Ceritasilat Novel Online

Anak Harimau 8

Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 8


terlambat!"
Lan See giok segera sadar kembali dari lamunannya,
buru-buru ia bertukar pakaian renang itu.
Ternyata pakaian tersebut sangat persis, tahulah pemuda
kita, Si Cay soat tentu sudah mengukur pakaiannya secara diam-diam.
http://kangzusi.com/
Selesai bertukar pakaian. kedua orang itu buru-buru ke
luar ruangan, ternyata Si Cay soat sudah tak ada di situ, maka mereka berdua pun berangkat ke telaga Cui oh.
Waktu itu, Si Cay soat kelihatan sedang berdiri di tepi
telaga sambil tiada hentinya menengok kemari dengan
wajah tak sabaran.
Siau thi gou yang menyaksikan kejadian ini dengan cepat
dia peringatkan:
"Engkoh Giok, sudah pasti enci Soat sedang marah"
Mendengar itu Lan See giok segera mempercepat larinya
dan secepat kilat meluncur ke tepi telaga dengan begitu Siau thi gou pun tertinggal jauh di belakang.
Begitu tiba di tempat tujuan. Lan See giok segera berseru kepada Si Cay soat dengan senyum dikulum.
"Adik Soat, terima kasih banyak pakaian renang
buatanmu sungguh indah, pas lagi!"
Sesungguhnya Si Cay soat sedang menanti dengan
perasaan gelisah, namun setelah mendengar pujian dari Lan See giok, apalagi menyaksikan pakaian renang bikinannya
persis sekali di tubuh engkoh Giok nya, perasaan tak senang yang semula mencekam perasaannya seketika lenyap tak
berbekas. Sepasang pipinya berubah menjadi merah, dipandangnya
wajah Lan See giok sekejap dengan gembira, dia seperti
hendak mengucapkan sesuatu, tapi bayangan manusia
berkelebat lewat, Siau thi gou telah muncul pula di situ sambil berseru:
"Enci Soat, bikinanmu sangat bagus. aku juga minta
satu" http://kangzusi.com/
Si Cay soat kuatir bocah itu ribut, cepat-cepat dia
mengangguk sambil tertawa:
"Asal kau bersedia menuruti perkataanku, enci pasti akan buatkan sebuah untukmu.
"Baik, mulai hari ini aku pasti akan menuruti
perkataanmu!"
Menggunakan kesempatan sewaktu Si Cay- soat sedang
berbicara dengan Siau thi gou, Lan See giok mengamati
adik seperguruannya yang memakai pakaian renang itu.
Ia merasa gadis ini lebih matang lagi dalam setengah
tahun belakangan, tubuhnya kelihatan lebih matang dan
montok. payudaranya nampak lebih besar, pinggang nya ramping,
pinggulnya bulat dan pahanya mulus, boleh dibilang gadis tersebut memiliki potongan badan yang sangat menarik
hati.. Sementara dia masih mengamati dengan seksama,
mendadak terdengar Si Cay soat berkata.
"Engkoh Giok, air di telaga ini terlalu dalam." mari kita belajar di telaga yang agak dangkal saja."
Buru-buru Lan See giok menenangkan kembali hatinya.
"Baik. baik, makin dangkal airnya makin baik"
Si Cay soat kembali tertawa cekikikan mendengar
ucapan itu! Mereka bertiga pun menelusuri telaga menuju ke sebuah
pantai dengan air yang dangkal, mula-mula Si Cay soat
mengajarkan dulu rahasia mengambang, menyelam dan
mengapung, kemudian baru mengajak pemuda itu masuk
ke air. http://kangzusi.com/
Sesungguhnya Lan See giok adalah seorang pemuda
yang sangat cerdas dengan daya tangkap yang mengagumkan, begitu diberi tahu, semua tehnik berenang
telah dikuasai nya.
Sayang sekali di air dan di darat keadaannya sama sekali berbeda, setelah menceburkan diri ke dalam telaga, dimana permukaan air mencapai dadanya, ia menjadi tegang,
napasnya sesak dan langkahnya seolah-olah menjadi
enteng. ini semua membuat anak muda tersebut buru-buru
menggunakan ilmu bobot seribunya.
Melihat pemuda itu gugup bercampur kaget, Si Cay soat
menghentikan langkah nya dan berkata sambil tertawa:
"Bagaimana kalau di tempat ini saja" Kedalaman air
sudah cukup untuk taraf permulaan belajar berenang"
Lan See giok mengangguk berulang kali sambil
mengiakan. Sekali lagi Si Cay-soat mengulangi tehnik ilmu berenang.
kemudian ia baru berkata:
"Sekarang kita berlatih dulu ilmu mengapungkan diri, letakkan tanganmu di atas lenganku."
Lan See-giok menurut dan mengikuti teori yang
diperoleh, dia menarik nafas sambil meluruskan kakinya ke belakang- serta merta badannya terapung ke atas
permukaan air. Kenyataan ini membuat anak muda itu kegirangan,
pikirannya dengan cepat:
"Oooh rupanya tidak terlalu sulit untuk belajar ilmu berenang .."
Melihat wajah Lan See-giok berseri Si Cay soat turut
bergembira hati. katanya kemudian:
http://kangzusi.com/
"Sekarang kita belajar berenang. salurkan semua tenaga ke seluruh badan, utamakan keringanan tubuh, Kemudian
dayunglah sepasang tangan dari depan ke belakang, diikuti gerakan kaki.."
Sambil memberi keterangan dia memberi contoh di
depan pemuda itu sambil bergerak ke depan.
Lan see-giok mengikuti cara tersebut, betul juga
tubuhnya bisa bergerak ke muka pelan-pelan, bisa
dibayangkan betapa gembiranya pemuda kita.
Mendadak.. Bayangan merah berkelebat lewat. Si Cay soat yang
semula berada di sisinya mendadak lenyap tak berbekas.
Lan see giok menjadi gugup, dia lupa dengan teorinya
dan tak ampun lagi bunga air memercik ke mana-mana,
anak muda menjadi gelagapan sendiri.
Sementara itu Si Cay soat yang baru munculkan diri
pada dua kaki dari situ, menjadi amat terperanjat setelah menyaksi kan kejadian ini. cepat-cepat teriaknya.
"Pusatkan pikiran, atur pernapasan dan berenang ke
muka dengan tenang ."
Lan See giok baru merasa lega setelah melihat adik
seperguruannya muncul di depan sana dalam keadaan
selamat dengan cepat dia menaati seruan tersebut.
Dalam waktu singkat dia berhasil mempertahankan
keseimbangan tubuhnya dan berenang lagi ke depan.
Sekarang dia berharap bisa naik ke darat untuk
beristirahat sebentar.
Berbeda sekali dengan jalan pemikiran Si Cay soat,
sewaktu melihat pemuda itu lambat laun dapat http://kangzusi.com/
mengendalikan diri, dia berharap pemuda itu bisa berenang lebih lama."
Maka sambil munculkan diri di atas permukaan air dia
berseru keras. "Engkoh giok kemarilah cepat, di bawah sini terdapat sebuah batu besar"
Lan See giok merasa ini memang cocok dengan
pikirannya, maka tubuhnya" bergerak ke depan Si Cay soat kemudian berusaha untuk berdiri di situ .
Si Cay soat tidak menyangka Lan See giok akan berhenti
secara tiba-tiba, saking kagetnya dia menjerit keras dan segera berusaha untuk menariknya.
Siau thi gou yang berdiri di tepi telaga juga sangat
terperanjat sehingga berteriak keras.
Rupanya sepasang kaki Lan See giok menginjak tempat
yang kosong. ini membuat badannya segera tenggelam.
dalam waktu singkat air telaga menggenangi kepalanya.
Bisa dibayangkan betapa terperanjatnya pemuda tersebut, serta merta tangannya mendayung dengan
sepenuh tenaga, sementara tubuhnya menubruk ke atas .
Kebetulan sekali si Cay soat yang gagal menyambar
tangan pemuda itu sedang bergerak ke muka, tak ampun
lagi dia lantas dipeluk anak muda tersebut erat-erat.
Lan See giok yang berhasil memeluk adik seperguruannya, bagaikan menangkap tuan penolong saja,
pelukannya makin diperkencang lagi.. .
Dalam keadaan begini, Si Cay-soat menjadi yaa malu,
gelisah selain gugup. namun ia cukup memahami perasaan
engkoh Giok nya waktu itu, maka dia memutar pinggul,
http://kangzusi.com/
membalikkan badannya dan membiarkan Lan See giok
berada di atas dadanya.
Sementara itu, Lan See giok telah pulih kembali
kesadarannya setelah ia berhasil menarik napas panjang,
sewaktu mengetahui bagaimana dia sedang memeluk
pinggang adik seperguruannya dan mukanya menempel
diantara sepasang payudaranya yang empuk, hatinya
menjadi terkejut dan pegangannya segera dilepaskan.
Si Cay soat bertindak cepat, segera dia membalikkan
badan begitu tekanan di atas tubuhnya hilang, lalu sambil memeluk tubuh See giok, pelan-pelan ia berenang menuju
ke tepi pantai.
Siau thi gou yang semula dicekam perasaan terkejut dan
gugup sekarang dapat merasa kan betapa lucunya kejadian
ini, tak tahan dia bertepuk tangan sambil tertawa terbahak bahak.
Tak terlukiskan rasa malu Lan See giok sesudah
mendengar gelak tertawa Siau thi gou, seandainya bisa dia ingin menyelam ke dasar telaga dan menyembunyikan diri
di sana. Si Cay soat sendiripun merasa amat malu, pipinya
berubah menjadi merah jengah. apalagi membayangkan
kembali kejadian yang baru saja berlangsung, hatinya
berdebar keras sekali
Tapi ia bertekad untuk berenang ke darat dan menghajar
Siau thi gou untuk melampiaskan rasa malu dan gemasnya,
karenanya bagaikan seekor ikan duyung, dia melesat ke
darat dengan cepatnya.
Siau thi gou segera merasakan bahwa gelagat tidak
menguntungkan, ia tahu sudah membuat gara-gara maka
http://kangzusi.com/
tanpa membuang waktu lagi, dia memutar badan dan
mengambil langkah seribu.
Pada saat itulah, mendadak ..
Dari kejauhan sana terdengar seseorang sedang berteriak
teriak dengan suara yang lantang.
"Thi gou, Thi gou .
Berkilat sepasang mata Siau thi gou mendengar suara
panggilan itu, soraknya gembira:
"Aku berada disini, kami semua berada sini!"
Ditengah teriakan itu, dia berlarian cepat menuju ke arah mana berasalnya suara tadi.
Sementara itu Si Cay soat dan Lan So giok sudah tiba
pula di daratan. sementara Lan See giok tertegun melihat wajah gembira Siau thi gou yang sedang berlari menjauh. Si Cay soat yang sudah tahu suara teriakan siapakah tadi
segera berkata dengan gembira:
"Ayo cepat berangkat, si naga sakti pembalik sungai Thio loko telah datang"
Lan See giok amat girang, dia berharap bisa peroleh
sedikit kabar tentang bibi Wan dan enci Cian nya dari
mulut si naga sakti tersebut.
-ooo0dw0ooo- BAB 16 DENGAN wajah gembira, pemuda itu segera berseru
pula. "Mari kita pun segera berangkat!"
http://kangzusi.com/
Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh, berangkatlah muda mudi dua orang tersebut mengejar Siau
thi gou. Setelah melewati batuan cadas, di depan sana terlihat si naga sakti pembalik sungai yang bertubuh tegap dan
berambut putih sedang mendekat dengan langkah tegap. di
bawah ketiaknya seperti tergantung sebuah buntalan kecil.
Melihat buntalan itu, Si Cay soat segera bersorak
gembira. "Thio loko, kali ini hidangan lezat apa yang kau
bawakan untuk kami semua?"
Waktu-itu si naga sakti pembalik sungai sudah
menggenggam tangan Siau thi gou, mendapat pertanyaan
itu diapun menjawab sambil tertawa terbahak-bahak:
"Haaahhh . . haaahhh . . haaahhh kali ini, aku si engkoh tua harus meminta maaf, berhubung kedatanganku terlalu
tergesa-gesa, maka tidak sempat kubawakan se suatu untuk kalian."
Kemudian kepada Lan See-giok yang mendekat, dia
berkata pula sambil tertawa:
"Saudara cilik, tujuh bulan kita tak bersua, nampaknya kau lebih dewasa!!
Berhubung Si Cay soat dan Siau thi gou menyebut
engkoh tua kepada si naga sakti pembalik sungai, maka Lan See giok segera menjura sambil menyapa pula:
"Siaute Lan See giok menjumpai engkoh tua !"
Naga sakti pembalik sungai tertawa tergelak penuh
kegembiraan. "Haaahhh..haah tidak usah.. tidak usah, aku si engkoh tua juga tidak membawa hadiah apa-apa sebagai
tanda mata untuk perjumpaan kali ini"
http://kangzusi.com/
"Nah terimalah bungkusan ini, semua barang yang
berada di dalamnya menjadi milikmu semua."
Sambil berkata dia lepaskan buntalan kecil dan
diserahkan kepada Lan See giok.
Tentu saja Lan See giok merasa sungkan untuk
menerimanya, namun juga tak enak untuk menolak, setelah
ragu-ragu sejenak akhirnya dia terima juga buntalan itu.
Siau thi gou tidak tahan untuk mengulurkan lidahnya
sambil menelan air liur berulang kali, nampaknya dia
sedang mengira-ngira hidangan lezat apakah yang berada di dalam buntalan tersebut.
Menanti Lan See giok menitipkan buntalan tersebut ke
tangan Siau thi gou, bocah itu baru tertawa senang.
Dalam pada itu si naga sakti pembalik sungai sudah


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertanya sambil tersenyum setelah menyaksikan Lan See
giok berdua. masih mengenakan pakaian berenang
"Ooh, rupanya hari ini kalian sedang berlatih ilmu
berenang?"
"Siaute baru pertama kali mempelajari ilmu ini, khusus siaute minta pelajaran dari adik Soat" sahut Lan See-giok cepat.
Dengan wajah semu merah, cepat-cepat Si Cay soat
membantah: "Suhu menugaskan kepada siaumoay untuk mengajarkan
dasar-dasar ilmu berenang kepada engkoh Giok, sekarang
engkoh tua sudah datang, siau-moay mah tak akan urusan
lagi." "Waah, sayang sekali engkoh tua masih ada urusan
penting yang mesti diselesaikan, paling lama hanya
http://kangzusi.com/
setengah hari aku berada di sini, sebelum malam tiba nanti harus sudah turun gunung.."
"Kenapa" Kenapa tidak berdiam beberapa hari lagi?"
tanya Lan See-giok bertiga cemas.
Naga sakti pembalik sungai sangsi sejenak akhirnya dia
berkata: "Mari kita pulang dulu sebelum membicarakan lebih jauh!"
Maka berangkatlah ke empat orang itu menaiki bukit.
Setelah berada di ruang batu, naga sakti pembalik sungai baru berkata kepada Lan See giok dan Si Cay-soat.
"Sekarang adik Giok dan adik Soat berganti pakaian
dulu, biar engkoh tua menunggu kalian di sini."
See giok dan Cay soat mengiakan, mereka berdua cepatcepat berlalu untuk bertukar pakaian.
Membayangkan kembali peristiwa dalam air tadi, kedua
orang itu merasa amat malu di samping perasaan manis dan hangat yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Selesai bertukar pakaian, mereka berdua muncul kembali
dari kamar masing-masing, tapi Si Cay soat yang berjumpa kembali dengan See giok segera merasakan pipinya menjadi merah dan tertunduk malu-malu, ia menunjukkan sikap
jengah seorang gadis yang bertemu dengan pemuda asing
saja.. Lan See giok turut merasakan hatinya berdebar keras,
pipinya turut berubah menjadi merah, sedang perasaan
yang mencekam hatinya sekarang sungguh tak bisa
dilukiskan dengan kata-kata.
Si Cay soat segera tersenyum jengah melihat sikap
tertegun pemuda itu, cepat-cepat dia lari naik ke atas
tangga. http://kangzusi.com/
Lan See giok mengikuti di belakangnya, saat itulah dia
baru merasakan bahwa adik seperguruannya telah tumbuh
menjadi seorang gadis remaja, sedangkan ia sendiripun
sudah mendekati seorang pemuda dewasa.
Tiba kembali di ruang batu, Siau thi gou telah
mengeluarkan hidangan serta empat mangkuk arak.
Dari sikap dan wajah Lan See giok serta Si Cay soat
yang memerah, si naga sakti pembalik sungai memandang
sekejap wajah kedua orang itu, dengan cepat dia tahu
bahwa benih cinta rupanya sudah tumbuh dalam hati
mereka. Namun bila teringat kembali tujuan kedatangannya ke
sana, keningnya segera berkerut, selapis kemurungan segera menyelimuti wajahnya yang berkeriput.
Lan See giok dan Si Cay soat cepat-cepat menundukkan
kepalanya rendah-rendah, sewaktu sorot mata si naga sakti Pembalik sungai yang tajam diarahkan kepada mereka oleh
sebab itu mereka pun tidak melihat perubahan wajah dari
engkoh tuanya itu.
Tiba-tiba terdengar Siau thi you berseru dengan nada
tidak senang hati:
"Thio loko, mengapa sih kau terburu -buru ingin pulang"
Siapa tahu tiga atau lima hari lagi suhu sudah pulang . . ."
Mendengar ucapan tersebut, si naga sakti pembalik
sungai seakan akan teringat akan sesuatu, dia segera
berpura - pura gembira dan tertawa tergelak.
"Haaahhh . . . haaahhh . . . haaahhh .. sekarang aku si engkoh tua hendak memberitahukan kepada kalian,
berhubung cia cianpwe masih ada urusan lain yang belum
selesai dikerjakan, mungkin beberapa bulan lagi beliau baru bisa pulang"
http://kangzusi.com/
Lan See giok bertiga menjadi sangat terkejut, hampir
bersamaan waktunya mereka berseru:
"Darimana engkoh bisa tahu?"
Naga sakti pembalik sungai tertawa, dengan sikap
sewajar wajarnya ia menjawab:
"Engkoh tua telah menerima surat yang ditulis Cia
locianpwe dan dikirim dari luar lautan!"
Sambil berkata, dia mengambil sepucuk surat dari
sakunya dan diserahkan kepada Lan See giok.
Dengan gugup pemuda itu membukanya dan membaca
isinya. Si Cay soat segera mendekati anak muda itu sambil
menumpang membaca isi surat tersebut.
Garis besarnya dalam surat itu dijelaskan bahwa guru
mereka harus pergi ke luar lautan demi keselamatan dunia persilatan, sebab masalah tersebut menyangkut nasib
pelbagai perguruan besar di dunia persilatan, maka urusan tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat, di samping itu guru mereka berpesan agar Lan See giok bertiga melatih diri lebih tekun serta tak usah memecahkan perhatian ke
masalah lain. . .
Ketika selesai membaca surat itu, Si Cay soat yang
pertama-tama berguman dengan nada tak habis mengerti:
"Thio loko, mengapa suhu tidak menjelaskan kapan baru akan pulang . .?"
Naga sakti pembalik sungai memandang sekejap kearah
Lan See giok yang sedang termenung, kemudian jawabnya
sambil tertawa:
http://kangzusi.com/
"Engkoh tua menitipkan pesan tersebut secara lisan
kepada si pembawa surat. jadi akupun tak tahu kapan
pulangnya."
"Thio loko, siapakah si pembawa surat itu?" tiba-tiba Siau thi gou bertanya dengan wajah tak mengerti
Agaknya si naga sakti pembalik sungai tidak menduga
Siau thi gou bakal mengajukan pertanyaan tersebut, dengan kening berkerut dia segera tersenyum.
"Berbicara soal orang ini, kalianpun belum tentu tahu."
"Coba sebutkan agar kami tahu" timbrung Si Cay soat.
Agaknya si naga sakti Pembalik sungai sedang
memperhatikan dengan seksama sikap Lan See giok yang
masih meneliti surat tersebut, namun ia toh menjawab juga.
"Orang itu adalah tianglo angkatan yang lampau dari Butong-pay, orang menyebut nya Keng-hiang sian-tiang!"
Si Cay soat kembali berkerut kening, lalu tanyanya
dengan nada tidak mengerti:
"Bukankah Keng hiang sian-tiang dari Bu tong-pay
sudah lama tidak muncul kembali di dalam dunia
persilatan"!"
Dengan wajah bersungguh-sungguh si naga sakti
pembalik sungai berkata:
"Masalahnya kali ini menyangkut suatu keadaan yang
besar. jadi tak bisa dibanding-kan dengan kejadian biasa, dengan undangan khusus dari Lam-hay-lo koay, bahkan
Cia locianpwe saja harus berangkat sendiri apalagi
persoalan ini menyangkut Bu-tong-pay secara langsung,
memangnya dia tak akan berangkat?"
http://kangzusi.com/
Baru selesai dia berkata Lan see Giok yang masih
memegang surat itu berseru kepada, si naga sakti pembalik sungai:
"Thio loko, siaute jumpai tinta bak di atas surat tersebut nampaknya sudah lama sekali ."
Berubah hebat paras muka si naga sakti pembalik sungai
setelah mendengar ucapan tersebut. tapi cepat-cepat ia
mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak bahak,
menyusul kemudian ia menjelaskan lebih jauh:
"Saudara cilik, pernahkah kau bayangkan berapa ribu li jarak dari sini sampai ke luar lautan" Apalagi Keng hian sian-tiang menggembolnya dalam saku, dimana kena
keringat dan air hujan. masa surat tersebut dapat utuh
seratus persen?"
Berbicara sampai disini, diapun sengaja mengalihkan
pembicaraan ke soal lain, sambil menunjuk ke arah
bungkusan kecil itu katanya lagi:
"Sewaktu menerima surat ini, kebetulan Hu-yong siancu Han lihiap juga berada di rumahku. ketika ia tahu aku
hendak kemari, dia telah menitipkan bungkusan baju itu
untukmu." Siau thi gou menjadi amat kecewa setelah mendengar
perkataan itu, serta merta dia mengangkat buntalan kecil itu dan dilihat sekejap..
Berbeda dengan Lan See giok, mencorong sinar tajam
dari balik matanya setelah mendengar perkataan itu, cepat tanyanya dengan gembira.
"Apakah bibi Wan dan enci Cian berada dalam keadaan sehat-sehat semua?"
http://kangzusi.com/
Sewaktu berbicara, wajahnya memancarkan sinar
kerinduan yang amat tebal.
Si Cay soat yang melihat kesemuanya ini segera
merasakan segulung hawa amarah yang entah darimana
datangnya membara di dalam dadanya dan ingin
dimuntahkan ke luar, namun diapun tak berani melampiaskannya ke luar .
Naga sakti pembalik sungai yang melihat tujuannya
berhasil, ia segera tertawa setelah meneguk arak sahutnya:
"Mereka semua berada dalam keadaan baik-baik. mereka menduga kau pasti sudah makin tinggi, maka khusus
membuatkan beberapa stel pakaian untukmu."
Lalu sambil mengambil buntalan kecil itu, dari tangan
Siau thi gou, dia bertanya sambil tertawa penuh arti:
"Saudara cilik, apakah kau hendak membukanya
sekarang juga .."
Berkilat sepasang mata Lan See giok, bisa dilihat hatinya diliputi emosi, bibirnya bergerak seperti ingin mengucapkan sesuatu, namun akhirnya dia menggeleng kan kepalanya
berulang kali, sahutnya sambil tertawa:
"Oooh, tidak usah, tidak usah!"
Tapi, setiap orang bisa melihat betapa inginnya Lan See
giok membuka bungkusan itu dengan segera dan ingin
melihat pakaian apa saja yang telah dibuatkan untuknya.
Ia percaya setiap jahitan dan setiap lipatan pakaian
tersebut, terkandung kasih sayang dari bibinya dan cinta suci dari enci Cian nya.
Si Cay soat tak bisa menahan rasa gusar di dalam
hatinya lagi, dia tertawa paksa namun setiap orang bisa
http://kangzusi.com/
mendengar betapa kecutnya suara tertawa itu. kemudian
terdengar ia berkata:
"Sudah tentu jahitannya pas sekali dibadan, secantik enci Cian yang membuatnya!"
Lan See giok yang polos masih mengira adik Soatnya
benar-benar memuji kecantikan enci Ciannya, tanpa terasa wajahnya nampak lebih bersinar terang.
Berbeda sekali dengan Naga sakti pembalik sungai yang
berpengalaman, dengan cepat dia dapat menangkap gelagat
yang tidak baik, cepat-cepat dia meletakkan kembali
bungkusan kecil itu ke atas meja, kemudian setelah tertawa tergelak dengan cepat dia mengalihkan pokok pembicaraan
ke soal lain, ucapannya:
"Di dalam surat Cia locianpwe tadi di pesankan agar kalian melatih diri dengan tekun, entah bagaimanakah
kemajuan yang berhasil kalian capai dalam setengah tahun ini?"
Siau thi gou segera melebarkan matanya, semangatnya
berkobar kembali dengan penuh bersemangat katanya:
"Aku telah berhasil mempelajari ilmu Hou-liong-jit-si, bila suhu pulang, tanggung dia akan gembira."
Lan See giok bertiga yang menyaksikan semangat Siauthi gou. tak tahan lagi mereka tertawa tergelak.
Berhubung penjelasan dari naga sakti pembalik sungai
tentang huruf yang luntur cocok dengan keadaan, ditambah pula Hu-yong-siancu hadir sebagai saksi , maka Lan See
giok pun mempercayai keaslian surat itu seratus persen.
Setelah melihat ketiga orang itu tidak ragu lagi, Naga
sakti membalik sungai baru mengajarkan teori dan tehnik
http://kangzusi.com/
bertempur dalam air kepada Lan See-giok di samping
keterangan-keterangan lain yang berharga sekali.
Tak heran kalau Lan See giok bertiga memperoleh
pengetahuan dan faedah yang besar sekali.
Tanpa terasa matahari pun tenggelam di langit barat.
Naga sakti pembalik sungai segera minta diri, sebelum
berpisah ia berpesan kembali agar mereka bertiga tetap
menjaga gua sembari berlatih ilmu silat dengan tekun
sampai kembalinya guru mereka.
Lan See-giok, Si Cay-soat dan Siau-thi gou menghantar
engkoh tua mereka sampai di luar barisan pohon bambu,
hingga bayangan tubuh naga sakti pembalik sungai lenyap
dari pandangan, mereka baru kembali ke ruangan.
Dalam perjalanan kembalinya, Lan See giok ingin
secepatnya membuka bungkusan kecil itu dan melihat
isinya, tanpa disadari langkahnya menjadi terburu buru
sehingga Si Cay soat serta Siau thi gou tertinggal jauh di belakang.
Siau thi gou yang polos dan terbuka masih tidak
merasakan apa-apa. berbeda sekali dengan Si Cay soat yang setiap hari bersama sama engkoh Gioknya, ia segera merasa dirinya seperti dikesampingkan pemuda itu.
Saking pedih hatinya, hampir saja air matanya jatuh
bercucuran.. Gadis yang semenjak kecil sudah terbiasa dimanja
gurunya ini, untuk pertama kalinya merasakan hatinya
sedih dan pedih. mau marah tak bisa dilampiaskan, mau
menangis malu, bisa dibayangkan bagaimana perasaan
hatinya waktu itu.
http://kangzusi.com/
Ia jadi mendongkol sekali kepada engkoh Gioknya . . . .
terlalu banyak masalah yang membuatnya mendongkol, dia
merasa pemuda tersebut seolah-olah mempunyai banyak
dosa dan kesalahan yang tak bisa diampuni lagi, maka
dalam hati kecilnya dia mengambil sebuah keputusan..selamanya tidak akan menggubrisnya lagi.
Oleh sebab itu, ketika Lan See giok mengambil
bungkusan kecil dan kembali ke kamar nya, sambil
menahan air mata diapun cepat-cepat kembali ke kamar
tidur sendiri. Sian thi gou yang terdorong perasaan ingin tahu segera
membuntuti engkoh Giok nya dengan ketat, dia ingin tahu
apakah dalam bungkusan tersebut terdapat makanan yang
enak atau tidak.
Karenanya sambil melototkan matanya bulat-bulat, dia
awasi terus engkoh Giok nya membuka bungkusan kecil itu.
Begitu bungkusan dibuka, dibaliknya tempat sebuah
kertas minyak pembungkus, bau harum
semerbak terhembus ke luar dari balik bungkusan itu.
Dengan cepat Siau thi gou mengendus bau itu berulang
kali, sekulum senyuman lebar segera menghiasi bibirnya.
Begitu bungkusan kertas itu dibuka, woouw isinya
adalah ayam panggang, daging kecap, telur asin serta


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

makanan yang lain yang banyak sekali jumlahnya.
Diam-diam Lan see giok berterima kasih sekali atas
pemikiran bibinya yang mengaturkan semuanya itu dengan
sempurna, meski makanan itu biasa, namun di tengah
pegunungan yang terpencil begini betul-betul merupakan
hidangan lezat yang punya uang pun tak bisa dibeli, maka dia singkirkan bungkusan makanan itu serta membuka
bungkusan kain putih yang berada di bawahnya.
http://kangzusi.com/
Pada bagian atas adalah jubah biru kegemarannya, baju
itu terbuat dari kain halus, potongan indah dan menawan, entah hasil karya bibinya atau enci Cian nya!
Ketika diendus, tercium bau harum yang sangat khas
baginya, dengan cepat dia menjadi paham kembali, rasa
gembira yang meluap membuatnya tanpa sadar memanggil
nama enci Cian dengan mesra.
Di bawah jubah itu adalah kain pengikat kepala
berwarna biru, celana biru serta dua stel pakaian dalam
berwarna putih, ketika dicoba dibandingkan ke tubuhnya,
meski sedikit agak kebesaran namun bisa dipakai.
Baju yang kedua berwarna merah cerah, apa yang
terlihat segera membuat pemuda itu tertegun dan
mencorongkan sinar tajam dari matanya.
Rupanya pakaian merah dengan sepasang sepatu
berwarna merah, sarung pedang merah dan pita pedang
berwarna merah.
Dengan cepat Lan See giok paham kembali, rupanya
semuanya ini disiapkan enci Cian untuk adik Soatnya,
dengan perasaan segera ia segera mendongakkan kepalanya
Namun adik Soat sudah tak nampak, bahkan adik Gou
pun tidak kelihatan, ketika berpaling lagi, hidangan semeja yang baru saja diletakkan disanapun turut lenyap tak
berbekas. Lan See giok segera tertawa tergelak dengan rasa
gembira, sambil membawa bungkusan berisi baju itu cepat
dia lari naik ke tangga.
Sebelum tiba di kamar tidur, pemuda itu sudah tidak
tahan untuk berteriak keras.
"Adik Soat, adik Soat .."
http://kangzusi.com/
Tiba-tiba bayangan hitam berkelebat lewat. Siau thi gou
sudah muncul dari balik kamar Si Cay soat, di tangannya
masih menggenggam bungkusan berisi makanan lezat tadi.
Begitu berjumpa dengan Lan See giok, dia lantas berseru
dengan wajah murung.
"Engkoh Giok, enci Soat telah jatuh sakit!"
Lan See-giok terkejut sekali, ia berseru kaget sambil
teriaknya. "Sakit apa" Barusan toh ia nampak sangat gembira dan segar bugar ..?"
"Aku rasa dia sakit kepala!"
"Oooh.."
Dengan langkah terburu-buru Lan See giok lari masuk ke
dalam kamar tidur si nona, ia jumpai gadis tersebut sedang membaringkan diri di atas permadani merah sambil
menyembunyikan kepalanya dibalik selimut, tubuhnya
sama sekali tidak bergerak.
Dari keadaan tersebut, pemuda itu menduga gadis itu
memang sakit kepala, cepat-cepat ia letakkan bungkusan
berisi pakaian itu ke lantai, kemudian tanyanya dengan
penuh perhatian:
"Adik soat. adik soat, kenapa kau" Apa yang kau rasakan sakit-?"
Si Cay soat tetap tak bergerak, menjawab pun tidak.
Lan See giok segera mendekati dan berusaha untuk
memeriksa denyutan nadinya"Plaaakkk!" tahu-tahu tangannya sudah di pukul gadis itu keras-kerashttp://kangzusi.com/
Dengan perasaan terkejut Lan See giok menarik kembali
tangannya lalu memandang sekejap ke arah Siau thi gou
dengan mata terbelalak, tertegun.
Namun sebagai pemuda yang pintar, dengan cepat Lan
See giok menyadari apa gerangan yang telah terjadi,
rupanya gadis itu bukan sakit kepala melainkan lagi
mengambek. Siau thi gou juga merasa lega setelah mengetahui enci
Soatnya lagi mengambek, sambil tertawa dia mulai
menyambar paha ayam dan melahapnya dengan rakus.
Sedangkan Lan See-giok duduk termenung di sampingnya, betapapun dia telah memeras otak belum juga
diketahui apa kesalahannya.
Mendadak ia melihat pedang Jit-hoa kiam yang terletak
tak jauh di atas permadani, satu ingatan segera melintas di dalam benak nya, ia mengambil keputusan untuk membuat
kejutan bagi si nona tersebut.
Diambilnya pedang Jit hoa kiam tersebut, mula-mula
pita pedang diikatkan dahulu pada gagangnya, kemudian
melapisinya dengan sarung pedang yang halus dan lembut
itu. Disaat ia sedang mengikatkan tali sarung itulah, suatu
ketidak sengajaan membuat jari tangannya menyentuh
tombol rahasia..
"Criing..l"
Cahaya tajam segera memancar kemana mana, tubuh
pedang melejit berapa inci lebih ke muka dan seketika
menyiarkan suara dentingan yang amat memekikkan
telinga. http://kangzusi.com/
Lan See giok terkejut, sedang Si Cay soat juga melompat
bangun dengan cepat, tapi apa yang kemudian terlihat
membuatnya tertegun dan melongo.
Hanya Siau thi you seorang yang mengunyah paha
ayam, sambil tertawa terbahak -bahak.
Melihat sarung pedang yang begitu menawan hati, Si
Cay soat segera jatuh hati, bersamaan itu pula diapun
menjadi sadar, tentunya sarung pedang yang indah tersebut merupakan hadiah dari Ciu Siau cian yang selalu dipuji puji oleh gurunya itu.
Dalam pada itu Lan See giok telah membetulkan letak
pedang itu dan sambil tertawa tersipu
sipu dia mengembalikan senjata tersebut kepada si nona.
Si Cay soat sendiri berhubung ia sudah terlanjur jatuh
hati pada keindahan sarung pedang tadi, ditambah pula
perasaan ingin tahunya untuk memeriksa hasil karya Ciu
Siau cian, membuatnya tanpa banyak bicara segera
menerima angsuran tadi.
Setelah diperiksa dengan seksama, mau tak mau gadis itu
harus menyatakan kekagumannya, dia sadar bahwa hasil
kerajinan tangan dari Ciu Siau cian memang betul-betul
sangat indah. Sebagai seorang pemuda yang cerdik Lan See giok segera
memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerahkan pula
sepatu kecil berwarna merah kepada si nona, kemudian
katanya pula dengan hati-hati.
"Adik Soat, coba kau lihat. inilah tanda mata dari enci Cian untukmu!"
Si Cay soat segera mendongakkan kepalanya, apa yang
terlihat membuatnya segera menjerit gembira.
http://kangzusi.com/
"Oooh, sangat indah! persis seperti apa yang kuidam-idamkan selama ini."
Cepat-cepat dia letakkan pedangnya ke lantai serta
menerima sepatu baru itu. kemudian dengan tergesa-gesa
sekali dia melepaskan sepatu lamanya hingga tampak
sepasang kaki mungilnya yang putih bersih..
Lan See giok menjadi tertegun melihat hal itu. sepasang
kaki milik adik Soat memang indah dan sangat menawan
hati. Dalam gembiranya Si Cay soat pun melupakan semua
kekesalan dan kemasgulan yang dialaminya tadi, selesai
mengenakan sepatu baru, dia segera melompat bangun dan
berjalan bolak balik dengan penuh keriangan Ia dengan
suara bernada kegembiraan yang tak terlukiskan dengan
kata, ia berseru:
"Aaah. sungguh indah, persis dengan kakiku, enci Cian memang orangnya baik sekali, baik sekali . . ."
Melihat adik Soatnya gembira, tentu saja Lan See giok
turut tertawa riang.
Tiba-tiba Si Cay soat melihat jubah biru yang terletak di sisi anak muda tersebut, berkilat sepasang matanya, dengan perasaan terkejut serunya tanpa terasa
"Engkoh Giok, apakah baju itupun bikinan enci Cian
untukmu?" Sambil berkata, ia memungut pakaian tersebut dengan
gugup. Lan See giok mengira Si Cay soat terkejut atas hasil
karya enci Cian, karenanya dia mengangguk dengan
bangga. http://kangzusi.com/
Si Cay soat meraba jubah baru itu, kemudian serunya
lagi dengan perasaan terkejut:
"Engkoh Giok, pakaian ini dibuat dari serat ulat langit, oooh! Banyak sekali khasiat dari pakaian tersebut, begitu banyaknya sampai siaumoay tak dapat menerangkannya
satu per satu, tapi yang pokok, masuk ke air tak bakal
tenggelam, masuk api tak akan terbakar, bisa menahan
senjata rahasia, dapat menahan bacokan senjata, engkoh
Giok, dengan pakaian tersebut maka selanjutnya kau tak
usah mengenakan pakaian renang lagi bila ingin masuk ke
dalam air."
Mengetahui kalau jubah itu memiliki khasiat yang begitu
banyak, Lan See giok betul-betul dibikin terkejut sampai berdiri melongo-longo . . .
Sebaliknya sepasang mata Siau thi gou segera terbelalak
lebar-lebar, mendadak ia letakkan bungkusan berisi
makanan itu ke lantai, setelah itu sambil mengangkat
tangannya tinggi-tinggi ia, bersorak sorai dengan riang
gembira: "Hooore . . . hooore . . . kalau begitu aku Thi-gou akan memperoleh pakaian renang baru!"
Sambil berteriak ia lari ke luar dari ruangan tersebut dan kembali ke kamar sendiri.
Lan See giok dan Si Cay soat jadi tertegun menyaksikan
ulah bocah tersebut, dengan pandangan tak mengerti
mereka awasi bayangan punggung Siau thi gou hingga
lenyap dari pandangan mata.
Tak lama kemudian, Siau thi gou telah muncul kembali
sambil membawa pakaian renang baru, katanya lagi sambil
tertawa terbahak-bahak:
http://kangzusi.com/
"Haaahhh . . .haaahhh . . haaahhh . . . setelah engkoh Giok memiliki pakaian mestika, pakaian renang jahitan enci Soat pun tanpa sungkan-sungkan akan menjadi milik aku si Thi gou."
Baru sekarang Lan See giok dan Si Cay soat memahami
apa yang dimaksudkan, serentak mereka ikut tertawa
terbahak-bahak.
Setelah saling berpandangan sekejap dengan perasaan
cinta yang semakin mendalam, kata mereka dengan riang:
"Selama ini suhu mengatakan adik Gou bodoh,
padahal." "Padahal aku tidak bloon!" sambung Siau thi gou dengan cepat sambil tertawa lebar.
Semenjak hari itu, muda mudi tiga orang itu melanjutkan
latihan mereka dengan lebih tekun, Lan See giok di
samping belajar ilmu berenang dari Si Cay soat, dia pun
mengkombinasikan ilmu gurdi emas ajaran ayah-nya
dengan ilmu pedang Tong kong kiam hoat sehingga
terciptalah suatu ilmu baru yang dinamakan ilmu gurdi
pengejut langit.
Musim panas lewat dan musim gugur kini sudah
menjelang tiba.
Lan See giok, Si Cay soat serta Siau thi gou merasa
murung dan masgul sepanjang hari, sebab guru mereka To
Seng cu belum juga kembali. kendatipun tenaga dalam
mereka bertiga peroleh kemajuan yang sangat pesat namun
perasaan gembiranya tidak seperti semula lagi.
Yang membuat mereka bertiga merasa gelisah adalah si
naga sakti pembalik sungai pun tidak muncul lagi. mereka tidak mendapat berita dari dunia luar sehingga praktis
http://kangzusi.com/
selama satu tahun penuh mereka tidak mengetahui
bagaimanakah perubahan dalam dunia persilatan.
Si Cay soat mulai menguatirkan keselamatan dari
gurunya, Siau thi gou juga saban hari bermuram durja,
sedangkan Lan See giok sering kali melamun sambil
memandang pegunungan dikejauhan sana.
Sekali lagi dia mulai mencurigai isi surat yang pernah
dibawa si naga sakti pembalik sungai tempo hari, terutama bila membayangkan kembali gumaman gurunya sebelum
berpisah, dia yakin dunia persilatan tentu sudah diliputi kekacauan dan kekalutan, bahkan bisa jadi darah telah
menggenangi permukaan tanah.
Cuma pemuda itu hanya berani membayangkan namun
tak berani menyampaikan jalan pemikirannya kepada Si
Cay soat serta Siau thi gou..
Dihati kecilnya dia seperti memperoleh suatu firasat,
kepergian gurunya tempo hari meski sampai mengancam
keselamatan jiwanya, paling tidak gurunya sudah ditawan
dan disekap atau terperangkap dalam jebakan musuh
hingga terkurung di suatu tempat.
Membayangkan musuh-musuh tersebut, dia pun teringat
kembali akan Lam hay lo koay, Wan San popo serta Si to
cinjin. Di samping itu diapun membayangkan pula betapa
lihainya ilmu silat yang dimiliki orang-orang tersebut
Bilamana dugaannya tak meleset, di atas bahunya
sekarang tertanam dua macam beban yang sangat
berat.Dendam orang tua dan musibah dari gurunya.
Berbicara soal kemampuan yang dimiliki nya sekarang,
membalas dendam bukan pekerjaan yang terlampau sulit
baginya, tapi untuk menghadapi tiga manusia aneh dari luar lautan, dia tak mempunyai suatu keyakinan pun berhubung
http://kangzusi.com/
dia sendiri juga tak tahu sampai dimanakah kekuatan
mereka yang sesungguhnya.
Pepatah kuno berkata, satu hari menjadi guru, budi
bagaikan orang tua sendiri.
Seandainya, gurunya benar-benar, menjumpai musibah,
sekalipun tubuh harus hancur, lautan api mesti diterjang, dia tak akan menampik untuk melakukannya.
Semakin membayangkan apa yang telah terjadi, anak
muda itu semakin ketakutan, saking gelisahnya peluh
sampai jatuh bercucuran membasahi seluruh tubuhnya, ia
bertekat untuk membakar semangat sendiri dan adik-adik
seperguruannya agar lebih tekun melatih ilmu silat masing-masing.
Dengan kepergian To Seng cu yang tak pernah kembali
lagi, kedudukan Lan See giok dihati Si Cay soat dan Siau thi gou pun bertambah penting, Saban hari mereka bertiga selalu hidup berdampingan, dan tak pernah berpisah barang sejengkalpun.
Sikap Si Cay soat berubah menjadi lebih lembut dan
hangat, dalam suasana murung dan sedih, dia semakin
menyayangi engkoh Giok nya dan memperhatikan adik
Gou nya. Siau thi gou yang polos dan lugu, sejak itu tak pernah
menampilkan senyuman bloon-nya yang menggiurkan di


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atas wajah bulatnya yang hitam berkilat lagi.
Waktu berlalu sangat cepat, kini musim dingin telah tiba, bunga salju turun dengan derasnya menyelimuti seluruh
permukaan tanah.
Permukaan bukit Hoa-san dengan beberapa buah
bukitnya yang tinggi, kini telah berubah menjadi serba
putih. http://kangzusi.com/
To Seng-cu, tokoh persilatan nomor wahid dikolong
langit sudah setahun meninggalkan gunung, namun hingga
saat itu belum juga ada kabar beritanya tentang mereka.
Lan See giok dan Si-Cay soat sudah tak dapat
menenangkan hatinya lagi, setiap kali Siau Thi-gou sedang menanak
nasi di dapur, mereka berdua selalu memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berunding
bagaimana caranya mencari berita tentang guru mereka.
Hasil dari perundingan mereka menyimpulkan bahwa si
naga sakti pembalik sungai sudah tidak berada di tepi telaga Phoa yang lagi bisa juga dia telah menyusul ke luar lautan untuk mencari jejak suhu, kalau tidak, dia pasti akan
mengunjungi bukit Hoa-san untuk mengetahui apakah guru
mereka sudah pulang atau belum.
Akhirnya kedua orang itu memutuskan akan menunggu
sampai setengah bulan lagi, jika selewatnya tahun baru guru mereka belum juga kembali, maka See-giok eng ambil
keputusan untuk turun gunung dan mencari berita tentang
gurunya. Sebagaimana diketahui, dalam gua mereka tersimpan
kitab pusaka cinkeng warisan su-cou mereka, apalagi guru mereka pun berpesan agar tidak meninggalkan gua tersebut itulah sebabnya mereka bertiga tak berani turun gunung
bersama-sama. Lan See giok memang sebelumnya telah memperoleh ijin
dari gurunya untuk turun gunung mencari balas, dengan
diutusnya pemuda tersebut, selain tidak melanggar pesan
guru mereka. hal inipun merupakan pilihan yang paling
tepat, tak heran kalau kedua orang itu terpaksa mengambil jalan tersebut.
Meski keputusan ini disambut Si Cay soat dengan
perasaan berat, namun berhubung dendam berdarah engkoh
http://kangzusi.com/
Giok nya belum terbalas, jejak gurunyapun merupakan
sebuah tanda tanya besar, kesemuanya ini membuat si nona tak berani banyak berbicara.
Pikiran dan perasaan seorang gadis memang selalu lebih
sempit dan cupat, tidak terkecuali Si Cay soat, semenjak mengambil keputusan tersebut, hampir setiap saat ia selalu berdoa agar gurunya bisa cepat-cepat kembali ke rumah.
Tekanan jiwa yang dialaminya membuat gadis itu sukar
tidur dan tak enak bersantap tidak sampai berapa hari,
tubuhnya menjadi kurus dan mukanya pucat.
Baru sekarang dia menyadari bahwa diri nya sudah tak
mungkin lagi berpisah dengan engkoh Gioknya.
DALAM setahun belakangan ini, boleh di bilang mereka
bertiga selalu berkumpul bersama, tak sedetikpun berpisah, entah berlarian di tanah perbukitan ditengah malam, atau bermain air di telaga Cui-oh, mereka selalu berduaan dan bermesraan, dan biasanya dalam keadaan begini Siau thi
gou yang blo"on selalu menghindar jauh-jauh.
Lewat beberapa hari lagi Lan See-giok akan genap
berusia delapan belas tahun, selama dua tahun ini, dari
seorang bocah tanggung yang binal See-giok berubah
menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa,
tidak heran kalau Si Cay soat menjadi begitu tergiur dan kesemsem kepadanya, is sering-kali melamun. kalau bisa
dia ingin bersama engkoh Giok nya hidup sepanjang tahun
di tempat yang terpencil ini dan tak akan mengadakan
hubungan lagi dengan dunia luar.
Tapi Lan See giok harus turun gunung untuk menelusuri
gurunya, sebelum hal ini benar-benar terjadi, dia berusaha untuk menjauhkan diri dengannya, tapi alhasil malah
kebalikannya yang diperoleh.
http://kangzusi.com/
Sekarang dia mulai sadar, jika See giok sudah turun
gunung, maka kehidupannya akan menjadi kering, kosong,
sepi dan layu, keadaan yang harus dialaminya selama
bertahun lamanya mungkin.
Betul di sisinya masih ada Siau thi gou yang polos dan
lugu. diapun sangat menyayangi adiknya yang menawan
tersebut, tapi bagaimanapun juga perasaan kasih sayang
sebagai kakak terhadap adik tentu saja berbeda sekali
dengan kasih sayang terhadap pujaan hatinya..
Selain itu, masih ada satu hal lagi yang membuat
perasaannya tidak tenang, yaitu si gadis cantik lainnya yang sering dipuja oleh gurunya. Ciu Siau cian.
Setiap kali ia membicarakan soal Ciu Siau cian, di atas
wajah engkoh Giok nya tentu terlintas setitik cahaya tajam, selain rasa hormat terselip juga perasaan cinta.
Selama setahun ini, diapun menyaksikan bahwa engkoh
Giok nya tak pernah sedikit pun melupakan Ciu Siau cian, kejadian ini membuatnya lebih cemburu, lebih mendongkol
dan tak tenang.
Pernah terbayang olehnya bagaimana eng-koh Giok dan
Ciu Siau cian bertemu kembali, apa yang mereka lakukan
setelah perjumpaan itu" Sudah pastila tak berani berpikir lebih jauh, sebab saban kali
membayangkan hal tersebut, hati nya pasti berdebar keras, wajahnya berubah merah dan sepanjang malam tak bisa
tidur nyenyak- Lan See giok pun merasa sangat tak tenang melihat
keadaan adik Soat nya yang makin lama semakin kurus dan
murung. Seringkali dia menghibur nona tersebut selain berpesan
kepada Siau-thi gou agar selalu memperhatikannya.
http://kangzusi.com/
Ia juga tahu, dalam perjalanannya turun gunung nanti,
mungkin sekali banyak kesulitan dan percobaan yang bakal dialaminya.
Diapun berharap gurunya bisa kembali dengan selamat,
hal ini berarti bisa membebaskannya untuk berangkat ke
luar lautan. Meski diapun pernah memikirkan bibi Wan dan enci
Cian nya, namun masalah dendam orang tua dan musibah
gurunya jauh lebih memenuhi jalan pemikirannya.
Tahun baru kedua semenjak See-giok tiba di bukit Hoasan, akhirnya menjelang tiba, salju masih menyelimuti
seluruh permukaan tanah.
Biarpun suasana tahun baru merupakan hari-hari yang
paling bahagia, namun Lan See giok, Si Cay soat dan Siau thi gou nampak lebih masgul dan murung.
Akhirnya tanggal tiga bulan pertama, Lan See-giok
mengambil keputusan untuk turun gunung.
Si Cay soat sibuk di dapur untuk menyiapkan hidangan
bagi perjamuan perpisahannya dengan Lan See giok.
Siau-thi-gou membantu See giok membereskan perbekalannya. Lan See-giok telah bertukar pakaian dengan baju baru
pemberian bibi Wan serta enci Cian, gurdi emasnya
disembunyikan dibalik pinggang dan senjata rahasia
andalan ayah nya peluru cahaya perak, digantungkan di
balik jubahnya.
Perjamuan perpisahan berlangsung cukup meriah,
meskipun masing-masing pihak berusaha untuk menyembunyikan perasaan dukanya di dalam hati.
http://kangzusi.com/
Malam semakin kelam, akhirnya Lan See giok harus
membesarkan hati untuk bangkit berdiri.
"Adik Soat, Adik Gou, aku harus berangkat sekarang!"
ujarnya kemudian dengan suara tenang.
Si Cay-soat dan Siau- thi-gou manggut-manggut pedih,
serentak mereka bangkit untuk mengantar ke luar ruangan: Barisan bambu dan pohon siong mereka lewati dengan
perasaan yang sangat berat dan masgul.
Sepanjang perjalanan, Siau-thi-gou diam-diam berdoa
bagi keberhasilan engkoh Giok-nya dan menemukan
kembali jejak guru mereka serta berhasil membalas sakit
hati. Sedangkan Si Cay coat harus mengucurkan air mata
sambil menahan isak tangisnya, selain berharap engkoh
Gioknya bisa berhasil dengan sukses, di hati kecilnya pun dipenuhi
oleh pelbagai kemurungan yang serasa menyumbat hatinya.
Lan See giok pun merasakan hatinya berat dan murung,
untuk kesekian kalinya dia harus merasakan kembali betapa berat nya saat-saat perpisahan dengan orang-orang yang
dicintainya. Namun ia tak berani banyak berbicara, ia berusaha untuk
menjaga ketenangan hatinya serta mencari akal bagaimana
mesti bertindak untuk menyelidiki jejak gurunya sesudah
turun gunung nanti.
Karena itulah meski wajahnya nampak -sangat tenang,
sesungguhnya dia merasa amat murung dan kesal.
Akhirnya hutan bambu sudah dilewati, sejauh mata
memandang, lapisan salju nan putih menyelimuti seluruh
jagad. http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Lan See giok menghentikan langkahnya,
kemudian sambil menengok adik Gou dan adik Soatnya
yang tampak sangat murung, ia berkata sedih:
"Adik Soat, adik Gou, kalian harus menjaga diri baik-baik, begitu selesai pekerjaanku, secepatnya aku akan
pulang kembali."
Siau thi gou membuka matanya lebar-lebar sambil
mengangguk, matanya berkaca kaca dan hampir saja air
matanya jatuh bercucuran:
Si Cay-soat juga berusaha untuk mengendalikan gejolak
perasaannya, namun dia tak mampu mengendalikan diri
untuk membungkam terus, dengan wajah yang basah oleh
air mata dan wajah yang amat layu, dia menengok pemuda
itu sambil bisiknya dengan suara gemetar:
"Engkoh Giok ."
Namun hanya sebutan itu yang sempat meluncur ke luar,
tubuhnya segera gemetar keras, sambil menutupi wajah
sendiri dengan kedua belah tangan, dia menangis tersedu
sedu. Sedih nian perasaan Lan See giok menyaksikan kejadian
seperti ini, namun bila teringat dia tugas berat yang berada dibahunya, pemuda tersebut tak berani berpikir lebih jauh.
Dengan lemah lembut dipegangnya lengan gadis itu
kemudian dengan perasaan pedih dia berkata:
"Adik Soat. bila akan ingin mengucapkan sesuatu,
katakanlah sekarang juga.."
Dalam keadaan begini Si Cay soat tidak memperdulikan
lagi kehadiran Siau thi gou di tempat tersebut, sambil
menangis tersedu dia menubruk ke dalam pelukan See giok
lalu bisiknya. http://kangzusi.com/
"Apa yang hendak kukatakan, telah kau ketahui semua"
Sebagai seorang yang pintar, sudah barang tentu pemuda
itu cukup mengetahui bagaimanakah perasaan gadis
tersebut sekarang.
Dengan perasaan sedih dan terharu, pemuda itu segera
menghibur. "Adik Soat, kau jangan kelewat menyiksa diri, seusai bertugas aku pasti akan kembali lagi!"
Si Cay soat pun cukup tahu bahwa anak muda tersebut
tak mungkin bisa kembali sedemikian cepatnya, sebab di
samping menyelidiki musuh-musuh besar pembunuh
ayahnya. diapun harus menelusuri jejak gurunya, bahkan
bisa jadi perjalanannya didampingi Ciu Siau cian,
mungkinkah pemuda itu akan kembali secepatnya"
Melihat gadis itu membungkam diri dalam seribu
bahasa. Lan See-giok mengerti, tak mungkin ia bisa
menghibur perasaannya yang duka dengan sepatah dua
patah kata saja, akhirnya sambil membulatkan tekad ia
berkata: "Adik Soat, adik Gou, jagalah diri kalian baik-baik, aku akan berangkat dulu!"
Si Cay-soat mengangkat kepalanya memandang pemuda
itu sedih, lalu mengangguk lirih.
"Berangkatlah engkoh Giok, semoga kau jangan terlalu memikirkan siau-moay berdua sehingga mengganggu
pikiranmu.."
Lan See giok mengerti apa yang dimaksudkan, dia
menghela napas sedih seraya menjawab:
http://kangzusi.com/
"Perasaanku hanya Thian yang maha tahu, moga-moga
adik Soat bisa menjaga diri baik-baik dan merawat adik
Gou semestinya."
"Jangan sampai membuat kau sendiri jatuh sakit!"
Kata-kata tersebut amat menghibur perasaan Si Cay-soat,
ia segera menyeka air matanya dan mengangguk.
Sekali lagi Lan See giok memandang wajah ke arah Si
Cay-soat serta Siau-thi gou, kemudian diiringi ucapan
selamat tinggal ia membalikkan badan dan berlalu dari situ.
Dalam waktu singkat bayangan tubuh Lan See giok
sudah lenyap di balik pepohonan sana.
Perasaan sedih, kosong. sepi dengan cepat menyelimuti
seluruh perasaan Si Cay-soat, tak tahan lagi air matanya sekali lagi jatuh bercucuran dengan derasnya.
"Sudahlah enci Soat" Siau-thi-gou segera menghibur.
"mari kita masuk, engkoh Giok telah pergi jauh."
Namun Si Cay soat tidak memberikan reaksi apapun, dia
masih berdiri termangu sambil memandang ke muka
dimana bayangan tubuh Lan See-giok melenyapkan diri
tadi. Lan See giok mengerahkan segenap tenaganya untuk
berlari kencang. begitu pesatnya dia berkelebat membuat
pemuda itu tercengang sendiri atas kemajuan yang telah
dicapainya selama ini.
Sawah dan gunung sudah dilalui, dengan menelusuri
jalan raya yang ramai dia bergerak terus menuju ke arah
tenggara. Langit mulai terang, matahari mulai muncul dari ufuk
timur, namun Lan See giok masih meneruskan perjalanannya dengan cepat.
http://kangzusi.com/


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketika tiba di sebuah kota besar, Lan See giok mendapat
tahu kalau tempat itu terletak paling dekat dengan benteng Pek hoo cay milik si toya besi berkaki tanggal Gui Pak
ciang ketimbang bukit Tay ang san dari beruang berlengan tunggal.
Mengetahui hal tersebut, ia mengambil keputusan untuk
berangkat ke Benteng Pek hoo cay mencari si toya baja
berkaki tunggal, meski Gui Pak ciang tidak termasuk orang yang paling mencurigakan, namun siapa tahu kalau dari
mulutnya akan diperoleh sedikit informasi yang menguntungkan"
Malam itu, dia tiba di sebuah kota yang jaraknya tinggal sepuluh li dari benteng Pek hoo cay.
Setelah menempuh perjalanan jauh, Lan See giok merasa
perutnya lapar, dia pun memasuki sebuah rumah makan
yang berada tak jauh dari situ.
Suasana dalam rumah makan ramai sekali, hampir
semua tempat dipenuhi dengan tamu yang minum arak
sambil bermain dadu.
Lan See giok memilih sebuah tempat yang dekat dengan
jendela, sesudah memesan hidangan, dia bersantap sambil
tiada hentinya menyusun rencana bagaimana menghadapi
Gui Pak ciang nanti.
Sementara masih melamun, tiba-tiba dari luar jendela
berkumandang suara derap kaki kuda yang ramai sekali.
Menyusul kemudian terdengar suara orang yang
berteriak-teriak kaget dari arah jalan raya.
Serentak semua keramaian dalam rumah makan terhenti
sama sekali, orang berhenti bermain dadu, yang semula
berkaok-kaok kini pun membungkam diri dalam seribu
bahasa, suasana menjadi hening sekali.
http://kangzusi.com/
Hal tersebut tentu saja mengherankan Lan See giok,
tanpa terasa dia membuka daun jendela sambil menengok
ke depan. Pada saat itulah seorang pelayan telah membuka jendela
sambil mengintip ke luar, tapi paras mukanya segera
berubah hebat serunya tiba-tiba:
"Aduh celaka, ji-hujin dari benteng Pek hoo cay. Tok nio cu (wanita beracun) telah datang!"
Berkilat sepasang mata Lan See giok mendengar ucapan
itu, dengan cepat dia bangkit berdiri dan melongok ke luar.
Sementara itu dari ujung jalan sana terlihat ada enam
ekor kuda jempolan sedang dilarikan kencang kencang,
orang yang semula berlalu lalang, kini kelihatan lari kian kemari mencari perlindungan, suasana amat kalut dan
panik. Dibagian paling depan nampak seekor kuda putih
ditunggangi seorang nyonya cantik bermantel hitam yang
nampaknya baru berusia dua puluh enam tujuh tahunan.
Sedangkan lima ekor lainnya ditunggangi oleh lima lelaki kekar yang semuanya menyoren senjata, ketika Lan see
giok menengok ke luar, kebetulan sekali nyonya cantik
itupun sedang menengok ke arahnya.
Tiba-tiba saja mencorong sinar tajam dari balik mata
nyonya cantik bermantel hitam itu, ia berseru kaget dan
segera menarik tali les kudanya kencang-kencang.
Diiringi suara ringkikan panjang, kuda putih itu segera
mengangkat kakinya ke atas meski begitu, nampaknya
nyonya muda itu mahir sekali menunggang kuda, ia sama
sekali tidak terjatuh dari kudanya.
http://kangzusi.com/
Kelima ekor kuda lainnya serentak menahan pula kuda
masing-masing secara mendadak, hal ini membuat suasana
bertambah kalut, para pejalan kaki yang sudah menyingkir ke
samping. sama-sama menjerit kaget sambil membubarkan diri ke empat penjuru ..
Lan See giok, sendiri meski tidak pandai menunggang
kuda, tapi setahun telah berselang, ketika ia sedang kabur dari benteng Wi-lim-poo, pemuda itu pernah mengalami
suatu pengalaman yang cukup mengagetkan di tepi telaga
Phoa-yang -oh. Tak heran kalau dia segera bersorak memuji setelah
menyaksikan kemahiran Tok-nio-cu dalam ilmu menunggang kudanya.
Tapi perasaan tak puas segera muncul pula sesudah
menyaksikan para rakyat jelata pada membubarkan diri
dalam keadaan panik dan kalut karena ketakutan.
Dilihat dari cara orang-orang Pek hoa cay yang berani
melarikan kudanya kencang-kencang ditengah jalan yang
ramai, bisa diketahui bagaimanakah sepak terjang mereka
diwaktu waktu biasa.
Sekalipun demikian, ia tak ingin banyak menimbulkan
urusan daripada belum-belum sudah mengejutkan lawannya, bila hal tersebut sampai terjadi, berarti dia telah memberi kesempatan kepada si Toya baja berkaki tunggal
Gui Pak ciang untuk mempersiapkan diri dengan sebaik
baiknya. Sementara ingatan tersebut masih melintas di dalam
benaknya, nyonya cantik berbaju hitam itu sudah melejit ke tengah udara dengan suatu gerakan yang sangat enteng..
http://kangzusi.com/
Mantel hitamnya yang lebar segera berkibar pula ketika
terhembus angin, bagaikan sekuntum awan hitam, dia
melayang turun di depan pintu rumah makan.
Kelima orang lelaki lainnya yang menyaksikan kejadian
tersebut, serentak meninggalkan kuda kudanya dan
berlarian menuju ke depan rumah makan itu.
-ooo0dw0ooo- BAB 17 LAN SEE-GIOK segera berkerut kening, dengan
perasaan tak habis mengerti ia berpaling, dilihatnya para tamu yang semula berada dalam ruang rumah makan, kini
sedang membereskan uang dan gundu mereka dengan
wajah panik dan peluh dingin bercucuran deras.
Tak selang berapa saat kemudian, dua orang lelaki
berwajah penuh amarah telah muncul di atas loteng.
Menyusul kemudian bayangan hitam berkelebat lewat,
Tok Nio-cu si perempuan cantik berbaju hitam itu diiringi ketiga orang lelaki lainnya telah muncul pula di ruang
loteng dengan langkah tergesa gesa..
"Blaammm !"
Serentak para tamu bangkit berdiri seraya membungkukkan badan memberi hormat. semuanya
menahan napas sambil mengawasi Tok Nio-cu yang cantik
dengan senyuman dikulum itu dengan perasaan panik
bercampur tegang.
kebetulan sekali pada waktu itu hanya Lan See giok
seorang yang duduk di kursinya, sebab dia sedang
mengawasi Tok Nio-cu yang menampakkan diri sehingga
tidak terlalu memperhatikan gerak gerik para tamu lainnya.
http://kangzusi.com/
Sejak muncul dalam dunia persilatan hingga kini sudah
ada beberapa orang gadis cantik yang pernah dijumpainya.
..Orang pertama yang masuk ke dalam lembaran
hidupnya adalah enci Cian yang lembut, kemudian adik
seperguruannya Si Cay-soat yang lincah dan ketiga adalah Oh Li cu yang genit.
Dan kini, Tok Nio-cu yang usianya sudah mencapai dua
puluh enam-tujuh tahunan ini ternyata dirasakan berwajah mirip sekali dengan Oh Li cu, seolah-olah mereka berdua
adalah saudara sekandung saja.
Rambutnya yang lembut, wajahnya berbentuk bulat telur
dengan biji mata yang bening, hidung mancung dan bibir
kecil mungil. dia memang seorang perempuan cantik yang
sangat menawan hati.
Sementara dia masih melamun. mendadak seorang lelaki
kekar berjalan mendekatinya. kemudian dengan mata
melotot besar hardiknya keras-keras:
"Bocah keparat, kau benar-benar tak tahu adat, setelah bertemu dengan hujin, mengapa tidak bangkit berdiri untuk memberi hormat?"
Di tengah bentakan keras, tubuhnya menerjang ke muka
dan telapak tangan kanannya siap dibacokkan ke atas tubuh Lan See giok.
Sesungguhnya Lan See giok tidak berniat mencari
urusan. tapi setelah menyaksikan sikap kasar lawan yang
jelas hendak mencari gara-gara itu, keningnya langsung
berkerut, api amarah pun berkobar.
"Koan-ki, kembali!" mendadak Tok- Nio-cu membentak keras.
http://kangzusi.com/
Sayang bentakan itu sudah terlambat, te-lapak tangan
kanan Koan-ki sudah diayunkan ke muka membacok tubuh
Lan See giok yang masih duduk dengan tenang itu.
Lan See giok tertawa dingin, sambil menarik muka dia
membalikkan pergelangan tangannya sambil mengayun ke
atas, jurus tiang sakti penahan langit segera dipergunakan.
Tidak terlihat secara jelas gerakan apakah yang
dipergunakan olehnya, tahu-tahu saja pergelangan tangan
lelaki itu sudah kena dicengkeram olehnya, menyusul
kemudian sekali bentakan saja. dia telah melemparkan
tubuh lelaki itu ke belakang.
"Blaammm!"
Diiringi suara benturan yang sangat keras. debu dan pasir beterbangan kemana mana, diiringi jerit kesakitan lelaki itu terlempar ke luar dari jendela Melihat hasil dari gerakannya itu, Lan See giok merasa
amat terkejut. Dia jadi teringat kalau di belakang jendela merupakan jalan raya, namun sayang keadaan sudah
terlambat baginya untuk menarik kembali serangan
tersebut. Jeritan kaget dan teriakan panik dengan cepat
berkumandang dari luar jendela.
Lan See-giok mencoba untuk melongok ke bawah, di
jumpainya orang-orang yang semula berkerumun melihat
keramaian di bawah loteng situ kini sedang saling berdesak-desakan saja, suasana kalut sekali.
"Duuk!"
Tak ampun tubuh koan-ki yang kekar mencium di atas
tanah keras-keras, begitu kerasnya bantingan tersebut,
http://kangzusi.com/
membuat untuk sementara hanya bisa mengaduh-aduh
lemah. Bersamaan waktunya ketika Lan See-giok melongok ke
bawah, dari belakang tubuh nya telah bergema lagi dua kali bentakan keras yang memekikkan telinga.
"Dengan kehadiran nyonya di sini, kau si keparat berani turun tangan dengan semaunya sendiri?"
Angin pukulan yang sangat kencang mendadak
meluncur kearah belakang kepalanya.
Ucapan yang tersebut tadi kembali membangkitkan
amarah dalam dada Lan See-giok
Dengan cepat dia memutar badannya sembari membentak nyaring.
"Kawanan tikus, pingin mampus rupanya kalian!"
Kedua belah tangannya dipergunakan bersama dengan
suatu gerakan cepat ia mencengkeram lengan kedua orang
lelaki tersebut kemudian mengayunkan ke belakang.
Diiringi jeritan kesakitan. kedua orang -lelaki itu kembali terlempar ke luar dari luar jendela.
Meski pun suasana di atas jalan raya amat ramai dengan
jeritan kaget, namun di ruang loteng dengan berpuluh orang tamunya justru dicekam dalam keheningan yang luar biasa, semua orang hanya bisa membelalakkan matanya dengan
perasaan terkejut.
Semula Tok Nio-cu sebetulnya hanya tertarik oleh
ketampanan wajah Lan See giok dia merasa pemuda
tampan dengan pakaian tipis yang dikenakan di musim
dingin ini sudah pasti mempunyai asal usul yang luar biasa.
Apa mau dikata Koan-ki, lelaki kekar tadi kelewat
sombong dan tak mau memandang sebelah mata kepada
http://kangzusi.com/
orang lalu, bukan saja serangannya mengalami kegagalan,
bahkan nyaris terbanting mampus di bawah loteng.
Akibat dari peristiwa tersebut, Tok Nio-cu ikut
kehilangan muka sehingga mustahil lagi baginya untuk
berdiam diri belaka.
Apalagi sekarang, bertambah dua orang anak buahnya
lagi terlempar ke bawah loteng, posisinya boleh dibilang semakin terdesak.
Selama berkelana di dalam dunia persilatan, belum
pernah Tok Nio-cu diperlakukan orang semacam ini, tak
heran kalau paras mukanya segera berubah menjadi hijau
membesi dan tubuhnya gemetar keras.
Sambil tertawa dingin, katanya kemudian dengan suara
berat dan dalam:
"Masih muda sudah tak tahu diri, berani amat melukai anak buahku" Hmm, kau pasti seorang anak ayam yang
baru muncul dalam dunia persilatan sehingga tak tahu
tinggi nya langit dan tebalnya bumi!"
Kemudian setelah mengamati wajah Lan See giok sekali
lagi, dia berkata lebih lanjut, hanya kali ini suaranya jauh lebih lembut. "Jika kulihat dari gerak seranganmu yang hebat, semestinya kau berasal dari perguruan kenamaan,
ayo cepat kau sebut kan nama gurumu dan asal
perguruanmu, bila ada hubungannya dengan kami,
memandang di atas hubungan kita dimasa lalu aku bersedia melepaskan dirimu dan menyudahi persoalan sampai disini
saja. kalau tidak. hmmm . . ."
"Kalau tidak mau apa kau?" jengek Lan See giok dengan nada yang amat sinis.
http://kangzusi.com/
Sebetulnya Tok Nio-cu berniat mengalah dengan
harapan Lan See giok bisa mencari alasan untuk menyudahi persoalan tersebut.
Siapa tahu, anak muda itu justru lebih berani lagi,
bahkan mengejek pula. bisa di bayangkan betapa
amarahnya perempuan itu.
Sepasang matanya segera melotot besar, keningnya
berkerut kencang, dengan suara keras bentaknya:
"Bagus. kalau toh kau tekebur terus dan tak tahu diri, akan kusuruh kau rasakan sampai di manakah kelihaian
dari aku Tok nio-cu!"
"Haah..haah..haah." Lan See-giok tertawa tergelak, "biar aku masih muda, belum pernah kujumpai manusia tekebur
yang begitu jumawa macam kau.."
"Anak muda yang tak tahu diri, tampak nya sebelum
kuberi sedikit pelajaran, kau tak akan mengetahui kelihaian orang teriak Tok Nio-cu bertambah gusar.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba dia mengayunkan telapak tangan nya ke
muka.." Segulung bola api kecil yang memancar kan cahaya
hijau, diiringi suara mendesis yang keras dan memancarkan asap merah kehitam hitaman, langsung menerjang ke arah
Lan See-giok. Anak muda itu sangat terkejut, ia cukup tahu akan
kelihaian dari peluru api beracun tersebut, namun diapun dapat melihat dengan jelas bahwa peluru api beracun itu
bukan ditujukan ke arahnya, itulah sebabnya ia tetap tidak berkutik.
Tok Nio-cu sendiri yang menjadi pucat melihat sikap
lawannya. tiba-tiba ia menjerit.
http://kangzusi.com/
"Eeeh, Cepat menyingkir ke samping!"
Belum habis dia berseru, Peluru beracun itu sudah
melesat lewat duri samping Lan See giok dan langsung
menerjang ke atas daun jendela.
"Blaammm!"
Asap belerang dan gulungan api segera muncrat ke
mana-mana dan memercik ke atas tubuh Lan See-giok.
Anak muda tersebut sangat terkejut, cepat-cepat dia
melompat mundur ke belakang, bersamaan itu pula dia
mengangkat ujung bajunya untuk melindungi muka.
Sekalipun begitu, beberapa puluh percikan bunga api toh
sempat memercik ke atas jubah birunya.
Suatu kejadian aneh tiba-tiba saja berlangsung di depan
mata, percikan bunga api yang jatuh di baju birunya itu
tahu-tahu saja rontok semua ke atas tanah, sedang
pakaiannya tidak mengalami cedera barang sedikitpun juga.
Dalam hati kecilnya See-giok tahu apa yang telah terjadi, sementara dia bermaksud untuk turun tangan memberi
hukuman pada Tok Nio-cu, tiba-tiba suasana dalam ruang
loteng itu menjadi kalut, jeritan kaget bergema dari mana-mana.
Cepat-cepat pemuda itu mendongakkan kepalanya, apa
yang terlihat membuatnya amat terkejut, ternyata jilatan api telah membakar daun jendela yang dengan segera menjalar
ke mana-mana, kebakaran besar mengancam gedung
tersebut. Tanpa berpikir panjang lagi, pemuda itu menghimpun
tenaga Hud -kong-sin-kangnya lalu diiringi bentakan keras.
ujung baju kanannya dikebutkan ke arah jendela dengan
http://kangzusi.com/
ilmu ujung baju baja menggapai angkasa semacam ilmu
kebasan yang sangat hebat
"Weess!"
Asap tebal berputar di angkasa, percikan api yang
menjilat gedung seketika padam semua.
Pucat pias Tok Nio-cu melihat kejadian ini, saking
terkejutnya untuk sesaat dia sampai berdiri tertegun,
sedangkan dua orang lelaki kekar lainnya semenjak tadi
sudah berdiri bodoh.
Rupanya dalam suasana gugup tadi, Lan See-giok telah
mendemonstrasikan
kelihaian ilmu silatnya, setelah
kejadian. pemuda itu merasa menyesal sekali, otomatis
niatnya untuk memberi pelajaran kepada Tok Nio-cu pun
ikut lenyap. Sambil menatap wajah
perempuan itu, katanya
kemudian dengan suara dalam.
"Mengingat kau adalah seorang wanita, hari ini aku
bersedia memberi sebuah kesempatan kepadamu untuk
menyesali ulah dan tingkah lakumu selama ini. ayo cepat
keluarkan uang untuk membayar kerugian yang diderita
rumah makan ini. kemudian cepat pulang ke Pek ho cay
dan sampaikan kepada Toya baja berkaki tunggul Gui Pak
ciang, bahwa aku ada urusan khusus datang kemari untuk
minta petunjuknya, Kalian boleh berangkat dulu. aku akan segera menyusul
Air muka Tok Nio-cu sekali lagi berubah hebat. dia sama
sekali tidak mengira kalau pemuda tampan berilmu silat
tinggi ini memang khusus datang ke Pek ho cay untuk
mencari gara-gara.
http://kangzusi.com/
Bila ditinjau dari kemampuan yang dimiliki semula
tersebut, agaknya hasil jerih payah Gui Pak-ciang selama banyak tahun sudah terancam kebangkrutan.
Namun sebagai seorang jagoan yang sudah berpengalaman dalam dunia persilatan, dengan cepat
wanita tersebut berhasil mengendalikan perasaan sendiri, jawabnya kemudian dengan suara dingin.
"Pesan dari siauhiap tentu akan siauli laksanakan dengan baik, kalau toh siauhiap akan segera berkunjung ke benteng kami, baiklah siauli berangkat selangkah lebih dulu. .
Buru-buru dia membalikkan badan dan melayang turun
dari ruang loteng itu.
Dua orang lelaki kekar lainnya cepat-cepat merogoh
kantung mengeluarkan empat tahil perak. setelah dibuang
ke atas meja, mereka segera mengikuti di belakang Tok Nio cu dan berlalu dari situ.
Mendadak satu ingatan melintas di dalam benak Lan See
giok sepeninggal Tok Nio-cu sekalian.
"Aaah, bodoh amat aku ini, mengapa kubiarkan mereka pulang ke Pek ho cay lebih dulu" Bila Gui Pak ciang
berusaha menghindarkan diri dari pertemuannya denganku,
bukankah hal tersebut akan menghambat usahaku untuk
menyelidiki pembunuh ayahku yang sesungguhnya"
Kemudian dia pun berpikir lebih jauh.
"Yaa, aku harus berangkat sekarang juga, kalau bisa tiba di tempat tujuan sebelum Tok Nio-cu tiba di situ. dengan demikian aku pasti dapat mengawasi gerak gerik Gui Pak
ciang-." http://kangzusi.com/
Belum habis dia berpikir, para pelayan, pemilik rumah
makan dan para tamu lainnya sudah berbondong bondong
menghampiri nya sembari menyatakan terima kasih.
Lan See giok sama sekali tidak berniat untuk melayani
orang-orang tersebut, segera tanyanya.
"Boleh aku tahu berapa jauh letak Pek hoo cay dari sini"
Dan aku harus lewat mana?"
Mendapat pertanyaan itu, semua orang segera berebut
menjawab. "Pek-hoo-cay terletak diarah barat, kurang lebih sembilan li dari sini, dimuka benteng terdapat sebuah hutan siong yang sangat luas, sedang di sisi kiri, kanan dan belakangnya di batasi oleh tanggul sungai. bagaimana keadaan di
dalamnya jarang sekali diketahui oleh orang luar!"
Dalam keadaan demikian, Lan See giok ingin sekali
secepatnya berangkat ke situ, cepat dia mengeluarkan
sekeping uang perak diletakkan di meja, kemudian dengan
langkah cepat berjalan menuju ke belakang jendela.
Dalam sekali kelebatan saja, bayangan tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan mata.
Setelah meninggalkan rumah makan Lan See-giok
menentukan arahnya kemudian sambil mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya bergerak menuju ke barat.
Setelah ke luar dari kota, sawah dan ladang terbentang
luas, di tepi jalan masih tersisa pula tumpukan salju yang belum melumer.
Sepanjang jalan Lan See-giok beberapa kali berpaling,
namun ia tak nampak Tok Nio-cu berenam menyusul
dirinya, bisa jadi mereka sedang mencari kuda-kuda mereka
http://kangzusi.com/
yang lari ketakutan serta merawat setiap anak buahnya yang terluka.
Setelah menempuh perjalanan beberapa li, ia mulai
menangkap beberapa titik cahaya lentera di kejauhan sana, bahkan lama lamat terdengar juga suara pohon siong yang
di hembus angin serta suara air yang mengalir di selokan.
Lan See giok tahu cahaya lampu yang muncul di depan
sana sudah pasti benteng Pek-hoo cay. maka tanpa terasa
dia percepat larinya menuju ke depan.
Jarak sejauh tujuh-delapan li ditempuh dalam waktu
yang amat singkat, kini Lan See-giok sudah berada dalam
hutan pohon siong yang cukup lebat.
Suasana dalam hutan itu cukup hening lagi gelap gulita,
yang terdengar hanya suara ranting yang terhembus angin
serta suara air yang mengalir, kesemuanya itu mendatangkan perasaan tak tenang bagi siapa pun yang
mendengarnya. Lan See-giok tak berani bertindak gegabah. dengan
pandangan mata yang cermat dan pendengaran yang tajam
diperiksa dulu sekeliling tempat itu, setelah tidak
menjumpai sesuatu
yang mencurigakan. Dia
baru meneruskan perjalanannya memasuki hutan tersebut.
Hutan pohon siong itu mencapai ratusan kaki, di ujung
hutan adalah sebuah gundukan tanah serta sebuah jalan
beralas batu yang menanjak ke atas, pada ujung jalan itulah terletak pintu gerbang benteng yang tingginya mencapai
puluhan kaki: Batas pagar benteng terbentuk dari batang pohon yang
besar lagi tinggi, sedemikian tingginya sehingga seseorang dengan ilmu meringankan tubuh yang sempurna pun
jangan harap dapat melampauinya.
http://kangzusi.com/
Lan See-giok tidak ingin kehadiran di situ diketahui
musuh kelewat dini, dengan berhati hati sekali dia
meninggalkan jalan raya yang lebar dan menyusup ke sisi
kanan dinding benteng:
Disaat tubuhnya sedang menerjang ke muka dengan
kecepatan bagaikan kilat itu lah"Sreeet!" Mendadak sebatang anak panah dibidikkan ke arahnya disertai tenaga sambaran yang sangat kuat.
Lan See giok sangat terkejut, dia tidak menyangka kalau
jejaknya telah diketahui musuh dengan begitu cepat, serta merta dia percepat gerakan tubuhnya untuk lewat ke muka.
Anak panah tersebut dengan cepat menyambar lewat
dari atas kepalanya dan rontok beberapa kaki di
belakangnya. Menyusul kemudian beberapa kali desiran angin tajam
berhamburan dari arah benteng menuju ke arahnya,
Dalam keadaan begini, Lan See giok tak berani bertindak
secara gegabah, bagaikan segulung asap ringan dia
meluncur ke muka, sebelum anak panah tersebut mencapai
sasaran, dia telah meluncur ke muka dan tanpa
menghentikan gerakannya ia langsung melejit ke tengah
udara- Baru saja badannya hampir mencapai dinding benteng,
seorang pemanah yang berdiri tak jauh dari situ telah
membentak keras, kemudian dengan busurnya orang itu
menyerang secara ganas dan bengis ..
Tujuan dari kedatangan Lan See-giok kali ini adalah
menemukan si toya besi berkaki tunggal secepatnya, tentu saja ia tak berminat sama sekali untuk -melayani orang-orang tersebut.
http://kangzusi.com/
Tidak membuang banyak waktu, tubuhnya kembalimelejit ke muka dan meluncur sejauh beberapa kaki ke
depan.. Dengan gerakannya itu. sapuan dari lelaki berbusur itu
menjadi mengenai sasaran kosong, mungkin karena
menggunakan tenaga kelewat keras, hampir saja ia
terjerumus ke bawah benteng.
Rekan rekannya yang menjumpai hal itu serentak
membentak marah dan bersama sama datang memberi
bantuan, sayang sekali kedatangan mereka terlambat,
tatkala orang-orang itu sampai di tempat kejadian,
bayangan musuh telah hilang lenyap tak berbekas.
Tak heran kalau suasana di sekeliling tempat itu segera
berubah menjadi amat kacau.
Sementara itu, Lan See-giok yang berada ditengah udara
sama sekali tidak menghentikan gerakan tubuhnya, dengan
gerakan naga bermain ditengah angkasa, ia meluncur lebih ke atas wuwungan rumah. beberapa kaki dari posisi semula.
kemudian ujung kakinya kembali menjejak tanah dengan
cepat ia meluncur lebih ke depan.
Sepanjang jalan yang terlihat hanya bangunan rumah
yang berlapis, semuanya teratur rapi dan bersih sekali
Puluhan kaki kemudian, pemuda itu menangkap cahaya
lentera yang amat terang muncul dari sebuah gedung di
depan situ, bangunan itu sangat besar dan paling megah,
bentuknya mirip sekali dengan sebuah balai pertemuan.
Dengan langkah tubuh yang berhati hati Lan See giok
mendekati bangunan itu. dari atas wuwungan rumah ia
dapat melihat banyak orang sedang berkumpul di dalam
ruangan tersebut.
http://kangzusi.com/
Sebagai tuan rumah yang duduk dikursi utama adalah
seorang kakek berambut putih, beralis tebal, bermata besar dan membawa sebuah toya besi yang berat sekali, orang itu tak lain adalah Gui Pak-ciang..
Tanpa membuang waktu lagi. anak muda itu segera
melayang turun ke tengah ruangan tersebut.
Kehadirannya yang sangat tiba-tiba dan di luar dugaan
tersebut segera membuat para hadirin tertegun, kemudian
kecuali Gui Pak ciang beserta seorang kakek berjubah hijau dan seorang nenek berbaju abu-abu, air muka mereka hebat sekali.
Lan See giok mengawasi semua orang yang berada
dalam ruangan dengan cepat, menurut perkiraannya,
jumlah mereka semua hampir mencapai dua tiga puluhan
orang. Sementara itu, si toya baja berkaki tunggal Gui Pak-ciang telah berhasil menguasai perasaan sendiri, apalagi setelah mengetahui bahwa pendatang cuma seorang pemuda baju
biru yang berwajah tampan, ia semakin tidak memikirkannya di dalam hati.
Kakek berjubah hijau yang berdiri di sisi Gui Pak-ciang
memiliki wajah yang bengis, mata ikan dan alis mata
tumpul. dari sorot matanya yang tajam sewaktu mengawasi
Lan See-giok. bisa diduga kalau, ia seorang manusia berhati licik. Sebaliknya si nenek berbaju hijau yang telah ubanan rambutnya, bermuka persegi beralis tebal dan sepasang
mata yang bagaikan mata seekor ayam jago. dari kilatan
matanya yang menggidikkan serta tongkat digenggamnya,
dapat diduga orang ini merupakan seorang nenek yang
sukar dihadapi.
http://kangzusi.com/
Sementara Lan See giok baru selesai mengawasi orangorang yang berada di situ. Tongkat besi berkaki tunggal Gui Pak ciang dengan wajah hijau membesi telah menegur.
"Saudara cilik, siapa namamu, datang dari mana" Ada urusan apa kau berkunjung ke mari ditengah malam begini"
Silahkan kau utarakan saja secara terus terang."


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bertemu dengan Gui Pak-ciang, Lan See giok lantas
teringat kembali akan perlakuan orang itu terhadap dirinya ketika masih berada dalam kuburan kuno, ditambah pula
dengan sikap sombongnya sekarang, tiba-tiba saja hawa
amarahnya berkobar.
Namun Pemuda itu segera mengendalikan hawa
amarahnya. dia ingin berusaha mencari keterangan yang
banyak dari orang ini, maka ujarnya kemudian dengan
suara tenang. "Aku Lan See giok ingin mencari tahu suatu persoalan yang amat penting dari caycu, bila kedatanganku sangat di luar dugaan, harap lo-caycu jangan marah!"
Gui Pak-ciang semakin tak senang hati terutama melihat
sikap musuhnya yang angkuh dan sama sekali tidak
memberi hormat kepadanya, namun dia sendiripun tak
berani bertindak gegabah. sebab ia tahu bila pemuda ini
tidak memiliki pegangan yang kuat, tak mungkin ia berani bertindak begini.
Setelah tertawa terbahak-bahak, katanya kemudian:
"Kalau toh ada urusan penting yang hendak disampaikan, mari silahkan masuk ke dalam ruangan untuk
berbincang-bincang!"
Sambil berkata, dengan
cepat dia mengulapkan tangannya dan menitahkan semua orang untuk menyingkir
ke samping dan memberi jalan lewat kepadanya.
http://kangzusi.com/
Lan See-giok memandang sekejap ke dalam ruangan. di
situ sudah tersedia meja perjamuan yang lengkap dengan
hidangan lezat namun perjamuan belum dimulai, bisa jadi
orang-orang, itu sedang menanti kedatangan Tok Nio-cu.
Setelah termenung sejenak, pemuda itu pun berkata
seraya menggelengkan kepala nya berulang kali:
"Tidak usah, aku hanya ingin bertanya beberapa patah kata saja, lebih baik ku ajukan dari sini."
Dari sikap pemuda tersebut, sebagai jago-jago yang
berpengalaman dalam dunia persilatan, Gui Pak-ciang
sekalian segera merasa bahwa kedatangan pemuda berbaju
biru itu nampaknya tidak berniat baik. Berkilat sepasang mata nenek berbaju abu-abu itu, mendadak ujarnya kepada
Gui Pak ciang: "Pak ciang, kalau begitu suruh saja ia berbicara
secepatnya, To Siok adalah tamu agung kita dari tempat
jauh. ia sudah cukup lama menantikan kedatangan Tok
Nio-cu, masa kau ingin mempertontonkan kejelekan ini
dihadapannya lagi?"
Lan See giok segera tertawa dingin, berdasarkan
panggilan si nenek atas Gui Pak ciang, bisa jadi nenek
tersebut adalah istri tuanya, sedangkan yang disebut sebagai To Siok mungkin sekali adalah kakek berjubah hijau itu.
Gui Pak ciang segera manggut-manggut kepada Lan See
giok ujarnya kemudian dengan tidak sabar:
"Kalau toh kau ingin mengucapkan beberapa patah kata saja, nah katakan sekarang juga."
Lan See giok mengerutkan dahinya rapat-rapat,
kemudian dengan suara dalam tegur nya:
http://kangzusi.com/
"Aku hanya ingin tahu, sebetulnya mendiang ayahku
Lan Kong tay terbunuh di tangan siapa" Siapakah diantara kalian lima manusia cacad yang telah melakukan perbuatan keji itu- "
Belum selesai ucapan tersebut diutarakan, Gui Pak ciang
serta To Siok si kakek berjubah hijau itu sudah berubah
muka. Gui Pak ciang nampak agak tertegun, sebaliknya, To
Siok segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.
Tergerak hati Lan See-giok menyaksikan hal tersebut.
bila dugaannya tak keliru, bisa jadi antara kakek berjubah hijau itu dengan ayahnya pernah terjalin hubungan
permusuhan yang sangat mendalam sekali.
Betul juga dugaannya, setelah berhenti tertawa seram,
kakek berjubah hijau itu segera berseru dengan penuh
kebencian. "Aku, si pukulan pasir merah To Siok sedang kecewa
karena dendam sakit hati yang kuterima tiga belas tahun
berselang tak mungkin bisa menuntut balas kembali, hmm rupanya Thian memang memberi kesempatan kepadaku
untuk melampiaskannya, atas kesempatan ini aku pasti
berterima kasih kepada Lo thian ya!"
Lan See-giok tertawa dingin, ia merasa si pukulan pasir
merah To Siok pandai sekali bersandiwara, ini menunjukkan pula bahwa orangnya licik dan sangat
berbahaya. Sementara Lan See-giok masih termenung, si pukulan
pasir merah To Siok telah melompat ke depannya,
kemudian sambil mengawasi pemuda itu dengan sorot mata
benci, ia menegur keras.
http://kangzusi.com/
"Kau benar-benar adalah putra dari gurdi emas peluru perak Lan Khong-tay ?"
"Sekarang aku tak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu, jika kau memang berniat membalas dendam
atas sakit hati yang pernah kau terima dari ayahku dulu, silahkan saja kau menuntutnya kepadaku.."
Sekali lagi si pukulan
pasir merah To Siok mendongakkan kepalanya sambil tertawa seram.
"Heeehhh. heeehhh.. heeehhh.. bocah keparat, kau tak usah sombong dulu, lihat saja nanti apakah kau masih
mampu meninggalkan Pek hoo cay ini dalam keadaan
hidup"! Sambil berkata, hawa murninya segera disalurkan ke
dalam telapak tangannya, warna kulit yang semula putih
seketika berubah menjadi merah membara.
Lan See-giok gusar sekali, namun sebelum ia sempat
berkata sesuatu, tiba-tiba Gui Pak-ciang telah berkata pula dengan suara yang berat dan dalam.
"Saudara To, buat apa kau mesti terburu napsu" Untuk membunuh
ayam mengapa mesti memakai pisau
pembunuh kerbau" Biar siaute utus orang untuk membekuk
bangsat tersebut, kemudian baru diserahkan kepada saudara To untuk menghukumnya."
Sebagai tamu yang datang dari jauh. pukulan pasir
merah To Siok merasa kurang leluasa untuk menampik
maksud baik Gui Pak ciang, setelah tertawa angkuh, pelan-pelan dia mengundurkan diri dari situ.
Lan See-giok berkerut kening. wajahnya berubah
menjadi hijau membesi, sambil mengawasi si toya besi
berkaki tunggal segera bentaknya keras-keras.
http://kangzusi.com/
Gui Pak ciang, kau tidak berani mengatakan siapa yang
telah membunuh ayahku?"
Toya baja berkaki tunggal Gui Pak ciang sama sekali
tidak menggubris pertanyaan Lan See giok, kepada seorang lelaki cebol berwajah kuning yang berdiri di belakangnya, ia berseru keras:
"Harimau berkaki cebol, cepat kau ringkus bocah keparat she Lan itu!"
Pemuda cebol itu mengiakan, tanpa banyak bicara dia
menerjang ke muka Lan See giok, tangan kirinya
menggapai sementara kepalan kanannya langsung menjotos
ulu hati lawan.
Lan See giok mendengus marah, dengan cekatan dia
mengegos ke samping, gagal dengan serangannya. pemuda
cebol itu mendesak maju lebih jauh, kembali dia
melancarkan pukulan.
Lan See giok mendengus, tiba-tiba dia berputar kencang
dan menyelinap ke belakang pemuda cebol itu, diiringi
bentakan, keras sebuah tendangan kilat dilancarkan
menghantam belakang pinggang musuh . . . .
"Blaammm!"
Diiringi suara benturan keras, jerit kesakitan yang
menyayat hati seperti babi mau disembelih, bergema di
seluruh ruangan tubuhnya yang cebol tahu-tahu sudah
mencelat ke luar dari ruangan dan meluncur ke dinding
bangunan seberang.
peristiwa ini berlangsung amat cepat untuk sesaat Gui
Pak-ciang, si nenek dan To Siok sampai tertegun dibuatnya, wajah mereka berubah hebat.
"Blaammm..! "
http://kangzusi.com/
Debu dan pasir beterbangan memenuhi angkasa,
rupanya pemuda cebol itu sudah menumbuk di atas dinding
bangunan seberang menyebabkan sebagian dindingnya
ambrol, tentu saja pemuda cebol itu sendiri segera jatuh tak sadarkan diri
Lan See-giok cukup mengerti keadaan situasi yang
dihadapinya sekarang, mustahil masalah yang dihadapi bisa diselesaikan secara damai, karenanya kepada si pukulan
pasir merah To Siok, kembali dia menantang.
"Hei, kalau ingin membalas dendam, ayo cepat turun
tangan, aku sendiri memang ingin selekasnya menyelesaikan persengketaanmu dengan mendiang ayahku
dulu" Sebagai seorang jago kawakan yang cukup termasyhur
namanya di dalam dunia persilatan, tentu saja si pukulan pasir merah To Siok tidak memandang sebelah matapun
terhadap Lan See giok, mendengar tantangan itu. dia segera berteriak keras dan langsung menerjang ke muka.
"Saudara To. tunggu dulu! Biar aku saja yang
mematahkan kaki anjing bajingan cilik ini!" tiba-tiba nenek berbaju abu-abu itu menjerit marah.
Ditengah bentakan. dia turut menerjang pula ke arah
Lan See giok. Tergerak hati si pukulan pasir merah To Siok mendengar
ucapan itu, mendadak timbul niat jahat dihati kecilnya.
Dengan suara dalam sahutnya kemudian:
"Enso, kau mesti berhati hati!"
Kemudian dia sendiri menyelinap ke belakang tubuh Lan
See giok. Sementara itu, si nenek berbaju abu-abu itu sudah memutar toyanya menciptakan selapis bayangan toya yang
langsung mengurung batok kepala anak muda tersebut.
http://kangzusi.com/
Betapa gusarnya Lan See-giok melihat tingkah laku
nenek berbaju abu-abu itu, sementara ia bersiap sedia
melancarkan serangan, tiba-tiba dari atas rumah terdengar seseorang berseru merdu.
"Lan siauhiap, harap tahan dulu!"
Dengan wajah tertegun Lan See giok berpaling, tapi pada
saat itulah desingan angin tajam menyambar dari belakang kepalanya, bersamaan waktunya si nenek berbaju abu-abu
itu juga membentak keras, toya bajanya mendadak berubah
arah menyapu lutut musuh dengan gerakan secepat kilat.
Keadaan menjadi kritis dan berbahaya sekali..
Untung saja Lan See-giok tidak menjadi panik, sambil
membentak keras ia keluarkan gerakan naga sakti
melambung ke udara, suatu gerakan sakti dari tujuh
gerakan naga harimau, dengan gerakan secepat sambaran
petir dia melejit ke atas atap rumah,
Tiba-tiba saja terdengar suara bentrokan yang amat keras disusul suara jerit kesakitan yang sangat memilukan hati.
Ketika Lan See-giok berpaling, ternyata sepasang kaki si pukulan pasir merah To Siok yang sedang melancarkan
sergapan licik dari belakang itu, sudah terhajar oleh sapuan toya baja si nenek berbaju abu-abu sehingga hancur tak
karuan. Sedangkan Gui Pak-ciang sekalian yang menyaksikan
peristiwa tersebut menjadi panik dan buru turun semua ke gelanggang.
Pada saat itulah dari atas atap rumah melayang turun
sesosok bayangan manusia, dia tak lain adalah Tok Nio-cu yang baru saja menyusul pulang.
http://kangzusi.com/
Tatkala sadar bahwa serangannya mengenai sasaran
yang keliru, si nenek berbaju abu-abu itu nampak tertegun dan berdiri mematung, kemudian sambil menjerit kaget ia
buang toya nya ke atas tanah.
Dengan wajah pucat pias dan peluh dingin jatuh
bercucuran, cepat-cepat ia berusaha membantu si pukulan
pasir merah To Sio! untuk bangkit dari genangan darah .
Mendadak.. Berkilat sinar bengis dari balik mata pukulan pasir merah To Siok, sambil membentak keras tiba-tiba saja telapak
tangan kanannya yang berwarna merah darah itu
dibacokkan ke atas thian-leng hiat di ubun-ubun si nenek berbaju abu-abu.
Peristiwa ini berlangsung sangat tiba-tiba dan sama sekali di luar dugaan, d tambah lagi jarak diantara mereka begitu dekat, Gui Pak-ciang dan Tok Nio-cu sekalian yang
berusaha menolongpun jadi terlambat selangkah.
"Plaaakkk!"
Suara retakan yang sangat keras bergema diangkasa, lalu
isi benak nampak berceceran dimana mana, tulang dan
darah berhamburan menyelimuti seluruh permukaan tanah.
Diiringi jeritan lengking yang memilukan hati, nenek
berbaju abu-abu itu tewas seketika.
Berhasil membunuh nenek tersebut, tiba-tiba saja si
pukulan pasir merah To Siok melejit ke udara dan
menumbukkan kepala nya ke atas lantai, tak ampun
kepalanya hancur seketika dan jiwanya turut melayang
meninggalkan raganya.
http://kangzusi.com/
Gui Pak ciang serta Tok Nio-cu hanya bisa berdiri
melongo menghadapi perubahan yang berlangsung secara
tiba-tiba itu. Ujung baju terhembus angin bergema memecahkan
keheningan, dengan suatu gerakan yang ringan Lan See
giok melayang turun ke atas tanah..
Gui Pak ciang yang melihat hat tersebut segera
membentak keras. "Bocah keparat, aku akan beradu jiwa denganmu!"
Bagaikan seekor harimau gila, dia mendorong beberapa
orang yang berdiri di sekitarnya dan sambil mengayunkan
toya menyerbu ke hadapan Lan See giok..
Tok Nio-cu sangat terkejut melihat ke kalapan orang,
cegahnya tanpa terasa:
"Pak ciang, jangan.."
Belum habis ia berseru, tubuhnya telah menubruk ke
muka dan mencengkeram pergelangan tangan Gui Pak
ciang. Seketika gerak maju Gui Pak ciang terhenti, dengan
pandangan tak habis mengerti ia menengok kearah gundik
kesayangannya itu, sementara sorot matanya penuh dengan
tanda tanya: Lan See giok sendiripun turut tertegun melihat tindak
tanduk dari Tok Nio-cu itu.
"Pak ciang!" terdengar Tok Nio-cu berkata dengan gelisah, "tenangkan dahulu
pikiranmu, kau bukan

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tandingan dari Lan siauhiap.
Sementara berbicara, dia masih tetap menggenggam
pergelangan tangan kanan Gui Pak ciang erat-erat.
http://kangzusi.com/
Di hari-hari biasa Gui Pak ciang memang paling
menyayangi Tok Nio-cu serta menuruti semua perkataannya, saat tersebut tanpa terasa ia berseru tertahan dan mengalihkan pandangannya yang kaget ke wajah Lan
See giok dua kaki dihadapannya.
Sambil melepaskan cekalannya pada pergelangan tangan
Gui Pak-ciang, kembali Tok nio-cu berkata.
"Pak-ciang, kalau dihitung-hitung kau, toh masih
termasuk seorang jago kawakan dalam dunia persilatan,
masa kau tidak dapat melihat bahwa ilmu si1at Lan
siauhiap telah mencapai puncak kesempurnaan yang luar
biasa, dimana panas dingin tak akan mempengaruhi
tubuhnya menyerang dengan menurut kemauan pikirannya?"
Menggigil keras sekujur badan Gui Pak -ciang setelah
mendengar ucapan itu, tanpa terasa dia mengalihkan
pandangan matanya ke atas pakaian tipis yang dikenakan
pemuda itu, sementara toya besinya pelan-pelan di
turunkan kembali ke bawah:
Tok Nio-cu mengerling sekejap ke arah Lan See giok,
kemudian katanya lebih jauh:
"Lan siauhiap ada urusan yang khusus hendak
ditanyakan kepadamu, mengapa kau tidak mempersilahkan
Lan siauhiap masuk ke dalam ruangan ."
Dengan cepat Gui Pak ciang berhasil me-ngendalikan
perasaan cepat dia mengangguk berulang kali kemudian
sambil menjura katanya:
"Lan siauhiap, silahkan masuk dan mengambil tempat
duduk!" http://kangzusi.com/
"Maksud baik caycu dan hujin biar kuterima di dalam hati saja .." tampik Lan See giok cepat, sebelum pemuda itu menyelesaikan kata katanya, Tok nio-cu kembali menyela:
"Mana mungkin masalah besar yang penting artinya bisa di selesaikan dengan dua tiga patah kata saja" Apalagi
pembicaraan secara tergesa-gesa, akan menyebabkan
banyak masalah yang tertinggal. bila sampai hal tersebut menyebabkan hal yang tidak diinginkan, bukankah berabe
jadinya" Aku rasa lebih baik kita bicarakan secara seksama dan mendalam saja!"
Lan See giok menganggap perkataan tersebut memang
ada benarnya juga, mesti tidak diketahui olehnya apakah
Tok Nio-cu mempunyai rencana lain dibalik kesemuanya
ini, namun demi sakit hati ayahnya dia tak ingin
memperdulikan hal-hal semacam itu.
"Perkataan hujin memang benar." katanya kemudian,
"cuma dengan berbuat begitu kehadiranku tentu akan
mengganggu kalian berdua."
Begitulah, dengan diiringi kata-kata merendah, Gui Pakciang dan Tok Nio-cu mengiringi Lan See-giok masuk ke
dalam ruangan. Dalam pada itu, ke tujuh-delapan orang dayang sudah
menyembunyikan diri ke balik ruangan dengan ketakutan,
sedangkan kedua puluhan lelaki kekar itu sama-sama
berkumpul di sekitar arena, ada diantara mereka yang justru berdiri di depan jenazah pukulan pasir merah dan si nenek berbaju abu-abu guna menghindari segala kemungkinan
yang tak diinginkan.
Setelah perjamuan diselenggarakan, dengan tak sabar
Lan See giok segera berkata:
http://kangzusi.com/
"Lo caycu, sekarang kuharap kau suka menjelaskan
kepadaku siapakah pembunuh sebenarnya yang telah
menghabisi nyawa mendiang ayahku" Dengan bantuanmu,
aku harap bisa selekasnya membalaskan dendam bagi
kematian ayahku sehingga arwah nya di alam baka pun bisa secepatnya memperoleh ketenangan."
Ketika mengucapkan kata-kata tersebut ia seperti tak bisa menahan rasa pedih dalam hatinya lagi, air mata segera
mengembang dalam kelopak matanya.
Menghadapi pertanyaan tersebut, si toya besi berkaki
tunggal Gui Pak ciang hanya termangu-mangu untuk
beberapa saat lama nya. kemudian setelah menghela napas
sedih ia berkata:
"Walaupun aku merupakan salah satu di antara lima
orang yang menguntit ayahmu namun sesungguhnya aku
sendiripun tak tahu sebetulnya ayahmu tewas di tangan
siapa, sekalipun begitu aku berani bersumpah kepada langit bahwa
kematian ayahmu bukan disebabkan oleh perbuatanku."
Secara diam-diam Lan See giok mengamati wajah Gui
Pak ciang dengan seksama kemudian dikombinasikan pula
dengan dugaan sendiri, maka katanya kemudian sambil
manggut-manggut:
"Yaa, aku memang tak pernah mencurigai lo caycu
sebagai pembunuh ayahku, itulah sebabnya aku sengaja
datang kemari untuk mohon petunjuk dari Lo caycu, sebab
pada malam itu lo-caycu juga pernah menggeledah seluruh
tubuhku dengan toya besimu, meski kau hanya sebagai
manusia kedua!"
Berubah hebat paras muka Gui Pak ciang setelah
mendengar ucapan tersebut tiba-tiba ia mendongakkan
kepalanya dan mengawasi wajah Lan See giok dengan
http://kangzusi.com/
perasaan terkejut, tanyanya kemudian dengan nada tak
habis mengerti:
"Jadi si bocah yang menggeletak mati di lantai adalah adik kandungmu?"
"Tidak, mendiang ibuku hanya melahirkan aku seorang"
Perasaan tak tenang segera menyelimuti perasaan Gui
Pak ciang, katanya kemudian dengan wajah menyesal.
"Waktu itu aku benar-benar tidak tahu kalau Lan
siauhiap belum mati, dalam gelisah dan gusarku, aku sangat berharap bisa muncul suatu keajaiban didepanku, itulah
sebabnya aku sampai melakukan perbuatan bodoh yang
sangat menggelikan, kuharap siauhiap sudi melupakan
kesalahanku dimasa lampau."
Melihat rasa menyesal yang meliputi wajah Gui Pakciang, perasaan tak puas yang sudah lama tersimpan dalam benak Lan See-giok pun segera hilang lenyap tak berbekas.
"Dendam sakit hati terbunuhnya ayahku jauh lebih berat ketimbang sedikit siksaan dan penderitaan dibadan"
katanya kemudian "bila lo-caycu bersedia menerangkan kepadaku siapa pembunuh sebetulnya, bukan cuma arwah
ayah dialam baka akan bergembira akupun tak akan pernah
melupakan budi kebaikan lo caycu "
Gui Pak ciang berkerut kening, ia seperti teringat akan
sesuatu, kemudian tanyanya dengan perasaan tak mengerti.
"Bukankah waktu itu siauhiap hadir di arena" Masa kau tidak tahu siapa pembunuh sebenarnya?"
"Waktu itu, kebetulan sekali aku baru pulang dari
berpergian, begitu ku jumpai mendiang ayahku tewas,
saking sedihnya aku lantas jatuh pingsan, itulah sebab nya tidak kuketahui siapakah pembunuh sebenarnya. Itu pula
http://kangzusi.com/
sebagai alasanku mengapa datang kemari hari ini, kuharap lo-caycu bersedia memberi penjelasan, bila dendam ini bisa kubalas budi kebaikanmu tak akan pernah kulupakan ."
Di atas wajah Gui Pak-ciang segera menunjukkan
perasaan serba salah, dia menjadi ragu dan tampaknya
seperti ada sesuatu masalah yang tak bisa dijelaskan
olehnya. Tok Nio-cu yang melihat kesulitan suaminya segera
menimbrung dengan cepat.
"Pak-ciang, kalau toh kau berada di luar garis dalam persoalan itu, sudah-sepantasnya bila kau memberi tahukan hal yang sebenarnya kepada Lan Siauhiap, daripada orang
lain menaruh curiga terus kepadamu."!
Lan See-giok segera mendapatkan kesan bahwa Tok Niocu meski berwajah genit dan berjulukan tak sedap,
sesungguhnya ia berhati baik dan pandai memahami
perasaan orang, tanpa terasa dia melirik sekejap ke arahnya dengan pandangan berterima kasih.
Gui Pak-ciang termenung beberapa saat lamanya,
kemudian katanya pelan:
"Untuk tetap memegang janji, terus terang saja
kukatakan bahwa banyak persoalan yang tak mungkin bisa
ku jelaskan secara leluasa, tapi bila Lan siauhiap ingin mengajukan suatu pertanyaan, silahkan saja di sampaikan, asal aku tahu pasti akan kujawab seluruhnya. entah
bagaimana pendapat Siauhiap?"
"Lan See giok cukup mengetahui watak umat persilatan yang sangat memegang janji, bagi mereka kepala boleh
dipenggal, darah boleh mengalir, namun janji tetap janji dan sekali berjanji tak pernah akan diingkari kembali.
http://kangzusi.com/
Karenanya pemuda itu lantas mengangguk sambil
ujarnya: Baiklah kalau begitu aku ingin lo-caycu menjelaskan apa
sebabnya kalian, berlima yang masing-masing menjagoi
wilayah yang berbeda, ternyata pada malam yang sama
telah muncul semua di tepi telaga Phoa-yangoh, apakah
sebelum kejadian kalian telah berhasil mendapat tahu
alamat ayahku"!
Gui Pak ciang meneguk habis secawan arak, kemudian
ia baru menjawab lirih:
"Kami berlima dari tiga telaga telah bertekad untuk mencari barang yang hilang tersebut sampai ketemu. untuk itu kami telah mencari jejak ayahmu dan Hu-yong siancu di mana-mana, selain itu kamipun berjanji setiap tahun
bertemu dua kali untuk melaporkan hasil penyelidikan
masing- masing sepuluh tahun kami tak pernah beristirahat namun kamipun tak pernah berhasil menemukan sesuatu
jejakpun."
Kembali dia meneguk habis secawan arak untuk
melampiaskan gejolak emosi di dalam hatinya, lalu setelah memandang ke tempat kejauhan sana, ia berkata lebih jauh.
"Menjelang tahun ke sembilan, ada orang yang secara diam-diam telah melihat Hu-yong siancu muncul ditengah
sebuah hutan lebih kurang dua puluh li di sebelah barat
telaga phoa-yangoh."
Tiba-tiba ia menatap wajah Tok Nio-cu dan Lan Seegiok sekalian, lalu serunya dengan nada serius:
"Kelihaian ilmu silat Hu-yong siancu dan kecekatannya dalam menghadapi setiap persoalan, pada hakekatnya sama
termasyhurnya dengan kecantikan wajahnya, jangan lagi
orang yang melihatnya cuma seorang mata-mata biasa, biar
http://kangzusi.com/
si makhluk bertanduk tunggal yang kesohor karena
kecerdasannyapun belum tentu bisa menguntit di belakang
Hu-yong siancu serta menyelidiki tempat tinggalnya.
Tok Nio-cu menjadi sangat cemburu setelah mendengar
suaminya memuji muji kecantikan wajah Hu-yong siancu,
segera dia bertanya:
"Kalau toh Hu-yong siancu amat cantik hingga
termasyhur dikolong langit, mengapa aku tak pernah
mengetahuinya selama ini"
Gui Pak ciang segera tertawa terbahak bahak.
"HAAAAAAHHHHH.. haaahhh.. haaahhh.. Cui-peng
bukan, aku sengaja hendak mengucapkan kata-kata yang
tidak menyenangkan hatimu, sesungguhnya disaat kecantikan Hu-yong siancu termasyhur dalam dunia
persilatan, waktu itu kau masih seorang budak ingusan yang tak tahu urusan!"
Diam-diam Lan See giok terkejut, menurut pandangannya bibi wan paling banter baru berusia dua
puluh enam tujuh tahunan dan tak bakal melewati tiga
puluh tahun, tapi kalau mendengar dari perkataan Gui Pak ciang, bukankah bibi wan nya sudah mendekati usia empat
puluh tahun"
Sementara dia masih termenung, Tok Nio-cu dengan
wajah merah jengah telah bertanya lagi.
"Kalau menurut keteranganmu, bukankah saat ini semua rambut Hu-yong siancu telah berubah menjadi putih?"
"Bagi mereka yang memiliki tenaga dalam sempurna,
kebanyakan mereka masih dapat mempertahankan kecantikan wajahnya tetap awet muda, berbicara ketika Hu-yong siancu termasyhur dan sedang hangat hangatnya
bermain asmara dengan Lan Khong tay.."
http://kangzusi.com/
Lan See giok merasakan hatinya bergetar keras, tiba-tiba saja matanya memancarkan sinar berkilat..
Dengan cepat Gui Pak ciang menyadari akan kekhilafan
sendiri sambil tertawa tergelak dan wajah memerah katanya kemudian. "Pokoknya usia. Hu-yong siancu saat ini paling tidak sudah mencapai tiga puluh tujuh delapan tahun,
haaahhh . . haaahhh. tapi mungkin juga sudah tiga puluh
sembilan, empat puluh tahunan .."
Sementara itu, Tok Nio-cu yang melihat sinar mata Lan
See giok yang begitu tajam seperti sembilu, ia jadi
terbungkam dalam seribu bahasa karena terkejut.
Berbicara yang sebenarnya, Lan See giok sendiripun
ingin sekali mengetahui sampai dimanakah hubungan dari
ayahnya dengan Hu-yong siancu dimasa lampau.
Namun sekarang, dia tak ingin membongkar masalah
tersebut lebih jauh, karena kuatir duduknya persoalan akan kabur dari maksud tujuan kedatangannya juga gagal total.
Melihat semua orang terbungkam untuk sesaat, dia pun
segera berkata lagi:
"Apakah orang yang pertama kali menjumpai jejak Huyong siancu tersebut berhasil menguntit sampai di tempat kediaman Han lihiap?"
Sampai sekarang Gui Pak ciang masih belum
mengetahui apakah hubungan dari Lan See giok dengan
Hu-yong siancu, mendengar pertanyaan itu, diapun segera
menjawab dengan wajah bersungguh sungguh.
"Apa kau anggap gampang untuk mengejar perempuan
itu" Tampaknya Hu-yong siancu sendiripun sudah merasa
kalau jejaknya sedang di ikuti orang, dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dia lantas menerobos masuk
ke dalam hutan dan lenyap dalam waktu singkat.
http://kangzusi.com/
"Setelah kejadian, kami semua memperoleh laporan
tersebut, maka hasil perundingan memutuskan akan
mengadakan pencarian secara besar besaran di wilayah
hutan dan bukit kecil di seputar barat telaga Phoa yang Oh.
Minggu pertama gagal, minggu berikutnya kembali gagal-..
"Lalu dengan cara apa Lo caycu sekalian berhasil
menemukan kuburan tempat tinggal ayahku?" tanya
pemuda itu tak habis mengerti,.
Gui Pak ciang menghela napas panjang, kemudian
berkata: "Kalau dibicarakan yang sebenarnya, hal ini merupakan suatu kejadian yang sangat kebetulan sekali, waktu itu


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kentongan pertama baru menjelang, udara gelap dan awan
sangat tebal, sewaktu aku melewati daerah yang berhutan
lebat itu, tanpa sengaja telah melihat ada sesosok bayangan manusia yang bergerak cepat ke depan, bayangan itu sering kali berhenti sebentar sambil celingukan kesana kemari,
keadaannya amat mencurigakan, ini membuat hatiku
bertambah curiga, hanya saja berhubung jaraknya amat
jauh hingga tidak kuketahui siapakah dia.
"Waktu itu tergerak hatiku dan segera melakukan
pengejaran, alhasil kulihat orang itu memasuki sebuah
hutan yang lebat, menanti aku menyusul ke situ, bayangan tadi tahu-tahu sudah hilang lenyap, ketika aku mengejar
lebih ke utara, sampailah dimuka kuburan Leng ong-bong.,"
Melihat Gui Pak -ciang telah berbicara sampai ke
masalah yang amat diperhatikan olehnya, ia pun memasang
telinga sambil mendengarkan dengan seksama.
Sebaliknya Tok Nio-cu seperti tidak tertarik sama sekali atas persoalan tersebut namun ia toh berlagak seakan-akan ikut mendengarkan dengan seksama meski matanya yang
http://kangzusi.com/
jeli tiada hentinya mengawasi wajah Lan See-giok dengan
lembut. Terdengar Gui Pak-ciang bercerita lebih jauh:
"Aku tidak percaya, kalau di tanah pekuburan yang
sudah terbengkalai itu terdapat rumah tinggal manusia
hidup, karena itu kulanjutkan pengejaran ke utara, puluhan li kemudian kusaksikan di arah barat laut muncul kembali sesosok bayangan manusia yang bergerak cepat, bila dilihat dari arah tujuannya, orang itu seperti lagi bergerak menuju ke kuburan-Leng ong bong. Ini semua membuat aku sadar
bahwa sesuatu kejadian pasti berlangsung di sana, akupun berhenti sambil mengamati orang tadi lebih seksama,
akhirnya baru kuketahui kalau orang itu bukan orang yang pertama kali tadi, namun aku toh mengejarnya juga."
Ia berhenti sejenak, wajahnya selain nampak murung
juga mendongkol, mungkin ia kesal karena tak berhasil
mendapatkan kotak kecil itu atau mungkin juga merasa
menyesal karena datang terlambat.
Setelah menarik napas panjang, ia berkata lebih jauh.
"Menanti aku menyusul ke kuburan Leng ong bong
orang itupun tak kutemukan lagi, tapi aku segera
menemukan pintu belakang sebuah kuburan besar terbuka
lebar, kuatir kalau pintu itu akan tutup dengan segera, maka tanpa memperdulikan ancaman bahaya 1agi, aku segera
menerjang masuk!"
Berbicara sampai di situ. dia menengok kearah Lan See
giok dengan permintaan maaf, katanya penuh rasa
menyesal. Keadaan selanjutnya telah, siauhiap alami sendiri, jadi
aku pun tak. usah bercerita lebih jauh"
http://kangzusi.com/
Lan See giok yang melihat si toya besi berkaki tunggal
Gui Pak ciang meski sudah berbicara sekian lama, namun
belum juga menjelaskan siapa pembunuh ayahnya, hatinya
menjadi gelisah, tiba - tiba dia menimbrung:
"Lo caycu, bukankah si beruang berlengan tunggal Kiong Tek ciong telah bersembunyi dalam lorong jauh sebelum
peristiwa itu terjadi, ketika jejaknya berhasil kau temukan, apakah kau tidak bertanya kepadanya dengan kesempatan
yang bagaimanakah dia turun tangan terhadap mendiang
ayahku. . . Ketika berbicara sampai disini, dia sudah tak dapat
menahan rasa sedih di dalam hatinya lagi, sepasang
matanya segera berkaca- kaca, dan kata-kata selanjutnya tak mampu dilanjutkan lagi.
Gui Pak ciang segera berkata:
"Pada mulanya aku tidak mengetahui kalau dia adalah si beruang berlengan tunggal, karena suasana dalam lorong
sangat gelap, ditambah pula ada pantulan sinar lentera di atas meja, setelah kususul sampai di luar kuburan barulah kuketahui bahwa orang itu adalah Kiong Tek ciong.."
Lan See-giok merasakan tubuhnya bergetar keras, dia
seperti teringat akan sesuatu, tanpa terasa tanyanya dengan cemas:
"Lo caycu, sebenarnya kalian masuk ke dalam kuburan lewat mana" Sudah banyak tahun aku berdiam di kuburan
itu, kuketahui kuburan tersebut hanya terdapat sebuah pintu masuk, barang siapa hendak memasuki kuburan itu, dia
harus melalui kuburan kosong di mana mendiang ayahku
berdiam. Ya, sekarang aku baru ingat, ketika kalian saling berkejaran ke luar dari kuburan malam itu, rasanya tidak melalui tempat di mana aku roboh?"
http://kangzusi.com/
Gui Pak ciang pun merasa terkejut.
"Ya, hingga kinipun aku masih curiga, siapa gerangan yang telah membuka pintu ke luar itu?"
Lan See giok terkejut sekali, cepat-cepat ia bertanya
kemudian: "Jadi maksud Lo-caycu, ada orang yang telah membuka pintu masuk baru sebelum peristiwa itu terjadi?"
"Benar" Gui Pak-ciang mengangguk berulang kali,
"setelah aku mengejar si beruang berlengan tunggal malam itu, dapat kulihat bahwa pintu ke luar di bawah batu nisan kuburan tersebut masih baru sekali .."
-ooo00dw00ooo- BAB 18 SEKARANG Lan See-giok baru merasa terkejut sekali,
dia yakin orang yang membunuh ayahnya pasti sudah lama
mengetahui jejak ayahnya, sehingga segala sesuatunya dia laksanakan dengan rencana yang sangat rapi dan matang. "
Sementara itu Tok Nio-cu ikut menimbrung pula.
"Bila Kiong Tek-ciong tahu kalau dia bisa kabur melalui tempat tersebut, berarti mulut masuk itu dibuka olehnya!"
"Aaah, akupun berpendapat demikian" Gui Pak ciang mengangguk tanda menyetujui pendapat tersebut.
Lan See-giok sangat setuju dengan pendapat ini, sebab
ketika si Setan iblis bermata tunggal Toan ki tin memasuki kuburan tersebut dan kemudian ke luar lagi dari situ sambil membawa si makhluk bertanduk tunggal si Yu-ih dia tidak
melalui pintu baru tersebut, ini menunjukkan bahwa Toan
ki-tin pun tidak mengetahui letak pintu baru tersebut .."
http://kangzusi.com/
Berpikir sampai disini, dia merasa semakin yakin kalau si beruang berlengan tunggal lah si pembunuh ayahnya tapi ia pun teringat kembali akan tingkah laku si setan bermata
tunggal yang sama sekali tidak menggeledah jenazah
ayahnya, malahan membongkar pembaringan dan almari
yang ada, kejadian ini kembali membuatnya bingung dan
merasa tidak habis mengerti.
Berpikir demikian, ia lantas berpaling ke arah Gui Pak
ciang dan bertanya dengan nada menyelidik.
"Menurut keterangan tersebut, pembunuh ayahku yang
sesungguhnya tentulah si beruang berlengan tunggal?"
Sebelum Gui Pak-ciang sempat menjawab, dengan nada
meyakinkan Tok Nio-cu menimbrung.
"Seharusnya hal ini sudah tak perlu diragukan lagi, menurut pandangan pada umum nya Kiong Tek-ciong bisa
mempersiapkan pintu baru untuk memasuki lorong kuburan
ini berarti dia sudah mempunyai rencana sebelumnya, aku
rasa bayangan yang di lihat Pak-ciang malam itu pun bisa jadi adalah Kiong Tek ciong."
Gui Pak ciang mengangguk berulang kali sambil
berguman. "Yaa, kalau dilihat dari segala bukti yang ada,
semestinya pembunuhan itu merupakan hasil karya Kiong
tua. tapi kalau dinilai dari kemampuan ilmu silat yang
dimilikinya. mestinya dia bukan tandingnya Lan tay-hiap.,.
Rahasia 180 Patung Mas 11 Durjana Dan Ksatria Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen Pendekar Panji Sakti 22

Cari Blog Ini