Rajawali Sakti Langit Selatan 26
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 26
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long Yo Ko tersenyum sabar, dia telah berkata dengan suara menghibur . "Kepandaian para taysu memang sangat tinggi,855 mungkin dalam satu dua jurus aku bisa bertahan dari serangan-serangan kalian. tetapi setelah itu dengan mudah aku tentu dapat dirubuhkan kalian. Itulah kata-kata yang merendah dari Sin Tiauw Taihiap. walaupun sekarang ini dia terhitung sebagai pendekar super sakti yang tiada lawannya tokh dia masih membawa sikap yang manis tidak takabur atau congkak. Rombongan lhama itu jadi malu sendirinya, tetapi mereka serba salah, mundur tidak bisa maju pun tidak dapat. Jika mereka mengundurkan diri dan kembali ke Persia dengan tangan kosong, selain akan menderita malu juga mereka tentunya akan menerima hukuman dari raja mereka. Tetapi jika maju untuk menempur Yo Ko, jelas pula mereka tidak memiliki kesanggupan sampai kearah itu, tentu dalam beberapa jurus saja mereka akan dapat dirubuhkan oleh pendekar super sakti itu, hampir tidak bisa diterima oleh akal sehat ! "Taihiap.. apakah sungguh-sungguh Taihiap tidak bisa ikut bersama kami ke Persia?" Tanya lhama putih itu kemudian. "Orang yang menculik isteriku itu merupakan jago dari Mongolia bergelar Tiat To Hoat ong. Dan aku sungguh- sungguh menyesal harus mengecewakan kalian Taysu, memang sesungguhnya aku tidak bisa ikut disaat seperti sekarang ini. Tolong sampaikan salamku kepada raja kalian, dan percayalah dalam satu atau dua tahun mendatang, jika urusanku telah selesai, aku akan berangkat ke Persia untuk menghunjuk hormat kepada raja kalian, dan juga untuk mengunjungi kalian agar kita bisa bertukar pikiran." Lhama putih itu ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya dia mengangguk juga. Memaksa Sih Tiauw Taihiap ikut mereka ke Persia sama saja dergan melakukan pekerjaan yang sia-sia, walaupun bagaimana tidak mungkin mereka bisa menandingi kepandaian Sin Tiauw Taihiap.856 "Baiklah Taihiap...nanti kami menantikan kedatangan Taihiap, dan kunjungan Taihiap = .P HALAMAN 40 HILANG SALAH PENJILIDAN = Dengan Kwee Siang, gadis ini seperti sudah tidak sabar lagi dan hendak keluar dari tempat persembunyiannya. Namun Phang Kui In telah memberikan isyarat agar mereka menahan perasaan mereka, karena disaat itu masih terdapat keempat puluh pendeta yang menjadi utusan raja Persia itu, tentu bisa menimbulkan urusan lainnya. Kwee Siang dan Yo Him menuruti isyarat Phang Kui In. Mereka telah berdiam diri memandang kearah Yo Ko dengan mata ber kaca-kaca sedangkan tubuh Kwee Siang sering menggigil karena begitu girang terharu dan berduka, bermacam-bermacam perasaan berkecamuk didalam hati gadis itu. Sekarang setelah Yo Ko berkata begitu, Yo Him dan Kwee Siang tidak bisa menahan perasaannya juga, mereka telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya. "Ayah... !" Berseru Yo Him dengan suara yang nyaring, dan menjatuhkan diri berlutut dikaki Yo Ko sambil menangis ter isak-isak. Sedangkan Kwee Siang dengan terharu juga telah berseru "Engko Yo !" Dan gadis itu sudah tidak bisa berkata-kata lebih lanjut, karena air matanya telah mengucur deras sekali. Yo Ko jadi berdiri tertegun melihat Yo Him berlutut dihadapannya, seorang pemuda tanggung yang mungkin baru berusia lima atau enam belas tahun. Dia tidak mengenali pemuda ini, tetapi pemuda yang tidak dikenalnya itu telah memanggil dia dengan sebutan "Ayah!", keruan saja Yo Ko jadi berdiri termangu seperti sedang bermimpi.857 Dan yang lebih menakjubkan hatinya dicampur perasaan heran, dia melihat Kwee Siang yang muncul sambil menangis terharu juga. Kemudian tidak lama disusul dengan munculnya Phang Kui In, yang segera dikenal oleh Yo Ko. "Adik Siang...kau ada disini ? Dan kau saudara Phang...mengapa kalian bisa berada bersama-sama ?" Tanya Yo Ko masih dalam keheranan yang sangat. Phang Kui In maju mendekati Yo Ko, dia telah merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada pendekar sakti itu. "Yo enghiong, apakah selama ini kau sehat-sehat saja ?" Tanya Phang Kui In. "Terima kasih saudara Phang ...tetapi yang membuat aku jadi heran adalah kalian yang bisa berada bersama-sama !, Apa yang terjadi. Dan engko kecil ini telah memanggil aku dengan sebutan "Ayah!" Siapakah anak ini sebenarnya ?" Phang Kui In tersenyum sambil berkata . "Memang mungkin sudah tiba waktunya kalian dipertemukan oleh Thian, maka terjadilah peristiwa hari ini ! Tidakkah Yo enghiong mengetahui siapa adanya engko kecil ini ! Dia bernama tunggal Him dan she Yo !" "Yo Him,? ah, itulah nama yang sangat bagus sayangnya aku tidak mengetahui dimana adanya istriku itu mengapa bisa terjadi demikian kebetulan ?" "Engko Yo. seharusnya engkau berterima kasih dan bergirang kepada Phang Enghiong, karena Phang Enghiong lah yang telah berusaha untuk mempertemukan kalian ayah dan anak .. Yo Him adalah puteramu yang diperoleh dari Encie Siauw Liong Lie ... !" "A .. apa ?" Tanya Yo Ko kaget sekali seperti disambar petir.858 "Adik kecil ini..... anakku?," Yo Him yang sudah tidak bisa menahan harunya, menangis menggerung-gerung sambil memeluki kedua kaki Yo Ko. "Ayah, anakmu mengunjukan hormat....!" Kata Yo Him diantara isak tangisnya. Yo Ko segera berjongkok, dia telah memperhatikan Yo Him sejenak lamanya, dan dia melihat wajah Yo Him mirip dengan wajah dia seusia Yo Him. Disamping itu mata dan hidungnya itu mirip dengan Siauw Liong Lie. "Anakku.."!" Tiba-tiba Yo Ko telah mengulurkan tangan tunggalnya itu untuk merangkul Yo Him, dan pendekar sakti yang super itu telah menangis terharu. "Mana ibumu...mana ibumu, nak?" Sambil menangis Yo Him menceritakan segala apa yang diingatnya, dia menceritakan dirinya dirawat oleh seekor burung rajawali yang besar sekali, dan dia tidak mengetahui dimana adanya sang ibu, karena Yo Him hanya tahu bahwa dia dibesarkan rajawali itu, sampai akhirnya dia telah diterbangkan keatas lembah dan diangkat anak oleh penduduk dikampung itu. Mendengar semua itu Yo Ko jadi menghela napas dalam- dalam, tampaknya dia berduka sekali. "Kasihan ibumu itu nak, dalam keadaan hamil justru kami menerima cobaan-cobaan yang tidak ringan, yaitu Tiat To Hoat ong selalu mencari urusan dengan kami bahkan akhirnya ibumu telah kena diculiknya oleh pendeta jahat itu " Setelah berkata begitu. Yo Ko menghela napas berulang kali dan memandang jauh. Phang Kui Siang tersenyum terharu, mereka girang melihat pertemuan ayah dan anak ini, dimana pertemuan ini merupakan yang pertama kali sejak Yo Him dilahirkan.859 Setelah melepaskan rindunya kepada anak kandungnya itu, Yo Ko menoleh kepada Kwee Siang. "Adik Siang mengapa kalian bisa bersama-sama ?" Tanyanya, Kwee Siang menceritakan pengalamannya, dan YoKo jadi terharu mendengar gadis ini belasan tahun telah berkelana dalam kalangan Kang ouw hanya sekedar, untuk bertemu dengan dia dan Siauw Liong Lie. "Terima kasih atas perhatianmu kepada kami, adik Siang" Kata Yo Ko Kemudian. Phang Kui In juga menceritakan pengalamannya. Dan sepasang alis Yo Ko jadi mengkerut dalam-dalam waktu mendegar ketua Tiauw Pang yang bernama Ciong Lam Cie itu menawan mereka bertiga dan hendak menganiaya Yo Him. "Memang orang she Ciong ini terlalu sekali !" Kata Yo Ko kemudian setelah menghela napas lagi "Dan orang seperti itu memang harus diberikan pelajaran. Jika tidak tentu orang she Ciong itu akan melakukan hal-hal yang tidak-tidak". Waktu itulah tampak Phang Kui In melanjutkan ceritanya pula, dimana dia telah mengatakan bahwa mereka setelah tertawan oleh orang-orang Tiauw Pang itu, mereka berhasil meloloskan diri dan hanyut terbawa oleh user-user air. Kembali Yo Ko menghela napas lagi, dia mendengarkan terus cerita Phang Kui In. "Setelah kami pingsan tak sadarkan diri. ternyata kami telah dibawa oleh user-user air itu ketepi pantai sebuah pulau, disana kami bertemu dengan seorang jago tua yang memiliki kepandaian tinggi, hanya sayang kedua kakinya bercacad, sehingga dia tidak bisa bergerak leluasa walaupun kepandaiannya....." "Siapakah jago yang buntung kedua kakinya itu?" Tanya Yo Ko tertarik sekali.860 "Dia she Lie, bernama Bun Hap. Dia juga telah mengangkat Yo Him sebagai muridnya....selama dua tahun kami berdiam dipulau itu, di mana Yo Him telah meyakinkan ilmu yang diturunkan Lie Bun Hap Lo-enghiong." Yo Ko girang mendengar itu. "Jadi kepandaian Him-jie telah lumayan, juga?" Katanya. "Baiklah....jika kelak urusan kita telah selesai, yaitu mencari jejak pembunuh atau penculik dari isteriku itu, maka kita akan pergi ke Persia untuk memenuhi undangan raja itu, sekarang kita lebih baik pergi ke Kun Lun San untuk melihat apakah terdapat tanda-tanda bahwa istriku itu berada disana .. !" Mendengar itu Yo Him cepat-cepat merogoh sakunya, dia mengeluarkan secarik kain berkembang. Diberikannya kain putih berkembang itu kepada Yo Ko. "Ayah .. waktu Sin Tiauw ingin menghabiskan hidupnya dengan terjun kedalam jurang, sebelumnya dia telah menunjukkan kepadaku sebuah kuburan kecil yang ketika kubuka terdapat kain-kain ini !" Yo Ko menerima carikan kain itu dan memperhatikan sejenak dan diwaktu itulah dalam keadaan hening dan semua orang membungkam menutup mulut, terdengar isak tangis Yo Ko. "Benar.. ini adalah pakaian ibumu, pecahan dari bajunya... kalau begitu ... kalau begitu......ah, Yong jie, engkau telah mendahului aku ! Walau bagaimana penasaranmu itu harus dibalas, aku akan mencari Tiat To Hoat ong untuk mengadakan perhitungan dengannya." Dan setelah berkata begitu tampak Yo Ko mendekap carikan kain dari baju isterinya itu kedadanya sambil menanggis keras terisak-isak. Yo Him bertiga tidak berani berkata-kata, mereka hanya berdiam menundukkan kepalanya saja, diliputi perasaan haru861 melihat seorang pendekar sakti Seperti Yo Ko bisa menangis dengan keras terisak-isak seperti anak kecil saja. Setelah puas menangis, tiba-tiba Yo Ko telah mengeluarkan suara meraung yang keras dan panjang, sampai sekitar tempat itu tergetar keras. Yo Him bertiga jadi tambah terkejut, karena merasakan tubuh masing-masing menggigil, Yo Ko tertawa dengan suara yang sambung menyambung, dan tiba-tiba dengan diiringi suara bentakannya, tampak tubuhnya telah jongkok ditanah dan tangan tunggalnya itu telah bergerak cepat sekali. "Siuttt, bukkk !" Telapak tangan Yo Ko telah menghantam batang pohon besar yang terdapat disitu, sehingga memperdengarkan suara benturan yang keras sekali, disusul lagi dengan suara 'krekkk !' yang nyaring, maka batang pohon itu telah patah rubuh ! Itulah ilmu pukulan Hamokang, ilmu pukulan kodok yang diterima Yo Ko dari Auwyang Hong ! Tidak mengherankan jika batang pohon itu tumbang seketika begitu terkena pukulan tangan Yo Ko, sedangkan batu gunung yang besarpun jika terkena gempuran seperti itu akan lumat hancur. Phang Kui In dan Kwee Siang yang melihat hebatnya tenaga serangan dari Yo Ko yang sekaligus bisa menumbangkan batang pohon itu, jadi meleletkan lidah mereka. Sedangkan Yo Him sendiri telah memandang dengan wajah berseri-seri, karena dia bangga sekali memiliki seorang ayah yang demikian tangguh ilmu pukulannya. Waktu itulah Yo Ko telah menghentikan tangisnya, karena dia telah berhasil melampiaskan kemendongkolan, dan juga dendam dihatinya lewat pukulan keras pada batang pohon itu Cepat sekali dia menoleh kepada Yo Him tangan anaknya itu dicekal keras. "Ayah ....!" Berseru Yo Him dengan suara tertahan karena dia kaget sekali begitu pergelangan tangannya kena dicekal862 oleh Yo Ko ayahnya, mendatangkan perasaan sakit bukan main, pergelangan tangannya itu seperti juga kena dijepit oleh jepitan besi. Dalam hal ini memang Yo Ko telah mempergunakan tenaga yang cukup kuat dan sekali dia membentak "Rubuhlah", maka disaat itu juga tubuh Yo Him jadi terlempar tinggi sekali. "Engko Yo ...!" Berseru Kwee Siang, karena dia kuatir Yo Ko dalam kedukaan yang begitu mendalam telah mempergunakan tenaga yang besar dan diluar kesadarannva mencelakai anaknya sendiri. "Yo Taihiap !" Phang Kui In juga berteriak dengan suara yang gugup, karena dia melihat betapa tubuh Yo Him telah terlempar begitu keras. Tetapi Yo Ko seperti tidak memperdulikannya, dia telah melompat lagi dengan cepat, dan tubuh Yo Him yang tengah meluncur turun itu telah disamber, baju dibagian punggungnya telah dicengkeram keras oleh sang ayah ini dan tampak Yo Ko menghentak lagi, tangannya maka disaat itulah tubuh Yo Him terlontar kembali dengan kuat, terlontar dengan lemparan yang mengandung kekuatan sulit diukur. Yo Him sendiri kaget dirinya tahu-tahu di lemparkan begitu rupa oleh ayahnya. Tetapi sebagai seorang yang telah memiliki kepandaian cukup banyak yang diperolehnya dari beberapa orang, termasuk Lie Bun Hap, cepat sekali Yo Him bisa mengendalikan kaki dan tangannya berjumpalitan beberapa kali diudara dan meluncur turun ketanah dengan kedua kakinya terlebih dahulu. Disaat itu Yo Ko tidak menerjang maju lagi, dia berdiri tegak sambil tertawa bergelak-gelak dengan keras, sehingga kembali tubuh Phang Kui In dan Kwee Siang tergetar menggigil dipengaruhi suara tertawa yang luar biasa itu. Yo Him sendiri merasakan jantungnya tergoncang keras sekali ketika mendengar suara tertawa ayahnya itu, dia cepat-863 cepat mempergunakan tangannya untuk menutupi kedua telinganya. Lama juga Yo Ko tertawa seperti itu sampai akhirnya dia telah berhenti sendiri. Diawasinya Yo Him yang saat itu masih menutupi kedua telinganya. "Anak baik, ternyata engkau benar-benar telah memiliki ilmu yang lumayan. Dengan memiliki dasar seperti itu tentu tidak sulit lagi buatku menurunkan semua kepandaian yang kumiliki. Mari, kemarilah nak ... !" Yo Him baru mengerti bahwa ayahnya hanya menguji kepandaian saja, hatinya jadi tenang kembali dan dia membuka tutupan kedua tengannya pada kedua telinganya.Lalu dia menghampiri ayahnya. Yo Ko mengulurkan tangannya yang kiri itu untuk mengusap usap kepala anaknya. "Saudara Phang !" Kata Yo Ko kepada Phang Kui In . Cepat-cepat Phang kui In menghampirinya. "Ada apa Taihiap ?" Tanya orang she Phang itu. Yo Ko telah menggerakkan tangan kirinya untuk memberi hormat, kemudian katanya. "Terima kasih atas usaha dan bantuanmu sehingga kami ayah dan anak bisa berkumpul kembali ! Kami sangat berterima kasih sekali padamu, saudara Phang, dan katakanlah jika engkau memiliki suatu permintaan, aku tentu akan memenuhinya...!" Phang Kui In cepat-cepat merangkapkan kedua tangannya memberi hormat, dengan rendah hati dia telah berkata. "Mana berani aku yang rendah memikirkan hal yang tidak-tidak! Asal kalian ayah dan anak telah berkumpul kembali, itupun telah membuat hatiku puas..!" Yo Ko sekali lagi mengucapkan sukur dan terima kasihnya.864 "Mari kita mencari rumah penginapan. di sana nanti kita bisa bercakap-cakap dengan leluasa.. !" Kata Yo Ko, Yang lainnya menyetujui dan mereka telah kembali kekota dan mencari sebuah rumah penginapan yang tidak begitu besar. Yo Ko banyak mendengarkan cerita Yo Him, betapa terharunya Yo Ko waktu mendengar penderitaan Yo Him sebagai anak yang jauh dari kedua orang tuanya. Tetapi betapa bangganya hati Yo Ko waktu mendengar Yo Him mengikat tali persaudaraan dengan Wie Tocu. Betapa hebatnya anak ini dalam usia sekecil itu telah bisa mengikat tali persahabatan dengan tokoh persilatan yang ternama seperti Wie Tocu. "Memang engkau merupakan anak yang hebat, Him jie !" Memuji Yo Ko Phang Kui In juga banyak bercerita mengenai kegagahan Yo Him. Phang Kui In menceritakan kepandaiannya sendiri. Diceritakan juga oleh Phang Kui In pertempuran-pertempuran mereka yang cukup hebat menghadapi orang-orangnya Tiauw Pang . Mereka bercakap-cakap sampai jauh malam, dan ketika kentongan telah dipukul dua kali, disaat malam telah larut mereka baru masuk tidur. Yo Ko, Yo Him dan Phang Kui In tidur dalam sebuah kamar, sedangkan Kwee Siang tidur dikamar lainnya. Sebelum tidur, Kwee Siang juga bercakap-bercakap lama sekali dengan Yo Ko. Dia merasakan kerinduannya kepada pendekar sakti she Yo itu agak berkurang dengan adanya pertemuan ini. Keesokan paginya sambil dahar makanan pagi, mereka telah bercakap-cakap lagi. Banyak dan ada-ada saja yang diceritakan, oleh mereka. Bahkan Yo Ko telah menceritakan,865 sejak dia kehilangan isterinya yang diculik oleh Tiat To Hoat- ong, hidupnya jadi serba sepi dan sengsara. Telah dijelajahinya seluruh daratan Tionggoan, dan selama itu pula Yo Ko tidak hentinya mengalami banyak pertempuran. "Mungkin tahun ini pasukan Kublai Khan akan menyerbu kedaratan Tionggoan untuk memukul kerajaan Song. Dua tahun terakhir ini aku sibuk sekali menghimpun jago-jago yang cinta tanah air untuk bantu mempertahankan negeri. Tetapi Kublai Khan memiliki banyak sekaii orang-orang pilihan, maka kemungkinan kami bisa mempertahankan daratan Tionggoan dari injakan kaki orang Mongolia itu tipis sekali...." Dan setelah berkata begitu Yo Ko menghela napas berulang kali. Phang Kui In bersama Yo Him dan Kwee Siang jadi berdiam diri saja, mereka telah memandang kearah YoKodengan sorot mata yang seperti, meminta keterangan lebih jauh. Waktu itu Yo Ko telah memandang jauh keluar jendela. Kemudian sambil menghela napas sekali lagi dia berkata . "Sesungguhnya, jika aku memusatkan seluruh perhatianku untuk mencari jejak musuh besarku itu yang telah mencuiik Yong-jie bisa saja aku menemui jejaknya tanpa bersusah payah. tetapi justru urusan pribadi itu masih kurang penting jika dibandingkan dengan keselamatan negeri, maka dari itu aku telah menghabiskan waktu belasan tahun untuk menggalang para orang gagah untuk membela negara ... tentu saja jika tentara mongolia sempat memasuki daratan Tionggoan, habislah harapan kita untuk selamanya kita akan menjadi negeri jajahan. Phang Kui in jadi terharu. Betapa besarnya jiwa pendekar sakti ini, karena urusan pribadinya bisa dikesampingkan, dan dia bersedia untuk mengorbankan urusan pribadinya demi membela tanah air. Phang Kui In jadi menghormati Yo Ko. Kwee Siang telah berkata . "Sungguh manusia yang jahat sekali Tiat To Hoat-ong... dan mengapa encie Liong bisa866 diculik oleh Tiat To Hoat-ong bukankah kepandaian enci Liong itu berimbang dengan kepandaian engko Yo?" Yo Ko menghela napas dalam-dalam. "Kukira didalam urusan ini terselip sesuatu, yaitu pihak musuh melakukan perbuatan hina-dina dengan akal licik untuk merubuhkan Liong-jie".tetapi...tetapi jika memang Liong-jie binasa" Tentu dia tidak akan bisa melahirkan dan kenyataannya Yo Him kini telah berusia lima belas tahun, dan memiliki secarik kain baju ibunya, dengan demikian berarti Siauw Liong Lie bisa meloloskan diri dari penculiknya itu, karena dia masih sempat melahirkan Yo Him. Dugaanku Liong- jie tentu bisa meloloskan diri dan selamat, hanya dia entah bersembunyi dimana..... Jika menurut Yo Him dia dirawat oleh rajawali sakti, dan akhirnya setelah berusia enam tahun dia dibawa naik dari lembah dan diangkat anak oleh seorang penduduk dikampung dekat kaki Kun Lun San. Hai Hai Liong- jie, entah apa yang telah terjadi pada dirimu !" "Bagaimana jika sekarang kita menuju ke Kun Lun San. untuk melihat-lihat keadaan didalam lembah itu" Tanya Kwee Siang. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Bukankah dengan demikian kita bisa mencari jejak dari encie Liong. Sehingga kita bisa memperoleh kepastian, yaitu encie Liong itu telah meninggal atau memang masih hidup dan hanya bersembunyi disuatu tempat..... " Saran yang diberikan oleh Kwee Siang merupakan saran yang baik dan disetujui oleh Yo Ko dan Phang Kui In. "Tetapi jarak dan tempat ini menuju ke Kun Lun San masih terpisah jauh, mungkin memakan waktu perjalanan hampir setengah tahun ....!" Kata Yo Ko lagi kemudian. "Hal itu tidak menjadi persoalan yang terpenting kita bisa mencari tahu apa yang telah terjadi didiri encie Liong...." "Benar !" Phang Kui In juga ikut bicara "Lebih baik kita memeriksa keadaan dilembah dimana Yo Him pernah dibesarkan oleh burung rajawali itu ...ditempat itu kita bisa867 menyelidiki sesungguhnya apa yang telah terjadi didiri Siauw Liehiap. Tiba-tiba Yo Him yang disamping ayahnya, telah teringat pada segundukan tanah kuburan yang memiliki pintu rahasia sehingga Yo Ko bisa keluar dan masuk kedalam kuburan itu. "Ayah, sebetulnya untuk apakah kuburan rahasia itu....Maukah ayah menjelaskannya?"' kata Yo Him. Yo Ko jadi berobah murung dan menghela napas dengan wajah yang berduka, dia telah berkata. "Itu adalah sebuah kuburan untuk kenang-kenangan dan sengaja kubuat untuk mengenang Liong jie. ibumu....dulu waktu aku masih kecil, banyak orang yang menghina, hanya ibumu yang tidak menghina dan memperlakukan aku dengan baik, bahkan aku telah diijinkan tinggal didalam kuburan Mayat Hidup, di mana ibumu yang mengurusnya. Dan aku juga telah dididik ilmu silat tingkat tinggi, sampai akhirnya aku bisa memiliki kepandaian yang sangat tinggi seperti sekarang ini! Untuk mengenang kebaikan! ibumu itu, sengaja aku membuat kuburan ini dan jika aku tengah rindu terkenang kepada ibumu, aku bersemadhi didalam kuburan, untuk menenangkan hati yang sering tergoncang...!" Mendengar perkataan ayahnya, hati Yo Him jadi terharu sehingga dia menitikkan air mata. Sedangkan Kwee Siang dan Phang Kui In juga jadi terharu dan semakin menghormati. Rupanya cinta Yo Ko kepada isterinya itu sangat suci dan murni. Waktu itu mereka telah merencanakan esok hari untuk berangkat ke Kun Lun San. Malam itu mereka tidur dengan nyenyak. Waktu matahari baru terbit diufuk Timur justru mereka telah siap untuk berangkat. Setelah membayar ongkos sewa kamar dan barang makanan yang mereka makan, Yo Ko868 bersama Yo Him, Kwee Siang dan Phang Kui In telah membeli empat ekor kuda. Yang mereka pergunakan masing-masing itu merupakan kuda-kuda pilihan, yang bisa berlari seribu lie dalam satu hari, karena selain tinggi besar dan tegap, juga kuda mereka itu merupakan kuda dari Mongolia yang terkenal sangat kuat. Tanpa mengenal istirahat mereka telah melakukan perjalanan, dan setengah bulan mereka melakukan perjalanan, keempat orang ini telah sampai dikota Kiang-cie- kwan, sebuah kota yang tidak begitu besar, tetapi padat penduduknya. Yo Ko mengajak Yo Him dan Kwee Siang bersama Phang Kui In untuk bermalam dikota ini. "Telah belasan hari melakukan perjalanan tanpa mengenal waktu. Dikota ini kita beristirahat dua hari dulu, untuk memulih tenaga kita ... !" Kata Yo Ko. Yang lainnya setuju. Mereka memilih rumah makan yang tidak begitu besar. Sebagai kota kecil, rumah makan ini juga tidak begitu ramai . Waktu Yo Ko, dan yang lainnya melangkah masuk, ada seseorang didalarn rumah makan itu tengah berseru keras ." "Memang aku tanpa tanding! Siapa yang bilang aku takut untuk menghadapi Sin Tiauw Si buntung itu ? Hmmm, Taihiap! Taihiap apa sekali kugerakkan kedua tanganku dia akan segera dapat kumampuskan .... !" Dan kemudian disusul dengan suara tertawa bergelak-gelak dari orang itu. Yo Ko telah menatap kearah dalam, dia melihat orang yang mengeluarkan kata-kata sombong itu adalah seorang pemuda pelajar yang memiliki raut muka sangat kasar sekali, dengan kumis jenggot yang kasar dan kaku. Dilihat dari bentuk tubuhnya, tentunya dia seorang akhli gwakee (tenaga luar). Tanpa memperdulikan orang itu, walaupun mengetahui dirinya yang dimaksudkan oleh orang itu dengan perkataan Sin Tiauw si buntung869 Yo Ko telah mengajak Phang Kui In, Kwee Siang dan Yo Him duduk dikursi yang didekat jendela, terpisah cukup jauh dengan pemuda pelajar bermuka kasar itu. Saat itu, pelajar bermuka kasar itu telah berkata kepada kawannya yang ada dihadapannya, yaitu seorang tojin berusia diantara enam puluh tahun. "Sekarang juga engkau cari si buntung itu, aku akan melayaninya, tunggu disini.....!" Tojin itu telah tersenyum sabar. o0o^d!w^o0o Jilid 25 "JANGAN terlalu terkebur, Hengtai," Kata pendeta itu. "Jangankan engkau yang hanya memiliki kepandaian bisa dihitung dengan jari, sedangkan Ciangbunjin-ciangbunjin dari berbagai perguruan silat ternama, seperti Siauw Lim Sie dan lainnya tidak ada yang berani membentur Sin Tiauw Taihiap Apalagi yang memiliki kepandaian sedikit, tentunya sekali saja Yo Taihiap menggerakan lengan baju kanannya yang tidak berlengan itu, engkau sudah akan meraung-raung meminta ampun." Muka pelajar yang wajahnya kasar itu jadi berobah tidak senang, tangan kanannya telah dipergunakan untuk memukul meja, sehingga ada dua cawan yang terbentur dan jatuh kelantai menimbulkan suara berisik karena cawan-cawan yang jatuh itu telah hancur. "Sabar Hiantee (adik), engkau tampaknya begitu bernapsu sekali ingin menguji ilmumu dengan Sin Tiauw Taihiap. Jika memang telah bertemu dengannya, engkau tentu akan cepat- cepat ambil langkah seribu."870 "Jangan terlalu menghina begitu Totiang", kata pelajar muka kasar itu. "Aku Bong Siu Kang, tidak pernah mengenal apa itu perkataan takut. Dalam hal ini memang engkau belum pernah menyaksikan aku bertempur Totiang ! Nanti jika aku bisa mencari jejak si buntung itu akan ku .. , haappppp !" Dan orang she Bong itu telah menjerit terkejut, karena tahu-tahu ada sebatang sumpit yang telah menyamar dan menghantam giginya. Tepat sekali hantaman itu karena sumpit tersebut telah menghantam terlepas gigi didepan pemuda itu. sehingga gigi itu rontok menimbulkan perasaan Sakit yang bukan main. Ternyata Phang Kui In yang melihat kekurang ajaran orang she Bong itu, karena mendongkol sekali dia telah menyambitkan sumpitnya kedalam mulut pemuda sombong itu. Setelah tersadar dari sakit dan terkejutnya, Bong Siu Kang telah melompat berdiri dengan muka merah padam karena marah. "Siapa yang lancang mempermainkan aku Bong Siu Kang. jago tanpa tanding ini !" Teriak Bong Siu Kang dengan suara yang garang. "Aku .... !" Menyahuti Phang Kui In dengan suara yang dingin. "apakah engkau tidak senang ?' Muka Bong Siu Kang semakin merah, karena dia sangat gusar sekali. Kemudian dia melangkah dengan kaki lebar menghampiri Phang Kui In, sedangkan Yo Ko dan yang lainnya hanya mengawasi saja Merekapun sebal sekali melihat sikap sombong Bong Siu Kang, hanya mereka menahan tertawa sendiri, sebab melihat betapa mulut Bong Siu Kang telah berlumuran darah merah dari giginya yang copot.871 "Kamu lancang tangan berani menghina tuan besarmu, heh ?" Sambil membentak begitu, tangan Bong Siu Kang telah bergerak melancarkan serangan. Dia mempergunakan jurus "Mie Hong Ciu Tang atau Mie Hong gemar arak dewa", kedua kepalan tangannya itu bergerak seperto orang yang tengah menyuguhi persembahan arak, yang diincernya adalah punggung Phang Kui In. Tetapi Phang Kui In tetap duduk diam sama sekali tidak bergerak. Dia membiarkan pukulan Bong Siu Kang mengenai punggungnya, diam-diam dia telah mengerahkan tenaga lwekangnya yang disalurkan kepunggungnya. "Bukk !" Suara benturan antara kepalan tangan Bong Siu Kang dengan punggung Phang Kui In terdengar keras dan disaat itu juga terdengar jeritan dari Bong Siu Kang, karena tubuhnya telah terlempar kelantai. Rupanya walaupun Phang Kui In tidak mengadakan penangkisan terhadap serangan lawannya. Tetapi dia telah mengembalikan tenaga serangan lawannya melalui tenaga lwekangnya yang memenuhi pundaknya. Maka tidak mengherankan ketika kepalan tangan Bong Siu Kang menghantam, segera tenaga serangan itu berbalik kembali, sehingga tubuh orang she Bong itu terlempar bergulingan di lantai. Tetapi Bong Siu Kang penasaran sekali dan tidak pernah mengenal menyerah. Walau pun dia telah kena diserang dengan cara mengembalikan tenaga lweekang, membuktikan bahwa tenaga serangan itu sangat kuat, dan tentu pemiiiknya memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali. Dengan mempergunakan gerakan "Lee Ie Ta Teng" Atau "Ikan Gabus Meletik", tubuh Bong Siu Kang telah melompat tinggi dan berada didekat Phang Kui In.872 "Kau ... mempergunakan ilmu siluman! Jika memang engkau seorang hohan, layanilah seranganku dengan jujur". Phang Kui In jadi tambah sebal kepada orang she Bong tersebut, yang dianggapnya tidak tahu diri. Dengan ayal-ayalan Phang Kui In berdiri dari duduknya, sedangkan Yo Ko hanya tersenyum-tersenyum saja dan Yo Him bersama Kwee Siang tidak memperdulikan semua itu, mereka tengah bicara dengan asyik. "Apa yang kau kehendaki lagi ?" Tanya Phang Kui In dengan suara yang dingin, dia juga sengaja membuka matanya lebar-lebar untuk menyelidiki lawannya itu. "Aku menghendaki kau melayani aku dengan cara hohan " Kata Bong Sui Kang. "Caranya?" "Engkau harus mempergunakan kedua tanganmu, tidak seperti tadi engkau mempergunakan ilmu siluman" "Ilmu Siluman !" "ya engkau memiliki ilmu siluman, tidak keruan !, aku yang memukul dirimu, tetapi toh justru aku yang telah terpental. Bukankan dengan demikian membuktikan bahwa engkau mempergunakan ilmu siluman ?" Mendengar perkataan Bong Siu Kang, nampak Phang Kui In tertawa tergelak-tergelak. Muka Bong Siu Kang jadi berobah merah padam karena dia merasa tersinggung. "apa yang kau tertawakan ?" Bentaknya dengan suara yang aseran, karena dia mengetahui Phang Kui In tertawa begitu tentunya dengan maksud mengejeknya. Phang Kui In telah berhenti tertawa.873 Kemudian dengan muka yang sungguh-sungguh dia berkata . "engkau terlalu takabur !. tadi aku bukan mempergunakan ilmu siluman, tetapi justru kepandaianmu yang masih terlalu rendah ! aku tadi telah mempergunakan lwekangku untuk mengembalikan tenaga seranganmu, sehingga engkau jadi jungkir balik begitu rupa ! Hemm, karena itu engkau harus melatih diri selama dua puluh tahun lagi barulah engkau bisa memahami ilmu itu !" Keruan saja Bong Siu Kang jadi tambah marah. "Bangsat kecil, kau ingin menggertakku dengan ilmu silumanmu itu ? Hemm, Hemm, aku Bong Siu Kang tidak akan takut menghadapi siapapun juga, terimalah seranganku yang kali ini...!" Dan dia bukan hanya berkata karena dia telah mengerakkan tangan kirinya dengan jurus air terjun menimpa bumi, dan disusul dengan jurus terjangan badai mengamuk pada naga, merupakan jurus kedua yang cukup lumayan kerasnya. Tetapi buat Phang Kui In mana dia memandang sebelah mata kepandaian orang she Bong itu. Dengan mengeluarkan seruan kecil dia berkelit kesamping, tahu-tahu dia telah berada dibelakangnya Bong Siu Kang. dan kemudian menepuk bahu orang she Bong itu perlahan sekali. "Aku disini...!" Katanya sambil tersenyum lagi. Semangat Bong Sui Kang seperti terbang meninggalkan raganya, cepat-cepat dia memutar tubuhnya dan menggerakkan kedua tangannya berulang kali untuk mencecar diri Phang Kui In. Tetapi Phang Kui In dengan mudah bisa mengelakkan diri dari serangan-serangan lawannya, sama sekali dia tidak membalas menyerang. Bong Siu Kang jadi tambah penasaran, berulang kali dia mengamuk sambil mengulangi serangan-serangannya seperti juga orang kesurupan hantu saja.874 Namun Phang Kui In tetap tidak mau membalas menyerang. Namun setelah lebih dari empat puluh jurus, disaat itulah dengan cepat sekali Phang Kui In mencengkeram tangan kanan orang she Bong itu. "Aduhhh... !" Menjerit Bong Siu Kang ketika tangannya dicekal dengan keras sekali. Tetapi suara jeritan kesakitan itu belum lagi habis diucapkannya, tiba-tiba tubuhnya telah diangkat oleh Phang Kui In, lalu dilemparkannya dengan kuat sekali melambung ketengah udara, Lemparan Phang Kui In itu cukup keras, karena telah disertai oleh tenaga Iwekangnya sebanyak empat bagian. Dalam keadaan demikian, Bong Siu Kang hanya bisa menjerit saja, dan tuhuhnya terbanting keras diatas lantai, diam tidak berkutik la gi karena dia telah rubuh pingsan. Semua tamu-tamu lainnya jadi berdiam diri dengan tertegun karena dikota mereka ini, Bong Siu Kang boleh dibilang sebagai jagonya dan tidak ada orang yang berani berurusan dengannya, tetapi kini dengan begitu mudah telah dirubuhkan oleh Phang Kui In, sehingga mereka jadi duduk bengong saja ditempat masing-masing sambil memandang kepada Phang Kui in dengan sorot mata menunjukan kekaguman. Waktu itu Phang Kui In telah memutar tubuhnya hendak kembali kekursinya. Tetapi belum lagi dia duduk, telah ada yang berseru kepadanya. "Tahan dulu, sahabat .... !" Phang Kui In telah menoleh dan mengawasi orang yang menegurnya itu. Dilihatnya orang yang menegurnya itu tidak lain dari pada si tojin yang tadi bercakap-cakap dengan Bong Siu Kang. Cepat-cepat Phang Kui In telah berkata dengan suara yang ramah. "Ada petunjuk apakah totiang."."875 Tojin itu tidak segera menyahuti, dia telah mengawasi Phang Kui In beberapa saat lamanya, sampai Phang Kui In tidak sabar sendirinya "Katakanlah Totiang jika memang engkau memiliki petunjuk. Kalau engkau tidak memiliki urusan apa-apa, maafkan aku akan kembali kemejaku." Tojin itu telah tersenyum mengejek. "Aku bergelar Cing Siu Cinjin." Katanya "Cing Siu Cinjin"? tanya Phang Kui-In. "Aku serasa pernah mendengar gelaran Totiang." Kemudian dia memperhatikan baik-baik tojin itu. dia melihat orang memiliki muka berbentuk segi tiga, dadanya dada burung, membusung keluar dan tubuhnya tidak gemuk juga tidak kurus. Matanya yang agak luar biasa, memandang Phang Kui In dengan sinarnya yang tajam sekali. "Tadi pinto telah beruntung bisa menyaksikan kiesu (orang gagah), merubuhkan Bong Siu Kang, anak itu memang suka sekali berlaku sombong dan takabur. Tetapi, sebagai orang rimba persilatan jika melihat ada orang yang memiliki kepandaian tinggi membuat tangan menjadi gatal karenanya. Maka jika kiesu tidak keberatan, pinto ingin minta beberapa jurus petunjuk dari kiesu !" Cepat-cepat Phang Kui In merangkapkan tangannya, dia telah menjura memberi hormat kepada tojin tersebut. "Maafkan totiang, kepandaianku tidak berapa tinggi, aku hanya mengerti satu dua jurus saja," Katanya merendahkan diri dengan sikap yang manis sekali. "Maka dari itu aku mana bisa menghadapi Totiang" Tojin itu tertawa tawar. "Biar saja Kiesu merendahkan diri! Tadi aku telah sempat menyaksikan kepandaian Kiesu ini, mungkin juga lebih tinggi876 dibandingkan dengan kepandaianku, tetapi karena aku tertarik sekali dan ingin mencoba-coba dengan kepandaian kiesu, hendaknya kiesu tidak keberatan dan tidak menolaknya ... !" Selesai berkata, dengan gerakan yang ayal-ayal an dia telah mencabut pedangnya yang diatas punggungnya, dan kebutan hudtimnya itu dicekal ditangan kiri. "Majulah Kiesu, mari kita coba-coba ..!" Kata tojin itu. Phang Kui In jadi kikuk juga. Dia tidak mengenal siapa adanya tojin itu, tetapi orang ini telah mendesak dia terus menerus, sehingga membuat dia tidak memiliki pilihan lainnya. Hanya disaat itu Phang Kui In menoleh dulu kepada Yo Ko, dimana Sin Tiauw Taihiap telah mengangguk perlahan, tanda setuju Phang Kui In bertempur dengan tojin itu. "Baiklah Totiang", kata Phang Kui In kemudian. "Karena Totiang mendesak terus, terpaksa aku memberanikan diri untuk menerima petunjuk .... !" Kemudian tangan kanannya mencekal gagang goloknya dan "Sreenggg !", golok itu telah dicabutnya keluar dari serangkanya. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mulailah !" Kata tojin itu seperti tidak sabar. Phang Kui In tidak menunda-menunda lagi, karena dia juga telah habis sabar melihat tingkah dari tojin itu. Dengan mengeluarkan suara teriakan "Awas serangan!", tampak golok Phang Kui In secepat kilat membacok kearah lengan si tojin. Tetapi tojin itu memiliki kepandaian tidak rendah, begitu melihat datangnya serangan golok lawannya, dia telah mengeluarkan suara tertawa mengejek dan menangkis dengan, pedangnya.877 Tojin itu bukan hanya menangkis saja, karena dengan cepat sekali hudtim ditangan kirinya telah dikebutkan kemuka Phang Kui In. Kebutan itu terdiri dari bulu-bulu yang halus, tetapi ditangan seorang akhli lwekang seperti tojin itu, bulu-bulu hudtim yang terbuat dari benang-benang emas campuran baja itu, jadi luar biasa kerasnya. Hudtim itu merupakan senjata lemas sekali, tetapi jika dikerahkan tenaga lwekang pada bulu-bulu itu, maka hudtim itu bisa tegak lurus kaku, sehingga bisa dipergunakan juga untuk menotok jalan darah lawan. Dalam keadaan demikianlah tampak Cing Siu Cinjin telah menggerakkan Hudtimnya itu mengincer jalan darah yang mematikan diperut Phang Kui In. Yo Ko yang menyaksikan pertempuran itu jadi terkejut juga, karena tojin itu telah mempergunakan gerakan yang mematikan. Maka dari itu, dapat diduga bahwa tojin ini bukan dari golongan baik-baik se tidak-tidaknya dia merupakan tojin dari golongan hitam. Waktu itu Phang Kui In tidak menjadi gugup karenanya, dia telah mengeluarkan suara bentakan nyaring sambil mengelakkan diri dari totokan hudtim si tojin. Lalu dengan tidak membuang waktu lagi tampak Phang Kui In telah memutar goloknya akan menabas leher si tojin. Melihat datangnya serangan yang begitu hebat dan kuat, Cing Siu Cinjin tidak berani berlaku ayal. Dia telah menarik pulang hudtimnya dan kemudian mempergunakan pedangnya menangkis serangan yang dilancarkan Phang Kui In. Phang Kui In tidak ingin membenturkan goloknya pada pedang lawan, sebelum pedang dan golok saling bertemu. Phang Kui In telah menarik pulang kembali goloknya itu, tojin878 tersebut juga telah menyadari bahwa dirinya kali ini telah bertemu dengan lawan berat. Dengan mengeluarkan suara siulan nyaring tampak tojin itu telah menggerak-gerakkan kedua senjatanya, yaitu hudtim dan pedang itu bergantian. Cara menyerangnya juga cepat, sinar pedang itu telah berkelebat-berkelebat mencari sasaran yang mematikan, terlebih lagi dengan dibantu oleh hudtimnya yang setiap kali mengancam akan menotoknya membuat Phang Kui In jadi terdesak hebat. Telah lebih dari lima puluh jurus mereka bertempur, dan Phang Kui In tampak berada dibawah angin. Yo Ko sedang menyaksikan pertempuran itu dan ketika melihat keadaan Phang Kui In, dia telah menoleh kepada Yo Him. "Him jie, coba engkau yang menghadapi tojin itu, aku ingin melihat sampai dimana ke pandaianmu !" Tentu saja perintah ayahnya itu menggembirakan hati Yo Him. "Baik ayah . aku akan coba-coba minta pengajaran dari totiang itu.. !" Waktu Yo Him berdiri dari duduknya, di saat itu Yo Ko telah berteriak nyaring ."Saudara Phang, kau mundur, biarkan Himjie yang menghadapinya ... !" Phang Kui In yang sedang terdesak begitu hebat, tidak berani membantah perintah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Dia telah menggerakkan goloknya yang menyambar cepat sekali kearah leher lawannya dengan gerakan yang menyimpang, menabas dari kiri kekanan. Gerakan yang dilakukan Phang Kui In memaksa Cin Siu Cinjin melompat mundur mengelakkan diri untuk879 menyelamatkan lehernya dari sambaran golok jago she Phang tersebut, dan kesempatan seperti itu telah dipergunakan sebaik mungkin oleh Phang Kui In untuk melompat mundur menjauhi diri dari tojin itu. Yo Him juga tidak tinggal diam, waktu melihat Phang Kui In melompat mundur, dengan cepat anak itupun telah melompat ketengah gelanggang. Dia telah merangkapkan kedua tangannya sambil katanya. "Totiang aku yang muda ingin meminta petunjuk dari kau !" "Hati-hati Him-jie dia memiliki Kepandaian yang tinggi sekali...!" Phang Kui In telah memperingatinya. Yo Him hanya mengangguk Sedangkan Cin Siu Cinjin telah berobah mukanya menjadi merah padam, karena dengan majunya Yo Him yang masih begitu muda, juga pipi si imam telah ditanpar oleh Yo Him. "Bocah tidak mengenal mampus, apakah engkau memang ingin mengantarkan jiwa ?" Tegurnya dengan suara yang menggeletar keras. Lalu Cing Siu Cinjin telah menoleh memandang kepada Phang Kui In. "Hey orang she Phang rnengapa engkau memajukan anak kecil ini. apakah engkau tidak merasa kasihan jika dia binasa ditanganku ?" Bentakan itu keras, dan mata Cing Siu Cinjin juga merah, menunjukkan bahwa dia tengah diliputi kemarahan yang sangat. Disaat itu Yo Him telah berkata dengan suara yang dingin . "Walaupun aku masih berusia muda, belum tentu dapat dirubuhkan oleh Totiang...!" Mendengar perkataan Yo Him, imam itu bertambah marah, dengan mengangguk-nganggukan kepalanya dia telah berkata. "Baik, baik, baik! Engkau sendiri yang telah mencari mampus dengan mengantarkan jiwamu secara cuma-cuma!"880 Setelah berkata begitu, dengan sikap yang mengancam tampak pendeta itu telah menggerakan kebutan Hudtimnya dan mengibaskan pedangnya. "Srinnng.....!" Pedang tojin itu telah menyambar dengan cepat kearah dada Yo Him. Gerakan itu tetah membuat Yo Him jadi kagum juga, karena dengan melihat jurus yang dipergunakan oleh Cing Siu Cinjin segera diketahui bahwa kepandaian imam itu telah tinggi. Tetapi sebagai seorang pemuda yang telah menerima gemblengan dari tokoh-tokoh sakti Yo Him tidak gentar menghadapi serangan seperti itu. Dengan tenang dia menantikan tibanya serangan pedang lawan, itu dengan gesit, sekali dia menyentil pedang si tojin dengan gerakan It Cie Cut Hun atau satu jari mencabut jiwa maka dengan terdengarnya suara tranggg yang cukup nyaring pedang imam itu telah terlepas dari cekalannya. Muka si pendeta jadi berobah pucat dan dia telah berdiri tertegun mengawasi kearah lawannya yang masih muda sekali. Dia tidak habis mengerti waktu pedangnya tadi disentil oleh pemuda itu, dia merasakan betapa pedangnya itu tergetar dan juga telapak tangannya pedih sekali, lalu tanpa dikehendakinya pedangnya terlepas dan menancap dilantai. Keruan saja Cing Siu Cinjin jadi terkejut dan dia berdiri bengong sesaat lamanya, Waktu itu Yo Him telah berkata lagi dengan suara yang dingin. "Ehmm, apakah kita akan meneruskan pertempuran ini?" Si Tojin jadi tersadar karenanya dia telah menganggukkan kepalanya. "Ya...." Dan tahu-tahu Hudtimnya telah menyambar akan menghantam muka Yo Him.881 Dia penasaran sekali, dan saat itu kemendongkolan dan penasaran tengah mengamuk, menjadi satu didadanya, dengan sendirinya serangan yang kali ini dilakukannya merupakan serangan yang dahsyat sekali, karena si tojin seperti juga tidak ingin memberiku kesempatan kepada Yo Him guna menangkis serangannya itu. Yo Him juga terkejut melihat cara menyerang lawannya, jika dia terlambat mengelakkan diri tentu matanya yang akan menjadi korban dan menjadi buta. Phang Kui In dan Kwee Siang yang menyaksikan hal itu jadi gugup dan berkuatir. Bahkan Yo Ko telah berseru "Him-Jie, hati-hati." "Adik Him, cepat berkelit ..!" Teriak Kwee Siang dengan hati berdebar gelisah. Sedangkan Phang Kui In yang tengah gugup melihat jiwa dan keselamatan, Yo Him terancam, jadi berdiri diam tak bisa mengeluarkan suara apa... Tetapi walaupun terkejut, Yo Him tidak menjadi gugup. Dia telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring sekali dan disaat itu telah menggerakan tangan kanannya kearah ulu hati lawannya, mengincer jalan darah Ma-tiong-hiatnya si tojin. Gerakannya itu mempergunakan jurus Ma Sai Tung Cie atau Kuda Terbang Dimusim Dingin. Waktu itu si Tojin tengah gembira sekali melihat serangannya akan berhasil dan juga tampaknya Yo Him sudah tidak keburu untuk mengelakkan diri, maka dia telah menambah tenaga serangannya itu, dengan maksud untuk menghancurkan batok kepala Yo Him. Tetapi alangkah terkejutnya dia waktu melihat tangan Yo Him diulurkan akan menyerang jalan darah Ma Tioog Hiatnya, yang berarti jika terserang dia akan terbinasa disaat itu juga.882 Walaupun dia bisa berhasil dengan serangannya tetapi jika diapun harus terserang pada jalan darah terpenting ditubuhnya itu, tentu saja si tojin tidak mau. Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras dia telah melompat mundur sambil menarik pulang hudtimnya. Gerakan tojin itu memang sangat cepat sekali, sehingga serangan Yo Him jatuh ditempat kosong. "Mari diteruskan !" Tantang Yo Him sambil tertawa mengejek. Tojin itu tidak menyahuti, dia hanya ber jongkok mengambil pedangnya, kemudian pedang itu telah dikibaskannya dengan kuat, sehingga menimbulkan suara "Siut...sringg !!" "Hari ini biarlah aku mengadu jiwa dengan kau, karena jikalau aku sampai dikalahkan olehmu, tentu saja akan membuat aku malu ...! Terimalah seranganku " Dan benar saja tojin ini telah malancarkan serangan lagi dengan pedangnya, mata pedangnya menuju kebahu Yo Him, sedangkan hudtimnya telah menyambar kearah tenggorokan Yo Him. Keruan saja hal ini memaksa Yo Him harus me lompat- lompat beberapa kali, dia telah berhasil mengelakkan dari setiap serangan yang dilancarkan oleh lawannya. Tetapi karena tojin itu melancarkan serangan dengan gencar dan ber tubi-tubi maka dia tidak sempat membalas menyerang dan hanya berkelit dengan tidak henti-hentinya. Yo Him setelah berkelit berulang kali sebanyak enam jurus, disaat itu dia telah mengeluarkan suara jeritan yang nyaring sambil kedua tangannya disilangkan didepan dadanya, rupanya Yo Him baru ingin mencoba mempergunakan gerakan-gerakan ilmu silat yang diturunkan oleh Lie Bun Hap.883 Si Tojin heran melihat sikap Yo Him, dia menduga-duga entah ilmu silat jenis apa yang ingin dipergunakan oleh Yo Him. "Sekarang telah cukup aku mengalah hanya menerima serangan tanpa balas menyerang, tetapi sekarang sudah tiba saatnya engkaupun harus menerima serangan-seranganku ..!" Dan selesai berkata Yo Him telah mengerakkan dua tangannya sekaligus, dia telah menyerang dengan gerakan kera memanjat pohon dan kemudian disusul dengan gerakan, kera memetik buah dimana jurus itu merupakan jurus-jurus istimewa yang diciptakan oleh Lie Bun Hap. Sedangkan Cing Siu Cinjin yang melihat datangnya serangan yang aneh seperti itu, cepat-cepat melompat mundur menjauhi Yo Him. Tetapi Yo Him tidak mau sudah hanya sampai disitu saja dengan mengeluarkan suara tertawa mengejek dia telah meloncat mengejar dan kedua tangannya itu tetap melancarkan yang cukup kuat kepada tojin itu. Melihat gesitan Yo Him yang menyamai gesitan dirinya, tojin itu tambah terkejut dan heran, mengapa pemuda semuda itu sudah memiliki kepandaian yang demikian tinggi. Tetapi disebabkan Yo Him telah mendesaknya terus dan diapun telah diliputi kenekadan pula, maka tojin itu sudah tidak mengelakkan diri pula dari serangan yang dilancarkan Yo Him, melainkan dengan mengeluarkan suara bentakkan mengandung marah, dia telah melancarkan serangan balasan dengan mempergunakan hudtimnya. Yo Him tidak mau membiarkan tangannya dilibat oleh bulu hudtim, maka dengan cepat sekali dia telah menarik pulang kedua tangannya, dan kaki kirinya telah bekerja menyepak pergelangan lawannya. Sepakan itu merupakan tendangan yang disertai tenaga dalam, maka tidak ampun lagi tojin itu meraung mengeluarkan884 suara jerit kesakitan waktu pergelangan tangannya telah kena ditendang oleh Yo Him. Sedangkan kebutan ditangannya juga telah terlepas dan melayang jatuh kelantai. Untuk seketika itu, Tojin tersebut berdiri dengan muka pucat bagaikan patung, mulutnya ternganga karena merasa heran dan takjub disamping marah dan mendongkol. Yo Him tidak mendesak lagi, dia telah merangkap tangannya memberi hormat. "Terima kasih atas petunjuk Totiang...!" Muka tojin itu jadi berobah merah karena malu bercampur marah. "baiklah hari ini nasibku benar-benar sial karena telah rubuh ditangan seorang anak yang masih bau pupuk seperiti kau ini tetapi jika dilain waktu ada kesempatan tentu aku akan mencarimu untuk meminta pengajaran, dari kau.....!" Satelah berkata begitu, tampak Cing Siu Cinjin telah mengambil pedang dan hudtimnya tanpa menoleh lagi kepada Yo Ko dan yang lainnya dia telah melangkah keluar pintu. Tetapi waktu sampai dimuka pintu, dia telah menoleh lagi dan bertanya kepada Yo Him. "Siapa namamu .... aku belum lagi mengetahuinya" Yo Him menjura "Aku she Yo dan bernama Him." "Yo Him....? Hemmm, engkau she Yo, tentunya engkau ada hubungan dengan Yo Ko bukan?" "Itulah ayahku" "Apa?"885 "Sin Tiauw Taihiap Yo Ko adalah ayah kandungku!" Menyahuti Yo Him. Dan dalam terkejutnya itu, Cing Siu Cinjin telah melirik kepada Phang Kui In bertiga. Dia melihat Yo Ko, yang lengan baju kanannya kosong lemas tidak ada isinya, seketika itu juga dia telah dapat menduganya bahwa orang itu adalah Yo Ko, pendekar sakti yang tiada duanya. Cepat-cepat dia menghampiri dan berlutut di hadapan Yo Ko sambil katanya . "Ampunilah aku, Sin Tiauw Taihiap...!" Katanya dengan suara yang berat tersendat. "Aku...aku memang bersalah...aku terlalu usil... jika sejak tadi aku mengetahui bahwa engko kecil itu adalah puteramu, tentu aku tidak akan mengganggunya...!" Yo Ko tersenyum manis dan sabar sekali, dia perintahkan tojin itu berdiri. "Engkau tidak tersalah, karena hanya penasaran melihat kawanmu dirubuhkan, maka engkau ingin membelanya. Sebetulnya engkau sama sekali tidak bersalah. Asal diingat, dilain waktu engkau tidak boleh terlalu usil seperti itu. Sekarang untung hanya bertemu dengan putraku yang tidak menurunkan tangan keras karena dia rupanya menghormati kau juga.coba kalau bertemu dengan orang yang bertangan telengas, bukankah engkau bisa celaka ?" "Terima kasih atas petunjuk yang diberikan Taihiap, tentu aku akan menyimpan baik-baik nasehat itu " Kata Cing Siu Cinjin. "Ya, itulah yang kuharapkan." "Tetapi Taihiap..." "Apa lagi?" "Bisakah Taihiap menolongku?"886 "Jika memang beralasan dalam batas-batas kemampuanku, tentu aku bersedia untuk membantumu....." "Tadi." Kata tojin itu ragu-ragu. "Taihiap telah melihat betapa aku dirubuhkan Siauw-enghiong itu...maka bisakah Taihiap memberikan petunjuk yang berharga, dimanakah letak kesalahan dan letak kekurangan sempurna dalam mempertahankan diriku...?" Yo Ko telah tersenyum. "Sebetulnya kepandaianmu telah cukup hanya yang kurang pengertian dan yang paling pokok sekali, engkau jangan disertai oleh hawa amarah saja bila bertempur, karena akan merugikan engkau sendiri, dengan mengikuti hawa amarah, penasaran atau mendongkol, engkau telah kehilangan separoh dari ilmumu ! Dari jalan Pang membelok kejalan Tu, dan dari jalan Tu menuju lurus kejalan Lin, dan menyusul jalan Kong, Pat dan Cie." Mendengar keterangan Sin Tiauw Taihiap seperti itu, tampak muka tojin itu jadi pucat, dia tampaknya terkejut bercampur girang. Cepat sekali tojin itu telah menekuk kedua kakinya, dia telah berlutut dlhadapan Yo Ko lagi. "Terima kasih banyak atas nasehat-nasehat yang diberikan, oleh taihiap ... aku baru mengetahui dimana letak kesalahanku...terima kasih Taihiap aku minta diri." Dan setelah berkata begitu, tampak tojin itu telah memberi hormat sekali lagi kepada Yo Ko, kemudian kepada yang lainnya barulah dia memutar tubuhnya untuk berlalu. Yo Him heran, dia melihat ayahnya hanya menyebutkan jalan-jalan Tu, Kong,Pat, Cie dan yang lain-lainnya, tetapi tojin itu jadi girang bukan main, karena ingin mengetahuinya, maka Yo Him telah menanyakan kepada ayahnya, apakah sesungguhnya yang diberitahukan Yo Ko itu.887 Yo Ko tertawa, dia bilang . "Sebetulnya aku hanya memberikan kunci ilmu silatnya itu, yaitu menurut jalan-jalan patkwa, dimana jika dia bisa menguasai dan mengenal jalan patkwa itu secara baik, tentu dia akan bertambah ilmunya menjadi dua kali lipat, dan jika tadi sebelumnya dia telah mengerti jalan-jalan Tu, Kong, dan Pat itu belum tentu engkau bisa menjatuhkannya !" Yo Him meleletkan lidahnya. "Untung saja tadi aku tidak sampai dihajar babak belur olehnya ... !" Yang lainnya jadi tertawa juga. Mereka telah melanjutkan makannya kembali. Selesai bersantap, mereka lalu mencari rumah penginapan. Dikota ini mereka, bermalam selama dua hari. Setelah itu mereka melanjutkan pula perjalanannya dengan mempergunakan jalan darat, kuda mereka dapat berlari cepat sekali. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Hanya empat bulan saja, kemudian mereka telah tiba dikaki gunung Kun Lun San. 000odw^kzo000 Yo Ko mengangkat kepalanya mengawasi puncak gunung yang tinggi itu dia menghela napas" "Jika memang Liongjie binasa digunung ini, betapa remuknya hatiku !" Dia telah melahirkan seorang anak untukku, tetapi dia menghilang tidak keruan paran. Inilah peristiwa yang harus diselidiki baik-baik. Mudah-Mudahan saja Liongjie dalam keadaan sehat-sehat. Melihat puncak gunung itu, Yo Him lalu mengangkat tangannya menunjuk kearah puncak gunung itu. "Thia (ayah), dipuncak gunung itu terdapat sebuah kuil disitu banyak murid-muridnya. Tetapi waktu aku belum turun gunung dan masih kecil sekali, aku telah menyaksikan888 pembunuhan besar-besaran, seluruh penghuni kuil itu telah dibinasakan oleh beberapa orang jahat. Salah seorang diantara mereka terdapat seorang pendeta yang kepalanya memakai kuncung " Setelah berkata begitu. Yo Him menceritakan apa yang dialaminya waktu kecil. Mendengar cerita dan gambaran mengenai pendeta mongol itu, tubuh Yo Ko gemetar dan tangan kanannya telah digerakkan untukmemukul batu yang ada didekatnya. "Brukkk" Batu itu telah hancur. "Memang dia. Memang dia ! sudah kuduga" Berseru Yo Ko. Yang lainnya jadi terkejut melihat sikap Yo Ko, mereka memandang Yo Ko dengan sorot mata bertanya-bertanya. Yo Him sendiri tidak bisa menahan perasaan ingin tahunya, dia telah bertanya . "Thia kenapa kau ?" "memang aku telah duga pembunuh dan penculik ibumu adalah dia" Kata Yo Ko "Dia ? Siapa ?" Tanya Yo Him. "Pendeta Mongolia itu....!" "Mengapa ayah mengetahuinya?" "Dia adalah Tiat To Hoat-ong, justru waktu dia menculik ibumu. dia telah bersembunyi dari kejaran kami. Dan tentunya digunung Kun Lun San ini terjadi sesuatu yang tidak disangka oleh pendeta itu, yang menyebabkan ibumu lolos dan bisa melahirkan engkau tetapi mengapa hanya engkau sendiri, sedangkan ibumu tidak muncul ? Jika dia masih hidup, tentu dia akan berusaha mencariku .tapi ahhh, Liong jie bagaimanakah sesungguhnya nasibmu .... !" Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Pedang Wucisan Karya Chin Yung Darah Daging Karya Kho Ping Hoo