Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 29


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 29


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Sambil berkata dingin, Yo Ko mengebutkan lengan kanannya yang kosong itu, golok menyambar kearah Tiat To Hoat Ong dengan membawa kesiuran angin yang keras sekali.   sehingga membuat Tiat To Hoat ong jadi terkejut.   Tetapi sebagai seorang jago yang memiliki kepandaian tinggi, Tiat To Hoat Ong tidak gugup.   Dengan mengeluarkan suara "Ughh!"   Tampak Tiat To Hoat-Ong menggerakkan tangan kanannya, dan "Tap!"   Goloknya telah dapat diraihnya, hanya dia merasakan tangannya kesemutan, karena tenaga samberan itu meluncur sangat kuat sekali.   Tubuh Tiat To Hoat-Ong juga terhuyung mundur beberapa langkah.   Hal ini membuktikan bahwa kekuatan lwekang Yo Ko masih berada diatasnya.   Hati pendeta ini jadi ciut, karena dia menyadari menghadapi Yo Ko seorang saja belum tentu dia bisa mengatasinya, apa lagi jika memang nanti Siauw Liong Lie ikut campur turun tangan, tentu dia lebih repot lagi.   Tetapi belum sempat pendeta itu berkata apa-apa, Yo Ko telah berkata.   "Hayo kita mulai lagi....?"959 Tiat To Hoat ong tidak memiliki pilihan lainnya, dia telah mengeluarkan suara seruan yang sangat keras dan tampak goloknya berkelebat-berkelebat dengan cepat sekali serta kuat. Beruntun dia mengeluarkan jurus-jurusnya cukup ampuh yaitu "Kelabang Mencari Mangsa"   Kemudian di susul dengan jurus "Kuda Putih Melompati Bukit".   Kedua seangan itu menyambar datang dengan cara yang beruntun, sehingga Yo Ko untuk sementara walaupun menghadapi serangan Tiat To Hoat ong dengan ginkangnya Tetapi waktu pendeta itu inpin menyusulkan lagi dengan jurus yang ketiga, tampak Yo Ko mengeluarkan suara seruan yang sangat nyaring sekali dan pedangnya itu telah berkelebat dengan jurus "Bidadari Berkawan Dengan Naga", maka pedang It Thian Kiam-nya itu bergerak dengan cepat sekali menangkis golok hitam Tiat To Hoat ong "Tranggg..!"   Suara benturan itu sangat keras sekali dan mengandung dua kekuatan yang saling tindih.   Tiat To Hoat-ong juga merasakan betapa telapak tangannya itu pedih sekali, mendatangkan perasaan sakit, maka diam-diam dia mengakui bahwa lwekang yang dimiliki Yo Ko masih berada setingkat diatas dirinya Sedangkan saat itu, dengan mengeluarkan siulan nyaring, Yo Ko telah meneruskan serangannya dengan jurus "Bidadari Bergurau Dengan Kelinci,"   Di mana pedangnya telah menyambar lebih cepat dari semula.   Perasaan sakit pada telapak tangannya Tiat To Hoat Ong masih pedih sekali, tetapi dia telah mempertahankan diri dan menahan perasaan sakit itu dengan memegang keras gagang goloknya.   Namun sekarang Tiat To Hoat Ong tidak berani menangkis dengan goloknya dia hanya mengandalkan gingkangnya untuk mengelakkan diri dari serangan pedang Yo Ko.960 Suara berkesiuran dari pedang Yo Ko keras sekali, sehingga membuat Tiat To Hoat ong semakin lama semkin terdesak dan semakin ripuh, karena walaupun bagaimana dia sekarang tengah menghadapi lawan yang sangat berat, seorang pendekar sakti yang jarang tandingannya.   Yo Ko juga menyadari, jika ia memberikan kesempatan kepada lawannya berdapat, tentu akan sulit lagi mendesak lawannya ini.   Tetapi suatu kali, karena pedang Yo Ko menyambar dengan gerakan "Bidadari Bergurau Di pelangi", di mana pedang Yo Ko telah berkelebat dengan cepat sekali seperti juga sinar pedang itu menjadi pelangi yang menyilaukan mata menyambar kearah kepala lawannya.   Tiat To Hoat-ong jadi kikuk sendirinya.   Tidak mungkin dia meloloskan diri lagi, dengan mengelakan diri dari serangan tersebut Jalan mundur baginya telah tertutup oleh kilauan cahaya pedang Yo Ko.   Terpaksa Tiat To Hoat ong mengangkat goloknya untuk menangkis.   "Tranggg.....!"   Kali ini suara benturan dari kedua senjata tajam itu lebih nyaring lagi.   Dalam keadaan itu, Tiat To Hoat-ong tidak membuang- buang kesempatan yang ada, dia telah membarengi lagi dengan bacokan kearah perut Yo Ko, memaksa Yo Ko mundur dua langkah kebelakang.   Kesempatan itulah telah dipergunakan..Tiat To Hoat ong untuk melompat mundur dengan cepat, dia memutar tubuhnya untuk keluar dari ruangan rumah makan ini.   Yo Ko tidak mengejarnya, dia hanya memperdengarkan suara dengusan saja.   Disaat itu.   tampak Yo Ko telah memasukkan pedangnya kembali dalam sarungnya.961   "Sungguh pengecut.."   Menggumam Siauw Liong Lie dengan tersenyum ketika suaminya telah kembali kemeja mereka dan bersantap.   Mereka mengasoh tiga hari dirumah penginapan tersebut, dan hari keempat sebetulnya mereka ingin melanjutkan perjalanan mereka.   Tetapi dimalam yang ketiga itulah terjadi sesuatu peristiwa yang tidak pernah mereka duga.   Malam itu menjelang tengah malam yang larut, Yo Ko dan yang lainnya telah tertidur nyenyak sekali.   Tetapi menjelang kentongan ketika mereka mendengar suara berkelisik diatas genting walaupun bunyi itu perlahan, bagi Yo Ko yang telah mencapai kesempurnaan ilmunya, dia dapat menduganya bahwa orang yang datang itu tentunya ingin menyelidiki sesuatu.   Suara langkah perlahan yang semula itu telah disusul pula dengan langkah kaki lainnya.   Gerakan 0rang-0rang itu ringan sekali membuktikan bahwa mereka memang memiliki kepandaian yang telah sempurna.   "Siapa mereka ?"   Berpikir Yo Ko didalam hatinya.   Dia melirik kepada Yo Him dan Phang Kui In yang telah tertidur nyenyak.   Yo Ko tidak bermaksud mengganggu kenyenyakan tidur mereka.   Diam-diam Yo Ko melompat turun dari pembaringannya, dia telah menghampiri jendela kamar, dibukanya dan dia melompat keluar dengan ringan sekali.   Ketika dia tiba diluar kamarnya, dia tidak melihat seorang manusiapun juga.   Yo Ko memandang sekelilingnya, tetap dia tidak melihat seorang manusiapun juga.962 Diam-diam Yo Ko jadi berpikir, mungkinkah dia salah mendengar dari suara tadi, yang hanya jatuhnya daun kering belaka? Yo Ko melompat naik keatas genting, dia ingin memandang kesekelilingnya dari tempat yang cukup tinggi.   Tetapi waktu tubuh Yo Ko melambung di tengah udara, belum lagi kedua kakinya menginjak genting, dirasakannya telah menyambar segumpalan angin yang sangat kuat.   Disamping itu Yo Ko mencium juga bau harum memeningkan kepalanya.   Yo Ko terkejut, dia telah mendengar cerita Siauw Liong Lie bahwa Tiat To Hoat-ong memiliki semacam tabung asap, yang jika di semburkan kepada korbannya, maka korbannya akan lemas tidak bertenaga dan terkulai pingsan.   Teringat itu, Yo Ko cepat-cepat menutup pernapasannya, dia telah mengerahkan lwekang-nya untuk mempertahankan diri dan semburan asap itu.   yang tentunya semacam asap beracun.   Lengan kanannya yang kosong tidak bertangan itu telah dtkebutkannya, sehingga asap terbawa oleh ingin keras itu membuyar kembali.   Waktu itu Yo Ko telah mengeluarkan suara siulan dan tubuhnya hinggap diatas genteng membarengi mana ketika kakinya hinggap diatas genting, dia menggerakkan tangannya, mengebut pula dengan lengan jubah kanannya itu yang melambai-lambai karena tidak berlengan.   Tetapi walaupun demikian, kebutan yang dilakukan oleh Yo Ko itu mengandung tenaga Iwekang yang luar biasa kuatnya.   Serangan lawan rupanya tidak hanya sampai disitu saja, karena beruntun telah menyambar lagi asap yang harum itu.   Yo Ko memang telah sempurna melatih tenaga Iweekangnya, maka dia dapat menutup jalan pernapasannya963 untuk menghindarkan diri dari segala pengaruh racun berasap itu.   Mata Yo Ko yang jeli telah dapat melihatnya bahwa diatas genting itu berdiri enam orang, yang salah seorang diantaranya dikenal Yo Ko sebagai Tiat To Hoat Ong.   "Hemmmm..... engkau kembali lagi ingin mencari kematian"   Tegur Yo Ko dengan suara yang bengis, karena dia jadi mendongkol.   Tiga hari yang lalu dia memberikan pengampunan kepada Tiat To Hoat Ong, tetapi ternyata justru pendeta ini telah menyatroni dia lagi dengan membawa lima orang sahabatnya.   Jika dilihat dari keadaan mereka, tentu kelima kawan Tiat To Hoat Ong merupakan jago-jago yang memiliki kepandaian tinggi.   Diantara kelima orang itu terdapat Te-lengki dan Turkichi, kedua jago yang dulu bersama-bersama Tiat To Hoat Ong memunahkan murid-murid Kun Lun Pai.   Tiat To Hoat Ong melihat bahwa semburan asap beracunnya itu (yang kini dikenal sebagai Chroloform) tidak memberikan hasil seperti yang diharapkannya, telah mengeluarkan suara bentakan .   "Serang....!"   Dan golok hitam dari pendeta itu telah menyerang Yo Ko dengan samberan yang kuat sekali. Tampak Yo Ko melayani mereka dengan mencabut pedangnya, dia memutarnya dengan cepat sehingga terdengar suara "Trangggg, tranggg, tranggg....."   Beberapa kali, disertai dengan seruan tertahan dari lawan-lawannya itu.   Tetapi Tiat To Hoat-ong dengan kelima kawannya juga bukan orang-orang lemah.   Jika tadi siang Tiat To Hoat-ong berhasil dirubuhkan oleh Yo Ko, karena dia tengah gugup melihat ditempat itu ada Siauw Liong Lie, dan perasaan gugupnya itu membuat permainannya jadi terpecah.964 Sekarang setelah datang bersama kelima orang kawannya yang masing-masing memiliki kepandaian sangat tinggi, dia jadi mantap dan hatinya jauh lebih tenang.   Maka dari itu Tiat To Hoat ong bisa melakukan perlawanan dengan gigih.   Suara senjata tajam yang saling bentur itu, sehingga mengeluarkan suara "trang, trang"   Tidak hentinya telah membuat Siauw Liong Lie terbangun dari tidurnya.   Begitu pun Kwee Siang, Phang Kui In dan Yo Him juga telah terbangun dan tidurnya Cepat sekali Siauw Liong Lie dan lain lainnya keluar dari kamar mereka dan melompat keatas genteng.   Segera mereka melihat bahwa Yo Ko tengah dikepung oleh lawan-lawan-nya yang berjumlah enam orang.   Siauw Liong Lie juga mengenalinya dua orang diantara orang-orang yang mengeroyok suaminya itu tidak lain dari Talengki dan Turkichi, dua orang yang dulu bersama-sama dengan Tiat To Hoat-Ong telah mendesaknya, sehingga dia menerjunkan dirinya kedalam jurang.   Seketika itu juga amarah Siauw Liong Lie tidak bisa ditahan lagi, dia telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras .   "Ko-jie, mundurlah, biarlah sekarang aku yang menghadapi mereka...!"   "Tetapi Liong-jie, tidakkah lebih baik jika kita mengepung mereka dengan mempergunakan Giok Lie Kiam Hoat?"   Kata Yo Ko.   "Aku ingin mencoba khasiat dari ilmu pukulanku yang baru kuperoleh....!!"   Dan setelah berkata begitu, tampak Siauw Liong Lie melompat kesamping Yo Ko, lalu tangan kanannya itu digerakkan menghantam dengan kuat sekali, sehingga angin serangan itu berkesiuran dengan keras menyambar kepada Tiat To Hoat Ong dan Turkichi.965 Gerakan dan serangan yang dilakukan oleh Siauw Liong Lie bukan serangan yang sembarangan, karena dia telah mempergunakan ilmu pukulan "pek Lui Kun Hoat"   Atau ilmu pukulan petir.   Tiat To Hoat Ong dan Turkichie yang diserang dengan mempergunakan ilmu pukulan petir itu, jadi terkejut bukan main.   Walaupun mereka berhasil mengelakkan diri, tetapi mereka masih merasakan ada hawa panas yang menyeramkan pada tubuh mereka.   "Hebat perempuan siluman ini.... ternyata dia tidak hanya memiliki nama kosong saja.... karena dia memang memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali."   Karena berpikir begitu, tampak Tiat To Hoat ong berlaku lebih hati-hati lagi. Sedangkan mulutnya telah berteriak.   "Hati-hati, siluman ini hebat sekali ilmunya...."   Teriakan yang dilakukannya oleh -Tiat To Hon Ong itu ditujukan kepada kawan-kawannya, karena Tiat To Hoat ong yang kuatir kawan-kawannya itu tidak mengetahui kelihayan Siauw Liong Lie, main semberono saja sehingga bisa mencelakai mereka.   Yo Ko telah melompat mundur kesamping Yo Him, dia memang ingin menyaksikan betapa tinggi kepandaian ilmu pukulan petir yang dimiliki istrinya ini, Siauw Liong Lie tidak menunda-menunda waktu lagi.   dengan mengeluarkan seruan yang nyaring sekali, dia menggerakkan tangan kanannya, dari telapak tangannya itu telah menyambar angin serangan yang luar biasa kuatnya, karena Siauw Liong Lie telah melancarkan serangan dengan mempergunakan jurus "Petir menyambar Harimau"   Yang kemudian disusul dengan "Petir Bergelimang Dilaut", gerakan mana sangat hebat, karena panas seperti api petir, dan tangannya bergelombang seperti gelombang air laut.   Sehingga966 kepandaian yang telah dipeliharakan oleh Siauw Liong Lie mengejutkan semua orang.   Yo Ko sendiri telah menyaksikan betapa istrinya kini memiliki kepandaian yang mungkin lebih tinggi dari kepandaiannya sendiri.   Dengan sendirinya Yo Ko jadi berdiri tertegun menyaksikan pertempuran yang tengah berlangsung itu.   Siauw Liong Lie mengeluarkan jurus-jurus dari ilmu Pukulan Petir yang dimilikinya itu secara teratur, yaitu sejurus demi sejurus dijalankannya dengan baik sekali.   Terlebih lagi memang sebelumnya Siauw Liong Lie merupakan seorang pendekar wanita yang memiliki kepandaian tertinggi dibandingkan dengan kepandaian para pendekar wanita lainnya yang ada di jaman ini.   Sampat Kwee Siang sendiri merasa kagum sekali melihat kehebatan ilmu pukulan yang dimiliki Siauw Liong Lie.   Dijaman ini mungkin sudah tidak ada orang yang bisa menandingi Siauw Liong Lie, karena jika ditilik dari kepandaian yang dimilikinya itu, mungkin Oey Yong pun masih berada dibawahnya.   Siauw Goat Lan sendiri berulang kali telah bersorak- bersorak girang.   "Hajar mereka itu semuanya, suhu!"   Teriak Siauw Goat Lan dengan suara yang nyaring, tampaknya dia senang sekali melihat gurunya menang diatas angin, sehingga berulang kali dia telah berteriak-berteriak dengan suaranya yang nyaring sekali.   Tiat To Hoat-ong dan kelima kawannya jadi terkejut, karena mereka tidak menyangka baru belasan tahun mereka berpisah dengan Siauw Liong Lie, yang semula mereka sangka telah mati terbanting didasar jurang itu, kini ternyata Siauw Liong Lie.   telah mencapai kepandaian yang jauh lebih tinggi daripada dahulu.967 Tetapi sebagai tokoh-tokoh persilatan yang memiliki kepandaian tinggi, mereka tidak pernah mengenal arti kata 'menyerah', mati-matian mereka mengepung dengan ketat sekali.   Walaupun telah memperoleh kepandaian ilmu pukulan "Petir"   Itu, tetapi menghadapi sekaligus enam orang tokoh persilatan yang memiliki kepandaian sangat tinggi, tentu saja Siauw Liong Lie tidak bisa memperoleh kemenangan dalam waktu yang sangat singkat saja.   Karena teringat beberapa Waktu yang lalu justru disaat anaknya baru berusia empat puluh hari lebih, dia telah dikepung Tiat To Hoat-ong, Turkichie dan Talengkie, membuat dia terpisah dari suami dan anaknya.   Hal itu membuat hawa amarah yang timbul dihati Siauw Liong Lie jadi semakin berkobar.   Pendekar wanita tersebut melakukan pukulan- pukulan jarak jauh yang lebih kuat lagi kepada Tiat To Hoat ong dan kawan-kawannya, sehingga udara disekitar gelanggang pertempuran itu terasa sangat panas sekali.   Berulang kali Tiat To Hoat-ong dan kawan-kawannya berusaha untuk mendesak Siauw Liong Lie, tetapi mereka tidak berdaya sama sekali.   Bahkan biarpun mereka berjumlah enam orang, kenyataannya tetap saja mereka berada dibawah angin dan selalu terdesak oleh pukulan-pukulan petir yang dilakukan oleh Siauw Liong Lie.   Siauw Goat Lan telah mengeluarkan suara seruan-seruan girang sambil bertepuk-tepuk tangan tidak hentinya, untuk mengacaukan perhatian Tiat To Hoat-ong berenam.   Yo Ko terus memperhatikan cara menyerang Siauw Liong Lie.   Dihatinya diam diam dia telah menuji akan kehebatan pukulan Petir istrinya yang diperolehnya dari warisan Bu Beng Kun Hiap Tang Cia Sie.968   "Ilmu pukulan petir yang sekarang dimiliki Liong-Jie memang benar-benar merupakan ilmu yang langka. Jika memang Liong-Jie berlatih diri dengan tekun beberapa saat lagi, tentu kelemahan-kelemahan yang ada pada ilmu itu akan berkurang dan tertutup..!"   Pikir Yo Ko didalam hatinya.   Waktu itu Tiat To Hoat Ong dengan meraung keras menggerakkan goloknya kearah leher Siauw Liong Lie.   Tetapi justru yang dihadapinya itu adalah Siauw Liong Lie, pendekar wanita nomor wahid jaman itu.   Dengan mudah Siauw Liong Lie dapat mengelakkan diri dari serangan-serangan lawannya.   dan waktu Tiat To Hiat Ong melompat mundur menghindarkan diri dari serangan Siauw Liong Lie, disaat itulah telah dipergunakan oleh Siauw Liong Lie dengan cepat sekali.   "Bukkk !"   Salah seorang lawannya yang memelihara jenggot tipis telah terpental dan ambruk diatas genting sehingga memecahkan genteng itu, tubuhnya menggelinding jatuh ketanah dan binasa....! Tiat To Hoat-ong, Turkichi, Talengki dan kedua kawan Tiat To Hoat-ong jadi berdiri tertegun sejenak lamanya.   Mereka tampaknya terkejut bercampur marah melihat kawan mereka telah terbinasa.   Tetapi disamping itu juga di hati mereka muncul perasaan takut.   Rupanya Siauw Liong Lie juga telah habis sabar, dengan gerakan "Harimau mengaum memanggil petir", cepat sekali kedua tangannya itu bergerak-gerak, terdengar suara berkerontangan.   Ternyata senjata Tiat To Hoat-ong dan keempat orang kawannya telah berhasil direbut oleh Siauw Liong Lie dalam segebrakan, lalu Siauw Liong Lie telah melemparkan senjata lawan-lawannya itu kebawah.969 Tiat To Hoat-ong berobah mukanya menjadi merah padam, dan dia telah membentak;   "Kembalikan senjata kami!"   Siauw Liong Lie mengeluarkan suara tertawa dingin, sahutnya .   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Bukankah tadi kalian melihat senjata kalian telah kubuang kebawah? jika kalian menghendakinya pergilah kalian mengambilnya sendiri"..!"   Dan setelah berkata begitu. tampak Siauw Liong Lie mengeluarkan suara tertawa dingin yang sinis.   "Hemm, engkau memang siluman wanita yang tidak tahu diri...kami tidak akan menyerah, kalau tubuh kami belum menjadi mayat, engkau jangan bersenang-bersenang dulu."   Dan selesai berkata, dia merogoh saku jubahnya, tahu-tahu pendeta Mongolia ini mengeluarkan sesuatu dari sakunya, Waktu melihat benda itu, Siauw Liong Lie terkejut juga, karena segera dia mengenalinya bahwa benda adalah benda yang bisa menyemburkan asap yang bisa memusingkan dan membuat seseorang menjadi pingsan karenanya.   Tiat To Hoat ong tidak memberikan kesempatan kepada Siauw Liong Lie, karena dia telah menyemprotkannya dengan cepat.   "Seeerrr... seerrr ...!"   Suara air tabung itu muncrat keluar menyambar kemuka Siauw Liong Lie.   Tetapi kali ini Siauw Liong Lie telah menutup pernapasannya, karena itu asap semburan dari senjata aneh Tiat To Hoat Ong tidak berhasil mengenai sasarannya.   Tampak Tiat To Hoat Ong berulang kali telah melancarkan semburan yang tidak hentinya.   Siauw Liong Lie bergerak kekiri dan kekanan mengelakkan diri dari semburan-semburan tabung gas itu.   Yo Ko yang menyaksikan hal itu jadi terkejut juga, karena kalau sampai Siauw Liong Lie pingsan karena obat tidur itu.   tentu jiwa isterinya terancam bahaya yang tidak kecil.970 Siauw Liong Lie telah melompat tinggi ketengah udara, dan waktu tubuhnya itu meluncur turun, kedua tangannya tergerak dengan serentak akan menghantam betok kepala Tiat To Hoat Ong berdua dengan Talengkit.   Gerakan yang dilakukan oleh Siauw Liong Lie itu merupakah jurus "Sin Tiauw Tiauw Kut Rajawali Sakti menyambar tulang"   Yang mengincar tulang tempurung dari Tiat To Hoat ong, Tiat To Hoat-ong dan Talengki yang diserang begitu hebat oleh Siauw Liong Lie, tidak berani menangkiskan, mereka melompat mundur menjauhi diri dari Siauw Liong Lie.   Melihat serangannya yang kali ini gagal, Siauw Liong Lie tidak menarik pulang tangannya, justeru begitu kakinya menginjak genting kembali, segera kedua tangannya bergerak saling susul mempergunakan jurus.   "Rajawali Sakti menari"   Dan "Rajawali Sakti Menerkam"   Kedua jurus ini sangat sulit dielaki oleh lawan.   karena ilmu itu hasil ciptaan dari Siauw Liong Lie bersama dengan Yo Ko, dan diberi nama Sin Tiauw Kun Hoat atau Ilmu pukulan Rajawali Sakti.   Yo Ko juga heran melihat kemajuan yang di peroleh oleh Siauw Liong Lie.   Siauw Liong Lie terus juga mendesak lawan lawannya itu, sampai akhirnya Tiat To Hoat Ong merasa jeri untuk bertempur terus, dia telah mengeluarkan suara teriakan .   "Angin keras-... !"   Teriakan Tiat To Hoat Ong itu dimaksudkan untuk melarikan diri.   Kawannya juga mengetahui percuma saja jika mereka melanjutkan pertempuran itu.   Begitu mereka melihat Siauw Liong Lie melompat kebelakang mengelakkan serangan Tiat To Hoat Ong, maka kawan-kawan Tiat To Hoat Ong telah melompat turun971 mengambil senjatanya, begitu juga Tiat To Hoat Ong, dengan menahan perasaan malu dia harus melarikan diri, karena disaat itu Tiat To Hoat Ong yakin bahwa dia bersama-sama kawannya tidak mungkin dapat menandingi Siauw Liong Lie.   Dengan melupakan malu dan martabat dirinya.   dia telah berusaha melarikan diri.   Waktu dia mengambil goloknya dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya telah menyambar mayat kawannya yang sudah binasa.   Dalam waktu itu yang singkat, keadaan di tempat itu menjadi sepi kembali.   Tamu-tamu yang berada dirumah penginapan itu bukan tidak mengetahui terjadinya keributan seperti itu, tetapi mereka menduga bahwa ada kawanan rampok yang tengah menyatroni salah seorang tamu dirumah makan itu.   Mereka anggap paling selamat jiak tidak memperlihatkan diri keluar dari kamar mereka dan berdiam diri dibawah selimut saja.   Yo Ko telah menghampiri Siauw Liong Lie.   "Hebat sekali kemajuan yang engkau peroleh Liong Jie...!"   Pujinya.   "Ibu, nanti ajarkan aku ilmu itu!"   Kata Yo Him dengan manja. Sang ibu mengusap kepala anaknya, dia terus berkata "Tentu saja anakku, asal engkau rajin-rajin belajar dan melatih diri, tentu kau juga akan memiliki kepandaian setinggi ini.!"   Rupanya Goat Lan juga tidak mau ketinggalan, dia pun berkata.   "Suhu, aku juga ingin sekali mempelajari ilmu seperti itu..."   Katanya.   "Tentu saja muridku....engkau akan bersama-sama Him jie melatih diri, kini engkau memiliki sahabat untuk melatih diri."972 Yo-Him dan Goat Lan telah menjura memberi hormat kepada Siauw Liong Lie, hati kedua remaja ini girang bukan main. Mereka memang tertarik sekali untuk mempelajari ilmu silat yang dimiliki oleh Siauw Liong Lie. Saat itu Phang Kui In telah menghampiri dan merangkapkan kedua tangannya, bilangnya.   "Aku Phang Kui In mengucapkan syukur kepada kalian- selain telah memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi dan sempurna juga kalian telah berkumpul kembali."   "Phang Toako, engkau terlalu memuji..... sesungguhnya kami tidak memiliki kepandaian apa-apa, tadi hanya kebetulan aku bisa merubuhkan lawan-lawanku....!"   "Sekarang jika Tiauw Taihiap dengan Siauw Liehiap bergabung, mungkin didunia ini sudah tidak ada yang bisa, menandingi lagi."   Puji Phang Kui In tanpa memperdulikan sikap merendahkan diri dari Siau Liong Lie. Siau Liong Lie menghela napas panjang-panjang.   "Apa sih itu yang dinamakan tinggi dan tidak tertandingkan? Semuanya hanya omong kosong saja! Diatas orang yang tinggi masih ada orang yang lebih pandai.. Diatas puncak gunung yang tinggi tentu ada pula puncak gunung yang jauh lebih tinggi..maka tidak bisa seseorang itu selalu menganggap dirinya yang tertinggi kepandaiannya dari yang lainnya dengan sendirinya orang itu tidak akan mengalami kemajuan apa-apa lagi.."   Muka Phang Kui In jadi berobah merah.   "Benar apa yang dikatakan oleh Liehiap, memang kita sebagai manusia tidak boleh sombong!, terima kasih atas nasihat berharga yang diberikan oleh Liehiap!"   Dan setelah berkata demikian, Phang Kui In telah memberi hormat lagi.   Siauw Liong lie cepat-cepat menyingkir untuk menolak penghormatan dari orang she Phang tersebut.973 Setelah bercakap-bercakap sejenak lamanya lagi.   barulah mereka berpisah untuk kembali kekamarnnya masing-masing.   Malam itu Yo Ko tidur nyenyak sekali, begitu juga dengan yang lainnya.   Saat itu, malam telah lewat tanpa terjadi sesuatu apa-apa lagi.   Keesokan harinya, dihari keempat Yo Ko mengajak Phang Kui In dan yang lainnya untuk melakukan perjalanan pula.   "Kita harus menemui para orang-orang gagah untuk merundingkan cara bagaimana mereka harus berusaha membantu pihak negara mempertahankan tanah air dari serangan tentara musuh, yaitu Kublai Khan, yang kabarnya dalam tahun ini akan melancarkan gempuran secara besar- besar-an. Terlebih lagi Kublai Khan seorang pemimpin orang- orang Mongol yang bekerja dengan mempergunakan otak. maka kami kuatir justru sekarang ini Kerajaan Song sulit untuk dipertahankan....!"   "Kita harus menggalang persahabat dan kekuatan nanti baru kita bicarakan dengan para orang gagah, rencana manakah yang hendak mereka jalankan."   "Dimanakah para pendekar gagah itu akan berkumpul ?"   Tanya Siauw Liong Lie.   "Kami berjanji akan bertemu digunung Hoa san, juga kita harus menyelidiki siapakah yang telah menggali dan membongkar kuburan Auwyang Hong. Disamping itu, kita pun harus menyelidiki siapakah sebenarnya anak kecil yang mengaku sebagai anaknya Auwyang Pehpek (paman Auwyang) itu, yang datang kekuburan Auwyang Hong bersama seorang wanita setengah baya. Semua itu masih merupakan teka-teki yang belum juga terjawab sampai sekarang ini,"   Siauw Liong Lie mengangguk.974   "Aku juga heran sekali akan hal ini, Tetapi Ko jie, apakah selama enam belas tahun ini engkau masih belum berhasil menyelidikinya"   Yo Ko menggeleng "Belum....semuanya masih merupakan teka-teki belaka. Aku baru bertemu dengan anak lelaki yang waktu dulu itu bertemu digunung Hoasan dan mengaku sebagai anaknya Auwyang Pehpeh. kini dia telah dewasa dan menjadi pemuda yang tegap.."   Siauw Liong Lie menghela napas.   "Lalu bagaimana dengan surat yang dipalsukan yang pernah dikirimkan kepada kita dan jago-jago lainnya?"   Tanya Siauw Liong Lie lagi.   "Itupun masih merupakan tanda tanya juga. karena sampai detik ini belum lagi diketahui siapakah yang telah berbuat seperti itu. Tetapi keras dugaan kami, juga pendapat It Teng Taysu, bahwa surat pemalsuan itu di lakukan oleh orang- orang Mongolia dibantu oleh beberapa penghianat dalam negeri. Tujuannya hendak mengadu domba diantara para jago-jago di dataran Tionggoan, Untung saja kami selalu berlaku waspada, sehingga usaha-mereka gagal"   "Apakah tidak mungkin semua itu dilakukan oleh Tiat To Hoat ong bersama anak buahnya, yaitu mengadu domba diantara sesama jago-jago dataran Tionggoan, dan kelak jika mereka tidak perlu menghadapi rintangan yang berarti lagi......"   "Tepat! Aku juga berpikir begitu."   Siauw Liong Lie menghela napas lagi.   "Sayang sekali, disaat negeri tengah kacau dan terancam seperti ini, Kaisar kita hanya berfoya-berfoya dengan pesta- pesta yang mentereng sekali, disekelilingnya wanita-wanita975 cantik melupakan pemerintahnya yang tengah terancam kehancuran...!"   "Ya, disitulah letak kesalahan dari raja kita !"   Membenarkan Yo Ko.   "Tetapi kita bukan membela raja itu, tetapi kita berjuang untuk kepentingan tanah air kita, kita harus mencegah walaupun harus mengorbankan jiwa dan tenaga, demi kepentingan negara kita jangan samapi diinjak-injak oleh kaum penjajah itu..!"   Siauw Liong Lie mengangguk.   "Ya, yang kita bela bukan kaisar yang tidak memiliki tanggung jawab, tetapi kita berjuang untuk kepentingan semua rakyat dinegeri kita ini. jangan sampai kita dijajah oleh Mongolia itu...!"   "Kapan kita berangkat, Yo Taihiap ?"   Tanya Phang Kui In.   "Hari ini juga kita harus menuju ke Hoa San. Mungkin para orang-orang gagah yang dihubungi olehku telah berkumpul disana... Dari tempat ini menuju ke Hoa San mungkin memakan waktu empat bulan...!"   Begitulah, akhirnya mereka telah mempersiapkan barang- barang yang perlu mereka bawa.   Hari itu juga mereka berangkat menuju Hoa San.   ooo00d0w00ooo GUNUNG Hoa San merupakan gunung yang paling seringkali menampung pertemuan dan jago-jago didaerah Tionggoan.   Karena gunung tersebut pernah dijadikan tempat pertemuan dari jago-jago luar biasa, dimana pernah terjadi pertemuan Hoa San Lun Kiam.   Dan lima jago luar biasa dijaman itu telah mengadu Kepandaian, jago-jago yang termasuk dalam pertemuan itu adalah Oey Yok Su, Ang Cit Kona.   Auwyang Hong, Ong Tiong Yang dan It Teng Taisu.976 Pertempuran yang terjadi disaaat itu merupakan pertempuran yang paling hebat dibandingkan dengan pertempuran- pertempuran lainnya.   Dan sekarang justru Yo Ko telah menghimpun para jago- jago berkumpul di Hoa San juga guna mengadakan Hoa San Taihwee atau pertemuan besar di Hoa San.   Sepanjang perjalanan Yo Ko dan kawan-kawannya melihat telah banyak tentara mongolia yang berkeliaran dipinggiran perbatasan.   Bahkan Yo Ko seringkali menyaksikan penduduk yang lemah sering kali di siksa oleh tentara-tentara mongolia itu.   sehingga membangkitkan kemarahan di hati Yo Ko dan yang lain-lainnya.   Sering Yo Ko turun tangan membela yang lemah dan membuat tentara Mongolia yang apes nasibnya karena harus bertemu dengan jago sakti seperti Yo Ko, Siauw Liong Lie dan yang lainnya.   jadi babak belur.   Selama dalam perjalanan itu, Yoko dan Siauw Liong Lie tidak hentinya mendidik Yo Him, anaknya.   Yo Ko dan isterinya telah menurunkan seluruh kepandaian mereka.   Walaupun dalam waktu hanya empat bualan itu Yo Him tidak bisa mempelajari semua ilmu yang diajarkan kepadanya, namun Yo Him telah berhasil menjadi seorang jago yang memiliki kepandaian yang tinggi sekali.   Jika lawannnya itu hanya seorang jagoan biasa dan tanggung-tanggung, jangan harap bisa menandingi kepandaian Yo Him.   Kwee Siang dan Phang Kui In sendiri sering menceritakan kepada Yo Ko dan Siauw Liong Lie, betapa kepandaian mereka berdua juga tidak bisa menandingi Yo Him.   Diceritakan juga bagaimana Yo Him telah berguru kepada Lie Bun Hiap, orang yang berkaki buntung dan menjadi pemilik dari pulau kecil itu.977 Memang keadaan Yo Him seperti itu telah menggembirakan hati mereka.   Penderitaan selama belasan tahun yang lalu mereka rasakan seperti lenyap diganti dengan kegembiraan yang sekarang mereka peroleh karena telah berkumpul kembali.   Waktu tiba di kaki gunung Hoa San, mereka beristirahat dulu dengan menyewa dirumah penduduk, kamar yang mereka butuhkan.   Selama sehari itu, Siauw Liong Lie telah memberikan pelajaran pukulan "Petir"   Yang dimilikinya, sehingga kepandaian Yo Him kian tinggi lagi.   Yang kurang hanyalah pengalaman bertempurnya saja serta latihannya.   Yo Him juga merasakan kemajuan yang telah didapatnya, karena dari Yo Ko, ayah kandungnya telah diterima bermacam-bermacam kepandaian dan dari Siauw Liong Lie dia juga menerima ilmu yang hebat-hebat.   Dengan gabungan kepandaian yang ditururunkan oleh Yo Ko, Siauw Liong Lie dan Lie Bun Hiap, membuat Yo Him benar-benar menjadi seorang jago muda yang jarang ada tandingannya.   Walaupun usianya masih muda seklai, tetapi kepandaiannya melebihi orang yang belatih diri dua atau tiga puluh tahun.   Kemajuan yang diperoleh Yo Him juga menggembirakan hati Phang Kui In dan Kwee siang serta Goat Lan.   Kepandaian yang dimiliki Siauw Goat Lan juga tidak lemah, karena sejak kecil dia telah dididik sunguh-sunguh oleh Siauw Liong Lie.   Tetapi ada suatu keanehan yang cukup menyolok pada diri Siauw Goat Lan, karena dia selalu senang memakai baju warna kuning, sehingga hal itu sering membuat Siauw Liong Lie menertawakan padanya.978 Tetapi Siauw goat Lan tetap senang memakai baju warna kuning, dan warna kuning itu merupakan kesayangannya.   (Didalam kisah Membunuh Naga, Goat Lan pernah muncul sekali waktu diadakannya pertemuan orang-orang gagah di Siauw Sit San, dimana pihak Siauw Lim Sie telah menghimpun para orang-orang gagah dalam suatu pertemuan besar, yaitu Enghiong Taihwe.   Dan semua orang yang turut dalam Eng- Hiong Taihwee itu tidak seorangpun mengetahui siapa gadis itu, dan siapa pula namanya.   Karena Goat Lan yang pada saat itu telah memiliki kepandaian sangat tinggi telah datang dan pergi tanpa diketahui sepak terjangnya luar biasa, kepandaiannya jauh lebih tinggi dari Ciu Cie Jiak...   penulis).   Setelah istirahat cukup semalaman dan tubuh mereka juga sudah segar kembali, Yo Ko mengajak mereka untuk, melanjutkan perjalanannya.   Mendaki gunung Hoa San untuk mencapai puncaknya gunung tersebut.   Tetapi berhubung mereka semuanya memang memiliki ginkang yang tinggi sekali, maka mereka bisa berlari-lari mendaki gunung Hoa-san itu dengan mudah.   Yo Him juga bisa berlari-berlari dengan cepat dan ringan, karena Yo Him yang sekarang berbeda dengan Yo Him tiga tahun yang lalu dengan mudah dapat melompati jurang- jurang yang cukup lebar.   Menjelang sore, mereka tiba dipuncak gunung Hoa San, dan kuburan Auwyang Hong yang telah kosong dan rata kembali itu tampak tidak terurus.   Yo Ko memandang disekelilingnya.   dia belum melihat orang yang diundangnya untuk berkumpul disitu.   Yo Ko jadi menduga-duga apakah semua orang-orang itu tidak datang karena menemui sesuatu yang tidak terduga.979   "Mengapa mereka belum datang?"   Tanya Siauw Liong Lie, yang juga heran melihat para pendekar yang diundang suaminya belum terlihat batang hidungnya walaupun seorang.   "entahlah, mungkin ada sesuatu yang diluar dugaan"   Menyahuti Yo Ko.   "Tetapi sebetulnya aku telah menjanjikan Capgo Chit Gwee yaitu besok disaat rembulan bersinar penuh kami akan berkumpul disini.. Tetapi anehnya justru sekarang ini mereka belum juga terlihat batang hidungnya."   Yo Him memandang sekelilingnya, dimana selain merupakan tempat yang sunyi dengan lapangan rumput yang luas dan tebing yang tinggi-tinggi juga diselingi oleh pohon- pohon yang tumbuh tingg menunjukkan usia pohon itu telah tua sekali.   "Mari kita beristirahat dulu...!"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Ajak Yo Ko. semuanya setuju. Mereka telah duduk dibawah pohon pohon itu. Tetapi mengasoh tak lama, justru dari arah bawah terdengar seseorang tengah bernyanyi dengan nada dan irama yang lucu sehingga bisa membuat orang geli didalam hati.   "Tung Pak, Tung Pak, Tung Pak, Eh Kudanya lari. Ting Ting, Ting Ting Eh kucingnya nyolong ikan. Teng teng, Teng Teng, Centengnya mengantuk disamber angin, Bom Bom. Bom Bom,980 Tidurnya tidak bisa karena memikirkan sidia, Trak, trak, trak, trak, Pedangnya telah patah, Sembunyi ekor dari persilatan, Ditertawai orang karena kebodohan yang ada, Dimaki orang karena tindakan kita yang salah, Breng-greng, Breng-greng. Aku ingin tidur, nyamuk datang mengganggu."   Setelah bernyanyi seperti itu, terdengar suara tertawanya hahahaha yang panjang sekali..   Yo Ko dan yang lainnya jadi heran mendengar suara nyanyian seperti itu, mereka mau menduga tentu orang yang tengah bernyanyi itu adalah seorang yang kurang pikirannya, karena kata-kata lagunya itu tidak keruan.   Tetapi Yo Him lain, dia mendengarkannya baik-baik otaknya yang cerdas segera dapat menangkap arti dari nyanyian itu, makna yang sesungguhnya tersimpan didalam nada dan kata-kata dari nyanyian itu.   "Ayah.."   Kata Yo Him kemudian.   "Bukankah orang yang bernyanyi itu tengah memberitahukan jurus-jurus penting dari ilmu silat pedang dan pukulan yang terdapat dalam Kiu Im Cin Keng?"   Yo Ko jadi terkejut.   "Mengapa engkau bisa berpikir sampai disitu?"   Tanya sang Ayah ini.   "Coba ayah pikirkan kata-kata "Tung Pak Tung Pak Tung Pak, Eh kudanya lari itu"   Bukankah berarti bahwa jurus pertama dari Kiu Im Cin Keng harus bergerak seperti seekor981 kuda yang menyepak da kemudian menjauhkan diri dari lawan kemudian baru menyerang lagi.   Dan kata-kata menyerang kembali terselip pada baris kedua yang berbunyi."Ting Ting Ting..   Ting Tong.." -oo0dw0oo-   Jilid 28   "EH KUCINGNYA nyolong ikan, yang berarti setelah kita memancing lawan seperti juga ingin melarikan diri, kemudian diwaktu musuh lengah, kita harus menggunakan jurus 'colongan' menghantam musuh! Kata Teng. Teng, Teng Centengnya mengantuk disamber angin, berarti kita harus seperti angin, membuat lawan menjadi bingung, berarti itupun gerakan yang dinamakan "Liu Liu Ie Ie"   Atau Samberan Angin dan Hujan. Nah coba ayah pikir bukankah itu merupakan kunci rahasia ilmu yang hebat sekali?"   Mendengar Yo Him bicara sampai disitu tampak Yo Ko telah memukul lututnya sambil berseru.   "Tepat. Mengapa aku sendiri tidak berpikir sampai sejauh itu? Sedangkan engkau dalam usia semuda ini telah bisa memecahkan teka-teki seperti itu! Sungguh mengagumkan sekali..""   Siauw Liong Lie juga memuji kecerdasan anaknya itu.   Phang Kui In, Kwee Siang dan Siauw Coat juga merasa kagum.   Tetapi belum sempat mereka bicara lebih jauh, dari jurusan bawah tampak sesosok tubuh tengah berlari cepat sekali naik keatas gunung, ketempat dimana mereka berada.   Gerakan orang itu sangat ringan sekali menandakan ginkangnya benar-benar sangat sempurna karera tubuhnya itu telah berkelebat-kelebat dengan gesit sekali, hanya dalam982 sekejap mata saja dia telah berada dihadapan Yo Ko dan yang lainnya.   Waktu melihat orang itu, Sin Tiauw Taihiap Yo Ko telah tertawa.   "Kukira siapa, tidak tahunya engkau Ciu Pek Thong sinakal"   Orang yang baru tiba itu memang Ciu-Pek Thong adanya.   Siauw Liong Lie melihatnya walaupun msreka telah berpisah lebih dari lima belas tahun, tetapi keadaan Ciu Pek Thong tetap tidak berobah.   dengan jenggotnya yang memutih panjang dan alisnya juga telah memutih.   Tetapi sikapnya yang senang berguyon iru tidak juga lenyap.   Karena justru Ciu Pek Thong inilah yang telah bernyanyi dengan suara dan kata-kata yang kocak itu.   Tetapi didalam kekocakannya itu justru terdapat inti ilmu silat yang luar biasa hebatnya.   "Kau kira siapa ? Ya, tentu saja aku ! Tidakkah kau melihat si Loo Boan Thong yang jenggotnya ini telah putih ? Apakah ada dua orang Loo Boan Thong ?"   Dan setelah berkata begitu dia tertawa bergelak-gelak. Tiba-tiba matanya melihat Yo Him dan Siauw Goat Lan, kemudian Kwee Siang dan Phang Kui In.   "Eh, nona Kwee, engkau berada disini ?"   Tegur Loo Boan Thong seperti terkejut.   Seperti diketahui bahwa Kwee Siang pernah bersahabat intim dengan Ciu Pek Thong, maka dari itu begitu melihat Kwee Siang, segera Ciu Pek Thong mengenalinya.   Cepat-cepat Kwee Ceng menghampiri sambil mengangkat tangannya, dia telah menjura memberi hormat kepada Ciu Pek Thong.   "Engko tua juga datang kemari ?"   Membaliki Kwee Siang. Ciu Pek Thong melengak sejenak, tetapi kemudian di tertawa tergelak-gelak lagi, serunya dengan suara yang nyaring .   "Setan kecil! Memang dasar cucunya, engkau983 menuruti adat kakekmu yang selalu tidak mau kalah dan terlalu licik "..!"   Kwee Siang tidak menjadi mendongkol atau marah, karena dia telah mengetahui akan tabiat dari Ciu Pek Thong yang gemar sekali berkelakar. Kemudian Ciu Pek Thong telah menoleh kepada Goat Lan, tanyanya kepada Kwee Siang.   "Apakah nona kecil ini adikmu ?"   Muka Kwee Siang jadi berobah merah dia menggelengkan kepalanya.   "Bukan, adik Lan ini adalah "murid dari enci Siauw Liong Lie ... !"   Dia menjelaskan.   "Oh. nona kita itu telah menerima murid !"   Kata Ciu Pek Thong sambil tertawa.   "Dan engko kecil itu siapa...?"   Sambil bertanya Ciu Pek Thong telah menunjuk kepada Yo Him.   "Yo Him adalah putera Engkoh Yo dan Encie Siauw !"   Menjelaskan Kwee Siang lagi.   "Ohhh, anak mereka ? Aduhh, kenapa waktu melahirkan anakmu engkau tidak mengundang aku ?' tanya Ciu Pek Thoag kepada Siauw Liong Lie. Muka Siauw Liong Lic jadi berobah merah.   "Mana bisa begitu ?"   Tanya Siauw Liong Lie.   "Mengapa tidak bisa ?"   "Engkau lelaki, mana mungkin waktu aku melahirkan aku memberitahukan kepadamu.....'tentu saja. engkau tidak boleh melihatnya.....!"   Dan Siauw Liong Lie telah tersenyum malu. Ciu Pek Thong berdiri bengong tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Siauw Liong Lie.984 Yo Ko dan yang lain-lainnya jadi tertawa, dan Ciu Pek Thong jadi salah tingkah lagi.   "Eh..eh, apa yang kalian tertawakan ?"   Tanya Ciu pek Thong terheran-heran, mukanya juga telah berobah, tampaknya dia mendongkol seperti dipermainkan oleh orang- orang itu.   Tetapi Yo Ko dan yang lainnya jadi tertawa lebih geli lagi melihat tingkah laku Ciu Pek Thong.   Ciu pek Thong jadi banting-banting kakinya dengan jengkel.   "Cepat katakan, apa yang kalian tertawakan?"   Bentak Ciu Pek Thong dengan sakit.   "Jika tidak, jangan harap kalian bisa menertawai aku pula. karena aku akan menangis sekeras suara....!"   Mendengar ancaman Ciu Pek Thong itu.   semua orang bukannya menghentikan tertawa, mereka, bahkan semakin menjadi-jadi, suara Phang Kui In terdengar paling keras katrena dia tidak bisa menahan perasaan lucu dihati-nya.   Ciu Pek Tbong mengawasi mendelik kepada Phang Kui In, dia telah berkata.   "Apa aku salah bicara sehingga kalian tertawakan aku seperti itu! Sudahlah! Sudahlah! Aku tidak mau bersahabat lagi dengan kalian....!"   Dan setelah berkata begitu Ciu pek Thong memutar tubuhnya untuk berlalu.   "Tunggu dulu Lo-boan thong"   Teriak Yo Ko. Ciu Pek Thong menghentikan langkah kakinya. dia telah membalikkan tubuhnya untuk bertanya.   "Kau mau memberitahukan apa salahku ?"   Tanyanya dengan mata tetap rnengawasi Yo Ko yang lainnya dengan bergantian.   "Ya aku akan memberitahukannya !"   Menyahut Yo Ko.   "Hayo cepat memberitahukan Mengapa engkau seperti kakek-kakek saja yang mengulur-ulur waktu.?"985   "Sabar.."   "Sabar, Mengapa harus sabar. Bukankah tadi engkau mengatakan ingin memberitahukan kepadaku apa kesalahanku sehingga kalian tertawa begitu ?"   Tampaknya Cui Pek Thong tidak senang.   "Sabar aku pasti akan menjelaskan segalanya kepadamu."   "Aku telah cukup sabar, tetapi sampai sekarang ini engkau masih juga belum memberi tahukan kepadaku persoalan apa yang hendak kau sampaikan ?"   "Tunggu dulu Lo Boan Ihong aku pasti akan memberitahukan segalanya kepadamu. tetapi ada syaratnya, jika aku memberitahukan kepadamu peristiwa tadi, engkau juga harus bernyanyi sekali lagi lagu yang tadi engkau bawakan !"   "Oh syaratnya itu ? Mudah sekali! Aku bisa dan menyanggupinya !"   "Tetapi karena adatmu agak aneh dan angin-anginan, maka aku meminta engkau memenuhi dulu syarat itu, setelah engkau bernyanyi, aku akan memberitahukan urusan itu ke padamu...!"   Ciu Pek Thong diam sejenak, tampaknya dia ragu-ragu, tetapi kemudian katanya.   "Tetapi engkau juga tidak boleh ingkar janji, jika aku telah bernyanyi engkau harus memberitahukan kepadaku apa sebabnya kalian tertawa terpingkal-pingkal sambil memandang padaku ?"   "Itu sudah pasti, apakah kau anggap aku ini manusia hina dina ? Aku tidak akan menjilat kembali ludah yang lelah kubuang..!"986   "Baik! Sekarang kalian dengarkanlah aku bernyanyi sangat merdu!"   Kata Ciu Pek Thong. Dan diapun mulai membuka mulutnya; membawakan lagu yang. tadi dinyanyikannya .   "Tung Pak Tung Pak, Tung Pak Eh kudanya lari, Ting, Tang, Ting, Ting Eh kucing nyolong ikan Teng Teng Teng teng, Centengnya mengantuk disamber angin, Bom Bom Bom Bom Tidurnya tidak bisa karena memikirkan si dia, Trak, trak, trak trak, Pedangnya telah patah, Sembunyi ekor dari persilatan, Ditertawai orang karena kebodohan yang ada Dimaki orang karena tindakan kita yang salah Breng - greng, Breng greng, Aku ingin tidur, nyamuk datang mengganggu "Nah, sekarang aku telah selesai menyanyikan lagu itu, engkau harus segera memberitahukan padaku, apa kesalahanku sehingga kalian mentertawaiku!"   Yo Ko mengangguk "Sekarang coba kau jelaskan dulu, lagu yang engkau nyanyikan itu tadi bukankah merupakan kunci dari Kiu Im Cin Keng dan Kiu Yang Cin Keng?"987 Ciu Pek Thong tampak terkejut, tetapi akhirnya dia mengangguk.   "Benar.... tidak salah !"   Katanya kemudian.   "Tetapi. dari mana engkau mengetahui bahwa laguku itu merupakan lagu yang berisikan pelajaran Kiu Im dan Kiu Yang Cin Keng ? ' "Kau heran bukan ? Kami yang tua-tua tidak mengetahui jika tidak diberitahu oleh anak kami ini, Yo Him....!"   Kembali Ciu Pek Thong berdiri dengari muka yang bengong dan mata tidak bergeming mengawasi Yo Him.   "Anak luar biasa ! Anak luar biasa!"   Menggumam Ciu Pek Thong dengan suara yang samar-samar hampir tidak terdengar, sampai akhirnya dia telah mendelikkan matanya kepada Yo Him, sambil katanya.   "Apakah engkau mengerti ilmu Kiu Im dan Kiu Yang Cin Keng ? Mengapa engkau mengetahui bahwa laguku itu adalah kunci dari Kiu Im dan Kiu Yang Cin Keng ?' Yo Him cepat-cepat menghampiri Ciu Pek Thong. dia telah merangkapkan kedua tangannya menjura memberi hormat kepada Ciu Pek Thong "Engkong Ciu, aku menghunjuk hormat kepadamu."   Kata Yo Him.   "Cisss. siapa yang ingini hormatmu?"   Kata Ciu Pek Thong.sambit meludah. Yo Him jadi terkejut, tetapi kemudian tersenyum.   "Aku justru menghendaki keteranganmu bagaimana engkau bisa mengengetahui bahwa lagu yang kugubah itu merupakan kunci dari Kui Im Cin Keng dan Kiu Yang Keng?"   Kata Ciu Pek Thong lagi. Yo Him tersenyum.   "Itu mudah saja, bukankah engkong Ciu hanya membalik kata-katanya saja dan mengambil perumpamaan. Seperti988 kata-kata 'Ditertawai orang karena kebodohan yang ada' tentunya berarti jika kita tidak memiliki kepandaian silat yang tinggi dan bertempur dengan lain kalah hal itu hanya disebabkan kebodohan kita. Dan perkataan 'Kebodohan itu diumpamakan juga sebaliknya, yaitu cambuk untuk mengejar ke pandaian agar tidak menjadi bodoh, bukan??"   Ciu Pek Thong jadi bengong.   Muka Ciu Pek Thong dalam keadaan heran seperti itu membuat dia tampaknya lucu sekali.   Memang Ciu Pek Thong walaupun telah lanjut usianya, namun kelakuannya seperti anak-anak saja.   Semua orang yang melihat sikap Ciu Pek Thong jadi tersenyum geli lagi.   Ciu Pek Thong telah menoleh kepada Yo-Ko.   katanya ' dengan terheran-heran "Mengapa anakmu ini begitu cerdik bisa menerka lagu yang kugubah itu?"- Yo Ko mengangkat bahunya.   "Entahlah, aku sendiri raengetahuinya diberi tahukan oleh Yo Him."   Ciu Pek Thong jadi penasaran sekali.   "Eh, bocah, engkau jangan main-main denganku. Katakan terus terang siapa yang telah memberitahukan kepadamu tentang makna dari lagu ini."   "Aku hanya menduga-duga sendiri saja, karena aku memang baru mendengarnya sekarang ini,"   Menyahuti Yo Him sambil tersenyum.   "Baiklah! Sekarang coba kau jelaskan lagi kata-kata 'Dimaki orang karena tindakan kita yang salah !, nah apa makna dari perkataan itu ?"   Setelah berkata begitu Ciu Pek Thong mengawasi Yo Him dengan tajam.989 Begitu juga yang lainnya, telah mengawasi dengan tanda tanya dihati mereka, bagaimana Yo Him yang masih demikian muda bisa memiliki pengetahuan demikian luas ? Yo Him telah menjura sambil katanya .   Sebetulnya Boanpwee tidak mengetahui apa-apa engkong Ciu, tadi hanya kebetulan saja " ..   *' Yo Him merendahkan diri.   karena dia kuatir justru Ciu Pek Thong akan mendongkol dia mengetahui rahasia lagunya itu.   "Aku tidak mau tahu !"' kata Ciu Pek Thong.   "Yang penting, sekarang engkau harus mengemukakan apa artinya 'Dimaki orang karena tindakan kita yang salah !,' Cepat kau katakan !"   Yo Him menghela napas.   "Maafkan kebodohan Boanpwee, jika salah jangan engkong Ciu memarahi dan mentertawai aku..."   Kata Yo Him.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Sudahlah! Hayo Cepat, cepat beritahukan apa yang kau ketahui.. !"   Seru Ciu pek Thong tidak sabar.   "Arti dan perkataan! Dimaki orang karena tindakan kita yang salah, berarti jika kita tidak memiliki kepandaian tinggi dan dirubuhkan orang. berarti kepandaian kita masih rendah sekali. Jika memang dikalahkan lawan, kita tidak boleh kecewa dan melatih diri lagi."   "Aneh! Mengapa engkau mengetahuinya demikian jelas?"   Kata Ciu Pek Thong. Bagaimana Loo Boan Thong, apakah anakku itu benar atau tidak kata-katanya."   Siauw Liong Lie sambil tersenyum. Ciu Pek Thong menunjukkan ibu jari tangannya, sambil katanya.   "Jempol ! Hebat ! Kalian berdua ternyata menyetak anak yang telah berhasil sekali, anak itu memiliki otak yang cerdas."   Mendengar perkataan Ciu Pek Thong yang itu. pipi Siauw Liong Lie jadi berobah merah.990   "Tetapi sekarang belum selesai. Hai bocah, coba kau terka lagi arti kata-kata. Aku ingin tidur, nyamuk datang mengganggu ..!' Nah apa itu artinya."   Yo Him tersenyum sambil katanya.   "Artinya itu memang mudah. Jika seseorang yang tidak memiliki kepintaran apa- apa, mungkin bisa diganggu oleh serangan orang-orang jahat. Tetap maksud sesungguhnya dari perkataan itu adalah seseorang harus bisa mengosongkan pikiran dan keinginan sehingga hawa jahat tidak mungkin mengganggu dia pula. Hawa jahat itu diumpamakan dalam lagumu sebagai nyamuk! Bukankah begitu engkong Ciu?"   "Luar biasa sekali! Tepat benar !"   Kata Ciu Pek Thong sambil geleng-gelengkan kepalanya dan memandang takjub kepada Yo Him.   Yo Ko dan Siauw Liong Lie jupa bangga sekali melihat anak mereka itu adalah seorang yang cerdas sekali dan dalam usia hanya enam belasan tahun itu dia telah memiliki kepandaian yang tinggi sekali.   Setelah memuji-muji Yo Him beberapa kali Ciu Pek Thong menoleh kepada Yo Ko.   "Nah sekarang giliranmu untuk menjelaskan mengapa kau mentertawai aku ....?"   Katanya.   "Bukankah tadi engkau bernyanyi jika aku telah menyanyikan lagu itu, engkau akan memberitahukan apa kesalahanku!"   Yo Ko tersenyum.   "Sebenarnya engkau tidak bersalah, hanya salah bicara saja'"   "Salah bicara?"   "Ya, salah bicara!"   "Mengapa bisa salah bicara?"   Tanya Ciu Pek Thong penasaran991   "Itulah disebabkan kecerobohanmu, sehingga engkau bisa salah bicara! Tadi engkau mengatakan, mengapa Liongjie tidak memberi tahukan kepadamu waktu ingin melahirkan? Apakah engkau seorang tabib yang mengurusi orang beranak? Lagi pula, disaat isteriku melahirkan, mana boleh dilihat sembarangan orang? Apalagi seorang pria.....! Genit sekali rupanya engkau, Pek Thong !"   Ciu Pek Thong jadi kaget setengah mati, sampai dia berjingkrak-jingkrak.   "Hai ! Hai! Bukan itu maksudku..!"   Teriaknya dengan muka yang berobah merah. Yo Ko tersenyum, begitu juga dengan yang lainnya.   "Memang sudah kukatakan, hatimu tentu tidak berpikir sebegitu jauh, tetapi tadi kau telah salah dalam mengucapkan kata, sehingga artinya menjadi lain dengan apa yang engkau maksudkan!' Ciu Pek Thong telah mempergunakan kedua tangannya untuk, memukul-mukul keningnya.   "Anak tolol! Anak tolol !"   Katanya mamaki dirinya sendiri, sehingga yang lainnya melihat kelakuan Ciu Pek Yhong jadi tertawa lagi.   "Maafkanlah Yo Hujin (nyonya Yo), memang tadi aku salah bicara. Percayalah, aku tidak memiliki maksud kotor sedikit pun juga.!"   Siauw Liong Lie cepat-cepat menghindar dari pemberian hormat Ciu Pek Thong..   "Jangan berlaku begitu, Pek Thong...."   Aku memang mengetahui engkau tidak bersalah, hanya engkau keseleo lidah saja. Ko jie juga hanya bergurau saja ... !"992 Ciu Pek Thong tersenyum lagi dengan sikap yang jenaka kembali. Rupanya peristiwa yang baru saja lewat itu tidak diingatnya lagi.   "Engko kecil!"   Katanya kepada Yo Him.   "Mari kita main- main ... !"   "Main-main apa ?"   Tanya Yo Him heran.   "Main-main kuda-kudaan ...! Kita bertempur dalam sepuluh jurus, siapa yang kalah harus menjadi kuda, menggendong yang menang berlari sepuluh lie ! Bagaimana, engkau setuju atau tidak ?" ' Yo Him jadi geli sendirinya, karena dia jadi heran, usia Ciu Pek Thong telah lanjut dan pantas jadi engkongnya tetapi ternyata masih memiliki sifat seperti anak kecil saja.   "Hei, jangan bengong saja !"   Bentak Ciu Pek Thong mendongkol waktu melihat Yo Him hanya berdiam diri saja.   "Setuju sih setuju, tetapi yang pasti tentu saja aku akan rubuh di tanganmu dan menjadi kuda menggendong kau, engkong Ciu !"   Yang lainnya tertawa mendengar perkataan Yo Him, yang seperti hendak mengelak pertempuran main-main itu.   "Begitu?"   Tanya Ciu Pek Thong.   "Baik! Aku hanya mempergunakan tangan kananku, sedangkan tangan kiriku akan diikat tidak di pergunakan . , . kau setuju?"   "Itu namanya tidak adil?"   "Apanya yang tidak adil?"   Tanya Ciu Pek Thong dengan aseran dan tidak sabar.   "Engkau mengatakan ingin mempergunakan satu tangan saja, yaitu tangan kananmu, sedangkan aku mempergunakan kedua tanganku, bukankah itu tidak adil?"' Ciu Pek Thong jadi banting-banting kakinya.993   "Habis dengan cara apa yang kau kehendaki? Bukankah tadi engkau mengatakan jika bertempur dengan aku berarti engkau akan kalah dan aku memberi peringatan dengan janji bahwa aku melayani engkau dengan mempergunakan tangan kanan saja dan tangan kiriku tidak dipergunakan! Tetapi sekarang kau ada alasan saja mengatakan tidak adil dengan cara seperti itu,"   Yo Him tersenyum.   "Tetapi mana pantas sih seorang kakek yang sudah pantes menjadi engkongku bertempur dengan golongan muda yang tidak bisa apa-apa?"   Kata Yo Him "Tidak mungkin! Aku tidak percaya engkau tidak memiliki kepandaian!"   Yo Ko telah tertawa katanya.   "Himjie, pergilah kau temani Pek Thong main-main beberapa jurus....."   "Nah! Nah!"   Kata Ciu Pek Thong kemudian kegirangan.   "Lihat ayahmu sendiri memerintahkan engkau uniuk melayani aku.....!"   Dan Ciu Pek Thong telah berdiam diri menanti dengan sikap tidak sabar, seperti seorang anak kecil yang akan menerima hadiah"; Mendengar ayahnya juga menyetujui unuk dia main-main dengan Ciu Pek Thong. Yo-Him mengangguk sambil berkata.   "Tetapi Ciu Kongkong jangan turunkan tangan keras kepadaku."   "Bocah cilik, engkau anggap aku ini seorang bebodoran yang tidak mengenal peri kemanusiaan?"   Kata Ciu Pek Thong. Yo Him tersenyum, dia bilang kemudian.   "Bukan begitu Ciu kongkong.... tetapi memang aku tidak memiliki kepandaian apa-apa. Maka dari itu aku hanya meminta belas kasihan dari994 Ciu Kongkong agar tidak menurunkan tangan keras kepadaku....!"   "Sudah jangan bawel seperti nenek-nenek saja!"   Bentak Ciu Pek Thong tidak sadar."Hayoh cepat buka serangan....!"   Sambil membentak begitu tampak Ciu Pek Thong telah mengawasi Yo Him dengan sikap tidak sabar, Dan waktu itu.   tampak dia telah membanting-banting kakinya, karena memang dia sudah tidak sabaran.   Yo Him juga tidak berani berayal lebih jauh lagi, disaat itu dia telah mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua tangannya.   Dengan mengeluarkan kata-kata "Awas Kongkong!"   Tangannya itu meluncur kearah pundak sebelah kanan Ciu Pek Thong.   Si tua jenaka Ciu Pek Thong waktu melihat cara menyerang Yo Him, dia telah berseru.' Bagus! Bagus! Rupanya kecil-kecil engkau telah memiliki kepandaian yang tinggi! Hemm ....    Kembalinya Pendekar Rajawali Karya Chin Yung Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung Bara Naga Karya Yin Yong

Cari Blog Ini