Pengelana Rimba Persilatan 12
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 12
Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi Ini adalah perusahaan angkutan kereta keledai Tai-an di Tai-yuan, kereta angkutan orang mempunyai rute utara-utara. "Di sini adalah pos istirahat." Kusir utama memberitahu pada penumpang di dalam terpal kereta. "di sini kita istirahat satu jam, para penumpang bisa makan dulu, menambahkan isi kantong airnya, pos berikutnya kira-kira tiga puluh li, baru ada persediaan air minum." Penumpang kereta semuanya ada enam belas orang, diantaranya ada tiga orang wanita. Semua penumpang telah masuk ke ruangan makan penginapan Yue-lai. Ruang makannya sangat luas, tadinya ada sembilan tamu makan, setelah ditambah enam belas orang yang baru datang, hanya memenuhi setengah lebih. Fu Ke-wei tidak sengaja mengangkat kepala nya, alisnya mengerut, menatap beberapa tamu yang baru datang yang berada di tenda peneduh di luar penginapan Yue-lai, samar-samar terdengar derap telapak kaki kuda yang berlari cepat! Sepertinya ada sekelompok besar kuda datang dari utara, seperti bukan melakukan perjalanan jauh, tapi ingin cepat-cepat sampai di tujuan. Kali ini tamu yang baru datang di depan pintu penginapan Yue-lai semuanya ada empat orang. Seorang memakai rok putih, dengan jubah seputih es, wanita muda yang cantik, dua orang pelayannya laki dan perempuan setengah baya, dan satu orang pelayan wanita kecil yang juga berbaju pendek putih bulan, usia tiga-empat belas tahun. Wanita muda memakai rok putih itu membawa pedang, sedang pelayan laki-laki dan perempuan membawa golok. Karena empat orang ini membawa pecut kuda yang bagus, jadi datangnya pasti naik kuda. Empat orang itu sepertinya tidak berniat masuk ke penginapan Yue-lai, dari luar penginapan mereka memandang kearah utara, seperti tertarik oleh sekelompok besar kuda yang sedang mendatangi, dengan perasaan ingin tahu dia berhenti mengawasi. "Kenapa dia datang ke daerah Shan-xi?" Fu Ke-wei berguman, juga seperti bertanya pada Ouw Yu-zhen. "apakah sudah bosan melihat pemandangan indah di Jiang-nan?" Baru saja Ouw Yu-zhen akan menjawab, terdengar suara gemuruh telapak kuda, tiga puluh lebih kuda sudah tiba di luar penginapan Yue-lai, tiga puluh dua penunggang kuda itu membagi jadi dua kelompok, turun dari kuda dengan cepat dan menutup gerbang penginapan. Setengah lainnya, memenuhi lapangan parkir. "Hayo masuk!" Pemimpin penunggang kuda itu berkata pada kelompok wanita muda memakai rok putih yang berada diluar penginapan, dengan suara dalam memerintahkan, sikapnya sangat kasar. "Apa...? Kau memerintah aku?" Wanita cantik itu mengangkat alis hitamnya, matanya menyorot galak. "kalian ini, perampok Jin-nan mana...? Berani sekali!" Kata-katanya angkuh, tajam dan berani. Wajah sepuluh lebih penunggang kuda itu berubah, mereka merasa diluar dugaan! Orang yang berkelana di dunia persilatan harus hati hati terhadap tiga macam orang, adalah para pendeta, wanita anak kecil, orang cacat, bertemu dengan orang macam ini, jangan sembarangan berselisih, sebab akibatnya bisa merepotkan. Para penunggang kuda itu tentu saja tahu akan hal ini, tapi ibarat telah menunggang macan, sulit buat turun kembali, di hadapan orang banyak mendapat umpatan seorang wanita, mau ditauh dimana wajahnya? Tentu saja, mereka tidak tahu asal-usul wanita ini, lebih-lebih tidak tahu wanita cantik ini adalah pesilat tinggi di antara pesilat tinggi generasi muda. Jadi mereka menganggap wanita yang tidak punya nama ini, mudah untuk menghadapinya. Amarah telah menghilangkan pikiran sehatnya, laki-laki penunggang kuda itu tanpa berpikir panjang sebelah tangannya diayunkan menampar. Tapi reaksi wanita ini cepat laksana kilat, dia juga melayangkan sebelah tangannya. Buug... terdengar satu suara keras! Laki-laki penunggang kuda itu mundur tiga langkah. "Kau cari mati!" Wanita itu berteriak dingin, sekelebat sudah sampai, tangannya kembali melayang, lalu seperti ada tenaga air bah yang mendorong, samar-samar terdengar suara geledek! Laki-laki penunggang kuda tidak ada pilihan lain, dia meningkatkan kewaspadaannya, menggunakan teknik menghindar pukulan dan menyerang begitu ada kesempatan, sekejap berturut-turut menangkis tujuh serangan telapak lawannya, berganti sembilan kali kedudukan, terakhir lengan kanannya terkena sekali pukulan telapak, mengambil kesempatan ini dia meloncat keluar satu zhang lebih, wajahnya menjadi hijau dingin, jari tangan kanannya terasa tidak bisa digerakan lagi. Serangan cepat dalam sekejap ini, sepuluh lebih penunggang kuda yang menonton di pinggir sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas gerakannya, semua menjadi bengong, sepertinya masih tidak percaya pemimpinnya telah dikalahkan orang. Walau jarak Fu Ke-wei dua puluh zhang lebih, malah melihatnya dengan jelas, tidak tahan diam-diam dia menganggukan kepala. "Kau telah berlatih tenaga dalam Putaran Hawa Murni, tidak aneh bisa menerima pukulan-ku." Wanita itu juga tidak memburu menyerang lebih lanjut, tadi dia menyerang sepenuh tenaga, telah menghabiskan tenaga dalam tidak sedikit. "bersiaplah, aku akan menggunakan jurus hebat lainnya supaya kau tidak menyesal seumur hidup." "Aku juga akan menggunakan kepandaian-ku menghajarmu!" Kata laki-laki penunggang kuda menggigit gigi, dia tidak menggunakan telapaknya lagi, sepuluh jarinya di tekukan, keluar bunyi tulang buku seperti batu beradu. "siapa yang menyesal akan segera ketahuan." Wanita itu juga menggunakan cakarnya menyerang, tangan dia seperti cakar kucing atau seperti cakar rase. Pertarungan segera akan terjadi lagi, puluhan penunggang kuda yang ada di luar lingkaran tiba-tiba membagi dua, keluarlah dua orang, seorang pendeta dao dan seorang biasa, keduanya sudah setengah baya lebih, lagaknya sangat sombong sekali. "Keponakan jangan gegabah!" Pendeta tua dao itu mencegah, suaranya keras sekali, jelas sedang memamerkan kepandaiannya, setiap kata terdengar di telinga seperti pukulan palu. "tenaga dalam hawa pelindung tidak akan bisa menahan tenaga dalam Langit Besar wanita muda ini." "Sungguh generasi penerus yang pantas di acungi jempol!" Kata orang tua yang berbaju biasa, mata elangnya bersinar sambil tertawa dingin. "ketua vihara Mei-hoa sungguh beruntung, telah berhasil mendidik murid sehebat ini, tujuh tahun ternama di dunia persilatan, nona jarang datang ke daerah tengah, tidak diduga malah muncul di Shan-xi, membuat orang tidak bisa berpikir." Dilihat dari wajahnya, murid kesayangan ketua vihara Mei-hoa ini, memang seperti gadis dua puluh tahun, tapi jika telah ternama selama tujuh tahun, tidak mungkin usianya dua puluh tahun. "Tuhan maha besar!" Pendeta dao tua itu juga berpura-pura. "Hoa-fei-hoa (Bunga bukan bunga) Hoa Yu-ji, jangan ikut campur masalah benteng Zhang-feng? Walau kau ada kemampuan membalikan dunia, bagaimana pun kau seperti naga bermain di air dangkal. Jika kau benar-benar mau ikut campur, aku akan menggunakan tenaga dalam Hawa Setan, mencoba tenaga dalam Langit Besar mu, aku ingin tahu, apakah benar kemampuanmu bisa menghancurkan bumi." Wajah Hoa Yu-ji berubah, kesombongannya jadi hilang setengah. "Kiranya pendeta dao adalah Shan-xian-tai-yi dari Zhong-tiao." Kata Hoa Yu-ji, tangannya pelan-pelan telah memegang pegangan pedang, setiap saat mungkin akan mencabutnya. "aku tidak pernah mengurusi masalah orang lain, aku Hoa Yu-ji tidak ada keinginan jadi seorang pendekar. Aku tidak perduli, tapi orang lancang ini siapa dia, dia lah yang bodoh berani menantang dan menghina aku. Kau Shan-xian-tai-yi dari Zhong-tiao tidak bisa menakuti aku, benteng Zhang-feng di gunung Li-liang juga hanya bisa menakuti orang Shan-xi. Hari ini dalam hal kebenaran, aku harus minta keadilan, hm...!" Nadanya tetap tegas, dan juga penuh dengan perasaan tidak rela. Di dunia persilatan, banyak bermunculan pesilat tinggi. Setiap aliran dan setiap perguruan selalu muncul pesilat berbakat, pesilat ternama dan generasi baru, masing-masing berebut nama, setiap orang menyebut dirinya jagoan, padahal orang yang benar-benar berilmu tinggi, julukannya malahan tidak setenar orang yang berani membunuh sembar angan. Hoa Yu-ji, adalah salah satu dari pesilat generasi muda, pesilat hebat yang julukannya sangat terkenal dan ilmu silatnya juga sangat menonjol. Dia bukan saja tidak ingin jadi pendekar, malah khusus menantang kepada para pendekar, beberapa orang yang sumber beritanya luas, malah tahu dia adalah perampok besar yang kejam. Di mata orang persilatan, Hoa Yu-ji bukan saja tidak mudah dihadapi, juga sangat kejam, sambil tertawa dia bisa membunuh orang, iblis jahat ini pandangannya berbeda terhadap baik buruknya kebanyakan orang, wanita aneh ini namanya sangat tidak bagus, orang yang berani menentang dia akibatnya akan sangat menyedihkan. Benteng Zhang-feng di gunung Li-liang di Shan-xi namanya sangat besar. Ketua benteng itu adalah Satu Pedang Dunia Xi Zhang-feng, menempati urutan kedua dari sembilan jago pedang terbesar, dia sering berkelana dimana-mana, tempat yang dilewatinya, sering terjadi peristiwa perampokan besar dengan seluruh keluarganya mati, tapi karena tidak ada saksi hidup, dan di tempat perkara tidak ada jejak, siapa pun tidak bisa menuduh dan berbuat apa-apa padanya. Tentu saja Hoa Yu-ji tahu kebesaran nama benteng Zhang-feng, tapi nama dirinya di dunia persilatan juga tidak kalah, tapi keadaannya tidak mengizinkan dia mundur, dia bukanlah penjahat kecil yang bisa bertindak tidak tahu malu, tapi dia adalah wanita ternama di dunia persilatan. Jika jagoan sudah bertemu, akan menuju ke jalan buntu, jika bukan kau yang mati pasti aku yang mati. Orang tua berbaju biasa itu melihat pertarungan tidak bisa di hindari, maka sudah waktunya dia harus tampil mendamaikan! "Ha ha ha ha......" Orang tua berbaju biasa itu tertawa. "Nona, tuan muda Xi tidak ada niat menantang nona, dia memang sedikit ceroboh, mohon dimaafkan. Permusuhan ini harus dicegah, jangan di perkeruh, tuan muda Xi! kau yang memulai, minta maaf lah pada nona Hoa, bukankah semua orang akan jadi senang? Pendeta dao tua, kau jangan mengungkit lagi, baik tidak?" "Masalahnya bukan dari aku, saudara Yin." Pendeta dao tertawa dingin. "tenaga dalam Langit Besar ketua vihara Mei-hoa, disebut kepandaian hebat, bisa menaklukan setan dan iblis, murid dia dijuluki Hoa-fei-hoa, di dunia persilatan selalu berganti-ganti wajah, julukannya tersebar kemana-mana, disini kebetulan kita bertemu secara tidak sengaja dan membuat dia marah, mana dia mau selesai begitu saja? bagaimana pun aku tidak bisa tinggal diam, melihat anak teman baikku di bunuh orang?" "Kalau begitu biarlah aku yang mendamaikannya! Aku Dewa Dingin percaya masih punya nama, bagaimana pun aku dengan ketua vihara Mei-hoa masih satu generasi, dan juga tidak asing, nona Hoa tidak akan tersinggung padaku mendamaikannya, bukan begitu nona Hoa?" Wajah Hoa Yu-ji berubah, dia gelisah. Dewa Dingin (Yin-shen) Yin Wu-ji, termasuk satu dari tiga sesat, ilmu silatnya malah lebih tinggi dari pada Sastrawan Tiga Dingin, orang nomor satu dari tiga sesat. Orang ini arogan, melakukan sesuatu tidak ada pantangan. Pendeta dao juga ditakuti oleh orang-orang persilatan, tapi begitu bertemu dia juga seperti bertemu dengan ular berbisa, seperti juga Dewa Dingin, begitu orang mendengar namanya sudah ketakutan. Seorang pendeta dao dan orang ini, jelas datang bersama-sama dengan orang-orang benteng Zhang-feng. Ketua benteng Zhang-feng adalah Satu Pedang Dunia Xi Zhang-feng, termasuk satu dari sembilan jago pedang terbesar. Walau Hoa Yu-ji merasa dirinya hebat, dan telah terkenal di dunia persilatan, tapi dibandingkan dengan tiga orang angkatan tua ini, meski ilmu silatnya tinggi, tetap saja nama dia masih kalah sedikit, apa lagi dia berada di daerah kekuasaan lawan, naga kuat tidak bisa menekan ular setempat, jika dia bersikukuh, akibatnya sukar dibayangkan. Tidak diragukan lagi, dia akan sulit menghadapi satu pendeta dao, dan satu orang biasa ini. "Tuan, kau bukan sedang mendamaikan, tapi kalian satu kelompok." Hoa Yu-ji menggigit gigi. "Baik, aku mengalah. Shan-xi adalah daerah kekuasaan benteng Zhang-feng, sekarang aku segera akan kembali ke He-nan tidak jadi keutara lagi. Gunung dengan gunung tidak akan bertemu, tapi orang dengan orang lambat atau cepat bisa bertemu lagi, di lain hari kita akan bertemu lagi di dunia persilatan." Ketua muda benteng Xi tahu dirinya telah salah melihat orang, memandang seorang macan betina yang ternama sebagai gadis yang baru turun gunung, kesalahannya akan berakibat panjang di kemudian hari. "Nona Hoa," Ketua muda benteng Xi tentu saja tidak mau mendapat musuh besar, di-kemudian hari dia masih harus berjuang mengangkat namanya! maka dia maju mengepal tangan. "aku telah membuat nona marah, harap maafkan, karena situasinya mendesak, aku juga tergesa-gesa hingga kurang perhatian, sekali lagi, maaf." Akhirnya si nona telah mendapat kembali mukanya, sebenarnya dia bisa saja bersikukuh, karena situasinya menguntungkan dia, asalkan dia memberikan sedikit ejekan lagi, pendeta dao dan orang biasa pasti bisa mengalahkan kelompok Hoa Yu-ji berempat. Di dalam hati Hoa Yu-ji tahu betul, saat ini dia di pihak yang lemah, ada tiga puluh lebih pesilat tinggi dari benteng Zhang-feng, menghadapi mereka dia akan kesulitan, walau pendeta dao dan Dewa Dingin tidak turun tangan, dia juga akan mengalami pengorbanan besar. "Baiklah, aku terima permintaan maafmu." Hoa Yu-ji sangat senang bisa mengembalikan harga dirinya lagi. "jika situasinya mendesak, aku tidak akan mengganggumu, silahkan lakukan urusanmu." "Terima kasih nona, pamit." Ketua muda benteng dengan sopan menghormat, tangannya diangkat dilayangkan. Empat orang penumpang kuda itu segera mengambil jalan lain melalui pintu belakang penginapan Yue-lai. Ketua muda benteng membawa delapan orang, dengan gagahnya masuk keruang makan. Fu Ke-wei mengerutkan alis, menundukan kepala berpikir, 'Apa yang telah terjadi di benteng Zhang-feng?' dia berkata sendiri. "mereka menggerakan begitu banyak pesilat tinggi, pasti ada sesuatu yang tidak boleh diketahui pada orang luar." "Mungkin sedang mengejar seseorang," Ouw Yu-zhen memotong. "dan orang ini pasti bercampur dengan para tamu penginapan." "Jika orang ini bercampur dengan para tamu penginapan, kenapa mereka tidak pedulikan penginapan Yung-an, hanya fokus pada penginapan Yue-lai?" 0-0-0 "Mungkin mereka sudah tahu orang itu menginap di penginapan Yue-lai." Kata Ouw Yu-zhen mengira dirinya benar. "Alasan ini terlalu dipaksakan." Fu Ke-wei menggeleng kepala. "Kenapa?" "Misal mereka sudah tahu orang itu di penginapan Yue-lai. Sudah dari tadi mereka akan masuk kedalam menangkap, kenapa masih memaksa Hoa Yu-ji dan orangnya masuk ke penginapan?" "Ini......" "Ini hanya ada satu penjelasan." Fu Ke-wei dengan tenang menganalisa. "mereka mungkin mendapat kabar orang itu berada di dalam kereta penumpang menuju selatan itu, para penumpang di kereta itu semua makan di penginapan Yue-lai, makanya mereka mengurung penginapan Yue-lai. Sebabnya ketua muda benteng memaksa Hoa Yu-ji masuk kedalam penginapan, karena mengira mereka berempat juga penumpang kereta itu." "Ah......tuan tidak salah mengatakannya..." "Dan ini membuktikan satu hal lagi, orang-orangnya benteng Zhang-feng pasti tidak mengenal wajah sebenarnya orang itu......" Sebuah teriakan dingin, memutus kata-kata Fu Ke-wei. Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen mengangkat kepala memandang kearah penginapan yang di seberang jalan, terlihat dari penginapan Yue-lai keluar dua puluh lima orang penunggang kuda, seorang penunggang kuda menggendong seorang penumpang, naik keatas kuda pergi ke arah utara. 0oo0 Bab 13 Memandang orang-orang benteng Zhang-feng yang pergi menjauh dengan membawa dua puluh lima orang tamu makannya, Hoa Yu-ji tertawa dingin di belakang kelompok orang itu! "Mari kita kembali ke penyeberangan Feng-ling dan pulang ke He-nan." Kata Hoa Yu-ji pada tiga temannya dengan keras. "Jangan mencari keributan. Orang benteng Zhang-feng tidak biasa memaafkan orang, disini adalah daerah kekuasaan mereka, ketua muda benteng itu adalah orang pintar, dalam melakukan tindakan dia tidak ingin menjadikan aku musuhnya, tapi dia bisa mengerahkan kekuatan penuh menghadapi kita. Ayo jalan!" Kusir utama kereta angkutan dari perusahaan angkutan Tai-an tampak lemas, semua penumpangnya telah dibawa pergi, bagaimana dia bisa bertanggung-jawab pada keluarga mereka? Bagaimana perusahaannya bisa menghadapi benteng Zhang-feng? Beberapa pelayan yang diusir keluar penginapan juga tampak lesu, marah tapi tidak berani bicara. "Nona, kalian jangan pergi ke utara." Seorang pelayan menasihati. "di luar perbatasan utara Jie-zhou, orang sering melakukan kejahatan, orang-orang benteng Zhang-feng bertindak semena-mena, tukang pukulnya juga banyak sekali, tadi nona telah mengatakan kata-kata yang keras, para tukang pukul itu......" Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku tahu." Hoa Yu-ji tertawa tawar. "walau ketua muda benteng itu tidak mau mencari urusan, tapi para tukang pukulnya tidak akan tinggal diam. Aku tahu, aku tidak akan memberikan mereka kesempatan bertindak seenaknya lagi." "Nona, setelah makan siang, berangkat kembali keselatan juga masih keburu." "Tidak usah, kudanya tidak lelah, jalan dulu saja, aku takut mereka berubah pikiran balik kembali melakukan kejahatan." Empat orang itu segera naik kuda pergi. "Wanita iblis ini entah sedang merencanakan apa?" Kata Fu Ke-wei dengan penuh curiga. "empat kuda tunggangannya masih segar bugar, sama sekali tidak seperti datang dari penyeberangan Feng-ling, kalau tidak kuda dia pasti sudah kelelahan setelah berlari sejauh lima-enam puluh li, ini pasti ada apa-apanya." "Bukan hanya itu! Warna kulit kedua orang pelayan laki-laki dan perempuan itu sedikit tidak cocok dengan kenyataan usianya, mungkin mereka telah merubah wajahnya." Kata Ouw Yu-zhen melanjutkan. "tuan, aku berani bertaruh, dia pasti ada maksud datang kesini, dan juga mungkin ada hubungannya dengan benteng Zhang-feng." "Paling baik dia jangan datang dan berhubungan dengan benteng Zhang-feng, jika tidak dia bisa mengacau di tengah-tengah, itu akan mempengaruhi pekerjaan kita, bagusnya dia sudah pergi." "Aku pikir dia tidak akan pergi, dia berkata kembali ke selatan, itu hanya untuk pura-pura saja." "Jika dia tidak pergi, aku akan mengusirnya." "Buat apa? jika dia mengacau, malah bisa menarik perhatian benteng Zhang-feng, dan terhadap pekerjaan kita, bukankah akan lebih menguntungkan?" Ouw Yu-zhen tertawa. "apa lagi lebih satu teman lebih baik dibandingkan lebih satu musuh......Iii! Tuan kau kenapa?" Saat ini wajah Fu Ke-wei tampak aneh. "Aku sedang berpikir tentang gerak-gerik benteng Zhang-feng, apakah ada hubungannya dengan orang yang akan kita temui? Karena hari ini tepat waktunya kita janji bertemu dengan dia." Kata Fu Ke-wei dengan mengerutkan alis. "Seharusnya tidak!" Kata Ouw Yu-zhen, tapi di dalam hati dia ikut tergetar, dengan nada tidak menentu berkata. "tempat pertemuannya adalah penginapan Yung-an ini, orang itu mana mungkin ada di penginapan Yue-lai?" "Cara kerja seperti mereka, ada satu aturan yang tidak tertulis, jika waktunya belum sampai tidak akan muncul ditempat perjanjian. Aku tetap merasa khawatir, dari sekarang sampai waktu janji pertemuan masih ada empat jam, cepat bereskan pesanan penginapan, aku ingin mengikuti jejak mereka." 0-0-0 Di sana ada daerah bukit berjarak kira-kira sepuluh li dari Lin-jia-gou, sebelah utara bukit ada satu bangunan kuil Dewa Tanah. Di depan kuil ada lapangan rumput seluas dua puluh zhang, ujungnya ada satu hutan pinus tuayangluas. Dua puluh lima penumpang itu semua diikat tangannya, dan digantung di atas cabang pohon, jari kakinya pas mengenai tanah. Kebanyakan bajunya sudah sobek-sobek, tubuhnya pun banyak terluka, malah ada beberapa yang tidak berbaju. Di sudut lain lapangan, terbaring dua mayat penunggang kuda benteng Zhang-feng. Walau Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen sering menempuh bahaya, juga tidak tahan menarik nafas berat. Pertama-tama Fu Ke-wei melihat dulu dua mayat penunggang kuda, tampak dua orang ini mati dipukul, yang satu kepalanya pecah, satu lainnya lehernya putus dipotong. Timbul banyak pertanyaannya, siapa orang yang memukul mati dua penunggang kuda ini? Di mana orang-orang benteng Zhang-feng? Paling akhir, dia memeriksa satu persatu para penumpang yang digantung diatas pohon, saat dia melihat penumpang yang ke sembilan, wajahnya mendadak berubah. Begitu tubuhnya bergerak, dia sudah sampai di sisi pohon. Dia mengulurkan tangan akan memutuskan tali gantungan, tapi mendadak ditarik kembali. "Tuan, orang ini adalah......" "Adik angkat ketiga saudara Jin, Qian Nian-zhu, juga adalah pemimpin ketiga mereka." Kata Fu Ke-wei mengeluh. "tidak diduga saudara Jin bisa mengutus dia datang ke Lin-jia-gou memberi kabar, aku salah telah telat datang satu langkah, sehingga dia mati disini." "Mana bisa menyalahkan tuan? Buat apa tuan menyalahkan diri sendiri!" Ouw Yu-zhen menghibur. "Tapi dengan demikian, berita yang ingin kita peroleh jadi tidak tercapai?" "Sekarang ada atau tidak adanya kabar sudah tidak penting." Mata Fu Ke-wei bersinar-sinar. "sebab aku telah minta saudara Jin mengutus orang menyelidiki, memastikan apa benar Lu-zhao bersembunyi di benteng Zhangfeng, maksudnya hanya untuk mendapatkan bukti yang pasti, supaya ada alasan meminta orang pada benteng Zhang-feng. Dan sekarang benteng itu telah membunuh Qian Nian-zhu, aku jadi lebih beralasan mencari mereka. Sekarang hal terpenting adalah mengetahui apa tujuan mereka menangkap dan memeriksa orang, apakah saat Qian Nian-zhu menyelidik dirinya ketahuan sehingga dia dikejar? Atau benteng Zhang-feng punya tujuan lain? Dan Qian Nian-zhu hanya terkena getahnya saja? Kita periksa lagi yang lainnya, lihat apakah masih ada yang hidup." Dua orang segera memeriksa, terakhir menemukan dua orang yang bajunya masih utuh, tidak mengalami siksaan, tapi seperti terkena obat bius. Setelah memutuskan talinya, dua orang itu masing-masing didudukan menyandar dipohon. Dua orang itu adalah seorang laki-laki dan seorang wanita, yang laki-laki usianya kira-kira lima puluh tahunan, memakai mantel hitam, tubuhnya tinggi besar, seperti seekor sapi besar, wajahnya galak, tampak menyeramkan. Yang wanita kebalikannya, wajahnya cantik memakai baju hijau giok, berusia sekitar dua puluh tiga-empat tahun. Saat ini walau pingsan tidak sadarkan diri, tapi lekuk tubuhnya yang aduhai, tetap bisa membuat setiap laki-laki tergila-gila dan membayangkan yang tidak-tidak. Lama, dua orang itu berturut-turut sadar, menyadari dirinya duduk bersandar pada pohon dan tidak bertenaga, mereka melihat Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdiri di depannya, mereka merasa aneh, tidak tahu dirinya berada dimana. "Iii...! Tempat apa ini? Kenapa diriku lemas tidak bertenaga?" Orang bermantel hitam yang wajahnya buruk galak berubah warna. "bocah, kalian yang mencelakakan aku? Dimana orang-orang benteng Zhang-feng?" "Disini adalah tempat orang-orang benteng Zhang-feng memeriksa dan membunuh saksi." Kata Fu Ke-wei dengan nada dingin. "kalian di ruang makan penginapan Yue-lai, satu persatu seperti mayat binatang digotong oleh orang-orang benteng Zhang-feng dan dibawa ke tempat ini. Aku yang mengejar dan mengikuti jejaknya, sudah terlambat satu langkah. Di atas pohon di sisi masih tergantung dua puluh tiga mayat, kalian berdua ini bisa dikatakan telah lolos dari maut." "Para bajingan itu kenapa hatinya begitu kejam? Menggunakan obat bius membuat kami yang tidak berdosa ini pingsan, dimana mereka sekarang?" "Bagaimana aku bisa tahu? Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian ketika di ruang makan penginapan?" Tanya Fu Ke-wei dingin. "Para bajingan benteng Zhang-feng itu sedang mengejar dua orang perampok besar misterius, Sepasang Bintang Perak, menurut keterangan ketua muda benteng Xi Wen-xin, Sepasang Bintang Perak telah merampok barang berharga benteng itu, mereka menyamar jadi orang lain dan melarikan diri dengan menumpang kereta penumpang Tai-an, mereka mengikuti jejaknya dan mengejar sampai di penginapan Yue-lai, tapi tidak bisa mengenali Sepasang Bintang Perak itu, hingga diam-diam menggunakan obat bius membuat semua tamu penginapan pingsan tidak sadarkan diri......" "Bukan obat bius, itu adalah racun penghilang ingatan dari Lelaki Seratus Racun." Kata wanita yang berbaju hijau giok memotong. "racun ini sangat jahat, walau telah menggunakan obat penawar menyadarkannya dan kesadarannya telah kembali, tapi sisa obatnya masih tertinggal hingga lama sekali baru bisa benar-benar hilang, dalam waktu singkat tenaganya tidak akan pulih kembali, kaki dan tangannya akan lemas dan sulit digerakan. seperti keadaanku sekarang, mungkin mereka telah memberikan obat penawarnya siap memeriksa, yang aneh adalah kenapa mereka malah pergi?" Fu Ke-wei berpikir sebentar katanya. "Sebelum aku datang, rupanya sudah ada orang persilatan yang datang kemari, dan juga telah membunuh dua orang penunggang kuda mereka, kemungkinan yang datang adalah musuhnya benteng Zhang-feng, sekarang mereka mungkin sedang mengejar musuhnya, kalian berdua sungguh beruntung sekali." Sekarang Fu Ke-wei baru tahu tujuannya benteng Zhang-feng menangkap orang, berarti masalah penyelidikan Lu-zhao masih belum terbongkar, hatinya jadi merasa tenang. Sepasang Bintang Perak adalah perampok besar misterius yang ternama di dunia persilatan, yang laki-laki Niu Lang-xing, yang perempuan Zhi Nu-xing, mereka adalah suami istri, mereka berkelana secara misterius di dunia persilatan sudah dua puluh tahun lebih, khusus merampok para orang kaya aliran putih maupun hitam. Orang yang tahu wajah asli mereka sedikit sekali. Mereka berani merampok benteng Zhang-feng yang sangat berkuasa, tidak aneh benteng itu mengerahkan begitu banyak orang, dari jauh gunung Li-liang mengejar sampai disini, tanpa takut di hadapan umum menangkap orang dan memeriksanya, jelas niatnya harus berhasil. "Bocah, terima kasih kau telah menolong aku." Kata orang bermantel hitam berwajah galak dengan suara serak. "Aku tidak sengaja datang menolongmu, hanya kebetulan bertemu karena searah jalan, aku tidak bisa melihat kematian tidak menolong, dan juga butuh saksi hidup, maka walau tahu kau ini bukan orang baik, tapi terpaksa juga menolongnya." Kata Fu Ke-wei dingin. "Kau tahu siapa aku?" "Kau adalah Xie-shen (Dewa Sesat) menempati urutan ke pertama dari empat penjahat besar, orangnya kejam, sadis, bertindak seenaknya di dunia persilatan selama tiga puluh tahun lebih, dosanya sangat berat, nama busuknya tersebar tiga ribu li, di dunia persilatan siapa yang tidak tahu? Mengetahui namamu tidak akan menambah kebanggaanku." "Nie-sha-yin-hoa (Wanita Jahat Bunga Perak) juga bukan orang baik, tapi kau menolong dia juga!" Xie-shen melirik pada wanita baju hijau, wajahnya ada penyesalan. "Di bandingkan dengan kau, dia masih terhitung lumayan. Sudahlah! Kalian cepat istirahat, coba mengatur napas untuk mengembalikan tenaga, jika orang-orang benteng Zhang-feng kembali lagi kemari, paling sedikit kalian bisa menahan serangannya, tidak sampai melotot melihat orang berbuat seenaknya." "Siapa margamu?" "Margaku Fu, Fu-jiu." "Bagaimana kepandaianmu?" "Biasa-biasa saja, lumayan." "Kau......kau dan teman wanitamu bisakah menunggu sampai kami pulih baru pergi?" Mungkin seumur hidupnya Xie-shen belum pernah minta bantuan orang, makanya dia berkata dengan terbata-bata. "Bukankah kami berdua sedang menunggu kalian berdua mengembalikan tenaga dalam, kau masih mau bicara apa lagi....?" Kira-kira lewat waktu satu bakaran hio, Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa berturut-turut berdiri, setelah menggerak-gerakan kaki dan tangan, mereka berterima kasih pada Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdua. Nie-sha-yin-hoa adalah spesialis hitam makan hitam yang sangat ternama, dia sering membawa sembilan pelayannya yang cantik berilmu tinggi melancong, kecantikannya tersebar di dunia persilatan, membuat banyak laki-laki tergila-gila, tapi dia wanita bersifat bebas yang tidak gampang menanggalkan baju naik ranjang dengan laki-laki. Diam-diam dia sedang memperhatikan Ouw Yu-zhen, dalam matanya yang genit penuh dengan pertanyaan. "Namaku Chao Yung-ling, tidak tahu nama kakak siapa?" Kata Nie-sha-yin-hoa dengan tulus. "Aku marga Fu, dipanggil Fu-zhen, pelayan tuanku." Kata Ouw Yu-zhen tertawa. "Nona Chao, jangan dengar kata-katanya, dia adalah temanku." Kata Fu Ke-wei tertawa pahit. Mata Chao Yung-ling tampak mengandung banyak pertanyaan, dan dengan penuh arti melihat pada Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdua. "Tuan, diantara semua orang-orang ini, paling sedikit ada delapan orang lebih adalah penumpang biasa." Ouw Yu-zhen menunjuk pada mayat yang tergantung diatas pohon, matanya menyorot hawa dingin. "demi mengejar dua orang yang tidak dikenal, benteng Zhang-feng telah melibatkan masyarakat yang tidak berdosa, sungguh tidak bisa diampuni." "Inilah prilaku para penguasa, di seluruh dunia para penguasa semua sama, membunuh beberapa orang buat mereka tidak menjadi soal?" Kata Fu Ke-wei tertawa dingin. "Aku Xie-shen walau telah banyak membunuh orang, tapi tidak pernah melakukan perbuatan yang hina seperti itu, apalagi melibatkan masyarakat yang tidak berdosa." Xie-shen dengan galak berkata lagi. "aku pasti akan mengambil kembali hutang nyawa ini pada para anjing campuran benteng Zhang-feng, aku akan menunggu mereka di dunia persilatan, menggunakan segala cara mengantarkan mereka masuk ke neraka." "Aku juga akan mengumpulkan saudara saudaraku, dan minta tanggung jawab pada mereka." Kata Chao Yung-ling dingin. "menunggu di dunia persilatan kurang leluasa, lebih baik langsung mendatangi benteng Zhang-feng minta tanggung jawabnya, tidak datang ke sarangnya mana bisa minta tanggung jawabnya?" "Kau bicaranya seenaknya saja, benteng Zhang-feng sangat angker, di dalam benteng penuh dengan jebakan rahasia, pesilat tingginya banyak sekali, mengandalkan kita beberapa orang ini melabraknya, itu sama saja dengan Shao-mai melempar anjing, ada pergi tidak ada kembali." Suara Xie-shen terasa ada sedikit gentar. "Kau Xie-shen biasa berbuat seenaknya di dunia persilatan, juga sudah terhitung kelas atas, selalu membunuh orang seperti menyembelih anjing, kenapa sekarang jadi penakut begini?" Chao Yung-ling mengolok. "Satu Pedang Dunia Xi Zhang-feng kalau berkelana di dunia persilatan, selalu membawa banyak sekali anak buahnya, kau bisa berbuat apa terhadapnya? Apa lagi dunia ini begitu luas, dimana kau mau menunggu dia? Jika dia seumur hidup sembunyi didalam benteng dan tidak keluar, bukankah kau akan menunggu dia hingga kepala jadi putih" "Kau dengan saudara-saudaramu, apa benar berani melabrak benteng Zhang-feng?" Tanya Xie-shen tidak percaya. "Tentu saja berani." Chao Yung-ling mengangkat dadanya yang subur itu. "bukan langsung melabraknya, tapi menggunakan siasat, memaksa mereka keluar benteng, menunggu kesempatan mengirim mereka ke neraka satu-persatu." Fu Ke-wei yang mendengar diam-diam menganggukan kepala. Tapi Xie-shen dengan mata tajam menatapnya. "Kau pergi ke benteng Zhang-feng, selain minta keadilan, apakah ada tujuan lain?" Tanya Xie-shen tiba-tiba. Chao Yung-ling dengan terus terang berkata. "Tidak salah! Di gudang bawah tanahnya benteng Zhang-feng, di tumpuk perhiasan berharga seperti gunung, semua harta yang haram ini aku akan membawa pulang beberapa, mewakili mereka menyebarkan harta untuk menembus dosa. Kau pergi bagus tidak?" "Aku harus pikir-pikir dulu." Kata Xie-shen tertawa pahit. "hey! Bocah, apakah kau mau ikut pergi?" "Mungkin." Jawab Fu Ke-wei tidak pasti. "Tuan, haruskah beritahukan penduduk kampung melaporkan ke polisi? Memperbesar dulu masalahnya, setelah polisi terlibat, kita di luar jadi ada kesempatan." Kata Ouw Yu-zhen. "Melapor ke polisi? sungguh satu pendapat yang bodoh sekali." Kata Xie-shen tertawa dingin. "penguasa di seluruh dunia, mana ada yang tidak bersekongkol dengan pemerintah? Besarnya kekuasaan benteng Zhang-feng di Shan-xi, sampai pemerintah juga takut padanya, salah-salah malah kita yang jadi tersangka, aku tidak ingin terlibat hukum!" "Kau......" Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ouw Yu-zhen marah hingga tidak bisa bicara. "Xiao Zhen, kata-kata Xie-shen tidak salah, siasat ini tidak berlaku untuk benteng Zhang-feng." Kata Fu Ke-wei sambil tertawa. "Masih si bocah ini yang tahu keadaan." Xie-shen memuji. "Kalian jangan terus bicara." Kata Fu Ke-wei tidak sabar. "orang-orangnya benteng Zhang-feng setiap saat bisa kembali kesini membereskan tempat kejadian ini, aku dengan temanku mungkin tidak bisa melindungi kalian berdua yang masih belum bisa menggunakan tenaga sepenuhnya, makanya, kalian lebih baik mencari tempat lain untuk istirahat, cepat tinggalkan tempat berbahaya ini demi keamanan." "Kita memang tidak bisa berlama-lama disini." Kata Chao Yung-ling buru-buru. "cepat mastik kedalam hutan......wah celaka! Mungkin sudah tidak keburu......" Terdengar suara telapak kuda seperti hujan, ada sekelompok kuda datang dari arah barat, tanah bergetar karenanya. Kuil dewa tanah hanya berjarak kurang dari dua li, kuda bisa dengan cepat mencapainya. "Mari kita bertarung mati-matian dengan mereka!" Teriak Xie-shen sambil menggigit gigi, dan dari pinggang dua mayat penunggang kuda dia mengambil dua bilah pedang panjang. "Bocah, ini untukmu!" Dia menyodorkan sebilah pedang. "Sementara aku tidak memerlukannya, kau berikan dulu pada nona Chao!" Fu Ke-wei menggelengkan kepala. Kelompok kuda sudah sampai di bawah bukit, sembilan orang laki-laki dan perempuan meloncat turun dari kuda, menyusuri jalan kecil, berjalan seperti terbang, sekejap sudah sampai di depan kuil. Mereka terdiri tiga laki-laki dan enam wanita. Yang tiga laki-laki, dua diantaranya adalah orang setengah baya berbaju ringkas di pinggangnya menggantung pedang panjang, wajahnya serius, matanya bersinar, tampang luarnya tampak mengesankan orang, sekali lihat saja langsung bisa menilai dia orangnya cekatan, telah banyak asam garamnya di dunia persilatan, seorang persilatan yang ternama. Seorang lagi adalah seorang sastrawan yang baju putihnya yang melambai-lambai, masih muda, tampan, tegap, sepasang matanya terang seperti bintang di tengah malam, di pinggangnya terselip sebilah pedang antik. Enam orang wanita, empat orang diantaranya wanita cantik berbaju ringkas membawa pedang, di luarnya memakai baju besar, yang satu lebih cantik dari yang satunya lagi. Dua orang lainnya adalah nyonya setengah baya, dandanannya seperti pelayan, masih nampak bekas kecantikannya yang matang, waktu mudanya tentu sangat cantik, pakaiannya sederhana tapi bagus, sikapnya mantap. Setelah sembilan orang itu melihat mayat yang tergantung diatas pohon, langsung mengepung Fu Ke-wei dan lainnya dari tiga arah, tampangnya seperti akan menyerang. "Hati hati, jangan ceroboh!" Kata salah satu orang yang di depan, orang setengah baya yang berada di belakang wanita berbaju ringkas warna biru, mencegah wanita berbaju ringkas biru maju lagi. "sobat yang hawa pembunuhannya tinggi itu, adalah Xie-shen Tu-ba salah satu dari empat penjahat besar yang ternama, aneh! Kenapa dia tidak menggunakan golok malah menggunakan pedang, dan tampak sedang marah, rupanya peristiwa penangkapan orang disiang hari bolong di penginapan Yue-lai itu, benar adanya." "Yang wanita itu aku kenal." Seorang lagi orang setengah baya dengan nada dalam berkata. "Nie-sha-yin-hoa, Chao Yung-ling yang termasyur, spesialis hitam makan hitam, wanita tomboy yang sangat keji." "Tangkap dulu mereka baru periksa." Sastrawan baju putih menarik kembali sorot matanya yang berkeliaran di tubuh Ouw dan Chao, dengan beraninya dia mencabut pedang maju mendesak. "Xie-shen serahkan padaku." Tindakannya tidak dipikir lagi, tidak ada orang yang mau bicara tentang keadilan. Xie-shen adalah penjahat keji, Chao Yung-ling ada wanita tomboy yang bertangan keji, ini sudah cukup. "Tunggu dulu! Kau mau apa?" Xie-shen berteriak. "Kalian melakukan kejahatan yang tidak bisa diampuni, hari ini aku akan lakukan kewajiban sebagai ksatria membasmi kejahatan." Sastrawan berbaju putih dengan sombongnya melangkah. "Kau pendekar besar dari mana?" Nada bicara Xie-shen penuh ejekan. "kau belum juga tahu duduk persoalannya, sudah langsung mencabut pedang, apa ingin jadi pendekar?" "Aku termasuk Tiga Sastrawan angkatan muda dunia persilatan dari golongan putih, Sastrawan Baju Putih (Bai-yu-shu-sheng) Zhou Xing-jian, sudah tiga tahun melaksanakan kependekaran di dunia persilatan, mengurus ketidak-adilan di dunia. Sekarang bukti kejahatan ada di depan mata, apa kau masih ingin menyangkal?" Kata Zhou Xing-jian angkuh. "Kau melakukan darma pendekar hanya mendengar dari orang." Xie-shen sangat kesal sekali. "tidak menanyakan dulu dengan jelas, sudah langsung mengangkat pedang melakukan tindakan, huruf pendekar ini jadi tidak berharga, sungguh menyedihkan orang-orang aliran putih!" "Tunggu, setelah aku menangkapmu, kau akan tahu dengan jelas." Kata Zhou Xing-jian dingin. Xie-shen menggigit gigi. "Bocah, karena kau melihat aku belum pulih, kau berani menyombongkan diri di hadapan aku? Kau ingatlah baik-baik, lewat hari ini, aku akan membuat kau mati dan hidup keduanya sangat sulit!" "Kau tidak mungkin masih ada hari esok." Dengan sebuah teriakan dingin, Shou Xing-jian seperti angin topan, mendadak menerjang maju, ujung pedangnya pecah menjadi empat buah sinar pelangi, menuju kearah dada dan perut Xie-shen. Xie-shen berteriak dingin menyambut sinar pedang yang menyerang, pedang panjangnya seperti kilat menerjang. "Trang!" Terdengar sebuah suara keras, pedang Xia-shen menangkis serangan lawannya, tubuhnya memutar masuk membalas menyerang, secepat kilat, sinar pedang dengan ganasnya melayang kearah pinggang kanan Zhou Xing-jian. Reaksi Zhou Xing-jian ternyata cepat sekali, dia melangkah satu langkah kekiri, tangannya membalik langsung membalas menyerang. Pedangnya lebih cepat dan hebat, pedangnya sudah tidak terlihat bentuknya, menjelma menjadi sinar, begitu muncul sinarnya sudah sampai di pinggang kanannya Xie-shen. Tenaga Xie-shen belum pulih seluruhnya, dia sama sekali tidak bisa menghindar serangan pedangyang sangat cepat ini. Tiba-tiba di sampingnya muncul satu bayangan orang. Orang yang menonton disamping melihat jelas, delapan orang laki-laki dan perempuan lainnya berteriak terkejut! Hawa pedang itu menusuk tubuh, hati Xie-shen sudah jatuh ke bawah, mimpi pun tidak menyangka begitu gagal menyerang, malah sebaliknya pedang lawan dari arah yang tidak mungkin balas menyerang ke tubuhnya, tenaga dalamnya tidak mungkin dapat menahan serangan yang amat dahsyat ini, maka begitu menyadari, dia tidak bisa lolos dari kematian, reaksi apa pun dia tidak mampu melakukan, dia hanya tinggal menunggu pedang menusuk ke dalam tubuhnya! Mendadak Zhou Xing-jian melihat sebuah bayangan orang, dia juga tidak keburu bereaksi, hanya merasakan sebuah tangan besar mengenai sikutnya, tangan yang memegang pedang terangkat keatas oleh satu tenaga aneh yang tidak dapat ditahan, bersamaan itu dada kiri bawahnya bergetar, dipukul oleh tangan besar lainnya, dalam putarannya di udara, dia sudah dipukul mundur satu zhang lebih. Ternyata orang yang menolong adalah Fu Ke-wei, kecepatannya sungguh diluar dugaan orang, dari diam hingga mendadak muncul, dia sudah bergerak dalam jarak lima zhang lebih, delapan orang laki-laki dan perempuan yang menonton, buat Ouw Yu-zhen serta Chao Yung-ling, juga saat dia mendadak muncul disamping Zhou Xing-jian, baru melihat yang bergerak itu adalah Fu Ke-wei, semua jadi terkejut! Wanita baju ringkas berwarna biru bereaksi cepat, begitu Zhou Xing-jian dipukul mundur, dia segera meloncat maju, pedangnya laksana sinar kilat membelah langit, menyerang ke arah Fu Ke-wei, suara siulan pedang samar-samar seperti suara geledek. Fu Ke-wei menangkap tangan kiri Xie-shen, lalu meloncat menghindar sejauh tiga zhang lebih, merebut pedang di tangannya dan mendorong dia ke pinggir. Dengan satu siulan panjang! Fu Ke-wei menyambut sinar pedang yang terus datang mengikutinya, pedang panjangnya mengeluarkan suara aneh, di ujung pedangnya muncul samar-samar hawa putih. "Keponakan hati-hati!" Terdengar teriakan keras! Tiga suara siulan wanita bersamaan waktu terdengar jelas! Tiga wanita berbaju ringkas lainnya, satu dari kiri dua dari kanan, bersamaan bergerak, bersamaan tiba, mengimbangi pedang wanita berbaju biru, empat pedang menjadi satu, hawa pedang seperti ombak mengamuk, melakukan satu serangan dahsyat yang mematikan. Hawa pedang yang putih bertemu dengan empat sinar kuat. Hawa kuat itu meledak, titik-titik api seperti kembang api memenuhi langit, kali ini terdengar suara sentuhan logam, siutan suara senjata tajam membelah udara, membuat hati orang menjadi dingin ketakutan. Angin ribut menerbangkan pasir batu, rumput gugur, seperti asap hijau kuning, mengaburkan pandangan orang yang menyaksikan di pinggir, termasuk orang yang terlibat di depan rumput dan batu berterbangan. Empat wanita itu mundur satu zhang lebih, mundur ketiga arah, sinar pedang di tangannya berkilat-kilat, tapi tangan yang mengangkat pedang tampak tidak mantap, kuda-kudanya pun mengambang. Angin kencang mereda, pasir dan rumput sudah turun kebawah. Ditengah lapangan tertinggal satu pegangan pedang. Badan pedang telah hancur berkeping-keping, mengikuti angin menyebar keluar lima enam zhang, memukul pada badan pohon dan tembok kuil, mengeluarkan suara yang mengerikan! Tubuh Fu Ke-wei sulit dibayangkan, telah muncul disamping Chao Yung-ling. "Oh langit!" Wajah Xie-shen pucat, tubuhnya gemetar, dengan pelan berguman. "Ini......ini adalah ilmu pedang Langit Semesta dari Setan Terbang Langit Semesta, tiga puluh tahun lalu aku pernah melihatnya sekali. Dia......dia ini bukan orang gampangan, aku......aku punya mata tapi tidak......tidak mengenal orang hebat." Fu Ke-wei mengambil pedang ditangan Zhou Xing-jian, melangkah kembali ke tengah lapang. "Aku salah perhitungan, sehingga pedangnya hancur." Katanya dingin. "sungguh sulit menemukan pesilat tinggi, aku memberi kalian satu kesempatan lagi, silahkan empat pedang kalian maju bersamaan, lihat siapa yang akan berlumuran darah di lapangan!" "Kalian tunggu dulu!" Teriak orang setengah baya berbaju ringkas dari sebelah kiri, mencegah empat wanita yang akan maju menyerang kembali. "sahabat muda ini punya ilmu hebat dengan tenaga dalam mengendalikan pedang, dia bukan lawan kalian, biar kami yang menghadapinya." "Kalian Sepasang Pedang Langit Selatan termasuk dalam sembilan jago pedang terbesar, seharusnya banyak pengalamannya, apakah juga sama dengan Sastrawan Baju Putih itu, tidak menanyakan dulu duduk perkaranya, secara membabi buta ingin melakukan darma pendekar?" Xie-shen berteriak diluar lingkaran. "Kejadiannya sudah sampai disini, kau masih ingin katakan apa lagi?" Kata orang setengah baya berbaju ringkas dingin. "Orang yang melakukan kejahatan dan menangkap orang-orang ini adalah tuan muda benteng Zhang-feng Xi Wen-xin dengan anak buahnya, aku dengan Nie-sha-yin-hoa adalah korbannya. Dan saudara kecil Fu ini dengan temannya kebetulan saja lewat dan menolong kami......" "Kau ingin aku percaya kata-katamu?" Orang setengah baya berbaju ringkas menyela kata-katanya. "Kau tidak percaya?" "Tentu saja tidak percaya!" Orang setengah baya berbaju ringkas tertawa dingin. "pelaku kejahatan di seluruh dunia, tidak akan mengakui kejahatannya sendiri." Dia memberi aba-aba tangan, orang setengah baya berbaju ringkas yang satunya lagi dengan dua orang pelayan setengah baya, segera mencabut pedang melangkah maju. "Kentut anjing ibumu!" Xie-shen memaki. "walau perbuatanku kejam, membunuh orang seperti menyembelih anjing, tapi tidak pernah bohong, kalian Sepasang Pedang Langit Selatan jantan dan betina empat orang kedudukannya di dunia persilat sangat terhormat dan tinggi, malah tidak tahu malu bersatu melawan seorang anak muda. Puuh! Anjing pun lebih tinggi dari kalian tiga kelas kali. Hari ini asalkan saudara kecil Fu mendapat luka, dan aku masih hidup, aku pasti mengumpulkan semua teman baik, baik terang-terangan atau diam-diam semua akan bergerak, menghancurkan sarang tua kalian." "Xie-shen tua, jangan bicara lagi, kau adalah penjahat kejam ternama di dunia, mereka mana mungkin percaya kata-katamu?" Kata Fu Ke-wei dingin. "Kakak Zhen, kenapa kau tidak maju membantu tuan muda Fu?" Kata Nie-sha-yin-hoa dengan gelisah. "Tuan mudaku dapat menghadapinya, mereka berempat sedang menggali makamnya sendiri, kau lihat saja." Kata Ouw Yu-zhen tertawa dingin. "Baik, jika kalian tidak mau menurut aturan, aku juga tidak ingin bicara lagi." Mata Fu Ke-wei timbul sorot membunuh, dengan wajah dingin, satu kata persatu kata berkata. "kalian sendiri yang membuka lebar-lebar pintu kematian, tidak bisa salahkan orang lain!" Suami istri Sepasang Pedang Langit Selatan begitu mendengar jadi tertegun, tapi situasinya sudah tidak mengizinkan mereka mundur. Empat orang dengan wajah serius pelan-pelan maju mendesak, empat bilah pedang bersinar terkena sorot matahari, suara siulan pedang samar-samar terdengar, hawa pedang mulai muncul, kekuatannya membuat orang takut. Fu Ke-wei berdiri tegak seperti gunung, mata macannya menatap pada suami istri Sepasang Pedang Langit Selatan, sorot matanya berubah, retina mata sepertinya pelan-pelan membesar, lebih hitam, lebih terang, lebih dalam, menjelma menjadi sinar aneh, semacam sinar aneh yang membuat musuh ketakutan. Dia perlahan menggerakan pedangnya, pedang panjang yang sangat biasa itu disaat di gerakan, muncul pemandangan yang tidak bisa dijelaskan. Sepertinya tubuh pedang telah hilang, hanya terlihat sinar yang tidak jelas dan berkilat-kilat, didalam telinga bisa mendengar suara mengiang-ngiang seperti siulan naga langit! Jaraknya sudah tinggal kurang lebih dua zhang, di udara terasa ada hawa kematian. Di saat titik meledak...... "Tenaga mengendalikan pedang! Sepasang Pedang Langit Selatan cepat mundur!" Terdengar teriakan gelisah yang mengandung tenaga dalam. "Saudara kecil Fu, mohon belas kasihan!" Suara kuat seorang tua lain lagi hampir bersamaan terdengar. Sepasang Pedang Langit Selatan begitu mendengar suara itu, segera mundur dua zhang lebih. Begitu suaranya hilang, orangnya sudah muncul, ternyata orang yang datang adalah Tian-ya-koay dan seorang tua yang usia enam puluh tahun lebih, rupanya kering, tubuhnya kurus tinggi, rambutnya acak-acakan. Fu Ke-wei melihat sekali pada orang yang baru datang, lalu menghembus nafas panjang dan melemparkan pedangnya ke tanah. "Ah...! Ternyata adalah Tian-ya-koay dan Arwah Sepi, kalian telah datang...bagus sekali!" Orang tertua Sepasang Pedang Langit Selatan dengan gembira berteriak. "Baik kentut!" Tian-ya-koay memelotot dengan mata kecilnya. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "kalian sedang apa? Apa merasa umurnya terlalu panjang? Dengan kemampuanmu yang hanya bisa menggambar, juga berani menyodorkan pedang pada dia? Sampai didunia......" "Tetua Jie, kapan kau jadi begitu cerewet?" Fu Ke-wei segera memutus kata-kata Tian-ya-koay. "kau tidak masalah berkata sembarangan, tapi hari-hari selanjutnya aku akan sulit." "Baik, baik, aku tidak mengatakannya." Tian-ya-koay tahu Fu Ke-wei tidak mau identitasnya diketahui. "kalian ini sebenarnya kenapa? Saudara kecil, kau malah bersemangat bertarung pedang menghabiskan waktu dengan mereka? Sungguh hebat!" "Kenapa kau tidak tanya dulu pada mereka. Apa lagi Sastrawan Baju Putih yang merasa dirinya benar, dan sangat sombong, dia dengan teman-temannya mencabut pedang ingin menegakkan kebenaran, mau menangkap kami berempat yang katanya melakukan kejahatan dan berniat menangkapnya!" Kata Fu Ke-wei dingin. "Benar-benar tidak ada pekerjaan! Apa kalian tidak menjelaskan?" Kata Tian-ya-koay menginjak kaki. "Menjelaskan? Tidak ada orang yang mau mendengar penjelasan kami." Chao Yung-ling marah memotong. "Zhou Xing-jian sama sekali tidak mengizinkan kami memberi penjelaskan, dan langsung menerjang dengan pedangnya pada Xie-shen, jika bukan tuan muda Fu menolong, sudah dari tadi dia berlumuran darah dibawah pedangnya. Tetua Jie dan tetua Du-ku di dunia persilatan dihormati, harus menjunjung kebenaran pada masalah ini." "Nona Chao tenanglah, dua orang tetua ini pasti akan menegakan keadilan." Fu Ke-wei tertawa, kata-katanya seperti ada udang dibalik batu. "jika tidak, aku akan mencari orang yang terhormat di dunia persilatan, Hoa Yi-feng, menanyakan pada dia kenapa dia bisa mendidik seorang Zhou Xing-jian, muridnya begitu sombong, yang tidak bisa membedakan benar atau salah? Orang yang sifatnya seperti dia, membela kebenaran di dunia persilatan hasilnya pasti akan membuat dunia menjadi kacau, menjadi dunia binatang yang tidak ada hukum dan aturan, makanya Hoa Yi-feng harus bertanggung jawab karena tidak tegas mengajar muridnya." Bobot kata-kata ini sangat berat, walau hanya menunjuk pada Zhou Xing-jian seorang, tapi sebenarnya telah memaki seluruh orang disana. Sepasang Pedang Langit Selatan dan empat orang wanita baju ringkas yang mendengar, wajahnya menjadi merah sampai ke telinga, rupanya menjadi buruk sekali. Zhou Xing-jian yang mendengar lebih-lebih wajahnya berubah hebat, rupanya tampak terkejut ketakutan, mendadak dia membalikan tubuh meloncat kebawah bukit berlari pergi. Begitu Sastrawan Baju Putih lari, semua orang jadi tertegun. "Murid yang dididik Hoa Yi-feng, kenapa bisa begitu penakut." Xie-shen menggelengkan kepala mengeluh. "habislah Hoa Yi-feng, bocah ini sungguh membuat bangga perguruan, aneh..aneh., karma, .karma." "Saudara kecil, kau telah mengeluarkan kata-kata yang mengancam, sehingga dia lari ketakutan, kau suruh aku dengan kakak Du-ku bagaimana menegakkan kebenarannya?" Kata Tian-ya-koay tertawa pahit. "Aku bersungguh-sungguh, sama sekali tidak asal mengancam." Fu Ke-wei tertawa tawar. "Zhou Xing-jian lari itu tidak apa, disini masih ada orang dari perumahan Wu-ling, dan tiga Feng-huang dari tujuh wanita terhebat di dunia persilatan!" Sorot mata Tian-ya-koay dan Arwah Sepi melihat pada Sepasang Pedang Langit Selatan dan kawan-kawannya, delapan orang. "Bagaimana cerita kalian?" Tanya Arwah Sepi Du Ku-xing dengan serius. Sepasang Pedang Langit Selatan walau di dalam hatinya tidak enak, tapi dalam keadaan ini, terpaksa menundukan kepala mengalah. "Aku Yue-xiu, Yue-zhen suami istri, tadi telah salah paham pada kalian, harap dimaafkan, dengan ini kami minta maaf." Sepasang Pedang Langit Selatan suami istri melangkah mengepal tangan, minta maaf pada Fu Ke-wei dan kawan-kawannya. Empat orang wanita berbaju ringkas juga maju minta maaf. Wanita yang memakai baju ringkas biru, adalah Shi-tu Yu-yao putri kesayangannya ketua perumahan Wu-ling, Shi-tu-sheng, baru saja turun gunung, belum mendapatkan julukan. Suami istri Sepasang Pedang Langit Selatan adalah teman baiknya Shi-tu-sheng, karena mengkhawatirkan putri kesayangannya yang baru turun gunung, sengaja dia memohon teman baiknya, menemani dan melindunginya. Tiga wanita lainnya adalah tiga dari empat Feng-huang, yang memakai baju ringkas kuning adalah Phoenix Mas You Jin-feng, berbaju ringkas putih bulan adalah Phoenix Giok Shen Yu-feng, berbaju ringkas hijau adalah Phoenix Pembalik Langit Gao Tian-feng. "Bagus! salah paham telah dijernihkan, sekarang sudah aman." Tian-ya-koay tenang. "Dua tukang pukul benteng Zhang-feng ini, apakah dibunuh oleh kalian berdua?" Fu Ke-wei menunjuk pada dua mayat di pojok lapangan rumput. "Tidak salah, memang aku dengan kakak Jie yang melakukannya." Kata Arwah Sepi menganggukkan kepala. "saat kami tiba di tempat kejadian, sudah ada dua puluh tamu penginapan yang mati disiksa akibat di periksa. Lalu kami keluar membunuh dua orang anak buah itu, mengumpan kawanan mereka ke pegunungan sepuluh li lebih dan bermain kucing-kucingan, kami berharap ada teman-teman persilatan yang mendapat kabar dan datang menolong, benar saja ternyata Langit Tua ada matanya, saudara kecil Tu dan nona Chao jadi selamat setelah mendapat pertolongan saudara kecil Fu." "Saudara Tu, apa tujuan benteng Zhang-feng menangkap orang melakukan kejahatan?" Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo Seruling Samber Nyawa Karya Chin Yung Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo