Raja Silat 56
Raja Silat Karya Chin Hung Bagian 56
Raja Silat Karya dari Chin Hung "Braak !" Dengan telak pukulan tersebut bersarang di pungggungnya membuat Liem Tou hampir saja tak dapat berdiri tegak. Tapi dengan adanya serangan ini pemuda she Liem pun jadi tersadar kembali, dengan rasa girang teriaknya. "Aaah ..' Oei Yap Loocianpwee telah datang, bagus ! bagus sekali, sudah jangan bergebrak lagi, aku benar-benar benar konyol, bukankah tahun ini adalah tahun bangkitnya kembali diri Oei Yap loocianpwee?? maaf ..maaf." Bayangan kuning itu tertawa terbahak-bahak, badannya segera berhenti bergerak dan muncullah seorang kakek tua berambut putih. "Bagaimana muridku lebih bisa dipercaya," Katanya sambil tertawa ringan. "Aku tidak membiarkan dia hidup dari pengawal barang lagi, setelah aku si orang tua melihat Cing- jie menikah, segera akan kubawa Oei Poh pergi, karena Heng san pay membutuhkan tenaganya" Mendengar kabar itu sudah tentu Liem Tou sangat gembira, mendadak ia berseru tertahan. "Eei.., Loocianpwee, nona Cing akan kawin dengan siapa??" "Kau jangan bertanya dulu, sampai waktunya kau bakal tahu sendiri!" Teriak Oei Yap Loojien seraya tarik tangan Liem Tou untuk diajak naik keatas gunung. Si siucay buntung serta si pengemis pemabok yang ada dibelakangnya kontan tertawa terbahak-bahak. "Haa haa baa., kalau sungguh sungguh begitu, kita bakal ikut minum arak kegirangan." Kedua orang itu dengan membawa serta kerbau segera berlari naik kegunung, setelah melewati sungai Kematian, menaiki Tebing Maut dan menyeberangi Jembatan pencabut nyawa sampailah mereka di Ie Hee San cung. Ketika itu keadaan dalam perkampungan Ie Hee San cung aman sekali berbeda dengan keadaan dahulu, pohon bunga- bungaan tumbuh disana sini pagoda loteng maupun bangunan terbesar dimana mana membuat si siucay buntung serta sipengemis pemabok terbelalak keheranan. Tiba didepan perkampungan pertama-tama Lie Siauw Ie, si gadis cantik pegangon kambing, Giok-jie serta Cioe Ling Bu yang menyambut kedatangan mereka untuk diantar masuk kedalam ruangan sebuah bangunan bercahaya emas, Pada saat itulah mendadak muncul Pouw Siauw Ling, menjumpai orang ini Liem Tou segera maju mencekal tangan pemuda itu erat-erat. "Siauw Ling heng, apakah lukamu telah semhuh ? dahulu siaute telah banyak berbuat kesalahan terhadap dirimu, harap kau suka memaafkan !" Pouw Siuw Ling yang sekarang lain dengan Pouw Siauw Ling dulu, saat ini ia sudah berubah bagaikan manusia lain. 'Urusan yang telah terjadi tempo dulu tak usah kita ungkap kembali, setelah menghadiri perkawinan adikku, aku segera akan mengasingkan diri digunung Soat san, sejak ini tak kembali lagi." "Aaakh!" Liem Tou berseru tertahan. ia tidak mengerti dan menaruh rasa keheranan Pouw Jien Coi, enci dari Pouw Siauw Ling ini tak diketahui olehnya gadis ini hendak kawin dengan siapa. "Ooouw..kalau begitu Kionghie dulu! entah enci Jien Coei akan kawin dengan siapa?" Serunya cepat. Pouw Siauw Ling termenung sebentar, lalu ujarnya. "Aku titipkan seluruh keselamatan, serta kebahagiaan adikku kepadamu!" "Benar! "sambung Oei Yap Loojien sambil tertawa. "Kau pun harus baik-baik menjaga Cing djie!". Selama hidup Liem Tou belum pernah memikirkan persoalan tersebut sampai disitu, mendengar ucapan kedua orang ini ia merasa otaknya mendengung dengan mata terbelalak dan mulut melongo dlpandangnya wajah Lie Siauw Ie serta si gadis cantik pengangon kambing. Melihat tingkah pola pemuda tersebut. kedua orang gadis itu bersama-sama tersenyum, Bibir Liem Tou bergerak ingin mengucapkan sesuatu. Lie Siauw Ie yang pintar segera putar biji matanya, mendadak ia maju menutup bibirnya sembari berkata lirih. "Adik Liem, pakailah sedikit otakmu, kau jangan menusuk perasaan enci Jien Coei serta enci Cing, mereka berdua sangat baik terhadap dirimu, kau jangan menyia-nyiakan rasa cinta yang mereka utarakan kepadamu, aku serta Wan moay ikut gembira atas perkawinanmu ini. Nah! meja upacara telah di siapkan, Pengantin perempuan telah berdandan. cepat pergi!". Saking tertegunnya Liem Tou tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, kebetulan waktu itu Oei Poh serta Oei Yap Loojien berada di belakangnya. sepasang mata mereka dengan tajam melototi dirinya tak beekedip. Liem Tou bergidik, teringat kembaii olehnya akan ucapan yang pernah diutarakan sewaktu berada di gunung Ciong Lay san, kini ia baru sadar dan akhirnya menganghguk. "Asalkan enci Ie serta adik Wan bersikap demikian kepadaku, aku Liem Tou sudah tentu akan menerima dengan tangan terbuka." Wajah Oei Yap Loojien, Oei Poh serta Pouw Siauw Ling pun mulai dihiasi dengan senyuman, mereka bersama-sama mengerumuni Liem Tou dan diajak masuk ke dalam ruangan. Suara ledakan mercon serta tabuhan gembrengan dengan cepat berbunyi gegap gempita membuat seluruh bukit serasa goncang dibuatnya. Ditengah sorak sorai para pendudak perkampungan Ie Hee San cung itulah Liem Tou berjalan masuk kedalam ruang upacara diiringi Pouw Jien Coei serta Siauw Giok Cing dibelakangya yang dibimbing oleh Lie Siauw Ie serta si gadis cantik pengangon kambing. Upacara perkawinan inipun berlangsung dalam suasana penuh kegembiraan. Ketika mereka selesai menjalankan upacara, meadadak terdengar si siucay buntung serta si pengemis pemabok berteriak keras; "Aakhh. ! suhu serta suheng pun ikut badir." Liem Tou sekalian segera putar badan dan menjatuhkan diri berlutut. "Tecu Liem Tou menghunjuk hormat kepada sucouw serta suhu!" Katanya penuh rasa hormat. Perlahan-lahan Lok Yong Li hiap serta Thiat Sie poa berjalan masuk ke dalam ruangan, sembari mengelus kepala Liem Tou pendekar wanita ini tersenyum dan mengucapkan selamat kepada cucu muridnya. Bersamaan itu pula Thiat Sie poa memberi wejangan, katanya. "Asal manusia berhati lurus, semua persoalan akan berjalan dengan lancar tanpa rintangan. Muridku! baiklah kau berjaga diri, aku serta Sucouw mu harus buru-buru kembali karena pelajaran belum kami selesaikan. Nah! selamat tinggal!" Bayangan manusia berkelebat lewat, tahu tahu kedua orang itu sudah lenyap. Liem Tou sekalian dengan berlutut menghantar kepergian mereka. Diikuti Oei Yap Loojien, Oei Poh serta Pouw Sauw Ling berpamitan, mereka pun mengucapkan kata kata perpisahan dengan Pouw Jien Coei dan Siauw Giok Cing. Dalam suasana gembira beberapa orang itu meninggalkan perkampungan Ie Hee San cung dibawah hantaran Liem Tou sekalian. Mulai hari itu Liem Tou dengan dikelilingi oleh istri-istrinya yang cantik, Lie Siauw Ie, si gadis cantik pengangon kambing, Pouw Jien Coei serta Siauw Giok Cing menetap di perkampungan Ie Hee San cung untuk melewatkan sisa hidupnya dengan gembira dan aman dibawah layanan Giok- jie dan Cioe Ling Cu yang telah angkat Liem Tou sebagai guru. Dengan demikian cerita "Lahirnya dedengkot silat" Pun kami akhiri sampai disini...- -TAMAT- Tiraikasih Websitehttp://kangzusi.com / Tiraikasih Websitehttp://kangzusi.com / Geger Solo Karya Kho Ping Hoo Karena Wanita Karya Kho Ping Hoo Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo