Pendekar Sejagat 4
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai Bagian 4
Pendekar Sejagat Karya dari Wen Rui Ai
"Bagaimana ini? Habislah kami! Habislah!"
Shi Tu Qing Yan dengan cemas bertanya.
"Paman Fang, apakah kau sudah mempunyai cara?"
Fang Zhen Mei berpikir sebentar dan berkata.
"Sudah ada!"
Adik kakak Shi Tu segera senang dan mereka bertanya.
"Dengan cara apa? Cara apa?"
Fang Zhen Mei berpikir sebentar dan berkata.
"Cara ini sekarang belum bisa terpakai."
Tian Xin berkata.
"Kapan baru bisa dipakai?"
Fang Zhen Mei menjawab.
"Harus menunggu sebentar."
Kali ini Shi Tu Qing Yan juga sudah cemas. Dia berkata.
"Kalau menunggu lagi, kita semua akan matang."
Fang Zhen Mei tersenyum dan berkata.
"Betul, pada waktu itu kita lolos." ---ooo0dw0ooo--- Hari hampir terang. Hari subuh. Angin paling dingin, kabutpun paling lembab, langitpun paling gelap. Bulan sudah tidak ada, angin kencang dan awanpun sangat rendah, angin tetap terasa dingin. Di dalam Han Bi Lou bagian barat, Seseorang berbaju hitam dengan cepat keluar dari jendela. Dia masih terus menerus melihat Han Bi Lou. Di dalam jendela ada seorang perempuan sedang dengan sepenuh hati memandang bayangan orang itu. Air mata Gong Sun Yue Lan, di dalam angin malam dan angin pagi seperti sudah membeku menjadi es. Wo Shi Shui sudah pergi jauh. Dengan sedih Yue Lan masih berpikir dan melihat. Tidak ada bulan, tidak ada bintang, angin meniup awan. Tiba-tiba dia sudah melihat di atas atap banyak orang yang berbaju hitam. Mereka sedang menuju Han Bi Lou. Dia ingin berteriak, tapi jendela sudah dipukul hancur. Seseorang yang kuat dengan langkah besar masuk. Gong Sun Yue Lan membentak.
"Siapa?"
Orang itu menjawab dengan dingin.
"Chang Xiao Bang Qu Lei."
Dengan cepat Yue Lan sudah maju.
Dia mengambil Gu Zheng.
Dari dalam mengeluarkan sebilah pedang.
Pedang cepat seperti kilat terus menyerang Qu Lei.
Qu Lei sudah mulai mengeluarkan kepalan tangan.
Gu Zheng hancur.
Yue Lan mundur beberapa langkah.
Qu Lei mendekat, Yue Lan segera memukul dengan bangku.
Tapi bangku tetap hancur dipukul Qu Lei.
Yue Lan sudah mundur sampai pinggir tempat tidur.
Dia mengangkat meja dan melempar meja itu kepada Qu Lei.
Dia tidak berharap meja ini bisa menyerang mundur Qu Lei.
Dia hanya berharap bisa menghadap dia sebentar supaya dia ada kesempatan untuk melarikan diri.
Tapi Qu Lei tidak menghindar, dia tetap memukul, mejapun hancur.
Yue Lan sudah mendengar di luar suara sangat ribut.
Suara perempuan-perempuan * berteriak.
Suara bertarung juga terdengar, dia ingin lari dari pintu.
Tapi Qu Lei sudah dengan cepat mendekat.
Dengan dingin dia berkata.
"Lebih baik kau mendengar perintahku!"
Qu Lei memecahkan pintu tapi dia menghadang di pintu. Yue Lan dengan marah berkata.
"Aku memilih mati!"
Dia ke depan, 2 jari menusuk mata Qu Lei. Qu Lei memukul. Gong Sun Yue Lan sudah terbang keluar, mulut mengeluarkan darah. Qu Lei dengan suara keras berkata.
"Semua menyerang ke Han Bi Lou, tidak ada orang yang boleh lolos."
Suaranya memenuhi Han Bi Lou.
Begitu kamar Gong Sun Yue Lan ada suara yang aneh, Qu Yang Sao Yue sudah bangun.
Dia dengan cepat keluar membawa pedang.
Tiba-tiba ada cahaya pedang mendekat, cepat dan tepat.
Dengan pedang Qu Yang Sao Yue bisa menahan serangan ini.
Segera dia menyerang 7 jurus pedang, orang itu mundur 7 langkah, tapi dia dapat menyambut 7 pedang ini.
Hanya sebentar orang itu sudah menyerang 7 pedang Qu Yang Sao Yue juga menghindar 7 pedang itu tapi dia sudah mulai sedikit terengah-engah.
Begitu dia melihat lawan adalah seorang pemuda yang dingin dan sombong juga cabul.
Qu Yang Sao Yue sangat marah dan berkata.
"Kau siapa?"
Pemuda itu tertawa dan berkata.
"Chang Xiao Bang Fang Zhong Pin!"
Qu Yang Sao Yue sangat kaget. Kalau Chang Xiao Bang datang menyerang, tadi ada suara aneh datang dari kamar Yue Lan. Dia sekarang pasti dalam bahaya, karena itu dia marah dan membawa pedang dan berkata.
"Minggir!"
Fang Zhong Pin tertawa dan berkata.
"Kenapa harus minggir? Biarpun umurmu sedikit tua tapi masih cantik. Aku tidak mau jauh-jauh darimu"
Belum habis dia berkata, Qu Yang Sao Yue sudah menyerang dengan ilmu pedang dan memaksa Fang Zhong Pin keluar dari pintu menuju pekarangan. Han Bi Lou di mana-mana sudah terdengar suara teriakan dan suara pertarungan. Qu Yang Sao Yue berteriak.
"Kalian jangan gugup, bergabunglah untuk melawan."
Dan pada waktu itu juga Fang Zhong Pin menyerang kembali. Qu Yang Sao Yue membentak dan berkata.
"Cari mati!"
Pedang yang di tangan sudah bergetar.
Dia ingin dengan tenaga dalam yang sudah dia latih puluhan tahun menggetarkan pedang yang dipegang supaya bisa lepas dari tangan Fang Zhong Pin.
Begitu 2 pedang saling beradu, tangan Fang Zhong Pin dibuat kesemutan.
Qu Yang Sao Yue pun menyerang lagi 3 jurus dan membuat pedang yang dipegang Fang Zhong Pin terlepas.
Qu Yang Sao Yue sangat senang, dia menyerang lagi dan ingin mengambil nyawa Fang Zhong Pin.
Fang Zhong Pin tidak menghindar tapi malah maju, biarpun di tangan tidak ada pedang tapi dia menggunakan tangan menjadi pedang.
Pedang tangan sudah terlatih.
Tedang telapak' yang Fang Zhong Pin latih kecuali pedang tangan baju, yang lebih lihai adalah "pedang telapak'.
Begitu Qu Yang Sao Yue menggetarkan pedang Fang Zhong Pin dan pedang Qu Yang Sao Yue ikut terlepas juga, dia mengira kemenangan sudah di pihak dia.
Oleh karena itu dia kurang waspada.
"Pedang telapak' sudah sampai ke dada Qu Yang Sao Yue. Qu Yang Sao Yue tiba-tiba berteriak.
"Anak-anak cepat kabur! Jangan bertarung lagi!"
Dengan tertawa dingin Fang Zhong Pin berkata.
"Sayang, ingin kabur juga sudah tidak ada kesempatan lagi."
Dia menarik kembali tangannya. Darah seperti gunung muncrat keluar dari dada Qu Yang Sao Yue. Qu Yang Sao Yue segera roboh. Fang Zhong Pin berteriak.
"Semua orang Han Bi Lou dengar, kalian tidak perlu bertarung lagi. Ketua kalian, Qu Yang Sao Yue sudah mati di tanganku."
Gong Sun You Lan begitu mendengar Qu Yang Sao Yue keluar dari pintu, dia sudah terbangun.
Begitu bangun sudah ada murid Chang Xiao Bang masuk.
Dengan Pi Pa dia menyapu, 2 orang tadi segera mati.
Baru keluar dari pintu kamar bayangan telapak sudah datang.
Seseorang yang seperti mayat hidup sudah ada di depan.
Dengan cepat You Lan menghindar serangan telapak ini dan membentak.
"Kalian siapa?"
Orang itu tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"Aku adalah Zhan Yu Chan dari Chang Xiao Bang. Hai perempuan lebih baik kau menurut apa yang aku perintah!"
You Lan melihat orang ini ada telapak tangan, tapi tidak ada jari.
Tapi menyerang sama sekali tidak ada suara, cepat dan tepat.
You Lan tahu yang dia latih adalah telapak tangan beracun.
Hatinya sangat benci.
Diapun bertarung lagi.
Tangan memegang Pi Pa, dengan satu jurus dia sudah menyapu.
"Wu Zhi Zhang' (Telapak Tanpa Jari) Zhan Yu Chan membentak, segera menghindari serangan Pi Pa. Kemudian dua telapak tangannya mengeluarkan serangan yang kuat ke arah You Lan. You Lan melihat api Han Bi Lou sudah terbakar, hatinya kaget, pada waktu itu kata-kata Qu Lei keluar dari kamar Yue Lan. You Lan sudah tahu Yue Lan sudah terbunuh, diapun tidak ingin bertarung lagi. dia mengangkat Pi Pa dan memukul Zhan Yu Chan. Dengan 2 telapak tangannya, Zhan Yu Chan memecahkan Pi Pa. waktu Pi Pa hancur dan membuat mata Zhan Yu Chan buram, dari dalam Pi Pa You Lan mencabut pedang dan menusuk. Zhan Yu Chan berteriak.
"Pedang sudah menembus tenggorokan."
Sesudah membereskan Zhan Yu Chan, You Lan ingin menolong adiknya tapi di belakang sudah ada yang menyerang.
Untung You Lan segera tahu, dia menghindar ke pinggir tapi pundak sudah terkena dan terluka.
Yang menyerang adalah anak buah Biao Xue Hun telapak sakti' Luo Tian Chi.
Dia dengan galak berdiri di sana, tangannya masih memegang golok.
Kata Gong Sun You Lan.
"Tadi pagi kau kuberi hidup, sekarang kau masih tidak tahu malu berani melukai orang dari belakang!"
Luo Tian Chi mengangkat golok tinggi-tinggi dan tertawa.
"aku menyerangmu diam-diam, tidak ada yang tahu kau sudah menjadi daging di mulutku. Lebih baik aku menikmati dulu dirimu..."
Tiba-tiba tenggorokannya berbunyi dan dua mata sudah membelakak kemudian roboh karena dua bilah pedang sudah menancap di dadanya.
Begitu dilihat oleh You Lan, ternyata yang datang adalah orang dari markas Biao Feng Yun Yang Ku Wei.
Yang Ku Wei berkata.
"Nona cepat lari! Kita sudah dikepung musuh..."
Kata dia belum habis, sudah mendengar kata-kata Fang Zhong Pin mengenai Qu Yang Sao Yue. Yang Ku Wei marah dan berkata.
"Kurang ajar..."
Tapi tiba-tiba kepalanya sudah pecah dan darah bermuncratan. You Lan menjerit. Terlihat ada satu orang berbaju hitam juga pendek mendekat. Dia tertawa dan berkata.
"nona bagaimana obat peledak ini?"
Kemudian dia dengan senang tertawa.
Dia adalah ketua panji hitam Wan Man Tang, dia juga penyerang Han Bi Lou.
Tapi dia baru tertawa setengah, suara tertawa menjadi teriakan kesakitan karena punggungnya sudah tertanjap 3 ekor kaki seribu yang berwarna merah.
"Kaki seribu terbang' Cui Yi Zhi berdiri di belakang dia. Dengan dingin dia berkata.
"Yang terkena racun seribu kaki, 3 langkah dia akan mati. Terimalah nasibmu!"
Wan Man Tang berteriak tapi dia tidak berani bergerak.
Tiba-tiba ada orang datang dari belakang mendekap Cui Yi Zhi dengan erat.
Dengan cara apapun Cui Yi Zhi berusaha tetap tidak bisa lepas dari dekapan itu.
Ternyata orang itu adalah Shen Qi Shan.
Dia berteriak kepada Wan Man Tang.
"Ketua Wan, cepat bunuh dia!"
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sayang dia tidak tahu tentang Wan Man Tang.
Wan Man Tang membunuh Cui Yi Zhi dengan melemparkan obat-obat peledak ke badannya Cui Yi Shi.
Shen Qi Shan juga terkena peledak dan mati.
Wan Man Tang juga roboh dan mati.
Waktu Shen Qi Shan sedang memeluk Cui Yi Zhi, You Lan ingin menolong tapi sudah dihalang oleh seseorang yang tinggi dan besar.
Biarpun mengeluarkan jurus yang lamban tapi tenaga sangat besar.
Dia adalah Ma Zhou Fu.
* You Lan marah juga kaget.
Dia melemparkan pedang sebagai senjata rahasia, pedang melewati dada Ma Zhou Fu.
You Lan melihat semua Han Bi Lou sangat kacau.
Banyak gadis-gadis tidak mau dihina, mereka melawan.
Dia merasa sedih tidak tertahan, dia ingin membantu tapi sudah ada seseorang meleyang masuk.
Lampu-lampu pun sudah dipukul mati.
Sebelum lampu mati You Lan melihat seorang pemuda yang gagah tapi cabul sudah berdiri di depan dia.
Begitu .lampu mati, orang itu dengan cabul berkata.
"Aku adalah Fang Zhong Pin, apakah kau adalah nona besar Gong Sun?"
You Lan ingin menyerang, tapi tangan sudah dicengkram.
Di telinga sudah terdengar suara tawa Fang Zhong Pin yang cabul.
Langit mendung, bumi gelap, api dimana-mana, suara teriakan dimana-mana.
---ooo0dw0ooo--- Di ruangan itu panas sudah sampai tidak bisa ditahan lagi.
Mereka bertiga terus berjalan mondar mandir.
Tanah yang panas, sama sekali langkah kaki tidak bisa berhenti.
Dalam hati Shi Tu Tian Xin berpikir.
"Habislah! Biarpun sekarang sudah ada cara juga sudah terlambat!"
Kata Shi Tu Qing Yan.
"Ilmu silat kita tidak baik tidak apa harus mati, tapi Paman Fang"
Tiba-tiba Fang Zhen Mei tertawa dan berkata.
"Sekarang kita belum mati, apakah betul?"
Shi Tu Qing Yan menarik nafas dan berkata.
"Sekarang sama nanti, apa bedanya?"
Shi Tu Tian Xin masih bisa meneliti Fang Zhen Mei, dia berkata.
"Paman Fang, sekarang dalam keadaan begitu, kau masih bisa tertawa, kapan dan dalam keadaan apa kau baru tidak tertawa?"
Kata Fang Zhen Mei.
"Waktu makan."
Baru berkata itu, adik kakak Shi Tu tertawa. Tiba-tiba Fang Zhen Mei berdiri tegak dan berkata.
"Sekarang adalah waktu kita menerobos keluar."
Adik kakak Shi Tu kaget sampai mulut ternganga dan bersamaan berkata.
"Menerobos keluar?"
"Betul, menerobos keluar."
Kata Fang Zhen Mei. Tangan sudah dilambaikan dan pedang sakti Xue He sudah ada di tangan. Fang Zhen Mei sangat bersemangat dan berkata.
"Zheng Bai Shui sudah menghitung kita tidak bisa keluar dari kurungan ini, maka itu dia memberikan pedang sakti Xue He ayahmu. Tapi dengan pedang inilah kita bisa tertolong. Tadi Nona Dan Feng ingin menolong kita tapi tidak terlaksana. Karena dia juga pedang sakti Xue He jatuh di tangan kita, berarti dia sudah menolong kita."
Kata Shi Tu Qing Yan.
"Aku tahu pedang sakti Xue He bisa memotong besi seperti tanah, memutuskan emas seperti batu, tapi apakah bisa memotong besi yang tidak biasa ini?"
Kata Fang Zhen Mei dengan tegas.
"Tidak bisa."
Adik kakak Shi Tu terpaku. Kemudian Fang Zhen Mei berkata.
"Karena itu aku harus menunggu sampai sekarang. Zheng Bai Shui menyangka cara yang paling jitu adalah memanggang kita, itu juga bisa menghindar orang-orang Chang Xiao Bang berkorban. Siapa tahu cara paling aman malah ada celahnya. Api membakar, besi pasti leleh. Papan besi juga akan melebur. Dengan pedang kita memotong pagar pasti tidak ada gunanya, lebih baik kita mencari akal dari bawah yang panas. Kita akan keluar dari bawah. Di bawah ada api, pasti ada lubang, ada lubang pasti ada jalan, di atas kepala kita ada api tapi kita tidak bisa menabrak ke atas. Jika di atas langit-langit dipotong, api dan arang akan turun. Kita bisa tidak beruntung."
Dengan senang Shi Tu Tian Xin meloncat. Shi Tu Qing Yan berpikir sebentar dan berkata.
"Jika kita memotong bawah, api akan naik? Bukankan kita sendiri yang masuk ke dalam kobaran api? Bagaimana bisa keluar?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata.
"Aku ada cara. Pertama aku akan turun, begitu hitungan 10 kalian baru turun meloncat. Ingat 10, jangan terlalu telat atau terlalu cepat. Biarpun di bawah ada apa, mata kalian dipejam dan loncat. Sekarang kalian' mulai berhitung."
Mata Fang Zhen Mei seperti kilat melihat mereka berdua. Mereka berdua segera bersemangat.
"Sudah, jangan telat! bersiaplah aku akan memulai."
Baru habis bicara, dia sudah meloncat dan jatuh di tempat yang paling panas.
Kemudian dengan sepenuh tenaga dia menusuk papan besi itu dan memotong sekelilingnya.
Terdengar suara papan besi berbunyi, papan besi itu sudah dipotong 2.5 meter lingkaran bulat.
Benar saja, dari lubang itu kobaran api terus baik.
Fang Zhen Mei berteriak dan dua telapak sudah menutup ke bawah, karena api ditekan oleh telapak, apinya melebar ke sisi.
Arang beterbangan, api juga jatuh ke mana-mana.
Fang Zhen Mei sudah meloncat ke bawah dan dia berteriak.
"Mulai hitung!"
Fang Zhen Mei turun ke tumpukan api.
Segera badan miring ke kiri dan loncat dari kobaran api, segera tubuhnya juga sudah ada yang terbakar, orang-orang yang mengurus api dibawah, melihat papan besi di gergaji.
Dan ada yang turun, mereka kaget dan ingin menyerang, tapi api malah menyerangnya, panasnya membuat mereka berteriak seperti babi dipotong.
Begitu kaki Fang Zhen Mei menginjak bumi, dengan cepat dia sudah mendekati mereka berempat.
Dengan cepat memadamkan api yang membakar.
Mereka sangat beruntung tidak mati terbakar.
Sesudah menolong mereka berempat, dia dengan cepat menggerakan telapak tangannya lagi, membuat kobaran api bergerak ke pinggir dan bersamaan waktu, adik dan kakak Shi Tu sudah berpengangan tangan dan mata dipejamkan bersamaan melayang turun.
Sekali lagi Fang Zhen Mei menggerakan telapak tangannya membuat adik kakak Shi Tu melayang jauh dari api 3-4 meter.
Kemudian dengan cepat dia berlari memadamkan api yang ada di badan mereka.
Dua pekerjaan dilakukan dalam waktu yang singkat.
Begitu sudah menolong adik kakak Shi Tu, dia baru merasa tubuhnya juga ada beberapa tempat yang terbakar.
Mungkin dia ingin menolong orang lain sehingga melupakan keadaan sendiri.
Segera dia memadamkan apinya tapi sudah beberapa tempat terluka oleh api.
Bajupun beberapa bagian ada yang terbakar, benar-benar tampak tidak seperti Fang Zhen Mei yang biasa.
Diantara beberapa orang Chang Xiao Bang yang tertolong ada yang berkata.
"Kami ingin membakar mati dirimu, kenapa kau malah menolong kami?"
Fang Zhen Mei tertawa santai, tapi karena tubuhnya sudah ada beberapa tempat yang terbakar membuat dia sakit. Untung tenaga dalamnya sangat tinggi, dia bisa menahan kesakitan ini. Salah satu anak buah Chang Xiao Bang bertanya.
"apakah anda adalah Tuan Muda Fang?"
Fang Zhen Mei tertawa dan mengangguk. Orang itu menarik nafas dan berkata.
"Kalau tahu itu adalah Tuan, matipun aku tidak mau membakar."
Yang satu orang lagi berusaha bangun dan berkata.
"Kalian cepat pergi! Ketua Bang akan datang sebentar lagi. Kalian keluar dari barat. Jika bertemu 7 pohon cemara segera belok ke kiri. Begitu sudah keluar pintu, cepat berjalan ke selatan. Begitu bertemu satu rumah kecil, kalian ke barat timur. Sesudah itu Tuan sudah diluar wilayah Chang Xiao Bang. Cepat! Cepat! Cepat!"
Fang Zhen Mei memberi hormat dan berkata.
"Terima kasih!"
Dia segera membawa adik kakak Shi Tu, seperti angin dengan cepat pergi.
---ooo0dw0ooo--- Bab 13 Ketepel Besi, Peluru Perak, Lu Ying Feng.
Begitu Fang Zhen Mei keluar dari ruangan itu, dia sudah merasa ada angin meniup wajahnya dan kepala mereka.
Dengan menarik nafas yang dalam, Fang Zhen Mei mengisap udara segar.
Langit bagian timur sudah mulai memutih.
Malam akan lewat, pagi akan datang.
Dia segera mengambil arah selaran dan sambil membawa adik kakak Shi Tu, dia sudah terbang diatas puluhan atap rumah.
Tiba-tiba dia melihat ada satu pekarangan.
Ada seseorang dengan pelan-pelan sedang berjalan, dia menuju pintu Chang Xiao Bang.
Sikapnya santai tapi ragu-ragu.
Shi Tu Tian Xin begitu melihat, segera berkata, Ttu adalah Paman Lu."
Fang Zhen Mei mengangguk dan berkata.
"Kita turun dan lihat!"
Ketapel besi peluru perak Lu Ying Feng benar-benar adalah seorang yang berpengalaman di dunia persilatan, begitu mendengar di atas ada suara yang berbunyi, dia segera membalikkan badan, mencabut panah dan memasang kepada busurnya dan dengan waspada bersiap-siap.
Fang Zhen Mei seperti seekor burung besar lewat dan dengan tenang turun di depan Lu Ying Feng.
Shi Tu Tian Xin seperti bertemu dengan keluar, dengan senang dia memanggil.
"Paman Lu."
Begitu Lu Ying Feng melihat Fang Zhen Mei dan adik kakak Shi Tu muncul di depannya, wajahnya langsung berubah, lama tidak bisa berkata. Dengan tertawa paksa dia berkata.
"Oh...ha, kenapa kalian bisa ada di sini? Ha...ha..."
Shi Tu Qing Yan juga dengan aneh bertanya.
"Kenapa paman juga bisa ada di sini?"
Kata Lu Ying Feng tertawa.
"Karena...karena aku mendengar kalian tertangkap dan Tuan Muda Fang juga terkurung, karena itu aku ingin...ingin menolong kalian, biarpun sangat berbahaya..."
Shi Tu Qing Yan menarik nafas dan berkata.
"Hari itu kami tidak hati-hati, membuat paman khawatir."
Lu Ying Feng tertawa dan berkata.
"Kalau aku tahu Tuan Muda Fang sudah lepas dari kurungan itu, aku tidak perlu datang lagi ke sini."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata.
"Apa? Lepas dari kurungan? Tuan Lu tahu dari mana aku tadi terkurung?"
Wajah Lu Ying Feng berubah dan menjawab.
"Karena...karena..."
Tiba-tiba panah dipegang di tangan dilepaskan.
Panah seperti kilat menuju ke Fang Zhen Mei.
Begitu mendadak, adik kakak Shi Tu tidak menyangka bahwa Lu Ying Feng akan membunuh Fang Zhen Mei.
Mereka terpaku.
Dua jari Fang Zhen Mei bergerak menjepit dan panahpun terjepit.
Kemudian Lu Ying Feng berturut-turut menembakkan 4 butir peluru perak.
Kali ini dia menyerang adik kakak Shi Tu, kemudian dia membalikkan badan dan lari.
Dia menyerang adik kakak Shi Tu untuk membagi perhatian Fang Zhen Mei dan supaya bisa melepaskan diri.
Asal ada orang Chang Xiao Bang datang, dia akan tertolong.
Tapi sepertinya Fang Zhen Mei sudah ada persiapan, panah yang dijepit di tangan tiba-tiba terbang.
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Panah itu sudah bisa menahan 4 peluru.
Kemudian Fang Zhen Mei seperti seekor bangau terbang dan mencegat perginya Lu Ying Feng.
Lu Ying Feng berteriak, kemudian dua tangan dibalikkan, 2 pisau pendek sudah menusuk ke perut Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei menghindar.
Sepasang tangan Lu Ying Feng sudah dicengkram, pisau pendekpun dirampas oleh Fang Zhen Mei.
Badannya terasa diangkat melewati kepala dan dilempar ke bawah.
Lu Ying Feng merasa langit dan bumi berputar.
Dia tidak bisa bangun lagi.
Shi Tu Tian Xin terpaku dan berkata.
"Kenapa..."
Shi Tu Qing Yan dengan kaget berkata.
"Apakah..."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata.
"Tuan Lu, sebenarnya dari awal aku sudah curiga kepadamu. Aku ingat waktu aku di Wisma Shi Jian dan mengobrol dengan ketua Shi Tu, ada orang di hutan bambu mendengar percakapan kami. Kami berusaha menangkap orang itu, tapi orangnya sudah lari. Keadaan Wisma Shi Jian sangat rumit, apakah orang lain bisa datang dari pergi semaunya? Karena itu aku curiga itu adalah orang dalam Wisma. Aku ingat orang itu meninggalkan telapak kaki di tanah yang basah, besarnya seperti kakimu sekarang, semenjak itu aku sudah memperhatikanmu..."
Lu Ying Feng yang terjatuh ditanah, dengan susah payah baru bisa bangun. Dengan marah dia melotot kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei dengan pelan berkata.
"Kemudian aku dari tangan Qu Lei menolong Shi Tu Tian Xin dan Shi Tu Qing Yan, aku merasa lebih aneh lagi, kenapa seluk beluk Wisma Shi Jian selalu diketahui jelas oleh musuh. Seperti Qing Yan dan Tian Xin mengunjungi Hu Yan Yi Ding, kenapa Qu Lei bisa tahu...kemudian kau membawa Qing Yan dan Tian Xin mengganti baju, tapi tidak lama kau melapor bahwa Qing Yan dan Tian Xin sudah diculik lagi. Tapi aku curiga kepadamu paling sedikit 3 hal. Pertama, Wisma Shi Jian bukan tempat orang biasa bisa masuk dan keluar semaunya, tapi terkecuali orang itu mempunyai ilmu silat tinggi. Seperti Wo Shi Shui dia pasti bisa, tapi apakah dia mau melakukan ini? Kedua, katamu yang datang adalah Wo Shi Shui dan dengan golok membunuh orang-orang Wisma Shi Jian, tapi menurutku Wo Shi Shui jarang memakai golok. Dia juga bukan tipe orang yang membunuh orang untuk menutup mulut. Ketiga, jika orang yang menculik adik kakak Shi Tu dia bisa membunuh 3 orang untuk menutup mulut, kau sudah pasti pasti bukan tandingannya. Kenapa dia tidak sekalian membunuhmu dan menyisakanmu sebagai saksi dan menunjukkan dia bahwa yang melakukan ini adalah Wo Shi Shui?"
Kata-kata ini membuat Lu Ying Feng menundukkan kepala, kemudian Fang Zhen Mei berkata lagi.
"Karena itu aku merasa di dalam Wisma Shi Jian sudah ada pengkhianat. Tapi aku tidak mempunyai bukti yang cukup. Pertama, aku tidak mau salah sangka kepada siapapun. Kedua, aku tidak mau membuat ketua Wisma Shi Jian sedih. Aku hanya melihat dari pinggir, aku kira kau akan tahu batas dan meru bah kelakuanmu. Aku mengotot ingin pergi ke Chang Xiao Bang untuk menolong orang, untuk menghindari bahwa sebelumnya kau akan memberitahu dulu kepada Zheng Bai Shui. Sekarang kau ada di sini, sepertinya kau dengan susah payah datang untuk memberitahu rahasia ini. Yang datang adalah aku Fang Zhen Mei tapi bukan ketua wisma. Pantas ketua Zheng Bai Shui sudah tahu aku akan datang dan dia sudah memasang semua perangkap yang kokoh."
Lu Ying Feng menundukkan kepala dan diam tidak berkata.
Tiba-tiba dia meloncat, dari sepatunya segera keluar 2 bilah pisau belati, bersamaan dirinya dan pisau dia menubruk kepada Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei tertawa dan menghindari 2 pisau belati terbang dan Lu Ying Feng diputar berkeliling.
Kemudian seperti layang-layang putus terbang beberapa meter dan diapun jatuh lagi.
Lagi-lagi dia tidak bisa bangun.
Fang Zhen Mei tertawa dingin dan berkata.
"Aku menasehatimu, jangan seperti seekor binantang yang terkurung dan mengajak bertarung, biarpun aku terkurung di Chang Xiao Bang tapi aku juga dari adik kakak Shi Tu membuktikan satu hal. Mereka ditotok dari belakang, ini sama sekali bukan kelakuan Wo Shi Shui dan murid-murid Wisma Shi Jian mereka dalam keadaan tidak siap dan terbunuh. Waktu itu kau ada di lapangan, kenapa tidak melawan? Tidak melapor? Qing Yan dan Tian Xin bukan diculik oleh mereka tapi diculik olehmu. Sekarang kau sudah berjasa besar, kau pulang lagi ke Wisma Shi Jian dari Chang Xiao Bang. Secara tidak langsung, kau sudah menjadi orang baik dan kau sangat senang. Tapi kau tidak terpikirkan roh-roh murid Wisma Shi Jian yang kau bunuh dan kepercayaan ketua Wisma Shi Tu ke 12 kepadamu, dan kau selalu dihormati oleh tingkatanmuda dunia persilatan, kelakuanmu sekarang apakah pantas terhadap mereka?"
Lu Ying Feng terengah-engah dan tengkurap di bawah, dia seperti seekor anjing. Fang Zhen Mei tertawa dingin dan berkata.
"Aku tidak mau membunuhmu, aku ingin kau bisa sadar. Pulanglah ke Wisma Shi Jian, minta maaf kepada ketua Shi Tu. Hanya demikian, lebih hidup senang daripada seperti sekarang." ---ooo0dw0ooo--- Sesudah meninggalkan Chang Xiao Bang, Fang Zhen Mei dan adik kakak Shi Tu hatinya terasa sangat berat. Hari sudah mulai pagi, merekapun sudah ada dalam wilayah Wisma Shi Jian. Kata Shi Tu Qing Yan.
"Aku benar-benar lelah..."
Shi Tu Tian Xin juga berkata.
"Aku juga lelah."
Tanya Shi Tu Qing Yan.
"Paman Fang, apakah kau mau pulang bersama kami?"
Fang Zhen Mei berhenti melangkah dan tertawa kecut.
"Tidak, aku sedang menunggu sebentar atau orang lain akan mengantar kalian pulang? Aku tidak tenang kalian pulang sendiri."
Shi Tu Tian Xin merasa aneh dan bertanya.
"Kalau begitu, kita akan kemana dulu?"
Jawab Fang Zhen Mei.
"Di sini saja."
Shi Tu Qing Yan bertanya.
"Di sini?"
Fang Zhen Mei menarik nafas dan berkata.
"Betul, di sini aku akan bertarung dengan Wo Shi Shui, menentukan hidup dan mati. Siapa yang bertahan hidup, orang itu akan bertanggung jawab mengantar kalian pulang. Lihat, dia sudah kemari!"
Adik kakak Shi Tu melihat ke depan. Terlihat di kejauhan, ada seseorang berbaju hitam dengan cepat mendekat. Hari baru terang, orang itu hanya sebentar sudah mendekat. Dia memberi hormat.
"Apa kabarnya kalian?"
Fang Zhen Mei balas menjawab.
"Kau juga apa kabar?"
Wo Shi Shui segera memberi kode dengan tangan dan berkata.
"Silakan."
Fang Zhen Mei juga mengangguk dan berkata.
"Silakan!"
Tiba-tiba dari arah timur ada suara tawa yang seperti orang gila. Seorang laki-laki berbaju mewah dan setengah baya, sebadan penuh darah. Dia memainkan pedang di tangan. Dengan keras berteriak.
"Fang Zhong Pin, aku akan membunuhmu, membunuhmu..."
Shi Tu Qing Yan kaget dan berkata, Tunggu, tunggu, itu adalah Paman Guru Jiang yang dari markas Biao Chi Yun!"
Wajah Fang Zhen Mei segera berubah dan berkata.
"Celaka!"
Mungkin dia terlalu kaget juga lelah, kapan dia menjadi gilabadannya bergerak seperti seekor bangau lewat, dia sudah ada di depan Jiang Qing Feng.
Terlihat sorot mata Jiang Qing Feng sangat marah, mulut mengeluarkan budah putih.
Dia dalam keadaan setengah gila.
Begitu melihat Fang Zhen Mei datang, segera pedang diayunkan.
Jari Fang Zhen Mei menjepit pedang dan menotok nadi untuk pingsan dan berkata.
"Terlalu banyak menggunakan tenaga, harus ditambah tenaga kalau tidak dia akan mati kelelahan."
Dengan suara rendah Wo Shi Shui berkata.
"Biarlah aku yang mencoba."
Shi Tu Qing Yan berteriak.
"Paman Jiang, kau kenapa? Paman Jiang..."
Fang Zhen Mei membuka totokan Jiang Qing Feng.
Dengan tenaga dalamnya dia menyalurkan ketubuh Jiang Qing Feng.
Dengan pusah payah Jiang Qing Feng baru membuka mata.
Begitu melihat Qing Yan sepertinya dia masih mengenali, kemudian melihat Shi Tu Tian Xin.
Dia masih bisa meraba kepala Shi Tu Tian Xin.
Kemudian dia berkata.
"...Qing Yan...Tian Xin...kalian...hai, Chang Xiao Bang...sudah menyuruh orang menghancurkan...kantor Biao Qing Yun..."
Dia sudah dengan terengah-engah dan tidak bicara lagi. Wo Shi Shui marah.
"Lagi-lagi kelakuan Chang Xiao Bang!"
Kata Fang Zhen Mei berpikir sebentar.
"Kalau begitu berarti Chang Xiao Bang sudah mulai menyerang markas Biao Qing Yun, Han Bi Lou, Han Ying Bao. Dinamakan 3 teman baik Wisma Shi Jian, sepertinya Chang Xiao Bang tidak akan melepaskan Han Ying Bao atau Han Bi Lou."
Tiba-tiba Wo Shi Shui berdiri. Wajahnya pucat, dia dengan pelan berkata.
"Han Bi Lou, Han Bi Lou."
Fang Zhen Mei dengan heran melihat Wo Shi Shui.
Kenapa begitu mendengar Han Bi Lou, Wo Shi Shui begitu emosi? Tiba-tiba ada seseorang dengan langkah yang cepat datang dan kemudian dia terjatuh.
Begitu dia akan jatuh, Wo Shi Shui sudah lari ke depan orang itu dan memapah dia.
Orang itu adalah perempuan setengah baya, dia dengan susah payah bernafas.
Belakang punggung dan dada ada 5 lubang kecil.
Darah masih menetes dari lubang itu.
5 lubang di dada adalah telapak 5 jari.
Di luka itu dagingnya ternganga, sepertinya dia dilukai oleh orang yang berlatih 'cakar elang'.
Punggung juga ditusuk oleh 5 jari.
Lukanya lurus dan dalam.
Ini adalah orang yang berlatih Ilmu vampir'.
Begitu melihat perempuan setengah baya ini, dia kaget bukan main karena dia pernah bertemu dengan orang ini di Han Bi Lou.
Orang ini adalah teman baiknya, tuan rumah Han Bi Lou, Qu Yang Sao Yue ketua perkumpulan Dan Feng, Shen Fei Fei.
Dengan nafas terengah-engah, dia berusaha menyampaikan maksudnya.
"Aku...aku ingin...ke Wisma...Shi Jian..aku...ingin bertemu...Shi Tu..."
Wo Shi Shui sudah melihat 2 mata Shen Fei Fei sudah membalik putih, sepertinya sulit menahan hidup. Segera dia dengan cepat berkata.
"Ada perlu apa tetua Shen ke sana? Apakah boleh memberitahu kepadaku?"
Shen Fei Fei melihat Wo Shi Shui, dengan lemah dia mengangguk. Tiba-tiba sakit sudah menyerang ke jantung, dia berteriak dan berkata.
"Aku sudah...tidak...tahan.. .lagi, aku... dibunuh...oleh Chang Xiao Bang...dua ketua...panji...mayat kering, Qu Li Ren dan elang sakti Bu Qing Yun...Chang Xiao Tu...suruh...ke sana...aku...hati-hati..."
Sesudah ini dia sudah tidak bisa bicara lagi.
Hati Wo Shi Shui dengan cepat seperti dibakar api, dengan cepat dia memasukkan tenaga dalam, ke dalam badan Shen Fei Fei dan bertanya keadaan Han Bi Lou bagaimana? Bagaimana? Shen Fei Fei dua mata membuka dan berkata.
"Mati, luka, diperkosa, dibunuh... semua."
Habis berkata ini, dia sudah menutup mata dan meninggal. Wajah Wo Shi Shui sangat pucat. Fang Zhen Mei sedikitnya sudah mengetahui apa yang terjadi. Dia segera berkata.
"Kalau ada perlu, kau pergi dulu ke Han Bi Lou. Han Bi Lou tidak bisa menahan kekuatan Chang Xiao Bang, cepatlah pergi untuk menolong. Aku membantu guru Biao Jiang dulu. Aku dan adik kakak Shi Tu akan menyusul ke sana untuk membantumu!"
Kata Wo Shi Shui.
"Baik!"
Orang sudah lari dengan cepat.
Chang Xiao Bang.
Karena Fang Zhen Mei dan adik kakak Shi Tu lolos dari kurungan, Zheng Bai Shui sedang marah, membuat Chang Xiao Bang geger.
Dia sudah memenggal beberapa orang Chang Xiao Bang.
Pada waktu itupun Lu Ying Feng datang melapor, Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah kembali.
x Segera Zheng Bai Shui memerintahkan.
"Suruh mereka masuk!"
Qu Lei dan Fang Zhong Pin dengan muka yang cerah melangkah masuk. Kata Zheng Bai Shui dengan dingin.
"Bagaimana keadaan di luar?"
Qu Lei menjawab.
"Han Ying Bao sudah hancur."
Bang... sudah.. .menyerang.. .Han Lou.. .suruh.. .Wisma.. .Shi Jian...ketua Bi Shi ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhong Pin pun segera menjawab.
"markas Biao Qing Yun pun sudah musnah."
Qu Lei tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"Kami sudah memasang perangkap terlebih dahulu kemudian menyuruh orang-orang markas Biao Xue Hun mencoba dan mereka mengatakan semua perangkap itu sudah berjalan sesuai dengan rencana. Pukul 3 dini hari kami mulai menyerang, begitu Wo Shi Shui meninggalkan Han Bi Lou, kami langsung menyerang ke sana. Ha...ha...ha...."
Fang Zhong Pin dengan senang tertawa dan berkata.
"Ayam dan anjing pun tidak tersisa sama sekali!"
Tanya Zheng Bai Shui.
"dari pihak kita telah jatuh berapa orang korban?"
Segera Fang Zhong Pin memberi keterangan.
"Lapor. Sewaktu Kakak Qu menyerang Han Bi Lou, Ye Chang Zhou berhasil dibunuh oleh Pak Tua Guo dan aku menyerang markas Biao Oing. Sama sekali tidak ada yang mati atau terluka. Hanya waktu kami bergabung untuk menyerang Han Bi Lou, ketua panji kuning Zhan Yu Chan, Wan Man Tang mati, dan dari pihak markas Biao Xue Hun, Luo Tian Chi, Shen Qi Shan dan Ma Zhou Fu seluruhnya mati."
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kata Zheng Bai Shui dengan senang.
"Bagus, bagus sekali, hasil yang sangat bagus. Jasa kalian benar-benar besar dan bagus. Lain hari jika perkumpulan kita bisa menguasai dunia persilatan dan terkenal di mana-mana, kalian akan menjadi wakil ketua dari seluruh perkumpulan dunia persilatan atau pengawas dunia persilatan, seorang laki-laki jika memiliki usaha setinggi itu, apa yang harus dicari lagi?"
Qu Lei dan Fang Zhong Pin saling pandang, wajah mereka terlihat senang dan mereka menjawab.
"Terima kasih Ketua sudah mau menghargai kami."
Zheng Bai Shui berkata dengan santai.
"Sekarang bagaimana rencana kita menyerang Wisma Shi Jian?"
Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergetar dan bertanya.
"Apakah sekarang ini sudah waktunya?"
Zheng Bai Shui bertanya.
"Zhong Pin, beritahu kepadaku bagaimana kekuatan Chang Xiao Bang?"
Dengan senang hati Fang Zhong Pin berkata.
"Siap!"
Kemudian dia berpikir sebentar dan berkata lagi.
"Kali ini dari pihak Chang Xiao Bang yang mati adalah Ni Xiang Tian, Wan Man Tang. Dan yang masih hidup adalah Chen Guan Chai, Zhou Liao Fen. Sedangkan yang sudah mati terlebih dahulu adalah Shen Si, Xie An Zheng dan lainnya. Setelah membereskan Han Bi Lou, Han Ying Bao dan markas Biao Qing Yun, sekarang yang masih tersisa sekitar 163 orang, tapi semangat juang mereka masih sangat tinggi."
Wajah Zheng Bai Shui berubah, setelah agak lama terdiam dia berkata lagi.
"Begitu banyak yang mati dan terluka. Bagaimana keadaan Wisma Shi Jian, bagaimana cara orang kita berlatih?"
"Ketua tidak perlu merasa khawatir, sudah ribuan kali mereka berlatih, Anda tinggal menurunkan perintah, maka kami akan segera meratakan Wisma Shi Jian."
Zheng Bai Shui tertawa panjang dan berkata.
"Murid-murid panji merah dibawa oleh Ketua Tie. Panji hijau dibawa oleh Ketua Chen, panji biru dibawa oleh Ketua Zhao. Panji hitam dibawa oleh ketua Ou. Panji putih dibawa oleh Ketua Shang. Hanya tinggal Ketua Mu yang akan ikut denganku. Malam ini begitu hari gelap, Qu Lei yang akan bertanggung jawab menyerang di barisan paling depan, Fang Zhong Pin berada di tengah menyerang Wisma Shi Jian."
Qu Lei dan Fang Zhong Pin bersamaan menjawab.
"Siap!"
Kemudian dia berkata.
"Aku akan membereskan Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui. Mereka pasti akan datang."
Fang Zhong Pin bertanya.
"Bukankah tadi pagi mereka berjanji untuk bertarung?"
Jawab Zheng Bai Shui dengan dingin.
"Kalian membunuh orang tidak bersih dan tuntas. Jiang Qing Feng dari markas Biao Qing Yun dan Shen Fei Fei dari Han Bi Lou masih bisa melarikan diri. Sebelum mereka bertarung, dua orang ini bertemu dengan mereka. Kalian pikir, apakah akan terus bertarung?"
Qu Lei dan Fang Zhong Pin saling pandang dan terpaku. Kemudian secara bersama-sama mereka berkata.
"Kami minta maaf sudah membunuh tidak bersih!"
Dengan santai Zheng Bai Shui tertawa dan berkata.
"Kalian jangan mengira aku tidak tahu keadaan di luar, kalian membunuh orang di sana pun akan merasakan manisnya. Tapi kesalahan kalian tidak fatal, aku masih bisa memaafkan kalian. Kalian harus bekerja lebih berat lagi untuk menebus kesalahan. Yang kalian harus waspadai adalah Wo Shi Shui."
Qu Lei dan Fang Zhong Pin terkejut hingga mengeluarkan keringat dingin dan berkata.
"Terima kasih atas budi Ketua!"
Qu Lei dengan heran bertanya.
"Ketua, Anda tahu dari mana bahwa mereka berdua tidak jadi bertarung?"
Fang Zhong Pin juga bertanya.
"Ketua, apakah Anda sendiri bisa menghadapi Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei, aku takut...."
Zheng Bai Shui tertawa terbahak-bahak. Suara menembus awan. Suara tawanya membuat Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergetar. Setelah lama Zheng Bai Shui baru berhenti tertawa dan berkata.
"Di dunia persilatan kalian dijuluki Kepalan dan Pedang yang paling tinggi tingkatnya, tapi di mata orang dunia persilatan, siapa yang disebut Kepalan Selatan Kaki Utara?"
Qu Lei terdiam, Fang Zhong Pin berpikir kemudian berkata.
"Nan Quan Bei Dui (Kepalan Selatan Kaki Utara) sekarang ditujukan kepada 2 orang pemuda dunia persilatan. Nan Quan adalah Wo Shi Shui, Bei Dui adalah Huo Wu Yong."
Zheng Bai Shui berkata.
"Benar, dia adalah Huo Wu Yong."
Qu Lei terpaku dan berkata.
"Apakah Huo Wu Yong akan masuk menjadi anggota Chang Xiao Bang?"
"Benar."
Fang Zhong Pin dengan heran bertanya.
"Huo Wu Yong bukan penjahat juga bukan pendekar, tapi sifatnya sangat dingin dan sombong. Dia tidak suka berhubungan dengan orang-orang dunia persilatan dan dia paling tidak peduli dengan nama baik dan keuntungan. Kenapa dia bisa...."
Zheng Bai Shui tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"Siapa yang mengatakan dia tidak menginginkan nama baik dan keuntungan....Dia masih muda tapi ilmu silatnya sudah begitu tinggi, masa dia tidak ingin menonjolkan diri? Yang disebut tidak menginginkan nama dan kepentingan karena tidak ada yang bisa mengerti tentang dirinya dan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tidak akan menjadikan dia menonjol. Karena itu dia tidak mau bertemu dengan orang dunia persilatan dan terus bersembunyi. Jika mendapatkan keuntungan di dunia persilatan, apakah dia tidak mengingmlannya?"
Wajah Qu Lei tampak tidak senang. Dia berkata.
"Apa? Huo Wu Yong harus disembah-sembah?"
Suara tawa Zheng Bai Shui lebih keras lagi. Dia berkata.
"Qu Lei, apakah kau melihat aku dengan begitu mudah memberikan sesuatu kepada orang lain?"
Qu Lei terpaku, kemudian dia mengerti. Zheng Bai Shui terus tertawa dan berkata.
"Aku hanya memperalat dia untuk membunuh Fang Zhen Mei. Bila Wo Shi Shui tidak mati, aku ingin dia yang bergerak ke markas Biao Feng Yun. Begitu Long Fei Hua mati, dia juga akan mati. Ingin mempersembahkan burung kecil? Ha..ha. .ha...."
Qu Lei pun ikut tertawa dan berkata.
"Cara Ketua benar-benar sangat bagus, sangat bagus...."
Fang Zhong Pin ikut tertawa dan berkata.
"Katanya yang bernama Huo Wu Yong itu sangat lincah dan pintar tapi dia pun terkena tipuan Ketua. Ha...ha...ha...."
Kata Ou Lei.
"Aku juga pernah mendengar bahwa kemampuan kaki Huo Wu Yong tidak ada yang bisa menandingi. Kakinya bergerak cepat dan lihai. Jika menyerang, tendangannya tidak bisa dibaca hingga orang tahu-tahu mati ditendang olehnya. Sepertinya Fang Zhen Mei juga bukan tandingannya...."
Zheng Bai Shui sangat senang dan dia tertawa lagi. Dia berkata.
"Aku akan memerintahkan dia agar ikut dengan kalian menyerang Wisma Shi Jian. Bila terjadi ada apa-apa kalian bisa saling membantu bila melihat Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei sedang bertarung, lebih baik Fang Zhen Mei dibereskan terlebih dulu."
Kemudian Zheng Bai Shui melihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Dia berkata.
"Baiklah, kalian istirahat dulu. Nanti siang jam 1 lebih 45 menit nanti, semua berkumpul 'di lapangan dan pada sore hari bersiap-siaplah untuk berangkat. Sekalian bawa Lu Ying Feng. Begitu Wisma Shi Jian hancur, aku akan memberi kedudukan kepadanya yaitu sebagai pengurus dunia persilatan."
Kemudian Zheng Bai Shui berkata.
"Sepertinya Huo Wu Yong sudah mulai bersaing dengan Fang Zhen Mei." ---ooo0dw0ooo--- Pagi sudah lewat, sekarang adalah siang hari. Kedua telapak Fang Zhen Mei ditempelkan ke punggung Jiang Qing Feng. Mereka duduk bersila, keringat terus menetes membasahi baju. Shi Tu Qing Yan yang sejak tadi terus melihat Fang Zhen Mei tanpa sadar dia menjadi bengong. Shi Tu Tian Xin menarik baju kakaknya dan Shi Tu Qing Yan dengan kesal bertanya.
"Ada apa?"
Dengan suara kecil Tian Xin berkata.
"Sekarang Paman Fang sedang mengobati Paman Jiang dengan tenaga dalam. Aku pernah mendengar, sewaktu sedang berada dalam pengobatan itu adalah saat dimana orang kehilangan tenaga untuk bertarung, bila ada yang datang mengganggu, dia bisa menjadi gila atau mungkin dia akan sesak nafas dan mati. Kakak, apakah kita berdua harus menjaga Paman Fang?"
Shi Tu Qing Yan mendengar semua ini, dia menjadi kaget. Dia melihat ke sekelilingnya kemudian berkata.
"Benar, sekarang aku akan menjaga Paman Fang."
Shi Tu Tian Xin berteriak.
"Kakak, bukan hanya kau saja, aku juga mempunyai hak untuk menjaga Paman Fang."
Tanya Shi Tu Qing Yan.
"Bila kau ingin berjaga-jaga, kau bisa melindungi siapa?"
Segera Shi Tu Tian Xin dengan jari menutup mulutnya dan berkata.
"Ssst, jangan ribut. Aku mendengar bila sedang menjalani pengobatan tidak boleh diganggu dengan teriakan atau suara yang keras."
Tanya Shi Tu Qing Yan.
"Apakah semua ini betul?"
Dengan sombong Shi Tu Tian Xin berkata.
"Memang ilmu silatku lebih rendah darimu tapi pengetahuanku lebih banyak darimu."
Shi Tu Cjing Yan berteriak.
"bohong...."
Kata Shi Tu Tian Xin.
"Ssst, jangan berteriak...."
Tiba-tiba wajahnya berubah dan berkata.
"Kakak, di belakangmu ada orang...."
Shi Tu Qing Yan marah dan berkata.
"Kau bohong lagi, mana ada orang? Mana....?"
Tapi dia melihat wajah Shi Tu Tian Xin tidak seperti biasanya. Dia segera membalikkan kepalanya untuk melihat. Dia berteriak karena seseorang sudah hampir menempel di punggungnya. Dengan gugup dia bertanya.
"Siapa kau?" ---ooo0dw0ooo--- Bab 14 Si Kaki Utara, Huo Wu Tang Seorang pemuda berumur kira-kira 20 tahun, raut mukanya biasa-biasa saja dan dia terlihat sangat pendiam. Dia berbaju hitam, tidak membawa pedang. Kedua kakinya seperti 2 tiang besi. Dia lebih tinggi dibandingkan dengan orang biasa, lebih tinggi satu kepala. Dia hanya tertawa dingin dan terus berjalan ke arah Fang Zhen Mei. Shi Tu Qing Yan melihat orang itu. Dia merasa ingin marah, melihat orang itu berjalan ke arah Fang Zhen Mei, segera Shi Tu Qing Yan berteriak.
"Berhenti kau!"
Tangan Qing Yan sudah mencoba mencengkram pundak orang itu.
Ketika dia hampir terkena cengkraman itu, tiba-tiba orang itu berjalan lebih cepat lagi, sejauh 4-5 langkah, pundak dan pinggang tetap tidak berusaha untuk menghindar.
Dengan gerakan tadi dia terus berjalan ke arah Fang Zhen Mei.
Shi Tu Qing Yan takut dia sudah salah melihat.
Dia hanya terpaku di tempatnya, Shi Tu Tian Xin yang berada di sisinya terus berkata.
"Kakak, cepat lindungi Paman Fang, lindungi dia!"
Melihat kakaknya masih terpaku, dia membentak.
Segera dia mencabut pedang dan menusukkannya ke pundak kiri orang itu.
Shi Tu Qing Yan pun tersadar.
Dia tahu Shi Tu Tian Xin bukan lawan orang itu.
Dia pun segera mencabut pisau dan mengayunkan ke arah pundak kanan orang itu.
Kali ini mereka berdua sangat kompak.
Bila orang itu tidak mau terkena pisaunya, dia pasti harus membalikkan badannya untuk menahan.
Tapi ketika diserang dengan pedang dan pisau malah mereka berdua yang terjatuh! Ternyata sewaktu kakak beradik Shi Tu membacok dan menusuk, orang itu tidak membalikkan kepala.
Dia menggerakan kaki kirinya dan dengan tepat menyapu kaki Shi Tu Tian Xin dan saat itu pula dengan ujung jari kakinya dia mengait kaki kanan Shi Tu Qing Yan.
Karena itu mereka berdua secara bersama-sama terjatuh! Orang itu tidak membalikkan kepalanya.
Dengan tertawa dingin dia terus berjalan ke arah Fang Zhen Mei.
Shi Tu Tian Xin terjatuh lebih dekat dengan Fang Zhen Mei, melihat keadaan seperti itu dengan cepat dia bangun dan menyerang kaki kiri orang itu dengan pedangnya.
Orang itu tetap tidak melihat ke arahnya, dia mengangkat kakinya dan bersiap akan menginjak, kemudian dia menginjak tangan Shi Tu Tian Xin.
Karena merasa sakit akhirnya pedang terlepas dari tangannya.
Orang itu tertawa dingin.
Kaki kanan seperti terbang saat menendang Fang Zhen Mei yang sedang duduk bersila untuk mengobati Jiang Qing Feng.
Shi Tu Qing Yan meloncat sambil memegang pisau.
Begitu dekat dengan orang itu dengan cepat pisau dan telapak tangannya sudah menyerang.
Tapi bagaimanapun juga gerakan Shi Tu Qing Yan tidak mungkin lebih cepat dari orang itu.
Saat kaki orang itu hampir mengenai Fang Zhen Mei, orang itu tiba-tiba melihatnya.
Fang Zhen Mei sudah membuka matanya dan tertawa kepadanya.
Orang itu terpaku.
Kaki yang akan menendang segera diturunkan.
Begitu orang itu terpaku, Shi Tu Qing Yan sudah sampai di sana dan terdengar suara PAK, telapak Shi Tu Qing Yan sudah mengenai orang itu.
Tapi tubuh orang itu sama sekali tidak goyah, sebaliknya Shi Tu Qing Yan lah yang terlempar sejauh beberapa meter.
Orang itu tetap memelototi Fang Zhen Mei.
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Shi Tu Tian Xin melihat orang itu berhenti menyerang.
Dia berusaha bangun dan melihat Fang Zhen Mei.
Dia berteriak.
"Paman Fang, kau sudah sadar?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata.
"Siapa bilang tadi aku tidur?"
Kata Shi Tu Tian Xin.
"Bukankah Paman sedang mengobati Paman Jiang?"
"Itu adalah pengobatan menyalurkan tanaga untuk Paman Jiang, karena tenaganya sudah terkuras. Kalau pengobatan ini belum selesai dan terganggu maka aku bisa tersesat."
"Oh!"
"Aku lihat teman kita- ini tidak bermaksud melukai kalian, karena itu aku puri tidak ingin menyerangnya, dia sudah mengetahui keadaanku, sayangnya dia sudah salah mendengarkan percakapan kalian, dan dia mempercayainya."
Shi Tu Qing Yang berusaha bangun dari tempat jatuhnya yaitu 2- 3 meter dari tempat Fang Zhen Mei, dia berkata.
"Paman Fang, kau tega melihat kami dipukul sampai seperti ini?"
Fang Zhen Mei tertawa tapi dia tidak menjawab. Tiba-tiba orang itu bersuara, dan dia berkata.
"Benar-benar seperti yang dikatakan oleh orang-orang."
Fang Zhen Mei bertanya.
"Apakah kau adalah Huo Wu Yang?"
Orang itu terpaku mendengar pertanyaan Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata lagi.
"Kecuali Huo Wu Yang tidak ada yang memiliki kecepatan kaki begitu cepat."
Dengan dingin Huo Wu Yang berkata.
"Mendengar kata-katamu itu, lain kali aku pasti akan langsung membunuhmu, dan mayatmu pun akan kuterlantarkan."
Sambil memejamkan matanya Fang Zhen Mei berkata lagi.
"Sayang seribu kali disayangkan."
Huo Wu Yang menatap Fang Zhen Mei dan bertanya.
"Apa yang disayangkan?"
Fang Zhen Mei menghela nafas dan menjawab.
"Sebenarnya kau adalah seorang pendekar, mengapa sekarang kau malah menjadi seorang pecundang?"
Huo Wu Yang marah dan berkata.
"Apa maksud perkataanmu?"
Dengan perlahan dan diucapkan kata demi kata, Fang Zhen Mei menjawab.
"Tuan memiliki ilmu silat yang begitu tinggi, tidak perlu menjadi kaki tangan Zheng Bai Shui."
Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"Aku bukan kaki tangan Zheng Bai Shui, aku adalah dewa Chang Xiao Bang yang harus disembah."
Fang Zhen Mei mengerutkan dahinya dan bertanya.
"Apakah Zheng Bai Shui sudi menyembahmu? Apakah kau pernah mendengar cerita tentang Zheng Bai Shui 20 tahun yang lalu?"
"Cerita tentang apa?"
"Dua puluh tahun yang lalu, Zheng Bai Shui ketika itu masih angkatan muda di dunia persilatan tapi dia sudah sangat menonjol, kemampuan ilmu silatnya tinggi, dia ingin selalu senang dan menang pada saat bertarung, sewaktu dia menyerang kuil Shao Lin seorang diri, dia ditaklukkan oleh seorang biksu tua yang tidak memiliki nama, tapi dia memiliki nama Budha yaitu Wu Ming (Tanpa Nama), dan juga ada nama Lao Seng (Biksu Tua), jadi namanya adalah Wu Ming Lao Seng, dalam 3 jurus dia telah mengalahkan Zheng Bai Shui, karena dia tidak bisa menerimanya begitu saja, kemudian dia pun menjadi murid Wu Ming Lao Seng, dan dia mendapatkan ilmu pedang Chang Xiao Qi Jie (Tujuh Jurus Mematikan Sambil Tertawa). Dia sangat menghormati Wu Ming Lao Seng dan juga sangat menurut dan setia kepada biksu ria itu. Begitu Wu Ming Lao Seng telah menurunkan semua ilmunya kepada Zheng Bai Shui, dengan jurus Chang Xiao QI Jie dia juga membunuh Wu Ming Lao Seng. Setelah mendengarkan cerita ini, dalam pikiranmu terpeta bagaimana?"
Mata Huo Wu Yang memelototi Fang Zhen Mei dan berkata.
"Aku sudah mengerti maksudmu...."
"Kau sudah mengerti apa?"
"Kau berusaha mengadu domba kami, sepertinya tidak akan ada gunanya,"
Dengan tertawa Huo Wu Yang berkata lagi.
"Hari ini adalah hari kesmatianmu."
Fang Zhen Mei tertawa dan menghela nafas.
"benar-benar keras kepala."
Dengan pelan Huo Wu Yang berkata.
"kau sudah menolong orang ini dan tenagamu sudah terkuras, kau tidak akan pulih dalam waktu singkat, karena itu kau mengulur waktu dengan cara menceritakan kisah ini."
Fang Zhen Mei sepertinya tidak bisa tertawa lagi, dia berkata.
"Teruskan ucapanmu."
Dengan dingin Huo Wy Yang berkata.
"Tidak akan kuteruskan."
Fang Zhen Mei mengangkat kepalanya dan bertanya.
"Mengapa?"
Wajah Huo Wu Yang berubah menjadi hijau, dia berkata.
"Karena aku segera akan membunuhmu."
Karena kaget Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin terpaku, segera Shi Tu Qing Yan berteriak.
"Paman Fang kau sudah pulih seperti semula!"
Tawa Huo Wu Yang seperti setan malam dan berkata.
"Aku tahu kau hanya membutuhkan waktu yang lamanya seperti makan nasi, agar kau bisa pulih seperti sedia kala, sekarang bila Kau mempunyai tenaga untuk menghancurkan batu, aku akan segera pergi dari sini, aku tidak akan menunggu hingga kau mati."
Fang Zhen Mei menghela nafas dan memejamkan matanya.
Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan dia siap akan menendang.
Tiba-tiba terlihat kilau pedang ada di tenggorokan Huo Wu Yang.
Kaki Huo Wu Yang sudah mengangkat dan menendang pedang panjang itu.
Jiang Qing Feng yang berada di bawah berteriak.
"Demi diriku dia menghabiskan tenaga dalamnya, sampai mati pun aku tidak akan mengijinkan kau membunuhnya!"
Dengan kepalan tangannya dia memukul Huo Wu Yang. Shi Tu Qing Yang pun berteriak.
"Paman Fang, aku tidak akan menyalahkanmu karena membiarkan setan ini menghina kami!"
Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"Tenaga belalang ingin menahan laju kereta?"
Kedua kaki dia sudah melayang, tapi di tengah udara kakinya tersandung oleh tangan kiri Jiang Qing Feng.
Dengan sekuat tenaga Huo Wu Yang mendorong Jiang Qing Feng.
Terdengar Jiang Qing Feng berteriak.
Tulang tangannya patah, kemudian dia mengangkat Jiang Qing Feng dan melemparkannya, tepat mengenai Shi Tu Qing Yan yang sedang berjalan ke arahnya.
Sehingga mereka berdua jatuh bersamaan.
Shi Tu Tian Xin berada di bawah segera menarik tangan yang sejak tadi diinjak oleh Huo Wu Yang.
Dia segera mendekati Fang Zhen Mei dia ingin membawa Fang Zhen Mei lari dari sana.
Fang Zhen Mei dengan lemah menarik nafas.
Shi Tu Tian Xin belum sempat memegang Fang Zhen Mei, Huo Wu Yang sudah menendang Jiang Qing Feng dan Shi Tu Qing Yan dengan sebelah kakinya.
Kaki yang satu menendang Shi Tu Tian Xin dan terlempar sejauh beberapa meter kemudian jatuh berdebum.
Huo Wu Yang tertawa seperti orang gila dan berkata.
"Marga Fang, akuilah kekalahanmu!"
Kedua kakinya sudah siap menendang kepala Fang Zhen Mei, tiba-tiba terdengar suara orang yang marah membentak.
"Marga Huo, mampuslah kau!"
Kepalan tangan sudah dilayangkan.
---ooo0dw0ooo--- Wo Shi Shui terus menerus berlari hingga sampai di Han Bi Lou.
Hari sudah pagi.
Tapi pada saat Wo Shi Shui tiba di sana, hatinya terasa sakit.
Han Bi Lou benar-benar sudah hancur lebur, hanya tinggal reruntuhan.
Wo Shi Shui menahan kepedihan hatinya, seperti orang gila dia terus berlari ke belakang Han Bi Lou.
Sepanjang jalan, dia melihat banyak mayat para gadis yang bergelimpangan.
Ada yang setengah telanjang, ada yang bajunya sobek, orang melihatnya pun tidak akan tega.
Di antara mayat-mayat itu ada juga mayat anak buah Chang Xiao Bang.
Hati Wo Shi Shui terasa sakit seperti terbakar api.
dia naik ke loteng.
Dia melihat mayat Gong Sun You Lan yang telanjang.
Wo Shi Shui sangat kaget, marah, sedih, dan bengong.
Dengan tirai dia menutupi Gong Sun You Lan.
Dia melihat di bawah ada 3 huruf "Fang Zhong Pin."
Tiga huruf ini ditulis dengan darah. Ini pasti tulisan Gong Sun You Lan pada waktu dia sedang sekarat. Wo Shi Shui mengangguk. Dengan sedih dan sakit hati dia berkata.
"Kakak You Lan, kau tenang saja, aku akan membalaskan dendammu!"
Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia berlari lagi ke atas atap. Dia melihat mayat Ou Yang Sao Yue yang terbaring. Dia mati tapi matanya tidak tertutup. Wo Shi Shui berteriak.
"Yue Lan, Yue Lan!"
Dia membuka pintu dan menyibakkan tirai.
Dia terpaku dan bengong.
Orang yang dia cintai mati seperti Gong Sun You Lan.
Di sisi ada 2 haruf yang ditulis dengan darah, Qu Lei'.
Wo Shi Shui dengan bengong melihat dan terus melihat, melihat dan melihat lagi....
Qu Lei! Dengan perlahan Wo Shi Shui membungkus mayat Gong Sun Yue Lan dengan tirai.
Dengan penuh kasih sayang dan lembut dia mencium rambut Gong Sun Yue Lan.
Dengan suara yang kecil dia berbicara, seperti air hujan yang tidak berhenti.
Langit mulai gelap, tapi suara ini tidak berhenti.
Qu Lei! Tiba-tiba Wo Shi Shui berdiri dan seperti orang gila berteriak.
"Aku harus balas dendam! Balas dendam! Balas dendam! Qu Lei! Dengan kepalan tanganku ini, aku akan menghancurkan kepalanmu dan juga kepalamu! Aku akan membasmi Chang Xiao Bang!"
Wo Shi Shui seperti orang gila, keluar dari Han Bi Lou.
Dia melewati tangga kayu, tangga itu roboh.
Dia melewati tiang kayu, tiang itu pun sudah runtuh.
Melewati kamar peristirahatan, kamar itu pun sudah hancur.
Melewati tangga batu, tangga batu itu pun sudah terbelah.
Sewaktu Wo Shi Shui berlari keluar dari Han Bi Lou, dia melihat ada seseorang yang berbaju hijau yang tertinggal di Han Bi Lou.
Dia sedang melepas perhiasaan dari para perempuan Han Bi Lou yang sudah mati dan dia memasukkan semuanya ke dalam kantongnya sendiri.
Wo Shi Shui seperti seekor harimau marah, tapi dia segera terdiam dan melihat semua perbuatan orang itu.
Karena di sisi orang berbaju hijau itu masih ada sekitar 4-5 orang yang juga berbaju hijau.
Mereka pun melakukan hal yang sama.
Orang berbaju hijau itu melihat Wo Shi Shui, dan seketika itu mereka menjadi bengong.
Wo Shi Shui dengan satu kata per satu kata bertanya.
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kalian siapa?"
Orang berbaju hijau itu dengan bangga dan tertawa menjawab.
"Chang Xiao Bang, panji hijau, ketua Chen Guan Cai, dijuluki Jala Langit."
Wo Shi Shui berteriak.
"Aku beritahu kepada kalian, namaku adalah Wo Shi Shui!"
Kata 'Shui' yang terakhir berubah menjadi teriakan seperti orang gila.
Sebelum orang-orang berbaju hijau itu sadar, Wo Shi Shui sudah seperti seekor harimau dengan marah menerjang.
Biasanya si Jala Langit, Chen Guan Cai masih bisa bertahan beberapa jurus dengan Wo Shi Shui, sifatnya selalu ingin mengambil keuntungan dari keadaan yang terjepit, tidak disangka hari ini dia bertemu dengan Wo Shi Shui.
Dia belum tahu apa yang terjadi, perutnya sudah terkena pukulan.
FENG! "Auw..!"
Karena merasa sakit Chen Guan membungkukkan badannya, air liurnya terus keluar.
Murid-murid Chang Xiao Bang yang berbaju hijau segera marah dan mengeluarkan golok.
Orang pertama mencabut golok, kepalanya segera pecah.
Orang kedua mencabut golok, segera ikut roboh.
Orang ketiga mencabut golok, wajahnya langsung hancur.
Orang keempat mencabut golok, golok belum keluar, tulang dadanya sudah hancur.
Orang kelima, dia tidak mencabut golok, tapi 'mencabut' kaki kabur dari sana.
Baru 3 langkah berlari, tulang punggungnya pun patah.
Begitu orang kelima roboh, si Jala Langit baru bisa melihat Wo Shi Shui.
Dia memperhatikan Wo Shi Shui sepertinya dia pernah melihatnya.
Kemudian terdengar suara PENG, Wo Shi Shui memukul lagi.
Chen Guan Cai berteriak dan dia berjongkok langsung muntah darah.
Wo Shi Shui mencengkaram tangannya dan berteriak.
"Siapa yang membunuh ketua Han Bi Lou?"
"Dia...adalah...Fang, Ketua...Fang."
Sekali lagi terdengar suara PENG. Tulang Chen Guan Cai benar-benar dipukul hingga lembek, keringat sebesar biji kacang jatuh bertetesan di wajahnya.
"Siapa yang memimpin kalian ke sini membunuh orang?"
"Dia adalah...Qu..Qu..wakil ketua...Qu Lei."
PENG terdengar lagi suara pukulan. Chen Guan Cai mengeluarkan air liur dan darah keluar dari hidungnya. Tidak ada makanan yang bisa dimuntahkan lagi.
"Sekarang mereka berada di mana? Ada di mana?"
"Mereka... sudah.. .kembali.. .kembali.. .ke.. .Chang Xiao Bang."
Dengan marah Wo Shi Shui membentak.
"Aku akan mencari mereka sekarang."
Dia ingin melepaskan Chen Guan Cai tapi dia langsung teringat sesuatu. Dia menjepit leher Chen Guan Cai dan berkata.
"Kenapa kalian masih berani berada di sini?"
Chen Guan Cai ingin menjelaskan tapi karena lehernya dijepit terlalu kencang membuat mata Chen Guan Cai membelalak. Wo Shi Shui segera melonggarkan pegangannya dan berteriak.
"Cepat katakan! Kalian di sini sedang melakukan apa?"
"Menunggu...orang suci...Chang Xiao Bang...Huo."
"Siapa yang disebut Orang Suci Huo?"
"Huo...Wu...Yong...yang kita...sembah."
Kepala Wo Shi Shui segera menjadi dingin.
"Huo Wu Yang pergi ke mana? Apa yang akan dilakukan?"
"Aku.. tidak.. tahu, sepertinya.. sepertinya, dia akan membunuh.. .Fang.. .Fang. .Zhen. ..Mei.. .semua.. .sudah.. .k uceritakan... aku berharap.. Pendekar.. tidak.. tidak.. akan.. membunuhku. aku....mohon...mohon...."
Wo Shi Shui dengan kepala dingin berpikir.
"Sebelum aku ke sini, Fang Zhen Mei mengatakan dia ingin menolong Jiang Qing Feng dengan tenaga dalamnya. Bila sekarang Huo Wu Yang sedang menuju ke sana dan menyerang Fang Zhen Mei, dia berada dalam keadaan bahaya."
Segera Wo Shi Shui menenteng si Jala Langit, Chen Guan Cai. Dengan dingin dia berkata.
"Sekarang aku akan pergi ke sana. Kalau semua kata-katamu benar, aku akan mengampunimu!"
Dengan sekuat tenaga dia berlari ke arah Wisma Shi Jian.
Dia berlari dengan kencang, dia melihat Fang Zhen Mei sedang duduk bersila di bawah, ada seseorang yang sedang menendang Jiang Qing Feng, Shi Tu Qing Yang, dan Shi Tu Tian Xin.
Sekarang sepasang kakinya menendang kepala Fang Zhen Mei dan orang itu sedang tertawa sinis.
"Fang Zhen Mei, akuilah kekalahanmu!"
Begitu melihat tendangan orang itu, dia segera tahu bahwa orang ini dijuluki dengan si Kaki Utara, Huo Wu Yang. Segera dia berteriak dengan sekuat tenaga.
"Marga Huo! Mampuslah kau!"
Dia melempar Chen Guan Cai. Dengan cepat menyerang dengan kepalan tangannya dan berteriak.
"Aku datang!"
Huo Wu Yang melihat serangannya begitu cepat.
Hatinya bergetar, sepasang kakinya diayunkan menendang kepada Wo Shi Shui.
Wo Shi Shui melihat kedua kaki ini begitu hebat dan ganas.
Kepalan berikutnya keluar lagi.
PING, PING.
Kaki dan kepalan tangan saling beradu dan mereka berdua turun ke bawah.
Huo Wu Yang terpental beberapa meter, Wo Shi Shui pun mengalami kejadian yang sama.
, Mereka berdua saling pandang dengan marah dan saling melotot.
"Siapa kau?"
"Namaku Wo Shi Shui."
"Kau adalah Wo Shi Shui?"
"Betul, aku adalah Wo Shi Shui."
"Apakah kau tahu Wo Shi Shui?"
"Aku tahu. Sekarang kau adalah Huo Wu Yang hidup, sebentar lagi kau akan menjadi Huo Wu Yang mati!"
"Baiklah, Kepalan Selatan dan Kaki Utara akan bertarung untuk mempertaruhkan hidup dan mati."
"Itu sudah jelas. Kau ingin lari pun tidak akan bisa."
"Baiklah, kalau hari ini aku tidak bisa membunuhmu, aku bukan marga Huo."
"Aku akan memberitahumu sebuah rahasia. Apakah kau ingin mendengarkannya?"
"Mengenai apa?"
"Sebenarnya kau bukan bermarga Huo. Waktu ibumu melahirkanmu, dia melihat kau merangkak ke sini dan ke sana, karena itu dia mengubah margamu menjadi Wang, bernama Ba Dan (Wang Ba Dan biasa untuk memarahi orang yang kurang ajar)."
Wo Shi.
Shui sengaja mengatakannya seperti itu.
Biasanya pada saat pesilat tangguh sedang bertarung tidak boleh marah.
Begitu marah maka dia akan dengan mudah dikalahkan oleh lawannya.
Wo Shi Shui sangat berpengalaman, dia mengerti hal ini.
Dia sendiri pun sedang sedih dan hampir menjadi gila.
Dia sudah tidak bisa menguasai diri.
Hanya bisa berkata dengan cara seperti ini membuat Huo Wu Yang marah.
Pertarungan ini baru bisa seimbang.
Kata-katanya belum selesai, Huo Wu Yang berteriak dengan sekuat tenaga, kemudian menendang.
Kata-kata Wo Shi Shui ternyata membuahkan hasil.
Tapi begitu kaki Huo Wu Yang menyerang, dia tidak akan berhenti.
Kalau tidak menendang orang itu hingga roboh, dia tidak akan berhenti.
Karena itu orang kalangan dunia persilatan banyak yang tidak bisa menerima serangan tendangan kakinya yang bertubi-tubi itu.
Wo Shi Shui juga sama, dia tidak bisa menerima tendangan ini.
Tapi dia mempunyai cara.
Dia tidak mundur, juga tidak menyambut.
Dia sama sekali tidak menyambut serangan itu.
Tidak menyambut, tapi berbalik menyerang! Kepalan tangan Wo Shi Shui sangat cepat dan tepat.
Bila kau sudah melihat dia mengeluarkan kepalan gerakannya lebih cepat daripada yang bisa kau lihat.
Walaupun bisa melihat kecepatannya, tapi kau tidak akan bisa mengimbangi kecepatan tangannya, tidak ada orang yang mempunyai tenaga sebesar dia.
Kau ingin menghindar kemanapun, kepalan tangannya tetap akan mengenalmu.
Di dunia ini yang bisa menerima kepalan tangan Wo Shi Shui bisa dihitung dengan jari.
Huo Wu Yang sendiri tidak bisa! Tapi dia juga mempunyai cara! Satu-satunya cara adalah, sebelum kepalan tangan Huo Wu Yang mengenai dia, dia harus menendang Wo Shi Shui hingga roboh.
PING, PING, PING, PING PING, PING, PING, PING 4 kali tendangan mengenai Wo Shi Shui.
4 kali pukulan mengenai Hub Wu Yang.
Dua orang turun, berdiri, meloncat dan mengeluarkan serangan.
PING, PING PENG, PENG Wo Shi Shui terkena tendangan sebanyak 2 kali.
Huo Wu Yang pun terkena pukulan 2 kali.
Mereka berdua terjatuh.
Mulut Wo Shi Shui mengeluarkan darah, hidung Huo Wu Yang pun mengeluarkan darah banyak.
Mereka berdua saling pandang dan bersiap-siap untuk serangan ketiga.
Pukulan yang akan menentukan hidup dan mati.
Jiang Qing Feng, Shi Tu Qing Yang, dan Shi Tu Tian Xin melihat kejadian itu hingga terbengong-bengong.
Mereka lupa berdiri.
Ketegangan membuat hati Shi Tu Tian Xin seakan-akan hampir meloncat keluar dari mulut.
Tiba-tiba ada orang yang memanggil dia.
"Adik kecil."
Shi- Tu Tian Xin terkejut, dia melihat ada seseorang berbaju hijau sedang melihat ke arahnya. Shi Tu Tian Xin kesal, dia marah.
"Kau ribut apa? Mengagetkan orang saja!"
Oran berbaju hijau itu tertawa dan berkata.
"Adik kecil, maaf bila aku mengejutkanmu, apakah kau bisa menolongku?"
Shi Tu Tian Xin merasa aneh dan bertanya.
"Bagaimana aku bisa menolongmu? Siapa namamu?"
Dengan suara kecil Chen Guan Cai menjawab.
"Namaku adalah Chen Guan Cai."
Shi Tu Tian Xin berkata.
"Apa? Chen Guan Cai (guan cai=peti mati)?"
"Adik kecil, apakah kau tidak lihat bahwa aku sedang ditotok, tolong buka totokanku ini, itu sudah cukup,"
Chen Guan Cai terus meminta. Shi Tu Tian Xin tampak berpikir sebentar, kemudian dia berkata.
"Aku ingat kau datang bersama dengan Paman Wo Shi Shui, mengapa Paman Wo bisa menotok nadimu? Kau pasti bukan orang baik-baik, aku tidak mau membuka totokmu."
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Chen Guan Cai terus meminta dia berkata lagi.
"Adik kecil, kau sudah salah paham kepadaku, aku bukan orang Chang Xiao Bang yang jahat, kau lihat sendiri kan, aku lah yang membawa Paman Wo Shi Shui ke sini untuk menolong Paman Fang, karena Pendekar Wo melihat ada musuh dia menjadi sangat marah, tidak sengaja dia sudah menotok nadiku, aku benar-benar malang."
Shi Tu Tian Xin bertanya lagi.
"Betulkan semua itu? Kalau begitu aku akan tanya dulu kepada kakakku."
Chen Guan Cai sangat pintar dengan cara licik dia melihat Shi Tu Tian Xin mulai goyah pendiriannya, dia merasa senang, kemudian dia berkata lagi.
"Adik kecil, mengapa masalah kecil seperti ini harus ditanyakan dulu kepada kakakmu? Adik kecil, bila kau melepaskan aku, bila aku membuat keributan, aku pun tidak akan bisa melawanmu."
Shi Tu Tian Xin tertawa dan berkata.
"Kau memang bukan lawanku, mendengar perkataanmu tadi aku akan membuka totokmu, di sebelah mana tempat yang ditotok?"
Chen Guan Cai sangat senang dia berkata lagi.
"Adik kecil, asal kau membuka nadi Chen Xue dan Tian Qu Xue dengan tepukan, itu sudah cukup."
Shi Tu Tian Xin mengikuti perintah Chen Guan Cai si Jala Langit, sekarang totokan sudah terbuka dan dia langsung meloncat ke langit, dia menggerakkan tangannya, dengan tertawa dingin dia berkata.
"Terima kasih."
Tiba-tiba dia mengeluarkan serangan dan memukul ke dada Shi Tu Tian Xin, Shi Tu Tian Xin terlontar jauh kemudian pingsan.
Shi Tu Qing Yang mendengar ada suara aneh, dia melihat Shi Tu Tian Xin membuka totokan Chen Guan Cai, dia ingin berusaha untuk mencegahnya tapi terlihat Chen Guan Cai sudah meloncat ke atas dan berhasil melukai Shi Tu Tian Xin.
Shi Tu Oing Yang sangat menyayangi adiknya, segera dia berlari menghampiri Shi Tu Tian Xin.
Jiang Qing Feng sudah waspMa, terlihat si Jala Langit, Chen Guan Cai berlari ke arah Wo Shi Shui dan Huo Wu Yang, sambil menahan rasa sakit Jiang Qing Feng dengan tangan kanannya yang sakit menghalangi Chen Guan Cai.
Chen Guan Cai adalah ketua panji hijau di Chang Xiao Bang, ilmunya sangat tinggi, karena tadi bertemu dengan Wo Shi Shui yang sedang emosi, dia kalah dan menjadi sasaran kemarahan Wo Shi Shui, sekarang dia sudah terlepas dari kesulitan, walaupun tubuhnya masih terasa sakit, kaki dan tangannya terasa pegal linu, tapi ilmu silatnya tetap kuat.
Hadangan dari Jiang Qing Feng tidak berhasil menghalangi langkahnya, sekarang Chen Guan Cai berada di belakang Wo Shi Shui, tiba-tiba tangannya melingkari pinggang Wo Shi Shui dan melemparkan sebuah jala besar, seluruh tubuh Wo Shi Shui sehingga benar-benar terkurung.
Karena Wo Shi Shui sedang berkonsentrasi penuh menghadapi Huo Wu Yang, dia tidak menyangka bisa ada sebuah jala menutupi tubuhnya, dia benar-benar terkurung.
Wo Shi Shui sangat marah, dia melambaikan tangan berusaha merobek jala itu! Jala itu terbuat dari Tian Zhu Can Si (Laba-laba Langit Berbenang Ulat Sutra), sekalipun dipotong oleh pedang atau pisau pun tidak akan putus, tapi karena Wo Shi Shui sangat marah, dia berhasil juga merobek jala itu.
Tapi-Wo Shi Shui sebelum berhasil melepaskan diri dari jala itu, Huo Wu Yang sudah dekat dengannya, kedua kakinya yang kuat sudah menendang dengan kekuatan penuh ke arahnya.
Tendangan kematian dimulai.
Wo Shi Shui tidak bisa menghindari tendangan itu lagi.
Kaki Huo Wu Yang yang hampir mengenai Wo Shi Shui tiba-tiba terhalang oleh baju putih yang melambai, seseorang telah melindungi Wo Shi Shui.
Sepasang kaki Huo Wu Yang menendang ke dada orang itu, gerakannya cepat seperti kilat, serangan ini tidak dapat ditahan, tapi gerakan orang itu lebih cepat lagi, dia berhasil mencengkram kaki Huo Wu Yang dan melemparkannya.
Huo Wu Yang membalikkan badannya dan turun dengan marah sambil melihat siapa yang berani melakukan semua itu kepadanya.
Orang itu tersenyum dan dengan tenang dia melihat ke arah Huo Wu Yang, ternyata orang itu tak lain adalah Fang Zhen Mei.
Tenaga Fang Zhen Mei sudah pulih kembali.
Huo Wu Yang sangat marah dan mendekatinya.
Wo Shi Shui berhasil keluar dari jala itu, dengan sorot mata marah dia mencari keberadaan Chen Guan Cai, tapi Chen Guan Cai begitu melihat Fang Zhen Mei menolong Wo Shi Shui, dia sudah melarikan diri entah ke mana.
Wo Shi Shui berteriak panjang dan dia menyerang Huo Wu Yang kembali.
Tiba-tiba Fang Zhen Mei menghalangi perbuatannya dan berkata.
"Kali ini biarkan aku yang melayaninya.'' Wo Shi Shui masih melotot, akhirnya dia menjawab.
"Baiklah!"
Saat itu Huo Wu Yang telah menendang dengan delapan kali tendangan berantai, dia mengarah Fang Zhen Mei! Fang Zhen Mei sudah mempunyai dua pilihan dalam menghadapi Huo Wu Yang, yang pertama adalah balik menyerang dan melukai Huo Wu Yang, kedua adalah mundur, menghindar dari serangannya yang kuat, sekarang yang menjadi masalah adalah bila hanya menghindar dari Huo Wu Yang dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menyerang, karena bila Huo Wu Yang melakukan serangan tidak akan berhenti hingga lawannya roboh, karena itu dia lebih memilih cara kedua, dia meloncat ke belakang sejauh 4 meter untuk menghindari tendangan beruntun dari Huo Wu Yang, kemudian Fang Zhen Mei berkata.
"Huo Wu Yang, apakah kau akan terus diperalat oleh Zheng Bai Shui?"
Baru saja Fang Zhen Mei menyebutkanl2 kata, Huo Wu Yang sudah mengeluarkan 26 tendangan. Fang Zhen Mei seperti kilat, terus mundur, dia terus menasihati Huo Wu Yang tapi tidak berhasil, dia mundur hingga ke atas gunung. Fang Zhen Mei berteriak.
"Huo Wu Yang, aku tidak akan melukaimu, berhentilah!"
Kali ini Fang Zhen Mei hanya mengeluarkan 8 kata tapi tendangan Huo Wu Yang sudah bergerak sebanyak 36 kali, lagi-lagi Fang Zhen Mei mundur, kesempatan untuk bicara sekarang sudah tidak ada! Dia terus menghadapi Huo Wu Yang yang terus menyerangnya, waktu untuk mebalikkan tubuhnya pun tidak ada, karena itu dia memutuskan untuk naik ke atas gunung.
Fang Zhen Mei tidak berusaha untuk membalas.
Sekarang adalah siang hari.
Di tengah gunung.
Wo Shi Shui, Jiang Cjing Feng, dan Shi Tu Qing Yan yang menggendong Shi Tu Tian Xin ikut naik ke atas gunung, serangan Huo Wu Yang tidak berkurang sedikit pun malah terlihat serangannya lebih galak lagi, dia seperti setan galak yang menyerang manusia, dia terus menggunakan sepasang kakinya.
Fang Zhen Mei masih berusaha untuk menghindar, keringat sudah membasahi bajunya.
Wajah Huo Wu Yang pun bersimbah dengan keringat, dia tetap menyerang dengan ganas, bila Fang Zhen Mei tidak berhati-hati dia bisa mati karena tendangan itu.
Tapi Fang Zhen Mei tetap tidak membalas serangan itu.
Jiang Qing Feng berteriak.
"Tuan Muda Feng, terhadap orang seperti itu harus melakukan perlawanan supaya bisa terlepas darinya?"
Fang Zhen Mei mundur sejauh puluhan meter, sambil mundur dia berkata.
"Huo Wu Yang kau adalah seorang yang pintar, tapi Huo Wu Yang, kepintaranmu harus digunakan pada tempatnya, kau tetap tidak mau sadar, kelak kau tidak akan menjadi orang yang berguna!"
Jiang Qing Feng terlihat sangat gelisah, setelah memeriksa luka Shi Tu Tian Xin, Wo Shi Shui berkata kepada Shi Tu Qing Yan.
"Aku akan mengobati luka adikmu dulu, lukanya cukup berat, pukulan telapak tadi sudah melukai organ dalamnya, aku yang membawa orang itu ke sini, karena itu aku yang harus bertanggung jawab, aku akan mengeluarkan racun di dalam tubuhnya, dan mengobati akibat dari pukulan tadi, sekarang tolong lindungi aku, Tuan Jiang, tolong kau lihat keadaan di sana, jangan biarkan Huo Wu Yang menipu Fang Zhen Mei, bila keadaan sangat berbahaya, cepatlah kembali ke sini, sebisa-bisanya aku tidak akan menghabiskan seluruh tenagaku sehingga aku bisa membantu Tuan Fang."
Fang Zhen Mei dan Huo Wu Yang sudah jauh puluhan meter dari tempat mereka, Jiang Qing Feng segera menyusul agar bisa melihat keadaan di sana.
Baju Huo Wu Yang dan Fang Zhen Mei sudah basah oleh keringat, tapi Huo Wu Yang tetap menyerang dengan gencar.
Mereka sudah berada di puncak gunung, punggung Fang Zhen Mei menghadap ke gunung, sepertinya dia tidak sadar dengan keadaan ini, dia mundur hingga ke tempat teratas.
Tapi Huo Wu Yang sangat jelas melihatnya.
Gunung itu tidak begitu tinggi, tapi jurang itu dalamnya ada ratusan meter, batu di gunung itu pun banyak yang terjal, bila terus memaksa Fang Zhen Mei mundur hingga ke puncak, Fang Zhen Mei bisa jatuh ke dalam jurang yang terjal, dan Fang Zhen Mei pasti akan langsung mati seketika.
Huo Wu Yang berteriak, tubuhnya berada di atas tapi sepasang kakinya menendang ke kiri dan ke kanan membentuk kincir angin, bergerak sangat cepat seperti roda, dia terus menendang Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei masih terus mundur, punggungnya tetap menghadap ke jurang, jaraknya dengan jurang itu tinggal puluhan meter lagi, begitu kaki Huo Wu Yang mendarat ke tanah, dengan kakinya dia kembali menyapu Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei meloncat Huo Wu Yang mengikutinya, sepasang kakinya masih terus menendang ke arah Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei menghela nafas, dia meloncat ke belakang beberapa meter.
Huo Wu Yang sangat senang, dia terus mengejar, menendang ke kiri dan ke kanan, mengarah ke kepala Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei masih berusaha menghindar, dia mundur satu langkah lagi maka dia akan langsung masuk jurang.
Fang Zhen Mei sepertinya masih tidak menyadari keadaan itu.
Huo Wu Yang merasa niatnya ini akan segera terlaksana, hatinya merasa sangat gembira, sekarang kakinya kembali menyerang Fang Zhen Mei.
Jiang Qing Feng yang berhasil menyusul mereka, dia merasa kelelahan dan nafasnya pun terengah-engah, begitu melihat keadaan mereka, ah! Fang Zhen Mei sudah berada di sisi jurang, tapi Fang Zhen Mei sendiri sepertinya tidak menyadari keadaan ini.
Jiang Qing Feng benar-benar terkejut, dia berteriak.
"Pendekar Fang, hati-hati di belakangmu adalah"
Tapi semua ini sudah terlambat! Begitu sebelah kaki Huo Wu Yang menendang, Fang Zhen Mei kembali mundur satu langkah.
Fang Zhen Mei merasa tubuhnya menjadi ringan, dia jatuh ke dalam jurang! Hal ini benar-benar sangat berbahaya.
Sewaktu Fang Zhen Mei terjatuh, kedua ujung kakinya dikaitkan dengan erat ke sebuah batu yang berada di sisi jurang, kaitan kakinya ternyata masih kuat menahan berat tubuhnya dan dia pun tidak jatuh ke dasar jurang, tapi sekarang ini posisinya adalah kepala berada di bawah sedangkan kakinya masih mengait di sisi jurang, dia benar-benar dalam keadaan tergantung.
Waktu itu terdengar suara teriakan, ternyata Huo Wu Yang ingin segera memenangkan pertarungan, sewaktu dia menendang dia mengeluarkan segenap tenaganya, tubuhnya menjadi tidak seimbang, Fang Zhen Mei terjatuh ke dalam jurang disusul oleh Huo Wu Yang.
Tapi Fang Zhen Mei dengan ujung kedua kakinya telah mengait batu yang berada di sisi jurang, akhirnya dia tidak terjatuh ke dalam jurang.
Terlihat Huo Wu Yang akan terjun ke dasar jurang, Huo Wu Yang sudah menarik tenaga kakinya, See YanTjinDjin 193 tenaganya terasa sangat berat, dia akan jatuh ke dalam jurang.
Tapi Huo Wu Yang masih sanggup berdiri di sisi jurang, dia berdiri dengan jarak tepat satu kaki dari sisi jurang.
Huo Wu Yang ingin menyaksikan kematian Fang Zhen Mei, tapi dia baru sadar tempat di mana dia berdiri tanahnya rapuh dan terus berjatuhan, otomatis dia pun terjatuh.
Dia lupa seharusnya dia tidak boleh berdiri di mulut jurang, tanah tempat dia berdiri begitu rawan mana bisa menahan berat tubuhnya yang besar.
Huo Wu Yang berteriak, dia sudah terjatuh ke bawah jurang, itu semua terjadi hanya dalam waktu yang begitu singkat.
Kaki Fang Zhen Mei masih mengait di sisi jurang, dia baru saja ingin meloncat ke atas, tiba-tiba dia melihat Huo Wu Yang terjatuh ke jurang dengan posisi kaki turun terlebih dahulu disusul kepalanya.
Segera Fang Zhen Mei mengambil keputusan dan berteriak.
"Aku akan memegangmu."
Dengan cepat kepala Huo Wu Yang yang melewati pundak Fang Zhen Mei dan terjatuh, Fang Zhen Mei mengeluarkan tangannya, menarik tangan Huo Wu Yang, tangannya berhasil dipegang.
Tapi dengan begitu bobot Fang Zhen Mei bertambah, tanah di mulut jurang masih berjatuhan, ternyata tanah ini tidak sanggup menahan beban 2 orang, tiba-tiba Fang Zhen Mei berteriak.
"Naik!"
Tangannya mengangkat dan kakinya pun diayunkan, dia melempar Huo Wu Yang ke atas jurang, kemudian dia pun menyusul dengan mengayunkan dirinya ke atas jurang.
Jantung Jiang Qing Feng seperti akan keluar dari tempatnya! Huo Wu Yang sepertinya baru berpesiar sebentar di depan pintu neraka, dia terlihat masih shok, dia tidak bisa mengatakan apa pun jantungnya masih berdegup dengan kencang.
Fang Zhen Mei menghela nafas beberapa kali, kemudian dia tertawa dan berkata.
"Kau tidak apa-apa bukan?"
Huo Wu Yang melihat Fang Zhen Mei kemudian dia berlutut. Fang Zhen Mei segera memapahnya bangun dan berkata.
"Jangan berbuat seperti itu."
Wajah Huo Wu Yang tertempel tanah, dia menarik nafas dan berkata.
"Aku ingin membunuhmu, tapi kau malah menolongku. Aku...."
Fang Zhen Mei ingin menghiburnya dengan beberapa kata, Fang Zhen Mei sama sekali tidak menyangka kalau tiba-tiba Huo Wu Yang mengangkat kedua kakinya, dia siap menendang Fang Zhen Mei.
Kali ini orang seperti Fang Zhen Mei pun tidak menyangkanya sama sekali, Huo Wu Yang membalas budi dengan cara begitu! Karena semua ini terjadi begitu tiba-tiba, di belakang Fang Zhen Mei adalah jurang, dia sudah tidak bisa mundur lagi.
Jiang Qing Feng yang berada dipinggir melihat dengan begitu jelas, gerakan Huo Wu Yang yang cepat dan tiba-tiba, dia tidak bisa menolong Fang Zhen Mei.
PENG, PENG.
Tendangan sebanyak dua kali mengenai dada Fang Zhen Mei.
Sebelum tendangan ini mengenai dadanya, Fang Zhen Mei sudah mengumpulkan seluruh tenaganya ke bagian dadanya, dia siap menerima tendangan itu! Masalahnya Fang Zhen Mei tidak bisa meminjam tenaga tendangan Huo Wu Yang untuk mundur dan menghilangkan tenaga tendangan itu karena di belakangnya adalah jurang.
Terpaksa Fang Zhen Mei menahan tendangan itu! Begitu menerima dua tendangan ini, tubuh Fang Zhen Mei goyah, darahnya bergejolak, tapi dia berusaha menahannya dia masih berdiri dengan tegak, tapi sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah.
Kali ini Fang Zhen Mei benar-benar marah, kedua telapak tangannya dirapatkan! Karena satu tendangannya berhasil, Huo Wu Yang sangat senang, dia mengira di dunia ini tidak ada yang bisa menahan tendangannya, walaupun Fang Zhen Mei tidak mati, tapi dia akan tertendang dan masuk ke dalam jurang, tak disangka Fang Zhen Mei masih bisa berdiri tegak, dia benar-benar sangat terkejut, kedua kakinya sudah dijepit, kemudian didorong ke depan, Huo Wu Yang terlempar beberapa meter jauhnya.
Fang Zhen Mei marah dan berkata.
"Aku tidak menyangka kau adalah orang seperti ini, begitu picik!"
Walaupun Fang Zhen Mei sangat marah tapi dia tetap tidak mau membunuh Huo Wu Yang, dia hanya melempar Huo Wu Yang ke tempat jauh, tapi tenaga yang dikeluarkan oleh Fang Zhen Mei sangat kuat, Huo Wu Yang hanya melihat sekelilingnya bergerak dengan cepat, ingin berhenti pun sudah tidak bisa, dia akan terjatuh dengan keras.
Tiba-tiba di tengah udara dia berhenti.
Fang Zhen Mei pun terpaku.
Terlihat dari dada Huo Wu Yang keluar sepotong pedang yang berlumur darah, Huo Wu Yang tertusuk pedang.
Huo Wu Yang sangat marah tidak percaya dan kecewa, dengan sedih dia melihat pedang di dadanya.
Fang Zhen Mei berteriak.
"Tuan Jiang, kau...."
Tangan Jiang Qing Feng tetap memegang pedang dan tertawa dengan dingin.
"Kau adalah orang picik yang tidak mempunyai perasaan, untuk apa kau hidup di dunia ini?"
Fang Zhen Mei menarik nafas kemudian mengangkat kepalanya, kemudian berteriak.
"Hati-hati"
Wajah Huo Wu Yang menjelang kematiannya terlihat penuh dengan dendam, tiba-tiba dia menendang kakinya ke belakang.
Fang Zhen Mei ingin menolong tapi sudah terlambat karena posisi Jiang Qing Feng yang sedang menusuk Huo Wu Yang, dia tidak melepaskan pegangan pedangnya.
Dia salah tidak melepaskan pegangan pedangnya, Huo Wu Yang terkenal dengan gerakan kedua kakinya yang cepat dan tidak bisa dihindari, tendangan sebanyak dua kali membuat tulang rusuk Jiang Qing Feng langsung patah seketika dan menusuk ke paru-parunya, kemudian dia pun terlontar ke tempat jauh.
Jiang Qing Feng menghembuskan nafas terakhirnya.
Jiang Qing Feng berhasil ditendang oleh Huo Wu Yang, dia sendiri pun berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan, karena hingga mati Jiang Qing Feng tetap memegang pedangnya dengan erat, orang tertendang hingga melayang, pedangnya pun ikut terlontar, dada Huo Wu Yang seperti keluar panah darah, walaupun Huo Wu Yang berusaha bertahan, tapi dia tetap limbung.
Fang Zhen Mei dengan cepat menghampirinya dan berkata.
"Cepat tutup nadi-nadimu, kalau tidak kau akan kehilangan banyak darah dan kau akan mati!"
Huo Wu Yang dengan wajah seram menatap Fang Zhen Mei dia berkata.
"Tidak perlu....aku tidak akan tertolong. Fang.. .Zhen.. .Mei.. .aku.. .mengaku.. .kalah.. .kak akku...akan membalas dendam kepadamu."
Setelah bicara seperti itu dia pun roboh, nafasnya pun berhenti.
Matahari yang akan terbenam tampak begitu bulat, Fang Zhen Mei melihat langit yang begitu luas, hatinya terasa berat dan juga kosong.
---ooo0dw0ooo--- Matahari mulai terbenam.
Pendekar Sejagat Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sore akan segera tiba, awan tampak berwarna merah, memenuhi langit, seperti darah encer dan kental yang menyusun di atas atap Wisma Shi Jian.
Awan merah memenuhi Wisma Shi Jian yang kuno dan megah, juga menyinari sejarah ratusan tahun Wisma Shi Jian yang berdiri dengan kokoh yang sudah ratusan kali mengalami perang, tapi dia tetap berdiri dengan bangga.
Awan pun sepertinya ikut merasa sedih, dia seperti menyanyikan lagu duka.
"Hari ini siapa yang menjaga jalan masuk ke Wisma Shi Jian?"
"Dia adalah Yin Yang Hei,"
Jawab Lu Ying Feng.
"Baiklah, sekarang ketua panji biru berada di mana?"
Qu Lei dengan dingin bertanya.
"Hamba ada di sini,"
Si Mayat Kering, Qu Li Ren menjawab.
"Pergilah kau ke sana, bereskan orang yang menjaga di sana "
"Siap!" ---ooo0dw0ooo--- BAB 15 Menerjang Wisma Ketua ketiga Wisma Shi Jian yaitu si Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei, dengan termenung menatap langit dengan awan yang berwarna merah dan juga awan hitam yang ditutupi oleh awan merah, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Dia adalah si Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei, biasanya jarang diam dan berpikir seperti sekarang, dia bertemperamen cepat marah, jarang mempunyai waktu untuk diam dan duduk dengan tenang, karena sifatnya yang selalu terburu-buru maka itu dari pagi hingga malam dia tidak mempunyai waktu untuk diam beristirahat. Tapi hari ini entah mengapa, tiba-tiba dia teringat dengan masa lalunya, pada saat hujan badai, di Wisma Shi Jian, Ketua Shi Tu ke 12 selalu mendidiknya, membuatnya dengan tenang belajar ilmu silat dan menjadi ternama di dunia persilatan, dia teringat dengan kehidupan masa lalunya yang menyedihkan, begitu dia lahir dia sudah dibuang oleh orang tuanya dia tinggal di tempat kumuh yang gelap, badannya kurus dan lemah. Kemudian ada seorang tuan muda yang kaya dan melihatnya, kemudian mendidiknya, mengajarinya ilmu silat, membantunya berkelana di dunia persilatan. Orang yang membantunya itu tak lain adalah Lao Da nya, ketua wisma yang sangat dihormati oleh orang-orang, Shi Tu ke 12. Dengan sebenarnya Shi Tu ke 12, He Bu Le, dan dia menjadi saudara angkat, disusul Lu Ying Feng masuk ke Wisma Shi Jian, lalu Ma Er dan Yin Jie Ya. Dia teringat dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama beberapa tahun ini di dunia persilatan, mereka berenam bersama-sama membunuh lawannya, mereka tidak pernah merasa takut Mereka tidak pernah berpisah. Tapi keadaan sekarang membuatnya merasa sedih, orang yang selama ini selalu bersama dan cocok dengannya, telah mati terbunuh di Chang Xiao Bang. Dia ingin segera pergi ke Chang Xiao Bang untuk membalaskan dendam Ma Er. Dia tahu Shi Tu ke 12 dan He Bu Le pasti tidak akan mengyinkannya, beberapa tahun ini Yin Yang Hei tahu dia selalu berbuat sesuatu dengan tergesa-gesa dan mulutnya pun tidak bisa direm bila sudah bicara, karena itu kata-katanya selalu membuat orang-orang merasa sakit hati. Sehingga masalah pun berubah menjadi rumit, hal ini membuat kakak tertuanya, dan kakak keduanya selalu bersusah payah membereskan masalahnya, semua ini mereka lakukan untuk melindungi dirinya. Tapi karena mereka sudah berkawan selama 22 tahun, kesalahan ini akan terlupakan bersama berlalunya angin. Tapi ada satu-satunya angin yang tidak bisa hilang, angin macam apakah itu? Yin Yang Hei menatap matahari terbenam, dia sulit mendapatkan jawabannya. Persahabatan. Persahabatan membuat hidupnya menjadi lebih berarti, dia melihat langit yang luas, sinar matahari yang terbenam membuatnya merasa silau, seperti darah yang bercampur dengan awan, bulan mulai muncul, tapi belum berbentuk bulat, dia masih bersembunyi di langit yang biru, ada seekor burung yang terbang, sepertinya burung itu tertinggal dari kawan-kawannya, dia berteriak sambil terbang melewati langit sore, juga bulan yang akan segera muncul, burung itu terbang ke arah matahari yang terbenam. Dia menatap langit, mata Yin Yang Hei mulai basah, orang-orang hanya tahu sifatnya yang keras, perasaannya pun pasti seperti itu, keras. Tidak disangka dia pun bisa bingung. Dia menertawai dirinya sendiri. Waktu itu dia mendengar sada suara aneh, suara itu adalah suara orang terjatuh,dan roboh, walaupun suara itu jaraknya sangat jauh, tapi dia bisa mendengarnya, dengan cepat dia mencari sumber suara itu, dia bergerak seperti seekor cheetah. Selama puluhan tahun ini tidak ada yang bisa memburu cheetah yang sedang marah ini. Setelah dia menemukan sumber keributan itu, ternyata itu adalah suara 6 orang yang roboh. Begitu Yin Yang Hei melihat, ternyata ada seseorang yang berbaju biru, bentuknya seperti mayat kering, kesepuluh jarinya penuh dengan darah. Dia sedang tertawa, di bawahnya tampak 6 orang murid Wisma Shi Jian yang roboh, tubuh mereka terdapat 5 lubang jari, darah masih keluar dari lubang itu. Waktu itu sudah ada 7-8 orang murid-murid Wisma Shi Jian yang datang untuk membantu, wajah mereka tampak marah dan mereka siap mengayunkan golok masing-masing, ada yang berteriak.
"Cepat beri tanda bahaya!"
Dengan dingin Yin Yang Hei berkata.
"Tidak perlu, biar aku yang mengurus semua ini!"
Begitu murid-murid Wisma Shi Jian melihat Yin Yang Hei mereka langsung menjadi tenang, Selama mereka ikut Yin Yang Hei menjaga Wisma Shi Jian, belum pernah melihat ada orang yang tidak bisa dibereskan oleh Yin Yang Hei.
Bila ada ketua ketiga, semua masalah akan beres! Dengan dingin Yin Yang Hei melihat mayat murid-murid Wisma Shi Jian yang bergelimpangan, dia bertanya.
"Apakah kau berlatih ilmu setan?"
Si Mayat Kering, Qu Li Ren segera tertawa dan menjawab.
"Ternyata kau sudah tahu, lebih baik sekarang kau bunuh diri saja di depanku."
Yin Yang Hei bertanya lagi.
"Apakah mereka dibunuh olehmu?"
Si Mayat Kering, Ou Li Ren tertawa da menjawab.
"Benar, aku membunuh 3 orang, sedangkan yang 3 lagi tidak tahu diri berani melawanku, lalu kubunuhjuga menurutku, melawan atau tidak, toh hasilnya sama saja, mereka akan mati."
Kata Yin Yang Hei.
"Bagus!"
Qu Li Ren terpaku dan bertanya.
"Bagus apanya?"
"Karena kau sendiri pun akan mati!"
Dia sudah memukul dengan kepalan tangannya.
Jarak mereka hanya beberapa meter, kepalan tangan sudah digerakan, Qu Li Ren merasa ada angin kencang, dia menundukkan kepalanya, pukulan itu mengenai dinding di belakangnya, dinding itu berlubang dan batu pun tampak hancur.
Qu Li Ren sangat terkejut, seumur hidupnya belum pernah dia melihat kepalan tangan yang begitu kuat, dia ingin mundur dari sana tapi semua sudah terlambat.
Yin Yang Hei seperti seekor cheetah mengamuk dan akan membunuhnya.
Qu Li Ren segera meloncat dan melayang keluar tembok, tapi Yin Yang Hei sempat menarik kakinya, membuat Qu Li Ren kembali lagi ke tempat semula, dia terkena satu kali pukulan.
Tenaga yang mengenainya terasa meledak di dalam perutnya, si Mayat Kering, dari mulut, telinga, dan hidung Qi Li Ren mengeluarkan darah, dia mati seketika.
Begitu dilepaskan mayat Qu Li Ren terlempar dan jatuh di luar tembok Wisma Shi Jian.
Tanya seseorang.
"Ketua Ketiga, mengapa tidak menangkapnya hidup-hidup? Biar kita bisa menanyakan dia diperintahkan oleh siapa datang ke Wisma Shi Jian."
Kata Yin Yang Hei.
"Siapa pun yang menyuruhnya, bila dia membunuh anak buah Wisma Shi Jian, dia harus mati dan tidak perlu ditanya lagi."
Matahari terbenam, dinding yang tinggi, rumput liar tumbuh di mana-mana, matahari sore menyinari Wisma Shi Jian yang kuno dan megah, semua menjadikan wisma itu terlihat misterius, tapi juga tampak anggun dan suci.
Orang-orang pun tidak berani menyerang ke sana.
---ooo0dw0ooo--- Qu Lei dan Fang Zhong Pin melihat Qu Li Ren memanjat dinding tembok yang tinggi, kemudian dalam waktu yang singkat terlihat dia terjatuh kembali....
Si Mayat Kering, Qu Li Ren jatuh terbanting, seperti seekor anjing.
Qu Lei marah dan berkata.
"Kelihatannya ilmu silat Yin Yang Hei sangat kuat."
Fang Zhong Pin tertawa dan berkata.
"biarpun ilmu silatnya lebih tinggi, pun percuma, Tuan Lu, maaf jadi merepotkanmu ke sana."
Lu Ying Feng menjawab.
"Siap! ---ooo0dw0ooo--- Yin Yang Hei menatap matahari terbenam, dia kembali terdiam, tidak mengatakan apa pun, tiba-tiba di bawah dinding yang tinggi terdengar ada orang yang bicara, Yin Yang Hei mngerutkan dahi dan bertanya.
"Apakah Tuan Muda Fang sudah kembali?"
Jawab seorang murid Wisma Shi Jian dengan hormat.
"Bukan, yang datang adalah ketua keempat, Lu Ying Feng dan ada 3 orang lainnya yang tidak kami kenal."
Kata Yin Yang Hei.
"Oh!"
Si Panah Besi dan Peluru Perak, Lu Ying Feng naik tangga dan masuk, begitu melihat Yin Yang Hei dia segera tertawa dan memanggil.
"Kakak Ketiga."
"Lao Si, ada apa?"
Lu Ying Feng mendekat dan menjawab.
"Mereka bertiga berasal dari Perkumpulan Qing Zheng, mereka ingin merundingkan suatu rahasia dengan kita."
Yin Yang Hei melihat ketiga orang itu, yang pertama masuk terlihat kuat dan gagah, sikapnya tenang.
Yang kedua terlihat sangat santai, dan sedikit sombong.
Orang yang ketiga, tidak mirip laki-laki dan juga tidak mirip perempuan.
Setelah Yin Yang Hei menatap dengan tatapan selidik, dia berkata.
"Kalau bukan hal yang penting, jangan membuatku pusing."
Dengan suara kecil Lu Ying Feng berkata.
"Mereka benar-benar ada perlu, katanya semua ini ada hubungannya dengan Pedang Sakti Xue He."
"Baiklah, kita bicarakan sekarang."
Kata Lu Ying Feng sambil tertawa.
"Karena ini sangat rahasia, lebih baik kita bicara di hutan Tao (semacam bunga)."
"Baiklah!"
Di depan Wisma Shi Jian adalah kebun Tao yang luas.
Terllihat di sana sini adalah hamparan berwarna merah muda, di sebuah pohon Tao tampak sebuah tunas berwarna hijau, kebun Tao itu luasnya ada puluhan kilometer persegi, bila musim semi tiba, semua bunga Tao akan mekar, bila bunga Tao mekar di dekat sungai, kelihatannya air sungai pun berubah menjadi merah muda, bila mekar di gunung, maka gunung itu pun akan terlihat menjadi merah muda.
Laron Pengisap Darah -- Huang Yin /Tjan Id Pedang Langit Dan Golok Naga Karya Chin Yung Amarah Pedang Bunga Iblis -- Gu Long