Pengelana Rimba Persilatan 11
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 11
Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi Penginapan ini mempunyai kamar dobel dan kamar atas, biaya menginap satu hari berikut makan satu liang perak, itu pun paling mahal di kota ini. Kasir penginapan Dong-zhang dipanggil Wu-feng, wakil kasirnya adalah istrinya Wu-feng, Qiu-niang, khusus melayani wanita. Usia Qiu-niang sudah lebih empat puluh tahun, putrinya Wu Yu-zhu usianya dua puluh tahun, kadang-kadang mewakili ibunya, di kota ini kecantikan nya tersebar luas. Gadis cantik usia dua puluh masih belum ada calon, tidak terhindar mendapat gosip. Tapi Wu-feng adalah orang jujur, usianya sudah setengah abad sudah terlihat tua, sehari hari tidak banyak bicara, dibandingkan dengan istrinya yang lincah dan masih tampak cantik itu, seperti bumi dan langit. Sehingga, terhadap kabar-kabar burung itu, tidak pernah ditaruh di dalam hati, terhadap para kelompok pemuda yang mengejar putri kesayangannya, dia tidak pernah mengeluh. Di depan penginapan ada tiga ruangan, sebelah kanan adalah ruang makan dan minum teh, bukan saja menjual arak dan teh, juga sering didatangi oleh pengamen dari Ji-nan yang meramaikan, tamunya lebih banyak dari pada tamu yang menginap, tempat ini menjadi tempat paling bagus untuk bersantai di kota ini. Qiu-niang ibu dan putri selain melayani tamu penginapan, sering melayani di ruang makan, mereka berkata sedikit kasar, mereka sepertinya sedang menarik lebah dan kupu-kupu. Begitu sastrawan Yu Qin-yu muncul pertama kali di ruang makan, telah menimbulkan kegaduhan kecil, penampilannya yang menakjubkan, menarik sorot mata seluruh tamu makan. Lewat tengah hari, setelah lewat waktu makan, terhadap tamu penginapan ini pelayan tampak lebih ramah, mereka mengantarkan sastrawan ke meja di sisi jendela. "Tuan muda, silahkan duduk." Kata pelayan menarik sebuah kursi dengan ramah. "Seduhkan satu teko teh dulu." Pelayan membungkuk menjawab 'ya'. Begitu teh nya datang, suara orang jadi hening. Wu Yu-zhu muncul di pintu ruangan, bajunya biasa, tapi tidak menutup kecantikannya, mata dan alisnya seperti gambar, dadanya berisi, pinggang sekecil satu genggaman, dia tersenyum. Tangannya membawa baki teh, satu teko dengan dua gelas, berjalan melenggok menghampiri, seperti wanita naga memegang bunga, menjadi titik sorotan mata seluruh dua puluh lebih tamu minum. "Tuan muda silahkan minum teh." Katanya sambil tertawa, suaranya seperti kicau burung, sambil menumpahkan teh untuk sastrawan. "aku dipanggil Wu Yu-zhu." "Ahh! Bunga Mu dan yang cantik sekali." Sastrawan tidak tahan memujinya. "nona, terima kasih." "Yoo! Tuan muda Yu, kau ramah sekali." Wu Yu-zhu tertawa genit laksana bunga, matanya tampak memancing asmara, duduk di kursi sisi meja. "tuan muda, kau memujiku? Atau mengejekku?" "Tentu saja memuji! Nona disini sudah berapa lama?" "Tiga tahun." Wu Yu-zhu tanpa pikir. "ikut ayah dan ibu dari Ji-nan datang kesini, pemilik penginapan tuan Luo adalah teman baik ayahku. Apa tuan muda juga datang dari Ji-nan?" "Betul." "Sedang belajar?" "Belajar surat tidak jadi, belajar pedang juga tidak berhasil, bagusnya aku tidak berniat jadi sarjana, tidak perlu tengah malam menyalakan lampu sampai fajar menusuk pantat. Nona pernah dengar gang Tie-fu di Ji-nan yang ada keluarga Yu ?" "Ooo! Pernah dengar, di Ji-nan ada enam orang jadi kaya berkat kerja di sungai, keluarga Yu adalah salah satunya." "Betul, di dunia ini ada dua macam orang yang bisa disebut kaya, pengawas sungai yang mengatur Huang-he, dan departemen garam yang mengurus garam. Jika nona pulang ke Ji-nan, aku pasti akan laksanakan kewajiban sebagai tuan rumah." "Tuan muda datang ke kota ini, ada keperluan apa?" "Hanya melancong saja, saat pulang dari Dong-he sekalian aku ingin membeli He-jiao asli. Ada teman yang memerlukan He-jiao untuk mengobati luka bengkak, di Yang-gu aku tidak dapat membeli yang asli, aku dengar di Dong-he bisa membelinya dengan harga tinggi." "Di Dong-he juga tidak bisa membeli yang asli, kebanyakan terbuat dari kulit kuda mati. Tahun lalu telah terjadi bencana kekeringan, air sumur untuk membuat He-jiao tidak sampai satu chi, tidak sedikit orang karena berebut air sumur sampai kepalanya terluka, dari mana datangnya He-jiao asli? Setelah di makan bukan saja penyakitnya tidak bisa sembuh, mungkin malah akan mengantarkan nyawa. Tuan muda jika ingin membeli, aku carikan akal buatmu, bagaimana?" "Sungguh? Kalau begitu terima kasih!" "Tapi.. .tuan muda, barang asli, harganya..." "Aku tahu, barang asli satu liang di tukar dengan satu liang mas, aku bersedia dengan lima liang mas di tukar satu liang He-jiao." Sambil bicara, dia sambil mengeluarkan dompet lapis mas, dibuka lalu ditumpahkan ke atas meja. "Ditukar perak adalah satu banding enam, tolong nona belikan lima puluh liang He-jiao." Semua tamu yang makan di sana, tertegun oleh banyaknya perhiasan di atas meja. Enam butir mutiara bulat sebesar jari, beberapa batu pusaka lapis emas, beberapa buah perhiasan kecil giok, tujuh delapan lembar cek. Dia mengambil satu lembar, mulutnya berguman. "Seribu liang." Selesai membaca ditaruhnya kembali, mengambil lagi satu lembar, sambil tertawa memberikan pada Wu Yu-zhu. "Cukup. Nona, apakah bisa ada dalam waktu tiga hari?" "Dua ribu liang, cek kontan dari bank Chang-feng." Wu Yu-zhu membaca angka yang tertera, dia tidak merasa terkejut. "tiga hari waktunya cukup. Ooo...! Tuan muda percaya padaku?" "Percaya, juga percaya pada penginapan tua Dong-zhang." Dia membereskan dompetnya. "lima ratus liang lainnya untuk biaya nona. Ooo! Mutiara ini kualitasnya sangat bagus, asli dari Nan-hai, kehebatannya mutiara ini bulat tidak ada cacat." Dia memberikan sebutir mutiara pada Wu Yu-zhu, maksudnya supaya dia memeriksanya. "Bagus." Wu Yu-zhu menganggukan kepala, matanya sedikit pun tidak terlihat terkejut, sepertinya sudah terbiasa. "bila mendapatkan orang yang tahu barang, bisa berharga tiga puluh ribu jin." "Nona Yu-zhu, kau tidak kenal barang." Dia tertawa. "para istri beberapa pejabat tinggi di ibu kota, sering menggunakan bubuk mutiara untuk sarapan pagi, mutiara yang digunakan untuk membuat bubuk mutiara besarnya tidak ada setengah mutiara ini, harganya adalah dua puluh ribu jin, orang yang menyediakan mutiaranya adalah seorang marga Shi di Shu-zhou, satu tahun paling sedikit dia mendapat laba diatas satu juta jin. Nama nona adalah Yu-zhu, mutiara ini sangat kecil, nona bawalah untuk bermain!" Para tamu yang makan menjadi gaduh, entah siapa, diantaranya ada yang mengatakan. "iblis penghancur keluarga!" Tapi Yu Qin-yu tidak memperdulikan, sambil menjejalkan mutiara ketangan Wu Yu-zhu, sampai kantong dari sutra pun diberikan. Sesaat, dia melihat Wu Yu-zhu, lalu menatap pada orang yang mengucapkan kata-kata itu, di matanya tampak satu kilatan dingin sekelebat lalu menghilang. Tamu makan yang berkata itu cepat-cepat membayar bon lalu pergi. "Tuan muda, terima kasih!" Sorot mata Wu Yu-zhu kembali normal, wajahnya tampak tersenyum genit memikat. "lain hari, aku siapkan arak tanda terima kasih padamu. Mari, aku tambahkan masakan." "Terima kasih." Dia minum satu teguk teh lalu bangkit berdiri. "aku akan jalan-jalan ke Ji He-si, mau melihat apakah rumput Gua-jian telah habis dicabuti oleh para pelancong?" "Sebenarnya khasiat rumput Gua-jian terbatas, aku bisa memberi kau beberapa rumput Liu-jin dari Qing-zhou, ini baru obat hebat yang berkhasiat bisa menghidupkan orang! Mari jalan, aku temani kau jalan-jalan ke Ji-he-si." Begitu dua orang ini pergi, ruang makan tiba-tiba menjadi gaduh, makian timbul disana-sini. Di dalam perumahan Qing-yun, keadaan sedang sibuk, menyelidiki asal-usul wanita yang di ceritakan, membuat ayam dan anjing pun tidak bisa tenang. Seiring dengan berjalan waktu, setelah malam tiba penjagaan semakin diperketat, keluar masuk perumahan sudah tidak seperti biasa lagi. Keesokan harinya sahabat-sahabat ketua perumahan Chen berturut-turut tiba, sahabat dari pemerintahan juga diam-diam membantu, mata-mata disebar dimana-mana mencari jejaknya Lang-ye dan Xie-jian-xiu-luo, tentu saja juga menyelidiki wanita yang dicurigai sebagai Yun-sang-nie. Di perumahan Qing-yun telah berkumpul para pesilat, jaring telah diatur dengan rapih. Pemuda yang mirip Xie-jian-xiu-luo jangan harap bisa masuk, Yun-sang-nie juga jangan harap bisa keluar, walau ketua perumahan Chen tidak percaya Yun-sang-nie benar-benar sembunyi didalam perumahannya. Kota Qiu-zhang tentu saja ikut diawasi dengan ketat, orang persilatan yang lewat disini jika tidak mengatakan dengan jelas asal-usulnya, maksud kedatangan dan kepergiannya, pasti diterima di depan ramah, tapi diam-diam diselidiki dengan keras, orang yang menolak bekerja sama, pasti dirinya akan repot sendiri, orang yang asal usulnya tidak jelas, sama sekali tidak berani berdiam lama di kota itu. Topan sedang terbentuk, tekad ketua perumahan Chen menghadapi pemuda yang di curigai seperti Xie-jian-xiu-luo tampak dengan jelas sekali, kerja keras menyelidiki Yun-sang-nie untuk menyatakan dirinya bersih, mendapat dukungan penuh dari para pendekar, teman-teman yang berada jauh berturut-turut datang membantu. Hari ketiga, yaitu hari terakhir Fu Ke-wei berjanji pada Tian-ya-koay mengundurkan hari penyerangannya, Di dua tempat Yang-gu dan Qiu-zhang, teman-teman perumahan Chen menyebar kemana-mana, diantaranya ada beberapa pesilat tinggi yang dulunya pernah berhubungan dengan Xie-jian-xiu-luo, mereka berharap bisa bertemu dengan Xie-jian-xiu-luo terlebih dahulu dan bernegosiasi. Nama ketua perumahan Chen cukup disegani, sedang nama Xie-jian-xiu-luo tidaklah begitu bagus. Di antara para pendekar yang pendiriannya teguh, dengan tulus berharap Xie-jian-xiu-luo jangan menginjakan kaki ke wilayah kekuasaan perumahan Qing-yun, supaya tidak menimbulkan gejolak dunia persilatan yang susah dibereskan. Penginapan Dong-zhang tenang seperti sedia kala, tamu yang datang dari pelabuhan sungai buatan, tetap seperti biasa, keluar masuk, orang yang biasa bepergian, biasanya tidak akan mendapat gangguan dari orang dunia persilatan. Tidak lama setelah lewat tengah hari, dua orang polisi membawa dua orang setengah baya, masuk ke penginapan Dong-zhang. Tamu penginapan banyak yang keluar masuk, ruang makan di sebelan sudah ada tamu yang makan, beberapa masih sedang minum teh sambil mengobrol. Pemilik penginapan Luo dan suami istri kasir Wu, dengan hormat maju menyambut. Mereka tidak takut pejabat, hanya takut urusan. Jika orang dari kepolisian berkunjung, orang yang membuka penginapan mana berani tidak menyambut. "Tuan Zhang tuan Li apa kabar." Istri Wu sambil tersenyum menyambut. "silahkan duduk di dalam, silahkan!" Polisi Zhang tidak memperdulikan, sekali melihat ke ruang makan. Di dalam ruang makan, di atas meja sastrawan marga Yu penuh dengan masakan dan minuman, ada sepuluh macam lebih masakan, ada beberapa yang masih belum dimakan. Setiap kali dia memesan sepuluh macam lebih masakan, tapi makannya seperti kucing kecil, makan sangat sedikit sekali. "Kalian tidak perlu melayani." Polisi Zhang mengayunkan tangan. "aku membawa dua orang teman untuk melihat-lihat, jika ada perlu baru mencari kalian. Ooo! Pagi ini penginapan anda kedatangan dua orang laki-laki satu orang wanita, yang turun dari atas perahu." "Benar, tuan Zhang." Jawab pemilik penginapan Luo sambil membungkuk. "dua tamu laki-laki yang satu marga Jie, yang satu marga Peng, tamu wanitanya adalah adiknya tamu marga Peng, sekarang......" "Dimana mereka?" Polisi Zhang menyela. "Di pekarangan kedua.....Ooo! mereka datang, pasti ingin makan siang." Di pekarangan melangkah keluar dua orang pemuda usia sekitar dua puluh lima-enam tahunan, tinggi besar dan sangat gagah. Di belakangnya ada nona kecil yang cantik berbaju ringkas, kuat dan langsing. Tiga orang ini tidak tahu di ruang penginapan telah terjadi masalah apa, hanya melirik sekali pada dua orang polisi yang berbaju seragam, melangkah menuju ke ruang makan. "Kalian berhenti." Polisi Zhang mengulurkan tangan, sorot matanya dengan tajam menatap nona kecil. "kalian berasal dari mana, datang ke kota ini ada urusan apa?" "Kami berasal dari He-nan, datang kesini untuk mengunjungi teman." Kata pemuda marga Peng itu dengan tenang. "ada masalah apa?" Polisi Zhang dengan sorot matanya, bertanya pada dua orang setengah baya, dua orang setengah baya bersamaan menggelengkan kepala, menandakan bukan orang yang dicari. "Nona kecil memakai baju putih." Polisi Li tidak tahu diri menyela. "apakah bermarga Bai?" "Kenapa, kau merubahkan margaku?" Nona kecil dengan tidak senang balik bertanya. "Iii! Kau malah lebih galak dari padaku? Menyebalkan!" Polisi Li jadi marah. "Adik, jangan kurang ajar." Pemuda Peng sambil tersenyum mencegah adiknya mencari masalah. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "mungkin mereka menyangka kau adalah Yun-sang-nie!" "Apakah bukan?" Polisi Li tidak mau berhenti. "Matamu buta." Nona kecil marah. "aku marga Peng, dari Zhong-zhou, He-nan." "Iii! Nona dari keluarga Peng di Zhong-zhou?" Seorang setengah baya merasa aneh. "apakah nona tahu Tian-ya-koay?" "Setengah bulan yang lalu, aku pernah bersama tetua Jie melakukan satu hal di Shan-xi......" "Aduh! Ternyata benar nona Peng, keponakannya pendekar besar Jie. Tetua Jie sekarang ada di perumahan Qing-yun, tidak diduga nona juga datang kesini. Jika di bicarakan bukan orang luar, kalian buat apa menginap di penginapan? Di sebelah barat kota ada perahu, apa kalian mau pindah ke perumahan Qing-yun?" "Paman ini adalah......" "Aku Che-yi, sepuluh tahun lalu pernah melihat wajah asli Yun-sang-nie, sehingga menawarkan diri membantu ketua perumahan Chen." "Ooo! Ternyata Tamu Tangan Dewa (Khe-shen-shou) pendekar besar Che." Pemuda marga Jie melanjutkan. "aku Jie-xian." "Ooo! Putra sulungnya pendekar besar Jie." Kata Tamu Tangan Dewa dengan gembira. "pergi ke perumahan Qing-yun tidak akan lama, kalian kesana saja sekarang, baik tidak?" "Baik, memang seharusnya berkunjung ke perumahan Chen." Jie-xian dengan gembira menyetujui. Kemudian mereka sambil mengobrol keluar dari penginapan. Sastrawan Yu yang berada di dalam ruang makan tersenyum pada Wu Yu-zhu yang sedang menambahkan araknya sambil tidak sungkan memegang tangannya yang putih halus. "Terima kasih. He he he! Bahaya sekali benar tidak?" Dengan berani dia memegang tangan Wu Yu-zhu. "mereka telah pergi." "Apa yang bahaya?" Yu-zhu menggunakan tangan lainnya memukul pelan tangan besar yang berani itu. "siapa saja mereka itu?" "Mereka itu siapa, aku satu pun tidak ada yang kenal, dua orang yang berbaju seragam itu adalah polisi, tidak akan salah, mereka sepertinya sedang mencari orang, mencari orang yang dikenal, melihat tingkah mereka, tentu bukan mencarimu bukan?" "Cari aku? Waah! Kau kira aku ini siapa? Sembarangan!" Yu-zhu memonyongkan bibir kecil merahnya, melihat dia dengan mata putihnya. "Jika kau juga mengangap aku ini gampangan, paling baik jangan mengusikku, supaya tidak merendahkan harga dirimu, tuan muda Yu." "Iii! Yu-zhu, pikiranmu kemana?" Katanya setengah serius setengah main-main. "maksudku adalah orang yang pernah melihat kau sangat banyak, seperti seorang teman bertemu berbincang, itu bukankah hal yang sangat normal? Apakah kau mau membuat masalah antara hubungan laki-laki dan perempuan? Aku tidak menyangkal aku sedikit gampangan, tapi gampangan itu ada batasnya, bagaimana pun tidak boleh berkelakuan jelek di muka umum, betul kan? Kau dan aku beberapa hari ini berhubungan, apakah aku pernah mengatakan kata-kata yang tidak hormat? Apakah pernah berlaku kasar......" "Kau ini! Jangan pura-pura suci, tadi saja kau memegang tanganku." Satu jari Yu-zhu menunjuk pada kening dia, gigi putihnya menggigit bibir bawah seperti marah seperti senang, tingkah genitnya sungguh membuat hati melayang. "pokoknya, kau juga tidak suci. Jangan minum terlalu banyak, malam ini akan ada orang mengantarkan He-jiao, aku sudah menyiapkan arak mengundangmu, aku sendiri yang turun kedapur, bagaimana?" "Aku disini mengucapkan terima kasih dulu." Wajahnya tampak gembira. "nanti aku suruh pelayan menyewa perahu, besok kembali ke Ji-nan." "Ooo! Langsung pulang? Tidak main beberapa hari lagi?" Yu-zhu mengerutkan alisnya. "begini saja, malam ini kita bicarakan baik-baik, masalah menyewa perahu aku yang atur." 0-0-0 Bab 12 Seluruh sore hari itu, orang-orang perumahan Qing-yun, para polisi dan serse pemerintah, keluar masuk di kota Qiu-zhang, wajah tidak tenangnya di masyarakat semakin kentara, dimana-mana terlihat orang yang sorot matanya tajam berlalu lalang. Pengawasan terhadap perumahan Qing-yun semakin ketat, gejala perhatiannya seperti dipusatkan ke kota Qiu-zhang. Sore hari, di pelabuhan terjadi pertengkaran kecil, antara empat orang persilatan yang tidak jelas asal-usulnya dengan teman baiknya ketua perumahan Chen, Walet Menembus Awan Zhao-yi, terjadi pertarungan sengit yang seimbang, akhirnya empat orang persilatan itu mengalami kekalahan, dengan marah empat orang itu menyewa satu perahu kecil lalu pergi. Semua orang yang mengawasi keluar masuknya pengunjung adalah pesilat ternama di dunia persilatan, dengan pengalaman dan sorot mata yang tajam, sepenuh hati mencari orang yang dicurigai. Sastrawan Yu adalah putra bangsawan dari Ji-nan, dengan tiga puluh liang perak, dia membeli satu liang He-jiao, juga menghadiahkan mutiara seharga empat-lima puluh ribu liang jin, telah menjadi berita yang menggemparkan. Orang-orang dari kepolisian tidak saja tidak berani menanyakan perbuatannya, malah sebaliknya diam-diam melindungi keselamatannya, sebab jika terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki, itu bukanlah hal yang nyaman, bangsawan dan pejabat keluarga, selapis-selapis akan memeriksa, siapa yang bisa lolos? kawan persilatan di perumahan Qing-yun, juga tidak berani mengganggu dia. Tempat tinggalnya Wu-feng di belakang pekarangan penginapan, adalah sederetan rumah untuk tinggal para pelayan, tidak lama setelah hari gelap, Sastrawan Yu menjadi tamu agungnya suami istri Wu-feng. Dua ruangan di belakang masih ada ruang dalam, di depan ruangan dalam ada pekarangan terbuka, di kedua sisi ada jalan, pesta makan diadakan di ruang dalam, bisa dilihat suami istri Wu-feng tidak menganggap sastrawan Yu sebagai orang luar. Pengaturan begini menentang aturan sangat jarang terjadi. Kasir Wu setelah menghormat tamu tiga gelas arak, lalu dengan alasan harus mengurus tamu penginapan, dia pamit pergi, hanya ibu dan anak berdua yang menemani tamunya. Di keluarga biasa, ini adalah hal yang amat melanggar aturan. Nyonya Wu adalah wanita setengah tua yang masih seksi, Wu Yu-zhu adalah gadis berusia dua puluh tahun, dan sastrawan Yu adalah putra bangsawan, apa yang akan terjadi? Jelas, ibu dan putrinya bukanlah orang baik-baik, mereka berniat buruk, ingin menggaet putra orang baik-baik. Setelah minum lagi dua gelas, nyonya Wu juga mencari alasan pergi meninggalkan. Wu Yu-zhu sudah sedikit mabuk. Ini adalah saat yang paling menggairahkan buat gadis seksi, gerak geriknya tampak menggiurkan, pipi yang lembut memerah, mengerut atau senyumnya membuat orang tergila-gila. "Tuan muda Yu, dulu saat kau pergi ke ibu kota, tinggal hampir seratus hari." Yu-zhu menggulung lengan baju, tampak lengannya yang seputih giok menumpahkan arak untuk dia. "tidak sangka keinginanmu melancong begitu tinggi, sampai meninggalkan seorang istri dengan dua selir di rumah, apa kau ada masalah?" "Iii.....! Bagaimana kau bisa tahu aku melancong ke ibu kota?" Dia seperti sangat terkejut. "aku baru pulang ke rumah bulan lalu, sampai sekarang baru dua belas hari, sampai teman dan famili di Ji-nan juga sedikit yang tahu aku datang ke Qiu-zhang, bagaimana kau bisa tahu?" "Dari Ji-nan kemari naik perahu hanya perlu dua hari." Kata Yu-zhu sambil mengeser tempat duduknya mendekat. "peristiwa baik tidak akan keluar rumah, tapi yang buruk akan tersebar ribuan li." "Kau memang lihay." Dia tertawa. "Kali itu aku pergi ke ibu kota, sebenarnya untuk membeli barang terlarang Ginseng tua dari Zhang-bai. Kau tahu, ini adalah makanan istana raja, tidak mudah bisa membelinya, di timur laut sedang terjadi perang, pos penjagaan keluar masuk pemeriksaannya sangat ketat, pengumpul ginseng semuanya tidak berani pergi mencari." "Sudah mendapatkan belum?" "Dapat dua dus isi enam buah ginseng tua yang telah berbentuk, semuanya menghabiskan uang lima belas ribu liang perak. Ooo! Yu-zhu, He-jiao......" "Malam ini mungkin tidak akan bisa sampai, mungkin besok pagi tiba, tenang saja! Tuan muda. Jika kau tidak bisa tenang, malam ini kau bisa menginap di rumahku menunggu." "Menginap di rumahmu? Keluar dari pintu sudah pekarangan belakang penginapan......" "Kau ini sapi sayur." Yu-zhu sambil tertawa genit mencubit. "jujur saja, ada satu hal aku ingin minta bantuanmu." "He he he! Masalahmu adalah masalahku, tidak perlu mengatakan bantuan segala." Dia sedikit pun tidak ragu memegang tangannya Yu-zhu, dengan lembut mengusap-usapnya. "asalkan kau buka mulut, jika aku bisa melakukannya, menempuh air mendidih lewat api......" "Iii! Lihat kau pandai sekali bicara." Karena Yu-zhu ditarik mendekat, sekalian tubuhnya dimiringkan sampai menyander dibahu dia, tawanya sangat genit. "kau mudah sekali melakukannya, aku mana mau kau menempuh air mendidih melewati api..." "Sebenarnya masalah apa?" Tangan dia telah merangkul pinggangnya yang kecil itu, memeluk tubuh yang harum dan hangat itu. "dengan uang tentu bisa menyuruh setan mendorong gilingan, ada kekuasaan bisa menyuruh orang mati, buat keluarga Yu di Ji-nan tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan." "Ini kau yang mengatakannya." Yu-zhu setengah menolak setengah menerima pura-pura mendorong tangan yang ada di pinggang yang bergerak ke atas. "aku akan melancong ke Ji-nan dengan ayah ibuku sekitar sepuluh hari atau setengah bulan, tapi kami di Ji-nan tidak ada famili juga asing, apakah kau bisa mengaturnya?" "Ha ha ha! Kau senang bergurau." Dia tertawa keras, dan tangannya akhirnya mendarat di daerah terlarang. "di dalam kota dan di luar kota, meski keluargaku tidak sampai punya seratus rumah, kau suka tinggal di mana pergilah kemana, tinggal seumur hidup juga tidak apa-apa, ada masalah apa lagi yang harus dibicarakan?" "Iii! Kau enteng saja berkata, kami tidak ada hubungan famili atau teman, tinggal di rumahmu, bagaimana mengatakan pada ayah ibu dan keluargamu?" Kening Yu-zhu yang merah seperti api, menempel di bahunya, hembusan nafasnya berbau bunga anggrek. "kata orang lain sangat menakutkan......." "Itu kata-kata setan! Apa yang menakutkan? Ayah dan ibuku tidak pernah mengurus masalahku, istri dan selirku lebih-lebih tidak berani banyak bertanya. Begini saja! Katakan kau adalah... adalah famili dari ibu, bagaimana pun famili jauhnya banyak sekali!" "Famili dari ibumu? Bagus......" "Kalau begitu, kau pura-pura jadi adik misanku! Kita sudah janji! Begitu akan berangkat, asal kau mengutus orang mengirim kabar, aku segera menyuruh orang membawa perahu menjemputmu." "Tidak, aku tidak ingin berangkat besok, tunggu setelah orang yang mengantarkan He-jiao datang, baru kita berangkat." "Ini...aku mendengar para polisi mengatakan, orang di kota ini sepertinya sementara tidak boleh meninggalkan kota......" "Ooo! Kau takut mereka, baiklah! Jika kau ada kesulitan......" "Kata-kata apa ini?" Dia menepuk-nepuk dadanya. "bapak Bupati Ke-zhou walau berkuasa, juga tidak akan berani mengusik masalahku, asalkan kartu nama ayahku dikirimkan ke kantor kepolisian, dijamin dia bakal dicopot jabatannya, ditambah lagi masuk penjara. Baik, besok kita pergi bersama, lihat siapa yang berani menghalangi, Hm! Aku ingin dia kerepotan." 0-0-0 Musim semi memenuhi ruang dalam, pemandangan indah tidak perlu dibicarakan pada orang luar, pokoknya arak bisa mengacaukan pikiran, laki-laki berniat wanita bermaksud, begitulah masalahnya. Di kamar timur, dua pasang mata aneh mengawasi gerak-gerik di dalam kamar dari lubang rahasia, lalu dua orang itu pergi dengan puas. Minum arak terus diperpanjang hingga tengah malam, dua orang itu bajunya sudah tidak rapi, baju dan roknya kusut. Paling akhir, sastrawan Yu mabuk seperti mayat, dompet, kantong selipan, sepatu dan lain lain semua tempat untuk menyimpan barang pusaka, telah diperiksa semua oleh Yu-zhu ibu dan anak, selain perhiasan berharga puluhan ribu, tidak ditemukan barang yang mencurigakan. Ibu dan anak mengembalikan semua barang ke tempat asalnya, Wu-feng menggendong sastrawan Yu kembali kepenginapan. Saat fajar, di pelabuhan datang satu perahu, seorang laki-laki setengah baya dengan dua orang awak perahu, membawa satu keranjang Liu naik ke darat. "Hi hi hi! Aku tahu kau bisa diandalkan." Yu-zhu mencium pipinya, sehingga dia lupa akan tanggal lahir, lupa diri." Dengan tanpa sungkan dia memeluk erat Yu-zhu, bibir yang panas, menutup mulut kecil merah yang memancing orang berbuat dosa, tangannya naik turun, gerakannya tidak beraturan. Diam-diam melangkah keluar dua orang polisi, dua orang setengah baya, menghadang di depan. "Berhenti! Siapa itu?" Seorang polisi teriak pelan. Hari masih belum terang benar, sulit melihat jelas wajah seseorang. Laki-laki setengah baya yang menjadi pemimpin memberi hormat, berkata. "aku Duan-yi dari keluarga Duan di Yang-gu, mendapat pesan dari kasir Wu di penginapan Dong-zhang, mengantar lima puluh liang He-jiao murni.'' Peristiwa sastrawan Yu membeli He-jiao, bisa dikatakan semua orang sudah tahu. Hingga polisi sedikit pun tidak berani mempersulit mereka, dengan melayangkan tangan, menandakan mereka boleh berlalu. Dalam kegelapan di mulut jalan juga ada dua orang yang mengawasi, tapi juga tidak keluar mempersulit. Sesaat, setelah perahu penyeberangan dari seberang merapat, naik ke darat dua belas orang, diantaranya ada nona Peng bersaudara, Tamu Tangan Dewa Che-yi yang membawa pedang. Dua orang polisi dan dua orang setengah baya segera datang menyambut. "Kabar dari Qian-zhou mengatakan, pemuda marga Fu yang dicurigai adalah Xie-jian-xiu-luo pernah tinggal di Gang-zhou, menurut perkiraan, hari ini atau besok dia bisa tiba." Kata Tamu Tangan Dewa Che-yi cepat. "masalah penyelidikan di dalam perumahan masih belum ada hasilnya, Lang-ye yang malam itu masuk ke perumahan dan meninggalkan surat dengan pisau, mungkin adalah siasat licik mengeluarkan suara di timur menyerang di barat, dia dengan wanita iblis sangat mungkin sembunyi di dalam kota, ketua perumahan telah menambah orang dengan ketat mengawasi, lalu satu persatu memeriksa orang yang dicurigai, kalian harap lebih waspada. Nona Peng kenal dengan pemuda marga Fu dan Lang-ye, kami persilahkan dia melukiskan wajah dan tanda khusus mereka pada orang orang yang mengawasi kota." "Kalau begitu persilahkan nona Peng datang ke toko Hong-ji untuk bertemu dengan orang dan membicarakannya, biar aku yang mengantar." Kata orang setengah baya, sehabis bicara, langsung berjalan didepan. Ketika baru berjalan dua-tiga puluh langkah, dihadapan datang tujuh orang. Mereka adalah tiga orang yang tadi mengantarkan He-jiao, empat orang lainnya adalah sastrawan Yu, Wu-feng sekeluarga tiga orang. Sepertinya Sastrawan Yu belum sepenuhnya sadar dari mabuknya, dia berjalan sambil di papah oleh Wu Yu-zhu. Wu-feng membawakan bungkusan baju sastrawan Yu, sambil berkata dengan Duan-yi yang mengantarkan He-jiao, mengikuti dari belakang. Kedua belah pihak itu berpapasan, tapi tidak bisa melihat dengan jelas wajah masing-masing orang itu, jalan masih gelap, masih satu jam lagi baru bisa terang. Dua orang polisi dan satu orang setengah baya yang tinggal di pelabuhan, dengan sangat bertanggung jawab menghadang dan memeriksa, setelah melihat dengan jelas semua orang itu, polisi tertegun, berkata. "Iii...! Kasir Wu, kenapa tuan muda Yu jadi begini?" "Aku tidak mabuk!" Sastrawan Yu berkata dengan keras. "He-jiao itu palsu semua, yang asli hitam bersinar, bisa untuk bercermin, asal di tepuk pelan langsung hancur. Hemm! Tiga ribu liang perak hanya membeli barang palsu, kasir Wu, kau anggap aku ini apa? Berani sekali kau, aku lihat kau ingin mati." "Tuan muda, bukan aku yang melakukannya, aku juga belum memeriksanya." Wu-feng cepat-cepat menjelaskan. "tidak terpikir oleh ku orang-orang keluarga Duan berani menipu......" "Aku hanya tahu kau, dan juga Yu-zhu." Suara sastrawan Yu lebih keras lagi. "kalian hari ini juga harus ke Yang-gu, jika tidak mendapat-kan barang asli, aku akan antar kau masuk penjara, aku berani bicara pasti bisa melakukan-nya. Marga Duan, dimana perahumu?" "Tu......tuan muda......" Duan-yi gemetaran, perkataannya tidak karuan. "Tuan Duan-yi!" Polisi menggelengkan kepala tawa pahit. "kalian keluarga Duan di Yang-gu adalah pengusaha yang jujur, tahun lalu dan tahun ini sungai pun tidak keluar air, makanya tidak muncul Jiao, tidak ada barangnya, kenapa karena ingin untung besar sampai menipu orang? Dan yang ditipu adalah tuan muda Yu dari Ji-nan yang sekali mengulurkan jari, bisa membuat kau mati seratus kali, buat apalah? Jalanlah! Cepat pulang cari orang tua kalian untuk menyelesaikannya, jika tidak......" Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Jika tidak, aku akan membuat mereka keluarga Duan menyesal delapan turunan." Sastrawan Yu berteriak marah. "Ini......tuan muda, Perahu......perahunya ada di pelabuhan." Duan-yi dengan tergesa-gesa menunjuk ke pelabuhan, dan tujuh orang itu lalu naik keatas perahu, perahu mengikuti arus air berlayar meninggalkan pelabuhan. Pada tengah hari, sekelompok besar pesilat tinggi datang ke pelabuhan, naik ke atas dua perahu cepat, yang pertama naik ke atas perahu adalah ketua perumahan Chen, bersama Tian-ya-koay, dan juga Peng bersaudara. "Ih...! Ada apa ini?" Seorang polisi bertanya pada temannya. "Kasir Wu sekeluarga melarikan diri dengan mengancam tuan muda Yu." Polisi itu berkata. "mereka telah bersekongkol dengan tiga awak perahunya, salah satunya adalah Duan-yi, mereka semua awak perahu yang jahat yang disewa di Dong-he. Ini artinya, tiga awak perahu yang mengantar tuan muda Yu juga palsu. Jika diantaranya ada Lang-ye, habislah tuan muda Yu, hukum karma, semoga saja ketua perumahan Chen dapat mengejarnya." Hari terang sekali, perahunya ringan, airnya deras, perahu dengan cepat melewati Dong-he, berlayar dengan cepat mengikuti arus. Di dalam ruang perahu Duan-yi, tuan muda Yu dan Yu-zhu bergumul menjadi satu, adanya wanita cantik dalam pelukan, membuat tuan Muda Yu lupa segalanya. Hampir tengah hari, perahu tiba di Dong Liu-dian di utara Ping-yin, disini daerahnya pemerintah daerah Dong-zhang. Tiga empat li sebelah utara, tuan muda Yu tiba-tiba melihat keluar ruangan, berkata. "Perahu berlayarnya cepat sekali. Yu-zhu, apakah kau pernah dengar Ping-sha-ji (Selat)?" "Tahu, tepat duali didepan." "Ooo! Apa lebih baik masuk ke Ping-sha-ji? Lima-enam li di dalamnya, ada satu vila Wang-xia, vila keluargaku, ada beberapa pegawai menjaga-nya, di dalamnya tersimpan enam ratus ribu liang perak lebih, itu adalah keuntungan yang didapatkan ayahku saat bertugas di perairan Huai-an." "Bagus!" Kata Yu-zhu dengan gembira. "menginap dua hari di vila Wang-xia bukankah bagus sekali? Ayah, perahunya arahkan ke Ping Sha-ji." "Baik." Kata kasir Wu yang duduk di depan ruangan. Lebar Ping-sha-ji hanya lima enam zhang, tapi perahu kecil masih bisa berlayar dengan leluasa. Masuk kurang lebih lima li, sungainya semakin sempit, airnya semakin dangkal, rumput alang-alang di dua sisi yang ujungnya telah putih tumbuh subur. Sungai membelok, pantai utara di depan adalah bukit yang datar, tertambat dua perahu terpal hitam tapi tidak terlihat orang. Sastrawan Yu telah keluar dari ruangan, memeluk pinggang langsingnya Yu-zhu tampak sangat mesra. "Menepi!" Dia teriak. "di seberang bukit ada satu jalan besar, bisa langsung menuju vila Wang-xia, dengan berjalan kaki sekitar dua li." Perahu telah menepi, semua orang turun dari perahu. Dari ruang belakang keluar tiga awak perahu yang menamakan dirinya Duan-yi. Saat ini Duan-yi tidak memakai topi, jadi wajahnya tampak jelas, wajahnya cukup tampan, hanya sayang gigi taringnya merusak wajah yang tampan itu. Setelah naik ke bukit datar, di belakang tiba-tiba terdengar dua jeritan mengerikan! Semua orang membalikan kepala melihat, dan tampak terkejut sekali! Dari dua perahu terpal hitam, tiba-tiba muncul delapan orang laki-laki besar setengah baya, dan juga seorang yang perawakannya kecil seperti anak muda yang tampan, dengan kecepatan yang tinggi naik ke atas perahu keluarga Duan, dengan cepat memukul jatuh dua orang awak yang menjaga perahu. Kasir Wu dari dalam bajunya mencabut sebuah belati yang bersinar, saat ingin membuka mulutnya, tiba-tiba merasa punggungnya bergetar, lalu dia jatuh ke depan dengan tubuh kaku. "Iii! Kau......" Yu-zhu terkejut teriak. Orang yang memukul jatuh Wu-feng adalah tuan muda Yu, tidak aneh Yu-zhu sangat terkejut. "Aku marga Fu, dipanggil Fu-xian." Kata Tuan muda Yu tertawa. "Yun-sang-nie, kau sangat pintar bersembunyi." "Kau......kenapa bisa kau?" Yu-zhu terkejut. "Kau......kau......" "Aku tiba lebih dulu satu hari dari Lang-ye." Dia dengan tenang berkata. "malam-lama Lang-ye masuk ke perumahan Qing-yun memperingatkanmu, malam keesokannya mengantarkan Wu Yu-zhu yang asli ke perumahan Qing-yun, berpura-pura sakit menggantikanmu, sebenarnya kau bisa melarikan diri pergi jauh, tapi terhalang karena mengatur pengiriman barang curianmu, setelah Tian-ya-koay datang dan menutup kota Qiu-zhang, kau sudah tidak bisa pergi lagi! Seharusnya kau bisa merasakan bahaya dan sebenarnya Lang-ye tidak mengirim surat meninggalkan pisau, tapi itu adalah siasatku untuk menggunakan ketua perumahan Chen memaksa kau menampakan dirimu, tapi kau malah tidak terpikir. Sekarang jangan pergi ke bawah merebut perahu, delapan orang saudara itu adalah pesilat tinggi anggota dari perkumpulan pembunuh bayaran dunia persilatan, tujuan mereka datang adalah untuk menyelidiki beberapa perampokan besar di Jiang-ning yang kau lakukan dengan Sepasang Cantik Jiang-nan, jika jatuh ke tangan mereka, maka kau akan habis!" Lang-ye dan istri Wu yang tadinya ingin turun ke bawah merebut perahu, seperti terkena geledek, mereka jadi terdiam berdiri. "Ada apa kau mencari aku? Apakah kau juga orang yang memburu hadiah?" Kata Yu-zhu sudah sedikit tenang. "Aku bukan orang mereka, tapi sering melakukan bisnis dengan mereka." Fu Ke-wei tertawa tenang. "aku hanya ingin menanyakan jejak seseorang padamu." "Siapa?" "Ketua benteng Naga Langit, Tian-long-jian Lu -zhao, yaitu suami kakak misanmu, kau jangan mengatakan tidak tahu!" "Kau......kau ini Xie-jian-xiu-luo?" Yun-sang-nie kembali terkejut. "Betul, aku mendapat berita yang dapat dipercaya, setelah dia menghancurkan bentengnya, dia pernah mencarimu, asalkan kau bisa memberi-tahu tempat sembunyinya, aku segera pergi, tidak akan menanyakan padamu tentang beberapa perampokan besar itu." "Tidak ada orang yang akan memberitahu." Kata Yun-sang-nie. "matilah kau!" Kakinya diangkat, suara per mendadak terdengar! Ternyata di kaki kanan sebelah luarnya tersembunyi sebuah per, tapi tidak ada anak panah yang keluar. Fu Ke-wei mengulurkan tangan kirinya, menjatuhkan tiga buah anak panah besi sepanjang delapan cun. "Setiap tempat di tubuhmu aku pernah merabanya." Dia tertawa aneh. "selongsong pelontar di lengan bajumu juga telah berubah bentuk, tidak akan bisa melontarkan apa-apa lagi." Begitu Yun-sang-nie meloncat tiga zhang, tiba-tiba dia berteriak, buum... lalu jatuh ke bawah lagi. Rupanya Fu Ke-wei telah melayangkan sepasang tangannya, dan tiga buah senjata rahasia berupa mata uang mas telah membuat Yun-sang-nie roboh. Lang-ye yang meloncat ke pinggir empat zhang, juga terkena sebuah mata uang dan ikut roboh. Seorang lagi yang berdandan awak perahu, baru saja meloncat sudah terkena sebuah uang mas. Delapan orang laki-laki besar dari perkumpulan pembunuh bayaran, pelan-pelan mengurung istri Wu...... Anak muda tampan yang perawakannya pendek kecil, loncat maju ke depan, mengempit Yun-sang-nie berjalan menuju pepohonan pendek.. Saat itu dua perahu muncul dengan cepat, dayungnya memecah air, dengan cepat mendekat. Delapan orang laki-laki besar seperti sudah tahu siapa yang datang, mereka segera mengurung dan menangkap empat orang yang tidak berdaya. Seorang laki-laki besar maju ke depan, memberikan dengan hormat sebilah pedang berikut sarungnya kepada Fu Ke-wei. "Kalian tunggu saja di samping, tidak perlu perdulikan mereka." Katanya sambil menerima pedang. "Ini masalah aku, harus aku sendiri yang menyelesaikannya." Tiga puluh lebih pesilat tinggi, berdatangan di atas bukit datar. "Saudara Fu, benar saja dirimu!" Nona Peng merasa aneh berteriak. "bisakah perlahan berunding dengan ketua perumahan Chen?" "Tidak ada yang harus dirundingkan." Ketua perumahan Chen naik pitam. "dia melakukan semua ini terlalu menghina orang, anda Xie-jian-xiu-luo?" "Benar itu aku." Kata Fu Ke-wei dingin. "aku telah cukup menghormati anda, tidak saja menuruti perjanjian dengan tetua Jie, juga memancing orang keluar dari daerah kekuasaanmu sepuluh li lebih baru bertindak......" "Tutup mulutmu! Kau telah masuk keperumahanku mengirim surat meninggalkan pisau......" "Itu untuk menjaga mukamu, apa kau tidak mengerti?" Dengan nada dalam Fu Ke-wei berkata. "Yun-sang-nie menyamar sebagai putri keluarga Xian di Ji-nan, menjadi istrinya kepala pengurus perumahan mu Shang Yung-ping, sebelumnya telah mengatur siasat pertukaran, begitu ada bahaya dia digantikan dulu oleh Wu Yu-zhu yang telah diatur di penginapan Dong-zhang, istrinya kepala pengurus Shang apakah telah terkena sakit mendadak? Muntah-muntah dan buang air terus, selain itu orangnya telah berubah rupa? Suami istri yang sudah hidup bersama tiga tahun, seharusnya kepala pengurus Shang tahu ciri-ciri di tubuh istrinya, anda boleh kembali pulang memeriksanya dan segera akan tahu. Cara aku walau sedikit tidak terang-terangan, tapi......" "Bagus kau telah mengakui kurang terang-terangan." Kata ketua perumahan Chen memotong, lalu mencabut pedangnya. "ini adalah penghinaan paling besar yang kuterima seumur hidupku, aku tidak bisa terima, kau harus berikan keadilan padaku. Dihadapan teman-teman dunia persilatan ini, aku menantangmu, bertarung dengan adil, kau dan aku harus ada seorang yang terbaring." "Saudara Chen." Tian-ya-koay merentangkan tangan menghadang. "sabar sedikit, perbuatan saudara Fu, pasti ada alasannya, kenapa tidak tanyakan dulu alasan dia menangkap Yun-sang-nie, baru......" "Kakak tua, jangan terpengaruh oleh gelaran Xie-jian-xiu-luo." Kata ketua perumahan Chen keras. "orang yang berkelana di dunia persilatan dan misterius seperti dia, jika tidak baik-baik mengajarnya, di kemudian hari entah akan menimbulkan mala petaka sebesar apa, kakak kau jangan ikut campur!" "Anda dijuluki Satu Pedang Utara." Fu Ke-wei juga jadi naik darah. "di dunia persilatan sangat terhormat dan punya kekuatan, di dunia persilatan bisa berbuat sekehendak hati, sudah sejak dulu memandang sebelah mata pada orang kecil macam aku. Alasan aku menangkap Yun-sang-nie, tidak mungkin kuberitahukan padamu, sekarang kau sudah mengerti, lalu mau apa? Apakah akan membelanya? Terus terang, dengan kemampuanmu, kau masih belum cukup menjaminnya. Majulah! Aku mau lihat apakah kepandaianmu cukup layak dengan julukannya." Yang dia katakan memang kenyataan. Perkumpulan Qing Lian yang mengatur banyak sekali pembunuh bayaran, merupakan salah satu tiga perkumpulan besar pembunuh bayaran yang menggemparkan dunia, masih bisa runtuh ditangannya, ketua perumahan Chen yang hanya punya rumah, punya perusahaan, mana bisa bertarung dengan dia seorang pengelana dunia persilatan yang misterius? Kata-kata dia membuat para pendekar yang mendengarnya, menjadi berubah wajahnya. Orang yang sensitif, di dalam hati timbul perasaan dingin. Tapi ketua perumahan Chen malah tidak mau mengerti, dia mengira lawannya hanya menggertak, di dalam hati dia semakin marah. "Marga Fu, kau sangat sombong! Kau akan menyesal." Ketua perumahan Chen menggigit gigi melangkah maju dengan langkah besar. Fu Ke-wei tidak bicara lagi, dia mencabut pedangnya, membuang sarung pedang, lalu melangkah berdiri di bawah, dengan wajah serius mengangkat pedang bersiap. Sekejap saat ujung pedang turun ke bawah, wajahnyaa telah berubah, seluruh tubuhnya seperti ditutup oleh hawa yang misterius, yang dingin, aneh, angin bertiup di depannya, lengan bajunya berkibar, pohan yang tidak jauh, daunnya berjatuhan melayang-layang ke arah lapangan, sinar matahari yang tadinya menyilaukan tiba-tiba seperti ditutup oleh awan tebal. Pedangnya pelan-pelan menunjuk kearah ketua perumahan Chen yang berada sepuluh langkah lebih, seluruh otot di tubuh tampak lemas, tangan yang memegang pedang seperti tidak bertenaga. Sepasang mata dia yang tadinya jernih, terang, damai, berubah jadi dingin, keji, mata hitamnya lebih hitam, lebih besar, menyorot sinar yang hanya dimiliki oleh binatang buas, hawa pembunuhnya menakutkan hati orang, hawanya semakin menguat seperti gelombang menerjang lawan. Sinar di badan pedang juga mengeluarkan hawa dingin. Ketua perumahan Chen bersikap tenang, berdiri tegak seperti gunung, rasa percaya dirinya kuat, merasa yakin bisa menahan tekanan apa pun dari luar. Dengan tenaga dalam dia mengendalikan pedangnya, julukannya Satu Pedang Utara pasti bukan di dapat dengan pura-pura. Fu Ke-wei melangkah satu langkah, dua langkah...... Ketua perumahan Chen kedudukannya terhormat, berdiri tegak menunggu musuh. Jaraknya tinggal kurang lebih dua zhang, di udara tersebar hawa pembunuhan yang pekat. Ujung pedang berhadapan dari jauh, kedua belah pihak tidak bergerak dan mencari kelemahan lawan, tidak ada niat membuat kesempatan menyerang. Ini artinya, kedua belah pihak adalah pesilat pedang yang amat tinggi tingkatnya, tidak menyerang tidak apa-apa, sekali menyerang ada musuh tidak ada aku, dengan serangan yang dahsyat, akan memecahkan pertahanan lawan yang tidak ada celahnya, karena kemampuan ilmu silatnya seimbang, tidak mungkin bergerak akan membuka kesempatan, bergerak malah akan menampakan kelemahan sendiri yang mungkin menimbulkan kekalahan atau kematian. Kedua belah pihak sudah siap melakukan pertarungan antara hidup dan mati, jika semangat salah satu pihak melemah, maka pasti dia akan bernasib kalah. Tian-ya-koay mengeluh panjang, berkata pada nona Peng dan lain yang ada disampingnya. "Keponakan Peng, gabungkan tiga pedang kalian, dan keponakan Jie sebagai pemimpinnya, coba satukan tenaga kalian, mungkin bisa melerai mereka, supaya tidak terjadi keadaan kedua belah pihak sama-sama terluka, sama-sama kalah, keadaan ini akan menyedihkan." "Tetua Jie, kau menyuruh mereka bertiga maju, bukan saja tidak akan bisa melerai, malah sebaliknya mengantarkan nyawa mereka." Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Di-depan hutan tiba-tiba terdengar suara yang lembut dan merdu. "Tuan, si wanita iblis telah mengaku, lebih baik kita kerjakan hal penting, jangan memancing orang-orang yang menyebut dirinya pendekar ini bertarung, betul tidak?" Semua orang melihat kearah suara, jadi tertegun. Di depan hutan berdiri Ouw Yu-zhen yang telah berganti baju, memakai baju warna putih bulan, dan tampak cantik sekali, dia sedang melambaikan tangan kepada Fu Ke-wei. Disisinya ada dua laki-laki besar sedang mengikat Yun-sang-nie. "Baiklah! Aku segera datang." Kata Fu Ke-wei, hawa pembunuhan yang menakutkan jadi hilang. "mutiaraku masih berada padanya!" "Telah aku ambilkan kembali." Kata Ouw Yu-zhen sambil tertawa. Dalam kesempayan sekejap ini, ketua perumahan Chen tiba-tiba melakukan serangan dahsyat, hawa pedang tiba-tiba muncul, pedang keluar laksana guntur, ujung pedang menuju dada Fu Ke-wei. Hal yang aneh telah terjadi! Tampak lengan baju kiri Fu Ke-wei dikibaskan, dan pedang ketua perumahan Chen bergerak mengikuti lengan baju itu melenceng ke samping, kuda-kudanya jadi goyah, dan ujung pedangnya Fu Ke-wei seperti tidak bertenaga telah menempel di dadanya ketua perumahan Chen. "Pohon besar memancing angin besar, ketua perumahan Chen! seharusnya kau tahu." Dia telah menarik pedangnya. "untungnya aku percaya kau tidak akan sampai menyembunyikan wanita iblis itu, makanya, hati-hati dalam bertindak, untuk menjaga kehormatan anda, cara ku mungkin kurang terang-terangan, aku minta maaf." Wajah ketua perumahan Chen pucat, wajah nya berkeringat dingin, tiba-tiba dia menghela napas panjang dan membuang pedangnya. "Saudara kecil, Satu Pedang Utara segera dihapus dari dunia persilatan." Ketua perumahan Chen mengeluh panjang. "aku Chen Ruo-yi sia-sia berlatih silat seumur hidup, kepandaianku hanya digunakan untuk mencari nama saja di dunia persilatan, di bandingkan dengan orang yang usahanya tidak benar tidak jauh berbeda. Saudara kecil, di hadapanmu, aku merasa menyesal, tindakan mu benar, sangat kasih, sangat adil, kau sebenarnya bisa membuat perumahan Qing-yun hancur lebur, aku sangat berterima kasih. Saudara kecil bisa dengan cepat datang dari Shan-xi, namun teman-temanmu juga aneh, kenapa mereka juga bisa dengan cepat datang kemari?" "Aku perkirakan wanita iblis itu pasti bersembunyi di tepi sungai buatan, makanya saat di Shan-xi aku sudah mengirim pos merpati mengabarkan pada teman-temanku. Jujur saja pada ketua, tujuh-delapan hari sebelum tetua Jie tiba, di daerah tersebut sudah diawasi dengan ketat." "Teman-teman saudara kecil ini......" Ketua perumahan Chen menunjuk pada delapan laki-laki besar yang menjaga tawanan. "Harap jangan ditanyakan, mereka adalah temanku berbisnis, maaf tidak bisa memberi tahukan." "Oo...Aku telah banyak bertanya." Kata ketua perumahan Chen bagaimana pun tidak bodoh. "Tetua Jie, Lang-ye juga salah satu pelaku perkara perampokan di Jiang-ning, makanya aku memberanikan diri memutuskan menyerahkan pada temanku membawanya pergi, harap tetua mengizinkannya." Kata Fu Ke-wei dengan tulus. "Saudara kecil terlalu sungkan! Sebaiknya kau saja yang putuskan."Kata Tian-ya-koay tertawa. "Tuan, kau masih belum mau pergi?" Ouw Yu-zhen mendesak. "Cerewet!" Kata Fu Ke-wei sambil tertawa. "tiga aliran besar ilmu pedang di dunia persilatan, keluarga Peng ganas, keluarga Jie banyak variasi, keluarga Xi gagah, saat ini dua keluarga Peng dan Jie ada disini......" "Saudara Fu, kami tidak akan menemani kau berlatih pedang lagi." Nona Peng sambil tertawa menyela. "aku tidak akan tertipu olehmu, hari itu sebelas orang pesilat tinggi kelas satu dunia persilatan dan para perampok gunung Tai Hang, sebelas buah pelontar bunga Mei mengurungmu, tapi tidak ada seorang pun yang punya kesempatan menyerang, satu persatu dibawah tekananmu, jadi seperti orang bengong. Meski Peng dan Jie dua keluarga bersatu, apa masih bisa menang?" "Belum tentu!" Fu Ke-wei mengepal tangan pada semua orang. "tuan-tuan, hal yang tidak menyenangkan ini, harap bisa dimaafkan." Fu Ke-wei melayangkan tangan, delapan laki-laki besar mengangkat tawanannya dan berjalan ke bawah. Wajah delapan orang itu tidak ada perasaan, sekali melihat sudah jelas, mereka tidak ingin berhubungan dengan para pendekar ternama ini. Fu Ke-wei kembali memberi hormat pada ketua perumahan Chen dan minta maaf, lalu dengan Ouw Yu-zhen berjalan ke bawah, naik ke atas perahu, dengan cepat berlayar menjauh. Setelah empat jam, perahu cepat menepi di pantai yang liar. "Saudara Guo, harap cepat laporkan pada ketua anda tuan besar Jin, selidiki dengan jelas benarkah Lu-zhao dan Sepasang Cantik bersembunyi di benteng Zhang-feng, aku akan menunggu beritanya di penginapan Yung-an di tempat yang disebut Lin-jia-gou sebelah selatan Jie-zhou, tanggal hari ini bulan depan sore hari." Fu Ke-wei berpesan pada pemimpin laki-laki besar. "Aku akan segera melapor dengan menggunakan merpati pos, pendekar besar Fu harap tenang." Kata pemimpin laki-laki besar dengan hormat. "Kalau begitu terima kasih, aku pamit sekarang." Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen masing-masing menjinjing satu bungkusan yang tidak besar tapi berat, meninggalkan perahu naik kedarat. Dua perahu dengan cepat segera berlayar mengikuti arus air kebawah. "Hm! Tidak diduga Pedang Naga Langit (Tian-long-jian) Lu-zhao malah bisa minta perlindungan benteng Zhang-feng yang namanya setara dengan benteng Tian-long." Ouw Yu-zhen berkata. "siapa sebenarnya yang dijuluki Kail Dewa Cakar Elang Huang Yung-sheng itu, kemungkinan besar dia yang menyembunyikan jejak Lu-zhao, sehingga kita mengejar dari Shan-xi sampai ke Shan-dong, dan sekarang harus kembali lagi, begitu banyak kita berjalan dengan sia-sia, setelah kembali nanti, aku harus mencari dia minta tanggung jawabnya." "Sudahlah, Xiao Zhen." Fu Ke-wei tertawa. "Huang-jit-ye mungkin saja benar-benar tidak tahu, sahabatnya Yun-sang-nie sangat banyak sulit dihitung, bagaimana dia bisa tahu adik seperguruannya pernah dua tahun tinggal bersama dengan Lu-zhao? Apa lagi dia sama sekali tidak tahu aku sedang mencari Tian-long-jian Lu-zhao." "Apa kali ini kita harus menempuh jalan semula mendaki gunung pergi ke Shan-xi?" Tanya Ouw Yu-zhen. . "Tidak, kita ganti, sekarang melalui air." Kata Fu Ke-wei menggelengkan kepala. "saudara Ji Zhao-chen akan mengatur penyelidikan, itu memerlukan waktu yang cukup lama. Dan lagi, melalui di air bisa menyembunyikan jejak. "Setelah mengalami beberapa peristiwa, wajah asli Xie-jian-xiu-luo sudah banyak di ketahui orang, dalam perjalanan ke Shan-xi bisa saja kita mendapatkan kerepotan. Makanya, aku putuskan tidak akan menggunakan pedang dulu, ganti menggunakan golok, tampil dengan wajah berbeda, supaya tidak menimbulkan perhatian benteng Zhang-feng dan membuat Lu-zhao melarikan diri kembali." "Ini......ini bukankah akan merusak nama baik tuan?" "Aku tidak pernah perdulikan sebutan kosong, aku hanya mementingkan kenyataan, sebutan Xie-jian-xiu-luo bukan dipersembahkan oleh orang ternama dunia persilatan, tapi teman teman persilatan yang sembarangan memanggilnya demi mencapai tujuan, aku malah bisa menyamar sebagai induk semang, aku tidak perduli orang lain mengatakan apa, cukup merasa diri tidak salah sudah bagus." Fu Ke-wei sambil tertawa, mata macannya bersorot yang sulit ditebak. Sambil berjalan dua orang itu sambil mengobrol, bayangannya semakin menghilang di ujung jalan kecil. Setelah lewat penyeberangan Feng-ling, sampailah mereka di daerah Jin-nan. Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdua memakai dua ekor kuda menelusuri jalan raya naik ke utara. 0-0-0 Hampir tengah hari. Di depan satu li lebih adalah kota kecil Lin-jia-gou. Dijalan utama, pejalan kakinya jarang, hari sudah tengah hari sudah waktunya jam makan, makanya di jalanan tidak banyak orang berjalan, semua orang telah mencari tempat untuk istirahat. Dua orang itu tidak terburu-buru waktu, mereka terus berjalan dengan santainya, membiarkan kuda berjalan sendiri, kuda mereka juga jalannya bermalas-malasan, selangkah-selangkah berjalan, sampai dipenginapan Yun-an. Ruang makan itu tidak terlalu luas, ruangannya hanya tersedia tujuh meja. Setengah lebih meja makannya telah penuh tamu, ada laki-laki ada wanita, ada tua ada muda, dilihat dari tingkahnya, paling sedikit setengah lebih adalah orang-orang persilatan. Fu dan Ou kedua orang itu tidak tampak seperti orang persilatan, mereka tidak membawa senjata, juga tidak membawa kantong senjata gelap. Dua orang itu memesan makanan, dengan santainya menyantap makan. Ketika mereka sedang makan, terdengar suara gelinding roda kereta, dari jauh terdengar mendekat. Sebuah kereta angkutan orang datang dari utara jalan, berhenti di depan pintu penginapan Yue-lai di seberangjalan. Penginapan Yue-lai lebih besar dari pada penginapan Yung-an, lapangan di depan penginapannya juga sangat luas, disediakan tempat parkir kereta dan tempat mengikat kuda, memudahkan tamu memarkir kereta atau mengikat kuda. Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Karena Wanita Karya Kho Ping Hoo Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo