Ceritasilat Novel Online

Pedang Bunga Mei 9

Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 9


pun tertutup salju berwarna putih, begitu
angin berhembus, ranting daun bergoyang
juga meluluhkan salju yang menutup bunga.
Benar-benar pemandangan indah.
Semenjak Wu Hen-sheng pergi dari
sana, hati Xin Jie selalu berdebar-debar,
dia menarik nafas panjang.
Tiba-tiba dari tanah yang diselimuti
salju putih itu tampak ada bayangan orang
yang disinar oleh matahari yang baru
terbit lalu berubah menjadi dua bayangan
panjang. Mungkin ada dua orang yang
menginjak salju berjalan ke arah sana.
Xin Jie berdiri dengan diam sambil
terus menikmati keindahan alam, angin
berhembus kencang, tapi tidak sanggup
meniup bajunya hingga berkibar-kibar.
Dia berjalan dan melihat rumah Paman
Mei, dia menarik nafas, tapi dia segera
merasa hatinya sangat senang, dalam hati
dia berpikir, "Kalau Mei Xiang Jian telah
selesai direndam, aku tidak akan takut lagi
dengan 'Qi Hong Jian', lalu aku akan
mengembalikan nama baik Qi-mao Shen-jun
setelah itu aku akan mencari Hai Tian848
Shuang-sha dan membalaskan dendam ayah
dan ibu." teringat pada hal ini dia menjadi
lebih bersemangat, tapi begitu teringat
pada Wu Ling-feng yang telah sehidup
semati dengannya, dia menjadi sedih lagi.
Dia terus berpikir dan tidak melihat
kedatangan orang ke arahnya, begitu
mendengar ada suara angin dari baju, dia
menoleh, ada dua bayangan orang terbang,
jaraknya hanya 15 meter dari lingkaran
beracun.
Dia terkejut tapi tidak sempat
berteriak, dia terbang ke atas dan
berteriak, "Jangan maju!"
Kedua orang itu tiba-tiba merasa ada
angin telapak menyerang, mereka terkejut
tapi tidak sempat menghindar, mereka pun
mengeluarkan duajurus telapak tangan.
3 arah angin saling beradu, Xin Jie
merasa tenaga lawan sangat besar dan dia
tidak bisa berdiri tegak, dia mundur
beberapa langkah. Kedua bayangan orang itu
pun ternyata tergetar oleh angin telapak
Xin Jie dan mereka terjatuh, belum sempat
berdiri tegak Xin Jie sudah berteriak,
"Awas! Jangan masuk ke dalam lingkaran
itu...."849
Kedua orang itu berdiri dengan
terpaku, mereka tidak mengerti lalu
bertanya, "Maksud Tuan, tanah itu tidak
boleh kami lewati?"
Karena Xin Jie berdiri di bawah pohon
Mei, cahaya di sana tidak terlalu terang
maka kedua orang itu tidak bisa melihatnya
dengan jelas, tapi Xin Jie bisa dengan jelas
melihat mereka dan Xin Jie berteriak
dengan terkejut, "Hei ternyata kalian
berdua! Dua bersaudara Jin, tanah ini
mengandung racun yang kuat, walaupun
kalian berilmu tinggi, kalau menginjak
tanah itu siapa pun tidak bisa bertahan
terhadap Tou Gu Duan Hun Sha'.
Ternyata yang datang adalah penjaga
Gai-bang dua bersaudara Jin.... Jin Yuan Bo
dan Jin Yuan Chong. Dua bersaudara Jin itu
tidak tahu kalau yang menghalangi mereka
adalah Xin Jie. Mereka melihat Xin Jie
sedang berdiri di bawah pohon Mei dan
dengan cepat Xin Jie menjelaskan keadaan
sebenarnya. Kedua bersaudara Jin itu
menarik nafas kemudian melihat orang yang
menghalangi mereka adalah Xin Jie yang
mereka kenal, mereka merasa sangat
berterima kasih.850
Bisa kembali beradu tenaga telapak
dengan mereka berdua, di dunia ini orang
yang memiliki kesempatan seperti ini ada
berapa banyak?
Ooo)*(ooO
BAB 25
Pedang Sakti Bunga Mei
Dua bersaudara Jin telah berputar
melewati lingkaran racun itu, mereka
memberi hormat kepada Xin Jie, dan dengan
cemas berkata, "Terima kasih untuk petunjuk
Adik Xin, sayang kami berdua ada keperluan
lain, kelak kebaikanmu ini akan kami
balas." kemudian mereka berdua meloncat dan
langsung melesat terbang pergi. Karena Xin
Jie sangat mengagumi sifat mereka yang
setia, melihat mereka terburu-buru dia
sempat bertanya, "Aku hanya memberitahu
kalian, ini hanya masalah kecil tidak perlu
membalas soal ini, kalian berdua ada
keperluan apa? Mengapa begitu tergesagesa? Apakah ada yang bisa kubantu?"
Kedua bersaudara itu berhenti
sebentar, Jin Yuan Bo berkata, "Ketua Gaibang mendapat musibah.... aku tidak bisa
berlama-lama di sini...." dia berhenti
bicara, Jin Yuan Chong telah menariknya,851
mereka sepertinya sangat terburu-buru dan
mengejar waktu.
Xin Jie tahu ketua Gai-bang adalah
seorang anak yang lucu yang pernah
ditemuinya, mendengar dia berada dalam
kesulitan, dalam hati Xin Jie pun terkejut
lalu dia bertanya, "Sekarang ketua Gai-bang
berada di mana?"
Tapi kedua bersaudara Jin telah jauh,
hanya terdengar jawaban, "Di propinsi Hu
Nan, kami tidak berani merepotkan Pendekar
Xin, kita bertemu lagi di lain waktu!"
Begitu suaranya habis mereka telah
menghilang dalam kilauan salju putih.
Xin Jie melihat mereka berdua masih
seperti dulu.... mengenakan topi merah dan
berbaju aneh.... Xin Jie berpikir, "Tadi Jin
Lao-da sepertinya ingin meminta bantuanku
tapi adiknya malah menariknya,
kelihatannya Gai-bang sedang dalam
kesulitan besar."
Dia berpikir lagi, "Semua orang Gaibang tampak misterius, tapi hati mereka
baik, sekarang aku tidak mempunyai
keperluan penting, lebih baik aku pergi ke
Hu Nan untuk melihat-lihat keadaan di
sana, sebisa mungkin aku akan membantu852
mereka."
Setelah dia mengambil keputusan
seperti itu, dia tidak berdiri bengong lagi.
Dia menatap langit dan mengira-ngira
mungkin sekarang sudah pukul 3 lewat,
lingkaran yang tadinya berwarna abu
sekarang telah berubah warna menjadi putih
kembali, mungkin khasiat racun itu telah
pudar.
Pelan-pelan dia berjalan menuju
rumah Paman Mei, perjalanan yang ditempuh
tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu 10
menit. Sekarang dia telah berada di dalam
rumah.
Xin Jie telah meninggalkan rumah
Paman Mei selama setahun. Sekarang dia
telah kembali, hatinya benar-benar merasa
senang.
Mei Shan-ming telah menunggunya di
ruang tengah, melihat Xin Jie masuk, dia
segera berkata, "Jie Er, coba ceritakan
padaku apa yang telah kau alami selama
setahun ini?"
Xin Jie menceritakan apa yang
dialaminya selama setahun ini, dia bercerita
dengan senang hati. Mei Shan-ming dengan
seksama mendengarkan semua ceritanya. Pada853
saat menceritakan tentang Paman Hou yang
telah terbunuh, Mei Shan-ming merasa sedih
dan menangis.
Saat Xin Jie menceritakan apa yang
dialaminya selama di pulau kecil, Mei Shanming benar-benar tertarik dengan kejadian
yang dialami oleh Xin Jie. Pada saat Xin
Jie menceritakan tentang ilmu silat milik
Mei Shan-ming yang berhasil melawan Hai
Tian Shuang-sha hingga ribuan jurus, Mei
Shan-ming mengeluarkan ekspresi senang.
Dia pernah melihat Xin Jie beradu telapak
dengan Wu Hen-sheng, dia percaya Xin Jie
tidak berbohong.
Pada saat Xin Jie menceritakan
tentang rapat di Tai Shan, Mei Shan-ming
tertawa menghina.
Apa yang terjadi selama setahun lebih
ini memang sangat banyak, Xin Jie bercerita
hingga 1 -2 jam. Mei Shan-ming hanya diam
sepertinya dia sedang tenggelam memikirkan
sesuatu.
Xin Jie berkata, "Pedang Qi Hong Jian
yang dimiliki oleh Penjahat Li-e adalah
sebuah pedang bagus dan sangat tajam,
apakah Mei Xiang Jian bisa
mengalahkannya...."854
Xin Jie hanya berkata sampai sana, dia
melihat Mei Shan-ming sepertinya tidak
mendengar perkataannya, malah seperti
sedang terus berpikir, setelah berhenti
bercerita, Mei Shan-ming baru berkata,
"Langkah apa yang diajarkan Guru Hui
kepadamu? Coba kau perlihatkan kepadaku...."
Xin Jie mengangguk, "Langkah-langkah
itu bernama Ji Mo Bu Fa, ilmu ini
diciptakan oleh Guru Hui sepanjang
hidupnya...."
Xin Jie berdiri dan memperlihatkan
langkah-langkah itu, Mei Shan-ming
mengangguk dan berkata, "Langkah-langkah
itu memang sangat aneh, coba kau
perlihatkan 'Da Yan Shen Jian' biar aku
membuka mataku dan melihat semuanya."
Xin Jie memperlihatkan jurus yang
disebut Fang Sheng Bu Xi dari awal dan
terus memperlihatkannya hingga jurus
terakhir yang bernama 'Hui Feng Zhuan
Zhe', semuanya berjumlah 10 jurus dan semua
perubahannya sebanyak 50 kali.
Sewaktu Xin Jie memperlihatkan ilmu
silat tinggi itu Mei Shan-ming
memperhatikan dengan sepenuh hati, sampai
akhir dia baru bertanya, "Apakah kau855
pernah terpikirkan bila kedua ilmu tinggi
ini digabung, juga menggabungkan jurus
langkah kaki Jin Mo dengan ilmu pedang 'Da
Yan Jian Fa'...."
Mei Shan-ming benar-benar seorang
berbakat, kata-kata itu baru diucapkan baru
terpikirkan masalah ini, dia berkata, "Aku
mengerti!" dia langsung berpikir bagaimana
cara menyatukan kedua ilmu ini.
Melihat Xin Jie cepat tanggap dengan
maksudnya, Mei Shan-ming sangat senang,
dia tidak akan mengganggu Xin Jie, dia
berdiri dan berjalan ke dalam untuk melihat
kondisi Mei Xiang Jian yang sedang
dipanaskan di dalam tungku.
Mei Xiang Jian adalah sebilah pedang
bagus dan sakti, ditambah dengan 'bambu
merah yang telah berumur ribuan tahun',
setelah digodok dan direndam, pedang itu
akan menjadi sangat tajam.
Mei Shan-ming berdiri di depan
tungku dan menjaga pedang itu hingga sore,
setelah itu Mei Xiang Jian baru
dikeluarkan dari dalam tungku, begitu Mei
Shan-ming keluar dari kamar tungku,
ternyata Xin Jie masih berdiri di ruang
tengah. Dia sedang mencoba satu jurus demi856
satu jurus. Mei Shan-ming sangat senang
melihatnya karena Xin Jie benar-benar
mengerti dengan keinginannya.
Tidak lama kemudian tampak Xin Jie
terpaku, Mei Shan-ming tahu pasti dia
sedang mengalami jalan buntu.
Xin Jie terus menerus mencobanya, dia
telah mencoba sebanyak 9 kali dan dia baru


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerti. Begitu dia mengangkat kepala dia
melihat Paman Mei telah berdiri lama
sambil terus melihatnya, dia ingin
menghampiri Paman Mei dan memberi hormat
tapi Mei Shan-ming telah mencabut pedang
dan melemparkannya ke arah Xin Jie. Xin
Jie menyambut pedang itu, di ruang yang
tidak terlalu luas itu dia terus
memperagakan jurus-jurus pedangnya
dicampur dengan langkah bayang-bayang,
pedang diayunkan, benar-benar tampak
sangat berwibawa.
Xin Jie terus berlatih, ilmu
pedangnya semakin lancar, Mei Shan-ming
yang berilmu tinggi pun terus memuji.
Setelah merasa lelah Xin Jie baru
berhenti, melihat Paman Mei terus
tersenyum dan berekspresi memuji, dia
segera berkata, "Paman Mei, dua ilmu tinggi857
ini bila disatukan benar-benar dahsyat,
kalau ditambah dengan pedang sakti ini,
formasi dari lima perkumpulan itu tidak
perlu kita takutkan lagi."
Mei Shan-ming mengangguk dan
tersenyum, lalu berkata, "Setelah berlatih
seharian, sekarang waktunya kita makan."
Setelah makan Mei Shan-ming bertanya
tentang rencana Xin Jie ke depan, Xin Jie
segera bercerita bahwa tadi dia bertemu
dengan dua bersaudara Jin dan dia
mengatakan kalau dia ingin pergi ke Hu
Nan. Mei Shan-ming setuju dengan ide Xin
Jie, setelah bermalam satu hari di rumah
Mei Shan-ming, hari kedua pagi Xin Jie
sudah bersiap-siap untuk pergi.
Baru saja kembali satu hari sekarang
dia harus pergi ke tempat jauh lagi, Xin
Jie merasa tidak enak. Dengan tersenyum
Mei Shan-ming mengikatkan pedang Mei
Xiang Jian ke punggung Xin Jie dan
berkata, "Pedang ini telah mengikutiku...."
Selama 20 tahun lebih Mei Shan-ming
berkelana didunia persilatan dan telah
membunuh banyak orang jahat.
"Sekarang pedang sakti itu kembali ke858
dunia persilatan, kau harus menjaga nama
baik 'Qi-mao Shen-jun' dan harus
membalaskan dendam ayah dan ibumu. Aku
kira Hai Tian Shuang-sha akan mati karena
pedang ini."
Kata-kata Qi-mao Shen-jun membuat
Xin Jie merasa tugasnya sangat berat, tapi
dia pun merasakan semangatnya bertambah
tinggi.
Setelah sembahyang untuk pedangnya,
Mei Shan-ming berkata lagi, "Putra Duan
Hun Jian, Wu Ling-feng mungkin saja belum
meninggal, kalau ada kesempatan kau boleh
mencari dan bertanya-tanya di sekitar sana.
Ilmu silatmu sudah begitu tinggi, lebih
tinggi dibandingkan sewaktu aku baru
berkelana di dunia persilatan. Kau tidak
perlu menggunakan nama 'Qi-mao Shen-jun'
lagi pada saat muncul di hadapan orangorang."
"Paman tenang saja, aku tidak akan
mengecewakan Paman," jawab Xin Jie mantap.
Mereka masih terus mengobrol. Tidak
lama kemudian Xin Jie pamit.
Salju telah berhenti, langit menjadi
terang, matahari bersinar begitu terang,
dengan ilmu meringankan tubuh yang tinggi859
Xin Jie berlari di jalan terpencil dan tidak
tampak seorang pejalan kaki pun. Sepanjang
jalan salju belum mencair, Xin Jie seperti
terbang saat berlalu dari sana.
Ming Jiang berada dekat Chang Jiang,
setelah ribuan tahun telah terjadi
perubahan, yang tadinya satu sungai terbagi
menjadi dua. Si Chuan tidak jauh dari Ming
Jiang, jaraknya hanya sekitar 10 kilometer.
Xin Jie datang dengan cara berlari,
tidak membutuhkan waktu 1 jam, pelabuhan
telah tampak.
Orang-orang yang berada di sisi
sungai terdengar ribut, Xin Jie segera
melambatkan laju kakinya.
Di sisi sungai tampak banyak
penumpang yang akan menyeberang. Di sisi
sungai tampak banyak perahu dan rakit yang
sedang berlabuh, sebenarnya pelabuhan itu
tidak terlalu ramai, tapi karena sekarang
adalah waktunya untuk menyeberang. Xin Jie
telah tiba di sisi sungai, perahu
penyeberang hampir penuh, dia segera
meloncat ke sebuah perahu dan bertanya,
"Apakah perahu ini menuju San Xia?"
Tukang perahu itu mengangguk Xin Jie
segera mencari tempat untuk duduk.860
Tidak lama perahu siap berlayar,
tukang perahu telah membongkar tali dan
perahu berjalan mengikuti arus sungai.
Xin Jie melihat Chang Jiang, sungai
itu benar-benar luas dan tenang, dia
berbalik untuk melihat Mei Jiang, hanya
tampak garis kecil, bila dibandingkan
dengan Chang Jiang, Mei Jiang benar-benar
kalah jauh.
Perahu berlayar terus mengikuti arus
sungai, tidak begitu cepat juga tidak lambat.
Tukang perahu yang rajin terus mendayung,
sedangkan yang malas sama sekali tidak
menggerakkan dayungnya. Mereka membiarkan
perahu berjalan mengikuti arus sungai.
Udara masih terasa dingin. Semua
penumpang duduk di dalam perahu hanya Xin
Jie yang duduk di luar perahu, karena dia
ingin menikmati pemandangan sepanjang
sungai.
Air sungai semakin deras, kecepatan
perahupun bertambah, hanya dalam waktu
singkat telah menempuh jarak 10 kilometer
lebih.
Di depan sana adalah tempat berbahaya
yang terkenal yang bernama Qing Long Nan,
sejak dulu banyak perahu yang tenggelam di861
sana. Tukang perahu yang malas bila tiba di
tempat itu mereka tidak berani berlehaleha lagi. Semua tukang perahu telah
berdiri untuk menahan supaya perahu jangan
melaju terlalu cepat. Dan mereka pun tidak
lupa menyuruh para penumpang meletakkan
barang bawaan mereka di dalam supaya
barang-barang mereka tidak terlempar dan
jatuh ke sungai.
Arus air semakin deras, perahu melaju
semakin kencang, perahu bergerak seperti
anak panah yang terlepas dari busurnya.
Qing Long Nan berada di depan mereka
sekarang, tukang perahu terus berteriak,
"Dayung kekiri dayung kekanan!" Mereka
berkonsentrasi mendayung dan berusaha
menghindari batu-batu sungai.
Sungai semakin menyempit, tukang
perahu terus berteriak, "Didepan adalah
tempat berbahaya, harap para penumpang
meletakkan barang bawaan masing-masing
kelantai perahu!"
Mungkin mereka ingin menambah beban
perahu supaya perahu bisa bergerak
seimbang.
Tiba-tiba dari seberang daratan ada
yang berteriak, "Hei, tukang perahu! Aku862
ikut menyeberang...."
Jaraknya dengan perahu adalah 20
meter, dia berteriak seperti itu.
Mata Xin Jie bergerak dengan cepat,
dia melihat usia orang itu sekitar 45-46
tahun, dandanannya sangat aneh, wajahnya
dipenuhi cambang dan dia mengenakan baju
pelajar.
Tukang perahu berteriak, "Perahu
sudah penuh, tidak bisa tambah orang lagi!
Di depan adalah tempat paling berbahaya...."
Laki-laki itu berteriak, "Aku hanya
sendiri, tidak membawa barang bawaan apa
pun...."
Tukang perahu marah, berteriak,
"Apakah kau tidak lihat, garis batas di luar
perahu telah mencapai batas maksimal?" dia
menunjuk ke sebuah garis putih, perahu
memang telah mencapai berat maksimal.
Dua dayung diangkat, perahu meluncur
seperti anak panah lagi.
Xin Jie melihat orang itu tertawa
dingin sekaligus menghina.
Air sungai semakin deras, perahu
semakin kencang.... tiba-tiba tukang perahu
berteri-ak, "Hati-hati...."
Xin Jie melihat ternyata di tengah863
sungai ada sebuah batu besar, perahu itu
memenuhi setengah lebar sungai dan
menghadang di tengah sungai, hanya dari dua
sisi batu itu perahu bisa lewat.
Di atas batu tertulis huruf besar,
Wang Wo Lai. Apa arti dari huruf itu?
Arus sungai semakin deras di sekitar
sana, air sungai terus menerpa batu itu dan
membentuk gelombang besar. Air di dekat
batu membentuk pusaran yang ganas. Xin Jie
yang berilmu tinggi melihat keadaan alam
yang begitu ganas merasa terkejut.
Perahu melaju dengan cepat, jarak
perahu dengan batu besar itu hanya tinggal
15 meter lagi, kecepatan perahu tidak
berkurang walaupun tukang perahu menahan
laju dengan dayung.
Tukang perahu tampak tegang, kedua
tangan yang memegang pegangan dayung
tampak sangat kencang. Mereka mulai
berteriak sambil terus mendayung.
Xin Jie melihat tubuh mereka kekar,
otot mereka seperti akar pohon tua, tampak
menonjol di sana sini. Mantel yang
membungkus tubuh mereka sepertinya bisa
sobek.
Perahu bergerak dengan cepat,864
ditambah dengan dayungan tukang perahu,
sepertinya perahu sedang terbang....
Pada saat menegangkan seperti itu Xin
Jie mendengar deru angin yang terbawa oleh
baju, begitu dilihat Xin Jie merasa sangat
terkejut.
Siapa pun yang melihatnya tidak akan
percaya dengan apayang telah terjadi....
Laki-laki bercambang itu dari daratan
seberang telah meloncat keperahu, karena
semua penumpang berada dalam perahu, dan
saat itu tukang perahu dengan sepenuh hati
mengendalikan perahu maka hanya Xin Jie
saja yang melihat apa yang terjadi. Orang
itu benar-benar gila, dia mengangkat
kakinya dan mendatangi perahu dengari
cepat, lebih cepat dibandingkan dengan laju
perahu. Dia hampir mendarat di atas perahu.
Tapi tampak kedua kakinya menendang
lagi, tubuhnya naik lagi beberapa meter,
sepertinya dia sedang mencari tukang
perahu yang menolaknya tadi, hanya
sebentar dia sudah mendarat di atas topi
tukang perahu itu.
Ilmu meringankan tubuh orang itu
memang hebat, dia turun seperti sehelai
daun kering, tukang perahu saat itu sedang865
merasa tegang, karena itu dia tidak merasa
ada orang yang sedang berdiri di atas
kepalanya. Perahu tetap melaju dengan
cepat, gelombang sungai terus bergulung,
tapi tubuh orang itu seperti sehelai daun
kering, terus bergoyang dan tubuhnya
tampak tidak oleng sedikit pun.
Ilmunya benar-benar tinggi, Xin Jie
merasa terkejut, apalagi saat itu perahu
melaju dengan cepat, orang itu bisa
mendarat di atas perahu bahkan di atas
kepala tukang perahu. Ilmunya benar-benar
tinggi.
Xin Jie berpikir, "Ilmu silatnya
memang tinggi, tapi dia terlalu sombong,


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang itu pasti bukan orang baik-baik.
Melihatnya begitu terburu-buru, apakah dia
juga akan pergi ke Hu Nan untuk mencari
masalah dengan Gai-bang? Dia berani
menunjukkan ilmunya, aku harus mencari
tahu apa tujuannya." mata Xin Jie berputar
dia telah menyusun rencana terhadap orang
itu. Sewaktu dia sedang berpikir, perahu
masih melaju dengan kencang, perahu
berjalan lurus menuju batu besar itu.
Tukang perahu dengan cepat meletakkan866
dayungnya, kedua tangannya dengan sekuat
tenaga memegang kemudi, melihat
gerakannya, sepertinya dia menginginkan
perahu berjalan lurus.
Sedangkan arah tegak lurus perahu
adalah batu besar itu, kalau perahu
berjalan lurus pasti akan menabrak batu
besar itu dan perahu akan hancur lebur.
Walaupun Xin Jie adalah seorang yang
tenang, tapi dia tetap kaget dan berteriak.
Laki-laki yang memamerkan ilmunya itu
masih berdiri di atas topi tukang perahu
itu. Mungkin dia belum pernah melihat
jalannya perahu di atas air seperti itu,
apalagi sekarang posisinya lebih tinggi, dia
pasti bisa melihat jauh. Dia pun tampak
kaget dan berteriak.
Belum keluar suara amarahnya, perahu
itu melaju ke batu 'WangWo Lai'.
Tukang perahu sedikit berjongkok,
mungkin dia sedang sekuat tenaga
mengendalikan kemudi, perahu berjalan
lurus ke depan. Tapi sungai di depan sana
dihadang oleh batu besar itu, air sungai
terbagi dua di tempat itu. Perahu terus
mengikuti arus sungai dan beberapa meter
lagi hampir mengenai batu besar tu, perahu867
telah melewati bagian kanan batu, dalam
keadaan berbahaya perahu berhasil melewati
batu itu.
Mungkin karena perahu dibelokkan
terlalu mendadak membuat Xin Jie tidak
bisa menjaga keseimbangannya, bagian kiri
perahu oleng dan tenggelam ke dalam
sungai.
Satu atau dua sentimeter lagi air
sungai akan masuk ke dalam perahu, tapi
bagian kanan perahu hingga ke bagian
bawahnya berada di atas sungai. Kalau
barang bawaan berada di luar kamar perahu
mungkin akan terlempar dan masuk ke dalam
sungai!
Karena terjadi hal seperti itu air
sungai semakin meninggi, mungkin para
penumpang telah terbiasa naik perahu,
mereka tampak tenang-tenang saja di dalam
kamar. Tidak ada satu pun yang berteriak
karena terkejut atau shock.
Laki-laki itu tidak menyangka akan
terjadi hal seperti itu, dia hampir
terlempar dari perahu. Dia turun ke atas
perahu, tapi karena loncatannya terlalu
melebar dan mengeluarkan tenaga besar,
tubuhnya belum mendarat dengan benar868
sudah terlempar keluar.
Tadinya dia ingin begitu turun bisa
segera menggunakan ilmu 'Qian Jin Duo'
(berat seribu kilo) untuk menahan
keseimbangan tubuhnya, tapi begitu melihat
keadaan seperti ini dia terpaksa
membungkukkan tubuhnya. Dalam keadaan
tegang seperti itu dia menarik tukang
perahu. Saat itu tukang perahu sedang
berkonsentrasi penuh mengendalikan kemudi
perahu, karena tarikan laki-laki itu sangat
kuat, dia terlempar dari tempat kemudi.
Xin Jie marah besar, tapi yang
terpenting sekarang adalah menolong orang
dulu, tangan kanannya mencengkram tepi
perahu, kemudian dia terbang dengan
gerakan cepat. Dia bergerak cepat menyusul
tubuh tukang perahu yang terlempar, tangan
kirinya mencengkram dan menangkap kaki
tukang perahu lalu menarik ke depannya.
Dan dia meletakkan kembali tukang perahu
di atas perahunya.
Laki-laki bercambang itu merasa
bersalah, dia hanya berdiri terpaku, wajah
tukang perahu tampak pucat pasi karena dia
tidak sadar kapan laki-laki bercambang itu
telah naik ke perahunya.869
Xin Jie marah tapi dia menutupinya
dengan tertawa dingin, dia berusaha menekan
kemarahannya dan duduk kembali. Kemudian
dia menoleh melihat ke batu 'Wang Wo Lai'.
Tampak air sungai masih menerpa batu itu
dan terdengar suara BYUR, BYUR. Mungkin
akan ada perahu lain yang lewat sana.
Xin Jie berpikir, "Ternyata
mengemudikan perahu itu tidak semudah yang
kubayangkan, kalau tadi menghindari batu
besar itu akibatnya perahu malah akan
menabrak batu, ternyata perahu harus
berjalan lurus setelah mendekati batu baru
dibelokkan sedikit. Batu itu bernama 'Wang
Wo Lai', benar-benar datang harus
melihatnya, orang yang memberikan nama
kepada batu itu memang sangat tepat."
Sewaktu dia sedang berpikir, ada
beberapa perahu yang lewat sana, orang
yang bekerja di sungai menganggap itu
bukan hal yang menyulitkan. Xin Jie merasa
malu kalau membandingkan dengan
kemampuannya.
Sambil berpikir, perahu telah melaju
dengan cepat, San Xia telah tampak, para
penumpang tampak bersiap-siap dan
mengambil barang bawaan mereka dan juga870
bersiap untuk turun.
Xin Jie terkejut dia melihat laki-laki
bercambang itu yang sedang diam berpikir.
Mungkin karena bahaya telah berlalu,
tukang perahu pun tidak memaksanya turun.
Dia berpikir, "Apakah sewaktu dia
memperlihatkan ilmu silatnya ada yang
melihat?"
Dia berdiri dan menyapa orang itu,
"Kakak, ternyata ilmu meringankan tubuhmu
sangat tinggi...."
Xin Jie ingin menanyakan ke manakah
tujuan orang itu.
Orang itu telah melihat kelihaian Xin
Jie, dia terkejut tapi karena tidak enak
harus bertanya maka dia memutuskan untuk
diam. Mendengar Xin Jie menyapanya, dengan
pandangan bertanya dia berkata, "Oh, tidak,
tidak....!"
Mendengar nada bicaranya dia
sepertinya berasal dari daerah Guang Dong
atau Guang Xi, Xin Jie merasa sedikit aneh
dan bertanya lagi, "Siapakah marga dan
nama Kakak? Kelihatannya Kakak sedang
tergesa-gesa, apakah ada keperluan
mendesak?"
Sambil bicara Xin Jie melihat871
perubahan wajah laki-laki itu, akhirnya
laki-laki itu menjawab dengan suara besar,
"Aku bermarga Wong, bernama Zheng, aku
akan pergi ke Hu Nan untuk menengok
teman."
Xin Jie tahu kalau orang ini tidak
berbohong, dia berpikir, "Apakah orang ini
akan pergi ke Hu Nan untuk membuat
masalah dengan Gai-bang? Kelihatannya dua
bersaudara Jin tidak sanggup melawan orang
ini."
Tapi mulut Xin Jie berkata, "Aku juga
akan pergi ke Hu Nan, aku ingin pergi ke
gunung dan danau lalu menikmati
pemandangan di sana, kalau Kakak tidak
keberatan, apakah kita bisa berjalan
bersama?"
Wong Zheng segera menjawab, "Aku
merasa sangat senang kalau kita bisa
berjalan bersama, ditemani orang seperti
Kakak Xin sepanjang perjalanan pasti akan
terasa aman, selain itu kita bisa saling
tukar pikiran."
Xin Jie mengerti maksud perkataannya,
dia tidak mau menerima kekalahan begitu
saja, dia mencari kesempatan untuk
bertaruh, Xin Jie tertawa lalu menjawab,872
"Ilmu silatku tidak tinggi, hanya 1/10 dari
ilmu Kakak Wong."
Sambil mengobrol tanpa terasa perahu
telah tiba di San Xia, setelah membayar
ongkos perahu mereka segera berangkat ke
Hu Nan.
Sepanjang perjalanan Xin Jie mencari
tahu maksud Wong Zheng ke Hu Nan, tapi
Wong Zheng selalu menghindari pertanyaan
Xin Jie, terpaksa Xin Jie tidak bertanya
lagi.
Dengan cepat mereka berjalan, Wong
Zheng kelihatannya selalu ingin bersaing
kecepatan berjalannya dengan Xin Jie, tapi
Xin Jie selalu mengalah. Akhirnya Wong
Zheng tidak bisa berbuat apa-apa.
Sore hari mereka telah memasuki
wilayah Hu Nan, karena merasa lelah
mereka mengambil keputusan untuk menginap
dulu di sebuah penginapan. Untung mereka
singgah di kota kecil, maka mereka bisa
dengan cepat mendapatkan penginapan.
Saat itu tepat waktunya untuk makan
malam, mereka beristirahat sebentar lalu
langsung memesan makanan.
Walaupun sekarang masih musim dingin
tapi udara di Hu Nan tidak begitu dingin,873
salju masih terus turun, angin pun
berhembus dengan dingin. Mereka memesan
mie panas dan juga memesan masakan daging
yang terkenal dari Hu Nan.
Mereka makan sampai kenyang, daging
yang dihabiskan beratnya kurang lebih 2
kilogram.
Sewaktu mereka sedang makan enak,
tiba-tiba terdengar suara kasar yang
berkata, "Katanya Kong-dong-pai dan Gaibang sedang ribut, apakah kabar ini benar
adanya?"
Suaranya terdengar jelas, Xin Jie pun
terkejut, dia segera mendengarkan perkataan
mereka dengan seksama. Tidak lupa dia
melihat ekspresi wajah Wong Zheng.
Kelihatannya dia pun sedang mendengarkan
dengan seksama. Xin Jie sudah tahu kalau
kepergiannya ke Hu Nan adalah karena hal
ini juga, hanya saja dia teman atau musuh
Gai-bang, Xin Jie tidak tahu.
Swaktu Xin Jie sedang berpikir, suara
satu lagi berkata, "Hei, Adik Huang, kabar
yang kau dengar sudah basi, mereka bukan
sedang ribut, melainkan Kong-dong-pai
berhasil menangkap ketua Gai-bang yang
baru...."874
Xin Jie sudah tahu kabar ini,
terdengar orang itu melanjutkan
perkataannya, "Katanya kemarin ini penjaga
ketua lama Gai-bang yaitu dua bersaudara
Jin sudah turun gunung...."
Semua orang mendengarkan perkataan
mereka, orang itu berkata lagi, "Ilmu silat
dua bersaudara Jin itu benar-benar hebat....
katanya dalam waktu satu malam mereka
telah menyerang ke 6 tingkat.... muridmurid Kong-dong-pai.... banyak yang mati."
Xin Jie tahu kalau dua bersaudara Jin
telah menjadi pengawal ketua Gai-bang yang
baru. Dia menjadi bersemangat dan hatinya
pun menjadi tenang. Dia melihat Wong Zheng
sepertinya dia sedang terkejut. Dalam hati
Xin Jie sudah bisa memastikan kalau Wong
Zheng adalah musuh Gai-bang.
Suara kasar itu berkata lagi, "Apakah
semua itu benar? Kejadian ini jarang ada,
kita tidak ada keperluan lain, bagaimana
kalau kita ke sana melihat keramaian?"


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Karena suaranya terdengar kasar,
maka dia bicara terdengar sangat jelas dan
masuk ke telinga Xin Jie dan Wong Zheng.
Suara yang satu lagi terdengar
tertawa dingin, "Apakah kau berniat875
menonton?"
"Mengapa? Apakah tidak boleh?"
Satu suara lagi berkata, "Di daerah
sana di sepanjang 5 kilometer telah
tertutup oleh orang-orang dari kedua belah
pihak, sampai ada yang mau lewat pun tidak
diberi ijin. Kau seperti orang persilatan,
apakah mungkin kau akan diberi kesempatan
untuk menonton keramaian di sana?"
Si marga Huang yang bersuara kasar
tidak bicara lagi, karena tidak ada bahan
pembicaraan, maka sekarang hanya terdengar
suara mereka sedang makan bakmie.
Tempat tujuan mereka telah diketahui,
dalam hati Xin Jie telah menyusun rencana,
Wong Zheng masih tampak berpikir, Xin Xie
berkata sambil tertawa, "Daging yang
diawetkan dari Hu Nan memang enak, pantas
saja bisa terkenal, apakah Kakak Wong
sependapat denganku?"
Wong Zheng tampak sedang
menenangkan dirinya dan berkata, "Benar!
Benar! Aku sependapat denganmu." setelah
mengobrol sebentar, mereka kembali ke
kamar masing-masing.
Xin Jie tahu dua pihak yang sedang
bertikai ada di Shen Ting Ta, tapi dia tidak876
tahu di mana letak Shen Ting Ta, dia
bertanya kepada pelayan, dengan susah
payah pelayan mencari informasi, ternyata
letaknya tidak jauh dari sana, dan tempat
itu sangat terpencil.
Setelah kembali ke kamarnya, Xin Jie
terus berpikir, "Antara Gai-bang dan Kongdong selama ini tidak ada dendam, tapi
kemarin ini Li-e pernah mengejar ketua
baru Gai-bang serta dua bersaudara Jin,
sepertinya semua itu karena sebuah sarung
pedang, aku tidak peduli dengan hal ini,
yang terpenting adalah keselamatan Peng Er
yang lucu itu...."
Dia teringat kembali pada wajah Peng
Er yang lucu dan tampan dia berpikir,
"Siapakah sebenarnya Wong Zheng ini?
Melihat ilmu meringankan tubuhnya
kemarin, sepertinya kemampuannya berada di
atasku, kalau dia adalah musuh Gai-bang,
Jin Lao-da dan Jin Lao Er berada dalam
bahaya, dengan cara apa Penjahat Li-e bisa
mengundang orang seperti Wong Zheng ke
sini?"
Dia benar-benar merasa tegang, dengan
cepat dia duduk bersila dan mengatur
nafasnya, waktu itu dia mendengar suara877
angin yang terbawa oleh baju, diam-diam dia
tertawa, ternyata Wong Zheng diam-diam
pergi ke Shen Ting Ta, tanpa ragu dia pun
membuka jendela dan terbang menyusul Wong
Zheng.
Dari pelayan penginapan Xin Jie
mendapatkan informasi jalan menuju Shen
Ting Ta, sepanjang jalan dia terus berlari,
tidak lama kemudian dia melihat ada sesosok
bayangan manusia yang sedang berlari
dengan cepat kalau dilihat dari sosok
belakangnya, sepertinya dia adalah Wong
Zheng.
Kelihatannya walaupun orang itu
kasar, tapi dia bisa bersikap teliti juga,
dia pasti telah bertanya arah menuju Shen
Ting Ta pada pelayan.
Tanpa ragu lagi Xin Jie menggunakan
ilmu meringankan tubuhnya, kali ini
kakinya tidak menapak tanah dan dia terus
berlari.
Wong Zheng sepertinya tidak tahu
kalau ada orang yang meguntitnya, dia
berbelok ke kiri menuju bebatuan besar. Xin
Jie tahu kalau dia memutari batu besar itu
maka Shen Ting Ta akan tampak, maka dia
pun berlari ke arah sana.878
Sewaktu sedang memutar batu itu tibatiba terdengar angin telapak tangan
menyerangnya, ternyata Wong Zheng telah
tahu kalau ada yang menguntitnya dan dia
menyerang dengan telapak tangannya.
Untung Xin Jie telah ada persiapan
sebelumnya, dengan cepat dia mundur,
bajunya terus berbunyi, mungkin karena
angin dari telapak tangan menekannya hanya
dengan jarak beberapa sentimeter telah
mengenai tubuh Xin Jie.
Dalam kesibukannya menghindar Xin
Jie pun tidak lupa mengeluarkan
telapaknya, tenaganya dipakai hingga penuh,
suara telapak terdengar jelas. Terdengar
PAK ternyata keras melawan tenaga keras,
tubuh Xin Jie masih berada di tengah udara,
dia merasa ada tenaga besar menekan
tubuhnya dan tubuhnya tergetar hingga
jatuh. Wong Zheng mundur dengan terburuburu.
Xin Jie tahu kalau dia dan Wong Zheng
memiliki kekuatan seimbang, ini jarang
terjadi. Wong Zheng terkejut karena orang
yang datang ternyata Xin Jie yang selama
beberapa hari selalu bersama dengannya.
Xin Jie belum berniat membongkar879
identitasnya, dia pura-pura terkejut dan
berkata, "Ternyata Kakak Wong, aku sedang
jalan-jalan menikmati udara malam, Kakak
Wong membuatku terkejut...." Wong Zheng
tampak marah tapi dia tidak ingin tampak
dari wajahnya, maka dia hanya berkata, "Aku
bertemu dengan musuhku yang dulu, karena
itu aku mengejarnya hingga ke sini, kalau
Kakak Xin tidak ada perlu lagi, aku minta
maaf tidak bisa menemani...." dia baru
selesai bicara dan langsung pergi dari sana.
Xin Jie tahu dia telah berbohong, "Ya
sudahlah!" Tapi Wong Zheng tidak berjalan
ke tempat bebatuan, dia malah berjalan di
sebuah jalan tidak berujung.
Xin Jie merasa aneh tapi dia tidak
bisa menguntitnya lagi, melihat Wong Zheng
berlari semakin jauh, hanya sebentar
bayangannya telah menghilang di dalam
kegelapan. Xin Jie berpikir sejenak, dia
berjalan di jalan di mana dia datang tadi.
Kira-kira setelah berjalan selama
seperempat jam dia melihat di sebuah pohon
ada setitik berwarna putih, kelihatannya
itu seperti baju Wong Zheng.
Xin Jie tidak berani bertindak
ceroboh, dengan cepat dia berlari ke arah880
sana. Setelah dekat dan melihat dengan
benar ternyata itu hanya sebuah baju yang
digantung di atas pohon, dari jauh tampak
seperti ada orang di atas pohon. Xin Jie
sadar dia telah terkena tipuan Wong Zheng
dan dia merasa malu. Segera dia kembali ke
tempat semula untuk mengejar Wong Zheng.
Ooo)*(ooO
BAB 26
Pertarungan di pagoda
Kita tinggalkan dulu Xin Jie yang
masih mengejar Wong Zheng.
Kita ceritakan tentang dua bersaudara
Jin, setelah berpamitan dengan Xin Jie.
Mereka segera pergi ke Hu Nan, mereka
mendengar Peng Er dikepung, mereka benarbenar merasa cemas. Bisa dikatakan kalau
kaki mereka tidak pernah berhenti
melangkah, setelah mereka berjalan
seharian, mereka baru tiba di propinsi Hu
Nan. Setelah memasuki propinsi Hu Nan,
mereka langsung pergi menuju Shen Ting Ta.
Di sana sudah penuh dengan orang-orang.
Mereka dengan teliti memperhatikan.
Ternyata orang-orang itu dari Gai-bang
bagian selatan.881
Gai-bang terbagi dua, satu di utara
satu berada di selatan. Markas utara adalah
pusat, sedangkan letak markas Gai-bang
selatan berada di Hu Bei dan Guang Dong.
Begitu mendengar ketua Gai-bang
tertangkap, ketua Gai-bang bagian selatan
merasa sangat cemas, maka ketua Gai-bang
yang bernama Lu Yong dalam waktu satu jam
telah mengumpulkan semua anggotanya untuk
mengepung Shen Ting Ta.
Shen Ting Ta (pagoda Shen Ting)
memiliki 13 tingkat, setiap tingkat dijaga
oleh orang-orang Kong-dong-pai. Di tingkat
dasar Shen Ting Ta dan juga di hutan kecil
itu telah dipenuhi dengan orang Kong-dongpai. Ilmu silat Lu Yong memang sangat
tinggi tapi karena lawan terlalu banyak,
maka dengan terpaksa dia hanya diam dan
merasa cemas.
Dalam keadaan seperti itu, setelah
bertahan sehari semalam, akhirnya Lu Yong
tidak ragu-ragu lagi, dia siap bila harus
seorang diri melawan mereka, waktu itu dua
bersaudara Jin juga telah tiba. Setelah
mereka bertiga berkumpul, mereka tidak
berpikir panjang lagi, dengan menggunakan
sedikit tenaga mereka menyerang ke tingkat882
atas pagoda dan melarang murid-murid Gaibang membunuh murid-murid Kong-dong-pai.
Mereka hanya diijinkan berjaga di bawah.
Dalam waktu satu malam dua
bersaudara Jin berhasil naik ke tingkat 6,
banyak korban yang mati dan terluka. Pada
saat memasuki tingkat ketujuh, yang berjaga
di sana adalah Kong-dong San Jue Jian.
Mereka menggunakan formasi 'San Cai Jian
Chen' menahan dua bersaudara Jin selama 1
jam, akhirnya San Jue Jian kalah dan
mundur dari sana, tapi Lu Yong dan dua
bersaudara Jin sudah kelelahan.
Karena itu mereka memutuskan untuk
beristirahat dulu di dalam pagoda dan lawan
pun tidak berani menyerang. Mereka telah
menghabiskan waktu setengah hari lagi.
Dua bersaudara Jin tahu kalau dalam
pagoda setiap naik setingkat, musuh semakin
kuat, kalau mereka memaksa naik, mereka
akan kalah. Tapi karena sikap tidak mau
peduli dan berani dari Lu Yong mereka
tetap naik ke tingkat berikutnya. Benar
saja, musuh semakin kuat, yang berjaga di
tingkat sembilan terdiri dari 4 orang.
Dengan keberanian dua bersaudara Jin,
mereka berhasil membunuh keempat orang883
itu, tapi Lu Yong terluka parah, dia hanya
bisa mundur ke sisi.
Dua bersaudara Jin sangat sedih tapi
mereka masih memiliki harapan, Jin Yuan
Chong menggendong Lu Yong dan siap naik
ke tingkat berikutnya. Tiba-tiba dari atas
ada yang melepaskan senjata rahasia,
sebelah tangan Jin Yuan Chong menggendong
Lu Yong, sedangkan tangan yang sebelah
lagi berusaha menepis senjata rahasia yang
menyerang. Tapi senjata rahasia musuh
tampak masih berputar, Jin Yuan Chong
tidak sanggup untuk menghindar lagi,
kelihatannya senjata rahasia itu akan
menancap ke punggungnya.
Tiba-tiba Lu Yong berteriak, dengan
sekuat tenaga dia melepaskan dirinya dari
gendongan Jin Yuan Chong dan berdiri di
belakang Jin Yuan Chong.
Dengan cepat senjata rahasia itu
menancap di punggung Lu Yong, Lu Yong
berteriak kesakitan lalu roboh, nafasnya
segera berhenti, tapi nyawa Jin Yuan Chong
berhasil diselamatkan.
Dua bersaudara Jin merasa sangat
sedih, tapi mereka adalah laki-laki yang
tidak pernah meneteskan air mata, Jin Yuan884
Chong berkata, "Adik Lu, dendam ini dalam
waktu seperempat jam akan kubalas!"


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka berdua dengan langkah besar
menuruni tangga.
Dengan membentak Jin Yuan Chong
bertanya, "Siapa pemilik senjata rahasia
ini?"
Di pagoda itu hanya ada dua orang, Jin
Yuan Chong mengenal salah satu dari
mereka, dia adalah 'Shen Biao Ju Hun' Wu
Ming (senjata rahasia, mengantar roh).
Kata-kata Jin Yuan Chong baru
selesai, mereka berdua terpaku, yang satu
lagi malah berkata, "Benda apa? Lihat
telapakku!"
Dia menyerang dengan telapaknya.
Jin Yuan Chong masih merasa sakit
hati karena kematian Lu Yong,
kemarahannya dilampiaskan keluar, melihat
lawan menepis, dia malah menerjang mereka.
Dua bersaudara Jin selama berkelana
di dunia persilatan tidak pernah membawa
senjata dan selalu mengandalkan sepasang
tangan mereka. Dengan 'Yin Feng Hei Sha
Zhang' mereka bertarung dengan musuh.
Sekarang tampak tangan Jin Yuan
Chong mencengkram, kemudian tangannya885
dibalikkan, terdengar KRAK, tangan orang
itu patah.
Kemarahan Jin Yuan Chong masih
terus bergejolak, dia mencengkram tangan
orang itu sekuat tenaga, kemudian dia
membanting orang itu ke sisi pagoda,
kepalanya pecah, kemudian Jin Yuan Chong
membentak lagi, "Wu Ming, apakah Biao ini
adalah milikmu?"
Dia tampak lurus dan berwibawa, Wu
Ming melihat bagaimana caranya dia
membunuh temannya, dia merasa ketakutan,
tapi melihat lawan begitu angkuh, Wu Ming
tidak suka, maka dia pun balas membentak,
"Jin Lao Er, kalau memang benar, lalu mau
apa...."
Justru Jin Yuan Chong ingin katakata itu keluar dari mulut Wu Ming,
sebelum Wu Ming selesai bicara, dia
menyambung, "Apakah benar benda ini
milikmu, kalau benar ini milikmu, aku
menginginkan nyawamu!"
Kata 'nyawa' baru keluar, kedua
telapak tangan disatukan dan menyerang Wu
Ming. Suara telapak seperti suara guntur.
Wu Ming tidak berani bertindak
ceroboh, sebelah tangannya ditegakkan,886
sebelah tangannya menepis secara mendatar.
Pundak kiri Jin Yuan Chong terangkat,
dia tidak menghindar sepertinya dia ingin
menyambut kepalan itu.
Wu Ming benar-benar terkejut, tapi
ingin menarik kembali telapaknya sudah
tidak keburu, terdengar suara BUG!
Telapak tangannya mengenai bahu Jin Yuan
Chong dan cengkraman Jin Yuan Chong pun
mengenai kepala Wu Ming.
Pada pertarungan ini Jin Yuan Chong
sudah tidak peduli lagi dengan nyawanya.
Dia sengaja memancing musuhnya, walaupun
dia harus terluka, tapi asalkan bisa
membuat musuh mati dia tidak peduli!
Pundaknya terkena pukulan Wu Ming
dan lukanya cukup berat karena tulang
pundaknya hancur.
Tubuh Jin Yuan Chong tampak
sempoyongan, akhirnya dia bisa berdiri
tegak dan berteriak, "Adik Lu, kau lihat,
usia orang ini tidak akan lebih dari
seperempat jam darimu.... Ha ha ha!...."
Jin Lao-da sangat tahu bagaimana
sifat adiknya, dia hanya diam tapi begitu
mendengar tawa adiknya berubah menjadi
tangisan, dia baru bertanya, "Lao Er,887
apakah kau masih bisa bertahan?"
Jin Yuan Chong tampak sedikit
mengangguk, Jin Yuan Bo tertawa dingin,
"Kita hajar terus!"
Tubuh mereka bergerak bersama,
mereka naik satu tingkat lebih atas.
Dengan cara seperti itu tidak sampai
seperempat jam, mereka telah berada di
tingkat tertinggi. Dari tangga bisa tampak
di lantai teratas sudah ada seseorang, satu
tangannya tampak sedang memegang seorang
anak yang sedang tidak sadarkan diri.... dia
adalah ketua Gai-bang, Peng Er yang dalam
keadaan tertotok.
Tingkat ketiga belas adalah tingkat
tertinggi pagoda itu. Jin Lao-da menendang
pintu dan melihat ada tangga gelap, dia
mengangguk ke arah Jin Lao Er, kemudian
mereka masuk bersama....
Kaki mereka berdua belum menapak,
dari sebelah kiri ada yang membentak,
"Kembali turun!" kemudian terasa ada angin
besar angin topan menyerang mereka. Jin
Lao-da dengan ilmu 'Qian Jin Dao' membuat
tubuhnya bisa berdiri dengan tegak di
tempatnya. Dia sama sekali tidak melihat ke
arah telapak tangan seseorang yang888
dijulurkan untuk memukulnya.
Orang itu sama sekali tidak bergerak,
malah Jin Lao-da yang terdorong keluar 2
langkah.
Dua bersaudara Jin ini merasa
terkejut, dan melihat orang itu dengan
teliti, ternyata hidungnya berbentuk
seperti paruh burung elang, mulutnya besar,
sorot matanya tampak tidak tenang. Mereka
mengenali orang itu, dia adalah siluman Gou
Lou Shan yang bernama 'Qing Yan Hong Mo'
Huo Ru Fei (iblis hijau bermata merah).
Ternyata di Gunung Gou Lou didiami
oleh dua siluman, yang satu bernama Gou
Lou Yi Guai (satu aneh), Wong Zheng. Yang
satu lagi bernama Qi Yan Hong Mo, mereka
adalah kakak beradik satu perguruan, tidak
ada seorang pun yang tahu siapa guru
mereka dan dari perkumpulan apa mereka
berasal. Orang-orang hanya tahu kalau ilmu
silat mereka sangat lihai. 30 tahun yang
lalu kedua-duanya pernah muncul di dunia
persilatan. Di Gunung Bei Gu dalam waktu
semalam mereka berhasil mengalahkan 12
orang pesilat tangguh, karena itu nama
mereka segera terkenal. Tapi entah apa
sebabnya tiba-tiba mereka berdua889
menghilang, Qing Yan Hong Mo terkadang
masih muncul di dunia persilatan. Hanya Gou
Lou Yi Guai selama 30 tahun ini belum
pernah turun gunung. Tapi di hati para
pesilat senior nama mereka masih disegani.
Begitu melihat kalau orang itu adalah Qing
Yan Hong Mo, dalam hati Jin Lao-da telah
tahu bahwa bila hanya mengandalkan
tenaganya sendiri, dia tidak akan mampu
mengalahkan siluman itu, tapi mengapa
orang itu bisa berada di sini?
Tiba-tiba dia berpikir, "Seharusnya
kami dan Kong-dong-pai yang saling dendam,
mengapa orang ini bisa menjaga di tingkat
13? Li-e sendiri malah tidak tampak." sejak
tadi mereka bertarung bukan dengan orang
Kong-dong-pai.
Qing Yan Hong Mo, Huo Ru Fei dengan
suara seram berkata, "Kalian boleh
bersama-sama bertarung menghadapiku, kalau
tidak kalian pasti akan kalah!"
Jin Lao-da menarik baju saudaranya,
tapi tidak menjawab, mereka berdua segera
mengeluarkan tenaga dalam 'Yin Feng Hei
Sha Zhang'. Jurus-jurus ganas dikeluarkan
dan menyerang ke arah Huo Ru Fei.
Huo Ru Fei tertawa dingin, kedua890
kepalan tangannya ditegakkan dan tenaganya
segera dipusatkan....
Kaki dan tangan diayunkan, angin
kencang terus berkesiur, 3 orang pesilat
tangguh itu bertarung dengan posisi
seimbang.
Tubuh mereka bergerak dengan cepat,
hanya dalam waktu singkat puluhan jurus
telah berlalu. Luka di pundak Jin Lao Er
semakin terasa sakit, sepertinya dia sudah
tidak bisa bertahan lama lagi, tapi sifatnya
yang keras membuatnya terus meraung dan
meloncat, hanya dengan satu telapak dia
mencengkram, tubuhnya berada dalam posisi
tidak terjaga, lowongan tampak di manamana....
Huo Ru Fei terkejut melihat cara dua
bersaudara Jin ini bertarung, tapi Jin
bersaudara ini seakan saling mengerti.
Jurus yang dipakai Jin Lao-da untuk
menyerang dengan cara melebarkan kedua
tangannya, dengan posisi berbahaya dia
menyerang ke depan dada Qing Yan Hong Mo.
Jin Lao-da berniat menotok nadi Hua Gai....
Huo Ru Fei terkejut, karena mereka
seperti sudah tidak menyayangkan nyawa
mereka lagi. Apalagi saat itu Jin Lao-da891
menyerangnya seperti sudah tidak peduli
dengan kematian yang menghadang. Dia bisa
saja menyerang hingga salah satu dari
mereka terluka tapi dia pun pasti akan
terkena cengkraman mereka, terpaksa Qing
Yan Hong Mo menendang....
Terdengar suara BUG, Jin Lao-da
tertendang hingga terbang jauh, kemudian
menabrak dinding, tapi nadi Hua Gai yang
berada di depan dada Qing Yan Hong Mo
berhasil ditotoknya. Dengan lemah dia
menggelosor ke bawah.
Jin Lao Er melihat kakaknya telah
tertendang, dia sangat marah, tangannya
melayang dan memukul ke arah kepala Qing
Yan Hong Mo....
Waktu itu tiba-tiba ada suara yang
terdengar dari jendela, "Berhenti!"
Sekarang dia terbang masuk, dua
bersaudara Jin bisa melihat dengan jelas,
wajah orang itu dipenuhi dengan cambang,
tubuhnya tampak kuat, mereka bersama-sama
berteriak, "Gou Lou Yi Guai!"
Ilmu silat Gou Lou Yi Guai berada di
atas adik seperguruannya, Huo Ru Fei, dua
bersaudara Jin melihat yang datang adalah
Gou Lou Yi Guai, mereka langsung putus892
asa, sekalipun mereka tidak terluka,
walaupun bertarung bersama-sama belum
tentu mereka bisa menang melawannya!
Apalagi mereka sekarang sudah terluka.
Kalau saat itu Xin Jie berada di sana,
dia pasti akan terkejut karena Gou Lou Yi
Guai adalah orang yang selama ini berjalan
bersamanya. Dan dia juga yang telah
menggantungkan bajunya di pohon untuk
menipunya. Dia adalah Wong Zheng laki-laki
bercambang.
Wong Zheng membuka totokan Huo Ru
Fei dan berkata, "Coba kau lihat keadaan di
bawah!"
Huo Ru Fei pergi ke bawah, Wong
Zheng dengan seram berkata pada dua
bersaudara Jin, "Kalian adalah orang
bodoh!" kemudian dia membopong Peng Er
yang tergeletak di bawah.
Dua bersaudara Jin sangat marah tapi
mereka tidak berani bertindak, Wong Zheng
sengaja menyindir, "Kalian dengar, aku akan
hitung sampai 5, kalau tidak ada yang
menghalangiku, aku akan pergi.... baik!....
aku akan mulai berhitung...."
Luka Jin Lao-da sangat berat, pundak
Jin Lao Er sangat sakit, karena disindir893
oleh Gou Lou Yi Guai, mereka marah mereka
pun jatuh pingsan....
Ooo)*(ooO
Xin Jie yang tertipu oleh laki-laki
bercambang itu, dia merasa sangat cemas,
segera dia membalikkan badan lalu berlari
dari sana. Dia berharap dia masih sempat
menghalangi laki-laki bercambang itu untuk
naik ke pagoda, kalau dia sudah berada di


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam pagoda, tidak ada seorang pun anggota
Gai-bang bisa melawannya!
Setelah keluar dari hutan dia melihat
ada bayangan orang yang masuk melalui
jendela, kelihatannya dia adalah laki-laki
bercambang itu....
Dia terburu-buru, ayunan kakinya
diperce-pat, dia juga mendengar dari atas
pagoda ada yang berteriak, "Gou Lou Yi
Guai!"
Xin Jie mendengar yang berteriak
adalah dua bersaudara Jin, dia berpikir,
"Pantas saja laki-laki bercambang itu
sangat lihai, ternyata dia adalah Gou Lou
Yi Guai!" sepertinya Xin Jie pernah
mendengar nama Gou Lou Yi Guai dari Paman
Mei. Kemudian kata-kata sombong dari Gou894
Lou Yi Guai terdengar oleh Xin Jie, dia
melihat jarak dari bawah sampai ke tingkat
13 pagoda itu kurang lebih 30 meter, dan
terdengar Gou Lou Yi Guai sedang
berhitung....
Sifat Xin Jie sangat keras, kalau dia
telah mengambil keputusan, sekalipun
nyawanya akan terancam dia akan berusaha
untuk melaksanakannya. Sekarang dia malah
menyalahkan dirinya karena tidak
berpengalaman hingga bisa tertipu oleh Gou
Lou Yi Guai, suara Gou Lou Yi Guai dari
tingkat 13 terdengar lagi....
Suaranya yang besar mulai terdengar
berhitung, "Satu, dua...." Xin Jie dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuh An
Xiang Fu Ying dengan sekuat tenaga
meloncat. Sekali meloncat bisa menempuh
jarak 20 meter. Setelah tiba di atas pagoda,
dia meloncat dan ilmu Ji Mo Bu Fa pun
digunakannya....
Tubuhnya naik lagi beberapa meter,
loncatannya hanya bisa mencapai tingkat 12,
jarak tingkat 12 dengan tingkat 13 masih 4
meter lagi, tapi tekniknya hanya sampai di
sana. Wong Zheng yang berada di atas
terdengar berhitung, "Tiga, empat...."895
Xin Jie berpikir, "Apakah perjuangan
kami akan sia-sia? Dan harus memulainya
lagi dari awal?"
Dalam kegelapan dia mengumpulkan
tenaga dalamnya ke tangan kanan, kemudian
dengan sekuat tenaga menggunakan teknik
condong kedepan, pedang panjangnya menancap
ke batu bata dinding pagoda itu.... dengan
menggunakan kekuatan pedang seperti seekor
walet dia terbang ke atas.
".... lima!"
Kata 'lima' baru keluar dari mulut
Wong Zheng, tiba-tiba terdengar suara
raungan yang menggetarkan bumi, "Kau tetap
disana!"
Diiringi suara besar itu tampak
bayangan seseorang terbang masuk melalui
jendela dan langsung menyerang dengan 3
jurus telapak ke arah Gou Lou Yi Guai.
Kedua kaki Wong Zheng berdiri tegak,
kakinya tidak bergeser sama sekali, tapi
tubuhnya tampak bergoyang kekiri dan
kekanan dengan tujuan menghindari serangan
tadi. Tapi angin telapak membuat bajunya
tampak bergerak- gerak!
Sosok orang itu tampak mundur
selangkah dan membentak, "Cepat letakkan896
Peng Er di bawah, kalau tidak kau akan
tahu kalau kau bukan lawanku!"
Ternyata orang itu adalah Xin Jie!
Wong Zheng meletakkan Peng Er yang
ditotok di sudut pagoda, dia tertawa dingin
kepada Xin Jie dan tampak menunggu....
Xin Jie tahu kalau ilmu Gou Lou Yi
Guai sangat tinggi, apakah dia bisa
memenangkan pertarungan ini, dia sendiri
tidak tahu, tapi dalam keadaan genting
seperti itu, kecuali bertarung tidak ada
cara lain lagi. Xin Jie mengambil nafas
dalam-dalam, lalu berkata pada dirinya
sendiri, "Xin Jie, walaupun ilmu Gou Lou Yi
Guai lebih tinggi darimu, tapi hari ini kau
harus menang, kau tidak boleh kalah!"
Dia mengatur nafasnya, setelah
nafasnya teratur, tubuhnya bergerak secepat
angin dan menerjang, kedua telapaknya
seperti pisau siap memotong nadi Wong
Zheng....
Wong Zheng sudah tahu kalau tenaga
dalam Xin Jie sangat kuat dan walaupun
masih muda tapi Xin Jie telah menguasai
ilmu silat tinggi. Dia mengkhawatirkan di
dalam tubuh Xin Jie masih tersimpan sebuah
kekuatan tersembunyi dan tenaga ini tidak897
terukur dalamnya. Anehnya Xin Jie sendiri
sepertinya tidak sadar, Gou Lou Yi Guai
tidak berani bertindak ceroboh....
Telapak Xin Jie siap memotong, bisa
dikatakan gerakannya cepat seperti kilat,
Wong Zheng merasa terkejut, jurus 'Shuang
Zhang Fan Tian' telah dikeluarkan, begitu
dua pihak beradu, tiba-tiba serangannya
berubah lagi, langsung menyerang ke pundak
Xin Jie....
Kedua telapak Xin Jie tidak mengenai
sasaran, serangan Wong Zheng telah berada
di depannya, dia tertawa dingin, kakinya
segera memasang kuda-kuda dan dia
melentingkan tubuhnya. Jurus 'Pan Gong Shi
Diao' dikeluarkan, (dengan busur memanah
burung).
Suara BAG terdengar, empat tangan
telah beradu, mereka berdua merasa telapak
tangan masing-masing terasa panas lalu
mundur satu langkah.
Xin Jie berpikir, "Dia adalah musuh
terkuat yang pernah kutemui, apakah hari
aku akan membuat Paman Mei malu?"
Karena dia sedikit ragu, gerakan
tangannya menjadi lambat, Wong Zheng
adalah orang yang berpengalaman, kedua898
telapaknya telah dijulurkan, menutupi jalan
mundur Xin Jie, kemudian kaki kirinya
menendang bagian bawah tubuh Xin Jie....
Xin Jie terkejut, dia mau merubah
jurusnya, tapi musuh telah menyerangnya ke
arah kaki, terpaksa dia menggeser kakinya,
kedua telapaknya bersamaan mengeluarkan
serangan, pada saat berada dalam bahaya dia
menyerang dengan kepalannya sebanyak 7
kali.
Maksud Xin Jie adalah berniat untuk
memancing Wong Zheng bertarung keras, tapi
Wong Zheng memang licik, tubuhnya sedikit
dilipat dan dia berhasil lolos melalui
ketiak Xin Jie. Kemudian telapak kirinya
siap memukul kepala Xin Jie....
Setiap jurus Xin Jie berhasil
ditahannya dan posisi Xin Jie berada di
bawah angin. Telah 10 jurus berlalu, Xin
Jie selalu berada dalam bahaya, Wong Zheng
tahu posisinya berada di atas angin, diamdiam dia merasa senang, kemudian dia
bersiul panjang, dengan jurus andalan 'Kai
Shan Shen Zhang' (telapak sakti membuka
gunung) dikeluarkan.
Xin Jie dipaksa mundur terus, hal ini
membuatnya marah, begitu jurus Wong Zheng899
yang bernama 'Xuan Niao Hua Shan1 (burung
pintar menggores pasir) baru habis
dilancarkan, Xin Jie telah bersiul dan
menyerang Wong Zheng dengan satu jurus....
Waktu itu hanya terdengar suara
angin telapak yang berbunyi HU, HU, HU dan
langit tampak dipenuhi dengan telapak, ini
adalah jurus Shi Wai San Xian, jurus dari
Pin Fan Shang-ren yang bernama 'Da Yan
Shi Shi' jurus 'Fang Sheng Bu Xi' dipakai
Xin Jie, dan dia mengganti pedang dengan
telapaknya.
Sebenarnya mengganti pedang dengan
telapak, akan mengurangi tenaga yang
dikeluarkan, tapi Xin Jie sangat menguasai
'Fang Sheng Bu Xi', maka dia menggunakan
telapaknya sebagai pengganti pedang, tenaga
yang dikeluarkan pun sangat kuat. Wong
Zheng melihat tiba-tiba musuhnya telah
mengganti dengan jurus aneh, sepertinya
perubahan tidak hanya sampai di sini.
Tenaga telapaknya sangat kuat, hal ini
membuat Wong Zheng sangat bersemangat. Dia
juga membentak, jurus 'Feng Juan Yun San'
(angin bergulung awan menyebar) juga
dilancarkan.
Jurus Gai Shan Zhang Fa milik Gou900
Lou sebenarnya mengutamakan tenaga,
kelincahan hanya untuk membantu. Jurus
'Feng Juan Yun San' adalah jurus keras.
Mungkin Wong Zheng melihat Xin Jie
terburu-buru mengeluarkan jurus, sehingga
tampak kekurangan tenaga, maka dia
memutuskan melawan dengan cara keras agar
pertarungan ini cepat selesai.
Jurus 'Fang Sheng Bu Xi' memang
tampak dikeluarkan secara terburu-buru,
sebenarnya tenaga andalannya berada di
balik semua itu. Apalagi saat itu Xin Jie
sangat marah. Dia tidak beruasha
menghindar, serangannya sudah keluar
begitu saja....!
Terdengar suara keras. Dua aliran
tenaga dalam beradu, seperti ada angin
besar yang berhembus membuat kusen jendela
bergetar. Xin Jie dan Wong Zheng pun samasama tergetar! Wong Zheng membentak,
"Terimalah telapakku sekali lagi!"
Dua telapak disatukan. Angin besar
menyapu lagi.... Xin Jie tidak menanggapi.
Kedua lututnya sedikit ditekuk, dengan
konsentrasi penuh pelan-pelan mulai
mendorong....
Terdengar suara HONG! Xin Jie dan901
Wong Zheng tergetar lagi. Tidak ada yang
menang.... Wong Zheng mulai marah. Dia
menyerang lagi 4 kali....
Terhadap 4 kali serangan ini Xin Jie
melayani dengan tangan kiri lalu kanan, dia
tidak menggunakan tenaga atau teknik yang
aneh-aneh.
Sudah 6 kali terjadi bentrokan jurus
keras melawan jurus keras, kaki mereka
tetap terpaku di lantai, sama sekali tidak
bergeser seinchi pun. Posisi Xin Jie yang
tadinya di bawah angin, sekarang berimbang.
Beberapa jurusnya benar-benar telah
menghabiskan banyak tenaga, tapi Xin Jie
tidak merasakan kelelahan, sebaliknya dia
merasa di bagian dadanya darah mengalir
dengan lancar dan tubuhnya terasa nyaman.
Ternyata sesudah Pin Fan Shang-ren
memasukkan tenaga dalamnya yang mengendap
di nadi Xin Jie, membuat Xin Jie mempunyai
tenaga dalam yang berusia kurang lebih 60
tahun. Hanya saja Xin Jie belum bisa
mengugunakannya dan tidak sadar kalau dia
mempunyai tenaga begitu hebat. Pertarungan
seperti ini baru pertama kali dialami oleh
Xin Jie. Tapi karena pertarungan ini tenaga
yang tersimpan di nadi dalam tubuhnya,902
membuat tenaga yang mengendap menjadi
mencair dan bersatu dengan tenaga dalamnya,
setelah beberapa jurus berlalu dia tidak
merasa kelelahan malah bertambah
bersemangat.
Kedua telapak Xin Jie menyerang lagi,
Wong Zheng benar-benar merasa marah. Dia
tidak mau mundur, maka dengan sekuat
tenaga dia pun menyambutnya....
Tenaga dalam yang tersimpan di dalam
tubuh Xin Jie akhirnya terpancing keluar
semua. Tenaga dalam Pin Fan Shang-ren dan
tenaga dalam Xin Jie yang baru menyatu
sekarang mengeluarkan tenaga dasyat. Xin
Jie merasa ketika dia mengeluarkan tenaga,
udara panas mengalir keluar dari nadi Dan


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tian. Paru-parunya terasa sehat dan
kepalan yang dipukulkan terasa mengandung
tenaga yang sangat dahsyat.
Nama Gou Lou Yi Guai, 30 tahun yang
lalu telah menggetarkan dunia persilatan.
Namanya sejajar dengan nama Guan Zhong
Jiu Hao, He Luo Yi Jian. Selama 30 tahun
ini entah dia berada di mana, sekarang ini
adalah pertama kalinya dia muncul kembali
di dunia persilatan. Tadinya dia bertujuan
dengan ilmu silat yang telah disempurnakan903
selama 30 tahun ini, dia ingin membuat
namanya terkenal sekali lagi, tapi baru
saja dia muncul, dia telah bertemu dengan
seorang pesilat tangguh muda. Dia sangat
memahami ilmu pukulan, ilmu silat pemuda
ini tidak jauh darinya. Sekali lagi dia
mengeluarkan telapaknya, ini dilakukan
dengan tenaga penuh. Dia ingin membuat
lawan segera mati....
Terdengar suara HONG lagi! Dua
tenaga dalam saling beradu. Debu-debu yang
menempel di pagoda karena sudah lama tidak
ada yang membersihkan, sekarang tampak
beterbangan memenuhi pagoda.
Gou Lou Yi Guai bersuara. Dia mundur
setengah langkah. Darah di dalam dadanya
terasa terus bergejolak.... Xin Jie
merasakan tenaga kuat sudah menyerangnya.
Kedua pundaknya bergoyang, dia berusaha
mengatasi tenaga itu. Kedua kakinya masih
terpaku di lantai....
Xin Jie merasa kali ini musuh yang
dihadapi benar-benar sangat kuat, tapi
dadanya terasa penuh dengan kekuatan.
Kekuatan ini terus bergejolak. Dia bersiul
panjang, telapak kirinya membentuk
lingkaran, telapak kanannya menyerang904
lagi.
Wong Zheng merasa sedih, selama
berpuluh tahun dia memperdalam ilmunya,
tapi hanya dalam waktu singkat ini telah
hancur. Sekarang melihat Xin Jie
menyerangnya lagi, kedua mata Gou Lou
tampak melotot. Dia mengeluarkan
telapaknya dari dada....
Xin Jie tidak mengerti maksudnya
melakukan itu. Mana mungkin dia akan
mengerti kalau pukulan ini begitu penting
bagi Gou Lou Yi Guai? Dia hanya tahu
setiap pukulan yang dikeluarkan mengandung
tenaga sangat besar dan kuat, Xin Jie
mengeluarkan tenaga itu dengan posisi
sangat nyaman. Terdengar suara keras lagi.
Xin Jie tampak bergoyang, dia maju
selangkah. Satu tangan menyerang lagi....
Wong Zheng berusaha bertahan agar
tubuhnya tidak mundur. Dia merasa serangan
Xin Jie lebih kuat dibandingkan tadi.
Serangannya bisa membuat sebongkah batu
terbelah. Pengalamannya selama puluhan
tahun memberitahukan kepadanya bahwa jika
serangan Xin Jie disambutnya, maka organ
dalamnya akan hancur. Karena itu sebelum
kedua telapak itu tiba, dengan cepat dia905
mundur. Tapi dia tetap tergetar dan mundur
satu langkah.
Xin Jie merasa tenaga di dalam
dadanya telah mencapai puncak. Dia bersiul
panjang. Tangan diangkat.... Tiba-tiba
tangannya yang berada di tengah udara
berhenti diayunkan karena dia belum pernah
melihat wajah seperti itu.... wajah Wong
Zheng berkerut dan dia bersikap aneh,
seperti dingin juga seperti kecewa.... Xin
Jie tidak mengerti makna ekspresi ini, tapi
perasaannya memberitahukan kepadanya
kalau ekspresi itu bukan ekspresi takut
mati, mungkin ada alasan yang lebih
menakutkan dari kematian.
Telapak Xin Jie diturunkan. Wajah
Wong Zheng sudah kembali seperti semula.
Dalam otak Wong Zheng hanya ada satu kata
'marah'. Dia berusaha mengatur nafasnya.
Kedua matanya mulai mengeluarkan aura
membunuh. Dia melotot kepada Xin Jie,
membuat Xin Jie takut melihat pandangan
matanya.
SRAANG! Wong Zheng mengeluarkan
pedangnya. Xin Jie seperti tidak mendengar.
Dia tampak sedang berpikir, "Mengapa Gou
Lou Yi Guai terus melotot padaku? Apakah906
dia bermaksud membuatku takut?" Xin Jie
tidak mau kalah. Dia balas melotot kepada
Gou Lou Yi Guai....
Sebenarnya Xin Jie merasa ada sedikit
takut, tapi sifatnya tidak mengijinkan
bertingkah seperti itu.
Begitu dia mengangkat kepalanya, dia
baru sadar Wong Zheng sedang memegang
pedang.
Dia mencabut pedang yang diikat di
belakang, tapi pedang tidak ada. Dia baru
sadar kalau dia telah menancapkan Mei
Xiang Jian di luar pagoda.
"Sambutlah ini!" Jin Lao Er
melemparkan sebilah pedang ke arah Xin
Jie. Xin Jie menyambutnya kemudian
menggetarkan pedang itu dengan tenaga
pergelangan. Ujung pedang mengeluarkan
suara WENG. Pedang Wong Zheng menusuk
pundak kiri Xin Jie. Angin yang terbawa
pedang mengenai wajahnya. Saat hampir
sampai di pundaknya, ujung pedang tiba-tiba
bercahaya, menotok 3 nadi di bagian perut....
Wong Zheng mempunyai ilmu silat yang
sangat kuat. Jurus pedangnya pun sangat
aneh. Xin Jie benar-benar bergetar. Tanpa907
terasa kakinya mundur setengah langkah.
Tangan kirinya ditarik, tangan kanan
membentuk lingkaran. Pedang dikeluarkan.
Ini adalah ilmu 'Qiu Zhi Jian Fa' bagian
'Mei Tu Qi Xiang' (Mei-hua mengeluarkan
wangi aneh).
Pedang Xin Jie dikeluarkan, ujung
pedang mengeluarkan suara SHI, SHI,
menunjukkan kalau tenaganya benar-benar
kuat. Wong Zheng terus menatap Xin Jie.
Wajahnya seperti keheranan.
'Mei Tu Qi Xiang' bergerak cepat,
apalagi Xin Jie memainkannya dengan
lincah. Ujung pedang Wong Zheng berada di
dekat perut Xin Jie dengan jarak sekitar 10
centimeter lagi, tapi ujung pedang Xin Jie
pun telah berada di dekat tangan Wong
Zheng dengan jarak sekitar 3 centimeter....
Sewaktu ujung pedang Wong Zheng
diarahkan ke depan, dia malah mundur
dengan cepat. Hal ini membuat pedang Xin
Jie tidak mengenai sasaran tapi ujung
pedang Wong Zheng sudah berada di depan
perut Xin Jie....
Xin Jie tidak menyangka kalau jurus
pedangnya begitu aneh. Dalam keadaan
tegang, Xin Jie masih bisa mundur.908
Xin Jie tertawa dingin. Dia segera
menyerang dengan 3 jurus dari 3 arah.
Jurus terakhir telah menyerang nadi
penting Wong Zheng. Xin Jie menggunakan
jurus 'Qiu Zhi Jian Fa' yang dipakai Xin
Jie. Wong Zheng bukan sembarang pesilat.
Dengan mengeluarkan beberapa jurus aneh,
dia berhasil menangkis jurus-jurus Xin Jie.
Pedang Gou Lou Yi Guai tampak berkilauan.
Dia terus menyerang. Ilmu pedangnya
memang aneh.
Orang lain yang melihatnya bertarung
pasti akan tahu kalau jurus pedangnya
campur aduk. Tapi di balik jurus-jurus itu
mengandung jurus membunuh, bila orang itu
tidak berhati-hati dia akan terbunuh. Ini
merupakan ilmu Gou Lou Yi Guai yang
diciptakannya selama hidupnya, jurus itu
bernama 'Ling Yi Jian Fa'. Qiu Zhi Jian Fa
yang diciptakan oleh Qi-mao Shen-jun
memang bagus tapi tidak seaneh Ling Yi
Jian Fa. Karena Qiu Zhi Jian Fa tidak
seaneh Ling Yi Jian Fa, maka sulit mencapai
titik terbaik. Xin Jie merasa banyak
jurusnya tidak bisa dikeluarkan dengan
baik.909
Mereka bertarung sebanyak puluhan
jurus lagi. Ling Yi Jian Fa milik Wong
Zheng telah mencapai tahap terhebat. Pedang
seperti tabir menutupi kepala Xin Jie....
Xin Jie berpikir, "Ilmu pedang Paman
Mei yaitu 'Jiu Zhi Jian Fa' sangat terkenal,
apakah sekarang ini harus kalah di depan
Gou Lou Yi Guai?" Karena itu dia
memutuskan untuk membuat sebuah tabir
pedang dan segera mendekati Gou Lou Yi
Guai....
SHAAT! Pedang Wong Zheng seperti
kilat menyerang Xin Jie.
SHEET! Pedang Xin Jie tampak
bercahaya. Dia menusuk Gou Lou Yi Guai.
Jurus yang digunakan adalah 'Leng Mei Fu
Mian', Qi-mao Shen-jun menghabiskan banyak
waktu hingga bisa menciptakannya. Duajurus
hampir bersama-sama dikeluarkan, 'Leng Mei
Fu Mian' milik Qi-mao Shen-jun ternyata
sedikit lebih unggul maka ujung pedang Xin
Jie sampai terlebih dulu ke depan Wong
Zheng, Wong Zheng terus mundur.
Keadaan berbalik. Xin Jie mulai
berada di atas angin, semangatnya terus
bertambah.
Wong Zheng mengeluarkan jurus kedua910
yang bernama 'Leng Yun Han Xiao' (awan
dingin menggoncang langit).
Xin Jie merasa jurus-jurus pedang
lawannya berbeda dengan jurus tadi. Jurusjurusnya terasa sesat, seperti ada hawa
yang keluar dari dunia gaib, benar-benar
sangat aneh.
Terdengar ujung pedang terus
berbunyi. Tampak bayangan pedang Xin Jie
memenuhi daerah pertarungan. Ternyata
secara tidak sengaja Xin Jie mengeluarkan
jurus-jurus 'Da Yan Jian Fa', dia paling
menguasai 'Fang Shen Bu Xi'.
'Da Yan Shi Shi' adalah ilmu milik
Pin Fan Shang-ren. Saat dia mengeluarkan
jurus ini tampak begitu alami dan sangat
luwes. Wong Zheng yang menghadapi jurus
ini, wibawanya segera hancur. Sebaliknya
jurus-jurus pedang Xin Jie seperti air
sungai terus mengalir dan tiada hentinya.
10 jurus telah berlalu. Mereka
masing-masing meloncat. Pedang yang
dipegang Wong Zheng hanya tersisa
pegangannya saja. Mungkin pedangnya putus
karena getaran tenaga dalam Xin Jie.
Wajah Wong Zheng sangat pucat, mata
perih tampak air matanya memenuhi matanya.911
Dengan aneh Xin Jie melihatnya sampai lupa
untuk menyerang.
Wong Zheng tidak berkata sepatah kata
pun. Dia lari keluar dari pagoda.
Xin Jie berpikir, "Kalau sudah kalah
tidak perlu sampai sesedih itu."
Dia tidak tahu Wong Zheng sebenarnya
lebih suka Xin Jie membunuhnya....
30 tahun yang lalu, Gou Lou Yi Guai
pernah bertaruh dengan Qi-mao Shen-jun di
Huang Shan. Ilmu silatnya yang bernama
'Ling Yi Jian Fa' pernah membuat Qi-mao
Shen-jun angkat tangan, tapi dengan tenaga
dalam yang kuat, pada saat memasuki jurus
ke-300, Mei Shan-ming berhasil
menggetarkan pedangnya hingga patah.
Karena marah dan merasa malu, Wong Zheng
pindah dan tinggal di perbatasan sambil
terus melatih ilmu andalannya. Dia
berusaha melatih 'Ling Yi Jian Fa' supaya
tampak lebih aneh dan sulit ditebak
gerakannya. Dulu dia dikalahkan ketika
menggunakan ilmu 'Ling Yi Jian Fa', kali


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini dia berniat menggunakan ilmu 'Ling Yi
Jian Fa' mengambil kembali pamornya yang
hilang.
Ketika mendengar kabar Mei Shan-912
ming telah dibunuh oleh 5 perkumpulan, dia
merasa sangat kecewa tapi ketika terdengar
lagi kabar tentang kemunculan Mei Shanming di dunia persilatan, hal ini
membuatnya rela meninggalkan Gou Lou Shan
dan memasuki Zhong Yuan.
Begitu Xin Jie mengeluarkan ilmu
pedang, dia terkejut sekaligus senang
karena dia mengetahui kalau Xin Jie adalah
murid 'Qiu Zhi Jian Fa'. Dia bertekad dengan
ilmu 'Ling Yi Jian Fa' miliknya berniat
menangkap Xin Jie, tapi akhirnya malah
bernasib sama seperti 30 tahun yang lalu,
pedangnya digetarkan hingga patah. Yang
tidak sama adalah 30 tahun yang lalu Mei
Shan-ming sendiri yang bertarung
dengannya. Sedangkan sekarang dia
berhadapan dengan muridnya.
Jika dia tahu kalau Xin Jie menang
bukan karena ilmu ajaran Mei Shan-ming,
melainkan karena menggunakan ilmu 'Da Yan
Jian Fa' yang telah diajarkan oleh salah
satu dari Shi Wai San Xian, yaitu Pin Fan
Shang-ren, mungkin perasaannya lebih baik.
Xin Jie sama sekali tidak menyadarinya. Dia
malah terpaku kemudian membalikkan tubuh
mendekati Peng Er yang masih berada dalam913
keadaan ditotok.
Peng Er ditotok dan tidak bisa
bergerak. Dengan kedua tangannya, Xin Jie
memijat dan menepuk punggung Peng Er.
Peng Er mulai sadar. Xin Jie berjalan ke
arah dua bersaudara Jin. Jin Lao-da masih
tidak pingsan. Jin Lao Er memapah
kakaknya.
Xin Jie segera mengeluarkan obat
penyembuh luka. Jin Lao Er menerimanya.
Dia tidak bisa mengucapkan terima kasih,
tapi dari sorot matanya tampak jelas
dibandingkan dengan 1000 kata ucapan
terima kasih.
Xin Jie melihat luka di pundak Jin
Lao-da yang mulai sadar. Jin Lao Er
mengeluarkan 2 butir obat berwarna hitam
lalu memasukkan ke dalam mulut kakaknya.
Xin Jie merasa ada tangan kecil
menarik-narik bajunya, ternyata Peng Er
sudah berdiri di belakangnya dengan diam.
Wajahnya penuh dengan debu, sepasang
matanya yang lincah terus berputar. Xin Jie
merasa selama beberapa hari tidak bertemu
dengannya, Peng Er tampak lebih besar dan
lebih dewasa, sifat kekanak-kanakannya
sudah berkurang banyak.914
Peng Er memanggil, "Paman.... Xin."
Anak itu ternyata masih ingat nama Xin
Jie, kemudian dia melihat Jin Lao Er dan
berhenti bicara.
Jin Lao Er mengangguk. Dia setuju
kalau Peng Er memanggil Xin Jie dengan
sebutan paman.
Xin Jie menyahut, "Ada apa, Peng Er?
Lebih baik kau memanggilku Kakak Xin."
Kata Peng Er, "Paman benar-benar
hebat. Aku memang tidak bisa bergerak tapi
aku bisa melihatmu memukul penjahat itu.
Penjahat itu tidak tahu malu, sudah kalah
tapi masih menangis...." Wajahnya tertawa
bahagia.
Diam-diam Jin Lao Er mengeluarkan 2
panah api dari balik dadanya, yang satu
berwarna merah dan yang satu berwarna
biru. Dia memilih yang biru. Di depan
jendela dia menerbangkannya ke langit.
Tampak cahaya biru memenuhi angkasa.
Begitu sampai di atas langsung meledak,
lalu membentuk seperti sekuntum bunga biru
yang baru mekar.
Jin Lao Er membalikkan badan lalu
menjelaskan kepada Xin Jie, "Masih ada
orang kami yang bersembunyi di luar sana,915
jika aku mengeluarkan yang merah berarti
kita menemui kesulitan dan meminta bantuan
kepada mereka. Jika membakar yang biru
berarti misi menolong ketua berjalan
dengan lancar dan sukses, selain itu tanda
untuk meminta pertolongan untuk beresberes."
Sebenarnya 2 saudara Jin sudah
terluka seperti itu tapi mereka tidak akan
pernah memasang panah merah karena mereka
tahu kemampuan silat murid-murid Gai-bang
terbatas. Jika dua bersaudara Jin tidak
sanggup mengatasi keadaan ini, menyuruh
murid-murid Gai-bang datang, sama dengan
menyuruh mereka mengantar kematian,
karena itu walaupun 2 bersaudara Jin sudah
terluka parah mereka tidak pernah mau
memasang panah merah. Dari sini dapat
diketahui kalau hati 2 bersaudara Jin
bersifat baik dan lurus.
Xin Jie melihat keluar jendela tibatiba tampak bayagan seseorang yang terbang.
Kata Jin Lao Er, "Jangan dikejar lagi! Dia
adalah adik seperguruan Gou Lou Yi Guai,
yaitu Qing Yan Hong Mo. Mungkin dia sudah
kalau mengetahui kakak seperguruannya
kalah dan dia melarikan diri."916
Tiba-tiba Xin Jie teringat sebetulnya
Gai-bang yang bermusuhan dengan Kongdong-pai, mengapa yang muncul malah Gou
Lou Yi Guai, bukan Li-e?
Xin Jie mengungkapkan pikirannya.
Jin Lao Er segera berkata, "Betul, kami pun
merasa aneh...."
Xin Jie teringat pada 'Mei Xiang Jian'
nya yang masih menancap di luar pagoda. Dia
segera meloncat keluar dari jendela. Jin
Lao Er melihat aksinya dari jendela, tampak
Xin Jie menempel didinding. Seperti seekor
cecak besar yang menempel di dinding
pagoda. Ilmunya lebih tinggi dibandingkan
dengan 'ilmu cecak', ilmu cecak hanya bisa
bergerak pelan di dinding. Sedangkan Xin
Jie bergerak-gerak di sepanjang dinding
pagoda. Ilmu ini harus dilakukan dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuh yang
tinggi digabung dengan ilmu tenaga dalam
tinggi baru bisa melakukannya.
Xin Jie mencari Mei Xiang Jian yang
tertancap didinding pagoda, ternyata
pedangnya sudah menghilang. Hati Xin Jie
benar-benar bergetar. Dia seperti terjatuh
ke jurang yang dalam. Tapi dia seorang yang
kuat. Pikirannya kacau, dalam waktu singkat917
dia mencoba untuk tenang dan berpikir,
"Siapayang bisa menempel di dinding pagoda
dan mengambil Mei Xiang Jian milikku?
Pedang menancap sangat dalam, tidak
mungkin pedang itu terjatuh dengan
sendirinya...."
Sebenarnya orang yang melakukan
gerakan seperti Xin Jie dengan tenang
menempel di dinding kemudian mengambil
pedangnya bisa dihitung dengan jari. Di
antara beberapa orang itu, siapakah orang
yang mencuri Mei Xiang Jian milik XinJie?
Sorot mata Xin Jie beralih melihat
lubang tempat pedang itu ditancapkan tadi.
Tampak goresan rata sedalam 1.5 meter. Bata
itu tetap bersih dan licin, tidak tampak
digores atau pun dibongkar. Tidak ada yang
rusak seperti tahu yang terpotong dengan
rata.
Tiba-tiba Xin Jie melihat tempat di
mana dia menancapkan pedang sedalam 1.5
meter, ternyata ada lubang seperti ini.
Sepertinya sebelum ini pernah ada
pedang yang menancap di situ. Anehnya
lubang itu pun rata, tidak tampak ada
dinding yang rusak.
Xin Jie sangat pintar. Dia langsung918
bisa menebak, "Benar, Mei Xiang Jian pasti
telah dicuri oleh Li-e. Dia pasti
menancapkan Qi Hong Jian miliknya terlebih
dulu ke dinding pagoda kemudian
mengandalkan kekuatan pedang Qi Hong
untuk mencabut pedangku.... pan tas tidak
terlihat batang hidungnya."
Xin Jie marah sekaligus terkejut. Dia
jadi terjatuh, saat tubuhnya terjatuh, ke
tingkat 12, dia baru menekan dengan
tangannya kemudian meloncat lagi untuk
kembali ke tingkat 13. Gerakannya benarbenar indah.
Jin Lao Er berseru, dia benar-benar
kagum terhadap ilmu silat Xin Jie.
Jin Lao-da mulai bisa duduk. Melihat
wajah Xin Jie yang marah, dia berkata,
"Jika Kakak Xin memerlukan bantuan dari
kami 2 bersaudara, Kakak tinggal
mengatakannya saja."
Xin Jie menggelengkan kepala dan
tertawa dengan terpaksa, "Tidak apa-apa,
hanya pedangku yang tadinya menancap di
dinding sekarang tidak ada, mungkin tadi
terjatuh ke bawah...."
Sifat Xin Jie memang angkuh. Jika
temannya membutuhkan bantuannya, dengan919
senang hati dia akan membantu, akan tetapi
jika tiba gilirannya meminta bantuan kepada
orang lain, dia tidak akan mau
mengatakannya. Karena itu pedangnya yang
menghilang, tidak disampaikan kepada 2
bersaudara Jin.
2 Jin bersaudara adalah pesilat
berpengalaman, melihat Xin Jie tidak mau
mengatakannya, mereka tidak banyak
bertanya lagi. Xin Jie memberi hormat
kepada 2 bersaudara Jin, "Aku masih ada
keperluan harus segera menyelesaikannya,
kelak jika kalian membutuhkan ban tuanku
carilah aku. Aku pasti datang untuk
membantu."
Melihat wajah Xin Jie yang penuh
dengan kecemasan, 2 bersaudara Jin sudah
tahu pasti ada hal penting yang harus
diselesaikan. Maka mereka pun balas
memberi hormat.
"Saudara Xin adalah orang yang telah
berbudi kepada kami dan Gai-bang, seumur
hidup budi ini tidak akan pernah kami
lupakan."
Xin Jie berkata lagi kepada Peng Er,
"Peng Er, ikutlah Paman Jin dan belajarlah
ilmu silat dengan baik. Kelak Gai-bang akan920
mengandalkanmu untuk berjaya kembali."
Dia terbang keluar dari pagoda. Hanya
dengan beberapa kali naik turun, dia sudah
berada sekitar 100 meter dari sana. Peng Er
berteriak, "Kapan Paman Xin datang
menengok Peng Er?"
Suaranya terdengar tapi bayangan Xin
Jie sudah menghilang di dalam hutan.
Ooo)*(ooO
BAB 27
Angkatan muda persilatan
Dengan hati cemas Xin Jie terus
berjalan, dia berpikir, "Aku harus pergi ke
Kong-dong-shan dan membuat keributan di
sana biar Li-e muncul, waktu itu aku akan
meminta kembali pedangku kembali, lalu
menyelesaikan hutang-piutang di antara
kami."
Yang dimaksud dengan hutang adalah
hutang antara Mei Shan-ming dan Li-e.
Sekarang tentu saja Xin Jie tidak sudi
mengakui Li-e sebagai 'Tian Xia Di Yi Jian'.
Jalan itu sangat terpencil, Xin Jie
dengan bersusah payah berlari menggunakan
ilmu meringankan tubuhnya, dia merasa
semenjak bertarung dengan Gou Lou Yi Guai,
ilmunya telah bertambah lagi. Sekarang921
hanya dengan berlari santai saja
kecepatannya bisa mencengangkan orangorang....


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba Xin Jie melihat seekor
merpati terbang dengan rendah melewatinya,
Xin Jie melihat kaki merpati itu terikat
dengan tali merah, ternyata merpati itu
adalah merpati pembawa berita. Dulu
mengirim surat dengan merpati adalah hal
biasa, maka Xin Jie pun tidak merasa curiga.
Angin membawa udara lembab, Xin Jie
berpikir di depan sana pasti ada sungai.
Tidak lama setelah berlari, terdengar
suara air mengalir, dalam hati dia merasa
bersyukur karena sering berpetualang maka
pengalaman hidupnya pun bertambah.
Benar saja di depan ada sebuah sungai
kecil yang airnya mengalir dengan jernih.
Sungai itu tidak begitu lebar, tapi air
mengalir dengan deras, suaranya pun
terdengar kencang seperti ada gelombang
besar, jika terus-menerus melihat gerakan
air, lama kelamaan kepala tentu akan terasa
pusing.
Waktunya sangat tepat, saat Xin Jie
tiba di sisi sungai, dari jauh datang sebuah
perahu. Di perahu itu kecuali si tukang922
perahu, tidak ada penumpang lainnya.
Tukang perahu tampak sedang mendayung
sambil menahan arus, dengan tujuan supaya
perahu tidak melaju dengan kencang,
sepertinya dia akan berhenti.
Perahu melaju dengan kencang, jadi
terlihat seperti tidak bisa berhenti. Tapi
tukang perahu itu dengan tenang
mengeluarkan sebuah tali besar, kemudian
tali itu dibentuk menjadi lingkaran. Tali
diputar-putar di atas kepalanya lalu dia
melempar tali itu. Lingkaran tali masuk ke
sebuah kayu yang terpasang di sisi sungai.
Xin Jie tertarik dengan teknik tukang
perahu itu.
Tukang perahu menarik tali itu dan
perahu pun secara perlahan bergerak ke
sisi sungai.
Xin Jie berjalan mendekati tukang
perahu dan bertanya, "Pak! kalau mau
berjalan ke Kong-dong-shan, harus berjalan
ke arah mana?"
Tukang perahu itu menjawab, "Ikuti
arah sungai ini lalu Tuan akan tiba di kota
Cheng Jia, setelah itu baru berjalan ke
arah barat."
"Apakah perahu ini akan pergi ke kota923
Cheng Jia? Kalau benar, bagaimana kalau
aku menumpang perahu ini, apa boleh?"
Tukang perahu itu tertawa dan
menjawab, "Perahuku memang akan pergi ke
kota Cheng Jia, kalau Tuan akan ikut,
naiklah keatas perahu, aku jadi ada teman
mengobrol."
Xin Jie mengucapkan terima kasih lalu
naik ke atas perahu, tangan tukang perahu
digoyangkan, tali terlepas dari tambatan
kayu dan perahu pun berjalan kembali.
Karena perahu berjalan mengikuti
arus sungai, maka perahu melaju dengan
cepat. Tukang perahu bertanya, "Sepertinya
Tuan bukan orang sini."
Xin Jie balik berkata, "Aku lihat
Bapak pun bukan orang sini."
Jawab tukang perahu, "Aku orang Shan
Dong." lalu dia menarik nafas.
Setelah lama dia baru bicara, "Aku
hanyalah seorang petani, walikota
menginginkan adik perempuanku menjadi
istri mudanya, tapi adikku tidak mau,
akhirnya ayah dan ibuku dimasukkan ke
dalam penjara. Kebetulan di kampung
halamanku terjadi banjir, sawah dan ladang
habis terendam air, maka aku pun pergi924
merantau dan sampailah di sini...."
Xin Jie ikut menarik nafas sambil
melihat tukang perahu yang sedang duduk,
yang sedang merindukan kampung
halamannya, dalam hati Xin Jie mengeluh,
"Kami sama-sama orang susah, orang yang
hidup senang di dunia ini memang ada, tapi
kebanyakan malah hidup susah...."
Teringat pada nasibnya, wajah-wajah
cantik dan peristiwa menyedihkan
berkelebat di dalam otaknya, Xin Jie merasa
ingin menangis, dia ingin menangis
sepuasnya. Tiba-tiba dia teringat pada Du
Jun Jin Yi-peng, orang seperti dia pada
saat ingin menangis, ingin bernyanyi, atau
melakukan hal apa pun, dia bisa
melakukannya, mungkin dia tidak mempunyai
beban apapun.
Otaknya dipenuhi dengan sosok Jin Yipeng, telinganya seperti mendengar tawanya
yang seperti orang gila. Setelah lewat
beberapa lama, tawa itu berubah menjadi
tawa dingin dan licik. Tawa ini ternyata
tawa Hai Tian Shuang-sha yang telah
membunuh ayah dan ibunya.
Xin Jie melihat ke sekeliling, tidak
ada bayangan Hai Tian Shuang-sha, dia tahu925
tadi hanya ilusinya. Lalu hal-hal
menyedihkan lewat satu per satu.
Sudah lama dia tidak memikirkan hal
itu, bukan tidak dipikirkan, melainkan tidak
berani memikirkannya, sebenarnya di lubuk
hatinya yang terdalam, setiap menit setiap
saat dia selalu mengingat semuanya, hanya
saja sewaktu dia memikirkan hal-hal
menyedihkan, dia akan mengalihkannya
dengan memikirkan hal lain, sekarang
pikiran sedihnya seperti mata air terus
memancar keluar....
Dia teringat ibunya yang jatuh di
tangan Shuang Jie, hidup tidak bisa mati
pun tidak bisa, semua ini selalu diingatnya
dengan jelas, dia tidak pernah
melupakannya, kalau dia sedikit lupa dia
merasa bersalah pada ayah dan ibunya....
Masa lalu bergulir di depan matanya,
dia teringat sewaktu dia berlatih di pulau
kecil itu, dia pernah menyanyikan sebuah
lagu gagah, dia masih ingat dengan
syairnya!
Karena itu dari posisi duduk bersila
dia meloncat berdiri dan melihat air sungai
yang mengalir. Melihat gelombang putih
terus bergulung-gulung, waktu itu di sungai926
ada sebuah batu, gelombang sungai seperti
marah, mengalir lebih deras, dia melupakan
kesedihannya dan bersiul panjang....
Suara siulannya terdengar besar,
membuat lembah itu bergetar, gendang
telinga tukang perahu itu pun sepertinya
hampir pecah, lama dia bersiul, lalu tukang
perahu berpikir, "Suara Tuan ini sangat
keras!"
Di kedua sisi sungai, burung-burung
karena mendengar siulan ini langsung
terbang keluar, jumlah mereka ada ratusan
bahkan ribuan, dalam waktu bersamaan
terbang membuat langit menjadi hitam
karena tertutup oleh ribuan burung.
Keadaan ini benar-benar menakjubkan.
Xin Jie yang melihat keadaan itu,
kesedihannya sementara terlupa, kesedihan
hatinya mulai berkurang.
Tiba-tiba tukang perahu berkata,
"Tuan, kita hampir tiba di kota Cheng Jia!"
Ooo)*(ooO
Hari baru saja terang, awan-awan baru
bermunculan.
Xin Jie telah meninggalkan kota
Cheng Jia, penduduk di daerah sana sangat
padat. Maka dengan terpaksa Xin Jie927
berjalan dengan perlahan, tapi hatinya
masih merasa cemas.
Dia berjalan dengan perlahan, jarak
dari kota Cheng Jia ke kota Ji Qing sekitar
150 kilometer, Xin Jie membutuhkan waktu 3
hari baru tiba di sana.
Pada saat memasuki gerbang kota Ji
Qing, dia merasa aneh, karena di kota kecil
ini banyak berlalu lalang orang persilatan,
pada saat dia berbelok ke jalan raya, dia
baru mengerti.
Karena saat dia berbelok, dia melihat
ada sebuah papan nama berwarna kuning dan
ditulis dengan huruf besar : Cheng Xiang
Biao Ju.
Mungkin mereka yang berdandan
seperti orang persilatan itu mempunyai
hubungan dengan kantor perjalanan itu.
Xin Jie memasuki sebuah rumah makan
dan memilih meja yang sepi, dia siap
memesan makanan, tiba-tiba tangga rumah
makan itu berbunyi, ternyata yang datang
adalah orang-orang yang bekerja di kantor
perjalanan Biao, mereka duduk di depan Xin
Jie. Lalu mereka berteriak memesan arak,
ada yang berteriak 5 kilogram, 10 kilogram
daging, setelah itu mereka mulai mengobrol.928
Yang berada di sebelah kiri adalah
seorang laki-laki bercambang, "Kali ini
kita benar-benar rugi, untung ketua sudah
tahu terlebih dahulu kalau tidak barang
bawaan akan diambil dan kita akan
kehilangan pekerjaan."
Yang berada di sisi kanan adalah
seorang laki-laki dengan perawakan kecil,
sambil makan daging dia berkata, "Suruh
siapa kita bertemu dengan Shan Zuo Shuang
Hao? Sekalipun kita semua bergabung, tetap
saja kita akan kalah, apalagi katanya
mereka telah bergabung dengan Guan Zhong
Jin Hao!"
Begitu mendengar nama Shan Zuo
Shuang Hao, Xin Jie berkonsentrasi penuh
mendengarkan pembicaraan mereka....
Laki-laki gemuk itu berkata, "Kalau
saja kita mempunyai separuh ilmu dari Mei
Xiang Shen Jian, Xin Jie, kita tidak perlu
takut kepada Shan Zuo Shuang Hao."
Begitu mendengar nama Mei Xiang Shen
Jian disebut, Xin Jie terkejut karena
selama ini dia belum tahu kalau dia
dijuluki Mei Xiang Shen Jian, apakah ada
seseorang yang memberi nama ini untuk Xin
Jie?929
Terdengar laki-laki pertama tertawa
terbahak-bahak, "Lao Li benar-benar tidak
tahu malu, orang sepertimu walaupun
berlatih 100 tahun lagi pun belum tentu
bisa mendapatkan setengah ilmu dari
Pendekar Xin, kau pikir Gou Lou Yi Guai,
Wong Zheng orang seperti apa. Sewaktu di
Shen Ting Ta dia bertarung dengan Pendekar
Xin, Gou Lou Yi Guai yang begitu terkenal
pun tidak bisa menerima 10 jurus dari
Pendekar Xin...."
Laki-laki bercambang itu dengan
bersemangat terus bercerita, seakan-akan
dia menjadi Pendekar Xin.
Xin Jie merasa terkejut lalu berpikir,
"Mereka sedang membicarakanku, mengapa
pertarungan yang terjadi antara aku dan
Gou Lou Yi Guai begitu cepat menyebar?
Lucunya mereka menambah-nambahkan hal
yang sebenarnya tidak terjadi." mereka
seperti menganggap Xin Jie adalah orang
yang turun dari langit.
Laki-laki berjanggut itu masih
bercerita dengan seru, "Sewaktu Wong Zheng
bertarung bertarung dengan Xin Jie pada
babak kedua, ilmu pedangnya benar-benar
sangat lihai, akhirnya Pendekar Xin hanya930
dengan 3 jurus berhasil membuat pedang
Wong Zheng terbang, dan dia pergi begitu
saja. Itu baru disebut pendekar besar!"
Dalam hati Xin Jie merasa marah,
karena mereka terus bergosip macam-macam
tentangnya, tapi lama-lama dia merasa
senang juga.
Terdengar orang yang pendek berkata
lagi, "Menurut Kakak Qian, Mei Xiang Shen
Jian milik Xin Jie lebih kuat ataukah Wu


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lin Zi Xiu lebih kuat?"
"Apakah Wu Lin Zi Xiu, Sun Qi-zhong
yang kau maksud?"
"Benar," jawab orang yang pendek.
Kata laki-laki berjanggut, "Kedua
pendekar ini sama-sama masih muda, samasama mempunyai ilmu silat yang tinggi,
walaupun Pendekar Xin sangat lihai, tapi
menurutku Pendekar Sun lebih hebat!"
Si gemuk terdengar tidak setuju, dan
berkata, "Siapa bilang?"
Laki-laki berjanggut berkata, "Kalau
aku menceritakan alasannya kau pasti akan
mengerti, murid kesayangan Jin Yi-peng
yang bernama Jin Qi, apakah kalian tahu
tentangnya? Ilmu silatnya diturunkan
langsung dari Jin Yi-peng, tapi setengah931
tahun lalu dia dipukul oleh Pendekar Sun
Qi-zhong sampai mundur, bayangkan
bagaimana tingginya ilmu Pendekar Sun."
Si pendek mengangguk, "Yang mana
yang salah yang mana yang benar kita tidak
tahu, kurasa lebih baik kita minum arak
saja!"
Mereka tertawa-tawa sambil makan.
Mendengar mereka bercerita tentang
'Wu Lin Zi Xiu' Sun Qi-zhong, Xin Jie hanya
terpaku, "Mengapa di dunia persilatan
dengan cepat telah muncul pesilat muda?
Aku sendiri belum tahu, dia pasti muncul
sewaktu aku berada di pulau kecil itu,
dalam satu jurus bisa menggetarkan dan
membuat Jin Qi mundur, dia benar-benar
sangat hebat!"
Teringat pada Jin Qi, Xin Jie segera
teringat pada wajah jeleknya yang telah
dirusak seseorang, dan dia ingat waktu itu
Jin Qi memeluk Wu Ling-feng dan terjun ke
jurang. Xin Jie menarik nafas panjang,
apakah Jin Qi sama seperti gurunya Jin Yipeng yang telah gila itu?
Setelah melihat orang-orang kantor
perjalanan mulai mabuk, Xin Jie
mengerutkan dahi segera dia membayar uang932
makan dan keluar dari sana.
Setelah berada di luar, dia merasa
sedikit gelisah, dia mencoba menenangkan
diri dan berkata, "Yang terpenting aku
harus pergi ke Kong-dong-pai dulu dan
meminta pedangku kembali."
Xin Jie meninggalkan kota Ji Qing,
saat itu hari sudah menjelang sore.
Langit di sebelah barat tampak ada
awan merah seperti api, dengan pelan Xin
Jie berjalan. Dia berpikir, "Dari pada malam
ini harus menginap di penginapan lebih
baik malam hari kugunakan untuk berjalan
sambil menggunakan ilmu meringankan
tubuh."
Tiba-tiba sudut matanya melihat ada
seekor burung merpati terbang melewatinya,
dengan teliti dia melihat, kaki merpati
terikat dengan sehelai kain merah. Di bawah
pancaran sinar matahari yang akan terbenam
terlihat sangat mencolok mata.
Xin Jie berpikir, "Apakah merpati ini
adalah merpati kemarin ini?"
Tiba-tiba daun-daunan di belakang Xin
Jie bergoyang sedikit, tubuh Xin Jie
berputar seperti angin, tapi dia tidak
melihat sesuatu.933
Tapi dari pengalamannya selama ini
Xin Jie tahu kalau tadi ada seseorang, Xin
Jie berpura-pura berkata sendiri, "Aku
benar-benar gampang curiga, daun bergerak
saja, aku langsung terkejut!"
Dia berpura-pura terus berjalan. Dia
yakin orang yang ada di atas pohon itu
pasti akan mengikutinya, setelah dia
berjalan 30 meter lebih tiba-tiba dia
membalikkan badannya, di belakangnya tidak
ada siapa pun.
Karena kesal, Xin Jie segera
menggunakan ilmu meringankan tubuhnya dan
berlalu dari sana. tubuh seperti anak panah
yang dilepas dari busur, hanya sebentar dia
sudah berlari jauh.
Kali ini Xin Jie merasa ada yang
menguntitnya dan ilmu meringankan tubuh
orang itu ternyata sangat tinggi. Dia selalu
menguntit dan bersembunyi di belakang Xin
Jie. Xin Jie tertawa dingin, langkah
kakinya dipercepat lagi. Tapi keadaan masih
berlangsung seperti itu, orang itu masih
bisa mengikutinya tapi tetap menjaga jarak.
Xin Jie semakin marah, dia menapak
ujung kakinya, dia sudah berada di934
ketinggian 20 meter lebih. Ilmu
meringankan tubuh 'An Xiang Lie Ying'
dipakainya.
'An Xiang Lie Ying' adalah ilmu
meringankan tubuh andalan dari Qi-mao
Shen-jun. Xin Jie menggunakannya dan dia
berlari secepat kilat. Orang dunia
persilatan yang bisa lari begitu cepat,
keberadaaan orang seperti itu masih bisa
dihitung dengan jari.
Walaupun Xin Jie mengerahkan seluruh
tenaganya, orang itu tetap tidak tertinggal
jauh dari Xin Jie. Tiba-tiba Xin Jie berlari
dengan cepat ke depan kemudian memutar
tubuhnya, membalikkan tubuh dan berlari
lagi.
Penguntit itu tidak menyangka kalau
Xin Jie akan berbuat demikian. Orang itu
terkejut. Dia tidak bisa segera berhenti
karena itu setelah beberapa meter lari ke
depan, dia baru berhenti dan terpana.
Xin Jie melihat lawannya tidak bisa
menghentikan laju tubuhnya tapi dia bisa
terbang untuk menghentikannya, dengan
jarak sejauh 15 meter. Ilmu meringankan
tubuh orang itu tidak berbeda jauh dengan
Xin Jie. Tiba-tiba dia menyapa dengan935
spontan, "Apakah Tuan adalah pesilat yang
dijuluki 'Wu Lin Zi Xiu'?" (angkatan muda
persilatan)
Orang itu berumur sekitar 27-28
tahun. Wajah terlihat ramah dan lucu.
Mendengar Xin Jie bertanya padanya, dengan
gugup dia menjawab, "Nama itu diberikan
oleh orang-orang dunia persilatan. Aku
tidak berani menggunakan-nya, namaku
adalah Sun Qi-zhong."
Xin Jie sedikit mengangguk dan
bertanya, "Pendekar Sun, sepanjang
perjalanan terus menguntitku, apakah Tuan
ingin memberikan petunjuk kepadaku?"
Sun Qi-zhong tampak bengong tidak
bisa menjawab. Setelah lama dia baru
bersuara, "Jika aku tidak salah lihat, Tuan
adalah 'Mei Xiang Shen Jian', Xin Jie...."
Xin Jie mengangguk. Sun Qi-zhong
berkata lagi, "Aku menguntit Tuan karena
aku ingin meminta...."
Semenjak 'Mei Xiang Jian' menghilang,
perasaannya tidak enak ditambah lagi dia
selalu ingin menang, sekarang mendengar
nada bicara Sun Qi-zhong seperti tidak
menganggap Xin Jie, dia mulai marah dan
tertawa dingin. "Sejak tadi Tuan terus936
menguntitku ternyata hanya ingin memberi
petunjuk. Aku sendiri bermaksud
demikian...."
Tidak disangka, baru saja Sun Qi-zhong
bicara beberapa kata, dia diajak bertarung,
dia sendiri pun tidak ingin menjelaskan
alasannya, tapi sekarang dia malah berdiri
dengan bengong. Kata-kata Xin Jie terakhir
seperti memberi tanda kalau dia ingin
bertarung untuk memperebutkan nama,
akhirnya dia melangkah maju dan berkata,
"Jika Kakak Xin berniat seperti itu, aku
akan mengikutinya." Pelan-pelan dia
mengeluar-kan pedangnya.
Xin Jie diam tidak berkata apa pun.
Melihat lawan mengeluarkan pedang, dengan
cepat dia mengangkat tangan kanan. Cahaya
tampak berkilau, pedang sudah berada di
tangan. Melihat gerakan mencabut pedang,
dapat diketahui kalau dia mempunyai
seorang guru hebat!
Pedang ini dibelinya setelah Mei
Xiang Jian dicuri darinya. Pedang berada di
tangan, dia terlihat bertambah gagah....
semenjak Xin Jie berkelana di dunia
persilatan, pertarungan yang sudah dialami
Xin Jie sudah banyak. Apalagi selama937
beberapa kali dia telah bertarung dengan
orang yang ilmu silatnya sebanding
dengannya. Karena itu menghadapi
pertarungan ini, setidaknya dia sudah
berpengalaman.
Sekarang yang ada di hadapannya
adalah orang terkenal yang dijuluki 'Wu Lin
Zi Xiu'. Xin Jie tidak berani bertindak
ceroboh. Baju panjangnya sedikit diangkat
supaya dia bisa bertarung lebih leluasa. Dia
mencabut pedang, membereskan bajunya,
ditambah dia harus menggetarkan pedang dan
mengeluarkan suara WENG. Tapi semua ini
sudah tidak asing lagi baginya. Diam-diam
dia tertawa sendiri. Tidak sengaja dia ingin
menggetarkan pedang dengan tangan kirinya
agar pedangnya bergetar dan mengeluarkan 7
kuntum Mei-hua. Gerakan ini pernah
dilakukannya dulu.... waktu itu dia muncul
dengan identitas sebagai Qi-mao Shen-jun.
Tiba-tiba Xin Jie merasa ada angin
dari pedang menyerang wajahnya dan
terdengar suara Sun Qi-zhong, "Hati-hati!"
Xin Jie mulai bergerak dan pedang pun
diayunkan.
Karena serangannya meleset, jurus
belum diselesaikan, Sun Qi-zhong938
membalikkan tangannya dan menepis. Satu
jurus dengan 2 perubahan mulai menyerang
Xin Jie. Karena Sun Qi-zhong yang
mendapatkan kesempatan terlebih dahulu,
dengan terpaksa Xin Jie menunggu
kesempatan menyerang. Beberapa kali
tusukan pedang Sun Qi-zhong tidak mengenai
sasaran, kadang-kadang bisa ditahan oleh
Xin Jie, kadang-kadang Xin Jie bisa
menghindar. Dua pedang tampak berkilau.
Dua angkatan sedang bertarung, sangat seru
dan kedudukannya seimbang!
Xin Jie terus memperhatikan Sun Qizhong, tapi dia tidak dapat mencelakai
lawannya, dia melihat ilmu pedang Sun Qizhong adalah ilmu asli dari Shao-lin yang
bernama 'Ji Mo Shen Jian'. Karena itu dia
merasa harus lebih berhati-hati.
Beberapa kali Xin Jie dengan jurus
keras berusaha mengurung pedang lawan
supaya dia berkesempatan menyerang lawan.
Tapi dia melihat setiap jurus pedang yang
dikeluarkan Sun Qi-zhong terdengar seperti
ada suara guntur. Berarti ilmu tenaga dalam
lawan berada di atas rata-rata.
Xin Jie tiba-tiba teringat 'Mei Xiang
Jian' nyayang menghilang, dia merasa cemas939
dan tidak ingin terus bertarung. Dia
berusaha mengeluarkan satu serangan.
Terlihat bayangan pedang seperti ulat sutra
yang mengeluarkan benang sutra, dan
tenaganya sangat dahsyat.
Sun Qi-zhong tidak bisa bertahan lagi
dan serangannya sedikit terlambat. Hal ini
memberi kesempatan bagi Xin Jie....
Xin Jie ingin cepat-cepat
menyelesaikan pertarungan ini dan tidak
mau diperpanjang lagi. Dia meraung,
"Terimalah jurusku ini!"
Saat itu, pedangnya telah
mengeluarkan jurus 'Da Yan Shen Jian' yang
pernah digunakan untuk mengalahkan Gou
Lou Yi Guai di Shen Ting Ta. Jurus ini
bernama 'Fang Shen Bu Xi'.


Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sun Qi-zhong terkejut karena Xin Jie
terus mengeluarkan jurus yang aneh.
'Wu Lin Zi Xiu' mundur setengah
langkah untuk menghindari jurus 'Da Yan
Shen Jian', jurus keempat yang bernama 'Wu
Huan Xing Yi' (barang bertukar bintang
bergeser) dikeluarkan, dia berteriak,
"Berhenti!"
Xin Jie terpaku dan menarik kembali
jurus yang akan dikeluarkan. Sun Qi-zhong940
sepertinya ingin menyampaikan sesuatu tapi
dia masih ragu untuk mengucapkannya. Xin
Jie merasa aneh. Sun Qi-zhong berbicara
lagi, "Maaf! Kita bertemu di lain waktu."
Sun Qi-zhong terbang ke atas, hanya
sebentar dia sudah berada beberapa puluh
meter jauhnya. Xin Jie masih terpaku. Dia
tidak mengerti apa maksud Sun Qi-zhong
sebenarnya.
Sebenarnya kali ini Sun Qi-zhong
mempunyai tugas berat. Semua ini
menyangkut masa depan dunia persilatan.
Tapi kita tidak akan membahas cerita ini
dahulu.
Xin Jie menggeleng-gelengkan kepala
dan berkata sendiri, "Biarlah! Lebih baik
aku jalan dulu!" Dia segera menyelipkan
pedangnya dan berlari lagi.
Tidak terasa satu jam lebih telah
berlalu, dengan terpaksa dia berlari lebih
cepat lagi. Untung jalan yang dilalui kali
ini lurus. Sedikit lagi dia akan tiba di
wilayah Gunung Kong-dong. Seekor burung
merpati dengan kaki yang diikat dengan pita
merah terbang melewatinya lagi. Xin Jie
berhenti dan melihat ke arah mana burung
itu terbang lalu dia memukul burung itu941
hingga terjatuh. Setelah dia melihat dengan
seksama, pita merah itu bergambar 2
tengkorak dan Xin Jie merasa sangat
terkejut.
"HaiTian Shuang-sha!"
Ini adalah tanda dari 'Hai Tian
Shuang-sha'. Xin Jie berpikir, "Mengapa Hai
Tian Shuang-sha mengumpulkan temantemannya?"
Tiba-tiba di jalan terlihat bayangan
orang dan tampak seorang berpenampilan
biksu berdiri di tengah jalan. Dia
berteriak, "Apakah yang datang adalah
Pendekar Xin?"
Xin Jie tidak menyangka di tempat
terpencil seperti ini ada seorang guru yang
mencarinya. Dia merasa aneh, dia pun segera
menghentikan laju tubuhnya. Setelah
berhenti dia baru mengangguk menjawab
pertanyaan biksu itu.
Biksu itu masih muda usianya sekitar
30 tahun. Dia memberi hormat, tangannya
memegang sebilah pedang.
"Harap Tuan Xin memberi petunjuk...."
Pedang biksu itu telah menusuk Xin
Jie. Xin Jie benar-benar marah tapi juga
ingin tertawa karena tiba-tiba ada biksu942
yang berniat bertarung dengannya. Dari
nada bicaranya, dia mengira Xin Jie adalah
pesilat terkenal maka dia datang untuk
mencoba jurusnya. Xin Jie malas berkata
panjang lebar lagi. Tangan kanannya
mencabut pedang dan langsung diayunkan.
Jurus 'Xian Yun Tan Ying' (awan berhenti
bayangan danau) dilancarkan. Xin Jie
menyerang dengan ilmu 'Da Yan Shi Shi'.
Ilmu silat biksu muda ini benar-benar
tinggi. Dia terus melawan membuat Xin Jie
harus terus bertahan. Xin Jie terkejut
jurus pedang biksu ini dengan jurus dari
'Wu Lin Zi Xiu' Sun Qi-zhong sama-sama
berasal dari Shao-lin 'Da Mo Jian Fa'fhok:
Tat Mo Kiam Hoat).
Biksu itu sangat memperhatikan jurusjurus Xin Jie, bisa dikatakan sejurus demi
sejurus yang dilancarkan, setiap langkahnya
sangat diperhatikan. Tiba-tiba Xin Jie
menyadari sesuatu, maka dia langsung
mengubah jurusnya dari 'Da Yan Shen Jian'
menjadi 'Qiu Zhi Jian Fa'. 4-5 jurus
langsung dilancarkan.
Awalnya biksu itu masih dengan
sepenuh hati memperhatikan kemudian
wajahnya tampak berekspresi kecewa. Dia943
menarik pedang dan berkata, "Berhenti!"
Xin Jie melihat lawan berhenti
menyerang, dia masih memikirkan ada
keperluan penting lainnya, semakin cepat
berhenti semakin baik, supaya dia bisa
sampai di Gunung Kong-dong tepat waktunya.
Biksu muda itu berpikir sejenak
kemudian berkata pada diri sendiri, seperti
baru mengerti, "Benar juga! Benar juga!"
Melihat Xin Jie masih berdiri di
sisinya, dia merasa malu kemudian
membalikkan badan dan pergi dengan cepat.
Xin Jie tertawa terbahak-bahak. Walaupun
dia tidak mengerti tapi dalam hati dia
mengerti kalau Shao-lin sangat
memperhatikan 'Da Yan Shi Shi', tapi ini
bukan masalah penting.
Hatinya menjadi agak tenang. Dia
teringat lagi pada 'Mei Xiang Jian' dan dia
cemas lagi. Dia cepat-cepat pergi dari sana.
Jalan di pegunungan semakin berliku
juga semakin terpencil. Langit semakin
gelap. Sore sudah berlalu....
Bulan akan segera muncul.
Xin Jie selalu memikirkan 'Mei Xiang
Jian'. Langkahnya tenang dia sering
meloncat dan bisa mencapai 6-7 meter. Di944
bawah terpaan cahaya bulan terlihat ada
bayangan orang yang bergerak.
Di depan sana adalah dataran tinggi
yang tidak terlalu tinggi. Dengan cepat Xin
Jie berlari mendaki dataran tinggi itu.
Karena terlalu cepat berlari, bayangan
tubuhnya seperti membentuk satu garis
hitam.
Dengan hati yang cemas, dengan cepat
Xin Jie berlari. Dia hanya memikirkan Mei
Xiang Jian yang bisa menahan Qi Hong Jian.
tubuhnya ringan, kakinya seperti tidak
menapak bumi. Tubuhnya bergerak seperti
bola meloncat di udara, sedikit pun tidak
terdengar suara angin, hanya ujung bajunya
berkibar.
Di atas dataran tinggi itu sangat sepi.
Bayangan pohon menutupi tempat itu.
Tiba-tiba di salah satu pohon, tampak
daun-daunannya bergoyang. Perasaan dan
pengalaman Xin Jie selama ini memberitahu
Xin Jie akan terjadi sesuatu. Hatinya cemas
dan dia memutuskan untuk berhenti sejenak.
Dia berhenti tiba-tiba dengan tujuan untuk
mencari tahu asal suara gemerisik daundaunan. Tapi di hutan tidak ada apa pun,
hanya terdengar angin malam yang meniup945
daun-daunan.
Xin Jie tertawa sendiri. Dia kembali
berlari dengan kecepatan tinggi lagi.
Langkahnya mantap, gerakannya begitu
indah. Dataran tidak terlalu tinggi, tapi di
sana banyak terdapat semak-semak. Udara
malam terasa dingin tapi karena berada di
daerah selatan pepohonan di sana belum
layu.
Di depan sana adalah tempat tertinggi.
Xin Jie menambah kecepatan berlarinya dan
sekarang dia berada di tempat tertinggi.
Tiba-tiba dia merasa suasana di sana tidak
seperti biasanya. Pohon-pohonan di sana
seperti bertambah banyak. Tapi daun-daun
tidak ada yang bergerak membuat Xin Jie
bertambah waspada. Dia melihat dengan
teliti satu per satu pohon di sana,
sepertinya pohon-pohon di sana terus
berpindah-pindah ke arahnya....
Xin Jie baru berkelana selama 1 tahun
di dunia persilatan tapi musuh yang
ditemuinya selama ini adalah para pesilat
tangguh, dia sering mendengar tentang
banyak hal, maka pengalamannya cepat
bertambah banyak. Cara seperti ini adalah
cara yang jarang ditemuinya, yang bernama946
'Man Tian Guo Hai' (menipu langit melewati
laut). Xin Jie dengan teliti melihat keadaan
di sana, dia mengetahui kalau hal ini
benar-benar tidak mudah dihadapi.... dia
baru sadar dan menghentikan langkahnya
lalu menginjak ke sisi kiri.
Tapi yang diinjaknya bukan tanah. Dia
terjatuh dan tubuhnya melesat turun. Xin
Jie sadar dia masuk ke dalam perangkap
musuh.
Dengan cepat Xin Jie menunduk,
tubuhnya yang terjatuh berusaha naik lagi
1 meter. Kedua kakinya terus menendang.
Dengan posisi telentang akhirnya dia bisa
keluar dari perangkap itu, tapi baru saja
dia merangkak naik Xin Jie telah terkena
jebakan kedua yang telah menghadang di
depannya, dia tersandung.
Mengapa di tempat terpencil seperti
ini ada begitu banyak jebakan
menghalanginya? Hal ini dengan cepat
melintas di benaknya. Ketika dia sedang
berusaha mengimbangi tubuhnya, musuh
telah mengeluarkan senjata rahasia.
Ternyata senjata rahasia itu hanya berjarak
1.50 meter dari Xin Jie. Xin Jie yang
mempunyai ilmu silat tinggi bisa terkena947
senjata rahasia itu.
Semenjak Xin Jie berkelana di dunia
persilatan belum pernah dia tumbang
seperti ini. Sekarang dia belum sempat
melihat bayangan musuh, dia telah terkena
senjata rahasia. Ada 2 senjata rahasia
berbentuk seperti pisau dan menggores
tubuh Xin Jie. Hal ini membuatnya marah
tapi setelah dicari-cari tidak terlihat
sosok seorang pun.
Musuh berada dalam kegelapan,
sedangkan Xin Jie berada dalam cahaya
terang. Keadaan ini membuat Xin Jie menjadi
tegang. Firasat buruk menghantuinya.
"Lari!" Tiba-tiba pikiran ini
melintas di benak Xin Jie.
Xin Jie merasa kalau senjata rahasia
itu tidak mengandung racun tapi menancap
sangat dalam, teknik melepaskan senjata
musuh ternyata sangat tinggi. Senjata
rahasia hampir mengenai sasaran baru
terdengar suara terbangnya. Cara ini jarang
terlihat di dunia persilatan.
Xin Jie menahan rasa sakit di
punggungnya tiba-tiba dia berlari masuk ke
dalam hutan sebelah kiri. Dia bukan orang
bodoh, walaupun tahu musuh berada di948
sekelilingnya tapi dia berusaha untuk terus
mencoba....
Benar saja dari dalam hutan ada
senjata rahasia menyerangnya lagi. Untung
Xin Jie sudah ada persiapan sebelumnya. Di
tengah udara Xin Jie melentingkan
tubuhnya, arah senjata rahasia dengan
arahnya berlari sebaliknya. Cara ini adalah
cara 'Ji Mo Bu Fa'.
Tapi senjata rahasia itu datang sangat
cepat. Posisi tubuh Xin Jie dengan bumi
membentuk garis horisontal tapi senjata
rahasia itu menggores dari bawah sepatunya.
Sebenarnya Xin Jie hanya mencoba tapi
tubuhnya bergerak ke kanan. Tiba-tiba dari
hutan ada yang membentak kemudian sebuah
tenaga telapak terjulur keluar dari hutan.
Xin Jie mengayunkan kedua tangannya
tapi terasa sakit. Senjata rahasia yang
menancap di punggung membuat tangan
kirinyakaku.
Dia berusaha membalas dengan
telapaknya tapi tenaganya telah berkurang
20%.

Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dua tenaga beradu. Xin Jie tidak bisa
bertahan, seperti ada pentungan yang
memukulnya. Xin Jie segera berputar karena949
dipukul oleh tenaga telapak milik orang
lain, dia terjatuh.
Sejak tadi Xin Jie sadar seharusnya
dia mundur. Satu-satunya hal yang
membuatnya merasa sedikit terhibur adalah
dia berhasil memukul lawannya hingga
terguling.... karena pada saat terguling
orang itu terdengar merintih kesakitan. Dia
segera mencari tahu....
Musuh telah membuat jebakan di
gunung terpencil ini dan jumlahnya ada
puluhan!
Ternyata setelah orang itu bisa
mencabut nyawa Xin Jie baru merasa puas!
.... Xin Jie sudah tidak bisa melarikan
diri karena lukanya terasa semakin sakit.
Dia tidak memiliki cara lain lagi, tibatiba....
Daun-daun bergoyangan, 7-8 orang
muncul di bawah sinar bulan, semua terlihat
sangat jelas. Orang yang berada paling
depan adalah musuh bebuyutan Xin Jie, 'Hai
Tian Shuang-sha' Jiao bersaudara.
Semenjak Xin Jie turun gunung, sudah
2 kali dia bertemu ketua Guan Zhong Jiu
Hao, Hai Tian Shuang-sha, terutama di Gui
Shan, Xin Jie pernah dipukul hingga950
terjatuh ke dalam jurang. Sekarang mereka
bertemu kembali, hatinya kembali panas
karena dendam membara.
Jiao bersaudara seperti tidak
terkejut, mungkin mereka tahu kalau Mei
Shan-ming tidak mati walaupun sudah masuk
jurang.
Xin Jie marah juga terkejut. Dia
melihat di antara sekelompok orang itu, dia
kenal cukup banyak orang. Mereka adalah
Guan Zhong Jiu Hao yang berniat bangkit
kembali.
Semua ilmu silat Jiao bersaudara
pernah dicoba Xin Jie. Satu lawan satu, atau
satu lawan dua, Xin Jie masih bisa bertahan.
Tapi sekarang mereka bersembilan dan dia
sedang terluka. Firasat tidak enak muncul
kembali di hati Xin Jie.
Jiao bersaudara terus melihat Xin Jie.
Terdengar Jiao bersaudara bicara
sendiri, "Wajahnya mirip, bisa dikatakan
malah sama persis."
Kemudian dengan suara seram salah
satu dari Jiao bersaudara berkata, "Apakah
kau mengerti maksud kami?"
Xin Jie tidak menjawab. Dia adalah
orang pintar. Tentunya dia sudah tahu....951
Ternyata ketika berada di Gui Shan,
Xin Jie terpukul hingga jatuh ke dalam
jurang, penutup wajah terlepas dan waktu
itu Shuang-sha tidak sempat melihat dengan
jelas tapi mereka merasa mengenali orang
ini. Setelah Xin Jie berhasil mengalahkan
Gou Lou Yi Guai, Wong Zheng, namanya
menjadi sangat terkenal. Hai Tian Shuangsha pun mendengar berita ini. Karena Xin
Jie bermarga Xin, maka Shuang-sha merasa
pemuda itu mirip dengan teman mereka yang
bernama Xin Jiu Peng. Setelah melihat
dengan jelas, mereka sadar kalau anak ini
dulu tidak mati terbanting oleh sapi besar
itu. Hati Shuang-sha memang sangat kejam.
Mereka bertekad membasmi akar keturunan
Xin Jiu Peng sampai habis karena itu
mereka membuat puluhan jebakan menunggu
kedatangan keturunan Xin Jiu Peng. Xin Jie
terus berpikir. Dia sadar mungkin saja hari
ini dia akan mati karena itu dia membentak,
"Hai Tian Shuang-sha, kalian seharusnya
tahu kalau hari ini adalah hari kematian
kalian!"
Kata-kata terakhir terdengar sangat
menggetarkan jiwa. Mungkin karena dia952
sedang menahan kemarahannya!
SRANG! Pedang dikeluarkan. Xin Jie
melihat pedangnya, pedang itu tampak
berkilauan di bawah sinar bulan tapi pedang
itu tidak sebagus Mei Xiang Jian. Teringat
kembali pada Mei Xiang Jian, dia merasa
bingung lagi. Dia berpikir, "Pada
pertarungan hari ini, kesempatan hidupku
sangat kecil, kelak aku tidak akan bisa
melihat Mei Xiang Jian lagi!"
Karena marah, dia bersiul panjang.
Suaranya seperti naga tua berteriak. Dia
bertekad untuk menang, untuk sementara dia
harus melupakan rasa sakitnya.
Xin Jie tertawa dingin, "Ah! Ada 7
orang semuanya. Marga Jiao, Jiu Hao
berjumlah 9 orang, 2 lagi berada di mana?"
Jiao-hua tertawa panjang, "Kami
bertujuh sudah cukup untuk mengambil
nyawamu."
Dia benar-benar licik, sedikit pun
tidak terpengaruh oleh kata-kata Xin Jie.
Xin Jie tertawa, "Baiklah, kita mulai
sekarang!" Dalam hati dia segera berpikir,
"Benar juga! Pasti merpati itu! Pasti Hai
Tian Shuang-sha yang mengikat pita merah
itu di kaki merpati. Selain itu berguna953
Badai Di Siauw Lim Sie 1 Tangan Geledek Pek Lui Eng Karya Kho Ping Hoo Irama Pencabut Nyawa 2

Cari Blog Ini