Rajawali Sakti Langit Selatan 27
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 27
Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long Dan setelah berkata begitu Yo Ko menitikkan dua butir air mata.889 "Sudahlah ayah .... mari kita mendaki gunung ini. Mungkin sore nanti kita baru sampai !" Kata Yo Him, berusaha untuk mengalihkan kesedihan ayahnya. Yo Ko hanya mengangguk. Begitulah mereka berempat mendaki gunung Kun Lun San. Yo Ko berjalan perlahan, matanya memandang kesekelilingnya dan dia telah melihatnya betapapun juga pemandangan di Kun Lun ini sangat menarik hati. Se tidak- tidaknya telah mengurangi kesedihan hatinya. Menjelang sore hari mereka tiba disebuah kuil yang sudah tidak terurus lagi. Yo Ko mengerutkan alisnya Inilah kuil kun Lun Sie pusat dari perguruan silat Kun Lun Pay. Tetapi menurut engkau bahwa, semua penghuni ini telah dibinasakan oleh pendeta jahat itu bersama kawan- kawannya?" "Benar ayah....." "Aneh sekali....Kun Kun Pai sebetulnya merupakan pintu perguruan yang tua dan memiliki banyak sekali anak murid- nya yang memiliki kepandaian tinggi, menjadi tokoh-tokoh rimba persilatan. Apakah si pendeta dan kawan-kawannya itu memang memiliki kepandaian yang tinggi sekali, sehingga mereka telah berhasil membasmi Kun Lun Pai?" Waktu menggumam begitu, Yo Ko melangkah terus mendekati pintu gerbang kuil itu. Matanya yang tajam telah melihat sesuatu didekat pintu gerbang itu. Cepat-cepat Yo Ko telah mengambil barang itu, Yo Him dan yang lainnya jadi heran, mereka telah menghampiri untuk melihatnya benda apa yang diambil Sin Tiauw Taihiap.890 Ternyata barang yang diambil oleh Sin Tiauw Taihiap Yo Ko tidak lain dari sebuah gelang emas yang berukuran cukup besar. Mata Yo Ko jadi berair dan menitikkan air mata, karena dia telah mengenali gelang itu. "Inilah gelang milik ibumu !" Kata Yo Ko dengan suara terperanjat. Yo Him dan yang lainnya jadi terkejut, mereka, sampai mengeluarkan suara seruan tertahan. Sedangkan Yo Him yang telah menerima gelang itu dan mengamat-mengamatinya, tidak bisa mempertahankan kesedihan hatinya, dia telah menangis meng gerung-gerung sambil menciumi gelang emas itu, yang menurut Sin Tiauw Taihiap adalah milik ibunya. Phang Kui In dan Kwee Siang hanya bisa berdiam diri dengan kepala tertunduk, karena mereka terharu dan tidak mengetahui dengan cara bagaimana harus menghiburnya. Waktu itu, Yo Ko telah menghapus air matanya "Jika melihat ada gelang ibumu ditempat ini, tentunya Liong-jie masih hidup."!" Kata Yo Ko dengan penuh keyakinan. Setelah berkata begitu, Yo Ko mementang mulutnya lebar- lebar dan dengan suara yang keras dia telah berteriak . "Liong-jie... ! Liong jie... dimana kau ?!" Teriakan yang dilakukan oleh Sin Tiauw Taihiap bukan merupakan teriakan biasa saja, karena teriakan itu telah disaluri oleh tenaga lwekangnya yang sempurna, sehingga suara teriakan itu menggema disekitar pegunungan Kun Lun San, suara itu telah bergema berulang kali, sehingga memekakkan anak telinga. Tetapi tidak terdengar suara sahutan dari siapapun juga, selain suara Yo Ko yang berkumandang kembali menggema disekitar pegunungan itu.891 Dalam keadaan demikian, Yo Ko telah mengulangi terus teriakan-teriakannya dan dalam waktu yang singkat telah puluhan kali Yo Ko berteriak begitu, tetapi orang yang diharapkannya tidak juga terlihat, sehingga akhirnya Yo Ko berhenti berteriak dengan hati penasaran sekali. Phang Kui In telah menghampiri . "Yo Taihiap, sudahlah, nanti kita bisa mencarinya perlahan-lahan. Bukankah Yo Him mengatakan bahwa ada lembah disebelah barat gunung ini, dimana dia dibesarkan Sin Tiauw sampai beberapa tahun didalam lembah itu. Disana kita bisa menyelidikinya...!"892 Yo Ko mengangguk lesu, dia telah berkata dengan suara yang ragu-ragu "Ya... tetapi lenyapnya Liong-jie telah bertahun-tahun, bahkan belasan tahun...jika memang dia terbinasa ditangan Tiat To Hoat-ong, walaupun pendeta itu melarikan diri ke ujung bumi, aku akan mengejarnya... !" Begitulah mereka berempat memasuki kuil itu, dimana diantara debu dilantai, tampak tengkorak-tengkorak manusia. Tengkorak-Tengkorak manusia itu tentunya tengkorak tojin-tojin yang telah menjadi korban keganasan Tiat To Hoat Ong ... Setelah membersihkan lantai didekat meja sembahyang yang penuh debu, lalu mereka merebahkan tubuhnya dan mengaso. Esok pagi barulah mereka akan menuju kelembah, dimana Yo Him pernah dirawat oleh rajawali sakti itu. Tetapi Yo Ko tidak bisa tertidur nyenyak, dia hanya memejamkan mata, namun pikirannya telah melayang-layang terus memikirkan isterinya. Ada semacan pertanyaan dihati Yo Ko, yaitu mengapa Yo Him bisa dilahirkan dan kemudian besar, tetapi Siauw Liong Lie ? Bukankah jika Siauw Liong Lie telah binasa ditangan Tiat To Hoat-ong, maka Yo Him juga tidak bisa selamat? Begitulah ber macam-macam pertanyaan telah mengaduk-aduk pikirannya. Dalam waktu yang singkat sekali telah lewat belasan tahun. Yo Ko juga teringat waktu dia mengejar Tiat To Hoat-ong, dan ketika dia melakukan pekerjaan menghimpun orang-orang gagah untuk menyelamatkan negeri dari tangan kotor, dimana banyak para menteri dan pembesar yang bekerja untuk pihak Mongolia.893 Sehingga Yo Ko selama belasan tahun repot mengurus perkembangan dari persatuan para pendekar gagah didaratan Tionggoan. Sekarang, diwaktu dia bertemu dengan puteranya telah meningkat dewasa. Disamping itu Yo Him juga telah memiliki kepandaian yang tinggi sekali. Diam-diam , terhibur juga hati Yo Ko. Akhirnya menjelang subuh, barulah Yo Ko bisa tidur. 000odw^kzo000 MATAHARI pagi baru saja muncul diufuk timur, dan menyinari bumi dengan sinarnya yang keemas-emasan, Waktu itu Yo Ko berempat telah bersiap-siap untuk berangkat kelembah yang dimaksud oleh YoHim Mereka mendaki lebih tinggi lagi puncak gunung Kun Lun San. Dalam perjalanan itu tidak henti-hentinya Phang Kui In memberikan pujian-pujiannya atas keindahan alam, yang terdapat dipegunungan Kun Lun San ini. Tetapi Yo Ko tetap berdiam diri dengan murung, semakin dekat dengan lembah itu. Semakin tidak keruan hatinya karena jika dia menghadapi kenyataan isterinya telah meninggal bukankah itu merupakan suatu kenyataan pahit yang harus diterimanya? Setelah berjalan setengah hari mereka tiba detepi jurang, dimana lembah yang dimaksudkan oleh Yo Him berada dibawah tebing itu. "Perjalananan yang cukup sulit !" Kata Yo Ko perlahan. Jurang itu lurus tegak dan licin sekali tampaknya. Untuk Yo Ko memang tidak apa-apa, Phang Kui In dan Kwee Siang juga mungkin masih bisa menuruni tebing itu Tetapi Yo Him ?894 Kepandaian Yo Him walaupun tampaknya lebih tinggi dari Phang Kui In dan Kwee Siang, namun dia masih terlalu kecil dan kurang latihan serta pengalaman. Maka dari itu dengan menuruni tebing setinggi itu, jika gagal berarti membuang jiwa secara cuma-cuma. Disaat mereka tengah ragu-ragu begitu, Yo Him telah berkata . "Ayah .. kita buatkan tali yang cukup panjang, dimana aku diturunkan dengan tali diikat dipinggang, lalu menyusul Kwee Cici. Phang Susiok, dan kemudian barulah ayah ! kepandaian ayah telah mencapai tingkat yang sempurna sehingga tidak memerlukan tali itu untuk turun kebawah lembah !" Yo Ko dan yang lainnya menganggap perkataan Yo Him ada benarnya. Mereka setuju. Segera juga mereka bekerja. Dengan kulit pohon yang mereka rajut akhirnya terbuatlah seutas tambang yang cukup panjang. "Kukira telah cukup panjang!" Kata Yo Ko setelah tambang itu terbuat sepanjang seratus meter lebih. "Mari kita coba!" Kata Phang Kui In. Ujung yang satunya diikatkan kesebungkah batu, lalu dilemparkan masuk kedalam lembah. Belum sampai seratus meter, tali itu telah mengendur memperlihatkan bahwa batu yang diikatkan diujung tambang itu telah sampai menyentuh dasar jurang. "Cukup panjang !" Kata Phang Kui In. Yo Ko girang melihat lembah itu tidak begitu dalam, berarti tambang itu sudah cukup untuk menurunkan Yo Him dan kedua orang lainnya. Pertama-tama yang diturunkan kedalam lembah itu Phang Kui In. jika nanti dibawah lembah itu terdapat sesuatu yang diluar dugaan, Phang Kui In bisa menghadapinya Sedangkan895 Yo Him diturunkan setelah Phang Kui In. Dan menyusul Kwee Siang. Semua berjalan lancar tidak ada sesuatu rintangan. Setelah Kwee Siang diturunkan, Yo Ko mengikat ujung tali itu dibatang pohon, dan membiarkan ujung yang satunya lagi berada didalam lembah, hal ini untuk dipergunakan kelak jika mereka ingin naik keatas pula. Dengan mudah Yo Ko meluncur turun dengan mempergunakan ginkangnya yang telah sempurna. Cepat sekali Yo Ko tiba didasar lembah itu. Sebuah lembah yang besar dan menarik. Tetapi pertama- tama yang dilihat oleh Yo Ko adalah setumpukan tulang belulang yang tidak berjauhan dari tempat mereka berada. Seketika itu juga Yo Ko mengucurkan air matanya, sebab dia mengenali itulah tulang belulang seekor burung rajawali yang berukuran besar. Dan siapa lagi kalau bukan rajawali peliharaannya yang setia, yang menurut Yo Him burung itu telah terjun kedasar lembah itu dan menghilang... ! Dengan masih menitikkan air mata, tampak Yo Ko telah mengubur tulang belulang burung rajawali yang setia itu. Kemudian dia mulai menyelidiki keadaan disekitar lembah itu. Phang Kui In, Kwee Siang dan Yo Him juga telah bantu memeriksa keadaan didasar lembah itu. Tidak ada sesuatu yang istimewa mereka jumpai, hanya rumput-rumput hijau yang tumbuh begitu segar. Seluruh lembah itu telah diperiksa oleh mereka, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa lembah ini ditinggali orang. Yo Ko jadi putus asa. Yo Him juga jadi kecewa. "Ibumu tentu telah binasa ditangan Tiat To Hoat-ong, sakit hati ini harus dibalas .... !" Kata Yo Ko. Yo Him mengangguk.896 "Pendeta yang ayah maksudkan itu memang bukan seorang pendeta yang baik. karena seluruh anggota Kun Lun Pai juga dibinasakannya ... !!" Kata Yo Him. Kwee Siang telah menangis terisak-isak, dia mencintai Siauw Liong Lie dan Yo Ko seperti cinta antara sesama saudara, kini melihat kenyataan sudah tidak ada harapan untuk bertemu pula dengan Siauw Liong Lie, tentu saja Kwee Siang jadi sedih sekali, Phang Kui In juga telah menarik napas berulang kali. Tetapi waktu mereka tengah berdiri tertegun ter mangu- mangu, tiba-tiba pendengaran Yo Ko yang sangat tajam, yang bisa mendengar suara dari jarak sejauh ratusan tombak, telah mendengar suara tertawa kecil dari seorang gadis cilik. Disamping itu Yo Ko juga mendengar suara berkesiuran pedang menderu-deru. "Ada orang!" Bisik Yo Ko dengan suara perlahan.Cepat bersembunyi." Phang Kui In bertiga dengan Kwee Siang dan Yo Him jadi heran. Mereka tidak mendengar sesuatu, tetapi karena Yo Ko telah memberikan isyarat agar bersembunyi, maka Phang Kui in bertiga menuruti saja. Mereka bersembunyi dibalik gunung- gunungan. Yo Ko sendiri dengan gerakan tubuh yang ringan sekali telah melompat keatas batu yang cukup besar dan bercokol disitu sambil memasang mata. Tidak mungkin orang dari bawah bisa melihatnya. Setelah lewat sekian lama, barulah Phang Kui In Kwee Siang dan Yo Him mendengar suara tertawa gadis kecil dari kejauhan.897 Mereka jadi berdebar dan tergoncang hatinya. Mereka memasang mata, dan akhirnya dari balik tikungan dilembah itu muncul sesosok tubuh yang berlari-berlari sambil menyanyi dan diselingi tertawanya. Gadis kecil itu, mungkin baru berusia dua belas tahun, tetapi gerakannya gesit dan lincah, disamping itu mukanya yang bulat itu sangat manis sekali. Rambutnya dikepang dua matanya jeli sekali, dan dia berlari-lari sambil menggerakkan tangan kanannya yang memegang pedang, yang dikibas- kibaskannya. Tiba-tiba dia berhenti berlari, dan matanya yang bening itu telah mengawasi tambang yang menjuntai dari atas, Segera disimpannya pedang kecil itu ke dalam serangka dipinggangnya, kemudian dia telah mendekati tambang itu dengan ragu-ragu. Dipegang-pegang dan di-tariknya tambang itu sampai akhirnya dia mengeluarkan seruan tertahan yang perlahan. "Ahhh, tentu orang asing yang turun kelembah ini ! katanya perlahan. "aku harus cepat-cepat memberitahukan suhu !" Dan setelah menggumam begitu, tampak si gadis kecil yang mengenakan pakaian serba kuning itu telah membalikkan tubuhnya, untuk kembali dari arah mana tadi dia datang. "Tunggu dulu nona kecil! " Phang Kui In yang sudah tidak bisa menahan perasaannya telah meloncat keluar. Dan Yo Ko menyesali tindakan sahabatnya itu yang terlalu ceroboh. Bukankah jika membiarkan gadis itu pergi berarti mereka biia mengikutinya dari mana datangnya gadis kecil itu? karena gadis tersebut ingin memberitahukan gurunya perihal tambang itu. tentu suhunya itu mengenal benar keadaan disekitar lembah ini. Tetapi Phang Kui In telah terlanjur keluar, sehingga tidak bisa bersembunyi lagi.898 Gadis kecil yang ditegurnya itu menjadi kaget, mukanya sampai berubah menjadi pucat. Namun hal itu hanya sejenak saja kemudian wajahnya telah merah kembali, dengan berani dia menatap kepada Phang Kui In. Waktu itu Phang Kui In tengah mendekati, dan gadis kecil tersebut melihat langkah kaki Phang Kui In yang dengklok. yaitu jalannya timpang, dia menjadi heran! "Siapa kau ? Mengapa berada disini ?" Bentak gadis kecil itu, berani sekali sikapnya dan suaranya juga sangat nyaring. Phang Kui In tersenyum, dia telah berkata hati-hati sekali agar tidak menimbulkan perasaan takut pada diri gadis itu. "Nona, siapakah namamu ? Dan tadi kau mengatakan ingin memberitahukan kepada gurumu. apakah gurumu dan engkau tinggal dilembah ini ?" Si gadis kecil tertawa lucu, berani sekali sikapnya, sedikitpun tidak memperlihatkan rasa takut. "Cepat kau pergi meninggalkan lembah ini, jika terlihat oleh guruku, jangan harap kau bisa melarikan diri. Tentu suhuku akan membinasakan engkau !" Mendengar sampai disitu, Phang Kui In tersenyum lagi sambil melangkah satu tindak mendekati si gadis. "Nona kecil.....aku tersesat tidak mengetahui jalan, sehingga telah lancang datang dilembah ini. Untuk kesalahanku ini tentu engkau mau memaafkannya, bukan? " Si gadis kecil kembali tertawa geli, kemudian katanya lagi. "Maafkan orang seperti engkau sebetulnya tidak mudah, karena aku belum mengetahui ini jahat atau baik. Tetapi jalan terbaik hanya satu, cepat engkau tinggalkan lembah ini, jangan sampai guruku mengetahui, tentu sekali sentil saja engkau akan binasa."899 "Ohhh, begitu hebat gurumu itu?" Tanya Phang Kui In sambil memperlihatkan perasaan kagum untuk menyenangkan hati gadis tersebut. "Tentu saja, menurut guruku, hanya ada dua orang yang bisa. menandingi kepandaiannya, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Oey Yok Su, selain dari kedua tokoh itu tidak ada yang sanggup menghadapi ilmu guruku.... !" Muka Phang Kui In berobah ketika mendengar disebut sebutnya nama Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Oey Yok Su, tetapi Phang Kui In berusaha bersiap sewajar mungkin menyembunyikan keterkejutan itu. "Begitu hebatnya kepandaian gurumu, sehingga tidak ada yang bisa menandinginya. Bolehkah aku mengetahui siapakah gurumu yang tentunya sangat terkenal dan mulia itu?" Gadis kecil itu termakan umpan yang disebar Phang Kui In, senang hatinya mendengar umpakan Phang Kui In yang me muji-muji gurunya. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Guruku itu sangat liehay, ilmu pedangnya juga merupakan ilmu pedang nomor satu didaratan Tionggoan, namanya... " Tetapi baru saja si gadis kecil itu berkata sampai disitu, dari kejauhan terdengar suara seruling yang ditiup dengan irama yang lembut. Muka gadis kecil itu jadi berobah, dia telah meneruskan kata-katanya. "Guruku telah memanggilku pulang....!" Katanya. "Tunggu dulu.... aku bolehkah ikut bersamamu untuk mengenal dan memberi hormat kepada gurumu? "tanya Phang Kui In. "Mana boleh begitu"?" Kata si gadis cilik tersebut sambil tersenyum. "Sudah kukatakan, jika kalian terlihat oleh guruku, tentu kalian akan celaka....!"900 Disaat itu telah terdengar lagi suara seruling yang terdengar lembut, tetapi nadanya kadang-kadang berobah menjadi meninggi. Si gadis cilik itu rupanya sudah tidak sabar, dia membalikkan tubuhnya untuk berlari meninggalkan phang Kui In. Tetapi tiba-tiba dari atas batu telah meluncur turun sesosok bayangan yang menghadang jalan si gadis. "Katakan dulu siapa nama gurumu ?" Tanya orang yang baru muncul itu, yang tidak lain adalah Yo Ko. Gadis kecil itu jadi terkejut, dia telah memandang Yo Ko dalam-dalam dan tajam, kemudian katanya dengan tidak senang . "Hem, rupanya kalian datang bukan hanya seorang diri ? Kalian datang beramai-ramai" "Katakan, siapa nama gurumu ?" Tanya Yo Ko dengan suara dan sikap yang tegas, karena dia sudah tidak sabar, sebab hatinya tengah diliputi perasaan gelisah dan juga duka. "Nama guruku ? Dia she Tam dan bernama Hu !" Kata gadis kecil itu. Lemaslah seluruh tubuh Yo Ko. Tadinya dia masih mengharapkan gadis kecil itu menyebut nama Siauw Liong Lie. Maka sekarang setelah mengetahui bahwa guru gadis itu ber nama Tam Hu, Yo Ko jadi putus asa, jadi Siauw Liong Lie memang telah lenyap tidak keruan parannya. "Buka jalan untukku" Kata gadis kecil itu dengan suara yang nyaring, dia juga mendongkol. "Jika kalian menghinaku, tentu guruku tidak akan membiarkan kalian pulang dengan jiwa yang masih utuh" "Aduh, galaknya !" Tiba-tiba terdengar seseorang berkata dan sesosok tubuh yang tidak begitu besar telah melompat keluar dengan ringan, berdiri disamping Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Dialah. Yo Him.901 "Mengapa harus galak-galak begitu, bukankah kami datang secara baik-baik? Jika memang kami kurang disegani, bukankah kami bisa diusir pergi saja dari tempat ini, mengapa harus diancam-ancam dengan urusan jiwa segala ?" Gadis kecil itu melengak sejenak, tetapi kemudian pipinya jadi memerah dan tampak manis sekali. Dia mendongkol Yo Him menegurnya begitu rupa. Saat itu Kwee Siang juga telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya. Melihat jumlah orang yang kini berempat gadis kecil itu mulai berkuatir. "Cepat buka jalan untukku .. kalau tidak aku akan menjerit sekuat tenagaku dan guruku tentu akan datang dengan segera " Tetapi ancaman gadis-kecil itu tidak diperdulikan oleh Yo Ko, yang telah tersenyum sambil katanya . "Nah, kau teriaklah ... !" Tetapi gadis itu bukannya berteriak, dalam keadaan mendongkol dan marah, dia telah mencabut pedangnya dan menusukkan keperut Yo Ko. "Awas pedang .. !" Dia masih memperingatinya.Yo Ko jadi senang melihat keberanian gadis kecil ini. Dia main kilat saja, tetapi tetap menutupi jalan perginya gadis kecil itu. Telah beberapa jurus serangan yang dilancarkan gadis kecil itu, tetapi belum juga dapat mengenai sasarannya dengan tepat. Yo Him dan yang lainnya hanya menyaksikan saja, karena mereka mengetahui si gadis kecil itu tidak mungkin bisa mencelakai Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Tetapi si gadis kecil itu justru jadi semakin marah, karena dia tidak bisa melampiaskan kemarahannya yang semakin membakar hatinya, akhirnya gadis kecil itu telah menangis dan dia telah berteriak dengan keras . "Suhu ada orang jahat902 !!!" Tetapi seruan itu tidak begitu keras, maka sengaja Yo Ko telah juga, sehingga suaranya berpantulan didalam lembah. Suara seruling terhenti, hening sekali keadaan disekitar tempat ini. Semua orang menanti dengan perasaan tegang. Gadis kecil itu juga berdiam diri, tetapi kemudian dia telah berkata. "Suhu tidak lama lagi akan datang, rasakan nanti kalian akan dihajar babak belur oleh suhuku....." Setelah berkata begitu, dengan mengeluarkan suara mengejek dan tertawa, gadis itu mengawasi Yo Ko berempat bergantian. "Bolehkah aku mengetahui, gurumu itu seorang kakek- kakek atau nenek-nenek?" Tanya Phang Kui In untuk menutupi keheningan itu. Muka gadis kecil itu berobah jenaka sekali, matanya mendelik lebar-lebar, bukannya galak tetapi justru sebaliknya menjadi lucu. "Siapa yang bilang guruku nenek-nenek? Kawan wanitamu itu saja masih kalah cantiknya dengan guruku... !" Lantang bukan main suara gadis kecil itu. Mendengar jawaban gadis kecil tersebut, Yo Ko berempat segera mengetahuinya bahwa guru si gadis kecil itu tentunya seorang wanita. "Berapa usianya?" Tanya Yo Him yang jadi ingin mengetahui juga. "Sudah empat puluh tahun lebih!" Menyahuti gadis itu. "Tetapi wajahnya cantik sekali. dan walaupun usianya telah tinggi, paras mukanya masih muda dan cantik sekali ...!" "Siapa namanya tadi kau bilang" Tanya Yo Ko penasaran. "Apakah telingamu tuli !"903 "Aku tidak mengingatnya.....! Coba kau beri tahukan lagi siapa namanya, mungkin aku kenal dengannya !" "Kenal dengan guruku?" Tanya gadis cilik itu dengan aseran. "Hem. cisss, tidak tahu malu! Guruku mana mau berhubungan dan bersahabat dengan manusia seperti engkau?" "Oh begitu! Baiklah, aku hanya ingin mendengar satu kali saja nama gurumu itu....!" Kata Yo Ko yang tidak marah. Gadis kecil itu mencebikan bibirnya, dia telah mengawasi langit sejenak, seperti sedang berpikir keras. "Nama guruku..... nama guruku.... dia she .. she apa ya? Tadi aku sebut nama guruku she apa ??" Tanya si gadis kemudian setelah. Ragu-ragu Yo Ko jadi tertawa gelak. Karena gadis kecil ini ternyata telah berdusta padanya dengan menyebutkan nama yang sembarangan untuk gurunya. "aku tahu " Kata Yo Ko setelah puas tertawa "Gurumu itu she Siauw dan bernama Liong Lie. bukankah begitu?" Muka gadis kecil itu jadi pucat, untuk sejenak da tidak bisa berkata apa-apa. "Dimana gurumu, sekarang berada, mari antarkan kami menemuinya, percayalah gurumu tidak akan memarahimu!" Kata Yo Ko. "Mengapa engkau bisa mengetahui nama guruku selengkap itu?" Tanya gadis kecil itu. "Karena dia adalah suamiku..." Tiba-tiba terdengar suara yang halus sekali. Semua mata lalu memandang kearah datangnya suara itu dan kemudian Yo Ko telah mengeluarkan suara seruan. "Liong-jie...!! Engkau masih hidup?..kau masih hidup? Ohh, Liong-jie... !" Dan tanpa memperdulikan ditempat904 itu terdapat banyak orang Yo Ko telah mengulurkan tangan tunggalnya merangkul Siauw Liong Lie. Siauw Liong Lie juga telah menyenderkan kepalanya didada Yo Ko. Dia telah menangis terisak-isak. "Ko-jie....engkau akhirnya datang juga!!" Kata Siauw Liong Lie. Mereka berdua masing masing saling menangis, sehingga dalam suasana yang mengharukan itu bercampur perasaan yang menggelikan, menggelitik hati untuk tertawa. Phang Kui In telah menundukkan kepalanya dalam-dalam tidak mau melihat hal itu. Sedangkan Kwee Siang telah melompat mendekati pasangan suami istri yang baru ketemu kembali itu. "Enci Liong Lie.... engkau rupanya masih dilindungi Thian sehingga kita bisa bertemu kembali....!" Dan Kwee Siang telah menjura memberi hormat! Siauw Liong Lie girang sekali, dalam girang dan terharu, dia jadi mengucurkan air mata yang banyak sekali. "Adik Siang, apakah selama ini engkau baik-baik saja tidak kurang suatu apapun?" Tanyanya. "Belasan tahun aku mencari-cari kalian, encie Liong Lie, selama belasan tahun pula aku berusaha mencari di berbagai daratan Tionggoan, tetapi usahaku itu tidak berhasil, jangankan menjumpai kalian berdua, untuk bertemu dengan salah satu diantara kalian berdua saja sulit sekali! Dan hari ini aku girang sekali Thian telah mempertemukan kita !! " Phang Kui In saat itu telah membisiki sesuatu ditelinga Yo Him. "Dia ibumu.. cepat kau memberi hormat... !" Kata Phang Kui In perlahan. Yo Him jadi tertegun dan dia mengawasi saja dengan sorot mata yang memancarkan dihatinya tengah bergolak berbagai905 perasaan. Tetapi setelah berdiri diam sejenak lamanya, Yo Him telah menyerbu dan berlutut dikaki ibunya.. "Ibu.. anakmu menghunjuk hormat !" Katanya dengan suara tersendat oleh tangis. Siauw Liong Lie cepat-cepat membangunkan Yo Him, yang diawasi sekian lama, akhirnya dia telah memeluknya sambil menangis terharu. "Oh Thian, Kau demikian adil, akhirnya Kau mempertemukan aku dengan suami dan anakku...!" Seru Siauw Liong Lie. "Yo Ko juga terharu sekali bercampur girang. "Pertemuanku dengan Yo Him juga terjadi secara kebetulan sekali.....!" Dan Yo Ko menceritakan segalanya Begitu juga Yo Him telah, menceritakan riwayatnya. Siauw Liong Lie setelah mendengarkan cerita dari suami dan anaknya, dia mulai menceritakan pengalamannya. 000odw^kzo000 WAKTU Siauw Liong Lie terjun kedalam lembah itu karena dia tidak bermaksud Untuk tertawan ditangan Tiat To Hoat Ong. Tubuhnya meluncur dengan cepat sekali dan melayang- layang, pandangan matanya gelap, dan di antara sadar dan tidak, tubuhnya dirasakan telah terbanting kedalam air. Siauw Liong Lie segera pingsan, dia tercebur didalam kolam kecil yang terdapat disitu. Tetapi karena lwekangnya telah sempurna maka Siauw Liong Lie tidak mengalami hal yang tidak diinginkan, walaupun tubuhnya terbanting dipermukaan air dari jarak ketinggian yang demikian tinggi, tetapi otot- ototnya secara serentak telah bekerja sendiri, sehingga dia tidak menderita didalam, Tubuhnya juga telah mengapung. melambung dipermukaan air.906 Rupanya dengan terendam muka dan kepalanya diair seperti itu, membuat Siauw Liong Lie tersadar kembali dari pingsannya, hanya beberapa detik saja dia pingsan. Begitu tersadar Siauw Liong Lie telah naik kedaratan, kemudian dia duduk termenung ditepi kolam kecil itu. Hatinya pedih dan sakit, karena telah berpisah dengan suami, dan kini berpisah pula dengan anaknya. Setelah mengatur pernapasannya, dan juga merasa tubuhnya segar, Siauw Liong Lie menyusuri jalan didalam lembah itu. Tetapi tidak ada sesuatu yang menarik. Akhirnya karena tenang, Siauw Liong Lie telah membuka pakaiannya, ditumpuk ditepi jurang itu, dia bermaksud ingin mandi, agar tubuhnya segar kembali !. Sebelum mandi Siauw Liong Lie mengawasi keatas ingin melihat apakah ada jalan yang bisa dipergunakannya untuk mendaki naik. Tetapi tebing itu licin dan tajam sekali tegak berdiri, sehingga tidak mungkin didaki Siauw Liong Lie jadi putus asa. Tetapi sejak kecil dia telah dilatih dengan ilmu Kouw Bok Pay, ilmu kuburan hidup, yaitu rnembuang kegembiraan yang berlebihan, membuang kesedihan, membuang kemendongkolan, dan lain lainnya. Maka dalam keadaan demikian Siauw Liong Lie bisa menguasai jiwa dan hatinya, sehingga tidak perlu dia panik. Setelah meletakan bajunya ditepi kolam, Siauw Liong Lie terjun kedalam kolam itu, dia telah berenang kesana kemari. Memang kesegaran tubuhnya pulih kembali. Suatu kali Siauw Liong Lie telah menyelam kedalam kolam. Air yang bening sejuk itu mengembirakan hatinya, sehingga disaat itu kesedihan tidak merajai hati pendekar wanita nomor satu dijaman ini. Tetapi waktu Siauw Liong Lie tengah berenang dengan gembira didalam air kolam itu, dan bermaksud untuk907 menyelam kedasar kolam itu. tahu-tahu dia merasakan ada semacam arus air memutar. Tentu saja hal ini mengejutkan hati Siauw Liong Lie, cepat? dia memutar tubuhnya untuk berenang keatas lagi, tetapi rupanya usaha Siauw Liong Lie telah terlambat, karena kedua kakinya telah kena terlibat oleh gulungan arus air itu. Siauw Liong Lie mengerahkan tenaga dalamnya, dia telah berusaha melepaskan diri dari jerat arus air yang bergulung itu. Tetapi usahanya itu selalu gagal. Hal ini bukan disebabkan lwekang Siauw Liong Lie kurang kuat, tetapi berbeda sekali, jika membandingkan antara didarat dengan diair. Didalam air tenaga lwekang Siauw Liong Lie seperti lenyap setengahnya, dimana daya tahannya berkurang banyak. Mati-matian Siauw Liong Lie berusaha melepaskan diri dari arus air itu tetapi semakin dia meronta, gulungan air itu semakin keras dan kuat. Bahkan suatu saat. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Siauw Liong Lie telah kehabisan napas dan tidak berdaya lagi. Tubuh Siauw Liong Lie terhisap oleh arus air itu, dia sendiri sudah tidak tahu karena Siauw Liong Lie telah pingsan akibat terseret arus air tersebut. Ketika Siauw Liong Lie tersadar dari pingsannya, dia mendapatkan dirinya terhampar dipermukaan goa yang cukup besar, sedangkan kakinya masih terendam diair. Rupanya kolam itu memiliki cabang yang berhubungan dengan goa tersebut. ..ooo0dw0ooo.. Jilid 26908 Siauw Liong Lie telah bangun berdiri. Dia merasa dingin sekali, karena dia tidak berpakaian. sedangkan hawa disitu sangat dingin sekali. Untuk menguatkan tubuh, Siauw Liong Lie telah memasuki goa itu. Hawa hangat bisa melindungi tubuhnya juga, maka Siauw Liong Lie telah berdiam disitu sambil mengawasi kalau-kalau ada tempat yang bisa didaki untuk kembali kelembah dimana pakaian dan seluruh barang-barangnya ditinggalkan ditepi kolam. Tetapi letak goa itu sangat terpencil sekali. Sekelilingnya merupakan dinding-dinding batu gunung yang licin sekali. Siauw Liong Lie berulang kali telah menghela nafas. Selalu akhir-akhir ini dia mengalami banyak perobahan saja. Perlahan-lahan. Siauw Liong Lie memasaki terus goa itu, dia melangkah dengan langkah yang satu-satu. karena keadaan didalam goa itu sangat gelap, tidak terlihat apapun juga. Dengan tangannya Siauw Liong Lie telah meraba- meraba kedepan. dan semakin lama goa itu semakin sempit, akhirnya Siauw Liong Lie harus menyusurinya dengan merangkak. dia merasakan lututnya sakit sekali. Tetapi ketika itu Siauw Liong Lie berhasil tiba disebuah ruangan. Ruangan yang tidak begitu besar, tetapi memiliki hawa yang sejuk dan hangat yang bergabung menjadi satu. mendatangkan perasaan segar. Dan ruangan ini memiliki sinar dari matahari lewat beberapa lobang yang mungkin sengaja dibuat atau memangnya sudah ada. Dengan adanya sinar matahari yang bisa menerobos masuk, Siauw Liong Lie bisa melihat jelas keadaan didalam goa itu.909 Dengan adanya sinar matahari yang bisa menerobos masuk, Siauw Liong Lie bisa melihat jelas keadaan didalam goa itu. Pertama tama yang dilihatnya adalah dua buah bangku dari batu yang dibuat bundar dengan ditengah-ditengah dasarnya diratakan untuk dipergunakan duduk. Disebelah kanannya terdapat sebuah meja batu pula. Setelah itu Siauw Liong Lie melihat pembaringan batu juga, dan terakhir kali dia jadi terkejut dan mengeluarkan seruan tertahan, waktu dia melihat diatas ranjang batu itu duduk bersemadhi tengkorak manusia yang masih memakai baju! Keadaan seperti itu tentu saja menimbulkan perasaan ngeri. Tetapi setelah Siauw Liong Lie mengetahui bahwa yang duduk bersemadhi itu hanyalah tengkorak manusia yang telah meninggal dunia, hati Siauw Liong Lie jadi tenang kembali. Dia menghampirinya lalu menyentuh sedikit pakaian tengkorak itu. Seketika pakaian itu meluruk jatuh! Rupanya telah berlalu lama sekali orang tersebut meninggalkan dunia. Siauw liong Lie menghela napas. Disaat itu, antara cahaya matahari yang samar-samar masuk dari lobang-lobang dibatu dinding itu, Siauw Liong Lie melihat sesuatu didekat kaki tengkotak itu. Ternyata didekat kaki tengkorak itu terdapat beberapa baris kata-kata yang diukir didalam batu tersebut. Tentu saja yang membuat Siauw Liong Lie jadi kagum adalah huruf-huruf itu diukir dengan mempergunakan jari telunjuk tangan tengkorak itu. Bunyinya sebagai berikut. "Kepada orang yang berjodoh denganku. kupersembahkan kitab pusaka ilmu silat yang tidak ada duanya didalam dunia910 ini. Tetapi wahai orang yang berjodoh denganku, engkau kuburkan dulu tulang-tulangku." Surat yang mirip-mirip 'surat wasiat' itu sama sekali tidak meninggalkan nama atau gelaran. Siauw Liong Lie menghela napas. "Mungkin orang ini sebelum meninggal merupakan jago yang hebat sekali dan akhirnya menjelang kematiannya justru dia kuatir tidak ada orang yang bersedia menguburkan tulang- tulangnya, maka dia membuat surat 'wasiat' seperti itu." Setelah menghela napas berulang kali, Siauw Liong Lie mengambil batu gunung yang agak besar. dia telah mulai menggali tanah dalam goa itu. Setelah bekerja seorang diri cukup lama, maka Siauw Liong Lie telah berhasil membuat sebuah lobang yang cukup besar, dia mengangkat tengkorak orang itu. berikut bajunya yang banyak telah meluruk menjadi abu, dikuburkan semuanya didalam lobang ini, kemudian dia telah menutupi lobang itu dengan tanah yang tadi digalinya. Siauw Liong Lie letih sekali, dia ingin beristirahat dulu, tetapi waktu mau duduk dikursi batu, dia melihat di tempat tadi tengkorak itu duduk, terdapat beberapa huruf. Maka Siauw Liong Lie telah menghampiri pembaringan batu itu, dia telah membaca huruf-huruf yang tertulis disitu yang bunyinya sebagai berikut . "Orang yang berjodoh denganku, Engkau ternyata sangat baik sekali telah menguburkan mayatku... untuk itu aku dari akhirat menghujuk hormat kepadamu ... arwahku tentunya bisa beristirahat dengan tenang. Dengan jiwa yang tulus dan baik, engkau memang pantas menjadi muridku. Dan kukira kitab pusaka itu pantas jatuh ditanganmu, untuk mendapat kitab itu, engkau mulai melangkah dari sudut kanan pembaringan ini, melangkah limba belas tindak dan setelah itu kau akan melihat batu gunung yang menonjol dalam bentuk segi tiga, disaat itulah engkau tendang batu segi tiga itu,911 maka engakau akan memperoleh kitab pusaka ilmu sati yang tiada duanya didalam rimba persilatan!" Sebetulnya Siauw Liong Lie tidak tertarik dengan kitab ilmu silat yang dijanjikan itu. Tadi dia menguburkan mayat dari orang yang tidak diketahui siapa namanya itu hanyalah didorong oleh perasaan kasihan saja. Tetapi sekarang karena ingin mengetahui kitab ilmu silat apakah yang disebut sebagai kitab ilmu silat pusaka oleh pemiliknya, Siauw Liong Lie mengikuti petunjuk-petunjuk itu. diamna dari sisi pembaringan batu itu dia telah melangkah lima belas tindak dan benar saja didekat kakinya terdapat batu berbentuk segi tiga. Dia tanpa berpikir lagi telah menendangnya. "Tukkk!" Batu itu tertendang dan tahu-tahu tgerjadi suatu yang tidak pernah dimimpikan oleh Siauw Liong Lie, suatu peristiwa yang sangat mentakjubkan sekali. Batu yang tertendang oleh Siauw Liong Lie jadi terpental dan dinding batu disebelah kanannya tahu-tahu menggeser terbuka seperti juga pintu rahasia. Siauw Liong Lie berdiri tertegun mengawasi dinding ayng tengah menggeser itu. Semakin lama dinding itu terbuka, semakin lebar sehingga terlihat dibalik dinding batu itu terdapat sebuah ruangan lainnya yang sangat gelap. namun masih bisa terlihat samar- samar keadaan didalam ruangan itu. Siauw Liong Lie melihatnya bahwa didalam ruangan itu terdapat sebuah kursi batu pembaringan dari batu juga dan sebuah meja dari kayu. dari semula Siauw Liong Lie hanya melihat seluruh barang-barang yang terdapat didalam goa ini terbuat dari batu tetapi hanya meja itu saja yang terbuat dari kayu!912 Setelah berdiri ragu-ragu akhirnya Siauw Liong Lie memasuki ruangan itu. Dia melihat disekeliling tembok terukir manusia dalam gerakan-gerakan bersilat. Keras sekali ukiran itu, namun sebagai seorang akhli silat yang telah berpengalaman, Siauw Liong Lie bisa mengerti makna dari lukisan-lukisan itu. Yang membuat Siauw Liong Lie jadi berdiri takjub, karena dia melihat gerakan-gerakan dari manusia ukiran didinding itu selain merupakan ukiran yang menarik justru mengemukakan gerakan dari ilmu silat kelas tinggi. Tetapi disaat itulah Siauw Liong Lie melihat didinding sebelah kanan tampak barisan huruf-huruf yang diukir juga dibatu dinding itu. Siauw Liong Lie memperhatikan huruf-huruf itu, dia membacanya sepatah demi sepatah, karena dengan diukir didinding itu, huruf-huruf tersebut kasar sekali coretannya. Tetapi masih bisa dibaca, yang bunyinya sebagai berikut. "Engkau telah menguburkan tulang-tulangku, terimakasih wahai orang yang berjodoh denganku...." Dan disamping tulisan itu terdapat beberapa baris tulisan lagi, yang bunyinya sebagai berikut "Wahai orang yang berjodoh denganku, Engkau memang berjodoh denganku. dan menjadi muridku, Seluruh kepandaianku telah kuukir didinding kamar ini, dan engkau bisa mempelajarinya mulai dari gambar pertama yang ada disebelah kiri, terus mempelajari gerakan-gerakan yang saling susul menuju kekanan. Ilmu silat yang kutuliskan itu merupakan ilmu silat kelas satu, karena dimasa aku hidup, aku telah merubuhkan seluruh orang-orang persilatan tanpa pernah kalah satu kalipun juga. hal itu membuktikan bahwa kepandaianku telah mencapai tingkat yang cukup sempurna. Maka jika engkau mempelajari baik-baik, tentu engkau bisa memiliki kepandaian yang tinggi913 dan menjagoi rimba persilatan. Ilmu yang keturunkan padamu itu kunamakan sebagai ilmu Pek Lui Eng atau Pukulan Tangan Geledek. Jika engkau telah mempelajari baik-baik setiap pukulan, tanganmu sama hebat seperti petir. Pelajaran itu di bagi menjadi tujuh bagian dan masing-masing terbagi lagi dari tujuh jurus. Setiap jurus dibagi pula menjadi tujuh gerakan. Maka jika engkau telah bisa mempelajarinya dengan baik. tentu engkau bisa menjagoi rimba persilatan dengan ilmu pukulan Pek Lui Eng itu. Sebagai muridku, tentu saja engkau harus mengetahui siapa adanya aku. Aku bernama Tang Cia Sie, bergelar Bu Beng Kun Hoat (Jago Pukulan Tangan Kosong Tidak bernama). Nah, muridku, kuharap saja engkau mempelari ilmu yang kuwariskan itu sebaik mungkin dan engkau harus mempergunakannya untuk keadilan, tidak boleh sekali mengandalkan ilmu itu untuk melakukan tindakan sewenang-wenang dan jahat. Aku mendoakan semoga saja engkau tidak mengecewakan hati dan keinginanku, agar aku bisa mati dengan mata yang meram." Setelah membaca surat itu, Siauw Liong Lie menghela napas. "Tang Cia Sie....dialah seorang pendekar di jaman seratus tahun yang lalu.....dia telah meninggal dengan tenang ditempat ini tentunya dia merupakan jago yang hebat sekali, karena guruku pernah menceritakan, dijamannya Tang Cie Sie itu kepandaian jago-she Tang tersebut sangat tinggi sekali. Maka dari itu jika aku bisa mempelajari ilmunya itu, niscaya aku bisa memiliki kepandaian yang lebih tinggi... !" Tetapi berpikir sampai disitu, Siauw Liong Lie telah menghela napas lagi, karena dia teringat betapa dirinya sekarang berada didalam goa yang terpisah dengan kolam yang memiliki arus yang sangat kuat, sehingga tidak mungkin dia bisa menerobos keluar ! Hai ! Hai! Sekarang jika aku mempelajari ilmu itu, untuk apa? Aku telah terpisah dari suami dan anakku ..."914 Terkenang kepada anaknya, yang harus berpisah dengannya disaat anak itu masih merah, Siauw Liong Lie jadi menitikkan sir mata. Siauw Liong Lie memang telah memiliki latihan yang kuat dari ilmu Kouw-bok-pay, dia juga telah menguasai hati sehingga dirinya tidak pernah dihinggapi perasaan gembira, sedih atau juga marah. Tetapi waktu teringat kepada anaknya itu, justru Siauw Liong Lie sebagai wanita wajar seperti lainnya, jadi menangis menitikkan air mata dengan hati yang berduka sekali. Sekian lama Siauw Liong Lis menangis, sampai akhirnya dia telah menghela napas dan menyusut air matanya. Semula memang Siauw Liong Lie tidak bermaksud mempelajari ilmu warisan Tang Cia Sie, tetapi setelah dia berdiam agak lama digoa itu. mungkin sudah lewat dua hari atau lebih, iseng- iseng ia mulai mempelajari gerakan yang terakhir didinding. Hal itu hanya untuk mengisi waktunya yang luang. Tetapi ketika dia mulai menjalankan gerakan yang pertama dan pecahan dari jurus-jurusnya, dia jadi tambah tertarik, karena selain tubuhnya jadi bertambah segar, juga Siauw Liong Lie mengetahui bahwa jurus-jurus yang dipelajarinya itu merupakan ilmu pukulan yang benar-benar hebat! Apalagi memang Siauw Liong Lie sendiri telah memiliki kepandaian yang, sangat tinggi sekali, dengan sendirinya dia dapat mempelajari ilmu itu dengan, mudah. Tenaga yang muncul dari setiap gerakan yang dilakukan oleh Siauw Liong Lie mendatangkan sambaran angin yang kuat sekali. Ilmu pukulan itu benar-benar hebat sekali, dan pukulan dari ilmu Pek Lui Eng itu bisa menghancurkan batu yang bagaimana besar sekalipun juga Siauw Liong Lie yang memiliki Iwekang sangat tinggi telah merasakan Iwekangnya seperti tersalurkan keluar dan menjadi semakin kuat.915 Maka dari itu Siauw Liong Lie jadi semakin rajin belajar dan mengikuti setiap gerakan dari ukiran-ukiran ilmu pukulan Pek Lui Eng itu. Semakin dipelajari ilmu itu semakin mendatangkan kekaguman dihati Siauw Liong Lie. Bahkan Siauw Liong Lie telah mempelajari jurus yang keenam, dia jadi bertambah kagum sekali kepada Bu Beng Kun Hiap. karena ilmu itu benar-benar merupakan ilmu kelas tinggi, mungkin berada diatas dari kepandaian yang dimiliki Siauw Liong Lie sendiri. Setelah mempelajari seluruh gerakan-gerakan yang terukir didinding, terakhir Siauw Liong Lie melihat ukiran untuk melatih Iweekang. yaitu dengan kedua kaki yang berjingkat, berdiri sambil bersedekap, menyalurkan jalan pernapasannya mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh tulisan dibatu itu. Siauw Liong Lie semula merasakan diperutnya seperti ada sebuah bola api yang berputar-putar dan hangat sekali. Siauw Liong Lie meneruskan latihannya. Entah sudah lewat beberapa hari, Siauw Liong Lie tidak mengetahui karena selama itu dia tidak melihat matahari danjuga dia tidak mengenal waktu, hanya sinar matahari yang sedikit sekali masuk keruangan itu. Dengan memperhatikan lenyap dan timbulnya sinar matahari, Siauw Liong Lie hanya bisa menduga bahwa dai telah berada diruangan tertutup itu hampir satu bulan. Semakin dipelajari Iweekang yang terukir dibatu itu, Siauw Liong Lie merasakan tenaga dalamnya bertambah hebat. Waktu dia mencoba memegang sebuah batu yang cukup besar, mengerahkan setengah tenaga Iweekangnya batu dalam cengkraman tangannya itu telah hancur menjadi bubuk. Peristiwa ini mengejutkan dan membuat Siauw Liong Lie jadi girang bukan main. Karena dengan hasil yang telah didapatnya itu membuktikan bahwa dia telah memiliki916 iweekang yang lebih kuat dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Saat itu juga Siauw Liong Lie telah beristirahat sambil memikirkan cara untuk mencari jalan keluar dari kurungan goa itu. Tetapi dia tidak juga menemui bagian bagian dinding yang tipis dan bisa diterobos keluar. Setelah memeriksa kesana kemari, tiba-tiba Siauw Liong Lie tertarik melihat sebuah kotak besi yang cukup besar yang berada didekat batu yang menonjol keluar. Barang itu menarik sekali. Jika memang Siauw Liong Lie bukan sedang memperhatikan keadaan disekitar situ, memerika untuk mencari jalan keluar, tentu dia tidak akan menemui kotak peti tersebut. Cepat-cepat Siauw Liong Lie telah mengambil kotak itu. ternyata kotak tersebut terkunci. Tetapi Siauw Liong Lie yang memiliki lwekang telah sempurna, tidak merasa dipersulit dengan tidak ada kunci kelotok itu. Dia mengerahkan tenaga Iwekangnya dikedua jari tangannya, kemudian dengan jari telunjuknya dia menyentil kelotok itu. "Tuk ...!" Kelotok itu telah terbuka putus oleh sentilan jari Siauw Liong Lie. Keruan saja Siauw Liong Lie tambah girang, karena dengan sekali menyentil dia bisa mematahkan kelotok besi. berarti dia benar-benar telah memiliki tenaga lwekang yang menakjubkan sekali. Dan Siauw Liong Lie lebih girang lagi, ketika dia melihat didalam kotak peti itu terdapat beberapa perangkat pakaian. Cepat-cepat Siauw Liong Lie mengambilnya sepotong dan mengenakannya. Karena selama selama sebulan lebih itu Siauw Liong Lie bertelanjang. disebabkan pakaiannya ditinggalkan di tepi kolam.917 Walaupun pakaian yang dikenakannya itu merupakan pakaian seorang pria tetapi lebih lumayan dari pada tidak mengenakan pakaian sama sekali sebagai penutup tubuhnya. Peti itu telah disimpan lagi oleh Siauw Liong Lie, diletakkan ditempat semula. Tetapi swaktu Siauw Liong Lie meletakkan peti itu, matanya yang jeli dan tajam telah melihatnya ada beberapa ukiran huruf-huruf dibawah tempat dia meletakkan kotak besi itu. Bunyi surat ukiran itu sebagai berikut. Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Muridku.... Engkau kini telah memiliki kepandaian juga pakaianku, engkau bisa menemukannya, Aku gembira bahwa engkau seorang yang baik, yaitu setelah engkau mengangkat peti itu, engkau meletakkan kembali peti tersebut ketempatnya semula, sehingga engkau jadi bisa melihat huruf-huruf yang kuukir dibawah peti ini. Coba kalau engkau telah mengambil peti itu dan engkau tidak bermaksud meletakkan kembali ditempatnya semula, engkau tentu tidak akan melihat huruf- huruf yang kuukir ini. Ketahuilah muridku, bahwa aku mengetahui cara untuk keluar dari goa ini yaitu dengan menuruti gambaran yang kulukiskan ini! Pertama-tama engkau terjun keair yang ada dimuka goa ini, dan berenang sejauh mungkin, jika user-user air mulai menyambut kau dan menariknya, engkau kerahkan lwekang yang engkau pelajari, sehingga user-user air itu tentu tidak sanggup untuk menyeret dirimu, engkau bisa berenang terus untuk mencapai tepi kolan diatas lembah itu .... Muridku yang baik. Engkau harus ketahui juga, bahwa ketiga perangkat pakaianku yang ada didalam peti itu merupakan pakaian yang memiliki khasiat sangat besar dan bukan pakaian biasa, ketiga perangkat pakaian itu merupakan pakaian mustika. Kukatakan918 pakaian mustika karena jika seseorang mengenakan pakaian itu, tentu orang tersebut tidak dapat ditikam oleh senjata tajam, dan juga tidak perlu takut oleh kobaran api. Pakaian itu kubuat dari benang-benang yang dibuat dari besi hitam yang dicampur dengan emas, sehingga ulet sekali. Ketika perangkat pakaiau itu merupakan tiga perangkat pakaian mustika yang jarang sekali dimiliki orang dan kuberi nama Kim-joan-kha (pakaian emas). Nah muridku, engkau harus mempelajari seluruh pelajaran yang ada didinding goa ini sebaik mungkin, karena aku tidak menghendaki muridku nanti memiliki kepandaian separoh-separoh saja, sehingga nanti jika bertemu dengan musuh yang kuat akan roboh dan tidak berdaya, Itulah yang tidak kukehendaki......! Dari gurumu. Tang Cia Sie, Bu Beng Kun Hiap." Setelah membuka semua surat itu, Siauw Liong Lie cepat- cepat menekuk kedua kakinya dia berlutut memberi hormat kepada ukiran-ukiran surat itu. "Suhu. tecu Siauw Liong Lie menghunjuk hormat kepada suhu. Tenangkanlah hati suhu didalam baka, karena murid tentu tidak akan melalaikan pesan Suhu untuk berdiri tegak di garis keadilan.....terima kasih atas warisan yang telah diberikan Suhu..... Tecu tentu akan berusaha untuk melaksanakan semua pesan Suhu, tenangkanlah hati Suhu.....!'" Dan setelah berkata begitu Siauw long lie mengangguk- nganggukan kepalanya tiga kali. Waktu itu Siauw Liong Lie tengah gembira bukan main, karena dia telah memperoleh petunjuk bagaimana harus keluar dari kolan itu meninggalkan goa tersebut. Dengan mempergunakan lwekang yang baru diperolehnya tentu dia bisa meloloskan diri dari user-user air dikolam itu, seperti apa yang dijelaskan oleh gurunya.919 Tetapi karena Siauw Liong Lie masih harus mempelajari ilmu meringankan tubuh dan lwekang agar lebih sempurna lagi, dia berdiam digoa dibawah kolam itu. Kepandaian Siauw Liong Lie mengalami kemajuan yaug pesat sekali, yang membawa dia ketaraf yang lebih sempurna dibandingkan dengan beberapa waktu yang lalu. Setengah bulan kemudian, Siauw Liong Lie telah dapat menguasai semua ilmu-ilmu itu. Selama terkurung digoa itu, Siauw Liong Lie selalu makan daging ikan, karena dimuka goa itu, dimana tampak air yang menggenang berasal dari kolam yang diatas itu banyak sekali terdapat ikan-ikan yang bentuknya sangat besar. Setiap hari Siauw Liong Lie memakan ikan itu, yang dipanggangnya. Menangkap ikan-ikan itu juga tidak sulit, karena ikan-ikan itu tampaknya jinak sekali. Setelah lewat lagi beberapa hari, Siauw Liong Lie merasakan bahwa dia telah selesai mempelajari seluruh kepandaian yang ditinggalkan Tang Cia Sie, dia bermaksud untuk mencoba berenang keatas kolam dilembah itu. Siauw Liong Lie menekuk kedua kakinya, dia berkata "Suhu... tecu ingin meninggalkan tempat ini. Sebetulnya Tecu tidak ingin meninggalkan goa ini tetapi berhubung Tecu memikirkan anak Tecu yang diculik orang juga suami yang belum diketahui bagaimana nasibnya, maka tecu terpaksa harus meninggalkan tempat ini! Terima kasih atas petunjuk- petunjuk suhu yang sangat berharga...!" Dan setelah berkata begitu, tanpa Siauw Liong Lie mengangguk-menganggukkan kepalanya dua belas kali, sebagai penghormatan murid kepada gurunya. Kedua perangkat pakaian yang ada dipeti itu, juga tidak diambil oleh Siauw Liong Lie, sebab dia beranggapan bahwa satu perangkat pakaian mustika itu telah cukup. Karena kelak jika dia telah berada dialam bebas kembali dia bisa membeli pakaian. Dan juga bukankah pakaian dan perhiasannya ditinggalkan ditepi kolam itu?"920 Dengan mempergunakan jari telunjuknya Siauw Liong Lie telah mengukir batu itu menuliskan beberapa patah kata.. "Tecu Siauw Liong Lie telah menyelesaikan pelajaran dari kepandaian suhu Tang Cia Sie. Dengan ini tecu menyatakan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada suhu Tang Cia Sie. Semoga saja arwahnya tenang dialam baka. Tecu akan mempergunakan kepandaian yang tecu peroleh ini untuk melakukan kebaikan dan membela yang lemah..." Hebat sekali jari telunjuk Siauw Liong Lie, karena dia bisa mengukir dan menulis didinding dengan mempergunakan jari telunjuk itu, setiap kali dia mencoret, maka luluhlah batu itu. sehingga terlihat nyata sekali. huruf yang ditulisinya itu jelas dan kuat sekali setiap tarikan huruf itu. Siauw Liong Lie sendiri merasa kagum dan girang terhadap kepandaian yang diperolehnya dari Tang Cia Sie, karena jia dulu dia memiliki kepandaian yang tinggi dan sempurna, tetapi Siauw Liong Lie belum berhasil menulis didinding batu dengan mempergunakan jari telunjuknya! Tetapi sekarang, setelah dia berhasil mempelajari Iwekang peninggalan Tang Cia Sie, ia mampu menulis surat dengan jari telunjuknya itu seperti juga menulis di atas lumpur. Karena terlalu gembira, Siauw Liong Lie jadi menangis terisak-isak. Dihatinya telah muncul harapan dia bisa keluar dari kolam itu, dan juga bisa mendaki dinding tebing dilembah itu. Setelah paikui tiga kali lagi, Siauw Liong Lie kemudian keluar dari goa itu. Pintu goa ditutupnya dengan menarik kembali batu yang menonjol di muka goa tersebut. Dan Siauw Liong Lie kemudian menyusuri goa yang satunya lagi, sehingga dia telah tiba di depan goa itu, melihat air yang bening dan cabang kolam diatas lembah itu Siauw Liong Lie memandang air yang bening itu dengan tertegun.921 Dia membayangkan, dibawah air kolam itu terdapat user- useran air yang menggulung kuat sekali. Jika dia menyelam kembali, mungkinkah dia kuat melawan arus user-useran air iiu? Sedangkan dulu saja dia bukannya tidak memiliki kepandaian, didalam rimba persilatan mungkin Siauw Liong Lie merupakan jago wanita yang paling ternama. Namun dia tidak berdaya menghadapi user-user air didalam kolam itu. Tetapi menurut pesan yang ditinggalkan oleh 'guru'nya yaitu Tang Cia Sie, dengan mempergunakan lwekang yang diturunkan oleh Tang Cia Sie. tentu dia bisa menghadapi arus user-useran air itu. Maka setelah keragu-keraguannya berkurang banyak, Siauw Liong Lie telah terjun berenang diair dimuka goa itu. Dia menyelam beberapa kali, tetapi disaat itulah dia mulai merasakan air seperti tergoncang keras. Dengan demikian Siauw Liong Lie mengetahui bahwa arus user-user air itu telah mulai datang menyerang dirinya. Itulah hal yang cukup mengerikan. Ketika Siauw Liong Lie merasakan gulungan air semakin keras, dia mengerahkan Iweekang ayng diperolehnya dari catatan Tang Cia Sie. Kedua tangannya ditekuk dengan gerakan seperti seekor kodok, tampak Siauw Liong Lie telah berenang terus. Memang meletihkan melawan tekanan dari tenaga arus air yang bergulung-bergulung seperti tidak terkendalikan lagi. Beberapa kali tubuh Siauw Liong Lie terpental kembali terbawa arus. Tetapi Siauw Liong Lie tabah sekali, dia telah menggerakkan terus kedua tangannya dan kakinya melawan terjangan gulungan arus itu. Walaupun sedikit demi sedikit dan meletihkan sekali, kenyataannya Siauw Liong Lie telah bisa maju menerobos arus air itu.922 Akhirnya Siauw Liong Lie terlepas juga dari gulungan arus air itu, sehingga dia bisa berenang terus menuju kepermukaan kolam. Tadi waktu melawan arus air yang bergulung-gulung itu, Siauw Liong Lie merasa letih sekali dan ketika dia tiba dipermukaan kolam dan berhasil naik kedarat. dia telah merebahkan tubuhnya ditepi kolam itu untuk beristirahat. Sambil mengatur pernapasannya, Siauw Liong Lie juga mengawasi sekitar tempat itu. Tidak ada seorang manusiapun di sini dan juga pakaiannya telah lenyap! Siauw Liong Lie jadi heran, dia menyelidiki seluruh lembah itu, tetapi dia tetap tidak menemui seorang manusiapun juga ! Waktu Siauw Liong Lie tiba dipermukaaa kolam itu, hari menjelang sore, dan ketika matahari telah turun diufuk barat, Siauw Liong Lie berusaha menaiki tebing itu, dia merayap dengan ilmu cecak dan berhasil mencapai atas lembah itu. Dengan hati-hati Siauw Liong Lie menghampiri sebuah perkampungan, Dengan gerakkannya yang ringan dan gesit sekali, tidak ada seorang manusiapun yang mengetahui bahwa ada seorang pendekar wanita yang tengah berkeluyuran, memperhatikan satu persatu rumah penduduk, karena memang Siauw Liong Lie bermaksud untuk mencari rumah seorang hartawan. Dan akhirnya Siauw Liong Lie dapat menemukan sebuah rumah yang diinginkannya. Dia telah melihat rumah yang mewah dan besar, sebagian dari pekarangan rumah itu diterangi oleh lampu, sehingga disekitar tempat itu jadi terang benderang. Siauw Liong Lie tampak telah melompati dinding tembok pekarangan, kemudian dia mencari sebuah kamar, dengan mudah dia menemukan apa yang dicarinya, yaitu tempat simpanan uang dari pemilik gedung tersebut. Di ambilnya uang perak sebanyak seribu tail, lalu dia kembali ketepi lembah dan melompat kebawah lembah itu.923 Malam itu Siauw Liong Lie tidur dengan nyenyak, keesokan paginya ketika dia terbangun dari tidurnya, dia melihat sesuatu yang agak ganjil, yaitu tanah kuburan yang masih merah. Sepasang Pendekar Perbatasan Karya Chin Yung Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Walet Besi Karya Cu Yi