Pengelana Rimba Persilatan 27
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 27
Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi Ketua benteng Xi senang. "He he he! Sekarang kita kan sudah bekerja sama, bukan begitu?" "Harap saja di kemudian hari kerja sama kita lebih menggembirakan." "Sama-sama. Ooo...! Kita mengatur anak buah yang penting di lingkaran luar, bukankah ini kebalikan dari yang seharusnya?" "Ha ha ha! Kau tidak mengerti." Kata ketua perkumpulan Liu dengan bangga. "Aku tidak mengerti lagi?" "Kelompok yang menyerang, orang-orang Jin-she-dong pasti tidak berani sembarangan membunuh orang-orang kelas dua, pasti dengan terpaksa mereka mundur, saat mundur tidak mungkin berjalan bersama-sama." "Mungkin begitu." "Pesilat tinggi kita yang berada di luar lingkaran jadi bisa menghabisi mereka masing-masing." "Hebat, hebat..." "Kau lihat saja nanti, kau boleh memberi selamat sukses terlebih dulu pada kita." Wajah ketua perkumpulan Liu gembira sekali. "suatu keberhasilan pasti harus ada harga yang dibayar, aku mampu membayarnya. Dan juga, hari ini aku jamin harga yang dibayar pasti tidak akan banyak, ha ha ha ha......" Jika dia tahu di dalam rumah petani, masih ada Fu Ke-wei yang segar bugar, mungkin dia tidak akan bisa tertawa begini. Malah di dalamnya masih ada Xie-shen yang membunuh orang seperti menyembelih anjing, dan ada lagi Hoa-fei-hoa dan kawan-kawan yang membunuh orang tanpa mempedulikan caranya. Terdengar suara teriakan menggetarkan langit, serangan sudah dimulai. Pi-li-hu dengan Jin Wen-wen Hoa-fei-hoa yang baru saja membuka pintu keluar, melihat gelombang orang dari segala penjuru datang menerjang, mereka terkejut, hati menjadi dingin. "Oh langit! sedang apa mereka?" Pi-li-hu menarik nafas dingin, tanpa sadar berteriak. "Mereka sedang menyerang kota merebut daerah, memaksa kita melarikan diri." Kata Hoa-fei-hoa, dia membalikan kepala segera lari. Pintu jendela tertutup rapat, orangnya sudah berada di atas atap rumah. Lima orang Jin-she-dong sudah tidak dapat pergi! Karena Fu Ke-wei lima orang tidak pergi, mereka naik ke atap rumah semangatnya tinggi. "Ha ha ha ha......" Fu Ke-wei mendongak tertawa keras, suara tawa menggetarkan langit. "Bagus, Fu-jiu menyambut kalian antar kerumah." "Ha ha ha......" Darah Xie-shen juga bergolak, matanya pun jadi merah. "Xie-shen tidak takut musuh banyak, orang yang mau merasai golokku lebih banyak lebih bagus, coba rasakan hari ini golokku apa tajam atau tidak. Kalian jangan merebut lawanku, bunuh!" Hoa-fei-hoa berlari kepada orang yang pertama meloncat ke atas atap, tapi di dahului oleh Xie-shen, goloknya sudah membabat terbang kepala orang itu, orang kedua yang datang seperti angin ribut, Xie-shen menggerakkan golok kedua kalinya seperti kilat menyambar, goloknya kembali telah membelah orang jadi dua dari pinggang, orang kedua yang terpotong pinggangnya, menyebarkan hujan darah di udara. Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen seperti tiga induk ulat besar, kebengisannya tidak kalah dari Xie-shen, tiga orang membagi menjadi tiga arah, menyerang kelompok orang yang, mendekat, memotong masuk ke tujuh orang yang baru saja meloncat naik ke atap, lalu dari dua arah menggulung menyapu, sinar pedang seperti kilat, dalam waktu hanya sekejap, sudah membabat habis tujuh orang itu. Pedangnya Fu Ke-wei lebih bengis dari pada golok, dalam tawa kerasnya, berturut-turut berputar menari diatas tiga atap rumah, dalam sekejap sudah ada dua puluh lebih mayat berguling jatuh ke bawah, di atas atap darah mengalir seperti parit. Pi-li-hu tidak ada pilihan lain, dia menyuruh empat orang mengawasi dan melindungi Jin Wen-wen, dia sendiri mengejar ke timur lari ke barat pedangnya bergerak tanpa ampun, di dalam situasi begini, kalau bukan kau yang mati aku tidak akan hidup, jika rasa kasihan timbul, maka diri sendiri harus membayar dengan nyawa. Di atap rumah di atas tanah, telah menjadi penjagalan manusia. Seratus lima puluh lebih pesilat tinggi seperti telah menjadi daging cincang. Fu Ke-wei dan kawan-kawan sebanyak sepuluh orang, semua adalah pesilat tinggi di antara pesilat tinggi super, dengan sendirinya menjadi penyembelih yang memegang pisau, berkeliaran membunuh, menunjuk timur pukul barat, setiap jurusnya pasti mengambil nyawa, seperti macan masuk ke sekelompok kambing. Pesilat tinggi super bertarung dengan pesilat tinggi biasa, meski orangnya lebih banyak juga tidak ada gunanya. Satu pemandangan pembunuhan besar besaran yang mengerikan, perkampungan petani telah menjadi ladang penjagalan. Ketika orang yang sudah mati mencapai setengah lebih, semangatnya penyerang akhirnya runtuh. "Ohh! Langit......" Seorang laki-laki besar seperti gila kabur melewati mayat-mayat, melintas genangan darah, sambil berteriak dia berlari keluar seperti sudah hilang kesadarannya. Orang yang bersembunyi di lingkaran luar yang sedang menunggu orang yang melarikan diri, semuanya di bagi empat pasukan, mereka menanti kira-kira seratus langkah dan siap beraksi, siap mencegat orang yang berusaha melarikan diri dari kepungan, setiap orang penuh rasa optimis, pertempuran kali ini pasti menang. Pengepungan sudah teratur tapi lawan tidak pernah muncul! Perkampungan petani itu di kelilingi oleh hutan bambu, orang yang berada di lingkaran luar tidak dapat melihat keadaan di dalam perkampungan. Ketika orang pertama yang melarikan diri terlihat, orang yang di lingkaran luar masih mengira orang itu orang Jin-she-dong! Suara teriakan pertempuran tiba-tiba terhenti, di gantikan dengan suara teriakan mengerikan dan minta pertolongan! Orang yang bisa melarikan diri dari delapan penjuru bermunculan. Fu Ke-wei yang berada di depan, dari utara perkampungan petani mengejar tujuh orang yang melarikan diri, seperti singa ganas dia menerjang ke arah orang orang yang ada di lingkaran luar ini. Pemimpin pasukan ini, adalah Lian-hun-yi-shi, jumlahnya ada sebanyak dua puluh delapan orang, mereka dengan tidak tenang menunggu, mereka bermaksud memberi bantuan pada tujuh orang teman yang melarikan diri, dan masih belum tahu teman-temannya yang menyerang sudah hampir habis dibunuh. Di belakang Fu Ke-wei mengikuti Ouw Yu zhen, yang di tengah jalan mempercepat langkahnya, kemudian pedangnya berhasil menusuk tembus punggung seorang laki-laki besar yang lari paling belakang, di bilang kejam memang sungguh kejam. Fu Ke-wei kembali melewatinya, senjatanya sekali lagi menghilangkan kepala seorang laki-laki besar kedua. "Iblis pendeta dao yang memakai mantel hijau itu bagianku." Teriak Fu Ke-wei, dia kembali menjatuhkan seorang laki-laki besar. "habisi semua, jangan diberi ampun. Bunuh!" Satu laki-laki besar kembali jatuh ditusuk mati oleh Nie-sha-yin-hoa, saat melarikan diri punggung terbuka, bagaimana tidak roboh? Sepuluh orang lawan membagi menjadi dua bagian, dengan ganas maju menerjang. Tubuh Xie-shen dengan goloknya seperti menjadi satu, seperti bola sinar bergulir ke dalam kelompok orang, sekali bergulir lawannya langsung bertebaran ke tanah dengan tangan putus kaki putus. Jin Wen-wen menerjang kearah Leng-xiang-yan-xian yang maju, baru saja menerjang Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa yang ada di samping kanan sudah mendekati dia, siap melangkah lebih dulu. "Dia bagianku." Kata Hoa-fei-hoa. "putar ke belakang, hadang jalan mundurnya." Leng-xiang-yan-xian tahu tentang dirinya Hoa-fei-hoa, dia jadi terkejut, sekali berteriak, lengan baju yang besar di kibaskan, Xiao-hun-yu-xiang menebar seperti awan. Hoa-fei-hoa tidak berani menempuh bahaya, dia meloncat ke pinggir satu zhang lebih. Nie-sha-yin-hoa mengangkat tangan kirinya, saat akan melemparkan sekuntum Duo-ming-yin-hua......(bunga perak perampas nyawa.) "Xiao Ling, lepaskan dia!" Terdengar suara Fu Ke-wei dari satu zhang lebih. Nie-sha-yin-hoa tertegun dan menghentikan tangan, hanya dalam sekejap bayangannya Leng-xiang-yan-xian menghilang tidak berjejak. Seperti api membakar padang rumput, seperti air panas menebar es, cerita pembunuhan yang mengerikan kembali terjadi, disini kembali menjadi lapangan penjagalan. Lian-hun-yi-shi merasa dirinya hebat, ilmu mistiknya tidak ada lawan, ilmu daonya tinggi, dia merasa sanggup untuk menghadapi orang orang Jin-she-dong, apalagi di belakangnya didukung perkumpulan Cun-qiu, dia juga orang yang menghasut ketua perkumpulan Liu untuk menyerang orang orangnya Jin-she-dong, dia sangat iri terhadap nama baik Zi-xi Shan-xian, dia merasa ilmu silat dan ilmu daonya tidak lebih rendah dari pada Zi-xi Shan-xian. Dia masih bisa menerima tujuh serangan pedang Fu Ke-wei yang amat dahsyat, tapi telah mundur tiga empat zhang, posisinya sangat berbahaya, empat temannya telah berkorban, mati di bawah gulungan bayangan pedang yang seperti geledek, sebenarnya mati di bawah pedang siapa, sampai Fu Ke-wei sendiri juga tidak bisa memastikannya, bisa di bayangkan pertempuran kedua orang ini begitu cepat dan dahsyat. Pertarungan yang terjadi hanya sekejap saja, hanya dua tiga kali gebrakan, dua puluh delapan orang yang tersisa tidak sampai setengahnya, dua puluh delapan orang sedikit pun tidak berdaya memenangkan pertarungan. Lian-hun-yi-shi tidak ada kesempatan melakukan ilmu hitamnya. Menghadapi serangan pedang yang begitu dahsyat dia merasa kerepotan, sedikit saja kurang konsentrasi, pasti akan menumpahkan darah, hingga terpaksa dia mengandalkan ilmunya, sekuat tenaga menangkis dengan pedang. Akhirnya iblis pendeta dao merasakan bahaya, orang-orang di pihaknya mengapa begitu cepat berkurang? Keadaannya tidak bagus! "Traang traang!" Kembali dia menangkis dua serangan pedang, dengan cepat berganti lima posisi, tapi tetap tidak bisa meloloskan diri dari desakan jurus Fu Ke-wei, dia sama sekali tidak ada kesempatan membalas serangan, kekuatan pedang Fu Ke-wei yang manakutkan, berhasil menguasai posisi tengah, tidak meninggalkan celah untuk lawan masuk balas menyerang, keadaannya sangat berat sebelah. Karena sudah kalah! Hati iblis pendeta dao menjadi dingin, begitu berhasil lolos dari satu serangan pedang ke arah dada kanannya, mengambil kesempatan ini dia meloncat ke pinggir satu zhang lebih, dia berpikir asal menghindar tidak menangkisnya, tentu dia bisa meloloskan diri. "Kau mau tidak mau harus menangkisnya!" Fu Ke-wei mengejar seperti bayangan mengikuti tubuh, begitu suara habis orang pun sudah tiba, pedang datang dengan membelah udara, kekuatannya seperti geledek, jurus kejinya berturut-turut tidak berhenti menyerang, hawa pedang yang meledak seperti angin langit turun ke bawah. Lian-hun-yi-shi ingin menggunakan jurus bergerilya tapi sulit terlaksana, mau tidak mau dia harus menangkis serangan lawannya, sinar listrik yang menerjang datang terlalu cepat, dengan reflek dia menggunakan pedang menangkisnya. "Traang!" Sepasang pedang beradu dengan kerasnya, kembang api bertebaran. Pedang Tujuh Bintang iblis pendeta dao adalah pedang pusaka, pedang pusaka baru bisa timbul garis samar-samar. Sedang pedang Fu Ke-wei adalah pedang yang biasa, seharusnya pedangnya akan hancur oleh Pedang Tujuh Bintang, karena ada kembang api yang keluar. Tapi, yang muncul cacatnya malah Pedang Tujuh Bintang. Getaran yang amat dahsyat telah mendorong tubuh iblis pendeta dao satu zhang lebih ke pinggir, hampir saja terjatuh, kuda-kudanya menjadi kacau. Tenaga mengendalikan pedangnya jelas berbeda terlalu jauh, orang yang telah berumur, tidak baik beradu tenaga dengan orang muda. Sinar listrik sekali lagi datang dengan dahsyat, kekuatan tenaga Fu Ke-wei memang sangat mengejutkan orang. Iblis pendeta dao akhirnya mendapat satu kesempatan meloloskan diri, dengan satu teriakan yang mengejutkan, yang menggetarkan kepala, dia berjongkok sedikit, lalu meloncat satu zhang lebih, lalu meloncat lagi sambil berbelok, dalam sekejap sudah loncat sejauh tiga zhang lebih. "Jangan dikejar, cepat tinggalkan tempat ini." Fu Ke-wei dalam rusuhnya, berteriak menghalangi sembilan orang temannya mengejar musuh yang melarikan diri kemana-mana, tapi dia sendiri malah seperti kilat, pergi mengejar iblis pendeta dao. Begitu Xie-shen sembilan orang terdiam, sudah tidak melihat bayangan tubuhnya. Ini adalah satu pengejaran yang kecepatan nya sulit di percaya, seperti dua bayangan yang tidak tampak jelas, di dalam celah-celah hutan bambu berubah rubah bentuk, mendadak muncul mendadak menghilang seperti sinar listrik, sama sekali sudah tidak berbentuk manusia lagi. Suara membelah angin yang di sebabkan kecepatan, juga membuat orang yang mendengarnya menjadi ngeri. Iblis pendeta dao memakai mantel warna hijau, hanya terlihat sinar hijau gelap mendadak muncul mendadak menghilang, bentuk tubuh manusianya sudah tidak jelas. Jika orang biasa yang percaya mistik melihatnya, tidak diragukan lagi akan mengira itu adalah setan yang muncul. Ilmu berbelok melarikan dirinya iblis pendeta dao sangat hebat, beberapa kali hampir saja berhasil lolos dari kejaran Fu Ke-wei. Waktu tidak menguntungkan bagi si iblis pendeta dao, dia sudah menghabiskan tenaga yang sangat besar. Jika ditundanya lebih lama lagi, dia akan lebih kehabiskan tenaga. Entah sudah berapa lama, sinar listrik sudah tidak terlihat lagi, bayangan orang sekarang terlihat dengan jelas, kecepatannya sudah berkurang setengahnya. Seluruh tubuh iblis pendeta dao sudah basah kuyup oleh keringat, mantel dao yang menempel di tubuh, sekarang malah jadi mengganggu gerakannya, topi dao di atas kepala entah kapan sudah menghilang, kakinya semakin melambat, napanya sudah bisa didengar, suaranya terngengah-engah. Fu Ke-wei juga seperti baru keluar dari dalam air, tapi nafasnya masih tampak kuat, dari sepasang matanya sorot matanya masih tetap bersinar, kakinya lebih lincah dari pada si iblis pendeta dao, dia mengikuti dengan ketat di belakang iblis pendeta dao, dia tidak terburu-buru menyelesaikan pengejaran yang makan waktu lama ini. Melewati satu parit kecil, iblis pendeta dao agak lengah, satu kakinya terjerumus ke dalam lubang lumpur, paak... terdengar satu suara jatuh ke atas tanah lumpur, Pedang Bintang Tujuh yang disembunyikan di belakang tubuh hampir saja terlempar, sekarang dia telah menjadi manusia tanah, dengan susah payah bangkit langsung lari lagi. Fu Ke-wei menempel ketat di sepuluh langkah lebih, mulai dengan lancar mengatur nafas. Siapa yang bisa menggunakan kesempatan mengatur pernafasan, kesempatan menangnya lebih besar. "Kau sudah mengatakan...... jang......jangan.......jangan ke......kejar......" Teriak iblis pendeta dao sambil terhuyung-huyung melarikan diri, sambil terngengah-engah. "Kau ini bukan pelarian yang terdesak." Kata Fu Ke-wei dengan tenang. "didalam kantongmu, masih ada banyak benda yang bisa menakut nakuti dan membodohi orang biasa, aku tunggu kau memperagakan! Paling sedikit, Shen-xian-gao mu, aku sangat berminat sekali, permainan itu sungguh aku telah merasakan kepahitannya, jika tidak di perdalam pengenalannya, bagaimana hatiku bisa puas? Aku tidak ingin terjebak untuk kedua kalinya." "Le......lepas......lepaskan......aku......" "Jangan harap." "Am......ampuni a......aku......" "Tidak bisa!" Iblis pendeta dao sudah tidak bisa berlari lagi, dia bertahan pada satu cabang pohon, memantapkan tubuhnya dengan susah payah membalikan tubuh, tangan yang gemetar mengangkat pedang melakukan pertahanan. "Dermawan, beri......beri sa......satu jalan hi......hidup un......untuk orang......" Teriak iblis pendeta dao dengan ketakutan. "Lian-hun-yi-shi berbuat kejahatan di dunia, tidak tahu ada berapa banyak orang bodoh yang mati di tanganmu, kau tidak pernah memberi satu jalan hidup untuk mereka, kenapa aku harus lebih pengampun dari padamu?" Fu Ke-wei sambil bicara sambil sembarangan menotokan pedang. "Traang!" Iblis pendeta dao dengan susah payah menangkis gerakan pedang yang bersifat mempermainkan, nafasnya berjalan lebih cepat lagi. Fu Ke-wei tidak maju mendesak, seperti kucing pintar mempermainkan tikus, kadang mengulurkan cakar. "Kau tidak bisa mengumpulkan tenaga dalam menggerakan silat mistik." Dia mengipas-ipaskan pedang dengan pelan sambil tertawa keji. "hanya terserah aku saja, kau sudah jadi seekor sapi tua yang telah menarik kereta seharian, aku punya banyak waktu menyembelihmu." Iblis pendeta doa menggigit gigi, dari dalam kantongnya dengan terburu-buru mengeluarkan sebilah pisau, sekali berteriak, dia melemparkan pisaunya. Kedua belah pihak sudah kehabisan tenaga, jaraknya hanya satu zhang, pisau ini walau kecepatannya terbatas, meski orang sudah kehabisan tenaga tetap sulit bisa menghindarnya. Fu Ke-wei sembarangan menangkap, pisau kecil itu sudah ada dalam genggamannya. Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mmm! Masih ada tenaga empat liang." Dia membuang pisau kecil. "aku adalah pakarnya senjata gelap, kau melempar pisau, sama dengan pamer kampak di depan keluarga Ban, hematlah tenaga!" "Kau......" "Cepat keluarkan senjata yang ampuh lainnya." "Aku adukan nyawa denganmu.'" Teriak iblis pendeta dao sambil menusukan pedangnya. "Traang!" Fu Ke-wei mementalkan pedang. "Paak!" Satu suara pedang yang dipukulkan ke pipi kanan si iblis pendeta dao, tenaganya pas sekali, tentu saja lebih keras dari pada satu tamparan, untungnya mata pedang tidak mengenai daging. "Ah...!" Iblis pendeta dao terhuyung sejauh satu zhang lebih. "Aku......ngaku kalah......" Iblis pendeta dao berteriak tidak karuan. Menurut aturan, jika kedua belah pihak tidak ada permusuhan tidak ada dendam, hanya perselisihan kecil, lawan telah terang-terangan mengaku kalah, maka tidak boleh mendesaknya lagi. Tapi pertarungan hidup mati hari ini, bukan perselisihan kecil, juga bukan membandingkan ilmu silat, tidak boleh dengan mengaku kalah sebagai alasan. "Jangan menggunakan alasan yang rendah ini untuk minta ampun, aku tidak terima cara ini." Mana mau Fu Ke-wei mengangap selesai begitu saja? Satu sabetan pedang ke lengan atas si iblis pendeta dao, gerakannya cepat laksana kilat, iblis pendeta dao sedikit pun tidak ada kesempatan menghindar. "Le......lepaskan a......aku......" Iblis pendeta dao sudah menyerah dengan membuang pedang menyatakan tidak bersenjata, seperti sedang berteriak minta ampun. "Aku ingin Shen-xian-gao......" "Aku beri......aku berikan......." Si iblis pendeta dao buru-buru melanjutkan. "Dan obat penawarnya." "Aku......berikan, aku berikan......" Si iblis pendeta dao buru-buru merogoh kantong mengambilnya. Sekali tangan bergerak, sinar pedang berkelebat, punggung telapak tangan kanannya si iblis pendeta dao telah ditembus pedang, darah segar mengalir. "Aku lepaskan dulu dua kulit pelindung tanganmu, jangan sembarangan gerak. Di dalam itu tersembunyi barangnya, jika kau sembarangan bergerak, jika sampai menimbulkan kecurigaan ku, tanpa pikir lagi aku akan membunuhmu, bukankah kau akan mati dengan menyesal?" "Aku......" Fu Ke-wei tidak menunda waktu lagi, bagaimana pun dia telah tahu Shen-xian-gao dan penawarnya iblis pendeta dao, pasti disembunyikan di dalam dadanya, itu sudah cukup, mencarinya tidaklah sulit. Sebuah tendangan menggulingkan iblis pendeta dao, lalu dia mengunci dua titik jalan darah di bahunya, dengan teliti dia lalu mencari di tubuhnya. Dari satu dompet kecil yang bagus di pinggangnya, Fu Ke Wei mendapatkan Shen-xian-gao dan obat penawarnya. Fu Ke-wei merampas obat penawarnya, membuka mulutnya iblis pendeta dao, menumpahkan seluruh isi satu botol kecil Shen-xian-gao ke dalam perutnya iblis pendeta dao. "Jangan......mmm.......mmm......" Teriak iblis pendeta dao seperti gila menendangkan kaki meronta. "Aku tidak sudi membunuhmu." Kata Fu Ke-wei dingin. "biar langit yang menghukum kau, walau kau pernah meracun aku." "Kau......kejam......" "Betulkah?" "Kau......" Begitu Fu Ke-wei heng membalikan tubuh dia langsung meninggalkan tempat itu dengan langkah besar. "Bebaskan ja......jalan darahku......" Teriak iblis pendeta dao dengan keras. Fu Ke-wei membalikan tubuh, melotot pada iblis pendeta dao sekali. "Kakimu masih bisa berjalan, aku sudah cukup memberi ampun bagimu." Habis berkata, Fu Ke-wei terbang menjauh. "Aku tidak.......tidak bisa......menolong diri sendiri......" Iblis pendeta dao masih berteriak. Dari kejauhan terlihat ada orang yang mendekat, di dalam hati iblis pendeta dao berpikir. "ada pertolongan......" Orang yang datang adalah seorang wanita yang sangat cantik, sambil tertawa mendekati dia, terntata dia adalah wanita simpanan iblis pendeta dao, Leng-xiang-yan-xian He Shuang-shuang. Iblis pendeta dao bukan saja tidak berwajah gembira, wajahnya malah tampak ketakutan. "Kau......kau......kau......" "Aku, memangnya kenapa? Apakah kau sudah tidak kenal aku?" Kata Leng-xiang-yan-xian tertawa membungkuk menatap dia. "kemarin malam sambil melampiaskan nafsu binatangmu, dengan keras kau menginterogasi aku! Kau ini sebenarnya orang macam apa?" "Aku sangat menyesal, tidak seharusnya mencurigaimu menolong pergi anjing kecil Fu, tidak seharusnya menginterogasimu dengan kasar, tidak seharusnya......" "Tidak, Fu-jiu memang ditolong olehku." Kata Leng-xiang-yan-xian melanjutkan. "Apa? Kau......kau kenapa mau menolong dia?" "Aku tidak akan memberitahukan kau apa alasannya." Leng-xiang-yan-xian berkata. "heran, kenapa dia bisa dengan mudah melepaskan kau?" "Dia......dia menumpahkan satu botol Shen-xian-gao......kedalam perut aku......" "Ooo! Begitu." Kata Leng-xiang-yan-xian dingin. "Ini disebut bertindak membunuh diri sendiri." "Apakah kau mau menolongku?" "Tentu saja tidak." Leng-xiang-yan-xian mengulurkan tangan mengusap perlahan diatas kepala iblis pendeta dao. "dia adalah seorang pria yang bisa membedakan dengan jelas dendam dan budi, pantas untuk disayang, aku tidak bisa meninggalkan penyakit tersembunyi buat dia, kau matilah!" Kota Jiang-ning kembali menjadi tenang, para pendekar telah membubarkan diri. Fu Ke-wei sepuluh orang, kembali menginap di penginapan tua Yue-lai. Pi-li-hu dan tiga muridnya, mendapat luka tapi tidak serius, hampir semuanya terluka oleh senjata gelap, untungnya senjata gelapnya tidak mengenai tempat yang vital, lukanya tidak berat juga tidak ringan, paling-paling juga tidak bisa menggunakan seluruh tenaga bertarung dengan orang. Xie-shen terkena satu sabetan pedang, lengan kanan atasnya tergores satu luka kecil. Hoa-fei-hoa dan para perempuan malah sedikit pun tidak terluka, empat wanita itu bersatu, kerja samanya begitu bagus, sehingga sangat menguntungkan. Sudah lewat tengah hari, pelayan telah menyiapkan makanan di dalam ruangan. "Yu-shu-xiu-shi tidak terlihat batang hidungnya, sehingga dia bisa lolos, sungguh aku tidak bisa terima." Kata Jin Wen-wen dengan kecewa. "aku sungguh tidak bisa terima." "Orang ini mudah dicari, serahkan pada aku." Hoa-fei-hoa tampak sangat yakin. "mungkin selamanya aku tidak bisa menemukan ketua benteng Xi, kali ini dia pasti sembunyi di ujung langit......" "Aku tahu dia akan kemana, tunggu saja dia di jalan." Di dalam mata macannya Fu Ke-wei, bersorot sinar yang dingin. "dia tidak akan naik ke langit turun ke bawah bumi, para roh yang mati tidak berdosa sedang menunggu dia membayar hutang." "Menunggu dia di jalan? Jalan apa?" Tanya Hoa-fei-hoa. "Jalan kembali ke Shan-xi." "Dia berani pulang?" "Kenapa tidak? Sebenarnya, jika dia benar benar bertekad untuk bersembunyi, di Shan-xi malah tempat bersembunyi yang aman, mencari selama lima-enam tahun juga tidak mudah menemukannya. Dia bersembunyi di Wu-chang, tujuannya ingin menghubungi teman-teman di berbagai tempat, begitu saatnya tiba, maka dia akan melakukan serangan mematikan pada kita, dan mengambil kembali harta bendanya." "Kenyataannya begitu." "Kali ini, dia sudah putus asa, makanya seperti roh gentayangan yang ada di neraka, dia akan melarikan diri kembali ke Shan-xi dan sungguh-sungguh bersembunyi menikmati hidup, hmmm...!" "Kapan rencanamu mau berangkat?" "Tidak terburu-buru." Fu Ke-wei sudah ada rencana. "sementara ini, dia akan mencari tempat persembunyian sementara menghindarkan kita." "Kita......" "Cari Yu-shu-xiu-shi dulu, basmi akarnya perkumpulan Cun-qiu, jika membiarkan mereka kembali menjadi kuat, selanjutnya hidup kita akan susah. Nona Jin, kalian tidak perlu bermain nyawa dengan mereka, menghabisi penjahat, adalah usaha dasar orang semacam aku, serahkan dia padaku, dengan alasan kuat aku bisa mencari dia untuk membayar hutang nyawa." "Betul! Di kota Wu-chang dia melakukan kejahatan, aku dan adik Zhen juga Xie-shen adalah saksi mata, kami ada alasan yang tepat, supaya dia membayar hutang nyawa dua orang tamu penginapan, alasannya kuat. Adik Wen, serahkan saja pada kami!" Kata Hoa-fei-hoa dengan senang. Pi-li-hu Ceng-jie, teringat bagaimana pertempuran yang telah berlangsung, dia merasa tidak nyaman. "Dalam penjagalan besar-besaran kali ini, perkumpulan Cun-qiu telah kehilangan orangnya setengah lebih, walau pun kita tidak mencari mereka, perkumpulan Cun-qiu juga tidak akan tinggal diam." Pi-li-hu mengeluh. "aku khawatir mereka melakukan perbuatan brutal, tidak perdulikan segalanya, melakukan serangan seperti mati-matian pada Jin-she-dong dan keluarga Ceng di Nan-jing." 0-0-0 Bab 30 Tiga perahu cepat, mengangkut tidak sedikit orang, berlayar masuk ke danau Bai-ma, menghilang di kedalaman perairan. Saat fajar, pulau Ban-ping sudah terlihat. Ketua perkumpulan Liu, Shen-li-jin-gang berdiri diatas dak, melihat ke sekeliling. "Kenapa tidak terlihat ada perahu nelayan yang kembali?" Dia seperti bertanya pada diri sendiri. "Mmm...! Aku tidak suka dengan situasi begini." Di tiga perahu cepat semuanya ada dua puluh satu orang, kekuatannya cukup besar, ketua perkumpulan Liu datang dengan persiapan yang matang. "Mungkin perahu nelayan tibanya sudah dari tadi." Kata Mi-hun-tai-sui tidak sependapat. "perairan disini terlalu tersembunyi, mungkin bukan jalur perairannya perahu nelayan, Jiu-tian-fei-long (Naga terbang sembilan langit) bisa bersembunyi ditempat seperti ini, dia ini sungguh kuat. Jika diganti aku, tinggal tiga hari saja juga bisa jadi gila." "Kalau dipikirkan demi kehidupan generasi penerus, maka tidak akan jadi gila." Shen-shou-tian-jun pandangannya berbeda. "satu generasi bersusah payah, ratusan generasi tenang." "Tahi anjing!" Kata wakil ketua utama Wu-chang-yi-jian sinis. "Apakah ada yang salah?" "Siapa pun tahu, kata-kata orang dulu. kekayaan tidak akan melewati tiga generasi, kau mengerti tidak?" Wu-chang-yi-jian tawa dingin. "makanya bagi orang berkuasa seperti kami ini, atau melewati hidup dengan seadanya, semua ingin bersenang-senang saja dulu selagi masih ada kesempatan, hanya orang bodoh, yang rela menjadi kuda atau sapi nya anak cucu." "Hm...!" "Jangan bersuara hm..., ini kenyataan. Kaisar Qin ingin berkuasa ribuan tahun, baru sampai generasi Qin kedua sudah habis, generasi ketiga juga tidak sampai...!" Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Wu-chang-yi-jian dengan wajah seperti guru. "uang yang di dapatkan kita ada setengahnya lebih dari uang haram, jika bisa mati tenang seumur hidup, itu sudah syukur, tuan langit bersedia membuka satu celah jaringnya, jika masih menginginkan ratusan generasi senang? sungguh sungguh orang idiot cerita mimpi, tidak ada pengetahuan." Saat Shen-shou-tian-jun akan membantah, perahu cepat sudah bergerak secepat panah menepi ke perkampungan nelayan. Di pantai tidak terlihat ada orang, tidak terlihat perahu yang ditarik ke darat, seluruh kampung tampak sepi, seperti sebuah kampung mati saja. "Rasanya ada sedikit tidak beres!" Kata ketua perkumpulan Liu yang meloncat kedarat dengan waspada. "Kampung kosong!" Mi-hun-tai-sui juga curiga teriak. "Apakah tidak salah tempatnya?" Tanya Wu-chang Yi-jian juga. "Tidak mungkin, pasti benar disini." Kata laki-laki besar pengendali perahu yang menarik perahu kedarat. "Mungkin disini telah terjadi wabah penyakit, dan orangnya mati semua, begitu ada orang berteriak, dengan ketakutan mundur ke tepi sungai." Jaman itu siapa yang tidak takut pada wabah penyakit? Sebuah kampung dalam satu malam bisa mati semua satu pun tidak tersisa, tidak ada orang yang bisa melarikan diri. Dewa wabah, adalah salah satu dewa yang paling jahat. "Jangan sembarangan bicara!" Tidak jauh di sebelah kanan, terdengar suara makian. "bukankah aku ini hidup sehat wal afiat? Lihat kau ini, seperti orang yang takut mati, buat apa hidup di dunia persilatan? Puuh..!" Itu adalah sebuah gubuk rumput, tempat berkumpul yang biasa digunakan orang tua kampung duduk-duduk mengibrol, melewatkan hari. Tinggi tiangnya lima che dari tanah. Di atas kursi panjang di dalam gubuk, duduk dengan tenang Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen (dewa nyamuk sungai besar), karena dua orang ini tidak bicara dan tidak bergerak, dan jaraknya juga ada tiga puluh langkah lebih, samar-samar memakai tiang menghalangi pandangan, sehingga tidak bisa dengan cepat ditemukan oleh para pesilat tinggi ini. "Ha ha ha! Suadara tua Ju, sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarnya?" Shen-li-jin-gang ketua perkumpulan Liu dengan senyum di buat-buat, membawa kelompok orang mendekati gubuk. "aku sengaja membawa teman-teman, khusus berkunjung pada kalian." "Aku tersanjung, baik, baik." Jiu-tian-fei-long yang tubuhnya kurus kulitnya hitam juga dengan tertawa di buat-buat berkata. "Ini bukan musang, tikus kuning berunjung dalam tahun baru ke ibu kota kan? Kau tidak disambut disini, ketua perkumpulan Liu, orang yang kau bawa sungguh tidak sedikit. Tuan tuan, silahkan duduk." "Ha ha ha! Tidak persilahkan kami ke rumah anda ngomong-ngomong?" "Rumah ku sangat sempit, tidak bisa menampung tamu agung, bukankah disini sangat bagus? Sinar fajar terang benderang, sungguh tempat bagus untuk bicara terang-terangan." "Bicara saudara Ju mengandung arti, sepertinya sudah meramalkan aku akan datang." Shen-li-jin-gang didalam hati diam-diam terkejut, bagaimana beritanya bisa bocor? "Tidak tahu, bagaimana pun aku tidak menyambutmu datang kesini, aku akui aku takut pada kau!" "Saudara......" "Silahkan katakan langsung saja, tidak perlu sungkan." Jiu-tian-fei-long tertawa dingin tidak henti-hentinya. "sejak lahir aku tidak banyak akal, selalu bicara langsung, paling benci pada kelicikan, makanya, selamanya aku tidak pantas jadi pemimpin para jagoan." Bicaranya mengandung duri, terselubung nada mengejek, ada sedikit nada bicaranya kasar. Dua puluh satu orang itu, sudah mengurung gubuk rumput. Mi-hun-tai-sui seperti biasanya berdiri di atas angin, saat kedua belah pihak saling menyapa, dia jadi seorang penonton, skap tenangnya sungguh membuat orang tidak tahu ada maksud apa. Jiu-tian-fei-long dengan dingin melirik pada Mi-hun-tai-sui, pada Da-he-shen-wen mengantarkan sorot mata pengertian. "Baik, saudara Ju sudah bicara terus terang, aku juga tidak perlu basa-basi lagi." Shen-li-jin-gang ketua perkumpulan Liu sebenarnya juga tidak mau membuang waktu, lebih cepat selesai lebih bagus, lebih cepat bisa pergi. "Aku sedang mendengarkan." "Kami bertemu dengan satu musuh yang menakutkan, sengaja datang minta bantuanmu, uangnya telah disediakan banyak." "Ooh langit! Perkumpulan anda pesilat tingginya banyak sekali, kepandaiannya komplit, dengan dua puluh satu orang kalian ini, sudah cukup untuk membalikan laut meruntuhkan gunung, malah minta bantuan padaku, perampok kecil, membantu kau menghadapi musuh, apa kau ini berkelakar?" "Bagaimana mungkin aku mau merendahkan diri sendiri?" "Sungguh! Musuhnya berasal dari mana? Budha besar dari kuil mana?" "Seorang bocah yang dipanggil Fu-jiu, tidak ada orang yang tahu asal-usulnya. Aku sudah gagal total, terpaksa minta bantuanmu, masalahnya mendesak, terpaksa merepotkan kau." "Ooo...! Fu-jiu? Tidak pernah dengar ada orang ini. Aneh, kau tidak gunakan lautan orang merendam dia? Perkumpulan anda bukankah biasanya menggunakan cara dengan banyak orang menghadap musuh?" "Menghadapi orang semacam ini, tidak bisa menggunakan cara itu." Kata Shen-li-jin-gang dengan enteng. "Ditambah aku, apa berguna?" "Pasti berguna, saudara Ju. ilmu bertarung di udara dan senjata gelap Man-tian-xing mu, di padukan dengan strategi golok tanah tiga saudara keluarga Lin, dengan serangan mendadak, sembilan puluh sembilan persen bisa menang." "Tiga harimau keluarga Lin dari danau Chao?" "Tidak salah, mereka juga dalam daftar orang yang di minta bantuan." "Maaf, aku menolak ikut dalam rencanamu membunuh orang." Jiu-tian-fei-long dengan tegas menolak, hingga semangat untuk bertanya lagi juga sudah hilang. "aku Jiu-tian-fei-long walau seorang perampok kecil, tapi sebutan itu sulit didapatnya, sekarang dengan empat orang pesilat tinggi yang namanya menggemparkan dunia persilatan bersatu, hanya menghadapi seorang bocah yang tidak ada namanya, di kemudian hari mana ada muka aku bertemu dengan para pendekar di dunia? Ketua perkumpulan Liu, ini bukan disebut bertarung, tapi siasat pembunuhan. Aku Jiu-tian-fei-long tidak ingin jadi buronan pembunuhan, kau minta bantuan yang lain saja!" "Kau menolak?" Ketua perkumpulan Liu menekan wajahnya, suaranya keras, ekor musangnya akhirnya tampak. "Tidak salah, dengan tegas menolak." "Tidak ingin membicarakan lagi?" "Tidak perlu." "Apakah kau sudah memikirkan akibatnya?" "Jurus terbangku lebih tinggi dari padamu, kalian tidak akan bisa menghalangi aku." "Walau kau berhasil meloloskan diri......" "Aku pasti bisa meloloskan diri, aku jamin dengan nama baikku." "Walau kau bisa meloloskan diri, lima tahun lalu kau di Shou-zhou, peristiwa kau membunuh adik tiri Zheng Shou-shan, akan tersebar ke seluruh dunia persilatan, nama Jiu-tian-fei-long akan terhapus di dunia persilatan, malah ada kemungkinan di hukum penggal." "Itu adalah perselisihan setelah minum arak, peristiwa yang disesalkan yang terjadi dalam pertarungan adil, aku tidak salah. Saat itu kau sebagai saksinya, seharusnya tahu kejadian sebenarnya." "Aku memang ada ditempat waktu itu, peristiwa yang aku lihat berbeda dengan apa yang kau katakan......" "Orang yang di pelihara induk anjing! Kau sungguh licik!" "Bagus bagus, tanpa racun bukan laki-laki, kau kira kedudukan ketua ku ini di dapatkan gampang begitu saja?" "Kau......" Wajah Jiu-tian-fei-long berubah, dia bangkit berdiri. "Kau ingin main kasar? Lebih baik jangan." Ketua perkumpulan Liu tertawa keji terus-menerus. "seharusnya pernah mendengar Mi-hun-tai-sui dan saudara Huang-ji, Xiao-yao-san dia adalah salah satu racun terhebat di dunia persilatan. Asal kau mengumpulkan tenaga dalam dan menggerakannya, pasti kaki dan tanganmu mati kejang, pasti......" "Apa benar kaki dan tangan tidak bisa gerak?" "Pasti." Paak... Palang gubuk hancur berantakan, dipukul hancur oleh Jiu-tian-fei-long. Pukulan ini paling sedikit bertenaga lima ratus jin, jika tidak mengumpulkan tenaga menggerakannya, tenaganya sulit disalurkan di telapak dan mengeluarkan pukulan geledek. Da-he-shen-wen juga mengulurkan tangan besarnya, lima jari seperti kail, mencakar tiang sebesar mangkuk lalu menariknya, setelah mencakar hancur kayu, tangannya dibuka, hancuran kayu berterbangan, jurus cakarnya membuat kayu hingga hancur berkeping keping. Semua gerakan yang dilakukan harus mengumpulkan hawa murni menggerakan tenaga dalam, baru bisa membuat lima jari sekeras logam besi. "Iiih...!" Mi-hun-tai-sui terkejut, ternyata Xiao-yao-san dia sudah tidak ampuh lagi! "Aku tidak bisa diperintah." Jiu-tian-fei-long tertawa dingin. "karena orang yang mau kau hadapi, sudah tiga hari menunggumu! Saudara tua Liu, aku takut padamu! Masalahmu bereskan terlebih dulu, baru bicara yang lain!" "Iii...! Maksudmu......" "Lihat, dia sudah datang." Semua orang mengikuti arah telunjuknya, memalingkan kepala melihat. Angin lembut bertiup, Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen sudah mengambil kesempatan loncat terbang keluar gubuk, keluar dari kelompok orang yang mengepungnya. Tampak Fu Ke-wei muncul dari sebuah gubuk, sambil mengibaskan pedangnya perlahan, dia tersenyum sedikit pun tidak tampak marah, dengan tenang berjalan perlahan mendekat. "Anjing kecil Fu......" Ada orang yang berteriak ketakutan. "Bunuh!" Terdengar teriakan seperti guntur. Dua puluh satu orang, seperti gelombang pasang menerjang Fu Ke-wei. Di luar Fu Ke-wei tampak santai, tapi diam-diam telah menggerakan tenaga dalam. "Membasmi kejahatan harus tuntas." Dia seperti tertawa tapi bukan, menunggu di tempat yang lapang. "sayang Yu-shu-xiu-shi tidak ada, lain kali dia akan mendapat giliran." Sekejap kemudian orang-orang itu sudah mengurungnya, dua puluh satu banding satu. "Shen-li-jin-gang, silahkan perintahkan menyerang!" Suaranya dipertinggi tiga kali lipat. "Siapa pun tahu, aku Fu-jiu paling suka dikeroyok, bisa bebas membunuh, supaya tidak harus repot-repot membunuh satu persatu." Seorang setengah baya melihat ada kesempatan bagus, dari belakang dia diam-diam menyerang, tubuh dan pedang menjadi satu datang menyerang punggung Fu Ke-wei. Tapi dibelakang punggung Fu Ke-wei seperti ada mata, tubuhnya menggeliat berjongkok, membiarkan pedang lawan lewat diatas pundak kirinya. Dan pedang dia malah dari atas kepala menjulur ke belakang, dengan tepat sekali telah membelah kepala orang setengah baya, menghindar dan membalas menyerang di lakukan dalam waktu bersamaan, tampak lancar dan hebat sekali. Lalu dia bangkit berdiri lagi, kembali berdiri tegak. Dari awal sampai akhir, tubuhnya selalu menghadap ke depan, tidak pernah membalikan kepala melihat ke belakang, sepertinya perubahan yang terjadi dibelakang, dia sedikit pun tidak tahu, dan orang yang telah mati tidak ada hubungan dengan dirinya. Tubuh orang setengah baya itu jatuh ke depan, jatuh di belakang kaki dia dengan kuat meregang, cairan otak yang merah dan putih mengalir ke tanah, sungguh mengerikan! "Siapa yang punya keberanian maju bertarung?" Dia kembali mendesak. "terhadap penakut yang hina, pedangku selalu tidak memberi ampun." Terdengar teriakan marah, dua orang setengah baya mengayunkan golok menerjang, tangan kirinya berturut-turut melemparkan pisau terbang, mengikuti pisau terbang tubuhnya dengan ganas menerkam. Tangan kirinya Fu Ke-wei seperti sedang bermain sulap, lima jarinya menotok, menjentik, menyapu, mengunci, cepatnya sulit dilihat dengan kasat mata, semuanya ada enam buah pisau terbang, dibawah jentikan dia pada jatuh ke tanah. "Traang!" Dia menghindar ke kiri, pedang menangkis golok orang setengah baya di sebelah kiri, lalu di angkat, satu sinar berkelebat, ujung pedang menembus bokong kanannya orang setengah baya. "Pergi!" Bersamaan terdengar bentakannya, tubuh orang setengah baya terangkat miring, kaki dan tangannya bergerak-gerak tidak karuan, tubuhnya terlempar menyongsong pada temannya yang datang belakangan. Temannya terkejut, hampir saja goloknya melukai orang setengah baya, dalam kegugupannya dia menarik golok menghindar ke kanan, supaya tidak terjadi tabrakan. Sinar kilat tanpa ampun berkelebatan, bayangan orang maju mundur seperti nyata seperti tidak. "Aaah......" Teriakan orang setengah baya yang berusaha menghindar, tubuhnya juga terbang terlempar miring. Bahu kanannya sudah ditusuk pedang, lalu tubuhnya diterbangkan orang, kekuatan tenaganya sangat mengejutkan orang! Sambil bersiul panjang, Fu Ke-wei dengan ganas menerjang pada ketua perkumpulan Liu yang sedang gugup. "Ooh langit......jurus pedang apa ini!" Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ada orang teriak, lalu menyingkir meloloskan diri. Mengulurkan pedang melewati atas kepala, membunuh orang dibelakang tubuhnya. Dua orang pesilat tinggi setengah baya lainnya, setelah tertusuk pedang lalu dilemparkan oleh pedangnya, gerakan ini tidak terbayangkan siapa pun, dalam teori ilmu pedang tidak pernah ada jurus pedang yang berfungsi melemparkan lawan dengan pedang sebab untuk bisa berbuat itu harus mempunyai tenaga besar dan khusus? Tidak aneh orang yang melihat kejadian ini merasa terkejut dan ketakutan, dalam keadaan ketakutan yang terpikirkan hanya melarikan diri. Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen tidak ikut terlibat, mereka menonton di pinggir, mereka juga merasa ketakutan, wajahnya berubah menjadi pucat. Di sekeliling, Xie-shen bertujuh diam-diam sudah muncul, mereka menghadang dan membunuh orang yang mencoba lari keluar, datang satu bunuh satu. Hati Ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang menjadi gentar, keberanian Fu Ke-wei, membuat dia gentar, hingga tidak bisa mengembangkan jurus golok pada tingkat seharusnya, dia merasakan kaki dan tangan tidak bisa bergerak dengan leluasa, golok sembilan ring ditangannya seperti bertambah berat seribu jin. Semangatnya tidak stabil, minum seteguk air saja mungkin tersedak. Di bawah tekanan sinar kilat yang datang bertubi-tubi, dia dengan serabutan mengayunkan golok menangkis, dengan cepat menghindar, ada beberapa kali terlambat seper sekian detik, sehingga dada kanan dan bahu kanan sudah tampak berdarah, dagingnya sudah terluka. Dalam pertarungan yang singkat ini, sudah ada lima orang yang datang membantu, semua mati di bawah pedang Fu Ke-wei, sekarang tidak ada lagi orang yang berani maju membantu dia. "Traang traang!" Dia kembali beruntung bisa menangkis dua serangan pedang lagi, juga beruntung bisa bergeser ke sudut mati di samping kiri Fu Ke-wei. Kesempatan bagus yang sulit sekali bisa di dapat, dia senang, tenaga dan pikirannya dikumpulkan jadi satu, goloknya menyerang laksana kilat, sinar golok dengan cepat membacok ke arah dada kanan Fu Ke-wei. Dia mendengar satu suara "Hm...!" Dingin, melihat sinar goloknya hanya kurang sedikit saja mencapai sasaran, hanya sedikit ini, bukan kemampuan pikiran dan tenaga dia yang bisa membetulkannya, sekali golok keluar akibatnya sudah dipastikan, jika bukan mengenai sasaran maka akan gagal. Hanya sedikit ini, golok dia telah gagal, saat sekejap ini Fu Ke-wei kembali berkelit memutar tubuh, sinar goloknya lewat hanya menempel bajunya, bersamaan waktu itu, dia melihat sinar kilat yang mendekati tubuhnya. Dia sudah tidak bisa menghindar lagi, semuanya sudah terlambat, dia merasakan getaran di dada kanan, lalu matanya berkunang-kunang, tubuhnya sudah diangkat oleh tenaga yang besar dan dilemparkan membuat terguling. Buum____ Sakit yang amat sangat mendadak timbul, dia mengeluh sekali langsung pingsan. Ilmu silat Mi-hun-tai-sui sebenarnya cukup tinggi, hanya saja orangnya licik dan banyak akal, dia tidak mau bertarung dengan lawannya menggunakan ilmu silat, dia lebih mengandalkan Xiao-yao-san supaya tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Kalau bisa tanpa menggerakan tangan tapi bisa membunuh musuh, inilah pikiran dia, terhadap sikap jantan dia tidak memikirkannya, dia tidak ingin menjadi seorang laki-laki sejati, laki-laki sejati itu matinya cepat. Ketika dia melihat orang di sisinya semakin sedikit, dirinya juga tidak mendapat kesempatan membantu ketua perkumpulan, dia jadi ketakutan. Sebenarnya, dia tidak berniat maju bertarung membantu ketua perkumpulan, karena dia telah melihat teman-tamannya demi membantu ketua perkumpulan, satu persatu mati konyol, semua sudah membuat dia merinding, dia jadi hilang keberanian maju bertarung, dia hanya berani di pinggir berjalan dan berteriak, sekali bentrok langsung pergi, dia lebih penting melindungi diri sendiri. Kembali satu orang maju lagi, tapi dalam sekejap orang ini kembali tergeletak. "Aku harus kabur......" Di dalam hati Mi-hun-tai-sui yang pengecut berpikir, timbul niatnya melarikan diri melihat maju satu mati satu, lama-lama akan tiba giliran dia maju? Sudah tidak ada seberapa orang lagi, jika dia masih tidak pergi akan terlambat! Dari sudut matanya dia telah melihat Yin-guai sedang mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang hebat, dia melayang lewat di atas kepala Xie-shen, sepasang lengan digerakan, tubuh bergerak dari tidak mungkin jadi mungkin, naik keatas satu che lebih, memiringkan tubuh membuka lebar lengannya, membelok melayang turun seperti roh, menghindar hadangan Xie-shen jauh di bawah. "Ilmu meringankan tubuh orang ini sungguh bisa dibanggakan......aduh!" Ketika didalam hati sedang berpikir, tiba-tiba tidak tahan berteriak, tapi sudah tidak bisa menolong Yin-guai. Satu bayangan orang yang tipis, dari samping menerjang naik ke atas dengan cepat, tepat melewati sisi atas Yin-guai, satu sinar kilat berkelebat, saat berpapasan darah menyembur seperti hujan. Punggung Yin-guai telah di belah satu lubang besar oleh sebilah pedang. Bayangan tipis dengan cepat turun ke bawah, ternyata dia adalah Jin Wen-wen. Melihat jelas Jin Wen-wen, wanita cantik dari Jin-she-dong, hati dia meloncat, ada perasaan gembira dan ketakutan, dia menundukan kepala sepertinya tanpa sengaja menghindar pedang wanita cantik, untungnya pedang ini hanya bayangan di dalam kepalanya. Dia membalikan kepala segera kabur, melarikan diri ke arah yang tidak ada orang. Ketika dia melarikan diri, ketua perkumpulan Liu. Shen-li-jin-gang masih belum terkena tusukan mematikan Fu Ke-wei. Keluar melewati sudut tembok rumah gubuk, Mi-hun-tai-sui menyedot nafas dingin. Di depan ada lapangan lain, Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa dengan sorot mata dingin sedang menunggu dia. "Orang-orang kalian masih belum mati semua, kau sebagai tamu agung diam-diam sudah melarikan diri, apa pantas?" Kata Nie-sha-yin-hoa bernada dingin. "jangan takut, kedudukanmu tinggi dan juga tetua, tidak ada alasan takut pada kami dua orang angkatan muda, saat kau ternama kami masih belum lahir! Penakut...!" Dia melihat di sekeliling tidak ada orang, dia jadi berani, sambil menggigit gigi meloncat masuk kelapangan. Tapi kemudian dia jadi merandek, tidak berani maju lebih lanjut. Melihat tiga jarinya tangan kiri Nie-sha-yin hoa menjepit sekuntum Duo-ming-yin-hua, dan tangan kirinya Hoa-fei-hoa memegang tiga buah Jarum Dewa Tanpa Bayangan. Duo-ming-yin-hua dan Jarum Dewa Tanpa Bayangan adalah senjata rahasia bagi setiap orang persilatan yang mendengarnya jadi berubah warna wajahnya, senjata ini lebih menyeramkan dari pada kartu undangannya raja neraka. "Kami khawatir akan Xiao-yao-san mu." Kata Nie-sha-yin-hoa bernada dingin. "maka kami akan menggunakan senjata ini mengantarkan kau ke neraka, kau harus dibunuh, orang yang telah kau celakai sudah terlalu banyak. Kau ingin pilih senjata yang mana? Duo-ming-yin-hua atau Jarum DewaTanpa bayangan?" "Wanita kecil, senjata rahasia kalian tidak akan membuatku takut." Dia memaksakan diri berteriak. Di dalam hati dia tahu, Duo-ming-yin-hua dan Jarum Dewa Tanpa Bayangan sangat menyeramkan. Satu macam senjata itu saja orang sudah ngeri, apa lagi menghadapi dua macam sekali gus? Jika ingin menghindar Jarum Dewa Tanpa Bayangan yang kecepatannya secepat kilat, dan Duo-ming-yin-hua yang keji menakutkan, dia tidak yakin sanggup. "kami tidak menakut-nakuti, tapi langsung akan membunuhmu." Kata Hoa-fei-hoa dingin melanjutkan. "aku katakan satu pasti tidak akan dua." "Xiao-yao-san telah aku taburkan." Dia tetap masih berharap lolos. "lihat, kalian sedang berdiri di bawah angin." "Betul." "Kalian segera akan jatuh." "Betulkah? Jiu-tian-fei-long juga tidak takut pada Xiao-yao-san mu, apa kami bisa takut? Kau sungguh seperti seekor babi." "Iii! Maksudmu......" "Kami ada obat penawarnya." "Omong kosong! Di dunia ini, sama sekali tidak ada obat penawarnya, hanya obat penawar khusus dariku baru bisa menawarkannya......" "Memang obat penawar darimu!" "Apa?" "Ingat tidak? Di kota Wu-chang, taman Qing-feng, tuan muda He itu." "Aduh!" "Dia adalah Fu-jiu, dan aku ini adalah pelayannya dia." "Omong kosong! Aku tidak percaya, tidak percaya....." Dia tidak bisa tidak percaya, tidak ada orang yang takut pada Xiao-yao-san nya lagi. "Orang semacammu, tidak bisa mendengar kata-kata jujur." Mi-hun-tai-sui jadi ketakutan, jika tidak pergi sekarang, Fu-jiu akan segera mencari dia, kali ini Fu-jiu pasti tidak akan mengampuni dia lagi! Sekali bergerak dia meloncat tiga zhang, dia membelok lari dengan cepat. Dua wanita ini saling berpandangan, sepertinya sudah ada saling pengertian, Hoa-fei-hoa melayangkan tangan kiri. "Mmm!" Mi-hun-tai-sui merasa punggung di sebelah kanan bergetar, ada benda yang masuk ke dalam tubuhnya. Tubuhnya masih tetap maju ke depan, punggungnya kembali bergetar sekali lagi. "Serahkan padaku!" Dia mendengar ada orang yang teriak, Jin Wen-wen. Punggungnya bergetar ketiga kalinya, lalu dia merasakan sakit luar biasa. "Enghhh......" Mi-hun-tai-sui berteriak terakhir kalinya, kaki dan tangan menjadi lumpuh, karena sakit yang amat sangat dipunggungnya, dia terjungkal jatuh ke depan. Sekejap sebelum jatuh terjungkal, di depan mata tampak satu bayangan orang, menghadang jalannya, benar saja dia Jin Wen-wen. "Habislah aku!" Dia terakhir kalinya merintih tanpa harapan. Kampung nelayan yang kosong melompong, setengah bayangan orang pun tidak ada, membuat setiap orang timbul perasaan kosong dan mati. Perasaan semacam ini sangat mudah menimbulkan perasaan ketakutan di dalam hati, tidak ada orang yang mau tinggal di tempat seperti ini. Dua puluh satu mayat, semua di lemparkan ke dalam rerumputan ilalang, bau amis darah di kampung itu membuat orang ingin muntah. Hingga Jiu-tian-fei-long dan Da-he-shen-wen juga telah menghilang, jadi lebih menambah situasi menyeramkan. Karena tidak menemukan tuan rumah keluar menyambut, semua orang terpaksa naik ke perahu meninggalkan kampung nelayan, siapa pun tidak bisa menduga kenapa tuan rumah menghindar tidak mau bertemu. Lima hari kemudian, markas perkumpulan Cun-qiu di Zhen-jiang akhirnya resmi ditutup, pohon tumbang kawanan monyet pun bubar, tidak ada seorang pun yang tahu dimana ketua perkumpulan mereka berada. Perkumpulan Cun-qiu yang disebut perkumpulan nomor satu di Jiang-nan, resmi terhapus dari dunia persilatan. Para anggota perkumpulan bubar, tapi gelombang tersembunyi sedang mengalir. Fu Ke-wei dan kawan-kawan, menginap di satu rumah petani di luar kota. Setelah makan malam, semua orang berkumpul di ruangan mengobrol. "Si brengsek tahi anjing itu sungguh masih beruntung." Xie-shen mengangkat gelas minum satu teguk. "dua kali penjagalan besar-besaran, dia bisa lolos dari mala petaka, dikemudian hari mau mencari dia akan lebih sulit lagi." "Dia adalah orang yang tidak bisa diam, oleh sebab itu dia tidak akan bersembunyi selamanya. Dia akan menemui beberapa teman, teman persilatan yang satu haluan dengannya, malah perguruannya bisa membantu dia, supaya bisa bangkit kembali." Kata Nie-sha-yin-hoa menyunggingkan mulut. "Si brengsek itu sungguh seperti dewa Wabah, setiap tempat yang dikunjungi mala petaka selalu mengikutinya, tiangnya jatuh juga masih menyeret orang lain jatuh, siapa yang masih berani membantu dia?" Kata Xie-shen tidak sependapat. "Bukan begitu, di dunia ini orang yang membantu dia banyak sekali, ternama dan keuntungan siapa yang tidak berminat?" Hoa-fei-hoa melanjutkan. "Kakak Fu, bagaimana menurutmu?" Tanya Jin Wen-wen tertawa melihat Fu Ke-wei berpikir tidak bicara. "Aku sedang berpikir, mungkinkah sekarang Yu-shu-xiu-shi menggabungkan diri dengan ketua benteng Xi?" Kata Fu Ke-wei memperkirakan. "Mmm! Ada kemungkinan." Kata Pi-li-hu. "Walau perkumpulan Cun-qiu sudah bubar, tapi Yu-shu-xiu-shi masih bisa mengumpulkan sebagian anggotanya, sedang ketua benteng Xi mempunyai banyak uang. Seorang mengeluarkan uang seorang lagi mengeluarkan tenaga, kedua belah pihak bergabung, itu bisa saja." "Asalkan mereka berkumpul jadi satu, maka para anak buahnya Pu Chao-chen tidak akan sulit melacak jejak mereka. Xiao Zhen akan segera pulang, harap saja membawa pulang kabar baik." Kata Fu Ke-wei dengan tenang. Jam sembilan malam, Ouw Yu-zhen telah pulang, dan membawa pulang berita yang di perlukan. Xu-zhou, adalah pusatnya lalu lintas darat selatan-utara, di jalanan kereta kuda berjalan tidak putus-putusnya. Orang yang punya kekuasaan di Xu-zhou, mempertahankan kekuasaannya dengan sekuat tenaga, tidak saja mengeluarkan biaya mahal juga mempekerjakan pengawal yang berkepandaian tinggi menjaga rumahnya, juga melatih putra-putranya belajar silat, begitu ada gelagat tidak baik, orang-orang berkuasa ini bersatu padu melawan musuh, makanya jika orang luar mengacau di Xu-zhou, akibatnya akan sangat mengerikan. Seruling Gading Karya Kho Ping Hoo Leak Dari Gua Gajah Karya Kho Ping Hoo Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung