Harpa Iblis Jari Sakti 13
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 13
Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung
Kalau tidak, tak mungkin Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po akan tenggelam! Sebelum mati, mereka saling menggenggam tangan, pertanda mereka menyesal sekali.
Lu Leng dan Han Giok Shia menyaksikan kedua sosok tengkorak yang bergandengan.
Maka keduanya teringat akan kejadian mereka.
Tanpa sadar mereka pun saling menggenggam tangan erat-erat sambil meluncur ke atas.
Sampai di permukaan, Lu Leng berkata sungguh-sungguh.
"Nona Han, kedua Cianpwee itu tampak begitu tenang di dasar laut. Aku rela tidak mau mencari pusaka yang ketiga itu lagi. Mereka berdua sudah mati sekian lama, sedangkan kita tidak pernah bertemu mereka, kini kita termasuk murid mereka pula, maka tidak boleh membalik tengkorak mereka,"
Han Giok Shia manggut-manggut dan cepat-cepat melepaskan tangannya. wajahnya tampak kemerah-merahan.
"Kita sudah turun ke laut, kenapa tidak mencari Liat Hwe Soh Sim Lun, Pecut Emas dan golok pendek itu?"
Han Giok Shia tersenyum.
"Baik!"
Mereka lalu menuju ke perahu yang sudah karam.
Keduanya menyelam lagi mencari ketiga macam senjata itu, Tak seberapa lama, mereka sudah muncul di permukaan laut, ternyata mereka berhasil menemukan senjata-senjata tersebut Lu Leng dan Han Giok Shia segera kembali ke Pian Liong Ciok Hu.
Mereka berdua langsung menyalin pakaian peninggalan Pian Liong Sian Po.
setelah mengenakan pakaian berkembang-kembang, Lu Leng tampak aneh.
Mereka bercakap-cakap, tak terasa hari pun sudah mulai gelap.
Mereka segera memanggang ikan yang ditangkap tadi di laut, kemudian makan bersama, sebenarnya mereka masih kelihatan enggan berpisah, maka terus mengobrol di bawah sinar bulan.
Malam itu Lu Leng merasa, Han Giok Shia memang bersifat keras, namun amat lembut pula, Berhadapan dengan gadis itu, justru membuat kesannya terhadap Tam Goat Hua jadi semakin tawar Akan tetapi, dia tetap mengendalikan perasaannya itu, Keesokan harinya, mereka berlatih sejenak, lalu pergi ke pinggiran laut tempat perahu besar itu karam di situ, Ternyata mereka mengambil balok kayu, papan dan lain sebagainya, Setelah hampir satu bulan sibuk akhirnya berhasil juga membuat sebuah rakit besar Mereka pun menyiapkan makanan kering dan air minum, semua itu cukup untuk satu bulan, Rakit yang besar itu dipasangi sebuah layar, agar bisa berlayar lebih cepat, Lu Leng dan Han Giok Shia yakin, dalam waktu sebulan pasti dapat melihat daratan.
Pagi itu, mereka berdua meninggalkan pulau Hek Ciok To.
Rakit besar dengan layar sederhana mulai meluncur terhembus angin, Sebelum berlayar mereka berdua belajar be-renang, maka ketika berada di tengah-tengah laut, sudah tidak begitu takut lagi, Kira-kira delapan hari kemudian, mereka sudah melihat daratan, Dapat dibayangkan betapa gembiranya mereka berdua, langsung bersorak-sorakan, Setelah tengah hari, sudah semakin mendekati daratan itu, tampak gunung menghijau, Malam harinya, rakit besar itu menyentuh pantai.
Lu Leng dan Han Giok Shia segera naik ke darat.
Mereka terus berjalan sampai di kaki gunung, tak jauh dari pantai Ketika sampai tengah malam mereka menemukan sebuah kuil.
Mereka mendekati kuil itu.
suasana sepi sekali, namun ada sedikit cahaya menyorot keluar Di atas pintu kuil bergantung sebuah papan bertulisan "Kuil Goan Long Ku Sie", Lu Leng maju selangkah, lalu menjulurkan tangannya mengetuk pintu kuil Tak lama, pintu kuil terbuka, tampak seorang padri menjulurkan kepalanya melihat keluar Ketika melihat mereka berdua, padri itu tampak tercengang.
"Padri, kami berdua terapung di laut, malam ini baru mendarat Bolehkah kami bermalam di sini?"
Lu Leng berkata sambil memberi hormat. Padri itu memandang Han Giok Shia.
"Orang yang menyucikan diri harus selalu berbuat kebaikan, tapi gadis ini...."
Lu Leng tahu padri itu merasa enggan menerima kaum wanita bermalam di kuilnya, Dia ingin berkata memohon kepada padri itu lagi, tetapi Han Giok Shia mendahului nya. Tidak memperbolehkan ya sudah! Aku mau tanya, tempat apa ini?"
"lni lembah Cing Cing Kok di gunung Mou San."
Kedua muda-mudi itu merasa gembira karena tempat ini bukanlah hutan belantara, melainkan gunung Mou San di daerah Shantung. Han Giok Shia segera menarik Lu Leng pergi meninggalkan kuil.
"Kita bermalam di alam terbuka saja, Takut apa sih? Kenapa kita harus merengek-rengek pada kepala gundul ini?"
Lu Leng tersenyum. Dia tahu benar adat gadis itu.
"Tapi apakah kau bisa tidur nyenyak malam ini?"
Han Giok Shia juga tersenyum.
"Kau tahu saja apa yang kupikirkan Bagaimana kalau kita melakukan perjalanan malam?"
Lu Leng mengangguk.
"Baik!"
Mereka berdua melakukan perjalanan malam sambil bergandengan tangan menuju ke arah timur Ketika hari mulai terang, mereka sudah sampai di sebuah jalan besar Mereka berdua walau tidak pernah datang di gunung Mou San, namun tahu tentang gunung tersebut.
Puluhan tahun lampau, terdapat perguruan Mou San Pai yang memiliki ilmu silat amat tinggi.
Setelah ketua Mou San Pai meninggal, para saudara seperguruanpun saling merebut kedudukan ketua.
Hal itu dimanfaatkan oleh musuh-musuhnya.
Semua murid perguruan Mou San Pai terbunuh habis.
Tentang kejadian itu, kaum rimba persilatan tahu semua, Lu Leng dan Han Giok Shia juga pernah mendengar itu, 1030 Maka mereka berdua pun tahu, di mana letak gunung Mou San, dan arah mana yang harus diambil.
Kalau mengikuti jalan besar itu, menempuh jalan kurang lebih sembilan ratus mil, akan tiba di kota Cih Lam Hu, itu harus membutuhkan waktu kurang lebih enam hari, Akan tetapi, ketika tiba di jalan besar itu mereka malah berhenti, tidak melanjutkan perjalanan lagi.
Ketika masih berada di pulau Hek Ciok To, mereka hanya mempunyai satu tujuan, yakni kembali ke daratan.
Kini mereka sudah tiba di daratan, justru tidak tahu harus ke mana? Mereka berdua mempunyai tempat tinggal masing-masing, yang satu di Lam Cong, sedangkan yang satu lagi di Su Cou.
Akan tetapi, kedua orang-tua Lu Leng telah meninggal.
Begitu juga ayah dan adik Han Giok Shia.
Walau mereka berdua mempunyai tempat tinggal, namun sama juga tidak mempunyai rumah.
Mereka berdua tertegun, lama sekali barulah Han Giok Shia membuka mulut "Saudara Lu, kau mau ke mana?"
"Dalam hatiku belum ada keputusan. Nona Han, kalau dalam waktu dua tahun ini si iblis Harpa masih membuat petaka dalam rimba persilatan kaum rimba persilatan Tionggoan akan tinggal sedikit Kini kita sudah kembali dan kalau ingin mencari kenalan, mungkin tidak begitu gampang."
Han Giok Shia tertegun, kemudian sahutnya perlahan.
"Siapa tahu dua tahun ini kaum rimba persilatan berhasil membasmi si iblis Harpa itu, Terus terang, aku pun belum mengambil keputusan mau ke mana, Namun... aku harus pergi ke rumah yang musnah terbakar itu, sesungguhnya aku bersama seseorang menuju ke istana Setan, Namun di tengah jalan aku... berangkat duluan, sehingga kami berpisah di sana, Kini sudah dua tahun, tentunya dia sudah tidak berada di tempat itu, Tapi biar bagaimanapun aku harus kau ke sana dulu."
Lu Leng juga ingat, dia berpisah dengan Tam Goat Hua dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek juga di sekitar tempat itu. Maka ketika mendengar Han Giok Shia mengatakan begitu, dia pun segera berkata.
"Baik, aku ikut ke sana."
Mereka berdua dari musuh menjadi sahabat, Cinta kasih mereka pun berkembang dengan cepat sekali.
Walau mereka berdua terus mengendalikan diri, sama sekali tidak mau mencurahkan isi hati masing-masing, tapi kalau berpisah, mereka merasa berat sekali.
Karena itu, ketika Han Giok Shia mendengar Lu Leng mau ikut, dalam hati girang sekali.
"Itu sungguh baik sekali!"
Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan Sampai di sebuah kota kecil, Han Giok Shia menjual sebuah tusuk konde emas, kemudian membeli pakaian dan makan sekenyang-kenyangnya.
Setelah berganti pakaian, Lu Leng tampak tampan sekali Begitu pula Han Giok Shia, gadis itu bertambah cantik jelita, Mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi, Di tengah jalan berjumpa beberapa orang piausu, Mereka berdua bertanya tentang keadaan rimba persilatan Beberapa orang piausu itu memberitahu kan, setelah terjadi petaka di gunung Bu Yi San, kemudian terjadi lagi pertarungan sengit di depan istana Setan, dan pertarungan itu berakhir begitu saja, justru tiada seorang pun menyinggung tentang kegiatan si iblis Harpa.
Tentunya membuat Lu Leng dan Han Giok Shia tercengang, Mereka berdua cuma saling memandang, lalu melanjutkan perjalanan lagi.
Beberapa hari kemudian, mereka berdua sudah tiba di kota Cih Lam.
Ketika memasuki pintu kota tersebut, mereka berdua merasa diikuti orang dari belakang, Lu Leng dan Han Giok Shia segera menoleh ke belakang, Ternyata benar ada tiga lelaki mengikuti mereka dari belakang.
Berkali-kali Lu Leng dan Han Giok Shia menoleh ke belakang, dan setiap kali mereka menoleh, ketiga laki-laki itu selalu pura-pura sedang menikmati pemandangan atau saling bercakap-cakap, sedangkan rupa ketiga laki-laki itu sungguh aneh sekali.
Yang di tengah berbadan jangkung, namun hanya mempunyai sebuah kaki, berjalan dibantu dengan sebuah tongkat penyanggah.
Yang di kiri hanya mempunyai sebelah lengan, sedangkan yang di kanan memegang sebuah tongkat bambu, kelihatannya seperti seorang buta.
Ketiga orang itu tidak hanya cacat, bahkan muka mereka pun penuh bintik-bintik hitam, sehingga amat tak sedap dipandang, dan pakaian mereka pun tidak karuan Sebetulnya Han Giok Shia sudah tidak sabaran.
Berkali-kali dia ingin bertindak, namun dicegah oleh Lu Leng.
"Nona Han, ketiga orang itu memang mengikuti kita, siapa tahu masih ada jago tangguh di belakang mereka, Kita tidak boleh mengejutkan ketiga orang itu!"
Han Giok Shia tertawa dingin "Sungguh bernyali mereka berani mengikuti kita!"
Mereka berdua memelototi ketiga orang itu, lalu melanjutkan perjalanan Begitu mereka berjalan, tiba-tiba terdengar suara tongkat bambu berbunyi "Tak Tak Tak"
Di belakang, Han Giok Shia betul-betul sudah tidak sabaran "Kita pancing mereka ke tempat sepi, barulah kita tanya."
Lu Leng memang tidak habis pikir, tidak tahu ketiga orang itu berasal dari golongan mana, Dia berpikir sejenak, kemudian manggut-manggut karena masuk akal apa yang dikatakan Han Giok Shia.
Mereka berdua berputar ke arah barat, tak lama sudah keluar dari pintu kota sebelah barat, Cih Lam merupakan kota yang paling besar di wilayah Shantung, maka keadaan di luar kota itu pun ramai sekali, Lu Leng dan Han Giok Shia terus berjalan Kira-kira empat puluh mil kemudian sampailah di sebuah taman yang amat besar.
Taman itu indah sekali, terdapat berbagai macam bunga dan puluhan pohon siong pek yang besar-besar, namun keadaannya tampak sunyi sepi.
Lu Leng dan Han Giok Shia masuk ke dalam, lalu duduk di sebuah batu sambil memandang keluar Ketiga orang itu juga ikut masuk ke taman lalu berdiri di dekat sebuah pohon siong pek sambil memandang ke arah Lu Leng dan Han Giok Shia, Setelah itu, mereka bertiga berbisik-bisik seakan sedang merundingkan sesuatu.
Han Giok Shia memang sudah ingin turun tangan dari tadi, hanya saja terus dicegah oleh Lu Leng.
Kini tangannya merogoh ke dalam baju, ternyata dia mengambil beberapa batang jarum Ketika melihatnya menggenggam jarum, Lu Leng segera tahu bahwa gadis itu mau turun tangan, Han Giok Shia mengeluarkan suara dengusan kemudian mengayunkan tangannya, dan seketika tampak cahaya putih meluncur ke arah orang-orang itu! Begitu melihat cahaya putih menyambar, ketiga orang itu segera melesat pergi, dan dalam sekejap sudah tidak kelihatan lagi, Beberapa batang jarum itu menembus pohon siong pek.
Dapat dibayangkan betapa lihaynya Thai Im Ciang Han Giok Shia, Setelah ketiga orang itu tidak kelihatan, Han Giok Shia bangkit berdiri seraya berseru.
"Kalian sudah mengikuti kami sampai di sini, kenapa malah pergi?"
Sampai beberapa kali gadis itu berseru, namun di luar taman tetap tiada sahutan Lu Leng bertambah heran dan tidak habis pikir, sebetulnya apa maunya ketiga orang itu? Seandainya ketiga orang itu berniat jahat, kenapa masih belum turun tangan? itu sungguh aneh sekali! Di saat Lu Leng sedang berpikir, tampak Han Giok Shia mengeluarkan Pecut Emasnya kelihatannya ingin mengejar mereka, Lu Leng segera mencegah nya.
"Nona Han jangan terburu-buru mengejar mereka, lihat saja bagaimana gerak-gerik mereka selanjutnya !"
Han Giok Shia yang berhati keras dan tidak sabaran itu, justru mau mendengar perkataan Lu Leng, itu sungguh luar 1036 biasa! Akan tetapi, kali ini dia sudah tidak bisa menurut lagi, Badannya langsung bergerak melesat pergi, Namun di saat itu pula mendadak terdengar pekikan aneh di luar taman, lalu tampak segulung bayangan hitam yang amat besar menerjang ke dalam, ke arah Han Giok Shia.
Segulung bayangan hitam itu bagaikan awan hitam, muncul mendadak lalu menutupi sekujur badan gadis tersebut Han Giok Shia yang baru melesat keluar terkejut bukan main, karena tidak melihat jelas sebetulnya apa gulungan bayangan hitam itu, Dia langsung menggerakkan Pecut Emasnya dan mengeluarkan jurus Jit Goat Seng Hui (Matahari Dan Bulan Memancarkan Cahaya), Akan tetapi, di saat sekejap itu Lu Leng telah melihat jelas, yang menerjang ke dalam itu seseorang berbadan gemuk sekali.
Ketika Han Giok Shia menyerang dengan Pecut Emas, tampak orang gemuk itu pun mengayunkan toya besi yang panjangnya satu depa lebih, Kemudian dengan suara menderu-deru toya besi itu mengarah Han Giok Shia.
Mereka berdua sama-sama berada di udara dan sedang saling menyerang, Pecut Emas-Han Giok Shia meliuk-liuk bagaikan seekor naga hitam, sedangkan toya besi itu bagaikan gelombang menerjang gadis itu, Bukan main terkejutnya Han Giok Shia, sebab tahu Pecut Emas di tangannya tak dapat menahan serangan toya itu.
Dalam keadaan terjepit, mendadak dia mengayunkan tangannya dengan jurus Giok Tou Yang Yok (Kelinci Giok Menyebarkan Obat) untuk menangkis.
Jurus tersebut amat aneh, dahsyat dan lihay, yaitu salah satu jurus ilmu Thai Im Ciang, khususnya menggunakan tangan kiri.
Angin pukulan baru keluar, terdengar orang gemuk itu memekik aneh sambil mencelat ke belakang Han Giok Shia pun merasa tenaga toya besi itu amat kuat sekali, sebab dapat menekan serangan Pecut Emas nya, Di saat orang gemuk itu baru berdiri, terdengar pula suara "Ser Ser Ser", dan tampak tiga orang berkelebat ke dalam, Ketiga orang itu adalah orang-orang yang mengikuti Han Giok Shia dan Lu Leng, Mata mereka menyorot tajam ke arah Lu Leng.
Sedangkan Lu Leng sudah maju ke depan mendekati Han Giok Shia.
Kemudian mereka berdua memandang orang gemuk itu.
Begitu memandang Han Giok Shia dan Lu Leng pun tertegun! Ternyata orang gemuk itu seorang wanita, Dia mengenakan pakaian hitam, Badannya tinggi gemuk, bibirnya tebal dan hidung pesek, Sungguh buruk mukanya! Padahal Han Giok Shia sudah gusar sekali.
namun ketika melihat wanita tinggi gemuk itu, malah tertegun kemudian tertawa.
Wanita gemuk itu tahu Han Giok Shia mentertawakan keburukan rupanya, maka mukanya yang penuh daging bergerak-gerak, setelah itu dia membentak sengit 1038
"Di mana guru kalian? Cepat beritahukan!"
Begitu mendengar pertanyaan wanita gemuk itu, Lu Leng dan Han Giok Shia tercengang, Mereka berdua pun tidak tahu yang ditanyakannya itu siapa.
Apakah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Hwe Hong Sian Kouw ataukah Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po? Di saat mereka berdua tertegun, wanita gemuk itu membentak lagi.
"Di mana guru kalian sekarang? Cepat beritahukan!"
Lelaki jangkung yang berdiri di samping wanita gemuk segera berkata.
"Kakak, kita tangkap saja mereka, barulah kita tanya, itu lebih baik bukan?"
Wanita gemuk langsung berpaling, lalu meludah.
"Phui! Kau tahu apa? Kalau bukannya kalian tidak mendengar perkataanku, bagaimana mungkin hari ini kita jadi begini? Cepat tutup mulutmu!"
Si jangkung langsung diam dengan kepala tertunduk kelihatannya amat takut kepada wanita gemuk itu, Menyaksikan sikap mereka, sepertinya punya dendam dengan salah seorang guru Lu Leng atau Han Giok Shia, Sedangkan ketiga orang yang mengikuti mereka berdua, tidak berani turun tangan ternyata menunggu munculnya wanita gemuk itu, Mereka kelihatan mengenali dan tahu asal-usul Lu Leng serta Han Giok Shia, Mungkin karena melihat Pecut Emas dan Liat Hwe Soh Sim Lun, sebab kedua macam senjata itu, memang sudah amat terkenal dalam rimba persilatan, siapa yang melihat kedua macam senjata tersebut pasti tahu pemiliknya.
Oleh karena itu, Lu Leng berkata dengan suara dalam.
"Siapa yang kau tanyakan? Hwe Hong Sian Kouw atau Han Tayhiap? Tapi mereka berdua sudah meninggal"
Wanita gemuk tampak tertegun.
"Apa itu Hwe Hong Sian Kouw dan Han Tay-hiap?"
Betapa gusarnya Han Giok Shia, karena nada suara wanita gemuk itu agak menghina ayahnya.
"Coba katakan sekali lagi!"
Sedangkan Lu Leng terperangah, namun tahu adanya suatu kesalah pahaman. Maka dia segera memberi isyarat kepada Han Giok Shia, kemudian bertanya kepada wanita gemuk.
"Kalau begitu, siapa yang kau tanyakan?"
Wanita gemuk itu berkertak gigi, sehingga wajahnya yang buruk itu berubah bengis sekali "
Yang kutanyakan adalah orang yang mencelakai sesama kaum rimba persilatan yakni penjahat besar Liok Ci!"
Sahutnya dengan suara melengking-lengking. Ketika wanita gemuk mengatakan itu, wajahnya tersirat penuh dendam, begitu pula ketiga orang itu, Lu Leng tertegun dan membatin.
"Liok Ci"
Apakah yang dimaksudkannya itu Liok Ci Siansing yang di gunung Bu Yi San? "Apakah yang kau maksudkan itu Liok Ci Siansing yang di puncak Sian Jin Hong? Dia sudah meninggal"
Wanita gemuk langsung meludah.
"Phui! Apa itu Liok Ci Siansing? Kalian berdua masih berpura-pura? Coba rasakan toyaku ini!"
Wanita gemuk langsung mengayunkan toya besi-nya, menyerang Lu Leng dan Han Giok Shia dan dengan jurus Cian Kun Ban Bee (Ribuan prajurit Laksana Kuda), Lu Leng dan Han Giok Shia amat gusar Mereka berdua segera mencelat ke belakang kemudian Han Giok Shia melancarkan sebuah pukulan jurus Sio Ngo Peng Goat (Sio Ngo Mengejar Bulan), sedangkan jari telunjuk Lu Leng menyentil ke depan.
Mereka berdua mengeluarkan ilmu andalan yang dipelajarinya selama dua tahun lebih, yang satu lunak dan yang satu lagi keras mengarah wanita gemuk.
Pukulan mereka menimbulkan angin menderu-deru, sehingga batu-batu kerikil dan pasir-pasir yang ada di sekitarnya beterbangan 1041 Kelihatannya wanita gemuk itu pun tahu akan kelihaian serangan-serangan yang dilancarkan mereka berdua, Dia segera memutar toya besinya untuk melindungi diri.
Akan tetapi, badan gemuk itu tetap bergoyang-goyang, dan akhirnya terhuyung-huyung ke belakang tujuh delapan langkah.
Perlu diketahui ilmu pukulan Thai Im Ciang mengandung tenaga "lm", sedangkan Kim Kong Sin Ci mengandung tenaga "Yang", Kedua macam tenaga itu memang berlawanan namun juga bisa menyatu, maka wanita gemuk itu tidak dapat menahan kedua macam tenaga tersebut Setelah berdiri tegak, wanita gemuk segera memandang ketiga orang itu seraya bertanya membentak "Penjahat Liok Ci memperoleh Pat Liong Thian Im, apakah Pat Liong Thian Im itu juga berisi ilmu silat lain?"
Lelaki berkaki satu langsung menyahut "Tidak! Namun amat lihay!"
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lu Leng dan Han Giok Shia merasa girang karena bisa mendesak wanita gemuk itu dengan ilmu masing-masing, Mereka mau menyerang lagi, namun tiba-tiba mendengar Pat Liong Thian Im, Maka, mereka tertegun dan batal menyerang.
Wanita gemuk berkata sengit "Serangan yang dilancarkan kedua penjahat kecil itu, sudah pasti ilmu silat Pat Liong Thian Im! Kalau tidak, bagaimana mungkin kepandaian mereka begitu tinggi?"
Lelaki berkaki satu berkata terputus-putus.
"Kakak! Itu., itu aku justru tidak tahu, Yang kita tahu, dua tahun lalu penjahat Liok Ci menimbulkan petaka dalam rimba persilatan, dan banyak jago tangguh mati oleh Pat Liong Thian Im, namun tidak pernah mendengar dia turun tangan."
Ketika mendengar ucapan itu hati Lu Leng dan Han Giok Shia tergerak, kemudian gadis itu menyela.
"Hei! Yang kalian sebut Liok Ci itu, apakah si iblis Harpa?"
Lelaki berkaki satu memandang wanita gemuk, seakan minta persetujuan barulah kemudian akan menyahut Namun justru wanita gemuk itu yang lebih dulu menyahut "Apa itu si iblis Harpa?"
Lelaki berkaki satu memberitahukan "Kakak, penjahat Liok Ci memunculkan diri dalam rimba persilatan dua tahun lalu, maka kaum rimba persilatan menjulukinya si iblis Harpa, Walau dia tidak pernah memperlihatkan mukanya, namun justru dia yang meninggalkan bekas telapak tangannya berjari enam di dalam gudang rahasia Lu Cong Piau Tau, sehingga dia dijuluki Liok Ci Khim Mo (Si iblis Harpa Berjari Enam)!"
Wanita gemuk manggut-manggut "Oooh! Ternyata begitu!"
Begitu mendengar apa yang dikatakan lelaki berkaki satu itu, seketika juga darah Lu Leng bergejolak. Keningnya berkerut, lalu berkata dengan lantang.
"Yang kalian maksudkan penjahat Liok Ci itu, justru musuh besarku! Kini dia berada di mana, kalian tahu?"
Wanita gemuk mengangkat toya besinya, kemudian memandang lelaki berkaki satu. Lelaki berkaki satu segera bertanya kepada Lu Leng.
"Sebetulnya kau siapa?"
"Aku putra Lu Sin Kong, namaku Lu Leng!"
Lelaki berkaki satu itu tertegun, lalu menatap Lu Leng seraya berkata. Ternyata kau adalah Lu Leng, si penjahat kecil!"
Lu Leng melotot.
"Kenapa kau memakiku?"
Wanita gemuk segera berkata sengit "Tidak perduli dia siapa! Cepat tanya dia berada di mana penjahat Liok Ci!"
"Apa penjahat Liok Ci, aku mana tahu dia berada di mana?"
Sahut Lu Leng, Lelaki berkaki satu tertawa dingin.
"Kalau kau tidak tahu, bagaimana mungkin golok Su Yang To (Golok Cahaya Ungu)ku berada di pinggangmu?"
Lu Leng tercengang dibuatnya, sehingga termangu mangu.
"Su Yang To apa?"
Han Giok Shia melihat lelaki berkaki satu itu terus menatap golok pendek yang terselip di pinggang Lu Leng, Maka dia segera berkata kepada Lu Leng.
"Saudara Lu, golok pendek yang di pinggangmu miliknya!"
Dua tahun lalu, Lu Leng memperoleh golok pendek itu di dalam perahu besar yang terapung di sungai Huang Ho. setelah Han Giok Shia berkata begitu, kemarahannya terhadap mereka pun agak mereda.
"Oh, ya?" .
"Memang ya!"
Sahut lelaki berkaki satu.
"Aku mendapatkan golok pendek ini di dalam sebuah perahu besar Karena golok ini saat itu ku anggap tak ada pemiliknya, maka kuambil, Tapi sekarang kau mengatakan golok ini milikmu, apakah ada buktinya?"
Lelaki berkaki satu itu tertegun. Sedangkan wanita gemuk langsung membentak "Perlu bukti apa?"
Lu Leng tertawa.
"Bagaimana mungkin golok ini kuserahkan hanya berdasarkan pengakuan tanpa bukti?"
Wanita gemuk itu tampak gusar sekali. Dia segera mengayunkan toya besinya, namun kemudian diturunkan menghantam tanah.
"Lo Sam! Cara bagaimana Su Yang Tomu hilang, beritahukan kepadanya!"
Lelaki berkaki satu mengangguk "Hei! Kura-kura kecil, kalau kau berpengalaman dalam rimba persilatan tentunya tahu bahwa Su Yang To adalah benda peninggalan Su Yang Cinjin, memang selalu berada padaku!"
Dua tahun lalu ketika Lu Leng mengambil golok pendek itu, dalam hati justru ada sedikit kesan, Kini begitu lelaki berkaki satu menyinggung Su Yang Cinjin, seketika juga hati Lu Leng bergerak "Oh! Ternyata kalian berempat Coan Tiong Liok Chou (Enam Buruk Rupa Dari Coan Tiong)!"
Su Yang cinjin sebetulnya Cianpwee dari Bu Tong Pai, namun tidak cocok dengan para saudara seperguruannya, maka meninggalkan Bu Tong dengan membawa golok pusaka Su Yang To.
Akhirnya dia tiba di Coan Tiong dan meninggal di situ, Tentunya Su Yang To itu pun berada di Coan Tiong, akhirnya salah satu Coan Tiong Liok Chou yang memperoleh golok pusaka itu.
Tentang itu kaum rimba persilatan sudah mengetahui nya.
Bu Tong Pai juga ke Coan Tiong menemui mereka berenam meminta kembali golok pusaka tersebut Akan tetapi, Coan Tiong Liok Chou masing-masing berkepandaian tinggi, lagi pula pihak Bu Tong Pai tidak tahu seluk-beluk daerah 1046 Coan Tiong, sehingga membuat pihak Bu Tong Pai nyaris binasa di sana, -ooo0ooo- Bab 48 Setelah itu, Coan Tiong Liok Chou menghilang tiada jejak, Pihak Bu Tong Pai memasuki lagi daerah Coan Tiong, namun tidak menemukan jejak mereka, maka urusan habis begitu saja, Tentang itu, Lu Leng memang sudah mendengar dari orang, jadi tidak mengherankan kalau dia terkesan akan golok pendek tersebut Ketika Lu Leng menyebut Coan Tiong Liok Chou, wanita gemuk langsung membentak gusar.
"Apa yang disebut Coan Tiong Liok Chou? Apakah kami buruk rupa? Kami adalah Coan Tiong Liok Hiap (Enam pendekar Dari Coan Tiong)! Salah satu Coan Tiong Liok Hiap... penjahat Liok Ci!"
Padahal tampang maupun bentuk tubuh wanita gemuk itu amat buruk sekali, namun dia justru tidak mengakuinya, maka membuat Lu Leng tertawa dalam hati, Namun ketika mendengar ucapan terakhir itu, hatinya menjadi tersentak "Ternyata Liok Ci Khim Mo adalah salah satu di antara kalian?"
Wanita gemuk melotot.
"Ada urusan apa dengan kau?"
Lu Leng tidak menyahut hanya mendengus dingin.
"Hmm!"
Lelaki berkaki satu segera berkata.
"Dua tahun lalu, kami bertiga berlayar di sungai Huang Ho dengan perahu besar mencarinya untuk berdiskusi...."
Ketika lelaki berkaki satu sampai di situ, mendadak Han Giok Shia bertanya.
"Kalian ingin berdiskusi apa dengan Liok Ci Khim Mo?"
Lelaki berkaki satu melotot.
"Ada hubungan apa dengan kau?"
Han Giok Shia maju selangkah sekaligus mengayunkan Pecut Emasnya, mengeluarkan jurus Hui Pu Hu Cua (Air Terjun Mengalir), Ketika si Buta dan si Lengan Tunggal yang berdiri di sisi lelaki berkaki satu itu pun ikut bergerak Gerakan kedua orang itu amat cepat, masing-masing melancarkan pukulan ke arah Han Giok Shia.
Walau gerakan mereka amat cepat, tapi Lu Leng sudah bersiap dari tadi.
Dia langsung maju dan mengeluarkan jurus Siang Hong Cak Ywn (sepasang puncak Menembus Awan), angin jitfi tangannya menyerang kedua orang itu.
Si Buta dan si Lengan Tunggal menganggap jarak Lu Leng dengan mereka agak jauh, tidak mungkin dapat menyerang mereka, namun betapa dahsyatnya tenaga Kim Kong Sin Ci! Ser! Ser! Angin jari tangan Lu Leng telah menghantam dada kedua orang itu, sehingga dada mereka terasa seperti dihantam martil yang beratnya ratusan kati, seketika mereka menjerit dan terhuyung-huyung ke belakang.
Untung Lu Leng hanya menggunakan enam bagian tenaganya, Kalau dia menggunakan tenaga sepenuhnya, nyawa kedua orang itu pasti melayang, Lu Leng berhasil memukul mundur kedua orang itu, sedangkan Pecut Emas-Han Giok Shia pun berhasil membuat si Kaki Satu termundur-mundur.
Menyaksikan itu, Tan Kui Kui, yakni wanita gemuk itu segera maju mendekati Lu Leng sambil mengayunkan toya besi nya.
Akan tetapi, mendadak Lu Leng membentak "Mau cari penyakit?"
Namun Tan Kui Kui tetap menyerangnya, Lu Leng mengerutkan kening sambil berkelit ke belakangnya, Kemudian batas menyerangnya dengan jurus It Ci Keng Thian (Sekali Tunjuk Mengejutkan Langit), Pada waktu bersamaan, Han Giok Shia pun mengayunkan Pecut Emasnya dengan jurus Pit Hai Cing Thian (Laut Membiru Langit Cerah) menyerangnya, Tan Kui Kui diserang dari depan dan belakang, itu sungguh membuatnya gugup dan panik! Dalam keadaan terdesak dan terjepit, Tan Kui Kui terpaksa melepaskan toya besinya sambil mencelat ke samping laksana kilat.
Padahal di saat bersamaan, Lu Leng dan Han Giok Shia sudah menarik serangan masing-masing, itu agar tidak melukainya, Tan Kui Kui berdiri dua tiga depa dari Lu Leng A dan Han Giok Shia, sepasang matanya menatap toya besinya yang tergeletak di tanah, namun dia tidak berani mengambilnya, Lu Leng tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha! Kalian berempat ingin mencari penjahat Liok Ci, kami pun sedang mencarinya! Kita punya musuh yang sama, seharusnya bersatu, bukan saling bermusuhan! Nah, alangkah baiknya kalian menceritakan tentang Liok Ci Khim Mo itu, mungkin kita bisa berubah menjadi sahabat"
Si Kaki Satu langsung bertanya.
"Bagaimana dengan Su Yang To itu?"
Lu Leng menyahut tegas.
"Su Yang To merupakan golok pusaka Bu Tong Pai, akan kuantar ke Bu Tong"
Si Kaki Satu tampak gusar sekali. Dia maju selangkah, namun Tan Kui Kui atau wanita gemuk itu segera membentak "Kau mau mampus ya? sudahlah! Kita turuti saja perkataan kedua penjahat kecil itu!"
Lu Leng sudah tahu sifat mereka yang suka mencaci, maka dia tidak tersinggung oleh cacian itu. Pemuda itu tersenyum dan menatap Tan Kui Kui seraya berkata.
"Biar aku kembalikan dulu toya besimu!"
Lu Leng membungkukkan badannya untuk mengambil toya besi itu. Dia menggunakan kira-kira tujuh bagian tenaganya, karena senjata itu amat berat, kurang lebih tiga lima ratus kati, Setelah mengangkat toya besi itu, dia berseru.
"Sambut"
Lu Leng melemparkan senjata itu ke arah Tan Kui Kui.
Wanita gemuk itu segera menyambutnya lalu memutar-mutarkannya.
Toya besi yang begitu berat, ketika berada di tangan Tan Kui Kui justru tampak ringan sekali, Menyaksikan itu, Lu Leng dan Han Giok Shia kagum akan tenaga alami yang dimiliki wanita gemuk itu, Kelihatannya tidak berada di bawah Yu Lao Pun ketua Tai Ci Bun.
Pantas pihak Bu Tong tidak bisa berbuat apa-apa ketika mencari mereka ke Coan Tiong.
Lu Leng melihat dia sudah menerima toya besi itu.
"Kalian berempat mau mencari Liok Ci Khim Mo untuk mendiskusikan apa?"
Si Kaki Satu memandang Tan Kui Kui.
"Beritahukanlah pada mereka!"
Kata wanita gemuk itu. Si Kaki Satu segera memberitahukan.
"Dua puluh tahun lalu, Kakak Tan berada di lembah Huang Yap Kok, daerah Coang Tiong propinsi Shantung untuk berlatih Lweekang, sedangkan kami berlima tetap bergerak di Coan Tiong, dan di sana kami menemukan tiga pusaka rimba persilatan"
"Tiga pusaka apa?"
Tanya Han Giok Shia, Si Kaki Satu diam sejenak, kelihatannya dia agak enggan memberitahukan lama sekali barulah menyahut "Pusaka pertama adalah Pat Liong Khim, kedua adalah Pat Liong Thian Im, yang berhubungan dengan Pat Liong Khim, pusaka ketiga adalah sebuah Busur Api."
Ketika mendengar disebutnya "
Busur Api"
Lu Leng teringat akan apa yang Tam Goat Hua ceritakan, seseorang yang dipanggil Budak Setan memiliki Busur Api.
Namun Lu Leng tidak terpikirkan, Budak Setan punya hubungan apa dengan Coan Tiong Liok Chou.
Karena itu, dia tidak mau berpikir lagi, sedangkan si Kaki Satu sudah melanjutkan "Setelah memperoleh ketiga pusaka itu, kami pun bermaksud pergi ke lembah Huang Yap Kok, untuk memberitahukan kepada Kakak Tan, tapi justru ada dua orang menentang.
Sudah memperoleh ketiga pusaka rimba 1052 persilatan kenapa harus menambah satu orang lagi untuk di bagi, kata mereka."
Mendengar penuturan itu, Tan Kui Kui langsung mendengus dingin. Badan si Kaki Satu tergetar sedikit, setelah itu dia baru melanjutkan penuturannya.
"Ketika itu... kami... menuruti perkataan mereka, tidak tahunya mereka berdua justru bersekongkol untuk menyerang kami bertiga hingga kami terluka parah, akhirnya terpaksa kembali ke lembab Huang Yap Kok dan kami pun menjadi cacat"
Lu Leng cepat-cepat bertanya, Bagian 22
"Bagaimana kemudian?"
"Kemudian kami pun tidak mendengar kabar berita mereka berdua, sedangkan Kakak Tan tersesat dalam latihan, karena saking gusar mendengar penuturan kami dan bulan kemarin, Dua tahun yang lalu kami mendengar bahwa Pat Liong Thian Im telah muncul di rimba persilatan, dan menimbulkan malapetaka. Kami baru tahu, bahwa penjahat Liok Ci telah berhasil menguasai ilmu Pat Liong Thian Im, namun tidak tahu jejak yang satu itu. Ketika itu Kakak Tan belum pulih, kami bertiga bergerak dalam rimba persilatan mencari jejak Liok Ci, ingin bicara dengannya."
Han Giok Shia tertawa dingin.
"Dia sudah berhasil menguasai ilmu Pat Liong Thian Im, bagaimana kalian dapat melayaninya?"
"Kami hanya berharap dia masih ingat akan hubungan persaudaraan, tidak akan mencelakai kami."
Sahut si Kaki Satu.
"Akhirnya kalian berhasil mencarinya?"
Tanya Lu Leng. Wajah si Kaki Satu berubah muram.
"Kami memang berhasil mencarinya, di pinggir sungai Huang Ho. Kami melihat sebuah kereta kuda yang amat mewah, dan kami tahu bahwa kereta mewah milik Liok Ci. Kami bersuara, maka kereta mewah itu pun lalu berhenti."
"Kapan kejadian itu?"
"Kira-kira dua tahu lalu!"
Lu Leng dan Han Giok Shia ingat, ketika itu mereka berdua bertemu di rumah yang musnah dilalap api.
"Bagaimana setelah kalian berjumpa dia?"
Tanya Lu Leng, Si Kaki Satu menyahut dengan sengit "Penjahat Liok Ci tidak ingat akan hubungan persaudaraan, bahkan tidak menongolkan mukanya, Dia langsung memetik harpa menggunakan Pat Liong Thian Im.
para nelayan di sana tidak mengerti ilmu silat, maka begitu mendengar suara harpa itu, mereka langsung terjun ke sungai.
Kami bertiga pun ikut terjun, maka dapat meloloskan diri, Kini Lu Leng dan Han Giok Shia paham, karena mereka bertiga terburu-buru terjun ke sungai, sehingga si Kaki Satu tidak sempat mengambil goloknya, akhirnya goloknya tertinggal di dalam perahu besar itu.
Si Kaki Satu melanjutkan.
"Kami kabur kembali ke lembah Huang Yap Kok, lalu menceritakan kejadian itu kepada Kakak Tan. Tentunya Kakak Tan amat gusar, tapi hanya bisa gusar Belum lama ini, kami memperoleh semacam buah di dalam hutan, Setelah makan buah itu Kakak Tan baru pulih, Kemudian kami meninggalkan lembah Huang Yap Kok untuk mencari Liok Ci. Melihat di pinggangmu terselip golok Su Yang To, maka kami mengira kalian berdua adalah murid Liok Ci."
Mendengar penuturan itu Lu Leng tertawa.
"Kalian telah keliru. Oh ya, kudengar sudah dua tahun Liok Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba persilatan, itu apa sebabnya?"
"Siapa tahu!"
Sahut Tan Kui Kui. Han Giok Shia tertawa dingin.
"Berdasarkan kepandaian kalian, lebih baik jangan bertemu dia. Kalau bertemu dia, nyawa kalian berempat pasti melayang."
Tan Kui Kui mendengus.
"Hm! Ketika mengangkat saudara, kami berenam sudah bersumpah berat. Apakah dia tidak takut akan sumpahnya itu"
Mendengar ucapan itu, Lu Leng dan Han Giok Shia tertawa.
"Ha ha ha! Kalau dia takut akan sumpahnya, mana mungkin ketika itu dia berbuat begitu? Meskipun kami lain golongan dengan kalian, namun merasa tidak tega melihat 1055 kalian pergi mengantar nyawa, Lebih baik kalian cepat-cepat kembali ke Huang Yap Kok saja!"
Tan Kui Kui berempat terbungkam, sedangkan Lu Leng berkata kepada Han Giok Shia.
"Nona Han, mari kita melanjutkan perjalanan!"
Si Kaki Satu segera membuka mulut.
"Golok itu...."
Tiba-tiba Lu Leng melotot, sehingga membuat si Kaki Satu tidak berani melanjutkan ucapannya, Tan Kui Kui justru berseru.
"Tunggu! Tadi kalian bilang juga mau pergi mencarinya. Apakah kalian memiliki suatu ilmu untuk melawan Pat Liong Thian Im"
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lu Leng dan Han Giok Shia tertegun mendengar pertanyaan wanita gemuk itu sehingga termangu-mangu.
Mereka berdua teringat akan kelihayan Pat Liong Thian Im, banyak jago tangguh binasa karenanya, Walau kini Lu Leng dan Han Giok Shia sudah berkepandaian tinggi, tapi masih tidak bisa dibandingkan dengan Lu Sin Kong, Ang Eng Leng Long, Tam Sen, Hwe Hong Sian Kouw, Han Sun dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Kalau mereka bertemu Liok Ci Khim Mo, sudah pasti akan binasa, jangan harap bisa hidup, Setelah tertegun sejenak, Lu Leng berkata, 1056
"Apa yang kau katakan memang masuk akal, Walau kami tidak memiliki suatu ilmu melawan Pat Liong Thian Im, namun masih bisa menghubungi para jago dalam rimba persilatan mungkin itu ada gunanya."
Setelah mendengar apa yang dikatakan Lu Leng, Tan Kui Kui langsung mendengus.
"Hm! Para jago tangguh yang mana?"
Lu Leng tertawa sambil memberitahu kan.
"Misalnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, guruku...."
Begitu Lu Leng menyebut nama tersebut, air muka Tan Kui Kui langsung berubah, bahkan sikapnya yang angkuh itu pun sirna seketika, Lu Leng melanjutkan "Masih ada Cit Sat Sin Kun, ketua Hui Yan Bun, Liat Hwe Cousu dan beberapa jago tangguh yang terhindar dari petaka dua tahun lalu, Dengan adanya begitu banyak jago tangguh, tentunya dapat menundukkan Liok Ci Khim Mo."
"Mungkin tidak lama lagi, Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu akan bertarung mati-matian."
Kata Tan Kui Kui dengan dingin. Tentang Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu bermusuhan, Lu Leng sudah tahu, Namun mereka berdua akan bertarung dalam waktu singkat ini, Lu Leng justru tidak tahu. Oleh karena itu, Lu Leng segera bertanya, 1057
"Kau bilang apa?"
Tan Kui Kui melotot.
"Sebetulnya kau murid Tong Hong Pek bukan?"
Lu Leng mengangguk.
"Benar!"
Tak Kui Kui mengerutkan kening.
"Urusan ini sudah tersiar, sehingga para jago tangguh dari berbagai partai sudah tahu semua, tapi kenapa kau sebagai muridnya malah tidak tahu?"
Lu Leng menjelaskan.
"Dua tahun lalu, aku dan Nona Han pergi ke seberang laut, dan baru kembali beberapa hari ini."
Tan Kui Kui atau wanita gemuk itu menatap mereka berdua dengan penuh perhatian, kemudian berkata.
"Kalian berdua memang merupakan pasangan yang serasi, Kalau kau bisa ke gunung Go Bi San selekasnya, kalian guru dan murid boleh sekaligus melangsungkan pernikahan, itu sungguh bagus sekali !"
Ucapan yang tiada ujung pangkal itu, membuat wajah Han Giok Shia langsung memerah.
Biasanya gadis itu cepat marah, namun kali ini justru tidak marah, hanya tampak gusar sedikit saja.
Ketika mendengar ucapan itu, Lu Leng merasa tidak enak dalam hati, maka lalu berkata sungguh-sungguh.
"Jangan membuat malu Nona Han. Tadi kau bilang dalam beberapa hari ini, guruku akan menikah?"
Tan Kui Kui menyahut "Ya.
setelah Ang Eng Leng Long meninggal di puncak Sian Jin Hong, Giok Bin Sin Kun pun mulai tampil dalam rimba persilatan.
Semula pihak Go Bi Pai ketakutan karena mengira Tong Hong Pek akan cari gara-gara dengan mereka, Namun sungguh di luar dugaan ternyata Tong Hong Pek dan pihak Go Bi Pai sudah bertemu beberapa kali, tidak terjadi apa pun.
Sui Cing siansu melihat pihak yang tidak menyucikan diri tiada pemimpin, maka segera menghimpun para murid Go Bi Pai, kemudian di hadapan meja abu leluhur Go Bi Pai, mengangkat Tong Hong Pek sebagai ketua golongan Go Bi Pai yang tidak menyucikan diri."
Lu Leng girang bukan main, dan seketika wajahnya tampak berseri-seri.
"ltu memang baik sekali."
Tan Kui Kui melanjutkan "Dalam dua tahun ini, Tong Hong Pek pun sudah mengembalikan tulang belulang Beng Tu Lojin ke gunung Go Bi.
Sebulan lagi dia akan menikah.
Para jago dari berbagai partai pasti datang memberi selamat, termasuk Liat Hwe Cousu, ketua Hwa San Pai, Tapi dia tidak berniat baik, melainkan mau mengacau di sana dan tentang itu siapa pun sudah tahu."
Lu Leng tertawa.
"Sampai di saat itu, pasti banyak jago tangguh berkumpul di gunung Go Bi San, bagaimana mungkin dia berani turun tangan?"
Tan Kui Kui tertawa dingin "Pernahkah Liat Hwe Cousu takut terhadap siapapun?"
Sementara Han Giok Shia terus mendengarkan Walau dia tidak pernah bertemu Tong Hong Pek, tapi pernah mendengar nama tersebut maka dia terheran-heran "Tong Hong Pek pasti sudah berumur, kenapa hingga kini baru menikah? Siapa calon istrinya?"
Tanyanya, Mendadak Tan Kui Kui menghela nafas panjang.
"
Walau usia Tong Hong Pek sudah hampir lima puluh, tapi kelihatannya seperti baru berusia tiga puluhan dan amat tampan pula, Kalau pandangannya agak jauh dan kenal wanita, dengan aku justru merupakan pasangan yang serasi, Tapi tidak tahunya dia...."
Tan Kui Kui berkata sungguh-sungguh, Mendengar sampai di situ Lu Leng dan Han Giok Shia tak tertahan lagi dan mereka berdua langsung tertawa geli terpingkal-pingkal, Tan Kui Kui segera melotot "Apa yang kalian tertawakan?"
Han Giok Shia masih tertawa hingga terbungkuk-bungkuk, berselang sesaat barulah bertanya.
"Kalau begitu, siapa calon istrinya?"
Tan Kui Kui mendengus dan bibirnya mencibir, membuat wajahnya semakin tak sedap dipandang.
"Dia akan memperistri putri Cit San Sin Kun, yang belum cukup matang itu."
Ketika Tan Kui Kui berkata sampai di situ, Lu Leng langsung berhenti tertawa. wajahnya yang tampan itu berubah menjadi pucat pias, Mendadak dia menjulurkan tangannya untuk mencengkeram lengan Tan Kui Kui, tentunya amat mengejutkan wanita gemuk itu.
"Kura-kura kecil, kenapa kau? Mau bertarung ya?"
Lu Leng melepaskan cengkeramannya, Dia berdiri termangu-mangu di tempat, kemudian menarik nafas dalam-dalam seraya bertanya.
"Kau bilang apa tadi?"
Tentang dirinya mencintai Tam Goat Hua, Lu Leng sama sekali tidak pernah memberitahukan kepada Han Giok Shia, Begitu pula gadis itu, tidak pernah memberitahukan kepada Lu Leng bahwa dirinya mencintai Tam Ek Hui.
Oleh karena itu, ketika melihat wajah Lu Leng berubah pucat pias, Han Giok Shia tercengang, kemudian maju selangkah seraya berkata.
"Saudara Lu, kenapa kau?"
Lu Leng kelihatan seperti tidak mendengar pertanyaan Han Giok Shia, Dia malah menatap Tan Kui Kui sambil membentak "Kau bilang apa tadi?!"
"Aku bilang Tong Hong Pek akan memperistri putri Cit Sat Sin Kun, Memangnya kenapa?"
Sahut Tan Kui Kui. Lu Leng maju selangkah. wajahnya tampak kehijauhijauan. Kemudian dia bertanya dengan suara bergemetaran.
"Putri Cit Sat Sin Kun yang mana?"
Bahu Tan Kui Kui terangkat sedikit "Siapa tahu?"
"Mengapa kau tidak tahu?"
Pertanyaan itu membuat Tan Kui Kui menjadi gusar dan langsung mencaci.
"Dasar kura-kura kecil...."
Belum juga Tan Kui Kui usai berkata, Lu Leng sudah menggerakkan jari telunjuknya ke arah muka wanita gemuk itu, Tan Kui Kui berteriak kaget, lalu bergerak cepat mencelat ke belakang, sehingga berhasil menghindari jurus It Ci Keng Thian itu.
Lu Leng maju beberapa langkah seraya membentak.
"Cepat katakan!"
"Cit Sat Sin Kun hanya mempunyai seorang putri,"
Sela si Kaki Satu. Lu Leng membalikkan badannya ke arah si Kaki Satu, Kini hati Lu Leng kacau, sepasang matanya bersinar aneh, membuat si Kaki Satu menyurut mundur beberapa langkah, 1062 Lama sekali barulah Lu Leng bertanya dengan suara serak.
"Apakah Tam Goat Hua?"
Si Kaki Satu mengangguk "Kedengarannya memang itu nama calon pengantin nya."
Badan Lu Leng mendadak bergemetar.
Kemudian dia memekik aneh sambil menerjang ke arah pohon siong pek, sekaligus menggerakkan jari tangannya, seketika terdengar suara menderu-deru, tak lama kemudian tampak tiga buah pohon siong pek roboh.
Lu Leng tidak berhenti sampai di situ.
Dia meloncat ke pohon yang roboh itu, lalu mengamuk di situ memukul dan menendang.
Kini Lweekang Lu Leng sudah amat tinggi, maka tampak daun, ranting dan dahan pohon siong pek itu berhamburan ke mana-mana, Menyaksikan sikap Lu Leng itu, Han Giok Shia segera tahu sedikit, pasti ada hubungan yang agak luar biasa di antara Lu Leng dan Tam Goat Hua, Han Giok Shia masih ingat, ketika berada di Hou Yok pertama kali bertemu Lu Leng, anak itu menganggapnya sebagai Tam Goat Hua, mereka berdua pasti sudah kenal satu sama lain.
Setelah berpikir sejenak, Han Giok Shia ingin mendekati Lu Leng untuk menghiburnya, akan tetapi Lu Leng justru sudah membalikkan badan nya.
wajahnya sungguh tak sedap dilihat, 1063 tersirat kemurkaan dan kesedihan Dia langsung melesat ke arah si Kaki Satu sekaligus menyerangnya dengan jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga lingkaran Mengelilingi Bulan).
"Kau omong kosong!"
Bentaknya, Si Kaki Satu cepat-cepat menekan tongkat penyanggahnya, maka badannya mencelat ke belakang laksana kilat Untung dia bergerak cepat, maka dapat menghindari serangan yang dilancarkan Lu Leng, Man tetapi, Lu Leng mengeluarkan jurus tersebut menggunakan sembilan bagian tenaganya, Walau si Kaki Satu berhasil menghindari serangan itu, namun tetap tidak terluput dari sambaran angin serangan tersebut, sehingga membuat badannya yang sudah mencelat ke belakang itu terpental tiga empat depa dan punggungnya membentur sebuah pohon.
Buuuk! Si Kaki Satu itu roboh, dengan mulut menyemburkan darah segar, Dia memang kuat dan gagah, walau sudah muntah darah, tapi masih bisa menyahut dengan dingin.
"Kura-kura kecil, betul atau tidak, kenapa kau tidak ke gunung Go Bi San untuk membuktikan ?"
Lu Leng melangkah maju namun Tan Kui Kui segera menghadang dengan toya besinya, Akan tetapi, mendadak badan Lu Leng berputar sambil memekik aneh, kemudian melesat pergi, Han Giok Shia cepat-cepat berseru memanggilnya.
"Saudara Lu! Saudara Lu!"
Tapi Lu Leng sama sekali tidak menghiraukannya.
Saat ini, seandainya ada gunung roboh di belakangnya, dia pun tidak bisa mendengarnya.
Ketika berada di pulau Hek Ciok To, Lu Leng terus-menerus merindukan Tam Goat Hua, Dua tahun kemudian, dia sudah berusia tujuh belas, maka sudah barang tentu cintanya semakin dalam terhadap gadis yang dirindukannya itu, Di saat pikirannya teringat akan Tam Goat Hua, dia tersenyum-senyum seorang diri, sekaligus mengenang keindahan bersama gadis itu, Kini Lu Leng sudah kembali ke Tionggoan, sudah pasti akan berjumpa kembali dengannya, maka dia akan mencurahkan seluruh isi hatinya, Akan tetapi, justru mendadak muncul geledek di siang hari bolong yang menghancurkan impiannya yang amat indah itu.
Tam Goat Hua akan menikah, malah menikah dengan Tong Hong Pek, gurunya, Siapa pun tidak dapat mengendalikan diri akan hal tersebut, begitu pula Lu Leng.
Saat ini, Lu Leng terus melesat ke depan, tapi dia tahu dirinya sedang berbuat apa.
Dia hanya berpikir pergi menemui Tam Goat Hua selekasnya, untuk menanyakan kenapa cinta kasih ketika itu 1065 pupus di saat ini? Dia pun ingin bertanya kepada Tong Hong Pek, kenapa dia sebagai guru, justru merebut kekasihnya? Lu Leng merasa darahnya bergolak, telinganya terus ngung-ngungan, tampak gelap di depan mata-nya, maka tidak mendengar suara seruan Han Giok Shia, Setelah berseru dua kali, Han Giok Shia menjadi terkejut sekali, karena Lu Leng tidak menyahut Gadis itu tahu, bahwa yang dilatih Lu Leng adalah ilmu Kim Kong Sin Ci mengandung tenaga "Yang"
Kalau dia terlampau berduka, maka darahnya akan bergolak, itu amat membahayakan dirinya.
Oleh karena itu, tanpa menghiraukan Tan Kui Kui berempat, dia langsung melesat menyusul Lu Leng.
Ilmu Ginkang Han Giok Shia memang di atas Lu Leng, maka walau Lu Leng melesat duluan, gadis itu masih berhasil mengejarnya.
Kini wajah Lu Leng sudah tidak pucat pias lagi, melainkan memerah bagaikan darah.
Menyaksikan itu, hati Han Giok Shia semakin terkejut.
Dia segera menghimpun hawa murni untuk mencelat ke atas lalu menggunakan jurus It Ho Cong Thian (Bangau Terbang Ke Langit) melesat ke depan, kemudian melayang turun di hadapan Lu Leng, Namun begitu sepasang kakinya menginjak tanah, Lu Leng sudah menerjang ke arahnya, bahkan sekaligus menyerang pula.
Han Giok Shia sudah menduga akan hal itu, tapi tidak menyangka kalau Lu Leng bergerak begitu cepat -ooo0ooo- Oleh karena itu Han Giok Shia nyaris tidak sempat berkelit.
Terdengar suara "Sert", lengan baju gadis itu sobek karena tersambar angin telunjuk Lu Leng.
Han Giok Shia cepat-cepat berteriak.
"Saudara Lu!"
Ketika berteriak Han Giok Shia menggunakan Lweekang, maka teriakannya amat nyaring dan tajam, Seketika Lu Leng tampak tertegun.
Di saat itu Han Giok Shia sudah berputar ke belakangnya sambil menekan jalan darah Ling Tay Hiat di punggung Lu Leng.
Ketika Han Giok Shia berhasil menekan jalan darahnya itu, darah Lu Leng justru sedang bergolak hebat, sudah tidak dapat dikendalikan lagi, Kalau Han Giok Shia terlambat menekan jalan darah Ling Tay Hiat di punggungnya, Lu Leng pasti celaka.
Gadis itu cepat-cepat mengerahkan Thai Im Sin Kang ke dalam tubuh Lu Leng melalui jalan darah Ling Tay Hiat.
Tak seberapa lama kemudian, wajah Lu Leng yang merah itu perlahan-lahan berubah menjadi putih.
Han Giok Shia tahu, bahwa saat-saat kritis telah lewat, maka dia menarik nafas lega.
Di saat bersamaan, terdengar Lu Leng menghela nafas panjang.
"Aaaah! Nona Han, lepaskanlah tanganmu, aku sudah tidak apa-apa!"
Han Giok Shia menurut, kemudian berputar ke hadapannya. Tampak Lu Leng mengucurkan air mata, Han Giok Shia terus menatapnya dengan mulut membungkam, lama sekali barulah berkata.
"Saudara Lu, gagal dalam bercinta merupakan hal biasa, kenapa harus begitu berduka?"
Lu Leng merasa hatinya pedih sekali, lalu membalikkan badannya sambil menyusut air matanya.
"Aku tidak percaya! Aku tidak percaya! Aku tidak percaya urusan itu terjadi!"
Gumamnya.
Kesan Han Giok Shia terhadap Tam Goat Hua memang tidak begitu baik, bahkan kedua gadis itu pun pernah bertarung.
Pada waktu itu, dia pikir Tam Goat Hua adalah adik Tam Ek Hui, buah hatinya, maka dia berupaya untuk tidak membenci gadis itu.
Namun kini dia melihat nyawa Lu Leng nyaris melayang gara-gara mendengar berita tentang Tam Goat Hua yang mau menikah, dia amat bersimpati padanya, bahkan timbul rasa memandang rendah terhadap Tam Goat Hua.
Di saat Han Giok Shia sedang termenung, Lu Leng pun terus melamun.
Kemudian gadis itu berkata .
"Saudara Lu, bagaimana kalau kita ke gunung Go Bi San me1ihat-lihat?"
Lu Leng menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.
"Nona Han, Kalau itu benar, bagaimana aku?"
Han Giok Shia mendengus.
"Hm! Kalau benar, aku pasti bertanya kepadanya !"
Lu Leng menghela nafas panjang.
"Nona Han, kenapa begitu?"
Han Giok Shia menyahut gusar "Saudara Lu, kenapa kau sama sekali tidak memiliki sifat jantan?"
Ucapan tersebut membuat wajah Lu Leng ke-merahmerahan.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku.,, aku,., aku.,."
Sahutnya gagap, Han Giok Shia menatapnya tajam.
"Kenapa kau? Lebih baik kita ke gunung Go Bi San. Kalau kau tidak mau, biar aku yang pergi." -ooo0ooo- Bab 49 Lu Leng dan Han Giok Shia membalikkan badan, lalu melesat ke arah barat, Sampai di sebuah kota kecil, mereka membeli empat ekor kuda jempolan. Dua ekor ditunggangi, dan dua ekor lagi sebagai cadangan. Setelah itu mereka pergi ke arah gunung Go Bi San, Sehari semalam mereka sudah menempuh perjalanan dua ratus ini lebih, dan kini mereka berdua sudah memasuki wilayah Holam, jarak Shantung Cih Lam ke gunung Go Bi San kira-kira tiga ribu mil, maka tidak dapat ditempuh dua tiga hari, Malam itu, mereka melakukan perjalanan hingga hari hampir pagi, Walau ke empat ekor kuda itu bergantian, tapi kelihatannya sudah lelah sekali. Oleh karena itu, Han Giok Shia segera menghentikan kuda tunggangannya, kemudian memandang Lu Leng seraya berkata.
"Saudara Lu, bagaimana kalau kita beristirahat sejenak, baru kemudian melanjutkan perjalanan lagi?"
Saat ini, hati Lu Leng amat kacau, tiada pendapat sama sekali, kecuali ingin segera sampai di gunung Go Bi San, Akan tetapi, dia pun khawatir dirinya tidak dapat bertahan apabila urusan itu benar, Ketika melihat Lu Leng tercenung, diam-diam Han Giok Shia menghela nafas panjang dan membatin seandainya Tam Ek Hui sudah punya kekasih baru dan akan menikah, lalu bagaimana dirinya sendiri? Cukup lama dia berpikir dan yakin 1070 dirinya tidak akan seperti Lu Leng, sebaliknya pasti akan membunuh Tam Ek Hui yang telah berubah hatinya itu, Han Giok Shia meloncat turun dari kudanya, begitu juga Lu Leng, Mereka lalu berjalan, dan tak lama sampai di sebuah bukit, yang di situ terdapat sebuah sungai kecil Han Giok Shia segera minum, tapi Lu Leng hanya berdiri termangu-mangu di tempat.
Gadis itu tahu bahwa kini Lu Leng sedang berduka, Dia menggeleng-gelengkan kepala seraya berkata.
"Saudara Lu, kau masih memikirkan apa? Kalau Tam Goat Hua sudah tidak mencintaimu lagi, apakah di kolong langit ini sudah tiada gadis lain?"
Lu Leng menggelengkan kepala.
"Aku tidak memikirkan itu."
Dia mengerutkan kening.
"Sepertinya aku pernah kemari."
Kelihatannya dia terus berpikir, akhirnya berseru.
"Hah! Memang betul!"
Han Giok Shia tercengang.
"Apa yang betul?"
"Aku pernah datang di tempat ini!"
Sahut Lu Leng.
"ltu apa anehnya?"
Lu Leng mendongak ke langit kemudian berkata, 1071
"Dua tahun lebih yang lalu, di sekitar kota Lam Cong, aku di tangkap oleh anak buah si Nabi Setan-Seng Ling, Namun di tengah jalan ada orang lain menculikku dari tangan para anak buah si Nabi Setan-Seng Ling, Aku dibawa ke sebuah goa di sekitar tempat ini, Goa itu amat aneh dan misterius. Setelah aku keluar, sama sekali tidak tahu aku dibawa masuk dari mana, bahkan juga tidak tahu siapa penghuni goa itu. Aku hanya ingat, di dalam goa itu terdapat sebuah lampu minyak yang mengeluarkan suara orang."
Lampu minyak yang mengeluarkan suara orang? Bagaimana mungkin Han Giok Shia mempercayai-nya? "Jangan omong kosong!"
Kata nya.
"ltu memang benar, setelah aku keluar dari goa itu, aku pun bertemu Cit Sat Sin Kun. Dia menyuruhku pergi ke Su Cou mencari putrinya. Sampai di Hou Yok, aku menganggapmu Tam Goat Hua."
Teringat akan masa lalunya itu, Han Giok Shia pun tampak termenung, Lu Leng menghela nafas panjang.
"Kini diingat kembali, ketika itu aku memang masih kecil dan tidak tahu apa-apa."
"Saudara Lu, untuk apa kau berpikir sebanyak itu?"
"Kemudian aku ditolong oleh Tujuh Dewa, Namun di tengah jalan aku ditangkap lagi oleh si Nabi Setan-Seng Ling, Tam Goat Hua menempuh bahaya ke istana Setan untuk menyelamatkanku, Tak disangka ketika itu dia rela mati bersamaku pula, Tapi kini dia... dia justru..."
Berkata sampai di situ, Lu Leng tidak dapat melanjutkan bahkan air matanya mulai bercucuran Lu Leng berhati amat keras, namun mengucurkan air mata lantaran cinta! Melihat itu, Han Giok Shia segera mengalihkan pembicaraan.
"Saudara Lu, kini bilang tentang goa aneh itu, kenapa kau tidak mau mencoba ke sana melihat-lihat?"
"Goa itu amat aneh, lebih baik jangan ke sana sebab akan mengganggu orang aneh yang ada di dalam goa itu."
Sahut Lu Leng, Han Giok Shia berkeras, Tidak bisa! Biar bagaimanapun kau harus menemaniku ke sana untuk melihat-lihat!"
Lu Leng berpikir sejenak, kemudian mengangguk Mereka berdua lalu beranjak pergi, dan tak seberapa lama kemudian, Lu Leng berhenti seraya berkata.
"Sepertinya di sini. Kini hatiku sedang kacau, jadi tidak begitu ingat lagi, tapi rasanya tidak salah."
Ucapan Lu Leng yang berputar balik itu membuat Han Giok Shia menghela nafas dalam hati. Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara dari arah yang tak begitu jauh.
"Tadi kalian menunggang kuda begitu cepat tapi berhenti secara mendadak, siapa kalian berdua? Ada urusan penting apa?"
Saat itu hari baru mulai terang, sedangkan di tempat itu amat sepi, Terdengar seorang yang mendadak itu, membuat mereka berdua terkejut sekali, bahkan Lu Leng tertegun sedangkan Han Giok Shia segera membentak.
"Siapa?"
Lu Leng berkata dengan suara rendah.
"Nona Han, aku sudah ingat, suara itu adalah suara orang aneh yang tinggal di dalam goa,"
Han Giok Shia manggut-manggut, lalu bertanya membentak "Kau berada di mana?"
Terdengar suara tawa kering.
"He he! Aku berada di tempat yang tak jauh dari kalian!"
Han Giok Shia memandang ke arah datangnya suara itu, namun tidak terlihat siapa di sana, Tentunya membuat gadis itu terheran-heran.
"Sebetulnya kau berada di mana?"
Mendadak terdengar suara itu berada satu dua depa di depan Han Giok Shia.
"Aku berada di sini, Apakah kau tidak melihat diriku?"
Begitu mendengar suara itu di hadapan nya, Han Giok Shia terkejut bukan main.
Gadis itu membelalakkan matanya ke depan, dan seketika air mukanya berubah hebat, Dia langsung meloncat ke belakang beberapa langkah lalu segera menggenggam tangan Lu Leng erat-erat sambil menunjuk ke depan "Saudara Lu, lihatlah! Kenapa ada urusan yang sedemikian aneh?"
Lu Leng memandang ke depan, seketika dia pun tertegun Ternyata di depan mereka terdapat sebuah batu, dan sebuah kepala orang di atas batu itu, Kepala itu bisa bergerak-gerak, begitu pula bibirnya dan mengeluarkan suara tawa, Setelah menyaksikan keanehan itu, Lu Leng berbisik dengan suara rendah.
"Nona Han, aku sudah bilang, tempat ini amat aneh, lebih baik kita segera meninggalkan tempat ini!"
Han Giok Shia belum menyahut, namun kepala orang itu sudah menyela.
"Jangan cepat-cepat pergi!"
Lu Leng mengerutkan kening.
"Sebetulnya siapa kau?"
Tanya nya.
"Kau tidak usah peduli, aku hanya ingin tahu suatu urusan dari kalian."
Sahut kepala orang itu, Han Giok Shia ingin melangkah maju, namun dicegah oleh Lu Leng.
"Kau ingin tahu tentang apa?"
Tanya Lu Leng kepada kepala orang itu, Kepala orang itu miring ke kiri dan ke kanan, setelah itu barulah menyahut "Aku mendengar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ingin memperistri putri Cit Sat Sin Kun, apakah benar urusan itu?"
Han Giok Shia tertegun, sebab kepala orang itu bertanya, namun justru menanyakan tentang itu.
Dia mengajak Lu Leng ke tempat itu agar dapat melupakan urusan tersebut, namun kepala tersebut malah bertanya tentang itu, Lu Leng tertegun seketika, dan wajahnya mulai berubah.
Melihat sikap Lu Leng gusarlah Han Giok Shia terhadap kepala itu.
Dia langsung melangkah ke depan sambil mengeluarkan jurus Giok Thou Yang Yok (Kelinci Giok Menyebarkan Obat) untuk menyerang kepala itu.
Begitu melihat Han Giok Shia melancarkan serangan, Lu Leng segera tahu bahwa gadis itu khawatir akan dirinya kembali berduka, maka langsung menyerang kepala itu, Lu Leng memang merasa heran terhadap kepala itu, Ketika Han Giok Shia melancarkan serangan, dia tidak mencegah karena ingin tahu bagaimana reaksi kepala itu, namun tetap berseru memperingatkan Han Giok Shia, 1076
"Nona Han, hati-hati!"
Hati Han Giok Shia tersentak ketika Lu Leng memperingatkannya.
Memang harus berhati-hati, pikirnya, Dia segera menarik kembali serangannya, maka dirinya tidak begitu mendekat kepala orang di atas batu itu, Akan tetapi, di saat bersamaan, terdengar suara "Ser Ser Ser tiga kali, ternyata mulut kepala orang itu menyemburkan tiga batang paku, yang meluncur cepat ke arah Han Giok Shia, Salah satu paku itu menembus lengan baju nya.
Kalau Lu Leng terlambat memperingatkannya, dada Han Giok Shia pasti tertembus paku-paku itu, Walau Han Giok Shia sudah menarik kembali jurus Giok Thou Yang Yok, namun angin pukulan Thai Im Ciangnya tetap menyambar ke arah kepala orang itu.
Bum! Terdengar suara ledakan, ternyata kepala orang itu meledak berantakan Lu Leng dan Han Giok Shia terbelalak sebab kepala orang itu terbuat dari batu, Gadis itu bersyukur dalam hati, sebab tadi dia tidak begitu mendekat, maka terhindar dari ledakan itu, Tidak mengherankan kalau Han Giok Shia berdiri tertegun di tempat sampai lama sekali baru kemudian bisa membuka mulut "Sungguh lihay!"
Mendadak terdengar suara tawa terkekeh-kekeh.
"He he he! Kalian berdua memang ingin cari mati, berani menentangku!"
Lu Leng tahu orang aneh itu di dalam goa bukan orang biasa, sebab ketika itu Cit Sat Sin Kun masih merasa segan terhadapnya, Oleh karena itu, dia segera berkata.
"Harap Cianpwee maafkan, Nona Han terpaksa turun tangan karena menghadapi urusan aneh ini!"
Terdengar suara tawa dingin "Yang kutanyakan tadi, apakah kalian tahu?"
Lu Leng berusaha menekan rasa duka dalam hatinya sambil menjawab "Kami pun sudah mendengar berita itu."
Terdengar lagi suara aneh itu.
"Kalian berdua, apakah ada urusan penting?"
"Kami berdua justru mau pergi ke gunung Go Bi San,"
Sahut Lu Leng. Suara aneh itu mengalun "Bagus! Sungguh bagus sekali!"
Sementara Han Giok Shia sudah tidak berani berlaku ceroboh lagi.
"Apa yang bagus?"
Tanyanya, Terdengar suara itu menyahut "Cit Sat Sin Kun mau menjadi mertua, tentunya dia juga berada di gunung Go Bi San! Kalau kalian bertemu dia, tolong sampaikan pesanku kepadanya!"
"Pesan apa?"
Tanya mereka hampir serentak Suara aneh itu menyahut "Beritahukan kepadanya, bahwa aku mau menemuinya!"
Han Giok Shia tertegun "Hanya begitu? Lalu siapa Cianpwee?"
Suara aneh itu berubah bengis.
"Tak perlu banyak bertanya! Kau menyampaikan begitu, dia pasti tahu siapa aku!"
Han Giok Shia dan Lu Leng saling memandang, dalam hati masing-masing merasa aneh sekali Namun mereka pun tahu, tentang itu pasti ber-liku-1iku.
Kalau terus bertanya, orang aneh itu pasti akan marah dan kemungkinan besar akan turun tangan terhadap mereka, Walau mereka tidak merasa takut, tapi pasti menyita waktu^ mereka.
Karena itu, Lu Leng segera menyahut "Baik, kami pasti menyampaikan kepadanya!"
Kemudian, Lu Leng dan Han Giok Shia segera meninggalkan tempat itu.
Ketika sampai di pinggir sungai kecil, Lu Leng minum Setelah itu, mereka meloncat ke punggung kuda dan melanjutkan perjalanan ke gunung Go Bi San.
Lu Leng dan Han Giok Shia terus melanjutkan perjalanan.
sepuluh hari kemudian, mereka berdua memasuki wilayah Se Coan, Dalam sepuluh hari itu Lu Leng bertambah resah.
Kadang-kadang dia mengoceh sendiri, namun kadang-kadang diam seharian tak mengucapkan sepatah kata pun.
Walau Han Giok Shia amat simpati terhadapnya, tapi justru tidak tahu harus bagaimana menghiburnya.
Karena masalah tersebut, tidak bisa dihibur dengan beberapa patah kata saja, Padahal mereka berdua sudah menjadi sahabat dan satu sama lain dan sudah terkesan baik pula, Kalau bukannya saling mengendalikan perasaan ma-sing-masing, mereka berdua pasti sudah menjadi sepasang kekasih.
justru di saat ini Han Giok Shia tidak berani mencurahkan isi hati nya, karena melihat Lu Leng seperti kehilangan sukma gara-gara Tam Goat Hua.
sedangkan dia sendiri pun amat merindukan Tam Ek Hui.
Kalau hatinya berubah terhadap pemuda itu, bukankah akan membuat buah hatinya itu amat berduka dan sengsara? Hari itu, mereka berdua sudah menyeberang sungai Tiang Kang, terus melanjutkan perjalanan menuju gunung Go Bi San.
Tengah hari, tampak seseorang yang amat gemuk sedang duduk beristirahat di atas sebuah pikulan batu.
Di sisi si Gemuk itu, tampak seorang lelaki berusia pertengahan di bahunya bergantung dua buah bungkusan Lu Leng dan Han Giok Shia mengenali si Gemuk itu, tidak lain Yu Lao Pun, Han Giok Shia pun tahu, Yu Lao Pun akan mengantar - kado ke gunung Go Bi San.
Gadis itu khawatir kalau terjadi percakapan, pasti akan menimbulkan kedukaan Lu Leng, maka dia segera berbisik "Saudara Lu, si Gemuk Yu itu amat menyebalkan kita jangan memperdulikannya!"
Lu Leng memang amat sebal terhadap Yu Lao Pun, maka segera manggut-manggut, lalu memacu kudanya melewati orang itu, Akan tetapi, mendadak Yu Lao Pun mengeluarkan suara "lh", kemudian bertanya.
"lni bukankah nona dari keluarga Han? Bagus sekali! Setelah berjalan bersama pemuda tampan, sudah tidak mau mengenali tingkatan tua lagi!"
Yu Lao Pun punya hubungan yang amat dalam dengan Hui Yan Bun, begitu pula Hwe Hong Sian Kouw, maka dia termasuk tingkatan tua.
Ketika Han Giok Shia baru mau menoleh untuk menyahut, mendadak tampak dua ekor kuda berlari cepat sekali menerjang ke arah Lu Leng, dan berkelebat pula cahaya pedang mengarah leher Lu Leng, sekaligus terdengar suara seperti halilintar! Menyaksikan itu, Han Giok Shia terkejut bukan main, dan langsung membentak dengan suara nyaring.
"Berhenti!"
Gerakan pedang orang itu amat cepat, sedangkan Lu Leng berada di depan dengan punggung menghadapnya, Setelah orang itu menyerang, barulah Lu Leng merasa ada sambaran angin di belakangnya, Lu Leng segera membalikkan badannya, namun sekujur badannya telah terkurung bayangan pedang, Betapa terkejutnya Lu Leng, dia langsung mengeluarkan jurus Thian Ho Tok Khua (Sungai Langit Bergantung Miring), yakni salah satu jurus Kim Kong Sin Ci yang amat lihay dan dahsyat, Kim Kong Sin Ci berjumlah dua belas jurus, dua jurus terakhir paling lihay dan dahsyat, Trang! Terdengar suara benturan.
Orang yang di atas kuda itu bersiul panjang dan nyaris terjatuh dari punggung kudanya Ternyata pedangnya telah patah menjadi dua, dan patahan pedang itu meluncur ke sebuah batu, sehingga terjadi benturan dan keluarlah bunga-bunga api.
Lu Leng sendiri pun tidak menyangka, bahwa jurus Thian Ho Tok Khua yang dilancarkannya telah menyelamatkan dirinya, Menyaksikan kejadian itu Han Giok Shia pun menarik nafas lega.
Sedang orang itu duduk termangu-mangu di punggung kudanya sambil memandang pedangnya yang telah kutung itu.
Kini Han Giok Shia dan Lu Leng baru melihat jelas kedua orang itu, berusia lima puluhan dan tampak berwibawa, Begitu melihat kedua orang itu, Lu Leng dan Han Giok Shia dapat menduga bahwa mereka berdua dari golongan lurus.
Mendadak Han Giok Shia terbelalak, ternyata dia mengenali salah seorang dari mereka.
Orang itu ternyata Hong Kiam Khek dari Bu Tong Pai, namun kini lengannya sudah kutung sebelah.
Sen Hong Kiam Khek tampak terperangah, kemudian bertanya kepada orang yang di sebelahnya.
"Suheng, ilmu apa yang digunakan bocah itu?"
Hanya satu kali gebrak, Sen Hong Kiam Khek sudah kalah, namun tidak mengenali ilmu yang digunakan Lu Leng.
Orang yang satu itu berwajah agak kemerah-merahan, dan tampak amat berwibawa.
Ketika mendengar Sen Hong Kiam Khek memanggilnya "Suheng", Han Giok Shia pun dapat menduga, bahwa orang itu pasti Sin Kiam Pok Hua, yakni ketua Bu Tong Pai, Tampak Sim Kiam Pok Hua mengerutkan kening tanpa menyahut.
Dia memajukan kudanya sambil menghunus pedang yang di pinggangnya, kemudian memutar-mutar pedang itu membuat beberapa lingkaran tapi tidak segera melancarkan serangan, sebaliknya malah berkata dengan suara parau.
"Gerakan yang sungguh bagus!"
Saat ini, Yu Lao Pun juga sudah melangkah ke depan dengan membawa pikulan batunya.
Dia bertegur sapa dengan Sin Kim Pok Hua dan Sen Hong Kiam Khek, setelah itu sepasang matanya yang sipit terus mengamati Lu Leng.
sedangkan Lu Leng tidak mengenal orang yang menyerangnya, kalau tidak melihat orang itu berwajah wibawa pertanda dari golongan lurus, Lu Leng pasti sudah melancarkan serangan lagi.
Kini melihat orang itu bersikap menantang, gusarlah dalam hati Lu Leng.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kungfuku ini tiada arti nya! Sobat yang menyerang mendadak itu, barulah terhitung kungfu tingkat tinggi!"
Katanya sambil tertawa dingin Ucapan Lu Leng sebetulnya menyindir Sen Hong Kiam Khek, sebab orang itu menyerang secara gelap, Sin Kiam Pok Hua dan Sen Hong Kiam Khek merasa tersindir, maka wajah mereka langsung merah.
Sin Kiam Pok Hua segera berkata dengan suara dalam "Tadi dia melancarkan serangan gelap, itu juga tidak terhitung tidak benar!"
"Aku pun tidak mengatakan kalian tidak benar!"
Sahut Lu Leng dingin Sin Kiam Pok Hua adalah ketua Bu Tong Pai, kedudukannya amat tinggi dalam rimba persilatan biasanya tidak gampang meninggalkan gunung Bu Tong San.
Dua tahun yang lalu, ketika kaum rimba persilatan berkumpul di 1084 puncak Sian Jin Hong, dia justru tidak hadir, hanya mengutus Sen Hong Kiam Khek.
Sen Hong Kiam Khek terhindar dari petaka di puncak Sian Jin Hong, namun kehilangan sebelah lengan nya.
Kali ini Sim Kiam Pok Hua turun gunung, itu dikarenakan mau pergi ke Go Bi untuk memberi selamat kepada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, sekaligus menyelesaikan sedikit urusan pertikaian Terhadap Lu Leng yang masih muda itu, dia pun merasa enggan banyak bicara, Akan tetapi, ketika menyaksikan kepandaian Lu Leng, berdasarkan pengalamannya, justru masih tidak mengenali ilmu silat apa yang dikeluarkan pemuda itu, Oleh karena itu, dia pun tidak berani memandang rendah kepadanya.
"Gurumu baik-baik saja? Sobat dari Bu Tong, sungguh rindu pada mereka!"
Katanya dengan dingin, Lu Leng manggut-manggut.
"Oooh! Ternyata kalian dari Bu Tong Pai!"
Han Giok Shia segera memberitahu kan.
"Yang ini adalah Sin Kiam Pok Hua, ketua Bu Tong Pai!"
Perlu diketahui Bu Tong Pai termasuk partai besar, lagi pula para murid Bu Tong Pai bersifat gagah, selalu menegakkan keadilan dalam rimba persilatan 1085 Begitu mendengar mereka dari Bu Tong Pai, rasa permusuhan dalam hati Lu Lengpun sirna seketika .
"Ternyata Sin Kiam Pok Hua Cianpwee, selamat bertemu!"
Katanya, Akan tetapi, wajah Sin Kiam Pok Hua justru tak sedap dipandang.
"Usiamu masih muda, sebetulnya tidak pantas bergebrak denganku! Namun beberapa gurumu itu, justru selalu menghindar tidak mau berjumpa dengan pihak Bu Tong Pai! Apa boleh buat, terpaksa menyuruhmu untuk belajar kenal dengan ilmu pedang Bu Tong!"
Mendengar ucapan itu Lu Leng menjadi tertegun "Pok Cianpwee bilang apa?"
Sin Kiam Pok Hua membentak.
"Su Yang To yang terselip di pinggangmu adalah golok pusaka milik Bu Tong Pai! Chou Kim Kong Wang Yan memperoleh golok pusaka itu, kini berada di tanganmu, tentunya harus kuambil! Melihat usiamu masih muda, kau boleh menggunakan golok pusaka itu bertarung denganku!"
Setelah mendengar penuturan itu, Lu Leng baru tahu adanya kesalah-pahaman.
"Ha ha!"
Sen Hong Kiam Khek menghardik "Kenapa tertawa?"
Lu Leng menjulurkan tangannya, dan seketika Su Yang To sudah berada di tangan kanannya, Sin Kiam Pok Hua tahu bahwa golok pusaka itu amat tajam.
Maka begitu melihat Lu Leng menggenggam golok pusaka itu, dia langsung memundurkan kudanya, sedangkan Lu Leng tertawa, lalu berkata kepada Han Giok Shia.
"Nona Han, mari kita melanjutkan perjalanan!"
Lu Leng melemparkan golok pusaka itu ke bawah.
Terdengar suara "Ser", Su Yang To itu menancap di tanah, sehingga hanya tampak gagangnya .
Lu Leng sudah memacu kudanya, dan Han Giok Shia segera mengikutinya.
Gadis itu tidak merasa terkejut ketika melihat Lu Leng melemparkan Su Yang To tersebut, sebab dia tahu bahwa Lu Leng tidak berhati serakah, melainkan memang berniat mengembalikan Su Yang To itu kepada pihak Bu Tong Pai, Akan tetapi, sebaliknya malah membuat Sen Hong Kiam Khek dan Sin Kiam Pok Hua tertegun Seng Hong Kiam Khek segera meloncat turun dari kuda, lalu mengambil golok pusaka tersebut Setelah mengambil Su Yang To itu, giranglah Sen Hong Kiam Khek, kemudian berkata kepada Sin Kiam Pok Hua.
"Suheng, kini Su Yang To sudah kembali ke tangan kila, ini sungguh menggembirakan!"
Sin Kiam Pok Hua masih tertegun di tempat, kemudian memandang ke depan. Dilihatnya Lu Leng dan Han Giok Shia sudah berada di kejauhan belasan depa, dia segera berseru menggunakan Lweekang.
"Saudara kecil! Tunggu!"
Sembari berseru, dia pun memacu kudanya, kemudian mendadak badannya mencelat ke depan, lalu berjungkir balik lagi melesat ke depan, ternyata Sin Kiam Pok Hua menggunakan ilmu Ginkang Ceng Teng Sam Tian Sui (Capung Terbang Di permukaan Air).
Dalam sekejap dia sudah berada di hadapan Lu Leng dan Han Giok Shia, lalu menghentikan kuda masing-masing.
"Cianpwee masih ada petunjuk apa?"
Tanya Lu Leng. Wajah Sin Kiam Pok Hua tampak serius sekali.
"Saudara kecil, kau memang gagah dan berhati lapang, pihak Bu Tong Pai amat berterima kasih kepadamu. Akan tetapi, setelah kau kembalikan Su Yang To itu kepada kami, bagaimana kau terhadap guru-gurumu itu?"
Semula Lu Leng mengira Sin Kiam Pok Hua ingin cari gara-gara, tidak tahunya malah mengatakan begitu, itu membuat Lu Leng terharu sekali Pantas nama Bu Tong Pai amat harum dalam rimba persilatan, juga tidak bernama kosong! Sin Kiam Pok Hua menganggapnya sebagai murid Coan Tiong Liok Chou, Walau sudah menerima Su Yang To tersebut, namun dia tetap mencemaskan keselamatan Lu Leng, Oleh karena itu, Lu Leng segera berkata.
"Pok Cianpwee tidak usah cemas. sesungguhnya aku bukan murid Coan Tiong Liok Chou, Aku memperoleh Su Yang To itu secara tidak sengaja, Kemudian aku bertemu beberapa orang dari Coan Tong Liok Chou, barulah aku tahu riwayat golok pusaka itu, 1088 maka aku tidak bersedia mengembalikan kepada mereka, sebaliknya berniat mengembalikan kepada Bu Tong Pai."
Sin Kiam Pok Hua mengeluarkan suara "Oh", lalu bertanya.
"Saudara kecil, bolehkah aku tahu namamu?"
Lu Leng segera memberitahu kan.
"Namaku Lu Leng."
Sin Kiam Pok Hua mengerutkan kening.
"Ternyata saudara Lu! Sudah dua tahun lebih, ada tiga orang Bu Tong Pai mati di tangan ayahmu, apakah kau tahu tentang itu?"
Lu Leng tahu, yang dimaksudkan Sin Kiam Pok Hua adalah Bu Tong Sam Kiam, Mereka bertiga saling membunuh karena terpengaruh oleh suara harpa, Lu Leng berada di situ menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
Karena itu, Lu Leng menghela nafas panjang lalu berkata.
"Pok Cianpwee salah paham. Bu Tong Sam Kiam binasa aku menyaksikannya, Mereka bertiga saling membunuh karena terpengaruh oleh suara harpa Pat Liong Thian Im. Aaaah! Semua pertikaian dalam rimba persilatan justru ditimbulkan oleh Liok Ci Khim Mo. Sin Kiam Pok Hua tertegun mendengar penuturan Lu Leng itu. sedangkan Sen Hong Kiam Khek sudah mendekati mereka sambil membawa Su sang To."
Sin Kiam Pok Hua menundukkan kepala memandang golok pusaka itu seraya berkata.
"Saudara kecil, kau yang memperoleh Su Yang To ini, namun bersedia mengembalikan kepada kami, tentunya kami harus mempercayai omonganmu. untung bertemu di sini, Kalau tidak, antara Bu Tong Pai dengan Go Bi Pai pasti terjadi pertikaian lagi"
Berkata sampai di sini, Sin Kiam Pok Hua berhenti sejenak, setelah itu barulah dilanjutkan.
"Saudara kecil, kami telah berhutang budi kepadamu, kelak kalau ada urusan apa, kami pihak Bu Tong Pai pasti membantu."
Sen Hong Kiam Khek segera menyambung.
"Tidak salah."
Han Giok Shia girang bukan main, sebab bantuan dari pihak Bu Tong Pai, itu jauh lebih berharga dari Su Yang To tersebut.
Akan tetapi, Lu Leng malah tertawa hambar seraya berkata.
Terima-kasih atas maksud baik Pok Cianpwee, Kelak kalau aku punya suatu kesulitan, aku pasti ke Bu Tong minta petunjuk."
Sin Kiam Pok Hua manggut-manggut.
"Kalau begitu, kita berjumpa kembali di gunung Go Bi San. Mereka menjura kepada Lu Leng, lalu melangkah pergi, Lu Leng segera balas memberi hormat kemudian bersama Han Giok Shia melanjutkan perjalanan menuju gunung Go Bi San. Han Giok Shia tersenyum.
"Urusan di dunia memang sulit diduga, Kau mengembalikan Su Yang To itu tanpa syarat, dalam hatiku merasa sayang sekali, justru tak disangka sama sekali, Sin Kiam Pok Hua berhati begitu lapang dan gagah, langsung menganggapmu sebagai kawan baik."
Lu Leng tersenyum getir.
"Nona Han, semua itu tak berarti bagiku." -ooo0ooo- Bab 50 Berbicara kesana ke mari, justru kembali pada urusan berduka itu. Han Giok Shia menjadi membungkam. Mereka berdua terus melanjutkan perjalanan. sepanjang jalan tampak begitu banyak kaum rimba persilatan menuju gunung Go Bi San untuk memberi selamat. Kelihatannya tidak usah sampai di gunung Go Bi San, sudah bisa tahu bahwa Tam Goat Hua menikah dengan Tong Hong Pek, itu memang benar semakin mendekati gunung Go Bi San, hati Lu Leng terasa tersayat Ketika memasuki gunung ilu, Lu Leng nyaris tak punya keberanian berjalan ke depan, Han Giok Shia menatapnya. Dilihatnya wajah Lu Leng tampak pucat sekali. Gadis itu sudah berpikir dari tadi, bagaimana membangkitkan semangatnya, namun tidak menemukan cara. sementara kuda mereka terus berlari Ketika memasuki rimba, 1091 Han Giok Shia mengajak Lu Leng berhenti. Mereka berdua lalu duduk di bawah sebuah pohon.
"Saudara Lu, bagaimana kau selanjutnya?"
Tanya Han Giok Shia sambil memandangnya. Lu Leng memandang lurus ke depan, lama sekali barulah menyahut "Selanjutnya? Aku sendiri pun tidak tahu harus bagaimana."
Han Giok Shia bertepuk tangan sambil berkata.
"Bagus! jawaban yang amat bagus!"
Lu Leng segera menatapnya, karena tidak tahu apa maksudnya gadis itu mengatakan begitu, Han Giok Shia berkata lagi.
"Memang merupakan jawaban yang amat bagus! Kalau Lu Cong Piau Tau dan istrinya yang berada di alam baka mendengarnya, hati mereka pasti terhibur!"
Lu Leng tercengang ketika mendengar perkataan itu.
"Nona Han, apa maksudmu?"
Han Giok Shia tertawa.
"Ha ha! Apa maksudku, apakah kau tidak tahu?"
Lu Leng menundukkan kepala, matanya mulai bersimbah air, sama sekali tidak menyahut.
Han Giok Shia tahu, bahwa perkataannya telah menusuk hati Lu Leng.
Memang itu yang dikehendakinya, agar dapat 1092 membangkitkan semangat pemuda itu.
Karena itu, gadis tersebut berkata lagi "Saudara Lu, aku tidak salah bicara, Kini kau sudah besar, lagi pula telah berhasil menguasai ilmu Kim Kong Sin Ci.
Namun saat ini, kau justru tidak tahu harus bagaimana gara-gara seorang gadis, bukankah itu amat menggembirakan ?"
Lu Leng mendongakkan kepala memandang Han Giok Shia, kemudian berkata dengan suara keras.
"Nona Han! Kau... kau...."
Han Giok Shia segera menyahut "Walau sudah hampir dua tahun Liok Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba persilatan, tapi suatu hari, pasti akan mengacau rimba persilatan lagi.
Kau masih muda dan memikul dendam kedua orang-tuamu, justru rela menjadi tidak karuan gara-gara seorang gadis, Bagaimana tidak menggembirakan Ayah bundamu yang berada di alam baka, mendengar itu pasti tertawa terbahak-bahak, karena punya anak yang begitu berbakti."
Wajah Lu Leng yang sudah pucat itu bertambah pucat, akhirnya sekujur badannya bergetar, lalu bangkit berdiri seraya membentak.
"Diam!"
Han Giok Shia malah tertawa.."Memang gampang menyuruhku diam, tapi kaum rimba persilatan di kolong langit justru sulit menutup mulut saudara Lu, setelah kau berhasil menguasai kepandaian tinggi dan kembali ke Tionggoan, semua orang pasti menganggapmu akan menjadi seorang pendekar muda, Tapi tidak tahunya kau malah kehilangan sukma, tidak bisa melepaskan diri dari 1093 jeratan cinta.
Ke mana pun kau pergi, pasti ditertawakan orang."
Kini wajah Lu Leng sudah berubah kehijau-hijauan, kemudian berubah merah padam dan ungu.
Hal itu dikarenakan setiap perkataan Han Giok Shia, bagaikan panah tajam menembus ke dalam hatinya.
Lu Leng kelihatan seperti mendengar suara tawa kaum rimba persilatan bahkan seakan melihat entah berapa banyak tangan menuding ke arahnya.
Dia menggeleng-gelengkan kepala kemudian berteriak sekeras-kerasnya.
"Omong kosong..!"
Han Giok Shia menyahut dengan tenang.
"Mudah-mudahan aku omong kosong!"
Lu Leng tertegun, lama sekali barulah duduk kembali Berselang beberapa saat kemudian dia mendongakkan kepalanya seraya berkata.
"Nona Han memang benar apa yang kau katakan."
Han Giok Shia tampak girang sekali.
"Saudara Lu, ini baru...."
Akan tetapi, sebelum Han Giok Shia menyelesaikan ucapannya, air mata Lu Leng sudah meleleh.
"Nona Han, tapi aku... aku bagaimana melupakannya?"
Padahal Han Giok Shia merupakan gadis yang tidak sabaran dan keras hati, namun dalam hatinya amat berterimakasih kepada Lu Leng yang telah menyelamatkannya di balok batu di pulau Hek Ciok To.
Oleh karena itu, dia pun menjadi sabar dan terus-menerus berupaya membangkitkan semangat Lu Leng.
Bagian 23 Namun dia bicara hampir seharian, Lu Leng tetap tidak bisa melupakan Tam Goat Hua, itu membuat Han Giok Shia menjadi kesal sekali.
"Hm!"
Dengusnya dingin.
"Saudara Lu, berhubung kau tetap bersedia terjerat oleh cinta itu, maka alangkah baiknya kita putus hubungan saja."
Lu Leng tertegun, lalu mendongakkan kepala memandang gadis itu.
"Nona Han, kenapa kau tidak bersimpati kepadaku?"
Han Giok Shia menghela nafas panjang.
"Saudara Lu, bagaimana aku tidak bersimpati kepadamu? Hanya saja merasa tidak pantas kau menghancurkan masa depanmu sendiri lantaran urusan itu."
Air mata Lu Leng bercucuran "Nona Han, hatiku telah hampa, Masih ada masa depan apa?"
Han Giok Shia berkata sengit.
"Dendam kedua orang-tuamu, apakah usai sampai di sini?"
Lu Leng tertegun, lama sekali baru menyahut "Nona Han, bagaimana menurutmu?"
Han Giok Shia menatapnya.
"Entah kau mau mendengar perkataanku tidak?"
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam.
"Kini pikiranku amat kacau, sama sekali tidak punya keputusan apa pun."
Han Giok Shia menggenggam tangannya erat-erat, kemudian berkata sungguh-sungguh.
"Saudara Lu, menurut ku setelah kau ke sana, harus melupakan semua masa lalumu, bahkan harus pula dengan gembira memberi selamat kepada gurumu!"
Lu Leng termangu-mangu.
"Itu... itu., bagaimana aku dapat melakukannya Han Giok Shia menatapnya tajam.
"Kecuali itu, sudah tiada jalan lain, Apakah kau dan gurumu akan saling memperebutkan seorang gadis? Bukankah itu merupakan suatu lelucon di kolong langit? seandainya kepandaianmu lebih tinggi dari Tong Hong Pek, namun Tam Goat Hua sudah tidak mencintaimu lagi, kaupun tidak bisa apa-apa, Kalau kau tidak dapat melakukan itu, hanya ada satu jalan bagimu."
"Jalan apa?"
"Kau jangan ke gunung Go Bi San."
Lu Leng menggeleng kepala.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"ltu tidak bisa, Biar bagaimanapun... aku harus menemuinya."
Han Giok Shia membanting kaki.
"Sungguh membuat orang kesal! Kenapa kau jadi begini sih?"
Tiba-tiba wajah Lu Leng menyiratkan kebulatan hatinya.
"Baik, aku akan menuruti caramu yang pertama itu!"
Katanya, Han Giok Shia girang sekali.
"Saudara Lu, sampai saat itu, kau harus dapat mengendalikan perasaanmu!"
Lu Leng mengangguk dengan penuh derita.
Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan Dari dulu gunung Go Bi San merupakan gunung yang amat terkenal Go Bi Pai berada di puncak Cing Yun Ling, partai itu terbagi menjadi dua aliran, yaitu aliran yang menyucikan diri dan yang tidak menyucikan diri, Yang menyucikan diri tinggal di Tong Thian Hong, sedangkan yang tidak menyucikan diri tinggal di See Thian Hong, Sore harinya, Lu Leng dan Han Giok Shia sudah berada di bawah Cing Yun Ling.
Di situ terdapat undakan batu menuju ke Cing Yun Ling, Lu Leng dan Han Giok Shia berdiri di situ sambil memandang ke atas, lama sekali barulah menaiki undakan batu, Tak seberapa lama, mereka sudah tiba di Cing Yun Ling.
Tampak empat orang pemuda langsung menyambut mereka.
"Maaf, kalian berdua datang dari tempat jauh, kalau penyambutan kami kurang memuaskan, harap kalian berdua sudi memaafkan! Silakan ke See Thian Hong untuk beristirahat!"
Kata salah seorang dari mereka, Mereka berempat adalah murid Go Bi Pai aliran tidak menyucikan diri, Ketika Lu Leng baru mau membuka mulut, Han Giok Shia sudah mendahuluinya.
"Yang mau jadi mempelai lelaki bernama Tong Hong Pek, ada hubungan apa dengan kalian?"
Air muka keempat pemuda itu tampak berubah Salah seorang yang berusia paling tua segera memberi isyarat kepada yang lain, agar tidak bertindak ceroboh, lalu menyahut dengan ramah.
"Ketua Tong Hong adalah paman Sucou kami."
Han Giok Shia menunjuk Lu Leng seraya berkata.
"Ini adalah paman guru kalian, kenapa kaitan tidak memberi hormat?"
Wajah keempat orang itu tampak gusar "Kenapa nona bicara tak pakai aturan ?"
"
Kata yang berusia paling tua dengan suara dalam. Han Giok Shia tertawa.
"Aku justru pakai aturan. Dia adalah murid Tong Hong Pek, Nah, bukankah dia paman guru kalian?"
Keempat pemuda itu terkejut dan membatin, sudah dua puluh tahun Tong Hong Pek meninggalkan Go Bi, maka mungkin juga di luar beliau menerima murid.
Akan tetapi, apabila mereka berdua cuma ber-gurau, sedangkan keempat pemuda itu memberi hormat kepada Lu Leng, sekaligus memanggilnya Paman Guru", kini begitu banyak kaum rimba persilatan bertamu di Go Bi, kalau tersiar bukankah akan mempermalukan Go Bi Pai? Karena itu, keempat pemuda itu termangu-mangu di tempat, entah harus bagaimana baiknya, Berselang sesaat, yang berusia lebih besar itu berkata.
"Maaf karena kami tidak tahu, bagaimana kalau kalian kami ajak menemui ketua Tong Hong?"
Han Giok Shia dan Lu Leng menyahut serentak "Baik."
Mereka berdua mengikutinya dari belakang.
Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat banyak rumah, Berselang sesaat sudah sampai di sebuah rumah yang amat besar.
Pemuda itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar.
Lu Leng dan Han Giok Shia memandang ke depan, Tampak seorang berjubah hijau, dengan pungi gung menghadap Lu Leng, sedang menikmati sebuah lukisan yang bergantung di dinding, Begitu melihat punggung orang itu, Lu Leng segera mengenalinya.
Orang itu ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, gurunya, namun kini telah menjadi saingannya.
Rasa emosi pun bergejolak di dalam hati Lu Leng, sehingga wajahnya tampak hijau putih.
"Guru!"
Serunya. Begitu mendengar Lu Leng memanggil "Guru"
Kepada orang berjubah hijau itu, seketika hati pemuda yang membawa mereka tadi terkejut dan dia membatin untung tadi aku tidak bertindak ceroboh.
sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek merasa heran, karena ada orang di pintu memanggilnya guru, Dia segera membalikkan badannya.
Dulu Han Giok Shia hanya mendengar nama Tong Hong Pek.
Walau dia pernah bertemu di puncak Sian Jin Hong, namun ketika itu Tong Hong Pek memakai kedok, Dalam hatinya berpikir, usia Tong Hong Pek sudah hampir lima puluhan, tentunya sudah tidak muda lagi, 1100 Akan tetapi, ketika Tong Hong Pek membalikkan badannya, gadis itu terbelalak Ternyata Tong Hong Pek begitu tampan kelihatannya baru berusia tiga puluhan Siapa pun tidak akan menyangka Tong Hong Pek sudah berusia lima puluhan Lu Leng dan Tong Hong Pek saling berhadapan.
justru karena itu perasaan Lu Leng menjadi agak tenang.
Kemudian Lu Leng maju selangkah seraya berkata.
"Guru sudah tidak mengenali aku lagi?"
Dalam dua tahun ini, Tong Hong Pek terus mencari jejak Lu Leng.
Namun kini Lu Leng muncul mendadak di hadapannya, dia justru tidak mengenali nya.
Karena kini Lu Leng sudah menjadi seorang pemuda tampan, Tong Hong Pek tidak menduga, bahwa dalam dua tahun Lu Leng telah banyak mengalami perubahan.
Setelah Lu Leng bertanya begitu, barulah Tong Hong Pek tersentak sadar Bukan main girangnya, dan seketika dia berseru.
"Anak Leng! Ternyata kau!"
Tong Hong Pek maju mendekatinya, lalu merangkulnya erat-erat.
Namun sebaliknya Lu Leng malah bersikap hambar Sesungguhnya Lu Leng amat menghormati gurunya, namun karena gurunya merebut kekasihnya, maka membuat hatinya terganjel.
Saat ini, dia melihat gurunya setelah bertemu dengannya, justru tiada penyesalan sedikit pun.
Maka dia agak memandang rendah terhadap gurunya itu, hanya karena gurunya sedang merangkulnya, maka dia diam saja, Tong Hong Pek adalah orang yang amat cerdas, bagaimana tidak merasa akan keanehan sikap Lu Leng? Namun Tong Hong Pek justru tidak menduga, Lu Leng begitu membencinya dan menganggapnya sebagai saingan dalam cinta, Seketika Tong Hong Pek melepaskan rangkulannya, kemudian bertanya dengan heran "Anak Leng, apakah kau terluka?"
Hati Lu Leng memang terluka, namun bagaimana mungkin mau mengatakannya? Lu Leng hanya menggelengkan kepala.
"Aku tidak terluka."
Sahutnya.
Mereka berdua guru dan murid berpisah begitu lama dan kini berjumpa kembali, seharusnya penuh diliputi kegembiraan Akan tetapi saat ini, mereka malah tampak dingin dan begitu hambar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun "Dua tahun ini, kau berada di mana?"
Tanyanya kemudian. Ketika Lu Leng baru mau menjawab, mendadak terdengar suara yang amat merdu di belakang ruang besar itu.
"Apa? Adik Leng sudah ke mari? Sungguh?"
Tampak sosok bayangan ramping berkelebat lalu muncul seorang gadis dari 1102 belakang ruang besar Begitu mendengar suara gadis itu, Lu Leng pun tampak tergetar, bahkan nyaris mengucurkan air mata, Ketika gadis itu muncul, Lu Leng mendongakkan kepala, Gadis itu kelihatan lebih cantik dari dua tahun lalu, wajahnya cerah berseri-seri bagaikan sekuntum bunga yang baru mekar.
Bibir Lu Leng bergerak.
Dia ingin memanggilnya namun tak mampu mengeluarkan suara.
Siapa gadis itu? Tentu Tam Goat Hua.
Setelah berada di hadapan Lu Leng, Tam Goat Hua tertegun dengan mata terbelalak "Adik Leng, apakah kau?"
Lu Leng segera membalikkan badannya dan itu membuat Tam Goat Hua termangu-mangu, Han Giok Shia yang berdiri di situ, ketika menyaksikan itu langsung mengeluarkan dengusan "Hai! Tentu dia, apakah ada orang lain menyamarnya?"
Ucapan Han Giok Shia itu, boleh dikatakan sudah sungkan sekali. Tam Goat Hua mengarahnya, setelah melihat tegas barulah mengenalinya, Karena hatinya sedang bergembira, maka tidak mempermasalahkannya.
"Ternyata Nona Han, sudah lama tidak berjumpa!"
Sembari berkata, Tam Goat Hua mendekati Lu Leng.
"Adik Leng, kenapa kau diam saja?"
Lu Leng tetap diam tak bersuara sama sekali, dan itu membuat hati Tam Goat Hua tergerak Dia memandang Tong Hong Pek, justru Tong Hong Pek tidak memperlihatkan reaksi apa pun, maka Tam Goat Hua pun diam seketika, Han Giok Shia tertawa dingin "Kenapa kau menyalahkan dia karena diam saja? Kau panggil dia Adik Leng, seharusnya kau mewakilinya berpikir, dia harus bagaimana menyahutmu!"
Sebelum tiba di Cing Yun Ling, gadis itu pernah menasihati Lu Leng agar bersabar Saat ini, Lu Leng memang terus bersabar dan berupaya mengendalikan diri, maka tidak bersuara., Akan tetapi, kini malah Han Giok Shia yang tidak dapat bersabar dan mengendalikan diri, sehingga terus mengeluarkan kata-kata yang pedas dan tajam terhadap Tam Goat Hua.
Wajah Tam Goat Hua berubah, lalu dia mundur dua langkah.
Suasana di ruang besar itu berubah menjadi tidak enak.
Berselang sesaat, Tam Goat Hua membalikkan badannya sekaligus menerjang ke belakang.
Lu Leng tertegun melihat sikap gadis itu.
"Kakak Goat!"
Ketika mendengar suara seruan Lu Leng, barulah Tam Goat Hua berhenti, namun tidak membalikkan badannya dan kemudian menerjang ke depan lagi, Dia meninggalkan ruang besar, langsung ke kamarnya.
Sampai di dalam kamar, dia duduk tercenung, Hatinya, sungguh kacau.
Tam Goat Hua justru tidak menyangka, dua hari lagi dia akan menikah dengan Tong Hong Pek, Lu Leng muncul mendadak.
Dia pun tidak menyangka, bahwa cinta kasih Lu Leng ketika masih kecil itu, bisa terus bersemi hingga dia besar, Tam Goat Hua tahu dan bisa melihat, hati Lu Leng amat berduka sekali karena dirinya.
Gadis itu mendongakkan kepala, kemudian bergumam.
"Apakah itu kesalahan ku ? Apakah aku yang mencampakkan cinta kasihnya?"
Di dalam kamar hanya ada dia seorang, tentunya tidak akan ada orang yang menyahutnya. Dia tercenung lagi sejenak, lalu berteriak sekeras-kerasnya.
"Tidak! Tidak! Apa salahku?"
Mendadak di pelupuk matanya muncul bayangan Lu Leng yang tampan itu, sedang menatapnya dengan berbagai perasaan, dan terdengar pula suara panggilannya "Kakak Goat", Tam Goat Hua menundukkan kepala, Tiba-tiba merasa gelap di depan matanya, bahkan berputar-putar, Kemudian muncul beberapa sosok bayangan orang, sehingga membuatnya teringat akan urusan dua tahun yang lalu.
Setelah menempuh bahaya menolong Lu Leng keluar dari istana Setan, dalam hatinya memang bersemi cinta terhadap Lu Leng, Bahkan mereka berdua rela mati bersama di hadapan Liat Hwe Cousu.
Akan tetapi, setelah berjumpa Tong Hong Pek, cintanya bagaikan terkena pupuk, tumbuh begitu cepat terhadap Tong Hong Pek.
Kemudian dia pun tahu bahwa Tong Hong Pek amat mencintai ibunya, Oleh karena itu, dia ingin mengisi kehampaan hati Tong Hong Pek sebagai ibunya, Maka Tam Goat Hua tidak dapat mengendalikan diri, terutama cintanya terhadap Tong Hong Pek.
Pada waktu itu, Tam Goat Hua belum mencampakkan Lu Leng, Dia pernah merasa risau karena dirinya berada di tengah-tengah Lu Leng dan Tong Hong Pek.
seandainya Lu Leng tetap berada di sisinya, kemungkinan besar pilihan Tam Goat Hua akan jatuh pada Lu Leng.
Akan tetapi, Lu Leng menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua berdua terus mencarinya, namun sehari lewat sehari, sampai berbulan-bulan tidak menemukannya, Oleh karena itu, seluruh cinta kasih Tam Goat Hua dipersembahkan kepada Tong Hong Pek.
Dalam hal ini, Tam Goat Hua memang tidak bisa dipersalahkan.
Sebelum mengambil keputusan menikah dengan Tong Hong Pek, gadis itu pernah memikirkan Lu Leng, Namun dia merasa Lu Leng cuma merupakan seorang anak kecil, mungkin sudah melupakannya, h Karena itu, dia mengambil keputusan untuk menikah dengan Tong Hong Pek, Namun tak di-sangka, dua hari lagi dia akan menikah dengan Tong Hong Pek, justru Lu Leng mendadak muncul Kemunculan Lu Leng begitu mendadak, lagipula dia sudah besar dan bukan anak kecil lagi.
Lu Leng sama sekali tidak melupakan Tam Goat Hua, Namun sebaliknya gerak-gerik Tam Goat Hua justru memberi pukulan yang amat hebat pada Lu Leng.
Satu jam yang lalu, Tam Goat Hua sama sekali tidak terpikirkan itu, namun kini justru sebaliknya, Lautan cinta bergelombang, sehingga membuatnya termangu- mangu.
Perlahan-lahan dia mendongakkan kepala, Di-oiarkannya air matanya yang me1e!eh.
Mendadak dia merasa di sisinya bertambah satu orang, maka segera meno!eh.
Ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek telah berada di sampingnya, Tong Hong Pek mengerutkan kening seraya bertanya.
i "Goat Hua, apa yang kau tangisi?"
Tam Goat Hua menghapus air matanya, lalu menundukkan kepala.
"Kau,., harus tahu itu!"
Tong Hong Pek tersenyum.
"Goat Hua, dari dulu aku sudah bilang, usia kita berselisih jauh sekali, kini Lu Leng sudah kembali, kalau kau tidak setuju.,.,"
Ketika Tong Hong Pek berkata sampai di situ, Tam Goat Hua mendongakkan kepala.
"Tidak! Aku mencintaimu!"
Tong Hong Pek menatapnya dengan heran.
"Kalau begitu, kenapa kau menangis?"
Tam Goat Hua menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku.,, aku sendiri pun tidak tahu, Adik Leng terlampau bodoh, Aku anggapnya sebagai adik, tapi tidak tahunya..."
Tong Hong Pek menghela nafas panjang.
"Dia amat emosional!"
"Bagaimana dia sekarang?"
Tanya Tam Goat Hua, Kening Tong Hong Pek berkerut-kerut.
"Goat Hua, dia memanggilmu tadi, tapi kau sama sekali tidak menyahut, maka dia tertegun lama sekali, kemudian jatuh pingsan, Goat Hua, kupikir... aku akan menyerahkan kedudukan ketua kepadanya, kau mau bagaimana itu terserah kau saja!"
Air muka Tam Goat Hua berubah.
"Kau... ini apa artinya? Apakah kau kira pendirianku gampang berubah?"
Tong Hong Pek membelai rambutnya.
"Goat Hua...."
Walau kepandaiannya amat tinggi, namun menghadapi urusan yang rumit itu, dia menjadi risau.
Ketika bertemu Tam Goat Hua, Tong Hong Pek terkesan baik terhadapnya, maka memberinya Soat Hun Cu.
Namun pada waktu itu, masih belum ada rasa cinta terhadapnya.
Karena dia pernah bersama Cit San Sin Kun mengejar seorang gadis, tapi gagal maka dia mengundurkan diri dari medan percintaan, sehingga membuat hatinya menjadi beku.
Akan tetapi, kian hari Tam Goat Hua kian bertambah lembut terhadapnya, itu membuat hati Tong Hong Pek yang telah beku itu menjadi cair dan mulai tumbuh pula cintanya, Ketika Tong Hong Pek menerima jabatan sebagai ketua Go Bi Pai aliran tidak menyucikan diri, jalinan cinta mereka berdua bertambah dalam, Tentunya Tong Hong Pek juga pernah memikirkan Lu Leng, namun hanya tahu Lu Leng dan Tam Goat Hua amat akrab sekali, tidak tahunya Lu Leng justru menganggap Tam Goat Hua sebagai kekasihnya, padahal waktu itu Lu Leng baru berusia lima belas tahun.
Lagipula walau sudah lewat dua tahun lebih, tapi Lu Leng tetap tidak melupakannya, Ketika Tong Hong Pek berada di ruang besar, sudah melihat bagaimana isi hati Lu Leng, Setelah Lu Leng pingsan, mengerti lah sudah Tong Hong Pek akan hal itu, Sudah begitu lama hatinya membeku, setelah itu jatuh cinta lagi pada seorang gadis, Tapi gadis tersebut, justru kekasih muridnya, itu menimbulkan berbagai perasaan 1109 berkecamuk di dalam hatinya, Apalagi ketika Lu Leng muncul memanggilnya "Guru", lalu tidak mengucapkan apapun, itu lebih parah dari cacian maupun pukulan terhadap dirinya.
Setelah Lu Leng pingsan, dia berpikir ingin berangkat ke gunung salju menyendiri di sana, agar Lu Leng dan Tam Goat Hua bisa terangkap menjadi suami istri.
Akan tetapi, dia juga tahu bahwa apabila dia pergi begitu saja, belum tentu dapat menyelesaikan urusan tersebut Karena Tam Goat Hua mencintai dirinya, bukan mencintai Lu Leng.
Lagipula dia sendiri pun mencintai Tam Goat Hua, Orang yang pernah gagal dalam bercinta baru tahu betapa menderitanya.
Tong Hong Pek tahu bahwa Lu Leng merupakan pemuda yang amat berbakat dalam persilatan, lagipula kini dalam rimba persilatan terdapat banyak urusan dan membutuhkan Lu Leng untuk mengatasinya, Maka, dia tidak menghendaki Lu Leng kehilangan gairah hidup, gara-gara soal percintaan Oleh karena itu, dalam hati Tong Hong Pek terdapat suatu pertentangan yang amat hebat.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Membicarakan urusan antara Lu Leng, Tam Goat Hua dan Tong Hong Pek, siapa pun tidak bersalah di antara mereka bertiga.
Mengenai Lu Leng, itu hanya merupakan suatu penderitaan dalam percintaan yang tak terhindarkan Di dalam kamar itu Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua saling berhadapan sampai lama sekali baru kemudian Tong Hong Pek membuka mulut "Goat Hua, tadi aku salah bicara! Kalau anak Leng tiada gairah hidup karena masalah ini, kita harus berupaya menasihatinya, Kita berdua sama sekali tidak bersalah terhadapnya."
Tam Goat Hua manggut-manggut dengan air mata bercucuran.
"Benar katamu, mari kita lihat dia!"
Tong Hong Pek mengangguk "Baik."
Mereka berdua meninggalkan kamar itu menuju ruang besar, Tampak Lu Leng duduk di kursi, sedangkan Han Giok Shia terus memeriksa nadinya.
Juga terlihat Cit San Sin Kun-Tam Sen Tangannya menempel di punggung Lu Leng dengan air muka menyiratkan keheranan Ketika melihat Tong Hong Pek muncul, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berkata.
"Saudara Pek, kepandaian muridmu sungguh aneh sekali ! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Tong Hong Pek memang sudah kenal satu sama lain. Kedudukan mereka juga sama tinggi dalam rimba persilatan Walau Tong Hong Pek sudah mau menikah dengan putrinya, namun dia tetap memanggil Tong Hong Pek sebagai saudara, maksudnya agar tidak merendahkan kedudukannya dalam rimba persilatan Tong Hong Pek mengeluarkan suara "Oh", lalu berkata.
"Dalam dua tahun ini, apakah dia menemukan suatu kemujizatan?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menarik kembali tangannya, kemudian berkata kepada Han Giok Shia.
"Nona Han, kau tidak usah terus memeriksa nadinya. Lweekangnya amat tinggi, maka dia tidak akan terluka karena hal ini."
Han Giok Shia membatin kalian tidak tahu betapa duka hatinya, maka bilang tidak apa-apa.
Meskipun membatin begitu, gadis itu tetap melepaskan tangannya, lalu menyingkir Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen muncul, sebetulnya Han Giok Shia ingin bertanya tentang Tam Ek Hui, Namun dia merasa malu maka tidak jadi bertanya, Perlahan-lahan Lu Leng membuka matanya.
wajahnya memang tampak pucat pias, Tapi dia tidak terluka dalam, hanya terluka dalam hati sehingga tak bersemangat sama sekali.
Tong Hong Pek memandangnya, kemudian duduk di hadapannya dan langsung berkata dengan terus terang.
"Anak Leng, kalau kau tidak mau mengaku aku sebagai gurumu, tidak apa-apa, sebab aku memang belum mengajarmu ilmu silat Dalam dua tahun, kau telah menemukan suatu kemujizatan, maka kita tidak perlu menjadi guru dan murid lagi."
Ketika Lu Leng baru siuman dari pingsannya, Han Giok Shia telah menasihatinya, sedangkan Lu Leng sudah mengambil keputusan mengenai percintaannya dengan Tam Goat Hua dianggapnya hanya sebagai mimpi. Maka dia tersenyum getir seraya bertanya.
"Kenapa Guru berkata demikian?"
Wajah Tong Hong Pek berubah menjadi serius.
"Anak Leng, kalau kau masih menganggapku sebagai gurumu, aku justru tidak menghendaki kau menjadi begini." -ooo0ooo- Bab 51 Lu Leng menundukkan kepala, lama sekali dia membungkam kemudian mendadak tertawa gelak.
"Ha ha ha! Aku sama sekali tidak apa-apa!"
Sejak Tam Goat Hua muncul lagi, Lu Leng terus menghindar dari sorotan mata gadis itu.
"Syukurlah kalau begitu. Terlebih dahulu kau harus berkenalan dengan saudara seperguruanmu, Tidak boleh kau kehilangan hidup, sebab masih banyak urusan dalam rimba persilatan. Kalian sebagai generasi penerus, justru punya tanggung jawab, Apa-kah kau sudah lupa, bahwa kau sendiri masih memikul dendam kedua orangtuamu? Maka kau harus M membangkitkan semangat hidupmu!"
Apa yang dikatakan Tong Hong Pek itu persis seperti yang dikatakan Han Giok Shia. Dari ekspresi air muka Tam Goat Hua, Lu Leng sudah tahu bahwa gadis itu amat mencintai Tong Hong Pek, maka dia manggut-manggut seraya berkata.
"Aku mengerti, Liok Ci Khim Mo itu...."
Ketika Lu Leng baru berkata sampai di situ, Tong Hong Pek sudah berkata kepada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Saudara Tam, beberapa tahun ini, kau terus berkeluyuran di luar, apakah pernah mendengar kabar berita tentang Liok Ci Khim Mo?"
"Aku curiga, ketika di puncak Sian Jin Hong dia menderita luka parah terkena pukulanmu,"
Sahut Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Tong Hong Pek teringat, ketika berada di puncak Sian Jin Hong dia menggunakan tenaga sepenuhnya menghantam atap tandu mewah hingga hancur berantakan pukulan itu mungkin membuat Liok Ci Khim Mo terluka parah.
Tong Hong Pek memandang Tam Goat Hua, kemudian berkata.
"seandainya dia terluka, pasti tersiar dalam rimba persilatan Tapi Goat Hua justru pernah melihatnya di sekitar istana Setan, itu setelah kejadian di puncak Sian Jin Hong."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut.
"Tidak salah. Bukan hanya Tam Goat Hua bertemu dia, bahkan tiga orang di antara Coan Tiong Liok Chou pun terluka oleh Pat Liong Thian Im di dalam perahu di sungai Huang Ho. Kalau dia tidak terluka, bagaimana mungkin mereka dan Goat Hua dapat meloloskan diri?"
Yang dibicarakan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dengan Tong Hong Pek, justru musuh besar Lu Leng dan Han Giok Shia, maka mereka berdua mendengarkan dengan penuh perhatian.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, setelah itu melanjutkan "Pada waktu itu, dia pasti memetik harpa itu, sehingga membuat lukanya bertambah parah.
Dalam dua tahun ini, tentunya dia merawat lukanya itu."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut.
"Kemungkinan besar dia terluka parah hingga mati."
"Dia belum binasa, mungkin... kini lukanya telah sembuh, akan menimbulkan petaka dalam rimba persilatan lagi,"
Kata Cit Sat Sin Kun-Tam Sen lagi, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, lama sekali baru melanjutkan "Mudah-mudahan dia tidak ke mari menimbulkan urusan!"
Tong Hong Pek tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kalau dia mau biarlah kemari! seandainya dia mau menimbulkan urusan di sini, juga tidak apa-apa!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga tertawa.
"Ha ha! Liat Hwe Cousu sudah membawa para murid handalnya meninggalkan Hwa San menuju ke mari! Tua bangka itu paling menyebalkan! Aku sudah perintahkan Ek Hui agar membentuk Kiu Miau Tin (Formasi sembilan Keajaiban) di sekitar Cin Yun Ling! Kalau mereka tiba, biar mereka merasakan kehebatan formasi ilu!"
Begitu mendengar jejak Tam Ek Hui, Han Giok Shia girang bukan main Akan tetapi, ketika mengetahui pemuda itu akan menjebak Hwa San Liat Hwe Cousu ke dalam formasi tersebut, hatinya menjadi cemas sekali.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung Sukma Pedang -- Gu Long Bahagia Pendekar Binal Karya Khu Lung