengan seru, mereka tidak
lain adalah orang-orang persilatan
terkenal, mereka diundang ke sana oleh
Pendeta Chi-yang.
Jalan menuju kuil itu juga masih
terlihat banyak orang, mereka semua sedang
berjalan ke arah kuil. Wu Ling-feng dan
Xin Jie mengikuti kumpulan orang itu
berjalan ke atas gunung.
Sebenarnya kedua orang India itu
tidak mengatakan kalau mereka
menginginkan 15 orang terkenal untuk ikut
mereka pulang dan menyembah. Mereka hanya
mengatakan bahwa mereka menginginkan 5
ketua perkumpulan, tapi Pendeta Chi-yang
bersikukuh menarik Guan Zhong Jiu Hao dan
pemimpin dunia persilatan Feng Bo Yang
yang ada di Guan Wai. Feng Bo Yang dijuluki
'Pendekar Perbatasan'. Karena itu jumlah
mereka ada 15 orang. Maksud mereka tidak
lain adalah membuat orang persilatan Zhong1043
Yuan marah, dan kedua orang India itu tidak
hanya akan menghadapi 5 ketua perkumpulan saja.
Dia tahu 'Pendekar Perbatasan' Feng
Bo Yang di Guan Wai membuat perkumpulan
sendiri dan sama sekali tidak ada
hubungannya dengan Zhong Yuan. Tapi kalau
Guan Zhong Jiu Hao datang maka kekuatan
mereka akan bertambah, dia tidak tahu kalau
Guan Zhong Jiu Hao telah dikalahkan oleh
Xin Jie, ada yang mati ada juga yang
terluka. Sekarang Jiu Hao yang tersisa
hanya adaLiu Hao!
Xin Jie pergi ke gunung Gui Shan
bukan untuk membantu 5 perkumpulan itu,
tapi karena dua orang India yang tidak tahu
diri itu, orang India itu telah menghina He
Luo Yi Jian dan Qi-mao Shen-jun. Dia pun
berpikir kalau 5 perkumpulan pasti akan
hadir di sana. Saat itu hutang piutang
mereka bisa dibereskan supaya dia tidak
perlu susah-susah mencari mereka.
Tidak lama kemudian mereka telah
masuk ke sebuah ruangan yang disebut 'Wu
Wei Ting', di sana Xin Jie melihat Pendeta
Chi-yang dari Wu Dang, E Mei Pai Ku An
Shang-ren, dan Luo Ying-jian, Xie Chang-1044
jin, tapi tidak terlihat Li-e yang telah
mencuri pedang Mei Xiang Shen Jian.
Wu Ling-feng dan Xin Jie berbaur
dengan banyak orang, mereka memilih tempat
yang tidak mencolok, keadaan di sana
kelihatan sangat kacau, sehingga tidak ada
yang memperhatikan mereka.
Xin Jie baru berkata, "Kakak, apakah
tadi kau lihat ada seseorang yang dari
bawah gunung terus berlari ke atas
gunung?"
"Benar, aku lihat ilmu meringankan
tubuh orang itu sangat lihai, hanya saja
tadi aku tidak leluasa bicara, makanya aku
diam saja," kata Wu Ling-feng.
"Aku lihat orang itu adalah Wu Lin Zi
Xiu" kata Xin Jie.
Wu Ling-feng pernah mendengar cerita
Xin Jie tentang Wu Lin Zi Xiu dan juga
biksu Shao-ling yang mengajak Xin Jie
bertarung, dia berpikir, "Pantas Wu Lin Zi
Xiu bisa bertarung seimbang dengan Xin Jie,
ilmu meringankan tubuhnya memang hebat....
Apakah dia juga diundang oleh Pendeta Chiyang?"
Semenjak memakan Xue Guo ilmu
meringankan tubuh Wu Ling-feng maju pesat,1045
sepanjang perjalanan dia bisa mengimbangi
Xin Jie, Xin Jie senang kakaknya bisa
berjodoh mendapatkan buah dewa tapi Xin Jie
tidak tahu karena memakan buah dewa itu,
Wu Ling-feng selalu menyalahkan dirinya
sendiri, malah hampir bunuh diri.
Tiba-tiba masuk seorang pendeta muda,
mungkin dia adalah murid Wu Dang, dia
bicara dengan Pendeta Chi-yang, wajah
Pendeta Chi-yang berubah, dia berdiri lalu
berteriak, "Harap diam sebentar...."
Tenaga dalamnya sangat kuat, maka
suaranya pun lantang seperti dentang
lonceng, membuat orang yang sedang
mengobrol berhenti berbicara dan diam.


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pendeta Chi-yang berkata, "Pesilat
dari India sudah hadir...."
Wu Wei Ting menjadi hening, Pendeta
Chi-yang melambaikan tangannya, dua
pendeta muda yang berada di pintu
membukakan pintu, begitu pintu terbuka
tampak dua orang yang bertubuh tinggi
besar berjalan masuk, kedua orang itu
seperti raksasa, yang berada di depan
bertubuh sangat panjang, mungkin ada 1.50
meter, di tambah dengan kedua kakinya jadi
tinggi keseluruhan adalah 2.5 sampai 31046
meter. Orang yang berada di belakang juga
tinggi dan berbahu lebar, tapi karena dia
mengenakan baju pelajar dan wajahnya tidak
bercambang maka dia terlihat lebih sopan.
Orang yang berada di depan berbaju
aneh, dan kepalanya botak. Begitu memasuki
ruangan dia melihat kesekelilingnya seperti
sedang mencari seseorang. Tapi setelah
melihat-lihat wajahnya tampak kecewa. Dia
membalikkan kepalanya dan berkata pada si
baju pelajar dengan bahasa daerah mereka.
Suaranya seperti genderang rusak,
membuat telinga setiap orang bergetar.
Orang-orang yang ilmu silatnya rendah
merasa telinga mereka terus berdenging, dan
tidak bisa mendengar suara lain.
Orang yang mengenakan baju pelajar
menunjuk ke depan dengan maksud menyuruh
orang itu mencari di depan.
Laki-laki itu menorobos kerumunan
orang dan mendorong kesana sini, orang
yang ditabraknya ada yang terguling ada
juga yang merasa sakit, tapi laki-laki itu
tidak peduli, dia masih berjalan bolak
balik, dia benar-benar tidak sopan.
Saat dia berjalan di depan Wu Lingfeng, dia menekan kedua kaki Wu Ling-feng1047
orang itu tetap menabrak Wu Ling-feng,
tapi saat dia menabrak tubuh Wu Ling-feng,
dia merasa seperti menabrak setumpuk kapas,
dia ingin menarik kembali tenaganya dan
pergi dari sana, tapi terasa ada tenaga
lembut yang memukulnya, dia berteriak
seperti guntur di siang bolong. Kemudian
dia mengeluarkan telapak tangannya yang
kuat, tapi tenaga lembut itu tiba-tiba
menghilang, raksasa itu terjerumuk maju ke
depan dua langkah baru bisa berdiri tegak.
Dia terus menatap Wu Ling-feng....
Xin Jie melihat Kakak Wu telah
menguasai ilmu Tai Ji Men, dengan tenaga
lembut mengalahkan kekuatan keras, Xin Jie
ikut merasa senang.
Wu Ling-feng membalikkan kepala
melihat Xin Jie, mereka saling pandang lalu
tersenyum, kehangatan persahabatan
mengalir melalui tawa mereka, diam-diam
semua terlihat oleh lawan.
Orang yang mengenakan baju pelajar
tertawa dan berkata, "Tidak disangka, di
Zhong Yuan masih ada orang berbakat...."
katanya sangat fasih berbahasa Han.
Saat matanya melihat wajah Wu Lingfeng dia terpaku, lalu berkata, "Tidak1048
disangka di Zhong Yuan ada orang begini
tampan...." karena dia selalu menganggap
kalau dia tampan juga luwes, di negrinya di
India dia memang seperti itu tapi kalau
berhadapan dengan Wu Ling-feng, dia tampak
menjadi biasa-biasa saja.
Pelajar itu menyuruh temannya
kembali dan berkata, "Kami berdua sudah
lama mengagumi ilmu silat Zhong Yuan, hari
ini semua orang dunia persilatan telah
hadir, saat yang tepat untuk membuat kami
membuka mata dan telinga, kami berdua siap
bertarung di sini, kami akan bertarung dua
kali, kalau kami kalah satu kali saja kami
akan pergi tanpa syarat, tapi kalau dua
kali kami menang. Ha ha ha! Apa yang akan
terjadi nanti, aku telah memberitahu
semuanya kepada Pendeta Chi-yang...."
Para pendekar di sana sangat marah
tapi mereka pun melihat kalau kedua orang
India itu mempunyai ilmu tinggi, kalau
tidak mereka tidak berani bicara sombong
seperti itu.
Pendeta Chi-yang berkata pada Xie
Chang-jin dan Ku An Shang-ren, "Hari ini
adalah hari penentuan antara hidup dan
mati dari 5 perkumpulan. Jika kami kalah....1049
Hhhh! Jangan mengatakan apa pun lagi!"
Mengingat seumur hidupnya sering
melakukan hal-hal yang tidak disukai orang
lain, "Apakah nama Wu Dang Pai yang besar
akan habis begitu saja?" pikir Pendeta Chiyang.
Ku An Shang-ren dari E Mei Pai terus
membaca kitab Budha. Dengan marah dia
berkata, "Mungkin kita terpaksa harus
melawan mereka sekarang. Walaupun kita
sudah tua tapi kita adalah ketua 5
perkumpulan. Jika kita tidak bertarung
terlebih dulu, semua pendekar hanya akan
berdiam menunggu...."
Luo Ying-jian, Xie Chang-jin
sepertinya sedang banyak pikiran. Dia tidak
bersuara.
"Mengapa Kakak Li belum datang juga?
Jika tidak Kong-dong Shen Jian miliknya
bisa menahan dari awal dan bisa mengikis
kesombongan kedua orang India itu," kata
Pendeta Chi-yang.
Orang India berbaju pelajar berteriak, "Petarungan pertama akan dilakukan
oleh kakak seperguruanku Katai. Siapa yang
akan bertarung mewakili Zhong Yuan?"
Tenaga dalamnya sangat tinggi. Begitu1050
kalimat pertama keluar dari mulutnya,
membuat gendang telinga setiap orang
bergetar. Yang hadir di sana adalah orang
kalangan persilatan. Sekali mendengar
mereka langsung tahu bagaimana hebatnya
tenaga dalam mereka. Walaupun dia hanya
adik seperguruan orang India tinggi itu
tapi ilmu silatnya pasti berada di atas
Katai. Li-e dari Kong-dong-pai sampai
sekarang belum muncul. Pendeta Chi-yang
merasa cemas tapi dia malu kalau menyuruh
Ku An Shang-ren bertarung terlebih dulu,
dengan merasa terpaksa, dia bersiap untuk
bertarung. Tapi Ku An Shang-ren telah
menarik baju Pendeta Chi-yang dan berkata
dengan suara kecil, "Lebih baik aku yang
pertama menerima beberapa jurus mereka.
Pendeta dan keponakan Xie biar
menjagadipinggir saja...."
Karena posisi Ku An Shang-ren dan
ayah Xie Chang-jin sejajar, maka dia
memanggil Xie Chang-jin dengan sebutan
keponakan.
Pendeta Chi-yang berpesan,
"Pertarungan ini sangat penting. Jangan
bertindak sungkan menghadapi mereka."
Ku An Shang-ren tidak menjawan.1051
Pelan-pelan dia berjalan ke tengah ruangan
dan berkata, "Aku adalah biksu dari E Mei,
aku akan mencoba menerimajurus-jurus Tuan
Katai."
Suaranya kecil tapi semua orang di
sana bisa mendengar dengan jelas artinya
tenaga dalam biksu tua ini sangat dalam.
Begitu Katai melihat Ku An Shangren, wajahnya berubah. Dia membalikkan
kepala dan bertanya kepada adik
seperguruannya dengan bahasa mereka.
Adik seperguruannya melihat Ku An
Shang-ren, dia menggelengkan kepala dan
menjawab dengan bahasa mereka lagi.
Orang berbaju pelajar itu tampak
kecewa. Semua orang hanya mendengar dua
kata dari ucapan mereka yaitu E Mei.
Mungkin Katai pernah mengatakan tentang
Ku An Shang-ren dan adik seperguruannya
memberikan jawaban tidak sama.
Para pendekar tahu pertarungan ini
merupakan penentuan antara hidup dan
matinya dunia persilatan, maka mereka
berharap Ku An Shang-ren bisa
memenangkan pertarungan ini. Walaupun di
antara para pendekar ada yang pernah
berselisih dengan 5 perkumpulan, tapi dalam1052
keadaan seperti ini mereka berharap Ku An
Shang-ren bisa menang.
Ku An Shang-ren sudah berdiri di
depan Katai. Kedua telapak tangannya
dikatupkan menjadi satu. Kedua matanya
terus melihat lawan dengan konsentrasi
penuh.
Katai tidak mengatakan apa pun. Dia
meraung kemudian menerjang dengan
kepalannya, begitu raungannya berhenti,
angin kepalan sudah sampai dan tampak
sangat dahsyat.
Begitu mendengar angin serangan dari
kepalan, Ku An Shang-ren tahu kalau Katai
tidak biasa menggunakan kepalan. Tapi
tenaganya benar-benar besar, jarang ada
orang yang memiliki kekuatan sebesar itu.
Di antara 5 perkumpulan, tenaga dalam
Ku An Shang-ren termasuk paling tinggi.
Dalam hidupnya dia telah bertarung ratusan
kali tapi musuh dengan tenaga dahsyat
seperti Katai, baru pertama kali dia
menghadapinya. Ku An Shang-ren tidak
bergerak tapi kedua kepalan tangannya
melingkar siap menotok Katai....
Wajah Katai tampak kasar tapi dia
bisa mengubah serangannya sangat cepat.1053
Sebelah tangan yang dibawah kemudian
diangkat keatas lagi untuk menyambut
serangan Ku An Shang-ren. Katai meraung
lagi, Ku An Shang-ren merasa kedua
tangannya bergetar. Dengan cepat dia maju
setengah langkah untuk mengurangi tenaga
serangan dari musuh. Dalam hati dia merasa
terkejut.
Jangankan Ku An Shang-ren, Xin Jie
dan Wu Ling-feng juga terkejut. Pikir Xin
Jie, "Orang India ini tidak biasa
menggunakan kepalan. Serangannya sangat
keras tapi juga terasa ada tenaga lembut
yang aneh. Tenaganya menjadi kuat. Pantas
menurut kata orang-orang, ilmu silat India
berbeda dengan ilmu Zhong Yuan, ternyata
perkataannya tidak salah.
Wu Ling-feng pelan-pelan berkata
kepada Xin Jie, "Ilmu silat orang India ini
sangat aneh. Aku yakin Ku An Shang-ren
tidak akan sanggup menerima 100 jurusnya."
Terdengar suara raungan lagi,
sepertinya setiap kali Katai mengeluarkan
serangan, dia harus meraung. Suara
raungannya membuat telinga setiap orang
yang ada di sana terasa sakit.
"Daripada diserang terus, lebih baik1054
aku mencoba menggunakan tenaga dalam
untuk mengalahkannya," pikir Ku An Shangren. Setelah mengambil keputusan, dia
bersiul panjang. Kedua telapaknya
digerakkan dan dengan ilmu silat E Mei dia
bertarung melawan Katai.
Jahe tua tetap terasa lebih pedas.
Kali ini Ku An Shang-ren mengambil
keputusan benar. Mereka bertarung
seimbang.
Xin Jie berpikir, "Taktik harus terus
berubah. Seorang guru tidak bisa
mengajarkan hal seperti ini...."
Katai sepertinya tidak menyangka
kalau pesilat Zhong Yuan bisa begitu kuat.
Semakin bertarung, dia merasa semakin
senang, wajahnya selalu tertawa ilmu
telapaknya semakin ganas. Suara raungannya
semakin keras dan menggema, benar-benar
seperti bunyi guntur, banyak orang tidak
kuat hingga menutup telinganya.


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wajah Ku An Shang-ren tetap terlihat
tenang. Dia mengeluarkan ilmu yang telah
dipelajarinya selama puluhan tahun. Tapi
dalam hati dia merasa semakin tidak sanggup
menghadapi lawan....1055
Pendeta Chi-yang diam-diam merasa
terkejut, "Orang India ini benar-benar
lihai. Untung bukan aku yang pertama
bertarung dengan orang India itu, kalau
tidak.... Benar-benar tidak terbayangkan
akibatnya. Di antara 5 perkumpulan, hanya
Ku An Shang-ren yang sanggup menahan
serangan seperti itu...."
Mungkin Pendeta Chi-yang dan Shen
Jian Li-e lebih memperhatikan jurus pedang
dan jarang memperdalam ilmu kepalan
tangan.
Orang India berbaju pelajar dengan
santai melihat reaksi semua pendekar yang
ada di depannya. Pertarungan yang terjadi
antara Ku An Shang-ren dan kakak
seperguruannya, tidak diperhatikannya sama
sekali. Sepertinya dia sudah tahu siapa
yang akan kalah dan siapa yang akan
menang.
Setelah melewati ratusan jurus, Katai
membentak dan berteriak aneh. Bila katakatanya diterjemahkan mungkin artinya
adalah dia telah berhasil memukul....
Dia mengeluarkan pukulannya dengan
posisi aneh. Sepertinya Ku An Shang-ren
akan terkena pukulan itu. Tapi Ku An1056
Shang-ren yang telah berpengalaman selama
puluhan tahun, dan dengan menggunakan
ilmu langkah andalan E Mei, 'Shen Xing Mi
Zhong Bu'. Kakinya terus bergerak dan bisa
menghindar dengan tepat.
Tapi tangan Katai terus menyerangnya.
Sebuah jurus aneh keluar dari tangannya....
Ku An Shang-ren mundur terus dia
hanya bisa menghindar. Katai terus
menambah tenaga kepalannya dan menyerang
lagi....
Tiga jurus dilancarkan berturutturut, Katai berteriak 3 kali. Sepertinya
Ku An Shang-ren akan kalah, dia merasa
cemas juga marah, tapi Katai selalu
mengeluarkan jurus aneh. Jangankan ingin
menyerang, untuk menjaga diri pun terasa
sangat sulit.
Setelah lewat 110 jurus, dalam sebuah
serangan setelah kepalan tangan Katai
dikeluarkan, kakinya menyapu 3 kali. Ku An
Shang-ren berusaha menghindar tapi baju
biksunya telah tampak ada robekan besar.
Para pendekar terkejut dan berteriak,
keadaan berubah menjadi hening seperti
menghadiri upacara kematian. Hati semua
Pedang Langit Dan Golok Naga 37 Dewa Arak 69 Peti Bertuah Takhta Bayangan 2

Cari Blog Ini