Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 9


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 9


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Lo Kim tampak gugup dan bingung sekali, dia juga memperlihatkan sikap yang menyesal.   "Akhhh, mungkin aku telah menyebabkan penyakitmu ini kumat.....aku memang manusia terkutuk, manusia binatang berhati beracun....."   Berulang kali Lo Him telah menyesali dirnya.   Tetapi Siauw Liong Lie tetap berdiam diri saja, hanya suara rintihannya yang terdengar perlahan sekali.   Lo Him telah berlari-lari kegoanya, tidak lama kemudian dia telah kembali.   Ditangannya tercekal sebuah mangkok dari tanah liat, yang didalamnya terdapat ramuan obat.   Dia telah mengangsurkannya kepada Siauw Liong Lie dengan sikap yang gugup, disertai oleh perkataannya.   "Minumlah obat ini..."   Siauw Liong Lie menyambuti mangkok obat itu, dia telah meneguknya.   Dan berselang tidak lama, berangsur-angsur rasa sakit dipinggangnya itu telah lenyap.272 Dengan wajah yang memperlihatkan perasaan bingung Lo Him telah mengawasi Siauw Lioag Lie, katanya dengan suara yang tergagap "Maafkan.......tadi aku telah membuat kau jadi kesal ....tentu saja sakitmu itu akibat perkataanku yang kasar ....   dan kau.......   kau maafkanlah aku....!".   Siauw Liong Lie tidak sampai hati melihat Lo Him terus menerus menyebut-nyebut perkataan maaf, maka dia telah mengangguk, katanya dengan suara yang halus "Kau tidak bersalah apa-apa Him-heng ...   justru memang demikianlah jika seorang wanita tengah hamil, maka dia akan selalu diganggu oleh calon bayinya ......   ini memang sudah resikonya ......!".   Lo Him telah mengangguk.   "Benar, akupun tahu ...tetapi yang pasti, seorang wanita yang tengah hamil tidak boleh terganggu oleh ketegangan- ketegangan syarafnya, tidak boleh marah, tidak boleh kesal dan tidak boleh bingung ...."   Siauw Liong Lie tersenyum mendengar perkataan Lo Him.   "Akhh, kiranya Him-heng memang telah berpengalaman"   Katanya.   "Bukankah tadi aku telah mengatakan bahwa aku pernah beristeri...dan isteriku itu telah meninggal waktu hamil ?". Siauw Liong Lie mengangguk.   "Sesungguhnya peristiwa hebat apakah yang telah dialami oleh keluarga Him-heng ?"   Tanyanya kemudian.   "Sudahlah, lebih baik kita tidak perlu membicarakannya, nanti aku salah bicara lagi !"   Kata Lo Him kemudian dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat itu Siauw Liong Lie merasakan sakit dipinggangnya telah lenyap, dia sudah bisa duduk dengan leluasa.273 Disaat itu Lo Him telah berkata lagi ;   "Aku menolongimu karena kandunganmu kau jangan kuatir, aku tidak akan bermaksud jahat kepadamu...aku hanya ingin anakmu itu nanti dibiarkan mengangkat aku sebagai ayah angkatnya....asal kau menyetujui dan mengijinkannya, aku telah puas ! Kau jangan kuatir, aku tidak pernah bermaksud mengganggu dirimu, jika kau telah sembuh, kau telah melahirkan, kau telah sehat kembali, pergilah kau mencari suamimu, aku tidak akan menghalanginya..............aku puas asal anak Itu mau mengangkat aku sebagai ayahnya !"   Mendengar keinginan Lo Him yang begitu sederhana, diam- diam Siauw Liong Lie telah memaki dirinya sendiri.   "Akhh, rupanya aku yang terlalu bercuriga"   Dia berpikir dihatinya.   "Orang sebaik Lo Him, tuan, penolongku yang telah menyelamatkan jiwa kami ibu dan anak, dan juga menolongi Sin Tiauw, telah kuduga buruk! Sungguh aku manusia yang tidak berbudi...!"   Karena telah mengetahui Lo Him tidak bermaksud buruk kepadanya, dan juga karena tadi dia merasa bersalah telah menduga buruk kepada tuan penolongnya yang telah menyelamatkan jiwanya, maka Siauw Liong Lie jadi bersikap manis dan halus.   "Him-heng, bolehkah aku mengetahui sesungguhnya apa sebabnya isterimu yang tengah mengandung itu meninggal dunia?.   "Ya. mengapa? sampai detik ini, justru aku sendiri belum mengetahui! Waktu peristiwa itu terjadi, sebetulnya aku bermaksud mencari pembunuhnya, namun akhirnya aku memutuskan dan bertekad untuk berdiam disini sampai ajal tiba!".   "Mengapa begitu ?"   Tanya Siauw Liong Lie tertarik.   Muka Lo Him kembali jadi muram, dia menunduk sejenak.   Tetapi karena dia berkuatir kalau-kalau nanti Siauw Liong Lie274 diliputi ketegangan yang bisa menyebabkan sakit pinggangnya kumat kembali, Lo Him telah cepat-cepat berkata .   "Orang itu terlalu liehay, kepandaiannya sulit diukur dan tidak bisa untuk ditandingi".benar-benar aku suami yang laknat, aku tidak bisa melindungi isteri dan calon anakku itu, yang telah dicelakai orang tanpa aku bisa menuntut balas ! Begitu pula ibuku telah dibinasakan orang itu...! Tetapi, baik ibuku, maupun isteriku, disaat mereka belum menghembuskan napas yang terakhir, dan disaat mereka dalam keadaan terluka parah, keduanya telah menuduh bahwa akulah yang mencelakai mereka...! Akhh, itulah nasibku yang buruk!"   Berulang kali Lo Him menyesali dirinya dengan suara yang tidak jelas. Siauw Liong Lie melihat Lo Him kembali tenggelam dalam kedukaannya, dia jadi merasa kasihan.   "Siapa nama orang yang mencelakai keluargamu!"   Tanya Siauw Liong Lie kemudian.   "Dia orang yang hebat, diapun menjadi pendekar yeng memiliki nama harum didalam rimba persilatan ......tetapi dia telah tega menurunkan tangan begitu kejam! Namun disebabkan kepandaiannya yang tidak bisa dijajaki itu, maka aku menyadarinya dendam itu tidak mungkin terbalas seumur hidupku."' "Siapa dia?"   Desak Siauw Liong Lie dia percaya jika Lo Him menyebutkan nama orang yang disebutnya liehay sekali dan memiliki nama yang terkenal didalam rimba persilatan itu tentunya setidak-tidaknya Siauw Liong Lie pernah mendengar namanya atau mengenalnya.   o0o^d!w^o0o   Jilid 09275 LO HIM menghela napas.   "Dialah ayahku ...!!"   Menyahuti Lo Him akhirnya dengan wajah yang pucat, tubuhnya menggigil.   "A....ayahmu?"   Tanya Siauw Liong Lie tertegun Karena kaget dan heran.   "Yal"   Mengangguk Lo Him.   "Jika dia ayahmu, mengapa dia membinasakan ibu dan isterimu"   Tanya Siauw Liong Lie lagi. Untuk sejenak Lo Him tidak menjawab, dia seperti tengah mengingat-ingat pengalamannya yang telah lalu itu. Akhirnya setelah menghela napas, dia telah menyahuti;   "Ya, inilah kejadian yang benar-benar menyayatkan hati dan mengesankan sekali........! justru yang menjadi musuh besarku adalah, ayahku sendiri.. ! Hanya disebabkan dia takut malu, maka dia telah membinasakan isteri dan ibuku ...dan jika disaat itu aku tidak keburu lari, jiwaku juga tidak akan lolos dari kematian!"   "Mengapa begitu ?"   Tanya Siauw Liong Lie semakin tertarik.   "Karena dia gagal memperkosa isteriku !"   Menyahuti Lo Him sambil menunduk.   "Ha ?"   Teriak Siauw Liong Lie kaget, mukanya sampai berobah pucat.   Lo Him menunduk dalam-dalam.   dia tidak berani menatap mata Siauw Liong Lie yang saat itu tengah terpentang lebar- lebar, menatap kearahnya dengan sikap tidak mengerti diliputi perasaan kaget.   "Dia ingin memperkosa isteriku, tetapi usahanya itu gagal, karena ibuku kebetulan memergokinya ....sehingga ayahku jadi nekad, dia takut menderita malu, dia merencanakan pembunuhan yang kejam seperti itu ..".276   "Akhh, mungkinkah ada manusia sebejat itu !"   Menggumam Siauw Liong Lie.   "Tetapi justeru aku telah mengalami sendiri, yang telah membuat aku jadi putus asa dan tidak memiliki gairah untuk menempuh hidup pula .... justru aku yang telah melihat dan menyaksikan kebiadaban seperti itu......! Tetapi aku memang manusia terkutuk, hanya disebabkan aku tidak bertindak tegas, dan memang aku seorang pengecut akhirnya urusan yang menyedihkan dan mendukakan hati harus terjadi"! Siauw Liong Lie hanya diam mengawasi saja. dia melihat butir-butir air mata menitik turun dipipi Lo Him. Hati nyonya Yo jadi ikut terharu, dia bisa merasakan kedukaan hati Lo Him.   "Dan disaat itu, ayahku juga telah berusaha membinasakan diriku, dia telah mencariku kesegala penjuru, namun usahanya itu tidak berhasil ! Aku telah menyembunyikan diri dengan ketakutan yang hebat, karena aku mengetahui walaupun bagaimana aku tidak bisa melawan ilmu silatnya yang telah sempurna itu ! Itulah kepengecutanku .. yang harus kukutuk !"   Berkata Lo Him.   Siauw Liong Lie bertambah bingung, karena Lo Him telah menceritakan bencana yang menimpa keluarganya itu justru sepotong-sepotong dan tidaK berujung pangkal.   Tetapi dilihat demikian dan perkataan-perkataannya, mungkin juga Lo Him memang mengalami peristiwa yang hebat dan mengenaskan sekali.........   Siauw Liong Lie jadi mengawasi Lo Him dengan tatapan mata merasa kasihan.   Tetapi kebetulan sekali disaat itu Lo Him juga memanjang kearahnya sehingga dia melihat sinar mata Siauw Liong Lie yang demikian, dia tiba-tiba telah mendengus dingin, katanya dengan suara mengandung kegusaran .   "Aku tidak perlu dikasihani, memang nasibku yang terkutuk !"277 Dan setelah berkata begitu Lo Him berdiri serta memandang kearah yang jauh. Wajahnya tidak memantulkan perasaan apapun juga. Siauw Liong Lie yang penasaran sekali karena Lo Him tidak mau menyebut nama ayahnya itu, telah bertanya lagi .   "Siapakah nama ayahmu itu ?"   Tanya Siauw Liong Lie kemudian. Lo Him diam saja, sampai akhirnya dia menghela napas dan katanya;   "Sudahlah itu urusan yang telah lewat tidak perlu kita membicarakannya lagi. Dan setelah berkata begitu dia telah melangkah pergi meninggalkan Siauw Liong Lie yang mengawasi kepergiannya dengan tatapan mata mengandung tanda tanya dan keheranan yang sangat. Sejak hari itu Lo Him tak mau disinggung-singgung lagi urusannya, dia hanya lebih mengutamakan memasakan Siauw Liong Lie obat-obatan dan juga memanggangkan daging kelinci atau daging burung untuk nyonya Yo itu makan. Siauw Liong Lie juga menyadari bahwa Lo Him tidak gembira jika membicarakan urusannya itu maka Nyonya Yo tidak pernah menanyakan lagi walaupun sesungguhnya siauw Liong Lie masih ingin mengetahui siapakah sesungguhnya nama ayah dari Lo Him, tetapi nyonya Yo fikir masih ada waktu dihari mendatang, dia nanti menanyakannya perlahan- lahan. Tanpa terasa dua bulan lagi telah lewat, selama itu Siauw Liong Lie berangsur-angsur mulai sembuh, dan tenaga dalamnya mulai pulih. Luka didalam tubuhnya mulai tidak memperlihatkan gejala apa-apa lagi. Hanya yang sering mengganggu adalah sakit dipinggangnya dengan perut yang semakin membesar itu. Juga Siauw Liong Lie seringkali merasakan urat-urat278 dipinggangnya seperti ditarik, jika bayi didalam kandungannya bergerak mengganti kedudukan..... Selama berada didalam lembah itu, Siauw Liong Lie merasa kesepian sekali Jika dulu, dimana dia berdiam didalam kuburan Mayat Hidup, dia bisa hidup didalam ketenangan karena memang merupakan intisari dari pelajaran yang diterima dari gurunya. Dan juga waktu berpisahan dengan Yo Ko selama enam belas tahun dia masih bisa hidup dengan tenang ditempat sunyi dibawah jurang, walaupun disaat itu seringkali dia diliputi kedukaan. Tetapi sekarang ini disaat dia tengah mengandung, justru dia membutuhkan sekali Yo Ko berada disampingnya, dengan sendirinya pula diapun sangat merindukan Yo Ko. Tetapi untuk menghibur hatinya, Siauw Liong Lie sering bermain-main dengan macan tutul peliharaan Lo Him. Siauw Liong Lie memberikan nama Sin Kim (Emas Sakti) kepada macan tutul itu yang seringkah mengajaknya berputar-putar dilembah itu. dengan Siauw Liong Lie duduk di punggungnya. Begitu pula Sintauw, sering mengajak Siauw Liong Lie dengan kelakarnya, yaitu dia sering kali terbang menyambar- nyambar dengan gerakan seperti menari-nari bagaikan rajawali tersebut mengetahui bahwa nyonya majikannya ini tengah dalam kesepian yang sangat. Memang Sintiauw sengaja tidak terbang meninggalkan lembah itu, sebab dia kuatirkan Siauw Liong Lie akan mengalami ancaman bahaya yang tidak diduga, maka dia terus menemaninya jika memang Siauw Liong Lie terancam sesuatu tentu dia bisa segera memberikan pertolongan segera.279 Hari demi hari telah lewat dengan cepat, dan akhirnya tanpa terasa kandungan Siauw Liong Lie telah memasuki bulan yang kesembilan. Dan nyonya Yo ini hanya tinggal menunggu hari dari kehadiran anaknya tersebut. Tetapi akhir-akhir ini Siauw Liong Lie merasakan napasnya lebih pendek dari sebelumnya, dia pun lebih cepat lelah. Sedangkan Lo Him sendiri kini lebih memperhatikan keperluannya, bahkan memberikan daging kelinci bakar dalam jumlah yang lebih banyak untuk memupuk tenaga. Juga Lo Him sering menanyakan kepada Siauw Liong Lie, apakah dia membutuhkan sesuatu, yang pasti akan dituruti oleh Lo Him. Namun Siauw Liong Lie selalu mengatakan dengan menerima perlayanan yang demikian baik dari Lo Him, dia sudah berterima kasih sekali dan juga berjanji tidak akan melupakan budi dan kebaikan penolongnya.   "Jangan kau berpikir yang tidak-tidak, yang terpenting kini kau harus bersikap tenang dan tabah menghadapi kelahiran anakmu, agar kalian ibu dan anak selamat ...- !"   Kata Lo Him sambil tersenyum.   Hari yang dinanti-nantikan itupun tibalah...   Sejak pagi hari, disaat fajar mulai menyingsing Siauw Liong Lie merasakan perutnya sakit bukan main, dia merintih tidak hentinya.   Sedangkan Lo Him jadi kebingungan tidak keruan, dia jalan mundar-mandir diluar rumah kayu yang sederhana itu.   Sedangkan Sin Kim dan Sintiauw masing-masing berdiam dimuka rumah itu, yang satu dipinggir kanan, sedangkan Sintiauw dipinggir kiri.280 Siauw Liong Lie merasakan perutnya bagaikan diaduk-aduk, sakitnya luar biasa.   Keringat juga membanjir keluar.   Bagaimana hebatnya lwekangnya, tenaga dalamnya, didetik- detik seperti itu percuma saja tidak bisa dipergunakannya.   Dan akhirnya Siauw Liong Lie merasakan perutnya seperti ringan dan mendadak lapang, dia juga merasakan napasnya agak lapang, disusul dengan suara tangis bayi yang keras dan lantang.   Sambil bangun duduk perlahan-lahan Siauw Liong Lie telah melihat, betapa didekat kakinya menggeletak seorang bayi yang putih dan manis yang tengah menangis mengeyak- mengeyak nyaring sekali.   sekaliTidak hentinya Siauw Liong Lie mengucap syukur dan segera dia mengangkat bayi itu, dia menggigit tali pusarnya dan kemudian merangkul si bayi dengan perasaan bahagia sekali.   Dua butir air mata tanpa dirasakannya telah menitik turun.   Kebahagiaan itu meluap-luap ketika dia mengetahui bahwa bayi itu seorang bayi lelaki ......   seorang putera...   Lo Him yang menunggu gelisah diluar rumah ketika mendengar tangis bayi itu, jadi melompat berjingkrakan tidak hentinya.   Tetapi tiba-tiba Lo Him teringat sesuatu, dia jadi tertegun.   "akhh. lelaki atau perempuan ?"   Gumamnya dengan suara perlahan.   Dan dia jadi tegang sendirinya, sedangkan suara tangis bayi itu masih terdengar nyaring dan lantang.   Sintiauw juga tampaknya girang sekali waktu mendengar suara tangis bayi itu, dia telah terbang keudara dan berulang kali mendengarkan suara pekikannya, tampaknya diapun ikut girang bahwa sang bayi telah lahir.   Sedangkan Sin Kim berulang kali mengeluarkan suara mengerang perlahan.   menunjukkan kegembiraannya juga.281 Lo Him berjingkat mendekati pintu rumah, dia kemudian bertanya dengan suara serak ;   "Perempuan .... atau lelaki ?"   Dan waktu bertanya begitu, Lo Him merasakan ketegangan yang sangat, jantungnya juga berdebar keras.   "Lelaki....!"   Menyahuti Siauw Liong Lie disertai suara tertawa bahagianya.   "Ha !"   Untuk sejenak sepasang mata Lo Him terpentang lebar-lebar, dan ketika dia telah kembali kesadarannya, tahu- tahu dia mengeluarkan suara teriakan yang nyaring melompat berguling-guling di tanah sambil mengeluarkan teriakan- teriakan gembira.   Tetapi tidak lama kemudian dia telah menangis sambil duduk dan tubuhnya gemetar.   "Ohhhh Thian rupanya telah memenuhi permitaanku ! Syukur ! Syukur !"   Teriaknya keras.   Begitulah, kehadiran bayi tersebut dengan kegembiraan yang sangat oleh semua penghuni lembah tersebut.   Tiba-tiba Lo Him mendengar Siauw Long Lie memanggilnya, lelaki kasar ini ragu-ragu sejenak, dia menghampiri pintu dan kemudian berdiri tertegun disitu sesaat lamanya.   "Him-heng ?"   Terdengar Siauw Liong Lie memanggil lagi.   "Aku ada disini !"   Menyahuti Lo Him.   "Masuklah !"   Kata Siauw Liong Lie.   "Sudah beres ?"   Tanya Lo Him canggung.   "Semuanya sudah dibereskan !"   Menyahuti Siauw Liong Lie disertai oleh suara tertawanya. Lo Him mendorong pintu dan melangkah masuk. Dia melihat Siauw Liong Lie tengah duduk setengah rebah disudut pembaringan rumputnya dan tengah menggendong bayinya.282   "akhh !"   Berseru Lo Him waktu melihat, raut wajah bayi itu yang tampan putih.   "Anak yang manis ! Anak yang manis !".   "Him-heng, karena kau telah meminta untuk mengangkat anak ini sebagai putera angkatmu, maka silahkan kau memilihkan nama yang baik untuknya !". Lo Him jadi kelabakan, dia berpikir keras. Tetapi akhirnya d.a bertanya.   "Ayahnya she apa?"   "she Yo!"   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Bagaimana kalau aku memberi nama Him ?"   Tanyanya.   "Ihhh, itu tokh namamu sendiri?"   Tanya Siauw Liong Lie tertawa.   "Apakah kau ingin mempersamakan namanya dengan namamu?"   "Bukan begitu! Bukan begitu!"   Kata Lo Him cepat.   "Walaupun dia telah menjadi anak angkatku, tetapi ......tetapi..."   Dan Lo Him tidak meneruskan perkataannya lagi.   "Kenapa?"   Tanya Siauw Liong Lie yang heran melihat sikap Lo Him.   "Bukankah setelah lewat empat puluh hari kau akan meninggalkan lembah ini, dan berarti anak itu ... anak itu akan ikut bersama kau ? Nah, nama Him itu kelak akan mengingatkan-nya kepadaku. Mudah-mudahan saja kelak jika dia telah dewasa, dia bisa teringat kepada ayah angkatnya dan datang menjenguk kemari"   "Oohh, itu sudah jelas", kata Siauw Liong Lie tertawa.   "Walaupun tanpa menanti dewasa kami, ayah ibunya, tentu akan sering-sering menjenguk kau, Him Toako !"   Dan Siauw Liong Lie telah berobah sebutan "heng" (saudara) dengan perkataan "Toako" (kakak). Bukan main girangnya Lo Him, dia sampai berjingkrak.283   "Huss ! Jangan ribut Him Toako, nanti si Him kecil ini kaget oleh tingkahmu itu!"   Siauw Liong Lie memperingati sikap dari si Biruang Tua yang tengah kegirangan itu. Lo Him tertegun, namun cepat sekali dia menepuk-nepuk kepalanya "Memang aku tidak tahu diri, nanti si Him kecil kaget disebabkan aku ... !"   Dan Lo Him telah pergi keluar, cepat-cepat dia pergi mencari buah-buahan dan kelinci, untuk dibakar dagingnya.   000odw^kzo000 HARI-hari lewat dengan cepat sekali, tanpa terasa telah empat puluh hari.   Siauw Liong Lie menyampaikan kepada Lo Him bahwa besok dia bersama anaknya akan meninggalkan lembah itu, untuk mencari Yo Ko, ayah dari anaknya itu.   Lo Him jadi duduk termenung, sampai akhirnya setelah Siauw Liong Lie menghiburnya bahwa dia bersama suaminya akan sering-sering mengajak si Him kecil itu menjenguki Lo Him, barulah Lo Him mengangguk sambil katanya dengan sikap yang tetap lesu.   "Biarlah hari ini aku akan menangkap dua ekor kelinci, aku akan menjamu kau, anggap saja sebagai pesta perpisahan ...". Siauw Liong Lie terharu melihat Lo Him, hampir saja Siauw Liong Lie menitikkan air mata. Namun karena dia menyadari kalau menangis akan menambah kesedihan Lo Him, sehingga Siauw Liong Lie tertawa. Memang Lo Him pergi tidak lama, dia telah berhasil membawa dua ekor kelinci buruannya yang tadi dijanjikan. Dibakarnya kedua ekor kelinci itu untuk menjamu Siauw Liong Lie.284 Bukan main perasaan terima kasih dihati Siauw Liong Lie atas kebaikan tuan penolongnya ini. Malam itu Siauw Liong Lie tidur dengan nyenyak sekali disamping bayinya. Tetapi berbeda dengan Siauw Liong Lie justru Lo Him yang akan mengalami perpisahan dengan anak angkatnya, dan nanti juga akan hidup sendiri pula dilembah itu menderita kesepian, dengan sendirinya dia jadi gelisah dan tidak bisa tidur, Akhirnya menjelang tengah malam Lo Him telah keluar dari goanya. Dengan hati yang berduka, dia telah berjalan perlahan- lahan mendatangi rembulan yang memancarkan cahayanya yarg terang tergantung dilangit. Akhirnya, dia duduk bengong disebuah batu gunung yang agak menonjol letaknya. Disaat Lo Him sedang duduk terpekur begitu, tiba-tiba dia mendengar suara berkeresek. Menyusul mana Sin Kim. macan tutul yang menjadi sahabatnya, yang saat itu tengah rebah tidur digoanya melompat bangun. Lo Him dan macan tutul itu telah saling pandang sejenak, kemudian Lo Him mengangguk, membenarkan bahwa ada orang yang berkeliaran didalam lembah itu. Dengan gesit Lo Him melompat Kebalik batu gunung itu untuk menyembunyikan diri. sedangkan Sin Kim, simacan tutul itu telah masuk kedalam goa. Keadaan sunyi sekali, tidak terdengar sesuatu apapun juga selain angin yang tengah mempermainkan daun-daun pohon dengan hembusannya yang lembut. Lo Him telah memasang mata dengan sinarnya yang bengis, karena dia menduga bahwa orang yang tengah285 berkeliaran dilembahnya ini adalah orang-orang yang tidak bermaksud baik. Didengar dari suara langkah kakinya, Lo Him meng hitungnya orang yang tengah mendatangi kemulut lembah berjumlah empat orang.   "Siapa mereka ?"   Berpikir Lo Him dengan gelisah, karena itu dia segera menguatirkan ke selamatan Yo Him, si Him kecil yang menjadi anak angkatnya.   Dia mendengar suara langkah kaki keempat orang yang tengah mendatangi itu ringan sekali, hampir tidak terdengar, suara berkeresek itupun sama halusnya seperti suara angin yang menghembus daun-daun pohon.   Tetapi telinga Lo Him yang terlatih dan tajam bukan main telah mendengarnya dengan jelas, terlebih lagi Sin Kim yang memiliki penciuman sangat tajam.   Keduanya seorang manusia dan seekor macan tutul, bersiap-siap untuk menyambut kedatangan "tamu"   Tidak diundang tersebut.   Menanti tidak lama.   dari arah mulut lembah tampak melangkah mendatangi empat sosok tubuh dengan gerakan yang ringan sekali.   Keempat tubuh itu, yang semuanya lelaki telah berhenti dan berbisik-bisik.   Malah Lo Him mendengar antara lain perkataan .   "Dia menghilang disekitar tempat ini... dan kita harus mencarinya terus! Sejak tadi ku lihat bahwa disekitar tempat ini ada kehidupan pasti lembah ini memiliki penghuninya..."   Hati Lo Him tergoncang, entah siapa orang yang dicari oleh keempat "tamu"   Tidak diundang tersebut? Tetapi Lo Him tidak mau terlalu lama berpikir, dia telah mengawasi dengan bersiap-siap kalau saja keempat orang itu menghampiri lebih jauh dan melihat rumah kayu yang dibangunnya, yang didiami oleh Siauw Liong Lie dan Yo Him,286 maka disaat itulah Lo Him akan segera keluar untuk melancarkan serangan.   "Apakah kau yakin dia belum meninggalkan tempat ini ?"   Tanya salah seorang lainnya.   "Hemm ... dia tengah hamil, dan mungkin bulan ini perutnya tengah besar-besarnya. Kita tawan dan usahakan jangan sampai dia bisa meloloskan diri pula...". Dan baru saja orang itu berkata demikian tiba-tiba kawannya yang lain telah menunjuk.   "Lihat ! Ada rumah !"   Berseru orang itu dengan suara gembira.   Hati Lo Him jadi tambah tegang sendirinya.   Dia mengawasi lebih tajam.   Dilihatnya keempat oraug itu telah melangkah menghampiri rumah kayu dimana didalamnya berada Siauw Liong Lie dan Yo Him.   Ketika keempat orang itu baru melangkah lima tindak, Lo Him sudah tidak bisa menahan hatinya lagi, dengan cepat dia telah mengeluarkan suara seruan keras, tubuhnya tahu-tahu melompat keluar, menghadang dihadapan keempat orang itu.   "Berhenti!"   Bentaknya bengis.   "Apa yang ingin kalian lakukan ditempatku ini?"   Keempat orang itu jadi terkejut, tetapi setelah melihat orang yang menegur mereka seperti "orang hutan", mereka jadi tertawa.   Karena jarak mereka sudah dekat, dibawahi sinarnya rembulan Lo Him bisa melihat diantara keempat orang itu terdapat seorang Lhama merah dua orang berpakaian sebagai guru silat, dan seorang pendeta Mongolia yang bertubuh tinggi besar bermuka kejam.287 Mereka telah membalas memandang Lo Him, dengan suara mengejek Lhama itu telah menegur "Engkaukah yang menjadi penghuni lembah ini?"   "Tepat !"   Menyahuti Lo Him dengan ketus "Hmmmmm, apakah engkau pernah melihat seorang wanita cantik yang tengah hamil dan seekor burung rajawali berukuran besar enam atau tujuh bulan yang lalu?"   Tanya Lhama itu lagi.   "Kalau melihat bagaimana dan kali tidak bagaimana ?"   Tanya Lo Him dengan mendongkol karena dia melihat keempat tamu tidak diundang ini angkuh sekali.   "Ihh ?"   Berseru Lhama itu kaget. Tetapi kemudian dia jadi marah.   "Engkau kurang ajar sekali. Tahukah engkau siapa kami ?".   "Aku tidak perlu tahu !"   Berseru Lo Him. Mendengar jawaban Lo Him, rupanya Lhama itu jadi meluap darahnya.   "Aku Chiluon selamanya belum pernah bertemu dengan manusia kurang ajar seperti kau rupanya engkau perlu dihajar agar dilain waktu tahu menghormati orang !"   Dan setelah berkata begitu, Lhama tersebut maju selanjutnya dia mengulurkan tangannya dengan maksud akan mencengkeram bahu Lo Him, yang niatnya untuk dibanting. Tetapi Lo Him dengan mudah menggerakkan bahunya, sehingga cengkeraman Lhama itu lolos.   "Ihh !"   Lhama itu, Chiuluon jadi mengeluarkan seruan kaget.   Tetapi tidak lama, sebab dengan mengeluarkan seruan mengguntur, dia mengulangi mengulur tangannya.   Kali ini berbeda dengan tadi.   Jika tadi Chiuluon melancarkan serangan dengan seenaknya saja, karena dia menduga lawannya tidak memiliki kepandaian apa-apa.288 Namun sekarang setelah dia mencela begitu, dia melancarkan cengkeraman selain cepat juga disertai oleh kekuatan tenaga lwekang yang hebat sekali.   Angin cengkeraman itupun telah menyambar datang sebelum jari-jari tangan Chiuluon tiba, sehingga Lo Him juga terkejut dan tidak berani memandang enteng terhadap serangan tersebut, maka dari itu dengan cepat dia telah melompat untuk mengelakkan diri.   Namun Chiuluon yang telah mengetahui bahwa Lo Him memiliki kepandaian yang tinggi, telah melancarkan serangan yang tidak main-main lagi setiap serangannya selain cepat juga mengandung tenaga serangan yang bisa mematikan.   Maka dari itu tidak mengherankan jika serangan itupun telah mengejutkan Lo Him, yang cepat-cepat telah bersilat dengan gerakan-gerakan yang gesit sekali, diapun telah memusatkan tenaga sakti dikedua telapak tangannya.   Latihan lwekang yang dimiliki Lo Him ini bukan sembarangan tenaga dalam, angin serangannya menderu- deru dengan hebat sekali, sehingga membuat Chiluon terkejut bukan main dan telah menambah tenaga serangannya.   Begitu pula dengan ketiga orang kawannya, yang memandang dengan tatapan mata heran, karena mereka tidak menyangka ditempat seperti ini mereka bisa bertemu dengan orang yang berkepandaian tinggi seperti Lo Him.   Dalam sekejap mata saja telah dua puluh jurus mereka bertanding.   Pendeta Mongolia itu tidak lain Tiat To Hoat-ong.   Dia yang mengajak ketiga kawannya itu, karena Chiluon memiliki kepandaian yang tinggi sekali, hanya berada setingkat dibawah-nya, dan juga kedua orang sahabatnya yang berpakaian sebagai busu, guru silat itu, merupakan pengawal- pengawal pribadi Kaisar Kublai Khan, adalah pengawal kelas satu dalam istana.   Keduanya masing-masing bernama Turkichi dan Talengkie.289 Jika Turkichi memiliki kepandaian mencengkeram yang dahsyat sekali, yang sekali mencengKeram dapat menghancurkan batu dan baja, karena kesepuluh jari tangannya itu telah dilatih dengan sempurna sekali.   Ilmu cengkeram yang dimiliki Turkichi mirip-mirip dengan ilmu mencengkeram "Kiu Im Pek Kut Jiauw (Cengkeraman Tulang Putih) yang pernah dilatih Bwee Tiauw Hong.   Maka dari itu bisa dibayangkan betapa hebatnya ilmu cengkeram yang dimiliki Turkichi.   Sedangkan Talengkie juga memiliki ilmu Siang to (sepasang golok) yang luar biasa, sekali tabas dapat merubuhkan belasan lawan.   Di negerinya, Mongol, dia merupakan pahlawan istana raja kelas satu yang disegani.   Dengan mengajak ketiga orang kawannya itu, sesungguhnya Tiat To Hoat-ong bermaksud mencari Siauw Liong Lie, Dia yakin Siauw Liong Lie masih berada disekitar tempat tersebut, dan terlebih pula memang Siauw Liong Lie tengah hamil, dengan mudah pasti akan dapat dicarinya.   Umpama kata Siauw Liong Lie telah pergi meninggalkan tempat tersebut, tentu mereka bisa mengikuti jejaknya.   Tiat To Hoat-ong juga merasa yakin bahwa dia telah berhasil melukai Siauw Liong Lie dengan pukulannya yang dahsyat, setidak-tidaknya Siauw Liong Lie tentunya telah terluka berat.   Tetapi begitu jauh, dia masih belum berhasil menemuinya, bahkan mereka telah memasuki lembah dan bertemu dengan Lo Him.   Disaat itu, dikala Lo Him tengah didesak hebat sekali oleh si Lhama Chiuluon, tiba-tiba dari dalam sebuah goa terdengar suara mengereng yang menggetarkan lembah itu.   Dengan cepat Tiat To Hoat ong menoleh, dan mereka, si pendeta dengan kedua kawannya melihat sesosok bayangan panjang yang menerjang kearah mereka.290 Tiat To Hoat ong mengerutkan alisnya, dia mengibaskan lengan bajunya.   Serangkum angin serangan yang kuat sekali menghantam keras kearah sosok bayangan tajam yang panjang itu.   Seketika itu juga sosok bayangan tersebut telah terpental dan bergulingan ditanah sambil mengeluarkan suara meraung yang keras sekali.   Ternyata sosok bayangan itu tidak lain dari si macan tutul Sin Kim.   Akibat kibasan lengan baju Tiat To Hoat-ong dia telah terlempar dan terguling hebat, namun cepat sekali dia telah melompat bangun dan menerkam lagi kearah si pendeta.   Turkichi melihat itu segera mewakili Tiat To Hoat ong menyambuti serangan yang dilancarkan oleh macan tutul291 tersebut, dia mengulurkan kedua tangannya dan "ceppp"   Kesepuluh jari tangannya telah menancap diperut macan itu dalam-dalam, sehingga Sin Kim meraung dan telah mencakar dan menggigit kearah depan sekenanya.   Tetapi Turkichi menggeser kedua kakinya, tubuhnya dimiringkan sehingga dia berhasil mengelakkannya dan tidak kena dicakar dan digigit oleh macan tutul itu.   Setelah mengeluarkan suara raungan yang keras, akhirnya tubuh Sin Kim rubuh tidak bergerak lagi.   Putus napasnya Sin Kim telah mati dan mitra kematiannya itu menggema dilembah tersebut sedangkan Turkichi telah menyusut darah dikesepuluh jari tangannya sambil memperlihatkan sikap yang sangat angkuh.   Suara raungan Sin Kim.   yang merupakan raung kematian.   telah mengejutkan Lo Him.   Dia menoleh dengan muka pucat dan tubuhnya menggigil melihat nasib macan tutulnya itu, Disaat itulah walaupun hanya beberapa detik saja, telah dipergunakan oleh Chiluon dengan sebaik mungkin, dia telah menghantam kearah dada Lo Him sehingga tubuh Lo Him terpental akibat serangan yang tepat itu.   Disaat tubuh Lo Him terpental begitu, Sauw Liong Lie baru keluar dari rumah kayu itu, karena dia mendengar suara meraung dari Sin Kim yang keras sekali.   Betapa terkejutnya Siauw Liong Lie, dia keluar sambil menggendong anaknya, Yo Him, dan tangannya gemetar waktu melihat keadaan Lo Him yang menggeletak ditanah sambil memuntahkan darah segar dan juga Sin Kim yang telah binasa dengan keadaan yang mengenaskan, dengan perutnya yang berlobang berlumuran darah.   Disaat itu juga Siauw Liong Lie telah melihat diantara empat orang yang tengah berdiri dengan sikap yang angkuh itu, terdapat Tiat To Hoat-ong292 Dengan gusar Siauw Liong Lie membuka ikat pinggangnya, tubuhnya dengan ringan telah melompat menerjang sambil memutar ikat pinggangnya.   "Dia orangnya!"   Berseru Tiat To Hoat ong dengan girang.   "Tangkap, jangan biarkan dia lolos."   Dan Tiat To Hoat ong bukan hanya berteriak belaka, karena dia telah melompat dan mendahului untuk menyerang.   Hebat sekali terjangannya karena dia telah melancarkan serangan yang dahsyat.   Siauw Liong Lie tidak jeri terhadap siapa pun juga, dia hanya merasa kuatir kalau-kalau si pendeta nanti mempergunakan tabung gasnya.   Turkichi dan Talengkie juga telah melompat sambil melancarkan serangan, Talengkie telah mencabut sepasang senjata goloknya yang bentuknya aneh panjang bergigi, dia melancarkan serangan dengan hebat sekali.   Chiluon juga telah mengeluarkan suara bentakan, ikut melancarkan serangan Kepada Siauw Liong Lie.   Nyonya Yo Ko merasakan serangan datang bertubi-tubi dan hebat sekali.   Dia memutar ikat pinggangnya, tetapi tenaganya belum pulih keseluruhannya, dia baru saja melahirkan dan dengan sendirinya menghadapi serangan keempat lawannya yang masing-masing memiliki kepandaian yang demikian tinggi Siauw Liong Lie jadi terdesak juga.   Diam-diam Siauw Liong Lie mengeluh dia melihat Lo Him terluka parah dan tidak bisa berdiri, hanya mengerang-erang kesakitan karena luka yang dideritanya bukan main hebat.   Tiat-To-Hoat-Ong girang sekali sebab dia yakin Siauw Liong Lie akan dapat ditawannya kembali.   Sekali-kali si pendeta Mongol itu telah memandang sekelilingnya, dia melihat kalau Sin-tiauw pun berada disekitar tempat itu, tetapi nyatanya293 bayangan burung rajawali itu tidak berada ditempat keadaan tersebut sehingga si pendeta bertanya-tanya, entah kemana perginya burung rajawali yang sakti itu.   Keringat dingin mulai menitik deras ditubuh Siauw Liong Lie.   Dia hanya bisa bertempur dengan mempergunakan tangan kanan belaka, karena tangan kirinya tengah menggendong anaknya.   Sehingga kegesitan Siauw Liong Lie juga berkurang akibat perhatiannya yang terpecah, sebab walaupun bagaimana dia kuatir kalau-kalau anaknya nanti terluka.   Tiat To Hoat ong yang licik telah dapat melihat kekuatiran nyonya Yo itu.   Dengan cepat dia telah merobah cara ber tempurnya.   Hoat- ong ini telah membiarkan kawan-kawannya mendesak si nyonya, sedangkan dia sendiri berulang kali telah melancarkan serangan yang dahsyat, ditujukan kepada anaknya si nyonya yang berada dalam gendongan.   Tentu saja hal itu membuat Siauw Liong Lie jadi panik, dia memang tengah mempergunakan ilmu silat Giok Lie Kiam- hoat.   Ilmu silat bidadari, dan dia mempergunakan ikat pinggangnya sebagai pengganti pedang, dengan sendirinya gerak-geriknya tidak leluasa.   Dan kini disaat Tiat To Hoat ong melancarkan serangan yang bertubi-tubi kearah anaknya keruan saja membuat dia jadi tambah sibuk.   Berulang kali Siauw Liong Lie telah berusaha bersiul nyaring, memanggil Sin Tiauw tetapi burung itu tidak juga terlihat.   Saat itu desakan keempat lawannya semakin lama jadi semakin hebat, dan yang menguatirkan Siauw Liong Lie justeru disaat itu Tiat To Hoat-ong telah beberapa kali berusaha merogoh sakunya.294 Siauw Liong Lie bisa menduga bahwa pendeta Mongol ini tentu ingin mengambil tabung gasnya.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Mati-matian Siauw Liong Lie menghantamkan ikat pinggangnya, yang sebentar lunak dan sebentar keras dia melancarkan serangan yang dahsyat sekali.   Hal itu agar mencegah si pendeta mengambil tabung gasnya itu.   Kenyataan seperti itu tentu saja membuat Tiat To Hoat ong jadi mendongkol.   Dia telah memperhebat serangannya.   Suatu kali, terdengar jeritan Siauw Liong Lie, karena bahu kanannya telah kena dicengkeram oleh Turkichi, sehingga mengucurkan darah.   Dan golok Talengkie juga telah berhasil melukai lengan nyonya itu.   Setelah lewat empat jurus lagi, lengan kirinya juga telah dilukai.   Melihat keadaan demikian, seketika itu juga Siauw Liong Lie menyadari bahwa dia tidak mungkin dapat menghadapi lawan- lawannya itu dengan keadaan demikian, karena walaupun terlambat, tetapi dirinya akan dirubuhkan.   Terlebih lagi jika si pendeta telah mempergunakan tabung gasnya.   Maka dengan cepat dia telah memutar ikat pinggangnya dengan mengerahkan tenaganya, sehingga memaksa keempat lawannya melompat mundur.   Disaat itulah Siauw Liong Lie menjejakkan kakinya tubuhnya telah melambung keudara, dan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya dia lari dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuh untuk meninggalkan tempat itu.   "Kejar?"   Teriaknya Tiat To Hoat-ong dengan gusar. Keempat orang itu segera juga melakukan pengejaran. Bahkan Talangkie telah menggerakan tangan kanannya.295   "Serrr. serrr,"   Dua sinar hijau telah menyambar kearah Siauw Liong Lie.   Tetapi nyonya itu telah berhasil mengelakan dua serangan paku beracun yang dilontarkan lawannya.   Karena berkelit begitu, maka Siauw Lion Lie jadi terlambat dalam gerakannya.   Sehingga keempat lawannya telah menyusul kian dekat saja.   Tetapi dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada padanya Siauw Liong Lie telah berlari pula, dia telah berusaha untuk meninggalkan keempat lawannya itu.   sebab walaupun bagaimana Siauw Liong Lie berusaha untuk menyelamatkan bayinya, Karena tergoncang-goncang, bayi yang semulanya tengah tertidur nyenyak itu jadi tersentak bangun dan menangis.   Suara tangisannya itu telah mengema disekitar lembah tersebut.   Dikejauhan segera terdengar suara pekik yang nyaring, dan sebuah titik hitam tampak mendekati kearahnya.   Siauw Liong Lie jadi girang, semangatnya jadi terbangun, dia telah mengempos kekuatannya dan berusaha berlari lebih cepat lagi.   Suara pekikan itu adalah suara pekikan Sin Tiauw.   Jika memang rajawali sakti itu berada di tempat tersebut, tentu si bayi dapat diselamatkan Sintiauw rupanya tadi tengah berkeliling-keliling disekitar Kun Lun.   Burung ini mengetahui bahwa besok dia bersama Siauw Liong Lie akan meninggalkan tempat tersebut, dia bermaksud megelilingnya untuk melihat terakhir kalinya.   Dan suara tangisan si bayi itulah yang telah didengarnya, maka cepat-cepat Sintiauw telah terbang menghampiri dengan296 tergesa.   Waktu tiba didekat tempat Siauw Liong Lie berada, Tiat To Hoat-ong yang melihat burung rajawali itu, telah mempercepat dia mengeluarkan tabung gasnya.   Gerakan si pendeta telah dilihat oleh Siauw Liong Lie.   dia tiba-tiba berseru .   "Terimalah Tiauwheng !"   Sambil berseru dia melontarkan bayinya.   Rajawali sakti itu seperti mengerti, dia mencengkeram hati-hati pembalut tubuh si bayi, dan kemudian dibawanya terbang tinggi sekali.   Dengan berhasilnya diselamatkan bayinya Siauw Liong Lie jadi tenang, disamping itu dia pun bisa bergerak lebih leluasa dan dapat mencurahkan seluruh perhatiannya untuk menghadapi lawan-lawan itu.   Waktu tiba dihadapan Siauw Liong Lie, Tiat To Hoat ong tengah gusar dan mendongkol karena dia melihat bayi Siauw Liong Lie telah dapat diselamatkan oleh rajawali itu.   Karena mendongkolnya dia telah menyemprotkan gas dalam tabungnya kearah Siauw Liong Lie.   Mengetahui hebatnya gas tabung itu, Siauw Liong Lie cepat-cepat menahan pernapasannya, dia mengibas dengan lengan bajunya lalu memutar tubuhnya dan berlari secepat mungkin.   Tiat To Hoat-ong tambah gusar, dengan segera dia mengejar pula disertai oleh teriak-teriakannya.   Ketiga kawan si pendeta juga telah ikut mengejar terus.   Tidak hentinya Talengkie menghujani Siauw Liong Lie dengan paku-paku beracunnya, dan dua diantara sekian banyak paku beracun itu telah menancap dipunggung si nyonya, Semula Siauw Liong Lie memang tidak merasakan apa-apa selain perasaan sakit, tetapi racun dari paku itu bekerja cepat sekali, sehingga dalam sekejap mata seluruh punggungnya telah kesemutan dan kaku.   Siauw Liong Lie jadi terkejut, tubuhnya terhuyung.297 Disaat itu mereka telah kejar mengejar di tepi jurang, dan keadaan disitu sangat berbahaya sekali.   Dengan mengeraskan hati Siauw Liong Lie mengempos semangatnya, dia berlari terus.   Sedangkan Sin Tiauw telah terbang tinggi sekali dengan membawa si bayi.   Tiat To Hoat-ong dan kawan-kawannya semakin penasaran saja, mereka mengejar terus.   Semakin lama jarak mereka semakin pendek saja.   hanya terpisah tiga tombak lebih.   Akhirnya Siauw Liong Lie putus asa.   "Daripada aku mati ditangan mereka lebih baik aku mati didasar jurang!"   Dan setelah berpikir begitu, Siauw Liong Lie melirik kearah jurang yang dalam itu.   yang tidak terlihat dasarnya.   Hatinya jadi menggidik, dia juga jadi teringat kepada Yo Him, anaknya.   Dengan sendirinya Siauw Liong Lie jadi ragu-ragu.   Namun akhirnya, karena dia telah melihat lawannya semakin dekat dan tidak akan melepaskan dirinya, dia jadi nekad, dengan tidak berpikir apapun juga, dia melompat kedalam jurang itu.   Tiat To Hoat ong terkejut, pendeta itu yang telah datang menyusul dekat sekali, telah mengulurkan tangannya untuk menjambret, namun gagal.   Tubuh Siauw Liong Lie meluncur terus dengan cepat kebawah dan lenyap dalam kegelapan.   Ditengah udara, terdengar suara pekik Sintiauw.   Tiat To Hoat ong dan ketiga lawannya jadi menghela napas penasaran.   Mereka memandang kearah Sintiauw.   "Kita harus menangkap anaknya itu.....!"   Menggumam Chiluon dengan suara perlahan.   Tiat To Hoat-ong dan kedua kawan lainnya telah mengangguk mengiyakan.298 Tetapi Sintiauw yang cerdik itu terbang tinggi ditengah udara, sama sekali tidak mau terbang merendah.   Bagaimana menangkapnya? Disamping mendongkol, Tiat To Hoat ong juga jadi berputus asa.   Disaat itu Sintiauw telah melayang turun di seberang jurang dan berdiri sejenak disana seperti tengah ragu-ragu, Apakah ikut turun kedasar jurang atau membawa pergi anaknya Siauw Liong Lie yang berada dalam cengekeramannya.   Tetapi Sintiauw yang cerdik itu menyadarinya, jika dia terbang turun kebawah jurang itu, sedangkan keempat orang musuh Siauw Liong Lie masih berada di tepi jurang itu, maka dengan mudah dia akan diserang dengan senjata rahasia, Itulah berbahaya, karena jika dia kebetulan terserang dan menderita kesakitan, sehingga cekatannya terhadap bayi didalam cengkeramannya itu terlepas bukankah membahayakan jiwa si bayi yang akan terbanting didasar jurang? Hal itulah yang telah membuat Sin Tiauw ragu-ragu sehingga akhirnya dia telah terbang lagi, tinggi sekali ditengah angkasa dengan sekali-sekali memperdengarkan suara pekikannya.   Tiat To Hoat ong dan ketiga kawannya yang masih penasaran tetap menanti ditepi jurang Tetapi Sintiauw telah terbang jauh dan tidak terlihat bayangannya lagi sambil membawa bayinya Siauw Liong Lie.   Si pendeta Mongolia itu bersama kawannya jadi berputus asa dan akhirnya telah meninggalkan tempat tersebut dengan tangan kosong.   Keadaan disekitar tepi jurang didekat lereng gunung Kun Lun San tersebut jadi sepi sekali, hanya sekali-sekali dikejauhan terdengar suara raungan binatang buas.299 LO HIM yang terluka parah akibat serangan yang meremukkan beberapa tulang iga di dadanya telah berusaha menyalurkan tenaga murninya.   Namun usahanya itu gagal dan perasaan sakit luar biasa menyerangnya, sehingga Lo Him merintih beberapa kali.   Perlahan-lahan dia telah merangkak karena dia sangat menguatirkan sekali keselamatan Siauw Liong Lie.   Tetapi dalam keadaannya yang tengah terluka parah, mana dapat dia menyusul Siauw Liong Lie dan keempat orang lawannya ? Dalam keadaan segerti itulah, dia melihat Tiat To Hoat-Ong dan ketiga kawannya telah berjalan mendatangi.   Tentu saja Lo Him jadi terkejut, karena dia tidak melihat Siauw Liong Lie diantara mereka.   Dalam keadaan seperti itu, diapun girang, karena dia bisa menduga Siauw Liong Lie tentu berhasil meloloskan diri dari keempat lawannya tersebut, dia jadi lapang hatinya, tetapi Tiat To Hoat-ong dan ketiga kawannya yang tengah dalam keadaan murka dan mendongkol telah melihat Lo Him, maka kemarahan mereka telah ditumpahkan kepada Lo Him.   dihampirinya Lo Him, lalu tanpa mengenal kasihan sedikitpun juga dia telah mengayunkan tangan kanannya "plaak"   Kepala Lo Him telah dihantamnya hancur.   Sedangkan Talengkie, Turkichi dan Chiluon telah ikut menghajar orang yang malang itu, sehingga tubuh Lo Him hancur remuk dan napasnya sudah siang-siang putus...   Setelah puas menumpahkan kemarahan didiri Lo Him, keempat orang Mongolia itu telah meninggalkan tempat tersebut.   Mayat Lo Him dan Sin Kim, si macan tutul menggeletak tanpa napas keadaan mereka mengenaskan sekali.300 Udara dingin sekali dan keadaan sunyi sepi, hanya rumah kayu yang kosong tidak ber-penghuni yang tetap utuh ditempat tersebut.....   0000odw^kzo0000 SETELAH TERBANG berputaran sekian lama Sintiauw kembali ketepi jurang itu.   Dia melibat keempat orang musuh Siauw Liong Lie telah pergi tidak terlihat bayangannya lagi, maka burung rajawali tersebut telah meluncur terbang kedalam jurang itu.   Tetapi ketika Sintiauw tiba didasar jurang binatang sakti ini tidak melihat tubuh Siauw Liong Lie, hanya tumpukan pakaian dari Siauw Liong Lie yang dilihatnya.   Tentu saja Sin Tianw jadi bingung, dia telah terbang berputaran didasar jurang itu, mengeluarkan suara pekikan yang keras bagaikan tengah memanggil-manggil Siauw Liong Lie.   Namun Siauw Liong Lie tetap tidak terlihat mata hidungnya, telah lenyap bagaikan di telan bumi.   Tentu saja Sin Tiauw jadi bingung bukan main, pakaian Siauw Liong Lie dilihatnya ada didekat tempat itu, tetapi kemana perginya Siauw Liong Lie ? Sin Tiauw meletakan bayi didalam cengkeramannya dengan hati-hati, dia telah mencakari tanah, menggali sebuah liang, untuk mengubur barang-barang Siauw Liong Lie.   Kemudian Sin Tiauw terbang berputaran lagi sambil memekik-mekik, memanggil-manggil Siauw Liong Lie Tetapi nyonya Yo Ko itu tetap telah lenyap tidak terlihat mata hidungnya lagi.   Inilah yarg sangat mengherankan sekali kemana perginya Siauw Liong Lie? Jika dia mati terbanting didasar jurang tentunya terlihat tubuh atau mayatnya dan jika dia berhasil menyelamatkan dirinya dari kematian terbanting didasar jurang ini, tentu dia akan mendengar suara pekikan Sin Tiauw301 dan keluar untuk menemuinya, Namun kini Siauw Liong Lie tetap lenyap tidak terlihat mata hidungnya? Kemana nyonya Yo itu? Selesai mengubur seluruh barang-barang Siauw-Liong Lie yang beihasil ditemuinya ditempat itu, Sin Tiauw telah terbang mencari seekor kambing hutan, yang dibawanya hidup-hidup untuk di pergunakan oleh si bayi menyusui.   Begitulah untuk selanjutnya Sin Tiauw telah merawat si bayi Yo Him.   Didasar jurang itu.   Selama itu pula Siauw Liong Lie tidak pernah terlihat bayangannya, entah kemana lenyapnya, nyonya Yo Ko itu...   Memang cukup berat rajawali itu merawat Yo Him, namun dia telah berusaha untuk merawatnya sebaik mungkin.   Untuk membawa Yo Him, membawa terbang meninggalkan Kun Lun San mencari Yo Ko, juga bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena tidak mungkin rajawali ini membawa si bayi terbang, berkeliling mencari ayahnya, sedangkan Yo Ko tidak diketahui berada dimana.   Semula Sin Tiauw ingin mengajak Yo Him terbang ke Siauw hong, tempat dimana Yo Ko dan Siauw Liong Lie semula menetap, tetapi akhirnya Sin Tiauw memutuskan untuk merawat dulu si bayi selama beberapa tahun dilembah ini.   Waktu dengan cepat beredar, dari bulan ke bulan dan akhirnya Yo Him telah berusia dua tahun lebih.   Sintiauw sering mengajak anak itu terbang keatas jurang, dengan Yo Him duduk dipunggung rajawali tersebut.   Dan diatas jurang itu, Sintiauw mengajak Yo Him bermain-main dengan gembira.   Tidak jarang pula, Sintiauw sengaja meninggalkan Yo Him didekat permukaan sebuah perkampungan dikaki gunung, sehingga Yo Him bisa bermain- main dengan beberapa orang anak kampung lainnya, tidak mengherankan jika Yo Him pun bisa bercakap-cakap seperti anak-anak yang lainnya.   Jika sore hari, barulah Sintiauw menjemput Yo Him kembali.302 Akhirnya, karena terlampau seringnya Sin Tiauw mengantarkan Yo Him kemulut perkampungan tersebut, banyak anak-anak kampung itupun yang telah menyenangi si rajawali dan sering mengajaknya bermain bersama.   Betapa gembiranya anak-anak kampung itu jika diajak terbang oleh rajawali tersebut, dengan mereka duduk dipunggung burung tersebut.   Semula orang tua anak-anak kampung itu merasa kuatir kalau-kalau rajawali itu masih ganas dan liar, atau setidaknya anak-anak mereka jatuh dari punggung Sintiauw, namun setelah hampir satu tahun lebih tanpa terjadi urusan apa-apa, orang-orang kampung itupun jadi biasa dengan sendirinya.   Sedangkan Sintiauw memang sengaja mengajak Yo Him Kepermukaan kampung itu, untuk bermain dengan anak-anak diperkampungan tersebut, agar Yo Him belajar bicara dan senang-senang ikut bermain-bermain dengan anak-anak dikampung itu.   Walau pun Sintiauw seekor binatang belaka, namun dia memiliki pikiran yang bijaksana.   Setelah Yo Him berusia dua tahun lebih, dia mulai dididik oleh Sintiauw melatih tenaga dalam dan ilmu pukulan.   Seperti diketahui, disaat Yo Ko dibuntungi tangannya oleh Kwee Hu (Sia Tiauw Hiap Lu menceritakan perihal itu) maka Sintiauw ini yang telah mendidik Yo Ko untuk mempergunakan goloknya yang berat itu.   Dan kini dibawah bimbingan Sintiauw, Yo Him memang bisa memperoleh didikan yang kuat, namun karena usianya yang masih terlampau kecil itu, ilmu silat dan tenaga dalam itu tidak berarti apa-apa, hanya bisa menyebabkan tubuh anak tersebut sehat dan kuat saja.   Menjelang usia tiga tahun lebih, Yo Him bisa bermain dengan lincah, dan dia mulai dapat mendaki tempat-tempat yang agak tinggi.303 Terlebih lagi Sintiauw dalam menurunkan ilmunya selalu teratur, yaitu setiap tengah malam tentu dia akan membangunkan Yo Him dari tidurnya dan memaksa anak itu melatih diri.   Tetapi yang membuat Yo Him tidak mengerti, anak-anak kampung lainnya memiliki ibu dan ayah, sedangkan dia tidak.   Begitu juga Sintiauw tidak menjelaskan siapa ayah dan ibunya, karena memang rajawali itu walaupun sangat cerdik dan pandai tetapi tidak bisa bicara.   Hanya rajawali itu seringkali menunjuk kearah gundukan tanah dimana pakaian Siauw Liong Lie dikuburkan.   Anak kecil Yo Him belum mengerti urusan apa-apa, dia selalu hanya mengangguk-menganggukkan kepala belaka jika memang Sintiauw tengah menunjuk gundukan tanah pakaian Siauw Liong Lie.   Waktu beredar cepat sekali, dan pagi itu, sejak matahari belum memperlihatkan diri, Sin Tiauw tampak berdiri diam saja, tidak seperti biasanya dia terbang berputaran mencari mangsanya.   Sikap burung itu lesu sekali, seperti ada yang menyusahkan hatinya.   Sedangkan Yo Him telah menghampiri dan merangkul leher burung itu.   "Tiauwya (ayah rajawali) apakah yang tengah kau risaukan?"   Tanyanya.   Rajawali itu hanya menggeleng perlahan, dia menggesekkan kepalanya perlahan-lahan dilengan Yo Him dengan penuh kasih sayang.   Lalu dengan ujung sayapnya dia telah menunjuk ke-punggungnya.   Yo Him mengerti, dia melompat naik ke punggung rajawali itu.   Usianya yang empat tahun lebih itu telah menyebabkan anak ini bisa melompat dengan gesit sekali.   Sintiauw telah304 berjalan kesudut dasar jurang, dengan cakarnya dia mengorek tanah, dan dari dalam tanah itu dia mengeluarkan beberapa barang, yang ternyata milik Siauw Liong Lie, yang telah dikeluarkan oleh rajawali itu.   Tentu saja sibocah tidak mengerti, Yo Him hanya mengawasi saja.   Disaat itu Sintiauw telah memberi isyarat dengan sayapnya, agar barang-barang itu dimasukkan Yo Him kedalam sakunya.   Yo Him mengerti dan menuruti keinginan Sintiauw.   Dan setelah Yo Him memasukkan beberapa macam barang bekas milik Siauw Liong Lie, sibocah diperintahkan Sintiauw naik ke- punggungnya.   Dia mengajak Yo Him terbang ke atas jurang, menurunkan Yo Him dipintu kampung yang biasa dimana Yo Him bermain-main dengan beberapa orang anak kampung lainnya, Setelah menggesek-gesekkan kepalanya beberapa kali dilengan Yo Him, burung rajawali itu terbang tinggi sekali berputaran tidak hentinya.   Yo Him yang berdiri dimuka kampung itu jadi heran.   Belum pernah dia melihat sikap Sintiauw seperti itu.   Maka dari itu dengan sendirinya dia tidak mengerti mengapa hari ini Sintiauw membawakan sikap seperti itu.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Lama juga Sintiauw berkeliling berputaran ditengah udara, lalu dengan mengeluarkan suara pekik yang nyaring sekali, rajawali itu telah menukik masuk kedalam jurang dan lenyap tidak muncul kembali.   Yo Him jadi bingung ketika sore harinya rajawali itu tidak menjemputnya.   Dan beberapa orang kawannya telah mengajak Yo Him untuk menginap saja.   Begitu pula dihari-hari berikutnya Sintiauw tidak datang menjemput, sehingga akhirnya Yo Him telah diambil sebagai anak angkat oleh keluarga Ciang, dikampung tersebut.305 Ternyata Sintiauw sesungguhnya ingin merawat Yo Him sampai dewasa.   Namun disebabkan usianya yang telah lanjut, dia tidak bisa melaksanakan tugasnya.   Karena Sintiauw memiliki kepandaian yang luar biasa, lain dari rajawali lainnya, terlebih lagi memang diapun merupakan rajawali sakti, maka dia mengetahui bahwa putus napas dan kematiannya sudah tiba.   karena usianya telah lanjut.   Dengan demikian tidak mengherankan jika seharian itu dia memperlihatkan sikap yang lesu.   Setelah membawa Yo Him keatas jurang dan meninggalkan di mulut perkampungan itu, Sintiauw menukik kembali kedasar jurang dan menemui kematian disitu, melepaskan napasnya yang terakhir.   Setidak-tidaknya Sintiauw telah melakukan tugasnya yang terakhir, sehingga dia telah bisa mengantarkan Yo Him keperkampungan dikaki gunung Kun Lun itu agar sibocah tidak terkurung didalam jurang itu.   Sedangkan Yo Him yang belum mengerti urusan apa-apa hanya menganggap bahwa Sintiauw telah mengalami kecelakaan sesuatu atau memang telah pergi meninggalkannya.   Hari demi hari lewat cepat sekali, bulan demi bulan juga telah lewat pesat Yo Him akhirnya telah berusia tujuh tahun kini dia merupakan seorang anak yang tampan sekali mukanya yang kecil itu cakap dan halus.   Tidak mengherankan karena Yo Him memiliki kakek yaitu Yo Kong seorang pria yang tampan, kemudian ayahnya Yo Ko, juga berparas tampan, ibunya Siauw Liong Lie juga cantik, maka tidak mengherankan jiwa Yo Him memiliki paras yang amat tampan sekali.   Namun dalam usia tujuh tahun seperti itu Yo Him perlahan- lahan mulai mengerti urusan.   Dia mulai dapat berpikir dan306 sering datang ketepi jurang, berdiam disana sampai menjelang sore.   Dia jadi sering memikirkan rajawali sakti, yang tidak pernah muncul itu, dan diapun sering menangis sedih disana.   Yo Him telah melihatnya semua anak-anak kampung itu memiliki ayah dan ibu, tetapi dia? Mana ayahnya? Mana ibunya! Dan perasaan sedih itu telah melanda hatnya.   Keluarga Ciang memang memanjakannya, menganggap Yo Him sebagai anak kandungnya sendiri, karena keluarga Ciang tidak memiliki anak, mereka hanya merupakan pasangan suami-isteri yang telah lanjut usianya itu namun Yo Him tetap merasakan adanya sesuatu kekurangan didirinya...    Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Sepasang Pendekar Perbatasan Karya Chin Yung

Cari Blog Ini