Ceritasilat Novel Online

Pengelana Rimba Persilatan 25


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 25


Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi   Yu-shu-xiu-shi dari malu jadi marah, seperti akan meledak.   Orang ini adalah salah satu ketua cabang dari tiga cabang luar, ketua cabang Yin-guai (dingin aneh) Liu Qing-shi.   Ketua cabang luar kedudukannya lebih tinggi dari pada ketua cabang dalam, tapi tentu saja lebih rendah posisinya dari wakil ketua perkumpulan.   Ketua cabang ini sangat percaya diri, tidak menganggap pada Yu-shu-xiu-shi sebagai wakil ketua perkumpulan, karena mengangap dirinya lebih tua, perkataannya mengandung sindiran, tidak sopan sekali.   "Jujur saja."   Yin-guai tertawa dingin.   "kegemaran wakil ketua Gao terhadap harta benda, lebih tipis banyak dibandingkan terhadap wanita. Jika diganti aku, aku juga tidak akan pergi, terhadap wanita aku juga sedikit tidak bisa melepasnya, aku lebih setuju menggunakan satu gunung mas, bisa menukar seorang wanita yang cantik dan muda. Dua wanita cantik dari Jin-she-dong itu, lebih berharga diperebutkan dari pada jutaan liang perak."   "Kau......"   "Nona Liu, aku temani kau pergi."   Yin-guai melangkah keluar.   Segera ada orang yang mengikutinya.   Bagaimana Yu-shu-xiu-shi bisa tidak ikut pergi? 0-0-0 Bab 27 Berita yang disebarkan oleh perkumpulan Cun-qiu, sama dengan perintah berkumpul dengan segera.   Tapi sama sekali tidak diberitahukan pada orang-orang benteng Zhang-feng, orang-orang benteng Zhang-feng sebenarnya tidak bergerak bersama dengan orang-orang perkumpulan Cun-qiu, juga tidak tahu pengaturannya perkumpulan Cun-qiu.   Orang-orang penting perkumpulan Cun-qiu, segera pergi ke kota Jiang-ning.   Tentu saja tidak bisa mengelabui orang yang ada kepentingan.   Masalah menyelidiki orang-orang Jin-she-dong tanpa disengaja jadi tertunda.   Orang-orang perkumpulan Cun-qiu cukup banyak, anak buah yang jadi pesuruh lebih banyak lagi, orang yang menyampaikan berita lari kemana-rriana mengirim berita, jadi beritanya sangat lancar.   Tapi ada beberapa orang pembawa berita tidak sampai, tanpa alasan yang jelas orang-orang itu menghilang.   Situasi di ruangan sangat tegang, setiap orang tampak gelisah tidak tenang.   Yu-shu-xiu-shi juga merasa duduk salah berdiri pun salah, tidak bisa konsentrasi.   Disini kedudukan dia sudah tidak begitu penting.   Tamu agung Mi-hun-tai-sui juga sudah tidak mau mendengarkan dia.   Wakil ketua di perkumpulan Cun-qiu, di bagian yang terang kekuasaannya lebih tinggi dari pada yang di bagian gelap, sekarang orang yang berada di ruangan ini, tidak saja ada dua orang wakil ketua di bagian terang, masih ada tiga orang tamu agung, semua kedudukannya lebih tinggi dari pada Yu-shu-xiu-shi.   Dia dengan kekasihnya Liu Fei-yan duduk berdampingan di sisi ruangan, duduk atau berdiri pun tidak tenang, sering berdiri berjalan bolak balik.   Hati Yu-shu-xiu-shi sama sekali tidak ada disini, tidak ada di Fu-xian yang berada di penginapan Yue Lai.   Dia sama sekali tidak percaya Fu-jiu bisa muncul di kota Jiang-ning.   Siapa pun orangnya setelah berhasil mendapatkan harta sampai jutaan, pasti akan menyembunyikan diri beberapa waktu untuk menghindarkan pengejaran, bagaimana orang ini masih bisa muncul disini? Dan melancong seorang diri.   Hati Yu-shu-xiu-shi melayang pada dua wanita cantik Jin-she-dong.   Dia yakin jika menunggu di Da-sheng-guan beberapa waktu lagi, majikan Fan dari perusahaan pelayaran, pasti tidak akan mengecewakannya, pasti memperoleh jejak perahu orang-orang Jin-she-dong, disini menunggu kedatangan ketua perkumpulan untuk menghadapi Fu-jiu, dia akan kehilangan kesempatan bagus tidak bisa menangkap wanita cantik dari Jin-she-dong.   Alasan gelisahnya orang lain, sama sekali berbeda dengan dia.   Yang mereka gelisahkan adalah.   mengapa ketua perkumpulan sampai sekarang masih belum tiba? "Celaka!"   Ketua cabang Du-xin-lang-jun dengan kecewa berkata.   "Jika ketua perkumpulan tidak bisa datang, takutnya ada perubahan, jika orang-orang ketua benteng Xi juga datang kemari, mengetahui si anjing kecil Fu ada disini, bukankah akan jadi rusak gerakan?"   "Sudah tidak bisa menunggu lagi."   Kata wakil ketua pertama Wu-chang-yi-jian Shen Yin-de dengan nada dalam sambil berdiri. (Wu-chang = setan yang mengambil arwah orang saat akan mati, Yi-jian = satu pedang).   "Ketua perkumpulan pasti tertunda kedatangannya oleh sesuatu hal penting, jadi tidak keburu datang kesini mengatur, jika ditunggu terus bisa terjadi perubahan. Aku mengkhawatirkan ketua benteng Xi dan anaknya mendapat kabar datang kemari, kita sudah terlalu lama menunggu."   "Hm...! Aku malah tidak khawatirkan ketua benteng Xi dan anaknya datang, orangnya ditemukan oleh kita."   Kata Mi-hun-tai-sui dengan sombongnya tertawa dingin.   "aku rasa dia tidak akan berani sembarangan bergerak, aku akan membuat dia mengerti aturan siapa majikan siapa pelayan."   "Bukan begitu, tuan Huang."   Wu-chang-yi-jian adalah seorang yang mengerti, seorang pemimpin pemikirannya luas.   "bagaimana pun kita sudah sepakat membantu dia mencari si anjing kecil Fu, apa lagi benteng Zhang-feng dihancurkan orang, dia mengalami kerugian jutaan, apakah kita bisa menghadang dia mengambil langkah yang dahsyat? Dia bisa tidak memperdulikan segala akibatnya, menyembelih si anjing kecil Fu untuk membalas dendam, tapi kita tidak bisa tidak harus memaksa si anjing kecil Fu mengeluarkan harta ratusan ribu liang perak, si anjing kecil Fu yang mati sepeser pun tidak berharga."   "Makanya, kita tidak bisa terus menunggu kedatangan ketua perkumpulan."   Kata Seruling Damai Xiao Tai-ping dengan keras.   "masalahnya tidak bisa ditunggu, ditunggu lagi mungkin akan terjadi perubahan, jika si anjing kecil Fu menemukan gejala bahaya, melihat penampilan dia di benteng Zhang-feng yang hebat itu, kita mungkin harus membayar dengan harga yang sangat menakutkan, apakah bisa menangkap dia juga masih sulit di duga!"   "Memang tidak bisa menunggu lagi, menunggu lagi matahari akan terbenam di barat, waktu tidak menunggu kita."   Wakil ketua dua Shen-shou-tian-jun Lai Chang-wen mengangkat tangan sambil berdiri.   "kita ini tidak bisa dalam gerakan permulaan langsung menggunakan kekerasan, perkumpulan kita tidak sanggup membayar harga seharga yang dibayar oleh benteng Zhang-feng."   Yu-shu-xiu-shi membawa lima puluh lebih pesilat tinggi, jauh pergi ke benteng Zhang-feng meminta orang, menyaksikan penampilan Fu Ke-wei yang begitu hebat, dia hampir saja mati ketakutan.   Hingga, seluruh anak buah perkumpulan Cun-qiu.   Siapa pun tidak berani menepuk dada menjamin bisa menghadapi Fu-jiu, ini juga alasan mengapa orang-orang ini menunggu kedatangan ketua perkumpulan datang memimpin.   Jika segera melakukan tindakan, dan tidak beruntung mengalami kegagalan, bagaimana tanggung jawab pada ketua perkumpulan? Waktu tidak menunggu, jika di tunda terus, siapa pun tidak berani memperkirakan akan terjadi perubahan apa, di tunda lebih lama, kesempatan bocor beritanya juga semakin besar.   "Baiklah! kita tidak bisa menunggu lagi."   Wu-chang-yi-jian menggigit gigi, dengan tegas memutuskan akan bertindak.   "Sialan Xian-feng-tui (tendangan angin berputar), seharusnya dia tahu keadaannya mendesak sekali, harus segera mengundang ketua datang, sekarang kita sudah bersiap-siap bergerak, melakukan menurut rencana, tidak boleh ada kesalahan sekecil apa pun."   Mereka tidak tahu, pembawa berita Xian-feng-tui tidak saja tidak menyampaikan beritanya, juga tidak tahu Xian-feng-tui selamanya tidak akan bisa menyampaikan berita, karena dia sudah dibunuh oleh sekelompok orang misterius.   Beberapa orang masih merasa ragu, masih berharap ketua bisa tiba pada tepat waktunya.   Di luar ruangan terdengar suara derap kaki yang tergesa-gesa, masuk seorang laki-laki besar.   "Lapor pada wakil ketua."   Laki-laki besar terengah-engah cepat-cepat melapor.   "kami menemukan beberapa orang yang patut dicurigai, mereka berturut-turut masuk ke penginapan Yue-lai, harap beri petunjuk harus bagaimana menghadapinya?"   "Celaka!"   Wu-chang-yi-jian meloncat.   "mungkin kita telat selangkah, segera lakukan tindakan."   Orang yang ragu-ragu jadi tidak ragu-ragu lagi, dengan gerakan menyatakan mendukung.   Fu Ke-wei beristirahat di dalam kamarnya, malam hari ini dia berencana menemui beberapa ular setempat mencari berita, dia tidak memperhatilan gerakan yang terjadi di luar sana.   Di penginapan juga tidak terjadi perubahan yang mencurigakan.   Dia mengira tidak mungkin ada musuh yang muncul di kota Jiang-ning, kota yang sudah tertinggal ini, orang-orang persilatan mana ada semangat mengunjunginya? Seharusnya dia berjalan-jalan di kota, saat ini dia jadi kurang hati-hati, sehingga kewaspadaannya hilang, dia tinggal terus di dalam kamar beristirahat, tidak tahu dewa kematian sedang perlahan mendekati dirinya, mengulurkan tangan mau mengambil nyawanya.   Hari sudah tidak pagi lagi, tamu-tamu mulai berdatangan menginap.   Di luar terdengar ada derap kaki, ada orang mengetuk pintu.   "Masuk."   Dia sudah tidur sejenak, tampak wajahnya bersemangat, dia membuka pintu kamar.   "Mengantarkan air minum."   Pelayan dengan wajah yang polos membawa teko besar, sebelah tangannya lagi membawa baki, berdiri di luar sambil tawa berkata.   "apakah sarapan malam mau diantarkan ke kamar? Atau mau makan di rumah makan? Di seberang jalan ada satu rumah makan kecil yang cukup bagus, masakannya cukup enak, tuan boleh mencobanya kesana? Memang lebih enak di bandingkan dengan makanan penginapan kami."   Pelayan sambil bicara, sambil mengambil alat minum yang lama, diganti dengan yang baru, dengan telitinya membereskan rak lampu, memeriksa jendela, tampak sekali dia adalah pelayan yang bertanggung jawab juga rajin dan jujur.   Pelayan memperkenalkan rumah makan adalah hal biasa, makanya dia tidak curiga.   Jika pelayan memaksa menyatakan dia harus makan di penginapan, mungkin dia akan timbul rasa curiga dan menolaknya.   "Tolong antarkan aku sarapan malam ke kamar, setelah makan aku ingin jalan-jalan ke kota!"   Dia dengan santai minum satu gelas teh.   "Tunggulah sebentar tuan, aku segera antarkan."   Setelah menyalakan api lampu pelayan itu lalu berjalan keluar sambil menutup pintu.   Fu Ke-wei tanpa sengaja menyalakan lagi satu sumbu lampu.   Begitu dinyalakan tampak percikan api muncrat, mendadak ada asap hijau bersinar sangat terang lalu padam.   Wajah dia segera berubah, timbul perasaan merinding.   Menambah nyala satu sumbu lampu, apinya tidak mungkin muncrat begitu, seharusnya sinar lampu pelan-pelan bertambah, juga tidak mungkin timbul asap hijau yang bersinar sangat terang lalu padam.   Seorang yang kewaspadaannya tinggi, sangat sensitif pada hal-hal yang tidak normal, dia juga tidak terkecuali, dengan sendirinya dia merasakan ada bahaya.   Segera dia meniup memadamkan lampu, tapi dia sudah merasakan bumi terasa berputar.   Tiga orang pelayan sedang membersihkan koridor di kedua ujung, memperhatikan terus jendela kamar Fu Ke-wei.   Pelayan yang mengantar teh mendekati seorang pelayan yang ada di ujung koridor, memberikan isyarat tangan.   "Keadaannya tidak normal, jangan sembarangan bertindak."   Pelayan yang ada di ujung koridor dengan tegang berteriak perlahan.   "Kenapa? Aku melihat sendiri dia minum air tehnya."   Pelayan yang mengantar teh juga perlahan berkata.   "lampunya sudah dinyalakan beberapa saat, baru aku keluar. Saat ini seharusnya racunnya sudah bereaksi, dia seharusnya sudah......"   "Kau lihat, lampunya telah padam."   Disana bisa terlihat sinar yang menembus jendeka kamar, dengan mudah bisa melihat lampu kamar menyala atau padam.   "Iii...! Bagaimana mungkin!"   Kata pelayan yang mengantar teh.   "kita sudah memperhitungkan tanpa kesalahan, aku berani mengatakan siapa pun orang persilatan meski sangat waspada, tidak mungkin bisa merasakan ada kelainan. Mmm! Aku pergi periksa lagi......"   "Jangan."   Pelayan yang mengawasi menarik temannya.   "jika dia menyadari ada bahaya dan sekarang kau masuk kesana, padahal racun Puder Xiao-yao di dalam tubuhnya bereaksi lamban, kau hanya punya satu jalan, mati."   "Ini......kau kira dia dewa......"   "Jangan lupa kehebatan dia di benteng Zhang-feng, asalkan dia mengulurkan tangannya, kau pasti mati."   "Ini.."   "Kita tunggu wakil ketua perkumpulan bertindak, aku tidak ingin mati sia-sia."   Kata pelayan yang mengawasi.   "jika dia masih ada tenaga melarikan diri, aku tidak bisa tanggung resikonya. Aku tahu diri, kita sama sekali tidak bisa menghadang dia."   "Baiklah! harap saja Shen-xian-gao (salep dewa-dewi) nya Lian-hun-yi-shi (melebur arwah Yi Shi = pendeta dao.) bisa berguna, menunggu sebentar lagi kita akan tahu hasilnya."   Begitu menunggu, sama dengan menunggu timbulnya masalah.   Ketika itu seorang asing seperti tamu penginapan berbaju hijau muncul di ujung koridor, dengan langkah cepat dia mendekati kamar, gerakannya segera menimbulkan perhatian empat pelayan palsu, rupanya satu pertarungan sengit berbau amis darah segera akan terjadi, penginapan Yue-lai telah menjadi tempatnya pertarungan berdarah.   Yang pertama bereaksi adalah pelayan yang membersihkan lantai, dia maju mengejar orang yang menyamar tamu penginapan berbaju hijau itu, sapunya dengan kuat menyapu miring.   Tamu itu dengan waspada merendahkan pinggang membalikan tubuh, lengan baju besarnya dikibaskan, terdengar suara geledek, buum...   suara keras terdengar, dia menangkis sapu, telapak tangan kanannya bersamaan memukul dari kejauhan.   Pelayan kedua sudah tiba, teriakannya seperti petir.   "Siapa..? Berani sekali!"   Sambil berteriak, dia juga maju menerkam.   Badannya lincah seperti kera, dengan keji menghantam punggung tamu berbahu hijau, saat sudah menempel, tangan dan kakinya mendadak di buka, dari sebelah atas mencoba memiting kepala, dari bawah menekan pinggang, sekali terkena segera menentukan hidup atau mati.   "Heek......"   Pelayan yang menyerang dengan sapu, dadanya terkena pukulan telapak yang mengerikan, menengadah ke belakang, lalu waaa...   berteriak sekali, memuntahkan darah segar, mundur lagi dua langkah lalu jatuh ke belakang.   Dari atas atap terdengar teriakan dengan cepat turun beberapa bayangan orang.   Tamu berbaju hijau yang pertama itu hanya menperhatikan pelayan yang menyerang dengan sapu, begitu mendengar teriakan, seorang pelayan lainnya sudah tidak keburu mehadangnya, begitu tenaga telapaknya menyerang, segera telapaknya sudah di belakang punggung sudah tiba.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Pelayan yang datang menyerang yang mencoba memiting kepala tamu berbaju hijau pertama, sepasang kakinya mencoba menginjak di pinggang tamu berbaju hijau, si tamu menggunakan tenaga miring, tubuhnya berputar ke samping, bergeser mundur, terdengar suara tulang patah! Kepala tamu itu berputar ke belakang, dia melihat dan mendengar suara tulang leher patah.   Di kedua ujung koridor, bayangan orang datang seperti gelombang, wakil ketua pertama Wu-chang-yi-jian akhirnya tiba dengan membawa sekelompok besar anak buah.   Tapi beberapa orang berbaju hijau yang turun dari atap, sudah lebih dulu satu langkah mendobrak pintu masuk ke dalam kamar, masuk ke dalam kamarnya Fu Ke-wei.   Dua orang pelayan mati di depan pintu kamar, setelah di pukul mati oleh orang berbaju hijau, serangannya dahsyat sekali tiada lawan! Penampilan Yu-shu-xiu-shi kali ini sangat berani, mengambil kesempatan dua orang berbaju hijau melemparkan senjata gelapnya tiga kali berturut-turut, saat sepuluh orang lebih yang di bawa oleh Wu-chang-yi-jian tunggang-langgang di pekarangan menghindar senjata gelap, dengan berani Yu-shu-xiu-shi menempel dinding menerobos masuk ke kamar tamu.   Jendela kamar di belakang dan di sisi kamar sudah hancur, dua mayat berbaju hijau tergeletak di samping jendela.   "Cepat kejar ke atas atap!"   Bentak Yu-shu-xiu-shi sambil berlari keluar kamar.   "si anjing kecil Fu telah dibawa orang......"   Di seberang di atas atap kamar, beberapa kelompok orang bercadar yang datang dari tiga arah mendengar teriakannya, mereka segera memecahkan diri.   Orang nya sudah di bawa kabur, sudah tidak berniat untuk mempertaruhkan nyawa lagi! Daerah seluas puluhan li di timur kota Jiang-ning, bertebar beberapa kampung, jarak pandangnya terbatas, juga ada sebagian adalah daerah perbukitan kecil yang ditumbuhi rumput dan pepohonan, jarak pandangnya lebih terbatas lagi.   Di tempat seperti ini, kecuali mengejar dari jarak dekat, orang yang melarikan diri setiap saat gampang meloloskan diri dan di sembarang tempat itu bisa menyembunyikan diri.   Kota Jiang-ning adalah kota besar, di waktu sore hari, jalan raya atau gang kecil bisa dipakai melarikan diri, mengejar juga sulit.   Maka para pesilat dari segala arah membubarkan diri, masing-masing mencari sasarannya, masing-masing melakukan dengan kepandaiannya, Fu-xian menjadi sasaran yang harus di dapatkan dari segala pihak, setiap orang bersumpah harus mendapatkannya.   Orang-orang perkumpulan Cun-qiu jadi marah sekali, bebek matang yang sudah di tangan telah terbang! Tidak ada lagi satu orang pun yang perduli masalah orang-orang Jin-she-dong pergi kemana, dengan sepenuh kekuatan mereka mencari jejak Fu-xian.   Sebenarnya ada beberapa orang yang datang seperti kesempatan, perkumpulan Cun-qiu yang banyak orangnya juga tidak bisa menghitung dengan pasti.   Setiap orang sedang mencari berita, sebenarnya Fu-xian jatuh di tangan siapa? Reaksi yang terjadi dari orang-orang dunia persilatan berbeda-beda.   Peristiwa benteng Zhang-feng di Jiang-xi, sudah lama tersebar di dunia persilatan, Fu-jiu atau Fu-xian, telah menjadi seorang pahlawan di mata semua orang, tapi tidak ada satu orang pun yang tahu asal-usulnya.   Namanya menjadi misterius di dunia persilatan, siapa pun tidak tahu sebenarnya siapa dia, sepertinya dia adalah seorang pesilat super yang muncul begitu saja dari bawah tanah, sehingga tidak diketahui oleh orang.   Dia memiliki harta yang nilainya jutaan yang tadinya milik benteng Zhang-feng, dan ratusan ribu harta hasil rampokan Sepasang Cantik Jiang-nan, harta kekayaan yang amat besar itu menjadi perhatian orang-orang dunia persilatan, sasaran yang layak di perebutkan walau nyawa bisa menghilang.   Di seputar kota Jiang-ning terpendam bahaya, di luar kota menjulur sampai kekota Nan-jing, dimana-mana ada orang yang sedang mencari, angin topan yang lebih besar lagi sedang terhimpun.   Saat hampir tengah hari...   Di satu tanjakan yang penuh ditumpuhi pohon cemara tua, seorang pendeta wanita yang cantik sedang mengibas-ngibaskan bulu kudanya, mantel dao yang besar samar-samar tampak ada sebentuk pedang.   Matanya yang terang berair, menatap pada seorang setengah baya yang membawa pedang, penampilannya santai, berdiri di depan hutan cemara dan menyandar pada pohon cemara, sambil melangkah mendekat, sambil dengan waspadanya membuka sabuk mantelnya.   Asal sudah membuka mantelnya, dia langsung bisa mencabut pedang.   Pendeta dao wanita sangat muda.   Wanita yang cantik ini sulit bisa dinilai usia sebenarnya, bagaimana pun wajah cantiknya membuat orang berpikir yang bukan-bukan, penampilan luarnya yang genit liar, sangat memikat orang.   Di bawah sinar matahari, dia mengangkat kepala, wajahnya tersenyum manis! Senyuman yang memancing orang ini, membuat lelaki tidak bisa menahan diri, sepertinya dia adalah wanita menggairahkan sejak lahir, siapa pun laki-laki tidak bisa lari dari daya pikatnya.   Dia adalah wanita semacam itu, sekali laki-laki melihat dia bisa langsung timbul gairah.   Orang setengah baya menyandar kepohon sambil memeluk tangan, di matanya tidak ada gairah sorot matanya dingin sekali, juga ada sikap yang sangat waspada.   "Penjaga katelnya Lian-hun-yi-shi, benar-benar semuanya cantik-cantik."   Orang setengah baya berdiri tegak, tampak wajahnya sangat waspada.   "Kau ini Leng-xiang-yan-xian (Dewi cantik dingin dan wangi.) yang sangat ternama di dunia persilatan, Suo-hun-yu-xiang (Wangi mengendalikan dan menghilangkan arwah) yang digunakan, dalam jarak sepuluh langkah meski berlawanan dengan angin juga tidak buyar, akutakut, harap jangan mendekat dalam sepuluh langkah."   "Ooo...! Lalu kau siapa......"   "Berhenti! Kau sudah cukup dekat."   "Aku jamin di luar sepuluh langkah.'' Leng-xian-yan-xian melanjutkan mendekat, benar saja dia berhenti di luar sepuluh langkah.   "Tapi, jika aku melanjutkan mendekat......"   "Maka, kau harus siap menerima serangan Hua-xie-du-zhui (Jara beracun mencairkan darah.) aku."   "Ooo! Ternyata kau adalah Zhui-hun-zhui (Jara pengejar arwah.) Tang-qing, beruntung bisa bertemu. Tetua Tang, apa yang kau katakan tadi sungguh tidak enak didengar."   "Betulkah? Apakah kau bukan penjaga katelnya Lian-hun-yi-shi? Iblis itu ada puluhan murid wanita, semuanya adalah penjaga katelnya. walau kau lebih tinggi satu tingkat dibandingkan dengan murid wanitanya, tapi diatas ranjangnya, tidak berbeda."   Kata-katanya Zhui-hun-zhui, semakin berkata semakin tidak enak didengar.   "Aku orang keji, tidak suka wanita, harap jangan berkata dengan menggunakan sikap yang cabul, aku tidak akan terpikat sampai lupa diri berjalan mendekatimu "Kau takut padaku?"   "Betul."   Nada menyindirnya Zhui-hun-zhui sangat jelas.   "karena kau dan aku adalah sama sama satu jenis srigala yang ganas, membunuh orang memakai segala cara. Kau dan aku tidak ada dendam juga tidak bermusuhan, aku tidak ingin saling bunuh yang tidak ada gunanya."   "Sebenarnya apa keinginanmu?"   "Berunding denganmu."   "Membicarakan apa?"   "Membicarakan masalah bocah marga Fu."   "Kau salah alamat."   Kata Leng-xiang-yan-xian tertawa dingin.   "orangnya tidak ada ditangan perkumpulan kami, mungkin telah dibawa oleh orang-orang benteng Zhang-feng."   "Aku tahu keberadaan dia."   "Ooo! Apakah sudah jatuh ketanganmu?"   Leng-xiang-yan-xian matanya jadi bersinar.   "bocah itu telah terkena Xiao-yao-san dan Shen-xian-gao dua macam racun dari perkumpulan kami, jika tidak ada obat penawar khusus, dia adalah seorang yang setengah mati, saluran di dalam tubuhnya tersumbat, gejala di luarnya adalah pingsan tidak sadarkan diri, kau bisa mendapat apa dari dia? Setan tua Tang, katakan saja harganya, perkumpulan Cun-qiu tahu aturan bisnis, harap kau jangan seperti singa membuka mulut besar-besar."   "Orangnya tidak ada ditanganku."   "Apa? Kau pantas mati! Orangnya tidak ada ditanganmu, kau malah sengaja membuat teka teki, mengutus orang dengan cara misterius membujuk aku datang untuk membicarakan masalah si anjing kecil Fu, sungguh kurang ajar!"   Wajah Leng-xiang-yan-xian berubah, dia maju selangkah.   "Wanita, seharusnya kau menjadi seorang pemain sandiwara."   Zhui-hun-zhui dengan waspadanya mundur satu langkah.   "kau jangan berpura-pura lagi! Apakah kau ingin aku berteriak, bocah Fu dibawa lari olehmu?"   "Kau sembarangan bicara apa?"   Wajah Leng-xiang-yan-xian berubah.   "Seharusnya kau tahu apa yang aku katakan?"   Zhui-hun-zhui tawa dingin.   "Jika Lian-liun-yi-shi tahu penjaga katel kesayangan dia, malah diam-diam mengorek kaki belakang dia, menyembunyikan bocah Fu yang sangat diinginkan oleh perkumpulan Cun-qiu, ditengah jalan melarikannya dan menyembunyikan di tempat rahasia, entah bagaimana perasaannya?"   "Ooo...! Sepertinya kau tahu banyak?"   Wajah Leng-xiang-yan-xian kembali seperti semula, tersenyum sekali! "Tentu saja, gerak-gerikmu semua dalam pengawasanku, jika tidak, bagaimana aku bisa mencarimu membicarakan syarat?"   "Syaratmu......"   "Membagi emas sama-sama untung, makan sendiri tidak akan gemuk."   Kata Zhui-hun-zhui dengan bangga.   "kita bekerja sama memaksa bocah Fu menyerahkan harta pusaka yang di dapat dari benteng Zhang-feng, dan juga harta jarahannya Sepasang Cantik Jiang-nan. Tentu, aku akan tutup mulut merahasiakan untukmu."   "Tapi aku tidak punya obat penawarnya, sekarang dia menjadi seorang mayat hidup, bagaimana bisa memaksanya?"   "Aku tahu, pendeta iblis itu sangat pelit, obat penawarnya disembunyikan, tapi hanya kau yang bisa merayu untuk mengeluarkannya."   Zhui-hun-zhui dengan niat tidak baik tertawa.   "asal racun Shen-xian-gao telah diobati, maka kita bisa memaksanya. Mengenai racun Xiao-yao-san, di obati atau tidak itu tidak penting, bagaimana pun setelah selesai kita akan membungkamnya."   "Tidak bisa!"   Kata Leng-xiang-yan-xian tegas.   "marga Fu ini adalah sumber daya manusia yang bagus, aku ingin menggunakan dia. Jika kita membicarakan kerja sama maka harus membagi tugas, aku bertanggung jawab mendapatkan obat penawar Shen-xian-gao, kau bertanggung jawab mendapatkan obat penawar Xiao-yao-san. Jika tidak kerja samanya batal!"   "Bukankah akan kesulitan orang? Mi-hun-tai-sui adalah orang perkumpulanmu, bagaimana aku bisa memperoleh obat penawar racunnya?"   "Itu adalah kesulitanmu sendiri, kalau kau tidak bisa mendapatkan obat penawarnya, masalah kerja sama tidak perlu dibicarakan lagi!"   "Apakah kau tidak takut aku menyebarkan beritanya!"   "Aku tidak takut. Karena kau sudah tidak ada kesempatan menyebarkannya!"   "Apa? Kau......kau wanita hina ini, sungguh li......licik......"   "Buum...!"   Zhui-hun-zhui tanpa sebab musabab sudah jatuh ketanah.   Di belakang pohon muncul dua gadis yang berdandan pelayan, menarik Zhui-hun-zhui ke dalam hutan.   0oo0 Ketua benteng Xi dan anaknya membawa anak buah terpentingnya, masuk dan tinggal di kampung Lu-wan, semua orang tampak gelisah tidak bisa tenang.   Temannya yang datang atas undangan, sedang terus berdatangan berkumpul.   Pembunuh bayaran yang dibayar dengan mahal, berharap dengan bayaran tinggi pada datang, orangnya semakin banyak, ayah dan anak sunguh-sungguh sudah bertekad.   Tapi dibandingkan dengan perkumpulan Cun-qiu, kekuatannya tetap masih kalah banyak.   Orang-orang perkumpulan Cun-qiu yang tadinya berada disini, sudah lama diam-diam ditarik keluar, saat Mi-hun-tai-sui dan Du-xiao-lang-jun (Tuan kecil beracun) datang kesini untuk mempertanyakan masalah, gerakan perkumpulan Cun-qiu jarang diketahui orang-orang benteng Zhang-feng.   Orang-orang penting semua sudah berkumpul di sebuah rumah besar yang berada di timur kampung, mereka memenuhi ruang utama, pemilik rumah sekeluarga tua dan muda sudah ketakutan menghindar ke rumah tetangga.   "Ketua benteng, kulihat kita harus segera melakukan tindakan pada perkumpulan Cun-qiu."   Bai-du-lang-jun Tong Jiu-zhong mendesak.   "Tidak diragukan lagi marga Fu sudah jatuh ke tangan mereka, jika di tunda terus, apa pun kita tidak akan mendapatkannya."   "Suadara kecil Tong, tenang jangan tergesa-gesa."   Kata ketua benteng Xi memaksakan diri tenang.   "Jiu-guai mengatakan perkumpulan Cun-qiu juga pulang dengan tangan kosong, seharusnya tidak salah, Jiu-guai bukanlah orang yang biasa sembarangan, apa lagi masih mengorbankan beberapa nyawa saudaranya! Lebih baik kita tunggu berita dari mata-mata, baru memutuskan tindakan, akan lebih baik."   "Mata-mata saudara Xi apakah bisa dipercaya?"   Tanya Chang-cun-ji-shi (Musim semi Ji Shi - pendeta dao).   "Sangat bisa dipercaya, dan kebenaran beritanya tidak diragukan."   Kata ketua benteng Xi yakin. Mendadak, suara siulan dari rumput ilalang terdengar.   "Orang yang diutus mata-mata itu telah datang."   Ketua benteng Xi jadi bersemangat.   Di luar ruangan ada derap kaki, seorang kuli setengah baya muncul di pintu ruangan.   Ketua benteng Xi mendorong kursi bangkit berdiri, melangkah menuju pintu.   Kuli itu setelah memberikan isyarat tangan, lalu balikan tubuh dengan cepat pergi.   "Bagaimana?"   Tanya Chang-cun Ji-shi cepat.   "Mereka belum menangkap anjing kecil Fu!"   Ketua benteng Xi tampak merasa lega.   "Siapa sebenarnya orang yang membawa lari sibocah Fu? Di bawah kepungan banyak orang pesilat tinggi, tanpa di ketahui bisa membawa pergi orang, ilmu silat orang ini sungguh hebat."   Kata seorang setengah baya dengan wajah bengis.   "Mungkin tidak dilakukan oleh orang orang Jin-she-dong."   Bai-du-lang-jun berkata.   "hanya orang-orang Jin-she-dong! yang punya ilmu silat .setinggi ini."   "Orangnya Jin-she-dong sudah tiba di daerah ini masih merupakan tanda tanya? Apa lagi mereka tidak pernah ikut campur dalam masalah dunia persilatan, kemungkinannya sangat kecil."   Analisa Chang-cun Ji-shi.   "Disini kita sembarangan menduga-duga, tidak akan menyelesaikan masalah, waktu tidak hisa ditunda lagi, kita harus segera menyebar menyelidikinya, supaya tidak di dapatkan oleh orang terlebih dulu."   Orang setengah baya berwajah bengis bangkit berdiri, lalu berjalan menuju pintu.   Sepuluh lebih laki-laki dan perempuan yang ada di tempat itu, juga masing-masing berdiri, mengikuti orang setengah baya berwajah bengis keluar ruangan.   Orang-orang ini, adalah teman-temannya ketua benteng Xi yang datang ingin membantu, termasuk pembunuh bayaran yang disewa, berdasarkan setia kawan dan keuntungan besar, sikapnya terhadap masalah sangat agresip.   0oo0 Fu Ke-wei bangun dari pingsannya.   Ooh...! Tempat apa ini? Bagaimana dia bisa sekali jatuh, jatuh diatas awan, naik kesorga? Disini bukan sorga! Ini adalah kamar seorang wanita yang sangat harum.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Disampingnya yang setengah menekan dia, adalah tubuh wanita yang berbau harum, tubuh yang membuat laki-laki bisa menjadi gila.   Dia tidak tahu apakah di langit benar-benar ada dewi atau tidak? Tapi wanita cantik disampingnya ini sungguh bisa di bandingkan dengan dewi.   Wajahnya yang cantik rupawan, tersenyum genit di depan matanya, buah dada yang mengkel digosok-gosokan di dadanya, sepasang tangan yang mulus hangat, mengusap-usap pipi, wajah, dada, perut......   "Aku telah memberi kau minum obat penawar Shen-xian-gao, racunnya telah hilang.   Tapi aku sangat heran, Xiao-yao-san nya Mi-hun-tai-sui, sepertinya tidak ada reaksi padamu, apakah kau telah makan obat pernawar yang tepat? Hmm...!"   Wanita telanjang tertawa disisi telinganya, nafasnya seperti berbau bunga anggrek, lembut, manis, sayang......   "Sialan...! Kau memberi makan aku obat penawar Shen-xian-gao, tapi memberi makan aku obat apa lagi?"   Teriaknya putus asa.   "sekarang aku merasa didalam perutku seperti ada api sedang membara, aliran darah tidak lancar......kenapa kau berbuat ini padaku?"   "Maaf! Aku terpaksa berhati-hati, tidak saja telah memberi kau makan obat lainnya, dan telah mengunci dua titik jalan darahmu. Sesaat lagi aliran darahmu akan lancar lagi, dan juga tenaganya bertambah besar, ganas sekali......"   Wanita telanjang itu mulai mencium dia, mata, ujung hidung, pipi, mulut, dada......   Wanita setan ini lihay sekali, cara dia membangkitkan gairah sangat hafal sekali.   Di tubuh Fu Ke-wei mulai timbul perubahan yang tidak pernah terjadi, perubahan yang tidak bisa dikendalikan.   "Kau......kau kau......"   Dia sampai suara pun berubah.   "Kau......aku ingin lakukan apa?"   "Kau pikir aku sedang melakukan apa?"   Wanita telanjang berteriak dengan genit, tertawa dan tangan mulusnya menyerang mendadak, kekuatannya besar sekali.   Tangan dia yang tidak bertenaga, juga mulai tidak sopan, mulai mengusap tempat yang seharusnya tidak boleh diusapnya, tenaga tangannya semakin bertambah.   "Tuan Fu, kau ini adalah seorang pemuda yang ilmu silat dan keberaniannya melebihi orang."   Wanita telanjang sambil bicara, menggunakan tangan, menggunakan tubuh, menggunakan gerakan untuk menyampaikan maksudnya.   "Tapi dunia persilatan kota setan ini, kenyataannya sangat kejam, orang yang bacu turun gunung jika ingin punya nama sangat sulit mencapainya, kesempatan matinya malah lebih banyak, jika disisinya tidak ada orang, usahamu akan sia-sia saja."   "Apa maksudmu?"   "Aku ingin kau bersatu dengan aku, bersama-sama berusaha di dunia persilatan mendirikan satu keadaan."   "Jika aku tidak mau?"   Kata-katanya lemah tidak bertenaga, tapi gerakan sepasang tangannya dan nafasnya terengah-engah, seluruh tubuhnya panas. Wanita telanjang itu bertambah bernafsu, bergerak seperti ular diatas tubuhnya.   "Bodoh, itu tidak perlu ditanyakan lagi?"   Wanita telanjang menggoyang dia, nafas terengah-engah.   "Menyembelih aku?"   "Betul!"   "Itu......"   "Walau pun idiot yang paling bodoh di dunia, juga tidak akan memilih jalan mati, betul kan?"   "Betul, aku bukan idiot."   Dia mengucapkan satu kata persatu kata, sepertinya dalam siksaan nafsu, masih sedikit sadar.   "Ini artinya, kau menyanggupinya?"   "Apakah aku bisa tidak menyanggupinya? Aku tidak berharap sepasang tangan mulusmu, mencekik tenggorokanku.   Mati, bagaimana pun bukanlah hal yang menggembirakan."   "Tuan Fu, ternyata kau lebih baik dibandingkan dalam bayangan aku, hi hi hi!"   "Kau masih ingin apa lagi? Apakah jutaan hartanya ketua benteng Xi?"   "Itu adalah harta diluar tubuh, buatku, tidaklah terlalu menggiurkan.   Kau dan aku sudah jadi pasangan, apa masih perlu membagi punya aku punyamu? Apa lagi aku juga seorang hartawan besar lho!"   "Aku ada seberapa banyak waktu untuk berpikir?"   "Tidak ada waktu lagi.   Kau setuju, semua milikku adalah milikmu, termasuk diriku dan hartaku.   Kalau tidak setuju, asalkan aku memberikan satu pukulan diatas kepalamu sudah cukup.   Hidup atau mati, sorga atau neraka, terserah kau pilih......"   "Bodoh sekali, apakah itu masih perlu ditanyakan?"   Dia meniru nada dan suaranya wanita telanjang, mirip sekali.   "Kau......"   "Kau iblis...! Kau wanita cantik yang memikat orang, kau......"   Dia memeluk erat-erat wanita telanjang itu, lalu tertawa terbahak-bahak, lalu mencakar dengan nafsu.   "Aduh! Kau...pelan sedikit......"   Wanita telanjang itu dicakarnya hingga berteriak.   Walau dalam keadaan bernafsu mengusap-usap, tapi disorot matanya tampak sinar yang dingin menakutkan.   Jika wanita telanjang tahu apa yang sedang dia pikirkan, sedang merencanakan apa, pasti jika tidur di malam hari akan bermimpi buruk, bisa sekaligus melarikan diri ke ujung yang tidak ada batasnya.   Mati baik-baik lebih baik dari pada hidup susah, siapa yang mau segera mati? Dia bukan pahlawan, bukan orang suci.   Dia punya semangat dan keyakinan kuat untuk bertahan hidup, asalkan ada sedikit peluang dan siasat, maka dia akan berusaha mencari kesempatan untuk hidup.   Ketika wanita telanjang itu kelelahan tertidur, dia malah bergelut di pintu antara hidup dan mati, berjuang di atas telapak tangan dewa kematian, bolak-balik di jalan antara hidup dan mati.   Dia merasakan bagian yang di kunci, bukan titik jalan darahnya.   Pertama-tama dia berusaha mengumpulkan hawa murninya di Dan-tian, melancarkan jalan darahnya, setiap otot di tubuhnya, setiap butir sel, saat sedang melakukan usahanya ini, sakitnya tidak akan terlupakan.   Dia menahan siksaan kesakitan yang menyerang, sepertinya seluruh tubuhnya akan meledak.   Kesakitan semacam ini jarang bisa di tahan oleh seorang manusia, tapi dia bisa berhasil menahannya.   Selanjutnya seluruh tubuhnya menjadi dingin seperti es, nafasnya seperti telah berhenti, seluruh tubuhnya kaku seperti sebuah mayat.   Terakhir hawa murninya dengan perlahan timbul dari titik jalan darah Hai-di.   Pelan-pelan melebar keseluruh bagian tubuh.   Dalam sesaat ini tubuhnya yang dingin lambat laun kembali menjadi hangat.   Cuaca akhirnyajadi terang juga.   Wanita telanjang itu juga sudah bangun, dia mendengar di kamarnya ada suara.   Dia melihat Fu Ke-wei yang telanjang berdiri disisi meja, satu tangannya menyalakan lampu, satu tangan lagi menumpahkan air teh dan di minumnya.   Di bawah sinar lampu, gerakannya Fu Ke-wei tenang, pelan, santai, tidak terburu-buru.   Wajahnya pucat, menampilkan garis yang tegar, tenang, tidak mudah menyerah.   "Sebenarnya kau tidak perlu bangun menghambur-hamburkan tenaga."   Kata Wanita telanjang itu bangkit duduk, mengambil penutup dada di ujung ranjang dan memakainya, tapi tidak memakai baju dalam.   "Begitu bergerak kau akan merasakan berat dan payah, buat apa begitu? Setelah siang nanti, pelayanku akan datang menyediakan meja sembahyang, kau dan aku akan bersumpah darah, lalu aku akan membuka kuncian jalan darahmu."   "Betulkah? Kalau begitu kutunggu sampai siang."   Fu Ke-wei minum satu gelas teh dingin.   "Omong-omong lucu juga, kau dan aku bergantian posisi bersenang-senang semalaman, tapi aku masih belum tahu siapa namamu! Walau pun pergi ke tempat hiburan! Wanita disana juga ada apa itu namanya Fang lah, Yan lah, Xiang lah, Hualah dan lain-lain nama, betul tidak?"   "Apakah kau pernah dengar Leng-xiang-yan-xian He Xiang-xiang?"   Wanita telanjang itu tersenyum pada dia, sikapnya sangat memikat orang.   "Itulah aku. Di dunia persilatan, ketenaran namaku tidaklah lebih rendah dari pada Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa."   "Ooo...! Leng-xiang-yan-xian? Ha ha ha!"   Dia tertawa keras.   "Wanita yang kecantikannya termasyur di dunia, wanita simpanan iblis pendeta dao Lian-hun. Sialan! Kemarin malam di atas ranjang, kau panas seperti api yang dapat melebur besi, mana bisa dijuluki dingin? Lebih-lebih tidak seperti es!"   Dia mengatakannya dengan sangat blak-blakan, orangnya seperti telah berubah total.   "Iii! Kau......"   Leng-xiang-yan-xian tertegun.   "perkataanmu tidak sedikit pun tampak lemah, sedikit pun tidak seperti......"   "Tidak seperti seorang pasien yang terserah akan di apakan oleh orang, betul tidak?"   Dia tawa dingin.   "menawan aku kemari, dan ingin berpasangan dengan aku, pikiran ini apakah dari Lian-hun-yi-shi?"   "Ini adalah pikiranku, iblis pendeta dao memandang aku sebagai barang dagangan terlarang, bagaimana mau memberikan wanita simpanannya ke dalam pelukan orang?"   "Benarkah?"   "Buat apa aku membohongimu?"   "Kenapa kau mau melakukan ini?"   "Iblis pendeta dao ada kelainan jiwa, aku sudah cukup menerimanya, aku ingin hidup seperti yang aku inginkan, namamu sekarang sudah menggemparkan dunia persilatan, ilmu silat sangat tinggi, adalah idola yang aku idamkan. Sehingga, mengambil kesempatan saat......"   "Mengambil kesempatan menangkap aku dibawa kemari, memaksa aku naik keatas ranjang."   Fu Ke-wei tertawa dingin melanjutkan.   "apakah kau tidak takut iblis pendeta dao menghukummu?"   "Ilmu silat iblis pendeta dao walau tinggi sekali, tapi ilmu dao nya tidak berbeda jauh dengan aku, Shen-xian-gao yang dia pandang sebagai obat ampuh, aku sudah punya obat penawarnya, buat apa aku takut lagi? Apa lagi kau dan aku sudah jadi satu, apakah kau tega tidak membantu aku?"   Kata Leng-xiang-yan-xian dengan penuh keyakinan.   "Beritahu aku, malam kemarin dulu, sebenarnya siapa saja yang diam-diam mencelakai aku?"   "Orang-orang perkumpulan Cun-qiu, pembunuh bayaran yang disewa ketua benteng Xi, dan orang orang serakah yang telah mendengar kabar......"   "Ketua benteng Xi dan anaknya, tinggal dimana sekarang?"   "Kampun Lu-wan......iii! Kau mau apa?"   "Aku dan mereka ayah dan anak ada satu perkara yang harus diperhitungkan, aku mau mencari dia."   "Tunggu setelah selesai kita mengambil sumpah, setelah membuka kunci jalan darahmu, aku temani kau mencari dia!"   "Sudah tidak perlu! Aku bisa pergi sendiri, dan aku ingin pergi sekarang juga."   Fu Ke-wei berkata dingin, sambil memakai baju dan sepatunya.   "Iii! Kau......"   Leng-xiang-yan-xian seperti telah melihat keadaannya tidak benar, buru-buru bangkit berdiri. Tiba-tiba dia merasa tubuhnya sesemutan, buug... dia kembali terbaring keatas ranjang.   "Kau dengar baik-baik."   Fu Ke-wei berkata dingin.   "Mengingat kau pernah menyembuhkan racun di tubuhku, aku tidak akan mencelakakan kau, juga tidak akan membalas kepadamu, tapi kau harus tahu diri, di kemudian hari kau harus menghindar aku jauh-jauh."   "Kau......kau bagaimana bisa membuka kunci jalan darahnya?"   "Aku tidak akan beritahu. Ingat peringatan aku, jika tidak, kau akan menyesal sekali!"   Dia tertawa dingin, lalu melayang pergi keluar kamar.   Pembunuhan timbul disekitar daerah seluas sepuluh li.   Mata-mata dari setiap pihak menyebar di masing-masing pelosok, jika ingin membawa kabur seorang yang setengah mati, memang adalah hal yang sangat sulit, bahaya yang ditempuhnya terlalu besar.   Sebenarnya, tidak mungkin bisa membawa lari seorang yang sudah setengah mati.   Orang setengah mati itu tidak ada gunanya, karena harus mendapatkan dua macam obat penawar khusus.   Fu-jiu telah menjadi orang setengah mati karena terkena racun, beritanya menyebar luas.   Nilai dirinya sekarang sangat besar sekali, siapa yang bisa mendapatkan dia, maka akan dapat mencari harta benda jutaan yang di dapat dari benteng Zhang-feng, dan ratusan ribu perak hasil rampokan dari Sepasang Cantik Jiang-nan.   Mengenai permusuhan dia dengan benteng Zhang-feng dan perkumpulan Cun-qiu, semua orang juga bercerita, pertikaian dunia persilatan yang masing-masing punya ceritanya sendiri-sendiri, orang luar tidak terlalu memperdulikan, juga tidak ada alasan dan tenaga untuk melibatkan diri.   Harta benda yang jumlahnya sangat besar, merupakan pembicaraan yang diperhatikan orang.   Jika ada orang berani berdiri keluar membela aturan persilatan, orang ini jika bukan orang gila pasti idiot besar.   Tentulah! Tidak ada korban yang minta pertolongan, siapa yang mau keluar begitu saja mengurusnya? Fu-jiu tidak akan minta pertolongan orang.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Setiap orang-orang perkumpulan Cun-qiu marah sekali, di dalam keadaan mereka mensiasati dengan seluruh kekuatannya, malah ada orang yang keberaniannya sebesar langit, membawa lari musuh yang sudah berada ditangannya, bagaimana mereka bisa menerimanya? Sehingga, perkumpulannya mengeluarkan peringatan keras, setiap orang yang melalui Jiang-ning, tidak perduli dari aliran mana, harus hati-hati dan jangan melibatkan diri, setiap gerakan yang mencurigakan, akan mendapatkan serangan sekuat tenaga dari perkumpulan Cun-qiu.   Orang persilatan yang lewat jangan menginap disini, supaya tidak menimbulkan kesalah pahaman.   Jadi orang yang berniat menegakan kebenaran, terpaksa harus tahu diri dan mundur seribu langkah.   Fu-jiu jatuh ke tangan siapa, menjadi teka teki yang sulit dipecahkan, siapa pun tidak mau melepaskan aksi pencariannya.   Di dalam daerah seluas dua puluh li, bayangan orang berkesiuran mencari tidak henti-hentinya, tidak jarang timbul suara pertarungan; kampung-kampung di sekitar, suara lolongan anjing tidak henti-hentinya berbunyi semalaman.   Yu-shu-xiu-shi membawa tiga puluh lebih anak buahnya, telah mencari enam jam lebih di daerah perbukitan ini, setiap orang bercucuran keringat karena kelelahan, di sepanjang jalan tidak terlihat ada orang yang mencurigakan.   Bumi berputar, sekarang sudah hampir pagi.   Di depan satu kebun buah, Yu-shu-xiu-shi terpaksa mengeluarkan perintah istirahat.   Setiap orang berguman menyalahkan langit dan bumi, hampir jatuh kelelahan.   Sinar pagi memenuhi langit, seharusnya hari yang cerah, mereka melanjutkan pencarian.   Seratusan langkah di depan, melangkah keluar satu bayangan hijau dari dalam hutan bambu di sisi jalan, dari kejauhan sudah bisa dilihat dengan jelas, wajah cantik yang tidak bisa dia lupakan.   Dia sepertinya telah mencium bau harum memikat orang bertubuh wanita itu.   "Dia ada disini!"   Teriaknya dengan sangat gembira.   "Wanita cantik dari Jin-she-dong."   Seruling Damai tidak segembira dia, malah sebaliknya merasa tidak tenang.   "seluruh kekuatan inti perkumpulan kita, sedang sekuat tenaga mencari keberadaan mereka, dia malah seorang diri dengan sebilah pedang, muncul disini menghadang jalan. Wakil ketua Gao, kau jangan senang dulu." 0-0-0 Melihat sikap Jin Wen-wen, Yu-shu-xiu-shi sudah tahu gerakannya memang sengaja menghadang jalan untuk melakukan pertunjukan kekuatan. Jubahnya sudah dilepas, bentuk tubuh yang langsing tegap memakai baju ringkas, di tambah menghadang di tengah jalan, sepasang tangan bertolak pinggang dengan wajah dingin menunggu. Siapa pun akan mengerti tindakan menantangnya adalah sengaja, tapi sudah dipersiapkan sebelumnya. 0oo0 Bab 28 Tiga puluh dua orang mempercepat jalannya, bersama-sama maju. Di dalam hutan bambu satu sinar menyusul keluar, bibi Leng sudah berada disampingnya Jin Wen-wen. Kelompok orang yang sudah mendekat sampai sepuluh langkah lagi, mendadak menemukan di samping Jin Wen-wen ada seorang lagi, mereka jadi terkejut dan berteriak menghentikan langkah.   "Ada dua orang, bagus sekali."   Kata Yu-shu-xiu-shi yang tidak tahu diri dengan gembiranya teriak.   "hari ini adalah hari baiknya perkumpulan kita, langit memberikan berkahnya, supaya perkumpulan kita bisa menguasai Jin-she-dong, semua orang siap maju."   Orangnya membagi kiri kanan, lalu mengepung.   Bibi Leng dan Jin Wen-wen berdiri di tempatnya, di wajahnya tampak senyum yang tidak bisa dimengerti.   Mereka membiarkan lawan melingkar, mengepung, sedikit pun tidak bergerak tidak memperdulikan.   Sepertinya orang-orang ini tidak ada, bukan penjahat yang membunuh orang tidak mengedipkan mata, tapi sekelompok ulat yang tidak membahayakan, atau sekelompok kambing, sapi.   "Wen-wen, nanti jangan merasa kasihan."   Bibi Leng mencabut pedangnya, nada bicaranya dingin.   "kita ada seribu alasan, membalaskan dendam untuk para korban yang tidak berdosa, aku tidak akan menghalangi kau membuka larangan membunuh."   "Terima kasih, bi."   Jin Wen-wen tertawa dingin, mencabut pedangnya ditunjukan pada Yu-shu-xiu-shi.   "kau, ajalnya sudah tiba."   Yu-shu-xiu-shi mana berani bertarung melawan Jin Wen-wen satu lawan satu? Dia berada jauh satu zhang lebih, sudah merasakan sinar pedangnya yang membuat hati orang merasa dingin, sudah merasakan hawa pedang menekan tubuhnya, reaksi yang terjadi dengan sendirinya adalah menggigil, tanpa sadar mundur dua langkah.   "Aku akan coba dulu kekuatan mereka."   Du-xin-lang-jun Ji Yu-lang teriak sambil mencabut pedang.   Dengan satu suara teriakan dingin, Du-xin-lang-jun mengayunkan pedang menerjang seperti kilat, penampilannya tampak lebih berani dari pada Yu-shu-xiu-shi, jurus pedangnya sangat cepat dan dahsyat.   Bibi Leng bersuara "hm..."   Yang dingin, gerakannya lebih cepat, pedang menjelma menjadi pelangi menerjang, dengan cepat melawan cepat, hawa pedang seperti kekuatan gunung runtuh mendadak keluar.   Du-xin-lang-jun sangat yakin akan ilmu meringankan tubuhnya, mendadak menyadari lawannya bisa lebih bergerak lebih cepat dari pada dirinya, dia jadi terkejut, pedang yang menyerang terpaksa dirubah jadi bertahan, menangkis sinar kilat yang datang menyerang dan menyilaukan mata, tapi dia sudah tidak keburu menghindar.   Jika menghindar dia akan menerima serangan yang lebih dahsyat lagi, harus merebut kembali kesempatan menyerang terlebih dulu.   Di bawah lengan bajunya, dia sudah menebarkan lima racun, gerakan tadi merupakan alasan kenapa dia maju terlebih dulu, kalau tidak racunnya malah melumpuhkan kawannya sendiri, sebab mereka sebelumnya belum makan obat penawar racun, jika bersamaan menyerang pasti akan ikut terkena dampaknya.   Tapi dia tidak tahu, lawannya sudah tahu asal usul dia, jadi dia sudah kalah satu langkah.   Buk...   pak...   dua getaran keras terdengar, hawa pedang keluar seperti siulan naga! Ji Yu-lang berikut pedangnya terlempar sejauh satu zhang lebih, paak...   sebuah suara jatuh ketanah terdengar.   Sinar pedang membelah langit datang menyusul, menuju pada dada dan perutnya.   Dia jadi gentar, sekuat tenaga buru-buru berguling, bangkit meloncat sejauh tiga zhang, lalu membalikan kepala cepat-cepat lari, melewati celah kepungan teman-temannya, pedangnya sudah lepas dari tangannya, melindungi nyawa lebih penting.   Hanya dalam satu jurus serangan musuh pun dia tidak bisa menahannya, kalau tidak melarikan diri bukankah sembilan bagian pasti mati? Dia mendengar di belakang tubuhnya terdengar dua jeritan mengerikan! Dia tahu paling sedikit ada duatemannyayang telah roboh.   Orang jika terdesak akan timbul akalnya, Ji Yu-lang tidak mengharapkan lagi bantuan temannya, dia berbelok menyelusup masuk ke hutan bambu di sisi jalan, dua, tiga kali kelebatan bayangannya sudah menghilang, kecepatan melarikan dirinya sungguh menakutkan orang.   Penampilan Yu-shu-xiu-shi adalah penampilan yang paling jelek, dia tidak ada kemauan dan keberanian bertarung dengan Jin Wen-wen, walau pun begitu melihat wanita cantik ini hatinya langsung gatal tidak bisa ditahan dan nafsunya langsung timbul, ingin memeluknya.   Tapi dia tahu kekuatannya, bertarung dengan dia sama saja sia-sia mengantarkan nyawa.   Dia mengunakan sistem bertarung secara bergerilya, di tangan kiri memegang pedang dan tangan kanan juga memegang pedang dia berlari ke delapan arah, Jin Wen-wen jadi tidak bisa berbuat apa-apa padanya, orang yang bertarung di dekatnya terlalu banyak.   "Sungguh hebat gerakan melarikan dirimu."   Jin Wen-wen sudah tahu niatnya, serangannya jadi diperlambat, hanya bertahan tidak menyerang, mengunakan gerakan cepat, dari segala arah, sedikit demi sedikit mendesak mendekat.   "Kepandaian Jin-she-dong juga cuma begini."   Dia terpaksa dengan muka tebal balas menghina, gerakan menghindarnya masih lincah.   "cepat atau lambat pasti aku bisa mendapatkanmu, saat itu......"   Pedangnya Jin Wen-wen mendadak maju, seperti sinar listrik membelah langit.   Yu-shu-xiu-shi terkejut, dia langsung menjatuhkan diri kebelakang, hawa pedang lewat di atas dadanya, membuat dia ketakutan sampai mengeluarkan keringat dingin.   Tuan langit masih melindunginya, dua orang teman kebetulan datang menerjang dari samping, goloknya tanpa pikir lagi dibacokan pada pinggang langsing Jin Wen-wen.   Dia menangkap kesempatan sekuat tenaga berguling, meloncat berdiri.   Dalam sekejap ini, dia telah melihat kematian.   Dua orang teman yang menolong dia dengan goloknya, sedang dengan satu tangan mendekap dadanya, sempoyongan jatuh ke depan.   Temannya mengorbankan nyawa menolong dia, mati dibawah pedang Jin Wen-wen.   Begitulah terjadinya, namun dia sedikit pun tidak merasa bersalah.   Dia kembali menjatuhkan diri buru-buru berguling, bangkit berdiri melarikan diri seperti terbang.   Jin Wen-wen tertahan sejenak oleh anak buah yang mengepungnya, dia berteriak celaka, lalu mengejar masuk ke dalam hutan bambu, tapi sudah terlambat mengejarnya.   Dia membalikan kepala melihat ke belakang, di dalam lapang pertempuran tampak kacau sekali.   Orang-orang Jin-she-dong yang bersembunyi semua sudah keluar, mereka sedang melakukan sapu bersih seperti angin menyapu sisa awan, di tanah sudah tergeletak sepuluh lebih mayat, seperti macan masuk ke kumpulan kambing.   "Pelaku utamanya sudah melarikan diri, kalian jangan bertarung lagi!"   Jin Wen-wen dengan gelisah berteriak.   "mari kita cepat kejar!"   "Celaka!"   Bibi Leng menghentakan kaki ikut berteriak.   Dengan jumlah banyak memenangkan jumlah sedikit kadang tidak efektif, sekelompok kambing pasti tidak bisa memenangkan satu ekor harimau ganas.   Yu-shu-xiu-shi dengan tiga puluh lebih pesilat tinggi, tidak dapat menahan serangan beberapa orang Jin-she-dong, begitu bentrok langsung korban berjatuhan.   Orangnya Jin-she-dong pun tidak puas, sebab tidak bisa mendapatkan orang yang penting.   Yu-shu-xiu-shi paling cepat melarikan diri dari pada siapa pun, malah sebelum Du-xin-lang-jun melarikan diri, dia sudah lebih satu langkah menyusup ke dalam hutan bambu menyelamatkan diri.   Dia tahu akan keadaan dirinya, pasti sulit menerima serangan marah dari Jin Wen-wen, maka dia tidak ada keberanian untuk bertarung, dia juga sudah melihat orang-orangnya sendiri tidak bisa diandalkan.   Orang yang bisa membaca situasi selamanya beruntung, dialah orang yang tahu membaca situasi.   Melarikan diri masuk ke kota Jiang-ning, dia segera menggerakan orang-orang yang telah kembali ke kota, dia kembali keluar kota menghadapi musuh, jumlah orangnya kali ini tiga kali lipat, dan wakil ketua utama dari bagian terang Wu-chang-yi-jian juga hadir, dia sengaja mengalihkan kekuasaannya, lalu dengan senang hati bisa bersantai, tidak perlu mengurus situasi keseluruhan, dan tidak perlu bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalannya, makanya keberaniannya timbul kembali.   Tapi orang-orang Jin-she-dong tidak masuk ke kota Jiang-ning, sepertinya sekali serangan tidak berniat menyapu bersih sarang musuhnya.   Menunggu sampai ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang tiba, mereka sudah kehilangan jejak orang-orang Jin-she-dong.   Yu-shu-xiu-shi di maki habis-habisan, dia tidak bisa gagah-gagahan lagi, pertama kali berhadapan dengan orang Jin-she-dong, sudah mengorbankan sepuluh lebih pesilat tinggi, namanya di perkumpulan Cun-qiu jadi merosot.   Gerakan pencarian orang-orang Jin-she-dong segera diperketat, perintah dengan sekuat tenaga mengejar orang yang merampas Fu-jiu, sangat keras sekali.   Saat sore hari, orang-orang yang mencari ke segala arah mulai kembali ke markas.    Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Sepasang Pendekar Perbatasan Karya Chin Yung

Cari Blog Ini