Ceritasilat Novel Online

Walet Emas Perak 11

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 11


seringan daun kering. Sejak kenal Ling-Ji-ping, meski tahu wataknya kaku dingin,
tapi belum pernah perjaka pujaan hatinya ini bersikap sekasar
ini terhadapnya. Tolakan tenaga Ling-Ji-ping berusaha
sedikitnya telah menggunakan setengah tenaganya, untung
Hian cin khi sat selalu me lindungi tubuhnya, kalau orang lain
mungkin sudah terjungkel luka parah oleh getaran tangannya
yang hebat. Sudah tentu Yong-yong tidak tahu kenapa Ling-Jiping berubah sikap terhadapnya, maka setelah berdiri tegak
pula dia melenggong dengan muka cemberut.
Didengarnya Ling-Ji-ping masih bergelak tawa seperti orang
sakit ingatan, tawanya tidak berhenti, langkahnya sempoyongan tak tentu arah, nada tawanya lama kelamaan
berupa memilukan lebih seram dari tangis seorang yang
ditimpa kepedihan. Tawanya lebih tajam dari sembilu, terasa
menusuk perasaan Yong-yong, mendadak dia menjerit panik :
"Ping-koko." Sambil memburu kearah Ling-Ji-ping.
Hampir saja dia sudah akan memeluk Ling-Ji-ping, tak
nyana mendadak Ling-Ji-ping melompat jauh kedepan. Begitu
berdiri, dia pasang kuda2 seraya melintangkan kedua tangan,
bentaknya beringas: "Jangan bergerak."
607 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tentu Yong-yong lebih terperanjat, tadi dia sangka
mengalami pukulan batin setelah mendengar gurunya mati,
saking gugup dan duka, sehingga pikirannya terganggu dan
melupakan siapa dirinya" Maka tanpa sengaja dirinya dilempar
jauh. Serta sekarang dirinya dibentak, seperti anggap dirinya
musuh besarnya, Yong-yong jadi kehabisan akal untuk
menerima kenyataan ini, seketika matanya merah, air
matapun ber-kaca2, akhirnya tak tahan, pecahlah tangisnya.
Ling-Ji-ping mendengus dingin terus putar tubuh tinggal
pergi, hakikatnya dia tidak perduli akan tangis Yong-yong
yang memilukan, sedikitpun tidak menaruh belas kasihan.
Walau sedang menangis gerung2 dengan menutup muka
dengan jari2 tangannya, tapi Yong-yong masih perhatikan
gerak-gerik Ling-Ji-ping. Tangis gadis remaja macam Yongyong kebanyakan bersifat manja dan suka di belai, demikian
juga Yong-yong dia harap setelah mendengar isak tangisnya
Ling-Ji-ping akan putar balik membujuk serta merayu, tak
tahunya Ling-Ji-ping tega meninggalkan dirinya begitu saja,
karuan hatinya gugup setengah mati, lekas dia berteriak
sambil sesegukan: "Ping-koko, kenapa kau bersikap demikian
kepadaku?" Ling-Ji-ping sudah pergi beberapa langkah, mendadak dia
menoleh serta menjengek dingin: "Selanjutnya lebih baik kau
tidak mendekati aku, mungkin aku bisa melukai kau."
Serasa dipalu godam dada Yong-yong mendengar
perkataan ini, sekujur tubuh seperti bergetar, isak tangisnya
seketika sirap tanyanya dengan suara gemetar: "Ping-koko
apa salahku ?" "Kau tidak salah," dengus Ling-Ji-ping.
"Lalu kenapa begini?"
Hwesio arak juga menjublek ditempatnya, semula diapun
kira Ling-Ji-ping terlalu emosi sehingga s ikapnya berubah, kini
mendengar Ling-Ji-ping melarang Yong-yong mendekati atau
608 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia tidak segan melukainya, maka diapun jadi heran dan
bingung, sikap humornya pun sudah terlupakan. Tanyanya
dengan sikap sungguh2. "Lote, kenapa si kau ini?"
Ling-Ji-ping ter-loloh2 pula dengan nada yang menyedihkan, setelah capai tertawa akhirnya dia menghela
napas panjang katanya, "Nasib mempermainkan orang,
kenapa begini buruk kodrat yang harus kuhadapi." Habis
bicara mendadak dia menjejak kaki terus berkelebat kearah
hutan. "Ping koko," teriak Yong-yong, "Jangan kau pergi." Sekali
berkelebat, bayangannya yang ramping mengembangkan Huhun-sin-hoat, tubuhnya melesat kedepan Ling-Ji-ping.
Ginkang Ling-Ji-ping juga tidak lemah, begitu tubuhnya
meluncur cepatnya seperti meteor terbang, tapi baru dia
mencapai beberapa tombak dan hinggap ditengah hutan
mendadak sesosok bayangan sudah menerjang dari arah
depan, kedua orang sama menggunakan kecepatan tinggi
sehingga kedua orang hampir bertubrukan. Ling-Ji-ping tidak
sempat perhatikan siapa yang menerjang dari depan, secara
reflek lengannya bergerak dengan Thian-mo-pi lengan kanan
menyapu miring, sekaligus meminjam tenaga ayunan lengan
ini, tanpa berhenti tubuhnya tetap menerjang maju kedepan.
Tak nyana orang menubruk tiba itu agaknya berusaha
meluputkan diri dari dari ayunan lengan Ling-Ji-ping, maka dia
berkelit kekiri dengan langkah sempoyongan.
Kali ini tidak bisa Ling-Ji-ping dipaksa untuk menjejak kaki
melompat mundur secepat dan sekuat tenaganya, karena dia
ingin tahu s iapa gerangan yang main2 dengan diri nya hendak
menerjang ini, apalag Yong-ji juga telah me lompat tiba
disampingnya serta menarik lengan bajunya, matanya tampak
merah, wajahnya sebaliknya pucat pias, dibawah penerangan
sinar bulan tampak mimiknya sedemikian kasihan, serunya
dengan suara gemetar. "Ping-koko, apakah aku berbuat salah
terhadap kau?" 609 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling-Ji-ping tidak perdulikan Y ong-yong, bola matanya yang
berapi menatap kedepan, baru sekarang dia melihat jelas,
orang yang berusaha hendak menumbuk dirinya ternyata
bukan lain adalah Hwesio gila dari Gobi.
Kedua tangan Hwesio gila ini tengah menjinjing jubahnya,
sehingga kakinya yang telanjang berbulu dan hitam kotor itu
kelihatan nyata, dengan meringis dia tertawa dan berkata
kepada Ling-Ji-ping. "Maaf, maaf, aku sedang buang air besar."
Maka dibelakang terdengar Hwesio pemabukan bergelak
tawa riang, serunya: "Hahaha, gila jangan kau biarkan Lote
pergi." Melihat Ling-Ji-ping tidak perduli dirinya, Yong-ji kembali
sesenggukan, serunya mewek2: "Ping-koko, sebetulnya
kenapa sih kau?" Tahu dirinya takkan bisa lolos, akhirnya Ling-Ji-ping
menghela napas panjang, pelan dia menunduk kepala tak
bersuara. Hwesio gila tertawa riang, katanya: "Setan arak.
Apakah kau mau pinjam celananya untuk ditukar arak lagi?"
Hwesio arak ter-bahak2 serunya: "Bukan, tidak demikian."
"Kalau begitu tentu kau sudah mabuk dan mengoceh tidak
karuan sehingga bocah itu marah2 dan mau minggat."
Hwesio arak garuk2 kepalanya yang gundul, serunya:
"Hwesio gundul macam ini hanya lahirnya kelihatan mabuk
tapi hatiku tak mabuk, kapan aku pernah berlaku bodoh, tapi
kali ini aku jadi bodoh sungguhan."
Lalu dia menarik muka dan menoleh kepada Ling-Ji-ping,
jengeknya, "Hai, Lote, kenapa kau marah2 kepada nona manis
kita ini." Sekilas Ling-Ji-ping melirik kearah Yong-yong, tetap tidak
mau bicara, hanya menghela napas panjang.
610 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak mendelik bola mata Hwesio gila, serunya. "Nona
cilik, jangan menangis lagi. Lekas beritahu kepada Hwesio ini,
kenapa kau menangis" Siapa mengganggu kau, biar aku
melabraknya." "Tapi Ping-koko tidak mengganggu aku. Mungkin aku yang
salah, sehingga dia marah kepadaku."
Luluh hati Ling-Ji-ping, setelah menghela napas pula
akhirnya dia bersuara. "Yong-yong, kau tidak bersalah
terhadapku." Air mata bercucuran pula, katanya Yong-yong mewek2
pula. "Lalu kenapa kau tidak pedulikan aku lagi?"
"Betul Y ong-yong, kau tidak salah, nasib yang bersalah."
"Nasib yang bersalah?" Yong-ji menegas dengan nada
heran. "Betul," ucap Ling-Ji-ping, matanya mengawasi rembulan,
mulutnya seperti mengigau tapi juga seperti bicara kepada
Yong-yong, "Nasib mempermainkan orang. Kita dipermainkan
oleh nasib, sehingga kita tak kuasa membebaskan diri dari
ketentuan takdir." Agaknya Hwesio arak dapat menangkap sedikit maksud
arah perkataan Ling-Ji-ping, mendadak dia berseru kaget,
serunya: "Lote, maksudmu dia dengan....."
Mendadak jelilatan bola mata Hwesio gila, sambil tepuk
paha dan keplok tangan di terloroh2, serunya: "Setan arak,
hayo pergi kenapa kau membual saja disini?"
Sekilas Hwesio arak juga me lirik kearah mereka berdua,
akhirnya diapun terbahak2, serunya: "Betul, hayo pergi.
Memang kita sudah harus pergi,"
dengan langkah sempoyongan dia mengudak kearah Hwesio gila yang lari lebih
dulu, sekejap saja bayangan mereka sudah lenyap dibalik
pepohonan. 611 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah kedua Hwesio dugal itu lenyap dari pandangan,
Ling-Ji-ping menghela napas panjang, katanya. "Yong-yong,
sekarang aku sudah mengerti."
"Kau sudah mengerti" Ngerti soal apa?"
"Aih..." Ling-Ji-ping menghela napas panjang, "Yong-yong,
kelak akan kujelaskan, tapi sekarang tidak bisa."
Melihat Ling-Ji-ping tidak marah padanya lagi, lega hati
Yong-yong, namun dia tanya pula dengan uring2an: "Pingkoko, selanjutnya jangan kau marah2 lagi seperti itu kepadaku
ya?" Iba hati Ling-Ji-ping mengawasi wajah Yong-yong nan
molek masih basah oleh air mata, begitu bentrok dengan
pandangan polos, penuh pengharapan, hatinya semakin
lemas, katanya setelah menghela napas: "Baiklah, Y ong-yong,
selanjutnya aku tidak akan marah2 lagi."
Muka Yong-yong berseri tawa sambil berjingkrak senang,
rasa masgul seketika tersapu bersih, tubuhnya yang ramping
seketika dijatuhkan kedalam pelukan Ling-Ji-ping, bisiknya.
"Ping-koko, aku ingin kau berjanji, selamanya harus tetap
berada disampingku, selamanya tidak meninggalkan aku?"
Ling-Ji-ping bimbang sekejap, dia tidak ingin me lukai hati
Yong-yong yang masih polos, terpaksa dia bilang. "Kalau
kejadian seperti dulu, dua kali kami dipaksa berpisah
bagaimana?" Yong-yong menggeliat, maka mereka muka berhadapan
muka, dekat sekali, kepalanya mengadah, wajahnya wajar
bersih dan murni, katanya dengan tersenyum manis : "Tidak
akan terjadi lagi, aku sudah meyakinkan Hian-cin-khi-sat, Hunhun-sin-hoat juga sudah mahir, siapapun sekarang tidak
perlu ditakuti. Ah, ya, Ping- koko, bukankah kau pun sudah
mahir Tin-thian-ciang" Katanya di Hong-ong-tong, kaupun
menemukan Jiong-ong pit kip peninggalan padri agung itu.
Kukira pasti pelajaran Kungfu mujijat dari aliran Hud, lekaslah
612 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau melatihnya. Bila sudah berhasil siapapun pasti bukan
tandingmu." Ling-Ji-ping geleng kepala, katanya tertawa pahit: "Yongyong, jangan sembarang ngomong" Kungfu dijagat ini tiada
yang nomor satu. Memangnya kau tidak pernah dengar bahwa
orang pandai ada yang lebih pandai lagi."
Berkedip bola mata Yong yong, katanya "Asal kami bersatu
padu, siapa bilang tidak bisa mencapai nomor satu diseluruh
jagat ini. Kalau tidak selalu akan dihina dan dipisah kan orang
melulu." "Benar, Yong-yong." Seperti teringat sesuatu segera dia
tanya: "Yong-yong, perempuan baju hitam bercadar hijau
yang kau temui itu apa benar dia tidak bicara apa2 terhadap
kau?" "Memangnya tidak. Kenapa kau tanya hal ini Ping-koko."
"Aku akan mencarinya."
"Karena dia pernah menolong aku?"
"Bukan, ada peroalan lain."
"Persoalan lain?" mata Yong-yong berkedip pula, akhirnya
dia menambahkan dengan riang. "Kau kenal dia?" ,
Terpaksa Ling-Ji-ping menjelaskan. "Aku tidak mengenalnya. Tapi aku tahu siapa dia."
Yong-yong berjingkrak senang, serunya. "Lekas beritahu
kepadaku, Ping-koko siapakah dia?"
"Yong-yong, kelak kau akan tahu, tapi sekarang jangan
dulu." Cemberut muka Yong-yong, omelnya." Ya, sudah. Siapa
pingin tahu." Tiba2 dia seperti menyadari sesuatu, kepalanya
menengadah mengawasi mega diangkasa, akhirnya menggumam seorang diri. "Walau aku belum pernah melihat
613 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wajahnya, diapun tidak ajak aku bicara, tapi, kurasakan dia
seorang baik, malah orang terbaik dalam dunia ini."
"Yong yong, berdasarkan apa kau berani bilang dia orang


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baik?" "Em, cukup asal aku sendiri yang tahu. Alasan apa aku juga
tidak bisa menjelaskan. Pendek kata aku tahu dia orang baik."
"Bila dia orang jahat, orang jahat paling lihay didunia ini?"
"Tidak mungkin," berkedip pula bola mata Yong-yong, "Em,
akupun ingin mencarinya aku harus menemukan dia."
Keyakinan Ling-Ji-ping lebih teguh dia tahu itulah perasaan
diluar garis yang bisa di jangkau oleh manusia, telah meresap
kesanubari Yong-yong sehingga dia punya keyakinan nya itu.
Dan apa perasaan itu" Dulu manusia sukar dan tak bisa
menjelaskan, demikian pula pada jaman kemajuan ini, karena
perasaan itu sendiri memang tumbuh diluar naluri
kemanusiaan dan umumnya orang sekarang lebih suka
menamakan itu sebagai perasaan keenam.
Karena Yong-yong teguh pula akan anggapannya, ini justru
membuktikan akan analisa Ling-Ji-ping, bahwa Yong-yong
gadis polos yang jujur dan tidak berdosa, Thian yang kuasa
telah memberikan kemurnian, kesucian dan keagungan jiwa,
namun kodrat justru telah menemukan nasibnya sehingga
orang akan merasa benci karena turunan kelahirannya. Dan
semua ini jelas tidak adil bahwa Yong-yong harus menerima
kenyataan hidup serba kejam.
Akhirnya Ling-Ji-ping menarik napas panjang, dia jadi
kehabisan akal dan tidak tahu bagaimana selanjutnya dia
harus memberi tuntunan kepada Yong-yong" Dulu demi
menegakkan keadilan di Bulim, maka dia menampilkan diri
sebagai pemberantas kejahatan, menantang maut memberantas kaum lalim, namun sekarang kenyataan telah
terbentang dihadapannya, bahwa kekuatan jahat itu sudah
menjadikan dirinya sebagai musuh yang harus diberantas.
614 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terbayang olehnya akan wajah dan tutur kata gurunya
yang berbudi, kehidupan masa lalu diatas gunung yang
berdampingan meski berbahaya, namun mereka hidup senang
dan tentram. Lalu terbayang pula olehnya pada maklumat
kematian yang berada diatas ngarai dan tak mungkin di capai
orang itu, mendadak seperti tampak olehnya diatas tanah
terukir tiga huruf besar Thong Bu-kong dari deretan ke 29,
dan dibawah nama itu tergantung sebuah kepala manusia
yang terpenggal kontal kantil tertiup angin lalu.
Hatinya amat gundah serba kontras, amat tersiksa pula,
diam2 dia kertak gigi, muka nya yang memang kaku dingin
kini semakin guram dan berbuah rona mukanya berulang kali,
berkerut semakin buruk. Mendadak melihat rona muka Ling-Ji-ping seburuk itu,
Yong-yong berjingkrak kaget, serunya, "Ping-koko kenapa
pula kau?" Sekuatnya Ling-Ji-ping tekan perasaannya katanya menggeleng. "Yong-yong tidak apa2."
"Tidak percaya," rengek Yong-yong, "Pasti ada soal yang
membuatmu sedih. Nah benar, apakah lantaran gurumu
terbunuh" Nanti sete lah kita berhasil merebut Sampo,
kutemani kau meluruk ke puncak iblis menuntut balas."
Sekilas Ling-Ji-ping lirik Yong yong, dengan perasaan
hancur, dia diam saja, dia tidak ingin membuat hati nan suci
ini terluka, dia harus berani menanggung derita dan siksa ini
seorang diri, akhirnya dia manggut dan berkata : "Y ong-yong,
aku tak ingin kau ikut pergi kepuncak iblis."
"Kenapa ?" "Karena..., karena eh."
"Kau kuatir aku menghadapi bahaya?"
"Bukan karena itu Yong-yong." "
615 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin kau kuatir aku tak kuasa manjat keatas dan
menjadi bebanmu?" "Juga bukan." "Lalu lantaran apa " Ping-koko, kau harus jelaskan."
Ling-Ji-ping diam, hanya menghela napas saja, sebelum dia
tahu cara bagaimana dia harus memberi penjelasan,
mendadak dia seperti mendengar suara cekikik tawa merdu,
seperti jauh namun seperti berada didekatnya, seperti ada
namun setelah didengarkan suara itu telah lenyap, suaranya
ngambang dan sayup2 sampai.
Ling-Ji-ping melengak, setelah dia mendengar penuh
perhatian, suara itu sudah tak terdengar pula, hanya
hembusan angin lalu yang sepoi2 membawa keresekan
dedaunan serta suara jangkrik belaka. Mau tidak mau Ling-Jiping menjadi heran, jelas tadi dia mendengar cekikik tawa,
kenapa setelah di perhatikan justeru lenyap, memangnya
kupingnya salah dengar"
Melihat Ling-Ji-ping pasang kuping mendengarkan apa2.
Yong-yong jadi hambar tanyanya. "Ping-koko, apa yang kau
dengarkan?" "Yong-yong, apa kau dengar suara tawa?"
"Suara tawa?" Yong-yong ber-kedip2, "Tidak, aku tidak
mendengar apa2." Ling-Ji-ping heran, bagi seorang persilatan, mata dan
kuping teramat tajam, apalagi dengan bekal kepandaian yang
dimiliki Yong-yong sekarang, tidak mungkin dia tidak
mendengar apa2, mungkinkah dirinya salah dengar"
Untuk beberapa lama lagi Ling-Ji-ping pasang kuping,
namun tidak mendengar suara tawa tadi, maka dia membatin,
"Mungkin karena aku mendengar berita duka suhu, sehingga
perasaanku tidak tenteram." Karena itu hal ini dia
kesampingkan. 616 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu hari sudah larut malam, rembulan sudah
doyong kearah barat, alam semesta gelap gulita, Yong-yong
mendekap tubuh Ling-Ji-ping katanya. "Ping-koko, hari hampir
terang tanah, mari cari tempat untuk istirahat."
Perasaan Ling-Ji-ping sekarang masih bergejolak, sesaat
dia masih belum bisa ambil putusan, apakah dia harus pergi
ke Kiu-ting san, membuktikan bahwa gurunya betul2
terbunuh" Atau langsung mencari majikan puncak menuntut
balas kepadanya di Ceng seng san ini saja" Karena pikiran
sedang kacau, dia berdiri tak bergeming ditengah hutan di
bawah ngarai, sehingga perkataan Yong-yong tidak dihiraukan
sama sekali. Melihat Ling-Ji-ping tidak menjawab pertanyaannya, Yongyong kira Ling-Ji-ping sedang pasang kuping mendengarkan
apa2 pula, maka dia bertanya: "Ping-koko, kau mendengarkan
apa lagi?" Kali ini Ling-Ji-ping mendengar pertanyaannya, katanya
setelah menghela napas: "Yong-yong, aku tidak mendengar
apa2" Aku sedang berpikir."
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Kupikir aku akan pergi ke Kiu-ting-san."
"Kepuncak iblis maksudmu?" Yong-yong melengak, "kau
tidak hiraukan Thian-tiok-sampo lagi?"
Ling-Ji-ping geleng2, katanya: "Untuk apa Thian-tok-sam
po itu" Rasanya ingin aku lekas berhadapan dengan musuh
besar, dengan tanganku sendiri akan ku bantai musuhku.
Menurut kabar yang dibawah Hwesio arak, batok kepala Suhu
pasti sudah tergantung di Maklumat kematian, aku harus
kesana dan berusaha menurunkan kepalanya, betapa pun aku
harus bertindak sebagai seorang murid yang berbakti."
617 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yong-yong berpikir sejenak, lalu berkata: "Ketiga duta
lampu puncak iblis bukankah berada digunung ini" Untuk cari
mereka kukira tidak sukar, tapi.....!
"Memang, dengan bekal Kungfuku sekarang, jelas aku
bukan tandingan Hiat-ing-cu dan Kui-tiap-sin, apalagi
berhadapan dengan majikan puncak iblis, tapi dendam
perguruan sedalam lautan, aku tidak bisa memikirkan
keselamatanku sendiri."
"Menurut pendapatku Ping-koko, kau harus bersabar,
bukankah kau bilang mendapat sejilid Jiong-liong-pit-kip"
Kenapa tidak lekas kau pelajari dan meyakinkannya, mungkin
dengan ilmu yang tercantum didalam buku ini kau mampu
mengalahkan mereka."
"Betul," demikian batin Ling-Ji-ping, "Jiong-liong-pit-kip
jelas mencatat pelajaran ilmu silat tingkat tinggi dari aliran
Hud yang paling top, kenapa aku tidak coba mempelajarinya.
Melulu mengandalkan keberanian dan bertindak secara
gegabah, bukan saja dendam sakit hati Suhu tidak terbalas,
bukan mustahil aku ikut jadi korban secara percuma"
Sebelum sakit hati guru terbalas dan tulang belulangnya
belum terkubur ditempat yang layak kalau aku ikut jadi
korban, apakah aku ada muka menemui dialam baka."
Sampai disini batinnya bekerja, tiba2 cekikik tawa merdu
tadi kembali berkumandang didalam hutan, suaranya tetap
mengambang seperti gema suara yang melayang diangkasa
raya sayup2 sampai. Kembali Ling-Ji-ping melengak, walau suara itu amat lirih
tapi nyata, apalagi sejak Ling-Ji-ping memperhatikan, terasa
olehnya suara cekikik tawa itu mengandung nada mencemooh
dan menertawakan, dan lebih jelas lagi bahwa tawa itu keluar
dari mulut perempuan. Sayang sukar dia membedakan dari
mana arah suara itu datang.
618 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling-Ji-ping yakin bahwa ada orang didalam hutan, malah
bukan mustahil adalah orang yang sedang dicarinya, maka
tanpa menunjukkan tanda2 yang mencurigakan dia pura2
tidak mendengar apa2. Agaknya Yong-yong tetap tidak
mendengar, tanyanya. "Ping-koko, betul tidak perkataanku?"
Ling-Ji-ping manggut, katanya: "Yong-yong, kau benar."
Yong-yong lantas menarik tangan kiri Ling-Ji-ping, katanya.
"Baiklah istirahat disini sebentar. Setelah hari terang tanah,
kau boleh mempelajari Kungfu itu, biar aku pergi sebentar
mencari makanan, setelah kau selesai berlatih, aku ikut kau
mencari mereka," Ling-Ji-ping tertawa getir, pikirnya. "Terlalu jenaka kau
pikirkan soal ini, tahukah kau musuh tangguh sudah tak jauh
disekitai kita," tapi dia tidak mau terangkan hal ini sahutnya,
"Yong-yong, aku tidak letih, kau saja istirahat." Sambil bicara
perhatiannya ditujukan kehutan didepan sana, ingin dia tahu
dari mana arah datangnya suara tawa tadi.
Yong-yong memonyongkan mulut, rengeknya aleman.
"Tidak, kalau kau tidak istirahat, aku juga tidak mau."
Memandang lenggang kedepan Ling-Ji-ping berkata. "Yongyong, jangan nakal, dihutan liar seperti ini, setiap saat bisa
rnenghadapi bahaya, lekas kau istirahat."
Yong-yong cekikikan, katanya : "Nah, coba lihat, kau jadi
penakut, memangnya kita perlu takut harimau atau srigala?"
Tawa dingin yang nyaring seperti terbang me layang
dipucuk pohon, sayup2 terbawa angin lalu. Kali ini Ling-Ji-ping
benar2 sudah menaruh perhatian maka didengarnya amat
jelas, sesuai dugaannya, itulah tawa dingin perempuan, tapi
suaranya amat jauh tapi juga seperti dekat sekali, seperti
berkumang didalam hutan, tapi bergema dilembah pegunungan, jadi Ling-Ji-ping tetap tak berhasil membedakan
arah datangnya suara tawa itu.
619 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Satu hal lebih membingungkan Ling-Ji-ping adalah, tiga kali
dia mendengar suara itu, tapi Yong-yong sama sekali tidak
mendengar, dari sini dapatlah Ji-ping menarik kesimpulan,
agaknya orang mengeluarkan suara tawa telah memiliki
latihan s ilat puncak tinggi sehingga dia dapat menguasai suara
seperti sejenis ilmu mengirim suara gelombang panjang
sehingga hanya orang yang dituju saja yang mendengar,
orang lain yang tiada sangkut pautnya meski berada dekat
disamping juga tidak akan mendengarnya.
Sekilas Ling-Ji-ping melirik Yong-yong melihat sikapnya
biasa saja, bola matanya Fang gemerlap ditengah kegelapan
sedang menatap dirinya, jelas jawaban dirinya tengah
diharapkan. Mau atau tidak mau Ling-Ji-ping kaget hatinya,
dari sini dapatlah di pastikan dan terbukti bahwa orang yang
mengirim suara tawa itu adalah orang yang telah diduganya,
jikalau orang punya maksud jahat terhadap dirinya, dengan
bekal kepandaiannya sekarang, jelas bukan tandingan orang.
"Eh, Ping-koko, kau tidak mendengar apa-apa?"
"Tidak kok." Ling-Ji-ping membangkitkan semangat pikirnya.
"Meski ada bahaya juga aku takkan bisa menghindar
ditempat ini, apalagi untuk merenggut jiwaku segampang dia
membalikkan telapak tangan, mati hidup ditangan Thian.
Kenapa aku harus gentar," karena itu dia tenangkan hati.
Yong-yong masih suci polos, tak pernah ada perbedaan
antara laki perempuan dalam hatinya, maka dia duduk dekat
disamping ling-Ji-ping, baru saja dia hendak memejamkan
mata, tiba2 dia menengadah mengawasi bintang dilangit serta
menghela napas rawan. "Yong-yong, kenapa kau menghela napas?"
"Hidupku sungguh menderita, sejak aku bisa membedakan
urusan, hanya nenek seorang yang mengasuh dan
620 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membesarkan aku, bagaimana wajah ayah bundaku tak
pernah aku melihatnya. Kini nenek pergi ketempat jauh, walau
ketemu dengan kakek, tapi dia tak suka aku berada
disampingnya, dunia selebar ini, seorang diri aku hidup


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebatangkara." Ling-Ji-ping ikut pilu, katanya. "Yong-yong bukankah aku
berada disampingmu?"
"Tadi bukankah kaupun hendak meninggalkan aku?"
"Tidak Y ong-yong, aku ada urusan, aku ingin pergi seorang
diri." "Kenapa tadi kau larang aku mendekatimu" Kau bilang
hendak melukai aku pula?"
"Yong-yong, banyak urusan yang belum bisa kau selami."
"Kenapa tidak kau menjelaskan kepadaku?"
"Demi kebaikanmu, sekarang aku tak bisa memberi
penjelasan." "Untuk kebaikanku?" tiba2 Yong-yong menggeliat menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Ling-Ji-ping, katanya:
"Nah, sekarang juga kau harus jelaskan kepadaku, sebetulnya
ada urusan apa ?" Ling-Ji-ping menghela napas panjang, terbayang kerangka
didalam Hong-ong-tong, sudah timbul niatnya menceritakan
riwayat hidup Yong-yong menurut analisanya sendiri, tapi dia
pikir bila analisanya tepat, itu berarti ayahnya mati di tangan
ibunya yang kejam, sedang ibunya adalah gembong iblis
terbesar ada jaman ini, betapa Yong-yong kuat menerima
pukulan batin yang berat ini" Umpama analisanya meleset,
dan Yong-yong tetap percaya, bukankah secara tidak langsung
mencelakai jiwanya" Maka dia batalkan niatnya, katanya
mengalihkan pembicaraan: "Yong-yong, persoalan belum tiba
saatnya kau harus tahu. Bila waktunya aku pasti jelaskan
kepada kau, tak usah kau sedih mengingat nasib hidup yang
621 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sengsara ini, Thian telah menentukan nasib kita, marilah kita
pasrah saja atas kehendaknya. Tidak hanya kau dan aku saja
yang mengalami hidup sengsara, masih banyak juga insan
manusia yang lebih tersiksa dari kita............"
Tiba2 Yong-yong berjingkrak duduk, tanyanya "Apakah
riwayat hidupmu juga seperti diriku ?"
"Aku sendiri juga tidak tahu siapa ayah bundaku,
bagaimana wajahnya, she apa dan apa namanya. Sejak kecil
aku dibesarkan oleh guru, guru juga tidak tahu riwayatku,
dalam kesempatan berkenalan di Kangouw ini, kecuali mencari
pengalaman, akupun ingin mencari tahu asal usul diriku
sendiri." Mendengar nada bicara Ling-Ji-ping serak dan tersendat,
Yong-yong ikut merasakan penderitaannya, tanyanya penuh
perhatian, "Sudah berhasilkah usahamu?"
"Selama dua tahun aku mengembara di utara berkelana
diselatan, jangan kata berhasil sedikit sumber penyelidikanpun
tak kutemukan, belakangan karena kudengar terjadi peristiwa
aneh dipuncak iblis, maka khusus aku meluruk kemari."
Tiba2 Yong-yong teringat sesuatu, tanyanya." Bukankah
kau pernah bilang, kau kelahiran Pek-say?"
"Betul, soalnya guruku menemukan aku di kota Pek-say,
sebetulnya aku tidak she Ling dingin, soalnya nasibku serba
menyedihkan sejak kecil sebatangkara sehingga watakku
nyentrik, maka guru lantas memberi nama Ling-Ji-ping dingin
bagai es kepadaku." "Ya, nasibmu juga terlalu sengsara, boleh dikata kita
senasib sepenanggungan."
"Sudahlah Yong-yong jangan bicara soal2 yang menyedihkan, lekas kau istirahat. Pendek kata segala
persoalan kelak kau pasti tidak akan salahkan kau."
"Jadi kau berjanji akan berbuat baik terhadapku?"
622 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, aku berjanji."
Yong-yong amat senang, dengan tawa lebar dia jatuhkan
dirinya kepangkuan Ling-Ji-ing. Bau perawan yang harum
memabukkan seketika merangsang hidung Ling-Ji-ping.
Padahal hati Ling-Ji-ping sedang gundah dan kebat kebit, dia
tahu musuh berada disekelilingnya, tapi dia berusaha untuk
membuat riang si gadis aleman ini, terpaksa dia ulur
tangannya memeluk pinggangnya, pelan-pelan ia jatuhkan
mukanya diatas rambut kepala Y ong-yong yang lembut wangi,
kedua matanya mendelong mengawasi kehutan gelap didepan
mata. Dalam jangka pendek itu, gema suara itu ternyata tidak
terdengar pula. Mungkin karena terlalu letih, lekas sekali
Yong-yong sudah tertidur pulas dalam pangkuannya. Tiba-tiba
angin gunung menghembus lalu, tanpa terasa Ling-Ji-ping
bergidik kedinginan, bintang masih tampak kelap kelip
diangkasa, lambat laun tertutup oleh segumpal mega sehingga
alam pegunungan menjadi lebih buram, hanya dengus napas
Yong-yong yang teratur enteng seperti berbunyi dipinggir
telinganya. Sekonyong-konyong tak jauh dibelakang Ling-Ji-ping,
berkumandang sebuah suara dingin. "O, ada orang di sini."
Ling-Ji-ping kaget bukan main, dengan bekal Lwekangnya
sekarang, dalam jarak sepuluh tombak, daun jatuhpun bisa
didengarnya apalagi ada orang datang, tahu-tahu orang
berada dibelakang tanpa diketahui olehnya "
Tiga kali tawa dingin didalam hutan sudah meningkatkan
kewaspadaannya, meski kaget lekas dia sudah dapat
menguasai perasaannya, dia tahu bila orang ini sesuai
dugaannya, itu berarti dirinya bagai umpan di atas pancing,
bila orang mau ulur tangan, jiwanya rangkap dua belas juga
sudah amblas maka rasa tegang atau siagapun sekarang
sudah tiada manfaatnya lagi.
623 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka dia tidak menoleh, duduk tenang, hanya tangan kiri
yang memeluk pinggang Yong-yong pelan-pelan bergerak
menutuk Hiat-to penidur Yong-yong. Setelah itu baru dia
bersuara dengan nada dingin : "Aku tahu kau akan datang."
"Kau tahu aku akan datang" Kau tahu aku siapa ?"
"Sudah tentu tahu," jengek Ling Ji-ping dingin. "Mungkin
hanya aku saja yang perlu memperkenalkan diri. Aku she Ling
bernama Ji-ping, murid tunggal dari korban kedua puluh
sembilan yang terakhir dicantumkan diatas maklumat
kematian." Orang dibelakang berdiam sesaat, akhirnya pecah tawanya.
Tawa yang bernada dingin bisa membuat bulu kuduk orang
berdiri, katanya : "Maklumat kematian" Korban kedua puluh
sembilan" Apa maksudmu mengatakan semua itu kepadaku"
Aku tidak tahu maksudmu?"
Ling-Ji-ping menyeringai, katanya : "Seharusnya aku yang
tidak mengerti, apa kau tidak ingin mengganyang seorang
yang bertekad untuk membunuhmu?"
"Kau hendak menoleh dan lihat siapa aku itu" Baru nanti
kau bicara lebih lanjut" Bila aku bukan orang yang kau
maksud, apa kau tidak merasa kurang ajar bicara sekasar
itu terhadap orang asing yang tidak kau kenal sebelumnya?"
Ling-Ji-ping melenggong, pikirnya: "Apakah orang dibelakangnya ini bukan yang tertawa dingin dalam hutan
tadi" Atau orang didalam hutan itu bukan musuh yang
kuperkirakan itu?" Karena curiga rasa tegang kembali
menjalari sanubarinya lekas ia kerahkan Liok-meh-sin-kang,
pelan pelan dia menoleh kebelakang.
Sesaat lamanya baru dia melihat jelas bayangan yang
berdiri dibelakangnya, kontan dia berdiri me longo. Tak jauh
dibelakangnya dibawah pohon berdiri seorang gadis bersikap
dingin, usianya kira kira tiga tahun lebih tua dari Yong-yong,
meski sikapnya kaku tapi kecerahan wajahnya tampak
624 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditengah alisnya yang terang, pakaiannya serba hitam, berdiri
ditempat gelap lagi, kalau tidak diperhatikan tentu tidak
kelihatan. Bahwa Ling-Ji-ping me lenggong adalah jamak, karena dia
kira orang yang bicara dibelakangnya adalah perempuan iblis
penghuni puncak iblis yang keji dan telengas itu. Kini
kepercayaannya ini mau tidak mau goyah karena menurut
perkiraannya usia perempuan iblis itu sedikitnya berusia empat
puluhan tahun, memang tidak sedikit jago-jago perempuan
dalam Bulim yang memiliki ilmu untuk mengawetkan wajah
namun perawakan yang semampai dan montok serta wajah
dan suaranya jelas membuktikan bahwa gadis yang satu ini
memang masih remaja, pasti bukan karena dia di make up
atau menggunakan obat-obatan sehingga suaranya merdu
nyaring. Wajah gadis baju hitam dihadapannya sekarang ini
wajahnya memang dingin kaku, alisnya tegak, bergaya lagi, ini
menandakan bahwa jiwanya angkuh, dingin dan binal, suka
membawa tabiatnya sendiri, jelas ini bukan dan tidak mungkin
dibawakan oleh seorang gembong iblis perempuan macam
penghuni puncak iblis itu.
Bagai dua titik bintang diangkasa biji mata gadis baju
hitam, kelap kelip memancarkan sinar dingin, akhirnya
bibirnya begerak, katanya : "Sudah jelas bukan " Betulkah aku
ini orang yang sudah pasti akan kau bunuh?"
Merah dan panas muka Ling-Ji-ping, dasar diapun berjiwa
aku, dengan angkuh dia tertawa. "Memangnya siapa kamu?"
"Orang lewat." Jawaban tegas sederhana, mimik mukanya
etap kaku tidak berobah, angin pegunungan melambaikan
baju hitamnya, sehingga orang merasa merinding.
Ling-Ji-ping berkata. "Kalau begitu, nona boleh silahkan."
Gadis baju hitam tertawa enteng bernada ngejek. "Bila aku
senang berdiri sekejap lagi di s ini?"
625 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dingin pula sikap Ling-Ji-ping. "Alam pegunungan siapa
yang punya, nona mau berdiri suka tidur disini, Cayhe tiada
hak melarang." "Bukankah tadi kau bilang hendak membunuhku ?"'
"Maaf, Cayhe salah terka, kukira yang datang tadi
musuhku." "Kau yakin tidak duga"
"Kukira... " tiba-tiba Ling-Ji-ping melengak, bola matanya
segera menatap kearah gadis baju hitam, hatinya seperti
dirudung kabut tebal, diam-diam dia membatin, "Baju hitam....
juga berpakaian baju hitam. Bukankah Yong-yong bilang
waktu dia dikejar-kejar Kui-Tiap-Sin akhirnya tertolong oleh
perempuan baju hitam " Namun gadis ini tidak mengenakan
cadar?" Gadis baju hitam tertawa ringan pula, dua langkah dia maju
lebih dekat, katanya : "Sebetulnya salah atau benar
dugaanmu tidak jadi soal, didunia ini yakin tiada seorang pun
yang mampu membunuhku."
Bergetar hati Ling-Ji-ping, pikirnya, "Membual belaka, gadis
belia kemarin sore juga berani bermulut besar" Memangnya
dia inikah iblis perempuan itu?"
Pelan-pelan Ling-Ji-ping merebahkan Yong-yong dari
pelukannya diatas tanah terus melompat bangun, matanya
tajam, bentaknya. "Siapa kau sebetulnya."
Gadis baju hitam angkat tangannya membelai rambut
hitam mayang yang terurai di mukanya, katanya: "Nah, mulai
tegang bukan " Bukankah sudah kujawab tadi, aku orang
lewat ?" "Memangnya kau tidak punya she dan nama ?"
626 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah tentu punya," gadis baju hitam tertawa riang. "Tapi
bila kusebut namaku kau pasti tidak akan tahu, apalagi apa
perlunya aku memberitahu kepada kau."
Meski serba curiga, namun Ling-Ji-ping tidak gampang
ditipu, bentaknya pula: "Lalu untuk apa kau berada digunung
ini?" "Dan kau" Kenapa berada disini?"
Ling-Ji-ping gelagapan, baru sekarang dia sadar telah
bertindak gegabah, orang tidak dikenal dan cewek lagi
bukankah pertanyaannya tadi terlalu kurang ajar dan tidak
sopan. -ooo0dw0ooo- Jilid ke 18 DARI percakapan beberapa patah kata ini, dapat Ling-Jiping merasakan bahwa gadis ini tiada maksud jahat terhadap
dirinya, bahwa dia tidak yakin apakah gadis ini gembong iblis
dari puncak iblis, tak berani tanya asal usulnya pula, sesaat
dia berdiri bingung. Berputar sinar mata gadis
baju hitam, akhirnya pandangannya tertuju kearah Yong-yong yang pulas ditanah,
ujung mulutnya menyeringai, katanya : "Pernah apa nona ini
dengan kau ?" Dengan sikap aseran Ling Ji-ping menjawab, "Tidak perlu
Cayhe memberitahu kepadamu."
"Kau amat mencintainya, bukan?"
"Itu kan urusan pribadiku."
Tiba2 gadis baju hitam tertawa nyaring merdu seperti
kelintingan, katanya: "Angin dingin dialam terbuka lagi, kalian
justru lari keatas gunung untuk ber-mesra2an, kebetulan aku
627 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lewat di s isi, karena ketarik sambil lalu tanya saja, kan boleh."
merandek sejenak lalu menambahkan. "Apalagi jago2 silat
kosen berkeliaran di gunung ini, bila kalian kepergok jago
kosen, sungguh aku jadi kuatir bagi keselamatan kalian."


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Terasa oleh Ling Ji-ping nada perkataan orang berbeda
jauh dengan usianya yang masih muda, akhirnya dia balas
tanya: "Apakah nona datang dari Kiu-ting san?"
Wajah tetap kaku tidak berubah, sahut baju hitam:
"Kenapa kau peduli aku datang dari mana, aku ingin tahu apa
kau benar2 mencintainya" Kau belum jawab pertanyaan ku?"
"Apakah Cayhe harus menjawab?"
"Ya, harus," gadis baju hitam maju dua langkah lebih
dekat, "Hal ini teramat penting bagi dirimu."
"Jikalau Cayhe tidak mau jawab?"
Gadis baju hitam itu menengadah mengawasi angkasa,
ujung bibirnya terangkat, katanya : "Sebetulnya, aku sudah
saksikan kalian memang saling cinta, kalau tidak buat apa aku
banyak omong." "Bukankah pertanyaan nona ini berkelebihan jadinya ?"
Gadis baju hitam geleng2, katanya : "Aku ingin tahu apa
kau betul2 mencintainya?"
Tergerak hati Ling Ji-ping, tanyanya dengan nada tertekan:
"Apa sangkut pautnya hal ini dengan nona?"
Diam sebentar akhirnya gadis baju hitam berkata dengan
tawa dingin: "Selama hidup aku paling benci laki2 yang
munafik." Sampai disini dua matanya mendadak memancarkan
cahaya dingin, "setiap laki2 memergoki persoalan asmara, aku
lantas ingin tahu." Entah kenapa waktu bentrok pandang dengan sorot mata
dingin orang, tiba2 timbul rasa jeri dalam benak Ling Ji-ping,
628 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pikirnya. "Ada juga manusia yang suka turut campur urusan
orang lain" Celakanya dia ini gadis remaja pula?"
Namun rasa curiganya terhadap gadis baju hitam justeru
bertambah tebal, batinnya: "Celaka, bila perempuan ini betul2
adalah gembong iblis dari puncak iblis, malam ini jelas aku
bakal terkubur dihutan ini, betapa kejam dan ganasnya
perempuan iblis ini, terhadap suami dan putrinyapun dia tidak
punya rasa cinta kasih lagi, apa lagi terhadapku?"
Ji-ping tidak takut mati, namun banyak tugas yang belum
dia bereskan jikalau sekarang juga dirinya mati, sungguh
menyesal meski sudah berada dialam baka. Pada hal hatinya
gundah, banyak urusan harus dipikirkan tapi dalam keadaan
seperti, dia sudah tidak pikirkan tetek bengek lagi, sahutnya,
"Seorang Lo-cianpwee menyerahkan dan titipkan dia kepadaku
maka aku anggap dia seperti adikku sendiri."
"Yang kutanya adalah, apakah kau betul mencintainya?"
desis gadis baju hitam. Didesak begitu rupa, apa boleh buat akhirnya Ji-ping
menjawab, "Dia sebatangkara, dalam dunia ini hanya akulah
satu2nya sanak kadang yang dipercayainya, setelah aku
menerima tugas itu, adalah logis kalau aku me lindunginya
selama hidup." "Itu benar," ucap gadis baju hitam tertawa gerah, namun
hanya sekejap, "anggaplah rejekimu memang besar, baiklah
kuberi sebuah kado untukmu," dari jarinya dia melolos sebuah
cincin hijau pulus terus dilempar kearah Ling Ji-ping seraya
berseru : "Sambutlah."
Baru saja Ling Ji-ping me lengak, cincin itu sudah meluncur
membawa sinar kemilau dengan deru yang kencang
kearahnya, dalam keadaan gugup terpaksa dia ulur tangan
meraih. Waktu menunduk dilihatnya cincin itu kecil dan
bercahaya kemilau, warnanya amat cerah dan buatannya
629 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
teramat halus, jelas bukan cincin sembarangan, namun dia
tidak tahu apa gunanya bentuk cincin sebagus ini"
Didengarnya gadis baju hitam berkata : "Jangan kau kira
cincin itu kecil, tapi manfaatnya besar sekali, bila kau bicara
pelan2 ia memutar badan. "Nona tunggu sebentar," saking lekas Ling Ji-ping berteriak.
Gadis baju hitam berpaling, tanyanya dengan suara sinis:
"Apa pula yang ingin kau katakan?"
"Apa maksudmu nona memberi cincin ini padaku?"
"Bukankah barusan sudah kujelaskan, pakailah dijarimu,
tanggung kau akan mendapat keuntungan?"
"Aku tidak kenal nona, ketemu diatas pegunungan lagi,
kenapa nona memberi cincin ini kepada aku?"
"Tadi sudah kukatakan bukan" Aku paling benci laki2
munafik, bila ketemu laki2 macam itu aku pasti tidak akan
mengampuni dia, sebaliknya aku menghargai laki2 yang
khusus dalam cinta, kau mencintai nona manis ini secara suci
dan murni, maka aku berikan cincinku itu, semoga kalian
hidup rukun dan bahagia sampai tua, apa tidak boleh?"
Legalah hati Ling Ji-ping, rasa curiganya pun lenyap,
pikirnya : "Agaknya aku salah mencurigai dia, agaknya dia
bukan perempuan iblis dari puncak iblis, cuma usianya
semuda ini kelihatannya koh sudah matang dalam permainan
asmara, lalu siapakah dia?"
Timbul hasratnya bertanya, begitu dia angkat kepala,
tampak bayangan gadis baju hijau telah lenyap ditelan
kegelapan, gerakkannya seperti lambat, tapi hanya sekali
berkelebat, tahu2 bayangannya sudah lenyap, sesaat lamanya
Ling Ji-ping menjublek ditempatnya, terasa olehnya bukan
saja Kungfu gadis baju hitam ini amat tinggi dan mujijat,
sepak terjangnya juga misterius, siapa dia" Apa pula guna
630 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cincin ini" Hatinya dirundung berbagai persoalan, lama dia
menjublek tanpa memperoleh jawaban.
Pekik burung hantu menyentak dia sadar dari lamunannya,
waktu dia angkat kepala secerah sinar telah muncul diufuk
timur, cuaca memang masih guram, namun sebentar lagi
sudah akan terang tanah. Hembusan angin pagi nan sejuk nyaman seperti
menyadarkan pikirannya, semalam ini beruntun dia bertemu
dengan banyak orang dan mengalami berbagai peristiwa, dan
semua itu menambah kerisauan hatinya, seperti urusan2 itu
menunggu dirinya untuk menyelesaikan tapi dia sendiri
bingung dari mana dan soal apa dulu yang harus dibereskan.
Kembali dia menunduk mengawasi cincin ditangannya,
bukan saja kecil mungil juga bagus dan indah sekali, ketimpah
cahaya pagi tampak gemerdep memancarkan berbagai warna
yang nyata dan menyala. Tapi kecuali itu tidak habis mengerti
apa manfaat cincin kecil ini.
Akhirnya dia berpikir. "Kalau cincin ini dipakai Yong-yong
tentu cocok, mungkin dia amat menyenanginya." Lalu dia
menghampiri Yong-yong. Tampak Yong-yong, pulas dalam
tidurnya sambil tersenyum manis, cahaya pagi kebetulan
menyinari wajahnya yang molek, sehingga kelihatan seperti
sekuntum kembang yang mekar, sekian lamanya Ling Ji-ping
terpesona mengawasi wajahnya, sukar memperoleh kata2
untuk melukiskan kecantikannya.
Ling Ji-ping menghela napas, pikirnya. "Bila dugaanku tidak
keliru, seharusnya dia punya seorang yang brutal dan ibu yang
paling kejam dijagat raya ini, bila tahu akan riwayat hidupnya
pasti tidak kuat menahan lahir bathin. Apakah perlu aku
memberitahukan kepadanya?"
Perlahan dia tepuk Hiat to Yong-yong, ketika Yong-yong
menguap dan menggeliat serta membuka mata, segera dia
631 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membalik tubuh terus berduduk, katanya sambil menyingkap
rambut, "Ping-koko, apakah lelap tidurnya?"
Ling Ji-ping tertawa tawar, katanya, "Mungkin kau terlalu
letih, meski sebentar kau tidur nyenyak sekali."
Melihat cincin bersinar di jari kelingking Ling Ji-ping,
mendadak Yong-yong bersuara aneh, tanyanya." Ping-koko,
apa yang kau pakai ditanganmu?"
Ling Ji-ping ulurkan cincin mungil itu kepada Yong-yong,
katanya sambil tertawa. "Apa kau menyukainya?"
Yong-yong menerima dan memeriksa dengan teliti sekian
lamanya. Mekarlah senyumnya yang manis, katanya. "Ah,
bagusnya, Ping-koko aku amat menyukainya."
"Boleh kau pakai saja."
Yong-yong langsung memasukkan kejari kelingking.
Diangkat keatas diulur lurus kedepan, matanya mengawasi
tidak berkedip, begitu sayangnya seperti kuatir kehilangan,
katanya. "Ping-koko, siapa yang memberi kau" Sebelum ini
aku belum pernah melihat kau memakainya?"
"Pemberian seorang yang kebetulan lewat disini."
"Apa" Pemberian orang lewat?" Yong yong menegas
dengan mengedipkan bola mata. "Kenapa dia memberi cincin
ini kepada kau?" "Entah kenapa, aku juga tidak tahu" Mungkin tidak
mengandung maksud jahat."
Yong-yong mengamati cincin itu sekian lamanya pula,
mendadak dia angkat kepala dan menatap Ling Ji-ping dengan
pandang penuh tanda, tanyanya: "Ping-koko, orang yang
memberi cincin ini, laki2 atau perempuan?"
"Perempuan." 632 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kontan berubah air muka Y ong-yong, lekas dia copot cincin
mungil itu dari jari kelingkingnya terus dikembalikan kepada
Ling Ji-ping: "Aku emoh."
"Lho" Yong-yong, bukankah kau menyukainya" Kenapa kau
kembalikan?" "Orang itu baik terhadap kau, maka dia menghadiahkan
cincin ini kepada kau, kenapa aku harus memakainya malah?"
"Yong-yong, terus terang, aku tidak kenal orang itu."
"Tidak kenal" Huh, Setan mana mau percaya, umpama
cincin biasa, seorang perempuan yang tidak kau kenal masa
memberi cincin ini tanpa alasan" Apalagi cincin ini amat
berharga, dengan laksaan emaspun sukar dibeli. Jikalau cewek
itu tidak baik terhadap kau, mana dia sudi memberikan cincin
ini kepada kau." Habis berkata dengan merenggut segera dia
putar tubuh melangkah pergi.
Sudah tentu Ling Ji-ping melenggong tanpa bergerak
ditempatnya, setelah Yong-yong berlalu beberapa tombak,
baru mendadak dia sadar bahwa Yong-yong mau minggat
dengan marah2. Karuan gugupnya bukan ma in, segera dia
berteriak. "Yong-yong, jangan marah, dengarkan penjelasanku." Yong-yong tidak berhenti juga tidak menoleh, terdengar
suaranya yang rawan memilukan. "Orang lain sudah baik
terhadapmu, jangan kau perdulikan aku lagi."
Yong-yong pernah minggat karena urusannya dengan Pekhoa Kongcu sehingga menimbulkan berbagai kesulitan. Kuatir
Yong-yong minggat pula, bila ditengah jalan dia kesamplok
dengan berbagai Si tok atau orang2 Ang hoa-kau, meski
belakangan ini dia sudah tambah bekal dengan dua macam
ilmu tunggal yang tiada taranya. Betapapun usianya masih
terlalu muda dan cetek pengalaman, bukan mustahil dia bakal
mengalami kerugian yang bisa berakibat bagi dirinya. Lekas
dia berteriak: "Y ong-yong kembalilah."
633 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Justru karena teriakannya ini langkah Yong-yong malah
terperanjat, seperti dikejar setan saja dia menerobos kedalam
hutan seraya berteriak pula : "Tak usah kau pedulikan aku
lagi, tak usah. Aku tahu, cincin itu pemberian Pek-hoa
Kongcu." Sudah gamblang Yong-yong salah paham dan
minggat lagi dengan hati penasaran, betapapun sulit untuk
jelaskan. Kuatir kehilangan jejak orang, lekas Ling Ji-ping tarik
napas terus kembangkan Ginkang, beberapa kali lompatan
jauh dia mengudak dengan kencang kearah Yong-yong.
Tahu dirinya diudak Yong-yong segera tancap gas, larinya
lebih pesat lagi, ternyata dia kembangkan Hu-hun-sin-hoat
malah, seringan mega mengapung sekali berkelebat sudah
selusup kedalam hutan. Karuan gugup Ling Ji-ping bertambah, lekas dia menerjang
kehutan pula berteriak, "Yong-yong, jangan kau pergi. Yongyong, dengarkan penjelasanku." Tapi setiba dia didalam
hutan, bayangan Yong-yong sudah tidak kelihatan lagi.
Ling Ji-ping terus mengudak kedepan, kira2 satu li
kemudian dia tiba disebuah bukit namun bayangan Yong-yong
tetap tidak kelihatan, akhirnya dia menghela napas dan
menghentikan langkah. Lama dia melamun diatas puncak
menghadapi pemandangan menghijau permai didepannya.
Padahal urusan belum beres kini hatinya limbah gundah
lagi. Demi memperoleh Thian-tiok-sam-po, tak segan2 Lamjan mengorbankan nama baik dan gengsinya menyerahkan
gembok yang direbutnya selama tujuh puluhan tahun itu
kepada dirinya. Dirinyapun sudah berjanji untuk menunaikan
tugas dengan baik, bila Thian-tiok-sam-po tidak berhasil
direbutnya, bukan saja dia tidak akan bisa memberi
pertanggungan jawab kepada Seng-kicianpwe, celaka bila
ketiga pusaka itu jatuh ketangan orang jahat. Kaum persilatan
jelas bakal mengalam i petaka yang bukan kepalang hebat dan
kejamnya, mungkin jauh lebih ganas dari kejahatan yang
634 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah dilakukan oleh perempuan iblis dari puncak misterius
itu. Menuntut balas kematian sang guru berbudi juga harus
segera dilaksanakan, namun dia juga sadar bahwa bekal
Kungfunya sekarang bukan saja tandingan jari kelingking
perempuan iblis, salah satu dari ketiga duta lama punyapun
dirinya bukan apa2. Bicara soal menuntut balas sekarang
dirinya tak ubahnya telur yang melawan batu" Kecuali dirinya
dapat merebut Thian-tiok-sam-po serta mempelajari Ilmu
mujijat yang tertera didalamnya. Maka akhirnya dia
berkeputusan merebut ketiga pusaka itu sekarang merupakan
tugas yang terutama, soal menuntut balas boleh ditunda
sementara, demikian pula me luruk ke Kiu-ting-san untuk
membuktikan kematian gurunya terpaksa ditunda juga. Tapi
menemukan Yong-yong juga cukup mendesak, bukan kuatir
akan keselamatannya, tapi dia merasakan untuk merebut


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketiga pusaka itu, dia memerlukan bantuan seorang yang
benar2 boleh diandalkan dan terpercaya pula.
Sambil mengamati sekelilingnya dia menerawang, alam
semesta sepi lengang, entah kemana Yong-yong telah pergi"
Dikeheningan itu Ling Ji-ping mendengar suara gemericik
air mengalir, seketika dia merasa dahaga. Setelah diperhatikan
dia tahu bahwa disebelah kiri dibawah sana pasti ada aliran
sungai, segera dia melangkah ke arah sana. Sambil jalan
otaknya mencari akal cara bagaimana dia harus menemukan
Tok-bu-siang serta merebut gambar rahasia penyimpanan
pusaka. Lekas sekali dia sudah tiba dibawah bukit, ternyata di
tengah hutan cemara itulah sebuah sungai kecil berliku2
mengalir ke timur, airnya jernih kelihatan dasarnya yang
berbatu. Sesaat Ling Ji-ping terpaku dipinggir sungai
menikmati keindahan alam nan permai dan sejuk. Akhirnya dia
duduk diatas sebuah batu serta meneguk air sungai yang
635 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dingin dan segar. Gejolak hatinya seketika mengendor dan
tentram. Setelah pikiran jernih baru dia teringat akan buku Jiongliong-pit-kip yang ditemukannya didalam Hong ong-tong,
pikirnya. "Di sini sunyi dan tentram, kenapa tidak kubaca dan
kupelajari di sini. Dari pesan padri agung itu, yakin Jiongliong-pit-kip pasti mencatat pelajaran mujijat dari aliran Hud."
Segera dia keluarkan buku jilid berkulit tebal itu serta
membuka halaman pertama. Tampak pada halaman pertama
itu tertulis, "Loceng seumpama telah menjelajahi bumi dan suatu
ketika seperti mendengar pekik naga, suaranya menggetar
sembilan langit, pikiran seketika jernih dan ilhampun tiba,
terasa segala huru hara atau keributan didunia fana ini, bagi
mereka yang tiada kebijaksanaan, lantaran dihinggapi napsu
dan angkara, apalagi dilandasi ilmu silat yang tiada taranya,
dunia bakal kiamat, maka sejak ribuan tahun lalu, kehidupan
manusia tidak pernah tentram dan sentosa, bunuh membunuh
tiada berkeputusan, bukankah semua ini lantaran perkembangan ilmu silat yang semakin menggila.
Maka selama sepuluh tahun Lo-ceng bersemayam
menghadapi tungku, menghadap dinding memohon kepada
kemurahan Yang Kuasa supaya dianugrahi bekal untuk
menolong sesama umat manusia dari kesengsaraan hidup,
sehingga berhasil memperoleh ilmu mujijat serta mendarma
baktikan segala kemampuan mengikis segala kelaliman dan
melenyapkan dendam kesumat dalam kehidupan umat
manusia, sehingga tercapai kehidupan tentram damai, kerta
raharja. Sepuluh tahun menghadap dinding, dari pelajaran auman
singa dari aliran Hud kita, berhasil kuciptakan cara
menyandarkan kesesatan dengan getaran suara bagi yang
terlena dalam kehidupan, sehingga manusia tidak menderita
dalam pertumpahan darah, bagi mereka yang belum
636 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengenal kehebatan Say-hong dari aliran Hud dapat
membedakan betapa digdayanya ilmu ciptaanku ini.
Pekik naga menumbuhkan kecerdikan, maka kunamakan
Jiong liong-ling, bagi yang memperoleh warisan buku ini,
bila berhasil mempelajari Sim hoat aliran Hud sebagai alat
penolong umat manusia, itu berarti dia jodoh, kuharap demi
kebesaran sang Budha serta cita2 Loceng untuk membantu
sesama umat manusia, melenyapkah kelaliman, atas nama
kebesaran sang Budha, semoga dikarunia hidup tenteram,
sejahtera dan bahagia."
Tergerak hati Ling Ji-ping setelah membaca, pikirnya. "Dari
isi prakata ini, kiranya Jiong liong-ling adalah ajaran cara
menolong kehidupan manusia dari kesesatan dan kelaliman
manusia yang mempunyai hati jahat akan seketika disadarkan
setelah mendengar pekik naga, rasa dendam dan kebencian
akan seketika sirna dan himpas, sungguh merupakan ilmu
mujijat yang digdaya dan belum pernah ada bandingannya."
Waktu halaman kedua dibuka disini dicantumkan ajaran
Sin-hoat cara mengatur pernapasan, tapi mengutamakan
kecerdikan yang dilandasi kebatinan murni. Otak Ling Ji-ping
memang encer, cukup dua kali dia membaca bolak balik,
terasa bahwa ajaran yang dimuat dalam buku ini kira2 setaraf
dan selaras dengan ajaran Hou-jan-ji-khi dari aliran Ji-keh.
Cuma kalau ajaran Ji-keh berlandasan kemurnian tenaga
dalam dan hawa murni, sebaliknya Jiong-liong-ling disalurkan
dari kekuatan bahtiniah dikala perasaan kebajikan berlandaskan pada sanubarinya, sehingga pekiknya bukan saja
dapat memenuhi jagat raya ini, otak manusia yang berhati
jahatpun seketika disadarkan kejalan benar.
Halaman tiga adalah ajaran praktek, secara tulus dan iklas
memurnikan hati dan membersihkan batin, Ling Ji-ping mulai
mempraktekan ajaran itu. Lekas sekali dia sudah tenggelam
dalam kebersihan pikiran dan ketenangan jiwa, segala daya
pikir dan nafsu sudah lenyap dari rongga kasarnya, segala
637 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebendaan diluar jazatnya seakan tiada berada lagi. Dia sudah
lupa diri sehingga pandangannya menjadi terang benderang,
badannya diliputi hawa kedamaian dan kesentosaan, namun
keadaan ini jelas berbeda dengan semadi yang biasa dilakukan
para pesilat yang sedang meyakinkan Lwekang atau berlatih
Khikang. Entah berapa lamanya Ling Ji-ping tenggelam dalam
latihannya, akhirnya pelan2 dia membuka mata, waktu dia
menengadah, ternyata hari sudah hampir lohor namun
perasaannya sekarang ternyata amat damai dan kudus. Dalam
latihan setengah hari ini, ternyata keadaan dirinya telah
membaca banyak perobahan yang sukar dijelaskan sumbernya. Ditengah keheranannya mendadak dilihatnya diatas batu
besar tak jauh disampingnya terdapat sebuah bungkusan daun
teratai, setelah dibuka ternyata bungkusan daun teratai ini
berisi dua buah jeruk dan satu ayam alas panggang.
Panggang ayam ini ternyata masih hangat, jelas orang
mengantar dan taruh diatas batu ini belum lama sebelum dia
mengakhiri latihannya. Ling Ji-ping berpikir. "Pasti dia yang
nakal, agaknya dia memang tidak pergi jauh."
Karena perut memang lapar, sekaligus dia gerogoti
panggang ayam itu dan lalap habis kedua jeruk itu, karena dia
yakin Yong-yong tidak pergi jauh maka legalah hatinya, lalu
dia membuka lembaran buku keempat.
Sejak halaman keempat ini dan seterusnya ternyata
memuat gambar manusia, di samping ada dibubuhi
keterangan dengan hurup kecil2, gambar ini berjumlah dua
belas dengan berbagai gaya yang berbeda, berbeda pula
dengan semedhi kaum persilatan umumnya, entah berdiri,
duduk, tidur, semua dalam gaya bebas dan wajar, jadi tiada
gaya khusus. Hanya beberapa kejap setelah melihat dan membaca habis
buku itu, tiba2 timbul ilhamnya, se-olah2 apa yang termuat
638 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didalam ajaran buku ini sudah dapat diselami dan di
pahaminya dengan baik. Sekaligus terasa pula bahwa ajaran
yang terkandung didalamnya memang teramat luas dalam dan
amat agung, jernih tanpa keruh, tinggi tidak mengejutkan,
sadar tanpa tersesat, sehingga rasa dengki, sesal kesalahan
dan kebencian sirna tanpa terasa. Taraf dan tingkatannya
jelas jauh lebih tinggi dari pada ilmu suara memabukkan
orang yang sudah tersiar luas dikalangan Bulim.
Semakin dibaca Ling Ji-ping semakin dibuai oleh
kemantapan hati sehingga dia melupakan segalanya, entah
berapa lamanya lagi. Jelas dia sudah berhasil menyatukan
lahir batinnya dengan ajaran Sim-hoat yang tertera di dalam
buku itu. Waktu dia angkat kepalanya pula, ternyata mentari sudah
hampir pulang keperaduannya, burung2 sudah sibuk pulang
kesarangnya, kabut mulai datang, hari sudah menjelang senja.
Tanpa terasa sudah sehari dia duduk di pinggir sungai, pelan2
dia berdiri sambil menarik napas panjang, lama kembali dia
tenggelam dalam buaian pikirannya sambil mengawasi mega
putih yang terapung diatas langit.
Dalam sehari ini setelah membaca buku itu, ternyata
pikiran dan sanubari Ling Ji-ping telah mengalam i perubahan
yang besar. Betapa banyak orang yang pernah dibunuhnya
sebelum ini, meski dia yakin dirinya tidak pernah salah
membunuh mereka, tapi setelah direnungkan kembali,
sekarang dia merasa sepak terjangnya dulu memang terlalu.
Nama Cui-hun-jiu sekarang bukan menjadikan kebanggaan
lagi, tapi terasa suatu olok2 menambah kepedihan hatinya
belaka, nama itu sendiri sudah melambangkan kekejaman dan
kelaliman. Tanpa terasa akhirnya dia menghela napas panjang, pelan2
dia menarik pandangannya kebawah. Tiba2 dia berdiri
melongo pula di kala matanya tertumbuk pada bungkusan
639 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rangsum yang berada diatas batu, kapan ada orang datang
kemari, kenapa sedikitpun dirinya tidak tahu.
Sekilas saja dia melenggong, akhirnya dia tertawa tawar,
pikirnya : "Pasti dia, kecuali Hu hun sia hoatnya, siapa yang
mampu mendekati aku tanpa kuketahui" Dan hanya dia saja
yang mau dan sudi memperhatikan diri ku," langsung dia
makan ayam panggang dan dua buah jeruk yang disediakan.
Sambil makan, mata kupingnya tetap memperhatikan
sekelilingnya, batinnya : "Ingin aku tahu berapa lama kau bisa
menyembunyikan diri, memang cewek binal."
Pelan2 bulan sabit sudah merambat kepucuk pohon,
cahaya yang redup menyinari wajah Ling Ji-ping, hawa sejuk
alam permai, angin menghembus lalu, air mengalir gemercik.
Tiba2 timbul angan2 dalam benak Ling Ji-ping. "Bila kelak
aku bisa mengasingkan diri bersama Yong-yong dipinggir
sungai kecil ini tidak mencampuri percaturan dunia persilatan
lagi, hidup bebas dialam terbuka ini, ah, betapa indah
menyenangkan dan bahagia. Sayang kejahatan masih
merajalela, denda perguruan belum terbalas, riwayatku sendiri
juga tidak jelas, belum mungkin aku mencapai keinginan luhur
itu." Lalu dia awasi pula keadaan sekelilingnya, rimba disini
memang lebat dan padat, sukar dia menemukan tempat
persembunyian Yong-yong. Ling Ji-ping kira Yong-yonglah yang menyiapkan makanan
dirinya dua kali sete lah dia selesai berlatih, kecuali dia
memangnya siapa yang tahu bahwa dirinya berada didalam
hutan ini" Karena dia yakin Yong-yong yang melakukan secara
sembunyi, maka dia tidak perlu ter-gesah2 lagi untuk
mencarinya. Ji ping berpendapat gadis semuda itu bila lagi
ngambek, salah2 dirinya bisa runyam sendiri bila mencarinya,
biarkan saja bila amarahnya sudah reda baru akan
menyergapnya secara tidak terduga.
640 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena perasaan tentram, maka dia lebih giat lagi
meyakinkan ilmu yang tertera didalam buku tipis itu menurut
petunjuk gambar yang ada. Diluar dugaan, latihannya berjalan
lancar dan memperoleh kemajuan yang pesat luar biasa,
terasa tanpa dia kerahkan tenaga, hawa murni sudah mengalir
sendiri dalam tubuh, suatu arus hangat seperti timbul dari
pusar menerjang ketenggorokkan, tanpa kuasa mulutpun
terbuka dan keluarlah alunan pekik suaranya yang bernada
tinggi bagai pekik naga, suaranya mengalun rendah seperti
meliputi alam semesta, menembus langit dan bergema
diangkasa tak putus2. Karuan bukan kepalang senang hati Ling ji-ping, pikirnya.
"Tak heran ilmu ini dinamakan Jiong liong-ling pekik naga
sakti, aku baru saja mempelajarinya, ternyata hasil nya sudah
mencapai tarap yang meyakinkan, entah bagaimana bila
kugunakan untuk menghadapi musuh ?"
Tiba2 didengarnya suara cekikik tawa enteng didalam
hutan, suasana hutan waktu itu sunyi senyap, maka cekikikan
tawa ini kedengaran amat jelas. Sontak Ling Ji-ping menoleh
kesana seraya berpikir. "Agaknya amarah nya sudah reda, dia
sengaja tertawa untuk menarik perhatianku supaya aku
mengudaknya?" Bergegas dia berdiri serta berlari kearah
datangnya suara serunya. "Yong yong, lekas keluar, aku
sudah tahu kau sembunyi dalam hutan."
Pohon2 yang tumbuh dalam hutan ini ternyata amat lebat,
apalagi ditengah malam gelap hanya diterangi bulan sabit,
maka tempat ini terasa lebih pekat. Kira2 enam tombak Ling
Ji-ping beranjak dari tempatnya semula, tiba2 dilihatnya di
bawah pohon besar didepan sana ada sebuah bayangan
putih, waktu ditegasi bentuknya memang mirip seorang yang
lagi duduk membelakangi dirinya. Dalam hati dia tertawa geli:
"Ternyata kau sembunyi disini." Maka sambil tertawa dia
berseru. "Yong-yong, apa kau masih marah?"
641 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata bayangan putih itu diam saja, tidak bergerak juga
tidak bersuara. Ling Ji-ping mendekat dua langkah, pula serunya: "Yongyong, sudah jangan marah cincin itu betul2 pemberian
seseorang yang kebetulan lewat, buat apa aku ngapusi kau."


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kini jaraknya dengan bayangan putih itu tinggal setombak
lebih, tiba2 hembusan angin lalu mengontai dahan pohon
sehingga secerah cahaya bulan menyorot masuk lewat celah
dedaonan dan tepat menyinari bayangan putih itu.
Meski sinar bulan itu hanya sekejap, Ling Ji-ping yang
bermata jeli itu seketika berjingkrak kaget serta menubruk
maju, kontan hidungnyapun mencium bau amis dari anyirnya
darah. Begitu menubruk dekat baru Ji ping melihat jelas bahwa
bayangan putih itu ternyata mayat seorang perempuan yang
tidak berkepala, darah segar tampak masih menyembur dari
lehernya, jelas baru saja kepalanya terpenggal. Saking kaget
dan gelisah, Ling Ji-ping tidak sempat meneliti namun bentuk
dan pakaian mayat ini jelas mirip Yong-yong, lutut seketika
lemas dan pandangan menjadi gelap, hampir saja Ling Ji-ping
jatuh semaput. Lekas dia tenangkan diri serta menggeram
gusar, kaki menjejak bumi tubuhnya terus melambung tinggi,
matanya menjelajah hutan sekelilingnya, kebetulan masih
sempat dilihatnya dahan pohon disebelah kanan bergoyang
seperti baru saja ada orang menyelinap kesana.
Keadaan Ling Ji-ping sekarang betul2 seperti singa yang
mengamuk, sambil mengaum gusar dia menukik ke sana
seperti elang menyambar ayam terus mengudak kearah
kanan, padahal gerak gerik Ling Ji-ping sudah teramat tangkas
dan cepat, tapi gerakan orang di sebelah depan itu juga tidak
kalah cepat. Dalam sekejap saja, belasan li telah dicapainya
dalam kejar mengejar ini, sampai ujung hutan sudah kelihatan
didepan sana. Sayang setiba dia dipinggir hutan, sebelah
depan adalah tanah tegalan liar yang berpuluh li luasnya,
642 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diantara batu2 yang berserakan itu tampak batu2 nisan dari
beberapa pusara yang tak teratur letaknya, selepas mata
memandang keadaan di sini tenang dan sunyi tak kelihatan
ada sesuatu yang bergerak.
Sudah tentu Ling Ji-ping melenggong, jeas dia melihat
dahan2 pohon bergerak disebelah depan, bila pembunuh itu
lari keluar hutan, ditanah tegalan seluas ini, tiada tempat
sembunyi lagi " Hanya sekejap dia menerawang keadaan di sini, lekas
sekali dia sudah membelok arah masuk ke dalam hutan, tanpa
hiraukan musuh ditempat gelap dan dirinya ditempat terang,
langsung dia putar balik menyelusuri arah datangnya tadi,
Sekarang baru terasa olehnya bahwa tetumbuhan didalam
hutan ini jauh lebih lebat dan rimbun, tiada jalan untuk
dilewati dengan leluasa. Sambil menyibak dahan2 pohon dan rumput Ling Ji-ping
terus terjang kedepan tanpa arah tertentu, mata kuping
dipasang tajam, namun jerih payahnya ternyata sia2 belaka,
jangan kata menemukan jejak musuh, bayangannya tak
pernah dilihatnya. Hutan ini sunyi sepi. Tapi Ling Ji-ping tidak
putus asa, langkahnya enteng seperti tidak menyentuh bumi,
padahal pakaian sudah koyak, tubuhnya sudah lecet tergores
dahan2 pohon sampai berdarah, rasa sakit sudah tidak akan
dihiraukan lagi, pikirnya hanya dirasuk mengejar musuh dan
mengganyangnya habis2an, satu jam lebih, ternyata jerih
payahnya tetap nihil. Sungguh sedih, pilu, marah dan putus asa serta penyesalan
berkecamuk dalam benaknya, keringat sudah membasahi
keningnya, napasnya sengal2, akhirnya dia menjatuhkan diri
diatas akar pohon dengan tubuh lunglai, hampir saja dia jatuh
pingsan, tak tertahan air mata bercucuran.
Sungguh tak pernah dimimpikan bahwa Yong-yong akan
mati terbunuh, padahal dengan bekal Kungfunya sekarang,
tak mungkin dia bisa terbunuh tanpa memberi perlawanan
643 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedikitpun. Kemungkinan di saat Yong-yong keletihan dan
pulas dalam tidurnya, musuh menyergap dan menyerangnya
secara tiba2, tega juga orang itu membunuh gadis jelita
secantik Yong-yong, sungguh bukan kepalang dendam dan
penasaran Ling Ji-ping. Gegetun dan gregetan lagi, ingin
rasanya dia mencincang atau mencacah tubuh pembunuh itu
menjadi pergedel, tapi siapa pembunuhnya" Dan dimana dia
sekarang" Akhirnya dia mendongak, pandangannya lenggang
mengawasi bulan sabit di angkasa raya.
Tak lama kemudian Ling Ji-ping menerobos maju kedepan
pula, dari utara keselatan, dari timur kebarat, hutan itu boleh
di kata hampir diobrak abrik sampai bulan sabit hampir
tenggelam diufuk barat, namun jejak musuh tetap tidak
ditemukan. Ji-ping menarik napas panjang, marah dan
memuncak, rasa duka dan keletihan membikin tubuhnya
lunglai, akhirnya dia mendeprok duduk dibawah pohon, ingin
rasanya dia memekik, berteriak dan menangis gerung, tapi
akhirnya dia sembunyikan mukanya dalam dekapan kedua
telapak tangannya, tak tertahan dia menangis sesenggukan.
Tiba2 lolong serigala berkumandang dari hutan didepan
sana, disusul suara ribut dari Kawanan serigala yang lagi
merebutkan mangsa. Seketika Ling Ji-ping berjingkrak berdiri
terus melejit tinggi mengembangkan ginkang berlari bagai
terbang melalui pucuk2 pohon meluncur kearah datangnya
suara ribut2. Jaraknya ada beberapa li lekas sekali telah dicapainya, dari
pucuk pohon dilihatnya jelas kawanan serigala seperti sedang
berpesta pora, karuan amarah dan dendam yang tak
terlampias dirongga dada Ling Ji-ping dituangkan kepada
kawanan serigala itu sambil menggerung keras, tubuhnya
menukik turun seraya menggerakkan kedua tangan melancarkan Tin-thian-ciang. "Blum" lima ekor serigala kontan
dipukulnya jungkir balik, jiwa melayang seketika lari pontang
panting menyelamatkan diri.
644 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu Ling Ji-ping berdiri tegak, pemandangan yang
dilihatnya sungguh amat mengerikan. Mayat perempuan yang
tadi dia sangka mayat Yong-yong, kini sudah remuk redam
menjadi mangsa kawanan serigala, mayat tanpa kepala itu
sudah koyak2, isi perutnya tercecer tak karuan. Tak kuat lagi
Ji-ping menghadapi pemandangan yang menyedihkan ini,
tiba2 pandangan menjadi gelap lutut lemas tubuhnyapun
terjungkal jatuh tak sadarkan diri.
Waktu Ji-ping siuman hari ternyata telah terang tanah,
kicau burung berkumandang di pucuk pohon, sekuatnya Jiping menopang tubuhnya serta berduduk, daging dari mayat
tak berkepala itu tampak berserakan disekitarnya, baju putih
yang sudah koyak2 dan belepotan darah itu jelas memang
milik Yong-yong. Lama Ling Ji-ping duduk kaku diatas tanah dengan
pandangan lenggang kedepan, air mata masih meleleh
membasahi pipi, rona mukanya susah dibedakan, apakah
hatinya sedih atau dirasuk amarah, keadaannya sekarang tak
ubahnya seorang yang sudah putus harapan, seperti pula
orang yang linglung tak punya pikiran sehat. Lama sekali
baru dia mendengak sambil menarik napas panjang, mulutnya
menggumam: "Apa benar ini Yong-yong " Mungkinkah Yongyong berakhir sejelek ini?" Betapapun air mata tetap
bercucuran sehingga pakaiannya basah kuyup.
Hari menjelang lohor baru Ling Ji-ping bangkit berdiri,
ditengah hutan itu dia menemukan sebidang tanah kosong,
pedang panjang yang selalu dia sembunyikan dibalik bajunya
dikeluarkan untuk menggali tanah, dengan rasa pilu dan
kesedihan luar biasa dia kumpulkan sisa daging dan tulang
belulang mayat itu serta dikebumikan dengan sederhana, tak
lupa dia pungut secuil kain putih yang berlepotan darah serta
disimpannya dalam kantong baju, dicarinya pula sebuah batu
hijau dengan ujung pedang dia menggores beberapa huruf
diatas batu nisan darurat ini.
645 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua hari mendatang ini Ling Ji-ping mengalami musibah
yang memukul lahir batinnya, ilmu yang semalam dia pelajari
sehingga dia memperoleh kesadaran mutlak untuk menjadi
manusia berguna dan bijaksana terhadap sesama umat
manusia terhapus sama sekali oleh musibah yang teramat
berat ini, hatinya kini diliputi rasa dendam yang luar biasa,
banjir darah yang terbayang dalam benaknya, giginya
gemerutuk saking menahan emosi, tanpa bersuara dia berdiri
didepan pusara Yong-yong dengan kedua jari2 tangannya
terkepal kencang, bola matanya mendelik berwarna merah.
Desisnya, "Yong-yong, istirahatlah dialam baka dengan
tenang. Umpama kedua tanganku jadi berlepotan darah dan
menjadi gembong iblis musuh bersama kaum persilatan aku
bersumpah pasti menemukan musuh pembunuhmu itu,
dengan tanganku sendiri akan ku penggal kepalanya dan
kubawa kemari untuk sesajen sembahyangan didepan
pusaramu ini." Setelah mengawasi kedua telapak tangannya yang kotor
berlepotan darah, mendadak dia mendongak dan tertawa
kial2, serunya: "Tangan berlepotan darah. Hahaha, memang
benar kedua tanganku kini sudah berlepotan darah, sayang ini
darah Yong-yong, aku bersumpah, akan kucuci bersih kedua
tanganku yang kotor ini dengan darah musuh besar itu."
Tiba2 dia menjejak kaki tubuhnya melambung berpinjak
dipuncak pohon, ditengah udara mulutpun berpekik mengalun
tinggi, sementara tubuhnya meluncur kedepan.
Ling Ji-ping langsung me luncur keluar hutan, hari sudah
lewat lohor, angin menderu kencang, mega tampak mendung
disebelah tenggara, sebentar lagi bakal turun hujan lebat pula.
Ji-Ping tidak tahu kearah mana dia menuju, tak tahu pula
apa yang dilakukan" Namun dendam kesumat yang tidak
terlampias membakar rongga dadanya, rasanya ingin mencari
seseorang untuk diajak berkelahi atau mengadu jiwa.
646 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa kali lompatan dia sudah berada ditanah tegalan,
lekas sekali dia sudah berlari2 enteng diantara semak2 dan
batu2 nisan yang tersebar luas dan tanah pekuburan ini, tiba2
sebuah benda menarik perhatiannya. Lekas dia melompat
kesana serta berjongkok memungut benda ini, melihat benda
terbayang akan pemiliknya tanpa kuasa air mata bercucuran
pula. Ternyata yang dipungutnya itu adalah sobekan sapu
tangan sutra, kebetulan diujung kain tersulam sekuntum
kembang kenangan Yong-yong.
Dengan gegetun Ling Ji-ping membanting kaki, batinnya,
"Kiranya pembunuh itu lari kearah sini, sia2 aku mencarinya
ubek2an di dalam hutan." Kini perasaan agak tenang dan
pikiranpun lebih jernih, maka dia menganalisa pengalaman
yang dialaminya sejak semalam kemarin. Masih segar dalam
ingatannya, cekikik tawa didalam hutan semalam, memang
benar tawa perempuan, tapi apa benar itu tawa geli Yongyong" Kalau betul Yong-yong yang tertawa, jelas dia dalam
keadaan segar bugar, dengan bekal ilmunya, mungkinkah
orang menyergapnya" Hanya ada satu kemungkinan, musuh
bertindak dikala Yong-yong pulas karena kelelahan dan tawa
cekikik itu didengarnya setelah Yong-yong tiada.
Akhirnya Ling Ji-ping memperoleh kesimpulan, pembunuh
Yong-yong adalah seorang perempuan, bukan saja dia merasa
iri dan jeles terhadap Yong-yong, ilmu silatnya pun amat
tinggi, ini dapat dibuktikan dari Ginkangnya yang tinggi. Maka
kini dia mulai nyelusuri analisanya semula, siapakah
perempuan pembunuh itu" Majikan sepasang burung seriti
dan Liok-cu tak membunuh Yong-yong, demikian pula duta
lampu putih juga tidak mungkin, tentang perempuan baju
hitam nilai pertemuannya waktu itu, yakin diapun tidak ada
alasan untuk membunuh Yong-yong.
Hanya satu kemungkinan dan harus dicurigai, yaitu Pek-hoa
Kongcu dari Ang hoa kau. Dendam membakar rongga
647 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dadanya, pikirnya, "Kalau Ang hoa kau tidak kuberantas, sia2
aku dijuluki Cui hun itu."
Maka tanpa ayal langsung dia menuju ke Bwe-tun, dimana
markas besar Ang hoa kau berada. Sejam kemudian, hutan
pohon Bwe sudah kelihatan dikejauhan sana lekas sekali dia
sudah tiba didepan hutan tampak pohon2 Bwe banyak yang
tumbang dan rontok, jelas itu hasil buah karya kampak Kui
tiap sin waktu yang lalu maka dia langsung masuk kedalam
hutan. Bila dia sudah berada didepan perkampungan seketika dia
berdiri menjublek. Ternyata Bwe-tun sekarang telah rata
dengan bumi, seluruh perkampungan telah dibumi hanguskan,
asap masih mengepul diatas puing2, entah Kui tiap sin yang
membakar atau Ang hoa kau Kaucu Ui Bwe ing sendiri yang
membakar sarangnya setelah tahu jiwanya tak akan
tertahankan lagi bila tetap sembunyi di Bwe-tun"
Ling Ji-ping melamun mengawasi puing2 dihadapannya,
pikirnya. "Meski markas Ang hoa ka sudah hancur, tapi Ui B we
ing berjerih payah membangun Ang hoa kau dan kini
sekangkol dengan Bu lim si tok, yakin mereka takkan
meninggalkan Ceng seng san. Usaha untuk merebut Thian tiok
sam po pasti tak pernah mereka abaikan, peduli dimana
sekarang mereka sembunyi, suatu ketika pasti muncul juga,
paling tidak mereka juga akan meluruk ke Cui-hwe-kok.
Biarlah aku tunggu mereka disana saja.
Tapi dimana letak Cui-hwe-kok" Ling Ji-ping berdiri
hambar, akhirnya dia mondar mandir menggendong tangan
sambil tunduk kepala. Dikala dia mondar mandir itulah tiba2
didengarnya langkah pelan dan lirih dari hutan sebelah kanan.
Ling Ji-ping berjingkat kaget, lekas dia melompat kesana
sembunyi dibelakang pohon sambil melongok mengintip
kearah datangnya suara. Sesaat kemudian, tampak dari hutan sana melangkah
keluar satu orang berpakaian kain kasar, tubuhnya bungkuk
648 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan reyot, tangannya memegang sebuah tongkat kecil,
langkahnya perlahan dan berat, rambutnya yang sudah
ubanan awut2an tertiup angin, berjalan lima langkah berhenti,
tampak sengal2, kelihatan usianya sudah amat lanjut dan
renta. Tempo hari Ling Ji-ping pernah ditipu oleh Tan Hun yang
pura2 menggantung diri sehingga dia tertawa dalam
perkampungan ini, Ui Bwe-ing menutuk Hiat-tonya pula
dengan petikan harpanya sehingga gelang naga terampas oleh
orang. Maka kali ini dia bertindak lebih hati2. Walau dia
melihat laki2 tua renta yang bungkuk harus dikasihani ini, tapi
dia masih bimbang serta mengawasi dengan penuh perhatian.
Tampak setelah keluar dari hutan, laki2 tua ubanan itu
mendongak melihat cuaca, baru sekarang Ji-ping melihat
jelas, ternyata muka laki2 tua itu bukan saja penuh keriput
kulit dagingnya ternyata amat kasar dan berkerut2 amat
buruknya, mungkin hidupnya menderita dan tersiksa sehingga
tubuhnya kelihatan amat loyo.
Diam2 Ling Ji-ping membatin; "Daerah ini jauh dari
perkampungan penduduk, dialah pegunungan sesepi ini, dari
mana munculnya orang , tua renta ini?" dari langkahnya yang
berat dan keadaannya yang sudah reyot jelas dia bukan kaum
persilatan, seorang yang membekal ilmu silat keadaannya tak
mungkin seburuk itu. Kecuali dia pura2 atau tengah bermain
sandiwara. Tengah Ling Ji-ping bimbang dilihatnya laki2 tua itu sudah
berhenti dan menjublek mengawasi puing2 Bwe-tua yang
belum padam, telunjuk rasa kecewa dan putus asa di mimik
muka dan sorot matanya, geleng2 kepala dia menghela napas
lirih, gumamnya : "Sudah pergi semua, dunia seluas ini,
kemana lagi aku harus mencarinya?"
"Laki2 tua ini sedang mencari orang?" demikian batin Ling
Ji-ping. "Siapa yang dicarinya ?"
649 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba2 dilihatnya air mata ber-kaca2 dikelopak mata si orang
tua, bibirnya tampak gemetar menahan emosi, katanya pula
kemudian dengan gemetar : "Selama hidupku ini agaknya
sukar untuk menemukan dia lagi. Oh Thian, hukumanmu
teramat berat dan kejam atas diriku."
Dari sikapnya yang emosi dan perasaannya yang haru dan
sedih itu, Ling Ji-ping yakin laki2 tua ini bukan sedang bermain
sandiwara. Mungkin dia memang sedang mencari orang dan
orang yang ingin ditemukan itu teramat penting bagi sisa
kehidupan selanjutnya. Laki2 tua itu batuk2 duakali lalu menyemburkan sikumur
riak keatas. Tampak jelas dari persembunyiannya Ling Ji-ping,
yang disemburkan dari mulut si orang tua bukan riak tapi
adalah darah segar yang kental. Karuan Ji-ping melengak,
pikirnya, "Orang tua renta ini jelas bukan orang sembarangan,
dia pasti kaum persilatan juga, namun dia terluka amat parah
kemungkinan ilmu silatnya sudah punah karena lukanya yang
parah itu, dia meluruk ke Bwe-tun mencari orang, pastilah dia
punya hubungan dengan Ang hoa kau atau ada sangkut
pautnya dengan Bu-lim-si-tok."
Akhirnya laki2 tua renta sesenggukan menyesali nasibnya
yang jelek ini napasnya mulai sengak2 pula, tenaga untuk
berdiripun sudah kehabisan, akhirnya dia menggelendoi
dibatang pohon serta melamun mengawasi langit, air mata
berderai membasahi mukanya yang penuh keriput. Lama
kelamaan laki2 tua ini tak kuasa menahan emosinya lagi,
tangisnya gerung2 malah sambil memukul dada dan
membanting kaki segala. Ji-ping merasa iba akan nasib buruk yang menimpa laki2
loyo ini, bukan saja usianya sudah tua, sebatangkara
dihinggapi penyakit lagi. Orang yang dicari mungkin bisa
diharapkan, pertolongan tidak ketemu lagi, kemana lagi dia
harus pergi mencarinya" Karena kasihan timbul hasrat
menolong orang yang lagi kesusahan ini, segera dia melompat
650 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluar dari balik pohon langsung mendekati laki2 tua buruk
rupa itu. Ling Ji-ping sudah berada disampingnya tapi laki2 itu masih
belum tahu, pandangannya yang kabur karena mengembang
air mata, masih terlongong mengawasi mega diatas angkasa.
Setelah dekat Ji-ping mengawasi lebih jelas lagi, usia laki2
ini kira2 enam puluhan, suara riak dalam tenggorokannya
berbunyi seiring dengan tarikan napasnya, sorot matanya
guram, keriput mukanya tampak gemetar berkeriut. Kulit yang
kasar ini jelas tidak menyerupai kulit manusia umumnya, jelas
laki2 tua ini memang dihinggapi penyakit parah yang sukar
diobati, apalagi kondisi badannya seburuk itu pula.
Sambil menjura Ji-ping menyapa : "Tolong tanya Lo-tiang,
siapa yang kau cari di Bwe-tun ini?"
Laki tua buruk itu diam tak bergerak, pandangannya masih
lenggang keatas langit, bola matanyapun tidak bergerak,
seakan2 dia tidak tahu dan tidak mendengar pertanyaan Ling
Ji-ping. Sudah tentu Ling Ji ping melengak, pikirnya, "Mungkinkah
laki2 tua ini tuli" Tapi matanya tidak buta, umpama tidak
mendengar suaraku, sepantasnya dia sudah melihat
kedatanganku?" Ji-ping yakin bahwa laki2 tua ini bukan orang
sembarangan, bahwa dalam keadaan sepayah itu dia masih
mampu mencari orang di Bwe-tun, ini menandakan bahwa dia
bukan kaum kroco. Maka sedapat mungkin dia meramahkan
sikap dan kelembutan suaranya, supaya orang tua ini tidak
tersinggung dan kurang senang hati. Tak kira laki2 tua ini
tetap diam tidak ambil peduli, hanya matanya mengerling
sekejap, setelah mengendalikan napasnya yang tersengal baru
dia bersuara dingin, "Siapa kau?"
Terasa kaku dingin perkataan laki2 buruk ini. Hampir
lenyap rasa sabar dan sikap hormatnya tadi, namun serta
651 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat mimik mukanya yang harus dikasihani, serta suara
serak dari riaknya yang berbunyi mengikuti tarikan napasnya
itu hatinya menjadi tidak tega. Dalam hati dia sudah
berkeputusan, bahwa laki2 tua ini pasti mengalami derita dan
kesedihan yang luar biasa, maka orang yang ingin dia
temukan kalau bukan sanak-familinya pasti adalah musuh
besarnya. Karena tidak menemukan orang yang dicarinya
hatinya amat kecewa dan tersiksa, adalah jamak kalau
sikapnya kaku dan dingin serta acuh tak acuh terhadap
dirinya. Karena memaklumi keadaan orang, maka dengan
senyum Ling Ji-ping berkata: "Cayhe Ling Ji-ping, akupun
sedang mencari orang di s ini."
"Kaupun mencari orang?" seru laki2 buruk, tatapan
matanya yang guram pelan2 beralih kemukanya. Tanyanya:
"Kau cari s iapa?"
Ji-ping jadi melongo oleh pertanyaan ini, memang siapa
yang dia cari" Sebelum dia memperoleh bukti dan yakin akan
pembunuhnya, berdasar apa dia berani menuduh oran Anghoa-kau atau Pek-hoa Kongcu yang melakukan pembunuhan"
Dasar otaknya encer sejenak berpikir dengan tertawa dia
menjawab: "Aku ingin membuktikan suatu peristiwa di sini,
karena aku curiga orang2 dalam perkampungan ini yang
melakukan." Habis sengal2, orang tua renta berkata pula dengan suara
serak. "Jadi kau tahu siapa penghuni perkampungan ini?"
"Sudah tentu aku tahu," ujar Ji-ping tertawa, "dua kali aku
pernah masuk keperkampungan ini."
"Dua kali kau pernah masuk perkampungan ini?" mendadak
terbeliak bola mata orang tua yang guram itu, dengan
seksama dia awasi Ling Ji-ping dari kepala sampai kaki.
Jelas laki2 tua ini sudah tahu bahwa Ling Ji-ping bukan
warga perkampungan ini, malah nada bicaranya seperti
bermusuhan dengan penghuni perkampungan, tapi dia tidak
652 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
percaya bahwa pemuda ini bisa mondar mandir keluar masuk
perkampungan ini tanpa kurang suatu apa. Hari ini seorang
diri dia meluruk pula kesarang harimau" Logis kalau laki-laki
tua renta ini memandangnya dengan pandangan kaget dan
penuh tanda tanya. Ji-ping tahu apa yang dipikirkan orang tua, katanya dengan
tawa angkuh: "Orang tua, kau tidak percaya?"
Curiga pandangan siorang tua, katanya : "Orang muda,
siapa gurumu?" Ling Ji-ping menghela napas dulu, bila menyinggung guru
berbudi, rasa dukanya lantas timbul, katanya dengan
berlinang air mata : "Guruku almarhum berjuluk Te sat-sin."
"Te sat sin Thong Tayhiap?" orang tua buruk rupa
mengangguk2, "tak heran, tapi... "
Gelagatnya orang tua renta ini juga kenal, paling tidak
pernah dengar nama besar guru nya, maka dia lebih yakin
bahwa dugaannya tidak meleset, orang tua ini memang bukan
orang sembarang, dulu bukan mustahil seorang tokoh besar
angkatan tua. Kini satu diantara sepuluh jago top di
Tionggoan dulu sudah delapan orang yang batok kepalanya
digantung diatas maklumat kematian, gurunyapun sudah ajal,
tinggal seorang It Kiam king hun Hoan Bu-wi saja yang masih
ketinggalan hidup, tapi orang tua ini jelas bukan Hoan Bu-wi,
lalu siapakah dia" Karena hati sedang menimang2 hal ini,
maka dia tidak perhatikan apa perkataan selanjutnya yang
akan di ucap orang tua renta ini dibelakang "tapi" yang
nadanya dia ulur panjang.
Orang tua renta menoleh kearah puing2 dan berkata:
"Anak muda, ai, ai." setelah berkeluh kesah lalu
menambahkan: "Sungguh tak nyana, kau punya kesabaran
dan kemampuan yang patut dipuji."
Baru sekarang Ling Ji-ping sadar dibelakang perkataan
"tapi" yang ditunda tadi pasti ada kelanjutannya yang cukup
653 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penting artinya, sikap orang tua renta ini sudah tidak sekaku
dan sedingin tadi, maka dengan sikap ramah dia menyahut :
"Meski dua kali Cayhe pernah kemari, tapi aku belum pernah
bentrok dengan penghuni perkampungan."
"Maksudmu, mereka tak memergoki jejakmu."
"Bukan. Pertama Cayhe tidak tahu siapa mereka " Karena
tidak siaga Cayhe tertawan dan dan tertutuk Hiat-toku oleh
irama petikan harpanya, hampir saja jiwaku melayang."
Bola mata si orang tua yang pudar itu mendadak terbeliak
memancarkan cahaya kebanggaan, namun hanya sekilas saja
lantas lenyap katanya , mengangguk : "Emm, lalu?"
"Sungguh memalukan, beruntung ada orang datang tepat
pada waktunya menolongku."
"Em, kau memang pemuda jujur dan patut dibimbing. Lalu
yang kedua kali?" "Kebetulan perkampungan ini diluruk musuh2 tangguh,
mereka tak sempat melayani kedatanganku."
"Siapa musuh yang kau maksud?"
"Kui tiap sin."
"Kui tiap sin Ling Jong?" terbayang rasa kejut dimimik
muka orang tua renta, dua kali dia batuk serta memuntahkan
sekujur darah kental, napasnya tersengal, tangan kiri yang
gemetar diulur menuding puing2, katanya : "Apakah Mo-imsam-kik Ui Bwe-ing tidak mampu mengatasi Ling Jong,
sehingga perkampungan ini diobrak abrik dan dibakar?"
"Entahlah" Sebelum petikan lagu harpa itu berakhir, Cayhe
telah ditolong orang meninggalkan tempat ini. Begitulah
keadaan sebenarnya yang kutahu."
Kembali terbayang siksa derita disorot mata siorang tua
renta, setelah menghela napas panjang dia terlongong
mengawasi mega diangkasa tanpa bicara sekejappun.
654 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak oleh Ling Ji-ping, disamping siksa derita yang
dirasakan oleh siorang tua, terselip pula rasa kecewa dari
wajahnya. Bahwa orang tua ini ternyata tahu nama Kui-tiapsin serta tahu keahlian Ui-Bwe yang mahir memetik harpa
dengan lagu Mo-im-sam-kik pula, diam2 Ling Ji-ping sudah
heran. Dilihatnya betapa rasa kecewanya setelah tahu bahwa
Mo-im-sam-kik itu tak mampu mengalahkan Kui-tiap-sin.
Perhatiannya timbul, dengan seksama dia mengawasi tangan
kanan orang tua yang memegang tongkat bambu. Seketika
bergetar hati Ling Ji-ping, tanpa sadar dia terhenyak mundur
selangkah, serunya. "Kau orang tua adalah....."
Orang tua manggut2, ujarnya. "Anak muda, tidak sedikit
yang kau ketahui." "Jadi... jadi kau orang tua...adalah Thian-hu...."
"Betul aku adalah Thian-hu Suseng yang dahulu itu. Aih,
sang waktu memang tidak mengampuni orang, nasibpun
mempermainkan aku, oleh karena itu Thian-hu Suseng yang
jaya dan perkasa dulu, seharusnya sudah masuk liang kubur,
dan aku" Sekarang tidak lebih hanyalah mahluk buangan yang
tinggal menunggu ajalnya saja." Sampai disini tak kuasa dia
menahan kesedihan, air matanya berderai.
"Jadi kau orang tua hendak mencari Ui Bwe-ing, Ang-hoa
Kaucu ?" "Betul, anak muda."
"Kabarnya dulu kau orang tua semayam di Tong-pek-san?"
"Tapi sudah kukatakan Thian-hu Suseng sudah lama mati
yang maksud adalah kabar yang tersiar luas dikalangan
persilatan." "Tapi kenyataan kau orang tua belum mati."
"Ya, tinggal raga keropos yang sudah cacad lagi, hidup
dalam kesengsaraan dan penderitaan belaka."
655 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksudmu kau orang tua telah kehilangan seluruh Kungfu
yang kau miliki dulu?"
"Tidak, anak muda seharusnya dikatakan telah kehilangan
segala milikku yang dahulu pernah kucapai termasuk cita2 dan


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesehatan." "Betapa besar kesuksesan yang dicapai kau orang tua dulu,
kenapa bisa bernasib sejelek ini sekarang?"
"Itulah sebabnya disamping aku melawan renggutan
elmaut, akupun berusaha kemari."
Bercekat hati Ling Ji-ping, pikirnya." Dilihat gelagatnya, Kui
tiap-sin yang malang melintang itupun bukan tandingan Thianhu Suseng, sayang ksatria yang perkasa ini toh terjungkal
ditangan muridnya sendiri, Ui Bwe-ing sang Kaucu dari Ang
hoa kau itu." "Kau sudah mengerti" Anak muda?"
Timbul rasa iba dalam benak Ling Ji-ping, pikirnya. "Liku2
kehidupan Bulim memang serba jahat, betapa tinggi dan
hebat bekal kepandaian tunggal dari Thian-hu yang dimiliki
Thian-hu Suseng. Akhirnya toh runtuh ditangan muridnya
sendiri, nasibnya seburuk ini." Maka sambil manggut dia lalu
berkata. "Sudah menjadi hukum Bulim, yang berlaku, entah
kalangan hitam atau golongan putih sama menegakkan,
bahwa murid durhaka terhadap gurunya adalah kejahatan
yang tak berampun, manusia sejahat ini kelak pasti akan
memperoleh ganjarannya yang setimpal."
Orang tua renta mendongak sambil menghela napas, air
mata masih meleleh membasahi pipinya yang penuh keriput,
katanya menggeleng dengan bibir yang gemetar. "Dia sudah
memperoleh seluruh ilmu Thian hu-Pay yang pernah Lohu
pelajari, bahwa dia belum mampu mengalahkan Kui tiap-sin
karena landasan Lwekangnya sekarang belum memadai, tapi
siapa saja jangan harap bisa menumpasnya dengan mudah.
656 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai, kecuali Lohu memperoleh kembali Lwekang dan kesehatan
seperti dahulu kala, tapi....ya, tapi... oh Thian."
"Apakah dikolong langit ini tiada lagi cara pengobatan yang
mujijat untuk memulihkan, keadaan Lo-cianpwee?"
Orang tua renta geleng2, katanya, "Tidak ada anak muda.
Obat dewapun takkan bisa menyembuhkan luka2ku.
Sebenarnya memang setimpal dan semestinyalah bahwa Lohu
sekarang harus menerima ganjaran ini, mungkin Thian
sengaja mau menghukum aku. Dulu waktu Lohu masih
berkecimpung di Kang ouw, sering aku bertindak mengikuti
adat keinginan hati melulu, meski belum pernah melakukan
kejahatan yang kelewat batas, tapi kedua tanganku ini sudah
berlepotan darah. Bukan mustahil ada juga jiwa yang mati
penasaran ditanganku, oleh karena itu Lohu tidak pikirkan
untuk memulihkan Lwekang dan kesehatan segala, apalagi
kenyataan tiada obat mujarab apa pun dikolong langit ini yang
dapat mengobati aku...." Sampai disini orang tua renta batuk2
dengan napas tersengal. Mulut Ji-ping sudah terbuka, namun orang tua renta
mencegah dia buka suara, setelah napasnya reda dia
menyambung, "Oleh karena itu, Lohu tidak sayang lagi pada diri sendiri,
akupun tidak perlu menyesalkan nasibku ini kepada Yang
Maha Kuasa. Cuma Ui Bwe-ing yang yang bertangan ganas
dan berhati jahat itu, membekal ilmu tunggal Thian-hu pula,
kelak pasti akan membuat huru-hara di Bulim, akibat dari
semua adalah dosa Lohu pula, karena itulah umpama mati
pun Lohu tidak akan meram, sebelum keinginanku tercapai
aku akan bertahan hidup."
Ling Ji-ping berpikir. "Orang yang mendekati ajalnya,
perkataannya pasti setulus hatinya. Ai, di kala Thian-hu
Suseng bersimaharaja di Bulim dulu, kenapa tidak kau pikirkan
nasib manusia berada ditangan Thian." Maka dia bertanya,
657 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwe sudah kehilangan seluruh kemampuanmu, apa
pula guna nya bila kau dapat menemukan dia?"
"Kungfuku memang sudah punah, yakin masih ada satu
cara aku mampu menundukkan dia, sayang aku tak bisa
menemukan dia, ai. Mungkin Lohu tak tahan lagi untuk bisa
menemukan dia. Entah apakah ini memang sudah menjadi
kehendak Yang Kuasa" Kalau memang betul demikian,
matipun Lohu tidak akan meram."
Ji-Ping turut merasakan kesedihan, tiba2 tergerak
pikirannya, tanyanya. "Wanpe tahu satu tempat, kemungkinan
sekarang dia pergi kesana."
Terbeliak senang siorang tua, serunya. "Di mana ?"
"Cui-hwe-kok." "Cui-hwe-kok?"orang tua renta menegas, "Berapa jauhnya
dari s ini ?" Tapi Ling Ji-ping malah menggeleng, katanya: "Cui-hwekok juga dipegunungan ini. Tapi dimana letaknya, Wanpwe
juga belum menemukan tempat itu."
Orang tua menghela napas kecewa, ujarnya: "Jadi untuk
menemukan dia sudah tiada harapan lagi, malah..." mendadak
dia batuk2 dengan hebat, mukanya yang pucat menjadi merah
padam, napasnya sengal2 dan semakin sesak, mulutnya
megap2, untung beruntun dia dapat mengeluarkan beberapa
kumur riak darah, baru batuknya mereda dan dapat berduduk
pula menggelendot batang pohon, katanya sesaat kemudian,
"Paling lama Lohu hanya bisa bertahan hidup lagi tiga hari."
Pandangannya kini ditujukan kewajah Ling Ji-ping, perasaannya tampak bergejolak, ya haru sedih, senang, lega
dan terhibur, campur aduk. Beberapa kali bibirnya bergerak,
tapi batal bicara. Akhirnya di ambil keputusan, katanya: "Anak
muda katamu tadi kau sudi membantu Lohu bukan?"
658 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping kira orang ingin dirinya mencarikan Cui-hwekok, maka dengan tertawa dia menjawab: "Dengan senang
hati Wanpe siap menerima perintah."
Orang tua renta mengangguk, katanya. "Selama hidup
Lohu tidak pernah menerima budi pertolongan orang lain,
bahwa kau sudi keluar tenaga membantu kesulitanku,
sepantasnya bila kau memperoleh imbalan."
Sampai disini pembicaraan mereka, tiba2 dari balik hutan
sana didengarnya suara gelak tawa orang disusul seorang
berseru. "Nah, betul tidak kataku" Pasti ada disini."
Ji-ping melenggong, lekas dia menoleh ke arah datangnya
suara, tampak tiga orang muncul dari dalam hutan. Paling
depan adalah Tiang pek hwi hou yang licik dan licin serta culas
itu, dibelakangnya adalah Tok po cu Lim Ki dan Jian tok sin
thong Cio Tiong. Dilihat Tok po cu Lim Ki menyeringai dingin sambil berkata.
"Apakah bocah itu?"
Jian tok sin thong kelihatannya baru berusia tujuh belasan,
wajah cakap putih bibir merah gigi putih, wajahnya ke
kanak2an. Kalau Ji-ping tidak menyaksikan sendiri, siapapun
takkan percaya bahwa anak muda semuda ini adalah salah
salah satu dari Bulim sin tok yang jahat dan lihay dalam
menggunakan racun. Sambil tertawa lebar segera dia
mendahului maju kemuka, serunya. "Apakah orang ini" Hm,
kenapa harus kami yang meluruknya kemari?"
Kelihatan masih bocah, tapi cara bicara Jian tok sin thong
seperti angkatan tua lagaknya, congkak dan pongah lagi.
Mereka muncul dari hutan sejauh enam tombak disamping
kanan sana, tiga orang ini me langkah perlahan. Sikap Tok po
cu dan Jian tok sin thong ternyata tidak acuh dan
meremehkan. Ji-ping berpikir. "Rase tua ini memang keparat, hari ini dia
seret kedua gembong racun ini sudah masuk Ang hoa kau,
659 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam jangka dua hari entah bagaimana dia bisa ada ikatan
dengan Ang hoa kau?"
Seorang adalah rase siluman yang keliwat licik dan jahat,
dua lagi adalah penjahat beracun yang ditakuti di Bulim, mau
tidak mau tegang juga hati Ling Ji-ping. Tanpa merasa dia
melirik kearah orang tua renta.
Tampak sikap orang tua ini tetap tenang dan adem ayem
saja, sepasang matanya yang pudar mengawasi mega
diangkasa, hakikatnya seperti tidak melihat kedatangan ketiga
orang itu. Terasa oleh Ling Ji-ping, urusan yang dihadapi sekarang
serba runyam bagi dirinya, bila mengandal kepandaian silat
menghadapi mereka satu lawan satu, dirinya belum tentu
kalah, tapi kedua gembong racun itu terkenal amat berbisa,
bila mereka bertiga sekaligus turun tangan, jelas dirinya bukan
tandingan mereka. Apalagi dia harus melindungi orang tua
renta yang telah punah Kungfunya ini Thian-hu Suseng yang
tidak mampu mengeluarkan tenaga untuk mengangkat benda
sekilo beratnya ini. Maka dia berjongkok serta berkata
perlahan. "Lo-cianpwe, ada musuh datang, silahkan kau
menyingkir saja." Meski Kungfunya sudah punah, jelek2 orang tua renta ini
pernah disegani orang sebagai tokoh besar yang terkenal
dengan julukan Thian-hu Suseng, sedikitpun dia tidak
kelihatan gugup atau jeri, dengan tawar dia hanya bertanya.
"Siapakah mereka ?"
"Tiang-pek-hwi-hou dari Kwan-gwa dan Ban-tok-pocu serta
Jian tok-sin-thong dari Bu-lim-si-tok."
"Em," orang tua renta bersuara dalam mulut, kulit mukanya
yang penuh keriput tampak bergetar sekali, baru pelan2
menoleh. Tubuhnya yang bungkuk pelan2 tampak berdiri
dengan bersanggah diatas tongkat bambunya langsung dia
menyongsong kedatangan ketiga orang itu.
660 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping melenggong, pikirnya: "Apakah dia kenal ketiga
orang ini?" Tiba2 didengarnya orang tua renta berkata perlahan: "Anak
muda, tak usah takut, ikut lah dibelakangku."
Ling Ji-ping jadi bingung dan geli, pikirnya: "meski aku
bukan tandingan mereka, memangnya aku gentar terhadap
mereka, aku justru menguatirkan keselamatanmu."
Tiang pek hwi hoa bertiga sementara itu sudah berhenti
dalam jarak dua tombak, melihat laki2 renta bungkuk ini
menghampiri mereka, jadi bingung dan saling pandang.
Mereka bertiga terhitung jago kosen dalam Bulim,
menghadapi laki2 renta bungkuk seperti ini, mereka duga
pasti seorang yang memiliki kepandaian luar biasa maka
sikapnya bukan saja wajar, tentang berani menghampiri
mereka lagi. Kira2 lima kaki didepan mereka, baru laki2 renta
bungkuk berhenti. Ling Ji-ping tetap terlongong ditempatnya, lekas dia
melompat maju berjaga dibelakang orang tua sambil bertolak
pinggang. Tiang pek hwi hou melirik ejek kepada Ling Ji-ping, katanya
dengan gelak tawa, "Anak muda, tidak terduga bukan, kita bertemu lagi."
Ling Ji-ping juga tertawa menghina, katanya. "Lebih tidak
terduga justeru kau rase yang licik dan culas ini ternyata
memang pandai ber-muka2, kemaren masih musuh Ang-hoakau, sekarang justeru sehaluan dengan mereka."
Laki2 tua renta tiba2 menggeram, aneh, suara riak yang
menjijikan dalam tenggorokannya tahu2 kini tidak terdengar
lagi, terdengar dia berkata. "Anak muda, katamu kemaren dia
adalah musuh orang2 Ang-hoa-kau?"
661 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betul, kemaren aku saksikan dia meluruk ke sini bersama
Kui-tiap-sin." sahut Ling Ji-ping.
"O," kembali laki2 tua renta bersuara dalam mulut sambil
menoleh kearah Tiang-pek-hwi-hou, katanya. "Dimana Ling
Jong sekarang ?" Kaget Tiang-pek-hwi-hou dibuatnya, sungguh tak nyana
bahwa laki2 tua renta yang bungkuk ini dengan pandangan
guram berani langsung menyebut nama Kui-tiap-sin. Padahal
setahunya hanya beberapa tokoh kelas tinggi dalam Bulim
sekarang berani dan sepadan untuk memanggil langsung
nama kebesaran Kui-tiap sin. Maklum bagi seorang pesilat
untuk mengukur tinggi rendah Kungfunya secara lahiriah,
hanya dipandang dari sorot mata serta Thay-yang-hiat
dipelipisnya yang menonjol, tapi ada pula sementara tokoh
silat yang menganut pelajaran jenis ilmu silat yang berbeda,
dari tubuhnya orang sukar meraba dan mungkin tidak tahu
bila dia memiliki ilmu silat tinggi, padahal dia seorang ahli
silat. Sudah puluhan tahun Tiang-pek-hwi-huo berkecimpung
dalam Kangouw, jiwanya yang licik dan banyak muslihatnya
lagi, maka diam menduga laki2 tua renta ini pasti bukan orang
sembarangan. Lekas dia tertawa lebar, katanya : "Apa kau
orang tua teman baik Kui-tiap-sin?"
Laki2 tua renta mendengus hina, katanya "Memangnya dia
setimpal jadi temanku?"
Tiang-pek-hwi-hou betul2 terperanjat, kedengarannya
bukan saja laki2 tua bungkuk ini kenal Kui-tiap-sin, bukan
mustahil mereka adalah musuh bebuyutan, sehingga dia tidak
memandang sebelah mata pada Kui-tiap-sin.
Ban-tok-pocu mengetuk tongkatnya keatas bumi, bentaknya. "Siapa kau?"
Dingin pandangan laki2 tua renta, sekilas dia melotot
kepada Ban-tok-pocu, jengeknya "Kau tidak kenal Lohu" Lekas
662 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau pulang ke Tok kiong saja, mungkin gurumu yang belum
mampus itu tahu siapa Lohu."
Ban-tok-pocu melengak, pikirnya. "Bedebah sesumbar,
memangnya dia kenal suhu?"
"Bagus, bagus." sela Jian tok sin thong tertawa lebar,
"mulut besarmu itu belum tentu bisa menakutkan orang


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti aku ini." Pandangan laki2 tua renta beralih kemuka Jian tok sin
thong, katanya dingin." Kaupun lekas pulang tanya pada Tok
sin kun, apakah Lohu suka temberang dan mulut besar?"
Giliran Jian tok s in thong melengak dan berjingkat mundur,
laki2 tua renta ini gelagatnya memang punya asal usul tidak
sembarangan, nama besar gurunya yang sudah lama
mengasingkan diri ternyata dikenalnya juga.
Kedua gembong racun ini jadi ragu2, mereka tidak tahu
siapa laki2 tua renta bungkuk dan jelek rupa ini" Maka mereka
tidak berani bertindak secara gegabah. Dasar licik Tiang-pekhwi-hou selalu berpedoman, tidak akan bertindak bila tidak
yakin dirinya memperoleh keuntungan, bila kedua gembong
racun ini tidak berani turun tangan, sudah tentu diapun takut
bertindak. Hanya beberapa patah tanya jawab laki2 tua renta ini
sudah bikin ketiga orang yang sombong dan jumawa itu mati
kutu, melihat mimik muka mereka yang lucu sungguh tak
kepalang rasa geli Ling Ji-ping, pikirnya. "Thian-hu Suseng
memang tidak bernama kosong, mengandal ketenangannya
ini, cukup menyebut nama gelaran beberapa tokoh angkatan
tua masa lalu ternyata sudah menindas keangkuhan ketiga
orang ini." Kini pandangan guram si orang tua renta menyapu muka
ketiga orang didepannya, tongkat bambu diketukkan ditanah
sekali, katanya." Kalian ada perlu apa kemari?"
663 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ban-tok-pocu dan Jian-tok-sin-thong saling pandang
sekejap, sahutnya setelah mendengus. "Kami hendak
membuat perhitungan dengan bocah dibelakangmu itu,
kuharap kau jangan ikut campur."
"Untuk membuat perhitungan apa kalian mencarinya?"
tanya laki2 tua renta. -ooo0dw0ooo- Jilid ke 19 "UNTUK apa adalah urusan kami, kau tidak usah tahu dan
turut campur, jikala kau memang orang tua dari angkatan
yang lebih tua, lebih baik kalau tidak mencampuri soal ini
supaya kami tidak bertindak kurang ajar."
Melihat kawannya berani membantah, timbul juga
keberanian Tiang-pek-hwi-hou, katanya setelah tertawa
gelak2. "Kau jangan anggap dirimu lebih tua dan lihay lantas
se-mena2 menindas yang lebih muda, kalau kau sudah tahu
siapa kedua temanku ini, tentunya kau tahu bahwa mereka
pun tidak takut kepadamu," dasar licik kata2nya disamping
membantah sekaligus menghasut dan mengadu domba pula.
Jian-tok-sin-thong melirik dingin kepada Tiang-pek-hwihou, tanpa bicara dia hanya menyeringai dingin.
Ban-tok-pocu juga hanya mendengus. Jelas kedua
gembong racun ini juga tahu kemana kiblat perkataan Tiangpek-hwi-hou, cuma dihadapan laki2 dan Ling-Ji-ping mereka
segan untuk mengumpatnya.
Akhirnya Jian-tok-sin-thong berkata dengan menyeringai
lebar: "Siapakah kau sebetulnya?"
Segera Ling-Ji-ping tampil kedepan katanya, "Kalian bertiga
agaknya belum kenal siapakah Lo-cianpwe ini, biarlah Cayhe
perkenalkan bagaimana?"
664 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mencorong hijau bola mata Ban-tok-pocu, jengeknya sambil
melirik Ling Ji ping. "Anak muda, coba katakan siapa dia
sebenarnya?" Ling-Ji-ping sudah membuka mulut, tapi akhirnya dia
berpikir : "Kalau kukatakan orang tua ini adalah Thian-hu
Suseng, paling hanya membuat gentar mereka, padahal
tujuannya kemari hendak mencari Ui-Bwe-ing, kalau terlalu
pagi membongkar asal usulnya, bisa celaka bila Ui-Bwe-ing
mendengar berita ini dan ber-siap2 lebih dulu, bukankah
urusannya bisa runyam jadinya?"
Tiba2 laki2 tua renta menggeram rendah, dalam kantong
bajunya dia merogoh ke luar sebentuk medali emas yang
kemilauan bercahaya diacungkan kedepan mereka bertiga,
katanya." Kalian tahu apa ini?"
Tiang-pek-hwi-hou menjerit lebih dulu, "Thian hu ling pau!"
Membuat mata Ban-tok-pocu mengawasi lencana emas itu,
mendadak dia menjura kearah lencana emas itu serta
berkata." Kiranya kau dari Thian hu, harap maaf akan ke
kurangajaran Losin."
Jian-tok-sin-thong juga membungkuk sambil bersoja,
katanya. "Bila Thian hu ling pay berada disini, marilah kita
lekas menyingkir," bersama Ban-tok-pocu segera mereka pergi
dari tempat itu tanpa mengajak Tiang-pek-hwi-hou, hanya
berkelebat bayangan mereka sudah lenyap didalam hutan.
Tampak kecewa mimik muka Tiang-pek-hwi-hou, agaknya
dia berat berlalu tapi kedua gembong racun yang jadi tulang
punggungnya sudah ngacir, seorang diri mana berani dia
bertingkah disini, tanpa bicara lekas diapun mencawat ekor
dari tempat itu. Ling-Ji-ping tahu kelicikan rase tua yang culas ini segera dia
menghardik. "Berhenti!"
665 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi laki tua renta segera berkata perlahan. "Anak muda,
biarlah dia pergi. Bila mereka tahu Kungfuku sudah punah,
seorang diri kau jelas tak mampu melayaninya."
Bukan saja licin dan licik, selamanya Tiang-pek-hwi-hou
tidak mau dirugikan, sambil menoleh dia menyeringai sadis,
katanya, "anak keparat, jangan bertingkah, demi menghormati
kebesaran Thian hu liang pay baru aku menyingkir dari sini,
kalau tidak, huuu." Habis bicara segera dia menjejak kaki,
tubuhnya melambung kepucuk pohon terus melayang jauh
kesana berloncatan dipucuk pohon.
Lama laki2 tua renta mengawasi kearah hutan, setelah
yakin ketiga orang itu sudah pergi, baru dia menarik napas
lega katanya perlahan. "Sungguh tak nyana sisa2 kewibawaan
Thian-hu masih disegani, sayang sekali, hidup Lohu didunia ini
tak lama lagi." Nadanya sedih dan rawan, Ling-Ji-ping merasa
pilu. Sekarang Ling-Ji-ping sempat memperhatikan lencana
emas di tangan laki2 tua renta, lencana itu panjang tiga dim,
lebar dua dim. Diujung atas lencana diukir sebuah bentuk segi
delapan, ditengahnya bertulisan "Thian-hu-Ci-mek." Cap
kebesaran T hian-hu, dibagian bawah lencana diukir dua huruf
"Wi-pik" atau menyingkir dan dibalik yang lain terukir "Ji-ngocing-ling" atau seperti aku sendiri yang datang.
Tongkat bambu diletakkan diatas pundak, pelan2 laki2 tua
renta mengulur jari2 tangannya yang kurus kering tinggal kulit
pembungkus tulang, dengan gemetar meraba2 lencana emas
itu, wajahnya tampak haru dan pilu, agaknya dia sedang
mengenang kembali kebesaran dan kewibawaannya masa
silam. Kenangan itu memang indah, laki2 tua renta ini sedang
tenggelam dalam kenangan masa lalu yang menyenangkan,
selama puluhan tahun dia bersimaharaja di Bulim. K ini setelah
kejayaan itu pudar, kebesaran yang dahulu pernah dicita2kan
kini tinggal kenangan belaka, jiwa kesatriannya sudah lapuk
666 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi, hidup merasa dalam penderitaan sebatangkara, tiada
sanak tak punya kadang, terlunta2 tanpa tempat berteduh
Pedang Kayu Cendana 1 Nona Berbunga Hijau ( Kun Lun Hiap Kek ) Karya Kho Ping Hoo Bentrok Rimba Persilatan 15

Cari Blog Ini