Bukit Pemakan Manusia 43
Bukit Pemakan Manusia Karya Khu Lung Bagian 43
Bukit Pemakan Manusia Karya dari Khu Lung Khong It hong tidak gusar, malahan katanya sambil tertawa. "Ucapan inipun bagus sekali, kita memang benar-benar berasal dari jenis manusia yang sama, wataknya sama, jalan pemikirannyapun sama, selanjutnya kita harus bersikap lebih mesrah lagi agar bisa hidup berdampingan beberapa tahun lebin lama !" "Bagaimana berdampingannya ?" Khong It-hong tertawa terkekeh-kekeh. "Gampang sekali, dulu kepandaian silatmu sangat lihay, tenaga dalammu amat sempurna maka setelah meminjam kekuatan Kiu yang-wan untuk menembusi jalan darah poan hiat ku maka selama hidup kau tak bakal dapat menandingiku lagi." "Saat itu kitapun harus saling bertukar panggilan lama, aku akan menjadi majikannya dan kau sebagai budakku, kita sama-sama terjun kedalam dunia persilatan untuk merajai kolong langit. bukankah begitu?" Mao Tin hong tertawa terbahak-bahak. "Haaha... haaah... aku tidak begitu, Khong It hong, aku rasa kau kelewat awal untuk berbangga lebih dulu, jangan lupa sekarang aku toh belum membantu untuk menembusi jalan darah poan hiat mu!" Khong It hong manggut-manggut. "Benar tapi sancu pun jangan lupa, bila kau berani mengingkari janji, belum tentu aku akan mati, tapi sancu pasti tak akan hidup terus didunia ini" Sekali lagi Mao Tio bnng tertawa terbahak-bahak, sekarang dia sudah merasa kalau tenaga dalamnya telah pulih kembali, tentu saja dia tak usah merasa takut lagi. Khong lt hong tidak bohong, diapun tahu kalau tenaga daIam yang dimiliki Mao Tin hong sekarang telah pulih kembali tapi diapun merasa punya pegangan, kecuali Mao Tin hong sudah bosan hidup dan ingin mencari kematian untuk diri sendiri... Tapi ucapan selanjutnya dari Mao Tin hong telah memotong jalan pikiran Khong It hong, bahkan membuatnya bergidik dan paras mukanya berubah menjadi pucat pasi seperti mayat. "Betul betul !" Selesai tertawa, Mao Tin hong melontarkan ke dua patah kata tersebut. Kemudian setelah tertawa dingin dengan nada yang menyeramkan ia berkata lebih jauh. "Khong It hong terus terang saja kukatakan kepadamu Pil Kui yang wan mu itu sama sekali tidak lohu telan, aku hanya memanfaatkan obat penawar racun pelepas tulang saja?" Ketika Khong It hong mendengar dengan terperanjat, Mao Tin- hong berkata lebih jauh. "Hm, kalau mengandalkan sedikit kemampuanmu itu lantas kau hendak mempermainkan lohu, heeeh, heeeh, masih selisih jauh sekali bocah bodoh, sekarang sudah waktunya bagi lohu untuk menganiaya dirimu !" Gemetar keras sekujur badan Khong it hong karena ngeri, katanya kemudian. "Tii.. tidak mungkin, aku... aku menyaksikan kau menekan pil itu..." Mao Tin hong merogoh ke dalam sakunya dan mengeluarkan pil Kiu yang wan tersebut lalu sambil diperlihatkan kepada lawannya, dia berkata. "Pentangkan mata anjingmu lebar-lebar dan perlihatkan ini dengan jelas." Khong It hong begitu dapat melihat jelas, segera mundur lagi beberapa langkah. Sekarang dia sudah berada dekat dengan anak tangga menuju ke loteng. Sambil tertawa seram Mao Tin hong segera berseru. "Khong It hong yang tak berguna, sekarang asal lohu menggerakan tanganku maka walaupun kau berada beberapa kaki jauhnyapun akan tertangkap juga, lebih baik bersikaplah lebih alim dan cepat berdiri baik-baik di hadapanku!" Khong It hong mundur lagi, tangannya sudah meraba diatas anak tangga. Sambil tertawa seram Mao Tin hong segera membentak. "Tampaknya sebelum melihat peti mati, kau tak akan mencucurkan air mata, baik, aku akan menyuruh kau rasakan kelihayanku!" Sambil berkata dia menyentilkan jari tangannya kedepan, segulung desingan angin tajam segera menyerang tangan kanan Khong It hong yang berpegangan pada anak tangga hingga kelima jari tangannya hancur berantakan. Khong It hong menjerit kesakitan, dia segera membalikkan badan dan sekuat tenaga melarikan diri keatas loteng. Tentu saja Mao Tin hong tidak membiarkan dia kabur keloteng, tubuhnya berkelebat ke-depan dan tahu-tahu sudah sampai dibelakang punggung Khong It hong, begitu dicengkeram dia segera melemparkan tubuh lawannya kesisi kanan meja baca dekat patung. Terlentang diatas lantai, Khong It hong menjerit kesakitan seperti babi mau dlsembelih, jeritan ngerinya kali ini berkumandang sampai diluar loteng sana. Sambil tertawa dingin Mao Tin hong berjalan mendekati Khong It hong, kemudian serunya. "Ayo cepat bangun!" Khong It hong meronta bangun dan mundur dengan ketakutan, ketika tubuhnya menyentuh patung manusia di belakangnya mendadak satu harapan melintas dalam benaknya. Pada saat itulah orang-orang yang berada diluar loteng telah berhasil mencapai diluar dinding ruang. Yang muncul tidak banyak, mereka adalah Sun Tiong lo, Bau ji Hau ji, Jin jin dan Mo Kiau jiu. Sebenarnya mereka tidak berniat mendekati tempat tersebut, tapi dua kali jeritan ngeri itu membuat mereka harus mendatangi tempat tersebut lebih awal. Dengan paras muka berubah hebat dan kening berkerut Mo Kiau jiu segera berseru. "Tidak menjadi masalah, Ji sauhiap, harap ikuti aku, mari kita masuk kedalam." "Masuk? Apakah masih ada pintu pintu lain?" "Ada, diloteng dan perkampungan ini, terus terang saja aku menguasainya penuh, sebab akulah yang membangunkan tempat ini sebagai tempat pertapaan seorang jago persilatan yang berilmu tinggi." "Agaknya majikan tua tempat ini mempunyai maksud lain, dia berpesan kepadaku agar membuatkan pintu rahasia lain tanpa diketahui oleh jago yang bertapa disini, dan hari ini..." "Baik, mari kita masuk!" Belum habis dia berkata, mendadak tangga berputar itu terangkat keatas dan muncul sebuah pintu rahasia, Sun Tiong lo sekalian tahu-tahu sudah berada di ruang dalam loteng itu. Mo Tin hong dapat mendengar pula suara bergesernya anak tangga, ketika dia berpaling dan melihat jelas kemunculan Sun Tiong lo sekalian, ia menjadi terperanjat dan untuk beberapa seat lamanya berdiri tertegun disitu. Disaat Mao Tin hong sedang tertegun itulah Khong It hong berteriak secara tiba-tiba. "Mao Tin hong hari ini kau sudah ditakdirkan untuk mampus..." Karena teriakannya itu, tanpa terasa Mao Tin hong berpaling ke belakang. Mendadak saja Khong It hong menggerakkan tangan kirinya menekan ikat pinggang patung manusia dibelakangnya. Dari mulut, mata dan hidung patung manusia tadi segera memancar keluar lima gulung pancuran air yang segera memancar ke muka. Kebetulan sekali Mao Tin hong berdiri di hadapannya dalam jarak tak sampai dua depa, dalam keadaan tak siap apalagi sedang gugup bagaimana mungkin dia dapat menghindarkan diri? Tak ampun lagi sekujur badannya dari kepala sampai kaki tersembur air tersebut. Tiba-tiba Mao Tin hong melompat-lompat sambil menutupi wajahnya dan lari kesana ke mari seperti orang gila, mulutnya berteriak-teriak dan menjerit seperti babi disembelih, kematian seperti ini tentu saja membuat semua orang tertegun. Yang memahami keadaan tersebut hanya Mo Kiau jiu seorang, sambil menggelengkan kepalanya berulang kali dia berkata. "Ia terkena air racun penghancur tulang, mustahil Mao Tin hong dapat hidup lebih jauh bahkan jenasahnya akan hancur tak berbekas." Ucapan itu memang tak salah, tak selang berapa saat kemudian tubuh Mao Tin hong telah berubah menjadi separuh badan ditambah separuh gumpalan air berbau busuk. Tapi Khong It-hong yang menyemburkan air beracun itupun tak dapat lolos dari kematian, tapi sebelum kematiannya dia sempat memberitahukan dimana Su nio berada, sehingga Mo Kiau-jiu pun dapat berkumpul kembali dengan putrinya. Sampai disini pula kisah "Bukit pemakan manusia" Ini, sampai jumpa dilain cerita. TAMAT Banjir Darah Di Borobudur Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Merdeka Atau Mati Karya Kho Ping Hoo