Tarian Cinta 4
Sayed Kashua Tarian Cinta Bagian 4
Ini adalah malam Purim dan kami mencium akan timbulnya masalah.
Untuk pertama kalinya, aku berjalan berkeliling dengan benda di dalam sakuku yang bisa dibuka menjadi pisau.
"Pemilik kafe sebaiknya membayar tukang pukul untuk mengeluarkan mereka dari sini,"
Katanya, dan aku mengangguk.
"Aku tidak akan kembali ke sini. Dan aku tidak keberatan kalau nanti aku harus bayar untuk minum. Bagaimana denganmu? Apa kamu masih ingin di sini?"
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Aku melihat bar, pada noda bekas bir, lemon, serbuk lupine di asbak.
Kami tidak mengosongkan asbak hari ini.
Kami tidak ingin siapa pun tinggal.
Di hadapanku ada seorang laki-laki yang memakai setelan jas di bar itu.
Dia pasti berumur lebih dari lima puluh tahun.
Kadang dia berkata pada kami bahwa dia seorang pengacara, kadang dia bercerita pada kami bahwa dia belajar kedokteran di Frankfurt.
Dia memesan segelas anggur putih lagi, dan ketika dia akan meminumnya, terlihat kerutan dalam pada wajahnya yang kasar.
Seperti retak pada tanah gurun setelah gempa.
Sekarang dia meletakkan gelasnya dan menuliskan nomor telepon untuk gadis yang ada di sebelahnya.
Gadis itu orang asing, sukarelawan di salah satu organisasi hak asasi manusia.
Dia pendek dan gemuk, mencari pria sepanjang waktu, dan tidak pilihpilih.
Aku sama sekali tidak tampak seperti mereka.
Jika aku menyiratkan apa yang disiratkan orang-orang Arab ini, aku dalam masalah besar.
Tetapi itu benar-benar mustahil.
Orang-orang tidak takut kepadaku, dan mereka tidak terganggu olehku.
Atau mungkin mereka terganggu, tetapi mereka berusaha untuk menyembunyikannya.
Aku bertaruh ada banyak gadis yang memiliki pemikiran yang salah, seolah-olah aku suka mengejar-ngejar Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi mereka, dan aku pasti sama menjijikkannya dengan mereka.
Aku tidak bisa percaya.
Setiap kami bertemu, Shadia dan aku berusaha meneruskan hubungan kami.
Dia terus menceritakan padaku tentang kesepian dan kesedihannya.
Tetapi, meskipun sedih dan kesepian, dia selalu membuatku tertawa.
Dia adalah satu dari beberapa orang yang dapat membuatku tertawa terbahakbahak, tidak hanya tersenyum sopan.
Karena kesepiannya, dia membeli seekor burung dan mengurungnya di sangkar di tengah rumahnya.
Ada dua ranting di dalam sangkarnya, dan burung itu melompat dari satu ranting ke ranting lain seharian.
Itu membuat Shadia terhibur, tetapi dia masih berpikir dia mungkin akan melepaskan burung itu sebelum mati bosan.
Ketika perang pecah, dia berencana melanggar daerah terlarang di Ramallah dan mencapai Yerusalem.
Dia membongkar apartemennya, memberikan perabotnya pada tetangganya serta televisi, pemutar video, dan mesin cucinya pada teman-temannya.
Katanya, dia dapat memasukkan semua yang dia punya ke dalam dua tas.
Praktis, dan akan mudah baginya untuk mengangkutnya dan pergi lagi, kali berikutnya.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Sekarang dia akan menghilang lagi. Jika dia berhenti bekerja di bar, aku mungkin tidak akan melihatnya dalam waktu dekat. Tiap kali dia pergi, dia pergi untuk waktu yang lama, dan selalu kembali dengan cerita seperti.
"Aku membuat film tentang suku Nejaidat di Yordania,"
Atau "Aku telah menulis naskah untuk film Austria."
Mereka selalu melecehkannya.
Mereka tidak membayar, mereka juga tidak menayangkan apa yang telah dikerjakannya.
Sesuatu yang buruk selalu terjadi padanya pada akhirnya, dan kemudian dia akan lari menjauh.
Aku sangat cemburu dengannya sekarang, dengan burungnya dan dua tasnya.
Dia adalah gadis yang cantik, dan ada banyak orang yang datang ke bar hanya karenanya.
Berkulit hitam dengan rambut keriting dan wajah sangat halus.
Orang-orang Arab mengeluhkan tagihan mereka di bar.
Dia menyerah pada mereka, mengiyakan apa pun supaya mereka lekas pergi.
Ini adalah giliran kerja terakhirnya, dan dia tidak tahan lagi melihat mereka.
Dokter sekaligus pengacara yang mengenakan jas adalah satusatunya orang yang masih ada di bar.
Dia pun telah mulai beranjak, menggerayangi saku jasnya untuk mencari dompetnya.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Aku iri pada Shadia dan dia iri padaku.
aku memiliki istri dan seorang anak, aku tahu di mana rumahku, dan aku kembali ke sana setiap malam.
Tidak seperti dia.
Setiap kali dia mencari rumah, dia harus membuka atlas.
Kami adalah petani yang bodoh, fellaheen bodoh yang tidak akan pindah dari tanah kami.
Dia tak bisa jadi sepertiku.
Bagian Lima Jalan Menuju Tira Tanggal Kelahiran Ayahku bekerja di balai kota.
Dia bertugas mengeluarkan KTP, paspor, akta kelahiran, akta nikah, dan surat kematian.
Dia punya kantor kecil di lantai dasar, dengan jendela kecil dan tirai penutup jendela yang tidak dapat diturunkan.
Selama empat belas tahun hingga sekarang, ayahku telah mengeluarkan KTP bagi orang-orang Tira.
Pada masa lalu, mereka harus pergi ke Kementerian Dalam Negeri di Netanya untuk memperbaharui KTP atau untuk mengurus paspor, tetapi sekarang mereka dapat mengurusnya di desa mereka sendiri.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Ayah bekerja dari pukul delapan hingga pukul empat setiap hari.
Semua pegawai di balai kota memiliki reputasi rentan korupsi.
Orang-orang berkata mereka hanya duduk ongkang-ongkang kaki dan tidak melakukan apa pun.
Mereka diangkat jadi pegawai karena memiliki hubungan dengan walikota.
Ayahku membenci dirinya sendiri karena menerima pekerjaan itu, tetapi Nenek dan Ibu memaksanya.
Mereka menginginkan dia bekerja di desa, tidak jauh, sehingga dia akan selalu ada di dekat mereka dan mereka dapat selalu menemukannya.
Demi pekerjaan itu, Ayah kehilangan segala kepercayaannya.
Empat belas tahun sebelumnya, dia mendukung seorang kolaborator yang mencalonkan diri menjadi walikota, dan imbalan yang dia terima adalah dia diizinkan bekerja sebagai pegawai negeri.
Orangorang mengatakan ayahku pasti juga seorang kolaborator.
Bagaimana bisa dia bekerja di Kementerian Dalam Negeri setelah mendekam di penjara Israel karena telah mengganggu keamanan? Orang-orang di Tira membenci ayahku.
Mungkin Nenek benar; mungkin mereka benar-benar iri padanya.
Ayahku tidak memiliki teman, kecuali Bassem, yang bekerja di rumah pengepakan dengannya.
Bassem tidak lagi dapat bangun dari tempat tidurnya.
Pekerjaannya memetik buah selama Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi bertahun-tahun telah membuat punggungnya sakit.
Sesekali, dia menjalani operasi lagi, dan ayah akan menjenguknya di rumah sakit.
Kadang dia membawa papan catur bersamanya, dan Bassem akan bermain dengannya di tempat tidur.
Aku tidak pernah ingat ayahku berteman dengan orang-orang yang dianggap sebagai orang-orang berpen-didikan-dokter, pengacara, guru, atau insinyur.
Kadang aku mendapat kesan bahwa dia malu, bahwa dia merasa rendah, dengan pekerjaannya di belakang tirai jendela yang rusak.
Ayah tidak pernah begitu kecil hati.
Dia hampir tidak meninggalkan rumah lagi.
Segera setelah dia kembali dari pekerjaannya, dia pergi ke kamar tidurnya dan menyalakan radio di meja samping tempat tidur.
Kadang-kadang dia duduk di ruang tamu untuk menonton berita, tetapi kadang-kadang dia hanya berbaring di kasurnya hingga pagi berikutnya.
Pekerjaannya di kantor tidak begitu banyak.
Kadang, minggu demi minggu berlalu dan tak seorang pun di Tira membutuhkan layanan ayahku dan Kementerian Dalam Negeri.
Kadang dia begitu bosan hingga dia akan memperbaharui seluruh KTP dan paspor kami, dia bilang kartu-kartu itu tidak berlaku lagi.
Untuk apa membawa-bawa KTP lama padahal dia bisa Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi mengurus kartu yang baru dalam dua hari, dengan tanda tangan Menteri Dalam Negeri yang baru? Ayahku memperbaharui KTP-nya sendiri setiap minggu.
Kadang dia mempertimbangkan mengubah namanya.
Menarik juga bisa melakukan hal ini.
Dia mengubah informasi.
warga negara Israel, suku Arab, menikah, ayah dari empat anak.
Tanggal lahir 0/0/47, karena Nenek tidak ingat persis kapan Ayah lahir.
Ketika orang-orang Yahudi datang dan Nenek pergi untuk mendaftarkan anaknya itu pada mereka, dia tidak memberinya tanggal yang tepat.
Yang dia ingat hanyalah bahwa dia lahir pada musim buah pir.
Kata Nenek, waktu itu sedang perang, jadi tak seorang pun peduli akan tanggal kelahiran.
Segalanya berubah ketika bibiku Camilla dari kamp pengungsi Nur Shams di Tul-Karm menjelang ajal dan Ayah menjenguknya di rumah sakit di Nablus.
Anak tertuanya, Ibrahim, dibebaskan dari penjara ketika orangorang Palestina memasuki Tepi Barat, dan sebagai tanda penghargaan atas apa yang telah dia lakukan demi negara, mereka memberinya pekerjaan di Kementerian Dalam Negeri di Tulkarm.
Jelas, gajinya tidak tinggi seperti gaji ayahku, tetapi setidaknya dia punya status.
Di rumah sakit, dia berjalan ke sana-kemari dengan membawa pistol, dan para dokter Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi memperlakukannya dengan hormat.
Berkat dia, mereka mengizinkan bibiku meninggal dunia di kamar rumah sakit yang mewah, dengan sekat di antara tempat tidur.
Aku tinggal di rumahnya ketika masih kecil.
Pada malam hari, ada kembang api besar yang menerangi rumah-rumah, dan bibi Camilla menjelaskan bahwa itu adalah kembang api tentara.
Waktu itu aku berpikir bahwa kamp itu terlihat sangat indah, dengan air yang mengalir melewati perkebunan kecil di tengah jalan, dan sama sekali tidak ada pasir.
Anak-anak lebih suka menggunakan istilah dalam bahasa Inggris ice cream daripada bahasa Ibrani giida, dan ketika mereka bermain sepak bola, mereka menyebut handsball, bukan yad.
Bahkan ketika itu aku tahu bahwa Ibrahim adalah seorang pahlawan meskipun sebenarnya aku belum pernah melihatnya.
Setelah bibiku meninggal, Ibrahim mengajak ayahku mengunjungi Kementerian Dalam Negeri Palestina di Tulkarm.
Mereka mencari di korankoran lama, sampai ke zaman mandat Inggris, ketika tiba-tiba ayahku melihat namanya dengan tanggal lahir yang tepat.
14 Mei 1948.
Ayahku senang karena merasa setahun lebih muda.
Dia mengadakan perayaan besar dengan semua bibiku, bahkan Bassem bangun dari kasurnya.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Kemudian ayahku mulai melacak tanggal lahir bibi-bibiku dan semua sanak saudara kami yang lahir sebelum perang, dan semuanya mulai merayakan hari lahir mereka.
Bibi Fahten, yang ketika itu berumur tujuh puluh tahun, bahkan mendatangkan hiburan di pestanya.
Dia berkata, beginilah cara dia menghimpun tahun-tahun yang tidak bisa dia rayakan.
Rumor tersebar ke seluruh desa, dan akhirnya orang-orang mulai mengatakan bahwa Ayah ternyata bukan seorang kolaborator karena bagaimana mungkin orang-orang Palestina mengizinkan dia memeriksa dokumen-dokumen rahasia? Orang pertama yang meminta ayahku untuk menemukan tanggal lahirnya adalah walikota, dan ayahku tidak hanya menggali tanggal lahirnya, tetapi juga memberinya akta kelahiran.
Walikota pertama kali merayakan ulang tahunnya di lapangan sepak bola, dalam pidatonya dia berterima kasih pada ayahku atas bantuannya.
Setelah itu, ayahku jarang tidur.
Orang-orang yang tidak bisa menemuinya di tempat kerjanya akan datang ke rumah kami untuk meminta bantuan.
Mereka tahu ayahku mengerjakan hal tersebut sekadar untuk membantu, dan hal itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya dengan Kementerian Dalam Negeri Israel, jadi mereka mulai memberikan hadiah sebagai imbalannya.
Domba, jam tangan, daging Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi mentah, enam pak Coca Cola, bungkusan beras dan gula.
Beberapa di antara mereka menawarkan uang, tetapi ayahku tidak mau menerimanya.
Dia berkata bahwa uang yang dia terima hanyalah yang dia gunakan untuk menutup biaya materai yang harus dia beli di Tulkarm, dan dia selalu memberi mereka kuitansi yang ditandatangani oleh yang berwajib di Palestina.
Ibrahim tidak menemui kesulitan dalam membuat materai dan kuitansi resmi dengan cetakan yang sama yang biasa dia gunakan untuk mencetak poster-poster untuk protes.
Ayah memercayakan semua uang pada Ibrahim dan tidak pernah menyentuhnya.
Dia berkata Ibrahim pantas menerimanya, dia perlu membangun rumah sekarang, dan menemukan istri yang baik untuk dirinya.
Anak yang malang, dua puluh tahun dia habiskan di penjara, dan sekarang dia bahkan tidak memiliki ibu.
Berita tentang kemampuan Ayah menyebar dari Tira ke desa-desa sekitar dan kemudian sampai ke Galilee.
Orang-orang datang dengan mobil mewah, dengan membawa uang dan hadiah, dan meminta akta kelahiran mereka.
Ayahku menjadi terkenal.
Dan hal itu tidak mengganggunya.
Kebalikannya, pencarian yang dia lakukan membuatnya sangat senang.
Orang-orang mulai bersumpah mereka telah melihat ayahku makan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi malam dengan Arafat.
Setiap orang di Tira tahu bahwa Arafat meminta ayahku untuk memperkuat kolaborator walikota.
Dan seluruh urusan Kementerian Dalam Negeri Israel bukan apa-apa dibanding dengan siasat orang-orang Palestina yang pandai.
Koran-koran mulai menyanjungnya, berterima kasih padanya dan menghormatinya sebagai "pahlawan Palestina yang terkenal,"
"anak syahid pemberani,"
Dan "pria yang telah memerdekakan tanah air dan menjalankan keadilan."
Ayahku tidak menanggapi ungkapan penghargaan mereka.
Dia tidak berkata apa pun.
Pagi hari dia bekerja di balai kota, sore hari dia pergi ke Tulkarm, dan hampir setiap malam dia menjadi tamu kehormatan pada pesta ulang tahun seseorang yang pertama.
Hari Orangtua Orangtua ada di sini, kata istriku, membangunkanku dari tidur Jumat siangku.
Aku lupa mereka mau datang.
Ibuku telah menelepon kemarin dan berkata pada istriku mereka akan datang untuk menengok kami.
Dia merasa kehilangan sesuatu, dan dia harus menemui cucu perempuannya.
Mereka ada di ruang tamu sekarang.
Ibuku menggendong cucu Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi perempuannya, membuat suara-suara dan mengharapkan respons dari bayi itu, yang membagi perhatiannya antara Ibu, serenceng kunci di tangan Ayah, dan kakakku, yang bersiul-siul.
Pandangan curiganya berubah menjadi gerutu, dan tak lama kemu-dian dia menangis.
Ibu berkata itu salah kami, kami tidak cukup sering berkunjung sehingga bayi kami tidak mengenal kakek dan neneknya sendiri.
Istriku mendudukkan bayinya di kedua bahunya dan mencoba menenangkannya untuk persiapan giliran berikutnya bersama neneknya.
Kata istriku, ibuku tidak tahu apa-apa tentang bayi, dia tidak menunjukkan kehangatan sedikit pun pada bayi, dan pasti gara-gara dialah aku menjadi sekacau sekarang ini.
Aku bersalaman dengan orangtuaku.
Kadang kami bertukar cium.
Aku tidak menyukainya.
Rasanya sangat aneh, sangat janggal, begitu dibuatbuat.
Khususnya ketika aku mencium ayahku.
Aku tidak pernah membiarkan bibirku menyentuh pipinya, aku hanya menolehkan kepalaku ke arah bibirnya, yang sedikit saja menyentuh pipiku.
"Bisa-bisanya kamu masih tidur!"
Damprat ayahku.
"Aku bekerja sampai larut malam."
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi "Di restoran?"
Tanyanya. Dia tahu tempatku bekerja adalah sebuah bar, tetapi ayahku selalu berusaha membangun citra baik tentangku.
"Di chamara, tempat minum murahan,"
Aku membetulkannya.
Ada kantung-kantung sampah besar di ruang tamu dan tumpukan tinggi piring-piring kotor di bak cuci piring.
Biasanya istriku membersihkannya sebelum para tamu datang, tetapi kemarin dia di rumah sendiri bersama bayinya dan tidak sempat melakukannya.
Bagaimanapun dia sudah berusaha merapikan ruang tamu.
membersihkan kertas-kertas, sapu tangan, kulit pisang, dan kulit kacang yang sudah menumpuk di meja sepanjang minggu.
Istriku membenci tempat yang kotor, tetapi dia tidak tahan berada dekat-dekat denganku.
Ini semua karena aku.
Aku tidak pernah membantunya dengan pekerjaan rumah tangga sehari-hari atau dengan bayinya.
Kata istriku aku primitif, dan aku setuju.
Orangtuaku bertanya bagaimana kabar kami, bagaimana keadaan di tempat kerja, bagaimana kabar bayinya, apakah dia tidur semalaman atau masih terbangun setiap jam.
Kata ibuku bayi kami agak kurus, tapi kata Ayah bayi kami masih tetap sangat gendut.
Dia menyalakan rokok, dan aku juga mengambil sebatang rokok.
Lagi-lagi dia berkata dia tidak percaya aku sudah mulai merokok.
Aku sudah merokok selama delapan tahun, dan dia Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi masih tidak bisa memercayainya.
Dia berceloteh tentang betapa bahayanya merokok itu, bagaimana dia menderita karena rokok, dan bagaimana dia membenci dirinya sendiri karena tidak mampu berhenti merokok.
Lain denganku, katanya, aku baru saja mulai dan aku masih bisa membuang kebiasaan ini.
"Berapa banyak kamu merokok?"
Dia bertanya, kemudian menjawab pertanyaannya sendiri.
"Dua atau tiga batang sehari?"
Orangtuaku jarang mengunjungi kami.
Sebelum bayi kami lahir, mereka tidak pernah mengunjungi kami.
Biasanya mereka tinggal selama lima belas menit lalu pergi.
Sudah dua bulan sejak Idul Fitri, saat kunjungan terakhir kami ke Tira, dan kali ini Ibu meminta Ayah untuk tinggal lebih lama saat berkunjung karena dia merindukan bayi kami.
Sepanjang minggu dia memohon kepadanya untuk tinggal paling tidak selama satu jam.
Ayahku setuju, tetapi dengan satu syarat.
dia ingin Fatma, seorang temannya saat tinggal di Yerusalem, ikut.
Pada perjalanan ke Yerusalem, dia meneleponnya dan mengundangnya ke rumah kami di Beit Safafa, semacam tempat pertemuan resmi.
Ibuku setuju, asalkan dia diperbolehkan untuk menghabiskan sebanyak-banyaknya waktu bersama cucu perempuannya.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Ibuku membenci Fatma.
Dia bahkan tidak akan membiarkan seorang pun menyebut namanya.
Sesekali, Kakek dan Ayah atau salah satu dari bibibibiku menyebut nama itu, dan hal itu selalu membuat ibuku marah.
Dia berkata, Fatma adalah pelacur tak tahu malu.
Aku belum pernah bertemu Fatma.
Yang kutahu dia mengacaukan kehidupan Ayah.
Nenek berkata padaku dia pernah menemukan satu tas penuh surat-surat Fatma yang ditujukan kepada Ayah-dan dia membakar semua surat itu.
Telepon berdering, dan sebelum aku menjawab, Ayah berkata.
"Itu pasti Fatma. Beri tahu dia bagaimana caranya agar sampai ke sini."
Terdengar suara parau wanita tua menyebut namaku dan bilang suaraku mirip suara ayahku. Fatma berkata, dia sedang berada di "coiffeur,"
Penata rambut, dan dari pilihan katanya terlihat jelas dia termasuk golongan orang kota yang banyak menggunakan kata-kata Eropa.
Dia berasal dari Ras el-Amud, tetapi penata rambutnya berada di Talpiyot, di Ha-Uman Street.
Dia tidak ingin diberi tahu ancar-ancar yang rinci, hanya ingin tahu nama pemilik rumah sewa kami.
Salah satu pekerja di tempat penata rambutnya berasal dari Beit Safafa, dan dia akan menunjukkan padanya jalan menuju ke sana.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Istriku menarikku ke samping dan berkata kami tidak punya apa-apa di rumah.
Jika hanya kedua orangtuaku tidak begitu bermasalah, tetapi sekarang juga ada seorang tamu.
Dia berkata aku tidak boleh pergi ke toko karena aku belum membasuh mukaku atau menyikat gigiku, dan mataku bengkak.
Dia akan pergi ke toko bersama kakakku.
Dia juga akan membantu membawakan belanjaannya.
Kakakku adalah laki-laki yang baik.
Tidak pernah mengecewakan orang.
Istriku menyerahkan bayi kami kepada ibuku, dan bayi kami mulai menangis.
Ibuku membelainya, mengayun-ayun bayinya, berjalan bolakbalik dari bak cuci piring ke kantung-kantung sampah di ruang tamu, yang jaraknya tiga langkah, mencoba untuk menenangkannya.
Tidak ada gunanya.
Ayahku menyalakan rokok lagi, dan aku juga menyalakan satu.
Aku biasanya tak merokok ketika ada bayiku, tetapi karena ayah juga merokok, maka tidak ada bedanya toh.
Dia merokok ketika aku masih kecil dan aku baik-baik saja.
Semua saudara laki-lakiku juga tumbuh dengan baik.
Aku membuka pintu.
Fatma masuk, mengenakan gaun hitam panjang.
Dia kira-kira setinggi aku, setinggi ayahku.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Dia mengenakan syal merah di bahunya.
Rambut dicat dan dikeringkan dengan blowdrier.
Usianya lima puluh tahun, mungkin lebih.
Aku tidak mencoba untuk memutuskan apakah dia lebih cantik dari ibuku.
Mereka berbeda.
Dia terlihat seperti wanita kelas atas yang diwawancarai di televisi Yordania atau Mesir.
Aku tidak melihat keriput di wajahnya, tetapi aku masih bisa mengetahui usianya dari daerah sekitar mulut dan mata.
Kelopak matanya berat.
Dia berkedip lambat seolah-olah kesulitan mengangkatnya.
Dia menjabat tanganku dan tersenyum.
Dia bertanya apakah aku mengenalinya dan berkata dia pernah melihatku ketika aku masih sangat kecil.
Ayahku berkata, yang dilihatnya kala itu bukan aku, melainkan kakakku.
Ibuku melepaskan satu lengannya dari bayi dan menjabat tangan Fatma, memerhatikannya.
Fatma lebih langsing darinya.
Fatma bertanya bagaimana kabarnya, tersenyum dan membelai bayiku yang tangisnya semakin menjadi-jadi.
Fatma bertanya.
"Kenapa kau, bayi kecil? Kenapa?"
Katanya, anak perempuanku cantik. Ayah duduk di bangku, dengan sebatang rokok.
"Kamu belum berubah,"
Kata Ayah padanya. Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Fatma menjabat tangan ayah, duduk, dan berkata bila tidak diberi tahu ia tidak akan mengenali ayahku. Rambut Ayah telah berubah putih dan berat badannya telah banyak bertambah. Ayah berkata.
"Aku tidak bertambah gemuk,"
Dan menarik masuk perutnya saat dia mengisap rokoknya. Dia pergi ke kamar mandi untuk mencari sebuah cermin, lalu kembali dan berkata.
"Aku tidak bertambah gemuk,"
Dan melihat ibuku untuk minta penegasan.
Istriku dan kakakku kembali, membawa dua buah tas.
Istriku tampak kecewa.
Dia ingin kembali sebelum Fatma tiba, dan sekarang tamunya akan mengetahui kami berbelanja khusus untuknya.
Sebotol Coke menonjol di tas, dan Fatma berkata.
"Mengapa harus repotrepot? Aku tidak menginginkan apa pun. Aku tidak minum Coke."
Dia menjabat tangan kakakku, katanya dia setampan ayahku dulu.
Istriku membawa beberapa gelas dan menuangkan Coke untuk para tamu.
Dia menyusun beberapa pisang, jeruk, dan apel di sebuah piring.
Dia menuangkan kacang dari sebuah tas kertas cokelat dan menyajikannya.
Dia mengeluarkan tisu kemasan ekonomis dan meletakkannya di nampan di dekat Fatma.
"Bayimu manis sekali. Dia mirip denganmu,"
Kata Fatma, dan istriku bersikeras itu tidak benar. Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Semua kursi sekarang sudah ditempati.
Ayah dan Fatma menggunakan dua kursi, sedangkan kakakku dan istriku menggunakan dua kursi lainnya.
Ibuku tetap berdiri dengan menggendong bayi, lalu akhirnya ia menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan Ayah dan Fatma, yang mencoba untuk tidak saling bertatapan.
"Sejak kapan kalian saling mengenal?"
Tanyaku, dan mengepulkan asap. Semua orang mengawasiku, seolah-olah aku baru saja mengajukan sebuah pertanyaan yang tabu. Di keluarga kami, orang-orang tidak berbicara terbuka. Kami sudah ahli menyembunyikan detail hal-hal yang tidak enak.
"Sejak kapan, ya?"
Ulang Fatma.
"Dengar, akan kuceritakan."
Ayahku masih asyik dengan perutnya, menariknya dan mengelus kemejanya dengan tangannya, seolah-olah mencoba untuk meratakannya.
"Dulu ketika masih muda aku adalah seorang guru,"
Kata Fatma.
"Aku mengajar di sebuah sekolah di lingkungan Et-Tur, dan setelah perang di tahun enam puluh tujuh, mereka mengajak semua guru mengunjungi universitas. Di sanalah aku bertemu ayahmu."
"Lalu apa? Bagaimana kalian bisa jadi akrab?"
Tanyaku lagi, dan ibuku menyela berkata, Fatma tidak akan memilih pada pemilihan umum berikutnya. Ayahku berkata, menurutnya orang Arab seharusnya memilih. Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Namun, bagaimanapun, Fatma tidak memiliki hak pilih karena dia bukan warga negara.
Tetapi, meskipun dia seorang warga negara, dia tidak akan ambil bagian dalam pemilihan untuk Knesset Israel.
Fatma masih tetap langsing, masih melajang, tinggal bersama saudara laki-lakinya dan keluarganya.
Semuanya berkecimpung dalam bisnis pariwisata.
Mereka memiliki banyak uang, banyak bus.
Minggu ini, mereka membeli sebuah rumah besar untuk salah satu kemenakan laki-laki mereka.
Fatma suka membeli baju di luar negeri, khususnya di London.
Dia punya banyak uang.
Dia adalah wakil kepala sekolah di sebuah sekolah di Et-Tur.
Gajinya tujuh ribu dan dia tidak membutuhkan uang itu.
Sampai sekarang dia sudah mengajar selama tiga puluh dua tahun, dua tahun lebih lama daripada ibuku.
"Bagaimana persisnya kalian bertemu?"
Aku bertanya lagi, mencoba menggunakan kesempatan untuk mencari tahu tentang Fatma dan suratsuratnya.
"Aku adalah laki-laki tertampan di universitas,"
Kata Ayah sambil memaksakan seulas senyuman, tetapi Ibu mengerutkan dahi. Ayah berkata, dia dan Fatma ingin menikah. Fatma memotong perkataan Ayah dan berkata untung saja mereka tidak menikah.
"Lihat berapa beratmu Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi bertambah,"
Katanya, mencoba menjadi teman keluarga kami.
"Kenapa kamu membiarkannya jadi seperti itu?"
Tanyanya pada Ibu, dan Ibu tidak mengatakan apa pun.
Dia merasa tidak diinginkan dan akhirnya hanya mengangkat bahu saja.
Ayah berkata, mereka tidak jadi menikah karena Ayah terjerat.
Mula-mula dia menghabiskan lima tahun di penjara, lalu menjadi tahanan rumah, dan dia tidak pernah meninggalkan desanya.
Ibu menyela cerita Ayah dan berkata keras-keras bahwa dia masih harus memasak.
Begitulah, dia tidak ingin tinggal bersama bayi kami lebih lama lagi.
Dia menyesal dia menyetujui syarat yang diajukan Ayah.
Dia ingin kembali ke rumah.
Lagi pula, bayi kami semakin mengantuk.
Semua orang menyadari sudah waktunya untuk pergi.
Fatma berkata ini hari Jumat, toko-toko tutup lebih awal, dan dia masih harus membelikan sebuah hadiah ulang tahun untuk kemenakan perempuannya.
Bayi kami sudah tertidur.
Aku akan merokok lagi lalu aku akan kembali tidur.
Aku juga ada tugas di bar malam ini.
Aku bertanya pada istriku apakah dia melihat geretanku, dan dia berkata gara-gara aku kami terlihat seperti pengemis.
Tidak cukup rumah kami kotor karena aku sangat malas dan primitif, bahkan tidak terlintas di pikiranku untuk membasuh muka Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi dan mengganti baju. Dia tidak tahu di mana geretanku, tetapi dia menganggap Fatma cantik dan tahu cara mengurus diri.
"Apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan ayahmu?"
Tanyanya, dan aku menyahut bahwa Ayah telah mencuri geretanku.
Tidak Ada Bir di Arab Saudi Keadaanku, benar-benar membuatku jengkel.
Aku ingin menjadi orang Arab lulusan universitas yang bekerj a sebagai petugas pemungut sampah sehingga aku bisa mencaci-maki negara.
Tetapi, aku tidak pernah menyelesaikan kuliah, dan sebenarnya pekerjaanku tidak seburuk itu.
Aku sesungguhnya tidak menderita di tempat kerja.
Aku ingin menjadi seorang pencuci piring di restoran, salat di masjid, menjadi miskin.
Aku ingin saluran pembuangan kotoran meluap dari toilet sampai ke dapur, aku ingin ada seekor keledai diikat di pohon ara, anak-anak kecil bertelanjang kaki berteriak-teriak sepanjang waktu, dan istriku memakai kerudung.
Semua orang telah berpaling kembali pada agama, kecuali ayahku.
Setiap Ramadan, nenekku melancarkan pemberontakan terhadap orang-orang Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi kafir.
Dia berusaha memaksa ayahku berpuasa, dan setiap kali Ayah bersumpah akan berpuasa, tetapi dia tidak pernah melakukannya.
Ketika kami masih kecil, Nenek akan menghitung rokok yang ada di kotak rokok Ayah untuk melihat apakah dia merokok selama puasa.
Ketika Ayah tidak berpuasa, Nenek melakukan mogok makan sebagai bentuk protes, menolak makan sahur.
Setiap Ramadan, dia mencoba lagi, tetapi Ayah tidak pernah mau menurut.
Nenek berkata, ketika Ayah masih kecil dia berwudu dan salat dan pergi ke masjid setiap hari Jumat.
Ia jadi sesat karena ibuku.
Laki-laki selalu mengikuti "contoh"
Istri mereka.
Ibuku ingin tampak cantik, dia takut jika dia memakai kerudung dia akan terlihat tua.
Dia tidak mengerti bahwa keyakinan pada Tuhan membuat wajah wanita makin cantik dan halus.
Aku banyak berpikir tentang Tuhan akhir-akhir ini.
Sebenarnya bagiku mudah untuk menjadi orang beriman, tidak seperti bagi orang-orang Yahudi.
Yang harus kita lakukan untuk menjadi orang beriman hanyalah berwudu dan salat.
Kita dapat tetap tinggal di rumah yang sama dan kita tidak harus berpisah dari keluarga.
Pada keluarga muslim, seorang imam dan seorang pelacur dapat tinggal bersama di satu rumah.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Aku tidak lagi ingat bagaimana cara salat.
Aku dulu biasa pergi ke masjid, tetapi itu sudah lama sekali.
Guru agama kami akan memberi nilai sempurna kepada semua murid yang pergi ke masjid.
Aku pergi ke masjid untuk salat sampai akhirnya aku kehilangan sepatuku.
Aku mencari di tumpukan sepatu selama berjam-jam, tetapi sepatuku tidak ada.
Aku mulai menangis dan menunggu semua orang mengambil sepatu mereka.
Akhirnya satu-satunya yang tertinggal adalah sepasang sandal jepit jelek.
Aku tidak ingin memakai sandal itu, jadi aku berjalan pulang ke rumah tanpa alas kaki.
Adel telah berpaling ke agama.
Perestroika memengaruhi dirinya.
Dia berhenti menjadi komunis dan perlahan-lahan belajar agama.
Dia menetap di Yerusalem setelah menyelesaikan studinya.
Mulanya dia punya pacar seorang gadis Rusia, tetapi ketika Gorbachev mengambil alih, dia meninggalkan pacarnya.
Katanya seorang gadis Yahudi akan selalu menjadi Yahudi.
Dia merenungkan hal itu dan menemukan bahwa, jika perang pecah, dia tidak ingin menyelamatkan pacarnya.
Akhirnya, dia menikahi seorang gadis Kristen karena katanya jika seseorang mengajak orang lain masuk Islam dirinya dijanjikan tempat di surga.
Adel memilih orang yang sangat sulit, seorang gadis Kristen dari Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Nazareth, yang memakai salib terbesar di universitas.
Namanya Susie, tidak kurang.
Orangtuanya menolak menyetujui rencana anaknya menikahi fellah muslim, jadi Adel dan Susie menunggu sampai ayah Susie meninggal karena serangan j antung, lalu mereka menikah.
Adel hidup senang.
Dia seorang pengacara.
Dia memiliki sebuah mobil baru dan tiga anak.
Istriku merasa cocok dengan istrinya, jadi kami kembali berteman.
Dia tidak minum-minum lagi dan tidak pernah meninggalkan salat.
Setiap kali kami bertemu, dia berkata betapa indahnya Islam itu.
Katanya hanya salat yang dapat membantuku mengatasi masalah-masalahku, dan dia berdoa agar Tuhan menuntunku agar beriman.
Adel tahu aku suka minum, dia tahu aku tidak berpuasa, namun dia dan istrinya mengundang kami makan sahur sebelum puasa setidaknya dua kali setiap Ramadan.
Susie masuk Islam.
Dia berkata dia menjadi yakin bahwa Islam adalah agama yang benar dan Muhammad adalah Nabi yang sejati.
Dia salat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan hari raya yang dirayakannya hanyalah hari raya umat muslim.
Dia tidak bisa percaya dia pernah menyanyi di sebuah paduan suara gereja.
Sejak Adel berubah menjadi saleh, dia berbicara dengan cara yang berbeda dan berpakaian berbeda.
Dia menjadi lebih tenang.
Dia selalu Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi mengucapkan alhamdu-lillah. Aku iri padanya. Dia mendukung pergerakan Islam dan motonya adalah "Islam jawabannya."
Adel percaya pada akhirnya Imam Mahdi akan datang, seperti yang dijanjikan Islam, dan menyatukan seluruh umat muslim.
Lalu imperium muslim akan menjadi imperium terkuat di dunia, seperti pada masa pemerintahan Umar ibn Khaththab.
Adel berkata, semakin banyak orang Palestina yang dibunuh orang Israel, maka semakin dekatlah kedatangan Imam Mahdi.
Semakin buruk situasinya, semakin besar pula kesempatan penebusan.
Adel berkata, orang Yahudi dan orang Amerika memiliki teknologi maju, tetapi menurut Alquran perang yang menentukan akan dilakukan dengan pedang dan tangan kosong.
Syekh mereka berkata di dalam masjid bahwa Tuhan akan memberikan musim dingin yang parah pada orang kafir yang akan membekukan semua pesawat dan senjata mereka.
Itulah sebabnya, Adel membelikan anak-anaknya pedang plastik.
Dia memerintahkan mereka untuk belajar menggunakan pedang itu mulai sekarang.
Dia tidak lagi membawa anaknya ke dokter dan memberi mereka obat, karena dia berkata sebentar lagi tidak akan ada antibiotik dan anak-anak harus belajar bagaimana mengatasi sendiri penyakit.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Ketika perang pecah, syekh sufi Adel berkata kepada jemaahnya bahwa dia akan bertemu dengan Imam Mahdi di Masjid Al Aqsa. Adel yakin saat itu adalah hari akhir.
"Imam Mahdi pasti sudah ada di Mekah sekarang,"
Katanya.
"sebentar lagi dia akan membebaskan Yerusalem dan mengalahkan orang Yahudi dan orang Amerika."
Dia ingin menjadi salah satu prajurit Imam Mahdi dan mengikutinya dari Mekah, seperti yang disebutkan di dalam Alquran.
Karena, siapa pun yang mengikuti Imam Mahdi akan mendapatkan tempat di surga.
Kata Adel, aku harus ikut dengannya.
Dia punya uang, dan dia akan membayar ongkosku.
Dia tidak ingin pergi sendirian.
Dia lebih suka berbagi kamar di Mekah dengan seorang teman, bukan dengan orang asing, seorang muslim yang mungkin tidak mengetahui bahasa Arab karena mungkin dia berasal dari Afghanistan.
Adel mendaftarkan kami berdua untuk pergi haji.
Tidak ada bir di Arab Saudi, bahkan bir gandum sekalipun.
Para wanita tertutup tubuhnya dari kepala sampai jari kaki dalam pakaian hitam dengan jaring di lubang mata mereka.
Wanita diperbolehkan membiarkan wajah serta tangan dan kaki mereka tidak tertutup, tetapi mereka percaya jika mereka melakukan tindakan pencegahan dan menutupi semuanya, hukuman mereka pada Hari Pembalasan akan dikurangi.
Adel selalu salat.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Bahkan setelah perjalanan dua puluh empat jam dengan bus yang penuh sesak, dia tidak mengambil jeda untuk istirahat, tetapi segera mengunjungi makam Nabi di Madinah.
Katanya, waktu yang kami miliki hanya dua minggu, jadi dia harus salat sebanyak-banyaknya.
Ada satu tempat yang hanya bisa diraih dengan melangkah setapak demi setapak ke depan selama berjam-jam dalam kerumunan yang penuh sesak, tetapi upayamu akan jadi sepadan, karena ganjaran untuk satu salat di sana setara dengan ganjaran satu juta salat.
Tempat itu adalah tempat Nabi Muhammad biasa duduk serta salat dan membaca Alquran.
Dan siapa pun yang berhasil menjangkaunya berkata rasanya seperti tempat yang maha mulia, surga yang sesungguhnya.
Surga dibagi menjadi beberapa bagian, dan bahkan bagian terendah sudah cukup menakjubkan.
sebuah tempat yang menghijau dengan sungaisungai madu dan jeram minuman yang sangat lezat.
Setiap harapan akan terkabul dalam sekejap.
Pikirkanlah buah pir dan segera sebuah pohon pir akan muncul di hadapanmu, dan cabangnya akan melengkung dengan sendirinya dan menyajikan buahnya langsung ke mulutmu.
Orang-orang di surga duduk di padang rumput sepanjang hari, seperti di sebuah taman.
Jika kau Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi berpikir tentang wanita, mereka muncul.
Atau kau bisa memikirkan tentang makanan dan wanita pada saat yang bersamaan.
Sulit memastikan apakah wanita yang kamu dapatkan akan mirip dengan wanita Arab Saudi.
Mungkin tidak.
Wanita di surga mungil dan muda, dan mereka berpakaian serba putih.
Mereka tidak telanjang, karena tidak ada tempat untuk melepas pakaian.
Semua orang duduk di padang rumput dan mengamati.
Di surga tidak ada rumah, tidak juga tenda, karena akan merusak lingkungan.
Kita bisa memikirkan walkman sebanyak yang kita inginkan, tetapi kita tidak akan mendapatkannya.
Tidak ada mobil dan pesawat di sana.
Kata Adel, ini adalah kesempatan terakhirku untuk kembali ke Islam.
Dia mengajakku ke makam Nabi.
Ketika aku berkata tidak ada apa pun di dalamnya dan yang kulihat hanyalah sebuah permadani hijau bertuliskan ayat-ayat Alquran, dia mulai menangis, dan dia berteriak kepadaku.
Dia menangis selama dua hari, tetapi pada akhirnya dia memutuskan untuk membiarkan aku.
Dia mulai salat sendiri, dan itulah yang terjadi.
Menurutnya, aku ditakdirkan sesat, dan aku pasti akan terbakar di neraka.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Neraka juga dibagi menjadi beberapa bagian, tetapi bahkan bagian tertinggi di sana tidak ada enaknya.
Kita mati, dan dibangkitkan kembali jutaan kali dalam sehari, dan untuk memastikan kita menderita, mereka membakar kita dalam api yang sangat panas, yang panasnya bahkan tidak dapat kita bayangkan.
Aku akan terbakar, aku akan meleleh, lalu aku akan dibangkitkan lagi dan aku akan dibakar lagi dan meleleh lagi.
Ada makhluk bertubuh raksasa di sana yang tidak pernah tersenyum.
Mereka hanya berdiri di atas kita dan membakar kulit kita dengan setrika cap, seperti yang mereka lakukan pada hewan.
Siapa pun yang masuk ke neraka tidak punya kesempatan untuk keluar.
Pada Hari Pembalasan seluruh planet akan meledak dan awan tebal akan menghancurkan semua makhluk hidup.
Lalu kita semua akan pindah ke suatu tempat.
Semua orang akan berdiri berbaris di seutas benang yang lebih tipis dari sehelai rambut.
Semua orang dari setiap zaman dalam sejarah, siapa pun yang pernah hidup di bumi.
Akan ada pemburu dari zaman prasejarah yang berdampingan dengan dokter dari rumah sakit Hadassah.
Amal baik setiap orang akan ditimbang dan sebuah amal bisa menentukan nasib kita apakah kita akan masuk surga atau dibakar di Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi dalam api abadi. Pada Hari Pembalasan, tak seorang pun yang mengenali siapa pun, bahkan orangtua atau teman. Semua orang sibuk dengan penghitungannya sendiri. Ayahmu akan datang dan berkata.
"Tolong, aku sudah baik padamu. Yang kubutuhkan hanyalah satu lagi amal baik untuk bisa masuk surga."
Dan, kau akan menolak karena siapa tahu? Mungkin kau butuh satu amal baik itu untuk menyelamatkan dirimu sendiri.
Semua yang pernah kau lakukan tampak di depanmu, sejak saat kau lahir sampai kau meninggal.
Malaikat di bahu kananmu akan melaporkan semua amal burukmu dan malaikat di bahu kirimu akan melaporkan amal baikmu.
Atau sebaliknya? Aku mencoba percaya kepada Tuhan, menjadi bagian dari lingkaran besar orang-orang yang secara terus-menerus mengelilingi batu hitam.
Aku mencoba menjadi bagian lautan manusia yang bergerak maju menuju masjid.
Aku ingat bagaimana aku salat ketika aku masih kecil.
Aku mencoba mengingat semua yang mereka ajarkan pada kami di sekolah dasar.
Ada saat-saat ketika aku takut berada di kamar sendirian, dan aku mulai menangis.
Adel jarang kembali dari masjid, dan aku tidak bisa berhenti memikirkan istri dan bayiku.
Pada malam hari, ketika jalan tidak terlalu padat, aku akan memakai topi putihku dan keluar untuk membeli Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi beberapa hadiah untuk keluargaku.
Trotoar dipenuhi wanita dan anakanak kecil.
Tanpa melepas sepatu atau pakaian, mereka berbaring di sana di atas kertas karton.
Adel menempatkan kami di salah satu hotel paling bagus di Mekah, sangat dekat dengan Ka'bah, dan dari jendela kamar kami yang berpenyejuk ruangan, aku dapat melihat batu hitam dan orang-orang yang saling dorong dan berkerumun untuk mendekat dan menciumnya.
Adel berhasil melakukannya.
Dia berperawakan besar.
Otot bahunya terkilir, tetapi dia berhasil mencium batu hitam itu.
"Bau harum wangiwangian dari surga,"
Katanya, sebelum dia tertidur.
Dua minggu pun berlalu.
Bus yang membawa kami kembali tidak tertahankan.
Semua orang membeli selimut wol di Arab Saudi, karena selimut itu bagus dan tidak mahal.
Pemandu Yordania yang memegang paspor semua orang Israel dan menghitung kami setiap malam mengingatkan kami untuk tidak membeli lebih dari dua selimut per orang, tetapi beberapa wanita membeli sepuluh selimut.
Adel dan aku adalah yang termuda di dalam bus, dan akhirnya harus ber-diri selama perjalanan pulang.
Kami hampir tidak pernah berbicara selama perjalanan.
Ada satu saat ketika Adel ingin keluar tepat di tengah gurun pasir untuk lari dari pemandu Yordania dan kembali Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi ke Mekah. Dia yakin Imam Mahdi telah datang dan takut tidak dapat menjumpainya.
"Mungkin dia sudah ada di Yerusalem,"
Katanya ketika kami sampai di Yordania, tetapi prajurit Israel di perbatasan dan pegawai yang menegur kami dengan kesopanan yang berlebihan meyakinkan Adel bahwa Imam Mahdi belum datang.
Wittgenstein's Nephew (Kemenakan Wittgenstein) Pada hari Kemerdekaan, istriku merasa tidak enak badan, dan aku membawanya ke rumah sakit.
Usaha penyamaran yang sudah berlangsung bertahun-tahun hancur seketika.
Para prajurit di pintu masuk desa memintaku berhenti di samping jalan.
Aku yang mereka hentikan? Orang Arab termuda yang mahir melafalkan huruf p? Aku hampir tidak memiliki aksen.
Orang tidak bisa tahu aku orang Arab hanya dengan melihatku.
Aku memiliki cambang dan kacamata hitam bulat.
Bahkan orang Arab sendiri mengira aku orang Yahudi.
Aku bahkan berbicara bahasa Ibrani dengan pembantu rumah tangga.
Pasti karena istriku, pikirku.
Dia sedikit terlihat seperti orang Arab.
Kadang, ketika kami pergi ke pusat perbelanjaan atau tempat semacam itu, aku berharap orang-orang akan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi menganggap dia orang Maroko atau orang Irak, dan bahwa aku adalah orang Yahudi barat yang menyukai wanita timur.
Prajurit Yahudi meminta surat-surat kami dan aku berkata padanya aku dulu pernah memiliki pacar seorang Yahudi, aku belajar bersama orang Yahudi, dan semua temanku adalah orang Yahudi.
Aku tahu semua ungkapan orang Yahudi, bahkan bahasa kasar yang sering digunakan para tentara.
Aku menutup mulutku, dan menyerahkan padanya STNK dan SIM-ku.
Mobil-mobil melewatiku, sebagian berbendera dan sebagian lainnya tidak.
Orang-orang di dalam mobil-mobil itu tampaknya kasihan padaku, dan aku merasa begitu menggelikan dengan cambang dan kacamata hitamku.
Di radio, stasiun militer memainkan musik Ibrani, dan aku merasa seperti idiot karena yakin aku sudah melakukan semuanya untuk memastikan aku tidak tampak mencurigakan.
Aku cepat-cepat melewati hadangan jalan, mematikan radio, dan menggumamkan beberapa kata umpatan kepada polisi, pada orang Yahudi, pada Amerika Serikat, pada Tira, dan pada istriku.
Aku memutuskan seharusnya aku tidak membawa istriku keluar.
Kasihan.
Dia pasti kesakitan, dan hal terakhir yang dibutuhkannya sekarang adalah aku Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi terus mengumpat.
Aku akan bersikap baik.
Aku bertanya bagaimana keadaannya dan dia berkata semuanya baik-baik saja.
Hanya ada orang-orang Arab di ruang gawat darurat.
Wanita yang tampak lebih tua daripada umur mereka, dengan memakai syal di kepala dan sandal jepit plastik, berjalan terseret-seret menyusuri gang.
Kadang mereka menggigit ujung syal mereka.
Mereka tampak tersesat, tidak tahu harus pergi ke mana.
Mengapa mereka harus terlihat seperti itu? Mengapa mereka bahkan harus keluar dari rumah mereka? Dan mengapa sandal jepit plastik itu masih juga dijual? Jangan sampai ada seorang pun yang mengira aku adalah salah satu dari mereka atau aku seperti mereka.
Jangan sampai mereka menyebut nama istriku ketika tiba gilirannya atau mengumumkan namanya di pengeras suara.
Kadang, ketika hal itu terjadi, aku tidak segera bangkit dari tempat duduk, seolah-olah itu bukanlah namaku, atau seolah-olah itu mungkin namaku tetapi mereka salah tulis di meja penerimaan tamu.
Begitu salahnya hingga kedengaran seperti sebuah nama dengan agama dan kewarganegaraan yang berbeda.
Istriku tidak tahu apa-apa tentang hal-hal itu.
Dia tidak berpikir dua kali, yang membuatku terkejut dan jengkel.
Dia bahkan bisa berbicara padaku Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi dalam bahasa Arab di sisi lift yang penuh sesak atau di pintu masuk pusat perbelanjaan ketika kami sedang diperiksa melalui detektor logam.
Dia bermain-main dengan bayi kami dalam bahasa Arab di tempat umum.
Aku tidak mengerti mengapa dia bersikeras seperti itu.
Bukankah bayi itu tidak mengerti kata apa yang diucapkan, biar itu dalam bahasa Arab atau bahasa Ibrani? Istriku masuk untuk diperiksa dan aku menunggu di tempat yang sejauhjauhnya, di ujung bangku yang terjauh.
Aku mengeluarkan sebuah buku dalam bahasa Ibrani yang kusimpan untuk keadaan seperti sekarang ini, dan mulai membaca.
Bukunya berjudul Wittgenstein's Nephew (Kemenakan Wittgenstein).
Bukan buku sembara-ngan.
Jika ada dokter yang lewat, dia akan merasa terkesan.
Dan aku tidak membuka bukunya di halaman awal tetapi dekat halaman terakhir.
Hal terakhir yang aku butuhkan adalah mereka berpikir aku baru saja mulai membacanya sekarang.
Aku mengawasi buku itu, tidak hanya untuk menutupi identitasku, tetapi juga untuk menghindari kontak mata dengan orang lain.
Aku sama sekali tidak ingin ada orang aneh yang mendatangiku, seseorang yang pernah satu sekolah denganku, dengan kemeja berkancing Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi dan serenceng kunci, telepon seluler, dan rokok yang semuanya berada dalam tangan yang sama.
Lalu dia memutuskan dia mengenaliku dan menciumku.
Aku melihat ke bawah, dan dari waktu ke waktu aku menyilangkan kakiku dan membalik-balik halaman buku.
"Permisi,"
Seseorang menyapaku.
Wanita itu masih muda, berkulit gelap, dan gemuk.
Di belakangnya ada dua orang wanita lain.
Mereka semua terlihat sama.
Pasti kakak beradik.
Gaun Muslim mereka menyembunyikan beberapa kejelekan mereka.
Wanita itu menekankan kata-katanya dengan keras;
"Dia akan melahirkan,"
Katanya, dan aku tidak tahu ke mana harus bersembunyi.
Apa yang harus kukatakan pada mereka sekarang? Mungkin aku harus menjawab dalam bahasa Ibrani.
Kadang aku sengaja begitu.
Orang Arab menyapaku dalam bahasa Ibrani dan aku menjawab mereka dalam bahasa Ibrani karena bagaimana aku tahu mereka orang Arab? Memang, kita bisa membedakan, tetapi jika mereka tidak mengenaliku, mungkin aku bisa berpura-pura tidak mengenal mereka juga.
Tetapi, ketiga orang itu, aku tidak bisa menghindar.
Mereka adalah orang Arab dari kepala sampai ujung kaki.
Mungkin aku harus mengangkat bahu seolah-olah mengatakan "aku tidak tahu apa pun."
Karena aku sungguh tidak tahu apa yang mereka Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi inginkan dariku.
Mengapa aku? Mengapa tidak orang yang berjas putih? Apakah karena buku yang kubaca? Apakah mereka mengira aku adalah dokter yang sedang istirahat? Aku menurunkan suaraku dan berbisik pada mereka dalam bahasa Arab supaya mereka berbicara kepada perawat, dan aku menunjuk pada kamar perawat.
"Ahhh,"
Kata wanita yang termuda, dan berteriak dalam bahasa Ibrani.
"Dia akan melahirkan!"
Aku dapat merasakan wajahku terbakar dan aku mencoba untuk menutupinya dengan bukuku.
Ketika istriku keluar, aku akan membunuhnya.
Dialah satu-satunya alasan aku sampai berada dalam situasi ini.
Seolah aku memiliki kekuatan untuk mengurusi hal ini sekarang.
Ketika dia keluar aku akan menampakkan raut muka yang akan membuatnya tak akan pernah berani mengajakku ke rumah sakit lagi.
Jalan Menuju Tira Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Jalan Menuju Tira membentang di antara dua baris pohon cemara.
Deretan pohon-pohon itu berdekatan, dua baris yang rapat.
Lalu, seketika pohonpohon cemara itu menghilang, ladang-ladang dipisahkan oleh garis mendatar lurus, dan di belakang pohon-pohon itu adalah deretan rumah yang tidak beraturan, tidak rata dan membahayakan.
Toko roti, restoran, warung sayuran, bengkel, tempat penjualan suku cadang, tukang arloji.
Semuanya tampak murah, dan penuh sesak dan kosong.
Orang Yahudi yang berkendara melalui Tira pada perjalanan mereka menuju Kokhav Yair tidak berhenti untuk berbelanja lagi.
Ada perang yang sedang berlangsung.
Beberapa dari mereka ketakutan, dan beberapa lainnya mengambil kembali milik mereka.
Begitu banyak yang dibangun di Tira yang disediakan untuk mereka, tetapi mereka justru melarikan dii.
Kami tidak lagi melihat mereka, bahkan tidak pada han Sabtu sekalipun.
Kami tidak melihat kaum wanita mereka menggunakan celana yang sangat pendek atau gadis-gadis dengan kaus tank top.
Selama bertahun-tahun mereka membanjiri desa setiap hari Sabtu, sehingga kami sulit bergerak.
Hanya pemilik toko yang keluar dari rumah mereka pada akhir pekan.
Semua yang lain menjauhi jalan.
Anak-anak yang lebih tua akan kembali ke souk untuk melihat gadis-gadis Yahudi.
Kadang aku sendiri juga turut Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi serta.
Orang Yahudi sekarang sudah lenyap, begitu pula dengan teriakan mereka, tas plastik mereka, perut gendut mereka, kunci mereka, topi mereka, dan sandal mereka.
Sekarang, akhirnya, tidak ada lagi kemacetan lalu lintas.
Kami tidak lagi membutuhkan mereka.
Orang-orang di Tira sudah menjadi cukup kaya.
Mereka akan melalui perang ini dengan selamat, mereka tidak akan kelaparan.
Mereka menambah lantai rumah mereka lagi, dan lagi, dan mereka membeli truk dan komputer untuk anak-anak mereka.
Mereka mengirim anak-anak mereka ke kursus-kursus ekstrakurikuler Yahudi.
Dan seorang tetangga bahkan membangun kolam renang di luar rumahnya dan membelikan anak laki-lakinya yang masih kecil sebuah Ferrari dengan atap terbuka.
Ini semua berkat pendapatan pada hari Sabtu dan pendapatan itu cukup bagi mereka untuk hidup seperti raja.
Sekarang hanya pecandu obat dan penjual obat bius Yahudi yang berani datang ke Tira untuk berbelanja.
Buku teks berbahasa Ibrani masih membicarakan desa kecil itu.
Salah satu pertanyaan yang ada di dalamnya berbunyi seperti ini.
"Apa mata pencaharian orang-orang di desamu?"
Dan jawaban yang benar masih.
"Mereka adalah petani."
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Orang-orang terus saja menikah dan punya anak.
Istri kakakku-yang bernama Sam dan namanya berasal dari nama rudal SAM-sedang mengandung.
Adikku, yang berusia dua tahun lebih muda dariku, sudah membeli ubin untuk kamar mandinya.
Jika semua berjalan sesuai rencana, dia akan menyelesaikan rumahnya dan menikah dalam satu tahun ini.
Hanya ada satu rumah yang tersisa.
Orangtuaku membangun tiga rumah, walaupun ada empat orang anak, karena anak yang keempat nantinya akan mendapatkan rumah orangtua kami.
Tetapi, mereka tahu, setidaknya salah satu dari kami tidak akan kembali.
Sekarang mereka khawatir anak termuda, yang enam tahun lebih muda dariku, mungkin akan tinggal di Tel Aviv.
Dia belajar di sana, tetapi dia juga bekerja di sana sepanjang minggu, merawat pasien dengan penyakit kronis di rumah sakit.
Dia memisahkan diri dari kami di Tira.
Dia membiarkan rambutnya tumbuh panjang dan memakai anting.
Pakaian yang dipakainya berbeda dan dia mendengarkan musik yang berbeda.
Kadang kami berbincang di telepon.
Kali terakhir kami bicara, kami berjanji untuk bertemu di Tira.
Terakhir dia berkata, dia akan menengok bayi kami, tetapi dia tidak juga datang.
Dia menelepon dan meminta kami Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi untuk memberi bayi kami ciuman hangat darinya, dan untuk meletakkan pesawat penerima di telinganya agar dia mengenal suara pamannya.
Adikku ini dan aku sangat cocok.
Kadang aku berpikir dia pasti membenciku karena beberapa hal yang kulakukan padanya ketika aku masih kecil.
Aku berharap waktu itu aku masih cukup kecil.
Ketika aku menjadi sangat cemas tentang hal itu, aku meneleponnya dan memintanya memaafkanku dan memberitahunya aku ingin tahu apakah dia membenciku.
Dia selalu berkata, dia mencintaiku lebih dari segalanya di dunia ini.
Aku enam tahun lebih tua, tetapi jika dia kembali ke desa lebih dulu dariku, dia akan mendapatkan rumahku dan aku akan mendapat rumah orangtuaku.
Karena rumah itu tua, orangtuaku telah menambahkan bagian tanah yang lebih besar, agar adil dan mencegah adanya masalah di kemudian hari.
Ayahku selalu berkata.
"Semoga Tuhan membantu kalian jika kalian berkelahi di antara kalian sendiri. Itulah hal terburuk yang bisa terjadi."
Orang-orang telah memperebutkan tanah selama lima puluh tahun sampai sekarang ini.
kakak melawan adik, saudara sepupu melawan saudara sepupu.
Beberapa dari mereka kehilangan nyawa mereka dalam prosesnya, dan yang selamat masih akan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi membalas dendam.
Orang-orang terkaya saat ini adalah mereka yang berhasil mengambil alih dua meter dari souk pada hari Sabtu.
Hampir semua orang membawa senjata belakangan ini.
Ayahku pernah pergi untuk memperbaiki saringan senapan, dan mereka menawarinya untuk membeli sebuah shotgun seharga seribu shekel.
Dia hampir saja membelinya untuk perlindungan diri.
Anak laki-laki muda tetangga kami, Ayub, ditahan.
Dalam ingatanku ia adalah anak berusia tujuh tahun yang pemalu.
Kata Ibu, dia telah menjadi penjual senjata.
Mereka mengirimkan polisi dari seluruh negeri ke Tira minggu lalu.
Mereka menutup jalan, mendobrak rumah, dan melepas ubin, satu per satu.
Orangtuaku tahu selama ini Ayub adalah seorang penjual senjata.
Mula-mula mereka mengira dia ditangkap karena dia dulunya pegawai negeri.
Dia memiliki sepucuk Uzi dan hampir setiap malam dia menembakkan serentetan peluru.
"Brrrrrr."
Ibuku menirukannya.
"Otomatis."
Ibuku tidak menyangka dia begitu bodoh, menyembunyikan senapan di rumah, tetapi itulah yang dilakukannya.
Mereka menemukan banyak senapan.
Ibu berdiri di dekat pagar dan melihat.
Lima puluh pistol mungkin.
Polisi dan prajurit berada di sana sepanjang hari.
Mereka menyisir setiap sudut.
Mereka juga memasuki tanah kami dengan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi membawa anjing dan detektor logam, tetapi tidak menemukan apa pun.
Anjing-anjing mencium setiap bunga, karena mereka mencari obat bius.
Ibu berkata polisi bahkan menaiki atap rumah kakak dan adikku dan menggeledah rumahku juga.
"Kapan kalian akan selesai?"
Tanya ibuku.
"Kapan kamu akan kembali?"
Nelson Mandela Orangtuaku memiliki sofa-sofa merah muda yang sangat besar di ruang tamu mereka.
Aku menjatuhkan diri ke salah satu sofa itu dan menyalakan rokok yang kuambil dari bungkus yang ditinggalkan ayah di atas meja.
Aku menggerakkan kepalaku maju mundur seperti alat penyiram air, mencoba menghilangkan asap rokok.
Rumah kami jelek.
Ada kabel listrik yang menonjol di dinding ruang tamu dan sebuah bel yang tidak pernah berbunyi.
Di sebelahnya ada sebuah jam plastik berlapis emas yang diilhami bulu tengkuk seekor singa.
Tergantung di sebelah jam adalah kepala rusa, juga terbuat dari plastik.
Dulu juga ada dua bilah pedang, tetapi keduanya telah patah sejak lama sekali.
Tiga plakat kayu bertulisan Allah dengan huruf berwarna hitam tergantung Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi dengan kurang menarik di dinding di seberangku.
Di dinding sebelah kii, ada lukisan karya Ismail Shammout dengan tulisan Uda (Kembali), dan di sebelahnya ada sebuah lukisan seorang ibu dan seorang bayi dan gerombolan burung gagak yang terbang melayang di atas mereka.
Permadani terjelek di ruang tamu ditenun oleh ibuku.
Permadani itu bergambar dua wanita Jepang berpakaian kimono duduk di dekat danau biru dengan angsa putih yang mengapung di danau.
Dia membuat Gobelin ketika dia belajar di seminar guru di Haifa.
Dia selalu berkata, dia adalah wanita pertama yang belajar di luar desa, dan sekarang dia adalah guru wanita tertua di Tira.
Ketika aku masih di universitas, aku mengundang Yossi untuk makan di rumah orangtuaku.
Yossi adalah teman Yahudi pertama setelah sekolah asrama.
Dia menandai sebuah periode baru di dalam hidupku dan membuktikan aku tidak harus selalu berada bersama orang Arab sepanjang hidupku.
Setelah makan, dia bercanda tentang bagaimana wastafel kami ada di ruang tamu walaupun dia lebih menyukai gagasan menonton pertandingan sepak bola sambil bercukur.
Waktu pertama kali kami bertemu, Yossi berkata dia sulit mengatakan kata Arab, karena kata Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi itu terdengar seperti sebuah kata umpatan.
Setelah itu, kami menjadi teman baik.
Sekarang ayahku berbaring di sofa besar, mengistirahatkan bagian atas tubuhnya pada dua bantal.
Dengan satu tangan, dia setengah menggaruk dan setengah mengupil, dan tangan yang satunya memegang sebatang rokok.
Ibuku sedang mencuci sesuatu di dapur.
Kakakku dan istrinya masuk dan duduk.
Dia sedang hamil, bulan kelima, dan mereka belum tahu apakah bayi mereka laki-laki atau perempuan.
Adikku yang dua tahun lebih muda dariku sedang berbicara dengan tunangannya menggunakan telepon selulernya.
Itu adalah salah satu fitur spesial yang bernama Lingkaran Keluarga.
Mereka membeli dua telepon seluler dan mereka bisa saling menelepon dengan gratis.
Waktunya siaran berita.
Ayahku mengeraskan volume televisi, memindahkan tangannya dari hidung, mematikan rokok, dan menyalakan satu lagi.
Ibu meletakkan semangkuk stroberi di atas meja dan duduk di karpet di kaki Ayah.
Tidak ada tempat lagi di sofa, karena Ayah menggunakan seluruh sofa itu sendirian.
"Tidak ada pria di Hebron,"
Kata ayahku. Dia selalu mengomentari apa saja yang kami tonton di televisi, Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi menganalisanya dengan keras, untuk memastikan kami tidak ketinggalan apa pun.
Sebentar-sebentar ibuku berkomat-kamit mengucapkan Azza, azza-Ya, ampun-dan kadang dia berkata mujrimin, kriminal.
Ayahku berkata, jika ada pria sejati di Hebron mereka akan melakukan aksi mereka bersama dan mengusir para pendatang keluar dari sana.
"Berapa banyak yang dapat mereka bunuh? Biarkan mereka membunuh seratus ribu orang. Pada akhirnya, mereka akan ada di luar sana. Lima orang gila menakuti seluruh kota. Betapa lemah dan pengecutnya mereka itu!"
Sekarang tanggal 30 Maret, Hari Tanah, dan orang-orang keluar untuk mengikuti protes publik melawan penggusuran tanah dan untuk mengenang orang-orang yang terbunuh pada kerusuhan tahun 1976.
Istriku dan orangtuanya pergi mengunjungi desa mereka, Misskeh, yang sekarang bernama Kfar Warburg.
Mereka menyewa sebuah bus dan pergi dalam satu rombongan.
Mereka mengulanginya setiap Hari Tanah dan setiap Hari Kemerdekaan, seperti tamasya tahunan.
Pria, wanita, dan anakanak berdandan, membawa makanan dan panggangan, daging dan alkohol, dan pergi menuju desa mereka.
Kita masih bisa melihat apa yang tersisa dari masjid dan gedung sekolah.
Para wanita mengumpulkan daun anggur dan mencari hyssop-sejenis daun mint-di ladang, sedangkan para Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi pria bermain backgammon di rerun-tuhan masjid dan pria-pria yang lebih muda minum bir dan mengisap rokok lintingan di sisa-sisa bangunan sekolah.
Ayahku berkata, dia tidak mengerti mengapa mereka bersusah-susah pergi ke sana.
Jika mereka sungguh mencintai desa mereka, sejak dulu mereka seharusnya tidak melarikan diri.
Para pengecut itu harus disalahkan untuk semua yang terjadi.
Lebih baik mati membela tanah tumpah darahmu.
Dan mengapa mereka menjual tanah yang mereka miliki di sana? Ayahku menyebut penjualan tanah yang telah diambil alih kepada pihak Yahudi sebagai tanah likuidasi.
Siapa pun yang menjual tanah berarti telah menyerah.
"Laki-laki macam apa mereka?" *** Pada malam harinya, aku bergabung dengan istriku dan putri kami di rumah orangtuanya. Mereka sudah pulang dari piknik. Mobil kakakku menghalangi mobilku dan ia menghampiriku untuk memberikan kuncinya padaku. Aku senang mengemudikan mobilnya. Setidaknya radionya berfungsi. Benar, perjalanannya hanya sebentar, tetapi mendengarkan musik di Tira adalah salah satu kesempatan yang jarang. Aku harap radionya menangkap siaran stasiun militer karena aku tidak biasa dengan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi tombol-tombol ini.
Aku menyalakannya dan mendengarkan.
Kakakku tidak tahu cara mengurus sebuah mobil.
Dia tidak bisa mengemudi.
Aku berada di mobil bersamanya beberapa kali, dan pada akhirnya kami selalu saja bertengkar.
Aku tidak akur dengan kakakku.
Radio memainkan "Abu el-Halil".
Aku tidak percaya aku mendengarkan lagu itu.
Bagaimana mungkin kasetnya bertahan begitu lama? Lagu itu biasa kami dengarkan di mobil Ayah ketika kami pergi ke gunung untuk memetik hyssop.
Aku dulu hafal kata-kata dalam lagu itu dan ternyata sampai sekarang aku masih ingat.
Aku bernyanyi mengikuti lagu tersebut, seolah-olah selama ini tidak pernah berhenti mendengarkannya.
"Ya Amina, ya abu el-Halil... bukalah Pintu Gerbang Nablus dan biarkan kami masuk."
Setelah lagu itu usai, diputarlah sebuah lagu lain yang dulu juga kusukai tentang meletakkan aib di belakang kami dan mengembalikan kehormatan kami dengan batu dan darah, tentang anak-anak yang tidak memiliki rasa takut.
Aku tertawa, sekarang, pada kualitas kaset dan musiknya.
Aku memelankan volume radio dan berkendara melewati Tira.
Hari ini Jumat, dan sudah malam, tetapi orang-orang masih berkerumun di jalan.
Banyak anak muda di dalam mobil mereka atau berjalan, dan aku Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi bertanya-tanya mau ke mana mereka semua pada malam Hari Tanah.
Di sana seharusnya ada pemogokan umum, tetapi toko-toko buka, bahkan sebelum siang.
Orang-orang tidak ingin kehilangan pendapatan.
Di samping itu, pemogokan akan membuat orang-orang Yahudi takut melintas dalam perjalanan mereka ke Kokhav Yair.
Mereka adalah pelanggan yang baik.
Di dinding di kamar lama istriku ada foto Nelson Mandela, yang diambil dahulu kala, ketika dia masih dipenjarakan.
Mandela kala itu masih muda dan kuat, dengan jenggot hitam yang lebat.
Di sebelahnya adalah gambar sebuah palu arit dan bendera merah Soviet.
Juga ada foto para model dan ratu kecantikan serta penyanyi Mesir seperti Ihab Taufiq dan Amer Diab, dan wanita berpakaian mandi dan gaun dari tahun delapan puluhan.
Barang paling baru di dalam kamar yang dimiliki istriku bersama kelima saudara perempuannya itu adalah foto Brandon dari film seri Beverly Hills 90210.
Dia menggantungnya di sana ketika dia masih di SMA.
Semua saudara perempuannya sudah menikah sekarang dan kamar dengan dinding yang terkelupas itu adalah tempat kami tinggal setiap kali kami berkunjung ke Tira, yang sebenarnya jarang kami lakukan.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Ibu mertuaku telah mengatur tempat tidur di salah satu sudut, di bawah foto Ofra Haza dan seorang model terkenal.
Sejak kami menikah, dua tahun lalu, kami selalu disambut oleh kain seprai yang sama dan bantal tebal yang sama, keras bagaikan batu, juga selimut wol kasar yang sama yang memaksa kami tidur dengan pakaian lengkap bahkan pada malam tergerah pada musim panas sekalipun.
Di Tira hawanya sangat panas.
Dahulu, orang-orang akan tidur di atap ketika musim panas, tetapi mereka terlalu takut sekarang.
Mereka merasa tidak aman lagi.
Orang-orang sebaiknya tidak meninggalkan pintu depan dalam keadaan tak terkunci.
Desa dipenuhi para pencuri, penjahat, dan pemerkosa, apalagi sekarang mereka telah membawa masuk segala macam kolaborator-dan juga senjata mereka.
Kamar lama istriku selalu menimbulkan perasaan ini padaku.
Tiba-tiba aku merasa sangat tertarik padanya, seolah-olah kami baru saja bertemu.
Dia selalu memakai jubah pudar milik ibunya dan aku tidak bisa menolak.
Kami selalu bercinta di kamarnya dan terus berpegangan tangan dalam tidur kami.
Di dalam kamarnya, hatiku penuh dengan cinta.
Dia selalu cantik di mataku, cantik seperti sebelumnya, ketika kami pertama kali Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi bertemu.
Kata istriku, saat-saat di Tira adalah saat-saat terbaik yang kami lalui bersama.
Dalam waktu dekat, orangtuanya akan merenovasi rumah ini dan menghancurkan kamar ini.
Rumah ini sudah kurang terawat sejak dulu.
Sebelum pertama kali kami pergi ke sana, istriku menangis.
Aku akan melamarnya pada orangtuanya, dan dia malu untuk menunjukkan tempat tinggalnya.
Dia terus berharap kami tidak sampai harus menggunakan kamar mandi yang merupakan bagian paling menyedihkan dalam rumah itu.
Ayahnya memasang sepuluh paku baja di dinding di atas bak cuci piring untuk menggantung spons, dan menulis nama setiap anggota keluarga di setiap spons.
Bukan spons yang kita beli di toko, melainkan loofah, jenis yang kita buat sendiri.
Tujuh paku sudah tidak ada sponsnya lagi.
Potongan loofah yang masih tersisa punya orangtuanya dan adik lakilakinya yang paling kecil.
Dia dua tahun lebih muda daripada kami.
Dia sudah belajar keras di salah satu universitas selama beberapa tahun belakangan ini, belajar ekonomi, dan kemungkinan dia akan segera lulus.
Dia memiliki kamar sendiri di bawah rumah.
Dulunya ruang itu adalah ruang penyimpanan minyak dan buah zaitun, dan ada sebuah oven juga di Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi dalamnya.
Lalu, ketika dia bertambah dewasa, mereka menempatkan sebuah tempat tidur di sana dan dia pindah ke kamar itu.
Dia menutupi tembok yang kosong dengan syal merah tim sepakbola Hapo'el, dan poster Chicago Bulls, Michael Jackson, Fairuz, dan Lenin, juga poster-poster Hari Tanah, salah satunya bergambar seorang laki-laki duduk di bawah pohon zaitun memegang cucu laki-lakinya yang berambut pirang yang mengenakan kaffiyeh, dan bertuliskan KAMI TETAP TINGGAL.
Mereka membangun kamar untuknya di lantai atas sekarang dan orangtuanya akan bisa kembali menggunakan ruang penyimpanan mereka.
Mereka tidak butuh lebih dari itu, kata ibu mertuaku, dan sudah waktunya satu-satunya anak laki-laki mereka memiliki rumah sendiri.
Dengan begitu dia akan bisa bertunangan, menikah, dan punya anak.
Adikku Adikku telah mengikat nasibnya pada sebuah dunia yang berbeda.
Dia keluar dari desa, sepertiku, tetapi dia tidak berbaur dengan Yahudi.
Dia tidak memiliki teman, baik di desa maupun di Tel Aviv.
Adikku hampir tidak pernah berbicara.
Dia selalu seperti itu.
Dia dapat menghabiskan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi waktu seharian tanpa mengucapkan satu patah kata pun.
Gurunya di desa mengira dia tidak paham pelajaran di kelas, karena dia tidak pernah ikut ambil bagian, dan tidak pernah mengangkat tangannya di kelas untuk menjawab.
Kadang, setelah pertemuan orangtua guru, ayahku akan berteriak padanya.
"Apa kamu banci? Mengapa kamu begitu pemalu?"
Adikku hanya mendengarkannya dan tidak menjawab.
Nilainya selalu bagus, jadi mereka membiarkannya.
Adikku tidak suka pada orang-orang, khususnya orang asing.
Ketika ada seseorang yang mengetuk pintu, dia langsung masuk ke kamarnya, walaupun hanya dia yang ada di rumah.
Dan jika kebetulan dia pulang dari sekolah dan mendengar ada orang asing berbicara di dalam rumah, dia akan selalu menunggu di luar di bawah pohon sampai tamu itu pergi.
Pokoknya dia tidak ingin bertatapan muka dengan orang-orang.
Dia bisa menghabiskan berjam-jam dalam guyuran hujan atau terik matahari hanya untuk menghindari itu.
Adikku tidak pernah menjawab telepon.
Begitulah adanya.
Orangtuaku akhirnya menyerah dan berhenti menyu-ruh-nyuruhnya.
Ketika telepon berdering, dia pergi ke Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi kamarnya.
Dia berdiam di sana sambil mendengarkan musiknya, yang bukan musik Yahudi dan juga bukan musik Arab.
Karena beberapa alasan, orangtuaku mengira adikku menyayangiku.
Mereka berpikir kami berdua adalah jenis orang yang aneh dan berbeda, jadi terkadang ketika aku ada di rumah mereka memintaku untuk mencoba berbicara dengannya, menanyakan kabarnya.
"Tanyakan padanya bagaimana kuliahnya,"
Kata ibuku, sesekali.
"Tanyakan padanya bagaimana keadaan di universitas, apakah dia punya teman, apakah dia butuh uang, apakah dia bisa menyesuaikan diri dengan makanan dan teman seka-marnya."
Ketika kami menanyakan sesuatu padanya, dia bisa saja hanya mengangguk, dan sulit mengetahui apa yang sebenarnya dia pikirkan.
Tetapi, dia selalu mengirim transkrip nilainya pada orangtuaku, agar mereka tidak khawatir, agar mereka tahu dia baik-baik saja.
Adikku adalah seorang seniman.
Dia menggambar potret dan still life.
Dia tidak menunjukkan hasil lukisannya pada siapa pun.
Kadang, ketika aku berada di rumah, aku memeriksa lacinya, buku catatannya, dan melihat lukisannya yang dibuatnya dengan diam-diam.
Dia ingin belajar seni, tetapi orangtua kami berkata ilmu seni tidak praktis, seseorang harus memiliki pekerjaan terlebih dahulu, sebuah pro fesi.
Seni itu adalah hobi; Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi tidak ada yang bisa kita lakukan dengannya.
Adikku tidak mendebat.
Orangtuaku memeriksa nilainya, memutuskan dia sepertinya cocok menekuni ilmu keperawatan, dan mengirimnya ke sekolah keperawatan.
Setelah itu dia jarang sekali pulang ke rumah.
Di siang hari dia sekolah dan pada malam harinya dia bekerja.
Pada hari Idul Adha, dia mengambil cuti satu hari dan pulang ke desa untuk menemui anak perempuanku.
Sudah sembilan bulan sejak dia lahir, dan adikku belum pernah melihatnya.
Adikku tersenyum pada anakku dan mencoba untuk mengangkatnya, tetapi dia tidak tahu cara melakukannya.
Dia mencoba untuk bermain dengan anakku tetapi akhirnya dia menyerah karena dia tahu dia tidak akan berhasil.
Dia tidak ingin bermain dengan anakku di depan semua orang.
Itu bukan gayanya.
Dia menatap anakku, dan akhirnya membawanya ke kamarnya.
Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan di dalam sana.
Mungkin memasang earphone ke telinga anakku.
Namun, ketika dia membawa anakku keluar, anakku tersenyum.
Hanya adikku dan aku yang suka bermain sepak bola.
Aku pernah menjegalnya dan akibatnya satu gigi depannya patah.
Setelah itu, dia tidak mau keluar rumah.
Dia tidak ingin siapa pun melihat giginya yang patah.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Dia tidak mau lagi pergi ke sekolah, dia ingin meninggalkan sekolah saja, katanya pada Ayah dan Ibu.
Dia bahkan tidak mau pergi ke dokter gigi.
Selama hampir satu tahun penuh, dia berdiam di rumah dan tidak bertemu satu orang luar pun.
Giginya jugalah yang membuatnya berhenti berbicara karena dia tidak ingin membuka mulutnya.
Dan sejak dia menjauhkan diri dari orang-orang, dia juga menjauhi tukang cukur.
Sudah sepuluh tahun begitu, dan rambut hitamnya yang berombak hampir menyentuh bokongnya.
Dia menyisirnya dan mengikatnya dengan tali karet.
Orangtuaku sudah menyerah.
Mereka tidak mencoba menyuruhnya memangkas rambutnya lagi, tetapi akulah satu-satunya orang yang bilang padanya rambutnya terlihat bagus, karena memang terlihat bagus.
Dia suka melihat rambutnya di cermin dan memainkannya.
Dia melepas kemejanya dan mengamati tubuhnya yang kurus, tinggi dan berotot, kemudian dicobanya menutupinya dengan rambutnya yang gondrong.
Giginya masih patah.
Itulah alasan dia berhenti tertawa, walaupun kadang dia tersenyum dengan mulut tertutup.
Jika dia meluruskan bibirnya, kita bisa tahu dia sedang tersenyum.
Kadang aku membelikannya CD baru.
Aku membelikannya sebuah alat pemutar CD portabel sebelum dia kuliah, karena aku tahu dia tidak akan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi bisa menjalani kuliah tanpa musiknya.
Dia meluruskan bibirnya dan terlihat sangat bahagia.
Adik laki-lakiku harus kembali bekerja sekarang, sebelum para tamu berdatangan, sebelum siapa pun datang berkunjung.
Dia berada di dalam kamarnya, mengemasi tasnya, dan aku masuk bersama bayiku.
"Dia manis,"
Katanya, dan aku melihat giginya yang patah, yang sudah berubah menjadi kuning sekarang.
Sudah lama sejak terakhir kali aku melihatnya.
Entah mengapa, aku mengira giginya tidak lagi patah bahwa dia telah tumbuh dewasa, bahwa dia telah merapi kannya tetapi dia tidak pernah pergi ke dokter gigi.
Dia mencoba menyembunyikan giginya yang patah dengan tangannya, berpura-pura bermain dengan rambutnya, atau menggaruk ujung hidungnya, mengepalkan tangannya dan berbicara melalui kepalan tangannya itu.
Kepalan tangannya dapat membuat gema.
"Bagaimana kabarmu?"
Tanyaku.
"Aku baik-baik saja."
"Bagaimana sekolah?"
"Baik-baik saja."
"Bagaimana pekerjaan?"
"Baik-baik saja."
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi "Apa kamu masih melukis?"
Tanyaku. Dia mengangguk.
"Aku melukis di tempat kerja,"
Katanya.
Adikku bekerja di sebuah rumah sakit di Petah Tikwa, di bagian penyakit dalam.
Katanya dia sungguh menyukai pekerjaannya, dan pekerjaannyalah yang membuatnya bisa menjalani kehidupan dan sekolahnya.
Adikku tidak malu lagi untuk menunjukkan giginya padaku.
Dia tahu aku tidak melihat ke arah giginya.
Dia tahu aku mendengarkannya, dan aku sungguh ingin mendengar apa yang dikatakannya.
Dia memiliki pekerjaan yang bagus.
Dia menghabiskan sepanjang malam di sebuah sofa rangkap bagaikan sebuah ranjang, jenis yang kita temukan di rumah-rumah orang kaya, mendengarkan musik dan melukis.
Dia duduk di sofa yang nyaman yang mengarah ke tiga ranj ang di ruang terakhir di Pengobatan Penyakit Dalam B.
Pekerjaannya adalah menunggu mereka mati.
Mereka tidak berbicara, tidak bergerak, dan terhubung dengan alat penunjang kehidupan.
Kadang ada dada yang terangkat, tetapi itulah gerakan satu-satunya.
Biasanya mereka mati dalam waktu sehari atau dua hari setelah tiba di ruang yang dijaga adikku.
Tetapi, Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi pernah ada seseorang yang berada di ranjang selama dua bulan sebelum akhirnya dia meninggal.
Kata adikku, kita bisa tahu saat mereka mati.
Mereka gemetar.
Dia mengguncangkan tubuhnya, untuk menunjukkan padaku bagaimana orang-orang mati.
Ketika ada seseorang yang mati, dia memanggil seorang dokter, dan setelah dokter menandatangani surat-surat, dia melepaskan mesin dan meletakkan label nama di bagian dada dan kepala orang itu.
Itulah yang dilakukan adikku.
Kadang para perawat tidur dan memintanya untuk tidak membangunkan mereka jika ada seseorang yang meninggal, dan dia menunggui orang yang meninggal itu sampai pagi.
Di setiap jadwal kerja hampir selalu ada seseorang yang mati.
Di satu malam, ketiga orang di ruang jaganya mati, dan dia menjadi sangat tertekan karena jadwalnya berakhir terlalu dini dan dia tidak tahu harus berbuat apa.
Adikku hanya melukis mereka ketika sudah mati.
Dia mematikan mesin yang berkedip-kedip dan menulis semuanya sebelum memberi tahu dokter dan perawat.
Orang-orang di ranjang itu sudah tua, dengan luka baring yang parah.
Katanya, ruangannya bau, tetapi dia sudah terbiasa.
Perawat seharusnya memandikan mereka setiap hari, tetapi adikku berkata lebih Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi bermartabat jika kita sama sekali tidak memandikan mereka.
Dia melihat perawat laki-laki menggunakan kaki mereka untuk membalikkan pasien ketika mereka sedang dimandikan.
Kadang, dia melukis perawat laki-laki.
Mereka menjijikkan, katanya, khususnya orang-orang Arab.
Adikku tidak berbicara pada mereka, bahkan tidak menyapa.
Tanggung jawabnya hanyalah pada pasien.
Adikku memiliki sebuah lukisan di portofolio tentang seorang wanita yang meninggal hari sebelumnya, tetapi dia tidak akan mengizinkanku melihat lukisan ini.
Katanya ini adalah lukisan yang bagus, lukisan yang dia sukai.
Dia menyebutnya Sang Wanita Kaya karena semua giginya adalah gigi palsu.
Mesir Perang sudah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari kami, dan aku mencoba tidur dengan memikirkan permainan perang.
Aku melihat diriku memegang komando seluruh divisi, memerintahkan semua orang dalam posisi penyerangan dan memberi tahu mereka untuk tidak bergerak tanpa aba-aba dariku.
Pada pagi hari aku bangun dan menyadari aku lagi-lagi Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi kalah dalam perang.
Aku telah tertembak, dan seluruh divisiku telah mati.
Perang ada bersamaku di mana pun, bahkan dalam tidurku.
Kadang aku meloncat di tengah malam dan memeriksa siapa yang menembak ke arah tempat tidurku dan siapa yang menembak ke arah bayi kami.
Kadang telepon berdering dan aku butuh beberapa saat untuk menyadari itu bukan suara tembakan.
Kadang aku memikirkan untuk pindah agama, tapi kadang aku berpikir aku harus meledakkan diriku atau menabrak beberapa praj urit Israel di persimpangan Raanana.
Aku jadi lebih sering kembali ke Tira untuk mencari jawaban, mencoba mencari tahu apa yang telah dilakukan orangorang lain yang seperti diriku, orang-orang dengan KTP biru, mencoba melihat masih adakah harapan yang tersisa.
Aku mulai menerima undangan ke pernikahan kerabat, mengunjungi ibu-ibu yang baru melahirkan dan melakukan kunjungan belasungkawa.
Aku harus kembali.
Ibu berkata, mereka dapat mengangkut setiap desa ke truk yang berbeda, dan kami mungkin akan dibawa dari Beit Safafa menuju Yordania.
Orangorang di Tira akan dibawa ke Lebanon.
Ibu berkata, kami harus memastikan seluruh keluarga kami berada di truk yang sama.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Ibu berkata hal terburuk yang dapat terjadi adalah dibawa ke Mesir.
Mesir adalah yang terburuk.
Mereka baru saja kembali dari Mesir minggu lalu.
Perjalanan itu membuat mereka berdua depresi, khususnya ayahku, yang kehilangan kepercayaan pada dunia Arab.
Dia berkata mereka terlalu sibuk menangani kelaparan dan tidak punya energi untuk mengurusi Zionisme, panArabisme, dan perang.
Akhirnya dia tersadar bahwa Nasser sudah meninggal dan tidak akan ada orang lain lagi yang seperti Nasser.
Ayahku berhenti selama dua jam di perbatasan, di Taba.
Ibu memberitahuku dengan berbisik karena Ayah tidak mau membicarakannya, dan ibu tidak ingin Ayah mendengar perkataannya dari kamar tidur.
Ibu berkata, para prajurit di perbatasan menemukan namanya di komputer dan meneriakinya dengan cara yang paling menjijikkan.
Ibu gemetar, berusaha keras untuk menahan air matanya.
Mereka memerintahkan Ayah untuk duduk di samping.
Anak-anak berteriak padanya.
"Tutup mulutmu!"
Dan membawanya ke ruangan lain.
Ibu berkata, Ayah tidak akan terlalu peduli seandainya saja tidak ada orang-orang yang melihat dan merasa kasihan padanya.
Mereka tidak mengerti dia bernilai lebih dari seribu kali mereka.
Ibu berkata ayahku lebih pintar dan bernilai lebih dari apa pun di dunia.
Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Sejak perjalanan ke Mesir itu, ayahku tidak ingin berjuang lagi.
Dia terus mengikuti berita dunia, tetapi dia tidak lagi memberikan jawaban atau pemecahan atau memberi komentar.
Dia tidak lagi peduli akan revolusi atau kesetaraan atau tanah atau sebuah negara yang bebas.
Ayahku sudah menyerah.
Dia berkata, rakyat Palestina harus menyerah juga, dan jika dia adalah seorang pemimpin Palestina, dia akan memerintahkan mereka menghancurkan Masjid Al Aqsa.
Pertama, mereka akan meledakkannya dengan dinamit, lalu mereka akan mengerahkan buldoser untuk membersihkan semua sisa-sisa Islam dan Arabisme.
Ayahku berkata itu akan menjadi pembalasan dendam rakyat Palestina atas kebungkaman Islam dan dunia Arab atas penderitaan mereka.
Dan jika rakyat Saudi, rakyat Iran, rakyat Suriah, rakyat Mesir, dan dua puluh dua negara Arab-seperti yang dikatakan kaum Zionis-menginginkan Masjid Al Aqsa dan Al Quds, biarkan mereka datang dan melindungi sendiri.
Ayahku berkata sudah cukup baginya, dia depresi; semua orang lebih baik menyerah seperti kami, seperti orang Arab-Israel.
Ayahku berkata, keadaan terbaik akan dirasakan saudara sepupu kami di Tulkarm, Ramallah, Nablus, dan Bakat el-Hatab yang menerima KTP biru yang sama dengan yang kami miliki.
Biarkan mereka menjadi warga kelas Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi ketujuh di negara bagian Zionis.
Dia berkata, itu lebih baik daripada menjadi warga kelas ketiga di negara bagian Arab.
Ayahku membenci orang Arab.
Dia berkata, lebih baik menjadi budak musuhmu daripada menjadi budak seorang pemimpin dari orang-orangmu sendiri.
Nadia (dinamai seperti pesenam Rumania, Nadia Co-maneci), istri kakakku Sam, telah melahirkan cucu laki-laki pertama dalam keluarga kami.
Ayahku tidak ingin bayi itu dinamai dengan namanya.
Katanya, itu akan memberi pertanda buruk dan bayi itu tidak mirip dengannya sama sekali.
Kakakku sedang mencari sebuah nama yang penuh arti.
Mereka ingin memanggilnya Beisan (sekarang dikenal sebagai Beith Shean).
Atau Izzuddin, seperti Brigade Izzuddin Al Qassarn.
Atau Che Guevara, Nelson Mandela, Castro, Nasser, dan Sabra.
Mereka ingin memberinya nama Wathan (tanah air), yang sebenarnya ingin Ayah gunakan untuk namaku.
Mereka terpikir untuk memberinya nama Ard (tanah) dan Iyaar (Mei), karena kakakku Sam lahir pada tanggal 1 Mei, May Day, hari festival musim semi yang juga hari buruh internasional, dan Ibu telah menerima sebuah bingkisan dari rumah bersalin.
Akhirnya mereka memilih nama yang disarankan adikku Mahmoud dan memberi nama bayi itu Danny.
Mahmoud berkata, nama itu akan Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi menyelamatkan anak tersebut dari banyak masalah.
Mungkin dia akan ditertawakan di Tira, tetapi dia akan mendapatkan lebih banyak kemudahan di universitas, di tempat kerja, di bus, dan di Tel Aviv.
Danny lebih baik.
Sejak, orangtua istriku mulai merenovasi rumah agar siap dipakai untuk pernikahan anak laki-laki mereka, istriku, aku, dan bayi kami tidur di matras di kamar Nenek.
Dia sulit melihat atau mendengar, tetapi dia masih bangun setiap subuh setiap hari untuk salat dengan duduk.
Aku selalu membuka mataku ketika Nenek bangun.
Istriku dan bayi kami masih tertidur.
Aku melihat Nenek merangkak ke toilet dan pancuran.
Aku dengar ia muntah.
Aku lekas-lekas bangun dan berlari ke arahnya.
Dia duduk di lantai, mencoba mengangkat kepalanya setinggi kloset, tetapi tidak berhasil.
Dia muntah dan mengenai dirinya sendiri.
"Kenapa, Nenek?"
Aku bertanya.
"Tidurlah kembali, habibi. Bukan apa-apa. Setiap hari juga begini."
Aku memeluknya dan mencium kepalanya, mencoba tidak menangis.
Dia menyembunyikan matanya di belakang syal putihnya dan berkata bukan kematian yang membuatnya menangis.
Sama sekali bukan itu.
Dia sudah lelah dan dia tidak ingin lagi menjadi beban bagi Ibu dan Ayah.
Katanya, Koleksi ebook inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi satu-satunya alasan dia menangis adalah dulu dia mengira dia akan dikubur di tanah airnya sendiri.
"Apa kamu ingat di mana kunci lemari itu?"
Dan kami berdua menangis bersama.
Tentang pengarang Sayed Kashua adalah warga negara Israel keturunan Arab.
Ia menerbitkan novel pertamanya ini, Tarian Cinta (dalam bahasa aslinya berjudul 'Arvim okdim, 2004), pada usia 26 tahun.
Novel yang diangkat dari kisah nyata Kashua sendiri ini menjadi buku laris di Israel dan telah diterjemahkan ke beragam bahasa, antara lain bahasa Indonesia, Italia, Jerman, Prancis, Belanda, Polandia, Spanyol, dan Inggris.
Novel ini juga telah difilmkan oleh Ruggero Gabbai, sutradara Italia terkemuka.
Edit & Convert.
inzomnia
http.//inzomnia.wapka.mobi Koleksi ebook inzomnia
Rajawali Emas Dewi Karang Samudera Pengemis Binal Asmara Penggoda Agatha Christie Lapangan Golf Maut