Ceritasilat Novel Online

Rase Emas 1


Rase Emas Karya Chin Yung Bagian 1




   Rase Emas Karya dari Chin Yung

   Rase Emas Saduran . Chin Yung Di upload TAH di Indozone Ebook oleh . Dewi KZ
http.//kangzusi.com

   /
http.//dewi-kz.info

   /

   
http.//kang-zusi.info

   /

   
http.//cerita-silat.co.cc/

   Daftar isi .

   RAS E EMAS DAFTAR IS I .

   BAGIAN 01 BAGIAN 02 BAGIAN 03 BAGIAN 04 BAGIAN 05 BAGIAN 06 BAGIAN 07 BAGIAN 08 BAGIAN 09 BAGIAN 10 BAGIAN 11 BAGIAN 12 BAGIAN 13 BAGIAN 14 BAGIAN 15 BAGIAN 16 BAGIAN 17 BAGIAN 18 BAGIAN 19 BAGIAN 20 PENUTUPBAGIAN 01 Malam telah larut benar, cahaya rembulan menyinari daerah sekitar perkampungan Wu-Sie-Cung dibilangan San-see.

   Kesunyian tampak mencekam perkampungan Wu-Sie-Cung, dan juga toko2 memang sudah tutup karena semua penduduk perkampungan Wu- Sie-Cung itu telah terlelap didalam tidur mereka.

   Didekat ujung jalan yang menuju kearah pasar itulah letaknya perkampungan Wu-sie-cung itu, dan dijalan itu pula terdapat sebuah bangunan rumah yang tidak begitu besar.

   Didekat langkan dari muka rumah itu tergantung sebilah papan merek, yang bunyinya memperlihatkan bahwa rumah itu sebagai rumah obat.

   Toko Obat Thing Sun Lie.

   Tetapi pada malam selarut ini ciangtung (papan penutup toko) itu telah tutup seluruhnya dan juga cahaya lampu penerangan dibagian ruang muka telah padam.

   Hanya dari belakarg bangunan itu tampak cahaya api penerangan masih menyala.

   Diruangan itulah tabib Thing Sun Lie masih duduk disebuah meja kecil yang terbuat dari kaju asem, duduk menghitung uang yang dihasilkannya hari ini, hasil penjualan obatnya.

   Thing Sun Lie seorang Iaki2 yang telah cukup lanjut usianya mungkin sudah mencapai empat puluh tahun.

   Namun karena dia mengerti ilmu pengobatan, dengan sendirinya dia memiliki kesehatan Yang baik sekali dan juga wajahnya tampak Ke-merah2-an, memperlihatikan bahwa tabib ini memang memiliki kesehatan rubuh yang terjaga benar-benar.

   Dikursl yang satunya lagi, tampak Thang Hujin (nyonya Thang), tengah duduk menyulam sebuah baju.

   Kesunyian mencekam diruangan tersebut, hanya lampu api pelita yang ber-goyang2 jika ada angin yang bertiup dengan silirannya dari lubang2 kisi jendela atas pintu mempermainkan mata api itu.

   Juga dalam kesunyian tersebut sering terdengar suara benturan2 uang logam itu.Selang sesaat, kesunyian itu telah dipecahkan oleh suara menghela napas dari Thang Hujin, dantampak perempuan setengah baya yang mungkin berusia diantara tiga puluh delapan tahun itu telah mengangkat kepalanya, memandang ke arah suaminya yang tengah sibuk menghitung penghasilannya hari itu.

   "Thang Koko!"

   Kata 'Thang Hujin kemudian dengan suara yang lembut, memperlibatkan bahwa Thang Hujin adalah seorang wanita yang sabar dan lembut sekali. Thang Sun Lie hanya menyahuti "hemmm"

   Saja, tetapi dia masih sibuk juga menghitung uan.g diatas, meja itu. Thang, Hujin telah mengbela napas lagi, dia memandang kearah suaminya dengan sorot mata yang masgul, lalu katanya per-lahan2 .

   "Thang Koko kau terlalu letih, pergilah beristirat dahulu."

   Kata nyonya Thang itu lagi.

   "Aku belum lagi selesai menghitung uang ini isteriku."

   Menyahuti Thang Sun Lie masih terus juga menghitung uang yang ada diatas meja tanpa menoleh kepada isterinya.

   "Jika memang engkau telah mengantuk, pergilah kau tidur lebih dulu dariku !"

   Thang Hujin, menghela napas lagi, wajahnya tampak jadi semakin muram.

   "Thang koko hari2 belakangan ini kau terlalu memperbudak dirimu dengan uang itu. Ingatlah Thang koko, dengan bekerja mati2-an dan juga tanpa beristirahat akan merusak kesehatanmu ."

   Kata Thang Hujin lagi.

   "Tetapi isteriku .. hari2 belakangan, ini kita memperoleh rejeki yang cukup banyak!"

   Kata Thang Sun Lie, dia meletakkan sisa uang yang belum lagi dihitungnya itu diatas meja.

   "Maka, dari itu kapan lagi kita akan mencari rejeki seperti ini! Telah sepuluh tahun kita membuka usaha rumah obat ini, tetapi selalu sepi saja, jarang yang mengunjungi! Sekarang ? Dikalapenduduk kampung ini mengetahui bahwa aku adalah seorang tabib yang pandai dan obatku sangat manjur, mereka telah ber-bondong2 meminta agar aku mengobati penyakit yang mengidap pada diri mereka masing2! Mengapa kita harus menolak rejeki yang datang ?"

   Waktu berkata begitu, wajah Thang Sun Lie ber-seri2, tampak dia sangat bangga sekali.. Thang Hujin menghela napas.

   "Benar Thang Koko. tetapi kau, harus ingat waktu! Bekerja sampai larut malam dengan membuka rumah obat sampai jam dua belas tengah malam lalu sekarang masih sibuk menghitung uang yang kau peroleh itu, bukankah nanti penduduk kampung ini yang sehat wal-afiat dan sebaliknya tubuhmu yang rusak karena engkau tidak memikirkan kesehatanmu sendiri ?"

   Thang Sun Lie tersenyum mendengar perkataan isterinya.

   "Moy-moyku (adikku),"

   Kata Thang Sun Lie dengan suara yang lembut, percayalah kepadaku, walaupun aku, bekerja keras dan melayani sisakit sampai larut malam, namun aku juga bisa mengimbangi kekuatan tubuhku.

   Jika memang aku merasa letih dan sudah tidak kuat lagi, tentu aku akan pegi tidur untuk beristirahat! Tidak mungkin aku tidak mengenal kesehatan dan kemampuan tubuhku sendiri !"

   "Benar Tbang Koko.. tetapi akhir2 ini aku melihat kesehatanmu agak mundur sekali Sekali-kali kau bercerminlah, lihatlah tubuhmu yang telah semakin kurus saja. dan juga. hai, hai.akhir2 ini kau seperti kurang memperhatikan. Kie Bouw, anak kita itu.. Kasihan anak kita itu, karena biar bagaimana Kie Bouw memang membutuhkan kasih sayang dan perhatianmu ! "

   Dan setelah berkata begitu, berulang kali Thang Hujin menghela napas panjang. Wajahnya juga bertambah muram, dan matanya digenangi air mata.Melihat ini, Thang Sun Lie memparhatikan wajah isterinya yang tengah menunduk dan meneruskan sulamnya.

   "Moy-moy.. kau jangan terlalu bersedih begitu. Bukankah didalam kesempatan yang ada seperti ini kita memang harus dapat mengejar dan memanfaatkan segalanya ? Karena jika dalam keaddan laris seperti sekarang ini, kita membatasi orang2 yang ingin berobat kepada kita. nantinya kita juga yang rugi ? Tentang Kie Bouw, anak kita itu, kita bisa mencurahkan selurub kasih sayang kita jika memang kita sudah dapat memperkokoh penghidupan dan kehidupan kita, dimana dalam suasana tenteram, tentu kita dapat mencurahkan seluruh perhatian kita buat Kie Bouw. Apalagi memang anak kita itu sekarang ini baru berusia tiga tahun, maka dia belum mengerti sesuatu apapun juga ! Kalau memang aku bisa memperoleh kemajuan dan untung besar, tentu waktu ia berusia lima tahun atau enam tahun, kita sudah dapat hidup dengan tenang !"

   Tetapi Thang Hujin tidak menyahutinya, dia hanya menghela napas berulang kali.

   Melihat isterinya tetap berwajah murung seperti itu, tentu saja telah membuat Thang Sun Lie jadi ikut2-an menghela napas.

   Biar bagaimana memang dihati kecilnya Thang Sun Lie mengakui dirinya kurang memperhatikan putera tunggal mereka di-akhir2 ini.

   Dengan sendirinya, mau tidak mau memang.

   didalam hal ini telah membuat ia juga jadi merasa kasihan pada Kie Bouw.

   Per-lahan2 Thang SLn Lie telah berdiri dari duduknya, dia telah melangkah menghampiri kesebuah kamar, dibukanya pintu kamar itu.

   Tampak seorang bocah cilik berusia diantara tiga tahun tengah tertidur nyenyak disebuah pembaringan kecil.

   Wajah anak lelaki kecil itu bulat dan kemerah2an memperlihatkan bahwa ia sangat sehat sekali.

   Melihat ini, Thang Sun Lie jadi tersenyum senang, karena biar bagaimana putera tunggal mereka itu memiliki kesehatan yang sangat baik sekali, disamping itu tubuhnya sangat montok sekali.Bocah kecil, Kie Bouw, juga tertidur dengan bibir yang tersungging senyuman.

   "Lihat moy-moybetapa nyenyaknya anak kita itu tertidur jelas ia tengah bermimpi indah sekali!"

   Kata Thang Sun Lie dengan suara yang perlahan dan lembut.

   Dengan bibir tersungging senyuman berduka nyonya Thang itu juga telah bangkit dari duduknya dia meletakkan sulamannya diatas meja dan dia melangkah untuk menghampiri suaminya.

   Dilihatnya kearah putera tunggal mereka yang tengah tertidur nyenyak.

   "Sudah sejak belasan tahun yang lalu kita menikah dan, menginginkan anak, namun tidak pernah memperolehnya dan sekarang, tiga tahun yang lalu, Thian (Tuhan) telah memberkahi kita dengan sebuah jimat untuk keturunan kita..! Namun disaat seperti ini, ternyata Kie Bouw dalam usia yang demikian kecil tidak memperoleh kasih sayang darimu, Thang Koko betapa kurangnya perhatianmu padanya !"

   Thang Sun Lie hanya menghela napas.

   Orang she Thang ini mengerti, jika dia menjawabnya, tentu akan memperpanjang persoalan tersebut dan kemunkinan pula akan menimbulkan suatu cekcok dengan isterinya tersebut.

   Tanpa mengucapkan sepatah perkataanpun juga, tampak Thang Sun Lie telah melangkah menghampiri kursinya dan duduk disitu untuk melanjutkan menghitung uang penghasiIan hari ini.

   Sedangkan Thang Hujin juga telah kembali duduk dikursinya untuk menyulam kembali.

   Keheningan telah meliputi mereka berdua.

   Tetapi disaat malam semakin larut, tiba2 terdengar suara ketukan pintu."Siapa?"

   Tegur Thang Sun Lie dengan perasaan tidak senang, karena ia menganggap orang yang mengetuk pintu itu terlalu mengganggu dilarut malam seperti ini.

   "Sinshe (tabib) tolonglah kami puteri kami tengah sakit keras dan dalam keadaan pingsan..!"

   Terdengar suara orang menghiba diluar pintu itu.

   Thang Hujin jadi mengerutkan sepasang alisnya, karena ia merasa begitu terganggu.

   Hari sudah larut malam demikian, ia bermaksud agar suaminya menolak kedatangan orang itu.

   Namun Thang Sun Lie hanya berdiam diri saja, dia telah membereskan uang2 diatas meja kemudian melangkah kearah pintu.

   Dibukanya pintu tersebut, dan seketika itu juga diluar dugaan, telah menerobos masuk belasan sosok tubuh dengan cepat dan juga telah berkelebat sesosok bayangan yang mendorong tubuh dari Thang Sun Lie, sehingga tubuh orang she Thang itu telah terjungkel bergulingan diatas lantai.

   Thang Hujin kaget bukan main, dan seperti orang kesima.

   Dan ketika ia tersadar, ia mengeluarkan Suara jeritan.

   Thang Hujin seorang wanita yang lemah lembut dan juga merupkan seorang wanita yang halus, sekali, melihat suaminya.

   telah diperlakukan demikian, tentu saja dia jadi mengeluarkan Suara jeritan yang begitu menyajatkan dan cepat2 ingin memburu kearah suaminya.

   Tapi salah seorang diantara belasan orang yang menerobos masuk kedalam rumah Thang Hujin ini, telah melompat seorang laki2 yang berewok dan wajahnya menyeramkan sekali, dan mata golok telah ditempelkan pada batang leher dari Thang Hujin.

   "Berdiamlah baik2 ditempatmu"

   Kata orang itu dengan suara yang mengancam.

   Thang Hujin tidak berdaya, hanya air matanya yang telah mengucur turun.Ia tidak mengetahui apa yang diinginkan orang-orang yang telah menyerbu masuk ini.

   Thang Sun Lie telah merangkak berdiri dengan wajah yang berobah pucat.

   "Apa.. apa maksud kalian datang dengan cara demikian?"

   Tegur Thang Sun Lie dengan perasaan takut bercampur dengan perasaan amarah yang bukan main.

   "Hemmm cepat kumpulkan harta benda kalian. Dan serahkan pada kami secara baik2 jika memang kalian tidak mau mampus ! "

   Bentak salah seorang lelaki yang bertubuh gemuk dan tinggi besar.

   "Ini ini. dari mana kami memiiiki harta ?"

   Tanya Thang Sun Lie terkejut dan bercampur perasaan takut, karena segera juga dia menyadarinya bahwa mereka telah kedatangan orang2 ini untuk merampok dirinya.

   "Hemmm.... jangan banyak bicara !"

   Bentak ielaki gemuk itu.

   "Sreeeettt. !"

   Golok ditangannya telah berkelebat dan seketika itu juga terdengar suara jeritan dari Thang Sun Lie, karena mukanya telah tergores oleh tebasan golok itu, sehingga sejalur luka melintang dari muka.

   dibagian kiri kekanan, melintangi hidungnya.

   Darah merah juga teah mengucur keluar dengan deras dan terlihatlah betapa orang2 itu tanpa mengenal rasa kasihan dan buas sekali, telah mendorong tubuh Thang Sun Lie untuk melangkah kekamarnya Thang Hujin yang melihat suaminya diperlakukan demikian rupa telah mecgeluarkan suara jeritan yang nyaring, seketika lamanya dia telah melupakan ancaman golok pada lehernya.

   Dan seketika itu juga dia mengeIuarkan suara jeritan, seketika itu pula golok yang mengancam lehernya telah bergerak, dan menabas batang leher dari Thang Hujin.Tentu saja, tubuh Thang Hojin telah ambruk dilantai dengan darah mengucur dari lehernya, la masih sempat mengeluarkan suara jeritan pula, dan kemudian tidak bergerak lagi.

   Thang Sun Lie melihat nasib isterinya, tentu saja jadi kaget dan kalap.

   Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia berusaha untuk menerjang kearah isterinya untut melihat keadaannya.

   Tetapi belum lagi ia sempat memburu kearah tubuh isterinya, yang tengah mengggeletak diatas lantai, maka sebatang golok telah berkelebat lagi dan tubuh Thang Sun Lie telah rubuh tergeletak diatas tanah dengan berlumuran darah, sebab tubuhnya telah terbabat golok itu.

   Seketika itu juga jiwanya telah melayang ke-akherat.

   Dengan buas, belasan orang2 itu telah menyerbu kearah uang yang bertumpuk diatas meja dan juga membongkar lemari, seluruh obat2an yang berharga mahal2 itu juga telah dimasukan kedalam karung yang memang mereka bawa.

   Dua orang diantara belasan orang itu telah mendorong pintu kamar dan melangkah masuk.

   Mereka melihat Kie Bouw, bocah cilik putera tunggal dari pasangan suami isteri she Thang itu, salah seorang telah melangkah maju.

   Dia telah menggerakkan golok ditangannya.

   "Wuttt.."

   "Dimampusi saja bocah ini!"

   Kata orang itu.

   Dan golok itu telah menyambar datang akan menebas tubuh Kie Bouw yang tengah tertidur nyenyak itu, maksudnya orang itu ingin membelah tubuh Kie Bouw, untuk membinasakan bocoh yang tidak berdosa tersebut.

   Tetapi, ketika mata golok hampir tiba disaat itulah terlihat berkelebat setitik sinar terang, dan terdengar suara "Tringgg!"

   Yang nyaring, disusul dengan suara seruan tertahan orang itu, karenagoloknya telah terpental terlepas dari cekalan tangannya, sehingga seketika itu juga goloknya berkerontrangan jatuh diatas lantai.

   Tubuh orang itu juga telah ter-huyung2 akan rubuh.

   Kawannya yang seorang jadi terkejut, dia telah menoleh dengan wajah yang bengis memandang kearah jendela, dari mana benda kecil yang merupakan batu kerikil itu tadi menyambar datang kearah kawannya.

   Seketika itu juga dari balik jendela itu terdengar orang berkata dengan suara yang sabar dan lembut .

   "Sungguh manusla2 kejam melebihi serigala !!!!"

   Desis suara itu, disusul juga dengan menjeblaknya daun jendela dan tampak sesosok bayangan menerobos masuk.

   Kawan dari orang yang goloknya terhantam lepas dari tangannya itu ketika melihat sosok tubuh yang menorobos masuk kedalam kamar, dengan cepat dia telah menjejakkan kakinya, dan tubuhnya dengan cepat telah mencelat dengan golok ditangannya melayang akan membacok sosok tubuh itu.

   Tetapi disaat itulah, sosok tubuh yang baru menerobos masuk itu, yang ternyata seorang pendeta tua yang bertubuh kurus jangkung itu, telah menyebut "omitohud", kemudian telah menggerakkan kedua tangannya.

   "Tapp !!!"

   Golok orang itu telah kena ditangkapnya dan terjepit oleh kedua telapak tangannya.

   Dan golok itu tidak bisa bergerak lagi, tetap terjepit oleh kedua telapak tangan dari pendeta itu.

   Tentu saja hal ini telah mengejutkan orang yang bersenjatakan golok tersebut.

   Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dan penuh kermarahan, kemudian telah menarik pulang, goloknya dengan mengerahkan seluruh tenaganya.Tetapi goloknya itu tetap saja terjepit oleh ke dua telapak tangan dari pendeta itu.

   Dan juga terlihat betapa jepitan kedua telapak tangan dari pendeta ini juga merupakan jepitan yang sangat kuat sekali, sehingga golok itu tidak bisa terlepas.

   Muka orang yang bersenjatakan golok tersebut jadi berobah merah padam.

   Tampaknya dia kaget bercampur perassan murka yang bukan main.

   Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia telah menarik pulang goloknya lagi.

   Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Namun tetap gagal.

   Kawannja yang tadi goloknya telah dibikin terpental itu, telah mengeluarkan suara seruan yang keras sekali dan telah menggerakkan tangan kanannya untuk menghantam punggung dari si pendeta.

   Tetapi orang ini jadi kecele, karena begitu kepaIan tangannya hampir tiba, disaat itulah sipendeta telah mengelakkan punggungnya.

   Gerakannya begitu cepat dan aneh sekali dengan kedua tanganya masih menjepit golok lawannya.

   Disaat itu pula, sipendeta telah membarengi dengan kaki kanannya yang bergerak akan menendang.

   "Bukkk!"

   Perut lawarnya yang akan memotong itu telah kena ditendang, sehingga dengan mengeluarkan suara jeritan yang sangat mengenaskan sekali, telah terjengkang dengan perut yang hancur lebur, karena pendeta itu telah menendang dengan terdangan yang mengandung kekuatan tenaga dalam jang bukan main, sehingga diseret pula oleh kekuatan tenaga dalam yang terlampau hebat.

   Tidak mengherankan jika ketika tubuh orang itu kejengkang rubuh, seketika itu juga telah menjadi mayat.Kawannya yang bersenjata golok dan goloknya itu tengah terjepit oleh kedua telapak tangan dari sipendeta jadi terkejut bukan main.

   Mukanya tampak pucat pasi dan dia telah berusaha menarik pulang goloknya itu dengan hati berdebar.

   Tapi gagal.

   Din malah saat itu tampak Sipendeta telah mengerakkan kedua tangannya itu.

   "Rubuhlah !"

   Dibarengi dengan bentakan dari pendeta itu, tampak kedua tangan dari sipendeta telah teracung keatas.

   Dan bagaikan menurut perintah sipendeta, maka, orang itu tampak kejengkang kebelakang.

   Tubuhnya terguling diatas lantai, sehingga seketika itu juga terlihat betapa tubuhnya bergulingan diatas lantai dengan mengeluarkan suara jeritan keras.

   Kemudian tubuhnya mengejang kaku tidak bergerak lagi, alias mati.

   Suara jeritan dari kedua orang yang binasa ditangan pendeta lihay ini telah terdengar oleh kawan2-nya Mereka segera meluruk masuk kedalam kamar.

   Ketika melihat kedua kawan mereka dalam keadaan demikian, tentu saja mereka terkejut bukan main.

   Dengan mengeluarkan suara teriakan yang sangat keras, penuh kemarahan, mereka telah menerjang maju untuk melancarkan serangan ke pada si pendeta.

   Tiba batang golok dan dua batang pedang telah meyambar datang.

   Tetapi pendeta itu tidak merasa takut sedikit pun juga, dia telah memandang dengan sikap yang tenang sekali dan juga telah mengawasi datangnya senjata2 yang akan menyerang dirinya.Ketika golok dan pedang hampir tiba, dengan cepat bukan main, sipendeta telah menggerakkan tubuhnya dengan gerakan yang sangat aneh sekali.

   Dia telah ber-gerak2 dengan cepat sekali dan juga telah menggerakkan sepasang tangannya.

   Seketika itu juga terdengar suara .

   "Tranggg. Tranggg."

   Beberapa kali disusul oleh suara jerit kematian.

   Tampak lima sosok tubuh telah terjungkal diatas lantai dengan jiwa masing2 telah kabur dari tubuh mereka.

   Sisa perampok2 itu tentu saja jadi terkejut berbareng murka, dengan mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras sekali, pemimpin mereka yang bertubuh gemuk, yang telah membinasakan Thang Sun Lie, menerjang maju dengan goloknya.

   Tetapi disaat goloknya tengah menyambar datang seperti itu, terlihat jelas sipendeta yang tengah menyambar, telah menggerakkan tangannya dia menyentil dengan jari telunjuknya.

   Apa yang dilakukannya itu sangat berani sekali sehingga golok itu kena disentiInya.

   Dan luar biasanya, justeru golok itu telah terpental dan menghantam batok kepala dari perampok itu, sampai batok kepala itu telah terbelah dua.

   Tentu saia kejadian seperti ini telah membuat sisa2 perampok lainnya itu jadi kaget dan ketakutan.

   Namun disaat mereka beteriak .

   "Angin keras"

   Dan ingin melarikan diri, disaat itulah tampak sipendeta telah menggerakkan kedua tangannya.

   Segera juga terdengar suara jeritan yang menyayatkan, jerit kematian dari orang2 itu.

   Tubuh mereka telah ambruk diatas lantai dengan jiwa yang melayang.

   Semuanya telah meniadi mayat.Rupanya sipendeta sangat murka sekali melihat kekejaman dari perampok2 itu, maka sekali turun tangan, ia tidak tanggung dan telah melancarkan serangannya dengan cepat dan membinasakan.

   Pendeta ini telah membabat habis seluruh perampok itu.

   Setelah melihat tidak ada seorangpun diantara mereka yang hidup, pendeta itu telah mengihela napas dan menyebut "Omitohud", kemudian dia menghampiri pembaringan, mengambil- bocah kecil Kie Bouw yang digendongnya, sangat hati2 sekali ia menggendong tubuh kecil itu, sekali menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat keluar jendela dan menghilang dalam kegelapan membawa pergi bocah she Thang itu, ia telah melindungi juga tubuh Thang Kie Bouw dari terjangan angin malam dengan mempergunakan lengan jubahnya Hweshio (pendeta) itu telah berlari-lari dari genting penduduk yang satu kegenting rumah penduduk yang satunya lagi.

   Dan didalam waktu yang sangat cepat ia telah, membawa Tang Kie Bouw meninggalkan perkampungan itu dan lenyap dalam kegelapan malam meninggalkan mayat2 bergelimpangan dirumah Thang Sun Lie.

   Saat itu, malam kian larut saja dan Kie Bouw juga masih terus tertidur nyenyak didalam rangkulan dan gendongan dari pendeta yang telah menolong jiwanya.

   Jika memang tadi kedatangan pendeta ini terlambat, niscaya saat ini Kie Bouw telah menjadi mayat dengan tubuh yang terbelah akibat bacokan perampok yang seorang itu.

   Kenyataan yang ada seperti ini, memang telah membuat Kie Bouw selamat dari bahaya maut yang tadi mengancamnya, karena sipendeta secara kebetulan sedang lewat dijalan dekat rumah Thang Sun Lie, ia mendengar suara ribut2, dan tertarik hatinya ingin mengetahuinya.

   Maka cepat2 ia telah memasuki rumah itu dan menyaksikan penjagalan manusia yang dilakukan oleh perampok2 yang jahat itu, sipendeta tidak keburu memberikan pertolongan kepada suami isteri she Thang itu, ia hanya sempat menolongi jiwadari anak dan turunan Thang Sun Lie ,menyelamatkan Thang Kie Bouw dari kematian digolok perampok itu ---ood0woo--- BAGIAN 02 PEGUNUNGAN Thian-san sangat tinggi menjulang megah ketengah udara.

   Dipuncak pegunungan Thian-san itu tampak diselubungi oleh mega yang sangat tebal disamping itu juga kabut sangat tebal.

   Memang pegunungan Thian-san selalu diliputi oleh salju yang tidak pernah melumer.

   oleh panasnya matahari, karena dipuncak dari pegunungan Thian-san itu telah diliputi oleh salju abadi yang sangat tebal sekali.

   Salju abadi .? Salju di pegunungan Thian-san tidak pernah meluber setiap masa dan juga telah merupakan salju yang tidak kunjung mencair disebabkan tingginya puncak pegunugan Thian-san tersebut.

   Keindahan yang terdapat dipegunungan tersebut sangat indah sekali, karena selain banyak ditumbuhi oleh pohon2 yang sangat indah, juga memang terdapat banyak sekali pohon2 yang tidak terdapat ditempat lain.

   Ditempat ini, terdapat banyak sekali pohon2 mujijat, seperti pohon Swat-lian (Teratai salju), dengan sendirinya banyak sekali tokoh2 rimba persilatan yang telah berdatangan ke Thian-san untuk mencari ramuan obat2-an yang sangat mujarab, yang tidak mungkin diperoleh di tempat lain.

   Pada pagi itu, matahari baru bersinar sedikit karena cahaya matahari itu masih juga belum dapat menembus tebalnya kabut, sehingga tidak ada sinar cahaya matahari yang dapat menerobos kedalam Iereng2 gunung.Tecapi diantara dinginnya cuaca dipagi itu, tampak sesosok bayangan yang tengah ber-kelebat2 dengan gerakan yang sangat gesit dan juga cekatan sekali.

   Dari batu yang satu kebatu yang lainnya sosok bayangan itu telah mencelat kesana kemari, Dan juga tampak setiap ada jurang yang menghadang dihadapannya, maka sosok bayangan itu telah melormpat dengan gerakan yang sangat cepat sekali dengan mudah.

   Dengan adanya hal itu, membuktikan bahwa sosok bayangan itu memang memiliki ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi sekali dan juga memang merupakan kepandaian yang langka dan juga merupakan kepandaian yang, sulit dicari.

   Harus dimaklumi bahwa melompati jurang2 yang terdapat didaerah pegunungan Thian-san merupakan peristiwa, yang sulit dan pekerjaan yang tidak, mudah.

   Karena selain jurang itu lebar2 juga memang merupakan tempat yang licin dilumuri oleh es yang tidak pernah mencair dan juga salju yang mengeras sepanjang masa.

   Cepat sekali sosok bayangan itu telah hampir sampai didekat puncak dari pegunungan Thian-san.

   Dan juga telah tellihat lagi betapa tubuh dari orang itu telah berlari-lari terus untuk mencapai puncak tertinggi dari pegunungan Thian-san itu.

   Dia mungkin bermaksud untuk mendatangi puncak Lam-hong untuk datang ketempat itu, dan puncak Lam-hong merupakan puncak yang paling tinggi sekali.

   Ketika itu matahari yang Iembab dan juga cahayanya yang sangat lembut telah mulai memecahkan kabut.

   Namun biarpun nanti siang salju yang terdapat dipuncak pegnnungan ini tetap saja tidak akan mencair.

   Dan, sosok bayangan, hanya mempergunakan waktu sepeminuman teh belaka, telah sampai di puncak pegunungan itu, dia berhenti sejenak di muka batu yang menjorok keluar dan berdiridengan kepala yang ditengadahkan keatas puncak Lam-hong, dan terdengar dia telah menghela napas.

   "Hai.Hai.! Aku masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai tempat itu !"

   Gumam orang itu.

   Ternyata orang tersebut adalah seorang hweshio yang telah lanjut usianya mungkin telah mencapai enam puluh tahun dan juga telah memelihara jenggot dan kumis yang berobah memutih dan lagi pula tubuhnya yang kurus jangkung itu memperlihatkan ketuaan usianya.

   Dan ditangan kanannya tampak dia sedang menggendong sesosok tubuh kecil.

   Ternyata sosok tubuh kecil itu tidak lain dari seorang bocah cilik yang baru berusia tiga tahun.

   Dan bocah cilik itu tidak lain diri Thang Kie Bouw yang ditolong dari kematian oleh si hwesio tersebut.

   Dan memang hweshio tua tersebut telah membawa Thang Kie Bouw kepegunungan Thian-san, untuk hidup disana, mernencilkan diri ditempat yang sunyi dan terhindar dari tempat keramaian.

   Cepat sekali si hweshio telah mendekap Thang Kie Bouw dan telah menjejakkan kakinya lagi, Tubuhnya telah mencelat dengan gerakan yang sangat cepat sekali.

   Dia telah mulai berlari-lari dengan gerakan yang sangat gesit bukan main.

   Disamping itu, dia telah juga memang telagh mempercepat larinya dengan mengerahkan tenaga ginkangnja, sehingga tubuhnja melayang bagaikan kapas belaka me-layang2 berlari gesit seperti tidak menginjak tanah lagi.

   Tentu saja jarang orang jang bisa memiliki kepandaian ginkang sesempurna seperti yang dimiliki si hweshio itu.

   Beberapa saat kemudian, ternyata sihweshio telah tiba dilereng dekat puncak dari Lam Hong.Lembah itu sangat indah sekali, dan juga merupakan tempat yang sangat dingin.

   Maka dari itu, bocah cilik she Thang yang berada dalam pelukannya, telah dipeluknya dengan erat, untuk menutupi tubuhnya dengan lengan jubahnja.

   Maksudnya agar sibocah, terhindar dari serangan hawa udara dingin, Disamping itu, memang terlihat jelas sekali, betapa sibocah telah tertidur nyenyak, rupanya dia merasa hangat didalam rangkulan dari si hweshio tua, yang merangkulnya sambil mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua lengannya, sehingga hawa hangat melindungi Thang Kie Biouw dariserangan hawa udara dingin itu.

   Saat itu ditempat yang telah dicapai oleh si hweshio tersebut ternyata terlihat sebuah rumah batu yang berukuran tidak begitu besar.

   Dan juga rumah batu itu merupakan rumah batu yang dibuat cukup besar, Namun sekitar tempat itu sangat bersih sekali membuktikan bahwa rumah batu itu teramat rapih.

   Si hweshio telah melangkah masuk kedalam rumah batu yang pintunya tidak terkunci.

   Ternyata keadaan didalam rumah batu itu juga sangat bersih.

   Disamping memang terlihat betapa perabotan rumah batu itu yang terdiri dari barang2 yang sederhana, seperti meja kayu dan kursi kayu, serta sebuah pembaringan batu.

   Tetapi pembaringan batu itu bukan pembaringan batu sembarangan.

   Karena pembaringan batu itu memiliki khasiat yang sangat hebat.

   Kalau biasanya pembaringan batu yang akan menimbulkan hawa yang dingin, malah sebaliknya pembaringan batu yang ini justeru menimbulkan suasana yang, hangat didalam ruangan tersebut.Karena batu yang dibuat untuk pembaringan ini berasal dari bawah puncak Thian-san, yang merupakan batu bakaran dari lahar yang panas ketika dulu Thian-san masih merupakan gunung yang memuntahkan lahar dari isi gunungnya.

   Dengan sendirinya, Mau tidak mau memang pembaringan batu itu merupakan yang sangat langka.

   Dan juga bagi orang2 rimba persilatan, tentu akan mengiler melihat batu itu.

   Karena biar bagaimana memang terlihat jelas sekali bahwa batu ini dapat dipergunakan orang untuk melatih tenaga dalam.

   Dengan melatih ilmu Iwekang diatas batu pembaringan tersebut, niscaya orang akan memperoleh kemajuan yang sangat cepat.

   Hasil yang diperoleh dari latihan diatas pembaringan batu itu akan sebesar sepuluh kali lipat jika dibandingkan dengan latihan biasa belaka Maka dari itu tidaklah mengherankan jika memang keadaan seperti ini telah membuat batu itu merupakan barang yang sangat di-idam2-kan oleh setiap orang rimba persilatan.

   Saat itu hweshio tua yang telah melangkah masuk kedalam ruangan kamar itu, telah meletakan tubuh Thang Kie Bouw hati2 sekali diatas pembaringan batu itu.

   Dia telah menyelimutkannya juga, walaupun sihweshio yakin bocah itu tidak akan kedinginan disebabkan hawa udara yang hangat ditimbulkan oleh batu pembaringan yang panas itu.

   Sibocah waktu diletakkan diatas pembaringan batu itu tetap tertidur nyenyak.

   Malah, pada saat diletakkan dipembaringan batu itu, sibocah tampaknya malah tertidur Iebih nyenyak dan nyaman.

   Disamping itu memang sibocah juga mengantuk, selama ber- hari2 telah diajak melakukan perjalanan oleh sihweshio tua, paling tidak hanya beristirahat dirumah penginapan, dan selebihnyamelakukan perjalanan pula dengan berada didalam pelukan si hweshio.

   Dengan sendirinya, selalu berada dalam rangkulan hweshio ini, membuat bocah itu sangat letih sekali.

   Hweshio tua itu sesungguhnya merupakan seorang tokoh dari rimba persilatan yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi.

   Dan kepandaian silat maupun tenaga dalam dari hweshio tua yang bernama Lam Ceng Siansu ini sukar untuk diukur.

   Hal itu disebabkan didalam rimba persilatan sangat jarang sekali ada jago2 yang memiliki kepandaian setaraf dengan kepandaian yang dimiliki oleh Lam Ceng Siansu.

   Hanya satu dua jago yang bisa menandingi ke pandaian sjhweshio tua ini, dan itu pun hanya merupakan orang2 tertentu saja.

   Dengan sendirinya, mau tidak mau memang Lam Ceng Siansu juga jadi tawar menghadapi keadaan rimba persilatan dengan kepandaian yang semakin sempurna seperti itu.

   Dan akhirnya Lam Ceng Siansu telah hidup mengasingkan diri dipuncak Lam-hong gunung Thian-san ini.

   Tadinya.

   Lam Ceng Siansu merupakan seorang tokoh dari Siauw Lim Sie, namun ketika ia akan diangkat menjadi ciangbunjin dari Siauw Lim Sie.

   Lam Ceng Siansu telah menolaknya dengan alasan bahwa ia ingin hidup bebas Itulah sebabnya, sampai detik itu, jabatan Ciangbunjin dari pintu perguruan Siauwliw, Sie tetap dipegang oleh Wie Liong Siansu.

   Padahal jika ingin dibandingkan dengan kepandaian yang dimiliki antara Lam Ceng Siansu dengan Wie Liong Siansu, terpaut cukup jauh dan juga merupakan kepandaian yang sulit untuk diukur, yang jelas, bahwa kepandaian yang dimiliki oleh Wie Liong Siansu masih terpaut beberapa tingkat dibawah dari kepandaian, Lam Ceng Siansu.Tetapi tiap tahunnya Lam Ceng Siansu menyempatkan diri untuk turun kedalam dunia ramai, guna me-lihat2 perkembangan rimba persilatan.

   Walaupun bagaimana, sebagai seorang tokoh, rimba persilatan yang memiliki kepandaian yang sempurna dan juga memang berdiri dalam garis keadilan, dengan sendirinya ia tidak mau jika harus membiarkan rimba persilatan dikuasai oleh kericuhan dan dikuasai oleh orang2 jahat.

   Tetapi sebegitu lama, ia ttdak pernah melihat ada penjahat yang memiliki kepandaian tinggi.

   Maka selama puluhan tahun pula Lam Ceng Siansu tidak pernah turun tangan mencampuri suatu persoalan juga.

   Tetapi pada malam itu, secara kebetulan sekali ia telah menyaksikan pembunuhan kejam yang dilakukan perampok itu terhadap keluarga Thang.

   Maka Lam Ceng Siansu.

   tidak bisa menahan diri dan telah turun tangan telengas membasmi perampok itu Tidak ada seorangpun diatara mereka yang diberi kesempatan untuk hidup.

   Dan semuanya telah dibinasakan dengan hanya sekali gebrak betapa.

   Waktu ia melihat Thang Kie Bow, ia menyukai anak itu.

   Dilihatnya pipi dari anak itu yang ke-merah2an, terlihat betapa ia memiliki kesehatan yang baik.

   Disamping itu.

   Waktu Lam Ceng Siansu memeriksa keadaan tulang dari Thang Kie Bouw, ia telah melihatnya bahwa bocah itu memang memiliki tulang yang sangat baik sekali.

   Mau tidak mau tentu saia telah membuat ia jadi tertarik dan bermaksud akan mengambil Thang Kie Bouw sebagai muridnya.

   Dan kenyataan seperti ini telah menyebabkan Lam Ceng Siansu mengajak Thang Kie Bouw ketempat pengasingan dirinya.Begitulah, setelah tiba ditempatnya itu, ia telah mengerjakan segalanya dengan cepat.

   Per-tama2 yang dilakukan oleh Lam Ceng Siansu setelah meletakkan Thang Kie Bouw dipembaringan batu itu, ia telah memasak air lalu meoggodok ramuan obat2an.

   Kemudian disaat air telah masak, maka Lam Ceng Siansu telah menghampiri pembaringan batu itu, ia duduk bersemedi disitu.

   Ia telah membuka baju Thang Kie Bouw, kemudian mengurut beberapa jalan darah penting ditubuh sibocah.

   Terutama sekali adalah jalan darah Wie Hang-hiat dan Cie-bouw-hiat, juga jalan darah Pan-ho-hiat, telah diurutnya, agar si bocah bisa melancarkan jalan pernapasan yang lapang.

   Setelah menguruti seluruh tubuh dari si bocah she Thang itu, Lam Ceng Siansu telah bersemedhi, dia mengalirkan tenaga dalamnya, tenaga sakti yang murni, kemudian menempelkan telapak tangannya pada pusar dari sibocah she Thang itu.

   Dari telapak tangannya itulah Lam Ceng Siansu telah Menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya untuk disalurkan kepada Tan-tian (pusar) si bocah itu.

   Dan kekuatan murni yang luar biasa dahsyatnya telah menerobos masuk kedalam bocah itu Selesai melakukan semua itu, Lam Ceng Siansu baru beristirshat.

   Sedangkan Thang Kie Bouw sendiri masih tertidur nyenyak, karena bocah itu merasa segar dan juga memang ia merasakan betapa tidurnya itu lelap sekali.

   
Rase Emas Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Menjelang malam hari, barulah Thang Kie Bouw tersadar dari tidurnya.

   Per-tama2 waktu si bocah melihat dirinya berada diruangan tersebut, ia telah memandang dengan ter-heran2.

   "Peh-peh (Paman) dimana kita berada ?"

   Tanya Thang Kie Bouw.Sibocah memang biasa memanggil si hwesiho dengan sebutan Peh-peh selama mereka melakukan perjalanan.

   Dan juga si bocah telah melihat bahwa hweshio tua ini sangat baik sekali memperlakukan dirinya.

   Sebagai seorang bocah dengan kecerdasan yang luar biasa, segera juga Thang Kie bouw dapat merasakan bahwa sikakek tua bukanlah sebangsa manusia jahat.

   Dan juga Thang Kie Bouw memang pada hari-hari pertama sering menanyakan perihal kedua orang tuanya.

   Tetapi disebabkan Lam Ceng Siansu selalu mengelakkan pertanyaan sibocah dengan selalu mengatakan bahwa kedua orang tua sibocah itu tengah pergi kesuatu tempat yang jauh dan nanti setelah menyelesaikan utusannya tentu akan datang mengambil Thang Kie Bouw lagi, sejak dari saat itulah Thang Kie Bouw tidak pernah menanyakan lagi peribal kedua orang tuanya.

   Lam Ceng Siansu saat itu telah tersenyum waktu mendengar pertanyaan Thang Kie Bouw dan melihat bocah she Tang itu tengah memandang ter-heran2 kearah dirinya.

   "Kita telah sampai ditempatku, nak!"

   Katanya dengan suara yang sabar.

   "Dan mulai hari ini kita akan tinggal sementara waktu dan selama itu kau mempelajari ilmu silat yang akan kuturunkan kepadamu itu dengan tenang..! Mulai hari ini aku ingin mengangkat kau menjadi muridku."

   "Muridmu Peh-peh?"

   Tanya Thang Kie Bouw sambil mlemperlihatkan wajah yang ter-heran2. Si Hweshio telah mengangguk dengan cepat sambl tersenyum.

   "Ya..!"

   Dia menyahutinya dengan sabar.

   "Dan sejak dari saat ini engkau harus memanggilku bukan dengan panggilan Peh- peh lagi, tetapi dengan sebutan Suhu (guru). ! Kau akan kudidik mempelajari ilmu silat dari kelas tinggi, dan kelak kau harus menjadi seorang pendekar yang budiman dan memiliki kepandaian yang tinggi. Mengerti kau Bouw-jie (anak Bouw)."Kie Bouw telah mengangguk dengan cepat dan juga telah mengiyakan.

   "Lalu apakah kedua orang tuaku itu akan datang menjemputku kemari nantinya, Suhu?"

   Tanya, sibocah dengan sebutan yang telah dirobah, dengan panggilan suhu buat Lam Ceng Siamsu.

   Lam Ceng Siansu mengangguk.

   Tampaknya hweshio tua ini sangat girang sekali mendengar sibocah she Thang itu telah memanggilnya dengan sebutan Suhu, sehingga Lam Ceng Siansu telah tersenyum lebar,.

   "Mari kita harus melakukan, sesuatu lagi engkau harus kumandikan karena engkau harus menjalankan tukar tulang"

   Dan Kie Bouw hanya menurut setiap perintah dari gurunya ini, dan ia telah dimandikan dengan ramuan obat yang dibuat oleh gurunya itu.

   Dan setelah mandi air ramuan ini.

   Kie Bouw diperintahkan gurunya untuk tidur terlentang dan menenangkan pikiran, mengosongkan pikirannya dari segala persoalan.

   Dangan cara demikian, tentunya Kie Bouw bisa memulai dengan dasar yang baik.

   Ternyata Kie Bouw memang memiliki kecerdasan yang bukan main dan menggembirakan hati dari pendeta tua yang bergelar Lam Ceng Siansu itu.

   Ia telah dapat melaksanakan apa yang diperintahkan gurunya itu dengan baik.

   Didalam waktu yang sesaat saja ia telah berhasil melaksanakan apa yang diperintahkan oleh gurunya.

   Dengan sendirinya hal ini telah membuat Lam Ceng Siansu tambah sayang saja pada bccah tersebut.

   Ia telah memerintahkan malam itu Kie Bouw untuk tidur nyenyak.

   Tidak lama kemudian, setelah menjelang beberapa saat, Kie Bouw telah dibangunkan dari tidurnya dan diperintahkan untuk bersemedhi pula.Dan begitu pula selama beberapa hari berikutnya Kie Bouw telah melaksanakan latihan yang berat sekali.

   Tetapi Kie Bouw walaupun baru berusia tiga tahun, nyatanya sangat tabah dan ulet.

   Setiap kali berlatih dengan cara yang berat dan meletihkan dirinya, ia tidak pernah mengeluh.

   Dengan sendirinya, hal itu telah membuat Lam Ceng Siansu jadi merasa kagum sekali.

   la telah beberapa kali menguji ketabahan dari bocah itu dan ternyata memang Kie Bouw dapat melaksanakan setiap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya.

   Dan juga Kie Bouw bukan hanya dapat melaksanakan perintah gurunya itu dengan tabah nan baik tanpa pernah mengeluh, disamping itu dia juga selalu dapat melaksanakan perintah itu dengan baik dan sempurna.

   Hal ini tentu saja telah membuat gurunya jadi tambah senang saja.

   Beberapa kali Lam Ceng Siansu telah menurunkan ilmu pukulan, dan setiap kali pula ilmu pukulan itu selalu dapat dipelajarinya dengan mudah oleh Kie Bouw.

   Mau tidak mau didalam hal ini telah membuat Lam Ceng Siansu disamping heran melihat kecerdasan yang bukan main dimiliki bocah itu, juga memang ia jadi begitu yakin bahwa didalam usia yang sangat muda nantinya Kie Bouw akan menjadi seorang pendekar yang memiliki kepandaian tinggi.

   Begitulah dari dari hari kehari Kie Bouw telah dididik oleh Lam Ceng Siansu.

   Dari ilmu pukulan yang ringan, sampai ahirnya pada ilmu pukulan berat, yang bisa mendatangkan maut.

   Disamping ini juga memang kenyataannya telah membuat Kie Bouw merupakan seorang bocah yang mengagumkan buat Lam Ceng Siansu, karena diapun telah berhasil mempelajari ilmu pedang dan ilmu golok yang diturunkan gurunya itu.

   Hari demi hari telah, berlalu, dan setelah empat tahun Kie Bouw berada dipuncak pegunungan Thian-san itu, ia telah menjadi seorang bocah yangberusia tujuh tahun dengan perkembangan tubuh yang sangat sehat sekali Tetapi bukan ltu yang istimewanya, melainkan adalah kepandaian yang dimiliki Kie Bouw.

   Karena didalam usia tujuh tahun itu, justru Kie Bouw telah bisa memilki kepandaian yang tinggi sekali.

   Jika dia, menghadapi lawan yang memiliki kepandaian yang kepalang tanggung, tentu lawannya itu dengan mudah akan dapat di hadapinya.

   Dan juga yang lebih hebat lagi dan membuat Lam Ceng Siansu menjadi kagum bukan main adalah kepandaian Kie Bouw itu hampir dapat mengimbangi kepandaiannya.

   Dari setiap kali ia berlatih diri.

   Lam Ceng Siansu sendiri sukar sekali untuk dapat merubuhkan sibocah.

   Kie Bouw sendiri heran sekai memperoleh kenyataan tubuhnya sangat ringan dan dapat melompati jurang2 yang lebar dengan mudah.

   Dan disamping itu juga dia memiliki tenaga yang sangat kuat bukan main.

   Sekali hantam saja ia dapat menumbangkan batang pohon yang sangat besar sekali.

   Inilah hebatnya bakat yang dimiliki Kie Bouw karena jarang sekali bocah2 sebaya dia yang bisa memiliki kecerdikan yang begitu hebat, disamping itu juga mempunyai bakat yang luar biasa.

   Hari demi hari lelah lewat terus.

   ---ood0woo--- BAGIAN 03 PAGI itu cahaya matahari tampak bersinar sekali, menyelinap kedalam gumpalan2 kabut yang masih tebal dan juga kabut itu telah terusir per-lahan2 tetapi pasti.Dan juga terlihat betapa salju yang menutupi puncak gunung Thian-san itu berkilauan tertimpa cahaya matahari.

   Dipagi hari yang sunyi seperti itu, tampak berkelebat sesosok bayangan kecil.

   Sosok bayangan kecil itu dengan gesit dan mudah sekali melompat dari tepi jurang yang satu ketepi jurang yang lainnya.

   Dan rintangan bibir jurang yang lebar itu tidak membuat rintangan yang berarti baginya.

   Ia dapat melompat dengan mudah dan selalu dengan cara seenaknya.

   Disamping itu juga memang sosok tubuh itu dapat bergerak dengan cepat sekali.

   Dengan sendirinya, memang terlibat jelas sekali, betapa sosok tubuh kecil itu memiliki kegesitan dan ginkang yang sempurna sekali.

   Sosok bayangan kecil itu tidak lain dari pada Thang Kie Bouw.

   Memang setiap paginya Kie Bouw akan ber-lari2 dari puncak selatan gunung Thian-san, ke puncak bagian barat dan timur berlari terus kebarat dan kemudian kembali kebagian selatan.

   Dengan cara demikian sibocah melatih diri untuk kesempurnaan ilmu meringankan tubuhnya.

   Dan didalam usia jang telah mencapai delapan tahun itu, memang Thang Kie Bouw telah memiliki kegesitan yang luar biasa dan juga memang terlihat sekali bahwa ia telah memperoleh kesempurnaan untuk meringankan tubuhnya.

   Disamping itu, memang kenyataannya Thang Kie Bouw didalam usia delapan tahun seperti ini telah dapat membinasakan seekor harimau dengan sekali hantam batok kepalanya.

   Inilah urusan yang benar2 luar biasa dan jarang sekali terjadi didalam dunia.Karena jangankan seorang bocah cilik seperti dia itu, tetapi seorang lelaki dewasa yang memiliki tenaga yang sangat kuat sekali, belum tentu akan dapat menghadapi seekor harimau yang sangat besar dan ganas.

   Dengan berhasilnya Kie Bouw membinasakan harimau itu, sudah bisa dibayangkan betapa tenaga telapak tangannya yang hebat bukan main.

   Lam Ceng Siansu, gurunya seorang diri, juga memang merasa kagum sekali melihat kemajuan yang dicapai oleh muridnya.

   Disamping itu memang Lam Ceng Siansu melihatnya bahwa Kie Bouw akan memiliki kesempatan untuk memperoleh kemajuan yang luar biasa.

   Dan pagi itu, Kie Bouw memang tengah ber-lari2 di-puncak2 dari pegunungan Thian-san tersebut.

   Tetapi ketika Kie Bouw tiba dibagian puncak disebelah barat, ketika dia tiba disebuah lembah yang penuh ditumbuhi oleb pohon2 bunga Bhotan dan juga pohon bunga lainnya yang indah, telah terdengar orang berkata dengan suara yang perlahan.

   "Ajaib!.... Ajaib!.... sekali!.... Mengapa bocah sekecil itu bisa memiliki kegesitan yang luar biasa, seperti itu."

   Kie Bouw memang memiliki pendengaran sangat tajam, biarpun orang itu ber-kata2 dengan suara mendesis dan perlahan sekali, namun Kie Bouw dapat menangkap suaranya.

   Dengan cepat Kie Bouw telah menghentikan larinya, dia menoleh kesebelah kanannya dimana dia mengetahui dari arah inilah asal suara itu didengarnya.

   Terdengar lagi orang mengeluarkan seruan tertahan yang perlahan.

   "Ihhh. ia mengetahui kita berada disini,"

   Kata suara itu lagi perlahan.

   "la memiliki pendengaran yang sangat tajam sekali! Luar biasa."Kie Bouw telah merangkapkan sepasang tangannya menjurah memberi hormat kearah sumber suara itu.

   "Slapakah tuan2 yang berada ditempat itu silahkan keluar"

   Katanya dengan suara yang ramah.

   Tetapi keadaan sunyi.

   Tidak terdengar orang menyahuti atau ber-kata2 lagi.

   Kesunyian telah mencekam.

   tempat tersebut.

   Tetapi Kie Bouw memang yakin bahwa suara itu memang berasal dari tempat itu.

   Maka Kie Bouw telah berkata lagi .

   "Jika memang tuan2 tidak mau keluar, maka aku yang akan memaksa kalian keluar !!!"

   Kata Kie Bouw dengan suara yang sabar dan tenang.

   Tentu saja orang2 yang tengah berada ditempat persembunyian mereka menganggap perkataan Kie Bouw lucu sekali.

   Mereka yang tengah bersembunyi itu adalah tokoh2 rimba persilatan.

   Karena jarang sekali orang biasa, yang tidak memillki kepandaian tinggi mampu datang ketempat berbahaya seperti ini dipuncak gunung Thian-san.

   "Inilah aneh ! Seorang bocah cilik dengan memiliki kepandaian yang sangat tinggi dan juga telah mengancam ! Hai. Hai.. Dunla benar2 ingin terbalik."

   Dan setelah terdengar suara itu, keadaan diskitar tempat tersebut jadi sunyi kembali. Disaat itulah Kie Bouw telah merangkapkan sepasang tanggannya.

   "Wait."

   Sibocah telah melancarkan serangan.

   Tetapi serangan yang dilancarkannya itu hanyalah merupakan serangan ancaman belaka bukan serangan sesungguhnya, hanya untuk mendesak orang yang tengah bersembunyi dibalik pepohonan yang rimbun itu agar melompat keluar.Tentu saja orang yang tengah bersembunyi itu tidak memandang sebelah mata terhadap serangan yang dilancarkan oleh sibocah cilik ini, mereka berdiam diri saja.

   Tetapi siapa tahu, serangan itu bergelombang dan kuat bukan main.

   Waktu orang yang tengah bersembunyi itu merasakan napas mereka menyesak, barulah mereka tersadar bahwa serangan yang dilancarkan oleh Kie Bouw merupakan serangan yang tangguh sekali.

   Tetapi Mereka tersadar dalam keadaan terlambat, karena serangan yang menyambar itu terlalu cepat dan kuat sekali.

   ketika mereka menangkis, justeru tubuh mereka yang telah terpental.

   Tampak tiga sosok tubuh yang terpental keluar dari rimbunnya, daun pohon itu.

   Rupanya orang2 yang bersembunyi dibalik pepohonan itu memang berjumlah tiga orang.

   Mereka telah melompat dengan gerakan yang gesit bukan main, juga terlihat betapa mereka merupakan tiga orang yang telah lanjut usianya.

   Semuanya berpakaian sederhana dengan wajah yang ramah-tamah dan juga sorot mata yang sangat tajam.

   Tampak jelas sekali bahwa mereka memandang heran kepada Kie Bouw, rupanya apa yang tadi mereka telah rasakan itu telah mengejutkan hati mereka.

   Hal ini sebetulnya disebabkan usia dari Kie Bouw yang masih begitu muda.

   Dengan sendirinya, mau tidak mau hal ini agak ganjil dan juga merupakan suatu keajaiban bagi mereka.

   Bayangkan saja seorang pemuda yang berusia dua puluh tahun saja belum tentu dapat memiliki kepandaian dan kekuatan tenaga dalam yang begitu ampuh seperti yang dimiliki Kie Bouw.Namun kenyataannya, sekarang ini terlihat jelas sekali, betapa kekuatan yang dimiliki Kie Bouw terlalu hebat untuk usia seperti Kie Bouw sekarang, tidak seimbang dengan usianya.

   Mau tidak mau didalam keadaan seperti ini telah membuat ketiga orang tua itu jadi terheran-heran.

   Sedangkan Kie Bouw yang melihat usahanya untuk memaksa ketiga orang tua itu keluar dari tempat persembunyian mereka telah cepat2 merangkapkan sepasang tangannya.

   "Maafkan.. sebetulnya aku tidak mau berlaku kasar menerima tamu!"

   Kata Kie Bouw kemudian dengan suara yang ramah.

   Tampaknya bocah ini memang mengerti tata keramahan dan juga kesopanan.

   Maka dari itu, ketiga orang tua tersebut jadi tambah kagum, mereka jadi menduga, entah siapa gurunya sibocah yang tangguh ini ? "Siapa engkau nak ?"

   Tegur salah seoraug diantara ketiga orang itu.

   "Aku she Thang dan bernama Kie Bouw!"

   Menyahuti Kie Bouw cepat.

   "Dan memang yang cayhe (aku), lakukan tadi kurang sopan buat Sam-wie Locianpwe!"

   Ketiga orang itu tambah kagum saja atas sikap yang diperlihatkan Kie Bouw. Setelah tersenyum senang, salah seorang diantara mereka telah berkata lagi .

   

Golok Bulan Sabit -- Khu Lung /Tjan Id Duel Dua Jago Pedang -- Khu Lung Pendekar Bayangan Setan -- Khu Lung

Cari Blog Ini