Ceritasilat Novel Online

Lima Jago Luar Biasa 6


Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong Bagian 6


Lima Jago Luar Biasa Karya dari Sin Liong   Dengan muka bengis Auwyang Hong membentak.   "Mengapa kalian melukai Pekjie?!"   Kelima wanita itu yang pedang mereka telah direbut oleh Auwyang Hong dalam segebrakan tanpa mereka berdaya untuk mengelakkannya, kaget bukan main.   Semua tertegun karena cara itu cara yang hebat sekali dari Auwyang Hong yang dapat merebut pedang mereka dengan gerakan yang mudah dan juga waktu Auwyang Hong bermaksud untuk turun tangan kejam pada mereka, tentu kelima wanita ini dapat dicelakainya tanpa mereka berdaya sama sekali.   Padahal dalam rimba persilatan, kepandaian lima wanita berpakaian putih ini sangat tinggi sekali dan disegani oleh orang-orang kangouw.   "Kau kau siapa?!"   Tanya salah seorang diantara mereka yang rambutnya disanggul dua dan memakai sekuntum bunga Pek lian, teratai putih yang diselipkan diantara tengah kedua sanggulnya.   "mengapa kau merampas pedang kami?"   Auwyang Hong menatap dingin, dia mendengus "hmmm!"   Dan tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, dia telah 172 menggerakkan sepasang tangannya lagi, maka terdengar suara.   "tranggg, tranggg, tranggg"   Beberapa kali, maka kelima pedang yang berhasil dirampas itu telah patah menjadi puluhan batang kecil.   Tampaknya Auwyang Hong melakukan itu dengan mudah seperti dia mematahkan lidi saja.   Meta kelima wanita berpakaian serba putih itu telah terpentang lebar-lebar, mengawsi dengan sorot mata takjub dan kaget.   Mereka menyadari habwa pemuda yang ada dihadapan mereka ini adalah pemuda yang lihay sekali, yang memiliki kepandaian yang luar biasa hebatnya.   Dan puluhan kali lipat berada diatas kepandaiannya.   Namun kelima wanita itu penasaran setelah tersadar dari kaget mereka.   Kelima wanita ini telah melompat mengurung Auwyang Hong.   Mereka yakin dengan berlima mengeroyok pemuda itu, tentu sipemuda tak dapat berbuat banyak pada mereka.   Jika tadi pedang mereka masing-masing telah dapat dirampas pemuda itu, inilah hanya disebabkan mereka tidak waspada dan bersiaga, dengan demikian jelas itulah keteledoran yang dilakukan.   Tapi kali ini dengan waspada mereka mengurung Auwyang Hong dan pasti dapat menghadapi pemuda itu.   walaupun pemuda itu tangguh, toh mereka berjumlah banyak san merupakan semacam barisan "tin, barisan mengepung dari pintu perguruan mereka.   "Pemuda lancang!"   Bentak salah seorang gadis itu.   "Apakah engkau tidak tahu siapa adanya kami? Tidakkah kau memiliki mata sehingga engkau berani membentur kami?"   Auwyang Hong tertawa dingin.   "Aku tidak peduli siapa kalian atau memang kalian ini dewi-dewi dari kahyangan atau memang setan-setan jejadian, yang terutama sekali kalian telah melukai Pekjie! Karena itu kalian harus memperoleh pengajaran yang setimpal!"   Bengis 173 sekali suara Auwyang Hong. Memang Auwyang Hong beradat aseran dan angkuh. Sekarang waktu kelima orang wanita cantik itu terbukti sebagai orang-orang yang telah melukaibangau putih itu, membuat Auwyang Hong jadi gusar bukan main.   "Kami memang hendak menangkap bangau putih! Jika kami memang tidak tertari menangkap hidup-hidup, burung bangau itu tentu binatang sudah mampus ditangan kami!"   Menyahut selah seorang diantara kelima gadis itu.   "Hmmm, mampus di tangan kalian? Oh, oh, enak sekali bicara kalian? atau memang Pek jie tak punya majikan? Dengan dilukai begitu, kalian harus membayar mahal! Jika kalian ingin deberi pengampunan olehku, aku bersedia membebaskan kalian dari kematian asal kalian mau memenuhi syaratku!"   "Apa syaratmu?"   Tanya salah seorang gadis itu penasaran, karena ingin mengetahui.   "Pertama-tama, kalian cukur rambut kepala!"   Kata Auwyang Hong. Kedua, lepaskan seluruh pakaian dan menari dihadapanku! Ketiga, kalian harus mecium kakiku dan memanggilku Kongcu!"   Mendengar perkataan Auwyang Hong, muka kelima wanita itu menjadi berubah merah padam. Mereka malu dan gusar bukan main. Malah salah seorang diantara mereka yang berada disebelah kanan telah membentak.   "Pemuda kurang ajar, terimalah pukulan ini untuk kelancangan mulutmu itu!"   Dan kepalannya telah menyambar cepat sekali.   Namun Auwyang Hong tidak berkisar dari tempatnya, dia mendengus dingin, menyampok dan tubuh wanita itu terpental hebat sekali berguling-guling diatas tanah, dengan sepasang 174 tangannya telah patah tulangnya! Remuk dan teklok tidak bisa diangkat lagi, dia berdiri dengan merintih kesakitan.   Keempat wanita itu terkejut bukan main, muka mereka telah berobah menjadi pucat pias dan merekapun bimbang untuk menerjang maju, karena melihat nasib kawan mereka yang seorang itu.   mereka jadi jeri untuk berurusan dengan pemuda bertangan telengas itu.   "Baiklah!"   Akhirnya salah seorang diantara mereka telah berkata dengan suara dingin.   "Pelajaran ini tentu akan kami sampaikan pada majikan kami, dan kelak tentu majikan kami akan berkunjung ke menemuimu! Tidak mudah untuk menghina dayang-dayangnya Lan ciu Cit pa (Tujuh jago di Lanciu)!"   Wanita cantik itu menduga begitu dia menyebutkan Lanciu Cit pa, maka Auwyang Hong akan memperlihatkan sikap terkejut dan jeri, karena Lanciu Cit pa merupakan tujuh jago dari lanciu yang memiliki nama sangat terkenal kejam sekali.   Sekali turun tangan jangan harap korbannya bisa selamat dengan tubuh yang masih utuh.   Tapi apa yang dilihat oleh wanita-wanita cantik itu, Auwyang Hong hanya tertawa dingin, mendengus beberapa kali dan matanya mendengus bengis.   "Baik!, seharusnya kalian akan kusiksa sampai mampus! Tapi sekarang, pilih salah seorang diantara kalian untuk pulang memberitahukan pada majikan kalian, agar mereka bertujuh datang padaku! jika tidak, kalian berempat akan kusiksa sampai mampus!"   Bengis sekali suara Auwyang Hong. Lanciu Cit pa (baca Sin Tiauw Hiap Lu,   Jilid 2 halaman 157) merupakan tujuh orang jago dari Lanciu, yang memiliki nama tidak kecil dalam dunia persilatan, karena ketujuh jago 175 itu menguasai Kim To Sin Hoat (Ilmu Sakti Golok Emas) merupakan jago-jago yang tidak sembarangan bisa dihadapi orang.   Juga mereka memiliki ratusan orang dayang yang terdiri dari wanita-ranita cantik.   Mereka menguasai dan merejai dua daerah, yaitu Lanciu sebagai daerah mereka, juga Hociu sebagai tempat mereka beraksi, memunggut pajak pada penduduk, mengadakan berbagai peraturan untuk memeras para hartawan disana,dan macam-macam cara lain lagi.   Mereka memiliki penghasilan yang sangat besar sekali.   Dengan demikian mereka hidup mewah dan bagaikan tujuh raja kecil.   Tetapi sekarang Auwyang Hong memperlihatkan sikap yang meremehkan dan tidak memandang sebelah mata pada ketujuh jago dari Lanciu itu.   Dengan demikian membuat kelima wanita cantik itu yang menjadi dayang-dayangnya Lanciu Cit pa jadi tertegun.   Kemudian mereka sadar dan dengan murka salah seorang diantara mereka telah melompat kepada dayang yang tulang-tulangnya remuk, hendak membawanya untuk dibawa pergi.   Sedang ketiga gadis lainnya telah memutar tubuh mereka juga untuk berlalu.   Melihat ini Auwyang Hong mendengus dingin, bentaknya bengis.   "Ingi pergi kemana kalian? Sudah kukatakan, yang boleh meninggalkan tempat ini hanya salah seorang diantara kalian, yang empat lainnya harus berdiam disini!"   Dan berbareng dengan perkataannya, Auwyang Hong telah menjejakkan kakinya.   Tubuhnya mencelat cepat sekali.   Tahu- tahu kelima gadis yang mengaku sebagai dayang-dayang Lanciu Cit pa itu telah jungkir balik menggelinding di tanah sambil mengeluarkan suara jeritan kesakitan dan kaget.   Auwyang Hong telah berdiri bengis memandang mereka dengan mata mendelik.   176   "Kau yang boleh meninggalkan tempat ini untuk melapor pada majikan-majikan kalian!"   Katanya sambil menunjuk pada dayang-dayang yang remuk tulang tangannya.   "Empat lainnya berdiam disini!"   Dayang yang seorang itu, yang kedua tulang tangannya telah remuk meringis, tanpa mengeluarkan suara dia telah memutar tubuhnya untuk berlari meninggalkan tempat itu.   Keempat dayang lainnya berdiri dengan muka pucat pasi.   Mereka tidak berani untuk meninggalkan tempat itu, karena mereka tahu, begitu mereka bergerak, maka Auwyang Hong akan membuat mereka jungkir balik seperti tadi.   Auwyang Hong waktu itu dengan muka yang bengis telah menghampiri sambil menyeringai.   "Kalian telah melukai Pekjie, karena itu kalian harus menerima pelajaran yang setimpal dengan perbuatan kalian!"   Kata Auwyang Hong dengan bengis.   Tahu-tahu tubuh Auwyang Hong telah berkelebat-kelebat gesit sekali, maka keempat gadis yang menjadi dayang-dayangnya Lanciu Cit pa, jadi kabur pandangan matanya, tahu-tahu mereka merasakan tubuh mereka tersilir angin silir dan dingin sekali dan terasa ringan, yang membuat mereka jadi kaget dan mengeluarkan jeritan, ternyata pakaian mereka telah dilucuti oleh Auwyang Hong, sehingga keempat gadis itu berdiri dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh mereka! Angin yang berhembus menerpa tubuh mereka masing-masing membuat mereka merasa dingin sekali.   Keempat gadis itu memutar tubuh mereka membelakangi Auwyang Hong, karena mereka malu, murka dan penasaran sekali, namun mereka tidak berdaya.   177   "Hmmm, kalian menduga aku mata keranjang!"   Kata Auwyang Hong, suaranya tetap bengis.   "Sebetulnya siapa sudi menlihat tubuh kalian yang seperti babi-babi buduk itu? Hmmm, judteru aku mengehendaki Pekjie membalas sakit hatinya pada kalian!"   Setelah berkata Auwyang Hong tertawa bergelak-gelak.   Dia melompat kebawah sebatang pohon, duduk disitu dengan satu kali diangkat menumpang pada kaki yang lainnya, dan diapun telah menepuk tangannya beberapa kali.   Pekjie mengeluarkan pekikan ketika mendengar suara tepukan tangan dan terbang ketengah angkasa.   "Patuki mereka Pekjie!"   Perintah Auwyang Hong.   Dia telah terbang menukik dan menggerakkan lehernya yang panjang.   Paruhnya yang panjang itu akan mematuk tubuh salah seorang dari keempat dayang itu.   Dayang itu tengah diliputi perasaan malu bukan main, dalam keadaan tidak mengenakan penutup tubuh, kikik buat dia bergerak, karena Auwyang Hong menyaksikan dengan tertawa gembira.   Tapi sekarang bangau putih berjambul merah itupun telah datang.   Dia berusaha mengeos dengan memiringkan tubuhnya, namun gagal, punggungnya kena dipatuk.   Seketika kulit punggungnya yang semula putih dan halus jadi dilumuri darah yang memerah karena luka kena patukan.   Ketiga dayang lainnya jadi nekat, mereka telah menjejakkan kaki mereka untuk melarikan diri dalam keadaan bertelanjang begitu.   Namun Pekjie yang rupanya kini telah punya kesempatan untuk membalas sakit hatinya, tak mau melepaskan ketiga 178 dayang itu.   Sekarang mereka tidak mempergunakan pedang.   Dengan demikian Pekjie dapat berbuat leluasa pada mereka.   Sengan menggunakan sayapnya yang besar dan lebar itu, digerakkan secara bergantian, Pekjie telah mengebut berulang kali, maka tubuh ketiga dayang itu telah tersampok terpelanting diatas tanah.   Membarengi itu Pekjie juga telah terbang menukin dan mematuki bergantian.   Ketiga dayang itu berguling-guling di tanah sambil memekik-mekik kesakitan.   Yang seorang, punggungnya telah terluka dengan mementang lebar-lebar untuk melarikan diri.   Pekjie waktu itu tengah sibuk mematuki ketiga dayang lainnya.   Namun berlari tiga atau empat langkah, tahu-tahu menyambar sebutir batu yang pesat sekali.   Batu kecil itu menghantam pinggang dayang yang seorang itu, yang seketika terjungkal sambil menjerit kesakitan.   Mendengar jeritan dayang itu, Pekjie menoleh dan terbang kini mematuki dayang yang seorang itu, yang jadi panik bergulingan diatas tanah.   Auwyang Hong yang menyaksikan semua itu tertawa gembira.   Tadi dialah yang telah menimpukkan batu kecil yntuk mencegah dayang yang seorang ini melarikan diri.   Hatinya panas dan gusar melihat dayang- dayang itu melukai Pekjie.   Karenanya sebagai seorang yang meiliki sifat yang kejam, See tok telah berusaha membalas sakit hati Pek jie dengan caranya sendiri.   Pekjie tidak puas-puasnya mematuki tubuh halus mulus dari keempat dayang tersebut, sehinggay dayang-dayang itu jadi dilumuri darah, menderita luka-luka disekujur tubuhnya.   Mereka menangis menggerung-gerung, memohon pengamunan dari Auwyang Hong.   Untuk melarikan diri tidak bisa dan 179 Pekjie masih mematuki mereka, sehingga mereka menderita luka parah disekitar tubuh mereka.   Untuk memberikan perlawanan juga tidak bisa.   Jalan satu-satunya mereka hanya memohon dari Auwyang Hong.   Auwyang Hong tertawa terbahak-bahak.   Dia tidak segera perintahkan Pekjie untuk menghentikan patukannya itu, dia hanya mengawasi saja.   Akhirnya setelah melihat sekujur tubuh keempat gadis itu berlumuran darah, muka mereka ada yang terluka oleh patukan, Auwyang Hong baru menepuk tangannya dan berkata.   "Cukup Pekjie!"   Lalu keempat dayang-dayangnya Lanciu Cit pa telah diperintahkan oleh Auwyang Hong untuk berdiri berbaris dihadapannya.   Walaupun malu, keempat dayang itu tidak berani membantah, karena mereka kuatir kalau mereka akan disiksa lebih jauh oleh Auwyang Hong.   Karenanya mereka telah berbaris dihadapan Auwyang Hong dengan kepala masing-masing tertunduk dalam-dalam.   "Sekarang kalian beerempat harus menari!"   Kata Auwyang Hong sambil nyengir girang karena telah berhasil melampiaskan kemendongkolannya. Keempat dayang itu berdiri bingung dan ketakutan.   "Cepat menari!"   Bentak Auwyang Hong bingung.   Sebetulnya keempat dayang itu tidak bisa menari, tapi mereka tengah ketakutan, karenanya mereka telah menggerakkan kedua tangan dan kaki mereka berusaha untuk menari, sehingga waktu itu terlihat pemandangan yang aneh sekali.   Empat wanita yang bertelanjang dan sekujur tubuh berlumuran darah, tengah menari-nari dengan gerakan yang kaku dan canggung.   Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      180 Auwyang Hong tertawa terbahak-bahak.   "Ayo menari sebaik mungkin, siapa tariannya paling bagus dan menarik, dia yang akan segera dibebaskan!"   KataAuwyang Hong.   Keempat dayang yang tengah diliputi perasaan malu dan takut.   Telah berusaha untuk berlomba-lomba menari sebaik mungkin, walaupun mereka tidak pandai menari, toh mereka berusaha menari sebaik mungkin dengan menggerak-gerakkan tubuh dan sepasang tangan atau kaki agar tampak gerakan mereka merangsang walaupun dengan tubuh yang berlumuran darah.   Auwyang Hong mengawasi tarian keempat dayang itu sambil tertaw terbahak-bahak, dia melambaikan tangannya memanggil Pekjie dan waktu bangau putih berjambul merah itu berdiri disampingnya, Auwyang Hong mengeluarkan obat bubuk yang segera diborehkan pada luka-luka di tubuh burung bangau putih berjambul merah itu.   "Ohhh, suatu pertunjukan yang hina dina rendah sekali, wanita-wanita cantik harus menari bertelanjang dihadapan lelaki buaya darat bajingan tengik.! Tiba-tiba terdengar suara seorang yang berkata dengan nada mengejak. Suara itu suara seorang wanita. Auwyang Hong menoleh, namun dia tidak melihat orang yang berkata itu. Sepasang alis Auwyang Hong mengkerut kala dia mendengar lagi kata-kata.   "Laki-laki keparat yang tidak tahu malu, mengapa tidak segera melepaskan mereka?"   Auwyang Hong segera mengetahui bahwa wanita itu berkata dari jarak jauh dengan memakai ilmu mengirim suara.   181 Itulah Iwekang yang telah mencapai tingkat paling tinggi dan sempurna, karena orangnya belum lagi tiba, namun suaranya telah sampai lebih dulu dengan jelas sekali.   "Siapa kau? Mengapa tidak memperlihatkan diri untuk menyaksikan bersama penari-penari jelita yang menarik?"   Berseru Auwyang Hong sambil menggunakan Iwekangnya.   "Hmmm!"   Terdengar sahutan wanita yang tidak tersengar orangnya itu.   "Perbuata yang rendah!"   Lalu tampak sesosok tubuh yang berkelebat cepat sekali mendatangi, dibelakangnya terlihat sosok tubuh lainnya yang sama ringannya berlari pesat sekali.   Malah waktu itu terdengar orang yang tengah mendatangi itu seperti bersenandung.   Suaranya jelas terdengar oleh Auwyang Hong.   "Cu pong yang berangan-angan merobohkan Cin, Pernah mengambil sepatu di kolong jembatan, Membantu Han mendirikan dinasti baru, Berdiri tegak seperti tiang kerajaan, Setelah tugas selesai, ia mengikut Dewa Cek Siong Gu, Sambil mengibas tangan baju, segala harta ia tinggalkan, Memang juga orang luar biasa dan tidak luar biasa. Thian tidak gampang-gampang mau diturunkan."   Ketika senandung itu sampai perkataan "mau di- turunkan.   maka kedua orang itu telah tiba dihadapan Auwyang Hong.   Mereka adalah dua orang wanita yang cantik jelita, berusia kira-kira dua puluh lima tahun, sedangkan dibelakangnya seorang gadis berusia lima atau enam bels tahun.   Dilihat dari pakaian wanita ini yang berbeda, maka jelas mereka adalah majikan dan pelayan.   Tentunya gadis yang 182 berusia belasan tahun tahun itu adalah pelayannya.   Namun ginkang yang mereka perlihatkan benar-benar sungguh mengagumkan.   Auwyang Hong sendiri yang melihat cara datangnya kwdua wanita ini jadi memandang takjub.   Jika gadis dibelakang itu, yang berusia belasan tahun, mungkin Auwyang Hong masih bisa tidak begitu memandang mata, tapi justru wanita yang datang terlbih dulu yang berusia dua puluh lima tahun itu dengan pakaian yang sangat reboh dan mewah, dengan rambut disanggul dua dan juga mengenakan anting- anting yang berkilauan terjuntai culup panjang, terbuat dari berlian dan permata lainnya yang dirangkai indah sekali, mempunyai ginkang yang luar biasa tingginya, karena sepasang kakinya seperti tidak menginjak tanah waktu dia berlari-lari mendatangi.   "Lelaki keparat tidak tahu malu, mengapa kau menyiksa keempat gadis itu? Apa salah mereka?"   Tanya wanita berusia dua puluh lima tahun itu. Auwyang Hong setelah tertegun sejenak lalu tertawa mengejek, kemudian dengan bengis ia menegur.   "Apakah engkau diutus oleh Lanciu Cit pa?"   "Lanciu Cit pa?"   Tanya wanita berusia dua puluh lima tahun ini sambil tertawa dingin.   "Siapa itu Lanciu Cit pa? Aku tak kenal dengan mereka!"   "Hmm lalu mengapa kau mau turut campur urusanku?"   Tanya Auwyang Hong dingin.   "Apakah kau minta dihajar juga?"   Sambil bertanya begitu Auwyang Hong mengawasi dengan mendelik pada wanita itu dengan bengis. 183 Wanita itu tercengang mendengar perkataan Auwyang Hong.   "Kau hendak menghajar aku?"   Tanyanya.   "Mungkinkah itu? Bisakah kau melakukannya? Dapatkah kau menghajarku?"   Auwyang Hong jadi naik darahnya, dengan cepat ia melangkah mendekati wanita itu. Dia telah mengulurkan kedua tangannya, ingin mencengkram pundak wanita itu dengan jari- jari tangannya yang disertai Iwekang yang kuat sekali.   "Akan kubuktikan bahwa aku bukan hanya bicara main- main!"   Kata Auwyang Hong.   Tapi wanita berusia dua puluh lima tahun itu tertawa dingin.   Dia sama sekali tidakmengelak dari cengkraman Auwyang Hong walaupun dia mendapat kenyataan kalau Auwyang Hong bukanlah orang sembarangan, sebagai orang yang memiliki kepandaian tinggi dan sempurna.   Jari-jari tangan Auwyang Hong telah sampai pada sasarannya, namun yang membuat Auwyang Hong kaget, justru jari-jari tangannya itu seperti mencengkram baja yang licin yang keras dan tidak dapat dicengkram.   Dengan begitu, jari-jarinya itu melejit dan gagal mencengkram pundak lawannya.   Wanita cantik itu, telah memperdengarka suara tertawa dingin.   "Seumur hidupku aku paling benci pada laki-laki yang memang tidak ada satupun yang baik! Ternyata dugaanku bahwa di dunia ini tidak ada laki-laki yang tidak ada sahanya. Sekarang terbukti, engkau merupakan sekian banyak laki-laki yang terdapat di dunia ternyata engkaupun merupakan laiki- laki buruk yang memiliki watak yang rendah.!"   Sambil 184 berkata begitu, wanita cantik tersebut tidak berdiam diri saja, karena tangan kanannya tahu-tahu telah mengebut kearah dada Auwyang Hong dengan dorongan jari telunjuknya yang akan menotok.   Serangan wanita itu merupakan jurus yang biasa saja nampaknya, namun buat Auwyang Hong itulah cara menyerang yang hebat dan mematikan, karena Auwyang Hong melihat bahwa wanita cantik itu menyerang ke jalan darah "Hian kian hiatnya yang terletak didadanya.   Dan jika seseorang tertotok jalan darahnya itu tentu akan terbinasa saat itu juga, atau jika yang tertotok jalan darahnya itu memiliki tenaga Iwekang yang sempurna, sedikitnya akan menjadi lumpuh dan cacat seumur hidup.   Yang lebih mengejutkan lagi tenaga Iwekang yang dipergunakan wanita cantik tersebut, karena belum lagi jari telunjunya itu tiba pada sasarannya, dari ujung jari telunjuknya itu telah tersalur keluar hawa yang tajam sekali, tenaga serangan yang halus namun menusuk sehingga Auwyang Hong menggigil menahan perasaan nyeri walaupun dia belum lagi terserang.   Tapi Auwyang Hong sebagai salah satu diantara kelima jago luar biasa yang ada didaratan Tionggoan, mana dapat diserang begitu saja.   Walaupun terkejut, Auwyang Hong tidak begitu gugup.   Dia cepat-cepat menarik lagi tangannya untuk diluruskan turun ke bawah kemudian meluncur kedepan dan menghantam dada sebelah kiri wanita cantik itu.   Wanita cantik itu menangkisnya.   "Bukkk!"   Perlahan sekali terdengar benturan mereka, namun kesudahannya sangat mengejutkan bukan main karena tubuh Auwyang Hong tergetar hebat, malah ia tidak bisa mempertahankan kuda-kuda kedua kakinya yang seketika tergempur sampai melangkah mundur satu tindak.   185 Sedangkan wanita cantik itu bergoyang tubuhnya, namun tidak sampai terhuyung mundur, masih dapat mempertahankan kuda-kuda kedua kakinya tidak sampai tergempur.   Sebagai seorang yang memiliki kepandaian yang telah sampai pada puncaknya, dalah satu kali gebrakan seperti Auwyang Hong seketika mengetahui bahwa wanita cantik berusia dua puluh lima tahun itu memiliki kepandaian yang berimbang dengannya, malah boleh jadi menang sedikit dari dia! Karena itu Auwyang Hong jadi bersikap jauh lebih hati- hati, memperlihatkan sikap heran dia menegur.   "Siapa kau sebenarnya?" ****   Jilid 6 WANITA cantik itu sendiri tampak terkejut.   Dia melirik kepada pelayannya, seperti dia hendak memberitahukan bahwa lawan yang tengah dihadapinya ini merupakan seorang lawan yang memiliki kepandaian tinggi sekali dan tidak boleh dianggap enteng.   Barulah setelah itu dia menyahuti.   "Lam Lim Pak Ong Im Seng Ie Yang!"   Mendengar perkataan wanita ini, mulut Auwyang Hong terbuka. Lam Lim Pak Ong Im Seng Ie Yang berarti 186   "Disebelah Selatan ada Lim, disebelah Utara ada Ong, yang wanita lebih menang dari yang lelaki."   Inilah hebat, karena Auwyang Hong segera teringat kepada seseorang, dia mementang sepasang matanya memandang seperti tidak mempercayai yang dilihatnya.   "Apakah engkau yang bernama Lim Tiauw Eng?"   Tanya Auwyang Hong kemudian. Wanita cantik itu mengangguk.   "Tidak salah!"   Sahut wanita cantik yang bernama Lim Tiauw Eng.   "Sekarang apakah engkau masin ingin meneruskan niatmu untuk kita mengadu ilmu? Kulihat kepandaianmu tidak rendah. Tentunya engkau salah seorang dari Lima Jago Luar Biasa yang pernah mengadakan pertemuan dengan Ong Tiong Yang!"   Auw Yang Hong mengangguk.   "Tepat! Menarik sekali, tidak kusangka bahwa See Tok Auwyang Hong kali ini bisa memiliki jodoh bisa bertemu dengan Lam Lim Sian Lie yang memiliki kepandaian begitu hebat.. memang diantara Lima Jago Luar Biasa, Ong Tiong Yang yang lebih menang. Dia yang telah berhasil memperoleh Kiu Im Cin Keng, dan kudengar bahwa perkataan Lam Lim Pak Ong, Im Seng Ie Yang tidak salah sedikitpun juga, dimana Lim Tiauw Eng memang lebih menang dari Ong Tiong Yang! Ha, ha, ha, ha, bagus. inilah yang dinamakan rezeki! Hmm.. tentunya aku Auw Yang Hong beruntung bisa bertemu dengan Lam Lim yang begitu terkenal dengan kehebatannya dan akan dapat petunjuk!"   Waktu berkata begitu, sebagai seorang yang cerdik dan licik, Auw Yang Hong juga telah berpikir dalam hatinya.   "Dia 187 adalah Lam Lim Tiauw Eng, dengan begitu, dia merupakan lawan yang tak ringan, karena menurut kabar yang kudapat, kepandaian Lam Lim setingkat diatas kepandaiannya Ong Tiong Yang.! Hmmm, aku harus mencoba beberapa jurus untuk membuktikan apakah seorang wanita seperti dia memang bisa memiliki kepandaian yang melebihi Ong Tiong Yang?"   Auw Yang Hong berpikir begitu karena dia penasaran sekali.   Dia tidak yakin Ong Tiong Yang satu tingkat dibawah Lam Lim tersebut, setidak-tidaknya Ong Tiong Yang tentunya mengalah pada Lim Tiauw Eng, waktu mereka bertanding tentunya Ong Tiong Yang tidak menurunkan tangan sepenuh hati, dengan begitu pula akhirnya Ong Tiong Yang dinyatakan berada satu tingkat dubawah Lim Tiauw Eng dan Auw Yang Hong ingin coba-coba beberapa jurus dari kepandaian wanita ini.   Memang didalam rimba persilatan belakangan ini telah muncul perkataan "Lam Lim Pak Ong Im Seng Ie Yang (Disebelah Selatan ada Lim, disebelah Utara ada Ong, yang wanita lebih menang dari yang lelaki), perkataan itu ditujukan untuk Lim Tiauw Eng dan Ong Tiong Yang.   Lim Tiauw Eng yang berada diselatan yaitu Lam Lim, sedangkan Ong Tiong Yang berada di Utara yaitu Pak Ong.   Dan perkataan itu juga ada seterusnya yang menyetakan bahwa LiM Tiauw Eng lebih menang dari Ong Tiong Yang, yaitu yang wanita lebih menang dari yang lelaki.   Banyak jago-jago terkemuka rimba persilatan yang meragukan perkataan tersebut, sebab mereka telah mengetahui siapa adanya Ong Tiong Yang yang memiliki kepandaian luar biasa sempurnanya.   Namun sekarang justru Ong Tiong Yang dinyatakan berada di bawah satu tingkat dari Lim Tiauw Eng, termasuk juga Auwyang Hong yang jadi penasaran sekali, karenanya ia hendak melihat seberapa tainggi kepandaian yang dimiliki Tiauw Eng.   Walaupun tadi mereka 188 telah bergebrak dalam satu kali gebrakan itu, Auwyang Hong telah memperoleh kenyataan bahwa kepandaian Lim Tiauw Eng memang berimbang dan tidak berada disebelah bawah kepandaiannya, namun Auwyang Hong yakin jika memang mereka bertanding dalam beberapa jurus lagi tentu Lin Tiauw Eng tidak lebih tinggi kepandaiannya.   "Tidak kusangka bisa bertemu dengan See Tok disini!"   Kata Lim Tiauw Eng.   "Hmm, ini suatu kebetulan yang diharapkan juga sulit untuk terkabul!"   "Ya, ya, mari kita bermain-main, See Tok hendak minta petunjuk beberapa jurus dari Lam Lim!"   Kata Auwyang Hong dengan sikap bersiap sedia untuk menerima serangan. Tapi Lam Lim telah menggeleng dan kemudian Lim Tiauw Eng berkata.   "Aku tidak memiliki selera untuk main- main dengan kau! Hanya ada sesuatu yang hendak kutanyakan padamu!"   "Apa yang hendak kau tanyakan?"   Tanya Auwyang Hong dengan mata terpentang lebar menantikan dengan tidak sabar.   "Prihal Ong Tiong Yang"   "Ong Tiong Yang?, kenapa dengan Ong Sin Thong?, apakah dia telah mampus?!"   "Bukan, bukan begitu! Justru aku tengah mencarinya, namun kami tidak berhasil menemui jejaknya..!"   Menyahut Lim Tiauw Eng. Auwyang Hong tertawa. See Tok memang licindan licik sekali, biarpun memang dia tak mengetahui entah dimana beradanya Ong Tiong Yang pada waktu itu, toh dia menyahuti juga.   "Kukira dengan adanya kuil Tiong Yang Kiong, tentu 189 disitu pula adanya Ong Tiong Yang. Kemana lagi kita harus mencarinya? Jelas hanya perlu mendatangi gunung Ciong Lam San maka kita bertemu dengannya disana!"   Lim Tiauw Eng tertaw dingin.   "Justru dia telah meninggalkan Ciong Lam San dan dia juga telah meninggalkan kuil Tiong Yang Kiong! Kami telah mencari-cari jejaknya selama satu tahun, namun selama itu kami tidak juga dapat bertemu. Dia telah menghilang seperti juga telah menyusup masuk kedalam bumi!"   "Atau mungkin juga memang Ong Tiong Yang telah mampus?"   Tanya Auwyang Hong sambil tertawa.   "Dan jika memang tidak berhasil menemukannya di Tiong Yang Kiong, atau juga tidak berhasil mencari jejaknya disekitar gunung Ciong Lam San, maka kita harus mencarinya di kuburannya!"   Muka Lim Tiauw Eng berobah merah karena mendongkol, dia telah berkata dingin.   "Hmm kau jangan bicara ngaco balau!"   "Aku tidak bicara ngaco balau! Aku bicara sesungguhnya! Menurut pendapatku memang Ong Tiong Yang tidak pernah meninggalkan Tiong Yang Kiong atau Ciong Lam San! Eh ya, ada urusan apa kau mencari-cari Ong Tiong Yang?"   Bola mata Lim Tiauw Eng berputar, dia tidak segera menyahuti, tapi matanya yang bening memancarkan sinar pembunuhan. Setelah berdiam diri ragu-ragu beberapa saat lamanya, barulah dia menyehuti.   "Aku mencarinya untuk mengikat kaki dan memborgol kedua tangannya! Dia telah mengingkari janjinya sendiri, dia telah melanggar sumpahnya!"   "Melanggar janji dan sumpah?"   Tanya Auwyang Hong heran dan tertarik hatinya, kedua matanya terpentang lebar- 190 lebar dengan kedua biji matanya berputar-putar, tapi kemudian dia tertawa, katanya.   "Akh, engkau jangan bicara main-main, bagaimana bisa Tong Sin Thong yang begitu saleh, jujur dan lurus bisa melanggar janji dan sumpahnya sendiri? Kau sendiri yang mungkin ngaco balau!"   Mendengar perkataan Auwyang Hong, Lim Tiauw Eng naik darahnya, tangan kanannya dikibaskan.   Serangkum angin yang kuat menerjang pada Auwyang Hong.   Namun See Tok yang memang sejak tadi bersiap sedia, melihat gerakan Lim Tiauw Eng telah melompat menyingkir sambil tertawa-tawa.   Angin serangan itu telah jatuh menghantam sebatang pohon, yang mewakili Auwyang Hong menerima pukulan itu, seketika itu pula batang pohon itu menjadi hancur berkeping- leping, bukan hanya tumbang, tapi hancur menjadi ratusan potongan kecil-kecil.   Auwyang Hong meleletkan lidahnya, lalu tertawa sambil memuji untuk mengejek.   "Sungguh ilmu luar biasa, mengejutkan benar!"   Lim Tiauw Eng menggerendengan dengan suara yang tidak jelas. lalu berkata.   "Aku bicara apa adanya! Kami yaitu aku dengan Tong Sin Thong memang telah bertanding. Sebelumnya kami mengadakan perjanjian, jika dia kalah ditanganku, maka selama sepuluh tahun dia harus menemaniku di Ciong Lam san, dan selama itu dia tak boleh meninggalkan gunung itu. Disamping itu , diapun untuk seterusnya harus berdiam baik-baik didalam kuil Tiong Yang Kiong menjadi Tosu!" 191   "Bukankah Tong Sin Thong sekarangpun menjadi hidung kerbau? Bukankah dengan begitu dia telah menepati janjinya?!"   Kenapa engkau masih mengejar-ngejarnya?"   Tanya Auwyang Hong dengan sikap menyindir.   "Hmm, hmm mencurigakan sekali, tentu ada sesuatunya yang ehemm, ehemm!"   Auwyang Hong tidak meneruskan perkataannya, dia telah tertawa bergelak-gelak. Muka Lim Tiauw Eng jadi berobah merah. Dia mengetahui dirinya telah disindir. Da gusar bukan main. Namun Lim Tiauw Eng meneruskan lagi perkataannya.   Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Sekarang ini justru Ong Tiong Yang telah meninggalkan juga Ciang Lam san dan Tiong Yang Kiong, tidak meninggalkan jejak, tentu saja aku harus mencarinya guna menuntut janji dan sumpahnya. Auwyang Hong mengerutkan sepasang alisnya, kemudian dia nyengir, katanya.   "Baik, jika memang demikian, aku akan menawarkan jasa baik kepadamu, bagaimana jika aku bantu padamu untuk bersama-sama mencari Tong Sin Thong?"   Muka Lim Tiauw Eng berubah merah, dia meludah dengan sikap mendongkol.   "Ciss! Lelaki tidak tahu malu! Siapa yang kesudian melakukan perjalanan bersamamu? Siapa yang sudi menerima bantuanmu? Siapa yang ingin dibantu olehmu? Ciss, ciss, semua lelaki tidak ada yang baik, bukan hanya Ong Tiong Yang, rngkaupun salah seorang dari kelima jago luar biasa, jelas bukan sebangsa manusia baik-baik!"   Auwyang Hong nyengir lagi. 192   "Eh, eh, mengapa jadi memaki. Tong Sin Thong dan diriku sebagai lelaki yang tidak karuan macam, sebagai manusia bulu campuran? Sungguh mencurigakan sekali, benar-benar mencurigakan sekali bahwa kau telah pernah disakiti hati oleh Tong Sin Thong, ha ha ha ha ha ha ha ha."   Muka Lin Tiauw Eng berubah merh padam.   Naik darahnya melihat sikap Auwyang Hong, tahu-tahu tangannya bergerak dan telah mengulur untuk menghajar Auwyang Hong.   Namun Auwyang Hong juga cepat sekali telah berjongkok dan mengangkat kedua tangannya, maka ketika itu juga telah terdengar suara "Dukk yang kuat, karena Auwyang Hong sekali ini mempergunakan ilmu ciptaanya sendiri yaitu Ha Mo Kong.   Dia menghadapi senrangan Lim Tiauw Eng dengan tujuh bagian tenaganya.   Lim Tiauw Eng telah mengebut tida kali dengan kedua tangannya bergantian, ketika derangan itu yang dikenal dengan pukulan "Sam Yan Touw Lim, atau tiga burung walet masuk kebutan"   Adalah pukulan yang paling hebat dari Kouw Bok Pay.   Seperti diketahui bahwa Lim Tiauw Eng merupakah seorang pendekar wanita yang memiliki kepandaian yang sangat hebat sekali, telah sampai pada puncak kesempurnaan ilmu Iwekang ataupun ilmu pedangnnya, sehingga ia berhasil menindih Ong Tiong Yang penyebabnya timbulnya perkatan "Lam Lim Pak Ong, Lam Sng Ie Yang"   Dengan demikian berarti jelas ketiga kebutan kedua tangannya itu bukanlah pukulan yang sembarangan.   Tapi ilmu Ha Mo Kong yang telah diciptakan oleh Auwyang Hong pun bukan ilmu sembarangan.   Jika dulu, waktu diadakan pertemuan di Hoa San, dia memang telah memiliki ilmu Ha Mo Kong tersebut, yang memang diberi nama Ha Mo Kong, namun Auwyang Hong justru melatih diri lewat 193 gerakan-gerakan yang dilihatnya dari kodok-kodok kecil yang biasa saja.   Waktu itupun dia telah melatih ilmu Ha Mo Kongnya tersebut, disaat usianya masih muda sekali, belum lagi terjun dalam rimba persilatan dan kemudian telah berselang sekian tahun dan dia telah dewasa, lalu mengambil bagian pada pertemuan di Hoa San, dia telah dirubuhkan oleh Ong Tiong Yang.   Dengan demikian Auwyang Hong merasaskan bahwa Ha Mo Kong yang telah dimilikinya itu tidak sempurna.   Lalu secara kebetulan dia telah bertemu dengan Cengjie, kodok raksas yang memiliki gerakan-gerakan yang aneh.   Sekali lagi Auwyang Hong menciptakan ilmu Ha Mo Kong, tentu saja dengan gerakan-gerakan yang baru dan juga tidak ada hubungannya dengan Ha Mo Kong yang pernah dimilikinya, karena gerakan-gerakan dari Cengjie barulah merupakan gerakan-gerakan yang luar biasa hebatnya ketika dia telah menyeringnya dan mengolahnya menjadi semacam ilmu silat.   Tetap Auwyang Hong menamakan ilmu yang baru diciptakan itu dengan nama Ha Mo Kong, karena pertama-tama ilmu tersebut diciptakannyapun lewat gerakan-gerakan seekor kodok, walaupun seekor kodok yang luar biasa dan merupakan binatang raksas yang memiliki gerakan-gerakan yang aneh.   Kedua, tentu saja sebagai salah seorang dari kelima jago luar biasa, yang telah diakui sebagai salah seorang guru besar.   Diantara keempat guru besar tersebut.   Auwyang Hong tak bisa sembarangan mengganti ilmunya.   Dia menamakan Ha Mo Kong juga, dengan harapan kelak lawan-lawannya beranggapan dia melatih Ha Mo Kongnya dengan baik dan mendapat kemajuan pesat.   Tentu saaja hal itu untuk kepentingan harga dirinya.   Lalu faktor betul tak disadari oleh Auwyang Hong , justru dia dapat kemajuan yang cepat sekali dan bisa menguasai ilmu Ha Mo Kongnya yang baru.   Inipun ada sangkut pautnya dengan ilmu Ha Mo Kong nya yang dulu.   194 Dulu dia memiliki ilmu Ha Mo Kong, walaupun tidak selihai Ha Mo Kong yang sekarang, tokh sedikitnya Auwyang Hong jadi mengenal watak dan sifat seekor kodok yang kini dia belajar dan menciptakan Ha Mo Kong yang baru lewat kodok raksasa yang besar itu, Cengjie, maka lancar sekali dia menciptakan ilmunya, walaupun tanpa disadarinya, gerakan dan jurus Ha Mo Kong yang baru memiliki banyak persamaan dengan Ha Mo Kong yang lama, namun tokh memang hasilnya jauh lebih hebat beberapa kali lipat dari Ha Mo Kongnya yang lebih dahulu itu.   dan ini tak disadari oleh Auwyang Hong.   Dia hanya tahu bahwa Ha Mo Kongnya yang kini jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan ilmunya yang dulu.   Karenanya, waktu kedua telapak tangan Auwyang Hong telah menangkis tenaga serangan Lim Tiauw Eng tenaga mereka saling bentur dengan hebat.   Kaki Auwyag hong telah melesak kedalam belasan dim malah hampir kelututnya.   Inilah hebat sekali membuktikan tekanan tenaga Lim Tiauw Eng kuat bukan main dan tenaga Auwyang Hong pun luar biasa sempurnanya.   Sedangkan Lim Tiauw Eng sendiri telah terhuyung mundur tiga langkah kebelakang dengan muka merah padam.   "Memang tidak percuma kau duduki dalam barisan Lima Jago Luar Biasa, karena kepandaianmu memang tak rendah, cukup lumayan!"   Mengejek Lim Tiauw Eng. Auwyang Hong telah melompat menarik keluar kedua kakinya dari dalam tanah. Dia tertaw dan katanya.   "Siapa yang bilang kepandaianku rendah? Hmmm, jangan kau beranggapan di dunia ini tak ada yang bisa menandingimu, karena kau bisa menindih Ong Tiong Yang. Aku yakin Tong Sin Thong hanya mengalah padamu dan tak sungguh-sungguh bertempur dengan 195 kau hmm, masi kita main-main lagi seribu jurus.. See Tok Auwyang Hong akan menemanimu!"   Sambil berkata begitu, tak hentinya Auwyang Hong menggerak-gerakknay tangannya, dia telah bersiap untuk menerima serangan.   Tampaknya ia fatal sekali ingin bertempur.   Perlu diketahui, seorang yang telah memiliki kepandaian tinggi, tentu gembira jika memperoleh seorang lawan yang memiliki kepandaian yang lebih tinggi setidak-tidaknya berimbang dengan kepandaiannya, sehingga semangat bertempurnya itu akan terbangun.   Demikian juga halnya dengan Auwyang Hong.   Namun Lim Tiauw Eng telah menggelengkan kepalanya, katanya.   "Sudah kukatakan bahwa aku tidak memiliki selera untuk main-main dengan kau! Aku tengah mencari jejak Ong Tiong Yang. Jika memang kau penasaran, akhir tahun ini aku menantikan kau dikuburan Mayat Hidup atau Kouw Bok di Ciong Lam san."   Auwyang Hong tertawa terkekeh, katanya.   "Bagus, akan kutepati janjiku!"   "Sekarang bebaskan keempat gadis itu dan berikan padanya pakaian!"   Kata Lim Tiauw Eng.   "Oh, jadi kau ingin mengaturku?"   Tanya Auwyang Hong mengejek.   "Atau memang kau kira aku bis disamakan dengan Tong Sin Thong?"   Muka Lim Tiauw Eng berobah merah.   Aku telah meminta padamu untuk membebaskan keempat gadis itu, dan permintaanku itu tak dapat tidak, kau harus 196 memenuhinya! Jika tidak, kelak kedatanganmu ke Ciong Lam akan sia-sia.   Aku tak akan melayani dan tak akan memberi pintu padamu!"   Auwyang Hong terdiam sejenak, tampaknya dia bimbang.   Sebagai salah seorang dari Guru Besar Rimba Persilatan yang memiliki kepandaian telah sempurna, rasa penasaran untuk mengetahui kelihayan ilmu dari lawannya memang besar sekali, karena semakin tinggi kepandaian lawannya, semakin besar pula perasaan ingin tahunya sampai dimana tingginya dan keluarbiasaan ilmu lawannya.   Terutama sekali pada Lim Tiauw Eng ini, yang dirimba persilatan telah tersiar berada di atas kepandaian Ong Tiong Yang.   Sedangkan Ong Tiong Yang berada diatas Auwyang Hong.   Dengan demikian perasaan ingin tahunya Auwyang Hong terhadap kehebatan ilmu Lim Tiauw Eng semakin besar.   Dia mengangguk dan kemudian katanya.   "Baik, baik, kupenuhi permintaanmu. Tapi kelak engkau harus sungguh-sungguh menemaniku untuk main-main seribu jurus. Kukira engkau tidak begitu hina untuk tidak menepati janji dan menyembunyikan diri di dalam kuburan "Mayat Hidup mu itu..!"   Lim Tiauw Eng hanya tertaw dingin saja. Sedangkan Auwyang Hong telah menoleh kepada keempat gadis itu katanya.   "Cepat kenakan pakaian kalian, dan pergi berikan laporan pada ketujuh majikan kalian . kalau mereka tidak senang dan kurang terima dengan pengajaran yang kuberikan pad kalian, suruh mereka menemui aku See Tok!"   Keempat gadis itu berdiri ketakutan, dia kuatir begitu Lim Tiauw Eng berlalu, maka Auwyang Hong akan menyiksa mereka pula dengan caranya yang sadis.   Dengan demikian, mereka hanya berdiri mengkeret.   Dan mendengar mereka dibebaskan, bukan main girangnya keempat gasia itu.   Mereka 197 mengenakan pakaiannya dan tidak mempedulikan rasa sakit karena pakaian itu menyentuh luka-luka disekujur tubuh mereka.   Kemudian keempat dayang dari Lamciu Cit pa telah menghampiri Lim Tiauw Eng, mengucapkan terima kasih dan segera berlari meninggalkan tempat itu.   Lim Tiauw Eng melirik kepada gadis belasan tahun dibelakangnya, dia telah memberi tanda agar mereka berlalu juga.   Sebelum berlalu, Lim Tiauw Eng berkata pada Auwyang Hong.   "Kunantikan kunjunganmu di Ciong Lam San!"   "Aku pasti datang! Orang lain boleh jeri pada Kouw Bok Pay-mu Kuburan Mayat Hidup-mu tapi aku.. hahahahaha, nanti kuburan itu akan kubumiratakan!"   Lim Tiauw Ong tidak mempedulikan ejekan dari See Tok.   Dengan gesit dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat dan berlalu meninggalkan tempat itu.   Sedangkan si gadis belasan tahun yang menjadi budaknya itu telah ikut berlari gesit dibelakangnya.   Auwyang Hong mengawsi kepergian kedua orang itu sambil memperdengarkan suara tertawnya.   Senang sekali hatinya karena dia telah dapat mencoba kekuatan Ha Mo Kong yang telah diciptakannya lewat gerakan-gerakan Cengjie, karena hasilnya memang memuaskan sekali.   Ilmu itu luar biasa tangguhnya.   Segera Auwyang Hong mengajak Pekjie untuk masuk kedalam hutan, memanggil Cengjie dan mulai berlatih lagi.   Sedangkan Lim Tiauw Eng bersma budaknya telah pergi ke berbagai tempat untuk melanjutkan penyelidikannya mencari jejak Ong Tiong Yang.   Sma sekali tidak terpikir oleh Lim Tiauw Eng bahwa sesungguhnya Ong Tiong Yang waktu 198 itu berada di istana Tayli bersama Ciu Pek Tong sutenya, tengah bertamu pada Toan Hongya salah satu guru besar dalam barisan lima jago luar biasa itu.   maka sia-sia belaka Lim Tiauw Eng mencari jejak Ong Tiong Yang karena kemana dia pergi selalu dia gagal untuk mengendus jejak orang yang tengah dicarinya itu, sehingga akhirnya dia mengajak budaknya untuk kembali ke Ciong Lam San, kuburan mayat hidupnya!.   **** KEMANAKAH perginya Ong Tiong Yang waktu menyusul sutenya, yaitu Loo Boan Tong Ciu Pek Thong yang telah meninggalkan istana Tayli, sehingga mereka belum juga kembali ke Ciong Lam San ke kuil Tiong Yang Kiong.   Ternyata Ciu Pek Thong dengan hati diliputi dengan berbagai perasaan, telah berlari-lari meninggalkan istana Tayli dan dia berlari tanpa arah tujuan mengambil arah ke utara.   Waktu itu perasaan berduka karena telah melakukan suatu dosa yang dianggapnya terlalu besar, melanggar larangan pintu perguruannya, disamping itu melukai perasaan Toan Hongya, Toan Tie Hin Kaisar Tayli itu, dimana selirnya telah "dimakan olehnya tanpa disadarinya bahwa hal itu merupakan perbuatan yang salah.   Dan hubungan asmara yang telah dilakukan antara dia dengan Eng Kouw membuat Ciu Pek Thong diaduk-aduk oleh bermacam-macam perasaan, karena hubungan yang berlangsung singkat itu sedikitnya telah menimbulkan perasaan yang mendalam dan sayang pada Eng Kouw.   Namun karena disebabkan oleh perasaan malu dan berdosa itulah yang membuat Ciu Pek Thong harus menindih perasaan sayangnya 199 pada Eng Kouw dan berusaha untuk melupakan selir kaisar Tayli itu.   dia telah berlari sekuat tenaganya, sehingga tubuhnya merupakan bayangan belaka, yang berkelebat kesana kemari gesit sekali dengan gerakan yang tidak bisa diikuti oleh mata manusia biasa.   Ong Tiong Yang yang semula mengejar dan menyusul sutenya itu, tidak berhasil menemui jejaknya.   Namun sebagai seorang yang mengenal watak dan tabiat sutenya itu, dia dapat menduga dalam keadaan demikian Ciu Pek Thong tentu akan menuju arah utara untuk kembali ke daratan Tionggoan ke Ciong Lam San dan nanti di kuil Tiong yang kiong sang sute itu akan meminta pengampunan dari kakak seperguruanya yang sangat dihormatinya itu.   Disebabkan dugaan seperti itulah Ong Tiong Yang telah melarikan kudanya dengan cepat sekali ke arah utara dan memang telah mengejar selama dua hari dua malam tanpa berhenti, dia telah berhasil menyusuk Ciu Pek Thong.   Adik seperguruannya itu telah ditemukan duduk termenung di bawah pohon.   Dia tengah memandang kearah langit dengan wajah pucat pasi dan mata yang hampa tek bersinar.   Ong Tiong Yang melarikan kudanya mendekati dan menghampiri sutenya dan Ciu Pek Thong telah melompat berdiri dengan sikap terkajut.   "Ong Suheng!"   Panggilnya dengan muka meringis. Loo Boan Tong yang biasanya nakal dan berandalan, justru kali ini gugup dan memandang kakak seperguruannya itu dengan muka yang meringis.   "Kau kau datang untuk membawa aku ke Tayli. Untuk memaksa aku menikahi Eng Kouw?" 200 Ong Tiong Yang guram sekali wajahnya, ia melompat turun dari kudanya. Dengan suara yang tawar dia menyahuti.   "Sute, engkau telah menimbulkan keonaran di istanyanya Toan Hongya, engkau telah memberikan malu pada mukaku dan engkaupun seorang manusia rendah hina dina. Kau telah melakukan perbuatan rendah dan hina dina dan tidak memiliki keberanian untuk bertanggung jawab, maka kau harus menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatanmu itu!"   Ciu Pek Thong tahu-tahu telah menekuk kedua lututnya. Dia menganguk-anggukkan kepalanya didepan Ong Tiong Yang.   "Suheng, kau hukumlah aku dengan hukuman yang paling berat. Aku akan menerimanya dengan senang hati, untuk menebus perbuatan-perbuatan hinaku itu, tapi tapi jangan memaksa agar aku menikahi Eng Kouw!"   Memohon Ciu Pek Thong. Ong Tiong Yang mengawasi sutenya dengan wajah muram, dia berdiri sejenak lantas berkata.   "Baiklah mari ikut aku pulang keCiong Lam San!"   Ciu Pek Thong mengangguk.   Begitulah, Ong Tiong Yang mempergunakan kudanya dan Ciu Pek Thong berlari-lari mempergunakan ginkangnya.   Waktu mereka singgah di sebuah perkampungan kecil, Ong Tiong Yang membeli seekor kuda untuk sutenya tersebut.   Dan kakak adik seperguruan itu telah meninggalkan Tayli, kembali ke daratan Tionggoan menuju ke Ciong Lam San.   Setelah tiba di Tiong Yang kiong, Ciu Pek Thong menerima hukuman satu tahun harus dikurung didalam sebuah kamar, duduk bersila menghadap tembok.   201 Hukuman seperti inilah yang kelak membuat Ciu Pek Thong memiliki kepandaian hampir berimbang dengan Ong Tiong Yang.   Karena selama satu tahun itulah dia telah mempelajari Iwekang dan ilmu-ilmu lainnya dari Coan Cin Kauw, dengan pikiran yang masih lurus, sehingga dia mendapat kemajuan yang pesat sekali.   Malam itu, dari dalam kuil Tiong Yang Kiongyang jadi pintu pusat perguruan Coan Cin Kauw itu terdengar pendeta membaca doa.   Keadaan di kuil tersebut, tenang luar biasa.   Ciaong Lam san memang merupakan tempat yang indah, dipenuhi pohon-pohon raksasa yang tinggi menjulang ketengah angkasa.   Ong Tiong Yang duduk terpekur di kamarnya menghadap se   Jilid kitab yang tengah dibolak-balik halamannya.   Dia tengah mengawasi dengan wajah muram.   Sesungguhnya, Ong Tiong Yang sejak memenangkan pertemuan di hoa san dan berhasil memiliki kitab Kiu Im Cin Keng itu, telah tersirat didalam hatinya bahwa dia tak akan melihat kitab itu karena merasa kepandaiannya pun telah sempurna dan tinggi sampai pada puncaknya.   Dia hanya ingin melindungi kitab itu ditangannya agar tidak menimbulkan pergolakan yang hebat dan banjir darah dalam kalangan kangouw.   Namun, sejak terjadinya keonaran di istana Toan Hongya yang ditimbulkan oleh kelakuan berandalnya Ciu Pek Thong membuat Ong Tiong Yang berduka sekali.   Dia telah memilih Toan Hongya sebagai pewaris kepandaian It Yang Cie nya, namun kenyataannya sekarang Toan Hongya menerima gempuran yang tidak ringan dengan terjadinya penyelewengan yang dilakukan oleh selir yang disayangi yaitu Lauw Kuihui.   202 Dengan terjadinya keonaran yang dilakukan Ciu Pek Thong, jelas Toan Hongya mungkin tidak bisa mencurahkan seluruh perhatiannya untuk melatih It Yang Cie dan ilmu-ilmu luar biasa lainnya yang telah diturunkan oleh Ong Tiong Yang.   Setelah kembali di Tiong Yang Kiong, setiap malam Ong Tiong Yang memutar otak berpikir keras, dia memikirkan cara yang terbaik agar kelak ad seorang yang kelak dapat mengendalikan Auwyang Hong jika tkh Toan Hongya gagal dengan latihan It Yang Cie dan ilmu-ilmu lainnya yang telah diwariskan Ong Tiong Yang.   Namun jika Ong Tiong Yang hendak memilih seorang lainnya, yang tentu saja harus dididik pula maka memakan waktu lama.   Inilah yang membuat pikiran Ong Tiong Yang jadi kusut.   Dia setiap malam berpikir, bagaimana caranya dia dapat mendidik dalam waktu yang cepat pada seseorang untuk memberikan seluruh kepandaian ilmunya, agar orang yang dididiknya itu benar-benar sempurna dan menguasai It Yang Cie, ilmu yang ditakuti Auwyang Hong.   Akhirnya Ong Tiong Yang ingat pada Kiu Im Cin Keng yang telah menjadi miliknya.   Dan seketika berkelebat serupa ingatan, Ong Tiong Yang berpikir, jika memang dia mempelajari Kiu Im Cin Keng, mencari-cari cara yang mungkin lebih baik? Dengan ditambah ilmu-ilmu yang ada dalam kitab Kiu im Cin Keng, yang merupakan kitab pusaka yang ditulis oleh Tat Mo Cauwsu itu, bukanlah berarti dia dapat memberikan kepandaiannya yang lebih baik kepada orang yang dididiknya yang akan dijadikan sebagai orang yang sanggup mengendalikan keberandalan dan keganasan Auwyang Hong dikemudian hari bila dia menutup mata.   Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      203 Karena berpikir begitu.   Ong Tiong Yang setiap malam telah meneliti Kiu Im Cin keng.   Semula dia beranggapan bahwa ilmu yang terdapat dalam Kiu Im Cinkeng, walaupun hebat, tak akan sehebat kepandaian yang telah dimilikinya.   Namun justru melihat halaman pertama dan kedua saja, tia telah terkejut.   Ilmu yang tercatat dalam Kiu Im Cin keng ternyata merupakan ilmu yang benar-benar luar biasa.   Pada halaman pertama dari Kiu Im Cin keng itu bertuliskan.   "ILMU YANG HEBAT BUKAN UNTUK MENINDAS, TAPI UNTUK MELINDUNGI UMAT MANUSIA UMUMNYA."   Dengan melihat tulisan di halaman pertama itu, maka seketika Ong Tiong Yang menaruh rasa hormat yang jauh lebih besar pada guru besar yang telah mendirikan dan merupakan cikal-bakalnya Siauw Lim Sie itu.   karena dengan tulisan itu, dia ingin mengemukakan bahwa Kiu Im Cin keng ditulisannya ini bukanlah merupakan kepandaian yang dapat digunakan untuk berbuat kejahatan, kepandaian yang tinggi, jika dipergunakan untuk kebaikan jelas akan mendatangkan kebaikan dan keberuntungan untuk umat manusia banyak umumnya.   Karena itu tekad Ong Tiong Yang untuk melindungi kitab ini agar tidak jatuh kedalam tangan manusia-manusia yang tidak karuan, agar nanti tidak jadi bahan menimbulkan gelombang hebat di rimba persilatan, semakin kuat saja.   Pada baris selanjutnya tertulis.   ILMU YANG PALING LURUS BERSIH HARUS DISERTAI DENGAN PIKIRAN YANG KOSONG, KEKOSONGAN HARUS DENGAN KEHAMPAAN, DAN KEHAMPAAN HARUS DENGAN ISI.   204 Ong Tiong Yang sebagai Coan Cin Kauwcu yang memiliki kepandaian sempurna, segera dapat menangkap maksud dari kalimat itu.   Dimana seorang yang memulai pelajaran ilmu silat haruslah dimulai dari pelajaran yang lurus.   Yang terutama sekali, orang yang dididik itu harus dimulai dari seorang yang tidak mengerti sama sekali ilmu silat.   Dengan begitu tidak terdapat percampurbauran dan mempermudah orang itu memperoleh ilmu yang murni dari Kiu Im Cin keng.   Itulah yang disebut dengan dimulai dari pikiran kosong.   Sedangkan arti dari kekosongan harus dengan kehampaan diaumpamakan seperti sebuah gudang yang jika tanpa ruang yang kosong tentu tidak dapat digunakan sebagai gudang untuk menempatkan barang-barang.   Begitu juga dengan roda pedati yang dijari-jari rodanya terdapat ruang hampa, sehingga berpungsilah roda itu dapat berputar dan jadi roda pedati.   Demikian juga halnya dengan rumah, karena dibuatnya jendela dan pintu yang kosong sehingga berfungsi sebagai rumah.   Dan cawan maupun mangkok, karena ditengahnya dibuat kosong maka dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.   Begitu pula dengan seorang yang akan mulai mempelajari ilmu silat yang terdapat dalam kitab Kiu Im Cin Keng berarti harus mulai dengan kekosongan harus dengan kehampaan.   Dengan demikian orang itu bisa menerima pelajaran Kiu Im Cin Keng dengan sempurna dan murni.   Lalu perkataan "kehampaan harus dengan isi itu merupakan arti yang mendalam, sama halnya dengan kata-kata diam tapi bergerak, dan kosong namun berisi, tentu saja seorang yang telah memiliki kepandaian yang tinggi yang berasal dari Kiu Im Cin Keng harus bersikap diam, bersikap kosong dan tidak dapat mempergunakan ilmunya dengan sembarangan, karena itu, jika tidak terdesak sekali, berarti orang itu harus menahan diri dan tidak mempergunakan ilmunya tersebut.    Raja Silat Karya Chin Hung Pedang Kiri Pedang Kanan Karya Gan KL Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong

Cari Blog Ini