Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung Bagian 5
ya, lalu seperti
sukma gentayangan ia menyerang maju kedepan, pergelangan tangan kirinya berkelebat
lewat dan langsung mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan Kongsun
Po, cepat nian ancaman tersebut.
Semenjak tadi si Rase berekor sembilan Kongsun Po telah bersiap sedia menghadapi
serangan lawan sekalipun Gak Lam-kun menyerang dengan kecepatan luar biasa, namun
ia berhasil juga menghindarkan diri dari ancaman tadi.
Dengan gerakan yang tak kalah cepatnya telapak tangan kirinya menangkis serangan
Gak Lam-kun dengan jurus Tui po cut lam (mendorong membantu ombak).
"Say loji saudara Kwik" teriaknya "malam ini mari kita bersama-sama menyaksikan ilmu
silat dari manusia latah ini setelah belasan tabun tidak bersua"
Jelas sudah maksud dari kata-katanya itu, yakni minta kepada dua orang itu agar
bersama-sama membantunya untuk mengerubuti Tok liong Cuncu.
Dengan dingin Gak Lam-kun berkata, "Kongsun Po. lebih baik kau berkumpul saja
dengan ketujuh belas orang yang lain didalam neraka!"
Secara beruntun sepasang tangannya melancarkan empat buah serangan berantai.
Keempat buah serangan tersebut rata-rata sangat lihay dengan gerakan yang sakti
serta sukar diduga, empat buah pukulan dilancarkan berangkaian seakan-akan dilepas
secara bersamaan"
Kongsun Po menjadi kelabakan setengah mati untuk menangkis seluruh ancaman
tersebut jelas tidak gampang, terpaksa ia melompat kebelakang dan mundur sejauh tujuh
langkah. Gak Lam-kun mendengus dingin, bagaikan bayangan ia menyusul maju kemuka,
telapak tangan kirinya dibabat kemuka melancarkan sebuah pukulan aneh maha sakti
dengan jurus Long tai cau gan (gulungan ombak menghantam karang).
Begitu jalan mundur Kongsun po tergencet, telapak tangan kanannya dengan kelima
jari yang dibentangkan menyerang lagi kedepan dengan jurus Im siau ngo gak (awan
tebal menyelimuti lima bukit), dibalik ancaman itu disertakan juga hawa sakti Tok liong ci
jiau (cakar maut naga beracun) yang mengerikan itu.
Sungguh dahsyat ancaman dari Gak Lam-kun itu, bukan saja jurus serangannya ampuh
membuat orang sukar menahannya, bahkan dilancarkan dengan mempergunakan
beberapa macam tenaga yang berbeda besar kecilnya.
Dalam waktu singkat, dari atas bawah depan dan belakangnya seakan-akan muncul
selapis kekuatan yang mengunci jalan mundur musuhnya, ini semua memaksa Kongsun Po
mau tak mau harus menyambut serangan Tok liong ci jiau ditelapak tangan kanan Gak
Lam-kun secara keras lawan keras.
Sebenarnya si Kakek sakti berwajah pualam Say Khi pit sedang memperhatikan ilmu
silat Gak Lam-kun sambil mengambil kesimpulan-kesimpulan, tapi setelah menyaksikan
dalam beberapa gebrakan saja Kongsun Po berhasil dipaksa sehingga tak sanggup
melakukan perlawanan lagi, hatinya mulai terperanjat.
Dikala ia masih terkesiap sambil berdiri tertegun, hawa sakti Tok liong ci jiau dari Gak
Lam-kun yang dilancarkan dengan jurus Im so ngo gak (awan tebal menyelimuti lima
bukit) telah mengurung segenap batok kepala Kongsun Po.
Untung Say Khi pit telah mengadakan persiapan jauh sebelumnya, begitu dilihatnya
Kongsun Po menjumpai bahaya maut, dia segera berpekik nyaring kemudian sambil
melompat keudara sepasang telapak tangannya berbareng didorong kedepan.
Segulung tenaga pukulan yang lebih dahsyat dari ombak ditengah samudera dengan
cepatnya menumbuk punggung Gak Lam-kun.
Serangan tersebut telah dilancarkan dengan mempergunakan segenap kekuatan yang
dimilikinya, sebab berhadapan dengan Tok liong Cuncu Yo long yang disegani setiap umat
persilatan ia harus bertindak cepat, karena bila lawan sampai diberi kesempatan untuk
mengadakan persiapan, maka akibatnya kendatipun ia dan Kongsun Po serta Kwik To
turun tangan bersama, belum tentu mereka sanggup menghadapi serangan maut dari Yo
Long, atau dengan perkataan lain jiwa mereka bertiga pada hakekatnya berada dalam
cengkeraman lawan.
Oleh sebab itulah begitu turun tangan ia lantas mempergunakan tenaganya sebesar
dua belas bagian, ia berharap dikala Gak Lam-kun tidak siap pukulan itu berhasil
membinasakan dirinya atau paling tidak melukai isi perutnya.
Berbareng disaat Giok bin sin ang Say Khi pit melancarkan serangan mautnya, si Rase
berekor sembilan Kongsun Po telah menghimpun pula segenap kekuatan tenaga dalamnya
untuk menyambut ancaman lawan, sebab keadaaan memaksanya mau tak mau harus
menerima pukulan itu secara keras lawan keras.
Dan pukulan ini menyangkut soal mati hidupnya, maka dia musti berjuang dengan
sungguh-sungguh untuk mempertahankan kehidupannya.
Terkesiap juga Gak Lam-kun menghadapi kejadian semacam ini, ia tahu sekalipun
pukulan saktinya pasti dapat membinasakan Kongsun Po atau paling sedikit membuatnya
terluka parah, tapi sergapan Giok bin sin ang Say Khi pit dari belakang yang disertai
dengan hawa pukulan yang maha dahsyat, itu mungkin akan membinasakan juga dirinya
atau paling tidak mengakibatkan isi perutnya bergoncang.
Situasi menjadi sangat gawat, pemuda itu agak sulit untuk menentukan pilihannya
dalam waktu singkat"
Sementara itu angin pukulan Kakek sakti berwajah pualam Say Khi pit yang kuat telah
tiba dibelakang punggungnya, sedangkan tenaga perlawanan yang dilancarkan Kongsun
Po bagaikan amukan ombak samudra juga telah menggulung tiba"
Gak Lam-kun tak bisa berpikir panjang lagi tiba-tiba tenaga sakti Tok liong ci jiau nya
ditarik kembali, lalu dengan gerakan sangat aneh badannya bergeser tiga depa kesamping
kanan. "Weees..! Weeees..!" pukulan kiri kanan dari Gak Lam-kun telah membabat keluar
dengan kecepatan tinggi.
Sesungguhnya perubahan gerak badan dari anak muda tersebut sudah berada dalam
dugaan Kwik To, tapi ketika pukulan yang dilancarkan setelah badannya bergeser tiga
depa kesamping dengan kecepatan tinggi itu jauh diluar dugaannya, diam-diam ia merasa
kagum juga oleh kelihayan ilmu silat yang dimiliki Gak Lam-kun.
Kwik To juga tahu bahwa Tok liong Cuncu yang berada dihadapannya sekarang
merupakan penyaruan dari Gak Lam-kun, andaikata Yo Long sendiri yang memiliki
kepandaian semacam itu, dia tak akan terkejut atau keheranan lagi.
Say Khi pit dan Kongsun Po yang menyaksikan Gak Lam-kun berkelit kesamping juga
merasa amat terkejut, sebab dengan demikian tenaga pukulan mereka berdua justru akan
saling berpapasan.
Untunglah kedua orang itu merupakan jago nomor satu dalam dunia persilatan dewasa
ini, dalam kejutnya buru-buru mereka menarik kembali serangannya lalu sambil memutar
badan mereka muntahkan kembali segulung tenaga pukulan dahsyat untuk menyongsong
datangnya ancaman dari Gak Lam-kun yang tiba dari arah samping itu.
Sekalipun gerakan mereka berdua untuk membuyarkan serangan, dilakukan dengan
kecepatan yang cukup tinggi, namun akhirnya serangan dari Gak Lam-kun tiba pada
sasarannya lebih duluan.
Tenaga lwekang yang dimiliki kakek sakti berwajah pualam Say Khi pit jauh lebih
sempurna daripada rekannya, maka disaat gerakan yang pertama telah dilancarkan tadi,
serangan kedua yang disertai tenaga pukulan yang maha dahsyat telah dimuntahkan
keluar lagi. Akan tetapi disaat dua gulung tenaga pukulan tersebut saling menumbuk antara yang
satu dengan lainnya, tubuh Say Khi-pit segera tergetar keras sehingga mencelat tujuh
delapan depa jauhnya keudara, ketika mencapai permukaan tanah lagi, dia harus mundur
tiga empat langkah lagi dengan sempoyongan, hampir saja tubuhnya tak terbendungkan.
Bukan matanya saja yang berkunang-kunang, telinganya ikut terasa mendengung keras
seperti ditusuk-tusuk dengan jarum.
Menanti ia dapat mengatur napas kembali serta mendongakkan kepalanya, tampaklah
Si Rase berekor sembilan Konsun Po sedang berjongkok dengan tangan sebelah menguruti
dada, napasnya tersengal-sengal dan mukanya sangat pucat, agaknya tidak enteng luka
dalam yang dideritanya itu.
Gak Lam-kun sendiri berdiri disamping dengan tenang, sikapnya amat biasa seolah-olah
tak pernah terjadi suatu peristiwa apapun.
Selang sejenak kemudian, Gak Lam-kun mendengus dingin, kemudian pelan-pelan ia
maju kedepan menghampiri si Rase berekor sembilan Kongsun Po yang masih berjongkok
itu. Sekonyong-konyong"pekikan nyaring yang amat memekikkan telinga berkumandang
dari kejauhan, menyusul kemudian bayangan manusia saling berkelebat lewat, dalam
waktu singkat delapan belas orang laki-laki berbaju biru yang menggembol pedang elang
baja dipunggungnya telah munculkan diri dalam gelanggang, mereka adalah kedelapan
belas elang baja yang tergabung dalam pasukan Thiat eng tui dibawah pimpinan Si Tiong
pek. Sebagai kepalanya ternyata adalah seorang kakek kurus yang kecil dan pendek, dia
bukan lain adalah Tang hay coa siu (kakek ular dari lautan timur) Ou Yong hu.
Begitu munculkan diri, dengan kecepatan paling tinggi kedelapan belas elang baja itu
meloloskan pedang masing-masing, cahaya perak gemerlapan dan menyiarkan hawa
dingin yang menggidikkan hati, pelan-pelan mereka menggeserkan tubuhnya menyebar
kesamping, agaknya orang-orang itu bermaksud hendak mengepung Gak Lam-kun.
Menyaksikan peristiwa tersebut, Gak Lam-kun menjadi tertegun dan segera
menghentikan langkah kakinya, sebab dia tahu kalau si Kakek ular dari lautan timur Ou
Yong hu telah mengetahui rahasia penyamarannya.
Sementara itu betapa leganya perasaan Kiu wi hou dan Giok bin sin ang setelah
menyaksikan kemunculan Ou Yong hu dengan membawa serta kedelapan belas elang baja
dari pasukan Thiat eng tui tersebut, mereka sadar kendatipun orang-orang tersebut masih
bukan tandingan Tok liong Cuncu, akan tetapi dengan kehadiran mereka justru akan
mempermudahkan niat mereka untuk mencari kesempatan mengambil langkah seribu dari
situ. Giok bin sin ang Say Khi pit mengatur napasnya sebentar untuk mengendalikan hawa
darahnya yang bergolak, setelah itu sambil tertawa terbahak-bahak katanya, "Saudara Ou,
tidak kusangka kalau kau akan muncul tepat pada saatnya..haaha" haaahhh" haaahhh?"
"Bukan cuma aku saja yang telah datang coba lihatlah! Orang-orang dari perguruan
panah bercintapun telah berdatangan semua" kata si Kakek ular dari lautan timur dengan
suara ewa. Baru selesai perkataannya itu, bayangan manusia tampak berkelebat dari arah timur
menyusul kemudian muncullah empat orang manusia dengan gerakan tubuh yang enteng.
Sebagai kepala rombongan adalah seorang sastrawan berbaju putih, dia bukan lain
adalah Bwee Li-pek, dikiri kanan kedua belah sampingnya mengikuti seorang perempuan
berambut putih yang menggembol sepasang pedang dipunggungnya, pakaian mereka
amat bagus dan mentereng, sedangkan dibarisan terbelakang adalah seorang kakek
berjenggot panjang sedada, dia bukan lain adalah Tan ciang ceng kan kun (Telapak
tangan tunggal yang menggetarkan jagad) Siangkoan Ik.
Menyusul kemunculan keempat orang itu, dari belakang muncul kembali delapan belas
orang manusia berbaju putih, potongan badan kedelapan belas orang itu secara kebetulan
justru merupakan kebalikan dari delapan belas elang baja dari pasukan Thiat eng tui
tersebut, karena tubuh mereka rata-rata kurus kering seperti lidi.
Bwe Li pek membawa anak buah perguruan panah bercintanya bergeser ke arah
selatan, Jit poh toan hun Kwik To segera memberi hormat kepada Bwe Li pek dan
mengundurkan diri kesamping perempuan tua berambut putih.
Senjata yang digembol oleh kedelapan belas manusia berbaju putih dari perguruan
panah bercinta adalah sebuah gendewa besar dengan tabung panah yang penuh dengan
anak-anak panah, cuma bentuk panah itu lain daripada yang lain, bukan saja tidak berbulu
pada tangkainya, bentuknya jauh lebih panjang dan ramping daripada anak panah biasa.
Setelah berdiri mengambil posisi, kedelapan belas orang manusia berbaju putih itu
cepat melepaskan gendewanya dan memasang dua batang panah mereka diatas busur
tersebut, ujung anak panah semuanya tertuju ke arah tubuh delapan belas elang baja dari
Thiat eng tui. Paras muka Bwe Li pek, ketua dari perguruan panah bercinta amat dingin tanpa emosi,
sulit buat orang untuk menduga bagaimanakah perasaan hatinya waktu itu.
Kemunculan sekian banyak orang secara tiba-tiba serta pelbagai perubahan yang
berlangsung secara beruntun dengan cepat membuat suasana ditengah gelanggang
berubah menjadi beku dan kaku.
Meski demikian dibalik benak masing-masing orang justru berputar pelbagai ingatan
yang beraneka ragam.
Karena perubahan yang berlangsung diluar dugaan itu, untuk sementara waktu Gak
Lam-kun menghentikan pula semua kegiatannya.
Akan tetapi suasana hening dan sepi semacam ini tidak bertahan terlalu lama"
Mendadak dari tempat kejauhan berkumandang lagi suara tertawa panjang yang
menggidikkan hati.
Disela-sela tertawa panjangnya yang memilukan dan menggidikkan hati itu, terdengar
pula jeritan-jeritan seram yang mendebarkan sukma, "Long ji" oh Long ji" kau berada
dimana" Yo long" wahai Yo long" kembalilah kesisiku, aku tak dapat kehilangan kau"
Mendengar teriakan tersebut, Gak Lam-kun menjadi amat terperanjat, ia tak berani
tinggal terlalu lama lagi disitu, bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya ia
melompat setinggi enam kaki ke tengah udara, kemudian bersalto beberapa kali bagaikan
kuda langit terbang di awan, dengan kecepatan bagaikan petir ia kabur keluar dari
halaman gedung tersebut"
Sungguh amat luar biasa ilmu meringankan tubuh yang dimiliki si anak muda itu, untuk
sesaat lamanya para jago yang hadir dalam gelanggang menjadi berdiri terbelalak dengan
mulut melongo. Baru saja bayangan tubuh Gak Lam-kun lenyap dari pandangan mata, sesosok
bayangan manusia lain bagaikan seekor burung elang menerobos hutan menyambar
datang dan muncul di arena, ternyata dia adalah seorang perempuan aneh berambut
panjang. Semua orang segera merasakan suara tertawanya itu bukan saja jauh membumbung ke
angkasa, lagi pula suaranya tajam memekikkan telinga, apabila tenaga dalam yang
dimilikinya tidak sempurna, jelas tak mungkin bisa melakukan kesemuanya itu.
Mereka lebih terperanjat lagi setelah menyaksikan gerakan tubuh orang itu lebih gesit
dari burung elang. Jangankan Giok bin sin ang dan lain-lainnya, bahkan Bwe Li pek dari
perguruan panah bercinta serta Jit poh lui sim ciang Lui Seng thian yang bersembunyi
diatas dahan pohon pun mengakui bahwa ilmu meringankan tubuh yang dimiliki
perempuan itu jauh berada diatas kepandaian mereka sendiri.
Dengan sepasang matanya yang jeli perempuan aneh berambut panjang itu
memandang sekejap sekeliling gelanggang, mendadak ia berpaling ke arah Giok bin sin
ang Say Khi pit kemudian pelan-pelan menghampirinya.
Terkejut juga si kakek sakti berwajah pualam ini, segera pikirnya dengan perasaan
tercekat, "Aku merasa tak pernah kenal dengan perempuan ini, dalam dunia persilatan
juga tak pernah kudengar namanya, waah" kalau begitu kedatangannya menghampiriku
jelas tidak mengandung maksud baik?"
Untuk menjaga segala kemungkinan yang tidak diinginkan, Say Khi pit segera
menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Perempuan aneh berambut panjang itu berhenti lebih kurang satu kaki didepan Say Khi
pit, lalu tegurnya dengan dingin, "Hey! tua bangka, kau pernah melihat Long ji ku?"
Giok bin sin ang Say Khi pit tertegun. Lalu tanyanya dengan keheranan. "Siapakah Long
ji mu itu?"
"Long ji adalah kekasihku, siapa kau?" bentak perempuan aneh berambut panjang itu
dengan marah, "tua bangka sialan, kau pantas dibikin mampus, masa cuma soal itu saja
tidak tahu"
Telapak tangannya segera diayun kedepan segulung angin pukulan yang maha dahsyat
segera meluncur kedepan dan menerjang ketubuhnya.
Kecepatan gerak si perempuan aneh berambut panjang dalam melancarkan
serangannya itu sungguh cepat bagaikan sambaran kilat karena terlalu cepat ancaman itu
tiba didepan matanya, untuk sesaat sulit bagi Kakek sakti berwajah pualam Say Khi pit
untuk menghindarkan diri, terpaksa sepasang telapak tangannya didorong kemuka untuk
menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
Tapi baru saja hawa murninya disalurkan ia segera merasakan gelagat kurang
menguntungkan, sebab kekuatan angin pukulan yang dihasilkan lawan hampir boleh
dibilang belum pernah dijumpai sebelumnya.
Dalam kejut dan terkesiapnya buru-buru ia menarik kembali pukulannya sambil
melompat mundur kekelakang.
Kendatipun demikian, ekor angin serangan yang dilancarkan perempuan aneh
berambut panjang itu sempat mementalkan tubuhnya sejauh lima enam langkah, isi
perutnya menyusul ikut bergetar keras dan"
"Uaaak!" ia muntah darah kental.
Peristiwa ini sungguh diluar dugaan siapapun juga, kontan saja membuat suasana
disekitar gelanggang menjadi gempar, semua orang terkejut dan semua orang merasa
jantungnya berdebar keras.
Sebagaimana diketahui, ilmu silat yang dimiliki kakek sakti berwajah pualam Say Khi pit
termasuk golongan jago yang cukup lihay, akan tetapi nyatanya sekarang, ia tergetar
sampai muntah darah kental hanya karena tersambar oleh kebasan si perempuan aneh
berambut panjang yang amat enteng dan sederhana itu. Kejadian tersebut, sungguh
membuat orang lain tercengang dan diluar dugaan.
Seketika itu juga suasana menjadi gempar, para jago pada berbisik membicarakan
persoalan itu. Sementara semua orang masih dibuat terkesiap oleh kelihayan lawan, perempuan aneh
berambut panjang itu pelan-pelan sudah berjalan kembali menghampiri Malaikat racun
dari See ih Lo Kay-seng.
Paras muka si Malaikat racun dari See ih Lo Kay seng segera berubah menjadi amat
serius, dengan sepasang matanya yang lebih tajam dari sembilu ditatapnya perempuan
aneh berambut panjang itu lekat-lekat, kemudian tegurnya ketus, "Kau adalah anggota
perguruan Hay sim pay?"
Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Perempuan aneh berambut panjang itu tertegun, tiba-tiba ia balik bertanya, "Siapa
kau" Darimana kau bisa tahu kalau dalam dunia persilatan terdapat juga ilmu silat aliran
Hay sim it pay" Pernahkah kau berjumpa dengan Long ji ku?"
Menghadapi rentetan pertanyaan yang balik diajukan kepadanya itu, Malaikat racun
dari See ih Lo Kay seng menjadi tertegun, untuk sesaat ia terbungkam dan tak tahu
bagaimana musti menjawab.
Perlu diterangkan, perguruan Hay sim it pay bersumber dari pulau Hay sim to yang
berada diwilayah Cing hay, konon pada tiga ratus berselang dalam dunia persilatan telah
muncul seorang manusia aneh maha sakti yang bernama Hay Ciong ji, dialah pendiri dari
perguruan Hay sim it pay tersebut. 58
Tapi semenjak kemunculan Hay Ciong ji pada tiga ratus tahun berselang, dalam dunia
persilatan tak pernah dijumpai orang dari aliran Hay sim it pay lagi, sebab itu ilmu silat
aliran Hay sim it pay jarang sekali diketahui dalam dunia persilatan.
Begitu mendengar tentang Hay sim it pay satu ingatan dengan cepat melintas dalam
benak Bwe Li pek, ia menjadi teringat kembali dengan kata-kata gurunya, "Tok liong
Cuncu (rasul naga beracun) Yo Long adalah seorang jago dari perguruan Hay sim it pay,
sejak kecil ia dibesarkan oleh Hay sim li dan diberi pula pelajaran ilmu silat, tapi pada
akhirnya Hay sim li justru jatuh cinta sendiri kepada Yo Long?"
Teringat sampai disitu, paras mukanya berubah hebat, kembali pikirnya, "Janganjangan
perempuan aneh berambut panjang itu adalah Hay sim li yang dikatakan amat
cantik bak bidadari dari kahyangan dengan ilmu silatnya yang tiada tandingannya dikolong
langit?" Ditengah keheningan tersebut seorang pemuda berbaju hijau diam-diam berjalan
menghampiri arena dan berdiri dipihak perguruan panah bercinta, orang itu bukan lain
adalah Gak Lam-kun.
Ternyata Gak Lam-kun yang mendengar suara dari perempuan aneh berambut panjang
itu berkumandang dari kejauhan, segera merasakan gelagat tidak menguntungkan
baginya, dia kuatir Yo Long yang sedang dicari perempuan itu adalah gurunya, sebab jika
dugaannya benar, maka pertemuannya dengan perempuan itu pasti akan mengakibatkan
ia dianggap sebagai gurunya, itu berarti banyak kesulitan yang bakal dijumpainya.
Selain daripada itu, disekitar gelanggang telah bermunculan pula sekian banyak jago
lihay, apabila orang-orang itu sampai bekerja sama untuk mengerubutinya, hal itu akan
sangat berbahaya bagi keselamatan jiwanya.
Maka setelah mempertimbangkan sejenak untung ruginya, Gak Lam-kun memutuskan
untuk cepat-cepat mengundurkan diri dari sana, disuatu tempat yang tiada manusia lain ia
berganti pakaian hijaunya, lalu memburu kesitu untuk menonton keramaian.
Sementara itu Bwe Li pek telah menjura kepada Gak Lam-kun setelah mengetahui
kemunculan anak muda itu.
"Saudara Gak, baik-baiklah kau" Sehat-sehatkah selalu selama ini?" Gak Lam-kun
tersenyum. "Waaah"rupanya siaute datang terlambat satu langkah, sedang Bwee heng sekalian
sudah tiba lebih duluan"
Han Hu hoa menunjukkan pula sekulum senyumannya yang manis, seraya memberi
hormat kepada Gak Lam-kun katanya, "Gak lote, lagi-lagi kita berjumpa muka!"
Gak Lam-kun segera menengadah dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaaah" haaah" haaah" yaa, itulah yang dikatakan orang jika memang berjodoh
berselisih seribu li akhirnya juga ketemu, tapi kalau tidak berjodoh bertemu mukapun tidak
saling mengenal sejak berpisah dengan nona Han diatas telaga Tong ting ou, tidak
kusangka kalau kita kembali akan bersua diatas pulau terpencil ini, aku merasa benarbenar
amat beruntung karena bisa bersua kembali dengan wajah cantikmu"
Ketika mendengar suara dari Gak Lam-kun tiba-tiba perempuan aneh berambut
panjang itu memutar badannya kemudian pelan-pelan menghampirinya.
Menyaksikan Hay sim li, atau perempuan aneh berambut panjang itu mendekati ke arah
mereka, serentak kedelapan belas orang manusia berbaju putih dari perguruan panah
bercinta itu menarik gendewa masing-masing sambil mengarahkan ujung anak panahnya
ke arah perempuan tersebut.
"Berhenti!" bentak mereka serentak, "kalau berani maju selangkah lagi, jangan
salahkan kalau panah bercinta tidak berperasaan"
Menyaksikan situasi tegang itu, buru-buru Gak Lam-kun membentak, "Panah bercinta
jangan buru-buru dilepaskan!"
Mendengar itu. Bwe Li pek segera mengulapkan tangan kanannya yang putih halus
sambil berkata, "Delapan belas panah bercinta, jangan bertindak secara gegabah!"
Serentak kedelapan belas orang manusia berbaju putih itu menurunkan kembali busur
masing-masing, cuma pengawasan sama sekali tidak dikendorkan, gerak-gerik perempuan
aneh itu masih saja diikuti dengan seksama.
Perempuan aneh berambut panjang itu berjalan kehadapan Gak Lam-kun, kemudian
setelah tertawa merdu tegurnya, "Gak Lam-kun, rupanya kau juga datang kemari, heeeh"
heeeh?" Dia setengah waras setengah tidak, entah apa yang sedang dibayangkan waktu itu,
tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Sekali lagi semua orang dibuat terkesiap sehabis mendengar gelak tertawanya itu,
sebab bukan saja suara tertawanya sangat merdu dan sedap didengar, bahkan
mengandung pula semacam daya pengaruh iblis yang dapat mencekam perasaan orang.
Gak Lam-kun mengernyitkan alis matanya, tapi ia masih tertawa kembali katanya,
"Locianpwe, rupanya kau juga datang, apakah sedang mencari Long ji mu itu?"
Tiba-tiba perempuan aneh berambut panjang itu menghentikan gelak tertawanya,
kemudian dengan suara yang lembut dan merdu merayu sahutnya, "Yaa! Gak Lam-kun,
apakah kau telah bertemu dengan Long ji ku?"
Suaranya begitu merdu merayu, seandainya semua orang tidak menyaksikan dengan
mata kepala sendiri, siapapun tidak akan percaya kalau suara tersebut berasal dari mulut
seorang perempuan bertampang jelek.
Sementara itu sejak tadi Bwe Li pek mengawasi terus raut wajah perempuan aneh
berambut panjang itu, tiba-tiba ia menemukan setitik bagian yang mencurigakan, sambil
menghela napas pikirnya kemudian, "Tak dapat diragukan lagi perempuan itu pastilah Hay
sim li, gurunya Tok liong Cuncu Yo Long, menurut kata suhu kecantikan Hay sim li tiada
bandingannya dikolong langit kesemuanya ini karena dia mengandalkan ilmu
menyamarnya yang sangat hebat. Perempuan aneh bertampang jelek yang berada
dihadapanku sekarang jelas adalah merupakan salah satu dari penyamarannya, atau
mungkin ia mengenakan selembar kulit manusia diatas wajahnya?"
Jilid 8 Dipihak lain Gak Lam-kun telah berkata lagi setelah menghela napas panjang,
"Locianpwe, bolehkah aku tahu julukan Long ji mu didalam dunia persilatan" Asal
boanpwe, mengetahui julukannya itu pasti akan kubantu Locianpwe untuk menemukannya
atau menyampaikan kabar kepadanya" Tiba-tiba perempuan aneh berambut panjang itu
berubah menjadi amat murung dan sedih setelah menghela napas panjang jawabnya,
"Long ji ku itu tak lain adalah Tok liong Cuncu Yo Long yang tersohor namanya dalam
dunia pesilatan!"
Sungguh tak sedap suara helaan napasnya itu membuat setiap orang yang
mendengarnya menjadi ikut murung kesal dan sedih.
Dengan cepat Bwe Li pek dan Gak Lam-kun menyadari bahwa setiap perubahan sikap
dari perempuan yang berada dihadapannya ini sesungguhnya tersembunyi suatu daya
pengaruh iblis yang cukup menggetarkan sukma dan perasaan siapapun.
Setelah mendengar julukan gurunya disebut oleh perempuan itu, Gak Lam-kun tidak
ragu lagi kalau orang yang sedang dicari olehnya tidak lain adalah gurunya sendiri tapi ada
satu hal yang tidak dipahami Gak Lam-kun, mengapa gurunya tak pernah menjelaskan
kepadanya tentang perempuan ini serta apa hubungan diantara mereka"
Seingatnya sepanjang hidup didunia ini gurunya pernah mengadakan hubungan cinta
dengan tiga orang perempuan saja, pertama adalah Soat san Thian li, kedua adalah Lam
hay sin ni yang kini hidup mengasingkan diri sebagai pendeta, dan ketiga adalah Yan lo
sat (perempuan iblis cantik) Hong Im yang lantaran cinta menjadi dendam.
Sebetulnya rasa cinta Yan lo sat Hong Im terhadap gurunya paling besar, tapi
cemburunya justru paling besar juga, ia tak sudi membiarkan gurunya mengadakan
hubungan cinta dengan orang lain, ketidak berhasilannya untuk mencegah Yo long
berhubungan dengan perempuan lain mengakibatkan timbulnya perasaan dendam dalam
hatinya, sebab itulah ia bertekad untuk turut serta dalam peristiwa ditebing Yan po gan
serta mencelakai jiwa kekasihnya.
Keempat orang jago lihay yang pernah terlibat dalam pembunuhan atas Tok liong
Cuncu ditebing Yan po gan segera merasakan jantungnya berdebar keras, terutama
setelah mengetahui bahwa kekasih dari perempuan aneh berambut panjang yang sangat
lihay itu bukan lain adalah korban yang telah mereka kerubuti.
Mereka mulai was-was, seandainya dia tahu jika Yo Long tewas ditebing Yan po gan
akibat ulah mereka, dengan kepandaian silatnya yang maha dahsyat jelas perempuan
tersebut merupakan bibit bencana terbesar bagi keselamatan jiwa mereka.
Si Rase berekor sembilan Kongsun Po yang terkenal karena kelicikan serta kebusukan
hatinya segera merenungkan kembali kejadian tersebut, tiba-tiba suatu rencana busuk
timbul dalam hatinya.
Gak Lam-kun telah memusatkan kembali pikirannya, dengan suara lantang ia lantas
berkata, "Locianpwe, konon Tok liong cuncu Yo Long masih hidup didunia ini, malah
katanya tak lama kemudian dia akan datang kebukit Kun san untuk menyerahkan Lencana
pembunuh naga tersebut, waktu itu locianpwe pasti akan bersua kembali dengannya, apa
gunanya kau musti mencari dia orang tua dengan sikap macam orang kehilangan sukma?"
Sekali lagi perempuan aneh berambut panjang itu menghela napas panjang.
"Aaaai..! Gak Lam-kun, aku tahu hatimu sangat baik, cuma muridnya Yo Long pernah
berkata kepadaku kalau Yo Long telah mati dipuncak Yan po gan dibukit Hoa san,
mungkinkah ia berbohong kepadaku?"
Si Kakek ular dari lautan timur serta tujuh langkah pemutus nyawa Kwik To yang
mengetahui asal usul Gak Lam-kun sebenarnya diam-diam mengernyitkan alis matanya
setelah mendengar perkataan itu, pikirnya kemudian, "Murid Yo Long bukan lain adalah
Gak Lam-kun yang berada didepan mata, darimana mungkin bisa muncul kembali seorang
murid yang lain.." Aneh, benar-benar sangat aneh!"
Gak Lam-kun sendiripun lagi berpikir, "Entah bajingan keparat siapa yang mengakungaku
sebagai murid Yo Long untuk berbuat onar..?"
Tiba-tiba si Rase berekor sembilan Kongsun Po menyambung setelah tertawa serak, "Yo
Long belum mati, kau ditipu oleh muridnya!"
Perempuan aneh berambut panjang itu menjadi tertegun, tiba-tiba bentaknya,
"Mengapa muridnya membohongi aku" Kalau Yo Long belum mati, sekarang ia berada
dimana?" Rase berekor sembilan Kongsun Po sudah mempunyai perhitungan sendiri didalam
hatinya, sambil tertawa seram kembali ia berkata, "Tok liong Cuncu Yo Long betul-betul
belum mati, baru saja ia berada disini, bila kau bersedia menunggunya disini, maka dia
pasti akan datang kemari untuk menjumpaimu.
Agaknya perempuan aneh berambut panjang itu merasa gembira sekali, dengan berseri
katanya, "Kau tidak bohong bukan" Yo Long telah pergi kemana?" "Mengapa aku musti
membohongimu" Setiap orang yang hadir disekitar gelanggang menyaksikan sendiri
bagaimana Tok Liong cuncu Yo long mmuncul ditempat ini, tentu saja aku tidak tahu
kemana ia telah pergi"
Mendengar jawaban tersebut, airmata segera jatuh bercucuran membasahi wajah
perempuan aneh berambut panjang itu, segera gumamnya dengan amat sedih, "Yaa, aku
tahu" dia pasti pergi karena tahu kalau aku hendak datang" ya, dia pasti enggan
bertemu lagi denganku?"
Tiba-tiba ia mendengarkan jeritan lengking, kemudian teriaknya seperti orang kalap,
"Ooo" Yo long, betapa kejamnya hatimu" Yo long wahai Yo long" kau berada dimana"
Cepatlah keluar" Yo long" cepat keluar" aku ingin bertemu denganmu?"
Ditengah jeritan lengkingnya yang amat memilukan hati, tiba-tiba perempuan aneh
berambut panjang itu berlalu dari sana dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Gak Lam-kun hanya bisa menghela napas setelah menyaksikan kejadian tersebut,
bisiknya dengan lirih, "Orang yang pantas dikasihani, aaiiii?"
Sebetulnya si Rase berekor sembilan Kongsun Po sedang berencana untuk menahan
perempuan aneh berambut panjang itu disitu, sebab ia tahu kepergian Tok liong Cuncu
tadi kemungkinan besar untuk menghindari pertemuannya dengan perempuan ini, maka
apabila ia tetap tinggal disana, Yo Long yang amat menakutkan itu tak nanti akan muncul
kembali disitu, bila urusan disana telah beres, dengan segala akal muslihat serta mulutnya
yang manis dia hendak menipunya dan mempergunakan tenaganya.
Tapi kenyataannya sekarang, dengan berlalunya perempuan aneh berambut panjang
itu berarti rencananya berantakan pula.
Sepeninggal perempuan aneh berambut panjang itu, tiba-tiba Malaikat racun dari See
ih berpaling kearah Gak Lam-kun kemudian berjalan menghampirinya, dengan suara yang
dingin menyeramkan ia berkata, "Apakah engkau adalah jago lihay yang telah melukai
Nian Eng hau sute ku itu?"
"Tidak berani, tidak berani" jawab Gak Lam-kun ketus, "dalam kejadian waktu itu, Ou
thamcu dari Thiat eng pang juga ikut menyaksikan, siapa benar siapa salah rasanya ia
juga tahu. Meski demikian aku merasa menyesal sekali telah salah melukai Nian tayhiap,"
Malaikat racun dari See ih memperdengarkan suara tertawanya yang amat dingin dan
rendah, lalu katanya, "Aku orang She Lo merasa kagum sekali oleh ilmu sikat saudara
yang melampaui orang lain itu, kalau bisa ingin sekali kumohon beberapa jurus petunjuk!"
"Setiap waktu tentu kulayani keinginanmu itu" kata Gak Lam-kun dengan ketus,
"merupakan suatu kebanggaan bagiku dapat menyaksikan ilmu silat aliran See thian san,
andaikata harus matipun aku akan mati dengan hati tentram.
Pelan-pelan ia lantas maju ketengah arena.
"Berhati-hatilah Gak sauhiap" kata malaikat racun dari See ih kemudian sambil menjura,
"lohu segera akan mulai melancarkan serangan!"
Mendadak ia menerjang maju kedepan sambil melancarkan sebuah pukulan yang maha
dahsyat. Gak Lam-kun menggerakkan pula telapak tangannya sambil berkata dengan nada
hambar, "Ingin kuketahui sampai dimanakah kehebatan tenaga pukulanmu itu?"
Ketika sepasang telapak tangan saling beradu, segera terjadilah suatu ledakan yang
memekikkan telinga, Gak Lam-kun terdorong mundur sejauh tiga langkah sebaliknya Lo
Kay seng masih berdiri tenang ditempat semula, namun sekilas perasaan tercengang
segera menyelimuti wajahnya.
Sekalipun dipandang dari kejadiannya Gak Lam-kun seolah-olah masih kalah setingkat
bila dibandingkan dengan kekuatan yang dimiliki Lo Kay seng, namun dalam pandangan
para jago ahli justru sebaliknya, kiranya dalam bentrokan yang pertama tadi, Lo Kay seng
telah menderita sedikit luka ringan akibat serangan pantulan yang digunakan oleh si anak
muda itu. Setelah berhasil dengan serangannya, Gak Lam-kun mempertahankan gayanya sebagai
seorang laki-laki ksatria, ia tidak melancarkan serangan lebih jauh sebaliknya cuma berdiri
tenang ditempat semula.
Lo Kay seng mengatur sebentar hawa murninya, ketika diketahui bahwa kerugian yang
dideritanya tidak terlalu besar, cepat badannya menerjang maju lagi dengan kecepatan
tinggi, sebuah tendangan segera dilancarkan mengarah lambung Gak Lam-kun.
Gak Lam-kun menggoyangkan tubuhnya menghindar kesamping lalu sepasang telapak
tangannya melancarkan serangkaian pukulan berantai.
Lo kay seng tertawa dingin, telapak tangan kanannya dikebaskan melancarkan sebuah
pukulan dahsyat untuk membendung ancaman dari Gak Lam-kun, kemudian telapak
tangan kirinya dengan jurus Thiat khi to jut (penunggang baja muncul mendadak)
melancarkan serangan balasan.
"Wees..! wees..!" begitu berhasil merebut kedudukan diatas angin, secara beruntun
telapak tangan kanannya melepaskan tiga buah serangan berantai diiringi tendangan kaki
kiri dan kanannya.
Bukannya mundur Gak Lam-kun malah menerobos maju kedepan, sepasang telapak
tangannya mengembangkan pula serangkaian pukulan dahsyat untuk membendung
tendangan-tendangan maut itu, semua gerakan yang dipergunakan boleh dibilang
merupakan jurus-jurus serangan untuk bertarung dalam jarak dekat.
Makin lama pertempuran berlangsung makin sengit, pukulan demi pukulan, tendangan
demi tendangan semuanya dipergunakan bukan saja dengan kecepatan tinggi, tenaga
pukulan yang disertakan pun luar biasa hebatnya"
Pertarungan antara mereka berdua hakekatnya merupakan pertarungan untuk
menentukan mati hidup mereka, semua ancaman hampir tak sebuahpun yang tidak tertuju
pada bagian badan yang mematikan, ini membuat para jago yang ikut menyaksikan
jalannya pertarungan itu merasa jantungnya berdebar keras.
Ditengah serunya pertarungan tersebut, tiba-tiba malaikat racun dari see ih Lo Kay
seng mengeluarkan jurus See lay tok ing (irama sunyi dari barat) menghantam kedada
lawan. Jurus serangan tersebut merupakan salah satu jurus mematikan dalam aliran See thian
san, bukan saja aneh dan sakti gerakannya bahkan membuat musuhnya menjadi bingung
sebab sepintas lalu serangan tersebut seperti suatu totokan tapi mirip pula sebuah
babatan. Gak Lam-kun terkesiap, buru-buru dia mengeluarkan ilmu gerakan tubuh Jit gi ngo
heng jit seng liong heng sin hoat untuk bergeser tiga depa kesamping kiri.
"Gak sauhiap, hati-hati!" tiba-tiba Lo Kay seng berseru sambil tertawa dingin.
Ditengah seruan tersebut, jurus mematikan yang sengaja disembunyikan dibalik jurus
See lay tok ing tersebut segera dilancarkan, tampak telapak tangan kanannya tiba-tiba
terbalik keatas kemudian mengancam urat nadi pada pergelangan tangan kanan Gak Lamkun.
"Hmm" Tidak segampang itu" jengek si anak muda ketus.
Tiba-tiba kelima jari tangan kanannya berputar menyambar diatas pergelangan tangan
kanan Lo Kay seng, oleh sambaran tersebut Lo Kay seng segera merasakan urat nadi pada
pergelangan tangan kanannya menjadi kaku, akibatnya tangan kanan yang sesungguhnya
sedang mengancam pergelangan tangan musuhpun menjadi miring kesamping dan tidak
menemui sasarannya"
Perubahan jurus serangan ini sungguh amat manis dan sedap dipandang, tanpa terasa
Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semua jago berpekik dihati masing-masing, "Sebuah serangan yang amat bagus!"
Gak Lam-kun dengan demikian berhasil menang satu gebrakan dari lawannya, cepat Lo
Kay seng mundur dua langkah, dengan tangan kirinya memegang pergelangan tangan
kanan ia berkata dengan dingin, "Gak sauhiap, ilmu silatmu benar-benar amat sempurna,
dengan tebalkan muka lohu ingin minta petunjuk lagi dalam kepandaian senjata"
Sebelum Gak Lam-kun mengucapkan sesuatu, Jit poh toan hun Kwik To telah maju
kemuka sambil tertawa terbahak-bahak, katanya, "Lo Kay seng, kau jangan melayani
orang lain terus menerus, bagaimana dengan pertikaian diantara kita" Bagaimanapun juga
urusan kita musti diselesaikan pada malam ini juga, maka kuanjurkan kepadamu lebih baik
pertarungan babak berikutnya ditiadakan saja"
Malaikat racun dari See ih tertawa seram.
"Kwik To!" demikian katanya, "sekalipun aku harus bertarung tiga babak lagi
memangnya kau anggap aku tak punya keyakinan untuk memenangkan dirimu..?"
Jit poh toan hun Kwik To kembali mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahakbahak.
"Haahh"haahh"haahh"sulit! Sulit! Tiga hari tidak bertemupun bisa mengakibatkan
perubahan yang besar apalagi kita sudah dua puluh tahunan tak pernah bersua muka..?"
"Yang kau katakan tentang kau atau diriku?" tukas Malaikat racun dari See ih ketus.
"Kau atau aku adalah sama saja, cuma aku orang she Kwik tidak ingin mempergunakan
keuntungan tersebut"
"Baiklah!" kata Lo Kay seng kemudian "bagaimana kalau penyelesaian diantara kita
diundur tiga hari lagi?"
Jit poh toan hun Kwik To tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh"haaahhh"haaahhh"bagus sekali, bagus sekali! Cuma sebelumnya aku
hendak berkata lebih dulu, ujung senjata itu tak bermata, bagaimana seandainya kau mati
dalam pertarungan itu?"
"Hmmm..! Kalau mampus anggap saja nasibku lagi jelek, atau mungkin kau lebih suka
kalau melihat aku mati ditangan orang lain saja?"
"Aaah..! Kita sama-sama tidak mempunyai dendam sakit hati apa-apa, kalau cuma ingin
mencoba kepandaian silat saja, kenapa harus mempergunakan nyawa sebagai taruhan?"
sela Gak Lam-kun tiba-tiba.
Jit poh toan hun Kwik To sama sekali tidak menggubris perkataan dari Gak Lam-kun itu,
lagi-lagi dia berkata, "Tidak berani! Tidak berani! Loheng tersohor sebagai malaikat racun,
aku percaya kau masih mempunyai kepandaian simpanan untuk menolong jiwamu sendiri"
Terkesiap juga Gak Lam-kun setelah mendengar perkataan itu, pikirnya diam-diam.
"Kwik To berulangkali membantuku, entah apa maksud sesungguhnya" Coba kalau
tidak diingatkan olehnya, hampir saja aku lupa kalau Lo Kay seng masih mempunyai ilmu
racun yang maha sakti?"
Malaikat racun dari See ih Lo Kay seng mendengus dingin.
"Hmmm..! Kwik To, seandainya aku orang she Lo hendak merebut kemenangan dengan
mengandalkan ilmu racunku, aku yakin kau Tionggoan tok hu (si Tabib keji dari
Tionggoan) tak akan lolos dari cengkeramanku"
Dari pembicaraan tersebut dapat diketahui bahwa dalam pertarungannya melawan Gak
Lam-kun dia tidak ingin menyergap si anak muda itu dengan mengandalkan kepandaian
racunnya. Mendengar itu, Jit poh toan hun Kwik To segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah"haaah"haaah"mana, mana, kalau begitu aku orang she Kwik telah
mempergunakan hati kecil seorang siaujin untuk menilai kebijaksanaan seorang kuncu"
Tiba-tiba dari sakunya Malaikat racun dari See ih Lo Kay seng mengeluarkan sebuah
senjata Kim seng lun (roda bintang emas), diantara rentangan telapak tangannya kekiri
dan kekanan, ternyata roda tersebut telah berubah menjadi lima buah roda bintang emas
yang amat tipis, lantaran kelima roda itu besarnya sama dan lagi menempel antara yang
satu dengan yang lainnya, maka sulit buat orang lain untuk membedakan satukah senjata
roda itu atau limakah"
"Gak sauhiap, silahkan kau siapkan senjatamu, demikian Lo Kay seng berkata, "lohu
hendak mempergunakan kelima buah roda bintang emas itu untuk menyambut permainan
beberapa jurus seranganmu"
o0o Terkesiap juga Gak Lam-kun setelah menyaksikan senjata lawan, pikirnya dengan
cepat. "Tampaknya ilmu silat yang dimiliki Lo Kay seng benar-benar sudah mencapai
tingkatan yang luar biasa, ia merupakan seorang musuh yang tangguh dalam dunia
persilatan dewasa ini, biasanya orang yang menggunakan senjata tersebut kebanyakan
cuma menggunakan dua biji senjata roda yang lebih dikenal sebagai Jit gwat lun (roda
matahari dan rembulan) tapi sekaligus Lo Kay seng dapat mempergunakan lima buah roda
bintang emas. Jelas sulit bagiku untuk melayani kelima senjata rodanya dengan tangan
kosong belaka padahal kecuali Toa hun liong jiau (cakar naga perenggut nyawa) aku tidak
membawa senjata lainnya, wah bagaimana enaknya sekarang?"
Sementara Gak Lam-kun masih sangsi dan tidak dapat mengambil keputusan, tiba-tiba
terdengar seseorang menegur dengan suara yang merdu, "Saudara Gak entah pedang ini
cocok dengan seleramu atau tidak?"
Bersama dengan berkumandangnya ucapan itu, tampak ketua dari perguruan panah
bercinta Bwe Li pek muncul sambil ditangan kirinya membawa sebilah pedang pendek, lalu
sambil tersenyum senjata itu diangsurkan kehadapan si anak muda.
Gak Lam-kun tersenyum.
"Terima kasih banyak saudara Bwe atas pinjaman pedangmu itu" katanya.
Dengan sepasang tangannya ia menyambut pedang pendek itu mendadak ia
mengendus bau harum semerbak yang amat menusuk hidung, Gak Lam-kun segera
tertegun, pikirnya kemudian, "Sudah tiga kali kucium bau harum aneh semacam ini dari
tubuhnya, jangan-jangan..?"
Ketika Gak Lam-kun berpaling kembali, Bwe Li pek telah memutar badannya sambil
mengundurkan diri dari situ.
"Criiing..!" bunyi lengking tajam yang memekikkan telinga berkumandang memecahkan
kesunyian, diantara berkelebatnya segulung cahaya putih, pedang pendek itu sudah
diloloskan dari sarungnya.
Pedang itu putih mulus bagaikan kumala, tajam dan berkilau, sekilas pandangan saja
orang akan tahu bahwa pedang tersebut adalah sebuah pedang mustika yang amat tajam.
"Pedang bagus, pedang bagus!" puji Gak Lam-kun dalam hati kecilnya.
Setelah meloloskan pedangnya, Gak Lam-kun mundur tiga langkah kebelakang dan
berdiri dengan pinggang ditekuk, lima jari tangan kanannya direntangkan sejajar dada
sedang tangan kirinya memegang pedang sebatas alis mata, dengan sinar mata setajam
sembilu ditatapnya Lo Kay seng tajam-tajam.
"Nah saudara, silahkan turun tangan!" katanya.
Lo Kay seng yang menyaksikan gaya pembukaan dari Gak Lam-kun pun merasa amat
terkejut, pikirnya, "Orang ini benar-benar seorang manusia berbakat aneh dari dunia
persilatan tampaknya dalam pertarungan adu senjata tajampun aku harus terlibat lagi
dalam suatu pertarungan yang amat seru"
Tergerak juga perasaan Bwe Li pek setelah menyaksikan jurus pedang dari Gak Lamkun,
terutama kemampuan pemuda tersebut memainkan pedang ditangan kiri dan tangan
kanannya tak lupa menyerang dengan kepandaian Tok liong ci jiau, hal ini sungguh
merupakan suatu kejadian yang jarang dijumpai dikolong langit.
Mendadak" Suara desingan nyaring berkumandang memenuhi seluruh angkasa,
sebuah roda Kim seng lun yang berada ditangan kiri Lo Kay seng dilontarkan kearah Gak
Lam-kun. Ketika anak muda itu membacok dengan pedang kirinya, diiringi desingan angin tajam
tiba-tiba roda Kim seng lun tersebut berputar kebelakang punggungnya, lalu kembali
ketangan Lo Kay seng. Dengan sendirinya bacokan itupun mengenai sasaran yang kosong.
"Ngiing"ngiing"ngiing"ngiing..!" bunyi desingan tajam kembali berdesing memenuhi
seluruh angkasa, cahaya emas berkilauan darimana-mana diiringi biasan cahaya perak,
lima batang roda Kim seng lun dari lima arah yang berbeda menerjang datang hampir
bersamaan waktunya"
Serangan tersebut merupakan sebuah serangan yang maha dahsyat gerakan itu
dinamakan gerakan Ban lun hud (selaksa roda membiaskan sinar sang Buddha).
Paras muka Gak Lam-kun agak berubah, pergelangan tangannya digoyangkan
berulangkali, tiba-tiba ia menggunakan pula sebuah jurus tangguh yang merupakan suatu
jurus pedang tingkat tinggi yakni Yang Kong bu ciau (sinar matahari memancar kemanamana).
Diantara perputaran pedang pendek ditangan kirinya itu, terciptalah berlapis-lapis
cahaya tajam yang melindungi sekujur tubuhnya.
Kendatipun Yang Kong bu ciau dinamakan satu gerakan, pada hakekatnya terselip
berbagai perubahan yang beruntun, bukan saja perubahannya dahsyat, gerakannya juga
tangguh. Serentetan cahaya bianglala berwarna putih dengan cepat melesat keudara dan
mengelilingi kelima buah roda Kim seng lun tersebut, suasananya waktu itu ibaratnya
selapis awan tebal yang mengelilingi rembulan dan bintang.
Begitu turun tangan, kedua belah pihak segera terlibat dalam suatu pertarungan sengit
yang menentukan mati hidup mereka, kejadian tersebut dengan cepat menarik perhatian
para jago disekitar gelanggang untuk mengikuti jalannya pertarungan dengan lebih
seksama lagi. Lima gumpal cahaya emas dan selapis hawa pedang yang mengerikan hampir
memenuhi seluruh angkasa, meski demikian ternyata sama sekali tidak kedengaran sedikit
suarapun. Mendadak" lima buah roda dari Lo Kay seng itu mempersatuksn diri lalu, berbareng
menerjang kedada Gak Lam-kun, tentu saja kekuatannya ibarat lima ekor kerbau yang
menyerbu bersama kesatu arah.
Gak Lam-kun membentak keras, cahaya putih berputar mengikuti arah pergeseran
langkah kakinya yang maju mundur, diantara getaran ujung pedangnya, tiba-tiba lima
jalur sinar putih memancar keluar, sedang selaksa roda membiaskan sinar Buddha
mendadak menjadi sirap"
Gak Lam-kun berdiri serius sambil memeluk pedang, sementara Lo Kay seng hanya
berdiam diri sambil memperhatikan kelima buah roda Kim seng lunnya yang tergeletak
diatas tanah. Akhirnya setelah menghela napas katanya, "Gak sauhiap, ilmu silatmu benar-benar
sudah mencapai tingkat kesempurnaan yang luar biasa, aku orang she Lo sungguh merasa
amat kagum, baiklah kita akhiri pertarungan malam ini sampai disini saja.
Sehabis berkata ia memungut kembali kelima buah roda Kim seng lunnya dari tanah
dan dimasukkan kembali kedalam saku.
Gak Lam-kun menyarungkan pula pedangnya lalu sambil tertawa dan menjura katanya,
"Terima kasih banyak atas petunjuk ilmu silat yang telah Lo tayhiap berikan pada malam
ini, kesemuanya tersebut sungguh mendatangkan manfaat yang tak terhingga buat aku
orang she Gak."
Kemudian sambil mengangsurkan pedang pendek itu kehadapan Bwe Li pek, katanya
lagi sambil tertawa.
"Terima kasih banyak untuk pinjaman pedang dari saudara Bwe, harap pedang ini suka
diterima kembali."
Bwe Li pek tertawa ramah, katanya, "Saat ini adalah saatnya banyak urusan dalam
dunia persilatan, apa salahnya kalau saudara Gak meminjamnya untuk beberapa waktu
lagi." "Baiklah, daripada kutampik maksud baikmu, terpaksa siaute akan meminjamnya untuk
sementara sampai besok.
Dari balik sinar mata Bwe Li pek yang tajam seperti sembilu, tiba-tiba terpancar sekilas
cahaya lembut bagaikan hembusan angin sepoi, katanya lagi, "Bila saudara Gak merasa
tidak keberatan, biar kuhadiahkan pedang itu sebagai kenang-kenangan untukmu,
anggaplah hal ini sebagai tanda mata untuk mempererat jalinan hubungan kita."
"Tidak berani, tidak berani, setiap orang yang termasuk kuli silat tidak pantas untuk
menyoren pedang mustika semacam ini" ujar Gak Lam-kun tertawa.
"Kalau begitu, kembalikanlah pedang itu bila kita bertemu kembali besok malam."
Gak Lam-kun menyimpan pedang pendek itu kedalam sakunya, lalu berkata dengan
lantang, "Kentongan kelima esok, siaute pasti akan tiba tepat pada waktunya!"
Sementara itu Jit poh toan hun (tujuh langkah pemutus nyawa) Kwik To pelan-pelan
maju kedepan, sambil memberi hormat kepada Lo Kay seng ia berkata, "Saudara Lo,
bagaimana dengan permintaan aku orang she Kwik semalam mengenai masalah Soat san
Thian li?"
"Dalam soal ini hanya terbatas untuk Buncu seorang" jawab See ih tok Seng Lo Kay
seng dengan suara menyeramkan, "bila kalian ingin datang bergerombol, maka maaf jika
hal ini tak bisa dikabulkan"
Bwe Li pek segera tertawa angkuh.
"Adapun maksud aku orang she Bwe tidak lebih cuma ingin menyambangi Soat san
Thian li, kami tidak mempunyai rencana atau tujuan lain, dan segenap anggota
perguruanku akan menanti disini!"
"Bwe ji, biar aku ikuti dirimu" bisik perempuan berambut putih yang berada disamping
kanannya dengan lembut.
Bwe Li pek segera berpaling dan tertawa.
"Nenek, legakan hatimu, tak nanti Soat san Thian li akan nenelan diriku bulat-bulat"
Berbicara sampai disitu ia lantas memberi hormat kepada Gak Lam-kun, kemudian
pelan-pelan menghampiri Lo Kay seng, katanya, "Tolong bawalah aku kesana"
"Blaaam?" mendadak terdengar ledakan nyaring menggeletar memecahkan
keheningan"
Dalam waktu singkat muncullah serentetan cahaya hijau yang menyambar ketubuh Bwe
Li pek dengan kecepatan luar biasa.
Cahaya hijau itu meluncur tiba dengan kecepatan yang sukar dilukiskan dengan katakata,
bagaikan serentetan benang hijau yang berada tujuh delapan kaki jauhnya tahu-tahu
dalam sekejap mata telah melesat dihadapan mata Bwe li pek.
Terkesiap juga Buncu dari perguruan panah bercinta itu, tidak sempat melihat jelas lagi
senjata rahasia apakah itu, pergelangan tanganrya digetarkan cepat dan jari tangannya
segera menyentil kedepan.
"Blaaam..!" termakan oleh tenaga sentilan Tan ci sin thong (jari tunggal yang tembus
kemana-mana) dari Bwe Li pek, cahaya hijau yang telah berada tiga depa dihadapannya
itu segera terbendung dan terpental keempat penjuru.
"Blaam..!" sekali lagi benang hijau yang terpental itu meledak dan kemudian berubah
menjadi tujuh buah titik bintang api berwarna hijau yang segera menyebar keempat
penjuru. Dua diantaranya langsung meluncur kearah Bwe Li pek, sedangkan lima buah titik hijau
lainnya segera memancar mengancam Malaikat racun dari See ih Lo Kay seng serta dua
orang laki-laki kekar dari Thi eng pang dengan kecepatan tinggi.
Baik Bwe Li pek maupun Lo Kay seng tidak berani menerima serangan tersebut dengan
kekerasan, dengan perasan bergetar keras masing-masing berkelit kesamping.
Lain halnya dengan dua orang lelaki kekar dari pasukan delapan belas elang baja,
untuk berkelit sudah tak sempat lagi, yang satu segera terkena pada lengannya sedang
yang lain terkena pada paha kanannya, kedua-duanya bukan termasuk tempat yang
mematikan. Akan tetapi, dua orang laki-laki kekar dari perkumpulan elang baja itu serentak roboh
ketanah, jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan kesunyian
mengikuti bergulingnya tubuh kedua orang itu kesana kemari.
Senjata rahasia yang demikian lihay dan beracunnya belum pernah didengar ataupun
disaksikan sebelumnya dalam dunia persilatan, kontan saja peristiwa itu mendatangkan
kegemparan serta kepanikan bagi seluruh orang yang berada disekitar arena.
Kedua orang laki laki bertubuh tegap itu masing-masing memperdengarkan jeritan
lengking yang mengerikan serta lolongan minta tolong, itulah pekikkan terakhir menjelang
hidupnya didunia Ini, sedemikian menggenaskannya membuat bulu kuduk orang pada
bangun berdiri semua.
Jeritan ngeri yang memilukan hati itu masih juga berkumandang tiada hentinya,
kesemua ini semakin menambah seramnya suasana.
Akan tetapi semua jago yang hadir dalam arena tak berhasil mengetahui apa sebabnya
kedua orang itu menjerit ngeri, mereka hanya menyaksikan tubuh kedua orang itu secara
lamat-lamat memancarkan cahaya hijau, mungkin itulah penyebab yang mengakibatkan
mereka menemui ajalnya.
Mendadak dari luar arena berkumandang suara tertawa panjang yang memekikkan
telinga, menyusul kemudian dua sinar emas yang menyilaukan mata meluncur keudara
dan langsung menyambar ketubuh laki-laki yang sedang berguling diatas tanah itu.
Diikuti dua kali jeritan kesakitan, kedua orang, laki-laki kekar itu telah berhenti
berguling, akan tetapi cahaya hijau ditubuh mereka masih juga menggulung-gulung tiada
hentinya. Diantara berkelebatnya bayangan manusia, kini ditengah arena telah bertambah
dengan seorang kakek berjubah panjang yang berambut putih diiringi tiga orang manusia
yang berpakaian aneka macam.
Kakek itu berwajah bersih, berjenggot putih sepanjang dada, jubah hijau selutut,
bermuka merah bercahaya dan sedikitpun tidak tampak ketuaannya terutama sekali
matanya besar alisnya yang tebal dan sorot matanya yang tajam menggidikkan hati.
Dalam genggaman tangan kanannya membawa sebuah tongkat toya bukan toya yang
pada gagangnya berukirkan elang baja yang sedang mementangkan sayap dengan ekor
yang sangat panjang, inilah senjata andalan dari Thi eng sin siu (kakek sakti elang baja).
Dari antara tiga orang yang ikut datang, terlihat orang pertama adalah seorang
sastrawan berusia setengah umur yang berjubah biru, orang kedua adalah seorang kakek
kurus kering seperti bambu yang memakai jubah berwarna putih keperak-perakan,
sedangkan orang ketiga adalah seorang gadis cantik jelita yang seluruh badannya seperti
memancarkan sinar keemas-emasan.
Sekalipun tidak ditanyakan semua orang juga tahu bahwa kakek itu adalah pentolan
dunia persilatan yang ternama dalam dunia dewasa ini, pangcu dari perkumpulan Thi eng
pang, Thi eng sin siu Ou Bu hong.
Sastrawan berbaju biru adalah salah seorang diantara empat thamcu dibawah panji
perkumpulan elang baja, yang merupakan thamcu dan panji elang biru, orang menyebut
sebagai Cian seng khi si (sastrawan aneh seribu bintang) Wan Kiam ciu.
Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Si kakek kurus kering adalah Thamcu panji elang perak Gan tiong ciang (telapak tangan
ditengah karang) Kwan Kim ceng.
Sedangkan gadis cantik jelita itu adalah jago lihay nomor dua dalam perkumpulan Thi
eng pang Kim eng ki thamcu atau Thamcu panji elang emas Ki Li soat.
Kakek sakti elang baja Ou Bu hong menyapu sekejap sekeliling arena dengan sorot
matanya yang tajam, kemudian sambil tertawa terbahak-bahak tegurnya, "Diantara yang
hadir disini, siapakah yang merupakan anak murid Jit poh lui sim ciam panah inti geledek
yang mencabut nyawa dalam tujuh langkah) Lui seng thian?"
Dari balik kegelapan segera terdengar seseorang menjawab sambil tertawa
menyeramkan. "Heehhh"heehhhh"heehhh"Ou Bu hong lohu sendiri yang telah datang!"
Kakek sakti elang baja segera berpaling kearah mana berasalnya suara tersebut, maka
tampaklah seorang kakek berwajah jelek pelan-pelan memasuki gelanggang, ditangannya
menggenggam sebuah tabung bulat yang terbuat dari tembaga.
Gak Lam-kun cuma menonton semua peristiwa itu dari samping, ia kenali kakek
bertampang jelek itu tak lain adalah Lui seng thian yang bersembunyi dibalik pohon itu.
Sekarang ia baru terkejut dan ngeri atas keganasan, kekejian serta kehebatan dari anak
panah inti geledek yang dapat mencabut nyawa dalam tujuh langkah itu, seandainya Lui
seng thian sampai turun tangan jahat kepadanya tadi, peristiwa itu sungguh merupakan
suatu kejadian yang amat menakutkan.
Kecuali Gak Lam-kun, kakek sakti elang baja serta Malaikat racun dari See ih yang
sedikit mengetahui tentang diri Lui Seng thian, hampir boleh dibilang tak seorang jagopun
mengetahui asal-usulnya, tapi semua orang dapat merasakan bahwa manusia tersebut
pasti merupakan seorang gembong iblis yang susah dihadapi, terutama setelah
menyaksikan senjata rahasianya yang cukup menggetarkan sukma itu.
Kakek sakti elang baja Ou Bu hong segera tertawa dingin, lalu katanya ketus.
"Bagus! Bagus sekali! Tak nyana setelah kau Lui Seng thian muncul kembali didalam
dunia persilatan, ternyata berani memusuhi diriku.
Jit poh lui sim ciam Lui Seng thian berhenti kurang lebih tiga kaki dihadapannya,
dengan dingin ia menjawab, "Ou pangcu adalah seorang enghiong yang termashur
diseluruh dunia persilatan, jago darimanakah yang berani mencari urusan dengan dirimu"
Sebelum persoalan ini berkembang lebih lanjut, perlu aku terangkan lebih dulu bahwa
kedua sosok nyawa anggota perkumpulanmu bukan sengaja mampus oleh Lak hap im
hwee (enam gabungan api dingin) yang kulepaskan, aku sama sekali tidak berniat untuk
membinasakan mereka, akan tetapi jika kau Ou Bu hong ingin mencari balas kepadaku
tentu saja setiap saat aku Lui Seng thian bersedia untuk melayaninya.
Perlu diterangkan bahwa semua jago yang hadir digelanggang ketika itu hampir
sebagian besar merupakan jago-jago kenamaan yang termashur dalam dunia persilatan,
setiap orang kalau bukan memiliki ilmu silat yang tinggi tentu memiliki kecerdasan yang
luar biasa. Dengan kemunculan kakek sakti elang baja beserta ketiga orang thamcunya serta
merta ikut merubah pula kekuatan dalam gelanggang, secara otomatis antara perguruan
panah bercinta dengan perkumpulan elang baja pun tercipta dua kekuatan paling besar
yang seimbang. Ou Bu hong merupakan seorang pemimpin yang cerdik dan mempunyai otak encer,
sudah barang tentu diapun cukup memahami situasi yang sedang dihadapinya waktu itu,
dia juga tahu bahwa Jit poh lui sim ciam Lui seng thian adalah seorang iblis yang sukar
dihadapi, kendatipun ia telah mengucapkan kata-kata tantangan bukan berarti
perkumpulan Thi eng pang harus menghadapi lebih dahulu.
Maka setelah mempertimbangkan sejenak untung ruginya. Ou Bu hong segera
mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Haahhh"haahhh"haahhh"bagus, bagus, kalau begitu utang ini akan kucatat atas
namamu Lui Seng thian!"
Mendadak"Sreet! Sreet! Sreet!" serentetan hujan panah mendesing memenuhi
angkasa. Secara tiba-tiba kedelapan belas orang manusia berbaju putih dari perguruan panah
bercinta telah melepaskan masing-masing dua batang anak panah, diantara kilatan cahaya
putih yang menyilaukan mata, tiga puluh enam batang panah secara berbareng meluncur
kearah tubuh Lui seng thian.
Kiranya para jago dari perguruan panah bercinta merasa marah sekali setelah
menyaksikan Bwe Li pek diserang oleh kakek berwajah jelek itu, maka serentak mereka
melancarkan serangan balasan.
Sungguh dahsyat dan cepat dua batang panah yang masing-masing dilepaskan oleh
kedelapan belas orang manusia berbaju putih itu, tiga puluh enam batang panah itu
dengan cepatnya memenuhi daerah sekitar tiga kaki disekeliling tubuh Lui Seng thian,
sungguh mengerikan sekali keadaannya ketika itu.
Tapi Lui Seng thian sendiri juga bukan orang bodoh, ia telah menduga bahwa orangorang
dari perguruan panah bercinta bakal melancarkan sergapan kearahnya, maka baru
saja suara gendewa berbunyi, secepat kilat tubuhnya sudah melambung lima enam kaki
tingginya keudara dan langsung menerjang kearah orang-orang dari perguruan panah
bercinta berada"
Bwe Li pek mengetahui bahwa ilmu silat yang dimiliki kakek jelek itu sangat lihay, dan
lagi ia membekal senjata rahasia yang maha dahsyat, apabila orang itu dibiarkan
mendekati orang-orangnya niscaya akan banyak jago perguruan panah bercinta yang
terluka bahkan tewas.
Oleh karena itu baru saja Lui Seng thian melompat keudara seperti bayangan hitam
Bwe Li pek menyusul pula dari belakang, jago tersebut melompat setinggi enam tujuh kaki
keudara dan menghadang jalan pergi Lui Seng thian diudara.
Sekalipun menyusul belakangan, ternyata Bwe Li pek berhasil tiba lebih dulu ditempat
tujuan, sebuah pukulan dahsyat secepat kilat dilancarkan kedepan.
Sebetulnya Lui seng thian bermaksud untuk melepaskan panah inti geledeknya dari
tengah udara dengan maksud ingin melukai beberapa orang anggota perguruan panah
bercinta, akan tetapi berhubung jalan perginya terhadang oleh Bwe Li pek dan lagi pula
sebuah pukulan dahsyat telah dilontarkan kearahnya, terpaksa ia harus menggetarkan
telapak kirinya untuk menyambut datangnya ancaman tersebut.
"Blaang"suatu ledakan nyaring kembali menggelegar ditengah udara.
Jit poh lui sim ciam Lui Seng thian berjumpalitan beberapa kali ketengah udara sebelum
melayang turun keatas permukaan tanah, sebaliknya Bwe Li pek melayang turun dengan
tenangnya seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu peristiwa apapun.
Dengan terjadinya peristiwa ini maka dengan cepat menimbulkan pula pandangan baru
kawanan jago lainnya terhadap kekuatan perguruan panah bercinta, semula mereka
memandang rendah kekuatan yang dimiliki Bwe Li pek karena dianggapnya masih ingusan
dan tak tahu apa-apa, tapi sekarang terbukti bahwa kekuatannya ternyata tidak berada
dibawah kekuatan perkumpulan Thi eng pang yang maha besar itu.
Dalam pada itu perempuan berambut putih dan Han Hu hoa dari perguruan panah
bercinta secepat kilat telah melompat kekiri dan kanan Bwe Li pek, kedua orang itu
masing-masing menghimpun tenaga dalamnya bersiap sedia melancarkan serangan.
Jit poh lui sim ciam Lui seng thian tidak berani melakukan serangan untuk kedua
kalinya setelah serangan yang pertama kali tadi, ini disebabkan karena terlalu pandang
rendah kekuatan lawannya sehingga cuma mempergunakan tenaga sebesar empat bagian,
akibatnya isi perutnya kena digetarkan oleh kekuatan Bwe Li pek yang menyebabkan
terluka ringan.
Dengan sorot mata setajam sembilu kakek sakti elang baja Ou Bu hong mengamati
wajah Bwe Li pek sekian lama, kemudian tegurnya, "Nona, meskipun hanya sebuah
pukulan tapi cukup untuk membuka lebar-lebar sepasang mataku, boleh aku tahu nona
berasal dari perguruan mana dan murid siapa?"
Gak Lam-kun merasakan jantungnya berdebar keras, kendatipun para jago lainnya juga
sama-sama tertegun sebab mereka tidak mengira kalau ketua perguruan panah bercinta
ternyata adalah seorang nona.
Bwe Li pek sendiripun mengernyitkan alis matanya sambil berpikir, "Semenjak kecil aku
sudah terbiasa mengenakan pakaian lelaki, lagi pula sudah kupelajari sedikit kepandaian
menyamar, selama beberapa tahun ini berkelana dalam dunia persilatan, belum pernah
ada orang yang mengetahui penyamaranku, hanya dalam sekilas pandangan saja?"
Berpikir sampai disitu tanpa terasa lagi ia menundukkan kepalanya sambil
memperhatikan beberapa kejap dandanan sendiri.
Ou Bu-hong segera tertawa terbahak-bahak, sambil menuding kearah Thamcu elang
emas Ki Li soat katanya, "Penyaruan nona memang terhitung sangat hebat andaikata Ki
thamcu tidak memberitahukan hal ini secara diam-diam kepadaku, sampai melamur pun
aku tidak akan mengetahui rahasia ini, apalagi semua gerak gerik nona tak ubahnya
seperti pria-pria sejati lainnya.
Setelah rahasianya dibongkar, tentu saja Bwe Li pek merasa tak enak hati untuk
menyangkal lebih jauh, setelah tertawa dingin katanya dengan gusar.
"Hmm..! Sekalipun aku suka mengenakan pakaian pria, apa sangkut pautnya dengan
kalian semua?"
Bagaimanapun jua kebiasaan seorang gadis tidak terlepas dari tubuhnya, dimana
rahasianya berhasil dibongkar dihadapan umum, serta merta berkobar juga hawa amarah
dalam hatinya. Ou Bu-hong tersenyum.
Seorang perempuan mengenakan pakaian pria bagi dunia persilatan merupakan suatu
kejadian yang lumrah, haaah" haaah" haaah" putri angkatku Ki thamcu juga sering
mengenakan pakaian pria untuk berkelana dalam dunia persilatan.
Bwe Li pek cuma tertawa dingin sambil mengalihkan sinar matanya memandang awan
diangkasa terhadap pertanyaan dari Ou Bu hong itu, dia tak mendengarkan maupun
menjawab. Kakek sakti elang baja Ou Bu hong kembali memandang sekejap sekeliling gelanggang,
tiba-tiba tanyanya kepada Ou Yong hu, "Ou thamcu, kemana perginya komandan pasukan
elang baja?"
Kakek ular dari lautan timur Ou Yong hu mengalihkan sinar matanya kewajah Gak Lamkun,
kemudian sambil menjura katanya, "Gak sauhiap, tolong tanya kemana perginya Si
Tiong pek dari perkumpulan kami saat ini?"
Pelan-pelan Gak Lam-kun maju kedepan lalu menghela nafas sedih.
"Semalam Si heng bersama siaute datang menyelidiki perkampungan ini, sayang ia
kena dilukai oleh irama Sang goan ki yang mengakibatkan jalan api menuju neraka, pagi
tadi ia telah berpisah denganku, tidak kuketahui kemana ia telah pergi?"
Agak tergetar perasaan kakek sakti elang baja dan sekalian anggota perkumpulan Thi
eng pang setelah mendengar perkataan itu, terutama sekali Kim eng thamcu Ki Li soat,
wajahnya berubah dan airmata mengambang dalam kelopak matanya, semua orang tahu
bahwa jalan api menuju neraka merupakan pantangan terbesar bagi seseorang yang
belajar ilmu silat sebab kendatipun luka dalam tersebut berhasil disembuhkan, sekalipun
tidak sampai mati paling sedikit akan mengakibatkan cacad.
Tiba-tiba Kakek ular dari lautan timur Ou Yong hu membentak dengan suara lantang,
"Gak Lam-kun, bukankah kau telah mencelakainya secara diam-diam" Kenapa sekarang
kau katakan?"
Jit poh toan hun Kwik To segera tertawa dingin dan menukas pembicaraannya yang
belum selesai, katanya, "Ou Yong hu, kau jangan memfitnah orang yang bukan-bukan,
dengan mata kepalaku sendiri aku orang she Kwik menyaksikan betapa Si Tiong pek
memasuki perkampungan ini untuk melakukan penyelidikan, kemudian bagaimana ia
terluka oleh Sang goan ki dan diserang gerombolan ular beracun dimana tubuhnya
terpagut seekor ular beracun. Bukan aku saja. Say Khi pit dari Siau ngo tay serta Kongsun
Po dari Hoa san pun mengalami nasib yang sama."
Setelah mendengar perkataan itu, kakek sakti elang baja merasakan kepalanya seperti
disambar petir disiang hari bolong, untuk sesaat lamanya ia berdiri termangu.
Sebagaimana diketahui, Si Tiong pek adalah murid kesayangannya yang paling dimanja
dan merupakan satu-satunya, bahkan dia pula yang merupakan tumpuan harapannya
selama ini, bagaimana mungkin hatinya menjadi tidak pedih setelah mengetahui keadaan
Si Tiong pek yang mendekati setengah mati itu"
Gak Lam-kun menghela napas panjang, katanya, "Aku merasa amat bersedih hati atas
nasib buruk yang telah menimpa diri Si Tiong pek, tapi Thian selalu melindungi umatnya,
semoga saja ia berhasil menemukan keberuntungan"
Pada saat itulah secara tiba-tiba Kakek ular dari lautan timur Ou Yong hu membisikkan
sesuatu ketepi telinga Ou Bu hong.
Menyusul kemudian Kakek sakti elang baja Ou Bu hong dengan sorot mata yang tajam
dan buas menatap wajah Gak Lam-kun lekat-lekat.
Terkesiap hati Gak Lam-kun, dia tahu apa yang telah dibisikkan kakek ular dari lautan
timur Ou Yong hu kepada Kakek sakti elang baja.
Tiba-tiba Ou Bu hong menengadah dan tertawa panjang, suaranya keras memekikkan
telinga telapak tangan kirinya segera didorong kemuka melancarkan sebuah pukulan
dahsyat kearah Gak Lam-kun.
Sepintas lalu pukulan itu seolah-olah tidak mempergunakan tenaga besar, malah seperti
sebuah pukulan mainan, padahal justru mengandung himpunan tenaga murni yang maha
dahsyat. Gak Lam-kun pun tahu bahwa gembong iblis tersebut mempunyai ilmu silat yang
sangat dahsyat dari perubahan wajahnya dapat diketahui bahwa orang itu bermaksud
membinasakannya dalam sekali pukulan, untung ilmu silat yang dimilikinya cukup tangguh,
kalau tidak, sulit rasanya untuk mempertahankan diri dari ancaman tersebut.
Dalam keadaan gawat dan jiwanya terancam oleh mara bahaya tersebut, Gak Lam-kun
tidak terlalu memikirkan soal rahasia dirinya lagi, hawa sakti Tok liong ci jiau segera
dihimpun dalam telapak tangan kanannya diantara rentangan kelima jari tangannya,
segulung desiran angin tajam segera memancar kedepan.
"Aaaah..! Tenaga sakti Tok liong ci jiau?" Pekik Say Khi pit yang berada disisi arena
dengan terperanjat.
Ketika tenaga pukulan yang dilancarkan kakek sakti elang baja Ou Bu hong saling
bertemu dengan tenaga sentilan Gak Lam-kun yang maha dahsyat itu diudara, tiba-tiba
saja dia merasakan hatinya bergetar keras, sepasang matanya melotot besar dan maju
selangkah kedepan, mendadak telapak tangan kirinya didorong kembali setengah depa
lebih kemuka. Gak Lam-kun segera merasakan timbulnya suatu gulungan tenaga yang maha kuat
bagaikan gulungan ombak disamudra memantul balik ketubuhnya, ia merasa sangat
terperanjat, telapak tangan kirinya ikut dikebaskan pula kedepan"
Tiba-tiba saja Ou Bu hong merasakan timbulnya segulung tenaga tekanan yang maha
dahsyat menghantam tubuhnya mengikuti kebasan telapak tangan kiri dari Gak Lam-kun.
Rasa kaget dihati kakek sakti elang baja Ou Bu hong sukar dilukiskan lagi dengan katakata,
cepat toya elang baja ditangan kanannya dibuang kesamping lalu cepat-cepat
telapak tangan kanannya dikebaskan kedepan"
"Blaaang.." suatu benturan nyaring mengakibatkan terjadinya ledakan yang
memekikkan telinga, tenaga pukulan dari Ou Bu hong segera mendesak mundur tenaga
pukulan Gak Lam-kun itu.
Berhasil dengan serangannya itu, kakek sakti elang baja membentak keras bagaikan
guntur, pukulan dahsyatnya yang kedua kembali dilontarkan kedepan.
Terdengar Gak Lam-kun mendengus tertahan, badannya mundur setengah langkah,
tapi tenaga pukulannya toh berhasil juga untuk membendung dorongan angin pukulan Ou
Bu hong yang kuat.
Dengan demikian maka antara kedua orang segera terlibat dalam suatu pertarungan
adu tenaga dalam yang amat sengit keempat orang thamcu dari Thi eng pang dengan
cepat menyebarkan diri kebelakang Ou Bu hong sambil bersiap sedia, mereka takut ada
orang yang tiba-tiba melancarkan serangan dari belakang.
Tiba-tiba si Rase berekor sembilan Kongsun Po melompat kebelakang punggung Gak
Lam-kun dengan suatu gerakan cepat, tapi sebelum kakinya sempat menempel diatas
permukaan tanah, tiba-tiba terdengar seseorang membentak sambil tertawa dingin.
"Kembali kau!"
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat dengan cepat menerjang kemuka
menyongsong kedatangan tubuhnya.
Oleh karena masih berada diudara, sulit bagi Kiu wi hou Kongsun po untuk
menghindarkan diri dari ancaman tersebut, terpaksa ia harus mendorong sepasang telapak
tangannya kedepan untuk menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan
keras. "Blaaang?" ternyata tenaga pukulan itu amat dahsyat, oleh bentrokan tersebut
badannya terpental sampai sejauh lima enam langkah lebih, hatinya semakin tercekat.
Setelah berhasil menenangkan hatinya, Kongsun Po baru mendengus dingin, katanya,
"Kwik To, sebenarnya apa maksudmu dengan perbuatan tersebut?"
Jit poh toan hun Kwik To tertawa dingin.
"Bagaimanapun juga saudara Kongsun adalah seorang jago kenamaan dalam dunia
persilatan, bila perbuatanmu melakukan sergapan ini sampai tersiar luas dalam dunia
kangouw, hal ini akan sangat mempengaruhi nama baik serta martabat saudara Kongsun
dimata orang banyak?"
Si Rase berekor sembilan Kongsun po tertawa seram.
"Heeehhh" heeehhh" heeehhh" masih ingatkah kau dengan peristiwa dipuncak Yan
po gan" Digunung Hoa san" Tujuh belas orang jago mengerubuti seorang jago, hmm,
apakah perbuatan itu merusak nama baik kita semua?"
"Saudara Kongsun" kata jit poh toan hun Kwik To dengan ketus, "bila kau singgung
kembali peristiwa dipuncak Yan po gan, jangan salahkan kalau aku Kwik To tidak akan
mengenal teman dan bersikap keji kepadamu?"
Betapa gemas dan mendendamnya si rase berekor sembilan Kongsun po, kalau bisa
ingin sekali ia lumatkan manusia yang bernama Kwik To itu. Tapi iapun menyadari bahwa
situasi yang terbentang dihadapannya sekarang sangat tidak menguntungkan posisinya,
dengan jumlah jago yang begitu banyak dari perguruan panah bercinta jelas ia akan
konyol sendiri kalau berani mencari urusan.
Sebab itu terpaksa ia harus mengendalikan perasaan dendam dan benci dalam hatinya,
setelah tertawa kering katanya,
"Bagus! Bagus! Suatu hari aku Kongsun Po ingin menyaksikan bagaimanakah nasib
Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akhir dari manusia yang bernama Kwik To!"
Dipihak lain, Gak Lam-kun yang masih kalah setingkat tenaga dalamnya dibandingkan
dengan Ou Bu hong, telah terdesak mundur berulangkali kebelakang, ia tahu bila keadaan
tersebut dibiarkan berlangsung terus, maka akhirnya Gak Lam-kun pasti akan mati
kehabisan tenaga.
Jit poh lui sin ciam Lui seng thian segera berseru dengan suara menyeramkan, "0u Bu
hong, bila orang itu kau bunuh, jangan harap lencana pembunuh naga bisa kau
dapatkan!"
Mendengar perkataan itu, kakek sakti elang baja Ou Bu hong segera tertawa terbahakbahak.
"Haaahhh" haaahhh" haaahhh" keadaanku sekarang ibaratnya sedang menunggang
dipunggung harimau, mau turun juga susah sekali bagaimana baiknya menurut
pendapatmu?"
Lui seng thian merasa ucapan itu ada benarnya juga, sebab dalam suatu pertarungan
beradu tenaga dalam, kecuali salah satu pihak terluka atau tewas sulit memang untuk
menghentikannya ditengah jalan.
Gak Lam-kun segera mendengus dingin.
"Diantara kita berdua tak pernah terikat dendam sakit hati atau perselisihan apa pun
pertarungan adu jiwa semacam ini sangat tidak menguntungkan kedua belah pihak,
sebaliknya justru menguntungkan orang lain, seandainya kau bersedia mendengarkan
perkataanku, aku mempunyai suatu cara untuk mengatasi kesulitan ini."
Ou Bu hong sendiri juga tahu bagaimana peliknya suasana waktu itu, apabila pemuda
itu berhasil dibinasakan olehnya, kemungkinan besar Soat san thian li akan membatalkan
perjanjiannya dan tidak jadi menyerahkan lencana pembunuh naga tersebut, dan otomatis
diapun akan tidak berhasil merampasnya dari tangan Gak Lam-kun lagipula tenaga dalam
yang dimiliki pemuda itu tidak terpaut banyak darinya, sekalipun ia berhasil membinasakan
dirinya paling tidak dia sendiripun akan banyak sekali mengorbankan kekuatan sendiri.
Berbicara sesungguhnya, tenaga dalam yang dimiliki Ou Bu hong lebih tinggi tiga empat
puluh tahun hasil latihan bila dibandingkan dengan Gak Lam-kun, tapi berhubung Gak
Lam-kun melawan tenaga dalamnya dengan ilmu sakti dari aliran yang bersifat lembek,
maka kekuatan dari Ou Bu hong berhasil dibendung olehnya.
Hal mana hanya dipahami oleh dua orang saja dari sekian banyak jago yang hadir
dalam gelanggang dewasa itu, seandainya rahasia tersebut sampai terbongkar maka
akibatnya Gak Lam-kun segera akan binasa diujung telapak tangan Ou Bu hong.
Kedua orang itu bukan lain adalah Thamcu dari Panji emas Ki Li soat serta Bwe Li pek
dari perguruan panah bercinta.
Sementara itu si kakek sakti elang baja telah berpikir sejenak, kemudian sambil tertawa
katanya, "Bagaimanakah caramu itu" Coba kau katakan!"
"Cukup asal kau tarik kembali lima bagian tenaga dalammu!" kata Gak Lam-kun.
Ou Bu hong segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah" haaah" haaah" apakah kau mempunyai niat jahat terhadapku?"
Thamcu panji elang emas Ki Li soat yang berada disamping segera berseru dengan
suara merdu, "Gihu (ayah angkat), ikuti saja perkataannya andaikata ia bermaksud jahat,
putrimu percaya masih sanggup untuk mendesak balik kekuatannya"!"
Perlu diketahui, selama hidupnya Ou Bu hong tidak pernah kawin, setelah menerima
gadis tersebut sabagai anak angkatnya, dihari biasa dia selalu memanjakan dan
menyayanginya terutama atas kecerdasan serta bakat ilmu silat yang dimilikinya, boleh
dibilang Ou Bu hong selalu mengagumi dan menyanjungnya.
Karenanya setelah mendengar perkataan itu ia lantas tertawa sambil mengangguk.
"Baiklah, akan kuturuti perkataanmu itu!" katanya.
Gak Lam-kun yang mendengarkan perkataan itu merasa terperanjat, segera pikirnya
pula. "Jangan-jangan ia pun mengetahui caraku mengerahkan tenaga..?"
Sementara ia masih termenung, Ou Bu hong telah berkata kepada si anak muda itu,
"Pada hitungan yang ketiga, bersiap-siaplah" satu" dua" tiga.."
Begitu angka ketiga diucapkan, Gak Lam-kun segera merasakan berkurangnya tenaga
tekanan ia tak berani berayal lagi telapak tangan kirinya segera dibalik sambil dikebaskan
keatas" "Weess?" gulungan tenaga pukulan Ou Bu hong yang kuat bagaikan gulungan
gelombang itu segera terpancing keudara, entah kepandaian apa yang telah dipergunakan
tahu-tahu tenaga tadi telah terpelanting kearah lain hingga lenyap.
Sepasang bahu Gak Lam-kun bergetar keras" dan secara beruntun ia mundur tujuh
delapan langkah kebelakang.
Sekonyong-konyong" pada saat itulah dari tempat kejauhan tiba-tiba terdengar suara
dentingan nyaring" ting tang ting" bunyi irama khim yang tajam.
Suara tabuhan khim itu berasal dari tempat yang amat jauh sekali"
"Blaang..!" suatu ledakan keras terjadi, tiba-tiba gumpalan asap berwarna merah
meluncur keudara dari langit sebelah barat dan meledak disana.
Ou Bu hong segera berpaling kearah Gak Lam-kun sambil memberi hormat, katanya,
"Ilmu silat yang dimiliki murid Yo Long memang cukup tangguh, bila dikemudian hari ada
kesempatan aku pasti akan mohon petunjuk lagi"
Sehabis berkata ia melompat pergi dari situ, dalam waktu singkat tubuhnya sudah
berada empat kaki jauhnya dan tempat semula diikuti para jago Thi eng pang lainnya.
Jit poh lui sim ciam Lui seng thian ikut tertawa dingin dengan seramnya tiba-tiba ia
melompat keudara dan menyerbu kedalam bangunan yang berlapis-lapis itu.
Kiranya See ih tok seng Lo Kay seng beserta Giok bin sin ang dan Kiu wi hou yang
semula berada diarena, entah semenjak kapan telah ngeloyor pergi dari situ.
Bwe Li pek mengernyitkan alis matanya, dengan suara yang merdu ia berkata,
"Perubahan terjadinya peristiwa ini sangat tiba-tiba, Kwik To! Apakah beritamu bisa
dipercaya?"
"Lapor nona Bwe, berita itu sedikitpun tidak salah!" jawab Jit Poh toan hun dengan
nada bersungguh-sungguh.
Mendengar itu, dengan wajah serius Bwe Li pek segera berkata, "Kwik To. Siau naynay,
kalian sekalian membawa segenap anggota perguruan menyusul kesana untuk
mengadakan pengecekan bila benar-benar sudah pergi usahakan mengadakan kontak,
jangan sampai terkena siasat memancing harimau turun gunung, sedang aku dan Han Hio
nio akan tetap tinggal dipulau ini."
Selesai berkata, Kwik To, nenek berambut putih, Siangkoan It beserta delapan belas
orang manusia berbaju putih itu berlalu dari situ dengan kecepatan tinggi.
Sepeninggal anakbuahnya Bwe Li pek segera menjura kepada Gak Lam-kun sambil
berkata, "Gak siangkong, sampai jumpa lagi esok pagi!"
Dua orang perempuan itupun berlalu dari situ menyusul kearah mana Jit poh lui sim
ciam melenyapkan diri.
Gak Lam-kun benar-benar tak dapat menebak kejadian misterius apakah yang telah
terjadi disana ketika ditinggal seorang diri ditempat tersebut tiba-tiba ia merasakan suatu
kesepian dan keheningan yang amat mencekam.
Akhirnya setelah mengatur hawa murninya, Gak Lam-kun melompat masuk kedalam
halaman dimana gadis berbaju perak berdiam semalam, pemandangan disana tetap
seperti sedia kala, tapi suasananya amat sepi, hening dan tak kedengaran sedikit
suarapun. Dengan enteng dia melompat naik keatas atap rumah, diperhatikannya sebentar
suasana sekitarnya, ketika terbukti bahwa disitu benar-benar tiada seorang manusiapun,
anak muda itu mulai berpikir, "Jangan-jangan Soat san thian li telah berlalu" Tapi kalau
didengar dari arah permainan khim tersebut, jelas suara itu berasal dari belakang halaman
sana." Terpikir sampai disitu, dengan sorot matanya yang tajam Gak Lam-kun segera
berpaling kebangunan dibelakang halaman sana.
Dibawah sinar rembulan dan bintang tampaklah delapan buah bangunan loteng yang
sangat megah bertengger disudut timur barat utara maupun selatan.
Gak Lam-kun berhenti untuk merenungkan sejenak arah berasalnya irama khim Mi tin
loan hun ki (irama pembingung tenaga pengalut sukma) yang dimainkan Soat san thian li
tadi, kemudian secepat sambaran kilat tubuhnya melayang kearah delapan buah
bangunan loteng itu.
Ternyata Soat san thian li telah berjanji pada saat penyerahan lencana pembunuh naga
nanti, ia akan mainkan irama Mi tin loan hun ki tersebut sebagai pertanda.
opoooOooooo Sejak irama khim tadi berkumandang, Gak Lam-kun telah mengetahui bahwa
permainan khim tersebut dipancarkan dengan ilmu Mi tin loan hun ki, lagi pula bersumber
dari dalam loteng yang menjulang kelangit atau daerah sekitarnya.
Pada saat Gak Lam-kun bergerak menuju kearah delapan buah bangunan loteng itu,
dari atas atap bangunan tersebut berdirilah seperti sesosok bayangan sukma, kakek
berwajah jelek dan berambut putih sepundak, dia tak lain adalah Jit poh lui sim ciam Lui
Seng thian. Setelah tertawa dingin berulangkali dengan suara menyeramkan, secepat kilat ia
menguntit kearah mana Gak Lam-kun pergi.
Dalam waktu singkat Gak Lam-kun telah tiba didepan kedelapan buah bangunan loteng
itu, diantara hembusan angin semilir dan dibawah cahaya bintang yang gemerlapan serta
rembulan yang separuh bulat, tampak kedelapan buah bangunan loteng itu begitu megah,
kokoh dan menyeramkan.
Atap rumah yang berjajar serta saling bersambungan berdempetan langsung dengan
delapan buah bangunan loteng tersebut, bangunan itu benar-benar luar biasa, cukup
dilihat dari kesemuanya itu dapat diketahui bahwa luas bangunan mencapai berhektarhektar
luasnya. Gak Lam-kun menengok sekejap sekeliling tempat itu, kemudian dengan kening
berkerut ia melayang turun kebawah dan masuk kebalik bangunan tersebut.
Halaman bangunan yang kokoh dan megah kecuali dipenuhi dengan bangunan rumah
dan berjejer serta loteng yang menjulang keangkasa, disekeliling tembok pekarangan yang
lebar telah dipenuhi dengan pohon-pohon bunga yang rapat.
Yang lebih istimewa lagi ternyata setiap gerombolan bebungahan tersebut secara
kebetulan menutup setiap pintu masuk menuju kebangunan loteng tadi dan diantara
setiap gerombolan bunga yang lebat berdiri sebatang pohon siong yang tinggi dan besar
membuat halaman itu tampak lebih megah dan menawan.
Diam-diam Gak Lam-kun menghela napas panjang, pikirnya, "Sungguh tak kusangka
diatas pulau yang terpencil ini ternyata terdapat sebuah bangunan semegah itu?"
Berpikir demikian, pelan-pelan Gak Lam-kun masuk melalui sudut barat daya, setelah
melewati gerombolan semak dan bunga serta membeloki juga beberapa tikungan akhirnya
ia sudah melampaui semak belukar itu sejauh belasan kaki lebih.
Akan tetapi, menanti Gak Lam-kun memperhatikan kembali keadaan disekelilingnya,
kontan saja ia berdiri tertegun dengan wajah penuh rasa kaget"
Ternyata dihadapannya tidak terlihat lagi kedelapan buah bangunan loteng itu, dimana
ia berdiri sekarang tidak lain adalah pintu masuk dimana ia berjalan masuk tadi, kedelapan
buah bangunan loteng itu justru berada dibelakangnya.
Gak Lam-kun pada dasarnya adalah seorang pemuda yang cerdik dan cekatan dengan
cepat ia tahu bahwa gerombolan semak dan bunga itu ditanam menurut kedudukan suatu
ilmu barisan yang amat sakti.
Sekalipun demikian Gak Lam-kun yang tinggi hati tidak percaya kalau barisan selihay itu
sanggup membelenggu dirinya. Ia merasa cukup mempunyai bekal dalam ilmu barisan
terutama dibawah petunjuk gurunya Tok liong cuncu Yo Long.
Setelah termenung sambil memperhatikan sekejap posisi ilmu barisan itu akhirnya Gak
Lam-kun memutuskan untuk menerobos masuk lewat bagian tengah gerombolan semak
itu. Setelah berputar melalui beberapa tikungan akhirnya ia muncul dari mulut semak tadi
tapi kembali ia menjadi tertegun setelah memperhatikan keadaan disekitar sana.
Apa yang terjadi" Ternyata ia telah balik kembali kemulut masuk semula, bahkan
sepasang kakinya balik kembali keatas bekas telapak kaki semula.
Gak Lam-kun segera putar badan sambil memperhatikan kembali barisan bunga itu
dengan seksama, sepasang keningnya tiba-tiba berkerut kencang, karena terbukti sudah
kalau barisan tersebut benar-benar amat rumit dan kalut.
Kalau dibilang seperti barisan pat kwa, ternyata tidak mirip pat kwa, kalau dibilang
seperti barisan Ngo heng nyatanya bukan ngo heng, untuk sesaat dia tak tahu barisan
apakah itu"
Tiba-tiba satu ingatan melintas dalam benak Gak Lam-kun.
"Kenapa aku tidak melompat keatas atap rumah untuk coba memecahkan barisan ini?"
Berpikir sampai disitu si anak muda itu segera melompat keatas rumah dan melewati
dua buah bangunan rumah sekaligus.
Beberapa bangunan sudah dilewatkan kembali menurut perhitungan Gak Lam-kun ia
sudah melewati belasan buah bangunan selama ini, tapi jaraknya dengan bangunan loteng
disebelah selatan yang selisihnya cuma tujuh delapan buah rumah itu masih tetap terpaut
lima enam buah bangunan rumah.
Kali ini Gak Lam-kun benar-benar merasa terperanjat, mimpipun ia tidak menyangka
kalau bangunan rumahpun dibangun sesuai dengan kedudukan suatu ilmu barisan.
Kini ia sudah terjebak ditengah-tengah barisan rumah, mau masuk tidak bisa mau
keluar juga tidak dapat, ia sungguh-sungguh menjadi bingung dan tidak habis mengerti.
Pada saat itulah dari balik kegelapan kurang lebih beberapa kaki disebelah kiri
terdengar seseorang sedang tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan.
"Gak Lam-kun, lebih baik duduklah untuk beristirahat malam ini, anggap saja kita
buang tenaga dengan percuma!"
Gak Lam-kun kenali suara itu sebagai suara dari Jit poh lui sim ciam Lui Seng thian,
pelan-pelan ia lantas berjalan menghampirinya.
Tampak seorang kakek berwajah jelek sedang duduk diatas atap rumah sambil
mengatur napasnya yang terengah-engah, dia bukan lain adalah Jit poh lui sim cim Lui
Seng thian. Gak Lam-kun menjadi tertegun ia tidak menyangka kalau Lui Seng thian pun mengerti
irama Mi tin loan hun ki sehingga ia ikut terpancing pula sampai disitu.
Agaknya si panah inti geledek yang membunuh orang dalam tujuh langkah Lui Seng
thian dapat menebak isi hati Gak Lam-kun, ia lantas menengadah dan memperdengarkan
gelak tertawa yang seram dan memekikkan telinga.
Sesungguhnya Gak Lam-kun memang tidak menaruh kesan baik terhadap keganasan
serta kekejian senjata rahasia milik Lui Seng thian, ia lebih-lebih tak senang sehabis
mendengar gelak tertawanya yang mengerikan itu sepasang alis matanya kontan
berkernyit. Baru saja ia hendak menegur kenapa dia tertawa, Jit poh lui sim ciam telah berkata
dengan suara menyeramkan, "Gak Lam-kun, apakah kau menaruh curiga bahwa akupun
memahami irama Mi tin loan hun ki (irama pengalut tenaga pembingung sukma) dari Soat
san thian li" Haaahh" haaahh" haahh ketahuilah, aku bisa sampai disini karena diamdiam
menguntil dibelakangmu, waktu itu lantaran aku lihat kau masuk kedalam barisan
bunga tapi muncul kembali ditempat semula, maka kudahului dirimu naik keatas atap
rumah, siapa tahu" haaahh" haaahh" haaahh" aku toh tetap terkurung disini"
Diam-diam terkejut juga Gak Lam-kun setelah mendengar perkataan itu, pikirnya,
"Orang persilatan memang, kebanyakan licik, banyak tipu muslihatnya dan berbahaya
sekali, coba kalau Lui seng thian bermaksud untuk mencelakai diriku, sudah pasti aku
sudah terkena sergapan mautnya"
Jilid 9 Jit Poh Lui sim ciam telah tertawa dingin sambil menegur lagi, "Gak lote, tidakkah kau
merasakan bahwa bangunan ini aneh sekali"."!"
"Kau toh sudah mencobanya sendiri, buat apa kau tanyakan kembali kepadaku".?"
jawab Gak Lam kun ketus.
"Bangunan ini sangat aneh, tapi yang aneh justru terletak pada halaman bangunan ini
sendiri aku rasa dibalik kesemuanya itu pasti ada hal-hal yang tidak beres.
Gak Lam kun tidak memahami apa maksud perkataannya itu, ia lantas bertanya, "Maaf,
aku terlalu bodoh dan tak dapat memahami perkataanmu itu".!"
Kembali Jit poh lui sim ciam Lui Seng thian tertawa seram.
"Haaah".haaah".haaah".Gak lote masa kau lupa. Aku toh pernah berkata bahwa
dibalik bangunan ditengah pulau terpencil ini sesungguhnya tersimpan suatu rahasia
besar?" Gak Lam kun balik tertawa dingin.
"Lui locianpwe apakah kau maksudkan rahasia besar itu terdapat didalam bangunan
besar ini?"
Mendengar perkataan itu, sekarang ganti Jit poh lui sim ciam Lui seng thian yang
merasa terperanjat, pikirnya dengan cepat, "Jangan-jangan ia sudah tahu kalau rahasia
besar yang tersimpan dibalik lencana pembunuh naga sesungguhnya terdapat dalam
bangunan gedung ini".?"
Tiba-tiba Lui seng thian melompat bangun, dengan wajah yang menyeramkan dia
acungkan tabung tembaga itu kehadapan Gak Lam kun, kemudian setelah tertawa dingin
katanya, "Gak Lam kun, aku sudah mengetahui jelas tentang asal usulmu, sekarang aku
ingin menanyakan sesuatu hal kepadamu, jika kau berani membohongi aku atau sengaja
merahasiakan dihadapanku, jangan salahkan kalau kusuruh kau rasakan betapa dahsyat
dan beracunnya Jit poh lui sim ciam ku ini".!"
Terkesiap juga Gak Lam kun menghadapi ancaman senjata rahasia beracun yang telah
diarahkan kedadanya itu, tapi wajah tetap dingin dan dihiasi senyuman menghina.
"Lui locianpwe!" katanya, "apakah kau memang khusus mencari kemenangan dengan
andalkan senjata rahasiamu itu?"
Lui Seng thian tertawa seram.
"Haaahhh".haaahhh".haaahhh". mana". mana, setiap jago yang hidup dalam dunia
persilatan sudah lumrah kalau khusus melatih sejenis senjata atau kepandaian sebagai
kekuatan andalannya, heeehhh". heeehhh". heeehhh". seperti juga senjata panah inti
geledek ini, sesungguhnya sengaja kuciptakan untuk menghadapi Yo Long serta Soat san
thian li si perempuan rendah itu, tapi situasi dalam dunia persilatan dewasa ini telah
berubah, siapakah yang tidak ingin merebut kedudukan tinggi dan nama besar dalam
dunia persilatan dengan mengandalkan kemampuan serta kepandaian silatnya"."
"Oh, kalau begitu Lui locianpwe hendak mempergunakan senjata rahasia yang sangat
Lencana Pembunuh Naga Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beracun itu untuk menghadapi diriku"
Lui Seng thian tertawa.
"Tidak berani, tidak berani, aku cuma berharap agar Gak lote bersedia menjawab
beberapa buah pertanyaanku!"
"Sebelum kudengarkan pertanyaan yang hendak kau ajukan itu, terlebih dulu aku ingin
memberitahukan sesuatu hal pula kepadamu, aku Gak lam kun tidak akan menjawab
pertanyaan yang kau ajukan."
Perlu diketahui, Gak Lam kun adalah seorang yang keras kepala, bertekad besar dan
tinggi hati sudah barang tentu ia tidak tahan untuk menerima gertakan dari Lui Seng thian
yang memaksanya untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dibawah ancaman
senjata rahasia beracun andalannya.
Betul juga, selapis hawa amarah yang diliputi nafsu membunuh menyelimuti seluruh
wajah Lui Seng thian yang jelek, jelas ia murka sekali setelah mendengar perkataan itu.
Mendadak Gak Lam kun melompat keudara dengan kecepatan luar biasa.
"Berhenti!" bentak Lui Seng thian, "kau benar-benar kepingin mati?". lihat serangan!"
Ditengah bentakan nyaring, tujuh buah senjata rahasia segera dilontarkan kedepan.
Bagaimanapun juga Lui Seng thian tidak sampai mempergunakan senjata rahasia
mautnya yakni Jit poh lui sim ciam, tapi mengayunkan tangan kirinya melepaskan tujuh
buah panah pendek dari ujung bajunya.
Perlu diterangkan disini, bahwa panah inti geledek adalah suatu senjata rahasia yang
maha dahsyat, apabila senjata rahasia itu telah dilepaskan maka korbannya pasti akan
tewas tak tertolong.
Sekalipun dimulut Lui Seng thian mengancam akan membunuhnya, padahal dihati
kecilnya ia masih belum berharap untuk membinasakan anak muda itu.
Terkesiap juga Gak Lam kun ketika merasakan tibanya ancaman dari ketujuh batang
senjata rahasia tersebut ia pernah menyaksikan kedahsyatan dari senjatanya, maka bisa
dibayangkan betapa mengerikannya kedatangan tujuh batang senjata secara berbarengan
itu". Sedikit banyak pemuda itu menguatirkan juga keselamatan jiwanya, ia tak tahu apakah
ia sanggup meloloskan diri dari ancaman tersebut atau tidak".
Dalam kaget dan ngerinya, Gak Lam kun tidak berayal lagi, tubuh yang sedang
melambung diudara itu segera meluncur kebawah dengan kecepatan tinggi kemudian
sepasang kakinya kembali menjejak permukaan rumah dan untuk kesekian kalinya ia
melambung lagi keatas.
Dalam lompatannya kali ini, Gak Lam kun telah mengerahkan segenap tenaga dalam
yang dimilikinya.
Harus diketahui, seorang yang lemah tidak bertenaga apabila sedang menghadapi
bahayapun bisa memiliki kekuatan sebesar beberapa ratus kati, apalagi Gak Lam kun yang
terancam bahaya kematian"
Ternyata daya lompatnya itu merupakan suatu lompatan yang tak mungkin bisa
diulangi kembali kendatipun ilmu meringankan tubuhnya telah dilatih sepuluh tahun lagi,
dalam sekejap mata ia sudah melewati permukaan rumah sejauh belasan kaki".
"Blaaang".!" tiba-tiba kaki Gak Lam kun menginjak tempat kosong, sebelum hawa
murninya sempat dirubah tubuhnya sudah terperosok jatuh kebawah.
Gak Lam kun membersihkan debu yang menempel ditubuhnya lalu memperhatikan
sekejap sekeliling tempat itu, ternyata ia telah berbasil melepaskan diri dari kurungan ilmu
barisan yang aneh itu sekarang tubuhnya berada ditengah sebuah halaman kecil.
Gak Lam kun memeriksa kembali keadaan disekitarnya ditemuinya pada tiga bagian
halaman rumah itu semuanya terdapat sebuah jalan tembus, cuma setiap jalan tembus itu
luasnya cuma satu kaki, kedua belah sisinya merupakan dinding bangunan yang tidak
berjendela atau pintu lain, hanya pada bagian tengah bangunan besar terdapat dua buah
pintu besar berwarna merah cuma pintu itu tertutup rapat.
Dibawah sinar rembulan, terasa suasana disekeliling tempat itu sunyi sepi dan terasa
agak menyeramkan.
Gak Lam kun kembali memperhatikan sekejap sekeliling sana, akhirnya pelan-pelan ia
berjalan menuju kearah jalan disebelah barat sana".
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, tiba-tiba Gak Lam kun menghentikan
langkahnya dan memandang kearah depan dengan wajah tertegun.
Ternyata ia telah tiba lagi disebuah halaman kecil dengan tiga buah jalan tembus
dihadapannya, bentuk halaman tersebut persis seperti halaman yang pertama tadi, ketika
hal ini dicocokkan dengan letak bintang diangkasa pemuda itu semakin terkejut lagi.
Tadi ia merasa berjalan menuju kebarat, tapi sekarang ia berada diarah tenggara,
sepasang alis mata Gak Lam kun makin berkernyit, karena sepasang jalan yang dilaluinya
barusan jelas tanpa tikungan atau belokan sama sekali bahkan jalan itu sangat lurus dan
datar kenapa tanpa disadari ia sudah berada diarah tenggara"
Gak Lam kun kembali memutuskan untuk mengambil jalan tembus yang menuju
ketimur, kurang lebih setelah berjalan, sejauh enam tujuh puluh kaki didepan sana muncul
lagi sebuah halaman dengan tiga buah jalan tembus, hanya saja kali ini anak muda
tersebut telah berada disudut barat laut".
Gak Lam kun benar-benar keheranan, coba kalau bukan dialami sendiri, ia tak akan
percaya kalau didunia ini terdapat sebuah bangunan rumah dengan segala sesuatu yang
diatur menurut kedudukan sebuah ilmu barisan.
Pemuda itu mulai bingung, mau dilanjutkan perjalanan itu, ia tak tahu bagaimana
caranya memecahkan barisan tersebut, tidak dilanjutkan jelas tak mungkin, akhirnya
saking murungnya ia menengadah memandang rembulan diudara dan menghela napas
panjang". Mendadak ia mendengar desingan angin lembut berhembus datang dari arah belakang.
Dengan cekatan Gak Lam kun memutar badannya memandang kearah mana
berasalnya desingan angin lembut tadi".
Seorang kakek berjenggot panjang berwajah merah bercahaya dan menggembol
sebilah pedang antik dipunggungnya telah berdiri tiga kaki dihadapan mukanya, orang itu
sedang memandang kearahnya dengan sinar mata yang tajam.
Ketika empat mata saling bertemu, mereka hanya saling berpandangan lama sekali,
kedua belah pihak sama-sama tidak mengucapkan sepatah katapun.
Diam-diam Gak Lam kun berpikir, "Entah darimana datangnya kakek ini" Ilmu
meringankan tubuhnya pasti lihay sekali, kalau tidak kenapa tidak kurasakan kehadirannya
meski sudah berada tiga kaki dibelakangku" Yaa, dia pasti adalah seorang jago persilatan
yang berilmu sangat tinggi."
Lama". lama, sekali, Gak Lam kun masih juga tidak mendengar suara teguran ataupun
suatu gerakan, orang itu tetap berdiri kaku ditempat semula.
Timbul juga perasaan tercekat dalam hatinya, segera pemuda itu berpikir dihati,
"Jangan-jangan dia adalah sesosok sukma gentayangan atau sukma penasaran".?"
Terhadap bangunan gedung itu Gak Lam kun memang sudah menaruh perasaan waswas,
sekarang setelah menyaksikan kemunculan orang tanpa menimbulkan suara, apalagi
muncul pula ingatan tersebut, tanpa terasa ia mundur beberapa langkah kebelakang.
Tapi iapun kuatir dirinya disergap secara tiba-tiba maka ia tak berani memutar badan.
Tapi, kendatipun ia sudah mundur sejauh tujuh delapan kaki, kakek berwajah bersih
seperti dewa itu belum juga melakukan suatu gerakan, Gak Lam kun segera bertekad
untuk kabur dari situ, tiba-tiba ia putar badan dan kabur kearah jalan tembus kesebelah
utara. Dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat ia bergeser sejauh enam
tujuh puluh kaki dari tempat semula, tapi begitu ia mendongakkan kepalanya, hampir saja
Gak Lam kun menjerit kaget".
Kurang lebih delapan kaki didepan sana kembali muncul sebuah halaman kecil, si orang
tua yang membawa pedang antik itu tahu-tahu sudah berdiri menanti ditengah halaman
itu. "Berhenti!" terdengar kakek berbaju hijau itu membentak dengan suara yang rendah
tapi berat. Berdebar keras jantung Gak Lam kun, tapi ia menurut dan menghentikan juga langkah
kakinya kemudian pelan-pelan memutar badannya.
Kakek berbaju hijau yang menggembol pedang antik itu selangkah demi selangkah
maju menghampiri kearahnya, kurang lebih delapan sembilan depa dari hadapan pemuda
itu ia haru berhenti. Tegurnya dengan suara dingin bagaikan es.
"Apakah kau bernama Gak Lam kun?"
Sekali lagi Gak Lam kun merasakan hatinya bergetar keras, tapi jawabnya juga, "Aku
adalah Gak Lam kun, tolong tanya siapa nama saudara?"
Paras muka kakek berbaju hijau itu agak tergerak, ia tidak menjawab pertanyaan
tersebut sebaliknya malah berkata dengan suara hambar, "Sanggupkah kau sambut tiga
jurus serangan pedangku?"
"Kita tak pernah saling mengenal, antara kitapun tak punya dendam sakit hati atau
perselisihan apa-apa, buat apa musti bermain kekerasan dengan senjata?"
"Jika kau tak bersedia menyambut tiga jurus pedangku, maka untuk selamanya kau
akan terkurung ditempat ini" kata kakek berbaju hijau itu lagi dengan suara dingin.
Mendengar perkataan itu Gak Lam kun segera berpikir, "Sekalipun ilmu silatku masih
belum menandingimu, tapi untuk tiga puluh gebrakan rasanya masih sanggup untuk
mempertahankan diri, apalagi ia cuma minta menghadapi tiga jurus serangannya belaka".
kalau didengar dari perkataannya itu agaknya bila aku sanggup menahan ketiga buah
serangan pedangnya, dia akan memberi petunjuk kepadaku untuk keluar dari kepungan
ini"."
Berpikir sampai disitu, Gak Lam kun yang keras kepala segera tersenyum, katanya,
"Kalau toh lotiang berharap agar boanpwe menyambut ketiga jurus serangan, akupun
akan menyanggupinya, cuma setelah kejadian, aku harap kau jangan menghalangi
kepergianku"
Kakek berbaju hijau itu segera tertawa dingin.
"Heeehh". heeehh". memangnya kau masih ingin tetap tinggal disini?"
"Kedatangan boanpwe ditengah malam buta ini bukan lantaran tanpa sebab, aku rasa
lotiang pasti mengetahui pula maksud kedatanganku"
"Selama hidupku belum pernah aku berbicara sebanyak ini dengan orang lain, tapi
malam ini aku telah melanggar kebiasaanku dengan berbicara lebih banyak kepadamu.
Ketahuilah halaman ini penuh diliputi alat rahasia yang berlapis-lapis, setiap rumput kayu,
batu bahkan kerikil kecilpun diatur menurut suatu posisi ilmu barisan yang maha sakti, jika
kau tidak bersedia mengundurkan diri dari sini, maka hal ini akan mendatangkan kerugian
untukmu" Gak Lam kun tertawa ewa.
"Maksud baik lotiang biar kuterima dalam hati saja, mati hidup seorang manusia aku
rasa tak akan bisa diduga oleh siapapun"
Mendengar perkataan itu, si kakek berbaju hijau itu menjadi tertegun, lalu katanya
sambil tertawa, "Baik! Kalau begitu sambutlah lebih dahulu tiga buah tusukan pedangku
ini!" Baru selesai perkataan itu diucapkan, Gak Lam kun merasakan pandangan matanya
menjadi silau dan tahu-tahu kakek berbaju hijau itu sudah berada dihadapannya, ia berdiri
dengan mencekal sebilah pedang panjang yang memancarkan cahaya kebiru-biruan.
Gak Lam kun merasa terkejut juga menyaksikan kecepatan orang itu dalam mencabut
pedangnya, ia tahu kakek berbaju hijau itu pasti seorang ahli pedang yang berilmu tinggi.
Tentu saja pemuda itu lebih-lebih tak berani berayal lagi, pedang pendek yang berada
dalam sakunya segera dicabut keluar.
Sekilas cahaya putih dengan cepat memancar keempat penjuru berpadu dengan cahaya
biru dari pedang kakek tersebut, ini menunjukkan kalau kedua bilah pedang tersebut
sama-sama merupakan pedang mustika yang mahal harganya.
Kakek berjubah hijau itu pelan-pelan mengangguk, lalu pujinya dengan suara pelan,
"Sudah lama kudengar orang berkata bahwa pedang Giok siang kiam milik Lam hay sin ni
adalah sebilah pedang mustika yang langka dalam dunia persilatan, setelah kulihat sendiri
sekarang terbuktilah bahwa berita tersebut bukan berita kosong belaka"
Gak Lam kun kembali merasa terkejut, pikirnya, "Aaah". ternyata dugaanku memang
tidak salah ketua perguruan panah bercinta Bwe Li pek memang muridnya Lam hay sin ni,
kalau tidak tak mungkin Lam hay sin ni akan menyerahkan pedang mustika miliknya itu
kepada orang lain"
Dalam pada itu si kakek berjubah hijau itu sudah menyiapkan pedangnya, lalu sambil
tertawa ia berkata, "Gak Lam kun dalam dunia dewasa ini jarang sekali ada orang yang
sanggup menerima tiga buah serangan pedangku, kau harus perhatikan baik-baik karena
ketiga buah seranganku justru merupakan tiga jurus inti yang mencakup segenap
kekuatan serta kehebatan dari ilmu pedangku"
Gak Lam kun berdiri dengan pedang disilangkan didepan dadanya, ia berdiri sekokoh
batu karang jawabnya dengan dingin.
"Silahkan menyerang dengan sepenuh tenaga! Boanpwe akan pertaruhkan nyawaku
untuk menerima seranganmu itu!"
Menyaksikan cara Gak Lam kun memegang pedangnya sambil berdiri angker diam-diam
kakek berjubah hijau itu manggut berulangkali.
Tiba-tiba kakek berbaju hijau itu meluruskan pedangnya sejajar dengan dada sepasang
matanya terpejam rapat, wajahnya berubah menjadi serius sekali.
Waktu itu Gak Lam kun telah menghimpun pula segenap tenaga dalamnya kedalam
telapak tangan, ia sudah bersiap sedia menyambut serangan pertama dari lawannya.
Sebelum melakukan persiapan tadi, sesungguhnya ia sedikit memandang enteng ketiga
jurus ser Pendekar Setia 12 Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long Kemelut Di Ujung Ruyung Emas 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama