Harpa Iblis Jari Sakti 15
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 15
Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung
"Sejelasnya bagaimana?"
Ujar Tong Hong Pek. Seh Cing Hua menunjuk binatang aneh yang ada di lantai, lalu berkata.
"Binatang aneh itu adalah Kura-Kura Mayat, Setiap tujuh ratus tahun baru beranak satu kali, itu tergolong binatang langka. Makanannya berupa hawa dari berbagai macam racun, Anak Leng terkena ilmu pukulan Im Si Ciang, maka binatang aneh itu dapat menghisap hawa racun yang ada di dalam tubuh anak Leng."
Lu Leng girang sekali mendengar penuturan She Cing Hua itu.
"Terimakasih Seh Cianpwee!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tersenyum.
"Kau tidak usah berterimakasih kepadaku."
Walau Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tidak memberitahukan dengan cara apa menyiksa si Nabi Setan-Seng Ling, namun sebagian besar para tamu sudah dapat menduga, Kura-Kura Mayat itu dapat menghisap hawa beracun Im Si Ciang, tentunya juga dapat menghisap hawa murni si Nabi Setan-Seng Ling yang beracun itu.
Bayangkan betapa tersiksanya apabila hawa murni itu terhisap oleh Kura-Kura Mayat 1204 tersebut! Maka tidak mengherankan kalau setan tua itu memohon kepada salah seorang tamu agar memukulnya.
Setelah berkata begitu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memandang si Nabi Setan-Seng Ling sambil tertawa dan itu membuat si Nabi Setan-Seng Ling nyaris pingsan seketika.
"Kini belum giliranmu, kenapa sudah ketakutan?"
Kata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Kemudian mendadak tangannya bergerak, tahu-tahu sudah memegang sebuah pecut yang amat kecil dan halus, kemudian disabetkannya ke arah punggung binatang aneh itu.
Taaar! Binatang aneh itu langsung merangkak menghampiri Lu Leng.
Kini walau Lu Leng tahu Tok Ciu Lo Sat-She Cing Hua tidak akan mencelakainya, namun hatinya kebat-kebit ketika melihat binatang aneh itu merangkak menghampirinya.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua terus memperhatikan binatang aneh itu, kemudian berkata.
"Bocah, duduklah di bawah dan julurkan sebelah kakimu!"
Lu Leng segera duduk di lantai dengan sebelah kaki terjulur. sedangkan binatang aneh itu terus merangkak perlahan-lahan, tak lama kemudian sampailah di sisi Lu Leng. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek maju beberapa langkah, lalu berseru.
"Tok Ciu Lo Sat!"
Seh Cing Hua mendongakkan kepala untuk menatapnya seraya menyahut "Legakanlah hatimu!"
Wajah Tong Hong Pek tampak serius sekali.
Kura-Kura Mayat sudah berada di hadapan kaki Lu Leng yang dijulurkan, Dia mendongakkan kepala sambil mengendus beberapa kali.
Kemudian mendadak Kura-Kura Mayat bergerak cepat sekali menggigit paha Lu Leng.
Setelah terkena pukulan Im Si Ciang, sepasang kaki Lu Leng mulai terasa kaku.
Oleh karena itu, ketika Kura-Kura Mayat menggigitnya, dia sama sekali tidak merasa sakit.
Berselang beberapa saat, Lu Leng merasa hawa racun yang amat dingin itu mulai hilang, namun setelah itu merasa sakit "Aaah!"
Jeritnya kaget Di saat bersamaan, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memecut punggung Kura-Kura Mayat.
Binatang aneh itu melepaskan gigitannya, lalu membalikkan badannya dan merangkak perlahan ke arah si Nabi Setan-Seng Ling.
Sementara Lu Leng sudah bangkit berdiri Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera memberikannya sebutir obat.
"Gosoklah bekas gigitan itu dengan obat ini!"
Lu Leng menurut Setelah menggosok bekas gigitan binatang itu dengan obat pemberian Seh Cing Hua, dia tampak sudah pulih.
Sedangkan Kura-Kura Mayat itu terus merangkak perlahan-lahan ke arah si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling tampak ketakutan, sementara Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terus mengerutkan kening, saat ini barulah membuka mulut.
"Adik Cing, harap sabar sebentar! Aku masih ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya, setelah itu barulah kau bertindak Bagaimana?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua melotot.
"Berdasarkan apa aku harus menuruti perkataanmu ?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Adik Cing, tadi si NabiSetan-Seng Ling menyebut Liok Ci Khim Mo, itu menyangkut keselamatan rimba persilatan, apakah kau tidak dapat bersabar sejenak?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa aneh.
"Keselamatan rimba persilatan? Aku justru tidak percaya Liok Ci Khim Mo punya kekuatan itu!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dengan wajah serius.
"Adik Cing, Pat Liong Thian Im lahir kedua kalinya, maka kau harus bersabar sejenak."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung meludah.
"Phui! Kalian takut terhadap Pat Liong Thian Im, apakah aku juga harus takut?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa.
"Ha ha! Adik Cing, aku pun pernah menyaksikan ilmu iblis mertua di antaranya tidak terdapat ilmu yang dapat menandingi Pat Liong Thian Im. Kini anggaplah aku memohon kepadamu, untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada si Nabi Setan-Seng Ling. Apakah kau tidak mengabulkannya?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyahut dingin.
"Ternyata kau mau bermohon kepadaku juga! Baiklah, kau boleh bertanya kepadanya."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memecut punggung Kura-Kura Mayat, dan seketika binatang aneh itu berhenti.
Setelah melihat Kura-Kura Mayat berhenti, barulah si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas lega.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mendekatinya, kemudian bertanya.
"Setan tua Seng, tadi kau menyebut Liok Ci Khim Mo, yang sudah hampir tiga tahun ini tidak muncul dalam rimba persilatan sekarang dia berada di mana?"
Ketika melihat Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memperbolehkan Tam Sen mengajukan pertanyaan kepadanya, maka si Nabi Setan-Seng Ling mengulur waktu agar dapat menghimpun hawa murninya.
"Liok Ci Khim Mo adalah orang aneh nomor wahid di kolong langit, jejaknya tidak menentu, bagaimana aku tahu dia berada di mana? Siapa tahu dia sudah berada di sini."
Sahut si Nabi Setan sambil menghimpun hawa murni.
Mendengar sahutan si Nabi Setan-Seng Ling itu, wajah semua orang langsung berubah, Kemudian mereka saling memandang dengan kening berkerut kerut.
Mendadak terdengar suara bentakan di dekat pintu, ternyata yang membentak Liat Hwe Cousu.
"Setan tua Seng, kau jangan keras mulut! Kalau-pun saat ini Liok Ci Khim Mo sampai di sini, kau tidak akan terlepas dari kematian!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa gelak.
"Ha ha ha! Aku mati cuma seorang, tapi begitu banyak orang akan menemaniku mati, aku gembira sekali!"
"Kau harus tahu, bagaimana menderitanya kalau Kura-Kura Mayat itu menghisap hawa murnimu!"
Kata Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Wajah si Nabi Setan-Seng Ling berubah pucat seketika. Dia langsung memandang ke arah binatang aneh itu, kemudian membungkam.
"Kalau kau bersedia memberitahukan jejak Liok Ci Khim Mo, mungkin aku masih bisa bermohon untukmu, agar kau tidak tersiksa oleh Kura-Kura Mayat!"
Kata Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas.
"Kau ingin tahu apa, tanyalah!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya seraya bertanya.
"Sebetulnya siapa Liok Ci Khim Mo itu?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku pun tidak tahu, karena aku tidak pernah bertemu dengannya!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak gusar.
"Bukankah tadi kau bilang bekerja sama dengannya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas lagi.
"Sebetulnya kami tidak bekerja sama, hanya saja dia mau menjadi comblang putra ku!"
Tam Sen tercengang. Si Nabi Setan-Seng Ling memberitahukan dengan nada dingin.
"Kami terlambat ke mari karena di tengah jalan bertemu Liok Ci Khim Mo!"
Semua orang tampak terkejut. Mereka saling memandang, bahkan di antaranya sudah ada yang meninggalkan tempat duduknya. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berseru dingin.
"Siapa yang merasa takut, silakan meninggalkan tempat ini!"
Para tamu yang sudah melangkah itu langsung kembali ke tempat duduk masing-masing dengan wajah kemerahmerahan. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bertanya.
"Kau bertemu dia di mana?"
"Kira-kira dua ratus mil dari sini."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terkejut sekali mendengar jawaban itu.
"Kau tahu dia mau ke mana?"
Tanyanya.
"Dia mau menjadi comblang putraku, tentunya menuju ke mari!"
Ketika Seng Ling mengatakan begitu, wajah semua orang langsung berubah, sedangkan Lu Leng teringat akan dendam kematian ayahnya, maka hatinya amat berduka, Di saat dia baru mau membuka mulut untuk bertanya kepada Seng Ling, mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata dengan suara rendah.
"Anak Leng, jangan mempedulikan mereka! Kau dengar perkataanku?"
Walau suara Seh Cing Hua amat rendah, namun kedengaran jelas sekali di telinga Lu Leng.
Lu Leng tahu bahwa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menggunakan ilmu penyampai suara, Kalau Lweekangnya belum tinggi sekali, pasti tidak bisa menggunakan ilmu itu.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata lagi.
"Cepat kau tinggalkan ruang besar ini Setelah turun dari Cing Yun Ling, kau harus mengambil arah barat, Di situ terdapat sebuah sungai kecil. ikutlah sungai itu, kau akan tiba di sebuah lembah, dan pasti menemukan sesuatu di sana."
Tertegun Lu Leng mendengar perintah itu.
"Akan menemukan apa?"
Tanyanya.
"Kau tidak usah banyak bertanya! Sampai di sana kau pasti tahu "
Lu Leng diam saja sebab saat ini dia memang tidak mau meninggalkan ruang besar itu. Sedangkan Cit Sat Sin Kun sudah berkata lagi kepada si Nabi Setan-Seng Ling.
"Jelaskan tentang kejadian itu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling sudah mau memberitahukan tentang itu, namun khawatir akan menyinggung perasaan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. Di saat Lu Leng sedang ragu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah berkata dengan nada tidak senang.
"Kenapa kau belum mau pergi?"
Lu Leng tertegun.
"Aku akan memberitahukan dulu kepada guru,"
Sahutnya. Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengangguk.
"Baik!"
Lu Leng segera mendekati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, lalu berkata dengan suara rendah.
"Guru, Seh Cianpwee menyuruhku pergi ke sebuah lembah."
Wajah Tong Hong Pek tampak serius.
"Lembah apa?"
Walau suara Tong Hong Pek amat rendah, namun terdengar juga oleh Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
"Tidak boleh omong!"
Bentak wanita itu. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum.
"Kalau begitu, kau boleh pergi."
Lu Leng segera meninggalkan ruang besar itu.
Begitu sampai di luar, dia melihat rembulan bergantung di langit.
Tak seberapa lama dia sudah berada di bawah Cing Yun Ling, Kemudian mengikuti petunjuk Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, dia langsung berjalan ke arah barat Berselang sesaat dilihatnya sebuah sungai kecil, dan diikutinya sungai itu.
Lu Leng ingin cepat-cepat sampai di lembah tersebut, maka berjalan menggunakan Ginkang, Berselang sesaat dia mendengar suara air terjun, Ternyata dia sudah tiba di lembah yang dimaksud.
Berjalan memasuki lembah tersebut lalu berdiri di sana, Di saat itulah telinganya mendengar suara helaan nafas yang lirih tak jauh dari tempatnya.
Hati Lu Leng tersentak sebab dia mengenali bahwa itu adalah helaan nafas Tam Goat Hua.
Ketika itu Lu Leng pernah mendengar Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tidak menyetujui putrinya menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan menyatakan bahwa dalam hatinya sudah ada pilihan untuk putri nya.
Dia menduga bahwa dirinya yang dimaksudkan itu.
Ketika itu Lu Leng tidak berharap, akan tetapi sikap Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua begitu baik terhadapnya, maka hal itu sangat membingungkannya.
Dia tidak percaya bahwa Tam Goat Hua yang sudah mau menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, hatinya akan berubah.
Lu Leng tidak berani berharap, sebab kalau harapan itu sirna, justru akan membuatnya bertambah menderita.
Sedangkan di saat ini dirinya sudah amat menderita.
Akan tetapi di detik ini, ketika mendengar suara - helaan nafas Tam Goat Hua, Lu Leng bertambah yakin bahwa pilihan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua untuk putrinya tidak lain adalah dirinya.
Seketika perasaannya berkecamuk dalam hati, Namun walau begitu, dia telah memperoleh sedikit harapan.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Harapan itu kemungkinan besar merupakan suatu penyiksaan bagi dirinya, sebab Tam Goat Hua mencintai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Lama sekali Lu Leng tertegun, setelah itu barulah berjalan ke arah datangnya suara helaan nafas.
Di hadapannya terdapat sebuah goa dan tampak seseorang sedang berjalan keluar dari goa itu.
Orang itu mengenakan pakaian hijau muda, tubuh ramping semampai, indah bukan main! Akan tetapi, wajahnya tampak muram Siapa dia? Ternyata memang Tam Goat Hua.
Ketika melihat gadis itu, sadarlah Lu Leng bahwa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyuruhnya ke mari untuk menemui putrinya, Walau secara resmi Tam Goat Hua adalah subo (lstri gurunya), tapi Lu Leng tetap menganggapnya sebagai kekasih yang tak terlupakan.
Namun ketika Tam Goat Hua berjalan keluar, tidak melihat Lu Leng, maka Lu Leng berusaha menekan gejolak hatinya.
Lu Leng tidak maju menyapanya, melainkan mundur dan kemudian bersembunyi di balik sebuah pohon.
Tam Goat Hua terus berjalan dan tak lama sudah berada dua depa di hadapan Lu Leng yang bersembunyi di balik pohon itu, Lu Leng melihat jelas Tam Goat Hua, tapi gadis itu justru tidak tahu bahwa di lembah itu telah bertambah satu orang.
Wajah gadis itu memang tampak murung sekali, namun tetap tampak cantik jelita.
Dia mendongakkan kepala memandang bulan, lama sekali dan kemudian dia bergumam.
"lbu, bagaimana kau tahu isi hatiku?"
Mendengar ucapan itu, pedihlah hati Lu Leng.
Dia tahu bahwa Lu Leng tidak mau mendengar perkataan ibunya, itu terbukti dari gumamnya barusan.
Lu Leng tak berani bergerak sama sekali, namun terus mengintip ke arah Tam Goat Hua.
Tampak gadis itu memandang ke arah Cing Yun Ling, seakan-akan melihat sinar api lilin dan obor besar milik Hwa San Pai itu.
Setelah memandang sejenak, mendadak wajahnya tersirat akan kebulatan hatinya, Dia langsung melesat bagaikan kilat meninggalkan lembah itu dan sekejap sudah hilang dari pandangan Lu Leng.
Lu Leng tidak tahu bagaimana urusan mereka ibu dan anak.
Namun dia masih ingat, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menemui Tam Goat Hua pasti malam kemarin, yakni ketika gadis itu meninggalkan kamar Lu Leng, yakni di saat gadis itu mengeluarkan suara jeritan kaget.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkepandaian begitu tinggi, maka sudah barang tentu dapat menguasai Tam Goat Hua, lalu membawa gadis itu pergi Kini Lu Leng pun tahu bahwa Tam Goat Hua pasti pergi ke Cing Yun Ling untuk menemui Tong Hong Pek yang amat dicintainya.
Lu Leng tersenyum getir Dia berjalan keluar dari balik pohon sambil menghela nafas panjang dan mendongakkan kepala untuk memandang rembulan Go Bi San merupakan tempat yang membuatnya berduka, maka lebih baik pergi saja agar hati tidak terus tersiksa.
Dia berdiri di situ sambil termenung, kemudian mendadak terdengar suara bentakan Tam Goat Hua dari tempat jauh.
"Siapa?"
Lu Leng tertegun.
Kemudian terdengar lagi suara tawa dingin.
Lu Leng tahu bahwa Tam Goat Hua pasti berjumpa musuh tangguh, maka dia segera melesat ke arah suara gadis itu.
Ketika dia melesat pergi, justru di saat bersamaan telinganya mendengar suara "Ting Tung", yakni suara harpa.
Lu Leng berpikir, kepandaian Tam Goat Hua amat tinggi, lagipula berada dalam wilayah Go Bi San, maka siapa berani cari gara-gara di tempat ini? Akan tetapi, ketika mendengar dua kali suara harpa yang amat nyaring itu, terkejutlah hati Lu Leng.
Dia langsung berhenti dan sekaligus menghimpun hawa murni, baru kemudian melesat pergi bagaikan kilat.
Tak seberapa lama, Lu Leng sudah makin mendekat Di lihatnya sosok yang ramping berdiri di hadapan sebuah kereta mewah, yang penuh dihiasi dengan berbagai macam batu permata, sedangkan suara harpa itu terus berbunyi.
Suaranya berbeda dari yang pernah didengarnya, Dulu suara harpa itu membuat pikiran orang menerawang dan membetot sukma, sehingga orang yang mendengarnya menjadi tak dapat mengendalikan diri.
Akan tetapi, kali ini suara harpa itu amat sedap didengar, dan hati yang mendengarnya menjadi nyaman sekali.
Lu Leng melihat Tam Goat Hua sedang bertepuk-tepuk tangan mengiringi suara harpa itu, kemudian gadis itu pun mulai menari-nari dengan wajah ceria.
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, kemudian mendadak melesat ke hadapan Tam Goat Hua.
Tampak wajah gadis itu berseri mempesonakan.
Dia memandang Lu Leng dan kemudian menjulurkan tangannya.
Lu Leng pun menjulurkan tangannya dan kemudian mereka berdua saling menggenggam tangan.
Saat ini, suara harpa itu kedengaran semakin jauh, akhirnya tak terdengar sama sekali.
Sedangkan sejak meninggalkan pulau Hek Ciok To, Lu Leng mendengar berita bahwa Tam Goat Hua akan menikah dengan Tong Hong Pek, dan itu membuat hatinya jadi resah dan berduka sekali.
Namun saat ini semua itu entah sirna ke mana, Dalam hati mereka berdua, sepertinya merasa amat bahagia sekali, sebab wajah mereka tampak cerah berseri-seri.
Mereka berdua saling menggenggam tangan sambil menari-nari, bahkan Tam Goat Hua mulai bersenandung, membuat Lu Leng seakan mabuk.
Padahal sesungguhnya, suara harpa itu masih terus mengalun, tapi kini mereka sudah terpengaruh maka tidak mendengar suara harpa itu lagi.
Perlahan-lahan mereka berdua berjalan ke depan, sedangkan kereta mewah itu masih berada di situ.
Tak seberapa lama, mereka berdua sudah duduk di dalam sebuah rimba, Mendadak Tam Goat Hua duduk dan Lu Leng berbisik di telinganya.
"Kakak Goat, kau mencintaiku?"
Tam Goat Hua memandang Lu Leng dengan mata berbinar-binar, Tiba-tiba kedua pipinya berubah menjadi kemerah-merahan, kemudian dia menundukkan wajahnya dalam-dalam....
Lu Leng menganggap Tam Goat Hua mencintai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, namun kini dia yakin bahwa Tam Goat Hua mencintai dirinya, sedangkan saat ini, Tam Goat Hua pun telah melupakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, hanya merasa pemuda tampan yang berada di hadapannya, yang patut untuk dicintai.
Lu Leng menundukkan kepala, kemudian mencium kening Tam Goat Hua.
Gadis itu tidak menolak, bahkan malah langsung mendekap di dada Lu Leng sambil tertawa.
Mendadak segumpal awan hitam menutupi rembulan sehingga di tempat itu menjadi gelap sekali.
Di saat itulah, suara harpa itu berubah menjadi nada porno....
-ooo0ooo- Ketika Lu Leng meninggalkan ruang besar Cing Yun Ling, tiada seorang pun memperhatikannya, sebab semua orang sedang memusatkan perhatian untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas dalam-dalam, kemudian berkata.
"Cit Sat Sin Kun, dulu kita bersama-sama pesiar ke mana-mana, tapi kenapa kini kau begitu mendesakku."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak gusar.
"Tidak salah! Dulu kita memang pernah menjadi kawan! Tapi di antara kita terdapat perbedaan haluan, akhirnya putus hubungan! Maka kau jangan mengungkit masa lalu itu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa.
"Ha ha ha! Baik! Baik!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dingin.
"Kau jangan terus omong kosong! Kalau diulur lagi, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa!"
Bagian 26 Si Nabi Setan-Seng Ling tahu, bahwa Cit Sal Sin Kun-Tam Sen tidak dapat menghalangi Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menggunakan Kura-Kura Mayat menghisap hawa murninya, itu membuatnya amal ketakutan Maka dia segera berkata.
"Sesungguhnya amat sederhana sekali. Kemarin, ketika aku bersama putraku sedang dalam perjalanan mendadak ada sebuah kereta mewah mengejar kami dari belakang. Kereta itu dihiasi dengan berbagai batu permata. Konon itu adalah kereta mewah milik Liok Ci Khim Mo. Ketika itu, kami berdua amat terkejut, namun sudah tidak sempat menghindari Berkata sampai di situ, semua orang yang berada di situ pun tertawa dingin, kata mereka tahu bagaimana sifat dan kelakuan si Nabi Setan-Seng Ling, sifatnya suka menindas yang lemah, namun takut kepada yang kuat, Ketika melihat Liok Ci Khim Mo, entah bagaimana dia? Setiap orang sudah pasti tidak akan menceritakan keburukan masing-masing, begitu pula si Nabi Setan Seng Ling. Hari itu ketika dia bersama putranya melakukan perjalanan, mendadak terdengar suara kereta menderu-deru mengejar mereka, Semula si Nabi Setan-Seng Ling tidak begitu menaruh perhatian, tapi suara kereta itu makin lama makin dekat, bahkan terdengar suara seruan.
"Orang yang di depan harap berhenti!"
Begitu mendengar seruan itu, si Nabi Setan-Seng Ling langsung tahu bahwa orang yang berseru itu pasti kaum rimba persilatan.
Ketika itu dia merasa gusar tapi juga geli, sebab orang yang berseru itu tidak mengenalinya, mungkin orang yang baru berkecimpung dalam rimba persilatan Oleh karena itu, dia ingin memberi pelajaran padanya, Si Nabi Setan-Seng Ling memberi isyarat kepada putranya, kemudian mereka berdua berhenti.
Si Nabi Setan-Seng Ling membalikkan badannya seketika merasa maunya silau.
Setelah melihat jelas, tersentaklah hatinya.
Ternyata tak jauh dari situ, tampak sebuah kereta mewah berhenti dan seorang berpakaian seperti pengurus rumah duduk di depan kereta mewah itu, Orang itu memegang sebuah pecut kuda.
Kepalanya manggut-manggut ke arah mereka seraya berkata.
"Kalian berdua kemarilah!"
Padahal si Nabi Setan-Seng Ling tidak pernah berjumpa Liok Ci Khim Mo, tapi sejak kejadian di puncak Sian Jin Hong di gunung Bu Yi San, kaum rimba persilatan yang mana pun, kalau membicarakan Liok Ci Khim Mo, wajah mereka pasti berubah.
Oleh karena itu, begitu melihat kereta mewah tersebut, si Nabi Setan-Seng Ling sudah menduga, bahwa itu adalah kereta mewah kepunyaan Liok Ci Khim Mo.
Maka ketiga orang yang duduk di bagian depan kereta mewah menyuruh mengundang mereka, si Nabi Setan-Seng Ling sama sekali tidak berani melampiaskan kegusarannya.
Mereka berdua tertegun, kemudian si Nabi Setan Seng Ling memandang putranya, yang wajahnya sudah kelihatan menghijau, Akan tetapi, si Nabi Setan-Seng Ling tetap bersabar.
Kalau pihak itu bukan Liok Ci Khim Mo, barulah dia akan turun tangan, Setelah mengambil keputusan itu, barulah dia menghampiri orang tersebut "Ada petunjuk apa?"
Tanyanya, Orang itu tersenyum.
"Majikanku ingin bicara sejenak dengan Nabi Setan!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertegun, karena orang itu tahu identitasnya, maka dia yakin orang itu bukan orang biasa. Karena itu, si Nabi Setan-Seng Ling tersenyum.
"Majikanmu mau bicara apa denganku?"
Tanyanya 1223 Orang itu tersenyum.
"Tahukah kau siapa majikanku?" * * * * Bab 56 Ketika si Nabi Setan-Seng Ling baru mau menjawab, mendadak terdengar suara tawa di dalam kereta mewah itu.
"Ha ha! Kaum rimba persilatan menjuluki aku apa?"
"Anda memiliki ilmu Pat Liong Thian Im, maka kaum rimba persilatan menjuluki Anda Liok Ci Khim Mo!"
Sahut si Nabi Setan-Seng Ling, Orang yang di dalam kereta mewah tertawa lagi.
"Ha ha! Liok Ci Khim Mo! Liok Ci Khim Mo! Cukup bagus julukan ini!"
Si Nabi Setan-Seng Ling bertanya, karena dia tidak tahu kenapa Liok Ci Khim Mo memanggilnya.
"Maaf, dulu Anda punya julukan apa?"
Pertanyaan tersebut disambut dengan suara harpa Tung", Meskipun suara harpa itu tidak bernada tinggi, namun Si Nabi Setan-Seng Ling merasa dadanya seperti terhantam sebuah palu, padahal dia memiliki Lweekang yang amat tinggi, Namun suara harpa itu justru membuatnya terhuyung-huyung dan kemudian jatuh duduk di tanah dengan wajah pucat pias.
Kini si Nabi Setan-Seng Ling baru yakin bahwa yang di dalam kereta mewah itu memang Liok Ci Khim Mo.
Terdengar suara yang amat dingin dari dalam kereta mewah itu.
"Kini aku adalah Liok Ci Khim Mo, dulu siapa aku, kau tidak perlu bertanya!"
Si Nabi Setan-Seng Ling diam saja, Dia sudah tahu akan kelihayan Pat Liong Thian Im, maka tidak berani bertingkah bahkan tak berani bersuara. Berselang sesaat, orang di dalam kereta mewah itu berkata lagi.
"
Nabi Setan, di dalam istana Setanmu terdapat seseorang yang memiliki Busur Api, apakah benar?"
Mendengar pertanyaan itu, si Nabi Setan-Seng Ling tercengang, karena mendadak Liok Ci Khim Mo bertanya tentang si Budak Setan. Setelah berpikir sejenak, barulah menjawab.
"Tidak salah! Sudah lama sekali aku pernah menyelamatkan nyawa seorang anak yang tak punya nama maupun marga, maka aku memanggilnya si Budak Setan,"
"Bagaimana rupanya?"
Tanya Liok Ci Khim Mo.
"Amat buruk sekali!"
Sahut si Nabi Setan-Seng Ling, Liok Ci Khim Mo seperti tertegun, setelah itu bertanya lagi.
"Kini sudah berapa usianya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling sungguh tak mengerti, kenapa Liok Ci Khim Mo yang menggemparkan rimba persilatan itu kini kelihatan amat memperhatikan si Budak Setan? Dia penuh keheranan, namun sama sekali tidak berani bertanya.
"Usianya kira-kira... dua puluh tiga tahun."
"Kini dia masih berada di istana Setan?"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertegun dan termangu-mangu, Karena tiga tahun yang lalu, si Budak Setan pergi bersama Tam Goat Hua dan hingga saat ini tiada kabar beritanya, maka dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
"Cepat beritahukan!"
Bentak Liok Ci Khim Mo.
"Tiga tahun yang lalu ia menghilang entah ke mana."
"Sama sekali tiada kabar beritanya?"
"Memang tidak ada,"
"Omong kosong! Busur Api itu merupakan pusaka dalam rimba persilatan, bagaimana mungkin tiada kabar beritanya? Jangan-jangan kau telah merebut Busur Api itu, lalu membunuhnya!"
"Ha haaaa! Anda terlampau memandang rendah jiwaku!"
Hening sejenak, lama sekali baru terdengar suara Liok Ci Khim Mo.
"Kau mau ke mana sekarang?"
"Kami ayah dan anak, mau ke Cing Yun Ling di Go Bi San."
Liok Ci Khim Mo seakan terkejut mendengar jawaban si Nabi Setan-Seng Ling itu.
"Mengapa? Bukankah kau dengan Go Bi Pai tiada hubungan apa-apa?"
"Kini ketua baru Go Bi Pai aliran tidak menyucikan diri, yakni Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek akan menikah dengan Tam Goat Hua, putri Cit Sat Sin Kun, maka kami mau pergi jalan-jalan."
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling berkata sampai di situ, mendadak putranya menyela.
"Padahal sesungguhnya, Tam Goat Hua akan menikah denganku."
Si Nabi Setan-Seng Ling terkejut bukan main.
"Tutup mulutmu!"
Bentaknya.
"ltu urusan kecil, Nabi Setan Seng! Setelah kau pulang dari Go Bi San, harus mencari si Budak Setan! Kalau kau berhasil mencarinya, aku berani menjamin putramu pasti memperistri seorang gadis yang cantik jelita."
Ketika si A Setan-Seng Ling baru mau mengucapkan terimakasih, Liok Ci Khim Mo sudah berseru.
"Jalan!"
Sang kusir segera mengayunkan pecutnya ke arah kuda penarik kereta, Maka terdengar suara ringkikan kuda, dan tak lama kereta mewah itu pun meluncur ke depan.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya termangu-mangu di tempat "Ayah! Liok Ci Khim Mo bersedia jadi comblangku!"
Ujar Seng Bou. Si Nabi Setan-Seng Ling melotot sambil mendamprat putranya.
"Diam! jangan memikirkan yang bukan-bukan!"
Walau mendamprat putranya, si Nabi Setan-Seng Ling bergirang dalam hati, Karena, nada pembicaraan Liok Ci Khim Mo tadi, sepertinya akan memberikannya suatu kebaikan, apabila dia berhasil menemukan si Budak Setan itu! Namun rimba persilatan begitu luas, lagipula si Budak Setan memiliki ilmu Ginkang yang amat tinggi, Harus ke mana mencarinya? Si Nabi Setan-Seng Ling menggeleng-gelengkan kepala, lalu bersama putranya melanjutkan perjalanan Dalam perjalanan mereka sudah bersepakat, kalau tiba di Cing Yun Ling, mereka akan menggunakan nama Liok Ci Khim Mo untuk menekan semua orang.
Dan alangkah baiknya jika Tam Goat Hua mau menikah dengan putranya, Oleh karena itu, ketika mereka berdua tiba di ruang besar, langsung bersikap angkuh, Namun mereka berdua rupanya tidak menyangka, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga berada di situ, Akhirnya mereka berdua malah terluka.
Begitulah si Nabi Setan-Seng Ling menceritakan tentang kejadian itu, Dan tentu saja dia menutupi hal-hal yang mencemarkan nama baiknya, sehingga terkesan kalau Liok Ci Khim Mo menganggapnya sebagai teman.
Seusai si Nabi Setan-Seng Ling bercerita, wajah semua orang tampak berubah tak menentu.
Cit Sat Kun-Tam Sen dengan wajah berubah serius langsung menghadap para tamu.
"Hari ini pernikahan putriku...."
Baru berkata sampai di situ, mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah membentak "Tua bangkai Pernikahan putriku, apakah kau yang memutuskannya?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mencelat ke atas menyambar selembar kertas yang menempel di dinding, bertulis sepasang huruf "Hi" (Gembira).
"Jangan sok galak!"
Hardik Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sambit menyambar sepasang sumpit gading, kemudian meluncurkannya ke arah punggung Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Gerakan kedua orang itu amat cepat Tampak lengan kanan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengibas ke belakang, sebatang sumpit gading berhasil ditangkapnya, Kemudian dengan begitu menggunakan sumpit itu menangkis sumpit yang satu lagi.
Plak! Sumpit yang satu terpental ke tanah, 1229 Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak berniat melukai Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, sebab dulu dia amat mencintainya.
Kini dia mencintai Tam Goat Hua, karena gadis itu sedikit mirip Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Tadi Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyambit dengan sepasang sumpit gading, karena hanya ingin mencegah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua merobek kertas merah yang menempel di dinding.
Itu sebabnya dia hanya menggunakan lima bagian tenaga dalamnya, itu pun terlihat sangat dahsyat dan mengagumkan Maka dia tidak menyangkal begitu gampang Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyambut sekaligus memukul jatuh sumpit yang lain.
Ini menjadi bukti bahwa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah menguasai semua ilmu yang tercantum dalam Kitab Iblis, pantas dia begitu hebat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun ketika mendadak terdengar suara "Sert Sert Sert"
Ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah merobek kertas merah itu. Betapa gusarnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengetahui hal itu. Dengan wajah merah padam, dia mengeluarkan suara bentakan keras dan mengguntur.
"Tok Ciu Lo Sat, kau kira aku takut padamu?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membalikkan badannya, lalu tertawa melengking nyaring.
"Kau memang takut padaku! Beranikah bertarung denganku Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan suara dalam Tok Ciu Lo Sat, aku masih memandang muka saudara Tam, maka terus mengalah terhadapmu. Kalau kau sudah keterlaluan tak segan-segan aku turun tangan!"
Tok Ciu Lo Sat mendengus dingin "Hm! Sungguh menggelikan aku dengan tua bangka itu sudah putus hubungan suami istri!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun Dulu, walau pernah gagal dalam percintaan sehingga membuatnya menderita beberapa tahun, namun dia justru memberi selamat kepada Tam Sen dan Seh Cing Hua ketika mereka berdua menikah, Dia memang sudah melihat.
sepasang suami istri itu mempunyai ganjalan dalam hati, tapi tidak menyangka akan jadi serius begitu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Saudara Tong Hong, harap jangan turun tangan! Lebih baik kita merundingkan urusan yang amat penting itu!"
Ujar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin, Tong Hong Pek, sudah lama kita tidak berjumpa, wajahmu tetap seperti dulu, entah bagaimana kepandaianmu? Dulu kau sering panggil aku kakak Cing, kenapa kini tidak memanggilku kakak Cing lagi?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong menekan kegusarannya, Ketika Tok Ciu Lo Sat-Seng Cing Hua berkata begitu, membuatnya teringat akan masa lalu, dan wajah Seh Cing Hua yang cantik jelita, Akhirnya dia menghela nafas panjang, kemudian berkata pada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Saudara Tam, kau mau bicara apa, bicaralah!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berkata.
"Berdasarkan apa yang dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling, kemungkinan besar Liok Ci Khim Mo akan ke mari."
Meskipun begitu singkat, kata-kata Cit San Sin Kun-Tam Sen membuat semua orang tersentak "Tam Tocu, kenapa kau begitu yakin?"
Tanya Yok Kun Sih bernada dingin, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut.
"Tiga tahun lalu, Thian Hou Lu Sin Kong menerima titipan barang aneh, itu adalah tujuan Liok Ci Khim Mo, agar para jago tangguh rimba persilatan binasa oleh Pat Liong Thian Im, Liok Ci Khim Mo akan menguasai rimba persilatan! Di puncak Sian Jin Hong dia memperdengarkan Pat Liong Thian Im, justru dikarenakan itu!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, setelah itu baru melanjutkan "Kini dia tahu banyak jago tangguh berkumpul di sini, Bagaimana mungkin dia tidak ke mari! Bagaimana menurut mu, Kun Sih?"
Yok Kun Sih manggut-manggut.
"Ng! Tidak salah apa yang kau katakan, tapi kenapa dalam waktu tiga tahun tiada kabar beritanya tentang Liok Ci Khim Mo?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum.
"Hingga saat ini, akupun tidak tahu itu."
Yok Kun Sih berkata lagi.
"Menurut Tam Tocu, harus bagaimana kita menghadapinya?"
"Menurutku, bagi yang berkepandaian rendah, lebih baik sementara meninggalkan ruang ini, Kita memerlukan orang-orang berkepandaian ,tinggi, setiap orang harus menyumbat lobang telinga dengan kain, agar....Ucapan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terhenti karena mendadak saja Liat Hwe Cousu tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha! Sungguh menggelikan! Kalau lobang telinga bisa disumbat dengan kain agar tidak mendengar suara harpa itu, lalu apa gunanya Pat Liong Thian Im?"
Mendengar itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cuma tertawa hambar Dulu dia bersifat berangasan, setelah lama tinggal di pulau Hwe Ciok To, kini banyak perubahan bahkan menjadi sangat penyabar.
Lain halnya dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Dia langsung bertanya dengan dingin dan menatap ke arah Liat Hwe Cousu.
"Kalau begitu, bagaimana menurutmu?"
Liat Hwe Cousu menyahut dengan dingin pula, 1233
"Tunggu sampai dia datang, baru kita bicarakan jangan takut terlambat sekarang bayangannya saja belum kelihatan, kalian sudah ribut tidak karuan, Bukankah itu amat menggelikan?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membentak gusar.
"Kentut...!"
Air muka Liat Hwe Cousu langsung berubah.
Mendadak dia bangkit berdiri, dengan ujung lengan jubahnya bergerak.
sementara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tetap menatapnya dengan tajam.
Dia rupanya tahu kalau Liat Hwe Cousu akan menyerang-nya.
Semua orang menduga, pertarungan hebat pasti tak terelakkan lagi.
Namun mendadak, terdengar suara orang memuji nama Sang Buddha di luar ruangan, Dan tampak sesosok bayangan berkelebat seorang padri tua sudah berjalan ke dalam ruang besar itu.
Orangtua itu tak lain Sui Cing Siansu, ketua Go Bi Pai aliran menyucikan diri.
Tong Hong Pek tentu terkejut bukan main melihat kedatangan ketua Go Bi Pai ini.
Dahulu para padri di Go Bi Pai tidak peduli ketika dirinya menikah dengan Tam Goat Hua.
Sebab ini tindakan manusia yang tak mau menyucikan diri.
Maka Tong Hong Pek buru-buru menyambutnya.
"Ada urusan, Suheng?"
Tanya Tong Hong Pek. Sui Cing Siansu maju selangkah dengan mata menatap Tong Hong Pek.
"Ketika aku sedang bersamedi di dalam kamar, sayup-sayup terdengar suara harpa, nadanya mempengaruhi orang memikirkan yang bukan-bukan."
Tong Hong Pek terkejut bukan main.
"Suara harpa?"
Sui Cing Siansu menyebut kebesaran nama Sang Buddha.
"Omitohud! Tidak salah, itu pasti Pat Liong Thian Im!"
Tong Hong Pek menoleh ke arah Liat Hwe Causu sambil tertawa dingin.
"Kini sudah datang, apa akalmu sekarang?"
Padahal sesungguhnya Liat Hwe Cousu juga amat terkejut dalam hati, Ketika berada di Sian Jin Hong Bu Yi San, Liat Hwe Cousu justru pergi duluan, maka terhindar dari petaka itu.
Mengenai bagaimana kehebatan Pat Liong Thian lm, dia sama sekali tidak pernah merasakannya, Kini di hadapan banyak orang, tentunya tak ingin dia memperlihatkan kelemahan dirinya.
"Ha ha haaa! Sampai di sini masih belum terlambat "
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih bangkit berdiri seraya berkata, Tuan Tong Hong, tidak usah mempedulikan orang gila itu! Kita rundingkan saja cara menghadapi Liok Ci Khim Mo!. Liat Hwe Cousu langsung membentak gusar, 1235
"Siapa orang gila?!"
Sui Cing Siansu segera membalikkan badannya.
"Siancai! Siancai! Musuh besar sudah berada di depan mata, sebaiknya kita jangan ribut!"
Liat Hwe Cousu tertawa dingin.
"Biar kami Hwa San Pai pergi menghadapinya!"
Sekejap kemudian dia sudah berkelebat meninggalkan ruang besar Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tertawa nyaring, lalu berkata.
"Sungguh enak didengar, padahal ingin mengambil langkah seribu!"
Liat Hwe Cousu sudah melesat pergi, namun ketika mendengar Yok Kun Sih berkata begitu, seketika dia kembali ke ruang besar "Baik! Kita semua berjaga di sini Siapa berani meninggalkan ruang besar ini, selanjutnya bila bertemu dalam rimba persilatan, boleh meludahinya!"
Begitu Liat Hwe Cousu mencetuskan itu, hati semua orang tertegun Tadi ketika mendengar Liok Ci Khim Mo akan datang ke mari sudah banyak orang bangkit berdiri Namun kemudian duduk kembali karena tertekan oleh perkataan Liat Hwe Cousu, Saat ini berdasarkan apa yang dikatakan Sui Cing Siansu, ketika sedang bersemedi di dalam kamar di Tong Thian Hong, 1236 padri tua itu mendengar Pat Liong Thian Im.
itu pertanda Liok Ci Khim Mo sudah sampai di gunung Go Bi San! Karena itu, sudah banyak orang mengambil keputusan meninggalkan tempat agar tidak tertimpa petaka, Namun begitu mendengar kata-kata Liat Hwe Cousu orang-orang yang ingin pergi itu, justru saling memandang, mereka sudah tidak bisa pergi.
Karena apa yang dikatakan Liat Hwe Cousu tadi amat jelas sekali.
"Siapa berani meninggalkan ruang besar ini, selanjutnya bertemu dalam rimba persilatan, boleh meludahinya. Nah! Kalau sekarang pergi begitu saja, apakah selanjutnya masih punya muka bertemu sesama kaum rimba persilatan? Soalnya juga menyangkut nama baik partai. Kaum rimba persilatan, bertarung dan saling membunuh, kadang hanya karena membela nama, Maka sesaat di dalam ruang besar itu diselimuti ketegangan. suasana hening, tak seorang pun mengucapkan kata-kata. Di saat hening itu, telinga mereka tiba-tiba mendengar sayup-sayup suara denting harpa, Kedengarannya di bawah gunung, Karena jaraknya masih terlalu jauh, suara harpa itu tidak mempengaruhi perasaan orang yang mendengarnya. Namun bagi yang memiliki Lweekang dangkal, wajah mereka sudah berubah kemerah-merahan, karena suara harpa itu bernada porno! Sementara Liat Hwe Cousu sudah duduk sambil memejamkan mata, Kelihatannya dia mulai menghimpun hawa 1237 murni, sebab tak lama kemudian, ubun-ubunnya mengebulkan uap putih. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Liat Hwe Cousu sejenak, kemudian membalikkan badannya, Menatap ke arah Tok-Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
"Tok Ciu Lo Sat, kau sembunyikan Goat Hua di mana?"
Tanyanya kepada Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyahut dengan dingin.
"Dia putriku, mengapa kau menanyakannya?"
Air muka Tong Pek berubah.
"Kini musuh besar sudah berada di depan mata sedangkan dia hanya seorang diri, Kalau bertemu Liok Ci Khim Mo, walau dia putrimu, tapi apakah Liok Ci Khim Mo akan melepaskannya?"
Mendengar itu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertegun.
"Aku bawa dia ke sebuah lembah, tadi kusuruh Lu Leng pergi menengoknya!"
Betapa terkejutnya Tong Hong Pek ketika mendengar itu, Maka dia langsung membentak sengit dengan mata melotot tajam.
"Sungguh?"
Suara bentakan Tong Hong Pek mengguntur, sehingga mengejutkan semua orang yang berada di situ, 1238 Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga menyahut dengan sengit.
"Apa yang tidak sungguh? Kau sudah tua tapi ingin memperistri seorang gadis, Goat Hua dan Lu Leng merupakan pasangan yang serasi. Apa kau mau perebutan dengan muridmu sendiri?"
Wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek merah padam, dia mundur dua langkah, Ketika itu terdengar suara Krek Krek! Ternyata lantai yang diinjaknya telah pecah, Matanya menatap Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua dengan tajam.
"Kau tahu? Kau telah menghancurkan hidup Goat Hua selamanya!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa.
"Bagaimana kau tahu itu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menunjuk keluar seraya menyahut "Kau dengar nada Pat Liong Thian Im yang porno itu? Kita di sini saja sudah mendengarnya.
Walau sayup-sayup tapi cukup membuat pikiran kita terpengaruh.
Mereka berada di bawah gunung, bagaimana mungkin dapat bertahan? Sudah pasti mereka akan melakukan perbuatan keji karena terangsang oleh suara itu!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tampak acuh tak acuh, bahkan tertawa.
"He he! itu memang bagus sekali! Aku harus berterimakasih kepada Liok Ci Khim Mo."
Mendengar Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata begitu, Giok Bin Sin Kun sudah tidak dapat bersabar lagi.
Langsung dikibaskan lengannya, seketika terdengar suara dahsyat menggoncangkan ruang besar itu, Beberapa buah meja berikut mangkok di atasnya terbang melayang keluar, beberapa orang yang tak sempat menghindar langsung jatuh dari kursinya, Pukulan itu dahsyat bukan main.
Saat melihat pukulan Tong Hong Pek yang begitu dahsyat, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga amat terkejut dalam hati, Hampir dua puluh tahun dia bersusah-payah mempelajari "
Kitab Iblis"
Peninggalan ayahnya, Karena itu, wajahnya jadi rusak menakutkan.
juga dikarenakan ingin mempelajari Kitab Iblis, maka dia ribut besar dengan suaminya, Dia beranggapan, apabila dia berhasil mempelajari Kitab iblis maka dapat menjagoi rimba persilatan Kini tak pernah diduga Pat Liong Thian Im telah lahir kembali Lagipula dilihat dari pukulan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ini, kalau dia menggunakan tenaga sepenuhnya, mungkin akan hanya seimbang saja.
"Seketika dia merasa kecewa sekali, membuatnya jadi gusar bukan kepalang, Dan mendadak saja dia berseru keras memuji "Pukulan yang hebat !"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mundur selangkah Kemudian dengan cepat dia melancarkan sebuah pukulan yang menimbulkan suara menderu-deru dan memekakkan telinga.
Beberapa orang yang memiliki Lweekang dangkal langsung menutup telinganya, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang berdiri di situ, seketika jadi kalut melihat mereka berdua mulai bertarung."
"Jangan bertarung!"
Teriak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Kemudian secepat kilat dia mendorong sepasang telapak tangannya ke arah mereka dengan jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Retak), salah satu jurus ilmu Cit Sat Sin Ciang yang amat dahsyat, Tiga tokoh saling bertarung.
Sekejap saja sudah terdengar suara benturan yang amat dahsyat, menggetarkan ruangan besar itu, Mereka bertiga adalah jago nomor wahid masa kini Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya benturan tenaga mereka, Tampak mereka terjajar mundur dua langkah, namun belum ada yang terluka.
Goncangan hebat dalam ruang itu memadamkan lilin-lilin yang semula menerangi sekitar tempat itu, Kemudian terdengar lagi suara gemeretek keras di atas.
Ternyata atap rumah telah bolong tersambar angin pukulan mereka bertiga, Sinar bulan langsung menerobos ke dalam.
Liat Hwe Cousu dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih terkejut bukan main, menyaksikan pertarungan dahsyat itu, sementara itu Sui Cing siansu segera menyebut dengan suara halus.
"Siancai! Siancai! pukulan kalian bertiga sungguh hebat, kini terbukalah mataku, bahwa ilmu silat di kolong langit tiada batasnya, Siancai! Siancai!"
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sama tercengang kagum menyaksikan kehebatan ilmu mereka itu.
Seketika mereka bertiga tersentak Mereka sadar bahwa gabungan tenaga mereka bertiga amat dahsyat, sebab Lweekang yang dilatih Tong Hong Pek mengandung tenaga keras, Lweekang Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengandung tenaga lunak, sedangkan Lweekang yang dilatih Cit Sat Sin Kun-Tam Sen merupakan gabungan tenaga keras dan lunak, Maka jika ketiga macam tenaga itu bergabung mampu menciptakan suatu tenaga yang sulit untuk ditandingi oleh siapa pun, Cukup lama mereka tertegun.
Kemudian wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak mulai menyunggingkan senyum.
"Adik Cing, saudara Tong Hong! Gabungan tenaga kita bertiga amat dahsyat, itu sungguh di luar dugaan! Mungkin... dapat dimanfaatkan untuk melawan Pat Liong Thian Im!"
Sui Cing Siansu juga menyadari.
Ketika terjadi benturan ketiga macam tenaga itu, suara harpa pun tidak terdengar lagi.
itu memang di luar dugaan, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua malah tertawa dingin.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung berkata.
"Kentut! Untuk apa aku bergabung dengan orang yang tak tahu malu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa gelak.
"Ha ha ha! Tahun itu di puncak Sian Jin Hong Bu Yi San, siapa yang membuat Liok Ci Khim Mo kabur?"
Ketika melihat mereka berdua tidak berniat bekerja sama, guguplah hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Dan mendadak 1242 terdengar suara Tung"
Ke dalam ruangan besar Sesaat kemudian suasana hening, tak terdengar suara apa pun lagi.
"Saudara Tong Hong, Adik Cing! Liok Ci Khim Mo sudah berada di bawah gunung, Kini dia telah berhenti memetik Pat Liong Khim itu, mungkin sebentar lagi dia akan ke mari. Kita harus segera berunding!"
Usul Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membentak sengit "Tua bangka, kau jadi orang baik apa?"
Mendadak sepasang mata Tam Sen menyorot tajam, kemudian menghardik "Adik Cing, kau selalu ingin menang sendiri Kini kau sudah berubah begini, apakah masih belum mau sadar?"
Wajah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berubah kemerahan sehingga yang semula sudah buruk, semakin menyeramkan saja wajahnya.
"Berubah jadi macam apa?"
"Karena mempelajari Kitab iblis kau berubah jadi tidak karuan, seperti setan iblis!" * * * * Bab 57 Sebelum Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyelesaikan ucapannya, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah membentak sengit sambil menerjang ke arahnya. Namun, di saat 1243 bersamaan, terdengar suara seruan yang amat menyedihkan di luar "Ayah!"
Belum hilang suara jeritan itu, tampak sosok bayangan menubruk ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Gerakan orang itu amat cepat suaranya yang amat menyedihkan.
membuat Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertegun, dan berhenti mendadak Namun saat itu pula orang yang baru muncul itu sudah mendekap Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Semua orang menoleh ke sana, ternyata orang yang mendekap dada Tam Sen tak lain Tam Goat Hua! Rambutnya awut-awutan, dia tak bergerak setelah mendekap di dada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
sepertinya ia telah mengalami sesuatu yang amat menakutkan atau mungkin menyedihkan sekali.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tercengang, karena Tam Goat Hua muncul mendadak dalam keadaan kacau seperti ini.
"Goat Hua, kenapa kau? Goat Hua, kenapa kau?"
Tam Goat Hua tidak menyahut, hanya terus menangis sedih, sehingga membuat hati semua orang jadi ikut bersedih Badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkelebat dia sudah berada di hadapan Tam Goat Hna.
perlahan dijulurkan tangannya memegang bahu gadis itu, Begitu Tong Hong Pek memegang bahunya, seketika Tam Goat Hua tersentak seperti terpagut ular Dia mendongakkan kepala memandangnya, kemudian berteriak-teriak.
"Jangan sentuh aku! jangan sentuh aku! Cepat pergi!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun sambil mundur selangkah ketika melihat Tam Goat Hua, Wajah gadis itu pucat pias dan sepasang matanya redup, kalau dia tidak mengalami suatu pukulan batin yang amat hebat, tidak mungkin wajahnya berubah hebat macam itu.
"Goat Hua, sebetulnya apa yang telah terjadi?"
Tanya Giok Bin Sin Kun yang tak sabaran melihat gadis itu.
"Jangan panggil aku!"
Gadis itu mundur dua langkah. Matanya jelalatan, takut, diliputi kecemasan Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua maju mendekatinya, namun Tam Goat Hua membentak "Siapa pun jangan mendekatiku, biar aku pergi!"
Setelah itu tubuhnya berkelebat menerjang keluar melewati sisi Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera menghentakkan tangannya, mengeluarkan ilmu Hian Bu Sam Na, tapi terjangan Tam Goat Hua amat cepat, sementara dia sendiri merasa khawatir kalau tenaga sakti Hian Bu Sam Na akan melukai putrinya, Maka dia hanya menggunakan tiga perempat bagian tenaga dalamnya.
Serrt! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen hanya berhasil menyambar lengan baju Tam Goat Hua, sedangkan putrinya sudah 1245 melesat keluar Gadis itu muncul mendadak, pergi pun mendadak pula, Dan sikap prilakunya yang aneh, membuat semua orang di ruangan itu merasa heran.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek saling memandang, Ketika mereka hendak melesat untuk mengejar Tam Goat Hua, mendadak terdengar suara seruan keras melengking dari luar bangunan "Kakak Goat!"
Tam Goat Hua tak menoleh apalagi menghentikan langkahnya, melainkan terus melesat cepat sekali.
Suara seruan tadi amat memelas dan mengharukan Namun Tam Goat Hua seperti tidak menghiraukannya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berhambur ke pintu.
Namun tidak tampak lagi bayangan Tam Goat Hua, yang tampak hanya Lu Leng, pemuda itu berdiri termangu seakan kehilangan sukma, Matanya kosong, memandang ke arah Tam Goat Hua melesat pergi kemunculan Tam Sen dan Tong Hong Pek di pintu, sama sekali tidak diketahuinya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun memandangi Lu Leng yang terpaku.
"Anak Leng, sebetulnya apa yang telah terjadi?"
Lu Leng membalikkan badannya, Air matanya tampak bercucuran Mendadak dia berlutut di hadapan kedua orang itu.
"Guru! Harap Guru turun tangan membunuhku!"
Lu Leng muncul setelah Tam Goat Hua melesat pergi.
Dalam hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah memahami nya.
Betapa sakitnya hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendapati kenyataan ini perlahan dia mengangkat tangannya, kelihatannya ingin membunuh Lu Leng! Karena, Lu Leng telah merebut buah hatinya, Dan kalau tidak terjadi halangan macam ini, kini buah hatinya pasti sudah jadi istrinya.
Hidup Tam Goat Hua telah hancur selamanya, Dia sudah tidak punya muka menjumpai Tong Hong Pek.
itu sebabnya gadis itu langsung kabur! Rasa sakit dan benci bercampur dalam hati Tong Hong Pek.
ingin rasanya dia menghancurleburkan apa saja yang ada di sekitar tempat itu.
Akan tetapi, mendadak dia tersentak sadar, bahwa kejadian ini bukan kesalahan Lu Leng, juga bukan kesalahan Tam Goat Hua.
Oleh karena itu, dia pun bertanya dalam hati, itu salah siapa? Salah siapa? Liok Ci Khim Mo atau Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua? Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menurunkan tangannya, lalu membalikkan badan.
Tampak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua termangu-mangu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu, kini Seh Cing Hua sudah menduga hal yang sebenarnya telah terjadi atas putrinya.
Selama puluhan tahun, meskipun mengalami berbagai macam pukulan batin Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama sekali tidak pernah menangis, Namun saat ini entah mengapa, mendadak dia tertawa gelak yang tidak wajar, namun air matanya ikut meleleh, membasahi pipi.
Usai tertawa, dia mengerahkan Lweekangnya, mengangkat Lu Leng.
Tentu saja Lu Leng terkejut bukan main.
"Guru! Kenapa Guru tidak turun tangan terhadapku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa sedih.
"Anak Leng, tiada hubungannya denganmu."
Tong Hong Pek membalikkan badannya lagi, kemudian tertawa aneh seraya berkata, Tok Ciu Lo Sat, kau sudah menyaksikan itu?"
Suara Tong Hong Pek amat nyaring, namun Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tetap berdiri mematung.
Dia tidak mendengar suara Tong Hong Pek.
sebenarnya hati Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua amat tersiksa pedih seperti disayat dengan sembilu Selama ini dia berbuat apa, sama sekali tidak pernah merasa menyesal Namun saat ini, dia menyesali Menyesal yang teramat sangat.
Dia membawakan untuk putrinya bukan suatu kebahagiaan melainkan penderitaan Seperti apa yang dikatakan Tong Hong Pek tadi, bahwa dia telah menghancurkan hidup Tam Goat Hua.
Hening seketika, semua orang tidak bersuara, Begitu pula Tong Hong Pek dan lainnya, sungguh sepi di ruang besar itu, Namun mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berteriakteriak dengan air mata berlinang.
"Goat Hua! ibu bersalah! ibu tidak tahu isi hatimu, ibu bersalah! ibu tidak baik!"
Sambil berteriak-teriak kesetanan, ia mengangkat sebelah tangannya, lalu memukul ubun-ubunnya sendiri dengan sepenuh tenaga, Ternyata ingin membunuh diri! Akan tetapi, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang berdiri di sebelahnya telah melihat air mukanya berubah begitu aneh, Dia tahu ada yang tidak beres, Maka ketika Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengangkat sebelah tangannya, dia bergerak cepat menotok jalan darah Yang Ku Hiat di lengannya, Pukulan yang dilancarkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua pada ubun-ubunnya sendiri memang tepat mengena sasarannya.
Namun, pukulan itu telah kehilangan tenaga, Maka kenekadannya untuk bunuh diri gagal Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendongakkan kepala, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera maju selangkah "Adik Cing!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga maju selangkah, kemudian mereka berdua saling berpelukan erat-erat.
Pada dasarnya mereka berdua merupakan sepasang suami istri yang saling mencinta, hidup rukun, dan bahagia di pulau Hwe Ciau To.
Yang membuat mereka ribut besar hingga berpisah adalah gara-gara Kitab iblis! Ini merupakan kejadian sekitar dua puluh tahun, Waktu itu Tam Goat Hua baru lahir, Tanpa diduga mendadak muncul Mo Liong Seh Sih, ayah Seh Cing Hua di pulau Hwe Ciau To, Dia menyerahkan Kitab iblis kepada putrinya itu.
Setelah itu, Mo Liong Seh Sih meninggalkan pulau Hwe Ciau To.
Sejak itu tiada kabar beritanya.
Seh Cing Hua membolak-baltk Kitab iblis tersebut Selain berisi berbagai ilmu silat tingkat tinggi, Kitab iblis itu memuat juga berbagai macam formasi, tentang binatang beracun, dan lain sebagai nya, termasuk membuat berbagai macam obat dan ramuan.
Setelah membolak-balik Kitab iblis Seh Cing Hua mengambil keputusan dalam hati, akan mempelajarinya Cit Sat Sin Kun yang saat itu berada bersama Seh Cing Hua, mengetahui keputusan Seh Cing Hua untuk mempelajari Kitab iblis itu.
Dia tahu benar siapa sesungguhnya yang akan mempelajari kitab itu.
Sifat manusia suatu saat bisa berubah.
Dan bisa jadi kelak akan terkena racun yang dibuatnya sendiri.
Maka ketika tahu Seh Cing Hua mengambil keputusan itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berusaha mencegah Akhirnya mereka berdua jadi ribut besar Setelah itu, Seh Cing Hua membawa Kitab iblis meninggalkan Pulau Hwe Ciau To.
Semula Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menganggap istrinya akan pulang, namun ternyata tidak, Tam Sen ingin pergi mencari nya.
Namun putrinya yang baru lahir itu harus diurusi, maka dia mengurungkan niat mencari istrinya, Setelah Tam Goat Hua berumur tiga tahun, barulah dia membawa mereka kakak beradik meninggalkan pulau Hwe Ciau To, pergi mencari Seh Cing Hua.
Akan tetapi, harus ke mana mencarinya? Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membawa kedua anaknya berkecimpung dalam rimba persilatan, Empat tahun lamanya malang melintang di rimba persilatan, tapi tak menemukan isterinya, Tam Sen putus asa, dan akhirnya menetap di suatu tempat Dia mulai mengajar kedua anaknya dengan ilmu silat, tapi tidak pernah mengungkit tentang ibu mereka.
Hingga tiga tahun lalu, Tam Sen memperoleh berita bahwa Pat Liong Thian Im lahir lagi dalam rimba persilatan, membuatnya berniat menyelamatkan rimba persilatan, Ketika di wilayah Holam bertemu Lu Sin Kong suami isteri pada suatu malam, mendadak dia mendengar suara siulan tiga kali, Begitu mendengar suara siulan itu, dia amat terkejut karena mengenali itu suara siulan isterinya.
Maka ketika itu, sebelum usai berbicara dengan Lu Sin Kong suami isteri, dia langsung melesat ke arah suara siulan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhasil menemukan sebuah goa, namun tidak bertemu Seh Cing Hua, Dia yakin selama itu Seh Cing Hua berada di dalam goa tersebut mempelajari Kitab Iblis! Karena itu, ketika mendengar dari Han Giok Shia dan Lu Leng, bahwa seseorang akan pergi menemui nya, dia amat 1251 terkejut dalam hati, Akhirnya ketika Seh Cing Hua muncul, sudah berubah menyerupai setan.
Padahal sebelumnya Seh Cing Hua merupakan wanita yang amat cantik.
Kemunculan Seh Cing Hua untuk menentang Tam Goat Hua menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, sehingga membuat hubungan mereka semakin retak, sulit akur kembali.
Akan tetapi, ketika melihat Seh Cing Hua begitu berduka dan menyesal, bahkan nekad mau bunuh diri, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera menyelamat-kannya, akhirnya mereka berdua berpe1uk-pelukan.
Walau wajah Seh Cing Hua sudah rusak tidak karuan dan amat menakutkan dia sama sekali 4idak merasa menyesal, Dia tiba di Cing Yun Ling Go Bi Pai, justru di saat Tam Goat Hua meninggalkan kamar Lu Leng.
Ketika meninggalkan Tam Goat Hua, gadis itu umurnya belum genap satu bulan.
Namun begitu melihat Tam Goat Hua, Seh Cing Hua yakin gadis itu adalah putrinya, Tam Goat Hua mau menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Hal ini membuat Seh Cing Hua salah paham.
Dia mengira putrinya tertekan oleh Tong Hong Pek dan dipaksa oleh suaminya, Oleh karena itu, dia mengambil keputusan untuk menggagalkan pernikahan itu demi kebahagiaan putrinya, Lagipula Seh Cing Hua menganggap putrinya mencintai Lu Leng, karena melihat putrinya ke kamar Lu Leng di tengah malam.
Karena salah paham itu, akhirnya menimbulkan kesalahan yang amat besar Malam itu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membawa Tam Goat Hua kembali ke kamar untuk memberitahukan tentang identitasnya, Tam Goat Hua ternyata kurang percaya dan beberapa kali ingin mengadakan perlawanan Namun dia memang bukan lawannya, maka terpaksa membiarkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengaturnya.
Saat itulah muncul Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Lu Leng di luar kamar Yang menyahut bukan Tam Goat Hua, melainkan Tok Ciu Lo Sat-She Cing Hua! Mereka ibu dan anak memang mirip, bahkan suaranya hampir sama.
Maka ketika Tong Hong Pek dan Lu Leng mendengar suara itu, sama sekali tidak bcrcuriga, Malam itu juga Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membawa Tam Goat Hua ke lembah dengan terlebih dahulu menotok jalan darah nya.
Ketika Lu Leng sampai di lembah itu, jalan darah Tam Goat Hiia yang ditotok ternyata telah terbuka sendiri.
Maka saat mengeluarkan helaan nafas panjang, terdengar oleh Lu Leng, sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera kembali ke kamar Tam Goat Hna.
Kemudian dia menaruh semacam obat di semua lilin, Di saat api lilin berubah kehijau-hijauan, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memunculkan diri di ruang besar Semua itu telah diceritakan di atas, Lama sekali Tam Sen dan Seh Cing Hua saling berpelukan Setelah itu, mereka melepaskan pelukan masing-masing, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengeluarkan sebuah kedok, lalu dipakainya.
Kedok itu dibikin dari kulit peranakan kambing, yang pembuatannya membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Setelah memakai kedok itu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berubah jadi Tam Goat Hua yang berusia muda, wajahnya yang amat menakutkan itu telah tertutup semua.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Adik Cing, nasi sudah jadi bubur, untuk apa menyesal?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkertak gigi.
"Walau aku yang bersalah dalam hal ini, tapi Liok Ci Khim Mo yang menimbulkan semua kejadian ini."
Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak berseri.
"Adik Cing, bersediakah kau bergabung untuk melawan Liok Ci Khim Mo, guna menyelamatkan rimba persilatan?"
Tok Ciu Lo Sat- Seh Cing Hua hanya menganggukkan kepala. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek seraya bertanya.
"Saudara Tong Hong, bagaimana menurutmu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.
"Menyelamatkan rimba persilatan? Ada hubungan apa dengan diriku?"
Tukasnya masih dengan suara tawa bergelak 1254 Mendengar itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen jadi terdiam, Diam-diam dia menghela nafas panjang, karena dia tahu bagaimana sifat Tong Hong Pek, Lagipula saat ini Tong Hong Pek sedang diliputi rasa sakit hati dan kecewa, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya, kemudian berkata perlahan.
"Saudara Tong Hong...."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membentak sengit.
"Kau jangan bicara lagi!"
Saat itu tampak Lu Leng menghampirinya, Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil seraya berkata.
"Guru, setelah kejadian itu, Kakak Goat menangis dan menyuruhku mengembalikan kotak kecil ini pada Guru."
Apa isi kotak kecil itu, tentunya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengetahuinya.
Itu adalah Soat Hun Cu! pertama kali bertemu Tam Goat Hua, dia memberikan itu kepada Tam Goat Hua.
Tong Hong Pek menjulurkan tangannya mengambil kotak itu, langsung membukanya pula, Tampak sebuah mutiara yang bergemerlapan di dalam kotak kecil itu, Tidak salah, memang Soat Hun Cu! Tong Hong Pek memandang Soat Hun Cu dengan tatapan mata kosong, Kecewa dan menyesatkan peristiwa yang menimpa Tam Goat Hua, jantung hatinya.
"Mengembalikan mutiara dengan linangan air mata.,."
Gumamnya, sedih. Seusai bergumam, Tong Hong Pek menutup kembali kotak kecil itu, kemudian berkata pada Lu Leng.
"Anak Leng, untuk kau saja!"
Lu Leng tidak berani terima. Tapi Tong Hong Pek sudah menaruh ke tangannya, Giok Bin Sin Kun tertawa gelak sejenak. Kemudian mendadak badannya bergerak, ternyata dia telah melesat pergi. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berseru.
"Saudara Tong Hong! Dalam keadaan begini, bagaimana kau pergi begitu saja?"
Tong Hong Pek masih tertawa gelak.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia sudah melesat sejauh delapan depa.
Mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Senpun melesat mengejarnya.
Namun telah didahului oleh Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Ternyata dia pun melesat mengejar Tong Hong Pek.
Seh Cing Hua memiliki ilmu Ginkang Tui Yun Niak Uh (Mengejar Awan Melewati Kabut), yang merupakan ilmu Ginkang sangat tinggi Hanya sekejap dia telah berhasil mengejar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Akan tetapi, mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bersiul panjang.
Ketika dia baru mau melancarkan pukulan ke arah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, tiba-tiba tampak dua sosok bayangan berkelebat begitu cepat menuju See Thian Hong itu.
sekejap kedua sosok bayangan tersebut sudah sampai di situ, lalu berseru lantang.
"Bu Lim Ci Cun (Penguasa Rimba persilatan), Liok Ci Khim Mo tiba, semua orang harus berlutut menyambutnya!"
Apa yang di seru kan kedua orang itu, membuat wajah semua orang di dalam ruang besar itu langsung terkejut. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh ke arah kedua orang itu, Tampak kedua orang itu berusia empat puluhan, Salah seorang berwajah tampan.
"Siapa kalian berdua?"
Tanyanya dengan kening berkerut, merasa curiga.
"Kami berdua Duta Liok Ci Khim Mo!"
Sahut kedua orang itu serentak, Seketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menggeram dan langsung menerjang ke arah kedua orang itu. Akan tetapi, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cepat mencegahnya.
"Tunggu!"
Melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menerjang, wajah kedua orang berubah seketika. Mereka menyurut mundur beberapa langkah dengan sikap penuh waspada.
"Berani membangkang, ajal kalian tiba!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terlambat Saat itu juga tangan Giok Bin Sin Kun telah mencengkeram leher kedua orang itu. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cepat-cepat berseru karena khawatir "Saudara Tong Hong, jangan turun tangan dulu! Harus pikir demi semua orang!"
Hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang sudah hancur lebur Sebab, rencana pernikahannya dengan Tam Goat Hua hancur berantakan.
Ditambah pula memikirkan keadaan Tam Goat Hua yang bernasib malang.
Kini telah pergi meninggalkannya, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkepandaian amat tinggi, namun dia tidak pernah memikirkan kepentingan orang kedua.
Dia hanya amat mementingkan cinta kasih.
Boleh dikatakan dia adalah orang yang betul-betul berperasaan, dulu ketika dia gagal mengejar Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, sehingga menyebabkan batinnya terpukul hebat Karena itu, dia membabi buta sembarangan melukai orang, dan akhirnya diusir dari pintu perguruan.
Lalu berangkat ke gunung salju, menyendiri di sana hampir dua puluh tahun, Luka hatinya itu, dapat diobati oleh cinta kasih Tam Goat Hua, Hatinya yang telah beku mencair perlahan-lahan.
Namun siapa nyana, akhirnya terjadi perubahan yang mengandaskan cintanya, Perubahan tersebut merupakan suatu pukulan yang jauh lebih hebat dari dua puluh tahun lampau.
Dulu dia tidak berhasil memperistri Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, namun masih sadar bahwa cinta tidak bisa dipaksa untuk menghibur dirinya sendiri Kini dia tahu Tam Goat Hua amat mencintainya, Namun apa hendak dikata petaka telah mengubah segalanya.
Kalau dulu cuma dia seorang diri yang men-derita, kini berdua dengan Tam Goat Hua.
Tadi dia melihat wajah gadis itu, Kalau tidak mati, selamanya dia pasti hidup menyendiri di suatu tempat, tidak akan memunculkan diri lagi Oleh karena itu, kedukaannya yang begitu hebat, bisa dimaklumi jika akhirnya membangkitkan sifatnya yang dulu.
"He he he! saudara Tam, kau dan aku mempedulikan semua orang, tapi siapa mempedulikanku?"
Ujarnya sambil tertawa terkekeh-kekeh. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen amat berduka, Ditatapnya Tong Hong Pek.
"Saudara Tong Hong. Orang yang mampu menahan kedukaan sesungguhnya dialah yang disebut orang gagah!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendongakkan kepala sambil tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha! Ha ha haa...."
Air matanya mengucur Dan begitu tawanya mereda, dia berkata.
"Saudara Tani, aku tidak mau jadi orang gagah, aku hanya ingin jadi orang biasa...."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Saudara Tong Hong, urusan sudah jadi begini, kau terus membiarkan dukamu juga tiada gunanya!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa aneh lagi.
"Siapa yang berduka? Apakah aku berduka?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyaksikan keadaan Tong Hong Pek, seperti sudah memasuki jalan iblis, Bicaranya mirip orang gila, membuat Tam Sen gugup.
Kalau kedukaan dalam hatinya 1259 menyerang pikirannya sehingga jadi gila, siapa yang mampu mengatasinya? Lagipula dalam waktu singkat, Liok Ci Khim Mo akan muncul Di pihak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen hanya ada tiga orang yang harus bergabung melawannya.
seandainya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek jadi gila mendadak, sudah pasti rimba persilatan tak tertolong lagi! Karena itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera membentak sengit "Saudara Tong Hong, kalau kau jadi tidak karuan, apakah Beng Tu Lo Jin gurumu yang di alam baka dapat tenang? pikirkan baik-baik!"
Tong Hong Pek sudah ingin melempar kedua orang itu, Namun ketika mendengar perkataan Tam Sen itu, dia jadi tertegun.
Dulu ketika Beng Tu Lo Jin mengusirnya, sesungguhnya dalam hati beliau amat berduka, Meninggalnya orang tua itu, boleh dikatakan karena Tong Hong Pek.
Walau tiada seorangpun memberitahukannya tentang kematian Beng Tu Lo Jin, namun Tong Hong Pek mengerti dalam hati, Karena itu, dalam hati dia merasa amat berdosa terhadap gurunya itu.
Maka setelah mendengar perkataan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dia jadi tertegun.
Lama sekali barulah dia menghela nafas panjang.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung menarik nafas lega melihat hal itu.
"Saudara Tong Hong, lepaskan dulu kedua orang itu! Mari kita berunding, Kau adalah ketua Go Bi Pai aliran tidak menyucikan diri, apakah kau sampai hati menyaksikan kehancuran Go Bi Pai yang amat terkenal ratusan tahun? Aku tahu hatimu amat berduka, tapi jangan abaikan mementingkan urusan besar ini!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghela nafas panjang lagi, kemudian melepaskan kedua orang itu.
Dalam cengkeraman tangan Tong Hong Pek, nyawa mereka berdua boleh dikatakan berada di ujung tanduk, sewaktu-waktu bisa melayang, Kini walau Tong Hong Pek telah melepaskan namun mereka tahu kalau Tong Hong Pek ingin membunuh mereka.
Dan ini tidaklah sulit dilakukan-nya, Tidak heran wajah mereka terus berubah tak menentu, Dan akhirnya mereka memberanikan diri melesat pergi.
Akan tetapi, mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggerakkan sepasang tangannya menghadang mereka.
"Harap kalian berdua tunggu sebentar!"
Kedua orang itu langsung berhenti. Keangkuhan mereka ketika baru tiba tadi entah sirna ke mana, Salah seorang berkata dengan suara bergemetar.
"Kami ke mari atas perintah Liok Khim Mo. Kalian... kalian mau bagaimana?"
"Kalian berdua tidak usah takut, aku tidak berniat jahat!"
Bagian 27 Wajah kedua orang itu tampak ke merah-merahan.
"Kalau begitu, kenapa Anda menghadang kami, tidak membiarkan kami turun gunung?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum lagi.
"Kalian berdua utusan Liok Ci Khim Mo. Kini para jago rimba persilatan berada di ruang besar itu. Kalian berdua belum usai bicara, maka tidak bisa pergi begitu saja?"
Kedua orang itu saling memandang.
"Menurut Anda, kami...."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa.
"Ketika kalian berdua tiba di sini, mengatakan Liok Ci Khim Mo adalah Penguasa Rimba Persilatan. Kalian berdua adalah utusan untuk menyampaikan pesannya, kenapa malah tidak punya nyali masuk ke dalam?"
Wajah kedua orang itu bertambah merah oleh perkataan Tam Sen yang bernada menyindir kemudian saling memandang lagi, Setelah itu barulah melangkah ke dalam ruang besar itu.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengikuti mereka dari belakang, Tak lama sudah sampai di dalam ruang besar Ketika Tam Sen berbicara dengan kedua orang itu, semua orang yang di dalam ruang besar telah mendengarnya.
Maka ketika kedua orang itu masuk, semua memandang mereka dengan dingin sekali, sehingga membuat kedua orang itu jadi salah tingkah, tidak tahu harus bagaimana baiknya! Liok Ci Khim Mo memang hebat, namun saat ini di ruang besar berkumpul disitu banyak jago rimba persilatan Salah seorang jago yang berada di situ, kalau menjulurkan tangan, nyawa kedua orang itu pasti melayang, bagaimana mereka berdua tidak ketakutan? "Silakan duduk kalian berdua! Entah berada di mana Liok Ci Khim Mo sekarang?"
Ujar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mempersilakan keduanya, Begitu Tam Sen menyebut nama Liok Ci Khim Mo, nyali kedua orang itu pun jadi besar lagi serentak mereka menyahut.
"Berada di bawah Cing Yun Ling!"
Sahutan itu membuat air muka semua orang berubah.
Semua itu tidak terlepas dari mata kedua orangnya, sehingga merasa bangga dalam hati, Namun mereka juga membatin, walau kalian semua berkepandaian amat tinggi, siapa mampu melawan Pat Liong Thian Im? setelah berkata dalam hati, nyali kedua orang itu pun bertambah besar lagi, sikap mereka mulai angkuh! Tam Sen memberi isyarat kepada Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua, kemudian bertanya kepada kedua orang itu.
"
Sebetulnya ada urusan apa, malam begini Liok Ci Khim Mo datang di Cing Yun Ling Go Bi San?"
"Liok Ci Khim Mo adalah Bu Lim Ci Cun, kini banyak jago rimba persilatan berkumpul di sini, Maka Liok Ci Khim Mo memberi perintah, selanjutnya berbuat apapun, harus ada perintahnya!"
Ketika kedua orang mengatakan begitu, air muka semua orang berubah, Terutama Lu Leng yang langsung membentak "Kentut!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera mengibaskan tangannya, agar Lu Leng diam saja. Setelah itu bertanya lagi kepada kedua orang tersebut "Bagaimana seandainya kami tidak mau menuruti perintah nya?"
Kedua orang itu menyahut "Membasmi semuanya dengan suara Pat Liong Thian Im!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum.
"Bagaimana kalau kami menuruti perintahnya?"
Kedua orang itu menyahut dengan dada terangkat sedikit "Kalian semua harus berbaris sampai ke bawah gunung, menyambut kedatangan Bu Lim Ci Cun Liok Ci Khim Mo!"
Seusai kedua orang itu bcrkata, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bangkit berdiri oooooooo Bab 58 Semua orang yang berada di ruang besar, menduga Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pasti akan marah besar, bahkan mungkin juga akan membunuh kedua orang itu.
Akan tetapi, justru sungguh di luar dugaan, Ternyata Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata demikian "Tidak salah apa yang kalian katakan, siapa mampu melawan Pat Liong Thian Im? Liok Ci Khim Mo memang Bu Lim Ci Cun, itu memang benar Nah, harap kalian berdua mengantar kami pergi menemui Liok Ci Khim Mo!"
Apa yang dicetuskan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, tidak hanya mencengangkan semua orang, bahkan kedua orang itu jadi tertegun "Apakah Tam Tocu akan mewakili semua orang?"
Tanya utusan itu. Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen baru mau menyahut, mendadak si Walet Hijau tertawa dingin.
"Cit Sat Sin Kun, aku anggap kau adalah orang gagah, tidak tahunya begitu rendah dan tak tahu malu! Kau mau pergi menemui Bu Lim Ci Cun apa, pergi saja sendiri!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh ke arahnya seraya menatap si Walet Hijau.
"Yok Kun Sih, apakah kau tidak takut Pat Liong Thian Im itu?"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tertawa angkuh.
"Takut apa?"
Usai berkata, mendadak si Walet Hijau-Yok Kun Sih mencelat ke atas, ilmu Ginkang Hui Yan Bun memang amat terkenal lagipula dia memiliki Lweekang yang telah dilatihnya puluhan tahun.
Gerakannya begitu ringan dan sangat cepat Setelah mencelat ke atas, dia melesat ke arah kedua orang itu dengan kecepatan laksana kilat Wajah kedua orang itu langsung berubah pucat Ketika hendak mundur Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata keras.
"Jangan takut!"
Membungkukkan badannya sedikit, tangannya bergerak mengeluarkan jurus Sam Sat Hwee Thian (Tiga Algojo Menghadap Langit), salah satu jurus Cit Sat Sin Ciang, mengarah pada si Walet Hijau-Yok Kun Sih, Gerakan Yok Kun Sih dan Tam Sen amat cepat, ketika Yok Kun Sih melesat ke sana, Tam Sen melancarkan jurus serangan itu ke arahnya, Si Walet Hijau-Yok Kun Sih yang berada di udara, merasa ada serangkum angin yang amat dahsyat mengarahnya.
Ketika melihat Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang melancarkan pukulan itu, dia amat terkejut dalam hati, Siapa tidak tahu akan kehebatan Cit Sat Sin Ciang? Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak berani menyambut pukulan itu.
Semua orang jadi tegang, terutama para murid Hui Yan Bun, semuanya langsung bangkit berdiri.
Namun di saat bersamaan, terdengar suara seruan nyaring, ternyata Lu Leng yang berseru.
"Paman Tam, kenapa begitu?"
Di saat Lu Leng berseru, Toan Bok Ang murid kesayangan si Walet Hijau-Yok Kun Sih, segera memandangnya dengan penuh cinta kasih.
itu terjadi dalam waktu sekejap, semua orang langsung mendongakkan kepala, Mendadak si Walet Hijau-Yok Kun Sih bersiul panjang, badannya mencelat ke atas beberapa depa.
Setelah mencelat ke atas, kemudian berjungkir balik beberapa kali dan melayang turun, Si Walet Hijau-Yok Kun Sih dapat menghindari pukulan yang dilancarkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, itu mengandalkan pada Ginkangnya yang amat tinggi.
Betapa kagumnya para jago yang berada di situ, Membuat mereka melupakan urusan Liok Ci Khim Mo.
seketika bertepuk sorak dengan rium gemuruh, Setelah sepasang kaki menginjak lantai, si Walet Hijau-Yok Kun Sih langsung membentak sengit.
"Tam Tocu, kau rela jadi budak Liok Ci Khim Mo?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut lantang. Tahu gelagat adalah orang pintar! Yok Kun Sih, selain kalian Hui Yan Bun, mungkin semua orang punya pikiran sepertiku!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih mendengus dingin, 1267
"Hmm!"
Ketika baru mau berkata, salah seorang Tongcu Hwa San Pai sudah mendahului berkata lantang.
"Cousu ada perintah Para murid Hwa San kalau berani meninggalkan ruangan besar ini, harus dibunuh!"
Perintah itu ditujukan kepada para murid Hwa San Pai, namun sesungguhnya justru menyatakan bahwa pihak Hwa San Pai tidak tunduk terhadap Liok Ci Khim Mo.
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih dengan Liat Hwe Cousu, sama sekali tiada kesan baik, tapi di saat ini Liat Hwe Cousu justru memperlihatkan kegagahan-nya, sama sekali tidak merendahkan derajat maupun kedudukannya, Karena itu, si Walet Hijau-Yok Kun Sih jadi terkesan baik terhadapnya.
"Liat Hwe tua! Tak kusangka kau ternyata orang gagah!"
Liat Hwe Cousu memandang ke sana ke mari dengan tajam.
"Terimakasih!"
Setelah itu, Liat Hwe Cousu memejamkan mata-nya, duduk tak bergerak di tempat. Sementara itu Lu Leng justru emosi sekali.
"Paman Tam! Apakah Paman sungguh ingin bertekuk lutut di hadapan Liok Ci Khim Mo itu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak "Anak Leng, kau masih muda, mengerti apa? Cepat ikut aku ke bawah gunung!"
"Aku tidak mau ikut!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih menatapnya, lalu berseru.
"Bagus!"
Usai si Walet Hijau-Yok Kun Sih berseru begitu, terdengar pula suara seorang gadis menyambung.
"Gagah dan punya pendirian!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan Lu Leng segera menoleh ke arah suara itu.
Ternyata Toan Bok Ang.
Matanya beradu dengan mata Lu Leng, seketika pipi gadis itu jadi kemerahmerahan, cepat-cepat menundukkan wajahnya dalam-dalam, Sementara Tam Ek Hui yang diam dari tadi, mendadak maju dua langkah seraya berkata.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ayah! Nama ayah..!"
Sebelum Tam Ek Hui usai berkata, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen sudah membentak sengit "Tutup mulutmu! Kalau kau bersuara lagi, kau akan mati di tanganku!"
Han Giok Shia menggenggam tangan Tam Ek Hui erat-erat, gadis itu berkata tegas.
"Paman Tam, pokoknya kami tidak mau turun ke bawah!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa panjang.
"ltu urusan kalian! Adik Cing, saudara Tong Hong, mari kita pergi menyambut Liok Ci Khim Mo!"
Semua orang menduga, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua pasti menolak. Namun justru sungguh di luar dugaan semua orang, ternyata mereka berdua mengangguk. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang kedua utusan Liok Ci Khim Mo.
"Nah, harap kalian tunjuk jalan!"
Kedua orang itu langsung menuding semua orang yang berada di ruang besar seraya berkata, Tam Tocu, mereka semua tidak mau menuruti perintah, kenapa kau tidak mau membereskan mereka dulu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa.
"Aku yakin Liok Ci Khim Mo sudah tidak sabar menunggu, lebih baik kita pergi menyambutnya ke mari du!u. Kalau harpa sudah bunyi, mereka semua mau berlutut pun sudah terlambat!"
Kedua orang itu manggut-manggut "Tidak salah!"
Ucap salah satu dari mereka, Kemudian keduanya membalikkan badan, lalu melangkah lebar meninggalkan ruang besar itu.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen saling memberi isyarat, kemudian mengikuti mereka dari belakang, Baru saja mereka berlima keluar dari pintu, terdengar suara seruan si Nabi Setan-Seng Ling.
"Tunggu sebentar!"
Si Nabi Setan-Seng Ling bangkit berdiri dia menarik putranya seraya berkata pada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Kami ayah dan anak juga mau pergi menyambut Liok Ci Khim Mo!"
Betapa dukanya dalam hati Lu Leng, Kedua orang yang amat dihormatinya ternyata akan tertekuk lutut di hadapan Liok Ci Kim Mo, Ditambah lagi barusan si Nabi Setan-Seng Ling mengatakan begitu, sehingga membuatnya tidak dapat bersabar lagi, pemuda itu membentak sambil maju selangkah dan secepat itu pula menggerakkan jari telunjuknya menyerang si Nabi Setan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit).
Sebenarnya si Nabi Setan-Seng Ling saat itu belum juga sembuh dari lukanya.
Tentu saja tak mungkin dia punya tenaga menangkis serangan itu? Maka ketika hendak berusaha mengelak dari serangan Lu Leng, angin serangan itu sudah menyambarnya.
seketika pinggangnya terkena serangan itu, si Nabi Setan-Seng Ling menjerit, dengan tubuh terhuyung-huyung ke belakang dan roboh di lantai.
"Phui!"
Lu Leng meludah, pertanda amat memandang rendah kepadanya. Sementara Giok Bin Sin Kun dan lainnya sudah meninggalkan ruang besar sehingga tiada seorang pun mempedulikan si Nabi Setan-Seng Ling. Mendadak Toan Bok Ang berseru nyaring.
"Bagus! Biar si Setan Tua itu tahu rasa! Tapi gurumu sudah bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, kenapa tadi Lu siauhiap tidak turun tangan menghalanginya?"
"Kalau dia menyambut Liok Ci Khim Mo ke mari, aku tidak mau mengakuinya sebagai guru lagi!"
Toan Bok Ang memang sudah terkesan baik terhadap Lu Leng, ia kini tidak mempedulikan orang lain, yang penting menarik perhatian pemuda yang telah mencuri hatinya itu, Maka ketika mendengar Lu Leng menjawab begitu, wajahnya berubah cerah berseri-seri, Namun saat hendak membuka mulut untuk bicara lagi, si Walet Hijau-Yok Kun Sih langsung membentak "Anak Ang, tutup mulutmu !"
Toan Bok Ang diam seketika, tidak berani bicara apa-apa lagi.
Namun sepasang matanya tetap memandang Lu Leng.
sementara hati Lu Leng menjadi kacau dan tak karuan mendapati Toan Bok Ang memandangnya dengan mata berbinar-binar penuh diliputi cinta ka-sih? Setelah Toan Bok Ang diam, ruang besar itu jadi hening.
Hati semua orang tercekam.
Masing-masing diliputi kegelisahan Kalau sampai Liok Ci Khim Mo muncul di tempat ini, mungkin tiada seorang pun dapat meloloskan diri, Meskipun Liat Hwe Cousu dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih 1272 berkepandaian amat tinggi, belum tentu dapat melawan Pat Liong Thian Im.
Sui Cing siansu segera duduk bersila kemudian mulai membaca doa dengan suara rendah.
Suara doanya rendah, namun kedengarannya amat sangat bersungguh-sungguh, seperti sedang memberi kekuatan batin kepada semua orang, Yang terdengar di dalam ruang besar itu hanya suara doa Sui Cing Siansu, tidak terdengar suara lain, Semua orang menunggu nasib yang menentukan mereka.
Sementara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua terus mengikuti dua orang urusan Liok Ci Khim Mo menuju ke bawah gunung, Tak seberapa lama setelah meninggalkan Cing Yun Ling, mereka melihat ada sebuah kereta yang berhenti di tengah jalan, Di bawah cahaya sinar bulan kereta itu tampak gemerlapan.
Kereta itu ternyata dihiasi dengan berbagai macam batu permata, sehingga bergemerlapan tertimpa sinar bulan, amat menyilaukan mata! Begitu melihat kereta itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memperlambat langkahnya, kemudian mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua yang di belakangnya.
Itu merupakan suatu isyarat, Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua.
Yang satu adalah kawan baiknya, sedangkan yang satu lagi istrinya, maka mereka berdua memahami sifat dan gerakgeriknya Tong Hong Pek.
Ketika mereka mendengar pengakuan Cin Sat Sin Kun-Tam Sen rela pergi menyambut kedatangan Liok Ci Khim Mo, 1273 mula-mula mereka sangat terkejut, namun kemudian mengetahui juga maksud tujuannya.
Karena itu, ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengajak mereka pergi menyambut Liok Ci Khim Mo, keduanya langsung setuju.
Kini Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengibas-ngibaskan tangannya ke belakang.
Keduanya segera maju selangkah ke sisi kiri dan kanannya, sekaligus menghimpun Lweekang masing-masing.
Setelah berada di hadapan kereta mewah kedua orang utusan tadi memberi hormat "Di atas gunung hanya Tam Sen, Tong Hong Pek, dan Seh Cing Hua yang datang menemui majikan!"
Kata mereka memberitahukan.
sementara Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak sambil menyingkir beberapa langkah.
sedangkan Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua sudah maju sambil melancarkan pukulan.
Bersamaan dengan itu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga melancarkan pukulan bergabung dengan serangan yang dilancarkan Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua.
Tujuan ini hanya di dalam hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Namun Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua rupanya mengetahui tujuannya itu, Maka tanpa membuang-buang waktu lagi, ketiganya segera menjalankan kerjasama dengan baik sekali.
Gabungan ketiga macam tenaga itu dahsyat sekali, hingga mampu menciptakan suara gemuruh hebat laksana gemba bumi dan melesat ke arah kereta merah itu.
Dua orang utusan 1274 tadi sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di belakang mereka.
Terkejut bukan kepalang ketika tahu-tahu kereta merah itu sudah hancur berkeping-keping dan bahkan tertumpas terbang ke segala arah, Laksana terhantam badai dahsyat sekali Begitu melihat pukulan gabungan itu berhasil, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung tertawa terbahak-bahak, Akan tetapi, sebelum tawanya lenyap telah terdengar suara tawa panjang di belakangnya.
"Aku tidak berada di dalam kereta! Kalian bertiga telah sia-sia melancarkan serangan itu!"
Tiga orang itu mengira kalau Liok Ci Khim Mo berada di dalam kereta, dan tentu saja sudah hancur berkeping-keping, Namun ketika mendengar suara itu, barulah mereka tahu, Liok Ci Khim Mo tidak berada di dalam kereta.
Cepat ketiganya membalikkan tubuh, seketika mereka membelalak melihat sesosok tubuh manusia duduk di atas sebuah batu.
pakaiannya indah dan tampak mewah, namun wajahnya sungguh menakutkan.
Di pangkuan orang itu terdapat sebuah harpa kuno berbentuk aneh, yang talinya berjumlah delapan.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersentak kaget, Dan merasa kenal pada orang itu, hanya benar-benar tak ingat di mana pernah bertemu orang itu, Namun ketiganya tidak lama tertegun seperti itu, karena kemudian ketiganya sama-sama mengayunkan tangan masing-masing.
Dan pada saat yang sama orang itu juga menggerakkan jari tangan memetik tali senar harpa di pangkuannya, Harpa tersebut berbunyi tiga kali, suaranya nyaring bukan main! Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua berkepandaian amat tinggi, namun mereka merasa seperti terpukul oleh palu yang ribuan kati beratnya.
Seketika pikiran mereka bertiga jadi kacau dan tanpa sadar langsung mundur tiga larigkah, Yang membuat aneh mereka lupa untuk melakukan serangan masing-masing, Liok Ci Khim Mo tertawa aneh sambil menggerakkan kembali jari tangannya, Kali ini harpa kedengaran seakan membetot keluar sukma.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang merasakan adanya bahaya maut mengancam tampak mengerutkan1 kening, Lalu segera memerintahkan kedua kawannya.
"Cepat duduk bersila menenangkan hati!"
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membuka mulut, nada harpa itu justru meninggi Dan inilah nada "Membunuh".
Tam Sen merasa ada ribuan kuda menyerang ke arahnya.
Sesaat matanya jadi gelap dan langsung jatuh duduk di tanah! Sedangkan Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua segera duduk bersila menghimpun hawa murni untuk melawan Pat Liong Thian Im.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang jatuh duduk terlihat berguling-guling kesakitan Dirasakan ada ribuan senjata tajam menusuk dan membacok dirinya, sehingga membuatnya menjerit-jerit kesakitan Namun karena Lweekangnya amat tinggi, tidak lama dia berusaha mengendalikan diri dengan menghimpun hawa 1276 murni.
Walau masih merasa kesakitan yang hebat tapi kesadarannya tidak hilang sama sekali.
Dulu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pernah dilukai Pat Liong Thian Im.
Apa yang dialaminya dulu tidak berbeda jauh dengan sekarang, Hanya saja dulu, dia tidak melihat jelas siapa pemetik harpa Pat Lion Thian Khim.
Namun kini dia melihat jelas, Ka!au dulu Liok Ci Khim Mo cuma melukainya, kini kelihatannya ingin membunuh mereka bertiga.
Nada suara harpa itu makin lama makin meninggi.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen merasakan mulutnya mengeluarkan sesuatu, ternyata darah! Begitu pula Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pck dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, mulut mereka sudah mengeluarkan darah.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tahu, kalau tidak segera menghentikan Pat Liong Thian Im itu, mereka bertiga pasti celaka, Mumpung kini masih memiliki kesadaran, harus segera bertindak.
pikirannya tidak sabaran.
Berdasarkan sedikit kesadaran itu, dia ingin melukai Liok Ci Khim Mo dengan menyelamatkan rimba persilatan Padahal kini dia sudah jatuh duduk di tanah, Namun tujuan itu justru membangkitkan semangatnya, sehingga dia masih dapat melangkah beberapa depa.
Sayang, sebelum dia sempat melancarkan pukulan, suara mendadak Pat Liong Thian Im semakin meninggi.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak tersentak kaget bukan main.
Badannya mencelat ke atas, kemudian melesat ke atas pohon.
Dengan cepat dia memukul pohon itu berkali-kati menggunakan tenaga sepenuhnya.
Wajah Liok Ci Khim Mo yang buruk itu, tidak memperlihatkan ekspresi apa pun.
Dia hanya menggerakkan jari tangannya memetik tali senar harpa Pat Liong Khim itu, sementara itu, di ruang besar tempat semua orang berkumpul tetap hening seperti semula, hanya terdengar suara doa yang dibacakan Sui Cing Siansu, Ketika mendengar suara menggetarkan dari bawah gunung, Sui Cing siansu terkejut bukan main, Berhentilah ia membaca doa sambil membuka mata-nya.
"Siancai! Siancai! Kita semua telah salah menilai mereka bertiga!"
Serunya begitu menyadari apa yang terjadi di lembah sana.
Semua orang juga mendengar suara tersebut, maka mereka pun tahu pasti Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah menggabungkan tenaga sakti masing-masing dan bertarung dengan Liok Ci Khim Mo.
"Aku tahu Tam Tocu bukan orang semacam itu!"
Timpal si Walet Hijau-Yok Kun Sih. Sui Cing Siansu bangkit berdiri sambil mengedarkan pandangan kepada orang-orang.
"Kita tidak boleh membiarkan mereka bertiga melawan Liok Ci Khim Mo!"
Liat Hwe Cousu dan Yok Kun Sih juga ikut bangkit berdiri sementara bersamaan dengan itu pula, suara Pat Liong Thian Im sudah mengalun sampai di ruang besar itu! Walau suara itu sudah agak lemah namun beberapa orang yang Lweekangnya masih dangkal, seketika berubah pucat pias.
"Siancai! Siancai!"
Sui Cing siansu berteriak, kemudian mendadak menerjang keluar "Siansu, ke sana sekarang juga tiada artinya!"
Seru Liat Hwe Cousu, Sui Cing Siansu menyadari makin mendekati Pat Liong Thian Im, makin membahayakan nyawa, Kalau Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua bertiga tidak dapat bertahan menghadapi Pat Liong Thian Im, Sui Cing Siansu memang tiada artinya.
Apa yang dikatakan Liat Hwe Cousu amat masuk akal, Karena iiu, Sui Cing Siansu segera kembali ke ruang besar "Menurut Cousu, harus bagaimana?"
Tanyanya kepada Liat Hwe Cousu, Liat Hwe Cousu perlahan-Iahan bangkit berdiri, menghela nafas panjang seraya berkata.
"Kita tetap duduk di sini, Liok Ci Khim Mo pasti ke mari Tapi kaum muda, harus segera menyingkir ke belakang gunung, menghindari petaka!"
Biasanya Liat Hwe Cousu amat angkuh dan tidak punya perasaan sehingga banyak kaum rimba persilatan membencinya, Namun kali ini apa yang dikatakannya, justru membuat semua merasa heran.
"Siancai! Siancai! Aku memang sudah pasrah, bagaimana kalau Cousu memimpin para kaum muda menyingkir ke belakang gunung untuk sementara?"
Pinta Sui Cing Sian&u, Liat Hwe Cousu membeliak marah mendengar saran Sui Cing Siansu.
"Siansu, kau kira aku takut mati? Haruskah kau mengatakan begitu?"
Sebelum Sui Cing Siansu menyahut, si Walet Hijau-Yok Kun Sih sudah menyela.
"Sudahlah, jangan ribut! Kita menuruti perkataan Liat Hwe Cousu saja! Ah Ang, kau pimpin semua murid Hui Yan Bun meninggalkan tempat ini melalui belakang gunung, jangan lupa, gurumu mati di tangan Liok Ci Khim Mo!"
Perkataan itu membuktikan bahwa si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak takut mati, Hal itu membuat semua orang jadi kagum.
Seketika para tokoh tua langsung bangkit berdiri, menyuruh murid-murid mereka pergi melalui belakang gunung, Lu Leng maju ke hadapan Sui Cing Siansu, lalu berkata dengan tegas.
"Supek, aku tidak mau mundur!"
Wajah Sui Cing Siansu tertegun, wajahnya berubah menatap Lu Leng.
"Anak Leng, kau harus tahu! Yang tinggal di sini semuanya sudah berbau tanah. Kalau pun tidak mati sekarang, kelak pasti akan mati pula, Kau masih muda dan punya tanggung 1280 jawab untuk membasmi Liok Ci Khim Mo, bagaimana mungkin menunggu mati di sini?"
Lu Leng termangu-mangu di tempat "Daripada kita menunggu di sini, lebih baik pergi ke bawah gunung membantu mereka bertiga!"
Seru Liat Hwe Cousu dengan suara lantang, Sui Cing Siansu menganggukkan kepala.
"Baik!"
Salah seorang Tongcu langsung membawa obor besar Maka kemudian mereka langsung berangkat menuju ke bawah gunung, Si Walet Hijau-Yok Kun Sih juga melesat pergi seraya berseru.
"Liat Hwe tua, jangan bertindak sendiri!"
Sui Cing Siansu dan puluhan pesilat ulung lainnya segera melesat menyusul mereka menuju ke bawah gunung, sekejap saja tubuh mereka sudah tidak kelihatan, ditelan malam.
Kini di ruang besar hanya tertinggal sekitar empat puluh orang, semua terdiri dari kaum muda.
Lu Leng memandang mereka, kemudian menghela nafas panjang.
"Para Cianpwee kita sudah turun ke bawah sana untuk menghadapi Liok Ci Khim Mo. Kita... kita harus turuti saran 1281 mereka. Para saudara seperguruan, cepat berkumpul, kita mundur melalui belakang gunung!"
Ujar Lu Leng kepada para murid itu. Akan tetapi, para kaum muda itu justru saling memandang. Siapa pun tidak ada yang menunjukkan bersedia mengikuti ajakan Lu Leng. Melihat hal itu Lu Leng merasa gugup dan serba salah.
"Kalau tidak mau mundur, kita semua akan tertimpa petaka!"
Maka belasan orang mulai meninggalkan ruang besar itu melalui pintu belakang, Lu Leng menyuruh salah seorang saudara seperguruannya menjadi penunjuk jalan, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia mendekatinya.
"Adik Leng, kami berangkat belakangan saja!"
Lu Leng manggut-manggut Saat itu mendadak terdengar suara seruan seorang gadis dengan nyaring.
"Aku pun akan pergi belakangan!"
Lu Leng menoleh, ternyata yang berseru itu Toan Bok Ang.
Mereka berempat berdiri di situ Tak seberapa lama para kaum muda lain sudah meninggalkan ruang besar.
Kini ruang besar tinggal mereka berempat dan si Nabi Setan serta puteranya yang terluka.
Mereka berempat saling memandang.
Masing-masing merasa tercekam oleh ketegangan Pat Liong Thian Im memang tidak dapat dilawan, Guru mereka saja pergi ke bawah gunung tanpa membawa harapan bisa hidup menghadapi Liok Ci Khim Mo, apalagi kaum muda yang ilmu mereka jelas masih berada di bawah para gurunya itu.
Tam Ek Hui menghela nafas panjang, dia memandang Lu Leng.
"Adik Leng, kita pun harus segera mundur!"
Ujarnya tampak tegang dan panik. Lu Leng berkertak gigi hingga berbunyi gemeretukan.
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Liok Ci Khim Mo itu adalah musuh besarku, kini tahu dia berada di bawah gunung, Kita harus kabur! Kalau tidak mati, jadi orang pun sudah tiada arti nya!"
Tam Ek Hui tahu, ketika terdengar suara ledakan dahsyat di bawah gunung, kemudian terdengar pula suara harpa, itu membuktikan bahwa kedua orang-tuanya dan Tong Hong Pek berada dalam bahaya, Bagaimana hatinya tidak kacau dan mendendam pada Liok Ci Khim Mo? Oleh karena itu, ketika mendengar perkataan Lu Leng, wajahnya tampak murung sekali dan membungkam perkataan Lu Leng justru membangkitkan kegusaran Han Giok Shia.
"Ayahku juga mati di tangan Liok Ci Khim Mo. Kita menahan penghinaan mencuri hidup, apakah ada artinya?"
Sifat Han Giok Shia bagaikan api menyala, Tidak aneh kalau dia mengatakan hal seperti itu.
Toan Bok Ang sesungguhnya tidak begitu kenal dengan mereka bertiga, Namun karena ingin tetap bersama Lu Leng, maka gadis itu tidak mau pergi bersama para murid Hui Yan Bun.
Ketika mendengar pembicaraan ketiga murid ini, Toan Bok Ang tahu mereka bertiga tidak berniat mundur Namun ia bukanlah orang yang takut mati, sebaliknya justru suka menimbulkan gara-gara.
Tapi tentu saja dirinya tidak akan bertindak ceroboh.
Oleh karena itu dia memandang mereka bertiga sambil menghela nafas panjang dan berkata.
"Kalian bertiga punya dendam pada Liok Ci Khim Mo. Dengar, aku yang tidak punya dendam dengannya saja tetap berniat membasminya! Akan tetapi, apa yang dikatakan Sui Cing siansu memang benar, jika sekarang kita ikut turun ke bawah gunung itu sama saja mengantarkan nyawa!"
Wajah Han Giok Shia memerah, gadis itu menyahut sengit.
"Manusia hidup hanya puluhan tahun, siapa yang tidak akan mati?"
"Aku tidak takut mati,"
Sahut Toan Bok Ang bernada dingin.
"Aku hanya tak ingin mati sia-sia!"
Apa yang dikatakan gadis itu, memang masuk akal dan membuktikannya tidak mau bertindak ceroboh. Tam Ek Hui dan Lu Leng jadi tertegun karenanya. Akhirnya mereka diam saja, Hal itu membuat Han Giok Shia tidak senang.
"Apa maksudmu dengan mati sia-sia?"
Tanya Han Giok Shia, Toan Bok Ang tersenyum, tapi segera menjelaskan 1284
"Nona Han, apakah kita berempat dapat dibandingkan dengan Tong Hong Pek, Tam Tocu suami isteri dan Liat Hwe Cousu?"
"Han Giok Shia menyahut lantang.
"Biar bagaimanapun aku tidak sudi menyingkir karena kemunculan musuh besar itu! Daripada harus menerima penghinaan, lebih baik aku mati tanpa tercela!"
Usai berkata begitu, Han Giok Shia mengeluarkan senjata andalannya, Liat Hwe Soh Sim Lun.
Toan Bok Ang memang tidak punya hubungan apa-apa dengan Han Giok Shia, namun ketika melihatnya tidak mau mendengar nasihat baiknya, gadis tersebut pun jadi agak gusar.
Han Giok Shia melanjutkan dengan wajah merah padam.
"Aku sendiri yang rela pergi mengantar mati, Kalian tidak ikut tidak apa-apa, tapi jangan mencegahku!"
Mendadak gadis itu berkelebat Ternyata dia telah melesat ke arah pintu.
"Giok Shia, tunggu aku!"
Teriak Tam Ek Hui yang merasa terkejut Han Giok Shia tidak berhenti, hanya menyahut.
"Kau seorang diri ikut aku!"
Tam Ek Hui bergerak melesat ke arah pintu, sedangkan ketika Han Giok Shia sampai di luar pintu, mendadak melihat sosok bayangan dari luar menerjang ke dalam.
Gerakan orang itu amal cepat dan tidak menimbulkan suara sedikit pun, bagaikan bayangan setan? Han Giok Shia terkejut melihat kedatangan orang itu.
"Siapa?"
Bentaknya dengan mata tajam. Dan secepat itu pula dia mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun, mengeluarkan jurus Yah"
Hwe Sion Thiari (Api Liar Membakar Langit), Terjangan orang itu, seharusnya bertubrukan dengan Han Giok Shia, Sebab laksana kilat gerakan gadis itu melancarkan serangan.
Tidak mungkin serangannya akan meleset.
Namun sungguh di luar dugaan, ternyata dengan gerakan tak kalah cepat orang itu mencelat ke belakang beberapa depa, Kecepatan gerakannya bagaikan kilat, hingga sulit diikuti dengan pandangan mata.
Bukan main terkejutnya Han Giok Shia, melihat yang menerjang dirinya bukan sosok tubuh manusia, melainkan segumpalan asap tebal Han Giok Shia tertegun lama sekali, dengan mata membelalak heran.
"Siapa?"
Bentaknya lagi penuh kegeraman menatap ke arah sosok orang itu yang dengan cepat telah melesat pergi, kemudian menghilang di tempat yang gelap.
Tam Ek Hui cepat-cepat melesat ke sana, tapi tidak melihat apa pun.
Dia membalikkan badannya memandang Han Giok Shia, gadis itu pun memandangnya, mereka berdua lalu tersenyum getir! Sesaat kemudian keduanya bergandengan tangan sambil melesat ke bawah gunung.
Lu Leng tertegun di ruang besar ketika melihat mereka berdua pergi Dan mendadak dia menghentakkan kakinya.
"Krak!"
Lantai yang terhempas kakinya pecah seketika, Toan Bok Ang yang berdiri di sisinya, melihat kalau wajahnya mencerminkan kebulatan hatinya, Rupanya dia sudah tahu apa yang terkandung dalam hati pemuda itu, Dia menghela nafas panjang, memandang Lu Leng yang masih tampak tertegun "Lu Siauhiap, kau juga mau ke bawah gunung?"
Tanyanya, Lu Leng berkertak gigi, lalu menyahut dengan suara pelan.
"Benar kata Nona Han, daripada harus menerima penghinaan lebih baik mati tanpa tercela!"
"Lu Siauhiap, aku ikut kau!"
Ujar Toan Bok Ang dengan suara rendah. Lu Leng sudah mau melesat pergi. Namun ketika mendengar perkataan gadis itu, dia jadi tertegun dan terheran-heran.
"Liok Ci Khim Mo tidak punya dendam denganmu kenapa kau ingin mengantar kematian?"
Wajah Toan Bok Ang terdiam.
wajahnya tampak kemerahmerahan.
Hal itu tentu tidak terlepas dari mata Lu Leng, sehingga hati pemuda itu merasa tidak enak.
Setelah mengalami kejadian bersama Tam Goat Hua, Lu Leng sudah tidak mau memikirkan tentang cinta lagi Dia memang amat mencintai Tam Goat Hua, Kini persoalan telah berubah kacau.
Namun begitu, dalam hatinya tetap mencintai Tam Goat Hua.
* * * * Bab 59 Seandainya-tidak terjadi suatu perubahan apapun, dengan lancar Tam Goat Hua menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Seumur hidup Lu Leng tidak mau membicarakan soal cinta lagi! Oleh karena itu, walau dia sudah melihat apa yang terkandung dalam hati Toan Bok Ang, namun dia justru pura-pura tidak mengetahuinya.
"Gurumu telah ke bawah gunung, mati atau hidup sutit dipastikan Tanggung jawab terhadap Hui Yan Bun berada di pundakmu Bagaimana jika kau ikut aku ke sana?"
Usai berkata begitu, Lu Leng segera melesat pergi, Wajah Toan Bok Ang tampak kecewa, tapi gadis itu pun melesat mengikutinya dari belakang, Lu Leng merasa ada serangkum angin di belakangnya, Dia tahu gadis itu pasti mengikutinya, Tiba-tiba dia mengayunkan tangannya ke belakang.
Dia tidak bermaksud melukai Toan Bok Ang, hanya mencegahnya agar tak ikut ke bawah gunung, Karenanya dia hanya melancarkan pukulan biasa, tidak menggunakan Kim Kong Sin Ci.
Toan Bok Ang terhadang oleh pukulan itu, maka jadi terlambat sementara itu Lu Leng sudah melesat pergi.
Pemuda itu terus berlari meninggalkan Toan Bok Ang, Namun mendadak saja dikejutkan oleh berkelebatnya sesosok 1288 bayangan di depannya, Gerakannya begitu cepat dan ringan hingga tak menimbulkan suara sedikit pun, .
Tadi ketika Han Giok Shia berada di luar pintu, juga dihadang oleh bayangan ini Dan Lu Leng melihatnya.
Kini bayangan itu muncul lagi, bahkan menerjang ke arahnya, ..
Maka tanpa pikir lagi dia melancarkan serangan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit).
Namun ternyata orang itu mampu mengelak dengan cepat.
Lu Leng melihat bayangan itu seperti segulung asap.
Dia mencelat mundur beberapa depa, kemudian berdiri tegap, Orang itu kurus pendek tapi tak terlibat wajahnya, Lu Leng segera membentak lantang.
"Siapa?!"
Yang mengherankan sikap orang itu tampak seperti ketakutan.
"Apakah Anda Lu Siauhiap?"
Pertanyaan tersebut amat mencengangkan Lu Leng, karena Ginkang orang itu masih diatas si Walet Hijau-Yok Kun Sih.
Dia pasti berkepandaian amat tinggi, tapi kenapa sikapnya tampak ketakutan? Lu Leng sungguh tak mengerti Setelah tercengang sejenak, Lu Leng menyahut.
"Tidak salah, aku memang Lu Leng! Ada urusan apa pun, kau tidak perlu cari aku, sebab saat ini aku sudah mau menuju ke akhirat, Aku tidak akan mengurusi hal lain!"
Orang itu tampak terkejut, badannya bergerak dan tahu-tahu sudah berada di sisi Lu Leng, Gerakan begitu cepat dan ringan Sangat mengagumkan Kini Lu Leng baru melihat jelas orang tersebut Berusia sekitar dua puluh lima tahun, namun wajahnya buruk sekali.
Baru lah sekarang Lu Leng tersadar.
"Oh! Kalau tidak salah, kau bernama Oey Sim Tit, kan?"
Lu Leng pernah mendengar tentang si Budak Setan dari Tam Goat Hua, maka ketika melihat orang itu, langsung menyebut namanya, Hal itu membuat wajah Oey Sim Tit yang buruk berubah kemerah-merahan.
"Betul! Aku Oey Sim Tit. Oh ya, apakah Nona Tam sudah jadi pengantin?"
Lu Leng tertegun mendengar pertanyaan tersebut sehingga terbelalak Oey Sim Tit berkata lagi dengan suara rendah.
"Aaah! Aku amat merindukannya, Aku ingin sekali menemuinya, tapi tidak berani."
Lu Leng tercengang.
"Sobat Oey, kau tidak tahu apa yang telah terjadi rupanya!"
Kini justru Oey Sim Tit yang jadi tertegun 1290
Antara Budi Dan Cinta -- Gu Long Pedang Kayu Cendana Karya Gan KH Pendekar Sejati Karya Liang Ie Shen