Ceritasilat Novel Online

Kembalinya Ilmu Ulat Sutera 6


Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 6


Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya dari Huang Ying   "Kau tidak mengerti!"   "Hal yang sudah terjadi tidak akan bisa membohongimu, orang yang membunuh orang-orang dunia persilatan bernama Beng To dan ternyata Beng To adalah Kokonya!"   Jelas Wan Fei-yang. Reaksi Tong Ling sangat cepat, dia segera berkata.   "Karena menyukai gadis ini maka kau mengajarkan ilmu Thian-can-sin-kang kepadanya"   "Aku baru pertama kali ke mari, bagaimana aku mengajarkannya, apa lagi dia berlatih ilmunya bukan ilmu223 Thian-can-sin-kang melainkan semacam ilmu lweekang Mo- kauw!"   Dengan penuh rasa curiga Tong Ling melihatnya kemudian Wan Fei-yang menjelaskan lagi.   "Ilmu lweekang Mo-kauw berbeda sekali dengan ilmu Thian-can-sin-kang, dia mengandalkan guna-guna untuk membantu kemajuan ilmu silatnya kemudian dengan Ih-hoa- ciap-bok, ilmu lweekang dari pesilat tangguh lain disedot ke dalam tubuhnya!"   "Apakah karena itu dia menculik kakekku?"   Wan Fei-yang mengangguk.   "Kakekmu berada di dalam gua itu!"   "Apa?"   Tong Ling tampak terkejut, dia segera berlari masuk ke dalam gua.   "Hati-hati, ada laba-laba beroman manusia!"   Wan Fei- yang dan Pei-pei mengejarnya dari belakang.   Tapi laba-laba itu sudah pergi karena genderang Sat Kao tadi, jadi Tong Ling bisa dengan mudah masuk ke dalam gua.   Tong Pek-coan terlihat masih duduk, walaupun dia sudah disiksa hingga keadaannya tidak keruan tapi Tong Ling masih bisa mengenalinya.   "Kongkong..."   Tong Ling memanggil. Tong Pek-coan mulai tersadar, dia berusaha membuka matanya.   "Apakah Ling-ji?"   "Ling-ji tidak berguna, sampai sekarang baru bisa kemari hingga membuat keadaan Kongkong menjadi seperti ini!"224 Tong Ling benar-benar tidak tega melihat Kongkongnya.   "Ini bukan salahmu!"   Suara Tong Pek-coan terdengar sangat rendah tapi tetap teratur.   "Malam itu Kongkong sudah salah paham kepada Wan Fei-yang, kalian pasti sudah membuat Wan Fei-yang repot, kau harus memberi tahu mereka kalau orang yang menculikku bukan Wan Fei-yang, melain kan orang Biauw bernama Beng To!"   "Aku akan melakukannya!"   Jawab Tong Ling. Dia menatap Wan Fei-yang masuk ke dalam gua.   "Lo-cianpwee..."   Wan Fei-yang jongkok di sisinya, dia langsung menekan jalan darah Tong Pek-coan ingin mengalirkan tenaga dalamnya kepada Tong Pek-coan, tapi Tong Pek-coan menolaknya.   "Jangan sia-siakan tenaga dalammu, tenaga dalamku sudah tersedot semua, nadi-nadiku sudah ditutup oleh benang laba-laba beracun, hidupku tidak akan lama lagi!"   "Kongkong, kau tidak akan mati!"   Tong Ling berteriak.   "Anak bodoh..."   Kata Tong Pek-coan sambil tertawa.   "Kongkong sudah tua dan sudah sepantas-nya mati!"   "Mengapa kau masih bengong di sana!"   Tong Ling membentak Wan Fei-yang.   "Aku selalu mengajarkan kepadamu, jika berbicara dengan orang lain harus sopan!"   "Mengapa dia berpangku tangan hanya melihat saja?"   "Tidakkah kau dengar, tadi aku sudah berpesan agar jangan menyia-menyiakan tenaga dalamnya?"   Tong Pek-225 coan tertawa kepada Wan Fei-yang.   "cucuku dari kecil sudah terlalu disayang olehku maka kelakuannya seperti ini, jangan salahkan dia!"   Wan Fei-yang menggelengkan kepala.   "Aku mengerti, dia hanya mengatakan apa adanya, sebenarnya tidak berniat jaliat!"   "Apakah pada pertarungan tadi kau yang menang? Apakah Beng To kabur bersama gurunya?"   Wan Fei-yang mengangguk, Tong Pek-coan tertawa.   "Dari awal aku sudah tahu kalau kau bukan orang yang kejam, tapi kau masih terlihat muda!"   Dia tidak sadar apa akibatnya melepaskan harimau pulang ke hutan, bencana apa yang akan datang di kemudian hari yang tidak kunjung habis.   "Kongkong tidak tahu, adik perempuan Beng To adalah calon istri Wan Fei-yang!"   Tong Pek-coan mengangguk.   "Aku sudah tahu, dia adalah gadis yang baik"   Tong Ling tercengang dia menatap Pei-pei.   "Aku tidak percaya!"   Tong Pek-coan tidak melayaninya, dia terus menatap Wan Fei-yang.   "Jangan membunuh Beng To, bunuhlah Sat Kao!"   "Apakah kalau tidak ada Sat Kao, Beng To tidak akan bisa berlatih ilmu lweekang Mo-kauw?"   Tanya Wan Fei-yang. Tong Pek-coan menggelengkan kepala.   "Sebenarnya Beng To tidak terlalu jahat, Sat Kao lah orang yang mempunyai ambisi jahat dan bersifat kejam!"226 "Oh..."   Tapi Wan Fei-yang tidak melihatnya.   "Melihat matanya saja sudah bisa terlihat!"   Tong Pek-coan terengah- engah.   "orang-orang Mo-kauw selalu ingin melewati batas, sebelum ini mereka sudah membawa banyak kerepotan bagi dunia persilatan Tionggoan kadang-kadang malah mendatangkan bencana!"   "Aku pun pernah terpikir akan hal itu, Beng To membunuh banyak pesilat Tionggoan bukan karena niat dari dirinya sendiri!"   Tiba-tiba Tong Pek-coan menarik nafas panjang.   "Kita kembali ke pembicaraan semula, kalau bukan karena Beng To juga bersifat iblis, dia tidak akan mau bekerja sama dengan Sat Kao, selanjutnya apa yang harus kita lakukan, kau harus mengambil keputusan sendiri!"   Wan Fei-yang mengangguk. Tong Pek-coan berpesan kepada Tong Ling.   "Jalanmu masih panjang, jika aku mati nanti kuburkan saja aku di sini..."   "Kongkong..."   Tong Ling berteriak. Tong Pek-coan tertawa.   "Orang sudah mati jika dikubur akan tenang, kalau kau anak baik jangan membuat arwahku nanti tidak tenang!"   Setelah itu, nafasnya putus tubuhnya melengkung seperti udang kering, kulitnya pun mengering.   Awalnya Tong Ling masih termangu-mangu, lalu baru menangis sejadi-jadinya.227 Sewaktu mengebumikan kakeknya terlihat mayat kakeknya mulai membusuk, rupanya Tong Pek-coan tahu racun laba-laba ini sangat jahat, jasadnya tidak bisa dibawa ke Tionggoan dan setiap saat bisa membusuk.   Akhirnya Tong Ling mengerti alasan mengapa Tong Pek- coan tidak mau dikubur di Tionggoan.   Setelah merasa sedih, kemarahannya pun muncul, semua kemarahan dilampiaskannya kepada Pei-pei.   Gerakannya sangat cepat dan tiba-tiba Wan Fei-yang sendiri pun tidak sempat mencegah.   Tangan kecilnya dibalik sebuah pisau tipis sudah berada di depan tenggorokan Pei- pei! Pei-pei terkejut dan perlahan mundur, Tong Ling tertawa dingin.   "Kalau kau bergerak, pisauku akan menggorok lehermu!"   Tangan yang memegang pisau menghalangi jalan mundur Pei-pei.   "Apa maksudmu?"   Tanya Pei-pei.   "Di mana kakakmu bersembunyi?"   "Aku tidak tahu..."   "Kalau kau tidak memberitahu, aku akan membunuhmu sekarang!"   "Dia benar-benar tidak tahu!"   Sela Wan Fei-yang.   "Kau kenal dia berapa lama, apakah kau tahu semuanya dengan jelas?"   Tanya Tong Ling.   "Mana ada tempat berlatih ilmunya yang lebih rahasia?"   Kata Wan Fei-yang.228 "Sekarang dia sedang mencari tempat untuk memulihkan lukanya, apakah selain gua ini tidak ada tempat yang lebih rahasia?"   Tanya Tong Ling.   "Sekalipun ada, kalau Pei-pei tahu pun tidak akan mau mengantar ke sana, apakah kau tidak takut Pei-pei akan membawa kita ke sana?"   "Sampai kakak kandungnya pun berani dikhianati, adik seperti ini memang jarang ada!"   Tong Ling tertawa didingin.   "Dia tidak berniat jahat dan tidak terpikir akibatnya akan berat seperti ini, aku pun tidak pernah menjelaskan kepadanya!"   Kata Wan Fei-yang.   "Kalau begitu, peralat saja dia!"   Usul Tong Ling. Wan Fei-yang merasa malu, Pei-pei malah membelanya.   "Wan-toako bukan orang seperti itu, sebenarnya dia tidak sengaja melukai Kokoku, dia hanya ingin Kokoku jangan sampai melukai orang lain lagi, aku juga seperti itu."   "Kalau begitu, cepat beritahu tempat di mana Kokomu bersembunyi, biar aku sendiri yang ke sana untuk membunuhnya!"   Nada bicara Tong Ling sangat dingin.   "Kalau kau berniat seperti itu, walaupun aku tahu tempatnya, aku tidak akan memberitahumu!"   "Kalau begitu, kau tidak menginginkan nyawamu lagi?"   Wan Fei-yang tertawa.   "Dia hanya berkata asal-asalan, kau juga bukan orang yang tidak tahu aturan dan sembarangan membunuh!"   "Aku mempunyai cara tertentu supaya dia mau bicara!"229 "Mengapa tidak tanya saja kepadaku?"   Usul Wan Fei- yang.   "Kau tahu juga? Kau tahu dari mana?"   Tanya Tong Ling.   "Ilmu yang dilatihnya adalah ilmu lweekang Mo-kauw dengan ilmu Ih-hoa-ciap-bok, menyedot tenaga dalam dari pesilat tangguh lain, sekarang dia sedang terluka, dia butuh lebih banyak tenaga dalam dari orang lain untuk mengobati dan memulihkan lukanya, di daerah suku Biauw ini memang ada pesilat tinggi tapi tidak banyak, jadi dia harus ke Tionggoan lagi!"   "Apakah kau tahu kalau Tionggoan itu sangat luas?"   Tanya Tong Ling.   "Bagaimanapun itu arah tujuannya tetap, dia tidak akan berputar-putar di daerah suku Biauw!"   Kata Wan Fei-yang.   "Baik! Kita segera kembali ke Tionggoan, dengan cara apa pun kita harus mencari Beng To!"   Kata Tong Ling.   "Aku ikut!"   Kata Pei-pei segera.   "Buat apa kau ikut kami? Apakah kau senang melihat kakakmu mati di tangan orang lain!"   Tanya Tong Ling. Pei-pei menatap Wan Fei-yang.   "Aku akan ikut dia ke mana pun dia pergi!"   "Apa maksudmu?"   "Ini adalah aturan suku Biauw."   "Ku kira itu hanya alasanmu saja, kau ingin mencari kesempatan mendekati Wan-toako!"   "Aku mendekatinya pun pantas, tidak perlu mencari-cari alasan, apakah kau lupa aku adalah calon istrinya?"230 "Kurasa cintamu hanya bertepuk sebelah tangan!"   Pei-pei menatap Wan Fei-yang lagi, Tong Ling segera bertanya.   "Wan-toako, apakah seperti itu?' Wan Fei-yang tampak berpikir sebentar.   "Ini adalah masalah pribadi..."   Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Tong Ling memotong.   "Apakah kau mempunyai rahasia yang sulit diutarakan? Apakah siluman kecil ini memakai cara tidak benar..."   "Aku punya cara tersendiri untuk mengatasi masalah ini dan tidak ada hubungannya dengan Nona!"   Kata Wan Fei- yang.   "Aku hanya khawatir kau akan dihina"   Tong Ling pelan- pelan berkata lagi.   "kalau kau tidak suka, aku tidak akan bicara tentang hal ini lagi!"   "Apakah kau harus ikut dengan kami?"   Tanya Wan Fei- yang kepada Pei-pei.   "Menurut kata orang-orang, Tionggoan adalah tempat bagus, aku ingin berjalan-jalan ke sana, kesempatan ini tidak akan kusia-siakan!"   Jawab Pei-pei.   "Bagaimana dengan ayahmu..."   "Ayah terlalu banyak urusan, kami kakak beradik tidak akan dikhawatirkan, dia pun tidak pernah mengurus kami!"   "Kau ikut kami juga ada kebaikannya sebab kami butuh orang yang bisa berkomunikasi dengan orang Biauw supaya tidak terjadi masalah!"   "Lebih baik dibunuh saja!"   Sela Tong Ling lagi.231 Wan Fei-yang melihatnya, dia segera menutup mulutnya, dia sendiri jadi bingung mengapa sekarang dia begitu takut Wan Fei-yang marah. Pei-pei juga melihatnya.   "Sebenarnya Kokoku orang baik!"   "Dia sudah membunuh banyak orang, kau masih mengatakan dia orang baik, berarti orang baik seperti dia benar-benar banyak!"   Tong Ling tertawa dingin.   "Mungkin itu adalah ide guruku!"   "Apakah dia boneka yang bisa diatur-atur oleh orang lain dan tidak mempunyai pendirian sendiri?"   Tong Ling tertawa dingin.   Pei-pei tidak bisa menjawab, Wan Fei-yang mulai berpikir apa yang Tong Ling katakan tadi memang masuk akal.   Tidak diragukan lagi, Pei-pei adalah gadis lembut, walaupun Tong Ling bersifat keras tapi dia juga mempunyai sisi lembut.   Maka dua gadis itu berjalan berbarengan.   Jika mereka di depan Wan Fei-yang tidak terlihat ada masalah, tapi di balik semua itu kelembutannya sudah tidak ada, yang ada mereka saling tidak mau mengalah dan saling menjegal lawan untuk mendekati Wan Fei-yang.   Tong Ling yang menjadi inisiatif karena dia tidak rela melihat Pei-pei menempel terus pada Wan Fei-yang.   Walaupun dia tahu perempuan dari suku Biauw sangat bebas perilakunya dan tidak banyak aturan kaku.232 Awalnya Pei-pei tidak memperhatikan sikap Tong Ling, dia mengira Tong Ling hanya ingin melampiaskan dendam kepada kakaknya melalui dirinya tapi lama kelamaan dia sadar bukan seperti itu.   Dia juga melarang Tong Ling mendekati Wan Fei-yang, percekcokan pun mulai terjadi.   Wan Fei-yang melihat mereka dan mengerti, hanya saja dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, sebab dia tidak berpengalaman menghadapi perempuan, sekalipun ada yang berpengalaman menghadapi 2 gadis seperti mereka pasti akan angkat tangan.   Yang satu menguasai ilmu senjata rahasia yang sangat tinggi, lahir di Tong-bun sebuah perkumpulan yang sangat terkenal, dan dia juga ditunjuk oleh Tong Pek-coan menjadi pemimpin Tong-bun.   Hubungan mereka memang kakek dan cucu, tapi seorang Tong Pek-coan demi masa depan Tong-bun tidak akan sembarangan mencomot seseorang menjadi pemimpin.   Dia pasti tahu sampai di mana ilmu silat Tong Ling.   Mengenai Pei-pei, dia menguasai ilmu guna-guna tapi dia gadis yang baik, dia tidak akan menggunakan ilmu perdukunan yang jahat untuk mencelakakan orang.   Masalahnya dia tidak tahu kalau ilmu perdukunan ini mana yang jahat dan yang mana yang tidak jahat, sebelumnya dia tidak pernah mencelakakan orang, dia tidak tahu dalam keadaan apa ilmu guna-gunanya baru boleh digunakan.233 Sebenarnya 2 orang gadis ini sangat berbahaya, mereka sangat lihai, jika mereka bertarung akibatnya benar-benar tidak bisa dibayangkan, tapi kalau tidak bisa saling mengendalikan diri akibatnya mereka pasti akan bertarung.   Sepanjang jalan Tong Ling selalu menyindir, Pei-pei pun tidak mau kalah.   Tapi yang pertama menyerang malah Pei-pei, ini di luar dugaan Wan Fei-yang, dia tidak keburu menghalangi mereka karena dia tidak mengerti apa isi hati Pei-pei dan tidak mengerti ilmu perdukunan dia tidak tahu kapan Pei-pei akan menyerang Tong Ling.   Pei-pei mulai memakai guna-gunanya, saat itu mereka sedang makan malam.   Tapi Tong Ling adalah pesilat tangguh ahli senjata rahasia, pengamatannya sangat jeli.   Begitu mangkok nasi diangkat, dia melihat sebutir nasi di dalam mangkoknya terus bergerak.   Pertama dia mengira dia telah salah melihat, tapi begitu melihat lagi dengan teliti dia baru sadar kalau dia tidak salah lihat.   Nasi di dalam mangkok itu segera dibuang ke bawah meja.   Wan Fei-yang segera melihat sikap Tong Ling yang aneh, sorot matanya mengawasi gerakan mangkok dan bertanya.   "Ada apa?"   Kata-kata baru terucap keluar, dia melihat butiran nasi aneh itu.   Sumpit yang ada di tangan Tong Ling segera234 digunakannya untuk mengorek-ngorek nasi itu, dia segera berteriak terkejut.   Di dalam tumpukan nasi terlihat beberapa puluh ekor ulat kecil berwarna abu keputihan, mata ulat-ulat itu berwarna abu, kaki mereka sangat banyak, kalau tidak dilihat dengan teliti tidak akan bisa membedakannya.   Kaki-kaki kecil ulat-ulat itu terus bergerak-gerak tapi tubuh mereka tidak bergeser dengan cepat.   Warna ulat-ulat itu hampir sama dengan warna butiran nasi, maka sulit membedakan apa lagi kalau sudah tertutup oleh nasi.   Jika ulat-ulat dan nasi itu dimakan dan masuk ke dalam perut, apa yang terjadi kemudian kita tidak akan tahu, tapi melihat ulat-ulat kecil itu cukup membuat bulu kuduk berdiri.   Mata Tong Ling segera berputar.   "Pelayan!"   Dia berteriak. Seorang pelayan segera datang menghampiri, Tong Ling ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Tapi Wan Fei- yang sudah bertanya terlebih dulu.   "Siau-ko, nasi dan sayur kami apakah sudah lengkap?"   Pelayan itu tertawa.   "Tidak lama lagi, Tamu boleh makan dulu, pesanan berikutnya segera akan diantar!"   Tong Ling terpaku, dia melihat Wan Fei-yang, Wan Fei- yang tertawa.   "Kita akan menginap di sini, makan malam dengan waktu yang agak lama pun tidak masalah!"235 Tong Ling ingin bertanya tapi Wan Fei-yang sudah menunjuk mangkok nasi, dia segera melihatnya ternyata ulat-ulat kecil itu sudah tidak ada, dia terpaku lagi. Ulat-ulat itu datang cepat, pergi pun cepat. Di dalam mangkok tidak terlihat ada ulat, dia tidak bisa marah lagi. Pelayan itu sudah pergi. Tong Ling menatap Wan Fei- yang.   "Apakah mataku yang sudah rusak?"   Wan Fei-yang menggelengkan kepala.   "Coba kau lihat lagi!"   Begitu Tong Ling melihat mangkok nasi itu tampak ulat- ulat kecil itu muncul lagi. Akhirnya dia melihat Pei-pei yang duduk di sisinya dan dari tadi tidak bereaksi apa-apa.   "Apakah kau yang menaruhnya?"   Suara dan wajah Tong Ling mulai melotot dengan perasaan tidak suka.   "Betul! Aku yang menaruhnya!"   Pei-pei mengakuinya.   "Benda apa itu?"   "Ku..."   Pei-pei tidak merasa bersalah.   "Dari awal aku sudah tahu kau adalah siluman kecil yang sering menggunakan ilmu hitam, kau berhati jahat dan selalu mencari kesempatan ingin mencelakaiku!"   "Ku ini..."   Tong Ling memotong.   "Untung aku mengetahuinya, kalau makhluk makhluk ini dimakan panca inderaku akan keluar darah dan aku akan mati seketika!"   Pei-pei menggelengkan kepala.236 "Ku ini hanya untuk menakut-nakuti setelah memakannya pun tidak akan terjadi apa-apa!"   "Berarti seperti cairan penghancur mayat, setelah disiram tulang pun akan hancur dan tidak tersisa apa-apa!"   Kata Tong Ling.   "Maksudku, ulat-ulat itu hanya untuk menakut-nakuti setelah dimakan ulat-ulat itu akan mati, tapi manusia tidak akan merasakan yang tidak enak!"   "Kau kira aku percaya pada kata-katamu?"   Bentak Tong Ling kepada Pei-pei.   "Dengan Ku, kakakmu sudah membuat Kong kongku meninggal, kau ingin menggunakan Ku membuat celaka aku, kalian kakak beradik bukan orang baik-baik, masih mengaku orang baik!"   "Aku tidak mau bicara denganmu lagi!"   "Tentu saja sebab kau sudah berbuat salah, Wan- toako..."   Tong Ling melihat Wan Fei-yang.   "dari awal aku sudah mengatakan kau sudah salah menilai orang!"   "Aku percaya apa yang dikatakannya tadi!"   Kata Wan Fei- yang.   "Bukti sudah ada di depan mata, kau sendiri juga melihatnya, mengapa masih membelanya?"   "Kalau dia benar-benar ingin kau makan nasi tadi, ulat- ulat yang ada di dalam nasi itu tidak akan bergerak!"   "Ulat-ulat itu memang selalu bergerak!"   Tong Ling tertawa dingin.237 Kata-katanya baru terucap keluar, dia melihat ulat-ulat yang ada di dalam nasi semua berhenti bergerak seperti menjadi kaku.   "Jika aku menyuruh mereka tidak bergerak, paling sedikit kau akan makan sesuap!"   Bela Pei-pei.   "Sembarangan bicara!"   "Semua adalah sebenarnya!"   Jawab Pei-pei.   "Aku tidak akan makan sesuap nasi pun, kalau aku telah memakan..."   Nada bicara Tong Ling makin meninggi. Orang- orang yang ada di rumah makan itu terus melihat ke arah mereka. Wan Fei-yang melihatnya, dia tidak bisa berbuat apa-apa.   "Seharusnya aku tidak banyak bicara, apakah benar, Wan-toako?"   Tanya Pei-pei. Wan Fei-yang hanya menarik nafas dan tidak bersuara. Pei-pei berkata kepada Tong Ling.   "Karena Wan-toako, aku jadi mengenalmu..."   "Apa hubungannya Wan-toako mengenalku denganmu?"   "Karena aku adalah calon istrinya!"   "Itu hanya keinginanmu, tidak ada yang mengakuinya!"   "Asal Wan-toako mengakuinya, itu sudah cukup!"   Pei-pei mendekati Wan Fei-yang.   "aku tidak akan melakukan hal-hal yang tidak kau sukai! Wan Fei-yang hanya bisa menarik nafas panjang, Pei-pei berkata lagi.   "Tapi marga Tong ini benar-benar membuatku repot!"   "Apa yang kau katakan tadi?"   Bentak Tong Ling.238 "Kalau sepanjang peijalanan kau tidak cerewet dan tidak membuatku tersinggung, mana mungkin aku akan memakai guna-guna?"   "Aku punya kebebasan, apakah setiap perkataanku harus ada ijinmu?"   "Tapi kau selalu menyindirku!"   "Siapa suruh kau ingin menjatuhkan reputasiku?"   "Kaulah yang selalu menjatuhkan reputasiku!"   "Kau adalah musuh keluargaku!"   Pei-pei tidak bisa menjawab apa yang dilaku kan Beng To kepada kakek Tong Ling membuat Pei-pei merasa bersalah.   "Aku hanya menggeretkan mulut tidak menggerakkan tangan, sedangkan kau sudah menggerakkan tangan, terpaksa aku juga harus menggerakkan tanganku!"   Tangan kanannya melayang, beberapa butir senjata rahasia dilemparkan ke arah tangan dan pundak Pei-pei.   Walaupun sasarannya bukan nadi penting tapi cukup membuat siapa pun terkejut.   Pei-pei ingin menghindar tapi Wan Fei-yang sudah mengayunkan tangan untuk menyambut senjata itu.   Tong Ling melempar untuk kedua kalinya, Wan Fei-yang tetap menyambutnya.   "Wan-toako, minggirlah, hari ini aku harus memberi pelajaran kepada dia!"   Tong Ling bersiap-siap untuk melempar lagi.239 Pei-pei bersembunyi di balik tubuh Wan Fei-yang- Karena tidak ada cara lain Tong Ling hanya bisa menghentakkan kaki dan marah-marah.   "Siluman kecil, kalau kau pemberani, jangan bersembunyi di balik Wan-toako!"   "Wan-toako tidak suka kalau kita bertarung, jangan membuatnya repot!"   "Kau hanya tidak berani menyambut senjata rahasiaku!"   Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Walaupun aku tidak bisa menyambut senjata rahasiamu, tapi sebelum senjata rahasiamu mengenai-ku, guna-gunaku sudah melekat di tubuhmu!"   "Baiklah! Keluar dari sini, aku ingin tahu dengan cara apa kau menabur guna-guna itu ke tubuhku?"   Baru saja kata-katanya habis, tiba-tiba dia merasa di tangannya seperti ada sesuatu, begitu melihatnya, dia segera berteriak.   Karena tangannya penuh dengan ulat kecil-kecil yang sedang merayap.   Ulat-ulat kecil itu saat berada di dalam mangkok nasi tidak begitu kentara, sekarang setelah merayap di tangannya, dia bisa melihat dengan jelas.   Memang tidak terlihat kalau ulat-ulat itu jahat, tapi begitu melihat banyak ulat yang sedang merayap di tangannya membuatnya geli dan merasa jijik.   Ini pertama kalinya Tong Ling mengalami kejadian seperti ini, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.   Wan Fei-yang melihat Pei-pei dan membentak.   "Pei-pei..."240 "Wan-toako..."   Pei-pei menunduk.   "Jangan main-main lagi, cepat tarik kembali guna- gunamu!"   Pei-pei melihat Tong Ling, mulutnya bergerak-gerak dan ulat-ulat yang sedang merayap di tangan Tong Ling segera pergi.   Sekarang Tong Ling baru melihat ulat-ulat kecil itu mempunyai sepasang sayap tembus pandang.   Setelah melihat serangga-serangga itu pergi, dia baru bisa menghembuskan nafas tapi senjata rahasia yang ada di tangannya sudah dilemparkan ke arah Pei-pei.   Wan Fei-yang sekali lagi menyambut.   "Nona Tang, demi diriku, cukup sampai disini! "Kalau kami terus bertarung apa yang akan kau lakukan?"   Tanya Tong Ling tiba-tiba.   "Tentu saja Wan-toako akan berada di pihakku, lalu kami akan memberi pelajaran kepadamu!"   Sela Pei-pei.   "Wan-toako adalah pendekar dari perguruan lurus, mana mungkin dia akan membantu orang yang sering menggunakan guna-guna dari Mo-kauw?"   "Aku tidak pernah menggunakan guna-guna untuk mencelakakan orang, aku bukan iblis, kalau bicara hati-hati, jangan menyerangku lagi!"   Tong Ling diam-diam meletakkan ke dua tangannya di bawah, dia sudah memegang senjata rahasia, setiap saat bisa melemparkannya. Entah Wan Fei-yang melihatnya atau tidak.241 "Kalau kalian terus begitu, biar aku saja yang pergi!"   Kata Wan Fei-yang marah.   "Kalau kau tidak ikut campur itu lebih baik, aku mempunyai cara tertentu menghadapi siluman kecil ini,"   Kata Tong Ling.   "Wan-toako, kau mau ke mana?"   Tanya Pei-pei.   "Kemana pun aku bisa pergi, asal tidak usah melihat kalian lagi!"   Jawab Wan Fei-yang.   "Tidak..."   Pei-pei dan Tong Ling bersama-sama berteriak. Akhirnya mereka mengerti alasan Wan Fei-yang pergi.   "Aku harus mengikutimu!"   Kata Pei-pei.   "Kau tidak tahu malu!"   Tong Ling marah, tangannya mulai melayang. Pei-pei tidak takut.   "Silakan lemparkan senjata rahasiamu, biar aku ambruk karena senjata rahasiamu, aku tidak mau Wan-toako sedih!"   Tong Ling segera menurunkan tangannya.   "Kau benar-benar jahat, kau ingin membuat Wan-toako membenciku, aku tidak akan terpancing olehmu!"   Kepala Wan Fei-yang seperti akan terbelah menjadi dua.   Masalah paling sulit adalah menghadapi gadis, dari awal dia sudah tahu, tapi inilah pertama kali dia mengalami keadaan seperti ini.   Pei-pei segera kembali ke tempatnya mengambil mangkok dan sumpit.   Tong Ling juga duduk kembali di tempatnya, dia melihat nasi yang ada di dalam mangkok,242 bulu kuduknya merinding lagi, dia seperti melihat ada ulat yang sedang merayap di dalam nasi.   "Kau mulai lagi!"   Tong Ling berteriak lagi.   "Apa maksudmu dengan mulai lagi?"   "Jangan begitu tegang!"   Mata Wan Fei-yang terlihat berputar.   Tong Ling baru bisa menghembuskan nafas karena di tangannya memang tidak ada apa-apa.   Wan Fei-yang meminta semangkok nasi lagi.   Itu membuat Tong Ling merasa tenang dan lebih kagum kepadanya.   Pastinya makan malam kali ini berada dalam suasana tidak enak.   Setelah makan Wan Fei-yang baru merasa tenang.   Dia mengira tidak akan ada masalah yang muncul lagi, tapi masalah muncul di waktu dia sedang berpikir.   Kamar hanya ada 2, satu untuk Wan Fei-yang, satu lagi untuk Tong Ling dan Pei-pei.   Biasanya dua gadis berada dalam satu kamar tidak akan terjadi masalah, tapi sewaktu tidur Pei-pei malah lari dan masuk ke kamar Wan Fei-yang.   Saat Pei-pei datang ke kamar Wan Fei-yang, Tong Ling mengikuti dari belakang.   Dia memang selalu mengawasi Pei- pei tapi bukan masalah guna-guna.   Pei-pei sudah berjanji tidak akan menggunakan guna- guna lagi, supaya Wan Fei-yang tidak membencinya.   Tong Ling sangat tenang mengawasi pei-pei karena dia tidak ingin Pei-pei mendekati Wan Fei-yang.243 Maka begitu Pei-pei meninggalkan kamar, dia segera mengejarnya dari belakang.   Baru saja Wan Fei-yang membuka pintu kamarnya dan Pei-pei sudah menerjang masuk, dia ingin bertanya tapi Pei- pei sudah menutup pintu, sebelum ditutup Tong Ling sudah melangkah masuk supaya pintu tidak bisa ditutup.   "Ada apa kau kemari?"   Tanya Pei-pei.   "Kalau kau sendiri kemari ada apa?"   Tong Ling balik bertanya.   "Aku datang untuk melayani Wan-toako, ini adalah kebiasaan bangsa kami!"   Jawab Pei-pei.   "Aku rasa itu hanya kebiasaan dari dirimu sendiri!"   "Apakah kau lupa aku adalah calon istrinya, melayaninya adalah tanggung jawabku!"   Pei-pei menjawab dengan serius.   Tong Ling tertawa dingin, Pei-pei segera membereskan ranjang Wan Fei-yang, dia tidak mengeluarkan suara, juga tidak melayaninya.   Tong Ling menatap Wan Fei-yang, dia tidak bereaksi sama sekali, seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri.   Wan Fei-yang memang sedang berpikir.   Masa lalunya memang sangat pahit, tapi dia selalu mengingatnya.   Akhirnya Tong Ling tidak tahan lagi, dia berteriak.   "Wan-toako..."   Wan Fei-yang seperti terbangun dari mimpi.   "Ada apa?"   Tong Ling melihat Pei-pei.   "Kau benar-benar menerima layanannya?"244 "Melayani atau tidak, kukira tidak ada salahnya!"   Kata Wan Fei-yang.   "Kalau begitu, aku juga akan melayanimu!"   Dia melangkah ke depan Pei-pei dan merebut selimut yang ada di tangan Pei-pei.   "Apa hubunganmu dengannya?"   "Teman..."   Tong Ling tertawa dingin.   "aku tidak akan seperti kau memaksa mengakui diri jadi calon istrinya."   "Kalau begitu, keadaan kita tidak sama, jangan terus mengikutiku, aku melakukan apa yang pantas kulakukan!"   "Siapa bilang aku tidak boleh melakukan semua ini, Wan- toako pun tidak melarangku, kau yang cerewet!"   "Kalau dia tidak menganggap semua ini masalah, aku juga akan seperti itu, apa yang kulakukan tidak ingin membuatnya marah, aku harus melaksanakan kewajibanku!"   "Apa yang akan kau lakukan?"   Tong Ling melotot, matanya penuh dengan kobar permusuhan.   "Apa yang akan kulakukan itulah kewajibanku, tidak ada hubungannya denganmu!"   "Apa yang akan kau lakukan, aku juga bisa melakukannya!"   Kata Tong Ling. Pei-pei menatapnya, diam-diam dia mundur ke sisi Wan Fei-yang, kemudian membalikkan tubuh memunggungi Wan Fei-yang. Sewaktu Tong Ling melihat perbuatan Pei-pei, dia tampak bengong, kemudian berteriak.245 "Apa maksudmu?"   Reaksi Tong Ling membuat Wan Fei-yang merasa aneh.   Pei-pei tidak menjawab, dia membalikkan tubuh, kedua tangannya terjulur ke bawah lalu diangkat, baju atasnya segera terlepas, muncullah dua buah gunung yang montok dan indah, putih seperti giok.   Ini benar-benar di luar dugaan Wan Fei-yang.   begitu melihat, dia segera mengalihkan sorot matanya.   "Inilah tugas seorang istri!"   "Kau tidak tahu malu!"   Pei-pei ingin mengatakan sesuatu. Wan Fei-yang segera membentak.   "Cepat pakai bajumu!"   "Wan-toako..."   Pei-pei masih ragu. Tong Ling menyela.   "Orang terpencil tidak berbudaya, tidak bisa berubah, gampang memperlihatkan bagian tubuh, sedikit rasa malu pun tidak ada!"   "Sekarang atau nanti sama saja, aku tetap akan menjadi istrinya..."   "Cepat pakai bajumu!"   Bentak Wan Fei-yang. Pei-pei mengambil kembali bajunya yang terjatuh. Kata Tong Ling.   "Kalau Wan-toako tidak menyukaimu, percuma saja kau berupaya dengan segala cara!"246 Sambil berkata dia mendekati Wan Fei-yang. Pei-pei merasa cemas, dengan tubuh telanjang dia segera mendekat dan ingin memeluk Wan Fei-yang. Wan Fei-yang selalu menoleh ke tempat lain, tapi dia masih merasakan Pei-pei mendekatinya. Dari sudut matanya dia melihat dada Pei-pei yang putih, dia segera bergeser sambil mengebutkan lengan bajunya. Pei-pei terbanting ke tempat tidur karena kebutan lengan baju Wan Fei-yang, dia merasa kesal karena disalahkan, air matanya pun mengalir keluar. Saat itu tiba- tiba dia melihat ada laba-laba beroman manusia. Laba-laba sebesar kacang kedelai tapi bukan berwarna hitam, melainkan berwarna putih keabuan dan hampir tembus pandang. Pei-pei segera termangu setelah tahu ada laba-laba beroman manusia, dia juga tahu apa kegunaan laba-laba jenis ini. Wan Fei-yang dan Tong Ling tidak melihat ada laba-laba itu, walaupun mereka melihatnya, pereka tidak akan terlalu memperhatikannya. Pei-pei mengenakan bajunya kembali, diam-diam melihat ke mereka berdua lalu menunduk dia berjalan melewati mereka, membuka pintu dan keluar dari kamar. Wan Fei-yang masih berdiri termangu. Begitu pintu tertutup, dia baru menghembuskan nafas panjang. Apakah masalah ini bisa diselesaikan dengan baik? Kalau tidak, apa yang harus dia lakukan?247 "Aku harus memberi pelajaran kepadanya agar kelak dia tidak akan membuat masalah yang memalukan!"   Kata Tong Ling.   "aku benar-benar tidak pernah melihat ada gadis yang tidak tahu malu seperti dia!"   Akhirnya Wan Fei-yang membuka suara.   "Dia hanya gadis polos, apa yang dia lakukan dan pikirkan langsung dilakukan, dia bukan gadis jahat!"   "Kakak dan gurunya saja orang jahat, apa yang disaksikan atau didengar adalah kejahatan..."   "Dia seperti apa, aku yakin kau bisa melihatnya sendiri!"   Kata Wan Fei-yang. Tong Ling terdiam sambil menggigit bibir. Wan Fei-yang melanjutkan lagi.   "Jumlah orang baik tidak banyak, kita mengenalnya, seharusnya kita menghargainya! "Aku tahu dia gadis baik-baik, tapi aku tidak terima..."   Tong Ling tidak meneruskan kata-katanya.   "Hampirilah dia dan hibur dia demi aku!"   "Kalau aku tidak setuju, kau pasti akan pergi ke sana, aku akan berusaha menasihatinya, tapi akibatnya seperti apa, aku tidak akan bertanggung jawab!"   Wan Fei-yang tertawa kecut.   Asal kedua gadis itu tidak saling menyerang, dia sudah merasa cukup puas.   Kalau perlu, mungkin dia akan pergi karena orang baik di dunia sudah tidak banyak, mengapa harus membuat mereka sedih?248 Tong Ling kembali dengan cepat, katanya Pei-pei tidak ada di kamarnya.   Wan Fei-yang tidak merasa terkejut, Tong Ling merasa karena terguncang maka Pei-pei pergi, setelah kemarahannya mereda tentu akan kembali.   Tapi semalam sudah berlalu Pei-pei masih tidak muncul.   Saat dia meninggalkan tempat ini saat itu adalah malam hari, tidak ada seorang pun yang melihatnya pergi, maka sulit melacak jejaknya.   Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Wan Fei-yang merasa bingung.   Waktu sudah semakin mendesak mereka harus mencari sendiri, terlambat sehari pun sudah tidak bisa.   Satu-satunya yang membuat tenang adalah ilmu silat Pei-pei cukup tinggi, selain itu dia mengerti ilmu guna-guna untuk menjaga dirinya, jadi tidak akan terjadi masalah.   Awalnya Tong Ling merasa sangat senang karena kepergian Pei-pei tapi setelah melihat Wan Fei-yang gelisah seperti itu, dia pun ikut terganggu.   Sebenarnya Tong Ling tidak berhati jahat, tapi begitu melihat Pei-pei mendekati Wan Fei-yang, rasa cemburunya segera muncul maka kata- kata yang keluar selalu terbawa emosi.   Laki-laki atau perempuan sulit terlepas dari fasa tertarik dan tidak bisa berjiwa besar dalam masalah cinta.   Saat ini Pei-pei sedang berada di sebuah kamar rahasia di sebuah tempat sembahyang.   Tempat sembahyang seperti ini banyak terdapat di wilayah suku Biauw tapi yang megah dan besar sangat sedikit.249 Tempat ini berada di salah satu tempat sembahyang, tempat ini dibangun dan diawasi oleh Sat Kao.   Di bawah tempat sembahyang itu ada sebuah terowongan rahasia dan bisa menembus ke sana-ke-mari.   Kalau Wan Fei-yang mempunyai banyak waktu, dia tidak akan sulit mencari Pei-pei dan akan menemukan tempat ini, tapi ruangan rahasia atau jalan rahasia tetap ada penghalangnya.   Ruangan rahasia atau jalan terowongan itu pasti mempunyai tempat masuk atau keluar, dan itulah celahnya.   Beng To dan Sat Kao berada di dalam sana untuk memulihkan luka-luka mereka, walaupun luka dalam Sat Kao sangat berat tapi setelah beristirahat dan berobat, dia sudah bisa berjalan dengan lancar dan tenaga dalamnya pun pelan- pelan mulai pulih kembali.   Dia terluka seperti luka biasa, asal ada waktu untuk beristirahat dia bisa cepat pulih.   Keadaan Beng To tidak sama, dia sangat percaya diri bahwa dia bisa menang, maka dia menyerang dengan sekuat tenaga, sehingga tenaga untuk menyerang sangat besar, maka tenaga balik Wan Fei-yang menyerang semua jalan darah di tubuhnya.   Memang nadinya tidak tergetar hingga putus, tapi luka akibat getaran tidak berbeda jauh dengan nadi yang tergetar hingga putus.   Tenaga dalamnya tergetar hingga terpencar, walaupun dia masih mempunyai sisa tenaga tapi tetap sudah tidak bisa berkumpul lagi.250 Sat Kao berusaha membuat tenaga dalamnya bisa berkumpul kembali.   Tapi dia tidak menjelaskannya dengan detail, dia berusaha menutupi keadaan sebenarnya.   Dia takut Beng To akan menelantarkan dirinya sendiri dan tidak berniat untuk maju.   Mencari orang sebagai pengganti Beng To, sama sekali tidak membuatnya percaya diri, tapi jika ada yang cocok dia tetap akan siap! Tapi selain Beng To rasanya tidak ada orang yang cocok lagi.   Beng To bukan hanya harapannya juga harapan dari Mo-kauw.   Apakah Mo-kauw bisa terkenal di Tionggoan? Semua harus melihat tekad Beng To.   Jadi selama masih ada sedikit harapan, dia tidak akan melepaskan, dia akan berusaha menolong Beng To.   Sampai saat ini luka Beng To sudah jauh lebih baik.   Sat Kao hanya khawatir Beng To akan patah semangat.   Ilmu Iweekang yang Beng To latih adalah ilmu Iweekang aliran Mo-kauw.   Sebenarnya dengan ilmu lweekangnya dia bisa mengobati lukanya, dan ilmu Iweekang Beng To kebanyakan didapatkan dari hasil Ih-hoa-ciap-bok.   Jika bisa mendapatkan orang yang cocok tidak sulit untuk memulihkan tenaga dalam-nya yang sudah lenyap.   Masalahnya Sat Kao sendiri juga terluka, jika ingin mencari seorang lawan yang mempunyai tenaga dalam kuat lalu dengan ilmu Ih-hoa-ciap-bok, digunakan oleh Beng To, dia tidak sanggup.251 Tapi Sat Kao berusaha dan melihat-lihat di mana ada pesilat seperti itu.   Akhirnya dia melihat Wan Fei-yang, Tong Ling, dan Pei-pei.   Diam-diam dia mencari kesempatan melumpuhkan Wan Fei-yang, tapi kesempatannya tidak ada, dia malah melihat Pei-pei masuk ke kamar Wan Fei-yang.   Pei-pei bisa mendekati Wan Fei-yang, kalau dia bisa membantu mereka meringkus Wan Fei-yang, itulah hal yang bisa membuatnya senang.   Sat Kao melepaskan laba-laba kecil berwarna abu keputihan.   Walaupun laba-laba itu kecil tapi merupakan bibit laba-laba langka, bisa mengirim informasi sangat tepat.   Begitu melihat laba-laba itu Pei-pei sudah tahu Sat Kao berada di sekitar sini, dia juga mengkhawatirkan luka Beng To, maka dia pun keluar mencari mereka.   Dari luar luka Beng To tampak tidak apa-apa, setelah Pei- pei melihat keadaan Beng To, dia merasa agak tenang dan ingin kembali ke sisi Wan Fei-yang.   SatKao mengijinkan dan mengemukakan permintaannya, agar sewaktu Pei-pei mendekati Wan Fei-yang menggunakan guna-guna untuk memikat Wan Fei-yang.   Pei-pei segera menggelengkan kepala, dia tidak lupa pada pesan Wan Fei-yang dan dia siap menunggu.   "Mungkin kau bisa bersabar menunggu tapi jangan lupa di sisi Wan Fei-yang ada Tong Ling..."   Kata-kata Sat Kao menggetarkan hati Pei-pei. Dengan penuh rasa percaya diri Pei-pei menjawab.   "Wan-toako tidak akan menyukainya!"252 "Kalau dia tidak suka, mengapa membiarkan gadis itu berada di dekatnya?"   Pei-pei harus mengakui kata-kata Sat Kao masuk akal, Sat Kao pandai menilai reaksi seseorang, dia berkata lagi.   "Gadis itu pintar bermain taktik, dia ingin mengusirmu dan merebut Wan Fei-yang dari sisimu!"   "Aku tidak akan gampang tergeser!"   "Tapi dia dengan segala upaya akan berusaha menggeser dan menyerangmu, apakah kau tidak sadar?"   Sat Kao menaruh curiga.   "Wan-toako adalah orang yang mengerti aturan!"   "Tapi mereka sama-sama dari suku Han, lebih gampang berkomunikasi. Jika ada masalah Tong Ling hanya butuh satu kalimat untuk menjelas-kannya sedangkan kau butuh 10 kalimat!"   Pei-pei mengangguk, Sat Kao berkata lagi.   "Aku melihat dia lebih pintar bicara dibandingkan denganmu, kalau kalian bersengketa yang kalah pasti dirimu, di depan Wan Fei-yang kau akan terlihat lebih jahat!"   Pei-pei memang tidak tahu seperti apa perasaan Wan Fei-yang, tapi setelah Sat Kao berkata seperti itu dia baru merasa khawatir. Sat Kao yang jahat sudah melihat reaksi Pei-pei, dia berkata lagi.   "Suku bangsa Han sangat menepati janji, apa lagi Wan Fei-yang adalah orang terkenal, jika dia telah menjanjikan sesuatu kepada Tong Ling. kau tidak akan mempunyai harapan lagi!"253 "Tapi..."   Pei-pei ingin mengatakan sesuatu.   "Masuk desa harus mengikuti aturan di sana, setelah keluar desa keadaan akan berbeda lagi, hal seperti ini bukankah sudah ada banyak contoh?"   "Tapi Wan-toako bukan orang seperti itu!"   Walaupun Pei-pei berkata seperti itu tapi nada bicaranya mulai sangsi. Sat Kao yang berpengalaman bisa melihatnya dengan jelas, dia berkata lagi.   "Kau siap menanggung resiko ini, aku tidak akan bisa membantumu lagi!"   Pei-pei berpikir sebentar.   "Apa yang harus kulakukan sekarang?"   "Aku sudah menjelaskannya bukan!"   "Apakah benar-benar harus memakai guna-guna?"   "Asal dia mengijinkanmu mendekatinya, itu sudah ada cukup, ilmu silatnya memang tinggi asal dia tidak waspada kepadamu, masukkan ulat ke dalam tubuhnya itu sebenarnya tidak sulit?"   "Aku tidak mengerti!"   "Guna-guna yang kau pilih semacam guna-guna yang bisa membuat dia lupa segalanya dan bisa membuatnya hidup sampai tua di perbatasan Biauw, untuk menemanimu seumur hidup!"   "Aku tidak mempunyai jenis guna-guna seperti ini..."   "Aku bisa memberikan kepadamu dan cara menguasai guna-guna ini tidak rumit!"   Akhirnya Pei-pei mengerti juga.254 "Setelah dia terkena guna-guna ini apakah dia akan terluka?"   "Tidak, hanya saja pola pikirnya menjadi sederhana, setelah itu dia hanya akan setia kepadamu!"   "Maksudnya, kalau aku tidak mau dia kembali ke Tionggoan, dia pasti tidak akan pulang ke Tionggoan?"   "Itu sudah pasti, selamanya dia akan tinggal di perbatasan suku Biauw!"   "Tapi dia pendekar terkenal di Tionggoan!"   "Seorang pendekar pasti akan berkelana dan kau tidak bisa seterusnya mengikuti dia, lebih-lebih sulit menerima jika dia ke mana-mana akan menabur cinta!"   Pei-pei menundukkan kepala. Sat Kao masih terus memutar lidahnya yang seperti tidak bertulang.   "Pertama, Tong Ling saja sudah cukup membuatmu kalang kabut, kalau ditambah dengan perempuan lain, seumur hidup kau tidak akan bisa hidup tenang!"   Pei-pei mengangguk.   "Kalau menyuruhnya tinggal di perbatasan Biauw, sangat tidak menguntungkan karena ilmu silatnya"   Sat Kao tertawa.   "Setelah terkena guna-guna pola pikirnya bisa kita kuasai, ilmu silatnya pun tidak terganggu, kau tetap bisa membuat ilmu silatnya maju, dengan ilmu silatnya yang tinggi itu seharusnya dia bisa berkembang di perbatasan Biauw ini!"   "Setelah itu apa yang harus kulakukan?"255 "Tentang dia kau yang mengaturnya, kau bisa membuatnya mengabdi kepada orang suku Biauw dan membuat kebaikan untuk orang suku Biauw!"   Sat Kao menarik nafas.   "Kalian suku Biauw selalu dianggap rendah oleh suku Han, setelah ada Wan Fei-yang yang berilmu tinggi di sini, dia pasti akan membantu kalian menaikkan derajat kalian. Semua itu asal kau bisa mengaturnya!"   Tampaknya Pei-pei mulai tertarik. Sat Kao melihatnya.   "Untuk kakakmu juga ada kebaikannya!"   "Apa kebaikannya?"   "Setelah Kokomu pulih, dia akan berjaya di Tionggoan dan tidak akan terkalahkan!"   "Ilmu silat Koko katanya sangat tinggi, tapi dia di bawah Wan-toako, kalau Wan-toako tidak berada di Tionggoan maka Tionggoan pasti akan berada dalam genggamannya!"   "Betul, Kokomu dari suku Biauw, di Tiong-goan atau di daerah Biauw pesilat tangguh sama-sama dari suku Biauw, bukankah itu adalah suatu kebanggaan bagi orang Biauw?"   Pei-pei terdiam, Sat Kao berkata lagi.   "Tidak perlu banyak berpikir lagi!"   Pei-pei masih terdiam.   "Demi suku Biauw, kau harus melakukannya!"   Pei-pei masih berpikir. Sat Kao sudah mengeluarkan sebuah kotak kecil dari balik bajunya dan berkata.256 "Kalau serangga biasa dengan ilmu lweekang Wan Fei- yang, sulit untuk masuk ke dalam tubuhnya, hanya dengan induk serangga ini..."   "Induk serangga?"   "Hanya dengan induk serangga ini baru berguna!"   Sat Kao membuka kotak yang terbuat dari batu giok, di dalamnya terdapat seekor ulat kecil transparan dalam keadaan telungkup! Sat Kao melayangkan kotak itu dengan pelan, induk serangga itu jatuh di atas telapak tangannya, dari luar terihat tidak ada keistimewanya, kalau tidak dilihat dengan teliti tidak akan bisa melihat keberadaan sesungguhnya.   Pei-pei pun terkejut.   "Apakah ini induk serangga yang tadi Suhu maksud? Sepertinya tidak ada keistimewaannya!"   "Jika kau ingin mendapatkan Wan Fei-yang dan hati Wan Fei-yang, induk serangga ini sangat berguna!"   Pei-pei melihat ke kiri dan ke kanan.   "Bentuknya sangat lucu!"   Bentuk induk serangga itu seperti diukir dari batu transparan, tidak buruk, sama sekali tidak menjijikan! Semakin dilihat Pei-pei semakin menyukai-nya, dia bertanya.   "Suhu, apakah induk serangga ini untukku?"   "Kalau kau mengambil untuk melayani Wan Fei-yang, silakan!"   "Melayani?"   Pei-pei mengerutkan alis.257 Kata-kata Sat Kao membuatnya merasakan aura permusuhan. Sat Kao sadar dia telah salah bicara, dia segera berkata.   "Maksudku dengan melayani sebenarnya adalah merawat!"   "Seperti apa merawatnya?"   Tanya Pei-pei.   "Biarkan dia memakan induk serangga ini, sepertinya tidak akan sulit bagimu untuk melakukannya!"   Kata-kata Sat Kao sangat ringan dan lembut! "Asal dia sudah memakannnya, dia akan menjadi milikmu, tidak ada yang bisa merebutnya dari sisimu!"   "Apakah Tong Ling juga tidak akan bisa?"   "Sudah pasti, siapa Tong Ling itu? Dia bukan orang penting!"   Terlihat sudut mulut Pei-pei terangkat dan dia tertawa.   "Orang yang lebih sulit dari Tong Ling masih sangat banyak!"   Kata SatKao.   "Sebenarnya dia tidak jahat kepada orang Biauw, dia hanya berprasangka, mungkin semua ini ada hubungan dengan kematian kakeknya!"   Pei-pei tetap mempunyai sisi baik.   "Walaupun bukan karena kakeknya, dia tetap akan memandang remeh kepada orang Biauw!"   Sat Kao tertawa dingin.   "Didepan matanya, kau tidak pantas berpasangan dengan Wan Fei-yang, walau pun dia sendiri tidak tahu apakah Wan Fei-yang suka atau tidak kepadamu!"   Pei-pei mengangguk, Sat Kao berkata lagi.258 "Tidak diragukan lagi Wan Fei-yang sangat menyukaimu!"   "Maksud Suhu..."   "Kalau dia tidak menyukaimu, dia tidak akan membiarkanmu ikut, yang pasti Tong Ling tidak suka karenanya, maka dia berusaha merusak hubungan kalian!"   "Betul seperti itulah Tong Ling!"   "Kalau begitu, tunggu apa lagi?"   Tangannya melayang. Induk ulat itu sudah dikembalikan ke dalam wadah. Ulat itu seperti bukan ulat hidup. Sat Kao menyerahkan kotaknya pada Pei-pei.   Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Menguasai induk serangga ini tidak perlu dengan benda khusus, cangkang kerang yang biasa kau pakai saja itu sudah cukup, setelah berhasil langsung bawa Wan Fei-yang ke perbatasan Biauw!"   "Masih ada banyak hal di Tionggoan yang harus dia bereskan!"   Pei-pei belum mau menerima kotak dari giok itu.   "Beng To akan membantu membereskan masalahnya, dia sudah menjadi orang Biauw! Dia harus mengurus masalah orang Biauw dulu!"   Sat Kao tertawa lagi.   "Kecuali kalau kau tidak menyukainya dan tidak peduli gadis lain mengambilnya dari sisimu, kalau tidak, kau tidak perlu banyak berpikir lagi, karena ini bukan masalah rumit!"   Sekali lagi kotak giok itu diserahkannya kepada Pei-pei, kali ini Pei-pei mau menerimanya.   Induk serangga itu tetap terlihat lucu, sampai sekarang Pei-pei tidak merasa jijik, semakin dilihat dia merasa semakin259 senang dan semakin suka, dia percaya induk serangga itu akan menghubungkan dia dan Wan Fei-yang selama- lamanya.   Dia memang tidak berpengalaman, dia tidak tahu bahwa dunia ini banyak terdapat orang jahat, dia juga tidak tahu seperti apa kehidupan di dunia ini, kecuali cinta masih ada banyak hal yang lebih penting.   Benda yang terlihat lucu dari luar, belum tentu benar- benar lucu.   Seperti semacam bunga yang ada di daerah Biauw bunga yang paling beracun.   Bunga itu berwarna-warni saat mekar dan sangat indah, siapa pun akan menyukainya, tapi jika ter-kena kulit akan membuat daging membusuk dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya.   Jadi begitu bunga beracun itu terlihat yang lain akan menghindarinya, karena dari luar terlihat jelas, tidak seperti induk serangga itu, dia akan men-dengar perintah dan setelah masuk ke dalam tubuh seseorang baru berguna.   Sampai sekarang Beng To tetap berpikiran, apapun harus diukur berdasarkan kepentingan suku Biauw.   Sat Kao melihat jelas hal ini, maka dia pun tidak tergesa-gesa.   Siapa pun Beng To, asal dia mengaku dia adalah murid dari Mo- kauw, itu sudah cukup.   Hanya Beng To yang bisa membuat Mo-kauw jadi terkenal, dia tidak peduli apa yang akan dilakukan Beng To.   Dia berada di daerah Biauw, dia mengerti sifat orang Biauw, ambisi Beng To sangat besar, tapi ada batas-batas tertentu, dia sudah lama menyayangkan hal ini.260 Mo-kauw dari barat akan membuat dunia kacau, tapi Beng To hanya ingin menguasai dunia persilatan saja, dia tidak akan melakukan masalah besar supaya dunia menjadi kacau dan bergejolak.   Bagi orang persilatan merebut kekuasaan adalah hal yang sangat membanggakan, tapi pikiran mereka terbatas.   Orang persilatan bisa berdiri terus.   Pemerintah jarang bertanya-tanya, asalkan sikap mereka tidak kelewatan.   Mo-kauvv berasal dari negari barat memiliki agama di luar bangsa.   Baru mulai ingin menguasai dunia persilatan, sebelum berhasil dia hanya berpikir semua baru dimulai, bukan hal yang aneh.   Keserakahan seseorang biasanya karena dia telah berhasil dan bertambah hebat.   Keserakahan Beng To belum cukup besar, begitu juga Sat Kao.   Maka di masa depan belum terlihat bahaya dari mereka.   Pengalaman Wan Fei-yang pun masih sangat dangkal, dia tidak bisa melihat kejadian sebenarnya, apa lagi Pei-pei.   Orang seperti mereka boleh dikatakan tidak berpengalaman, di dunia persilatan tidak banyak orang seperti mereka, tapi apakah sekarang dengan pengalaman dangkal tidak akan mengalami hal seperti ini juga? Orang harus bisa bertumbuh menjadi dewasa.   Di malam yang sama, tapi bagi Wan Fei-yang tidak sama, bukan karena malam ini dia sudah meninggalkan tempat orang Biauw, sehingga dia bisa kembali lagi ke tempat orang261 Han dan dia merasa akrab dan hangat, tapi dia malah merasa kebingungan sebab belum tentu dia bisa bertemu dengan Pei-pei lagi! Selama beberapa hari ini tidak terlihat Pei-pei, walaupun Wan Fei-yang selalu berhati-hati dan teliti dalam mencari.   Pastinya Tong Ling melihat sikap Wan Fei-yang yang berbeda, dia juga mengerti apa yang sudah terjadi.   Gadis ceroboh tapi dalam perasaan cinta dia menjadi sensitif, sebagai pesilat tangguh dalam senjata rahasia dia mempunyai mata jeli, perubahan sikap Wan Fei-yang tidak bisa lolos dari pengamatannya.   Sebenarnya Tong Ling tidak terlalu membenci Pei-pei tapi begitu melihat Pei-pei mendekati Wan Fei-yang, dia menjadi marah.   Selama beberapa hari tidak melihat Pei-pei, sebenarnya dia merasa khawatir, dia pernah merasakan kesepian dan kebingungan tapi begitu terpikir Pei-pei menghilang masih di daerah Biauw, tempat di mana Pei-pei sangat hafal, ditambah lagi dia adalah seorang putri, pasti tidak akan mengalami hal yang merepotkan, dia baru merasa sedikit tenang.   Dia ingin dengan alasannya mencoba menasihati Wan Fei-yang, tapi begitu melihat Wan Fei-yang seperti tidak bersemangat dan masa bodoh, api kecemburuannya segera muncul.   Kata-katanya yang sudah ada di depan bibir, ditelannya kembali.262 Pastinya semakin jauh dari wilayah Biauw, dia akan merasa semakin tenang, dia tidak percaya Pei-pei yang bertubuh lemah bisa mencari mereka sampai ke Tionggoan.   Dulu Tong Pek-coan selalu mengajarkan agar dia jangan salah perkiraan dan meremehkan musuh.   Di depan musuh dia tidak ragu-ragu lagi, dia melakukan semuanya dengan baik, tapi tetap saja dia meremehkan Pei-pei, karena dia tidak menganggap Pei-pei adalah musuh.   Dia tidak tahu dalam medan percintaan dan dalam medan pertarungan sebenarnya tidak jauh berbeda! Walaupun dia adalah seorang gadis, kadang-kadang karena perasaan cintanya dia akan menjadi kuat! Tapi Tong Ling sama sekali tidak berpengalaman, sampai sekarang laki-laki yang bisa membuatnya tertarik hanya Wan Fei-yang.   Sewaktu Pei-pei berada di sisi Wan Fei-yang, dia hanya ingin dia sendiri yang diperhatikan oleh Wan Fei-yang, makan atau tidur pun tidak enak.   Setelah Pei-pei meninggalkan mereka, dia baru merasa tenang, dia pun tidak mengganggu Wan Fei-yang lagi.   Malam ini sewaktu Pei-pei kembali, Tong Ling sudah tertidur dengan nyenyak.   Apakah ini malapetaka baginya atau malapetaka bagi Wan Fei-yang? Pei-pei sangat berhati-hati, dia berusaha tidak membuat Tong Ling terbangun, jadi dia tidak melewati kamar Tong Ling.263 Dia juga tidak mengetuk pintu kamar Wan Fei-yang, dia mendorong jendela di kamar Wan Fei-yang.   Wan Fei-yang segera terbangun, begitu melihat yang masuk adalah Pei-pei, dia malah bengong.   Tidak diragukan lagi semua ini di luar dugaan Wan Fei- yang.   Jari telunjuk Pei-pei segera diletakkan di mulut memberi isyarat agar Wan Fei-yang jangan bersuara.   Wan Fei-yang tahu karena di sebelah kamarnya adalah kamar Tong Ling, walaupun dia tidak bersuara tapi dia tertawa kecut.   Melihat Pei-pei telah kembali dia sangat senang, tapi begitu memikirkan masalah yang akan muncul kemudian, dia bingung lagi.   Dia sama sekali tidak menyangka kesulitan yang akan datang bukan dari Tong Ling, kesulitan ini bukan menyangkut masalah perasaan yang sedehana, melainkan suatu malapetaka.   Malapetaka yang akan langsung mengancam keselamatan nyawa nya.   Pei-pei seperti seekor kucing masuk ke kamar Wan Fei- yang, diam-diam menutup jendela, lalu masuk ke dalam pelukan Wan Fei-yang.   Waktu itu Pei-pei hanya menangis dan mata nya sudah berkaca-kaca.   Melihat mata Pei-pei tampak berkaca-kaca, tanpa terasa Wan Fei-yang memeluknya, dia sadar kalau dia sekarang264 mendorong Pei-pei jauh-jauh, itu adalah tindakan yang sangat kejam.   Wan Fei-yang tidak tahu berpelukan seperti ini bukan hanya dia saja yang terhanyut, Pei-pei pun bisa teijerumus dan keadaan tidak akan tertolong.   Pei-pei yang berada dalam pelukan Wan Fei-yang, terus mengeleng-gelengkan kepala, air matanya dengan cepat mengalir membasahi baju bagian dada Wan Fei-yang.   Sebenarnya dia ingin menangis sepuas-puasnya, tapi dia takut membuat Tong Ling yang ada di kamar sebelah terbangun.   Wan Fei-yang merasakan gejolak hati Pei-pei juga merasakan bajunya basah karena air mata Pei-pei, tapi dia tidak merasakan induk serangga itu.   Induk serangga itu sedang merayap keluar dari dalam lengan baju Pei-pei, sambil merayap warna tubuhnya mengikuti warna keadaan di sekelilingnya.   Induk ulat begitu kecil ditambah bisa berubah warna, benar-benar sulit dibedakan, apa lagi Pei-pei sedang menangis tersedu-sedu.   Ilmu silat Wan Fei-yang memang sangat tinggi, reaksinya pun cepat, jika saat itu ada yang menyerang dengan senjata rahasia atau dengan cara lain, dia tetap bisa menghadapinya, tapi jika serangan dilakukan dari pihak Pei- pei, belum tentu dia bisa menghindar.   Jika Pei-pei ingin membunuhnya benar-benar sekarang adalah kesempatan baik.   Tapi yang pasti, saat muncul aura265 membunuh, sedikit atau banyak, Wan Fei-yang pasti akan merasakannya.   Tapi sekarang yang dia rasakan hanyalah kekesalan hati Pei-pei karena disalahkan oleh Tong Ling.   Ternyata induk serangga itu sudah tahu apa tugasnya, dia meloncat dan merayap di tubuh Wan Fei-yang.   Posisi induk serangga itu saat meloncat atau merayap sangat aneh, seperti berubah menjadi binatang jenis lain.   Wan Fei-yang tidak melihatnya dia membelai rambut Pei-pei.   "Ke mana kau pergi selama beberapa hari?"   Begitu dia membuka mulut untuk bicara induk serangga itu berhenti merayap tapi tubuhnya akan menekuk, seperti anak panah siap meluncur keluar.   Waktu itu Wan Fei-yang sedang mengatakan 'ke mana', serangga itu sudah meluncur masuk ke dalam mulut Wan Fei-yang.   Perasaan Wan Fei-yang waktu itu seperti ada seekor nyamuk terbang masuk ke dalam mulutnya, dan tiba-tiba saja dia merasa ada bahaya menghampirinya.    Pendekar Bunga Karya Chin Yung Bintang Bintang Jadi Saksi Karya Kho Ping Hoo Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung

Cari Blog Ini