Ceritasilat Novel Online

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 9


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung Bagian 9



Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya dari Khu Lung

   

   Jelas itu suara Co pocu Nenek itu sengaia melukai Song Bun Cun dengan ilmu |m ciu Kemudian dia sendiri yang menjelaskan bahwa Pan juo tan kang yang dipelajari Bu Cu taisu dapat menyembuhkan luka ter sebut Hal ini membuktikan bahwa dia ingin memperpanjang waktu dan mengurangi tenaga dalam Bu Cu taisu.

   "Omitahud!"

   Ujar Bu Cu talsu sambil merangkapkan kedua tangannya "Ciek Congkoan, kita mundur dulu sekarang Leblh baik biarkan Pinceng menyembuhkan luka Sau cengcu,"

   Katanya. Co pocu yang berada dalam goa tertawa terkekeh kekeh.

   "Di sini tidak ada hal yang perlu disayangkan Kalian keluar saja,"

   Sahutnya santai Ciek Ban Cing memondong Song Bun Cun.

   "Lao popo, kau jangan senang dulu Lao siu tidak akan mengampunimul"

   Tenaknya keras. Bu Cu taisu memben isyarat agar dia segera keluar dan goa tersebut Kembali terdengar suara terkekeh kekeh dan nenek tua tersebut.

   "Lao pocu akan menunggu dirimu,"

   Sahutnya.

   "Nenek jahat itu sungguh banyak akal busuknya Cara turun tangannya juga sangat keji Dia menyembunyikan diri di dalam goa Berturutturut dia melukai dua orang Tampaknya apabila ingin menghadapi nenek itu, harus menggunakan kelicikan juga,"

   Kata Hui Hung i su.

   "Hal ini karena kedudukannyayang menguntungkan. Tentang ilmu silat, kita juga belum tentu kalah olehnya. Hengte rasa, kalau dia masih tetap kukuh tidak mau keluar dan goa, kita bakar saja Coba lihat, apakah maslh mempertahankan diri?"

   Sahut Wi Ting sin tiaw,.

   "Beng heng jangan lupa kalau bsngcu masih berada di dalam genggaman mereka, kemungkinan besar malah ada dalam goa itu juga,"

   Kata Kan Si Tong.

   "Justru hal itulah yang rnemberatkan hengte "

   Sahut Wi Ting sin tiaw dengan wajah muram. Pada saat itu, Bu Cu taisu sudah bersandar di dinding yang terdapat di mulut goa Ciek Ban Cing menggendong Song Bun Cun dan duduk di hadapan hwesio tua tersebut Mata Bu Cu taisu mengedar k sekeliling.

   "Pinceng akan membantu Sau cengcu menembus jalan darahnya yang tersumbat Mungkin perlu waktu kira kira dua kali sepeminuman teh Pada saat itu, tidak boleh ada suara sedikitpun yang mengganggu penyembuhan ini. Kemungkinan besar begundal Co pocu akan menggunakan kesempatan ini Harap para toheng menjaga baik-baik,"

   Katanya.

   "Taisu tidak perlu khawatir. Dengan penjagaan pinto sekalian, tentu tidak akan terjadi apa-apa,"

   Sahut Kan Si Tong.

   "Baiklah kalau begitu,"

   Kata Bu Cu taisu.

   "Kan toheng. lebih baik kita bagi penjagaan ini beberapa kelompok Apabila ada sesuatu yang mencurigakan, kita segera mengetahuinya,"

   Hui Hung i su memben saran.

   "Di antara kita semua, kalau difihat dari pengalaman dan pengetahuan, maka Beng toheng yang paling dapat diandalkan Bagaimana kalau kita pilih dia jadi pemimpin'?"

   Kata Kan Si Tong.

   "Apa yang dikatakan Kan To heng memang benar Beng toheng, bagaimana kita harus melakukan penjagaan semuanya tergantung padamu saja,"

   Sahut Hui Hung i su sambil tertawa lebar.

   "Toheng tentukan saja sendiri Bukankah mudah saja?"

   Kata Wi Ting sin tiaw.

   "Waktu adalah emas Beng toheng tidak perlu sungkan lagi Pinto dan Liok toheng sudah sepakat mengangkatmu Jangan menolak lagi,"

   Sahut Kan Si Tong dengan wafah serius. Wi Ting sin tiaw mengedarkan pandangannya ke luar goa Bibirnya rnengembangkan senyuman.

   "Kita kembali saja pada kedudukan kita semula Kan toheng dan Liok toheng menjaga di mulut goa Jangan sampai orang yang berada di dalam menerjang keluar. Su toheng, Yok sauhiap dan Ciok kouwnio mengeiilingi Bu Cu taisu dan Song sau cengcu. Hengte sendiri akan menjaga kalaukalau ada yang naik ke atas bukit ini Bagaimana pendapat cuwi toheng'?"

   Tanyanya. Hui Hung i su mencabut pedangnya.

   "Cring'"

   Bibirnya tarsenyum.

   "Beng toheng ternyata mempunyai bakat menjadi Kunsu (Panglima perang) Memang itu cara yang terbaik'"

   Katanya.

   Hui Hung i su dan Kan Si Tong sagefa menjafankan tugas yang diberikan.

   Mereka masuk ke dalam goa dan memperhatikan gerakgerik orang yang berada di dalam.

   Wi Ting sin tiaw mengeluarkan pedangnya dan berjalan menuju jalan setapak yang banyak batu-batu kecilnya Dia duduk menjaga di tempat itu.

   Jarum beracun di tubuh Su Po Hin sudah dikeluarkan.

   Dia juga sempat beristirahat sejenak tadi.

   Kesehatannya sudah pulih sebagian Dia segera mengajak Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan berjaga di sekitar Bu Cu taisu dan Song Bun Cun.

   Wajah mereka menghadap ke arah luar.

   Keadaan di sekitar itu hening seketika.

   Bu Cu taisu melihat semua orang sudah menduduki tempat masinginasing Matanya dipejamkan perlahanlahan Dia mengerahkan ilmu pan juo tan kangnya Tangan kiri didekapkan depan dada.

   Kemudian telapak dikatupkan Semantara itu, tangan kanannya terulur Dua buah jarinya menekan di ubun ubun Song Bun Cun Hawa murninya dike rahkan ke tempat itu Menyembuhkan orang dengan cara menembus jalan darah yang tersumbat, bukan hal yang mudah Pertamatarria, paling tidak orang itu harus mernpunyai latihan ilmu Pan juo tan kang selama belasan tahun Lwekangnya juga harus cukup tinggi dan pikiran tidak boleh bercabang Terutama bila orang yang disembuhkan itu terluka oleh ilmu Im ciu.

   Perlahanlahan terlihat uap putih mengepul dari atas kepala Song Bun Cun Makin lama makin tebal Bagi orang yang banyak pengalaman dan berpengetahuan luas, mereka tahu bahwa itulah saatsaat genting Semua rekan yang menjaga di sekitar ilu, sama sekali tidak berani memmbulkan sedikit suara pun Begitu sunyinya sehingga hembusan angin pun dapat terdengar.

   Entah berapa lama sudah berlalu dari bawah bukit tidak terlihat bayangan siapa pun yang memanjat ke atas Orang yang berada di dalam goa pun tidak menunfukkan gerakan apa apa Tiba tiba terdengar raungan keras dan mulut Bu Cu taisu Dalam kesunyian yang mencekam suara itu bagaikan guntur yang^mengamuk.

   Getarannya membuat telinga semua orang pekak seketika Tubuh Ciek Ban Cing yang sedang memondong Song Bun Cun terlihat bergetar.

   Dia laksana baru bangun dan mimpi.

   Song Bun Cun pun ikut membuka matanya.

   Terdengar keluhan dan mulutnya.

   "Mengapa aku bisa berada di sini?"

   Tanyanya bingung Dia langsyng bangkit dari pangkuan Ciek Ban Cing Lakilaki itu panik sekali melihat keadaan majikan mudanya.

   "Sau cengcu, bagaimana perasaanmu'? Kau baru saja sembuh dari luka dalam Lebih baik jangan banyak bergerak dulu,"

   Katanya cemas. Song Bun Cun menolehkan kepalanya dangan heran.

   "Ciek Congkoan, apa yang terjadi pada diriku?". Bu Cu taisu menarik napas perlahanfahan Dia berdiri dengan sebelah tangan meraih ruyungnya yang tadi diletakkan di atas tanah Bibirnya tersenyum.

   "Keadaan Sau cengcu sudah tidak mengkhawatirkan. Melukai orang dengan ilmu Im ciu adalah perbuatan yang keji Untunglah Sau cengcu sudah pulih seperti sedia kala,"

   Katanya menjelaskan. Song Bun Cun ikut berdiri Dia menjura dalam-dalam.

   "Tenma kasih atas pertolongan taisu. Cayhe sudah ingat kembali Tadi cayhe menyambut serangan telapak tangan nenek jahat itu dengan kekerasan Pada waktu itu, hanya terasa ada serangkum angin yang di. ngm menerpa tubuh. Cayhe sedikit menggigil karenanya Apa yang terjadi kemudian, cayhe tidak tahu lagi. Entah berapa lama kemudian cayhe merasa "tubuh ini hangat sekali Seperti sedang berjemur di bawah matahan. Juga seakan tertidur dengan pulas Terakhir cayhe mendengar suara petir menyambar di angkasa,"

   Sahutnya. Ciek Ban Cing meluruskan pinggangnya yang terasa linu.

   "Kehangatan yang Kongcu rasakan adalati Bu Cu taisu yang menyembuhkan lukamu dengan menggunakan ilmu Pan juo tan kang Apabila tidak ada taisu saat ini, hanya nenek jahat itulah yang dapat menyembuhkan Kongcu,"

   Katanya menjelaskan. Sekali lagi Song Bun Cun menjura kepada Bu Cu taisu, kemudian dia juga membungkukkan tubuh dengan hormat kepada yang lainnya.

   "Tenma kasih atas bantuan cuwi cianpwe Cayhe merasa terharu sekali.". Wi Ting sin tiaw menghampirinyaidengan bibir mengembangkan senyuman.

   "Sau cengcu jangan sungkan. Co pocu adalah manusia yang sangat licik Sudah sekian lama tidak terllhat dla melakukan gerakan apa pun Mau tidak mau kelakuannya membuat kita curiga. Lao siu rasa, lebih baik kita masuk ke dalam dan msninjauninjau keadaan,"

   Katanya. Kang Si Tong meraba raba jenggotnya yang masih hitam Wajahnya murung.

   "Apa yang dikatakan Liok toheng memang benar. Pintojuga merasa curiga Bayangkan saja .. Dia sengaja melukai Sau cengcu dengan ilmu jm ciu Lalu dia sendiri yang menjelaskan bahwa dengan Pan juo tan kangnya Bu Cu taisu, Sau cengcu dapat disembuhkan. Hal ini membuktikan bahwa dia sengaja mengulur waktu,"

   Lanjutnya.

   "Apakah dia sedang menunggu bantuan? Mengapa komplotan nenek itu tidak bergegas datang?"

   Tanya Su Po Hin.

   "Kemungkinan pencanan klta kepagian Komplotan mereka tidak keburu mempersiapkan diri Orang yang di dalam goa juga perlu waktu memikirkan cara terbaik Me mang banyak sekali kemungkinannya "

   Kata Wi Ting sin tiaw.

   "Kalau begitu, lebih baik kita menerjang masuk secepatnya Nenek Jahat itu hanya berani menyembunyikan diri di tempat yang gelap dan menyerang secara dlamdiam Cayhe harus memperiihatkan sedikit kelihaian kepadanya,"

   Sahut Song Bun Cun geram Pedangnya dicabut keluar dari sarungnya Tanpa menunda waktu lagi, dia bermaksud menyerbu ke dalam.

   "Sau cangcu, cayhe turut bersamamu Mari kita gempur nenek itu sampai kewalahan Kalau bisa, tangkap hiduphidupi"

   Tukas Su Po Hin. Bu Cu talsu cspatcepat menghadang di depan mereka.

   "Liong wi harap tunggu sebentar!"

   Serunya. Song Bun Cun dan Su Po Hin terpaksa menghentikan langkah kakinya Mereka membalikkan tubuh dalam waktu yang bersamaan.

   "Apakah taisu mempunyai pendapat yang lain?"

   Tanya Song Bun Cun.

   "Co pocu sangat licik Walaupun kita ingin menerjang masuk, tapi setidaknya harus merundingkan rencanayang baik Maksud pmceng kita harus memilih satu orang sebagai kepala agar tidak ada yang bertindak gegabah,"

   Sahut Bu Cu taisu.

   "Taisu sangat memperhatikan kesejahteraan kaum Bulim. Rasanya tidak ada orang lain lagi yang tepat,"

   Kata Kan Si Tong. Bu Cu taisu merangkapkan kedua belah tangannya.

   "Pinceng tidak pantas. Tetapi pinceng da pat membantu menunjuk seorang yang febih sesuai Yaitu Beng lao sicu Pengalamannya di dunia kangouw banyak sekali Pengetahuannya juga luas Ketika mengatur penjagaan tadi, caranya sangat tepat Bila kali ini hendak menerjang masuk ke dalam goa Paling baik dibawah pimpinannya".

   "Benar apa yang dikatakan Taisu Co pocu licik dan banyak akal busuknya Kita juga harus mencari seekor musang tua un tuk menghadapinya. Baru seimbang "

   Sahut Hui Hung i su sambil tertawa terbahak-bahak.

   "Kau bebek liar ini Beraniberamnya merubah hengte menjadi seekor musang tua,"

   Sahut Wi Ting sin tiaw dengan maksud bergurau Sekali fagi Hui Hung i su tertawa terbahak-bahak.

   "Taisu mengatakan pengalamanmu banyak, pengetahuanmu juga sangat luas. Sebutan apa lagi yang pantas kecuali musang tua'?"

   Katanya.

   "Omitohud! Kalau ucapan toheng itu berdasarkan kata-kata pinceng, maka dosa tersebut menjadi tanggungan pinceng juga,"

   Sahut Bu Cu taisu.

   "Lebih baik kita urus hai yang lebih serius. Pendapat Taisu sangat dalam. Tadi kita sudah tiga kali memasuki goa, tapi belum terlihat sedikit pun hasilnya Tampaknya kita memang memerlukan seorang kunsu yang dapat memimpin kita Beng heng juga ja ngan menolak lagi Pokoknya kami akan mendengarkan perintahmu,"

   Kata Kan Si Tong.

   "Baiklah,"

   Sahut Wi Ting sin tiaw dengan gaya santai "Biarlah kali ini hengte menJadi seekor musang tua "

   Tangannya menggapai kepada Bu Cu taisu "Tolong taisu benkan bola api Ciok kouwnio kepada hengte Sebetum menyerbu ke dalam goa yang terdapat di tikungan itu hengte ingin memenksa keadaannya sekali lagi".

   Bu Cu taisu segera menyerahkan bola api tersebut kepada Wi Ting sin tiaw Pendekar dari Liok hap bun itu kembali mehggapai kepada Song Bun CLHI dan Su Po Hin.

   "Su toheng dan Song sau cengcu melindungi hengte Kita akan masuk ke dalam goa tersebut". Ciek Ban Cing takut akan terjadi sesu.atu pada Song Bun Cun karena pemuda itu baru pulih dan lukanya.

   "Beng taihiap, Lao siujuga ikut ke dalami"

   Katanya panik. Wi Ting sin tiaw menggoyang-goyangkan tangannya.

   "Kunsu kalian ini hanya masuk untuk melihat keadaan. Kebanyakan orang matah membahayakan Cuwi harap tunggu di mulut goa saja,"

   Sahutnya.

   Tanpa menunggu jawaban dan rnereka, Wi Ting sin tiaw segera melesat ke datam goa mendahului yang lam Su Po Hin dan Song Bun Cun juga tidak menunda lagi Me reka segera mengintil di belakang Kunsu yang baru terpilih itu Wi Ting sin tiaw membisiki mereka dengan ilmu coan im jut bit .

   "Jarak antara kalian dengan lao siu jangan terlalu dekat Lebih baik mengikuti dan jarak tujuh delapan depa Perhatikan. Baik-baik senjata rahasia lawan "

   Meskipun bercakapcakap, langkah kakinya terus maju Dia terus mendekati tikungan goa di mana nenek jahat itu bersembunyi Ketika jaraknya tinggal kurang lebih delapan cun. dia baru menghentikan langkah kakinya.

   "Tik!"

   Dia menyalakan bola api milik Ciok Ciu Lan Secercah sinar cahaya menerangi tikungan goa Hal ini boleh dikatakan aneh.

   Karena musuh berada di tempat gelap, sedangkan dia berada di tempat terang.

   Jejak mereka mudah terlihat Perbuatannya merupakan kerugian bagi mereka sebenarnya.

   Apa lagi tempat itu gelap pekat, bukankah sama saja dia seperti mengunjukkan kehadirannya sendiri'?.

   Tetapi, meskipun bola api itu bersinar terang, tapi dari dalam goa tetap tidak ada gerakan apa pun.

   Juga tidak mengadakan perlawanan Hanya kesunyian yang mencekam Wi Ting sin tiaw memperdengarkan suara batuk satu kali.

   "Lao siu adalah Beng Ta Jin dari Liok Hap Bun. Harap Co pocu sudi menjawab'"

   Teriaknya lantang .

   Suasana dalam goa itu seperti kuburan Tidak terdengar sahutan sama sekali Perlu diketahui, bahwa boia api itu sebetulnya milik Be Hua popo Sinarnya kuat sekali Dapat menimbulkan cahaya sejauh satu depa le bih Wi Ting sin tiaw berdiri sejauh delapan cun.

   Sinarnya memancar sampai ke dalam goa Dia menyebutkan namanya sendiri Dengan terang dia juga memanggil nama lawan Maksudnya bahwa dia sama sekati tidak melanggar peraturan kangouw sehing ga lawan pun tidak semestinya membokong dengan senjata rahasia atau apa saja Lagipula dalam jarak delapan cun, segala macam senjata rahasia yang dilemparkan menjadi kurang ampuh Kekuatannya akan surut banyak.

   Wi Ting sin tiaw memang memanggil nama Co pocu, tetapi sebetulnya dia sedanc menyelidiki keadaan dalam goa Dleh ka rena itu, ketika dia berbicara, matanya menatap tajam ke dalam goa.

   Tanpa disadan dia mengerutkan keningnya beberapa saat Karena apa yang dilihatnya sungguh mengejutkan Rupanya goa itu sangat rumit Tingginya setara tinggi seorang laki-laki dewasa, setelah mernbelok ke kanan, kirakira tiga tangkah ternyata di dalamnya ada sebuah lekukan lagi Tapi yang kedua itu membelok ke kin Oleh sebab itu, langan harap dari luar dapat melihat keatiaan dalamnya.

   
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Dari dalam goa tetap tidak terlihat reaksi sedikit pun.

   Hati Wi Ting sin tiaw menjadi curjga Diamdiam dia berpikir "Mungkinkah di dalam goa ini ada sebuah jalan tembus? Apabila benar, maka setelah melukai Song sau cengcu, dia menjelaskan cara pengobatannya adalah dengan maksud mengecoh lawan Sambil melindungi Cun Bwe, dia dapat melankan diri dan belakang goa ini Dengan demikian, Bengcu pasti berada di dalam tangan Cun Bwe".

   Begitu hatinya bergerak dia langsung berteriak "Cu pocu, Lao siu menantikan jawabanmu, apakah kau sudah mendengar perkataanku tadi?".

   Sama saja dengan sebelumnya Dari dalam goa tidak terdengar suara sahutan Wi Ting sin tiaw maju beberapa langkah Asalkan dia bisa mencapai tikungan kiri sebelah dalam.

   Maka dia dapat melihat keadaan goa tersebut Tetapi ketika Wi Ting sin tiaw baru mencapai tikungan pertama, tiba-tiba teli nganya menangkap suara desiran angin.

   Tiga batang bambu kecil sedang meluncur ke arahnya Disusul dengan suara seseorang.

   "Beng Laoto. Kalau kau maju satu langkah lagi, maka nyawamu akan melayang seketika!". Orang itu memang Co pocu Mana mungkin Wi Ting sin tiaw memandang tinggi tiga batang bambu kecil tersebut Dalam hati dia tertawa.

   "Co pocu temyata belum meninggalkan tempat ini, berarti goa im sama sekali tidak ada jalan keluarnya "

   Sejak masuk ke dalam goa, perhatiannya sudah terpusat penuh Tenaga dalamnya dikerahkan ke lengan kanan Tiba-tiba lengannnya bergerak denqan cepgt dan menyampok ketiga batang bambu yang sedang meluncur itu. Mututnya tertawa terkekeh-kekeh.

   "Co pocu, Lao siu menantikan jawabanmu Ternyata kau bersembunyi dalam kegelapan dan melukai orang dengan cara membokong'"

   Serunya lantang Lengan bajunya yang longgar dikibaskan. Ketiga batang bambu tadi rnelayang kembali.

   "Sret! Sret' Sret'"

   Kemudian menancap di dalam dinding goa itu Matanya memandang sejenak Terlihat pada bagian bawah lengan bajunya tertancap tiga batang paku kecii lamnya. Hatinya tercekat.

   "Cie mia ciam (Jarum pencabut nyawa) nenek jahat itu ternyata sangat lihai. Luncurannya sama sekali tidak menimbulkan suara sedikit pun Kacilnya hampir tidak terlihat. Untung saja sejak semula aku sudah bersiapsiap Kalau tidak, bukankah aku sudah terserang senjata mainannya itu?"

   Katanya dalam hati Dan luartampangWi Ting sin tiaw tidak rnenunjukkan apa-apa Suaranya pun tenang saja.

   "Sungguh senjata rahasia yang amat keji. Ruoanya ketika kau melemparkan tiga batang bambu tadi, secara diamdiam kau menyambit lagi tiga batang jarum beracun Untung saja Lao siu sudah tahu permainanmu ini 1"

   Tubuhnya melayang kembali ke atas tanah.

   "Beng Laoto, ini adalah sebuah peringatan dari Lao pocu Apabila kau berani maju. lagi satu langkah, makaaku jamin kau dapat masuk dalam keadaan hidup, tapi keluar tinggal mayat1"

   Sahut Co pocu ketus.

   "Baiktah,' kata Wi Ting sm tiaw tertawa lebar.

   "Biar kita bicara di sini saja.". Co pocu mendengus dingin.

   "Kau ada perkataan apa, coba Lao pocu dengar,"

   Sahutnya.

   Wi Ting sln tiaw sedang mempertajam tetinganya mendengar suara Co pocu Dia ingin mencan tahu dan mana suaranya berasal Tapi seteiah sekian lama dia tetap tidak dapat memastikan di sebelah mana nenek jahat itu menyembunyikan diri Pengalamannya dalam dunia kangouw sangat banyak Pertamatama dia sudah melihat keadaan dalam celah goa itu Dalam hatinya, dia tahu kalau Co pocu berbicara dengan muka menghadap dinding Dengan demikian, suaranya mengarah ke tembok lalu memantul berkumandang ke sekelilmg Suara itu sendiri seperti terpancar dan jauh Padahal mungkin dia berada di balik cetah dan duduk menghadap tembok Wi Ting sin tiaw purapura tidak tahu Dia sengaJa berteriak dengan keras.

   "Co pocu, kalian memang menggunakan pedang atau senjata rahasia melindungi diri di dalam situ Tapi untuk berapa lama kalian dapat bertahan? Apabila saling berkeras Yang rugi tentu bukan pihak kami ..!".

   "Apa yang membuat kami mgi? Kalian berusaha'rnenerjang masuk ke dalam goa, toh sudah ada dua orang yang terluka?"

   Sahut Co pocu sinis.

   "Karm tldak usah menggunakan kekerasan metawanmu Ada dua jalan yang bagus untuk memaksa kau keluar dan tempat itu "

   Kata Wi Ting sin tiaw.

   "Kalian ingin memaksa Lao pocu keluar dari tempat ini'? Rasanya tidak begitu mudah'"

   Sahut Co pocu. Wi Ting sin tiaw tertawa terkekeh kekeh.

   "Pertama, kami dapat menggunakan api Asalkan kami meletakkan setumpuk rumput kenng dan menibakarnya, asapnya tetap akan masuk ke dalam goa Meskipun apinya tidak, tapi asapnya cukup membuat kalian sesak napas Belum tentu kalian dapat bertahan Tidak lama kemudian, kalian terpaksa merangkak keluar satu per satu,"

   Katanya tenang. Co pocu mendengus dingin.

   "Tentu kalian tidak berani menggunakan cara itu. Bukankah dia sudah memben pertanda tak langsung bahwa bengcu benar ada di dalam situ?". Wi Ting sin tiaw merasa gembira karena berhasil memancing kata-katanya.

   "Taruh kata kita tidak menggunakan api untuk membakar. asal kita berkeras menunggu di luar goa, tetap kami juga yang akhirnya akan menang. Makanan kenng yang kaiian bawa palingpaling dapat bertahan satu dua han Tidak mungkin kalian bersedia mati kelaparan bukan? Sedangkan kami berada di luar. jumlah kami banyak. Kami dapat menyuruh seseorang membehkan di desa sana "

   Wi Ting sm tiaw melanjutkan siasatnya.

   "Kalau memang demikian. bertahaniah terus!"

   Sahut Co pocu.

   "Dengan rnaksud baik Lao siu menyarankan. asalkan orang yang kaiian tawan dalam goa tidak terjadi apa-apa Dan kalian me' nyerahkan diri dengan melemparkan senjata keiuar. Lao siu menjamin kalian boleh meninggalkan tempat ini dengan aman,"

   Kata Wi Ting sin tiaw.

   "Beng laoto, untuk saat ini kijang siapa yang akan mati, masih belum dapat dipastikan Kau meminta Lao pocu menyerahkan diri Bukankah sama saja bahwa kau sedang bermimpi?"

   Sahut Co pocu.

   "Kijang siapa yang akan mati? Ha . ha... ha .. Co pocu, dengan permainan bocah cilik seperti kepandaianmu, apakah kau dapat menandingi kami?"

   Kata Wi Ting sin tiaw semban tertawa terbahak-bahak ' Co Pocu mendengus dingin.

   "Lao pocu masih tidak memandang sebelah mata terhadap orangorang seperti kalian. Andaikan Lao pocu memang bukan tandingan kalian, tentu ada orang iain yang dapat menngkus kalian!"

   Sahutnya ketus.

   Wi Ting sin tiaw tertawa dalam hati Sekarang dan mulutnya, dia sudah dapat hasil yang lumayan Rupanya nenek jahat ini sedang merencanakan sesuatu.

   Kftpergian Long san it pei yang tergesa-gesa, dapat dipastikan sedang mencari pertoiongan Berdiam terus di daiam goa itu,.

   tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi pihak lawan Kalau dilihat dan keadaan demikian, lebih baik kita menggunakan waktu secepatnya untuk menyelesaikan persoalan Jangan sampai bantuan musuh keburu datang, malah memperpaniang urusan Begitu hatinya mengambil keputusan, sebuah rencana juga segera terlintas di benaknya Mulutnya mengeluarkan suara tawa terkekeh kekeh.

   "Baik, Lao siu ingin lihat siapa orangnya yang dapat menngkus kami Co pocu Lao siu akan menunggu di mulut goai"

   Katanya lantang.

   "Kau lihat saja nanti,' sahut Co pocu dengan acuh tak acuh. Wi Ting sin tiaw membalikkan tubuhnya sambil mematikan bola api di tangannya.

   "Song sau cengcu, Su toheng man kila pergi,"

   Ajaknya.

   Su Po Hin dan Song Bun Cun tidak tahu permainan apa yang sedang direncanakan olehnya Terpaksa membalikkan tubuh dan mengundurkan diri Wi Tinq sin tiaw mengikuti di belakang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

   Melihat kedatangan mereka Bu Cu taisu segera menyambut.

   "Beng toheng sudah memeriksa keadaan di dalam, apakah menemukan sesuatu?"

   Tanyanya iogin tahu. Wi Ting sin tiaw menggelengkan kepala nya.

   "Goa itu sangat rumit Banyak sekali celahnya Kita mudah diserang tapi sulit untuk membalas Tapi dan mulut nenek jahat itu, hengte berhasil mendapatkan sedikit keterangan,' sahutnya.

   "Apa yang berhasil dipancing oleh Beng toheng?"

   Tanya Hui Hung i su.

   "Tadinya Lao siu mengira mereka sengaja mengulur waktu agar Cun Bwe dapat mem bawa bengcu melankan diri dan belakang goa itu "

   Kata Wi Ting sin tiaw.

   "Memang ada juga kemungkinan seperti itu,' tukas Ciek Bsn Cing. Wi Ting sin tiaw tertawa lebar.

   "Tapi dan nada bicaranya, hengte berhasil mengetahui kalau goa itu sama sekati tidak mempunyai jalan tembus Sedangkan 3engcu memang terkurung di dalam "

   Berkata sampai di situ Suaranya ditekankan sehingga separti takut rahasianya terbongkar "Tadi Long san it pei pergi dengan tergesa-gesa, kemungkinan dia sedang mencan bala bantuan Apabila menunda lebih lama iagi, maka kita bisa mendapat kerugian ".

   "Kalau menurut pendapat Beng toheng, apa yang harus kita lakukan?"

   Tanya Bu Cu taisu.

   "Kita harus menerjang masuk ke dalam goa secepatnya sebelum bala bantuan mereka datang dan menyelamatkan Bengcu'"

   Sahut Wi Ting sin tiaw.

   "Kalau begitu, kita lihat bagaimana kau yang menjadi Kunsu mengaturnya "

   Kata Kan Si Tong. Wi Ting sin tiaw mengeluselus jenggotnya Kemudian dia tersenyum Tangannya menggapai.

   "Kalian semua kemari dengar perintah hengte."

   Dia membalikkan tubuh menuju tembok goa sebelah luar dan duduk di sana Semua orang lalu menghampin Wi Ting sin tiaw dan duduk mengelilinginya.

   "Kali ini kita harus masuk beramairamai Tetapi masingmasing mempunyai tugas sendirisendlri Bu Cu taisu, Kan toheng,. Liok toheng bertiga bertugas menjaga di luar goa Seandainya ba1a bantuan pihak musuh datang, cegah mereka jangan sampai berhasil menecjang masuk,"

   Katanya dengan suara rendah. Bu Cu taisu, Kan Si Tong dan Hui Hung i su menganggukkan kepalanya.

   "Ciek Congkoan, Song sau cengcu, Su toheng mengikuti hengte mendekat ke cefah tikungan goa Kalian harus berteriakteriak marah, seakan akan ingin menerjang masuk Tetapi harus ingat, Lao siu hanya ingin mengalihkan perhatiannya saja, sama sekali tidak boleh melewati delapan cun dan jarak celah goa tersebut,"

   Kata Wi Ting sin tiaw selanjutnya. BagianTiga Puiuh Dua. Ciek Ban Cing tidak habis mengerti "Beng taihiap, kalau kita hanya mengalihkan perhatiannya siapa yang benar-benar menyerbu masuk ke dalam goa itu?"

   Tanyanya. Wi Ting sin tiaw tersenyum simpul.

   "Orang tua tentu mempunyai rencana tertentu A?al Ciek Congkoan mengikuti saran hengte saja nanti,"

   Katanya Smaf matanya beralih ke arah Ciok Ciu Lan dan Yok Sau Cun "Melakukan sesuatu harus dengan pfkiran matang Ciok kouwnic, Lao SILI mengutusmu sebagai orang pertama yang rnasuk ke dalam goa Yok Sau Cun sebagai oiang kedua apakah kau berani melakukannya?' Ucapannya itu membuat semua orang tercengang.

   Dalam rombongan mereka ssperti Bu Cu taisu, Hui Hung i su, Kan Si Tong semuanya benlmu tinggi Sekarang d;a meiTiinta mereka menjaga mulut aoa Sedangkan dia sendiri dengan Ciek Ban Cing Song sau cengcu dan Su Po Hin bertugas menggertak gertak saja Dia malah merninta seorang ga dis cilik yang rnasih bau kencur sebagai orang pertama yang menyerbu ke dalam goa.

   Kalau menyerbu masuk ke dalam goa, tentu akan terjadi pertarungan yang membahayakan jiwa Ciok Ciu Lan Sebetulnya apa yang dipikirkan Wi Ting sin tiaw? Ketika hati setiap orang masih kebingungan, Ciok Ciu Lan merapikan rambut di keningnya dengan gaya santai.

   "Siau li akan menuruti perintah, tapi tentunya Kunsu akan menunjukkan cara yang jitu bukan'?"

   Sahutnya sembari tersenyum. Wi Ting sin tiaw tertawa lebar.

   "Tentu saja Baiklah Semuanya memencarkan diri mempersiapkan tugas masingmasing Siasat tidak boleh didengarkan oleh orang lain Hanya orang yang pertama memasuki goa yang tetap di sini mendengar perintah Kunsu '.

   "Tampaknya Beng toheng memang mempunyai bakat Kunsu Entah siasat yang toheng jalankan sempurna atau tidak'?"

   Tanya Hui Hung i su bergurau.

   "Kalau tidak sempurna mana sesuai memangku jabatan Kunsu Waktu adalah emas. Cepat kalian memencarkan diri,"

   Sahut Wi Ting sin tiaw tersenyum.

   Bu Cu taisu dan yang lainnya segera berdiri Mereka mengundurkan diri Yok Sau.

   Cun juga mengikuti tindakan mereka Ter lihat Wi Ting sin tiaw mendekati Ciok Ciu Lan dan membisikkan sesuatu, lalu terlihat lagi wajah gadis itu tersipusipu dan salah tingkah Wi Ting sin tiaw kembali berbisik di telmganya Akhirnya Ciok Ciu Lan mengang gukkan kepalanya beberapa kali Keduanya berdiri serentak.

   Wi Ting sin tia.w menggapaikan tangannya.

   "Baikiah, kita boleh masuk sekarang,"

   Katanya Kemudian dia menoleh kepada Yok Sau Cun "Yok Sau Cun, tugasmu adalah melindungi Ciok kouwnio Segalanya telah Lao siu jelaskan kepada Ciok kouwnio kau harus mengikuti di belakangnya Apabila dia tidak menemui bahaya kau jangan sampai turun tangan.".

   "Cayhe akan menginqat baikbaik "

   Sahut Yok Sau Cun.

   "Bagus. Ciok kouwnio, Yok Sau Cun liong wi, harap ikut di belakang Lao siu lihat bagaimana perintah Lao siu selanjutnya,"

   Kata Wi Ting sin tiaw Dia fangsung masuk ke dalam goa.

   Ciok Ciu Lan dan Yok Sau Cun mengikuti di belakangnya Selanjutnya adalah Ciek Ban Cing Su Po Hin dan Song Bun Cun berendeng masuk Terakhir Bu Cu taisu, Kan Si Tong serta HLH Hung i su Tugas mereka adaiah menjaga mulut goa tersebut.

   Oieh karena itu, sampai di dalam, mereka tidak ikut lagi dengan yang lamnya.

   Saat itu sudah kentungan ketiga lewat.

   Sebetulnya di mulut goa masih tersorot cahaya rembulan yang remangremang, tapi ketika mereka masuk ke dalam goa, rembulan pun perlahanlahan masuk kembali ke asalnya.

   Begitu berjalan beberapa langkah, keadaan di dalam semakin gelap Sampai jan sendiri pun tidak terlihat lagi Apalagi ketika sampai di tikungan sebelah dalam Lebihlebih tidak usah dikatakan lagi Wi Ting sin tiaw tertawa keras di depan tikungan.

   "Co pocu, Lao siu sudah menunggu di depan goa sekian lama Ada apa? Apakah kalian masih berkeras sembunyi dl daiam goa dan tidak berani keluar?"

   Teriaknya lantang Dia berjalan dengan langkah lebar mendekati celah di mana nenek jahat itu menyembunyikan diri.

   "Berhenti' Kalau kau berani maju satu langkah lagi, Lao pocu Juga tidgk akan berlaku sungkan lagi!"

   Sahut Co pocu sinis. Sekali lagi Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.

   "Lao siu tetap ingin majU, coba apa yang akan kau lakukan?"

   Katanya seakan menantang. Ciek Ban Cing tidak mau kalah, dia juga berteriak dengan keras.

   "Beng Saihiap, nenek jahat itu sejak dulu malang metintang di San Pak kejahatannya sudah termasyhur Hal itu tidak usah dibicarakan lagi Sekarang malah berani menyusup ke dalam Tian Huan san ceng dan me nawan Lao cengcu Dosanya sudah terlalu dalam Bagaimana pun malam ini aku Ciek Ban Cing harus menngkusnya dengan tangan sendiri'"

   Dia kemudian membentak dengan nada marah "Co pocu, cepat keluar untuk memperhitungkan dosamu'".

   Tubuhnya melesat dari sampmg Wi Ting sm Siaw.

   Dia menerjang ke arah celah goa Tubuhnya belum sampai, telapak tangannya sudah dihantamkan ke depan.

   Terjangannya kali ini, meskipun hanya memainkan bagian dan sandiwara, tapi tenaga yang dilancarkannya menimbulkan suara menderuderu.

   Dia menghantam ke arah depan yang kosong melompong Tepat pada saat itu, Wi Ting sin tiaw memberi isyarat kepada Ciok Ciu Lan yang ada di belakangnya Dia menggunakan ilmu Coan im jut bit untuk menyampaikan pesan "Ciok kouwnio, saatnya sudah tiba!".

   Ciok Ciu Lan menganggukkan kepalanya.

   Diamdiam dia menarik sedikit ujung lengan bafu Yok Sau Cun, kemudian mengendapendap ke arah dinding sebelah kanan Yok Sau Cun ttdak berani membantah.

   Dia segera mengikuti langkah gadis itu Punggung kedua orang itu menempel pada dmding goa Perlahanlahan menuju ke dalam goa Terdengar suara.

   "

   Blam!"

   Dari hantaman telapak Ciek Ban Cing yang mengenai cefah goa sebelah atas Getarannya membuat debu beterbangan Rombongan Wi Ting sin tiaw terpaksa menundukkan kepala Suara yang dihasilkan oleh hantaman itu menggelegar bagai gunung meletus.

   Terdengar bentakan marah dari Co pocu.

   "Ciek Congkoan, kalau hanya menghantam dinding saja, apa gunanya''". Ketika nenek ttu sedang berbicara, Ciok Ciu Lan sudah mengendap ke dalam goa Tangan dimasukkan ke saku baju dan mengeuarkan sebuah botol kecil Dia mengam bil dua butir pil dari botol tersebut dan ditelannya langsung Dia mengambil dua butir lagi dan diselipkannya ke dalam genggaman tangan Yok Sau Cun.

   "Cepat telan obat itu,"

   Katanya lirih.

   Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Setelah menyimpan kembali botol obat itu, dari saku yang lainnya dia mengeiuarkan sebuah tabung bambu yang panfangnya hampir sama dengan sumpit makan Tubuh nya membalik dengan wajah menghadap dinding Begitu tubuhnya bergerak, labung bambu pun diarahkan ke dalam goa Dia menekan tonjolan kecil di ujung bambu itu Terlihat segumpalan asap tipis lerbang me nyusup ke dalam cefah goa.

   Yang disebarkan adalah obal bius terkena! milik Be Hua popo yaitu Pek li hiang Tabung bambu itu selalu disimpannya di da lam saku Apabila hendak menggunakannya sangat mudah Hanya tinggal menekan tombolnya saja Dalam jarak satu depa, setiap orang yang mencium harum obat itu akan Serkulai tidak sadarkan diri seketika.

   Belakangan nama Be Hua popo mulai naik daun Dia tidak menggunakan obat bius yang dianggap rendah oleh kaum Bulim itu lagi Siapa yang tidak ingin"

   Mempertaltankan nama baiknya di dunia ini? Sampai Ciok Ciu Lan tumbuh dewasa, dan sering berkelana di dunia kangouw bersamanya Malah dia se nng berkelana seorang diri Bagi seorang gadis lentu banyak nntangan yang akan diperolehnya Belum lagi kalau berjalan di pegunungan atau hutan di malam han, banyak binaiang buas dan ular berbisa yang akan mengincar Oleh karena itu dia menyerahkan Sabung bambu dan obat biusnya se kaligus kepada Ciok Ciu Lan Untuk sekedar menjaga diri apa bila dalam keadaan berbahaya.

   Wi Ting sin liaw sudah menduga akan hal itu Dia lahu meskipun Be Hua popo sudah ada belasan tahun tidak menggunakan obat bius itu, tapi putnnya masih berusia muda, Pek li hiang memang senjata yang tepat untuk melindungi diri Dia tidak mungkin tidak menyerahkan tabung bambu dan obat bius itu kepada Ciok Ciu Lan.

   Goa itu banyak celahnya.

   Apabila Ciok Ciu Lan berhasil menyebarkan obat bius itu ke dalam dan membuat Co pocu dan komplotannya pingsan, bukankah hal itu memudahkan pekerjaan yang lamnya?.

   Sedangkan bagi gadis itu, oleh karena ibunya pernah berpesan apabila tidak terlalu genting jangan sampai menggunakan obat bius tersebut, maka dia tadinya ragu ragu Akhirnya setelah menjelaskannya berkalikali, Ciok Ciu Lan baru berhasil dibujuk.

   Kita kembali pada kejadian di dalam goa Untuk menutupi apa yang difakukan oleh Ciok Ciu Lan, Wi Ting sin tiaw sengaja terSawa terbahak-bahak.

   "Co pocu Apakah kau kira kami tidak berani menerjang ke dalam'?".

   "Cnng!!"

   Pedang Wi Ting sin liaw telah terhunus Tangan kanannya dikembangkan Tangan kanan menggenggam pedang Ter lihat sinar berpijar Dengan melinlangkannya di depan dada, dia maju ke depan.

   Tindakannya menghunus pedang sebetulnya hanya bersandiwara sa|a Jaraknya dengan goa itu masih sejauh delapan cun Tapi dia baru saja maju dua langkah, ketika Ciek Ban Cing berseru "Beng taihiap, biar lao siu yang menghadapi dia".

   Su Po Hin menyusul berteriak' "Nenek jahat hari ini adalah hari kematianmu!".

   "Co pocu, kau berani menggunakan ilmu Im ciu untuk melukai orang, Kongcu tidak akan mengampunimu"

   Teriak Song Bun Cun kalap.

   Di dalam celah goa itu debu betebaran Koloran masih tersebar di manamana.

   Penglihalan tenlu semakintidakjelas Ketika mereka berteriak ramai ramai itulah Ciok Ciu Lan menyehnap ke dalam celah goa Yok Sau Cun takul akan terjadi sesuatu yang lidak diingmkap Dengan mempercepat langkahnya, dia segera mengintil di belakang Ciok Ciu Lan Kedua orang itu membelok ke tikungan pertama Mereka melangkah lagi Kirakira beberapa cun, terlihat sebuah tikungan yang membelok ke arah kiri Andaikata setiap goa berbentuk pmtu, maka yang mereka masuki sekarang adalah pintu kedua.

   Dinding yang menghalang? tikungan kedua itu sangat tebal.

   Ciok Ciu Lan menyelinap ke arah kanan Langkah kakinya dibuat seringan mungkin Tiba-tiba dia tersandung sesuatu benda yang lembut, hampir saja la terjatuh.

   Gadis itu terkejut sekali.

   Dia tidak berani mengeluarkan suara Sebelah tangannya menopang pada dinding goa Kakinya menyentuh benda itu.

   Ternyata manusia dan dalam keadaan rebah di atas tanah Ciok Ciu Lan mencoba menendangnya perlahanlahan Tubuh isu sama sekali tidak bergerak.

   Hatinya Serlonjak saking gembira Tanpa perlu dikatakan lagi, orang yang rebah di atas tanah itu pasti Co pocu.

   Tentu dia sudah mencium Pek li hiang yang disebarkan oleh Ciok Ciu Lan dan sekarang dalam ke adaan tidak sadarkan diri.

   Dengan terburuburu dia membalikkan tubuhnya.

   "Yok Toako,"

   Panggilnya dengan suara lirih. Yok Sau Cun menghampirinya.

   "Ada apa?"

   Tanyanya.

   "Di sini rebah seseorang Kemungkinan besar dia adalah Co pocu. Aku menyebarkan obat bius sehingga tidak sadarkan diri Cepat kau tepuk tanganmu sebagai isyarat agar mereka segera masuk ke dalam. Kita sendiri meneruskan penyelidikan ke arah deparV' sahut Ciok Ciu Lan. Yok Sau Cun ikut gembira.

   "Lan moay, kau sungguh hebat. Dengan cara apa kau berhasil melumpuhkannya?"

   Sanyanya penasaran.

   "Obat bius Ibu selatu mengatakan kepadaku, bahwa obal ini adalah mainan rendah bagi kaum Bulim aku hanya membawanya sebagai pelmdung diri Apabila bukan dalam keadaan terdesak, aku sama sekali tidak boleh menggunakan obat bius tersebut Tadi Beng cianpwe membujukku Tugas kita sekarang adalah menyelamatkan Song loya cu Tidak mungkin berhasif tanpa menggunakan obat bius "

   Kata Ciok Ciu Lan dengan wajah Sersipu sipu. Tentu saja Yok Sau Cun tahu mengapa dia merasa jengah.

   "Lan moay, apa yang kau lakukan adalah benar Obat bius maupun racunnya sendiri bukan benda yang jahat Tinggal apa tujuan orang yang menggunakannya saja. Bisa untuk kebaikan, bisa juga untuk kejahatan. Demi menyelamatkan Song loya cu, meskipun harus menggunakan obat bius tapi tujuan kita mulia sekali Jadi apa salahnya?"

   Hiburnya. Sepasang mata Ciok Ciu Lan yang bening berkilauan dalam kegelapan.

   "Yok toako, mendengar perkataanmu ini hatiku jadi lega,"

   Sahutnya dengan suara lembut. Yok Sau Cun tersenyumsenyum Kemudian menepuk tangannya sekali mengarah keluar goa. Wajah Wi Ting sm tiaw cerah seketika.

   "Ciok kouwnio sudah berhasil!"

   Katanya. Song Bun Cun terpana.

   "Ciok kouwmo sudah berhasiP Benarkah kepandaiannya begitu linggi''"

   Tanyanya de ngan suara ragu. Ciek Ban Cing tersenyum simpul.

   "Itulah bagian dan rencana Kunsu yang se.mpurna,"

   Katanya.

   "Mari kita masuk'"

   Ajak Wi Ting sin liaw. Dia langsung membuka jalan bagi yang lainnya Ciok Ciu Lan yang mendengar langkah kaki segera bertanya' "Apakah Beng cianpwe yang menuju ke man?". 'Tepat Apakah Co pocu sudah Ciok kouwnio bikin rubuh?".

   "Dia sudah terkulai di al.as Sanah,"

   Sahut Ciok Ciu Lan.

   "Ciok kouwmo memang dapat diandalkan Sekali masuk langsung mengenai sasaran,' kata Wi Ting sin liaaw. Ciok Ciu Lan malu sekali.

   "Kunsu terlalu memuji Cuwi silahkan masuk ke dalam Aku dan Yok toako akan menyeltdik sebelah sana,"

   Sahutnya.

   "Tunggu dulu!"

   Teriak Wi Ting sm tiaw mencegahnya "Kita belum tahu bagaimana keadaan di dalam sana Seberapa dalamnya goa ini, lebih-lebih tidak tahu ada beberapa orang kawanan penjahat yang ada di dalam sana'? Oleh karena itu, maksud Lao siu, meskipun Ciok kouwmo letap sebagai orang perlama yang masuk menyelidiki tapi setidaknya harus menambah satu orang pembantu yang menyertai nona ' Dia menolehkan kepalanya "Song sau cengcu kau serta Yok Sau Cun menyertai Ciok kouwnio Apabila nona itu mendapatkan bahaya apa-apa, kalian harus turun tangan melindunginya ".

   Song Bun Cun menjura dalam dalam.

   "Cayhe menurut perintah,"

   Sahutnya Se mentara itu, Ciek Ban Cing sudah menotok jalan darah Co pocu.

   "Beng taihiap, bagaimana kita harus membereshan dia'?". W Ting sin tiaw tertawa lebar.

   "Lao siu hanya menjadi Kunsu penerjang goa ini Sedangkan urusan yang lainnya, terserah Ciek Congkoan,"

   Sahutnya.

   "Hengte tidak beram menenma,' kata Ciek Ban Cing.

   "Kunsu tidak mengatakan apa-apa Man kita masuk saja,"

   Sahut Ciok Ciu Lan. Wi Ting sin tiaw menyodorkan bola api kepada gadis itu.

   "Di sini tidak terdapat cahaya sama seHali Sedangkan jari sendiri saja tid,ak lerlihat Apalagi di dalam sana Ciok kob/vmo bawa saja bola api ini". Ciok Ciu Lan menenma bola api yang disodorkannya.

   "Song sau cengcu, Yok toako, man kita masuk ". Dia segera membalikkan tubuh dan melangkah ke depan Yok Sau Cun serta Song Bun Cun mengintil di belakangnya Dari tengah goa menuju ke tikungan lainnya hanya tiga langkah Sekarang mereka sudah mempunyai cukup banyak pengalaman Tubuh mereka tetap menempel di dinding, langkah kaki diringankan Tidak terdengar sedjkit suara pun yang keluar dari mulut mereka. Sampai di mulut goa yang lain, tangannya menepuk perlahan pada Yok Sau Cun sebagai isyarat agar dia menghentikan langkahnya Yok Sau Cun juga menepuk perlahan satu kali pada tangan Song Bun Cun Mereka me.ngendap dengan bentuk barisan yang rapi. Tempat itu gelap sekali Meskipun di hadapan kita berdiri seseorang belurn tentu kitr dapat melihatnya Ciok Ciu Lan memusatkan perhatiannya Namun tidak ada gerakan apa pun yang mencurigakan Tangan kinnya letap menggenggam tabung Pek li hiang Kakinya bergerak perlahan Tubuhnya dibungkukkan sedikit Tangan kinnya yang menggenggam tabung diarahkan ke dalam goa perlahanlahan dipijatnya tonjolan yang terdapat di ujung bambu. Dia takut kalau tabung itu tidak dipersiapkan sejak semuta, tahu tahu kepergok oleh musuh yang menerjang keluar. Setelah menekan Sonjolan tabung itu, hatinya menjadi tenang Seandainya kepergok oleh musuh pun dia Sidak khawatir lagi. Ciok Ciu Lan menarik kembali labung bambunya Tubuhnya ditegakkan Dan ietap menempel di dinding Perlahanlahan dia menarik nafas panjang. Yok Sau Cun tidak dapal menahan ingin Sahunya.

   "Apakah sudah kau laksanakan'?"

   Tanyanya. 'Sudah "

   Sahut Ciok Ciu Lan dengan ke pala manggutmanggut "Tapi kila tidak tahu seberapa luas tempat di dalam sim dan berapa orang yang ada1 Kitatunggu lagi seben tar baru masuk ke dalam.".

   Tiba tiba dia tenngat sesuatu Tangaftnya kembali mengeluarkan botol kecil dan mengeluarkan dua butir pil dan dalamnya Disodorkannya ke tangan Yok Sau Cun.

   "Berikan obat ini kepada Song sau ceng cu Suruh dia telan semuanya ". Yok Sau Cun menerima pil lersebul dan Sangan Ciok Ciu Lan dan diberikannya ke pada Song Bun Cun.

   "Song heng, telan obat ini,"

   Katanya.

   "Obat apa ini'?"

   Tanya Song Bun Cun.

   "Obat penawar,"

   Sahut Yok Sau Cun. Song Bun Cun menuruti permintaan Yok Sau Cun Ditelannya pil Sersebut.

   "Yok heng, Ciok kouwnio...".

   "Yang disebarkan olehnya adalah sejenis obat bius,"

   Tukas Yok Sau Cun. Song Bun Cun tertegun.

   "Tidak heran nenek itu mudah sekali dilumpuhkan olehnya ".

   "Mari kita masuk,"

   Serdengar suara lirih Ciok Ciu Lan. 'Lan moay lebih baik aku saja yang ma suk tebih dahulu!"

   Tanpa menunggu jawaban gadis itu, dia segera melangkah mendahului.

   "Tidak salah Ciok kouwmo, kau sudah membuat orang yang di dalarn Sidak sadarkan diri Seharusnya sekarang kami yang membuka jalan,"

   Lanjut Song Bun Cun.

   Dia segera mengikuti tindakan Yok Sau Cun.

   Ciok Ciu Lan mengendapendap sambil meraba dinding Baru maju beberapa langkah mereka sampai pada sebuah celah yang iebar Dia menghentikan langkahnya dan mendengarkan dengan seksama Selain langkah kaki mereka, dia tidak mendengar apa-apa lagi.

   Terdengar suara.

   "Tik!"

   Tempat itu terang benderang seketika.

   Rupanya Ciok Ciu Lan sudah menyalakan bola apinya.

   Pertama-tama matanya rada silau Setetah sudah terbiasa, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling Sempat itu Tampaknya cukup luas Paling tidak sekilar ruangan itu ada empat lima depa besarnya Pas di pintu masuk, terlihat seorang gadis berpakaian hijau dengan tangan menggenggam pedang panjang dan duduk di atas sebuah batu besar Gadis itu adalah pelayan yang menyiapkan makanan dan kemudian melarikan diri bersama Co pocu yaitu Cun Bwe!.

   Tidak jauh dari Cun Bwe masih ada seorang budak cilik yang juga mengenakan pakaian hijau Dan di sampingnya ada seorang laki-laki berusia lanjut dengan pakaian biru longgar Kedua orang itu terkulai pingsan di atas tanah.

   Sekali lirik saja, Ciok Ciu Lan segera mengenali kakek tua berbaju biru itu.

   Dia adalah kakek pemilik kedai makan di Kwa ciu yang mempunyai julukan Houw jiau Sun Bu Hai.

   Tempat itu merupakan ujung goa Oleh karena itu, keadaannya juga lebih lebar dari yang lain Di atas batu sudut dalam terlihat seorang laki-laki setengah baya yang duduk menyandarkan diri KeSika bola api menyala tadi, mulut Song Bun Cun mengeluarkan seruan Serkeiut.

   "Tia' Ternyata Tia memang ada di sini!"

   Dia segera menghambur ke arah lakllaki itu.

   Orang tua itu memang Song loya cu, Song Ceng San yang diculik oleh kawanan pen jahat Kedua matanya terpejam rapat Tampang kelihatan Senang Tentunya dia sudah Serbius oleh Pek li hiang yang disebarkan Ciok Ciu Lan.

   Song Bun Cun membalikkan tubuhnya dengan panik.

   "Ciok kouwmo, kemungkinan Cia hu |uga sudah terkena obat bius Harap kouwnio segera membenkan obat penawarnya ". Ciok Ciu Lan tertawa lebar.

   "Harap Sau cengcu sabar sejenak. Lebih baik kita tunggu kedatangan Beng cianpwe dan Ciek Congkoan Komplotan penjahat ini banyak akal bulusnya Kita harus waspada,"

   Sahutnya. Wajah Song Bun Cun merah padam. 'Apa yang dikatakan Ciok kouwnio ada benarnya". Yok Sau Cun memandang ke arah Ciok Ciu Lan.

   "Apakah kita boleh mengundang Beng cianpwe masuk ke datam sekarang'?"

   Tanyanya. Ciok Ciu Lan tersenyum simpul.

   "Kita tidak perlu memanggilnya Asal bola api ini menyala, mereka segera masuk dengan sendirinya,"

   Sahutnya. Baru saja perkataannya selesai benar saja Terlihat Ciek Ban Cing dan Wi Ting sin tiaw melangkah masuk bersamaan Wi Ting sin tiaw mendongakkan wajahnya Bibirnya mengembangkan senyuman.

   "Merepotkan Ciok kouwnio,' katanya.

   "Beng Cianpwe jangan sungkan,"

   Sahut Ciok Ciu Lan tergopohgopoh dengan tubuh membungkuk Tatapan Ciek Ban Cing terpaku kepada Song Ceng San. Wajahnya cerah seketika.

   "Ternyata lao cengcu benar-benar ada disini!' serunya girang Dia melangkahkan kakinya dengan maksud mendekati. Wi Ting sin Siaw cepat cepat menghadang di depannya.

   "Ciek Congkoan, tunggu dulu'".

   "Apakah ada sesuatu?ang ingin Beng taihiap katakan?"

   Tanya Ciek Ban Cing. Wi Ting sin tiaw merenung sejenak.

   "Mereka pernah menggunakan Long san it pei untuk menyaru sebagai Bengcu. Apakah mungkin mereka mengulangi permainan yang sama'? Let?ih baik kita berhatihati,"

   Kalanya. Ciek Ban Cing tertegun.

   "Lalu, menurut pendapat Beng taihiap, apa yang harus kita lakukan?".

   "Hanya dengan satu cara punahkan pengaruh obat biusnya lalu kita lihat perkembangannya nanti"

   Dia menolehkan wajahnya kepada Song Bun Cun.

   "Tetapi, untuk mengetahui palsu tidaknya Bengcu ini, maka Sau cengcu dan Ciek Congkoan tidak boleh berada di tempat ini Di duma ini tidak ada peraturan seorang anak menguji ayahnya,"

   Kata Wi Ting sin tiaw.

   "Apa yang dikatakan oleh Beng taihiap memang benar Lao siu dan Kongcu akan mengundurkan diri,"

   Sahut Ciek Ban Cing Dia menolehkan kepalanya ke arah Yok Sau Cun "Ini adalah obat pemunah racun pembuyar tenaga yang dibawa oleh Yok Siangkong Long san it pei meletakkannya di ba wah bantal ketika kedoknya terbongkar Lao siu segera mengambil dan menyimpannya Rasanya komplotan penjahat Sersebut lidak mungkin memunahkan racun yang mengendap di dalam lubuhnya Kalau orang itu benar-benar Lao ceng cu, tolong Yok siangkong benkan kepadanya ".

   Yok Sau Cun menenma botol itu sambil menganggukkan kepalanya beberapa kafi Ciek Ban Cing mengajak Song Bun Cun keluar dan goa tersebut.

   Wi Ting sin tiaw menoleh ke arah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan.

   
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Urusan ini masih memerlukan bantuan dan ji wi,"

   Kalanya.

   "Harap Beng cianpwe memben petunjuk,"

   Sahut Yok Sau Cun. Wi Ting sin tiaw menghampin mereka Sambil mengeluselus dagunya, dia berbisik dengan suara rendah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan menganggukkan kepalanya dan menyahut "Boanpwe menurut perintah!"

   Jawab mereka serentak.

   'Bagus Ciok kouwnio boleh memberikan obat penawarnya sekarang;1 kata Wi Tmg sin tiaw.

   Ciok Ciu Lan mengiakan Dia berjalan me nuju Song Ceng San Dikeluarkannya sebuah botol kecit dari sakunya dan mencolek sedikit dengan kuku jan serta dioleskan ke hidung Song Ceng San.

   Orang tua yang Serbius itu seperti tersentak Dia bangkis satu kali dan Sersadar seketika Matanyaterbuka MelihatWi Ting sin liaw Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan yang bardiri di hadapannya wajahnya segera bersen.

   "Beng toheng, Yok siangkong, bagai. mana kalian dapat menemukan Sempat ini?"

   Tanyanya heran. Wi Ting sin liaw menjura dalam-dalam.

   "Syukurlah kalau Bengcu sudah sadarkan diri Tetapi hengte penasaran, ada sesuatu yang ingin ditcfnyakan "

   Sahutnya.

   "Oh "

   Song Ceng San meliriknya sekilas "Apa yang ingin Beng toheng tanyakan?".

   "Seandainya hengte mengucapkan kata-kata yang salah Harap Bengcu tidak memasukkannya ke dafam hati,"

   Kata Wi Ting sin tiaw.

   "Delapan partai besar sudah seperti ke luarga sendiri Seandainya salah berkata sedikit saja, untuk apa dipersoalkan?"

   Sahut Song Ceng San.

   "Mendengar perkataan Bengcu ini, hati hengte menjadi tenang,"

   Sahut Wi Ting sin tiaw Dia menoleh kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Periksa ". Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan segera mendekati Song Ceng San dan menjura dalam-dalam.

   "Song loya cu, maafkan boanpwe' kata Yok Sau Cun.

   "Yok Siangkong apa yang kalian ingin lakukan'?"

   Tanya orang tua itu.

   "Boanseng menerima perintah Beng cianpwe untuk menggeledah tubuh Song loya cu,"

   Sahut Yok Sau Cun.

   "Untuk apa menggeledah seluruh tubuh lohu?"

   Tanya Song Ceng San. Yok Sau Cun tampak serba salah Dia melirik ke arah Wi Ting sin tiaw.

   "Ini. .".

   "Tidak apa-apa, Yok Siangkong katakan saja ' kata Song Ceng San.

   "Karena karena ,"

   Dia mengatakan karena dua kali, kemudian tidak sanggup melanjutkan lagi.

   "Karena ingin melihat apakah Song loya cu mangenakan topeng kulit manusia'?"

   Tukas Ciok Ciu Lan.

   "Untuk apa lohu mengenakan topeng kulit manusia?"

   Tanya Song Ceng San semakin bingung.

   "Tentu saja karena ada yang menyamar sebagai Song loya cu "

   Sahut Ciok Ciu Lan datar. 'Apakah lohu Song Ceng San juga ada palsunya''. Ciok Ciu Lan tertawa dingin. 'Sulit untuk dikatakan Siapa tahu kau ini juga samaran Long san it pei?"

   Sahutnya.

   "Long san it pei? Siapa Long san it pei? Apakah dia menyaru sebagai lohu?"

   Tanya Song Ceng San berturutturut Tampaknya dia agak tergoncang 'Dapatkah kouwnio mencentakan kejadian yang selengkapnya?".

   "Aku tidak tahu apakah aku boleh mengatakannya''"

   Sahut Ciok Ciu Lan.

   "Silahkan Ciok kouwnio katakan saja,"

   Tukas Wi Ting sin tiaw.

   Ciok Ciu Lan kemudian menceritakan bagaimana Yok Sau Cun mendapatkan obat pemunah racun pembuyar tenaga dan bersamasama dengannya mengantarkan ke Tian Hua san ceng.

   Bagaimana dia membongkar kedok Long san it pei Sui Yi Hu yang menyamar sebagai Song loya cu Sampai bagaimana mereka berhasil menemukan goa tersebut dan mengatur rencana untuk menyelamatkan Song loya cu.

   Song Ceng San tertegun.

   "Ternyata setelah menculik lohu mereka masih melakukan banyak hal"

   Dia menganggukkan kepalanya "Tidak heran kalau kalian curiga kepada lohu Entah dengan cara apa kalian baru percaya kalau lohu ini bukan barang palsu "

   Tanyanya.

   "Untuk membedakan asli dan palsunya mudah sekalt Hanya saja sekarang rasanya agak "

   Kata-kata Ciok Ciu Lan berhenti di tengah jalan.

   "Kouwnio katakan saia,"

   Sahut Song Ceng San'. Ciok Ciu Lan mengedipkan matanya Dengan gaya acuh tak acuh dia bertanya. 'Song loya cu di tempatkan di goa ini Mengapa mereka tidak menotok jalan darahmu atau mengikat kaki tanganmu?".

   "Lohu terserang racun pembuyar tenaga. Seluruh kekuatan tubuh ini sudah hampir lenyap Buat apa mereka mengikat kaki tangan atau menotok jalan darah lohu?"

   Sahutnya sambil tertawa getir.

   "Betul sekali Justru karena racun itu, maka tenaga Song loya cu hampir lenyap Sebagai orang yang terpilih sebagai Bulim Bengcu, tentunya ilmu Song loya cu tinggi sekali Kalau saja racun itu sudah hilang Kita akan mengetahuinya dengan mudah,"

   Kata Ciok Ciu Lan.

   "Lan moay, ada satu jalan. Kita toh memang sengaja mengantarkan obat pemunah bagi Song loya cu. Bagaimana kalau kita minumkan obat ini dan tunggu sebentar sampai racunnya punah. Setelah itu tentu tidak sulit mengetahui palsu tidaknya Song loya cu ini,"

   Kata Yok Sau Cun. Sebetulnya apa yang mereka katakan termasuk bagian sandiwarayang direncarrakan oleh Wi Ting sin tiaw. Tapi Ciok Ciu Lan purapura bingung dan menoleh kepada Totiang itu.

   "Bagaimana menurut pendapat Beng taihiap?"

   Tanyanya. Wi Ting sin tiaw mengelus elus jenggotnya seakan sedang berpikir keras.

   "Boleh juga dicoba Entah bagaimana pendapat Bengcu sendiri'?".

   "Kalau Beng toheng merasa akal ini baik, maka Lohu juga setuju saja,"

   Sahut Song Ceng San.

   "Baiklah kalau begitu "

   Dia menggapaikan tangannya "Yok Sauhiap boleh mengeluar kan obat penawar itu dan minumkan kepada Bengcu.".

   Yok Sau Cun mengiakan Dia mengeluarkan botol kecil dan dikeluarkannya lima butir pil Disodorkannya ke hadapan Song Ceng San.

   Song loya cu menenma pil tersebut di tangan dan langsung meneguknya.

   "Song loya cu setelah menerima obat penawar tersebut setidaknya harus duduk menenangkan diri beberapa saat, agar reaksinya cepat,"

   Kata Ciok Ciu Lan. Song Ceng San merTurut dan duduk me nyandarkan diri Matanya perlahanlahan dipejamkan Wi Ting sin tiaw mundur satu langkah.

   "Bengcu sudah meminum obat itu Mungkin sepenganan nasi, baru bisa pulih Se mentara itu, lebih baik kita |uga beristirahat,"

   Katanya Setelah itu dia menggunakan ilmu coan nn jut bit dan berbisik kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Kita harus hati hati Siapa tahu yang ini barang palsu dan akan menyulitkan kita ".

   Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan mengangguk secara diamdiam Mereka mencari sebuah batu besar sebagai tempat duduk masingmasmg Namun perhatian mereka tetap ditu|ukan kepada Song Ceng San,.

   Tepat pada saat itu tiba-tiba terdengar suara langkah yang cepat berkumandang ke dalam goa Wi Ting sin tiaw dan yang lainnya sudah mendengarkan Meskipun langkah orang itu cepat tapi membawa kesan lerburuburu, seakan telah terjadi sesuatu yang gawat Mereka langsung membalikkan tubuh dan menuju mulut goa untuk menyambut.

   Terlihat bayangan seseorang melmtas Yang datang rupanya Yu Liong kiam kek Su Po Hin Sebetulnya Wi Ting sin tiaw yang menugaskan agar dia menjaga di mulut goa yang paling luar Kemungkinan besar karena Ciek Ban Cing dan Yok Bun Cun tidak di ijinkan masuk, maka dialah yang mewakili mereka Dapat dipastikan kalaii di depan goa telah terjadi sesuatu.

   Hati Wi Ting sin tiaw tercekat Dia bergegas maju untuk menyambut.

   "Sutoheng, apayangterjadidi lyar sana?"

   Tanyanya cemas. Su Po Hin tampak tertegun.

   "Bagaimana Beng heng bisa tahu?".

   "Hengte hanya sekedar mendugaduga saja,"

   Sahut Wi Ting sin tiaw.

   "Apa yang diduga Beng toheng memang tidak salah, tadi Liok toheng masuk ke dalam dan mehgatakan bahwa di atas bukit di de pan sana sudah datang bala bantuan kawanan penjahat Tampaknyajumlah merekaiuga tidak sedikit Merekasedang menantikan perintah Beng heng, bagaimana harus menghadapinya?"

   Kata Su Po Hin.

   "Apakah Liok toheng ada menyebutkan siapa saja dan pihak musuh yang datang?"

   Tanya Wi Ting sin tiaw.

   "Sekarang ini masih belum jelas Bagaimana keadaan di dalam''"

   Sahut Su Po Hin.

   "Bengcu sudah meminum obat penawar Untuk sementara, masih belum ketahuan palsu tidaknya,"

   Kata Wi Ting sin tiaw dengan suara rendah. 'Jadi apa yang harus kita lakukan'?"

   Tanya Su Po Hin.

   "Kita harus menunggu sampai kekuatan Bengcu pulih kembali Kalau dia sudah sa dar Baru kita uji asli palsunya dengan ilmu silat"

   Dia menggapaikan tangannva kepada CiokCiu Lan. Gadis itu segera menghampiri "Ada perintah apa Beng cianpwe?"

   Tanyanya dengan nada berbisik. Mulut Wi Ting sin tiaw bergerak-gerak Dia menggunakan ilmu Coan im jut bit untuk menyampaikan kata-kata.

   "Bala bantuan komplotan penjahat itu sudah tiba Lao siu hendak keluar melihat lihat keadaan Kalau bengcu tersadar nanti, teruskan rencana yang sudah kita siapkan Di sini hanya kau dan Yok Sauhiap berdua yang menjaga Andaikata dia menggunakan kesempatan keadaan kalian yang hanya ber dua Dalam saat genting, terpaksa Ciok kouwnio hacus menghadapinya dengan Pek li hiang ".

   "Boanpwe sudah ingat semuanya "

   Sahut Ciok Ciu Lan.

   "Su toheng, mari kita keluar ' ajak Wi Ting sin tiaw. Su Po Hin mengiakan Mereka bergegas keluar Ciek Ban Cing yang melihat keda tangan mereka segera bertanya "Beng tayhiap Lao ceng cu ". Wi Ting Sin tiaw tidak membiarkan dia berkata lebih lanjut.

   "Bengcu sudah minum obat penawar Sekarang masih belum terlihat apakah yang ini asli atau tidak Terpaksa menunggu sampai dia sadar Kitaharus membagitugas Laosiu sudah memben pesan kepada Ciok kouwnio dan Yok Sau Cun Rasanya tidak akan terjadi apa apa"

   Dia menoleh ke arah Su Po Hin "Lebih baik Su toheng membawa nensk jahat itu ke dalam goa Kemudian keluar lagi untuk menyambut Di sini biar Ciek Congkoan dan Song sau cengcu yang men]aga Di celah sebelah sini, keadaannya paling rumit Banyak sekali lekukan, gampang menyerang tak 'mudah diserang Juga merupakan benteng yang penting.

   Dalam keadaan terdesak, kita bisa mengundurkan diri ke te'mpat lain.

   Asal Bengcu sudah sadar dan dapat dipastikan keasliannya Kita sudah boleh keluar .beraama untuk menyambut musuh.".

   Su Po Hin mengiakan Sebelah tangannya menarik Co pocu dan masuk ke sebelah dalam goa Wi Ting sin tiaw melewati Song Bun Cun dan Ciek Ban Cing keluar dari tengah goa Sampai di depan dia melihat Bu Cu taisu sedang berdiri tegak men|aga.

   Rembulan masih memancarkan sedikit sinarnya Hamparan luas terbentang di depan mata Ternyata bayangan bayangan orang tampak remangremang Paling tidak, jumlah mereka ada tujuh atau delapan orang Mereka sama sekali tidak menyerang ataupun berteriak Semuanya berdiri di ujung bukit seseorang yang kedudukannya lebih tinggi dan belum tiba di tempat ini,"

   Lanjut Wi ting sin tiaw.

   "Mengapa Beng toheng mempunyai pandangan demikian?"

   Tanya Hui Hung i su sambil mengerutkan keningnya.

   "Dengan melihat apa yang ada di hadapan kita sekarang. Mereka semuanya termasuk tokoh golongan hitam yang sangat terkenal, kejahatan mereka satu dan yang lainnya hampir seimbang Siapa yang dapat memerintah mereka-mereka ini kalau bukan seseorang yang ilmunya jauh lebih tinggi dan mereka,"

   Sahut Wi Ting sm tiaw. Kan Si Tong mengangguk-anggukkan ke palanya.

   "Kata-kata Beng toheng memang masuk akal,"

   Katanya.

   Tepat pada saat itu, terlihat dan atas bukit ada penerangan yang bergerak Karena ketiga orang itu berdiri di mulut goa dan ada Bu Cu taisu yang menghalangi, maka mereka tidak dapat melihatnya.

   Hui Hung i su berdiri berhadapan dengan Wi Ting sin tiaw.

   Dia yang pertama kali melihat kelebatan sinar tersebut.

   "Ada lagi orang yang datangi"

   Serunya "

   Kalau dilihat dan sinar penerangan, rasa nya lebih dari satu orang,"

   Lanjut Kan Si Tong. Wi Ting sin tiaw segera membalikkan tubuhnya dan ikut memperhatikan.

   "Kemungkinan kawanart' perijahat itu datang lagi,"

   Katanya.

   "Beng toheng seperti seorang juru ramal sa[a,"

   Sahut Hui Hung i su dengan maksud bergurau. 'Meskipun hengte hanya menduga, tapi tebakan hengte tidak akan meleset terlalu ]auh,"

   Kata Wi Ting sin tiaw. 'Coba katakan agar pinto tambah pengalarnan,"

   Sahut Hui Hung i su.

   "Hengte hanya berkata menurut keadaan Coba pikirkan baikbaik Biasanya kalau Ya heng pn sedang melakukan penyelidikan dia tidak mungkin membawa penerangan dengan terangterangan Sedangkan mereka yang datang sekarang malah disediakan oleh kawanan yang sampai lebih dahulu Kalau mereka bukan satu komplotan, tentu kelakuan mereka ttdak akan seperti ini,"

   Kata Wi Ting sni tiaw menjelaskan. Tanpa sadar, Hui Hung i su menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

   Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Tampaknya Beng toheng benar benar mempunyai bakat Kunsu". Dari luar goa, penerangan semakin mendekat. Yang jalan di bagian muka merupakan Long san it pei yang tadi melankan diri Di belakangnya ada dua gadis yang mengenakan pakaian ungu Usia mereka paling banter baru tujuh belasan Tangan mereka membawa dua buah lentera berwarna merah dan ber|alan bersandingan Di belakang mereka, ada lagi seorang laki laki dengan pakaian pelajar serta berwajah persegi bibir tipis dan bentuk alis seperti golok. Pakaiannya berwarna hijau pupus Pinggangnya diikat dengan sehelai kulit lembut Juga terselip sebatang pedang panjang di tempat yang sama Tangannya memegang sebuah kipas Tampangnya gagah dan tampan Dia berjalan dengan langkah lebar. Melihat kehadiran mereka Wi Ting sin tiaw dan rekan rekannya menjadi tersentak Tadinya mereka mengira kalau yang datang adalah seorang pentolan yang menjadi pemimpin ibhsibhs itu atau orang yang namanya sudah menggetarkan nmba persilatan Tidak disangkasangka malah yang datang adalah seorang pelajar berusia kurang dari tigapuluh tahun. Melihat tampangnya yang tenang dan gerak geriknya yang sopan, sama sekali tidak berkesan bahwa dia adalah seorang pentolan tokoh hitam.

   "Liong wi toheng, apakah kalian tahu siapa orang itu?"

   Tanya Kan si Tong dengan nada rendah.

   Wi Ting sin tiaw dan Hui Hung i su menggelengkan kepala mereka.

   Dengan mengandalkan pengetahuan ketiga orang itu, yang sudah berkecnnpung di dunia kangouw selama puluhan tahun, dan selatan sampai utara sepanjang sungai Huang ho, golongan hitam atau putih, kebanyakan mereka tahu semuanya Meskipun ada sebagian yang belum pernah mereka lihat sama sekali, namun ciriciri tertentu orangorang itu sudah hampir dihapal dalam benak mereka.

   Hanya pelajar berpakaian hijau ini yang tidak mereka dengar sebelumnya.

   Sementara itu, salah satu dan delapan orang yang berdiri di Ujung sebelah sana, tibatiba tampil dan msmbun?kuk dengan hormat.

   "Hamba Cuk Siang Hu memben hormat kepada Tiong hu hoat (Pelindung hukum dan pusat)". Orang itu adalah Kiu ci Lo Han Cuk Siang Hu Tampaknya tidak salah lagi kalau ketUjUh orang yang lainnya datang karena ajakannya Pelajar berpakaian hijau itu mengedarkan pandangannya ketujuh orang itu sekilas Bibirnya mengembangkan senyuman.

   "Cuwi sudah menunggu terlalu lama"

   Sapanya.

   Tujuh orang lamnya yang sedang berdiri meniura serentak Dari cara mereka, kelihatannya pelajar berpakaian hijau itu sangat dihormati oleh mereka Tentu bukan hal yang mudah kalau mengharapkan manusiamanusia buas yang setiap han membuat kejahatan ini menaruh rasa hormat Pelaiar itu melangkah terus sampai ke sebuah batu di tengah tengah Dia menghentikan langkah kakinya Dua gadis yang membawa lentera merah itu tidak perlu menunggu perintah lagi Keduanya segera berdiri di beiakang pelajar berpakaian hijau tersebut.

   Laki-laki itu mendongakkan wajahnya dan memandang ke arah Bu Cu taisu yang menggenggam ruyung pan|ang di tangan, Dia menuding dengan kipasnya.

   "Siapa hwesio tua itu'?"

   Tanyanya.

   "Dia adalah kepala Lo Han tong di Siaulnn si yang bernama Bu Cu taisu,"

   Sahut Long san it pei yang berdiri di belakangnya dengan kelabakan. Pelajar berpakaian hijau itu mengeluarkan suara "Oh...l".

   "Kalau dilihat dan keadaannya, kemungkinan besar mereka sudah berhasil menguasai goa tersebut".

   "Kelihatannya memang ". Pelajar berpakaian hljau mengulapkan tangannya.

   "Tidak usah katakan lagi Kau tanya pada Bu Cu taisu, bagaimana keadaan orangorang kita yang berada di dalam goa? Apakah mereka sudah mati atau masih hidup?". Long sanit pei mengiakan. Dia maju beberapa langkah ke depan dan menjura penuh hormat.

   "Harap taisu menjawab, Cong huhoat kami ingin bertanya kepada Bu Cu taisu Kalian tidak berhasil mengepung goa, entah bagaimana nasib orangorang kami'?". Bu Cu taisu merangkapkan sepasang tangannya.

   "Omitohud. Tugas pinceng hanya menJaga mulut goa Sedangkan urusan yang lainnya, pinceng tidak tahu,"

   Sahutnya tenang.

   "Taisu adalah orang yang terpandang Mengapa dapat mengeluarkan kata-kata dusta seperti itu?"

   Tanya Long sanit pei.

   "Pinceng memang tidak tahu,"

   Sahut Bu Cu taisu.

   "Ada apa? Apakah dia tidak mau mengatakannya?"

   Tanya pelajar berpakaian hijau itu lantang. Long san it pei membungkukkan tubuhnya berkali-kali.

   "Dia memang keras kepala sekali "

   Sahutnya.

   "Suruh dia minggir!"

   Kata si pelajar berpakaian hijau Tampaknya dia sudah terbiasa main perintah Dia sama sekali tidak berpikir bahwa mana mungkin Bu Cu taisu mau disuruh menggeser begitu saja Long san it pei mengiakan sekali lagi "Kalau begitu harap taisu mengundurkan diri panggil saja orang lain yang tahu,"

   Katanya.

   "Mengapa pinceng harus mengundurkan diri?"

   Tanya Bu Cu taisu berlagak tidak mengerti,.

   "Apakah taisu benar-benar tidak mau mengalah sedikit juga?"

   Bentak Long san it pei.

   "Pinceng mendapat tugas untuk menjaga di mulut goa ini, mengapa harus menggeser untuk mengalah kepada orang sepertimu?"

   Sahut Bu Cu taisu. Wajah Long sanit pei berubah hebat mendengar kata-kata Bu Cu taisu.

   "Bu Cu taisu, hengte menasehatimu baikbaik. Cong huhoat sengaja bergegas datang ke sini Kalau taisu mau bekerfa sama, maka tidak akan menemukan kesulitan apa pun, kalau tidak, he .. he he ". Bu Cu taisu tetap berdiri dengan tegak. '"Siancai Siancai . Pinceng hanya tahu melaksanakan tugas soal lainnya tidak berminat sama sekali,"

   Sahutnya tenang. Long san it pei tertawa terbahak-bahak "Kalau taisu masih tidak bersedia minggir, hengte juga tidak akan sungkan lagi!"

   Ucapannya selesai, telapak tangannya segera dikembangkan dan meneijang ke arah Bu Cu taisu Karena di hadapannya ada Cong huhoat, maka sekali turun tangan, dia langsung menggunakan ilmu Toa tat kim kong ciang Serangkum tenaga dalam tanpa bentuk, tanpa suara atau pun getaran menerpa.

   Ruyung Bu Cu taisu dipindahkan ke tangan kiri Telapak kanan diulurkan ke muka Kedua telapak saiing membentur menimbulkan suara menggelegar Telapak tangan kiri Long sanit pei langsung menyusul menghantam Lima serangan dikerahkannya sekaligus.

   Bu Cu taisu melepas ruyung ketika melihat gencarnya serangan Long san it pei Sepasang telapak tangannya segera dikerahkan Dia menyambut dengan baik lima serangan Long sanit pei itu Setelah itu dia mencelat mundur dan merangkapkan se pasang lelapak tangannya.

   "Kalau sicu masih tidak mau mundur, jangan salahkan pinceng berlaku kasar,"

   Katanya dengan nada berat.

   Suara angin berdesirdesir, tiga serangan dilancarkan oleh hwesio tua tersebut, Tiga serangan ini merupakan jurus yang sangat menggemparkan dunia kangouw yakni Lo Han cian Angin yang timbul dan tinju itu menimbulkan suara menderu-deru Kekerasan tinjunya bagai batu padat yang kokoh Tenaga yang terpancar dahsyat sekali Dapat dibayangkan sampai di mana kehebatannya.

   Tanpa sadar Long sanit pei terdesak mundur dua langkah Tapi dia tak sudi mengalah begitu saja Sesudah terdesak mundur, dia ma|u lagi dengan tegak Telapak tangannya segera dikerahkan untuk menyerang Kedua orang itu langsung terlibat pertarungan yang seru Mereka saling menyerang dan menghindar Tapi meskipun Long san it pei mengerahkan segenap kemampuan namun Bu Cu taisu hanya terdesak sejauh dua langkah lalu majU kembali Dia tetap tidak bergeser dan mulut goa tersebut Dalam jangka waktu tidak seberapa lama, mereka telah saling bergebrak sebanyak lima jurus.

   Long san it pei semakin gencar menyerang, namun dia dapat merasakan bahwa serangannya tidak banyaK membawa hasil.

   Hatinya mulai tidak sabar.

   "Hwesio tua, tenmatah beberapa hantaman telapak tanganku inii"

   Teriaknya dengan nada dingin.

   Tangan kanan diulurkan ke depan Terasa sekumpulan angin menerpa Telapak tangan kiri menyusul dihantamkan dengan sepenuh tenaga.

   Sekali lihat saja Bu Cu laisu tahu kalau lawannya teiah mengerahkan Cui sim ciang yang keji.

   Bu Cu taisu sadar bahwa dia mendapat tugas menjaga mulut goa Lawan berjumlah lebih banyak, dia tidak boleh berlaku sungkan lagi Sepasang telapak tangannya dirangkapkan Mulutnya mengucap nama Buddha.

   "Omitohud'". Diam diam dia mengerahkan Pan juo sinkang kedua telapak tangannya tetap dirangkapkan Perlahan lahan diulurkannya ke depan Perlu diketahui bahwa Pan juo sinkang adalah ilmu aliran Buddha Di antara tujuh puluh dua macam ilmu pusaka Siau lim pai, Pan iuo sinkang menduduki urutan ketiga Hanya para tianglo dan ciang bunjinnya sendiri yang boleh mempelajari ilmu ini. Selama berpuluh tahun, Bu Cu taisu baru sekali mengerahkan ilmu ini, ketika mengobati Song Bu Cun Baru sekarang inilah pertama kali dia mengeluarkan ilmu simpanannya itu untuk menghadapi musuh. #Dalam pertarungan kali ini, Long san itpei telah mengerahkan ilmu andalannya yakni Cui sim ciang sedangkan Bu cu taisu juga memainkan ilmu simpanannya yakni Pan Juo sinking. Mereka bergebrak dengan cara keras lawan keras Kehebatannya tentu tidak dapal disamakan dengan pertarungan biasa. Namun dalam pertarungan ini sama sekali tidak lerdengar benturan keras akibat bertemunya kedua pasang telapak tangan Juga tidak ada angin yang menderuderu Cui sim ciang adalah sejenis ilmu yang mengandalkan tenaga Im yang lembut. Sedangkan Pan juo singkang, tidak berbentuk maupun bersuara, pun tak terasa sedikit pun hembusan angin. Baik Bu Cu taisu maupun Long san itpei tiba-tiba seperti didorong oleh seseorang. Tanpa terasa keduanya terpental mundur sejauh dua langkah. Bu Cu taisu langsung mengambil ruyungnya dan berdiri tegak. Kain yang menyampir di bahunya terus melambai-lambai. Long san itpei Suo Yi Hu berdiri terhuyung-huyung setelah terdesak mundur dua langkah. Dadanya bergemuruh, nafasnya tarsengal-sengal lalu mulutnya memuntahkan segumpal darah segar. Kiuci to han Kong Beng menghambur ke arahnya ctengan panik. Dia langsung me' mapah Long san itpei . Wajah orang itu sudah pucat pasi. Sementara itu. di pihak lain Wi Ting sin taiw dan Hui hung gisu segera menghampiri Bu Cu taisu.

   "Apakah taisu baikbaik saja? Cepat masuk ke dalam goa dan beristirahat sejenak!"

   Tanya Wi Ting sin tiaw dengan perasaan khawatir. Bu Cu laisu menuruti permintaan mereka. Perlahanlahan dia mundur ke dalam goa lalu tersenyum datar.

   "Luka Suo Yi Hu jauh lebih parah daripada pinceng. Luka yang pinceng derita hanya sedikit saja Selelah duduk bersila beberapa saat tentu akan pulih kembali seperti semula' sahutnya menjelaskan. Mendengar ucapannya, Wi Ting sin tiaw dan Hui Hung gisu menjadi agak tenang. Bu Cu taisu langsung mencengkeram ruyungnya erat erat dan menjadlkannya pegangan serta duduk bersila di atas batu bundar Matanya segera dipejamkan. Dla ttdak berkata apa-apa lagi. Pada saat Bu Cu taisu mengundurkan diri ke dalam goa, Hui Hung gisu dan Wi Ting sin tiaw langsung menggantikannya menjaga di mulut goa Tiba tiba terdengar sebuah suara teriakan yang kasar dari mulut seorang laki-laki.

   "Lotoa, kali ini seharusnya gitiran kami yang tampil Akan kami ringkus si hidung kerbau itu'. Kemudian terdengar sahutan yang dmgin dan mendirikan bulu roma ...

   "Baiklah!". Baru saja ucapan mereka selesal, di antara kegelapan remangremang terlihat dua sosok bayangan tubuh manusia. Gerakan mefeka bagai burung rajawali dan dalam sekejap mata sudah sampai di hadapan Kan Si Tong. Tampang kedua orang ini sangat aneh. Wajah mereka pucat pasl seperti mayal Saiah satunya memejamkan mata rapai rapat ibarat orang bula Yang satunya lagi membelalakkan matanya lebarlebar Sinar matanya bagai kobaran api neraka Di bagian tengah bahunya terdapat segurat luka yang dalam Keduanya memakai pakaian berwarna hitam tanpa lengan Mereka juga berlelanjang kaki Tampaknya aneh dan terasa sekali serangkum hawasesat yang terpancar dari diri mereka. Namun asalusul kedua orang ini tidak dapat dipandang nngan Orangorang dunia kangouw yang bertemu dengan sepasang iblis kembar ini, palingtidakakan mengambil langkah senbu atau menyembunyikan diri Mereka adalah Siang si suangse yang terkenal kekejiannya Loloa merupakan orang yang memejamkan matanya, sedangkan loji yang membelalakkan matanya lebar lebar bagai setan penasaran. Setelah melihat jelas siapa yang dalang menghampiri tanpa sadar Kan Si Tong mengerutkan sepasang alisnya dalam-dalam.

   "Pelunjuk apa yang akan diberikan oleh liong wi?". Loloa dan Siang si suangse yang bernama Bun Pau Ying tertawa dingin.

   "Hidung kerbau'"

   Asal kau minggir sedikit maka tidak akan ada masalah lagi'".

   "Mengapa pinto harus minggir'?"

   Tanya Kan Si Tong tenang.

   "Karena kami berdua saudara ingin masuk meninjau ke dalam goa Apakah orang orang kami yang masih berada di dalam goa telah diringkus oleh kalian kawanan hidung kerbau dan hwesio busuk?".

   "Bagaimana kalau pinto tidak bersedia minggir?". Bun pao Ying tidak menyahut, adiknya yang bernama Bu Lui Ymg memejamkan matanya dan tiba-tiba dia mengangkal tangan kanannya Lima jari tangan yang kurus bagai tengkorak laksana cakar elang mencengkeram ke depan. Sasarannya dada Kan Si Tong.

   "Kalau begitu kau saja yang mati di tangan kami terlebih dahulu'"

   Dia berseru ber barengan dengan meluncurnya cengkeraman tangannya tersebut.

   Cara turun tangannya cepat sekali, tapi Kan Si Tong sejak dini sudah siap sedia Dia sudah lama mendengar kekejian kedua iblis kembar ini, Kakinya mendadak mundur setengah langkah Pergelangan tangannya memutar Dia mengerahkan jurus Tau kua cu lien Pedangnya memancarkan sinar dan terlihat bayanganbayangan yang menusuk Dia langsung menyerang ke arah Bu Lui Ying.

   Bun Pao Ying kembaii mendengus dingin.

   "Kau ingin memamerkan ilmu pedangmu dl hadapan kami dua bersaudara?"

   Sindirnya tajam.

   Dia tangsung metesat ke samping Kan Si Tong.

   Sepasang telapak tangannya terulur ke depan Tiba-tiba tangannya bergerak dan berubah menjadi cengkeraman Tangan kanannya mencengkeram bahu kin Kan Si Tong dan tangan kirinya mencengkeram pedang di tangan kanan tosu tersebut.

   Orang itu mempunyai julukan Pik yan ciangsi alias Mayat dengan mata tarpejam.

   Memang dia selalu memejamkan malanya Kadangkadang hanya sekejap saja m nya membuka Padahal dia tidak buta.

   Jurusnya yang pertama belum berhasil mencengkeram Kan Si Tong.

   Gerakan tubuhnya tiba-tiba berubah Dengan kecepatan yang sulit diuraikan dengan kata- kata dia memutari tubuh Kan Si Tong Kelima jari tangannya mendadak berubah menjadi cengkeraman kembali Yang sebelah mengarah bahu kanan Kan Si Tong sedangkan yang kiri mengancam bagian belakang batok kepalanya.

   Sementara itu loji dari Siang si suangse juga sudah bsrgerak Gerakan kedua orang ini kompak.

   Cara mereka turun tangan menghadapi lawan saling mengimbangi satu dengan lainnya Serangan mereka juga memberikan manfaat yang besar bagi diri mereka sendiri Yang satu berusaha merebut pedang, sedangkan yang lainnya bergerak menyerang lawan.

   Kalau gerakan Kan Si Tong terlambat satu lindak saja, bukan hanya sepasang tangannya yang kena dicengkeram, batok kepalanya mungkin akan terbetot putus Tapi biar bagaimana pun, Kan Si Tong merupakan tokoh lingkat alas dalam Pal Kua bun.

   Begitu Pak Kua kiam hoat dikerahkan, pancarannya benar benar mencapai delapan penjuru Jurus yang dimainkannya memiliki ribuan per ubahan.

   Beberapa tahun yang silam.

   dengan sebatang pedang ia berhasil mengalahkan Ki san pat kuai.

   Namanya pun sudah lerkenal di dunia kangouw.

   Apabila golongan sesal bertemu dengannya, meskipun jumlah me reka banyak juga harus berpikir dua kali untuk berhadapan dengan tosu ini.

   Siang si suang se bergabung melawan Kan Si Tong.

   Sebagai saudara kembar, mereka selalu bergabung menghadapi musuh, tak peduli berapa pun jumlah lawan Keduanya pun bukan lawan yang dapal dianggap remeh.

   Dengan sebatang pedang di tangan, Kan Si Tong juga tidak mudah merubuhkan mereka.

   Tampak tubuh Kan Si Tong bergerak perlahan Serangan Siang si suangse sudah berhasil dihindarkannya Pedangnya me mancarkan cahaya berkilauan Dia menyapu ke kanan dan kiri seolah ingin membagi rata kepada kedua musuhnya Bun Pao Ying dan Bun Lui Ying yang melihat bahwa Kan Si Tong membalas serangan mereka dengan serangan pula jadi panas pula hatinya Pada dasarnya kedua orang ini sangal angkuh.

   Mereka merasa tidak senang bila disaingl orang lain, meskipun mereka sadar bahwa dalam sualu pertarungan tidak mungkin lawan akan mengalah.

   Kekejian mereka terbangkit seketika.

   Sambil meraung keras mereka lanlas menerjang ke arah Kan Si Tong dalam waktu yang bersamaan.

   Empat cakar dikerahkan.

   Dua puluh jari yang seperti tengkorak yang mengancam di depan mala.

   Kiam hoat Kan Si Tong segera dikerahkan Sejurus demi sejurus dimainkannya Kakinya melangkah mengikuti unsur pat kua Bayangan pedang berkelebat.

   Semuanya membentuk bungabunga yang melindungi dadanya Perlahanlahan gerakannya mulai berubah cepat dan akhicnya bayangan tubuhnya seperti menjelma menjadi beberapa orang dan membentuk barisan pedang.

   Meskipun hawa pembunuhan telah menyelimuli Siang si suang se dan serangan yang mereka lakukan sangat keji, tapi jangan harap dapat menerobos ke dalam bayangan pedang Kan Si Tong yang ketat itu.

   Kedua orang itu semakin berang.

   Suara raungan mereka bagai orang yang kalap.

   Dua pasang cakar tangan bagai ular yang menarinari menimbulkan suara angin yang menderuderu, gaungnya memekakkan telinga.

   Beberapa kali mereka berhasil mendekati Kan Si Tong dan berusaha menerobos masuk dalam bayangan pedang Hampir saja Kan Si Tong terenggut oleh cakar mereka yang tajam.

   Diamdiam hati Kan Si Tong ter kejut sekali.

   Kenngal dingin telah membasahi keningnya.

   Dengan mengandalkan latihannya selarna puluhan tahun, dia mempertahankan posisinya.

   Bagian tubuhnya yang berbahaya dilindungi dengan kelal Tubuh bergerak mengiringi pedang, sementara pedang bergerak mengiftuti perubahan pal kua Tangannya menggenggam pedang eral erat laksana memegang benda yang beratnya puluhan kati Kiri menyerang, kanan melindungi Ju rus pedang yang dimainkannya memang bergerak lambal, tapi cahayanya memancarkan warna kehijauan Dengan ketat dia menutupi bagian tubuhnya yang berbahaya Dengan kekuatan sebagai pedangnya dia melawan dua orang iblis yang sudah menggetarkan dunia kangouw Sedikit pun dia tidak sudi mengalah.

   Wajah Bun Pao Ying maupun Bun Lui Ying menyiratkan hawa pembunuhan yang semakin dalam.

   Tampang mereka lebih mirlp hantu gentayangan yang mencari korban Dalam kemarahan yang 'memuncak, tiba-tiba Bun Lui Ying mengeluarkan suara siulan ren dah yang menggidikkan hati Lotoa Bun Pao Ying juga ikut mengeluarkan suara siulan yang tinggi dan panjang.

   Dua jenis suara siulan yang salu tinggi dan yang salunya lagi rendah lerdengar bersahutsahutan Telinga yang mendengarnya terasa tidak enak sekali Suara siulan itu lebih minp ratap tangis para setan yang sedang disiksa dalam neraka Justru di antara suara siulan yang mengenkan itu, Bun Pao Ying dan Bun Lui Ying langsung menarik kembali sepasang cakar mereka Gerakan mereka juga terhenli.

   Seperti lupa bahwa mereka sedang bertarung menghadapi lawan.

   Karena melihat gerakan kedua iblis itu terhenli, Kan Si Tong juga ikutikutan menghentikan gerakannya.

   Mana mungkin dia bertarung seorang diri seperti orang yang pikirannya kurang waras.

   Wi Ting sin tiaw yang menjaga di mulut goa juga melihat tingkah laku ketiga orang tersebut Hatinya menjadi curiga Cepalcepat dia mengerahkan ilmu Coan im jit bit untuk membisiki Kan Si Tong.

   "Kan toheng, hatihati!"

   Baru saja perkataannya selesai lerdengar oleh Kan Si Tong, libatiba sepasang lengan tangan Bun Lui Ying bergerak mengancam pinggang Kan Si Tong Dalam waktu yang bersamaan, Bun Pao Ying juga bergerak Tubuhnya berkelebat secepat kilat Sepasang cakar tangannya mengembang dan mengincar bagian punggung losu tersebut.

   Kan Si Tong sendiri sudah mendengar perihgatan Wi Ting sin tiaw dia juga sudah merasa curiga Meskipun pedangnya lelah ditarik kembali, tapi kewaspadaannya lelap ditingkatkan Namun melihat gerakan kedua iblis itu, tak urung hatinya tercekat juga.

   "Ciang sikang (llmu mayat hidup)!' seru nya dalam hati. Tubuhnya langsung bergerak menerobos lewat serangan kedua iblis tersebut. Gerakan Siang sr suangse menubruk tempat yang kosong Mulut mereka mengeluarkan suara pekikan laksana dua ekor binatang buas Sepasang kaki mereka melangkah kian keman dengan cepat Tubuh rnereka berkefebal bagaikan angin Tangan mereka siap mencengkeram lagi. Seandainya hal ini terjadt pada orang lain, mulut goa demikian sempit, tentu tidak sanggup menghindan serangan mereka yang ke|i Tetapi Kan Si Tong adalah lokoh angkaian lua dalam Pal Kua bun Dalam perguruan itu terdapat semacam ilmu ajaib yang bernama Pal Kua yu seng po yang artinya Langkah gerakan Pat kua llmu in' sengaja diciplakan unluk menghadapi lawan yang lebih banyak dan arena pertarungan yang sempil Dengan demikian, Kan Si Tong belum sampai kewalahan mengh dapi sepasang iblis kembar ini. Biar bagaimana pun kejinya serangan lawan, tapf orang yang menguasai ilmu ini tetap dapat menggerakkan tubuhnya sedemikian rupa sehingga dapat menerobos lewat dengan selamat Itulah sebabnya ilmu ini dinamakan Yu seng po. Kan Si Tong justru menggunakan ilmu ini unUik menerobos lewat di anlara Siang si suangse. Kedua iblis itu hampir meledak amarahnya melihat kegesitan tubuh lawan Serangan yang mereka lakukan semakin gencar dan ke|i Tubuh Kan Si Tong pun melesat semakin cepat dan membingungkan. Bagi orang luar, lampaknya losu tersebut tidak memerlukan banyak lenaga dan pikiran untuk menghindari serangan Siang si suang se tersebut Padahal kenyalaannya tidak demikian. Pada dasarnya kedua orang ini bukan lawan yang enteng Apalagi setelah mereka mengerahkan ilmu Ciang sikang yang lele ngas Serangan yang dalangnya saling susul menyusul itu cukup menguras lenaga dan pikirannya Jarak di anlara mereka semakin lama semakin merapal Bayangan sepasang iblis bagai kilal yang menyambar Meskipun ilmu langkah itu disebul ilmu ajaib, tapi untuk metoloskan diri dari serangan kedua tokoh sesal itu tetap bukan hal yang mudah. Meskipun tangan Kan Si Tong menggenggam sebalang pedang, namun diajuga tidak mempunyai kesempatan menggerakkannya Dia harus memusalkan perhatian untuk menghindan serangan yang semakin lama semakin gencar itu. Tidak dapal menyerang, letapi lerus menghindar, bukankah lamakelamaan Kan Si Tong yang akan berada di bawah angin ..? Walaupun untuk waktu yang singkat Siang si suang sejak dapat mengenai tubuh Kan Si Tong, tapi bagaimana pun mereka menghadapi lawan dengan gabungan tenaga dua orang. Sejak mengerahkan ilmu Ciang sikang, tenaga yang terpancar sudah melampaui kemampuan Kan Si Tong Tfga sosok bayangan terus berkelebat. Dua di anlaranya meloncat ke sana kemari, sedangkan seorang yang lainnya terus menggunakan cara melesat ke kiri dan kanan unluk menerobos lewal Semakin lama gerakan mereka semakm cepat. Lama kelamaan bayangan tubuh. Ketiga orang itu semakin samar, mata para ahli pun tidak dapat menangkis dengan jelas Mereka bahkan sulit membedakan mana kawan dan mana lawan. Hanya suara siulan kedua iblis yang tinggi iendah t orus berkumandang Mereka yang menyaks 'kan pertarungan tersebut hanya dapat me mbedakannya dengan mendengar kan suara siulan Siang si suang se itu. Si pelajar berpakaian hijau yang melihat pertarungan itu masih belum ada penyelesaiannya. Ia mulai tidak sabar hatinya. Sepasang alisnya bertaut erat. Tanpa berkata apa-apa, dia melangkahkan kakinya ke depan. Begitu dia melangkahkan kakinya, Kiu ci lo han Kong Beng, Hue mo li Cu Kiau Kiau, pek po sin, Yan Kong Kiat beserta Go Ca jin Bun Tian Hong ikut maju ke depan. Mereka mengira Cong huhoat itu ingin turun tangan sendiri menghadapi lawan. Di pihak sini, Wi Ting sin tiaw Beng To jin dan Hui Hun gi su Lu Hui Peng melihat rombongan musuh sudah mulai maju. Diam diam mereka terkejut sekali Mereka segera memencarkan diri di bagian kiri dan kanan goa. Pikiran mereka tergerak Kedua orang itu malah mengira rombongan orang itu akaii segera mener|ang ke dalam goa Mata rriiereka tidak lepas dari diri Kan Si Tong. Apabila keadaan mendesak, mereka dapat be'rgabung untuk menghadapi tawan,. Pelajar berpakaian hijau itu ternyata hanya maju beberapa langkah. Kemudian dia menghentikan gerakan kakinya Kipas di tangannya digoyangkan perlahan.

   "Kalian semua mundur,"

   Katanya tenang Suarartya tidak keras, tapi mengandung kewibawaan yang besar Kiuci Lo Han Beng dan lain-lainnya tidak satu pun yang berani membantah Mereka menghentikan langkah kaki serentak kemudian dalam waktu yang bersamaan mereka mengundurkan diri.

   Pelajar itu menepuk nepuk kipasnya di depan dada Kepalanya menggeleng beberapa kali.

   "Kalian berhenti'"

   Bentaknya tjbatiba Siang si suangse mendengar suara bentakan pelajar lersebut Keduanya melesat ke udara dan melayang lurun kembali di sampingnya Pada saal itu, kenngat sudah membasahi seluruh tubuh Kan Si Tong Nafasnya tersengal-sengal Kentara sekali bahwa dia sudah menguras banyak tenaga untuk menghadapi kedua iblis lersebut.

   Pelajar berpakaian hijau melirik ke arah Siang si suang se sekilas.

   
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Kalian juga mundur "

   Katanya dengan suara lembut.

   Bun Pao Ying dan Bun Lui Ying menarik nafas panjang llmu Ciang si kang ditarik kembali.

   Setelah itu, lanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka mengundurkan diri dan membaur dengan rekanrekan yang lain.

   Dengan suara rendah Hui hung gisu membisiki Wi Ting sin tiaw ..

   "Beng to heng, sekarang kau harus meng gantikan Kan loheng Tampaknya dia tidak sanggup melawan musuh Lintuk sementara ini Beng toheng sebagai kuncu sudah saatnya memunculkan diri. Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepala nya Tubuhnya melesal ke depan "Kan To heng, kau harus masuk dan beristirahal sejenak,"

   Kalanya. Kan Si Tong langsung mengundurkan diri ke dalam goa. Namun dia masih sempat berkata dengan suara berbisik.

   "Harap Beng to heng hatihati Orang itu tidak dapal dianggap remeh ".

   "Jangan khawatir. Heng te mempunyai cara untuk menghadapinya ."

   Sahut Wi Ting sin liaw.

   Sementara itu, si pelajar berpakaian hiJau sudah melangkahkan kakinya sampaj jarak kurang tebih tiga depa 'dengan mulul goa.

   Dia berhenti di tempat tersebut.

   Matanya mengedar sekeiap kemudian berhentt pada diri Wi Ting sin tiaw.

   Dia merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura.

   "Entah siapa nama kojin yang menyambul maalkan apabila pandangan cayhe masih celek,"

   Katanya dengan nada angkuh. Wi Ting sin liaw segera merangkapkan tangannya membalas penghormatan pelajar tersebut.

   "Lao siu Beng To jin dari Liok Hap bun Entah apa sebutan saudara yang mulia?"

   Wi Ting sin tiaw senga;a menyebut Liok Hap bun dengan suara keras Dia berharap dapal menyelidiki asal usul pelajar itu. Pelajar itu mengembangkan seulas senyuman.

   "Cayhe Cu Tian Cun "

   Ternyata dia hanya menyebutkan namanya saja. Sekali lagi Wi Ting sin tiaw menjura dalam-dalam.

   "Rupanya Cu Taihiap Lao siu sudah lama mengagumi nama besarmu ". Cu Tian Cun tertawa dingin.

   "Beng taihiap tidak usah sungkansung kan Cayhe baru pertama kali berkecimpung di dunia kangouw.". Beng To jin memperhatikan pelajar itu le katlekat Orang ini selalu tersenyum apabila berbicara Kata-katanya juga diucapkan de ngan tenang Bahkan ada kesan seperti orang yang santai. Tidak seperti sedang menghadapi musuh Memang kalau ditilik dan penampilannya Cu Tian Gun ini tidak minp orang kangouw. Tapi kalau melihat kenyataan bahwa dia sanggup memimpin segerombolan tokoh dunia hitam seperti orangorang'yang datang bersamanya mau tidak mau timbul kecurigaan yang dalam di hati Wi Ting sin tiaw Setelah tertegun se jenak, Wi Ting sm tiaw menenangkan perasaannya. Dia sengaja mengembangkan seulas senyuman ramah.

   "Justru Cu taihiap terfalu sungkan Dengardengar, jabatan Cu taihiap adalah Cong huhoat Bolehkan Lao siu tahu, partai mana yang dnkuti oleh Cu taihiap?". Bibir Cu Tian Cun tetap tersenyum Kipas di tangannya juga tidak berhenti bergerak.

   "Harap Beng taihiap sudi memaafkan Partai kami belum bisa dikenalkan pada umum pada saat ini Tentu cayh'e mempunyai kesulitan yang tidakdapatdiuraikan Pada pertemuan di Oey san nanti, kalian dengan sendirinya akan tahu Toh, waktunya'tidak berapa lama lagi,"

   Sahutnya sopan.

   "Kalau begrtu maksud kedatangan Cu taihiap ini.

   ". 'Cayhe merasa waktu pertemuan tidak berapa lama lagi Antara pihak kami dengan beberapa partai besar tidak ada permusuhan apa-apa Kedua pihak mempunyai cara masing masing dalam menghadapi lawan Itulah sebabnya cayha bergegas kemari agar tidak terjadi kesalahpahaman Harap cuwi bersedia meninggalkan goa tersebut. Karau bisa tidak saling melukai adalah hal yang terbaik". Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.

   "Seandainya Cu taihiap merasa bahwa kedua pihak tidak boleh terjadi pertarungan, apalagi saling melukai dan menyuruh kami memnggalkan goa ini, bagaimana kalau Laoi siu sekarang meminta kalian saja yang pergi| dan sini, bukankah dengan demikian sama saja? Lao siu yakin tidak ada orang yanc, hsndak menghalangi". Wajah Cu Tian Cun yang tampan perj lahaniahan berubah.

   "Cayhe mengharap cuwi akan memperj timbangkannya kembali"

   U]arnya dingin.

   "Lao siu juga harap pihak Cu taihiap ber sedia mempertimbangkan sekali lagi"

   Sahut Wi Ting sin tiaw.

   "Cayhe sama sekali tidak perlu mempertimbangkannya,"

   Kata Cu Tian Cun.

   "Nada bicara orang ini angkuh sekali,"

   Pikir Wi Ting sin tiaw dalam hati Di luar dia tetap mengembangkan tawa lebar.

   "Kata kata Cu taihiap ini rasanya kurang adil Mengapa kami harus mempertimbang kannya sedangkan pihak Cu {aihiap tidal' perlu?". Cu Tian Cun memperhatikan Wi Ting sin tiaw sekilas.

   "Cayhe menyuruh kahan meninggalkan goa tersebut adalah demi kebaikan kalian sendiri,"

   Katanya tenang.

   "Apa maksud ucapan Cu taihiap ini?".

   "Karena kali ini cayhe yang datang sendiri,"

   Sahut Cu Tian Cun angkuh.

   "Kalau Cu taihiap yang datang sendiri, lalu kenapa'?"

   Tanya WiTing sin tiaw seakan tidak mengerti. Cu Tian Cun tersenyum manis.

   "Apakah Beng taihiap benar-benar tidak mengerti?". Wi Ting sin tiaw menggelengkan kepalanya.

   "Cara bicara Cu taihiap agak berbelitbelit Lao siu benar benar tidak mengerti.".

   "Baiklah "

   Cu Tian Cun menarik nafas pan|ang 'Aku orang she Cu sudah datang kemari Kalau kalian ingin meninggalkan goa ini dengan cara paksa, apakah kalian merasa ada kesanggupan berbuat demikian'"'. Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.

   "Ha ha ha "

   Sejenak kemudian dia baru menghentikan suara tawanya Wajah nya berubah senus.

   "Nada bicara Cu taihiap ternyata cukup besar. Lao siu sudah berkefana di dunia kangouw selama puluhan tahun, tapi baru kalt mendengar orang berkata demikian". Sikap Cu Tian Cun tetap tenang.

   "Aku orang she Cu selamanya tidak suka menggertak orang Lebih baik Beng taihiap masuk kembali ke dalam goa dan merundingkan masalah ini dengan rekan yang lainnya". Wi Ting sin tiaw tersenyum.

   "Kalau ingin Lao siu masuk ke dalam goa dan marundingkan masalah ini dengan rekan yang lainnya, tentu boleh saja. Tapi Lao siu tetap ingin melihat apakah permintaan Cu taihiap pantas atau tidak ".

   "Bagaimana cara mengetahui pantas atau tidaknya?".

   "Maafkan kekasaran Lao siu yang bodoh ini Tapi Lao siu ingin memmta pelajaran barang beberapa jurus dari Cu taihiap.".

   "Bagus sekali!"

   Cu Tian Cun menggoyangkan kipas di tangannya "Kalau Beng taihiap ingin menguii orang she Cu im silahkan turun tangan"

   Sikapnya begitu tenang seakan dia yakin sekali dengan kepandaian yang dimilikinya.

   "Tunggu dulu'"

   Hui hung gisu Lu Hui Peng segera melesat keluar.

   Dia mengedipkan matanya kepada Wi Ting sin tiaw.

   Kemudian dia menoleh kembali ke arah Cu Tian Cun Bibirnya mengembangkan seulas senyuman "Beng lo heng adalah kuncu kami.

   Pinto yang semestinya minta pelajaran terlebih dahulu dari Cu taihiap."

   Dia merandek sejenak "Oh ya, orang tua memang kadangkadang suka pikun Pinto adalah Lu Hui Peng dan Ciong lam pai Harap Cu taihiap jangan Sungkan-sungkan".

   "Cring!"

   Pedang panjangnya segera dihunus Tampaknya HU| hung gisu ini tidak ingin memberi kesempatan kepada Cu Tian Cun untuk menolaknya Wi Tmg sin tiaw sebetulnya ingin mencegah Tapi pedang rekannya sudah dicabut, tentu dia tidak enak hati berkata apa-apa lagi.

   Dia hanya mengerahkan lima Coan im jut bit untuk memperingatkan Lu Hui Peng.

   "Lu toheng orang ini sangat mistenus Nada bicaranya besar sekali. Tampaknya dia mernpunyai kebiasaan yang mengejutkan. Kalau tidak, para tokoh golongan sesat itu tidak mungkin bersedia mendengarkan kata-katanya Harap Lu toheng hatihati". Lu Hui Peng menganggukkan kepalanya. Dia menjawab dengan cara yang sama.

   "Pinto akan perhatikan kata kata Beng toheng. Ketika kami bergebrak nanti, harap Beng toheng lihat baikbaik jurus yang di mainkannya Dengan demikian kita bisa tahu asalusul orang ini". Cu Tian Cun menatap Hui hung gi su dengan sinar mata tajam.

   "Kalau Lu totiang ingin meminta pelajaran dari cayhe, mengapa masih belum turun tangan juga?"

   Tanyanya dengan nada dingin.

   "Cu taihiap, silahkan!"

   Kata Lu Hui Peng. Cu Tian Cun menggelengkan kepalanya perlahan. Dengan gaya santai dia tersenyum.

   "Selama bergebrak dengan siapa pun orang she Cu ini belum pernah turun tangan terlebih dahulu Lu totiang silahkan mulai saja.".

   "Baiklah, daripada membantah lebih baik menurut Kalau begitu, Pinto harap Cu taihiap keluarkan senjata sekarang ". Cu Tian Cun menggerakkan kipas yang terbuat dan tulang bambu yang ada.d?ta ngannya. Orang ini benar-benar tidak bo sanbosannya tersenyum.

   "Pedang pusaka cayhe tidak pernah sembarangan dihunus Sekali keluar pasti lawan akan terluka parah Lu totiang toh hanya ingin meminta pelajaran Biar cayhe sambut beberapa jurus permainan Lu totiang dengan kipas ini saja,"

   Sahutnya angkuh sekali. Mendengar nada pembicaraannya, Hui hung gisu tahu bahwa orang ini benar-benar tidak memandang sebelah mata kepadanya Tak urung hatinya marah juga Dia meng anggukkan kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.

   "Cu taihiap tnemang orang yang suka berterus terang Baik' Pinto juga tidak perlu sungkan sungkan lagi". Lu Hui Peng memang tidak maiu disebut sebagai tokoh angkatan tua Ciong lam pai Meskipun hatinya marah sekali, tetapi penampilannya tetap tidak berubah Dia tidak membuat malu dirinya sendiri sebagai seorang tokoh yang disegani dan Ciong lam pai Ucapannya selesai, pedangnya langsung direntangkan di depan dada kemudian perlahan lahan dia mengulurkannya ke depan. Jurus ini merupakan gerakan pembukaan dan Ciong lam kiam hoat yang bernama It kiam cao tian Gerakan pembukaan Ciong ham kiam hoat tidak sama dengan jurus pembukaan ilmuilmu dari partai lam Kalau gerakan pembukaan dan partai lain hanya merupakan sambutan terhadap serangan lawan Sedangkan jurus pembukaan dan Ciong lam kiam hoat mencakup tiga ratus enam puluh satu jurus berikutnya. Ciong lam kiam hoat terkenal kecepatannya di dunia bu lim. Begitu dikerahkan, tiga ratus enam puluh satu jurus lainnya akan mengalir seperti air sungai yang deras bergerak sejauh seribu li. Satu Jurus demi satu jurus terus berubah bagai tidak dapat dibendung lagi. Setelah uraian di atas kita lanjutkan kembali kisah yang tertunda Saat itu Lu Hui Peng telah menggerakkan pedangnya Titiktitik sinar memercik Jurus pembukaan It kiam cao tian atau Sebatang Pedang Menyapa Langit sudah mulai dimainkan Di pi hak lam, Cu Tian Cun masih berdiri tegak dan memandang lawannya dengan tenang Gayanya demikian santai tidak memmbulkan kesan seperti orang yang sedang menghadapi musuh Kipas di tangannya terus digoyanggoyangkan. Dia malah lebih mirip seorang penonton yang menyaksikan keramaian dari samping. Lagaknya memang terlalu sombong dan tidak memandang sebelah mata kepada Lu Hui Peng. Hati tosu itu panas sekali Setidaknya, dia merupakan angkatan tua yang mempunyai nama di dunia kangouw Tokoh-tokoh angkatan tua saja masih menghargamya. Diam-diam dia memaki di dalam hati..

   "Bocah kurang ajar' Aku, Lu Hui Peng, sudah berkecimpung di dunia kangouw selama puluhan tahun tapi tidak pernah menemukan orang yang demikian sombong seperti engkau ini. Han ini aku harus memben pelajaran kepadanya agar tahu rasa ". Dengan membawa pikiran seperti itu. tiba-tiba gerakan tubuhnya men|adi cepat Pedangnya diputar beberapa kali lalu meluncur ke arah Cu Tian Cun Di wajah pemuda itu langsung timbul seulas senyuman yang angkuh dan dingin Dia sama sekali tidak menghfndarkan diri atau pun menangkis serangan tersebut Dia masih saja berdiri tegak seperti tidak ada apa pun yang terjadi Hanya matanya saja yang menatap lekatlekat ke arah pedang yang sedang mengancam dirinya. Jarak di antara mereka sudah sedemikian dekat. Jangan kata jago kelas satu seperti Lu Hui Peng yang meiancarkan serangan, pesilat biasa sekalipun mestinya sudah mempersiapkan diri untuk menghindar atau menangkis. Cu Tian Cun menunggu sampai pedang Lu Hui Peng hampir menyentuh ujung bajunya baru menggeser tubuhnya sedikit. Kipas di tangannya bergerak perlahan dengan gaya yang membingungkan Tahutahu kipasnya telah mengetuk tubuh pedang Lu Hui Peng. Terdengar suara.

   "Trak!"

   Meskipun gerakannya perlahan sekali, tetapi kejadiannya sangat cepat Jucus yang dikerahkan oleh Lu Hui Peng adalah Po liong ji sim atau Naga sakti merenggut hati Jurus ini cepat sekali sehingga pedang yang digunakan tosu tersebut memi|arkan ribuan titik sinar Tapi Lu Hui Peng melihat Cu Tian Cun masih menggerakkan kipasnya dengan tenang Seperti tidak ada maksud menangkis serangannya sama sekali.

   Bagaimana pun Lu Hui Peng adalah tokoh aliran lurus Tidak mungkin dia akan melukai musuhyang tidak mengadakan perlawanan sama sekali.

   Rupanya hal itu sudah berada daiam dugaan Cu Tian Cun Lu hui Peng pasti.menarik pedangnya kembali Ternyata benar saja Baru pedangnya ditarik, sedikit, tahutahu kipas Cu Tian Cun sudah bergerak dan mengetuk tubuh pedang di tangannya.

   Hati Lu Hui Peng semakin kesal.

   "Apa maksud Cu taihiap berbuat demikian?"

   Tanyanya dingin "Pedang tidak bermata, mana boleh dianggap sebagai permainan Apalagi Pinto tadi tidak keburu menarik kembali pedang pusaka ini ".

   Cu Tian Cun tetap tersenyum Matanya memandang Lu Hui Peng dengan seksama Tanpa menunggu tosu itu menyelesaikan perkataannya, dia sudah menukas ,.

   "Ternyata Lu totiang benar-benar seorang laki-laki sejati. Jarak pedang dengan tubuh orang she Cu ini masih ada dua cun lebih, tapi karena tidak sampai hati, pedang itu ditarik kembali"

   Dia berhenti sejenak dan tersenyum "Sebetulnya Lu totiang harus mengerahkan jurus Po liong JI sim itu sampai selesai Cayhe benar-benar ingin tahu apa kah jurus itu sehebat namanya dan dapat merenggut hati cayhe'?".

   Mendengar kata-kata, Lu Hui Peng men jadi tertegun, orang orang Ciong lam pai jarang berkelana di durna kangouw Otomatis Ciong lam kiam hoat belum banyak dilihat orang Para tokoh bu lim juga jarang yang bisa menyebutkan nama jurus dan ilmu Ciong lam kiam hoat mereka Tetapi Cong hu hoat dan perkumpulan yang mistenus ini da pat menyebutkannya hanya dengan sekali lihat sa|a Kalau ditilik dari usianya, Cu Tian Cun pasti belum mencapai angka tiga puluh Tapi bagaimana dia bisa tahu kalau jurus yang dimainkan oleh Lu Hui Peng adalah Po liong ji sim dan Ciong lam kiam hoat "?.

   Hm dia malah meminta Lu Hui Peng memainkan jurus itu sampai selesai untuk membuktikan kehebatannya Bukankah ini berarti bahwa dia benar-benar tidak memandang sebelah mata kepada Hu hung gisu? Lu Hui peng merasa hawa amarah di dada nya hampir meledak.

   'Baik' Kalau begitu biar Bu taihiap mencobanya sekali lagi!"

   Bentaknya garang.

   Pergelangan tangannya langsung memutar Ribuan titik sinar kembali memijar.

   Gerakannya secepat kilat Kali ini dia mengancam urat nadi di bagian bahu kiri Cu Tian Cun.

   Tubuh lawannya tetap tidak bergerak, tapi cara turun tangannya lebih cepat dan pada Lu Hui Peng.

   Tidak terlihat bagaimana tangannya bergerak, tapi tahu-tahu terdengar suara.

   "Trak'"

   Kipasnya telah membentur pedang di tangan Lu Hui Peng.

   Sebetulnya kipas Cu Tian Cun hanya membentur tangan di pedang Lu Hui Peng suaranya bahkan hanya seperti ketukan pintu saja.

   


Elang Terbang Di Dataran Luas -- Tjan Id Pendekar Bayangan Setan -- Khu Lung Pendekar Pengejar Nyawa -- Khu Lung

Cari Blog Ini