Pendekar Bego 5
Pendekar Bego Karya Can Bagian 5
Pendekar Bego Karya dari Can Diatas gardu-gardu batu masing-masing terukir sebuah huruf besar yang terdiri dari susunan batu, tulisan itu dicat merah darah hingga kelihatan menyolok sekali. Terbaca dari gardu kiri ke kanan, masing-masing tertera sebuah buruf besar yang berbunyi. "THIAN". "PEK". "CIOK" Dan "TIAN". Dalam gardu batu lain banyak yang beristirahat disitu, hanya empat buah gardu besar itu saja yang sepi, kecuali dua orang yang duduk. hanya seorang laki laki berbaju ringkas yang sedang menjura sambil mengucapkan selamat berpisah, laki-laki bercambang menyoren golok emas dipinggangnya, tubuhnya tinggi kekar, siapapun akan tahu kalau dia adalah seorang jago persilatan. Sudah sekian lama Ong It sin memperhatikan keempat buah gardu besar itu, tapi ia belum tahu juga apa manfaatnya, dia mulai berpikir. "semua orang beristirahat disini, kenapa aku juga tidak ikut beristirahat? Yaa, mereka suka berdesak-desak menjadi satu dalam gardu kecil, kenapa aku tidak beristirahat dalam gardu besar saja? orang orang itu memang goblok, ada gardu besar yang sedikit orangnya mereka tak mau yang dipilih justru gardu kecil yang pesuh sesak .... Huuh. dasar bego" Sesudah mengambil keputusan diapun berjalan menuju ke salah satu gardu, baru saja kakinya melangkah naik, dua orang yang duduk dalam gardu tersebut serentak bangkit berdiri dan memberi hormat kepada anak muda itu. Ong It sin tertegun, segera pikirnya. "Aneh, sejak kapan aku kenal dengan kedua orang itu? Kenapa dia menyapaku? Waah Jangan ..jangan salah melihat?" Dua orang itu kembali diperhatikan secara seksama, mereka telah berusia empat puluh tahunan, dan sudah pasti tak dikenalnya. Tapi lantaran orang sudah memberi hormat, terpaksa diapun harus membalas hormat. "Ada urusan apa sobat berkunjung ke bukit Tiong lam san ini?" Tanya salah seorang diantara dua laki-laki tersebut. Ong It sin melangkah masuk kedalam gardu dan duduk disebuah bangku batu, mendengar pertanyaan itu dia menyahut. "Aku datang ke bukit Tiong lam san ini untuk mencari orang" Kedua orang itu saling berpandangan sekejap lalu tertawa. "Engkau sudah naik ke atas gardu ini, tentu saja datang karena ada urusan dengan partai kami. Kami cuma ingin tahu, siapakah yang hendak kau cari ?" "ooooh, jadi setelah naik ke atas gardu ini berarti aku datang karena ada urusan dengan partai kalian?" Seru Ong It sin tertegun. "tolong tanya kalian dari partai mana? Masa kalian adalah orang orang Tiong lam pay?" Sekali lagi kedua orang itu saling berpandangan sekejap. kemudian dengan membesi serunya. "Hmmm .... Rupanya engkau adalah seorang bocah kemarin sore yang baru terjun kedalam dunia persilatan, ketahuilah ke empat gardu batu ini khusus disediakan partai Tiong lam pay untuk menyambut tamu tamunya, jika engkau merasa dirimu bukan orang persilatan, lebih baik tinggalkan tempat ini secepat cepatnya" Hawa amarah Ong It sin segera berkobar begitu mengetahui bahwa kedua orang tersebut adalah anggota partai Tiong lam, pikirnya. "oooh,jadi mereka adalah orang Tiong lam pay, yaa, siapa tahu kalau diaatara mereka terdapat pembunuh ayahku?" Maka dengan mata melotot dia berseru. "Dari mana kau bisa tahu kalau aku bukan orang persilatan?" "Kalau memang begitu, mau apa kau datang kemari:" Seru kedua orang hampir berbareng. "Hei, rupanya telinga kalian memang sedikit congek" Teriak Ong It-sin cepat. "kan sudah kuterangkan, aku datang kemari untuk mencari orang" "siapa yang kau cari?" Di wajah kedua orang, itu terlintas pula hawa amarah yang berkobar 000dw000 YANG kucari adalah musuh besar pembunuh ayahku, aku tidak tahu siapa namanya, pokoknya ayahku. mati ditangan orang itu dan orang itu adalah anggota Tiong lam pay kalian" Pada hakekatnya apa yang diucapkan Ong It sin merupakan perkataan yang sejujurnya, tapi bagi pendengaran orang lain, tak ubahnya ucapan tadi seperti ocehan seorang sinting yang sudah tak waras otaknya. Dua orang itu segera mendengus dan tidak berbicara apa- apa lagi, malah salah seorang diantaranya segera mengebaskan ujung bajunya kemuka. Segulung hembusan angin tajam langsung menyambar keluar dan menerjang keatas tubuh Ong It sin Termakan oleh pukulan angin tajam yang sangat kuat, tak bisa ditahan lagi badan Ong It siu terhuyung mundur ke luar, bukan begitu saja, bahkan dia baru berhasil menghentikan gerakan badannya setelah berada dalam semak belukar ditepi jalan sana. Gelak tertawa keras segera, berkumandang dari sekeliling gardu peristirahatan. rupanya orang orang yang sedang mengasoh disekitar gardu menjadi geli setelah melihat Ong It sin terlempar kebelakang. Namun Ong It sin tidak jera, begitu ia berhasil menjaga keseimbangan badannya, dengan cepat dia menerjang kembali ke muka sambil berteriak penuh kemarahan. "Bangsat keparat dari Tiong lam pay setelah membunuh orang kalian masih berani main kasar? Aku akan beradu jiwa dengan dirimu" Sambil berkata, dia lari ke arah gardu batu itu dan menerjang masak dengan garangnya. Akan tetapi, baru saja ia berada tujuh delapan depa dari gardu batu, kembali dua orang yang ada dalam gardu tersebut melancarkan dua buah pukulan dahsyat. Ong It sin segera merasakan timbulnya kembali selapis tenaga pukulan yang sangat kuat menghadang jalan perginya, sedemikian hebatnya kekuatan tersebuat membuat dia tak mampu maju ke depan walau setengah langkahpun. Tentu saja Ong It sin tidak menyerah dengan begitu saja, sambil berkaok kaok gusar, dia tetap ngotot untuk menerjang ke muka, kaki tangannya bergerak-gerak seperti orang gila, keadaaanya semakin kocak membuat orang orang disekitar sana bertambah geli dan tertawa berderai derai. Setengah harian lamanya Ong It sin berbuat sepcrti orang gila, akhirnya sewaktu usahanya untuk menerjang ke depan masih tetap mengalami kegagalan, diapun berteriak keras. "Hei, kalau berani hayo kita bergebrak saja, apa gunanya menggunakan permainan setan untuk menghadapi aku?" Serba salah kedua orang itu dibuatnya oleh sikap musuhnya yang tolol, keadaan mereka benar benar mengenaskan sekali, sebab mau tertawa tak bisa mau marahpun tak dapat. "Pergi" Bentaknya kemudian berbareng, Tiba-tiba mereka memperbesar tenaga serangannya, seketika itu juga tubuh Ong It sin terlempar ke udara oleh sapuan itu lalu menggelinding kearah luar. Masih mendingan kalau badannya bergulingan ditanah, saat itu Ong It sin bergulingan ditengah udara, bayangkan saja betapa mengerikannya keadaan tersebut. Saking kaget dan takutnya, untuk beberapa saat lamanya pemuda itu tak mampu mengucapkan sepatah katapun, pikirnya. "Celaka Aduh celaka ..... kalau aku sampai terbanting ke tanah, sudah pasti badanku akan remuk jadi perkedel" Karena takut, tak tahan lagi dia berteriak-teriak seperti babi mau disembelih ditengah udara, keadaannya bertambah kocak. membuat para penonton yang menyaksikan keadaan tersebut semakin tergelak saking lucu dan gelinya. Setelah melambung setinggi dua tiga kaki ditengah udara, tubuh Ong It sin mulai meluncur ke bawah, begitu cepatnya daya luncur tersebut membuat anak muda itu merasakan angin tajam menyambar lewat dari sisi telinganya, dunia jadi berpusing dan matanya menjadi berkunang kunang. Pemuda itu mulai membayangkan bagaimana akibatnya bila dia sampai terbanting ke tanah, niscaya, badannya akan menjadi perkedel makin dipikir hatinya makin ketakutan, diapun berteriak-teriak keras. "Tolong .... tolong aku bisa mampus kalau terbanting" Diantara sekian banyak orang yang hadir disekitar gardu, bukannya tiada jago persilatan yang ikut berada disana, seandainya salah seorang saja diantara mereka bersedia menyelamatkan jiwanya, untuk menolong Ong It sin bebas dari bencana bukanlah suatu perbuatan yang sulit ...... Tapi tak seorangpun diantara mereka berani berbuat demikian, sebab begitu sampai ditempat sini Ong It sin telah berkaok kaok dengan mengatakan akan membalas dendam bagi kematian ayahnya. Bayangkan saja kalau dia tidak memiliki ilmu silat yang tinggi, beranikah pemuda itu berkata demikian? Kalau toh dia memang memiliki ilmu silat yang lihay, masa tubuhnya akan dib iarkan terbanting ke tanah tanpa berusaha menyelamatkan jiwa sendiri? Sudah barang tentu mereka tidak menduga kalau Ong It sin pada hakekatnya adalah seorang manusia tolol yang sama sekali tidak memiliki ilmu silat apa apa, dia dapat berkunjung ke Tiong lam san tak lain karena terdorong oleh semangat setelah mengetahui babwa ayahnya mati terbunuh oleh anggota perguruan tersebut. Bagi si pemuda, dia hanya tahu membalaskan dendam bagi ayahnya tiitik, mengenai soal lain seperti mampukah dia melaksanakan keinginannya itu? Punyakah kepandaian silat sebagai bekal dari misinya itu? tak pernah dibayangkan sama sekali. Kelihatan tubuhnya sudah tinggal dua kaki dari permukaan tanah, makin panik dia menggerakkan tubuhnya makin cepat gerak luncurnya ke bawah, menanti badannya sudah tinggal dua tiga depa dari permukaan tanah orang baru merasa bahwa keadaannya sedikit tidak beres. Tapi keadaan sudah terlampau mendesak. untuk menyelamatkan jiwa, orang dalam keadaan sepcrti ini bukankah suatu pekerjaan yang terlalu gampang. Diam diam mereka jadi kaget bercampur tercengang, mereka mulai menduga duga orang gilakah pemuda itu? Dalam pada itu dua orang jago Tiong lam pay yang berada dalam gardu juga sedang berseru tertahan, mereka merasa tercengang dan tidak habis mengerti mengapa pemuda itu tidak melakukan perlawanan sama sekali setelah tubuhnya terlempar ke udara, bahkan yang lebih aneh lagi tubuhnya langsung meluncur lurus kebawah seperti orang yang sedang terjun bebas ...... Pada detik-detik terakhir yang mendebarkan itulah, mendadak terjadi suatu perubahan yang berada diluar dugaan Ketika tubuh Ong It sin yang meluncur kebawah tinggal beberapa depa saja dari permukaan tanah dan tampaknya benturan yang segera akan terjadi akan mengakibatkan tulang badan pemuda itu hancur berantakan, tiba-tiba muncul segulung tenaga yang amat besar menggulung lewat dari atas permukaan tanah. Gulungan tenaga besar itu muncul tepat pada saatnya, dalam waktu singkat kekuatan itu sudah berada tepat dibawah badan Ong It sin. Dengan tibanya angin pukulan itu, otomatis daya luncur badan Ong It sin yang amat cepat segera tertahan, dari meluncur kini tubuhnya melayang kebawah dengan enteng dan lambat. Seandainya Ong It sin adalah seorang pemuda yang cekatan, maka ketika badannya tersentuh oleh gulungan tenaga yang amat besar itu dia akan manfaatkan kekuatar tadi untuk melompat turun. Sayang Ong It sin sudah ketakutan setengah mati sehingga pikirannya menjadi buta, jangankan berpikir sampai ke situ, kekuatan untuk berteriak minta tolongpun sudah tak mampu lagi dilakukan ........ Lantaran itu, ketika secara tiba tiba muncul segulung kekuatan lembek yang menahan badannya, yang mana membuat badannya seperti terjatuh diatas tumpukan kapas yang empuk, Ong It-sin menjadi tertegun dan tak berkutik malah. Daya luncur badannya ke bawah sudah tertahan oleh kekuatan besar, kini badannya juga tak berkutik, serta merta badannya menjadi terhenti sama sekali ditengah udara, itupun masih selisih beberapa depa dari permukaan tanah. Baik tangan, kaki maupun badannya sama sekali tidak menyentuh tanah, sedang diantara badan dengan permukaan tanahpun hanya ada lapisan kekuatan besar yang tak bewujud dan tak diketahui oleh siapapun, jadi dengan begitu dalam pandangan orang lain seolah olah pemuda itulah yang secara sengaja telah menghentikan badannya di tengah udara. Adegan ini luar biasa, dalam waktu singkat semua suara manusia tersirap dari udara, suasana ini begitu hening, begitu sepi, tak kedengaran sedikit suarapun semua orang memandang kearah Ong It sin dengan sinar mata kaget bercampur keheranan Ong It sin masih belum merasa kalau perhatian semua orang tertuju kearahnya, dengan keheranan dan celingukan kesana kemari, lain teriaknya tertahan. "Wouw . Hening amat tempat ini ." Yaa, meskipun begitu banyak manusia yang hadir disekitar gardu tersebut, namun suasana menjadi hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun . .... Dengan begitu, yang terdengar sekarang hanya suara dari Ong It sin seorang, setiap manusia yang berada disekitarnya dapat mendengar suara itu dengan jelas. Tiba tiba Ong It sin merasakan sesuatu yang aneh, dan merasa badannya sedang berbaring disuatu tempat yang lembek. jelas bukan berbaring di atas permukaan tanah, ini membuat pemuda tersebut lantas berpaling dengan perasaan ingin tahu. Tapi begitu diketahui kalau badannya masih "melayang" Ditengah udara, dan selisihnya dengan permukaan tanah masih ada beberapa depa, jantungnya nyaris berhenti berdetak saking terperanjatnya, dia menjerit sejadinya. Karena dia menjerit sambil meronta. daya tanah yang menyangga badannya menjadi berlipat lipat kali lebih besar. Seketika itu juga Ong It sin merasakan munculnya suatu daya kekuatan yang sangat besar mendorong badannya keatas, badan yang pada dasarnya memang melayang diudara itu segera melambung tiga empat depa lebih keatas. Dengan terjadinya peristiwa ini, bukan saja Ong It sin sendiri menjadi terkejut, seluruh penonton yang hadir disekitar sana juga ikut menjadi gempar. sebagaimana diketahui, sebagian besar manusia yang berada dibukit itu adalah para peziarah yang datang ke Tiong lam san untuk bersembahyang, mereka merupakan kelompok rakyat biasa yang belum pernah menyaksikan ilmu "melayang diudara" Seperti apa yang disaksikan sekarang. Serta merta mereka semua pada berlutut sambil menyembah-nyembah, malah ada pula yang berteriak dengan menyebut pemuda itu sebagai pou sat hidup, dewa hidup dan lain sebagainya ...... Sementara itu Ong It sin yang terlempar kembali keudara setinggi tiga empat depa, dengan gugup dan gelagapan meronta ke sana kemari untunglah ia berhasil mencapai tanah dengan selamat. Dengan tibanya pemuda itu diatas tanah, tenaga yang menyangga tubuhnya pun ikut menjadi lenyap tak berbekas. Kemudian dengan sikap yang ketolol tololan dan celingukan kesana kemari, dan ikut mencari dimanakah dewa hidup yang dimaksudkan orang orang itu berada, tentu saja tak pernah disangka olehnya bahwa dialah yang telah dianggap dewa hidup oleh orang-orang itu. Suatu demonstrasi kepandaian yang luar biasa, paras muka orang orang Tiong-lam pay yang berada dalam keempat buah gardu kontan berubah hebat. Mereka semua terhitung jago jago persilatan kelas satu, baik pengetahuan maupun kepandaian silat yang mereka miliki terhitung sangat hebat, sudah tentu mereka tidak akan berpandangan seperti orang-orang lain yang mengangggap pemuda itu sebagai dewa hidup, Tapi kenyataan telah tertera didepan mata, dari ketinggian tiga kaki bukan saja pemuda itu tak sampai terbanting ke tanah, bahkan sebelum mencapai permukaan tanah tubuhnya dapat melambung kembali tinggi ke atas, sejak terjun ke dunia persilatan, belum pernah mereka saksikan ataupun mendengar tentang kepandaian sehebat ini. Sekarang mereka baru mulai berpikir bahwa Ong It sin, pemuda kebodoh bodohan yang berada dihadapan mereka pada hakekatnya adalah seorang jago persilatan yang berilmu sangat lihai. Paras muka mereka berubah semakln hebat. Terutama dua jago yang melemparkan tubuh Ong It sin ke udara tadi, perubahan wajah mereka amat mengenaskan, setelah saling berpandangan sekejap, dua orang itu buru- buru memberi hormat. "Saudara" Demiklan katanya. "kehebatan tenaga dalammu serta kesempurnaan ilmu meringankan tubuh mu sungguh luar biasa sekali, baru kali ini sepasang mata kami benar benar terbuka lebar" Agaknya dua orang itu tak bisa melukiskan kepandaian apakah yang telah didemonstrasikan Ong It sin tadi, maka mereka berdua hanya bisa mengatakan sebagai tenaga dalam yang hebat dan ilmu meringankan tubuh yang sempurna. Ong It sin masih berdebar jantungnya setelah kejadian barusan, rasa kaget dan ngeri yang mencekam perasaannya belum hilang, ketika mendengar pujian itu, dia malah menjadi tertegun. "Tenaga dalam yang hebat, ilmu meringankan tubuh yang sempurna? Kepandaian apa yang telah kugunakan barusan?" Sambil berkata selangkah demi selangkah dia maju kedepan menghampiri lagi gardu itu. Padahal apa yang dikatakan pemuda itu sangat jujur, sepotongpun tak ada yang merupakan kata-kata bohong, akan tetapi justru ucapan tersebut dinilai lain oleh orang orang dalam keadaan seperti ini, mereka semakin yakin kalau ilmu silat yang dimiliki Ong It sin benar benar sudah mencapai tingkatan yang tak terhingga. Suasana menjadi tegang kembali ketika orang-orang dalam gardu menyaksikan Ong It sin menghampiri mereka, dengan cekatan mereka memisahkan diri ke kiri dan ke kanan lalu sepasang telapak tangannya disilangkan didepan dada. mereka telah bersiap sedia merghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan. Ong It sin yang tolol masih belum merasakan betapa seriusnya keadaan waktu itu, dia masih saja menerjang masuk ke dalam gardu dengan langkah lebar. "Hei, aku ingin bertanya" Demikian teriaknya. "sebetulnya antara Tiong lam pay dengan diriku mempunyai dendam apa? Kenapa kalian bunuh ayahku? Hayo sekarang kalian musti membayar kerugian atas tewasnya ayahku ditangan kalian semua" Orang orang Tiong lam pay menyangka Ong It sin sedang menantang mereka untuk bertempur, karena mengira musuhnya berilmu tinggi, orang-orang tak berani gegabah, serentak enam orang yang berada di gardu-gardu lain ikut memburu ke gelanggang. Dengan demikian, jumlah mereka menjadi delapan orang. Dengan kepungan yang ketat mereka melingkari gelanggang dan mengepung Ong It sin di tengahnya, meski demikian, tak seorangpun yang berani turun tangan lebih dahulu. Sementara itu, seorang laki-laki berusia lima puluh tahunan telah tampil kedepan, lalu katanya dengan wajah serius. "saudara, sebenarnya siapa yang kau cari dari partai Tiong lam pay kami? Tidak mungkln bukan kalau kami semua anggota Tiong lam pay adalah musuh besar pembunuh ayahmu? Hmmm, Hmmm, aku lihat rupanya kau memang sengaja datang untuk mencari gara-gara" Ong It sin kembali celingukan kesana kemari seperti oraag kebingungan, sedang dalam hatinya dia berpikir. "Waah ..... aku tidak tahu siapa nama pembunuh itu, Bwe yau berdua juga tidak menerangkan sampai disitu, mereka cuma bilang pembunuh ayahku adalah orang Tiong lam pay, yaa, gimana sekarang? Apa yang orang itu katakan barusan juga masuk diakal, kalau aku tak bisa menyebutkan namanya. akankah dendam sakit hati ayahku tak dapat dibalas?" Berpikir sampai disitu, saking cemas dan gelisahnya hampir saja dia menangis. Tapi ingatan lain dengan cepat melintas dalam benaknya, dla berpikir begini. "orang bilang, ilmu silat yang ayahku lihay sekali, berarti hanya orang yang berilmu tinggi saja yang dapat membinasakan ayahku...,.yaa, benar Pasti jago paling lihay dari Tiong lam pay yang melakukan perbuatan itu" Dengan mata melotot besar dia lantas bertanya. "Aku ingintanya, siapakah diantara jago jago dalam Tiong lam pay yang memiliki ilmu silat paling tinggi?" "Empat jago lihay dari Tiong lam pay sudah termashur dimana mana, tentu saja mereka yang paling hebat" Pendekar Bego Karya Can di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Jawab orang itu. " Mereka adalah It lwe sangjin, ketua partai kami, lalu Ho hoa siancu (dewi bunga teratai) Liok Lui, Tui im kiam kek (jago pedang pengejar angin) Gi Hui serta Toa tue (si bungkuk) Go lang" Ong It sin yang berdaya ingat rendah tak mampu menghapalkan semua nama itu sekaligus, dia berteriak kembali. "Lantas, siapa kah diantara keempat orang itu yang memiliki ilmu silat paling tinggi?" "Tentu saji ciangbunjin kami yang mempunyai ilmu silat paling paling tinggi ?" Ong It sin segera tertawa terbahak bahak. "Haaahhh... haaahhh... haaahhh... nah, itulah dia" Serunya. "orang yang hendak kucari adalah ciangbunjin kalian" Sekali lagi paras muka kedelapan orang itu berubah hebat, kali ini mereka malah menunjukkan sikap yang kurang sabar. "Jadi kau hendak bertemu dengan ciangbunjin kami It lwe sangjin?" Tanya orang itu. "Betul" Ong It sin mengangguk. "aku hendak bertemu dengannya untuk membalaskan dendam bagi kematian ayahku, hayo cepat bawa aku untuk menjumpainya" Perlu diterangkan disini bahwasanya kedelapan orang itu terhitung jago yang sangat lihay lantaran mereka adalah murid murid kesayangan dari ke empat tokoh paling sakti dari Tiong lam pay. Dan keempat orang tokoh yang menjadi guru mereka merupakan jago jago yang sudah top dalam dunia persilatan, mereka sudah lama tak pernah mengembara atau munculkan diri dihadapan umum. Maka ketika delapan orang jago yang termashur pula namanya dalam dunia persilatan mendengar bahwa Ong It sin hendak bertemu dengan ketuanya, serta merta mereka mengalihkan perhatiannya ke wajah pemuda itu ...... Dalam pandangan mereka, Ong It sin pada hakekatnya adalah seorang pemuda yang tolol dan tak punya kemampuan apa apa, mereka sangat meragukan kemampuan lawannya dalam soal ilmu silat. Tapi prasangkanya terpaksa harus dihapus dari dalam benaknya dengan begitu saja, karena dengan mata kepala sendiri mereka menyaksikan bagaimana Ong It sin menahan tubuhnya yang sedang meluncur ke bawah setelah terlempar ke udara, untuk kemudian melejit kembali ke angkasa dengan gerakan yang indah. Mereka percaya kalau musuhnya tidak memiliki tenaga dalam yang sempurna serta ilmu meringankan tubuh yang sempurna, tak mungkin dan bisa mendemonstrasikan kehebatan tersebut. Atas pertimbangan alasan, meski beberapa kali mereka hendak turun tangan, niat tersebut dengan cepat ditekan kembali secara paksa ....... "Baik" Kata orang itu kemudian dengan suara dalam. "jika engkau hendak bertemu dengan ciangbunjin kami, mari ikutilah kami berdua". Sehabis berkata, bersama seorang lelaki jangkung dan berkelebat keluar dari gardu dan melayang hampir tiga kaki jauhnya dari tempat semula ....... "Berhenti" Cepat cepat oag It sin membentak nyaring. Karena dibentak, kedua orang itu segera menghentikan gerakan tubuhnya sambil berpaling. "Bukankah saudara hendak bertemu dengan ciangbunjin kami?" Katanya berbareng. "kenapa tidak ikuti kami berdua?" Ong It sin segera mendengus dingin. "Hmmm ... Jika engkau memang bermaksud untuk mengajak aku menemui ketua kalian, kenapa begitu cepat kalian berlarian? Yaa, kalau kalian berjalan begitu cepat aku pasti tak bisa menyusul, oooh atau mungkin kamu berdua hendak mempersiapkan siasat busuk untuk mencelakai ?" Bahwasanya Ong It sin itu goblok bisa terlihat dari gerak- gerik maupun caranya berbicara, tapi justru sekarang dia pura pura berlagak pintar, dan menyangka rencana busuk lawannya berhasil dibongkar olehnya, maka sehabis berkata, dengan bangganya dia melangkah keluar dari dalam gardu dengan tindakan lebar. Dua orang jago Thong lam pay itu cuma bisa melongo, sikap maupun tindakan dari Ong It sin telah membuat mereka menangis tak bisa tertawapun sungkan. Dalam sangkaan mereka, ilmu silat yang dimiliki Ong It sinjauh diatas kemampuan mereka, dan perbuatannya tersebut adalah suatu kesengajaan untuk mempermainkan mereka, maka dua orang jago itu tak berani banyak berbicara lagi. "Jika saudara merasa perjalanan kami terlampau cepat, baiklah, maka kita berjalan pelan pelan saja " Demikian katanya . Dengan langkah yang lebih lambat tapi tetap gagah, kedua orang itu meneruskan langkahnya menuju keatas bukit. Ong It sin kuatir kedua orang itu menggunakan siasat lagi untuk menjebaknya, cepat cepat dia mengikuti di belakangnya. Selama berada dalam perkampungan keluarga Li, dia memang sudah terbiasa melakukan perjalanan gunung yang sukar dan banyak naik turunnya. tapi sekarang setelah harus melakukan perjalanan dengan cepat, tak urung terengah-engah juga napasnya, dengan demikian terlihatlah dengan jelas bahwa pemuda itu sebetulnya tidak memiliki kepandaian apa-apa ....... Setelah berjalan sejauh dua li melalui jalanan yang lebar, tiba-tiba kedua orang itu berbelok memasuki sebuah jalan kecil yang kedua belah sisinya penuh dengan pepohonan besar. Jalan kecil itu lebarnya cuma tiga empat depa dan paling banter hanya bisa dilewati oleh dua orang yang berjalan bersanding. Dimulut lorong kecil itu terpancang sebuah tugu batu besar. diatas tugu batu itu tertera beberapa huruf yang berbunyi demikian. "Dengan ilmu silat mencari kawan, dengan kebajikan mengatur dunia". Ditinjau dari arti tulisannya, dapat diketabui bahwa selewatnya jalan kecil itu merupakan daerah terlarang partai Tiong lam, bila para peziarah biasa yang membaca tulisan itu, tentu saja mereka akan segera mengundurkan diri. Demikianlah, setelah Ong It sin masuk kedalam jalan kecil mengikuti dua orang jaga tersebut, suasana menjadi sepi dan hening, kecUali kicaUan burung dan hembusan angin, hampir tak kedengaran sedikit suarapun ..... Beberapa li kemudian, sampailah mereka disebuah tanah lapang yang sangat luas, diatas tanah lapang terdapat empat buah lonceng tembaga yang amat besar, keempat lonceng itu masing-masing digantung diatas sebuah pohon, dua orang jago duduk dibawah setiap pohon. Ketika Ong It sin bertiga tiba ditanah lapang, serentak delapan orang yang duduk dibawah pohon bangkit berdiri Dua orang yang mengiringi kedatangan Ong It sin tersebut, segera berseru dengan lantang. "Ada tamu dari jauh yang sengaja datang untuk menjumpai ciangbunjin, harap saudara bersedia membunyikan lonceng untuk memberitahukan kepada dia orang tua atas kedatangannya " Dua diantara delapan orang maju kedepan, lalu mengamati sekejap wajah Ong It sin, setelah itu katanya. "sudah lama ciangbunjin tidak menerima tamu, ada urusan apa saudara kemari? Harap diutarakan saja agar diselesaikan ditempat ini juga...." Dari nada perkataan tersebut, sudah terang mereka tak pandang sebelah matapun terhadap Ong It sin, mereka anggap kedatangan sipemuda paling-paling juga hendak memohon sesuatu dari Tiong lam pay. maka dalam anggapan mereka, kalau cuma permintaan saja maka merekapun dapat memberi keputusan. Betapa gusarnya Ong It sin mendengar perkataannya, segera bentaknya. "Ngaco belo siapa yang memohon sesuatu? Aku datang untuk membalaskan dendam bagi kematian ayahku, Pokoknya aku tak mau urusanku diselesaikan disini, aku harus bertemu sendiri dengan ketua kalian Baiklah,jika kau merasa keberatan untuk membunyikan lonceng, biar aku yang membunyikan sendiri" Sambil mengomel tangannya menuding kesana kemari seperti orang edan, malah badannya ikut menerjang kemuka. Pada saat itulah, empat buah lonceng besar yang tergantung diatas pohon berbunyi dengan sendirinya. "Taang ... Taaang... Taaang... Taaang" Sedemikian keras dan nyaringnya suara dentingan itu membuat telinga menjadi sakit bukan Ong It sin saja yang kaget, malah semua orang yang hadir disitu ikut terperanjat. Sudah barang tentu Ong It in tidak akan bisa menjawab bila ditanyai kenapa lonceng itu bisa berbunyi dengan sendirinya, tapi kecuali dia, orang lain mengira berbunyinya loceng lonceng itu adalah hasil perbuatan dari Ong It sin. Mereka menyangka ketika Ong It sin menggerakkan tangannya untuk menuding kesana kemari tadi secara diam diam ia telah mengerahkan hawa murninya untuk membunyikan ke empat buah lonceng tersebut, maka empat buah lonceng itu dapat berbunyi sendiri Empat buah lonceng mempunyai bobot yang berbeda, dengan bobot yang tak sama serta merta menghasilkan pula suara yang tak sama, karena itu dari bunyi suara lonceng yang bergema dibawah bukit, orang yang ada di atas gunung akan mengetahui siapakah yang dicari oleh pendatang tersebut. -000dw000- Jilid 5 KENDATIPUN demikian, diantara ke empat buah lonceng, yang paling entengpun mencapai bobot tiga ratus tujuh puluh kati, bila seseorang tidak memiliki tenaga dalam yang sempurna, tak mungkin lonceng itu bisa dibunyikan tanpa menggunakan alat pemukul. Tapi sekarang, Lonceng itu dapat berbunyi sedemikian nyaringnya, jauh lebih nyaring daripada dipukul dengan alat pemukul, kontan saja beberapa orang jago Tiong lam pay itu merasa terperanjat mereka tak berani lagi memandang enteng Ong It sin. Dengan air muka berubah hebat mereka berkata. "Kalau toh kau sudah membunyikan sendiri lonceng tersebut, baiklah hayo ikut kami, empat jago dari Tiong lam pasti akan menyambut kedatanganmu" Ong It sin tertegun. "Empat jago dari Tiong lam akan menyambut kedatanganku?" Pikirnya keheranan. Pemuda itu tak menyangka kalau bunyi lonceng itu menandakan salah satu dari ke empat jago lihay tersebut, dan sekarang empat buah lonceng berbunyi berbareng, tentu saja ke empat orang jago dari Tiong lam pay itu akan menyambut bersama. sesudah termenung beberapa saat anak muda itu berpikir kembali. "Walaupun It lwe sangjin terhitung jago paling lihay dalam Tiong lam pay, belum tentu dia adalah pembunuh ayahku, memang lebih baik kalau ke empat orang itu menemui aku bersama, sebab toh salah seorang diantara mereka berempat adalah musuh besarku" Pemuda ini terlalu polos pikirannya, dia tidak memikirkan bahwa Tiong lam pay bisa mempunyai sejarah selama puluhun tahun dalam dunia persilatan tentu, saja kepandaian yang mereka miliki cukup tangguh. "Itu lebih bagus lagi jika mereka mau muncul bersama" Serunya kegirangan malah. Dengan demikian maka dari dua orang yang membawa jalan, sekarang berubah menjadi sepuluh orang yang mengiringi si pemuda, Ong It sin mengikuti sendirian di belakang. Tak lama kemudian mereka sudah tiba didepan sebuah bukit, sebuah jalan bukit membujur jauh ke atas, dari atas bukit itulah kedengaran suara manusia yang bersahut sahutan. Diantara suara suara yang terdengar, ada yang bernada tinggi, ada yang bernada rendah, ada yang bernada tajam dan ada pula yang bernada berat dan penuh bertenaga. Ucapannya sama semua yakni. "Bila kedatangan saudara tak bisa disambut dari jauh, harap sudi dimaafkan" Ucapan itu datang dari atas bukit dan mendengung keempat penjuru, untuk sesaat Ong It sin merasa telinganya mendengung keras, hampir saja kemampuan untuk berdiripun tak ada, apa lagi untuk membalas ucapan tersebut. Perkataan itu dipancarkan oleh empat orang jago Tiong lam pay, waktu itu mereka masih berada dipunggung bukit, jadi masih jauh sekali jaraknya dari tempat Ong It sin berada sekarang. Ketika empat buah lonceng berbunyi berbareng tadi, empat orang jago tersebut mengira ada jago persilatan yang sangat lihay telah berkunjung ke bukit mereka, maka begitu muncul, mereka lantas mengirim beberapa patah katanya dengan hawa sakti Than gi cin khi. Dalam anggapan mereka, bila perkataan tersebut sudah diutarakan, maka baik kawan atau lawan yang datang, mereka pasti akan memberi jawaban, dan dari jawaban itulah mereka ingin mengetahui lebih dahulu siapa gerangan yang telah datang. Sayang mereka harus menghadapi Ong It sin yang tolol. jangankan memberi jawaban, sewaktu menangkap ucapan yang dipancarkan dengan hawa murni Thian gi cin khi saja ia sudah hampir tertelungkup. Semisalnya pemuda itu masih sanggup untuk memberi jawaban, walau tenggorokannya sampai pecah, suaranya belum tentu bisa mencapai ke punggung bukit, apa lagi mencapai pendengaran ke empat orang jago lihay tersebut ...... Karena itu ketika empat jago Tiong lam pay yang menunggu jawaban belum juga mendengar sesuatu mereka mulai keheranan, tak tahu siapa yang telah datang, merekapun tidak mengerti apa sebabnya orang itu tidak bersuara. Bukan keempat jago lihay itu saja yang tercengang, sepuluh orang yang mengiringi Ong It sin naik gunung juga tertegun oleb sikap tamunya, mereka saling berpandangan sekejap dengan perasaan tanda tanya, kejadian itu benar benar diluar dugaan siapapun. Ketika mereka mencoba untuk berpaling ke belakang terlihat Ong It sin masih mengikuti dibelakang mereka dengan tenang. Lama kemudian mereka sudah tiba diujung dari undak undak batu setelah melewati sebuah batu besar, didepan mata, terbentanglah sebuah tanah lapang yang luas. Diatas tanah datar hanya terdapat tujuh delapan batang pohon siong tua dibawah pohon siong yang penuh berakar besar itu terdapat batu batu persegi yang merupakan bangku alam. Setibanya diatas tanah datar itu, Ong It sin segera melibat ada empat orang duduk dibawah pohon siong Itu. Serentak ke sepuluh orang yang mengiringi Ong It sin memberi hormat kepada empat orang tadi, setelah itu mereka mundur ke belakang dan berdiri disamping dengan sikap yang amat menghormat. Dari sikap orang-orang itu, Ong It sin pun lantas menduga bahwa ke empat orang yang berada di hadapannya sekarang tak lain adalah empat jago paling lihay dari Tiong lam pay. Setelah berdiri tegak. dengan matanya yang jeli dia memeriksa orang-orang itu, diujung paling kiri adalah seorang kakek berambut putih yang mempunyai perawakan tinggi besar, orangnya gagah seperti malaikat, terutama sepasang matanya yang memancarkan sinar bagaikan sembilu. Disamping sang kakek adalah seorang perempuan yang berusia lima puluh tahunan, mukanya pucat kekuning- kuningan, tapi keren dan berwibawa, membuat siapapun enggan untuk terlalu lama melihatnya. Disamping perempuan itu adalah seorang lelaki setengah umur yang berdandan sebagai seorang sastrawan, dia menyoreng pedang dan berjubah amat sederhana. Akhirnya disamping sastrawan tadi ada seorang lelaki setengah umur yang gemuk pendek. kepalanya botak dan wajahnya kocak. membuat siapapun menjadi geli setelah melihat wajahnya. Setelah berada diatas tanah lapang, Ong It sin mengawasi empat orang lawannya tanpa berkedip. sebaliknya keempat orang itu juga mengawasi Ong It sin tanpa berkedip. Empat jago lihay dari Tiong lam pay bukan manusia sembarangan, kalau Ong It sin dapat mengelabuhi jago-jago lain. Dengan peristiwa yang dia sendiripun tidak memahami, maka tak mungkin baginya untuk mengelabuhi keempat orang jago ini. Hanya cukup dalam sekali pandangan saja, It-lwe sangjin sekalian sudah tahu kalau ilmu silat yang dimiliki Ong It sin hanya biasa-biasa saja, kalau tidak dikatakan hampir tak ada artinya. Pada mulanya mereka masih belum percaya, keempat orang itu mengira mereka sudah salah melihat, sebab tak mungkin seseorang yang tak memiliki ilmu silat dapat membunyikan lonceng sekaligus tanpa dihalangi oleh murid-muridnya. Akan tetapi walaupun mereka berempat sudah memperhatikan sekian lama. hasilnya toh tetap sama. Ong It sin sama sekali tak mempunyai dasar silat yang kuat, itu berarti juga bahwa pemuda itu tak mungkin bisa melakukan hal hal yang luar biasa. Akhirnya dengan perasaan tercengang ke empat orang mengalihkan sinar matanya ke arah sepuluh orang muridnya: Dewi bunga teratai Liok Lui yang paling berangasan segera menegur dengan suara dingin. "Apa apaan kalian ini?" Salah seorang diantara sepuluh jago itu segera menjawab. "Ji susiok, ilmu silat yang dimiliki sahabat ini lihay sekali, beberapa macam kepandaian yang dia demonstrasikan tak sanggup kami atasi, bahkan tecu sekalian tak tahu namanya, maka ketika dia bersikeras hendak menghadap susiok berempat, terpaksa kami harus menuruti keinginannya" Liok Lui si Dewi bunga teratai malah tertegun dibuatnya, cepat dia berpikir. "oh, apa yang terjadi? Kenapa bisa begitu?" Ong It sin sendiri juga termangu mangu, dia tak menyangka kalau dirinya dianggap lihay oleh orang orang itu. Lama lama sekali, ahkirnya diapun barteriak keras. "Hei, diantara kalian berempat, siapakah yang merupakan ciangbunjin dari Tiong lam pay?" "Lohu lah orangnya" Jawab It lwe sangjin "Kau ......." Hanya sepotong kata yang sempat meluncur ke luar, cepat pemuda itu membungkam kembali, sebab sulit baginya untuk melanjutkan kata katanya. Rupanya ketika mengucapkan kata-katanya, tanpa sadar dia telah menatap wajah It lwe sangjin tapi begitu matanya saling membentur sorot mata orang yang tajam seperti pisau, dia menjadi terkejut tanpa sadar badannya terhuyung mundur dan apa yang hendak diucapkan ikut tertelan kembali keperut. Lima langkah kemudian Ong It sin baru dapat berdiri kembali dengan tegap. walau begitu mukanya sempat berubah menjadi pucat: It lwe sangjin segera tertawa katanya. "saudara, kalau toh engkau sudah tiba disini apa lagi yang harus ditakuti? Hayolah, utarakan apa yang ingin kau katakan?" Selembar wajah Ong It sin berubah menjadi merah padam dan terasa agak panas, jengah sekali rupanya. setelah menarik napas panjang, dia bertanya. Pendekar Bego Karya Can di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Benarkah kau telah membunuh ayahku?" "Apa maksud dengan perkataan tersebut?" Tegur It lwe sangjin sambil mengernyitkan alis matanya yang putih. Menyinggung tentang kematian ayahnya, hawa amarah kembali berkobar didada Ong It sin, nyalinya juga ikut bertambah besar, dengan suara yang jauh lebih keras dia berseru. "Ayahku telah mati ditangan orang orang Tiong lam pay, maka kali ini aku datang untuk mencari musuh besar serta membalaskan dendam bagi kematian ayahku itu" Setelah mendengar perkataannya, suara It lwe sangjin malah berubah semakin lembut dan halus. "Siapakah ayahmu?" Tanyanya kemudian. "Ayahku adalah Kwan gwa tayhiap" Jawab Ong It sin sambil membusungkan dada. "dia lebih dikenal orang sebagai Kim to bu tek. Golok emas tanpa tandingan ong Tang thian" Begitu nama tersebut diutarakan, tiba-tiba terdengar dewi bunga teratai Liok Lui membentak keras, suaranya tinggi melengking dan amat menusuk pendengaran. Ong It sin merasakan telinganya mendengung keras, matanya menjadi berkunang-kunang dan kepalanya menjadi pusing. Setelah membentak nyaring, Dewi bunga teratai Liok Lui melompat bangun, ujung bajunya segera dikebutkan ke depan ........ "Weeess " Segulung tenaga serangan yang amat dahsyat menyapu tubuh Ong It sin dan membuatnya terlempar ke tengah udara. Pada hakekatnya Ong It sin masib belum mengetahui apa yang telah menimpa dirinya, tahu tahu dia sudah terlempar ketengah udara dan tampaknya tubuh itu akan terjatuh kedalam jurang " "Ji moay jangan" Mendadak It lwe sangjin membentak. Tubuhnya ikut melayang ke depan dan menerjang ketubuh anak muda itu ..... Hampir pada saat yang bersamaan, Tui im kiam khek (jago pedang pengejar angin) Gi Hui yang berdandan sastrawan ikut melayang pula ketengah udara Sungguh cepat gerakan tubuh dua orang itu, yang satu dari kiri yang lain dari kanan, dalam waktu singkat mereka sudah tiba disisi tubuh Ong It-sin lalu masing masing mencengkeram sebuah lengannya. Waktu itu tubuh Ong It sin sudah jauh meninggalkan tanah lapang dan sedang melucur ke dalam jurang yang dalamnya ratusan kaki itu, untung It lwe sangjin dan Hui im kiam khek bertindak cepat, sehingga selebar jiwanya dapat diselamatkan dari cengkeraman maut. Begitu tangan Ong It sin berhasil dicengkeram, mereka segera melemparkan tubuh anak muda itu kearah tanah daratan, setelah itu kedua orang tersebut baru menarik napas dan melambung lima enam depa di udara, kemudian sesudah berjumpalitan, dengan entengnya mereka melayang balik ke atas tanah berbatu itu. Ong It sin sendiri cuma merasakan tubuhnya digulung oleh sebuah tenaga yang maha besar, menyusul kemudian badannya kena dicengkeram dan dilempar keatas tanah, ketika kakinya dapat menyentuh bumi kembali, mimpipun tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa nyawanya baru saja lolos dari pintu neraka. Buru buru dia celingukan kesana kemari, ditemukan disamping kiri maupun kanannya masing-masing berdiri seorang. Kedua orang itu bukan lain adalah It lwe Sangjin dan Tui im kiam khek Gi Hui yang baru saja menyelamatkan jiwanya. Ong It sin, bocah dungu yang tak tahu diri, sekalipun nyawanya sudah diselamatkan, dia masih tidak mengerti, malah dengan suara yang lantang dia berteriak. "Eeh .. ... sebenarnya siapakah diantara kalian yang telah membinasakan ayahku?" Dewi bunga teratai Liok Lui yang berangasan segera menjawab. "Anak jadah cilik, akulah yang membunub ayahmu, kau mau apa?" Merah membara sepasang mata Ong It sin sesudah mendengar perkataan itu, seperti harimau yang terluka dia membentak. sepasang kakinya menutul tanah dan langsung menerkam ke depan. Dewi bunga teratai Liok Lui tak berkutik barang sedikitpun juga, ditunggunya setelah Ong It-sin berada lima enam depa dari hadapannya, dia baru bertindak. Anak muda itu segera merasakan badannya seperti membentur selapis dinding baja yang sangat kuat,jangankan melukai perempuan itu, untuk menjawil ujung bajunya saja tak mampu. Ong It sin berkaok kaok makin gusar, dia menerjang semakin nekad, segenap tenaga yang dimilikinya dikerahkan. Semakin besar dia mendesak ke muka, semakin besar pula tenaga yang menggetar balik badannya, setelah adu otot sekian lama, akhirnya untuk kedua kalinya Ong It sin terpental ke udara. Untungnya kali ini dia tak sampai terlempar kearah jurang, beberapa kaki dilingkaran tanah lapang badannya meluncur jatuh kembali, dasar pemuda itu berotak kuda, bagitu kakinya menyentuh bumi, sekali lagi dia menubruk perempuan itu. It lwe sangjin segera bertindak, dia menghalangi gerak maju sang pemuda lalu katanya dengan suara dalam. "sobat, dibalik kematian Ong tayhiap sebenarnya terkandung banyak liku-liku yang tak mudah dimengerti, sebelum mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, kenapa kau bertindak ngawur seenaknya sendiri" "Apa ....apa? Mau mungkir? Mau mungkir?" Teriak Ong It sin semakin kalap. "Hmm Aku datang untuk mencari musuh besar pembunuh ayahku, dan ... .dan nenek bajingan ini sudah mengakui, apa lagi yang harus kupikirkan? Liku-liku apa lagi yang harus kuperdulikan? " "Tutup mulut" Bentak It lwe sangjin. "kau tak boleh ngaco belo dan bicara tak karuan" Ong It sin tidak puas, dia ikutan membentak. "Kamu siapa? Jangan kau anggap setelah membentak bentak lantas aku menjadi takut kepadamu" "Ngaco belo Kamu harus tahu, dengan kepandaian yang kau miliki sekarang masih belum pantas untuk mencari gara gara disini. Hayo cepat turun gunung, kami tak mau bersitegang dengan dirimu, jika masih juga tak tahu diri Hmm Jangan salahkan kalau kami akan memberi pelajaran yang setimpal untukmu" Perasaan Ong It sin sekarang yaa gelisah yaa marah, tiba tiba ia menundukkan kepalanya dan menumbuk tubuh It Lwe sangjin "Blaang ..... " Tumbukan itu mengena telak didada It lwe sangjin, tapi bukan badan yang empuk yang diterjang kepala Ong it sin, melainkan sebuah tubuh yang lebih keras diri pada batu cadas Kontan saja pandangan matanya menjadi gelap. seluruh bumi terasa berputar dan..."Bluk" Badannya terkapar di tanah tak sadarkan diri.. Entah betapa lama sudah lewat, pelan pelan dia sadar kembali dari pingsannya. Ketika matanya dapat melihat lagi keadaan disekelilingnya, yang terlihat hanya kegelapan yang mencekam, lamat lamat kepalanya masih terasa sakit sekali. Dengan cepat dia berusaha menenangkan perasaannya dan mengenang kembali kejadian yang dialaminya sebelumjatuh pingsan........ Akhirnya dia dapat memastikan dimanakah dia berada, yaa, tak salah lagi dia sedang berada di sebuah kereta kuda yang lagi melakukan perjalanan 0000d0w0000 SETELAH yakin bahwa dugaannya tak keliru, pemuda itu melompat bangun dan berteriak keras. "Hei, berhenti Berhenti siapa yang sedang melarikan kereta ini? Hayo cepat berhenti" Tidak berteriak saja, kakinya juga mulai menyepak pintu kereta itu serta bersusah untuk menjebolnya. Langit diluar kereta gelap gulita, rupanya tengah malam sudah tiba, dia berusaha mengamati pula si kusir kereta itu, ternyata dia adalah seorang laki laki yang berperawakan pendek. sampai serak dia berteriak orang itu tetap tidak ambil perduli. Akhirnya Ong It sin mendengus. "Hmm ....Jangan kira tanpa menghentikan kereta, aku lantas tak berani keluar dari kereta ini. Lihat saja, aku berani melompat ke bawah atau tidak? " Sambil memegangi kepalanya dia bangkit berdiri dan melompat turun dari kereta itu, kemudian sesudah berguling beberapa kali ditanah, kembati dia melompat bangun. Begitu dia melompat turun dari kereta, begitu pula kereta itu berhenti berlalu. Sang kusir lantas pusing kepalanya memandang ke arah Ong It sin, melihat tampang orang itu, pemuda kita menjali tertegun. Ditengab kegelapan, dia menyaksikan selembar wajah yang hijau menyeramkan, tampaknya mengerikan sekali dan yang pasti semenjak keluar dari rahim ibunya, belum pernah dia menjumpai orang seseram itu. "Wah pasti orang ini adalah anteknya Tiong lam pay" Demikian dia berpikir. "pastilah aku sedang diboyong turun dari bukit mereka setelah aku dibikin pingsan oleh manusia yang It lwe Sangjin tersebut ......" Karena berpendapat demikian, dia lantas menuding orang itu dan memakinya. "Bajingan, orang orang Tiong lam pay memang keterlaluan, jangan dianggap aku bisa dipermainkan seenaknya, kalau bisa kugigit hidungmu nanti ....... " "Hmm. Siapa yang merupakan orang Tiong-lam pay?" Tukas orang ketus. "hayo tak usah banyak cerewet, cepat naik keatas kereta" "Lhoo ... jadi kamu bukan orang Tiong lam-pay?" Ong It sin malah tertegun. "kalau begiitu aku sudah salah memaki dirimu. Lantas siapa kamu? Kenapa membawa aku naik kereta?" "Aaah, kamu tak usah cerewet terus" Ong It sin melototkan matanya lalu mencoba untuk memandang sekitar sana, tapi yang tampak hanya kegelapan yang mendekam, dia sendiripun tak tahu berada dimanakah dirinya sekarang dan berapa jauh jaraknya dengan bukit Tiong lam. Sekarang dia sudah tahu bahwa musuh besar pembunuh ayahnya adalah salah seorang diantara empat tokoh bukit Tiong lam, si dewi bunga teratai Liok Lui, hal semakin membesar niatnya untuk membalas dendam, maka kembali tanyanya. "Hei, sebetuinya aku ini berada dimana? Masih berapa jauh letaknya dengan bukit Tiong-Lam"? "Aaah, aku toh suruh kau jangan cerewet, siapa suruh kau ngoceh terus?" Teriak, orang itu tak sabar. "kalau berani banyak bicara lagi, kutotok jalan darahmu dan kuseret kau keatas kereta Hayo cepat naik" "Ngaco belo" Teriak Ong It sin. "siapa kau.." Belum sampai habis perkataan itu diucapkan orang itu secara tiba-tiba menerkam datang, lalu tangannya diayun ke depan untuk mencengkeram erat anak muda itu. Dengan ketakutan cepat cepat Ong It sin menyusutkan badanya ke belakang, kemudian berkelit menyembunyikan diri ke belakang. Siapa tau orang itu memang lihay sekali, tiba-tiba persendian tulangnya berbunyi gemerutukan yang nyaring, dan tahu tahu seperti terbuat dari karet saja, tangan itu memanjang beberapa inci dari keadaan semula. Sesungguhnya dalam anggapan Ong It sin asal dia jempalitan ke belakang maka orang itu jangan mimpi bisa membekuknya, siapa yang menduga kalau tangan itu secara tiba tiba bisa mulur makin panjang dari keadaan semula? Ketika tangan itu mulur lebih panjang, Ong It sin menjadi tertegun dan pada saat ia termangu itulah dadanya menjadi kencang dan tahu tahu dia sudah diangkat ke atas dan seperti burung elang yang menyambar anak ayam, tubuhnya langsung di lempar ke dalam kereta. "Bluuk .... " Pantatnya beradu dengan lantai kereta menyebabkan pemuda itu berkaok kaok kesakitan. Tak terlukiskan rasa marah Ong It sin diperlakukan sekasar itu oleh orang lain, kontan saja ia mencaci maki. "Bajingan dari Tiong lam pay, jangan kau anggap setelah menganiaya diriku lantas kuanggap kalian sebagai jagoan ? Huuh..Jagoan brengsek. muka kadal Hati hati kalian, suatu hari pasti akan kusikat kamu semua sehingga remuk macam perkedel " "Heeh....heeehhh....heeehhh....merdu benar nyanyianmu " Ejek orang itu sambil tertawa terkekeh-kekeh. "ayo maki terus....ayo nyanyi terus, maki sampai tua" Sekalipun orang itu telah menyangkal bahwa dia bukan orang dari Tiong lam pay, tapi Ong It sin masih belum percaya, maka dia berusaha untuk mencaci maki habis habisan. Tapi kenyataannya, bukan saja orang itu tidak marah, bahkan malah terkekeh-kekeh kesenangan, Segoblok-goblokan Ong It sin, akhirnya dia menyadari juga kalau orang bukan anggota Tiong lam pay. Terpaksa ia musti mengerem caci makinya, sesudah termenung sebentar kembali tanyanya. "Lantas siapakah kau? "Taarr" Orang itu mengayun cambuknya ke udara, kereta itupun melanjutkan kembali perjalanannya ke depan. Diantara suara derap kaki kuda yang beraturan kedengaran orang itu berkata. "siapakah aku lebih baik tak usah kau gubris, sebab walaupun kukatakan kepadamu, belum tentu kau akan mengerti." "Lantas kautemukan aku dimana? sekarang mau bawa aku pergi kemana....?" "Kau dipukul pingsan oleh tenaga dalam yang dipancarkan it lwe sangjin, ketua dari Tiong lam pay, dan aku yang menarikmu masuk ke dalam kereta ini, sekarang hendak kubawa dirimu untuk menjumpai nenekmu" Begitu habis ucapan tersebut, kontan saja Ong It sin meras akan sekujur tubuhnya menggigil keras, sebab perkataan mengantarmu menjumpai nenekmu" Bagi orang persilatan sama artinya dengan mengantar nyawanya pulang kealam baka. Tertegun Ong It sin untuk sesaat lamanya, lalu dengan wajah kaget dan marah teriaknya. "Hei, aku tak punya dendam apa apa denganmu, akupun tak pernah hutang apa apa kepadamu bahkan klta tak pernah saling mengenal, kenapa nyawaku hendak kau renggut dari tubuh ku?" "Apa kau bilang" Teriaknya kemudian. Tapi sejenak kemudian sambil tertawa terbahak-bahak katanya lagi. "Haaahhh .... haaahhh... haaahhh ... semua orang mengatakan kau bodoh sekali, tampaknya bodoh mu memang sudah kelewat batas, sampai tai kerbau pun dianggap kueh lapis ....haaahhh....haaahh..haaahhh.... sungguh lucu sungguh menyenangkan" "Bukankah kau sendiri yaug mengatakan hendak mengantarkan menemui nenek . ?" Seru Ong It sin dengan gelisah. "kenapa kau katakan pula aku goblok?" Sekalipun pemuda ini gubloknya tak ketulungan, dia paling pantang mendengar orang memakinya si bego, maka setiap kali ada yang mengejeknya goblok, ia pasti akan bersitegang dengan orang itu, bahkan bila perlu adu ototpun jadilah. Maka keadaannya pada saat inipun tak jauh berbeda. Siapa tahu, justru Ong It sin mencak mencak marah, orang itu semakin kegirangan dan gelak tertawanya pun semakin menjadi. Dengan muka merah karena mendongkol, Ong It sin melompat keluar dari ruang kereta, lalu sambil bertolak pinggang bentaknya. "Mengapa yang kau tertawakan kunyuk? Bukankah kau sendiri yang berkata demikian". saking gelinya orang itu tertawa, sampai sampai air matapun ikut jatuh bercucuran. "Benar. Aku memang berkata demikian, aku bilang hendak menghantarmu untuk menjumpai nenekmu, tapi yang kumaksudkan nenekmu adalah nenekmu yang masih hidup, bukan nenekmu yang ada di sorga " Dengan sinar mata keheranan Ong It-sin mengamati orang itu dari atas kepala sampai ke ujung kakinya, lalu sambil gelengkan kepalanya berulang kali ia bergumam. "ciss .... anggap saja aku lagi sial tujuh bekas keturunan, sehingga tanpa angin tanpa hujan harus bertemu dergan orang sinting macam kau ..... orang segar dibilang edan, tak punya nenek dibilang punya nenek. kenapa tidak katakan saja kalau aku hendak diajak menjumpai nenekmu ....? sialan " Rupanya orang itu dibuat naik darah juga oleh perkataan tersebut, kontan saja makinya. "Tutup mulumu, sampai kapan kau haru berhenti memaki orang? Aku she Li bernama Ji, panggil aku dengan sebutan paman Li Ji siok juga masih pantas, hmmm... tak kusangka kalau kau begitu bernyali untuk mencaci makiku .... anak kunyuk cucu kura kura. " Pendekar Bego Karya Can di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "cucu kura kura" Adalah makian khas dari orang orang Zunchuan. Ong It sin cukup lama berdiam di wilayah Zuchuan tentu saja diapun memahami kata- kata makian tersebut. Dengan mata melotot besar segera katanya. "Aku mau bertanya lagi padamu, kenapa kau maki aku tolol? Kenapa kau bilang aku punya nenek? Darimana datangnya nenek itu bagiku? Dan sejak kapan aku punya nenek?" Orang itu tertawa terbahak bahak. "Haaahhh ....haaahhh....haaahhh....bagus, anggap saja kau memang tak punya nenek, tapi aku ingin tahu tanpa nenek dari mana datangnya ibumu? Tanpa ibumu darimana pula kau menongol keluar? " Ong It sin terbelalak lebar, saking tertegunnya sepatah katapun tak sanggup dijawab. Memang sangat masuk diakal perkataan itu, siapapun di dunia ini pasti mempunyai nenek, tapi sayangnya dihati Ong It sin jangankan kesan tentang neneknya bahkan kesan tentang ibunyapun dia tak punya. Semenjak ia tahu urusan, ia hanya tahu kalau ibunya sudah lama meninggal. Dikala ayahnya ketimpa bencana dan tewas orang baru mengantarnya ke Zuchuan, saat itulah dia baru tahu kalau masih mempunyi seorang paman yang tinggal disana. Kalau dihitung kembali, maka ibunya seharusnya adalah adik perempuin Gin sin (si dewa perak ) Li Liong, diapun berulang kali menanyakan soal ibunya kepada Li Liong, tapi sayangnya setiap kali ia bertanya, Li Liong melototkan matanya sambil marah marah, karena itulah ia tak berani banyak bertanya lagi. Tak heran kalau ia menjadi tertegun dan berdiri keheranan setelah mendengar perkataan orang itu. "Hei, goblok jangan melamun terus hayo cepat naik kedalam kereta .....?" Seru Li Ji kemudian sambil mengayunkan Cambuknya "Goblok ....? Siapa yang Goblok? Bukankah nenekku yang kau maksudkan adalah ibu dari pamanku? bantah Ong It sin cepat meski pelbagai kecurigaan masih menyelimuti benaknya. Dendam Si Anak Haram Karya Kho Ping Hoo Sepasang Rajah Naga Karya Kho Ping Hoo Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo