Ceritasilat Novel Online

Alap Alap Laut Kidul 16

Alap Alap Laut Kidul Seri Ke 3 Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Bagian 16


Aji menghela napas panjang, jelaslah bahwa kini Sulastri telah memperoleh pasangan yang cocok sekali. Jatmika adalah seorang pemuda yang tampan dan sakti mandraguna, juga baik budi dan bijaksana. Menjadi isteri pemuda itu, Sulastri tentu akan hidup bahagia. dan tidakkah sepatutnya dia merasa berbahagia pula melihat gadis itu hidup bahagia" Dia tidak boleh mementingkan perasaan hatinya sendiri, memikirkan diri sendiri. Itu bukanlah cinta kasih namanya.
Mendiang gurunya dulu pernah berkata bahwa cinta kasih adalah memberi dan melayani, membahagiakan orang yang dikasihi, kalau perlu dengan berkorban, mengesampingkan keinginan dan kesenangan diri sendiri.
"Lastri semoga engkau berbahagia ...... " ia berbisik lalu meninggalkan Cirebon, menuju ke barat, ke Batavia lagi untuk membantu pasukan Mataram.
*** Balatentara Mataram yang melakukan pejalanan jauh menuju Batavia dipecah menjadi dua rombongan. yang pertama melalui darat dan yang kedua melalui laut. Pada waktu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu, perjalanan itu amat sukar, melalui gunung-gunung, hutan lebat dan rawa. Untuk menggerakkan balatentara yang besar jumlahnya itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Menurut catatan sejarah, baru setelah melakukan perjalanan selama hampir tiga bulan lamanya, barulah pasukan mataram tiba di Jayakarta,. pengepungan dimulai sambil menanti datangnya pasukan yang bergerak dengan perahu-perahu mellui laut.
Pasukan pelopor yang pertama tiba segera mempersiapkan perkemahan untuk mengepung benteng kumpeni Belanda.
Setelah balatentara tiba di situ, mereka membuat perkemahan di barat, selatan dan timur perbentengan Belanda. Yang berkemah di barat adalah pasukan yang dipimpin Kyai Adipati Jumina, yang di selatan dipimpin kyai Adipati Puger dan dari timur datang pasukan yang dipimpin Adipati Purbaya.
Akan tetapi para senopati Mataram itu sudah mendengar betapa persediaan ransum bagi pasukan mereka banyak yang dihancurkan dan dibakar oleh Belanda, juga banyak ransum yang diangkut dengan perahu diserang kapal Belanda dan dihancurkan. Tentu saja hal ini merupakan pukulan hebat bagi Mataram. Namun, para senopati itu melanjutkan gerakan mereka dengan gigih dan penuh semangat. Pasukan Mataram sengaja membuat perkemahan yang cukup jauh, di luar jangkauan peluru meriam sehingga Belanda tidak dapat menyerang perkemahan mereka dengan meriam.
Di antara para pendekar yang membantu pasukan Mataram sebagai pasukan sukarela tedapat pula Lindu Aji yang bergabung dengan pasukan yang berada di timur pimpinan Adipati Purbaya. Biarpun dia dianugerahi kedudukan senopati muda dan diberi keris pusaka Nagawelang oleh Sultan Agung,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
namun Aji tidak menduduki jabatan senopati. Dia memilih bebas sehingga membantu sebagai sukarelawan. Juga Sutejo dan Retno Susilo sudah bergabung dengan pasukan yang yang mengepung di sebelah barat pimpinan Kyai Adipati Jumina, sedangkan Parmadi dan Muryani bergabung dengan pasukan yang berada di selatan pimpinan Kyai Adipati Puger.
Seluruh pasukan sudah membuat persiapan. Dari benteng Belanda, para perwira pasukan sedadu Belanda dapat melihat dengan teopong mereka kesibukan balatentara Mataram. Tampak para perajurit hilir mudik membawa paji-panji dan bendera-bendera berjalan kaki, menunggang kuda kuda bahkan ada tampak beberapa ekor gajah. tentu saja Belanda juga membuat persiapan untuk memperkuat pertahanan benteng mereka.
Pasukan Mataram yang datang melalui lautan dengan perahu-perahu sempat dihadang tiga buah kapal Belanda dan terjadilah pertempuran hebat. Banyak perajurit Mataram tewas, akan tetapi merekapun berhasil menyerbu ke atas sebuah kapal lalu membakar dan menenggelamkan kapal itu. Melihat ini, dua buah kapal lainnya mundur sehingga perahu-perahu itu dapat mendaratkan pasukan yang segera bergabung dengan pasukan yang lewat darat.
Pada hari-hari pertama hanya terjadi pertempuran-pertempuran kecil yang terjadi ketika beberapa orang anak buah Kumpeni berusaha untuk keluar dari kepungan pasukan Mataram, atau kalau ada anak buah yang melakukan penyelidikan dan berada terlalu dekat dengan perbentengan Belanda. Pasukan Mataram sedang membuat parit-parit pelindungan sebagai persiapan mereka untuk menyerbu benteng Kumpeni yang diperkuat dengan meriam-meriam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
besar dan serdadu-serdadu yang siap siaga melakukan penjagaan siang malam secara bergantian dengan meriam dan senapan-senapan aiap menahan setiap penyerbuan.
Pada hari kedua, suatu senja, terdengar bunyi tembakan-tembakan dari atas benteng. Peristiwa ini terjadi di bagian timur benteng Kumpeni. Adipati Purbaya dan para pembantunya, juga para pendekar termasuk Lindu Aji, berdiri di luar perkemahan dan memandang ke arah benteng dari mana samar-samar terdengar bunyi tembakan-tembakan itu. Tak lama kemudian tampak dua sosok bayangan berlari cepat menjauhi benteng dan ketika sudah dekat dengan perkemahan pasukan Mataram, Aji segera mengenal mereka yang bukan lain adalah Jatmika dan Sulastri!
Aji merasa gembira sekali melihat Sulastri dan diapun cepat menyongsongnya. "Ah, kiranya kalian yang ditembak dari benteng itu" Apa saja yang lakukan di sana?"
Sulastri tersenyum dan mendekati Lindu Aji. "mas Aji, kami sengaja mendekati benteng untuk menyelidiki pertahanan mereka, akan tetapi kami ketahuan dan ditembaki. Untung luput!" Gadis ini masih bersikap lincah gembira seperti biasa.
"Dimas Lindu Aji, girang sekali hati kami dapat bertemu dengan andika di sini. Bagaimana hasil pengejaranmu terhadap Ki Harya Baka Wulung?"
"Nanti saja kita bicara, Kakangmas Jatmika dan Nimas Sulastri. Mari kuperkenalkan dulu dengan Paman Adipati Purbaya dan para senopati lainnya." kata Aji.
Jatmika dan Sulastri lalu menghadap Sang Adipati Purbaya dan para pembantunya. Setelah mendengar tentang sepak terjang kedua orang muda itu, Adipati Purbaya tertawa senang. "Ha-ha-ha! Andika berdua adalah orang-orang muda
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang sungguh pemberani dan gagah perkasa. Kami senang sekali dapat menerima bantuan para pendekar seperti kalian!"
Setelah berkenalan dan mendapat kesempatan untuk mengaso, Aji lalu mengajak mereka berdua untuk bicara di tempat terpisah.
"Nah, sekarang ceritakan tentang pengejaranmu lebih dulu tehadap Ki Haryo Baka Wulung itu, Dimas Lindu Aji.
Kami sudah ingin sekali mendengarnya." kata Jatmika.
Aji lalu menceritakan bahwa dia berhasil menyusul Ki Harya Baka Wulung dan bertanding mati-matian melawan datuk besar dari Madura itu.
"Akhirnya aku berhasil mengalahkannya. Dia roboh dan tewas lalu aku menguburkan jenazahnya." Aji menghela napas panjang lalu memandang kepada Sulastri dan melihat betapa sejak tadi gadis itu memandangnya dengan sinar mata aneh, seperi mengandung kekaguman, kegembiraan akan tetapi juga penyesalan! Dia cepat berkata, "Nimas Sulastri, aku girang sekali melihat bahwa engkau sudah sembuh, ingatanmu sudah pulih kembali. Aku ingin mendengar keadaanmu selama ini setelah pertemuan kita yang terakhir dan ketika engkau masih sebagai seorang gadis bernama Listyani atau Eulis."
Sulastri tersenyum. Sikapnya ramah dan lincah seperti Sulastri yang dulu sebelum terjatuh ke bawah tebing.
"Pengalamanku sejak aku terjatuh ke bawah tebing itu sudah kau dengar dari Kakangmas Jatmika. Setelah kita bertiga bertemu denganmu dahulu itu, ketika aku masih tidak ingat akan masa laluku, Kakangmas Jamika membawaku pulang ke Dermayu, akan tetapi aku juga masih belum ingat kepada ayah ibuku sendiri. Aku percaya bahwa mereka adalah ayah dan ibu kandungku, namun tetap saja aku belum dapat ingat itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kemudian datang Neneng Salmah dan ayahnya, membawa surat darimu, Mas Aji. Aku juga sudah lupa sama sekali padamu. Akan tetapi kehadiran Neneng Salmah amat membahagiakan aku dan kami menjadi seperti saudara sendiri.
Aku mengajarkan gerakan silat kepadanya dan ia mengajar menembang dan menari kepadaku."
Aji mengangguk-angguk senang. "Bagus sekali kalau engkau dapat hidup bahagia dengan Neneng Salmah, nimas.
Aku tahu bahwa ia dan ayahnya adalah orang-orang yang baik hati."
Sulastri merasa hatinya tak enak, akan tetapi ditahannya. Ia mengangguk. "Ya, Neneng Salmah memang seorang gadis yang amat baik hati dan amat ...... cantik jelita, Kas Aji. Ia selalu memuji-mujimu, mengagumi, dan selalu mengharapkan kedatanganmu ...... " ia menambahkan sambil memandang kepada Aji dengan sinar mata penuh selidik.
Mendengar nada suara yang agaknya mengandung sindiran ini, hati Aji menjadi tidak enak sekali. timbul dugaan dalam hatinya bahwa agaknya pergaulan antara Neneng dan Sulastri sudah demikian akrabnya sehingga Neneng boleh jadi mengaku akan cintanya kepadanya. hal ini sungguh tidak mengenakkan hatinya. maka cepat dia mengalihkan percakapan.
"Lalu, bagaimana engaku dapat sembuh kembali dan dapat mengingat kembali semua masa lalumu, nimas?"
"Pada suatu hari muncul Kakangmas Parmadi dan istrinya, Mbakayu Muryani di tepi sungai di mana aku dan Neneng sedang mencuci pakaian. Kakangmas Parmadi melihat aku melatih Aji Sonya Hasta kepada Neneng dan dia tertarik sekali karena tentu saja sebagai murid keponakan guruku,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eyang tejo Langit atau Ki Ageng Pasisiran dia mengenal Aji Sonya Hasta. Setelah Kakangmas Parmadi mendengar dari Neneng Salmah bahwa aku adalah murid Eyang Tejo Langit dan kehilangan ingatan masa lalu, dia lalu mengobati aku dengan tiupan seruling gadingnya dan aku segera sembuh dan dapat mengingat semua masa laluku. Kakangmas Parmadi adalah murid Eyang Ki Tejo Wening."
Aji mengangguk angguk kagum. Tidak mengherankan kalau Parmadi demikian sakti karena dia adalah murid Resi Tejo Wening, saudara seperguruan tertua dari gurunya sendiri.
"Aku merasa berbahagia sekali bahwa andika telah sembuh, Lastri. Puji syukur kepada Gusti Allah yang telah menyembuhkanmu melalui Kakangmas Parmadi dengan seruling gadingnya."
"Mas Aji, Neneng Salmah selalu menantimu dengan penuh kerinduan. Ia menanti dengan hati penuh kasih dan setia.
Kasihan ia. Sudah sepatutnya kalau engkau segera datang mengunjungi di Dermayu." kata Sulastri sambil menatap tajam wajah Lindu Aji.
Aji menhela napas panjang dan menundukkan
mukanya. "Nimas Sulastri, sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu. Kita masih mempunyai tugas penting, yaitu membantu pasukan Mataram untuk menyerbu benteng pertahanan Kumpeni Belanda. Melihat perlengkapan benteng itu, aku berpendapat bahwa penyerbuan itu bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Meriam-meriam mereka besar dan berjajar di bawah dan di atas benteng. Juga aku yakin bahwa semua serdadu mereka pasti dilengkapi dengan senjata-senjata api yang berbahaya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita tidak perlu gentar menghadapi persenjataan mereka." kata Sulastri.
"Hal itu benar, adimas Aji, kita harus ikut menyerbu karena aku harus menemukan pembunuh bapa dan eyangku.
Aku harus membalas dendam kepada Hasanudin yang berkhianat dan kepada Raden Banuseta." kata Jatmika sambil mengepal tinjunya.
"Hal itu tidak dapat andika lakukan, kakangmas Jatmika." kata Aji tenang.
"Eh, Kenapa?" tanya Jatmika penasaran.
"Ya, kenapa, Mas Aji" Aku harus membalas kematian Eyang Guru!" tanya Sulastri penasaran.
"Karena kedua orang yang kalian maksudkan itu sudah tewas."
"Wah! Siapa yang membunuh mereka?" tanya Jatmika.
"Apakah engkau yang membunuh mereka, Mas Aji?"
tanya Sulastri.
Lindu Aji menggeleng kepalanya."Begini kejadiannya.
Sebenarnya, Hasanudin itu adalah kakak tiriku, seayah berlainan ibu. Aku berhasil menyadarkannya bahwa dia diperalat oleh Raden Banuseta yang sesungguhnya merupakan musuh kami berdua, pembunuh ayah kami. Setelah aku dapat menyadarkan Akang Udin dari kekeliruannya, dia menjadi marah lalu mencari Banuseta dan dibunuhnya. Dia sendiri tertembak oleh Kapten De Vos akan tetapi dapat membunuh kapten Belanda itu sebelum dia sendiri tewas. Jadi, sebelum mati Akang Udin telah sadar bahwa dia diperalat oleh Banuseta sehingga mau menjadi antek Kumpeni Belanda. Dia telah sadar dan dia tewas bukan sebagai pengkhianat, maka harap kalian berdua suka memaafkannya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sulastri dan Jatmika mengangguk. Bagaimanapun juga, Hasanudin adalah saudara seperguruan mereka dan kini orang itu telah menebus kesesatannya dengan nyawa. Setelah bercakap-cakap, tiga orang itu lalu mengaso dalam tenda masing-masing untuk melepaskan lelah dan menghimpun tenaga untuk menghadapi pertempuran yang tentu akan segera dilakukan, tinggal menanti komando dari pimpinan pasukan.
Malam itu, tiga orang muda perkasa itu gelisah di tempat tidur masing-masing. Sulastri tidak dapat tidur dan merasa nelangsa sekali. Ia kini yakin bahwa ia sejak dulu sampai sekarang tetap mencintai Lindu Aji! Akan tetapi ketika ingatannya tentang masa lalu hilang, ia juga lupa kepada Aji dan dalam keadaan lupa ingatan itu, ia tertarik kepada Jatmika walaupun ia belum yakin apakah ia mencinta pemuda itu.
Namun, serelah kini ingatannya pulih dan ia ingat lagi kepada Aji, dan bertemu, ia yakin bahwa ia masih mencinta Lindu Aji!
Dan yang amat menggelisahkan hatinya, di sana ada Neneng Salmah yang ia tahu memuja dan amat mencinta Aji! Ia menjadi cemburu akan tetapi juga marah kepada diri sendiri karena amat menyayang Neneng Salmah yang dianggap saudaranya sendiri. Tidak, ia tidak akan menghancurkan hati Neneng! Ia akan mengalah dan biarlah Lindu Aji menjadi suami Neneng Salmah yang ia tahu merupakan seorang gadis yang pantas menjadi isteri Aji! Ia akan mengalah, bisik hatinya, akan tetapi kedua matanya menjadi basah oleh tangis yang ditahannya sehingga tidak mengeluarkan suara!
Sementara itu, di tenda lain, Jatmika juga gelisah. Dari sikap gerak-gerik, tatapan mata dan suara mereka dia merasakan benar bahwa Sulastri mencinta Lindu Aji dan demikian pula sebaliknya, pemuda itu mencinta Sulastri.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Agaknya di antara mereka sejak dahulu sudah ada hubungan batin ini! Pantas saja setelah Sulastri pulih ingatannya, sikapnya kepadanya menjadi agak dingin. Tentu Sulastri sudah ingat kembali kepada Aji yang dicintanya! Diam-diam hatinya digerogoti perasaan cemburu itu yang amat menyiksa karena hati nuraninya membisikkan bahwa perasaan cemburu itu sama sekali tidak benar. Kalau memang sejak dulu diantara Sulastri dan Aji ada hubungan kasih, mau apa dia" Kalau pernah Sulastri sebagai Eulis tampak mencintanya, hal itu dilakukan di luar kesadarannya karena ketika itu Sulastri kehilangan ingatan, dan tidak ingat lagi kepada Aji yang dicintanya.
Sekarang setelah ingatannya kembali, tentu saja perasaan cinta itu datang kembali. Hanya ada sedikit titik terang yang menimbulkan harapan. Bukankah Sulastri menyatakan terus terang bahwa Neneng Salmah amat mencinta dan selalu mengharapkan datangnya Lindu Aji" Kalau Aji sampai menjadi suami Neneng Salmah, berarti Sulastri menjadi bebas dan ada harapan baginya! Akan tetapi, tetap saja hatinya digoda cemburu yang membuat dia gelisah dan tidak dapat tidur.
Keadaan Lindu Aji tidak lebih baik dari Sulastri dan Jatmika. Pemuda ini duduk bersila di atas pembaringannya dan termenung. Dia menghadapi keadaan yang serba sulit. Dia harus mengakui bahwa hanya Sulastri yang benar-benar dicintanya dan diharapkannya menjadi teman hidup selamanya.
Gadis yang telah merampas hatinya sejak pertemuan pertama kali dahulu. Dia mencinta Sulastri, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi. Akan tetapi, dalam keadaan lupa ingatan dan menganggap dirinya adalah Listyani, Sulastri akrab dengan Jatmika. Dia dapat melihat dari sikap dan pandang mata
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jatmika bahwa pemuda itu mencinta Sulastri. Dan di sana ada pula Neneng Salmah yang dia pecaya amat mencintanya! Dia tidak tahu harus mengambil keputusan bagaimana. Kalau dia tetap berjodoh dengan Sulastri, yang sudah pasti hal itu akan menghancurkan hati dua orang, yaitu Jatmika dan Neneng Salmah, dua orang yang dia tahu benar amat baik budi. Dia akan selalu merasa berdosa, seolah berbahagia menari-nari di atas kedukaan dua orang lain yang dia hormati. Menerima cinta Neneng Salmah dan berjodoh dengannya" Hal ini berarti berlawanan dengan perasaan hatinya dan dia meragu apakah perjodohan yang dipaksakan seperti itu kelak akan mendatangkan bahagia. Biarlah dia akan mengalah. Biar Sulastri berjodoh dengan Jatmika. Mereka berdua sudah tampak akrab dan memang mereka berdua itu cocok dan pantas untuk menjadi pasangan!
Mengapa cinta seringkali melahirkan cemburu, kecewa dan duka" Sesungguhnya, cinta sejati tidak akan pernah menelurkan cemburu, kecewa maupun duka" Yang mengakibatkan penderitaan hanyalah cinta yang didorong nafsu. Cinta nafsu ini, seperti sudah menjadi sifat dan ulah nafsu, ingin memiliki, ingin disenangkan dan ingin mengikat.
Karena itu tentu saja kalau orang yang ingin dimiliki dan diikat, orang yang mendatangkan kesenangan itu akan diambil orang lain, berarti kesenangannya hilang. maka muncullah cemburu dan kebencian, lalu duka. Cinta nafsu ini pada hakekatnya hanya mencinta dirinya sendiri, mementingkan kesenangan diri pribadi. Cianta nafsu ini dapat menyelinap dalam cintanya seorang laki-laki atau perempuan terhadap kekasihnya sehingga sering terjadi sepasang kekasih yang tadinya bersumpah saling mencinta, setelah menjadi suami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
isteri, timbul perpecahan dan kebencian sehingga mengakibatkan perceraian! Ini bukti cinta nafsu. selama masih dapat menikmati kesenangan dari orang yang katanya dicinta, maka sikapnya mesra. Akan tetapi setelah orang yang katanya dicinta itu tidak lagi memberi kesenangan kepadanya, bahkan mendatangkan kesusahan, sikapnya berubah, dari cinta menjadi benci!
Lebih sering pula cinta nafsu seperti ini menyelinap ke dalam rasa cinta seseorang terhadap sahabatnya. Seribu kali sahabat itu mendatangkan kesenangan, maka dicintanya. Akan tetapi sekali saja mendatangkan kesusahan, cintanya berubah menjadi benci dan seribu kali kebaikannya itu sudah terlupakan, yang diingat hanya satu kali keburukannya itu saja!
Biarpun kata orang cinta antara oang tua dan anak itu murni, namun tidak jarang pula dikotori oleh cinta nafsu ini.
Selama anak penurut. maka dicinta orang tuanya. Kalau pembangkang, apa lagi durhaka, akan dibenci oang tuanya karena tidak mendatangkan kesenangan dan hanya mendatangkan kerugian lahir batin atau kesusahan. demikian pula sebaliknya, kalau orang tua dianggap baik dan menguntungkan, maka si anak akan tetap mencinta dan berbakti. Akan tetapi tidak jarang terjadi, kalau orang tua menentang kehendak si anak dan dianggap merugikan dan menyusahkan, maka cinta dan kebaktian si anakpun berubah menjadi kemarahan, bahkan mungkin kebencian.
Cinta kasih sejati tidak akan ada apabila orang mementingkan diri sendiri. Cinta sejati berarti memberi, berarti berani berkorban, berarti tidak adanya si aku atau nafsu yang hendak menguasai. Cinta sejati bagaikan lilin yang memberi penerangan dengan rela mengorbankan dan menghabiskan diri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sendiri. Cinta kasih sejati, tehadap siapapun juga, merupakan ibadah terhadap Gusti Allah, selalu hidup dalam hati, tanpa pamrih untuk menguntungkan si aku melainkan sebagai kewajiban manusia yang menyalurkan kasih Gusti Allah kepada manusia lain.
Kalau kita memperhatikan semua benda dalam dunia ini, sinar matahari, hawa udara, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, hewan, kesemuanya itu merupakan bukti KASIH yang mulia dan sempurna dari Gusti Allah kepada manusia, kesemuanya itu diadakan untuk menyenangkan dan menghidupkan manusia di dalam dunia, tanpa ada pamrih sedikitpun untuk dirinya sendiri.
Mengingat akan semua itu, Lindu Aji agaknya menyadari dan dia tidak ingin dikuasai cinta kasih yang ditunggangi nafsu sehingga cinta kasih itu mempunyai dasar tujuan saja, yaitu ingin mendapatkan untuk dirinya sendiri tanpa menghiraukan akibat yang akan membuat manusia-manusia lain menderita. Karena itulah dia mengambil keputusan untuk mengalah.
*** Perang mulai pecah berkobar pada keesokan harinya.
Pada waktu fajar menyingsing, pasukan Mataram yang mengepung Batavia dari jurusan timur, selatan, dan barat menyerbu, berlindungkan kegelapan cuaca. Pihak Kumpeni Belanda menghujankan tembakan, baik dengan senapan maupun dengan meriam. Akan tetapi pasukan Mataram berjuang dengan gigih dan penih semangat.
Beberapa buah meriam yang diperoleh Mataram dengan membeli dari pedagang asing, dipergunakan untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
penyerangan itu. Juga ribuan anak panah dipergunakan dan beberapa ratus buah senapan. Pasukan Mataram berperang secara gerilya. Karena dikepung dari tiga jurusan, pihak Kumpeni menjadi kalang kabut. Mereka mengeluarkan pasukan dari benteng sehingga terjadi pertempuran di luar benteng. Pertempuran mati-matian. Karena pihak Kumpeni memiliki lebih banyak senjata api yang lebih baik, maka banyak perajurit Mataram yang gugur walaupun juga tidak sedikit sedadu Kumpeni yang tewas. Pertempuran hebat terjadi dan beberapa benteng Belanda yang diberi nama Benteng Holandia, Benteng Bommel dan lain-lain diserbu. Belanda mempertahankan mati-matian. Bahkan Benteng Bommel hampir bobol. Beberapa orang perajurit Mataram sudah berhasil memanjat tembok, akan tetapi karena persenjataan api mereka kalah, maka penyerangan itu dapat dipukul mundur.
Baru setelah malam tiba, pertempuran dihentikan dan masing-masing menyusun pasukan, merawat yang luka.
Biarpun tejatuh banyak korban, namun pasukan Mataram terus berusaha menyerbu dengan gigih dan penuh semangat. Berhari-hari terjadi pertempuan terus menerus.
Pihak Belanda menjadi panik, balabantuan didatangkan dari kapal-kapal laut mereka.
Pada suatu hari, pasukan Belanda mengadakan penyerbuan keluar benteng secara besar-besaran dan diantara mereka terdapat seorang kakek yang mengamuk. Tembakan bedil dari pasukan Mataram tidak melukainya dan dia bahkan mengeluarkan ilmu sihir, membuat dirinya dan pasukan Belanda yang mengiringkannya diselubungi kabut hitam.
Kakek ini bukan lain adalah Ki Somad.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat ini, Adipati Puger hendak maju sendiri menandingi kakek sakti mandraguna itu. Akan tetapi segera Parmadi dan Muryani yang menggabung dengan pasukan dari selatan ini lalu meghadap Adipati Puger dan Parmadi berkata.
"Gusti Adipati, untuk menandingi Aki Somad yang menjadi musuh lama hamba, perkenankan hamba berdua dengan isteri hamba yang meju menghadapinya."
Pangeran Puger yang berpangkat adipati itu mengangguk dan tentu saja memberi persetujuannya karena diapun sudah maklum akan kemampuan Seruling Gading yang sudah berjasa kepada Mataram. Maka, suami isteri itupun lalu ikut dengan pasukan Mataram menyambut sergapan pasukan serdadu Kumpeni yang diperkuat Aki Somad itu. Pertempuran berlangsung seru dan akhirnya Parmadi dan Muryani dapat bertemu dengan Aki Somad yang sedang mengamuk dan telah merobohkan bebrapa orang perajurit Mataram dengan tongkat ular keringnya. Para perwira yang cukup digdaya tidak berdaya menghadapi kakek ini karena mengeluarkan Aji Geneng Soka Weda yang ampuh, yang mendatangkan kabut hitam tebal menyembunyikan dirinya dan dari kegelapan itu keluar bayangan iblis dan setan brekasakan yang mengerikan.
Tiba-tiba suara suling yang melengking nyaring membuyarkan kabut hitam tebal itu dan Aki Somad melihat betapa sepasang suami isteri itu telah berdiri di depannya! Dia menjadi terkejut bukan main karena kakek itu pernah berhadapan dengan Parmadi yang sakti mandraguna. Akan tetapi sekali ini dia tidak menjadi gentar karena dia sudah membekali dirinya dengan sebuah pistol yang memiliki peluru emas, yang dapat menembus semua kekebalan dan aji kesaktian lawan. Maka, diapun cepat mencabut pistolnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selama ini dia sudah berlatih mempergunakan pistol pemberian Belanda itu dan kini dia membidikkan pistolnya ke arah Parmadi dan menarik pelatuknya sampai tiga kali.
"Dar-dar-darr ...... !!" Asap putih mengepul, akan tetapi dia tidak melihat Parmadi yang ternyata sudah cepat membuang diri ke atas tanah lalu bergulingan dengan cepat sekali.
Pada saat itu, Muryani sudah mempergunakan Aji Kluwung Sakti, tubuhnya mencelat bagaikan tatit (kilat) dan tahu-tahu ia sudah menyerang ke arah kakek itu dengan cengkeraman tangannya yang mengandung racun ular amat berbahaya, Itulah Aji Wiso Sarpo yang dahsyat. Aki Somad mengenal pukulan ampuh. Dia cepat melompat ke belakang dan sekali lagi dia menggerakkan tangan, kini pistolnya diarahkan kepada Muryani dan pelatuk ditariknya.
"Dar-darrr ......!" bidikannya meleset karena pada saat itu, lengan kanannya terpukul seruling gading. Pistol itu terlepas dari pegangannya dan ditendang oleh Parmadi ke arah belakangnya sehingga dipungut oleh perwira Mataram.
Aki Somad marah sekali. Kedua telapak tangannya lalu ditiupnya sehingga bernyala. Itulah Aji Tapak Geni dan dia lalu memukul ke arah Parmadi dengan mendorongkan kedua telapak tangan yang bernyala itu. Nyala api yang panas menyambar ke depan, ke arah Parmadi. Pendekar inipun mengerahkan kesaktiannya, menyambut dengan kedua telapak tangannya dengan Aji Sonya Hasta.
"Wuuutttt ...... blarrrr ...... !!" Tubuh Parmadi terdorong ke belakang dan terhuyung, akan tetapi tubuh Aki Somad terjengkang dan terbanting jatuh. Kepalanya menjadi pening dan napasnya sesak. Dia mencoba untuk bangkit kembali akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tetapi pada saat itu bayangan Muryani yang menggunakan Aji Kluwung Sakti berkelebat dan wanita itu menampar ke arah tengkuk Aki Somad dengan Aji Gelap Sewu.
"Dessss ...... !!" Aki
Somad yang masih pening tidak dapat menghindarkan diri lagi. Tengkuk terkena tamparan Aji Gelap Sewu dan diapun roboh terbanting lagi
dan tidak bergerak lagi. pukulan dahsyat yang menimpa dirinya selagi dia tidak mampu mengerahkan tenaga sakti itu membuat dia tewas seketika!
Pasukan serdadu Belanda menjadi kacau dan panik melihat kakek yang mereka andalkan itu tewas, sebaliknya pasukan perajurit Mataram menjadi semakin bersemangat.
Akhirnya sisa pasukan serdadu Belanda melarikan diri memasuki benteng mereka kembali. Benteng segera ditutup setelah mereka masuk dan meriam-meriam ditembakkan sehingga terpaksa pasukan perajurit Mataram mundur dan berlindung.
Di bagian selatan juga terjadi pertempuran yang tidak kalah serunya. Pasukan perajurit Mataram yang berada di barat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahkan dipimpin oleh Kyai Adipati Jumina sendiri yang dibantu oleh Patih Tumenggung Singaranu, Raden Arya Wira Natapada, dan yang lain-lain. Juga di antara para pejuang suka rela, para pendekar terdapat pula Sutejo si Pecut Sakti Bajrakirana dan isterinya, Retno Susilo. Setelah suami isteri ini berpisah dari Jatmika dan Sulastri, mereka pergi ke Batavia dan menggabungkan diri dengan pasukan Mataram yang mengurung dari barat, di bawah pimpinan Kyai Adipati Jumina. Mereka sengaja menggabungkan diri dengan pasukan yang mengepung benteng di barat ini setelah mendengar dari para penyelidik Mataram bahwa Kyai Sidhi Kawasa, datuk Banten itu membantu Kumpeni Belanda di bagian barat.
Ketika pasukan serdadu Kumpeni menyerbu keluar benteng, terjadilah perang campuh. tembakan-tembakan terdengar gencar diseling gemerincingnya pedang bertemu keris. Tiba-tiba para perajurit Mataram menjadi gempar ketika muncul seorang kakek yang sepak terjangnya amat menggiriskan. Kakek itu bukan lain adalah Kyai Sidhi Kawasa yang mengamuk dengan senjatanya yang ampuh, yaitu sebatang tongkat ular kobra kering yang amat berbisa. Banyak perajurit mataram tewas, bahkan dua orang perwira yang cukup digdaya tidak dapat bertahan lama menandingi Kyai Sidhi Kawasa.
Sutejo yang berada di bagian lain, ketika mendengar akan amukan Kyai Sidhi Kawasa, bersama Retno Susilo cepat berlari ke tempat itu.
"Tar-tar-tar ...... trakk !" Tongkat ular kobra itu ditahan oleh sebatang pecut di tangan Sutejo dan datuk Banten itu terkejut bukan main ketika merasa betapa tangannya yang memegang tongkat ular kobra tergetar hebat sampai terasa ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pundaknya. Sementara itu, para perajurit Mataram yang sudah merasa gentar menghadapi amukan kakek itu, sudah mengundurkan diri menjauhi kakek itu setelah melihat Sutejo yang menandinginya dan mereka sibuk menahan serbuan para serdadu Kumpeni.
Kyai Sidhi Kawasa memandang dengan matanya yang sipit. Dia memandang ke arah pecut di tangan sutejo dan mengerutkan alisnya, menduga-duga.
"Siapakah andika yang berani menandingi Kyai Sidhi kawasa, orang muda yang lancang?" bentaknya.
Dengan sikap tenang namun sepasang matanya mencorong, dia menjawab, "Kyai Sidhi Kawasa, aku bernama Sutejo dari Gunung Kawi."
Kyai Sidhi Kawasa terkejut bukan main mendengar ini dan kembali dia memandang ke arah pecut di tangan pendekar itu. "Hemm, Si Pecut Bajrakirana?" Dia berhenti sebentar dan menyambung, "dan andika sudah mengenal aku?"
Tiba-tiba Retno susilo yang menyusul suaminya berada pula di situ. "Siapa tidak mengenal Kyai sidhi Kawasa, datuk Banten yang ternyata hanya seorang pengecut besar yang tidak malu bertindak curang dan tidak tahu malu?"
Kakek itu marah sekali, matanya melotot dan kepalanya yang kecil bergoyang-goyang. "Bojleng-bojleng ...... ! Wanita lancang siapakah andika berani menghina dan memaki Kyai Sidhi kawasa datuk besar dari Banten!"
"Kyai Sidhi Kawasa, ini adalah isteriku, namanya Reyno Susilo. Ia bukan menghina dan tidak memaki sembarangan, melainkan karena andika memang telah melakukan perbuatan yang pengecut dan tak tahu bermalu.
Ingatkah andika apa yang telah andika lakukan delapan tahun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang lalu di gunung Kawi. Andika menyerbu rumah kami dan selagi kami tidak berada di rumah, dengan cara yang curang andika telah menculik putera kami Bagus Sajiwo dan mencuri Pedang Naga Wilis isteriku. Perbuatan seperti itu apakah bukan perbuatan yang pengecut dan tidak tahu malu?"
"Heh-heh-heh, aku memang melakukan itu walaupun hanya sebagai pembantu. Habis, andika mau apa sekarang?"
Kakek itu terkekeh dan menantang.
"Jahanam keparat ...... !" Retno Susilo memaki dan hendak menyerang, akan tetapi ditahan suaminya. sutejo lalu berkata kepada kakek itu dengan sabar.
"Kyai Sidhi Kawasa, kalau putera kami dalam keadaan selamat dan andika mau mengatakan di mana dia kini berada, kami akan memaafkan andika asal andika dapat membawa kami sehingga kami dapat menemukan kembali anak kami dalam keadaan selamat.
"Akan tetapi kalau sampai terjadi apa-apa dengan anakku, aku akan menghancurkan kepalamu, mencabut keluar hatimu dan mencabik-cabik seluruh tubuhmu!" Retno susilo berteriak seperti gila saking marah dan juga gelisah membayangkan puteranya mengalami malapetaka.
Hati kakek itu menjadi kecut juga mendengar ancaman yang amat mengerikan itu, akan tetapi dia menenangkan hatinya dan berkata dengan nada suara rendah.
"Hemm, kalian tidak dapat memaksa aku untuk berbuat sekehendak kalian sendiri."
"Kyai Sidhi Kawasa! Kami harap andika dapat bersikap sebagai seorang datuk besar yang patut dihormati, yaitu berani berbuat juga berani bertanggung jawab. Setelah andika menculik anak kami dan mencuri pedang, apakah andika
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekarang tidak berani mengakuinya" Benarkah andika sepengecut itu?" kata Sutejo memanaskan hati kakek itu.
"Babo-babo, Sutejo! Siapa takut" Aku tidak takut mengaku, hanya tidak begitu mudah kalian paksa dan perintah.
Sekarang begini saja. Kita bertanding satu lawan satu dan kalu aku menang, kalian tidak perlu banyak cakap lagi. Kalau andika yang menang, baru aku akan menceritakan semua tentang hilangnya puteramu dan pedangmu."
Karena khawatir kalau-kalau kakek itu tidak mau membuka rahasia tentang di mana adanya Bagus Sajiwo, Sutejo memberi isyarat kepada isterinya yang sudah menjadi amat marah itu untuk bersabar dan dia berkata kepada kakek itu."Baik, aku terima tantanganmu, akan tetapi kalau andika mengingkari janji, seluruh dunia akan mendengar bahwa Kyai Sidhi kawasa tidak lain hanya seorang pengecut yang takut, tidak berani bertanggung jawab dan menjilat ludahnya sendiri!"
"Manusia sombong! Majulah! Haaaaiiiitttt ...... !" Kyai Sidhi Kawasa sudah menyerang dengan tongkatnya.
Gerakannya amat dahsyat karena serangan itu mengandung tenaga sakti yang amat kuat. Tongkat ular kobra itu seperti hidup dan moncongnya menyambar ke arah leher Sutejo, mematuk atau menotok jalan darah maut di sisi leher! Sutejo maklum akan kesaktian lawan dan tahu bahwa serangan itu merupakan serangan maut yang amat berbahaya. Maka dia sudah mengenakan Aji Harina Legawa, tubuhnya melesat cepat ke belakang dan tangan kanannya menggerakkan cambuknya.
"Tar-tar-tarrrr ...... !" Pecut Bajrakirana meledak ledak dan bagaikan seekor garuda menyambar-nyambar ke arah kepala lawan. Kyai Sidhi Kawasa terkejut sekali. Serangannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
luput dan sebaliknya dia terancam ujung cambuk yang menyambar-nyambar dengan ledakan nyaring. Akan tetapi datuk dari Banten ini sudah memutar tongkatnya dan dapat menangkis sambaran cambuk, walaupun tangannya tergetar ketika tongkat ular kobra itu bertemu pecut pusaka itu.
Terjadilah perkelahian yang amat seru. Retno Susilo hanya menonton dan ia merasa yakin bahwa suaminya akan mampu mengatasi lawan. Hanya ia merasa cemas kalau-kalau kakek itu tewas sebelum memberitahukan bagaimana keadaan dan di mana adanya Bagus Sajiwo. Kalau ada perajurit yang mendekat, ia memberi isyarat agar perajurit itu tidak mencampuri perkelahian antara suaminya dan kakek itu. Iapun waspada melindungi suaminya dari serangan gelap para serdadu yang sibuk bertempur melawan pasukan perajurit Mataram.
Sepak terjang Sutejo yang memainkan pecutnya dengan ilmu silat pecut yang khas, yaitu Aji Pecut Bajrakirana, amat dahsyatnya, Pecut itu meledak-ledak, membentuk gulungan sinar yang lebar dan dari gulungan sinar itu, ujung pecut mematuk-matuk. Kyai Sidhi kawasa menjadi kewalahan juga dan kini dia hanya mampu menangkis, hampir tidak ada kesempatan baginya untuk balas menyerang.
"Hyaaat ...... !" Sutejo membentak nyaring dan cambuknya menyambar dari atas ke arah kepala lawan. Kyai Sidhi Kawasa cepat menggerakkan tongkat ular kobranya menangkis sambil mengerahkan tenaganya.
"Darrrr ...... krekkkk ...... !" Kyai Sidhi Kawasa terhuyung ke belakang dan matanya terbelalak memandang ke arah tongkatnya yang tinggal sepotong pendek. Tongkat itu ternyata patah ketika bertemu dengan hebatnya melawan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sambaran Pecut Sakti Bajrakirana tadi. Dengan marah dia membuang sisa tongkatnya dan kini menerjang lagi dengan pukulan tangannya yang mengeluarkan sinar berapi. Itulah Aji Analabanu yang ampuh.
Sutejo juga menyimpan pecutnya, dilibatkan di pinggang dan dia menghindar dengan loncatan ke kiri ketika pukulan berapi itu menyambar ke arah kepalanya.
Kakek yang sudah marah dan penasaran itu mengejar maju dan kembali kedua tangannya yang mengeluarkan sinar berapi itu didorongkan ke arah Sutejo dengan pengerahan tenaga sepenuhnya. Sutejo juga sudah siap siaga. Dia mengerahkan tenaga saktinya dan menggunakan aji pamungkas untuk melawan pukulan lawan yang dahsyat itu.
"Aji Bromokendali!" bentaknya dan diapun menyambut dengan dorongan kedua tangannya.
"Wuuutttt ...... blaaarrrr ...... !" Tubuh Kyai Sidhi Kawasa terhuyung ke belakang dan dia terkulai roboh, lalu dengan gerakan lemah dia bangkit duduk bersila dan muntahkan darah segar. Dia lalu mengatur pernapasan dan menjadi tenang kembali.
Sutejo dan Retno Susilo sudah melompat ke depannya.
"Kyai Sidhi Kawasa. Andika telah kalah, harap andika tidak melanggar janji dan suka menceritakan tentang anak kami."
kata Sutejo dengan ragu dan khawatir, takut kalau-kalau kakek itu mengingkari janjinya. Juga Retno Susilo menjadi tegang dan tidak sabar menanti kakek itu bercerita.
Kyai Sidhi Kawasa menghela napas panjang. "Sutejo, andika memang tangguh sekali. aku mengalah kalah. Sekarang dengarlah. Dahulu ketika terjadi penculikan puteramu dan pencurian pedangmu, aku hanya menjadi pembantu dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pengikut saja. Yang hendak membalas dendam kepadamu adalah Wiku Menak Koncar karena dia hendak membalas kematian dua orang saudara seperguruannya yaitu Ki Klabangkolo dan Resi Wisangkolo. Dia mengajak aku mendatangi rumahmu di Gunung Kawi. Akan tetapi engkau dan isterimu tidak ada, maka kami menculik puteramu dan mengambil Pedang Nogo Wilis."
"Di mana anakku sekarang" di mana Bagus Sajiwo?"
teriak Retno Susilo tak sabar.
"Wiku Menak Koncar yang menculik dan
membawanya pergi. Aku hanya membawa Pedang Nogo Wilis, akan tetapi di tengah jalan pedang itu dirampas oleh musuh besarku, Ki Tejo Langit. Aku sama sekali tidak tahu ke mana Wiku Menak Koncar membawa anak itu."
*** JILID XXIX iku Menak Koncar sudah tewas oleh Gusti Puteri Wandansari! Engkau pasti tahu di mana anak kami!
W Hayo katakan atau ...... aku akan menyiksamu!"
teriak Retno Susilo marah dan khawatir sekali.
"Heh-heh, sudah kubilang aku tidak tahu dan engkau tidak mungkin dapat menyiksaku." kata Kyai Sidhi Kawasa sambil menggerakkan tangan kanannya ke arah ubun-ubun kepalanya. Sutejo hendak mencegahnya namun terlambat karena tadinya dia tidak mengira Kyai Sidhi kawasa akan senekat itu. Tubuh itu terkulai roboh dan tewas seketika karena ubun-ubun kepalanya dia pukul sendiri!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jahanam keparat! Hayo katakan di mana anakku!
Hayo katakan!" Retno Susilo berteriak-teriak sambil menendangi tubuh kakek itu.
Sutejo menangkap dan menariknya. "Cukup, diajeng.
Dia sudah mati."
"Tapi ...... tapi anak kita ...... "
"Aku kira dia tidak berbohong. Anak kita itu dibawa pergi oleh Wiku Menak Koncar."
"Akan tetapi datuk Blambangan itu kini sudah mati terbunuh oleh Gusti Puteri Wandansari."
"Benar, akan tetapi kita dapat melakukan penyelidikan di tempat Wiku Menak Koncar tinggal. Dia adalah datuk Blambangan. Kukira tentu Bagus Sajiwo dia bawa ke Blambangan dan kita akan mencarinya di sana."
"Tetapi ....... bagaimana kalau ....... kalau ....... anak kita itu ....... dibunuhnya ...... ?" mata yang jeli itu tiba-tiba saja menjadi basah.
"Kurasa tidak, diajeng. Kalau memang Wiku Menak Koncar ingin membunuh anak kita, untuk apa dia susah-susah menculiknya dan membawanya pergi" Tidak, Wiku Menak Koncar pasti tidak membunuhnya, hanya membawanya pergi untuk menyiksa hati kita. Kalau perang ini sudah selesai, kita akan mencari anak kita ke Blambangan."
Suami isteri itu lalu melampiaskan kemarahan hati mereka dengan mengamuk sehingga para serdadu Belanda menjadi kocar-kacir. Akhirnya sisa para serdadu Belanda itu melarikan diri dan memasuki benteng mereka kembali.
Seperti juga keadaan di pasukan yang mengepung di barat dan timur, pasukan dari selatan juga mengadakan serangan gerilya dan terjadi pertempuran hebat. Parmadi dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Muryani ikut bertempur dan mereka berdua ini yang menandingi para antek Kumpeni yang memiliki kesaktian sehingga semangat pasukan Mataram menjadi semakin tinggi.
Pada suatu malam yang gelap, Lindu Aji bercakap-cakap dengan Jatmika dan Sulastri di luar perkemahan.
"Mas Aji, jangan lanjutkan niatmu ini!" kata Sulastri dengan suara mengandung penuh permohonan dan ia memegang lengan Aji.
"Jangan halangi aku, Lastri. Mungkin usahaku ini akan dapat membantu pasukan Mataram mengalahkan Kumpeni."
jawab Aji tenang dan dengan lembut dia melepaskan lengannya dari pegangan gadis itu karena dia merasa tidak enak kepada Jatmika.
"Dimas Lindu Aji, ucapan Nimas Sulastri itu benar.
Batalkan niatmu menyelinap ke dalam benteng itu. Amat berbahaya, dimas. Kalau ketahuan, mana mungkin andika melawan banyak serdadu yang bersenjata lengakap dengan bedil dan pistol itu?"
"Aku akan berhati-hati, Kakangmas Jatmika. Kalau aku berhasil membunuhi para perwira Kumpeni, hal itu tentu akan mengacaukan dan melemahkan pasukan mereka. Andaikata aku tertangkap, yah, mati hidup berada di tangan Gusti Allah dan aku akan merasa bangga dapat menyumbangkan nyawaku demi Negara dan bangsa."
"Sudah bulatkah tekadmu itu, Mas Aji?" tanya Sulastri.
Aji mengangguk. "Sudah, Lastri, doakan saja aku berhasil."
"Kalau begitu, aku ikut! Aku ingin membantumu seperti dulu ketika kita ditawan para antek Kumpeni di kapal!"
kata Lastri penuh semangat. Aji sambil lalu melirik ke arah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jatmika dan melihat betapa wajah itu berubah agak pucat, penuh keraguan dan ada kedukaan menyelubunginya.
"Tidak, Lastri. Aku harus bergerak sendiri. kalian berdua berjaga saja di sini karena setiap saat Kumpeni dapat menyerang. kalian berdua harus membantu pasukan Mataram dalam pertempuran. Nah, aku pergi sekarang!" Tanpa menanti jawaban lagi Aji lalu melompat dan menghilang dalam kegelapan malam.
Sebelumnya Aji memang sudah merencanakan
penyusupan ke dalam benteng itu. Di sudah membuat perhitungan dan tahu bahwa pasukan Kumpeni melakukan penjagaan ketat di bagian timur, selatan dan barat di mana pasukan mataram mengepung benteng mereka. Bagian yang paling aman dan tidak terdapat penjagan ketat hanya di utara karena kapal-kapal perang belanda tang berjaga di laut utara sehingga tidak mungkin menyerang benteng dari pantai utara.
Aji menggunakan kesempatan ini. Kalau hanya seorang yang menyusup dari utara, tentu tidak akan dapat terlihat, apalagi malam itu gelap sekali.
Sebentar saja Aji sudah di dekat tembok benteng. Dia melihat ada tiga orang serdadu Belanda hilir mudik di atas benteng, menyandang bedil. Pintu belakang benteng yang terbuat dari besi itu tertutup rapat. Aji mengukur dengan matanya. Dengan Aji Bayu Sakti, dia yakin akan dapat melompat ke atas tembok benteng itu. Akan tetapi kalau melakukan hal itu, besar bahayanya dia akan ketahuan penjaga di atas dan tentu mereka itu akan membunyikan tanda bahaya sehingga usahanya akan gagal setengah jalan. Dia menglur tali panjang yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Ujung tali itu dia buatkan simpul dan setelah melihat serdadu yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hilir mudik itu tidak pernah mendekati bagian sudut tembok itu dan hanya jarang sekali berjalan sampai ke sudut, dia lalu melontarkan tali bersimpul itu ke arah besi pagar yang tampak remang-remang dari bawah tersorot sinar lampu yang tergantung di bagian tengah. Bidikannya tepat san tenaga yang dia kerahkan untuk melontarkan tali itu amat kuat. Tali meluncur ke atas dan tepat mengait pada ujung besi pagar tanpa mengeluarkan suara.
Aji menanti sebentar, merasa lega bahwa lemparan talinya itu tidak menimbulkan reaksi di atas, pertanda bahwa hal itu tidak dilihat orang lain. Dia menanti sampai para penjaga itu berjalan ke arah sudut yang berlawanan, lalu dia merayap naik melalui tali itu. Cepat sekali dia sudah tiba di atas, melompati pagar dan melepaskan tali sehingga jatuh ke bawah. Untuk turun dari tembok benteng, dia tidak akan membutuhkan tali. Ketika seorang serdadu berjalan ke arah sudut di mana dia berada. Aji cepat mendekam di balik belokan dinding. Dia tidak ingin merobohkan para serdadu yang berjaga di atas benteng ini karena kalau hal itu dilakukan dan kemudian diketahui penjaga lain yang baru datang, maka kehadirannya tentu akan diketahui dan ini berarti usahanya gagal. Dia menyelinap dan setelah serdadu itu membalikkan tubuh, dia lalu bergerak cepat melewati pintu tembusan yang membawanya ke bawah tembok benteng bagian dalam.
Semua pemusatan pergantian para pasukan serdadu tertuju untuk menjaga tembok benteng bagian timur, selatan dan barat. Masih terdengar sesekali dentuman meriam yang ditembakkan ke arah kubu pertahanan pasukan Mataram..
Akan tetapi tidak ada tembakan senapan terdengar karena jaraknya terlampau jauh. Para serdadu itu hanya menanti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
komando, yaitu bertahan kalau diserang atau melakukan penyergapan keluar benteng. Akan tetapi, agaknya malam itu tidak ada komando untuk menyerbu keluar karena malam itu memang gelap gulita sehingga akan sukar melawan pasukan Mataram yang mempergunakan taktik perang gerilya.
Aji pernah memasuki benteng ini ketika dia menolong Karen Van De Vos dari tangan penculik dan mengantar gadis peranakan Belanda itu memasuki benteng sehingga dia dapat melakukan pembakaran gudang ransum Kumpeni. Dari gadis itu diapun telah mengetahui di mana adanya bangunan yang menjadi tempat tinggal Jenderal Jan Pieters Zoon Coen, orang nomor satu dalam Kumpeni Belanda. Ke bangunan itulah dia menuju dengan menyelinap dari pohon dan dari bangunan.
Dengan menggunakan Aji Bayu Sakti, tubuhnya berkelebat amat cepatnya sehingga tidak diketahui orang, apalagi hanya beberapa orang serdadu saja yang berlalu lalang dalam perbentengan tengah itu karena sebagian pasukan berjaga-jaga di pintu gerbang, sebagian lagi tidur mengaso karena mereka harus bergilir melakukan penjagaan.
Dengan penuh keberanian, Aji menghampiri bangunan itu. Hatinya sudah bertekad bulat untuk membunuh para pimpinan tertinggi Kumpeni. Dia memang sudah nekat dan hal ini timbul dari keresahan hatinya memikirkan persoalan cintanya yang menjadi cinta segi empat antara dia, Sulastri, Neneng Salmah, dan Jatmika. Kalau dia berhasil dalam tugasnya ini, berarti dia telah dapat membantu Mataram untuk memenangkan perang terhadap Belanda. Kalau dia gagal dan terbunuh, maka matinya bahkan akan menghilangkan kegelapan dalam urusan cinta kasih yang ruwet itu. Sulastri akan dapat menikah dengan Jatmika dan Neneng Salmah tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat mengharapkan dia untuk menerima cintanya sehingga gadis waranggana yang baik itu dapat berjodoh dengan laki-laki lain. Dengan demikian baik berhasil maupun tidak, usahanya itu ada manfaatnya bagi orang lain. Kalau untuk itu dia harus berkorban nyawa, maka hal itu sudah menjadi kehendak Gusti Allah dan tiada kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat mengubahnya!
Untung bagi Aji, bangunan yang cukup besar itu yidak terjaga oleh serdadu. Mungkin karena bangunan itu dirasakan aman karena berada ditengah benteng, maka tidak terjaga.
Dengan mudah Aji dapat menyelinap ke tengan di naba terdapat penerangan yang cukup. Dia mengintai dan jantungnya berdebar tegang. betapa tidak. apa yang dicari-carinya berkumpul disitu semua! Kiranya para perwira tinggi Kumpeni sedang mengadakan rapay di sebuah ruangan yang diterangi empat buah lampu gantung yang besar. Dai pakaian mereka, Aji dapat menduga bahwa laki-laki Belanda setengah tua yang berjenggot meuncing dan duduk di kepala meja itu tentulah yang harus dijadikan sasaran utama untuk dibunuhnya.
aji sama sekali tidak mengira bahwa dugaannya itu memang tepat sekali karena laki-laki Belanda itu bukan lain adalah Jan Pieters Zoon Coen sendiri yang memimpin rapat, merundingkan tentang pertempuran melawan pasukan Mataram yang telah berlangsung beberapa hari lamanya.
Aji membuat perhitungan dengan teliti. Kalau dia menyerang, tentu hanya dapat merobohkan dua tiga orang saja dan para perwira yang lain tentu serentak akan menyerangnya dengan pistol mereka. Terdapat bahaya bahwa di antara mereka ada yang mempergunakan peluru emas dan sukar baginya untuk mengelak karena ruangan itu demikian terang dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perwira itu cukup banyak jumlahnya, ada belasan orang. Dia harus melakukan serangan mendadak sebelum ada yang menduga, mengejutkan mereka dan sekaligus memadamkan empat buah lampu gantung besar agar ruangan menjadi gelap gulita. Akan tetapi tentu akan terjadi kegaduhan yang memancing datangnya para serdadu. Mungkin dia dapat melarikan diri karena ruangan itu menjadi gelap gulita.
Memang resikonya besar sekali, akan tetapi apa boleh buat, tidak ada jalan lain.
Setelah memperhitungkan dengan cermat, Lindu Aji berdiam diri memanjatkan doa kepada Gusti Allah sebagai pengakuan bahwa apa yang dilakukan itu adalah tugas perjuangan membela Mataram, bukan karena dendam kebencian kepada orang-orang Belanda dalam ruangan itu yang sama sekali tidak dikenalnya.
Dia mengintai lagi. Para opsir Belanda yang sedang mengadakan rapat itu agaknya serius sekali, bicara keras-keras dalam bahasa mereka. Aji memperhatikannya dengan teliti dan cermat. Dia harus membunuh laki-laki Belanda yang pakaiannya paling mentereng diantara mereka semua itu dan kebetulan sekali laki-laki berjenggot runcing itu duduk menghadap ke arah jendela di mana dia mengintai. Dia harus melompat dan menerjang ke atas meja besar itu, membunuh panglima itu, kemudian dari meja dia akan berlompatan ke arah empat buah lampu gantung dan memukul hancur untuk memadamkan penerangan itu. Dalam kegelapan itu dia akan mampu merobohkan banyak perwira kemudian melarikan diri.
Mereka tentu tidak berani menembakkan pistol mereka dalam kegelapan itu, takut mengenai teman sendiri. Kemudian dia memperhitungkan arah larinya. Untuk dapat mencapai tembok
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
benteng terdekat, dia harus lari ke arah beberapa bangunan terdekat dan melalui bangunan-bangunan itu dia menyelinap lari sambil bersembunyi sampai tiba di tembok benteng, naik dan melompat ke luar.


Alap Alap Laut Kidul Seri Ke 3 Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kini dia mengerahkan seluruh tenaganya, mencabut keris pusaka Nagawelang, kemudian bangkit berdiri dan setelah memperhatikan dengan seksama, diapun melompat ke dalam melalui jendela yang terbuka. Begitu dia tiba di dalam tanpa mengeluarkan suara, dia lalu mempergunakan Aji Bayu Sakti, tubuhnya melayang ke atas meja di depan panglima Kumpeni itu dan kerisnya menghunjam ke arah panglima itu.
Akan tetapi, di antara para opsir yang berteriak kaget itu, seorang pengawal pribadi panglima itu yang tadinya duduk di belakang sang panglima, sudah melompat pula ke atas meja menghadang serangan Aji.
"Wuuuutttt ...... capppp ...... !!" Tak dapat dihindarkan lagi, keris pusaka Kyai Nagawelang itu menancap ke dalam dada pengawal pribadi itu. Opsir Belanda yang masih muda itu terjengkang dari atas meja dan menimpa si panglima sehingga Aji tidak melihat kesempatan lagi untuk menyerang panglima itu. Selagi para opsir masih tercengang, dia sudah melompat ke atas, keris dan tangan kirinya bergerak dua kali. Terdengar ledakan dua kali dan dua buah lampu gantung itu pecah dan padam. Dia melompat lagi dan kembali terdengar ledakan dua kali ketika dua buah lampu yang lain pecah dan padam.
Ruangan itu menjadi gelap gulita seperti yang telah diperhitungkan!
Aji lalu bergerak ke arah pintu. Tiap kali bertabrakan dengan orang, dia lalu menampar atau kerisnya menusuk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika akhirnya dia tiba di pintu, dia telah merobohkan lima orang lagi dan dia lalu melompat keluar.
Para opsir yang kini menyadari bahwa ada musuh memasuki benteng, berteriak-teiak dan menghambur keluar tanpa berani melepaskan tembakan dari pistol yang sudah berada dalam tangan mereka karena khawatir salah sasaran.
Akan tetapi ketika tiba di luar bangunan itu mereka tidak melihat bayangan orang yang tadi mengamuk dalam ruangan.
Aji sudah berlari menuju ke tiga buah bangunan yang berada di samping. Dia dapat melewati bangunan pertama dan kedua dengan selamat, akan tetapi ketika tiba dibangunan ke tiga yang paling dekat dengan tembok benteng, tiba-tiba muncul tiga orang serdadu.
Tiga orang serdadu itu membentuk dan mengejarnya.
Karena khawatir kalau suara tiga orang itu akan memancing datangnya banyak serdadu, Aji cepat menerjang dan mendahului mereka, menyerang dengan tamparan tangan kiri dan tusukan keris pusaka di tangan kanannya. Dua orang roboh seketika dan orang ke tiga sempat menembakkan senapannya.
"Darrrr ...... !!" Peluru itu merobek baju Aji, akan tetapi ketika mengenai kulit dadanya, peluru itu meleset seolah mengenai kulit dari baja yang amat keras.
Sebelum di sempat menembak lagi, Aji sudah menyerangnya dengan tamparan tangan kirinya. serdadu itu roboh dan tak dapat bangkit lagi.
Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan dua kali. "Dar-dar
...... !!" Aji cepat memutar tubuhnya dan melihat dua orang serdadu yang berada di belakangnya dalam jarak empat meter, roboh disambar peluru pistol yang tadi ditembakkan. Dan penembaknya muncul.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau ...... ?" katanya dengan kagum karena ternyata di sana berdiri Karen Van De Vos dengan sebuah pistol yang masih berasap di tangannya.
"Cepat ...... lucuti pakaiannya dan pakai!" perintah Karen Van De Vos. Aji mengerti maksudnya. Dia menghampiri serdadu yang dia robohkan dengan tamparan di kepala, melucuti celana dan bajunya lalu memakaianya.
Pakaian itu tentu saja terlalu besar baginya, akan tetapi karena menutupi pakaiannya sendiri, maka dia kini berubah menjadi seorang serdadu Kumpeni, walaupun rambut kepalanya hitam dan kakinya tidak bersepatu. Namun dalam keremangan cuaca, takkan ada yang melihat pebedaan ini.
"Sekarang larilah, lewat sini ...... !" Karen berkata lagi.
Aji merasa terharu dan cepat dia merangkul dan mencium bibir gadis Belanda Indo yang batinnya ternyata berpihak kepada bangsa ibunya itu.
"Terima kasih, Karen ...... " bisiknya sambil melepaskan rangkulannya.
"Aku cinta padamu, Lindu Aji ...... " kata pula Karen.
Aji melompat dan lari ke arah tembok benteng yang tidak jauh lagi dari situ.
Terdengar tembakan gencar, Itu adalah tembakan para opsir yang sudah mengejar sampai ke situ. Dengan nekat Karen lalu melepaskan tembakan gencar dengan pistolnya. Melihat ada tembakan menyambut mereka, para opsir terkejut dan mengira bahwa musuh yang berhasil menyusup ke dalam benteng itu memiliki senjata api. Mereka berlindung dan karenanya pengejaran terhadap Aji terhalang. Mereka membalas dengan tembakan mereka ke arah dari mana datangnya tembakan pistol itu dan melihat sesosok bayangan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
roboh dan tembakan yang menyambut mereka itu berhenti.
Beberapa orang maju dengan hati-hati dan alangkah terkejut hati mereka ketika menmukan jenazah Karen Van De Vos yang menggeletak dengan sebatang pistol masih tergenggam erat di tangan kanannya! Karen tewas oleh peluru pistol para perwira yang melakukan pengejaran kepada Aji.
Sementara itu, dengan berpakaian seragam serdadu, Aji dapat lari ke tempat benteng tanpa dicurigai. Dalam kegelapan yang hanya disinari lampu yang temaram itu para serdadu lain yang berjalan ke arah tembok lalu naik ke atas benteng. Setelah Aji melompat dari atas tembok benteng ke luar, barulah mereka tahu bahwa orang yang disangkanya seorang rekan itu adalah seorang musuh. Apalagi ketika para perwira berlari-lari sambil berteriak-teriak. Mereka lalu menghujankan tembakan ke luar benteng. Akan tetapi karena cuaca di luar benteng amat gelapnya dan bayangan musuh itu tidak tampak sama sekali, tembakan mereka ngawur saja. Aji sudah berlari menjauhi tembok benteng dan menanggalkan pakaian serdadu yang dipakainya. Dia lalu kembali ke kubu pasukan Mataram.
Jatmika dan terutama Sulastri merasa girang bukan main menyambut kembalinya Aji. Kyai Adipati Purbaya juga merasa kagum mendengar Aji menceritakan pengalamannya yang telah berhasil membunuh beberapa perwira pasukan serdadu Kumpeni Belanda.
Serangan Lindu Aji yang tampaknya hanya
menghasilkan tewasnya beberapa orang perwira Kumpeni itu sesungguhnya lebih dari itu. Buktinya, beberapa hari kemudian Jan Pieters Zoon Coen meninggal dunia. Sangat boleh jadi jenderal besar pemimpin pasukan Kumpeni ini meninggal disebabkan kekagetan hebat ketika dia nyaris menjadi korban
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serangan aji. Pada saat itu memang kesehatannya agak terganggu. serangan mendadak Alap-alap Laut Kidul yang mengakibatkan pengawalnya tewas dan roboh menimpanya itu amat mengejutkan dan mengerikan hatinya. Mungkin saja dia meninggal karena kaget dan mempengaruhi jantungnya dan lemah. Akan tetapi pihak Kumpeni Belanda mengabarkan bahwa Jan Pieters Zoon Coen meninggal dunia karena penyakit kolera!
Pertempuran itu berlangsung dengan seru. Hampir setiap hari pasukan Mataram mencoba untuk membobolkan benteng-benteng pertahanan Kumpeni Belanda. Beberapa kali pasukan yang bersemangat dan berani itu menyerbu dan berusaha untuk memasuki benteng. Akan tetapi persenjataan Belanda jauh lebih baik dan lebih lengkap. Dalam penyerbuan ini banyak pendekar yang gugur secara menyedihkan.
Beberapa orang pahlawan yang gagah perkasa berhasil memasuki benteng, mengamuk dan membunuh banyak serdadu akan tetapi dia sendiri terjebak dan tidak dapat keluar. Setelah peluru mengenai tubuhnya, di antaranya peluru emas atau perak, baru dia roboh dan tewas.
Sampai sebulan lamanya pasukan Mataram mengepung benteng Kumpeni Belanda. Akan tetapi akhirnya musuh lain yang lebih kuat daripada pasukan Kumpeni menyerang mereka.
Musuh-musuh baru ini adalah penyakit kolera dan malaria, dan juga kelaparan karena kurangnya ransum. Penyerangan dan pemusnahan yang dilakukan Belanda sebelumnya, yang membakar banyak persediaan ransum, kini memperlihatkan hasilnya. Pasukan Mataram kekurangan makanan. Hal ini ditambah dengan amukan penyakit menular itu. Mulailah pasukan Mataram menjadi lemah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebetulnya pasukan serdadu Belanda sendiri sudah merasa panik dan ketakutan melihat pengepungan dan penyerangan yang gigih dan penuh semangat itu. Akan tetapi para penyelidik mereka akhirnya mengetahui keadaan pasukan Mataram yang kekurangan makanan dan yang terserang penyakit kolera dan malaria. Melihat keadaan ini, Kumpeni Belanda mengadakan penyerangan besar-besaran, mengerahkan segala kekuatan. Bahkan ada beberapa buah meriam yang menembakkan tinja dan kotoran lain ke arah kubu Mataram!
Penyerangan itu merupakan pukulan hebat bagi Mataram. Terpaksa mereka mundur dan setelah berunding dengan Adipati Puger dan Adipati Purbaya, Kyai Adipati Jumina lalu terpaksa menarik mundur pasukannya. Mereka menghentikan pengepungan dan penyerangan, lalu melakukan perjalanan ke timur, kembali ke Mataram. Penyerangan terhadap Kumpeni Belanda yang kedua kalinya inipun gagal.
Para panglima dan senopati tentu saja merasa takut kepada Sultan Agung atas kegagalan penyerangan yang kedua ini. Mereka khawatir kalau-kalau mereka akan dihukum berat seperti yang terjadi ketika penyerangan pertama gagal. Mereka semua minta pertimbangan dan nasihat Tumenggung Singoranu yang bukan saja menjadi kepercayaan yang dekat dengan Sultan Agung, melainkan lebih dari itu, Tumenggung Singaranu juga merupakan ayah mertua Sultan Agung karena puterinya menjadi selir raja itu. setelah mengadakan perundingan Tumenggung Singaranu membawa sisa pasukannya yang terdiri dari orang-orang yang tinggal di tanah perdikan miliknya sendiri, berangkat pulang lebih dulu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tumenggung Singaranu tidak langsung pergi
menghadap Sultan Agung, melainkan membawa pasukannya ke tanah perdikannya. Setibanya di rumah, dia lalu mengumpulkan isteri, selir-selir dan ank-anaknya untuk pergi menghadap Sultan Agung dan mintakan ampun atas kegagalannya dalam penyerbuan ke Batavia. Selain mengirim semua anggauta keluarga untuk menghadap dan memohon pengampunan kepada Sultan Agung, diapun mengirim semua senjata pusakanya ke istana sebagai tanda bahwa dia menakluk dan tidak berniat melawan atau menentang sang raja. Selain ini, juga puterinya yang menjadi selir Sultan Agung mintakan ampun untuk ayahnya.
Sultan Agung memang merasa kecewa dan marah sekali mendengar akan kegagalan pasukan Mataram dalam penyerangan yang kedua kalinya terhadap Kumpeni Belanda itu. Akan tetapi ketika selirnya mintakan ampun untuk Tumenggung Sinaranu, ditambah keluarga tumenggung yang sudah diangkat menjadi patih itu datang menghadap dan minta ampun dengan ratap tangis, melihat betapa semua pusaka sang tumenggung diserahkan kepadanya, menjadi terharu dan kemarahannya mencair. Dia mengampuni Tumenggung Singaranu, bahkan juga mengampuni para senopati lainnya.
Berbeda dengan akibat kekalahan pada penyerangan pertama, penyerangan kedua ini tidak mengakibatkan hukuman berat bagi para senopati yang gagal.
Para penasihat dan senopati membujuk Sultan agung agar menghentikan usahanya menyerang Batavia karena selain hal itu mendatangkan kerugian besar kepada Mataram, juga mereka mengatakan bahwa Belanda hanya ingin berdagang di Nusantara. Hati Sultan Agung menjadi agak lunak terhadap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Belanda dan selalu waspada menghadapi ulah dan sepak terjang Kumpeni. Hal ini terdengar oleh Kumpeni Belanda dan para pemimpin mereka menjadi girang dan gembira. Mereka bersikap bersahabat, bahkan mengirimkan banyak hadiah ke Mataram untuk menundukkan hati Sang Prabu.
Pemerintah Belanda memang pandai sekali. Kekeuatan angkatan perang mereka memang tidak berapa hebat, akan tetapi politik mereka amat licin bagaikan belut. Mereka pandai mengambil hati, pandai membawa diri sehingga banyak kadipaten yang dengan mudah jatuh ke dalam pengaruh bujukan mereka. Dengan cara halus dan tidak kentara mereka melebarkan sayap dan cengkeraman ke atas tanah Nusantara dengan dalih berdagang dan mensejahterakan rakyat yang masih terbelakang. Dengan sikap yang manis Belanda mempengaruhi rakyat sehingga rakyat menganggap mereka sebagai "tuan penolong" yang murah hati, yang membeli hasil bumi dan rempah-rempah dengan harga "tinggi". Para pemimpin bangsa Belanda mempergunakan segala cara untuk mencapai keinginan mereka, yaitu menguasai kepulauan Nusantara yang gemah ripah loh jinawi, dengan tanahnya yang kaya raya, bagaikan sorga dengan neraka kalau dibandingkan dengan tanah negara mereka sendiri.
Gusti Allah demikian mengasihi manusia sehingga berkahnya berlimpah-limpah. Demikian besar kasihNya sehingga manusia diciptakan hidup didunia dengan perlengkapan badan yang sempurna dan disertai pula hati akal pikiran sebagai alat yang paling canggih. Bukan hanya itu semua, namun disertai pula nafsu sebagai bahan bakarnya agar manusia dapat mempergunakan semua alat tubuhnya untuk dapat menikmati kehidupan di dunia ini. Tanpa adanya nafsu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maka kehidupan akan menjadi hampa dan semua perlengkapan tubuh tidak dapat bekerja dengan sempurna. Namun, iblis yang selalu mengintai dan sudah sejak semula bersumpah untuk menggoda manusia dan menyeret manusia ke dalam perbuatan dosa, justeru memanfaatkan kenikmatan hidup di dunia dengan membonceng pada nafsu manusia sendiri. Dengan demikian, maka keadaannya menjadi terbalik. Kalau semula manusia dengan jiwanya yang bersih menguasai nafsunya sendiri, menjadi nafsu yang menguasai manusia dan akibatnya, manusia selalu mengejar-ngejar kenikmatan dan kesenangan dunia, menjadi budak dari nafsunya sendiri. Inginnya hanya enak-enak dan yang menyenangkan untuk diri sendiri sehingga untuk mendapatkan yang diinginkan dan dikejarnya itu, manusia menjadi lupa diri dan mempergunakan segala cara.
Segala perbuatan jahat di dunia ini bersumber kepada nafsu ingin menyenangkan diri sendiri itulah.
Kebanyakan manusia menyadari akan kuatnya nafsu menguasai dirinya. Ada yang berusaha untuk menundukkan dan mengalahkan nafsunya sendiri. Namun kebanyakan usaha manusia itu tidak berhasil. Mengapa demikian" Karena yang berusaha mengalahkan nafsu adalah hati akal pikiran padahal di dalam hati akal pikiran itulah sang nafsu bersarang. Di situlah iblis berkuasa. Semua usaha dari pikiran untuk mengalahkan nafsu itu berarti mengalahkan diri sendiri dan usaha itupun bersumber dari nafsu itu sendiri! Lalu bagaimana"
Siapa yang dapat menundukkan nafsu sehingga nafsu kembali ke tempatnya semula, yaitu menjadi peserta, menjadi alat dan menjadi pembantu yang setia, tidak lagi menjadi majikan yang menyeret manusia ke dalam dosa"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jawabannya hanya satu. Yang dapat mengalahkan dan menundukkan nafsu hanyalah Gusti Allah, Sang Maha Pencipta sendiri. Karena itu, manusia hanya dapat berserah diri sepenuhnya kepada Gusti Allah, membuka diri sendiri secara total, sabar ikhlas tawakal sehingga kekuasaanNya yang akan bekerja, membersihkan segala kotoran yang menodai jiwa.
Kekuasaan Gusti Allah Yang Maha Suci yang akan mampu mengatur sehingga jiwa menjadi bersih kembali, menguasai nafsu yang kembali menjadi peserta atau pembantu yang baik.
Yang tidak mungkin bagi manusia, amatlah mungkin bagi Gusti Allah dan kekuasaanNya yang mutlak.
*** Setelah perang selesai dan pasukan Mataram dengan membawa kegagalan, Parmadi dan isterinya Muryani kembali ke Pasuruhan. Sutejo dan isterinya Retno Susilo tidak kembali ke Gunung Kawi, melainkan langsung saja pergi merantau ke Blambangan untuk mencari putera mereka, Bagus Sajiwo, yang menurut keterangan Kyai Sidhi Kawasa diculik oleh Wiku Menak Koncar datuk Blambangan.
Limdu Aji, Jatmika dan Sulastri pergi ke Dermayu. Dua orang pemuda itu memenuhi permintaan Sulastri untuk ikut dengannya pergi ke Dermayu karena memang keduanya mempunyai kepentingan masing-masing. Sulastri mengajak Aji ke Dermayu untuk mempertemukan pemuda itu dengan Neneng Salmah. Jatmika pergi ke Dermayu hendak melihat perkembangan dan kenyataan apakah ada kesempatan baginya untuk meminang Sulastri. SedangkanLindu Aji ikut dengan hati bimbang karena dia masih menjadi bingung melihat kenyataan bahwa di antara mereka terdapat cinta segi empat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang membingungkan. Dia ingin membereskan keadaan yang kacau ini dengan jalan mengundurkan diri dan mengalah seperti yang telah dia putuskan dalam lamunannya malam itu.
Juga dia hendak memberi ketegasan kepada Neneng Salmah agar gadis waranggana yang baik hati itu tidak lagi mengharapkan dia dan menjadi tersia-sia hidupnya kelak.
Ki Subali dan isterinya mnyambut pulangnya Sulastri dengan gembira sekali. Demikian pula Neneng Salmah, bahkan gadis ini semakin berbahagia melihat Lindu Aji juga datang bersama Sulastri dan Jatmika.
Setelah mereka semua beramah tamah bersama Ki Subali dan Ki Salmun ayah Neneng Salmah, Lindu Aji mempergunakan kesempatan itu untuk berpamit. "Sekarang semua tugas telah selesai dilakukan dan saya mohon pamit dari andika semua, untuk meninggalkan Dermayu."
"Mas Aji ...... !" Seru Sulastri sambil memandang ke arah Neneng Salmah, "Engkau hendak pergi" Ke mana?"
"Kembali ke dusunku, ke rumah ibuku di dusun Gampingan dekat pantai Laut Kidul."
Terdengar isak tangis dan semua orang menengok.
Neneng Salmah berlari keluar dari pintu samping yang menuju ke kebun. Melihat ini, Sulastri mengerutkan alisnya dan berkata kepada Aji.
"Mas Aji ...... tidak kasihankah engkau kepadanya ......
!" Dengan pandang matanya Sulastri seolah menyuruh Aji untuk pergi mencari Neneng Salmah. Aji maklum bahwa bagaimanapun juga dia harus memberi penjelasan kepada Neneng Salmah agar gadis itu dapat memaklumi perasaannya bahwa mereka tidak dapat berjodoh. Memang dia sudah dapat menduga sejak dulu bahwa kenyataan yang hendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
disampaikan kepada Neneng Salmah ini tentu akan menghancurkan hati gadis itu. Akan tetapi apa boleh buat, hal itu demi kebaikan mereka semua. Maka diapun bangkit berdiri, minta maaf kepada Ki Subali lalu melangkah keluar dari pintu samping untuk mengejar Neneng salmah.
Aji mendapatkan Neneng Salmah sedang duduk di atas sebuah bangku di bawah pohon sawo dan menangis seorang diri. Dia lalu menghampiri dan setelah tiba di depan gadis yang menangis sambil menutupi muka dengan kedua tangannya itu, dia berkata lirih.
"Neneng ...... "
Gadis itu menurunkan kedua tangannya dan
memandang kepda Aji denagn muka basah air mata.
"Neneng, aku akan pergi dan janganlah engkau menangis."
Seperti juga dulu, gadis itu lalu menjatuhkan diri berlutut di depan pemuda itu. " ...... bawalah saya ...... bawalah saya, saya ikut andika, biarlah sya menjadi budak, menjadi hamba ...... menjadi pelayan ...... "
"Hussss ...... Neneng, jangan begitu. Bangkit dan duduklah, mari kita bicara baik-baik." Aji memegang kedua pundak gadis itu, membantunya bangkit dan disuruhnya gadis itu duduk kembali ke atas bangku. "Hentikan tangismu dan marilah kita bicara sejujurnya dan melihat kenyataan, betapapun pahitnya kenyataan itu, Neneng."
Neneng Salmah menyadari keadaannya yang hanyut oleh perasaan sedih, maka ia cepat menghapus ait matanya dan memandang pemuda itu dengan mata kemerahan.
"Neneng, engkau tentu menyadari bahwa perjodohan itu hanya akan sempurna kalau dilakukan oleh dua orang yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
saling mencinta, bukan?" kata Aji dengan suara yang tenang namun tegas dan berwibawa.
Neneng salmah mengangguk sambil memandang wajah Aji, sinar matanya penuh harapan.
"nah, marilah kita melihat kenyataan. Aku percaya sepenuhnya bahwa engkau mencintaku dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi engkau juga harus tahu bahwa aku amat suka dan kagum padamu, akan tetapi tidak mencintamu, neneng. Sebelum berjumpa denganmu, aku telah mencinta seorang wanita lain. Apakah engkau yang sebijaksana ini menghendaki agar aku mengkhianati cintaku kepada wanita itu?"
Biarpun tanpa suara, air mata menetes-netes turun dari kedua mata Neneng salmah ke atas pipinya. Ia memang seorang gadis yang bijaksana dan ia mengerti bahwa cintanya bertepuk tangan sebelah. Ia tidak dapat menyalahkan Lindu Aji. Ia menguatkan hatinya dan berkata lirih dan parau.
"Apakah ...... apakah ...... gadis itu ...... Sulastri ...... ?"
Aji mengerutkan alisnya. Tidak perlu dia
memperpanjang pembicaraan mengenai itu. "Sudahlah, tidak perlu kita membicarakan orang lain. Yang jelas aku hendak menanamkan keyakinan dalam hatimu bahwa kita tidak dapat berjodoh, Neneng. Kalau engkau suka, biarlah aku kau anggap sebagai seorang kakakmu yang selalu siap untuk melindungimu. Engkau adalah seorang adik bagiku, Neneng, dan aku sayang kamu sebagai seorang kakak menyayang adiknya."
Neneng Salmah menjerit kecil dan bangkit menubruk Aji. Pemuda itu merangkulnya dan neneng menangis di dada Aji, terisak-isak. Air matanya membasahi baju pemuda itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang menembus ke kulit dadanya. Aji membiarkannya menangis karena itulah yang terbaik untuk pelampiasan perasaannya.
Setelah tangisnya mereda, Neneng Salmah melepaskan diri dan melangkah mundur, memandang kepada pemuda itu dengan matanya yang menjadi sembab oleh tangis, lalu terdengar ucapannya bernada haru.
"Terima kasih, Akang Lindu Aji. Biarlah aku menyebutmu akang. Aku sungguh merasa terhormat dan berbahagia sekali bahwa engkau suka menganggap aku sebagai adik angkat."
Aji tersenyum. Bijaksana gadis ini, membuktikan bahwa cinta kasih dalam hati gadis ini terhadap dirinya amat murni, bukan sekedar cinta kasih berahi.
"Akupun merasa terhormat
dan bahagia mempunyai seorang
adik seperti engkau,
neneng. Semoga hidupmu kelak berbahagia, adikku!" Aji
mengusap rambut
kepala neneng. "Sekarang biarlah
aku berpamit dari
yang lain."
Pada saat itu muncul Sulastri dari dalam rumah. Neneng Salmah cepat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyongsongnya dan melihat Neneng tersenyum gembira walaupun kedua matanya sembab, Sulastri cepat berbisik,
"Bagaimana, Neng?"
Neneng Salmah sudah tahu apa yang dimaksudkan Sulastri. "Sudah beres, Lastri. Akang Lindu Aji sekarang menjadi kakak angkatku dan aku berbahagia sekali!" Setelah berkata demikain, Neneng setengah berlari meninggalkan gadis itu yang berdiri tertegun. Ia melihat Aji melangkah datang.
Agaknya pemuda itu hendak kembali ke dalam rumah.
"Mas Aji ...... !" Lastri memanggil. Aji berhenti melangkah dan memutar tubuh menghadapi Sulastri. Sepasang alisnya berkerut dan dengan semua kekuatan batinnya dia menahan gejolak hatinya.
"Mas Aji benarkah engkau hendak pergi" Bagaimana dengan Neneng?"
"Bagaimana dengan dia" Mengapa" Ia kini menjadi adik angkatku, Lastri, dan kami berbahagia sekali. Aku memang hendak pulang ke tempat tinggal ibuku dan aku berpamit padamu."
"Akan tetapi, Mas Aji ...... engkau benar hendak pergi meninggalkan aku ......"
"Ya, Lastri. aku akan pulang ke dusunku."
"Akan tetapi ...... bagaimana dengan aku ...... aku akan merasa kesepian dan kehilangan."
"Lastri, di sana ada Kakangmas Jatmika menunggumu.
Dia adalah seorang ksatria yang hebat, seorang laki-laki jantan berjiwa pahlawan yang patut dihormati dan dia mencintaimu.
Semoga engkau hidup berbahagia bersamanya, Lastri." Setelah berkata demikian, bergegas Lindu Aji meninggalkannya menuju kembali ke rumah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mas Aji ...... !" Sulastri berseru lirih, akan tetapi pemuda itu sudah memasuki rumah untuk berpamit kepada Ki Subali dan yang lain-lain. Setelah tiba di ruangan di mana semua orang berkumpul dan di situ sudah duduk pula neneng salmah yang kedua matanya masih sembab namun wajahnya tampak cerah, Aji memandang kepada Jatmika.
"Kakangmas Jatmika, andika ditunggu Sulastri di kebun."
Mendengar ini, Jatmika mengangguk dan pemuda ini lalu bergegas pergi ke kebun. Lindu Aji tidak ingin tinggal lebih lama di situ yang membuat hatinya semakin lama semakin resah. Maka dia menggunakan kesempatan selagi Sulastri belum kembali, dia berpamit kepada Ki Subali dan Nyi Subali, Ki Salmun, dan Neneng Salmah.
Sementara itu, Jatmika berpapasan dengan Sulastri yang melangkah perlahan menuju ke rumah. Ia mencinta Aji, akan tetapi ia mau mengalah kepada Neneng Salmah, rela memberi kesempatan kepada Neneng Salmah agar menjadi isteri Aji. Akan tetapi kenyataannya, Neneng Salmah kini menjadi adik angkat Aji. Dan Aji agaknya tidak membalas cintanya, malah mengingatkan ia bahwa Jatmika amat mencintanya dan Aji mengharapkan agar ia menjadi isteri Jatmika! Padahal ia dapat merasakan dalam hatinya ketika mata yang sayu dari Aji itu memandangnya, ketika Aji berkata-kata dengan suara menggetar penuh kedukaan, bahwa Aji menderita batin. Ia pun dapat merasakan bahwa Neneng diaku sebagai adik angkat Aji, namun di lubuk hatinya Neneng juga merasa kecewa karena gadis itu mencinta Aji sebagai seorang wanita mencinta seorang pria.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika berpapasan dengan Sulastri yang wajahnya tampak pucat, Jatmika cepat memanggil. "Nimas Sulastri ......
!" Sulastri berhenti dan memandang pemuda itu. "Kakang Jatmika, engkau hendak ke manakah?"
"Aku sengaja menemuimu, Lastri. Sebetulnya, aku hendak mempergunakan kesempatan ini untuk ......
meminangmu kepada ayah ibumu. Akan tetapi aku ingin mendengar dulu pendapat dan persetujuanmu."
Sulastri mengerutkan alisnya dan ia menghela napas panjang beberapa kali, menatap wajah pemuda itu, lalu menundukkan mukanya dan menggeleng kepala perlahan.
Jatmika khawatir sekali melihat sikap gadis itu. "Akan tetapi, nimas, aku cinta padamu. Engkau tahu benar bahwa aku amat mencintamu."
Sulastri mengangkat muka dan memandang pemuda itu dengan sinar mata layu. "Aku tahu, kakang. Aku amat suka dan kagum kepadamu. Akan tetapi tentang cinta ...... lama sebelum aku berkenalan denganmu, aku telah jatuh cinta kepada seorang pria dan aku tidak dapat memindahkan cintaku."
Wajah Jatmika menjadi pucat. " ...... ahh ...... dia ......
Dimas Aji?"
"Tidak perlu kita bicara tentang itu, kakang.
Pendeknya, aku suka kepadamu akan tetapi aku tidak mencintamu seperti cintamu kepadaku." Sulastri ingat akan keadaan Neneng Salmah dan disambungnya cepat. "Kita tidak mungkin berjodoh sebagai suami isteri, kakang, akan tetapi aku, akan merasa bersukur sekali kalau kita yang sebetulnya sudah menjadi saudara seperguruan ini lebih memperkuat tali pesaudaraan antara kita. Aku ingin kau anggap sebagai adikmu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sendiri, kakang. Maukah engkau menjadi kakakku, kakak angkat seperti seorang kakak kandungku?"
Jatmika merasa tubuhnya lemas seolah semua otot bayunya dilolos dari tubuhnya. Dengan suara gemetar dan muka pucat dia berkata. "Duh Gusti ...... ah. maafkan kelemahanku, Lastri. Tak pernah kusangka begini nyeri rasanya orang putus cinta ...... ! Baiklah, Lastri, adikku, aku rela ...... semoga engkau akan hidup bahagia dengan pilihan hatimu. Selamat tinggal, Lastri ...... !" Jatmika lalu melompat pergi dari situ tanpa pamit kepada yang lain. Setelah menghadapi kenyataan bahwa Sulastri tidak membalas cintanya, dia merasa pening dan khawatir kalau dia berpamit dari yang lain, dia akan tidak dapat menahan kedukaan hatinya.
Sulastri berdiri diam sejenak memandang ke arah perginya Jatmika, lalu menghela napas panjang. "Aduh kasihan sekali, Kakang Jatmika ...... " Ia terisak sebentar lalu menyusut air matanya dan kembali ke dalam rumah.
Tidak ada yang kekal di dunia ini. Kesenangan yang bagaimanapun, atau kesusahan yang bagaimanapun, hanya semu dan sementara saja! Susah senang merupakan keseimbangan yang tak terpisahkan, silih berganti mengisi kehidupan manusia di dunia. Kalau si aku masih bercokol, si nafsu masuk berulah, maka selama itu pula kita akan teromang ambing diantara suka dan duka. Kebahagiaan abadi hanya ada apabila manusia kembali kepada sumbernya, kepada penciptanya, kepada Gusti Allah Yang Maha Kasih, Yang Maha Sempurna. Menyerahkan diri sebulatnya, secara total kepada kekuasaanNya, di samping mengerjakan seluruh anggauta tubuh sesuai dengan kehendakNya dalam bentuk ikhtiar mencukupi kebutuhan hidup secara halal dan sehat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau sudah begitu, kita akan mampu menerima segala apapun yang terjadi kepada diri kita, baik dipandang mata jasmani sebagai kesenangan ataupun kesusahan, manis atau pahit, dengan hati penuh rasa syukur kepada Gusti Allah, waspada bahwa semua itu sudah sesuai dengan rencana dan kehendakNya dan apapun yang terjadi merupakan berkahNya sehingga kita patut bersyukur. Dalam sakit atau sehat, rugi atau untung, susah atau senang, kita akan waspada dan dapat melihat bahwa semua itu membuktikan adanya Kekuasaan dan Keadilan Gusti Allah.
Sampai sekian saja kisah ini, semoga ada manfaatnya bagi para pembaca. Kalau pembaca ingin mengetahui bagaimana nasib selanjutnya dari Lindu Aji, Sulastri, Jatmika, Neneng Salmah, Parmadi, Muryani, Sutejo, Retno Susilo dan tokoh lawan mereka yang berhasil lolos seperti Nyi Maya Dewi dan yang lain-lain, silahkan baca kisah "Bagus Sajiwo"
yang merupakan lanjutan kisah Alap-alap Laut Kidul ini.
Sampai jumpa di lain cerita.
T A M A T Solo, akhir Agustus 1990.
Document Outline
Seri ke 3 Pecut Sakti Bajrakirana
JILID VI JILID VII JILID VIII JILID IX JILID X JILID XI JILID XII JILID XIII JILID XIV JILID XV JILID XVI JILID XVII JILID XVIII JILID XIX JILID XX JILID XXI JILID XXII JILID XXIII JILID XXIV JILID XXV JILID XXVI JILID XXVII JILID XXVIII JILID XXIX Persekutuan Pedang Sakti 4 Sarang Perjudian Karya Gu Long Hati Budha Tangan Berbisa 13

Cari Blog Ini