Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 4
Yi Jian' Jian Shen Pendekar Li?"
Dalam hati Xin Jie ingin tertawa,
"Matamu telah salah melihat."
Tang Bin melihat Xin Jie hanya diam,
dia mengira tebakannya benar dan berkata
lagi, "Aku dan Pendekar Li saling mengenal
dan aku juga kenal dengan beberapa kakak317
dan adik seperguruan Tuan, tapi mengapa
aku tidak pernah bertemu dengan Tuan?
Ngomong-ngomong, kita masih sekeluarga,
mengapa Tuan harus ikut campur persoalan
ini?"
Dia mengira kata-katanya benar,
karena dia tidak mau berselisih dengan
Kong-dong-pai juga tidak mau ada pesilat
tangguh yang ikut campur dalam masalahnya.
Maka dia berharap Xin Jie jangan ikut
campur dalam masalahnya.
Xin Jie malah tertawa terbahak-bahak,
"Perkataan tetua Tang tidak kumengerti.
Siapa itu Pendekar Jian Shen Li, aku sama
sekali tidak kenal dengannya. Masalah Tuan
Tang, aku benar-benar tidak ingin campur
tangan, aku hanya orang kecil tidak
mempunyai guru terkenal, tapi...."
Xin Jie berhenti tertawa lalu
melanjut-kan, "Aku mempunyai sebuah
permintaan, harap tetua Tang bisa
memberikan keringanan padaku."
"Katakan saja!"
"Aku berharap hari ini tetua Tang
bisa memberi keringanan demi diriku. Kelak
aku pasti akan membalas kebaikan Tuan.
Jika ada orang persilatan yang mengetahui318
hal ini, mereka pasti akan memuji jiwa
besar tetuaTang begitu luas dan tidak
sependapat dengan anak-anak muda ini."
Tang Bin tertawa dingin dan berkata,
"Kalau aku tidak mau memberikannya,
bagaimana?"
"Kalau begitu aku akan lepas tangan,
biar tetua Tang berhadapan langsung dengan
keturunan Jin Yi-peng."
Begitu mendengar kata-katanya, kelima
orang di sana terkejut. Mereka tidak
menyangka dia berani menjawab seperti itu.
Apalagi Jin Mei Ling, hatinya
langsung terasa dingin. Kemarahannya
hampir membuatnya pingsan dan berpikir,
"Tidak disangka, aku begitu mencintainya,
tapi yang kudapat hanya kata-kata seperti
itu. Ya sudahlah, biar aku mati di
depannya." Dia terdiam.
Tang Bin juga terpaku dan berpikir,
"Orang ini benar-benar pintar, melihat
perubahan yang begitu cepat, dia memang
tidak mau dirugikan."
Sambil tertawa Tang Bin menjawab,
"Kalau begitu, itu akan lebih baik, aku
sangat berterima kasih kepada Tuan."
"Tapi," Xin Jie tertawa lagi, "yang319
akan dihadapi tetua Tang Bin hanya
keluarga Jin Yi-peng. Jika bukan dari
keluarga Jin Yi-peng, aku kira Tuan Tang
tidak akan mau bertarung dengan mereka."
"Itu sudah pasti," Tan Bin terus
merasa kata-kata Xin Jie sangat aneh.
"Kalau begitu ini akan sangat baik
karena yang ada di sini kecuali Tian Mo Jin
Qi, sudah tidak ada keluarga Jin Yi-peng
lagi," kata Xin Jie.
Tang Ling tertawa dingin, "Mungkin
masih ada satu."
"Aku kira tidak ada," sanggah Xin Jie.
"Aku kenal Jin Yi-peng bukan hanya
satu atau dua hari, apakah Nona Jin bukan
putri Jin Yi-peng? Jika kau menganggap
Tang Ling adalah orang bodoh, kau salah
besar."
Xin Jie tertawa terbahak-bahak, "Nona
ini adalah istriku. Apakah dia adalah
keturunan Jin Yi-peng atau bukan, masa aku
tidak tahu? Tuan bukan orang bodoh, aku
juga bukan orang bodoh."
Jin Mei Ling baru mengerti apa
maksud perkataan Xin Jie.
Sifat Xin Jie sangat aneh. Dia tidak
pernah melakukan sesuatu yang dia kira dia320
tidak sanggup melakukannya. Sekarang yang
dipikirkannya adalah bagaimana cara
melawan 3 pesilat tangguh itu karena saat
itu dia juga sudah terluka. Jin Mei Ling
masih merasa lelah dan lapar. Apalagi
setelah menjadi istrinya, dia pasti merasa
lemas.
Dalam keadaan seperti itu Tian Mo Jin
Qi pasti akan bergabung dengannya, tapi dia
sendiri pun sudah terluka parah. Jika
bertarung kesempatan menang sangat tipis.
Setelah berpikir lama, terpaksa dia
menggunakan cara ini. Setelah mendengar
kata-kata Xin Jie, orang-orang Tang Men
itu jadi terpaku.
Tang Ling marah dan membentak,"Kau
mau menipu" Paman Kedua, kita jangan
termakan tipuannya.
Tapi Tang Bin malah menundukkan
kepalanya seperti berpikir, tiba-tiba dia
berkata, "Apakah perkataanmu benar?"
"Siapa yang berniat menipumu?" Xin
Jie balik bertanya. "Aku adalah pesilat
yang tidak bernama di dunia persilatan,
tapi aku juga bukan orang yang senang
berbohong."
Kedua alis Tang Bin tampak berkerut.321
Sorot matanya tajam seperti pisau dan terus
melihat Xin Jie. Tiba-tiba dia berkata, "Man
Er, Ling Er, bereskan marga Jin itu."
Tang Ling dan Tang Man mengeluarkan
cambuk emas. Itu adalah salah satu senjata
Tang Men. Cambuk itu terbuat dari emas
murni, bisa bersifat lembut, bisa menjadi
senjata keras, tapi jurus-jurus yang dipakai
tetap sama.
Nama Si Chuan Tang Men sangat
terkenal, kecuali tiga senjata rahasianya,
jurus cambuk emas yaitu 'Qi Sha Duo Ming
Bian Fa' (cambuk pencabut tujuh nyawa) juga
sangat terkenal. Kelihaian orang Tang Men
adalah melepaskan senjata rahasia dari
tangan kiri, dan serangan cambuk digunakan
saat bersamaan. Orang bisa menghindari
serangan cambuk, tapi tidak dapat
menghindari serangan senjata rahasia.
Selama ratusan tahun Tang Men bisa berdiri
kokoh di dunia persilatan. Lima
perkumpulan besar juga selalu memberi
muka kepada mereka semua bukan tanpa
alasan.
Cambuk mereka berdua dikeluarkan,
mereka mulai bergerak. Dua kilauan emas
menotok ke arah Jin Qi. Benar-benar senjata322
yang hebat. Bisa menjadi senjata keras juga
bisa menjadi senjata lembut untuk menotok.
Tian Mo Jin Qi bukan orang biasa. Walaupun
tubuhnya sudah terluka parah, tapi dia
masih tetap terlihat tangguh. Dia memutar
tubuhnya, berhasil keluar dari celah kedua
cambuk itu lalu menyerang Tang Ling dan
Tang Man. Dia membentak, "Adik
seperguruan, apakah kau tidak mau mengakui
guru lagi?"
Tang Bin bertanya kepada Xin Jie,
"Jika nona ini bukan keturunan Jin Yipeng, lalu dia keturunan siapa?"
Xin Jie ingin menjawab tapi Jin Mei
Ling melepaskan pegangan tangan Xin Jie
dan berkata, "Jin Yi-peng adalah ayahku.
Kalian boleh cari aku! Aku akan melayani
kalian!"
Tang Bin tertawa terbahak-bahak dan
berkata, "Memang seharusnya seperti itu,
jangan terus bersembunyi!"
Perkataannya baru selesai, dia
menyerang dengan tangannya. Dia tidak
memakai senjata karena dia merasa itu tidak
perlu.
Keadaan sudah berobah begitu. Xin Jie
ingin diam pun sudah tidak bisa. Dia telah323
melihat Hai Tian Shuang-sha membunuh ibu
dan ayahnya, karena waktu itu dia masih
kecil dia tidak berdaya, keadaan sekarang
ini sudah tidak sama. Sekarang dia adalah
seorang pemuda berilmu tinggi, mana
mungkin dia akan membiarkan Jin Mei Ling
bertarung mati-matian sendiri dengan orang
lain. Mungkin jika dia ikut bertarung,
belum tentu dia akan kalah.
Dia bersiap-siap akan turun tangan.
Dan pertarungan besar akan terjadi segera.
Siapa yang akan mati, tidak ada seorang pun
yang tahu.
Waktu itu muncul hal yang membuat
siapa pun akan terkejut, membuat orang
yang sedang bertarung segera menghentikan
pertarungan.
Tiba-tiba muncul seorang gadis
berpakaian tipis. Dia sedang berjalan ke
arah mereka, sambil berkata, "Kalian jangan
berkelahi! Perkelahian hanya akan membuat
orang pusing!"
Xin Jie dan orang-orang di sana
merasa terkejut, karena tempat pertarungan
mereka sangat luas, entah sejak kapan gadis
itu muncul di sana, mereka benar-benar
tidak tahu. Yang perlu diketahui, keenam324
orang itu adalah pesilat tangguh yang
keberadaannya dihitung dengan jari.
Jangankan manusia, daun yang jatuh pun
dapat mereka ketahui segera. Mengapa baru
sekarang mereka tahu kalau ada seorang
gadis muncul di depan mereka?
Xin Jie melihat gadis ini berumur
paling sedikit 15-16 tahun. Dia memakai
baju berkain tipis. Kedua matanya indah
seperti bintang, kulit seputih giok. Tubuh
yang dibalut kain tipis itu benar-benar
molek, dia tidak seperti seorang manusia
melainkan dewi yang baru turun dari langit.
Selain cantik, dia seperti sangat suci.
Xin Jie berpikir, "Gadis ini benar-benar
cantik. Di antara Adik Ling dan Adik Kun,
tadinya aku mengira tidak ada yang bisa
menandingi kecantikan mereka, tapi jika
dibandingkan dengan kecantikan gadis ini,
kecantikan mereka kalah jauh."
Kecuali Tang Bin, semua orang di sana
tertarik dengan kecantikan gadis itu. Jin
Mei Ling merapikan rambutnya yang
berantakan. Diam-diam berpikir, "Di antara
aku dan gadis ini, siapa yang lebih
cantik...." Melihat ekspresi Xin Jie, dia
hanya bisa menarik nafas, "kelihatannya325
aku kalah cantik."
Tang Bin berpikir, "dari mana
datangnya gadis ini? Siapakah dia?"
Keenam pikiran mereka satupun tidak
ada yang sama, tapi mereka sama-sama telah
digetarkan oleh kehadiran gadis itu. Dua
belas mata tidak berkedip memandang gadis
itu. Gadis itu tertawa, terlihat giginya
yang bersih dan rata. Dia tertawa, "Apa
enaknya berkelahi? Jika kalian tidak ada
kerjaan, kita main kucing-kucingan saja,
untuk apa berkelahi? Kata ibu orang yang
senang berkelahi bukan orang baik. Hei!
Apakah kalian adalah orang baik?"
Pertanyaan ini membuat orang-orang
di sana tidak bisa menjawab. Tang Bin yang
sudah lama berkelana di dunia persilatan
dan selalu dijuluki si penagih nyawa.
Orang-orang dunia persilatan yang
melihatnya seperti seekor ular. Sekarang
dia ternyata dianggap seperti anak-anak
oleh gadis itu, dia benar-benar marah.
Kecantikan gadis itu memang tiada
duanya dan sangat misterius. Tang Bin telah
bertemu dengan berbagai macam orang, tapi
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baru kali ini dia melihat gadis seperti ini.326
Hatinya berputar-putar memikirkan hal ini.
Dia berpikir dalam hati kalau gadis ini
pasti bukan gadis sembarangan.
Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi
Xin Jie sudah menyambung, "Baiklah....
baiklah, kita akan bermain kucing-kucingan.
Apakah Nona mau ikut bermain?"
Gadis itu tertawa, "Kakak sangat baik,
aku senang bermain kucing-kucingan, tapi
sayang orang-orang selalu berlari dengan
pelan, aku mudah sekali menangkap mereka.
Kalian pasti bisa berlari lebih cepat dari
mereka. Aku yang akan menjadi kucing dulu,
siapa yang tertangkap, maka dia yang akan
menjadi kucing. Apakah kalian setuju?"
Tang Bin tidak bersuara. Tian Mo Jin
Qi yang mempunyai sifat buruk, sampai tega
membunuh ayah kandungnya sendiri.
Sekarang menyuruhnya bermain kucingkucingan, kedua alisnya berkerut dan siap
marah. Tapi gadis itu sudah berlari ke
depannya, sambil tertawa dia bertanya,
"Apakah Kakak mau ikut bermain?"
Dilihat dengan sorot mata seperti itu,
dia seperti terhipnotis oleh mata itu,
dengan gugup dia menjawab, "Ayo, kita
bermain!"327
Gadis itu bertanya kepada Tang Ling,
"Bagaimana denganmu?"
Tang Ling adalah orang yang gila
perempuan. Sejak tadi dia sudah tertarik
dengan kecantikan gadis ini. Begitu
mendengar ajakannya, dia segera menjawab,
"Aku ikut.... ikut."
Wajah Tang Bin terlihat ragu karena
di antara keenam orang di sana,
pengalamannya yang paling banyak. Awalnya
saat dia melihat Xin Jie, dia sudah terkejut
penasaran dengan asal usul pemuda itu.
Sekarang setelah melihat gadis itu, dia
merasa lebih aneh lagi. Jika gadis itu tidak
mempunyai ilmu meringankan tubuh tinggi,
mana mungkin secara tiba-tiba dia muncul di
depan 6 orang pesilat tangguh, dan tempat
ini adalah tempat yang luas!
Saat dia sedang terkejut, gadis ini
sudah berada di depannya dan bertanya
sambil tertawa, "Kakak yang sudah tua,
apakah Kakak juga akan ikut bermain?"
Wajah Tang Bin memerah. Sejak lahir
sampai sekarang, tidak ada yang
memanggilnya kakak tua. Sekarang dia
dipanggil seperti itu oleh gadis ini, dia
merasa malu, tapi panggilan itu enak328
didengar. Diam-diam dia berpikir, "Gadis ini
benar-benar lucu."
Karena itu dia menjawab, "Aku akan
ikut bermain."
Tang Man melihat paman keduanya yang
senang membunuh orang dengan mata tidak
berkedip, sekarang malah ingin bermain
kucing-kucingan, ternyata wajahnya pun bisa
menjadi merah. Dia tertawa.
Tang Bin melotot. Tang Man segera
berkata, "Aku juga akan ikut bermain."
Wajah gadis itu penuh dengan tawa dan
senyuman, dan dia berkata, "Kalian semua
ikut bermain, ini sangat baik." Dia berjalan
ke depan Xin Jie dan berkata, "Kakak,
tolong carikan sebuah sapu tangan untuk
menutupi mataku."
Xin Jie melihat tawa gadis itu seperti
bunga. Dia terpaku. Gadis itu tertawa lagi.
Wajahnya menjadi merah. Jin Mei Ling marah
dan cemburu. Tiba-tiba dia berkata, "Aku
tidak akan ikut bermain."
Xin Jie melihatnya lalu memberi
isyarat tapi Jin Mei Ling tidak mau
melihatnya.
Gadis itu terpaku kemudian berkata,
"Jika kakak ini tidak ikut bermain, biarlah329
dia menjadi wasit tapi tidak boleh berbuat
curang."
Tang Bin berlari ke depan Jin Mei
Ling dan berkata dengan dingin, "Kau tidak
mau ikut pun tidak apa, tapi kau tidak
boleh melarikan diri."
Gadis itu bertepuk tangan, tertawa,
"Kakak tua ini larinya cepat, lebih cepat
dari A Hua dan A Gou."
Tang Bin mendengar gadis ini
memujinya, dalam hati dia merasa sangat
senang. Tapi mendengar kecepatannya setara
dengan A Hua (Kucing) dan A Gou (anjing),
dia marah tapi tidak bisa berkata apa pun.
Xin Jie tertawa. Tang Man
membalikkan wajahnya. Ternyata dia juga
ingin tertawa, tapi takut dimarahi oleh
paman keduanya.
Gadis itu melihat Xin Jie kemudian
tertawa dan berkata, "Hei! Cepat ikat sapu
tangan ini di mataku."
Xin Jie mengeluarkan sehelai sapu
tangan dari balik dadanya. Dia melihat
wajah Jin Mei Ling berubah warna. Dia
tertawa dalam hati, "Rasa cemburunya
benar-benar besar."
Dia memberikan sapu tangan itu dan330
berkata kepada gadis itu, "Ikat sendiri."
Gadis itu cemberut. Dia mengambil
sapu tangan itu dan berkata, "Mengikat
sendiri pun tidak apa, siapa yang
membutuhkanmu?"
Tang Ling datang dan berkata, "Biar
aku membantumu mengikatnya."
Gadis itu masih cemberut dan berkata,
"Aku tidak butuh bantuanmu untuk
mengikatnya."
Tang Bin seperti kembali ke masa
beberapa puluh tahun yang lalu. Yaitu saat
dia bermain kucing-kucingan di kuburan.
Bantuan Tang Ling telah ditolak oleh
gadis itu. Paman keduanya menertawakan dia,
"Jangan coba-coba menjilat!"
Jika kata-kata ini keluar dari mulut
orang lain, Tang Ling pasti akan marah.
Tapi yang berkata seperti itu adalah Tang
Bin, maka Tang Ling tidak berani marah,
hanya terlihat dari wajahnya kalau dia
marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Gadis itu telah mengikat sapu tangan
itu sendiri dan berkata, "Aku akan
berhitung 3 kali, setelah selesai kita mulai
bermain, kalian harus hati-hati."
Jin Mei Ling masih marah dia hanya331
berdiri di tempat jauh dan dia masih marah
kepada Xin Jie karena berusaha menjilat
gadis itu.
Gadis itu sudah bertanya, "Apakah
sudah?"
Semua orang menggunakan kemampuan
ilmu masing-masing. Tang Bin memben-tak,
"Jangan lari jauh-jauh." Dia terus
mengikuti Jin Qi karena takut kalau Jin Qi
sampai kabur.
Jin Qi melotot, "Kau meributkan soal
apa? Jika aku mau kabur, sejak tadi aku
sudah kabur."
Gadis itu bertanya lagi, "Apakah
sudah?"
Xin Jie diam-diam berpikir, "Aku
ingin lihat dengan cara apa kau akan
menangkap orang-orang ini, kecuali kalau
kau mempunyai ilmu silat yang tinggi." Dia
berpikir kalau dia pun mempunyai ilmu
meringankan tubuh yang tinggi, tapi jika
mengejar orang-orang itu dengan mata
tertutup, dan orang-orang pergi jauh
sepertinya satu pun tidak akan tertangkap.
Diam-diam dia mengkhawatirkan gadis itu.
Baru saja selesai berteriak, dia sudah
melayang. Jin Mei Ling yang berdiri di332
tempat jauh benar-benar terkejut dan
berpikir, "Ilmu meringankan tubuh gadis ini
bukan ilmu meringankan tubuh lagi
melainkan ilmu terbang!"
Baju tipis berwarna putih tertiup
angin. Kaki gadis itu seperti tidak menapak
tanah. Dia terbang mengikuti arah angin.
Ooo)*(ooO
BAB 10
Ketua pulau Wu Ji
Gadis itu sekali lagi memperagakan
ilmu meringankan tubuhnya, Tang Bin
kembali menarik nafas dan berpikir,
"Untung tadi aku tidak bertindak ceroboh
dan bisa berpikir, apakah hari ini aku
telah bertemu dengan setan? Dari mana
asalnya pemuda itu dan dari mana pula
datangnya gadis itu? Yang satu terlihat
kuat sedangkan yang satu lagi ilmu
meringankan tubuhnya seperti hanya ada
pada legenda-legenda. Hari ini mata dan
telingaku terbuka lebar."
"Siapakah dia? Aku belum pernah
mendengar ada orang yang mempunyai ilmu
meringankan tubuh begitu lihai," pikir Tang
Bin, dia terus menebak-nebak. Tiba-tiba
dari belakang ada yang menepuknya karena333
terkejut dia segera membalikkan badan,
ternyata gadis itu sudah ada di belakangnya,
sambil membuka sapu tangannya dia tertawa,
"Aku berhasil menangkap satu, ternyata
kakak tua, kali ini giliranmu yang menjadi
kucing."
Dia berteriak lagi, "Kalian cepat ke
sini, aku berhasil mendapatkan satu." tapi
sewaktu dia melihat yang tersisa hanya
tinggal 3 orang dan kurang 2 orang, dengan
aneh dia bertanya, "Kemana yang lainnya?"
Tang Bin pun terus mencari, hanya
terlihat Tang Ling dan Tang Man yang
sedang berjalan ke arah mereka, sedangkan
Tian Mo Jin Qi sudah berlari jauh, setelah
dilihat lagi dengan benar ternyata Xin Jie
dan Jin Mei Ling pun telah menghilang.
Karena terkejut Tang Bin berteriak,
"Ling Er, Man Er, cepat kejar mereka!" dia
meninggalkan gadis itu, beberapa kali turun
naik, dia terus mengejar Jin Qi.
Gadis itu merasa aneh, "Mengapa
orang-orang itu seperti gila? Sedang asyik
bermain kucing-kucingan tiba-tiba saja
berhenti bermain." walaupun dia telah
berusia 16 tahun tapi karena selalu ikut
dengan ayah dan ibunya hidup di pulau334
terpencil, maka apa pun yang terjadi di
sini, dia tidak mengerti sama sekali. Kali
ini dia datang ikut ayah dan ibunya ke
Zhong Yuan. Sepanjang perjalanan ibunya
tidak mengijinkannya turun dari perahu.
Ketika menemukan teman bermain dia merasa
sangat senang. Apalagi pemuda dengan mata
besar itu selalu melihatnya. Membuat
hatinya bergetar, tapi tiba-tiba semua
orang itu pergi dari sana.
Tadinya dia ingin mengejar orangorang itu kembali ke tempat semula, tapi
dia tidak ingin memaksa mereka. Maka
sekarang dia hanya berdiri dengan bengong.
Tiba-tiba terdengar suara dari jauh yang
berkata, "Qing Er, cepat kembali ke perahu,
kalau tidak segera kembali, ayahmu akan
marah."
Suaranya terdengar lembut, dan sangat
enak didengar di telinga, suara itu datang
dari tempat jauh, tapi terdengar begitu
jelas seperti bicara di sisi telinga. Begitu
mendengar gadis itu langsung tahu suara itu
adalah suara ibunya, hidungnya berkerut
dan lidahnya dijulurkan, dengan cepat dia
berlari ke sisi sungai.
Begitu tiba di sisi sungai, dia335
berhenti. Seperti sedang mengatur nafas,
lalu dia segera berlari di atas permukaan
sungai, dan terus berlari. Sebenarnya di
bawah kakinya tidak ada pohon, tapi dia bisa
melewati sungai itu dengan ilmu
meringankan tubuhnya yang hebat. Siapa pun
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang melihatnya tidak akan percaya dengan
pandangannya. Dia terbang ke sebuah perahu
yang berhenti di tengah sungai.
Ukuran perahu itu lebih besar
dibandingkan dengan perahu biasa yang
berseliweran di sungai itu. Dilihat dari
luar akan terlihat setiap papan yang
menyusun perahu itu begitu bagus dan
kokoh, dan disambung satu sama lainnya
dengan pas. Perahu itu adalah perahu bagus,
orang akan merasa, "Walaupun datang
gelombang besar, perahu itu akan tetap
melaju dengan tenang."
Pintu perahu terbuat dari papan yang
diukir, di balik pintu ada tirai berwarna
putih.
Sekarang pintu perahu tampak terbuka,
di ambang pintu berdiri seorang perempuan
setengah baya yang masih tampak cantik, dia
pun mengenakan baju tipis berwarna putih,
dia terlihat sangat anggun.336
Gadis yang dipanggil Qing Er itu
begitu tiba di perahu segera masuk ke dalam
pelukan perempuan setengah baya itu dan
memang-gil, "Ibu!"
Dari sorot mata perempuan setengah
baya yang masih tampak cantik itu, timbul
perasaan kasih sayang. Pelan-pelan dia
menepuk kepala Qing Er dan tertawa,
"Ayahmu marah dia mengatakan kalau kau
tidak segera kembali, kami akan
meninggalkanmu di sini."
Dengan manja Qing Er berkata, "Aku
hanya bermain sebentar di darat, mengapa
ayah harus marah?" dia menyandar manja
kepada ibunya.
Dengan tersenyum perempuan setengah
baya itu menarik tangan putrinya masuk ke
dalam perahu.
Di dalam perahu semua ruangan
didekor dengan warna putih, semuanya
terlihat sangat bersih. Siapa pun yang
masuk ke dalam perahu akan menghembuskan
nafas lega dan semua rasa pusing akan
hilang, lalu hati menjadi tenang.
Di kedua sisi perahu terlihat jendela
yang dibuka lebar, di depan jendela tampak
seorang pelajar setengah baya dia sedang337
berdiri sambil melihat keluar jendela.
Begitu mendengar ada yang masuk dia
membalikkan tubuh, gadis itu dengan suara
kecil memanggil, "Ayah!"
Pelajar setengah baya itu tertawa,
"Apakah kau sudah puas bermain kucingkucingan? Tapi sayang, orang-orang yang
ikut bermain ternyata pergi semua tidak ada
yang mau menemanimu bermain lagi." kedua
alisnya yang panjang masuk ke rambut yang
ada di sisi kepala, sudut matanya membawa
aura membunuh. Sudut mulutnya terlihat
dingin, tapi sewaktu dia tertawa dia
terlihat ramah dan mudah didekati.
Qing Er sepertinya takut kepada
ayahnya, sifat nakalnya segera disimpan, dia
menundukkan kepala dan terus memainkan
sapu tangan yang terus dibawanya sejak
tadi.
Mata pelajar itu melihatnya, dia
bertanya, "Dari mana kau dapatkan sapu
tangan itu? Coba berikan padaku, ayah ingin
melihatnya." gadis itu tidak berani
membantah perintah ayahnya.
"Apakah sapu tangan ini yang kau
pakai tadi untuk menutupi matamu?" sambil
mengambil sapu tangan itu untuk dilihat dia338
menelitinya, tiba-tiba wajahnya berubah dan
bertanya, "Kemari."
Qing Er melihat ayahnya marah,
karena takut matanya mulai menjadi merah.
Perempuan setengah baya itu tiba-tiba
tertawa, "Mengapa kau marah?"
Pelajar setengah baya itu melambaikan
sapu tangan itu dan sapu tangan itu
terjatuh tepat di tangan perempuan setengah
baya yang masih terlihat cantik, lalu
berkata, "Coba kau lihat!"
Perempuan itu melihatnya, dia pun
sama terkejutnya dengan suaminya, "Mengapa
bisa dia?"
Qing Er mendekati ayahnya, pelajar
setengah baya itu menunjuk keluar jendela
dan berkata, "Apakah dia adalah orang yang
memberikan sapu tangan ini kepadamu?"
Qing Er melihat keluar jendela,
melihat ada sebuah perahu kecil yang sedang
bergerak di sungai itu.
Di atas perahu ada dua orang yang
melihat ke arah perahu mereka dengan
pandangan menyelidik, salah satu dari kedua
orang itu adalah orang yang memberikan
sapu tangan itu kepadanya. Yang satu adalah
pemuda dengan mata besar, sedangkan yang339
satu lagi adalah gadis yang tidak mau
bermain kucing-kucingan dengannya.
Karena itu Qing Er segera
mengangguk.
Ternyata Xin Jie sangat pintar, begitu
gadis itu datang dia segera tahu kalau gadis
itu bukan gadis biasa. Kemudian gadis itu
mengatakan ingin bermain petak umpet
dengan mereka, dalam hati dia telah
menyusun rencana, dia berpikir,
"Kesempatanku datang." karena itulah dia
yang pertama kali bersedia bermain dengan
gadis itu, dan dia tahu ketiga orang Tang
Men itu pasti akan ikut bermain juga.
Benar saja, begitu Tang Bin, Tang
Ling, dan Tang Man pergi untuk
bersembunyi dan perhatian Tang Bin beralih
ke Jin Qi, dia bertambah senang. Dia berdiri
di sisi Jin Mei Ling tidak bergerak sama
sekali. Karena mata gadis itu ditutup dia
hanya bisa membedakan suara orang bergerak
dan dia terus mengejar Tang Bin. Dan gadis
itu tidak akan menangkap Xin Jie dan Jin
Mei Ling yang diam tidak bersuara.
Begitu gadis itu mengejar mereka, Xin
Jie menarik tangan Jin Mei Ling berlari ke
sisi sungai segera naik ke atas perahu.340
Perahu kecil itu dengan cepat berlayar
hingga ke tengah sungai.
Dengan ilmu meringankan tubuh 'An
Xiang Fu Ying' dia berhasil menguasai
perahu itu. Hanya dalam waktu singkat
perahu telah meninggalkan daratan. Dia
merasa Tang Bin tidak akan bisa mengejar
maka dia baru menghentikan perahu dan
bertanya pada Jin Mei Ling, "Apakah kau
masih cemburu?"
Wajah Jin Mei Ling menjadi merah dan
berkata, "Siapa yang cemburu?" tapi diamdiam dia merasa sangat senang dan berpikir,
"Tadi aku sudah salah pengertian
kepadanya."
Di dalam perahu itu disediakan dayung,
tapi mereka berdua tidak bisa mendayung.
Perahu itu malah berputar-putar terpaksa
mereka membiarkan perahu itu berjalan
mengikuti arus sungai.
Diam-diam Xin Jie merasa sangat
senang, karena dengan sedikit akalnya
mereka berhasil melarikan diri. Dia tidak
tahu kalau sapu tangannya yang tersulam 7
kuntum bungai Mei-hua akan membuatnya
repot.
Ternyata palajar setengah baya itu341
adalah ketua pulau Wu Ji yang bernama Wu
Hen-sheng, dia juga disebut-sebut oleh
orang persilatan sebagai 'Xian Fo' Shi Wai
San Xin (tiga dewa dari dunia luar).
Wu Ji Dao (pulau Wu Ji) terletak di
selat Hang Zhou. Wu Ji Dao adalah sebuah
pulau kecil. Awalnya Zhang Yi Ge adalah
ketua Wu Ji Dao, dia seorang terpelajar.
Karena sangat membenci dunia ramai maka
dia melarikan diri ke pulau kecil dan
terpencil itu. Tidak sengaja dia telah
memakan sebuah buah aneh dan selain itu
dia pun mendapatkan sebuah buku rahasia
peninggalan Pendekar Xie.
Zhang Yi Ge tinggal di Wu Ji Dao
selama 10 tahun lebih dan dia berhasil
menguasai ilmu setan dan roh. Dia kembali
ke Zhong Yuan dan melakukan beberapa hal
yang membuat dunia persilatan menjadi
geger.
Dia seperti seekor naga sakti, pada
saat datang atau pergi tidak ada seorang
pun yang tahu, karena itu orang-orang
persilatan memberi julukan Pendekar Aneh
Wu Hen-sheng, tapi tidak pernah ada
seorang pun yang pernah melihat wajahnya.
Karena itu orang persilatan juga342
memanggilnya dengan sebutan Pin Fan
Shang-ren, Pendeta Hui, dan dia disebut
sebagai 'Shi Wai San Xian'. Semenjak Wu
Hen-sheng memakan buah aneh itu, ilmu
silatnya bertambah tinggi, dalam kurun
waktu beberapa puluh tahun wajahnya tidak
berubah dan tidak bertambah tua. Di suatu
kesempatan yang tidak disengaja sewaktu dia
sedang bermain ke Zhong Yuan dia bertemu
dengan seorang perempuan berilmu silat
tinggi, dan mereka saling jatuh cinta.
Kemudian mereka pun menjadi sepasang suami
istri. Perempuan itu adalah Nyonya Jiao Qiniang.
Suami istri itu sering pergi
berperahu, Jiao Qi-niang melahirkan
seorang putri, yang diberi nama Zhang Qing.
Wu Hen-sheng menjadikan Wu Ji Dao sebagai
pulau suci. Dia mencari orang miskin untuk
dijadikan pelayan. Dia melewati
kehidupannya dengan tenang. Wu Hen-sheng
tidak berniat merebut nama di dunia
persilatan. Dia juga tidak ingin kembali ke
Zhong Yuan.
Tapi sewaktu Zhang Qing berusia 8
tahun dia terkena penyakit campak. Wu Hensheng adalah seorang pesilat hebat, tapi dia343
tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang
ketabiban. Sebenarnya campak adalah
penyakit biasa, semua anak kecil pasti akan
mengalaminya. Tapi campak tidak bisa
diobati dengan tenaga dalam. Jiao Qi-niang
sangat menyayangi putrinya, akhirnya
mereka berdua pergi ke Zhi Jiang, membawa
seorang tabib ke Wu Ji Dao untuk mengobati
Zhang Qing.
Dalam perjalanan mereka bertemu
dengan seorang perempuan kurus kering dan
juga tampak gila. Tapi ilmu silat perempuan
itu sangat tinggi karena Jiao Qi-niang
merasa aneh maka dia mendekati perempuan
itu, ternyata perem-puan itu adalah adiknya
yang paling kecil yang bernama Jiao Jiu
Niang, karena merasa kasihan akhirnya dia
membawa Jiao Jiu Niang ke Wu Ji Dao.
Tiap hari Jiao Jiu Niang hanya
tertawa atau menangis, dia seperti gila. Dan
dia selalu membawa sapu tangan yang
disulam 7 kuntum bunga Mei-hua, dia selalu
memanggil, "Mei Shan-ming, SHan-ming...."
Begitu Jiao Qi-niang mendengar nama
Mei Shan-ming, dia tahu kalau Mei Shanming adalah 'Qi-mao Shen-jun' yang terkenal
di dunia persilatan, maka dia pun menjadi344
marah.
Di antara 'Qi Yi' milik Qi-mao Shenjun, ada satu Yi Yi' (teknik kesatu) yaitu
tentang perempuan. Semua orang persilatan
sudah mengetahui semua hal tentang Qi-mao
Shen-jun dan perempuan.
Jiao Qi-niang mengira adiknya telah
dipermainkan oleh Qi-mao Shen-jun maka dia
bisa menjadi gila seperti itu. Begitu Jiao
Jiu Niang meninggal, Jiao Qi-niang sangat
membenci Mei Shan-ming, dia tidak tahu
kalau Jiao Jiu Niang bisa menjadi gila
karena kematian Mei Shan-ming, bukan
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
karena hal-hal yang dia pikirkan selama
ini. Jiao Jiu Niang dan Mei Shan-ming
adalah sepasang kekasih yang mempunyai
hubungan sangat akrab. Sewaktu di dunia
persilatan tersebar kabar kalau Mei Shanming sudah meninggal di Wu Hua Shan, Jiao
Jiu Niang seorang diri pergi ke Kong-dongshan untuk membalas dendam, tapi dia tidak
sanggup melawan Jian Shen Li-e, dia malah
dihina dan diusir dari Kong-dong-shan.
Jiao Jiu Niang adalah seorang
perempuan sangat cantik juga sombong.
Sekarang dia telah dihina sedemikian rupa,345
ditambah lagi kekasihnya sudah mati, maka
dia pun menjadi gila. Tidak lama kemudian
gadis cantik itu pun meninggal dunia.
Tadinya Jiao Qi-niang ingin membalas
dendam kepada Mei Shan-ming, tapi
terdengar kabar kalau Qi-mao Shen-jun
sudah mati, karena itu dengari kesal dia
kembali lagi ke Wu Ji Dao. Selama 7-8
tahun ini dia tidak pernah meninggalkan Wu
Ji Dao, dan tiap hari mengajarkan ilmu
silat kepada putrinya.
Sejak kecil Zhang Qing diajar ilmu
silat tinggi oleh ayah dan ibunya, maka
terbentuklah Zhang Qing seperti sekarang.
Sekarang dia mengikuti ayah dan
ibunya berkeliling dengan perahu dan
mereka bermain ke ZhongYuan.
Begitu tiba di darat Zhang Qing
kembali dengan membawa sapu tangan yang
sama dengan sapu tangan yang dibawa oleh
Jiao Jiu Niang dulu.
Begitu Xin Jie melarikan diri dengan
perahu kecil, Wu Hen-sheng masih sempat
memuji kelincahan orang itu, tapi sekarang
telah Zhang Qing mengatakan bahwa pemilik
sapu tangan itu adalah pemuda bermata
besar itu, maka Wu Hen-sheng segera346
berkata pada istrinya, "Ternyata Mei Shanming belum mati, sekarang dia ada di dalam
perahu kecil itu."
Begitu Jiao Qi-niang melihat keluar
jendela, dia langsung marah, orang itu akan
menipu gadis lain lagi, dia berkata, "Yi Ge,
orang semacam itu jangan diijinkan hidup di
dunia ini, paling sedikit kita harus
membasmi orang jahat itu."
Zhang Qing sedang berada dalam masa
puber, begitu bertemu dengan pemuda
bermata besar itu dia langsung
menyukainya, sekarang mendengar kata-kata
ibunya, dengan mata melotot dia menatap
ibunya dan dia merasa apa-apa yang terjadi
dalam dirinya, "Mengapa ayah dan ibu
sepertinya benci kepada pemuda itu?"
Wu Hen-sheng tertawa dingin dan
menjawab, "Itu sudah pasti."
Dia bergerak dan terbang melalui
jendela.
Xin Jie mengangkat dayungnya, dia
membiarkan perahu berjalan mengikuti arus
sungai. Dia bersandar ke dinding perahu
tapi dia masih terus memikirkan gadis itu.
Jin Mei Ling cemberut dan berkata,
"Kau benar-benar payah!"347
Xin Jie menarik tangan Jin Mei Ling,
"Ada apa denganku?"
"Aku tahu apa yang ada dalam
pikiranmu sekarang! Kau sedang memikirkan
gadis tadi kan?"
Xin Jie tertawa, "Benar, aku memang
sedang memikirkan seorang gadis." dia
mencium tangan Jin Mei Ling dan berkata
lagi, "Tapi aku tidak sedang memikirkan
gadis tadi, aku sedang memikirkan gadis
ini."
Jin Mei Ling tertawa manja, "Kau
memang jahat." tapi dalam hati dia merasa
senang.
Mereka sedang mengobrol, apa pun
tidak dipikirkan, bagi mereka di dunia ini
hanya ada mereka berdua, kecuali
pasangannya yang lain tidak menjadi
masalah.
Paling sedikit Xin Jie merasa seperti
itu sekarang karena gadis itu telah
memberikan segalanya untuknya, dia harus
baik kepada gadis ini.
Tapi Xin Jie sendiri sadar kalau
perasaannya sekarang belum tetap,
perasaannya kepada Jin Mei Ling lebih
banyak perasaan berterima kasih348
dibandingkan dengan perasaan cinta.
Bagaimana perasaannya kepada Fang
Shao-kun? Dia mengira kalau dia sangat
mencintai gadis itu, tapi sekarang gadis itu
telah meninggal, gadis itu meninggal karena
dirinya. Tapi dia tidak mau karena nasib
tragis gadis malang itu dia terus bersedih.
Dia mengeluh dalam hati, "Dari pada
dikatakan aku penabur cinta lebih baik aku
dikatakan sebagai orang yang tidak
mempunyai cinta, aku rasa itu lebih baik."
"Apakah semua ini karena
kesalahanku?" Xin Jie berpikir demikian.
"Sewaktu seorang gadis mengatakan
padaku kalau dia mencintaiku, bagaimana aku
harus menanggapinya?"
Tiba-tiba Jin Mei Ling melepaskan
tangan dari genggamannya dan dari balik
dadanya dia mengeluarkan sebuah buku, dia
memberikan buku itu kepada Xin Jie, "Buku
ini lebih baik kau yang simpan."
Xin Jie melihat buku yang berisi
tulisan tangan Jin Yi-peng yang berjudul
'Du Ji', dia berkata. "Buku ini milik ayahmu,
lebih baik kau sendiri yang menyimpannya."
Semenjak mendengar cerita Jin Yipeng, Xin Jie lupa kalau ayah Jin Mei Ling349
adalah Hou Er.
Tapi begitu dia berkata demikian,
diam-diam dia marah kepada dirinya sendiri,
dia merasa bersalah pada Paman Hou, tapi
perasaan seperti itu hanya sebentar,
mungkin karena dia sedang merasa tidak
tenang.
Jin Mei Ling memberikan 'Du Ji'
kepada Xin Jie, "Lebih baik kau yang
menyimpannya, karena kalau aku yang
menyimpannya aku merasa tidak nyaman."
Jin Mei Ling membereskan rambutnya
yang berantakan tertiup angin dan tertawa
manja, "Milikku ya milikmu juga."
Xin Jie tertawa, dia menyimpan 'Du Ji"
di balik baju bagian dadanya.
Pertama kali saat melihat buku itu,
Xin Jie sudah tertarik dengan catatan di
dalamnya. Dia sangat senang membaca, dia
sangat ingin mengetahui hal-hal baru dan
ingin mempelajarinya lebih jauh. Apa yang
ada di dalam 'Du Ji' kebanyakan catatan
tentang racun. Dengan catatan inilah Jin
Yi-peng bisa menguasai dunia persilatan
dalam waktu lama, membuat orang-orang
persilatan takut dan tunduk kepadanya.
Artinya 'Du Ji' ini bukan buku sembarangan.350
Manusia biasanya tertarik pada hal-hal
yang tidak biasa.
Apalagi bagi seorang Xin Jie, dia
adalah seorang yang sangat ingin
mengetahui segala suatu hal, dan dia sangat
serakah bila ingin mengetahui segala suatu
hal. Sewaktu dia menyimpan buku itu di
balik dadanya, jantungnya berdegup dengan
kencang karena merasa senang.
Matahari hampir terbenam, membuat
air sungai yang tadinya berwarna kuning
menjadi berwarna kuning keemasan dan
tampak berkilau. Gelombang air sungai
terus datang bergulung-gulung, seperti
ular kecil berwarna kuning yang terus
bergerak.
Sinar matahari terbenam menyinari
wajah Jin Mei Ling membuatnya bertambah
cantik.
Dia menghindari sinar matahari dan
dengan pelan berkata, "Aku merasa sangat
lapar, Kakak Jie, tolong carikan sedikit
makanan untukku."
Sebenarnya Xin Jie pun merasa lapar,
dia tertawa kecut dan berkata, "Setiba di
darat, kita akan makan besar...."
Jin Mei Ling berkata lagi, "Aku ingin351
makan kuah ayam dan...."
Xin Jie menelan ludah, "Benar, kuah
ayam dan...."
Tiba-tiba dia berkata, "Kita berlayar
menuju perahu besar itu, siapa tahu mereka
bersedia membagikan sedikit makanan kepada
kita...." tapi tiba-tiba dia berhenti bicara.
Jin Mei Ling mengikuti pandangannya,
dia melihat seseorang dengan baju berwarna
putih terbang dari jendela perahu besar
itu, seperti segumpal asap putih yang
mengepul.
Anehnya mengapa asap putih itu
terbang ke arah perahu mereka? Wajah Xin
Jie berubah, dia mengira asap putih itu
adalah gadis tadi, dan berpikir, "Mau apa
dia datang ke sini? Apakah dia...."
Pemikirannya belum selesai, asap
putih itu mendarat di atas perahu mereka.
Setelah Jin Mei Ling melihat dengan benar,
ternyata asap putih itu adalah seorang
pelajar setengah baya.
Tapi perahu kecil itu tidak bergoyang
karena kedatangan laki-laki itu.
Xin Jie terkejut karena tiba-tiba
mereka kedatangan seseorang, tapi
perasaannya mengatakan kalau orang itu352
datang dengan bertujuan tidak baik. Karena
itu dengan pandangan dingin dia melihat
pelajar itu. Dan Xin Jie pun mempunyai
perasaan kalau dia bukan lawan orang itu.
Dalam hati Xin Jie merasa cemas,
"Kalau dia tidak berniat baik kepada kami,
aku tidak mempunyai kekuatan lagi
berhadapan dengannya."
Inilah salah satu perbedaan Xin Jie
dengan orang kebanyakan. Dia dengan cepat
bisa membandingkan kekuatannya dengan
kekuatan orang lain. Dan keputusan yang
diambilnya selalu tepat. Dia mempunyai otak
dingin untuk berpikir jauh lalu memikirkan
cara bagaimana menghadapi orang itu.
Wu Hen-sheng berdiri tegak di atas
perahu kecil mereka. Dia tampak tenang
seperti patung batu, hanya terlihat bajunya
yang bergerak-gerak karena tertiup angin
sungai.
Jiao Qi-niang menjelaskan pada
putrinya yang masih tampak terkejut
mengapa hal ini bisa terjadi.
Wu Hen-sheng melihat Xin Jie.
Kedua matanya bersorot tajam, membuat
hati Xin Jie tidak tenang, Xin Jie
menertawakan dirinya sendiri, "Mengapa aku353
jadi tidak berguna sampai-sampai takut
kepada sorot mata orang ini?"
Demi membuktikan keberaniannya Xin
Jie berdiri dan memberi hormat kepada tamu
aneh berbaju putih itu, "Tuan, apa ada perlu
dengan kami?"
Wu Hen-sheng dengan tenang melihat
Xin Jie, dalam hati dia terus berpikir,
"Apakah Qi-mao Shen-jun bisa menahan tiga
jurusku?" karena Xin Jie terlihat masih
terlalu muda, pantas kalau Wu Hen-sheng
berpikiran seperti itu, karena itu dengan
angkuh berkata, "Bertarunglah denganku!"
Xin Jie terpaku, dia tidak mengerti
mengapa tamu aneh ini menyuruhnya
bertarung, "Aku sama sekali tidak
mengenalnya, dan tidak ada dendam
dengannya." Xin Jie diam-diam berpikiran
seperti itu.
Alis Wu Hen-sheng tampak berkerut
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan berpikir, "Dia adalah orang terkenal,
tapi dia tidak bergerak, biar aku yang
menyerangnya terlebih dulu!"
Karena itu tangan kiri Wu Hen-sheng
dengan pelan menyerang ke arah Xin Jie.
Xin Jie adalah orang yang cepat
mengetahui sesuatu, dia melihat serangan354
telapak Wu Hen-sheng, walaupun pelan dan
tidak aneh, tapi perubahannya terlalu
banyak sampai dia tidak berani untuk
menyambutnya. Karena dia tahu dengan tidak
menyambut, jurus bertahan yang paling
bagus.
Wu Hen-sheng tertawa dingin, dalam
hati berpikir, "Dia sudah tahu." tangan
kanannya mendorong, kedua telapaknya penuh
dengan tenaga, dia tidak mau memperpanjang
waktu karena dia tahu kalau Qi-mao Shenjun bukan orang biasa. Dia malah ingin
dengan tenaga yang dilatihnya selama
puluhan tahun langsung memenangkan
pertarungan ini.
Karena di sini adalah perahu kecil
maka lawan tidak mempunyai tempat untuk
menghindar, mau tidak mau serangan harus
disambut.
Tapi karena Wu Hen-sheng telah
memakan buah aneh dan dia juga telah
mendapatkan rahasia ilmu silat, ditambah
selama puluhan tahun berlatih maka tenaga
telapaknya sangat besar. Orang yang bisa
menang darinya sepertinya belum ada selama
ini. Walaupun Xin Jie adalah orang berbakat
dalam dunia persilatan, tapi dia masih muda355
dan kemampuannya masih jauh di bawah Wu
Hen-sheng.
Xin Jie melihat telapak lawannya
berwarna putih seperti giok, dalam hati dia
merasa terkejut, dia tidak berpikir panjang
lagi dengan cepat dia mengumpulkan tenaga
dan meloncat ke atas.
Xin Jie tidak berpengalaman dalam
bertarung, tapi dia mempunyai pola pikir
yang tajam, kalau dengan keras dia
menyambut telapak tangan Wu Hen-sheng,
Xin Jie akan tergetar dan organ dalamnya
akan hancur. Perahu sangat kecil tidak ada
tempat untuk berlindung, terpaksa dia
meloncat tinggi untuk menghindari jurus Wu
Hen-sheng.
Kedua tangan Xin Jie terbuka dia
terbang ke atas. Dan saat dia sedang
berpikir bagaimana cara melawan musuh
yang tiba-tiba menyerangnya, dia pun sadar
sewaktu dia turun adalah saat penentuan
hidup dan matinya.
Jin Mei Ling yang masih terkejut dia
masih terduduk, dengan pandangan aneh dia
melihat orang berbaju putih itu. Orang itu
mempunyai ilmu meringankan tubuh yang
tinggi. Sewaktu telapak Wu Hen-sheng356
menyerang, angin berhembus melewatinya,
dia merasa ada tenaga kuat menyerangnya
karena tidak bisa menjaga keseimbangannya
maka dia terbawa angin kencang dan
terjatuh ke dalam sungai.
Tubuh Xin Jie menekuk, dia berputar
di udara, kemudian kepalanya turun terlebih
dulu, dia menarik leher baju Jin Mei Ling
dari sungai, kemudian dia meminjam tenaga
untuk menarik Jin Mei Ling, kemudian
meloncat lagi beberapa meter. Kedua
kakinya menendang, dia jatuh di depan
perahu.
Dengan gerakan indah dia menolong
Jin Mei Ling yang terjatuh ke dalam air.
Kelenturan tubuhnya benar-benar membuat
orang terkejut.
Wu Hen-sheng diam-diam mengangguk,
"Ilmu silat pemuda ini benar-benar jarang
ada di dunia persilatan, tapi sayang dia
adalah orang yang tidak berperasaan, kalau
hari ini aku tidak membasminya, kelak akan
banyak gadis yang rusak di tangannya."
Jin Mei Ling basah kuyup dia marah
dan kaget, tapi Xin Jie sedang sepenuh hati
bersiap siaga, dalam hati Xin Jie berpikir,
"Siapakah sebenarnya orang ini? Tenaga357
telapaknya begitu kuat, tangannya pun
putih seperti giok, apakah dia telah
menguasai ilmu telapak tangan yang selama
beberapa ratus tahun ini belum ada seorang
pun yang bisa? Kalau tidak salah ilmu itu
bernama Xuan Yu Tong Zhen'?"
Xin Jie tahu hidup dan matinya
ditentukan saat ini. Dia mengenang kembali
peristiwa 10 .tahun lalu, sewaktu tangan
Tian Can Jiao-hua berada di atas kepalanya
tapi sekarang dia tidak mempunyai waktu
banyak untuk berpikir jauh. Dia melihat
wajah orang itu dingin seperti es, kedua
tangannya sudah melayang siap menyerang
lagi.
Hati Xin Jie menjadi dingin dan dia
bertanya, "Tuan memaksa dan berusaha
membunuhku, tapi di antara kita tidak
saling kenal dan juga tidak ada dendam...."
Mata Wu Hen-sheng seperti air dengan
penuh aura membunuh dia membentak,
"Jangan banyak cincong!" dia bersiap, tidak
memberikan kesempatan kepada pemuda itu
lolos dari tangannya.
Tiba-tiba terlihat sekelebat bayangan
putih datang melewati permukaan air sungai
datang ke arah mereka, dengan takut-takut358
berdiri di tengah-tengah, terdengar Wu
Hen-sheng membentak, "Qing Er, jangan ke
sini!"
Zhang Qing dengan suara manja
bertanya, "Ayah! Mengapa...."
Mata Wu Hen-sheng tampak melotot
melihatnya, "Mengapa katamu?"
Xin Jie dan Jin Mei Ling terkejut dan
bertanya-tanya, "Ternyata orang ini adalah
ayah gadis itu, tapi mengapa orang itu
berniat membunuh kami?" Xin Jie tidak
mengerti.
Zhang Qing tertawa manis dan
menjawab, "Ayah, umurnya masih begitu
muda, mana mungkin dia adalah orang yang
diceritakan oleh bibi kesembilan?"
Mungkin dia sudah tahu semua cerita
tentang bibi kesembilan dari ibunya, dari
awal hingga akhir tidak ada yang ditutuptutupi, begitu melihat ayahnya akan
membunuh Xin Jie dari jendela, dia tahu
dengan kemampuan ilmu silat ayahnya,
pemuda bermata besar itu tidak akan bisa
bertahan terhadap serangan ayahnya, karena
merasa cemas dia langsung terbang menuju
perahu kecil itu.
Wu Hen-sheng tampak mengerutkan359
alisnya dan marah, "Kau tahu apa, kalau
aku...."
Tiba-tiba dia teringat, wajahnya
selama berpuluh-puluh tahun ini tidak
berubah, tapi bagaimana dengan dunia ini?
Apa bisa seperti dirinya yang tidak
berubah? Begitu pula yang terjadi pada
Guru Fei yang tinggal di pulau Xiao Ji, dia
pun tidak sanggup melakukannya. Karena itu
Guru Fei bersumpah tidak akan
meninggalkan pulau Xiao Ji selangkah pun.
Memikirkan hal ini perasaan ketua Wu Ji
Dao menjadi bangga.
Mata Zhang Qing tampak berputar, dia
tahu ayahnya mulai tergerak oleh katakatanya, Zhang Qing tertawa lagi, paling
sedikit ayahnya harus bertanya secara
mendetil kepada pemuda itu.
Ketua Wu Ji Dao merasa curiga,
mengapa anak gadisnya membantu pemuda itu,
apakah putrinya telah jatuh cinta kepada
pemuda ini?
"Kalau bocah ini berani bertindak
macam-macam kepada putriku, aku akan
mengulitinya," diam-diam dia berpikir
seperti itu tapi kata-kata Qing Er pun
masuk akal, "bocah ini usianya paling360
sedikit sekitar 20 tahun lebih, mungkin
benar dia bukan Mei Shan-ming."
Tanya jawab antara ayah dan putrinya
ini membuat Xin Jie bertambah bingung,
dengan aneh dia berpikir, "Apa hubunganku
dengan ayah dan putrinya ini? Siapakah
yang mereka maksud dengan bibi
kesembilan?"
Jin Mei Ling tampak cemberut dan
marah, sepertinya gadis itu berada di pihak
Xin Jie, dan Jin Mei Ling sama sekali tidak
menyukainya.
"Lihat saja, pakaiannya begitu aneh,
dia pasti bukan gadis baik-baik," api
cemburu membakar hatinya, dia tidak suka
dengan gerak-gerik Zhang Qing.
Wu Hen-sheng tampak bergerak, dia
berdiri di depan Xin Jie, Zhang Qing
berteriak, tapi ayahnya tidak menyerang
Xin Jie, dia hanya bertanya, "Siapa pemilik
sapu tangan itu?"
Xin Jie terpaku, Zhang Qing berkata,
"Sapu tangan milikmu yang kau gunakan
untuk menutupi mataku tadi, punya siapa?"
Xin Jie segera mengerti dan menjawab,
"Itu milikku."
Wajah Wu Hen-sheng segera berubah,361
"Kalau itu punyamu, itu lebih baik." kedua
tangannya membawa tenaga besar dan
menyerang Xin Jie.
Xin Jie yang memang sudah bersiap
sejak tadi melihat bahu Wu Hen-sheng
bergerak dan ada tenaga besar yang
menyerangnya, perahu begitu kecil, perahu
itu oleng akhirnya terbalik.
Karena ayah dan putri ini tidak siap
maka mereka pun mengikuti gerakan perahu
oleng dan tercebur ke dalam sungai. Karena
di sungai tidak ada tempat untuk menapak,
maka mereka terpaksa memegang perahu
terbalik itu.
Ilmu ketua Wu Ji Dao sangat tinggi,
tapi dia tetap tidak bisa bertahan lama di
atas air. Dia mengikuti arus sungai terus
bergerak, kalau berhenti di atas air dia
tidak akan sanggup.
Untuk kedua kalinya Xin Jie berhasil
lolos dari tangannya, membuat ketua Wu Ji
Dao itu marah. Dia telah lama berlatih ilmu
silat, semua ilmu telah berhasil
dikuasainya, hanya saja dalam menghadapi
kemanjaan putrinya dia tidak sanggup
membiarkannya begitu saja.
Zhang Qing melihat ayahnya, maksud362
tatapannya adalah, "Sekarang kita harus
bagaimana?"
Ketua Wu Ji Dao tidak bisa berbuat
apa-apa, karena dia tidak sanggup terjun ke
sungai untuk menangkap Xin Jie, karena itu
kedua alisnya hanya bisa dikerutkan, kedua
tangannya secara berturut-turut memukul
air sungai, air sungai yang dipukul
membentuk gelombang besar yang
menakutkan. Zhang Qing bertepuk tangan dan
berkata, "Bagus sekali, Ayah!"
Kedua kaki Wu Hen-sheng seperti
terpaku di perahu yang terbalik itu, perahu
terbalik itu tidak bergerak dan tetap
tenang berada di permukaan air sungai. Tapi
air yang berada di sekeliling perahu yang
telah dipukul ketua Wu Ji Dao menjadi
gelombang besar yang terus menggulunggulung. Air membentuk tiang berwarna
kuning dan terus naik ke atas.
"Aku mau lihat, kau bisa melarikan
diri kc mana?" tapi di sekeliling perahu
dan sungai itu tidak ada seorang pun. Dia
berpikir, "Bocah itu pasti sudah berenang
ke darat." dia tidak tahu kalau Xin Jie
tidak bisa berenang.
Dimana sebenarnya Xin Jie sekarang363
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berada?
Dengan tenaga dalamnya yang besar,
ketua Wu Ji Dao berhasil membuat perahu
itu terseret gelombang ke darat, kedua
tangannya terus mendayung dan memukul air,
tiang air tampak naik dan turun.
Di kejauhan tampak beberapa perahu
nelayan yang melihat keadaan itu, mereka
terkejut dan berlutut, karena mereka
mengira dewa laut muncul di sana. Orang
yang menggantungkan hidupnya di air,
selalu menganggap dewa laut lah yang
paling berhak atas hidup mereka, ada juga
yang telah membeli dupa dan lilin untuk
bersembahyang.
Perahu terus bergerak ke darat, tapi
bayangan Xin Jie tidak terlihat. Zhang Qing
tertawa, "Ayah! Orang itu pasti berenang
ke sini!"
Wajah ketua Wu Ji Dao dingin seperti
es, perahu kecil berganti arah, seperti
panah yang terlepas dari busurnya dan
terus melaju ke seberang.
Gelombang air sungai setelah lama
baru berhenti dan keadaan kembali tenang.
Tiba-tiba ada gelombang datang lagi, lalu
muncul dua kepala manusia, mereka tidak364
lain adalah Xin Jie dan Jin Mei Ling.
Ternyata sewaktu perahu terbalik, Xin
Jie telah ada persiapan, satu tangannya
memegang Jin Mei Ling, dia menahan nafas
masuk ke dalam air. Begitu perahu terbalik,
ada ruang kosong di bawah perahu, karena
itu mereka tidak tenggelam. Dan masih bisa
bernafas dengan lancar. Walau harus
dilakukan seharian tidak akan menjadi
masalah bagi mereka.
Melihat Xin Jie begitu pintar, dalam
hati Jin Mei Ling merasa senang dan dia
tertawa manis.
Di dalam perut perahu kecil itu
sangat gelap, Xin Jie tahu musuhnya belum
pergi, maka dia tidak berani bernafas
dengan bebas. Dia juga mendengar air yang
dipukul dengan keras. Hal ini benar-benar
membuatnya terkejut.
Kemudian dia merasa perahu bergerak,
tidak lama kemudian kakinya seperti
mengenai tanah, dia tahu kalau perahu sudah
mendekati darat.
Begitu terdengar Zhang Qing bicara di
atas perahu, dia tahu kalau gadis itu diamdiam telah membantunya. Dalam hati dia
merasa senang, "Dia tahu kalau ayahnya365
akan melajukan perahu kecil ini ke
seberang." karena itu dia menarik Jin Mei
Ling masuk kembali ke dalam air. Asalkan
kakinya bisa menyentuh tanah, dia merasa
lebih tenang.
Mereka menahan nafas lama di dalam
air. Mereka berdua adalah pesilat tangguh,
dalam hal menahan nafas tidak sulit bagi
mereka. Begitu Xin Jie bisa memastikan
kalau musuh sudah pergi, diam-diam dia baru
berani menaikkan kepalanya.
Dia melihat ke sekeliling, di sana
sudah tidak ada musuh, dia baru berani
menarik nafas, lalu meloncat ke darat.
Kemudian dengan ilmu meringankan tubuh,
dengan cepat mereka pergi ke tempat
terpencil, dan dengan berhati-hati dia
berkata, "Kita masih beruntung!"
Xin Jie menggunakan ilmu
meringankan tubuhnya, diam-diam Jin Mei
Ling memuji, "Ilmu meringankan tubuhnya
memang sangat tinggi." dia memasukkan
tangannya ke dalam genggaman tangan Xin
Jie, kalau tidak dia tidak akan bisa
mengejar kecepatan Xin Jie.
Dia telah menyerahkan tubuh dan
jiwanya kepada pemuda ini.366
Baju mereka basah, sewaktu mereka
bergerak baju mereka tertiup angin hingga
bersuara berkelebat.
Suara itu membuat Jin Mei Ling tidak
nyaman, dia marah sambil menarik-narik
bajunya yang basah. Xin Jie tertawa melihat
kelakuannya.
Mereka merasa selama 2 hari
berturut-turut telah melewati banyak
bahaya....
Tiba-tiba di belakang mereka ada
sesosok bayangan putih dan sudah menotok
nadi Xin Jie di bagian punggungnya.
Jin Mei Ling merasa tubuh Xin Jie
yang tadinya melaju dengan kencang
sekarang tiba-tiba berhenti, karena dia
tidak bisa berhenti secara tiba-tiba, maka
tubuhnya masih melaju. Dia merasa aneh dan
bertanya, "Ada apa?" sewaktu dia
membalikkan tubuhnya untuk melihat,
ternyata ada bayangan putih yang tampak
berkilau, kemudian Jin Mei Ling mendengar
ada suara dari udara yang berkata, "Nona,
orang ini akan kubawa dulu, tapi semua ini
untuk kebaikanmu...."
Jin Mei Ling merasa kepalanya pusing,
di sekelilingnya terasa sepi tidak terlihat367
sesosok bayangan pun, dari mana asalnya
suara itu?
"Apakah orang itu bisa mendatangkan
suara dari jauh?" dia bertambah bingung.
Angin sepoi-sepoi berhembus, di bumi
ini sepertinya hanya tinggal dia sendiri
saja. Kesepian, kesendirian, dan rasa
terkejut bercampur menjadi satu.
"Kakak Jie, kau ada di mana?" dia
seperti orang gila mengejar bayangan putih
itu. Dia telah berada di sisi sungai, air
sungai mengalir ke timur, di tengah sungai
terlihat ada perahu besar yang sedang
berlayar. Sepotong kayu hangus berguling
ke bawah kakinya.
Lalu Jin Mei Ling memungutnya,
hatinya bertambah sedih.
"Kayu ini adalah kayu yang kemarin
kugunakan untuk membuat api unggun untuk
menghangatkan Kakak Jie, sekarang dimana
kau berada?" air matanya mengalir
membasahi wajahnya.
Selama dua hari dia berjuang untuk
hidup dan mati, perasaan cintanya seperti
air, seperti mimpi di dalam hati, tapi orang
yang diimpikannya itu dimana sekarang368
berada?
Karena selama dua hari tidak makan
dan minum, ditambah lagi sekarang Xin Jie
menghilang, membuat Jin Mei Ling tidak
tahan dengan keadaan ini, akhirnya dia pun
pingsan.
Ooo)*(ooO
BAB 11
Tiga pedang Kong-dong
Dalam keadaan pingsan Jin Mei Ling
seperti mendengar suara orang. Mulutnya
terasa pahit, seperti ada yang mencekokinya
dengan obat.
Kemudian suara orang yang sedang
berbicara terdengar dengan jelas, baru saja
dia akan membuka matanya, dia merasa ada
tangan yang memegang tubuhnya. Tiba-tiba
terdengar suara seseorang yang kasar dan
serak, "Lao Wang, kau harus berjanji,
karena aku yang pertama menemukan gadis
ini, maka aku yang pertama menikmatinya,
untuk apa kau terus memegangnya? Kau
tidak boleh memegangnya," kata orang
pertama.
"Baiklah! Baiklah! Aku tidak akan
memegangnya," orang itu tertawa, "Tapi
harus cepat, setelah kau menikmatinya baru369
aku, kalau Sun Lao Er keburu datang, kita
tidak akan kebagian."
Semua perkataan mereka terdengar
jelas oleh Jin Mei Ling, diam-diam dia
merasa marah, "Mereka tidak punya mata,
mereka hanya cari mati!" dia sengaja terus
memejamkan matanya.
Orang pertama tertawa keras, "Aku
tidak pernah melihat ada orang yang begitu
tidak sabaran, gadis ini belum sadarkan
diri, kalau sekarang kita pakai, mana akan
terasa enak?"
Tidak lama kemudian orang yang
satunya lagi sepertinya sudah tidak sabar,
"Baiklah! Baiklah! Aku akan mengikuti
saranmu, tapi kau harus berjanji, gadis ini
milikku, kalau kau ingin memakainya,
serahkan dulu sejumlah uang kepadaku."
Orang yang satu lagi terdengar
tertawa, "Permintaan Zhao Lao-da bukan
masalah bagiku, aku lihat gadis ini lebih
cantik dari gadis-gadis yang ada di tempat
pelacuran, satu kali pakai harus membayar 1
tail perak, pasti bisa kudapatkan!"
Diam-diam Jin Mei Ling bertambah
marah, karena takut tenaganya belum pulih,
maka dia memutuskan untuk tetap diam. Dia370
menyipitkan matanya, dia merasa masih
tergolek di tempat terbuka, hanya saja
sekarang langit sudah gelap. Hanya ada dua
laki-laki kasar yang sedang berdiri di
depannya.
Zhao Lao-da telah membuka baju
bagian atasnya dan dia mulai membuka baju
Jin Mei Ling sambil berkata, "Lao Wang,
kau jangan berdiri terlalu dekat!"
Lao Wang tertawa matanya terus
menatap tubuh Jin Mei Ling yang masih
terbaring tidak berdaya, dia berkata, "Aku
akan berdiri di tempat agak jauh." tapi
kakinya sama sekali tidak beranjak dari
tempatnya, tawanya belum berhenti, dia
mendengar teriakan ternyata Zhao Lao-da
sudah melayang jauh, kemudian jatuh
terjeng-kang tanpa suara, tampak dia sudah
mati.
Lao Wang terus mundur dan melihat ke
sekeliling, perempuan yang mereka temukan
masih terbaring tidak bergerak. Dia takut
juga kaget, karena dia mengira ada setan
yang mengganggu mereka, segera dia
berlutut dan mulutnya membaca doa-doa.
Jin Mei Ling merasa ingin tertawa,
tadi sewaktu Zhao Lao-da baru menindihnya,371
tangan kanan Jin Mei Ling melayang dan
mengenai dada Zhao Lao-da.
Walaupun tenaganya belum pulih, tapi
orang seperti Zhao Lao-da mana bisa tahan
terhadap pukulannya, Zhao Lao-da langsung
mati karena pukulan Jin Mei Ling.
Lao Wang tidak tahu kalau gadis itu
mempunyai ilmu silat tinggi, dia malah
merasa ada setan yang datang, maka dia
segera berlutut dan mulutnya komat kamit
membaca doa, seperti meminta perlindungan
dari Tuhan.
Sewaktu dia sedang komat kamit
membaca doa, dadanya terkena pukulan
seseorang dan terpelanting ke tempat jauh.
Dia berteriak dan berusaha bangun
untuk melarikan diri, tiba-tiba ada yang
memben-tak, "Diam di tempat!"
Kedua kaki Lao Wang terasa lemas dan
dia berlutut lagi, begitu membalikkan
kepala untuk melihat, ternyata yang bicara
adalah ketua kedua dan yang sehari-harinya
ditakuti orang dia adalah Sun Chao-yuan.
Ternyata Lao Wang dan Zhao Lao-da
adalah perompak sungai Chang Jiang,
sewaktu perahu mereka berlabuh di sisi
selat, saat itu Lao Wang dan Zhao Lao-da372
sedang berpatroli, mereka melihat ada
seorang gadis cantik sedang terbaring di
sisi sungai. Mereka berdua bukan orang
baik-baik begitu melihat ada gadis cantik
terbaring tidak berdaya, segera timbul niat
jahat mereka.
Karena Zhao Lao-da sudah mati, Lao
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wang berteriak, dan Sun Chao-yuan yang
sedang berpatroli di daerah sana, begitu
mendengar teriakan Lao Wang, segera lari
ke tempat mereka.
Dia melihat ada seorang gadis cantik
terbaring di bawah, di sisi sana ada mayat,
dan Lao Wang sedang berlutut sambil
berkomat kamit. Sun Chao-yuan menjadi
marah lalu dia pun menendang Lao Wang.
Begitu melihat yang datang adalah Sun
Chao-yuan, Lao Wang merasa lebih takut
kepada Sun Chao-yuan dibandingkan melihat
setan.
Begitu melihat orang itu hati Jin Mei
Ling menjadi sangat senang dan berpikir,
"Ternyata kalian memang orang seperti itu."
Sun Chao-yuan dan Jin Qi adalah teman
baik, sewaktu Jin Qi baru berkelana di
dunia persilatan, dia sudah mengenal orang
itu dan Sun Chao-yuan pun pernah bertemu373
dengan Jin Yi-peng.
Karena itu Jin Mei Ling bisa
mengenal Sun Chao-yuan, sekarang dia
merasa sedikit tenang.
Begitu Sun Chao-yuan melihat mayat
Zhao Lao-da dia merasa terheran-heran,
karena luka Zhao Lao-da diakibatkan
pukulan seorang pesilat tangguh.
"Mungkin kedua orang bodoh ini tadi
melecehkan gadis itu, dan secara kebetulan
ada pesilat tangguh yang lewat sini dan
melihat...."
Kemudian dia melihat gadis yang
sedang terbaring itu, semua pikirannya tadi
ditarik kembali.
Langit penuh dengan bintang dan ada
bulan sabit, tapi dia masih bisa melihat
gaun gadis yang berwarna hijau, mata besar
dan mulut kecil gadis itu.
"Ternyata dia," dalam keterkejutannya
Sun Chao-yuan merasa takut dan diam-diam
dia berpikir, "Mengapa dia bisa ada di sini?
Baju dan rambutnya berantakan dan dia
begitu kotor?" tapi dia pun memikirkan,
"Kedua orang bodoh itu telah melakukan apa
kepadanya sampai dia harus membunuh
mereka?"374
Dia masih terkejut dan takut tapi dia
tetap berjalan mendekat dan menyapa, "Apa
kabar Nona Jin?...."
Jin Mei Ling tertawa dingin tapi
tidak menjawab.
Lao Wang melihat ketua keduanya
begitu menghormati gadis itu, keringat
dinginnya terus mengucur dan tubuhnya
gemetar.
Jantung Sun Chao-yuan terus berdegup
dengan kencang karena dia takut putri Du
Jun ini sedang menyusun suatu rencana. Dia
tidak boleh berbuat salah kepada Tian Mo
Jin Qi, apalagi kepada Du Jun Jin Yi-peng,
dia takut kalau Jin Mei Ling akan marah
kepadanya. Maka dengan sikap rendah hati
dia berkata, "Aku tidak tahu kalau Nona Jin
berada di sini, aku mohon maaf. Aku
berharap Nona sudi naik ke kapal kami...."
Sun Chao-yuan adalah wakil ketua
perompak Chang Jiang, jumlah anak buahnya
ada ribuan, sekarang tampak dia begitu
menghormati Jin Mei Ling, dari sini dapat
diketahui kalau kedudukan Du Jun dan Tian
Mo Jin Qi di dunia persilatan.
Jin Mei Ling bangun sambil tertawa
dingin, tapi dia merasa kakinya seperti375
melayang. Dia tidak terluka hanya saja
selama dua hari ini perutnya tidak diisi
makanan dan kosong.
Dia menunjuk Lao Wang dan berta-nya,
"Apakah orang itu adalah salah satu anak
buahmu? Aku kira seharusnya...." Jin Mei
Ling belum selesai bicara, Sun Chao-yuan
sudah menjawab, "Benar, benar." kemudian dia
membalikkan badan, dengan jurus 'Tie Sha
Zhang' (telapak pasir besi) dia membelah
kepala Lao Wang.
Hal ini membuat Jin Mei Ling
terkejut, sebenarnya Jin Mei Ling hanya
ingin Sun Chao-yuan menghukum Lao Wang
tapi Sun Chao-yuan malah membunuhnya. Jin
Mei Ling merasa orang itu patut untuk
dikasihani paling-paling dia hanya
mengucapkan dua kata kasar. Tapi Jin Mei
Ling berpikir lagi, "Aku kasihan kepadanya
tapi siapa yang akan mengasihaniku?"
Karena itu perasaan kasihan di
hatinya segera lenyap, dia ikut Sun Chaoyuan berjalan. Kalimat yang dikeluarkan
Sun Chao-yuan bertujuan menjilatnya, tapi
semua itu tidak membuat Jin Mei Ling
merasa senang atau sombong.
Xiao Shen Long melihat Sun Chao-yuan376
datang membawa seorang gadis kusam naik
perahu. Dia tahu biasanya Sun Chao-yuan
adalah seorang yang sangat teliti, sekarang
tetap saja dia merasa aneh. Sun Chao-yuan
telah melihat sikap Xiao Shen Long, maka
sambil tertawa dia berkata, "Kakak harus
tahu, hari ini adik telah mengundang
seorang tamu agung."
Xiao Shen Long, He Xin Xiong terus
menatap Jin Mei Ling tapi dia tidak melihat
apa istimewanya gadis ini.
Xiao Shen Long berpikir, "Mengapa
gadis ini seperti orang idiot?"
"Nona ini adalah adik seperguruan
Pendekar Jin Qi, dia juga putri Du Jun,
Nona Jin."
Dengan aneh He Xin Xiong hanya
menjawab, "Oh!" dan dia mengalihkan sorot
matanya yang berhenti di tubuh Jin Mei
Ling yang berlekuk indah, sambil tertawa
dia berkata, "Angin apa yang membawa Nona
Jin datang kemari? Silakan duduk." sikapnya
kasar dan tidak bisa membaca situasi. Dia
menganggap kedua kalimat tadi sudah
menunjukkan sikap sungkannya, tapi alis
Sun Chao-yuan tampak berkerut karena dia
takut akan membuat nona ini marah dan377
tidak suka kepada mereka.
Tapi Jin Mei Ling sepertinya tidak
mendengar, karena yang sedang
dipikirkannya sekarang ini hanya Xin Jie.
Hanya dalam waktu singkat meja telah
dipenuhi dengan banyak macam sayur, karena
merasa sangat lapar, Jin Mei Ling langsung
melupakan semua masalah dan makan dengan
lahap.
Diam-diam Sun Chao-yuan tertawa,
"Nona ini makan dengan lahap benar-benar
membuat orang merasa terkejut, seperti
sudah 3 hari tidak makan."
Xiao Shen Long melihat kelakuan Jin
Mei Ling, dia merasa sangat senang sambil
tertawa dia juga ikut makan dan minum,
diam-diam dia berpikir, "Sifat nona ini
benar-benar terbuka."
Tapi Jin Mei Ling hanya makan
sebentar, dia meletakkan sumpitnya, kedua
matanya dengan bengong menatap kegelapan
di luar, kedua alisnya dikerutkan. Xiao
Shen Long adalah seorang laki-laki kasar
melihat hal ini dia segera berpikir,
"Mengapa perempuan ini tiba-tiba terlihat
sedih? Seperti merasa sedih karena
ditinggal mati suaminya." tapi karena takut378
kepada 'Du Jun' dan 'Tian Mo', dia hanya
memikirkannya di dalam hati, dan tidak
berani mengungkapkannya.
Memang tadi Jin Mei Ling merasa
sangat lapar, begitu ada makanan langsung
disambarnya, tapi ketika makanan itu masuk
ke dalam perut, dia merasa agak tenang, dan
kesedihan muncul kembali. Di atas meja
masih terhidang sayur yang enak, tapi dia
tidak bisa makan lagi.
Diam-diam Sun Chao-yuan merasa aneh,
"Nona Jin terlihat sangat sedih, bajunya
berantakan, apakah Nona Jin yang
mempunyai ilmu silat tinggi dan adik dari
Tian Mo yang ditakuti semua orang ini,
telah dirugikan oleh orang lain?"
Bai-long lebih berpengalaman dalam
hal ini, dalam hati dia berpikir, "Lebih
baik aku suruh nona ini pergi karena aku
yakin orang yang telah merugikan nona ini
pasti bukan orang biasa."
Karena itu sambil tertawa dia berkata, "Nona Jin, hendak pergi ke mana? Apakah
kami bisa mengantarkan Nona?" walaupun
banyak hal yang ingin dia ketahui tapi
mereka tidak berani menanyakannya secara
langsung.379
Pertanyaan ini membuat Jin Mei Ling
menjadi bengong, dia menarik nafas panjang,
apa yang terjadi selama 2 hari ini, satu per
satu seperti sebuah pisau mengiris hatinya.
Tidak terasa di depan orang yang tidak
dikenalnya dia meneteskan air mata.
"Dunia ini begitu luas, kemana aku
akan pergi?" mata Jin Mei Ling tampak
tidak bersemangat, "Aku telah memberikan
semua hidupku kepadanya.... Tapi dimana
sekarang dia berada?"
Gadis ini telah dimabuk cinta, dan
merasa di dunia ini tidak ada lagi hal
penting, walaupun hari terang tapi dia
menganggapnya gelap. Kegembiraan besar
dianggapnya sebagai kesedihan. Tidak ada
kata-kata yang bisa mempengaruhinya,
alasannya hanya satu, dia telah kehilangan
orang yang dia cintai. Perasaan seperti ini
lebih parah dibandingkan saat kehilangan
dirinya sendiri.
Xiao Shen Long, He Xin Xiong dan Sun
Chao-yuan tidak tahu bahwa pendekar
perempuan dengan ilmu tnggi ini sekarang
kondisinya lebih lemah dibandingkan
perempuan biasa.
Mereka melihatnya terpana, Sun Chao-380
yuan tidak berani bertanya juga tidak ingin
bertanya, rasanya itu lebih aman baginya
sekarang.
Dalam hati He Xin Xiong terus marahmarah, "Mengapa perempuan ini terus
menangis? Membuat orang yang melihatnya
menjadi kesal." dia meletakkan cangkir
araknya dan dengan kasar berkata, "Kalau
Nona ada masalah, beritahukan saja kepada
kami, mungkin kami bisa membantu Nona."
Sun Chao-yuan mendengar tawaran Xiao
Shen Long dalam hati dia berpikir, "Hal
yang tidak bisa orang lain lakukan, apakah
kami bisa membantunya?"
Setelah mendengar penawaran He Xin
Xiong, Jin Mei Ling menghapus air matanya,
lalu dia pun menjelaskan keadaannya
mengapa dia bisa menangis di depan kedua
laki-laki ini. Tapi hatinya tergerak lagi
dan berkata, "Aku ada perlu, mohon Kakak
bisa membantuku."
Panggilan kakak ini membuat tubuh
Xiao Shen Long menjadi melayang, mulutnya
yang besar tampak terbuka dan dia tertawa,
"Nona ada perlu apa? Aku akan berusaha
membantu sebisa mungkin selama aku masih
berada di daerah yang kukuasai."381
Kata-katanya bukan sekedar kata
bohong, karena dia adalah ketua perompak
Chang Jiang, maka orang-orang dari garis
hitam maupun putih berusaha berteman
dengannya, tapi Sun Chao-yuan terlihat
sangat cemas, dalam hati dia berpikir,
"Kakak, kakak! Masalah yang ditemui nona
ini mana mungkin kau bisa membantunya?"
Jin Mei Ling tertawa, tapi tawanya
pun terlihat sedih.
Kata Jin Mei Ling, "Kalau begitu, aku
meminta Kakak mengantarku ke kota Wu
Han."
Sun Chao-yuan bertanya, "Setelah
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pergi ke Wu Han, Nona akan pergi ke mana?"
Dia terkejut karena permintaan Jin
Mei Ling begitu sederhana, He Xin Xiong
tertawa keras, "Ini terlalu mudah." mereka
berdua tidak menyangka kalau permintaan
pendekar perempuan yang begitu terkenal
ini begitu mudah dan sederhana.
Jin Mei Ling menundukkan kepalanya,
kemudian berkata lagi, "Aku meminta kalian
menyiapkan sebuah perahu dan beberapa
awak kapal."
Sun Chao-yuan merasa aeh, "Perahu
milik ayahnya adalah perahu terbagus yang382
pernah kulihat, mengapa sekarang dia
meminta kami untuk menyiapkan perahu
lainnya? Apakah dia bertengkar dengan
ayahnya dan melarikan diri dari ayahnya?"
walaupun Sun Chao-yuan sangat pintar dan
lincah tapi dia tidak akan menyangka kalau
perahu Jin Yi-peng yang merupakan perahu
terbagus di Chang Jiang, telah tenggelam
dan hancur.
Karena itu dengan aneh dia berta-nya,
"Nona ingin kami menyiapkan sebuah perahu,
apakah Nona ingin bermain-main di sekitar
sini?"
Xiao Shen Long memang tidak pandai
berkata-kata, "Aku dengar dari Adik Sun
kalau ayah Nona mempunyai kapal terbagus
di Chang Jiang ini, mengapa Nona tidak
memakai perahu itu saja?"
Jin Mei Ling tampak mengerutkan
alisnya tapi tidak menjawab pertanyaan He
Xin Xiong. Dia hanya menjawab, "Aku ingin
pergi melaut, maka aku meminta kalian
mencarikan beberapa awak kapal yang
berpengalaman." sejak kecil dia selalu
mengatur orang, sekarang dia meminta
bantuan orang, tapi nada yang keluar
seperti nada memerintah.383
Xiao Shen Long berkata, "Itu sangat
mudah, anak buahku terdiri dari bermacammacam orang, mereka terbiasa hidup di air.
Dia tidak banyak bertanya,
pertanyaannya yang tidak dijawab Jin Mei
Ling tidak ditaruh di hati, tapi Sun Chaoyuan berpikir, "Semua ini pasti ada
alasannya."
"Tapi lebih baik aku tidak perlu tahu
apa alasannya dia melakukan semua ini,
kalau dia tidak mau menjawab pertanyaan
kakak, berarti dia tidak mau kita sampai
mengetahui alasannya, untuk apa kami terus
menanyakannya? Hanya saja nona ini ingin
keluar dari Chang Jiang, untuk apa dia
melakukannya? Hal ini membuatku tidak
mengerti." dalam hati Sun Chao-yuan
berpikir seperti itu, tapi dia menjawab,
"Kalau Nona ingin pergi ke kota Wu Han,
pasti ada hal penting di sana, kita tidak
perlu berlabuh di sisi sungai, malam ini
juga kita berangkat." dia tidak ingin Jin
Mei Ling terus berada di perahu mereka.
Dengan senang Jin Mei Ling menjawab, "Itu lebih baik."
Karena Sun Chao-yuan telah
memerintahkan supaya perahu berlayar, pada384
hari kedua siang, perahu telah tiba di kota
Wu Han.
Rencana Jin Mei Ling adalah menengok
terlebih dulu toko Xin Jie, karena dia tahu
Xin Jie memiliki toko perhiasan Shan Mei,
sebenarnya dia ingin tahu siapa sebenarnya
Xin Jie itu. Hubungannya dengan Xin Jie
memang dekat tapi apa pun mengenai Xin Jie
dia tidak tahu terlalu banyak.
Dia ingin tahu keadaan Xin Jie dan
ingin mencari tahu tentangnya, mengapa
pendekar berbaju putih dan mempunyai ilmu
silat tinggi itu menyimpan dendam kepada
Xin Jie.
Kemudian dia akan berlayar ke timur
untuk mencari Xin Jie. Dia terus berpikir
seperti itu, sewaktu di darat dia melihat
sebuah perahu besar milik pendekar berbaju
putih berlayar ke arah timur, Xin Jie pasti
telah diculik dan ada di dalam perahu itu.
Perahu telah tiba di kota Wu Hem, Sun
Chao-yuan berpesan, "Kalau Nona ada perlu,
silakan ke darat, paling terlambat malam
ini hingga esok pagi kami pasti akan
menyiapkan perahu beserta awak kapalnya
untuk Nona." kekusaan Sun Chao-yuan di
daerah Chang Jiang sangat besar,385
mempersiapkan sebuah perahu adalah hal
mudah baginya.
Jin Mei Ling mengangguk dan
mengucapkan terima kasih.
Dengan terburu-buru dia meninggalkan
perahu, orang-orang melihat gadis cantik
itu begitu sedih, orang yang ada di
sepanjang jalan melihatnya dengan sorot
mata aneh. Dia marah karena pandangan aneh
mereka, tapi tidak banyak yang bisa dia
lakukan.
Dia ingin menyewa sebuah kereta, tapi
dia tidak mempunyai uang. Kalau dia tidak
menyewa kereta dia tidak akan tahu jalan
menuju toko perhiasan Shan Mei, dia malas
bertanya-tanya kepada pejalan kaki yang
selalu memandangnya dengan sorot mata
aneh.
Sejak kecil dia selalu dimanja, dia
tidak mengetahui hal-hal mengenai dunia
persilatan, dia tidak tahu harus berbuat
apa. Karena itu hal kecil seperti ini saja
tidak bisa diatasinya.
Dia marah dan juga cemas, maka dia
hanya berjalan di sepanjang jalan itu....
tidak sengaja dia berhasil menemukan toko
perhiasan Shan Mei.386
Tapi diam-diam dia berpikir, "Dengan
keadaanku seperti sekarang ini, kalau pergi
ke toko perhiasan, para pelayan toko itu
pasti akan menganggapku orang gila, mana
mungkin mereka akan memberitahuku tentang
Xin Jie?"
Melihat orang yang berlalu lalang di
depan toko, dia menjadi bingung, dia terus
berjalan dan melihat ada sebuah rumah
sangat besar, pintu rumah itu terbuka, di
depan pintu terikat beberapa ekor kuda.
Kedua laki-laki tegap sedang berjongkok di
sisi pintu, dalam hati Jin Mei Ling
berpikir, "Siapa pemilik rumah ini?" dia
mendekat dan di atas rumah itu tertulis
empat huruf dengan cat emas 'Wu Wei Biao
Ju' (kantor perjalanan Wu Wei).
Karena ini untuk pertama kalinya dia
melihat kantor perjalanan, maka dengan
aneh dia terus melihat, dia juga mendengar
ada dua orang itu seperti sedang berdebat
sambil berjalan keluar dari rumah besar
itu. Salah satunya adalah Sun Chao-yuan,
melihat keadaan itu, segera timbul suatu
ide dalam pikiran Jin Mei Ling, "Aku akan
menyuruhnya membawaku ke toko perhiasan387
Shan Mei."
Saat itu Sun Chao-yuan pun
melihatnya dan langsung lari ke depannya.
"Nona, cepat pergi dari sini!"
"Mengapa?" tanya Jin Mei Ling.
"Nanti kita baru bicara," jawab Sun
Chao-yuan dengan terburu-buru.
Melihat sikap Sun Chao-yuan seperti
itu, Jin Mei Ling berpikir, "Ada apa?
Apakah ada hubungannya denganku?" karena
itu dia hanya diam dan ikut Sun Chao-yuan
pergi dari sana.
Orang yang ikut keluar dengan Sun
Chao-yuan berteriak dari belakang, "Kakak
Sun, aku titip hal ini kepadamu, jangan
lupa!"
Sun Chao-yuan menjawab, "Aku akan
bertanggung jawab dalam hal ini tapi Kakak
Fan jangan masukkan hal ini menjadi
masalahku!"
Ternyata orang itu adalah ketua biro
perjalanan yang bernama Jiu Gong Shen Dan
Fan Zhi Cheng. Dia dan Sun Chao-yuan
adalah teman baik, maka begitu Sun Chaoyuan datang ke Wu Han dia berkunjung ke
tempatnya.
Begitu Sun Chao-yuan tiba di kantor388
perjalanan Wu Wei, Fan Zhi Cheng dengan
terburu-buru memberitahu, "Kakak Sun,
tepat sekali kau datang."
"Ada apa?"
Jawab Fan Zhi Cheng, "Selama dua hari
ini di kota Wu Han telah terjadi banyak
hal, pertama bos toko perhiasan Shan Mei
tiba-tiba saja menghilang, menurut gosip
yang beredar dia telah diculik...."
"Apakah itu adalah hal penting?"
tanya Sun Chao-yuan.
Fan Zhi Cheng berkata lagi, "Kakak
Sun, Xin Jie ini bukan pedagang biasa, dia
adalah temanku, dia pun berteman dengan
Kong-dong San Jue, Di Jue Yu Yi-fei."
"Kalau dia sampai diculik, apakah
berarti ada sesuatu yang tidak beres?" Sun
Chao-yuan tertawa, "Apakah Kakak Fan
curiga aku yang telah menculiknya?"
Fan Zhi Cheng tampak mengerutkan
alisnya, "Aku tidak bermasalah dengannya,
hanya saja kemarin tiba-tiba Yu Yi-fei
datang ke Wu Han...."
Sun Chao-yuan berkata, "Bukankah Yu
Yi-fei telah kembali ke Kong-dong-shan?"
ternyata semua berita itu telah
diketahuinya termasuk apa yang terjadi di389
Huang He Lou.
"Sebenarnya aku pun mendengar kalau
dia kembali ke Kong-dong dan melaporkan
kejadian di sini, kejadian dia berselisih
dengan Wu Dang, lalu melaporkan tentang
munculnya kembali Qi-mao Shen-jun kepada
gurunya, Jian Shen Li-e, tapi kemarin dia
ikut dengan Kong-dong San Jue, Tian Jue
Jian, Tuan Zhu Ge dan Ren Jue Jian, Nona
Shu kembali ke Wu Han, mungkin mereka
bertemu dalam perjalanan."
Sun Chao-yuan dengan aneh berkata
lagi, "Kong-dong San Jue ada di Wu Han,
berarti kita bisa menonton keramaian lagi."
Fan Zhi Cheng tampak mengerutkan
alisnya dan berkata, "Begitu Di Jue-jian
tiba di sini, dia mendengar kalau bos toko
perhiasan Shan Mei, Xin Jie menghilang, dia
marah dan langsung mencariku, lalu
mengatakan kalau masalah ini pasti ada
hubungannya dengan perempuan, dan mereka
ingin memeras uang Xin Jie...."
Sun Chao-yuan marah dan berkata,
"Mengapa Kakak Fan berkata seperti itu?
Yang harus Kakak ketahui walaupun aku
adalah seorang perompak tapi perompak pun
mempunyai aturannya sendiri, begitu pula390
dengan kami, walaupun di darat ada banyak
barang berharga tapi kami tidak akan
melirik-nya."
"Aku pun berkata seperti itu, aku
rasa hilangnya Bos Xin ada hubungannya
dengan seseorang."
"Siapakah dia?" tanya Sun Chao-yuan.
Fan Zhi Cheng memberi isyarat, "Dia adalah
guru gadis itu."
Bai-long menggebrak meja dan berkata,
"Sangat aneh, Xin Jie adalah seorang
pedagang apa hubungannya dengan mereka?"
Jiu Gong Shen Dan memberitahu, saat
di Huang He Lou, Xin Jie telah bertemu
dengan orang aneh itu dan dia diundang
olehnya, tapi Xin Jie tidak mau mendengar
nasihatnya, lalu pergi untuk menepati
undangannya. Dia memberitahu semua kepada
Sun Chao-yuan, kemudian berkata,
"Menurutku, Bos Xin hilang pasti ada
hubungannya dengan Du Jun."
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sun Chao-yuan ingin mengatakan, "Jin
Mei Ling pun sedang mencarinya." tapi katakata ini tidak keluar karena dia memang
orang yang tidak banyak bicara.
Fan Zhi Cheng berkata lagi, "Tapi Yu
Yi-fei tetap menuduh bahwa pelakunya391
adalah anak buah He Xin Xiong dan Sun
Chao-yuan."
Sun Chao-yuan tertawa dingin. Fan Zhi
Cheng berkata lagi, "Pagi ini, Yu Yi-fei
beserta kakak dan adik seperguruannya
telah pergi ke Wu Dang Shan, sebelum dia
pergi dia telah berpesan kepadaku kalau
harus mencari orang bermarga Xin itu, tapi
jujur bicara, hilangnya marga Xin itu,
benar-benar sedikit aneh."
Dia terdiam sebentar, sepertinya dia
sedang memikirkan sesuatu lalu baru
berkata, "Orang ini memang sedikit aneh,
tapi aku tidak mengerti kalau Du Jun ingin
mencari kesalahannya, untuk apa dia
mengundang marga Xin ini datang ke
perahunya? Apalagi Du Jun sama sekali
tidak beralasan menghadapinya."
Diam-diam Sun Chao-yuan juga
berpikir, "Apakah antara Jin Mei Ling dan
Xin Jie ada suatu hubungan? Mungkinkah
Jin Mei Ling datang ke sini pun ada
hubungannya dengan Xin Jie?"
Dia hanya duduk sebentar langsung
pamit, Jiu Gong Shen Dan terus meminta
tolong kepadanya untuk mencarikan Xin Jie,
dari kata-kata yang diucapkan Fan Zhi392
Cheng sepertinya dia masih curiga kalau
Xin Jie telah diculik oleh Sun Chao-yuan.
Pastinya Sun Chao-yuan tidak suka dan
dia pun berjalan menuju pintu, tiba-tiba dia
melihat Jin Mei Ling, dia takut Fan Zhi
Cheng akan mengenalinya sebagai putri Jin
Yi-peng, maka dia pun .cepat-cepat
menghampiri Jin Mei Ling. Dan menariknya
pergi dari sana.
Setelah agak jauh Jin Mei Ling bertanya, "Apayang terjadi?"
Tapi Sun Chao-yuan tidak mau
memberitahu, dia hanya membicarakan hal
lain, karena dalam hati Jin Mei Ling hanya
ada Xin Jie dia tidak merasakan hal yang
aneh.
Baru saja berjalan dua langkah, Jin
Mei Ling bertanya, "Apakah kau tahu kalau
di sekitar sini ada toko perhiasan Shan
Mei?" Sun Chao-yuan benar-benar terkejut
dan berkata, "Ada apa?"
Jin Mei Ling berkata lagi, "Aku ingin
pergi ke toko perhiasan Shan Mei, tapi aku
tidak tahu jalan, apakah kau bisa
mengantarku ke sana?"
Sun Chao-yuan pura-pura bertanya,
"Nona ingin pergi ke sana, apakah ingin393
membeli perhiasan? Aku pernah mendengar
nama toko itu tapi tidak tahu harus jalan
ke mana saja."
Jin Mei Ling dengan cemas bertanya,
"Jadi kau pun tidak tahu jalan?"
"Tidak apa," kata Sun Chao-yuan, "Aku
akan menyiapkan sebuah kereta untuk Nona."
dalam hati dia berpikir, "Melihat nona ini
begitu cemas, dia pasti mempunyai hubungan
erat dengan pemilik toko perhiasan marga
Xin itu, lebih baik aku menghindar dari
masalah ini."
Sun Chao-yuan selalu memikirkan
kepentingannya sendiri dan selalu
menghindari hal-hal yang merepotkannya,
dia memberi sedikit uang kepada orang yang
sedang berjalan, dan menyuruhnya
menyewakan sebuah kereta bagi mereka.
Wajah Jin Mei Ling menjadi merah,
dalam hati dia merasa cemas, tapi dia tidak
bisa memberitahu kepada Sun Chao-yuan
bahwa dia tidak punya uang sepeser pun, dan
lebih tidak mungkin setelah naik kereta
tiba di depan toko perhiasan Shan Mei lalu
menyuruh pelayan toko Shan Mei
membayarkan ongkos kereta.
Jantungnya berdebar-debar, kereta394
telah tiba, Sun Chao-yuan mengeluarkan
uang dan memberikannya pada kusir lalu
berpesan, "Nona ini hendak pergi ke toko
perhiasan Shan Mei, apakah kau tahu jalan?"
Kusir itu melihat uang yang
disodorkan kepadanya segera dia mengangguk
dan menjawab, "Aku tahu toko itu, aku tahu
jalan ke sana, harap Tuan bisa tenang."
Jin Mei Ling melihat Sun Chao-yuan
telah membayar ongkos kereta, dalam hati
dia merasa tenang. Dia pun segera meloncat
ke dalam kereta dan berteriak, "Ayo cepat
jalan!" dia berpamitan kepada Sun Chaoyuan.
Begitu tiba di depan toko perhiasan
Shan Mei, kusir memberitahu Jin Mei Ling,
"Bos Shan Mei, Xin Jie telah diculik oleh
perampok, sekarang toko ini tutup."
Benar saja pintu toko tampak tertutup
rapat, tapi Jin Mei Ling turun dari kereta
dan mengetuk pintu toko.
Tidak lama kemudian dari celah pintu,
muncul sebuah kepala. Orang itu melihat ke
luar ternyata ada seorang gadis di sana, dia
segera membuka pintu lebih lebar lagi.
Pelayan toko bertanya, "Nona mencari
siapa?"395
Ini adalah kata-kata paling sederhana,
tapi Jin Mei Ling tidak bisa menjawab,
karena dia sendiri pun tidak tahu akan
mencari siapa. Akhirnya dia menjawab, "Aku
mencari pengurus toko ini." Kepala pelayan
itu melihatnya, baru berkata, "Silakan Nona
tunggu sebentar."
Tapi pintu toko ditutupnya kembali.
Dengan kesal Jin Mei Ling berdiri di sisi
jalan. Tidak lama kemudian pelayan tadi
muncul kembali dan berkata, "Silakan
masuk!"
Jin Mei Ling merapikan rambutnya.
Melihat gadis yang datang ke toko
majikannya adalah seorang gadis cantik,
maka pelayan itu tidak masuk ke dalam.
Di dalam terlihat ada meja penerima
uang. Di sisi-sisinya terdapat beberapa
kursi besar terbuat dari kayu.
Sewaktu Jin Mei Ling masuk dan duduk
di dalam, pelayan itu dengan gesit
melayaninya. Untuk pertama kalinya Jin Mei
Ling datang ke tempat seperti ini. Pelayan
itu sendirian melayani orang yang tidak
dikenalnya hati Jin Mei Ling tidak tenang.
Pelayan terus berdir untuki melayaninya.
Jin Mei Ling hanya menundukkan396
kepalanya, dia memikirkan Xin Jie. Tibatiba ada seseorang yang terbatuk. Sewaktu
dia menengadahkan kepalnya untuk melihat,
ada seorang pak tua kurus sedang
melihatnya dengan sorot mata aneh. Tapi
entah kenapa hatinya merasa ada desiran
aneh. Dia merasa kalau sorot mata pak tua
kurus itu seperti ada suatu kekuatan yang
membuatnya tidak bisa melawan. Sorot mata
pak tua itu dengan sorot mata Xin Jie sama.
Pak tua kurus itu bertanya, "Nona ada
keperluan apa datang ke toko ini?"
"Aku.... aku dan Bos Xin.... Bos Xin
adalah teman," Jin Mei Ling menjawab
dengan gugup.
Dia tidak tahu bagaimana baru bisa
mengungkapkan maksud kedatangannya. Wajah
pak tua itu sedikit berubah dan berkata,
"Bos Xin tidak ada di rumah. Ada perlu apa
Nona mencarinya?"
"Aku tahu," jawab Jin Mei Ling.
"Nona tahu apa?" mata pak tua itu
segera membesar.
"Aku tahu dia tidak ada di sini. Aku
hanya ingin bertanya tentang sesuatu...."
"Apa marga Nona?"
"Aku bermarga Jin."397
Wajah pak tua itu segera berubah dan
bertanya, "Nona mempunyai hubungan apa
dengan Jin Yi-peng?"
Dalam hati Jin Mei Ling merasa aneh,
"Mengapa orang ini bisa mengenali ayahku?
Kelihatannya dia hanya pelayan toko
perhiasan Shan Mei, tapi cara bicaranya
tidak seperti pelayan." Tapi nada bicara pak
tua itu seperti menyimpan suatu kekuatan
besar mau tidak mau dia harus menjawab
pertanyaan pak tua ini. Dia tampak ragu
sebentar tapi segera menjawab, "Dia adalah
ayahku."
Wajah pak tua itu benar-benar
terlihat aneh. Wajahnya terus bergerakgerak. Dia tetap berdiri di sana tapi tidak
bicara lagi.
Tiba-tiba dia maju selangkah,
menunjuk Jin Mei Ling, "Apakah di pusar
kirimu ada sebuah karang hitam sebesar
butiran beras?"
Jin Mei Ling terkejut, dia meloncat
dari kursinya dan berpikir, "Mengapa pak
tua ini bisa tahu tentang tanda lahirku?"
"Kakak Xin saja tidak tahu," dia hanya
menyimpan pertanyaan aneh ini di dalam
hati dan dia tidak menjawab.398
Jantung pak tua ini terus berdebardebar. Matanya terus melihat Jin Mei Ling
tanpa berkedip. Dia menunggu jawaban Jin
Mei Ling, dia hanya berdiri sambil terus
melihat pak tua kurus itu, ekspresinya aneh
dan serius.
Ooo)*(ooO
BAB 12
Penyesalan seumur hidup
Tiba-tiba pak tua itu menarik nafas
panjang, sorot matanya yang tadinya galak
berubah menjadi sangat lembut, tubuhnya
yang tampak tegang sudah mengendur. Dengan
lemas dia menjatuhkan dirinya di sebuah
kursi.
"Apakah ibumu, apakah dia.... dia baikbaik saja?"
Sewaktu pak tua itu menanyakan
tentang ibunya, sikapnya seperti sulit
untuk mengungkapkannya.
Jin Mei Ling tampak ragu, dalam
hatinya timbul sebuah firasat, tapi firasat
ini membuatnya terkejut dan bingung,
akhirnya dia menjawab, "Ibuku sudah lama
meninggal."
Kedua mata pak tua itu tampak
berkaca-kaca, apakah itu adalah air mata399
kebahagiaan atau air mata kesedihan?
Dia seperti ingin mengatakan sesuatu,
tapi sepertinya dia berusaha untuk
menahannya. Dengan terburu-buru dia
bangun, sepertinya dalam waktu singkat dia
telah menjadi sangat tua dan lemah.
Kemudian dia masuk ke dalam, meninggalkan
Jin Mei Ling yang masih terpana. Tidak ada
seorang pun yang tahu bahwa pak tua itu
merasa sangat sedih.
Kepada putri kandungnya sendiri dia
tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya
yang terjadi di masa lalu. Dia tidak mau
gara-gara tahu keadaan sebenarnya,
putrinya akan terpukul, dia juga tidak mau
karena mempunyai ibu seperti itu, maka
putrinya akan malu. Maka dia pun
memutuskan untuk berlalu dari hadapan
putrinya. Yang pasti Hou Er tidak tahu
kalau dulu istrinya menyimpan banyak
masalah, bahkan dia tidak tahu sewaktu dia
masih muda dia telah tidak sengaja
melakukan semua ini, sehingga membuatnya
sedih seumur hidup.
Jin Mei Ling masih terpaku, pelayan
hanya bisa melihatnya terus, dia baru ingat
apa tujuannya datang ke sini, dalam hati dia400
telah bertekad, "Kalau kalian tidak mau
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memberitahuku, aku akan mencari tahu
sendiri."
Begitu malam tiba, dengan kemampuan
ilmu silatnya, dia masuk lagi ke toko
perhiasan Shan Mei untuk mencari tahu
identitas Xin Jie yang sebenarnya. Hal ini
penting baginya.
Sekarang Hou Er berada dalam keadaan
sedih dan lemah, dia sedang kebingungan, dia
dilanda perasaan yang dalam. Pertama kali
saat dia melihat gadis berbaju hijau itu,
hatinya sudah bergejolak, tapi begitu dia
membuktikan kalau gadis yang duduk di
depannya adalah putri kandungnya sendiri,
dia malah berusaha menahan gejolak hatinya.
Semua orang tua di dunia ini memang selalu
begitu, mereka selalu berusaha menahan
kesedihan terbesar mereka. Tidak ingin
putra dan putri mereka sampai dihina.
Tapi Jin Mei Ling tidak tahu perasaan
Hou Er, walaupun kepada orang tua kurus
itu dia merasa ada suatu perasaan yang
sulit diungkapkan. Tapi dia tidak
mempedulikannya.
Perasaan ini hanya diam di dalam
hatinya dan tidak berubah, tapi perasaannya401
kepada Xin Jie memang kuat, karena itu dia
kembali lagi ke sisi sungai.
Pukul satu. Pukul dua malam....
Jin Mei Ling menghitung jumlah
tabuhan genderangn penjaga malam. Kemudian
dia mengencangkan baju dan gaunnya
diselipkan ke dalam sepatu, dia mencoba
gerakan tubuhnya apakah leluasa atau tidak.
Kemudian dia seperti seekor kucing
lari ke atas genting.
Dia sudah mengingat arah ke toko
perhiasan itu tak lama kemudian dia tiba di
depan toko 'Shan Mei', walaupun dia tahu di
toko itu para pelayannya hanya pelayan
biasa tapi mata pak tua yang tadi pagi
dilihatnya membuatnya lebih berhati-hati
pada saat menggerakkan tubuhnya. Berusaha
untuk tidak mengeluarkan suara.
Dari kejauhan terdengar kucing
mengeong, membuatnya teringat musim semi
telah tiba.
"Musim semi...." adalah kata-kata yang
menarik, tapi sorot matanya seperti elang
yang sedang mencari mangsa. Lampu di toko
itu telah padam, membuat toko menjadi
gelap.
Dia bisa mendengar degup jantungnya402
sendiri yang berdebar-debar, walaupun
mempunyai ilmu silat tinggi tapi ini adalah
pertama kalinya dia melakukan hal seperti
ini, dan dia merasa tegang.
Dia berdiri di atas atap, beberapa kali
dia ingin meloncat turun, tapi dia merasa
enggan, karena dia bingung bagaimana cara
menjalankan tujuannya.
Pengalaman di dunia persilatan tidak
cukup sehari dua hari saja bisa dipelajari,
apalagi dia baru saja terjun ke dunia
persilatan, dia belum mengerti sama sekali.
Awalnya dia merasa dia telah menyusun
suatu rencana bagus tapi sewaktu akan
melaksanakannya malah susah dan tidak
semudah seperti yang dia bayangkan.
Karena itu dia kebingungan sambil
menatap langit, Bulan dan bintang seperti
sedang mengedipkan matanya menertawakan
tingkahnya.
Tiba-tiba di belakangnya terdengar
suara orang terbatuk, dengan cepat dia
membalikkan badan, ada seorang pak tua
kurus, dengan dingin menghadapinya, dan
bertanya, "Kau datang lagi ke sini mau
apa?"
Ternyata orang itu adalah pak tua403
yang tadi pagi ditemuinya, Jin Mei Ling
berpikir, "Ilmu silat pak tua ini sangat
tinggi, dia berada di belakangku, tapi aku
masih belum sadar."
Pak tua Hou Er berpikir, "Malammalam seperti ini dia datang lagi, entah apa
keinginannya? Apakah dia sudah tahu siapa
aku ini?"
Jin Mei Ling bersiap siaga tapi tidak
menjawab pertanyaan Hou Er, Hou Er masih
terus menatapnya, dan bertanya lagi, "Mau
apa kau datang lagi ke sini?"
Hati Hou Er benar-benar kacau, di
satu sisi dia berharap gadis di depannya ini
tahu kalau dia adalah ayah yang sebenarnya,
tapi di sisi lain dia berharap supaya
putrinya ini selamanya tidak akan tahu
siapa dirinya.
Jin Mei Ling terdiam sebentar
kemudian baru berkata, "Aku berharap Anda
mau memberitahu kepadaku identitas Xin Jie,
aku adalah...."
Dia malu mengatakan hubungannya
dengan Xin Jie, dengan cepat dia
menyambung lagi, "Aku ingin tahu siapa
sebenarnya dia?"
Dengan susah payah dia akhirnya bisa404
mengatakan semuanya, dan dia menganggap
kata-katanya tepat. Tapi dia tidak berpikir
malam-malam seperti ini masuk ke rumah
orang lain hanya untuk menanyakan suatu
pertanyaan aneh, mana mungkin orang akan
memberikan jawaban jelas kepadanya? Hou Er
dan dia mempunyai hubungan ayah dan anak,
tapi Hou Er tetap tidak akan memberitahu
identitas Xin Jie karena semua ini ada
hubungannya dengan rencana Mei Shan-ming
yang telah disusun selama 10 tahun, mana
mungkin dia mengatakan rencana dari orang
yang telah menolongnya? Sekalipun yang
bertanya adalah putrinya sendiri.
Apalagi Jin Mei Ling tidak secara
terus terang bertanya padanya, membuat Hou
Er bertambah curiga dan berpikir, "Apakah
dia diperintahkan oleh Du Jun melakukan
semua ini?"
Apa yang ada di dalam benak ayah dan
anak ini sangat berbeda, karena itu Hou Er
berkata, "Kau adalah seorang gadis, mengapa
malam-malam seperti ini menanyakan
identitas seorang laki-laki? Hayo cepat
pulang!"dari nada bicaranya terdengar
kalau dia menyayangi putrinya.
Tapi Jin Mei Ling tidak merasakannya,405
dia tidak menyangka kalau pak tua yang ada
di depannya sekarang ini adalah ayah
kandungnya. Tapi Tuhan selalu bergurau,
yang dipikirkan oleh Jin Mei Ling adalah
Xin Jie, kecuali Xin Jie dia tidak peduli
dengan orang lain, kelincahan dan
kepintarannya terhalang karena memikirkan
Xin Jie.
Dia marah kepada pak tua itu karena
tidak mau memberitahu kepadanya tentang
identitas Xin Jie, "Kalau kau melarangku
aku tidak akan sungkan-sungkan
membunuhmu!"
"Kau tidak mau mendengar katakataku?"
Diam-diam Jin Mei Ling berpikir,
'Mengapa aku harus mendengar kata-katamu?'
Sekarang pikirannya sudah kacau,
perasaannya terus bergejolak dan berpikir,
"Kau tidak mau aku tahu tentang Xin Jie,
biar aku membunuhmu dulu!"
Dia terlalu keras kepala karena
perasaannya terlalu bertumpuk dan dia
berteriak, "Ada hak apa kau melarangku?"
Kedua tangannya mendorong, dorongan
itu dilakukan dengan sepenuh tenaga kepada
Hou Er.406
Dia sama sekali tidak tahu kalau
lawannya sekarang ini adalah ayah
kandungnya. Hou Er juga tidak menyangka
kalau Jin Mei Ling kan menyerangnya
secara tiba-tiba. Begitu dia merasakan angin
dari telapak tangan sudah berada di
depannya, otomatis Hou Er menahan dengan
tangannya. Dia lupa bahwa kedua tangannya
telah kehilangan ilmu silat, mana mungkin
tangan Hou Er bisa menahan serangan dari
Jin Mei Ling yang telah dididik selama 10
tahun oleh Du Jun? Apalagi Jin Mei Ling
mengira ilmu silat Hou Er lebih tinggi
darinya, maka dia mengerahkan seluruh
tenaganya.
Jin Mei Ling melihat Hou Er
mengangkat tangannya untuk menahan
serangannya, hatinya bergerak, Jin Mei
Ling takut kalau dia tidak bisa bertahan
terhadap pukulan Hou Er, tangan kirinya
bertahan, tangan kanannya menyerang lagi.
Tapi tangan kirinya hanya mengenai
sepasang tangan yang tidak bertenaga. Di
dalam keterkejutannya, kedua tangannya
telah memukul dada lawannya.
Hou Er tidak kuat menahan serangan
itu, darah muncrat dari mulutnya dan407
mengenai baju Jin Mei Ling yang berwarna
hijau.
Jin Mei Ling merasa bersalah, dia
tidak mengerti mengapa dalam satu kali
pukul dia berhasil membuat pak tua itu
roboh, dia berpikir, "Ilmu meringankan
tubuhnya berada di atasku, tapi mengapa
hanya satu kali pukul, dia langsung
roboh...."
Hou Er sudah lemah sambil menarik
nafas dia menatap langit, matanya semakin
buram, dia tahu lukanya parah, dia menarik
nafas, nasibnya telah diatur demikian rupa,
"Mengapa aku harus mati di tangan putriku
sendiri?" dia mengangkat tangannya dan
berkata, "Kemarilah!"
Jin Mei Ling merasa ada tenaga kuat
yang mendorongnya supaya dia mendekati pak
tua yang sekarat itu, Hou Er melihat wajah
putrinya. Dia merasa sedih, senang, dan juga
marah.
"Apakah sampai sekarang kau masih
belum tahu siapa aku ini? Aku adalah...." dia
tidak ingin mengatakan mengenai hubungan
mereka, karena itu akan membuat putrinya
merasa menyesal seumur hidupnya, Hou Er
berpikir, "Aku harus memaafkan dia, karena408
dia tidak tahu apa pun, kalau aku
membuatnya menyesali tindakannya seumur
hidupnya, sampai mati pun aku tidak bisa
memejamkan mata dengan tenang, aku belum
melaksanakan tugas-ku sebagai seorang
ayah, sekarang adalah kesempatan
terakhirku."
Dia menahan kesedihan yang paling
menyesakkan dada. Sewaktu dia akan mati, di
dalam hatinya masih tersimpan sebuah
rahasia yang belum sempat diungkapkan.
Tiba-tiba saja pikiran Jin Mei Ling
sekarang lebih terbuka, dia terus
memikirkan kata-kata pak tua itu, tadinya
dia tidak mengerti, sekarang dia telah
mengerti semua. Walaupun sikap mengertinya
itu malah membuatnya sedih.
"Dia.... apakah dia ayahku?" dia tidak
mempunyai suatu perasaan apa pun kepada
ayahnya, malahan dia merasa sedikit benci,
tapi sekarang hubungan ayah dan anak ini
datang seperti air bah, tiba-tiba dia bicara,
"Aku.... aku telah membunuh ayahku sendiri."
dia menangis seperti seekor burung karena
terus berkicau akhirnya muntah darah.
Dia mendekat dan menangis di tubuh
pak tua itu, sekarang dia telah melupakan409
Xin Jie, melupakan semua. Sebuah tenaga
besar telah mendorongnya masuk ke jurang
yang lebih menyedihkan lagi.
Hou Er tersenyum untuk terakhir
kalinya, darah dan air liur keluar dari
sudut mulutnya akhirnya dia meninggalkan
dunia yang selalu membuatnya sedih.
Hou Er mati dengan tersenyum, apakah
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
senyum ini adalah senyum kebahagiaan
ataukah senyum kesedihan? Tidak ada
seorang pun yang tahu tentang hal ini.
Memasuki bulan ketiga. Di kota Han
Yang di sebelah utara terdapat sebuah kuil
biksuni kecil. Kuil itu telah bertambah
seorang biksuni muda.
Setiap lonceng pagi berbunyi hingga
malam suara tambur dipukul, selama
berbulan-bulan biksuni muda itu menangis
tiada hentinya. Dia selalu bekerja keras,
lebih keras dari biksuni lainnya. Dia
seperti menyiksa dirinya sendiri dengan
tujuan menghapus kesedihan jiwanya. Tapi
begitu malam tiba, sewaktu orang melewati
belakang kuil itu mereka akan melihat
biksuni itu sedang berlatih ilmu tenaga
dalam di dinding, di atap kuil, atau di atas
pohon, dia berlatih ilmu meringankan tubuh410
yang tinggi.
Setiap bulan purnama, dia sendirian
berada di bawah sinar bulan, menarik nafas
seperti sulit menyelesaikan banyak masalah
di dunia ini.
Dia tidak lain adalah Jin Mei Ling
yang terus menyesali perbuatannya.
Dia tidak mendapatkan alasan apa pun
supaya bisa memaafkan perbuatannya, karena
dia telah membunuh ayah kandungnya
sendiri. Walaupun secara tidak sengaja dia
telah membunuh ayahnya, tapi hati
nuraninya tidak pernah memaafkan
perbuatannya.
Karena itu dia meninggalkan semuanya,
meninggalkan kerinduannya kepada Xin Jie,
dan tinggal di kuil itu. Kesepian di kuil
itu adalah kesepian yang panjang, apakah
dia mampu bertahan menghadapi semua ini?
He Xin Xiong dan Bai-long telah
menyiapkan perahu untuknya, tapi setelah
ditunggu-tunggu Jin Mei Ling tidak muncul,
karena itu akhirnya mereka memutuskan
untuk meninggalkan Wu Han.
Semua ini adalah harapan dari Sun
Chao-yuan, dia tidak mau usaha yang
dirintisnya di daerah air karena tidak mau411
meladeni perilaku orang-orang persilatan
dia akan mendapatkan kesulitan. Tapi
kadang-kadang dia pun berpikir mengapa
seorang bos toko perhiasan bisa
berhubungan dengan orang terkenal di dunia
persilatan? Dan kelihatannya juga Jin Mei
Ling mempunyai hubungan khusus dengan Xin
Jie. Tiga bulan kemudian, 13 toko
perhiasan yang berada di sepanjang Chang
Jiang semua tutup secara misterius. Nama
Xin Jie kecuali di tiga kota itu, di daerah
lainnya sama sekali tidak terdengar lagi.
Sampai sekarang tidak ada seorang pun yang
mengingat nama Xin Jie di kota Wu Han.
Jiu Gong Shen Dan, Fan Zhi Cheng dan
Tombak Perak Meng Bo-qi yang biasanya
tertarik dengan hal-hal yang terjadi di
dunia persilatan, malah sudah melupakan
tuan muda kaya itu.
Apakah benar nama Xin Jie memang
sudah menghilang dari dunia persilatan?
Pertanyaan ini tidak ada seorang pun
yang bisa menjawabnya.
Kong-dong San Jue pergi ke Wu Dang,
di tempat Jie Jian Chi (kolam melepas
pedang) mereka terkurung selama 6 jam. Oleh412
kesembilan murid Zhi Yang yang mempunyai
jurus 'Jiu Gong Jian Zhen' (formasi 9
pedang), Ren Jue Jian Su Yang Xue karena
ilmu silatnya paling rendah dia terpukul di
bagian punggung dan muntah darah.
Ling Feng Jian Ke menertawakan
'Kong-dong San Jue Jian' kemudian mengusir
mereka turun gunung. Pendeta Zhi Yang
pura-pura tidak tahu, karena dia juga ingin
mengambil kesempatan ini mengalahkan
Kong-dong-pai. Tujuannya tidak lain adalah
memantapkan kedudukannya di dunia
persilatan. Alasan kedua adalah dia ingin
mengambil alih sebuah benda sakti yang
dulu pernah ditemukan olehnya bersama
dengan Jian Shen Li-e.
Untuk pertama kalinya Kong-dong San
Jue Jian dikalahkan dengan memalukan,
mereka harus turun gunung. Ren Jue Jian
Su Yang Xue bernafas dengan terengahengah. Walaupun dia telah minum banyak
obat yang dibuat Kong-dong Pao untuk
mengobati luka dalam, tapi obat-obat itu
sepertinya tidak manjur.
Tian Jue Jian Zhu Ge-ming dan Di
Jue-jian, Yu Yi-fei sama-sama menyukai Su
Yang Xue, melihatnya dia terluka hingga413
seperti itu, mereka pun bingung entah apa
yang harus mereka lakukan untuk menolong
adik sepergu-ruannya.
Mereka marah karena Wu Dang Pai
dengan jumlah lebih banyak menyerang
mereka yang hanya bertiga, sekarang Kongdong-pai telah bermusuhan dengan Wu Dang
Pai, dan perselisihan ini di kemudian hari
pun tidak selesai-selesai.
Mereka berdua tahu kalau adik mereka
dibawa ke Kong-dong-pai untuk diobati,
lukanya akan sulit sembuh. Tian Jue Jian
Zhu Ge-ming dari luar terlihat jujur, tapi
dalam hatinya dia adalah orang yang tidak
berperasaan. Tapi hubungannya dengan orang
persilatan sangat luas, di mana-mana dia
kenal dengan orang persilatan. Maka dia pun
segera teringat pada seseorang dan berkata
pada Yu Yi-fei, "Kita cari Tabib Lu Qiang."
Yu Yi-fei setuju, "Kalau Kakak tidak
mengatakannya aku malah lupa ada tabib
yang begitu hebat. Luka adik pasti akan
sembuh, asal dia mau berobat dia pasti akan
sembuh, tapi aku dengar sifat pak tua itu
aneh!"
Tian Jue Jian tertawa dan berkata,
"Orang ini sifatnya memang aneh, kalau dia414
tidak mau mengobati pasien, meski kau pukul
dia sampai mati pun dia tetap akan menolak
mengobati pasien itu. Tapi tabib ini sangat
akrab denganku, aku rasa kalau aku minta
tolong kepadanya dia pasti mau menolongku.
Dari sini menuju Gunung Jing harus
menempuh 2 hari perjalanan. Apalagi
sekarang kita membawa adik yang sedang
terluk;i, kita harus segera berangkat
sekarang."
Mereka berdua menunggang kuda dan
menyewa sebuah kereta untuk Sun Yang Xuc.
Mereka berjalan dari pagi hingga malam
menuju Gunung Jing untuk mengunjungi
tabib terkenal yang bernama Lu Qiang dan
mengobati luka Sun Yang Xue, ternyata
pukulan itu telah melukai organ dalamnya.
Tidak sembarangan tabib bisa mengobati
luka seperti ini.
Gunung Jing berada di propinsi Hu
Bei, Jing Shan adalah sebuah kota kecil
yang tidak begitu ramai. Tabib Lu Qiang
tinggal di luar kota Jing Shan.
Sifatnya aneh, orang yang tidak dia
sukai walaupun mati di depannya, dia tetap
tidak akan mengobatinya. Ilmu silatnya
biasa, tapi ilmu pengobatannya sangat415
tinggi. Orang terkenal di dunia persilatan
banyak yang diobatinya hingga sembuh. Maka
walaupun banyak yang tidak suka kepada
sifatnya yang aneh tapi mereka pun tidak
bisa berbuat banyak.
Tian Jue Jian, Zhu Ge-ming
menunggang kuda berjalan di sisi kanan
kereta.
Matahari baru saja terbenam, awan
merah memenuhi langit, sekarang adalah
musim semi. Walaupun udara tidak terlalu
panas tapi karena sepanjang jalan mereka
berkuda dengan tergesa-gesa maka mereka
berkeringat deras. Dia mengeluarkan sapu
tangan untuk mengelap keringatnya. Melihat
hutan bambu begitu luas seperti dinding
berwarna hijau.
Di Jue-jian, Yu Yi-fei dengan senang
berkata, "Apakah itu adalah rumah Tabib Lu
Qiang?"
"Benar!" jawab Zhu Ge-ming.
Mereka menyuruh kusir memacu kereta
lebih cepat lagi. Kereta berhenti di luar
hutan bambu, Zhu Ge-ming berkata, "Biar
kita berjalan kaki dari sini, nanti pak tua
itu bisa marah."
Yu Yi Feng turun dari kudanya, dari416
dalam kereta dia memapah Su Yang Xue
keluar. Wajah Su Yang Xue yang cantik
sekarang tampak sangat pucat. Pipinya yang
biasa merah sekarang tidak berona. Hal ini
membuat hati Yu Yi-fei terasa sakit. Dia
ingin menggendong Su Yang Xue.
Tapi Zhu Ge-ming sudah datang
menghampiri mereka, tangan kanannya
segera memapah Su Yang Xue, Yu Yi-fei
hanya bisa tertawa kecut, mereka
memapahnya masuk ke dalam hutan.
Di dalam hutan bambu ada sebuah jalan
setapak yang terbuat dari batu kerikil.
Jalan itu menghubungkan beberapa kamar
tabib sakti itu. Hutan bambu itu sangat
sepi, hanya terdengar suara burung berkicau
dan suara serangga.
Langkah mereka ketika menginjak batu
kerikil mengeluarkan suara C RAK, C RAK,
CRAK....
Dinding rumah terbuat dari bilik
bambu, di atas dinding terdapat lapisan
tanah tipis, di dalam tanah terlihat banyak
ulat, keadaan ini sangat aneh.
Pelan-pelan pintu pun diketuk. Tapi
setelah mengetuk sebanyak 30-50 kali dari
dalam tidak terdengar suara apa pun. Yu417
Yi-fei berkata, "Apakah Pak Tua Lu sedang
pergi?"
Zhu Ge-ming menggelengkan kepalanya
dan menjawab, "Tidak mungkin, sudah 10
tahun ini belum pernah aku mendengar dia
pergi," dia melihat ke sekeliling dan
berkata lagi, "Lihat, pintunya tidak
dikunci, kalau dia pergi, rumah ini pasti
ada yang mengurusnya."
Karena itu dia terus mengetuk pintu.
Baru beberapa kali ketuk, pintu
terbuka, mungkin karena pintu tidak
terkunci dengan baik maka dengan mudah
terbuka, Zhu Ge-ming berkata, "Lao Er,
bagaimana kalau kita masuk untuk melihatlihat?"
Begitu tiba di halaman, tetap tidak
terdengar ada suara seseorang, Zhu Ge-ming
berteriak, "Apakah Pak Tua Lu ada di
rumah?" kecuali suara burung, tetap tidak
ada yang menjawab.
Dia mulai merasa curiga, dan berkata
pada Yu Yi-fei, "Tolong pegang Adik Su
dulu, aku akan masuk untuk melihat-lihat,
aku takut telah terjadi sesuatu di sini."
Kata-katanya belum selesai, tiba-tiba
dari dalam rumah ada suara dingin yang418
berkata, "Cepat keluar!" walaupun hanya
bicara seperti itu, tapi membuat hati siapa
pun yang mendengarnya terasa dingin.
Zhu Ge-ming mendengar nada bicaranya
bukan gaya bicara tabib sakti, karena itu
dia bertanya lagi, "Siapakah Tuan ini? Aku
adalah Kong-dong San Jue, sengaja datang ke
sini untuk mengunjungi Tuan Lu."
Dia mengira dengan nama besar Kongdong San Jue dia bisa membuat orang itu
merasa terkejut.
Tapi orang itu tetap dengan dingin
menjawab, "Aku bilang keluar, apakah kalian
tidak mendengarnya?"
Kemudian terlihat jendela dibuka, dari
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jendela itu muncul wajah seseorang, dia
sangat pucat dan pucatnya lebih parah dari
Su Yang Xue.
Melihat wajah itu, Yu Yi-fei dan Zhu
Ge-ming segera bergetar dan bertanya
secara bersamaan, "Siapa kau?" orang itu
tertawa panjang dan dingin, sorot matanya
dengan cepat berputar, dia melihat wajah Su
Yang Xue dan memuji, "Cantik sekali!"
Tian Jue Jian dan Di Jue-jian benarbenar marah, tapi orang itu sama sekali
tidak menganggap mereka. Dia melihat wajah419
Su Yang Xue sebentar kemudian dia marah
lagi, "Mengapa kalian masih disini? Pak Tua
Lu tidak ada waktu untuk mengobati kalian,
cepat pergi!"
Setelah tiga kali berturut-turut dia
menyuruh mereka pergi, Yu Yi-fei
membentak, "Siapa nama teman? Harap teman
sudi memberitahukannya kepada kami."
Sepertinya orang itu tidak mengerti,
dia tetap dengan dingin berkata, "Aku akan
hitung sampai 10 kalau kalian tidak pergi,
aku tidak akan sungkan-sungkan lagi kepada
kalian!"
Kemudian dia mulai berhitung, "Satu,
dua, tiga...."
Wajah Yu Yi-fei telah dipenuhi dengan
aura membunuh, tapi melihat keadaan Su
Yang Xue, dengan terpaksa dia berkata,
"Kakak, kita keluar dulu."
Zhu Ge-ming pun memikirkan
keselamatan Su Yang Xue, dia mengangguk
setuju, maka mereka bertiga pun keluar dari
tempat itu.
Pada saat mereka keluar, orang itu
telah berhitung sampai sepuluh.
Orang itu tertawa terbahak-bahak,
Tian Jue Jian, Zhu Ge-ming dan Di Jue-jian,420
Yu Yi-fei belum pernah dihina sampai
sedemikian rupa, karena itu Yu Yi-fei
berkata, "Aku akan lihat dulu ke dalam."
Dia tahu kalau orang itu adalah orang
kuat maka dia pun mengeluarkan pedangnya.
Ilmu pedangnya telah mengalami puluhan
tahun pengalaman. Jurus Kong-dong 'Shao
Yang Jin Yi Shi' adalah jurus terkenal di
dunia persilatan, karena itu pedang
membuatnya lebih berani. Dia masuk kembali
ke halaman, ilmu meringankan tubuhnya
lumayan tinggi. Sewaktu turun dia sama
sekali tidak mengeluarkan suara. Tapi orang
itu sudah terbang keluar melalui jendela,
ilmu meringankan tubuhnya berada di atas
Yu Yi-fei.
Hal ini membuat Yu Yi-fei merasa
terkejut, orang itu dengan dingin berkata,
"Apakah kau pernah mendengar nama Tian Mo
Jin Qi? Apakah ada orang yang masih bisa
hidup setelah berhadapan dengannya?"
'Tian Mo Jin Qi', keempat kata ini
menggetarkan Yu Yi-fei, diam-diam dia
berpi-kir, "Ternyata dia adalah 'Tian Mo
Jin Qi'." wajah Yu Yi-fei mulai tampak
ketakutan.
Tian Mo Jin Qi berkata lagi, "Aku421
masih memandang muka Jian Shen Li-e, kau
adalah orang pertama yang bisa hidup, cepat
keluar!"
Di Jue-jian adalah seorang yang
sombong, tapi sekarang ini dia telah
bertemu dengan orang seperti itu, dia
tampak berpikir sebentar tanpa bicara apa
pun, lalu dia keluar lagi.
Diam-diam Tian Mo Jin Qi menghapus
keringatnya wajahnya tampak seperti
kesakitan, dia kembali ke dalam kamar
melalui jendela.
Gerakannya terlihat lamban.
Di dalam kamar ada sebuah dipan, di
atas dipan duduk seorang pak tua kurus, dia
duduk bersila, dan matanya terpejam. Apa
yang terjadi di luar, sepertinya dia tidak
mendengarnya sama sekali.
Tian Mo Jin Qi berjalan ke depan pak
tua itu dan berkata, "Hei marga Lu, dengar,
apakah kau tahu nadi 'Bai Hai' dan
bagaimana caraku menotoknya? Tidak ada
seorang pun yang bisa membuka totokan itu,
kalau kau tidak mau mengobatiku. Aku,
marga Jin tidak akan mati, tapi kau marga
Lu tidak akan bisa bertahan hidup lebih
lama."422
Ternyata sewaktu Tian Mo Jin Qi
bermain petak umpet dia mengambil
kesempatan itu untuk melarikan diri, Tang
Bin, Tang Ling, dan Tang Man terus
mengejarnya dari belakang.
Tapi karena ilmu meringankan tubuh
mereka tidak setinggi Tian Mo Jin Qi maka
mereka tidak bisa mengejarnya.
Tapi tidak lama Tian Mo Jin Qi
berlari, dia mulai merasa bagian di antara
dada dan perutnya sangat sakit. Tenaganya
pun berkurang, ternyata dia telah terkena
pukulan Xin Jie, sekarang dia kesakitan,
apalagi dia sedang terluka, kalau dia
berlari lebih cepat lagi maka lukanya akan
bertambah parah.
Begitu melihat orang-orang Tang Men
tidak mengejarnya lagi, dia mencari sebuah
tempat terpencil untuk mengatur nafasnya.
Tulang tangan dan kakinya serasa hancur,
dengan terkejut dia berpikir, "Tenaga
telapak marga Xin benar-benar sangat
lihai!"
Dia pun tahu kalau luka ini tidak
cepat-cepat diobati kelak akan sulit untuk
disembuhkan. Di dalam kecemasannya dia
teringat pada tabib sakti Lu Qiang, karena423
itu dia segera pergi ke Jing Shan dan
meminta Lu Cjiang mengobati lukanya. Tapi
ketika tabib sakti itu mendengar nama 'Tian
Mo Jin Qi' dia tidak mau mengobatinya.
Pastinya Tian Mo Jin Qi marah besar, dia
segera bertarung dengan Tabib Lu. Walaupun
dia telah terluka dalam, tapi Tabib Lu
tetap tidak bisa melawannya. Hanya dalam 35 jurus, Tabib Lu berhasil ditotok di bagian
kepalanya. Kemudian dia didudukkan di atas
dipan, dengan cara apa pun Tian Mo Jin Qi
mengancamnya, Tabib Lu tetap tidak
bergeming. Dia hanya duduk bersila dan
memejamkan matanya. Sepatah kata pun dia
tidak bicara. Karena itu Tian Mo Jin Qi
Prodigy 6 Baby Sitter Club 2 Claudia Dan Si Penelepon Misterius Dewa Pengasih 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama