Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 2
berkisar lima langkah sehingga It-ci-kiam Go Bing terseret
maju dengan langkah sempoyongan.
"Cles" itulah suara tusukan, ternyata pedang Pat-kwa-kian
Go Seng yang menyerang ketiak kiri Ling Ji-ping sudah
bersaran dipunggung It-ci-kiam Go Bing, padahal gerak
tusukan ini amat cepat dan keras sehingga tubuh Go B ing ikut
terdorong kedepan, ujung pedang tembus kedepan dada,
darahpun menyembur dari depan dan belakang, kontan
tubuhnya terperosok jatuh dan terpantek di tanah.
Mimpipun Go Seng tidak menyangka bahwa tusukan
pedang sendiri bakal membunuh sang Jiko, bila dia menyadari
apa yang telah terjadi, untuk menarik tenaga dan
mengendalikan pedang sudah terlambat, saking kaget dia
sampai lupa mencabut pedang serta melepas pegangan terus
mundur kebelakang. Tapi belum dia sempat pernahkah diri, selarik sinar dingin
tahu-tahu sudah mengancam dada, jangan kata mau berkelit,
hakikatnya dia tidak melihat jelas barang apa yang
menyambar kearah dirinya, tahu-tahu pedang panjang yang
meluncur itu sudah tembus ke dadanya.
59 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Langkah Ling Ji-ping seperti muncul dipermukaan salju,
melontar pedang sambil memutar tubuh, Cui-hong-kiam Go
Giok seperti kabur pandangannya, tahu-tanu pedang panjang
ditangan sendiri sudah lenyap tak karuan parannya, secara
reflek dia berusaha menghindar kebelakang. maka didengarnya suara Ling Ji-ping berkata dengan tertawa:
,.Pergilah susul saudaramu, apa artinya kau hidup seorang
diri didunia fana ini. belum habis kata-kata orang tahu-tahu Go
Giok rasakan dadanya dingin tembus kepunggung, ternyata
pedang sendiri sudah amblas kedalam tubuhnya.
Memang tidak malu dijuluki Cui-hun-jiu (tangan mengejar
sukma), gerak tubuh, gerak tangan serta gerak langkah
ternyata sudah mencapai taraf yang sempurna, hanya sekedar
angkat tangan dan menggerakkan kaki, sekaligus tiga jiwa
manusia telah ditamatkan oleh senjata sendiri alias senjata
makan tuan. Begitu tiga mayat terkapar diatas tanah, Ling Ji-ping masih
berdiri santai sambil menggendong kedua tangan, seolah-olah
barusan tiada terjadi apa-apa. Tiga mayat menggeletak
ditanah dengan genangan darah yang berbau amis me
muakkan, padahal semua ini adalah buah karya oerauda yang
kel hatun lembut dan cakap ganteng ini. Umumnya orang
sering menikmati buah karyanya sendiri, tapi tidak demikian
dengan Ling i-ping, tanpa melirik kepada mayat-mayat yang
barusan dibunuhnya sambil tersenyum getir dia sudah
beranjak mau tinggal pergi.
Mendadak sebuah helaan napas lirih kumandang dari luar
tembok disebelah kanan, karuan Ling Ji-ping tersirap kaget,
bentaknya: "Siapa ?" belum lenyap suaranya, tubuhnya sudah
melambung ke sana terbang melampaui tembok, namun
matanya yang jeli menyapu pandang sekelilingnya tanpa
menemukan sasaran yang diharapkan, bulan sabit masih
bercokol dicakrawala, namun diluar tidak kelihatan bayangan
manusia. 60 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agaknya dia seperti merasakan suatu firasat, tanpa terasa
dia tertawa angkuh, sifat ogahnya kembali membekali
sanubariiya, tidak kelihatan bagaimana dia bergerak tahu-tahu
tubuhnya sudah melambung beberapa tombak, bayangannya
seperti selarik sinar putih kemilau ditimpah cahaya bulan
redup, arah tujuannya adalah loteng kecil dari mana tadi suara
lonceng bertalu-talu. Loteng di mana lonceng itu digantung dalam T hian-su-tong
ini adalah disebelah kanan adalah tepat kalau tempat itu
dinamakan gardu, Setelah melewati ruang sembahyang besar
selintas pandang Ling Ji-ping lantas melihat sebuah lonceng
besar ukuran raksasa yang tergantung ditengah pucuk gardu
yang tinggi, di s ini suasana su nyi dan tiada bayangan orang.
Dengan penuh perhatian dia mengitari gardu, namun tiada
sesuatu yang dia temukan, maka dari tempatnya berdiri, dia
menjentikan jari tangannya '"Tang" lonceng itu seketika
berbunyi seperti di pukul palu, dengan seksama dia dengarkan
gema suaranya, kini dia semakin yakin bahwa gelombang
suara lonceng di sini jelas tak berbeda dengan gema lonceng
yang beberapa kali pernah didengar nya.
Kini dia tinggal memeriksa dan mencari tahu siapa-siapa
para Tosu penghuni biara ini, namun tadi dia sudah
memeriksa setia pelosok, namun bayangan seorangpun tidak
kelihatan. Dia jadi bingung dan curiga, kala senja menjelang
tadi dia pernah melihat seorang Tosu menggantung lampion di
emper biara, menjelang tengah malam, diapun dengar gema
lonceng di sini, itu berarti ada orang yang membunyikan
lonceng ini, apalagi biara ini tempat suci, jelas pasti dihuni
orang dan dikepalai seorang beribadat, tapi kenyataan
sekarang dia tidak menemukan seorangpun di s ini, bagaimana
hal ini bisa terjadi "
Karena tidak berhasil dengan penyelidikannya, kembali dia
tertawa dingin seperti biasanya, sekali berkelebat, dia berlari
keluar biara malah. 61 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hari kedua pagi-pagi benar, seorang pemuda gelandangan
tampak berada disebuah warung minuman sedang menikmati
secangkir teh panas, penuh perhatian matanya mengawasi
orang-orang yang berlalu lalang di jalan raya, duduknya
menyendiri dan sikapnya yang kesepian kelihatan bahwa dia
seorang pelajar yang gagal masuk ujian, karena malu pulang
kampung halaman, sehingga keluyuran dan jadi kaum
gelandangan. Pemuda ini tidak membawa apa-apa, pakaian nya agak
kumal lagi, diam-diam pelayan warung kuatir bila pemuda ini
tak mampu membayar uang teh yang diminumnya itu, kuatir
orang ngacir sebelum bayar, sengaja dia mengawasinya
dengan penuh perhatian. Pakaian butut dan sikapnya memang seperti kelelahan,
namun rona muka si pemuda tampak segar, ujung mulutnya
sering mengulum secercah senyum keangkuhan yang
menandakan kekerasan hatinya.
Siapakah dia " Bukan lain adalah Cui-hun-jiu Ling Ji-ping
yang namanya sudah menggetarkan kalangan Bulim. T enangtenang dia menikmati teh, sambil mengawasi orang-orang
yang berlalu lalang, agaknya dia sedang menunggu orang, lalu
siapakah yang ditunggunya " Sebetulnya dia sendiri juga tidak
jelas, namun dari pengalaman dia yakin dan berani
berkepastian, hari ini di Giok-tiap-koan yang merupakan jalan
utama untuk keluar masuk keatas gunung, pasti akan ada
orang yang lewat. Berjam-jam telah berselang, tanpa terasa hari sudah
menjelang lohor. Lambat laun tampak sikap kecewanya,
karena dalam jangka beberapa jam ini, yang dia saksikan
lewat dijalan raya hanyalah orang-orang gunung atau petani
yang sibuk dengan pekerjaannya, orang-orang yang dia ingin
kan justeru tiada satupun yang kelihatan.
Akhirnya dia menggeliat keletihan, setelah menguap sekali
dia.habiskan lagi satu cangkir teh, semalam boleh dikata
62 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
matanya tidak pernah terpejam, padahal masih ada beberapa
kejap sebelum matahari terbit dia bisa samadi atau mencari
tempat untuk tidur, namun perasaannya tak bisa tentram,
banyak persoalan memburu semangatnya untuk bertahan
melek, banyak urusan yang sepan jang waktu ini tak kuasa dia
pecahkan, sudah tentu ini termasuk bayangan molek yang
masih selalu menggelitik benaknya, sehingga dia tidak kuasa
memejamkan mata. Sejak pagi tadi, sebelum warung teh ini membuka
dasarannya dia sudah mampir di sini dan reinta air teh hangat,
maka setelah menjelang lohor, dia betul-betul merasa penat,
sambil duduk kepalanya tertunduk hampir tak kuasa lagi dia
menahan rasa ngantuk. Mendadak.dia tersentak sadar dan semangat nya seketika
berkobar, apa yang dia tunggu akhir nya datang juga, namun
dia pura-pura menepekur. namun matanya melirik keluar.
Kebetulan orang yang dia perhatikan juga memasuki warung
ini. Pelayan memburu keluar menyambutnya, dengan unjuk
seri tawa lebar dia menyapa: "Toya, selamat pagi."
Yang datang bukan lain adalah Tosu setengah umur yang
semalam menggantung lampion diluar pintu biara, selintas
pandang terasa oleh Ling Ji-ping bahwa Tosu yang satu ini
sedikitpun tiada perubahan apa-apa: seolah-olah kejadian di
Thian-su-tong semalam hakikatnya tiada terjadi dan tak
pernah dia ketahui. Tosu itu tertawa, katanya: "Masa masih pagi, hari ini aku
terlambat." Pelayan tertawa ujarnya: "Seperti biasa, secangkir teh
jahe." Tocu itu geleng kepala, katanya tertawa : "Hari ini aku
tidak m inum, ada urusan "
"Tumben kalau dia ada urusan."* demikian batin Ling Jiping 63 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada urusan apa ?" tanya sang pelayan, "kalau sudah biasa
minum, rasanya tentu risi kalau tidak mencicipi barang
seteguk." "Sudah biasa minum teh jahe di sini ?" demikian Ling Jiping bertanya-tanya, "jadi setiap hari Tosu ini sudah biasa
minum teh di warung ini, biasanya dia datang pagi-pagi,
padahal jarak Thian-su-tong ke sini sedikitnya ada dua
tigapuluh li, kalau Tosu ini orang awam, mana dia mampu
menempuh jarak sejak sejauh ini secepat itu ?"
Didengarnya Tosu itu berkata: "Memangnya, kalau urusan
membelit badan, ya apa boleh buat." lalu dia angsurkan
sebuah buli-buli kepada pelayan, katanya : "Lo-ong, kalau ada
waktu tolong kau isi dua kati arak, kalau pulang nanti akan
kuambil." Dengan tertawa lebar pelayan itu sambut buli-buli itu.
waktu si Tosu menoleh kebetulan pandangannya bentrok
dengan tatapan Ling Ji-ping. Agaknya si Tosu sudah siap
melangkah pergi, mendadak dia menghentikan langkahnya,
dengan penuh perhatian dan mimiknya seperti amat heran
dan curiga dia mengawasi Ling Ji-ping
Diam-diam Ling Ji-ping tertawa dalam hati: "Kiranya Tosu
ini cukup berisi juga. sorot mata nya teramat tajam?" bukan
menghindar,dia malah unjuk tawa kearah si Tosu, katanya:
"Toya, sudah lama kita tidak bertemu."
Tosu itu rnelengak. katanya: ,;Kapan aku pernah bertemu
dengan tuan?" Ling Ji-ping tertawa, katanya : "Toya banyak urusan jadi
pelupa, suatu kali aku pernah tamasya keatas gunung,
bukankah pernah bertemu di Thian-su-tong " Haha, kali itu
Toya malah menyuguh hidangan ala kadarnya."
Thian-su-tong adalah tempat suci bagi kaum Tosu, setiap
pelancongan yang tiba dipegunungan Ceng-seng tiada yang
tidak mampir ke Thian-su-tong. saking banyak pelancongan
64 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang pernah dilayani, sudah tentu si Tosu tidak ingat setiap
orang yang pernah dilihatnya, namun samar-samar dia merasa
memang seperti ada kejadian itu.
Sebelum orang banyak pikir, Ling Ji-ping su dah
menambahkan: "Silakan duduk Toya, sekarang giliranku
mentraktir Toya, barang dua cangkir teh."
Setiap hari T osu ini memang pasti datang ke Giok-tiap koan
ini. terutama warung teh ini, setiap hari dia pasti minum di
sini, siapa saja yang suka minum di warung ini sama
dikenalnya dengan baik. Ling Ji-ping masih asing bagi dirinya,
dan yang lebih mencurigakan lagi adalah jubah nya yang
sudah butut dan penuh tambalan ini, jauh berbeda dengan
sikap,tampang dan perawakannya yang gagah, apa lagi
beberapa hari banyak urusan terjadi di sekitar Thian-su-tong.
Jikalau Ling Ji-ping mengenakan pakaian perlente, mirip
pemuda hartawan yang sedang melancong mungkin si Tosu
tidak akan menaruh perhatian padanya, atau sebaliknya bila
dia berpakaian seperti kaum persilatan umumnya, karena
usianya yang masih muda, si Tosu juga tidak akan ketarik
padanya. Tapi dia justru berpakaian rombeng, bagi seorang
pengalaman selintas pandang orang akan tahu bahwa dia
bukan kaum pelajar yang putus sekolah atau kaum
gelandangan umum nya, walau Ling Ji-ping sudah berusaha
menyimpan sorot matanya yang berkilat tajam, namun Tosu
ini cukup ahli juga untuk menilai dirinya, dia tahu bahwa
pemuda ini pasti bukan orang sembarangan. Malah dia sudah
curiga bahwa pemuda ini adalah Cui-hun-jiu Ling Ji-ping yang
sudah biasa malang me lintang seorang diri tanpa jejak
menentu, momok yang ditakuti oleh kaum Bulim golongan
hitam. Baru dua tiga tahun lamanya Ling Ji-ping kelana di
Kangouw, namun setiap insan persilatan sudah jelas akan
pakaian, wajah, sepak terjang, serta hobbynya. gambaran ini
sudah melekat pada sanubari orang-orang yang merasa
65 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah berbuat Jahat. Umum sudah tahu bahwa Cui Hun-jiu
sepanjang tahun suka mengenakan jubah butut, usia nya
likuran tahun, ajabnya cakap ganteng perawakannya tegap
dan gagah, kalau dia mau mengenakan pakaian yang mewah
dan setimpal, maka sulit untuk mencari tandingan pemuda
yang setampan dan segagah dia dalam kalangan Bulim.
Sebab itulah, selintas pandang tadi si T osu sudah menaruh
curiga akan dirinya, walau Ling Ji-ping segera menyapa dan
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ajak dia bicara, namun rasa curiganya masih belum lenyap.
Pada hal dia masih mengemban tugas penting, maka
dengan tawa lebar dia berkata : "Pinto rnemang suka pelupa,
untuk kali ini harap sicu suka maafkan sembari bicara tanpa
sungkan segera dia menarik kursi duduk dihadapan Ling Jiping. Kebetulan bagi Ling Ji-ping, segera dia suruh pelayan
nenyuguhkan teh, dengan senyum lebar segera dia tanya lebih
dulu: "Ah, aku sendiri juga pelupa, aku sudah tidak ingat lagi
siapakah nama gelaran Totiang ?"
Sambil menaruh perhatian si Tosu menjawab: "Pinto
bergelar Yu-yen." "O, ya benar, tempo hari Totiang juga kasih tahu padaku,
kau adalah penyambut tamu dan penyulut dupa di Thian-sutong bukan " Si Tosu lebih percaya lagi bahwa mereka sebelum ini
memang pernah bertemu, kalau tidak bagaimana orang bisa
tahu akan jabatan dirinya didalam Thian-su-tong. Maka
dengan tertawa dia balas bertanya sambil menatap wajah Ling
Ji-ping: Lalu siapakah sicu ini "
"Cayhe she Ling."
"She Ling ?" berubah roman muka Yu-yen Tojin, hampir
saja dia berjingkrak bangun, namun dia masih kuasa
kendalikan diri. 66 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mulut Ling Ji-ping mengulum senyum keangkuhan, namun
hanya sekilas saja, dengan sikap ramah segera dia berkata
pula: "Totiang, apakah ada yang tidak benar "
"Ah, ti . , . tidak. Siapakah nama sicu ?"
"Hanya satu huruf Jiu saja. Jiu artinya musim rontok."
Lega hati s i Tosu, dia pura2 berpaling ke arah lain, secepat
kilat lengan bajunya menyeka keringat diatas jidatnya.
Kali ini Ling Ji-ping memang tidak bicara bohong, nama
aslinya memang Ling Jiu. nama Ji-ping sengaja dia gunakan
sejak dia mengembara di kalangan Kangouw. Bahwa hari ini
Ling Ji-ping menyebut nama aslinya memang punya tujuan,
karena Jiu mengandung arti 'rontok', merontokkan nyawa atau
membunuh, tapi Jiu itu sendiri pertanda pembunuhan yang
menentu atau pilihan, artinya dia hanya membunuh orang
yang patut dibunuh, ini tidak bertentangan atau melanggar
pantangan dan sepak terjangnya selama ini, malah boleh
dikata serasi dengan nama julukan Cui-hun-jiu.
Sudah tentu si Tosu tidak pernah berpikir sejauh ini.
dengan rasa was2 dia menoleh dan bertanya : "Sicu bukan
penduduk setempat bukan ?"
"Mengembara di Kangouw, empat lautan penjuru adalah
rumahku, jarang aku bicara soal tempat kelahiran dengan
orang lain." "O, lalu ada keperluan apa Sicu berada di daerah ini " si
Tosu memancing pembicaraan.
"Disamping suka mengembara, hobbyku suka bertamasya
pula, keindahan alam Ceng-seng sudah lama kukagumi."
"Sicu sudah puas bertamasya disini ?"
"Hanya sepintas lalu saja, rasanya belum puas, konon
menjelang musim salju pemandangan alam di Ceng-seng lebih
67 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
permai dari musim semi, sengaja aku menghemat ongkos,
pikirku ingin memuaskan diri dulu disini."
Si T osu tampak melengak.
Mumpung ada kesempatan, Ling Ji ping berkata lebih lanjut
: ,,Ada sebuah permintaan cayhe, entah Totiang suka
membantu tidak ?" Sejenak ragu2, akhirnya si Tosu berkata ; "Coba Sicu
katakan." "Aku ingin menginap beberapa hari di biara Totiang, supaya
lebih leluasa Cayhe menikmati alam nan permai di sekitar
Thian-su-tong." lalu ia merogoh sekeping uang perak seberat
dua tahil diletakan didepan si T ojin.
Sudah tentu si Tojin tidak menyangka akan permohonan
Ling Ji-ping ini, jangan kata rasa curiganya semula sirna
seketika, umpama betul dia masih curiga, dalam beberapa hari
ini jeas dia tidak akan boleh menerima tamu, karuan dia
mengunjuk sikap serba susah.
Ling Ji-ping tertawa geli dalam hati, namun mulut sengaja
berkata: "Apa ada kesulitan "
"Beberapa hari ini agak sulit, tak mungkin kami menerima
kehadiran sicu." "Memangnya ada urusan apa." desak Ling Ji-ping.
"Soal ini . . ."
Kini maksud Ling Ji-ping sudah tercapai, dan tutur kata
serta mimik perubahan muka si Tosu dapatlah dia simpulkan
bahwa T ojin dari T hian-su-tong Ini bukan saja pandai Kungfu,
bahwa hal ini sampai terahasia dan tidak diketahui oleh kaum
persilatan umumnya, pasti di balik persoalan Ini ada latar
belakang yang tersembunyi, dari soal ini cukup dapat
disimpulkan, umpama dia tanya lebib lanjut, pasti Tojin ini
tidak akan mau menjelaskan, salah-salah orarg bisa curiga dan
68 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa membadek asal usul dirinya malah. Maka dengan tertawa
terpaksa dia jemput pula uang peraknya katanya: "Kalau biara
kalian tidak bisa menerima tamu ya apa boleh buat."
Tosu itu rrenghela rapas lega seperti pesakitan yang
mendapat kebebasan, apa yang di duga Linh-Ji-ping memang
tidak meleset, semula Tojin ini sudah T idak begitu curiga pada
dirinya, tapi sekarang timbul puta rasa curiganya, bahwa
pemuda gelandangan ini hendak menginap dibiara, maksudnya mau tamasya" Ataukah ada rencana lainnya yang
tersembunyi " Namun bila dia teringat, bahwa kabar yang
terrsiar di kalangan Kangouw menggambarkan bahwa Cuihun-jiu berpakaian begini dan tampangnya begitu, usianya
masih muda tapi dia adalah gembong pembunuh yang tidak
pernah berkedip setelah menyaksikan korbannya menggeletak, diapun she Ling, mau tidak mau si Tojin jadi
bergidik seram, keringat dingin membasahi gitok, tersipu-sipu
dia mohon diri terus melangkah keluar dengan tergesa gesa.
Mengawasi bayangan si T ojin Ling Ji-ping tertawa kaku dan
dingin, segera diapun meninggalkan warung itu, dikala dia tiba
diambang pintu luar. sekilas matanya melihat seorang gadis
desa yang membungkus kepalanya dengan kain kembang,
separo wajahnyapun tertutup kain panjang yang mengikat
kepalanya, gadis desa ini lewat di depan warung, meski
mukanya tertutup, tapi dari perawakannya yang semampai,
dapatlah dipasti kan bahwa gadis desa ini pasti memiliki seraut
wajah yang jelita. Ling Ji-ping hanya melirik selintas saja, namun bila dia
sudah tiba dipinggir jalan raya, mendadak didengarnya derap
langkah ramai yang berat, dari langkah yang berat ini
dapatlah_ Ling Ji-ping menyimpulkan bahwa orang yang
datang ini memiliki kepandaian yang tidak boleh dipandang
enteng. Sekilas dia melengak, tanpa merasa dia angkat kepala
menoleh ke sana, dilihatnya empat laki-laki berlari muncul
69 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diujung jalan raya sana, semuanya bertampang kriminil,
bertubuh kekar kulit dagingnya merongkol gede, pelipisnya
menonjol semuanya. Terdengar seorang diantaranya tengah
terkekeh, katanya: ..Hayolah jangan sampai dia terlepas."
Sudah tentu Ling Ji-ping maklum apa maksud perkataan
laki-laki ini, dinilai dandanan keempat orang ini, dia tahu
bahwa mereka adalah orang-orang dari kalangan hitam, dan
orang yang mereka buru sudah pasti adalah gadis desa yang
barusan lewat didepannya. Apa boleh buat Ling Ji-ping angkat
kedua pundaknya, mulutnya mengulum senyuman sadis,
pikirnya . "Empat keparat yang mampus mati juga, ah nasibku
mujur hari ini." maka dia menghentikan langkah menunggu
keempat orang itu lewat lalu menguntitnya dari kejauhan
menuju kebarat. Kuntit menguntit itu terus berlangsung sam pai keluar kota
sebelah barat, jalan raya di sini langsung menuju ke Cengseng-san, dari kejauhan tampak gadis desa itu kini sudah tiba
dijembatan gantung yang terbuat dari bambu tergantung ini
panjangnya ada enam puluhan tombak, bila ada orang
berjalan di atas jembatan itu akan bergoyang-goyang, apalagi
kalau ada angin kencang, rasanya seperti diombang ambing.
Terdengar empat laki-laki itu bergelak tertawa, kini mereka
mempercepat langkah, bagai burung elang, dua dianlaranya
sudah melompat tinggi melampaui kedepan si gadis desa serta
rnengadang didepannya, sementara dua laki-laki yang lain
berdiri dlujung jembatan sambil memeluk dada.
Dengan kalem Ling Ji-ping mendekati, secercah senyuman
beku menghias wajahnya, batinnya: "Ah, tempat ini amat
bagus, pandai juga mereka memilih tempat."
Bahwa dua orang tiba-tiba anjlok turun didepan nya, sudah
tentu gadis desa itu kaget setengah mati, dengan menjerit
cepat dia menyurut mundur terus berputar badan hendak lari
balik. Tapi seketiica dia terpukau ketakutan pula bila dilinatnya
dua laki-laki yang lain sudah mencegat jalan mundurnya,
70 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanpa sadar dia menyurut mundur pula. Dua laki laki yang
semula berada di depan dan sekarang mengadang di belakang
terkial-kial kesenangan, kata salah seorang : 'Hai,genduk ayu,
tak usah takut. Tuan-tuan besar ini sama suka padamu."
Kembali sigadis desa berjingkat kaget serta membalik
tubuh lagi. tampak seorang laki yang lain sudah mengulur jarijari telapak tangannya yang gede dan kasar berbulu itu
hendak menjamah dadanya, Bahwa dalam keadaan kepepel
seumpama di depan ada srigala rakus dibelakang dicegat
harimau, berada di jembatan gantung lagi menyingkir kekirl
kanan jelas tidak mungkin, tei paksa gadis desa itu berlaku
nekad, teriaknya ; "Kalian kawanan rampok ini mau apa. Ada
rampok. Tolong......"
Gelak tawa keempat laki-laki itu berpadu seperti gembreng
pecah yang sumbang suaranya, laki-laki yang tak berhasil
menjamah dada si gadis kembali melangkah maju setapak,
katanya: "Sampai tenggorokanmu pecah juga tak berguna,
setiap usaha tuan besar ini. memangnya siapa yang berani
turut campur, bila kau. tidak tahu diri, hehe, biarlah kami
belejeti pakaianmu diatas jembatan ini juga, berayun
bergontai, wah sungguh nikmat nya." ketiga temannya segera
bersorak dan berkeplok saking senangnya.
Dengan memicing mata seorang laki-laki berkata : "Genduk
ayu. hendak kemana kau ?"
Entah karena jembatan bambu ini memang sedang
bergoyang, atau karena saking ketakutan sehingga tubuh si
gadis gemetar, tampak dia bergontai serta berteriak: "Aku ....
mau .... ke Ji-long-bio."
"Kenapa harus mencari Ji-liong (laki-laki kedua) " Haha,"
seru seorang laki-laki lain' "kami berempat bukankah laki-laki
gagah dan kuat" Genduk ayu, ikutlah kami, tanggung kau
akan menikmati sorga dunia."
71 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja laki-laki itu habis bicara, mendadak dari arah
belakang terdengar seorang bersuara : 'Permisi."
Karuan kedua orang yang berdiri diujung jembatan
tertegun, sejak kapan orang ini datang dan berada
dibelakaigrtya, kedua orang ini sama sekali tidak tahu. Waktu
mereka menoleh, tampak seberapa kaki diatas jembatan
bambu Itu juga telah berdiri seorang pemuda berjubah kumal
warna biru luntur, bahwa hajat mereka terganggu sudah tentu
keempat laki-laki Ini jadi keki, ke dua laki-laki dibelakang itu
segera tertawa besar, bentaknya : "Bocah rudin, memangnya
kau tidak punya mata "
Pemuda baju kumal Itu berkata "Soalnya kalian
mengadang jalan, aku toh sudah bilang permisi."
Seorang membentak : "Kita sedang ada urusan di sini,
tahu, buat apa kau kemari ?"
"O," pemuda itu pura2 baru sadar dan mengerti, bola
matanya berputar, katanya : "Tapi cayhe menempuh
perjalanan, toh tidak pernah mengganggu kalian."
"Menempuh perjalanan?" laki-laki didepan sana menyeringai "Lo ji, jangan cerewet lagi, gasak saja biar dia
lapor kepada raja sungai."
Seorang laki-laki mengiakan, segera dia me langkah keluar,
tangan kirinya bergerak secepat kilat. Mungkin karena laki-laki
ini terlalu menggunakan tenaga sehingga jembatan gantung
ini bergoyang keras, tubuh si pemuda baju kumal ikut
bergontai, tampak kedua tangannya terbalik kebelakang
sambil menjeri kaget, kakinya mundur dua langkah, dengan
gelagapan tangannya memegang tambang, untung dia masih
kuasa menguasai diri. Dan anehnya laki-laki yang mengulur
tangan itu kakinya juga ikut gentayangan, bukan saja
sasarannya tak berhasil dicengkram, hampir saja dia sendiri
terjungkal jatuh kebawah malah.
72 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untung laki-laki disebelahnya lekas menarik nya, tanyanya:
"Samko, kenapa kau ?"
Laki-laki yang dipayang merah mukanya, makinya:
"Makanya, diatas jembatan ini tak bisa gunakan tenaga."
Tapi laki-laki disebelah depan tahu sebabnya, sambil
terkekeh tawa, dia melompat maju ke samping laki-laki itu,
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sepasang matanya yang mencorong sedingin tajam pisau
mendelik besar mena lap pemuda berpakaian kumal, katanya
menyeri ngei sadis: "Sahabat kau ini dari kalangan mana ?"
Mendengar saudara tertua mereka bertanya begitu, tiga
laki-laki yang lain terkejut, mereka pun memandang si
pemuda baju kumal dengan rasa heran dan tak habis
mengerti. "Kalangan?" sikap pemuda baju kumal takut dan bingung,
"Apa sih maksudnya kalangan" "
Laki-laki tertua itu terloroh-loroh, katanya: "Saudara tidak
usah pura-pura pikun, pandangan seorang ahli jangan harap
dapat dikelabui, kepandaian Su-nio-poat-jian-kun yaug tadi
kau guna kau gunakan memang hebat. Sayang latihannya
masih belum matang, apalagi hari ini berhadapan dengan
kami Hong-nia-su-hou (empat harimau dari Hong-nia).
"Hong-nia-su-hou " sekilas terunjuk senyuman sinis pada
wajah si pemuda baju kumal, pikirnya: "Bagus sekali, keparatkeparat bejat ini memang sudah harus mampus sejak lama,
mumpung hari ini kebentur ditanganku, sayang aku tiada
waktu." maka dengan dingin ia menjengek: "O, ya,
memangnya kenapa." Sudah tentu pertanyaan balasan si pemuda secara tidak
langsung dianggap mengakui bahwa keempat orang ini adalah
ahli-ahli Kungfu yang ditakuti, ketiga laki-laki lain segera
tertawa riang dan bingar, seorang segera membentak:
"Toako, buat apa banyak tanya " Peduli dia dari kalangan
73 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mana, bila dia berani petingkah dihadapan kita, sikat saja
habis perkara." Laki-laki yang dipanggil Toako mengulap sebelah
tangannya mencegah aksi ketiga saudara nya, bentaknya
bertanya' "Sahabat siapakah pemimpinmu. Lekas katakan,
jikalau orang sendiri jadi tidak usah bentrok dan apalagi
sebagai sesama kaum persilatan;"
Pemuda baju kumal menggeleng, katanya: "Nama
pemimpin tak boleh sembarang kusebut-sebut. nah di sini aku
membawa sebuah kartu undangan, jikalau kau ingin tahu,
silakan periksa." Tiga laki-laki atau tiga harimau yang lain tertawa riuh,
seorang berkata: "Toako memang berpandangan tajam,
sayang sekali hanya bocah yang baru keluar kandang dan
tidak tahu aturan entah siapa yang menerima murid sedogol
ini, sungguh memalukan saja.''
Tapi Lo-toa atau harimau tertua justru tidak sepicik
pandangan ketiga saudaranya, dengan nanar dan penuh tanda
tanya dia awasi pemuda baju kumal, bentaknya: "Tentunya
kartu nama pemimpin kalian bukan, biarlah kuperiksa."
Pemuda baju kumal tertawa ewa, dari dalam bajunya di
keluarkan segulungan kertas hitam terus diangsurkan.
Sekali jambret laki-laki Itu sudah rebut gulungan kertas
hitam dari tangan pemuda baju kumal, setelah undur
selangkah biru dia membuka gulungan itu. Tapi begitu dia
melihat apa yang tertera diatas kertas hitam Itu, seketika
mukanya pucat pasi, sekujur badaapun gemetar, tanpa terasa
mulutpun mendesis seram: ,,Cui-hun-tiap.'
"Apa Cui-hun-tiap" tiga laki-laki yang berdiri di samping ikut
menjerit kaget dan gemetar kejap lain tanpa berjanji
keempatnya seperti berlomba saja berlari lintang pukang lewat
jembata bambu itu kearah Ji-long-bio disebrang sana.
74 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah me lihat Cui-hun-tiap Hong-ling-su hou sungguh
ketakutan setengah mati, mereka berlomba lari mati-matian,
rasanya ingin lekas terbang menyingkir tanpa berani menoleh
kebelakang, namun kaki terasa berat dan dalam hati mereka
mengumpat ayah bunda kenapa tidak memberi sepasang
sayap untuk terbang menyingkir menyelamatkan jiwa.
Pemuda baju kumal bukan lain adalah Cui-hua-jiu Ling Jiping, berdiri ditengah jembatan dia mengulum senyum geli
yang tertahan, tidak bergerak dia diamkan saja keempat
orang itu lari sipat kuping, jatuh bangun, hakikatnya seperti
tiada terjadi apapun. Memang dia pernah membuat peraturan yang tidak tertulis
diatas kertas, namun setiap orang persilatan sama tahu apa
aturan yang dia tegakkan dan junjung tinggi itu. Hong-liongsu hou atau biasa dipanggil juga Lok lim-su-ok (empat
penjahat dari kalangan brandal), sudah tentu juga tahu dan
mengerti akan aturannya itu, oleh karena itu, dia tetap diam
ditempat dan menunggu tenang-tenang saja, dia tidak
percaya bahwa keempat orang ini betul-betul berani melarikan
diri. Sementara itu Su-hou sudah mencapai sebrang jembatan,
tapi entah kenapa sebelum mereka tiba didepan Ji-long-blo,
mendadak mereka sama menghentikan langkah, dengan rasa
takut, was-was dan kebingungan mereka berpaling, begitu
meli hat bayangan pemuda baju kumal yang tetap berdiri di
ujung jembatan disebrang sana, pakaiannya melambai tertiup
angin, bagai tersihir saja, ke empat orang ini membalik tubuh
terus beranjak balik dengan berbaris pelan-pelan.
Kalau tadi mereka lari lintang pukang seperti dikejar setan,
tapi kali ini mereka justru berjalan pelan-pelan, setiap langkah
kaki mereka seperti amat dipehitungkan. maklum mereka tahu
langkah kali ini adalah langkah menuju kematian. Memangnya
manusia siapa yang tidak ingin hidup " Manusia mirip Lok-limsu-ok yang sudah keliwat takaran kejahatannya, meski
75 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama ini mereka tidak sayang dan merasa kasihan
membunuh orang, tapi terhadap jiwa raga sendiri betapapun
mereka ingin mempertahankan hidup, tak ubahnya orang lain
yang ingin mempertahankan hidupnya, tapi sekarang mereka
justru beranjak menuju kejalan kematian.
--ooo0dw0ooo- Karya : Khu Lung Saduran : Gan KH
Sumber DJVU : Manise & Paulustjing
Editor : Paulustjing dan Dewi KZ
Ebook by : Dewi KZ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ http://kang-zusi.info/
http://tiraikasih.co.cc/ http://cerita-silat.co.cc/
Jilid 3 "KENAPA " MEMANGNYA MEREKA tidak ingin lari?" Bukan.
Kiranya setelah mereka lari sampai kesebsrang mendadak
mereka teringat apakah mereka mampu meloloskan diri dari
hadapan Cui-hun-jiu Ling Ji-ping yang bertangan gapah ini "
Didalam ingatan mereka, selamanya belum pernah dengar ada
seseorang yang mampu bertahan hidup dua belas jam setelah
dia menerima Cui-hun-tiap. Lari, meski sementara kau dapat
meloloskan diri, tapi Cui-hun-jiu bagai; bayangan sukma yang
selalu melekat dibelakang punggungmu, kemanapun kau lari
di situ dia akan mengudak, mungkin ma lam ini, atau paling
lama besok pagi, mereka berempat akan bernasib lebih
celaka, mati dengan keadaan lebih mengenaskan kalau harus
sama-sama mati, meski sekarang atau besok pagi, daripada
mati memeluk nama busuk, walau Lok-lim-su-ok terlampau
76 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jahat, tapi mereka adalah laki-laki sejati yang berjiwa jantan,
mereka berkeputusan untuk tidak melarikan diri. kini mereka
putar balik dengan satu tekad, umpama .... sudah tentu itu
hanya umpama saja, satu kemungkinan, dengan gabungan
kekuatan mereka berempat, bila dapat mengalahkan dan
membunuh Cui-hun-jiu yang ditakuti kaum persilatan,
bukankah nama Hong-ling-su-hou bakal menjulang dan
menggetarkan Bulim " Umpama akhirnya mereka gugur
dimedan laga, betapa pun mereka akan meninggalkan nama
harum. Karena itulah dengan berbaris, dengan langkah pelan dan
tetap mereka beranjak balik kcatas jembatan, berbalik
menantang elmaut dan meng hadapi bahaya.
Dalam pada itu Ling Ji-ping sedang berbicara tiengan gadis
desa itu : "Nona tentu kaget silakan berangkat, yakin mereka
takkan berani meng ganggu nona lagi."
Tak nyana gadis desa itu tak bergerak dan tidak bersuara,
seakan-akan tidak mendengar omongan Ling Ji-ping.
Ling Ji ping tertawa sendiri, pikirnya: "Mungkin nona ini
ketakutan sampai kesima. aih, maklum gadis desa." maka
dengan suara lebih keras dia berkata pula : "Nona, lekaslah
pergi. Jembatan ini terlampau keras guncangannya, apalagi
bila terjadi perkelahian di sini kau bisa ketakutan lagi."
Kali ini gadis desa itu bersuara, kata-katanya sendu : "Kau
hendak membunuh pula ?"
"Membunuh pula?" kata-kata ini membuat Ling Ji-ping
melengak. kata-kata 'pula" sungguh membuatnya bingung,
bukan saja bingung diapun kaget melenggong, namun Ji-ping
tabah dan cer dik, segera ia tertawa lebar, katanya "Kalau
begitu, agaknya pernah melihat aku membunuh orang."
"Ah. tidak, tapi aku dapat merasakan bahwa kau akan
membunuh mereka." 77 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona," suara Ling Ji ping serasa membeku. "Dihadapanku
jangan kau jual lagak, karena siapa saja yang pamer
kepintaran dibadapanku, akhir nya membuktikan bahwa dia
tidak akan pintar." kembali ujung mulutnya menyeringai sinis,
kata nya : "Aku yakin nona sudah tahu s iapa diriku. T entunya
kaupun sudah tahu bahwa omonganku bukan gertak sambel."
"Umpama betul pamer kepintaran, tapi kan bukan ditujukan
kepadamu Apakah akibatnya juga sama tidak pintar ?"
Ling Ji-ping melenggong oleh pertanyaan gadis desa ini,
entah berapa banyak nyawa manusia yang pernah dibunuhnya
selama ini, tapi semua korbannya adalah durjana besar yang
pantas menerima ganjaran, walau Su-ok ini juga patut di
bunuh, tapi dari nada gadis desa ini, agaknya dia memacg
sengaja memancing mereka kemari, jelas ini memang
disengaja dengan suatu tujuan ter tentu, jadi gadis desa
inipun samaran belaka, tapi samaran gadis desa ini jelas
bukan ditujukan ke pada dirinya.
Kalau dugaan ini betul, bukankah dirinya yang mencampuri
urusan orang lain " Sekaligus dia menggagalkan atau paling
tidak mengacau rencana orang, sesuai peraturan Bu-lim, yang
patut disa lahkan adalah pihak sendiri. Persoalan pelik se
karang terpampang dihadapannya, yaitu apakah dia tetap
hendak membunuh Loklim su-ok ini.
Kalau dia sudah yakin gadis desa ini memancing Su-ok
kemari dengan suatu tujuan tertentu, bila dirinya membunuh
keempat orang ini, berarti dirinya merusak rencana orang, bila
karena suatu alasan sehingga gadis desa ini bertengkar dan
bermusuhan dengan dirinya, jelas dirinya berada dipihak yang
salah, jelas pertikaian takkan mudah dilerai.
Sudah tentu dia tidak takut, tapi siapakah nona ini " Yang
jelas dia gadis belia yang masih berusia remaja, suaranya
merdu dan nyaring, kalau dia memusuhi Su-ok, jelas bukan
orang jahat. Tapi bila karena maksud tujuannya tidak terca
pai, orang pasti akan melabrak dirinya, lalu apa yang harus dia
78 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lakukan" Padahal Cui-hun-tiap sudah kebacut dia serahkan,
selamanya belum pernah dia menarik undangannya tanpa
melaksa nakan aturannya. Kalau mereka dibunuh, bukan kah
itu berarti melakukan perbuatan tercela pula terhadap nona ini
" Pertanyaan ini sukar terjawab dan tak kuasa mengambil
keputusan, sesaat dia jadi gelagapan tak mampu menjawab.
Agaknya gadis desa itu berpaling memandangnya sekejap,
suaranya tetap merdu "Ling Tayhiap soakah ucapanku keliru
?" Menyapu pandang kearah Su-ok yang sedang mendatangi,
Ling Ji-ping tertawa dingin kaku, katanya : "Agaknya nona
sudah tahu akan diriku."
"Memangnya dalam Bulim ada dua orang yang memakai
Cui-bun-tiap " Maka mudah saja aku tahu akan Ling T ayhiap."
Hong-llng-su-hou sudah semakin dekat, jaraknya tinggal
belasan tombak, Ling-ji-ping tidak boleh ragu-ragu lagi. kalau
persoalan tidak ditanya jelas, mungkin salah paham bisa
terjadi antara dirinya dengan gadis desa, maka dia bertanya
dengan sua ra tegas ; ,,'Cayhe tahu kali ini aku mencampuri
urusan orang, tapi maksudku baik."
"Aku tahu Ling T ayhiap."
"Padahal Cui-han-tiap sudah kukeluarkan, seia rna ini aku
sering menggunakan keputusan yang kubuat sendiri, mereka
tak boleh kubiarkan hidup, untuk ini biarlah aku orang she
Ling mohon maaf kepada nona" umpama nona punya urusan
yang belum tercapai, aku boleh menunggu dan menunda
untuk beberapa kejap, entah caraku dapat tidak menolong
keadaan serba kepepet ini "'
"Apakah peraturanmu sendiri itu tidak bisa dirobah "
"Tidak boleh." Gadis desa itu menghela napas rawan, katanya: "Sayang,
kau salah paham Ling Tayhiap. keempat orang ini memang
79 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setimpal mendapat ganjaran, terhadap mereka aku tidak perlu
kasihan, aku hanya merasa sayang padamu."
"Sayang akan diriku "seorang yang pintar luar biasa seperti
Ling Ji-piag pun merasa bingung dan tak kuasa menyelami
maksud kata-kata gadis desa ini, karena waktu tidak memberi
kesempatan untuk dia banyak pikir, dia sangka sang gadis
kuatir dirinya bukan tandingan keempat penjahat ini dan
celaka sendiri, dan lebih menyebalkan lagi bahwa dia
beranggapan sang gadis memandang rendah dirinya, ini
malah membangkitkan rasa pongah dan keangkuhan, maka
segera dia mendengus ejek, katanya . "Selamanya Ling Ji-ping
tidak sudi disayang orang. Bila nona memang ada sangkut
paut dengan keempat orang ini, boleh silakan pergi saja,
supaya orang she Ling nanti tidak kurang ajar padamu"
"Kau ..." "Jangan banyak bicara." jawabannya tegas dan ketus,
sekeras lecutan cambuk yang mengenai sanubari gadis desa
itu, kalau wajahnya tidak di tutupi kain dan kebetulan dia
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berpaling ke sana, pasti Ling Ji ping akan me lihat perubahan
rona muka orang, mulutnya mencong dan cembrut.
pandangan gusar gigipun gemeretak. Akhirnya dia mendengus
lirih, katanya tiba tiba : "Ling Ji-ping, kau memang sesuai
dengan namamu, jangan kau kira manusia dalam dunia ini
semua takut padamu." habis bicara dia putar tubuh sambil
menunduk kepala, langkahnya cepat dan tangkas-tidak
menoleh lagi. Dia berjalan cepat dan lewat disamping Hong-ling-su-hou,
sudah tentu keempat harimau ganas ini sekarang melirikpun
tidak berani menaksir padanya. Ling Ji-ping malah tersenyum
menyaksikan kepergian si nona, sedikitpun dia tidak merasa
sesal, Kini Hong-ling-su hou tinggal tiga tombak lagi dihadapannya, mereka menghentikan langkah, tangan
merekapun sudah menyoreng senjata masing masing, seperti
80 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harimau buas yang kelaparan mereka memandang marah dan
mendelik kearah Ling Ji-ping.
Ling Ji ping tetap tidak bergeming ditempat nya, ujung
mulutnya menyungging senyum keangkuhan, suaranya
kedengaran datar dan damai, namun nadanya tinggi dan
dingin : "Kalian sudah kembali."
Keempat orang itu diam saja, mereka sama menelan air liur
tanpa berani bersuara. "Tentunya kalian sudah berpikir, bahwa undanganku
selamanya tidak pernah ditarik balik, dan akibatnya tentu
sama saja " Oleh karena itu tanpa diminta kalian sudi
kembali." Maka Ciang Ping orang kedua dari Su-ok yang bergelar
Cian bwe hou mengadu sepasang Boan-koan-pit ditangannya,
katanya menyeringai sadis : "Orang she Ling, sejak lama kami
mendengar kebesaran namamu, selamanya kami bak air
sungai yang tidak pernah Berbuat salah pada air sumur,
mendadak kau mengeluarkan undanganmu,
apa sih maksuknya ?" "O, soal ini ?" Ling Jiping tertawa, "apa yang biasa kalian
lakukan, memangnya tidak pantas kalian menerima undanganku. Si-hou Han Hwi yang berjuluk Kim-mau-ho-i memegang
sepasang pedang gantoian, setelah di ketrukau. dia berebut
maju seraya membentak ; "Itukan urusan kita, berdasar apa
kau turut campur ?" Ling Ji-ping angkat kedua tangannya yang ber jari-jari
halus dan putih, katanya tertawa : "Berdasar kedua tanganku
ini, boleh tidak ?" Gelak tawa menggila keluar dari moncong Lo-sam i iaukhek-hou Ih-ji-liong, Long-ge-pang di tangannya dia putar
ketengah udara, setelah sirap suaranya dia membentak :
81 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah she Ling, kau terlalu jumawa. marilah, ingin aku
buktikan be rapa sih kemahiranmu."
Lo-toa Hwi-thian hou Cui Ing.yang sejak tadi diam saja
menatap Ling Jiping mendadak merangkap kedua tangan,
katanya bersoja .: "Saudara, Ling, menurut aturan Kangouw,
Bulim ada tata tertipnya sendiri. Betul, nama besarmu
memang lebih menggetar kuping orang, kemampuanmu juga
lebih tinggi, namun Su hou juga bukarj kaum kroco, hari ini
saudara Ling mencampuri urusan kami, apa tidak keterlaluan
?" "Terlalu ?" jengek Ling Ji ping lalu tertawa lantang.
mendadak dia menarik muka serta menghardik bengis : "Di
Seng-toh sehabis memperkosa kalian bunuh si korban,
keluarga Hou Goan yang tinggal dijalan air putih kau bantai
habis-habisan, di Hong Kin kalian memperkosa janda, para
nikoh Pek-hun-am kalian paksa menari dalam keadaan
telanjang bulat, apakah waktu itu kalian pernah berpikir
bahwa perbuatan kalian itu tidak keterlaluan' "
Mendengar Ling Ji ping memblejeti beberapa peristiwa
kejahatan yang mereka lakukan, maka Hwi-thian-hou insaf
bahwa harapan untuk hidup sudah tiada lagi. karuan dia
menarik muka dan berkata beringas : "Jadi saudara Ling paksa
kami untuk turun tangan "
"Ya," ujar Ling Ji-ping, "kuberi kesempatan untuk
bertempur secara jantan, kalian boleh ma ju bersama supaya
aku tidak terlalu banyak membuang tenaga."
..Hayo maju," teriakTiau-khek-hou Ih JHiong ,,buat apa
cerewet saja " Longge-pang atau pentung gigi serigala segera
dia putar terus mengeprak kebatok kepala Ling Ji-ping.
Baru saja cahaya Long-gj-pang yang kemilau berputar dua
lingkaran, pedang pandak berganco ditangan Kira-mao-hou
juga memetakan dua lingkaran sinar terang dengan deru
angin dingin menyerang tiba pula dari arah lain.
82 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berapa sih lebarnya jembatan bambu ini, meski dua orang
yang lain sudah s iaga, dan mengambil ancang-ancang hendak
menyerang, namun mereka tak kuasa bergerak dan
menyerang. Empat sen jata dari kedua orang yang merangsak
ini menggasak tiba-tiba bagai kilatan api, namun Ling Jiping
tetap berdiri tegap dan santai, senyum kaku diwajahnya justru
semakin kelam, dikala senjata senjata lawan yang empat buah
itu hampir mengenai tubuhnya, mendadak tubuhnya
berjongkok turun, sigap sekali kakinya melangkah kedepan
terus bangkit sambil membuka kedua tangan dan menggetar
seraya menghardik : "Pergilah."
Kim-mao-hou dan Tiau-khek-hou termasuk jago kosen
dalam kalangan Lok-lim, begitu se rangan senjata mengenai
tempat kosong, mereka sudah merasakan firasat jelek, namun
berada di jembatan bambu yang terombang ambing oleh
gerakan mereka dan tiupan angin itu jadi suka mengembangkan kegesitan tubuh, belum lagi ke dua orang ini
sempat berpikir mencari cara untuk menghindar diri, dada
mereka seperti di hantam palu godam yang berat, ditengah
lolong berkepanjangan, bersama senjata andalan mereka
kedua orang ini terpental jatuh dan melayang ke dalam sungai
dibawah sana. Setiap ujung jembatan merupakan jurang yang berdinding
terjal dan dalam, arus sungai dibawah amat deras, tingginya
juga ada ratusan tombak, deru ombaknya yang bergelombang
besar terdengar jelas dari atas, jelas kedua orang itu tak kan
selamat terjatuh kedalam arus yang sederas itu.
Berhasil melempar kedua lawannya kedalam jurang, mulut
Ling Ji-ping terus bersiul, gerakan ,iya mendadak berubah
segesit setan melayang, sebelum Hwi-thian-hou dan Cianbwe-hou turun tangan dia sudah membentak : "Kalianpun
turun lah, saudara angkat harus mati dalam waktu dan hari
yang sama, nah biar orang she Ling sempurnakan kalian'
83 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hanya melihat tubuh Ling Ji-ping berkelebat, tahu-tahu Losara dan Lo-si sudah melolong jatuh kebawah jurang, maka H
i-thian-hou dan Cian- Bwe-hou serempak melabrak derigan
sepa ang tel lapak tangan dan sepasang Boan koan pit, tapi
baru setengah gerakan, tahu-tahu serangkum angin telah
menyampuk muka, secara reflek mereka berusaha menghindar seraya menyurut mundur, tapi sebelum mereka
berdiri tegak, sesosok bayangan orang tahu-tahu sudah
mendesak ditengah antara mereka berdua. Akibatnya sama
seperti tadi, kedua orang seperti dipalu dadanya, dengari
membawa hembusan napas terakhir, malah kaili ini mereka
tak kuasa bersuara lagi tahu-tahui tubuh sendiri sudah terjun
bebas kedalam sungai. Dalam dua kali gebrakan Cui-hun-jiu Ling Ji-ping
menghantam keempat lawannya kedalam l sungai, seakanakan tidak mengeluarkan tenaga sedikitpun, dengan
menggendong tangan dia beranjak diatas jembatan dengan
lenggang dan santai mulutnya terbiasa dengan senyum dingin,
pikirnya : "Hm, Sain-kiam, Su-hou segala, semua hanyalah
kaum kroco macam tempe, menyebalkan."'
Gadis desa yang ditolong dan sudah pergi tadi tidak masuk
pikirannya lagi, sete lah berdiri pula sekian lama, baru dia
beranjak kedepan. jubah kumalnya melambai tertiup angin
langkahnya enteng tegap, sikapnya kelihatan ga gah
berwibawa. Malam nan pekat diatas pegunungan serasa kosong dan
hampa, sinar rembulanpun terasa redup dan dingin, aagin
menghembus kencang, menderu dan mengamuk, seningga
nampak bayang-bayang pepohonan yang bergerak bagai iblis
yang lagi menari, suara burung malam berpekik dialam bebas,
bergema diudara menyusur lembah dan sungai, suasana
malam ini sungguh amat mengerikan.
Sekonyong-konyong tampak oleh Ling Ji-ping diatas tanah
kosong kira-kira lima tombak disana, duduk bersimpuh
84 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang perempuan dengan pakaian sari memutih bagai
perak, kedua tangan terangkap didepan dada tak ubahnya
mirip padri yang lagi samadi.
Walau tidak kelihatan wajah perempuan itu. tapi dari
perawakannya, dapatlah Ling Ji-ping mengira-ngira bahwa
usianya pasti masih muda. mungkin baru saatnya mekar dan
akil balik. Bahna heran dia berpikir: "Samadhi atau latihan
Lwekang kenapa harus berada ditempat belukar seperti ini .
Siapakah gadis ini?" - karena ingin tahu maka dia beranjak
putar kearah depan si gadis, pikirnya hendak melihat raut
wajahnya, di kala hembusan angin kencang menggontai
dahan pohon ini, seringan burung walet dia melesat ke sana.
Beberapa kali loncat berjangkit, dia sudah tiba disebrang
sana, dia yakin dirinya sekarang tepat beraaa di muka orang,
tapi begitu dia ang kepala, eh sungguh aneh bin ajaib, entah
sejak kapan gadis bersimpuh itu ternyata sudah berpa ling
seratus delapan puluh derajat, jadi yang ke lihatan dari
tempatnya tetap adalah bayangan t buh orang dari Samping,
Sejenak dia berpikir, entah gadis ini memang sengaja atau
hanya kebetulan . Kalau kebetulan tidak perlu dibuat heran,
namun kalau di sengaja, itu berarti bahwa tingkat latihan
gadis in sudah mencapai taraf yang dapat merasakan gerakan
sesuatu disekitar tubuhnya, dalam masa ini jarang ada tokoh
kosen yang bisa mencapai latihan sesempurna ini, padahal
kelihatan masih muda, bagaimana dia bisa memiliki taraf
kepandaian yang mengejutkan ini "
Hanya ragu sejenak, senyum dingin kembali menghias
mukanya, sekali bergerak kembali dia berputar kearah sana,
tapi dikala berkelebat kali Ini, diapun memperhatikan
bayangan gadis yang bersimpuh ditanah kosong itu.
Memang aneh, dikala separo jarak yang ditempuhnya dia
hampir saja berhadapan dimuka orang, tahu-tahu dilihatnya
bayangan tubuh sigadis ter nyata telah membelakangi dirinya
dari sini dapat lah dia menyimpulkan bahwa tubuh orang
85 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ternyata ikut bergeser mengikuti gerakan dirinya yang ber
kisar, akan tetapi hakikatnya dia tidaK melihat gerakan apapun
dari gadis yang samadi itu.
Disamping heran, tambah kejut pula hati Ling Ji-ping "
Betapa tajam pandangan Ling Jiping sekarang, meski dimalam
hari, apalagi senga ja dia memperhatikan, namun gerak gerik
si gadis ternyata tidak mampu diikutinya " Sekarang dia jadi
yakin bahwa gadis ini pasti membekal Kungfu aneh yang lihay,
lalu untuk apa dia berada da lam hutan dipegunungan Cengseng ini " Apakah kehadirannya ada sangkut paut dengan
peristiwa di T hian-su-tong "
Ji-ping insaf adalah sia-sia bila dia ingin me lihat wajah
orang, maka dia diam saja tidak bergerak pula, kini
dilihatnya ada .dua sinar cahaya emas dan perak lagi
berputar-putar di atas. kepala gadis itu, maka dia ingin tahu
cahaya apakah yang berputar itu'
Dengan sabai dia menunggu kira-kira sema sakan air, baru
tampak gadis itu menarik napas panjang dan kedua telapak
tangan terpentang ke dua sisi menghadap kelanglt, dikala
telapak tangan terkembang itulah, kedua lingkaran sinar emas
dan perak diatas kepalanya tiba-tiba kuncup dan menukik
kebawah berhenti ditelarak tangannya, waktu Ji-ping
perhatikan, kiranya itulah dua ekor burung walet, satu berbulu
emas yang lain ber bulu perak, burung walet ini ternyata satu
lipat lebih besar dari burung walet umumnya, mulutnya
berkicau dengan suara merdu, Sayapnya ber gerak-gerak dan
berlompatan dengan lincahnya, terutama biji mata mereka
ternyata berwarna me rah jamrut dan bercahaya pula, selintas
pandang orang akan tahu bahwa kedua burung ini bukan
walet sembarangan. Ling Ji-ping maklum bahwa tidak sedikit orang-orang aneh
berkepandaian tinggi dalam Bulim ini yang sama memelihara
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
binatang atau burung-burung sakti, namun seingatnya, tak
86 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpi kir olehnya siapakah gadis yang memelihara se pasang
walet emas dan perak ini "
Dikala hatinya bertanya-tanya itu, dilihatnya kedua burung
emas perak itu menoleh kearah tempatnya sembunyi,
kepalanya manggut-mangut mulutpun berceloteh. Sudah tentu
Ji-ping tahu bu kan saja perempuan Itu sudah tahu akan
kehadirannya, kedua burung walet itupun sudah tahu tempat
persembunyiannya. Buktinya kedua walet itu tiba-tiba
melompat terbang, arahnya lurus bagai dua larik cahaya
terang langsung meluncur Keterapatuya.
Karuan Ling Ji-ping tertegun, menghadapi dua burung
walet ini. betapapun sakti dan cerdik pandainya, paling juga
hanya burung belaka, apalagi dengan bekal kepandaiannya,
hakikatnya dia tidak perlu jeri, tapi setiap kaum persilatan
yang me melihara binatang pasti amat sayang terhadap pe
iiharaannya seperti sayang pada jiwa raga sendiri, siapa saja
bila ada orang berani melukai apalagi mencelakai jiwanya, itu
berarti dia bermusuhan dengan pemiliknya, demikian pula
gadis ini, dari golongan lurus atau aliran sesat belum jelas,
maka dia jadi ragu dan bimbang menghadapi ke dua burung
walet yang menghampirinya. Terpaksa dia ulur sebelah
tangannya menekan dahan pohon, seringan burung kenari,
"sret" tubuhnya melambung tinggi me luncur kepucuk pohon
yang lain. Pada saat itulah, didengarnya suara si gadis yang merdu
dari bawah:" Yan-ji kembali," suaranya lirih enteng, lembut
dan merdu, siapapun yang mendengar pasti merasa segar dan
nyaman. Kedua sinar emas dan perak yang meluncur pesat itu
tiba tiba menukik balik langsung hinggap pula dicela pak
tangan sigadis. Hampir bersamaan dengan hinggapnya kedua burung walet
ditelapak tangannya, suara merdu si gadis
seperti bersenandung berkumandan: "Bunga rontok apa boleh buat,
87 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti kenal burung waletku kembali," merandek sejenak lalu
menambah kan, "Siapakah itu ?"
Tergerak hati Ling Ji-ping mendengar kedua bait syair yang
disenandungkan si gadis, seperti dia pernah mendengarnya
entah dimana, namun dalam sesingkat ini. tak teringat
olehnya, tapi orang sudah bersuara tanya dirinya, tiada tempo
buatnya memikirkan soal lain, maka dengan nada dingin dia
menjawab: "Orang lewat tanpa sengaja mengganggu
ketentraman, harap nona suka maaf kan dan maklum."
Gadis itu tetap duduk tidak bergeming juga tidak berpaling,
katanya pula : "Aku tahu maksud ku tanya siapa shemu "
Benama apa " Siapa gurumu !
Terhadap siapapun tiada halangan untuk memberi tahu
namanya, tapi nengenai nama guru merupakan pantangan
bagi Ling Ji ping, selama dia mengembara, jarang yang ta.iu
akan asal usul perguruannya, seperti biasa dia menjawab
dengan nada dingin: "Cayhe Ling Ji-ping."
"Ling ... Ji . . . ping . . dari perguruan mana T'
"Maaf, hal ini tak boleh kujelaskan"
"Kenapa ?" Timbul rasa kurang senang dalam benak Ling Ji-ping,
"Sudah tentu ada sebabnya, yang jelas tidak perlu Cayhe
memberitahu kepada nona."
"O, agaknya kau amat jumawa " ujar perem puan itu.
"Bukan jumawa, namun memang demikianlah watak
Cayhe." "Untuk apa kau kemari ?"
"Seperti asal usul pergaruanku, tak bisa kujelaskan.'"
Muiut perempuan itu seperti berdesah perlahan, namun dia
tetap duduk tidak bergerak.
88 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan sabar Ling Ji-ping menunggu sejenak; hatinya
terus menerawang, tujuannya adalah Thian-su-tong, namun
dikaki gunung dia melihat perempuan yang misterius ini,
apakah dia ada hubungan dengan Thian-su-tong, sukar dia
memas tikan, oleh karena itu dia merasa perlu mencari tahu
siapa sebenarnya perempuan ini Serta tahu akan maksud
tujuannya berada di sini, baru nanti dia dapat berkeputusan
akan tindakan selanjut nya.
Kini gilirannya bertanya : "Siapakah nona " Dapatkah
dijelaskan "' "Setelah melihat kedua burung walet ini, se dikitnya kau
sudah dapat merabanya " Coba kau terka siapa diriku"
Ji-ping melengong. pikirnya: "Agaknya nama perguruannya
amat erat berhubungan dengan kedua walet Ini, kalau tidak
salah namanya teramat tenar, namun sejak beberapa tahun
dia berkelana, belum pernah dia dengar tokoh mana dalam
Bulim ini yang memelihara sepasang burung walet " Pa dahal
sebelum meninggalkan perguruan gurunya pernah berceritera
tentang jago-jago silat ternama selama seratus tahun ini,
namun tiada menyinggung orang ini " Karuan dia tertegun
sekian lamanya tanpa bersuara.
Perempuan itu seperti menghela napas, katanya: "Masakah
tidak pernah dengar asal-usul kedua burung walet ini "
Merah muka Ling Ji-ping yang kaku, katanya: .,Orang she
Ling cetek pengalaman dan cupat pandangan, maaf."
"Ai," perempuan itu menghela napas rawan, "masa lalu
telah silam bak kepulan asap yang sirna ditelan udara,
sungguh tak nyana tiada nama nama besar guruku lagi dalam
kalangan Bulim.'' Tergerak hati Ling Ji-ping, sekarang baru dia menyadari
satu hal, guru perempuan ini pasti adalah jago kosen dari
angkatan tua yang dahulu dari usia perempuan ini serta
gayanya bersamadi, tarafnya sudah dapat merasakan getaran
89 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesuatu diluar lingkungan tempat sa-nadlnva, tentunya
perguruannya cukup tenar dan besar, kenapa Suhu tidak
pernah bicara soal Ini kepadanya "
Tengah Ji ping menimang-nimang, tiba-tiba perempuan itu
menghela napas rawan pula, kata nya: "Kalau tak bisa
menebak sudahlah, aku mau pergi, kau tak usah kuatir, aku
tidak akan meng ganggumu."
"Tidak akan mengganggu aku " tergerak pula hati Ling Jiping. Dari perkataan orang dapatlah dia berkesimpulan bahwa
maksud tujuannya ke Ceng-seng saaiol sudah diketahui
dengan jelas olehnya. Di saat melengong itulah, tiba-tiba didengarnya kedua
burung walet itu berkicau, sinar emas dan perak tampak
melesat tinggi menembus dahan dahan pohon, waktu dia
angkat kepala dan me mandang dengan tatapan bingung,
kedua sinar itu hanya berkelebat terus lenyap tak
meninggalkan bekas. Begitu cahaya emas perak itu lenyap
baru Ji-ping teringat akan perempuan yang masih ber simpuh
ditanah kosong dibawah sana, tapi begitu dia menunduk,
perempuan yang duduk dalam hutan tadi entah ke mana tahu
tahu sudah lenyap bayangannya, entah melesat pergi
bersama kedua, burung walet tadi Atau pergi dari jurusan lain
" Lama juga dia menjublek ditempatnya, terasa perempuan
ini amat aneh kelakuannya, dinilai ke pandaiannya, gurunya
pasti angkatan tua yang lihay, namun kenapa namanya tak
pernah kuman dang dikalangan Bulim " Dengan bekal
kepandaian yang dimiliki perempuan ini, jelas dia terhitung
jempolan diantara sesama insan persilatan, kenapa dia tidak
melakukan sesuatu yang patut dipuji . Kenapa kedengarannya
selalu berkeluh Kesah dan rawan hati Kenapa wajahnya
pantang dilihat orang " Karena mukanya jelek ". Atau kuatir
orang mengenali siapa dirinya Untuk apa pula dia ber ada
dipegunungan Ceng-seng ini Dari kata-kata terakhir sebelum
90 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia pergi tadi dapatlah diraba bahwa seolah olah dia pun ada
hubungan erat dengan tokoh misterius yang sembunyi
didalam Thian-su-tong '" Namun tindak tanduknya menyatakan bahwa dia tidak sehaluan dengan orang itu, lalu
bigaimana dia harus mempercayai kata-katanya yang terakhir
tadi " Dunia persilatan memang serba keji, jahat dan banyak tipu
muslihatnya, menghadapi berbagai persolan yang sukar
terpecahkan mi, mau tidak mau timbul kewaspadaan dalam
benak Ling Jiping. Maka dia merasa perlu unluk menerawang
persoalun ini, tiba tiba senyum dingin menghias bibir pula.
tubuhnya berkelebat secepat kilat, tubuhnya meluncur dengan
tekad besas kearah Thian-su-tong.
Bila dia tiba di T hian-su-tong, lampoion yang tergantung itu
masih kontal kantil tertiup angin, suasana tetap sunyi dan
sepi. Menghadapi keada an hening tenang ini Ling Ji-pin
bertambah hati-hati, sekilas dia memeriksa keadaan sekitarnya
te rus meluncur masuk ke dalam biara, sebat sekali dia
melambung pula ke arah tembok terus menyu sup ke balik
gardu dimana lonceng besar itu ber ada, dia sembunyi di
pojokan yang gelap. Pertama dia ingin tahu apakah gema lonceng ditengah
malam bakal berdentang pula" Kalau benar bergema: itu
berarti sudah menjadi kebiasaan dari Thian su-tong pada
setiap tengah malam membunyikan lonceng besar itu, dan
bumi Ion ceng tengah ma lam ini dibuat pertanda waktu
pertemuan katiga gembong iblis itu. jadi tiga kali gema
lonceng Ini hakikatnya tiada sangkut paut 'nya dengan
mereka. Tujuan kedua adalah hendak menyelidiki siapa
sebetulnya penabuh lonceng ini, karena nada tinggi rendah,
tempo dari pukulan pertama dan kedua dari lonceng itu
ternyata mi rip sekali dengan gama suara lonceng dari pun cak
misterius itu " Entah kebetulan : Atau me mang satu dengan
yang lain ada hubungan " Ke tiga, dimana sebetulnya para
91 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tosu penghuni Thian su-tong menyembunyikan dirinya
dima lam hari Kenapa semalam dir nya tidak menemukan se
orangpun. Kini sudah menjelang tengah malam, maka dia menunggu
dengan sabar dan tenang-tenang- Caha ya bulan sudah doyo
g kesamping, hanya bebera pa tombak lagi bila sinar bulan
tepat menyinari undakan batu di sana, itu berarti waktu sudah
te pat tengah malam. Kedua matanya tidak berke dip,
kupingpun mendengarkan keheningan sekeli lingnya. jangan
kata ada orang mendatangi, urapa ma sebatang jarum
jatuhpun takkan lepas dari pendengarannya.
Sang waktu berjalan, sinar rembulanpun merambat. Jago
kosen yang besar hati dan pemberani macam Ling Ji ping pun
dibuat tegang dan ber detak jantungnya, bukan takut, namun
dia terba kar oleh perasaan, maklum selama beberapa tahun
berkecimpung didunia persilatan baru sekali ini dia
memperoleh sumber penyelidikan yang tepat sasarannya, dia
kuatir usahanya kali ini bakal ga gal pula, jikalau terbukti bunyi
lonceng tengah malam di sini hakikatnya tiada hubungan
dengan bunyi lonceng di puncak misterius, maka dia kem bali
akan kecewa. Lebih dekat, sinar rembulan tinggal beberapa dim lagi,
adalah jamak kalau dalam waktu yang sudah mendesak ini
ada orang muncul dari dalam biara, namun dia tidak
mendengar suara langkah orang yang menuju ke gardu
lonceng ini. Sepasang matanya yang berkilat menyapu
sekitarnya. Sunyi, sepi, serasa hampir beku dan sesak
napasnya me nahan emosi. Akhirnya sinar rembulan mencapai undakan batu, tengah
malampun tiba, tetap tiada yang muncul membunyikan
ionceng. Dia betul-betul kece wa, maka dugaaannya yang
pertama adalah, bunyi lonceng semalam bukan dilakukan oleh
Tosu penghuni biara ini, mungkin perbuatan salah satu dari
ketiga gembong iblis itu Mungkin Sudah mereka janjikan,
92 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu lonceng bergema tiga kaii, mere ka sudah harus
berkumpul di tengah ruangan.
Di saat dia mereka reka dan rasa kecewa telah menyelimuti
sanubarinya, sekonyong - konyong *Tang* gema lonceng
yang rendah dan berat tiba-tiba berdentang di tengah udara
malam nan sepi, cukup keras getaran bunyi lonceng ini
sehingga Ji-ping terperanjat dan hampir saja dia menjerit.
Aneh sekali. Kenapa aneh Kenapa jago kosen selihay Ling
Ji-ping sampai dibuat kaget dan keheranan" Maklum, meski
hati sudah merasa ke cewa namun dia masih tetap waspada
memperhatikan sekitarnya, biji matanya tidak pernah berkedip
mengawasi lonceng besar dalam gardu, jelas tiada bayangan
seorangpun di sana, namun kenya taan lonceng itu berbunyi.
Lonceng berbunyi tan pa dipukul atau disentuh, bukan aneh"
"Tang, tang . , . . tang, tang, tang." Lonceng tetap
berbunyi tanpa ditabuh, lonceng bergoyang semakin keras,
suaranya semakin nyaring dan na danya semakin tinggi, tak
ubahnya dipukul orang. Tiba-tiba pikirannya tergerak, pikirnya : "Mungkinkah ada
jago kosen Bulim yang membunyikan lonceng dengan sentilan
jari dari jarak jauh ?" Dengan seksama matanya menjelajah
sudut-sudut gelap dimana kemungkinan orang dapat
menyembunyikan diri, namun hasilnya nihil, Ling Ji-piag betulbetul bingung dan mati kutu, selama mengena bara baru
pertama kali ini dia menyaksikan ke jadian nyata yang aneh ini
" Kejadian ini sudah teramat aneh, tapi kejadian lebih aneh
ternyata masih terus berlangsung. Di saat Ling Ji-ping
menjublek, tiba-tiba dilihatnya dari bawah lonceng mengepul
pelan-pelan segum pai asap putih, hanya sekejap saja, asap
itu me lebar tak ubahnya kabut tipis yang menyelimuti seluruh
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lonceng, gema lonceng masih terus berbu nyi diudara tak
putus putus, bukankah bunyi Ion ceng di tengah kabut lebih
terasa seram dan mis terius.
93 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padahal lantai di bawah lonceng itu kosong me lompong,
sungguh Ling Ji-ping tidak habis me ngerti, dari mana
datangnya asap putih ini " Ke jadian aneh yang berurut ini
benar benar menarik seluruh perhatiannya, semakin besar
pula hasrat nya untuk memecahkan seluk beluknya, maka se
penuh perhatian dia memeriksa bawah lonceng.
Dari tipis lama kelamaan asap putih semakin tebal, lambat
laun me lebar mencakup seluruh gar du sehingga lonceng
besar itu sudah terbungkus rapat dan hampir tidak kelihatan.
Tiba tiba sinar kehijauan tampak berkelip kelip beberapa kali
di tengah kabut, lalu disusul munculnya sesosok bayang an
bagai setan yang berderak pergi datang d ite ngah kabut,
seperti ada seperti kosong, seperti ba yangan tapi juga seperti
kenyataan, kadang kadang muncul dan kelihatan kejap lain
sirna tidak keli hatan, kenyataan perkembangan lebih lanjut
lebih menggiriskan lagi' tiba tiba angin kencang bergu lung
gulung dari sekeliling gardu, angin yang dmgin mendesis
tinggi, Ling Ji-ping yang benyali doble pun niengkirik
dibuatnya, bulu buduknya ber diri.
Ling Ji-ping tidak pernah mau percaya bahwa ada setan di
dunia ini, namun bayangan yang se lalu muncul di tengah
kabut memang mirip setan, dia yakin itu bukan samaran
manusia biasa, kalau manusia biasa takkan terlepas dari
peugamatanilva yang tajam. Sebentar dia berpikir. akhirnya
dia angkat pundak, katanya dalam hati : "Hm, ternyata ada
orang berani main main dlhadapanku. permainan rendah
kaum pencoleng begini masa dapat membuatku jeri?" Tempat
sembunyinya kira kira dua tombak dari lonceng besar, dalam
jarak yang cukup jauh ini dia masih kuasa me lcntarkan
pukulan jarak jauh, maka diam diam dia kerahkan tenaga,
mendadak telapak tangannya menampar kearah bayangan
ditengahi kabut itu.. Begitu angin telapak tangannya menderu, kabut putih itu
tercerai berai keempat penjuru, namun bayangan seperti
94 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setan itu mendadak lenyap tak keruan paran Tapi bersamaan
dengan tersibaknva kabut putih itu, lapat lapat terendus bau
harum oleh Ling Ji-ping. pada hal seluruh perhatian dia
tumplek kepada bayangan setan itu, hakikatnya tidak
perhatikan yang lain, setelah dia menyadari gelogat tidak
menguntungkan, hidungnya sudah menyedot bau wangi itu.
Diam diam dia mengeluh celaka, baru saja dia menjejak kaki,
namun sudah terlambat. lutut terasa lemas, kontan kepala
pusing pandangan berkunang, pelan pelan dia ter sungkur
lemas Pada saat itulah, dari dalam lonceng kumandang ringkik
tawa dinigin yang menyeramkan, bayangan semampai sebuah
setan pelan pelan mela yang turun dari dalam lonceng, enteng
seenteng kepulan asap meluncur turun kedepan Ling Ji-ping.
Kaki tangan lemas lunglai, tak mampu bergerak lagi,
namun dia tetap terjaga sadar, sikapnya yang dingin kaku
tidak berubah, katanya : "Sahabat, mirip sekali permainanmu,
sayang salamanya Ling Ji-ping tidak percaya adanya setan " '
Bayangan itu bergantung pergi datang, tiba tiba
mengeluarkan suara aneh seperu marah juga mi rip senang,
kelima jarinya yang kurus kering bak cakar ayam pelan pelan
terjulur meacengkram ke dada Ling Ji-ping, gerakannya
ternyata secepat angin, jari telunjuknya dengan tepat
mengincar Hian-ki-hiat yang mematikan didepan dada Ling J iping. Meski membekal kepandaian set inggi langit, namun sekujur
badan lemas lunglai, perlukah dia minta ampun " Sambil
menyeringai pelan pelan dia pejamkan mata malah pada saat
Itulah men dadak dia mendengar suara sumbang seorang ber
kata "Kui-su dengarkan perintah, gusur orang ini ke Som-lotiam menunggu hukuman."
Mendadak terasa sapuan angin tajam dari jari jari cakar
setan itu, namun yang diincar kali ini adalah Hiat-to
95 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penidurnya, tubuhnya begetar sekali, kontan dia jatuh
pingsan. Waktu dia siuman, ternyata dirinya berads di sebuah
pendopo yang gelap dan dingin, diatas ruangan bergantung
sebuah lentera kecil yang me nancarkan cahaya redup, hawa
terasa dingin lem lab. tepat ditengah sebelah atas sama
terdapat sebuah meja panjang, keempat kaki meja diukir
dalam bentuk setan yang bertampang seram dan mengerikan.
dikanan kiri meja berdiri dua laki laki yang masing masing
memegang buku catatan kematian dan kehidupan, disebelahnya lagi adalah dua Bu-siang (momok) yang
berpakaian putih dengan topi runcing' tinggi, berturut turut
adalah setan setan yang berkepala kuda, kerbau serta macam
macam setan dengan bentuknya yang aneh aneh dart
menakutkan, suasana dan keadaan, disini betul betul mirip
diruang sidang neraka. Ling Ji-ping tetap bersikap dingin, dia coba gerakkan kaki
tangan, terasa masih lunglai, namun sedikitpun dia tidak
merasa gentar, dia tahu semua ini adalah perbuatan manusia
biasa, kalau dirinya tadi tidak menyedot bius yang berbau
wangi, orang orang didepannya ini sekarang pasti sudah
menjadi setan tulen. Tanpa bergerak dan tidak bersuara,
sikapnya kalem saja meng awasi gerak gerik orang orang itu
serta menunggu perkembangan selanjutnya.
Sesaat kemudian, dibeiakang ruang sana terde ngar
seorang berseru lantang: "Kaucu tiba." - di susul bunyi genta
yang berbuntut panjang, maka para panakawan disekeliling
meja itu serempak menjura kearah atas.
Tampak empat setan serba putih muncul dari balik pintu
belakang: rambut panjang menjuntai disisi pundak, ada yang
mukanya berlepotan darah, ada yang lidahnya menjulur keluar
bergelantung didepan dada, namun selintas pandang Ling Jiping tahu bahwa semua itu hanyalah kedok buatan manusia,
dan yang menyamar jadi setan ini semua adalah perempuan.
96 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibelakang keempat setan perempuan ini. muncul pula
seorang, berkedok hitam dengan pakaian serba hitam, diatas
kepalanya mengenakan topi kebesaran yang bertatah zamrud.
orang ini langsung duduk dibelakang meja panjang, suaranya
terdengar sinis: "Siapa dibawah itu ?"
Ling Ji-ping menyeringai dingin, katanya: "Saudara tidak
pernah main sandiwara, lekas kau copot saja kedokmu itu,
ingin aku orang she Ling tahu kau siapa sebenarnya "
Reaksinya sungguh hebat, setan setan yang ber deret
dibawah meja itu serempak membentak dan mencak mencak
dengan kaki tangan mengancam, gemuruh suaranya serasa
menggetar seluruh gedung angker ini. Lekas laki-laki berkedok
yang bercokol disinggasana itu mengulap tangan menghenti
kan keributan ini, tanyanya dengan suara sum bang:
"Kau inilah Cui-hun-jiu Ling Ji-ping'!"
"Betul, kiranya saudara juga mengenalku " '
"Kau memanggilku saudara, tidakkah kau berpi kir apa kau
ini setimpal " "Semua korban yang tewas ditanganku, akupun panggil
mereka saudara, terhadapmu tuan, kenapa harus membedakan "'' Bergetar tubuh orang berkedok mendadak dia terkial-kial,
badannya bergoncang dan menepuk meja, katanya: "Buyung,
kaupun kira aku Ini gentong nasi seperti mereka ?"
"Menurut pendapatku. gentong gentong nasi itu ma lah
lebih kuat dari kau. mereka berani tarung secara jantan
melawanku, kau sebaliknya memakai cara rendah membiusku
kemari" Orang berkedok itu melenggong dan gelagapan, dua sorot
matanya dibalik kedok hitam mendadak menyala hijau seperti
pandangan jaiang rnata kelelawar, tiba tiba dia terkial kiai
pula, katanya . "Baik, akan kuberi kesempatan adil kepadamu,
97 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Joan-hiang-le akan kupunankan lebih dulu, setiap orang dalam
pendopo ini, siapa saja boleh kau pilih, bila dengan Cap-ji-satto-jiu kau dapat mengalahkan mereka, kau boleh bebas pergi
dari s ini tapi kalau kau yang kalah, apa pula janjimu ?"
"Kalau aku kalah, biar aku mati dihadapanmu."
Orang berkedok itu tertawa gelak-gelak, kata nya: " Anak
muda, nyawa Itu amal berharga, usiamu masih begini muda.
memangnya kau rela meninggalkan kehidupan ini ?"
"Memangnya apa keinginanmu "
"Ya, kau harus tunduk akan perintahku."
"Tunduk dan jadi hambamu " mendadak Ling Ji ping
terbahak bahak, , kawan kawan memberi dua julukan
kepadaku, yaitu 'lelaki tanggal' dan Cui hun jiu, untuk Cui hun
jiu aku berterima kasih dan amat bangga olehnya, tapi julukan
lela ki tunggal kuraba kurang tepat, karena dalam dunia fana
ini kecuali guruku yang berbudi, hakikatnya tiada manusia lain
yang masuk dalam pandangan mataku, apalagi
pembawaan watakku dingin, kaku, tak pernah terbetik dalam
ingatan ku untuk mencari seorang kawan sejati, memang nya
aku sudi tunduk kepada siapa lagi" Jikalau demikianlah
perhitunganmu yang muluk, maka aku minta lekas kau tarik
kembali perkataanmu tadi."
"Kalau aku tidak menarik kembali perkataanku'"
"Orang she Ling lebih suka mati dimedan laga, saatu ketika
kaum persilatan pasti akan tahu bahwa orang she Ling mati
karena dibokong dan dicelakai secara curang dan culas. Bukan
lantarai Cap ji te jiu yang kuyakinkan bukan tandlnganmu.'
"Bagaimana kalau aku tidak mencabut nyawamu?" kata
orang berkedok sambil tertawa lebar, "buyung, kau terlalu
mengumbar adat, keta huilah betapa berharganya nyawa
manusia ini, ji kalau Pun kaucu tidak menilai tinggi bakatmu,
untuk mencabut nyawa seseorang bukan soal sulit bagiku."
98 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian dari 'KUA' apa " jerigek Ling ping s inins.
"Sebetulnya belum saatnya kuumumkan, tapi terhadap kau,
biarlah aku beritahu kepadamu, nah lihatlah buyung." sembari
bicara tangan ka nan orang berkedok terangkat keatas serta
mengulap dengan enteng. Begitu Ling Ji ping mendongak keatas, dimana ulapan
tangan sang Kaucu menimbulkan sam beran angin kencang,
maka dinding .yang menon jol dibagian atas kepalanya
seketika berontokan jatuh, ternyata dibalik lapis dinding yang
berwarna hitam itu terdapat sebuah batu pualam hijau yang
menyerupai pigura raksasa, diatas pigura ba tu pualam inilah
bertatahkan lima huruf yang menyala kemilau warna emas.
bunyinya adalah Yu ling kau ong tam atau markas pusat Yu
ling kau ( serikat orang orang halus ).
.Nama Y u ling kau sih tidak membuat hati Ling Ji-ping jeri
atau takut, namun pertunjukan gerakan tangan tangan sang
.Kaucu yang menimbulkan getaran angin kencang itulah yang
betul betul membuat hatinya kaget, agaknya dirinya bakal
menghadapi lawan tangguh.
Meski tahu kemungkinan dirinya bukan tandingan lawan,
dasar watakrya yang angkuh dan keras kepala, selamanya dia
tidak akan tunduk dibawah tekanan atau diancam, segera dia
tertawa besar, katanya dengan nada dingin' "Manusia tulen
jus tru pura pura jadi setan segala, duniawi bagi manusia, kau
justru menamakannya sebagai alam setan, wah memang
menyenangkan, menyenang kan."
"Buyung," desis orang berkedok, "jangan kau petingkah."
,Di mana saja dan kapan saja beginilah sikap orang she
Ling." "Kau betul betul tidak takut mampus?"
"Sayang aku dibokong dan penasaran, kalau tidak ingin aku
melabrakmu." 99 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bergoyang goyang kain kedok didepan muka orang
berkedok, bentaknya: "berikan obat penawarnya."
Setan idah panjang yang berpakaian serba putih disamping
orang berkedok segara mengiakan sambil berkelebat menuju
kebelakang, lekas sekali dia sudah keluar lagi, tampak
tangannya membawa se buah nampan emas yang berukir
emas, langsung mendekat kearah Ling Ji-ping. Begitu berada
di samping Ling Ji ping, tanpa bersuara dia menurun kan
sebuah cangkir pualam yang ber si air teh wangi yang
mengepulkan asap terus diangsurkan kehadapannya. Sejenak
Ling Ji-ping ragu ragu. akhirnya dia menggerakkan sebelah
tangannya dengan susah payah, menerima cangkir itu terus di
tenggaknya sampai habis. Setan lidah panjang terdengar menyeringai hina, setelah
menerima cangkir kosong, segera dia meng undurkan diri.
ternyata gerak geriknya memang tangkas dan cekatan,
Ginkangnya memang tinggi.
Lekas Lmg Ji ping kerahkan hawa murni, meng himpun
tenaga menyatukan Lweekang, hanya se bentar, seluruh
tenaga dan kekuatan pisiknya telah seperti sedia kala, segera
dia melompat bangun. "Buyung, sekali kuperingatkan, asal kau
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapat mengalahkan salah satu terserah siapa yang kau pilih diautara
yang hadir di sini, kau boleh bebas keluar masuk di sini, tapi
kaiau kau kalah, kau harus tinggal di sini dan menjalankan
segala perintahku, Pun kaucu tidak akan menyia-ny iakan
bakatmu," "Kaucu gede, ' ujar Ling Ji-ping pongah, orang macamku ini
tidak akan sudi bekerja demi kepentingan mu, dan ketahuilah
lawan yang ku pilih adalah kau sendiri."
Tawa meringkik kumandang dari sebelah kanan meja,
setan yang bertopi tinggi dengan meme gang kipas itu tahu
tahu melangkah maju. kata nya sambil menyeringai : "Buyung
100 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cilik, besar amat mulutmu, memangnya kau setimpal
bergebrak de ngan kaucu kita, marilah, biarlah aku Pek-busiang bermain dua tiga. jurus dengan kau."
"Bukan kau yang kupilih" jengek Ling Ji-ping dengan nada
hina. "Aku tidak setimpal " - *Wut* tiba tiba ta ngan kirinya
bergerak dengan cengkraman kilat. Kontan Ling Ji-ping
rasakan hawa dingin menye sakkan napasnya, lengan lawan
yang memutih kurus dengan jari jari panjang itu tahu tahu
sudah mengancam dadanya. Ji-ping tahu orang orang disini bukan lawan enteng yang
boleh dipandang remeh, kalau tidak Y u-ling kau-cu tidak akan
memberi kelonggaran pada dirinya untuk memilih lawannya
sendiri cepat dia kerahkan hawa murni pelindung badan,
secepat kilat diapun gerakkan tangan kanan, jurus Lun-wi-kiucoan dari salah satu tipu Cap-ji-te-sat-jlu dia lancarkan, kalau
lawan kena ter papas oleh telapak tangannya, pergelangan
Pek-bu-siang pasti hancur mumur.
Jari jari Pek-bu-siang sudah hampir menyentuh kulit daging
Ling Ji ping, mendadak Pek-bu-siang merasa gerakan jarinya
seperti ditahan sesuatu benda lunak yang liat, karuan hatinya
amat kaget, dilihatnya pula Ling J i-ping tidak berusaha meng
hindar dari cengkraman jari jarinya yang sekeras baja ini,
celaka adalah pergelaugan tangan sen diri terancam malah,
lekas ia menurunkan pundak kiri, berbareng kipas ditangan
kanan menyabet. "Heh," Ling Ji-ping bersuara menggoda, tiha tiba tubuhnya
berputar, berbareng lengan kiri me nyapu dengan tipu Thian
mo-pi (lengan iblis langit), jurus inipun salah satu permainan
Cap-ji te-sat-jiu yang lihay, mulutpun menghardik "Pergilah."
Tahu tahu dirinya sudah kehilangan waktu dan didahului
lawan, lekas Pek-bu-siang angkat lengan, sementara sikutnya
naik memapak, dengan keke rasan dia menyambut serangan
101 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian-mo-pi yang dilancarkan Ling Ji-ping. * Biang!* getaran
keras menggoncang seisi rumah, tubuh Pek-bu-siang ter getar
terbang dan jatuh dikaki tembok, tapi Ling Ji-ping juga
rasakan lengan kirinya pegal kesemut an, tanpa kuasa diapun
tersirat lima langkah ba ru kuasa berdiri tegak pula.
Hanya dua gebrak Ling J i piag dapat kalahkan Pek busiang, segera dia tertawa gelak gelak sam bil mendongak :
"Kiranya hanya begini saja keli hayan sang Bu-siang, Toakaucu, terbukti kau ter lalu yakin akan kemampuan anak
buahmu, kem bali pada pilihanku, silahkan kau sendiri turun
gelanggang." Yu-ling Kaucu memang meremehkan kemampuan Ling Jtping, dia tidak menduga bahwa Cap-ji-te sat-jiu yang telah
dilatihnya sesempurna itu, apalagi dia tidak tahu bahwa Jiping juga sudah berhasil meyakinkan Hou-deh - sin-kang,
kalau tidak tadi diapun takkan berani bermulut besar.
Yu ling Kaucu mendengus sambil membanting kaki, Pek-busiang segera merangkak bangun, na mun lengan kanannya
tampak lemas semampai, teriaknya sambil meringis menahan
sakit : "Kau cu, bocah ini sudah meyakinkan Hou-deh-sinkang, maka dia berani petingkah."
Sebelum Yu-ling Kaucu memperlihatkan reaksi nya, setan
lidah panjang yang tadi memberi obat penawar mendadak
bersuara : "Apa yang perlu diherankan dengan Hou-deh-sinkang yang dia yakirkan ini T"' Tahu tahu tubuhnya sudeh
berkelebat ke muka, gerakannya sungguh lebih cepat dari
bayangan setan, tahu tahu dia sudah berada dihadapan Ling
Ji-ping. Ling Ji-ping tetap terloroh loroh, katanya : "Kepala kerbau
mulut ular, kaum kurcaci golongan setan segala boleh maju
seluruhnya, tak usah bermain sandiwara dihadapanku.
memangnya kalian masih punya jago lihay siapa lagi":"
102 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setan putih itu mendengus, tiba tiba lidahnya yang
menjulur panjang itu bergerak seperti bela Jai gajah, begitu
bayangan putih berkelebat, kabut putih seketika timbul dan
mengambang tanpa arah terus merubung dan membungkus
tubuhnya, ditengah kabut putih inilah tampak bayangan setar
putih bertambah banyak, lidahnya seperti sedang menjulur
datang hendak menjilat mukanya.
"Gerakan apakah Ini " Dalam hati Ling Ji-ping kaget dan
bertanya tanya. Tapi dia tetap berlaku tenang, hatinya
memang tabah, sebelum bayangan setan mendekat,
mendadak dia menghembus napas sambil melontarkan
hardikan keras, disusul bentakannya sekeras geledek
mengguntur: .,Kepandaian cakar kucing macam ini, orang she
Ling tidak pandang sebelah mata.' Sembari bicara ke dua
lengannya dia julur lurus kedepan, mendadak terpentang
kekanan kiri, berbareng kaki menjejak tubuh melambung
dengan gerakan Sin-lui-ap-ting (geledek menindih kepala),
tangannya langsung! menyapu ke arah gumpalan kabut putih,
kedua jalur angin pukulan bagai gugur gunung yang laksaan
kati beratnya. Anehnya. Sin-lui-ap-ting adalah jurus terampuh dan terlihay
dari Cap-ji-te-sat-jiu yang dilatihnya, aoi begitu angin
pukulannya menindih turun, gunmpalan asap itu memang
tersiak bubar keempat! penjuru disusul suara *Bum, bum*
dua kali, lantai marmer hijau dalam ruangan itu hancur lebur
dan berlobang dua kaki dalamnya, tapi pukulan ini tidak
melukai setan putih. Menyadari kegagal an serangan ini, Ji-ping tahu dirinya
bakal terancam malah, lekas dia kendalikan tubuh jumpalitan
minggir kesana, tapi baru saja kakinya menginjak bumi,
gumpalan asap itu sudah berkumpul pula, di belakang
tubuhnya mendadak didengarnya suara setan menangis,
sutranya sedih memilukan dan me nusuk perasaan, suaranya
bergema diseluruh pendopo, pelan pelan tapi pasti segumpal
103 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hawa yang amat dingin tahu tahu sudah mengancam
punggungnya. Karuan bukan kepalang kaget Ling Ji-ping, sambil menjerit
lekas dia menyingkir kekanan, ber bareng Thian-mo-pi
menyapu pula kebelakang. Tak nyana baru saja tangannya
bergerak, suara tangisan setan tadi kembali kumandang,
lengan nya yang menyapu kebelakang mengenai tempat
kosong, sebelum dia sempat menoleh, hidungnya tiba tiba
mengendus bau wangi, baru saja hatinya mengeluh dan lekas
tahan napas, tapi sudah terlambat, sedikit saja dia mengendus
bau wangi ini, seketika sekujur badan lemas lunglai dan pelan
pe lan roboh terkulai. Baru saja tubuh Lieg Ji-ping ,menyentuh lantai, setan lidah
panjang tadi sudah berada di samping tubuhnya, sebuah
tangan yang putih halus bagai pualam dingin petan pelan
mencengkram kedada nya. Betapapun tinggi Kungfu Ling Ji-ping, dalam keadaan
demikian, terpaksa dia pejam mata terima nasib. Tapi baru
saja kedua matanya terpejam, mendadak didengarnya suara
senandung yang halus merdu membawakan bait bait syair
yang pernah didengarnya: "Kembang rontok apa boleh buat,
seperti kenal walet kembali." Begitu senandung ini bergema,
suara ribut terjadi dalam ruang pendopo, hawa dingin yang
sudah menindih ke dada mendadak sirna. Didengarnya pula
orang berkedok hitam yang duduk dibelakang meja itu
menggeram murka sekali, lekas sekali suasana menjadi sirap
dan hening: Karena heran pelan pelan Ling Ji-ping membuka mata. Lho
aneh, orang orang yang menyamar jadi setan dalam pendopo
ini tiada satupun yang kelihatan lagi, semuanya sudah ngacir
tak karuan parannya, pendopo sebesar ini tinggal dirinya saja.
Sekuatnya dia meronta, padahal tadi tubuhnya lunglai, tapi
sekarang dia dapat meronta bangun berduduk. Dia duduk
diam saja, hatinya tenang dan mantap, dia tahu senandung
104 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tadi pasti oleh gadis yang memelihara sepasang seriti emas
dan perak tadi, kenapa Yu-ling Kauca dan kamrat kamradnya
sama lari menyingkir begitu mendengar suara senandungnya,
seperti tikus yang ketakutan melihat kucing layaknya.
Sungguh dia tidak habis mengerti.
Ji-ping menduga setelah majikan seriti menggebah orang
orang setan itu lari lintang pukang, tak lama lagi pasti akan
masuk keruang pendopo Ini, tak nyana ditunggu sekian
lamanya, ternyata tiada bayangan seorangpun yang datang.
Mala n sunyi, angin malam terasa menghembus dingin,
memangnya pendopo besar ini dalam ke adaan gelap, hingga
dirinya terasa seperti berada dineraka. Waktu dia menoleh
keluar, langit nan gelap hanya tampak beberapa kerlip
bintang. Se lama kelana di Kangouw dua kali berturut turut Jiping dibokong dan kecundang, sayang sekali s iapa sebenarnya
Yu-ling Kaucu Sekarang dia belum bisa mengetahui, dari
kepandaian anak buahnya dapatlah dia bayangkan bahwa Y uling Kaucu pasti memiliki Kungfu yang aneh serta tinggi. Tapi
kenapi begitu mendengar senandung majikan sepasang seriti
mereka lantas ngacir " Mungkinkah kepandaian silat majikan
sepasang seriti jauh lebih tinggi dari Yu-ling Kaucu sendiri "
Lalu siapa sebenarnya majikan sepasang seriti Itu" Diam diam
hatinya berpilar, namun tetap tidak memperoleh jawaban.
Kira kira semasakan air mendidih kemudian, tiba tiba
didengarnya suara lambaian pakaian orang yang lagi
melayang datang, seringan daon jatuh, dua orang telah
berada diluar pendopo. Ling Ji-ping mengira yang datang
adalah majikan sepasang seriti, tak tahunya dia mendengar
suara merdu yang sudah dikenalnya: "Eh. nenek, agaknya
tiada orang disini " Mari masuk melihatnya." mendengar
suaranya Ji-ping lantas tahu yang datang adalah nenek Huyong bersama cucunya hatinya jadi kaget dan kebat kebit.
Dengan nenek Hu-yong dia tidak pernah salah dan tiada
permusuhan, sudah tentu tidak perlu takut, namun keadaan
105 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya yang serba runyam, sekarang, sudah tentu malu dan
pantang dilihat oleh gadis yang cantik dan Jenaka itu, padahal
wataknya kaku dan nyentrik, tapi entah kenapa begitu
mendengar suara gadis yang satu ini, hati nya lantas tidak
tentram. Didengarnya nenek Hu-yong berkata "Nanti dulu, tempat
ini agak aneh." "Apanya yang aneh " tanya Yong-ji.
Enteng suara nenek Hu-yong : "Ditempat jauh tadi kami
lihat bayangan banyak orang yang bergerak gerak di sini, tak
kira setelah tiba di sini, bayangan seorangpun tak kelihatan,
pendopo ini begini gelap pekat, mana boleh sembarang
masuk, bisa .menghadapi bahaya"
"Tapi mungkin orang itu berada dalam pendopo ini'-'" desak
Yong-ji. Tiba tiba nenek Yong-ji mendesis sekali, kata nya: "Kau
bocah ini memang keterlaluan, tidak hujan tidak angin, tanpa
alasan kau menyeretku kemari untuk mencari seorang yang
tidak dikenal, kutanya siapa sebetulnya bocah she Ling itu,
kau juga tidak mau menjelaskan, memangnya apa sih yang
terjadi ?" Gadis yang dipanggil Yong-ji merengek aleman, katanya
"Nenek, tadi sudah kukatakan, setelah melihatnya kau akan
tahu sendiri." Si nenak tiba tiba tertawa lebar, katanya meng goda : "O,
iya, tahu aku sekarang. Tentunya kau kuatir karena nenek
sudah berusia lanjut, hidup ku sudah tidak lama lagi, bila
kutinggalkan kau bakal yatim piatu, maka mumpung aku
rnasih sehat, lekaslah mencarikan jodoh untukmu, betul tidak
?" 106 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar Yong ji membanting banting kaki, mendadak dia
menjerit aleman, serunya dengan suara malu malu: "Nenek,
sudahlah, kau membual dan menggodaku saja."
Entah kenapa Ling Ji-ping yang mendengarkan percakapan
ini tergerak hatinya. Akhirnya nenek Hu-yong menghela napas, kata nya:
"Bukan nenek membual, kenyataan memang demikian. Kali ini
kita sudah turun dari Huyung hoag, apakah bisa kembali
dengan selamat sukar diramalkan, usiamu sudah delapan
belas, memang sudah sepantasnya kucarikan perjaka yang
cocok dengan kau, siapa tahu nenek bakal mengalami
sesuatu, aku tidak usah kuatir akan dirimu lagi. Nenek dulu
juga mengalami masa remaja seperti dirimu, memangnya aku
tidak dapat menyelami perasaanmu " Pasti bocah she Ling itu
mencocoki seleramu, maka dari jauh sengaja kau menyeret ku
kemari henkak mencari dia."
Tak kira Yong-ji justru berludah, kedua kaki nya mencak
mencak, mulutnya merengek rengek semakin ribut: ,, Aduh,
nenek bicara semakin tidak genah, sudahlah, aku tidak mau
cari dia, nenek selalu menggodaku s ih. Aku cuma ketarik sifat
bocah she Ling yang dingin kaku dan aneh tingkah lakunya,
ilmu silatnya juga lihay, kuharap kau orang tua dapat meraba
asal usulnya, nenek justru ngelantur panjang lebar, baiklah,
mari kembali saja." "Kenapa tergesa," cegah si nenek Hu-yong, .,tiada lampu
dalam pendopo ini, tapi pintunya justru terpentang lebar, coba
tunggu ingin aku tahu apa yang telah terjadi di s ini "
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Habis suaranya, tampak bayangan orang berkele bat
diambang pintu, nenek Hu-yong yang ubanan tampak berdiri
sambil memegang pentung dengan kedua tangannyaSudah tentu Ji ping semakin gelisah, sedapatnya dia
meringkel dipojokan tanpa berani bergerak kuatir dirinya
konangan orang. Dari bawah pandang an nenek Hu-yong
107 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyapu keatas dan akhirnya ber henti pada pigura pualam
yang bertuliskan Yu ling kau itu, seketika dia menyurut kaget
dan tersirap hatinya.rambutnya yang uban tanpak bergoyang
goyang, entah karena takut atau kaget Yang terang mendadak
dia putar tubuh terus menarik tangan Yong-ji, suaranya
terdengar berubah : "Nak lekas pergi. Tempat ini berbahaya,
jangan lama lama kita di sini," habis suaranya mereKa pun
telah lari jauh. Melihat nenek Hu-yong membawa Yong-ji pergi, perasaan
Ji-ping jadi hampa dan kosong, tapi hati merasa lega pula,
akhirnya dia menghela napas panjang.
Seperti diketahui watak Ling Ji-ping memang kaku dan suka
menyendiri, jiwanya yang nyentrik memang serba aneh,
walaupun kecundang, awak dalam bahaya lagi, namun dia
tetap tidak sudi mohon ertolongan, sebab itulah kenapa orang
orang Kangouw sama memberi julukan 'Tok-hu' kepadanya.
Dengan susah payah sampai tubuh basah oleh keringat dingin
akhirnya dia berhasil meronta berdiri dan merambat kearah
pojok dinding, disini dia membelakangi tembok mulai sa madi
dan mengerahkan Hou-deh-sin-kang, maksud nya hendak
mendesak racun keluar tubuh.
Kira kira satu jam kemudian baru dia membu ka mata serta
menarik napas panjang beberapa kali, namun seperti orang
yang baru sembuh dari sakit, badannya masih lemas, paling
sekuatnya dia dapat menggerakkan badan saja, kenyataan
dirinya seperti orang biasa yang tidak pandai main silat.
Tapi memperoleh kemajuan yang limit inipun sudah amat
berharga bagi dirinya, dia yakin da lam beberapa hari lagi,
pasti dia berhasil mengu sir racun yang mengeram dalam
tubuhnya, maka tugas pertama yang penting sekarang adalah
sele kasnya meninggalkan tempat berbahaya ini, bila orang
orang Yu-ling-kau putar balik, maka celaka lah dirinya. Maka
pelan pelan dia beranjak ke luar pendopo, setelah me lewati
dua ruangan dan dua pintu besar, baru dia tahu bahwa di sini
108 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bu kan lagi berada di Thian-su-tong, Setelah berada di luar
pintu besar dia memeriksa keadaan sekeli lingnya, udara gelap
gulita, yang tampak hanya bayangan gunung gernuaung dan
alas belukar, angin dingin menghembus kencang sehingga dia
bergidik kedinginan. Dengan senyum getir dia geleng geleng kepala, baru saja
dia menyadari bahwa tidak ringan racun yang semayam dalam
tubuhnya, kalau tidak hanya hembusan angin gunung tidak
akan membuatnya kedinginan seperti ini.
Racun apakah yang dinamakan Joan-hiaug-lo itu' Sembari
jalan menyusuri aliran sungai kecil benak nya terus menimang
nimang, racun racun jahat dan aneh yang pernah dikenalnya
satu per satu dia pikirkan, tapi diantara deretan nama nama ra
cun jahat itu tiada yanp bernama Joan-hiang lo.
Hembusan angin gunung tidak pernah berhenti, badannya
semakin gemetar, namun sekuatnya dia kertak gigi, mimik
mukanya tetap kelihatan kaku dingin dan angkuh, meski
dengan langkah enteng sempoyongan dia terus maju
kedepan. Setiap beberapa langkah, dia harus berhenti
mengatur napas yang semakin ngos ngosan.
Mega mendung, cuaca pegunungan yang sudah gelap
dingin semakin pekat lagi, hembusan angin justru bertambah
kencang dan ribut, sebentar lagi jelas bakal hujan Ji-ping
kebingungan kemana dia harus pergi, dimana nanti dia harus
berteduh ", Sekarang dia hanya bisa pasrah pada nasib,
jangan kata musuh, seekor binatang buas pun cukup
membinasakan Cui-hun-jiu yang ditakuti kaum persilatan Ini.
Setelah melampaui hutan hujan mulai gerimis hembusan
anginpun semakin kencang, tiba tiba dia me lihat tak jauh
disebeiah sana terdapat sebuah Tho-te-bio yang terbuat dari
susunan tiga lembar papan batu. Dalam cuaca seperti ini,
meski Tho te-bio ini araat kecil, namun sudah merupakan
penemuan yang sangat berharga bagi dirinya, lekas dia
memburu ke sana serta melongok kedalamnya, mulutnya
109 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggumam: "Saudara Tho-te,apa bo leh buat terpaksa aku
berdesakan dengan kau di sini.!'
Tho-te-bio atau berhala bumi ini dibangun pen dek tapi
lebar memanjang, kalau rebah tetap tak kan bisa terhindar
dari hujan angin, sekilas dia menerawang, terpaksa dia
menerobos masuk dan duiuk berdesakan dengan malaikat
bumi, malah cara duduknya pun harus mirip ma laikat bumi,
kalau tidak dia tidak akan kebagian tempat:
Maka dengan sikap dingin dia tertawa dan berka ta:
"Saudara bumi, aku betul betul menyusah kan kau," lalu dia
memutar tubuh membelakangi malaikat bumi terus menyurut
mundur, pelan pelan dia pejamkan mata serta mulai
mengerahkan hawa murni dan samadi.
Kira kira beberapa lamanya, ditengah hujan lebat itulah
didengarnya kesiur angin dari lambaian pakaian basah yang
ditiup angin lalu, tujuannya ternyata kearah Tho-te-bio sini,
Karuan dia terkejut, pikirnya : "Hujan selebat ini, masih ada
juga orang menempuh perjalanan" Waktu dia membuka mata
dan celingukan kearah sekitarnya, tak tahunya baru saja dia
melongok ke luar, men dadak tangan kirinya seperti dipijat
oleh malaikat bumi yang ada dibelakangnya. serta
digoncangkan perlahan, maksudnya supaya dirinya tidak berge
rak atau bersuara. Sudah tentu kejadian ini betul betul membuat Ji-ping kaget
setengah mati, selama beberapa ke jap dia duduk
berdampingan, yaug disangkanya malaikat bumi bersimpuh
disebeiahnya ternyata Juga manusia, hebat adalah ilmu
menahan napas orang ini ternyata sudah mencapai tarap yang
ke lewat sempurna, karena selama itu dia duduk
disebelahnya, orang tetap tidak pernih ganti ua pas' Dua
bayangan orang tampak berkelebat dan melayang turun di
luar sana, tak sempat Ji-ping perhatikan malaikat bumi
disebelahnya ini siapa sebetulnya " Tapi dia yakin orang tidak
bermaksud jahat padanya. 110 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didengarnya seorang di sebelah kiri berkata : "Lebat betul
hujan Ini," Orang di sebelah kanan mengusap air hujan di mukanya,
suaranya sember : "Cari tempat untuk berteduh barang
sejenak," Kawannya gera melongok ke daalm Tho-te bio, katanya :
"Tempat ini terlalu kecil, tidak cukup untuk berteduh'"
Temannya itu juga menoleh, katanya: "Lempar kan saja
kedua patung di dalamnya itu, tempatnya cukup tiba untuk
kita berdua." "Lo-toa," ujar orang di sebelah kiri dengan tertawa lebar,
"kau tidak takut bapak dan ibu bumi marah padamu "'
"Lo-ji, memangnya kenapa sih kau ini, dua patung tanah
liat kenapa harus dibuat takut " He he, selama hidup berapa
jiwa manusia pernah kubunuh, memangnya aku takut
terhadap bangsa setan dan malaikat segala."
Sudah'tentu Ling Jl-ping kebat keblt dan ter tawa getir
dalam hati, bila orang mau ulur tangan pasti akan tahu dirinya
adalah manusia tulen dalam keadaan lunglai seperti ini, kalau
sampai tubuhnya dilemparkan, sungguh malunya bukan ma in.
Dikala dia kebingungan orang yang dipang gU Lotoa sudah
datang menghampiri, telapak ta ngannya segede kipas itu
salah terulur masuk dan yang dicengkrannya pertama justru
dirinya. ,,Keparat," demikian umpat Jl-ping dalam hati. "aku yang
didahulukan.'' Walau dia tidak kuasa menggunakan tenaga, ta pi kedua
tangan sekuatnya masih dapat digerakkan, baru saja dia
merangkap kedua jari tangannya hendak menusuk Hlat-to
dlpergeiangan tangan orang. Mendadak tangan malaikat bumi
meremas tangan nya pula, seperti memperingatkan dirinya
111 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
supaya jangan bergerak, sekilas dia. melengak, tapi dia urung
bertindak. Cepat sekali telapak tangan Lo-toa tinggal beberapa senti
lagi mencengkram pundak Ling Ji-ping, tiba tiba dari belakang
malaikat bumi tampak sinar hijau berkelebat menyembur
keluar hanya sekali berkelebat sinar hijau Itu, kontan laki laki
itu menjerit kesakitan, telapak tangan yang menjulur masuk
lekas ditariknya balik sara bil mundur sempoyongan.
Laki laki yang berdiri kehujanan dibelakang sa na berseru
kaget : "Kenapa kau Lo-toa "'
Tidak sempat menjawab laki laki itu langsung angkat
tangan kiri terus menepuk kepunggung tangan kanan. Kembali
,Lmg Ji-ping melihat sinar hijau berkelebat, kembali laki laki itu
menjerit kesakit an, tangan kirinya menari nari naik turun
sambil diobat abitkan, tapi sinar hijau yang melekat di tangan
kirinya itu tetap menempel tak bisa dijatuhkan.
Baru sekarang temannya itu melihat kejadian ini, tapi
seperti juga Ling Ji-ping dia tidak tahu jenda apakah yang
bemnar hijau dan melekat di kulit daging laki laki yang
dipanggil Lo-toa itu, namun mereka sudah menduga bahwa
sinar hijau itu pasti sesuatu yang amat beracun.
Lekas laki laki yang lain mencabut pedang pan jang yang
kemilau serta berseru: "Jangan bergerak, biar aku tabas
dengan pedang." Laki laki yang tergigit segera menghentikan gerakannya,
baru sekarang Ji-ping me lihat jelas, ter nyata yang menggigit
ditangan laki laki itu ada lah seekor kelabang yang panjangnya
empat limal senti, sekujur badan berwarna hijau dan tampak
masih bergerak gerak. Laki laki itu maju dua langkah, lengan kanan' bergerak
sinar pedang pun berkelebat, ujung pedang segera menabas
dan menjungkit kearah kela bang hijau itu. tak nyana
kelabang hijau ini ter nyata cerdik dan gesit gerakannya,
112 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendadak dia meliuk badan serta merambat naik kelengan
yang lebih tinggi, tabasan pedang ternyata dapat dihindarkan
dengan baik -oo0dw0oo- Jilid 4 Taraf permainan ilmu pedang laki-laki itu agaknya sudah
cukup tinggi sudah tentu dia pe nasaran, pedangnya ternyata
berhenti ditengah jalan serta memelintir balik ke atas mengiris
permukaan kulit terus menyapu ke atas. Kelabang hijau ini
seperti tumbuh mata diekornya, tahu dirinya ter ancam
mendadak ia menyelinap masuk kclengan baju orang. Karuan
si Lo-toa berkaok-kaok sambil mencak-mencak, tampak kedua
lengannya itu sudah melepuh hitam, karena kehilangan
sasaran, laki-laki yang pegang pedang malah berdiri me
lenggong di tempatnya. Ling Ji-ping tertawa geli dalam hati, pikir nya : " Saudara
malaikat bumi ternyata memang pandai menggoda orang,
entah siapa kedua laki laki ini " Kenapa mereka dikerjai
dengan binatang berbisa' "
Laki laki berpedang tiba tiba menggerung sekali, kaki
melangkah pedang pun berkelebat, ge rakannya memang
cekatan dan diperhitungkan, "Bret" lengan baju saudaranya
ternyata sudah di babatnya sobek sebatas pundak. Laki laki
ber pedang ini memang cukup cerdik, dalam gugupnya segera
dia bertindak, akalnya memang berhasil kelabang hijau segera
ikut jatuh bersama lengan baju yang terobek, sambil
menyeringai laki laki berpedang memburu maju, pedang
terangkat sege ra dia menepuk menggunakan badan pedang.
Tapi kelabang hijau ternyata cukup gesit, sekali me tenting,
tubuhnya ternyata melejit mumbul meli Wati sinar pedang,
sekali berkelebat lagi sinar hijau tampak meluncur kebelakang
malaikat bumi. 113 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa kali gerakan pedangnya ternyata tidak mampu
membunuh seekor kelabang sudah tentu laki! itu amat marah
dan pmasaran, saking marah napasnya memburu mata
mendelik bundar. Tdpi lekas sekali dia ingat akan temannya
yang terluka parah, menolongnya lebih cepat lebih baik,
dilihatnya lengan kawannya sudah membengkak makin besar
dan masih menjalar keatas pundak, karuan kejutnya bukan
main, teriaknya gugup : ,,Lo-toa, lekas kerahkan hawa murni
mendesak racun, jangan biarkan kadar racun menyerang da
da." Laki-laki itu sudah tidak hiraukan hujan lebat dan lumpur
yang kotor, segera dia duduk ber simpuh mulai kerahkan
tenaga dalamnya. Sementara laki laki berpedang merogoh
kantong menge luarkan sebuah botol kecil warna hijau tua, dia
tuang sebutir pil terus dijejalkan kemulut laki laki, lalu
dituangnya pula beberapa butir serta diremas dan digosok
gosok ditelapak tangan dibubuhkan dlsekitar lengannya yang
membengkak, akhirnya dia menghela napas, katanya:
,.Syukurlah, kalau Cui-tok-tan buatan Ngo-tok Hujin ini tidak
se lalu kubawa, akibatnya pasti celaka dua belas."
Tergerak hati Ling Ji-ping, pernah dia mendengar bahwa
Cui-tok-tan adalah obat mujarab untuk menawar racun jahat,
racun jahat apapun di du nia ini dapat disembuhkan, jikalau
dirinya bisa mendapatkan sebutir, mungkin racun Joan-hianglo dari Y u-bing Kaucu yang menyebabkan dirinya lunglai inipun
dapat disembuhkan. Teagah dia berpikir pikir, dilihatnya laki laki berpedang itu
sudah menoleh kemari, kedua matanya kelihatan jalang.
Hujan masih lebat, da lam jarak beberapa kaki ini Ji-ping bisa
melihat usia laki laki ini kira kira tiga puluhan, tampang nya
culas, siaar matanya tajam, jelas Lwekangnya tinggi, ilmu
pedangnyapun kelihatan amat lihay.
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada saat itulah, suara lirih berbisik ditelinga Ling Ji-ping:
"Jangan kau bergerak, aku bisa menghadapinya." suaranya
114 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lembut namun jelas, Ji-ping agak kaget, bukan kaget karena
orang mampu menggunakan ilmu Thoan-im-jip-blt un tuk
bicara dengan dirinya, tapi kaget karena sua ra itu adalah
suara perempuan, bukan saja perem puan malah suaranya
yang lembut merdu itu jelas menandakan bahwa dia seorang
gadis belia. Sesaat dia duduk mematung, siapakah gadis ini " Apakah
tujuannya sembunyi, didalam Tho-te-bio ini menunggu kedua
orang ini Atau hanya secara kebetulan" Bahwa dia mencelakai
orang dengan kelabang beracun, jelas membuktikan bah wa
gadis ini bukan murid aliran lurus atau per guruan ternama,
namun kenapa dia bersikap bcrsa habat dan melindungi
dirinya" Apa pula maksud orang terhadap dirinya7
Laki laki berpedang itu menggerung rendah tiba tiba
mukanya menyeringai sadis, telapak ta agan kiri terayun,
segumpal hawa dingin segera menyampuk kearah mereka
berdua. Gumpalan angin pukulan ini tidak bersuara seperti
tidak bertenaga, namun sebelum angin pukulan mengenai
tubuh, Ling Ji-ping sudah merasakan sekujur tubuh dingin
hanpir membeku. "Hoat-kut-han-ping-ciang." demikian keluh Ji-ping dalam
hati dengan kaget, lekas dia kerah kan Hou-deh-sin-kang,
pada saat itu pula, tangan kiri yang dipegang orang mendadak
merembes se gulung hawa hangat, lekas sekali berputar
keseluruh tubuhnya, lebih aneh lagi, gumpalan angin pukul an
yang menerpa itu tidak mengenai tubuhnya, ter nyata sirna
dltengah jalan, seperti dipunahkan oleh semacam ilmu yang
menakjupkan. Laki laki itu menjerit kaget dan terlongong sekian lamanya,
seperti tidak peicaya wajahnya kaget dan curiga, akhirnya dia
terkekeh dingin, katanya: "Kiranya dua jago kosen ada di sini,
silakan keluar saja."
Suara tawa merdu tiba tiba kumandang dari samping Ling
Ji-ping: "Jago kosen atau jago keok apa segala, serahkan."
115 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tentu laki laki ita tersentak meleng gong, tanyanya :
"Siapa kau T' "Cuh," perempuan itu berludah sekali, "se telah tergigit
oleh kelabangku, masih juga kau tidak tahu siapa aku "
Memangnya apa kerja kalian selama ini di kampung '
Laki laki itu menjerit kaget sambil mundur beberapa
langkah, mukanya tampak jeri dan berkeringat dingin,
mulutnya megap megap : "Kau kau......kau orang dari Thiango-kiong " Perempuan itu berludah beberapakall pula, dampratnya :
"Memangnya kau belum pernah melihat kelabang tadi
berwarna hijau .-" Laki aki itu mengeluh sekali, katanya "Ja di kau adalah Likgo Wancu, betul tidak ?"
"En, lumayan jaga. setelah tahu aku ini Lik-go Wancu,
tentunya kau tahu bahwa aku tidak akan mencabjt nyawa
kalian, sekarang lekas ke luarkan.-'
Laki laki itu me lenggong, tanyanya: "Apa' yang Wancu
minta "'" "Barang yang kalian dapatkan."
"Kami . . . tidak memperoleh apa-apa "
"Bohong." damprat perempuan itu, "Thian-tiok-sam-po
memangnya kaum kroco seperti kalian juga ingia mengangkanginya. Lekas serahkan Giok-liorg-soh, kalau tidak,
hem." Ling Ji-ping tidak hiraukan percakapan kedua orang ini, dia
duduk dengan hati tidak karuan, sungguh tak pernah terpikir
dalam benaknya bah wa perempuan yang memegang
lengannya adalah Lik-go Wancu dari Thian-go-kiong. Padahal
sejak puluhan tahun ang lalu, perempuan ini sudah terkenal
cabul dan keji, Thian-siong-bun termasuk salah satu dari
116 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
empat aliran paling berbisa dalam dunia ini, bahwa hari ini
dirinya terjatuh ke Jangan orang, sungguh hatinya menyesal
bukan main. Namun soal lain menimbulkan gairah hatinya pula, tapi juga
agak heran Giok-hud-jiu, Giok-tiap dan Giok-Ian termasuk
Thian-tiok-sam-po. Ketika pusaka ini sudah turun temurun
sejak ratusan tahun yang lalu dan berpindah dari tangan yang
satu ketangan yang lain. terakhir tidak dike tahui paranannya,
dari percakapan kedua orang ini barulah dia menjadi jelas
Nurseta Satria Karang Tirta 1 Legenda Kematian Karya Gu Long Pusaka Negeri Tayli 15
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama