Rajawali Sakti Langit Selatan 18
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 18
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long Mie An Siansu tampaknya telah berhasil menguasai goncangan hatinya. Dengan gesit dia telah melompat berdiri, kemudian terdengar suara tertawanya yang bergelak-gelak. Orang-orang yang lainnya, termasuk Ang Sam hengte telah melompat berdiri juga, semuanya mengawasi gadis itu dengan sorot mata yang tajam dan kurang ajar sekali.585 "Kwee Liehiap...engkau ada disini !" Tanya Mie An Siansu dengan sikap yang tengik sekali. "Kebetulan sekali ! Bagaimana keadaan Thio Kun Po, yang waktu itu melarikan diri bersama engkau dan Kak-wan Siansu ?". Muka si gadis itu tetap dingin, dia telah memandang tajam kepada si pendeta. "Mie An Siansu, aku tidak bicara main-main. Apa yang sedang kau lakukan ! Beberapa saat yang lalu, engkau telah dihukum oleh Hong thio Siauw Lim Sie, dan disaat itu seharusnya engkau menyadari kesalahanmu untuk tidak melakukan kejahatan lagi, tetapi akhir-akhir ini justru seringkali kudengar bahwa engkau mulai mengumbar lagi sifat-sifat burukmu, menggangu anak isteri orang...... ! Dan ...... !" Berkata sampai disitu, tampak si gadis telah menatap kepada Siangkoan Peng. "Gadis itu juga engkau tawan .....! Sungguh pendeta celaka...... !" Walaupun memaki begitu, suara si gadis terdengar halus sekali.... "Gadis yang belum lagi berusia lebih dari tiga belas tahun, telah engkau ganggu .... !" "Ohhh, Kwee Liehiap salah paham ! Itu bukan perbuatanku ! Justru gadis kecil itu mengikuti Ang Sam hengte, ketiga sahabatku itu. karena jengkel dan si gadis itu juga diusir tidak mau pergi, maka akhirnya ketiga sahabatku itu terpaksa menotoknya agar gadis itu tidak mengganggu lebih jauh lagi...... !" Si gadis mengerutkan alisnya, tampaknya dia tidak mempercayai keterangan si hweeshio.. "Dan kini apa yang sedang kalian rundingkan ?" Tanya si gadis. Mie An Siansu telah tetapkan hatinya yang tadi tergoncang, dia telah berpikir, walaupun, bagaimana tingginya kepandaian586 gadis itu, tetapi dia berada bersama-sama dengan, kawan- kawannya dalam jumlah yang banyak. Maka dia merasa tidak perlu takut, dia. telah tertawa bergelak-gelak dengan suara yang sangat nyaring dan bengis sekali. "Kwee Siang !" Katanya kemudian setelah puas tertawa. "Engkau jangan terlalu ber tingkah dan membawa sikap sebagai seorang Locianpwe menegur kaum Boanpwe ! Apa kedudukanmu ? Apa kepandaianmu ? Hemmnn mungkin jika Hongthio Siiuw Lim Sie bertemu denganku, dia tidak akan memperlihatkan sikap seperti itu ! Jika engkau masih tidak mau cepat-cepat berlalu dan masih banyak cerewet biarlah engkaupun akan kami tangkap dan tawan, karena memang kamipun menghendaki suatu keterangan dari mu !". Gadis itu, yang tidak lain dari Kwee Siang, puteri bungsu dari Kwee Ceng dan Oey Yong, telah tertawa tawar, sikapnya tenang sekali. "Enak saja engkau bicara, waktu dulu engkau tidak dibinasakan oleh engko Yo, itupun karena engko Yo merasa kasihan dan mau mengampuni jiwa bangsatmu, tetapi ternyata bangsat tetap saja bangsat...! Baiklah ! Apa yang hendak kau tanyakan kepadaku ?". "Justru kami ingin mengetahui tempat persembunyiannya Yo Ko, si buntung celaka itu !" Kata Mie An Siansu dengan suara yang bengis. Muka Kwee Siang jadi berobah. Harus diketahui, dia sangat menghargai dan menghormati sekali Sin Tiauw Taihiap Yo Ko (baca . Sin Tiauw Hiap Lu), maka kini dia mendengar Mie An Siansu menyebut Yo ko dengan perkataan Yo Ko si buntung celaka tentu saja Kwee Siang jadi gusar sekali. "Srengg...!" Tahu-tahu Kwee Siang telah mencabut pedangnya.587 "Lidahmu yang kurang ajar itu tampaknya memang harus dipotong !" Kata Kwee Siang dengan suara mengandung kemarahan, Mukanya yang montok berobah merah, sedang tangannya telah bergerak, pedangnya itu telah menyambar kearah Mie An Siansu, dan "serrrr !", mata pedang itu telah menyambar kearah dada si hweshio. "Siuttt...!" Mata pedang mengenai sasaran yang salah, karena Mie An Siansu cepat mengelak kesamping. Disaat itu Kwee Siang yang tengah mendongkol mendengar Yo Ko disebut sebagai 'si buntung celaka', telah menyerang lagi dengan gerakan yang cepat sekali, pedangnya telah berkelebat menyambar dengan mengeluarkan suara mengaung. "Sirrrrgg ! " Pedang itu menyambar sulit dilihat oleh mata orang biasa, disusul dengan suara 'breett ! ujung lengan jubah pendeta itu telah kena dilubangi oleh mata pedang si gadis she Kwee. Mie An Siansu terhuyung-huyung mundur dengan tubuh yang agak bergetar dia mukanya pucat, karena dia kaget bukan main telah diserang seperti itu, untung saja dia masih sempat untuk berkelit sehingga hanya lengan jubahnya saja yang berlobang. Coba jika dia terlambat berkelit, niscaya dadanya yang akan berlobang. Ang Samhengte dan jago-jago lainnya yang melihat itu jadi terkejut bercampur marah. Dengan cepat mereka telah berpencar dan mengurung si gadis. Tetapi Kwee Siang tidak takut sedikilpun, dia berdiri tegak dengan tenang sambil mencekal pedangnya. Walaupun saat itu dia telah terkurung oleh kedua puluh orang tersebut. "Kalian majulah semua !, rupanya kalian memang bukan manusia baik-baik" Tantang Kwee siang dengan suara nyaring. Mie an siansu yang lengan jubahnya telah berlobang oleh mata pedang Kwee siang itu mendongkol bukan main, dia588 telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras sekali, lalu telah melancarkan serangan-serangan dengan cepat dan dahsyat. Tetapi Kwee siang mana memandang sebelah mata serangan itu, dia berkelit dengan indah mempergunakan jurus Bidadari Menari dimana tubuhnya bergerak lemas gemulai kekiri dan kekanan, maka lawannya tidak berhasil melancarkan serangan kepadanya. Waktu Kwee Siang ingin menggerakkan pedangnya untuk melancarkan serangan, justru disaat itulah tampak pedang salah seorang pengepungnya yang berpakaian sebagai seorang tojin (pendeta agama To) telah meluncur dengan cepat kearah punggungnya. Kwee Siang jadi batal untuk melancarkan serangan kepada Mie An Siansu, dia bergerak dengan jurus "Naga Perkasa Muncul Dari Lautan", pedang Kwee Siang bergerak-gerak berbentuk setengah lingkaran kearah belakangnya bagaikan seekor naga yang tengah menggeliat, menyambar kearah si Tojin. "Trangg !" Kedua pedang itu saling bentur dengan keras dan kuat, disaat itulah dengan cepat sekali Kwee Siang telah menurunkan pedangnya, melepaskan kaitan dari pedang lawannya dengan gerakan yang sangat manis dan indah dipandang, kemudian dia telah melancarkan tikaman susulan kearah paha si Tojin dengan jurus "Hujan Bunga Dimusim rontok", dan pedangnya berkelebat-kelebat membingungkan lawan. Tetapi Tojin itu rupanya seorang akhli kiam-khek, akhli pedang ternama, dari itu dalam keadaan demikian dia berhasil mengelakkan serangan Kwee Siang. Gerakan yang dilakukan oleh Tojin itu sangat lincah sekali, disusul juga dengan pedangnya yang menyambar kearah mata Kwee Siang. Jika Kwee Siang meneruskan serangannya berarti589 matanya juga akan menjadi korban serangan pedang si Tojin, berarti juga akan menjad buta. Terpaksa Kwee Siang menarik pulang pedangnya dan dalam keadaan demikian Ang Cie Bun telah melancarkan serangan kepada Kwee Siang dengan mempergunakan Poan Koan Pitnya. Ang Sam Hengte merupakan tiga orang bersaudara kembar yang mempergunakan poan koan pit sebagai senjata andalan mereka. Dan poan koan pit memang merupakan senjata andalan mereka. Dan poan-koan pit memang merupakan alat senjata vang bisa dipergunakan untuk menotok jalan darah. Maka serangan-serangan dari Ang Cie Bun selalu mengincer jalan darah ditubuh Kwee Siang, dimana poan koan pit tersebut bergerak-gerak keatas, kebawah atau menyambar lurus ditengah. mengincer jalan darah si gadis. Begitu juga dengan Ang Cie Liong dan Ang Cie Sian, telah ikut melancarhan serangan dengan poan-koan-pit mereka saling susul. Ang Cie Liong telah menyerang dengan jurus "Bunga Rontok Sehelai", disusul lagi dengan totokan mempergunakan jurus "Harimau Lepas Taring", poan-koan- pitnya menyambar-nyambar keras menimbulkan angin berkesiuran. Dan jurus-jurus yang dipergunakan oleh Ang Cie Liong bertiga sesungguhnya merupakan Ilmu silat aliran Tionggoan Timur. Kwee Siang tidak jeri bahkan sama sekali tidak merasa takut menghadapi keroyokan seperti itu. Dengan mengeluarkan suara teriakan yang sangat nyaring Kwee Siang memutar pedangnya. Kali ini Kwee Siang mempergunakan jurus "Biruang Kecil Menerjang Menggigit", tampak pedangnya menyambar dalam jarak pendek-pendek dan cepat sekali berobah-robah sasaran dan arah serangan.590 Gerakan yang dilakukan Kwee Siang dengan memutar pedangnya keberbagai arah itu sangat mengejutkan lawan- lawannya. Jangan kata serangan dari pihak musuh, sedangkan jika saat itu Kwee Siang disiram dengan segayung air, tidak setetes airpun yang akan dapat menerobos masuk. Maka semua serangan lawan-lawannya selalu tertangkis dan tidak bisa menerobos kepertahanan yang dilakukan Kwee Siang. Dalam keadaan demikian, Mie An Siansu yang telah marah, telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras sekali, dia telah melancarkan gempuran-gempuran yang sangat hebat mempergunakan kedua telapak tangannya itu, karena dia melatih semacam ilmu pukulan tangan kosong. Pukulan yang dilancarkannya mempergunakan sekaligus kedua telapak tangannya dengan jurus "Naga Berjumpalitan Diawan". di mana kedua telapak tangan itu berkesiuran keras dan kuat menyambar kearah Kwee Siang, karena pukulan itu merupakan salah satu jurus dari Tek Kong Ciang (Pukulan Udara Kosong). Maka tanpa perlu menyentuh bagian anggota tabuh lawan serangan itu bisa mematikan. Kwee Siang tengah memutar kuat-kuat pedangnya, ketika tahu-tahu dia merasakan desakan kuat menerjang kedirinya, membuat dia mengeluarkan seruan tertahan dan mundur bebepa langkah kebelakang seperti juga rubuh terguling. Untung saja Kwee Siang, memiliki lwekang cukup tinggi dan kegesitan telah mencapai puncaknya, dia berhasil menguasai dan mengendalikan tubuhnya tidak sampai rubuh terguling, dalam sekejap mata dia telah berhasil berdiri tegak kembali. Melihat kesempatan itu Ang Cie Liong telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat bengis, tampak dia telah meloncat sambil menggerakkan poan-koan-pitnya yang akan menotok jalan darah Pai-tie-hiat didekat dada sebelah kiri dari si gadis. Serangan yang dia lakukannya itu sangat cepat sekali membawa angin serangan yang tajam berseliweran dan di saat itu juga dengan cepat Kwee siang memutar tubuhnya591 dengan gesit. Dengan sangat manis, tahu-tahu dia telah berdiri dipinggir dan membiarkan serangan poan-koan-pit itu lewat di sisi dadanya. Namun Kwee Siang bukan hanya membiarkan serangan lawannya lewat dan berdiam diri saja, cepat sekali pedangnya digerakkan melancarkan tikaman kearah dada Cie Liong dimana mata pedang menusuk lurus. Ang Cie Liong mengeluarkan suara teriakan tertahan melompat mundur dengan muka pucat. Dia juga telah menarik pulang poan koan-pitnya untuk menangkis pedang Kwee Siang. "Trangg...!" Poan-koan-pit itu berhasil menangkis pedang si gadis dengan keras sekali. Dalam keadaan demikian Ang Cie Liong kembali terhuyung, karena waktu melancarkan serangan menangkis, disaat itu tenaganya tidak terkumpul semuanya, dan Kwee Siang telah melancarkan serangan pedang menusuk dengan disertai592 getaran tenaga lweekang Kiu Im Cin Keng, yang pernah diperolehnya dari Kak Wan Siansu dari Siauw Lim Sie. Disaat itu sebetulnya Kwee Siang telah berhasil menciptakan semacam ilmu pedang yang hebat sekali berdasarkan keterangan kitab Kiu Im Cin Keng yang dibacakan oleh Kak Wan Siansu. Jika Thio Kun Po telah mengubah ilmu pedang dan ilmu silat ciptaannya dengan mengandalkan Kiu Yang Cinkeng dan mendirikan partai persilatan sendiri yang bernama Bu Tong Pay, dimana kemudian Thio Kun Po merubah namanya menjadi Thio Sam Hong, maka juga Kwee siang telah berhasil mendirikan sebuah pintu perguruan silat yang diberi nama perguruan Go Bie Pay Disaat itu nama perguruan Go Bie Pay belum lagi terkenal, karena baru saja didirikan. Dan waktu mendengarkan Kak Wan siansu membacakan Kiu Im Cinkeng dan Kiu Yang Cinkeng, justru hanya Thio Kun Hong dan Kwee siang berdua yang sempat mendengarnya. Dibelakang hari Bu Tong Pay telah menjadi sebuah pintu perguruan yang besar dan jaya. Selewatnya Thio sam Hong justru Bu Tong Pay lebih populer dibandingkan dengan siauw Lim sie, bahkan pendekar- pendekar didikan Bu Tong Pay lebih populer dibandingkan dengan Siauw Lim Sie, bahkan pendekar-pendekar didikan Bu Tong Pay umumnya memiliki kepandaian yang tinggi dan budi pekerti yang baik serta luhur. Go Bie Pay walaupun kelak merupakan salah satu pintu perguruan yang sama populernya dengan Bu Tong Pay dan siuw Lim, tetapi masih berada dibawah satu tingkat dari ke populeran nama kedua pintu perguruan itu. Sekarang walaupun dikeroyok dua puluh orang lawannya namun Kwee Siang tidak merasa takut, sebab dia memiliki ilmu pedang dan lwekang yang telah sempurna. Memang ilmu pedang yang diciptakannya untuk kaum wanita, karena itu593 kelak Go Bie Pay lebih dikenal oleh umum sebagai pintu perguruan wanita. Karena pendiri Go Bi Pay adalah seorang wanita (Kwee Siang), maka ilmu pedang itupun tidak mengandung kekerasan tetapi mengandalkan kegesitan dan perobahan- perobahan yang aneh yang bisa membingungkan lawan Waktu melihat kedua puluh orang lawannya yang mengeroyoknya dengan tidak mengenal malu, tampak Kwee Siang telan mengeluarkan siulan yang panjang dan menggerakkah pedangnya melingkar-lingkar bagaikan seekor naga dan tubuhnya melompat kesana kemari dengan gesit. Itulah jurus "Bie Sian Kiam-hoatl (Bidadari cantik bermain pedang) yang sangat tangguh dan membingungkan lawannya. Gerakan-gerakan dari ilmu pedang yang dipergunakan Kwee siang memaksa lawan-lawannya tidak bisa terlalu mendesak dan tidak berdaya untuk melancarkan serangan-serangan yang dekat, bahkan jagoan-jagoan itu terpaksa harus berhati- hati sekali setiap kali Ingin melancarkan serangan kepada Kwee Siang. Mie An yang menyaksikan ini jadi marah sekali dan telah mengeluarkan suara bentakan berulang kali, tubuhnya telah menerjang dengan kedua tangannya yang berisi tenaga lwekang yang kuat. Dia telah mengeluarkan ilmu simpanannya yaitu ilmu silat Cap Pek Lo Han Kun atau ilmu pukulan delapan belas arhad. Dua belas tahun yang lalu, Mie An Siansu,merupakan murid Siauw Lim Sie tingkat ketiga dan waktu dia dikeluarkan dari kaum-nya, kepandaian Mie An Siansu memang teiah mencapai taraf yang tinggi. Hong-thio Siauw Lim Sie tidak menghukum mati kepada Mie An Siansu waktu mengetahui Mie An Siansu memperkosa seorang gadis, karena disebabkan Hongthio itu merasa sayang atas kecerdasan yang dimiliki oleh Mie An Siansu.594 Sekarang walaupun dia telah dikeluarkan oleh pihak Siauw Lim Sie, tetapi selama dua belas tahun Mie An Siansu telah melatih diri dengan giat sehingga ilmu pukulannya telah semakin hebat dan lwekangnya telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali. Terlebih lagi dia memang seorang yang cerdas bukan main, selain dia melatih ilmu yang pernah diperolehnya dari perguruan Siauw Lim pay, diapun telah, berhasil menciptakan semacam ilmu silat "Pukulan Tangan Kosong" Yang dari kedua telapak tangannya itu bisa menyambar angin serangan yang panas dan kuat sekali yang bisa membinasakan lawan- lawannya. Tetapi Kwee Siang juga tidak lemah, dia bisa memberikan perlawanan dengan sama dahsyatnya. Melihat keroyokannya bersama kawan-kawannya yang berjumlah cukup banyak dan berilmu tinggi belum berhasil juga merubuhkan Kwee Siang, membuat Mie An Siansu tambah penasaran. Berulang kali Mie An Siansu telah mengeluarkan bentakan-bentakan bengis melancarkan serangan-serangan yang mengincer bagian-bagian mematikan ditubuh si gadis, dan begitu juga kawan-kawannya mengepung rapat tidak memberikan kesempatan pada Kwee Siang untuk bernapas. Lalu Mie An Siansu telah menyedot napas dalam-dalam, dan telah menggempur lagi dengan mempergunakan delapan bagian tenaga dalamnya, menimbulkan kesiuran angin yang kuat sekali. Dengan jurus "Lonceng Bergoyang Sepuluh Kali" Kedua tangannya menyerang sekaligus bergantian kesepuluh bagian tempat jalan darah mematikan ditubuh Kwee Siang. Tetapi Kwee Siang gesit sekali, dia selalu berhasil menyelamatkan diri. Disamping itu juga Kwee Siang selalu berhati-hati menghadapi serangan lawan-lawannya yang lainnya, dia berusaha mengendalikan diri dan membatasi ruang geraknya, menunggu kesempatan terbuka untuk595 menyerang bagian-bagian yang lemah ditubuh lawan- lawannya. Selama melancarkan gempuran-gempurannya, Mie An Siansu telah berteriak-teriak menganjurkan kawan-kawannya agar melancarkan serangan lebih berat dan keras, dia berusaha membangkitkan semangat bertempur kawan- kawannya. Tetapi Kwee Siang kinipun tidak berlaku segan-segan lagi, dengan gerakan yang sangat cepat sekali tampak Kwee Siang telah menggetarkan pedangnya, yang berkelebat-kelebat menyilaukan mata lawan-lawannya. Setiap serangan yang dilancarkan oleh Kwee Siang kali ini merupakan serangan dari ilmu pedang simpanannya, diapun mempergunakan jurus-jurus yang pernah memperoleh petunjuk dari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko disaat itu pedangnya berkelebat-kelebat menimbulkan desiran angin yang sangat kuat sekali. Dalam keadaan demikian, terlihat jelas betapa pedangnya telah meluncur dalam gerakan yang sangat cepat sekali, sehingga samberan angin serangan pedang itu telah menderu-deru dengan dahsyat, telah menyerang setiap jalan darah dari lawannya yang bisa mematikan. Setelah lewat lima jurus, terdengar suara jeritan yang menyayatkan hati, karena itulah suara jerit kematian. Kwee Siang telah berhasil merubuhkan dua orang lawannya yang menggeletak tidak bernapas lagi. Tojin yang menjadi kawan Mie An Siansu jadi marah sekali, dengan mengeluarkan suara bentakan bengis dan nafsu membunuh, dia telah melompat dan menggerakkan pedang ditangannya, yang dengan ganas telah menikam ketubuh Kwee Siang. Disamping itu, si Tojin juga telah membarengi dengan mengibas mempergunakan Hudtimnya, gerakan itu telah membuat Kwee Siang harus mengelakkan serangan itu dengan cepat sekali.596 Dalam sekejap mata tampak Kwee Siang telah berkelit tiga kali. Dan dalam kesempatan itulah Kwee Siang baru memiliki kesempatan untuk melancarkan serangan membalas. Gerakan yang dilakukan Kwee Siang benar-benar luar biasa, kaki kanannya diulur kedepan, ditekuk sedikit, dan kemudian dengan cepat sekali dia telah menikam dengan tubuh yang didoyongkan kedepan. "Sringgg...!" Pedang meluncur dengan cepat sekali secepat kilat dan "Cepppp!" Terdengar benda logam masuk menerobos dan daging kemudian terdengar suara teriakan menyayatkan dari Tojin itu, tubuhnya menggelepar dan terhuyung mundur, dari dadanya mengucur darah merah yang segar, mata tojin itu terbuka lebar-lebar dan dia mengeluh perlahan dengan mulur terbuka, dari tenggorokannya terdengar suara berkerogokan dan kemudian tubuhnya terjengkang kebelakang, napasnya terhenti. Mie An siansu dan kawan-kawannya jadi terkejut bukan main, dia telah melihat betapapun Kwee siang memang tangguh dan memiliki kepandaian yang hebat luar biasa, kepandaian yang sulit sekali dilawan. Tetapi Mie an siansu masih penasaran, dia berpikir, walaupun Kwee siang memiliki kepandaian yang sangat tinggi, tetapi jika dia diserang terus menerus, niscaya gadis itu akan cepat letih sehingga dengan mudah dia akan dapat dirubuhkan. Maka dari itu Mie An Siansu telah melancarkan serangan- serangan dan gempuran-gempuran yang tidak hentinya, setiap serangan telapak tangannya itu meluncur dengan hebat, bahkan telah beberapa jurus lagi tampak Mie an siansu telah mencabut golok yang tergemblok di punggungnya. Dengan goloknya itu dia telah melancarkan serangan yang sangat hebat sekali, goloknya telah menyambar-nyambar597 dengan hebatnya, sehingga Kwee siang telah berhasil dipaksa mundur beruntun berulang kali. Belum lagi kawan-kawan si hweshio yang telah melancarkan serangan juga. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Makin lama makin terlihat tampak Kwee siang hanya dapat membela diri saja dan tidak dapat melancarkan serangan- serangan balasan. Yo Him dan Phang Kui In yang menyaksikan jalannya pertempuran itu telah memandang dengan tegang, sedangkan Yo Him telah berbisik perlahan disamping telinga Phang Kui In. "apakah tidak lebih baik paman Phang muncul memberikan bantuan kepada enci itu, Bukankah dengan bantuan paman Phang berarti gadis itu akan memperoleh bantuan yang tidak kecil dan meringankan bebannya yang bisa menyebabkan dia bisa mengambil napas dua dan mengadakan perlawanan yang lebih gigih kepada musuh-musuhnya ?" Phang Kui In berdiri ragu sejenak ditempat persembunyiannya, tetapi kemudian dia telah mengangguk. "Benar !" Katanya perlahan. "Dan memang gadis itu merupakan puteri dari tokoh persilatan Kwee Ceng dan Oey Yong !!" Mendengar perkataan itu, Yo Him jadi terkejut dan gugup. "Kalau demikian, cepatlah paman Phang memberikan pertolongan .... bukankah paman Kwee dan Oey Pehbo sangat baik ? Waktu aku berada di Ang Hwa To, paman Kwee dan Oey Pehbo telah memperlakukan aku sangat baik sekali...... !" Phang Kui In memang sejak tadi bermaksud untuk melompat keluar dari tempat persembunyiannya untuk memberikan pertolongan kepada Kwee Siang. Tetapi yang membuat dia ragu-ragu adalah jumlah musuh yang demikian besar, maka Phang Kui In bermaksud untuk menantikan waktu sejenak lagi sampai musuh-musuhnya itu letih. Tetapi melihat Kwee Siang mulai agak sibuk menerima serangan-serangan598 gencar dari lawan-lawannya, tentu saja telah membuat Phang Kui In harus mengambil tindakan yang tegas. Dia telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya sambil membentak keras "Manusia tidak tahu malu ! Manusia rendah yang tidak punya perasaan ! Melancarkan serangan secara mengeroyok seperti itu !" Dan setelah berkata begitu dengan cepat Phang Kui In mencabut senjatanya, yaitu sepasang Samcio, senjata yang memiliki tiga cagak (trisula), dengan mengeluarkan suara yang nyaring sekali, tampak samcio itu telah meluncur menyerang salah seorang lawan yang terdekat dengannya. Yaitu Ang Cie Bun. Tentu saja Ang Cie Bun tidak menduga akan adanya serangan dari orang yang muncul dari tempat yang tidak terduga seperti itu jadi sibuk sekali mengelakkan diri. Berulang kali dia telah terdesak mundur kebelakang beberapa langkah kemudian dia teiah menangkis dengan poan-koan pitnya. Tetapi Phang Kui In telah mempergencar serangan- serangannya, dengan jurus Ban Hoa Hong Ie" (Hujan puluhan ribu bunga), trisulanya bagaikan gugurnya bunga-bunga dari pohon telah menotok kejalan-jalan darah mematikan ditubuh Ang Cie Bun, juga dengan cepat sekali trisula itu telah meluncur kearah diri Ang Cie Sian yang berada disebelah kanannya. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Phang Kui In menyebabkan Ang Cie Bun dan Ang Cie Sian jadi sibuk sekali mengelakan diri dari serangan-serangan Samcio itu. Walaupun mereka bersenjata Poan Koan Pit, namun gerakan Samcio itu sangat cepat sekali, maka membuat mereka harus bergerak cepat lagi untuk mengelakkan diri dan menyelamatkan jiwa mereka dari ancaman Samcio itu. Dalam keadaan demikian, tampak Phang Kui In telah memperhebat terus serangan-serangannya, dia masih memiliki tenaga penuh, maka tidak mengherankan jika tenaga599 serangan Samcio-nya juga menyambar-nyambar dengan hebat sekali. Dalam waktu yang sangat singkat sekali, Ang Cie Sian dan Ang Cie Bun telah terpisah dari gelanggang pertempuran itu, sehingga menyebabkan Kwee Siang jadi bisa bernapas atas berkurangnya lawan-lawan yang mengepungnya. Melihat datangnya bala bantuan yang tiba tepat pada waktunya, walaupun Kwee Siang tidak mengenal dan tidak mengetahui siapa sesungguhnya Phang Kui In, tetapi gadis ini jadi girang bukan main. Dia telah mengeluarkan suara siulan, semangat bertempurnya jadi terbangun, dengan cepat sekali dia telah melancarkan kembali serangan-serangannya dengan dahsyat. Karena datangnya bala bantuan itu, suasana pertempuran semakin seru saja, ketika lawan-lawannya sedang terkejut atas munculnya Phang Kui In dan bergerak agak lambat. Maka pedang Kwee Siang telah menyambar dengan cepat sekali, sehingga tampaklah dua tubuh telah menggeletak lagi rubuh ditanah, sambil mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan hati, karena itulah suara jerit kematian. Mie An Siansu yang melihat keadaan mulai tidak menguntungkan rombongannya, jadi terkejut dan marah. Dia sangat penasaran sekali, karena sejak tadi dia bersama dengan kawan-kawannya yang berjumlah dua puluh orang, ternyata tidak berhasil merubuhkan Kwee Siang yang hanya seorang diri. Bukankah hal itu sangat memalukan sekali. Dengan cepat dia memperhebat serangan-serangannya. Tetapi waktu pertempuran itu tengah berlangsung dengan serunya, tiba-tiba disaat itu telah terdengar teriakan dari suatu arah . "Di sini.. ! Mereka sedang bertempur disini ! Si gundul lanang Mie An Siansu juga berada disini. kita tangkap dan kita cingcang, percuma saja jika kita tidak bisa menangkap mereka, karena jumah kita yang seratus orang, tentu akan600 dapat dan berhasil membekuk mereka semua ! Seorangpun jangan dilepaskan...! Tangkap dan kita binasakan semuanya, karena mereka merupakan manusia-manusia laknat.. !". 000odw^kzo000 TENTU saja perkataan yang nyaring itu didengar oleh Mie An Siansu dan kawan-kawannya. Mereka jadi terkejut sekali, dan menduga bahwa rombongan orang yang datang itu tentunya jago-jago kawannya Phang Kui In. Muka Mie An Siansu dan sisa kawan-kawannya jadi berobah pucat, mereka telah merasa ber-kuatir juga, dan dengan cepat Mie An Siansu mengambil suatu keputusan. "Angin keras ......!" Teriaknya dengan suara yang sangat nyaring. Mie An Siansu kemudian kabur dengan menyambar tubuh Siang koan Peng. Maka disaat itulah kawan-kawannya telah melompat mundur, memutar tubuh dan segera melarikan diri, karena merekapun memiliki perasaan yang sama seperti Mie An Siansu, dan mengetahui jika mereka dikepung oleh musuh- musuhnya dalam jumlah yang banyak, yang mereka duga adalah kawan-kawannya Phang Kui In, tentu saja hal itu akan membuat mereka terdesak hebat, karena mereka telah letih akibat pertempuran yang memakan tenaga ketika melawan Kwee Siang dan Phang Kui In. Maka jalan yang paling selamat adalah melarikan diri menyelamatkan jiwa mereka masing-masing. Disaat itu dengan cepat sekali Kwee siang telah melancarkan serangan pedangnya kepada salah seorang lawannya yang terlambat melarikan diri, Orang itu mengelakkan diri, tetapi tidak urung bahunya telah terluka oleh goresan pedang, maka dengan601 mengeluarkan suara jeritan kesakitan, dia pun juga telah melarikan diri mementang kakinya lebar-lebar Tentu saja hal ini telah membuat Kwee Siang tertawa geli, dia tidak mengejarnya. hanya Kwee Siang sesalkan tidak bisa menolong Siangkoan Peng yang dibawa kabur Mie anSiansu. Phang Kui In juga tidak mengejarnya karena dia mengenali justru tadi yang berkata itu adalah Yo Him. Memang Yo Him sengaja telah mempergunakan gertakannya itu untuk mengusir' lawan-lawannya Kwee Siang. Dan dia berhasil, karena Yo Him hanya seorang diri, dan dia menyebut dalam jumlah. seratus orang, sehingga Mie An Siansu dan kawan-kawannya yang tidak mendengar suara langkah kaki, maka mereka sebagai jago-jago berpengalaman dalam persilatan justru berbalik mengira bahwa orang-orang yang tengah bersembunyi itu merupakan jago-jago yang memiliki ilmu meringankan tubuh yang telah sempurna. Bukankan suara langkah kakinya saja tidak terdengar ?. Karena itu dengan tepat sekali rencana gertakan Yo Him memberikan hasil yang baik, dimana lawan-lawan Kwee siang termasuk juga Mie an siansu telah melarikan diri .... Phang Kui In tertawa tergelak-tergelak dia memuji akan kecerdasan Yo Him. Saat itu Kwee siang telah menghampiri kepadanya dan telah membungkukkan tubuhnya, kemudian dia menjura memberi hormat dengan sikap yang sangat ramah. "Terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kiesu, bolehkab siauwmoay, mengetahui nama besar dari Kiesu ?. dan jika memang tidak keberatan siauwmoay juga ingin menanyakan gelaran Kiesu yang harum untuk dikenang, bahwa siauwmoay pernah menerima budi besar dari Kiesu....!" Kata Kwee siang.602 Phang Kui In cepat-cepat membalas penghormatan si gadis. dia telah tertawa lebar. "Sesungguhnya kita bukan orang luar ....kita masih orang dalam juga.........!" Kata Phang Kui In dengan suara yang ramah. "Aku she Phang dan bernama Kui In, tidak memiliki julukan apa-apa karena kepandaianku yang rendah...! Sedangkan beberapa saat yang lalu dipulau Ang Hwa To, aku telah bertemu dengan ayah bundamu, yaitu Kwee Taihiap dan Oey Liehiap. "Oh, ya ?" Tanya Kwee Siang dengan mata bersinar cemerlang sekali! "Bagaimana keadaan mereka ? Apakah mereka sehat-sehat saja ?" "Sehat-Sehat saja, tetapi karena ada suatu urusan yang sangat penting, maka Kwee Taihiap dan Oey Liehiap bersama- sama dengan orang-orang gagah lainnya, bermaksud untuk memberitahukan kepada para pencinta negeri agar mengetahui, bahwa tidak lama lagi akan ada ancaman serbuan dari tentara Mongolia !". Muka Kwee Siang berobah, dia menghela napas panjang. "Hai, hai," Katanya dengan suara yang dalam dan menundukkan kepalanya. "Memang aku keterlaluan sekali. Telah beberapa tahun aku tidak menjenguk orang tuaku itu...! Juga encie Hu (Kwee Hu) belum kutenggoki !, mengapa aku jadi demikian ?, Mengapa aku harus mengenang terus kepadanya ?. tetapi engko Yo juga kejam sekali, dia tidak mau bertemu denganku satu kalipun juga !" Waktu ber kata-kata begitu suaranya sedih bukan main, mukanya juga murung sekali, tampak hatinya sangat berduka. Disaat itu Phang Kui In telah tertawa. "Kwee lihiap justru kami sedang melakukan perjalanan untuk menemui Yo Taihiap" Katanya.603 Muka Kwee Siang seketika berobah jadi tegang dan girang dia telah bertanya dengan suara yang tidak lancar . "Kau...Kiesu...kau mengetahui dimana beradanya Engko Yo Ko?" "Dimana sekarang engko Yo berada ?" Tanya Kwee Siang dengan suara tidak sabar. "Dan engkau Kiesu, mengatakan perkataan "kami", apakah engkau membawa sahabat- sahabatmu yang tadi belum muncul itu ?" "Itu hanya sandiwara dari engko kecil kawanku, untuk mengertak Mie An Siansu dan kawan-kawannya.......!" Kata Phang Kui In. Dan setelah berkata begitu, dia telah berkata. "Adik kecil, kau keluarlah untuk berkenalan dengan Kwee Liehiap, karena Kwee Liehiap sahabat ayahmu........." Yo Him telah melangkah keluar, dia menghampiri Kwee Siang dia telah menjura. "Apa kabar encie Kwee ?" Tanyanya dengan ramah, dia memanggil encie Kwee, karena sejak tadi dia telah mendengar si gadis memang she Kwee dan bernama Siang. Kwee Siang untuk sejenak berdiri ditempatnya dengan tertegun, sampai dia lupa untuk membalas hormat dari Yo Him, karena hatinya saat itu tergoncang hebat sekali. Dilihatnya muka Yo Him mirip sekali dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, dan dia seperti juga melihat Sin Tiauw Taihiap, maka tidak, mengherankan jika hati gadis ini jadi tergoncang keras sekali. Dalam keadaan demikian, tampak Yo Him telah berkata lagi; "Encie Kwee, apakah engkau tengah mencari ayahku ?" "Kau..... kau puteranya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko ?" Tanya Kwee Siang dengan suara tergagap. "Benar !" Kata Phang Kui In. "Justru kami berdua tengah melakukan perjalanan untuk menemui Sin Tiauw Taihiap Yo Ko..." Dan Phang Kui In telah menceritakan perihal pertemuannya dengan Yo Ko, menceritakan semua604 pengalamannya yang tiba dipulau Ang Hwa To dan kemudian sampai mereka melakukan perjalanan untuk menyusul Yo Ko. Kwee Siang berulang kali mengeluarkan seruan-seruan girang. Dia telah menghampiri Yo Him, tangan anak itu telah dicekalnya kuat-kuat. Yo Him merasa terharu, ketika melihat di mata Kwee Siang menitik beberapa butir air mata, sedangkan tangannya yang mencekal pergelangan tangannya, dirasakan dingin sekali. Karena Kwee Siang sedang berada dalam keadaan tegang dan juga girang. "Belasan tahun aku mencari Engko Yo, ai, ai, dia seperti juga selalu mengelakkan diri dari pertemuan kita...! Aku sangat kagum dan menghormatinya, begitu juga dengan ibumu, adik Him, yaitu encie Siauw Liong Lie...! Ai, mengapa kami tidak bisa berkumpul selamanya, mengapa aku harus mencarinya tanpa menemui jejak selama belasan tahun." Mendengar itu, tentu saja Yo Him jadi semakin terharu saja. Diapun menceritakan pengalamannya, bahwa sesungguhnya dia belum pernah bertemu satu kalipun dengan ayah dan ibunya. Dia menceritakan seluruh pengalamannya. Kwee Siang jadi kaget dan terharu. "Oh Yo Him, engkau tampaknya menderita sekali ! Biarlah kita mencarinya sampai kalian ayah dan anak bisa berkumpul kembali, lalu mencari ibumu...! Sungguh malang sekali nasibmu !" Dan sambil berkata begitu Kwee Siang merangkul Yo Him dengan penuh kasih sayang, tangannya mengelus-elus rambut si anak she Yo itu dengan sikap seperti seorang kakak terhadap adiknya. Yo Him juga jadi terharu sekali, dia sampai mengucurkan air matanya juga. Yo Him merasakan walaupun dirinya hidup sengsara dan menderita jauh dari orang tua, tetapi dia telah dirawat oleh sepasang suami isteri yang baik hati, sehingga605 dia bisa mencapai usia beberapa tahun ini, sedangkan Kwee Siang yang menaruh kagum dan juga menghormati ayahnya, justru telah meninggalkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri, meninggalkan ayah bundanya, meninggalkan keluarga dan lingkungannya, setiap hari hanya berkelana untuk mencari Sin Tiauw Taihiap. Bukankah hal itu sangat menderita sekali ? Kwee Siang memang mencintai Yo Ko dari dasar hati dan setulus hati. Tetapi dia mencintai tanpa terdapat setitik noda sedikitpun, bahkan diapun mencintai Siauw Liong Lie. Dan Kwee Siang hanya menghendaki dapat berkumpul bertiga...tetapi keinginan itu hanya merupakan impian belaka, sebab sekarang Siauw Liong Lie dan Yo Ko tidak pernah dijumpai jejaknya, sehingga dia harus berkelana belasan tahun tanpa berhasil menemui jejak kedua orang sakti yang dikaguminya itu...! Jika Oey YokSu, sang kakek dari Kwee Siang memperoleh gelaran Losia (si sesat tua), maka Kwee Siang justru dalam persilatan teiah memperoleh gelaran Siauw-sia (si sesat kecil), sehingga bisa dibayangkan bahwa sifat dan perangai Kwee Siang sangat aneh. Dia memiliki cita-cita yang berlainan dari setiap orang umumnya, dia memiliki sifat yang ramah" Lembut, tetapi bisa keras dan melakukan banyak keanehan? dalam penghidupannya. Bahkan seringkali dia melakukan perbuatan- perbuatan diluar dugaan dari manusia umumnya, sehingga banyak orang-orang persilatan yang melihat sikap Kwee Siang, menduga Siauwsia ini sebagai pendekar wanita muda yang telah terganggu syarafnya, telah sinting. o0o^d!w^o0o Jilid 18606 OEY YOK SU sesungguhnya seringkali meminta cucunya yang terkecil ini agar berdiam di To Hoa To, menemaninya sampai nanti dia menutup mata. Karena Kwee Siang sebagai cucunya yang terkecil dimana dia dilahirkan waktu kota Siang Yang tengah bergolak hebat dalam pertempuran, sedangkan ayah dan bundanya yaitu Kwee Ceng dan Oey Yong, juga sibuk sekali mengatur pasukan tentara Song menghadapi serangan-serangan dari tentara Mongolia, maka Oey Yok Su menganggap bahwa Kwee Siang pantas jika menemani dia dipulau To Hoa To sebagai pewarisnya, yang kelak akan menjadi majikan To Hoa To. Namun Kwee Siang telah menolak keinginan kakeknya itu, karena dia bermaksud untuk mencari jejak Yo Ko dan Siauw Liong Lie. Itulah sangat mengherankan dan aneh sekali. Banyak orang-orang gagah dalam persilatan yang bersedia untuk menyiksa dirinya sendiri dan melakukan apa saja, asal bisa diterima menjadi murid oleh Oey Yok Su dan menerima warisan ilmu Oey Yok Su yang sangat luar biasa. Oey Losia merupakan manusia aneh dalam persilatan, diantara jago-jago tua, dialah sekarang yang terhebat kepandaiannya, karena Auwyang Hong dan juga Ang Cit Kong, yang kepandaiannya hampir berimbang dengannya, telah menutup mata. Begitu juga dengan Ong Tiong Yang, telah menghembuskan napasnya yang terakhir. Ciu Pek Thong dan yang lainnya memang memiliki kepandaian yang tinggi, tetapi tidak ada yang sehebat Oey Losia. Maka itu dengan berdiamnya dia menutup diri melewati usia tuanya di pulau To Hoa To, maka Oey Yok Su dianggap oleh orang-orang persilatan sebagai manusia setengah dewa. Tidak ada seorangpun yang mengetahui sepak terjang Oey Yok Su selanjutnya, karena disamping Oey Yok Su tidak pernah menunjukkan diri dalam pergaulan umum, dan tidak pernah keluar dari pulau To Hoa To, juga tidak ada seorang607 jagopun dalam rimba persilatan yang berani mendatangi pulau To Hoa To ........ Kini Kwee Siang telah mendengar jejak perihal Yo Ko tentu saja telah membuatnya jadi girang bukan main, dia sampai mengucapkan syukur berulang kali kepada Thian. Phang Kui In dan Yo Him yang melihat kegembiraan si gadis she Kwee ini, jadi turut gembira. Begitulah, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan bertiga. Phang Kui In telah mengajak mereka untuk kembali keperahunya. "Mudah-Mudahan saja Sin Tiauw Taihiap belum meninggalkan Kun Lun San.....!" Kata Phang Kui In waktu mereka telah berada diperahu. Kwee Siang mengatakan dengan penuh harapan, dan sepanjang berlayar dilautan, Kwee Siang bercakap-cakap dengan Yo Him. Ada saja yang mereka percakapkan. Yo Him juga senang kepada gadis ini karena sang enci ini tampaknya demikian ramah dan menyayangi dia. Maka Yo Himpun bercakap-cakap dengan asyik sekali, dengan sendirinya lupalah Yo Him akan kesedihannya. Dan begitu juga dengan Kwee Siang, lupa pula untuk sementara akan kesepian dan kedukaan hatinya...karena Yo Him sebagai pengganti pelipur laranya" Muka Yo Him yang mirip dengan Yo Ko, memberikan kesan dan mengurangi akan rindunya...rindu terhadap Yo Ko maupun Siauw Liong Lie. Bahkan dalam perjalanan itu, Kwee Siang telah bertanya kepada Yo Him. "Apakah adik Him telah mengerti ilmu silat ?" Tanyanya kemudian.. "Sedikit!....!" Menyahuti Yo Him.608 "Coba kau jalankan dihadapanku, nanti aku bisa memberitahukan kelemahan-kelemahanmu...!" Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kata Kwee Siang menganjurkan sambil tersenyum. Yo Him juga berpikir untuk mengisi waktu-waktu senggangnya memang ada baiknya dia melatih diri. Maka Yo Him telah menjalankan bermacam-macam ilmu silat yang telah dipelajarinya. Kwee Siang kagum sekali. "Engkau dalam usia demikian muda, telah berhasil menghafal semua ilmu silat milik ayahmu, dan berbagai ilmu silat lainnya.....! Hemm, yang kurang hanya latihan dan tenaganya saja ! Baiklah, sekarang engkau perhatikan, aku ingin menurunkan Kiu Im Cinkeng kepadamu ! Jika sekarang engkau belum bisa menangkap keseluruhannya, itupun tidak apa-apa, asalkan kau ingat baik- baik didalam hati, agar kelak bisa kau melatihnya jika engkau telah dewasa....!". Yo Him jadi girang sekali. Dia juga telah menyatakan terima kasihnya, dan segera Kwee Siang menurunkan ilmu pedang Go Bie Kiam-hoat dan juga Kiu Im Cinkeng. Tentu saja Yo Him bisa menangkap semua keterangan itu dengan mudah, yang telah dicatat dalam ingatannya, karena dia memang sangat cerdas sekali. Waktu Kwee Siang meminta dia menjalankan ilmu pedang Go Bie Kiam-hoat, Yo Him bisa membawakannya dengan mudah, walaupun dia hanya mengerti gerakan-gerakannya dan serangannya belum mengandung tenaga dalam, tetapi seluruh jurus telah dijalankannya dengan sempurna. Kwee Siang jadi girang sekali. "adik Him, ternyata engkau cerdas sekali seperti ayahmu !" Kata Kwee Siang memuji. Diperbandingkan dengan ayahnya, Yo Him jadi bangga.609 Segera dia menanyakan perihal ayahnya itu kepada Kwee Siang Dan Kwee Siang tidak keberatan untuk menceritakan mengenai diri Yo Ko dan Siauw Liong Lie selama yang dikenalnya. Yo Ko tertarik sekali mendengar cerita si gadis, dia juga menjadi kagum sewaktu mendengar kegagahan ayahnya yang diceritakan oleh Kwee Siang. Phang Kui In mengetahui peraturan dunia Kangouw, maka setiap kali Kwee Siang tengah menurunkan ilmunya Kepada Yo Him, dia selalu menyingkir keujung perahu, tidak mau mendengarnya. Begitulah setiap hari Kwee Siang telah menurunkan sejurus demi sejurus ilmu pedang Go Bie Kiamhoat yang telah diciptakannya sendiri, juga dia telah menurunkan tenaga dalam Kiu Im Cinkeng. Memang Yo Him mempelajarinya karena juga ilmu pedang si gadis. Dia tidak mau mengecewakan Kwee Siang yang baik hati itu, maka dia menganggap asal mempelajari, tetapi seperti diketahui saat itu sesungguhnya Yo Him tengah menerima latihan tenaga dalam nomor satu didalam dunia ! Seperti diketahui, waktu Tat-Mo Cauwsu datang kedaratan Tionggoan, dan mendirikan perguruan siauw Lim sie dengan itu yang menjagoi rimba persilatan adalah siauw Lim sie. Dan Yo Him telah mewarisi tenaga dalam nomor satu di dunia persilatan yang sukar dicari tandingannya, yaitu Kiu Yang Cinkeng dan Kiu Im Cinkeng. Justru kedua macam kitab latihan lwekang nomor satu itu ditemukan oleh Kak Wan siansu yang telah sempat membacanya, karena justru Kak Wan siansu merupakan pendeta penjaga kamar perpustakaan. Lalu kedua macam ilmu tenaga dalam itu telah diturunkan kepada Thio Kun Po (muridnya) dan Kwee Siang, yang kebetulan datang ke Siauw Lim Sie untuk mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.610 Secara kebetulan itu pula yang menyebabkan Thio Kun Po akhirnya merupakan pendiri salah sebuah cabang perguruan silat didaratan Tionggoan yang akhirnya sangat terkenal, berimbang dengan keagungan nama Siauw Lim Sie, yaitu pintu perguruan Bu Tong Pai. Sedangkan nama Thio Kun Po dilupakan orang, karena saat itu sampai kini, yang diingat dan tercatat dalam sejarah, pendiri Bu Tong Pai adalah Thio Sam Hong, nama selanjutnya dari Thio Kun Po. Sedangkan Kwee Siang sendiri, yang sempat mendengar dibacakannya intisari dari ilmu tenaga dalam yang sakti itu oleh Kak Wan Siansu dari Siauw Lim Sie, telah mendirikan pula sebuah cabang perguruan silat lainnya, yaitu Go Bie Pai. Dan dia telah memperoleh nama yang sangat tenar juga, karena dikemudian hari murid-murid Go Bie Pai memiliki kepandaian yang hebat-hebat. Bahkan dalam dunia persilatan kelak, dikenal tiga perguruan silat utama, yaitu, Siauwn Lim Sie, Bu Tong Pai dan yagn ketiga adalah Go Bie Pai. Walaupun Bu Tong Pai dan Go bie Pai dikemudian hari merupakan perguruan silat yang berdiri sendiri. tidak memiliki hubungan dengan Siauw Lim Sie namun setidak-tidaknya ilmu silat dari kedua pintu perguruan itu memang bersumber dari Siauw Lim Sie juga........ Sekarang Kwee Siang baru menciptakan ilmu pedangnya itu belum terlalu lama tetapi justru yang diturunkan kepada Yo Him adalah inti sari dari ilmu pedangnya itu, Jika kelak murid- murid Go Bie Pai bisa mengangkat nama dalam dunia persilatan didaratan Tionggoan, karena mereka mempergunakan ilmu pedang Go Bie Pai dengan segala kombinasinya yang ditambahkan disana-sini. Maka Hebat adalah Yo Him, yang langsung menerima ilmu pedang Go Bie Pai itu dari pendirinya (penciptanya) yaitu Kwee Siang. Begitu juga dengan ilmu tenaga dalam Kiu Im Cinkeng, diterima langsung dari Kwee Siang. Jika Kwee Siang waktu mendengarkan berdua dengan Thio Kun Po, hweshio dari611 Siauw Lim Sie, yaitu Kak Wan Siansu menghafalkan bunyinya Kiu Im Cin Keng dan Kiu Yang Cinkeng, itulah hanya merupakan sekelebatan bacaan belaka, dan Kwee Siang maupun Thio Kun Po harus memeras otak dan pikiran untuk menjernihkan pelajaran itu, menyalurkan satu persatu dan akhirnya telah dapat disusun dalam bentuk pelajaran latihan tenaga dalam yang sempurna. Maka sekarang Yo Him telah menerima latihan Kiu Im Cin Keng yang telah disaring oleh Kwee Siang, dengan mudah dia dapat menangkap dan menghafalnya, tanpa perlu memeras otak dan bisa langsung melatih dirinya sendiri. Sehingga diluar kesadarannya, Yo Him Sesungguhnya telah menerima warisan ilmu tenaga dalam yang dahsyat sekali. Tetapi Yo Him hanya menduga apa yang dilatihnya itu merupakan latihan untuk olah raga menyehatkan tubuh belaka. Maka dia melatihnya bersungguh-sungguh untuk menggembirakan hati Kwee Siang. Kwee Siang sangat gembira sekali melihat Yo Him memiliki kecerdasan yang luar biasa. Yang membuat Kwee Siang gembira itu bukan semangat Yo Him melatih diri, tetapi kemajuan yang diperoleh Yo Him tanpa anak she Yo itu mengetahuinya. Suatu kali, sampai pelajaran jurus keseratus empat puluh empat, Kwee Siang meminta Yo Him menempelkan telapak tangannya ketelapak tangan dia. Kedua tangan dari Yo Him telah melekat dikedua telapak tangan Kwee Siang, lalu perlahan-lahan Kwee Siang menyalurkan tenaga murninya, dia telah membuka satu persatu jalan darah Mie-tiong-hiat, San liang-hiat, Tan Tian hiat dan berbagai jalan darah lainnya. Yo Him merasakan dari telapak tangan Kwee Siang seperti meluncur sebaris hawa yang hangat, halus seperti sutra menerobos masuk kedalam telapak tangannya, dan hawa hangat itu seperti berjalan masuk melalui kedua lengannya,612 dan Yo Him merasakan beberapa bagian dari urat besar ditubuhnya berdenyut-denyut setiap kali sumbatannya dibuka oleh kekuatan tenaga murni Kwee Siang sehingga bagian- bagian tubuhnya itu berkedutan tidak hentinya. Semakin lama Yo Him merasakan tubuhnya semakin panas sampai dari kepalanya dirasakan seperti mengepul uap yang tipis sekali. Tetapi Yo Him tidak mau memperlihatkan kelemahannya, walaupun tubuhnya panas seperti dibakar oleh kobaran api, keringat mengucur deras dari kedua telapak tangan, muka dan lengannya, namun Yo Him tetap berdiam diri saja. Dia tidak mau mengecewakan Kwee Siang. "Aku tidak boleh memperlihatkan kelemahanku dihadapan encie Siang ! Karena jika aku meminta kepadanya untuk beristirahat dulu tentu encie Siang akan mentertawai aku ? Bukankah ayahku Sin Tiauw Taihiap Yo Ko adalah seorang pendekar nomor satu dalam rimba persilatan ? Mengapa aku harus berlaku lemah ? Walaupun akan mati kepanasan, aku harus tetap bertahan......" !" Karena berpikir begitu, Yo Him telah berdiam diri saja, walaupun tubuhnya semakin panas seperti terbakar oleh api, atas bekerjanya tenaga dalam yang disalurkan oleh Kwee Siang, dan disaat itu tampak kepalanya juga semakin mengepulkan asap yang tebal.... tubuh Yo Him juga telah menggigil seperti kedinginan, tetapi dia keraskan kepala untuk tetap bertahan. Kwee Siang melihat keadaan Yo Him. sesungguhnya hati si gadis tidak tega untuk meneruskan saluran tenaga murninya. Tetapi dalam keadaan yang genting, dimana tinggal empat buah jalan darah utama ditubuh Yo Him yang harus dibukanya, agar kelak Yo Him bisa menyalurkan seluruh kekuatan murninya ke sekujur tubuhnya. Dalam keadaan demikian, jika Kwee Siang menarik pulang tenaga murninya, justru akan mencelakai Yo Him.613 "Engkau masih bisa bertahan terus, adik Him ?" Tanyanya dengan berkuatir. "Tidak lama lagi, hanya empat jalan darahmu yang perlu dibuka lagi...!". Yo Him mengangguk sambil menggigit bibirnya, dia sudah tidak bisa menjawabnya. Kembali Kwee Siang telah menyalurkan lagi kekuatan murninya, dia membuka jalan darah Tan To Hiat didekat urat pusar tiga dim, dan setelah diterobos oleh gempuran- gempuran tenaga murni Kwee siang, maka jalan darah itu terbuka, dan dapat menyalurkan kekuatan murni dari pusar Yo Him kesekujur tubuhnya. "Kerahkan tenagamu dikedua pangkal lengan...... atur napasmu sekali-sekali dengan teratur, tenangkan pikiran, kosongkan hati dan otak, jangan berpikir apa-apa, Kiu dan Im, Yang dan Keng, disaat ini engkau pasrah diri, kedua tangan dilemaskan, kedua kaki dikakukan, kedua mata dipejamkan, kedua telinga dipasang, mulut terbuka, hidung tertutup, maka engkau akan mencapai Im Yang Kut-liong (Tulang Naga positif dan negatif) !" Memang jika Yo Him berhasil melaksanakan semua petunjuk Kwee Siang, niscaya tulang-tulang Yo Him akan menjadi kuat, dia seperti baru dilahirkan kembali, dan seperti telah digodok untuk menjadi seorang anak manusia memiliki tulang-tulang ditubuhnya seperti tulang naga....... dimana bisa dipergunakan untuk menghadapi serangan lunak dari lawan, bisa juga menghadapi serangan kekerasan dari lawannya. Jika serangan lawannya kelak lunak, tentu dia bisa mempergunakan tenaga Imnya, tetapi jika dia hendak menindih lawannya dengan gerakan kekerasan, dia bisa mempergunakan Yang tenaga positif. Tiba-tiba Kwee siang merasakan tenaga menolak berulang kali dari telapak tangan Yo Him, walaupun tidak keras tetapi tanda-tanda seperti itu telah menyebabkan Kwee siang jadi girang sekali, karena hal ini menunjukkan bahwa Yo Him telah614 menuruti petunjuknya dan kini anak itu telah memiliki tenaga melawan terhadap tenaga dari luar. Saat itu Kwee siang telah mengumpulkan semangatnya untuk mengempos tenaga murninya dikedua telapak tangannya, dia telah menyalurkan dengan kuat untuk membuka jalan darah Pai Liang Hiat, kemudian setelah berhasil, menyusul jalan darah su Kong hiat, dan terakhir jalan darah Ban Liong hiat, jalan darah sepuluh ribu naga.... itulah jalan darah yang paling sulit dibuka, dan waktu berhasil terbuka justru Yo Him telah mengeluarkan suara keluhan, karena seluruh tubuhnya seperti diceburkan kedalam minyak panas, dia telah rebah pingsan tidak sadarkan diri ! Untung saja waktu itu dia belum pingsan, Kwee Siang telah berhasil membuka jalan darah itu, sehingga walaupun Yo Him te!ah jatuh pingsan tidak sadarkan diri, tetapi dia tidak mengalami ancaman bahaya apa-apa. Dengan cepat Kwee Siang melompat berdiri, dia telah mengeluarkan suara tertawa bergelak-gelak dengan keras dan panjang sekali. Tentu saja hal ini telah membuat Phang Kui In yang berada diburitan perahunya jadi terkejut, dan cepat-cepat mendatangi. Waktu dia memasuki kamar perahu itu, dia melihat Kwee Siang sedang berdiri tegak dan tertawa bergelak-gelak, sedangkan Yo Him menggeletak dilantai perahu tanpa bergerak, dia jadi mengeluarkan suara seruan kaget dan cepat-cepat menghampiri untuk memeriksa keadaan Yo Him. Kwee Siang telah berhenti dari tertawanya, katanya dengan tergesa-gesa "Jangan dipegang, biarkan dia teristirahat !". Phang Kui In segera tersadar dengan cepat dari kekeliruannya.615 Hampir saja dia melakukan suatu kesalahan yang besar, karena jika dia menghampiri Yo Him dan menyentuh tubuh Yo Him, saat itu dia bisa merobah letak jalan darah ditubuh Yo Him, dan bahaya yang mengancam untuk Yo Him sangat hebat. Sebagai seorang yang mengerti ilmu silat dan telah berpengalaman, Phang Kui In menyadarinya bahwa seluruh jalan darah Yo Him telah dibuka oleh Kwee Siang, maka jika dia menyentuh tubuh Yo Him dan jalan darah itu terbuka, disamping jalan darah yang telah dibuka akan tertutup kembali, juga akan membahayakan jiwa anak itu yang bisa binasa disaat itu juga. Itulah sebabnya walaupun melihat Yo Him jatuh pingsan, Kwee Siang tidak menghampirinya, membiarkan tubuh Yo Him menggeletak, menantikan sampai waktunya tiba di saat mana jalan darah jalan darah yang dibukanya itu telah bisa bekerja dengan baik, barulah dia akan menghampiri Yo Him. Kwee Siang tadi mengeluarkan suara tertawa bergelak- gelak, karena dia sangat puas dan girang, setelah dia berhasil membuka seluruh jalan darah Yo Him dengan selamat tanpa menemui rintangan apa-apa, sehingga berarti dia telah 'menciptakan' sebuah bibit baru untuk seorang pendekar besar dijaman ini...! Kwee Siang berani mengatakan bahwa Yo Him merupakan 'bibit' pendekar besar dijaman ini, karena dia melihat Yo Him memiliki tulang yang baik, dan daya ingatan yang luar biasa sekali. Hanya dalam dua minggu mereka melakukan perjalanan air, Yo Him telah berhasil menerima seluruh pelajaran kepandaian Kwee Siang, bahkan telah berhasil menerima dan menjalankan jurus-jurus ilmu pedang Go Bie Kiam hoat dengan baik sekali. Tadi Yo Him baru bisa menjalankan seluruh jurus-jurus itu tanpa memiliki kekuatan untuk membinasakan lawannya, karena dia kurang latihan dalam hal lwekang.616 Namun kini setelah Kwee Siang berhasil membuka seluruh jalan darahnya, maka jika Yo Him kelak melancarkan serangan kepada lawannya, walaupun dia tidak bermaksud untuk mengerahkan tenaganya, namun tenaga itu sendiri yang akan meluncur keluar berimbang dengan tekanan tenaga serangan dari lawannya. Jika kelak Yo Him telah melatihnya, bukan saja dapat mengimbangi kekuatan tekanan tenaga serangan dari lawannya, tetapi Yo Him bisa mengendalikan tenaganya itu untuk menghancurkan besi dan batu dengan hanya sekali sentilan jari telunjuknya saja ! Kwee Siang melihat, jika Yo Him memperoleh bimbingan yang baik dari seorang akhli, Yo Him bisa jauh lebih hebat dari dia, karena ditubuh Yo Him terdapat suatu kelainan. Sebagai bukti saja, tampak waktu Kwee Siang membuka seluruh jalan darah Yo Him, dia hanya memerlukan waktu dalam setengah harian saja. Sesungguhnya bagi manusia umumnya, jika ingin dibuka seluruh jalan darahnya, tentu harus memakan waktu yang cukup lama ! Dari perbedaan waktu saja, telah membuktikan bahwa Yo Him memiliki kelainan yang luar biasa. Harus diketahui setiap satu jalan darah dibuka, jika hal itu terjadi didiri seorang manusia biasa yang tidak memiliki kelainan seperti Yo Him, tentu orang itu akan menderita demam selama satu minggu dan selama satu bulan dia harus mengasoh, baru nanti dibuka kembali satu jalan darah lainnya. Maka jika menuruti keadaan seperti itu, seorang manusia biasa harus memakan waktu lima tahun baru bisa terbuka seluruh jalan darahnya. Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Keris Maut Karya Kho Ping Hoo