Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 17


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 17


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Jika memang ternyata Wie Tocu kehilangan Kimpaynya dan Sam Tocu bisa mengembalikannya, bukankah hal itu menunjukkan dia telah melakukan pahala yang cukup besar untuk Kaypang ? Bukankah dia akan naik tingkat ju ga? Maka dari itu, Sam Tocu tidak segan-segan dalam gerakannya, dia mengulurkan tangan kanannya untuk merebut Kimpay itu dari tangan Yo Him, sedangkan tangan551 kirinya telah diluncurkan untuk menyerang kearah dada Yo Him.   Gerakan itu dimaksudkan pertama-tama tangan kanannya ingin merebut Kimpay, sedangkan tangan kirinya akan menghantam binasa anak itu.   Yo Him mana berdaya untuk mengelakan diri dari serangan Sam Tocu ? Phang Kui In yang melihat gerakan Sam Tocu jadi terkejut bukan main, dia bermaksud mengulurkan tangannya untuk menangkis serangan didada Yo Him, karena baginya yang terpenting menyelamatkan jiwa Yo Him dulu, maka walaupun Kimpay nanti kena direbut oleh Sam Tocu, hal itu mudah diurus dibelakang harinya.   Sedang Cu Kun Hong yang melihat sikap Sam pocu, jadi marah sekali.   "Manusia hina yang tidak tahu malu !"   Memaki Cu Kun Hong, dan pelajar ini bukan hanya membentak begitu saja, karena dengan cepat sekali dia telah melompat dengan gerakan yang sangat gesit dan tangan kanannya mencekal kipas telah bergerak.   Dia sama sekali bukan bermaksud menangkis serangan Sam Tocu yang dilancarkan kepada Yo Him, hanya mengancam akan menolok jalan darah Pai-kong- hiat dipunggung Sam Tocu.   Tentu saja hal itu telah membuat Sam Tocu jadi terkejut karena dia menyadari bahwa Pai-kong-hiat merupakan jalan darah terpenting dan merupakan jalan darah utama.   === wew, hal 33 hilang === mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, tampak dia telah menggerakkan kedua tangannya dengan saling susul dan serentak.   Gerakan yang dilakukannya sangat cepat sekali, sehingga tampaknya sulit bagi Cu Kun Hong untuk552 mengelakkan diri, karena waktu dia sedang mengulurkan tangannya dan belum menarik serangan kipasnya, sehingga ketiaknyalah yang menjadi inceran dari serangan Sam Tocu.   Kalau serangan Sam Tocu mengenai sasarannya, niscaya akan menyebabkan tulang iga Cu Kun Hong akan remuk berantakan, karena Sam Tocu telah menyalurkan tenaga lwekangnya sebanyak delapan bagian dikedua tangannya itu, sehngga angin serangan itu menderu-deru datangnya.....   Tetapi Cu Kun Hong tidak menjadi gugup karenanya, walaupun dia telah diserang dengan gempuran-gempuran yang begitu kuat dan keras.   Dengan mengeluarkan suara siulan yang cukup nyaring tampak Cu Kun Hong telah menjejak kakinya, tubuhnya telah melompat ketengah udara dengan gerakan yang sangat cepat sekali ia melayang berjumpalitan beberapa kali, sehingga berhasil menjauhi diri dari Sam Tocu.   Tetapi Sam Tocu sangat penasaran, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia telah melompat dan mendesak Cu Kun Hong dengan serangan-serangan yang jauh lebih kuat lagi.   Dengan gerakan "Kim Hong Sam Tiauw"   Yakni Cendrawasih Emas Mengangguk Tiga Kali , kedua tangannya menyambar saling susul tiga kali menimbulkan kesiuran angin yang keras"   Setelah mana disusuli pula oleh Jie Liong Po Cu atau Sepasang Naga memperebutkan mustika, kedua tangannya itu menyambar-menyambar dengan hebat, membuat Cu Kun Hong jadi terkejut bukan main.   Dalam keadaan demikian Cu Kun Hong tidak berani meremehkan serangan-serangan yang di lancarkan oleh pengemis tersebut dengan mengeluarkan suara bentakan keras dan kuat tampak Cu Kun Hong menggerakkan kipasnya "Serrrr ....   "   Kipas tersebut menyambar dengan jurus "Ong Lui Thian Te"   Atau "Raja Petir Mendatangkan Hujan dari Langit".   Gerakan-gerakan hebat seperti itu menyebabkan serangan- serangan Sam Tocu tertangkis dan gagal sama sekali.   bahkan553 tangkisan itu karena terlalu kuat, menimbulkan suara benturan yang menulikan telinga.   Sam Tocu dalam kemarahan yang membakar hati, telah mengulangi lagi serangan-serangannya.   Rupanya pengemis ini telah mengeluarkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, sampai otot-otot dan urat dimukanya bertonjolan jelas.   Angin serangan, itu berkesiuran kuat dan memaksa Sam Tocu harus bersikap jauh lebih berhati-hati dibandingkan dengan beberapa saat yang lalu, karena jika serangan- serangan yang kali ini dilancarkannya itu tidak berhasil menemui sasaran yang tepat ditubuh lawannya, tentu ia sendiri yang pasti akan terluka didalam oleh tenaga dalamnya sendiri yang akan berbalik menghantamnya.   Semakin lama Cu Kun Hong jadi semakin sibuk menghadapi gempuran-gempuran lawannya yang agak nekad ini dan beberapa kali ia telah mengeluarkan suara seruan-seruan sangat keras dan juga diselingi oleh seruan-seruan kaget karena dirinya berulang kali hampir terkena serangan- serangan Sam Tocu.   Untung saja Sam Tocu dalam melancarkan serangan- serangannya itu masih mempertimbangkan keselamatan dirinya, coba kalau tidak Cu Kun Hong tentu telah dapat dirubuhkannya.   Atau setidak-tidaknya mereka akan terluka bersama.   Cu Kun Hong menyadarinya bahwa tocu dari partai pengemis ini memang memiliki kepandaian yang tinggi sekali disamping memiliki dasar tenaga dalam yang terlatih kuat.   Sam Tocu telah menduduki tingkat yang tinggi dalam perkumpulan Kaypang cabang daerah dan tampaknya iapun takut menderita malu dihadapan kedua orang bawahannya jika harus kalah ditangan Cu Kun Hong, dimana Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay tengah mengawasi jalannya pertempuran itu dengan mata terpentang lebar-lebar.   Beruntun Sam Tocu554 telah melancarkan serangan-serangan dengan jurus "Pek Lui Thian Mui"   Atau "Petir Putih Dari Pintu Langit", dan seperti juga samberan kilat, tangannya itu berkesiuran kuat menyambar kelawannya dengan mengeluarkan suara berkesiutan tidak hentinya.   Serangan-serangan kedua jago yang tengah saling gempur dalam pertarungan yang begitu menakjubkan, menimbulkan angin yang menderu-menderu dan daun-daun kering maupun debu telah beterbangan karena terjangan dan terpahan angin serangan diseputar gelanggang pertempuran itu.   Phang Kui In yang menyaksikan pertempuran diantara kedua jagoan itu, diam-diam jadi menghela napas panjang.   "Beruntun-runtun aku telah melihat kepandaian yang sangat tinggi dari beberapa orang persilatan dan kini tampaknya Sam Tocu dari Kaypang pun bukan memiliki kepandaian yang lemah. Begitu pula si pelajar she Cu itu tampaknya bukan orang sembarangan. Namun siapa sebenarnya Cu Kun Hong itu ? Mengapa selama ini aku tidak pernah mendengar namanya didalam rimba persilatan ?". Waktu Phang Kui In sedang berpikir begitu, Cu Kun Hong yang telah terdesak terus menerus oleh serangan-serangan yang dilancarkan lawannya jadi gusar sekali. Ia telah mengeluarkan suara bentakan marah yang keras. Waktu Sam Tocu melancarkan serangan kepalan tangannya dengan jurus "Kwan Im Lian-kiam"   Atau "Dewi Kwan Im duduk Diteratai Emas"   Mengincer dada Cu Kun Hong, tahu-tahu kipas si pelajar telah dilintangkan didepan dadanya.   "Serr...!"   Kipas itu telah terbuka lebar seperti perisai, untuk menyambuti serangan yang di lancarkan Sam Tocu.   "Bukk... pranggg...!"   Terdengar kipas itu terpukul oleh kepalan tangan Sam Tocu, tetapi karena kipas itu terbuat dari besi murni dengan sendirinya kuat sekali daya tahannya.555 Mempergunakan kesempatan ini tangan kiri Cu Kun Hong telah bergerak dan dia telah melancarkan gempuran hebat sekali menghantam lambung lawannya dengan jurus "Ma Lim Cut Cu"   Atau "Kuda Hutan Mengeluarkan Mutiara"   Gerakan yang dilakukan pelajar ini cepat dan lincah disamping mengandung tenaga lwekang yang kuat.   Dan bersamaan dengan itu kim Tocu juga tengah meluncurkan tangan kanannya kearah dada Cu Kun Hong dengan tubuh yang doyong kedepan, sulit sekali dia berkelit atau mengelakkan diri dari gempuran si pelajar she Cu itu.   Walaupun hatinya terkejut, tetapi Sam Tocu masih bisa mengendalikan diri, cepat-cepat dia telah memusatkan tenaga dalamnya melindungi bagian lambungnya.   "Bukk !"   Serangan telapak tangan kiri Cu Kun Hong yang tidak bisa dielakkannya lagi itu telah diterimanya dengan mempergunakan kekuatan lwekang disekitar lambungnya dan gempuran pelajar itu membuat tubuh Sam Tocu terhuyung mundur dua langkah, namun tokoh Kaypang tersebut tidak terluka karenanya.   Cu Kun Hong semula girang melihat serangannya itu tidak dapat dihindarkan oleh lawannya, tetapi waktu telapak tangannya mengenai sasaran dilambung si pengemis, tampak Cu Kun Hong juga terkejut karena merasakan tangannya seperti juga menggempur lempengan besi yang keras bukan main sampai ia merasakan telapak tangannya sakit sekali.   Disaat itu dengan cepat sekali Cu Kun Hong merobah posisi tubuhnya dan kipasnya dihentakkan dalam keadaan tertutup melancarkan serangan lagi kearah pundak Sam Tocu dengan maksud untuk menotok jalan darah si pengemis, Gerakan yang dilakukan Cu Kun Hong mempergunakan jurus "Jie Lay Kiu Mui"   Atau "Sang Buddha Dengan Sembilan Pintu"   Memaksa si pengemis mundur beberapa langkah karena jika dia bergerak terlambat tentu dirinya akan menjadi korban totokan ujung kipas itu.556   "Bagaimana apakah kita meneruskan pertempuran ini ?"   Tanya Cu Kun Hong dengan suara mengejek dan menatap tajam kepada si pengemis, mulutnya tersenyum sinis.   Sam Tocu baru saja berhasil mengendalikan goncangan hatinya karena nyaris tadi dia terserang oleh pelajar yang memiliki kepandaian tidak berada di sebelah bawah kepandaiannya, Namun mendengar pertanyaan Cu Kun Hong dia jadi marah sekali.   "Tentu saja diteruskan !"   Teriak Sam Tocu dengan suara mengerang marah disusul dengan lompatan tubuhnya menerjang maju.   melancarkan gempuran-gempuran lagi kepada Cu Kun Hong.   Tangan Sam Tocu telah meluncur ketulang Pie-pie (tulang selangka) dibahu Cu Kun Hong.   Cu Kun Hong tidak berani berdiam diri saja, ia mengibaskan kipasnya dengan cepat dan bergerak lincah sekali.   "Takkkk!"   Kipasnya telah menyampok pergelangan tangan kanan Sam Tocu.   Tetapi Sam Tocu menggerakkan terus tangan kirinya membuat Cu Kun Hong jadi terkejut.   Mati-Matian Cu Kun Hong menggeser kaki kirinya dengan tubuh yang didoyongkan kearah kiri.   Tetapi disaat itu telah terdengar suara 'breettt yang cukup nyaring, baju bagian bahu Cu Kun Hong telah robek terkena cengkeraman jari-jari tangan Sam Tocu.   Bukan main girangnya hati Sam Tocu yang cepat-cepat menyusuli lagi dengan serangan-serangan yang berangkai, setiap serangannya membawa angin serangan yang mengandung maut.   Memang cara menyerangnya yang saling susul dan berangkai itu sengaja dilakukannya, agar tidak memberikan kesempatan kepada Cu Kun Hong memperkuat besi atau kuda-kuda kakinya.   Dalam keadaan demikian Cu Kun Hong yang merasakan pundaknya pedih dan nyeri sebab tadi terluka sedikit akibat cakaran jari tangan Sam Tocu, telah membuat ia harus557 menahan perasaan nyeri itu dan mengelakkan diri dari serangan susulan yang dilancarkan Sam Tocu.   Setiap gerakan yang dilakukan Cu Kun Hong merupakan gerakan pertahanan yang sangat kuat sekali.   Tetapi serangan- serangan Sam Tocu semakin lama bukannya semakin berkurang tenaga menekannya, bahkan semakin kuat dan bisa mematikan jika berhasil mengenai sasaran dari korban serangan ini.   Cu Kun Hong lebih banyak berkelit dan menghindar saja dari serangan-serangan yang dilakukan si pengemis, karena Cu Kun Hong memang tengah mengawasi kelemahan- kelemahan dari lawannya, untuk mencari kelemahan didiri Sam Tocu.   Tetapi selama itu Cu Kun Hong tidak berhasil melihat kelemahan didiri pengemis yang sakti ini.   Bahkan semakin lama Sam Tocu telah melancarkan serangan-serangannya dengan pengerahan lwekang yang lebih kuat lagi.   Dalam waktu yang sangat singkat sekali, tampak mereka telah bertempur lebih dari seratus jurus.   Phang Kui In yang menyaksikan dari samping, jadi berdiri diam mematung, karena dia merasa kagum atas kepandaian yang dimiliki ke dua orang yang tengah bertempur itu.   Yo Him sendiri sambil menyaksikan jalannya pertempuran itu, berulang kali telah melirik kearah Kimpay ditangannya.   Dia heran juga mengapa kali ini Kimpay dari Wie Liang Tocu tidak memperlihatkan kekuasaannya ? Disaat Cu Kun Hong dan Sam Tocu sedang bertempur, tiba- tiba terdengar suara orang menggumam perlahan .   "Bertempur merupakan pekerjaan yang menggembirakan... memang bertempur merupakan pekerjaan yang sangat menyenangkan ! Dulu aku semasa muda juga gemar sekali berkelahi, sampai kepalaku benjol-benjol dan pulang kerumah dipukuli ibu...!".558 Waktu Yo Him dan Phang Kui In menoleh, mereka melihat munculnya seorang pengemis tua dengan tubuh yang bungkuk, dengan muka yang telah peyot dan kumal sekali, pakaiannya juga kotor sekali, dipunggungnya yang berpunuk itu tampak tergemblok sebuah hiolo tempat arak. Phang Kuiln dan Yo Him jadi terkejut. Dengan munculnya pengemis tua itu, tentu saja berarti bertambahnya seorang lawan. Phang Kui In cepat-cepat bersiap-siap dan waspada, jika memang pengemis itu bermaksud untuk menyerang Cu Kun Hong, dia yang akan menghalanginya. Tetapi pengemis itu, yang tampaknya lelah sekali melakukan perjalanan, telah menghampiri sebatang pohon, dia telah duduk dibawah pohon itu, untuk menyaksikan pertempuran sambil meloloskan ikatan hiolonya, dan meneguk isinya. Bau arak segera tersiar disekitar tempat itu. Cu Kun Hong dan Sam Tocu yang tengah terlibat dalam pertempuran yang seru sekali, sudah tidak sempat untuk menoleh, karena mereka sedang mencurahkan perhatian masing-masing untuk berusaha merubuhkan lawannya. Dalam keadaan seperti ini, tampak Sam Tocu yang paling bernafsu sekali berusaha untuk dapat merubuhkan lawannya. Sedangkan kedua pengemis yang membawa empat helai karung, Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay, telah memperhatikan pengemis tua itu. Muka kedua pengemis ini jadi berobah hebat, tampaknya mereka terkejut sekali.   "Kimciu Sin kay !"   Bisik mereka hampir berbareng. Tetapi pengemis tua itu, yang mereka sebut sebagai Kimciu Sinkay (pengemis sakti Arak Emas), telah tersenyum-senyum,559 menyaksikan terus pertempuran itu, sambil meneguk perlahan-lahan arak didalam hiolonya.   "Aha, aha, salah salah . Itulah cara menyerang yang salah !"   Teriak si pengemis tua itu.   "Kalian bertempur seperti juga dua orang anak berusia lima tahun, hanya bisa menggerak- gerakkan tangan belaka...!". Disaat pengemis tua itu tengah berteriak-teriak begitu, tampak Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay telah menghampirinya, kedua pengemis itu telah berlutut dihadapan pengemis tua itu.   "Locianpwe, kami Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay memberi hormat...!"   Kata mereka hampir berbareng.   Pengemis tua itu jadi menoleh dan memandang sinis kepada kedua pengemis yang sedang berlutut itu.   Sedangkan hati Phang Kui In dari Yo Him waktu melihat Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay berlutut memberi hormat kepada pengemis tua itu hati mereka jadi tergoncang, karena wakaupun bagaimana memang kenyataannya pengemis tua itu kaum dari Kaypang.   Phang Kui In jadi bersiap-siap untuk menghadapi segala kemungkinan.   Disaat itu, tampak pengemis tua itu telah bertanya dengan suara yang tawar .   "Kalian hanya mengganggu perhatianku saja ! Lihatlah ! Aku jadi tidak bisa menikmati kesenanganku untuk menyaksikan perkelahian kedua anak kecil itu...!"   Dan setelah berkata begitu, tangan kanannya tampak digerakkan perlahan sekali, tetapi tahu-tahu Kim Jie Kay dan Gan Ho tay telah mengeluarkan suara jerit kesakitan, tubuh mereka telah terpental keras melambung ketengah udara, dan terbanting keras sekali.   Phang Kui In dan Yo Him jadi berdiri tertegun, Karena jika pengemis tua itu merupakan sahabat atau orang dari Kaypang juga, mengapa memperlakukan Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay begitu macam ?.   Tampaklah Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay telah merangkak untuk bangun berdiri.560 Muka mereka tampak bengkak merah, karena rupanya masing-masing telah diberi hadiah satu tamparan yang keras.   Tetapi Kim Jie Kay dan Gan Ha Kay tidak berani memperlihatkan perasaan marah atau mendongkol, mereka hanya berdiri dengan kepala tertunduk dalam-dalam, kedua tangan diturunkan, tampaknya mereka ketakutan sekali.   Sedangkan Kimciu Sinkay telah menyaksikan jalannya pertempuran lagi antara Sam Tocu dengan Cu Kun Hong, sedangkan mulutnya tidak henti-hentinya mengoceh saja, dan juga telah meneguk araknya.   Dalam keadaan demikian, tampaknya Sam Tocu tadi telah mendengar suara jeritan dari Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay.   Dia telah melirik sejenak kepada pengemis tua Kimciu Sin kay, waktu dia berhasil membuat Cu Kun Hong mundur dua tindak kebelakang.   Dan begitu mengenali pengemis tua itu, hatinya terguncang mukanya menjadi pucat, dan telah melompat mundurdengan cepat dan menghampiri pengemis tua itu.   Waktu sampai dihadapan pengemis tua itu dia telah berlutut memberi hormat.   "Tecu (murid) benar-benar tidak mengetahui kedatangan locianpwe. Sehingga tidak mengadakan penyambutan !"   Katanya dengan suara ketakutan sekali.   Cu Kun Hong yang Semula heran melihat sikap Sam Tocu, kini jadi berdiri dengan hati tergoncang, karena dia melihat Sam Tocu telah berlutut begitu, dan tampaknya pengemis tua Kimciu sinkay merupakan pengemis yang sakti dan memiliki tingkatan tinggi di dalam Kaypang.   Buktinya saja, Sam Tocu yang memiliki kepandaian yang tinggi, telah berlaku begitu hormat dan ketakutan sekali.   Cepat-cepat Cu Kun Hong ber siap-siap untuk menghadapi sesuatu, sedangkan hatinya jadi berkuatir juga karena dia melihat bahwa kepandaian Sam Tocu sudah begitu tinggi dan boleh dibilang tadi dia telah terdesak.   Terlebih lagi sekarang,561 tampaknya pengemis tua itu dihormati sekali oleh Sam Tocu.   Tentunya Kimciu Sinkay itu memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali.   Maka segera Cu Kun Hong telah memusatkan seluruh kekuatan tenaga dakamnya dikedua telapak tangannya, karena dia bersiap-siap kalau sampai Kimciu Sinkay melancarkan serangan, dia bisa segera menghadapi.   Tetapi pengemis tua itu sama sekali tidak melakukan gerakan apa-apa.   Kimciu Sinkay telah memandang sinis kepada Sam Tocu.   "Percuma engkau diangkat sebagai Tocu cabang daerah, karena engkau tidak bisa melakukan tugasmu dengan baik...!"   Kata Kimciu Sin kay. Dia berkata-kata dengan suara yang biasa saja, tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa dia tengah marah. Namun kenyataannya, Sam Tocu jadi ketakutan sekali.   "Bukan main! Bukan main !"   Berkata Kimciu Sinkay lagi.   "Engkau telah memiliki kepandaian, tetapi kepandaian itu bukan untuk dipergunakan melakukan perbuatan yang tidak- tidak !"   Sam Tocu tampak jadi tambah ketakutan saja, dia sampai berlutut sambil meng angguk-anggukkan kepalanya.   "Tecu memang bersalah"   Katanya dengan suara yang tersendat "Tecu memang benar-benar bersalah, dan patut menerima hukuman !"   "jika engkau mengatakannya sekarang, semuanya telah terlambat, karena engkau masih berani melawan kekuasaan Kimpay. Hal itu sudah merupakan suatu ingkar yang luar biasa, berarti engkau sudah tidak. memandang sebelah mata562 terhadap pemimpin Kaypang dipusat, berarti juga engkau sudah secara langsung menghina kekuasaan Kaypang !"   Sam Tocu jadi tambah ketakutan saja, dia telah gemetaran keras dan berulang kali dia mengangguk-anggukkan kepalanya sampai keningnya menghantam tanah, terdengar suara "tuk tuk"   Karena kepalanya itu telah menghantam tanah.   Dalam keadaan demikian, tampak Sam Tocu benar-benar seperti seorang persakitan yang menantikan hukuman.   Tentu saja keadaan Sam Tocu membuat Phang Kui In dan yang lainnya jadi heran.   Mereka segera mau menduga bahwa pengemis tua itu pasti dari Kay pang pusat.   Saat itu tampak Sam Tocu telah berkata dengan suara yang ragu-ragu "Sesungguhnya....   apakah kesalahanku .......!? Aku telah berusaha untuk membela anak buah atau anggota Kaypang cabang daerah, agar mereka memiliki pelindung, jangan sampai dihina orang......namun kenapa aku yang telah dipersalahkan ......!"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dengan berkata begitu, tampaknya Sam Tocu ingin membela diri, karena diapun merasakan bahwa tindakannya yang membela anggota Kaypang merupakan pekerjaan yang tidak salah.   Tetapi Kimciu Sinkay telah tertawa dingin, dia telah berkata dengan suara yang keras.   "Hemmm, tampaknya memang engkau merupakan seorang yang terlalu kepala batu ! Selama dua tahun terakhir ini, dipusat telah menerima laporan bahwa anggota Kaypang cabang daerah yang kalian pimpin merupakan momok yang menakutkan bagi penduduk daerah ini, karena kalian selalu melakukan kejahatan. Sebagai pemimpin kau, dan ketua cabang daerah mengumbar anggota Kaypang melakukan kejahatan-kejahatan belaka, tanpa mengambil perduli...!". Dan berkata sampai disitu, tampak Kimciu Sinkay telah memperlihatkan muka yang serius dan angker, kata-katanya juga telah meninggi "Dan aku datang untuk menghukum563 kalian, anggota-anggota yang telah melakukan kesalahan yang bisa merugikan nama Kaypang... !". Muka Sam Tocu jadi berobah pucat seketika itu juga, dia masih dalam keadaan berlutut, kemudian katanya dengan suara yang perlahan "Ampunilah...kami akan merobah kelakuan kami..!". Waktu itu Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay telah berlutut juga, mereka juga telah memohon .   "Kamipun berjanji akan merobah kelakuan kami...! Ampunilah jiwa kami, Locianpwe!"   Tetapi Kimciu Sinkay telah tertawa dingin.   "Apakah begitu mudah mengampuni manusia-manusia berdosa"   Katanya dengan suara yang dingin. Muka Sam Tocu jadi berobah tambah pucat, begitu pula tubuh Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay jadi menggigil karena mereka ketakutan bukan main.   "Sekarang kalian bersiap-siaplah untuk menerima hukuman !"   Kata Kimciu Sin Kay dengan suara yang lebih dingin lagi.   Phang Kui In, Yo Him dan Cu Kun Hong jadi mengawasi saja dengan heran.   Mereka tidak mengetahui entah kedudukan apa yang dimiliki pengemis tua Kimciu Sinkay sehingga dia bisa menjatuhkan hukuman kepada anggota Kaypang yang melakukan kesalahan.   Mereka juga tidak mengetahui entah hukuman apa yang akan dijatuhkan oleh Kimciu Sinkay kepada ketiga anggota Kaypang itu.   Kimciu Sinkay telah berdiri dari duduknya, dia telah mengikat hiolonya kembali di-punggungnya yang berpunuk, lalu dengan berdiri diam-diam dia mengawasi ketiga pengemis itu.   Sam Tocu bertiga jadi tambah ketakutan mereka seperti tengah menghadapi malaikat el maut saja.564   "Nah, sekarang tiba saatnya kalian akan menjalani hukuman masing-masing...!"   Kata Kimciu Sinkay dengan suara yang dingin dan dia merogoh sakunya, tahu-tahu di tangannya telah tercekal tiga ekor ular.   Muka Sam Tocu bertiga berobah tambah pucat dan ketakutan, keringat dingin juga telah mengucur deras sekali dikening dan dimukanya.   "Locianpwe...?!"   Suara Sam Tocu bertiga tergetar keras.   Kimciu Sinkay telah melemparkan tiga ekor ular itu keatas tanah.   Ular tersebut berukuran tidak besar, hanya berukuran satu jengkal dengan besarnya sebesar ibu jari tangan.   Waktu dilemparkan keatas tanah ketiga ekor ular itu telah melingkar- lingkar ditanah dengan gerakan yang lamban sekali.   Warnanya hijau kekuning-kuningan.   "Jalankan hukuman kalian !"   Bentak Kimciu Sinkay dengan suara yang angker sekali.   Sam Tocu tampak ragu-ragu, begitu juga dengan Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay.   Tetapi waktu melihat sorot mata Kimciu Sinkay mereka jadi mengeluh, karena tampaknya mereka bertiga menyadari jika mereka ayal-ayalan melaksanakan hukuman itu niscaya akan menyebabkan mereka menerima hukuman yang jauh lebih berat lagi dari Kimciu Sinkay.   Maka akhirnya mereka telah menghampiri ketiga ular itu, masing-masing telah mengambil seekor, Phang Kui In, Yo Him dan Cu Kun liong memandang heran tanpa mengerti, akhirnya mereka hampir mengeluarkan suara jeritan tertahan karena merasa ngeri.   Sebab Sam Tocu bertiga telah membawa ular ditangan masing-masing kemuka mereka sehingga ular itu telah mengulurkan lidahnya, dan pipi Sam Tocu bertiga telah digigitnya.   Sam Tocu bertiga menjerit, tetapi ular itu tetap mereka pegangi terus.565 Dan berulang kali ular itu telah memagutkan pipi Sam Tocu bertiga tidak hentinya, maka dalam waktu yang singkat sekali, puluhan gigitan telah diterima Sam Tocu bertiga.   Setiap kali pipi mereka digigit, mereka mengeluarkan suara raungan kesakitan.   Darahpun telah mengucur deras dari luka gigitan itu dan setelah dua puluh kali gigitan ular itu Kimciu Sinkai telah berkata perlahan "Cukup".   Sam Tocu dengan muka yang berlumuran darah telah menghampiri Kimciu Sinkay, menyerahkan ular ditangannya.   Begitu pula dengan Kim Jie Kay dan Gan Ho Kay telah mengembalikan ular itu kepada Kimciu Sinkay dengan sikap yang menghormat sekali, mereka pun telah menyatakan terima kasihnya.   Phang Kui In mengerutkan alisnya, karena dia mengetahui bahwa ular itu adalah Kim Tok Coa (ular racun emas), yang sangat berbisa sekali, racun ular itupun sangat hebat sekali, walaupun tidak bisa mematikan namun setiap korbannya akan menderita demam hebat.   Dan kini sam tocu bertiga telah digigiti mukanya sebanyak dua puluh kali, mereka pasti akan menderita demam yang hebat, walaupun masing-masing memiliki tenaga lwekang yang cukup kuat.   Dan yang lebih mengerikan sekali justru muka mereka yang akan bercacad, akan menjadi buruk sekali jika kelak luka-luka itu telah mengering.   Phang Kui In sendiri sampai bergidik melihat cara hukuman tersebut.   "Hebat cara Kaypang mengatur anak buahnya, tampaknya Sam Tocu sama sekali tidak berani membantah hukuman yang harus diterima oleh mereka"   Berpikir Cu Kun Hong.   "Entah apa pangkat Kimciu Sinkay dalam Kaypang?". Saat itu Kimciu Sinkay telah tertawa perlahan, tampaknya dia puas.   "Nah kini kalian pergilah, tetapi kalian, harus melaporkan apa yang kalian terima ini kepada pemimpin kalian, agar566 pemimpin kalian besok tepat jam dua belas tengah malam, menemui aku...! Tempatnya dikuil Bong-sie-am, di luar pintu sebelah barat...!".   "Baik, terima kasih atas kemurahan hati Locianpwe...i"   Kata Sam Tocu bertiga hampir berbareng, lalu dengan kepala yang tertunduk dalam-dalam, mereka telah membalikkan tubuh dan berlalu meninggalkan tempat itu. Sedangkan Kimciu Sinkay menghampiri Yo Him, tahu-tahu dia menekuk sebelah kakinya.   "Tecu Kimciu Sinkay menghadap Kimpay". Katanya dengan suara yang nyaring. Yo Him jadi terkejut. begitu juga Phang Kui In dan Cu Kun Hong. Cepat-cepat Yo Him mengangkat Kimpay di tangannya, karena dia menyadari yang dihormati bukan dirinya melainkan Kimpay itu.   "Ada perintah apakah untuk Tecu ?"   Tanya Kimciu Sinkay lagi dengan suara yang sabar.   "Boanpwe hanya ingin meminta agar Locianpwe menyelesaikan keadaan Kaypang didaerah ini, karena Kaypang cabang daerah ini tampaknya tidak beres...!"   Kata Yo Him yang telah membahasakan dirinya dengan sebutan boanpwe golongan muda.   "Baik Tecu akan memperhatikan perintah ini. Tecu akan mengadakan pembersihan didalam Kaypang...!".   "Baiklah. Boanpwe tidak memiliki persoalan lainnya lagi !"   Kata Yo Him sambil, memasukan Kimpay kedalam sakunya.   "Tetapi bisakah Boanpwe mengetahui, kedudukan apakah yang dijabat oleh Locianpwe...?".   "Bicara mengenai kedudukan, Tecu tidak memiliki kedudukan apa-apa, karena Tecu hanya diperintahkan oleh567 Pangcu sebagai penilik saja, memperhatikan cabang-cabang daerah dari Kaypang. Jika memang ada anggota yang melanggar tata-tertib peraturan dari Kaypang, harus mengambil tindakan atau jika perlu melaporkan kepada Pangcu......!"   "Hemmm, jika demikian baiklah. Tentu persoalan Kaypang didaerah ini bisa diselesaikan oleh Locianpwe ......!"   "Tecu menerima perintah itu, dan tolong sampaikan salam Tecu kepada Wie Tocu .... !"   "Baik!"   Kata Yo Him.   "Kami akan segera berlalu."   "Bisakah Tecu mengetahui siapakah adanya Siauw Enghiong ?"   Tanya Kimciu Sinkay lagi.   "Aku she Yo dan bernama Him,"   Menjelaskan Yo Him.   "Aku jadi teringat seseorang........!"   Kata Kimciu Sinkay.   "Masih pernah apakah dan ada hubungan apakah diantara Siauw Enghiong dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko?"   "Itulah ayah dari Yo Siauw enghiong ini !"   Menyelak Phang Kui In menjelaskan. Muka Cu Kun Hong jadi berobah, cepat-cepat dia menghampiri Yo Him, dan telah membungkukkan tubuhnya memberi hormat sambil katanya .   "Tidak tahunya yang ada dihadapanku ini adalah puteranya Yo Taihiap...! Sungguh menggembirakan sekali ! Dulu aku pernah ditolong oleh Yo Taihiap, dan budi Yo Taihiap tidak akan kulupakan ! Jika Yo Siauw enghiong memiliki kesulitan apa-apa, tidak perlu segan- segan memberikan perintah kepada Hakseng (murid, kata- kata merendah dari seorang pelajar)". Yo Him membalas hormat Cu Kun Hong.   "Tadipun kami belum mengucapkan terima kasih atas bantuan Cu Siucai terhadap paman Phang dan diriku, jika568 tidak ada Cu Siucai tentu kami telah dicelakai oleh Sam Tocu...!". Dan setelah berkata begitu, Yo Him telah memberi hormat dengan bungkukkan tubuh yang dalam.   "Terima kasih atas bantuan itu...! Dan kami akan segera berlalu...!"   Lalu bersama- sama dengan Phang Kui In, Yo Him membalikkan tubuhnya meninggalkan Cu Kun Hong dan Kimciu Sinkay.   Sedangkan Cu Kun Hong dan Kimciu Sinkay berdiri tertegun sejenak, tampaknya mereka takjub sekali karena mereka tidak menduga sebelumnya bahwa Yo Him adalah putera dari seorang pendekar sakti seperti Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.   Semula memang Kimciu Sinkay masih ingin menanyakan dari manakah Yo Him memperoleh Kimpay milik Wie Tocu.   Tetapi kini setelah mengetahui bahwa Yo Him adalah putera Sin Tiauw Taihiap Yo Ko maka dia mau menduga bahwa mungkin Wie Tocu telah memberikan Kimpay miliknya itu disebabkan dia merasa kagum dan hormat sekali kepada Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.   Dan tidak pernah diduga oleh Kimciu Sinkay dan Cu Kun Hong, bahwa sesungguhnya Wie Liang Tocu sama sekali tidak mengetahui bahwa Yo Him adalah puteranya Sin Tiauw Taihiap.   Justru antara Wie Ling Tocu dan Yo Him telah terjalin hubungan yang baik sekali, antara mereka berdua telah saling mengangkat saudara.   Cu Kun Hong kemudian memberi hormat kepada Kimciu Sinkay dan lalu meminta diri.   Begitu pula Kimciu Sinkay telah meninggalkan tempat itu, sebab dia memang perlu mengurusi anggota-anggota cabang daerah tempat ini.   Tempat tersebut telah menjadi sunyi kembali....   000odw^kzo000569 PADA sore yang mendung tampaknya akan turun hujan.   Yo Him dan Phang Kui In telah tiba disebuah tempat yang rimbun sekali oleh pohon-pohon dan rumput yang tumbuh tinggi sehingga tampaknya tempat tersebut jarang sekali didatangi orang.   "Dimana kita akan bermalam, paman Phang ?"   Tanya Yo Him.   "Kita melakukan perjalanan lagi beberapa saat, jika memang tidak berhasil menemui rumah penduduk, biarlah kita bermalam dialam terbuka saja.."   Kata Phang Kui In.   "Tetapi paman Phang.. !"   Kata Yo Him ragu-ragu.   "Kenapa ?"   Tanya Phang Kui In.   "Tampaknya tempat ini bukan tempat yang baik...lihatlah semak belukar dan tampaknya agak mengerikan...!"   Kata Yo Him lagi.   "Jangan kuatir, biar nanti aku yang mengaturnya !"   Kata Phang Kui In.   "Jika ada orang jahat bukankah akupun sanggup menghadapinya...?".   "Bukan begitu Phang Susiok (paman Phang tetapi aku merasakan adanya sesuatu yang membuat hati tidak tenang...entah mengapa saja tadi begitu memasuki daerah ini aku merasakan jantungku tergoncang terus menerus tidak hentinya...   "Itu mungkin hanya perasaanmu saja.....!"   Kata Phang Kui In.   "Percayalah, tidak mungkin terjadi sesuatu apapun juga". o0o^d!w^o0o   Jilid 17570 YO HIM menggeleng perlahan katanya kemudian dengan suara yang perlahan .   "Tetapi hatiku mengatakan pasti akan terjadi sesuatu yang hebat...!"   Dan setelah berkata begitu Yo Him menoleh kepada Phang Kui In, tanyanya lagi "Paman Phang, masih jauhkah tempat dimana kita bisa bertemu dengan ayahku ?"   "Mungkin masih membutuhkan waktu perjalanan satu bulan lagi....!".   "Mari kita kembali saja keperahu..! kata Yo Him yang mengajak agar Phang Kui In bersama dia kembali keperahu mereka, Tetapi Phang Km In menggaleng perlahan.   "Besok pagi saja...justru kini akupun merasakan ada sesuatu yang agak aneh.. !"   Kata Phang Kui In. Yo Him jadi memandang tegang kepada Phang Kui In, kemudian dia telah berkata Lagi .   "Baiklah, jika memang paman belum bersedia kembali keperahu, akupun tidak bisa memaksanya !...". Tetapi baru saja Yo Him berkata sampai disitu tiba-tiba terdengar suara siulan yang panjang. Suara siulan itu disusul dengan suara siulan lainnya, yang saling susul. Didengar dari suara siulan itu, mungkin orang yang sedang mendatangi itu berjumlah belasan orang. Phang Kui In berobah mukanya, dia telah menarik tangan Yo Him untuk menyelinap kebalik gerombolan pohon untuk bersembunyi disitu. Tidak lama kemudian setelah Phang Kui In dan Yo Him memasang mata mereka melihat beberapa sosok tubuh berkelebat disekitar tempat tersebut.   "Siapakah mereka ?"   Tanya Yo Him dengan suara berbisik dipinggir telinga Phang Kui In.571   "Aku belum dapat mengenalinya, karena tidak seorangpun yang kukenal."   Menyahuti Phang Kui In dengan suara yang berbisik juga Saat itu rombongan orang yang saling mengeluarkan suara siulan itu telah tiba didekat tempat dimana Yo Him dan Phang Kui in menyembunyikan diri.   Mereka terdiri dari berbagai orang persilatan, karena pakaian mereka juga bercampur ragam, ada yang berpakaian sebagai Hweeshio, ada yang berpakaian sebagai Tojin, ada pula yang berpakaian sebagai busu dan ada juga yang berpakaian sebagai siucai.   Tetapi yang mengherankan justru mereka bergerak dengan lincah dan gesit sekali, membuktikan bahwa kepandaian mereka sangat tinggi sekali.   Disaat itu.   tampak Phang Kui In telah memperhatikan baik- baik orang yang datang dalam bentuk rombongan, walaupun mereka datang dari berbagai jurusan tetapi akhirnya telah berkumpul ditempat tersebut dalam rombongan berjumlah belasan orang.572 Tiba-tiba salah seorang diantara mereka, seorang hweeshio yang kepalanya gundul lanang mengkilap, telah berkata "Apakah semua-nya telah datang ?".   "Belum ! Masih ada yang belum hadir!"   Menyahuti beberapa orang.   "Satu, dua, tiga...!"   Hweshio itu telah menghitung orang yang hadir ditempat tersebut, dia menghitung sampai jumlah ketujuh belas. Jadi jumlah yang berkumpul ditempat itu semuanya berjumlah tujuh belas orang.   "Masih kurang tiga orang siapakah mereka itu?"   Dan si Hweshio telah memperhatikannya semua orang-orang itu. sampai akhirnya, dia berseru .   "Akhh, kiranya Sam Hengte (tiga bersaudara) dari keluarga Ang !".   "Benar !"   Menyahuti salah seorang diantara mereka.   "Memang Ang Sam Hengte itu merupakan manusia- manusia pemalas dan tidak bisa menepati janji ! Bukankah sebelumnya telah ditegaskan bahwa pertemuan yang akan diadakan kali ini sangat penting sekali, tidak boleh gagal, tetapi mereka selalu meremehkan urusan dan tidak mau datang lebih dulu dari kita...! Benar kepandaian mereka sangat tinggi ilmu pedang mereka merupakan ilmu pedang yang mengagumkan, tetapi sehurusnya mereka tidak boleh berbuat sekehendak hati seperti itu"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Sambil mengoceh begitu, si hweshio yang tampaknya jengkel sekali atas keterlambatan ketiga orang yang disebutnya tiga bersaudara Ang itu, dia telah membanting-membanting kakinya beberapa kali.   Dari rombongan orang itupun terdengar beberapa orang diantara mereka yang telah menggumam menggerutu tidak senang.   Tetapi disaat itu terdengar suara siulan yang panjang sekali, yang saling sahut dari tiga jurusan.573   "Itu mereka datang !"   Beberapa orang telah berseru perlahan.   "Ya, itu Sam Hengte she Ang yang telah datang !"   Membenarkan si hweshio.   Baru perkataannya sampai disitu ditempat tersebut telah bertambah tiga orang lainnya yang semuanya bertubuh kurus jangkung dan mukanya mirip satu dengan yang lainnya seperti kembar tiga, baik cara berpakaiannya maupun cara berjalan mereka, sikapnya semua sama.   Phang Kui In yang melihat kedatangan ketiga orang itu yang diduganya adalah Ang sam hengte, jadi terkejut sekali disebabkan dengan melihat cara tibanya ketiga orang itu membuktikan bahwa ilmu meringankan tubuh ketiga orang itu sangat hebat sekali.   Tadi mereka bersiul dalam jarak yang cukup jauh tetapi dalam waktu yang demikian singkat ternyata mereka telah bisa tiba ditempat itu.   Ditangan salah seorang dari ketiga orang itu membawa sesosok tubuh lainnya.   Dan dengan kasar sosok tubuh itu telah dilemparkan diatas tanah.   Sehingga tubuh itu terbanting.   Namun sosok tubuh yang dilempar itu tidak bergerak dan nampaknya dia tengah dalam keadaan tertotok.   Phang Kui In memperhatikan sosok tubuh itu, ternyata seorang gadis berusia diantara belasan tahun.   Yo Him juga telah melihat gadis kecil itu hampir saja dia mengeluarkan suara teriakan tertahan karena kaget bukan main.   Dia mengenalnya gadis kecil yang menjadi tawanan Ang Sam-hengte, itulah Siangkoan Peng, puterinya Siangkoan Lin Lie.   Untung saja Phang Kui In yang melihat sikap Yo Him telah sempat mengulurkan tangannya membekap mulut Yo Him.   "Jangan bersuara..."   Berbisik Phang Kui In dengan suara yang perlahan sekali.   "Mereka orang-orang berkepandaian574 tinggi dan tentunya memiliki pendengaran yang sangat tajam sekali. Sedikit saja kita bersuara, tentu mereka akan mengetahui kehadiran kita ini...!". Yo Him mengangguk, dan Phang Kui In telah melepaskan bekapan tangannya dimulut Yo Him.   "Aku kenal gadis yang ditawan mereka...!"   Bisik Yo Him perlahan juga.   "Dialah Siangkoan Peng, puteri Siangkoan Lin Lie Lopehpeh...!"   Phang Kui In juga mengangguk.   "Ya, sejak tadi aku sedang memperhatikan dan merasa pernah melihatnya. Sekarang aku ingat pernah bertemu dengannya dipulau Ang Hwa To, bukan ? Dimarkasnya Pek Liong Kauw ?". Yo Him mengangguk.   "Kita harus menolongnya kata Yo Him dengan gusar, karena walaupun bagaimana dia mendongkol sekali melihat Siangkoan leng diperlakukan begitu kasar.   "Ya. ya, kita akan menolonginya, tetapi kita harus menantikan dulu waktunya yang tepat...mereka berjumlah banyak jika kita bertindak ceroboh tentu membahayakan kita sendiri. Yo Him bisa diberi pengertian dan dia mengangguk saja. Maka merekapun telah memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh rombongan orang itu. Saat itu si hweshio yang tampaknya menjadi pemimpin rombongan tersebut, telah berkata "Bagus, ! Akhirnya kalian telah datang juga Ang Sam hengte. Tetapi siapakah gadis kecil yang kalian bawa-bawa ini ?"   Salah seorang dari Ang Sam-hengte telah berkata perlahan "Dia kami tawan karena mengikuti kami terus menerus...!"   Dan menoleh memandang kearah Siangkoan Peng, sambil katanya575 suaranya dingin .   "Dia juga menyebut-menyebut perihal Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Tetapi setelah kami tawan, dia tidak mau membuka mulut untuk bicara, walaupun kami telah memaksanya.......!"   "Hemmm, apakah gadis kecil ini mengetahui Perihalnya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko ? Aneh sekali ! Hampir tidak masuk dalam akal......!"   Menggumam si hweeshio. Begitu juga beberapa orang dalam rombongan itu telah terdengar berbisik-berbisik, banyak dugaan yang telah mereka kemukakan.   "Memang kamipun heran, tetapi justru kami mendengarnya sendiri, dia telah bertanya kepada pelayan rumah makan dimana kebetulan kami berada ditempat itu juga. Apakah pelayan itu pernah melihat Sin Tiauw Taihiap Yo Ko ? Diapun menanyakan, apakah Sin Tiauw Taihiap pernah lewat ditempat tersebut...... ! Maka kami telah menangkapnya untuk mengorek keterangan dari mulutnya, namun gadis cilik yang merupakan setan kecil ini tidak mau bicara lagi, dia keras kepala, walau Pun kami telah menyiksanya, dia tetap tidak mau bicara. Maka Mie An Siansu, aku membawanya kepadamu agar kau dan kawan-kawan lainnya memikirkan cara yang baik untuk mengorek keterangan dari mulut setan kecil ini !".   "Bagus ! Bagus !"   Berseru si Hweshio Mie An Siansu.   "Inilah namanya rejeki. Kita memang tengah mencari jejaknya si tangan buntung keparat itu, dan dari mulut sisetan kecil ini mungkin kita bisa mengorek keterangan yang kita butuhkan...!". Dan setelah berkata begitu cepat Mie An Siansu menghampiri si gadis yang menggeletak ditanah. Gadis kecil itu memang Siangkoan Peng dia berani sekali, waktu melihat si hweshio mendatangi, walaupun tubuhnya tidak bisa bergerak namun dia telah mendelikkan matanya.576 Si Hweshio menatap bengis.   "Setan kecil, lebih baik kau bicara secara baik-baik, sehingga kami tidak perlu bersusah payah menyiksamu ! Jika engkau berkepala batu tentu yang rugi dan menderita adalah dirimu sendiri...!". Tetapi Siangkoan Peng tetap menutup mulut. dia tidak menyahuti pertanyaan si hweshio. hanya matanya tetap menatap berani kepada Mie An Siansu.   "Baiklah !"   Kata Mie An Siansu dengan suara yang dingin, menyeramkan sekali.   "Tampaknya engkau memang harus memperoleh perlakuan yang kasar, !". Dan selesai dengan perkataannya itu, tampak Mie An Siansu berjongkok disamping si gadis kecil, kemudian mengulurkan tangannya menjambak rambut Siangkoan Peng, yang digentaknya dengan keras sekali. Yo Him yang menyaksikan sikap dan perlakuan Mie An Siansu terhadap Siangkoan Peng, hampir saja tidak bisa mempertahankan diri, untuk melompat keluar menerjang ke arah hweshio tersebut. Untung saja Phang Kui In yang selalu berlaku cermat telah melihat gerakan Yo Him, dan mencekal keras sekali tangan Yo Him.   "Sabar...!"   Bisiknya.   "Kita tidak boleh bertindak ceroboh, karena bukan saja kita akan gagal menolongi gadis kecil itu, kitapun akan membahayakan Siangkoan Peng kalau kehadiran kita ini diketahui mereka...!". Yo Him mengangguk berdiam diri saja hanya matanya terus mengawasi kearah Mie An Siansu dengan sorot mata yang mengandung kemarahan yang hebat. Dia tidak menyangka bahwa seorang pendeta yang seharusnya memiliki sifat-sifat welas asih dan penyayang, ternyata merupakan manusia yang kejam dan jahat.577 Saat itu Siangkoan Peng sangat kesakitan dan kepalanya pusing sekali, karena kepalanya telah digentak-gentak keras sekali, jambakan tangan Mie An Siansu dirambutnya juga sangat kuat sekali.   "Cepat bicara, engkau ada hubungan apa dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, si buntung jelek itu ?! Dan dimana sekarang tempat tinggalnya dari si tangan buntung itu ?"   Tetapi Siangkoan Peng tetap tidak mau membuka mulut, malah tahu-tahu dia telah meludahi muka Mie An Siansu.   Si Hweeshio terkejut sekali, dia mengelakkanludah si gadis kecil dengan memiringkan kepalanya, namun percikan air ludah toh masih mengenai mukanya.   Bagaikan kalap, Mie An Siansu telah memperkeras jambakan dirambut gadis kecil itu.   "Binatang kurang ajar yang mencari mampus !"   Bentaknya dengan bengis.   "Rupanya engkau benar-benar mencari mati !"   Dan dia telah mengayunkan tangan kanannya, terdengar suara 'plakk, piokk !' berulang kali.   Tetapi Siangkoan Peng sama sekali tidak mengeluarkan suara jeritan atau mengeluh.   Tabah sekali gadis kecil itu.   Justru Yo Him yang melihat perlakuan yang diberikan oleh Mie An Siansu, merupakan perlakuan yang melukai hatinya.   Kalau lengannya tidak dipegang keras oleh Phang Kui In tentu Yo Him akan menerjang keluar Disaat itu.   Mie An Siansu teiah berkata lagi .   "Jika engkau tidak mau bicara baik-baik biarlah aku akan menyiksamu dengan cara yang baik sekali...!"   Dan setelah berkata begitu, dengan cepat sekali si hweshio menggerakkan tangannya, dia telah menotok jalan darah Uh-thian-hiat didekat bahu si gadis kecil itu.   Seketika Siangkoan Peng merasakan pundaknya lemas dan sekujur tubuhnya seperti digigit ribuan semut.578 Tanpa bisa ditahannya lagi, dia jadi merintih.   "Engkau mau bicara atau tidak ?"   Bentak Mie An Siansu dengan suara yang bengis.   Tetapi Siangkoan Peng hanya merintih tanpa membuka mulut sepatah katapun juga.   Tentu saja hal ini telah membuat Mie An siansu tambah mendongkol dan penasaran.   Namun baru saja dia ingin menyiksa lebih lanjut, disaat itulah telah maju salah seorang dari Ang Sam-hengte.   "Sudah, kita jangan layani dia dulu, biarkan dia dalam keadaan tertotok. Nanti jika urusan yang akan kita bicarakan telah rampung, baru kita menyiksanya lagi untuk mengorek keterangan dari mulutnya ! Jika memang dia tidak mau bicara juga nanti, mudah saja, -sreett,- lehernya kita potong...!". Mie An Siansu tampaknya mau mengerti, dia telah mengangguk, dan membebaskan totokannya. Tetapi totokan dari Ang Sam-heng te masih tetap belum terbuka, walaupun sudah tidak menderita kesakitan lagi tetapi Siangkoan Peng belum bisa menggerakkan tubuhnya. Saat itu romhongan orang tersebut yang kini telah genap berjumlah dua puluh orang, telah berkumpul dalam bentuk lingkaran, semuanya duduk bersemadhi. Sedangkan Mie An Siansu telah duduk ditengah-tengah lingkaran itu menghadapi semua orang.   "Nah, kini kita telah berkumpul!"   Kata Mie An Siansu membuka pertemuan itu.   "Dan aku telah datang tepat pada waktunya, dimana sahabat-sahabat juga rupanya memang bersungguh-sungguh dalam persoalan ini ! Sejak dua belas tahun yang lalu aku telah dikeluarkan dari Siauw Lim Sie, maka sejak saat itu aku telah bersumpah bahwa selama aku masih memiliki kesanggupan dan kepandaian, aku akan menganggap seluruh murid-murid Siauw Lim Sie dari berbagai tingkatan sebagai musuh besarku...!"579 Mendengar perkataan Mie An Siansu, rombongan orang itu berdiam diri saja, sunyi sekali keadaan disekitar tempat itu. Sedangkan Phang Kui In jadi terkejut sekali. Yo Him tidak mengetahui apa itu yang disebut Siauw Lim Sie, tetapi Phang Kui In mengetahui jelas, karena Siauw Lim Sie merupakan pintu perguruan silat yang tertua didaratan Tionggoan. Sejak datangnya Tat-mo Cauwsu, pendiri kuil Siauw Lim Sie itu, maka aliran silat siauw Lim Sie telah tersebar luas dan boleh dianggap dalam persilatan didaratan Tionggoan Siauw Lim Sie merupakan pintu perguruan nomur satu. Murid-Murid Siauw Lim Sie dari berbagai kalangan juga dalam jumlah yang luar biasa banyaknya, tersebar luas diseluruh daratan Tionggoan. Phang Kui In jadi memperhatikan terus perkataan Mie An Siansu.   "Dan kini, setelah selama dua belas tahun aku melatih diri, aku telah berhasil menciptakan semacam ilmu yang akan kupergunakan untuk membinasakan setiap murid Siauw Lim Sie ! Tetapi disamping itu, pangkal persoalan dikeluarkannya aku dari pintu perguruan Siauw Lim Sie juga semuanya berpangkal dari pengaduan yang diberikan oleh Yo Ko, si buntung celaka itu ........ !"   Kembali Phang Kui In jadi heran dan tertarik untuk mengetahui terus persoalan tersebut, dia memperhatikan baik-baik. Sedangkan hati Yo Him jadi tergoncang sebab mendengar beberapa kali nama ayahnya disebut-disebut.   "Waktu itu, meiang kuakui telah melakukan suatu kesalahan, kesalahan yang seharusnya tidak begitu besar, yaitu aku telah memperkosa seorang gadis kecil dikampung yang terpisah seribu lie dari kuil Siauw Lim Sie ........ dan peristiwa itu diketahui oleh Yo Ko celaka itu, dia telah menghajar aku habis-habisan, bahkan ingin membuat aku bercacad. Tetapi akhirnya dia telah merobah jalan pikirannya580 dan membawa aku menemui Ciangbunjin Siauw Lim Sie dan Hongthio menjatuhkan hukuman kepadaku dibuang dari kaum Siauw Lim Sie, Mengingat selama berada didalam Siauw Lim Sie aku bekerja baik, belajar dengan tekun dan baik serta cerdas, maka Hong thio merasa sayang jika harus membinasakan atau meubuat aku bercacat ......! Tetapi hatiku sakit sekali ! Walaupun bagaimana sakit hati ini harus dibalas ! Dan kini sahabat-sahabat telah memenuhi undanganku untuk menghadapi Siauw Lim Sie, maka dengan ini aku mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, dengan bantuan saudara-saudara semua, tentu urusan ini akan dapat diselesaikan...!".   "Jangan kuatir Taisu, aku Ban Siong Long akan membantu sekuat tenagaku...!"   Teriak seseorang dari rombongan itu.   "Ya, akupun akan berdiri dipihak Taisu !"   Teriak yang lainnya.   "Kita binasakan setiap murid Siauw Lim Sie !".   "Ya, kita mampusi mereka semua ".   "Dengan kerja sama seperti ini, tentu dunia persilatan akan gempar, karena murid-murid siauw Lim Sie akan bergelimpangan mampus ditangan kita... Hahahaha !"   Teriak yang lainnya lagi.   "Kami Ang Sam-hengte bersedia membantu Taisu, asalkan Taisu juga bersedia untuk membantu kami membekuk si buntung celaka Yo Ko !"   Kata Ang Sam-hengte hampir berbareng.   Mereka memang merupakan anak kembar tiga.   Mereka memiliki wajah yang mirip satu dengan yang lainnya dan juga memiliki kepandaian yang sangat tinggi.   Yang tertua, ber nama Ang Cie Sian, sedangkan yang kedua Ang Cie Bun, dan yang terkecil bernama Ang Cie Liong; Mereka sulit sekali dibedakan satu dengan yang lainnya, sebab baik pakaiannya maupun wajah mereka mirip satu dengan yang lainnya.   Tentu581 saja sulit bagi orang yang belum mengenal benar akan diri mereka, untuk membedakan yang mana Cie Sian, mana Cie Bun dan mana Cie Liong...! Tetapi sesungguhnya ketiga jago kembar itu memiliki ciri-ciri yang bisa memperkenalkan diri mereka.   Jika Cie Sian memiliki tahi lalat yang sangat besar di telapak tangan kanannya, Cie Bun memiliki mata yang tidak sempurna, yaitu juling, sedangkan Cie Liong memiliki kaki yang jauh lebih pendek dari kedua saudaranya, bahkan jalannya juga agak pincang, karena kaki kirinya lebih panjang dari kaki kanannya.   Jika ciri-ciri ketiga orang itu diperhatikan, maka dengan mudah orang dapat membedakan mereka bertiga.   Disaat itu Ang Cie Sian telah berkata lagi .   "Kami memiliki dendam sedalam lautan dengan Yo Ko keparat itu...! Jika memang Taisu bisa membantu kami menangkap dan membinasakannya, maka budi itu tidak bisa kami lupakan dan jika kelak kami diminta untuk terjun dalam minyak panas atau api berkobar, semua itu tidak akan kami tolak...!".   "Benar !"   Kata Cie Bun dengan matanya yang bergerak- gerak juling.   "Kami tentu akan ber terima kasih dan bersyukur jika telah berhasil membalas dendam kami itu...!".   "Yo Ko keparat itu memang keterlaluan, sepuluh tahun yang lalu kami telah dihinanya, kami bertiga telah dihajarnya habis-habisan, walaupun kami tidak bersalah, hanya karena mengambil sedikit uang milik seorang penduduk dikampung Bian-bo-cung. Tetapi Yo Ko keparat yang sok pahlawan itu, telah menghajat kami. Waktu itu kepandaian kami belum lagi setinggi sekarang. Coba kalau sekarang, hemmm. hemmm, kami tentu akan mematahkan batang lehernya...!". Mendengar perkataan Ang Cie Liong yang terakhir itu, hampir saja Phang Kui In tidak bisa menahan tertawanya. Karena perkataan yang terkebur itu benar-benar terlalu sombong. Sin Tiauw Taihiap Yo Ko merupakan seorang582 pendekar sakti nomor wahid dalam persulatan didaratan Tionggoan, mana bisa ditandingkan dengan mereka ? Mie An Siansu telah tersenyum, dia telah berkata perlahan.   "Baik! Baik! Tentu kami juga akan membantu kalian menghadapi Yo Ko keparat itu ! Dengan menyerang dia secara mengeroyok dan mempergunakan tipu muslihat yang rapi, walaupun Yo Ko si buntung keparat itu memilili sayap, jangan harap dia bisa meloloskan diri dari kematian ditangan kita.......!"   Segera terdengar suara tepuk tangan dari rombongan orang-orang itu, tampaknya mereka tengah dilambungi khayalan yang tidak-tidak dan terlalu muluk-muluk.   Tetapi waktu Mie An Siansu ingin berkata lagi, disaat itu mereka telah mendengar suara tiupan seruling, yang mengalun lembut dari arah kejauhan Kemudian suara seruling itu lenyap.   Mie An Siansu dan yang lainnya jadi saling pandang mereka men duga-duga entah siapa peniup seruling itu.   Tetapi tidak lama kemudian mereka juga telah mendengar suara seorang wanita yang bersenandung dengan suara yang mengandung kecintaan yang sangat dalam .   Cinta abadi itu Adakah dalam dunia ? Perasaan dan hati Itukah cinta ? Dia pergi untuk lenyap tidak kembali, Pertemuan manis telah berakhir, Kemana harus mencari mereka ?583 Kemana harus berjumpa dengannya lagi ? Bagai burung terbang kian kemari, Tetapi hanya seorang diri.   Karena dia telah pergi .....   Wahai engko, wahai engko, Dengarkah engkau akan suaraku ini ? Angin coba membawa suaraku, Tetapi sang anginpun takut bermu denganmu.   Awan berkata, Ingin membawa aku bertemu denganmu.   Tetapi sang awan kuatir untuk bertemu denganmu juga.   Bagaimana aku harus mencarimu ? Burung yang berkicau.   Selalu menghiburku .   "Jangan bimbang, jangan menangis, Engko akan juga datang.... Tetapi bila ? Tetapi kapan ? Sekarang, nanti ? Juga tidak bertemu lagi..... Suara senandung itu demikian menyedihkan, tampaknya wanita yang membawakan lagunya itu seperti tengah mengalami patah hati. Dan suara senandung itu semakin lama semakin terdengar jelas dan dekat. Tidak lama kemudian, dari balik sebatang pohon telah muncul seorang gadis yang berusia diantara dua puluh empat584 tahun, wajahnya manis, rambutnya dikuncir dua, dan ditangan kanannya membawa sebatang seruling, sedang pinggangnya tergantung sebatang pedang. Mukanya yang cantik manis mungil itu memancarkan kesedihan yang sangat. Phang Kui In mengerutkan alisnya, dia menduga-duga entah siapa gadis yang tengah merana itu. Yo Him juga merasa iba terhadap gadis itu. Karena dia mengerti bahwa si encie itu sedang bersusah hati.   "Siapa dia, paman Phang ?"   Tanya Yo Him dengan suara berbisik.   "aku sendiri tidak mengenalnya .... tetapi tampaknya dia seorang pendekar wanita yang berkepandaian tinggi dari golongan putih...!"   Saat itu.   si gadis telah melihat rombongan orang yang tengah berkumpul bermusyawarah.   Mie An Siansu waktu melihat gadis itu, mukanya jadi berobah seketika itu juga, dan dia mengeluarkan suara seruan tertahan.   Gadis itu juga mengerutkan sepasang alisnya, tampaknya dia kenal dengan Mie An Siansu.   "Mie An Taisu !"   Katanya dengan suara yang dingin "Apa yang tengah engkau lakukan bersama orang-orang ini ? Apakah kalian sedang merencanakan suatu perbuatan jahat lagi ?".    Pendekar Bunga Karya Chin Yung Drama Gunung Kelud Karya Kho Ping Hoo Legenda Pendekar Ulat Sutera Karya Huang Ying

Cari Blog Ini