Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 15


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 15


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Dalam485 keadaan demikian, tampaknya Yo Taihiap yang tengah duduk bersemedi seperi itu sulit sekali mengelakan diri dari tendangan yang aku lakukan.   Dan aku yakin tendangan tersebut akan mengenai sasarannya.   Tetapi diwaktu kakiku.   mengenai dadanya.   Dan menendang dengan tepat sekali jalan darah Ma Tung Hiatnya, disaat itu juga aku merasakan seperti menendang lapisan baja dan aku merasakan kakiku seperti terkilir, sakit luar biasa, sehingga dalam waktu sekejab mata saja, telah menyebabkan aku mengaduh-aduh kesakitan sambil memegangi kakiku, mukaku tentu saja meringis, dan Yo Taihiap telah mengawasiku dengan sikapnya yang acuh tak acuh, dia juga telah berkata dengan suara yang dingin.   "Ayo seranglah lagi...!"   Dan aku merasakan bahwa perkataannya itu merupakan ejekan belaka, dengan memaksa diri aku telah merangkak bangun untuk berdiri, tetapi tidak segera melancarkan serangan, karena aku jadi berpikir keras, dengan cara apa aku harus melancarkan serangan kepadanya...".   Wie Kiam Kauwcu yang mendengarkan cerita Phang Kui In jadi mengawasi dengan tertarik sekali, dia mendengarkan dengan bersungguh-sungguh.   Sedangkan anggota dari Pek Liong Kauw.   yang terpisah puluhan tombak, telah mengawasi saja kauwcu mereka tengah bercakap-cakap dengan 'tamu' tidak diundang tersebut, mereka tidak mendengar apa yang diucapkan oleh sang 'tamu' itu, yang mulutnya telah berkemak-kemik tidak hentinya, sedangkan Wie Kiam Kauwcu tampaknya telah berdiri diam mengawasi saja dengan mata yang terpentang lebar-lebar.   Disaat itu Yo Him dan Siangkoan Peng juga telah tiba didekat rombongan anggota Pek Liong Kauw, tetapi mereka berdiri diam tidak berani mengucapkan sepatah perkataanpun juga tampaknya kedua anak ini diliputi tanda tanya yang membinggungkan karena mereka telah menyaksikan rombongan anggota dari Pek Liong Kauw telah berdiri diam486 saja dengan jarak terpisah yang cukup jauh dengan Kauwcu mereka, yang tengah mendengarkan cerita dari Phang Kui In....   Tentu saja hal ini telah membuat Yo Him menduga-duga, bahwa dalam persoalan ini tentunya terdapat suatu peristiwa yang sangat luar biasa...   maka Yo Him dan Siangkoan Peng telah berdiam diri saja, untuk menyaksikan peristiwa berikutnya.   "Sebetulnya siapakah dia adik Him ?"   Tanya Siangkoan Peng sambil mengawasi bimbang kepada Phang Kui In yang tengah ber kata-kata terus kepada Kauwcu dari Pek Liong Kauw itu, karena mulutnya tampak ber gerak-gerak terus, walaupun mereka yang jaraknya terpisah begitu jauh tidak mendengarnya.   "Aku sendiri mana tahu ! hanya saja, dia sangat nakal dan kasar, dia telah menjatuhkan diriku dengan mudah membanting sehingga aku menderita kesakitan ....... , Tetapi mengapa Wie Kiam Locianpwe menerimanya untuk bertemu begitu rupa ? Mengapa tampaknya Wie Kiam Locianpwe tengah mendengarkan tertegun keterangannya ? Apakah memang dalam persoalan ini terdapat suatu peristiwa yang hebat ? Dan...apakah kedatangan orang itu membawa bencana...?". Tetapi Yo Him dan Siangkoan Peng mana bisa mengetahui urusan apa yang akan terjadi ? Sedangkan anggota-anggota Pek Liong Kauw dari golongan tua yang berada ditempat itu saja juga masih tidak mengetahui, sesungguhnya urusan apakah yang tengah dibicarakan oleh kauwcu mereka terhadap 'tamu' yang mengaku bernama Phang Kui In itu, yang katanya membawa berita hebat, yang hanya bisa disampaikan kepada Wie Kiam Kauwcu secara empat mata...? Saat itu Phang Kui In telah melanjutkan pula ceritanya, katanya.   "Aku memang tengah ragu-ragu untuk melancarkan serangan lagi kepadanya, karena aku kuatir, jika aku487 melancarkan serangan lagi kepadanya, diriku sendiri yang akan celaka dipersakiti olehnya...! Jika dilihat dalam dua gebrakan itu saja, memang telah terbukti bahwa kepandaian orang itu, yang mengaku sebagai Sin Tiauw Taihiap, merupakan kepandaian yang sangat hebat sekali...dengan sendirinya, hal ini telah membuat aku jadi berpikir dua kali untuk melaksanakan serangan-serangan berikutnya!".   "Lalu apakah orang itupun, Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, berdiam diri saja ?"   Tanya Wie Kiam Kauwcu penuh perhatian.   "Ya, selama itu dia hanya berdiam diri saja, karena memang dia sama sekali tidak pernah menggerakkan tangannya, untuk menyambuti serangan-seranganku sebanyak dua kali itu. Tetapi anehnya, yang sangat mengherankan sekali, justru disaat-saat seperti itu. aku telah terpental setiap kali melancarkan serangan kepadanya. Mungkin juga Sin Tiauw Taihiap telah mempergunakan tenaga dalamnya yang kuat sekali untuk melancarkan gempuran-gempuran yang sangat kuat sekali, yang membuat setiap tenaga seranganku itu terpukul mental membalik dan menghantam diriku sendiri!"   Wie Kiam Kauwcu telah mengangguk beberapa kali, kemudian katanya ;   "Ya, memang Sin Tiauw Taihiap Yo Ko memiliki kepandaian yang sempurna sekali, dan latihan lwekangnya sudah mencapai puncak kesempurnaan, sulit sekali untuk dilawan........tidak ada orang kedua seperti Sin Tiauw Taihiap dalam saat sekarang ini.....!"   Phang Kui ln telah mengangguk, dia telah berkata dengan suara yang sangat dalam, mengandung kekaguman.   "Benar! Aku sendiri mulai mempercayai bahwa dia sesungguhnya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko..........karena jika dibandingkan dengan kehebatan dari kepandaian yang diperlihatkannya itu, kepandaianku tidak ada artinya sama sekali, tidak bisa dibandingkan dengan kepandaiannya yang sangat sempurna itu..........!!"488 Dan setelah berkata begitu, Phang Kui In menghela napas beberapa kali, dia juga telah menggumam dengan suara yang perlahan.   "Dan akhirnya memang aku mengetahuinya serta yakin bahwa orang itu benar-benar Sin Tiauw Taihiap Yo Ko............ dan adanya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko diruang kamar tahanan tersebut, bukan disebabkan dia ditawan, hanya karena Sin Tiauw Taihiap Yo Ko sendiri yang tidak mau pergi meninggalkan tempat itu, dia ingin duduk terus ditempat itu, sehingga membuat pihak lawannya, orang-orang Mongolia jadi kewalahan. Beberapa kali jago-jago Mongolia yang berkepandaian tinggi berusaha mengusirnya, tetapi Yo Taihiap selalu berkeras tidak mau pergi bahkan telah terjadi beberapa kali pertempuran yang hebat sekali dan selalu dimenangkan oleh Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Maka dengan sendirinya orang- orang dari Kublai Khan itu sama sekali tidak dapat mengusirnya...!"   "Tetapi bagaimana kesudahannya dari seranganmu yang kedua kalinya, yang telah gagal itu?"   Tanya Wie Kiam Kauwcu dengan suara mengandung perasaan ingin tahu.   "Ya, disaat itu aku masih berdiri ragu-ragu, tetapi kemudian aku telah berkata.   "Baiklah, jika memang engkau menghendaki aku melancarkan serangan-serangan lagi, akupun tidak bisa menolaknya !"   Dan setelah berkata begitu, dengan cepat sekali aku telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras, dan aku telah mengumpulkan seluruh kekuatan tenaga dalamku dikedua telapak tangan ku itu, lalu dengan gencar, silih berganti aku melancarkan serangan ketubuh Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.   Angin seranganku itu berkesiuran dengan dahsyat sekali menggempur dada Sin Tiauw Taihiap".   Namun disaat itu.   Yo Taihiap hanya mengeluarkan suara dengusan yang perlahan saja, dia telah menganggukkan kepalanya beberapa kali, dan masih sempat kudengar suara489 menggumamnya yang sangat perlahan.   Kepandaian yang baik, merupakan aliran pulih dan tidak tesesat Bagus ! Bagus !".   "Dan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko sama sekali tidak menggerakkan kedua tangannya, dia tidak melancarkan tangkisan atas serangan yang di lakukan olehku, tetap duduk bersemedhi dengan kedua tangannya yang diturunkan itu, yaitu tangan kirinya yang masih utuh, dan tangan kanannya yang telah kosong tidak berisi itu, sehingga jubah itu terjuntai lemas...".   "Tetapi yang luar biasa sekali justru tenaga seranganku yang hebat itu seperti tidak di pandang sebelah mata, bahkan belum lagi angin serangan itu berhasil mengenai sasarannya, ternyata tenaga dalamku itu telah membalik menghantam diriku dengan kekuatan diluar dugaanku, lebih hebat dari tenaga seranganku yang semula. Aku sampai mengeluarkan suara teriakan kaget, dan telah cepat-cepat melompat mundur, kemudian mengerakkan tangan kananku untuk menangkis lagi. Tetapi gerakanku telah terlambat, karena dalam saat-saat seperti itu tampak tubuhku telah terlontarkan dan dengan cepat sekali terbanting keras diatas lantai sehingga untuk sejenak lamanya aku tidak bisa segera bangkit berdiri.."   Pandangan mataku jadi gelap berkunang-kunang, kepalaku pusing bukan main "   Dalam keadaan demikian tampak Sin Tiauw Taihiap telah mengeluarkan suara tertawa yang bening dan bersih sekali.   "Kulihat, engkau bukan termasuk manusia jahat ! Engkau merupakan golongan yang lurus dan bersih. Tetapi dalam persoalan ini, engkau masih kurang berpengalaman dalam bertempur, karena engkau masih sering dikuasai oleh emosi, sehingga tenaga murnimu itu sering terpecah menjadi tiga bagian, yaitu mengikutinya tekanan darah tinggi, sering mengikuti nafsu, sering kurang perhitungan. Ketiga faktor itulah yang telah membuat kau selalu terbanting oleh seranganmu sendiri ! Coba jika engkau melakukan490 penyerangan dengan lebih tenang, melenyapkan nafsu untuk merubuhkan aku, memusatkan pemikiran hanya untuk melakukan penyerangan saja, dan juga melenyapkan tekanan darah tinggimu yang bisa mendatangkan kemarahan dan kemurkaan, maka engkau bisa melakukan penyerangan- penyerangan secara hebat dan bisa lebih baik melindungi dirimu dari gempuran-gempuran membalik dari tenaga seranganmu !"   Mendengar perkataan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, seketika aku tersadar, pikiranku jadi jernih, dan itulah petuah yang sangat berharga, sama berharganya dengan latihanku selama sepuluh tahun dalam ilmu silat! Tanpa petuahnya itu, walaupun aku melatih diri sepuluh tahun lagi, tidak nantinya aku menerima kemajuan yang hebat dan belum tentu aku bisa memecahkan teka-teki mengapa aku selalu terpental setiap kali melancarkan serangan kepadanya.   Dan karena itu, aku sangat bersyukur dan berterima kasih, yakinlah aku disaat itu, bahwa orang ini memang Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, cepat- cepat aku telah merangkak bangun, aku telah menghampirinya dan telah menekuk kedua lututku, bersujud dihadapannya.   "Maafkanlah aku, yang telah berlaku lancang melancarkan serangan-serangan kepada Locianpwee..."   Kataku kemudian.   Tetapi Sin Tiauw Taihiap telah berkata dengan suara yang bening sekali sabat nadanya, sikapnya berbeda sekali dengan sikapnya beberapa saat yang lalu, dia telah mengatakan Bangun ! bangun ! berdirilah jangan melakukan begitu ! aku tidak mau menerima penghormatan yang berlebihan ! Semuanya harus wajar ! Sesuatu yang berlebihan tentu akan membawa kerusakan dan malapetaka ! Tahukah engkau sikap menghormat yang terlampau berlebihan, akan membawa celaka ?"   Ditanya begitu, aku hanya menggeleng saja, karena aku memang tidak mengetahuinya, jika sikap pemberian hormat yang berlebihan bisa men celakai orang yang dihormati itu, karena disamping akan berkepala besar dan sombong, juga akan melalaikan kemajuan dirinya sendiri.   Maka dari itu aku telah berdiam diri saja, karena aku menduga bahwa Yo Taihiap tentunya491 memiliki petuah lainnya.   melihat aku menggeleng Yo Taihiap telah tertawa kecil, dia telah berkata dengar suara yang sabar sekali, katanya.   "Ya memang dalam persoalan ini engkau tentunya belum mengetahui secara menyeluruh, bahwa sikap menghormat yang diberikan secara berlebihan bisa membawa celaka, yaitu kepada orang yang bersangkutan, baik kepada yaag menghormati, maupun bagi yang dihormati. Bagi orang yang menaruh hormat terhadap seseorang, hormat itu memang baik. Terlebih lagi untuk golongan yang lebih tua dan tinggi tingkatannya. Tetapi jika saja pemberian hormat itu berlebihan, tentu saja akan menyiksa bathin orang itu sendiri, maka selanjutnya, baik dia melakukan pekerjaan benar atau salah, dia tidak akan berani membantah. Dan hal itu berarti juga telah lenyapnya keyakinan diri sendiri, telah lenyap ke percayaan diri sendiri...! Bukankah hal itu membawa celaka ? Dengan lenyapnya kepercayaan diri sendiri, berarti orang itu menghadapi malapetaka yang sangat besar, karena dia tidak akan menerima kemajuan yang diharapkan, dan seumur hidupnya dia tidak akan memperoleh kemajuan apa-apa...! Sedangkan bagi orang yang dihormati secara berlebihan, tentu akan mengalami celaka juga ! Pertama-tama, sebagai seorang manusia, tentu saja semua orang gemar dihormati, Coba saja, jika ada seorang pemuda yang berlaku kurang ajar terhadap orang yang tingkatannya lebih tinggi, tentu orang dari golongan tua itu akan marah, karena menganggap anak muda itu kurang ajar ! Sedangkan juga saat itu memang merupakan batas tingkat dari golongan, maka cukup jika dihormati secara wajar saja...! Kalau sampai pemberian hormat dilakukan dengan ber lebihan, tentu saja akan membuat orang itu jadi kebelinger dan membuat dia jadi berkepala besar, sombong, angkuh, lupa diri dan sering melakukan perbuatan-perbuatan diluar dari kebiasaannya, dan memiliki keinginan (ambisi) yang berlebihan, yang bisa mencelakai dia ! Bukankah sesuatu yang berlebihan akan mendatangkan celaka ? Bukankah kita makan sesuatu terlalu banyak akan membuat kitapun akan muntah....? Itulah sebabnya, engkau jangan menghormati492 diriku terlalu berlebihan, disamping bisa mencelakai dirimu, juga bisa mencelakai diriku ! Itulah yaag tidak kuhendaki....!"   Setelah berkata begitu, Taihiap Yo Ko telah menatapku dengan tajam, saat itu aku telah duduk diam dihadapannya, duduk dengan sikap bersemadhi".   "Sudah kukatakan tadi bahwa mata Sin Tiauw Taihiap Yo Ko memiliki sinar yang sangat tajam sekali, membuat aku tidak berani membalas menatapnya dan hanya menundukkan kepala saja. Di saat itu Sin Tiauw Taihiap telah berkata lagi.   "Engkau ditawan karena kepandaianmu tidak mencukupi untuk melawan lawanmu itu, tetapi dalam keadaan demikian, aku bisa membantumu untuk meloloskan diri...! Maukah engkau ?"   Aku masih duduk diam, ragu-ragu, tetapi kemudian aku mengangguk.   "Jika memang Taihiap bersedia untuk menolongku, aku sangat berterima kasih sekali !"   Dan tampak Sin Tiauw Taihiap telah meng angguk dan disaat itu dia telah menggerakkan tangan kirinya, dia telah memukul dinding batu itu.   "Brukkk !"   Batu tersebut telah pecah berlobang besar.   "Nah, keluarlah...!"   Katanya kemudian dengan suara yang sabar. Aku tentu saja girang, aku telah mengucapkan terima kasih, dan telah membungkukkan tubuh berulang kali bersujud kepadanya.   "Entah dengan cara apa aku bisa menyatakan terima kasihku ini, dan entah dengan bagaimana aku bisa membalas budi kebaikan Locianpwe...!", tetapi Sin Tiauw Taihiap telah tertawa, dia telah berkata.   "Cukup jika engkau sampaikan salamku kepada Wie Kiam Kauwcu dari Pek Liong Kauw dipulau Ang Hwa To, katakan kepadanya, bahwa aku meminta maaf karena tidak bisa menepati janjiku untuk berkunjung kepadanya. dan juga dalam persoalan ini akupun sangat menyesal sekali tidak bisa menyampaikan suatu urusan yang sangat penting!!. Mendengar itu, aku segera menyatakan, bersedia mewakilinya untuk pergi menemui Wie Kiam Kauwcu dari Pek Liong Kauw untuk menyampaikan pesannya mengenai urusan yang dianggapnya luar biasa itu.493 Dan Sin Tiauw Taihiap setelah ragu-ragu sejenak, kemudian menceritakan urusannya itu ........ !"   Dan bercerita sampai disitu, tampak Phang Kui In telah berhenti sejenak, dia telah berkata dengan suara yang lebih perlahan.   "Ternyata urusan yang disampaikan oleh Sin Tiauw Taihiap merupakan urusan yang sangat besar dan luar biasa sekali........ !"   Wie Kiam Kauwcu jadi tergoncang hatinya, sekarang sebagian besar dia mulai mempercayai orang she Phang ini.   "Urusan apakah itu ?"   Tanya Wie Kiam Kauwcu kemudian. Phang Kui telah menghela napas, dan telah berkata lagi.   "Sesungguhnya, persoalan ini menyangkut keselamatan negeri kita, yaitu daratan Tionggoan Karena telah direncanakan oleh Kublai Khan, dalam beberapa tahun mendatang untuk melancarkan penyerbuan kedaratan Tionggoan lagi, terlebih lagi kini tentara pemerintah Song telah lemah, dengan sedirinya ini membahayakan sekali. Menurut Sin Tiauw Taihiap dia telah berhasil melakukan penyelidikan bahwa kekuatan yang didusun Kublai Khan jauh lebih kuat dari susunan tentara yang dibentuk oleh Mangu beberapa tahun yang lalu, disaat Mangu sebelum meninggal ditangan Sin Tiauw Taihiap ......maka dari itu, Sin Tiauw Taihiap ingin menyampaikan berita penting itu kepada para pendekar gagah seperti Taihiap Kwee Ceng dan lain-lainnya agar bersiap-siap, karena banyak jago-jago dari Mongolia yang mulai dikirim secara diam-diam dan secara sembunyi-sembunyi, untuk mengacau kedaratan Tionggoan, untuk membinasakan semua jago-jago persilatan dari daratan Tionggoan yang setia kepada pemerintah Song. dan menurut Sin Tiauw Taihiap, jika para pendekar didaratan Tionggoan yang cinta negara bergabung, tentu maksud dari Kublai Khan itu dapat dibendung..!". Wie Kauwcu terkejut bukan main.494 Urusan ini bukan merupakan urusan yang bisa dibuat main- main dan diremehkan. Karena itu dia telah mengangguk berulang kali, dia telah berkata dengan suara yang sangat perlahan dan ragu-ragu. Memang hebat sekali urusan ini. oleh karena itu kita harus ber siap-siap!"   Dan sambil menggumam begitu, tampak Wie Kauwcu telah mengangkat kepalanya, dia telah menatap tajam sekali kepada Phang Kui In "Lalu ada pesan apa lagi yang disampaikan oleh Yo Taihiap ?"   "Yo Taihiap hanya berpesan supaya aku meminta Kepada Wie Kauwcu agar menyampaikan persoalan itu kepada semua orang-orang gagah didaratan Tionggoan. Menurut Yo Taihiap, Pek Liong Kauw memiliki puluhan ribu anggota dan kekuatannya sangat luas, banyak orang-orangnya didaratan Tionggoan, untuk menyampaikan berita ini secara merata kepada orang-orang gagah dalam persilatan dataran Tionggoan memang bukan merupakan urusan yang sulit...!".   "Baiklah, Aku sekarang mengerti !"   Mengangguk Wie Kiam Kauwcu kemudian.   "Hanya saja, masih ada satu yang membuat aku jadi heran...!".   "Apakah itu kauwcu ?"   Tanya Phang Kui In sambil menatap kauwcu itu.   "Mengapa Sin Tiauw Taihiap duduk berdiam diri saja didalam ruang kamar tahanan itu, bukankah jika dia ingin melarikan diri meninggalkan tempat itu, dengan mudah dia dapat melakukannya, seperti halnya dia membantumu untuk melarikan diri ?"   Tanya Wie Kiam Kauwcu kemudian. Phang Kui In mengangguk cepat.   "Memang semula aku juga heran oleh sikapnya itu, tetapi setelah Sin Tiauw Taihiap menjelaskannya, aku baru mengerti ! Sesungguhnya Sin Tiauw Taihiap tengah mencari seseorang, yaitu Tiat To Hoat Ong, jago utama dari Mongolia, karena495 hasil penyelidikannya membuktikan bahwa Tiat To Hoat-ong yang telah mencelakai isterinya, yaitu Liehiap Siauw Liong Lie, yang beberapa tahun yang lalu tengah hamil...! Sampai sekarang Sin Tiauw Taihiap Yo Ko belum pernah bertemu dengan isterinya itu, dan juga dia tidak mengetahui apakah isterinya meninggal atau telah melahirkan ?. Jika memang isterinya terbinasa ditangan Tiat To Hoat-ong, berarti isterinya telah meninggal, bersama janin bayinya. Tetapi kalau isterinya berhasil meloloskan diri dari kematian, berarti kini dia telah melahirkan. dan Yo Taihiap masih ragu-ragu akan hal itu, Karena dia masih berpikir keras, apakah dia akan bertemu dengan anak isterinya itu ?"   Wie Kiam Kauwcu telah bertanya lagi.   "Lalu dengan duduk berdiam diruang kamar tahanan itu, apa maksud dari Sin Tiauw Taihiap ?"   "Menurut Yo Taihiap, dia ingin memaksa Tiat To Hoat-ong keluar memperlihatkan diri, karena Yo Taihiap mengetahuinya bahwa Tiat To Hoat ong berada bersama-sama dengan orang- orang Mongolia itu tetapi sebegitu jauh, Tiat To Hoat-ong belum mau memperlihatkan diri ........"   "Tetapi yang mengherankan, mengapa justru Sin Tiauw Taihiap mau menyiksa diri seperti itu ? Bukankah dia bisa saja memaksa dengan kekerasan agar jago utama dari Mongolia itu keluar memperlihatkan dirinya ?".   "Sudah dilakukan oleh Sin Tiauw Taihiap. Bahkan menurut keterangan Sin Tiauw Taihiap, dia telah membunuh lebih dari lima puluh jago-jago Mongolia itu. tetapi sayangnya, Tiat To Hoat-ong merupakan manusia pengecut, dia tetap menyembunyikan diri terus...!".   "Kalau memang Sin Tiauw Taihiap melakukan sikap duduk diam tidak mau meninggalkan tempat itu, bukankah pihak Mongolia itu sendiri bisa meninggalkan tempat itu, meninggalkan Sin Tiauw Taihiap seorang diri ?".496   "Tidak bisa! Karena telah tercantum dalam rencana rombongan dari jago-jago Mongolia itu, bahwa kedatangan mereka di tempat tersebut, yaitu didekat kaki gunung Kun Lun San, merupakan tempat yang akan disinggahi oleh Kublai Khan. Karena dalam tahun ini Kublai Khan akan datang menyelusup masuk kedaratan Tionggoan, untuk meninjau dan mengawasi si tuasi yang ada, dengan melihat situasi yang ada dan juga dengan melihat keadaan tempat-tempat yang bisa dipergunakan sebagai markas utamanya, kelak dia lebih mudah mengatur penyerangan-penyerangan dari pasukannya yang akan dipimpin menyerbu masuk....!".   "Akhhh !"   Wie Kiam Kauwcu telah meugeluarkan seruan tertahan.   "Inilah urusan yang cukup besar dan tidak bisa diremehkan..!".   "Benar ! Begitupun menurut pendapat. Sin Tiauw Taihiap, urusan ini memang perlu sekali diselesaikan secepat mungkin, untuk disampaikan kepada para pendekar didaratan Tionggoan... Tetapi disebabkan Sin Tiauw Taihiap sendiri tengah terlibat dalam persoalan mengejar musuh besarnya, yaitu Tiat To Hoat-ong, sehingga dia memperoleh kesulitan dan dia belum dapat untuk mengerahkan perhatiannya untuk persoalan tersebut. Sin Tiauw Taihiap juga mengemukakan, memang urusan pribadi bisa dikesampingkan, demi urusan negara dan tanah air untuk keselamatan negara Song. Tetapi karena mengingat Tiat To Hoat ong yang mengetahui ditempat mana dia mencelakai Siauw Liong Lie, maka Sin Tiauw Taihiap. ingin memaksanya agar dia memberitahukan tempat itu, agar kelak Sin Tiauw Taihiap bisa mencari jejak isterinya itu. Syukur kalau memang Siauw Liong Lie tidak tercelaka ditangannya Tiat To Hoat-ong, sehingga dengan mudah Sin Tiauw Taihiap akan mencari jejaknya, walaupun telah berselang banyak tahun ..... dan itu justru yang diharapkan oleh Sin Tiauw Taihiap, dia menghendaki agar Siauw Liong Lie selamat melahirkan anak pertama497 mereka.......... yang tentunya telah berusia diantara sembilan tahun ......... !"   Mendengar perkataan Phang Kui In sampai di situ, Wie Kian Kauwcu telah berkata.   "Ya memang dalam persoalan ini Sin Tiauw Taihiap tidak perlu berkuatir, karena kami telah berhasil menemukan puteranya, yang kini berada bersama-sama kami ! Sedangkan mengenai Liehiap Siauw Lie, masih belum diketahui jejaknya. Tetapi yang pasti, Liehiap Siauw Liong Lie tentunya belum terbinasa, karena jika telah terbunuh oleh Tiat To Hoat-ong, tentu mayatnya akan di jumpai oleh Yo Him, putera mereka itu. Muka Phang Kui In jadi girang bukan main, dia sampai mengeluarkan suara seruan girang.   "Jika saja persoalan ini didengar oleh Sin Tiauw Taihiap, tentunya pendekar besar itu sangat girang sekali!"   Serunya dengan suara yang nyaring, karena kegembiraan yang meluap luap.   Wie Kiam Kauwcu telah mengangguk, dan kemudian dia menoleh kepada rombongan anggota Pek Liong Kauw, dia telah melihat Yo.Him dan Siangkoan Peng berada diantara rombongan orang-orang Pek Liong Kauw itu.   "Kau tunggu sebentar !"   Kata Wie Kiam Kauwcu kemudian sambil membalikkan tubuhnya dia telah melangkah cepat menghampiri Yo Him. Dituntunnya tangan anak itu, sambil katanya ramah.   "Mari nak, aku ingin memperkenakkan kau kepada seseorang...!"   Yo Him tengah terheran-heran, tetapi disaat itu dia hanya mengikuti saja dia membiarkan tangannya dicekal oleh Wie Kiam Kauwcu. Saat itu Wie Kiam Kauwcu telah sampai di hadapan Phang Kui In.498   "Saudara Phang, inilah puteranya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko !"   Memperkenalkan Wie Kiam Kauwcu.   "Dan Him-jie, inilah paman Phang Kui In, utusan ayahmu.!". Muka Phang Kui In jadi berobah seketika dan dia tampaknya jadi menyesal sekali.   "Oh, engko kecil, ternyata engkau putera dari tuan penolongku ! Maafkanlah tindakanku yang kasar tadi...aku tidak bermaksud buruk !", kata Phang Kui In cepat sekali, bahkan dia juga telah merangkapkan kedua tangannya, tanpa segan-segan dia telah memberi hormat dengan membungkukkan tubuh kepada Yo Him. Yo Him semula juga terkejut mendengar Phang Kui In adalah utusan ayahnya, dia jadi tertegun. Dan anak ini jadi tambah kaget waktu melihat Phang Kui In merangkapkan kedua tandannya sambil menjura memberi hormat kepadanya. Tentu saja dia jadi likat dan malu sendirinya. Cepat-cepat Yo Him telah membalas pemberian hormat itu.   "Akupun meminta agar paman Phang memaafkan aku, karena tadi aku telah lancang melancarkan serangan kepada paman Phang, dan telah memiliki dugaan yang tidak-tidak...!". o0o^d!w^o0o   Jilid 15   "TIDAK apa-apa, itu semua hanya salah pengertian belaka tadipun antara aku dengan Wie Kiam Kauwcu hampir saja timbul salah pengertian...!".   "Mana...ayahku ?"   Tanya Yo Him akhirnya dengan suara yang ragu-ragu, hatinya saat itu tergoncang keras sekali.   "Dalam waktu yang tidak lama lagi, tentu ayahmu itu akan segera tiba dipulau ini, kini tengah ada suatu persoalan yang499 perlu diselesaikan, maka dalam beberapa saat ayahmu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko belum pula dapat berkunjung ke pulau ini!". Yo Him mengangguk-angguk beberapa kali, kemudian dia telah bertanya dengan suara yang masih ragu-ragu, karena hatinya masih saja tergoncang keras.   "Sesungguhnya...sesungguhnya bagaimana sih rupa dan keadaan ayahku itu ?"   Wie Kiam Kauwcu dan juga Phang Kui In jadi terharu sekali, mereka mengerti bahwa anak ini sejak dilahirkan sampai dia memasuki usia seperti sekarang ini, belum pernah melihat ayah kandungnya.   "Tidak lama lagi tentu engkau akan melihat ayahmu itu......."   Kata Phang Kui In kemudian.   "Ya...... tentu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko akan berkunjung kemari dalam waktu-waktu yang tidak lama lagi........!"   Kata Wie Kiam Kauwcu.   "Bagaimana jika Yo Siauwko (Engko kecil she Yo) ini kubawa menjumpai Sin Tiauw Taihiap, agar Taihiap Yo Ko menjadi tenang dan memiliki pegangan mengenai urusan isteri dan anaknya ini ?"   Tiba-tiba Phang Kui In te!ah memberikan sarannya.   "Aku berjanji, akan menjaganya baik-baik selama dalam perjalanan ! Tentu Sin Tiauw Taihiap masih berada dikaki gunung Kun Lun San, karena selama ini tentunya Tiat To Hoatong hanya akan menyembunyikan diri disekitar kaki gunung itu...!". Wie Kiam Kauwcu tampak ragu-ragu, dia telah berkata perlahan.   "Bagaimana jika urusan ini kita rundingkan dulu dengan Kwee Taihiap Kwee Ceng, dengan jago-jago golongan tua lainnya, yang kebetulan menjadi tamu kami ?".   "Kwee Taihiap berada disini juga ?"   Tanya Phang Kui In terkejut bercampur girang.500   "Bukan hanya Kwee Taihiap saja, tetapi juga Taihiap Ciu Pek Thong, Liehiap Oey Yong, dan lain-lainnya berada disini. Begitu pula dengan It Teng Taisu, telah berada dipulau ini....maka jika engkau.bermaksud untuk bertemu dengan mereka, mari ikut bersamaku ! Mengenai kepergianmu yang hendak mengajak Yo Him, saudara Phang bisa kita rundingkan nanti...!"   Phang Kui In menyetujui saran Wie Kiam Kauwcu, segera mereka menuju kemarkas Pek Liong Kauw.   Disaat itu tampak jago-jago golongan tua telah berkumpul diruangan itu, mereka juga telah belajar saling kenal dengan Phang Kui In.   Berulang kali Phang Kui In menyatakan kegembiraannya, karena dia merasa beruntung sekali bisa bertemu dengan tokoh-tokoh persilatan yang ternama itu.   Setelah Wie Kiam Kauwcu mengemukakan semua uraian yang terjadi diluar dari pulau Ang Hwa To yang te!ah mengejutkan semua orang-orang gagah itu, maka Wie Kiam Kauwcu juga telah mengemukakan usul dari Phang Kui In, untuk mengajak Yo Him menemui Sin Tiauw Taihiap yang sedang berada dikaki gunung Kun Lun San.   "Itupun merupakan jalan yang cukup baik...!"   Kata Kwee Ceng dengan sabar setelah berpikir sejenak.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Kita bisa menyebar orang untuk menyampaikan pesan Yo Ko kepada semua para pendekar pencinta negeri...sedangkan Phang Kui In bertugas uatuk mengajak Yo Him menemui Kojie (anak Yo, karena Kwee Ceng memang biasa memanggil Yo Ko dengan sebutan Kojie.). Nah, bagaimana pendapat It Teng Cianpwe...?". It Teng Taisu telah mengangguk.   "Ya, aku menyetujui saja...!"   Katanya kemudian.501 Begitu juga dengan orang-orang gagah lainnya. Hanya Oey Yong yang menambahkan.   "Apakah tidak lebih baik jika seandainya Phang Kiesu (orang gagah she Phang) ini membawa Yo Him bersama-sama ditemani beberapa orang kawan kita ? "   "Jangan !"   Kata It Teng Taisu "Tentu akan mendatangkan kecurigaan belaka .! Dengan melakukan perjalanan berdua saja, mereka bisa menyamar ! Bukankah begitu, Phang Kiesu ? Dengan demikian kalian tentu bisa melakukan perjalanan yang jauh lebih mudah ......... !"   Disaat itu tampak yang lainnya menyetujui, dan Phang Kui In juga telah mengiyakan.   Menurut orang-orang gagah itu, memang Phang Kui In seorang yang mengetahui tempat dimana adanya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, maka dengan diajaknya Yo Him oleh Phang Kui In, tentunya pertemuan ayah dan anak itu dapat berlangsung tanpa adanya kesulitan-kesulitan lagi..........   Begitulah, Wie Kiam Kauwcu telah perintahkan kepada orang-orangnya untuk mempersiapkan meja perjamuan untuk menjamu Phang Kui In.   Sedangkan Phang Kui In sendiri merasa girang bukan main, karena disamping dia berhasil bertemu dengan orang-orang gagah golongan tua yang menjadi tokoh persilatan, juga telah berhasil membawa Yo Him Untuk dipertemukan dengan Sin Tiauw Taihiap, berarti dia akan dapat membalas budi dari Pendekar Burung Rajawali Sakti yang merupakan tokoh nomor wahid dunia persilatan ini.! Maka telah direncanakan, besok pagi Phang Kui In dan Yo Him berdua akan meninggalkan pulau Ang Hwa To.   Malam itu Siangkoan Peng.   menangis tidak hentinya karena dia merasa berat harus berpisah dengan Yo Him, sehingga dia dijadikan bahan tertawaan dari para pendekar-pendekar502 gagah perkasa itu, yang menganggap sikap Siangkoan Peng sangat lucu sekali.   Karena ditertawakan Siangkoan Peng telah cemberut dan berlari kekamarnya, kemudian mengunci pintu kamarnya.   Sedangkan Siangkoan Lin Lie hanya tertawa saja melihat sikap puterinya yang dianggap lucu.   Banyak yang diceritakan oleh Phang Kui In mengenai perkembangan dalam rimba persilatan, terutama sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar pulau Ang Hwa To, dimana negara Song tengah terancam oleh serangan dan penyerbuan dari tentara Mongolia.   Tentu saja peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang sangat genting dan gawat sekali.   Maka para pendekar itupun tidak berani berlaku lambat atau ayal-ayalan...merekapun bermaksud besok mulai menyebar diri selama satu bulan, untuk memberitahukan kepada para pendekar gagah mengenai si tuasi yang panas dari ancaman pasukan tentara Mongolia itu.   000odw^kzo000 BEGITULAH Phang Kui In telah mengajak Yo Him berangkat meninggalkan pulau Ang Hwa To dengan mempergunakan perahu kecilnya, yang kemarin telah dipergunakannya untuk datang ke pulau ini.   Keberangkatan Yo Him dan Phang Kui In diantar oleh semua orang gagah, dan mereka mendoakan agar Yo Him berhasil bertemu dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, juga mengharapkan agar Sin Tiauw Taihiap Yo Ko belum pergi dari kaki gunung Kun Lun San.   Ditengah laut, Yo Him banyak menanyakan perihal ayahnya yang memang belum pernah dilihatnya.503 Phang Kui In dengan senang hati menceritakan seluruh pengalamannya waktu bertemu dengan Sin Tiauw Taihiap.   Yo Him tertarik sekali mendengarkan cerita dari Phang Kui In.   Dia kagum, bercampur perasaan bangga waktu mendengar ayahnya itu memiliki kepandaian yang hebat sekali, karena Phang Kui In yang tampaknya memiliki kepandaian demikian tinggi, tidak berdaya sama sekali menghadapi ayahnya itu.   Tentu saja hal itu telah membuat hati Yo Him semakin keras untuk cepat-cepat dapat bertemu dengan ayahnya.   Dalam keadaan demikian, tampak Yo Him telah mengatakan.   "Apakah ayahku itu belum pergi dari kaki gunung Kun Lun San ? Bukankah sejak paman Phang berangkat menuju pulau Ang Hwa To, dan perjalanan kita kesana, memakan waktu hampir tiga bulan ?"   "Mudah-mudahan saja, Sin Tiauw Taihiap belum berlalu dari tempat itu ! Memang kita harus melakukan perjalanan yang cepat, dan semoga saja diperjalanan kita tidak menemui rintangan apa-apa"   Yo Him juga mengharapkan demikian.   Perahu telah meluncur dengan cepat sekali membelah gelombang.   Waktu hari ketiga sejak mereka berlayar, terjadi badai dan gelombang yang besar sekali, perahu itu seperti sehelai daun yang diombang ambingkan kesana kemari.   Yo Him jadi ketakutan melihat keganasan alam yang ada, dia sampai berseru-seru berulang kali dengan ketakutan sekali.   Disaat itu, tampak Phang Kui In telah berusaha uatuk mengendalikan perahunya, dan akhirnya dia berhasil juga mengendalikan perahunya itu, walaupun ada sebagian dari504 persediaan bahan makanan mereka yang telah terlempar kelaut.   Yo Him sangat letih sekali, setelah badai lewat, dia tertidur nyenyak sekali.   Waktu anak kecil ini tertidur nyenyak, Phang Kui In telah duduk terpekur mengawasinya.   Di lihatnya Yo Him tidur nyenyak sekali, mukanya tampan dan juga tampaknya dia memang menarik hati.   Dalam keadaan seperti ini, Phang Kui In menghela napas berulang kali, hatinya merasa iba dan terharu atas nasib Yo Him.   "Kasihan nasib anak ini, sejak dilahirkan dia belum pernah bertemu dengan ibu dan ayah kandungnya...dan menurut cerita In Lap Siansu dan Wie Kiam Kauwcu. Yo Him selalu menderita dan bersengsara dalam usia yang demikian kecil...!". Perahu terus juga meluncur dengan cepat. Setelah melakukan perjalanan hampir sepuluh hari, akhirnya mereka telah tiba dipelabuhan kota Man-siang-kwan. Yo Him mengajak Phang Kui In untuk singgah dikota tersebut, karena selama sepuluh hari berada ditengah laut, merupakan hal yang sangat membosankan sekali. Phang Kui In sesungguhnya ingin melakukan perjalanan yang cepat, tetapi karena dia tidak sampai hati menolak permintaan Yo Him dia meluluskannya dengan segera. Begitu turun kedarat dan setelah mengirim perahu mereka kepada salah seorang nelayan di pelabuhan tersebut, Phang Kui In dan Yo Him telah berkeliling kota. Mereka telah berjalan mengelilingi kota yang sangat ramai itu, Yo Him berulang kali memuji keindahan kota tersebut, karena dia telah banyak menyaksikan keramaian.505 Dipinggir jalan dekat pintu utara dari kota. tersebut, tampak serombongan orang yang tengah menyaksikan penjual silat. Seorang gadis, berusia diantara dua puluh lima tahun, tengah bersilat. Sedangkan seorang lelaki tua, yang tampaknya adalah ayahnya, telah menabuh tambur dengan keras, disertai oleh teriakan-teriakan bersemangat. Si gadis bersilat dengan sebatang pedang, sehingga sinar pedang itu berkelebat-berkelebat dengan cepat menyilaukan mata. Yo Him memuji permainan silat atau ilmu pedang si gadis. Saat itu Phang Ku In mengajak Yo Him meninggalkan tempat itu.   "Biasanya ditempat, keramaian seperti itu dimana ada penjual silat yang tengah mempertunjukkan ilmu silatnya, akan muncul peristiwa-peristiwa keributan, mari kita berangkat!. Karena dia mempertunjukkan ilmu silatnya itu. Penjual ilmu silat itu bisa mendatangkan perasaan tidak senang dari buaya-buaya darat dikota-kota yang disinggahinya...!". Yo Him hanya menuruti saja ajakan Phang Kui In, dan mereka telah mengelilingi kota itu lagi beberapa saat lamanya, sampai akhirnya mereka telah sampai dipintu kota sebelah barat, dan mereka melihat keadaan ditempat itu sangat ramai sekali. Tetapi, Phang Kui Ia tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, mukanya jadi berobah merah padam karena gusar. Yo Him juga telah berhenti melangkah, karena dia melihat seorang gadis berusia dua belas tahun tengah menangis terisak-isak, menjerit-menjerit kesakitan, sebab dua orang pengemis berusia diantara dua puluh tahun tengah memukuli gadis itu.506 Tentu saja gadis kecil itu tidak berdaya sama sekali, dia hanya bisa menangis sambil menjerit-menjerit saja.   "Sungguh perbuatan biadab ! Entah anggota mana pengemis-pengemis tidak tahu diuntung itu ? Apakah mungkin didalam Kaypang terdapat manusia-manusia seperti mereka ?"   Menggumam Phang Kui In dengan gusar. Lalu Phang Kui In telah menoleh kepada Yo Him, katanya "Mari kita tolongi gadis itu!"   Tanpa menantikan sahutan Yo Him, Phang Kui In telah melangkah menghampiri kedua pengemis yang tengah memukuli gadis kecil itu.   "Takkk ! Takk !"   Tahu-tahu tangan Phang Kui In telah menyampok kedua tangan dari pengemis itu, dan kedua pengemis tersebut meraung kesakitan, mereka telah melompat akan mundur, tetapi keseimbangan tubuh mereka telah lenyap, sehingga mereka terhuyung-huyung dan terjungkal rubuh kebelakang.507 Si gadis kecil yang ditolongi itu telah berlari sambil menangis, ketepi jalan.   Banyak orang yang tadi menyaksikan gadis itu dipukuli oleh kedua pengemis itu, yang tidak ada seorangpun berani menolonginya, telah mengeluarkan suara sorakan girang melihat kedua pengemis itu telah terpental demikian rupa.   Disaat itu, tampak Phang Kui In telah berkata dengan bengis.   "Pengemis-pengemis tidak tahu diuntung. mengapa kau menyiksa seorang gadis yang tidak berdaya itu !"   Mata kedua pengemis itu mencilak, mereka telah merangkak berdiri dengan sikap yang galak dan telah membalas menatap kepada Phang Kui In.   Bahkan salah seorang diantara mereka berdua telah ada yang membentak "siapa kau ? Tidak tahukah engkau bahwa kami dari Kaypang !"   Tanyanya dengan suara yang angkuh sekali.   "Engkau tidak perlu meminjam keangkeran Kaypang untuk menggertakku !"   Kata Phang Kui In dengan suara yang dingin.   "Tetapi yang terpenting justru perbuatan kalian yang telah melakukan penyiksaan terhadap gadis kecil yang tidak berdaya itu, baru kalian pertanggungkan ! Bahkan aku berpikir Kaypang yang sangat terkenal, yang selalu berjuang untuk keadilan mana mungkin memiliki anggota-anggota cabang yang bejat seperti engkau ? jika Pangcu mengetahui perbuatan kalian ini, bukankah kalian akan menerima hukuman ?"   Dan setelah berkata begitu Phang Kui In berulang kali memdengus mengejek, dengan muka yang dingin dan bengis.   000odw^kzo000508 MUKA kedua pengemis itu jadi berubah hebat, mereka tampaknya sangat marah sekali, dengan cepat salah seorang telah membentak sambil melompat mengayunkan tangan kanannya, dia telah melancarkan serangan yang cepat sekali.   Phang Kui In hanya mengawasi saja serangan yang dilancarkan pengemis Itu waktu kepalan tangan pengemis tersebut hampir tiba didadanya dengan kecepatan yang luar biasa Phang Kui In mengulurkan tangan kanannya, dia telah mencekal pergelanggan tangan si pengemis, kemudian kepalan tangan kirinya menerobos masuk keketiak pengemis tersebut.   "Bukkkkkkk !"   Disaat itu juga ketiak pengemis itu telah terserang hebat, sehingga dia merasakan tulang iga didekat.   ketiaknya seperti akan hancur, dia sampai mengeluarkan suara teriakan kesakitan, dan tubuhnya telah terlempar keras, karena Phang Kui In telah melepaskan cekalan dipergelangan tangan si pengemis.   Pengemis yang seorangnya lagi jadi terkejut bukan main, dia sampai mengeluarkan suara seruan tertahan dan dalam keadaan kaget dan gusar, dia telah melompat melancarkan serangan juga kepada Phang Kui ln.   Tetapi seperti juga dengan kawannya, pengemis yang seorang inipun telah terpental keras oleh hantaman tangan Phang Kui In, yang mengenai tepat sekali didada si pengemis !.   sehingga pengemis itu mengeluarkan suara erangan.   Dan tubuhnya telah ambruk diatas tanah sambil menggeliat- menggeliat mengeluarkan suara rintihan.   Yo Him melihat cara Phang Kui In memberikan hajaran kepada kedua pengemis itu jadi kagum sekali.   Begitu juga dengan orang-orang yang telah berkerumun itu, jadi mengeluarkan suara sorakan yang riuh dan ramai sekali, tampaknya mereka girang sekali melihat kedua pengemis itu telah dihajar oleh Phang Kui In,509 Kedua pengemis tersebut juga telah membalikan tubuhnya, mereka telah melarikan diri dengan cepat sekali.   Phang Kui In tidak mengejarnya, dia telah membalikan tubuhnya melangkah menghampiri gadis kecil itu.   "Anak, kenapa engkau dipukuli kedua pengemis itu!"   Tanya Phang Kui In dengan sabar.   Gadis kecii itu masih menangis saja, kemudian dia telah menyahuti dengan suara yang ter sendat-sendat "Ibu menyuruh aku kepasar...   dan aku membawa tiga tail perak, tetapi kedua pengemis itu, seperti minggu kemarin, dia ingin mengambil uangku itu.   Tentu saja kali ini aku tidak memberikannya, sehingga mereka memukuliku "   Mendengar keterangan gadis kecil itu, walaupun tidak jelas, Phang Kui In mulai mengerti duduknya persoalan.   Tetapi yang mengherankan Phang Kui In, justeru kedua pengemis itu mengaku sebagai anggota Kaypang.   Biasanya, anggota Kaypang tidak penah melakukan perbuatan rendah seperti itu sehingga dia tidak dapat mengerti mengapa kedua pengemis itu bisa melakukan perbuatan seperti itu.   Hal itu telah membuat Phanh Kui In jadi berpikir keras.   Dia mau menduga apalah mungkin bahwa kedua pengemis itu hanya menjual nama Kaypang saja, untuk menggertak ? Karena berpikir begitu, akhirnya Phang Kui In telah berkata kepada si gadis .   "Baiklah, jika memang uangmu tidak hilang pergilah engkau kepasar. Nanti paman akan mengancam mereka agar dihari-hari mendatang engkau tidak diganggu lagi......!"   "Terima kasih paman...!"   Kata gadis kecil itu girang sambil menyusut air matanya, dia telah berlalu.   Disaat itu salah seorang yang tadi menyaksikan dipinggiran jalan, telah menghampiri Phang Kui In.   Dialah si orang lelaki tua berusia diantara empat puluh lima tahun.   Katanya dengan510 suara yang sabar.   "Sesungguhnya, memang Kaypang kota ini merupakan cabang Kaypang yang paling buruk, mungkin paling jahat! Karena mereka umumnya melakukan banyak sekali kejahatan-kejahatan, pencurian-pencurian dan perampasan, semuanya itu tidak diambil tindakan tegas oleh ketua cabang dari Kaypang setempat. Tentu saja penduduk kota ini jadi menaruh perasaan tidak senang terhadap Kaypang. Dan setelah berkata begitu, tampak orang tua itu memutar tubuhnya akan berlalu, karena dia takut berdiam lama-lama ditempat tersebut, takut kalau pembicaraannya itu didengar oleh orang-orang Kaypang. Tiba-tiba Phang Kui In mengulurkan tangannya. dia mencekal pergelangan tangan Orang tua itu untuk menahan kepergiannya.   "Tunggu dulu saudara..aku ingin menanyakan dimanakah letak markas Kaypang!"   Tanyanya.   "Di..dipintu selatan, sebelah kiri dari lorong panjang dan kemudian menikung kekanan rumah kelima....!"   Menjelaskan orang tua itu, dia meronta melepaskan cekalan tangan Phang Kui In"   Dan dengan cepat dia telah berlalu Kemudian Phang Kui In telah mengajak Yo Him untuk meninggalkan tempat tersebut, tetapi belum lagi mereka berjalan terlalu jauh, tiba-tiba telah terdengar suara seseorang yang telah berkata dengan suara seperti orang bersajak? "Siapakah orang yang berani membentur Kaypang, Tentu kepalanya sudah, keras seperti baja?.   Siapa yang tidak tahu diri ? Tentu saja harus dibinasakan"   Suara itu nyaring sekali, dan tampak Phang Kui In telah membalikkan tubuhnya.   Dihadapannya berdiri dua orang pengemis tua berusia setengah baya.511 Sedangkan Yo Him memandang tidak senang kepada pengemis tua itu yang dipunggungnya membawa empat karung, yang menunjukkan bahwa mereka merupakan anggota tingkat keempat di Kaypang.   Disaat itu tampak Phang Kui In telah bertanya dengan suara yang ramah.   "Jika tidak salah mata, tentunya jiewie Hengtai (saudara berdua) adalah anggota Kaypang?"   "Tepat! Tepat!"   Kata salah seorang pengemis itu sambil mengangguk dan telah tertawa dingin "Memang kami anggota Kaypang, dan kami sedang mencari seseorang yang telah menghina dua orang anggota muda kami"   "Apakah dua orang pengemis berusia dua puluhan?"   Tanya Phang Kui In.   "Benar ! Mereka telah dihina orang, dan hinaan seperti itu harus diberi hajaran pula ..!"   Menyahuti pengemis itu.   "Akulah yang memberikan ganjaran kepada kedua pengemis itu...jika memang kalian penasaran, bisa saja kalian berurusan denganku... !"   Kata Phang Kui In berani sekali.   "Kedua pengemis golongan muda anggota Kaypang itu sangat jahat, mereka telah menyiksa seorang gadis kecil berusia dua belas tahun, yang ingin dirampas uangnya! Itu masih tidak menjadi soal tetapi kedua pengemis anggota kalian itu bertangan ringan, mereka telah memukuli gadis kecil itu....!"   Kedua pengemis itu telah tertawa dingin hampir berbareng. Salah seorang telah berkata.   "Jika memang ada anggota Kaypang yang melakukan suatu kesalahan, masih ada kami dari golongan tua yang bisa menghukum mereka, bukan orang luar yang harus turun tangan menghukum mereka... !"   Phang Kui In telah tertawa dingin, dia jadi mendongkol sekali mendengar perkataan pengemis itu.512 Memang itu merupakan peraturan rimba persilatan, orang luar tidak boleh mencampuri urusan rumah tangga dari sebuah pintu perguruan tetapi tampaknya pihak Kaypang kurang begitu teratur mengatur murid-muridnya, dan kurang segala persiapan-persiapan agar murid-muridnya itu tidak menyeleweng ...   ! Hemmm, dalam persoalan ini, tampaknya kalian juga perlu diberikan teguran, agar dilain saat dapat memperhatikan lebih baik murid-muridnya anggota Kaypang!"   Kedua pengemis tua itu telah tertawa dingin mereka telah berkata dengan suara yang tawar.   "Benar ! Benar ! Jika kami berhasil dirubuhkan olehmu, jatuh ditanganmu, tentu aku akan menuruti peritah perintah dan petunjuk-petunjukmu, Locianpwe!"   Dan setelah berkata begitu, salah seorang diantara mereka, yang tampaknya memiliki muka berpotongan empat persegi dan kejam, telah menerjang, melancarkan serangan-serangan dengan mempergunakan tangan kanannya, serangan itu mengandung tenaga lweekang yang cukup dasyat.   Tentu saja, serangan yang dilakukan oleh pengemis ini, berbeda dengan serangan si pengemis muda, sebab jika si pengemis muda itu hanya merupakan anggota biasa yang belum berhasil memiliki karung satu helaipun juga, maka mereka tidak mengerti terlalu dalam ilmu silat Kaypang dan hanya merupakan anggota persiapan, tapi berbeda dengan pengemis yang menggemblok empat helai karung dipunggungnya ini, pengemis ini telah memiliki kepandaian yang cukup tinggi dan memiliki lwekang cukup lumayan.   Serangannya itu mendatangkan angin serangan yang kuat sekali, telah meluncur akan menggempur dada Phang Kui In.   Tetapi Phang Kui In tidak tinggal diam dia mengangkat tangan kirinya menangkis, sehingga diwaktu kedua tangan itu saling bentur, disaat itu juga terdengar suara "Bukkk"   Yang sangat keras, tubuh mereka sama berdiri tegak, dan tampak513 Phang Kui In telah menggerakan tangan kanannya, dia telah melancarkan serangan lagi dengan hebat.   Dalam keadaan seperti itu tampak sipenggemis juga tidak tinggal diam.   Dia telah melompat kekiri dan kekanan bergantian, kemudian telah melancarkan serangan-serangan dengan mempergunakan kedua tangannya.   Angin serangan ysng dilancarkan ini cukup hebat, sehingga dalam keadaan demikian tampak dua kekuatan tenaga, dari kedua orang yang sama-sama memiliki kepandaian yang sudah tinggi itu, telah menerjang datang.   "Bukkkkl"   Maka dua kekuatan lweekang yang tidak tampak telah beradu diudara, terlihatlah tubuh Phang Kui In tergoncang keras seperti juga ingin rubuh.   Tetapi dengan cepat Phang Kui In telah ber hasil mengimbangi kedudukan kedua kakinya kembali dia telah melancarkan serangan lagi.   Serangan yang dilakukan oleh Phang Kui In disambuti oleh pengemis itu dengan mudah dan pengemis tersebut juga telah melancarkan serangan balasan.   Mereka berdua telah saling melancarkan serangan silih berganti, dan angin serangan-serangan itu telah menyambar dengan hebat.   Di detik-detik seperti itu, tampak Phang Kui In memang berimbang menghadapi si pengemis tua tersebut, tetapi yang menjadi pemikirannya, justru jika pengemis yang seorang itu lagi ikut mengeroyok dirinya, tentu dia akan kewalahan dan kehabisan tenaga.   Maka Phang Kui In telah mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, dia berusaha secepat mungkin untuk merubuhkan pengemis yang menjadi lawannya, agar kelak dia514 bisa menghadapi pengemis yang seorangnya lagi dengan mudah.   Dalam keadaan demikian, tampak Phang Kui In mengeluarkan Suara siulan yang sangat nyaring sekali, berulang kali dia telah melancarkan gempuran-gempuran yang sangat dahsyat.   Memang cara menyerang yang dilakukan oleh Phang Kui In merupakan serangan-serangan yang bisa mematikan, kalau saja mengenai tepat sasarannya.   Tetapi disebabkan pengemis itu juga tampaknya memiliki kepandaian cukup tinggi, dengan sendirinya setiap serangan yang dilancarkan oleh Phang Kui In dapat dielakkannya dengan mudah.   bahkan serangan-serangan yang dilakukannya itu tak kalah kuatnya dibandingkan dengan serangan-serangan yang dilancarkan oleh Phang Kui In.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Begitulah, kedua orang tersebut telah ber tempur dengan hebat dan juga keduanya masing-masing telah mengeluarkan kepandaian mereka, untuk saling menindih tenaga lweekang dari lawan masing-masing.   Sebagai seorang yang memiliki kepandaian telah tinggi, kawan si pengemis yang seorang, yang belum lagi turun tangan dan hanya berdiri disamping saja, telah melihatnya bahwa kepandaian Phang Kui In tidak bisa dipandang rendah.   Maka dia telah bersiap-siap jika memang kawannya nanti terdesak atau terancam oleh serangan-serangan yang dilakukan oleh Phang Kui In dia akan segera menerjang maju untuk membantui.   Yo Him hanya berdiri tertegun ditempatnya dia menguatirkan sekali akan keselamatan Phang Kui In.   Jika sampai kepandaian Phang Kui In dapat ditindih oleh lawannya, atau kawan si pengemis yang seorang itu ikut maju mengeroyok berdua, tentu akan membahayakan jiwa Phang Kui In.515 Walaupun Yo Him kurang begitu mengerti mengenai keadaan didalam rimba persilatan, namun dia juga telah banyak mendengar, bahwa umumnya orang-orang persilatan sangat kasar, dan tidak akan segan-segan menurunkan tangan keras untuk membuat lawannya jadi bercacad.   Tetapi Yo Him tidak berdaya untuk memberikan bantuan apa-apa.   Tiba-tiba Yo Him teringat sesuatu, sehingga dia hanya tersenyum dan berdiri diam saja.   Dia teringat kepada Kimpaynya Wie Tocu, tetapi dalam kegembiraannya.   Yo Him jadi ingin menyaksikan pertempuran itu lebih jauh.   Jika memang Phang Kui In nanti terdesak oleh lawannya dia baru akan mengeluarkan Kimpay tersebut, untuk menundukkan kedua pengemis itu.   Saat itu, si pengemis yang sedang bertempur dengan Phang Kui In telah melancarkan serangan dengan mempergunakan jurus "Anjing menggerakkan ekornya,"   Dan dengan tangannya itu ia telah mengibaskan dengan sangat kuat sekali, karena dia telah mempergunakan lweekangnya yang disalurkan dikedua telapak tangannya, untuk menggempur kearah dada Phang Kui In.   Tetapi Phang Kui In tidak takut menghadapi gempuran seperti itu, dengan cepat diapun telah menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya, dengan gerakan "Yangliu Piauw Piauw"   Atau "Pohon Yang Liu Sepoi-Sepoi", tampak kedua tangannya bergerak lemas. Walaupun gerakannya perlahan dan seperti tengah menari, namun tenaga dalam yang terkandung dikedua telapak tangannya itu luar biasa sekali.   "Bukkkk !"   Dua kekuatan yang bukan main hebatnya, telah saling bentur.   Bahkan benturan yang terjadi itu telah menggetarkan sekitar tempat tersebut, dan juga menulikan pendengaran, karena benturan itu terjadi justru merupakan saling benturnya516 dari dua kekuatan yang saling menyerang dan menindih.   Yo Him sendiri merasakan betapa tanah yang dipijaknya itu tergetar keras.   "Kalau demikian, tampaknya pengemis ini bukan jago sembarangan !"   Berpikir Phang Kui In di dalam hatinya.   "Tampaknya dia memiliki kepandaian yang tinggi dan telah cukup ternama Tetapi mengapa anggota Kaypang demikian ceroboh ?. Hanya disebabkan dua orang anggota mudanya belaka dia bisa melancarkan gempuran-gempuran mengadu jiwa denganku. Rupanya pengemis ini juga bukan pengemis baik-baik.. !"   Karena berpikir begitu, hati Phang Kui In jadi mantap, dia telah memberikan perlawanan tanpa segan-segan lagi, setiap serangan yang dilancarkannya juga mengandung kekuatan yang cukup keras.   Angin serangan itu mendesir tidak hentinya.   Si pengemis melihat perobahan cara menyerang dari lawannya jadi terkejut.   Tetapi perasaan kagetnya itu tidak diperlihatkan diwajahnya, bahkan pengemis ini telah mendengus mengeluarkan suara dingin.   "Hemm. Engkau ingin mengadu kekuatan denganku mempergunakan kekerasan ?"   Ejeknya.   Dan pengemis itupun telah mengeluarkan pukulan-pukulan yang dahsyat sekali.   Rupanya pengemis ini merupakan seorang ahli Gwakang (Tenaga luar) .   Harus diketahui, bahwa seorang ahli tenaga Gwakang berbeda dengan seorang akhli lweekang.   Jika Gwakang dipelajari untuk melatih jasmani, memiliki kekuatan yang hebat atas kesanggupan tubuh, karena Gwakang lebih mirip dengan tenaga kasar.   Seorang ahli tenaga Gwakang bisa mengangkat seekor gajah dengan mudah, dengan mengandalkan kekuatan tenaganya.   Sedangkan seorang ahli517 tenaga lweekang merupakan seorang yaog memiliki latihan untuk tenaga dalam, dimana tenaga sakti yang berasal dari Tantian telah dilatihkannya secara teratur, sehingga ahli lweekang bisa menyalurkan kekuatan tenaga saktinya, dapat dipergunakan untuk menggempur sesuatu tanpa terlihat.    Bukit Pemakan Manusia Karya Khu Lung Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Satria Gunung Kidul Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini