Ceritasilat Novel Online

Pengelana Rimba Persilatan 30


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 30


Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi   Inilah persoalannya."   "Maksudmu......"   "Ada dua kemungkinan."   Ouw Yu-zhen dengan tenang menguraikannya.   "kemungkinan pertama adalah, ketua benteng Xi menempatkan Tian-long-jian di suatu tempat yang sangat rahasia. Kemungkinan kedua adalah, Tian-long-jian mengalami nasib yang sama dengan Sepasang Cantik Jiang-nan, hanya saja dia tidak seberuntung seperti Sepasang Cantik Jiang-nan, kemungkinan ini yang paling besar."   "Kau curiga ketua benteng Xi melihat kekayaan jadi lupa rasa setia kawan, setelah memaksa mengambil harta dia lalu membunuhnya."   Tanya Fu Ke-wei dengan tenang.   "Tidak salah.   Hari itu setelah benteng hancur, kita telah memeriksa seluruh tempat, tapi tidak menemukan jejaknya, orang yang sudah cacat, tidak mungkin mengambil kesempatan ketika benteng sedang kacau melarikan diri keluar benteng!"   "Jika benar demikian, sungguh teledor! Sebenarnya di dalam hati aku juga ada curiga, hanya saja tidak bisa membuktikannya."   Kata Fu Ke-wei mengeluh.   "Jika ternyata benar begitu, kebencianku terhadap Tian-long-jian, tidak se dalam seperti terhadap ketua benteng Xi, jika tidak dari dulu aku tidak akan mengampuninya. Hati Xi Zhang-feng sungguh sadis, orang semacam ini hidup lebih sehari akan lebih berdosa sehari, malam ini aku harus menghabis penjahat ini!"   "Ingat Yu-shu-xiu-shi punyaku, kalian jangan berebut denganku!"   Kata Jin Wen-wen.   "Mungkin kau tidak akan kebagian!"   Kata Hoa-fei-hoa tertawa.   "Aku sudah katakan dulu, kak, kau jangan merebut punyaku!"   Kata Jin Wen-wen.   "Bukan aku, tapi ada orang lain."   "Siapa?"   "Liu Fei-yan!"   Kata Hoa-fei-hoa.   "dia mendapat penghinaan sebesar ini, apakah bisa melepaskan brengsek itu?"   "Anggap saja brengsek ini beruntung."   Kata Jin Wen-wen kecewa.   "Beruntung?"   Kata Nie-sha-yin-hoa sinis.   "dia sedang menuju jalan kematian, kau tidak percaya lihat saja nanti."   "Kau kira Liu-Fei-yan pasti mencarinya?"   Xie-shen tidak sependapat.   "bukankah dia selalu menuruti apa saja kehendak brengsek itu?"   "Paman Tu, kau tidak mengerti hati wanita, wanita yang sifatnya keras seperti Liu Fei-yan. Begitu mencinta pasti sangat dalam, tapi kalau sudah benci, malah akan membenci setengah mati, Liu Fei-yan adalah wanita semacam itu."   Kata Nie-sha-yin-hoa menghabiskan makanan kering terakhirnya, setelah mengelap bersih tangannya, mendekati pada Fu Ke-wei.   "Tuan, apa bisa bicara sebentar, aku ada sesuatu yang akan dibicarakan."   Fu Ke-wei setelah sedikit tertegun, langsung bangkit berdiri jalan keluar bersama dengan Nie-sha-yin-hoa.   "Kenapa kak Ling begitu rahasia?"   Hoa-fei-hoa dengan pelan bertanya pada Ouw Yu-zhen.   "Aku juga tidak tahu......"   "Jika mereka menghindari kita, yang dibicarakan pasti masalah pribadi."   Xie-shen menyela.   "kau tanya pada Xiao Zhen, bukankah sia-sia saja?"   Dua orang itu sudah berjalan sampai di pinggir hutan, sudah cukup jauh dengan Hoa-fei-hoa dan kawan-kawan.   "Terhadap adik Fei, di kemudian hari bagaimana kau akan mengaturnya?"   Nie-sha-yin-hoa dengan perlahan melontarkan pertanyaan yang terus terang.   "Dia satu-satunya darah daging guruku, tentu saja aku akan melindungi dia sebagaimana mestinya."   "Bagaimana melindunginya?"   "Ini......"   "Yang diinginkan adik Fei adalah cinta antara laki dan perempuan, bukan cinta antara kakak dan adik!"   "Kami adalah kakak adik seperguruan......"   "Alasan apa itu? Di dunia persilatan kakak beradik seperguruan yang jadi suami istri juga banyak sekali."   Nie-sha-yin-hoa dengan serius berkata.   "Aku melihat dari sisi jadi melihat dengan jelas, didalam hati kalian saling berhasrat, tapi karena sifatnya keras, masing-masing tidak mau dengan aktif menyatakannya. Apakah kau tidak tahu, sifat adik Fei akhir-akhir ini sudah berubah banyak? Dia adalah seorang wanita yang pantas kau cintai, hanya dengan menjadi suami istri, baru bisa melindungi dia seumur hidup."   "Aku pikir......."   "Jangan pikir, tapi harus melakukannya!"   "Aku......aku sekarang sudah tahu harus bagaimana melakukannya."   "Begitu baru benar, aku dengan adik Zhen, paman Tu dengan tulus hati mendoakan kalian."   Nie-sha-yin-hoa jadi merasa lega.   "Apa yang ingin kau bicarakan hanya masalah ini?"   "Tidak, masih ada satu masalah."   "Masalah apa?"   "Mengenai persoalan hubungan antara kau dan adik Wen."   Nie-sha-yin-hoa dengan wajah serius berkata.   "Siapa pun bisa melihatnya dia mencintaimu, tapi sepertinya di dalam hatimu ada simpul, malah sengaja menghindar, kenapa?"   "Jin-she-dong adalah keluarga terhormat di dunia persilatan, adalah lambang nya aliran putih di dunia persilatan, aku tidak berani mengharapkannya!"   Fu Ke-wei dengan tenang berkata.   "kali ini karena tujuannya sama, terpaksa bersatu dengan aku melakukan tindakan, mungkin itu sulit bisa mendapat pengertian dari Zi-xi-shan-xian, mana aku masih berani menerima perasaan ini?"   "Kau terlalu banyak berpikir. Zi-xi-shan-xian walau adalah lambang terhormat aliran putih, tapi tidak ada tampang seperti orang aliran putih biasa yang menyebalkan orang."   Kata Nie-sha-yin-hoa sambil tersenyum.   "sebaliknya, dia sangat membenci kejahatan, cara menghukum para penjahat sangat keras, dia adalah seorang yang sangat tahu aturan, kenapa kau menggaris batas untuk diri sendiri? apa lagi pernah diruang rahasia bawah tanah di gedung Wang-yue di Wu-chang kau terang terangan mengumumkan adik Wen adalah wanita kepunyaanmu......"   "Itu karena untuk menolong orang jadi sembarangan berkata, mana bisa dianggap sungguh-sungguh?"   Fu Ke-wei menjelaskannya.   "Dipihakmu, itu adalah tindakan terpaksa.   Tapi di pihak adik Wen, malah di hadapan para angkatan tuanya terang-terangan mengumumkan akan mengikutimu, jadi sudah berbeda artinya!"   "Aku tahu, berdasarkan hubungan antara kau dan dia sehingga melakukan ini, tapi kau belum benar-benar mengerti kenyataan sebenarnya..."   "Kau salah, paman Ceng yang menitipkan padaku supaya aku menanyakan pendapatmu."   "Paman Ceng?"   "Betul."   Nie-sha-yin-hoa dengan serius berkata.   "dia merasa kau adalah seorang laki-laki hebat yang sangat jarang, laki-laki baik yang pantas dipercayai, dia sangat setuju hubunganmu dengan adik Wen."   "Hubungan antara laki-laki dan perempuan perubahannya sangat besar, tidak boleh maju dengan cepat."   Kata Fu Ke-wei dengan tulus.   "terhadap diri Jin Wen-wen aku kurang banyak mengenal, dia juga hanya melihat wajah luarku saja, dari pada menyesal di kemudian hari, lebih baik lebih banyak mengenalan dulu. Begini saja? Biarkan hubungan kami berkembang secara alamiah, setelah saling mengenal, pelan-pelan berkembang secara alamiah, sehingga tidak saling melukai."   "Kata-katamu memang benar, masalah hubungan cinta tidak bisa dipaksakan."   Nie-sha-yin-hoa menganggukan kepala.   "tapi aku berharap kau tidak membentuk garis pembatas terlebih dulu, dan juga harus membuka simpul di dalam hati."   "Aku mengerti maksud kau."   Fu Ke-wei menganggukan kepala tanda setuju.   Dua orang kembali ke dalam hutan, sorot mata yang menyambut mereka tampak bermacam-macam.   Saat malam tiba.   Sepuluh lebih bayangan orang dengan kecepatan yang tidak pelan juga tidak cepat berjalan melewati tanah liar, di bawah sinar bulan wajahnya bisa jelas dikenali.   Sekelompok orang itu sudah mendekati lima zhang dari pinggir hutan.   "Tunggu! lebih baik kita mengutus orang masuk ke hutan memeriksanya lebih dulu."   Kata Yu-shu-xiu-shi pada ketua benteng Xi yang berjalan paling depan dengan suara pelan dia mengajukan peringatan.   "Saudara kecil Gao, kau terlalu banyak khawatir!"   Ketua benteng Xi dengan sangat yakin.   "anjing kecil Fu itu bukan dewa, pasti tidak akan terpikir oleh dia, kita ini bisa pergi ke kota kabupaten dan menghadangnya dari depan, menurut dugaan aku, dia mungkin masih di dalam kampung melakukan pencarian!"   "Walau pun begitu, tapi aku masih ada firasat yang tidak baik."   Kata Yu-shu-xiu-shi dengan tidak tenang.   "Sekali digigit ular, sepuluh tahun takut pada tali sumur."   Kata Ketua benteng Xi sambil tertawa pahit.   "perasaan saudara kecil, aku bisa mengerti. Tapi aku menduga di dalam hutan pasti tidak ada bahaya sama sekali, dengar kata-kata aku, pasti tidak salah......"   "Ha ha ha ha......"   Di dalam hutan terdengar suara tawa yang nyaring, menghentikan kata katanya ketua benteng Xi.   Suara tawa belum berhenti, di dalam hutan melangkah keluar sembilan orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.   Ketua benteng Xi dan kawan-kawannya mendengar suara tawa itu sudah sangat terkejut dan curiga, setelah orangnya muncul mereka jadi ketakutan, wajahnya berubah warna seperti melihat setan.   "Marga Fu, orang dulu berkata.   berandalan memukul sembilan-sembilan, tidak memukul lebih satu, apa kau ingin membunuh habis semua satu pun tidak akan ditinggalkan?"   Ketua benteng Xi berteriak marah dan gelisah.   "Marga Xi, apakah kata-katamu adil?"   Kata Fu Ke-wei dingin.   "di jalanan Shan-xi dua puluh lebih nyawa tidak berdosa mati, mereka harus minta keadilan pada siapa?"   "Benteng Zhang-fengku telah hancur, harta jutaan telah dirampas olehmu, apakah itu masih belum cukup membayar hutang nyawa mereka itu?"   "Di dalam matamu, nyawa manusia sangat murah, didalam mataku, nyawa manusia tidak ternilai harganya."   Fu Ke-wei tawa dingin.   "apalagi harta pusaka itu aku tidak merampas untuk diri sendiri, terhadap harta benda haram yang penuh dengan bau amis darah itu, sedikit pun aku tidak ada minat."   "Apa sebenarnya yang kau inginkan?"   "Dendam antara aku dengan kau sudah tidak bisa diuraikan, bukan kau ayah dan anak yang mati, pasti aku yang mati."   Kata Fu Ke-wei dengan suara dingin.   "tapi walau bagaimana pun kau adalah seorang penguasa setempat, aku beri kau ayah dan anak dua jalan, terserah kau pilih yang mana."   "Dua jalan apa?"   "Jalan pertama adalah, kau dengan anak kau bersama-sama bertarung hidup mati denganku."   "Lalu jalan kedua?"   "Kau jawab satu pertanyaanku, hapuskan ilmu silatmu ayah dan anak, aku beri satu jalan hidup buatmu."   "Pertanyaan apa? Apakah itu sangat penting buatmu?"   "Kau pilih dulu jalan yang mana?"   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Fu Ke-wei tidak menjawab malah balik bertanya.   "Jika aku tidak memilih kedua jalan ini, bagaimana?"   "Aku akan membunuh habis kalian semua."   Nada bicaranya Fu Ke-wei tegas tidak membuat orang curiga.   "Marga Fu, permusuhanmu dengan benteng Zhang-feng tidak ada hubungannya dengan aku, kau tidak ada alasan mencari aku!"   Yu-shu-xiu-shi berteriak. Si brengsek ini sudah ketakutan pada Fu Ke-wei, seperti tikus bertemu dengan kucing.   "Benarkah?"   Kata Fu Ke-wei tertawa dingin.   "di Jiang-ning kau membawa sekelompok anak buah, mengejar ketat aku, dan perkumpulanmu menyerang aku secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi, itu bagaimana mengatakan hal ini? Jabatanmu wakil ketua, kau berani mengatakan tidak ada hubungannya denganmu?"   "Tapi......ketua perkumpulan kami dan sejumlah pesilat tinggi telah dibunuh habis olehmu, markas pusat perkumpulan Cun-qiu juga sudah runtuh, seharusnya semua dendam juga terhapus oleh karenanya......"   Kata Yu-shu-xiu-shi dengan gelisah, sikap angkuhnya waktu dulu sudah tidak tampak sama sekali.   "Mmm, kau brengsek ini kata-katamu juga masuk akal, permusuhan di antara kita nampaknya juga harus hilang......"   "Lalu......lalu apakah aku boleh pergii ?"   Hati Yu-shu-xiu-shi merasa lega.   "Aku tidak akan mencari kau lagi, tapi ada orang lain yang ingin mencari kau."   "Siapa......"   Hatinya Yu-shu-xiu-shi kembali jadi tegang.   "Aku!"   Jin Wen-wen keluar dari kerumunan orang.   "Hutang dua nyawanya dua tamu penginapan di Wu-chang sedang menuntut pembayaran darimu! Jangan lari! Kau pengecut tidak bertanggung jawab ini......"   Yu-shu-xiu-shi mana berani tidak melarikan diri? Dia terhadap Jin Wen-wen, dia cinta juga takut, ketika Jin Wen-wen keluar dari kerumuman orang, diam-diam dia sudah bergeser kearah timur satu zhang lebih.   Belum habis perkataan Jin Wen-wen, Yu-shi-xiu-shi segera mengeluarkan jurus Ikan Mas Balik Menerjang Ombak, dia meloncat ke belakang satu zhang lebih, begitu sepasang kakinya menginjak tanah, dia membalikan tubuh lari menuju tanah liar, dalam sekejap telah menghilang di dalam hutan disebelah timur.   "Xiao Wen, jangan dikejar! Dia tidak akan bisa melarikan diri."   Fu Ke-wei seketika teriak menghentikannya.   "Tapi dia sudah melarikan diri!"   Kata Jin Wen-wen dengan menyesal.   "Liu Fei-yan sedang menunggu dia di dalam hutan! Dengan sifat dia mana mungkin bisa mengampunnya begitu saja?"   Fu Ke-wei tertawa tawar, membalikan tubuh berjalan menuju ketua benteng Xi dan kawan-kawan.   "Bagaimana, sudah pilih belum?"   Dengan bengis dia menatap ketua benteng Xi.   "Aku adalah seorang penguasa setempat, tidak akan menundukan kepala di bawah ancaman, aku ingin mencari jalanku sendiri."   Sikapnya ketua benteng Xi sangat bengis, memang bersikap seorang penguasa setempat.   "Baik, akan aku kabulkan."   Fu Ke-wei mengayunkan tangannya, kerumunan orang dibelakang tubuhnya bersamaan mencabut senjatanya, membentuk formasi lingkaran pengepungan.   Sembilan lawan tiga belas, dalam jumlah orang ketua benteng Xi berada diatas angin, tapi kebanyakan orangnya sudah ketakutan.   Sehingga, ketika ketua benteng Xi memberi aba-aba membentuk formasi, bukan saja para anak buahnya Yu-shu-xiu-shi tidak ada reaksi, sampai orang kepercayaannya ketua benteng Xi yaitu Chang-cun-ji-shi, Er-lang-shen dan kawan-kawannya tetap berdiri tidak bergerak.   Menyaksikan begitu hati ketua benteng Xi menjadi dingin, dengan wajah tidak berekspresi melihat pada para anak buahnya sekali, lalu mencabut pedang bersama ketua muda benteng Xi Wen Xin maju kedepan.   Pi-li-hu menghembuskan nafas, keadaan pertarungan sudah teruraikan, tidak perduli membunuh atau dibunuh orang, bagaimana pun itu bukanlah satu hal yang menyenangkan.   Ayah dan anak berdampingan melangkah masuk ke lapangan, tapi ketika ketua muda benteng Xi berjarak dua zhang dengan Fu Ke-wei dia menghentikan langkah, dan melangkah ke kanan lima langkah, dia bersikap semua ini seperti tidak ada sangkut pautnya dengan dia.   Ketua benteng Xi dengan sikap tenang melanjutkan langkahnya maju ke depan, sekitar sembilan che di depan Fu Ke-wei dia menghentikan langkahnya, dan memasang kuda-kuda siap menyerang.   "Iii...! Apakah kalian ayah dan anak tidak akan maju bersama-sama?"   Tanya Fu Ke-wei merasa heran.   "Omong kosong."   Kata ketua benteng Xi dengan keras.   "aku termasuk salah satu dari Sembilan Jago Pedang Terbesar Dunia Persilatan, di dunia persilatan kedudukan aku tinggi dan terhormat, tidak perlu bersama-sama melawanmu."   "Ooo! Apa betul?"   Fu Ke-wei jadi mengerti, di dalam mata macannya timbul rasa curiga.   Sejak dimulai dari Shan-xi, ketua benteng Xi tidak pernah berani tampil melawan dia, hanya mengutus anak buahnya melawan dia, namun sekarang sebaliknya dari biasa, dengan berani akan bertarung satu lawan satu dengan dia, tidak aneh di dalam hati dia timbul curiga.   Ketua benteng Xi tertawa dingin tidak bicara lagi, mulai berkonsentrasi diri mengumpul kau tenaga dalam.   Fu Ke-wei juga mencabut keluar pedangnya, wajahnya jadi serius.   Sepasang pedang saling menunjuk dan kejauhan, hawa pembunuhan hebat menerjang ke arah lawannya.   Sebuah teriakan dalam terdengar, sinar kilat menerjang menimbulkan angin topan, ketua benteng Xi mendadak menyerang dengan sangat dahsyat dengan sikap seperti tiada lawannya dia menekan menyerang, serangannya seperti guntur, tajam sulit ditahan.   "Traang traang traang......"   Fu Ke-wei dengan tenang menangkisnya, tubuhnya pelan-pelan bergerak, bentuk tubuhnya sepertinya menciut menjadi kecil, lingkaran tangkisan pedangnya juga semakin mengecil, sehingga kecepatan gerakan pedangnya jadi semakin cepat semakin lincah, di bawah tekanan serangan lawan yang dahsyat, pertahanannya sampai setitik air pun tidak bisa tembus, kadang menyerang titik kelemahan lawannya, yang mau tidak mau harus menghindarnya dan memaksa lawan mengurangi tekanan menyerangnya.   Dalam sekejap, mungkin dia telah menahan kira-kira seratus jurus serangan pedang lebih, kecepatannya sulit dibayangkan.   Serangannya ketua benteng Xi masih tetap menggila dan hebat, setiap pedang mengandung kekuatan sangat dahsyat, menyerang tempat-tempat penting di tubuh lawannya, tenaga dalamnya tidak ada hentinya, setiap pedang seperti guntur memecah batu, menyerang tanpa ampun.   Fu Ke-wei tetap masih melakukan strategi bertahan, setiap pedang bergerak langsung menahan serangannya, dia tidak sembarangan menangkis setiap serangan.   Xie-shen yang melihat sampai menggeleng-gelengkan kepala, mulutnya bergumam "Apa ada yang salah?"   Tanya Pi-li-hu tidak mengerti.   "Penyakit lamanya tuan kembali kambuh, dia sedang menguji dirinya, mencoba sebenarnya bisa menerima tekanan seberapa berat, makanya tidak balik menyerang."   Ouw Yu-zhen menjela.   "Aku juga heran!"   Kata Pi-li-hu jadi mengerti.   "Iblis pendeta dao juga tidak bisa berbuat banyak dan kalah oleh saudara kecil Fu, apa lagi hanya seorang ketua benteng Xi!"   "Tuan, kau jangan bermain-main lagi?"   Teriak Ouw Yu-zhen.   "Baik! Baik!"   Selesai berkata tampak sinar kilat menerjang ketua benteng Xi secara berturut-turut, menyerang dua kali serangan pedang, kekuatannya dahsyat membelah langit.   "Traang! traang!"   Dua pedang berbenturan, hawa dingin bergelombang menyebar, dengungan naga menggetarkan telinga! Tubuh ketua benteng Xi mendadak mundur lima langkah kebelakang, nafasnya mendadak menjadi sesak.   Ketua benteng muda Xi yang berdiri sejauh satu zhang lebih, tangan kanannya dengan cepat diangkat.   "Aduh......"   Ketua benteng muda yang mengangkat tangan belum sampai ke posisi yang tepat, mendadak jatuh miring, punggung sebelah kanannya tampak ada satu lubang berdarah sebesar kepalan tangan, nyawanya tampak tidak tertolong lagi.   Itu adalah sebuah Bunga Perak yang dilemparkan oleh Nie-sha-yin-hoa, senjatanya meletus di dalam dirinya, di tangannya terjatuh sebuah pisau terbang sepanjang lima cun yang tidak keburu dilemparkan.   Baru saja ketua benteng Xi memantapkan dirinya, melihat anaknya mati di bawah senjata gelap, hatinya jadi marah seperti mau meledak.   "Aku bunuh kau......"   Dia seperti sudah gila melayangkan pedangnya maju menerjang.   Tubuh Fu Ke-wei bergoyang sebentar, pedang di tangan kanannya menjelma menjadi satu sinar kilat, berliku-liku memotong masuk.   Tubuh ketua benteng Xi tanpa halangan terpental sejauh satu zhang lebih, buum....   getaran keras terasa, dia jatuh terlentang, ditanah tertinggal sebuah tangan kanan yang masih menggenggam pedang.   Fu Ke-wei tertawa dingin, dia melangkah maju mendekati ketua benteng Xi yang sedang memaksakan diri untuk bisa berdiri, bergoyang-goyang lalu berdiri tegak, wajahnya pucat.   "Aku ingin tahu keberadaannya Tian-long-jian, jika kau tidak mengatakannya, aku pasti mencincangmu dan diberikan pada anjing!"   Katanya dengan dingin. Sekali melihat sorot mata Fu Ke-wei yang dingin, hati ketua benteng Xi dengan merinding, sampai rasa sakit dari tangan yang putus juga seperti tidak terasa lagi.   "Aku......aku......"   Wajah ketua benteng Xi penuh dengan keringat dingin, bicaranya tidak menentu.   Pedangnya Fu Ke-wei pelan pelan menunjuk ke arah tangan kirinya.   "Dia......dia......dia sudah mati......sudah mati......"   "Kau telah membunuhnya, karena kau melihat harta jadi lupa kebenaran, betul tidak?"   Fu Ke-wei seperti tidak terkejut.   "Ini......"   "Kau binatang yang tidak ada peri kemanusiaan, bagaimana kau bisa melakukan perbuatan yang dikutuk ini? Puuh! Anjing pun lebih tinggi tiga kelas dari pada kau!"   "Tolong......tolong am......ampuni aku......"   Dia sudah hampir tidak bisa bertahan lagi.   "Aku......aku sudah tahu salah, tolong beri aku kesempatan......aku......aku akan berubah menjadi baik......"   "Apakah kau pernah memberi kesempatan pada orang lain?"   "Tolong ampuni aku......"   Dia menggunakan tangan kiri menutup luka ditangannya dengan sedihnya berteriak.   "Budha berkata, lepaskan pisau penyembelih, segera berpaling menjadi budha......"   "Jika setiap orang yang melakukan kejahatan mengatakan dua kata ini, orang yang menjadi Budha akan terlalu banyak, langit bakal tidak tahu ada seberapa besar, apakah bisa menampung begitu banyak Budha?"   "Ampun......"   "Kau juga pernah jadi penguasa di dunia persilatan, melihat semua orang yang baik-baik sebagai anjing yang hina, putra putri harta benda kau sesuka hati merampasnya, seharusnya kau bersikap seorang penguasa, tidak diduga kau adalah seorang penakut!"   Fu Ke-wei dengan memandang rendah dia berkata.   "aku sudah tidak ingin bunuhmu, hukuman mati walau telah di hapus, tapi hukuman tubuh tidak bisa dihindarkan......"   Perkataannya belum habis, sinar pedang berkelebat, memotong putus tangan kiri ketua benteng Xi.   Sepasang tangan telah hilang, tubuhnya kehilangan kestabilan, segera jatuh ketanah.   "Kau......kau sungguh berhati keji......cara yang sangat kejam......lebih baik bunuh saja aku......"   Dia berteriak diatas tanah.   Chang-cun-ji-shi, Er-lang-shen dan kawan-kawan dengan sendirinya mengeluh menggelenggelengkan kepala, dengan wajah memandang hina membubarkan diri.   Semua teman dan kerabat telah meninggalkan dirinya, sepasang tangan juga telah hilang, dia memaksakan diri bangkit duduk.   "Aku bersumpah pada langit."   Dia menggigit gigi berteriak ke arah bayangan belakang Fu Ke-wei yang meninggalkan lapangan.   "aku akan menghabiskan harta bendaku, menyewa semua pembunuh bayaran diseluruh dunia, menggunakan segala cara membunuhmu, pasti!"   "Kau sudah tidak ada kesempatan lagi menyewa pembunuh bayaran, anjing tua!"   Disisi tubuhnya terdengar suara genit, bau harum tercium.   "Siapa?"   Dia terkejut dan membalikan kepala melihat.   Disisi tubuhnya tidak sampai delapan che, berdiri Sepasang Cantik Jiang Nan, dengan dingin sedang menatap dia.   Wajahnya yang tadinya pucat tidak berdarah, menjadi bertambah lebih pucat lagi.   "Kalian......kalian mau apa......"   "Seharusnya kau tahu kami mau apa."   Kata si Cantik besar dingin, di dalam matanya yang genit membara api dendam.   "Aku......aku sudah......sudah terluka parah, kalian......kalian tidak......tidak boleh melemparkan batu kedalam sumur......"   Dia dengan kesulitan menggerakan bokongnya mundur kebelakang.   "Tentu saja kami tidak akan."   Si Cantik besar melangkah maju mendesak.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "di dalam benteng Zhang-feng, bagaimana kau memperlakukan kami kakak beradik?"   "Aku.......aku minta maaf pada kalian, aku bersedia mengganti kerugian kalian, lepaskan aku......"   "Tidak perlu dibicarakan lagi!"   Kata si Cantik besar dingin.   "kami tidak membicarakan dendam antara kami bersaudara denganmu, hanya melihat sumpah kau tadi saja, kami sudah tidak bisa melepaskanmu. Tuan Fu adalah penyelamat kami, kami akan melakukan pembersihan bibit mala petaka demi penyelamat kami juga!"   "Aku......aku hanya sembarangan berkata saja......"   "Tapi sumpahmu adalah sumpah darah."   Si Cantik besar tidak terpengaruh.   "buat orang semacam kau, hidup adalah kejahatan. Orang dulu berkata. kalau membabat rumput tidak sampa akarnya, begitu ditiup angin musim semi, dia akar kembali tumbuh, jadi jangan menyalah-kan kami!"   Si Cantik besar mencabut pedangnya, lalu di tusukan pada jantungnya......   0-0-0 Hawa segar musim semi tahun ini, agak lain dengan tahun-tahun sebelumnya, pada musim Cing-ming (Ceng-beng) tahun ini, suasana terasa begitu cerah dan hangat.   Musim Cing-ming tahun ini terasa begitu ramai dan meriah, lima orang manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, rupanya baru saja selesai bersembahyang pada sebuah kuburan yang menjadi kuburan guru Fu Ke-wei.   Fu Ke-wei membawa adik seperguruannya Hoa-fei-hoa Ling Yu-ji bersembahyang, Ratu lebah Ouw Yu-zhen, Nie-sha-yin-hoa, Chao Yung-ling, Jin Wen-wen, tidak lupa ikut juga Xie-shen Tu-bu, semua ikut bersembahyang di kuburan Tian-luo-fei-mo.   Selesai bersembahyang Fu Ke-wei telah merencanakan akan menetap selamanya di kampung Liu-jiang, kampung halamannya yang berada di bawah gunung, melupakan persoalan-persoalan ruwet dunia persilatan.   Tentu saja semua juga berhubungan dengan bersatunya cinta kasih dengan adik seperguruannya Hoa-fei-hoa, Ling Yu-ji dan juga Jin Wen-wen.   Bagaimana dengan Ouw Yu-zhen, Chao Yung-ling dan Xie-shen? Mereka berdua juga sudah tidak ingin meninggalkan Fu Ke-wei bertiga, dan mereka dengan senang hati tinggal di kampung tempat tinggal Fu Ke-wei.   Tamat Bandung, 10 Desember 2007 Salam Hormat (See Yan Tjin Djin)       Patung Emas Kaki Tunggal Karya Gan KH Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini