Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 27


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 27



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   Tam Goat Hua memandang Toan Bok Ang sejenak, kemudian berkata lagi.

   "Kalau begitu, semua adalah atas kemauan ayahmu?"

   Oey Sim Tit menarik nafas dalam-dalam, memberanikan diri berkata.

   "Aku memang amat mencintaimu... tapi aku... aku tidak berani...."

   Tam Goat Hua memotong kata-katanya dengan tidak saban "Sudahlah! Kau tidak usah bicara lagi!"

   Selang sesaat ia melanjutkan.

   "Sim Tit, selama ini aku sama sekali tidak tahu urusan dalam hatimu !"

   Oey Sim Tit berkata dengan suara rendah.

   "Aku,., aku tidak berani memberitahukan."

   Tam Goat Hua menghela nafas, berkata perlahan-lahan.

   "Sim Tit, musibah yang kualami tidak mungkin kau tidak mengetahuinya, semua gara-gara perbuatan ayahmu! Kini aku tidak bisa menikah, bahkan orang yang amat kucintai juga tidak bisa menikahiku. Di bawah pengaruh suara harpa ayahmu aku kehilangan kesucianku, menyebabkanku tidak bisa menikah dengan orang yang amat kucintai...."

   Berkata sampai di sini, air matanya sudah ber-derai-derai. Oey Sim Tit segera berkata.

   "Nona Tam, aku tahu itu, kau... kau jangan berduka!"

   Tam Goat Hua berkata.

   "Sim Tit, aku dan nona Toan percaya kau adalah orang baik apakah kau mau melakukan sesuatu untuk kami?"

   Tanpa sadar Oey Sim Tit langsung merogoh ke dalam bajunya seraya berkata sungguh-sungguh.

   "Nona Tam, apapun boleh, kecuali kau minta Busur Apiku!"

   Tam Goat Hua bertanya dengan terkejut "Apa? Busur Api itu berada padamu lagi?"

   Oey Sim Tit manggut-manggut.

   "Ya! Kim Kut Lau yang merebut kembali Busur Api itu!"

   Iapun menuturkan kejadiannya, Tam Goat Hua diam, berselang sesaat barulah ia membuka mulut "Aku bukan ingin minta Busur Api itu."

   Oey Sim Tit menarik nafas lega.

   "Nona Tam, kalau begitu kau menghendaki aku melakukan apa?"

   Tam Goat Hua menyahut "Kami berdua entah terkena racun apa, sehingga memusnahkan seluruh kungfu kami, dapatkah kau mengambil obat penawarnya untuk kami?"

   Oey Sim Tit berkata.

   "Aku tahu kalian terkena racun Can Meh Khie Hoa (Bunga Aneh Pemutus Nadi)! Memang ada obat penawarnya namun ayah tidak mempercayai ku, semua benda mustika dan obat penawar itu disimpan di tempat yang amat rahasia!"

   Tam Goat Hua segera bertanya.

   "Kau sama sekali tidak tahu tempat rahasia itu?"

   Oey Sim Tit menyahut "Aku tahu, namun... tempat itu ada penjaganya!"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang dan berkata sambil menggeleng-gelengkan kepala.

   "Kalau kau tidak sudi memberikan obat penawar itu untuk kami, sudahlah!"

   Oey Sim Tit cepat-cepat berkata.

   "Sudah tentu aku sudi, tapi...."

   Tam Goat Hua bertanya.

   "Tapi kenapa?"

   Oey Sim Tit memberitahukan "Ayah tahu kau tidak mau menikah denganku, kemungkinan besar ayah akan turun tangan jahat mencelakai kalian!"

   Tam Goat Hua tertegun mendengar itu, kemudian Toan Bok Ang berkata.

   "Begini, kau beritahukan kepada ayahmu bahwa nona Tam akan mempertimbangkannya dalam waktu dua hari! Tetapi kau harus memperoleh obat penawar itu! Kami tidak akan menyuruhmu mengantar kami meninggalkan istana ini karena setelah kungfu kami pulih, kamipun akan berusaha keluar dari sini!"

   Oey Sim Tit mendongakkan kepala, memandang Tam Goat Hua seraya bertanya.

   "Nona Tam, kau,., kau tidak mempersalahkanku?"

   Tam Goat Hua tersenyum sedih.

   "Mengapa aku harus mempersalahkanmu?" . Oey Sim Tit manggut-manggut.

   "Baiklah! Aku akan melakukan sesuai dengan pesan kalian!"

   Usai berkata, Oey Sim Tit memandang Tam Goat Hua lama sekali, lalu meninggalkan kamar itu, setelah Oey Sim Tit tidak ada di dalam kamar tersebut, Toan Bok Ang segera bertanya.

   "Kakak Tam, kau bilang dia akan mengambil obat penawar kemari?"

   Tam Goat Hua mengangguk "Aku pikir begitu!"

   Toan Bok Ang kelihatan kurang percaya.

   "Dia begitu mencintaimu dan setelah mengetahui bila kungfumu sudah pulih, kau pasti akan meninggalkan istana Ci Cun Kiong, apakah mungkin dia akan membawa obat penawar itu kemari?"

   Tam Goat Hua berkata.

   "Orang lain memang tidak akan berbuat begitu, tapi Oey Sim Tit justru akan melakukannya!"

   Toan Bok Ang menarik nafas lega.

   "Mudah-mudahan begitu!"

   Kemudian menam-bahkan.

   "Kakak Tam, beberapa hari ini aku berpikir bahwa kita pasti mati tapi sungguh tak disangka malahan jadi begini!"

   Tam Goat Hua menyahut "Akupun berpikir demikian, kedatangan kita tidak bisa mencelakai Liok Ci Khim Mo dan sebaliknya nyawa kita nyaris melayang, namun kita masih hidup! Oleh karena itu, kita harus membuat Liok Ci Khim Mo cidera atau paling tidak harus mati bersama!"

   Toan Bok Ang berkata.

   "Kalau begitu, setelah kungfu kita pulih nanti, apa yang harus kita lakukan?"

   Tam Goat Hua berpikir lama sekali, baru membuka mulut menyahut "Sampai waktunya baru kita bicara lagi!"

   Mereka berdua menghela nafas panjang, tidak membicarakan apa-apa lagi, sementara Oey Sim Tit kembali ke aula besar dengan perasaan tercekam, kemudian memberitahukan pada Liok Ci Khim Mo tentang apa yang dikatakan Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang.

   Liok Ci Khim Mo tidak memberi tanggapan apapun, hanya berpesan pada Kim Kut Lau agar tidak meninggalkan Oey Sim Tit selangkahpun Walau tiada jabatan yang tetap, namun dengan adanya kejadian ini otomatis kedudukan Kim kut Lau menjadi lebih tinggi dari keempat Tancu istana Ci Cun Kiong, dan hal itu membuatnya girang walau dalam hati.

   Sore itu Kiong Bu Hong dan Sien Put Pah sudah kembali, Liok Ci Khim Mo menyuruh utusan dan memerintahkan para jago yang lain untuk pulang, di aula besar itu Liok Ci Khim Mo memberi perintah pada para anak buahnya, Oey Sim Tit memanfaatkan kesempatan untuk meninggalkan aula besar, menuju ke ruang belakang istana Ci Cun Kiong, tak lama ia sudah sampai di depan sebuah rumah batu, Di rumah batu tersebut tidak ada jendela dan hanya terdapat sebuah pintu batu, tampak empat orang menjaga disitu, Begitu melihat kemunculan Oey Sim Tit, keempat penjaga itu langsung bangkit berdiri.

   Ternyata rumah batu itu menyimpan berbagai macam benda mustika hadiah dari golongan hitam.

   Penjaga disitu berjumlah delapan orang, dibagi jadi dua kelompok yang menjaga siang dan malam, Kalau-pun ada suatu kejadian di istana Ci Cun Kiong, mereka berdelapan tidak boleh meninggalkan tempat itu selangkahpun! Lagi pula merekapun sudah menerima instruksi langsung dari Liok Ci Khim Mo, siapapun dilarang mendekati tempat tersebut kecuali Liok Ci Khim Mo sendiri! Oleh karena itu, ketika melihat Oey Sim Tit mendekati tempat itu, keempat penjaga itu segera berseiu "Harap Tuan Muda berhenti!"

   Oey Sim Tit segera berhenti. Keempat penjaga itu menyapanya seraya bertanya .

   "Ada urusan apa Tuan Muda kemari ?"

   Wajah keempat penjaga itu tampak angker, namun tidak begitu berhawa sesat Keempat orang itu berasal dari keluarga 2213 Siauw di Han Yang, dan mendapat julukan Siauw Sie Si Kiam (Empat pedang Marga Siauw), Mereka berempat memiliki ilmu pedang yang amat dahsyat, terutama ilmu pedang Thian Te Hong Lui (Angin Gelede"k Langit Dan Bumi), empat pedang bergabung, entah sudah mengalahkan berapa banyak para pendekar didunia persilatan! Oey Sim Tit tertawa, kemudian menyahut "Aku ingin ke dalam melihat-lihat!"

   Empat Pedang Marga Siauw saling memandangi setelah itu berkata.

   "Tuan Muda, tentunya Tuan Muda mengetahui perintah dari Ci Cun mengapa Tuan Muda hendak menyulitkan kami?"

   Oey Sim Tit tertegun sehingga membuatnya membungkam. Keempat orang itu berkata.

   "Harap Tuan Muda segera kembali!"

   Oey Sim Tit membatin, Tam Goat Hua sedang menunggunya membawa obat penawar, apabila kembali kesana dengan tangan kosong, ia harus berlaku bagaimana? Dia memang amat mencintai Tam Goat Hua, bahkan tahu bila gadis itu memperoleh obat penawar, maka kungfunya pasti pulih dan akan meninggalkan dirinya, akibatnya ia mungkin tidak dapat bertemu kembali Akan tetapi Oey Sim Tit justru menghendaki demikian, agar tertanam kesan yang baik dan dalam di hati Tam Goat Hua! sebaliknya apabila Oey Sim Tit memanfaatkan kesempatan di saat Tam Goat Hua kehilangan kungfunya serta 2214 memaksa memperisteri-nya, Tam Goat Hua pasti membencinya seumur hidup! Oey Sim Tit berpikir dan berpikir lagi, sesudah itu bukannya mundur ia justru maju dua langkah.

   Ketika dia baru maju dua langkah, sudah terdengar suara Trang! Trang! Trang! Trang!"

   Tampak empat bilah pedang sudah terhunus melintang di hadapannya, menghalanginya maju ke depan lagi. Oey Sim Tit terkejut "Kalian,., kalian juga melarangku masuk ke dalam?"

   Keempat orang itu menyahut serentak "Tuan Muda, kami hanya menjalankan perintah! Kecuali Ci Cun, siapapun dilarang mendekati tempat ini, termasuk Tuan Muda! Mohon maaf kami telah berlaku kurang ajari"

   Oey Sim Tit menghela nafas, memandang mereka berempat seraya berkata.

   "Walau ayahku memberi perintah demikian jangan coba-coba kalian melukaiku karena bagaimanapun hubungan kami adalah ayah dan anak, justru kalian yang akan celaka nanti!"

   Sifat Oey Sim Tit biasanya lemah dan takut urusan, Tapi saat ini, demi Tam Goat Hua, maka timbul kebulatan tekadnya Keempat orang itu jadi tertegun, padahal ujung pedang mereka diarahkan pada jalan darah Oey Sim Tit Begitu mendengar perkataannya, pedang merekapun segera diturunkan sambil saling memandang dan berpikir Tidak salah apa yang dikatakan Oey Sim Tit, biar bagaimanapun mereka 2215 berdua tetap adalah ayah dan anak.

   sedangkan mereka berempat, meskipun diperintahkan menjaga di tempat ini, melarang siapapun yang ingin masuk termasuk Oey Sim Tit Namun kalau pemuda itu berkeras ingin masuk, sehingga mereka berempat terpaksa turun tangan melukai nya, itu merupakan tanggung jawab yang amat besar! Apabila hal itu terjadi tentunya mereka berempatpun akan dihukum berat! Akan tetapi, kalau mereka berempat membiarkan Oey Sim Tit masuk pasti juga akan menerima hukuman! Mereka berempat betul-betul merasa serba salah, tidak tahu harus berbuat apa hanya diam saja tanpa bersuara.

   Berselang sesaat, salah seorang di antara mereka yang lebih cerdik tertawa kering seraya berkata.

   "Apa sebabnya Tuan Muda ingin memasuki gudang batu ini?"

   Oey Sim Tit yang tidak biasa berbohong menjawab sejujurnya.

   "Aku,., aku mau mengambil sesuatu di dalam!"

   Salah seorang kembali bertanya.

   "Tuan Muda ingin mengambil apa?"

   Oey Sim Tit menyahut "Harap kalian berempat jangan bertanya, perbolehkanlah aku masuki Kalau ayahku marah, aku pasti bertanggung jawab!"

   Keempat orang itu berpikir kalau menuruti Oey Sim Tit sungguh amat berbahaya! Walau Oey Sim Tit mengatakan akan bertanggung jawab, tapi apabila Liok Ci Khim Mo sudah marah besar, yang celaka pasti mereka berempat! 0 Oleh karena itu, keempat orang itu mengge1eng-gelengkan kepalanya seraya berkata.

   "Kami harap Tuan Muda pulang saja!"

   Oey Sim Tit menghela nafas panjang.

   "Kalian berempat... berkeras melarangku masuk ke dalam?"

   Keempat orang itu menjawab "Tuan Muda mau mengambil sesuatu, mengapa tidak mohon pada ayahmu untuk datang kemari mengambilnya?"

   Oey Sim Tit menyahut "Kalau ayahku tahu, bagaimana mungkin ayahku akan menemaniku kemari mengambil barang itu?"

   Ketika Oey Sim Tit berkata begitu, keempat bilah pedang itupun langsung melintang di hadapannya lagi.

   Oey Sim Tit akhirnya menyadari bahwa ia salah kata sehingga urusan jadi semakin sulit.

   Dia berdiri termanggu-manggu di tempat, tidak tahu harus berkata apa lagi! Keempat orang itu saling memberi isyarat dan salah seorang segera membentak keras.

   "Tuan Muda, kami sudah melanggar peraturan karena bercakap-cakap denganmu, kalau Tuan Muda masih belum mau pergi, kami terpaksa harus turun tangan!"

   Oey Sim Tit mendongakkan kepala, diwajahnya tersirat akan kebulatan hatinya, ia pun berkata dengan perlahanlahan.

   "Kalian berani melukaiku?"

   Keempat orang itu tidak menghiraukan perkata-annya, melainkan berpencar sekaligus menggerakkan pedang masing-masing, Mereka adalah ahli ilmu pedang, maka begitu pedang bergerak, sudah tentu hebat sekali.

   Tampak pedang itu berkelebat-kelebat mengurung Oey Sim Tit, dengan maksud agar Oey Sim Tit mundur Namun pemuda itu sudah membulatkaa hati untuk mengambil obat penawar Begitu melihat pedang berkelebat-kelebat, diapun bergerak cepat, badannya mencelat ke atas! Walau ilmu silatnya masih jauh di bawah keempat orang itu, namun ilmu ginkangnya amat tinggi, sekali mencelat ke atas tingginya hampir lima enam depa! * * * * Bab 104 Sesungguhnya jurus ilmu pedang itu hanya merupakan jurus tipuan, setelah menggerakkan pedang, secepat itu pula mereka menarik kembali Namun mendadak mata mereka tiba-tiba menjadi kabur dan tahu-tahu Oey Sim Tit sudah tidak kelihatan lagi.

   Ketika mereka berempat mendongakkan kepala, mereka melihat Oey Sim Tit bersalto di udara dan melayang turun di pintu gudang batu, Menyaksikan itu, keempat orang itu bertambah terkejut Tampak dua orang membalikkan badan, sekaligus melancarkan dua jurus serangan, Khuang Hong Hu Hu (Angin Badai Bergemuruh) dan jurus Lui Meng Long Long (Geledek 2218 Menggelenggar), Kedua jurus ilmu pedang itu amat dahsyat serta langsung mengarah pada Oey Sim Tit yang baru berdiri tegak, Oey Sim Tit yang tidak menduga mereka berdua berani menyerangnya dengan sengit dan dahsyat menjadi tertegun Ketika Oey Sim Tit baru mau mengerahkan ilmu ginkangnya, di saat bersamaan, kedua bilah pedang itu telah menyambarnya Baju Oey Sim Tit tersobek karena sambaran pedang.

   Kalau kedua orang itu tidak memandang Liok Ci Khim Mo, dada Oey Sim Tit pasti sudah tertembus pedang, Oey Sim Tit berdiri di tempat dengan wajah pucat pias, menuding mereka seraya berkata.

   "Kalian... kalian berani turun tangan terhadapku ?"

   Salah seorang menyahut dengan suara dalam.

   "Kami tidak berani membangkang perintah dari Ci Cun, mohon Tuan Muda sudi memaafkan kami!"

   Oey Sim Tit menarik nafas dalam-dalam.

   "Aku tidak mau pergi!"

   Usai berkata begitu, Oey Sim Titpun segera mengerahkan ginkangnya, Akan tetapi, di saat bersamaan, tampak dua orang bergerak dengan cepat untuk menyerangnya dengan jurus Yun Can Sim Sim (Awan Berlapis-Lapis Dalam) dan jurus Te Tong San Yau (Bumi Bergetar Gunung Bergoyang), Kedua jurus itu berhasil melukai kedua bahu Oey Sim Tit, sehingga membuatnya mengeluarkan suara keluhan, bahkan harus bersalto turun.

   Keempat orang itu langsung mengurungnya, sedangkan Oey Sim Tit melihat luka dibahunya, hanya tergores, tidak begitu berat kelihatannya, Oey Sim Tit lalu menatap mereka.

   "Kalian tetap melarangku ke sana?"

   Keempat orang itu mengangguk serentak.

   Mendadak Oey Sim Tit mengeluarkan Busur Api dalam bajunya, Terdengar suara bunyi empat kali, tampak empat batang panah meluncur ke arah ke-empat orang itu laksana kilat! Betapa terkejutnya keempat orang itu, mereka cepat-cepat berkelit! Tapi dua orang terlambat, sehingga bahu mereka tertancap panah, Oey Sim Tit menggunakan kesempatan itu untuk melesat keempat orang itu berseru serentak "Tuan Muda, cepat berhenti!"

   Usai berseru, salah seorang melancarkan sebuah serangan dengan jurus Hong Yun Pian Sek (Angin Dan Awan Berubah Warna) untuk menyerang Oey Sim Tit.

   Dari mereka berempat dua orang sudah terluka, otomatis membuat mereka amat gusar, sehingga ketika menyerang, merekapun menggunakan enam tujuh bagian tenaganya, pedang itu berke1ebat-ke lebat mengarah Oey Sim Tit, tampak pula darah bermuncratan.

   Orang itu mundur beberapa langkah, ternyata bahu Oey Sim Tit sudah terluka berat Wajah Oey Sim Tit yang buruk itu amat tak sedap dipandang, badannya sempoyongan dan dengan nafas memburu ia berkata.

   "Kalian... bagus! Bagus sekali!"

   Sedangkan kedua orang yang terluka oleh panah kecil, sudah mencabut kedua batang panah yang menancap di bahu masing-masing, luka di bahu mereka tidak begitu berat Ketika melihat Oey Sim Tit sudah terluka berat, guguplah mereka dalam hati, Oey Sim Tit menarik nafas dalam-dalam, kemudian berkata.

   "Asal kalian membiarkanku masuk, akupun tidak akan bilang apa-apa!"

   Keempat orang itu saling memandangi lalu berkasak kusuk berunding. Oey Sim Tit menggunakan kesempatan itu untuk membalut luka di bahunya, berselang sesaat, keempat orang itupun telah usai berunding.

   "Tuan Muda, kami tidak sengaja...."

   Oey Sim Tit segera memutuskan perkataan mereka.

   "Kalian tidak perlu banyak bicara, asal kalian memperbolehkanku masuk, aku pasti tidak akan mengungkat tentang kejadian ini pada siapapun!"

   Bagian 51 Keempat orang itu mengangguk "Baik Tuan Muda cepat masuk tapi harus cepat keluar!"

   Bukan main girangnya Oey Sim Tit, akan tetapi ketika dia baru mau melesat ke dalam gudang batu itu, mendadak terdengar suara langkah menyusul terdengar pula suara seruan.

   "Marga Siauw bersaudara ada perintah dari Ci Cun!"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tertegun Oey Sim Tit dan keempat orang itu, serentak mereka berpaling, ternyata yang muncul adalah Kiong Bu Hong! Kedudukan Kiong Bu Hong cukup tinggi di istana Ci Cun Kiong, walaupun keempat orang itu jarang bergaul dengannya, namun juga tidak berani menentangnya.

   Salah seorang segera bertanya.

   "Ada perintah apa dari Ci Cun?"

   Kiong Bu Hong tidak segera menyahut, melainkan memandang Oey Sim Tit seraya berkata.

   "Eh! Ternyata Tuan Muda juga berada disini!"

   Oey Sim Tit cuma manggut-manggut, Kiong Bu Hong kelihatan terkejut, ketika melihat luka di bahu Oey Sim Tit.

   "Eh? Bahu Tuan Muda terluka parah, apa gerangan yang telah terjadi?"

   Mendengar itu, Siauw Sie Si Kiam tersentak, wajah merekapun berubah seketika. Oey Sim Tit menyahut.

   "Tidak ada apa-apa! Kau kemari ada urusan apa, cepat katakan!"

   Kiong Bu Hong tertawa licik seraya berkata.

   "Ci Cun khawatir Siaw Sie Si Kiam tidak mentaati instruksi Ci Cun, maka ia mengutusku kemari untuk menyampaikan perintahnya, seandainya Tuan Muda ingin mendekati gudang batu, juga harus diperlakukan seperti orang biasa!"

   Tersentak hati Oey Sim Tit mendengar itu, segera ia bertanya.

   "Betuikah... ayahku bilang begitu?"

   Kiong Bu Hong menyahut "Kalaupun hamba bernyali juga tidak berani memalsukan perintah Ci Cun!"

   Oey Sim Tit tertegun, sedangkan Kiong Bu Hong menjura kepada Siauw Sie Si Kiam, lalu meninggalkan tempat itu, Keempat orang itu berkata pada Oey Sim Tit.

   "Tuan Muda sudah mendengar sendiri kan ? Siapa yang berani membangkang perintah ayahmu, Kalau Tuan Muda tidak segera kembali, terpaksa kami turun tangan jahat!"

   Oey Sim Tit masih berdiri tertegun dengan wajah tidak mengerti, sebab dia amat menyayangi ayahnya sehingga tidak menyangka ayahnya akan turunkan perintah demikian, Kalau dia berkeras memasuki gudang batu itu, sudah pasti akan mati di bawah pedang Siauw Sie Si Kiam! ini membuat Oey Sim Tit tidak habis pikir, sehingga mulutnya tak mampu mengeluarkan suara, Di saat bersamaan, terdengar suara yang amat mendadak "Kau sudah mengerti?"

   Suara amat mendadak itu membuat Oey Sim Tit tersentak sadar, sedangkan Siauw Sie Si Kiam tampak tertegun.

   Mereka segera mem hal ikan badannya, ternyata sudah ada dua orang yang berdiri disitu tanpa sepengetahuan mereka.

   Salah seorang masih muda dan tampan, seorang lagi mengenakan jubah merah bagaikan api! Siauw Sie Si Kiam cukup berpengalaman di dunia persilatan, begitu melihat orang tua yang mengenakan jubah merah, mereka langsung mengenali bahwa orang tua itu adalah Liat Hwe Cousu! Mereka berempatpun tahu betapa lihay dan tingginya kepandaian Liat Hwe Cousu, kemunculan ketua Hwa San itu, sungguh mengejutkan keempat orang tersebut, hingga wajah mereka berubah tak menentu.

   padahal di badan mereka masing-masing terdapat sebatang alat, asal mengibaskan alat itu ke atas sekuat tenaga, maka akan terlihat semacam kembang api meluncur ke atas, Begitu melihat kembang api itu, Liok Ci Khim Mo pasti segera datang ke tempat itu! Akan tetapi, saat ini begitu melihat kemunculan Liat Hwe Cousu, mereka berempat jadi tertegun, jangankan melepaskan tanda itu, bahkan mundurpun tidak dilakukannya, Mereka hanya berdiri terbelalak di tempat tidak tahu harus berbuat apa! Siapa pemuda yang bersama Liat Hwe Cousu? Ternyata dia adalah Lu Leng, dia pula yang mengeluarkan seruan itu.

   Mereka berdua melakukan perjalanan siang dan malam menuju ke istana Ci Cun Kiong maka begitu cepat sudah tiba di istana tersebut, Mereka berdua masuk ke dalam melalui belakang, kebetulan para jago tangguh istana Ci Cun Kiong belum pulang, karena itu, mereka berdua tidak mendapat halangan apapun ketika berada di dalam istana Ci Cun Kiong.

   Mereka berduapun tidak tahu Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang berada di dalam istana tersebut, di saat mereka sampai di sekitar gudang batu, kebetulan Oey Sim Tit berada disitu ingin mengambil obat penawar.

   Begitu melihat Oey Sit Tit bertengkar dengan Siauw Sie Si Kiam, mereka berdua segera bersembunyi Siauw Sie Si Kiam sedang berhati-hati 2224 menghadapi Oey Sim Tit, sehingga tidak mengetahui keberadaan mereka berdua, Ketika Oey Sim Tit bergebrak dengan Siauw Sie Si Kiam, entah berapa kali Lu Leng ingin menerjang keluar, namun dicegah oleh Liat Hwe Cousu, sampai saat kemunculan Kiong Bu Hong untuk menyampaikan perintah dari Liok Ci Khim Mo.

   Lu Leng sudah tidak dapat bersabar lagi, dia yang mengeluarkan suara bertanya kepada Oey Sim Tit Akan tetapi, pertanyaan itu justru membuat Oey Sim Tit terheran-heran! Dia hanya memanggil Lu Leng, tapi tetap berdiri tak bergerak di tempati, sedangkan Liat Hwe Cousu, menengok kesana kemari dengan sorot mata tajam, tidak terlihat adanya orang lain disitu, karena tempat itu merupakan tempat terlarang, Liat Hwe Cousu tertawa, kemudian bertanya.

   "Lu Leng, kau kenal keempat orang itu?"

   Sebelum Lu Leng menjawab, Liat Hwe Cousu sudah memberitahukan.

   "Keempat orang itu merupakan orang gagah di daerah Ho Pak, mereka berempat adalah Siauw Sie Si Kiam dari Han Yang. Mereka berempat merupakan pendekar yang cukup terkenal!"

   Liat Hwe Cousu tidak mencaci keempat orang itu, sebaliknya malah memuji, sehingga membuat wajah keempat orang itu berubah kemerah-merahan. Siauw Lo Si mendehem, lalu berkata.

   "Lial Hwe Cousu, walau kau berkepandaian tinggi, tapi harus tahu diri karena saat ini berada di dalam istana Ci Cun Kiong!"

   Liat Hwe Cousu menyahut "Betul! Lalu kalian berempat untuk apa berada disini? Hanya sebagai anjing penjaga pintu?"

   Wajah Siauw Sie Si Kiam bertambah merah, Siauw Lo Toa segera berseru.

   "Cepat lepaskan tanda bahaya!"

   Mereka berempat segera merogoh keluar suatu benda dari dalam baju, sebelum dikibaskan ke atas, Lu Leng sudah mendengus dingin, sekaligus maju selangkah, Ketika melangkah maju, Lu Lengpun menyerang mereka dengan jurus Si Siang Pik Seng (Empat penjuru Pasti Tumbuh)! Empat rangkum angin yang menderu-deru mengarah pada lengan keempat orang itu, Betapa dahsyatnya tenaga Kim Kong Sin Ci, walau kepandaian Siauw Sie Si Kiam amat tinggi, namun karena mereka sama sekali tidak mengenal Lu Leng, bahkan tidak menduga bahwa pemuda yang berada di hadapan mereka itu memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci yang telah lenyap dari dunia persilatan! Karenanya perhatian mereka berempat justru dicurahkan pada Liat Hwe Cousu, Setelah Lu Leng melancarkan serangan, barulah keempat orang itu merasakan kedahsyatannya, Tapi sudah terlambat! Terdengar suara jeritan saling susul, ternyata lengan mereka sudah terkena sambaran angin serangan itu! Mereka merasakan sakit yang luar biasa pada lengan, bahkan sekujur badan merekapun menjadi kesemutan, otomatis benda yang mereka pegang itu terlepas dari tangan.

   "Plok! Plok! Plok! Plok!"

   Keempat benda yang menyerupai tabung jatuh ke tanah, di saat bersamaan, Liat Hwe Cousupun mengibaskan lengan jubahnya ke arah mereka.

   Mereka berempat tak sempat menjerit, karena jalan darah mereka sudah tertotok oleh kibasan lengan jubah Liat Hwe Cousu! Ketika Lu Leng mencabut golok pusaka, dan baru mau mengayunkan nya ke arah Siauw Sie Si Kiam, mendadak Liat Hwe Cousu mengibaskan lengan jubahnya mencegah Lu Leng, Lu Leng tercengang.

   "Suhu, mereka adalah sampah dunia persilatan! Apa gunanya membiarkan mereka hidup?"

   Liat Hwe Cousu menyahut "Karena mereka bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, justru kita harus membuat mereka mati di tangan Liok Ci Khim Mo!"

   Mendengar itu barulah Lu Leng paham akan maksud Liat Hwe Cousu, sebab keempat orang itu telah melalaikan tugas menjaga tempat itu, sudah pasti Liok Ci Khim Mo tidak akan melepaskan mereka, Lu Leng memandang keempat orang itu sejenak, kemudian membalikkan badannya menghadap Oey Sim Tit seraya bertanya.

   "

   Saudara Oey, kini kau sudah mengerti ?"

   Ditanya demikian, Oey Sim Tit justru bertambah tidak mengerti.

   "

   Saudara Lu, aku harus mengerti apa?"

   Lu Leng menghela nafas.

   "Aaaakh..."

   Keluhnya sambil mengge1eng-ge-lengkan kepala.

   "Saudara Oey, apakah kau masih belum mengerti? Kau bersungguh hati untuk menjadi anak berbakti namun ayahmu itu memperlakukanmu seperti itu, maka kau harus mengerti dan tahu itu!"

   Oey Sim Tit memandang Lu Leng dengan tertegun kelihatannya masih belum mengerti akan maksud Lu Leng, Berselang beberapa saat, barulah Oey Sim Tit membuka mulut "Tapi dia... dia adalah ayahku!"

   Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas. Oey Sim Tit menatapnya.

   "Saudara Lu, tadi Kiong Bu Hong melihatku disini, kalau dia memberitahukan pada ayah pasti ayah akan segera menuju kemari! Kalian berdua, lebih baik cepat-cepat pergi!"

   Mendengar perkataan Oey Sim Tit, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng tersentak.

   Karena mereka tahu Oey Sim Tit tidak berkata bohong, Bila Kiong Bu Hong memberitahukan pada Liok Ci Khim Mo, bahwa Oey Sim Tit berada disini, tentunya Liok Ci Khim Mo akan datang, lantaran khawatir Siauw Sie Si Kiam tidak dapat menghalangi Oey Sim Tit yang ingin memasuki gudang batu, Mendadak badan Liat Hwe Cousu bergerak, tahu-tahu sudah berada di hadapan Oey Sim Tit, Liat Hwe Cousu membentak dengan suara dalam.

   "Jangan banyak bicara, cepat serahkan Busur Api itu!"

   Air muka Oey Sim Tit langsung berubah, sahut-nya. Tidak bisa!"

   Tadi Liat Hwe Cousu melihat Busur Api itu berada di badan Oey Sim Tit, bagaimana cara melepaskannya? Begitu Oey Sim Tit menyahut "Tidak bisa!"

   Liat Hwe Cousupun merentangkan sepasang tangannya, langsung memeluknya, Gerakan Liat Hwe Cousu amat aneh, tampak seolah-olah ia menubruk ke arah Oey Sim Tit! Bukan main terkejutnya Oey Sim Tit Dia ingin mengerahkan ginkangnya untuk meloloskan diri, namun ia merasa dirinya ditekan oleh tenaga yang amat kuat di empat penjuru, sehingga membuatnya tak mampu mengerahkan ginkang.

   Oey Sim Tit berteriak-teriak keras.

   "Kalau melukaiku, nona Tam pasti celakai"

   Sesungguhnya Lu Leng tidak setuju merebut Busur Api dengan cara kekerasan, ketika mendengar Oey Sim Tit berkata begitu, hatinya terkejut sekali! Lu Leng segera berseru.

   "Suhu! Tunggu!"

   Liat Hwe Cousu segera menarik kembali Lwee-kangnya, namun Oey Sim Tit terdorong ke samping bersandar pada tembok, Lu Leng segera bertanya.

   "Saudara Oey, barusan kau bilang nona Tam kenapa?"

   Oey Sim Tit menyahut "Nona Tam dan Nona Toan berada di dalam istana ini, kungfu mereka telah musnah!"

   Lu Leng tahu Oey Sim Tit tidak pernah berbo-hong, Ketika mendengar itu, bukan main terkejutnya dan keringat dinginpun mengucur dengan tiba-tiba.

   "Mereka... tidak apa-apa?"

   Oey Sim Tit menjawab.

   "Sementara ini tidak apa-apa, hanya terkena semacam racun sehingga membuat mereka kehilangan kungfu! Aku kemari justru ingin mengambil obat penawar!"

   Lu Leng segera memandang Liat Hwe Cousu seraya berkata.

   "Suhu cepat lepaskan dia!"

   Liat Hwe Cousu menyahut "

   Suruh dia serahkan dulu Busur Apinya!"

   Oey Sim Tit menggigit bibir, sama sekali tidak bersuara, berselang sesaat barulah berkata.

   "Kalau memaksaku menyerahkan Busur Api, aku tidak akan perduli apa-apa lagi!"

   Usai berkata, Oey Sim Titpun mengucurkan air mata. Lu Leng tahu pemuda buruk rupa itu amat jujur, dan tidak bisa terus menerus mendesak dia. Oleh karena itu, Lu Leng segera berkata pada Liat Hwe Cousu.

   "Suhu, tentang Busur Api lebih baik jangan dibicarakan sekarang, kita harus mengambil obat penawar dulu! Setelan menolong nona Tam dan nona Toan keluar dari istana Ci Cun Kiong, barulah dirundingkan!"

   Liat Hwe Cousu tidak setuju, langsung menyahut "Anak Leng, kesempatan sulit didapatkan lagi!"

   Lu Leng segera menjatuhkan diri di hadapan Liat Hwe Cousu, katanya.

   "Suhu, teecu bermohon pada suhu agar "sudi mengabulkannya! Karena teecu banyak berhutang pada mereka berdua, biar bagaimanapun harus menyelamatkan mereka!"

   Liat Hwe Cousu menghela nafas panjang, lalu menurunkan sepasang lengannya, Di saat bersamaan, Oey Sim Titpun segera mengerahkan ginkangnya melesat pergi. Begitu melesat sudah sampai di depan pintu gudang batu, dia berkata pada Lu Leng.

   "Saudara Lu, pintu gudang batu ini amat berat, bantulah aku mendorongnya!"

   Lu Leng melesat ke depan pintu gudang batu itu, mengerahkan Lweekang dan mendorongnya sehingga perlahan-lahan pintu itu terbuka, sebelum mereka berdua masuk ke dalam, mendadak terdengar suara Ting! Ting!"

   Itu adalah suara harpa! Pada bunyi yang ke dua, nyata bahwa suara itu semakin dekat.

   Dugaan mereka tidak meleset, Kiong Bu Hong telah melapor pada Liok Ci Khim Mo bahwa Oey Sim Tit berada disitu, maka Liok Ci Khim Mo segera datang, Liat Hwe Cousu yang berkepandaian tinggi juga tidak terhindar dari rasa kaget, dia berdiri tertegun di tempat! Ting!1 Suara harpa ke tiga kalinya mendengung ke dalam telinga, amat tajam dan nyaring.

   Liat Hwe Cousu memandang Siauw Sie Si Kiam yang tergeletak di lantai, mendadak bergerak cepat ke arah mereka sekaligus membebaskan totokan mereka.

   Keempat orang itu langsung meloncat bangun, wajah mereka tampak berseri-seri.

   Hal ini membuat Lu Leng terheran-heran, sebab di saat yang menegangkan Liat Hwe Cousu malah membebaskan totokan keempat orang itu, entah ada ide apa di dalam hatinya, Ketika Lu Leng ingin bertanya, sudah terdengar suara Liat Hwe Cousu berkata pada Siauw Sie Si Kiam.

   "Liok Ci Khim Mo sudah hampir tiba di sini, kami akan bersembunyi di dalam gudang batu! cepatlah kalian memungut alat yang di lantai, lalu berpura-pura seakan tidak terjadi sesuatu, mungkin nyawa kalian masih dapat dipertahankan!"

   Seusai berkata, tanpa menunggu keempat orang itu mengiyakan, Liat Hwe Cousu sudah melesat kearah pintu gudang batu itu sambil menjulurkan tangannya, mendorong 2232 Oey Sim Tit dan Lu Leng ke dalam, Setelah berada di dalam, Liat Hwe Cousupun menutup kembali pintu gudang batu itu, Kini Lu Leng baru tahu maksud Liat Hwe Cousu, kalaupun mereka keburu meloloskan diri, juga tidak bisa menyelamatkan Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang.

   Oleh karena itu, timbul ide dalam hati Liat Hwe Cousu untuk bersembunyi di dalam gudang batu! sedangkan Siauw Sie Ki Kiam sudah pasti takut dihukum Liok Ci Khim Mo, maka mereka akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa disitu, Akan tetapi, bagaimana bila Siauw Sie Si Kiam menceritakan hal yang sebenarnya? Berpikir sampai disitu, Lu Leng menjadi ngeri sendiri.

   Akhirnya dia bertanya pada Liat Hwe Cousu dengan suara rendah.

   "Suhu, apakah Siauw Sie Si Kiam akan menuruti perkataan suhu?"

   Wajah Liat Hwe Cousu tampak serius.

   "ltu tergantung pada keberuntungan!"

   Termasuk Oey Sim Tit, mereka bertiga amat tegang dalam hati, Mereka pasang kuping pada pintu gudang batu, mendengar dengan penuh perhatian bagaimana gerak-gerik di luar.

   Terdengar lagi dua kali suara harpa, persis berada di depan pintu gudang batu itu.

   Di saat bersamaan, terdengar pula suara Siauw Sie Si Kiam.

   "Hamba sekalian menyambut kedatangan Bu Lim Ci Cun!"

   Liat Hwe Cousu, Lu Leng dan Oey Sim Tit dapat mendengar suara keempat orang itu agak tidak w wajar, karena masih gemetar.

   Namun Siauw Si Sie Kiam tidak memberitahukan bahwa mereka bertiga berada di dalam gudang batu, yang membuat mereka agak berlega hati, Terdengar suara Liok Ci Khim Mo .

   "Tadi Kiong Bu Hong memberitahukan, bahwa Tuan Muda berada disini! Tapi dia kok tidak kelihatan disini?"

   Mendengar itu, Liat Hwe Cousu, Lu Leng dan Oey Sim Tit langsung merasa tegang kembali. Terdengar suara batuk Siauw Sie Si Kiam, kemudian salah seorang menyahut perlahan.

   "Tadi Tuan Muda memang berada disini, namun sudah diusir oleh hamba berempat!"

   Liok Ci Khim Mo manggut-manggut.

   "Ng! Kalian berempat menjaga disini, Tanggung jawab kalian amat berat sekali! Apabila terjadi sesuatu, itu merupakan tanggung jawab kalian!"

   Siauw Sie Si Kiam menyahut serentak "Ya!"

   Menyusul terdengar lagi suara harpa "Ting! Ting! Ting! Ting!"

   Makin lama makin jauh, pertanda Uok Ci Khim Mo meninggalkan tempat itu.

   Liat Hwe Cousu, Lu Leng dan Oey Sim Tit menarik nafas lega, Di saat bersamaan, tampak pintu gudang batu itu 2234 terbuka perlahan-lahan, Siauw Sie Sie Kiam menerobos ke dalam, lalu menutup kembali pintu gudang batu itu.

   Wajah mereka berempat pucat pias, badanpun masih gemetaran! Liat Hwe Cousu memandang mereka berempat seraya berkata.

   "Terimakasih atas ucapan kalian tadi kepada Liok Ci Khim Mo! Kalian berempat memang cerdik!"

   Dengan tertawa getir Siauw Lo Si menyahut "Cepat atau lambat Liok Ci Khim Mo pasti akan tahu kehilangan di dalam gudang batu ini, mohon Cousu memberi petunj uk pada kami, bagaimana caranya agar kami dapat meloloskan diri!"

   Liat Hwe Cousu tertawa.

   "Di dalam gudang batu ini terdapat begitu banyak benda mustika rimba persilatan kalian berempat boleh mengambil suatu benda lalu cepat-cepat ka-bur!"

   Siauw Lo Si berkata.

   "Walau kami kabur kemana saja tetap tidak akan selamat!"

   Liat Hwe Cousu berkata.

   "Kalian boleh menuju ke pantai, kabur ke seberang lautan! Liok Ci Khim Mo tidak akan mengejar kalian sampai ke seberang lautan, hanya saja saat kalian menuju ke pantai, harus berhati-hati!"

   Siauw Lo Si menghela nafas panjang.

   "Terimakasih atas petunjuk Cousu!"

   Siauw Lo Si Kiam mengambil beberapa macam benda mustika, Menyaksikan itu, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng tertawa dalam hati.

   penjaga yang mencuri benda mustika, apabila hal ini diketahui Liok Chi Khim Mo, entah bagaimana Liok Ci Khim Mo melampiaskan kemarahannya! Mereka bertiga mulai memperhatikan gudang batu itu, di atas sebuah meja terdapat belasan kotak besar dan kecil, Oey Sim Tit terus memperhatikan kotak-kotak itu, kemudian mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah.

   sementara Siauw Sie Si Kiam juga telah mengambil beberapa macam benda mustika yang ada di dalam gudang batu itu, mereka berempat segera meninggalkan gudang batu tersebut Oey Sim Tit berkata.

   "Saudara Lu, aku akan berikan obat penawar ini kepada nona Tam dan nona Toan! Maukah kalian menunggu mereka berdua di belakang istana?"

   Lu Leng berpikir kalau dia juga ikut, itu sangat berbahaya sekali! Ketika dia baru mau mengangguk mendadak Liat Hwe Cousu berkata.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Tunggu! Bagaimana dengan Busur Api itu?"

   Mendengar itu, badan Oey Sim Tit segera bergerak cepat laksana kilat melesat pergi bagaikan segulung asap, Liat Hwe Cousu juga bergerak cepat namun tetap tidak berhasil menyambarnya! sekejap Oey Sim Tit sudah tidak kelihatan bayanganya, Lu Leng segera berkata.

   "Suhu, setelah Goat Hua dan Toan Bok Ang lolos dari bahaya, barulah membicarakan tentang Busur Api itu!"

   Liat Hwe Cousu menatap Lu Leng, kemudian berkata perlahan.

   "Anak Leng, selama ini aku tidak pernah mendengar perkataan orang lain, kini entah apa sebabnya, aku merasa tidak tega menolak perkataanmu itu!"

   Liat Hwe Cousu berhenti sejenak, lalu menambahkan "Kelak dirimu akan menjadi ketua Gobi dan Hwa San, asal tidak mengentengkan Hwa San, aku sudah merasa puas sekali!"

   Lu Leng segera menyahut "Teecu juga adalah murid Hwa San Pay, sudah pasti tidak akan pilih kasih, teecu berjanji!"

   Liat Hwe Cousu manggut-manggut tidak bicara apa-apa lagi, mereka berdua lalu melesat pergi menuju ke belakang istana, Setelah meninggalkan gudang batu Oey Sim Tit langsung menuju ke kamar Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang, sebelum sampai di kamar itu, mendadak terdengar suara orang memanggilnya dari belakang.

   "Tuan Muda, harap berhenti!"

   Oey Sim Tit menoleh, ternyata orang yang memanggilnya adalah Kiong Bu Hong! Oey Sim Tit tersentak sebab dia tahu Kiong Bu Hong amat licik dan licin, urusan apapun dapat dilaksanakannya! Oey Sim Tit segera berkata.

   "Aku masih punya urusan lain!"

   Kiong Bu Hong menghampirinya, memberi hormat seraya berkata.

   "Selamat bahagia, Tuan Muda!"

   Oey Sim Tit tahu maksud dan tujuan ucapan itu, yaitu tentang pernikahannya dengan Tam Goat Hua, ia tertawa paksa sambil manggut-manggut. Kiong Bu Hong berkata lagi.

   "Bahu Tuan Muda terluka parah, apakah itu perbuatan Siauw Sie Si Kiam?"

   Oey Sim Tit menyahut ketus tanpa berlaku sungkan-sungkan lagi.

   "Aku sudah bilang urusanku, apakah kau tidak dengar?"

   Kiong Bu Hong tertawa licik, tawa yang amat menjijikkan.

   "Maaf, Ci Cun mengutusku mencari Tuan Muda, Tuan Muda harus segera pergi menemui beliau."

   Mendengar itu, hati Oey Sim Tit langsung ber-debar-debar tegang, tanyanya dengan kening berkerut "Ada urusan apa ayah mencariku ? Beri tahu kan padanya sebentar lagi aku akan pergi menemuinya!"

   Kiong Bu Hong berkata.

   "Ada urusan apa Ci Cun mencari Tuan Muda, hamba sama sekali tidak tahu! Ci Cun hanya berpesan begitu bertemu harus langsung ajak Tuan Muda pergi menemui beliau, tidak boleh membuang waktu sedikitpun!"

   Kiong Bu Hong tahu Oey Sim Tit bersifat lemah, maka nada perkataannya agak menekan pemuda itu.

   Oey Sim Tit tertegun beberapa saat, di dalam bajunya ia menyimpan obat penawar, apabila ayahnya tahu dirinya pasti celaka! Oleh karena ituj dia berdiri ^ termangu-mangu di tempat tidak tahu harus bagaimana cara menolak ajakan Kiong Bu Hong! Dia Menundukkan kepala perlahan-tahan, setelah melihat - pakaiannya tersobek sana sini, langsung berkata.

   "Kalau harus segera pergi menemui ayahku tunggulah aku ganti pakaian dulu!"

   Kiong Bu Hong tetap tersenyum licik.

   "ltu tidak perlu!"

   Sambil menyahut Kiong Bu Hongpun melepaskan jubah luarnya, sekaligus dipakaikannya pada badan Oey Sim Tit.

   Apa boleh buat Oey Sim Tit terpaksa mengikutinya ke aula besar Tak berapa lama mereka sudah sampai di pintu aula, tampak Kim Kut Lau berdiri disitu, Begitu melihat Oey Sim Tit, Kim Kut Lau segera memberi hormat seraya berkata.

   "Silakan Tuan Muda!"

   Kim Kut Lau membuka pintu aula, Kiong Bu Hong juga ingin ikut masuk, namun Kim Kut Lau segera menjulurkan tangannya menghalangi Kiong Bu Hong masuk, ia berkata dingin.

   "

   Kiong Bu Hong, apakah kau tidak tahu peraturan ? sebelum ada perintah dari Ci Cun, bagaimana kau boleh masuk ke dalam?"

   Diam-diam Kiong Bu Hong mencaci dalam hati, namun tidak tersirat pada wajahnya.

   "Ya! Ya!"

   Kiong Bu Hong membalikkan badan, langsung berjalan pergi! Beberapa langkah kemudian, Kiong Bu Hong tampak semakin gusar, katanya dalam hati.

   "Padahal di dalam istana Ci Cun Kiong, walau kedudukan Empat Aula dan Empat Tancu sederajat, namun dengan suatu akal licik aku bisa berada di atas mereka, bahkan merekapun harus mendengar perkataanku! Tapi sejak kedatangan Kim Kut Lau, justru kedudukannya berada diatasku! Lagi pula kepandaiannya amat tinggi, kalau ingin merebut kedudukan tinggi, terlebih dahulu harus melenyapkan Kim Kut Lau!"

   Kiong Bu Hong berjalan pergi sambil berpikir, sebaliknya Kim Kut Lau justru tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, * * * * Bab 105 Sementara itu Oey Sim Tit sudah memasuki aula besar, dia berjalan menuju ke arah sebuah pintu.

   Ketika Oey Sim Tit baru sampai di depan pintu itu sudah terdengar suara dari dalam.

   "Sim Tit ya?"

   Oey Sim Tit menyahut.

   "Ya, ayah!"

   Liok Ci Khim Mo berkata.

   "Masuklah!"

   Oey Sim Tit mendengar suara Liok Ci Khim Mo bernada gusar yang membuat hatinya berdebar-debar. Perlahan-lahan ia mendorong pintu itu lalu masuk ke dalam, tampak Liok Ci Khim Mo duduk bersila di dalam ruang itu. Oey Sim Tit memanggil "Ayah!"

   Liok Ci Khim Mo mendengus, kemudian menyahut "Sim Tit, mau apa kau ke gudang batu?"

   Ditanya secara langsung Oey Sim Tit jadi gugup, ia berkata tergagap-gagap.

   "Aku... aku...."

   Liok Ci Khim Mo menatapnya dengan dingin.

   "Kau ke sana ingin mengambil obat penawar untuk Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang! Ya, kan?"

   Mendengar pertanyaan ayahnya Oey Sim Tit semakin tegang, dan berkeringat dingin.

   "Aku...."

   Namun Liok Ci Khim Mo langsung menyela.

   "Sim Tit, kini dia masih belum memberi jawaban yang positif mengenai perjodohan itu, setelah kalian jadi suami isteri pasti aku akan memberikan obat penawar, agar kungfunya pulih seperti semula! sekarang kau tidak boleh mendekati gudang batu itu, sebab aku sudah turunkan perintah ke sana!"

   Oey Sim Tit manggut-manggut seraya tangannya memegang erat-erat jubah luar pemberian Kiong Bu Hong, agar Liok Ci Khim Mo tidak melihat luka di bahunya, Kalau Liok Ci Khim Mo menanyakan keadaannya, ia pasti mengalami kesulitan untuk memberikan penjelasan.

   Liok Ci Khim Mo berkata lagi.

   "

   Setelah kau menikah, kita masih harus meninggalkan istana ke berbagai tempati Siapa yang tidak tunduk padaku, harus mampus di bawah Pat Liong Thian Imku!"

   Oey Sim Tit diam saja. Berselang sesaat, Liok Ci Khim Mo mengibaskan tangannya.

   "Pergilah!"

   Oey Sim Tit tidak berani mengucapkan apapun, buru-buru ia meninggalkan ruangan itu.

   Sesampai di luar baru dia merogoh ke dalam bajunya, ternyata kotak kecil yang berisi obat penawar masih berada di dalam bajunya, ia menarik nafas lega dan segera menuju ke kamar Tam Goat Hua.

   Tak lama kemudian ia sudah sampai di depan pintu kamar itu, tampak Kiong Bu Hong melesat melewatinya, namun Oey Sim Tit sama sekali tidak memperdu1ikannya.

   Dia menjulurkan tangannya mengetuk pintu kamar Terdengar suara sahutan Tam Goat Hua yang amat dingin dari dalam.

   "Siapa?"

   Oey Sim Tit segera menyahut "Aku!"

   Lama sekali baru terdengar suara sahutan.

   "Masuklah!"

   Oey Sim Tit mendorong pintu masuk ke dalam, Tam Goat Hua dan Toan Bong Ang duduk dekat meja. Wajah Tam Goat Hua tampak dingin, tanyanya.

   "Sudah memperoleh obat penawar itu?"

   Oey Sim Tit segera berkata.

   "Jangan bicara keras-keras, nona Tam!"

   Toan Bok Ang tertawa dingin.

   "Kau adalah putra Bu Lim Ci Cun, masih takut pada siapa?"

   Oey Sim Tit menghela nafas panjang, kemudian memberitahukan.

   "Aku sudah memperoleh obat penawar!"

   Tam Goat Hua menjulurkan tangannya.

   "Masih belum mau memberikannya kepadaku?"

   Oey Sim Tit merogoh ke dalam bajunya, seketika mulutnya ternganga lebar, wajahpun pucat pias dan tampak keringat sebesar kacang hijau merembes keluar dari keningnya, Ketika Oey Sim Tit meninggalkan ruang ayah-nya, kotak kecil yang berisi obat penawar masih berada di dalam bajunya, Tapi sekarang kotak itu hilang entah kemana! Betapa terkejutnya Oey Sim Tit.

   Ketika melihat perubahan pada air muka Oey Sim Tit, Tam Goat Hua segera bertanya.

   "Ada apa?"

   Saking gugupnya, Oey Sim Tit nyaris menangis dan menyahut terputus-putus.

   "Obat penawar itu,., telah hilang!"

   Tam Goat Hua juga terkejut Dia tahu Oey Sim Tit tidak akan membohonginya, bila dia bilang hilang pasti sudah hilang, hal ini membuat Tam Goat Hua jadi ikut gugup dan panik.

   "Aaaah! Mengapa kau tidak berhati-hati?"

   Oey Sim Tit diam, namun keringat dingin terus mengucur Toan Bok Ang berkata.

   "Kakak Tam, mungkinkah dia mempermainkan kita?"

   Tam Goat Hua menggeleng-ge!engkan kepala.

   "ltu tidak mungkin!"

   Di saat bersamaan mendadak terdengar suara ketukan di pintu, Mereka bertiga tersentak, Tam Goat Hua segera bertanya.

   "Siapa?"

   Terdengar suara tawa licik, menyusul terdengar suara orang menyahut "Nona Tam, aku mencari Tuan Muda!"

   Tam Goat Hua bertanya pada Oey Sim Tit.

   "Siapa yang di luar itu?"

   Oey Sim Tit mengenali suara itu, yang tidak lain adalah suara Kiong Bu Hong! Mendadak dia teringat ketika dirinya berada di depan pintu kamar ini Kong Bu Hong melesat melewati dirinya, pasti dia yang mencuri kotak kecil tersebut! Oey Sim Tit tidak menyahut, cepat-cepat ia membalikkan badannya untuk membuka pintu seraya membentak "Cepat kembalikan padaku!"

   Kiong Bu Hong tertawa, ia segera masuk ke dalam dan sekaligus menutup kembali pintu kamar itu, ia berkata dengan suara setengah berbisik "Tuan Muda jangan berteriak keras-keras, kalau terdengar orang lain, bisa celaka lho!"

   Oey Sim Tit bertanya "Obat penawar yang di dalam kotak kecil itu apakah ada padamu? Cepat kembalikan padaku!"

   King Bu Hong pura-pura tercengang, ia mengeluarkan suara "lh"

   Lalu menyahut "Aku memang memungut sebuah kotak kecil dan aku ingin memberikannya kepada Ci Cun...."

   Oey Sim Tit segera berkata.

   "Jangan serahkan kepada ayahku!"

   Kiong Bu Hong mengge1eng- gelengkan kepalanya sambil berkata.

   "Tuan Muda kalau sampai hal ini diketahui oleh Ci Cun bukankah tidak baik?"

   Oey Sim Tit tampak gugup sekali, tidak tahu harus berbuat apa! Lain sekali dengan Tam Goat Hua yang begitu melihat Kiong Bu Hong, sudah tahu bila orang itu amat licik dan banyak akal busuk.

   Tindakannya pasti mengandung suatu maksud tertentu Tam Goat Hua bertanya dengan dingin.

   "Kau mau apa?"

   Kiong Bu Hong buru-buru memberi hormat pada Tam Goat Hua seraya berkata.

   "Nona Tam adalah gadis yang penuh pengertian, aku hanya menghendaki Tuan Muda melakukan sesuatu!"

   Tam Goat Hua bertanya dengan kening berkerut "Melakukan apa?"

   Kiong Bu Hong nyaris memberitahu kan, kemudian dia berpikir Urusan ini sama sekali tidak boleh diberitahukan pada Tam Goat Hua, apabila gadis itu tahu maka urusan bisa menjadi kacau, Oleh karena itu cepat-cepat ia berkata.

   "Maaf, tentang itu hanya boleh kuberitahukan kepada Tuan Muda!"

   Tam Goat Hua mengerutkan kening, orang itu berkepandaian tinggi dan amat licik, harus dihabiskan ! Namun sementara ini Tam Goat Hua tidak mampu melakukannya, dia cuma berkata dengan dingin.

   "Kalau begttu, silakan memberitahukan pada Tuan Muda saja!"

   Kiong Bu Hong tertawa-tawa, kemudian berkata pada Oey Sim Tit "Harap Tuan Muda ikut aku ke luar sebentar, aku ingin bicara!"

   Oey Sim Tit sedang memburu waktu, maka cepat-cepat ia mengikuti Kiong Bu Hong keluar.

   Di dalam kamar, hati Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang berdebar-debar tegang, karena tidak tahu Kiong Bu Hong bicara apa pada Oey Sim Tit.

   Berselang beberapa saat tampak Oey Sim Tit berjalan ke dalam kamar dengan kepala tertunduk, sedangkan tangannya membawa sebuah kotak kecil.

   Toan Bok Ang yang tidak sabaran, segera bertanya.

   "Tuan Muda Oey, dia menghendakimu melakukan apa?"

   Oey Sim Tit tidak menyahut karena Kiong Bu Hong sudah berpesan ia tidak boleh memberitahukan pada Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang. ia hanya dapat berkata apa adanya dengan perlahan-lahan.

   "Dia... dia melarangku memberitahukan pada kalian!"

   Tam Goat Hua menatap Oey Sim Tit sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan berpikir ternyata di dunia ini masih ada orang yang sedemikian lemah dan bajik! Walau berada di dalam istana Ci Cun Kiong, namun masih tetap dihina dan ditindas orang! Tam Goat Hua balik berpikir lagi, seandainya Oey Sim Tit tidak sedemikian lemah dan bajik, mungkin mereka semua sudah mati di bawah Pat Liong Thian Im! Gadis itu tahu, apabila terus bertanya pasti akan menyulitkan Oey Sim Tit.

   Dia menjulurkan tangannya untuk mengambil kotak kecil itu, membuka penutupnya sekaligus menuang ke luar beberapa butir obat.

   Oey Sim Tit segera memberitahu kan.

   "Satu orang cukup sebutir saja!"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tam Goat Hua mengangguk dia segera memberi Toan Bok Ang sebutir obat penawar Mereka berdua talu menelan obat penawar tersebut. Oey Sim Tit berkata lagi.

   "Setengah jam kemudian, kungfu kalian pasti pulih! Saudara Lu berada di belakang istana menunggu kalian!"

   Tersentak hati Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang mendengar itu, tanpa sadar Tam Goat Hua melepaskan kotak kecil yang digenggamnya sehingga terjatuh ke bawah.

   Oey Sim Tit tertegun, lalu menambahkan "Saudara Lu bersama Liat Hwe Cousu, sedang menunggu kalian berdua di belakang istana! Kalian ke sana, pasti bertemu mereka!"

   Badan Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang tampak gemetar, hati mereka amat risau, justru karena kedatangan Lu Leng! ternyata mereka berdua sudah mengambil keputusan biar bagaimanapun tidak mau bertemu Lu Leng selama-lamanya! Sudah lama Tam Goat Hua mengambil keputusan tersebut.

   sedangkan Toan Bok Ang sejak mengetahui Lu Leng tidak mencintainya, barulah ia mengambil keputusan tersebut! seandainya bertemu lagi dengan Lu Leng, entah apa pula yang akan terjadi! Setelah tertegun beberapa saat, barulah Tam Goat Hua berkata.

   "Kami sudah tahu itu, cepatlah kau pergi!"

   Oey Sim Tit terus menatap Tam Goat Hua lekat-lekat, setelah itu menghela nafas panjang dan berjalan pergi meninggalkan kamar itu dengan kepala tertunduk.

   Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang duduk bersila menghimpun hawa murni, setengah jam kemudian, terhimpunlah hawa murni mereka sehingga kungfu merekapun pulih kembali seperti sediakala! Tam Goat Hua bangkit duluan, dia membuka sedikit pintu kamar sambil menengok keluar, tidak tampak siapapun di koridor, Sunyi sepi.

   Dia segera melambaikan tangannya pada Toan Bok Ang seraya berkata dengan suara rendah.

   "Adik Toan, mari kita pergi!"

   Toan Bok Ang bertanya dengan suara agak bergetar 2249

   "Kakak Tam, apakah kita., akan ke belakang istana?"

   Tam Goat Hua balik bertanya.

   "Bagaimana menurutmu?"

   Toan Bok Ang menghela nafas perlahan.

   "Kakak Tam, aku tidak mau menemuinya! Se-lama-lamanya aku tidak mau menemuinya!"

   Tam Goat Hua juga menghela nafas panjang.

   "Kalau begitu, kita harus berusaha menerjang keluar dari depan!"

   Toan Bok Ang manggut-manggut Mereka berdua hanya berpikir agar tidak bertemu Lu Leng, sehingga tidak memikirkan kesulitan yang akan dihadapi bila menerjang keluar dari depan, sedangkan Oey Sim Tit tetap mengira mereka akan ke belakang istana untuk menemui Lu Leng, maka ia segera mengatur agar para penjaga di belakang meninggalkan tempat masing-masing.

   Apabila Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang menuju ke belakang istana, niscaya mereka akan sampai dengan selamat tanpa kesulitan apapun.

   Akan tetapi, mereka berdua justru ingin menerjang ke luar dari depan! Setelah mengambil keputusan mereka berdua lalu berjalan keluar meninggalkan kamar itu.

   Mereka melewati sebuah koridor, kemudian membelok ke arah kiri langsung menuju ke arah selatan.

   Berselang beberapa saat, mereka berdua sudah sampai di sebidang 2250 tanah kosong.

   Ketika mereka baru mau menuju ke depan, mendadak berkelebat sesosok bayangan kehadapan mereka seraya membentak.

   "Mau kemana, Goat Hua?"

   Tam Goat Hua menatap orang itu, ternyata Hek Sin Kun adanya. Gadis itupun menengok kesana kemari, terlihat sekitar dua puluh orang bersembunyi di sudut rumah. Tam Goat Hua berusaha berlaku setenang mungkin dengan menjawab perlahan lahan.

   "Aku ingin jalan-jalan sebentar, apakah tidak boleh?"

   Hek Sin Kun berkata.

   "Goat Hua, kau sudah hampir jadi pengantin, tidak baik berkeluyuran!"

   Ketika mendengar Hek Sin Kun berkata begitu, sepasang mata Tam Goat Hua langsung berapi-api.

   Rasanya ingin sekali membunuh Hek Sin Kun dengan sekali pukul! Namun ia tidak berani berlaku aya1-ayalan, karena tahu kepandaian Hek Sin Kun amat tinggi, maka dia menekan hawa kegusarannya seraya berkata.

   "Kalau aku jadi pengantin, bukankah kau akan jadi paman pula?"

   Hek Sin Kun tertawa puas.

   "Ha ha ha! itu berkat kau lho!"

   Tam Goat Hua berkata.

   "Kalau begitu, mengapa sekarang kau menghadang di sini? Tentunya kau tahu kungfuku telah musnah, apakah masih takut aku akan kabur?"

   Hek Sin Kun menyahut terputus-putus.

   "Ini... lebih baik dilaporkan dulu pada Ci Cun, barulah kalian boleh jalan-jalan!"

   Diam-diam Tam Goat Hua melirik Toan Bok Ang, sekaligus menyentuh lengannya perlahan-lahan.

   Toan Bok Ang segera melirik ke arahnya, tampak jari tangan Tam Goat Hua menunjuk ke depan, Toan Bok Ang tahu Tam Goat Hua menyuruhnya menerjang keluar duluan, karena itu, tangan gadis itupun diarahkan pada senjata Sian Tian Sin So, lalu mendadak melesat ke depan! Betapa terkejutnya Hek Sin Kun, ia segera membalikkan badannya seraya berseru sekeras-kerasnya.

   "Nona Toan! Mau ke mana.,.?"

   Saking terkejut melihat Toan Bok Ang melesat pergi, Hek Sin Kun melupakan keberadaan Tam Goat Hua di sisinya, Ketika melihat Hek Sin Kun membalikkan badannya, gadis itupun tidak menyia-nyia-kan kesempatan tersebut, langsung membokongnya dengan sebuah pukulan yang dahsyat dengan menggunakan hampir sembilan bagian tenaga, Mendadak ia teringat bahwa biar bagaimanapun Hek Sin Kun adalah pamannya maka buru-buru ia menarik kembali dua bagian tenaganya, Walau begitu pukulan yang dilancarkan Tam Goat Hua tetap dahsyat.

   pendengaran Hek Sin Kun amat 2252 tajam, ketika Tam Goat Hua melancarkan pukulan tersebut, dia sudah tahu ada ketidakberesan di belakangnya! Akan tetapi, pukulan yang dilancarkan Tam Goat Hua amat cepat, sehingga membuat Hek Sin Kun tidak bisa berkelit dan membuat Hek Sin Kun terpaksa menangkis dengan telapak tangannya yang mendadak menjadi mengkilap mengarah pada dada gadis itu dengan pukulan ilmu Hek Sah Ciang (Telapak Pasir Hitam)nya yang sama-sama dahsyat.

   "Blam!"

   Pukulan yang dilancarkan Tam Goat Hua berhasil menghantam punggung Hek Sin Kun! sedangkan pukulan yang dilancarkan Hek Sin Kunpun mendarat di dada Tam Goat Hua, hanya saja Hek Sin Kun terkena pukulan du!uan, membuat hawa murninya tak terhimpun Dengan mulut yang mengeluarkan darah pertanda bahwa ia sudah terluka, Karena itu, pukulannya yang mendarat di dada Tam Goat Hua sudah tak bertenaga sama sekali! Setelah berhasil menghantam punggung Hek Sin Kun, Tam Goat Huapun tidak berhenti, langsung menerjang ke arah Hek Sin Kun! Terjangan itu membuat hek Sin Kun terpental beberapa depa, lalu roboh tak bangun lagi.

   Semua itu terjadi beberapa saat setelah Toan Bok Ang menerjang keluar, begitu menerjang ke luar, di sudut rumah meloncat keluar dua orang, Toan Bok Ang langsung menyerang dengan senjata Sian Tian Sin So menggunakan jurus Tian Kong Ciau Ciau (Kilat Bergemerlapan).

   Di saat bersamaan, Tam Goat Huapun sudah tiba disitu, Tanpa banyak bicara diapun menyerang kedua orang itu dengan jurus Thian Pheng Te Liak (Langit Runtuh 2253 Bumi Retak), terdengar suara rantainya menderu-deru mengarah kedua orang itu, Kedua orang itu sedang bertarung seimbang dengan Toan Bok Ang, namun diserang mendadak oleh Tam Goat Hua, membuat mereka jadi sibuk sekali dan kacau, Salah seorang tidak keburu berkelit terhantam oleh rantai, Badannya terpental membentur tembok, roboh dengan mulut mengeluarkan darah dan nyawapun melayang seketika, Seorang lagi ingin melarikan diri, namun Toan Bok Ang sudah menggerakkan senjatanya ke arah kepala orang itu, ujung senjata Sian Tian Sin So menancap di kepala orang tersebut, Toan Bok Ang langsung menyentak senjatanya, badan orang itu tersentak beberapa depa jauhnya dengan nafas yang seketika putus, Walau mereka berhasil melukai Hek Sin Kun dan kedua orang itu, namun di saat bersamaan, telah muncul dua puluh orang lebih mengurung mereka, Tam Goat Hua segera berkata.

   "Cepat! Kalau Liok Ci Khim Mo muncul, sudah tidak keburu!"

   Mereka berdua lalu menerjang.

   Tam Goat Hua menggunakan ilmu pukulan Cit San Sit Ciang membuka jalan, sedangkan sepasang rantai di lengannya meliuk-liuk kesana kemari bagaikan sepasang naga hitam! Toan Bok Ang juga menggerakkan senjata Sian Tian Sin So, tampak cahaya putih bergemerlapan bagaikan kilat yang menyambar-nyambar ke sana ke mari! Mereka berdua terus menerjang keluar, terdengar suara jeritan disana sini, siapa yang berani menghadang, pasti mati 2254 diujung senjata mereka! Berselang beberapa saat, mereka berdua sudah berada di sekitar pintu besar istana Ci Cun Kiong! Ternyata yang menghadang semakin banyak, bahkan di depan pintu besar sudah berbaris delapan orang menjaga dtsitu, Tam Goat Hua tahu, saat ini Liok Ci Khim Mo pasti sudah tahu akan kejadian ini dan sewaktu-waktu dapat muncul untuk menangkap mereka kembali.

   Oleh karena itu, tanpa banyak berpikir lagi, mereka berdua langsung menerjang ke arah para penjaga itu sekaligus melancarkan tiga buah pukulan, Tapi orang-orang itu justru mundur selangkah, membentak serentak sambil mengibaskan tangan.

   Tampak suatu benda melayang ke atas dari tangan mereka, warnanya agak kehitam-hitaman.

   Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang mendongakkan kepala memandang ke atas, barulah mereka melihat jelas, benda-benda hitam itu ternyata adalah jala besar yang merosot ke arah mereka! Mereka berdua ingin menghindar namun terjangan mereka tadi amat kencang, sehingga sulit untuk menghenti-kannya, Mereka berduapun jadi nekat, terus menerjang ke depan! Apa boleh buat, delapan orang itu terpaksa mundur selangkah, jala yang seharusnya merosot ke atas kepala mereka berdua, kini malah merosot ke bawah di hadapan mereka! Begitu menubruk jala itu, Tam Goat Hua cepat-cepat menggerakkan sepasang rantainya! Akan tetapi, betapa kagetnya dia, karena tenaganya seolah-olah musnah apalagi ketika ia pun melihat Toan Bok Angpun mengalami nasib yang sama, Di saat bersamaan jala lain sudah merosot ke bawah menutupi badan mereka! Mereka masih ingin mencelat ke atas, tapi tidak berhasil Tam Goat Hua menghela nafas panjang seraya berkata.

   "Adik Toan, kita sulit meloloskan diri!"

   Ketika Toan Bok Ang baru mau menyahut, Mendadak terdengar suara bentakan yang mengguntur! Betapa dahsyatnya suara bentakan itu walau Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang memiliki Lweekang tinggi, tapi mereka berdua masih tidak tahan akan suara bentakan itu.

   Menyusul terdengar pula suara "Bum! Bum!"

   Sepertinya suara tembok roboh ke bawah! Bersamaan itu, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang merasa diri mereka terangkat ke atas bersama jala yang menutupi badan mereka.

   Mereka berdua sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi, juga tidak tahu siapa yang membawa mereka pergi.

   Mereka tidak dapat bergerak lantaran tertutup oleh jala itu, bahkan juga tidak bisa meronta, membuat mereka pasrah diri! Orang yang membawa jala itu, larinya amat cepat sekali.

   Pada waktu bersamaan, terdengar pula suara harpa terus berbunyi Ting! Tung! Ting! Tung!"

   Barulah Tam Goat Hua menyadari bahwa suara bentakan tadi adalah suara Liat Hwe Cousu yang masih mendengung di dalam telinganya.

   Kini merekapun semakin jauh, suara bentakan itu sudah tidak begitu menyakitkan telinga mereka lagi, Akan tetapi, suara harpa itu justru amat mengejutkan menggetarkan hati mereka berdua! Dan merekapun merasa bahwa langkah orang yang membawa mereka pergi makin lama makin perlahan 2256 Suara harpa itupun kian menjauh, kemudian tak terdengar sama sekali, Barulah mereka berdua merasa berhenti, lalu ditaruh ke bawah, Toan Bok Ang segera menggunakan senjata Sian Tian Sin So merobek jala yang menutupi badan mereka.

   Berselang sesaat, barulah jalan itu berlubang, Mereka berdua segera meloncat keluar, seketika juga mereka berdua terbelalak Di hadapan mereka berdiri seorang pemuda yang tidak lain adalah Lu Leng, dia berdiri tertegun di tempat Lu Leng berdiri membelakangi mereka, menghadap ke arah istana Ci Cun Kiong, Kini mereka sudah berada di luar gunung Tiong Tian San, berjarak tujuh delapan mil dari istana itu, Lu Leng terus berdiri disitu, sama sekali tidak bergerak Hari sudah mulai senja, matahari senja menyorot wajahnya.

   Tampak di wajahnya tersirat akan kepedihan hati nya.

   Tangannya memegang sebuah kantong sutera, bibirnya bergetar dan mata terus mengucurkan air mata, namun badannya sama sekali tidak bergerak! Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang sudah keluar dari jala, tapi Lu Leng seolah-olah tidak menyadarinya.

   Kedua gadis itu menatapnya sejenak, berbagai perasaan membaur dalam hati.

   Berselang sesaat, Tam Goat Hua menghela nafas lalu berkata.

   "Mari kita pergi!"

   Sepasang mata Toan Bok Ang telah basah, Ketika mendengar itu, dia hanya manggut-manggut Mereka berdua tidak mau mengganggu Lu Leng.

   Dengan perlahan-lahan mereka melangkah pergi Akan tetapi, beberapa langkah kemudian, mendadak Tam Goat Hua menghentikan langkahnya, wajahnya tampak 2257 berubah pucat pias, Ternyata ketika mereka baru berjalan beberapa langkah, terdengar Lu Leng bergumam.

   "Suhu! Suhu! Aku., aku pasti... menuntut balas dendammu!"

   Mengenai Lu Leng berguru pada Liat Hwe Cousu, Tam Goat Hua tidak mengetahuinya.

   Ketika Lu Leng bergumam menyebut "Suhu, Gadis itupun menganggap Lu Leng menyebut Tong Hong Pek, yang mana Lu Leng ingin menuntut balas dendamnya! Tadi di istana Ci Cun Kiong terdengar suara bentakan yang mengguntur tidak dapat dibedakan suara bentakan siapa itu.

   Walau Tam Goat Hua menduga itu adalah suara bentakan Liat Hwe Cousu, tapi tidak begitu berani memastikannya.

   Karena mendengar dari Oey Sim Tit bahwa Liat Hwe Cousu bersama Lu Leng, maka Tam Goat Hua menduga itu adalah suara bentakan Liat Hwe Cousu, Tetapi tadi Lu Leng bergumam memanggil "Suhu! Karena panggilan itu, Tam Goat Hua teringat pada Tong Hong Pek! Tam Goat Hua berdiri termangu-mangu di tempati beberapa saat kemudian, barulah dia membalikkan badannya.

   Melihat Tam Goat Hua membalikkan badan, Toan Bok Angpun ikut membalikkan badannya.

   Tampak Lu Leng masih berdiri disitu menghadap ke arah istana Ci Cun Kiong, tidak bergerak sama sekali, Dada Tam Goat Hua turun naik dengan air mata berderai-derai, lama sekali barulah ia bertanya.

   "Adik Leng, dia... dia sudah mati?"

   Lu Leng menundukkan kepala, menyahut pertanyaan.

   "Dia... dia menggunakan Lweekang puluhan tahun, mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur... merobohkan kedua tembok di istana Ci Cun Kiong! Kalau tidak bertemu Pat Liong Thian Im, dia.,, diapun akan binasa kehabisan hawa murni, sekarang... dia... dia pasti sudah mati!"

   Mendengar itu, Tam Goat Hua tetap menganggap orang itu adalah Tong Hong Pek, dia menangis terisak-isak seraya berteriak-teriak.

   "Kanda Pek! Kanda Pek! Aku datang, kau jangan mati dulu! Tunggu! Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kali!"

   Usai berteriak, Tam Goat Hua langsung melesat pergi! Lu Leng tertegun dia segera menjulurkan tangannya menyambar, namun ia hanya menyambar tempat kosong, Lu Leng segera mengerahkan ginkangnya melesat ke hadapan Tam Goat Hua, seraya bertanya.

   "Kakak Goat, barusan kau bilang apa?"

   Tam Goat Hua mendongakkan kepala, tampak air matanya berderai-derai, ia menyahut perlahan-lahan.

   "Adik Leng, dia,., dia sudah mati, aku., aku mau jadi apa?"

   Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, kemudian memberitahukan dengan air mata berlinang-linang.

   "Tadi yang menyelamatkan kita tanpa memperdulikan nyawanya sendiri, adalah insu (Guru Yang Budiman) Liat Hwe Cousu!"

   Tam Goat Hua tertegun mendengar itu, tanyanya dengan mata terbelalak "Ading Leng, apa katamu ?"

   Lu Leng menghela nafas panjang sahutnya.

   "Aku sudah berguru pada Liat Hwe Cousu! Aaaah! Setelah Liok Ci Khim Mo dibasmi, aku akan tinggal selamanya di gunung Hwa San untuk membalas budi pertolongan guru!"

   Tam Goat Hua terbelalak mendengar itu, lama sekali baru ia bertanya.

   "Kalau begitu, bagaimana dia?"

   Yang dimaksudkan "Dia"

   Adalah Tong Hong Pek! Lu Leng memberitahukan.

   "Tong Hong Suhu, pergi mencari jejak Tiat Sin Ong!"

   Sesungguhnya Tam Goat Hua sudah ingin melesat pergi, namun ketika mendengar nama Tiat Sin Ong disebut-sebut, ia langsung berhenti, sementara air mata Lu Leng terus berderai, membasahi kantong sutera yang masih ada dalam genggamannya.

   Tam Goat Hua melirik ke arah kantong sutera itu.

   Tampak beberapa huruf tertera disitu, yakni "llmu Silat Rahasia Hwa San, Berjumlah Tujuh Macam"

   Saat ini, Toan Bok Ang juga sudah mendekatinya, ia menundukkan kepala seraya bertanya.

   "Yang menyelamatkan kita... adalah Liat Hwe Cousu?"

   Lu Leng manggut-manggut "Ya! Dia yang menyelamatkan kita, namun dia sendiri... akhirnya celaka!"

   Sambil berkata air mata Lu Lengpun terus bercucuran hatinya pedih sekali teringat akan kejadian tudi, Ternyata setelah Liat Hwe Cousu dan Lu Leng berhasil meninggalkan gudang batu, mereka berdua tiba di belakang istana.

   mereka menunggu Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang di belakang sebuah batu besar Akan tetapi, setelah menunggu beberapa lama yang ditunggu-tunggu tidak muncul juga.

   Akhirnya Lu Leng yang sudah mulai tidak sabar ingin segera memasuki istana Ci Cun Kiong, tetapi keburu dicegah oleh Liat Hwe Cousu.

   Berselang beberapa saat kemudian terdengar suara yang riuh gemuruh, suara itu amat mengejutkan Liat Hwe Cousu dan Lu Leng, dan mereka segera berjaga-jaga serta waspada, Di saat bersamaan tampak sesosok bayangan melesat kearah mereka.

   Ternyata Oey Sim Tit adanya.

   Begitu melihat kemunculan pemuda itu, Lu Leng segera maju selangkah seraya bertanya.

   "Ada urusan apa?"

   Ketika bertanya demikian, sekujur badan Lu Leng sudah bergetar, karena melihat nafas Oey Sim Tit yang memburu serta wajah pucat pias, pertanda telah terjadi sesuatu yang tak diinginkan Bagian 52 Oey Sim Tit tidak menyahut, sebaliknya malah menangis.

   Lu Leng bertanya lagi.

   "Ada urusan apa? Mengapa kau menangis ?"

   Oey Sim Tit menangis seraya menyahut dengan air mata yang masih berlinang.

   "Mereka berdua... entah apa sebabnya malah menerjang ke luar lewat depan, mereka sudah dihalangi orang-orang."

   Mendengar itu, seketika Lu leng melesat menuju ke depan, diikuti oleh Oey Sim Tit yang merasa sangat cemas. Tanyanya.

   "

   Saudara Lu, bagaimana baiknya?"

   Lu Leng tidak menyahut tanpa memperdulikan Oey Sim Tit ia terus melesat ke depan. Mendadak dia merasa ada desiran angin di belakangnya, ternyata Liat Hwe Cousu sudah menyusulnya seraya berseru.

   "Anak Leng!" * * * * Bab 106 Saat ini hati Lu Leng sudah sampai pada puncak kegelisahannya, maka ia tidak menyahut seruan Liat Hwe Cousu, Tiba-tiba dia merasa Liat Hwe Cousu menyelipkan sesuatu ke tangannya, Setelah dilihat, itu adalah sebuah kantong sutera, Dengan keheranan ia bertanya.

   "Suhu, apa ini?"

   Liat Hwe Cousu menyahut "Jangan banyak bertanya, simpan dulu!"

   Lu Leng segera menyimpan kantong sutera itu ke dalam bajunya, tanpa bertanya apapun, Liat Hwe Cousu berkata.

   "Anak Leng, begitu bertemu mereka berdua, kau harus cepat-cepat menolong mereka, jangan kau perdulikan diriku!"

   Hati Lu Leng amat resah, ia sama sekali tidak menyelami arti ucapan Liat Hwe Cousu, Akhirnya dia cuma menyahut.

   "Ya, suhu!"

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Tak lama mereka berdua sudah sampai di sekitar pintu besar itu, persis pada saat Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang terjala! Liat Hwe Cousu berkata dengan suara dalam.

   "Cepat bawa mereka pergi!"

   Ketika berkata demikian, Liat Hwe Cousu masih khawatir bila Lu Leng tidak mau menurut perintah-nya, maka ia menjulurkan tangannya mendorong Lu Leng.

   Lu Leng terdorong enam tujuh depa jauhnya mengarah pada jala tersebut, ketika tampak beberapa orang mengepungnya, Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras, bagaikan geledek membelah bumi! Suara bentakan yang mengguntur itu membuat semua orang tertegun, termasuk Lu Leng.

   Tapi Lu Leng cuma tertegun sekejap, ia segera menoleh ke belakang, tampak Liat Hwe Cousu berdiri disitu, jubah merahnya mengembung besar seperti sebuah balon, bahkan juga mirip segulung api yang menyala, Saat ini, Lu Leng masih belum menyadari apa maksud Liat Hwe Cousu, ternyata Liat Hwe Cousu sudah siap bertarung mati-matian dengan Liok Ci Khim Mo agar Lu Leng, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang bisa selamat meninggalkan istana Ci Cun Kiong! Setelah mendorong Lu Leng ke arah Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang yang terjala, Liat Hwe Cousupun mengerahkan Lweekangnya yang puluhan tahun, lalu mengeluarkan suara bentakan yang amat dahsyat memekakkan telinga, Pada waktu bersamaan, Lu Lengpun bergerak cepat menggunakan jurus Thian Te Kun Tun (Langit Bumi Kacau Balau) dan jurus Hong Moh Coh Khai (Turun Hujan Gerimis) menyerang beberapa orang, orang-orang itu masih dalam keadaan tertegun, Mereka tersentak sadar oleh angin pukulan, namun sudah terlambat untuk berkelit Setelah terkena angin pukulan tersebut, mereka roboh serentak! Lu Leng segera menyambar jala berikut Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang yang ada di dalam jala itu, langsung dibawa pergi.

   Saat itu Liat Hwe Cousu sudah mengeluarkan suara bentakan untuk yang kedua kalinya, sekaligus menggerakkan sepasang tangannya yang penuh mengandung Lweekang hasil latihan puluhan tahun.

   Lu Leng sudah melesat keluar melalui pintu besar, dia masih sempat menengok ke belakang, Tampak dua tiga puluh orang terpental bagaikan layangan putus tersambar oleh angin pukulan Liat Hwe Cousu, membentur tembok yang ada disitu.

   "Bum! Bum!"

   Tembok itu roboh seketika, sekaligus mengubur mereka yang terkena! Menyaksikan pukulan yang begitu dahsyat, hati Lu Leng amat terkejut dan kagum terhadap Liat Hwe Cousu, yakin gurunya itu pasti menyusul, maka dia segera melesat pergi! Sayang sekali Lu Leng tidak mengetahui bahwa Liat Hwe Cousu telah mengerahkan seluruh Lweekangnya hasil latihan 2264 selama puluhan tahun, Setelah mengeluarkan dua kali bentakan dahsyat, Lweekangnyapun musnah hampir separuh bagian! Walau saat ini Liat Hwe Cousu masih dapat melarikan diri, namun dalam hatinya sama sekali tidak berniat demikian! Sebaliknya, dia terus menghimpun hawa murninya, mengeluarkan suara bentakan dahsyat dan sekaligus menggerakkan sepasang tangannya kesana kemari! Yang mati di tangannya berjumlah lima puluh orang lebih, semuanya berasal dari golongan hitam.

   Mereka binasa tanpa mengeluarkan suara jeritan! Sedangkan orang-orang yang masih tersisa menjadi ketakutan, mereka segera kabur, Namun di saat bersamaan, muncullah Kim Kut Lau seraya berseru.

   "Bu Lim Ci Cun sudah datang...."

   Belum lagi suara seruannya berhenti, mendadak Liat Hwe Cousu membalik sambil berputar putar bagikan angin puyuh menuju ke arahnya disertai dengan sebuah pukulan! Betapa terkejutnya Kim Kut Lau, ingin berkelit sudah terlambat! Dia terpaksa mengerahkan lweekangnya untuk menangkis.

   "Blam!"

   Terdengar suara benturan, Kim Kut Lau menjerit dengan mulut menyemburkan darah segar, dia terpental beberapa depa jauhnya, ia sudah terluka parah! Ketika Kim Kut Lau muncul, Liat Hwe Cousu sudah tahu bila Liok Ci Khim Mo juga akan segera menyusul Di saat Kim Kut Lau terpental, terdengar suara harpa yang amat nyaring.

   "Ting! Tung! Ting! Tung!"

   Ketika Liat Hwe Cousu menggerakkan sepasang tangannya ia juga mengeluarkan suara bentakan dahsyat.

   Tetapi begitu mendengar suara harpa itu hatinya menjadi tergoncang, ia menghimpun hawa murninya agar tetap tenang, lalu mengeluarkan bentakan yang lebih dahsyat agar dapat menekan suara harpa itu.

   Akan tetapi, Pat Liong Thian Im merupakan ilmu yang amat hebat, selama ini belum pernah ada ilmu lain yang dapat menandingi ilmu tersebut! Maka walau Liat Hwe Cousu memiliki Lweekang yang amat tinggi, akhirnya ia pun tak dapat bertahan.

   Berselang sesaat, Liat Hwe Cousu sudah mulai merasa darahnya bergolak.

   Saking tak tahan, dia terus menerus menyemburkan darah segar dari mu!ut-nya! Meskipun demikian, dia tetap bertahan dan maju ke depan sambil mendongakkan kepala, ia melihat Liok Ci Khim Mo berdiri di depan pintu aula besar, tangannya memegang harpa Pat Liong Khim, sambil jari tangan kanannya terus memetik tali senar harpa itu.

   Liat Hwe Cousu terus menghimpun hawa murninya untuk melawan, mendadak dia menerjang ke depan sambil melancarkan sebuah pukulan! pukulan yang dilancarkan menggunakan tenaganya yang terakhir! Kalaupun pukulan itu berhasil menghantam Liok Ci Khim Mo, dirinyapun ibarat pelita yang sudah kehabisan minyak, akan mati kehabisan tenaga! Beberapa tahun lalu di gunung Bu Yi San puncak-Sian Jin Hong, Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek juga pernah bertarung seperti Liat Hwe Cousu, Di saat amat kritis, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke arah Liok Ci Khim Mo.

   Ketika itu pukulan yang dilancarkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, tidak hanya berhasil melukai Liok Ci 2266 Khim Mo, bahkan berhasil membunuh Ki Hok.

   sedangkan Liok Ci Khim Mo harus merawat lukanya hingga tiga tahun, barulah muncul kembali di dunia persilatan! Akan tetapi empat lima tahun ini Liok Ci Khim Mo terus makan obat mujarab, sehingga lweekangnya bertambah tinggi, serta ilmu Pat Liong Thian Im yang dimilikinya juga bertambah maju pesat! Di saat Liat Hwe Cousu melancarkan pukulan itu, tampak mata Liok Ci Khim Mo menyorotkan sinar membunuh, ia langsung memetik tali senar yang terakhir itu tiga kali dan membuat Liat Hwe Cousu roboh bergulingan! Saat ini, Liat Hwe Cousu hanya terpisah tiga empat meter dari Liok Ci Khim Mo.

   sedangkan pukulan yang dilancarkan tetap mengarah pada Liok Ci Khim Mo.

   Tapi suara harpa tadi merupakan yang terlihay dari Pat Liong Thian Im, sehingga membuyarkan hawa murni Liat Hwe Cousu! Walau pukulan yang dilancarkan Liat Hwe Cousu mengarah pada dada Liok Ci Khim Mo, namun sudah tiada tenaga sama sekali, bahkan tangannyapun diturunkan perlahan-lahan.

   Liok Ci Khim Mo tertawa terkekeh-kekeh, jari tangannya terus memetik tali senar harpa semakin dahsyat bagaikan ombak menderu-deru atau angin badai yang memporak porandakan segala apa yang ada di bumi! Meskipun badan Liat Hwe Cousu sudah tidak dapat bergerak, namun sepasang matanya tetap menatap Liok Ci Khim Mo dengan tajam.

   Ternyata ketika Liat Hwe Cousu roboh bergulingan tiga kali, dia masih mampu bangkit berdiri, untuk melanjutkan pukulan yang dilancarkannya tadi, Hanya karena hawa murninya telah buyar, maka pukulannya itu jadi tak bertenaga sama sekali! Ketika Liok Ci Khim Mo menyaksikan itu bukan main terkejutnya, Dalam hati ia membatin, bagaimana dia tidak roboh? Tanpa sadar Liok Ci Khim Mo mundur beberapa langkah.

   Di saat bersamaan, muncul Kiong Bu Hong, Sien Put Pah dan lainnya di belakang Liok Ci Khim Mo.

   Kiong Bu Hong maju ke sisi Liok Ci Khim Mo, berkata dengan suara rendah.

   "Ci Cun, dia sudah mati!"

   Liok Ci Khim Mo langsung berhenti memetik tali senar harpa, namun Liat Hwe Cousu tetap berdiri tak bergerak di tempati Hal ini membuat Liok Ci Khim Mo mengerutkan kening, bertanya perlahan pada Kiong Bu Hong.

   "Betulkah dia sudah mati?"

   Kiong Bu Hong mengangguk.

   "Dia pasti sudah mati!"

   Kiong Bu Hong maju ke depan Liat Hwe Cousu, menjulurkan tangannya dan mendorong dada Liat Hwe Cousu, Tetapi ternyata Liat Hwe Cousu masih dapat menghimpun sedikit hawa murninya, sehingga berhasil memberatkan badannya, sepasang kakinya tertanam ke dalam lantai, maka badannya tidak roboh.

   Ketika Kiong Bu Hong menjulurkan tangannya untuk mendorong, ia justru mendorong bagian dadanya, sehingga membuat hawar murni yang tersimpan di rongga dada, langsung menerjang keiuar! Bukan main terkejutnya Kiong Bu Hong ia ingin menarik kembali tangannya, tapi sudah terlambat! Terdengar suara "Krek", Ternyata tulang lengan Kiong Bu Hong telah patah, saking sakitnya keringat Kiong Bu Hong mengucur dengan derasnya, Di saat bersamaan, mayat 2268 Liat Hwe Cousupun roboh mengeluarkan suara "BIam"

   Yang amat keras tergeletak di lantai! Setelah mati, Liat Hwe Cousu masih dapat mematahkan tulang lengan Kiong Bu Hong yang berasal dari golongan hitam! Tentang itu, kelak siapa yang mengungkit kejadian tersebut pasti memuji dan menaruh hormat padanya! Semasa hidup Liat Hwe Cousu amat angkuh dan memandang rendah pada siapapun, tidak heran kaum rimba persilatan amat membencinya, Bahkan ketika berada di gunung Altai, diapun pernah mencelakakan Lu Leng dan Toan Bok Ang, ini merupakan perbuatan rendah, setelah dia mati pandangan kaum rimba persilatan kepadanya menjadi berubah, mereka mencap dirinya sebagai orang gagah atau pendekar aneh dunia persilatan! Bukan main terkejutnya Liok Ci Khim Mo ketika melihat tulang lengan Kiong Bu Hong patah, maka walaupun mayat Liat Hwe Cousu sudah roboh tergeletak di lantai, tapi Liok Ci Khim Mo masih memetik tali senar, sehingga menimbulan suara yang amat dahsyat! Ternyata dengan cara itu, Liok Ci Khim Mo ingin memastikan apakah Liat Hwe Cousu sudah mati atau belum? Setelah mengetahui Liat Hwe Cousu memang sudah mati, barulah Liok Ci Khim Mo menarik nafas legu, kemudian tertawa gelak.,., Ketika Lu Leng membawa pergi jala besar berikut Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang, dia masih tidak menyadari bahwa Liat Hwe Cousu berniat untuk mati! Setelah mendengar suara bentakan Liat Hwe Cousu makin lama makin rendah, barulah mengerti.

   Tiba-tiba Lu Leng teringat sesuatu, ia segera merogoh ke dalam bajunya untuk mengambil kantong sutera pemberian Liat Hwe Cousu, Setelah membaca tulisan di kantong sutera barulah ia tahu ketika Liat Hwe Cousu 2269 menerjang keluar, Liat Hwe Cousu sudah bertekad untuk mati, Maka diserahkannya kitab pelajaran ilmu silat rahasia partai Hwa San kepadanya, agar kelak Lu Leng dapat mengangkat nama partai tersebut! Karena itu hati Lu Leng amat sedih hingga air mata terus bercucuran tak henti-hentinya! Berselang beberapa saat, Tam Goat Hua bertanya dengan suara rendah.

   "Tadi kau menyinggung Tiat Sin Ong, mengapa?"

   Lu Leng menghela nafas.

   "Liat Hwe Cousu tahu jejak Panah Bulu Api dan itu ada hubungannya dengan Tiat Sin Ong!"

   Tam Goat Hua tertegun mendengarnya.

   "Bagaimana bisa ada hubungannya dengan Tiat Sin Ong?"

   Lu Leng menyahut "Kakak Ang juga tahu. Ternyata Panah Bulu Api sudah dicuri orang di dalam makam nyonya Seh! Kakak Ang masih ingat itu?"

   Sementara air mata Toan Bok Ang sudah ber-derai-derai, dia membalikkan badannya seraya berkata .

   "Tentunya aku masih ingat, segala sesuatu yang terjadi di dalam makam nyonya Seh, aku... aku takkan lupa selama-lamanya!"

   Lu Leng tertegun kemudian menghela nafas panjang seraya berkata.

   "Kakak Ang, aku memang tidak baik."

   Air mata Toan Bok Ang mengucur lebih deras, katanya.

   "Bagaimana kau tidak baik? Kau mencintai kakak Tam dan tidak mencintaiku, mana bisa aku menyalahkanmu? Kau... lebih baik kau jangan... mengatakan itu lagi!"

   Usai berkata, Toan Bok Ang lalu duduk di atas batu, menangis terisak-isak disitu! Tam Goat Hua mendekatinya. Menjulurkan tangannya memegang bahu Toan Bok Ang seraya berkta.

   "Adik Toan anggaplah kita tidak pernah bertemu dengannya, bukankah beres? Aku akan bicara sebentar padanya, lalu kita pergi!"

   Toan Bok Ang mendongakkan kepala, tampak pipinya telah dibasahi oleh air mata.

   "Kakak Tam harus mengerti, biar bagaimanapun hatiku... tetap berduka, itu... itu tak dapat dihindarkan!"

   Apa yang dikatakan Toan Bok Ang memang dapat dirasakan Tam Goat Hua, begitu pula Lu Leng. Tam Goat Hua berpaling memandang Lu Leng sejenak, kemudian mengarah ke tempat lain seraya berkata, 2271

   "Lihatlah! Bagaimana dalamnya kesedihan adik Toan demi dirimu!"

   Lu Leng membuka mulut ingin mengatakan sesuatu, namun tidak mampu mengeluarkan suara, Apa yang ingin disampaikannya, justru dikatakan oleh Toan Bok Ang.

   "Kakak Tam, kau jangan menyalahkannya! cobalah kau pikir, bagaimana dalamnya kesedihan Lu Leng demi dirimu? Kakak Tam, kau dan dia sebenarnya sangat serasi untuk menjadi suami istri!"

   Tam Goat Hua segera berkata.

   "Adik Toan...."

   Sebelum Tam Goat Hua menyelesaikan ucap-annya, Toan Bok Ang sudah bangkit berdiri dan berkata.

   "Kakak Tam, jangan mengira aku berkata sebaliknya! Berhubung aku amat mencintainya, maka berharap dia gembira! Aku... aku sendiri bersedih tidak jadi masalah, asal... dia bahagia sudah cukup bagiku!"

   Ucapan Toan Bok Ang itu amat memilukan, membuat hati Lu Leng terasa berduka sekali.

   "Kakak Ang, kau... kau sungguh baik!"

   Toan Bok Ang memandangnya lama sekali, kemudian menghela nafas sambil membalikkan badannya sekaligus berjalan pergi. Tam Goat Hua segera berseru.

   "Adik Toan, tunggu aku!"

   Toan Bok Ang tidak membalikkan badannya, hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya berkata.

   "Kau mau bicara apa, bicaralah! Aku mau pergi, dalam hatiku aku tidak membenci siapapun, aku... aku mau pergi!"

   Sambil berkata diapun berjalan pergi, Tam Goat Hua langsung melesat ke depan meng-hadangnya, menatapnya seraya berkata.

   "Adik Toan, seusai aku bicara, barulah kita pergi bersama!"

   Toan Bok Ang menyahut dengan sedih.

   "Cepat atau lambat harus pergi, mengapa harus membuang waktu lagi?"

   Tam Goat Hua berkata.

   "Dia bilang Panah Bulu Api itu ada kaitannya dengan Tiat Sin Ong, aku justru tahu Tiat Sin Ong berada dimana!"

   Begitu mendengar itu, Lu Leng cepat-cepat bertanya.

   "Apakah beliau masih hidup?"

   Tam Goat Hua menganguk.

   "Ya! Bahkan beliaupun pernah mengajarkanku tiga jurus ilmu silat!"

   Lu Leng girang bukan main, ia langsung bertanya, 2273

   "Beliau berada di mana?"

   Tam Goat Hua menyahut.

   "Beliau berada di...."

   Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara derap kaki kuda yang amat kencang.

   Mereka bertiga segera menoleh, mereka melihat tiga empat ekor kuda berlari amat kencang ke arah mereka, Kira-kira berjarak empat lima depa, tiba-tiba para penunggang kuda menarik tali les kuda masing-masing, Terdengar pula suara seruan.

   "Di sini!"

   Kemudian tampak tiga orang mengibaskan tangannya ke atas, terlihat tiga buah benda melayang ke atas disertai suara ledakan di udara.

   "Bum!"

   Kejadian itu hanya berlangsung sekejap, Tam Goat Hua, Lu Leng dan Toan Bok Ang yang melihat hal tersebut sudah menduga bahwa mereka adalah orang Liok Ci Khim Mo.

   Kini sejak mereka sudah ketahuan, maka orang-orang itu segera memberi isyarat ke atas dengan semacam kembang api! Setelah melepaskan kembang api, ketiga orang itupun membalikkan kuda masing-masing bersiap-siap untuk pergi, Akan tetapi, Lu Leng langsung membentak keras.

   "Mau kabur ke mana!"

   Lu Leng segera melesat ke arah mereka.

   Bukan main cepatnya gerakan Lu Leng, sehingga ketiga orang itu tidak sempat melarikan kuda tunggangan mereka, Lu Leng menjulurkan tangannya menyambar dua orang, lalu dihempaskan ke bawah, sedangkan yang satu masih sempat melarikan kudanya, namun Lu Leng sudah bergerak laksana kilat, meloncat ke punggung kuda itu! Akan tetapi, kuda itupun meloncat pergi sehingga Lu Leng merosot ke bawah! Namun Lu Leng masih berhasil meraih ekornya, dia membentak keras sambil mengerahkan ilmu memberatkan badan! sepasang kaki Lu Leng seperti terpaku di tanah, sehingga kuda itu tidak dapat lari, Kuda itu meringkik keras sambil mengangkat sepasang kaki depannya, sehingga orang yang ada di atasnya jatuh ke bawah! Ternyata kepandaian orang itu cukup tinggi.

   Ketika terpeleset ke bawah, dia masih sempat bersalto sehingga mencabut goloknya serta menyerang Lu Leng dengan jurus Ciau Hoa Kay Ting (Bunga Mekar Menutupi Atap), golok itu menyambar kepala Lu Leng! Lu Leng segera melompat mundur, di saat dia baru mau balas menyerang, mendadak terdengar suara bentakan nyaring dan tampak pula cahaya menyambar tenggorokan orang itu.

   Tanpa mengeluarkan jeritan, orang itu roboh seketika.

   Lu Leng menoleh, ternyata Toan Bok Ang yang menggerakkan senjata Sian Tian Sin So sudah langsung menghabisi nyawanya.

   Lu Leng segera berkata.

   "Kembang api isyarat itu telah dilepaskan sebentar lagi Liok Ci Khim Mo pasti kemari. Mari kita cepat-cepat pergi!"

   Tam Goat Hua menunjuk ke depan "Kita pergi menuju arah itu!"

   Arah yang ditunjuk Tam Goat Hua, justru menuju ke istana Ci Cun Kiong, Hal ini amat mengejutkan Lu Leng.

   "Kita balik menuju ke istana Ci Cun Kiong?! Apakah tidak membahayakan?"

   Tam Goat Hua menyahut.

   "Begitu mendengar suara kuda, kita segera bersembunyi! Kiong Bu Hong sudah terluka, tentunya tidak berani mengejar kita. Yang lain pasti tidak menduga kita berada di sekitar sana!"

   Lu Leng berpikir sejenak, memang masuk akal apa yang dikatakan Tam Goat Hua, Mereka bertiga segera melesat ke arah istana Ci Cu Kiong, Kira-kira tiga mil, mendadak terdengar suara derap kaki kuda di depan.

   Mereka bertiga langsung berhenti, menengok kesana kemari.

   Tampak beberapa pohon besar dengan daun-daun yang amat lebat, mereka bertiga meloncat ke atas pohon bersembunyi disitu, Tak lama kemudian, tampak tujuh delapan ekor kuda berlari kencang melewati tempat itu, Setelah itu, tampak sebuah kereta mewah yang ditarik beberapa ekor kuda melewati, menyusul terlihat lagi beberapa ekor kuda, kuda yang terakhir ditunggangi Kiong Bu Hong, yang lengannya dibalut dengan kain putih! Berselang beberapa saat setelah kuda-kuda dan kereta mewah itu pergi jauh, barulah Tam Goat Hua berkata dengan suara rendah.

   "Kiong Bu Hong juga berada di antara mereka!"

   Lu Leng bertanya.

   "Mengapa kalau dia juga ada bersama mereka?"

   Tam Goat Hua menyahut.

   "Dia pasti menduga kita bersembunyi di sekitar tempat ini!"

   Lu Leng mengerutkan kening, kemudian berkata.

   "Kalau begitu sebelum terlambat, mari kita meninggalkan tempat ini!"

   Tam Goat Hua mengeluarkan suara dengusan, lalu menyahut "Waiau Kiong Bu Hong amat cerdik dan licik, pasti tidak akan menduga kita sedemikian berani bersembunyi dekat istana Ci Cun Kiong!"

   Lu Leng menjadi terkejut "Kakak Goat, apa maksudmu?!"

   Tam Goat Hua berkata.

   "Orang yang berada di dalam kereta mewah yang lewat tadi pasti adalah Liok Ci Khim Mo! Kini di dalam istana Ci Cun Kiong sudah jelas kosong, bila kita bersembunyi di sana pasti aman!"

   Toan Bok Ang segera berkata.

   "Kalian berdua pergilah! Aku di sini akan memancing musuh!"

   Sahut Lu Leng.

   "Jangan bodoh!"

   Lu Leng segera menarik Toan Bok Ang, lalu bersama Tam Goat Hua meloncat turun dari pohon, cepat-cepat mereka melesat ke arah istana Ci Cun Kiong! Berselang beberapa saat mereka bertiga sudah mendekati pintu masuk istana Ci Cun Kiong, mereka bersembunyi.

   Di pintu masuk itu, tampak seseorang berdiri termangu-mangu di situ, Tam Goat Hua, Toan Bok Ang dan Lu Leng yang bersembunyi dapat mengenali orang yang berdiri itu, dia adalah Oey Sim Tit.

   Lu Leng ingin pergi menyapanya, namun Tam Goat Hua segera mencegah nya.

   "Berhenti! Lebih baik kita tetap bersembunyi di sini!"

   Lu Leng mengangguk, mereka tetap bersembunyi di rumput alang-alang yang lebat dan panjang itu, Tak berapa lama, terdengar suara derap kuda! Kali ini Kiong Bu Hong yang di depan, kereta mewah di belakang, iring-iringan itu menuju ke istana Ci Cun Kiong! Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Kiong Bu Hong Sungguh cerdas kelihatannya dia dapat menduga kita menuju ke istana Ci Cun Kiong, Untung kita bersembunyi di sini!"

   Berselang sesaat, tampak seseorang keluar memanggil Oey Sim Tit.

   Setelah Oey Sim Tit dan orang itu masuk, kemudian tampak keluar pula dua orang lain yang tetap 2278 berdiri di sana untuk berjaga, sementara hari mulai gelap, Tam Goat Hua, Toan Bok Ang dan Lu Leng terus bersembunyi disitu, Berselang beberapa saat, barulah mereka bertiga mundur perlahan-lahan, Setelah mundur hampir setengah mil dan tidak melihat siapapun, barulah mereka bertiga melesat pergi Setelah kira-kira lima enam mil, barulah mereka berhenti Lu Leng segera bertanya.

   "Kakak Goat, Tiat Sin Ong berada di mana? Liat Hwe Cousu yakin dia yang mencuri Panah Bulu Api itu!"

   Tam Goat Hua memberitahukan.

   "Beliau berada di tengah-tengah gunung Gobi San!"

   Usai memberitahukan, Tam Goat Hua pun menutur tentang apa yang dialaminya di gunung tersebut. Lu Leng berkata.

   "Kakak Goat, bagaimana sekarang, apakah kalian juga akan pergi bersama aku?"

   Tam Goat Hua menggelengkan kepala.

   "Aku tidak mau kesana, kalau kau membutuhkan orang menemanimu ajaklah adik Toan saja!"

   Lu Leng belum bersuara, Toan Bok Ang sudah menyahut duluan.

   "Kakak Tam, mengapa begitu?"

   Tanpa berjanji, mereka menarik nafas serentak 2279 Tam Goat Hua berkata.

   "Busur Api telah hilang lagi, itupun harus direbut kembali...."

   Berkata sampai disini, Tam Goat Hua tidak melanjutkan Lu Leng cepal-cepat berkata.

   "Kakak Goat, kau tidak pergi bersamaku ke gunung Gobi San tidak jadi masalah, namun kau tidak boleh seorang diri pergi merebut Busur Api itu! Kami semua sudah berjanji, setahun kemudian akan bertemu di persimpangan jalan yang tak jauh dari sini, Kini masih sepuluh bulan lagi! Sampai waktunya aku harap kalian berdua juga datang untuk berunding bersama!"

   Tam Goat Hua cuma tersenyum getir tidak menyahut, Toan Bok Ang yang menyahut "Lihat saja nanti Adik Leng, jaga dirimu baik-baik!"

   Lu Leng berkata terputus-putus.

   "Kakak Ang, aku...."

   Toan Bok Ang menyahut dengan sedih.

   "Kau jangan banyak bicara lagi, aku,.,."

   Sebelum menyelesaikan ucapannya, Toan Bok Ang sudah melesat pergi.

   Tam Goat Hua juga pergi menyusulnya, tak lama kedua gadis itu sudah tidak terlihat di tempat yang gelap, Lu Leng berdiri termangu-mangu di tempat, dan hatipun jadi merana dan amat berduka sekali! Kedua gadis itu sungguh baik terhadap Lu Leng.

   Salah satu diantaranya justru amat mencintainya, namun Lu Leng malah tidak dapat menggembirakannya! Setelah berdiri termangu-mangu di situ, barulah Lu Leng melesat ke arah barat, Teringat akan jejak Tiat Sin Ong dan tidak lama lagi akan memperoleh panah Bulu Api, dalam hatinya merasa agak gembira, Lu Leng terus menuju ke gunung Gobi San.

   Di dalam perjalanan ia menyamar agar identitasnya tidak diketahui siapapun.

   Dalam perjalanan Lu Leng sering bertemu kaum golongan hitam yang merajalela atas nama istana Ci Cun Kiong, Entah berapa kali Lu Leng ingin turun tangan memberantas mereka, namun akhirnya dia tetap dapat bersabar agar tidak menimbulkan masalah.

   Dua puluh hari kemudian, dia sudah memasuki gunung Gobi San.

   Tak lama sampailah dia di bawah Cing Yun Ling.

   Dia berdiri termenung hampir setengah harian, mengenang kembali kejadian bersama Tam Goat Hua.

   Tanpa sadar air matapun meleleh, Berselang sesaat, dia mendongakkan kepala memandang Tong Thian Hong (Puncak Langit Timur) dan See Thian Hong (Puncak Langit Barat), itu membuatnya menghela nafas panjang, Dia berpikir bahwa kini sudah berada di gunung Gobi San, Tam Goat Hua pun telah memberitahukan tentang tempat tinggal Tiat Sin Ong, Dia dapat mencarinya dalam waktu sehari, Waktu masih begitu banyak, dia ingin naik ke atas Cing Yun Ling berjalan-jalan disana, Oleh karena itu, dia langsung melesat ke atas Cing Yun Ling, Akan tetapi, berselang sesaat mendadak terdengar suara bentakan.

   "Siapa berani memasuki tempat terlarang Gobi Pay?!"

   Lu Leng tertegun mendengar suara bentakan itu, namun bersamaan dengan itu diapun merasa girang dalam hati, apakah ada anggota Gobi Pay yang sudah kembali? ooooooo Bab 107 Lu Leng segera berhenti, mendongakkan kepala untuk melihat, tapi pemandangan yang ada di depannya membuat ia tertegun.

   Ternyata dihadapannya berdiri empat orang, dua pendeta dan dua orang biasa, Kedua pendeta itu berwajah kasar, sama sekali tidak mirip orang yang menyucikan diri sedangkan kedua orang biasa itu bermata tikus, sekali pandang sudah dapat diketahui bahwa kedua orang itu berhati licik dan bukan orang baik-baik.

   Sete!ah tertegun sejenak, barulah Lu Leng membuka mulut bertanya.

   "Siapa kalian?"

   Keempat orang itu mendengus, kemudian menyahut.

   "Pendeta dari Gobi Pay dan murid Gobi Pay yang tak menyucikan diri! sebetulnya siapa kau?"

   Mendengar itu, Lu Leng tampak tercengang, Saat itu dia menyamar sebagai tukang cari kayu, maka diapun berpura-pura bodoh.

   "Dengar-dengar para pendeta murid-murid Sui Cing Siansu, semuanya telah mati di tangan Liok Ci Khim Mo! Bagaimana kalian berdua bisa hidup?"

   Kedua pendeta berwajah bengis tertawa dingin.

   "Sui Cing siansu memang tak tahu diri, berani-beraninya menentang Bu Lim Ci Cun, maka dia harus mati! Kini partai Gobi Pay aliran menyucikan diri dan tidak menyucikan diri, telah dikuasai Bu Lirn Ci Cun!"

   Begitu mendengar itu, bukan main gusarnya Lu Leng! Akan tetapi, Lu Leng masih dapat mengendalikan diri.

   "Kalau begitu, partai lain juga sama seperti itu?"

   Keempat orang itu menyahut serentak.

   "Tentunya sama!"

   Lu Leng bertanya.

   "Sekarang siapa yang menjadi ketua kedua aliran Gobi Pay?"

   Salah seorang itu menyahut "Ketua Gobi Pay aliran menyucikan diri adalah Thian Hang Taysu!"

   Mendengar itu, diam-diam Lu Leng berkata bagus! Pendeta yang bengis itu kini malah menjadi ketua Gobi Pay! Lu Leng menekan hawa kegusarannya, ia bertanya lagi.

   "Siapa ketua Gobi Pay aliran tidak menyucikan diri?"

   Keempat orang itu menyahut "Beliau amat terkenal, tidak lain adalah Tay Lik Sin (Malaikat Tenaga Besar) Hoan Bu!"

   Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala.

   "Belum pernah mendengar nama orang itu!"

   Keempat orang itu langsung melotot berkata dengan penuh kegusaran "Kau ini siapa? Berani menghina ketua kami?"

   Lu Leng merasa marah tapi juga merasa geli, berdasarkan cerita kedua orang itu, kelihatannya Tay Lik Sin Hoan Bu tidak hebat sama sekali, tapi bagaimana ia begitu berani menduduki Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek? Nyali orang itu sungguh besar sekali! Lu Leng menyahut perlahan-lahan.

   "Aku? Aku memang anggota Gobi Pay, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek adalah guruku!"

   Begitu mendengar sahutan Lu Leng, wajah keempat orang itu langsung berubah pucat pias, bahkan bibirpun gemetaran "Apa....?! Giok Bin Sin Kun?!"

   Diam-diam Lu Leng menghela nafas dalam hati, Liok Ci Khim Mo muncul di dunia persilatan, hingga kini baru empat lima tahun, Penjahat kecil macam begini sudah berani menjejakkan kakinya di gunung Gobi San! Bagaimana beberapa tahun lagi? Bukankah rimba persilatan akan diselimuti awan gelap?!"

   Lu Leng menyahut dengan dingin.

   "Tidak salah, Giok Bin Sin Kun!"

   Keempat orang itu mundur beberapa Iangkah, Akhirnya salah seorang dari mereka memberanikan diri untuk bertanya, 2284

   "Giok Bin Sin Kun adalah buronan Bu Lim Ci Cun. Kini Gobi Pay sudah dikuasai Bu Lim Ci Cun, mau apa kau kemari?!"

   Yang lain segera menyambung.

   "ltu benar! Berhubung kau masih muda dan tidak tahu apa-apa, cepatlah kau pergi dari sini!"

   Lu Leng tersenyum.

   "Oh, ya?"

   Begitu mengucapkan "Oh, ya?"

   Jurus Siang Hok Cak Yun (Sepasang puncak Menembus Awan) pun sudah dikeluarkannya, Terdengar dua kali jeritan, Ternyata dada kedua pendeta berwajah bengis itu telah terserang oleh tenaga Kim Kong Sin Ci, seketika mereka berdua roboh dengan mulut menyemburkan darah segar, nafaspun amat lemah.

   Terlihat bahwa mereka tidak mungkin hidup lagi, Menyaksikan itu, wajah dua orang lainnya langsung berubah kelabu, namun mulut mereka masih berani menegur dengan suara terbata-bata karena gugup dan takut "Bocah! Kau...

   kau berani bertingkah di tempat terlarang Gobi Pay?!"

   Lu Leng tertawa gelak, menyahut "Kini aku masih belum mau menemui Thian Hang Taysu, aku hanya ingin menemui Tay Lik Sin Hoan Bu! Oleh karena itu, aku membunuh kedua pendeta itu, Aku membiarkan kalian berdua hidup untuk menunjuk jalan! Kalau kalian masih berani banyak omong, aku sendiripun masih bisa ke atas gunung!"

   Kedua orang itu tidak berani banyak bicara lagi, Mendadak Lu Leng maju ke depan, sekaligus menjulurkan tangannya menyambar kedua orang itu, kemudian membentak.

   "Ayo jalan!"

   Ketika merasakan jari tangan Lu Leng yang keras bagaikan kaitan besi, seketika kedua orang itu mengucurkan keringat dingin, Mereka segera berjalan ke atas gunung dengan kepala tertunduk.

   Tak lama kemudian, sampailah mereka di atas Cing Yun Ling, lalu membelok ke arah See Thian Hong, Di sana tampak delapan orang yang berdiri sebagai penjaga.

   Melihat ada yang datang salah seorang membentak dengan suara keras.

   "Siapa yang datang ?"

   Lu Leng segera menggerakan sepasang lengannya, mendorong kedua orang itu ke arah orang-orang yang berbaris disitu, Begitu dahsyatnya dorongan Lu Leng, membuat kedua orang itu menerjang teman-teman nya sehingga mereka terjatuh saling tindih tidak karuan serta kaki dan tangan mereka menjadi patah.

   Lu Leng tertawa dingin, Tanpa memandang orang-orang itu, ia langsung melesat ke depan.

   Berselang beberapa saat, aula pertemuan Gobi Pay aliran tidak menyucikan diri sudah kelihatan, sesungguhnya aula itu telah dilalap api, namun kini sudah dibangun kembali dan tampak lebih mentereng dari sebelumnya, Menyaksikan itu, Lu Lengpun membatin Ada baiknya juga begitu, setelah membasmi Liok Ci Khim Mo, tidak usah repot-repot membangun tempat ini lagi! Sesampainya di depan pintu aula, Lu Leng langsung membentak "Ada orang di dalam?"

   Sembari membentak, diapun melancarkan sebuah pukulan ke arah pintu itu, Terdengar suara "Bmam".

   Pintu itu terbuka, terlihat empat lima puluh orang di dalam, mereka serentak 2286 bangkit berdiri.

   Hanya seorang yang masih duduk di kursi tengah, badannya gemuk dan kelihatan agak berwibawa.

   Begitu melihat orang gemuk itu, Lu Leng sudah menduga dia pasti adalah Tay Lik Sin Hoan Bu.

   Kelihatannya memang pernah belajar gwakang beberapa tuhun, tetapi sama sekali tidak mirip seorang jago yang tangguh, Lu Leng berjalan ke dalam perlahan-lahan, seketika terdengar suara bentakan "Siapa kau?"

   Lu Leng sama sekali tidak menghiraukan seruan itu, ia langsung berjalan ke hadapan Tay Lik Sin Hoan Bu, kemudian menarik sebuah kursi sekaligus duduk di kursi itu, Setelah duduk, barulah Lu Leng bertanya.

   "Kaukah Tay Lik Sin Hoan Bu?"

   Air muka orang itu berubah, ia balik bertanya.

   "Mau apa kau kemari?"

   Lu Leng tertawa gelak, sahutnya.

   "Aku adalah murid Gobi Pay aliran tidak menyucikan diri, apakah aku tidak boleh datang di Cing Yun Ling ini?"

   Tay Lik Sin Hoan Bu membentak "Ternyata kau adalah buronan yang belum mampus. Ayo! Cepat tangkap dia!"

   Seketika tampak tujuh delapan orang mendekati Lu Leng, namun Lu Leng tetap duduk tak bergerak di kursi.

   Mendadak 2287 tangan Lu Leng bergerak cepat, dia sudah mengeluarkan jurus Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru), Angin pukulan itu mengarah pada delapan orang itu, tepatnya pada jalan darah Tay Pai Hiat.

   "Kreak...."

   Delapan orang itu tak mampu bergerak seketika, sedangkan semua orang yang menyaksikan itu, terbelalak seraya berteriak-teriak.

   "Dia... dia bisa ilmu sihir!"

   Lu Leng hanya tertawa dingin, katanya.

   "Hm Pik Kong Tah Hoat saja tidak tahu, masih berani mengaku sebagai murid Gobi Pay! Tay Lik Sin Hoan Bu, cepatlah menggelinding turun!"

   Tay Lik Sin Hoan Bu gusar sekali, dia membentak seraya menyerang ke arah kepala Lu Leng.

   Kini kungfu Lu Leng sudah amat tinggi sekali, di matanya orang yang berkepandaian sepeti Tay Lik Sin Hoan Bu bukanlah apa-apa.

   Ketika orang itu menyerang, Lu Leng sama sekali tidak berkelip ia malahan menjulurkan tangannya untuk menotok jalan darah di kaki orang tersebut "Tok! Tok!"

   Begitu jalan darah di kaki Tay Lik Sin Hoan Bu tertotok, ia segera jatuh berlutut di hadapan Lu Leng, sedangkan pukulan yang dilancarkannya ke arah kepala Lu Leng, hanya disanggapi Lu Leng sambil lalu saja dengan hanya menggerakkan sedikit Lwee-kang untuk menggempur balik 2288 serangan itu, tetapi ternyata mampu membuat tangan Tay Lik Sin Hoan Bu nyaris patah! Wajah Tay Lik Sin Hoan Bu tampak menghijau, ia ingin bangkit berdiri tapi tangan Lu Leng telah memegang bahunya, sehingga Tay Lik Sin Hoan Bu tak mampu bergerak dan tetap berlutut di hadapan Lu Leng! Kini Tay Lik Sin Hoan Bu baru tahu betapa tingginya kepandaian Lu Leng, ia segera berteriak "Kalian masih belum mau menyerangnya?"

   Lu Leng menengok kesana kemari seraya membentak .

   "Siapa berani mati?"

   Puluhan orang itu saling memandangi tiada seorangpun berani maju menyerang Lu Leng, sementara tangan Lu Leng masih memegang bahu Tay Lik Sin Hoan Bu, mendadak ia mengerahkan Lweekangnya, membuat keringat orang itu terus mengucur serta berteriak-teriak terputus-putus.

   "Cepat! Cepat pergi panggil Thian Hang Taysu! Cepat...!!"

   Lu Leng berkata dengan dingin.

   "Dengar-dengar keledai gundul itu masih memiliki sedikit kepandaian, tidak seperti kalian hanya merupakan gentong nasi! Cepat panggil dia kemari! Agar aku tidak usah ke Tong Thian Hong mencarinya!"

   Begitu Lu Leng usai berkata, puluhan orang itupun segera berlari ke luar serentak, Akan tetapi, mendadak Lu Leng membentak keras.

   "Hanya boleh seorang yang ke sana!"

   Badan Lu Leng mencelat ke atas kemudian melayang turun di tengah-tengah orang-orang itu, sekaligus menggerakkan sepasang tangannya sehingga puluhan orang itu roboh saling tindih! setelah itu, Lu Leng menendang seseorang hingga terpental ke luar pintu aula, orang itu bergu1ing-guling lalu bangkit berdiri dan langsung kabur ke Tong Thian Hong.

   Badan Lu Leng berkelebat tahu-tahu sudah kembali ke tempat semu ia.

   Kebetulan Tay Lik Sin sedang berusaha bangkit berdiri, namun Lu Leng sudah menekan bahunya, orang itu terpaksa berlutut kembali di hadapan Lu Leng! Lu Leng mendengus dingin.

   "Hm! Gobi Pay sejak didirikan Thian Kou Sucou, hingga kini sudah ratusan tahun! Setiap generasi pasti muncul ketua yang berkepandaian tinggi dan amat gagah, bagaimana mungkin membiarkan kalian bertingkah di tempat ini?"

   Ketika berkata, wajah Lu Leng tampak bengis sehingga membuat semua orang tak berani bersuara, namun ada seorang bernyali dan berani menyahut "Tay Lik Sin yang menyuruh kami kemari!"

   Tay Lik Sin Hoan Bu segera berkata.

   "Bu Lim Ci Cun...."

   Belum juga orang itu menyelesaikan ucapannya, Lu Leng sudah mengayunkan tangan menampar mukanya.

   "Plaak!"

   Muka Tay Lik Sin Hoan Bu langsung membengkak Saat ia membuka mulut, menyemburlah delapan belas buah gigi, disertai darah yang terus mengalir. Semakin berpikir Lu Leng semakin gusar, mendadak ia mengayunkan kakinya menendang dada Tay Lik Sin Hoan Bu.

   "Kreeek...."

   Tay Lik Sin Hoan Bu terpental beberapa depa jauhnya, tulang di sekujur badannya telah remuk! Ketika roboh di lantai dia sudah tidak menyerupai manusia lagi, tampak seperti segumpal daging gemuk yang tak bertulang sama sekali! Lu Leng berkata lantang.

   "Kalian semua sudah kuberi peringatan, lain kali kalau bertemu, aku pasti tidak akan melepaskan kalian, apakah kalian masih belum enyah dari sini?"

   Mendengar itu, semua orang yang berada di situ langsung kabur terbirit-birit! Kini di dalam aula besar itu hanya tinggal Lu Leng seorang, Dia tahu walaupun sudah mengusir orang-orang itu, tapi tidak lama lagi pasti akan muncul orang lain yang menggunakan nama Gobi Pay untuk menetap di situ! Oleh karena itu, terlebih dahulu ia harus membasmi Liok Ci Khim Mo! Lu Leng masih tetap duduk di situ sampai berselang beberapa saat, terdengar suara pujian pada Sang Buddha.

   "Omitohud!"

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Lu Leng mendongakkan kepala, tampak seorang padri berjalan ke dalam.

   Keningnya penuh kerutan, sepasang matanyapun menyorot tajam dengan seuntai tasbeh melingkar di lehernya.

   Sebelah tangannya memegang sebuah senjata yang ujungnya berbentuk seperti bulan sabit, 2291 Lu Leng pernah dengar dari orang tentang padri bengis itu, dia berasal dari daerah See Hek (daerah Barat Luar Tionggoan), padri tersebut bergelar Thian Hang Taysu! Senjata bulan sabit dan tasbehnya amat lihay dan hebat, tentunya tidak dapat disamakan dengan Tay Lik Sin Hoan Bu! Karenanya begitu melihat kemunculan padri itu, Lu Lengpun bersiap-siap menghadapinya, Begitu berjalan ke dalam, Thian Hang Taysupun menengok kesana kemari, lalu bertanya.

   


Gelang Perasa -- Gu Long Peristiwa Bulu Merak -- Gu Long Legenda Bulan Sabit Karya Khu Lung

Cari Blog Ini