Lima Jago Luar Biasa 5
Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong Bagian 5
Lima Jago Luar Biasa Karya dari Sin Liong mereka adalah Perdana Menteri, Jendral Utama, Laksamana dan Jenderal Pimpina pasukan Gielimkun, pasukan keamanan istana. Keempat orang pembesar ini tetap ikut dengan Toan Hongya, walaupun 137 mereka telah dianjurkan lebih baik melanjutkan tugas mereka masing-masing membantu Kaisar Tayli yang baru, yaitu putera Toan Hongya yang sulung agar puteranya dapat mejalankan tugasnya dengan baik. Namun keempat pembesar itu tetap bersikeras selalu ingin mendampingi Toan Hongya, maka keinginan mereka tidak dapat ditolak oleh Toan Hongya. Dengan ikut sertanya keempat orang itu selanjutnya disebabkan Toan Hongya telah mencukur rambutnya menjadi pendeta, merekapun menanggalkan segala pangkat dan kemewahannya. Mereka hidup sebagai manusia biasa dan resmi menjadi empar orang murid Toan Hongya merangkap melayani sang guru bekas kaisar ini. Nama kecil Toan Hongya adalah Toan Ceng, sesungguhnya nama resminya adalah Toan Tien Hin. Nama itu dipergunakan setelah Toan Hongya naik Tahta Kerajaan. Dan setelah melepaskan kedudukan sebagai Kaisar dan tahta diwariskan kepada putera sulungnya, lalu mencukur rambut dan menuntut kehidupan sebagai pendeta, Toan Hongya menggunakak gelaran sebagai It Teng Taysu. **** UDARA cukup panas oleh teriknya matahari, dan waktu itu dipinggiran hutan kecil, tampak duduk seorang lwlaki yang berusia sekitar tigapuluh tahun lebih. Memakai baju yang singset, sehingga terlihat betapa bentuk tubuhnya yang tinggi besar. Mukanya yang persegi, tampan dan gagah sekali. Sambil duduk di bawah sebatang pohon. Ia telah mengipas-ngipas dengan mempergunakan kipas yang indah berukuran tidak begitu besar. Pada ujung kipas itu tampak ronce berwarna hijau 138 muda. Rupanya dengan kipas tersebut ia bisa mengurangi perasaan gerah yang menyerang dirinya. Setelah berdiam sejenak neristirahat dibawah batang pohon itu, pemuda tersebut melompat berdiri, melipat kipasnya dan menyelipkan di pinggangnya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menggumam. "Mungkin setengah tahun lagi aku baru bisa menguasai ilmu ini.!" Dan ia melangkah memasuki hutan kecil tersebut. Setelah berjalan serintasan, dibawah sebatang pohon Gouwtong yang besar dan lebat. Pemuda itu berdiam diri. Dia berdiri tegak, kedua tangannya digerakkan, menepuk tiga kali, suara tepukan tangannya itu nyaring, bergema disekitar hutan tersebut. Menyahuti suara tepukan itu, terdengar suara "krokk, krokk!" Beberapa kali. Pemuda itu tersenyum, dia sedang duduk dibawah pohon Gouwtong itu dengan sebelah kaki terangkat, kemudian menepuk tangan beberapa kali. Suara tepukannya tetap nyaring, dan selalu disambut oleh suara "krokk, krokk!" Tidak lama kemudian tampak mahluk yang aneh dan mengerikan telah muncul dari balik sebuah pohon dihadapan Gouwtong itu. ukuran tubuh mahluk aneh itu setinggi manusia, jalannya melompat-lompat dan jika diperhatikan dengan jelas, ternyata mahluk itu tidak lain dari seekor kodok hijau yang berukuran sangat besar sekali. Inilah seekor kodok hijau yang jarang terdapat dimanapun juga karena kodok itu benar-benar memiliki ukuran tubuh yang sangat besar, puluhan kali lipat lebih besar daripada ukuran kodok biasa. Kodok raksasa inilah yang selalu menyambuti tepukan tangan dari pemuda itu dengan suara "krokk, krokk" Tidak hentinya. Dan waktu tiba 139 didekat pohon Gouwtong itu. Dihadapan si pemuda, binatang raksasa yang luar biasa ini telah berdiam diri, hanya mempergunakan suara "krokk, krokk" Yang perlahan seperti juga tengah menantika perintah. Pemuda bertubuh tinggi besar itu tersenyum, ia berhenti menepuk tangannya. Kemudian katanya perlahan. "Ceng jie, kau harus memperlihatkan lagi beberapa jurus kepadaku!" Kodok itu memperdengarkan suara "krokk, krokk" Seperti yang perlahan sekali, mengerti mengerti akan perkataan si pemuda. Dia mendekam terus. Sedangkan pemuda itu telah melompat berdiri, dia tersenyum sambil menganggkat kedua tangannya, tahu-tahu tubuh si pemuda berputar dua kali, sepasang tangannya bergerak dan "wuutt" Dari kedua tangan itu telah meluncur serangkum angin yang kuat sekali, menerjang pada kodok itu. Kodok raksasa itu tidak berkelit sama sekali, ia menerima pukulan itu, dan tubuhnya yang besar itu telah terhantam kuat sekali. Namun kodok itu tetap mendekam ditempatnya tanpa bergeming, bagaikan tegaknya batu karang dilanda gelombang laut. "Bagus!" Memuji pemuda itu. dan berbareng dengan pujiannya itu, kedua tangannya bergerak lagi mendorong. Kodok itu tetap tidak mengelak, membiarkan tubuhnya dijadikan sasaran dari dorongan kedua telapak tangan si pemuda. Kali ini tubuhnya agak tergetar oleh kekuatan dorongan tersebut, namun kodok itu tetap mendekam ditempatnya. "Nah Ceng jie, sekarang kita mulai!" Berseru pemuda itu dengan suara yang nyaring. Dan sambil berkata begitu, pemuda 140 ini telah menekuk kedua kakinya, ia mengambil posisi dan kedudukan seperti seekor kodok, yaitu dengan berjongkok dan kedua telapak tangannya diletakkan di tanah. Kodok itu memperdengarkan suara "krok" Yang perlahan dan mengangkat kepala bagaikan menantikan serangan berikutnya dari pemuda itu. Waktu itu, pemuda bertubuh tinggi besar tersebut telah meniru suara kodok itu. "krok, krok!" Dia memperdengarkan suara itu, kemudian kedua tangannya diangkat, dia mendorong dengan kuat, dorongan mana menimbulkan suara angin yang menderu-deru menerjang pada kodok raksasa dihadapannya. Kali ini kodok raksasa itu tidak diam mendekam diri, hanya dengan gerakan yang gesit sekali, tahu-tahu kodok raksasa itu telah melompat ke samping. Dengan demikian, angin pukulan yang dilakukan oleh si pemuda mengenai tempat kosong dan menghantam batang pohon dibelakang kodok raksasa itu. "Krakkkkk!" Pohon itu tumbang dan jatuh menimbulkan suara yang sangat gaduh sekali. Apa yang terjadi benar-benar mengejutkan karena dengan dorongan kedua telapak tangannya, si pemuda telah memperk=lihatkan kekuatan tenaga yang luar biasa besarnya, dimana dari jarak yang cukup auh, dengan hanya terkena angin dari dorongan itu, batang pohon tersebut telah patah karenanya. Pemuda itu tertawa, walaupun pukulannya tadi tidak berhasil mengenai kodok hijau itu, yag selalu dipanggil dengan sebutan "Ceng-jie (ajak hijau), judteru dia tertawa senang, dan mengulangi lagi pukulan-pukulan yang dilakukan dalam sikap yang aneh sekali, dimana dia mengambil kedudukan kedua 141 kaki yang tetap berjongkok dan mendorong dengan mempergunakan kedua telapak tangannya secara berbareng. Dengan demikian, telah puluhan batang pohon yang tumbang karena dorongan tenaga serangan pemuda itu, karena setiap kali kodok raksasa itu dapat menghindarkan diri dari tenaga dorongan yang kuat itu. Setelah lewat lagi beberapa jurus, tampaknya si pemuda puas, ia berkata. "Bagus! Aku telah berhasil untuk menciptakan dua jurus lagi!" Dan pemuda itu telah melompat berdiri tegak, dia menepuk kedua tangannya. Kodok raksasa itu mengeluarkan suara "krokk, krokk" Lalu memutar tubuhnya melompat pergi meninggalkan pemuda itu, kembali ke arah dari mana dia datang. Sedangkan si pemuda bertubuh tinggi besar itu, juga telah menuju ke luar hutan itu lagi, duduk di bawah sebatang pohon dan mempergunakan kipasnya untuk mengipasi tubuhnya. Sekali-sekali iapun menyeka keringatnya. Tampaknya ia sangat kepanasan oleh teriknya matahari. Sedang sepasang alisnya berkerut, sepertinya pemuda itu tengah berpikir keras, berusaha mengingat-ingat gerakan dari kodok raksasa tadi. Seperti katanya, lewat gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kodok raksasa itu, pemuda ini telah berhasil menciptakan dua jurus ilmu silat lagi, tentu saja ilmu silat yang berdasarkan gerakan kodok. Setelah beristirahat kira-kira sepeminum teh, pemuda itu kembali masuk ke dalam hutan. Ia berdiri tegak seperti keadaan tadi, menepuk-neuk tangannya lalu duduk di bawah pohon Gouwtong menantikan munculnya kodok hijau yang besar itu. 142 dan selalu kodok hijau besar itu muncul dengan disertai suara "krok, krok" Nya. Begitulah berulang kali pemuda tersebut telah melatih diri dengan kodok hijau raksasa tersebut, tampaknya ia sama sekali tidak merasa jemu, bahkan jika ia lelah, ia beristirahat dan jika lelahnya berkurang, ia segera berlatih lagi dengan memanggil sang kodok yang dijadikan teman berlatihnya. Siapakah pemuda aneh yang berlatih diri dengan ilmu silat yang aneh seperti itu? Pemuda itu tidak lain dari Auwyang Hong. **** Sejak gagalnya dalam pertemuan di Hoa San, Auwyang Hong tidak dapat muncul sebagai pemenang tunggalnya untuk memperoleh kitab Kiu Im Cin Keng, membuat pemuda she Auwyang itu berlatih diri dengan giat, ia bermaksud, kelak jika diadakan pertemuan yang kedua kalinya di Hoa San antara dia dengan Tong Shia, Tong Sin Tong, Lam Te dan Pak Kay, maka dia telah memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi dari yang ada, sehingga kemungkinan besar ia bisa menindih Tong Sin Tong Ong Tiong Yang. Mengenai kepandaian yang dimiliki oleh Auwyang Hong, memang telah berimbang dan sama tangguhnya dengan ketiga jago luar biasa lainnya, yaitu Tong Shia Oe Yok Su, Pak Kay, Ang Cit Kong dan Lam Te Toan Hongya. Untuk memperoleh dan merebut gelar sebagai jago nomor wahid tanpa tandingan lagi seperti yang telah diperoleh Ong 143 Tiong Yang, See Tok harus memperdalam ilmunya lebih hebat lagi. Begitulah sekembalinya ke Pek to san ia telah melatih diri dengan giat. Berdiam di tanah barat, memang Auwyang Hong memiliki banyak waktu dan kesempatan hanya mencurahkan seluruh perhatian dan waktu untuk berlatih diri. Kepandaian yang dilatihnya dengan giat itu memang memperoleh kemajuan yang pesat. Namun yang menjadi pikiran See tok yaitu mengenai keempat orang jago luar biasa lainnya. Jika See tok memperoleh kepandaian yang lebih tinggi dibandingkan ketika dia menghadiri pertemuan pertama di Hoa San, maka keempat jago lainnya juga akan berlatih diri dan selama ini pasti telah memperoleh kemajuan yang pesat pada ilmunya masing- masing. Auwyang Hong mengetahui bahwa ia harus dapat menciptakan semacam ilmu yang luar biasa lihaynya. Maka akhirnya Auwyang Hong telah meninggalkan daerah barat, meninggalkan Pek to san, berkelana dari gunung ke gunung mencari jenis kepandaian ilmu silat bagaimana yang bisa dipergunakan untuk andalannya kelak. Namun sejauh itu Auwyang Hong hanya bertemu dengan jago-jago biasa saja yang kepandaiannya tidak melebihi dirinya. Setiap kali bergebrak dengan lawannya, maka Auwyang Hong dapat merubuhkan lawannya itu tidak lebih dari empat atau lima jurus. Dengan demikian berarti Auwyang Hong memiliki kepandaian yang tinggi luar biasa, tak percuma ia termasuk sebagai salahsatu dari kelima jago luar biasa. 144 Kenyataan yang ada seperti itu membuat Auwyang Hong jadi bingung juga, ia tidak tahu kepandaian apa yang harus dilatihnya yang sekiranya bisa menghasilkan semacam kepandaian yang ketangguhannya bisa melebihi ketangguhan dari ilmu-ilmu yang telah dimilikinya. Ketika Auwyang Hong tengah beristirahat dimuka sebuah hutan kecil di Sucuan Barat, waktu itu dia mendengar sesuatu yang aneh sekali bunyinya dari dalam hutan itu. suara itu berbunyi. "krok, krokkkk..!" Lemah sekali, seperti juga suara kodok. Namun suara itu walaupun perlahan, terdengar begitu tajam ditelinga dan bergema tak berkeputusan. Dengan demikian, tentunya suara itu bikan suara kodok biasa. Auwyang Hong tertarik hatinya, inilah suara yang benar- benar luar biasa, jika ingin dipersamakan dengan suara manusia, itulah suara yang telah memiliki latihan Iwekang yang luar biasa tingginya. Mungkin kekuatan Iwekang yang telah memperoleh latihan puluhan tahun lamanya. Setelah menyusuri hutan itu kesana kemari, Auwyang Hong tidak juga berhasil menemui mahluk yang mengeluarkan suara "krokkk, krokkk tersebut. Dia telah beristirahat sejenak, kemudian melanjutkan lagi penyelidikannya. Karena Auwyang Hong sangat penasaran, suara yang mirip suara kodok itu masih juga terdengar. Bagaimanapun ia ingin dapat menemukan binatang tersebut. Setelah berputar-putar beberapa kali di hutan itu, akhirnya Auwyang Hong tiba dimuka sebuah goa yang tidak begitu besar. Goa itupun beradanya di tempat yang cukup aneh dan tidak biasanya. Jika goa-goa lain biasanya terdapat di lamping- lamping gunung atau tebing-tebing jurang, tapi goa yang satu 145 ini justru berada disebuah batang pohon yang berukuran sangat besar, merupakan pohon raksasa, goa tersebut dalam sekali. Didalamnya gelap dan tidak terlihat keadaan iainya. Suara "krokk, krokk tersebut terdengar dari dalam goa aneh itu. Auwyang Hong berdiri ragu-ragu beberapa saat lamanya dekat pohon besar itu. kemudian ia mengelilingi batang pohon tersebut untuk memeriksanya. Namun binatang yang mengeluarkan suara "krokk, krokk" Itu ternyata tidak terlihat, rupanya berada dalam goa tersebut. Sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi, Auwyang Hong berani sekali. Ia tidak mempedulikan entah mahluk apa yang terdapat didalam goa dibatang pohon itu, entah berbahaya atau tidak, tapi perasaan ingin tahunya kuat sekali, sehingga ia telah menggerakkan kedua tangannya, memukul batang pohon itu, sehingga batang pohonn yang berukuran sangat besar itu telah tergempur kuat sekali, sebab Auwyang Hong memukul dengan mempergunakan tenaga Iwekang yang sngat dahsyat. Suara itu telah berhenti sejenak, tidak terdengar lagi, Auwyang Hong menanti sejenak, kemudian memukul lagi batang pohon itu. Begitu kepalan tangan Auwyang Hong menggempur batang pohon, segera terdengar lagi suara "krokkkk!" Suara itu keras bukan main, sehingga Auwyang Hong merasakan gendang telinganya ingin pecah dan pendengarannya seperti tuli. Bahkan karena terkejutnya, Auwyang telah mundur dari tiga langkah kebelakang. 146 Rupanya mahluk yang mendiami goa itu tidak senang telah diganggu kesenangannya, lalu mahluk itu keluar dari goa itu. Sepasang mata Auwyang Hong terpentang lebar-lebar, ia menyaksikan sesuatu yang luar biasa sekali. Bukan main kagetnya Auwyang Hong, karena dihadapannya nampak mahluk aneh dan luar biasa sekali keadannya. Itulah seekor kodok yang sangat besar, setinggi ukuran anak kecil, yang tengah mendekam di mulut goa di batang pohon dengan bola matanya yang mencelat keluar merak itu bergerak-gerak buas pada Auwyang Hong. Lidahnya yang bercagak itu sebentar-sebentar terjulur dan tergulung tak henti- hentinya. Hati Auwyang Hong berdebar juga melihat mahlik ini. Bentuk tubuh kodok raksasa ini tidak ada bedanya dengan kodok biasa, namun yang luar biasa adalah ukuran kodok itu yang demikian besar. Sedangkan kodok raksasa itu telah mengeluarkan suara "krokkk, krokkk!" Beberapa kali tak henti-hentinya. Sikapnya hendak menerjang pad Auwyang Hong. Setelah menetapkan hati, Auwyang Hong berwaspada menghadapi terjangan kodok raksasa ini. iapun telah memusatkan perhatian dan tenaganya. Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Setelah mengeluarkan suara "krokkkkk" Yang nyaring satu kali, kodok luar biasa itu melompat. Sekali melompat, ia telah berhasil mejerjang lima tombak lebih. Karenanya waktu kodok raksasa itu mengulurkan kedua tangannya yang didepan. Seketika itu pundak Auwyang Hong hampir kena dicengkram. Tetapi Auwyang Hong sebagai salah seorang diantara kelima jago luar biasa yang memang memiliki kepandaian 147 sangat tinggi sekali. Tidak gentar menghadapi mahluk yang luar biasa itu. dengan cepat dan gesit sekali ia mengelakkan diri dari terjangan kodok itu, dan membarengi dengan tubuhnya melompat ke samping, waktu kodok raksasa itu lewat disisi tubuhnya, disaat itulah tangan kanan Auwyang Hong bekerja dengan cepat, dia telah menghantam perut kodok itu. Kuat sekali tenaga pukulan Auwyang Hong karena dia menggunakan tenaga Iwekangnya. Namun waktu kepalan tangannya itu menghantam jitu perut kodok itu, ia merasa memukul tempat yang lunak, tenaga pukulannya seperti punah dengan sendirinya dan kodok itu sama sekali tidak bergeming dari tempatnya. Malah diwaktu tangan Auwyang Hong hinggap diperutnya, kodok raksasa tersebut telah membalikkan tubuhnya, sepasang kaki depannya telah kembali terulur menjambret pundak Auwyang Hong dan juga kepala dari orang she Auwyang ini. Itulah cara menyerang yang luar biasa. Memang kodok raksasa itu mencengkram dengan gerakan yang biasa seperti gerak laku dari seekor kodok yang hendak mengadakan perlawanan terhadap musuhnya, tapi buat Auwyang Hong justru ia melihat kelainan yang terdapat pada gerakan kodok itu. Segera Auwyang Hong jadi tertarik, ia menyerang berulang kali, selalu saja kodok itu dapat mengelak dan balas menyerang untuk berusaha mencengkram Auwyang Hong. Setelah memperhatikan beberapa saat, berkelebat serupa pikiran di otak Auwyang Hong. 148 Gerakan-gerakan yang dilakukan kodok raksasa ini luar biasa sekali, jika diperhatikan dengan seksama, gerakannya itu seperti juga gerakan ilmu silat. Jika dipelajari dengan baik cara bergeraknya kodok ini, bukankah aku bisa menyusun dan menciptakan menjadi semacam ilmu baru? Soal ketangguhan dari ilmu yang bisa kuciptakan lewat getrakan-gerakan kodok ini, memang belum lagi bisa dipastikan kehebatannya, namun apa salahnya jika kucoba-coba untuk merobahnya setiap gerakan-gerakan kodok ini menjadi jurus-jurus ilmu silat?" Karena berpikir seperti itu, Auwyang Hong terbangun semangatnya. Dengan cepat ia memperhatikan setiap gerak- gerik kodok raksasa itu, dan selalu pula ia menyerang untuk memancing gerakan-gerakan kodok tersebut. Setelah memperhatikan sekian lama terhadap gerakan- gerakan kodok raksasa itu, Auwyang Hong girang luar biasa, karena ia memperoleh kenyataan bahwa setiap gerakan kodok itu memang memiliki unsur-unsur tersembunyi kekuatan ilmu silat yang hebat, jika saja diolah dengan baik. Sebagai salah seorang jago diantara kelima jago luar biasa diseluruh daratan Tionggoan, dengan sendirinya kepandaian Auwyang Hong telah mencapai tingkat yang tinggi dan sempurna. Dan jika sekarang Auwyang Hong selalu berusaha untuk mencari semacam ilmu yang jauh lebih hebat dari kepandaian yang telah dimilikinya, itu karena dia memiliki cita-cita untuk menjadi jago nomor satu dari kelima jago luar biasa yang ada. Dengan demikian dia berkeinginan untuk memiliki kepandaian setinggi mungkin agar dapat menindih pengaruh keempat jago lainnya. **** 149 Jilid 5 Tapi pertemuan pertama di Hoa San yang telah lalu memberikan banyak pelajaran buat Auwyang Hong. Untuk menghadapi Tong Shia, Pak Kay, Lam Te memang tidak begitu sulit, karena memang See Tok adalah untuk menghadapi Tong Shin Thong, karena Coan Cin Kauwcu Ong Tiong Yang benar-benar memiliki kepandaian yang telah sempurna. Disamping itu, kepandaian dari Coan Cin Kauwcu merupakan kepandaian ilmu silat yang lurus dan bersih dan kemenangan Ong Tiong Yang adalah wajar. Ilmu yang lurus dan bersih, jika dilatih dengan sempurna, tentu akan memperoleh hasil yang jauh lebih hebat dibandingkan ilmu aliran Sin-pay atau sesat, walaupun bagaimana ilmu silat golongan Sin-pay tersebut. Yang dibuat jeri oleh Auwyang Hong pada Coan Cin Kauwcu adalah ilmu "It Yang Cienya, karena dengan ilmu itulah Auwyang Hong telah dirubuhkan oleh Ong Tiong Yang waktu mereka berkumpul di Hoa San. Karenanya sekarang Auwyang Hong justeru mencari-cari sejenis ilmu yang luar biasa untuk dapat dipergunakan sebagai andalannya, setidak-tidaknya akan bisa dipergunakan untuk menghadapi It Yang Cie nya Ong Tiong Yang. Karena itu Auwyang Hong tidak pernah berputus asa dan dengan segala tekad yang ada padanya, dia telah berkelana untuk mencari ilmu yang sangat hebat yang sangat 150 dikehendakinya. Sekarang Auwyang Hong justeru telah menyaksikan dari cara-caranya kodok raksasa tersebut menghadapi serangan-serangan yang dilancarkannya. Gerak- gerik kodok tersebut memperlihatkan gerakan-gerakan yang aneh dan luar biasa. Malah sebagai jago luar biasa, Auwyang Hong segera bisa menimpali gerakan-gerakan tersebut dengan ditambah dan dibuangnya beberapa bagian tertentu, akan tercipta semacam ilmu silat yang hebat. Dan memang setelah See Tok memperhatikan gerak-gerik kodok itu, setiap kali diserang olehnya, maka Auwyang Hong telah mulai dengan usahanya untuk merubah gerakan-gerakan binatang luar biasa tersebut menjadi gerakan-gerakan ilmu silat. Pertama-tama yang dilakukan oleh Auwyang Hong adalah meniru setiap gerakan kodok itu. iapun telah ambil sikap berjongkok, dimana Auwyang Hong setiap kali bergerak dengan gerakan seperti yang dilakukan oleh kodok itu. Kodok itu dihadapi secara demikian oleh Auwyang Hong, semula terkejut dan tertegun sejenak tidak menerjang lagi, tapi akhirnya kodok raksasa itu telah mengeluarkan suaranya "krokkk" Yang keras sekali dan menerjang lebih hebat, karena binatang raksasa tersebut merasa didinya tengah dipermainkan. Malah perutnya telah dibusungkan besar sekali, berdiri mendekam dengan mata yang mengawasi jalang dan buas, tahu-tahu mengulurkan kedua tangannya kedepan mendorong ke arah Auwyang Hong. Auwyang Hong yang meniru setiap gerakan kodok itu jadi kaget bukan kepalang, karena waktu kodok itu mengulurkan kesdua kaki depannya terasa olehnya menerjang serangan yang kuat bukan main. 151 Untung saja Auwyang Hong selalu waspada sehingga walaupun dalam keadan berjongkok seperti itu namun ia masih bisa menggerakkan tenaga Iwekangnya pada kedua kakinya dan ia telah berhasil memasang kuda-kuda kedua kakinya dengan kuat. Dia telah menyambuti angin serangan itu dengan sampokan tangan kanannya yang dikibaskan disertai kekuatan Iwekang sebanyak enam bagian. Tapi untuk kagetnya lagi, Auwyang Hong dia telah menggempur kuda-kuda kedua kakinya tubuhnya jadi mengelinding terjengkang ke belakang dan waktu itu kodok tersebut telah mengeluarkan suara "krokkk" Tampaknya binatang raksasa yang aneh ini girang melihat serangannya berhasil. Waktu itu Auwyang Hong telah melompat bangun dengan cepat, dan telah mengambil sikap berjongkok lagi. Namun dalam keadaan seperti itu, rupanya kodok itu tidak mau memberikan kesempatan pada Auwyang Hong, karena kedua kaki depannya telah digerakkan lagi mendorong ke arah Auwyang Hong. Angin serangan yang berasal dari kedua kaki depannya itu telah menderu-deru kuat dan tubuh Auwyang Hong jaruh terplanting lagi. Namun Auwyang Hong bukannya merasa jeri atau takut, malah jadi girang. Ia telah menyaksikan gerakan yang luar biasa sekali. Gerakan seperti itulah yang membuat ia segera berpikir cepat untuk menciptakan semacam ilmu silat yang hebat sekali. Maka waktu kodok itu menggerakkan kedua kaki depannya mendorong lagi, Auwyang Hong yang sekarang telah bersiap-siap, bergerak lincah kesana kemari tidak mau 152 menyambuti setiap serangan yang dilancarkan kodok raksasa tersebut. Dengan demikian, kodok raksasa itu menjadi semakin penasaran saja, karena selanjutnya tak pernah satu kalipun dorongan kedua kaki depannya itu berhasil membuat Auwyang Hong terpelanting. Sebagai korban dari dorongan kodok tersebut, adalah pohon-pohon yang telah tumbang kesana kemari karena kuatnya dorongan tersebut. Waktu itu Auwyang Hong telah memperhatikan dengan seksama setiap kali kodok itu melakukan dorongan dengan mempergunakan kedua kaki depannya. Dan bukan main girangnya Auwyang Hong, karena ia telah memperoleh semacam pikiran yang mana dapat menciptakan semacam ilmu yang hebat sekali berdasarkan dari cara bergerak dan menyerang kodok raksasa itu. "Ya, seranglah terus, ayo keluarkan seluruh tenagamu!" Berseru Auwyang Hong berulangkali sambil melompat kesana kemari menghindarkan diri dari serangan kodok itu. Rupanya lama kelamaan kodok itu jadi lelah juga. Suatu kali ia menyedot hawa udara sehingga perutnya membusung besar sekali. Dan pada waktu itulah tampak Auwyang Hong menantikan gempuran kodok tersebut. Disertai dengan suara "krokkkk yang nyaring sekali, tampak kodok itu telah mendorong dengan mempergunakan kedua kaki depannya, dan tenaga dorongannya itu luar biasa kuatnya, jauh lebih kuat dari tenaga dorongan terdahulu. Auwyang Hong kaget bukan main, karena tenaga dorongan itu amat kuatnya. Jika ia menyambuti tenaga 153 dorongan seperti itu, jelas tubuhnya akan terpental hebat sekali, makah ia akan terluka dalam. Dengan gesit sekali Auwyang Hong telah melompat dengan sebat ke arah samping kanan, gerakan itu melebihi kecepatan angin, sehingga ia berhasil mengelakkan diri dari tenaga dorongan kodok tersebut. Dan yang menjadi korban kali ini adalah sebatang pohon Gouwtong, pohon yang berukuran cukup besar itu telah hancur berkeping-keping bertebaran kesana kemari. Auwyang Hong meleletkan lidahnya, kaget bukan main hatinya, tapi sebagai seorang jago yang memperoleh kesempurnaan ilmu dan juga termasuk dari salah satu dari kelima jago luar biasa, dengan demikian ia memiliki hati yang tabah sekali, ia telah tertawa, dan katanya lagi. "Ayo serang lagi, keluarkan seluruh kepandaianmu!" Semangat Auwyang Hong semakin terbangun, dengan demikian ia dapat melihat beberapa macam gerakan hebat dari kodok raksasa tersebut. Dengan demikian, karena Auwyang Hong mengandung maksud untuk merobah gerakan-gerakan kodok tersebut menjadi gerakan-gerakan ilmu silat baru yang hendak diciptakannya, maka ia telah memperhatikan lebih seksama. Setelah bertempur lagio sekian lama, akhirnya kodok itu bertambah lelah, dimana binatang raksasa itu hanya mendekam saja dan tidak menyerang lagi. Auwyang Hong tertawa, ia mengetahui bahwa kodok luar biasa ini lelah bukan main, dan inilah kesempatan yang bagus untuknya. Auwyang Hong segera mengempos semangatnya, ia menggerakkan tangan kanannya, menghantam kuat sekali disertai delapan bagian tenaga dalamnya. Namun dia telah 154 memperhitungkan, dia menyerang kodok raksasa itu tidak sampai menyebabkan kodok tersebut binasa, karena memang Auwyang Hong hendak menjadikan kodok raksasa itu teman berlatihnya kelak. Kodok raksasa yang telah diserang begitu hebat oleh Auwyang Hong, tetap mendekam tanpa bergerak sama sekali. Kodok itu tidak bergeming sedikitpun juga, dan waktu itu dia hanya mengeluarkan suara "krokkkk! yang lemah dan panjang. Auwyang Hong kagum juga dengan kekuatan kodok raksasa itu, yang tubuhnya tidak bergeming sedikitpun juga walaupun telah digempur hebat olehnya. Jika hanya seorang jago silat biasa yang menerima gempuran yang tadi dilancarkan oleh Auwyang Hong, tentu sedikitnya tulang tubuhnya akan hancur berantakan. Tapi kodok raksasa itu justru seperti tengah digaruki, karena sama sekali ia tidak bergeming dari tempatnya mendekam, dan juga sama sekali tidak memperlihatkan bahwa ia kesakitan, hanya nampak nafas kodok itu memburu keras, rupanya ia keletihan. Auwyang Hong mengulangi lagi beberapa kali gempurannya, namun tetap gagal. Kodok itu sama sekali tidak bergeming dari tempatnya mendekam. Dengan demikian membuat Auwyang Hong jadi penasaran sekali. Ia telah mengulangi berulang kali serangannya, namun selalu gagal saja. Akhirnya Auwyang Hong jadi letih, ia telah duduk dibawah sebatang pohon untuk beristirahat. Sedangkan kodok itu beristirahat. 155 Dengan demikian, keduanya yang satu seorang manusia dan yang satunya lagi seekor kodok raksasa saling berdiam diri untuk mengurangi letih mereka, beristirahat tidak bergerak sama sekali. Tapi Auwyang hong sambil beristirahat telah berpikir keras. Dimana ia telah mengingat ingat semua gerakan yang tadi dilakukan oleh kodok raksasa itu. dak akhirnya ia telah melompat dari duduknya, dengan girang ia berjingkrak. "Akur berhasil!" Serunya. Dan tanpa menantikan kodok raksasa itu menyerang dirinya lagi, Auwyang Hong telah menggerakkan kedua tangannya, kedua kaki mengambil sikap berjongkok, dorongan itu disertai oleh kekuatan tenaga Iwekang. Tubuh kodok raksasa itu bergerak sedikit dan mengelaurkan suara "krokkk" Seperti kodok raksasa inipun terkejut, karena hebatnya tenaga yang dikeluarkan oleh Auwyang Hong. Dengan demikian telah membuat kodok itu jadi bersiap-siap hendak menyerang lagi. Tapi kodok raksasa itu tidak sempat lagi untuk menerjang, di waktu itu Auwyang Hong telah menyusul dengan menggerakkan kedua tangannya, dia tetap mengambil sikap berjongkok. Sikap yang diperlihatkan oleh kodok raksasa tadi waktu menyerang dengan mempergunakan kedua kaki depannya pada Auwyang Hong. Waktu mendorong kedua telapak tangannya ke depan, Auwyang Hong menggunakan sembilan bagian dari kekuatan Iwekang yang dimilikinya, angin serangan itu berkesyuran dahsyat sekali, dan kesudahannya memang hebat. Tubuh kodok raksasa berukuran besar itu yang semula tidak bergeming dihantam oleh pukulan Auwyang Hong, kali ini disertai dengan suara "krokkk" Yang 156 panjang dan nyaring, telah terpental bergulingan di atas tanah beberapa kali. Itulah hasil yang benar-benar menakjubkan yang telah diperoleh Auwyang Hong. Semangatnya jadi terbangun. Dia bersiap-siap hendak menyerang lagi kodok itu. Tapi kodok raksasa itu dengan mengeluarkan suara pekik "krokkkk" Yang panjang telah menerjang ke arah Auwyang Hong dengan lompatan yang tinggi dan cepat, malah kedua kaki depannya telah didorong ke arah Auwyang Hong. Angin berkesiur keras sekali menerjang pada Auwyang Hong. Namun Auwyang Hong cepat melompat ke samping dan dia berhasil mengelakkan diri dari serangan itu. Kodok raksasa itu rupanya jadi kalap, karena berulang kali ia telah menerjang dan menghantam dengan kedua kaki depannya pada Auwyang Hong. Semua itu dapat dihindarkan oleh Auwyang Hong. Dan yang jadi korban sebagai pengganti Auwyang Hong adalah pohon-pohon yang menjadi tumbang dan rusak kerenanya, dimana hutan itu seperti dilanda oleh gempa bumi yang hebat. Auwyang Hong sendiri merasa letih sekali karena dia selalu harus berusaha mengelakkan diri dari terjangan kodok raksasa itu. Disaat kodok raksasa itu tengah mengamuk kalap seperti itu, tiba-tiba dari angkasa terdengar pekik mahluk lainnya. Mendengar suara pekik itu, yang panjang dan nyaring seperti suara burung yang memekik itu, sangat keras sekali dan beruntun-runtun, kodok raksasa itu mengkeret tubuhnya, terus mendekam dengan perut mengempis, tampaknya ketakutan bukan main, kepalanya menengadah ke atas, memandang 157 dengan bola matanya yang bulat memerah itu bergerak-gerak tidak henti-hentinya. Pekikan burung terdengar semakin jelas dan dekat, semakin keras memekikkan telinga. Auwyang Hong juga telah mendongakkan kepalanya mengawasinya. Dia melihat seekor burung yang berukuran besar tengah terbang melayang-layang diaangkasa. Dan waktu burung itu menukik dan hinggap di dahan sebatang pohon yang cukup tinggi, Auwyang Hong segera mengenali bahwa itulah seekor burung bangau yang besar dan memiliki sepasang kaki yang panjang sekali, bulu bangau tersebut putih bersih dan pada atas kepalanya, terlihat jambul berbulu merah dengan paruhnya yang runcing tengah mengawasi kearah kodok raksasa itu dengan tatapan mata yang tajam dan bengis. Kodok raksasa itu rupanya makin ketakutan, terlebih lagi ketika bangau putih itu telah mengeluarkan suatu pekik yang perlahan seperti juga mengerang. Tubuh kodok raksasa itu semakin mengkeret dan akhirnya dengan cepat ia telah memutar tunuhnya. Dengan beberapa kali lompatan telah menghampiri goa di batang pohon itu akan menyusup masuk atau jelasnya menghindarkan diri dari bangau putih bertubuh besar itu yang tampaknya begitu gagah. Tapi bangau putih dengan jambul merahnya itu rupanya juga memiliki kegesitan yang suar biasa karena waktu kodok raksasa itu belum lagi mencapai goa di batang pohon besar itu, bangau putih berjambul merah itu telah melompat turun dengan terbang ringan sekali, tahu-tahu telah berada dihadapan kodok raksasa itu menghadang didepan goa. 158 Kodok raksasa itu jadi kaget, dia mengkerek kebelakang dengan mengeluarkan suara "krokk, krokkk, krokkkk" Yang perlahan sekali, kepalanya digoyang-goyangkan beberapa kali, sedangkan bangau putin dengan jambul merah itu mengeram perlahan dan tahu-tahu telah mementangkan sayap kanannya, dikebutkan pada kodok raksasa itu. Tampaknya bangau putih berjambul merah itu mengebutkan sayap kanannya itu perlahan sekali, namun kesudahannya amat hebat rupanya angin kebutan itu hebat sekali, tubuh kodok hijau yangbesat itu telah terpental terpelanting beberapa tombak jauhnya.dengan mengeluarkan suara "krokk, krokk!" Tidak henti-hentinya kodok itu berlari kesana kemari, tampaknya terngah kebingungan dan ketakutan. Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Bangau putih berjambul merah itu telah mengeluarkan gerengan perlahan. Tahu-tahu tubuhnya honggap disamping kodok itu. Dia mempergunakan paruhnya untuk mematuk punggung kodok raksasa itu. Kodok raksassa itu tidak dapat menghindari patukan burung bangau, sehingga punggungnya dapat dipatuk dengan telak sekali dan kodok raksasa itu jadi mengeluarkan suara. "krokk, krokk, krokk" Tidak henti-hentinya, rupanya dia ketakutan dan kesakitan. Auwyang Hong yang menyaksikan ini, jadi tertarik hatinya, sampai menjublek dan mengawasi saja. Dilihatnya kodok raksasa yang tengah kesakitan itu rupanya jadi nekat. Dia telah mengeluarkan suara "krooookk" Yang panjang dan tahu-tahu tubuhnya telah melompat kedepan dengan gerakan yang sangat gesit, kemudian memutar berdiri untuk 159 menghadapi bangau putih berjabul merah. Diapun telah membusungkan perutnya besar-besar, sehingga bulat seperti bola. Sepasang kaki depannya siap-siap akan digunakan untuk mendorong guna menyerang bangau putih berjambul merah. Waktu itu bangau putih berjambul merah itu rupanya melihat dan mengetahui bahwa lawannya tengah nekat, maka dia telah menyerang lebih jauh. Hanya berdiri ddengan kaki tunggal, yang sebelah kanan mengawasi saja. Kaki kirinya telanh iangkat tinggi-tinggi, dilipat ke dekat tubuhnya. Dengan sikap begitu, burung bangau itu seperti menantikan serangan kodok hijau tersebut. Menyaksikan sikap bangau berjambul merah, Auwyang Hong jadi teringat dengan satu jurus ilmu silat yang bernama "Kim Kee Tok Pit ( Ayam emas berdiri dengan kaki tunggal) dan sikap yang diperlihatkan oleh bagau itu memang sama sekali tak berbeda dengan jurus ilmu silat yang satu itu. Dengan demikian Auwyang Hong semakin tertarik menyaksikan pertaruangan antara kodok raksasa melawn bagau putih berjambul merah itu. Dilihat dari sikap kedua binatang tersebut memang bermusuhan. Disaat itu, kodok raksasa telam membusungkan perutnya dan kedua kaki depannya telah digerakkan mendorong dengan kuat sekali. 160 Angin dari dorongan kedua kaki depannya itu juga telah berkesyuran dahsyat sekali, sehingga telah menyebabkan daun- daun kering dan debu disekitar sehingga telah menyebabkan daun-daun disekitar tempat tersebut berhamburan kesana kemari diterjang oleh tenaga dorongan kodok raksasa tersebut. Tampak bangau putih berjambul merah itu masih berdiri dengan sikap kaki tunggalnya itu. sama sekali dia tidak berusaha mengelakkan diri dari gempuran yang dilakukan oleh kodok raksasa tersebut. Waktu itu dia hanya membuka sayap kanannya dan menyampok lagi. Dua kekuatan yang tidak kelihatan itu telah saling gempur dengan dahsyat. Dengan mengeluarkan suara benturan yang nyaring dan menggetarkan sekitar tempat itu, tampak bangau berjambul merah itu menggerakkan lagi sayap kirinya, dia sampok lagi. Sedangkan kodok hijau raksasa itu sama sekali tidak sempat untuk balas menyerang. Waktu itulah tubuh kodok raksasa tersebut jadi kena disampok oleh tenaga sampokan sayap kirinya bangau putih berjambul merah, tubuh kodok raksasa itu terpelanting tiga tombak lebih dan kodok itu ketakutan, dia mendekam mengerat sambil bersuara. "krak.. krokkk" Tidak henti-hentinya, seperti juga dia mohon pengampunan dari bagau berjambul merah itu. Auwyang Hong menyeksikan jalannya pertempuran aneh antara kedua binatang luar biasa tersebut, dia telah mengawasi dengan hati tertarik bukan main, juga hatinya berdebaran karena dia telah menyaksikan suatu permainan yang luar biasa dari kedua binatang aneh ini. suatu permainan yang bisa memberikan ilham padanya untuk menciptakan semacam ilmu silat yang hebat. 161 Sebagai penonton, Auwyang Hong bisa melihat dengan jelas setiap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kodok raksasa maupun bangau putih itu. dia memperoleh kenyataan seharusnya kodok itu tidak kalah jika dibandingkan dengan kekuatan bangau putih berjambul merah tersebut. Hanya sayangnya kodok tersebut rupanya memang kodok itu belum lagi dapat mengimbangi keadaan, hingga setiap kali dia bergerak terlambat dan bangau itu dapat menyerangnnya. Dan karena selalu dapat dirubuhkan oleh bangau putih berjambul merah itu, maka kodok itu jadi terdesak terus-menerus, akibat takutnya juga telah membuat kodok raksasa itu terdesak. Beberapa kesempatan baik yang seharusnya dapat dipergunakan untuk merubuhkan bangau putih berjambul merah itu, disia-siakan begitu saja. Dengan begitu, Auwyang Hong merasa sayang sekali tidak tahu bahasa binatang, sehingga dia tidak bisa meneriaki pada kodok raksasa itu untuk memberitahukan kelemahan bangau putih berjambul merah itu. Sedangkan bangau putih berjambul merah itu telah melancarkan serangan berulang kali, dimana sepasang sayapnya selalu menyerang bergantian. Angin yang keluar dari kedua sayap burung bangau tersebut berkesyuran uat dan dahsyat. Tampaknya kodok raksasa itu benar-benar terdesak. Beberapa kali kodok raksasa itu berusaha menghampiri goa di batang pohon raksasa itu, namun ushanya selalu gagal, karena burung bangau itu dapat bergerak lebih cepat darinya, dan acap kali menghadangnya di depan pintu goa didepan batang pohon besar tersebut. Dengan demikian gagallah maksud kodok raksasa itu untuk memasuki goa guna 162 menyembunyikan diri untuk berlindung dan menyembunyikan dirinya dari burung bagau berjambul merah itu. Auwyang Hong yang menyaksikan keadaan seperti itu, jadi merasa kasihan pada kodok raksasa itu. karenanya waktu dia melihat kodok raksasa itu tengah dipatuki oleh burung bangau putih berjambul merah tersebut, Auwyang Hong tidak bisa menahan diri lagi. Dengan menjejakkan kedua kakinya, tubuhnya telah melompat ke samping bangau putih dan tangan kanannya telah mencengkram sayap butung bagau itu. dia menghentakkan dengan kuat sekali dan dilemparkannya kesamping. Luar biasa cara Auwyang Hong melontarkan burung bagau itu, karena dia mempergunakan kekuatan Iwekangnya yang luar biasa kuatnya burung bagau itu tidak bisa mempertahankan diri lagi dan telah terlempar dengan kuat. Untung burung itu bisa terbang sebelum tubuhnya terbanting. Dia telah terbang dan hinggap di atas dahan dari pohon yang cukup tinggi. Setelah hinggap di dahan itu, burung bangau putih berjambul merah itu telah mengawasi pada Auwyang Hong dengan sorot mata bengis, rupanya dia gusar sekali telah kena dibokong seperti itu oleh Auwyang Hong. "Sahabat bangau, engkau telah berbuat curang!" Kara Auwyang Hong. Engkau mempergunakan sepasang sayapmu, engkau juga mempergunakan paruhmu, dengan demikian engkau mempergunakan dua cara. Sedangkan sahabat kodok ini hanya mempergunakan satu cara, dia hanya mempergunakan sepasang kaki depannya untuk menghadapimu!" 163 Bangau putih berjambul merah itu seperti mengerti perkataan Auwyang Hong. Dia mengeluarkan suara pekik yang nyaring sekali, tahu-tahu telah terbang turun menyambar Auwyang Hong. Gerakan yang dilakukannya itu sangat gesit sekali. Karena dia telah menyembar sambil menggerakkan kedua kakinya yang panjang hendak mencengkram. Tapi Auwyang Hong bergerak sangat gesit, dengan lincah dia menghindarkan diri. Sedangkan bangau putih itu menjadi penasaran, dan telah mengulangi lagi terbang menyambar pada lawannya itu, namun berulang kali ia gagal. Walau bagaimanapun gesitnya bangau putih berjambul merah itu, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan seorang manusia seperti Auwyang Hong ini. terlebih lagi memang Auwyang Hong juga memiliki kepandaian yang sangat tinggi dan otaknya cerdik sekali. Setelah belasan kali hendak mencengkram Auwyang Hong namun selalu gagal membuat bangau itu menjadi lelah juga. Dia telah terbang dan hinggap lagi di dahan sebatang pohon dan mengawasi Auwyang Hong dengan sorot mata mengandung penasaran. Sedangkan kodok raksasa mempergunakan kesempatan diwaktu bangau putih berjambul merah itu tengah dilibat oleh Auwyang Hong telah cepat-cepat menyusup ke dalam goa di batang pohon besar itu. dia telah bersembunyi di goa itu, hanya terdengar suaranya "krak.. krokkk". Rupanya kodok raksasa di dalam goa itupun mengetahui bahwa Auwyang Hong tengah membelanya dan berusaha 164 untuk menghadapi burung bangau itu yang sesungguhnya merupakan lawannya yang sulit dia hadapi sendiri. Auwyang Hong sendiri beberapa kali telah berhasil menghindarkan diri dari terjangan burung bagau putih itu, ia berhasil melihat beberapa gerakan terpenting burung bangau itu dan juga telah menangkap kelemahan dari burung bangau tersebut, kalau saja binatang berkaki panjang itu menyerang lagi padanya. Belum lagi lewat terlalu lama, setelah beristirahat sejenak, burung bangau itu telah mengeluarkan suara pekikan dan telah terbang meluncur menyambar kepada Auwyang Hong lagi. Kali ini Auwyang Hong tidak menyingkir jauh-jauh, karena dia telah melompat ke samping, tangan kanannya diulurkan, dia telah mencangkram kaki sebelah kanan burung bangau putih berjambul merah itu. Burung bangau putih itu kaget waktu dia tidak bisa menggerakkan kaki kanannya. Dia mengeluarkan suara pekikan dan berusaha untuk terbang. Sepasang sayapnya telah dikibaskan dengan kuat, namun tubuhnya itu tergantung diudara, karena Auwyang Hong mencekal kuat sekali kaki binatang itu. Tubuh Auwyang Hong sendiri telah diliputi oleh Iwekang yang tangguh, karena Auwyang Hong telah mengerahkan ilmu pemberat tubuh seribu kati. Bangau putih berjambul merah itu jadi panik, dia terus juga berusaha terbang. Sepasang sayapnya memang memiliki kekuatan yang dahsyat, karena sepasang sayapnya itu berukuran sangar besar, 165 dan diwaktu itu burung bagau itu hanya berhasil mencapai ketinggian beberapa tombak. Auwyang Hong telah terangkat serta dibaw terbang oleh burung bangau putih berjambul merak itu, tetapi Auwyang Hong tetap tidak mau melepaskan cekalannya pada kaki burung tersebut, karenanya dia tetap bergelantungan. Bangau putih itu memekik berulang kali, dan selama itu juga telah mempergukanak sepasang sayapnya untuk terbang, juga sekali-sekali dipergunakan untuk menyampok kepala Auwyang Hong, namun Auwyang Hong memang benar-benar cerdik. Dia telah mengkeretkan lehernya dan kepalanya itu juga tertunduk, sehingga dengan demikian, selalu juga usaha bangau putih berjambul merah itugagal. Sayapnya itu hanya dapat menyampok kakinya sendiri. Hal ini disebabkan ukuran kaki bangau putih itu memang panjang sekali, sedangkan Auwyang Hong mencekal ujung kaki tersebut dekat jari-jari kaki bangau putih tersebut, dengan demikian sampokan sayapnya tidak berhasil mencapai sasaran. Sambil bergantungan seperti itu, otak Auwyang Hong juga bekerja keras, karena dia hendak mempergunakan semacam cara untuk menaklukkan burung bangau putih berjambul merah itu. Setelah bergelantungan sekian lama, akhirnya Auwyang Hong mengempos tenaganya, dengan sekuat tenaga dia menarik kaki burung bangau itu. tubuh Auwyang Hong telah melambung keatas dan melewati tubuh burung bangau putih itu sendiri. Dengan gerakan berjumpalitan beberapa kali, Auwyang Hong tahu-tahu telah hinggap di punggung burung bangau 166 putih itu. dengan cepat sekali sepasang tangannya bekerja. Dia telah melibatkan tangannya pada batang leher bangau yang panjang itu, dia mencekik dengan keras. Bangau itu memekik kesakitan dan bingung, dia telah terbang kesana kemari dan akhirnya hinggap di tanah. Dengan mengepak-ngepakkan sayapnya, seperti juga memohon agar Auwyang Hong mengampuninya, melepaskan cekikannya. Auwyang Hong memang berasal dari wilayah Barat, dia mengerti cara gulat dari wilayah tersebut. Dengan demikian dia telah melibat leher bangau itu seperti juga melibat cekikan pada ilmu gulat. Sekarang melihat bangau itu seperti menyerah, Auwyang Hong tetap tak mau melepaskan libatan sepasang tangannya, juga tidak mau turun. Bangau putih itu menjadi bingung, dia telah memekik- mekik keras, sampai akhirnya suaranya itu perlahan dan pendek, rupanya nafasnya sudah semakin pendek karena lehernya tetap dilibat dengan cara cekikan gulat oleh Auwyang Hong. Cara mencekik yang dilakukan Auwyang Hong merupakan cara mencekik yang benar-benar membuat bangau itu mati daya, karenanya burung bangau itu lemas tidak berkutik lagi. Dan Auwyang Hong menyadari jika dia mencekik terus, niscaya burung tersebut akan menemui kematian. Setelah melihat tubuh bangau putih tersebut lemas tidak bertenaga dan tidak meronta lagi, Auwyang Hong melepaskan cekikannya dan melompat ke samping. Sedangkan burung bangau itu menggeletak diatas tanah, tidak bergerak, nafasnya 167 nampak satu-datu perlahan sekali. Dan lewat beberapa saat burung bangau tersebut baru dapat berdiri lagi dengan tubuh yang masih terhuyung-huyung dan telah melangkah mendekati Auwyang Hong. Melihat burung bangau itu menghampirinya, Auwyang Hong tertawa, katanya "Apakah kau minta dihajar lagi?" Tapi bangau tersebut bukan menyerang, melainkan waktu sampai dihadapan Auwyang Hong, dia menekuk kedua kakinya, duduk dihadapan pemuda itu sambil menantikan perintah. Auwyang Hong melihat sikap burung bangau itu jadi tertawa terbahak-bahak, girang bukan main, karena burung ini telah takluk padanya. "Bagus!" Berseru Auwyang Hong. "Kau akan menjadi sahabat yang baik.!" Dan Auwyang Hong telah mengulurkan tangan kanannya, dia mengusap-usap kepala burung itu. sedangkan bangau itu menelusurkan kepalanya yang berleher panjang itu kedepan tubuh Auwyang Hong, sepeerti ia ingin menyatakan bahwa seterusnya ia akan menjadi sahabat setia padanya. Suara kodok hijau masih terdengar dari dalam goa dibawah batang pohon besar itu, suara "krokk, krokk" Nya yang tidak henti-hentinya itu menunjukkan bahwa kalau kodok itupun ikut girang karena melihat bangau putih itu telah berhasil ditundukkan oleh Auwyang Hong. Dengan demikian ancaman pada dirinya jadi lenyap karenanya. Tapi sejauh itu kodok raksasa masih belum berani muncul dari persembunyiannya. 168 Auwyang Hong tertawa. Dia menepuk tangannya beberapa kali seraya panggilnya. "Sahabatku wahai kodok hijau, keluarlah!, marilah kita bermain dan bersahabat sejati." Kodok raksasa itu seperti mengerti panggilan Auwyang Hong, oleh karena sambil bersuara "krokk" Dia telah keluar dari gua di batang pohon raksasa itu, dia menghampiri Auwyang Hong. Bangau putih berjambul merah itu hanya mengawasi saja dengan kaki masih tertekuk numprah disamping Auwyang Hong, tidak terlihat sikap ingin menyerangnya lagi. Auwyang Hong girang sekali, dia segera memberikan nama pada kodok hijau itu dengan sebutan Cengjie. Sedangkan bangau putih berjambul merah itu dengan sebutan Pekjie. Dengan demikian kedua binatang luar biasa itu telah menjadi sahabat dari pemuda she Auwyang ini. sejak masih berusia belasan tahun Auwyang Hong memang telah gemar mempelajari ilmu racun dan juga bergaul dengan jenis-jenis binatang beracun. Sekarang ia memiliki dua sahabat seperti Srngjie dan Pekjie, maka mudah baginya untuk menghadapi dan melayani kedua sahabatnya itu. Jika setiap hari Cengjie menemani Auwyang Hong berlatih terus dengan ilmu yang baru diciptakan, berdasarkan gerakan- gerakan kodok yang kemudian diberi mana ilmu "Ha Mo Kong maka Pekjie setiap hari terbang kesana kemari yntyk mencarikan makanan buat Auwyang Hong. Umumnya Pekjie pergi dipagi hari dan kembali disore hari dengan membawa beberapa ekor ikan. Entah Pek jie itu menangkap ikannya itu di empang mana, tapi setiap sore ia selalu membawa santapan tersebut pada Auwyang Hong yang kemudian membakarnya dan melahapnya. 169 Begitulah hari demi hari telah lewat dengan cepat, dan selama itu Auwyang Hong berhasil menciptakan ilmu Ha Mo Kong nya demakin sempurna juga. Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Semula masih terdapat kelemahan-kelemahan pada ilmu yang diciptakannya itu, namun dengan berlatih setiap hari bersama Cengjie, maka kelemahan-kelemahan itu bisa diketahui oleh Auwyang Hong yang telah merobah dan menyempurnakan ilmunya itu, menutupi kelemahan-kelemahan yang masih terdapat pada Ha Mo Kong. Begitulah Auwyang Hong memperoleh kemajuan pesat. Juga pemuda Auwyang Hong ini memang memperoleh kenyataan ilmu yang baru diciptakannya itu merupakan ilmu yang hebat, dan jika ia sudah berhasil melatihnya dengan sempurna, tentu merupakan ilmu yang luar biasa sekali dan melebihi dari ilmu-ilmu lainnya yang telah dimiliki sebelumnya. Karena itu Auwyang Hong semakin bersemangat saja melatih diri, untuk kelak mengandalkan ilmu Ha Mo Kong tersebut untuk menghadapi lawan-lawannya dalam pertemuah di Hoa San yang kedua kalinya, untuk menindih Ong Tiong Yang dan merubuhkan Tong Sia Oe yok Su, Pak Kay Ang Cit Kong dan Lam Te Toan Hongya. Dihari itu Auwyang Hong seperti biasa berlatih diri dengan Cengjie. Telah beberapa kali dia melatih diri dan ia merasa cukup. Cengjiepun telah kembali kegoanya di batang pohon yang besar itu. Auwyang Hong duduk dibawah batang pohon diluar hutan, menantikan pulangnmya Pekjie, si bangau putih berjambul merah yang tak lama lagi akan pulang dengan membawa beberapa ekor ikan segar untuk santapan orang she Auwyang ini. Sedangkan Auwyang Hong menggerak-gerakkan kipasnya untuk mengurangi perasaan panas yang menyerangnya. Waktu 170 itulah pendengarannya yang tajam mendengar suara pekikan Pekjie dikejauhan. Suara pekikan itu terdengar panjang sekali dan cepat pula terdengar semakin dekat. Tak lama kemudian, waktu Auwyang Hong baru saja melompat berdiri dari duduknya, Pekjie telah terbang mendatangi dengan memperdengarkan suara pekikan yang sahut menyehut tidak hentinya. Yang mengejutkan Auwyang Hong, dia segera melihat bangau putihnya yang memiliki bulu berwarna putih mulus itu telah belepotan dengan darah merah. Tampaknya burung bagau itu telah terluka. Dan waktu bangau itu hinggap disampingnya sambil menggerak-gerakkan kepalanya memekik tidak hentinya. Auwyang Hong melihat memang melihat di tubuh Pekjie terdapat luka bekas tikaman pedang, bukan satu tapi beberapa tikaman hingga darah merah melumuri tubuhnya. Muka Auwyang Hong jadi berubah merah padam gusar bukan main, dia telah mengawasinya dari arah manakah tadi itu datangnya bangau putih ini, kemudian katanya. "Siapa yang menikammu Pekjie?" Bangau itu mengepak-ngepakkan sayapnya, sambil mengelurkan pekikan yang panjang, rupanya dia hendak menjelaskan orang yang telah melukainya namun dia tidak bisa bicara seperti manusia. "Kita harus berhasil menangkapnya! Jangan sampai dia lolos lagi!" Tiba-tiba terdengar suara seorang yang parau dan nyaring, disusul beberapa sosok tubuh tampak tengah berlari mendatangi dengan gesit. Auwyang Hong mementang matanya lebar-lebar, segera dilihatnya orang-orang yang tengah berlari-lari itu adalah lima 171 orang wanita yang semuanya berpakaian warna putih. Mereka berusia belum lebih dari dua puluh tahun. Ditangan masing- masing membawa pedang yang berkilauan yang setiap ujung pedang itu berlumuran darah. Auwyang Hong segera dapat menduga bahwa kelima wanita berpakaian warna putih itulah yang telah melukai Pekjie, bukankan pedang mereka masing-masing berlumuran darah merah. Dengan gerakan yang gesit Auwyang Hong melesat memapak kelima wanita itu. tanpa berkata sepatah katapun sepasang tangannya telah bergerak cepat sekali dan tahu-tahu dia telah dapat merebut kelima batang pedang it. Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo