Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 12


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 12


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Pakaiannya compang-camping dan dipunggungnya menggemblok lima helai karung.   Ketika melihat si hweshio, mukanya telah berobah jadi bengis.   Wajahnya yang semula memang sudah tidak enak dilihat itu jadi semakin tidak sedap dipandang.   Maka dari itu, dengan cepat Yo Him menundukkan kepalanya, dia takut.   kalau-kalau si pengemis tersinggung jika dipandangi terus olehnya.380 Tetapi siapa sangka, justru pengemis itu telah menghampiri mejanya, malah ketika telah berada dekat dengan meja Yo Him dan In Lap Siansu, pengemis itu telah mengeluarkan suara tertawa dingin yang menyeramkan.   "Keledai gundul! Rupanya kau bersembunyi disini !"   Katanya dengan suara yang menyeramkan sekali. In Lap Siansu memperlihatkan sikap yang tenang sekali, sama sekali dia tidak gugup atau takut melihat wajah si pengemis yang menyeramkan itu.   "Siapakah sicu atau saudara?"   Tanyanya kemudian dengan suara yang sabar.   "Menurut Lolap, belum pernah kita berkenalan?"   "Hemm, kau telah menghajar babak belur dua orang murid Kaypang, apakah kau bermimpi akan dapat meninggalkan kota ini dengan mudah begitu saja ?"   Mengejek pengemis itu.   "Benar, Lolap memang tadi pagi telah mengajar adat kepada kedua Siauwkay (pengemis kecil) yang ingin coba- coba mencuri uang dari seorang nyonya ! Maka jika memang Sicu tidak senang, katakanlah dengan cara bagaimana Lolap harus menyatakan maaf. Sabar sekali pendeta itu, walaupun dia di bentak-bentak begitu oleh si pengemis tetapi dia masih bisa bersenyum dan ber kata-kata dengan suara yang sabar sekali, dengan menanyakan juga dengan cara apa dia bisa mengajukan permintaan maafnya kepada pengemis itu. Tetapi si pengemis tua itu telah mendengus dengan mata tetap terpancar bengis.   "Hemm ....tidak akan semudah itu meminta maaf atas dosamu,"   Kacanya dengan dingin "Engkau seenaknya menghajar dua murid Kaypang setelah mereka babak belur kau tinggalkan begitu saja! Kini disaat tempat persembunyianmu diketahui olehku, justeru kau pura-pura381 alim dengan menanyakan cara bagaimana untuk meminta maaf.   Sungguh kau keledai gundul yang tidak tahu malu !"' dan setelah berkata begitu dengan cepat sekali dengan gerakan yang sukar diikuti pandangan mata dia telah mengulurkan tangannya mencekal batang leher si pendeta.   Sambil mengulurkan tanggannya, dia juga berkata lantang "mari kita keluar !".   Dengan maksud mencengkeram baju si Pendeta tentu saja si pengemis bermaksud untuk menarik dan menyeret si hweshio keluar dari ruangan rumah makan itu.   Dia merupakan salah seorang anggota Kaypang yang membawa karung lima lembar, berarti dia menduduki tingkat kelima, dan tingkat kelima dalam urutan kaypang sudah merupakan tokoh diperkumpulan tersebut.   Hanya lima tingkat dibawah Pangcu atau Ketua Kaypang itu.   Tidak mengherankan jika pengemis ini juga memiliki kepandaian yang tinggi sekali.   Tetapi si hweshio juga tak mau berdiam diri saja untuk dibuat malu oleh pengemis itu.   Maka dia telah mengelakkan dengan memiringkan sedikit kepalanya, dia sama sekali tidak bangun dari duduknya.   Tentu saja hal itu membuat Yo Him terikejut sekali, karena tidak keruan juntrungannya si pengemis main serang begitu macam.   Melihat cengkeramannya gagal, dengan penasaran sekali si pengemis telah mergibaskan tangannya, maksudnya akan menghantam muka si hweshio.   tetapi dengan tenang sekali si hweshio telah mendorong dengan tangan kanannya, sambil katanya .   "Mari kita bicara diluar saja"   Dan setelah berkata begitu, disaat tubuh si pengemis terhuyung oleh dorongan tangannya, maka In Lap Siansu telah bangkit dari duduknya, dia melangkah keluar dari ruangan rumah makan itu.382 Yo Him mengetahui maksud dari si hweshio yaitu si pendeta ingin bertanding diluar saja, mengelakkan kerusakan dirumah makan itu.   Tentu saja Yo Him jadi kagum sekali atas sikap hweshio itu, dia telah berdiam diri dan telah bersikap sabar hanyalah untuk menghindarkan pertandingan yang tidak karuan, yang bisa merusak ruangan rumah makan tersebut.   Sedangkan si pengemis tua telah mengikuti melangkah keluar dengan langkah lebar dan muka yang menyeramkan sekali.   Yo Him juga telah cepat bangun berdiri dia ingin melihat apa sesungguhnya yang ingin dilakukan oieh si pengemis.   Ketika si hweshio telah melangkah keluar, disaat, itu rupanya si pengemis sudah tidak dapat menahan sabar lagi, dengan cepat dia telah menggerakkan tangan kanannya, dia ingin mencengkeram bahu si hweshio.   Tetapi In Lap Siansu memang memiliki Kepandaian yang cukup tinggi, merasakan sambaran angin serangan dari arah belakangnya, dia telah melangkah maju sambil membungkukkan tubuhnya maka serangan itu telah mengenai tempat kosong.   Disaat pengemis tua itu lewat menyambar tempat kosong kesempatan itu telah dibarengi oleh si hweshio dengan mengibaskan lengan jubahnya kebelakang, sehingga serangan itu yang mengandung tenaga dalam sangat kuat telah mendorong tubuh si pengemis dengan kuat sekali, sehingga tubuh pengemis itu terhuyung karena dia sama sekali tidak menduga bahwa dirinya akan diserang begitu rupa.   Tetapi pengemis tua tersebut juga memiliki kepandaian cukup tinggi, tadi dia sampai terserang terhuyung begitu karena dia tidak menyangka si hweshio akan mengambil sikap seperti itu dan juga memang dia tidak ber waspada, sehingga dia telah terdorong.383 Tetapi sekarang ketika si hweshio telah melancarkan serangan berikutnya lagi yang mengandung tenaga serangan yang kuat sekali, maka si pengemis berhasil menangkis atau mengelakkannya dengan gerakan yang cepat sekali.   Begitulah dalam waktu yang sangat singkat sekali, kedua orang ini telah saling serang menyerang dan telah melewati belasan jurus.   Ternyata kepandaian si hweshio ataupun kepandaian si pengemis memang berimbang.   Bahkan si pengemis yang tengah gusar itu, telah melancarkan serangan lebih sering dan lebih gencar dibandingkan dengan si hweshio yang lebih banyak mengelak dan melompat mundur menjauhkan diri.   Tentu saja sikap si hwesio membuat si pengemis tambah penasaran sekali.   Dia telah berusaha memperhebat serangan-serangannya, setiap serangannya tentu mengandung kekuatan tenaga yang bisa mematikan.   Si hweshio semakin lama jadi semakin kewalahan melihat bahwa lawannya menyerang dia dengan nekad seperti itu, Maka dari itu cepat-cepat si hweshio telah memutar kedua tangannya dengan cepat sekali, dia telah melindungi dirinya dengan kedua tangannya itu dengan rapat sekali.   Sehingga si pengemis tambah mendongkol saja.   "Sreeet!"   Tahu-tahu ditangannya telah tercekal sebatang pedang pendek yang menyerupai badik.   Dengan mempergunakan senjatanya si pengemis melancarkan serangan dengan gencar.   Dengan adanya serangan senjata tajam seperti itu, maka si hweshio juga tidak bisa main tangkis saja dengan tangan384 kosong, bisa-bisa tangannya kelak terluka oleh serangan senjata lawan.   Segera diapun telah merobah cara bersilatnya, dia main pukul dengan mempergunakan kedua telapak tangannya, gerakannya itu bukan main cepat dan dahsyatnya, tenaga pukulannya juga gencar, sehingga membendung si pengemis untuk melancarkan serangan lebih jauh.   000odw^kzo000 Dari itu si pengemis juga menjadi kalap lagi, karena dia tidak bisa memperoleh hasil apa-apa walaupun dia sudah mempergunakan senjata tajamnya.   Dengan mengeluarkan suara seruan yang sangat keras sekali, tahu-tahu kedua tangan si pengemis telah bergerak, tangan kanannya yang mencekal pisau pendeknya itu menyambar dengan cara menyimpang dari samping, sedangkan tangan kirinya telah menghantam dengan telapak tangannya seperti juga dia ingin menghantam batok kepala si hweshio, yang ingin dipukulnya hancur.   Serangan itu telah memaksa si hweshio melompat mundur untuk mengelakkan diri.   Tetapi si pengemis tampaknya memang sengaja melancarkan serangan tersebut untuk memancing.   karena itu tidak mengherankan jika serangan yang dilancarkannya itu mengincar bagian yang berbahaya, tetapi cepat ditarik pulang dan kemudian dia melancarkan serangan yang sesungguhnya mengincar bagian yang mematikan, yaitu tepat dijurusan ulu hati, dimana mata pedang pendeknya itu telah menyambar secepat kilat.   Tetapi In Lap Siansu juga memiliki kegesitan.   Dia memang terkejut waktu melihat mata pedang pendek itu telah mengincar ulu hatinya, tetapi dia tidak menjadi gugup, de ngan cepat sekali dia menggeser tubuhrya dan menghantamkan telapak kanannya.385 Namun serangan telapak tangan kanan si hweshio telah disambut dengan tangkisan telapak tangan kiri si pengemis, sedangkan, pedang pendek itu telah meluncur terus dengan cepat, sehingga kulit dada si hweshio berhasil dilukai darahnya mengucur, sehingga tubuh In Lap Siansu terhuyung dan akan rubuh.   Pengemis itu juga tidak lolos dari akibat serangan telapak tangan si hweshio, karena dengan cepat sekali tenaga dalam yang kuat dari pendeta itu menggempur bagian dalam tubuhnya, membuat pengemis itu telah terhuyung mundur.   o0o^d!w^o0o   Jilid 12 Cepat luar biasa pengemis yang nekad itu telah melompat, dia mempergunakan kesempatan disaat si pendeta tengah terhuyung itu untuk menghajar kepalanya.   Tentu saja Yo Him jadi kaget sekali, dia melihat In Lap Siansu seperti sudah tidak bisa berdiri tetap dan dengan sendirinya sulit bagi dia untuk dapat menangkis serangan si pengemis.   Si pengemis girang melihat serangan yang dilancarkannya kali ini akan berhasil mengenai sasarannya, dan dia telah berseru keras sekali sambil mengempos semangatnya menambah tenaga serangan.   Mati-matian In Lap Siansu mengangkat tangannya menangkis.   Suara benturan keras terdengar, tetapi tubuh In Lap Siansu terhuyung kemudian terguling diatas tanah.   Sedangkan si pengemis hanya terhuyung sedikit, dia sudah bersiap untuk melancarkan serangan lagi.386   "Tahan !"   Tiba-tiba Yo Him yang melihat keadaan si hweshio sudah tidak bisa menahan diri. Si pengemis jadi merandek, dia menoleh dengan penasaran. Waktu melihat yang menahannya adalah seorang anak kecil yang tadi bersama si hweshio, dia jadi tambah gusar.   "Setan cilik"   Bentaknya.   "Engkau juga ingin turut campur ?"   Sambil membentak begitu dia telah melangkah menghampiri Yo Him.   "Apakah kau tidak malu menganiaya orang yang sudah tidak berdaya seperti Taisu itu ?"   Bentak Yo Him mendongkol sekali. Pengemis tua itu tertawa dingin. Tanpa mengucapkan sepatah katapun juga, dia telah melangkah mendekati Yo Him, diayunkan tangannya, dan "plaakk !"   Muka Yo Him telah.   ditempilingnya dengan keras, sehingga anak itu berputar seperti gangsing, pipinya bengkak dan dia rubuh bergulingan ditanah.   Bukan main gusarnya Yo Him, tetapi diapun jadi takut melihat pengemis tua itu demikian ganas.   Namun memikirkan keselamatan In Lap Siansu yang baik hati itu, Yo Him jadi melupakan sakitnya dan telah cepat-cepat merangkak berdiri.   "Walaupun kau membunuh mati diriku, tetap aku tidak ijinkan kau membunuh Taisu itu!"   Teriak Yo Him. Si pengemis tertegun, tetapi kemudian dia tertawa.   "Hebat ! Hebat !"   Katanya.   "Jadi kau ingin mati juga membela pendeta busuk itu ? Hemm, bagus ! Aku akan menuruti keinginanmu, sebelum menghajar mampus pendeta itu, lebih dulu aku akan mengirimkan kau ke Giam-lo-ong !".387 Dan setelah berkata begitu kembali tangan dan kakinya bergerak, maka terdengar suara gedebak-gedebuk dimana tubuh Yo Him dihajar pulang pergi sehingga tubuh si anak she Yo ini seperti sebuah bola yang menggelinding-gelinding diatas tanah. Semula Yo Him tidak mengeluarkan jeritan, dia berusaha menahan perasaan sakit itu. Tetapi waktu melihat darah yang mulai mengucur dan membasahi salju, tentu saja si anak she Yo ini mulai ketakutan. Namun Yo Him menggeretekkan giginya, dia telah berusaha menahan serangan si pengemis tua itu. Waktu kepalan tangan si pengemis menghantam lagi, maka disaat itulah Yo Him tidak bisa menahan perasaan sakitnya, dia merasakan matanya jadi brrkunang-kunang gelap dan matanya juga gelap disamping itupun kepalanya pusing, tanpa ampun lagi tubuhnya bergulingan ditanah dengan disertai jeritannya yang menyayatkan hati. Tubuh In Lap Siansu jadi gemetaran keras menahan kemarahan yang sangat. Dia telah melompat berdiri sambil berseru;   "Binatang, mengapa kau menyiksa anak kecil ? Sungguh tidak tahu malu!". Si pengemis tua itu telah tertawa bergelak-gelak dengan suara yang keras sekali, dia telah berkata kemudian;   "Hem...engkaupun telah menghina murid Kaypang yang masih kecil-kecil....bukankah sama saja ?". Muka In Lap Siansu jadi berobah merah padam.   "Baik, mari kita adu jiwa ! Anak itu tidak salah apa-apa, urusan ini tidak ada sangkut paut dengannya, kau tidak bisa mengganggunya, karena semua perbuatanku adalah tanggung jawabku !".' "Kaypang bukan perkumpulan yang mudah diperhina ! Kami tidak pernah menghina orang lain, tetapi kamipun tidak mau dihina...!".388 Dan setelah berkata begitu dengan cepat dan angkuh sekali dia menghampiri si hweshio, dengan diiringi oleh suara bentakannya yang sangat keras, dia telah melancarkan serangan dengan ganasnya. Tenaga serangan yang dilancarkannya hebat sekali, sehingga angin serangan itu menderu-deru. Sesungguhnya In Lap Siansu merasakan tubuhnya semakin lemah saja, disamping itu juga dia merasakan luka didalam tubuhnya cukup parah. Maka dari itu dengan cepat sekali dia telah mengempos semangatnya, mati-matian dia menyambuti serangan si pengemis tua itu. Tetapi dia tidak sanggup membendung kekuatan tenaga menyerang dari pengemis tua itu. Tubuh si pendeta telah terpental keras sekali, dan ambruk diatas tanah. Hebat kesudahan dari pukulan si pengemis karena si hweshio hanya merintih ditanah tidak bisa segera bangkit kembali seperti semula. Walaupun In Lap Siansu beberapa kali telah berusaha untuk bangkit namun dia gagal, karena matanya gelap dan berkunang-kunang, tenaganya seperti telah lenyap... Dalam keadaan seperti inilah dengan cepat sekali si pengemis tua telah melompat maju, untuk melancarkan serangan terakhir kepada si hweshio. Yo Him yang baru saja merangkak bangun dengan kepala yang masih pusing, jadi kaget melihat serangan si pengemis terhadap In Lap Siansu. Dia berseru kaget sambil memutar otak untuk menolongi jiwa pendeta itu.389   "Jangan mencelakai Taisu itu !"   Membentak Yo Him dengan suara yang keras sekali. Tetapi si pengemis tidak mengacuhkan.   "Jika kau bisa menolongi pendeta ini, tolongilah !"   Mengejek si pengemis sambil tangannya tetap meluncur turun akan menghantam dada si pendeta itu yang tengah dalam keadaan rebah.   Tentu saja Yo Him jadi putus asa, karena walaupun hatinya ingin sekali menolongi pendeta itu, tetapi apa daya dia memang tidak memiliki kesanggupan apa apa.   Maka akhirnya dalam putus asanya itu, dia telah berseru sekenanya ;   "Jika kau membinasakan Taisu itu, jiwamu tidak akan kuampuni !"   Dan seruannya itu keras sekali mengandung kemarahan dan penasaran yang bukan main.   Si pengemis itu menjadi kaget sendirinya, dia merandek dan menahan tangannya yang tengah meluncur itu.   Setelah merandek sejenak dan tertegun segera dia tersadar dari herannya dan menjadi gusar sekali.   "Ha ha ha"   Dia tertawa tergelak dengan suara menyeramkan sekali.   "Setan kecil seperti dirimu berani menggertak Souw Cie Kay seperti diriku begitu rupa".   "Hmm, aku tidak mau tahu siapa engkau, tetapi jika kau mencelakai Taisu itu, jiwamu tidak akan lolos dari kematian !"   Kata Yo Him yang jadi nekad.   Karena sudah tidak ada jalan lain, dia sengaja bicara besar seperti itu untuk memancing kemarahan si pengemis untuk mengulur waktu saja, dengan harapan In Lap Siansu dapat berdiri dan tenaganya pulih kembali.   Tetapi si pengemis yang tengah marah itu rupanya sudah tidak bisa menahan diri, dia telah mengeluarkan suara390 bentakan bengis, tubuhnya telah melompat dan dengan cepat sekali dia mengulurkan tangannya mencengkeram bahu Yo Him mengangkat tubuh anak itu ketengah udara.   Yo Him meringis kesakitan, dia merasakan tulang bahunya seperti juga akan copot dan terlepas, menimbulkan perasaan sakit yang luar biasa.   Dengan keras pengemis tua Souw Cie Kay menggoncang- goncangkan tubuh Yo Him dengan penasaran sekali.   "Manusia kerdil seperti engkau ini ingin membinasakan diriku, heh ? Ingin membunuh aku ?"   Bentaknya dengan bengis dan penasaran sekali.   Yo Him tidak bisa menyahuti, karena dia merasakan tulang bahunya sakit luar biasa.   Dengan penuh kemarahan Souw Cie Kay telah mengangkat Yo Him keatas, maksudnya ingin membantingnya, sekali banting tentu binasalah anak kecil itu.   "Habislah jiwaku !"   Mengeluh Yo Him di dalam hatinya dengan penasaran.   Si pendeta In Lap Siansu juga telah melihat peristiwa tersebut, tetapi dia tengah terluka berat maka tidak dapat melakukan apa-apa untuk menolongi Yo Him.   Si hweshio hanya mengeluh saja.   Saat itu tangan pengemis tua Souw Cie Kay telah mengangkat Yo Him tinggi sekali dan baru saja dia ingin membantingnya, tiba-tiba dari saku Yo Him jatuh semacam benda.   Benda itu menimbulkan suara nyaring dan berkilauan kuning.   Waktu melihat benda itu mata Souw Cie Kay jadi terpentang lebar lebar dia telah mengawasi tertegun kearah391 benda itu dengan sepasang tangannya yang mengangkat tubuh Yo Him itu tetap ditengah udara.   Setelah berselang sejenak, dia menurunkan tubuh Yo Him sambil disertai bentakannya.   "Setan kecil, dimana kau mencuri Kimpay itu ?"   Suara bentakan itu mengguntur dan bengis sekali, sedangkan tangan yang satunya itu telah diulurkan untuk mengambil Kimpay yang terjatuh ditanah.   "Jika kau menyentuh Kimpay itu, jiwamu sulit untuk dilindungi lagi !"   Bentak Yo Him dengan suara yang nyaring. Souw Cie Kay kaget, dia menarik pulang tangannya yang tadi diulurkannya itu. Untuk sejenak dia telah berdiri ragu-ragu. Namun akhirnya dia telah bertanya.   "Kau telah mencuri Kimpay itu, bukan ?".   "Hemmm, apakah aku memiliki potongan sebagai pencuri ?"   Bentak Yo Him berani sekali, dan melihat Kimpay itu hatinya jadi girang bukan main. Tadi dia lupa kepada Kimpay tersebut, coba kalau tidak, siang-siang urusan In Lap Siansu sudah dapat diselesaikan.   "Jadi....jadi kau ingin maksudkan bahwa Kim pay itu milikmu ?"   Tanya si pengemis dengan suara yang tergagap dan tidak lancar, tetapi sinar matanya itu yang masih tetap bengis memperlihatkan bahwa dia tidak mempercayai perkataan Yo Him.   Namun untuk menuduh bahwa Yo Him yang mencuri Kimpay itu juga merupakan urusan yang tidak mungkin, karena pemilik Kim pay tersebut seorang tokoh hebat didalam Kay pang, tidak mungkin Kimpaynya itu dapat dicuri seorang anak sebesar Yo Him.   "Kimpay itu milik kakak angkatku...aku telah dihadiahkannya....!"   Kata Yo Him dengan suara yang lantang sekali.392   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Hemm..."   Souw Cie Kay telah mendengus dengan suara yang dingin. Dia tidak percaya pemilik Kimpay yang sangat terkenal sebagai tokoh didalam Kaypang mau mengangkat adik kepada anak sebesar Yo Him.   "Siapa nama kakak angkatmu itu ?". Sebetulnya Souw Cie Kay telah mengetahui nama orang yang menjadi pemilik.Kimpay itu, namun sengaja dia memancing begitu karena jika memang Yo Him dapat menyebutkannya, berarti memang benar si anak ini tidak berdusta, tetapi kalau Yo Him tidak bisa menyebutkan nama tokoh Kaypang itu, tentu Yo Him telah berbohong. Yo Him telah tertawa dingin, dia membungkukkan tubuhnya mengambil Kimpay itu. Diangkatnya Kimpay itu tinggi-tinggi, kemudian bentaknya dengan suara yang lantang.   "Apakah engkau masih tidak mau berlutut melihat Kim pay ini ?"   Muka pengemis itu jadi pucat, tetapi dia masih ragu-ragu karena tidak mengetahui siapa anak kecil ini.   Sedangkan orang-orang yang menyaksikan di tepi jalan akan peristiwa tersebut juga jadi heran.   Mereka umumnya mengetahui siapa Souw Cie Kay, yaitu raja pengemis dikota ini.   Tetapi kali ini berhadapan dengan seorang anak kecil sebesar Yo Him, tampaknya raja pengemis yang terkenal bertangan besi dan juga gagah itu jadi begitu ragu-ragu.   Sedangkan In Lap Siansu juga jadi heran sekali melihat pengemis itu dan sikap Yo Him, sehingga dia hanya mengawasi saja.   "Sebutkan dulu siapa nama kakak angkatmu itu"   Kata Souw Cie Kay dengan suara ragu-ragu.   "Hemm, tidak kusangka bahwa perkataan Wie Tocu tidak tepat ! Wie Tocu mengatakan, siapa saja anggota Kaypang393 jika melihat Kimpay ini tentu akan menghormatinya ! Hemm, sungguh benda tidak punya guna !"   Menggerutu Yo Him dan dia telah mengangkat Kimpay itu untuk di bantingnya.   Mendengar disebutnya nama "Wie Tocu", lemaslah kedua lutut Souw Cie Kay, pucat pula mukanya dan menggigili tubuhnya, gemetaran keras.   Dia telah menjatuhkan diri berlutut dihadapan Yo Him sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dengan keras, sehingga keningnya itu telah menghantam tanah dengan keras.   "Tecu (murid) memang sungguh kurang ajar tidak cepat- cepat menyambut kedatangan Kim pay !"   Berseru Souw Cie Kay bsrulang kali, dia juga membahasakan dirinya dengan sebutan murid.   "Sungguh dosa yang sangat besar ! Sungguh dosa yang tidak terampuni lagi....!". Dia mengatakan dosa yang sangat besar dan dosa tidak terampuni lagi, dimaksudkan olehnya ialah dirinya tidak bisa memperoleh pengampunan lagi. Bahkan tadi dia tidak mau cepat-cepat menyambut Kimpay, sehingga Kimpay itu hampir saja dibanting Yo Him. Jika memang tadi Kimpay itu sampai dibanting Yo Him, walaupun dia memiliki sepuluh jiwa, tentu dia harus mati sepuluh kali ! Maka kini bukan main ketakutannya, karena jika sampai perbuatannya itu diceritakan Yo Him kepada Wie Tocu, bukan saja kedudukannya sebagai ketua cabang dari perkumpulan Kaypang akan terlepas dari tangannya, dimana dia akan dipecat, juga dirinya akan disidang dan menerima hukuman yang berat, jika tidak kematian tentu sedikitnya hukuman yang bisa membuat dia bercacad. Dan sambil berlutut begitu, Souw Cie Kay juga telah menangis ketakutan sekali. Tentu saja semua orang yang menyaksikan jadi heran bukan main.394 Lebih-lebih In Lap Siansu. Semuanya jadi memandang bengong saja.   "Hemm, tadi kulihat engkau bersikap begitu garang, dan menyamakan jiwa manusia seperti jiwa kacoa !"   Kata Yo Him kemudian.   "Apakah kau anggap bahwa dirimu sudah berkuasa penuh didalam dunia ini ?".   "Murid memang sungguh picik dan tidak memiliki pendidikan, mohon kongcu mengampuni !. memang murid sangat berdosa, dosa yang tidak terampun lagi !"   Dan sambil berkata begitu.   Tahu-tahu dia telah mengayunkan tangannya menempilingi mukanya sendiri, sehingga terdengar suara ketepak ketepok berulang kali.   Song Cie Kay menghantam mukanya sendiri bukan sekedar memukul tetapi dia menempiling dengan mengerahkan seluruh tenaganya, maka dari itu tidak mengherankan setiap kali telapak tangannya itu hinggap dimukanya, maka seketika itu juga giginya copot, sepuluh kali dia memukul, maka sepuluh gigi yang telah copot dan jatuh diatas salju.   Dengan mengambil gigi-giginya yang telah copot itu dia mengacungkan dengan mempergunakan kedua tangannya kepada Yo Him, sikapnya ketakutan dan menghormat sekali.   000odw^kzo000   "Murid menerima salah dan sangat berdosa, dengan menghadiahkan gigi ini mungkin Kongcu bersedia mengampuni jiwaku !"   Kata si pengemis. Dengan perkataannya itu dia sesungguhnya ingin meminta Yo Him agar tidak menceritakan urusan itu kepada Wie Tocu. Sedangkan Yo Him telah memasukkan Kimpay kedalam sakunya, dia telah mengibaskan tangannya, katanya juga;   "Kini jika kau bisa memberikan obat yang mujarab dan menyembuhkan luka In Lap Siansu, maka jiwamu kuampuni...!".395   "Terima kasih kongcu ! Terima kasih kongcu !"   Kata pengemis itu sambil memanggut-manggutkan kepalanya berulang kali tidak hentinya.   Kemudian dia menepuk tangannya, dari sudut-sudut jalan tampak muncul beberapa orang pengemis.   Mereka segera dibisiki oleh Souw Cie Kay, maka seketika itu juga pengemis-pengemis itu berlarian.   Didalam waktu yang sangat singkat, mereka telah membawa bungkusan obat dan peralatan untuk menggodok obat itu.   Souw Cie Kay yang telah memasak sendiri obat itu, kemudian dia telah memberikan kepada In Lap Siansu dengan sikap menghormat sekali.   In Lap Siansu yang sejak tadi diliputi perasaan heran dan bingung telah berdiam diri saja.   Dia menerima obat itu dan meminumnya.   Memang pendeta itu meresakan napasnya agak lapang dan sesak didadanya mulai lega.   Dia menghela napas.   "Terima kasih...!"   Katanya kepada Souw Cie Kay. dengan sikap yang canggung.   "Tidak berani aku yang rendah menerima ucapan terima kasih dari Taisu, sungguh, aku si rendah ini harus menerima hukuman dari Taisu ! Dalam dua hari Taisu akan sembuh, maka disaat itu aku si rendah melaksanakan hukuman potong tangan atau potong kaki"   Mendengar perkataan Souw Cie Kay, muka in Lap Siansu jadi berubah.   "Mengapa harus begitu ?"   Tanyanya heran.396   "Aku si rendah tidak memiliki mata melanggar Taisu, telah melakukan Kesalahan besar, maka dari itu aku hanya menantikan hukuman Taisu!"   "Jika memang engkau telah menyadari bahwa apa yang telah kau lakukan itu salah dan bertobat untuk apa engkau menjalani hukuman pula ?"   Tanya si pendeta.   "Oh terima kasih Taisu !"   Kata si pengemis tua Souw Cie Kay dengan girang.   "Taisu telah memberikan kelonggaran kepadaku si rendah". Kemudian dia melambaikan tangannya memanggil seorang pengemis kecil, dia mengambil golok yang diacungkan kepadanya. In Lap Siansu hanya mengawasi, karena dia sama sekali tidak mengerti apa yang ingin dilakukan oleh pengemis itu. Tetapi, dengan tidak terduga, si pengemis telah mengacungkan goloknya, menggerakkan membacok lututnya sendiri. Tentu saja In Lap Siansu jadi kaget setengah mati, dia ingin mengulurkan tangannya untuk menolongi lutut si pengemis tua itu.. Tetapi karena dia memang dalam keadaan terluka dan. belum sembuh, gerakannya jadi lambat dan apa yang ingin dilakukannya itu tidak kesampaian. Tanpa mengeluarkan jeritan bahkan dengan mulut masih tersenyum dan berulang kali mengucapkan terima kasih, lutut kiri dari si pengemis tua itu telah tertabas putus oleh goloknya sendiri, darah juga segera mengucur. Tanpa memperlihatkan perasaan sakit, si pengemis telah melambaikan tangannya, seorang pengemis kecil telah membawakan kain pembalut. Luka dilututnya itu telah dibalutnya.397 Kemudian dengan cepat dia telah berlutut lagi, menyatakan terima kasih kepada In Lap Taisu. Lalu dengan dipayang oleh beberapa orang pengemis, dia menghadapi Yo Him, katanya.   "Kongcu, aku telah berterima kasih kongcu mau mengampuni jiwaku si Souw rendah ini, tetapi untuk ini, walaupun kongcu memerintahkan aku harus terjun dilautan api, tidak nantinya aku menolak, karena budi kongcu tidak mungkin terbalas dengan jiwaku saja...!". Melihat demikian patuhnya orang-orang Kay pang, yang demikian ketakutan jika melakukan suatu kesalahan, bukan main perasaan kagum di hati Yo Him. Dia hanya merasa menyesal mengapa Souw Cie Kay harus membuntungi kakinya sendiri. Yo Him sama sekali tidak mengetahuinya, bahwa sesungguhnya memang sudah menjadi peraturan didalam Kaypang, setiap anggota yang melakukan suatu perbuatan salah, tentu harus menerima hukuman yang berat. Dan jika memang orang itu diampuni, tentu orang tersebut tidak akan tenang, maka dengan melakukan perbuatan seperti yang dilakukan Souw Cie Kay, barulah hatinya menjadi tenang. Itupun dia masih berterima kasih bahwa jiwanya telah diampuni oleh Yo Him...! Setelah itu dengan dipayang oleh pengemis-pengemis lainnya, Souw Cie Kay berlalu meninggalkan tempat itu. In Lap Siansu menghela napas berulang kali, dia jadi menyesal bukan main atas terjadinya urusan seperti ini. Berulang kali dia telah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengucapkan kebesaran sang Buddha. Saat itu Yo Him telah menghampiri In Lap Siansu.   "Bagaimana Taisu, apakah lukamu tidak membahayakan ?"   Tanya Yo Him dengan suara yang ramah,398 Si hweshio berusaha tersenyum.   "Untung saja ada kau, adik kecil !"   Katanya dengan suara yang bersyukur.   "kalau tidak tentu aku telah binasa !".   "Tetapi semua itu terjadi hanya disebabkan oleh suatu kesalahan pengertian belaka !"   Kata Yo Him.   "Dan celakanya justru aku tidak ingat sejak siang-siang bahwa aku memiliki hadiah kimpay dari Wie Tocu.coba kalau memang semula aku mengeluarkannya, tidak sampai Taisu harus menderita luka seperti ini....!". 000odw^kzo000   "Sudahlah !"   Kata In Lap Siansu.   "Tetapi siapakah Wie Tocu yang kau katakan itu ?". Yo Him menggeleng.   "Akupun tidak tahu !"   Katanya.   "Kami hanya bertemu secara kebetulan dan Wie Tocu mengajak aku untuk angkat saudara, sehingga untuk selanjutnya aku memanggil Wie Tocu dengan sebutan Wie Toako, sedangkan dia memanggil aku Yo Hiante ! Hemm, sebagai kenang-kenangan, di hadiahkannya kepadaku sebuah kimpay ini...!". Kemudian Yo Him menceritakan pengalamannya itu, dimana dia telah bertemu dengan Wie Tocu. Bukan main kagumnya In Lap Siansu.   "Siancai ! Siancai ! Rupanya bukan hanya Lolap yang melihat bahwa kau adik kecil adalah seorang yang luar biasa !"   Kata si pendeta. Lihatlah, sampai Wie Tocu bersedia mengangkat kau sebagai adiknya dan menghadiahkan lencana kebesarannya itu, yang menunjukkan kekuasaan yang sangat besar di kalangan pengemis !"   Yo Him cepat-cepat mengeluarkan kata-kata merendah.399 Sedangkan In Lap Siansu telah berdiam diri termenung seperti ada yang dipikirkan. Sedangkan orang-orang yang tadi ramai menyaksikan perkelahian telah bubar.   "Apa yang tengah Taisu pikirkan"   Tanya Yo Him kemudian waktu melihat sikap pendeta itu.   "Tidak ada apa-apa yang kupikirkan... hanya saja, sangatlah memalukan jika aku menyampaikan isi hatiku !"   Kata si hweshio.   "Mengapa begitu ?"   Tanya Yo Him jadi heran sekali.   "Karena justru disaat ini aku tengah memikirkan untuk, mengajakmu mengangkat saudara..."   Kata si hweshio kemudian.   "Hah ?"   Tanya si anak she Yo terkejut.   "Nah, tadi Lolap telah mengatakan, betapa memalukan sekali urusan tersebut, jika sampai adik kecil menolaknya.!"   Kata In Lap Siansu. Yo Him kemudian tertawa.   "Justru aku yang Kaget mendengar orang sehebat Taisu bersedia angkat saudara denganku !"   Kata Yo Him.   "Apa kebisaanku ?".   "Wie Tocu merasa bersyukur memiliki adik seperti kau, maka terlebih aku !"   Kata In Lap siansu. Sedangkan saat itu Yo Him telah mengangguk.   "Baiklah Taisu, mari kita angkat saudara kepada langit dan bumi "   Kata Yo Him. Dan setelah berkata begitu Yo Him telah berlutut sambil menyoja, dan begitu pula In Lap Siansu telah berlutut juga. Dengan disaksikan oleh langit dan bumi mereka telah angkat saudara. Masing-masing mengeluarkan sumpahnya.400   "Karena usiaku lebih muda dari Wie Tocu maka kau bisa memanggil aku sebagai Jieko (kakak kedua) saja !"   Kata si pendeta dengan sabar.   "Dan kau Hiante. engkau menjadi Samte adik ketiga.. !"   Yo Him girang sekali, dan dia juga telah berkata.   "urusan yang menggembirakan ini harus cepat-cepat diberitahukan kepada Toako !"   "Benar !".   "Hanya saja, belum tentu kita bisa bertemu pula !".   "Mengapa begitu ?".   "Karena justru aku ingin berkelana dulu, merantau seorang diri".   "Ahhhh, Samte, kita berkelana berdua saja!"   Saran si pendeta.401   "Jika memang Jiko tidak memiliki urusan apa-apa, apa salahnya ? Bukankah lebih menggembirakan ?"   Menyahuti Yo Him.   Maka dengan gembira mereka telah memasuki rumah makan itu lagi.   Mereka makan dan minum sepuasnya, seperti juga tengah merayakan hari pengangkatan saudara itu.   Rupanya, yang satu kecil dan yang seorangnya tua bangka, namun diantara mereka terdapat kecocokan yang serasi sekali.   Mereka berdua telah bercakap-cakap dengan asyik sekali sampai lupa waktu.   Disaat hari telah larut malam, barulah mereka memesan sebuah kamar dan tidur sepembaringan ! Keesokan paginya barulah mereka melanjutkan perjalanan lagi.   000odw^kzo000 DENGAN adanya In Lap Siansu sebagai kawan seperjalanannya, maka Yo Him dapat melakukan perjalanan dengan gembira, karena ada kawan yang bisa diajak bercakap-cakap.   Selama dua bulan mereka telah menjelajahi puluhan kampung dan belasan kota.   Selama itu pula In Lap Siansu telah melihatnya bahwa Yo Him sama sekali tidak mengerti ilmu silat.   Tentu saja pendeta ini jadi heran.   Begitulah pada suatu hari, disaat mereka berada dikamar penginapan yang terletak dikota kecil Fang-cia-kwan, disaat mana In Lap Siansu akan mulai menceritakan keadaan402 didalam rimba persilatan seperti hari-hari yang lalu, pendeta itu sengaja telah bertanya kepada Yo Him ;   "Samte, menurut penglihatan Jiekomu, tampaknya kau sama sekali tidak tertarik untuk mempelajari ilmu silat...Benarkah itu ?". Yo Him mengangguk.   "Untuk mendengar pengalaman-pengalaman Jieko .mengenai rimba persilatan, aku tertarik sekali...tetapi untuk mempelajari ilmu silat, itulah urusan lain...aku sama sekali tidak tertarik".   "Kenapa ?"   Tanya In Lap.   Siansu tertarik.   Yo Him menceritakan pengalamannya yang pernah menyaksikan tanpa sengaja, dimana pendeta-pendeta dari Kun Lun Pai yang telah dibinasakan oleh empat orang Mongolia.   Ratusan orang gagah dan imam-imam dari Kun Lun Sie itu semuanya mengerti ilmu silat, tetapi mereka telah terbunuh dengan cara yang begitu mengenaskan sekali.   In Lap Siansu juga terkejut mendengar peristiwa hebat yang telah menimpa imam-imam Kun Lun Pai.   Setidak-tidaknya urusan itu baru didengarnya, dan dia heran sekali pendeta-pendeta Kun Lun Pay yang lihay-lihay itu, bahkan.   Ma Liang Cinjin.   yang berada diatas kepandaiannya, bisa dibinasakan oleh pendeta, Mongolia bersama ketiga kawannya itu.   "Siapakah orang-orang Mongolia yang hebat-hebat itu ?"   Tanya In Lap Siansu dengan heran sekali.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Entahlah, aku pun tidak mengetahuinya ! Hanya sejak saat itulah aku jadi berpikir bahwa seseorang yang mempelajari ilmu silat, tentu akan menghadapi bahaya yang tidak kecil disetiap saat"   "Tetapi salah, Samte pandanganmu itu i Justru disebabkan ilmu silat mereka kurang sempurna, maka imam-imam Kun403 Lun Pai dan orang-orang gagah itu telah dibinasakan olen orang-orang Mongol itu ! Coba mereka memiliki kepandaian yang sempurna, bukankah mereka akan berhasil membinasakan keempat orang Mongol jahanam itu...!"   Yo Him menggeleng perlahan.   "Tetapi aku sama sekali tidak tertarik untuk mempelajari ilmu silat..."   Katanya.   "Jika memang demikian, akupun tidak ingin memaksanya"   Kata si pendeta.   Dan mulailah In Lap Siansu menceritakan perihal keadaan Kangouw.   Bermacam-macam cerita yang dikisahkannya, dan memang Yo Him juga tertarik benar akan cerita ceritanya itu.   Terlebih lagi jika In Lap Siansu tengah menceritakan sepak terjang orang-orang gagah didalam rimba persilatan, yang umumnya membela pihak yang lemah dan memberantas sikuat jahat.   "Memang jika didalam kalangan Kang-ouw terdapat banyak orang-orang gagah, tentu kejahatan semakin sedikit !"   Kata Yo Him setelah mendengar cerita si pendeta. In Lap Siansu tertawa.   "Samte, itulah sebabnya Jiekomu ini memaksa engkau untuk mempelajari ilmu silat ! Sekali lagi Jiekomu rewel menganjurkan kau mempelajari ilmu silat, agar kelak kau bisa menjadi salah seorang hohan dan enghiong untuk memberantas si jahat ! Dengan demikian, bukankah engkau akan membantu berlaksa manusia yang ber sengsara ?". Yo Him tersenyum sambil menggeleng.   "Sudah kukatakan Jieko, bahwa aku tidak tertarik untuk mempelajari ilmu silat Tetapi aku pernah mempelajari ilmu olah raga untuk menyehatkan tubuh.....!".404   "Ilmu menyehatkan tubuh ? Apakah itu ?"   Tanya In Lap Siansu tertarik.   Dan Yo Him telah turun dari pembaringan, dia meng gerak- gerakkan tangan dan kakinya.   Gerakannya perlahan, dan lembut sekali, tetapi gerakan- gerakan tangan dan kaki Yo Him yang seperti anak-anak yang tengah main petak itu justru telah membuat mata In Lap Siansu jadi terpentang lebar-lebar.   Dia memandangi Yo Him dengan mulut yang terpentang lebar dan muka pucat disamping juga matanya tetap ter buka besar-besar.   Yo Him telah menyelesaikan latihannya, dan ketika melihat keadaan kakak angkatnya yang kedua itu dia jadi kaget bukan main.   "Jieko, kenapa kau ?"   Tanya Yo Him kemudian sambil menepuk bahu kakak angkatnya itu.   "Kau . kau...?"   Suara In Lap Siansu tidak lancar. Tentu saja Yo Him tambah heran.   "Jieko !"   Panggilnya lebih keras. In Lap Siansu menghela napas, dia menyebut kebesaran sang Buddha berulang kali. Kemudian dengan sikap yang luar biasa, In Lap Siansu telah berkata.   "Samte, bicaralah terus terang, siapakah engkau sesungguhnya ?"   Tanya In Lap Siansu. Yo Him jadi tertegun, tapi kemudian tertawa.   "Akhh, Jieko kau ini benar-benar aneh !"   Kata Yo Him kemudian.405   "Bukan aneh, bukan aneh"   Kata In Lap siansu dengan suara bersungguh-sungguh "telah berbulan bulan engkau berhasil menyembunyikan kepandaian kelas satu dari mataku !"   "Kepandaian Kelas satu ?"   Tanya Yo Him dengan nada kaget dan heran.   "Apa maksudmu Jieko?"   Si pendeta menghela napas.   "Pantas saja kau tidak mau mempelajari ilmu silat lain yang tidak ada artinya, ternyata engkau telah memiliki ilmu mujijat yang luar biasa sekali ! sungguh hebat !, sungguh hebat !, kepandaian yang kumiliki tidak ada seperseratusnya! Dengan hanya memutar jari telunjukmu saja, engkau bisa membinasakan aku !. Pantas saja Wie Tocu begitu bersyukur memiliki adik angkat seperti kau ! Tetapi aku aku mana pantas menjadi kakak angkatmu !". Dan kembali hweshio itu telah berulang kali menyebut- nyebut kebesaran sang Budha. Yo Him jadi bingung sekali melihat sikap si hweshio, akhirnya dia telah bertanya dengan memperlihatkan sikap yang bersungguh-sungguh.   "Jieko, mari kita bicara yang sesungguhnya, jangan kau membuat adikmu menjadi bingung tidak keruan !"   Kata Yo Him.   "Sesungguhnya apa maksudmu itu ?".   "Kau ternyata memiliki kepandaian yang hebat sekali, Yo Samte ! Kau telah menipu kakakmu ini, kau tidak mau memberitahukan kepadaku bahwa kau memiliki ilmu yang luar biasa, sehingga aku selamanya menganggap kau tidak memiliki kepandaian apa-apa".   "Aku memang sesungguhnya tidak memiliki kepandaian apa-apa...dan juga belum pernah mempelajari ilmu silat !"   Kata Yo Him ber-sungguh.-. ."Akhh, engkau masih berkata begitu, adikku ?"   Tanya In Lap Siansu dengan suara agak keras.   "Tadi jurus-jurus dari406 ilmu pedang nomor satu tiada taranya dijagad ini, yaitu Giok Lie Kiamhoat dan ilmu pukulan dari Kiu Im Cin Keng telah kau mainkan dengan baik ? Bukankah ilmu itu merupakan ilmu- ilmu silat nomor satu yang tiada taranya dikolong langit ini ?"   Yo Him jadi tertegun.   "Apa maksudmu Jieko ?"   Tanyanya.   "Kau masih pura-pura tidak mengerti atau engkau menganggap Jiekomu terlalu tolol sehingga kau bisa perbodohi terus menerus ?"   "Tetapi aku sungguh-sungguh tidak mengerti ilmu silat apa- apa !". In Lap Siansu tersenyum, katanya sabar "Kau memang luar biasa Samte ! Baiklah ! Kalau memang kau keberatan untuk menceritakan asal usul dirimu, mungkin ada sesuatu yang sulit kau jelaskan, Jiekomu juga tidak akan mendesak terus. Tetapi yang terpenting, kau mengakui bukan bahwa kau memiliki ilmu tanpa tandingan dibawah langit ini ?"   "Ilmu apa ?"   "Kiu Im Cin Keng dan Giok Lie Kiam Hoat !"   "Akh ? "   Benar-benar Yo Him binggung sekali Akhirnya setelah berpikir sejenak, karena diapun cerdas maka dia bisa menduga-duga mengapa kakak angkatnya itu bersikap demikian.   "Apakah ilmu yang tadi kuperlihatkan ? Ya itu ilmu olah raga untuk menyehatkan tubuh !"   Tanya Yo Him akhirnya.   "Sungguh luar biasa ! Ilmu sehebat itu yang tiada duanya dikolong langit ini kau sebut sebagai ilmu menyehatkan tubuh!".407   "Sungguh Jieko, aku mempelajari ilmu itu justru dari seekor rajawali !".   "Hah ?"   Muka In Lap Siansu jadi berobah pucat, kemudian dengan suara perlahan dia telah menggumam.   "Benar, Benar, dugaanku!..benar dia....!". Yo Him jadi heran dan penasaran.   "Jieko kau jangan bersikap begitu, karena selain membingungkan juga diliputi teka-teki ! Tidak bisakah kau bicara terus terang ?". Si pendeta telah mengawasi Yo Him dengan sorot mata dalam-dalam, kemudian dengan tiba-tiba sekali dia menepuk lututnya keras-keras.   "Engkau she Yo, bukan ?"   Tanyanya cepat.   "Benar, kau sudah mengetahuinya sejak beberapa bulan"   Yang lalu, Jieko !"   Menyahuti Yo Him. Dan dengan tidak terduga In Lap Siansu telah bangkit berdiri, dia telah merangkapkan sepasang tangannya, dia telah membungkukkan tubuhnya memberi hormat.   "Samte, terimalah hormat dari Jiekomu, dan apakah Sin Tiauw Taihiap baik-baik saja ?"   Tanya In Lap Siansu dengan suara menghormat sekali.   "Sin Tiauw Taihiap ? Siapa dia ?"   Tanya Yo Him akhirnya bertambah bingung, dia juga jadi sibuk untuk menghindar dari penghormatan pendeta itu.   "Yo Samte, kau jangan begitu !"   Kata In Lap Siansu.   "Jangan kau memungkiri terus bahwa kau adalah puteranya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Liehiap Siauw Liong Lie !".   "Akhh !"   Mata Yo Him terpentang lebar-lebar.408 Si hweshio melihat Yo Him dalam keadaan tertegun dan heran seperti itu, dan kembali In Lap Siansu tambah heran juga.   "Apakah benar-benar engkau tidak mengenal siapa Sin Tiauw Taihiap dan Siauw Liong Lie Liehiap, sepasang pendekar besar di jaman ini ?"   Tanyanya bersungguh-sungguh. Yo Him menggeleng.   "Mendengarnya saja baru kali ini...!"   Menyahuti Yo Him.   "Engkau she Yo, juga memiliki kepandaian. Kiu Im Cin Keng dan Giok Lie Kiam Hoat, ilmu-ilmu yang dimiliki Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Liehiap Siauw Liong Lie....maka heranlah jika engkau mengatakan antara dirimu tidak ada hubungannya dengan mereka...?"' Penasaran sekali suara si hweshio, dia berkatapun sambil mengawasi tajam sekali kepada Yo Him. Yo Him jadi mengerutkan sepasang alisnya dalam-dalam, dia heran bukan main mendengar In Lap Siansu, si Jieko itu, berkeras bahwa dia ada hubungan dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie. Sedangkan kedua orang itu memang tidak dikenalnya, mendengar namanya saja baru kali ini. Tetapi sebagai seorang anak yang cerdas, mengingat bahwa dia sejak bayi dirawat oleh seekor burung rajawali, yang juga tampaknya cerdik serta sakti sekali, maka mungkin juga antara Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dengan rajawali sakti (Sin Tiauw) yang merawatnya itu ada hubungannya. Atau boleh jadi juga dirinya memiliki hubungan yang erat dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie. bukankah diapun she Yo ? Karena berpikir begitu, maka Yo Him jadi tertarik sekali menghadapi persoalan seperti ini.409 Segera juga dia menanyakan kepada In Lap Siansu, siapakah sesungguhnya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko itu ? Dan siapa pula Siauw Liong lie. In Lap Siansu setelah berdiam sejenak, segera menceritakan sepak terjang Yo Ko, pendekar nomor satu dijaman ini. Bagaimana Yo Ko telah membela yang lemah dari tindasan sikuat jahat, bagaimana Yo Ko juga telah membantu pemerintahan Song untuk mengusir pasukan perang tentara Mongolia dengan membinasakan Kaisar Mangu. Mendengar semua itu, Yo Him. jadi merasa kagum kepada pendekar besar itu. Walaupun dia belum pernah melihat bagaimana rupa dari pendekar Sin Tiauw Taihiap Yo Ko itu, namun dia membayangkannya dari bayang-bayang yang digambarkan oleh In Lap Siansu, seorang pendekar gagah yang bermuka tampan memiliki tangan tunggal, yaitu tangan kirinya, dengan seekor burung rajawali saktinya....Dan juga mengenai kegagahan Siauw Liong Lie dengan Giok Lie Kiam Hoatnya membuat Yo Him benar-benar menaruh hormat akan sifat kesatrianya pendekar wanita itu.   "Seperti kau lihat, mereka itu memiliki kepandaian yang sempurna sekali, maka mereka dapat melakukan pekerjaan besar. Tetapi jika mereka memiliki pendirian seperti kau yang tidak ingin mempelajari ilmu silat, bagaimana mereka bisa melakukan pekerjaan besar seperti itu ?"   Kata In Lap Siansu mengakhiri ceritanya.   Yo Him jadi duduk terpekur ditempatnya, dia tengah membayangkan kegagahan Yo Ko dan Siauw Liong Lie.   Betapa kagumnya dia mendengar juga perihal kegagahan Oey Yok Su, Kwee Ceng dan Oey Yong.   Begitu pula dia kagum mendengar kehebatan kepandaian Loo Boan Tong.410 Banyak orang-orang gagah dimasa itu yang diceritakan oleh In Lap Siansu, termasuk juga See Tok, Pak Kay, yaitu Ang Cit Kong, dan yang lainnya lagi.   "dan jika melihat she yang kau pergunakan, yaitu she Yo juga, dan ilmu yang kau perlihatkan tadi adalah ilmu simpanan dari kedua pendekar besar itu, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie, maka aku yakin kau memiliki hubungan yang erat dengan mereka... !"   Yo Him hanya berdiam diri saja, sedangkan pikirannya tengah bekerja dengan keras.   Akhirnya Yo Him menceritakan kepada In Lap Siansu, justru dia berkelana seperti sekarang ini adalah untuk menyelidiki asal usulnya.   Karena itu dia tidak mengetahui siapa dirinya yang sesungguhnya.   Siapa ayahnya dan siapa ibunya ! sejak kecil dia hanya dirawat oleh Sin Tiauw itu yang akhirnya telah lenyap didekat jurang tidak pernah muncul kembali.   Mendengar cerita Yo Him, sepasang alis In Lap siansu mengerut.   Setelah mengucapkan beberapa kali kebesaran sang Budha, akhirnya In Lap Siansu berkata.   "Akhir-Akhir ini memang Jiekomu sering mendengar bahwa diselatan telah muncul beberapa orang jago yang hebat- hebat, menurut keterangan sementara orang yang telah kembali dari sana, menyatakan orang-orang yang memiliki jiwa kesatria itu tidak lain dari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, Oey Yong, Kwee Ceng, It Teng Taisu. Hanya saja yang membuat Lolap kurang mempercayai keterangan itu, justru tidak disebut-sebutnya Siauw Liong Lie".   "Dimana ada Yo Ko, tentu ada isterinya, yaitu Siauw Liong Lie. Maka dari itu, aneh sekali jika hanya ada Yo Ko. Sampai Lolap juga ingin menduga apakah orang itu ingin menjual nama Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, untuk malang melintang didunia persilatan ?".411   "Apakah Jieko telah pergi keselatan untuk menyelidikinya ?"   Tanya Yo Him tertarik.   "Semula memang Lolap bermaksud pergi ke sana, tetapi setelah Lolap berpikir-pikir secara masak-masak, percuma saja. Karena kepandaian yang dimiliki Lolap sangat rendah sekali. Jika memang benar orang-orang gagah itu Yo Ko adanya bersama Kwee Ceng, Oey Yong dan It Teng Taisu ataupun Ciu Pek Thong, tentu Jiekomu tidak akan mengalami suatu ancaman bahaya apa-apa, tetapi jika mereka hanya menjual nama Sin Tiauw Taihiap untuk kepentingan diri pribadi mereka sendiri, dan mereka merupakan penjahat- penjahat murahan, bukankah lolap akan menghadapi bahaya yang tidak kecil ?, jelas lolap tidak akan dapat mempertahankan diri membiarkan orang merusak nama baik Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan lainnya, tetapi untuk melawan mereka juga tidak akan sanggup, sebab menurut cerita orang- orang yang pernah melihat mereka bertempur, kepandaian orang itu luar biasa sekali, dan sulit untuk diukur.... !"   Yo Him menghela napas panjang.   "bagaimana kalau kita pergi keselatan untuk melihat benar atau tidaknya berita itu ?"   Tanya Yo Him kemudian mamajukan sarannya. Si hweshio bimbang sejenak, tetapi kemudian dia telah mengangguk.   "Jika memang Samte bermaksud begitu maka Jiekomu hanya menurut saja"   Kata si hweshio.   "Hanya, Samte belum menjelaskan, sesungguhnya ada hubungan apakah antara Samte dengan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie?".   "Apa yang telah adikmu jelaskan, semuanya itu tidak dusta...!"   Kata Yo Him "Nanti jika memang orang-orang gagah yang berada di selatan itu benar-benar terdapat Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, kita boleh menanyakannya, mungkin pendekar besar itu jauh lebih tahu mengenai keadaan diriku, yang412 kebetulan she Yo juga dan dirawat oleh seekor burung rajawali ! Hanya yang hampir tidak masuk dalam pikiran, justru aku dibesarkan di Utara, sedangkan saat sekarang mereka berkumpul diselatan, itulah tempat yang sangat berlainan satu dengan yang lainnya !".   In Lap Siansu juga telah menghela napas.   "Didalam dunia memang sering terjadi urusan yang aneh dan hampir tidak bisa dibayangkan atau tidak bisa masuk dalam akal sehat ! Kita lihat saja nanti, mudah-mudahan asal usul dirimu, Samte, akan dapat diketahui dengan jelas !". Yo Him akhirnya teringat kepada beberapa macam barang yang disimpannya, dimana barang-barang itu adalah pemberian rajawali sebelum hari terakhir kematiannya itu. Semula Yo Him bermaksud untuk memperlihatkan benda- benda itu, namun akhirnya dia membatalkan. Walaupun In Lap Siansu telah mengangkat saudara dengannya, tetapi jika urusan keturunannya belum jelas, mengapa dia harus memperlihatkan barang-barang itu ? Dia bermaksud baru memperlihatkannya nanti kepada Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, yang kebetulan sekali juga she Yo pula. Begitulah, mereka telah memutuskan untuk berangkat menuju kearah selatan... 000odw^kzo000 KALANGAN jago-jago rimba persilatan. umumnya memang sering merantau untuk mencari pengalaman dan juga pesiar ditempat-tempat yang indah. Begitu juga dengan In Lap Siansu. Pendeta ini adalah seorang pendeta perantauan yang gemar sekali berkelana dari kota yang satu kekota yang lainnya.413 Kini dia melakukan perjalanan bersama Yo Him, maka itu hatinya jadi gembira sekali disaat mereka telah tiba didaerah selatan tersebut. Tujuan mereka adalah Kanglam, dimana tempat tersebut terkenal akan keindahannya, terkenal akan kecantikan gadis- gadisnya, terkenal juga sebagai tempat yang seringkali dikunjungi pujangga dan penyair. Bahkan Kanglam pernah menjadi tempat dan daerah kekuasaan Kanglam Citkoay, guru-gurunya Kwee Ceng, dimana ketujuh Manusia Aneh itu adalah keturunan dari daerah tersebut, Disamping Kanglam Cit-koay! Kanglam memang merupakan tempat yang banyak sekali di datangi pendekar-pendekar silat kelas utama, yang akhirnya memilih tempat tersebut sebagai kampung halaman mereka. Pemandangan yang ada disekitar daerah Kang lam indah sekali, walaupun musim dingin mulai tiba. Salju yang turun ringan dan tipis-tipis itu ternyata menimbulkan pemandangan yang sejuk dengan warnanya yang putih cemerlang. Betapa sucinya salju-salju itu, yang putih bagaikan putihnya kapas dan lembut selembut sutera... Yo Him tidak hentinya memuji akan keindahan daerah selatan tersebut, terlebih lagi ketika mereka tiba dimuka kampung Liang-kuang cung, sebuah daerah pinggiran dikota Kanglam tersebut. Pohon-Pohon yang mulai gundul itu tidak menyebabkan rusaknya keindahan didaerah Kanglam. Gadis-gadisnya yang terkenal dengan kulitnya yang halus lembut dengan sikap dan gerak gerik mereka yang menawan, telah terkenal sekali. In Lap Siansu telah mengatakan kepada Yo Him "Jika saja kita berhasil menemui jago jago itu, dan mereka memang Sin414 Tiauw Taihiap Yo Ko dan pendekar-pendekar lainnya, maka Lolap telah puas, ,mati dapat dengan mata yang meram. Sulit sekali untuk menjumpai mereka...bertemu saja sulit sekali". Yo Him girang bukan main, sebagai seorang anak berusia delapan tahun, tetap saja Yo Him masih sering memiliki sifat kekanak-kanakan, karena walaupun bagaimana dia masih gemar bermain dan bersenang-senang. Maka disaat In Lap Siansu mengajaknya untuk bermain- main perahu, Yo Him segera menyetujuinya. Dengan menyewa sebuah perahu, mereka telah berlayar perlahan-lahan di sungai-sungai yang banyak terdapat di sekitar daerah Kanglam Harus diketahui, jika didarat orang mempergunakan kuda sebagai binatang pengangkut maka justru perahu merupakan alat pengangkutan penting sebagai kendaraan air...maka dari itu, tidak mengherankan setiap sungai selalu penuh oleh perahu yang hilir mudik. Sambil meneguk teh mereka yang hangat, In Lap Siansu dan Yo Him menikmati keindahan disekitar sungai dimana perahu mereka berlayar. Sedangkan dipinggir tepi sungai itu, tampak pohon-pohon Yangliu yang mulai gundul dan sebagian tertutup oleh lapisan salju. Saat itu Yo Him tiba-tiba menunjuk kearah depannya.   "Jieko...kau lihat !". In Lap Siansu telah menoleh dan dia melihat dua buah perahu tengah saling kejar. Mereka masih terpisah dalam jarak yang cukup jauh, tetapi In Lap Siansu telah cepat-cepat mengayuh perahunya ketepi, karena dia kuatir kalau-kalau nanti perahunya ditabrak oleh kedua perahu yang tengah saling kejar itu. Kedua perahu itu memang tengah saling kejar dengan cepat, dan ketika kedua perahu itu meluncur semakin dekat,415 In Lap Siansu dan Yo Him mulai mendengar suara bentakan- bentakan yang keras dan bengis sekali.   "Siangkoan Linlie !, Hentikan perahumu ! Jika tidak kalian jangan menganggap aku keterlaluan !"   Teriak seorang lelaki bercambang berewok kasar diperahu yang lainnya yang mengejar.   Tetapi perahui yang didepan tetap saja meluncur dengan cepat sekali tanpa memperdulikan ancaman dan teriakan orang bermuka kasar itu.   Rupanya orang yang berewok kasar itu sudah habis sabar, dari dalam perahunya dia telah mengeluarkan sebuah jangkar besi yang tampaknya beratnya seribu kati lebih.   Tetapi jangkar besi itu telah diangkatnya dengan mudah dan ringan sekali, tampaknya lelaki berewok itu sama sekali tidak mengeluarkan tenaga untuk mengangkat jangkar besi tersebut.   Hal itu telah membuktikan bahwa tenaga yang dimiliki orang berewok itu sangat besar dan luar biasa sekali, menyebabkan In Lap Siansu jadi kagurn bukan main.   "Hebat orang itu, jangkar besi seribu kati lebih dapat diangkatnya dengan begitu mudah dan ringan !"   Bisik ln Lap Siansu kepada Yo Him. Yo Him hanya mengangguk sambil mengawasi terus.   "Tampaknya akan terjadi perkelahian ! Rupanya mereka saling kejar mengejar bukan tengah bermain perahu, tetapi untuk saling bertempur!"   Kata Yo Him kemudian.   "Benar !"   Mengangguk In Lap;   "Tampaknya orang yang berada diperahu didepan itu tidak mau melayaninya, atau memang kepandaiannya masih berada dibawah kepandaian orang berewok itu. Maka dia bermaksud melarikan diri, menjauhkan perahunya dari perahu si berewok itu". Yo Him mengangguk.416    Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Satria Gunung Kidul Karya Kho Ping Hoo Pendekar Satu Jurus Karya Gan KL

Cari Blog Ini