Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 14
mari, ayah. Betulkah itu"'*
Pendekar Gurun Neraka tiba tiba gelap mukanya. "Memang
betul Hong-ji Tapi dia telah pergi. Pedang Medali Naga ada di
tangannya!"
"Hm, dan dia membawa kemarahannya, ayah?"
"Begitu yang kulihat. Kau pernah bertemu dengannya?"
"Ya, beberapa waktu yang lalu Di luar kota raja."
Pendekar Gurun Neraka tertegun. "Dan kau belum
menceritakannya kepadaku, Hong ji?"
"Waktu kita sempit, ayah. Biar besok saja setelah urusan
pemakaman kong-kong selesai."
Pendekar Gurun Neraka menarik napas. Dia jadi berdebar
teringat akan anak itu. Bu-beng Siauw-cut atau Kun Houw
atau Ceng Liong yang asli. Tapi maklum bahwa Sin Hong
memang belum ada waktu untuk bicara banyak karena
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kematian Ciok-thouw T aihiap yang tiba-tiba maka pendekar ini
pun mengangguk dan nenggerakkan tangannya.
"Baiklah, kita bicara setelah semuanya selesai, Hong-ji.
Sekarang mari kita kembali dan menjaga di tempatnya
masingmasing. Awas, hati-hati terhadap musuh yang
menyelinap!" dan Pendekar Garun Neraka yang sudah masuk
ke dalam menjaga peti mati lalu disusul Sin Hong yang
melompat ke belakang sementara Naga Bongkok menjaga di
samping rumah, agak di pinggang gunung. Dan begitu semua
orang kembali pada tempatnya masingmasing maka
ketenangan suasana pulih kembali seperti semula.
(Oo-dwkz-oO) Malam itu tak terjadi sesuatu. Dua peti tetap berjajar
dengan tenang, masih menerima tamu tamu yang datang dan
semakin membanjir memenuhi ruangan di mana jenazah Ciokthouw Taihiap dan Cui Ang terbaring. Dan ketika keesokan
harinya upacara akan dimulai dan markas besar Beng-san-pai
penuh sesak oleh ratusan orang yang siap mengantar dua peti
jenazah tiba-tiba serombongan orang muncul mengejutkan
mereka. Rombongan itu terdiri dari sepasukan kerajaan, datang
berkuda dipimpin dua orang gadis cantik yang berpakaian biru
dan hijau. Sepasang gadis kembar yang tiba-tiba menarik
perhatian semua mata karena kecantikan dan kemiripannya.
Dan begitu mereka tiba di luar markas dan rombongan ini
melompat turun dari atas kudanya tiba-tiba seorang di
antranya yang berpakaian panglima mengibarkan bendera dan
membungkuk hormat, menghadap Pendekar Gurun Neraka
dan keluarganya yang datang menyambut.
"Pendekar Gurun Neraka, kami dari istana diutus oleh sri
baginda untuk menyampaikan bela-sungkawa atas kematian
Ciokthouw Taihiap Souw Ki Beng. Semoga kedatangan kami
tidak mengejutkan keluargamu karena memang kami tidak
diundang!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Gurun Neraka terkejut. Dia me lihat orang sudah
mengeluarkan bunga, kembang sebagai tanda bela-sungkawa
yang dihias membentuk hati, besar dan warna-warni setinggi
dua meter! Dan Pendekar Gurun Neraka yang terkejut dan
terpana oleh rombongan dari istana ini tiba-tiba tertegun dan
tak segera melangkah malu. Dia terbelalak, heran dan kaget
oleh utusan sri baginda itu, tak menyangka sama sekali. Dan
sementara dia bengong oleh semuanya ini tiba-tiba sepasang
gadis kembar yang cantik dan berdiri di sebelah kiri panglima
itu bertanya nyaring,
"Pendekar Gurun Neraka, apakah kami tak dapat kau
terima hingga harus kembali melaporkannya kepada sri
baginda?" Pendekar Gurun Neraka terkejut. Dia mendengar nada yang
menyembunyikan ancaman di balik seruan nyaring itu. Katakata yang membawa nama kaisar! Dan Pendekar Gurun
Neraka yang cepat menindas guncangan hatinya ini segera
maju dan membalas hormat panglima itu, memberi isyarat
agar Bi Lan menerima kembang.
"Ciangkun, maafkan kami. Kami memang terkejut atas
kedatangan kalian. Tak menyangka sama sekali bahwa sri
baginda menaruh perhatian demikian besar kepada kami yang
jauh dari kota raja! Maaf... maaf..!' dan Pendekar Gurun
Neraka yang terpaksa menyambut tamu dengan sikap sebaik
mungkin karena hendak menyatakan be!a-sungkawa lalu
mengharap panglima itu menyerahkan kembang pada
puterinya. Tapi mengejutkan sekali. Panglima ini mengerutkan
keningnya, dan tidak puas memandang tuan rumah dia
berkata, "Pendekar Gurun Neraka, sri baginda menghendaki
persembahan ini kau terima dengan tangan sendiri. Tidak
pantaskah persembahan kami hingga orang lain yang harus
kau suruh untuk menerimanya?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Gurun Neraka terbelalak. "Dia puteriku sendiri,
ciangkun. Bukan orang lain."
"Benar tapi betapa pun sri baginda kurang hormat bila
bukan tanganmu sendiri yang menerima. Pendekar Gurun
Neraka. Ataukah kedudukan sri baginda kurang tinggi
bagimu.?" Pendekar Gurun Neraka tertegun. Dia memang menyuruh
Bi Lan betapapun juga dia merasa enggan menerima karangan
bunga itu. Ucapan bela-sungkawa dari Pangeran Fu Chai.
musuh dari kerajaan Yueh yang memimpin orang-orang Hohan-hwe! Dan Pendekar Gurun Neraka yang tertegun oleh
desakan ini tiba-tiba melihat Bi Lan mclompat maju.
"Orang-orang tengik, kenapa kalian banyak tingkah di
tempat ini" Bukankah tak perlu ayah menerima sendiri bila
mempunyai wakil" Aku Bi Lan juga cukup berharga untuk
menerima persembahan kaisar. Tak perlu cerewet!" dan Bi Lan
yang langsung menyambar karangan bunga itu dengan kasar
tiba-tiba sudah merebutnya dengan cepat dan berapi-api.
Tapi gadis baju biru tiba-tiba membentak. Dia berkelebat
dan langsung menyambar bunga di tangan Bi Lan, yang saat
itu baru menginjakkan kaki di atas tanah. Dan Bi Lan yang
terbelalak oleh gerakan gadis baju biru yang amat cepat ini
tiba-tiba menangkis dan miringkan tubuhnya, melindungi
bunga. "Plak!"
Bi Lan terkejut. Dia tergelar dan terdorong mundur, merasa
sinkang lawan kuat sekali dan agaknya seimbang. T api belum
dia membalas tahu-tahu kaki gadis baju biru itu telah
menendang lengan kirinya yang membawa bunga hingga
mencelat terlempar, kembali ke tangan si panglima yang
terkejut melihat gebrakan cepat itu.
"Kwik-ciangkun, terima...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima ini menyambar. Dia sudah menerima kembali
karangan bunganya itu, tertawa dan tersenyum lebar. Dan Bi
Lan yang marah oleh serangan lawan tiba-tiba melengking
dan menggerakkan tangannya menampar. "Siluman betina,
kau tak tahu malu...!"
Tapi Gadis baju biru menangkis. Dia menjengekkan hidung
melihat balasan Bi Lan, maka begitu mengerahkan sinkang
iapun sudah mengadu lengan dengan Bi Lan.
"Dukk!" dan kedua-duanya kini terdorong mundur Baik Bi
Lan maupun lawannya sama-sama terbelalak, masing-masing
melotot dan tampaknya marah. Tapi Pendekar Gurun Neraka
yang mengebutkan lengannya sudah maju ke tengah memisah
mereka. "Lan-ji, minggir...!"
Gadis baju biru mencoba bertahan. Dan menentang arus
tenaga Pei.dekar Gurun Neraka, yang lembut tapi dahsyat
mendorongnya. Dan ketika ia tak mampu bertahan dan
Pendekar Gurun Neraka tersenyum kepadanya mendadak
gadis ini terhuyung dan hampir terjengkang roboh!
"Pendekar Gurun Neraka, kau mau membantu puterimu?"
Pendekar ini menghela napas. "Aku tak membantu siapasiapa, nona. Justeru menegur puteriku sendiri yang kurang
menghormat tamu. Maaf, siapa kau?"
Gadis baju hijau berkelebat maju. "Kami kakak beradik Kui
Hoa dan Kui Lin, Pendekar Gurun Neraka. Kami pengawal
istana di bagian kaputren!"
'Oh, dan guru kalian?"
"Kami orang she Ok. Ayah atau guru kami adalah Ok Kui
Lun!" Pendekar Gurun Neraka terkejut. Seketika senyumnya
lenyap, terganti kerut yang dalam di keningnya. Dan belum
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia mengeluarkan suara tiba-tiba gadis baju hijau yang bukan
lain Kui Hoa adanya berseru nyaring, "Bagaimana, Pendekar
Gurun Neraka" Tak dapatkah kau menerima permintaan Kwik
ciangkun?"
Ceng Bi yang melompat. "Biar aku yang menerimanya,
Yapkoko!" Tapi Kui Hoa menghadang. "Tidak. Kami hanya mengharap
persembahan sri baginda diterima Pendekar Gurun Neraka,
hujin. Atau kami kembali dan melapor penolakan ini pada sri
baginda!" Ceng Bi melotot. Dia tahu kesukaran suaminya. Tapi
Pendekar Gurun Neraka yang tak mau ribut-ribut dalam awal
upacara tiba-tiba me langkah maju dan berkata, "Baiklah, aku
menerimanya nona. Tapi kuharap tak ada hal-hal yang
tersembunyi di balik pernyataan bela-sungkawa ini," dan
Pendekar Gurun Neraka yang sudah menyambar bunga di
tangan Kwik ciangkun tiba-tiba melemparkannya pada Bi Lan.
"Lan-ji, terima...!"
Bi Lan menangkap. Sekarang tak ada persoalan lain
diantara mereka, tapi Kui Hoa yang mengeluarkar sebuah "hu"
(surat jimat) dari istana tiba-tiba menuding seseorang.
"Pendekar Gurun Neraka, benarkah orang itu Fan-cungkun
adanya?" Pendekar ini terketat. "Benar. Ada pada, nona?"
"Kami hendak menangkapnya, Pendekar Gurun Neraka.
Setelah menghormat selesainya pemakaman mertuamu!"
"Ah!" Pendekar Gurun Neraka terbelalak. "Apa alasanmu
menangkap Fan-ciangkun, nona?"
"Karena sri baginda mendengar dia memimpin kaum
pemberontak, Pendekar Gurun Neraka. Dan sebagai bukti dan
semuanya ini kau bacalah surat sri baginda!" Kwi Hoa
melempar "hu" atau surat jimat itu, dan Pendekar Gurun
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Neraka yang menerimanya dengan tangan gemetar tiba-tiba
merah mukanya dan marah.
"Nona, apa sebenarnya maksud kedatanganmu ini" Hendak
menyatakan bela-sungkawa atau membuat keributan?"
"Aku mewakili sri baginda untuk menyatakan belasungkawa, Pendekar Gurun Neraka. T api melihat seorang
pemberontak di sini terpaksa aku minta tolong padamu untuk
menangkap orang yarg kumaksudkan itu!'
Pendekar ini menggigil. Sekarang dia tahu apa kiranya yang
tersembunyi di balik kedatangan orang-orang istana ini.
Maklum bahwa kesempatan itu sengaja dipergunakan musuh
untuk menyulitkan keadaannya. Tentu segera disusul lagi
dengan "keinginan-keinginan" lain, yang menyudutkan dia dan
semakin mendesaknya dalam posisi yang buruk! Dan
sementara dia menahan marah dan terbelalak gusar tiba-tiba
gadis baju hijau itu sudah mengangkat lengannya, memberi
isyarat pada panglima di sebelah, "Kwik-ciang-kun, tolong kau
keluarkan pula surat-surat sri baginda untuk mencari
pemberontak-pemberontak lain yang mungkin ada di sini.
Sebutkan namanya!"
Panglima Kwik mengangguk. Dia sudah mengeluarkan
sebuah daftar isian yang panjangnya dua kaki. Dan membuka
gulungan kertas ini di hadapan Pendekar Gurun Neraka dia
berkata, "Pendekar Gurun Neraka, maafkan kami bila ada
sesuatu yang tidak berkenan di hatimu. Sri baginda percaya
bahwa kau adalah sahabat, terbukti dari karangan bunga yang
sudah kau terima baikbaik. Dan karena Ok-siocia menyuruh
untuk membacakan surat ini biarlah kita sama dengar siapa
saja nama-nama pemberontak yang dikehendaki baginda!"
Lalu melirik ke sana ke mari dengan pongah panglima ini
mulai membaca, "Pertama," dia ber seru nyaring, "adalah Fanciangkun yang tidak berbakti lagi kepada negara! Ke dua, Bu
Wi Hosiang dari Bu-tong-pai. Ke tiga, Thian Kong Cinjin dari
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kong-thong-pai dan ke empat serta ke lima adalah Yap Sin
Hong serta Yap Bi Lan!"
Semua orang kaget bukan main. Itulah penyebutan namanama tokoh Ho-han-hwe, terutama Fan-ciangkun dan Bu Wi
Hosiang serta Thian Kong Cinjin! Sedang B i Lan dan Sin Hong
yarg terbelalak mendengar nama mereka disebut-sebut
mendadak melompat maju dengan sikap marah.
"Orang she Kwik, atas datar tuduhan apa nama kami
disebutsebut dalam daftar pemberontak?"
Panglima itu tersenyum mengejek. "Untukmu karena
peristiwa di kota Y e-kiang, nona. Bahwa kau telah membunuh
komandan Lao dan beberapa orang anak buahnya untuk
urusan keluarga Yu! Sedang kau...." dia menuding Sin Hong.
"Silahkan tanya pada Ok siocia untuk peristiwa di kota raja!"
Sin Hong me lotot. Dia me lihat gadis baju biru yang bukan
lain Kui Lin adanya berkelebat maju, langsung berhadapan
dan membuat dia terkejut. Dan begitu mereka sudah beradu
pandang dan masing-masing saling berhadapan maka Sin
Hong mendengar seruan nyaring gadis itu, "Y ap Sin Hong, kau
telah mengacau di istana beberapa waktu yang lalu. Kau
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membuat onar dan menculik seseorang di kaputren! Tidak
mengakukah kau"'
"Bohong'" Sin Horg terkejut. "Aku tidak pernah ke istana
dan menculik di kaputren, nona. Itu fitnah dan bohong
belaka!" "Tapi seseorang menjadi saksi di sini, Yap Sin Hong. Dan
orang itu adalah orang yang justeru kau culik!"
Sin Hong marah. "Mana dia?"
"Aku!" Kui Hoa tiba-tiba berkata nyaring, melompat maju
dan berdiri di sebelah kanan adiknya. Dan Sin Hong yang
tertegun melihat gadis ini tiba-tiba terhenyak dan menggigil
pucat. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, kau tak tahu berterima kasih dan justeru sekarang
hendak memfitnah aku" Bukankah kau..."
"Ya, aku yang kau culik itu, Sin Hong!" Kui Hon memotong.
"Dan sebagai saksi masih ada seseorang yang ingin kupanggil.
Lihat..!" dan Kui Hoa yang bersuit nyaring dengan bibir
melancip tahu-tahu membuat semua orang terkejut ketika dari
bawah muncul sebuah bayangan merah yang tertawa
bergelak. "Kui Hoa, kau memanggil aku?"
Semua mata terbelalak. Mereka melihat bayangan itu
mendaki dengan luar biasa cepat, kakinya tak menotol tanah
dan seolah terbang mendekati puncak. Dan begitu tiba di atas
dan semua orang melihat jelas mendadak teriakan kaget
terdengar di sana-sini. "So-beng...!"
Pendekar Gurun Neraka terkejut. Dia melihat bahwa betul
Iblis Penagih Jiwa itu yang datang. Muncul dan amat berani
sekali mendatangi markas Beng san-pai! Dan Pek Hong yang
teringat kematian gurunya di tangan iblis ini mendadak
berseru keras menerjang ke depan, langsung membacokkan
pedang ke leher lawannya itu.
"So-beng, kau pembunuh keji. Bayar hutang guruku...
sing!" dan pedang Pek Hong yang sudah bertubi-tubi
membacok dan menusuk tiba-tiba ditampar Iblis Penagih Jiwa
ini. "Pletak!"
Pek Hong menjerit. Ia melihat pedangnya patah,
mendengar iblis itu tertawa dan mengejeki kepadanya. Tapi
Pek Hong yang kalap dan tak memperdulikan semuanya lalu
kembali menerjang dengan pedang yang buntung. Bertubi-tubi
menusuk dan melancarkan serangan. Tapi ketika lawan
menangkis dan kali ini pedang buntung di tangan Pek Hong
mencelat terlempar barulah Pendekar Gurun Neraka
berkelebat maju menahan isterinya itu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hong moi, tahan...."
So-beng tertawa pendek. Dua jago itu kini berhadapan.
Pendekar Gurun Neraka dengan alis terangkat sedang So-beng
dengan sikap acuh tak acuh sama sekali tak menghiraukan
ratusan mata yang terbelalak memandangnya. Tak dapat
menembus topeng merah di balik wajah iblis pembunuh ini .
Dan Pendekar Gurun Neraka yang pertama kalinya baru
berhadapan langsung dengan Iblis Penagih Jiwa ini tiba-tiba
tergetar dan kaget melihat sinar mata orang yang luar biasa
tajam, berkilat peruh tenaga sakti. Tanda memiliki sinkang
yang hebat dengan bukti patahnya pedang isterinya di tangan
lblis Penagih Jiwa itu. Tapi Pendekar Gurun Neraka yang
marah teringat kematian Ta Blok Hwesio tiba-tiba membentak
dingin dengan pertanyaan tak senang,
"So-beng, betulkah kau yang membunuh guru isteriku?"
So-berp tertawa. "Tak kusangkal, Pendekar Gurun Neraka,
Dan aku juga akan membunuh orang-orang pemberontak bila
mereka tak mau menyerah baik-baik."
"Hm, dan kedatanganmu sekarang apakah melindungi
orang-orang istana ini?"
"Ha ha, aku datang karena aku dipanggil keponakanku,
Pendekar Gurun Neraka. Dan karena kebetulan sri baginda
mempercayakan aku untuk mendampingi rombongan Kwikciangkun ini maka pertanyaanmu benar. Aku datang
untuk membantu bila ada perobertak-pemberontak tak mau
menghadap sri baginda dengan cara baik-baik!"
"Bagus!" Bi Lan tiba-tiba melengking, "Kalau begitu boleh
kau tangkap aku, Iblis Penagih Jiwa. Aku orang pertgma yang
menolak keinginan kaisar!" dan menyerang dengan tamparan
Tong-tee-kun (Pukulan Mengguncang Bumi) tiba-tiba Bi Lan
berkelebat menghantam lawannya ini.
"Dess!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
So-beng tak mengelak. Dia sengaja menerima serangan itu,
tak menangkis. Tapi ketika tubuhnya tergetar dan kakinya
tergeser setengah tindak diapun mendengus dan melompat ke
kiri. "Pendekar Gurun Neraka, sebaiknya kupanggil anakmu
ini. Kalau tidak kukhawatir ia roboh dengan cara
menyakitkan."
Pendekar Gurun Neraka tak menjawab. Dia membiarkan Bi
Lan menyerang, cukup percaya dan sekaligus ingin melihat
kepandaian Iblis Penagih Jiwa itu. Dan So-beng yang
menggeram melihat lawan kembali menerjang dan rupanya di
biarkan saja oleh orang tuanya tiba-tiba menangkis kelika Bi
Lan melancarkan pukulan ke dua.
"Bocah, robohlah!"
Bi Lan me lancarkan Tong-tee-kunnya lagi. Dia girang
bahwa lawan tergetar, bagaimanapun tak dapat begitu saja
menerima tanpa menangkis. Tapi ketika So-beng bergerak dan
kini membentak ke arahnya tiba-tiba Bi Lan kaget ketika
merasa kesiur angin dahsyat menahan pukulannya.
"Plak!" Bi Lan terdorong. Ia hampir terjengkang oleh
kibasan Sobeng yang kuat. menahan sekaligus mendorong
balik pukulan Tong tee-kunnya. Maka berjungkir balik dan
berteriak marah tiba-tiba Bi Lan menendangkan kakinya dan
mainkan Cap jiu-kun (Silat Sepuluh Kepalan), bertubi-tubi
menyerang dan menggempur lawan dengan dahsyat. Tapi
ketika lagi-lagi pukulannya membentur hawa tak tampak yang
selalu membuat serangannya mental ke arah diri sendiri
mendadak Bi Lan me lengking dan ma inkan Tee-san-ciang
(Silat Menggempur Gunung).
"So beng, aku akan merobohkanmu...!"
Iblis Penagih Jiwa itu tersenyum. Dia melihat lawan
berkelebat lenyap, mengganti pukulan dan serangan. Tampak
bernafsu dan beringas untuk merobohkannya. Maka tertawa
dan mulai mendorong-dorongkan kedua lengannya mendadak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
iblis ini berkata sekali lagi, "Nona, aku yang akan
merobohkanmu!" dan ketika tangannya mulai menangkis dan
membalas tiba-tiba Bi Lan terdesak dan mundur-mundur.
Terhalang oleh tembok hawa yang luar biasa kuat!
"Ah.. !" Bi Lan marah. Ia mencoba mendobrak sambil
memekik, masih menerjang dengan pukulan bermacammacam. Tapi ketika nyata sinkangnya kalah kuat dengan
sinkang lawan dan ia mulai terdesak hebat tiba-tiba sebuah
totokan mengenai pundaknya dan Bi Lan roboh!
"Bluk!"
Bi Lan terbanting. Ia tak dapat bergerak lagi, lemas di atas
tanah. Dan Kwik-ciangkun yang melompat maju untuk
menangkap gadis ini mengeluarkan talinya dan menggubat Bi
Lan sambil tertawa. "Nona, kau tak dapat melawan kami
orang-orang istana!"
Tapi sebatang pedang berkelebat menyambar. Ceng Bi
membentak dan menyerang panglima itu. menolong
puterinya. Dan begitu pedang menyambar dua kali ke tangan
panglima ini maka tali tiba-tiba putus dibabat.
"Tas-tas!"
Panglima Kwik terkejut. Dia menyelamatkan tangannya
dengan menggulingkan tubuh, berteriak kaget. Dan ketika dia
melompat bangun dengan mata terbelalak maka dilihatnya
nyonya berusia empat puluhan tahun itu berdiri berapi-api di
depan puterinya, telah membebaskan totokan Bi Lan dengan
bentakan marah, "Siapa berani mengganggu puteriku?"
Kwik-ciangkun mengkeret. Dia terang tidak berani cuapcuap, karena yang diandalkan adalah Kui Hoa dan So-beng,
juga Kui Lin. Dan semua orang yang sejenak tertegun oleh
bentakan wanita gagah ini tiba-tiba melihat Kui Hoa
mengibaskan bendera.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Paman, apakah daftar pemberontak akan ditambah
seorang lagi?"
So-beng gugup. Dia rupanya terkejut oleh mata Ceng Bi
yang berapi-api, memandangnya dan menantangnya dengan
gagah. Tak keder sedikit pun juga dan rupanya siap
bertempur mati-matian membela anak! Dan So-beng yang
mundur oleh sinar mata isteri Pendekar Gurun Neraka itu tiba
tiba mengeluh. "Hujin, jangan membantu orang bersalah. Kami tidak
bermaksud menumpahkan darah di tempat ini!"
"Keparat, siapa membantu orang bersalah, So-beng" Bi Lan
adalah puteriku. Aku akan melawan siapa saja yang
mengganggunya!"
Pendekar Gurun Neraka mendekati isterinya. "Bi-moi,
mundurlah. Biarkan ini aku yang menyelesaikannya!"
Tapi Sin Hong berseru mencegah, "Tidak, biar aku yang
maju, ayah. So-beng juga sudah pernah berkenalan
denganku!"
Dan Han Ki serta Han Bu yang melompat maju juga
berseru, "Benar, sebaiknya kami yang muda-muda mengusir
orang orang jahat ini, paman. Biar kalian berdua menonton di
pinggir saja!" dan So-beng yang tahu-tahu sudah dikepung di
kiri kanan oleh tiga orang pemuda itu tertawa bergelak dan
memandang Kui Hoa.
"Bagaimana, Kui Hoa" Perlukah kalian menonton aku
dikeroyok" Lihat, keturunan Pendekar Gurun Neraka ini
demikian gagah. Mereka siap mengerubut seorang lawan
tiga!" Sin Hong membentak, "Aku tak akan mengeroyokmu, Iblis
Penagih Jiwa. Kami hanya menjagamu agar tidak melarikan
diri!" lalu, mengangkat lengan pada Han Ki berdua Sin Hong
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkata, "Han Ki, sebaiknya kalian minggir dulu. Biar So-beng
menjadi lawanku!"
Han Ki mengangguk. Bersama adiknya dia me lompat
mundur, tidak jauh masih mengelilingi Iblis Penagih Jiwa itu
untuk berjaga-jaga agar tidak melarikan diri. Tapi Kui Hoa
yang rupanya memimpin rombongan itu dan mengerutkan
keningnya tiba-tiba melompat ke depan, mengambil sebuah
panah api. "Pendekar Gurun Neraka, kau sebagai pemimpin di tempat
ini sebaiknya tak perlu melawan. Kami hanya pelaksana tugas,
pengemban perintah dan mohon; kebijaksanaanmu untuk
menyerahkan orang-orang yang masuk dalam daftar
pemberontak. Tidak bisakah kau mengatur orang orangmu"
Kami hanya ingin membawa, tidak membunuh atau melukai
orang-orang yang dikehendaki sri baginda. Bila kau dapat
mengambil kebjaksanaan dengan cerdik kami akan berterima
kasih sekali. Tapi kalau tidak maaf. tiga ribu pasukan khusus
yang bersembunyi terpaksa akan datang ke mari dau
menangkap dengan jalan kekerasan. Lihat"!" dan Kui Hoa
yang meluncurkan panah berapinya ke udara dan meledak
memercikkan kembang api warna warni, tiba-tiba disambut
suara gemuruh di kaki gunung.
Ribuan orang muncul, bagai hantu-hantu di balik kubur,
disusul ringkik kuda yang gaduh. Dan semua mata yang
terbelalak melihat kejadian itu tiba-tiba memaki So-beng yang
dianggap biang keladinya. T erutama tokoh-tokoh tingkat atas
yang maklum bahwa ini semua tentu hasil Kecerdikan Iblis
Penagih Jiwa itu, yang memang sudah diketahui sebagai antek
Pangeran Fu Chai. Yang pantas saja berani datang! Dan
Pendekar Gurun Neraka yang tertegun melihat musuh telah
mengepung kaki gunung tiba-tiba mengepalkan tinju dan
menjadi marah. "Bagaimana, Pendekar Gurun Neraka" Masihkah kami harus
menunggu keputusanmu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Gurun Neraka menggeram. Dia sekarang berada
dalam posisi yang sulit. Membantu musuh berarti mengkhianati keluarga dan sahabat sendiri sedang melawan
berarti dianggap pemberontak, hal yang belum dia sukai pada
saat itu karena gerakan di bawah tanah mereka masih harus
dilakukan secara diam-diam. Apalagi me lawan berarti
melibatkan ratusan tamu yaug mungkin harus dikorbankan!
Dan bingung oleh dua pilihan yang sama-sama tidak
menguntungkan ini mendadak Fan-ciangkun sebagai orang
tertuduh pertama melompat maju ke depan, berseru gagah,
"Yap twako, ini adalah urusan pribadi. Kalau sri baginda
mengira aku adalah pemberontak biarlah bukti-buktinya akan
kutuntut di istana. Aku menyerah!"
Semua orang terkejut. Mereka terbelalak dan kagum akan
kegagahan panglima itu, yang berpakaian biasa dan tidak
takut akan ancaman lawan. Dan belum Pendekar Gurun
Neraka menjawab atau menolak tiba-tiba Bu Wi Hosiang yang
sejak tadi tak bersuara dan berdiri di rombongan tamu juga
menyeruak sambil mengebutkan jubahnya.
"Omilohud, pinceng juga menyerah mengikuti jejak Fan
ciangkun. Pendekar Gurun Neraka. Agaknya ada sesuatu yang
tidak beres di istana. Pinceng juga akan menuntut bukti
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
buktinya!"
Dan, sedetik setelah seruan ketua Bu-tong itu mendadak
Thian Kong Cinjin yang ada di rombongan para tosu juga
berkelebat ke depan sambil mengeprukkan tongkatnya.
"Bagus, pinto juga menyerah. Pendekar Gurun Nerika. Pinto
juga siap menuntut bukti-bukti di istana jika pinto dituduh
pemberontak!" dan mengerahkan ilmunya Coan-im jip bit atau
ilmu mengirim suara dari jauh ketua Kong thong pai ini
berbisik. "Pendekar Gurun Neraka, kami bertiga telah saling
memberi isyarat untuk menyerah. Ini kami lakukan untuk tidak
menimbulkan korban jiwa di antara tamu-tamumu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lalu sementara Perdedar Gurun Neraka tertegun oleh
bisikan Thian Kong Cinjin ini maka Bu Wi Hosiang juga
mengirimkan ilmunya dari jauh itu, "Yap sicu, kami sepakat
mengikuti orang-orang ini ke kota raja. Selain untuk
menyelamatkan orang-orang lain yang tak berdosa d tempat
ini juga agar tidak mengganggu upacara pemakaman Ciokthouw Taihiap. Kau lakukanlah tugasmu dan jangan khawatir
tentang nasib kami bertiga!"
Pendekar Gurun Neraka tak dapat bicara. Dia sekarang
mendelong memandang tiga orang sahabatnya itu, tamu
sekaligus tokoh-tokoh Ho-han-hwe yang dia pimpin. Dan
sementara dia mengerutkan kening oleh seruan tiga orang
sahabatnya itu mendadak Sin Hong dan Bi Lan yang tadi
menentang keras tiba-tiba juga tampil ke depan.
"Ayah, kami menghargai keputusan yang diambil Bu Wi losuhu dan teman-temannya itu. Memang benar, kalau kami tak
bersalah untuk apa harus takut" Aku dan Bi Lan siap
menyertai orang-orang ini. Asal tidak diperlakukan hina atau
diborgol!" dan Sin Hong yang membisikkan Coan-im jip bit
pada sang ayah sudah menyambung, "Kami mendapat isyarat
untuk pura-pura menyerah, ayah. Bu Wi losuhu telah meminta
kepadaku untuk mengikuti orang-orang ini. Tapi kami akan
memberontak dan meloloskan diri di tengah jalan!"
Pendekar Gurun Neraka menarik napas panjang. Sekarang
dia tahu apa yang kiranya terjadi dalam pikiran temantemannya itu. Terutama Fan-ciangkun yang tahu kesulitannya
itu. Yang kiranya tidak menghendaki upacara pemakaman
akan hancur di tengah jalan, yang ingin menghormati arwah
Ciok-thouw Taihiap dan memberi kesempatan padanya untuk
melakukan tugas. Dan sadar hahwa di antara mereka rupanya
telah terjalin suatu "komunikasi" di saat orang-orang tertegun
melihat pasukan di bawah gunung akhirnya pendekar ini
tertawa pahit dan melangkahkan kakinya dua tindak.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, kiranya orang-orang yang kau kehendaki semuanya
telah siap. Dan karena mereka menyerahkan diri dengan suka
rela biarlah kau-ambil tindakan sebagaimana mestinya. Tapi
mereka tak mau diborgol!"
"Hm, kami memang tak akan memborgol mereka. Pendekar
Gurun Neraka. Tapi kami juga tak mau kehilangan mereka.
Mereka harus tunduk dan tak boleh melarikan diri.. !" dan Kui
Hoa yang mengibaskan benderanya sambi berkelebat maju
tahu-tahu telah menotok Sin Hong dan teman-temannya.
"Tuk-tuk-tuk...!"
Sin Hong terbelalak. Dia tak mengelak totokan itu, tahu
sampai di mana kekuatan Kui Hoa dan tertawa di dalam hati
karena dia dapat membebaskan diri. Tapi ketika Kui Hoa
melakukan totokannya dan tak ada orang mengelak karena
berpikir sama seperti Sin Hong mendadak lima sinar hitam
menyambar jalan darah mereka persis di mana Kui Hoa baru
saja melakukan totokannya. Jadi semacam totokan ulang
Totokan yang membuat mereka tiba-tiba roboh dan kaget oleh
sinar hitam yang hebat bukan main ini. Lima butir batu yang
baru ditendangkan So-beng lewat ujung jari kakinya! Dan Sin
Hong yang terbelalak marah oleh serangan gelap itu
mendengar So-beng tertawa.
"Heh heh, kalian benar-benar harus dibuat tak berkutik,
anak muda. Kami tak mau dibuat repot kalau kalian lolos!"
Sin Hong sadar. Sekarang dia dan teman-temarnya tahu,
siapa kiranya yang bermain gila melempar batu-batu hitam
itu, batu kecil yang menotok jalan darah kelumpuhan di lutut
mereka. Yang membuat mereka roboh dan tak berdaya di atas
tanah. Tapi karena mereka telah berjanji untuk menyerah dan
melawan juga tidak menyakiti mereka selain melumpuhkan itu
maka Sin Hong dan teman-temannya tak memberontak.
Mereka hanya melotot, tapi Ceng-Bi serta Pek Hong yang
melihat anak-anak mereka ditangkap tiba-tiba melompat ke
depan dengan senjata terhunus.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"So-beng. aku tak membiarkan kalian menangkap
puteraputeriku. Mereka harus dibebaskan.. !"
Pek Hong juga mendentingkan rantai peraknya. "Benar, aku
tak membiarkan kalian membawa mereka, Kui Hoa-niocu. Sin
Hong dan Bi Lan bukan anak yang boleh kalian bawa selama
orang tuanya masih hidup.... tar tarr!" dan Pek Hong yang
beringas memandang Iblis Penagih Jiwa itu siap mempertaruhkan nyawa dengan berdiri tegak di depan
anaknya. Pendekar Gurun Neraka terkejut. Semua orang juga kaget,
dan keadaan yang tiba-tiba menjadi tegang oleh majunya dua
wanita gagah ini seketika menjadi ribut dan gaduh. Tapi
Pendekar Gurun Neraka me lompat maju, dan menyambar dua
lengan isterinya dia berseru, "Hong-moi, Bi-moi, mereka
menyerahkan diri karena merasa tak bersalah. Sebaiknya kita
biarkan dan tak perlu khawatir akan nasib mereka!"
Ceng Bi membanting kaki. "Aku tak mau melepas anakanakku, Yap-koko. Sin Hong dan Bi Lan harus dibebaskan!"
"Benar, dan aku heran atas sikapmu, Yap-koko. Kenapa
membiarkan anak sendiri ditangkap musuh sementara kau
sebagai ayahnya mendelong saja?" Pek Hong membentak,
marah pada suaminya dan menghadapi pendekar itu dengan
mata berapi-api. Dan Pendekar Gurun Neraka yang jadi
bingung oleh kemarahan dua isterinya lalu memberi isyarat.
"Hong-moi, mereka menyerah karena ada sesuatu yang
mereka rencanakan. Aku tidak bodoh untuk melepaskan anakanakku di sarang harimau!"
Pek Hong tak mau mendengar bisikan ini. Ia terus
meradang dan melepaskan diri, memutar rantai dan siap
menerjang maju dengan muka merah. Tapi persis dia
berteriak untuk menyerang lawan maka Sin Hong melepas
ilmunya jarak jauh, "ibu, apa yang dikata ayah benar. Kami
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya memasang sikap pura-pura saja. Kami ingin
menyelamatkan orang-orang lain yang ada di sini...!"
Dan Bu Wi Hosiang yang juga berseru mempergunakan
Coan im-jip-bitnya menyambung lirih, "Tak perlu kau
penasaran, hujin. Kami memang pura-pura saja dan sedang
memasang sikap. Dua anakmu tak mungkin celaka. Kami akan
melindunginya!"
Dan samentara Pek Hong menjublak oleh dua seruan ini
maka Ceng Bi juga mendapat peringatan dari Thian Kong
Cinjin, "Hujin, tak perlu marah-marah. Kami hanya ingin
menyelamatkan tamutamu lain di s ini dan keganasan So-beng.
Mundurlah....!"
Jilid 21 http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
CENG BI terbelalak. Dia ragu, tapi ketika mendapat isyarat
tosu itu dan melihat Pek Hong me lompat mundur akhirnya
wanita ini membanting kakinya dan melompat pula, terisak
menjauhi Sin Hong.
"So-beng, aku berharap kau tak mengganggu anak-anakku.
Kalau tidak, bersumpah demi langit dan bumi aku akan
mencari dan membunuhmu!"
So-beng tertawa serak, "Yang memperlakukan mereka baik
atau buruk bukan aku, hujin. Melainkan sri baginda di istana."
"Tapi kau yang bertanggung jawab, So-beng. Aku hanya
tahu padamu dan tidak kepada oraag lain!"
"Boleh," So-beng bersikap tenang, acuh tak acuh. Dan Kui
Hoa yang memberi isyarat adiknya untuk membawa lima
orang tawanan itu sudah menghadap Pendekar Gurun Neraka.
"Pendekar Gurun Neraka, urusan kami telah selesa i. Maaf
Kami tak dapat mengantar peti jenazah ke liang kuburnya!"
Pendekar Gurun Neraka mengangguk. Dia bersikap dingin
di menindas kegelisahannya, diam-diam marah tapi merasa
tak berdaya. Dan ketika Kui Hoa memutar tubuhnya untuk
membawa lima orang tawanan itu mendadak Siang-mo-ji-bin
muncul. "Ha-ha, sebaiknya mereka kita bawa seorang demi
seorang, niocu. Aku dan adikku ini ingin membantu
meringankan beban kalian. Sebaiknya putera-puteri Pendekar
Gurun Neraka itu kami yang membawa!"
Pendekar Gurun Neraka terkejut. Dia melihat Ang-kwi
sudah menyambar Sin Hong, mendahului Kui Lin yang
membawa lima orang tawanan itu. Dan belum Kui Lin menolak
atau menerima tibatiba Pek-kwi menyambar Bi Lan!
"Heh-heh, biar yang ini kubawa, niocu. Aku dapat
menundukkannya kalau melawan!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Kui Hoa sudah melompat maju. "Pek-kwi, gadis itu tak
perlu kau bawa. Serahkan dia pada adikku!"
Pek-kwi terbelalak, "Tapi yang lain masih ada, niocu.
Masa...." "Cerewet!" Kui Hoa membentak. "Aku yang memimpin di
sini, Pek-kwi. Kau masih mau membantah dan tidak segera
menyerahkannya?"
So-beng terttwa kecil. "Pek-kwi, keponakanku bicara betul.
Dia wakil sri baginda, sebaiknya serahkan gadis itu dan kau
bawa yang lain. Aku membawa keledai gundul ini!" So-beng
berkelebat ke depan, menyambar tubuh Bu Wi Hosiang dan
memberi kedipan Iblis Putih itu agar mengalah. Dan Pek-kwi
yang melotot tapi terkekeh kecewa akhirnya melepas Bi Lan
dan menyambar Thian Kong Cinjin.
"Baik, aku membawa tosu bau ini saja, So-beng Kalau
bukan kau yang membujukku tentu Pek-kwi akan ngotot!"
Iblis Putih itu melepas kecewanya, menggaplok pipi Thian
Kong Cinjin dua kali hingga muka si tosu bengap dan mendelik
padanya. Dan Kui Hoa yang melihat tinggal seorang tawanan
yang masih belum diurus lalu menuding K wik-ciangkun.
"Ciangkun, kau bawa dia. Sekarang kita masing-masing
mempertanggungjawabkan tawanan kita!" dan Kwik-ciangkun
yang sudah menyambar Fan Li lalu memutar tubuhnya dan
mengangguk, siap turun gunung. Kui Hoa sekali lagi memberi
hormat, tapi Pendekar Gurun Neraka yang tidak menggubris
gadis ini membuat Kui Hoa tersenyum mengejek dan memberi
aba-aba. Lalu begitu berkelebat mendahului rombongannya
maka So-beng dan temantemannya pergi.
"Pendekar Gurun Neraka, tak perlu cemas akan nasib anakanakmu. Kalau terbukti mereka tak bersalah tentu akan
dibebaskan!"
Pendekar Gurun Neraka terbelalak. Dia tak menjawab
seruan itu, menggigil dan berkerotok buku-buku jarinya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Marah bukan main. Kemarahan yang tak dapat d lampiaskan!
Dan Ceng Bi serta Pek Hong yang menangis dengan air mata
bercucuran tiba-tiba mendesis kepadanya, "Yap-koko. kau
bertanggung jawab atas keselamatan mereka. Kalau Bi Lan
atau Sin Hong sampai celaka di tangan mereka aku
bersumpah tak mau kau jamah lagi!"
"Ya, dan aku akan melabrak istana, Yap-koko. Aku akan
mengamuk di sana sampai titik darah terakhir!" Pek Hong
menyambung, penuh kecewa dan marah pada suaminya itu,
yang tentu saja semakin gelap dan keruh mukanya. Dan Ceng
Han yang tiba-tiba muncul dengan pundak masih dibalut tibatiba menegur adiknya itu.
"Bi-moi, Yap twako telah berusaha sedemikian rupa untuk
tidak membuat saat berkabung ini menjadi berantakan.
Kenapa mengancam suamimu dan menyudutkannya dalam
keadaan serba salah" Naga Boagkok telah mengikuti
rombongan orang-orang itu, tak perlu khawatir. Sebaiknya kita
selesaikan pekerjaan kita di sini dan menyusul segera!"
Ceng Bi masih menangis. Dia cemas oleh nasib Bi Lan dap
Sin Hong, terutama Sin Hong yang dibawa Ang-kwi. Iblis yang
amat berbahaya itu! Dan ketika upacara perkabungan
dilanjutkan sampai pemakaman tiba akhirnya seluruh keluarga
Ciok-thouw Taihiap tak ada yang tenang. Mereka semua
gelisah, terirgat pada lima orang tawanan yang dibawa ke
kota raja. Tentu saja khususnya Sin Hong dan Bi Lan. Dan
ketika upacara pemakaman selesai dan dua peti jenazah telah
dimakamkan di belakang gunung akhirnya Pendekar Gurun
Neraka dan keluarganya kembali ke atas, mengira tamutamu
akan bubaran dan pulang ke tempatnya masing masing. Tapi
ketika para tamu itu tak ada yang turun dan mengikuti
Pendekar Gurun Neraka barulah pendekar ini tertegun. Apalagi
ketika seorang laki-laki gagah menjura di depannya.
"Pendekar Gurun Neraka, maafkan kami. Kami telah
bersepakat untuk menolongmu dari kesulitan ini. Kami tahu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa kau sebenarnya menyelamatkan kami dengan
mengorbankan anak anakmu sendiri. Kami ingin membantu!"
"Hm. apa maksudmu, Kam-sicu (orang gagah Kam)?"
"Kami ingin menolongmu membebaskan putera-puterimu,
Pendekar Gurun Neraka. Juga tiga orang lain yang ditangkap
orang-orang jahat itu!"
"Ya, dan kami bersedia mengorbankan diri, Pendekar Gurun
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Neraka. Kami merasa malu kalau tak dapat membantumu!"
seorang laki-laki lain maju, laki-laki kurus dangan kumis
panjang, si Golok Kilat bernama Kwee Cin yang segera
disambut dengan seruan lain yang ribut ingin membantu
Pendekar Gurun Neraka. Dan Pendekar Gurun Neraka yang
terharu oleh seruan-seruan itu tiba-tiba menarik napas dan
mengerutkan keningnya.
"Kam-sicu, ini pekerjaan berbahaya. Mungkinkah kita
melawan tiga ribu pasukan dengan duaratus lebih orang yang
ada di sini" Tidak, aku berterima kasih akan maksud baik
kalian, Kam-sicu Tapi tak perlu kalian mengorbankan nyawa
sia-sia!" "Kami tidak sia-sia mengorbankan nyawa, Pendekar Gurun
Neraka. Kami ingin berjuang demi Ho-han-hwe! Bukankah lima
orang yang ditawan itu adalah tokoh-tokoh Ho-han-hwe yang
merupakan pembantu-pembantu kepercayaanmu?"
"Benar, tapi mereka terlampau kuat bagi kita, sicu. Dan aku
akan bingung jika harus menjaga keselamatan kalian semua
Sebaiknya kalau kalian benar-benar ingin membantu maka
kupilih saja beberapa di antara kalian."
"Hm, kelau begita aku siap paling depan. Pendekar Gurun
Neraka!" si Golok Kilat berseru, mencabut goloknya dan
mengacungkannya dengan gagah. "Aku ingin kau bawa
menghadapi manusia-manusia busuk itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, dan aku juga juga, Pendekar Gurun Neraka...!' seorang
lain berteriak, mengikuti jejak si Golok Kilat ini. Dan begitu
semuanya menyatakan kehendak mereka untuk maju
membantu akhirnya Pendekar Gurun Neraka repot dan
semakin terharu.
"Cuwi sekalian, tahan dulu. Jangan ribut!" Pendekar Gurun
Neraka terpaksa mengangkat lengannya. "Karena kalian
semua ingin menyatakan membantu biarlah sekarang kupilih
saja. Maaf yang lain tak perlu kecewa. Aku ingin bantuan dari
orang yang benar-benar dapat kuandalkan!" dan mulai
menyebut nama mereka satu-persatu akhirnya Pendekar
Gurun Neraka mulai memilih. Dia membawa si Golok Kilat
Kwee Cin itu, juga Kam Ek, laki-laki gagah yang pertama kali
menyatakan maksudnya. Dan memilih lagi delapan orang yang
cukup dia kenal akhirnya Pendekar Gurun Neraka
mengumpulkan sepuluh orang pembantu yang dapat
dipercaya. "Nah. ini cukup bagiku, cuwi sekalian. Sebaiknya yang lain
tak perlu penasaran dan kupersilahkan kembali ke tempatnya
masingmasing. Cuwi dapat melihat perkembangan berikutnya!"
Para tamu tak menolak. Mereka menyadari keadaan,
maklum bahwa yang dipilih Pendekar Gurun Neraka adalah
orang orang yang dapat di andalkan, yang memiliki
kepandaian paling tinggi di antara mereka. Maka mengangguk
dan memberi hormat akhirnya mereka turun gunung dan tak
membantah lagi.
Demikianlah, hari itu Pendekar Gurun Neraka mendapat
masalah baru. Tapi pendekar besar yang gagah dan selalu
berpikiran dingin itu tak menonjolkan kecemasan atau
kegelisahannya seperti dua orang isterinya. Dia dapat bersikap
lebih tenang. Dan ketika semua orang benar-benar telah
meninggalkan tempat itu dan Kam Ek serta kawan-kawannya
menunggu perintah akhirnya pendekar ini mengajak oranghttp://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu ke puncak. Mereka perlu berunding, meskipun
sejenak. Dan ketika diambil keputusan bahwa dia akan
berangkat bersama sepuluh orang itu maka tiba-tiba Ceng Bi
dan Pek Hong melompat bangun.
"Kenapa kami tak kau ajak, Yap-koko?"
"Hm, kalian perlu menjaga di sini, Bi-moi. Bukankah
kakakmu sakit dan rumah dalam keadaan kosong" Dan lagi
aku yang bertanggung jawab atas keselamatan orang-orang
itu. T ak perlu kalian ikut!"
'Tidak! Aku ingin bersamamu, Yap-koko. Han Ki atau Han
Bu dapat merawat ayah mereka di sini!"
"Benar. Dan aku juga tak akan membiarkan Bi-moi
sendirian, Yap koko aku ikut dan kami berdua harus
mendampingimu!" Pek Hong menyusul, bangkit berdiri dan
gagah berendeng dengan madunya itu. Dan Ceng Han yang
melihat adik serta iparnya "menyerang" Pendekar Gurun
Neraka akhirnya tertawa pahit dan berdiri pula.
'Yap-twako, apa yang dikata adikku memang benar.
Sebaiknya mereka ikut dan meringankan bebanmu!"
"Tapi kau masih lemah, Han te. Mana bisa mereka
dibiarkan meninggalkan tempat ini" Han Ki berdua tak cukup
kuat. Sebaiknya mereka mendampingimu dan tak perlu ikut!"
Ceng Bi marah. "Kalau begitu kami akan bertindak sendiri,
Yapkoko. Kami akan jalan sendiri dan melakukan tindakantindakan kami seperti apa yang kami rencanakan sendiri!"
"Ah, tidak boleh, Bi-moi!" sang suami terkejut "Kalian tak
boleh meninggalkan tempat ini dan harus mendampingi
kakakmu!" Tapi Ceng Han batuk-batuk. "Yap-twako, betapapun
pundakku hampir sembuh. Tak perlu kau mencegah mereka
bila sudah diputuskan Adikku tentu melawan, dia tak dapat
dicegah!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Gurun Neraka mengerutkan kering. Dia memang
tahu kekerasan isterinya itu, watak yang hampir sama dengan
mendiang Ciok thouw Taihiap. Dan melihat Pek Hong serta
Ceng Bi memandangnya dengan dada membusung dan tak
mau mengalah terpaksa diapun mengangguk dan mengeluh.
'"Baiklah, sebenarnya aku mencegah demi keselamatan
kalian sendiri, Bi-moi. Tapi kalau kalian nekat dan ingin ikut
bersama kami aku tak dapat menolaknya. Hanya, kalian tak
boleh sembrono dan harus tunduk kepadaku!"
Ceng Bi lega. Dia tersenyum memandang madunya,
senyum kemenangan. Senyum yang hanya sekilas dan tibatiba kembali cemberut ketika suaminya melotot, masih tak
senang dan khawatir terhadap dua isterinya itu, yang saling
pandang dan setengah mengejek memandang Pendekar
Gurun Neraka. Dan Pendekar Gurun Neraka yang akhirrya
mengalah pada protes dua orang isterinya itu lalu memutar
tubuh melayang keluar.
"Baiklah, kita berangkat sekarang, Bi-moi. Dan ciwi
enghiong, mari kita pergi ..!" dan Pendekar Gurun Neraka
yang sudah meluncur ke bawah gunung dengan mengebutkan
lengan bajunya lalu mengajak senua orang untuk memulai
pengejaran mereka, mencari rombongan Kui Hoa yang
menawan Sin Hong berlima. Dan begitu semua orang
bergerak meninggalkan Beng-san maka tingallah Ceng Han
serta dua arak laki-lakinya yang menjaga tempat itu.
Han Ki tampak kecewa. "Kenapa kami tak boleh ikut,
ayah?" "Sst, tak perlu kecewa, Ki-ji. Aku juga mempunyai rencana
untuk melihat sepak terjang mereka "
"Maksudmu?"
"Kita juga turun gunung, Ki-ji. Tapi harus diam-diam dan
tak boleh diketahui mereka!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, maksudmu.....?"
"Benar, kita membantu di belakang, Ki-ji. Aku tak mau
bertopang dagu di atas gunung ini. Hayo siapkan senjata dan
buntalan kalian!" dan Ceng Han yang tertawa memandang
dua anaknya segera meloncat dengan pundak kaku,
dipandang Han Ki yang gugup.
"Tapi lukamu...."
"Ah, dua-tiga hari lagi sembuh, Ki-ji. Kenapa khawatir"
Hayo berangkat, tak perlu cemas," dan Han Ki yang girang
oleh semangat ayahnya ini tiba-tiba melompat ke dalam
mengajar adiknya, menyiapkan senjata dan bekal seperlunya.
Lalu begitu kegagahan ayahnya ini, yang semula disangka
"melempem" dan hanyut dalam kedukaan. Dan begitu
ketiganya berlari cepat tiba-tiba saja Beng-san-pai menjadi
sunyi karena ditinggalkan ayah dan anak itu, yang disarankan
Pendekar Gurun Neraka menjaga gunung, dan ketika sebentar
kemudian Han Ki dan ayahnya meluncur turun maka lenyaplah
bayangan ketiganya mengejar rombongan Pendekar Gurun
Neraka! (Oo-dwkz-oO) Malam itu, mendahului rombongan Kun Hoa yang menuju
ke kota raja, Ceng Liong gelisah di depan kamar ibunya. Dia
mondar mandir, setengah jam lebih. Dan ketika mengeraskan
hati dan mendekat pintu akhirnya Ceng Liong berhenti di
depan kamar ibunya ini.
"Siapa?"
Ceng Liong batuk-batuk. Dia membuka pintu, melihat
ibunya berdiri dengan rambut kusut, rupanya tiduran sambil
melamun. Dan Ceng Liong yang menyeringai dengan senyum
aneh melompat ke dalam dan menutup pintu, memandang
ibunya itu dengan muka merah. "Ibu, di mana Kui Lin"
Benarkah pergi ke Beng-san untuk menangkap para
pemberontak?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-sin Sian-li terkejut. Dua kali ini puteranrya itu
mengetuk pintu, datang dengan sikap mencurigakan. Tapi
mengangguk dan mengerutkan keningnya dia menjawab juga,
"Ya, apa maumu, Liong-ji?"
"Hm, aku.... Ceng Liong tertawa. "Aku tak dapat tidur
malam ini, ibu. Aku ingin minta tolong padamu untuk
mendekatkan puteri Okciangkun
itu kepadaku!" dan
menyeringai aneh memandang ibunya tiba-tiba Ceng Liong
berbisik, "Ibu, bisakah kau menolong anakmu ini" Aku rindu,
ibu. Aku tergila-gila pada adik Kui Lin!."
Tok-sim Sian-li mendengus. "Liong-ji, kau harus bersikap
baikbaik pada puteri Ok-ciangkun itu Dia terlanjur melihat
sepak terjang yang kasar, mana mungkin membujuknya mau
mendekatimu"
"Ah, tak perlu dia mendekatiku, ibu. Tapi aku yang ingin
mendekamnya! Kau bisa menolong, bukan?"
Tok-sim Sian-li mengibaskan lengannya. "Bagaimana aku
harus, menolongmu, Liong-ji" Apa yang kau minta?"
"Cekoki dia dengan arak perangsangmu itu, ibu. Kauajak
dia duduk-duduk di taman dan sekedar bercengkerama!"
"Hm, aku tak memiliki bahan pembicaraan dengannya.
Mana bisa melakukan itu, Liong-ji" Sebaiknya kau rebut saja
hati gadis itu dengan kelakuan yang manis!"
"Tapi gadis itu tak mau kudekati, ibu. Mana bisa
memberikan s ikap manis padanya" Kui Lin dan kakaknya acuh
kepadaku. Mereka tak mau diajak bicara!"
Tok-sim Sian-li jengkel. "Itu karena salahmu dulu. Liong ji.
Kalau dulu kau tidak membuat onar di kaputren tentu gadis itu
dapat kau bujuk! Sekarang kenapa merengek?"
"Jadi kau tak dapat membantuku,ibu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. Dan kuberi tahu padamu, Liong-ji, bahwa sebaiknya
tak perlu memaksa gadis itu untuk menjadi kekasihmu. Kui Lin
maupun Kui Hoa dilindungi ayah mereka, juga So-beng ada di
sana. Siapa berani main-main dengan orang-orang itu?"
"Dan kau takut kepadanya, ibu?"
"Bukan takut, Liong-ji. Tapi kedudukan kita sebagai
pengawal rahasia bisa terancam. Kita bisa diusir, dan sekali
kita bentrok dengan mereka tentu kesenangan dan dan
kemewahan ini bisa hilang!"
"Hm, kalau begitu kita bunuh saja dua orang itu, ibu. Kui
Lin dan kakaknya tentu tak akan mempunyai pelindung lagi!"
"Gila! Kaukira gampang, Liong-ji" Ok-ciangkun adalah
orang kepercayaan sri baginda. Kita malah celaka bila mainmain dengan mereka!"
"Tapi aku kini memiliki sinkang Ciok thouw Taihiap, ibu.
Dan berempat menghabisi dua orang itu tentu mampu kita
lakukan!" Tok-sim Sian-li terbelalak. "Liong-ji. kau nekat" Kau ingin
membuat dua orang gurumu gusar?"
"Hm, twa-suhu selalu membantuku, ibu. Tak mungkin
marah kalau aku yang minta."
"Tapi ji-suhumu?"
Ceng Liong tertawa mengejek. "Kalau ji-suhu melawan
tentu dia kubunuh, ibu. Aku sekarang bukan Ceng Liong
beberapa minggu yang lalu."
"Liong-ji....!"
Tapi Ceng Liong tersenyum. Dia tak menghiraukan seruan
ibunya itu, bahkan mendekati ibunya dan kagum pada mata
ibunya yang indah, terbelalak seakan seekor kelinci yang
jernih dan bundar. Lalu duduk di pembaringan ibunya dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersikap aneh tibatiba Ceng Liong menyambar lengan ibunya
ini. "Ibu, kau cantik!"
Tok-sim Sian-li meronta. Ia merenggut lepas lengannya
dari sambaran puteranya, gemetar dengan tinju terkepal.
Mulai melihat Ceng Liong kurang ajar! Dan membentak
dengan muka merah wanita ini menghardik, "Liong-ji, apa
maumu"' Ceng Liong tersenyum. "Aku mau kau membantuku untuk
mendapatkan puteri Ok-ciangkun itu, ibu. Atau kalau tidak
biarlah kuulangi permintaanku dulu agar kau memberikan
cinta kasihmu luar dalam kepadaku!"
"Plak!" Tok-sim Sian-li menampar, ngeri dan marah
memandang puteranya itu. Dan membanting kaki dengan
suara menggigil wanita ini menudingkan telunjuknya, "Liong-ji,
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keluar kau. Keluar cepat sebelum kubunuh..,!"
Ceng Liong mengusap pipinya. "Hm, semakin marah
semakin cantik kau, ibu. Tapi aku tak mau keluar bila
permintaanku belum terpenuhi."
"Keparat!" dan Tot-sim Sian-li yang memekik sambil
melompat maju tahu-tahu melepas pukulan Tok-hiat jiunya ke
kepala Ceng Liong. Dia rupanya kalap dan ngeri sendiri,
gentar tapi juga gusar oleh sikap puteranya. Dan melancarkan
pukulan dengan amat dahsyat Tok-sim Sian-li menyerang
dengan maksud membunuh.
Tapi Ceng Liong tertawa mengejek. Dia juga tahu
keganasan Tok-hiat jiu, tahu pula sampai di mana sinkang
ibunya itu. Maka menerima dan menjatuhkan diri di
pembaringan tiba-tiba Ceng Liong menangkap dan menarik
ibunya itu untuk berguling bersama, roboh terbanting ketika
lengannya disambar.
"Bluk!" Tok-sim Sian-li mengumpat caci. Ceng Liong telah
memeluk dan mendekapnya erat, dan belum dia meronta atau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melepaskan diri tiba-tiba Ceng Liong telah mencium pipinya
dan berseru, "Ibu, kau hebat...!"
Tok-sim Sian-li melengking. Dia benar-benar marah dan
gusar bukan main, maka menyodok dan menendang tiba-tiba
wanita ini me lepaskan dirinya berjungkir balik turun dari
pembaringan, menggigil memandang puteranya itu.
"Liong ji, kau.... kau berani menghinaku?"
Ceng Liong tersenyum. "Aku tidak menghinamu, ibu. Siapa
menghina?" pemuda itu tidak takut.
"Tapi kau menciumku, anak setan" Apakah ini bukan
penghinaan?"
"Ah, itu karena aku suka padamu, ibu. Aku cinta dan
tertarik padamu. Kenapa mesti marah-marah?" Ceng Liong
tertawa. "Kau tak boleh berat sebelah kepadaku, ibu. Kalau
kau tak mau membantuku mendapatkan puteri Ok-ciangkun
itu maka sebaiknya gantikan dirimu untuk menghiburku!"
"Jahanam...!" T ok-sim Sian-li membentak. Lalu melengking
dengan penuh kemarahan tiba-tiba kembali ia menerjang.
"Kau anak iblis. Liong ji. Kau bocah tak tahu malu!" dan Ceng
Liong yang bertubi-tubi mendapat serangan ibunya ini lalu
berlompatan ke sana ke mari mengelak.
"Ibu, kenapa marah-marah begitu" Aku tidak memaksamu,
hanya meminta padamu untuk memberikan cinta kasihmu luar
dalam. Kenapa menyerang?"
"Keparat, siapa tak marah kalau anak mengajak ibunya
untuk menjadi kekasih, Ceng Liong" Kau tak tahu malu. Kau
bocah iblis," dan Tok-sim Sian li yang semakin gusar dan
marah oleh kata-kata puteranya ini lalu menampar dan
memukul dengan gencar. Bertubitubi dia menyerang anaknya
itu, tapi Ceng Liong yang kini memiliki kepandaian jauh di atas
ibunya itu dengan mudah menghindar. Dia belum menangkis,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apalagi membalas. Tapi ketika ibunya kian beringas dan
menyerangnya kalap Ceng Liong mulai mengerutkan kening.
"Ibu, kau kini bukan lawanku. Sebaiknya hentikan
seranganmu dan kita bicara baik-baik."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan, Ceng Liong. Kau
keluarlah atau kubunuh!"
Ceng Liong gelap mukanya. Dia menjadi marah, dan ketika
ibunya menampar dan menghantam lehernya dengan pukulan
Tokhiat-jiu pemuda ini menangkis dan menggerakkan ujung
bajunya. "Ibu, maaf ...plak!"
Tok-sim Sian-li terpental. Dia terdorong dan menjerit oleh
tangkisan puteranya itu, melotot dan membanting kakinya.
Tapi nekat dan kembali menerjang ia sudah menubruk dan
menyerang membabi-buta. Dengan kalap dan muka merah ia
memaki-maki. Tapi ketika Ceng Liong kembali menangkis dan
kali ini tubuhnya terjengkang roboh mendadak wanita itu
memekik dan mencabut Bendera Iblisnya.
"Ceng Liong, aku akan membunuhmu...!"
Ceng Liong menggeram. Dia jadi naik darah, gusar dan
marah pada ibunya ini. Maka begitu ibunya mengebut dan
bendera menyambar muka sekonyong-konyong Ceng Liong
mengulurkan lengannya menangkap bendera, menarik
sekaligus merobek menjadi dua. Dan ketika sang ibu terkejut
dan melempar tangan kiri untuk mencengkeram kepalanya
Ceng Liong sudah menyambut dan menangkap lengan ibunya
itu. "Bret-brett!"
Ceng Liong mendongkol. Dia melihat ibunya berhasil
melepaskan diri, bendera dan lengan baju robek hampir
berbareng. Sementara ibunya memekik dan berjungkir balik
dengan penuh kemarahan. Dan ketika Tok-sim Sian-li
melompat berdiri dan terbelalak memandang puteranya itu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka Ceng Liong melihat lengan ibunya yang putih halus,
terangsang dan tiba-tiba terkekeh!
"Bagus, aku akan memaksamu kalau begitu, ibu. Mari kita
main-main sebentar sebelum aku memperoleh cinta kasihmu!"
Ceng Liong berkelebat. Kali ini dia yang menyerang ibunya
itu, menyeringai dengan tawa mengerikan. Dan ketika ibunya
menangkis sambil membentak tahu-tahu kembali baju Tok-sim
Sian-li robek direnggut jari pemuda ini.
"Bret!"
"Ha-ha, lengan dan tubuhmu benar-benar mulus sekali, ibu.
Aku benar-benar bergairah dan tertarik sekali" Ceng Liong
sudah berkelebatan, mengitari tubuh ibunya dengan lengan
menyambarnyambar, naik turun membuat Tok-sim Sian-li
melengking-lengking.
Dan ketika Ceng Liong tak dapat ditahan lagi dan pemuda
itu terkekeh dengan muka beringas tahu-tahu baju Tok-sim
Sian-li robek-robek dan setengah telanjang dalam waktu
sekejap! "Liong ji, kau manusia jahanam. Terkutuk kau..!"
Tapi Ceng Liong masih terus menyerang. Dia tertawa dan
mempermainkan ibunya itu dengan sikap gembira, mulai
mendengus-dengus dengan mata merah. Dan ketika baju
ibunya mulai dia robek-robek dan Tok sim Sian-li bingung
mendekap bagian atas tubuhnya maka Ceng Liong tiba-tiba
terkekeh dan menotok ibunya itu.
"Ibu, robohlah!"
Tok-sim Sian-li memekik. Dia memang tahu kelihaian
puteranya ini, yang sekarang sudah jauh di atas tingkatnya
sendiri. Maka ketika Ceng Liong menolok dan dia repot
menutupi bagian atas tubuhnya yang telanjang bulat tiba-tiba
wanita ini roboh terjengkang dan lumpuh di tepi pembaringan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Blukl" Tok-sim Sian-li mengeluh. Dia melihat Ceng Liong
tertawa lebar, melotot memandang buah dadanya yang tak
dapat dilindungi lagi. Dan Ceng Liong yang terkekeh dan
berobah seperti iblis itu tahu-tahu sudah meremas dada
ibunya ini dengan napas mendengus-dengus.
"Ibu, kau menggairahkan sekali!"
Tok-sim Sian-li pucat. Dia melihat Ceng Liong membelai
dan mempermainkan tubuhnya, tertawa dan tidak perduli tata
sopan santun lagi. Dan Tok-sim Sian li yang untuk pertama
kalinya dicekam ketakutan yang sangat tiba-tiba menjerit,
"Cing Liong, jangan! Kau.... kau anak-ku sendiri...!"
"Heh-heh, anak ketika aku masih kecil, ibu. Tapi setelah
aku dewasa hubungan itu dapat kurobah suka hati. Kau
kekasihku, bukan ibu!"
Tok-sim Siali melotot. Dia melihat Ceng Liong tiba-tiba
mengangkat tubuhnya, menaikkannya ke atas pembaringan.
Dan mendengus serta mencium-cium tubuh ibunya itu
mendadak Ceng Liong melepas pakaiannya sendiri dan
telanjang di tepi pembaringan!
"Kau ingin kupaksa atau melayaniku baik-baik, ibu?" Ceng
Liong tertawa, beringas dikuasai nafsu yang memuncak. Dan
Tok-sim Sian-li yang melihat betapa pemuda itu telah berobah
seperti orang gila tiba-tiba hampir pingsan ketika Ceng Liong
merenggut sisa pakaiannya bagian bawah.
"Ceng Liong, jangan....!"
Tapi Ceng Liong seperti orang kesetanan. Pemuda ini telah
merenggut lepas satu-satunya pakaian ibunya, membuat
ibunya telanjang bulat dan hampir pingsan oleh mata Ceng
Liong yang seperti iblis, nyalang dan mendengus-dengus bagai
kerbau gila. Dan ketika Ceng Liong mulai mendekap dan
menciumi ibunya ini Tok-sim Sian-li benar-benar berteriak
dengan penuh kengerian,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ceng Liong, jangan. Jahanam kau....!"
Tapi Ceng Liong tertawa tak perduli. Dia sudah lama
diamuk nafsu berahinya ini, memendam hasrat untuk bercinta
dengan ibunya sendiri. Pikiran seorang pemuda yang sudah
bejat dan tak tahu ma lu. Dan ketika Tok-sim Sian-li meronta
dan mulai menggelinjang-gelinjang me lepaskan diri tiba-tiba
Ceng Liong menindih ibunya ini dan menjadi buas.
"Ibu, kau boleh meronta. Dipaksa atau tidak kau harus
melayaniku!"
"Ah. tidak, Liong-ji... tidak! Aku tak mau melayani anak
sendiri. Kau anak terkutuk! Kau anak jahanam. Aku akan
menggigit putus lidahku bila kau berani memaksaku...!"
Ceng Liong terkejut. Dia cepat menotok urat gagu ibunya
itu, sadar dan kaget oleh ancaman ini. Dan ketika Tok-sim
Sian-li mengeluh dan ah-ah-uh tak dapat bicara tiba-tiba Ceng
Liong melompat turun mengambil sebolol arak.
"Ibu, kau tak melayaniku baik-baik"
Kau ingin mengecewakan aku" Hm...." Ceng Liong menyeringai. "Kalau
begitu kau harus menikmati arak ini, ibu. Aku ingin kau tunduk
dan tidak cerewet lagi!" dan Ceng Liong yang sudah
meruangkan isi botol itn ke mulut ibunya tiba tiba disambut
cacian tak jelas dari wanita ini, yang meronta dan
menyemburkan arak itu yang bukan lain adalah Arak Sorga,
arak yang dahsyat sekali menundukkan seseorang dalam
nafsu berahi! Dan Ceng Liong yang marah melihat ibunya
menyemburkan arak tiba-tiba membuka mulut ibunya itu dan
menjepit kasar.
"Ibu, minumlah!"
Tok-sim Sian li tak berdaya. Untuk pertama kalinya dia
menangis, menerima cegukan arak yang dituangkan Ceng
Liong ke mulutnya, menggigil dan pucat bukan main oleh
sikap puteranya yang benar-benar seperti iblis itu. Memaksa
dia untuk bercinta dengan anak sendiri. Perbuatan biadab!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Tok-sim Sian-li yang ngeri dan terbelalak menerima arak
itu akhirnya pasrah menerima nasib.
Wanita iblis ini ketakutan. Dan ketika Ceng Liong
membebaskan totokannya dan dia terhuyung dengan kepala
pening tiba-tiba nafsu berahi mengganggu dirinya, Tok-sim
Sian-li me lawan maklum bahwa dia akan hanyut dalam
peristiwa mengerikan yang seumur hidup belum pernah ia
lakukan. Tapi karena arak perangsang memiliki kekuatan luar
biasa dan kepala yang pening semakin pening dan Tok-sim
Lian li kehilangan kesadarannya maka malam itu ia menyerah.
Ceng Liong tak memiliki perlawanan lagi dari ibunya. Dan
begitu Ceng Liong membawa ibunya ini ke perbaringan maka
Tok-sim Sian-li melayani puteranya itu. Hanyut dan dibakar
nafsu birahi dari arak Sorga, arak perangsang yang dibuat
sendiri. Dan ketika dua orang itu saling berdekapan dan
mabok dalam kekuasaan iblis maka terjadilah perbuatan
terkutuk di kamar itu, diiringi tawa Ceng Liong dan keluhan
ibunya yang mendengus-dengus!
(Oo-dwkz-oO) Keesokan harinya, dengan muka pucat dan rambut kusut
Toksim Sian-li membuka matanya. Ia masih merasa nanar,
pusing dan tak dapat berdiri tegak. Tapi melihat Ceng Liong
tidur di sampingnya dengan tubuh telanjang bulat dan ia
sendiri juga bugil tanpa sehelai benangpun tiba-tiba wanita ini
menjerit. "Ceng Liong, kau jahanan binatang....!"
Ceng Liong membuka mata. Dia terkejut oleh teriakan
ibunya itu, tapi melihat ibunya menyambar gunting dan
menikamkannya ke dada kirinya mendadak pemuda ini
mencelat dan melempar tubuh bergulingan, gerakan refleks
dari seorang ahli silat. Dan begitu melompat bangun dengan
kesadaran penuh dia me lihat gunting itu menyambar
pembaringan. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Crat!"
Ceng Liong mengguncang tubuh. Dia tertawa mengejek,
melihat ibunya melompat turun dengan telanjang pula,
mendelik dan berapiapi memandangnya, marah dan kecewa
melihat pemuda itu berhasil menyelamatkan diri. Dan persis
mereka berhadapan dengan sikap bermusuhan tiba-tiba
sesosok bayangan muncul menendang pintu kamar.
"Tok-sim Sian-li, apa yang terjadi?"
Keduanya terkejut. Mereka melihat Mayat Hidup datang.
terbelalak memandang mereka yang sama-sama tidak
berpakaian! Dan Tok-sim Sian-li yang beringas memandang
Ceng Liong tibatiba menudingkan jarinya dengan gemetar.
"Anak itu, dia.... dia memperkosaku, Mayat Hidup. Ceng
Liong menggagahiku semalam dan melolohiku dengan arak
perangsang....!"
Mayat Hidup tertegun. Dia tak menyangka perbuatan Ceng
Liong itu, sejenak melotot dengan muka heran. Tapi
mendengar Tok-sim Sian-li berseru menuding anaknya dan
Ceng Liong tersenyum-senyum memandang ibunya mendadak
iblis ini menjadi gusar.
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Liong ji, kau menggagahi ibumu sendiri?"
Ceng Liong bersikap tenang. "Dia terlampau menarik
bagiku, ji suhu, Tapi karena dia menolak terpaksa aku
mengambil jalan kekerasan. Dan benar, ibuku hebat. Pantas
kau tergila-gila padanya pula!"
"Keparat!" Mayat Hidup membentak. "Tidak tahukah kau
bahwa ibumu adalah kekasihku, Ceng Liong" Kau berani
merebut kekasih gurumu?"
"Ah, kau harus bersikap adil, suhu. Kalau kerap kali aku
melihatmu bermain cinta dengan ibu mana aku tahan?" Ceng
Liong tertawa. "Kau tak perlu marah. suhu. Ibu boleh untuk
kita bersama!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok sim Sian-li me lengking. Dia telah menyambar
pakaiannya, menyerang dan memukul Ceng Liong dengan
dehsyat. Dan begitu bertubi-tubi dia memukul dan menyerang
maka Ceng Liong harus berlompatan ke sana ke mari
menghindari serangannya. Ceng Liong masih telanjang bulat,
tidak rikuh sama sekali mengelak serangan ibunya itu,
meskipun ditonton Mayat Hidup! T api ketika Ceng Liong harus
melompat keluar karena ruangan itu sempit baginya mata
Ceng Liong menyambar pakaiannya itu dan berkelebat
melewati jendela, tertawa pada ibunya.
"Ibu, kamar itu sempit. Sebaiknya kita main-main di luar
saja!" Tok-sim Sian-li membentak. Ia menjejakkan kakinya dan
mengejar Ceng Liong, kembali menyerang dengan pukulanpukulan dahsyat. T api karena Ceng Liong memiliki kepandian
lebih tinggi dan gampang mengelak ke sana-sini akhirnya
wanita ini membanting kakinya dan berteriak pada Mayat
Hidup, "Kerempeng penyakitan, kau melotot saja tak mau
membantu" Hayo bunuh anak durhaka ini. Jangan biarkan dia
lolos....!"
Mayat Hidup menggeram. Dia marah dan "sakit hati"
bahwa Ceng Liong mengganggu Tok-sim Sian li, wanita yang
selama ini menjadi kekasihnya dan galang-gulung dalam
permainan cinta. Maka mendengar makian wanita ini dan
melihat Tok-sim Sian-li tak dapat merobohkan lawan tiba-tiba
iblis ini berkelebat dan membentak ke depan.
"Liong-ji, kau benar-benar anak setan!"
Ceng Liong terkejut. Dia me lihat gurunya menyerang,
mempergunakan jari Coan kut-ci yang amat berbahaya itu,
yang mengeluarkan sinar putih dan berkeredep menyambar
lehernya. Maka berteriak dan melempar tubuh bergulungan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong ganti membentak gurunya itu, "Ji-suhu, kau mau
membunuhku?"
Tapi Mayat Hidup yang tak mau menjawab hanya
mendengus saja. Dia kembali menyerang muridnya itu
membantu Tok-sim Sian li yang mengejar Ceng Liong yang
sedang bergulingan, melompat bangun dan mendapat
serangan ibunya yang menampar dengan Tok hiat jiu. Dan
Ceng Liong yang terbelalak serta cepat menangkis tahu-tahu
merendahkan tubuhnya dan mengebut ke depan.
"Plak-crit!"
Tok sim Sian-li memekik. Ia terdorong oIeh kebutan Ceng
Liong, membentak dan kembali menerjang dengan marah.
Dan Mayat Hidup yang juga tergetar oleh tangkisan muridnya
itu ikut menggereng dan menjadi penasaran. Dan begitu dia
melompat dan kembali menyerang maka Ceng Liong dikerubut
oleh guru dan ibunya itu.
Terpaksa, Ceng Liong mengerahkan ginkang dan ketika dua
orang lawannya melancarkan serangan-serangan berat yang
bermaksud membunuhnya dan tidak main-ma in lagi tiba-tiba
Ceng Liong berseru keras dan mainkan ilmu silat yang dia
warisi dari ibu dan ji-suhunya itu. Ceng Liong menghadapi
Tok-hiat jiu dengan Tok hiat jiu pula, dan tangan kirinya yang
bergerak menusuk dan menyambar dengan tusukan Coan-kut
ci menandingi pula Coankut-ci gurunya yang tentu saja
menjadi marah dan mencak-mencak oleh perbuatan muridnya
ini. "Ceng Liong, kau manusia hina. Kau terkutuk!"
Tapi Ceng Liong tak menggubris. Dia tersenyum dan
tertawa saja mendengar makian gurunya itu, yang mendapat
"senjata makan tuan". Dan ketika Ceng Liong menangkis dan
balas menyerang dengan pukulan yang sama akhirnya
ketiganya bertempur dengan seru.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong "mengisi" semua pukulan ataupun tusukan
jarinya dengan sinkang Ciok-thouw Taihiap. Yang perlahanlahan namun pasti menolak semua pukulan ibu dan jisuhunya, mendorong mereka dan bahkan mulai mendesak!
Dan Mayat Hidup yang merasa betapa Ceng Liong menahan
Coan-kut-cinya dengan sinkang yang kuat dan penuh itu
memiliki tenaga yang luar biasa tiba-tiba mendelik dan cemas
sendiri. Mayat Hidup khawatir. Dia mulai melihat bahwa Ceng Liong
merupakan "benalu" yang berbahaya, yang mungkin dapat
mengancam keselamatan jiwanya sendri. Maka ketika untuk
ke sekian kalinya Ceng Liong menangkis dan mereka sama
tergetar mendadak iblis tinggi kurus ini menyelinap ke sampng
dan menusuk punggung Ceng Liong dengan dua jari lurus ke
depan. "Crit...!"
Ceng Liong mendengar suara itu. Dia tahu gurunya
membokong, mempergunakan Coan-kut-ci di saat dia
menghadapi serangan ibunya. Tapi Ceng Liong yang tertawa
mengejek dan memutar kakinya tahu-tahu membalik dan
mengayun kedua lengannya berbareng.
"Plak dess!"
Dan Mayat Hidup terhuyung dua langkah! Iblis tinggi kurus
itu mendesis, marah melihat Ceng Liong mementalkan
tusukannya. Tapi ketika dia hendak menyerang kembali dan
Tok sim Sian li juga membentak marah tiba-tiba Sin-thouw
liong Mu Ba muncul, menyambar mereka yang sedang
bertempur. "Mayat Hidup, apa yang kau lakukan?"
Ketiganya terkejut Mereka melihat raksasa tinggi besar itu
menangkis pukulan mereka, membantu Ceng Liong. Dan
ketika mereka berdua terdorong mundur maka T ok-sim Sian-li
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memekik dengan seruan gusar, "Mu Ba. jangan ikut campur.
Anak itu akan kita bunuh!"
Tapi Mu Ba menggereng. Dia melindungi Ceng Liong di
depan, menerima pukulan Tok-sim Sian-li dengan dada
terbuka. Dan ketika wanita itu menjerit dan terjengkang ke
belakang raksasa ini membentak. "Sian-li. jangan mata gelap
Ceng Liong adalah juga muridku!" dan Tok sim Sian-li yang,
mendelik sambil melompat bangun itu sudah membantingbanting kakinya.
"Mu Ba, minggir. Tak perlu kau cerewet melindungi anak
itu....!" Tapi Mu Ba yang tak mau minggir malah berdiri gagah.
"Tidak, aku harus tahu kenapa kalian menyerang anak ini,
Sian-li. Dan coba jelaskan apa kesalahan anak itu hingga
kalian mau membunuhnya!"
Tok-sim Sian-li tak menjawab. Dia menggigil dan gemetar
mengepal tinjunya, mendelik pada raksasa tinggi besar itu.
Dan Mu Ba yang mengerutkan kening melihat sikap wanita ini
lalu menoleh pada rekannya
"Apa yang terjadi, Mayat Hidup" Kenapa kau ikut-ikut
hendak mencelakai Ceng Liong?"
Mayat Hidup terkekeh, serak suaranya. "Sebaiknya kau
tanya sendiri bocah itu. Mu Ba. Kami tak mau menjawab
karena dia melakukan perbuatan yang memalukan!"
"Hm, apa yang kau lakukan, Ceng Liong?" akhirnya raksasa
ini memandang muridnya, heran dan curiga. "Apa yang kau
lakukan hingga guru dan ibumu marah-marah?"
Ceng L'ong menyeringai. "Aku tidak melakukan apa-apa.
suhu. Hanya semalam aku mengajak ibaku bersenangsenang." "Bersenang-senang apa maksudmu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bermain cinta. suhu. Tapi ji-suhu rupanya cemburu dan
marah kepadaku!"
"Apa?" Mu Ba terbelalak. "Kau mengajak ibumu sebagai
kekasih, Ceng Liong" Kau....."
"Ya," Ceng Liong memotong. "Aku tak tahan melepas
rinduku, suhu. Dan karena ibu tak mau membantuku
mendapatkan puteri Ok ciang-kun maka kupaksa dia minum
Arak Sorga dan mau kuajak bermain cinta!"
Mu Ba tiba-tiba tertawa bergelak. Dia tertawa sampai
tubuhnya berguncang-guncang, tidak marah melainkan geli.
Dan bergelak memandang rekannya dia berseru, "Nah, apa
kataku, Mayat Hidup" Bukankah sudah kukatakan bahwa
murid kita yang satu ini istimewa" Dia tidak bersalah, yang
bersalah adalah kalian berdua!"
Mayat Hidup melotot. "Apa maksudmu, Mu Ba" Kau justeru
menyalahkan kami?"
"Ya, bukankah sudah kubilang janganlah kalian merangsang anak itu dengan permainan cinta di depan mata,
Mayat Hidup" Dulu sudah kuberi tahu pada kalian agar tidak
menyolok melakukan hubungan kekasih di depan anak ini.
Dan kalau Ceng Liong sekarang ingin mencontoh perbuatan
gurunya dan coba-coba bermain cinta dengan ibunya hal itu
pantas. Ceng Liong tidak bersalah. Anak itu hanya melakukan
apa yang menjadi dorongan hatinya belaka!"
"Keparat!" Tok-sim Sian-li membentak. "Kau membela
muridmu yang durhaka itu. Mu Ba" Kau tidak melihatnya
sebagai perbuatan yang jahat?"
"Ha-ha. perbuatan jahat yang bagaimana, hujin" Bukankah
kita orang-orang sesat ini justeru semakin kagum dan
menghargai perbuatan yang dikata jahat" Semakin busuk
orang itu me lakukan perbuatannya berarti semakin hebat dia.
Itu tanda keberanian dan kepandaiannya: Eh, Mayat Hidup...."
raksasa ini menoleh pada rekannya, tertawa. "Bukankah sudah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi ciri kita untuk mengagumi perbuatan-perbuatan
jahat" Ceng Liong menunjukkan keunggulannya. Kita kalah
setingkat dibanding murid kita itu!"
Mayat Hidup terbelalak. Dia mengangguk-angguk dan
menyetujui kata-kata itu, mulai tersenyum dan akhirnya
tertawa. Dan batuk-batuk memandang raksasa tinggi besar itu
tiba-tiba Mayat Hidup terkekeh dan berkata, "Benar, aku
hampir lupa oleh pandangan hidup kita ini. Mu Ba. Murid kita
memang hebat dan patut kita puji. Kau benar. Ceng Liong
setingkat di atas kita segalagalanya...!" dan berkelebat
meninggalkan tempat itu, iblis ini berseru, "Tok-sim Sian-li,
omongan raksasa itu tidak salah. Sebaiknya biarkan dia
melakukan apa saja yang dia suka!"
Tok-sim Sian-li menjerit. "Kau berbalik haluan, iblis tua"
Kau tak mau membantuku?"
Namun Mayat Hidup lenyap diluar tembok. Dia tertawa
meninggalkan suaranya yang sayup-sayup sampai, dan ketika
melihat bahwa dirinya menghadapi Ceng Liong tanpa kawan
tiba-tiba wanita ini terisak dan melompat jauh.
"Ceng Liong, kau anak terkutuk Semoga iblis melahapmu
kelak di pintu neraka!"
Ceng Liong mengangkat bahu. Dia tertawa dan bersikap
tenang, acuh tak acuh menghadapi kemarahan ibunya itu.
Dan melihat gurunya yang pertama memandangnya dengan
mata bersinar-sinar pemuda ini mengangguk dan melompat
pergi. "Twasuhu. terima kasih!"
Mu ba terenyum lebar. Dia me lihat Ceng Liong mengejar
ibunya, satu arah dengan wanita iblis itu. Dan Mu Ba yang
tertawa bergelak dengan muka gembira tiba-tiba juga
melompat pergi dengan seruan parau, "Liong-ji, hati-hati.
Ibumu cukup ganas...!"
Tapi Ceng Liong tersenyum mengejek. Dia tahu tanpa
diberi peringatan lagi, dan Ceng Liong yang hari itu menguntit
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ibunya secara diam-diam mulai mengganggu wanita ini tanpa
segan-segan lagi. Tok sim Sian-li terus dibayangi, dan ketika
hari demi hari berlalu dengan perasaan cemas dan ketakutan
di pihak wanita ini akhirnya Ceng Liong menundukkan ibunya
itu habis-habisan.
Tok-sim Sian-li menyerah. Terguncang jiwanya dan
seminggu kemudian mulai linglung, suka terkekeh dan ketawa
sendiri bila Ceng Liong mempermainkan tubuhnya. Membiarkan diri "digerumuti" puteranya itu yang sudah tidak
seperti manusia lagi. Dan ketika siang itu kembali Ceng Liong
mempermainkan ibunya di dalam kamar mendadak sebuah
bayangan mendobrak jendela.
"Tok-sim Sian-li, keluarlah....!"
Ceng Liong terkejut. Dia menyambar pakaiannya di atas
lantai, melihat seorang pemuda membentak masuk melalui
jendela. Dan Ceng Liong yang kaget oleh tamu tak diundang
ini tiba-tiba membelalakkan matanya ketika melihat siapa yang
datang. "Bu-beng Siauw-cut...!"
Tok-sim Sian-li me lompat turun. Dia juga terkejut dan
tersentak mendengar disebutnya nama ini, dan Kun Houw
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atau Bu-beng Siauw cut yang tertegun me lihat wanita itu
telanjang bersama Ceng Liong tiba-tiba menggigil.
"Tok-sim Sian-li. kenalkah kau dengan wanita bernama
Bwee Li?" Tok-sim Sian-li bengong. Ia mengejap-ngejapkan mata,
merasa getaran kuat tiba-tiba menghubungkannya dengan
pemuda di tengah kamar itu. Tapi Tok-sim Sian li yang
terkekeh dan tertawa dengan muka linglung tiba-tiba
menyambar pekaiannya dan menjawab acuh tak acuh. "Siapa
itu Bwee Li, Bu-beng Siauw cut" Apakah kau juga hendak
memperkosaku seperti yang dilakukan anakku ini" Hi-hik.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong benar-benar gagah. Keturunan Pendekar Gurun
Neraka telah menggagahi ibunya sendiri dan tak tahu malu!"
Kun Houw menggigil. "Aku tak bertauya tentang anakmu
yang biadab. Tok-sim Sian-li. Tapi menanyaimu tentang Bwee
Li! Kenalkah kau dengan wanita itu?"
"Hm. Bwee Li yang mana, Siauw-cut?"
"Lihat ini.. !" Kun Houw melempar surat yang diterimanya
dari Pendekar Gurun Neraka, pucat dan gemetar memandang
wanita itu. Dan T iok-sim Sian li yang menangkap surat itu dan
membukanya dengan tak acuh lalu membacanya dengan sikap
ogah ogahan. Mula-mula senyumnya mengejek, sinis dan
kelihatan geli. Tapi ketika baris demi baris dilaluinya dengan
cepat mendadak wanita ini berseru tertahan dan membelalakkan matanya lebarlebar. Ia seakan tak percaya,
mengulang lagi isi surat itu dengan baik. Tapi ketika surat itu
tetap sama dan tidak ada yang berobah tiba-tiba wanita ini
menjerit dan me lengking histeris, berkelebat menyambar
lengan kiri Ceng Liong.
"Ceng Liong, perlihatkan lenganmu...!" Ceng Liong
terkesiap. Dia tak mengerti maksud ibunya itu, tapi lengan
kirinya yang sudah ditangkap dan dibolak-balik ibunya ini
tampak diamati dengan penuh perhatian. Melihat ibunya
menggigil dan pucat bukan main Lalu melihat tak ada sesuatu
di lengan kirinya itu mendadak wanita ini berkelebat ke arah
Kun Houw. "Bocah, perlihatkan lenganmu!" Kun Houw juga
sudah ditangkap. Tok-sim Sian-li memeriksa lengan kiri Kun
Houw, dan begitu me lihat ada sesuatu di lengan kiri pemuda
ini tiba-tiba Tok-sim Sian-li mengeluh dan bercucuran air
matanya, terhuyung memandang Kun Houw.
"Ceng Liong, kau.... kau anakku....!"
Ceng Liong terheran. Dia melihat ibunya itu sudah
menubruk Kun Houw, menangis tersedu-sedu dan memeluk
pemuda ini dengan erat sekali. Dan Ceng Liong yang heran
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serta cemburu tibatiba menyambar ibunya ini dan membentak,
"Ibu, apa yang terjadi" Kenapa kau memeluk musuh?"
Tapi mengejutkan sekali.
Tok-sim Sian-li tiba-tiba
melengking, dan terkekeh dengan masih menangis wanita ini
tiba-tiba menghantam kepala Ceng Liong. "Hun Kiat, kau
manusia binatang...!"
Ceng Liong terkejut. Dia mengelak dan melompat mundur,
robek baju pundaknya disambar pukulan ibunya yang meleset.
Dan Tok-sim Sian li yang memekik sambil meraung tinggi tibatiba kembali menyambarnya dengan pukulan dahsyat.
"Hun Kiat. kau manusia binatang...!"
Ceng Liong mengerutkan kening. Dua kali ibunya itu
memanggilnya dengan nama lain, nama yang membuat dia
tidak mengerti dan menjadi marah. Maka ketika kembali
ibunya menyerang dan dia harus mnngelak mundur tiba-tiba
Ceng Liong menggerakkan kakinya menendang ibunya itu.
Dan begitu Tok-sim Sian-li menjerit dan terpelanting roboh
tahu-tahu Ceng Liong telah mencengkeram pundak ibunya ini.
"Ibu, tahan. Jangan membuat aku marah!"
Tok sim Sian li memekik, ia meronta dan melepaskan diri,
lalu bergulingan merjauh ia memaki pemuda itu, "Hun Kiat,
aku bukan ibumu. Kau anak siluman Bwee Li!"
Ceng Liong tertegun. Dia masih tidak mengerti akan semua
sikap ibunya. Tapi melihat ibunya memandang berapi-api dan
menggigil di samping Kun Houw akhirnya Ceng Liong menjadi
penasaran, "Ibu, apa yang terjadi" Apa maksudmu?"
"Hi-hik, kau baca surat ibumu ini, Hun Kiat. Kau bukan
Ceng Liong dan bukan pula anakku. Aku bukan ibumu!"
Cerg Liong terkejut. Dia menangkap surat yang dilontarkan
ibunya itu, membaca dengan alis berkerut-kerut. Dan
terbelalak meremas surat ini tiba-tiba Ceng Liong tertawa
bergelak. "Ha-ha. kalau begitu kau benar. Tok-sim Sian-li. Jadi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku adalah Pouw Hun Kiat" Dan kau kenal pula pada ayah
ibuku itu?"
Tok-sim Sian-li membentak, "Aku bukan hanya kenal pada
ayah ibumu, Hun Kiat. Tapi juga kebusukan-kebusukan
mereka. Terutama ayahmu yang mempermainkan ibumu itu,
setan licik Pouw Kwi yang persis dirimu!"
"Ya, dan aku juga telah mempermainkan dirimu, Tok sim
Sian li. Kau wanita hebat yang memiliki tubuh menggairahkan!"
"Keparat ..!" dan Tok-sim Sian-li yang marah oleh kata-kata
ini tiba-tiba menerjang ke depan dengan pekik ganas. Ia
sudah melancarkan serangannya bertubi-tubi, menampar dan
menendang Ceng Liong atau yang kini diketahui sebagai Pouw
Hun Kiat itu dengan serangan mematikan, ganas dan buas
sekali, tampak bernafsu untuk membunuh lawan. Tapi Hun
Kiat yang melompat ke sana ke mari dengan mudah tiba-tiba
mengejekinya memanaskan perut.
"Tok-sim Sian li, kau masih kuanggap ibuku. Sebaiknya
hentikan seranganmu dan kita bersenang senang saja"
Tok-sim Sian li me lengking. Dia semakin marah oleh katakata ini, mencabut Bendera Iblisnya dan menyerang semakin
gusar. Dan ketika belum juga dia dapat merobohkan lawannya
itu dan Ceng Liong atau Hun Kiat mulai menangkis serta
membalas hingga tubuhnya terpental atau terdorong ke
belakang tiba-tiba wanita ini menjerit dan melontarkan
Bendera iblisnya itu.
"Hun Kiat, mampuslah . .!"
Ceng Liong atau Hun Kiat mendengus. Dia melihat lawan
menyambit benderanya melompat dan menyusul di belakang
berlindung di balik kain bendera yang berkibar menutupi mata,
melancarkan Tok-hiat jiu ke ulu hatinya. Ganas dan benarbenar berbahaya Dan Hun Kiat yang marah oleh serangan itu
tiba-tiba mengerahkan sinkangnya, menyambar sekaligus
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerima Tokhiat jiu dengan kekebalannya. Dan begitu
bendera tertangkap dan pukulan lawan mengenai ulu hatinya
tiba-tiba Hun Kiat membentak dan ganti menyambitkan
benderanya ke dada Tok-sim Sian-li.
"Tok-sim Sian-li, terimalah!"
Tok-sim Sian-li terbelalak. Ia melihat benderanya ditargkap
lawan, dilontarkan kembali ke padanya sementara pukulannya
mendarat di lambung Hun Kiat. terpental dan tertolak balik
bertemu kekebalan Hun Kiat yang melindungi dirimu dengan
sinkang, membuat Tok-sim Sian-li terpelanting roboh dan
terguling-guling.
Dan sementara ia menjerit sambil bergulingan itu tahu-tahu bendera mengejarnya cepat dengan
kecepatan luar biasa, dengan gagang lebih dulu menyambar
dada kanannya! "Ibu, awas..!"
Tapi teriakan Kun Houw atau yang sebenarnya Ceng Liong
yang asli itu terlambat. Hun Kiat telah melontarkan gagang
bendera dengan kekuatannya yang luar biasa, tertawa
mengejek mendengar Kun Houw menyebut "ibu" pada Tok
sim Sian-li, seruan yang meluncur tanpa disadari karena
keadaan yang amat tiba-tiba. Dan begitu Tok-sim Sian-li
menjerit dan mengeluh panjang tahu-tahu Bendera Iblis telah
menancap di dada kanannya, menembus paru-paru.
"Crep!"
Tok-sim Sian-li menggeliat. Ia roboh tak dapat bangun lagi,
mendelik memandang lawan. Dan Kun Houw yarg terbelalak
melihat luka wanita itu tiba-tiba berkelebat maju membungkukkan tubuhnya, bermaksud menolong untuk
menyelamatkan wanita ini. Tapi Hun Kiat yang melepaskan
pukulan di belakang tiba-tiba menghantam lawan dengan
serangan curang.
"Dess!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terlempar. Dia membentak dan melompat
bangun, berkilat-kilat memandang lawan yang saat itu tertawa
bergelak dan siap-siap menyerangnya lagi. Tapi T ok-sim Sianli yang batuk-batuk dan muntahkan darah berseru padanya,
"Liong-ji, bawa aku keluar. selamatkan ibumu dulu....!"
Kun Houw bingung. Dia memang mau menyelamatkan
wanita itu, yang kini diketahuinya sebagai ibu kandungnya.
Tapi Hun Kiat yang mengejek dan melepas Coan-kut-ci tak
memberinya kesempatan untuk memberi psrtolongan. "Bubeng Siauw-cut, sebaiknya namamu tak perlu diganti. Biarkan
ibumu mampus.... crit!" dan sinar putih Jari Penusuk Tulang
yang terpaksa dikelit Kun Houw menyambar dan meledak di
atas lantai, membuat Kun Houw marah.
"Orang she Pouw, kau benar-benar tak tahu budi!"
"Ha-ha, bagi kami orang-orang sesat budi tak ada dalam
kamus. Siauw-cat. Sebaiknya kau menyerah saja dan biarkan
wanita itu menerima kematiannya!"
Kun Houw marah. Dia mulai membalas dan menangkis,
menyerang lawan dengan muka merah. Tapi Tok-sim Sian-li
yang merintih di atas lantai tiba-tiba berseru kembali, "Liong
ji, bawa ibumu.... aku hampir tak kuat lagi...!"
Kun Houw terbelalak. Dia terpaksa menahan serangannya,
melihat ibunya itu menangis dengan muka pucat, menggigil
penuh harap memandangnya. Dan Kun Houw yang melompat
mundur menjauhi lawannya tiba-tiba menyambar wanita itu
dan keluar melompati jendela. "Hun K iat, besok kita lanjutkan
lagi. Tak perlu sombong..!"
Tapi Hun Kiat mengejar. "Ke mana kau lari, Siauw-cut"
Serahkan jiwamu dulu!" dan Hun Kiat yang melepas pukulan
menghantam punggung lawan tiba-tiba disambut kibasan Kun
Houw yang memutar lengannya.
"Dess!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw mengeluh. Dia terjungkir balik dan terdorong
hebat oleh pukulan lawannya itu, cepat berdiri dan membawa
ibunja melompati tembok taman. Tapi Hun Kiat yang
menyusul di belakangnya lagi-lagi tertawa.
"Siauw-cut, robohlah!"
Kun Heuw marah. Dia terpaksa melayang turun, merasa
angin pukulan lawannja mencicit berbahaya. Dan Kun houw
yang membalik serta mencabut pedang tiba-tiba menusuk
lawannya dengan jurus Heng hun po-uh "Orang she Pouw,
kau terlalu .. sratt!" dan baju lawan yang robek disambar
pedang tiba-tiba membuat Hun Kiat berjungkir balik menjauhi
lawan, berteriak kaget dan terbelalak memandang Kun Houw
yang kembali sudah melayang melompati tembok. Lalu begitu
lenyap dan tertegun memandang lawan tiba-tiba Hun Kiat
memekik dan mengejar penasaran.
"Siauw-cut jangan lari...!"
Namun Kun Houw telah jauh di depan. Dia berlompatan
menghilang di kompleks istana, dan ketika Hun Kiat
mengejarnya sambil berteriak marah maka pemuda ini telah
keluar dari kota raja dan terus berlari cepat menuju ke utara.
"Liong-ji, jangan masuki kuil rusak di hutan itu. Sebaiknya
putar ke barat dan carilah sebuah gua...!"
Kun Houw gemetar. Dia memang bermaksud mencari kuil
tua di tengah hutan itu, tempat di mana dulu Ceng Liong atau
Hun Kiat hendak memperkosa Kui Hoa. Maka mendengar
seruan ibunya agar dia mencari sebuah gua di sebelah barat
dia lalu memutar larinya dan membelok. Kun Houw memasuki
hutan cemara yang cukup lebat, dan ketika dia mendapat
sebuah gua yang dicarinya maka saat itu pula ibunya pingsan!
"Ibu....!"
Tok-sim Sian-li tak menjawab. Wanita ini hampir kehabisan
darah oleh luka-lukanya yang parah. Dan Kun Houw yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pucat dengan air mata bercucuran itu lalu mencabut gagang
bendera yang masih menancap dan menotok ibunya. Dan
begitu membaringkan ibunya di lantai gua dan merawat lukaluka ibunya tiba-tiba Kun Houw mengguguk tak dapat
menahan remasan hatinya lagi!
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ibu, kenapa kau melahirkan aku sebagai anak jadah"
Kenapa tidak kau bunuh saja aku ketika masih bayi?"
Kun Houw menangis dengan muka pucat. Dia memukulmukul kepalanya sendiri dengan penuh kecewa, melotot
memandang surat yang kini lusuh dibawanya. Surat Bwee Li
yang menceritakan rahasia pertukaran bayi itu. Surat yang
didapatnya dari Pendekar Gurun Neraka ketika dia datang ke
Beng-san! Dan Kun Houw yang gemetar oleh semua kejadian
ini tiba-tiba mengguguk dan kembali tersedu-sedu.
Apa yang terjadi" Memang sebuah pukulan berat bagi
pemuda itu. Seperti yang diketahui, duapuluh tahun yang lalu
terjadi banyak peristiwa yang cukup menggegerkan dunia,
terutama yang bersangkut-paut dengan Pendekar Gurun
Neraka atau yang dulu dikenal sebagai Y ap-goonswe itu. Kisah
cinta yang banyak menimbulkan kepahitan bagi pendekar ini.
Dan para pembaca yang telah mengikuti serial "Pendekar
Gurun Neraka" atau "Pendekar Kepala Batu" tentu mengetahui
apa yang terjadi ini.
Dan memang betul. Di dalam "Pendekar Gurun Neraka"
telah diketahui bahwa Pouw Kwi, murid mendiang Ang-i Lo-nio
dan juga Cheng-gan Sian-jin telah menggauli B wee Li, itu selir
raja muda Yun Chang dengan merobah dirinya menjadi Yapgoanswe laki-laki yang dicintai Bwee Li. Dan ketika Bwee Li
mengandung dan melahirkan anak laki-lakinya yang bukan lain
adalah Pouw Hun Kiat itu maka Bwee Li menukar anaknya
dengan bayi yang juga baru saja dilahirkan Tok-sim Sian-li,
bayi yang bukan lain adalah Ceng Liong atau yang kini
bernama Kun Houw itu, anak laki-laki yang dipelihera B wee Li
bersama suaminya, Liok-kauwsu (guru silat she Liok), yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akhirnya tewas bersama wanita itu di tangan Pouw K wi (baca:
Pendekar Kepala Batu). Dan Bwee Li yang sempat
meninggalkan sepucuk surat pada Ciok-thouw Taihiap untuk
disampaikan pada Pendekar Gurun Neraka akhirnya membuka
rahasia itu, menceritakan bahwa bayi yang dipelihara Tok-sim
Sian-li adalah Hun Kiat sedang bayi yang ia pelihara adalah
Ceng Liong. Anak dari hubungan gelap Tok-sim Sian-li dengan
Pendekar Gurun Neraka! Dan Pendekar Gurun Neraka yang
tentu saja terkejut oleh isi surat wanita itu lalu mencari Ceng
Liong, yang saat itu telah meninggalkan tempat tinggal ibunya
dan merantau sendirian, merobah nama menjadi Bu-beng
Siauw-cut (kerucuk) yang kita kenal itu. Dan karena
percariannya sia-sia belaka dan Ceng Liong tak berhasil dia
temukan akhirnya Pendekar Gurun Neraka kembali ke Ti-piesan dengan perasaan tidak enak.
Pendekar Gurun Neraka gundah. Dia terpukul oleh
kenyataan bahwa Tok sim
Sian-li melahirkan anak
keturunannya, anak dari hasil hubungan gelap atas kelicikan
wanita iblis itu, yang dulu me lolohinya dengan arak
perangsang hingga dia mabok dalam nafsu berahi. Melakukan
segala-galanya atas keinginan wanita itu, yang memang sejak
lama telah memendam cinta dan sakit hati bahwa dia tidak
membalas cinta wanita itu. Dan Pendekar Gutun Neraka yang
tentu saja muram oleh kenyataan pahit itu lalu kembali
dengan perasaan waswas.
Dia khawatir, bahwa jangan-jangan anak yang dilahirkan
Toksim Sian-li itu akan menjadi ganas seperti ibunya. Tapi
karena anak itu tak diketemukan dan dulu ketika Ceng Liong
datang dia tak tahu bahwa anak itulah yang dipelihara Bwee Li
maka Pendekar Gurun Neraka menarik napas sesal yang tiada
habis-habisnya. Dia gelisah sekali, dan ketika akhirnya anak
itu "menghilang" menjadi murid Butiong-kiam Kun Seng
pendekar ini tak tahu lagi di mana anak itu. Sampai tiba-tiba
Kun Houw atau Ceng Liong datang ke Beng-san, membuat
geger di tempat itu ketika menghormat jenazah Ciokithouw
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Taihiap. Dan ketika surat Bwee Li dilemparkan pada anak ini
untuk dibaca Kun Houw akhirnya Kun Houw tertegun dan
lenyap meninggalkan tempat itu.
Kun Houw atau Ceng Liong yang asli ini menuju ke kota
raja, mencari Tok-sim Sian-li tanpa berhenti di tengah jalan,
menggigil dan pucat mukanya bahwa dia mendapat sesuatu
yang benarbenar di luar dugaan. T ak mengira bahwa Bwee Li
yang disangka ibu kandungnya itu adalah justeru wanita lain,
karera ibu kandungnya adalah Tok-sim Sian-li, wanita iblis
yang bertemu dengannya pertama kali di kuil Dewa Bumi itu!
Dan Kun Houw yang tentu saja gemetar oleh surat Bwee Li ini
digeragoti perasaan tidak karuan yang membuat dia sesak
napas. Tadinya dia mengira Bwee Li dibunuh Pendekar Gurun
Neraka. Hal yang membuat dia dendam dan karena itu pernah
didatanginya untuk membalas sakit hati, kejadian yang waktu
itu dikenangnya pahit dan terasa getir. Tapi setelah tahu
bahwa Pendekar Gurun Neraka justeru ayah kandungnya dan
bukan musuh seperti apa yang dia sangka tiba-tiba saja Kun
Houw merasa anjlog bagai dihempas ke dasar bumi.
Ada kelegaan dan kebanggaan besar di hatinya. Bangga
behwa dia ternyata putera seorang pendekar sakti yang
merupakan tokoh tertenal di dunia. Tapi mengetuhui bahwa
ibu kandungnya justeru Tok-sim Sian-li yang dikenal sebagai
wanita iblis yeng amat cabul itu tiba-tiba saja Kun Houw "gelo'
(kecewa). Dia tak habis pikir bagaimana Pendelar Gurun
Neraka bisa berhubungan dengan ibunya, wanita jang dikenal
sebagai wanita cabul itu. Tapi mengira Pendekar Gurun
Neraka laki-laki kuat yang mungkin merayu ibunya maka Kun
Houw menjadi marah.
Dia menganggap tentu ayahnya itu yang lebih dulu
mendekati ibunya, karena kepandaian ayahnya memang hebat
dan ibunya tak mungkin mengalahkan ayahnya itu Dan karena
Pendekar Gurun Neraka dianggapnya lemah terhadap wajah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cantik, terbukti isterinya dua, Kun Houw lalu mengambil
kesimpulan bahwa ayahnya itulah yang bersalah. Bukan
ibunya! Kun Houw sakit hati. Dia benar-benar kecewa akan
gambaran ayahnya itu. T ak menyangka bahwa pendekar yang
demikian gagah perkasa harus "main gila" dergan wanita lain.
Wanita macam ibunya itu, Tok tim Sian-li! Dan Kun Houw
yang menangis dengan tinju terkepal itu tiba-tiba disadarkan
renungannya oleh rintihan ibunya,
"Liong-ji, di mana kau..?"
Kun Houw menghentikan tangisnya. Dia melihat ibunya
membuka mata, sadar. Dan melihat wanita itu menggapaigapai ke kiri kanan mendadak Kun Houw menggigit bibirnya
dan menyambar lengan ibunya ini. "Ibu, aku ada di sini....!"
Tok-sim Sian-li membuka matanya. Dia mengeluh dan
berkejapkejap, tapi melihat Ceng Liong atau Kun Houw
memegang lengannya tiba-tiba wanita ini meremas-remas dan
terisak gemetar. "Liong-ji, di mana anak setan itu" Di mana
Hun Kiat...?"
Kun Houw memejamkan matanya. "Dia tak ada di s ini, ibu.
Tapi aku bersumpah untuk mencari dan menghajarnya!"
"Dan kau.... dari mana kau dapatkan surat wanita itu,
Liong-ji" Bagaimana bisa tiba-tiba datang ke kamarku?"
Kun Houw teringat, gelap mukanya dan tiba-tiba
menggeram. "Ibu, sebelum kujawab pertanyaanmu itu
bagaimana kau bisa berada di kamar itu bersama anak iblis
itu" Kenapa kau melakukan perbuatan hina itu?"
"Ah, aku".. aku memang wanita hina, Liong ji. Tapi
perbuatan di kamar itu bukan aku yang menghendakinya.
Bocah iblis itulah yang memaksaku. Kepandaiannya sekarang
hebat, dia mendapatkan warisan sinkang Ciok-thouw
Taihiap..!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tahu, ibu! T api kenapa kau tak melawan?"
Tok-sim Sian-li tiba-tiba menangis. "Aku tak berdaya
menghadapinya, Liong-ji... bocah itu memaksaku.... dan
karena masih kuanggap bahwa dia darah dagingku sendiri
maka aku bingung dan melayaninya bagai boneka...."
"Dan kau benar-benar tak tahu bahwa dia bukan anakmu,
ibu?" "Benar, aku tak tahu, Liong-ji... tapi....tapi ..... aduh,
napasku sesak, Liong-ji.... aku tak tahan...!" Tok sim Sian li
tiba-tiba menggeliat, mengaduh dan muntahkan darah. Dan
Kun Houw yang pucat melihat keadaan ibunya ini tiba-tiba
menotoknya dengan perasaan tak karuan.
"Ibu, luka-lukamu parah. Sebaiknya kucari tabib untukmu!"
Tok-sim Sian-li menggoyang lengan. "Tidak .... tidak, Liongji.... jangan tinggalkan aku. Ibumu tak akan lama lagi
menghirup dunia... aku tahu...!" dan Tok sim Sian-li yang
batuk-batuk dan kembali lagi melontakkan darah segar
membuat Kun Houw diremas perasaannya dan bercucuran air
mata, mengangkat dan meletakkan kepala ibunya itu di atas
pangkuannya. Lalu menggigil dan gemetar memandang
ibunya itu Kun Houw bertanya lirih,
"Ibu, apa yang harus kulakukan?"
Tok-sim Sian-li mengeluh, menekan dada-nya. "Aku ingin
kau membalaskan sakit hati ini, Liong ji. Aku..."
"Ya," Kun Houw memotong. "Aku akan mencari anak iblis
itu. ibu. Aku akan membunuh Hun Kiat untuk membalas sakit
hatimu!" "Ah, tidak... bukan itu, Liong-ji. Tapi aku ingin kau
membalaskan sakit hati ini pada Pendekar Gurun Neraka....!"
Kun Houw terkejut. "Apa maksudmu, ibu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia...dialah penyebab segala-galanya,. Liong ji . .Hun Kiat
tak perlu kau cari sebelum kau bunuh ayahmu itu! Ayahmu itu
biang keladi semua penderitaanku... carilah dia dan balaskan
sakit hati ini.-.!"
Kun Houw tertegun. "Tapi, ibu. Bagaimana bisa terjadi
semuanya ini" Kenapa kau dan ayah..."
"Hm, kau mau tanya kenapa aku dan Pendekar Gurun
Neraka tak hidup bersama, Liong-ji?" wanita itu menukas,
terengah dan tiba-tiba berapi matanya, batuk dan diurut Kun
Houw yang menganggukkan kepalanya. Dan Tok-sim Sian-li
yang menggigit bibir sambil mengepal tinjunya tiba tiba
mendesis, "Karena dia tergila-gila pada dua isterinya yang
sekarang itu, Liong-ji. Karena ayahmu itu tak tahu dicinta
orang dan mata keranjang!"
"Tapi siapa yang bersalah lebih dulu, ibu" Bukankah kau...."
"Ya, aku tahu, Liong-ji. Kau hendak mengatakan bahwa aku
seorang wanita iblis sedang ayahmu seorang pendekar,
bukan?" Tok-sim Sian-li memotong. "Itu benar, Liong-ji. Itu
tidak salah! Tapi tahukah kau siapa yang menjadi penyebab
hingga aku menjadi begini" Ayahmu itulah. Liong-ji. Pendekar
Gurun Neraka itulah! Dia menyia-nyiakan cintaku dan
meninggalkan aku seorang diri!" dan Tok-sim Sian li yang tibatiba menangis dengan pundak berguncang-guncang akhirnya
membuat Kun Houw mengerutkan kening, teringat pada
kesimpulannya sendiri.
"Ibu, bisakah kau ceritakan padaku asal mula kisahmu ini"
Siapakah yang lebih dulu mulai?"
Tok-sim Sian-li masih menangis. "Tak ada gunanya
kuceritakan padamu, Liong-ji. Kau akan mengorek-ngorek
lukaku dengan mendengarkan cerita itu."
"Tapi aku perlu mengetahuinya, ibu. Aku ingin tahu siapa
sebenarnya yang lebih dulu bersalah!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-sim Sian-li terkejut. Dia me lihat Kun Houw bangkit
berdiri, melihat kekerasan sikap dan kegagahan anaknya ini.
kegagahan yang memancar seperti yang dimiliki Pendekar
Gurun Neraka! Dan T ok-sim Sian-li yang tiba-tiba kagum pada
anaknya ini menjadi semakin yakin dan percaya bahwa anak
itu adalah anaknya. Pemuda yang patut menjadi keturunan
Pendekar Gurun Neraka. Tidak seperti Hun Kiat yang mirip
manusia iblis itu! Dan Tok-sim Sian-li yang terkekeh bangga
tiba-tiba melupakan sakitnya.
"Liong-ji, kau persis ayahmu!"
Kun Houw mengerutkan kening. "Aku tak perlu pujian itu,
ibu. Aku memerlukan ceritamu untuk melihat siapa yang lebih
dulu mulai!"
"Maksudmu?"
Kun Houw ragu-ragu.
"Kau tak mau membalaskan sakit hatiku kalau ayahmu
yang benar. Liong-ji" Kau ragu-ragu untuk membela ibumu
ini...?" Toksim Sian-li dapat menebak, tahu bahwa lagi-lagi
darah kegagahan muncul di dalam diri puteranya itu, watak
yang benar-benar mirip Pendekar Gurun Neraka! Dan T ok-sim
Sian-li yang tiba-tiba terkekeh mendadak terguling roboh
ketika kembali batuk-batuk. "Liong-ji, aku tak akan
menceritakannya kalau begitu... kau tentu tak percaya...!"
Kun Houw melompat. Dia melihat ibunya merintih,
kejangkejang dan sukar bicara. Dan Kun Houw yang kembali
menotok ibunya untuk melegakan pernapasan tiba-tiba
didorong ibunya itu. "Liong ji, tak usah... biarkan ibumu
mampus dengan membawa dendam ini... kau pergilah...!"
Kun Houw menggigit bibir. "Aku tak akan meninggalkanmu
di s ini, ibu. Aku akan menolong dan menjagamu di sini."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kau tak menyanggupi permintaanku, Liong-ji. Untuk
apa menolong ibumu" Pertanyaanmu mengandung kesangsian. Kau tak percaya kepadaku!"
Kun Houw gugup. "Bukan begitu, ibu. Tapi..."
"Tidak... tidak... kau pergilah, Liong ji. Biar ibumu mampus
membawa bekal sakit hati ini. Kau tak dapat kuandalkan!" dan
Tok sim Sian-li yang kembali mengerang sudah menggeliatgeliat dengan muka pucat. Wanita ini terlalu banyak bicara,
napasnya putus-putus. Dan Kun Houw yang menggigil melihat
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keadaan ibunya itu tiba-tiba menangis dan bercucuran air
matanya. "Ibu, kau akan kucarikan seorang tabib."
"Ah, tidak... aku tak akan mati meram biarpun dewa yang
mengobatinya, Liong-ji... aku hanya kecewa pada nasibku
yang jelek... tak dapat, aduh... tak dapat membalaskan sakit
hatiku ini.,.!" dan Tok-sim Sian-li yang kembali kejang-kejang
dengan mata terbelalak tiba-tiba merintih dan mengaduh
ketika rasa sakit yang sangat menusuk dirinya, membuat
wanita iri menggelepar dan meronta dalam sakratul maut. Dan
ketika napasnya tiba-tiba putus dan tubuh yang menggelepar
itu berhenti bergerak tahu-tahu wanita ini telah terkulai lemah
di pangkuan puteranya. Mati!
"Ibu...!"
Namun Tok-sim Sian-li telah tewas. Wanita ini putus
napasnya dengan mata terbelalak, masih membayargkan
kekecewaan dan dendamnya yang besar. Dan Kun Houw yang
tersedu-sedu di dekat mayat ibunya itu tak tahan akan mata
ibunya yang melotot ini, menutup kelopaknya dengan air mata
bercucuran. Tapi ketika kelopak itu tak dapat ditutup dan
masih mendelik hingga Kun Houw tertegun tiba-tiba
terdengarlah suara dari arwah wanita itu,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liong-ji, kau tak dapat menutup kelopak mataku bila tidak
berjanji membalaskan sakit hati. Aku akan menjadi setan
penasaran yang mampus dengan mata tak meram!"
Kun Houw mengguguk. Dia memang telah mencoba
menutup kelopak jenazah ibunya itu, yang tak dapat
digerakkan sebelum dia berjanji. Dan Kun Houw yang mau
tidak mau harus berjanji agar ibunya dapat mati meram
akhirnya berlutut di samping jenazah ibunya itu dergan suara
menggigil, "Baiklah, aku akan memenuhi keinginanmu, ibu.
Aku akan mencari dan membalaskan sakit hatimu pada
Pendekar Gurun Neraka...!" dan begitu Kun Houw selesai
mengucapkan janjinya tiba-tiba kelopak mayat itu menutup
tanpa disentuh!
Kun Houw menangis. Dia dilanda kedukaan dan
kemasygulan besar, dan ketika dia mulai menggali lubang
untuk mengubur mayat ibunya itu maka Kun Houw masih
terus mencucurkan air mata kesedihan. Sampai akhirnya,
ketika dia selesai mengurus jenazah ibunya itu dan s iap keluar
gua tiba-tiba tiga bayangan telah berkelebat menghadangnya
di pintu depan!
"Ha-ha, kau telah menakamkan ibumu, Ceng Liong?"
Kun Houw merasa canggung Dia melihat Hun Kiat dan dua
orang gurunya muncul di s itu, Mu Ba si tinggi besar dan Mayat
Hidup yang kurus dan batuk-batuk. Dan Hun Kiat yang
menegurnya dengan panggilan Ceng Liong membuat Kun
Houw "risi" dan marah. Marah bahwa nama "Ceng Liong" telah
membuat citra yang tidak baik. Maka Kun Houw yang
melompat ke depan dengan mata berapi-api tiba-tiba
membentak dan merasa kebetulan.
"Orang she Pouw, apa maksudmu datang ke mari" Kau siap
menebus dosa?"
Ceng Liong atau yang kini kita sebut Hui Kiat itu tertawa
mengejek. Dia telah memberi tahu dua orang gurunya tentang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"perolahan status" itu. Bahwa dia bukanlah Ceng Liong
melainkan Hun Kiat, karena Ceng Liong yang sesungguhnya
adalah Kun Houw atau si Bu-beng Siauw-cut itu. Dan Hun K iat
yang tertawa memandang belakang punggung Kun Houw tibatiba iblis menjentik jentikkan jarinya.
"Ceng Liong, janggal juga menyebut nama ini yang
bertahuntahun telah melekat sebagai namaku. Bagaimana
kalau kita tidak perlu bermusuhan lagi?"
"Hm, kau telah membunuh ibuku, Hun Kiat. Tak mungkin
kita tidak bermusuhan! Apa maksudmu dengan pernyataan
sahabat itu?"
Hun Kiat tertawa. "Pernyataan yang simpatik, Ceng Liong.
Kami... Kun Houw memotong, membentak marah "Aku tak sudi
memakai nama Ceng Liong, orang she Pouw. Kau telah
merusak nama ini dengan perbuatan-perbuatanmu yang hina.
Aku adalah Kun Houw!"
Hun Kiat tersenyum. "Baiklah.... baiklah, Kun Houw. Aku
juga merasa canggung menyebut namamu sebagai Ceng
Liong. Kami datang unluk, heh-heh... untuk meminjam Pedang
Medali Naga, Kun Houw. Dan kalau kau mau menerima
permintaan ini maka sebagai gantinya kami akan bersahabat
dan menjadi temantemanmu yang paling baik!"
"Keparat!" Kun Houw marah. "Kau tak malu untuk
menyembunyikan maksudmu merampas dengan istilah
meminjam, Hun Kiat" Dan siapa ingin menjadi sahabat kalian
manusia-manusia iblis ini" Dua gurumu berhutang jiwa pada
mendiang guruku. Dan kau berhutang jiwa pula pada ibuku!"
Hun Kiat tertawa. "Itu urusan sepele, Kun Houw, dapat
dipikir untung ruginya di belakang saja! Sekarang bagaimana
dengan permintaan tadi, dapatkah kau meminjamkan Pedang
Medali Naga kepada kami?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw me lompat mundur, langsung mencabut
pedangnya. "Kau dapat memilikinya kalau aku menjadi mayat,
orang she Pouw. Sekarang majulah dan tak perlu banyak
cakap lagi."
Hun K iat juga me lompat mundur. Dia bersinar memandang
Pedang Medali Naga yang berkeredep menyilaukan itu,
pedang yang ampuh Pedang keramat yang konon katanya
dapat memotong baja bagai mengiris tahu. Tapi Sin thouwliong Mu Ba yang tertawa bergelak tiba-tiba melompat ke
depan. Jilid 22 "KUN HOUW, lebih baik kauserahkan saja pedang di
tanganmu itu baik-baik. Kami akan mengampunimu kalau kau
tahu diri!' http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm siapa yang harus tahu diri, Mu Ba" Kaulah yang tak
tahu malu. Kau telah membunuh guruku dan kini ingin
merampas pedang!"
"Ha-ha, itu karena kebodohan gurumu sendiri, Kun Houw.
Kalau dulu baik-baik dia serahkan Pedang Medali Naga tentu
dia tak akan mampus dengan sia-sia!" dan Mu Ba yang
memberi isyarat temannya tiba-tiba sudah disusul kekeh si
Mayat Hidup yang mengepung Kun Houw.
"Benar, gurumu sombong pada waktu itu, bocah. Tapi
kalau kau tidak mengulang kebodohan gurumu tentu kau tak
perlu pula celaka di tangan kami. Sebentar, perlihatkan
pedangmu itu kepada kami... trik!" dan Mayat Hidup yang
menjentrikkan kuku jarinya tahu-tahu menyambar pedang di
tangan Kun Houw tanpa banyak bicara lagi!
Tapi Kun Houw sudah siap. Dia menaruh kewaspadaan
tinggi, dan melihat lawan menggerakkan lengan mencengkeram pedangnya tiba tiba Kun Houw membentak
dan memutar tubuhnya. Lalu menendangkan kaki dengan
seruan keras tahu-tahu Kun Houw membabat kuku jari
lawannya itu. "Mayat Hidup, awas!"
Namun terlambat. Mayat Hidup meremehkan Iawannya ini,
belum pernah bertanding seperti halnya Mu Ba. Maka ketika
Kun Houw mengelak dan membabat kuku jarinya dengan
kecepatan kilat tahu-tahu dua jari iblis tinggi kurus itu
disambar, putus kukunya yang panjang-panjang.
"Crat...!"
Mnyat Hidup berteriak kaget. Dia melompat mundur
dengan muka berobah. Tapi melihat pedang masih
mengejarnya dengan putaran melingkar mendadak kakek ini
melengking dan berjungkir balik menjauhkan diri, terkejut
bukan main bahwa Kun Houw memiliki ilmu demikian hebat.
Benar-benar seperti gurunya. Dan robekan kain yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberebet panjang disusul terkuaknya lengan baju iblis ini
akhirnya membuat Manyat Hidup terbelalak dan turun dengan
muka pucat, berseru kaget, "Hebat, omonganmu tidak keliru,
Mu Ba. Bocah ini benar-benar seperti gurunya dan cukup
berbahaya...!"
Mu Ba tertawa mengejek. "Karena itu jangan remehkan dia,
cecak kering. Akupun tak tahan kalau meringkusnya seorang
diri!" Mayat Hidup kembali maju dengan mata melotot. Dia siap
menyerang lagi, tapi Hun Kiat yang melompat ke tengah
mengibaskan lengannya. "Ji-suhu, twa-suhu, sebaiknya kalian
menonton dulu di pinggir. Kalau aku dapat mengalahkannya
tak perlu kalian maju!"
Kun Houw mendengus "Bagus, dan kau akan menguji
sinkang curianmu itu kepadaku, Hun Kiat" Kau menganggap
kepandaianmu dapat mengatasi kepandaianku?"
"Ha-ha, kau rupanya tahu apa yang terjadi di Beng-san,
Kun Houw. Memang tidak salah, aku ingin menguji sinkangku
kepadamu. Bersiaplah!"
Hun Kiat yang sudah membengkokkan kakinya itu tiba-tiba
membentak, melepas pukulan Tok hiat jiu ke arah lawan. Dan
Misteri Bayangan Setan 10 Balada Pendekar Kelana Karya Tabib Gila Kisah Si Pedang Kilat 8
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama