Ceritasilat Novel Online

Kembalinya Ilmu Ulat Sutera 9


Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying Bagian 9


Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya dari Huang Ying   "Aku curiga apakah di tempat ini ada orang atau tidak, dari tadi kau berteriak tapi sedikit reaksi pun tidak ada?"   Tanya Tong Ling.   "Pendengaranmu tajam, jika mereka bereaksi kau pasti segera akan tahu, berarti mereka berada di ruang rahasia, sama sekali tidak mendengar..."   Tong Ling menyalakan korek api, ruangan tiba-tiba menjadi terang, Pei-pei menutup matanya dengan kedua tangannya, tapi Tong Ling tidak merasa tidak nyaman, terlihat dia sudah biasa berlatih secara ketat, sepasang63 matanya bukan hanya jeli tapi juga bisa dengan cepat menyesuaikan diri dengan keadaan.   Butuh waktu sebentar Pei-pei baru terbiasa, Tong Ling baru bertanya.   "Di mana pintu rahasianya? Kapan kau baru akan membukanya?"   Pei-pei tertawa kecut, dia segera menyibakkan kain pembungkus kepala dan berjalan menuju tempat patung dewa, kemudian dia meletakkan kain di atas ukiran sebuah bola api! "Apakah itu adalah tombolnya?"   Pei-pei mengangguk.   "Kekuatannya harus tepat baru tidak akan mengeluarkan suara!"   Tadinya Tong Ling akan keluar, sekarang dia menarik kembali kakinya, Pei-pei berkata.   "Waktu kecil aku selalu berbohong kepada Suhu supaya bisa keluar saat Suhu sedang berlatih di kamar rahasia, begitu ada kesempatan diam-diam aku akan keluar! Karena takut ketahuan oleh Suhu dan Koko, maka aku keluar atau masuk bisa tidak mengeluarkan suara."   "Aku harap mereka lupa pada masalah ini dan tidak mengubah tombol masuk atau keluarnya!"   Kata Tong Ling.   "Sejak menemukan gua dengan banyak batu di tepi danau, mereka tidak pernah kemari lagi, kali ini kemari mungkin karena terpaksa, itu sudah terjadi beberapa tahun lalu, mungkin mereka sudah lupa!"   Kemudian Pei-pei mulai memutar bola api yang terukir di atas batu itu.64 Beng To dan Sat Kao memang tidak ingat dan tidak terpikir Pei-pei akan datang membawa bahaya bagi mereka berdua.   Beng To adalah kakaknya Pei-pei, Sat Kao adalah gurunya Pei-pei, hubungan mereka sangat akrab, jika Pei-pei menyukai Wan Fei-yang yang pasti dia tidak akan mencelakai kakak dan gurunya.   Karena mereka tahu Pei-pei adalah gadis baik dan jujur, mereka mengira Pei-pei tidak akan mendapatkan orang yang bisa membantunya! Pei-pei bisa mencari Tong Ling itu benar-benar di luar dugaan mereka.   Hanya beda satu hari, Wan Fei-yang sudah berubah seperti orang lain, wajahnya pucat, seperti tidak berdarah.   Tapi itu bukan karena kulitnya penuh dengan benang serat laba-laba.   Serat benang laba-laba itu terlihat sangat putih dan tembus pandang, tapi laba-laba hitam dan berkilauan malah terlihat menjadi abu-abu seperti Wan Fei-yang, mereka terlihat seperti mati, walau pun seperti itu tapi mereka masih tampak bergetar, terlihat masih bisa bergerak, tidak seperti Wan Fei-yang yang tidak bergerak sama sekali.   Semalam dia terlihat seperti orang idiot, malam ini dia seperti patung manusia, tidak bernyawa.   Beng To pun mengalami perubahan, kulitnya tampak mulai bercahaya dan terlihat berwarna putih keperakan.   Dengan saat dia pertama kali keluar dari kepompong kemudian menghisap banyak tenaga dalam dari banyak pesilat tangguh, terlihat lain sekali.   Pertama kali saat dia memecahkan kepompong dan keluar dari sana, kulitnya berwarna abu keperakan yang aneh, setelah menyedot65 tenaga dalam para pesilat berubah menjadi abu keperakan, sekarang terlihat berubah lagi.   Wajah Sat Kao tidak setegang tadi, tapi dia tetap memejamkan matanya, sepasang tangannya dengan teratur menepuk gendang.   Sejak kemarin malam hingga saat ini dia belum beristirahat sama sekali, dia sudah mencapai tarap sangat lelah.   Karena suara tepukan genderang laba-laba itu masih terus terlihat mondar-mandir, tapi laba-laba itu pun tampak sudah terlihat lelah.   Tujuan Sat Kao adalah membuat laba-laba itu terus merayap hingga memenuhi tubuh Wan Fei-yang, kemudian melalui benang laba-laba itu memancing keluar semua tenaga dalam Wan Fei-yang masuk ke dalam tubuh Beng To.   Dia selalu memperhatikan reaksi dari induk serangga itu.   Ternyata induk serangga itu senang hidup di dalam tubuh manusia, dia tidak peduli perubahan yang terjadi di dalam tubuh manusia, karena itu dia tetap tenang.   Setelah lama dia baru membuka kedua matanya untuk memperhatikan perubahan yang terjadi pada Beng To.   Beng To seperti berada dalam kepompong sutera yang dianyam dari serat laba-laba, setelah sehari semalam benang itu mulai berubah wama menjadi putih keperakan, hanya pada bagian tubuh Beng To, Benang sutera laba-laba yang menyambung ke tubuh Wan Fei-yang tadinya berwarna transparan dan terang sekarang mulai berubah warna menjadi gelap, perubahan ini tidak terlalu kentara, orang biasa tidak bisa melihatnya.66 Tentu saja Sat Kao memperhatikannya, jika Beng To memecahkan kepompongnya dan keluar dia akan tertawa sekeras-kerasnya.   Waktu semakin dekat dengan waktu Beng To memecahkan kepompong, apakah Pei-pei dan Tong Ling terlambat? Tong Ling dan Pei-pei tidak tahu dalam waktu sehari semalam telah terjadi perubahan begitu besar.   Setelah berhasil membuka pintu rahasia, mereka jadi terkejut sekaligus senang.   Sambil memberitahukan jalan rahasia kepada Tong Ling, mereka terus berjalan menuju kamar rahasia.   Di kedua sisi pintu rahasia terpasang lampu tempel, karena itu mereka bisa dengan cepat tiba di sana, apalagi Pei-pei hafal dengan jalan ke sana, mereka pun berjalan dengan santai.   "Mereka berada di sini,"   Kata Pei-pei.   "Apa gunanya suara genderang itu?"   Kedua tangan Tong Ling memegang senjata rahasia dengan erat lalu dengan tegang bertanya lagi.   "apakah suara genderang itu untuk mengusir serangga?"   Pei-pei mengangguk sikapnya tidak terlihat tegang maupun khawatir, hal ini membuat Tong Ling merasa aneh, dia tertawa dingin.   "Kelihatannya kau sama sekali tidak merasa khawatir."   "Suara genderang itu baru dimulai, begitu lembut dan pelan, kita belum terlambat mencegah!"   "Menyedot tenaga dalam butuh waktu yang panjang!"   "Aku tidak tahu begitu jelas, tapi seharusnya memang seperti itu, kalau tidak, kita tidak perlu bersembunyi di sini!"67 "Tapi itu kan sudah dimulai, mengapa suara genderang itu masih ringan dan kau tidak cemas?"   "Mereka baru mulai, ini sangat menguntungkan bagi kita,"   Pei-pei menjelaskan.   "tenaga dalam Wan-toako baru masuk ke dalam tubuh kakakku, dia tidak akan mengalami banyak kerugian, dia sudah dikuasai oleh suara genderang, hanya akan menerima aliran tenaga dalam, dia tidak akan menyerang kita, yang kita hadapi bukan hanya..."   "Bukan hanya gurumu saja, sekarang dia sepenuh hati memukul genderang untuk menguasai Wan Fei-yang, walaupun dia menguasai ilmu guna-guna tapi sulit untuk memperagakannya karena itu lebih mudah menghadapinya,"   Tong Ling segera berlari ke arah suara genderang itu. Sambil mengejar Tong Ling dari belakang Pei-pei berteriak.   "Hancurkan..."   "Menghancurkan genderangnya dulu, sekali dikatakan sudah cukup, aku bukan orang yang mudah lupa!"   Tong Ling tertawa dingin.   "coba kau memberitahu, kira-kira genderang itu diletakkan di mana?"   Setelah berada di depan ruang rahasia, Tong Ling melambaikan tangan memberi isyarat agar Pei-pei membuka pintu rahasia itu.   Kali ini Pei-pei lebih berhati-hati, pintu ruang rahasia lebih rumit, hingga terakhir saat pintu ruang rahasia didorong, tetap terdengar suara berderit, hal ini sudah diberitahukan dahulu oleh Pei-pei, karena sudah ada persiapan walaupun terjadi suara besar, Tong Ling tidak merasa aneh.   Dan pada waktu yang tepat dia berkelebat68 masuk, senjata rahasia berada di tangannya bersamaan waktu dilemparkan.   Ingatan Pei-pei benar-benar bagus, tapi dengan mata jeli Tong Ling dan keputusan yang tepat, dia bisa menguasai jarak dengan tepat.   Tenaganya tidak terganggu.   Sat Kao tidak tahu Pei-pei dan Tong Ling sudah berhasil masuk ke kamar rahasia, setelah pintu dibuka, dia masih tidak sadar, begitu matanya terbuka, gerakan memukul genderang segera berhenti.   Dia melihat Tong Ling yang berkelebat masuk dan melihat senjata rahasia di tangan Tong Ling yang berkelebat.   Tubuhnya langsung ambruk ke samping.   Ini adalah satu-satunya gerakan yang bisa dia lakukan, dia terlalu lelah.   Tapi dia sadar lihainya senjata rahasia itu.   Kalau pun senjata rahasia itu menyerangnya dan dia meloncat, tapi di tengah udara mungkin arahnya bisa berubah, tapi dengan keadaan nya sekarang, sulit untuk menghindari serangan senjata rahasia itu.   Dia melihat senjata rahasia itu tidak diarahkan kepadanya, melainkan untuk memecahkan genderangnya tapi tetap saja dia tidak bisa mencegahnya.   Gerakan menjatuhkan diri ke samping dilakukan karena terpaksa, terdengar suara senjata rahasia berdenting, lalu terdengar suara genderang pecah.   Perkiraannya tidak meleset, ketepatan dan kecepatan senjata rahasia menunjukkan senjata itu berasal dari seorang pesilat senjata rahasia yang hebat.   Setelah melihat yang datang adalah Tong Ling, maka dia tidak merada aneh dengan kelihaian senjata rahasianya.69 Beng To telah menceritakan kepadanya, saat Tong Pek- coan di akhir hayatnya sudah menyerahkan Tong-bun kepada Tong Ling.   Walaupun mereka mempunyai hubungan kakek dan cucu tapi kalau bukan karena ilmu senjata rahasia Tong Ling yang lihai, tidak akan membuat Tong Pek-coan memilih Tong Ling memimpin Tong-bun.   Membuat murid- murid Tong-bun percaya bahwa Tong Pek-coan memilih Tong Ling bukan karena dia cucunya.   Sehingga tidak memperhatikan masa depan Tong-bun.   Maka saat senjata rahasia dilemparkan, dia segera menegakkan tubuhnya dan genderang kecilnya segera terjatuh.   Bersamaan waktu itu hati Sat Kao terasa berat, datang pesilat tangguh di saat begini genting, akibatnya sulit dibayangkan, dia mati tidak masalah, tapi Beng To tidak boleh mati.   Genderang kecil itu terus memancarkan sinar, dilihat dari luar tidak jelas genderang itu terbuat dari apa, apalagi bentuknya sangat aneh.   Semua genderang di sisinya tidak ada yang terkecuali semua pecah karena terkena serangan senjata rahasia Tong Ling.   Ini benar-benar di luar dugaannya, akhirnya terpaksa dia mengeluarkan sebuah genderang dari balik baju bagian dadanya, genderang itu bernama 'Beng-ku' (Genderang nyawa).   Bagi orang yang menguasai ilmu guna-guna, setiap dukun pasti mempunyai sebuah benda yang menyangkut nyawanya, dan ada hubungannya dengan cara dukun itu menguasai ilmu guna-guna, seperti Sat Kao dengan genderangnya dia bisa menguasai serangga.   Benda yang70 menyangkut nyawanya adalah genderang kecil itu, biasanya genderang itu disebut jimat.   Bahan pembuat genderang ini berbeda dengan genderang lainnya.   Genderang kecil itu terbuat dari air liur beracun yang keluar dari berbagai macam jenis ulat dan serangga yang dipeliharanya.   Kemudian ditambah dengan berbagai jenis serangga dan ulat yang dimasak kemudian dijadikan kulit genderang, lebih tebal dan kuat untuk membuat rangka genderang, pembuatannya sangat rumit, ukuran genderang yang besar maupun yang kecil sesuai keinginannya.   Biasanya hanya sebesar kuku jari, karena hanya memakai beberapa jenis serangga untuk membuat genderang, tapi genderang yang sebesar milik Sat Kao sangat jarang.   Karena dia berlatih ilmu lweekang dari Mo-kauw dia terpaksa harus memelihara banyak ulat dan serangga.   Saat 'Beng-ku' dipukul mengeluarkan suara sangat aneh, itu bukan genderang biasa yang bisa mengeluarkan semua serangga dan ulat, tapi semua serangga dan ulat itu harus mengikuti alunan genderang Beng-ku, yang pasti saat ini kondisi Sat Kao terjepit dan nyawanya sedang terancam, biasanya dia jarang memakai Beng-ku, tapi jika sudah dipakai pasti akan berhasil.   Tapi saat ini keadaan sangat berbahaya.   Karena Beng-ku tidak sekuat genderang biasa, kalau tidak berhati-hati memukul, Beng-ku bisa pecah dan semua akan sia-sia.   Maka biasanya dukun selalu membungkusnya dengan benda yang keras agar tidak rusak.   Sat Kao pun seperti itu, membuat genderang agak besar mengeluarkan macam-macam suara untuk menguasai serangga-serangga dan ulat yang dipeliharanya.71 Di kamar rahasia itu hanya laba-laba yang dipakai oleh Sat Kao, tapi laba-labanya terdapat banyak jenis dan terlihat begitu aneh, maka Sat Kao harus memukul berjenis-jenis genderang, dengan cara seperti itu dia baru bisa menguasai berbagai jenis laba-laba itu.   Yang bernama 'Ku' adalah berbagai macam ulat beracun yang saling membunuh kemudian menyedot sarinya, yang paling kuatlah yang akan tersisa, yang paling sederhana pun hanya ada sekitar 2-3 macam jenis ulat dan serangga yang disatukan dan disedot sari-sarinya.   Seperti laba-laba itu sangat rumit, apalagi laba-laba beroman manusia.   Itu adalah serangga beracun yang jarang ada, karena dia sudah menyedot banyak sari dari serangga dan ulat lainnya.   Jika genderang pecah, laba-laba itu tidak bisa dikuasai lagi, walaupun tidak akan mencelaki Beng To tapi tenaga untuk menyedot tenaga dalam Wan Fei-yang pun akan hilang.   Di saat penting seperti ini, jika kurang sedikit ilmunya pun Beng To akan mengalami kegagalan total, pukulan ini mana mungkin bisa ditahan oleh Sat Kao! Maka tanpa ragu-ragu dia mengeluarkan 'Beng-ku'.   Beng-ku disimpan di sebuah tempat yang terbuat dari besi berbentuk seperti pipa.   Setelah kedua tangan Sat Kao menekan tombol, tutup dari wadah berbentuk pipa itu pun terbuka.   Sat Kao mengambil Beng-ku yang muncul dia segera menepuk Beng-ku itu, walaupun dalam keadaan terburu- buru tapi tenaga yang dikeluarkan untuk menabuh sangat pas.72 Suara genderang aneh segera memenuhi ruangan rahasia itu, laba-laba yang masih menempel di tubuh Wan Fei-yang terlihat bertambah gesit.   Tapi hanya sekejap 'Beng-ku' sudah pecah lagi oleh senjata rahasia Tong Ling, sebenarnya Tong Ling tidak tahu kegunaan Beng-ku itu.   Hanya saja dari sikap Sat Kao dia tahu kegunaan Beng-ku itu bagi Sat Kao, itu adalah jimat bagi Sat Kao.   Maka pertama yang dipikirkan Tong Ling adalah itu pasti suatu senjata sakti atau senjata yang sangat lihai, dan harus segera dihancurkan, maka senjata rahasianya segera melayang.   Tapi dia pun teringat janjinya kepada Pei-pei, tidak akan mencabut nyawa Sat Kao dan Beng To.   Maka dia mengarahkan senjata rahasianya ke arah Beng-ku, dia sangat percaya diri.   Reaksi lamban dari Sat Kao tidak bisa menipu Tong Ling, maka dengan keputusan jeli dan kecepatan yang tepat, semua senjata rahasia itu ditembakkan ke arah Beng-ku.   Sat Kao boleh tidak terluka, tapi Beng-ku baginya adalah benda penting.   Maka waktu itu tangannya diangkat untuk melindungi Beng-ku, dan senjata rahasia itu segera menembus telapak tangannya.   Lima buah senjata rahasia menembus telapak tangan kanannya dan senjata rahasia itu terus melesat ke arah Beng-ku.   Selain 5 senjata rahasia itu masih ada 20 senjata rahasia yang ditembakkan dari sudut berbeda.   25 butir senjata ditembakkan menuju satu sasaran yang sama, yaitu Beng-ku, mana mungkin Beng-ku tidak akan hancur? Sat Kao segera berteriak histeris, tangan kirinya menekan luka di tangan kanannya, dia seperti ingin menghentikan73 darah yang keluar dari luka itu.   Kali ini reaksinya sangat cepat tapi tetap kalah cepat dengan darah yang mengalir keluar, darah yang keluar seperti air yang menyembur.   Bersamaan waktu itu, laba-laba yang ada di tubuh Wan Fei-yang dan Beng To terlepas.   Dengan cepat mereka merayap ke arah Sat Kao, menyambut darah Sat Kao yang menyembur keluar.   Sepertinya laba-laba berwarna-warni itu adalah serangga yang menjadi parasit dan hidup di tubuh laba-laba itu, semua menyambung ke tangan kanan Sat Kao yang terluka, hanya sekejap darah sudah menghilang.   Darah merah dengan cepat berubah menjadi ungu kehitaman, laba-laba bergerak dengan cepat kembali ke tubuh Sat Kao.   Kejadian aneh berlangsung, waktu seperti berbalik, darah yang keluar seperti kembali lagi masuk ke tubuh Sat Kao.   Itulah darah Sat Kao, di sekeliling sana tidak terjadi perubahan.   Sebenarnya itu bukan darah, melainkan sekelompok ulat, setelah menyedot habis darah yang mengalir, mereka masuk secara berdesak-desakan ke dalam tubuh Sat Kao.   Sat Kao berteriak, semakin lama teriakannya semakin kencang dan memilukan, kedua tangannya terus menggapai- gapai, dia mencoba berdiri tapi lalu ambruk, di seluruh bagian tubuhnya seperti keluar asap, mata Tong Ling pun terlihat bingung.   "Suhu..."   Teriak Pei-pei.   Tapi Sat Kao tidak menjawab, dia sedang sangat kesakitan, tangan kanannya mulai membusuk.   Begitu pun daging di seluruh tubuhnya tidak terkecuali.   Bajunya mulai berlubang dan lubangnya semakin lama semakin membesar, terlihatlah tulang yang berwarna putih.74 Tong Ling bukan seorang yang penakut, tapi dia tetap merinding saat melihat kejadian di depan matanya.   Bagaimana dengan Pei-pei, apakah dia tidak tega melihat kejadian yang menimpa gurunya? Dia membalikkan tubuh dan tampak gemetar.   Baju Sat Kao dengan cepat sudah hancur.   Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Di balik bajunya terlihat tulang berwarna putih bukan hanya daging, organ bagian dalamnya pun sudah habis dimakan oleh serangga dan ulat-ulat.   Suara teriakan memilukan dari besar menjadi kecil, kemudian teriakan itu menghilang.   Tapi Tong Ling seperti mendengar bahwa hati Sat Kao menjadi tenang, akhirnya tubuh Sat Kao hanya tersisa tulang belulang.   Tulangnya berwarna ungu kehitaman.   Setelah agak tenang Tong Ling bertanya kepada Pei-pei.   "Apa yang terjadi?"   Pei-pei melihat tulang belulang gurunya kemudian merinding baru menjawab.   "Kau sudah menghancurkan Beng-ku yang merupakan jimatnya, maka serangga dan ulat-ulat itu terlepas kontrol sehingga mereka berbalik menyerang tuannya!"   "Beng-ku? Apakah itu genderang kecil yang terakhir dia keluarkan?"   Pei-pei mengangguk, Tong Ling tertawa dingin.   "Ternyata kalian yang sering memakai guna-guna ada kelemahan yang bisa membuat nyawa melayang!"   "Kalau keadaan tidak darurat, kami tidak akan menggunakan Beng-ku, demi Kokoku, guru sudah mengorbankan nyawanya, walau bagaiamana pun dia adalah guru yang baik!"75 "Apakah kau menyesal?"   Tanya Tong Ling. Pei-pei menundukkan kepala.   "Aku tidak menyangka akan berakhir seperti ini!"   "Tidak perlu menyayangi kematian orang seperti dia, tapi bagi kalian yang menjadi muridnya, kalian benar-benar telah kehilangan seorang guru yang baik!"   Hatinya lurus mulutnya bergerak cepat, apa pun yang mengganjal selalu diungkapkannya secara blak-blakan, dia membenci kelakuan Sat Kao, tapi dia juga mengakui Sat Kao adalah seorang guru yang baik! Kemudian dia berkata lagi.   "Orang yang mahir berenang mati di dalam air, gurumu juga seperti itu! Apakah kau yang menjadi muridnya masih berani memelihara serangga dan ulat untuk guna-guna?"   Pei-pei tertawa kecut.   "Jika sudah memeliharanya, tidak akan bisa berhenti, kecuali ada orang yang mau menerima mereka secara sukarela dan serangga-serangga itu bisa menerima pengganti tuannya juga harus melihat apakah orang itu sanggup menggantikan majikannya yang dulu, kalau tidak, semua hanya sia-sia saja!"   "Kalau begitu, kau akan menunggu serangga dan ulat yang kau pelihara berbalik menggigitmu, seperti yang terjadi pada gurumu?"   Pei-pei terdiam, mata Tong Ling berputar.   "Mengapa masih bengong saja? Cepat ke sana, lihat keadaan Wan-toako!"   Dia sendiri pun berjalan ke arah sana, Pei-pei mengikutinya.   Dia berjalan dulu di depan tapi baru beberapa langkah dia langsung terpaku.   Wan Fei-yang sudah berubah, semua serat dari laba-laba itu sudah terlepas, dan dia muncul dengan wajah aslinya,76 karena sudah tidak ada serat laba-laba maka wajahnya menjadi abu dan keriput, setiap saat seperti bisa mengelupas.   Sampai sekarang Pei-pei belum tahu apa yang telah terjadi.   Tong Ling pun bukan gadis bodoh, dia berteriak.   "Ini bukan awal..."   "Apakah kita sudah terlambat datang?"   Tanya Pei-pei.   "Wan-toako!"   Teriaknya Dia berteriak sambil berlari, tapi Tong Ling tiba-tiba membalikkan tubuh, bersamaan waktu senjata rahasianya sudah dikeluarkan, dia melempar kan ke arah Beng To, setiap butir senjata rahasianya penuh dengan tenaga dalam, lebih kuat dari saat dia melemparkan kepada Sat Kao, suara yang timbul di udara begitu besar hingga siapa pun jadi bergetar.   Walaupun Pei-pei dalam keadaan gugup dan gelisah, dia masih bisa melihat ke belakang dan berteriak.   "Jangan..."   Teriakannya belum selesai senjata rahasia dilemparkan ke arah benang dari sarang laba-laba yang melilit tubuh Beng To, seharusnya berhasil tapi benang laba- laba itu ternyata sangat liat, senjata rahasia yang begitu tajam tidak mampu menembusnya, malah berbalik mental ke arah Tong Ling kembali.   Kata 'jangan' baru diteriakkan Pei-pei, lalu dia melihat hasil dari senjata rahasia yang dilemparnya, dia tampak terpaku lagi.   Tong Ling memang merasa aneh tapi dia tidak kecewa, sebutir senjata rahasia yang berada di tangannya, segera dilemparnya, senjata rahasia itu sangat sederhana, tapi paling bermanfaat.   Karena tidak ada yang dipikirkan dan tenaga dalamnya terkumpul di dalam senjata rahasia ini,77 sehingga saat dilempar bisa membuat sebongkah batu hancur.   Tubuh Beng To adalah tubuh yang dialiri darah dan terdiri dari daging serta otot, mana mungkin bisa menahan serangan senjata rahasia yang begitu tajam? Tapi dia seperti tidak merasakan dan tidak bergerak sama sekali.   Senjata rahasia sudah sampai, terlebih dulu menyentuh benang laba-laba sepertinya akan tembus, tapi malah berbalik mental dan terjatuh ke bawah.   ooo * ooo78 BAB 10 Akhirnya Tong Ling jadi merasa terkejut, karena tenaga lemparannya sangat jelas tapi sedikit pun tidak berguna, bagaimana mungkin tidak membuatnya terkejut.   Tiba-tiba Pei-pei teringat sesuatu, dia berlari ke arah Tong Ling sambil berteriak.   "Tong Ling, cepat pergi dari sini... kalau tidak, tidak akan keburu!"   Mata Tong Ling tampak berputar.   "Apa yang kau katakan?"   "Tidak diragukan lagi, mereka berhasil sudah menghisap tenaga dalam Wan-toako, kita terlambat kemari!"   "Kalau kita terlambat, mengapa gurumu bisa mati karena senjata rahasiaku?"   Pei-pei menggelengkan kepala.   "Maksudku adalah, kakakku sudah menyelesaikan tahap terakhir, dia harus menunggu waktu yang tepat untuk memecahkan kepompong..."   "Kalau begitu sebelum dia memecahkan kepompongnya, aku akan membunuh dia terlebih dulu!"   Sepasang tangan Tong Leng-bolai memegang senjata rahasia dan berjalan ke arah Beng To. Sambil berlari Pei-pei berteriak.   "Lebih baik kau cepat pergi dari sini, kalau Kokoku sudah memecahkan kepompongnya..."   "Jangan banyak bicara..."   Dalam bentakannya Tong Ling tetap melemparkan senjata rahasia ke arah Beng To.   Tabir senjata rahasia sudah dilemparkan dari semua penjuru, kalau Beng To masih duduk di sana dan tidak bergerak, dia akan terkena oleh senjata rahasia Tong Ling.79 Setiap senjata rahasia menyerang tempat-tempat penting, tidak ada satupun yang meleset, dia benar-benar jago senjata rahasia yang tangguh, melihat bentuk tubuh Beng To, dia bisa menghitung dengan tepat tempat-tempat penting itu.   Kata-kata Pei-pei tertelan kembali, dia melihat Beng To, menurut perkiraannya, senjata rahasianya akan terpental kembali dan terjatuh ke bawah, tapi kali ini yang terjadi malah sebaliknya.   Semua senjata rahasia itu masuk ke dalam benang laba-laba, tidak ada satu pun yang terpental kembali.   Tong Ling yang memiliki penglihatan tajam dam bereaksi cepat, dia segera meloncat.   "Lihat, bukankah aku sudah berhasil!"   Pei-pei terpaku, hal ini terjadi begitu tiba-tiba, membuatnya tidak ada persiapan. Sekarang dia hanya bisa terpaku dan bengong. Tong Ling membalikkan tubuh.   "Aku pernah berjanji tidak akan melukai mereka, tapi kau sendiri sudah melihatnya, aku sudah berusaha, terpaksa..."   Dia belum selesai berkata, dia melihat sinar ketakutan di mata Pei-pei dan dari bola mata Pei-pei dia bisa melihat Beng To yang tadinya duduk sekarang mulai berdiri pelan- pelan.   Hal ini tidak mungkin terjadi, Tong Ling dengan perlahan menoleh ke belakang, Beng To memang sudah berdiri.   Senjata rahasianya masih menancap di benang laba-laba, di bawah sorotan lampu tampak terus bercahaya.   Apakah senjata itu hanya menancap di benang laba-laba dan tidak membuat benang laba-laba itu hancur? Belum lagi habisa berpikirannya, benang laba-laba yang menempel di tubuh Beng To berubah lagi, tadinya bercahaya80 perak, bersih, dan tembus pandang, pelan-pelan berubah menjadi abu, kemudian mengelupas.   Senjata yang menancap di benang laba-laba yang menempel di tubuh Beng To semua terjatuh ke bawah.   Tubuh Beng To tampak bersih, tidak terlihat ada bekas luka, berarti senjata rahasia itu memang hanya menancap di atas benang laba-laba, tidak ada ekspresi kesakitan, terlihat dari sudut mulutnya seringai, dan senyum senang, masih mengandung cemoohan.   Lama...   Tong Ling baru tersadar dan merasa terkejut.   Senjata rahasianya disiapkan di tangannya dan akan dilemparkan lagi.   Pei-pei yang berada di pinggir masih tampak terkejut dan tidak bersuara sedikit pun.   Pelan-pelan Beng To membuka matanya, saat itu di ruang rahasia seperti lebih terang dari sebelumnya, untuk pertama kalinya Tong Ling melihat sorot mata yang tampak begitu bercahaya, tanpa sengaja dia pun mundur selangkah.   Pei-pei seperti tersadar oleh sorot mata itu, dia berteriak.   "Tong Ling... cepat pergi..."   "Diam..."   Sampai sekarang terlihat dia masih keras kepala. Beng To tidak melihat ke arah mereka, dia memutar tubuhnya, dia melihat tulang belulang Sat Kao, kemudian dia merangkapkan kedua tanganya dan melakukan Pai.   "Terima kasih, Suhu, karena telah membantu muridmu mencapai tujuan, seumur hidup murid akan terus merasa berterima kasih!"   Dia pun melakukan Pai lagi lalu bersujud di tanah sebanyak 3 kali, sekarang Tong Ling baru melepaskan senjata81 rahasianya berturut-turut, senjata rahasia datang seperti hujan, seperti ada jala besar yang berkilauan, menutupi Beng To.   Beng To seperti tidak merasakan serangannya, dia berdiri, benang laba-laba yang terlepas dari tubuhnya, tiba- tiba melayang dan menganyam kembali, membuatnya berada di dalam jala dan dengan tepat bisa menahan serangan senjata rahasia yang dilepaskan Tong Ling.   Semua senjata rahasia yang dilemparkan tersangkut oleh benang laba-laba, seperti ditelan oleh sarang laba-laba itu tanpa bersuara.   Tong Ling melemparkan lagi senjata rahasianya, bersamaan waktu Beng To tampak berputar, sarang laba- laba mengikuti putarannya, terlihat seperti secarik jala terus melayang dan berputar, menyambut senjata rahasia Tong Ling.   "Kalau kau tidak pergi sekarang, tidak akan keburu lagi!"   Tidak menunggu Tong Ling menjawab, sambil berlari Pei- pei berteriak lagi.   "Kau bukan lawannya, tinggal terus di sini pun tidak akan ada gunanya, cepat tinggalkan tempat ini. Dan beritahu yang lain..."   Sebenarnya Tong Ling sudah tidak berani melemparkan senjata rahasianya lagi setelah mendengar teriakan Pei-pei, dia berpikir semua masuk akal, maka dia pun bersalto, berlari ke depan pintu.   Beng To tertawa, dia membawa sarang laba-laba itu dan terbang di udara, dia ingin menggulung Tong Ling yang masih berada di tengah udara, sarang laba-laba begitu kuat, tidak ada satu pun benang yang putus, benangnya seperti secarik kain sutera begitu lembut dan halus.82 Terlihat Tong Ling akan tergulung, tiba-tiba Pei-pei meloncat tinggi menyambut sarang laba-laba itu, dalam teriakannya dia pun tergulung oleh sarang laba-laba itu.   Tong Ling menoleh, dia mengerti maksud Pei-pei, tujuannya adalah agar dia mengambil kesempatan kabur dari tempat ini.   Maka dia segera menarik pintu rahasia.   Waktu itu terdengar suara kencang di udara, banyak senjata tajam dilemparkan ke atas pintu rahasia.   Semua senjata itu ternyata senjata yang terjatuh yang tadi dilemparkan oleh Tong Ling kepada Beng To.   Reaksi Beng To sangat cepat, melihat Pei-pei meloncat ke atas, dia tahu apa maksud Pei-pei, maka dia segera menggulung kembali tubuhnya, dia mengambil senjata rahasia yang terjatuh ke bawah dan melemparkan ke arah pintu rahasia, terlihat dia seperti tidak menggunakan tenaga besar tapi suara senjata yang terbang terdengar lebih besar dari pada yang dilemparkan Tong Ling.   Tong Ling melihat dari sudut matanya, terlihat senjata rahasia itu seperti bola api, terus terbang ke arahnya, kemudian menghantam ke arah pintu.   Karena tertumbuk senjata rahasia yang ber-bentuk bola api pintu rahasia segera menutup kembali.   Yang pasti lemparan senjata rahasia dari Beng To tidak sehebat Tong Ling, tapi karena tenaga dalamnya sangat kuat.   Maka senjata rahasianya sudah seperti sebuah bola besi, menghantam ke atas pintu, semua tidak sanggup ditahan oleh Tong Ling.   Pintu rahasia itu cukup kuat karena itu tidak sampai hancur.   Kalau tidak, dia bisa keluar melalui lubang dan kabur dari sana, tapi sekarang ini dia terkurung lagi di dalam ruang rahasia.83 Tentu saja dia terkejut, tubuhnya ikut meluncur menabrak pintu ruang rahasia.   Meski tidak sampai terluka, dia sudah tahu sampai di mana dan seperti apa kekuatan tenaga dalam Beng To sekarang, melihat senjata rahasianya yang terpaku di atas pintu dia tampak terkejut.   Karena senjata rahasia itu sudah berubah bentuk.   Mereka saling menempel dan berubah menjadi bola dari logam, separuh menancap di pintu, separuhnya lagi di atas pintu terlihat bersinar dan tidak satu pun yang terjatuh.   Tapi ada untung juga, senjata rahasia itu tidak terjatuh maka Tong Ling tidak sampai terluka karena senjata itu.   Setelah agak tenang, dia berusaha membuka pintu itu, kali ini pintu tidak bergeser sedikit pun, bukan karena telah terhantam senjata rahasia ber-bentuk bola melainkan sebelah tangan Beng To menahan pintu itu.   Tong Ling memang melihat kedatangan Beng To tapi dia datang begitu cepat, benar-benar di luar dugaannya.   Reaksinya bukan reaksi lamban, sebuah senjata rahasia masih berada di tangannya, diayunkan senjata itu memotong leher Beng To.   Beng To tertawa, dia melayangkan tangannya mengambil senjata rahasia itu dan mengayunkannya.   Tong Ling segera ikut bersalto dan terjatuh di tempat tadi di mana Beng To duduk bersemedi.   Pei-pei sudah berhasil keluar dari lilitan sarang laba-laba, dia segera menghadang di depan Tong Ling dan berteriak.   "Kau tidak boleh melukainya..."   Beng To melihat Pei-pei.   "Adikku yang baik, kalau aku mau melukainya, dia tidak akan hidup sampai sekarang?"84 Pei-pei tampak berpikir, benar juga dia segera berkata.   "Kalau begitu minggirlah, biarkan dia pergi dari sini!"   "Jika begitu, bukankah akan membuat semua kalangan persilatan tahu apa yang terjadi, dan mereka akan bergabung untuk melawanku?"   "Asal kau tidak pergi ke Tionggoan, mereka tidak akan mau jauh-jauh datang mencari ke daerah Biauw..."   "Kalau mereka tahu aku sudah membunuh banyak orang, mereka pasti akan datang kemari mencariku!"   Kemudian dia tertawa dan melanjutkan.   "walaupun mereka tidak mencariku, aku yang akan mencari mereka, lebih baik aku yang ke sana mencari mereka agar mereka tidak ada persiapan sedikit pun, dengan cara itu baru bisa menang!"   "Apakah benar kau ingin berbuat ulah di kalangan persilatan Tionggoan?"   Tanya Pei-pei.   "Pesan terakhir Suhu seperti itu mana mungkin aku sebagai murid tidak melakukannya, kalau tidak melaksanakannya mungkin Suhu tidak bisa tenang di alam sana?"   "Aku yakin tidak ada kebaikan apa pun yang bisa diperoleh!"   "Kalau kau tahu ada kebaikannya, kau tidak akan bergabung dengan orang luar untuk melawanku,"   Beng To menggelengkan kepala.   "tapi kau adalah adikku. Aku tidak bisa menekanmu..."   "Tong Ling adalah teman baikku..."   "Walau bagaimanapun tidak seakrab kau dan Wan Fei- yang!"   Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Pei-pei terpaku, dia menatap Wan Fei-yang, waktu itu juga Tong Ling berteriak.   "Kau tidak perlu memohon-mohon kepadanya!"85 Mata Pei-pei tampak berputar, tepat beradu pandang dengan Tong Ling, Tong Ling melambaikan tangannya.   "Jangan mengurusi masalahku!"   "Dia tidak bisa ikut campur!"   Beng To melangkah ke arah Tong Ling sambil tertawa. Pei-pei menghalanginya, dia berteriak.   "Biarkan dia pergi dari sini..."   Langkah Beng To masih belum berhenti, dia mendekati Pei-pei.   "Mengapa kau tidak melihat Wan-toako mu saja!"   "Bagaimana keadaannya?"   "Tenaga dan ilmu lweekangnya sudah berpindah ke dalam tubuhku, dia sudah berubah menjadi orang cacat!"   Memang semua itu berada dalam perkiraan Pei-pei, tapi setelah mendengar jawaban Beng To dia tetap terlihat terkejut. Beng To berkata lagi.   "Tapi kau bisa tenang, dia tidak mengalami bahaya yang pasti dia membutuhkan orang untuk mengurusinya, jadi kalian berdua selamanya bisa daerah Biauw dan tidak perlu khawatir dia akan meninggalkanmu!"   Pei-pei tidak bisa menjawab apa pun, dia hanya merasa terkejut melihat Beng To, Tong Ling yang di sisinya masih terus tertawa dingin.   "Lihatlah, karena kau, Wan Fei-yang yang kuat berubah menjadi seperti apa!"   Pei-pei berbalik melihat Wan Fei-yang, wajah nya terlihat pucat, Pei-pei benar-benar sedih.   Waktu itu Wan Fei-yang tiba-tiba menarik nafas, dia membuka kedua matanya melihat ke arah mereka, matanya tidak bercahaya, tapi sekarang tatapannya sudah tidak86 kosong dan mulai terlihat ada perasaan, terlihat ada kesedihan, tapi tidak ada pilihan lain.   Beng To menoleh, dia tertawa.   "Suhu sudah meninggal, induk serangga yang berada di dalam tubuhnya pasti akan kehilangan kendali, dia tidak akan tinggal di tempat yang dulu, dia akan menjadi benda tidak bertuan, kalau kau tahu bagaimana cara menguasai induk serangga yang ada di dalam tubuh Wan Fei-yang, kau akan tetap membuat Wan Fei-yang hidup dengan senang dan tidak akan jauh-jauh meninggalkanmu!"   Pei-pei menggelengkan kepala.   "Aku tidak akan melakukan hal seperti itu!"   "Apa yang kau sukai terserah padamu, tapi kau harus berhati-hati, induk serangga yang ada di dalam tubuhnya kalau tidak diatur dengan baik akan mendatangkan bencana!"   Pei-pei berkata sendiri.   "Suhu pernah memberitahu banyak rahasia induk serangga itu tapi juga menutupi banyak hal tentang ini!"   "Jangan salahkan Suhu, kalau memberi tahu banyak mengenai induk serangga itu, bagaimana dengan keselamatannya?"   Beng To tertawa.   "Dan dia juga melihat kita tidak berbakat dalam ilmu guna-guna, dan tidak sanggup memelihara induk serangga, banyak bicara pun percuma saja!"   Pei-pei menundukkan kepala.   "Seharusnya aku mengetahui banyak hal, ternyata tidak sederhana seperti yang kuperkirakan selama ini, tapi kata- kata Suhu seperti itu..."   "Jangan salahkan Suhu, dia melakukan itu karena aku. Walaupun kita kakak beradik muridnya, tapi kita juga harus87 mempunyai pilihan, terkadang dengan terpaksa harus mengorbankan orang lain!"   Pei-pei menarik nafas.   "Kau adalah Kokoku, kalau harus memilih, walaupun kemampuanku berada di atasmu, aku tetap akan memberi kesempatan kepadamu!"   "Adik yang baik, kata-katamu tadi membuat kakakmu tidak bisa bersikap galak kepadamu!"   Beng To tertawa. Pei-pei berteriak dengan senang.   "Kalau begitu, kau setuju untuk membiarkan Tong Ling pergi dari sini?"   Pei-pei benar-benar jujur dalam memohon, yang pasti Tong Ling mendengarnya, maka walau pun dia sangat keras kepala, waktu itu dia tidak sanggup berkata apa-apa. Beng To kembali melihat Tong Ling, dia menggelengkan kepala.   "Tadi aku sudah menjelaskan, aku tidak akan membiarkan dia meninggalkan tempat ini!"   Dia mulai melangkah lagi.   "Koko..."   Pei-pei terburu-buru menghadang kakaknya.   "Seharusnya kau pergi ke sana untuk melihat keadaan Wan Fei-yang, dia sudah berubah seperti apa!"   "Dia..."   Kedua tangan Beng To sudah menekan pundak Pei-pei terlihat dia tidak menggunakan tenaga yang berarti, tapi tubuh Pei-pei seperti terlempar, dia tidak terlempar ke mana-mana dia jatuh tepat di samping Wan Fei-yang.   Wan Fei-yang menatapnya, kesadarannya sudah kembali seperti semula, dia segera tahu apa yang telah terjadi, dia merasa sedih atas kemalangannya, tapi dia lebih mengkhawatirkan keselamatan Tong Ling.   Karena dia melihat Beng To tidak berniat baik.88 Dia melihat Pei-pei, dengan terengah-engah dia berkata dengan cepat.   "Bujuk kakakmu..."   Kata-katanya singkat, Wan Fei-yang membutuhkan waktu 3 kali lipat lebih banyak dari orang biasa baru bisa selesai bicara dan tubuhnya terasa lemas dan suaranya makin mengecil, Pei-pei harus menempelkan telinganya agar bisa mendengar dengan jelas.   Sewaktu Pei-pei akan menjawab, Wan Fei-yang tampak seperti kesakitan dan terguling ke bawah.   "Wan-toako..."   Teriak Pei-pei sambil mencengkeram pundak Wan Fei-yang. Wan Fei-yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu, wajahnya terlihat lebih muram lagi, keringat besar-besar keluar dari dahinya.   "Seharusnya dia tidak berbicara dulu, induk serangga itu sudah tidak memiliki tuan, suara kecil akan membuat serangga itu bergetar, kalau dia mati di dalam tubuhmu racunnya akan keluar, waktu itu nyawamu tidak akan tertolong lagi!"   Air mata Pei-pei terus mengalir, Beng To tidak meneruskan kata-katanya, tangannya terayun, 3 buah senjata rahasia disambutnya.   Ternyata diam-diam Tong Ling menyerangnya, tidak disangka walaupun Beng To sedang bicara dengan Pei-pei reaksinya begitu cepat dan lincah, tapi dia tetap tidak putus harapan, 3 buah senjata rahasia yang ada di tangan satunya sekali lagi dilemparkannya.   Mata Beng To tampak berputar, 3 senjata rahasia sudah berputar keluar, tapi bukan melesat kearah Tong Ling melainkan ke arah dinding di sebelah kiri.   Tapi 3 butir89 senjata rahasia Tong Ling tetap terbawa berputar terbang ke arah sana dan menancap ke dalam dinding.   Ini benar-benar seperti sihir, sebenarnya Tong Ling tahu tenaga dalam Beng To akan maju setahap, tapi dia sama sekali tidak menyangka akan maju seperti ini, karena itu dia terkejut.   Beng To tertawa.   "Aku tidak berniat jahat kepadamu, untuk apa kau melakukan hal seperti tadi kepadaku?"   Ucapan Tong Ling belum keluar, Beng To sudah berkata lagi.   "Dulu senjata rahasia dari Tong-bun tidak membuatku merasa terancam, apalagi sekarang! Apakah kau sudah lupa hal-hal yang terjadi di Tong-bun?"   "Menyedot tenaga dalam milik orang lain ke tubuhmu, apakah kau tidak merasa malu?"   "Aku anggota Mo-kauw, tentu tidak akan merasa malu!"   Jawab Beng To dengan santai. Tong Ling terpaku, Beng To berkata lagi.   "Aku tidak akan melukaimu, jadi kau bisa tenang, sebab aku belum pernah melihat gadis secantik dan semanis dirimu!"   Tong Ling merasa merinding dan bersamaan waktu Tong Ling mulai merasakan keanehan dari diri Beng To.   Beng To dengan bernafsu melihat tubuh Tong Ling dari atas sampai ke bawah, lalu dari bawah ke atas lagi.   Semua tempat dilihatnya walaupun Tong Ling tidak berpengalaman dan tidak mengerti, tapi dia merasakan niat Beng To yang tidak baik.   "Sejak bertemu denganmu malam itu, aku tidak bisa melupakanmu, dan terus terpikir mencari waktu untuk ke90 Tong-bun lagi untuk menemuimu!"   Sambil bicara Beng To mendekatinya, nada bicaranya aneh, seperti sedang bermimpi dan mengigau. Tong Ling terus melangkah mundur, dia jadi mengerti apa yang akan terjadi, ketakutan mulai menghantuinya, dia marah.   "Kau orang sesat, mau apa sekarang!"   "Aku ingin kau tinggal di daerah Biauw!"   "Tidak..."   Jawab Tong Ling singkat.   "Aku tahu untuk membuatmu tinggal di daerah Biauw hanya dengan satu cara!"   Dengan serius Beng To berkata lagi.   "aku akan memper-istrimu!"   Dengan terkejut Tong Ling menatap Beng To, dia sama sekali tidak menyangka kalau Beng To akan berkata seperti itu. Beng To berkata lagi.   "Menurut aturan suku Biauw, pertama kau harus orang Biauw, tapi aku tidak peduli..."   "Tapi aku peduli!"   Teriak Tong Ling.   "Kau khawatir orang tuaku akan marah kalau aku menikahimu? Aku tidak peduli pada mereka!"   Mendengar kata-katanya, rasa marah Tong Ling bertambah besar.   "Aku hanya mempunyai seorang kakek, tapi dia sudah meninggal karenamu!"   Beng To seperti tidak merasa bersalah.   "Kelak aku akan mengurusmu dengan baik, biar kakekmu di alam sana bisa merasa tenang!"   "Kau sembarangan bicara!"   "Apakah kau tidak menyukaiku?"   "Tidak perlu dibahas!"91 "Ilmu silatku sangat tinggi, sekarang sudah menjadi nomor satu du dunia ini!"   Beng To membusungkan dadanya.   "Ilmu lweekangmu hasil mencuri dari Wan Fei-yang. Ilmu silat hebat pun tidak menjadi kebanggaan, maka tidak perlu di besar-besarkan!"   "Di dunia ini siapa yang tahu rahasia ini?"   "Aku tahu! Bukankah itu sudah cukup!"   Tong Ling berkata dengan sikap meremehkan.   "kau adalah siluman sesat, kau masih bisa hidup berapa lama lagi... ingat di luar langit sana masih ada langit yang lebih tinggi lagi!"   Beng To menggelengkan kepala.   "Kelak, kalau kau sudah melihatku berjaya, secara otomatis kau akan lupa..."   "Kau bisa lihat!"   Beng To tertawa tergelak-gelak lagi.   "Ambil keputusan biarkan aku pergi dari sini!"   Kata Tong Ling.   "Tinggallah di sampingku, kau akan melihat seperti apa aku dengan jelas!"   Tong Ling tertawa dingin, 3 buah senjata rahasia sudah dilemparkan ke wajah Beng To, tangan Beng To terangkat menyambut, senjata itu, dengan tenang dan tanpa ragu-ragu berkata.   "Ilmu senjata rahasiamu sudah mencapai taraf tinggi tapi semua itu tidak membuatku merasa terancam!"   Tong Ling melemparkan lagi senjata rahasianya, Beng To tertawa.   "Apa yang telah kuputuskan tidak akan berubah, orang seperti diriku..."   "Aku benci!"   Teriak Tong Ling menyela.   "Tapi kau bisa menyesuaikan diri!"   Beng To terdengar sangat percaya diri.92 "Walau bagaimanapun di mataku kau adalah orang picik!"   Tong Ling tertawa dingin.   "mungkin kau adalah orang Biauw dan tidak mengerti bahasa Han apa yang disebut picik, karena itu kau bisa merasa bangga!"   Alis Beng To tampak berkerut.   "Aku tahu artinya tapi aku tidak menganggap kata- katamu!"   Tong Ling menggelengkan kepaka.   "Orang seperti dirimu tidak banyak, tapi begitu tahu kau adalah orang Biauw, aku tidak merasa aneh!"   "Suku bangsa Han selalu menghina suku Biauw, tidak disangka kau juga orang seperti itu!"   "Karena kau adalah orang Biauw jenis seperti itu!"   "Seperti apa!"   "Paling tidak tahu malu dan paling picik!"   "Apakah kau tahu di mataku kau seperti apa?"   Kata Tong Ling lagi.   "Seperti apa?"   Beng To tahu pasti jawaban-nya bukan kata-kata yang enak didengar, tapi dia tetap penasaran.   "Binatang!"   Tong Ling tidak ragu-ragu menjawabnya. Beng To terpaku, sepasang matanya menjadi terang, tidak diragukan lagi dia mulai marah.   "Kau tahu pasti apa artinya binatang, kalau binatang di mana pun tetap binatang, maka sampai kapan pun aku tidak akan memandangmu!"   Kata Tong Ling dengan marah. Dengan bengong Beng To menatapnya, lama baru bertanya.   Kembalinya Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Seharusnya kau tidak berkata seperti itu, paling sedikit kau harus berpikir dulu, mungkin saat sedang berpikir, kau masih memiliki kesempatan untuk melarikan diri!"93 Tong Ling berpikir, semua kata-kata Beng To masuk akal juga, dia berpikir lagi, rasa dingin muncul dari hatinya. Dia melihat Beng To lagi, akhirnya dia menatap mata Beng To yang dipenuhi dengan nafsu birahi dan terlihat sifat binatangnya, dia membentak.   "Kau..."   "Aku adalah binatang, jadi apa yang akan kulakukan tidak aneh!"   Tong Ling mundur selangkah, tiba-tiba dia bersiul, sejumlah senjata rahasia dilemparkan ke arah Beng To, tubuhnya pun menggulung, melewati bagian atas kepala Beng To, kemudian dia berlari ke arah pintu rahasia, kedua tangan Beng To tampak berputar, dengan tenang menyambut senjata rahasia, tapi tubuhnya bergerak bersamaan, dia mengejar Tong Ling dari belakang.   Tong Ling berhenti di depan pintu rahasia dan menarik pintu itu lalu berlari keluar.   Kali ini Beng To tidak melemparkan senjata rahasia tapi dia cepat-cepat berlari ke depan pintu rahasia dan menahan pintu rahasia itu dengan tangannya.   Tong Ling sudah melemparkan senjata rahasia nya, Beng To bersembunyi di balik pintu, dengan cara seperti itu dia bisa terhindar dari serangan senjata rahasia.   Pei-pei segera datang ke sana, baru saja dia mencengkeram tangan Beng To, Beng To sudah mengibaskan tangannya, Pei-pei melayang dan terjatuh kembali di sisi Wan Fei-yang.   Wan Fei-yang melihatnya, dia berniat memapah Pei-pei tapi tidak ada tenaga, tubuhnya lemas dan langsung ambruk.   Pei-pei bangun lagi dan sekali lagi berlari ke arah pintu rahasia itu, tapi Beng To sudah keluar dari pintu itu dan94 menutupnya kembali.   Dia mencengkeram pegangan pintu, dari celah dia memencet gagang pintu.   Beng To tahu pegangan pintu itu sudah rusak tapi dia tetap bisa selamanya membendung Pei-pei di dalam ruang rahasia, tentu saja dia tidak ber-maksud seperti itu.   Dia hanya tidak ingin Pei-pei mengganggu dan merusak hubungannya dengan Tong Ling.   Jika Pei-pei berniat membuka pintu itu dia harus menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam, baginya waktu itu cukup untuk mengejar Tong Ling.   Pei-pei mendengar suara pegangan pintu ditekuk, walaupun tidak bisa melihat apa yang Beng To lakukan di balik sana, tapi dia bisa menebak apa yang terjadi.   Dia tahu apa yang diinginkan Beng To, dia juga tahu bahwa sifat Tong Ling yang keras, kelak apa yang akan terjadi? Terpikir akan masalah ini, Pei-pei merasa cemas dan hanya bisa menangis.   Semakin cemas semakin tidak tahu bagaimana mengatasi masalah ini maka dia terus menggerak-gerakkan dan menggedor-gedor pintu itu, tentu saja semua itu tidak ada gunanya.   Kemudian dengan kepalan tangannya yang kecil dia memukul-mukul pintu, tapi tetap saja tidak ada gunanyna.   Wan Fei-yang tampak telungkup di bawah, dengan sulit dia berusaha membalikkan tubuh, dia melihat Pei-pei seperti itu, dia menarik nafas di dalam hati, dia sadar apa yang akan terjadi, tapi dia benar-benar tidak bisa berbuat apa pun.   Pei-pei tidak sengaja melihat ke arahnya, kemudian dengan cepat berlari ke sisi Wan Fei-yang, sambil meneteskan air mata dia berkata.95 "Wan-toako, apa yang harus kulakukan sekarang?"   Wan Fei-yang menggelengkan kepala.   "Tong Ling bersifat keras, itu sudah pasti..."   Nafas Wan Fei-yang terengah-engah.   "Walaupun kau pergi ke sana, kau tetap tidak akan bisa berbuat apa-apa."   Kata-katanya belum selesai, rasa sakit membuat daging di seluruh tubuhnya menjadi kram, air mata dan keringat dingin terus mengali, dia berguling-guling di bawah, suara gulingannya seperti mengganggu induk serangga itu maka induk serangga itu terus bergerak-gerak di dalam tubuhnya.   Pei-pei memeluk Wan Fei-yang sambil menangis berkata.   "Wan-toako, jangan bicara lagi, semua... semua gara- gara diriku..."   Wan Fei-yang tidak bicara lagi boleh dikatakan tidak ada reaksi apa pun, tubuhnya kaku, Pei-pei segera melihat Wan Fei-yang, terlihat kedua mata Wan Fei-yang terpejam, dia pingsan.   Dia mencoba meletakkan tangannya di depan hidung Wan Fei-yang, nafasnya terasa sangat lemah, tubuhnya pun dingin.   Kalau bukan karena masih ada sedikit nafas, siapa pun pasti akan mengira kalau dia sudah meninggal.   Kedua tangan Pei-pei mencengkeram Wan Fei-yang dan terus memanggil-manggil, tapi Wan Fei-yang sudah seperti orang mati.   Pei-pei berusaha menenangkan diri, sepa-sang matanya tampak terang seperti batu, sorot matanya melihat Wan Fei- yang, dia putus asa dan tidak bisa berbuat apa-apa.   0-0-096 Perasaan Tong Ling tidak berbeda jauh dengan Pei-pei.   Di belakangnya adalah dinding, di kiri dan kanan tidak ada jalan, tidak seorang pun yang bisa membantunya, jaraknya dengan Beng To tidak ada 10 depa, Beng To masih terus mendekatinya.   Tong Ling adalah seorang gadis yang teliti, sewaktu masuk kemari dia dibawa oleh Pei-pei, karena itu dia tidak memperhatikan keadaan sekeliling, sewaktu akan masuk Pei-pei sudah menggambar sebuah peta dengan sangat jelas, sekarang dia kehilangan arah, dia masuk ke jalan buntu.   Sebenarnya Beng To mengejar Tong Ling dengan buru- buru, membuat Tong Ling tidak bisa berhenti untuk melihat arah dan jalan.   Sekalipun dia mempunyai waktu, tapi Beng To sangat hafal dengan situasi di sana, dan dia menguasai ilmu sangat tinggi, Tong Ling tetap tidak akan lolos dari tangan Beng To.   Sepanjang jalan terdengar Beng To selalu tertawa, sekarang tawanya semakin terdengar, saat jarak mereka tinggal 7 langkah lagi dia pun berhenti.   Kedua tangan Tong Ling penuh dengan senjata rahasia, dia melotot melihat Beng To dan siap melemparkan senjatanya.   Walaupun senjata-senjata itu sama sekali tidak bisa membuat Beng To merasa terancam, tapi ini adalah satu- satunya harapannya.   Setelah Beng To melihatnya, dia tertawa lagi.   "Kalau aku menjadi dirimu, aku tidak akan menaruh harapan pada senjata rahasia ini!"   "Kalau kau mendekat lagi, senjata rahasiaku..."   "Senjata rahasiamu sudah beberapa kali membuktikan tidak bisa membuatku merasa terancam, kau adalah gadis97 pintar, mengapa selalu melakukan hal yang tidak berguna dan berulang-ulang?"   Tong Ling tertawa dingin.   "Senjata rahasia ini hanya tidak berguna untukmu saja!"   "Di sini hanya ada aku saja!"   "Benar, hanya ada kau seorang saja, tapi kau hanya seekor binatang!"   Kedua alis Beng To tampak berkerut.   "Apakah kau ingin dengan senjata rahasia itu menghadapiku seorang diri?"   "Dulu di Tong-bun, kau juga berjalan melalui jalan kematian!"   "Itu bukan jalan kematian!"   Kata Beng To tertawa.   "dengan kemampuan ilmu silatku, di dunia ini tidak ada jalan kematian bagiku!"   "Aku tidak tahu jelas, aku hanya tahu ada jalan kematian, jalan itu pasti jalan kematian!"   Beng To mengangguk.   "Seseorang kalau akan berjalan menuju jalan kematian, itu memang ada, aku pun tidak terkecuali."   "Kau masih muda, mengapa tidak menyayangi nyawamu sendiri?"   Tong Ling belum menjawab, Beng To sudah bertanya lagi.   "Apa yang tidak baik dariku? Apakah aku kalah dari Wan Fei-yang?"   Tong Ling tertawa.   "Tentu saja kau kalah, kau tanyakan kepada Pei-pei maka jawabannya pasti akan sama!"   "MaNa mungkin dibandingkan dengan jawaban Pei-pei, dia mempunyai hubungan yang akrab dengan Wan Fei-98 yang,"   Tiba-tiba Beng To bertanya.   "apakah kau juga mempunyai hubungan yang akrab dengan Wan Fei-yang?"   "Jangan sembarangan bicara!"   Wajah Tong Ling menjadi merah.   "Untung saja tidak ada!"   Beng To menghembuskan nafas lega.   "aku mengira Wan Fei-yang mempunyai jimat apa sehingga semua perempuan menyukainya..."   "Hanya orang picik dan tidak tahu malu dan pikirannya selalu kotor,"   Tangan Tong Ling terayun semua senjata rahasia dilemparkan keluar. Tangan Beng To kiri dan kanan terulur untuk menyambut senjata rahasia itu.   "Akhirnya kau menganggap aku manusia juga."   "Di dunia ini tidak ada orang seperti dirimu, dimarahi picik dan tidak tahu malu tapi kau masih bisa tertawa dan malah merasa bangga!"   "Ku kira kau akan mengerti isi hatiku!"   Tiba-tiba Tong Ling teringat sesuatu, wajahnya menjadi merah lagi, tangan terayun, senjata rahasia dilemparkan lagi.   Beng To membentak, kemudian kedua tangannya bergerak secara horisontal, semua senjata rahasia berganti arah, seperti bertemu dengan batu magnet yang sangat besar, semua masuk ke tangan Beng To, Tong Ling melihatnya, perasaan kecewanya bertambah lagi, tapi kedua tangannya tetap memegang senjata rahasia.   Kedua tangan Beng To dibalik, senjata rahasia yang tadi disambutnya dilemparkan kembali ke arah Tong Ling, teknik perubahanya walau tidak seperti Tong Ling tapi tenaganya stabil, kecepatan tiap senjata rahasia sama, hanya dari arah sudut yang berbeda.99 Senjata rahasia di tangan Tong Ling dilempar kan sangat tepat menuju senjata rahasia yang datang, sebutir pun tidak meleset.   Karena setiap kali senjata rahasia yang dilemparkan jumlah selalu sama, maka tidak ada yang meleset, terlihat kalau penglihatannya sangat tajam, caranya pun sangat tepat.   Kalau dia tidak mempunyai penglihatan atau cara yang tepat, dia tidak akan berani melemparkan senjata rahasia yang datang menyerangnya.   Kalau bukan karena latihan yang ketat, dia tidak akan berani menghadapi Beng To.   Dia sangat mengenal senjata rahasia, maka suara senjata rahasia yang menyerangnya terdengar oleh telinganya dan sadar dia telah tertipu.   Waktu itu Beng To sudah seperti seekor burung besar terbang melewati senjata rahasia dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas, dia menyerang Tong Ling, dia sudah tahu kelemahan Tong Ling.   Dia juga memperhitungkan reaksi Tong Ling maka dia menyerang di saat yang tepat.   Orang itu benar-benar mempunyai otak encer dan berbakat, Sat Kao mempunyai mata sangat lihai, dia tidak salah memilih penerusnya.   Dengan cepat kedua tangan Tong Ling sudah mencengkeram senjata rahasia lagi, reaksinya boleh dikatakan sangat cepat tapi jika dibandingkan dengan Beng To, gerakan Tong Ling masih lambat sedikit.   Dia melempar jatuh satu per satu senjata rahasia yang dilemparkan Beng To, butuh waktu dan pikiran maka reaksi Tong Ling bisa terlambat sedikit itulah alasannya.    Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Pendekar Satu Jurus Karya Gan KL Golok Sakti Karya Chin Yung

Cari Blog Ini