Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 13


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 13


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   "Tetapi tidak lama lagi tentu akan dapat dikejar !"   Bisik In Lap lagi.   Yo Him melihat perahu yang kedua itu telah meluncur semakin mendekati perahu yang pertama itu.   Rupanya orang yang menggerakkan penggayuh perahu kedua itu sangat kuat sekali, setiap kayu penggayuh itu digerakkan, perahu seperti terbang meluncur dipermukaan air.   Sedangkan orang yang berada diperahu pertama itu, yang tengah dikejar, tampaknya telah menjadi gugup sekali, dia sampai memperdengarkan seruan tertahan.   Saat itu jarak perahu Yo Him dengan perahu yang tengah dikejar oleh lelaki berewok itu sudah makin dekat jaraknya, dan Yo Him mau pun In Lap Siansu sudah dapat melihat jelas wajah orang yang mendiami perahu pertama itu.   Ternyata didalam perahu itu terdapat tiga orang.   Seorang lelaki berusia setengah baya, kurang lebih berusia lima puluh tahun, tengah menggerakkan penggayuh perahunya dengan tergesa dan cepat-cepat sekali, mukanya pucat, jenggotnya yang pendek sebagian telah putih.   Dua orang lainnya yang berada diperahu itu dua orang wanita.   Seorang wanita yang berusia empat puluh tahun lebih dan gadis kecil berusia sebelas dua belas tahun, Si gadis kecil itulah yang berdiri di buritan perahu sambil sebentar-sebentar menoleh kebelakang sambil berseru "Musuh telah datang dekat...musuh telah dekat...!"   Tentu saja teriakan si gadis cilik itu telah membuat si lelaki setengah baya itu jadi semakin gugup.   "Walaupun bagaimana kita harus dapat meloloskan diri dari kejaran mereka!"   Kata wanita berusia empat puluhan itu, yang rupanya menjadi ibu si gadis kecil itu, mukanya juga pucat, tubuhnya tampak sering menggigil, matanya liar ketakutan bukan main.417 Si gadis kecil itu telah berteriak lagi.   "Mereka telah mempergunakan jangkar besi, yang siap untuk ditimpukkan kearah perahu kita...cepat ayah cepat ayah, kita harus berusaha menjauhi, kalau jangkar besi itu menimpah perahu kita, celakalah kita...!". Sambil berteriak-teriak begitu, si gadis cilik itu tampaknya gugup sekali. Sedangkan lelaki berusia lima puluhan, yang memelihara jenggot pendek yang sebagian telah putih itu, semakin cepat dan kuat menggayuh perahunya. Dan ibu si gadis cilik itu juga telah membantui menggayuh. Tampaknya mereka bertiga memang tengah ketakutan sekali, keringat tampak menitik dari kening si lelaki dan wanita tua itu, sedangkan si gadis cilik masih terus berteriak-teriak memberitahukan keadaan dan perkembangan musuh..! Yo Him yang melihat ketiga orang itu dalam ketakutan, dan juga melihat si lelaki berewok yang mengejar dibelakang itu memegang jangkar besi, mengancam akan menimpuk, dia jadi merasa kasihan dan iba kepada ketiga buronan itu. In Lap juga telah mengerutkan sepasang alisnya.   "lni urusan dunia Kang-ouw, kita tidak boleh mencampuri...!"   Bisik In Lap Siansu kepada Yo Him. disaat dia melihat Yo Him menoleh kepadanya, seperti ingin membuka mulut menganjurkan agar In Lap Siansu menolongi ketiga orang itu.   "Tetapi mereka terancam, Jieko, jika saja jangkar besi itu menimpah perahu mereka, niscaya mereka akan terbalik dan terluka.....!".   "Akhh, kau belum mengerti peraturan dunia Kang-ouw, Samte, didalam rimba persilatan selalu terdapat urusan yang berbelit. Semula, pihak yang kita duga jahat, bisa menjadi418 pihak yang benar dan baik, sedangkan pihak yang semula kita duga baik, malah kenyataannya lain seperti ular beracun!"   "Tetapi ketiga orang itu, si gadis kecil dengan kedua orang ibu dan ayahnya, tentunya bukan orang jahat ! Kau harus menolongi mereka, Jieko !". In Lap Siansu tidak menyahuti, dia hanya mengawasi dalam-dalam dan tajam sekali kepada kedua perahu yang tengah saling kejar itu dan telah berada dekat sekali dengan perahu mereka.   "Siangkoan Lin Lie !"   Terdengar lelaki berewok itu telah berteriak lagi dengan suara yang bengis sekali.   "Jika memang kau tetap tidak mau menghentikan perahu kalian, lihatlah, kami akan segera melempar...!". Sambil berteriak begitu, si berewok telah menggerak- gerakkan jangkarnya.   "Celaka !"   Mengeluh lelaki tua yang sedang mengayuh perahunya.   "Kita akan kelebuh !".   "Ya, inilah hebat !"   Berseru wanita disampingnya. Muka mereka pucat. Sedangkan si gadis cilik yang berdiri diburitan telah berseru lantang.   "Ayah, ibu Lihat mereka sudah bersiap-siap untuk melontarkan jangkar besi itu !". Suaranya tetap keras, tetapi didalam nadanya tergetar, menunjukkan bahwa gadis kecil ini dalam keadaan panik dan ketakutan. Lelaki dan wanita yang menjadi ibu si gadis. kecil itu telah mengayuh semakin cepat saja. Tetapi walaupun bagaimana perahunya itu tidak berhasil menjauhi perahu pengejarnya. Bahkan ketika perahu si gadis cilik itu berjajar dengan perahu Yo Him dan In Lap Siansu justru disaat itu pula lelaki419 berewok itu telah melontarkan jangkarnya kearah perahu si gadis cilik. Suara menderu dari beratnya jangkar itu melayang ditengah udara menyeramkan sekali. Si gadis cilik mengeluarkan suara seruan tertahan, sedangkan lelaki tua dan wanita setengah baya itu putus asa dengan muka mereka yang pucat.   "Celaka !"   Berseru In Lap Siansu.   "Kita pun akan bercelaka ! Jika jangkar itu menghantam perahu mereka, berarti akan menimbulkan gelombang hebat dan akan menyebabkan perahu kitapun akan terbalik atau ikut terhajar remuk oleh jangkar itu !". Yo Him jadi kaget, dia memasang mata tajam-tajam, dilihatnya jangkar telah menyambar datang dan hanya terpisah beberapa tombak lagi saja. Hati Yo Him jadi tercekat, namun disaat itu juga In Lap Siansu telah mengempos seluruh tenaganya dikedua pundaknya, dia telah melompat berdiri diujung perahunya, diapun mengangkat kedua tangannya, kemudian bersiap-siap dengan kuda-kuda kedua kakinya untuk menyambuti jangkar yang berat itu.   "Wutt...!"   Jangkar besi itu telah berhasil diterima oleh In Lap Siansu dengan mempergunakan kedua tangannya.   Tubuh In Lap Siansu tergetar keras, dan kakinya agak gemetar.   Ujung perahu juga agak tertekan dan masuk kedalam permukaan air.   Inilah celaka ! Jika sampai terlambat untuk mengimbangi keseimbangan yang ada, niscaya perahu In Lap Siansu akan terbalik!420 Untung saja lelaki tua yang tadinya sudah berputus asa, yang tadi mengayuh perahunya gadis cilik itu, ketika melihat ada seorang hweshio yang telah menolonginya menyambuti jangkar besi itu dan melihat ujung perahu dimana kedua kaki si hweshio berpijak itu agak melesak kedalam air dan ujung yang satunya terangkat, tanpa mengucapkan sepatah perkataan dia telah melompat keujung yang satunya dan berdiri disitu dengan mengerahkan kekuatan kaki seribu kati.   Dengan cara demikian, perahu In Lap Siansu bisa diselamatkan.   Dengan cepat In Lap Siansu mengerahkan tenaganya, dia memusatkan dikedua lengannya lalu disertai oleh suara seruan.   "ini kukembalikan kepadamu!", Jangkar itu telah didorongnya keras sekali, kembali meluncur, ke tuannya ! Dengan mudah lelaki berewok itu telah menyambuti jangkar itu Dengan muka yang merah padam dia telah mengawasi In Lap Siansu.   "Keledai gundul !"   Bentak si berewok dengan suara yang bengis.   "siapa kau ? Mengapa kau demikian usil mencampuri urusan kami ? Apakah, kau tidak mengenal peraturan Kangouw sehingga berani mencampuri urusan ?"   Ditegur begitu, In Lap Siantu telah merangkapkan kedua tangannya, dia telah menjura sambil berkata.   "Maafkan, bukan maksud Lolap ingin membantui orang yang tidak Lolap kenal, tetapi justru jangkar itu telah mengancam keselamatan perahu dan Lolap sendiri. Maka terpaksa Lolap harus menyambuti ! Siapakah siecu, mengapa harus mempergunakan kekerasan kepada ketiga orang itu ?". Muka si berewok telah berobah tidak sedap dilihat, dia telah yakin bahwa hweshio yang tengah dihadapinya ini adalah seorang beribadat yang memiliki kepandaian yang tinggi dan tidak boleh dibuat main-main.421 Maka sebelum dia berkata-kata, si berewok telah mengibaskan tangannya, dari arah belakang perahunya muncul enam lelaki yang umumnya memiliki muka bengis dan tubuh yang tinggi dan tegap. Mereka masing-masing mencekal sebatang golok. Disaat itu In Lap Siansu jadi terkejut. Dia melihat setiap dada dari keenam lelaki itu terdapat sebuah sulaman naga yang berukuran kecil, maka dia telah berseru ;   "Akhh, kiranya kalian dari Pek Liong Kauw !"   "Tepat !"   Mengangguk si berewok.   "Rupanya Taisu mengetahui juga Pek Liong Kauw (perkumpulan naga putih) kami ?. 000odw^kzo000   "Memang telah lama lolap mendengar nama besar Pek Liong Kauw, dan telah lama pula Lolap merasa kagum akan sepak terjang Pek Liong Kauw yang merupakan gerakan enghiong dan hohan (orang-orang gagah) ..! Tetapi sekarang, mengapa justru kini Lolap bisa menyaksikan peristiwa yang tidak begitu enak dilihat ?"   Si berewok itu ternyata cerdik dan telinganya tipis, dia mengetahui bahwa dirinya tengah disindir oleh si pendeta, tetapi karena hweshio itu bicara mempergunakan aturan yang dengan sendirinya si berewok juga tidak bisa main labrak.   "Baiklah, Taisu mungkin belum mengetahui urusan yang sesungguhnya !, Ayah dan anak itu, berikut wanita siluman itu, telah mencuri kitab pusaka kami !"   "Akh ?"   Terkejut In Lap Siansu.   Jika memang dalam urusan curi mencuri, itu adalah urusan kedua belah pihak.   Pihak yang pertama adalah pihak yang mencuri, dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, sedangkan pihak422 kedua adalah pihak yang dicuri, jika memang dia memiliki kepandaian yang tinggi, tentu dia akan melakukan pengejaran, tetapi jika kurang tinggi kepandaiannya tentu akan meminta bantuan sahabat -sahabat dari rimba persilatan.   Maka dari itu didalam rimba persilatan juga telah terdapat peraturan yang tidak tertulis, bahwa urusan dendam, urusan pencurian, ataupun urusan membalas sakit hati, tidak boleh di campuri oleh pihak luar.   Tetapi tidak jarang pula, didalam urusan-urusan seperti itu.   terselip urusan penasaran ! Namun kini, si pendeta mendengar bahwa si gadis cilik bertiga dengan ayah dan ibunya itu telah mencuri kitab pusaka dari pihak Pek Liong Kauw, sudah tentu In Lap Siansu tidak bisa untuk mencampurinya, karena walaupun bagaimana tidak bisa dia membawa adat untuk mencampuri terus, setidak-tidaknya dia yang akan bentrok dengan pihak Pek Liong Kauw.   sedangkan sipencuri dengan mudah akan angkat kaki.   "Bohong !"   Teriak si gadis cilik dengan suara yang lantang waktu dilihatnya si pendeta yang menjadi tuan penolong mereka itu.   ragu-ragu..."Kami tidak mencuri apa-apa...hanya mereka yang telah menuduh secara sembrono dan tidak- tidak!".   Benar-Benar membingungkan jika urusan seperti itu ingin dicampurinya, maka In Lap Siansu yang memang mengerti peraturan Kang-ouw, telah cepat-cepat merangkapkan tangannya.   "Silahkan kalian urus sendiri...Lolap tidak bisa mencampurinya..."   Dan setelah berkata begitu, dia mengayuh perahunya, maksudnya untuk melanjutkan perjalanannya. Sedangkan Yo Him jadi kaget.   "Jieko...mengapa kau hanya menolong setengah-setengah ?"   Tanyanya.423 In Lap Siansu telah menggeleng-gelengkan kepalanya.   "Kita jangan mencampuri ! Itulah terbaik!"   Katanya kemudian.   "Mengapa ?' tanya Yo Him penasaran. .   "Karena urusan didalam kalangan Kang-ouw sangat banyak sangkut kaitnya, tidak mudah kita berpihak kepada salah satu pihak, karena belum tentu pilihan kita itu benar !".   "Hemm, tetapi bagaimana nasib ketiga orang itu ? Sedangkan si berewok yang tampaknya jahat itu bertujuh !".   "Biarlah mereka selesaikan urusan curi mencuri itu ! Bukankah Samte telah mendengarnya, dari pihak gadis cilik itu telah membantah, sedangkan dari. pihak Pek Liong Kauw telah menuduh mereka, sehingga kita tidak mengetahui, pasti harus berdiri di pihak mana, Jika kita mesti bantui si gadis kecil itu, berarti kita membela pihak pencuri, tetapi jika kita berdiri dipihak Pek Liong Kauw, tahu-tahu tuduhan mereka kosong, bukankah kita kesalahan tangan ?"   Yo Him jadi bingung, apalagi dia melihat gadis cilik itu bersama dengan ayah ibunya tengah memandang kearah mereka dengan sorot mata meminta untuk ditolong.   Karena dalam keadaan terdesak seperti itu Yo Him tidak bisa berpikir lama-lama, dia jadi ne kad, akhirnya dengan cepat disaat perahu In Lap Siansu akan menjauh, dan ujung perahu saling berdekatan satu dengan yang lainnya, Yo Him telah melompat keperahu gadis cilik itu.   "Yo Samte ! Apa yang ingin kau lakukan ?"   Teriak In Lap Siansu kaget. Tetapi Yo Him sudah tidak melayani lagi Jiekonya itu, dia telah berdiri diujung perahu sambil bertolak pinggang menghadapi perahunya si berewok.   "Kalian bertujuh, sedangkan mereka hanya bertiga disamping itu juga mereka adalah seorang gadis yang masih424 kecil, selain itu juga yang seorangnya telah berusia lanjut dan seorang lagi wanita lemah, Apa yang kalian inginkan"   Tegur Yo Him dengan suara yang lantang. Semula waktu melihat Yo Him menegurnya dengan suara seperti itu, si berewok jadi tertegun. Tetapi sesaat kemudian dia telah tertawa bergelak-gelak.   "Katakan kepada mereka, yang terpenting mereka mengembalikan kitab pusaka kami, maka jiwa kacoa mereka itu akan kami ampuni !"   "Kami tidak pernah mencuri barang kalian!"   Teriak gadis cilik itu dengan gusar "Hemm, bukan kalian ? Lalu siapa ?"   Tanya si berewok dengan gusar sekali.   "Jika kalian terus juga menuduh kami. lalu apa yang ingin kami katakan ?"   Tanya si lelaki tua itu.   Walaupun bagaimana memang dia menyadari diri mereka bertiga sulit sekali untuk meloloskan diri dari kepungan dan kejaran orang-orang Pek Liong Kauw tersebut.   Sedangkan In Lap Siansu sudah tidak memperdulikan urusan mereka.   Disamping itu Yo Him masih terlampau kecil dan tentunya belum memiliki kepandaian apa-apa.   Maka dari itu lenyaplah harapan mereka dan juga mereka jadi berputus asa.   o0o^d!w^o0o   Jilid 13 SAAT itu Yo Him telah berkata dengan suara yang tenang sekali.425   "Baiklah. Bisakah kalian membuktikan bahwa mereka bertiga telah mencuri pusaka kalian itu ?"   Tanyanya dengan yang dingin. Muka si berewok jadi berobah tidak senang, mereka yang juga telah mengeluarkan suara bentakan gusar.   "Hemm. kau setan kecil, apa maksudmu ikut mencampuri urusan kami. Apalah kau ingin ikut mampus juga! "   Ditegur begitu, Yo Him bukannya takut malah telah tertawa dingin.   "Untuk mati memang mudah, untuk hidup juga belum tentu. Tetapi bagi seorang manusia harus dapat membedakan, mana perbuatan buruk dan mana perbuatan baik ?". Muka si berewok jadi berobah semakin tidak sedap dilihat.   "Jadi kau ingin mengatakan bahwa dirimu bisa membedakan mana yang baik dan mana perbuatan yang buruk, bukan ?"   Tanyanya mengejek.   "Sama sekali aku tidak berani mengucapkan perkataan seperti itu !"   Kata Yo Him dengan suara tidak kalah dinginnya, karena diapun tengah mendongkol bukan main.   "Tetapi yang jelas kini kalian telah mempergunakan jumlah banyak untuk menindas jumlah yang sedikit !"   "Siancai! Siancai !!"   Berkata In Lap Siansu, yang mengucapkan kebesaran sang Buddha beberapa kali. Rupanya si Jieko ini merasa disindir, dia juga mengakui kebenaran atas perkataan Samtenya itu. Maka dari itu dia telah merobah pikirannya.   "Apa yang dikatakan oleh Samteku itu memang benar"   Kata pendeta itu kemudian.   "Apakah kalian tidak bisa mengerti, bahwa ketiga orang itu adalah pihak yang lemah ? Mana mungkin mereka melakukan pencurian, sedangkan mereka bertiga hanya merupakan manusia lemah Lolap bukan hendak berpihak kemana seperti apa yang tadi telah dikatakan oleh426 Samteku itu, bahwa kita harus pandai membedakan, yang mana perbuatan baik dan yang mana perbuatan buruk !".   "Bukk !"   Tahu-tahu tangan si berewok telah menghantam ujung perahunya sendiri, sampai mengeluarkan suara benturan yang keras sekali.   "Kurang ajar !"   Bentaknya dengan suara yang berteriak keras.   "Rupanya kalian juga memang sengaja ingin mempermainkan Toaya kalian heh ?".   "Mana berani ? Mana berani ?"   Berkata In Lap Siansu dengan cepat.   Disaat itulah dengan cepat sekali si berewok telah memberikan isyarat kepada keenam orang kawannya.   Dengan masing-masing ditangan tercekal sebatang golok, wajah keenam orang bertubuh tinggi besar itu sangat mengerikan sekali.   Mereka telah melompat kearah In Lap Siansu sebanyak tiga orang, sedangkan kekapalnya si kakek bersama anak gadisnya yang masih kecil itu, sebanyak tiga orang lagi.   Si berewok masih berdiri diujung perahunya dengan sikap yang angkuh sekali.   berulang kali dia telah memperdengarkan suara tertawa dingin mengejeknya.   "Serang !"   Perintah si berewok.   "Perlihatkan kepada mereka, siapa sesungguhnya Pek Liong Kauw !". Keenam orang yang menyeramkan sekali itu telah mematuhi perintah itu. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang sangat menyeramkan, mereka telah menubruk melancarkan serangan dengan hebat sekali, menabas dengan golok masing-masing. Sedangkan In Lap Siansu yang melihat ketiga orang pengeroyoknya itu melancarkan serangan dengan golok masing-masing, jadi mendongkol bukan main.427 Dengan mengucapkan beberapa kali kebesaran Sang Buddha, tampak In Lap Siansu telah menggerakkan sepasang tangannya. Dengan gerakan yang manis sekali, pendeta itu telah berhasil merebut ketiga batang golok dari ketiga lawannya itu. Dengan segera In Lap Siansu telah membuang ketiga batang golok itu kesungai. Sedangkan ketiga orang pengeroyoknya disaimping kaget, juga jadi gusar dan penasaran sekali. Dengan mengeluarkan suara teriakan yang mengandung hawa pembunuhan, tampak mereka menubruk. Tetapi ln Lap Siansu telah menggerakkan sepasang tangan dan sepasang kakinya. Maka tanpa ampun lagi ketiga orang itu terpukul dan tertendang, dan mereka telah tercebur kedalam sungai. Hebat sekali cara In Lap Siansu melancarkan serangannya itu, sehingga semuanya itu berlangsung tidak lebih dari beberapa detik saja. Didalam pihak si gadis kecil bersama dengan ayah ibunya dan Yo Him, mengalami ancaman bahaya dari ketiga orangnya si berewok. Sedangkan Yo Him tidak mengerti ilmu silat, ayah si gadis cilik tampaknya sangat lelah sekali, karena hampir seharian penuh dia telah mengayuh perahunya keras-keras dan kuat- kuat, sedangkan istrinya hanya merupakan wanita tua yang lemah dan putrinya yang masih kecil itu, hanya memiliki kepandaian tidak seberapa. Maka dengan mudah ketiga orang itu mengayunkan goloknya untuk menabas kepala lelaki tua dan ketiga orang lainnya.428 In Lap Siansu yang menyaksikan itu, jadi mengeluarkan seruan gusar. Dengan menjejakkan kakinya, tubuhnya segera melambung tinggi ketengah udara. Disaat tubuhnya tengah melayang itulah, diatelah mengibaskan kedua lengan jubahnya yang besar yang memancarkan kekuatan tenaga dalam yang dahsyat. Maka tanpa ampun lagi ketiga orang bertubuh tinggi besar itu seperti dihajar oleh suatu yang hebat sekali, yang tidak dapat dilihat oleh mata. Dengan mengeluarkan suara jeritan yang mengenaskan sekali, tampak ketiga orang itu telah tercebur kedalam sungai, dan juga air sungai telah menjadi merah, karena dari mulut mereka masing-masing telah memuntahkan darah segar. Rupanya kibasan lengan jubah dari si pendeta yang begitu kuat, telah menggempur hebat sekali bagian dalam tubuhnya, sehingga mereka terluka di dalam. Walaupun tidak sampai mati jika memang mereka tertolong tentunya mereka bertiga akan menjadi cacad seumur hidup. Rupanya dalam keadaan kaget dan gusar, In Lap Siansu jadi lupa, dia telah menurunkan tangan yang keras sehingga ketiga orang itu menderita hebat sekali. Yo Him yang menyaksikan itu jadi bergidik sendirinya, karena dia melihat air sungai telah tercampur dengan darah yang merah ... Sedangkan dihati Kecilnya Yo Him juga berpikir, jika In Lap Siansu tidak merubuhkan mereka, kemungkinan juga ketiga orang itu tanpa mengenal kasihan akan nKmhmatakan mereka berempat, yaitu Yo Him, si gadis kecil itu, kedua orang yang menjadi ayah ibu si gadis kecil itu. maka dari itu Yo Him jadi berdiam diri.429 Muka si berewok jadi berobah pucat. tubuhnya tergetar karena dia diliputi kemarahan yang sangat hebat, jenggot dan kumis kasarnya itu seperti berdiri semuanya, kaku seperti kawat duri. Dengan mengeluarkan suara ledakan yang mengguntur, tampak tubuhnya telah melompat ke arah perahunya si gadis kecil. Dan sambil melompat begitu, tangannya juga telah mencabut keluar sepasang Siangpiannya, yaitu sepasang cambuknya. Gerakan dari si berewok memperlihatkan bahwa dia sangat hebat ilmu meringankan tubuhnya, dan juga tentunya memiliki kepandaian yang tidak bisa diremehkan. Belum lagi sepasang kakinya itu menginjak lantai perahu sepasang tangannya itu telah digerakkan, dia telah mencambuk kearah In Lap Siansu kiri dan kanan, dari atas kepala dan perut. Tentu saja In Lap Siansu tidak berani memandang rendah lawannya. Disamping itu juga dia melihat angin cambukan itu kuat sekali, mata cambuk yang lemas itu tajam bukan main, karena diujungnya disertai oleh tenaga dalamnya dahsyat sekali. Kalau memang si pendeta itu berkelit dengan cara melompat niscaya Yo Him yang berada didekatnya yang akan menjadi korban cambukkan itu. Maka sengaja Lo Lap Siansu tidak mau berkelit dari cambukan tersebut, dia hanya menantikan ketika hampir tiba pada sasarannya, si pendeta telah mengunakan kedua tangannya, dia telah mencekal ujung kedua cambuk itu. disertai oleh pengerahan tenaga dalam yang dahsyat sekali, dan juga membentak nyaring.   "Pergilah !"   Sambil membentak begitu, tampak In Lap Siansu telah menghentak kuat ujung cambuk itu, Maka seperti juga disaluri430 oleh tenaga dalam yang kuat sekali, ujng yang satunya lagi dari cambuk itu.   yang dicekal oleh si berewok itu telah terangkat, dan tubuh si berewok jadi terpental ketengah udara.   Tetapi si berewok memang hebat sekali.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Maka dari itu walaupun tubuhnya dilemparkan oleh lawannya dengan mempergunakan tenaga dalam yang dahsyat sekali, dia tidak menjadi gugup, bahkan dia telah berjumpalitan ditengah udara dan telah mengeluarkan suara siulan.   Sedikitpun juga dia tidak menjadi gugup.   Di saat itulah dengan serentak ia telah menggerakkan kedua cambuknya itu, dia telah melancarkan serangan lagi dengan cepat sekali.   "Tarrr, Tarrr,"   Dua kali suara cambukan itu terdengar memenuhi sekitar tempat itu.   Dari suara cambukan itu dapat diduga bahwa kekuatan mencambuk yang dilancarkannya Itu memang sangat hebat sekali.   Maka tidak mengherankan jika In Lap Siansu tidak berani menyambuti dengan cekalan tangannya lagi.   Dengan cepat sekali In Lap Siansu telah menyambar pinggang Yo Him, dia telah membawa si anak she Yo yang menjadi Samte nya itu, untuk melompat kesamping.   Ujung kedua cambuk itu telah menghantam tepi perahu tersebut.   "Tarrrrkkkk !"   Terdengar suara yang keras sekali, dan tepi perahu itu telah sempal.   Maka bisa dibayangkan betapa dahsyat tenaga sambaran ujung perahu itu.   Disaat itu tubuh si berewok tengah meluncur turun, dia melihat bahwa serangannya telah gagal mengenai sasarannya431 dengan tepat.   Maka dia telah menghentak tangannya.   ujung kedua cambuk itu bagaikan memiliki mata telah menyambar lagi kepada In Lap Siansu.   Hebat sekali cara menyambar dari ujung ke dua cambuk itu, karena ujung kedua cambuk itu telah menyambar dari kedua jurusan.   Tenaga cambuk itu juga bukan main kuatnya, disamping itu kedua ujung cambuk itu juga telah mengincar bagian tubuh yang mematikan dibadan In Lap Siansu.   Diam-diam In Lap Siansu jadi terkejut juga, karena kini dia telah melihatnya bahwa ilmu cambuk dari si berewok memang bukan ilmu cambuk biasa.   Siangpian yang berada ditangan si berewok ber gerak- gerak terus menerus saling susul.   000odw^kzo000 Didalam waktu yang sangat singkat sekali, belasan jurus telah lewat.   Kemudian tampak serangan cambuk dari si berewok telah menyambar lagi dengan kecepatan yang bukan main dahsyatnya.   Sambil mengeluarkan suara teriakan mengguntur, tampak In Lap Siansu telah mengibaskan tangan kanannya.   "Bukkkk !"   Tampak dada dari si berewok itu telah terhajar jitu sekali oleh telapak tangan In Lap Siansu.   Tetapi In Lap Siansu juga sama sekali tidak lolos dari serangan cambuk itu.   Karena bahu kirinya telah terhajar jitu oleh ujung cambuk, sehingga baju si pendeta telah robek, berikut kulit bahunya yang mengucurkan darah dengan deras.432 Disaat itu Yo Him juga tidak tinggal diam dia meronta melepaskan diri dari pelukan si pendeta, dia telah menyingkir kesamping si lelaki tua yang menjadi ayah si gadis cilik itu.   Hal ini dilakukan oleh Yo Him karena dia sengaja tidak mau menjadi beban dari In Lap Siansu, agar pendeta Itu dapat melayani si berewok dengan leluasa.   Dan si berewok yang terserang dadanya, telah memuntahkan darah segar, tubuhnya telah tercebur kesungai.   Tetapi rupanya dia sangat kuat sekali, kerena dengan cepat luar biasa dia telah dapat melompat pula naik keatas perahunya si gadis kecil itu.   Dia bukan hanya melompat saja sambil menggerakkan kedua cambuknya itu dengan cepat sekali diapun telah melancarkan serangan yang bertubi-tubi.   In Lap Siansu terpaksa melayaninya dengan kegesitan dan kekuatan tenaga dalam yang ada padanya, karena terlambat sedikit saja, niscaya tubuhnya akan robek oleh samberan ujung cambuk.   Yo Him yang menyaksikan kehebatan kepandaian si berewok yang demikian tinggi, jadi berdiri tertegun dan tegang bukan main karena dia berkuatir sekali akan keselamatan diri In Lap Siansu.   Tetapi dia hanya bisa menyaksikan sajabetapa serangan-serangan yang saling susul diantara In Lap Siansu dan si berewok itu sekali, angin serangan itu menyambar-nyambar silih berganti tiada hentinya.   Dalam Waktu yang sangat singkat sekali, sebentar saja telah puluhan jurus yang lewat.   Tampaknya semakin lama si berewok jadi tambah penasaran, dia melancarkan serangan makin hebat saja.433 Sedangkan In Lap Siansu jadi harus ber sungguh-sungguh melayani serangan lawannya itu jika memang dia tidak ingin celaka ditangan lawannya itu.   Saat itu perahu si gadis cilik ini telah ber goyang-goyang karena bergeraknya In Lap Siansu dan si berewok yang semakin lama jadi semakin cepat dan juga tubuh kedua orang yang tengah bertempur itu hanya menyerupai bayangan belaka yang tidak bisa dilihat lagi dengan jelas bentuk dan rupanya...   Itulah karena sempurnanya ilmu meringankan tubuh yang mereka miliki.   000odw^kzo000 Tetapi laki-laki tua dan wanita setengah baya yang menjadi orang tua Si gadis cilik itu.   tampak makin lama jadi bertambah gelisah saja, walaupun mereka melihat bahwa In Lap Siansu memiliki kepandaian yang cukup tinggi, tetapi wajah mereka tetap pucat dan tubuhnya sering mengigil, tampaknya mereka tengah ketakutan.   Yo Him heran melihat sikap mereka.   Diapun melihat kedua orang tua gadis cilik itu memandang kearah tempat yang jauh, diujung sungai sebelah seberangnya.   "Kenapa, lojinkee?"   Tanya Yo Him akhirnya, karena dia tidak bisa menahan perasaan ingin tahunya.   "Musuh akan segera datang dalam jumlah yang banyak !"   Menjelaskan lelaki tua itu.   "Mereka umumnya merupakan jago-jago yang jauh lebih hebat dari si berewok ini ... !"   Yo Him kaget sekali.   "Benarkah itu ?"   Tanyanya dengan suara yang gugup juga.   "Akhh, mereka pasti tidak akan melepaskan jiwa tuaku!"   Kata lelaki tua tersebut.434   "Sesungguhnya apa yang terjadi ?"   Tanya Yo Him.   "Mengapa mereka memusuhi lojinkee sekeluarga?"   "Hemm, mereka manusia-manusia jahat yang mengakui diri mereka sebagai pendekar gagah budiman... sesungguhnya hati mereka jahat dan berbisa sekali !"   "Apakah mereka sering membunuh orang?"   Tanya Yo Him yang masih kurang begitu memahami urusan didalam rimba persilatan.   "Bukan."   Menyahuti orang tua itu.   "Kalau hanya membunuh saja. itu urusan biasa! Tetapi justeru mereka itu telah bersekutu dan bekerja sama dengan pihak Mongolia untuk menjual negara,"   "Akhhh!"   Betapa terkejutnya Yo Him. dia sampai memandang kearah orang tua itu dengan mata yang terpentang lebar-lebar "Benar!"   Mengangguk orang tua itu.   "Dan mereka itu manusia-manusia yang tak tahu malu!"   "Karena rahasia mereka, itu kuketahui, maka mereka bermaksud membinasakan diriku agar mereka bisa menutup rahasia. !"   Setelah berkata begitu, orang tua itu menghela napas berulang kali.   Tampaknya dia berduka bukan main, dan wajahnya juga murung sekali.   In Lap Siansu yang tengah bertempur hebat dengan si berewok semakin lama jadi semakin seru saja melancarkan serangan-serangannya karena keduanya telah mengeluarkan seluruh ilmu simpanan mereka.   Angin serangan kedua orang yang tengah bertempur ini luar biasa kuatnya, menyebabkan perahu itu bergoyang- goyang, juga memaksa keempat orang yang menyaksikan,435 yaitu Yo Him, si gadis kecil dan kedua orang tuanya itu terpaksa mundur kebelakang beberapa langkah.   Rupanya apa yang dikuatirkan oleh orang tua itu benar adanya.   Karena tidak lama kemudian dari kejauhan tampak sebuah kapal berukuran cukup besar telah mendatangi dengan cepat sekali, air sungai seperti dibelah dan juga telah membuat perahu dimana Yo Him dan yang lainnya berada itu ber goyang-goyang semakin keras.   "Ihhh!"   Berseru orang tua Si gadis kecil itu dengan muka yang bertambah pucat.   Diatas tiang dari kapal tersebut, tampak berkibar sebuah bendera merah, yang tersulam seekor naga berwarna putih...itulah kapalnya Pek Liong Kauw, yang tengah mendatangi ke tempat si orang tua yang menjadi ayah dari si gadis kecil itu berada...   Melihat ini Yo Him jadi tambah berkuatir dia juga menyesal mengapa dia tidak memiliki kepandaian sehingga dia tidak bisa membantu In Lap Siansu Untuk menghadapi musuh.   Sedangkan si berewok telah melihat kedatangan kapal yang cukup besar itu, wajahnya jadi berseri-seri terang dan juga tampaknya dia terbangun semangatnya, karena dengan cepat dia telah merobah cara bertempurnya, di mana dia menggerakan sepasang cambuknya semakin cepat saja.   Berbeda dengan si berewok.   maka In Lap Siansu jadi terkejut melihat lawannya memperoleh bala bantuan sebanyak itu.   Karena terkejut tentu saja perhatiannya terpecah dan dia jadi terdesak.   Saat itu kapal yang berukuran besar itu telah semakin dekat.   Diatas ujung kapal itu berdiri puluhan orang dengan sikap dan pakaian yang gagah mentereng.436 Dimuka sekali tampak seorang lelaki tua kurus dengan jenggotnya yang panjang dan matanya yang sipit seperti mata tikus, telah menyaksikan jalannya pertempuran antara si berewok dan In Lap siansu.   000odw^kzo000   "   T A H A N ! "   Tiba-tiba orang tua kurus diujung perahu itu telah membentak dengan suaranya yang sangat keras sekali.   Si berewok telah menghentikan serangan cambuknya, dia telah melompat mundur.   Begitu pula In Lap siansu telah berhenti melancarkan serangan dia telah memandang kearah kapal besar itu.   "Hemm, kukira siapa, tidak tahunya In Lap Siansu yang ikut mengacaukan urusan !"   Berkata lelaki tua berjenggot itu dengan suara yang dingin.   "Mari ! Mari ! silahkan ! Kami mengundang kalian pindah kekapal kami !"   Orang tua yang bertubuh kurus dan bermata Sipit itu menyebut-nyebut mengundang kekapal, sesungguhnya dia ingin mengartikan bahwa orang itu akan ditawan olehnya.   Jika In Lap Siansu dan yang lainnya membandel, barulah dia akan turun tangan untuk membekuknya dengan kekerasan.   In Lap Siansu menyadari bahaya yang tengah mengancam dirinya, disamping itu In Lap Siansu juga telah memperhitungkan dirinya tidak mungkin melawan rombongan Pek Liong Kauw itu hanya berseorang diri.   Maka akhirnya dia mengambil keputusan untuk mengalah saja dulu, nanti dia baru akan memikirkan untuk mencari jalan meloloskan diri.   Dia menoleh dan mengedipkan mata kepada kedua orang tuanya si gadis cilik, yang juga mengerti maksudnya.   Si berewok telah beberapa kali memperdengarkan suara tertawa mengejek.437 Tetapi In Lap Siansu tidak melayani sikap orang itu, dia hanya merangkapkan sepasang tangannya menjura kepada lelaki tua kurus berjenggot itu ;   "Bukankah Lolap tengah berhadapan dengan Song Lu Wuan ?"   Tanyanya.   "Pendekar besar untuk jaman ini ???"   Kakek tua berjenggot panjang itu tertawa mengejek dengan muka yang berobah merah. Dia memang Song Lu Wuan, tetapi sengaja In Lap Siansu menambahkannya dengan perkataan "Pendekar besar untuk jaman ini"   Sehingga merupakan ejekan untuk si lelaki she Song itu, yang telah datang dengan rombongannya yang berjumlah besar, walaupun hanya uutuk menangkap beberapa orang saja.   "Tepat ! Sama sekali tidak salah !"   Kata Song Lu Wuan.   "Dan silahkan....!"   Segera diturunkan tangga tambang, dan In Lap Siansu telah naik terlebih dahulu, kemudian Yo Him, lalu si gadis kecil itu, menyusul kedua orang tuanya dan baru si berewok.   Waktu berada diatas kapal itu, In Lap Siansu baru melihat bahwa diatas kapal itu berkumpul lebih dari seratus orang.   Sehingga lenyaplah harapannya untuk dapat meloloskan diri dari tangan orang she Song tersebut.   Terlebih lagi In Lap Siansu melihat diantara seratus orang lebih orang-orang itu, terdapat yang berpakaian sebagai guru silat, dengan sendirinya mereka jelas memiliki kepandaian yang tinggi sekali.   Sedangkan Song Lu Wuan telah mengundang In Lap Siansu dan yarg lainnya memasuki sebuah kamar dikapal itu, dan masing-masing mengambil tempat duduk.   Orang she Song tersebut telah mengisyaratkan dengan tangannya, maka beberapa orang pelayan telah datang438 menyediakan arak dan barang makanan.   Hanya dalam sekejap mata saja diatas meja itu telah penuh oleh barang hidang?an.   "Mari silahkan makan ..... tidak ada apa-apa yang dapat kami suguhkan. tetapi sekedar pelenyap haus den lapar !"   Kata orang she Song itu.   In Lap siansu tidak segan-segan lagi, dia memang telah bertempur dalam waktu yang cukup lama dan telah mempergunakan tenaga yang sangat besar, maka dia telah mulai makan dan minum dengan lahap sekali.   Yo Him juga telah melahap makanannya.   Hanya si gadis kecil dan kedua orang tuanya yang berdiam diri saja.   "Siangkoan Lin Lie. mengapa kalian tidak makan ? Dan kau Siang koan Hujin, mengapa tidak dahar ? dan nona siangkoan, bukankah kau sudah lapar ? akhh sayang jika makanan ini dibiarkan dingin !"   Berkata orang she Song itu sambil tertawa.   Tetapi lelaki tua Siangkoan Lin Lie beserta isterinya maupun puterinya yang masih kecil itu telah berdiam diri saja.   Mereka tidak menyahut sepatah perkataanpun juga.   Song Lu Wuan juga tidak melayani mereka lagi, hanya sambil mengunyah, dia tertawa dan berkata kepada In Lap Siansu.   "Sudah lama aku orang she Song mendengar kegagahan In Lap Taisu, dan sungguh beruntung bahwa hari ini aku Orang she Song bisa bertemu dengan Taisu... !"   Katanya.   "Akupun begitu, telah lama aku kagum mendengar nama besar dari Song Taihiap hanya tidak ada kesempatan untuk kita saling bertemu, Maka dihari ini kita bisa saling bertemu, bukankah itu merupakan suatu kejadian yang sangat menggembirakan sekali ?"   Dan setelah berkata begitu, In Lap Siansu telah mengunyah terus makanannya.439 Yo Him heran juga.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Biasanya In Lap Siansu tidak makan barang berjiwa, dia hanya makan sayur-sayuran belaka.   Tetapi kali ini In Lap Siansu telah memakan makanan berjiwa, bahkan dengan lahap sekali, hal ini sangat membingungkan Yo Him.   "Rupanya Jieko memang tidak pantangan !"   Berpikir Yo Him kemudian. Saat ini Seng Lu Wuan telah melirik kearah Yo Him, dia memperhatikan sejenak, kemudian katanya sambil disertai tertawanya.   "Sungguh hebat engko kecil ini, siapakah dia, Taisu ? tampaknya dia memiliki bakat dan tulang yang baik sekali."   "Dia adikku ! Samte, Inilah Song Lu Wuan Taihiap yang sangat terkenal sekali didaerah Selatan"   Memperkenalkan In Lap siansu. Tentu saja orang she Song itu jadi kaget bukan main mendengar bahwa Yo Him yang baru berusia belum sampai sepuluh tahun itu adalah adik ketiga dari In Lap Siansu.   "Apakah diapun memiliki ilmu silat?"   Berpikir orang she Song itu didalam hatinya.   "Tetapi tidak mungkin, Tidak mungkin !, walaupun dia belajar ilmu silat semenjak didalam kandungan ibunya, tidak nantinya dia bisa memiliki kepandaian yang berarti apa-apa !"   "Siapakah namanya?' tanya orang she Song itu sesaat kemudian setelah meneguk Araknya.   "Samteku she Yo dan bernama Him...!"   Menjelaskan In Lap Siansu.   "Ihhh !"   Tiba-tiba muka Song Lu Wuan berubah hebat, sumpitnya yang tengah dibawa kemulutnya jadi tergantung ditengah udara.   "Siauw Kiesu (pendekar muda) ini she Yo ? Masih ada hubungan apakah dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko?"440 Waktu menyebut perkataan "sintiauw taihiap Yo Ko", suara Song Lu Wuan tergetar.   "Dialah anaknya ... !"   Menyahuti In Lap Siansu sembarangan.   "Hah ?"   Kaget bukan main orang she Song dan beberapa orang jago lainnya yang berada ditempat itu.   Dan bukan hanya mereka belaka yang terkejut, karena Yo Him sendiri juga kaget sekali.   Tetapi sebagai seorang anak yang Cerdas, maka Yo Him segera mengerti apa maksud dari In Lap Siansu yang sebenarnya.   "Be...benarkah Siauw Kiesu puteranya Yo Taihiap ?"   Tanya Song Lu Wuan dengan suara tergagap.   "Benar !"   Mengangguk Yo Him.   "Sin Tiauw Tai Hiap Yo Ko adalah ayahku, dan Siauw Liong Lie Liehiap adalah ibuku !"   Seketika itu juga paniklah orang-orang Pek Liong Kauw tersebut. Bahkan Song Lu Wuan telah meletakkan sumpitnya diatas meja. Dia memandang tajam kepada Yo Him, yang diperhatikannya dengan baik baik dan seksama.   "Memang mirip, mirip sekali dergan wajah Yo Taihiap. Tetapi .. , kami belum pernah mendengar Sin Tiauw Taihiap memiliki anak .. !"   Menggumam Song Lu Wuan dengan suara yang tidak begitu jelas.   Dia telah memperhatikan baik-baik paras Yo Him, dan telah melihat bahwa wajah anak ini mirip sekali dengan muka Yo Ko.   Maka hatinya jadi tergoncang keras, tetapi diapun masih ragu-ragu.441 Melihat Song Lu Wuan ragu-ragu begitu, Yo-Him segera mengetahui bahwa Sin Tiauw Taihiap Yo Ko sangat dihormati sekali oleh orang orang Pek Liong Kauw ini.   Hanya saja disebabkan usia Yo Him memang masih terlampau kecil, dan yang memperkenalkan bahwa dia adalah puteranya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko itu adalah In Lap Siansu, dengan sendirinya mereka jadi ragu-ragu.   Sebagai anak yang cerdik, segera juga Yo-Him teringat akan sesuatu.   Dan dia bermaksud akan mempermainkan orang-orang Pek Liong Kauw tersebut, karena Yo Him menganggap dia sudah kepalang tanggung diperkenalkan oleh In Lap-Siansu sebagai puteranya Sin Tiauw Taihiap.   "Pernahkah para locianpwee melihat dan menyaksikan sebagian ilmu dari ayah dan ibuku !"   Tanya Yo Him akhirnya sambil terus mengunyah nasinya, sikapnya tenang sekali, walaupun otaknya tengah bekerja keras sekali.   "Ya, ya, kami seringkali melihat Yo Taihiap bertempur, maka sebagian dari kepandaiannya itu bisa kami kenali !"   Menyahuti Song Lu Wuan, yang segera bisa menduga bahwa Yo Him ingin mempertunjukkan kepandaiannya.   "Baiklah! Menurut Song Locianpwe, kepandaian ayahku itu dibagian mana yang paling menonjol ?"   Tanyanya lagi.   "Yo Taihiap semua mempelajari ilmunya dari Kiu Im Cin Keng ciptaan Tat Mo Cauwsu dan juga Giok Lie Kiam Hoat bersama ibumu, yaitu Siauw Liong Lie Liehiap, merupakan pasangan pendekar dijaman ini yang tiada taranya !"   "Tepat !"   Berseru Yo Him.   "Dan kini Boanpwe (dari tingkatan muda). ingin memperlihatkan kebodohan, harap jangan ditertawai ?"   Dan setelah berkata begitu Yo Him berdiri.442 Sedangkan Song Li Wuan yang mengerti maksud anak ini, segera memberikan isyarat kepada orang-orangnya, untuk menggeser meja tetapi.   Didalam Waktu yang singkat sekali, telah terbentang sebuah lapangan yang cukup luas.   Yo Him melangkah kegelanggang.   setelah menjura memberi hormat kesekelilingnya, maka dia mulai menjalankan ilmu silat yang diturunkan Sin Tiauw kepadanya, yang menurut In Lap Siansu adalah Kiu Im Cin Keng dan Giok Lie Kiam Hoat.   Diwaktu anak ini bersilat, semua orang-orang gagah yang berada ditempat itu jadi mengawasi dengan mata yang terpentang lebar-lebar dan hati yang tergoncang.   Karena yang tengah dimainkan oleh Yo Him memang jurus- jurus dari Kiu Im Cin Keng dan Giok Lie Kiam Hoat, kedua443 macam ilmu silat yang luar biasa, yang dimiliki oleh Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie.   Keruan saja Song Lu Wuan jadi ciut nyalinya, dan disaat Yo Him telah selesai membawakan jurus-jurus kedua macam ilmu silat itu, yang semula dianggap olehnya sebagai latihan olah raga penyehat tubuh belaka, Song Lu Wuan telah membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Yo Him.   "Kiranya memang orang sendiri !"   Berseru Song Lu Wuan sambil tertawa.   Yo Him cepat-cepat membalas hormat orang she Song tersebut.   Didalam hatinya dia geli sendirinya, dan dia merasa kagum atas kecerdikan In Lap Siansu yang telah bisa berpikir begitu cepat.   Coba kalau tidak, jika mereka tetap dianggap sebagai pihak musuh, niscaya mereka akan diperlakukan dengan sikap yang tidak enak dan tidak manis.   "Sesungguhnya aku sudah lama ingin mengikuti ayah berkelana, tetapi selama itu belum diijinkan, baru tahun ini ayah mengijinkan aku untuk ikut berkelana ... dan harap loocianpwe menerima hormat boanpwe.!"   "Sebenarnya masih ada hubungan apakah antara Yo Kiesu dengan Siangkoan Lin Lie, ?' tanya Song Lu Wuan sambil melirik kepada Siang koan Lin Lie, yang saat itu tengah mengawasi Yo Him dengan sorot mata yang takjub.   "Dialah pamanku !"   Menyahuti Yo Him.   "Paman ?"   Tanya Song Lu Wuan ragu-ragu matanya juga bersinar aneh.   Seketika itu juga Yo Him menyadari bahwa dia telah melakukan suatu kecerobohan, karena sebagai seorang yang sangat terkenal semua urutan keluarga Yo Ko diketahui oleh orang-orang gagah di rimba persilatan, Terlebih lagi suatu444 kemungkinan bahwa Song Lu Wuan memang bersahabat dengan Yo Ko.   "Paman jauh, ... !"   Kata Yo Him memperbaiki kesalahannya "Dari pihak ibuku ... !"   "Oh begitu ?"   Kata Song Lu Wuan yang telah lenyap kecurigaannya. Saat itu Yo Him telah berkata ;   "Paman Siangkoan, sesungguhnya ada Urusan apakah antara kalian dengan pihak Pek Liong Kauw ?"   "Sesungguhnya urusan kecil, kami kehilangan kitab pusaka kami, kebetulan Siangkoan Kie su berada ditempai kami, maka dari itu kami menduga bahwa dialah yang telah mencurinya ! Untuk tuduhan yang tidak beralasan itu, kami mengucapkan maaf sebesar-besarnya !"   Dan setelah berkata begitu, Song Lu Wuan menghampiri Siangkoan Lin Lie, dia menjura untuk meminta maaf.   Tentu saja Siangkoan Lin Lie jadi girang bukan main, karena persengketaannya dengan pihak Pek Liong Kauw telah dapat diselesaikan oleh Yo Him.   Hanya saja yang membuatnya agak heran, mengapa Yo Him mengakui dia pernah paman.   Dan mereka semua telah kembali makan pula.   Kali ini Song Lu Wuan telah memperlakukan mereka dengan sikap yang manis.   Malah In Lap Siansu telah bercakap-cakap akrab sekali dengan Song Lu Wuan dan beberapa orang gagah yang berada dikapal tersebut.! Banyak persoalan rimba persilatan yang telah mereka bicarakan termasuk akan ancaman dari pasukan tentara perang Mongolia.445   "Memang banyak orang gagah yang menuduh kami bekerja sama dan takluk kepada bangsa Mongolia..... tetapi sesungguhnya kami sebaliknya tengah bekerja keras untuk membongkar tipu licik bangga Mongolia itu !"   Menjelaskan Song Lu Wuan akhirnya.   "Kami mendengar bahwa bangsa Mongolia telah mulai mempersiapkan pasukannya untuk menerjang masuk kedaratan Tionggoan lagi, bahkan Kublay Khan, Kaisar Mongolia sekarang, adik Kaisar Mangu yang binasa ditangan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko telah perintahkan beberapa orang kepercayaannya dan jago-jagonya untuk menyelusup kedaratan Tionggoan, guna mencelakai jago-jago didaratan Tionggoan. Peristiwa itu terjadi delapan tahun yang lalu, perbuatan busuk mereka mulai diketahui. Kami sayangnya agak terlambat mendengar berita itu. Karena baru empat tahun yang lalu kami mendengar kejadian seperti itu. Maka Kauwcu (ketua) kami telah perintahkan beberapa orang- orang kami Untuk pergi ke Mongolia guna melakukan penyelidikan. Jika memang apa yang kami dergar itu benar dan juga ada bukti buktinya kami akan mengerahkan orang- orang pandai kami Untuk pergi ke Mongolia untuk membinasakan Kublai Khan. Dengan terbunuhnya Kaisar itu, tentu ancaman dapat dilenyapkan !, Tetapi siapa sangka, pengiriman orang-orang gagah kami ke Mongolia itu telah bocor entah bagaimana caranya, banyak Orang gagah didaratan Tionggoan yang telah mendengar hal itu, sehingga mereka menduga bahwa kami ini telah berkhianat dan bekerja sama dengan pihak Mongol. mereka jadi mencurigai kami, termasuk Siangkoan Lin Taihiap ini.... !"   Siangkoan Lin Lie cepat-cepat menjura dan meminta maaf.   Begitu juga Song Lu Wuan telah membalas hormat orang she Siangkoan tersebut.   In Lap siansu baru mengerti mengapa telah terjadi persengketaan antara Siangkoan Lin Lie dengan pihak Pek Liong Kauw.   Hweshio tua tersebut jadi mengangguk-anggukan kepalanya.446   "Dan dipusat, kami telah mengatur persiapan untuk melakukan pekerjaan besar, untuk membela tanah air!"   Song Lu Wuan telah melanjutkan ceritanya lagi.   "Tidak kami sargka justeru Sin Tiauw Taihiap Yo Ko telah berkunjung datang bersama beberapa orang pendekar besar lainnya, termasuk Kwee Ceng Taihiap, It Teng Taisu, Ciu Pek Thong, Lo Boan Tong dan Oey-Yong Lihiap...! Hanya yang kami sayangkan, justru kami tidak memiliki rejeki besar, dimana Yo Hujien, yaitu Liehiap siauw Liong Lie tidak ikut hadir.. !"   Mendengar orang she Song itu bercerita sampai disini, hati Yo Him jadi tergoncang.   Begitu juga dengan In Lap Siansu, hatinya jadi kaget bukan main.   Dengan berlayarnya kapal Pek Liong Kauw ini.   mereka tengah menuju kemarkas besar dari kumpulan Itu.   Dan jika memang mereka tiba dimarkas besar dari perkumpulan itu, bukankah berarti rahasia mereka akan terbongkar? Bukankah disana tengah berkumpul Yo Ko dan jago besar lain-nya? Yo Him jadi gugup sendirinya, hampir, saja sumpit ditangannya terlepas.   Song Lu Wuan yang matanya awas.   telah dapat melihat kegugupan yang dialami Yo Him.   "Kenapa kau Siauw Kiesu?"   Tanyanya dengan berkuatir sekali, karena dia menduga Yo Him mabok akibat menumpang kapal air ini. Yo Him cepat-cepat menggelengkan kepalanya sebagai anak yang cerdas segera juga dia bisa memberikan jawabannya.   "Tidak apa-apa, tidak apa-apa. aku hanya girang mendengar ayah telah berada disana, tentu tidak lama lagi kami ayah dan anak bisa bertemu !"447 Song Lu Wuan telah mengangguk-angguk, dia berhasil didustai, karena dia berpikir memang wajar jika si orang anak merindukan ayahnya mengharapkan pertemuan dengan ayahnya. In Lap Siansu juga memuji akan kecerdikan Yo Him yang cepat sekali bisa memilih jawaban yang tepat. Tetapi untuk selanjutnya Yo Him tidak bisa menangkap keseluruhannya dari cerita Song-Lu Wuan, karena hatinya tengah gelisah dan pikirannya tengah kalut. Dia tengah memikirkan jika nanti dia bertemu dengan Sin Tiauw Taihiap dlmarkas Pek-Liong Kauw, dan rahasianya yang mengakui dirinya adalah puteranya Sin Tiauw Taihiap itu terbuka, bukanlah disamping dia akan membuat Sin Tiauw Taihiap menjadi marah ? itulah sebabnya mengapa Yo Him jadi sangat gugup. Pikirannya jadi bekerja terus, walaupun mulutnya terus makan dar minum, Meskipun dia cerdik namun tidak urung anak ini tidak bisa mencarikan jalan yang baik untuk menghadapi persoalan ini. Yo Him menyadari bahwa kali ini dia tengah mempermainkan pendekar besar dalam rimba persilatan, jika rahasianya terbongkar, bukankah dirinya bisa celaka? Sedangkan In Lap siansu hanya gugup sejenak, karena tidak lama kemudian dia telah tenang kembali. Didalam dirinya hweshio tua itu telah berpikir bahwa Yo Ko maupun Kwee Ceng, Oey Yong, It Teng Taisu dan Ciu Pek Thong adalah pendekar-pendekar besar berhati mulia, tidak mungkin akan mencelakai Yo Him hanya karena mengakui dirinya sebagai anaknya Yo Ko. Maka dari itu In Lap siansu dapat makan minum terus dengan tenang. Dan ketika Song Lu Wuan telah menutup pesta nakan minum itu mempersilahkan tamu-tamunya untuk beristirahat dan tidur, maka In Lap siansu tidur dengan nyenyak sekali, suara mendengkurnya benar-benar membuat Yo Him jadi448 mendongkol sekali karena Yo Him yang sekamar dengan In Lap Siansu yang menjadi jiekonya itu tengah bergelisah tidak bisa tidur, sedangkan si pendeta telah tidur dengan nyenyak sekali seperti tidak berpikir apa-apa terhadap urusan yang akan mereka hadapi. 000odw^kzo000 KAPAL orang Pek LiOng Kauw tersebut berlayar terus menuju kearah selatan-barat-daya. Setelah berlayar dua hari, telah tiba dimuara dan lepas lautan. Rupanya pelayaran seperi itu memang merupakan pekerjaan biasa bagi orang-orang Pek Liong Kauw, Kapal itu berlayar cepat melawan ombak. Selama dalam perjalanan Song Lu Wuan selalu memperlakukan kelima Orang tamunya dengan ramah. Rupanya, dengan mengakunya Yo Him sebagai puteranya Yo Ko, orang-orang Pek Liong Kauw jadi menghormati mereka. Tetapi Yo Him selalu diliputi oleh tanda tanya. Sesungguhnya siapakah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie ? Tampaknya kedua pendekar besar itu memiliki nama yang sangat luar biasa terkenalnya dan disegani oleh o rang orang rimba persilatan. Disamping itu Yo Him juga jadi Selalu memikirkan, siapakah sesungguhnya kedua orang tuanya ? Dia she Yo begitu pula Yo Ko, tetapi apakah mungkin dia putera dari seorang pendekar seperti itu? Karena berpikir begitu, Yo Him jadi menghela napas tidak hentinya, karena dia yakin bahwa dirinya tidak memiliki rejeki begitu besar untuk menjadi putera seorang Pendekar besar dijaman itu. Sedangkan dia sejak kecil telah yatim dan tidak ada orang yang merawatnya, selain Sin Tiauw yang baik hati itu. Setengah bulan kemudian mereka telah sampai ditempat tujuan yaitu sebuah pulau yang besar sekali,449 Anak buah Pek Liong Kauw mengeluarkan sorak-sorai gemuruh sekali waktu pulau itu mulai tampak. Yo Him bersama yang lainnya telah Ketuar dia melihat pulau itu sangat besar dan luas sekali sehingga ujungnya tidak terlihat. Waktu kapal merapat, tampak beberapa orang lelaki bertubuh gagah dan tegap telah menyambut kedatangan Song Lu Wuan. Setelah adat istiadat dilakukan dengan saling memberi hormat, rombongan tersebut telah memasuki pulau untuk pergi kemarkas Pek Liong Kauw, guna menemui Kauwcu Pek Liong Kauw. Yo Him, In Lap Siansu dan Siangkoan Lin Lie, isterinya dan anak gadisnya, telah ditempatkan disebuah ruangan. Dan tidak lama kemudian mereka telah diajak kesebuah bangunan gedung yang sangat besar serta megah sekali. Yo Him yang melihat gedung itu jadi tercengang, karena dia melihat bahwa bangunan tersebut disamping megah dan besar juga sangat mewah sekali, melebihi istana-istana Kaisar. Didepan gedung yang mirip istana itu tampak berdiri berbaris ratusan orang, yang menyambut kedatangan tamu- tamu tersebut dengan anggukan dan rangkapkan tangan memberi hormat. Ternyata yang disebut sebagai Kauwcu dari Pek Liong Kauw merupakan seorang lelaki berusia lima puluh tahun, berwajah tampan walaupun usianya telah lanjut, disamping itu tubuhnya juga tegap. Dialah Wie Kiam Kauwcu dari Pek Liong Kauw. yang bergelar Hui Thian Sin Kiam (Pedang Sakti), yang namanya menggetarkan rimba persilatan. Namun Kauwcu Wie Kiam ternyata membawakan sikap yang ramah sekali, dia telah menyambut tamu-tamunya itu dengan perjamuan yang besar.450   "Loohu mendengar bahwa diantara tamu-tamu kita terdapat puteranya Yo Taihiap"   Kata Wie Kiam berselang sejenak setelah tamu-tamunya mengambil tempat duduk masing-masing.   "Dapatkah Lohu berkenalan dengan Siauw Kiesu itu?"   Yo Him yang sejak tadi memasuki gedung ini dengan hati yang berdebar kini merdengar perkataan Wie Kiam membuat jantungnya tambah tergoncang.   Cepat-cepat Yo Him bangkit berdiri, dia memberi hormat dan memperkenalkan diri.   Lama Wie Kiam mengawasi Yo Him dengan sorot mata yang tajam, tentu saja membuat Yo Him tambah tergoncang hatinya, sehingga ia tak berani memandang Kauwcu dari Pek Liong Kauw tersebut, hanya menundukkan kepalanya saja.   In Lap Siansu juga telah berdebar hatinya, pendeta ini adalah seorang Kangouw yang telah berpengalaman, tetapi tetap saja hatinya berdebar, karena dia takut rahasia Yo Him terbongkar.   Tetapi untuk menutupi kegelisahannya, sengaja ln Lap Siansu telah meneguk araknya berulang kali.   Setelah mengawasi Yo Him sejenak lamanya, Wie Kiam tertawa.   "Bagus! Betapa miripnya wajahmu dengan ayahmu, Siauw Kiesu !"   Kata Wie Kauwcu dengan suaranya yang keras "Ayahmu mungkin sore ini baru kembali, karena Yo Taihiap sekarang tengah mengejar seseorang !"   Yo Him menghela napas sambil membungkuk memberi hormat, untuk menutupi perobahan wajahnya yang merah karena dia merasa agak tenang mendengar Yo Ko tidak berada dimarkas Pek Liong Kauw tersebut.451 Begitu juga halnya dengan In Lap Siansu, diam-diam didalam hatinya pendeta tersebut memuji kebesaran sang Buddha.   "Tetapi, taihiap-taihiap lainnya, seperti Kwee Ceng Tayhiap, Oey Yong Liehiap, It Teng Tai-su dan Ciu Pek Thong Loo Boan Tong Locianpwe, Semuanya ada disini ! Tunggulah sebentar, Lohu akan perintahkan orang untuk memanggilnya !"   Mendengar perkataan Kauwcu Pek Liong Kauw tersebut yang terakhir, Yo Him merasakan kepalanya seperti disiram air dingin panas, hangat.   Sedangkan Kauwcu Pek Liong Kauw itu telah mengibaskan tangannya, mengisyaratkan kepada orangnya untuk mengundang jago-jago tua itu.   Yo Him telah kembali ketempat duduknya dengan hati yang berdebar-debar.   Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari beberapa orang, dan semua mata, termasuk Yo Him dan In Lap Siansu telah mengawasi kearah pintu yang bisa menembus keruang dalam itu.   Mereka mengawasi dengan perasaan tegang dan agak gelisah sekali, sedangkan Kauwcu Pek Liong Kauw itu telah tertawa saja dengan sikapnya yang angker.    Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bunga Karya Chin Yung Karena Wanita Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini